laporan kasus rawat inap ocha.docx

22
LAPORAN KASUS RAWAT INAP Diare akut dengan Hipernatremia dan Hipokalemia Okta Rosaria Dolu, S.Ked Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana Kupang I PENDAHULUAN Diare merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di negara berkembang. Penyebab utama kematian karena diare merupakan dehidrasi sebagai akibat kehilangan air dan elektrolit melalui tinja yang tidak diganti secara seimbang. Diare juga adalah penyebab penting kekurangan gizi. Hal ini karena adanya anoreksia pada penderita diare sehingga anak makan lebih sedikit dari biasanya dan kemampuan menyerap sari makanan juga berkurang padahal kebutuhannya meningkat untuk mempercepat proses penyembuhan. 1 Di dunia, 6 juta anak meninggal tiap tahun karena diare dan sebagian besar kejadian tersebut terjadi di negara berkembang. Sebagai gambaran 17% Laporan Kasus Rawat Inap | Diare Akut dengan Hipernatremia dan Hipokalemia 1

Upload: melissa-vaughn

Post on 17-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS RAWAT INAPDiare akut dengan Hipernatremia dan HipokalemiaOkta Rosaria Dolu, S.KedBagian Ilmu Kesehatan AnakRSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes KupangFakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana Kupang

I PENDAHULUAN Diare merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di negara berkembang. Penyebab utama kematian karena diare merupakan dehidrasi sebagai akibat kehilangan air dan elektrolit melalui tinja yang tidak diganti secara seimbang. Diare juga adalah penyebab penting kekurangan gizi. Hal ini karena adanya anoreksia pada penderita diare sehingga anak makan lebih sedikit dari biasanya dan kemampuan menyerap sari makanan juga berkurang padahal kebutuhannya meningkat untuk mempercepat proses penyembuhan.1 Di dunia, 6 juta anak meninggal tiap tahun karena diare dan sebagian besar kejadian tersebut terjadi di negara berkembang. Sebagai gambaran 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare. Di Indonesia diperoleh diare merupakan penyebab kematian bayi 42% dibanding pneumonia 24%. Kematian golongan usia 1-4 tahun karena diare 25,2% dibandingkan pneumonia 15,5%.2 Menurut laporan Departemen Kesehatan, di Indonesia setiap anak mengalami episode diare sebanyak 1,6-2 kali setahun. Pola diare Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 menyatakan prevalensi nasional diare klinis (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala) adalah 9,0% dengan rentang 4,2%-18,9%.2 Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lebih encer/cair dari biasanya dan frekuensinya tiga kali atau lebih per hari dengan atau tanpa lendir dan darah.1,2,3 Apabila pada diare pengeluaran cairan melebihi pemasukan maka akan terjadi defisit cairan tubuh, maka akan terjadi dehidrasi. Manisfestasi klinis yang tampak adalah sebagai akibat dari perubahan-perubahan dalam transport air dan larutan bahan makanan yang terjadi di dalam usus. Hal ini didapatkan pada keadaan-keadaan dengan gangguan intestinal yang menyangkut fungsi-fungsi digesti, absorpsi dan sekresi. Absorbsi sebagian besar dilakukan oleh sel-sel vilus, sedangkan sekresi oleh sel-sel kripta. Akumulasi cairan dan elektrolit di dalam usus dan pengeluarannya yang tampak sebagai gejala diare selain merupakan akibat dari berkurangnya proses absorbsi juga merupakan akibat dari proses sekresi aktif usus. Konsekuensi fisiologis dari diare beragam sesuai dengan berat ringannya diare, lama diare, simtom-simtom yang menyertainya, usia penderita, dan keadaan gizi sebelumnya. Secara akut kehilangan air dan elektrolit akan menimbulkan dehidrasi dan gangguan asam basa. Apabila diare menjadi berkepanjangan, dapat timbul malnutrisi kronik.4 Tata laksana awal pada diare adalah menentukan derajat dehidrasi. berdasarkan derajat dehidrasi maka diare dapat dibagi menjadi diare tanpa dehidrasi, diare dehidrasi ringan sedang dan diare dehidrasi berat. Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai dengan kriteria berikut:5,6 Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan 10% berat badan) Apabila didapatkan dua tanda utama ditambah dengan dua atau lebih tanda tambahan Keadaan umum lemah, letargi, atau koma Ubun ubun sangat cekung, mata sangat cekiung, air mata tidak ada, mukosa mulut dan bibir sangat kering Turgor sangat kurang dan akral dingin Pasien harus rawat inapSedangkan tujuan utama terapi adalah mencegah dehidrasi (terapi rumatan), mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit (terapi dehidrasi), dan mencegah gangguan nutrisi.2,5

II LAPORAN KASUSIdentitasNama: An. A.PTanggal Lahir: 07 Oktober 2013Usia: 11 bulanJenis Kelamin: Laki lakiOrang TuaAyah: Tn. V. PUsia: 30 tahunPekerjaan: GuruIbu: Ny. S. KUsia: 27 tahunPekerjaan: IRTAgama: K.ProtestanAlamat: Jl. Bakti Karang, Oebobo.Masuk IGD tanggal 11 September 2014 pukul 13:00 (WITA).Masuk Kenanga tanggal 11 September 2014 pukul 17:40 (WITA).Pindah ke Ruang Mawar tanggal 11 September 2014 pukul 17:40 (WITA).1. AnamnesisKeluhan utama : Mencret sejak 1 hari SMRSRiwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengalami menret sejak 1 hari SMRS, mencret mulai dialami pada pukul 07.00 WITA sebanyak 6x, mencret berwarna kuning pucat, ampas (+), tidak disertai lendir dan darah, mencret tersebut disertai dengan muntah. Muntah berisi makanan dan cairan, muntah tidak menyemprot, muntah sebanyak gelas, muntah dan mencret berlangsung sampai siang hari sehingga ibu membuat larutan gula-garam gelas dan diberikan pada anaknya sambil menggosokkan minyak pada perut anak tersebut, namun pasien masih tetap muntah dan mencret. Pada jam 17.00 ibu pasien mengantarkan pasien ke dokter praktek dan mendapat pengobatan berupa domperidon, cotrimoxazole, puyer batuk, setelah itu keesokkan harinya tanggal 11 september 2014 jam 08.00 WITA, pasien masih muntah 2x dan mencret 5x sehingga pada pukul 12.30 WITA pasien diantarkan oleh Ibunya ke IGD. Demam (+), batuk (+), pilek (-), sesak(-), kejang (-), makan pasien sedikit-sedikit, rasa haus (+) pasien ingin minum terus, BAK sehari 2-3x warna kuning muda.Riwayat penyakit dahulu : -Riwayat penyakit keluarga : -Riwayat lingkungan tempat tinggal pasien : di lingkungan sekitar rumah dan di dalam rumah tidak ada yang menderita diareRiwayat kehamilan : G1P1A0, ANC teratur setiap bulan.Riwayat kelahiran : anak dilahirkan secara SC di RSUD Kupang dengan BBL 2200 gram, lahir langsung menangis.Riwayat imunisasi dasar : Lengkap Riwayat Makan : 0-5 bulan ASI + Susu Lactogen, usia 5 bulan-sekarang : ASI + Susu Lactogen + bubur saring.Riwayat tumbuh kembang : berbalik usia 5 bulan, gigi pertama : -, duduk usia 7 bulan, berdiri : -, berjalan sendiri : -, berbicara : -.2. Pemeriksaan Fisik ( tanggal 7 April 2014 pukul 13.40 WITA )Keadaan umum:Tampak sakit sedangKesadaran:Compos MentisTanda vital:Nadi = 120 x/m, regular, isi penuh, kuat angkatRespiratory rate = 30 x/m Suhu = 36,8 0CAntropometri: BB = 6,2 kg PB = 69 cm status gizi: gizi burukKepala : Bulat, ubun ubun besar dan kecil belum menutupRambut: Hitam, lurus, distribusi merata, tidak mudah dicabutWajah: Simetris, tidak ada edemaMata: Cekung +/+, sclera icteric (-/-), konjungtiva anemis (-/-), pupil isokor (+/+), RCL (+/+), RCTL (+/+)Telinga: Secret (), daun telinga normal, recoil baikHidung: Rhinore (-/-), nafas cuping hidung (-), septum nasi (-)Mulut: Mukosa mulut merah muda, lidah merah muda, lembabLeher: Massa (-), pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)Dada: Gerakan nafas simetris, retraksi otot bantu nafas (-)Cor: S1/2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo: Vesikuler (+), ronchi (-/-), wheezing (-/-)Abdomen : Cembung, tanda-tanda peradangan (-), hepar dan lien tidak teraba, timpani, turgor