efektivitas organisasi

19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia tentunya pernah mengalami berorganisasi. Tanpa manusia sadari, mereka telah memasuki ruang lingkup dalam berorganisasi. Ciri sederhana yang dapat kita cermati adalah dengan adanya kerja sama antarmanusia dalam mencapai kebutuhan-kebutuhannya. Hal ini merupakan salah satu ciri terciptanya organisasi.Organsasi-organisasi seperti yang dapat dijumpai sekarang ini bukanlah sesuatu yang baru dalam kehidupan manusia.Sebenarnya organisasi sudah ada sejak awal keberadaan manusia, tapi bentuknya masih sangat sederhana.Sejalan dengan perkembangan zaman, semakin maju pula organisasi yang ada salah satunya Efektivitas Organisasi. Mempelajari Efektivitas Organisasi memang tidak begitu mudah, sebab objek studinya tidak tampak. Manusia dalam memenuhi kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain atau kerjasama. Dalam suatu kerjasama ddibutuhkan Efektivitas organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Maka disinilah diperlukan Efektivitas Organisasi yang akan dijelaskan dalam makalah ini. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada makalah ini : 1. Apa yang dimaksud Efektivitas Organisasi ? 2. Apakah hubungan efektivitas organisasi, individu serta kelompok? 3. Bagaimana Model-Model Mengenai Efektivitas Organisasi? 4. Apa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Organisasi ? 5. Apa sajakah pendekatan efektivitas organisasi itu? 6. Bagaimana Kriteria Efektivitas Organisasi ? 7. Bagaimana Pengukuran Efektivitas Organisasi? C. Tujuan Penulisan Makalah

Upload: famila-febri

Post on 18-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Perilaku Organisasi

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahSetiap manusia tentunya pernah mengalami berorganisasi. Tanpa manusia sadari, mereka telah memasuki ruang lingkup dalam berorganisasi. Ciri sederhana yang dapat kita cermati adalah dengan adanya kerja sama antarmanusia dalam mencapai kebutuhan-kebutuhannya. Hal ini merupakan salah satu ciri terciptanya organisasi.Organsasi-organisasi seperti yang dapat dijumpai sekarang ini bukanlah sesuatu yang baru dalam kehidupan manusia.Sebenarnya organisasi sudah ada sejak awal keberadaan manusia, tapi bentuknya masih sangat sederhana.Sejalan dengan perkembangan zaman, semakin maju pula organisasi yang adasalah satunya Efektivitas Organisasi.MempelajariEfektivitas Organisasi memang tidak begitu mudah, sebab objek studinya tidak tampak.Manusia dalam memenuhi kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain atau kerjasama. Dalam suatu kerjasama ddibutuhkan Efektivitas organisasi untuk mencapai tujuan tersebut.Maka disinilah diperlukan Efektivitas Organisasi yang akan dijelaskan dalam makalah ini.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada makalah ini :1. Apa yang dimaksud Efektivitas Organisasi ?2. Apakah hubungan efektivitas organisasi, individu serta kelompok?3. Bagaimana Model-Model Mengenai Efektivitas Organisasi?4. Apa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Organisasi ?5. Apa sajakah pendekatan efektivitas organisasi itu?6. Bagaimana Kriteria Efektivitas Organisasi ?7. Bagaimana Pengukuran Efektivitas Organisasi?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Secara ringkas tujuan pembuatan makalah ini dapat drumuskan sebagai berikut :1. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan efektivitas dalam organisasi.2. Mengetahui hubungan antara efektivitas organisasi, individu serta kelompok.3. Mengetahui dan memahami bagaimana model-model mengenai efektivitas dalam organisasi.4. Mengetahui dan memahami faktor-faktor apa saja yang ada dalam efektivitas dalam organisasi.5. Mengetahui tentang pendekatan efektivitas organisasi6. Mengetahui dan memahami bagaimana kriteria efektivitas dalam organisasi.8. Mengetahui dan memahami Pengukuran Efektivitas Organisasi?7.

D. Manfaat Penulisan MakalahMakalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini sebagai media untuk merangsang pengetahuan mengenai efektivitas dalam berorganisasi. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan pembelajaran konsep ilmu keolahragaan khususnya tentang konsep penerapan efektivitas dalam organisasi.2. Pembaca, sebagai media informasi dalam mengenal dan memahami efektivitas dalam organisasi secara mendalam.

BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian EfektivitasKeefektivitas berasal dari kata efektif yang artinya :a. Penggunaan metode atau cara dalam mencapai hasil yang optimalb. Gibson, James L.,Ivancevich,Jonh M.,Donnelly : keefektifan adalah penilaian yang dibuat sehubungan dengan prestasi Individu, kelompok, dan organisasi. Makin dekat prestasi mereka terhadap prestasi yang diharapkan, maka makin lebih efektif dalam menilai mereka.c. Dari sudut pandang Prilaku organisasi, efektivitas dapat diidentifikasikan dalam tiga tingkatan analisis yaitu Individu, kelompok, dan organisasi. Ketiga tingkatan ini sangat penting dan harus dipahami oleh semua organisasi.d. Efektivitas struktur organisasi merupakan efektivitas organisasi yang berhubungan dengan pembagian, pengelompokan dan pengkoordinasiaan tugas pekerjaan secara formal guna mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini, struktur organisasi antara satu sama lain berbeda, sehingga efektifitasnya pun berbeda. Perbedaan stuktur ini dikarenakan tiap organisasi mempunyai desaign model yang berbeda. Ada model struktur mekanistik yang mempunyai departementalisasi secara besar-besaran, formalisasi tinggi, jaringan informasi terbatas, dan sentralistis. Ada juga model struktur organik yang mempunyai struktur yang datar, menggunakan tim lintas hierarki dan fungsional, formalitas rendah, jaringan informasi yang menyeluruh dan bergantung pada partisipasi pengambilan keputusan. Pemilihan model stuktur ini merupakan cara yang dapat membantu organisasi dalam mencapai sasaran dan efektivitas organisasi.

B. Hubungan efektivitas Individu, kelompok dan Organisasi1. Efektivitas Individu. Pada prespektif ini menekankan pada pelaksaaan tugas-tugas dan tanggungjawab individu sebagai pekerja dari suatu organisasi. Dalam hal ini, manager secara rutin melaksanakan penilaian terhadap efektivitas individu melalui evaluasi prestasi yang bisa dijadikan naik untuk kenaikan gaji,pangkat serta imbalan lain yang diberikan oleh perusahaan. Keberhasilan prestasi individu tersebut sangat berkaitan dengan kerja dalam kelompok karena individu bekerja dalam suatu organisasi pasti berhubungan langsung dengan kelompok.2. Efektivitas Kelompok. Prespektif ini menekankan pada kinerja yang dapat diberikan kelompok pekerja. Dalam konteks ini, individu juga sebagai team work dimana ada suatu tugas yang harus dilakukan secara kelompok bukan perorangan. Besarnya efektivitas kelompok ini sangat bergantung pada partisipasi individu dan lazimnya hasil keefektivitasannya melebihi hasil sumbangan individual.3. Efektivitas Organisasi. Efektivitas organisasi pada dasarnya merupakan hasil efektivitas individu dan kelompok. Efektivitas ini dapat melebihi jumlah efektivitas individu dan kelompok artinya organisasi dapat memperoleh tingkat prestasi yang lebih tinggi bila daripada jumlah prestasi masing-masing bagian organisasi.Terdapat hubungan sebab-akibat yang saling mempengaruhi satu sama lain. Efektivitas kelompok tergantung pada efektivitas individu sedangkan efektivitas organisasi tergantung pada efektivitas individu dan kelompok. Dalam konteks ini, derajat prestasi antara tiga prespektif tersebut juga berbeda, dimana derajat prestasi efektivitas organisasi menduduki peringkat pertama yang kemudian disusul oleh efektivas kelompok dan individu. Tingkatan efektevitas ini sangat diperuhi dan mempengaruhi struktur organisasi.

C. Model model Efektivitas

1. Model Tujuan (Goal Model)Suatu organisasi menurut definisnya diciptakan dan dirancang secara sengaja untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang ditentukan. Model tujuan merupakan model yang paling banyak digunakan sebagai kriteria efektifitas. Model tujuan pada dasarnya menyatakan bahwa efektivitas organisasi harus dinilai dalam bentuk pencapaian hasil akhir dan bukan cara atau prosesnya.Kegunaannya terbatas karena ketergantungannya pada tujuan yang dapat diukur dan terikat pada batas waktu. Karena tidak semua organisasi memiliki tujuan dengan karakteristik-karakteristik tersebut, manager hendakya memilih model ini hanya bila hasih akhir yang menjadi sasaran jelas dan kapan harus terjadi.

2. Model Sumber Daya Sistem (System Resource Model)Model Sumber Daya Sistem menekankan pandangan tentang organisasi sebagai struktur sosial yang dapat diidentifikasi dan saling ketergantungan antara organisasi dan lingkungannya. Saling ketergantungan mengambil bentuk transaksi dimana sumber daya sumber daya berharga dan langka dipertaruhkan dalam kondisi persaingan.Sukses organisasi dalam kompetisi iniselama suatu periode tertentu dipandang sebagai efektivitas organisasi. Model Sumber daya sistem menekankan akuisisi sumber daya yang dibutuhkan sebagai kriteria penilaian efektivitas.

3. Multiple Constituency modelsModel-model multiple constituency mengembangkan kriteria penilaian efektivitas organisasi atas dasar berbagai preferensi stakeholders yang berbeda terhadap kinerja organisasi. Ada 4 model distributif, yaitu: Model Relativistik, memandang efektivitas bukan sebagai pernyataan tunggal tentang kinerja organisasi, tetapi sebagai seperangkat (atau barangkali banyak) pernyataan, masing-masing mencerminkan kriteria penilaian setiap pihak yang terlibat dengan derajat yang berbeda-beda dalam organisasi. Perspektif Kekuasaan, mengajukan bahwa organisasi efektive adalah yang dapat memuaskan permintaan para anggota koalisi dominan dan paling kuasa sebagai upaya untuk menjamin dukungan mereka yang berkelanjutan agar kelangsungan organisasi terjamin. Perspektif Keadilan, organisasi ini disebut efektive bila mampu meminumkan kekecewaan anggota terhadap konsekuensi nyata yang mereka alami akibat partisipasi mereka dalam organisasi. Evolutionary Perspective, memandang penilaian efektivitas organisasional sebagai suatu proses seleksi dalam evolusi masyarakat. Kinerja efektif merupakan cerminan adaptasi organisasi dalam menghadapi berbagai kendala lingkungan.

4. The Competing Values ModelModel ini didasarkan pada anggapan bahwa individu-individu menilai efektivitas organisasional dengan membuat trade offs antar 3 dimensi nilai umum. Ke-3 dimensi nilai tersebut adalah: fokus organisasional (tugas-orang), struktur organisasional (kendali-flexibilitas), dan hubungan prasarana dan hasil akhir organisasional (proses-pengeluaran).

5. Model Proses InternalPerspektif proses Internal mendasarkan diri pada kepercayaan bahwa para individu harus memiliki kesempatan untuk mengaktualisasi diri, mempertahankan integritas dan keunikan mereka dalam tatanan organisasional. Oleh karena itu, model didasarkan pada suatu rangkaian prinsip-prinsip normatif yang mengarahkan organisasi seharusnya bergungsi untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia agar dapat mencapai potensi maksimal.

6. Model LegitimasiModel legitimasi menyatakan bahwa kelangsungan hidup organisasi merupakan tujuan utama. Perspektif ini beranggapan bahwa melakukan kerja yang benar (doing the right things) jauh lebih penting dibanding melakukan kerja secara benar (doing thing right), model legitimasi cocok untuk analisis efektivitas ditingkat makro, yaitu dalam penentuan organisasi mana yang selamat menurun atau mati.

7. Model Ketidak-efektivanModel ketidak-efektifan memusatkan pada faktor-faktor yang menghambat sukses kerja organisasi, bukan faktor-faktor yang menyumbangka pada keberhasilan. Menurut pendekatan ini, efektifitas dipandang sebagai suatu kontinum berkisar dari tidak efektif sampai tingkat efektifitas tinggi.Model ketidak-efektifan paling cocok bila kriteria efektifitas tidak dapat diidentifikasi atau tidak dapat disetujui bersama, dan bila ada kebutuhan untuk mengembangkan secara sistematik strategi-strategi pengembangan organisasi.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Struktur Organisasi

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas baik yang bersifat intern ataupun ekstern. Faktor-faktor itu meliputi antara lain:

1. Karakteristik Organisasi

Yang dimaksud dengan karakteristik organisasi terutama berkenaan dengan struktur dan teknologi yang digunakan didalamnya. Efektivitas ini dipengaruhi oleh tingkat kompleksitas dan formalitas struktur serta sistem kewenangan dalam pengambilan keputusan (sentralisasi versus desentralisasi).Namun demikian, secara umum dapat dikemukakan bahwa kondisi yang memberikan peluang lebih besar daripada tercapainya tingkat efektivitas yang tinggi ialah apabila sebuah organisasi menggunakan struktur yang memiliki tingkat kompleksitas rendah, formalitas rendah, dan sistem desentralisasi.

2. Karakteristik Lingkungan

Keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya dipengaruhi oleh kemampuannya berinteraksi dengan lingkungan. Dimensi-dimensi lingkungan yang mempengaruhi efektifitas sebuah organisasi meliputi:a) Tingkat keterpaduan keadaan lingkunganb) Ketepatan persepsi atas keadaan lingkunganc) Tingkat rasionalitas organisasi

Atas dasar ketepatan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan tersebut diperoleh tingkat efektivitas tertentu bagi organisasi yang bersangkutan. Dengan kata lain, efektivitas sebuah organisasi dipengaruhi oleh tingkat ketepatannya dalam menanggapi lingkungan. Oleh karena itu organisasi (dalam hal ini pimpinan) dituntut untuk melakukan pemantauan terhadap perubahan lingkungan secara terus menerus dan berusaha menanggapinya secara tepat dengan melakukan berbagai penyesuaian, baik menyangkut struktur, teknologi, proses, maupun tingkah laku anggota.

3. Faktor Pekerja

Tingkah laku anggota dapat merupakan hubungan yang sangat berarti bagi pencapaian efektivitas organisasi, tetapi dapat pula merupakan penghambat yang sanggup mengurangai bahkan menggagalkan efektivitas. Masing-masing anggota memiliki karakteristik tertentu yang tidak selalu sama dengan karakteristik anggota lain.Secara langsung ataupun tidak, setiap anggota tentu berupaya mencapai tujuan pribadinya. Konsekuensinya, tingkah laku yang mereka tunjukkan dapat berbeda-beda satu sama lain.

4. Kebijakan manajemen

Kebijakanyang ditempuh seorang pimpinan dalam mengelola organisasi berpengaruh langsung terhadap efektivitas organisasi. Secara garis besar segi-segi yang berkaitan dengan kebijakan pimpinan mencangkup penentuan tujuan, pencarian dan pemanfatan sumber daya, penciptaan lingkungan yang merangsang anggota untuk berprestasi, proses komunikasi, pengambilan keputusan, dan kebijakan yang menyangkut kemampuan organisasi dalam merespon lingkungan.

5. TeknologiIstilah teknologi mengacu pada organisasi mengubah masukan menjadi keluaran.Teknologi ini dalam organisasi berfungsi sebagai proses perbaikan terus menerus, rekayasa ulang proses kerja dan alat penyesuaian massal terhadap kebutuhan sehingga memudahkan manager mengambil keputusan secara benar dan akurat. Singkat kata Teknologi ini digunakan untuk membantu tugas-tugas organisasi. Maka dari itu, setiap organisasi pasti memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya keuangan, manusia dan fisik menjadi produk dan jasa. Yang membedakan penggunaan teknologi antara setiap organisasi terletak pada tingkat kerumitan. Maksudnya teknologi cendrung ke arah kegiatan yang rutin atau tidak rutin. Pada kegiatan rutin dicirikan oleh adanya operasi yang teromatisasi dan terbakukan. Sedangkan pada organisasi tidak rutin teknologi disesuaikan pada tingkat kebutuhan.Kegiatan rutin terkait dengan struktur yang lebih tinggi dan lebih dedepartementalisasi. Kerutinan dalam kontek ini berhubungan dengan adanya petunjuk aturan,jabatan, dan dikumentasi formal. Maka dari itu, jelas bahwa pada pengunaan teknologi harus disesuaikan dengan struktur organisasi. Misalnya, teknologi rutin hendaknya digunakan dalam organisasi dengan struktur sentralisasi dengan tingkat formalisasi rendah. Dalam konteks ini, dapat disimpulkan bahwa organisasi yang berstruktur tinggi untuk mencapai efektivitas memerlukan teknologi dalam tingkatan kerumitan yang juga tinggi. Sedangkan kegiatan tidak rutin yang lebih mengandalkan pengetahuan para spesialis lebih membutuhkan teknologi yang tingkat kerumitannya rendah.

E. Pendekatan Efektivitas Organisasi.

a. Pendekatan Tujuan

Organisasi pada lazimnya merupakan alat untuk mencapai tujuan.. Pendekatan ini menunjukkan bahwa organisasi itu diciptakan untuk mencapai tujuan tertentu, dimana hal ini dapat dicapai dengan bekerja secara rasional dan berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan ini dimaksudnya untuk mengevaluasi efektivitas organisasi dari segi pencapaian tujuan yang diterima umum secara luas. Evaluasi dimaksudkan agar dapat mengetahui kontribusi yang diberikan dalam usaha mencapai tujuan tersebut. Kekuatan dan kelemahan pendekatakatan ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: Kekuatan :1. Pendekatan ini memiliki kesederhanaan2. Pendekatan ini memiliki kejelasan dan pertimbangan Kelemahan :1. pencapaian tujuan tidak mudah diukur bagi organisasi yang tidak mempunyai produk keluaran (out-put) yang nyata.2. setiap organisasi berusaha mencapai tujuan ganda, sering terjadi pencapaian tujuan yang satu mengahalangi pencapaian tujuan yang lain.3. kemungkinan adanya satu perangkat tujuan formal yang didukung oleh anggota organisasi, masih diragukan.

b. Pendekatan Sistem

Pendekatan ini menekankan pentingnya adaptasi tuntutan ekstern sebagai kriteria peneilain keefektifan.Dalam pendekatan ini, organisasi pada umumnya dianggap sebagai suatu elemet yang saling berhubungan dan saling bergantung dengan element lainnya. Melalui pendekatan ini dapat menentukan efektivitas yang bermanfaat bagi manager organisasi, baik yang mengelolah usaha bisnis maupun nonbisnis.Kekuatan dan pendekekatan ini dapat diuraikan sebagai berikut: Kekuatan :1. Dapat mengetahui kepaduan organisasi2. Menguraikan perilaku individu, kelompok dalam organisasi baik intern maupun ekstern. Kelemahan :1. Para manager harus menghadapi aspek-aspek prilaku keorganisasian baik intern dan ekstern secara serempak2. Prosesnya kompleks

c. Pendekatan Multipel Konstituensi

Pendekatan teori ini mengemukakan bahwa organisasi dapat dikatakan efektif apabila dapat memenuhi tuntutan dari konstituensi yang terdapat dalam lingkungan organisasi. Pendekatan ini memandang organisasi secara berbeda, yaitu organisasi diasumsikan sebagai arena politik tempat kelompok-kelompok kepentingan yang bersaing untuk mengendalikan sumber daya. Dalam konteks ini, keefektifan organisasi menjadi sebuah penilaian keberhasilan suatu organisasi dalam memenuhi kebutuhan tuntutan konstitusi kritis (pihak pendukung eksistensi organisasi). Kekuatan dan kelemahan pendekatan ini dapat diuraikan sebagai berikut : Kekuatan:1. Dapat diketahui kriteria yang khas2. Dapat mengetahui perbedaan-perbedaan kepentingan sehingga dapat disusun strategi dan prioritas kepentingan. Kelemahan:1. Dalat praktek sulit memisahkan konstituensi strategis dari lingkungan yang lebih besar2. Adanya kesulitan dalam memperoleh informasi secara tepat3. Kepentingan dari berbagai pihak dominant coalition sehingga sangat mempengaruhi presepsinya.

F. Kriteria Efektivitas Organisasi.Konsep efektevitas orgnisasi bukan hanya disandarkan pada teori sistem, tetapi ditambahkan dengan konsep baru yaitu deminsi waktu. Dimensi waktu ini mengartikan organisasi sebagai element dari sistem yang lebih besar seperti lingkungan yang melalui waktu mengambil sumber-sumber, memprosesnya dan mengembalikannya kepada lingkungan. Maka dari itu efektivitas organisasi ditekankan pada pengetian kemampuan bertahan organisasi dalam melangsungkan kehidupannya dalam lingkungan yang lebih besar. Dalam konteks ini, tingkat efektivitas dinyatakan dalam kurun waktu:a. Jangka Pendek: kriteria untuk menunjukkan hasil tindakan yang mencangkup waktu satu tahun atau lebih.b. Jangka Menengah : Kreteria yang diterapkan yang digunakan untuk mengukur efektifatas individu, kelompok dan organisasi dalam kurun waktu yang lebih lama.c. Jangka Panjang : Kriteria untuk menilai waktu yang akan datang dan tidak terbatas.

Dalam demensi waktu jangka pendek dan jangka menengah terdapat lima kriteria keefektifan organisasi yaitu:a. Produksi : Produksi mengambarkan kemampuan organisasi untuk menghasilan jumlah dan kualitas output organisasi yang sesuai dengan permintaan lingkungan. Konsep ini meniadakan setiap pertimbangan efesiensi, Ukuran produksi mencangkup laba, penjualan, market share, dsb.b. Efisiensi : Konsep ini lebih menekankan pada perbandingan antara input dan output. Ukuran efisiensi meliputi tingkat laba modal atau harta, biaya perunit, sisa dan pembuangan bahan, dsb.c. Kepuasan : konsep ini menekankan pada perhatian yang menguntungkan bagi anggota organisasi maupun pelanggan. Dengan kata lain organisasi harus mampu memberikan kepuasan dan kebutuhan para anggota dan pelanggannya. Ukuran kepuasan meliputi : sikap karyawan dan pelanggan, pengantian karyawan, keluhan, dsb.d. Adaptasi : lebih ditekankan pada pengertian kemampuan organisasi dalam menyingkapi perubahan intern ataupun ektern. Ini lebih berhubungan dengan kemampuan management untuk menduga adanya suatu perubahan. Dalam hal ini, management dapat menerapkan kebijakan yang mendorong kesiapan menghadapi perubahan.e. Pengembangan: pengembangan dilakukan sebagai bentuk usaha dalam meningkatkan kemampuan SDM melalui program-program training baik untuk tenaga management ataupun nonmanagemen.Kriteria ini digunakan untuk mengukur tanggung jawab organisasi dalam memperbesar kapasitas dan pontensinya untuk berkembang.Jadi Ukuran pengembangan meliputi peningkatan kemampuan SDM organisasi itu sendiri.

G. Pengukuran efektifitas organisasi

1. Kriteria efektifitasKriteria efektifitas dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:a. Dari segi lingkup pengukurannya dikenal adanya efektifitas mikro dan makro. Kriteria makro ialah pengukuran efektifitas dari sudut yang luas, contohnya keutungan organisasi atau pencapaian tujuan akhir organisasi. Kriteria mikro ialah pengukuran efektifitas dengan menitikberatkan pada salah satu aspek yang sempit, contohnya penampilan anggota atau tingkat ketidak hadiran karyawan.b. Dari segi jumlah variable yang digunakan dalam pengukuran dikenal adanya efektifitas modal variable tunggal dan jamak. Pengukuran dengan criteria tunggal ialah cara melihat efektifitas organisasi dengan hanya menggunakan satu variable saja. Banyak pilihan variable yang digunakan dalam teknik ini, contohnya produktifitas diukur dengan data tentang output(produk akhir yang dihasilkan), kepuasan kerja diukur dengan daftar pertanyaan yang diisi oleh para karyawan, keuntungan organisasi dapat dilihat dari data berupa angka-angka yang diperoleh dari bagian pembukuan. Pengukuran dengan criteria jamak adalah cara melihat efektifitas organisasi dengan menggunakan sebuah model yang mencakup beberapa variable, dimana hubungan antara berbagai variable ikut diperhitungkan.c. Dari segi waktu pengukurannya dikenal adanya efektifitas statis dan dinamis Pengukuran statis adalah melihat efektifitas dorganisasi dengan mendasarkan diri pada aktivitas yang telah dilakukan. Dari karakteristik dinamika organisasi orang berusaha mengukur efektifitas organisasi di waktu yang akan dating.d. Dari segi tingkat generalisasinya dikenal adanya efektifitas terbatas dan umum. Teknik umum dimana efektifitas diukur dengan criteria yang dapat diterapkan pada semua jenis organisasi. Teknik kedua adalah pengukuran efektifitas yang menggunakan criteria lebih khusus sesuai dengan karakteristik organisasi yang bersangkutan. Gibson dan kawan-kawan mengemukakan 5 aspek yang dapat digunakan sebagai kritera, yaitu:1. ProduksiProduksi ialah kemampuan organisasi menghasilkan produk (output) yang dibutuhkan oleh lingkungan. Dalam hal ini mencakup jumlah(kuantitas) dan mutu (kualitas)2. EfisiensiEfisiensi menunjuk pada pengukuran yang berkenaan dengan penggunaan sumber yang langka oleh organisasi. Efisiensi merupakan perbandingan anatara output dan input. Efisiensi dapat dilihat dari besarnya biaya dan waktu yang diperlukan untuk proses produksi per unit produk, besarnya biaya dan waktu yang diperlukan seiap siswa sampai dengan lulus, dsb.3. KepuasanKepuasan menunjuk pada keberhasilan organisasi memenuhi kebutuhan yang dirasakan oleh para anggota dan juga kepuasan bagi para pemakai barang dan jasa yang dihasilkan.Kepuasan dapat diukur dari besar kecilnya tingkat kemangkiran, tingkat ketidakhadiran, tingkat keluar masuk organisasi, dan semangat kerja yang ditunjukkan anggota.4. Kemampuan adaptasi.Kemampuan adaptasi adalah kesanggupan organisasi melakukan perubahan sesuai dengan tuntutan keadaan.Semakin tinggi frekuensi tingkat ketidakpastian situasi yang menuntut tindakan penyesuaian, semakin mudah melihat kemampuan organisasi dalam melakukan adaptasi.5. Pengembangan organisasi.Pengembangan organisasi adalah criteria efektifitas yang menunjuk kepada kemampuan organisasi untuk memandang jauh kedepan dan melakuakan investasi dalam rangka mempertahankan hidup dan mengembangkan usaha organisasi.Criteria pengembangan lebih menekankan pada upaya organisasi dalam jangka panjang.

2. Berbagai pendekatan dalam melihat efektifitas organisasiAda dua pendekatan yang digunakan dalam melihat efektifitas organisasi, yaitu:a. Pendekatan tujuanPendekatan tujuan adalah pendekatan yang paling lazim digunakan unutuk menilai dan melihat efektifitas sebuah organisasi.Hampir senua definisi tentang organisasi yang dapat dijumpai dalam kepustakaan mengemukakan bahwa pembentukan organisasi adalah dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Meskipun pendekatan tujuan merupakan teknik yang sederhana, mudah, dan masuk akal tetapi kenyataannya sering dihadapkan pada berbagai problem, diantaranya:1. Tujuan sebuah organisasi tidak selamanya menghasilkan sesuatu yang tampak, sehingga mudah diatur.2. Sebuah organisasi kadang-kadang memiliki tujuan yang berdimensi ganda.3. Menentukan tujuan khusus sebuah organisasi itu sendiri sering sulit dilakukan.

b. Pendekatan teori systemTeori system memandang organisasi dari dua sudut, yaitu intern dan ekstern.Secara intern organisasi dipandang sebagai kesatuan yang terdiri dari sejumlah bagian.Bagian-bagian tersebut satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi dan bergantung.Sebagai kelompok kerjasama, mekanisme kerja organisasi mengikuti siklus: input-proses-output. Sedangakan secara ekstern organisasi dipandanag sebagai bagian darai lingkungan, inputnya diambil dari lingkungan, dan outputnya diserap oleh lingkungan. Pendekatan teori system, memandang organisasi dengan dua penekanan, yaitu:1. Bahwa organisasi mutlak perlu menyesuaikan diri dengan kebutuhan lingkungan.2. Bahwa secara intern organisasi harus memberikan perhatian cukup pada siklus: input-proses-output.

Dengan jalan pikiran seperti itu, maka sebuah organisasi dapat dikatakan efektif apabila memenuhi dua criteria yakni mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan lingkungan dan mampu mengelola siklus input-proses-output dengan efisien.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanLangkah terpenting dapat dilakukan untuk mewujudkan efisiensi dan efektifitas adalah meningkatkan produktiftas SDM, ciptakan aturan dan mekanisme kerja yang konsisten serta penyaluran dana/biaya operasional yang betul-betul dipergunakan demi kepentingan kerja/kedinasan secara langsung sesuai dengan kepentingannya dan program efisiensi dan efektifitas dilakukan secara merata pada semua lini atau bagian di lingkup organisasi, serta efisiensi harus terus tetap dilakukan dalam kondisi apapun, asalkan tidak menghambat kinerja organisasi .

DAFTAR PUSTAKA

Etzioni, Amitai. 1985.Organisasi-organisasi Modern. Jakarta: Universitas Indonesia.

A.B. Susanto, dkk. 2006.Strategi Organisasi. Yogyakarta: Amara Books.

Gibson, dkk. 2010.Organisasi.Tangerang: Binarupa Aksara.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 1989. Organisasi, Teori, Struktur dan Proses. Jakarta.

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI

EFEKTIVITAS ORGANISASI BERDASARKANSUDUT PANDANG INDIVIDU, KELOMPOK, DAN ORGANISASI

Disusun Oleh :Famila Febri Kurniawati(13.0102.0113)

AKUNTANSI C

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG2014