efektivitas komunikasi organisasi di dinas pendapatan

186
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BEKASI SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial pada konsetrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : Meuthia Rinaldy 6661121498 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, November 2016

Upload: others

Post on 21-Jan-2022

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS

PENDAPATAN DAERAH KOTA BEKASI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ilmu Sosial pada konsetrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh :

Meuthia Rinaldy

6661121498

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, November 2016

Page 2: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

ABSTRAK

Meuthia Rinaldy, 6661121498. Efektivitas Komunikasi Organisasi di Dinas

Pendapatan Daerah Kota Bekasi. Program Studi Administrasi Negara, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I

Ipah Ema Jumiati, S.Ip., M.Si. Pembimbing II Riny Handayani, S.Si., M.Si.

Pada penelitian ini yang menjadi fokus penelitian yaitu efektivitas komunikasi

organisasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi. Sedangkan rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah seberapa besar efektivitas komunikasi organisasi di Dinas

Pendapatan Daerah Kota Bekasi. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

mengetahui seberapa besar efektivitas komunikasi organisasi di Dinas Pendapatan

Daerah Kota Bekasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan deskriptif kuantitatif dan yang menjadi subjek dalam penelitian ini yaitu

pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi. instrumen penelitian di sini

menggunakan teori dari Kriyantono yang terdiri dari 6 indikator yaitu iklim

komunikasi, kepuasan organisasi, penyebaran informasi, beban informasi, ketepatan

informasi, dan budaya organisasi. Pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan metode observasi, wawancara, dan kuesioner. Dalam analisa data

menggunakan t-test satu sampel dengan hasil perhitungan diperoleh angka t hitung < t

tabel = (-3.39 < 1.65) maka Ho diterima dan Ha ditolak dan dalam perhitungan

mencapai angka 57% dari angka yang dihipotesiskan yaitu 60%. Sehingga hasil

penelitian efektivitas komunikasi organisasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi

dikatakan telah cukup efektif.

Kata Kunci: Efektivitas, Komunikasi Organisasi.

Page 3: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

ABSTRACT

Meuthia Rinaldy, 6661121498. The effectiveness of organizational communication

at the Local Revenue Office in Bekasi City. Study Public Administration, Faculty of

Social and Politic, Sultan Ageng Tirtayasa University, Serang 2016. The first

supervisor by Ipah Ema Jumiati, S.Ip., M.Si. The second supervisor by Riny

Handayani, S.Si., M.Si.

The focus in this research is the effectiveness of organizational communication at the

Local Revenue Office in Bekasi city, and the formulation of the problem in this

research is how big the effectiveness of organizational communication at the Local

Revenue Office in Bekasi City. The purpose of this research is knowing how big the

effectiveness of organizational communication at the Local Revenue Office in Bekasi

City. The methodology of this research is quantitative descriptive and the subject of

this research is employee of the Local Revenue Office in Bekasi City, the instrument of

this research is using the theory from Kriyantono which consist of 6 indicators that

are communication climate, satisfaction communication, the dissemination of

information, the load of information, the accuracy of information, and the

organizational culture. Data collecting in this research uses the method of

observation, interviews, and questionnaires. Data analyzing in this research uses one

sample t-test with calculation result, it obtained figures that t count < t table = (-3.39

< 1.65) and then Ho is received and Ha is rejected and in the calculation reaches 57%

of the rate of 60%. So the result of this research of the effectiveness of organizational

communication at the Local Revenue Office in Bekasi City has been effective enough.

Keyword : Effectiveness, Organizational Communication.

Page 4: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Meuthia Rinaldy

NIM : 6661121498

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Juli 1994

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Efektivitas Komunikasi Organisasi di Dinas

Pendapatan Daerah Kota Bekasi adalah hasil karya saya sendiri dan seluruh sumber

yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan benar. Apabila dikemudian hari

skripsi ini mengandung unsure plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa dicabut.

Serang, November 2016

Meuthia Rinaldy

Page 5: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Meuthia Rinaldy

NIM : 6661121498

Judul Skripsi : EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI

DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BEKASI

Serang, November 2016

Skripsi Ini Telah Disetujui untuk Diujikan

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ipah Ema Jumiati, S.Ip., M.Si Riny Handayani, S.Si., M.Si

NIP. 197501312005012004 NIP. 197601062006042007

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si

NIP. 197108242005011002

Page 6: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : Meuthia Rinaldy

NIM : 6661121498

Judul : EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI

DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BEKASI

Telah diuji di hadapan Dewan Penguji Sidang di Serang, 6 Desember 2016 dan telah

dinyatakan LULUS.

Serang, Desember 2016

Ketua Penguji :

Yeni Widyastuti, S.Sos., M.Si

NIP. 197602102005012003 ………………………………

Anggota :

Listyaningsih, S.sos., M.Si

NIP. 197603292003122001 ………………………………

Anggota :

Ipah Ema Jumiati, S.Ip., M.Si

NIP. 197501312005012004 ………………………………

Mengetahui,

Dekan Fisip Untirta Ketua Program Studi

Ilmu Administrasi Negara

Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si Listyaningsih, S.sos., M.Si

NIP. 197108242005011002 NIP. 197603292003122001

Page 7: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

WITH GOD, NO MOMENTS IS WASTED. BECAUSE YOU ARE LOVED BY

GOD.

JUST REMEMBER THE LOVE THAT HE HAVE DONE TO YOU.

SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN

UNTUK MAMAH KU TERSAYANG DAN

UNTUK SAHABAT-SAHABAT KU.

Page 8: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

i

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, kasih dan kuasa-

Nya, sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan judul Efektivitas Komunikasi

Organisasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi. Adapun penyusunan skripsi ini

dilakukan sebagai salah satu syarat penyusunan skripsi program studi Ilmu

Administrasi Negara konsentrasi Manajemen Publik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu

kritik dan saran penulis harapkan. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih atas segala doa, dukungan, motivasi, bimbingan, dan bantuan

yang tak terhingga dalam proses penelitan serta pnyusunan skripsi ini kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Soleh Hidayat, M.Pd. Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Ibu Listiyaningsih, S.Sos., M.Si. Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Page 9: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

ii

4. Bapak Riswanda, S.Sos., M.PA., Ph.D. Wakil prodi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

5. Ibu Rina Yulianti, S.Ip., M.Si. Dosen Pembimbing Akademik.

6. Ibu Ipah Ema Jumiati, S.Ip., M.Si. Dosen pembimbing I skripsi yang

membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi

ini.

7. Ibu Riny Handayani, S.Si., M.Si. Dosen pembimbing II skripsi yang

membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi

ini.

8. Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi.

9. Mamah ku Sri Supriyatna Purwaningsih, terima kasih atas doa, dukungan,

motivasi, kesabaran dan kasih sayang yang tak pernah putus.

10. Kakak ku Abdul Wadud Rinaldy dan adik ku Khalid Rinaldy, terima kasih

atas doa, dukungan, dan motivasinya.

11. Teman setia ku Epa Enjella, Jesseyca M. Bethesda, Melda Listiani, Tanya

A. Aryanda, Affiriyani, Melin A, Nurul F, Arfah, Nur R. Agni, Noni

Maulida, Epri A. Pertiwi dan Tangen Vika yang selalu menjadi

Page 10: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

iii

penyemangat, penghibur, pendengar setia untuk doa dan dukungannya

selama ini.

12. Teman kostan ku Ikke Ratna, Suhanengsih, Haffidotunissa, Nia Mentari,

Ade R. Sari, Sifa Fauziatunisa, Icha, dan Afrida yang selalu menjadi

penghibur dan penyemangat selama ini.

13. Teman ku Reza Eryanda yang selalu memberikan dukungan, motivasi,

doa, serta bimbingannya selama ini.

14. Teman-teman mahasiswa Ilmu Administrasi Negara angkatan 2012.

15. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam proses penyelesaian proposal skripsi ini.

Kiranya tidak ada balasan yang lebih baik kecuali yang datang dari Tuhan

Yang Maha Esa, terima kasih untuk segalanya. Semoga proposal skripsi ini

bermanfaat bagi semua, khususnya bagi penulis dan pihak yang berkepentingan.

Serang, November 2016

Meuthia Rinaldy

Page 11: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

iv

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………….. ii

ABSTRAK

ABSTRACT

MOTTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. iii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………… vi

DAFTAR TABEL………………………………………………………………… x

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………… xi

DAFTAR DIAGRAM…………………………………………............................ xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………. 1

1.2 Identifikasi Masalah………………………………………………. 12

1.3 Rumusan Masalah…………………………………………………. 13

1.4 Tujuan Penelitian………………………………………………….. 13

1.5 Manfaat Penelitian…………………………………………………. 13

BAB II KERANGKA TEORI

2.1 Organisasi…………………………………………………………. 15

2.2 Efektivitas………………………………………………………… 17

Page 12: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

v

2.3 Efektivitas Organisasi……………………………………………. 18

2.3.1 Pengukuran Efektivitas Organisasi……………………… 19

2.4 Komunikasi……………………………………………………….. 21

2.4.1 Komunikasi Organisasi…………………………………… 23

2.4.2 Proses Komunikasi Organisasi…………………………… 24

2.4.3 Fungsi Komunikasi Organisasi……………………………. 25

2.4.4 Gaya Komunikasi Organisasi……………………………… 26

2.4.5 Indikator Komunikasi Organisasi………………………… 28

2.4.6 Efektivitas Komunikasi Organisasi………………………. 29

2.5 Penelitian Terdahulu………………………………………………. 31

2.6 Kerangka Berfikir………………………………………………….. 32

2.7 Hipotesis Peneltian………………………………………………… 35

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian…………………………………………………… 36

3.2 Metode Penelitian………………………………………………… 36

3.3 Variabel Penelitian……………………………………………….. 37

3.3.1 Definisi Konsep………………………………………….. 37

3.3.2 Definisi Operasional……………………………………… 39

3.4 Instrumen Penelitian……………………………………………… 40

3.5 Populasi dan Sampel……………………………………………… 44

3.5.1 Populasi…………………………………………………… 44

3.5.2 Sampel…………………………………………………….. 44

Page 13: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

vi

3.6 Teknik Pengolahan Data…………………………………………... 47

3.6.1 Uji Validitas……………………………………………….. 48

3.6.2 Uji Realibilitas…………………………………………….. 50

3.6.3 Uji Normalitas Data……………………………………….. 50

3.7 Uji t ……………………………………………………………….. 52

3.8 Lokasi dan Jadwal Penelitian………………………………………..52

BAB IV HASIL PENLITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian............................................................ 54

4.1.1 Gambaran umum Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi.. 54

4.1.2 Sejarah Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi…………… 54

4.1.3 Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi56

4.1.4 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi58

4.1.5 Tugas Susunan Orgniasasi Dinas Pendapatan Daerah

Kota Bekasi…………………………………………………. 59

4.1.6 Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi…….. 64

4.1.7 Susunan Kepegawaian Dinas Pendapatan Daerah

Kota Bekasi……………………………….………………... 65

4.2 Deskripsi Data Responden…………………………………. ………66

4.3 Pengujian Statistik…………………………………………………. 71

4.3.1 Hasil Uji Validitas…………………………………………..71

4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas…………………………………………73

4.3.3 Hasil Uji Normalitas Data……………………………………74

Page 14: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

vii

4.4 Analisis Data Penelitian……………………………………………. 76

4.5 Pengujian Hipotesis……………………………………………….. 124

4.6 Interpretasi Hasil Penelitian……………………………………….. 127

4.7 Pembahasan…………………………………………………………133

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan………………………………………………………… 138

5.2 Saran……………………………………………………………….. 139

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

viii

DAFTAR TABEL

3.1 Operasional Variabel……………………………………………… 39

3.2 Uji Skala Likert……………………………………………………. 40

3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian………………………………………41

3.4 Penyebaran Proporsi Sampel Penelitian…………………………… 46

3.5 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha………………………50

3.6 Jadwal Penelitian…………………………………………………….53

4.1 Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi………… 65

4.2 Hasil Uji Validitas……………………………………………………71

4.3 Hasil Uji Reliabilitas…………………………………………………74

4.4 Hasil Uji Normalitas Data……………………………………………75

Page 16: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

ix

DAFTAR GAMBAR

1.1 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi…… 6

1.2 Papan Pengumuman Rapat………………………………………….10

1.3 Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Monitoring dan

evaluasi wajib pajak…………………………………………………13

2.1 Kerangka Berfikir……………………………………………….......39

4.1 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi………58

4.2 Kurva Penolakan dan Penerimaan Hipotesis………………………127

Page 17: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

x

DAFTAR DIAGRAM

4.1 Responden Jenis Kelamin………………………………………… 66

4.2 Responden Usia…………………………………………………… 67

4.3 Responden Status (PNS/ Non-PNS)……………………………… 69

4.4 Responden Tingkat Pendidikan………………………………….. 70

4.5 Tanggapan responden mengenai atasan atau pimpinan memiliki

kepercayaan yang tinggi terhadap bawahan atau pegawai……….. 77

4.6 Tanggapan responden mengenai bawahan atau pegawai memiliki

kepercayaan yang tinggi terhadap pimpinan………………………. 78

4.7 Tanggapan responden mengenai adanya kepercayaan yang tinggi

antara pegawai satu dengan yang lainnya…………………………. 79

4.8 Tanggapan responden mengenai setiap permasalahan yang terjadi

di dalam organisasi diinformasikan kepada atasan atau pimpinan…81

4.9 Tanggapan responden mengenai setiap permasalahan yang terjadi

di dalam organisasi di bahas melalui rapat mingguan evaluasi kerja82

4.10 Tanggapan responden mengenai pegawai puas terhadap

jenis pekerjaan yang diberikan oleh organisasi……………………84

4.11 Tanggapan responden mengenai pegawai mendapatakan informasi

atau pesan dari atasan atau pimpinan dalam waktu yang bersamaan

denganrekan pegawai lainnya……………………………………….85

4.12 Tanggapan responden mengenai saya puas terhadap hasil kerja

yang saya lakukan di dalam organisasi…………………………….87

4.13 Tanggapan responden mengenai saya puas dengan

Page 18: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

xi

seimbangnya antara upah yang diberikan organisasi dengan

tingkat pekerjaan yang sayalakukan………………………… 88

4.14 Tanggapan responden mengenai informasi yang diberikan oleh

organisasi melalui media lisan (rapat, telepon, dan instruksi)

dapat saya ketahui…………………………………………………. 90

4.15 Tanggapan responden mengenai informasi yang diberikan oleh

organisasi melalui media tulisan (surat, memo, laporan tertulis,

dan papan pengumuman) dapat saya ketahui………………………91

4.16 Tanggapan responden mengenai informasi yang diberikan oleh

organisasi melalui media lisan (rapat, telepon, daninstruksi) dapat

membantu dalam mengkoordinasikan pekerjaan karena lebih

mudah dipahami…………………………………………………… 93

4.17 Tanggapan responden mengenai informasi yang diberikan oleh

organisasi melalui media tulisan (surat, memo, laporantertulis, dan

papan pengumuman) dapat membantu dalam mengkoordinasikan

pekerjaan karena lebih mudah dipahami…………………………. 94

4.18 Tanggapan responden mengenai informasi yang diberikan oleh

organisasi melalui media lisan (rapat, telepon, dan instruksi) sesuai

dengan makna pesan tidak ada pengurangan atau kelebihan kata…..96

4.19 Tanggapan responden mengenai informasi yang diberikan oleh

organisasi melalui media tulisan (surat, memo, laporan tertulis, dan

papan pengumuman) sesuai dengan makna pesan tidak ada

pengurangan atau kelebihan kata……………………………………98

Page 19: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

xii

4.20 Tanggapan responden mengenai informasi yang diberikan oleh

organisasi dapat pegawai ketahui dengan mudah………………. 100

4.21 Tanggapan responden mengenai informasi yang diberikan oleh

organisasi tidak pernah terlewatkan oleh pegawai…………… …101

4.22 Tanggapan responden mengenai pegawai saling mengingatkan satu

sama

lain akan informasi terbaru yang dikeluarkan oleh organisasi……103

4.23 Tanggapan responden mengenai pegawai memberikan informasi

terbaru kepada rekan pegawai lainnya terkait koordinasi pekerjaan105

4.24 Tanggapan responden mengenai informasi yang diberikan oleh

organisasi sampai kepada pihak-pihak terkait…………………… 106

4.25 Tanggapan responden mengenai organisasi memberikan

informasi yang kurang terkait pekerjaan pegawai………………...108

4.26 Tanggapan responden mengenai pegawai kesulitan dalam

Memahami informasi yang diberikan oleh organisasi……………109

4.27 Tanggapan responden mengenai informasi yang berkaitan dengan

pekerjaan pegawai selalu pegawai dapatkan dan tidak pernah

terlewatkan…………………………………………………… …...111

4.28 Tanggapan responden mengenai informasi yang diberikan

organisasi tidak out of date atau merupakan informasi lama…….112

4.29 Tanggapan responden mengenai informasi yang diberikan oleh

organisasi sesuai dengan kebutuhan pegawai ……………………...114

4.30 Tanggapan responden mengenai informasi yang diberikan organisasi

Page 20: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

xiii

tepat dan dapat menunjang pekerjaan……………………………...115

4.31 Tanggapan responden mengenai adanya distorsi informasi akibat

penyampaian pesan yang terlalu hirarkis………………………….117

4.32 Tanggapan responden mengenai pegawai bangga bekerja di Dinas

Pendapatan Daerah Kota Bekasi…………………………………...118

4.33 Tanggapan responden mengenai pegawai mengetahui

nilai-nilai budaya di dalam organisasi……………………………..119

4.34 Tanggapan responden mengenai pegawai dapat saling menerima

Dan memahami saran atau pendapat dalam melakukan pekerjaan.120

4.35 Tanggapan responden mengenai pegawai bebas mengemukakan

Pendapat terkait pekerjaan yang sulit kepada pegawai lainnya122

4.36 Tanggapan responden mengenai pegawai bebas berinisiatif dalam

melakukan pekerjaan……………………………………………....123

Page 21: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Otonomi daerah saat ini di Indonesia mengharuskan daerah untuk antusias

dalam mencari sumber penerimaan yang dapat membiayai pengeluaran pemerintah

daerah dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan. Oleh karena

itu, pemerintah daerah dituntut untuk mampu menyelenggarakan pembangunan daerah

yang diikuti dengan kemampuan finansial pemerintah untuk membiayai segala

kebutuhan guna meningkatkan pembangunan daerah.

Pemerintah mengeluarkan undang-undang terbaru yang mengatur tentang

pemerintah daerah yaitu Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 sebagai amandemen dari

UU No. 32 Tahun 2004 tentang Perimbangan Pemerintah Pusat dan Daerah. Adanya

undang-undang daerah ini, maka masing-masing daerah dituntut untuk dapat

membangun daerahnya hingga ke segala aspek kehidupan yang pada era desentralisasi

hanya terpusat pada pembangunan di perkotaan saja. Oleh karena itu dengan

terbentuknya undang-undang daerah maka pemerintah daerah diberikan kewenangan

yang luas dan bertanggungjawab. Untuk tercapainya pembangunan daerah yang

berkualitas maka pemerintah membentuk beberapa organisasi pemerintahan yang

disebut dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).Dengan adanya SKPD ini

Page 22: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

2

maka diharapkan dapat membantu kinerja pemerintah daerah dalam membangun

daerah yang berkualitas.

Organisasi merupakan suatu wadah atau tempat dimana dua orang atau lebih

melakukan interaksi sosial untuk saling bekerja sama demi mencapai cita-cita

organisasi. Organisasi itu sendiri memiliki dua tipe yaitu organisasi formal dan

informal. Organisasi formal merupakan satuan kerja yang di bentuk atau disusun

secara resmi, dengan kata lain organisasi formal merupakan suatu satuan kerja untuk

mencapai tujuannya telah ditetapkan atau ditentukan oleh pihak yang berwenang.

Sedangkan organisasi informal atau non formal adalah satuan kerja yang tidak resmi

karena segala sesuatunya dikerjakan dengan sengaja dan dengan menyesuaikan

kebutuhan yang ada disekitarnya. Organisasi atau instansi yakni swasta maupun

pemerintahan merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu

hierarki/jenjang dan pembagian kerja berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan.

Organisasi terbentuk karena dipengaruhi oleh aspek-aspek seperti penyatuan

visi dan misi serta mempunyai tujuan yang sama dari sekelompok orang. Tujuan

organisasi merupakan dasar kegiatan dari organisasi, tanpa adanya tujuan, organisasi

akan mati karena tidak ada yang diperjuangkan. Tujuan dari sebuah organisasi harus

dijelaskan dengan jelas agar kegiatan yang dilakukan berorientasi guna meraih tujuan

organisasi yang sudah ditetapkan sebelumnya. Untuk mencapai tujuan organisasi,

maka diperlukan suatu manajemen di dalam organisasi.Dengan adanya manajemen,

organisasi akan terorganisir dengan baik, karena diikuti dengan adanya empat fungsi

Page 23: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

3

manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

Dalam kegiatan manajemen, yaitu untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian,

pelaksaanaan, dan pengawasan, maka di dalam suatu manajemen diperlukan adanya

komunikasi organisasi. Pentingnya komunikasi organisasi dalam suatu manajemen

menurut Terry (2008:207) berpendapat bahwasuatu kecakapan utama yang disyaratkan

bagi seorang manajer adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif di dalam

organisasi. Manajer yang tidak mampu menyampaikan pekerjaan apa yang dilakukan,

tidak akan berhasil untuk menyelesaikan pekerjaan. Sebaliknya, jika para pegawai

tidak mampu berkomunikasi dengan bebas dengan seorang manajer, maka informasi

yang diperlukan untuk mengelola dengan berhasil, akan terhalang. Menurut pendapat

Terry, tanpa ada komunikasi di dalam sebuah organisasi, maka kegiatan manajemen

tidak akan berjalan dan tujuan dari organisasi tidak akan tercapai. Oleh karena itu,

komunikasi organisasi sangat penting guna mencapai tujuan organisasi.

Komunikasi sangat dibutuhkan di setiap organisasi, baik organisasi privat atau

swasta maupun organisasi publik. Berdasarkan peraturan menteri Negara

pendayagunaan aparatur Negara dan reformasi birokrasi nomor 28 tahun 2011 tentang

pedoman umum komunikasi organisasi di lingkungan instansi pemerintah, komunikasi

organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan organisasi dalam satu

jaringan hubungan yang saling bergantung satu dengan yang lainnya, baik formal

maupun nonformal, untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-

ubah di dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan instansi pemerintah. Komunikasi

Page 24: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

4

organisasi di dalam instansi pemerintah merupakan sarana untuk mencapai tujuan

instansi pemerintah yaitu memberikan pelayanan publik yang berkualitas. Oleh karena

itu, komunikasi di dalam organisasi publik harus tetap terjaga karena komunikasi

merupakan kebutuhan bagi sebuah organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

Dengan adanya komunikasi di dalam organisasi, maka anggota-anggota dalam

organisasi akan dapat saling memahami, bertukar pikiran, dan juga bekerjasama untuk

mencapai tujuan organisasi.

Dinas Pendapatan Daerah atau yang dikenal dengan sebutan Dispenda atau

Dipenda adalah salah satu bentuk dari organisasi publik yang berada di bawah

pemerintah provinsi yang memiliki tanggung jawab dalam pemungutan pendapatan

daerah melalui pengkoordinasian dan pemungutan pajak daerah, retribusi, bagi hasil

pajak, dana perimbangan, dan lain sebagainya.

Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai

penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan Daerah meliputi semua penerimaan yang

menjadi hak daerah dalam satu tahun anggaran yang akan menjadi penerimaan daerah.

Bedasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Keuangan Daerah,

sumber pendapatan daerah terdiri atas:

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD);

2. Dana Perimbangan;

3. Lain-lain pendapatan yang Sah.

Page 25: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

5

Peneliti memilih tempat penelitian di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi,

karena Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi merupakan satuan kerja dengan jumlah

pegawai keempat terbesar di Kota Bekasi dengan jumlah pegawai keseluruhan yaitu

sebanyak 336 pegawai. Menurut Purwanto (2003:26) berpendapat bahwa suatu

organisasi dengan jumlah pegawai yang banyak yaitu dengan skala ratusan atau

bahkan ribuan pegawai, maka dalam komunikasinya pun akan kompleks atau rumit

karena dengan jumlah pegawai yang banyak maka perbedaan pendapat pun akan

semakin banyak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengukur efektivitas komunikasi

organisasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi.

Ilmu Administrasi Negara adalah ilmu yang mempelajari mengenai suatu

penyelenggaraan Negara, dimana dalam penyelenggaraannya dibutuhkan alat-alat

untuk pelaksanannya. Alat-alat yang membantu administrasi Negara yaitu kebijakan

publik dan manajemen publik. Peneliti melihat proses komunikasi di dalam organisasi

dari segi manajemen publik yaitu, komunikasi di dalam organisasi telah direncanakan

terlebih dahulu melalui proses manajemen yang menghasilkan struktur organisasi. Jadi

agar komunikasi organisasi berjalan efektif maka, organisasi membentuk adanya

struktur organisasi, dengan adanya struktur organisasi, maka komunikasi di dalam

organisasi akan teratur mengikuti alur struktur organisasi. Oleh karena itu, peneliti

melihat struktur organisasi sebagai dasar dari komunikasi organisasi. Berikut struktur

organisasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi.

Page 26: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

6

Gambar 1.1

Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi

Sumber: Bagian Umum dan Perencanaan Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi.

Dari struktur organisasi di atas, dapat dilihat kedudukan dari pimpinan ke

bawahan terjadi pola aliran komunikasi ke bawah, sebaliknya dari bawahan ke

pimpinan terjadi pola aliran komunikasi ke atas, sedangkan untuk pola aliran

Page 27: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

7

komunikasi horizontal dilihat dari komunikasi antar pegawai yang mana memiliki

jabatan yang sama. Dapat dilihat contoh pola komunikasi yang terjadi di Dinas

Pendapatan Daerah Kota Bekasi, diantaranya pola aliran komunikasi ke bawah yaitu

dapat di lihat dari kepala bidang ke kepala seksi, pola aliran komunikasi ke atas yaitu

dapat dilihat dari sub bagian umum perencanaan, sub bagian kepegawaian, dan sub

bagian keuangan ke sekretaris, sedangkan untuk pola aliran komunikasi horisontal

yaitu dapat dilihat dari antar kepala bidang atau antar kepala seksi.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara awal, peneliti menemukan

beberapa permasalahan yang terjadi di lokasi penelitian. Pertama, kurangnya

koordinasi internal yang dilakukan antara bawahan dengan atasan seperti tertera dalam

LAKIP tahun 2014 yang menyebutkan bahwa kurangnya koordinasi internal di dalam

organisasi yaitu yang dilakukan antara pegawai dengan kepala seksi dan kepala

bidang. Koordinasi internal untuk setiap bidang di Dinas Pendapatan Daerah Kota

Bekasi yaitu diadakannya rapat mingguan evaluasi kerja, rapat mingguan evaluasi

kerja yang seharusnya dilakukan setiap minggu akan tetapi untuk setiap minggunya

jarang dilakukan. Dengan kondisi seperti ini, maka para bawahan atau pegawai akan

sulit berkoordinasi dan sulit untuk menyampaikan pendapatnya kepada atasan, karena

untuk penyampaian pendapat hanya dilakukan pada saat rapat koordinasi. Berdasarkan

wawancara pada hari senin tanggal 18 April 2016 pukul 09.00 WIB mengenai

komunikasi ke atas yaitu berupa koordinasi internal yang dilakukan oleh bawahan

kepada atasan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi, menjelaskan bahwa di Dinas

Page 28: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

8

Pendapatan Kota Bekasi ada dua macam bentuk rapat koordinasi internal, yang

pertama adalah rapat koordinasi yang dilakukan setiap caturwulan atau empat bulan

yang dihadiri oleh seluruh pegawai termasuk kepala dinas, kedua adalah rapat

koordinasi yang dilakukan setiap minggu oleh setiap bidang di Dinas Pendapatan

Daerah Kota Bekasi, rapat ini disebut rapat mingguan evaluasi kerja. Rapat mingguan

evaluasi kerja seharusnya dilakukan rutin setiap minggu akan tetapi dalam

pelaksanaannya tidak rutin dilakukan. Tujuan adanya rapat mingguan evaluasi kerja

karena untuk mempermudah kepala dinas dalam melakukan pengawasan karena dalam

setiap rapat mingguan evaluasi kerja akan ada laporan hasil rapat yang akan diberikan

kepada kepala dinas. Pada dasarnya pegawai membutuhkan inisiatif dari kepala bidang

untuk memberikan wadah dalam bentuk rapat koordinasi kepada para pegawai untuk

berkontribusi dalam penyampaian pendapat sehingga para pegawai merasa sangat

dibutuhkan di dalam organisasi. Berdasarkan wawancara mengenai koordinasi internal

di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi, yaitu menjelaskan bahwa rapat mingguan

evaluasi kerja untuk setiap bidang tidak rutin dilakukan, sehingga dengan kondisi

seperti ini maka para pegawai akan merasa sulit melakukan koordinasi karena para

pegawai merasa tidak dibutuhkan, dengan adanya rapat mingguan evaluasi kerja

secara rutin, diharapkan oleh organisasi agar para pegawai dapat menyalurkan

pendapatnya untuk mempermudah koordinasi dalam melakukan pekerjaan.

Kedua, kualitas media yang digunakan masih belum efektif karena para

pegawai masih belum puas dengan penggunaan media tersebut. Penggunaan media

Page 29: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

9

yang diterapkan dalam menyampaikan informasi yaitu seperti adanya rapat,

penggunaan media tulis yaitu melalui papan pengumuman, dimana seluruh rapat yang

akan diadakan diinformasikan kepada para pegawai melalui papan pengumuman.

Penggunaan media tulis seperti ini, masih dirasa kurang efektif, berdasarkan

wawancara pada hari selasa tanggal 19 April 2016 pukul 10.00 WIB, menjelaskan

bahwa penyampaian pesan dengan menggunakan media papan pengumuman dalam

menyampaikan pesan seperti adanya rapat, kurang mendapatkan perhatian lebih

karena dinilai kurang menarik, selain itu isi pesan hanya berupa nama rapat dan

beserta waktu rapat tanpa adanya pemberitahuan siapa saja yang harus datang pada

rapat tersebut, sehingga pegawai mengetahui lebih awal rapat tersebut dan

mengosongkan jadwal pada waktu yang bersangkutan. Oleh karena itu, banyak para

pegawai yang tidak mengetahui adanya pengumuman rapat sehingga banyak yang

tidak hadir dalam rapat tersebut terutama pegawai yang sibuk yang jarang ada di

tempat kerja. Berikut adalah contoh gambar papan pengumuman yang digunakan oleh

Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi dalam menyampaikan informasi.

Page 30: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

10

Gambar 1.2

Papan Pengumuman Rapat

Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi

Gambar 1.2 diatas adalah papan pengumuman informasi rapat yang digunakan

oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi, berdasarkan wawancara mengenai

keefektifan penggunaan papan pengumuman ini, masih dirasakan kurang efektif dalam

penyampaian pesan ke para pegawai, dikarenakan dengan menggunakan papan

pengumuman seperti itu maka kurang mendapatkan perhatian lebih karena di nilai

kurang menarik dan banyak pegawai yang tidak mengetahui isi pesan tersebut,

Page 31: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

11

misalnya pegawai yang sibuk, pegawai yang tidak selalu ada di tempat kerja jadi

kekurangan informasi mengenai adanya rapat.

Ketiga, masalah yang timbul akibat penyampaian pesan yang diskriminatif,

kondisi seperti ini seringkali terjadi kesalahpahaman antar pegawai dalam

berkomunikasi karena membuat adanya pengurangan atau kelebihan kata dalam

penyampaian pesan. Bedasarkan wawancara pada hari rabu 20 April 2016 pukul 09.00

WIB, menjelaskan bahwa miskomunikasi di kantor itu sering terjadi, misalnya, kepala

seksi (kasi) sebagai atasan ingin memberikan informasi kepada para bawahan dengan

maksud mengingatkan kembali bahwa laporan harus segera selesai karena waktu yang

sudah dekat dengan deadline. Penyampaian pesan yang dilakukan atasan atau

pimpinan bersifat diskriminatif, yaitu atasan hanya memberikan informasi kepada

salah satu pegawai saja, yang nantinya akan disebar kepada pegawai lain.

Penyampaian pesan seperti ini dilakukan karena setiap individu memiliki kemampuan

yang berbeda dalam menangkap informasi, sehingga para atasan hanya mengandalkan

satu pegawai sebagai perantara komunikasi kepada pegawai lainnya. Namun, karena

penyampaian pesan sering kali bersifat diskriminatif, maka timbul adanya jarak antara

sesama pegawai karena masalah status jabatan yang timbul akibat penyampaian pesan

hanya tertuju kepada satu pegawai. Adanya jarak antar sesama pegawai ini, pegawai

yang dipercaya untuk menyebarluaskan informasi kepada pegawai lain jadi malas

bertanya atau sekedar mengingatkan kembali kepada pegawai lain mengenai laporan

yang harus selesai pada hari deadline. Berdasarkan hasil wawancara, menjelaskan

Page 32: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

12

bahwa penyampaian pesan melalui media lisan yaitu bersifat diskriminatif, sehingga

timbul adanya jarak antar pegawai yang dapat menyebabkan relationship atau

hubungan antara sesama pegawai tidak harmonis. Ketidakharmonisan ini

menyebabkan seseorang menyepelekan komunikasi antar sesama pegawai, maka yang

terjadi adalah banyak laporan yang belum selesai pada saat waktu deadline. Sehingga

banyak urusan pekerjaan tidak berjalan dengan semestinya.

Berdasarkan latar belakang di atas, diketahui bahwa komunikasi organisasi

Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi masih kurang efektif. Dengan komunikasi

organisasi yang masih kurang efektif ini, maka dapat menyebabkan beberapa

pekerjaan tidak terkoordinasi dengan baik sehingga pekerjaan menjadi tidak efektif.

Oleh karena itu, agar pekerjaan dapat terkoordinasi dengan baik antara pegawai dan

atasan, maka diperlukan adanya komunikasi yang baik di dalam sebuah organisasi.

Komunikasi yang baik di dalam sebuah organisasi, seperti kualitas media yaitu sarana

komunikasi yang digunakan untuk penyampaian informasi, cara atasan atau pimpinan

dalam menyampaikan pesan kepada para pegawai, dan bagaimana komunikasi itu

berjalan di dalam sebuah organisasi. Oleh karena itu, pentingnya komunikasi

organisasi ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

Efektivitas Komunikasi Organisasi Di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi.

Page 33: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

13

1.2 Identifikasi Masalah

1. Rapat mingguan evaluasi kerja untuk per bidang di Dinas Pendapatan Daerah

Kota Bekasi tidak rutin dilakukan, sehingga kurangnya koordinasi internal

antara bawahan dengan atasan.

2. Pengunaan media papan pengumuman sebagai sarana komunikasi dalam

penyampaian informasi, dirasakan tidak efektif.

3. Penyampaian pesan yang diskriminatif dari atasan atau pimpinan kepada

bawahan atau pegawai, hal ini membuat adanya pengurangan atau kelebihan

kata dalam penyampaian pesan.

1.3 Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan

masalah yang akan dikaji oleh peneliti adalah untuk mengetahui Seberapa Besar

Efektivitas Komunikasi Organisasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pertanyaan yang telah disusun pada

identifikasi. Tujuan penelitian menunjukan apa yang akan dicapai dari penelitian, yang

pada akhirnya tujuan akan digunakan sebagai rujukan untuk merumuskan hasil dan

kesimpulan peneliti. Mengacu pada rumusan persoalan diatas maka tujuan dari

Page 34: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

14

penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar efektivitas komunikasi

organisasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan bagi penulis dan

pembaca mengenai teori-teori yang berkaitan dengan komunikasi Organisasi

dan bagaimana pelaksanaannya di dalam organisasi.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan sebagai referensi atau masukan bagi Kantor Dinas

Pendapatan Daerah Kota Bekasi untuk dapat meningkatkan komunikasi di

dalam organisasi agar tugas pokok dan fungsi dapat berjalan sebagaimana

mestinya.

Page 35: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

15

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Organisasi

Setiap kehidupan manusia di dunia ini tidak bisa dilepaskan dari organisasi.

Dimanapun dia tinggal dan apapun yang dia lakukan akan selalu berhadapan dengan

organisasi. Organisasi ada karena adanya keinginan setiap orang untuk memenuhi

kebutuhannya, baik kebutuhan yang bersifat primer, sekunder, rohani maupun

jasmani.Organisasi merupakan alat atau wadah yang statis.Setiap orang tentunya

pernah ataupun sedang berada di dalam sebuah organisasi.Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa organisasi yang terkecil adalah sebuah keluarga dan tentunya setiap

orang setiap orang dilahirkan dalam sebuah keluarga yang memiliki pemimpin yaitu

kepala keluarga.kemudian yang dikatakan sebagai organisasi yang terbesaradalah

sebuah Negara. Oleh karena itu, tentunya seseorang secara sadar atau tidak sadar, mau

tidak mau, ia telah berada di dalam sebuah organisasi.

Menurut Gulick dalam Hasibuan (2009:28) mendefinisikan bahwa organisasi

sebagai berikut:

Organizations is the means of interesting the subdivisions of work by allotting

them to men who are placed in a structure of authority, so that the work may

be coordinated by orders of superiors to sub-ordinates, reaching from the top

to the bottom of the entire enterprise.

(Organisasi adalah alat saling hubungan satuan-satuan kerja yang memberikan

mereka kepada orang-orang yang ditempatkan dalam struktur wewenang,

Page 36: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

16

sehingga pekerjaan dapat dikoordinasikan oleh perintah para atasan kepada

para bawahan, yang menjangkau dari puncak sampai ke bawah dari seluruh

badan usaha)

Sedangkan menurut Allen dalam Hasibuan (2009:28) organisasi adalah sebagai

berikut:

Organization is a system of well-defined jobs, each bearing a definite measure

of authority, responsibility, and accountability, the whole consciously designed

to enable the people of the enterprise to work most effectively together in

accomplishing their objectives.

(Organisasi adalah suatu sistem dari pekerjaan-pekerjaan yang dirumuskan

dengan baik, masing-masing pekerjaan itu mengandung sejumlah wewenang,

tugas dan tanggung jawab tertentu, keseluruhannya disusun secara sadar untuk

memungkinkan orang-orang dari badan usaha itu bekerja sama secara paling

efektif dalam mencapai tujuan mereka)

Sedangkan menurut Jones dalam Hasibuan (2009:26) mendefinisikan bahwa

organisasi adalah:

Organizations has been described as system. Organization is the human and

material structure and machinery through which a systematic planned effort is

carried out.

(Organisasi telah dilukiskan sebagai sistem. Organisasi adalah struktur dan

peralatan yang tersusun dari orang-orang dan benda-benda dengan mana suatu

usaha berencana yang teratur dijalankan)

Berdasarkan ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi

adalah suatu alat atau sistem yang menghubungkan antar manusia untuk melakukan

pekerjaan-pekerjaan yang telah dirumuskan dengan baik, yang mana keseluruhannya

telah disusun secara sadar untuk dijalankan guna mencapai tujuan organisasi.

Page 37: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

17

2.2 Efektivitas

Efektivitas merupakan gambaran mengenai seberapa besar keberhasilan atau

kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi, efektivitas juga sebagai

pengukuran tugas pokok dan fungsi organisasi.

Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau

peralatan yang tepat atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, menyangkut

bagaimana melakukan pekerjaan yang benar.Efektivitas merupakan suatu ukuran yang

memberikan gambaran seberapa jauh tujuan tercapai, baik secara kualitas maupun

waktu, orientasinya pada keluaran yang dihasilkan (Handoko, 2001:7).

The Liang Gie dalam Halim (2004:166), berpendapat bahwa efektivitas adalah

suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat yang dikehendaki kalau seseorang

melakukan sesuatu perbuatan dengan maksud tertentu dan memang dikehendakinya,

maka orang itu dikatakan efektif bila menimbulkan akibat atau mempunyai maksud

sebagaimana yang dikehendakinya.

Pada dasarnya, pengertian efektivitas umum menunujukan pada taraf

tercapainya hasil saja, maka itu sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian

efisiensi, meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektivitas

menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada

bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input

Page 38: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

18

dan outputnya. Menurut Miller dalam Tangkilisan (2005:138), menjelaskan bahwa arti

efektivitas dan efisien adalah sebagai berikut:

Efektivitas dimaksud sebagai tingkat seberapa jauh suatu sistem sosial

mencapai tujuannya.Efektivitas harus dibedakan dengan efisiensi.Efisiensi

mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan

efektivitas secara langsung dihubungkan dengan pencapaian suatu tujuan.

Menurut Supriyono (2000:29) menjelaskan bahwa efektivitas merupakan

hubungan antara keluaran suatu pusat tanggung jawab dengan sasaran yang mesti

dicapai, semakin besar kontribusi daripada keluaran yang dihasilkan terhadap nilai

pencapaian sasaran tersebut, maka dapat dikatakan efektif pula unit tersebut.

2.3 Efektivitas Organisasi

Pandangan dari segi efektivitas organisasi menurut Tampubolon (2008: 173)

adalah terdiri atas efektivitas individu dan kelompok.Pada tingkat yang paling dasar

dalam suatu organisasi terletak pada efektivitas individu.Pandangan ini menekankan

pada kinerja individu-individu yang ada di dalam organisasi.Pada pandangan

efektivitas kelompok, penekanannya adalah pada kinerja yang dapat diberikan

kelompok pekerja sebab disamping bekerja sendiri, pada kenyataannya individu

biasanya bekerja bersama-sama di dalam kelompok. Efektivitas organisasi adalah

lebih banyak dari jumlah efektivitas individu dan kelompok melalui kerja sama,

dengan adanya kerja sama, organisasi akan mampu mendapatkan kinerja yang lebih

baik dan tinggi tingkatannya daripada kinerja tiap-tiap bagiannya.

Page 39: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

19

Lebih lanjut dikatakan oleh Georgopualos dan Tannebaum dalam Tangkilisan

(2005: 30) mengenai pengertian efektivitas organisasi bahwa:

Efektivitas organisasi adalah tingkat sejauh mana suatu organisasi yang

merupakan sistem sosial dengan segala sumber daya dan sarana tertentu yang

tersedia memenuhi tujuan-tujuannya tanpa pemborosan dan menghindari

ketegangan yang tidak perlu diantara anggota-anggotanya.

Efektivitas organisasi menurut Sedarmayanti (2009: 70) sebagai tingkat

keberhasilan organisasi dalam usaha mencapai tujuan/sasaran.Mengartikan bahwa

dengan tingkat sejauh mana suatu organisasi merealisasika tujuannya, semua konsep

tersebut hanya menunjukan pada pencapaian tujuan organisasi.

Melihat dari uraian mengenai efektivitas organisasi diatas, peneliti

menyimpulkan bahwa efektivitas organisasi lebih dapat digunakan sebagai ukuran

untuk melihat tercapai atau tidaknya suatu organisasi dalam melaksanakan kegiatan-

kegiatan atau fungsi-sungsi sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai

dengan menggunakan secara optimal alat- alat dan sumber yang ada.

2.3.1 Pengukuran Efektivitas Organisasi

Penilaian keefektifan suatu organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan

beberapa pendapat ahli sebagai pisau untuk mengetahui apakah organisasi tersebut

telah mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak. Steers dalam

Tangkilisan (2005:40) mengemukakan lima kriteria dalam pengukuran efektivitas

organisasi, yaitu:

Page 40: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

20

1. Produktivitas.

2. Kemampuan adaptasi atau fleksibilitas.

3. Kepuasan kerja.

4. Kemampuan berlaba.

5. Pencarian sumber daya.

Sementara Gibson dalam Tangkilisan (2005:45) mengatakan bahwa efektivitas suatu

organisasi dapat pula diukur dengan memperhatikan hal-hal sebagai tersebut:

1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai.

2. Kejelasan startegi pencapaian tujuan.

3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap.

4. Perencanaan yang matang.

5. Penyusunan program yang tepat.

6. Tersedianya sarana dan prasarana.

7. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik.

Menurut Sharma dalam Tangkilisan (2005: 60) memberikan kriteria atau ukuran

efektivitas organisasi yang menyangkut faktor internal organisasi, yang meliputi antara

lain:

1. Produktivitas organisasi atau output.

2. Kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan di dalam dan di

luar organisasi.

3. Tidak adanya ketegangan di dalam organisasi atau hambatan-hambatan konflk

diantara bagian-bagian organisasi.

Page 41: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

21

Menurut Tampubolon (2008:178) ada beberapa yang menjadi faktor yang

mempengaruhi efektivitas organisasi yaitu:

1. Produksi

Menggambarkan kemampuan organisasi untuk memproduksi jumlah dan utu

output yang sesuai dengan permintaan lingkungan. Ukuran mengenai produksi

meliputi laba, penjualan, marketing share, pelanggan yang dilayani dan

sebagainya. Ukuran tersebut berhubungan secara langsung dengan output yang

dikonsumsi oleh pelanggan organisasi.

2. Efisiensi

Sebagai angka perbandingan (rasio) antara output dengan input, ukuran efisiensi

harus dinyatakan dalam perbandingan antara keuntungan dan biaya atau dengan

waktu atau output, yang merupakan bentuk umum dari ukuran ini.

3. Kepuasan

Konsep kepuasan mendefinisikan penekanan pada perhatian yang

menguntungkan bagi anggota organisasi maupun pelanggannya.Organisasi harus

mampu memberikan kepuasan atau kebutuhan para anggota atau pelanggannya.

4. Adaptasi

Kemampuan beradaptasi diartikan dengan sampai seberapa jauh organisasi dapat

menanggapai perubahan intern dan ekstern.Kriteria ini berhubungan dengan

kemampuan manajemen untuk mendua adanya perubahan dalam lingkungan

maupun dalam organisasi itu sendiri.

5. Perkembangan

Usaha pengembangan yang biasa adalah program pelatihan atau sosialisasi bagi

tenaga manajemen/masyarakat dan non manajemen.Upaya ini dilakukan dengan

maksud agar organisasi tersebut dapat beroperasi secara baik, dalam suasana

yang semakin berkembang.

2.4 Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat fenomenal bagi seluruh manusia

di muka bumi. Setiap manusia dituntut untuk berkomunikasi dengan tujuan

mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dengan adanya komunikasi, maka setiap

manusia di bumi ini dapat saling terhubung satu sama lain. Komunikasi secara umum

Page 42: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

22

adalah suatu bentuk penyampaian dan penerimaan berita yang dilakukan oleh dua

orang atau lebih dan dapat dilakukan dimana saja dan dengan waktu yang tidak

ditentukan. Berdasarkan Wikipedia komunikasi adalah suatu proses dalam mana

seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan,

dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain.

Pengertian Komunikasi menurut Cooley dalam Sofyandi (2007:155)

mendefinisikan komunikasi sebagai berikut:

Komunikasi adalah mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan antara

manusia dan mengembangkan semua lambang pikiran, bersama-sama dengan

sarana untuk menyiarkannya dalam ruang dan merekamnya dalam waktu. Ini

mencakup wajah, sikap dan gerak-gerik, suara, kata-kata tertulis, percetakan,

dan apa saja yang merupakan penemuan-penemuan mutakhir untuk menguasai

ruang dan waktu.

Komunikasi menurut beberapa ahli diantaranya adalah menurut Muhammad

(2005: 5) Komunikasi didefinisikan “sebagai pertukaran pesan verbal maupun non

verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku”.

Sedangkan Menurut Effendy (2006: 5) mengemukakan bahwa komunikasi adalah

“proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi

tahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun

tak langsung melalui media”.

Dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lain dalam bentuk verbal maupun non verbal untuk memberi

Page 43: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

23

tahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik dilakukan secara langsung

yaitu lisan maupun tak langsung yaitu melalui media.

2.4.1 Komunikasi Organisasi

Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam suatu

organisasi.Keberhasilan suatu organisasi sangat beruntung kepada kelancaran

komunikasi yang dilakukan oleh para anggotanya.Komunikasi yang dilakukan dalam

suatu organisasi disebut komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi ini tentu akan

berhubungan dengan suasana dan hubungan kerja di dalam organisasi tersebut.

Banyak para ahli yang memberikan definisi mengenai komunikasi

organisasi.Menurut Wiryanto dalam Romli (2011:3) komunikasi organisasi adalah

pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok

formalmaupun informal dari suatu organisasi.Komunikasi formal adalah komunikasi

yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi untuk kepentingan

organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi. Adapun komunikasi informal

adalah komunikasi yang disetujui secara sosial.Orientasinya bukan pada organisasi,

tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.

Sedangkan menurut Muhammad (2005:67) berpendapat mengenai komunikasi

organisasi yaitu:

Komunikasi organisasi juga dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan

dan saling menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling

bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau

yang selalu berubah-ubah.

Page 44: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

24

Selain itu berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara No 28 Tahun 2011, komunikasi organisasi adalah

Proses menciptakan dan saling menukar pesan organisasi dalam satu jaringan

hubungan yang saling bergantung satu dengan yang lainnya, baik formal

maupun nonformal, untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu

berubah-ubah di dalam rangka mencapai visi, misi, dan tujuan instansi

pemerintah.

Komunikasi organisasi dapat didefinisikan pertunjukkan dan penafsiran pesan

diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.

Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarkis

antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan (Pace dan

Faules, 2005:500).

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai komunikasi organisasi, peneliti

berpendapat bahwa komunikasi organisasi merupakan proses pengiriman dan

penerimaan pesan yang dilakukan di dalam suatu organisasi baik formal maupun

nonformal yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi situasi organisasi

yang selalu berubah-ubah dan untuk mencapai tujuan organisasi itu sendiri.

2.4.2 Proses Komunikasi Organisasi

Berdasarkan peraturan menteri Negara pendayagunaan aparatur Negara nomor

28 tahun 2011 berpendapat bahwa ada empat proses komunikasi organisasi yang dapat

digunakan, yaitu sebagai berikut:

1. Komunikasi ke bawah (downward communication)

Komunikasi ke bawah adalah komunikasi ketika atasan mengirimkan pesan

kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah

a. pembuatan instruksi kerja.

b. penjelasan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan.

Page 45: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

25

c penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku.

d. pemberian motivasi.

2. Komunikasi ke atas (upward communication)

Komunikasi ke atas adalah komunikasi yang terjadi ketika bawahan mengirim

pesan kepada atasan. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah

a. pelaporan tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan

b penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas

yang tidak dapat diselesaikan

c. penyampaian saran perbaikan

d. penyampaian keluhan

3. Komunikasi horizontal (horizontal communication)

Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang berlangsung di antara para

pegawai ataupun bagian lain yang memiliki kedudukaan yang setara. Fungsi arus

komunikasi horizontal ini adalah

a. saling berbagi informasi

b. memperbaiki koordinasi

c. mencari upaya pemecahan masalah

d. menjalin hubungan melalui kegiatan bersama.

4. Komunikasi antarsaluran (Interline communication)

Komunikasi antarsaluran (lintas saluran) adalah tindak komunikasi untuk

berbagi informasi melewati batas-batas fungsional.Staf khusus (specialist staff)

biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas saluran ini karena biasanya

tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena

terdapat banyak komunikasi lintas saluran yang dilakukan spesialis staf dan

orang-orang lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain,

diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintas saluran.

2.4.3 Fungsi Komunikasi Organisasi

Secara umum, fungsi komunikasi dalam organisasi menurut Sendjaja

(2004:38) adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Informatif

Organisasi dapat di pandang sebagai suatu sistem pemrosesan

informasi.Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat

memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.Informasi

yang di dapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan

pekerjaannya secara lebih pasti.

2. Fungsi Regulatif

Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu

organisasi. Terdapat dua hal yang berepengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:

Page 46: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

26

a. berkaitan dengan orang-orang yang berbeda dalam tataran manajemen,

yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua

informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau instruksi

supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana mestinya.

b. berkaitan dengan pesan, yaitu pesan-pesan regulative yang pada

dasarnya berorietasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan

kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk

dilaksanakan.

3. Fungsi Persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu

membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka

banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada

memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh

karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar di banding kalau

pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4. Fungsi Integratif

Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan

karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan baik. Ada dua

saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu:

a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi

tersebut(bulletin, news letter) dan laporan kemajuan organisasi.

b. saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama

masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan

darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan

untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap

organisasi

2.4.4 Gaya Komunikasi Organisasi

Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 28

Tahun 2011 berpendapat bahwa ada lima gaya komunikasi organisasi yang

memerlukan pengelolaan agar komunikasi organisasi berjalan dengan baik, yaitu:

1. Gaya Komunikasi Mengendalikan

Gaya komunikasi mengendalikan ditandai dengan adanya satu kehendak atau

maksud untuk membatasi, memaksa, dan mengatur perilaku, pikiran, dan

tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini

dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communicator.

Pihak-pihak yang memakai gaya ini, lebih memusatkan perhatian kepada

pengiriman pesan disbanding upaya mereka untuk berharap pesan atau umpan

balik. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi

Page 47: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

27

pesan.Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan

balik, kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk

kepentingan pribadi mereka. Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir

dengan pandangan negative orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan

kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-

pandangannya.

Pesan-pesan yang berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha menjual

gagasan agar dibicarakan bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada

orang lain apa yang dilakukannya. Gaya ini sering dipakai untuk mempengaruhi

orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umumnya dalam

bentuk kritik. Namun, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak

jarang bernada negative sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau

tanggapan yang negatif pula.

2. Gaya Komunikasi Dua Arah

Aspek penting gaya komunikasi dua arah ialah adanya landasan kesamaan. Gaya

ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan

maupun tertulis yang bersifat dua arah.Tindak komunikasi ini dilakukan secara

terbuka, artinya setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan

ataupun pendapat dalam suasana informal, yang memungkinkan setiap anggota

organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama.

Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakana kesamaaan

adalah orang-orang yang memiliki sikap kepeduliaan tinggi serta kemampuan

membina hubungan baik dengan orang lain, baik dalam konteks pribadi maupun

dalam lingkup hubungan kerja.

Gaya komunikasi dua arah akan memudahkan tindak komunikasi dalam

organisasi, karena efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya

dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang

kompleks. Gaya komunikasi ini menjamin berlangsungnya tindak berbagi di

antara para anggota dalam suatu organisasi.

3. Gaya Komunikasi Terstruktur

Gaya komunikasi berstruktur memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis

dan lisan memantapkan perintah. Pengirim pesan (sender) lebih memberi

perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan

berbagi informasi tentang tujuan pesan, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang

berlaku dalam organisasi tersebut.

4. Gaya Komunikasi Dinamis

Gaya komunikasi dinamis memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim

pesan memahami bahwa lingkungan kerja berorientasi pada tindakan. Tujuan

utama gaya ini adalah merangsang pegawai untuk bekerja dengan lebih cepat dan

lebih baik. Gaya ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-

persoalan yang bersifat kritis, tetapi dengan persyaratan bahwa pegawai

mempunyai kemampuan cukup untuk mengatasi masalah.

Page 48: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

28

5. Gaya Komunikasi Terbuka

Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran,

pendapat, ataupun gagasan orang lain daripada keinginan untuk memberi

perintah. Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim

pesan sedang bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas,

berpengalaman, teliti, serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas

atau pekerjaan yang dibebankannya.

2.4.5 Indikator Komunikasi Organisasi

Secara sederhana, komunikasi terdiri atas tiga unsur, yaitu komunikator, pesan

dan komunikan. Dengan demikian, faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi

organisasi menurut Dewi (2007:15) adalah sebagai berikut:

1. Kredibilitas dan daya tarik komunikator

Kredibilitas komunikator menunjukan bahwa pesan yang disampaikannya dapat

dipercaya. Kepercayaan yang tinggi terhadap komunikator akan menyebabkan

kesediaan komunikan untuk menerima pesan dan mengubah sikap sesuai

keingininan komunikator.

2. Kemampuan pesan untuk membangkitkan tanggapan

Suatu pesan akan menimbulkan reaksi dan umpan balik apabila kondisi berikut:

a. menarik perhatian

Agar menarik perhatian, pesan dirancang dengan format baik, pilihan

kata yang tepat, serta waktu dan media penyampaian yang tepat.

b. menggunakan lambang atau bahasa yang dipahami komunikan.

c. mampu memahami kebutuhan pribadi komunikan.

3. Kemampuan komunikan untuk menerima dan memahami pesan

Komunikasi akan berlangsung efektif apabila komunikan memiliki kemampuan

untuk memahami pesan, sadar akan kebutuhan dan kepentingannya, mampu

mengambil keputusan sesuai kebutuhan dan kepentingannya, serta secara fisik

dan mental mampu menerima pesan.

Menurut Roslan (2010:45) komunikasi organisasi memiliki beberapa faktor

yang mempengaruhinya, yaitu:

1. Adanya keterbukaan manajemen perusahaan terhadap para karyawan.

2. Saling menghormati atau saling menghargai satu sama lain, yaitu antara

pimpinan dan bawahan demi tercapainya tujuan utama perusahaan.

Page 49: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

29

3. Adanya kesadaran dan pengakuan dari pihak perusahaan akan arti pentingnya

suatu komunikasi timbalbalik dengan para karyawannya.

4. Adanya media komunikasi yang baik dalam perusahaan.

2.4.6 Efektivitas Komunikasi Organisasi

Sementara itu, menurut Kriyantono (2010:316) mengungkapkan ada beberapa

indikator yang mempengaruhi efektivitas komunikasi organisasi, yaitu sebagai berikut:

1. Iklim Komunikasi

Adalah Persepsi mengenai seberapa jauh anggota organisasi merasa bahwa

organisasi dapat dipercaya, mendukung, terbuka terhadap, menaruh perhatian

kepada, dan secara aktif meminta pendapat mereka, serta memberi penghargaan

atas standar kinerja yang baik. Indikator yang di ukur adalah:

1. Kepercayaan, adalah persepsi anggota organisasi tentang seberapa jauh

atasan, bawahan, dan sesama rekan kerja dapat dipercaya.

2. Pembuatan keputusan bersama, adalah persepsi anggota organisasi tentang

keterlibatannya dalam proses pembuatan keputusan bersama.

3. Pemberian dukungan, adalah persepsi anggota organisasi tentang perhatian

atau dukungan organisasi pada karyawan nya dan dukungan karyawan pada

organisasinya.

4. Keterbukaan, adalah persepsi anggota organisasi tentang keterbukaan

organisasi terhadap informasi yang dianggap penting bagi organisasi,

kebebasan, dan kemudahan anggota dalam memperoleh informasi.

5. Perhatian atas tujuan berkinerja tinggi, adalah persepsi anggota organisasi

tentang keinginan anggota dan organisasi untuk selalu memiliki tujuan kinerja

tinggi.

2. Kepuasan Organisasi

Adalah persepsi tentang seberapa jauh anggota organisasi merasa puas dengan

pekerjaan mereka, kepenyeliaan, upah, dan keuntungan, promosi, dan dengan

rekan sejawat. Indikator yang diukur adalah:

a. Kepuasaan kerja, adalah persepsi tentang seberapa jauh anggota organisasi

merasa puas dengan jenis pekerjaan yang diberikan dan kondisi lingkungan

pekerjaan.

b. Kepuasan kepenyeliaan atau supervisi, adalah persepsi tentang seberapa jauh

anggota organisasi merasa puas dengan sistem kepengawasan dan

kepenyeliaannya.

c. Kepuasan upah dan keuntungan, adalah persepsi tentang seberapa jauh

anggota organisasi merasa puas dengan gaji, tunjangan, dan fasilitas yang

diterima.

d. Kepuasan penilaian prestasi, promosi, dan peluang kerja, adalah persepsi

tentang seberapa jauh anggota organisasi merasa puas dengan sistem

Page 50: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

30

penilaian, promosi, dan kesempatan dalam memperoleh peluang dalam

pekerjaan.

e. Kepuasan pada rekan sejawat, adalah persepsi tentang seberapa jauh anggota

merasa puas dengan hubungannya dengan sesame rekan kerja.

f. Aksesibilitas Informasi, adalah persepsi anggota organisasi mengenai

seberapa jauh informasi tersedia bagi mereka dari berbagai sumber dalam

organisasi, seperti atasan langsung, atasan lebih tinggi, kelompok, bawahan,

dokumen-penerbitan, obrolan lisan.

g. Kualitas Media, adalah persepsi anggota organisasi mengenai seberapa jauh

penerbitan, petunjuk tertulis, laporan, dan media lainnya dinilai menarik,

tepat, efisien, dan dapat dipercaya.

3. Penyebaran Informasi

Persepsi anggota organisasi mengenai seberapa jauh pesan disebarkan melalui

sebuah organisasi. Penyebaran informasi merupakan salah satu hal yang penting

dalam proses komunikasi organisasi. Jika penyebaran informasi berjalan dengan

baik, berarti informasi yang dibutuhkan dalam mendukung pekerjaan terpenuhi,

sehingga proses kerja dalam organisasi dapat berjalan dengan baik. Penyebaran

informasi berkaitan dengan penyebaran informasi dalam organisasi, saling

memberikan informasi kepada pegawai lainnya, dan informasi sampai kepada

pihak terkait.

4. Beban Informasi

Persepsi anggota organisasi sehubungan dengan seberapa jauh anggota

organisasi merasa sudah menerima informasi yang lebih banyak atau lebih

sedikit daripada yang ditangani atau yang diperlukan agar berfungsi secara

efektif. Beban informasi berkaitan dengan kecukupan informasi, kelebihan

informasi, kekurangan informasi, dan kelewatan informasi.

5. Ketepatan Pesan

Persepsi anggota organisasi mengenai informasi yang anggota organisasi ketahui

tentang suatu pesan tertentu dibandingkan dengan jumlah informasi

sesungguhnya di dalam pesan tersebut.ketepatan dalam komunikasi berkenaan

dengan pesan saat ini, pesan yang sesuai dengan kebutuhan pegawai,

kepercayaan terhadap pesan, dan distorsi pesan.

6. Budaya Organisasi

Persepsi anggota organisasi mengenai nilai kunci dan konsep bersama yang

membentuk citra mereka terhadap organisasi. Budaya organisasi berkaitan

dengan identitas para pegawai, integrasi dala organisasi, dan adanya inovasi

untuk membantu perkembangan organisasi.

Page 51: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

31

2.5 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, peneliti memaparkan penelitian terdahulu yang relevan

dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu tentang efektivitas komunikasi

organisasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi.

Rujukan pertama dalam penelitian ini adalah skripsi Ansyar mahasiswa

Universitas Hasanuddin jurusan Ilmu Administrasi Negara pada tahun 2010 dengan

judul Efektivitas Komunikasi Organisasi di Kantor Pelayanan Administrasi Perizinan

Kota Makassar.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif

kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara dan observasi.Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui Efektivitas Komunikasi Organisasi Di Kantor Pelayanan

Administrasi Perizinan Kota Makassar.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa efektivitas komunikasi organisasi pada

Kantor Administrasi Perizinan Kota Makassar dalam mencapai tujuan organisasi

masih belum efektif, hal ini disebabkan karena situasi atau kondisi kantor yang padat

dan atasan hanya sering menggunakan komunikasi formal dengan bawahan, kepuasan

dalam menerima berita atau informasi terkait dalam hal atasan belum cepat dalam

mengatasi masalah bawahan dan seringnya pegawai menghilang pada jam kerja tanpa

memberitahukan kepada pegawai lain, serta saluran media yang digunakan dalam

berkomunikasi masih belum efektif, ini dikarenakan masih kurangnya penggunaan

media seperti mesin fotocopy dan belum maksimalnya pengunaan Local Area Network

Page 52: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

32

(LAN) dalam komunikasi antar pegawai. Sehingga dalam ertukaran informasi dalam

organisasi dapat menghambat kinerja organisasi.

Perbedaan peneliti dengan penelitian terdahulu adalah metode penelitian yang

digunakan peneliti merupakan metode kuantitatif dengan pendekatan metode

deskriptif kuantitatif.Teori yang digunakan oleh peneliti adalah teori efektivitas

komunikasi organisasi oleh Kriyantono (2010). Tempat penelitian yang menjadi lokus

penelitian peneliti adalah di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi.

Persamaan dari peneliti dengan penelitian terdahulu adalah ingin mengetahui

bagaimana efektivitas komunikasi organisasi. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan

penelitian yang berjudul Efektivitas Komunikasi Organisasi Di Dinas Pendapatan

Daerah Kota Bekasi.

2.6 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

hubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah. Dalam

penelitian ini, kerangka berfikir akan ditujukan untuk mengetahui Efektivitas

Komunikasi Organisasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi. berikut adalah

kerangka berfikir dari penelitian ini

Dengan adanya komunikasi yang efektif di dalam organisasi, maka setiap

permasalahan yang terjadi di dalam organisasi dapat diselesaikan dengan baik yaitu

dengan melalui koordinasi yang baik tiap bidang di dalam organisasi. Komunikasi

yang efektif juga mencerminkan organisasi yang hidup dan berkembang menjadi lebih

Page 53: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

33

baik karena dengan komunikasi yang efektif di dalam organisasi, maka tugas, pokok,

dan fungsi dari organisasi akan mudah tercapai.

Komunikasi juga merupakan suatu kewajiban yang harus dimiliki oleh setiap

manajer dalam mengelola sebuah organisasi.Menurut Bernard dalam Robbins

(1994:43) Komunikasi di dalam organisasi sangatlah penting untuk mencapai tujuan

organisasi oleh sebab itu, setiap manajer memiliki peran utama yaitu memperlancar

komunikasi di dalam organisasi dan mendorong para bawahan atau pegawai untuk

berusaha lebih keras.Oleh karena itu komunikasi sangat dibutuhkan di dalam

organisasi.

Berikut adalah gambar kerangka berfikir dalam peneltian berjudul Efektivitas

Komunikasi Organisasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi.

Page 54: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

34

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

INPUT:

1. Rapat mingguan evaluasi kerja untuk per bidang di Dinas Pendapatan Daerah

Kota Bekasi tidak rutin dilakukan, sehingga kurangnya koordinasi internal antara

bawahan dengan atasan.

2. Pengunaan media papan pengumuman sebagai sarana komunikasi dalam

penyampaian informasi, dirasakan tidak efektif.

3. Penyampaian pesan yang diskriminatif dari atasan atau pimpinan kepada bawahan

atau pegawai, hal ini membuat adanya pengurangan atau kelebihan kata dalam

penyampaian pesan.

PROSES:

Kriteria Efektivitas

Komunikasi Organisasi

(Kriyantono, 2010:316)

1. Iklim Komunikasi

2. Kepuasan Organisasi

3. Penyebaran Informasi

4. Beban Informasi

5. Ketepatan Pesan

6. Budaya Organisasi

OUTPUT :

Efektivitas Komunikasi Organisasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi

Page 55: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

35

2.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan hasil dari refleksi penelitian berdasarkan pengkajian

pustaka dan landasan teori yang digunakan sebagai dasar argumentasi. Pada peelitian

ini hipotesis yang digunakan peneliti adalah hipotesis deskripstif yaitu dugaan

sementara terhadap nilai satu variabel mandiri. Pada peneltian yang dilakukan oleh

peneliti maka hipotesis yang dipakai adalah efektivitas komunikasi organisasi di Dinas

Penadapatan Daerah Kota Bekasi dimana peneliti memprediksikan hipotesis paling

tinggi sebesar 60%, dengan penjelasan sebagai berikut:

Ho:

Hal ini berarti hipotesis deskriptif atau hipotesis kerja dari penelitian ini adalah

efektivitas komunikasi organisasi yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan daerah Kota

Bekasi adalah kurang dari atau sama dengan 60%.

Ha:

Hal ini berarti hipotesis deskriptif atau hipotesis nol dari penelitian ini adalah

efektivitas komunikasi organisasi yang dilakukan Dinas Pendapatan Daerah Kota

Bekasi adalah lebih dari 60%.

Page 56: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

36

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, di mana

metode ini menggunakan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat

digeneralisasikan, karena itu menuntut sampel yang representatif dari seluruh

populasi, operasionalisasi konsep serta alat ukur yang valid dan reliabel. Dalam

penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana efektivitas komunikasi organisasi

di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan

deskriptif kuantitatif.Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan

menjelaskan dan menggambarkan berbagai situasi dan berbagai variabel yang timbul

di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.

(Bungin, 2005:36)

Penelitian kuantitatif lebih banyak menggunakan instrumen dalam

mengumpulkan data. Data kuantitatif ini data yang berbentuk angka atau kualitatif

yang diangkakan dengan menggunakan skala skoring. Proses penelitian kuantitatif

Page 57: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

37

adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil

penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teori untuk pelaksanaan penelitian.

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Definisi Konsep

Definisi konseptual memberikan penjelasan tentang konsep dari variabel yang

akan diteliti menurut pendapat peneliti berdasarkan kerangka teori yang digunakan.

Adapun definisi konsep dalam penelitian tentang Efektivitas Komunikasi Organisasi

di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi adalah:

1. Efektivitas

Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh

tujuan tercapai, baik secara kualitas maupun waktu, orientasinya pada keluaran

yang dihasilkan.

2. Komunikasi

Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dalam

bentuk verbal maupun non verbal untuk memberi tahu atau mengubah sikap,

pendapat atau perilaku, baik dilakukan secara langsung yaitu lisan maupun tak

langsung yaitu melalui media.

3. Organisasi

Page 58: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

38

Organisasi adalah suatu alat atau sistem yang menghubungkan antar manusia

untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang telah dirumuskan dengan baik, yang

mana keseluruhannya telah disusun secara sadar untuk dijalankan guna

mencapai tujuan organisasi.

4. Efektivitas Komunikasi Organisasi

Efektivitas komunikasi organisasi merupakan suatu keluaran atau output dari

proses pengiriman dan penerimaan pesan yang dilakukan di dalam suatu

organisasi baik formal maupun nonformal yang saling bergantung satu sama lain

untuk mengatasi situasi organisasi yang selalu berubah-ubah dan untuk

mencapai tujuan organisasi itu sendiri.

Efektivitas Komunikasi Organisasi dapat diukur dengan enam indikator menurut

Kriyantono (2010) yaitu:

1. Iklim Komunikasi

2. Kepuasan Organisasi

3. Penyebaran Informasi

4. Beban Informasi

5. Ketepatan Pesan

6. Budaya Organisasi

Page 59: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

39

3.3.2 Definisi Operasional

Dalam setiap indikator yang akan diteliti, tentunya memiliki sub indikator yang

menjelaskan secara lebih detail konsep dari setiap indikator yang akan diteliti. Adapun

penjelasannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Operasional Variabel

No Indikator Subindikator

1 Iklim

Komunikasi

1. Kepercayaan di dalam struktur organisasi

2. Keterbukaan

3.Pembuatan Keputusan Bersama

2 Kepuasan

Organisasi

1. Kepuasan kerja

2. Kepuasan upah

3. Kepuasan aksesibilitas Informasi

4. Kepuasan kualitas Media

3 Penyebaran

Informasi

1. Penyebaran informasi dalam struktur organisasi

2. Saling memberikan informasi

3. Informasi sampai kepada pihak terkait

4 Beban

Informasi

1. Informasi yang diberikan lebih, kurang atau cukup

2. Informasi yang diberikan mudah dipahami

3. Kelewatan informasi

Page 60: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

40

5 Ketepatan

Informasi

1. Penyebaran informasi terkini

2. Informasi sesuai dengan kebutuhan

3. Kepercayaan terhadap informasi

4. Adanya distorsi informasi

6 Budaya

Organisasi

1. Identitas

2. Integrasi

3. Inovasi

(Sumber: Peneliti)

3.4 Teknik Pengumpulan data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan

oleh peneliti untuk pengumpulan data. Pengumpulan data diartikan sebagai proses atau

kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai

fenomena atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Kegiatan

pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode

instrument yang telah ditentukan, dalam penelitian kuantitatif instrumen dalam

penelitian yang digunakan adalah berupa angket (Ruslan, 2008: 29)

Dalam penelitian ini, pengukuran yang digunakan oleh peneliti untuk variabel

x adalah dengan menggunakan skala pengukuran skala likert.

Page 61: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

41

Tabel 3.2

Uji Skala Likert

Alternatif Jawaban Bobot Nilai

Sangat Setuju 4

Setuju 3

TidakSetuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Berikut adalah kisi-kisi instrumen penelitian yang digunakann oleh peneliti

dalam melakukan penelitian mengenai Efektivitas Komunikasi Organisasi Di Dinas

Pendapatan Daerah Kota Bekasi, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No Indikator Subindikator No. Item Pernyataan Skala

1 Iklim

Komunikasi

1. Kepercayaan di dalam struktur organisasi

2. Keterbukaan

3. Pembuatan keputusan bersama

1,2

3,4

5,6

Likert 2 Kepuasan

Organisasi

1. Kepuasan kerja

3. Kepuasan upah

6. Kepuasan aksesibilitas Informasi

7. Kepuasan kualitas Media

7,9

10

8

11,12,13,14,15,16

3 Penyebaran

Informasi

1. Penyebaran informasi dalam organisasi

2. Saling memberikan informasi

3. Informasi sampai kepada pihak terkait

17,18

19,20

21

Page 62: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

42

4 Beban

Informasi

1. Informasi yang diberikan lebih, kurang atau

cukup

2. Informasi yang diberikan mudah dipahami

3. Kelewatan informasi

22,23,24

25

26

5 Ketepatan

Informasi

1. Penyebaran informasi terkini

2. Informasi sesuai dengan kebutuhan

3. Kepercayaan terhadap informasi

4. Adanya distorsi informasi

27

28

29

30

6 Budaya

Organisasi

1. Identitas

2. Integrasi

3. Inovasi

31,32

33,34

35,36

(Sumber: Peneliti)

Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti

dalam penelitian ini ialah :

1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan

menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain

pancaindra lainnya. Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang

untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja (Bungin, 2005:

143).

2. Angket

Seiring pula metode angket disebut pula sebagai metode kuesioner atau

dalam bahasa inggris disebut questionnaire (daftar pertanyaan).Metode

Page 63: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

43

angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara

sistematis, kemudian dikirim atau diisi oleh responden.Setelah diisi, angket

dikirim atau dikembalikan ke petugas atau peneliti (Bungin, 2005: 123).

Adapun desain pengukuran yang digunakan dalam penyebaran angket ini

menggunakan skala likert.Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial.Dimana masing-

masing jawaban diberi bobot nilai.

Pada skala likert umumnya menggunakan 5 pilihan jawaban, namun

dalam penelitian ini hanya menggunakan 4 pilihan jawaban. Hal ini dilakukan

untuk menghindari jawaban keragu-raguan dari responden bila disediakan

jawaban di tengah yang akan menghilangkan banyaknya data dalam riset,

sehingga data yang diperlukan banyak yang hilang (Singarimbunan, 1989: 102)

3. Wawancara

Wawancara atau interviu adalah sebuah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka

antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai,

dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara. Inti dari metode

wawancara ini bahwa di setiap penggunaan metode ini selalu ada beberapa

pewawancara, responden, materi wawancara, dan pedoman wawancara

(yang terakhir ini tidak mesti selalu ada) (Bungin, 2005: 126)

Page 64: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

44

4. Studi Kepustakaan

Dalam melakukan studi kepustakaan, penulis memperoleh data yang

dikumpulkan secara tidak langsung. Data sekunder ini dikumpulkan oleh

lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna

data. Data sekunder ini berfungsi untuk menunjang dan memperdalam data

primer pada penelitian ini. Studi kepustakaan lain dilakukan peneliti dengan

mempelajari buku, penelitian lain, dan juga artikel yang berkaitan dengan

penelitian ini.

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2007: 61) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut.dalam penelitian ini memakai teknik probability sampling, adalah teknik

pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi tiap unsur anggota

populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel dikatakan sederhana karena

pengambilan anggota populasi dianggap homogen.

Page 65: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

45

Berdasarkan populasi yang ada, maka untuk menghitung jumlah sampel

digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi (tingkat kesalahan) sebesar 5%, yaitu

sebagai berikut:

Keterangan : n : Jumlah sampel yang dicari

N : Jumlah populasi

d : Nilai presisi (tingkat kesalahan)

Dalam penelitian ini jumlah pegawai sebanyak 336 orang dengan tingkat

signifikansi yang ditetapkan sebesar 5% maka menghasilkan sampel sebesar 183

(pembulatan).

Selanjutnya teknik pengambilan sampling yang digunakan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah teknik proportioned stratified random sampling yaitu merupakan

teknik pengambilan sampel anggota populasi yang dilakukan dengan memperhatikan

strata yang ada di dalam populasi tersebut. Teknik sampling ini digunakan untuk

menentukan jumlah sampel bila populasi bersrtata secara proposional.

Teknik pengambilan secara proposional random sampling menggunakan rumus

dari Sugiyono (2007: 75)

Page 66: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

46

Keterangan:

= jumlah sampel menurut strata

n = jumlah sampel seluruhnya

= jumlah populasi menurut strata

N = jumlah populasi seluruhnya

Berikut pengambilan sampel menggunakan teknik sampling stratified random

sampling:

Tabel 3.4

Penyebaran proporsi sampel penelitian

No Bagian N Proporsi Jumlah

1 Sekretariat 42

23

2 PAD dan Dana Perimbangan 28

15

3 Perencanaan pendapatan 25

14

4 PBB dan BPHTB 72

39

5 Evaluasi pengawasan dan Konsultasi 29

16

6 Unit Pelayanan Terpadu Daerah (UPTD) 142

76

Total 336 183

Sumber: Data Olahan Peneliti

Page 67: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

47

3.6 Teknik Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan maka tahap selanjutnya adalah pengolahan

data.Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan menentukan.Pada tahap ini

data diolah sedemikian rupa sehingga berhasil disimpulkan kebenaran-kebenaran yang

dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian.

Teknik pengolahan data dalam (Bungin, 2005: 165-168) menggunakan cara sebagai

berikut:

1. Editing data

Adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

menghimpun data di lapangan.Kegiatan ini menjadi penting karena

kenyataannya bahwa data yang terhimpun kadang kala belum

memenuhi harapan peneliti, ada diantaranya kurang atau

terlewatkan, tumpang tindih, berlebihan bahkan terlupakan.Oleh

karena itu, keadaan tersebut harus diperbaiki melalui editing ini.

Proses editing dimulai dengan memberi identitas pada instrument

penelitian yang telah terjawab. Kemudian memeriksa satu per satu

lembaran instrument dan poin yang janggal tersebut.

2. Coding data

Page 68: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

48

Setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya adalah

mengklarifikasi data-data tersebut melalui tahap

koding.Maksudnya bahwa data yang telah diedit tersebut diberi

identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis,

kemudian diberikan skor dengan menggunakan skala likert.

3. Tabulating data

Adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur

angka-angka serta menghitungnya.Penyusunan data dalam tabel-

tabel yang mudah di baca dan tabel tersebut disiapkan untuk

dianalisis.

3.6.1 Uji Validitas

Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana instrumen (kuesioner)

akan mengukur apa yang ingin diukur. Dalam hal ini kuesioner mengukur apa yang

hendak diukur atau sejauh mana alat ukur yang digunakan mengenai sasaran. Semakin

tinggi validitas suatu alat tes, maka alat tersebut akan semakin mengenai sasarannya,

atau semakin menunjukan apa yang seharusnya diukur. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui pertanyaan mana yang valid dan mana yang tidak valid dengan

mengkonsultasikan data tersebut dengan tingkat r tabel.

Menurut Masrun dalam Sugiyono (2007:134) :

Page 69: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

49

Item yang mempunyai korelasi yang positif dengan criteria (skor total) serta

korelasi yang tinggi menunjukan item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.

Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi adalah kalau r = 0,3.

Berdasarkan dari pernyataan tersebut maka hal ini dilakukan untuk mengetahui

pernyataan kuesioner mana yang valid dan mana yang tidak valid. Pengujian statistik

mengacu pada kriteria:

1. r hitung < r tabel (maka tidak valid)

2. r hitung ≥ r tabel (maka valid)

Untuk pengujian validitas instrument penelitian ini, peneliti menggunakan

program excel dalam tabulasi data dan memasukkan data tersebut ke dalam program

SPSS 21.

Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis

Korelasi Pearson dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

r = Nilai korelasi Pearson

∑X = Jumlah hasil pengamatan variabel X

∑Y = Jumlah hasil pengamatan variabel Y

∑XY = Jumlah dari hasil kali pengamatan variabel X dan variabel Y

∑ = Jumlah dari hasil pengamatan variabel X yang telah di kuadratkan

∑ = Jumlah dari hasil pengamatan variabel Y yang telah dikuadratkan

Page 70: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

50

3.6.2 Uji Realibilitas

Disebut reliabel bila alat ukur tersebut secara konsisten memberikan hasil atau

jawaban yang sama terhadap gejala yang sama, walau digunakan berulang kali.

Reliabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil, dapat diandalkan dan

tetap.Dalam penelitian ini menggunakan metode Alpha Cronbach yaitu perhitungan

yang dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi diantara butir-butir

pertanyaan dalam kuesioner. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel Reliability

Statistik, lalu hasil tersebut dibandingkan dengan tingkat reliabilitas berdasarkan nilai

Alpha, jika nilai Alpha hitung lebih besar dari 0,6 yang artinya item pertanyaan yang

ada didalam seluruh variabel tersebut reliabel. Sebagai alat ukur yang digunakan,

analisis ini dilakukan menggunakan komputer dengan program SPSS 21

Tabel 3.5

Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 s/d 0,20 Kurang Reliabel

>0,20 s/d 0,40 Agak Reliabel

>0,40 s/d 0,60 Cukup Reliabel

>0,60 s/d 0,80 Reliabel

>0,80 s/d 1,00 Sangat Reliabel

Sumber: Sugiyono (2007:112)

3.6.3 Uji Normalitas Data

Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan sebagai prasyarat untuk

melakukan analisis data. Uji normalitas dilakukan sebelum data diolah berdasarkan

Page 71: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

51

model-model penelitian yang diajukan. Uji normalitas data bertujuan untuk

mendeteksi distribusi data dalam satu variabel yang akan digunakan dalam penelitian.

Data yang baik dan layak untuk membuktikan model-model penelitian tersebut adalah

data distribusi normal. Uji normalitas pada penelitian ini yang digunakan adalah uji

Kolmogorov-Smirnov. Rumus Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut :

KD : 1.36 √

Keterangan

KD = jumlah Kolmogorov-Smirnov yang dicari

= jumlah sampel yang diperoleh

= jumlah sampel yang diharapkan

(Sugiyono, 2007:157)

Data dikatakan normal, apabila nilai signifikansi lebih besar atau sama dengan

dari 0.05 (P ≥ 0.05). Sebaliknya, apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (P <

0.05), maka data dikatakan tidak normal. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

uji normaitas dengan metode Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS Statistics

21.

3.7 Uji t

Page 72: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

52

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti untuk menguji hipotesis

dalam metode penelitian deskriptif kuantitatif yaitu menggunakan t-test one sample

(Bungin, 2005:88) dengan rumus sebagai berikut:

t =

Keterangan :

t = nilai t yang dihitung

= nilai rata-rata

= nilai yang dihipotesiskan

S = simpangan baku sampel

n = jumlah anggota sampel

3.8 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Lokasi penelitian pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi yaitu

Jalan IR. H. Juanda No. 163, Bekasi Timur, Jawa Barat 17113.

Berikut adalah jadwal penelitian yang dimulai dari bulan Januari 2016.

Page 73: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

53

Tabel 3.6

Jadwal Penelitian

No Kegiatan Penelitian

Waktu Penelitian

2016

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des

1 Pengajuan Judul

2

Perizinan dan

Observasi

3

Pengumpulan data dan

wawancara

4 Bimbingan Bab I-III

5 ACC Seminar

6 Seminar Proposal

7 ACC Lapangan

8 Penyebaran Kuesioner

8 Penyusunan Bab IV-V

9 Bimbingan Bab I-V

9 ACC Skripsi

10 Sidang Skripsi

Page 74: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi

Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi Kota Bekasi adalah merupakan salah

satu perangkat daerah atau intitusi yang membantu walikota dalam rangka

melaksanakan manajemen keuangan daerah yang berada di Jl. Ir. H. Juanda No. 100

Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur.

4.1.2 Sejarah Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi

Pada masa kepemimpinan Kepala Daerah dengan sebutan pertama kali

Walikota Bekasi di mulai pada tahun 1998 s/d sekarang, saat itu Walikota Bekasi

Periode 1998-2003 dipimpin oleh H. N. Soentanie. Pengelolaan Pendapatan Daerah

pada masa kepemimpinan H. N. Soentanie mengalami dua kali perubahan yakni :

1. Periode Pertama tahun 1998-2000 pengelolaan pendapatan di bawah

naungan lembaga berbentuk dinas yang bernama Dinas Pendapatan Daerah

Daerah (Dipenda) Kota Bekasi.

Page 75: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

55

2. Periode kedua tahun 2001-2004 pengelolaan pendapatan di bawah

naungan lembaga berbentuk Badan yang bernama Badan Pengelolaan

Keuangan, Kekayaan dan Aset Daerah (Bakukeda) Kota Bekasi.

Periode selanjutnya yakni tahun 2003-2008 Walikota Bekasi di pimpin oleh

Akhmad Zurfaih, pada masa kepemimpinan beliau pengelolaan Pendapatan di masa

awal kepemimpinannya masih bernama Bakukeda Kota Bekasi. Memasuki tahun

kedua kepemimpinan beliau yakni di Bulan Juni tahun 2004 pengelolaan pendapatan

daerah masih di bawah naungan lembaga berbentuk Badan yakni Badan Pendapatan

Daerah Kota Bekasi (Bapenda) Kota Bekasi periode tahun 2004-2008.

Walikota Bekasi selanjutnya periode 2008-2013 kepemimpinan Pemerintah

Kota Bekasi di pimpin oleh H. Mochtar Mohamad, pada masa beliau di tahun pertama

pengelolaan pendapatan daerah masih bernama Bapenda Kota Bekasi, memasuki awal

tahun kedua kepemimpinan beliau pengelolaan daerah menyesuaikan dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut pengelolaan pendapatan daerah di

bawah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berbentuk Dinas yakni yang bernama

Dinas Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) periode tahun

2009-2011. DPPKAD memiliki beban lingkup yang terlalu besar sehingga kurangnya

fokus dalam urusan pengelolaan pendapatan maka berdasarkan Peraturan Daerah Kota

Bekasi Nomor 06 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kota Bekasi

Nomor 06 Tahun 2008 tentang Dinas Daerah, maka pengelolaan pendapatan daerah

Page 76: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

56

berubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Bekasi, walaupun

Peraturan Daerah tentang Dispenda telah disahkan pada tahun 2010 namun berlaku

efektifnya Dispenda Kota Bekasi yakni pada Bulan Juni tahun 2011 hingga saat ini.

4.1.3 Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi

Susunan organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi tercakup dalam

Peraturan Walikota Bekasi Nomor 43 Tahun 2010 Tentang Tugas, Fungsi dan Tata

Kerja Serta Rincian Tugas Jabatan Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi, yang

menjelaskan bahwa struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi terdiri

atas beberapa unsur.Dispenda Kota Bekasi di pimpin oleh seorang Kepala Dinas, yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur. Kepala Dinas selaku

pimpinan di dalam pelaksanaan tugasnya di bantu oleh Sekretariat dan Sub Bagian.

Sedangkan unsure Pelaksana adalah Bidang, Seksi, Unit Pelaksana Teknis Dinas

(UPTD), dan Kelompok Jabatan Fungsional. Dalam pelaksanaan tugas, Kepala Dinas

di bantu pula oleh seorang Wakil Kepala Dinas yang bertanggung jawab kepada

Kepala Dinas.

Dispenda Kota Bekasi mempunyai tugas menyelenggarakan pemungutan

pendapatan daerah dan mengadakan koordinasi dengan instansi lain dalam

perencanaan, pelaksanaan, serta pengendalian pemungutan pendapatan daerah. bentuk

susunan organisasi Dispenda Kota Bekasi adalah sebagai berikut:

1. Kepala Dinas;

Page 77: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

57

2. Jabatan Fungsional;

3. Bagian Sekretariat, yang terdiri dari;

a. Sub Bagian Umum Dan Perencanaan;

b. Sub Bagian Kepegawaian; dan

c. Sub Bagian Keuangan.

4. Bdang Perencanaan dan Pendapatan Daerah, yang terdiri atas:

a. Seksi Perencanaan;

b. Seksi Intensifikasi dan Ekstensifikasi; dan

c. Seksi Pelaporan Pembukuan.

5. Bidang Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan, yang

terdiri atas:

a. Seksi Pajak Daerah

b. Seksi Retribusi Daerah dan Benda Berharga; dan

c. Seksi Dana Perimbangan.

6. Bidang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak atas

Tanah dan Bangunan (BPHTB), yang terdiri atas:

a. Seksi Pendataan, Penilaian, dan Penetapan atas PBB dan BPHTB;

b. Seksi Penagihan dan Pelayanan PBB dan BPHTB; dan

c. Seksi Data dan Informasi PBB dan BPHTB.

7. Bidang Evaluasi Pengawasan dan Konsultasi, yang terdiri atas:

a. Seksi Pengawasan dan Kebijakan Pendapatan Daerah;

b. Seksi Konsultasi Keberatan dan Banding; dan

c. Seksi Pemeriksaan dan Penyidikan.

8. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Page 78: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

58

4.1.4 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi

Berikut adalah struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi:

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi

Page 79: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

59

Pada struktur organisasi Dispenda Kota Bekasi di atas, Kelompok Jabatan

Fungsional merupakan Kelompok Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang

dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan yang

sesuai dengan profesinya dalam rangka mendukung kelancaran tugas yang menjadi

kewenangan Dispenda. Kemudian, pada struktur organisasi Dispenda Kota Bekasi,

Sekretaris, dan Kepala Bidang berada di bawah dan Kepala Bidang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sedangkan Kepala Sub Bagian berada

di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

4.1.5 Tugas Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi

Berdasarkan Bab 1 Pasal 1 ayat 13 Peraturan Walikota Bekasi Nomor 43

Tahun 2010 Tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Serta Rincian Tugas jabatan Pada

Dias Pendapatan Daerah Kota Bekasi, definisi tugas adalah tugas yang wajib

dikerjakan dan diberikan serta menjadi tanggung jawab seseorang karena jabatannya.

Sedangkan definisi fungsi adalah perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu

yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.Rincian

tugas adalah rincian dari fungsi jabatan yang harus dilaksanakan oleh pemangku

jabatan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan pemerintahan di bidang tugasnya

guna memenuhi kebutuhan publik maupun SKPD sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Page 80: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

60

Berdasarkan Paragraf 1 Pasal 3 Ayat (1) Peraturan Walikota Bekasi Nomor 43

tahun 2010, Kepala Dinas mempunyai tugas untuk membantu Walikota dalam

memimpin, mengendalikan, dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan

pemerintahan dan pelayanan umum yang menjadi kewenangan Dinas. Dimana

kewenangan dinas tersebut meliputi urusan perencanaan pendapatan daerah,

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan dana perimbangan, Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), serta evaluasi

pengawasan dan konsultasi. Sedangkan kelompok jabatan fungsional mempunyai

tugas untuk melakukan kegiatan sesuai dengan bidang tenaga fungsional masing-

masing, sebagaimana peraturan perundang-undangan yang berlaku.Masing-masing

kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior

yang ditunjuk oleh Kepala Dinas.Jumlah jabatan fungsional ditentukan berdasarkan

kebutuhan dan beban kerja dan ditetapkan dengan Keputusan Walikota.

Berdasarkan pada Paragraf 2 pasal 4 ayat (1) sekretariat mempunyai tugas

untuk membantu Kepala Dinas dalam memimpin dan mengkoordinasikan

penyelenggaraan pelayanan teknis administrative kegiatan dan ketatausahaan yang

meliputi urusan umum dan perencanaan, kepegawaian serta keuangan. Dalam

sekretariat atau tata usaha, terdapat tiga sub bagian di dalamnya, yaitu terdiri dari:

a. Sub Bagian Umum dan Perencanaan;

b. Sub Bagian Kepegawaian; dan

c. Sub Bagian Keuangan.

Page 81: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

61

Sub Bagian umum dan perencanaan mempunyai tugas untuk membantu

Sekretaris Dinas dalam melaksanakan pelayanan tata usaha, rumah tangga serta

pendataan rencana program dan kegiatan. Kemudian, Sub Bagian Kepegawaian

mempunyai tugas untuk membantu Sekretaris Dinas dalam melaksanakan pelayanan

administrasi kepegawaian lingkup dinas. Sedangkan Sub Bagian Keuangan

mempunyai tugas membantu Sekretaris Dinas dalam melaksanakan penatausahaan

keuangan, akuntasi serta verifikasi pembukuan keuanga lingkup dinas.

Berdasarkan Paragraf 1 Pasal 8 Ayat (1) Peraturan Walikota Bekasi Nomor 43

Tahun 2010 bagian ketiga tugas dan fungsi pelaksana dinas. Bidang Perencanaan

Pendapatan Daerah mempunyai tugas untuk membantu Kepala Dinas dalam

memimpin, mengendalikan, dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan

pemerintahan dan pelayanan umum yang menjadi kewenangan dinas pada bidang yang

meliputi perencanaan pendapatan, intensifikasi dan ekstensifikasi serta pelaporan

pembukuan. Bidang Perencanaan dan Pendapatan Daerah memiliki sub bidang

didalamnya, yaitu terdiri dari:

a. Seksi Perencanaan Pendapatan;

b. Seksi Intensifikasi dan Ekstensifikasi; dan

c. Seksi Pelaporan Pembukuan.

Seksi Perencanaan Pendapatan mempunyai tugas untuk membantu bidang

melaksanakan kebijakan teknis dan kegiatan perencanaan pendapatan.Kemudian Seksi

Intensifikasi dan Ekstensifikasi mempunyai tugas dalam membantu bidang

Page 82: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

62

melaksanakan kebijakan teknis dan kegiatan intensifikasi dan

ekstensifikasi.Sedangkan Seksi Pelaporan Pembukuan mempunyai tugas membantu

bidang dalam melaksanakan kebijakan teknis dan kegiatan pembukuan dan pelaporan.

Kemudian pada paragraph 2 pasal 12 ayat (1) Peraturan Walikota Kota Bekasi

Nomor 43 Tahun 2010 disebutkan bahwa Bidang Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan

Dana Perimbangan mempunyai tugas untuk membantu Kepala Dinas dalam

memimpin, mengendalikan, dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan

pemerintahan dan pelayanan umum yang menjadi kewenangan dinas pada bidang yang

meliputi pajak daerah, retribusi daerah dan benda berharga serta dana perimbangan.

Bidang PAD dan Dana Perimbangan terdiri atas:

a. Seksi Pajak Daerah;

b. Seksi Retribusi Daerah dan Benda Berharga; dan

c. Seksi Dana Perimbangan.

Seksi Pajak Daerah mempunyai tugas untuk membantu Bidang melaksanakan

kebijakan teknis dan kegiatan Pajak Daerah.Sedangkan Seksi Retribusi Daerah dan

Benda Berharga mempunyai tugas untuk membantu Bidang melaksanakan kebijakan

teknis dan kegiatan retribusi daerah dan benda berharga. Dana Perimbangan

mempunyai tugas untuk membantu Bidang melaksanakan Kebijakan teknis dan

kegiatan dana perimbangan.

Berdasarkan Paragraf 3 Pasal 16 ayat (1) menyebutkan bahwa Bidang Pajak

Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Page 83: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

63

(BPHTB) mempunyai tugas untuk membantu Kepala Dinas dalam memimpin,

mengendalikan, dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

pelayanan umum yang menjadi kewenangan Dinas pada bidang yang meliputi

pendataan, penilaian dan penetapan atas PBB dan BPHTB, penagihan dan pelayanan

PBB dan BPHTB. Serta data/informasi PBB dan BPHTB. Bidang PBB dan BPHTB

terdiri atas:

a. Seksi Pendataan, Penilaian, dan Penetapan atas PBB dan BPHTB;

b. Seksi Penagihan dan Pelayanan PBB dan BPHTB; dan

c. Seksi Data dan Informasi PBB dan BPHTB.

Seksi Pendataan, Penilaian, Penetapan atas PBB dan BPHTB mempunyai tugas

untuk membantu Bidang melaksanakan kebijakan teknis dan kegiatan pendataan,

penilaian dan penetapan atas PBB dan BPHTB. Selain itu, Seksi Penagihan dan

Pelayanan PBB dan BPHTB mempunyai tugas untuk membantu Bidang melaksanakan

kebijakan teknis dan kegiatan penagihan dan pelayanan PBB dan BPHTB.Sedangkan

Seksi Data dan Informasi PBB dan BPHTB mempunyai tugas untuk membantu

Bidang melaksnakan kebijakan teknis dan kegiatan data dan informasi PBB dan

BPHTB.

Bidang yang terakhir adalah Bidang Evaluasi Pengawasan dan

Konsultasi.Berdasarkan Paragraf 4 Pasal 20 ayat (1). Bidang Evaluasi Pengawasan dan

Konsultasi mempunyai tugas untuk membantu Kepala Dinas dalam memimpin,

mengendalikan, dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

Page 84: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

64

pelayanan umum yang menjadi kewenangan Dinas pada bidang yang meliputi

pengawasan, evaluasi dan kebijakan pendapatan daerah, konsultasi, keberatan dan

banding serta pemeriksaan dan penyidikan. Bidang Evaluasi Pengawasan dan

Konsultasi mencakup tiga sub bidang didalamnya, yaitu terdiri atas:

a. Seksi Pengawasan dan Kebijakan Pendapatan Daerah;

b. Seksi Konsultasi Keberatan dan Banding; dan

c. Seksi Pemeriksaan dan Penyidikan.

Seksi Pemeriksaan dan Penyidikan mempunyai tugas untuk membantu Bidang

melaksanakan kebijakan teknis dan kegiatan pemeriksaan dan penyidikan. Selain itu,

Seksi Konsultasi, Keberatan, dan Banding mempunyai tugas untuk membantu Bidang

melaksanakan kebijakan teknis dan kegiatan belanja pegawai. Sedangkan Seksi

Pemeriksaan dan Penyidikan mempunyai tugas untuk membantu Bidang

melaksanakan kebijakan teknis dan kegiatan pemeriksaan dan penyidikan.

4.1.6 Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi

Visi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi adalah “Pengelola Pendapatan

Daerah yang Professional dan Amanah.

Misi yang dimiliki oleh Dinas Penadapatan Daerah Kota Bekasi adalah sebagai

berikut:

Page 85: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

65

1. Meningkatkan tata kelola pelayanan pajak daerah.

2. Memantapkan kinerja kompetensi aparatur dan organisasi.

3. Mengoptimalkan penerimaan pendapatan daerah.

4.1.7 Susunan Kepegawaian Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi

Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi adalah sebanyak 336

pegawai yaitu terdiri dari 208 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 128 orang Non

Pegawai Negeri Sipil (PNS). Secara Rinci pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota

Bekasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Jumlah Pegawai Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi

Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi

No Uraian Jabatan ESS.

II

ESS.

III

ESS.

IV

Pelaksana

Jumlah

PNS

Non

PNS

1 Kepala Dinas 1 0 0 0 0 1

2 Sekretariat 0 1 3 21 16 41

3 PAD dan Dana Perimbangan 0 1 3 19 4 28

4 Perencanaan Pendapatan 0 1 3 16 5 25

5 PBB dan BPHTB 0 1 3 45 22 72

6

Evaluasi Pengawasan dan

Konsultasi 0 1 3 13 12 29

7 UPTD Pendapatan 0 0 12 61 69 142

Jumlah Total 1 5 27 175 128 336

Page 86: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

66

4.2 Deskripsi Data Responden

Deskripsi data adalah mengelompokkan dan memberi nilai data-data yang telah

di dapat melalui kuesioner. Dalam penelitian yang mengukur bagaimana efektivitas

komunikasi organisasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi. pada penelitian ini,

melibatkan 183 orang sebagai responden dan datanya diolah.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai dari Dinas Pendapatan

Daerah Kota Bekasi yang berjumlah sebanyak 336 orang pegawai. Pada penelitian ini,

untuk menghitung jumlah sampel peneliti menggunakan taraf signifikasni sebesar 5%,

maka sampel yang didapatkan adalah sebesar 183 orang pegawai.Secara rinci akan

disajikan identitas responden dalam bentuk diagram seperti berikut ini:

Diagram 4.1

Responden Jenis Kelamin

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

105

78

Laki-laki

Perempuan

0 20 40 60 80 100 120

Page 87: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

67

Berdasarkan diagram 4.1 di atas,dari sampel berjumlah 183 orang pegawai

dapat diketahui bahwa jumlah pegawai dengan jenis kelamin laki-laki lebih besar

jumlahnya dari pada jumlah pegawai dengan jenis kelamin perempuan. Pegawai

dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah sebanyal 105 orang pegawai atau 57% dan

pegawai dengan jenis kelamin perempuan sebanyak78 orang pegawai atau 43%.

Hal ini menandakan bahwa di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi di

dominasi oleh jenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan perempuan, dengan

mendominasinya laki-laki di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi maka menunjukan

bahwa perempuan masih sangat kurang perannya di dalam Dinas Pendapatan Daerah

Kota Bekasi.

Diagram 4.2

Responden Usia

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

62

49

45

27

21-30

31-40

41-50

>50

0 20 40 60 80

Page 88: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

68

Berdasarkan diagram 4.2 di atas, dari sampel berjumlah 183 orang pegawai

maka dapat diketahui bahwa pegawai dengan usia terbanyak adalah usia muda yaitu

antara usia 21-30 Tahun sebanyak 62 orang pegawai atau 34%. Pegawai dengan usia

antara 31-40 Tahun yaitu sebanyak 49 orang pegawai atau 27%. Pegawai dengan usia

antara 41-50 Tahun yaitu sebanyak 45 orang pegawai atau 24% dan pegawai dengan

usia terdikit adalah yang berusia di atas 50 Tahun yaitu sebanyak 27 orang pegawai

atau 15%.

Berdasarkan data tersebut maka menunjukkan bahwa sebagian besar sumber

daya manusia yang terdapat di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi masih dalam

usia muda. Dapat dilihat dari jumlah pegawai yang berusia 21-30 Tahun mendominasi,

dengan mendominasinya usia muda antara 21-30 Tahun, maka motivasi dan semangat

kerja akan lebih unggul di banding usia yang lain.

Page 89: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

69

Diagram 4.3

Responden Status (PNS/Non-PNS)

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.3 di atas, dari sampel berjumlah 183 orang pegawai

maka dapat diketahui bahwa pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi terdiri

atas dua status yaitu 63% berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan jumlah

sebanyak 115 orang pegawai dan 37% berstatus Non-PNS dengan jumlah sebanyak 68

orang pegawai.

Berdasarkan data tersebut maka menunjukan bahwa pegawai yang berstatus

PNS lebih mendominasi dibandingkan dengan pegawai yang berstatus Non-PNS.

Banyaknya pegawai berstatus PNS maka pekerjaan akan lebih mudah dikerjakan

karena dikerjakan oleh tenaga kerja yang cukup berpengalaman dan terlatih.

115

68

PNS

Non-PNS

0 50 100 150

Page 90: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

70

Diagram 4.4

Responden Tingkat Pendidikan

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.4 di atas, dari sampel berjumlah 183 orang pegawai

maka dapat diketahui bahwa latar belakang pendidikan pegawai di dominasi oleh

pendidikan Strata-1 yaitu berjumlah 68 orang pegawai atau 37%. Latar belakang

pendidikan Diploma-3 yaitu berjumlah 44 orang pegawai atau 24%, sedangkan untuk

latar belakang pendidikan SLTA yaitu berjumlah 50 orang pegawai atau 27%, dan

untuk latar belakang pendidikan di atas S-1 yaitu S-2 berjumlah 21 orang pegawai atau

12%.

Berdasarkan data tersebut, maka menunjukan bahwa latar belakang pendidikan

di dominasi oleh Strata-1 yaitu berjumlah 68 orang pegawai atau 37%.Dengan latar

belakang pendidikan yang lebih banyak di dominasi oleh Strata-1 maka sumber daya

manusia pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi bisa dikatakan sudah bermutu.

50

44

68

21

SLTA

D3

S1

>S1

0 20 40 60 80

Page 91: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

71

4.3 Pengujian Statistik

4.3.1 Hasil Uji Validitas

Pengujian validitas dengan mengkorelasi skor tiap butir dengan skor total yang

merupakan jumlah secara keseluruhan dari tiap butir. Hal tersebut dimaksudkan untuk

menjaga ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya, uji validitas

digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu kuesioner yang menjadi alat

ukur dalam penelitian ini. Uji validitas ini menggunakan rumus korelasi pearson

product moment dengan bantuan SPSS Statistic 21. Berikut adalah tabel hasil

perhitungan dari pengujian validitas:

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas

No. Item

Pernyataan r hitung r tabel (5%) Keterangan

1 0.403 0.145 Valid

2 0.436 0.145 Valid

3 0.542 0.145 Valid

4 0.411 0.145 Valid

5 0.801 0.145 Valid

6 0.608 0.145 Valid

7 0.821 0.145 Valid

8 0.329 0.145 Valid

9 0.640 0.145 Valid

10 0.725 0.145 Valid

Page 92: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

72

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2016

Adapun kriteria yang digunakan dalam uji validitas adalah dimana jika r

hitung ≥ r tabel, berarti item pernyataan bisa dinyatakan valid, dan jika r hitung < r

tabel, berarti item pernyataan dinyatakan tidak valid.

11 0.561 0.145 Valid

12 0.633 0.145 Valid

13 0.785 0.145 Valid

14 0.743 0.145 Valid

15 0.815 0.145 Valid

16 0.819 0.145 Valid

17 0.773 0.145 Valid

18 0.800 0.145 Valid

19 0.599 0.145 Valid

20 0.784 0.145 Valid

21 0.771 0.145 Valid

22 0.524 0.145 Valid

23 0.403 0.145 Valid

24 0.761 0.145 Valid

25 0.529 0.145 Valid

26 0.425 0.145 Valid

27 0.415 0.145 Valid

28 0.384 0.145 Valid

29 0.434 0.145 Valid

30 0.519 0.145 Valid

31 0.559 0.145 Valid

32 0.595 0.145 Valid

Page 93: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

73

Berdasarkan tabel hasil uji validitas 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa seluruh

item pernyataan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yang berjumlah 32

item pernyataan dapat dinyatakan valid semua, dengan dibuktikan bahwa nilai r hitung

≥ r tabel yang selanjutnya akan diujikan dalam pengujian uji reliabilitas.

4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan pengujian yang digunakan untuk menjaga

kehandalan dari suatu instrumen penelitian. Oleh karena itu, peneliti melakukan uji

reliabilitas instrumen agar instrumendapat mengukur objek yang sama dalam jangka

waktu yang berbeda. Pada penelitian ini, pengukuran reliabilitas menggunakan rumus

Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS Statistic 21. Adapun hasil dari uji reliabilitas

yang dilakukan adalah nilai Alpha Cronbach sebesar 0.944. Berdasarkan tingkat

reliabilitas, nilai Alpha Cronbach sebesar 0.944 artinya adalah sangat reliabel karena

nilai Alpha Cronbach> 0.80 sehingga instrumen penelitian yang diuji dinyatakan

reliabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 94: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

74

Tabel 4.3

Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.944 32

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2016

4.3.3 Hasil Uji Normalitas Data

Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan sebagai prasyarat untuk

melakukan analisis data. Uji normalitas dilakukan sbelum data diolah berdasarkan

model-model penelitian yang diajukan. Uji normalitas data bertujuan untuk

mendeteksi distribusi data dalam satu variabel yang akan digunakan dalam penelitian.

Data yang baik dan layak untuk membuktikan model-model penelitian tersebut adalah

data distribusi normal. Uji normalitas yang digunakan adalah uji kolmogorov-smirnov

dengan bantuan SPSS statistic 21. Berikut adalah tabel hasil uji normalitas.

Page 95: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

75

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

VAR00033

N 183

Normal Parametersa,b

Mean 73.3770

Std. Deviation 16.88471

Most Extreme Differences

Absolute .083

Positive .083

Negative -.059

Kolmogorov-Smirnov Z 1.124

Asymp. Sig. (2-tailed) .160

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2016

Berdasarkan tabel hasil uji normalitas 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa nilai

signifikansi menunjukan angka sebesar 0.160. Angka signifikansi sebesar 0.160

menunjukan angka lebih besar dari taraf signifikansi yang digunakan yaitu 0.05,

sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data pada penelitian ini berdistribusi normal.

Page 96: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

76

4.4 Analisis Data Penelitian

Analisis data merupakan suatu proses analisis dilakukan peneliti dengan cara

mendeskripsikan data hasil penyebaran kuesioner. Hal ini dilakukan sejauhmana

penilaian responden terhadap efektivitas komunikasi organisasi di Dinas Pendapatan

Daerah Kota Bekasi.

Adapun lebih detailnya, peneliti menjelaskannya dalam bentuk diagram

disertai pemaparan dan kesimpulan dari hasil jawaban responden berdasarkan item

pernyataan yang telah peneliti buat sebelumnya. Dimana, item pernyataan tersebut

dituangkan dalam bentuk kuesioner. Uraian kuesioner diuraikan oleh peneliti dalam

bentuk penjelasan item pernyataan secara sistematis.

Pemaparan mengenai item pernyataan dipaparkan sesuai dengan indikator

pernyataannya, sehingga akan terlibat beberapa pemaparan dalam menguraikan

jawaban responden yang berbeda tergantung dari indikator pernyataannya. Skala yang

digunakan untuk pilihan jawaban dari kuesioner penelitian ini adalah skala Likert

yaitu terdiri dari empat jawaban yaitu STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), S

(Setuju), dan SS (Sangat Setuju). Berikut adalah uraian lebih lanjut mengenai hasil

kuesioner dari penelitian ini.

Page 97: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

77

Diagram 4.5

Tanggapan responden mengenai atasan atau pimpinan memiliki kepercayaan

yang tinggi terhadap bawahan atau pegawai.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.5 di atas mengenai pernyataan bahwa atasan atau

pimpinan memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap bawahan atau pegawai, dapat

diketahui bahwa terdapat responden yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak

27 responden atau 15%, yang menjawab setuju sebanyak 94 responden atau 51%, serta

yang menjawab tidak setuju sebanyak 43 responden atau 24%, dan yang menjawab

sangat tidak setuju sebanyak 19 responden atau 10% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor satu, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban setuju yaitu sebanyak 94

responden atau 51%, yang artinya bahwa tingginya kepercayaan atasan atau pimpinan

19

43

94

27

Sangat TidakSetuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 50 100

Page 98: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

78

kepada para bawahan atau pegawai di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi.

tingginya kepercayaan atasan atau pimpinan kepada para bawahan membuat para

bawahan bebas mengemukakan pendapatnya kepada atasan atau pimpinan terkait

dalam melakukan pekerjaan di dalam organisasi. Misalnya pekerjaan seperti dalam

pelayanan kepada masyarakat dalam pembayaran pajak, membuat laporan keuangan,

membuat data laporan hasil penerimaan pendapatan daerah untuk setiap bulan, dll.

Diagram 4.6

Tanggapan responden mengenai bawahan atau pegawai memiliki kepercayaan

yang tinggi terhadap pimpinan.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.6 di atas mengenai pernyataan bahwa bawahan atau

pegawai memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap atasan atau pimpinan, dapat

diketahui bahwa terdapat responden yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak

25

34

93

31

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80 100

Page 99: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

79

31 reponden atau 17%, yang menjawab setuju sebanyak 93 responden atau 51%, serta

yang menjawab tidak setuju sebanyak 34 responden atau 18%, dan yang menjawab

sangat tidak setuju sebanyak 25 responden atau 14% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor dua, menunjukan bahwa

jawaban tertinggi responden berada pada jawaban setuju yaitu sebanyak 93 responden

atau 51% yang artinya bahwa tingginya kepercayaan para bawahan atau pegawai

kepada atasan atau pimpinan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi. Tingginya

kepercayaan para bawahan atau pegawai kepada atasan atau pimpinan, hal ini

membuat para pegawai dapat dengan bebas mengemukakan pendapatnya kepada

atasan atau pimpinan terkait pekerjaan di dalam organisasi.

Diagram 4.7

Tanggapan responden mengenai adanya kepercayaan yang tinggi antara pegawai

satu dengan pegawai lainnya.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.7 di atas mengenai pernyataan bahwa adanya

kepercayaan yang tinggi antara pegawai satu dengan pegawai lainnya, dapat diketahui

40

86

36

21

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80 100

Page 100: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

80

bahwa terdapat responden yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 21

responden atau 11%, yang menjawab setuju sebanyak 36 responden atau 20%, serta

yang menjawab tidak setuju sebanyak 86 responden satau 47%, dan yang menjawab

sangat tidak setuju sebanyak 40 responden atau 22% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor tiga, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban tidak setuju yaitu sebanyak 86

responden atau 47% yang artinya bahwa masih kurangnya kepercayaan antara pegawai

satu dengan pegawai yang lainnya. Hal ini disebabkan karena penyampaian pesan

yang dilakukan oleh atasan atau pimpinan bersifat diskriminatif terhadap peagawai,

sehingga pegawai tidak menerima pesan dalam waktu bersamaan dengan pegawai

lainnya dan menimbulkan adanya perbedaan status antara pegawai yang menyebabkan

adanya jarak antara pegawai satu dengan pegawai lainnya, oleh karena itu masih

kurangnya kepercayaan yang tinggi antara pegawai satu dengan pegawai yang lainnya.

Page 101: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

81

Diagram 4.8

Tanggapan responden mengenai setiap permasalahan yang terjadi di dalam

organisasi diinformasikan kepada atasan atau pimpinan.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.8 di atas mengenai pernyataan bahwa setiap

permasalahan yang terjadi di dalam organisasi diinformasikan kepada atasan atau

pimpinan, dapat diketahui bahwa terdapat responden yang memberikan jawaban

sangat setuju sebanyak 20 responden atau 11%, yang menjawab setuju sebanyak 88

responden atau 48%, serta yang menjawab tidak setuju sebanyak 44 responden atau

24%, dan yang menjawab sangat tidak setuju yaitu sebanyak 31 responden atau 17%

dari keseluruhan sampel.

31

44

88

20

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80 100

Page 102: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

82

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor empat, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban setuju yaitu sebanyak 88

responden atau 48% yang artinya bahwa di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi

setiap permasalahan yang terjadi di dalam organisasi diinformasikan kepada atasan

atau pimpinan. Permasalahan biasanya diiformasikan kepada atasan atau pimpinan

melalui media rapat. Misalnya permasalahan seperti tidak tercapainya target

penerimaan pendapatan daerah, oleh karena itu harus diselesaikan bersama melalui

rapat mingguan evaluasi kerja.

Diagram 4.9

Tanggapan responden mengenai setiap permasalahan yang terjadi di dalam

organisasi di bahas melalui rapat mingguan evaluasi kerja secara rutin.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.9 di atas mengenai setiap permasalahan yang terjadi di

dalam organisasi di bahas melalui rapat mingguan evaluasi kerja, dapat diketahui

65

69

40

9

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80

Page 103: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

83

bahwa terdapat responden yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 9

responden atau 5%, yang menjawab setuju sebanyak 40 responden atau 22%, serta

yang menjawab tidak setuju sebanyak 69 responden atau 38%, dan yang menjawab

sangat tidak setuju sebanyak 65 responden atau 35% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor lima, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban tidak setuju yaitu sebanyak 69

responden atau 38%, yang artinya bahwa setiap permasalahan yang terjadi di dalam

organisasi tidak di bahas melalui rapat mingguan evaluasi kerja. Hal ini terlihat bahwa

yang terjadi adalah rapat mingguan evaluasi kerja tidak dilakukan secara rutin setiap

minggu.

Page 104: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

84

Diagram 4.10

Tanggapan responden mengenai pegawai puas terhadap jenis pekerjaan yang

diberikan oleh organisasi.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.10 di atas mengenai pernyataan bahwa pegawai puas

terhadap jenis pekerjaan yang diberikan oleh organisasi, dapat diketahui bahwa

terdapat responden yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 24 responden

atau 13%, yang menjawab setuju sebanyak 84 responden atau 46%, serta yang

menjawab tidak setuju sebanyak 54 responden atau 30%, dan yang menjawab sangat

tidak setuju sebanyak 21 responden atau 11% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor enam, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban setuju yaitu sebanyak 84

21

54

84

24

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80 100

Page 105: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

85

responden atau 46%, yang mana artinya bahwa pegawai di Dinas Pendapatan Daerah

Kota Bekasi merasa puas terhadap jenis pekerjaan yang diberikan oleh organisasi. Hal

ini terlihat seperti dalam hal spesialisasi atau pembagian kerja Dispenda Kota Bekasi

telah memberikan pekerjaan yang sesuai dengan bidang masing-masing pegawai

sehingga pegawai merasa tidak terbebani dalam hal pekerjaan.

Diagram 4.11

Tanggapan responden mengenai pegawai mendapatakan informasi atau pesan

dari atasan atau pimpinan dalam waktu yang bersamaan dengan rekan pegawai

lainnya.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.11 di atas mengenai pernyataan bahwa pegawai

mendapatkan informasi atau pesan dari atasan atau pimpinan dalam waktu yang

bersamaan dengan rekan pegawai lainnya, dapat diketahui bahwa terdapat responden

yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 10 responden atau 6%, yang

66

72

35

10

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80

Page 106: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

86

menjawab setuju sebanyak 35 responden atau 19%, serta yang menjawab tidak setuju

sebanyak 72 responden atau 39%, dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 66

responden atau 36% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor tujuh, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban tidak setuju yaitu sebanyak 72

responden atau 39%, yang mana artinya bahwa pegawai tidak mendapatkan informasi

atau pesan dari atasan atau pimpinan dalam waktu yang bersamaan dengan rekan

pegawai lainnya. Hal ini disebabkan karena dalam hal penyampaian informasi atau

pesan yang dilakukan oleh atasan atau pimpinan bersifat diskriminatif terhadap

peagawai, sehingga pegawai tidak menerima pesan dalam waktu bersamaan dengan

pegawai lainnya. Misalnya ada lima pegawai dengan jabatan yang sama, akan tetapi

keempat pegawai lainnya tidak mendapatkan informasi atau pesan dengan waktu yang

sama dengan pegawai yang satu jabatan dengan keempat pegawai tersebut.

Page 107: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

87

Diagram 4.12

Tanggapan responden mengenai kepuasan terhadap hasil kerja yang di lakukan

di dalam organisasi.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.12 di atas mengenai pernyataan bahwa saya puas

terhadap hasil kerja yang saya lakukan di dalam organisasi, dapat diketahui bahwa

terdapat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 22 responden atau 12%,

yang menjawab setuju sebanyak 88 responden atau 48%, serta yang menjawab tidak

setuju sebanyak 42 responden atau 23%, dan yang menjawab sangat tidak setuju

sebanyak 31 responden atau 17% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor delapan, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban setuju yaitu sebanyak 88

responden atau 48%, yang mana artinya bahwa para pegawai Dinas Pendapatan

31

42

88

22

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80 100

Page 108: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

88

Daerah Kota Bekasi merasa puas terhadap hasil kerja yang mereka lakukan di dalam

organisasi. Dengan kepuasan yang dimiliki oleh para pegawai terhadap hasil kerja

yang telah dilakukan, maka para pegawai akan lebih merasa termotivasi untuk

melakukan pekerjaan mereka ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

Diagram 4.13

Tanggapan responden mengenai kepuasan dengan seimbangnya antara gaji yang

diberikan organisasi dengan tingkat pekerjaan yang dilakukan.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.13 di atas mengenai pernyataan bahwa saya puas

dengan seimbangnya antara upah yan diberikan oleh organisasi dengan tingkat

pekerjaan yang sya lakukan, dapat diketahui bahwa terdapat responden yang

memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 26 responden atu 14%, yang menjawab

16

55

86

26

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80 100

Page 109: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

89

setuju sebanyak 86 responden atau 47%, serta yang menjawab tidak setuju sebanyak

55 responden atau 30%, dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 16

responden atau 9% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor sembilan, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban setuju yaitu sebanyak 86

responden atau 47%, yang mana artinya bahwa para pegawai Dinas Pendapatan

Daerah Kota Bekasi merasa puas terhadap seimbangnya gaji yang diberikan oleh

organisasi dengan tingkat pekerjaan yang mereka lakukan. Dengan kepuasan yang

dimiliki oleh para pegawai terhadap seimbangnya antara gaji yang diberikan

organisasi dengan tingkat pekerjaan yang mereka lakukan, maka para pegawai akan

lebih termotivasi dalam melakukan pekerjaan di dalam organisasi.

Page 110: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

90

Diagram 4.14

Tanggapan responden mengenai informasi yang diberikan oleh organisasi

melalui media lisan (rapat, telepon, dan instruksi) dapat di ketahui.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.14 di atas mengenai pernyataan bahwa informasi yang

diberikan organisasi melalui media lisan (rapat, telepon, dan instruksi) dapat saya

ketahui, dapat diketahui bahwa terdapat responden yang memberikan jawaban sangat

setuju sebanyak 19 responden atau 11%, yang menjawab setuju sebanyak 48

responden atau 27%, serta yang menjawab tidak setuju sebanyak 63 responden atau

35%, dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 48 responden atau sebanyak

27% dari keseluruhan sampel.

48

63

48

19

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80

Page 111: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

91

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor 10, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban tidak setuju yaitu sebanyak 63

responden atau 35%, yang mana artinya bahwa informasi yang diberikan oleh

organisasi melalui media lisan tidak selalu dapat pegawai ketahui. Hal ini disebabkan

karena penyampaian pesan dari atasan atau pimpinan masih bersifat diskriminatif,

yang mana artinya para pegawai tidak menerima pesan secara bersamaan dengan

pegawai lainnya atau bahkan ada pegawai yang terlewatkan untuk mendapatkan

informasi.

Diagram 4.15

Tanggapan responden mengenai informasi yang diberikan oleh organisasi

melalui media tulisan (surat, memo, laporan tertulis, dan papan pengumuman)

dapat diketahui.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

22

87

49

25

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80 100

Page 112: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

92

Berdasarkan diagram 4.15 di atas mengenai pernyataan bahwa informasi yang

diberikan oleh organisasi melalui media tulisan (surat, memo, laporan tertulis, dan

papan pengumuman) dapat saya ketahui, dapat diketahui bahwa terdapat responden

yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 25 responden atau 14%, yang

menjawab setuju sebanyak 49 responden atau 27%, serta yang menjawab tidak setuju

sebanyak 87 responden atau 47%, dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 22

responden atau 12% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor 11, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban tidak setuju yaitu sebanyak 87

responden atau 47%, yang mana artinya bahwa informasi yang diberikan oleh

organisasi melalui media tulisan (surat, memo, laporan tertulis, dan papan

pengumuman) tidak dapat selalu pegawai ketahui. Hal ini disebabkan karena

penyampaian informasi atau pesan melalui media tulisan menggunakan papan

pengumuman, dan bagi pegawai yang tidak selalu ada di tempat atau sedang bertugas

di luar tidak akan mengetahui informasi atau pesan tersebut.

Page 113: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

93

Diagram 4.16

Tanggapan responden mengenai informasi yang diberikan oleh organisasi

melalui media lisan (rapat, telepon, dan instruksi) dapat membantu dalam

mengkoordinasikan pekerjaan karena lebih mudah dipahami.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.16 di atas mengenai pernyataan bahwa informasi yang

diberikan oleh organisasi melalui metode lisan (rapat, telepon, dan instruksi) dapat

membantu dalam mengkoordinasikan pekerjaan karena lebih mudah dipahami, dapat

diketahui bahwa terdapat responden yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak

24 responden atau 13%, yang menjawab setuju sebanyak 83 responden atau 45%, serta

yang menjawab tidak setuju sebanyak 56 responden atau 31%, dan yang menjawab

sangat tidak setuju sebanyak 20 responden atau 11% dari keseluruhan sampel.

20

56

83

24

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80 100

Page 114: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

94

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor 12, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban setuju yaitu sebanyak 83

responden atau 45% yang mana artinya bahwa informasi yang diberikan oleh

organisasi melalui metode lisan (rapat, telepon, dan instruksi) dapat membantu

pegawai dalam mengkoordinasikan pekerjaan karena lebih mudah dipahami. Hal ini

jelas karena penyampaian informasi atau pesan dengan menggunakan metode lisan

dapat lebih dipahami dibandingkan dengan metode tulisan, karena penyampaiannya

secara langsung dan jelas.

Diagram 4.17

Informasi yang diberikan oleh organisasi melalui metode tulisan (surat, memo,

lapporan tertulis, dan papan pengumuman) dapat membantu dalam

mengkoordinasikan pekerjaan karena lebih mudah dipahami.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

68

67

38

10

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Page 115: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

95

Berdasarkan diagram 4.17 di atas mengenai pernyataan bahwa informasi yang

diberikan oleh organisasi melalui metode tulisan (surat, memo, laporan tertulis, dan

papan pengumuman) dapat membantu dalam mengkoordinasikan pekerjaan karena

lebih mudah dipahami, dapat diketahui bahwa terdapat respponden yang memberikan

jawaban sangat setuju sebanyak 10 responden atau 5%, yang menjawab setuju

sebanyak 38 responden atau 21%, serta yang menjawab tidak setuju sebanyak 67

responden atau 37%, dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 68 responden

atau 37% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor 13, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju

yaitu untuk jawaban tidak setuju sebanyak 67 responden atau 37% dan jawaban sangat

tidak setuju sebanyak 68 responden atau 37%, yang mana artinya bahwa informasi

yang diberikan oleh organisasi melalui (surat, memo, laporan tertulis, dan papan

pengumuman) tidak dapat selalu membantu dalam mengkoordinasikan pekerjaan

karena dianggap tidak lebih mudah dipahami. Hal ini disebabkan karena penyampaian

informasi atau pesan menggunakan metode lisan (papan pengumuman) tidak

mencukupi kebutuhan para pegawai, seperti isi pesan yang tertulis di papan

pengumuman masih dianggap kurang detail dalam menyampaikan isi informasi atau

pesan yang sebenarnya.

Page 116: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

96

Diagram 4.18

Tanggapan responden mengenai informasi yang diberikan oleh organisasi

melalui metode lisan (rapat, telepon, dan instruksi) sesuai dengan makna pesan

tidak ada pengurangan atau kelebihan kata.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.18 di atas mengenai pernyataan bahwa informasi yang

diberikan oleh organisasi melalui metode lisan (rapat, telepon, dan instruksi) sesuai

dengan makan pesan tidak ada pengurangan atau kelebihan kata, dapat diketahui

bahwa terdapat responden yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 9

responden atau 5%, yang menjawab setuju sebanyak 41 responden atau 22%, serta

yang menjawab tidak setuju sebanyak 67 respponden atau 37%, dan yang menjawab

sangat tidak setuju sebanyak 66 responden atau 36% dari keseluruhan sampel.

66

67

41

9

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Page 117: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

97

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor 14, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban tidak setuju yaitu sebanyak 67

responden atau 37%, yang mana artinya bahwa informasi yang diberikan oleh

organisasi melalui metode lisan (rapat, telepon, dan instruksi) tidak selalu sesuai

dengan makna pesan, artinya masih ada pengurangan kata atau kelebihan kata. Hal ini

disebabkan karena meskipun metode lisan dianggap lebih mudah dipahami

dibandingkan dengan metode tulisan, akan tetapi metode lisan masih disesuaikan

dengan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, artinya tidak semua orang dapat

berkomunikasi dengan baik yaitu dapat menyampaikan pesan atau informasi yang

sesuai dengan isi pesan dan juga karena penyampaian pesan bersifat diskriminatif yang

menimbulkan adanya pengurangan kata dalam penyampaian pesan, artinya

penyampaian pesan tidak langsung dari orang yang ingin menyampaikan informasi,

tetapi pesan disampaikan melalui orang lain.

Page 118: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

98

Diagram 4.19

Tanggapan responden mengenai informasi yang diberikan oleh organisasi

melalui tulisan (surat, memo, laporan tertulis, dan papan pengumuman) sesuai

dengan makna pesan, tidak ada pengurangan atau kelebihan kata.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.19 di atas mengenai pernyataan bahwa informasi yang

diberikan oleh organisasi melalui tulisan (surat, memo, laporan tertulis, dan papan

pengumuman) sesuai dengan makna pesan, tidak ada pengurangan atau kelebihan kata,

dapat diketahui bahwa terdapat responden yang memberikan jawaban sangat setuju

sebanyak 8 responden atau 5%, yang menjawab setujusebanyak 37 responden atau

20%, serta yang menjawab tidak setuju sebanyak 66 responden atau 36%, dan yang

72

66

37

8

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Page 119: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

99

menjawab sebanyak sangat tidak setuju sebanyak 72 responden atau 39% dari

keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pertanyaan nomor 15, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban sangat tidak setuju yaitu sebanyak

72 responden atau 39%, yang mana artinya bahwa informasi yang diberikan oleh

organisasi melalui tulisan (surat, memo, laporan tertulisa, dan papan pengumuman)

tidak selalu sesuai dengan makna pesan, artinya masih ada pengurangan atau

kelebihan kata. Hal ini disebabkan karena penyampaian pesan dengan metode tertulis

yaitu dengan menggunakan papan pengumuman dalam penyamapain informasi atau

pesan contohnya informasi rapat yang disampaikan melalui papan pengumuman,

informasi rapat ini dianggap masih kurang dalam menyampaikan informasi, karena

informasi yang disampaikan tidak detail atau masih membingungkan pegawai karena

informasi yang disampaikan dirasakan masih kurang.

Page 120: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

100

Diagram 4.20

Tanggapan responden mengenai informasi yang diberikan oleh organisasi dapat

pegawai ketahui dengan mudah.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.20 di atas mengenai pernyataan bahwa informasi yang

diberikan oleh organisasi dapat pegawai ketahui dengan mudah, dapat diketahui bahwa

terdapat responden yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 8 responden

atau 4%, yang menjawab setuju sebanyak 38 responden atau 21%, serta yang

menjawab tidak setuju sebanyak 71 respponden atau 39%, dan yang menjawab sangat

tidak setuju sebanyak 66 responden atau 36% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor 16, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban tidak setuju yaitu sebanyak 71

responden atau 39%, yang mana artinya bahwa informasi yang diberikan oleh

66

71

38

8

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80

Page 121: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

101

organisasi tidak dapat selalu pegawai ketahui dengan mudah. Hal ini telah dijelaskan

seperti penjelasan sebelumnya bahwa informasi yang diberikan organisasi melalui

metode lisan dan metode tulisan tidak dapat selalu pegawai ketahui dengan mudah

karena penyampaian metode lisan yang diskriminatif dan metode tulisan

menggunakan papan pengumuman.

Diagram 4.21

Tanggapan responden mengenai informasi yang diebrikan oleh organisasi tidak

pernah terlewatkan oleh pegawai.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.21 di atas mengenai pernyataan bahwa informasi yang

diberikan oleh organisasi tidak pernah terlewatkan oleh pegawai, dapat diketahui

bahwa terdapat responden yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 9

69

69

36

9

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80

Page 122: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

102

responden atau 5%, yang menjawab setuju sebanyak 36 responden atau 19%, serta

yang menjawab tidak setuju sebanyak 69 responden atau 38%, dan yang menjawab

sangat tidak setuju sebanyak 69 responden atau 38% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor 17, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju

yaitu untuk tidak setuju sebanyak 69 responden atau 39% dan sangat tidak setuju

sebanyak 69 responden atau 39%, yang mana artinya bahwa informasi yang diberikan

oleh organisasi pernah terlewatkan oleh pegawai. hal ini disebabkan karena

penyampaian pesan yang bersifat diskriminatif dan menggunakan papan pengumuman

untuk menyampaikan informasi dirasakan tidak dapat tersampaikan kepada pihak-

pihak yang membutuhkan.

Page 123: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

103

Diagram 4.22

Tanggapan responden mengenai pegawai saling mengingatkan satu sama lain

akan informasi terbaru yang dikeluarkan oleh organisasi.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.22 di atas mengenai pernyataan bahwa pegawai saling

mengingatkan satu sama lain akan informasi terbaru yang dikeluarkan oleh organisasi,

dapat diketahui bahwa terdapat responden yang memberikan jawaban sangat setuju

sebanyak 9 responden atau 5%, yang menjawab setuju sebanyak 38 responden atau

21%, serta yang menjawab tidak setuju sebanyak 69 responden atau 38%, dan yang

menjawab sangat tidak setuju sebanyak 67 responden atau 36% dari keseluruhan

sampel.

67

69

38

9

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80

Page 124: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

104

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor 18, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban tidak setuju yaitu sebanyak 69

responden atau 38%, yang mana artinya bahwa pegawai tidak saling mengingatkan

satu sama lain akan informasi terbaru yang dikeluarkan oleh organisasi. Hal ini

disebabkan karena penyampaian informasi atau pesan yang bersifat diskriminatif

terhadap pegawai yang menyebabkan pegawai satu dengan yang lainnya tidak

menerima informasi secara bersamaan, hal ini menimbulkan adanya perbedaan status

antara pegawai yang menyebabkan adanya jarak antar pegawai, maka dari itu pegawai

tidak saling mengingatkan satu sama lain akan informasi terbaru yang dikeluarkan

oleh organisasi, jadi pegawai yang berinisiatif sendiri mencari informasi tersebut.

Page 125: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

105

Diagram 4.23

Tanggapan responden mengenai pegawai memberikan informasi terbaru kepada

rekan pegawai lainnya terkait koordinasi pekerjaan.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.23 di atas mengenai pernyataan bahwa pegawai

memberikan informasi terbaru kepada rekan pegawai lainnya terkait koordinasi

pekerjaan, dapat diketahui bahwa terdapat responden yang memberikan jawaban

sangat setuju sebanyak 25 responden atau 14%, yang menjawab setuju sebanyak 42

responden atau 23%, serta yang menjawab tidak setuju sebanyak 94 responden atau

51%, dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 22 responden atau 12% dari

keseluruhan sampel.

22

94

42

25

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80 100

Page 126: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

106

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor 19, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban tidak setuju yaitu sebanyak 94

responden atau 51%, yang mana artinya bahwa pegawai tidak selalu memberikan

informasi terbaru kepada rekan pegawai lainnya terkait koordinasi pekerjaan. Hal ini

disebabkan karena adanya jarak antara pegawai satu dengan pegawai lainnya yang

dikarenakan penyampaian pesan dengan cara diskriminatif terhadap pegawai.

Diagram 4.24

Tanggapan responden mengenai informasi yang diberikan oleh organisasi

sampai kepada pihak-pihak terkait.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.24 di atas mengenai pernyataan bahwa informasi yang

diebrikan oleh organisasi sampai kepada pihak-pihak terkait, dapat diketahui bahwa

66

70

40

7

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Page 127: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

107

terdapat responden yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 7 responden

atau 4%, yang menjawab setuju sebanyak 40 responden atau 22%, serta yang

menjawab tidak setuju sebanyak 70 responden atau 38% dan yang menjawab sangat

tidak setuju sebanyak 66 responden atau 36% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor 20, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban tidak setuju yaitu sebanyak 70

responden atau 38%, yang mana artinya bahwa informasi yang diberikan oleh

organisasi tidak selalu sampai kepada pihak-pihak terkait. Hal ini disebabkan karena

penyampaian pesan yang dilakukan dengan metode tulisan yaitu dengan menggunakan

papan pengumuman, banyak pegawai yang terlewatkan informasi atau pesan karena

tidak selalu berada di kantor dan tidak melihat adanya informasi di papan

pengumuman.

Page 128: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

108

Diagram 4.25

Tanggapan responden mengenai organisasi memberikan informasi yang kurang

terkait pekerjaan pegawai.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.25 di atas mengenai pernyataan bahwa organisasi

memberikan informasi yang kurang terkait pekerjaan pegawai, dapat diketahui bahwa

terdapat responden yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 68 responden

atau 37%, yang menjawab setuju sebanyak 68 responden atau 37%, serta yang

menjawab tdak setuju sebanyak 40 responden 22%, dan yang menjawab sangat tidak

setuju sebanyak 7 responden atau 4% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor 21, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban sangat setuju dan setuju yaitu

7

40

68

68

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80

Page 129: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

109

untuk jawaban sangat setuju sebanyak 68 responden atau 37% dan untuk jawaban

setuju sebanyak 68 responden atau 37%, yang mana artinya organisasi memberikan

informasi yang kurang terkait pekerjaan pegawai. Hal ini disebabkan karena

penyampaian informasi atau pesan yang kurang detail dengan menggunakan papan

pengumuman dengan isi pesan yang dianggap masih kurang terkait pekerjaan pegawai.

Diagram 4.26

Tangapan responden mengenai pegawai kesulitan dalam memahami informasi

yang diberikan oleh organisasi.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.26 di atas mengenai pernyataan bahwa pegawai

kesulitan dalam memahami informasi yang diberikan oleh organisasi, dapat diketahui

bahwa terdapat responden yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 18

22

26

117

18

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80 100 120 140

Page 130: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

110

respponden atau 10%, yang menjawab setuju sebanyak 117 responden atau 64%, serta

yang menjawab tidak setuju sebanyak 26 responden atau 14%, dan yang menjawab

sangat tidak setuju sebanyak 22 responden atau 12% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor 22, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban setuju yaitu sebanyak 117

responden atau 64%, yang mana artinya bahwa pegawai mengalami kesulitan dalam

memahami informasi yang diberikan oleh organisasi. Hal ini disebabkan karena

penyampaian informasi atau pesan melalui metode tulisan yaitu dengan papan

pengumuman, yang mana isi pesan tersebut tidak detail dalam penyampaian pesan,

sehingga pegawai merasa kesulitan dalam memahami maksud informasi atau pesan

yang disampaikan.

Page 131: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

111

Diagram 4.27

Tanggapan responden mengenai informasi yang berkaitan dengan pekerjaan

pegawai selalu pegawai dapatkan dan tidak pernah terlewatkan.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.27 mengenai pernyataan bahwa informasi yang

berkaitan dengan pekerjaan pegawai selalu pegawai dapatkan dan tidak pernah

terlewatkan, dapat dketahui bahwa terdapat responden yang memberikan jawaban

sangat setuju sebanyak 16 responden atau 9%, yang menjawab setuju sebanyak 39

responden atau 21%, serta yang menjawab tidak setuju sebanyak 113 responden atau

62%, dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 15 responden atau 8% dari

keseluruhan sampel.

15

113

39

16

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80 100 120

Page 132: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

112

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor 23, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban tidak setuju yaitu sebanyak 113

responden atau 62% yang mana artinya bahwa informasi yang berkaitan dengan

pekerjaan pegawai tidak selalu pegawai dapatkan dan pernah terlewatkan. Hal ini telah

dijelaskan di penjelasan sebelumnya bahwa penyampaian informasi atau pesan yang

sering terlewatkan oleh pegawai karena penyampaian pesan diskriminatif dan melalui

papan pengumuman yang mana pegawai masih sering terlewatkan dalam mendapatkan

informasi.

Diagram 4.28

Tanggapan responden mengenai informasi yang diberikan organisasi tidak out of

date atau merupakan informasi lama.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

65

74

36

8

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80

Page 133: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

113

Berdasarkan diagram 4.28 di atas mengenai pernyataan bahwa informasi yang

diberikan organisasi tidak out of date atau merupakan informasi lama, dapat diketahui

bahwa terdapat responden yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 8

responden atau 4%, yang menjawab setuju sebanyak 36 responden atau 20%, serta

yang menjawab tidak setuju sebanyak 74 responden atau 40%, dan yang menjawab

sangat tidak setuju sebanyak 65 responden atau 36% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor 24, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban tidak setuju yaitu sebanyak 74

responden atau 40%.

Page 134: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

114

Diagram 4.29

Tanggapan responden mengenai informasi yang diberikan oleh organisasi sesuai

dengan kebutuhan pekerjaan pegawai.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.29 di atas mengenai pernyataan bahwa informasi yang

diberikan oleh organisasi sesuai dengan kebutuhan pekerjaan pegawai, dapat diketahui

bahwa terdapat responden yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 21

responden atau 11%, yang menjawab setuju sebanyak 80 responden atau 44%, serta

yang menjawab tidak setuju sebanyak 57 responden atau 31%, dan yang menjawab

sangat tidak setuju sebanyak 25 responden atau 14% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor 25, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban setuju yaitu sebanyak 80

responden atau 44%, yang mana artinya bahwa informasi yang diberikan oleh

25

57

80

21

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80 100

Page 135: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

115

organisasi sesuai dengan kebutuhan pekerjaan para pegawai. Meskipun masih

kurangnya dalam penyampaian informasi atau pesan, akan tetapi para pegawai merasa

informasi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan para pegawai, yang mana

artinya informasiyang diberikan tidak menyimpang dari kebutuhan pekerjaan para

pegawai.

Diagram 4.30

Tangapan responden mengenai informasi yang diberikan organisasi tepat dan

dapat menunjang pekerjaan.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.30 di atas mengenai pernyataan bahwa informasi yang

diberikan organisasi tepat dan dapat menunjang pekerjaan, dapat diketahui bahwa

terdapat responden yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 21 responden

25

70

67

21

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Page 136: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

116

atau 11%, yang menjawab setuju sebanyak 67 responden atau 37%, serta yang

menjawab tidak setuju sebanyak 70 responden atau 38%, dan yang menjawab sangat

tidak setuju sebanyak 25 responden atau 14% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor 26, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban tidak setuju yaitu sebanyak 70

responden atau 38%.

Page 137: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

117

Diagram 4.31

Tanggapan responden mengenai adanya distorsi informasi akibat penyampaian

pesan yang terlalu hirarkis.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.31 di atas mengenai pernyataan bahwa adanya distorsi

informasi akibat penyampaian pesan yang terlalu hirarkis, dapat diketahui bahwa

terdapat responden yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 34 responden

atau 19%, yang menjawab setuju sebanyak 99 responden 54%, serta yang menjawab

tidak setuju sebanyak 23 responden atau 12%, dan yang menjawab sangat tidak setuju

sebanyak 27 responden atau 15% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor 27, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban setuju yaitu sebanyak 99 respnden

atau 54%, yang mana artinya bahwa adanya distorsi informasi akibat penyampaian

27

23

99

34

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80 100 120

Page 138: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

118

pesan yang terlalu hirarkis. Adanya distorsi disebabkan karena penyampaian informasi

secara metode lisan dilakukan secara diskriminatif, yang mana atasan atau pimpinan

memberikan informasi atau pesan secara diskriminatif terhadap bawahan atau pegawai

yaitu memberikan informasi atau pesan ke salah satu pegawai yang nantinya akan

disampaikan kepada yang lainnya, dengan metode seperti ini maka kemungkinan besar

akan terjadi adanya distorsi.

Diagram 4.32

Tangapan responden mengenai pegawai bangga bekerja di Dinas Pendapatan

Daerah Kota Bekasi.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.32 di atas mengenai pernyataan bahwa pegawai bangga

bekerja di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi, dapat diketahui bahwa terdapat

responden yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 35 responden atau 19%,

15

23

110

35

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80 100 120

Page 139: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

119

yang menjawab setuju sebanyak 110 responden atau 60%, serta yang menjawab tidak

setuju sebanyak 23 responden atau 13% dan yang menjawab sangat tidak setuju

sebanyak 15 responden atau 8% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor 28, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban setuju yaitu sebanyak110

responden atau 60%, yang mana artinya para pegawai merasa bangga bekerja di Dinas

Pendapatan Daerah Kota Bekasi. Terbentuknya suatu budaya organisasi terbukti dari

kuatnya identitas suatu organisasi, identitas dalam suatu organisasi merupakan hal

yang sangat penting untuk membentuk adanya budaya organisasi.

Diagram 4.33

Tanggapan responden mengenai pegawai mengetahui nilai-nilai budaya di dalam

organisasi.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

17

33

104

29

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80 100 120

Page 140: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

120

Berdasarkan diagram 4.33 di atas mengenai pernyataan bahwa pegawai

mengetahui nilai-nilai budaya di dalam organisasi, dapat diketahui bahwa terdapat

responden yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 29 responden atau 16%,

yang menjawab setuju sebanyak 104 responden atau 57%, serta yang menjawab tidak

setuju sebanyak 33 responden atau 18%, dan yang menjawab sangat tidak setuju

sebanyak 17 responden atau 9% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor 29, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban setuju yaitu sebanyak 104

responden atau 57%, yang mana artinya bahwa para pegawai Dinas Pendapatan

Daerah Kota Bekasi mengetahui nilai-nilai budaya di dalam organisasi.

Diagram 4.34

Tanggapan responden mengenai pegawai dapat saling menerima dan memahami

saran atau pendapat dalam melakukan pekerjaan.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

36

87

34

26

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80 100

Page 141: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

121

Berdasarkan diagram 4.34 di atas mengenai pernyataan bahwa pegawai dapat

saling menerima dan memahami saran atau pendapat dalam melakukan pekerjaan,

dapat diketahui bahwa terdapat responden yang memberikan jawaban sangat setuju

sebanyak 26 responden atau 14%, yang menjawab setuju sebanyak 34 responden atau

19%, serta yang menjawab tidak setuju sebanyak 87 responden atau 47%, dan yang

menjawab sangat tidak setuju sebanyak 36 responden atau 20% dari keseluruhan

sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor 30, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban tidak setuju yaitu sebanyak 87

responden atau 47%, yang mana artinya bahwa para pegawai tidak dapat saling

menerima dan memahami saran atau pendapat dalam melakukan pekerjaan. Pada

pemaparan sebelumnya telah dijelaskan bahwa terdapat jarak antar pegawai yang

menyebabkan hubungan antar pegawai terpecah sehingga menyebabkan beberapa

kondisi yaitu salah satunya pegawai tidak dapat saling menerima saran atau pendapat

dalam melakukan pekerjaan di dalam organisasi.

Page 142: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

122

Diagram 4.35

Tanggapan responden mengenai pegawai bebas mengemukakan pendapat terkait

pekerjaan yang sulit kepada pegawai lainnya.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.35 di atas mengenai pernyataan bahwa pegawai bebas

mengemukakan pendapat terkait pekerjaan yang sulit kepada pegawai lainnya, dapat

diketahui bahwa terdapat responden yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak

16 responden atau 9%, yang menjawab setuju sebanyak 49 responden atau 27%, serta

yang menjawab tidak setuju sebanyak 65 responden atau 35%, dan yang menjawab

sangat tidak setuju sebanyak 53 responden atau 29% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor 31, menunjukan bahwa

jawaban terbanyak responden berada pada jawaban tidak setuju yaitu sebanyak 65

responden atau 35%, yang mana artinya bahwa pegawai tidak bebas mengemukakan

53

65

49

16

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 10 20 30 40 50 60 70

Page 143: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

123

pendapat terkait pekerjaan yang sulit kepada pegawai lainnya. Seperti pada pemaparan

sebelumnya bahwa timbulnya jarak antar pegawai yang dapat menyebabkan beberapa

kondisi yang terjadi di dalam organisasi yaitu salah satunya adalah para pegawai

merasa tidak bebas atau sungkan dalam mengemukakan pendapatnya terkait pekerjaan

yang sulit kepada pegawai lainnya.

Diagram 4.36

Tanggapan responden mengenai pegawai bebas berinisiatif dalam melakukan

pekerjaan.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

Berdasarkan diagram 4.36 di atas mengenai pernyataan bahwa para pegawai

bebas berinisiatif dalam melakukan pekerjaan, dapat diketahui bahwa terdapat

responden yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 23 responden atau 13%,

yang menjawab setuju sebanyak 81 responden atau 44%, serta yang menjawab tidak

24

55

81

23

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Sangat Setuju

0 20 40 60 80 100

Page 144: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

124

setuju sebanyak 55 responden atau 30%, dan yang menjawab sangat tidak setuju

sebanyak 24 responden atau 13% dari keseluruhan sampel.

Berdasarkan pemaparan item pernyataan nomor 32, menunjukan bahwa jawban

terbanyak responden berada pada jawaban setuju yaitu sebanyak 81 responden atau

44%, yang mana artinya bahwa para pegawai merasa bebas berinisiatif dalam

melakukan pekerjaan. Bebas berinisiatif dalam melakukan pekerjaan yang artinya

adalah melakukan pekerjaan dengan tidak terpaku dengan cara-cara yang diberikan

oleh atasan saja, akan tetapi para pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi

memiliki ide dan kreatif yang bermacam-macam untuk menyelesaikan pekerjaan

dengan baik.

4.5 Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini, peneliti memiliki hipotesis sebagai berikut : “Efektivitas

komunikasi organisasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi paling tinggi

mencapai 60%”. Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

signifikansi dari hipotesis yang diajukan. Berdasarkan metode penelitian, maka pada

tahap pengujian hipotesis penelitian ini peneliti menggunakan rumus t-test satu

sampel.

Skor ideal untuk efektivitas komunikasi organisasi di Dinas Pendapatan

Daerah Kota Bekasi adalah 4 x 32 x 183 = 23.424 (4 = skor nilai tertinggi dari

jawaban setiap pernyataan yang dinyatakan pada responden, kriteria skor berdasarkan

pada skala likert. 32 = jumlah pernyataan yang dinyatakan kepada responden). 183 =

Page 145: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

125

jumlah sampel yang dijadikan responden) dan nilai mean atau nilai rata-ratanya adalah

23.424 : 183 = 128

Sehingga untuk efektivitas komunikasi organisasi di Dinas Pendapatan Daerah

Kota Bekasi, nilai yang dihipotesiskan paling tinggi mencapai 60% dari skor ideal

yang diharapkan, ini berarti bahwa 60% = 0.6 x 23.424 : 183 = 76.8. Hipotesis statistik

dapat dirumuskan sebagai berikut : Ho untuk memprediksi µ kurang dari atau sama

dengan (≤ 60%) dari skor ideal. Sedangkan Ha lebih dari 60% ( > 60%) dari skor

ideal. Atau dapat dituliskan dengan rumus :

Ho = µ ≤ 60% ≤ 0.60 x 23.424 : 183 = 76.8

Ha = µ > 60% > 0.60 x 23.424 : 183 = 76.8

Diketahui :

= ∑X : 183 = 13.279 : 183 = 72.56

µo = 60% = 0.60 x 23.424 : 183 = 76.8

s = 16.88

n = 183

Ditanya : t?

Page 146: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

126

Jawab : t =

=

=

Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel dengan

derajat kebebasan ( dk ) = n – 1 = 183 – 1 = 182 dan taraf kesalahan sebesar 5% atau

0.05 untuk uji satu pihak (one tail test) uji pihak kanan, karena harga t hitung lebih

kecil dari pada harga t tabel (-3.39< 1.65) maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Dari perhitungan populasi ditemukan bahwa efektivitas komunikasi organisasi

Di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi :

= 0.5669 x 100%

= 56.69%

= 57%

Jadi telah diketahui bahwa efektivitas komunikasi organisasi di Dinas

Pendapatan Daerah Kota Bekasi adalah sebesar 57%. Berikut adalah gambar kurva

daerah penerimaannya.

Page 147: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

127

Gambar 4.2 Kurva penolakan dan penerimaan Hipotesis.

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2016

4.6 Interpretasi Hasil Penelitian

Interpretasi dari penelitian yang berjudul Efektivitas Komunikasi Organisasi di

Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi memiliki hal yang sangat utama, yaitu

menjawab rumusan masalah yang telah dibuat oleh peneliti pada awal penelitian

sebagai hipotesis penelitian. Rumusan masalah yang telah dibuat oleh peneliti pada

awal penelitian adalah “Seberapa besar efektivitas komunikasi organisasi di Dinas

Pendapatan Daerah Kota Bekasi”.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah tersebut,

berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus t-test satu sampel dengan uji

Page 148: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

128

satu pihak (one tail test) yaitu uji pihak kanan yang menyatakan bahwa harga t hitung

kurang dari (<) dari harga t tabel. Maka, hal itu dapat diartikan bahwa Ho diterima dan

Ha ditolak karena mencapai angka 57%.

Berikut adalah tabel range persentase efektivitas menurut Kriyantono

(2010:140).

Tabel 4.5

Range Persentase Efektivitas

No Angka Persentase Keterangan

1 0% - 20% Sangat Tidak Efektif

2 21% - 40% Tidak Efektif

3 41% - 60% Cukup Efektif

4 61% - 80% Efektif

5 81% - 100% Sangat Efektif

Sumber : Kriyantono (2010:140)

Berdasarkan data yang diperoleh, skor ideal instrumen adalah 4 x 32 x 183 =

23.424 (4 = skor nilai tertinggi dari jawaban setiap pernyataan yang dinyatakan pada

responden, kriteria skor berdasarkan pada skala likert. 32 = jumlah pernyataan yang

dinyatakan kepada responden). 183 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Nilai

skor dari hasil penelitian adalah sebesar 13.279. Nilai efektivitas komunikasi

organisasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi adalah 13.279 : 23.424 = 0.57

Page 149: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

129

atau 57 persen. Interpretasi yang tepat untuk menjawab rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah Efektivitas Komunikasi Organisasi di Dinas Pendapatan Daerah

Kota Bekasi mencapai angka 57%. Hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini

dengan angka sebesar 57%, yang mana berdasarkan range persentase efektivitas angka

57 merupakan kategori cukup efektif. Efektivitas komunikasi organisasi di Dinas

Pendapatan Daerah Kota Bekasi dikatakan cukup efektif, karena masih terdapat

beberapa permasalahan mengenai komunikasi organisasi yaitu rapat mingguan

evaluasi kerja untuk per bidang di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi tidak rutin

dilakukan, pengunaan media papan pengumuman sebagai sarana komunikasi dalam

penyampaian informasi, dirasakan tidak efektif, standar Operasional Prosedur (SOP)

pelaksanaan monitoring dan evaluasi wajib pajak tidak berjalan di Dinas Pendapatan

Daerah Kota Bekasi, dalam tahapan permintaan data wajib pajak tutup dan

penyampaian pesan yang diskriminatif dari atasan atau pimpinan kepada bawahan atau

pegawai, hal ini membuat adanya pengurangan atau kelebihan kata dalam

penyampaian pesan.

Mengenai jawaban atas rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu seberapa

besar efektifitas komunikasi organisasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi,

didapatkan angka mencapai 57%. Kemudian analisis berikutnya dilihat dari indikator

efektivitas komunikasi organisasi yang pertama yaitu iklim komunikasi adalah 4 x 5 x

183 = 3660 (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan

responden, 5 = jumlah pernyataan yang diajukan kepada responden, 183 = jumlah

sampel yang dijadikan responden). Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah

Page 150: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

130

senesar 2196. Dengan demikian nilai efektivitas dari iklim komunikasi adalah sebesar

2196 : 3660 = 0.60 atau 60%. Angka 60% berdasarkan range persentase efektivitas

termasuk dalam kategori cukup efektif. Indikator pertama dalam efektivitas

komunikasi organisasi adalah sebesar 60% atau cukup efektif, karena masih kurangnya

kepercayaan antara atasan dengan bawahan atau sebaliknya, contohnya seperti rapat

mingguan evaluasi kerja untuk per bidang di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi

tidak rutin dilakukan, sehingga kurangnya koordinasi internal antara bawahan dengan

atasan.

Kemudian untuk indikator yang kedua dalam efektivitas komunikasi organisasi

yaitu kepuasan organisasi adalah 4 x 10 x 183 = 7320(4 = nilai tertinggi dari setiap

jawaban pernyataan yang diajukan responden, 10 = jumlah pernyataan yang diajukan

kepada responden, 183 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Sedangkan nilai

skor dari hasil penelitian adalah 4173. Dengan demikian nilai efektivitas dari kepuasan

organisasi adalah sebesar 4173 : 7320 = 0.57 atau 57%. Angka 57% berdasarkan range

persentase efektivitas termasuk dalam kategori cukup efektif. Indikator kedua dalam

efektivitas komunikasi organisasi adalah sebesar 57% atau cukup efektif, karena

terdapat beberapa pegawai yang merasa tidak puas akan penyampaian informasi

melalui media papan pengumuman, contohnya pengunaan media papan pengumuman

sebagai sarana komunikasi dalam penyampaian informasi, dirasakan tidak efektif

dalam penyebaran informasi sehingga informasi sering tak sampai kepada pihak-pihak

terkait.

Page 151: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

131

Kemudian untuk indikator yang ketiga dalam efektivitas komunikasi organisasi

yaitu penyebaran informasi adalah 4 x 5 x 183 = 3660 (4 = nilai tertinggi dari setiap

jawaban pernyataan yang diajukan responden, 5 = jumlah pernyataan yang diajukan

kepada responden, 183 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Sedangkan nilai

skor dari hasil penelitian adalah 1850. Dengan demikian nilai efektivitas dari

penyebaran informasi adalah sebesar 1850 : 3660 = 0.50 atau 50%. Angka 50%

berdasarkan range persentase efektivitas termasuk dalam kategori cukup efektif.

Indikator ketiga dalam efektivitas komunikasi organisasi adalah sebesar 50% atau

cukup efektif, karena dalam penyampaian pesan atau informasi sering kali tidak

sampai kepada semua pihak. Jadi ada beberapa pihak yang tidak mengetahui isi pesan

atau informasi tersebut, contohnya, pengunaan media papan pengumuman sebagai

sarana komunikasi dalam penyampaian informasi, dirasakan tidak efektif dalam

penyebaran informasi sehingga informasi sering tak sampai kepada pihak pihak yang

membutuhkan.

Kemudian untuk indikator yang keempat dalam efektivitas komunikasi

organisasi yaitu beban informasi adalah 4 x 3 x 183 = 2196 (4 = nilai tertinggi dari

setiap jawaban pernyataan yang diajukan responden, 3 = jumlah pernyataan yang

diajukan kepada responden, 183 = jumlah sampel yang dijadikan responden).

Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah 1192. Dengan demikian nilai

efektivitas dari beban informasi adalah sebesar 1192 : 2196 = 0.54 atau 54%. Angka

54% berdasarkan range persentase efektivitas termasuk dalam kategori cukup efektif.

Indikator ketiga dalam efektivitas komunikasi organisasi adalah sebesar 54% atau

Page 152: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

132

cukup efektif, karena beberapa pegawai masih merasa informasi atau pesan yang

disampaikan tidak mencukupi pegawai karena adanya pengurangan kata dalam

penyampaian pesan atau informasi, contohnya, penyampaian pesan yang diskriminatif

dari atasan atau pimpinan kepada bawahan atau pegawai, hal ini membuat adanya

pengurangan atau kelebihan kata dalam penyampaian pesan.

Kemudian untuk indikator yang kelima dalam efektivitas komunikasi

organisasi yaitu ketepatan informasi adalah 4 x 4 x 183 = 2928 (4 = nilai tertinggi dari

setiap jawaban pernyataan yang diajukan responden, 4 = jumlah pernyataan yang

diajukan kepada responden, 183 = jumlah sampel yang dijadikan responden).

Sedangkan nilai skor dari hasil penelitian adalah sebesar 1675. Dengan demikian nilai

efektivitas dari ketepatan informasi adalah sebesar 1675 : 2928 = 0.57 atau 57%.

Angka 57% berdasarkan range persentase efektivitas termasuk dalam kategori cukup

efektif. Indikator ketiga dalam efektivitas komunikasi organisasi adalah sebesar 57%

atau cukup efektif, karena terdapat beberapa pegawai yang masih merasa bahwa isi

informasi yang disampaikan kurang tepat dan jelas, contohnya pengunaan media

papan pengumuman sebagai sarana komunikasi dalam penyampaian informasi,

dirasakan kurang efektif dan kurang menarik untuk dilihat, karena isi pesan pada

papan pengumuman hanya berupa nama rapat dan waktu rapat, sehingga banyak

pegawai yang tidak mengetahui isi pesan tersebut.

Kemudian untuk indikator yang terkakhir dalam efektivitas komunikasi organisasi

yaitu budaya organisasi adalah 4 x 5 x 183 = 3660 (4 = nilai tertinggi dari setiap

jawaban pernyataan yang diajukan responden, 5 = jumlah pernyataan yang diajukan

Page 153: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

133

kepada responden, 183 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Sedangkan nilai

skor dari hasil penelitian adalah sebesar 2193. Dengan demikian nilai efektivitas dari

budaya organisasi adalah sebesar 2193 : 3660 = 0.59 atau 59%. Angka 59%

berdasarkan range persentase efektivitas termasuk dalam kategori cukup efektif.

Indikator ketiga dalam efektivitas komunikasi organisasi adalah sebesar 59% atau

cukup efektif, karena kurangnya integrasi satu sama lain di dalam organisasi,

contohnya rapat mingguan evaluasi kerja untuk per bidang di Dinas Pendapatan

Daerah Kota Bekasi tidak rutin dilakukan, sehingga kurangnya koordinasi internal

antara bawahan dengan atasan.

4.7 Pembahasan

Berdasarkanpengujian hipotesis dengan uji t test one sample yaitu uji pihak

kanan menunjukan bahwa angka t hitung lebih kecil ( < ) daripada t tabel (-3.39< 1.65)

yang mana memiliki arti bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil perhitungan

efektivitas dimana dari hasil perhitungan variabel penelitian yang dilakukan dengan

cara membagi skor total hasil penelitian (13279) dengan skor ideal instrumen (23424)

didapatkan bahwa efektivitas komunikasi organisasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota

Bekasi adalah sebesar 13279 : 23424 = 0.57 atau 57%, dengan hasil pengujian

hipotesis sebesar 57% menandakan bahwa hasil penelitian sesuai dengan yang

dihipotesiskan yaitu efektivitas komunikasi organisasi di Dinas Pendapatan Daerah

Kota Bekasi kurang dari atau sama dengan ( ≤ ) mencapai 60%.

Page 154: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

134

Hasil penelitian mengenai efektivitas komunikasi organisasi di Dinas

Pendapatan Daerah Kota Bekasi dikaji dengan menggunakan teori efektivitas

komunikasi organisasi dari Kriyantono (2010). Menurut Kriyantono (2010:316)

terdapat 6 indikator efektivitas komunikasi organisasi yaitu : iklim komunikasi,

kepuasan organisasi, penyebaran informasi, beban informasi, ketepatan informasi, dan

budaya organisasi.

Menjawab rumusan masalah yang terdapat pada Bab I yaitu seberapa besar

efektivitas komunikasi organisasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi,

berdasarkan hasil perhitungan dan hasil uji hipotesis menyatakan bahwa efektivitas

komunikasi organisasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi adalah sebesar 57%,

yang mana artinya sudah cukup efektif.

Komunikasi organisasi yang efektif tidak lepas dari terpenuhinya beberapa

indikator efektivitas komunikasi organisasi dari Kriyantono (2010) dimana peneliti

menggunakan teori ini untuk mengukur atau menilai efektivitas komunikasi

organisasi. Efektivitas komunikasi organisasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota

Bekasi mencapai angka sebesar 57%, yang mana artinya sudah cukup efektif.

Ketidakefektifan komunikasi oganisasi dikarenakan tidak terpenuhinya indikator

efektivitas komunikasi organisasi yang mana adalah adanya beberapa kondisi atau

permasalahan yang terjadi di lapangan terkait efektivitas komunikasi organisasi. Pada

observasi awal, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang terjadi di lapangan

yaitu sebagai berikut.

Page 155: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

135

Pertama, rapat mingguan evaluasi kerja untuk per bidang yang dilakukan untuk

memudahkan atasan yaitu kepala dinas dalam hal melakukan pengawasan terhadap

hal-hal yang terjadi di dalam organisasi dan juga untuk mengintesifkan hubungan

antara bawahan atau pegawai dan atasan atau pimpinan dengan melakukan koordinasi

internal tersebut. Rapat mingguan evaluasi kerja untuk per bidang yang seharusnya

dilakukan setiap minggu akan tetapi dilakukan sebulan sekali atau bahkan lebih. Hal

ini juga diperkuat dengan adanya jawaban dari pernyataan salah satu indikator

efektivitas komunikasi organisasi, yaitu iklim komunikasi. Pada pernyataan mengenai

yang menyatakan setiap permasalahan yang terjadi di dalam organisasi di bahas

melalui rapat mingguan evaluasi kerja secara rutin, sehingga pengawasan dari kepala

dinas berjalan dengan baik, pada pernyataan tersebut terdapat 69 orang yang

menjawab tidak setuju dan 65 orang yang menjawab sangat tidak setuju , dengan

demikian dapat diartikan bahwa rapat mingguan evaluasi kerja tidak dilakukan secara

rutin sehingga pengawasan dari kepala dinas tidak berjalan dengan baik.

Kedua, penyampaian informasi atau pesan dengan metode tulisan dilakukan

dengan menggunakan papan pengumuman. Penggunaan papan pengumuman dalam

penyampaian informasi atau pesan contoh pengumuman rapat, dirasakan tidak efektif

oleh para pegawai. Hal ini diperkuat dengan adanya jawaban dari pernyataan salah

satu indikator efektivitas komunikasi organisasi, yaitu kepuasan organisasi. Pada

pernyataan mengenai yang menyatakan informasi yang diberikan oleh organisasi

melalui media tulisan (surat, memo, laporan tertulis, dan papan pengumuman) dapat

pegawai ketahui, pada pernyataan tersebut terdapat 87 orang yang menjawab tidak

Page 156: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

136

setuju dan 22 orang yang menjawab sangat tidak setuju dan pada indikator penyebaran

informasi, terdapat jawaban 71 orang yang menjawab tidak setuju dan 66 orang yang

menajawab sangat tidak setujumengenai pernyataan informasi yang diberikan oleh

organisasi dapat pegawai ketahui dengan mudah. Dengan demikian dapat diartikan

bahwa penggunaan papan pengumuman dalam menyampaikan informasi atau pesan

seperti penyampaian adanya rapat di dalam organisasi tidak selalu dapat diketahui oleh

para pegawai, karena banyak pegawai yang tidak selalu ada di tempat atau di

organisasi pada saat jam kerja misalnya seperti ada yang rapat di luar.

Ketiga, penyampaian informasi atau pesan dengan metode lisan yang

dilakukan oleh atasan atau pimpinan dengan cara yang diskriminatif, hal tersebut

membuat adanya pengurangan atau kelebihan kata dalam penyampaian informasi atau

pesan. Hal ini juga akan mengakibatkan para pegawai tidak mendapatkan informasi

atau pesan dari atasan atau pimpinan dalam waktu yang bersamaan dengan rekan

pegawai lainnya, karena atasan atau pimpinan hanya memberikan informasi atau pesan

ke salah satu orang pegawai saja, sehingga menyebabkan adanya jarak antar satu

pegawai dengan pegawai lainnya. Hal ini diperkuat dengan adanya jawaban dari

pernyataan pada indikator beban informasi. Pada pernyataan mengenai yang

menyatakan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan pegawai selalu pegawai

dapatkan dan tidak pernah terlewatkan, pada pernyataan tersebut terdapat 113 orang

yang menjawab tidak setuju dan 15 orang yang menjawab sangat tidak setuju dan pada

indikator budaya organisasi, terdapat jawaban 87 orang yang menjawab tidak setuju

dan 36 orang yang menjawab sangat tidak setuju mengenai pernyataan pegawai dapat

Page 157: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

137

saling menerima dan memahami saran atau pendapat dalam melakukan pekerjaan.

Dengan demikian dapat diartikan bahwa penyampaian pesan atau informasi secara

diskriminatif terhadap pegawai, maka pegawai tidak akan selalu mengetahui informasi

atau pesan yang disampaikan, karena penyampaian pesan yang tidak langsung diterima

dari sumber pemberi informasi melainkan disampaikan melalui orang lain dan dapat

menimbulkan adanya kesalahpahaman atau miskomunikasi. Penyampaian pesan

seperti ini juga menimbulkan adanya jarak antar pegawai, sehingga para pegawai

memiliki relationship yang buruk antar satu sama lain dan hilangnya kepercayaan

antar pegawai.

Page 158: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

138

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teori efektivitas komunikasi

organisasi menurut Kriyantono (2010:316). Dalam teori tersebut terdapat enam

indikator yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas komunikasi organisasi di

Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi. Diantaranya adalah iklim komunikasi,

kepuasan organisasi, penyebaran informasi ketepatan informasi, beban informasi, dan

budaya organisasi.

Berdasarkan hasil penelitian, keenam indikator efektivitas komunikasi

organisasi dalam penelitiana ini memiliki masing-masing skor atau nilai kurang dari

atau sama dengan ( ≤ ) 60%, yaitu sebagai berikut. Indikator pertama yaitu iklim

komunikasi memiliki nilai efektivitas 2196 : 3660 = 0.60 yaitu sebesar 60% atau

cukup efektif, indikator kedua yaitu kepuasan organisasi memiliki nilai efektivitas

4173 : 7320 = 0.57 yaitu sebesar 57% atau cukup efektif, indikator ketiga yaitu

penyebaran informasi memiliki nilai efektivitas 1850 : 3660 = 0.50 yaitu sebesar 50%

atau cukup efektif, indikator keempat yaitu beban informasi memiliki nilai efektivitas

1192 : 2196 = 0.54 yaitu sebesar 54% atau cukup efektif, indikator kelima yaitu

ketepatan informasi memiliki nilai efektivitas 1675 : 2928 = 0.57 yaitu sebesar

57%atau cukup efektif, dan indikator keenam yaitu budaya organisasi memiliki nilai

efektivitas 2193 : 3660 = 0.59 yaitu sebesar 59% atau cukup efektif.

Page 159: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

139

Selanjutnya untuk menjawab rumusan masalah penelitian tentang seberapa

besar efektivitas komunikasi organisasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi,

karena peneliti memakai uji satu pihak (one tail test) yaitu uji pihak kanan yang

berbunyi Ho ≤ 60% dan Ha > 60%,sebelumnya peneliti menghipotesiskan bahwa

efektivitas komunikasi organisasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi kurang

dari atau sama dengan ( ≤ ) 60%, maka peneliti menarik kesimpulan sekaligus

menjawab atas rumusan masalah yang ada tersebut yaitu efektivitas komunikasi

organisasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi mencapai angka sebesar 57%.

Dengan demikian hipotesis penelitian dapat diterima karena kurang dari atau sama

dengan ( ≤ ) 60%.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan tentang efektivitas

komunikasi organisasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi dan juga hasil

wawancara, observasi serta tanggapan responden (kuesioner) maka peneliti

memberikan saran sebagai masukan kepada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi

yaitu sebagai berikut ini :

1. Penyampaian informasi atau pesan dengan metode lisan dari atasan atau

pimpinan kepada bawahan atau pegawai di Dinas Pendapatan Daerah Kota

Bekasi, ada baiknya seharusnya penyampaian dilakukan secara langsung,

yaitu dengan cara penyampaian langsung dari pemberi informasi atau

Page 160: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

140

pesan kepada penerima pesan, sehingga pesan yang dimaksud dapat

ditangkap utuh sesuai yang diharapkan pemberi informasi.

2. Dalam penyampaian informasi atau pesan yang berupa informasi

mengenai adanya rapat ada baiknya Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi

menyampaikan dengan cara tidak dengan menggunakan papan

pengumuman melainkan dengan surat formal yang langsung ditujukan

kepada pegawai atau dapat memanfaatkan media sosial contoh seperti

whatsapp dll, akan tetapi jika informasi berupa rahasia lebih baik

disampaikan secara langsung kepada penerima pesan.

3. Dalam upaya meningkatkan koordinasi internal di dalam organisasi perlu

kiranya Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi seharusnya rutin

melakukan rapat mingguan evaluasi kerja yang dilakukan setiap bidang,

sehingga kepala dinas dapat lebih mudah melakukan pengawasan terhadap

yang terjadi di dalam organisasi dan juga dapat mempererat hubungan

antara atasan atau pimpinan dan bawahan atau pegawai.

Page 161: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan

Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Edisi Pertama.

Cetakan Pertama. Prenada Media: Jakarta.

Dewi, Sutrisna. (2007) Komunikasi Bisnis. C.V Andi Offset. Jakarta.

Effendy, Onong Uchjana. (2006). Ilmu komunikasi Teori dan Praktek. Remaja Rosda

Karya: Bandung.

Halim, Abdul. (2004). Manajemen Keuangan Daerah. Unit Penerbit dan Percetakan

Akademi Manajemen Perusahan. YKPN.

Handoko, T Hani. (2001). Manajemen dan Sumber Daya Manusia Edisi Kedua.

BPFE. Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu SP. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah Edisi Revisi.

Bumi Aksara. Jakarta.

Kriyantono, Rachmat. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Permada Media

Group: Jakarta.

Muhammad, Arni. (2005). Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara: Jakarta.

Pace dan Don F Faules. (2005). Komunikasi Organisasi. PT. Remaja Rosdakarya.

Bandung.

Purwanto, Djoko. (2003). Komunikasi Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.

Ridwan, dan Akdon. (2006). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk

Administrasi dan Manajemen. Dewa Ruci: Bandung.

Robbins, Stephen P. (1994). Teori Organisasi: Struktur, Desain, dan Aplikasi. Arcan.

Jakarta.

Romli, Khomsahrial. (2011). Komunikasi Organisasi Lengkap. PT Grasindo. Jakarta

Ruslan, Rosady. (2008). Metode Penelitian Public Relations dam Komunikasi. Raja

Grafindo Persada: Jakarta.

Page 162: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju.

Jakarta.

Sendjaja, Djuarsa. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta: Bandung.

Sofyandi, Herman, & Garniwa, Iwa. (2007). Perilaku Organisasional. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Supriyono. (2000). Perencanaan dan Pengendalian Serta Pembuatan Keputusan.

BPFE. Yogyakarta.

Tampubolon, Manahan P. (2008). Perilaku Keorganisasian. Ghalia Indonesia. Bogor.

Tangkilisan, Hesel Nogi S. (2005). Manajemen Publik. Gramedia Widia Sarana

Indonesia. Jakarta.

Terry, George R. (2008). Prinsip-prinsip Manajemen cetakan 10. PT. Bumi Aksara.

Jakarta

Dokumen:

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi nomor

28 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Komunikasi Organisasi di Lingkungan

Instansi Pemerintah.

Peraturan Walikota Bekasi Nomor 43 Tahun 2010 Tentang Tugas Fungsi dan Tata

Kerja Serta Rincian Tugas Jabatan Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bekasi.

Page 163: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

VAR00033

N 183

Normal Parametersa,b

Mean 73.3770

Std. Deviation 16.88471

Most Extreme Differences

Absolute .083

Positive .083

Negative -.059

Kolmogorov-Smirnov Z 1.124

Asymp. Sig. (2-tailed) .160

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.944 32

Page 164: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

73.3770 285.093 16.88471 32

Frequency Table

VAR00001

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 19 10.4 10.4 10.4

2.00 43 23.5 23.5 33.9

3.00 94 51.4 51.4 85.2

4.00 27 14.8 14.8 100.0

Total 183 100.0 100.0

Page 165: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

VAR00002

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 25 13.7 13.7 13.7

2.00 34 18.6 18.6 32.2

3.00 93 50.8 50.8 83.1

4.00 31 16.9 16.9 100.0

Total 183 100.0 100.0

VAR00003

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 40 21.9 21.9 21.9

2.00 86 47.0 47.0 68.9

3.00 36 19.7 19.7 88.5

4.00 21 11.5 11.5 100.0

Total 183 100.0 100.0

Page 166: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

VAR00004

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 31 16.9 16.9 16.9

2.00 44 24.0 24.0 41.0

3.00 88 48.1 48.1 89.1

4.00 20 10.9 10.9 100.0

Total 183 100.0 100.0

VAR00005

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 65 35.5 35.5 35.5

2.00 69 37.7 37.7 73.2

3.00 40 21.9 21.9 95.1

4.00 9 4.9 4.9 100.0

Total 183 100.0 100.0

Page 167: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

VAR00006

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 21 11.5 11.5 11.5

2.00 54 29.5 29.5 41.0

3.00 84 45.9 45.9 86.9

4.00 24 13.1 13.1 100.0

Total 183 100.0 100.0

VAR00007

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 66 36.1 36.1 36.1

2.00 72 39.3 39.3 75.4

3.00 35 19.1 19.1 94.5

4.00 10 5.5 5.5 100.0

Total 183 100.0 100.0

Page 168: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

VAR00008

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 31 16.9 16.9 16.9

2.00 42 23.0 23.0 39.9

3.00 88 48.1 48.1 88.0

4.00 22 12.0 12.0 100.0

Total 183 100.0 100.0

VAR0009

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 16 8.7 8.7 8.7

2.00 55 30.1 30.1 38.8

3.00 86 47.0 47.0 85.8

4.00 26 14.2 14.2 100.0

Total 183 100.0 100.0

Page 169: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

VAR00010

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 48 26.2 26.2 26.2

2.00 68 37.2 37.2 63.4

3.00 48 26.2 26.2 89.6

4.00 19 10.4 10.4 100.0

Total 183 100.0 100.0

VAR00011

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 22 12.0 12.0 12.0

2.00 87 47.5 47.5 59.6

3.00 49 26.8 26.8 86.3

4.00 25 13.7 13.7 100.0

Total 183 100.0 100.0

Page 170: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

VAR00012

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 20 10.9 10.9 10.9

2.00 56 30.6 30.6 41.5

3.00 83 45.4 45.4 86.9

4.00 24 13.1 13.1 100.0

Total 183 100.0 100.0

VAR00013

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 68 37.2 37.2 37.2

2.00 67 36.6 36.6 73.8

3.00 38 20.8 20.8 94.5

4.00 10 5.5 5.5 100.0

Total 183 100.0 100.0

Page 171: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

VAR00014

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 66 36.1 36.1 36.1

2.00 67 36.6 36.6 72.7

3.00 41 22.4 22.4 95.1

4.00 9 4.9 4.9 100.0

Total 183 100.0 100.0

VAR00015

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 72 39.3 39.3 39.3

2.00 66 36.1 36.1 75.4

3.00 37 20.2 20.2 95.6

4.00 8 4.4 4.4 100.0

Total 183 100.0 100.0

Page 172: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

VAR00016

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 66 36.1 36.1 36.1

2.00 71 38.8 38.8 74.9

3.00 38 20.8 20.8 95.6

4.00 8 4.4 4.4 100.0

Total 183 100.0 100.0

VAR00017

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 69 37.7 37.7 37.7

2.00 69 37.7 37.7 75.4

3.00 36 19.7 19.7 95.1

4.00 9 4.9 4.9 100.0

Total 183 100.0 100.0

Page 173: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

VAR00018

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 67 36.6 36.6 36.6

2.00 69 37.7 37.7 74.3

3.00 38 20.8 20.8 95.1

4.00 9 4.9 4.9 100.0

Total 183 100.0 100.0

VAR00019

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 22 12.0 12.0 12.0

2.00 94 51.4 51.4 63.4

3.00 42 23.0 23.0 86.3

4.00 25 13.7 13.7 100.0

Total 183 100.0 100.0

Page 174: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

VAR00020

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 66 36.1 36.1 36.1

2.00 70 38.3 38.3 74.3

3.00 40 21.9 21.9 96.2

4.00 7 3.8 3.8 100.0

Total 183 100.0 100.0

VAR00021

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 68 37.2 37.2 37.2

2.00 68 37.2 37.2 74.3

3.00 40 21.9 21.9 96.2

4.00 7 3.8 3.8 100.0

Total 183 100.0 100.0

Page 175: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

VAR00022

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 18 9.8 9.8 9.8

2.00 117 63.9 63.9 73.8

3.00 26 14.2 14.2 88.0

4.00 22 12.0 12.0 100.0

Total 183 100.0 100.0

VAR00023

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 15 8.2 8.2 8.2

2.00 113 61.7 61.7 69.9

3.00 39 21.3 21.3 91.3

4.00 16 8.7 8.7 100.0

Total 183 100.0 100.0

Page 176: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

VAR00024

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 65 35.5 35.5 35.5

2.00 74 40.4 40.4 76.0

3.00 36 19.7 19.7 95.6

4.00 8 4.4 4.4 100.0

Total 183 100.0 100.0

VAR00025

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 25 13.7 13.7 13.7

2.00 57 31.1 31.1 44.8

3.00 80 43.7 43.7 88.5

4.00 21 11.5 11.5 100.0

Total 183 100.0 100.0

Page 177: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

VAR00026

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 25 13.7 13.7 13.7

2.00 70 38.3 38.3 51.9

3.00 67 36.6 36.6 88.5

4.00 21 11.5 11.5 100.0

Total 183 100.0 100.0

VAR00027

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 34 18.6 18.6 18.6

2.00 99 54.1 54.1 72.7

3.00 23 12.6 12.6 85.2

4.00 27 14.8 14.8 100.0

Total 183 100.0 100.0

Page 178: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

VAR00028

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 15 8.2 8.2 8.2

2.00 23 12.6 12.6 20.8

3.00 110 60.1 60.1 80.9

4.00 35 19.1 19.1 100.0

Total 183 100.0 100.0

VAR00029

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 17 9.3 9.3 9.3

2.00 33 18.0 18.0 27.3

3.00 104 56.8 56.8 84.2

4.00 29 15.8 15.8 100.0

Total 183 100.0 100.0

Page 179: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

VAR00030

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 36 19.7 19.7 19.7

2.00 87 47.5 47.5 67.2

3.00 34 18.6 18.6 85.8

4.00 26 14.2 14.2 100.0

Total 183 100.0 100.0

VAR00031

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 53 29.0 29.0 29.0

2.00 65 35.5 35.5 64.5

3.00 49 26.8 26.8 91.3

4.00 16 8.7 8.7 100.0

Total 183 100.0 100.0

Page 180: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

VAR00032

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1.00 24 13.1 13.1 13.1

2.00 55 30.1 30.1 43.2

3.00 81 44.3 44.3 87.4

4.00 23 12.6 12.6 100.0

Total 183 100.0 100.0

Page 181: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

KUESIONER

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

DAERAH KOTA BEKASI

I. IDENTITAS RESPONDEN

a. Jenis Kelamin :

b. Umur :

c. Status (PNS/Non-PNS) :

d. Tingkat Pendidikan :

II. PETUNJUK PENGISIAN

1. Isilah Identitas Responden dengan data diri anda dengan benar dan lengkap pada

tempat yang telah disediakan.

2. Setiap nomor dalam kuesioner ini berisi pertanyaan dan 4 kolom pilihan jawaban.

Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan pandangan anda.

3. Beri tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih dan jangan sampai ada nomor

yang terlewatkan.

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

Page 182: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

III. PERTANYAAN

Variabel Efektivitas Komunikasi Organisasi

No

Dimensi

Pernyataan

Jawaban

SS S TS STS

1

Iklim

Komunikasi

1. Atasan atau pimpinan memilki kepercayaan yang

tinggi terhadap bawahan atau pegawai

2. Bawahan atau pegawai memiliki kepercayaan yang

tinggi terhadap pimpinan

3. Adanya kepercayaan yang tinggi antara pegawai satu

dengan yang lainnya

4. Organisasi melibatkan pegawai dalam penyelesaian

konflik yang terjadi di dalam organisasi

5. Setiap permasalahan yang terjadi di dalam organisasi

diinformasikan kepada atasan atau pimpinan

6. Setiap Permasalahan yang terjadi di dalam organisasi

di bahas melalui rapat mingguan evaluasi kerja secara

rutin

7. Pegawai puas terhadap jenis pekerjaan yang diberikan

oleh organisasi

8. Pegawai mendapatkan informasi dari atasan atau

pimpinan dalam waktu yang bersamaan dengan rekan

pegawai lain

Page 183: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

2

2

Kepuasan

Organisasi

Kepuasan

Organisasi

9. Saya puas terhadap hasil kerja yang saya lakukan di

dalam organisasi

10. Saya puas dengan seimbangnya antara upah yang

diberikan organisasi dengan tingkat pekerjaan yang saya

lakukan

11. Informasi yang diberikan oleh organisasi melalui

media lisan (rapat, telepon, dan instruksi) dapat saya

ketahui

12. Informasi yang diberikan oleh organisasi melalui

media tulisan (surat, memo, laporan tertulis, dan papan

pengumuman) dapat saya ketahui

13. Informasi yang diberikan oleh organisasi melalui

metode lisan (rapat, telepon, dan instruksi) dapat

membantu dalam mengkoordinasikan pekerjaan karena

lebih mudah dipahami

14. Informasi yang diberikan oleh organisasi melalui

metode tulisan (surat, memo, laporan tertulis, dan papan

pengumuman) dapat membantu dalam

mengkoordinasikan pekerjaan karena lebih mudah

dipahami

15. Informasi yang diberikan oleh organisasi melalui

metode lisan (rapat, telepon, dan instruksi) sesuai dengan

makna pesan tidak ada pengurangan atau kelebihan kata

16. Informasi yang diberikan oleh organisasi melalui

tulisan (surat, memo, laporan tertulis, dan papan

pengumuman) sesuai dengan makna pesan, tidak ada

pengurangan atau kelebihan kata

3

Penyebaran

Informasi

17. Informasi yang diberikan oleh organisasi selalu

pegawai ketahui dengan mudah

18. Informasi yang diberikan oleh organisasi tidak

pernah terlewatkan oleh pegawai

19. pegawai selalu saling mengingatkan satu sama lain

akan informasi terbaru yang dikeluarkan oleh organisasi

Page 184: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

3

Penyebaran

Informasi

20. Pegawai selalu memberikan informasi terbaru kepada

rekan pegawai lainnya terkait koordinasi pekerjaan

21. Informasi yang diberikan oleh organisasi selalu

sampai kepada pihak-pihak terkait

4

4

Beban

Informasi

Beban

Informasi

22. Organisasi memberikan informasi yang berlebihan

terkait pekerjaan pegawai.

23. Organisasi memberikan infromasi yang kurang

terkait pekerjaan pegawai

24. Organisasi memberikan informasi yang cukup terkait

pekerjaan pegawai

25. Pegawai kesulitan dalam memahami informasi yang

diberikan oleh organisasi

26. Informasi yang berkaitan dengan pekerjaan pegawai

selalu pegawai dapatkan dan tidak pernah terlewatkan

5

Ketepatan

Informasi

27. Informasi yang diberikan organisasi tidak out of date

atau informasi lama

28. Informasi yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

kebutuhan pekerjaan pegawai

29. Informasi yang diberikan organisasi tepat dan dapat

menunjang pekerjaan

30. Adanya distorsi informasi akibat penyampaian pesan

yang terlalu hirarkis

Page 185: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

6

Budaya

Organisasi

31. Pegawai bangga bekerja di Dinas Pendapatan Daerah

Kota Bekasi

32. Pegawai mengetahui nilai-nilai budaya di dalam

organisasi

33. Pegawai dapat saling menerima dan memahami saran

atau pendapat dalam melakukan pekerjaan

34. Apabila terjadi konflik di dalam organisasi,

komunikasi tetap berjalan dengan baik.

35. Pegawai bebas mengemukakan pendapat kepada

atasan ataupun dengan pegawai lainnya

36. Pegawai bebas berinisiatif dalam melakukan

pekerjaan

Page 186: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DI DINAS PENDAPATAN

RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS PRIBADI

Nama : Meuthia Rinaldy

NIM : 6661121498

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Juli 1994

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Bumi Lestari Blok H 21 No 11-12 Tambun

Selatan. Bekasi Timur

Email : [email protected]

Telepon : 085888558772

PENDIDIKAN

SD : SDN MANGUN JAYA 01

SMP : SMPN 03 TAMBUN SELATAN

SMA : SMAN 01 TAMBUN SELATAN

PERGURUAN TINGGI : Adm. Negara UNTIRTA