efektivitas metode pembelajaran diskusi kelompok …repository.radenintan.ac.id/5581/1/skripsi enok...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN DISKUSI KELOMPOK
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN FIQIH DI MTs AL HIKMAH
BANDAR LAMPUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh:
ENOK ULUWIYAH
NPM. 1411010065
Jurusan: Pendidikan Agama Islam
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1440 H / 2018 M
EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN DISKUSI KELOMPOK
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN FIQIH DI MTs AL HIKMAH
BANDAR LAMPUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh:
ENOK ULUWIYAH
NPM. 1411010065
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Pembimbing I : Prof. Dr. H. Sulthan Syahril, M.A.
Pembimbing II : Prof. Dr. H. Syaiful Anwar, M.Pd.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1440 H / 2018 M
ii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas metode
pembelajaran diskusi kelompok di sekolah MTs Al Hikmah Bandar Lampung. Hasil
penelitian ini diharapkan agar hasil belajar peserta didik meningkat dan untuk
menambah khasanah, pengetahuan tentang pembelajaran fiqih. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil latar belakang sekolah MTs Al
Hikmah Bandar Lampung.Pendidikan yang diajarkan pada anak harus sesuai dengan
kemampuan yang ada pada peserta didik. Pengumpulan data dilakukan dengan
melakukan wawancara, observasi atau pengamatan, dan dokumentasi. Analisis data
dilakukan dengan membuktikan makna terhadap data yang telah berhasil
dikumpulkan dan dari makna itulah ditarik kesimpulan, pemeriksaan uji keabsahan
data dilakukan dengan mengadakan tringulasih data yaitu membandingkan data dari
hasil pengamatan langsung dengan data hasil wawancara, dan isi suatu dokumentasi
yang berkaitan. Hasil analis deskriptif kualitatif menyampaikan bahwa proses
pelaksanaan pembelajaran telah berjalan baik, guru sudah maksimal dalam
penggunannya. Artinya di dalam kegiatan pembelajaran itu tujuan yang digunakan
telah tercapai dan sesuai harapan. Dengan demikian efektivitas metode pembelajaran
diskusi kelompok sudah efektif dalam meningkatkan hasil belajar matapelajaran
Fiqih kelas VIII B di MTs Al Hikmah Bandar Lampung.
Kata Kunci: EfektiviasMetodePembelajaranDiskusiKelompok, HasilBelajar,
Fiqih
v
MOTTO
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Qs. An Nahl 16:
125)1
Artinya: Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Al Insyirah: 5-6)
1 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemah, (CV. Fajar Mulya, Surabaya, 2009), h. 281
vi
PERSEMBAHAN
Teriringdoadan rasa syukur kepada Allah SWT, atas segala limpahan berkah,
nikmat, kedamaian, keindahan dan kemudahan dalam menjalani dan memaknai
kehidupanini. Serta rasa saying dan perlindungan-Nya yang selalu mengiringi
disetiap hela nafas dan langkah kaki ini. Maka dengan ketulusan hati dan penuh
kasih saying kupersembahkan karya ini kepada :
1. Kedua orang tuatercintaku, Ayahanda SyarifHidayat (Tobari) dan Ibunda Siti
Juriyah. Doa tulusku persembahkan atas jasa, pengorbanan, keikhlasan
membesarkanku dengan tulus dan penuh kasih saying hingga
menghantarkanku menyelesaikan pendidikan di UIN RadenIntan Lampung.
2. Untuk Kakek dan Nenekku, serta kedua adikku Muhammad Aqli
MubanidanAfifah Nahda Rafanda. Terimakasih telah mendukung
akademikku, baikmateri, doa, harapan serta motivasi dengan penuhcinta.
3. Untuk paman dan bibiku serta kedua keponakanku. Terimakasih telah
membantu secara material dan mendoakan untuk kesuksesan peneliti.
vii
RIWAYAT HIDUP
ENOK ULUWIYAH, dilahirkan di Panaragan Jaya (Brebes), pada tanggal 07
Mei 1996, yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak
Syarif Hidayat (Tobari) dan Ibu Siti Juriyah. Peneliti bertempat tinggal di Panaragan
Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat, Kecamatan Tulang Bawang Tengah. Adapun
pendidikan yang pernah peneliti tempuh, adalah sebagai berikut:
Penulis menyelesaikan pendidikanTaman Kanak-kanak (TK) Miftahul Huda
kec. Tulang Bawang Tengah kab. Tulang Bawang Barat lulus pada tahun 2002.
Selanjutnya penulis melajutkan Sekolah di Madrasah Iftidaiyah Negeri (MIN) 01
Brebes Panaragan Jaya Kec. Tulang Bawang Tengah lulus pada tahun 2008.
Selanjutnya penulis melajutkan Sekolah di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Ulum
Panaragan Jaya lulus pada tahun 2011, kemudian penulis melanjutkan pendidikan
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 01 Tulang Bawang Tengah lulus pada tahun
2014.
Kemudian pada tahun 2014 penulis melanjutkan studinya di Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung dengan jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI),
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, lewat Seleksi Prestasi Akademik Nasional
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN PTKIN). Selama masa kuliah
penulis pernah mengikuti organisasi KAMMI. Melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
di Desa Banjarejo Kec. Banyumas Kab. Pringsewu dan Kegiatan Praktek Pengalaman
Lapangan (PPL) di MTs Al-Hikmah Bandar Lampung.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan nikmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Efektivitas Metode Pembelajaran Diskusi
Kelompok Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di
MTs Al Hikmah Bandar Lampung” yang disusun sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan Pendidikan Agama Islam di
Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung. Shalawat beriring salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, sahabat, keluar
gadan pengikutnya.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan pihak-pihak yang telah banyak membantu dengan semua saran, kritik,
sumbangan pikiran, tenaga dan waktu sertabimbingannya yang diberikan kepada
kami. Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati yang
tulusd an penuh rasa hormat, peneliti mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Chairul Anwar, M.P.d selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
2. Bapak Dr. Imam Syafe’I, M.Ag.,selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah danKeguruan UIN Raden Intan Lampung
ix
3. Bapak Prof. Dr. H. Sulthan Syahril, M.A., selaku pembimbing I dan Prof. Dr.
H. Syaiful Anwar, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberika
nbimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung yang telah
mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat hingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Almamaterku tercinta UIN Raden Intan Lampung 2014, yang telah
mendidikku menjadi manusia, yang selalu sadar diri, belajar sabar, ikhlas dan
Tawakal
6. Untuk keluarga kosanku (Chilazi Squad) (Wardina Khairani, Anita Ahsanah,
Tia Aziza, Firsti Maisa Salsabila, Resky MergaSaputri, Ayu, Nahda, Wulan
dan Elisa) terimakasih telah mendukung dan mendoakank ku untuk
kesuksesan dalai mmengerjakan tugas akhir ini.
7. Untuk Saudara KKN 220 (Anggi, Elok, Sri, Nandang, Tria, Lia, Nurul,
Erwin, Guntur danDani ) terimakasih atas pengalaman yang luar biasa selama
40 hari.
8. Untuk sahabat PPL (Nanda, shanty, niken, santi nurjanah, eka ratnasari, eka
gustina, nisaul, asyih, erlyn, elvina, yeti, zulfa, musliah, novi, erna, fitri,
arum, neni, nendi, ninda dan niken ) terimakasih atas semangatnya.
9. Segenap Civitas Akademik UIN Raden Intan Lampung yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis untuk meningkatkan ilmu.
x
10. Ibu Siti Masyithah,M.Pd, selaku Kepala Madrasah Al Hikmah Bandar
Lampung serta jajarannya yang telah memberikan bantuan dan kesempatan
kepada peneliti untuk mengadakan penelitian.
11. Ibu Dra. Hj. Sunariah,M.Pd.I, selaku guru mata pelajaran Fiqih yang menjadi
mitra dalam penelitian ini.
12. Untuk teman seperjuanganku Hamsiah, Lilis Yulianti, terimakasih telah
membantuku dan mendoakanku.
13. Untuk teman-temanku di jurusan PAI 2014 tanpa terkecuali, khususnya B
COMMUNITY (komunitas PAI B 14) Elia, Indrawati, Irvansyah, Erna
septiayana, Emalia Sari, Khouirunisa, Kurnia Dwi Putri, dan teman-temanku
yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk semua pengalaman
suka dan duka selama menjalani perkuliahan semoga pengalaman yang kita
dapatkan menjadi sebuah pendewasaan dalam diri kita.
14. Kepada semua pihak yang telah turut memberikan dukungan sehingga
terselesainya skripsi ini dengan lancer, semoga skripsi ini bermanfaat yang
sebesar-besarnya dan semoga Allah SWT melimpahkan pahala kepada semua
pihak yang bekerjasama dalam membantu menyelesaikan skripsi ini.
Penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi para pembaca umumnya. Semoga usaha dan jasa baik dari Bapak, Ibu dan
saudara/I sekalian menjadi amal ibadah dan diridhoi Allah SWT, dan mudah-
mudahan Allah SWT akan membalasnya, AamiinYaaRobbal ‘Aalamiin…..
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv
MOTTO ................................................................................................................. v
PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL.................................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 11
C. Batasan Masalah ................................................................................... 11
D. Rumusan Masalah.................................................................................. 11
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Efektivitas ............................................................................................ 14
1. Pengertian Efektivitas ................................................................... 14
2. Pembelajaran Efekif ...................................................................... 15
3. Indikator Pembelajaran Efektif ...................................................... 15
4. Ciri-ciri Metode Yang Efektif ........................................................ 17
xi
B. Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok ............................................ 19
1. Pengertian Metode Pembelajaran ................................................... 19
2. Pengertian Metode Diskusi Kelompk ........................................... 20
3. Strategi Meningkatkan Metode Diskusi Kelompok ....................... 21
4. Langkah-langkah Penggunaan Metode Diskusi Kelompok .......... 21
5. Manfaat Penggunaan Metode Diskusi Kelompok ......................... 22
6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi Kelompok ............... 23
C. Peningkatan Hasil Belajar ................................................................... 24
1. PengertianPeningkatan Hasil Belajar ............................................ 24
2. Indikator Keberhasilan Belajar ..................................................... 27
3. Aspek-aspek Hasil Belajar............................................................. 28
4. Penilaian Hasil Belajar .................................................................. 32
5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ......................... 35
6. Teori Transfer Hasil Belajar .......................................................... 38
D. Tinjauan Mata Pelajaran Fiqih ............................................................ 39
1. Pengertian Fiqih ............................................................................ 39
2. Dasar, Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih ............. 40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pengertian Metode Penelitian ............................................................. 43
B. Jenis dan Sifat Penelitian .................................................................... 43
C. Subjek dan Objek ................................................................................ 44
D. Metode Pengumpulan Dara ................................................................. 45
E. Analisis Data ....................................................................................... 47
F. Uji Keabsahan Data ............................................................................ 50
BAB IV ANALISIS PENELITIAN
A. Profil sekolah MTs Al Hikmah Bandar Lampung............................... 51
1. Sejarah Sekolah MTs Al Hikmah Bandar Lampung....................... 51
xii
2. Visi, Misi dan Tujuan ...................................................................... 52
3. Letak Geografis ............................................................................... 53
4. Data Tenaga Pengajar ..................................................................... 54
5. Data Jumlah Siswa .......................................................................... 56
B. Penyajian Data Hasil Penelitian .......................................................... 59
C. Analisis Data........................................................................................ 73
D. Pembahasan ......................................................................................... 75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 77
B. Saran .................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1: Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII B Mts
Al Hikmah Bandar Lampung ............................................................. 8
TABEL 4.1: Periodesasi Kepemimpinan Mts Al-Hikmah ..................................... 52
TABEL 4.2: Keadaan Guru Dan Karyawan Mts Al-Hikmah Bandar Lampung .... 54
TABEL 4.3: Keadaan Peserta Didik Mts Al-Hikmah Bandar Lampung ................ 56
TABEL 4.4: Keadaan Gedung Mts Al-Hikmah Bandar Lampung ......................... 57
TABEL 4.5: Keadaan Sarana Fasilitas Belajar Mts Al-Hikmah............................ 58
TABEL 4.6: Keadaan Sarana Penunjang Belajar Mts Al-Hikmah ........................ 58
TABEL 4.7: Daftar Nama Kelompok Diskusi ........................................................ 63
TABEL 4.8: Hasil Observasi Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok Dalam
pembelajaran Fiqih ........................................................................... 69
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran:
1. Surat Rekomendasi Pra Penelitian
2. Surat Rekomendasi Penelitian
3. Kerangka Observasi Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok
4. Pedoman Wawancara
5. Kisi-Kisi Dokumentasi
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
7. Soal Latihan
8. Dokumentasi Proses Pembelajaran
9. Lembar Pengesahan Proposal
10. Kartu Konsultasi
11. Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII B MTs Al Hikmah
Bandar Lampung
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia
untuk mengembangkan potensi peserta didik yaitu meningkatkan ilmu
pengetahuan dan meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
hal ini sejalan dengan undang-undang system pendidikan nasional No. 20 Tahun
2003 bab II berbunyi:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakup, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Dalam kehidupan di dunia ini manusia selalu membutuhkan adanya suatu
pegangan hidup yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya
ada suatu perasaan yang mengakui adanya Dzat Yang Maha Esa, tenpat mereka
berlindung dan tempat mereka emohon pertolongan-Nya. Hal semacam ini terjadi
pada masyarakat yang masih premitif maupun pada masyarakat yang sudah
modern. Mereka akan merasa tenang dan tentram hatinya kalau mereka dapat
1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Redaksi Sinar Grafika, Jakarta: 2008, h. 7
2
mendekat dan mengabdikan diri. Hal semacam ini memang sesuai dengan firman
Allah dalam surat Ar-Rad ayat 28:
تطمئن ٱلقلىب أل بذكر ٱلل )٨٢(ٱلذين ءامنىا وتطمئن قلىبهم بذكر ٱلل
Artinya:
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram (QS. Ar-Rad: 28).2
Berangkat dari sebuah prinsip bahwa proses transformasi knowledge
(ilmu pengetahuan) dari pendidik kepada peserta didik, merupakan suatu yang
sangat strategis dan memiliki peranan yang amat signifikan bagi keberhasilan
proses pembelajaran di sekolah. Salah satu bukti yang membenarkan statmen ini
adalah sebuah teori yang berbunyi :“Ath- Toriqotu ahammu minal maadah”
artinya : metode itu lebih penting daripada materi.
Metode dalam pembelajaran yang sering kita kenal diantaranya adalah
metode ceramah, diskusi, demonstrasi, dll. Adapun metode yang menjadi sorotan
utama dalam penelitian ini adalah metode diskusi kelompok.
Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya
dengan belajar memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga
disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama
(socialized recitation). Aplikasi metode diskusi biasanya melibatkan seluruh
2 Departemen Agama RI Al –Quran dan Terjemahnya, Fajar Mulya, Surabaya: 2009, h. 251
3
siswa atau sejumlah siswa tertentu yang diatur dalam bentuk kelompok-
kelompok.Tujuan penggunaan metode diskusi ialah untuk memotivasi
(mendorong) dan memberi stimulasi (member rangsangan) kepada siswa agar
berpikir dengan renungan yang dalam (reflective thinking).
Dalam dunia pendidikan yang semakin demokratis seperti zaman
sekarang ini, metode diskusi mendapat perhatian besar karena memiliki arti
penting dalam merangsang para siswa untuk berpikir dan meng-ekspresikan
pendapatnya secara bebas dan mandiri. Pada umumnya, metode diskusi
diaplikasikan dalam proses mengajar-belajar untuk :
1. Mendorong siswa belajar kritis
2. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas
3. Mengambil satu alternative jawaban atau beberapa alternative
4. jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang sama.
Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan yang bersifat formal,
dimana dalam tempat tersebut diadakan kegiatan pendidikan yang secara teratur,
sistematis, mempunyai tanggungjawab perpanjangan dalam kurun waktu tertentu,
mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, dilaksanakan berdasarkan
aturan resmi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Untuk dapat mengetahui dan memahami hasil belajar siswa tentunya
harus dapat diketahui perubahan-perubahan apa yang diperoleh peserta didik itu
sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut ada beberapa perubahan, yaitu:
pengetahuan, nilai-nilai dan kedisiplinan dalam belajar kelompok.
4
Upaya peningkatan hasil belajar tidak lepas dari berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Ketika guru ingin menghasilkan siswa-siswa yang berkualitas
maka guru harus memilih metode yang tepat dalam menyampaikan setiap materi
yang akan diajarkan.
Mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah merupakan mata pelajaran
pokok, sehingga penguasaannya harus diupayakan secara maksimal oleh guru
fiqih, dan mata pelajaran fiqih merupakan bagian dari mata pelajaran pendidikan
agama Islam yang meliputi: Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Sejarah
Kebudayaan Islam dan Fiqih.
Secara umum agama bertujuan untuk “meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama islam,
sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Kaitannya dengan pembelajaran bahwa titik sentral yang harus
dicapai oleh kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pengajaran.
Apa pun yang termasuk perangkat program pengajaran dituntut secara mutlak
untuk menunjang tercapainya tujuan. Guru tidak dibenarkan mengajar dengan
kemalasan. Anak didikpun diwajibkan mempunyai kreatifitas yang tinggi dalam
belajar, bukan selalu menanti perintah guru. Kedua unsure manusiawi ini juga
beraktivitas tidak lain karena ingin mencapai tujuan secara efektif dan efesien.
5
Kefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah
pelaksanaan proses belajar mengajar. Suatu pembelajaran dikatakan efektif
apabila memnuhi syarat utama kefektifan pengajaran, yaitu:
1. Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM,
2. Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang diantara siswa,
3. Ketetapan antara kandungan materi dengan kemampuan siswa
(orientasi keberhasian belajar) diutamakan; dan
4. Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif,
mengembangkan struktur kelas yang mengandung butir b, tanpa
mengabaikan butir d.
Guru yang efektif ialah guru yang menemukan cara dan selalu berusaha
agar anak didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata pelajaran, dengan
presentasi waktu belajar akademis yang tinggi dan pelajaran berjalan tanpa
menggunakan teknik yang memaksa, negative, atau hukuman. Selain itu, guru
yang efektif ialah orang-orang yang dapat menjalin hubungan simpatik dengan
para siswa, meciptakan lingkungan kelas yang mengasuh, penuh perhatian,
memiliki suatu rasa cinta belajar, mengasai sepenuhnya bidang studi mereka, dan
dapat memotivasi siswa untuk bekerja tidak sekedar mencapai suatu prestasi
namun juga menjadi anggota masyarakat yang pengasih.3
Demikian jelaslah proses pembelajaran yang baik adalah suatu proses
yang memungkinkan terjalinnya suatu potensi peserta didik dengan optimal.
Komunikasi yang diharapkan bukan saja komunikasi logis tetapi komunikasi
3 Trianto Ibnu Badar Al Tabany, Desain Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual,
(Jakarta: Prenadamedia Group: 2014, h. 22)
6
yang banyak arah (multi arah) yaitu terjadi komunikasi antara guru dan peserta
didik, peserta didik dengan peserta didik atau kelompok dengan peserta didik dan
antara kelompok peserta didik dengan guru. Namun pada kenyataannya pada
proses pembelajaran masih banyak terjadi interaksi satu arah dimana guru aktif
mendominasi pelajaran.
Kemampuan guru sebagai salah satu usaha meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah yang secara langsung dan aktif bersinggungan dengan
peserta didik. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan mengajar dengan
menerapkan metode pembelajaran yang tepat, efektif dan efesien. Yang
terpenting dalam kegiatan belajar mengajar adalah metode pemebelajaran,
sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Melalui metode pembelajaran
terjadi proses internalisassi dam pemikiran pengethuan oleh murid hingga dapat
menyerap dan memahami dengan baik apa yang telah disampaikan. Keberhasilan
dari sebuah proses pembelajaran tergantung dari metode yang digunakan oleh
seorang guru. Dengan demikian guru hendaklah memilih metode yang sesuai
dengan kondisi siswa dan disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan
disampaikan.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya, “Strategi Belajar
Mengajar” mengungkapkan macam-macam metode mengajar yaitu sebagai
berikut:
7
1. Metode proyeksi
2. Metode eksperimen
3. Metode tugas/resitasi
4. Metode diskusi kelompok
5. Metode sosiodrama
6. Metode demonstrasi
7. Metode problem solving
8. Metode Tanya jawab
9. Metode karyawisata
10. Metode latihan
11. Metode ceramah4
Berdasarkan pendapat tersebut diatas jelaslah bahwa metode mengajar
yang dapat digunakan oleh guru sangan beragam dan bervariasi dalam proses
pembelajaran. Dalam penelitian ini guru menggunakan metode diskusi
kelompok.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 29 Januari 2018
dan pengalaman penulis, serta pengungkapan dari guru mata pelajaran Fiqih Ibu
Dra. Hj. Sunariah, M. Pd. I di MTs Al Hikmah Bandar Lampung diperoleh data
bahwa:” peneliti sebagai guru Fiqih melihat kecenderungan rendahnya hasil
belajar peserta didik khususnya kelas VIII B.
4 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Edisi Revisi),
(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 75
8
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan tersebut jelas bahwa hasil
belajar mata pelajaran fiqih masih rendah, hal ini terlihat dari hasil belajar mata
pelajaran fiqih, sebagai berikut:
Tabel 1.1
Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII B MTs Al Hikmah
Bandar Lampung
NO NAMA SISWA Jenis Nilai
KKM
Nilai Ketuntasan
1. Abdi Kuncoro 75 80 Tuntas
2. Abie Malik Ibrahim 75 75 Tuntas
3. Adhe Arya Al Hafiz 75 70 Belum Tuntas
4. Adi Surya Ramadhan 75 70 Belum Tuntas
5. Afif Zain Anhar Mahar Dika 75 70 Belum Tuntas
6. Agung Gustiar 75 75 Tuntas
7. Agung Pratama 75 70 Belum Tuntas
8. Agung Setiawan 75 75 Tuntas
9. Aufal Wafa Dzil Mawa 75 75 Tuntas
10. Bagas Arto Priyanto 75 70 Belum Tuntas
11. Chandra Wijaya 75 70 Belum Tuntas
12. Denny Irawan 75 70 Belum Tuntas
13. Galih Adam Saputra 75 80 Tuntas
14. Habib Febrian Agi 75 75 Tuntas
15. Habib Romadhon Darussalam 75 70 Belum Tuntas
16. Ilham Nanda Prasetyo 75 70 Belum Tuntas
17. Jhoneos Efendi 75 75 Tuntas
18. Kurniawan AlHafiz 75 70 Belum Tuntas
19. M Bahrul Ulum 75 70 Belum Tuntas
20. MTB Deden Kirais 75 80 Tuntas
21. Muhammad Shaka Maulana 75 75 Tuntas
22. Nabilla Lutsunnisa 75 70 Belum Tuntas
23. Nabila Putri Neylia 75 70 Belum Tuntas
24. Nadia Dina Alifa 75 70 Belum Tuntas
25. Nadia Yolanda Putri 75 80 Tuntas
26. Pinka Hidaya Rahmawati 75 75 Tuntas
27. Pitri Amelia 75 70 Belum Tuntas
28. Rahma Durotun Nafisa 75 71 Belum Tuntas
9
Sumber: Buku referensi nilai hasil belajar semester genap TP 2017/2018 Kelas VIII
B MTs Al Hikmah Bandar Lampung
Pada tabel diatas menunjukan masih banyak siswa yang belum tuntas, hal
ini menunjukan hasil belajar siswa MTs Al Hikmah Bandar Lampung masih
rendah.
Tabel 1.2
Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII B MTs Al Hikmah
Bandar Lampung
Siswa yang tuntas Siswa yang belum tuntas
14 siswa (37,8%) 23 siswa (62,1%)
Siswa yang tuntas =
X 100%
Siswa tidak tuntas =
X 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masih terdapat siswa yang
nilainya kurang. Yang belum tuntas berjumlah 23 orang siswa 62,1%, sedangkan
yang tuntas berjumlah 14 orang siswa 37,8%, hal ini menunjukan bahwa lebih
dari separuh siswa yang belum memenuhi criteria ketuntasan minimal (KKM)
yang ditetapkan sekolah tersebut yaitu 75. Hal ini menunjukkan bahwa
ketuntasan belajar siswa secara klasikal masih rendah, fenomena yang
digambarkan diatas baik yang menyangkut rendahnya kwalitas hasil belajar,
29. Rahmawati 75 70 Belum Tuntas
30. Rifki Aldian Saputra 75 72 Belum Tuntas
31. Rifki Anugrah S 75 75 Tuntas
32. Sabrina Safitri 75 75 Tuntas
33. Salsabila Firdaus 75 72 Belum Tuntas
34. Sultan Adi 75 70 Belum Tuntas
35, Sunanda 75 70 Belum Tuntas
36. Wahyu Nugroho 75 72 Belum Tuntas
37. Yusriko Adefrizal 75 72 Belum Tuntas
10
maupun layanan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
proses pembelajaran yang masih bersifat monoton atau konvensional, masih
banyaknya siswa yang tidak memperhatikan guru, sering diberi kesempatan
bertanya siswa hanya diam dan beberapa siswa masih ada yang ngobrol dan
bermain saat proses pembelajaran berlangsung.
Hal ini menunjukan bahwa fungsi metode belajar salah satunya metode
diskusi kelompok tidak dapat diabaikan, karena metode mengajar tersebut turut
menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar dan merupakan
bagian integral dalam suatu system pengajaran. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa tingkat keberhasilan siswa tidak hanya dari dirinya sendiri, tetapi tingkat
keberhasilan siswa dipengaruhi oleh variasi metode pembelajaran yang diberikan
guru di dalam maupun di luar kelas.
Mengingat pentingnya bagaimana teknik dan strategi guru dalam
menyampaikan materipembelajaran, maka pendidik MTs Al Hikmah
penyampaian materi untuk meningkatkan dan menunjang peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran dengan seefesien mungkin agar tercapai apa yang telah
diinginkan oleh para pendidik. Oleh karena itu, penulis dalam penyusunan karya
ilmiah ini yang berbentuk skripsi ini mengambil tema yang berjudul “Efektivitas
Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siwa Pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Al Hikmah Bandar Lampung”.
11
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang di atas ada beberapa masalah yang dapat di
Identifikasi diantaranya yaitu :
1. Rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fiqih
2. Belum ada kolaborasi antara guru dan peserta didik
3. Keaktifan peserta diidk dalam proses pembelajaran masih kurang.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari terjadinya penyimpangan dan penafsiran yang keliru,
maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
1. Dibatasi hanya pada metode diskusi kelompok dalam meningkatkan hasil
belas siswa kelas VIII B di MTs Al Hikmah Bandar Lampung
2. Subjek yang diteliti di Madrasah Tsanawiyah Al Hikmah Bandar Lampung
pada kelas VIII (delapan) B, pada mata pelajaran Fiqih.
3. Hanya dibatasi pada metode pembelajarn diskusi kelompok dalam meninngkat
hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas di MTs Al Hikmah bandar
Lampung.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pelaksanaan
Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Al Hikmah Bandar Lampung”?
12
E. Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan diartikan sebagai target yang hendak dicapai di dalam suatu
penelitian, yang nantinya dapat berfungsi sebagai bukti kebenaran dari teori
yang diungkapkannya. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui “Pelaksanaan metode pembelajaran diskusi
keompok dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di
MTs Al Hiikmah Bandar Lampung”.
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara teoritis
Memberi kontribusi yang positif bagi perkembangan ilmu
pengetahuan terkhususnya dalam upaya mengembangkan hasil belajar
Fiqih.
1) Pihak sekolah
Sebagai sumbangan pemikiran untuk mencapai perubahan dan
peningkatan mutu pendidikan melalui kompetensi guru dalam
membimbing, membina dan memotivasi peserta didik agar tercapai
tujuan pendidikan yang lebih baik.
2) Pihak pendidik
Penelitian ini diharapkan sebagai motivasi dalam meningkatan
kualitas penggunaan metode pembelajarn diskusi kelompok dalam
meningkatkan hasi belajar siswa.
13
3) Bagi siswa
Dengan menggunakan metode diskusi kelompok dengan baik
peneliti mengharapkan kepada peserta didik khususnya dan umumnya
kepada semua siswa dapat lebih memahami dan meningkatkan hasil
belajar Fiqih.
4) Bagi Peneliti
Untuk peneliti sendiri agar tidak menggunakan metode
pembelajaran diskusi kelompok hanya disini saja, akan tetapi
diterapkan disekolah lainnya.
b. Secara praktis
1) Untuk membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang
mungkin terjadi dalam meningkatkan hasil belajar pesertta didik.
2) Menambahkan wawasan dan keterampilan guru dalam penggunaan
metode dalam pembelajaran.
3) Mendorong guru untuk meningkatkan hasil belajar Fiqih
4) Sebagai bahan referensi untuk guru dalam pengembangan hasil
belajar Fiqih peserta didik.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Para pengamat pendidikan berpendapat bahwa efektif berarti ada
efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarabnya, dapat
membawa hasil dalam pelaksanaaan suatu pekerjan.1
Jadi, berdasarkan pengertian diatas efektivitas adalah adanya
kesesuaian antara orang yyang melaksanakan tugas dengan sasaran yang
dituju sehingga memberikan hasil yang tepat. Selain itu, efektivitas adalah
bagaimana suatu organisasi usaha ataupun kependidikan berhasil
mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan
tujuan operasional. Dan efektivitas sangat berkaitan dengan terlaksananya
semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya
partisipasi dari anggota.
Dengan demikian, efektivitas berarti bagaimana keberhasilan
melaksanakan semua tugas pokok sekolah, menjalin partisipasi masyrakat,
mendapatkan serta memanfaatkan sumber daya, dan sumber belajar untuk
mewujudkan tujuan subyek oerasional sekolah.2
1 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis-Konsep Strategi dan Implementasi, (Bandung: PT RMJ
Rosdakarya, 2006), h. 82 2 Ibid, h. 3
15
2. Pembelajaran Efektif
Pembelajaran yang efektif adalah proses pembelajaran yang mampu
memberikan nilai tambah atau informasi baru bagi siswa. Pembelajaran
dikatakan efektif jika pembelajaran tersebut mampu memberikan atau
menambah informasi dan pengetahuan baru bagi siswa.
Sebagian besar siswa ada yang memiliki kebencian kepada salah satu
mata pelajaran tertentu karena pelajaran yang dianggapnya sangat sulit dan
begitu menakutkan. Entah dari faktor guru maupun faktor siswa yang malas
untuk berusaha untuk bias memahami pelajaran yang sedang dihadapinya.
3. Indikator Pembelajaran Efektif
Menurut wortuba dua wight mengidentifikasikan 7 indikator yang
menunjukan pembelajaran efektif, yaitu:
a. Pengorganisasian materi yang baik, terdiri dari:
1) Perincian materi
2) Urutan materi dari mudah ke yang sukar
3) Kaitannya dengan tujuan
b. Komunikasi yang efektif mencakup penyajian yang jelas, kelancaran
berbicara, interprestasi gagaan abstrak dengan contoh-contoh, kemampuan
bicara yang baik, dan kemampuan untuk mendengar.
c. Penguasaan dan antusisme terhadap materi pembeljaran untuk mengetahui
sejauh mana guru mengetahui materi dengan baik, dapat dilihat melalui
pemilihan buku-buku dan bacaan, penetuan topic pembahasan, pembuatan
ikhtisar, pembuatan bahan sajian dan yang dapat dilihat jelas adalah
bagaimana guru dapat dengan tepat menjawab pertanyaan dari siswanya.
16
d. Sikap positif terhadap siswa
1) Apakah guru memberi bantuan, jika siswanya mengalami kesulitan
dalam memahami materi yang diberikan?
2) Apakah guru mendorong para siswanya untuk mengajukan petanyaan
atau member pendapat?
3) Apakah guru dapat dihubungi oleh siswanya diluar pelajaran?
4) Apakah guru menyadari dan perduli dengan apa yang dipelajari oleh
siswanya?
e. Pemberian nilai yang adil, tercermin dari adanya:
1) Kesesuain soal tes dengan materi yang diajarkan
2) Sikap konsisten terhadap pencapaian tujuan pembelajaran
3) Usaha yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan
4) Kejujuran siswa dalam memperoleh nilai
5) Pemberian umpan balik terhadap hasil pekerjaan siswa.
f. Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran
Pendekatan yang luwes dalam pembelajaran dapat tercermin dengan
adanya kesempatan waktu yang berbeda diberikan kepada siswa yang
memang mempunyai kemampuan yang berbeda. Siswa yang mempunyai
kemampuan rendah diberi kesempatan untuk memperoleh tambahan waktu
dalam kegiatan remedial. Sebaliknya siswa yang berkemampuan diatas
rata-rata diberikan kegiatan pengayaan.
17
g. Hasil belajar siswa yang baik
Kuncilah pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar
adalah dengan menepatkan indicator dikaitkan dengan prestasi yang
diukur.3
4. Ciri-Ciri Metode Yang Efektif
Menurut Thomas F. Staton dalam how to instrucy successfully, cirri-
ciri metode yang efektif yaitu:
a. Adanya motivasi belajar
b. Memelihara perhatian sepenuhnya
c. Memajukan kegiatan mental
d. Menciptakan suatu gambaran yang jelas dari bahan-bahan yang akan
dipelajari
e. Mengenmbangkan pengertian tentang arti pertalian-pertaliannya penetapan
praktis dari bahan-bahan yang sedang disajikan.4
Berdasarkan ciri-ciri diatas dapat disimpulkan bahwa dalam suatu
proses pengajaran dapat dikatakan efektif apabila unsur-unsur dalam ciri-ciri
tersebut terlaksana dan sebaliknya jika salah satu dari unsur-unsur tersebut
belum terpenuhi maka proses pengajaran belum dikatakan efektif dan cirri-ciri
tersebut diatas tidak terlepas bagaimana seorang pengajar memanage dan
3 Hamzah B. Uno Dan Nurdin Mohamad, Belajar Dengan Pendekatan PAIKEM, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2014), h. 171-191 4 Yunus Yamsa, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PustakaFirdaus, 2000), h.
114
18
menjalankan proses belajar mengajar tersebut karena disinilah kemampuan
dan profesionalisme guru sebagai pendidik diuji. Adapun criteria seorang guru
yang professional telah terangkum dalam sepuluh kemampuan dasar guru
yang dihasilkan oleh Program Pengembangan Profesi Guru (P3G), yaitu:
a. Menguasai bahan
1) Menguasai bahan bidang studi kurikulum
2) Menguasai bahan pendalaman/aplikasi bidang studi
b. Mengelola program belajar mengajar
1) Merumuskan tujuan intruksional
2) Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar
3) Memilih dan menyusun prosedur intruksional yang tepat
c. Mengelola kelas
1) Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran
2) Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi
d. Menggunakan media/sumber
1) Mengenal, memilih dan menggunakan media
2) Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana
3) Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar
mengajar
4) Mengembangkan laboratorium
5) Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar
19
6) Menggunakan micro-teaching unit dalam program pengalaman
lapangan
e. Menguasai landasan-landasan kependidikan
f. Mengelola interaksi belajar mengajar
g. Menilai prestasi siswa untuk pendidikan dan pengajaran
h. Mengenal fungsi dan program pelayanan dan penyuluhan
i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
j. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil pendidikan guna
keperluan pengajaran. 5
Dengan penguasaan terhadap kesepuluh dasar kemampuan guru diatas,
maka dapat dijadikan ukuran profesionalisme guru.
B. Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode dalam bahasa arab dikenal dengan istilah thariqah yang berarti
langkah-langkah stategis dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila
dihubungkan dengan pendidikan, maka strategi tersebut haruslah diwujudkan
dalam proses pendidikan, dalam rangka pengembangan sikap mental dan
kepribadian agar peserta didik menerima materi ajar dengan mudah, efektif
dan dapat dicerna dengan baik.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan
oleh pendidik dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat
5 Suharsimi Arikanto, Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 1982), h. 239-240
20
berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian, metode pembelajaran
merupakan alat untuk menciptakan proses pembelajaran yang diharapkan.6
2. Pengertian Metode Diskusi Kelompok
Kata “diskusi” dari bahasa latin yaitu: “discussus” ysng berarti “to
examine”, “investigate” (memeriksa, menyelidiki). Dalam pengertian yang
umum diskusi ialah suatu proses yang melibatkan dua atau lebih individu
yang berintegrasi secaraverbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan
dan sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar menukar informasi,
mempertahankan pendapat, atau memecahkan masalah.
Metode diskusi kelompok dalam pendidikan adalah suatu cara
penyajian/penyampaian bahan pelajaran, dimana pendidik memberikan
kesempatan kepada para peserta didik/kelompok-kelompok peserta didik
untuk mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat,
membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas
suatu masalah.7
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode diskusi
kelompok merupakan suatu proses bimbingan dimana murid-murid akan
mendapatkan suatu kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-
masing dalam memecahkan masalah bersama. Dalam diskusi ini tertanam pula
tanggung jawab dan harga diri.
6 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), h. 3
7 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Rosda Karya 2013), h. 198
21
3. Strategi Meningkatkan Metode Diskusi Kelompok
Strategi yang digunakan untuk meningkatkan metode diskusi
kelompok dalam penelitian ini adalah8:
a. Menyusun sebuah pernyataan yang berisi pendapat tentang isu
kontrolversial yang terkait dengan pembahasan pada saat itu.
b. Kemudian membagi siswa menjadi dua tim debat secara acak dan
memberikan posisi pro kepada kelompok dan posisi kontra pada kelompok
lain.
c. Selanjutnya, membuat dua hingga lima kelompok dalam masing-masing
kelompok dan memerintahkan tiap tim kelompok untuk menyusun
argument bagi pendapat yang dipegangnya, pada akhir diskusi guru
memerintahkan tim kelompok untuk memilih juru bicara.
4. Langkah-Langkah Penggunaan Diskusi Kelompok
a. Pendidik mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan
pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya.
b. Dengan pimpinan diskusi (ketua, sekertaris, pencatat, pelapor dan
sebagainya, (bila perlu), mengatur tempat duduk, ruangan, sarana, dan
sebagainya. Pimpinan diskusi sebaiknya peserta didik.
c. Para peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing
sedangkan pendidik berkeliling dari kelompok yang satu kekelompok yang
lain.
8 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2013), h. 207
22
d. Kemudian tiap kelompok berdiskusi dam melaporkan hasil diskusinya
e. Selanjutnya para peserta didik mencatat hasil diskusi tersebut dan pendidik
mngumpulkan llaporan hasil diskusi tersebut
f. Akhirnya diadakan tindak lanjut
1) Membacakan kembali hasilnya untuk diadakan koreksi sepenuhnya dari
masing-masing kelompok
2) Membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusi tersebut.9
5. Manfaat Penggunaan Metode Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok/kelas dapat memeberikan sumbangan yang berharga
terhadap belajar siswa, antara lain:
a. Membantu siswa untuk tiba kepada pengambilan keputusan yang lebih baik
dari pada memutuskan sendiri.
b. Siswa tidak terjebak kepada pemikiran sendiri yang kadang salah, penuh
prasangka dan pemikiran yang sempit.
c. Diskusi kelompok memberikan motivasi terhadap berfikir dan
meningkatkan perhatian kelas terhadap apa yang sedang mereka pelajari.
d. Diskusi juga membantu mengarahkan atau mendekatkan hubungan antara
kegiatan kelas dengan tingkat perhatian dan derajat pengertian dari pada
anggota kelas.
e. Untuk mecari suatu keputusan suatu masalah
9 Ibid, h. 323
23
f. Untuk menimbulkan kesanggupan pada siswa dalam merumuskan
pikirannya secara teratur sehingga diterima orang lain.
g. Untuk membiasakn mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda
dengan pendapatnya sendiri, dan membiasakn sikap toleran.
6. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Diskusi Kelompok
a. Kelebihan Metode Diskusi Kelompok
1) Suasan kelas lebih hidup, sebab siswa mengarahkan perhatiannya atau
pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan yaitu partisipasi
siswa dalm metode ini lebih baik.
2) Dapat meningkatkan prestasi individu seperti: toleran. Demokrasi,
berpikir kritis, sabar dan sebagainya.
3) Kesimpulan diskusi mudah dipahami oleh siswa karena para siswa
mengikuti proses berpikir sebelum sampai kepada kesimpulan.
4) Para siswa dilatih belajar mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib
dalam suatu masalah musyawaran sebagai latihan musyawarah yang
sebenarnya.
5) Rasa social mereka dapat dikembangkan karena bias saling membantu
dalam memecahkan soal atau masalah dalam mendorong rasa kesatuan.
6) Memperluas pandangan
7) Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat.
24
b. Kekurangan Metode Diskusi Kelompok
1) Kemungkinan ada siswa yang tidak aktif, sehingga bagi anak-anak ini,
diskusi merupakan kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggung
jawab
2) Sulit menduga hasil yang dicapai karena waktu yang deberikan untuk
diskusi dangat panjang
3) Kadang-kadang terjadi adanya pandangan dari berbagi sudut bagi
masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi
penyimpangan, sehingga memerlukan waktu yang panjang,
4) Dalam diskusi menghendaki pembuktian yang logis
5) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar
6) Peserta mendapat informasi yang terbatas
7) Dalam pelaksanaan diskusi mungkin dikuasi oleh orang-orang yang
suka berbicara
8) Biasanya orang menghendaki yang lebih formal
C. Peningkatan Hasil Belajar
1. Pengertian Peningkatan Hasil Belajar
a. Peningkatan berarti mempertinggi tingkatan atau menaikkan suatau dari stu
tingkat ketingkat yang lebih tinggi.10
Dengan demikian yang dimaksud
10
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 2013), h. 916
25
peningkatan disini adalah usaha dalam rangka mempertinggi tingkatan
sesuatu dari satu tingkat ketingkat yang lebih tinggi.
b. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan
dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya,
sikap dan tingkah lakunya.11
Belajar adalah cara memperoleh pengetahuan,
proses pembelajaran memerlukan kemampuan tersendiri bagi seorang
siswa, baik kemampuan pikiran, fisik dan materi, sebab tanpa ketiga syarat
tersebut akan sulit bagi seorang siswa mencapai tujuan yang
diinginkannya. Karena pengorbanan yang luar biasa tersebut maka pantas
saja Allah SWT meninggikan derajat bagi penuntut ilmu sebagaimana
firman Allah SWT berikut ini:
أيها ا ٱلريه ي لس في تفسحىا لكم قيل إذا ءامىى مج سحىا ٱل سح فٱف يف قيل وإذا لكم ٱلل
فع فٱوشزوا ٱوشزوا يس م أوتىا وٱلريه مىكم ءامىىا ٱلريه ٱلل عل ت ٱل دزج بما وٱلل
ملىن ١١ خبيس تع
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS Al
Mujadillah:11)12
11
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2014), h. 28 12
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta : al hadi media
kreasi,2012),h. 543
26
Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik
kognitiff, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta
didik setelah mengikuti proses belajar mengajar.13
Hasil belajar yang dicapai peserta didik sangat erat kaitannya
dengan rumusan tujuan intruksional yang direncanakan guru sebagai
perancang belajar mengajar. Tujuan intruksional pada umumnya
dikelompokkan ke dalam kategori domain kognitif, afektif dan
psikomotorik.14
Sedangkan hasil belajar yang peneliti teliti yaitu tentang hasil
belajar peserta didik mengenai materi tentang Sadaqah, Hibah dan Hadiah
hasil belajar tidak akan optimal, jika peserta didik tidak belajar dengan
sungguh-sungguh. Namun hal ini juga dipengaruhi oleh para guru itu
sendiri, selain beberapa faktor lainnya.
Hasil belajar mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran.
Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada
guru tentang kemajuan peserta didik dalam upaya mencapai tujuan-tujuan
dan untuk memperoleh target yang diharapkan oleh guru.
Dalam rangka usaha kita untuk mewujudkan hasil belajar yang
baik, dan menjadikan peserta didik semangat untuk belajar maka perlu
adanya seorang pendidik (guru) yang professional diantaranya memiliki
13
Kunndar, Penilaian Autentik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h. 62 14
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosada Karya, 2009), h. 34
27
metode atau strategi tersendiri di dalam mengajar. Seorang guru dituntut
untuk dapat mengembangkan program pembelajaran yang optimal,
sehingga terwujud proses pembelajaran yang efektif dan efesien15
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat di simpulkan bahwa hasil belajar merupakan dari suatu
pembelajaran yang di jadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dan
ketercapaian tujuan pembelajaran. Seorang peserta didik di ketegorikan
hasil belajar jika telahmengikuti pembelajaran maka tingkat
pengetahuannya akan bertambah, kemudian sikap dan pelakunya akan
menjadi lebih baik.
2. Indikator Keberhasilan Belajar
Indikator hasil belajar diartikan sebagai tanda-tanda yang diperlihatkan
peserta didik sehingga memperlihatkan kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan bahwa ada beberapa
indicator-indikator yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan belajar
peserta didik, yaitu:
a. Anak didik menguasai bahan pelajaran yang dipelajarinyaa.
b. Anak didik menguasai teknik dan cara mempelajari bahan pelajaran
15
Uswatun Hasanah, Peningkatan Hasil Belajar Fiqih , Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan
Islam, Volume 8 Januari 2017, h. 3
28
c. Waktu yang diperlukan untuk menguasai bahan pengajaran relative lebih
singkat.
d. Teknik dan cara belajar yang telah dikuasai dapat dipergunakan untuk
mempelajari bahan pelajaran serupa.
e. Anak didik dapat mempelajari bahan pengajaran lain secara sendiri.
f. Timbul motivasi intrinsic (dorongan dari dalam diri anak didik) untuk lebih
belajar lebih lanjut.
g. Tumbuh kebiasaan anak didik untuk selalu mempersiapkan diri dalam
menghadapi kegiatan sekolah.
h. Anak didik terampil memecahkan masalah yang dihadapi.
i. Kesediaan anak didik untuk menerima pandangan orang lain dan
memberikan pendapat atau komentar gagasan orang lain.16
3. Aspek-Aspek Hasil Belajar
Dari sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya dalam tiga
ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Ketiga ranah
ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ketiga ranah tersebut menjadi objek
penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling
16
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta 2010), h.
120
29
banyak dinilai oleh guru karena berkaitan dengan kemampuan para siswa
dalam menguasai isi bahan pengajaran.17
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan prilaku dalam aspek berpikir
intelektual.18
Ranah kognitif terdiri atas enam bagian, yaitu sebagai
berikut:
1) Ingat/Recall, mengacu pada kemampuan mengenal atau mengingat
materi yang sudah dipelajari dari sederhana sampai pada teori-teori
yang sukar.
2) Pemahaman, mengacu kepada kemampuan memahami materi.
3) Penerapan, mengaju kepada kemampuan menggunakan atau
menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan
menyangkut penggunaan aturan prinsip.
4) Analisis, mengacu kepada kemampuan menguraikan materi kedalam
komponen-kompenen atau faktor penyebabnya, dam mampu memhami
hubungan di antara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga
struktur dan aturannya dapat lebih di mengerti.
5) Sintesis, mengacu kepada kemampuan memadukan konsep atau
komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau
bentuk baru.
17
Ibid. h. 22 18
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung; Alfabeta, 2007), h. 157
30
6) Evaluasi, mengacu kepada kemampuan memberikan pertimbangan
terhadap nilai-nilai meteri untuk tujuan tertentu.19
b. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah sikap perasaan, emosi, dan karakteristik
moral yang merupakan aspek-aspek penting perkembangan peserta
didik.20
Kartwoohl, Bloom, dan Masia mengembangkan ranah ini terdiri
dari:
1) Penerimaan (receiving), aspek ini mengacu pada kepekaan dan
kesediaan menerima dan menaruh perhatian terhadap nilai tertentu,
seperti kesdiaan menerima norma-norma disiplin yang berlaku di
sekolah.
2) Sambutan (responding), aspek ini mengacu pada kecenderungan
memperlihatkan reaksi terhadap norma tertentu. Menunjukan
kesediaan dan kerelaan untuk merespon, misalnya mulai berbuat sesuai
tat tertib disiplin yang telah di terimanya.
3) Menilai (value), aspek ini mengacu pada kecenderungan menerima
suatu norma tertentu, menghargai suatu norma, memberikan penilaian
terhadap sesuatu dengan memposisikan diri sesuai dengan penilaian
itu, dan mengikat diri pada suatu norma. Misalnya peserta didik telah
memperlihatkan prilaku disiplin dari waktu ke waktu.
19
Uzer Usman, Op Cit, h. 35 20
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajarannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 81
31
4) Organisasi (organization), aspek ini mengacu pada proses
pembentukan konsep tentang suatu nilai-nilai dalam dirinya. Pada
tahap ini seseorang mulai memlih nilai-nilai yang ia sukai, misalnya
tentang norma-norma disiplin tersebut dan menolak disiplin-disiplin
tersebut
5) Karakterisasi yaitu pembentukan pola hidup, aspek ini mengacu pada
proses mewujudkan nilai-nilai pribadi sehingga merupakan watak,
dimana norma itu tercermin dalam pribadinya.21
c. Ranah Psikomotorik
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan
(skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan
keterampilan, yakni:
1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)
2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
3) Kemampuan pada perceptual, termasuk di dalamnya membedakan
visual, membedakan auditif, motoris, dll
4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan
ketepatan
5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada
keterampilan yang kompleks
21
Syaiful Sgala, Op Cit, h. 159
32
6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti
ekspresif dan interpretatif.22
Hasil belajar yang dikemukakan di atas sebenarnya tidak berdiri
sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain bahkan ada dalam
kebersamaan. Seseorang yang berubah tingkat kognisinya sebenarnya
dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan perilakunya dengan
demikian hasil belajar itu tinggi, dapat dikatakan bahwa proses belajar
mengajar itu berhasil.
4. Penilaian Hasil Belajar
Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan
pengajaran perlu dilakukan uasaha atau tindakan penilaian atau evaluasi.
Proses belajar mengajar adalah proses yang bertujuan. Tujuan tersebut
dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang diharapkan di miliki peserta
didik setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya.23
a. Kualitas alat penilaian
1) Validitas
Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian teradap
konsep yang dinilai sehingga benar-benar menilai apa yang seharusnya
dinilai.
22
Ibid, h. 30-31 23
Nana Sudjana, Op Cit, h. 111
33
Validitas terbagi menjadi tiga, yaitu:
a) Validitas isi
Berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam
mengukur isi yang seharusnya. Artinya, tes tersebut mampu
mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur,
b) Validitas bangun pengertian (Construct Validity)
Berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian untuk
mengukur pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang
diukurnya. Misalnya, konsep kemampuan, minat, sikap dalam
berbagai bidang kajian harus jelas apa yang hendakdiukurnya.
c) Validitas Ramalan (predictive validity)
Dalam validitas ini diutamakan bukan isi tes, melainkan
kriterianya, apakah alat penilaian tersebut dapat digunakan untuk
meramalkan suatu cirri, perilaku, atau criteria tertentu yang
diinginkan.
2) Reliabilitas
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan alat tersebut dalam
menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut
digunakan akan memberikan hasil yang relative sama.
Reliabilias dibagi menjadi 4 bagian yaitu:
a) Reliabilitas tes ulang
b) Reliabilitas pecahan setara
34
c) Reliabilitas belah dua
d) Reliabilitas rasional.24
b. Fungsi Penilain Hasil Belajar
Penilain yang dilakukan terhadap proses belajar mengajar berfungsi
sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran, dalam hal ini
adalah tjuan intruksional khusus.
2) Untuk mengetahui kefektifan proses belajar mengajar yang telah
dilakukan guru.
c. Tujuan Penilaian Hasil Belajar
Tujuan penilaian hasil belajar adalah sebagai berikut:
1) Memberikan informasi tentang kemajuan peserta didik dalam upaya
mencapai tujuan-tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar.
2) Memberikan informasi yang dapat di gunakan untuk membina kegiatan-
kegiatan belajar peserta didik lanjut, baik keseluruhan kelas maupun
masing-masing individu.
3) Memberikan informasi yang dapat di gunakan untuk mengetahui
kemampuan peserta didik menetapkan kesulitan-kesulitannya dan
menyrankan kegiatan-kegiatan perbaikan.
24
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009), h. 19
35
4) Memberikan informasi yang dapat di gunakan sebagai dasar untuk
mendorong motivasi belajar peserta didik dengan cara mengenal
kemajuannya sendiri dan merangsangnya untuk melakukan upaya
perbaikan.25
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Slameto faktor yang mempengaruhi Hasil belajar yaitu26
a. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor yang berasal dari dalam
diri siswa terdiri dari:
1) Faktor Jasmaniah (fisiologis)
Faktor jasmaniah ini adalah berkaitan dengan kondisi pada
organ- organ tubuh manusia yang berpengaruh pada kesehatan manusia.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor
yang berasal dari sifat bawaan siswa dari lahir maupun dari apa yang
telah diperoleh dari belajar ini. Adapun faktor yang tercakup dalam
faktor psikologis, yaitu: Intelegensi atau kecerdasan. Kecerdasan adalah
kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan
keadaan yang dihadapinya. Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri
dari tiga jenis, yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke
dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau
25
Ibid, h. 3-4 26
Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran: Meningkatkan
Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional, (Yogyakarta: Teras, 2012), h. 120-134
36
menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui
relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
3) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar dan kemampuan ini baru
akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau
berlatih.
4) Minat dan perhatian
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenang beberapa kegiatan. Minat adalah perasaan senang atau
tidak senang terhadap suatu obyek.
5) Motivasi siswa
Dalam pembelajaran, motivasi adalah sesuatu yang
menggerakkan atau mendorong siswa untuk belajar atau menguasai
materi pelajaran yang sedang diikutinya.
6) Intelegensi atau kecerdasan
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Intelegensi adalah
kecakapan yang terdiri dari tiga jenis, yaitu kecakapan untuk
menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat
dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak
secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
37
7) Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (respon
tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang,
dan sebagainya, baik positif maupun negatif.
b. Faktor yang berasal dari luar diri siswa (ekstern)
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajar yang sifatnya diluar diri siswa, yang meliputi:
1) Faktor keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama kali anak merasakan
pendidikan, karena di dalam keluargalah anak tumbuh dan berkembang
dengan baik, sehingga secara langsung maupun tidak langsung
keberadaan keluarga akan mempengaruhi keberhasilan belajar anak.
2) Faktor sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu
lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih
giat.
3) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat juga mempengaruhi salah satu faktor
yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar. Karena
lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak
akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
38
Untuk mendorong kualitas dan prestasi belajar peserta didik,
sebaiknya diperhatiakan dan dibiasakan hal-hal dibawah ini, yakni:27
a. Hendaknya dibentuk kelompok belajar, karena dengan adanya belajar
bersama peserta didik yang kurang faham dapat diberitahu oleh teman
peserta didik yang telah faham.
b. Biasakan agar peserta didik menghafalkan materi dikit demi sedikit
merupakan cara terbaik untuk penugasan ilmu dan kecakapan.
c. Biasakan agar peserta didik rajin mencari sumber belajar karena akan
menambah wawasan.
d. Biasakan agar peserta didik berusaha menghafalkan setiap hari sedikit demi
sedikit.
e. Senantiasa menjaga kesehatan agar dapat belajar dengan baik.
f. Gunakan waktu rekreasi dengan sebaik-baiknya, terutama untuk
menghilangkan kelelahan.
g. Untuk mempersiapkan dan mengikuti pelajaran yang harus melakukan
persiapan sebelumnya.
6. Teori Transfer Hasil Belajar
Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan dalam situasi-
situasi diluar sekolah. Tentang transfer Hasil Belajar, setidak-tidaknya kita
akan menemukan 3 teori, yaitu sebagai berikut:28
27
Nana Sudjana, Ahmad Rifa’i, Media Pembelajaran, (Bandung: Sinar Baru Argensida,
2007), h. 39-40
39
a. Teori disiplin formal
Teori ini menyatakan bahwa ingatan, sikap, pertimbangan,
imajinasi dan sebagainya dapat diperkuat melalui latihan-latihan akademis .
b. Teori unsur-unsur yang identik
Transfer terjadi apabila diantara dua situasi atau dua kegiatan
terdapat unsure-unsur yang bersamaan. latihan didalam satu situasi
mempengaruhi perbuatan tingkah laku dalam situasi yang lainnya.
c. Teori Generalisasi
Teori ini merupakan revisi terhadap teori unsur-unsur yang identik.
Tetapi generalisasi menekankan pada kompleksitas dari apa yang
dipelajari. Interalisasi daripada pengertian-pengertian, keterampilan, sikap-
sikap dan apresiasi dapat memepengaruhi kelakuan seseorang. Teori ini
menekankan kepada pembentukan pengertian yang dihubungkan dengan
pengalaman-pengalaman lain.
D. Tinjauan Mata Pelajaran Fiqih
1. Pengertian Fiqih
Fiqih adalah “Ilmu tentang hukum Islam yang disimpulkan dengan
jalan rasio berdsarkan alasan-alasan yang terperinci”.
Pendapat lain mengatakan fiqih adalah “pengetahuan tentang hokum-
hukum syari’ah (agama) tentang perbuatan manusia yang digali atau
ditemukan dari dalil-dalil terperinci”.29
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fiqih adalah suatu
ilmu yang membahas masalah tentang hokum-hukum syara’ yang diperoleh
dari dalil-dalilnya yang tafshil dan terperinci yang dipahami dengan
menggunakan kekuatan rasio.
28
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta :PT Bumi Aksara ,2012). h. 34 29
Lukman Zain, Pembelajaran Fiqih, ( Jakarta: Direktoral Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 3
40
2. Dasar, Tujuan da Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih
a. Dasar Fiqih
Mempelajari ilmu fiqih termasuk usaha untuk memperdalam ilmu
agama yang diperintahkan oleh Allah SWT sebagaimana Firman-Nya:
مىىن كان وما۞ مؤ ليىفسوا ٱل ل كافة قة كل مه وفس فلى هم فس ى طائفة م
مهم وليىرزوا ٱلديه في ليتفقهىا ا إذا قى هم زجعى رزون لعلهم إلي ١١١ يح
Artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara
mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya”. (Q.S. At Taubah: 122).30
Berdasarkan ayat di atas maka jelaslah bahwa umat Islam bahwa
umat islam diperintahkan agar memperdalam ilmu agama ( bertafaqquh
fiddien). Dan Nasrudin Razak menjelaskan bahwa: “sebagaimana bunyi
ayat tersebut yang menyebutkan kata fiqih, Abi Ishak mengartikannya
adalah memahami apa yang tersirat”. 31
Perintah yang mengajarkan apa yang telah diketahui tentang ajaran
Islam juga disabdakan oleh Rasulullah SAW, yang artinya:
30
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: PPKSAQ. 1989), h. 302 31
Naskrudin Razak, Op Cit., h. 251
41
“ Dari Ibnu Umar ra, berkata Rasulullah SAW bersabda:
sampaikanlah dariku walaupun satu ayat”… (HR. Bukhari)
Jadi Rasulullah SAW memerintahkan kepada seluruh umat manusia
yang telah mendapatkan ajaran Islam meskipun satu ayat saja harus
disampaikan kepada umat Islam lainnya, agar semua umat Islam memiliki
waasan syari’at Islam sehingga dapat menjaga dri dari kesesatan.
b. Tujuan Fiqih
Tujuan dari fiqih adalah menerapakan aturan aturan atau hokum-
hukum syari’ah dalam kehidupan. Sedangkan tujuan dari penerapan aturan-
aturan itu untuk mendidik manusia agar memiliki sikap dan karakter taqwa
dan menciptakan kemaslahatan bagi manusia”.32
c. Ruang Lingkup Fiqih
Ruang Lingkup Fiqih terdiri dari, yaitu:
1) Hubungan manusia dengan Allah
Siswa dibimbing untuk meyakini bahwa hubungan vertical
kepada Allah SWT merupakan Ibadah utama dam pertama. Topic
bahasannya meliputi: Rukun Islam, Thaharah, Shalat, Puasa dan Zakat.
2) Hubungan manusia dengan manusia
Siswa dibimbing dan dididik menjadi anggota masyarakat
dengan berakhlak mulia dan berusaha menjadi teladan Masyarakat.
Materinya meliputi: jual beli, pinjam eminjam, sewa menyewa, upah,
32
Lukman Zain, Pembelajaran Fiqih, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama
Republik Indonesia, 2009), h. 6
42
shadaqah, infak, makanan dan minuman yang halal dan haram, binatang
yang halal dan haram,barang titipan dan temuan.
Berdasarkan pada uraian di atas dapat dipahami bahwa ruang lingkup
mata pelajaran fiqih tersebut mengajarkan hubungan manusia dengan Allah
dan manusia dengan manusia yang harus diamalkan oleh anak didik.
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pengertian Metode Penelitian
Menurut Sugiono secara umum metode penelitian diartikan sebagai “Cara
ilmiah untuk mendapatkan data dan kegunaan tertentu”.1
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif–deskriptif yaitu pendekatan penelitian yang berusaha mendeskripsikan
suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi sekarang yang dimana peneliti
memotret peristiwa dan kejadian yang terjadi menjadi fokus perhatiannya untuk
kemudian dijabarkan sebagaimana adanya. Untuk mendapatkan data yang ada,
maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut
a. Populasi dan teknik sampling
Populasi adalah “sekelompok subyek manusia, gejala peristiwa, benda tes,
benda-benda yang terlibat dalam penelitian”.2 Menurut Suharsimi Arikanto
populasi adalah “ keseluruhan subjek penelitian”.3 Jadi yang dimaksud
populasi adalah jumlah individu yang secara keseluruhan memiliki cirri-ciri
tertentu yang menjadi objek dari suatu penelitian baik manusia, nilai tes,
gejala atau segala yang ada hubungannya dengan susunan penelitian.
1 Sugyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 3
2 Winarno Sukhamad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik, (Bandung: Tarsito,
2013), h. 93 3 Suharsimi Arikanto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), Edisi Revisi h. 62
44
b. Teknik Sampling
Yang dimaksud dengan teknik sampling adalah “teknik yang
digunakan untuk mengambil sampel dari suatu populasi”.4
Dari pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud
dengan teknik sampling adalah suatu cara atau teknik yang digunakan untuk
menentukan sampel dari suatu populasi, penulis berpedoman kepada pendapat
suharsimi arikunto, “untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi selanjutnya jika subyek lebih besar dan dapat diambil
antara 10-15 atau lebih”.
Berdasarkan pendapat diatas, karena subyeknya lebih dari 100, maka
penulis menetapkan sampel dalam penelitian ini adalah 37 orang peserta didik
yang diambil dari sebagian peserta didik di kelas VIII B di MTs Al Hikmah
Bandar Lampung.
B. Subjek dan Objek
Penentuan subjek dan objek adalah usaha penentuan sumber data, artinya
dari mana data penelitian dapat diperoleh.5 Yaitu apa yang menjadi populasi
dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah:
1. Guru Bidang Studi Fiqih di MTs Al Hikmah Bandar Lampung
2. Peserta Didik Kelas VIII B di MTs Al Hikmah Bandar Lampung
4 Muhammad Ali, Metode Membuat Skripsi, (Gramedia: Jakarta, 2000), h. 74
5 Suharsimi Arikanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), h. 114
45
Sedangkan objek dari penelitian ini adalah pembelajaran Fiqih dengan metode
pembelajaran diskusi kelompok di kelas VIII B di MTs Al Hikmah Bandar
Lampung.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan peneliti
untuk atau mengumpulkan data-data atau informasi dalam suatu penelitian.
Untuk mendapatkan data yang diperlukan, penulis menggunakan bebrapa metode
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Menurut Sutrisno Hadi yang dikutip oeh Sugiono dalam bukunya yang
berjudul Metode Penelitian Pendidikan, bahwa Observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun, dari berbagai proses
biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan.6
Sedangkan menurut Sutrisno Hadi Observasi diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan sengan sistematik atau fenomena-fenomena yang
diteliti. Pengamatan (observasi) adalah cara pengumpulan data dengan terjun
dan melihat kelapangan, terhadap objek yang diteliti. Berdasarkan penjelasan
tersebut penulis dapat memahami bahwa observasi adalah suatu cara
6 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 203
46
mengumpulkan data dengan terjun langsung kelapangan yang menjadi objek
penelitian.
Dalam observasi ini penulis menggunakan observasi partisipan dimana
penulis berpartisipasi langsung dalam melakukan kegiatan yang dilaksanakan
oleh individu maupun kelompok yang diamati. Metode observasi ini
digunakan untuk mengetahui proses belajar siswa di MTs Al Hikmah Bandar
Lampung. Dengan observasi partisipan ini pengamat dapat lebih menghayati,
merasakan, dan mengalami sendiri seperti individu yang diamati.
2. Metode Interview (Wawancara)
Metode interview (wawancara) menurut Mohammad Ali adalah
merupakan salah satu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan sumber data.7 Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interview).
Dari uaraian diatas penulis dapat memahami bahwa metode interview
adalah metode pengumpulan data dengan cara Tanya jawab antara seseorang
dengan orang lain secara sistematis atas dasar tujuan penelitian. Metode ini
digunakan untuk mengetahui kondisi dan luar belakang siswa di MTs Al
Hikmah Bandar Lampung.
7 Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fak. Pcycologi
UGM, 2013), h. 83
47
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumenter merupakan metode pengumpulan data dengan
jalan mempelajari, meneliti catatan tentang suatu obyek yang terjadi di masa
lalu melalui sumber dokumentasi. Dalam hal ini Suharsimi Arikunto
mengatakan bahwa metode dokumentasi adalah : “mencari data atau variable
yang berupa catatan, transkrip, buku-buku, majalah peraturan, notulen rapat,
catatan harian dan sebagainya”.8
Dari pendapat diatas jelaslah bahwa pengertian dari metode
dokumentasi adalah tehnik pengumpulan data dengan cara mempelajari data
yang sudah ada di dokumentasi.
Metode dokumentasi ini penulis gunakan sebagai metode pendukung
untuk melengkapi data-data yang diperoleh. Adapun dokumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data tertulis tentang jumlah data guru,
jumlah siswa. Letak geografis sekolah MTs Al Hikmah Bandar Lampung dan
lain-lain yag dapat menyempurnakan data yang diperlukan.
D. Analisi Data
Menganalisa merupakan langkah yang sangat kritis sekali dalam
penelitian dengan data yang dikumpulkandalam penelitian. Data yang diperoleh
akan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
8 Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hal. 114
48
Reduksi data atau proses transformasi diartikan “sebagai proses
pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan,
transformasi data yang muncul dari catatan-catatan dilapangan yang
mencakup kegiatan pengikhtisarkan hasil pengumpulan data selengkap
mungkin, dan memilah-milah kedalam konsep, ketegori atau tema-tema
tertentu”.9
Dalam kegiatan ini peneliti menajamkan analisis, menggolongkan
atauu mengkatagorikan kedalam tiap permasalahan melalui uraian singkat,
mengarahkan membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data
sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat dilarikan diverifikasi.
2. Display Data
Display data atau penyajian data adalah kegiatan “ kegiatan yang
mencakup mengorganisasikan data-data dalam bentuk tertentu sehingga
terlihat sosok secara utuh. Display data dapat terbentuk urauan naratif, bagan,
hubungan antara katagori, diagram, alur dan lain sejenis atau bentuk-bentuk
lain.”10
Yang paling digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Hal ini dalam
mendisplaykan data mengenai Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok
9 Imam Suprayogi dan Tabrani, Metodologi Penelitian Sosial Agama, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2013), h. 193 10
Burhan Bugin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis Dan Metodologi
Kearah Penguasaan Metode dan Aplikasi, (Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2003), h. 70
49
dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kedalam urutan sehingga
strukturnya dapat dipahami. Selanjutnya setelah dilakukan analisis mendalam.
3. Verifikasi (Penarikan Kesimpulan)
Verifikasi atau penarikan kesimpulan adalah usaha untuk mencari atau
memahami makna atau arti, ketentuan, pola-pola, penjelasan, atau sebab
akibat, atau penarikan kesimpulan, sebenarnya hanyalah sebagian dari suatu
kegiatan dari konfigurasi yang utuh.
Dalam penarikan kesimpulan akhir, penulis menggunakan metode
berpikir induktif. Berpikir induktif “berangkat dari fakta-fakta yang khusus,
peristiwa-peristiwa yang kongkrit, kemudian fakta-fakta dan peristiwa-
peristiwa yang khusus itu ditarik generalisasi-generalisasi yang bersifat
umum”.11
Pada tahap ini data yang telah disajikan dan dikomentari untuk
mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindak lanjuti,
kemudian ditarik kesimpulan secara umum menggunakan metode induktif
mengenai Efektivitas Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII B di MTs Al Hikmah
Bandar Lampung.
11
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Remaja Rosda Karya, Cetakan
ketigapuluhempat, Oktober 2015), h. 296
50
E. Uji Keabsahan Data
Agar hasil penelitian mempertanggung jawabkan maka dikembangkan
tata cara untuk mempertanggung jawabkan ke absahan hasil penelitian, karena
tidak mugkin melakukan pengecekan terhadap instrument penelitian yang
diperankan oleh peneliti itu sendiri, maka yang akan diperiksa adalah ke
absahan datanya.
Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan uji kreabilitas, uji
kreadibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian dalam penelitian
ini menggunakan teknik triangulasi. Teknik keabsahan data dalam penelitian
ini adalah menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data itu untuk keperluan pengecekan. Triangulasi ini dilakukan untuk
melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan data,
apakah informasi yang didapat dengan metode interview sama dengan metode
observasi, atau apakah hasil ob servasi sesuai dengan informasi yang
diberikan ketika di-interview.12
Dalam penelitian ini, menggunakan tenik
triangulasi metode yang dilakukan untuk menguji sumber data, apakah
sumber data ketika di-interview dan diobservasi akan memberikan informasi
yang sama atau berbeda.
12
Burhan, Bungin. Penelitian Kualitatif. Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu
Sosial Lainnya. Kencana.Jakarta, 2007. h.265.
52
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Profil Sekolah MTs Al-Hikmah Bandar Lampung
1. Sejarah Sekolah MTs Al Hikmah Bandar Lampung
MTs Al-Hikmah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang
beralamatkan di Jl. Sultan Agung Gg. Raden Saleh No. 23 Way Halim
Kedaton Kota Bandar Lampung, didirikan pada tanggal 17 Februari 1980
oleh KH. Muhammad Sobari. Latar belakang berdirinya MTs Al-Hikmah
adalah banyaknya jumlah santri yang tinggal di pondok pesantren Al-
Hikmah serta sebagai sarana pendidikan menengah untuk anak-anak yang
tinggal di lingkungan pesantren tersebut.Oleh sebab itu, dari awal
didirikannya hingga sekarang MTs Al-Hikmah dikelola sepenuhnya di
bawah naungan yayasan pondok pesantren Al-Hikmah.
Karena dibawah naungan yayasan pondok pesantren MTs Al-
Hikmah memiliki pembeda dengan sekolah menengah pertama pada
umumnya yaitu lebih banyak jumlah pelajaran agama islam dalam proses
pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan didirikannya MTs
Al-Hikmah yaitu untuk membangun sebuah lembaga yang dapat
“Membangun Insan Santri Dan Siswa Agar Berilmu Amaliah Dan Beramal
ilmiah”.
53
Adapun daftar nama-namayang pernah menjabat sebagai kepala MTs
Al-hikmah Bandar Lampung sejak berdiri hingga sekarang adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Periodesasi kepemimpinan MTs Al-Hikmah
No. Tahun Yang Menjabat
1 Tahun 1980-1994 Drs. Syamsul Ma’arif
2 Tahun 1994-1998 Drs. H. Basyaruddin Maisir
3 Tahun 1998-2005 Daryati, AS., S.Pd.I
4 Tahun 2005-2006 Drs. H. Basyaruddin Maisir
5 Tahun 2006-2008 Rudi Aryanto, S.Pd.I
6 Tahun 2008-2010 Ismail, S.Pd
7 Tahun 2010-2016 Itsnain, S.Pd.I
8 Tahun 2016-sekarang Siti Masyithah, M.Pd
2. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi MTs Al-Hikmah Bandar Lampung
Kuat dalam Aqidah, Beramal dengan Ilmu, dan Unggul dalam Prestasi
b. Misi MTs Al-Hikmah Bandar Lampung
1) Mempersiapkan peserta didik yang beriman dan bertaqwa
2) Membina peserta didik yang taat beribadah dan berakhlakuk karimah.
3) Mewujudkan peserta didik yang 'alim dan 'amil
4) Membina peserta didik untuk mengembangkan potensi diri
5) Mempersiapkan peserta didik yang cerdas, kreatif, kompetitif dan
mandiri
c. Tujuan MTs Al-Hikmah Bandar Lampung
54
1) Mendidik santri/siswa untuk menjadi insan muslim yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT
2) Membina santri/siswa yang bertafaqoh fiddin (mendalami agama dan
mengamalkan ilmunya) sesuai dengan ajaran Islam ahlus sunnah wal
jama’ah
3) Membina santri/siswa agar memiliki akhlakul karimah
4) Selaku kader ulama dan mubaligh yang berjiwa ikhlas serta tangguh
dalam menegakkan kebenaran.
5) Mengembangkan dan mengarahkan bakat dan minat santri/siswa
6) Menumbuhkan bakat dan minat siswa/santri yang yang belum tergali
7) Mendidik santri/siswa untuk menjadi insan yang terampil dan
mempunyai keterampilan
8) Mendidik siswa/santri agar memiliki kecerdasan sehingga mampu
untuk berkompetisi yang sehat dengan Sekolah/Madrasah/Pondok
Pesantren lain
9) Mendidik santri/siswa yang memiliki jiwa kreatif dan tanggap
terhadap persoalan dan tugas
10) Mendidik santri/siswa agar mampu hidup mandiri
3. Letak Geografis
MTs Al-Hikmah Bandar Lampung terletak di jalan Sultan Agung Gg
Raden Saleh No. 23 RT 005/ RW 005 Way Halim, Kedaton, Bandar
55
Lampung. MTs Al-Hikmah Bandar Lampung dibangun di atas tanah seluas
4013 m2, dengan alokasi pemanfaatan sbb:
a. 1500 m2 bangunan gedung
b. 2000 m2 berupa lapangan olahraga
c. 513 m2
berupa pekarangan, halaman dan taman yang merupakan satu
kesatuan kompleks pekarangan MTs Al-Hikmah Bandar Lampung.
Batas – batas posisi MTs Al-Hikmah Bandar Lampung:
a. Sebelah Barat : Perumahan penduduk
b. Sebelah Timur : Perumahan penduduk
c. Sebelah Utara : Jalan raya (Raden Saleh)
d. Sebelah Selatan : Kuburan umum dan gedung RA Al-Hikmah.
4. Data Tenaga Pengajar
a. Jumlah Tenaga Pengajar
Pada tahun ajaran 2017 sekarang ini, jumlah guru MTs Al-
Hikmah sebanyak 34 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.2
Keadaan guru dan karyawan MTs Al-Hikmah Bandar Lampung
No N a m a L/P Mata Pelajaran Pendidikan
Terakhir Keterangan
1 Siti Masyithah, M.Pd P Bahasa Arab S2 IAIN Kepala
Madrasah
2 M. Itsnaini, M.Pd.I L SKI S2 IAIN Waka Kurikulum
56
3 Dra. Nurkusumawati P SKI S1 PAI GTY
4 Musyarofah, S.Pd.I P SKI, Aswaja S1 PBA GTY
5 Ismal, S.Pd L IPA S1 UNILA PNS
6 Ratna KD, S.Pd P IPA S1 UNILA GTY
7 Ria Yulistiana, SP P IPA. Prakarya S1 IPB GTY
8 Uliyah M, S.Pd.I P Bahasa
Indonesia
PGSMP GTY
9 Nurani, S.Pd P Bahasa
Indonesia
S1 B.INDO GTY
10 Rudi Aryanto, M.Pd.I L Matematika S1 UNILA PNS
11 Sundari, S.Pd P Matematika S1 PGRI GTY
12 Samin, S.Pd.I L Matematika S1 IAIN GTY
13 Yasmiyati, S.Pd.I P Qur’an Hadits S1 PAI GTY
14 Rohani, S.Pd.I P Qur’an Hadits S1 IAIN GTY
15 Dra. Sunariah, M.Pd.I P Fiqih S2 IAIN PNS
16 A. Syaifullah, S.Pd.I L Fiqih, IPS S1 IAIN GTY
17 Zainatul Alfiah, S.Pd.I P Bahasa Arab S1 PBA GTY
18 Siti Munasih, S.Pd P Bahasa Inggris S1 UNILA GTY
19 Muslim, S.Pd L Bahasa Inggris S1 B.ING GTY
20 Mashudi, S.Pd.I L Akidah Akhlak S1 IAIN Waka Kesiswaan
21 A. Malik Nasir, S.Pd L Akidah Akhlak S1 IAIN GTY
22 Maryadi, S.Pd.I L PKN S1 PAI GTY
23 Aan Azhari, S.Pd.I L PKN GTY
24 Ahmad Nasoha, S.Pd.I L PKN S1 IPS Waka SarPras
25 Prapti W, S.Pd.I P Seni Budaya D2 PGTK GTY
26 Nur’aini, S.Pd P Bahasa Lampung GTY
27 Famil Katamsyi, S.Pd L Penjaskes GTY
28 Agus M, S.Pd.I L Penjaskes S1 IAIN GTY
29 Desi Supriani, S.Pd.I P Prakarya S1 IAIN GTY
30 Samson Rais, S.Pd L IPS S1 IPS GTY
31 Vestiana A, S.Pd P IPS S1 PGRI GTY
32 Muson, M.Pd.I L Aswaja S2 IAIN GTY
33 M. Husen A, S.Pd.I L BP / BK S1 IAIN GTY
57
5. Data Jumlah Siswa
a. Jumlah Siswa
Keadaan peserta didik MTs Al-Hikmah Bandar Lampung tahun
2017 berjumlah 513 yang terdiri dari 257 laki-laki dan 256 perempuan
yang terdiri dari 13 kelas, yaitu kelas VII berjumlah 5 kelas, kelas VIII
berjumlah 4 kelas dan kelas IX berjumlah 4 kelas. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3
Keadaan peserta didik MTs Al-Hikmah Bandar Lampung
No Kelas Jumlah siswa Jumlah
keseluruhan L P
1 VII A 38 - 38
2 VII B 39 - 39
3 VII C 37 - 37
4 VII D - 45 45
5 VII E - 45 45
6 VIII A 37 - 37
7 VIII B 36 - 36
8 VIII C - 17 41
9 VIII D - 19 44
10 IX A 16 - 41
11 IX B 14 - 38
12 IX C - 17 39
13 IX D - 17 35
b. Data Sarana dan Prasarana
1) Sarana Gedung
Bangunan sekolah pada umumnya dalam kondisi baik. Jumlah
ruang kelas untuk menunjang kegiatan belajar memadai:
58
Tabel 4.4
Keadaan Gedung MTs Al-Hikmah Bandar Lampung
No. Jenis Bangunan Jumlah Kondisi
1 Ruang Kelas 13 Baik
2 Ruang Kepala Madrasah 1 Baik
3 Ruang Guru 1 Baik
4 Ruang Tata Usaha 1 Baik
5 Laboratorium IPA (Sains) 1 Baik
6 Laboratorium Komputer 1 Baik
7 Laboratorium Bahasa - -
8 Laboratorium PAI - -
9 Ruang Perpustakaan 1 Baik
10 Ruang UKS 1 Baik
11 Ruang Keterampilan - -
12 Ruang Kesenian - -
13 Toilet Guru 4 Baik
14 Toilet Siswa 4 Baik
15 Ruang Bimbingan Konseling
(BK) - -
16 Gedung Serba Guna (Aula) 1 Baik
17 Ruang OSIS 1 Baik
18 Ruang Pramuka 1 Baik
19 Masjid/Mushola 1 Baik
20 Gedung/Ruang Olahraga - -
21 Rumah Dinas Guru 2 Baik
22 Kamar Asrama Siswa (Putra) 10 Baik
23 Kamar Asrama Siswi (Putri) 10 Baik
24 Pos Satpam 1 Baik
25 Kantin 1 Baik
59
2) Sarana Fasilitas Belajar
Tabel. 4.5
Keadaan Sarana Fasilitas Belajar MTs Al-Hikmah
No. Jenis Sarpras Jumlah Kondisi
1 Kursi Siswa 536 Baik
2 Meja Siswa 270 Baik
3 Loker Siswa - -
4 Kursi Guru di Ruang Kelas 1 Baik
5 Meja Guru di Ruang Kelas 1 Baik
6 Papan Tulis 1 Baik
7 Lemari di Ruang Kelas 1 Baik
8 Komputer/Laptop di Lab. Komputer 20 Baik
9 Alat Peraga PAI - -
10 Alat Peraga IPA (Sains) 5 Baik
11 Bola Sepak 2 Baik
12 Bola Voli 2 Baik
13 Bola Basket 1 Baik
14 Meja Pingpong (Tenis Meja) 1 Baik
15 Lapangan Sepakbola/Futsal 1 Baik
16 Lapangan Bulutangkis - -
17 Lapangan Basket 1 Baik
18 Lapangan Bola Voli 2 Baik
3) Sarana Penunjang
Tabel 4.6
Keadaan Sarana Penunjang Belajar MTs Al-Hikmah
No. Jenis Sarpras Jumlah Kondisi
1 Laptop (di luar yang ada di Lab.
Komputer) - -
2 Komputer (di luar yang ada di Lab.
Komputer) 1 Baik
3 Printer 1 Baik
4 Televisi 1 Baik
5 Mesin Fotocopy - -
6 Mesin Fax - -
7 Mesin Scanner - -
60
8 LCD Proyektor 1 Baik
9 Layar (Screen) 1 Baik
10 Meja Guru & Pegawai 20 Baik
11 Kursi Guru & Pegawai 30 Baik
12 Lemari Arsip 4 Baik
13 Kotak Obat (P3K) 1 Baik
14 Brankas - -
15 Pengeras Suara 1 Baik
16 Washtafel (Tempat Cuci Tangan) 1 Baik
17 Kendaraan Operasional (Motor) - -
18 Kendaraan Operasional (Mobil) - -
19 Mobil Ambulance - -
20 AC (Pendingin Ruangan) - -
B. Penyajian Data Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok
a. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran merupakan satu tahapan penting yang
harus dilakukan oleh seorang pendidik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam perencanaan pembelajaran, pendidik dapat
menetapkan tujuan yang akan dicapai, cara mencapainya, alokasi waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut, alat dan bahan yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut, serta alat evaluasi yang
dibutuhkan untuk mengevaluasi perkembangan anak. Oleh karenya,
perencanaan kegiatan pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi
pendidik dalam mempersiapkan, melaksanakan dan melakukan evaluasi.
Berdasarkan pengamatan pada tanggal 01, 08, 15 dan 22 Agustus
2018 Pada tahap perencanaan pembelajaran diskusi kelompok yang
61
direncanakan oleh guru sebelum memulai pembelajaran yaitu, sebagai
langkah awal ibu Dra. Hj. Sunariah, M.Pd.I menentukan materi
pembelajaran yaitu mempersiapkan materi yang terdapat di buku LKS,
yaitu materi tentang Sadhaqah, Hibah dan Hadiah, yang mana materi
tersebut sesuai dengan silabus dan sesuai dengan materi yang ada pada
semester genap kelas VIII.1 Selanjutnya guru menyiapkan sarana dan
prasarana yang diperlukan dalam proses belajar guru menyiapkan
diantaranya buku LKS, absen siswa, Al-Quran, dan bahan yang lainnya
untuk diskusi kelompok.2 Guru memikirkan ddan membuat scenario
pembelajaran yang akan dilaksanakan dan membuat format pembelajaran
berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan
telaj dijabarkan dalam silabus. Ruang lingkup Rencana Pembelajaran
paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu)
atau beberapa indicator untuk 1(satu) kali pertemuan atu
lebih.Perencanaan merupakan langkah yang sangat penting sebelum
pelaksanaan kegiatan. Kegiatan belajar mengajar (KBM) membutuhkan
perencanaan yang matang agar berjalan secara efektif, dengan
menggunakan metode pembelajaranyang sesuai dan cocok dengan materi
1Ibu Dra. Hj. Sunariah, M.Pd.I, Guru Fiqih, Observasi, Tanggal 01, 08, 15,22 Agustus 2018
2Ibu Dra. Hj. Sunariah, M.Pd.I, Guru Fiqih, wawancara, Tanggal 01, 08, 15,22 Agustus 2018
62
yang akan disampaikan karena metode merupakan komponen dalam
pendidikan yang antara komponen satu dengan yang lain saling kerjasama
seperti media, materi dan lingkungan.3
b. Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok
Metode diskusi kelompok digunakan guru selama pengamatan
penulis hanya digunakan gurubeberapa kali, dan tidak semua pertemuan
menggunakan metode diskusi, akan tetapi menggunakan metode ceramah,
Tanya jawab dan lainnya. Topik-topik yang didiskusikan olehguru
diantaranya materi tentang:
1) Shadaqah
a) Pengertian shadaqah
b) Hukum shadaqah
c) Dalil tentang shadaqah
d) Rukun shadaqah
e) Hilangnya pahala shadaqah
2) Hibah
a) Pengertian hibah hukumnya
b) Hukum hibah
c) Rukun hibah dan syarat-syaratnya
d) Mencabut hibah
e) Macam-macam hibah
3Ibu Dra. Hj. Sunariah, M.Pd.I, Guru Fiqih, Wawanca, Tanggal 01, 08, 15,22 Agustus 2018
63
3) Hadiah
a) Pengertian hadiah dan hukumnya
b) Hukum dan dalil hadiah
c) Rukun dan syarat hadiah
d) Macam-macam hadiah
e) Adab memberi dan menerima hadiah
f) Perbedaan dan persamaan shadaqah, hibah dan hadiah
g) Perbedaan hadiah dengan suap
h) Solusi suap dan hadiah yang haram
i) Hikmah dan manfaat shadaqah, hibah dan hadiah
Metode diskusi yang diamati penulis yang sering digunakan guru
Fiqih ini adalah dikusi debat aktif, hasil pengamatan penulis pada metode
diskusi ini masih sering kali dikuasai oleh guru artinya murid masih
enggan mengeluarkan pendapatnya. Meskipun ada namun hanya beberapa
siswa saja.
Pada metode pembelajaran diskusi kelompok ini guru melakukan
diskusi (tempat, peserta dan waktu), dari segi mempersiapkan siswa,
mengingat keadaan siswa yang bermacam-macam dengan latar belakang
dan kemampuan intelektual yang berbeda-beda pula, guru dengan baik
melakukan pengarahan dan penjelasan mengenai bagaimana
caraberdiskusi dengan baik dan apa manfaatnya, sehingga siswa
64
mempunyai pemahaman dan pengetahuan yang sama mengenai metode
diskusi yang dilakukan.
c. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Diskusi Kelompok
Pada pengamatan tanggal 01, 08, 15 dan 22 Agustus pelaksanaan
pembelajaran guru menggunakan metode diskusi sebagai proses belajar
mengajar guru melakukan pembagian kelompok diskusi, guru
menginstruksikan peserta didik untuk berhitung dari 1-4 secara berulang-
ulang dan membagi kelompok diskusi berdasarkan nomor hitung yang
mereka peroleh dan mempersilahkan untuk duduk bergabung dengan
kelompok tersebut. Berikut ini nama-nama kelompok yang terbentuk,
sebagai berikut:
Tabel 4.7
Daftar Nama Kelompok Diskusi
No Nama Kelompok
1 2 3 4
1 Abdi Kuncoro Abie Malik Ibrahin Adhe Arya Alhafiz AdiSurya R
2 Agung Gustiar Agung Pratama Agung Setiawan Aufal Wafa Dzil
3 Chandra Wijaya Denny Irawan Galih Adam S Habib Febrian A
4 Ilham Nanda P Jhoneos Efendi Kurniawan Alhafiz M Bahrul Ulum
5 Muhammd Shaka M Nabila Lutsunnisa Nabila Putri N Nadia Dina Alifa
6 Pinka Hidaya R Pitri Amelia Rahma Durotun N Rahmawti
7 Salsabila Firdaus Sultan Adi Sunanda Sultan Adi
8 Wahyu Nugroho Yusriko Adefrizal Habib Romadhon
Darusslam
MTB Deden Kirais
9 Afif Zain Anhar M D Bagas Arto Winarto Nadia Yolanda Putri Sabrina Safitri
10 Sunanda
65
Setelah terbagi kelompok diskusi guru membacakan 4 sub materi
yang akan didiskusikan oleh masing-masing kelompok yaitu:
66
Kelompok 1 membahas materi tentang:
1) Shadaqah
a) Pengertian shadaqah
b) Hukum shadaqah
c) Dalil tentang shadaqah
d) Rukun shadaqah
e) Hilangnya pahala shadaqah
Kelompok 2 membahas materi tentang
2) Hibah
a) Pengertian hibah hukumnya
b) Hukum hibah
c) Rukun hibah dan syarat-syaratnya
d) Mencabut hibah
e) Macam-macam hibah
Kelompok 3 membahas materi tentang:
3) Hadiah
a) Pengertian hadiah dan hukumnya
b) Hukum dan dalil hadiah
c) Rukun dan syarat hadiah
d) Macam-macam hadiah
e) Adab memberi dan menerima hadiah
67
Kelompok 4 membahas materi tentang:
a) Perbedaan dan persamaan shadaqah, hibah dan hadiah
b) Perbedaan hadiah dengan suap
c) Solusi suap dan hadiah yang haram
d) Hikmah dan manfaat shadaqah, hibah dan hadiah
Kemudian guru memberikan arahan kepada setiap kelompok untuk
mengerjakan dan berdiskusi, ada beberapa anggota kelompok yang bertanya
“bu tidak punya materinya”?kemudian guru menjawab “kalian boleh mencari
sumber materi dari mana saja, internet, buku paket dan lainnya, dan setiap
kelompok di haruskan mencatat di buku masing-masing. Dan guru
mempersiapkan masing-masing kelompok untuk berdiskusi dan guru
membatasi waktu untuk berdiskusi selama 20 menit, diskusi kelompok pada
materi ini sudah mulai terlihat, tetapi masih banyak anggota kelompok yang
bermalas-malasan, guru dan peneliti memberi teguran kepada peserta didik
untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi kelompoknya. Guru dan peneliti
berkeliling menanyakan dan melihat jalannya diskusi pada setiap masing-
masing kelompok.Dengan begitu peserta didik langsung mengerjakan LKS
dengan kelompoknya masing-masing.Para peserta didik dalam kelompoknya
mulai mengemukakan pendapatnya dan mencari jawabannya, berdasarkan
pengamatan peneliti pada setiap kelompok memang ada beberapa siswa yang
benar-benar mengerjakan ada pula beberapa siswa yang hanya diam
mengobrol dengan temannya juga ada yang ribut dan bermalas-
68
malasan.Waktu 20 menit berlalu guru menunjuk acak peserta didik untuk
mempresentasikan hasil diskusi dengan semua anggota kelompok maju
kedepan.
Guru mempersilahkan kelompok pertama untuk mempresentasikan
hasil diskusi tentang pengertian shadaqah, Hukum shadaqah, Dalil tentang
shadaqah, Rukun shadaqah, dan Hilangnya pahala shadaqah, pada saat
kelompok pertama akan mempersentasikan hasil diskusinya, anggota
kelompok lain rebut dan sibuk sendiri. Setelah kelompok pertama
mempersentasikan hasil diskusinya, guru menanyakan kepada kelompok lain
apakah ada tambahan atau pertanyaan, mereka tidak ada yang bertanya guru
pun mengingatkan agar setiap kelompok untuk mengajukan minimal 1
pertanyaan kepada tiap-tiap kelompok yang persentasi. Guru mempersilahkan
kelompok 1 untuk duduk kembali, dan meminta kelompok lain untuk
bertepuk tangan.
Guru menunjuk kelompok 3 untuk presentasi hasil diskusi tentang
Pengertian hadiah dan hukumnya, Hukum dan dalil hadiah, Rukun dan syarat
hadiah, Macam-macam hadiah dan Adab memberi dan menerima hadiah,
salah satu anggota menjadi moderator dan memperkenalkan anggotanya, pada
saat pelaksanaan ada sebagian siswa yang ngobrol bersama temannya, setelah
selesai mempresentasikan moderator menawarkan kepada kelompok lain ada
yang mau bertanya? Dan ada dari salah satu kelompok mengangkat tangan
dan bertanya” bagaimana jika ada teman memberikan hadiah kepada
69
temannya, tetapi yang memberi meminta imbalan hadiah tersebut?Boleh
tidak? Dan anggota kelompok yang presentasi menjawab “ boleh, asal dari
keduanya saling ikhlas”. Karena tidak ada yang bertanya lagi guru
mempersilahkan duduk dan memberi tepuk tangan kepada kelompok 3.
Selanjutnya guru menunjuk kelompok 2 untuk presentasi hasil
diskusinya tentang Hibah yaitu: Pengertian hibah hukumnya, Hukum hibah,
Rukun hibah dan syarat-syaratnya, Mencabut hibah dan Macam-macam
hibah, seperti kelompok lain kelompok ini memperkenalkan anggotanya dan
memulai mempresentasikan hasil diskusinya beberapa menit, dan setelah
selesai moderator dari kelompok ini mengajukan pertanyaan adakah yang
mau bertanya? Dari kelompok mengajukan pertanyaan? “ bagaimana
hukumnya jika kita menghibahkan sesuatu kepada orang lain lalu kita
memintanya kembali?Kelompok yang presentasipun menjawab” haram,
kecuali hibah orang tua kepada anaknya (bukan sebaliknya).Moderatorpun
menawarkan lagi “masih ada yang inngin bertanya, apabila tidak ada kami
akhiri presentasi kami”. Kelompok 2 duduk dan dberi tepuk tangan oleh
kelompok lain.
Untuk kelompok selanjutnya kelompok 4 menjelaskan tentang
Perbedaan dan persamaan shadaqah, hibah dan hadiah, Perbedaan hadiah
dengan suap, Solusi suap dan hadiah yang haram Hikmah dan manfaat
shadaqah, hibah dan hadiah, kelompok 4 memulai presentasi, suasa kelaspun
ramai dan mulai tidak kondusif, gurupun menegur para siswa yang rebut,
70
presentasi 4 selesai dan pada kelompok ini tidak ada yang mengajukan
pertanyaan, dan kelompok tersebutpun duduk kembali.
Setelah presentasi selesai, guru meminta semua peserta duduk sesuai
dengan kelompoknya masing-masing, guru memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya mengenai yang belum mereka pahami.
Setelah semua kelompok maju kedepan guru memberikan tugas
kepada masing-masing siswa untuk membuat kesimpulan dari diskusi
masing-masing kelompok, disisi lain peneliti melihat bahwasannya gurupun
melakukan evaluasi jalannya diskusi dan membuat kesimpulan dari hasil
materi yang sudah didiskusikan.4
Tabel 4.8
Hasil Observasi Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok DalamPembelajaran
Fiqih
No Aktivitas A B C D Keterangan
Persiapan
1 Mempersiapakan kondisi belajar siswa Sangat Baik
2 Memberikan informasi/penjelasan tentang
masalah tugas dan diskusi Baik
3 Menyiapkan sarana dan prsarana untuk
melaksanakan diskusi (tempat, peserta dan
waktu)
Cukup
Siswa melakukan diskusi
4 Guru merangsang seluruh peserta
berpartisipasi dalam diskusi Baik
5 Member kesempatan kepada semua
anggota aktif Baik
6 Mencatat tanggapan/saran dan ide-ide yang Cukup
4 Ibu Dra. Hj. Sunariah, M.Pd.I, Guru Fiqih, Observasi, Tanggal 01, 08, 15,22 Agustus 2018
71
penting
Memberikan tugas kepada siswa untuk
7 Membuat kesimpulan diskusi Baik
8 Mencatat hasil diskusi Cukup
9 Menilai hasil diskusi Baik
Sumber data: Observasi, Tanggal 22 Agustus 2018
Keterangan:
A: Baik Sekali
B: Baik
C: Cukup
D: Kurang
Dari hasil observasi tersebut diatas terlihat bahwa dalam pelaksanaan
dari 9 poin hanya tidak ada yang terdapat ke dalam kriteria kurang, dan 3 poin
kriteria cukup dan 5 poin untuk criteria baik dan 1 poin untuk criteria sangat
baik.
Sedangakn menurut teori yang di ungkapkan syaiful bahri djamarah
bahwa agar penggunaan metode diskusi berhasil dengan efektif maka
langkah-langkah dalam pelaksanaan metode diskusi harus dilaksanakan
dengan semaksimal mungkin.
Setelah pelaksanaaan pembelajaran diskusi kelompok selesai terdapat
ciri-ciri bahwa metode sudah efektif, yaitu:
1. Adanya motivasi belajar
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik sebelum memulai
pelajaran, agar peserta didik semangat dalam kegiatan belajarnya. Dalam
72
penelitian ini guru sudah semaksimal mungkin memberikan motivasi
kepada pesera didik.
2. Memelihara perhatian sepenuhnya
Guru sudah cukup memelihara perhatian siswa pada saat kegiatan
belajar mengajar.Dari masing-masing kelompok sudah terfokus pada
materi yang dipelajari dan sudah mempertahankan materi yang
disampaikan pada presentasi.
3. Memajukan kegiatan mental
Dengan efektivitas metode pembelajaran diskusi kelompok ini guru
dan peneliti telah meningkatkan mental siswa dengan terlaksananya
kegiatan diskusi kelompok yang dipimpin oleh ketua dari masing-masing
kelompok telah menunjukkan sikap keberanian pada semua peserta didik,
dan dari anggota kelompok sudah mempertahankan argument dari topic
yang dibahas.
4. Menciptakan suatu gambaran yang jelas dari bahan-bahan yang akan
dipelajari
Peserta didik sudah mampu menciptakan gambaran dengan
jelasberdasarkan bahan-bahan yang mereka diskusikan didepan kelas.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa metode diskusi kelompok
yang digunakan guru dalam mata pelajaran fiqih pada materi Sadhaqah,
Hibah dan Hadiah di MTs Al Hikmah Bandar Lampung sudah efektif karena
langkah-langkah yang harus dilakukan dan hal-hal yang mempengaruhi
73
metode diskusi keompok telah dilaksanakan dengan maksimal, sehingga
proses pembelajaran dengan menggunkan metode diskusi kelompok sudah
mampu menghasilkan tujuan belajar yang efektif.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis, maka penulis
mendapati bahwa sebagian siswa besar prilaku para pendidik serta unsur-
unsur yang ada di sekolah cukup baik dan bernuansa islami yang sangat kuat
dalam menjalankan aktifitas sehari-hari.Contoh yang diamati penulis di
sekolah inisetiap harinya semua guru dan peserta didik melakukan sholat
ashar berjamaah.5
2. Hasil Belajar Peserta Didik
Setelah dilakukan pengamatan terhadap proses penggunakan metode
pembelajaran diskusi kelompok oleh guru dikelas kemudian penulis menguji
peseta didik dengan melakukan tes pilihan ganda dan essay yang merupakan
hasil belajar mereka setelah menggunakan metode pembelajaran diskusi
kelompok.
Data hasil ulangan tersebut terlihat nilai siswa sesudah menggunakan
metode pembelajaran diskusi kelompok mendapatkan nilai rata-rata 77,35
dengan memperlihatkan hasil belajar ini dengan melihat hasil belajar siswa
sebelum menggunakan metode pembelajaran diskusi kelompok yang nilai
rata-rata siswa adalah 72,67 maka dapat penulis sampaikan bahwa dalam
5MTs Al Hikmah Bandar Lampung, Observasi, Tanggal 01, 08, 15,22 Agustus 2018
74
penggunaaan metode pembelajaran diskusi kelompok ini telah berhasil.Hasil
belajar dapat dilihat dilampiran.
Pembahasan keberhasilan belajar dengan menggunakan metode
pembelajaran diskusi dengan mengacu kepada hasil pengamatan yang telah
guru/peneliti lakukan dan mendapat hasil bahwa hasil belajar peserta didik
tehadap mata pelajaran fiqih materi Shadaqah, Hibah dan Hadiah dengan
menggunakan metode pembelajaran diskusi kelompok, mendapat nilai rata-
rata mencapai 77,35. Walaupun pada hasil nilai ulangan tersebut masih ada
beberapa siswa yang belum memenuhi KKM yang telah ditetapkan
disekolah.Sangat terlihat untuk hasil belajar peserta didik sudah baik hal ini
karena pembelajaran berpusat pada peserta didik, pengelolaan pembelajaran
yang semakin baik, serta adanya kerjasama antara guru, peneliti dan peserta
didik.6
C. Analisis Data
Berdasarkan data keseluruhan yang telah diuraikan pada temuan
penelitian diatas, dapat diketahui bahwa tingkat keefektifan metode
pembelajaran diskusi kelompok terhadap peningkatan hasil pembelajaran mata
pelajaran fiqih sudah baik, artinya dari guru dan pihak sekolah yang
berkompeten sudah semaksimal mungkin dalam pelaksanaannya.
Yang pertama dapat dilihat dari perencanaan dalam menggunakan
metode pembelajaran diskusi kelompok guru sudah semaksimal mungkin dalam
6Hasil Observasi di kelas pada tanggal 22 Agustus 2018
75
mempersiapkan untuk kegiatan proses pembelajaran, seperti menyiapkan bahan
ajar, RPP, absen siswa, sarana mengajar, dan lain sebagainya.
Pada Metode diskusi kelompok ini didalam langkah persiapan yang
meliputi mempersiapkan tempat, sarana dan waktu guru sudah maksimal, dan
dari proses pelaksanaannya guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok
dan memberikan materi masing-masing untuk didiskusikan dan sebelumnya pun
guru menjelaskan dan memberikan pengarahan mengenai bagaimana jalannya
diskusi. Walaupun terkadang diskusi masih kurang kondusif ketika proses
pelaksanaannya.
Dari hasil observasi tersebut diatas terlihat bahwa dalam pelaksanaan dari
9 poin tidak ada yang terdapat criteria kurang, dan 3 poin criteria cukup dan 5
poin untuk criteria baik dan 1 poin criteria sangat baik.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa metode diskusi kelompok yang
digunakan guru dalam mata pelajaran fiqih pada materi di MTs Al Hikmah
Bandar Lampung sudah efektif karena langkah-langkah yang dilakukan dan hal-
hal yang mempengaruhi metode diskusi kelompok telah dilaksanakan dengan
maksimal, sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi
kelompok sudah mampu menghasilkan tujuan belajar yang efektif.
Demikian gambaran mengenai metode yang digunakan guru fiqih di MTs
Al Hikmah Bandar Lampung dalam menyampaikan materi metode diskusi
kelompok. Peneliti berharap proses belajar mengajar ini guru tidak hanya
menggunakan metode diskusi kelompok saja, akan tetapi menggunakan lebih
76
dari satu metode di dalam setiap memberikan atau menyampaikan pelajaran
dengan kondisi siswa.
Secara garis besar bisa dikatakan penggunaan metode dalam
menyampaikan metode pembelajaran diskusi kelompok di sekolah MTs Al
Hikmah Bandar Lampung sudah baik dan efektif. Dibuktikan dengan hasil
ulangan yang sudah memenuhi nilai rata-rata 77,35, walaupun masih ada
beberapa siswa yang belum memenuhi ketuntasan minimum.
Maka berdasarkan catatan lapangan, tes, observasi, wawancara dan
dokumentasi yang telah peneliti laksanakan memperoleh kesimpulan bahwa
pelaksanaan pembelajaran yang di lakukan oleh guru di MTs Al Hikmah Bandar
Lampung dengan menggunakan metode diskusi kelompok dalam proses
pembelajaran sudah efektif dalam menghasilkan peningkatan hasil belajar mata
pelajaran fiqih peserta didik kelas VIII B di MTs Al Hikmah Bandar Lampung.
Namun demikian diharapkan kepada guru untuk menggunakan metode diskusi
kelompok tidak sampai disini, guru diharapkan lebih memperdalam dalam
penggunaan metode pembelajaran yang lain yang bersifat inovatif.
D. Pembahasan
Melalui proses analisis data yang ada diatas, maka bagian ini penulis
uraikan apa saja yang harus diperhatikan guru dalam efektivitas metode
pembelajaran diskusi kelompok dalam meningkatkan hasil belajar siswa di MTs
Al Hikmah Bandar Lampung.
77
Dalam efektivitas metode pembelajaran diskusi kelompok juga terdapat
beberapa langkah-langkah yang harus diperhatikan oleh guru yaitu: pemilihan
materi yang akan didiskusikan, menyiapkan sara dan prasarana, waktu,
alat/bahan dan pembagian anggota kelompok.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis di kelas VIII B MTs
Al Hikmah Bandar Lampung.Dari keseluruhan langkah-langkah efektivitas
metode pembelajaran diskusi kelompok dalam meningkatkan hasil belajar siswa
menunjukkan bahwasannya dari langkah-langkah yang harus diperhatikan oleh
guru pada kelas VIII B di MTs Al Hikmah Bandar Lampung bisa disimpulkan
bahwa langkah-langkah sudah diterapkan dengan maksimal.
Namun terdapat langkah pembelajaran diskusi kelompok yang belum
diterapkan seperti mengatur peserta didik agar kondusif pada saat presentasi
berjalan, mengajarkan siswa agar aktif pada saat berdiskusi dan mengajukan
pertanyaan seputar materi yang telah disampaikan untuk mengukur apakah siswa
sudah menguasai materi yang disampaikan tersebut.
Sesuai dengan hasil wawancara yang sudah dilakukan dengan guru mata
pelajaran fiqih kelas VIII B di MTs Al Hikmah Bandar Lampung dapat peneliti
simpulkan bahwa efektivitas metode pembelajaran diskusi kelompok sudah
efektif dan untuk hasil belajar siswa sudah meningkat setelah efektivitas metode
pembelajaran diskusi kelompok dibandingkan dengan sebelum efektivitas
metode pembelajaran diskusi kelompok.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dan hasil analisis data
sesuai dengan pembahasan yang penulis uraikan pada bab sebelumnya, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa metode pembelajaran diskusikelompok di
MTs Al Hikmah Bandar Lampung sudah efektif dalam meningkat kanhasil
belajar peserta didik pada mata pelajaran Fiqih. Hal ini dapat dilihat proses
belajar mengajar yang dilakukan guru Fiqih dan hasil belajar yang dicapai siswa
sudah cukup baik dan mengalami peningkatan.
B. Saran
1. Untuk Guru
a. Agar dapat menggunakan metode bervariasi yang selain metode diskusi
kelompok untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyerap
pelajaran sehingga dalam belajar akan tertarik dan termotivasi dalam
belajar, peserta didik tidak bosan dalam mengikuti kegiatan kelas.
b. Sebelum melaksanakan metode pembelajaran, sebaiknya melakukan
persiapan sebaik-baiknya dengan pertimbangan materi yang akan
disampaikan.
86
2. UntukSiwa
Dalam mengikuti proses kegiagan belajar mengajar diharapkan siswa
lebihd isiplin, lebih aktif dan menghargai apa yang disampaikan oleh guru.
3. Untuksekolah
Kepada pihak sekolah diharapkan memberikan dorongan serta
himbauan kepada guru untuk berinovasi dan lebih kreatif dalam
menggunakan metode pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Bandung: Pt Rosda Karya 2013
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2009
Burhan Bugin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis Dan
Metodologi Kearah Penguasaan Metode Dan Aplikasi, Jakarta: Raja
Grapindo Persada, 2003
Departemen Agama Ri, Al Qur’an Dan Terjemah, Jakarta: Ppksaq. 2016
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta: 2007
Departemen Agama Ri, Al-Qur’an Dan Terjemahannya Jakarta : Al Hadi Media
Kreasi,2012
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah-Konsep Strategi Dan Implementasi, Pt
Rmj Rosdakarya, Bandung: 2013
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis-Konsep Strategi Dan Implementasi, Bandung: Pt
Rmj Rosdakarya, 2006
Fathurrohman Dan Sulistyorini, Belajar Dan Pembelajaran: Meningkatkan Mutu
Pembelajaran Sesuai Standar Nasional, Yogyakarta: Teras, 2012
Hamzah B. Uno Dan Nurdin Mohamad, Belajar Dengan Pendekatan Paikem,
Jakarta: Bumi Aksara, 2014
Kunndar, Penilaian Autentik, Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2013
Lukman Zain, Pembelajaran Fiqih, Jakarta: Direktoral Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama Republik Indonesia, 2015
Lukman Zain, Pembelajaran Fiqih, Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Departemen
Agama Republik Indonesia, 2009
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Remaja Rosda Karya,
Cetakan Ketigapuluhempat, Oktober 2015
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru Bandung: Pt Remaja
Rosda Karya, 2010
Muhammad Ali Membuat Skripsi Metode, Edisi Revisi Gramedia: Jakarta, 2014
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru Bandung: Pt
Remaja Rosdakarya, 2011
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2014
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014
Nana Sudjana, Ahmad Rifa’i, Media Pembelajaran, Bandung: Sinar Baru Argensida,
2007
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajarannya, Jakarta: Bumi Aksara, 2008
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta :Pt Bumi Aksara ,2012
Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia
Jakarta: Balai Pustaka, 2013
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2013
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Pt. Rineka Cipta 2010
Syaiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2007
Sugyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2013
Suharsimi Arikanto, Prosedur Peneltian Pendekatan Dan Pratik, Jakarta: Bina
Aksara, 2015
Suharsimi Arikanto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2014,
Suharsimi Arikanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka
Cipta, 2002
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R
&D Bandung: Alfabeta, 2013
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Ii, Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fak.
Pcycologi Ugm, 2013
Undang-Undang Sisdiknas Bab 1 Pasal 1 Ayat 1
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosada Karya, 2009
Winarno Sukhamad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik, Bandung:
Tarsito, 2013