efektifitas keteladanan guru pai dalam penanaman …repository.iainbengkulu.ac.id/3149/1/skripsi...
TRANSCRIPT
1
EFEKTIFITAS KETELADANAN GURU PAI DALAM PENANAMAN
NILAI-NILAI AGAMA ISLAM PADA KELAS II SMK S 21 ANALIS
KESEHATAN QAWIY SHABAB KOTA BENGKULU
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Dan Tadris Institut Agama Islam
Negeri BengkuluUntuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam (S.Pd)
p
OLEH:
AMELIA KONTESA
NIM:1316210550
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)BENGKULU
TAHUN 2018
2
3
4
MOTTO
“Yakin dan Berdoa bahwa setiap datang nya ujian pasti ada hikmahnya
Allah maha adil dan maha melihat, mana yang terbaik untuk
hambaNya”
(Amelia Kontesa)
iii
5
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, kupersembahkan karya ini sebagai
sebuah perjuangan totalitas diri kepada:
- Rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya
sehingga mampu menyelesaikan karya yang luar biasa ini.
- kedua orang tuaku, Ibuku (Zatiah) dan Ayahku (Muin) yang
kusayangi dan kucintai, terima kasih atas semua yang telah kalian
korbankan untukku, untuk tiap tetesan air mata dan keringat yang
kalian curahkan buatku, terima kasih juga buat do’a yang selalu
kalian panjatkan kepada-Nya hingga akhirnya Ia ridho atas
keberhasilanku.
- Kakakku dan adekku ( adek M. herlambang, teteh wani, teteh
suryani, teteh lusiana, kak siswanto, kak imun, ayuk zetri) yang
selalu memberi nasehat dan dukungan baik moril maupun materil,
serta selalu berdoa demi menanti keberhasilanku.
- Para sahabat tersayang, ridha, susi kardila, hartalina, rida wati,
okti, andriyani vunka, esti lidiani, eci pramita, bunga lestari dan
yang tak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas semua
dukungan dan bantuannya serta selalu ada untuk memberikan
semangat dalam suka maupun duka.
- Teman-teman seperjuanganku angkatan 2017
- Tak lupa Almamaterku tercinta.
iv
6
7
ABSTRAK
Amelia kontesa, NIM: 1316210550, Judul Skripsi: “ Efektifitas Keteladanan
Guru PAI Dalam Penanaman Nilai-Nilai Agama Islam Pada Kelas II SMK S 21
Analis Kesehatan Qawiy Shabab Kota Bengkulu”.Skripsi: program Studi
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu.
Pembimbing 1. Drs. Suhirman M.Pd, Pembimbing 2. Nurlaili M.Pd. I
kata kunci: nilai-nilai agama islam
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah Efektifitas Keteladanan
guru PAI dalam menanamkan nilai-nilai Agama Islam pada siswa. di SMK S 21
Analis Kesehatan Qawiy Shabab Kota Bengkulu. Jenis penelitian yang digunakan
adalah kualitatif deskriptif penelitian lapangan (field research kualitatif. Yaitu
penelitian yang langsung dilapangan untuk mendapatkan data-data yang
dibutuhkan. Subjek dalam penelitian ini adalah guru PAI, kepala sekolah dan
siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Teknik analisis data: a) Proses pengolahan ini terdiri dari tiga
tahap yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/ verifekasi Hasil
penelitian: 1)kesadaran sholat siswa kelas XI setelah diberi keteladanan masih
kurang dibuktikan dengan ketika disekolah Siswa yang tertinggal sholat
berjama’ah tetap melaksanakan sholat. Akan tetapi sholatnya belum benar dan
masih bercanda. Ketika dirumah banyak yang sholatnya harus diingat orang tua,
tetapi dibandingkan dengan sebelumnya diberi keteladanan hampir seluruh Siswa
kelas XI mengalami peningkatan kesadaran walaupun tidak terlalu besar
dibandingkan dengan kesadaran sholatnya walaupun secara umum masih kurang.
2) faktor pendorong pembiasaan sholat Dzhuhur berjama’ah diantaranya adalah
harapan guru untuk menjadi siswa lebih baik, ketika di rumah sholatnya tidak
diawasi, pentingnya ibadah sholat, untuk menghasilkan lulusan yang berakhlak
mulia yang mampu melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim.
vi
8
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah, Tuhan yang
Maha Kuasa, karena berkat rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Efektifitas Keteladanan Guru PAI Dalam Penanaman
Nilai-Nilai Agama Islam Pada Kelas II SMK S 21 Analis Kesehatan Qawiy
Shabab Kota Bengkulu” yang dapat penulis selesaikan. Shalawat serta salam
penulis sampaikan kepada junjungan kita yakni nabi muhammad SAW. Yang
telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan
ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali bimbingan, bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof, Dr.H, Sirajuddin M, M. M.Ag, M.H, selaku Rektor IAIN
Bengkulu yang telah memberi fasilitas guna kelancaran mahasiswa dalam
menuntut Ilmu.
2. Bapak Dr. Zubaedi, M.Ag. M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Tadris Agama Islam Negeri ( IAIN) Bengkulu beserta Stafnya, yang
selalu mendorong keberhasilan penulis.
3. Bapak Adi Saputra, M.Pd selaku ketua prodi pendidikan Agama Islam
(PAI).
4. Bapak Dr. Suhirman, M.Pd selaku Dosen pembimbing I yang telah
banyak memberikan bimbingan, pengarahan, dan koreksi kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Ibu Nurlaili, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Tarbiyah sekaligus Pemimbing
II, yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dengan
penuh kesabaran dan keikhlasan.
9
6. Bapak Ahmad Fahmi SI selaku kepala Sekolah SMK S 21 Analis
Kesehatan Qawiy Shabab Kota Bengkulu yang telah memberi izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian dilembaga yang beliau pimpin.
7. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Bengkulu yang telah banyak
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis sebagai bekal pengabdian
kepada masyarakat, Agama, Nusa, dan Bangsa.
8. Almamater IAIN Bengkulu
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya, oleh
karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Akhir kata somoga
Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
viii
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
NOTA PEMBIMBING .......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................. vi
ABSTAK ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah. ................................................................... 6
C. Batasan Masalah.......................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ....................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
G. Sistematika Penulisan ................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ................................................................................
1. Pembahasan Tentang Kesadaran sholat ................................ 9
2. Pengertian Efektifitas ............................................................ 11
3. Pengertian Keteladanan Guru . ............................................. 13
4. Nilai-Nilai Agama Islam. ...................................................... 18
5. Penanaman Nilai-Nilai Agama Islam.................................... 22
11
B. Penelitian Terdahulu ................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 33
C. Subjek Penelitian ......................................................................... 33
D. Teknik Pengumpulan Data. ......................................................... 35
E. Teknik Keabsahan Data. ............................................................. 37
F. Teknik Analis Data Kualitatif. .................................................... 37
BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian ...................................................... 39
B. Hasil Penelitian ........................................................................... 49
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 68
B. Saran ........................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta
didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan,
dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang
memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan
masyarakat.1
Sedangkan pendidikan secara sederhana dan umum, pendidikan
merupakan usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi
bawaan, baik jasmani maupun rohani, sesuai dengan nilai-nilai yang ada di
dalam masyarakat dan kebudayaan. Bagi kehidupan umat manusia, pendidikan
merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. 2
Adapun menurut undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengadalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif, masyarakat bangsa dan negara. Pendidikan merupakan faktor
utama dalam kepribadian siswa yaitu kepribadian baik maupun buruk.3
1 Oemar Hamalik. Kurikulum dan pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), hal.3
2 Choirul Mahfud. pendidikan multikultural, (Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar, 2006),
hal. 32 3 Muhibbin Syah. Psikologi Belajar, ( Jakarta:PT. Rajawali Pers, 2013), hal. 1
1
13
Berhubungan dengan pendidikan guru adalah komponen utama dalam
pendidikan. Jika guru memiliki kualitas yang baik, maka pendidikan akan
menjadi baik pula. Karena di tangan guru yang baik keterbatasan apapun yang
mempengaruhi proses pendidikan dapat diatasi atau diminimalkan. Sebagai
komponen yang utama keberhasilan dalam pendidikan sebagian besar
ditentukan oleh mutu profesionalisme seorang guru. Guru yang profesional
bukan lah guru yang hanya dapat mengajar dengan baik tetapi guru juga
sebagai contoh suritauladan yang baik dalam mendidik.
Guru adalah sosok ideal dalam pandangan anak didiknya, yang tingkah
lakunya akan ditiru. Dalam kaitannya dengan pendidikan Agama Islam,
keteladanan dikatakan sebagai metode yang paling efektif. Konsep
keteladanan yang dapat dijadikan sebagai cermin dan model dalam
pembentukan kepribadian orang muslim sendiri. Senada dengan hal di atas
pembinaan Agama yang baik ialah dengan pola perilaku yang dilandaskan
pada nilai-nilai Iman, Islam dan Ikhsan terhadap peserta didik.
Oleh karena itu pengajaran dan keteladanan merupakan metode asasi
bagi terbentuknya keutamaan dan nilai keagamaan. Sehingga dapat mendidik
atau membina akhlak siswa dengan cara latihan dan pembiasaan yang sesuai
dengan nilai-nilai Iman, Islam dan Ihsan, oleh karena pembiasaan dan latihan
tersebut oleh guru akan membentuk sikap tertentu pada siswa.
Metode penanaman nilai-nilai Agama pada siswa dengan memberi
contoh, latihan dan pembiasaan, kemudian nasehat atau anjuran sebagai alat
pendidikan dalam rangka membina kepribadian siswa sesuai ajaran Islam.
14
Menanamkan nilai-nilai Agama pada siswa dan membina akhlaknya dengan
cara latihan-latihan dan pembiasaan-pembiasaan yang sesuai dengan
perkembangan agar peserta didik dapat mentaati ajaran-ajaran Islam yang
telah disyariatkan.
Dalam tahap pembiasaan tersebut perlu didukung oleh penciptaan
situasi yang kondusif. Karena itu, nilai dalam kehidupan sehari-hari dalam
rangka situasi yang kondusif akan mempermudah pencapaian kecakapan
jasmani (dalam pembiasaan).
Untuk menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik dalam diri siswa, guru
tidak cukup hanya memberikan teori-teori saja, karena yang lebih penting
adalah figur yang memberikan keteladanan dalam menerapkan hal tersebut.
Jadi sebanyak apapun teori tentang sikap dan perilaku yang baik yang
diberikan kepada siswa, tidak akan bermanfaat tampa disertai contoh yang
baik dari orang yang menyapaikan. Karena guru adalah seorang
administrator, informator, konduktor, dan sebagainya, dan harus kelakuan
menurut harapan masyarakat.
Seorang guru yang ingin berhasil dalam menanamkan nilai-nilai
Agama kepada anak didik, harus mengetahui cara-cara atau metode mendidik,
dengan menentukan metode yang cocok dalam proses pendidikan. Tanpa
metode suatu pendidikan tidak akan dapat berproses secara efisien dan efektif
dalam kegiatan mendidik dan mengajar menuju tujuan pendidikan.
Berdasarkan observasi awal yang saya lakukanan pada hari sabtu Tanggal 25
Februari 2017 peniliti mewawancarai bapak Abdullah selaku guru Pendidikan
15
Agama Islam (PAI) di Sekolah Analis Kesehatan Qawiy Shabab Kota
Bengkulu “ Adapun kandala yang saya hadapi ketika mengajak siswa sholat
Dzhuhur berjama’ah yaitu secara pribadi sudah dikatakan berjalan dengan
baik tetapi, secara berjama’ah masih ada sebagian siswa yang tidak
melaksanakan sholat Dzhuhur berjama’ah. Sedangkan proses pembelajaran
itu kami adakan langsung praktek sholat Dzhuhur berjama’ah. Adapun
masalah tempat sholat tergantung kondisi dan kafasitas siswa kalau untuk
kelas XI bisa dilaksanakan di mushollah maupun di kelas karena jumlah
siswanya sedikit sedangkan kelas X dan XII tidak bisa karena melebihi
fasilitas.
Jadi dapat peneliti simpulkan sesuai hasil wawancarai di atas adapun
kandalanya yaitu masalah waktu, tempat yang kurang memadai dan kurang
kerjasama diantara guru agama dan guru mata pelajaran yamg lain. Sehingga
masih ada beberapa siswa yang tidak melaksanakan sholat Dzhuhur
berjama’ah. Adapun masalah yang peneliti temukan di sekolah adalah sebagai
berikut: “pertama masih banyak siswa yang tidak melaksanakan sholat
Dzhuhur berjama’ah. Kedua, masih ada beberapa siswa yang kurang bertutur
kata sopan dengan sesama temannya, Ketiga masih ada beberapa siswa yang
terlambat (ketika waktu pelajaran PAI), dan masih banyak siswa yang tidak
mengikuti tadarusan bersama dihari jum’at. Namun masih ada bebeberpa
siswa yang masih sholat Dzhuhur berjama’ah, bertutur kata yang sopan
sesama teman dan masih ada siswa yang disiplin.
16
Adapun maksud dari beberapa permasalahan di atas yaitu:.“Pertama
kurangnya disiplin maksudnya siswa/siswi SMK S 21 Analis Kesehatan
Qawiy Shabab Kota Bengkulu, disini barangkali keterbatasan alat dalam
transportasi seperti halnya siswa/siswi terlambat pada saat mata pelajaran PAI
(Pendidikan Agama Islam). Karena pada saat itu saya sedang mengajar di
kelas II pada saat saya bertanya pada salah satu siswa/siswi mereka memberi
alasan karena adanya keterbatasan dalam transpotasi. Kedua, tutur cara yang
kurang sopan sesama teman, seperti yang saya ketahui saat saya mengajar
waktu saya PLL disana saya masih terdengar kata-kata atau perkataan yang
kurang sopan sesama temannya. Bahkan perkataan tidak lazim diucapkan
terhadap teman sendiri. Karena siswa/siswi SMK S 21 Analis Kesehatan
Qawiy Shabab Kota Bengkulu berasal dari berbagai Daerah, Seluma, Medan,
Bengkulu, Mukomuko dan sebagainya. Karena setiap daerah mempunyai suku
dan bahasa dan gaya bahasa yang berbeda. Oleh sebab itu kita sebagai guru
atau pendidik harus mendidik anak supaya menjadi kepribadian yang lebih
baik. Ketiga kurangnya keagamaan terhadap diri sendiri seperti yang saya
lihat bahwa di sana keterbatasan seperti: waktu dan tempat beribadah
(mushollah). Bahkan guru bidang studi yang lain tidak komplen saat waktu
sholat masuk. Sehingga siswa tersebut merasa tidak mempunyai kewajiban
dalam hal beribadah kepada Allah SWT. Sehingga siswa merasa acuh tah acuh
dalam sholat dan tempat beridahnya tidak memadai untuk sholat Dzhuhur
berjama’ah dikarena mushollanya terlalu kecil untuk sholat Dzhuhur
berjama’ah. Keempat kurang mengikuti kegiatan biasanya (tadarusan). Saat
17
sekarang ini siswa/siswi. Tidak pernah ketinggalan dalam hal update di media
sosial. Bahkan mereka sendiri lupa kewajiban atau kegiatan yang ada di
Sekolah (tadarusan).
Dari latar belakang di atas maka peneliti terdorong untuk mengadakan
penelitian yang berjudul” Efektifitas Keteladanan Guru PAI dalam Penanaman
Nilai-Nilai Agama Islam Pada Siswa Kelas II SMK S 21 Analis Kesehatan
Qawiy Shabab Kota Bengkulu”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Masih banyak siswa yang tidak melaksanakan sholat Dzhuhur
berjama’ah di Sekolah
2. Kurang bertutur kata yang sopan dengan sesama temannya
3. Masih ada beberapa siswa yang terlambat di waktu pelajaran PAI
4. Masih banyak siswa yang tidak mengikuti tadarusan bersama di hari
jum’at.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindar kesalahpahaman tentang tema penelitian ini, maka
penulis membatasi bentuk penanaman nilai-nilai Agama Islam, yaitu
pelaksanaan sholat Dzhuhur berjama’ah, penerapan akhlak mulia dalam
bergaul sehari-hari.
18
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut” Bagaimana efektifitas keteladanan guru dalam meningkatkan
kesadaran sholat Dzhuhur Berjama’ah. ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini yaitu: Untuk mengetahui efektifitas keteladanan
guru dalam meningkatkan kesadaran sholat Dzhuhur Berjama’ah.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi semua pikiran
mengenai efektifitas keteladanan guru dalam meningkatkan kesadaran
sholat Dzhuhur berjama’ah.
b. Untuk memperdalam dan menambah wawasan bagi peneliti khususnya
dan pembaca umumnya.
2. Secara Praktis
a. Untuk menambah wawasan tentang peranan keteladanan guru dalam
meningkatkan kesadaran sholat Dzhuhur berjama’ah.
b. Sebagai pengetahuan dan masukan bagi guru, mahasiswa, dan semua
pihak dalam dunia pendidikan mengenai efektifitas dalam
meningkatkan kesadaran sholat Dzhuhur berjama’ah
19
G. Sistematika Penulisan
Pembahasan skripsi penelitian ini dimana sistematika terdiri dari 5 buah rician
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori, berdasarkan kajian teori, penelitian terdahulu,
BAB III Metodologi penelitian, berdasarkan jenis penelitian tempat dan
waktu penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data,
teknik keabsahan data dan teknik analisis data
BAB IV Hasil Penelitian, berdasarkan geografi sekolah, hasil penelitian,
pembahasan hasil penelitian.
BAB V Penutup, berdasar kesimpulan dan saran.
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pembahasan Tentang Kesadaran Sholat
a. Pengertian sholat
Kesadaran berasal dari kata sadar, yang berarti insaf, merasa,
tahu mengerti, siuman, ingat pada keadaan yang sebenarnya, keadaan
ingat (tahu akan dirinya) ingat kembali, sedangkan kesadaran adalah
keinsafan, keadaan mengerti, hal yang dirasakan atau dialami oleh
seseorang.4
Kesedaran adalah kemampuan individu mengadakan
hubungan dengan lingkungannya serta dengan dirinya sendiri (melalui
pasca indra) dan mengadakan pematasan terhadap lingkungan serta
terhadap dirinya (melalui perhatian).5
Sedangkan sholat secara bahasa berarti Doa. Sedangkan secara
istilah sholat adalah sekumpulan ucapan yang diawali takbir dan
diakhiri dengan salam. Disebut sholat karena menghubungkan seorang
hamba kepada penciptanya.6
Menurut imam al- Qasthaalaani
sebagaimana dikutip Sayyid Shaleh al ja-fari, sholat disebut sholat
karena:
4
Peter Salim, Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: PT.
Modern English Press,1991), hal. 131 5 Sunaryo, Psikologi Untuk Keperawatan (Jakarta: PT. EGC, 2004), hal. 77
6 Abdul Aziz Muhammad Azam, Abu Wahab Sayyed Hawwas, Fiqih Ibadah(Jakarta: PT.
Amzah, 2010), Hal. 145
9
21
1) Sholat dapat mencapaikan manusia kesurga
2) Sholat berasal dari kata shillah (koneksi). Artinya orang yang
sholat berarti sedang berinteraksi dengan allah swt.
3) Sholat mempunyai arti at-tashiyyah artinya didalam sholat
seseorang muslim itu harus mengevaluasi diri,akal dan hatinya.
4) Sholat adalah kasih sayang Allah Swt kepada hambanya.
5) Sholat membawa orang yang meninggalkan pada neraka7
Kata sholat memiliki akar hubungan dengan kata “shilah”yang
bermakna hubungan (contohnya shillah ar-rohim bermakna
siraturahim) dalam kaitannya dengan kata shilah ini, sholat bermakna
medium hubungan manusia dengan Allah swt.8
Kesadaran sholat berarti keadaan tahu dan paham, bahwa
sholat itu wajib dilaksankan sebagai seorang muslim yang taat kepada
Allah SWT. Sehingga timbul dorongan pada diri sendiri untuk
melaksanakannya tanpa terpaksa.
b. Faktor yang mempengaruhi kesedaran sholat
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan kesadaran beragam seseorang adalah sebagai berikut:
1) Faktor pembawaan (internal)
Manusia memiliki fitrah untuk mempercayai suatu zat yang
mempunyai kekuatan (memberikan kebaikan atau mencelakakan).
7 Sayyid Shaleh Al-Fari, The Miracle Of Sholat (Jakrta:PT. Gema Insani, 2007), hal. 79-
81 8 Haidar Bagir, Buat Apa Sholat: Kecuali Jika Anda Hendak Mendapatkan Kebahagian
Dan Ketenangan Hidup(Bandung: PT. Mizania, 2007), hal. 23
22
Dalam perkembangannya ada yang berjalan alamiah. Pada
masyarakat firmitif muncul kepercayaan terhadap roh-roh ghaib
yang bisa mendatangkan kebaikan dan malapetaka sehingga perlu
diberikan sesaji) dan ada juga yang mendapat bimbingan dari para
rasul Allah sehingga fitrahnya berkembang sesuai kehendak Allah.
2) Faktor lingkungan (eksternal)
a) keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak-
anak. Orangtua memiliki peranan yang sangat penting dalam
menumbuhkan fitrah beragama anak.
b) Lingkungan sekolah
Pengaruh sekolah terhadap perkembangan kepribadian
anak sangat besar. Dalam upaya mengembangkan kesadaran
beragama, sekolah terutama guru agama mempunyai peranan
yang sangat penting dalam mengembangkan wawasan
pemahaman, pembiasaan pengalaman ibadah atau akhlak
mulia. Upaya meningkatkan kesadaran sholat.
2. Pengertian Efektifitas
a. Efektifitas
Efektifitas berasal dari kata “efektif” yang mempunyai arti
“pengaruhnya, akibatnya” efetif”. adalah “dapat membawa hasil,
berhasil, guna”. Dengan demikian efektifitas adalah segala usaha yang
dilakukan dapat membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan.9
9 Heppy El Rias, Kamus Ilmiah Populer,( Yogyakarta:PT. Pustaka Pelajar, 2012), hal.162
23
Efektifitas bisa diartikan sama dengan keefektivan hal bekesan
atau berpengaruh, jika dikaitkan dengan usaha atau tindakan berarti
keberhasilan.10
Dapat diartikan sebagai suatu keadaan atau sifat efektif.
Efektifitas merupakan hubungan antara autput dengan tujuan
yang ditetapkan. 11
Suatu organisasi, program, atau kegiatan dikatakan
efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang
tetapkan. Efektifitas juaga diartikan sebagai suatu keadaan yang
menunjukkan tingkatan keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.12
Dapat diartikan pula sebagai azas yang memungkinkan
tercapai tujuan secara optimal. Prinsip keefektifitas akan dicapai
manakala guru mampu menyusun, merencana, dan melaksanakan
pembelajaran secara cermat dan mengatasi sebagai persoalan dengan
baik.
Sehingga dapat disimpulkan keefektifitas adalah usaha atau
tindakan yang memberikan hasil atau pengaruh sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Keteladanan guru dikatakan efektif
dalam meningkatkan kesadaran apabila terjadi peningkatan kesadaran
sholat pada mayoritas kelas XI. Krtiteria kesadaran sholat yang
dimaksud adalah pelaksanaan sholat Dzhuhur berjama’ah atau
kesadaran sendiri.
10
J.S Badudu & Sutan Muhammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia ( Jakarta:PT.
Pustaka Sinar Harapan, 1994), hal. 371 11
Gusti Agung Rai, Audit Kinerja Pada Sektor Publik, Praktik Studi Kasus,(Jakarta:PT.
Selemba Empat, 2008), Hal.24 12
Komarudin, Ensiklopedia Menejemen(Jakarta:PT. Bumi Aksara, 1994), hal. 269
24
3. Keteladanan Guru
a. Pengertian keteladanan
Keteladanan berasal dari kata “Teladan yang berati sesuatu
yang patut ditiru atau baik untuk di contoh. Sedangkan dalam bahasa
arab adalah uswan al-Hasanah. Dilihat dari segi kalimatnya uswatun
hasanah terdiri dari dua kata, yaitu uswatun dan hasanah. Mahmud
Yunus”uswatun sama dengan qudwah yang berarti ikutan. Sedangkan
hasanah diartikan sebagai perbuatan baik seseorang yang ditiru atau
diikuti oleh orang lain.13
Dalam Al-Qur’an kata uswatun hasanah dilekatkan kepada
Rasulullah SAW juga sering dilekatkan kepada nabi Ibrahim a.s.
Sebagai dijelaskan dalam Al-Qur’an al-azhab ayat 21 yaitu:
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (Q.
S.Al ahzab (12):21)14
Misalnya: Gelar guru teladan atau pelajaran teladan, pastilah
orang yang menyandangnya tidak dalam semua keadaan bisa dijadikan
13
Akmal, Hawi Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam , ( Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2013 ), hal. 93 14
Depertemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya,( Bandung: PT. Karya Agung
Surabaya, 2006), hal. 595
25
teladan. Kita tidak perlu menuntut terlalu banyak, cukuplah ucapannya
sama dengan perbuatannya, perbuatannya adalah wujud dari apa yang
dikatakannya.
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu
mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?itu sangatlah dibenci
disisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
(QS.Ash-shaf 61:2-3)15
Berhubungan dengan guru teladan merupakan pribadi guru
memiliki adil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan,
terutama dalam pendidikan karakter yang sangat berperan dalam
membentuk pribadi peserta didik .
Keteladanan guru sangat besar berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik. Keteladan
ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk
kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan Sumber
Daya Manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan
negara, dan bangsa pada umumnya.16
15
Hamka Abdul Aziz. Karakter Guru Profesional, (Jakarta: PT. Almawardi Prima,
2015), hal. 220 16
Mulyasa. Menajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2015), hal.
169
26
b. Bentuk keteladanan
1) Pengaruh teladan yang tidak di sengaja
Guru tampil sebagai figur yang dapat memberikan contoh-
contoh yang baik. Keberhasilan lebih banyak tergantung pada
kualitas kesungguhan realisasi karateristik guru yang diteladani,
seperti kualitas kepemimpinanya, kualitas kemuliaanya, kualitas
keikhlasannya dan sebagainya. Setiap orang yang diharapkan
menjadi teladan hendaknya memelihara tingkah lakunya serta
tanggungjawab kepada allah swt17
2) Pengaruh teladan yang disengaja
Guru dengan sengaja memberi contoh yang baik pada
siswanya supaya mereka dapat menirunya. Contohnya adalah guru
sebagi iman ketika melaksanakan sholat Dzhuhur berjama’ah di
sekolah, membaikkah sholatnya dalam mengerjakan sholat yang
sempurna kepada makmumnya atau siswa.
3) Pendekatan keteladanan
Pendekatan keteladanan adalah memperlihatkan
keteladanan atau memberi contoh yang baik pada peserta didik. Hal
ini disebabkan karena guru akan menjadi tokoh identifikasi dalam
pandangan anak yang akan dijadikan sebagai teladan dalam
didalam mengidentifikasi diri dalam kehidupannya.
17
Muhammad Akbdul Qodir Ahmad. Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2008), hal. 57-59
27
Sehubungan dengan pendekatan ini di temukan hadis,
antara lain sebagai berikut.
وسلم ووحه علي عه أبى سليمان مالك به الحويرث قال أتيىا الىبي صلى الله
ه شببت متقاربون فأقمىا عىدي عشريه ليلت فظه أن اش لىا وس ألىا عم تقىا أ
لىا فأخبرواي وكان رفيقا رحيما فقال ارجعوا إلى أليكم فعلمو م تركىا فى ا
ن ل لاةفليؤذ كم أحدكم ومروم وصلوا كمارأيتمووي أصلي واذا حضرث الص
كم ثم ليؤم
Dari Abu Sulaiman Malik bin Al-Huwairits berkata,”kami,
beberapa orang pemuda sebaya mengunjungi Nabi, lalu
kami menginap bersama beliau selama 20 malam. Beliau
menduga bahwa kami telah merindukan keluarga dan
menanyakan apa yang kami tinggalkan pada keluarga. Lalu
kami memberitahukannya kepada Nabi. Beliau adalah orang
yang halus perasaanya dan penyayang. Beliau bersabda,”
kembalilah kepada keluarga kalian. Ajarilah mereka,
suruhlah mereka, dan shalatlah kalian sebagaimana kalian
melihat saya mendirikan shalat. Apabila waktu shalat telah
masuk, hendaklah salah seorang diantara kalian
mengumandangkan azan dan yang lebih tua hendaklah
menjadi imam.” (H.R Al-Bukhari)18
Dalam hadis di atas, Rosul memberikan keteladan cara
memperlakukan tamu selama berada di rumahnya. Beliau telah
menunjukan keramahan, kelemah lembutan, kasih sayang dan
meninggalkan kesan yang mendalam. Dalam hal ini Rosul tidak
menyuruh agar para sahabat meniru. Selain itu, beliau juga
mencontohkan mendirikan shalat, terlihat bahwa beliau
mengutamakan pendekatan keteladanan.
Senada dengan di atas teladan merupakan tingkah laku, cara
berbuat dan berbicara akan ditiru oleh anak didik. Dengan teladan
18
Bukhari Umar . Hadis Tarbawi, (Jakarta: PT. Amzah, 2012), hal. 187
28
ini lahirlah gejala identifikasi positif, yakni penyamanan diri
dengan orang yang ditiru. Identifikasi positif itu penting sekali
dalam pembentukan kepribadian. Karena itulah teladan yang
merupakan alat pendidikan yang utama, sebab terikat erat dalam
pergaulan dan berlangsung secara wajar. Hal yang sangat perlu
diperhatikan peserta pendidik dalam hal ini adalah tingkah laku
mana yang harus ditiru atau yang sebaliknya. Teladan
dimaksudkan untuk membiasakan anak didik dalam mencapai
tujuan yang diinginkan.19
Ayat di atas memberikan gambaran akan penting keteladan
sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasululllah SAW yang telah
patut diikuti terutama bagi seorang pendidikan dalam mewujudkan
tujuan pendidikan.
Jadi dari ayat di atas dapat disimpulkan, keteladanan
seorang guru memiliki peranan yang sangat signifikan dalam upaya
mendidik akhlak Siswa.
Kemudian dijelaskan lagi dalam firman Allah Al-Qur’an
surat Al-baqarah ayat 44, berbunyi:
19
Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009),
hal. 29
29
Artinya: Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan)
kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri padahal
kamu membaca kitab (Taurat)? Tidaklah kamu mengerti?20
Dari firman Allah SWT. Di atas dapat diambil pelajaran,
bahwa seorang guru hendaknya tidak hanya mampu panutan bagi
siswanya, sehingga siswa dapat mengikutinya tanpa merasakan
adanya unsur paksaan.
4. Nilai-Nilai Agama Islam
a. Pengertian Nilai-Nilai Agama
Nilai-nilai Agama merupakan salah satu nilai yang ada
sebagaimana dijelaskan pada uraian terdahulu. Nilai-nilai keagamaan
disini dimaksudkan sebagai nilai-nilai. Nilai-nilai Islam secara kaffah
merupakan pekerjaan yang amat benar. Karena nilai-nilai Islam
tersebut menyangkut beberapa aspek, memerlukan kajian dan seluruh
yang luas. Oleh karena itu, kajian nilai-nilai Islam di sini tidak
menyangkut aspek-aspek tersebut secara teperinci, namun dibatasi
pada nilai-nilai pokok ajaran Islam yang sewajarnya ada dan dimiliki
oleh seseorang muslim. Nilai-nilai pokok ajaran Islam tersebut
meliputi Iman, Islam dan Ihsan, sebagai salah satu integral yang tidak
dapat dipisahkan antara satu dan lainnya. Ketekaitan ketiga
kemampuan diatas digambarkan Allah dalam Al-Qur’an.“Tidak lah
20
Depertemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya : PT. Karya Agung,
2006), hal. 8
30
bagaimana Allah tidak membawa perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan akarnya (menjulang)
kelangit.
Pohon ini memberi buahnya pada setiap musim dengan izin
Allah. Allah membawa perumpamaan-perumpamaan untuk manusia
supaya mereka selalu ingat. Rasulullah SAW bersabda dalam hadist
yang diriwayatkan muslim dari Umar bin khatab ra. Yang berbunyi:
bahwa nilai-nilai pokok ajaran Agama Islam secara keseluruhan
mencakup tiga hal: Iman, Islam dan ihsan.21
b. Macam-macam nilai Agama
Dalam pelaksanaan pendidikan Islam mengandung nilai-nilai
pokok yang harus di sampaikan kepada peserta didik.
Menurut Zakiah Derajat mengemukakan tentang nilai-nilai
pendidikan Agama Islam yang harus ditanamkan melalui
pelaksanaannya dilingkungan pendidikan ada empat nilai pokok dari
pengajaran Agama Islam sebagai berikut:
1) Nilai material
Nilai material ialah jumlah pengetahuan Agama Islam yang
diajarkan. Dalam materi pendidikan Agama Islam terdapat materi
pengajaran yang berisi fakta yang harus dikuasai peserta didik.
2) Nilai formal
21
Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hal.
21-22
31
Nilai formal ialah nilai pembentukan, yang bersangkutan dengan
daya siswa atas segala bahan yang telah diterimanya. Hal ini berarti
sejauh manakah daya serap siswa, sehingga ia mampu dengan
tenaganya sendiri membentuk kepribadiaan yang utuh, kokoh dan
tahan uji.
3) Nilai fungsional
Nilai fungsional adalah relevansi bahan pengajaran dengan
kehidupan sehari-hari. Jika bahan pengajaran itu mengandung
kegunaan dapat dipakai atau berfungsi dalam kehidupan anak
sehari-hari, maka itu berarti mempunyai nilai fungsional.
4) Nilai essensial
Nilai essensial ialah “nilai hakiki “agama mengajarkan bahwa
kehidupan hakiki atau hidup yang sebenar-benarnya hidup itu
berlangsung di alam baqa. Jadi kehidupan itu tidak berhenti hingga
dunia saja, melainkan kehidupan itu berlangsung terus dalam
akhirat.22
c. Pembentukan Nilai-Nilai Agama
Dengan memperkaya dimensi nilai, moral dan norma pada
aktivitas pendidikan sekolah, akan memberi pegangan hidup yang kuat
bagi anak-anak dalam menghadapi perubahan sosial. Kemantangan
secara moral (morality nature) akan menjadikan seseorang anak
mampu memperjelas dan menentukan sikap terhadap substansi nilai
22
Ahmad Jazuli. Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bengkulu: PPSB, 2006), hal. 11
32
dan norma baru yang muncul dalam proses perubahan demikian pula
dengan bekal pendidikan budi pekerti secara memadai, akan
memperkuatkan kontruksi moralitas peserta didik sehingga tidak
gampang goyah dalam menghadapi aneka macam godaan dan rayuan
negative diluar lingkungan sekolah.
Pendidikan budi pekerti memiliki makna yang sama dengan
pendidikan moral, pendidikan karakter, pendidikan akhlak dan
pendidikan nilai. Pendidikan budi pekerti merupakan nilai-nilai luhur
yang berakal dari Agama, adat istiadat dan budaya bangsa indonesia
dalam rangka mengembangkan kepribadian peserta didik agar menjadi
manusia yang baik. Secara umum, ruang lingkup pendidikan budi
pekertian adalah penenaman dan pengembangan nilai, sikap dan
prilaku peserta didik sesuai dengan nilai-nilai budi pekerti leluhur.
Diantara nilai-nilai yang perlu ditanam adalah sopan santun, disiplin,
berhati lapang, berhati lembut, beriman, bertakwa, berkemauan keras,
bersahaja, tanggung jawab, bertenggang rasa, jujur, mandiri,
manusiawi, mawas diri, mencintai Ilmu, menghargai karya orang lain,
merasa kasih dan sayang, rasa malu, percaya diri, rela berkorban,
rendah hati, sabar, semangat kebersamaan, setia, positif, taat azas,
takut bersalah, tawakal, tegas, tekun, tepat janji, tepat dan ulet. Jika
peserta didik telah memiliki karakter budi pekerti diatas, maka ia telah
33
menjadi manusia baik, menurut pandangan manusia juga menurut
Allah SWT.23
5. Penanaman Nilai-Nilai Agama
a. Pengertian penanaman
Penanaman berasal dari kata “Tanam” yang artinya menaruh
menaburkan (paham ajaran dan sebagainya), memasukkan
membangkitkan atau memelihara (perasaan, cinta, kasih, semangat dan
sebagainya) sedangkan penanaman itu sendiri berarti proses/caranya,
perbuatan menanamkan.
b. Metode Penanaman Nilai-nilai Agama Islam.
Kata metode berasal dari bahasa yunani yaitu “ Meta” berarti”
melalui “dan “Hodos” berarti” jalan atau cara” maka metode adalah
jalan atau cara yang harus dilalui. Sedang menurut Zakiah Darajat
bahwa metode adalah suatu kerja yang sistematik dan umum, seperti
cara kerja Ilmu pengetahuan.
Dari defenisi di atas, dapat dikatakan bahwa metode
mengandung arti adanya urutan tata kerja yang terencana, sistematis
dan merupakan hasil eksperimen ilmiah guna mencapai tujuan yang
telah direncanakan. Sedangkan menurut M. Athihiyah al-Abrasyi
mengartikan metode sebagai jalan yang dilalui untuk memperoleh
pemahaman peserta didik.24
23
Zubaedi. Pendidikan Berbasis Masyarakat, (Jakarta: PT. Pustaka Pelajar, 2006), hal. 3-
4 24
Moh. Raqib. Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: PT. LKis Priting Cemerlang, 2009),
hal. 91-92
34
Dari pengertian di atas, maka metode penanaman nilai-nilai
Agama adalah suatu cara atau teknik yang digunakan oleh seseorang
pendidik dalam mendidik, membimbing, dan membina moral, perilaku,
atau tingkah laku, agar dalam membimbing dan pembinaan tersebut
dapat diterima oleh peserta didik, sesuai dengan ajaran Islam.
c. Fungsi Penerapan Metode dalam Penanaman Nilai-Nilai Agama
Fungsi penerapan metode dalam penanaman nilai-nilai Agama
pada siswa adalah sebagai berikut:
1) Sebagai alat yang diperlukan dengan cara yang sebaik-
baiknyauntuk memperoleh hasil yang sebaik-baiknya pula.
2) Untuk mengetahui sifat dan ciri-ciri khusus dari macam-macam
hakikat siswa didik dan lain-lain.
3) Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan metode
menanamkan nilai-nilai Agama pada siswa.
4) Mempermudahkan pendidikan akhlak pada siswa dalam
menerapkan dan menanamkan nilai-nilai yang tersimpan dalamAl-
Qur’an.
5) Memperjelas materi nilai-nilai Agama Islam bagi siswa didik
sehingga tidak menyimpang dari pokok dasarnya, yaitu Al-Qur’an
dan hadist nabi.
Dengan demikian, fungsi metode dalam mendidik akhlak siswa
adalah agar dapat mempermudah menerapkan nilai-nilai Islam pada
35
siswa, serta dapat dengan memperjelas kepada siswa tentang akhlak-
akhlak yang baik, sehingga tidak menyimpang dari ajaran Islam.
d. Ciri Nilai-Nilai Ajaran Islam
Adapun nilai pokok yang diajarkan dalam Islam meiputi iman, Islam
dan ihsan. Sebagaimana rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis
yang diriwayatkan Muslim dari Umar Bin Khatthab ra ’’bahwa nilai-
nilai pokok ajaran agama Islam secara keseluruha mencakup tiga hal,
yaitu iman, Islam dan ihsan’’. Adapun pendapat Anshari yang
mengatakan bahwa sistematika ajaran Islam yaitu mencakup akidah,
syariah dan akhlak. Jadi pada prinsipnya iman, Islam, dan ihsan adalah
sama dengan aqidah, syariah dan akhak.25
1) Nilai aqidah
Secara etimologi (Lughatan), agidah adalah berakar dari
kata aqada-ya’kidu-‘aqidatan. Aqdan berarti simpul, ikatan,
perjanjian dan kukuh. Setelah membentuk aqidah berarti
keyakinan.26
Sedangkan Menurut Muhammad Alim aqidah adalah
beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati,
mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak
tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. Aqidah dalam Islam
meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah yang wajib
disembah, dan perbuatan yang berbentuk ibadah27
25
Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2008), hal. 24 26
Yunanhar Ilyas. Kuliah Akidah Islam, (Yogyakarta:PT. LPPI, 2011), hal. 1 27
Muhammad Alim. Pendidikan Agama Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2006), hal. 125
36
Jadi aqidah merupakan keyakinan atau iman yang wajib
diyakini, dan dapat dipahami oleh akal sehat, dan diterima oleh
hati karena sesuia fitrah manusia. Ikatan, berarti landasan yang
mengikat yaitu keimanan, Aqidah juga merupakan inti dan dasar
keimanan maka pembinan dan pembantapan kepercayaan dalam
diri seseorang harus dilakukan sehingga menjadi aqidah yang kuat
dan benar .
Artinya: Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang
mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang
Kami anugerahkan kepada mereka.
Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW, bersabda: "Iman itu
adalah pengetahuan dengan hati, pengucapan dengan lisan, dan
pengamalan dengan anggota badan." (HR. Ibnu Majah : 64, Sunan
Ibnu Majah, Al-Maktabah Asy-Syamilah, bab fil-iman, juz : 1,
hal. 74).
Isi kandungan hadis di atas menjelaskan bahwa unsur-
unsur yang membentuk keimanan seseorang itu ada 3, yaitu :
a) Pengetahuan dengan hati, yaitu mengenal Allah,
membenarkan-Nya dan meyakini dengan sepenuh hati, bahwa
Dia yang menciptakan, mengatur, menjaga dan mengawasi
alam semesta dan segala isinya.
37
b) Pengucapan dengan lisan, yaitu mengakui dan mengikrarkan
dengan lisan dengan mengucapkan dua kalimat syahadah.
c) Pengamalan dengan anggota badan, seperti shalat, puasa,
zakat, haji dan tampil dengan akhlak yang terpuji dalam
mengarungi kehidupan di alam fana ini.28
Adapun pengakuan tentang Allah seperti yang dijelaskan ayat
berikut.
Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali disuruh
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus,
dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan
zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.
Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahli kitab dan
orang-orang musrik, (akan masuk keneraka jahannam
mereka kekal didalamnya. Mereka seburuk-buru
makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik
makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah
28
Sirajuddin” Lima Syarat Orang Yang Berakwa” Artikel Diakses Pada 27 April27 dari
Http://Ssarifin,Blogspot.Co.Id/2014/05/Surat- Al-Baqarah- Ayat-3 Html
38
surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai;
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha
terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya.
Yang demikia itu adalah (balasan) bagi orang yang
takut kepada tuhannya”QS: Al-Bayyinah Ayat: (5-8).29
Demikianlah nilai aqidah yang dapat penulis sebutkan,
semoga keimanan dan keyakinan kita terhadap agama Allah
semakin kuat dan menjadi penopang dalam jiwa kita.
2) Nilai ibadah
Ibadah yang dimaksud adalah pengabdian ritual
sebagaimana diperintahkan dan di atur di dalam al-qura’an dan
sunnah. Aspek ibadah ini di samping bermanfaat bagi kehidupan
duniawi, tetapi yang paling utama adalah sebagai bukti dari
kepatuhan manusia memenuhi perintah-perintah Allah.
3) Nilai akhlak
Pendapat imam Al-Ghazali akhlak ialah suatu sifat yang
tertananam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-
perbuatan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan. Menurut mu’jam akhlak ialah sifat yang tertanam
dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan,
baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan
menurut Muhamad Daud akhlak ialah sikap yang menimbulkan
kelakuan baik atau buruk.
29
Depertemen Agama RI , Al-Qur’an dan Terjemahan, (Surabaya: PT . Karya Agung,
2006), hal. 598
39
Akhlak merupakan unsur yang terpenting dalam hidup
manusia, yang tingkatannya berada sesudah kepercayaan kepada
Allah, malaikat, kitab-kitab, rasul-rosul, qodha dan qodhar allah.
30 Adapun pendapat lain yakni Abu Ahmadi dan Noor Salimi
mengatakan akhlak adalah sikap seseorang yang dimanifestasikan
ke dalam perbuatan.31
Jadi berdasarkan pengertian akhlak di atas maka peneliti
dapat menyebut dan menjelaskan bentuk-bentuk atau macam-
macam akhlak. Akhlak tersebut sebagai berikut:
a) Akhlak kepada Allah, tentang Mentauhidkan Allah.
Sebagaiman firman Allah:
Artinya: 1). Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.2).
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu.3). Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,4).
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia" (al-ikhlas).
b) Akhlak manusia yaitu tentang diri sendiri yaitu sabar
sebagaiman firman Allah:
30
Zulkarnain. Transformasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam, (Yogyakarta: PT. Pustaka
Pelajar, 2008), hal. 50 31
Abu Ahmadi Dan Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008) hal. 206
40
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah
pertolongan dengan sabar dan shalat; sesung-guhnya Allah
adalah beserta orang-orang yang sabar”(surat Al-baqarah
ayat 153)
c) Akhlak terhadap alam
Artinya: “dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk
kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan
tongkatmu". Lalu memancarlah dari padanya dua belas mata
air. sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya
(masing-masing(55). Makan dan minumlah rezki (yang
diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka
bumi dengan berbuat kerusakan” (Al-Baqarah:60)32
B. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang dilakukan oleh Jumeri (2010) dengan judul “Efektifitas
Pembinaan Akhlak Remaja diKelurahan Lubuk Durian Kecamatan Kerkap
Kabupaten Bengkulu Utara”
32
Depertemen Agama RI , Al-Qur’an dan Terjemahan, (Surabaya: PT . Karya Agung,
2006), hal. 11
41
Dari hasil penelitian efektifitas pembinaan akhlak remaja
dikelurahan lubuk durian kecamatan kerkap kabupaten bengkulu utara
penulis simpulkan sebagai berikut:(a) Pelaksanaan Pembinaan Akhlak
Remaja di Kelurahan Lubuk Durian Kecamatan Kerkap Kabupaten
bengkulu kurang baik. Pemberian materi-materi Agama kepada remaja
dengan berbagai metode penyampaian yang kuran tepat semakin
menyulitkan untuk bisa membina akhlak mereka, menjadikan mereka
remaja yang berakhlak mulia. Tetapi karena beberapa kandala maka
pembina akhlak remaja dikeseluruhan kecamatan kerkap kabupaten
bengkulu utara belum mencapai hasil yang efektif. Tetepi hasil dari
observasi yang penulis lakukan kecenderungan remaja untuk berubah
menuju hidup dengan akhlak yang baik sangat tinggi/kuat. (b) Kandala-
kandala yang mempengaruhi pembina akhlak remaja adalah kurangnya
perhatian orang tua, kurangnya sarana persarana penunjang seperti buku-
buku Islami, sehebat apapun para pembina apabila tidak didukung oleh
sarana persarana yang memadai sangat sulit diharapkan hasil yang baik.
Masyarakat lingkungan masjid yang kurang mendukung dan sebagainya.
(c) Kesimpulan/verifikasi dilakukan sejak ditemukan makna dari data
berlanjut disempurnakan hingga data akhir diperoleh kemudian
diverifikasi untuk menguji kebenarannya.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ramdani (2015) dengan judul
“Pelaksanaan Penanaman Nilai-Nilai Agama Islam Dalam Pembentukan
Karakter Religius Siswa Kelas X di SMA Pancasila Bengkulu.
42
Dari hasil penelitian ini penulis dapat menyimpulkan bahwa:
pelaksanaan penanaman nilai-nilai Agama Islam dalam pembentukan
karakter religius siswa kelas X SMA Pancasila yang diterapkan oleh para
guru yaitu melalui proses pembelajaran, bahwa pelaksanaan penanaman
nilai-nilai Agama Islam melalui berbagai macam kegiatan diantaranya: (a)
Santri/siswa melaksanakan sholat tahajud, tahyatul masjid dan subuh
berjamaah dimasjid. (b) Santri/siswa membaca serta menghafal asmaul
husna selesai sholat subuh.(c) Santri/siwa belajar kitab kuning, menghapal
surat-surat pendek, mufrodat dengan ustad/guru setelah sholat subuh.(d)
Santri/siswa melaksanakan sholat dhuha sebelum berangkat sekolah. (e)
Santr/siswa belajar pelajaran umum dan pelajaran Agama disekolah (f)
Santri/siswa belajar mengaji setelah selesai sholat magrib dan mudharat
setelah sholat Isya.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Sariati (2015), dengan judul “Nilai-Nilai
Pendidikan Islam Dalam Buku La Tahzan karya Dr. Aidh Al-Qorni”.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Nilai-
nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam buku La tahzan karya Dr.
Aidh Al-Qorni. Tujuan yang ingin dicapai dalm penelitian ini adalah: (a)
Mengetahui kualitas Nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam
buku La tahzan karya Dr. Aidh Al-Qorni.(b) Mengetahui seberapa
pentingnya Nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam buku La
tahzan karya Dr. Aidh Al-Qorni.(c) mengetahui makna La tahzan yang
sesungguhnya dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, seperti yang
43
dituangkan oleh Dr. Aidh Al-Qorni dalam karyanya yakni buku LA
TAHZAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
kepustakaan (library research). Kemudian hasil dari penelitian ini adalah
buku latahzan layak dijadikan sebagai buku motifasi, pedoman serta
arahan.
Adapun perbedaan penelitian yang dibuat sariati dengan penelitian
peneliti yaitu terletak pada metode penelitian sariati menggunakan metode
jenis kepustakaan sedangkan penulis menggunakan metode kualitatif jenisnya
penelitian lapangan. Tempat penelitian sariati di perpustakaan sedangkan
penulis dimasyarakat. Kemudian saraiti meneliti tentang buku sedangkan
penulis meneliti tradisi. Jadi meskipun sariati dan penulis mempunyai
kemiripan judul namun jauh perbedaan dalam segi tujuan dan pembahasan.
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu
Penelitian yang langsung dilapangan untuk mendapatkan data-data yang
dibutuhkan.33
Sedangkan penelitian yang digunakan adalah kualitatif
deskriptif penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati dan fenomena-
fenomena yang muncul. 34
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK S 21 Analis Kesehatan Qawiy
Shabab Kota Bengkulu. Alasannya karena, di sekolah tersebut masih
kurangnya Penanaman nilai-nilai Agama.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tahun 2017
C. Teknik Penentuan Subjek
Metode atau penetuan subjek dalam penetuan ini menggunakan teknik
purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan
33
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan
Ilmu Sosial Lainya (Jakarta: PT. Kencana Prenada Media, 2010), hal. 68 34
Lexi J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004), hal. 13
33
45
sumber data dengan pertimbangan tertentu.35
Jadi nara sumber yang diambil
yaitu orang-orang yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Mempunyai waktu dimintak informasi
2. Mengetahui kondisi sekolah dengan baik(kepala sekolah)
3. Memiliki pengetahuan yang baik tentang sholat dan terlibat langsung
dalam kegiatan pembiasaan sholat(guru PAI)
4. Orang yang menjadi subjek pendidikan sholat (Siswa kelas XI)
Banyak nara sumber yang ditentukan berdasarkan pertimbangan
informasi. Ketika telah sampai pada taraf Redundancy (data yang telah jenuh
dan sudah tidak memberikan informasi baru) maka jumlah nara sumber sudah
cukup. Adapun subjek penelitian (nara sumber) yang diambil yaitu:
a. Siswa kelas XI SMK S 21 Analis Kesehatan
Pembiasaan sholat Dzhuhur berjama’ah tidak bisa secara instan,
membutuhkan waktu dan proses yang bertahap-tahap. Dibandingkan
Siswa kelas XI yang semester ganjil baru masuk mereka belum bisa
melihat keteladan nya dalam sholat karena masi mengenal sekolah
tersebut.
Jika melihat dari lamanya mereka mendapatkan pendidikan tentang
pembiasaan sholat dengan keteladanan guru, Siswa kelas XII memang
lebih tepat. Namun waktu dan kondisinya yang tidak memungkinkan
(takut mengganggu mereka dalam mempersiapkan UN) serta kebanyakan
sekolah tidak mengijinkan penelitian yang subjek nya adalah kelas XI.
35
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan:Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D(Bandung:PT. Alfabeta, 2010), hal.300
46
Oleh karena itu peneliti menentukan subjek penelitian Siswa kelas
XI yang berjumlah 18 siswa. Adapun siswa yang menjadi nara sumber
dalam penelitian ini adalah 12 siswa dari 18 siswa.
b. Kepala Sekolah
Orang yang paling tahu dan penentu kebijakan sekolah adalah
pemimpinnya atau kepala sekolah. Karenanya, untuk mendapatkan
informasi-informasi mengenai kebijakan-kebijakan serta situasi dan
kondisi di SMK S 21 Analis Kesehatan. Perlu kepala sekolah sebagai
sumber informasi.
c. Guru PAI
Penelitian ini sangat berhubungan dengan masalah agama islam,
untuk itu peneliti mengambil mata pelajaran PAI sebagai nara sumber
informasi yang akan diwawancarai mengenai pemahaman agama siswa
kelas XI kesadaran sholat kelas XI, makna keteladanan, pembiasaan
dengan keteladanan guru dan factor pendorong dan penghambat
pemiasaan sholat siswa kelas XI.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data-data yang mendukung penelitian yang
dilakukan dan dapat menjawab rumusan-rumusan masalah yang ada, maka
penulis menggunakan beberapa metode. Adapun metode pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Menurut Nasution sebagaimana dikutip oleh Sugiyono menyatakan
bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan para ilmuan hanya
47
dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan
yang diperoleh melalui observasi.36
Observasi dilakukan meliputi observasi awal sebelum melakukan
penelitian (pra penelitian) observasi tentang kondisi kelas XI ketika waktu
pelaksanaan sholat Dzhuhur berjama’ah di SMK S 21 Analis Kesehatan
Qawiy Shabab Kota Bengkulu
2. Wawancara/interview
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna suatu
topik tertentu.
Wawancara yang dilakukan adalah untuk mendapatkan data atau
jawaban tentang tingkat kesadaran sholat Dzhuhur berjam’ah siswa kelas
II efektifitas keteladanan guru dalam kesadaran sholat Dzhuhur
berjama’ah dan factor-faktor yang mendorong dan memperhambat
pembiasaan sholat di SMK S 21 Analis Kesehatan Qawiy Shabab Kota
Bengkulu. Untuk subjek yang akan diwawancarai adalah kepala sekolah,
guru mata pelajaran PAI dan siswa kelas II.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yaitu
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda dll. 37
Hasil
penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kribel atau dapat
dipercaya kalau didukung data-data.
36
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan:Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D
(Bandung:PT. Alfabeta, 2010), hal.310 37
Suharimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta:PT.
Rineka Pustaka, 1991), hal. 91
48
Dalam penelitian ini, dokumentasi yang dilakukan adalah untuk
mendapatkan data-data tentang gambar umum kondisi sekolah, dan hal-hal
yang terkait dengan keteladanan guru dalam dalam meningkatkan
kesadaran sholat Dzhuhur berjama’ah Siswa kelas XI (baik foto-foto
pelaksanaannya maupun dokumen-dokumen terkait)
E. Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang mempembaharui dari
konsep kesahihan (validitas) keterandalan (reliabilitas).38
F. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi
dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam
unit-unit, memilih mana yang penting dan mana dipelajari dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Adapun langkah-langkah diambil dalam analisis data sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Selama penelitian dilapangan, peneliti akan memperoleh data yang
cukup banyak dan semakin lama dan semakin rumit. Untuk itu perlu
dilakukan analisis data-data yang diperoleh tersebut melalui reduksi data.
Reduksi data adalah merangkum memilih hal-hal pokok mempokuskan
hal-hal yang penting dan membuang yang tidak perlu.39
38
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan Sosial Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta:
PT. Gaung Persada Press, 2008), hal. 228 39
Sugiyono, memahamiPenelitian kualitatif (Bandung:PT. Alfabeta, 2011), hal.40
49
2. Penyajian data
Setelah melakukan reduksi data, langkah selanjutnya menyajikan
data tersebut. Dalam hal ini, penyajian dilakukan dalam bentuk teks yang
bersifat relative.ini akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi.
3. Penarikan kesimpulan/verifikasi
Pemeriksaan keabsahan data yang diguanakan dalam penelitian ini
adalah triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau pembanding terhadap data. Dalam penelitian ini
triangulasi yang dipakai adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber
menguji keabsahan data dengan mengecek melalui berbagai sumber.
Dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data yang diperoleh
mengenai efektifitas keteladanan guru PAI dalam menanaman nilai-nilai
agama Islam salah satu nya sholat Dzhuhur berjama’ah maka
pengumpulan data dan pengujian data yang diperoleh dilakukan kepala
sekolah guru PAI dan Siswa kelas XI. Dari ketiga sumber data tersebut
kemudian dideskripsikan, dikategorikan dibandingkan dan mengecek
ulang persamaan dan perbedaan dari sumber tersebut dengan metode yang
sama.
50
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian
1. Letak Geografis Sekolah
Secara Geografis SMK S 21 Analis Kesehatan Qawiy Shabab
terletak di daerah Depati Payung Negara Padang Kemiling Kelurahan
Pekan Sabtu kec, Selebar Kota Bengkulu yang dibangun di atas tanah
seluas 1411 m2 SMK S 21 Analis Kesehatan Qawiy Shabab berada
dilingkungan di tengah masyarakat yang hampir seluruhnya bekerja
sebagai Pegawai Sipil (PNS) serta yang lainnya sebagai swasta. Sekolah
ini berada dipemikiman penduduk, dan sekolah ini juga dapat dijangkau
yang lokasinya terletak di alamat jalan Depati Payung Negara Padang
Kemiling kec, Selebar Keluran Pekan Sabtu. Dengan tempat yang trategis,
sekolah ini memiliki kondisi yang tentram yang jauh dari kebisingan.
Kondisi sekolah ini cukup baik kebersihan lingkungan dan sekitarnya.40
2. Riwayat Singkat Bedirinya Sekolah
SMK S 21 Analis Kesehatan Qawiy Shabab berdiri pada tanggal 1
juli tahun 2012 dibawah nawungan Yayasan Harapan Bengkulu yang
beralamat di jalan Depati Payung Negara Padang Kemiling Kec, Selebar
Kelurahan Pekan Sabtu Kota Bengkulu. SMK S 21 Analis Kesehatan
Qawiy Shabab pada periode pertama di pimpin oleh Bapak Hepi Yansori
40
Dokumen SMK S 21 Analis Kesehatan
39
51
selaku kepala sekolah, selanjutnya ditahun 2014 di pimpin oleh Bapak
Ahmad Fahmi sampai sekarang.
3. Identitas Sekolah
Nama : SMK S 21 Analis Kesehatan Qawiy
Shabab
NSS/NPSN : 69788530
Jenjang Pendidikan : SMK
Status Sekolah : Swasta
Alamat Sekolah : Jl. Depati Payung Negara
Kode Pos : 3821
Kelurahan : Pekan Sabtu
Kecamatan : kec. Selebar
Kabupaten /kota : kota Bengkulu
Provinsi : prop. Bengkulu
Negara : Indonesia
Posisi geografis : Lintang Bujur
SK Pendirian Sekolah : 01/Kep/YBH/VII/2012
Tanggal SK Pendirian : 2012-07-03
Status Pemilikan : yayasan
Tgl SK Izin Operasional : 421.2/2904/Iv.Dikna
Kebutuhan khusus Dilayani : -
No Rekening : 0003701300002771
Nama Bank : Bank Tabungan Negara
52
Cabang KCP/Unit : Bengkulu
Rekening Atas Nama : SMK Analis Kesehatan
MBS : Tidak
Luas Tanah Milik (m2) : 800
Luas Bukan Milik (m2) : 0
Nama Wajib Pajak : Yayasan Harapan Bengkulu
NPWP : 027459221311000
Nomor Telepon : 073652371
Nomor Fax : 073652371
Email : [email protected]
Website :
Waktu penyelenggaraan : pagi
Bersedia menerima Bos : YA
Sertifikat ISO : Belum Bersetifikat
Sumber listrik : PLN
Daya Listrik (watt) : 2200
Akses internet : Tidak ada
Akses Internet Artenatif : Telkom Speedy
Kecukupan Air : cukup
Sekolah memproses air sendiri : tidak
Air minum untuk Siswa : tidak disediakan
Sumber air sanitasi : sumur terlindungi
Ketersediaan air di lingkungan
53
Sekolah : ada sumber air
Jumlah tempat cuci tangan : 2
Apakah sabun dan air mengalir
pada tempat cuci tangan : tidak
Tgl : 2013-12-02
Tahun Didirikan Sekolah : 2012
4. Visi dan Misi sekolah
a. Visi SMK S 21 Analis Kesehatan Qawiy Shabab
Menghasilkan Tenaga tingkat menengah Analis Kesehatan yang
Profesional, jujur dan dapat dipercaya.
b. Misi SMK S 21 Analis Kesehatan Qawiy Shabab
Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan orientasi pencapaian
kompotensi dan mampu menghasilkan lulusan yang bertakwa
berkualitas, dan dapat bekerjasama serta mampu menghadapi
perubahan dunia kerja Analis Kesehatan.
c. Tujuan
1) Melakukan profesinya sesuai profesi dan kode Etik Analis
Kesehatan
2) Melakukan pemeriksaan laboratarium kesehatan
3) Menggunakan dan memelihara serta memperbaiki kerusakan
sederhana alat raboratarium
4) Bekerjasama dengan dengan tenaga kesehatan lainnya
54
5) Membimbing dan membina tenaga kesehatan dan menjadi
tanggung jawabnya
6) Melaksanakan administrasi laboratarium kesehatan
7) Menghasilkan asisten Analis kesehatan yang profesional, berdaya
guna dalam pelayanan kesehatan dan pengolaan laboratarium. 41
5. Kedaan Guru, Karyawan dan Siswa SMK S 21 Analis Kesehatan Qawiy
Shabab
Keadaan Guru dan Karyawan SMK S 21 Analis Kesehatan,
berjumlah 20 orang dengan perincian sebagai berikut:
a. Jumlah guru GTY/PTY : 5 orang
b. Jumlah guru PNS : 2 orang
c. Jumlah guru honor sekolah : 12 orang
d. Jumlah guru tenaga honor sekolah : 1 orang
Tabel 1.1
Daftar Pembagian Tugas Mengajar Guru SMK S 21 Analis
Kesehatan Qawiy Shabab Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2016-2017
No Nama Jabatan Jenjang
pendidikan
Jurusan Status di
sekolah
1 Abdullah Guru PAI S2 PAI Guru
honor
sekolah
2 Ahmad
Fahmi
Guru
Hematologi
S1 Hematologi GTY/PTY
3 Anggun Sri
Wahyuni
Guru
Bahasa
inggris
S1 Bahasa
inggris
Guru
honor
sekolah
4 Anggi Ratna
Sari
Guru
parasitology
D3 Parasitology Guru
honor
sekolah
5 Bopi Guru Anfis S1 Anfis GTY/PTY
41
Profil SMK S 21 Analis Kesehatan
55
Harwan Sari
6 Haris
Andriansyah
Guru KKPI S1 KKPI Tenaga
honor
sekolah
7 Iswandi Guru IPS S1 IPS PNS
8 Joni
Apriansyah
Guru
Penjaskes
S1 Penjaskes GTY/PTY
9 Mardiansyah Guru
Amamim
S1 Amamim Guru
honor
sekolah
10 Marni
Dewiyanti
Guru
Bahasa
Indonesia
S1 Bahasa
Indonesia
Guru
honor
sekolah
11 Meirita Sari Guru Kimia
/biologi
S2 Kimia
/biologi
Guru
honor
sekolah
12 Mida Arlena Guru Fisika S1
Fisika Guru
honor
sekolah
13 Muhammad
Yasir
Guru
Matematika
S1 Matematika GTY/PTY
14 Nurfilayli Guru
Bahasa
inggris
S1 Bahasa
inggris
PNS
15 Rizka utama Guru
Mikologi
S1 Mikologi Guru
honor
sekolah
16 Salim
Ahmed
Guru
Pendidikan
jasmani dan
kesehatan
S1 Pendidikan
jasmani dan
kesehatan
Guru
honor
sekolah
17 Selvia
Rezkiana
Guru PKN S1
PKN Guru
honor
sekolah
18 Widya
Aryani
Guru Seni
budaya
D3 Seni budaya GTY/PTY
19 Yena
gustiana
Guru
Imunologi
S1 Imunologi Guru
honor
sekolah
20 Yuli yusnita Guru KWU S1
KWU
Guru
honor
sekolah
56
Pada tahun ajaran 2016-2017 SMK S 21 Analis Kesehatan Qawiy
Shabab Kota Bengkulu berjumlah 174 siswa yang menjadi 3 kelas
dengan rician sebagai berikut:42
Tabel 1.2
Keadaan Peserta Didik SMK S 21 Analis Kesehatan Qawiy
Shabab Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2016/2017
No
Kelas
Siswa
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 X 7 31 38
2 XI 7 11 18
3 XII 7 24 31
Total 21 66 87
Sumber : Dokumentasi SMK S 21 Analis Kesehatan Qawiy Shabab
Kota Bengkulu43
42
Data Keadaan Guru SMK S 21Analis Kesehatan 43
Data Keadaan Siswa SMK S 21Analis Kesehatan
57
Yayasan Harapan Bengkulu
Smk Analis Kesehatan Qawiy Shabab
Struktur Organisasi
Pelindung Penasihat
Yayasan Harapan Bengkulu
Kepala Sekolah
Drs. Ahmad Fahmi
Kepala T.U
Joni Apriansyah,S.sos
Waka Kurikulum
Muhammad Yasir,
S.Pd
Waka.
Kesiswaan
Widya Aryani,
AM.D Gz
Bk
Osis
Ketua jurusan
Yena Gustiana,
SKM
Staff
Anggun Sri
W, S. P.d
Staff
Yena
Gustiana,
SKM
Bendahara
Bopi Harwansari.
A .Md. A.K
Guru
Kepala Laboratarium
1. Kimia klinik
2. Kimia
amamin/mardiansyah
,SKM
3. Imunologi/Yena
Gustiana,SKM
Siswa/Sis
wi
58
6. Sarana Prasana dan Media Pembelajaran
Sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen yang
menunjang dalam proses belajar mengajar disuatu lembaga pendidikan.
Dalam rangka menunjang keberhasilan dalam belajar tersebut, SMK S 21
Analis Kesehatan Qawiy Shabab Kota Bengkulu masih memiliki sarana
dan prasarana belajar yang cukup memadai. Sehingga dapat melakukan
aktifitas belajar yang sebagaiman mestinya.
Tabel 1.3
Sarana Dan Prasarana SMK S 21 Analis Kesehatan Qawiy Shabab
Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2017
No Nama barang Jumlah Keadaan Lokasi
barang Ket
1 Gudang 1
Ruang
Baik Samping
perpustakaan
2 Kantor
1
Ruang
Baik Ruang
3 Kelas X 1
Ruang
Baik
4 Kelas XII 1
Ruang
Baik
5 Kelas XII.A
1
Ruang
Baik
6 Mushollah
1
Unit
Baik
7 Perpustakaan
1
Ruang
Baik
8 Ruang guru
1
Ruang
Baik
9 Ruang keplsek
1
Ruang
Baik
10 Toilet guru
1
Ruang
Baik Perpustakaan
11 Toilet Siswa
1
Ruang
Baik Perpustakaan
12 Meja dan kursi
siswa
40 meja Baik Kelas X
13 Meja dan kursi 1 Kelas X
59
guru Set
14 Papan tulis 1 Baik Kelas X
15 Jam dinding 1
16 Kotak-kotak 1 Baik Kelas X
17 Tempat
sampah
1 Baik Kelas X
18 Meja dan kursi
siswa
40
Set
Baik Kelas XI
19 Meja dan kursi
guru
1
Set
Baik Kelas XI
20 Papan tulis 1 Baik Kelas X1
21 Jam dinding 1 Baik Kelas XI
22 Tempat
sampah
1 Baik Kelas XI
23 Kotak-kotak 1 Baik Kelas XI
24 Meja dan kursi
siswa
70
set
Baik Kelas XII
25 Meja dan kursi
guru
1
Set
Baik Kelas XII
26 Papan tulis 1 Baik Kelas XII
27 Jam dinding 1 Baik Kelas XII
28 Tempat
sampah
1 Baik Kelas XII
29 Kotak-kotak 1 Baik Kelas XII
30 Meja TU 1 Baik Kantor
31 Kursi TU 1 Baik Kantor
32 Rak buku 1 Baik Perpustakaan
33 Lemari 1 Baik Perpustakaan
34 komputer TU 1 Baik Kantor Ruang
35 Printer 1 Baik Kantor
36 Tempat cuci
tangan
1 Baik Kantor
37 Jam dinding 1 Baik Kantor
38 Meja dan kursi
pimpinan
1
Set
Baik Ruang kesek
Sumber: Dokumentasi SMK S 21 Analis Kesehatan Qawiy Shabab
Kota Bengkulu44
44
Data Sarana dan prasarana SMK S 21Analis Kesehatan
60
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian penulis di lapangan, maka dapat penulis
mendiskripsikan temuan-temuan sebagai berikut.
1. Kondisi perilaku siswa SMK S 21 Analis Kesehatan Qawiy Shabab Kota
Bengkulu.
Perilaku merupakan tanggapan atau reaksi seseorang (individu)
terhadap rangsangan atau lingkungan. Perilaku sebagai hasil proses
belajar. Dalam proses belajar itu terjadi interaksi antara individu dan dunia
sekitarnya, sebagai hasil interaksi maka jawaban yang terlihat dari orang
individu akan dipengaruhi oleh hal-hal atau kejadian-kejadian yang pernah
dialami oleh idividu tersebut ataupun situasi masa kini. Sebagai keadaan
perilaku siswa di SMK S 21 Analis Kesehatan Qawiy Shabab Kota
Bengkulu.
Menurut salah satu informan yang peneliti wawancarai
sebagaimana keterangannya yang berhubungan Keteladanan Guru PAI
dalam Penanaman Nilai-Nilai Agama Islam sebagai berikut: keterangan
Ahmad Fahmi selaku kepala sekolah SMK S 21 Analis Kesehatan Qawiy
Shabab Kota Bengkulu
Perilaku siswa disini cukup baik karena tingkat kepatuhan siswa
terhadap guru cukup tinggi dan mempunyai disiplin dalam belajar
juga cukup baik, hal ini terbukti siswa rajin mengerjakan tugas
patuh terhadap peraturan sekolah, melaksanakan perintah para guru
dan Karyawan.45
45
Wawancara dengan Informan Ahmad Fahmi 16 september 2017
61
Untuk lebih menguatkan data yang didapatkan oleh penulis tentang
kondisi perilaku siswa, penulis mengadakan pengamatan langsung ke
objek penelitian menunjukan bahwa siswa di sekolah pada umumnya
berpakaian rapi dan tiap hari memakai pakaian seragam serta kepatuhan
siswa pada guru cukup baik. Terbukti pada saat itu penulis melihat sendiri
ketika siswa disuruh oleh guru untuk membuang sampah yang ada di
lantai ketempat sampah yang sudah disediakan siswa mengikuti dengan
patuh tampa ada bantahan sedikutpun. Dalam hal ini, peneliti membahas
efektifitas keteladanan guru PAI dalam menanamkan Nilai-Nilai Agama
Islam pada siswa kelas II SMK S 21 Analis Kesehatan Qawiy Shabab
Kota Bengkulu yang penulis temukan sebagai berikut:
Berikut pertanyaan yang penulis ajukan kepada informan:
a. Bagaimana bapak memberi pemahaman akhlak pada siswa..?
Seperti wawancara penulis dengan informan guru, bapak Abdullah.
Dia menyatakan:
“Dalam memberi pemahaman akhlak pada siswa kita lebih
banyak kepada implementasi (di lapangan) seperti cara berbicara
yang sopan santun ketika mau mintak izin keluar. Jika guru
piket memberi izin siswa tersebut pasti mempunyai surat izin
yang diberikan oleh guru piket dengan jangka waktu yang
ditentukan .46
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa memberi
pemahaman akhlak pada siswa dengan membiasakan anak sopan
santun dan mentaati peraturan-peraturan yang telah diterapkan oleh
guru di sekolah tersebut.
46
Wawancara dengan Informan Abdullah 18 september 2017
62
b. Bagaimana cara bapak untuk mengajak siswa sholat Dzhuhur
berjama’ah..?
Menurut bapak Abdullah mengatakan bahwa:
Dengan cara mengajak secara langsung misalnya ketika azan
Dzhuhur dikomandangkan guru segera mengambil wudhu
secara bersamaan dan bersegera sholat. Kemudian gurunya juga
rajin sholat supaya siswa didiknya mengikuti apa yang
dikerjakan guru tersebut. Adapun cara saya untuk mengajak
siswa melaksanakan sholat Dzhuhur berjama’ah dengan cara
memanggil anak dengan cara yang lembut supaya anak mau
melaksanakan kewajibannya sebagai umat Islam. Dan ada juga
yang siswanya yang agak bandel tidak mau melaksanakan sholat
saya kasih hukuman seperti dialfakan hingga tidak hadir ketika
jam belajar sama saya.47
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa cara
mengajak siswa sholat Dzhuhur berjama’ah dengan cara memberi
memberi membiasakan anak ketika azan dikomandangkan anak-anak
sudah siap mengambil wudhu dan apabila siswa tidak melakasanakan
sholat akan diberi hukuman atau dialfakan supaya siswa tidak ada yang
tidak melaksanakan sholat Dzhuhur berjama’ah kecuali yang
berhalangan bagi yang perempuannya.
c. Kandala apa saja yang bapak hadapi ketika menanamkan nilai-nilai
Agama Islam, terutama dalam mengajak sholat Dzhuhur berjama’ah?
Menurut bapak Abdullah megatakan bahwa:
Adapun Kandalanya waktu istirahat sangat singkat, sehingga
banyak yang tidak sholat, kemudian fasilitas yang kurang
mendukung seperti mushollah yang sempit sehingga tidak
menampung siswa yang begitu banyak. Dan banyaknya siswa
malas untuk sholat dengan berbagai alasan.48
47
Wawancara dengan Informan Abdullah 18 september 2017 48
Wawancara dengan Informan Abdullah 18 september 2017
63
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
melaksanakan sholat Dzhuhur harus dengan niat. Kalau sudah ada niat
pasti ada cara bagaimana cara melaksanakan sholat berjama’ah bukan
karena takut dengan hukumannya. Tetapi takutlah kapada Allah ketika
Allah tidak sayang lagi sama kita.
d. Menurut bapak faktor apa saja yang mempengaruhi nilai-nilai Agama
Islam pada siswa?
Bapak Abdullah mengatakan bahwa:
”Di dalam nilai-nilai keagamaan ada dua faktor yang dapat
mempengaruhi siswa yaitu sebagai berikut:(1)Faktor internal (di
dalam) berupa kemampuan yang menyeleksi dan menganalisis
pengarah yang datang dari luar temasuk minat dan perhatian.
Contohnya faktornya moral merupakan tentang baik atau buruk
perbuatan dan akhlak yang di miliki oleh anak. Kalau masalah
moral siswa alhamdulilah moralnya baik, terhadap guru pun
sopan, cara bicaranya dan sebagainya. (2)Faktor eksternal (di
luar) faktor yang asalnya dari luar diri seseorang atau individu.
Faktor ini meliputi lingkungan di sekitar termasuk orang-orang
yang terdekat. Contohnya cara bergaul sesama teman, dalam
berteman jangan salah pilih memilih teman. Karena kebanyakan
teman yang dapat mempengaruhi kita kedalam hal yang negatif.
seperti minum-minuman keras, merokok, pemakaian narkoba
dan lain-lain. Alhamdulillah kalau siswa yang masih dibawah
nawungan saya melihat tidak ada siswa saya yang berani
melakukan hal dapat merugikan dirinya itu seperti di atas.49
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan faktor internal
dan eksternal dapat mempengaruhi kita kembali lagi kepada diri kita
sendiri dan tergantung lingkungan yang kita tempati, kurang perhatian
dari orang tua faktor ekonomi dan lain-lain. Supaya dapat menghindari
49
Wawancara dengan Informan Abdullah 18 september 2017
64
hal-hal di atas tersebut bagi orang tua yang memiliki anak di rumah
tolong lebih memberi parhatian lebih terhadap anakya.
e. Apa Tujuan bapak menanaman nilai-nilai Agama Islam pada siswa?
Menurut bapak Abdullah mengatakan bahwa:
“supaya anak tahu dan taat tentang syariat-syariat khususnya
atau aturan-aturan main dalam Islam yang berdasarkaan Al-
qur,an dan hadist. Dan itu terimplementasi atau tertulis melalui
buku pedoman pendidikan Agama Islam untuk SMK S 21
Analis Kesehatan baik itu bicara tentang tata karma, sopan
santun dan lain-lain.50
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan tujuan dari
penanaman nilai-nilai Agama kepada siswa agar siswa selalu taat
kepada Allah dan menjauhi larangan Allah yang telah di syariatkan
dalam Islam.
f. Bagaimana guru menerapkan materi pemahaman penanaman nilai-nilai
akhak kepada kalian (siswa) ?
Menurut titin oktaria (siswa) mengatakan bahwa: Cara guru
menerapkan materi pemahaman nilai-nilai Agama dengan cara:
1) Memberi nasehat
“Sebagai guru pendidik dan penganti orang tua kami dirumah
tentunya bapak Abdullah selaku guru Agama kami beliau selalu
memberikan nasehat yang baik kepada kami. Beliau mendidik dan
membimbing kami dengan tulus dan menjelaskaan Agama itu
adalah Agama yang paling sepurna di mata Allah. Dan kita harus
mengerjakan perintahnya, seperti sholat lima waktu dan menjauhi
laranganganya seperti mencuri narkoba dan sebagainya.51
2) Senada dengan trijuanda (siswa) mengatakan bahwa:
50
Wawancara dengan Informan Abdullah 18 september 2017 51
Wawancara dengan Informan Abdullah 16 september 2017
65
“Memberi bimbingan seperti mengerjakan sholat lima waktu salah
satunya sholat Dzhuhur berjama’ah di sekolah beliau selalu
monitoring kami bagi yang tidak melaksankan beliau hanya bisa
memberi teguran kepada kami supaya menyadari kami supaya
selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Menurut informan Ranti Aurelia (siswa) mengatakan bahwa:
“Selain dari bimbingan guru juga mengajarkan kami melalui
pembiasaan. Contohnya guru selalu membisakan kami ketika
mau memulai pelajaran dia menyuruh kami berdoa terlebih
dahulu untuk membuka pelajaran.52
Menurut pendapat Nisa (Siswa) mengatakan bahwa:
“Ya bapak selalu membiasakan, membimbing, memberi nasehat
kepada kami, untuk selalu melaksanakan sholat ketika waktunya
sudah masuk. Kami dibiasakan tepat waktu sholat, jangan
melalaikan sholat dengan hal-hal yang tdak bermanfaat.53
Menururt pendapat jesmi (Siswa) mengatakan bahwa:
“Ya benar sekali bapak selalu memberi nasehat dan menegur
kami ketika kami tidak sholat. Kami diberikan hukuman seperti:
dialfakan pas mata pelajaran sama bapak tersebut54
Menurut informan Lisa (Siswa) mengatakan bahwa:
“Ya salah satunya bapak membimbing kami dalam sholat
dzhuhur berjama’ah karena kami masih belum bisa sholatnya
tepat waktu.55
Menurut informan Dexi (Siswa) mengatakan bahwa:
“Benar bapak memberi nasehat kepada kami agar selalu
mengerjakan sholat 5 waktu baik itu di keadaan sesibuk apapun
kita. 56
Menurut pendapat Deri (Siswa) mengatakan bahwa:
52
Wawancarai dengan Informan Ranti Aurelia 18 september 2017 53
Wawancarai dengan Informan Nisa dan 23 september 2017 54
Wawancarai dengan Informan Jesmi 23 september 2017 55
Wawancarai dengan Informan Lisa 23september 2017 56
Wawancarai dengan Informan Dexi 23september 2017
66
“Sebagai guru agama bapak selalu membiasakan kami ketika
azan dikomandangkan kami disuruh besegera mengambil
wudhu.57
Menurut informan Dios (Siswa) mengatakan bahwa:
“ Ia memang benar, bapak selalu membimbing kami ketika
melaksankan sholat.58
Menurut informan Angga (Siswa) mengatakan bahwa:
“Benar, yang dikatakan sama teman-teman saya bapak selalu
mengajak kami sholat Dzhuhur berjma’ah. Dan memberi
arahan dan nasehat kepada siswa agar selalu melaksankan
sholat.59
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
memberi pemahaman akhlak kepada siswa harus dengan membiasakan
anak. Contohnya kita sebagai orang tua yang baik kita harus melatih
anak kita membiasakan dia berangkat kemasjid, sukses baik di dunia
maupun akhirat nantinya, memberi nasehat yang mengarahkan hal-hal
yang positif dan membimbing anak untuk selalu taat kepada Allah
SWT.
g. Bagaimana cara guru mengajak kalian (siswa) sholat berjama’ah?
Menurut titin oktaria (siswa) mengatakan bahwa:
“Dengan cara memberi pengumuman kepada siswa bahwa
telah memasuki sholat Dzhuhur berjama’ah. Dan guru juga
memeriksa semua ruangan apakah masih ada siswa yang tidak
melaksanakan sholat Dzhuhur atau tidak. Yang tidak
melaksanakan sholat akan diberikan hukuman atau di alfakan60
Senada dengan trijuanda (siswa) mengatakan bahwa:
57
Wawancarai dengan Informan Deri 30 september 2017 58
Wawancarai dengan Informan Dios 23 september 2017 59
Wawancarai dengan Informan Angga 23 september 2017 60
Wawancarai dengan Informan Titin Oktaria 21 september 2017
67
“Memang benar cara guru memberikan pengumuman, namun
ada juga cara lain seperti memberi teguran bagi yang sering
meninggalkan sholat Dzhuhur ketika waktu belajar. Dan
diingatkan bagi yang meninggalkan sholat benar-benar
dihukum.61
Untuk memperkuat hasil penelitian peneliti juga
mewawancarai, seperti yang di ungkap oleh salah satu siswa dia adalah
Ranti Aurelia mengatakan bahwa :
“Cara guru mengajak kami dalam sholat Dzhuhur berjama’ah
dengan memberi pengumuman kepada kami dan meabsenkan
kami satu persatu agar bisa diketahui siapa yang tidak ikut
melaksanakan sholat tersebut.62
Dan peneliti juga mewawancarai informan Nisa (Siswa)
mengatakan bahwa:
“Caranya bapak mengajak, dengan memberi pengumuman
kepada Siswa supaya mengerjakan sholat ketika waktu
masuk.63
Dan peneliti juga mewawancarai informan Jesmi (Siswa)
mengatakan bahwa:
Memanggil dengan lembut supaya siswa kelas II sholat
Dzhuhur berjama’ah.64
Informan Dexi juga mengatakan bahwa:
“Benar bapak memberi waktu untuk mengerjakan sholat
siapapun ketahuan tidak melaksanakan sholat kami dialfakan.65
Menurut informan Deri (Siswa) mengatakan bahwa:
61
Wawancarai dengan Informan Trijuanda 21 september 2017 62
Wawancarai dengan Informan Ranti Aurelia 25 september 2017 63
Wawancarai dengan Informan Nisa 23 september 2017 64
Wawancarai dengan Informan Jesmi 23 september 2017 65
Wawancarai dengan Informan Lisa 23 september 2017
68
“Bapak memberi pengumuman kepada siswa untuk
mengerjakan sholat Dzhuhur berjamaah dan segera mengambil
wudhu.66
Informan Dios berpendapat dia mengatakan bahwa:
“Bapak selain mengingatkan kami mengenai tujuan sholat67
Untuk memperkuat hasil penelitian, peneliti juga
mewawancarai, seperti yang diungkap oleh salah satu siswa yang
bernama Angga mengatakan bahwa :
“Bapak langsung mengajak kami bersegera mengambil wudhu.
Dan bapak mengajak kami sholat disampingnya agar kami bisa
mecontoh sholat yang baik dan benar. Memberi nasehat
kepada kami agar selalu sholat baik dilingkungan sekolah
mapun dirumah.68
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa bagi
siswa yang sering tidak sholat akan di beri hukuman dan dibuat tidak
hadir selama masih belajar sama bapak tersebut.
h. Kandala apa saja yang guru hadapi ketika menanamkan nilai-nilai
Agama Islam pada kalian terutama mengajak sholat Dzhuhur
berjama’ah.?
Menurut pendapat titin oktaria (siswa) mengatakan bahwa:
“Kandala yang dihadapi guru adalah waktu nya terlalu dikit
sehingga guru susah mengontrol siswa kelas ke kelas untuk
sekedar mengajak melaksanakan sholat. Terkadang terpakai
jam mata pelajaran lain bahkan sampai waktu istirahat. Tempat
(mushollah) tidak memadai karena mau sholat berjama’ah satu
kelas tidak memungkinkan tempanya terlalu kecil.69
66
Wawancarai dengan Informan Deri 30 september 2017 67
Wawancarai dengan Informan Dios 23 september 2017 68
Wawancarai dengan Informan Angga 23 september 2017 69
Wawancarai dengan Informan Titin Oktaria 21 september 2017
69
Senada dengan pendapat trijuanda (siswa) mengatakan bahwa:
“Benar kandala yang dihadapi guru ketika mengajak kami
sholat berjama’ah sama waktu dan tempat yang tidak
memadai. Terkadang waktunya terlalu singkat istirahat pun
kami didalam kelas, mau kek kantin pun waktu terlalu dikit
jadi bagaimana mau sholat belum praktek kami sibuk
kelaboratarium. Intinya waktu yang tidak memugkinkan. 70
Untuk memperkuat hasil penelitian, peneliti juga
mewawancarai, seperti yang diungkapkan oleh salah satu siswa yang
bernama Ranti Aurelia mengatakan bahwa :
“ Sama kandalanya yang dihadapi guru ketika mau mengajak
kami sholat Dzhuhur berjama’ah karena waktu yang terlalu
sedikit. Sehingga ketika mau sholat berjama’ahpun tidak bisa
kecuali kalau ada niat dalam hati ingin sholat insyaallah tidak
ada halangan sama sekali.71
Menurut informan Nisa (Siswa) mengatakan bahwa:
“Kandalanya kekurangan air karena disaat mengambil wudhu
airnya mati72
Menurut Informan Jesmi(Siswa) mengatakan Siswa:
“ Masih banyak kekurangan Muknah73
Menurut Lisa mengatakan bahwa:
“Bagi yang cewek banyak yang membuat alasan berhalangan
dan tidak ingin melaksanakan sholat.74
Menurut informan Dexi ( Siswa) mengatakan bahwa:
“Waktu yang sangat singkat sehingga Siswa malas
melaksanakan sholat Dzhuhur berjama’ah75
70
Wawancarai dengan Informan Trijuanda 21 september 2017 71
Wawancara dengan Informan Ranti Aurelia 25 september 2017 72
Wawancarai dengan Informan Nisa 23 september 2017 73
Wawancarai dengan Informan Jesmi 23september 2017 74
Wawancarai dengan Informan Lisa 23 september 2017 75
Wawancarai dengan Informan Dexi 30 september 2017
70
Peneliti juga mewawancarai informan Deri (Siswa)
“Kurangnya keinginan pada sendiri untuk melaksanakan
sholat, terutama waktunya sangat singkat, dan tempat nya
kurang memadai.76
Menurut pendapat informan Dios (Siswa)mengatakan bahwa:
“Kurangnya nasehat dari guru-guru yang lain sehingga Siswa
tidak merasa takut untuk tidak sholat.77
Untuk menguat peneliti juga mewawancarai informan Angga
(Siswa) mengatakan bahwa:
“Mushollahnya tidak memadai, tempat siswa untuk sholat. dan
kurangnya sarana dan prasarana sehingga siswa merasa malas
untuk sholat, juga Siswa kurang mendalami tentang ilmu
agama seperti membaca al-qura’an dan membaca ceriata
sejarah nabi.78
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan di sini waktu
dan disertai juga dengan niatnya yang menjadi kandalanya dalam
melaksankan sholat Dzhuhur berjama’ah berbagai alasan dikarenakan
sifat malas.
i. Apa Faktor yang mempengaruhi penanaman nilai-nilai agama
Menurut pendapat titin oktaria (siswa) mengatakan bahwa:
“Faktor lingkungan seperti salah pilih teman sehingga terjadi
pergaulan bebas yang tidak diinginkan, dan terlalu sibuk
dengan dunia maya sehingga lupa dengan sholat, dan
sebagainya.79
Senada dengan pendapat trijuanda (siswa) bahwa :
“Benar faktor lingkungan yang mempengaruhi, tetapi
teknologi juga dapat mempengaruhi seperti anak zaman
76
Wawancarai dengan Informan Deri 30 september 2017 77
Wawancarai dengan Informan Dios 23september 2017 78
Wawancarai dengan Informan Angga 23 september 2017 79
Wawancarai dengan informan Titin Oktaria 21 september 2017
71
sekarang terlalu sibuk dengan media sosial. Sehingga lupa
dengan kewajibannya melaksanakan sholat. 80
Untuk memperkuat hasil penelitian, peneliti juga
mewawancarai, seperti yang diungkap oleh salah satu siswa yang
bernama Ranti Aurelia mengatakan bahwa :
“Faktor dari diri sendiri (faktor dari dalam) kurang perhatian
dari orang tua sehingga anak kurang paham tentang akhlak
yang baik”.81
Informan Nisa (Siswa) mengatakan bahwa:
“Faktor dari dalam seperti kurangnya dorongan orang tua
sehingga anak tidak terbiasa untuk melaksanakan sholat”.
Informan Jesmi (Siswa) mengatakan bahwa:
“Karena pengaruh media sosial sehingga lupa ntuk
melaksanakan sholat.82
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa faktor
yang cepat mempengaruhi itu faktor. Sehingga anak terlena dengan
dunia maya dan lupa kewajiban nya sebagai umat Islam melaksanakan
sholat itu adalah kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan karena telah
ditetapkan oleh syariat-syariat Islam.
j. Apa tujuan guru menyampaikan penanaman nilai-nilai Agama pada
kalian
Menurut pendapat titin oktaria (siswa) mengatakan bahwa:
“Supaya kami paham tentang Islam dan tahu syariat-syariat
Islam. Bahwa ajaran islam merupakan ajaran yang penting
untuk dipelajari baik didunia maupun diakhirat nantinya. 83
80
Wawancarai dengan informan Trijuanda 21 september 2017 81
Wawancarai dengan informan Ranti Aurelia 25 september 2017 82
Wawancarai dengan Informan Jesmi 23september 2017 83
Wawancarai dengan Inforrman Titin Oktaria 21 September 2017
72
Senada dengan pendapat trijuanda (siswa) bahwa:
“Supaya kami mengetahui ajaran agama islam itu indah dan
mengamalkan serta menerapkan agama dan syariat islam
dengan baik .84
Untuk memperkuat kan hasil wawancara dapat diungkapkan
menurut pendapat Ranti Aurelia (siswa) mengatakan bahwa:
“ Supaya anak didiknya paham tentang nilai-nilai agama itu
sendiri. Kemudian siswa bisa menerapkannya pada diri sendiri.
Untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi
larangannya.85
Menurut informan Nisa (Siswa) mengatakan bahwa:
“Supaya anak mendalami tentang agama seperti, membaca al-
qur’an dan sholat.86
Menurut informan Jesmi (Siswa) mengatakan bahwa:
“Supaya anak-anak menghormati guru, dan orang –orang
lain.87
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
penanaman nilai-nilai Agama supaya siswa bisa menanamkan ajaran-
ajaran Islam seperti akidah, akhalak dan lain-lain.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Berdasarkan hasil penelitian di atas adapun cara-cara memberikan
pemahaman akhlak kepada siswa sebagai berikut:
a. Memberi nasehat
Sebagai guru pendidik dan penganti orang tua kami di rumah
tentunya bapak Abdullah selaku guru agama kami beliau selalu
84
Wawancarai dengan Informan Trijuanda 21 september 2017 85
Wawancarai dengan Informan Ranti Aurelia 25 september 2017 86
Wawancarai dengan Informan Lisa 23 september 2017 87
Wawancarai dengan Informan Jesmi 23 september 2017
73
memberikan nasehat yang baik kepada kami. Beliau mendidik dan
membimbing kami dengan tulus dan menjelaskan Agama Islam yang
paling sempurna di mata Allah. Dan kita harus mengerjakan
perintahnya, seperti sholat lima waktu dan menjauhi laranganganya
seperti mencuri, pemakaian narkoba, dan sebagainya.
b. Memberi bimbingan
Bapak selalu membimbing kami baik dalam hal mengerjakan
sholat lima waktu salah satunya sholat Dzhuhur berjama’ah di sekolah
beliau selalu monitoring kami bagi yang tidak melaksankan sholat
beliau hanya bisa memberi teguran kepada kami supaya menyadari
kami supaya selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
c. Memberikan pembiasaan
Bapak selalu membiasakan kami sebelum memasuki pelajaran
bapak Memberi pembiasaan sebelum mulai belajar kami disuruh
berdoa, sebelum belajar. Itu merupakan hal yang sangat penting di
dalam menanamkan nilai-nilai Agama Islam pada siswa. Supaya kami
terbiasa baik itu mau sholat kami telah diajarkan selesai belajar dan
selesai sholat diwajibkan setiap meminta sesuatu berdoa terlebih
dahulu supaya dikabulkan dan dimudahkan semua urusan baik di dunia
maupun akhirat.
Penelitian di atas sudah sesui dengan teori yang disampaikan
oleh Ahmad, abu dan Salami, Noor yang mengatakan bahwa :
“Guru sebagai pembimbing”
74
Sebagai pembimbing kehadiran guru sangatlah penting karena
kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing anak didik
menjadi manusia dewasa susila yang capak, tanpa bimbingan, anak
didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan
dirinya.88
Jadi pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
memberi pemahaman akhlak kepada siswa dengan cara terutama
membimbing, memberi nasehat, membiasakan anak supaya
menerapkan perilaku akhlakul karimah atau (sifat terpuji).
2. Berdasarkan hasil penelitian di atas bagaimana mengajak siswa sholat
Dzhuhur berjama’ah. Guru harus memberi contoh teladan yang baik
kepada peserta didik agar siswa mencontoh apa yang dikerjakan oleh
gurunya terutama gurunya harus rajin sholat supaya siswa didik menguti
apa kerjakan guru tersebut. Adapun cara saya untuk mengajak siswa
melaksanakan sholat Dzhuhur berjama’ah dengan cara memanggil anak
dengan cara yang lembut supaya anak mau melaksanakan kewajibannya
sebagai umat Islam. Dan ada juga yang siswa nya yang agak bandel tidak
mau melaksanakan sholat saya kasih hukuman seperti dialfakan hingga
tidar hadir ketika jam belajar sama saya.
Penelitian di atas sudah sesui dengan teori yang disampaikan oleh
Bukhari Umar pendekatan keteladanan adalah memperlihatkan
keteladanan atau memberi contoh yang baik pada peserta didik. Hal ini
88
Abu Ahmadi Dan Nor Salami, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:PT.
Bumi Aksara, 2008), Hal. 206
75
disebabkan karena guru menjadi tokoh identifikasi dalam pandangan anak
yang akan dijadikan sebagai teladan dalam mengidentifikasi diri dalam
kehidupan.
Jadi pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mengajak
siswa sholat Dzhuhur berjama’ah guru harus sebagai contoh teladan yang
baik supaya anak mencontohkan dan meniru apa yang dikerjakan oleh
guru tersebut.89
3. Berdasarkan hasil penelitian di atas adapun kandala yang dihadapi ketika
menanamkan nilai-niai agama pada siswa terutama pada sholat zuhur
berjama’ah. Adapun Kandala yang saya hadapi ketika ketika mengajak
siswa sholat Dzhuhur berjama’ah kandalanya kalau secara pribadi
sholatnya berjalan dengan baik, tetapi kalau secara berjama’ah ini
terkadang dilaksanakan terkadang tidak. Ini dilaksanakan bila saya di
tempat saja, mungkin karena takut saya atau mungkin menghargai saya
sebagai guru di situ. Apalagi proses pembelajaran itu kita di adakan
langsung praktek sholat Dzhuhur berjama’ah. Kadang-kadang
dilaksanakan di mushollah kadang-kadang dilaksanakan di ruangan kelas,
tergantung kondisi dan kafasitas siswa kalau untuk kelas XI bisa
jumlahnya sedikit sedangkan kelas X dan XII tidak bisa karena melebihi
fasilitas. Dan waktu juga sebagai kandala bagi siswa, karena waktunya
terbatas sehingga siswapun tidak sempat sholat takut terpakai jam
pelajaran guru yang lain.
89
Bukhari Umar. Hadis Tarbawi, (Jakarta: PT. Amzah ,2012),hal. 187
76
Penelitian di atas sudah sesuai dengan teori yang disampaikan oleh
mawardi lubis. Dalam hadist yang diriwiyatkan muslim umar bin khatab ra
berbunyi bahwa nilai-nilai pokok ajaran Agama Islam secara keseluruhan
mencakup tiga hal: nilai rasa memiliki, disiplin, dan empati. Life harmony
(keserasian hidup) nilai keadilan, kerjasama, toleransi, dan demokrasi.90
Jadi pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kandala dalam mengajak
siswa sholat Dzhuhur berjama’ah kurangnya kerjasama antara dengan
guru dalam masalah waktu sehingga siswa merasa keterbatasan waktu
untuk melaksanakan sholat Dzhuhur berjama’ah tidak cukup, dan niat
siswa masih kurang, sarana dan prasarananya belum memadai sehingga
masih ada beberapa siswa beralasan tidak bisa melaksanakan sholat
Dzhuhur berjama’ah.
4. Berdasarkan hasil penelitian di atas adapun faktor yang mempengaruhi
nilai-nilai Agama. Internal (di dalam) berupa kemampuan yang
menyeleksi dan menganalisis pengarah yang datang dari luar temasuk
minat dan perhatian. Contohnya faktor moral merupakan tentang baik atau
buruk perbuatan dan akhlak yang di miliki oleh anak. Sedangkan eskternal
(luar). faktor yang asalnya dari luar diri seseorang atau individu. Faktor ini
meliputi lingkungan disekitar termasuk orang-orang yang terdekat.
Contohnya cara bergaul sesama teman, dalam berteman jangan salah pilih
memilih teman.
90
Mawardi Lubis. Evaluasi Pendidikan Nilai, (Yogyakarta:PT. Pustaka Pelajar, 2008),
hal. 24
77
Penelitian di atas sudah sesuai dengan teori yang disampaikan oleh
syamsu yusuf faktor (internal) keluarga merupakan lingkungan pertama
kali dan utama bagi anak-anak. Orang tua memiliki peranan yang penting
dalam menumbuhkan fitrah. (faktor eksternal) Manusia memiliki fitrah
untuk mempercayai suatu zat yang mempunyai kekuatan (memberikan
kebaikan atau mencelakakan). Dalam perkembangannya ada yang berjalan
alamiah.91
Jadi pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab
pertama kurangnya perhatian dari keluarga terhadap anak didik,
lingkungan seperti salah pilih dalam memilih teman, pergaulan bebas dan
lain-lain.
5. Berdasarkan hasil penelitian di atas adapun tujuan dari penanaman niai-
nilai agama islam. Tujuan dari penanaman nilai-nilai Keagamaan adalah
supaya anak tahu dan taat tentang syariat-syariat khususnya atau aturan-
aturan main dalam Islam yang berdasarkaan Al-qur’an dan hadist. Dan itu
terimplementasi atau tertulis melalui buku pedoman pendidikan Agama
Islam untuk SMK S 21 Analis Kesehatan baik itu bicara tentang tata
karma, sopan santun , disiplin,demokrasi ,toleransi, kerjasama dan lain-
lain.
Penelitian di atas sudah sesuai dengan teori yang disampaikan oleh
zubaedi pembentukan nilai-nilai agama dengan memperkaya dimensi nilai,
norma pada aktivitas pendidikan sekolah, akan di beri pegangan hidup
91
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), hal. 136-141)
78
yang kuat bagi anak-anak dalam menghadapi perubahan sosial,
kematangan secara moral (morality nature) akan menjadi seseorang
mampu memperjelaskan sikap terhadap substansi nilai dan norma. 92
Jadi dapat peneliti simpulkan, bahwa adapun yang dimaksud dari
pernyataan di atas yaitu membentukan moral siswa agar menjadi lebih
baik lagi dari sebelumnya.
92
Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat, (Jakarta : PT. Pustaka Pelajar, 2006), hal.
3-4
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian tentang efektifitas keteladanan
guru PAI dalam penanaman nilai-nilai Agama Islam pada kelas II SMK S 21
Analis Kesehatan Qawiy Shabab Kota Bengkulu, maka dapat penulis
simpulkan sebagai berikut:
1. Kesadaran sholat siswa kelas II SMK S 21 Analis kesehatan setelah diberi
keteladanan adalah masih kurang. Hal ini dibuktikan dengan ketika di
sekolah siswa yang tertinggal untuk melaksanakan sholat berjama’ah tetap
melaksanakan sholat sendiri setelah sholat Dzhuhur berjama’ah. Akan
tetapi sholatnya masih belum benar (terlihat dari gerakannya yang sangat
cepat) selain itu banyak sholatnya masih bercanda. Kemudian ketika di
rumah, masih banyak yang sholatnya harus diingati oleh orang tua. Akan
tetapi, dibandingkan dengan sebelum diberi keteladanan hampir seluruh
siswa kelas II mengalami peningkatan kesadaran sholatnya walaupun
secara umum masih kurang.
2. Keteladanan ditunjukan oleh guru PAI merupakan salah satu faktor yang
efektif dalam meningkatkan kesadaran sholat Dzhuhur siswa kelas II,
semua terbukti ketika guru datang ke sekolah mereka saling mengucapkan
salam selain itu. Keteladanan yang diberikan oleh guru terlihat jelas ketika
adzan sholat Dzhuhur dikomandangkan guru langsung melaksanakan
68
80
sholat Dzhuhur dan mengajak Siswa melaksanakan sholat Dzhuhur
berjama’ah.
B. Saran
1. Perlu ada kerja sama antara guru dengan orang tua untuk pembiasaan
sholat.
2. Guru harus lebih dekat dengan siswa, agar siswa lebih mudah disuruh
untuk melaksanakan sholat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Hamka. 2015. Karakter Guru Profesional, Jakarta: PT. Almawardi
Prima.
Abdul Aziz Muhammad Azam, Abu Wahab Sayyed Hawwas. 2010. Fiqih Ibadah
Jakarta: PT. Amzah
Agung Rai Gusti 2008. Audit Kinerja Pada Sektor Publik, Praktik Studi Kasus,
Jakarta:PT. Selemba Empat,
Alim Muhammad. 2006. Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Bagir Haidar. 2007. Buat Apa Sholat: Kecuali Jika Anda Hendak Mendapatkan
Kebahagian Dan Ketenangan HidupBandung: PT. Mizania,
Binti Munah. 2009.Metode Pengajaran Agama: Metode Penyusun Dan Desain
Pembelajarannya Yogyakarta:PT. Sukses Offset.
Bungin Burhan, Peneltian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Public.
Dan Ilmu Sosial Lainya Jakarta: PT.Kencana Prenanda Media
Depertemen Agama RI.2006. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: PT. Karya
Agung
El Rias Heppy. 2012. Kamus Ilmiah Populer, Yogyakarta:PT. Pustaka Pelajar
Gunawan, Ary H. 2010. Sosiologi Pendidikan, Jakarta :PT. Rineka Cipta.
Hamalik Oemar.2012. Kurikulum dan pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara
Hasbullah. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Hawi Akmal. 2013. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Ilyas Yunanhar. 2011. Kuliah Akidah Islam, Yogyakarta: PT. LPPI.
Iskandar,2008. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Gaung Persada.
Jazuli Ahmad. 2006. Kapita Selekta Pendidikan Islam, Bengkulu: PPSB.
Komarudin.1994. Ensiklopedia Menejemen Jakarta:PT. Bumi Aksara
Lubis , Mawardi . 2008. Evaluasi Pendidikan Nilai, Yogyakarta:PT. Pustaka
Pelajar.
Mahfud Choirul. 2006. pendidikan multikultural, Yogyakarta: PT. Pustaka
Pelajar.
Meleong, Lexy .2004. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Mulyasa. 2015. Menajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Noor Salimi Dan Abu Ahmadi 2008. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam,
Jakarta: Bumi Aksara.
Peter Salim, Yenny Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta:
PT. Modern English Press
Qodir Ahmad Muhammad Akbdul. 2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Raqib Moh.2009. Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: PT. LKis Priting
Cemerlang.
Shaleh Al-Fari Sayyid .2007. The Miracle Of Sholat Jakrta:PT. Gema Insani
Sirajuddin, “ Lima Syarat Orang Yang Bertakwa” Artikel Diakses Pada 27 April
2017 Dari Http://Ssarifin.Blogspot.Co.Id/2014/05/Surat-Al-Baqarah-Ayat-
3.Html
Sugiyono. 2010. MetodePenelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif,dan R & D, Bandung: PT. Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Alfabeta.
Sugyiono, 2011. Metode Penelitian Kualitatif, dan R&D, Bandung: PT. Alfabeta.
Suharimi Arikunto. 1991.Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktis(Jakarta:PT. Rineka Pustaka.
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: PT. EGC.
Sutan Muhammad Zain. J.S Badudu & 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia
Jakarta:PT. Pustaka Sinar Harapan
Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Belajar, Jakarta:PT. Rajawali Pers..
Umar Bukhari . 2012. Hadis Tarbawi, Jakarta: PT. Amzah.
Yusuf Syamsu. 2004. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja Bandung:PT.
Remaja Rosdakarya
Zubaidi, 2006. Pendidikan Berbasis Masyarakat , Jakarta : PT. Pustaka Pelajar.
Zulkarnain. 2008. Transformasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam, Yogyakarta: PT.
Pustaka Pelajar.