efek perawatan maloklusi klas ii divisi 1 dengan twin block appliance

5
C. Efek Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 dengan Twin Block Appliance Perawatan Klas II divisi 1 dengan Twin Block memiliki efek terhadap skeletal dan dental. Perubahan skeletal dapat ditunjukkan antara lain pertambahan panjang korpus mandibular. Reposisi mandibular yang retrognasi dapat juga dinilai dengan bertambahnya sudut yang dibentuk antara mandibular terhadap basis kranii dalam arah anteroposterior (SNB). Adanya pertambahan tinggi wajah anterior bagian bawah yang diakibatkan oleh bertambahnya dimensi vertikal saat bite block rahang atas diasah sehingga molar bawah dapat erupsi. Beberapa hasil pengamatan terhadap efek skeletal pada kasus yang dirawat dengan Twin Block yaitu diperoleh kombinasi antara pertumbuhan mandibular 3,8 mm, distalisasi molar atas 1,6 mm dan migrasi molar bawah ke mesial 1,4 mm serta proklinasi incisivus bawah 5,2 o ke labial dapat menghasilkan penurunan overjet sebesar 5,6 mm. Penelitian yang dilakukan oleh Sharma dkk., (2013) mengenai perubahan skeletal dan dentoalveolar yang terjadi selama perawatan menggunakan Twin Block dilihat dari sefalometri yaitu: 1. Perubahan pada basis kranii Penurunan posisi saddle angle mandibula terhadap basis kranii menunjukkan reposisi mandibula ke arah

Upload: bramita-beta-arnanda

Post on 30-Nov-2015

115 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Efek Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Twin Block Appliance

C. Efek Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 dengan Twin Block Appliance

Perawatan Klas II divisi 1 dengan Twin Block memiliki efek terhadap skeletal

dan dental. Perubahan skeletal dapat ditunjukkan antara lain pertambahan panjang

korpus mandibular. Reposisi mandibular yang retrognasi dapat juga dinilai dengan

bertambahnya sudut yang dibentuk antara mandibular terhadap basis kranii dalam

arah anteroposterior (SNB). Adanya pertambahan tinggi wajah anterior bagian bawah

yang diakibatkan oleh bertambahnya dimensi vertikal saat bite block rahang atas

diasah sehingga molar bawah dapat erupsi.

Beberapa hasil pengamatan terhadap efek skeletal pada kasus yang dirawat

dengan Twin Block yaitu diperoleh kombinasi antara pertumbuhan mandibular 3,8

mm, distalisasi molar atas 1,6 mm dan migrasi molar bawah ke mesial 1,4 mm serta

proklinasi incisivus bawah 5,2o ke labial dapat menghasilkan penurunan overjet

sebesar 5,6 mm.

Penelitian yang dilakukan oleh Sharma dkk., (2013) mengenai perubahan

skeletal dan dentoalveolar yang terjadi selama perawatan menggunakan Twin Block

dilihat dari sefalometri yaitu:

1. Perubahan pada basis kranii

Penurunan posisi saddle angle mandibula terhadap basis kranii

menunjukkan reposisi mandibula ke arah anterior. Sedangkan pada sudut articular

yang terbentuk antara kontur posterior atas dan bawah tulang fasial mengalami

peningkatan sehingga terjadi reposisi mandibula ke bawah belakang. Reposisi

tersebut menujukkan adanya koreksi terhadap kasus deep bite.

2. Perubahan skeletal maksila

Sudut SNA menggambarkan hubungan sagital batas anterior basis apical

maksila terhadap anterior basis kranii. Sudut SNA mengalami penurunan sekitar

0,5±0,707o yang menunjukkan pertumbuhan maksila dapat ditekan. Twin Block

Appliance memberikan efek terhadap pertumbuhan mandibula ke mesial dengan

gaya resiprokal untuk memberikan tekanan ke distal pada maksila sehingga

menghambat pertumbuhan maksila (efek headgear). Selain itu, pada titik A (titik

terdalam tulang alveolar pada maksila) berpengaruh pada perubahan

dentoalveolar yaitu terjadi perubahan posisi gigi incisivus maksila ke arah palatal

Page 2: Efek Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Twin Block Appliance

dan apeks akar bergerak ke anterior, sehingga perubahan titik A pada perawatan

dengan Twin Block menyebabkan reshaping pada tulang alveolar. Pada sudut S-

N-Pr mengalami penurunan yang berarti pertumbuhan premaksila juga ditekan.

3. Perubahan dentoalveolar maksila

Setelah perawatan dengan Twin Block secara klinis dan statistik terjadi

penurunan proklinasi gigi incisivus atas. Hal tersebut disebabkan adanya busur

labial pada Twin block yang berfungsi untuk menggerakkan posisi gigi incisivus

ke arah palatal.

4. Perubahan skeletal mandibula

Sudut SNB meningkat secara signifikan akibat pergesaran titik B ke

anterior, sehingga terjadi perbaikan pada posisi anteroposterior mandibula.

Perubahan titik B ditunjukkan dengan gerakan proklinasi gigi incisivus bawah dan

gerakan akar incisivus bawah ke lingual sehingga terjadi remodeling tulang

alveolar.

5. Perubahan panjang mandibula

Secara signifikan terjadi peningkatan panjang mandibula oleh karena Twin

Block menggerakkan postur mandibular ke depan dan merotasi mandibular ke

bawah belakang (rotasi posterior morfogenetik mandibula). Selain itu, terjadi

peningkatan ukuran mandibular pada bagian basis dan ramus ascending. Menurut

Lund dan Sandler terjadi peningkatan pertumbuhan mandibula sekitar 5,1 mm

selama 12 bulan perawatan dengan Twin Block, Toth dan McNamara

menambahkan, terjadi peningkatan panjang condylus-gnation selama 16 bulan

perawatan.

6. Perubahan dentoalveolar mandibula

Setelah perawatan dengan Twin Block terdapat hubungan proklinasi dari

gigi incisivus bawah terhadap mandibular plane. Selain itu, terjadi penigkatan

jarak linier antara incisivus bawah terhadap garis N-Pog, dan peningkatan sudut

yang dibentuk antar incisivus terhadap mandibular plane.

7. Perubahan hubungan skeletal maksila terhadap mandibula

Perubahan hubungan skeletal maxilomandibula diukur menggunakan

sudut ANB. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan sudut ANB akibat

Page 3: Efek Perawatan Maloklusi Klas II Divisi 1 Dengan Twin Block Appliance

peningkatan pada SNB yaitu perubahan posisi mandibular ke anterior dan sedikit

penurunan SNA akibat penekanan pertumbuhan maksila, sehingga resultan dari

koreksi diskrepansi masilomandibula utamanya pada perubahan skeletal

mandibular.

8. Perubahan dentoalveolar

Sudut interincisal meningkat secara signifikan dengan perawatan Twin

Block, yang dihasilkan dari retroklinasi gigi incisivus maksila dan proklinasi

incisivus mandibular. Selain itu, overjet terkoreksi karena pengaruh retroklinasi I

RA dan proklinasi I RB. Overbite berkurang karena pengaruh kombinasi rotasi ke

bawah belakang dari mandibular bersamaan dengan selective eruption of molar.

9. Perubahan pada hubungan vertical

Perawatan Twin Block berhubungan dengan kontrol dimensi vertikal untuk

menentukan kontur akrilik. Dari hasil perawatan menunjukkan peningkatan base

plane angle (Pal-MP angle), sudut palatal plane terhadap bidang oklusal, sudut

mandibular plane (SN-Go-Gn) dan sudut Frankfurt mandibular plane yang

dihasilkan dari pemakaian activator, prosesus alveolar posterior mandibular yang

tinggi dan erupsi gigi pada segmen bukal karena pengaruh rotasi mandibular.

Ref.

Marbun, E. G., 2003, Perawatan Maloklusi Klas II divisi 1 dengan Pesawat

Fungsional Twin Block, Skripsi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Sumatera Utara, Medan, hal. 23-24

Sharma A. K., Sachdev V., dan Kirtaniya B. C., 2013, Skeletal and Dentoalveolar

change concurrent to use of Twin Block appliance in Class II division I

cases with a deficient mandible: A cephalometric study, Journal of Indian

Society of Pedodontics and Preventive Dentistry,Vol. 20: 218-226