edit mtbs pneumonia dan tbc baru

35
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ″ Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Pneumonia dan Tbc Berdasarkan Konsep Manajemen Terpadu Balita Sakit (Mtbs)″ untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak I. Makalah ini membahas mengenai konsep penyakit Pneumonia dan TBC berdasarkan MTBS dan sumber lain. Keperawatan anak merupakan sintesis dari praktek keperawatan, yang sebagian besar tujuannya adalah menjaga/memelihara kesehatan anak. Penyusun mengharapkan dengan membaca makalah ini, pembaca memperoleh ilmu dan informasi mengenai isi makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bari pembaca. Bandung, April 2013 i

Upload: kharisma-amanah

Post on 01-Jan-2016

101 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

anak keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan

karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ″ Asuhan Keperawatan

Pada Anak dengan Pneumonia dan Tbc Berdasarkan Konsep Manajemen Terpadu

Balita Sakit (Mtbs)″ untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak I.

Makalah ini membahas mengenai konsep penyakit Pneumonia dan TBC berdasarkan

MTBS dan sumber lain. Keperawatan anak merupakan sintesis dari praktek keperawatan,

yang sebagian besar tujuannya adalah menjaga/memelihara kesehatan anak.

Penyusun mengharapkan dengan membaca makalah ini, pembaca memperoleh ilmu

dan informasi mengenai isi makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan

menambah wawasan bari pembaca.

Bandung, April 2013

Penyusun

i

Page 2: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan....................................................................................................................1

BAB II TINJAUAN TEORI.........................................................................................................................2

2.1 Penilaian Tanda Dan Gejala Pneumonia Dan Tbc...................................................................2

2.2 Pneumonia.............................................................................................................................2

2.2.1 Konsep Dasar Penyakit...................................................................................................2

2.2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan..............................................................................6

2.3 TBC.........................................................................................................................................8

2.3.1 Konsep Dasar Penyakit...................................................................................................8

2.3.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan............................................................................12

BAB III PENUTUP..................................................................................................................................20

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................20

ii

Page 3: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................21

iii

Page 4: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen Terpadu Balita Sakit merupakan suatu bentuk pengelolaan balita yang

mengalami sakit, yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan anak serta

kualitas pelayanan kesehatan anak.

Manajemen terpadu balita sakit umur 2 bulan – 5 tahun adalah pelaksanaan

manajemen terpadu balita sakit pada umur 2 bulan – 5 tahun.

Bentuk manajemen ini dilaksanakan secara terpadu. Dikatakan terpadu karena

bentuk pengelolaannya dilaksanakan secara bersama dan penanganan kasus tidak

terpisah-pisah yang meliputi manajemen anak sakit, pemberian nutrisi, pemberian

imunisasi, pencegahan penyakit, serta promosi untuk tumbuh kembang.

Dalam makalah ini akan dibahas tinjauan penyakit dan askep pnemonia dan TBC

dengan mengacu pada MTBS.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

Tujuan umum:

Manfaat penulisan makalah ini agar tim penulis dapat mengungkapkan pola pikir yang

ilmiah dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada anak dengan gangguan sistem

pernapasan pneumonia dan TBC dengan menggunakan pendekatan MTBS.

Tujuan khusus:

Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisa data, menetapkan diagnosa

keperawatan, merencanakan tindakan, mengimplementasikan tindakan sesuai rencana

dan mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien anak dengan gangguan sistem

pernapasan Pneumonia dan TBC.

1

Page 5: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Penilaian Tanda Dan Gejala Pneumonia Dan Tbc

Dalam MTBS penilaian tanda dan gejala, yang dinilai adalah ada atau tidaknya tanda

bahaya umum.

Penilaian pertama, Keluhan batuk atau sukar bernafas, tanda bahaya umum, tarikan

dinding dada kedalam, stridor, nafas cepat.

Penilaian kedua, keluhan dan tanda adanya diare, seperti letargis atau tidak sadar,

mata cekung, tidak bisa minum atau malas makan, turgor jelek, gelisah, rewel, haus atau

banyak minum, adanya darah dalam tinja.

Penilaian ketiga, tanda demam, disertai dengan adanya tanda bahaya umum, kaku

kuduk, dan adanya infeksi local seperti kekeruhan pada kornea mata, luka pada mulut,

mata bernanah, adanya tanda pre syock seperti nadi lemah ekstremitas dingin muntah

darah, berak hitam, perdarahan hidung, nyeri ulu hati, dan lain-lain.

Penilaian keempat, tanda masalah telinga seperti nyeri pada telinga, adanya

pembengkakan, dan lain-lain.

Penilaian kelima, tanda status gizi seperti badan kelihatan bertambah kurus, bengkak

pada kedua kaki, telapak tangan pucat, status gizi dibawah garis merah pada pemeriksaan

berat badan menurut umur.

2.2 Pneumonia

2.2.1 Konsep Dasar Penyakit

a. Pengertian

Menurut Engram (1998) pneumonia adalah proses inflamasi pada

parenkim paru. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya invasi agen infeksius atau

adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran trakeobrokialis sehingga

flora endogen yang normal berubah menjadi patogen ketika memasuki saluran

jalan nafas.

Pneumonia adalah penyakit infeksi akut paru yang disebabkan terutama

oleh bakteri; merupakan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

yang paling sering menyebabkan kematian pada bayi dan anak balita (Said

2007).

2

Page 6: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

Sedangkan menurut Betz dan Sowden (2002) pneumonia adalah inflamasi

atau infeksi pada parenkim paru yang disebabkan oleh satu atau lebih agens

berikut virus, bakteri, mikoplasma, dan aspirasi substansi asing.

Pneumonia atau radang paru-paru ialah inflamasi paru-paru yang

disebabkan oleh bakteria, virus atau fungal (kulat). Ia juga dikenali sebagai

pneumonitis, bronchopneumonia dan 'community-acquired pneumonia

(Mansjoer, 2000 : 254).

b. Etiologi

1. Bakteri (paling sering menyebabkan pneumonia pada dewasa) yakni

Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, Legionella, dan

Hemophilus influenzae.

2. Virus : virus influenza, chicken-pox (cacar air)

Organisme mirip bakteri : Mycoplasma pneumoniae (terutama pada anak-

anak dan dewasa muda)

3. Jamur tertentu.

Pneumonia juga bisa terjadi setelah pembedahan (terutama pembedahan

perut) atau cedera (terutama cedera dada), sebagai akibat dari dangkalnya

pernafasan, gangguan terhadap kemampuan batuk dan lendir yang

tertahan. Yang sering menjadi penyebabnya adalah Staphylococcus

aureus, pneumokokus, Hemophilus influenzae atau kombinasi ketiganya.

Pneumonia pada orang dewasa paling sering disebabkan oleh bakteri,

yang tersering yaitu bakteri Streptococcus pneumoniae pneumococcus.

Pneumonia pada anak-anak paling sering disebabkan oleh virus

pernafasan, dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun. Pada usia

sekolah, pneumonia paling sering disebabkan oleh bakteri Mycoplasma

pneumoniae.

c. Klasifikasi

Pada MTBS pneumonia di golongkan menjadi:

1. Pneumonia berat, apabila adanya tanda bahaya umum, tarikan dinding

dada ke dalam, adanya stridor.

2. Pneumonia, apabila ditemukan tanda frekuensi nafas yang sangat cepat.

3

Page 7: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

3. Batuk bukan pneumonia, apabila tidak ada pneumonia dan hanya keluhan

batuk (Hidayat, 2008).

d. Patofisiologi

Adanya gangguan pada terminal jalan nafas dan alveoli oleh

mikroorganisme patogen yaitu virus dan Staphylococcus aurens, H. Influenzue

dan Streptococcus pneumonae bakteri.

Terdapat infiltrat yang biasanya mengenai pada multiple lobus. Terjadinya

destruksi sel dengan menanggalkan debris seluller ke dalam lumen yang

mengakibatkan gangguan fungsi alveolar dan jalan nafas.

Pada anak kondisi ini dapat akut dan kronik.

Streptococcus Pneumonia

Respon peradangan

Edema alveolar pembentukan eksudat

Alveoli dan bronkiolus terisi cairan eksudat, sel darah, fibrin bakteri.

e. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala Pneumonia adalah batuk disertai napas cepat dan atau napas

sesak (Kemenkes. 2010). Sedangkan pada sumber lain disebutkan bahwa tanda

dan gejala pnemonia adalah:

1. Serangan akut dan membahayakan

2. Demam tinggi (pneumonia virus bagian bawah)

3. Batuk

4. Rales (ronkhi)

4

Page 8: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

5. Wheezing

6. Sakit kepala, malaise, myalgia (pada anak)

7. Nyeri abdomen (Suriadi, 2001).

f. Pemeriksaan diagnostik

1. Foto rontgen

2. WBC (white blood cell) biasanya kurang dari 20.000 cells/mm3.

g. Penatalaksanaan Medis

Pada MTBS untuk klasifikasi pnemonia berat atau penyakit sangat berat, maka

tindakan yang pertama kali dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Berikan dosis pertama antibiotik

Pilihan pertama adalah kortimoksazol (trimetropin + sulfametoksizol) dan

pilihan kesua adalah amoksilin dengan ketentuan dosis sebagai berikut

Usia atau

BB

Kotrimoksazol (trimetropin + sulfametoksizol) beri 2

kali sehari selama 5 hari

Amoksilin

Beri 3 kali sehari

untuk 5 hari

Tablet dewasa

80 mg trimetropin +

40 mg

sulfametoksizol

Tablet anak

20 mg

trimetropin +

100 mg

sulfametoksizo

l

Sirup per 5 ml

40 mg

trimetropin +

200 mg

sulfametoksizol

Sirup

125 mg per 5 ml

2-4 bulan

(4 - < 6 kg)

14

1 2,5 ml 2,5 ml

4-12 bulan

(6 - < 10

kg)

12

2 5 ml 5 ml

1-5 tahun

(10 - < 19

kg)

1 3 7,5 ml 10 ml

5

Page 9: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

2. Lakukan rujukan segera

Apabila hanya ditemukan hasil klasifikasi pneumonia saja, maka

tindakannya adalah memberikan antibiotik yang sesuai selama 5 hari,

berikan pelega tenggorokan dan pelega batuk, beri tahu ibu atau keluarga

walaupun harus segera kembali ke petugas kesehatan, serta lakukan

kunjungan ulang setelah 2 hari.

Sedangkan apabila hsil klasifikasi ditemukan batuk dan bukan

pneumonia, maka tindakan yang dilakukan adalah pemberian pelega

tenggorokan atau pereda batuk yang aman, lakukan pemeriksaan lebih

lanjut, beri tahu kepada keluarga atau ibu kapan harus segera kembali ke

petugas kesehatan dan lakukan kunjungan ulang setelah 5 hari (Hidayat,

2008).

Dalam sumber lain juga di jelaskan penatalaksanaan medis yang bisa

dilakukan pada pneumonia adalah sebagai berikut:

1. Pengobatan supportive bila virus pneumonia

2. Bila kondisi berat harus dirawat

3. Berikan oksigen, fisioterapi dada, dan cairan intravena

4. Antibiotik sesuai dengan program

5. Pemeriksaan sensitivitas untuk pemberian antibiotik

6. Pengobatan pneumonia berat :

7. Berikan dosis pertama antibiotika

8. Kotrimoksazol dan amoksilin.

9. Lakukan rujukan segera

Apabila pneumonia saja berikan antibiotika yang sesuai selam 5 hari,

berikan pelega tenggorokan dan pereda batuk, beri tahu ibu atau keluarga,

lakukan kunjungan ulang setelah 2 hari.

Apabila batuk bukan pneumonia berikan pelega tenggorokan, beri

tahu ibu dan keluarga, dan lakukan kunjungan ulang setelah 5 hari

(Suriadi, 2001)

2.2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian (gabung dengan penatalaksanaan yang ada dalam MTBS)

6

Page 10: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

Menurut Betz dan Sowden (2002) pengkajian keperawatan pada pneumonia

meliputi :

1. Kaji kepatenan jalan nafas

2. Kaji tanda-tanda gawat pernafasan dan respons terhadap terapi oksigen

3. Kaji respons anak terhadap pengobatan

4. Kaji kemampuan keluarga untuk penatalaksanaan program pengobatan di

rumah

Pengkajian keperawatan :

1. Riwayat pasien: panas, batuk, perubahan pola makan, kelemahan, penyakit

respirasi sebelumnya, perawatan di rumah, penyakit lain yang diderita

anggota keluarga di rumah.

2. Pemeriksaan fisik: lihat gerakan napas yang nampak jelas di dada atau perut

anak. Menghitung napas harus dalam keadaan anak tenag (jangan dalam

kondisi anak menangis).

Umur anak Dianggap napas cepat bila

hitungan napas

Kurang dari 2 bulan 60x/menit atau lebih

2 bulan sampai 12 bulan 50x/menit atau lebih

12 bulan sampai 5 tahun 40x/menit atau lebih

Tabel 2.1 frekuensi napas berdasarkan umur anak (Kemenkes, 2010).

Selain itu, saat dikaji ditemukan demam, dispneu, takipneu, sianosis,

penggunaan otot pernafasan tambahan, suara nafas tambahan, rales, ronki,

kenaikan sel darah putih (bakteri pneumonia), arterial blood gas, x-ray

dada.

3. Psikososial dan faktor perkembangan: usia, tingkat perkembangan,

kemampuan memahami rasionalisasi intervensi, pengalaman berpisah

dengan orang tua, mekanisme koping yang dipakai sebelumnya, kebiasaan

(pengalaman yang tidak menyenangkan, waktu tidur/rutinitas pemberian

pola makan, obyek favorit).

4. Pengetahuan pasien dan keluarga: pengalaman dengan penyakit pernafasan,

pemahaman akan kebutuhan intervensi pada distress pernafasan, tingkat

pengetahuan, kesiapan dan keinginan untuk belajar.

7

Page 11: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

2.3 TBC

2.3.1 Konsep Dasar Penyakit

a. Pengertian

Tuberculosis adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh

mycobacterium tuberculosis, yaitu suatu bakteri tahan asam.

b. Etiologi

1. Mycobacterium tuberculosa

2. Mycobacterium bovis

3. Factor-faktor yang menyebabkan seseorang terinfeksi oleh

Mycobacterium tuberculosis:

1) Herediter: resistensi seseorang terhadap infeksi kemungkinan

diturunkan secara genetic

2) Jenis kelamin: pada akhir masa kanak-kanak dan remaja, angka

kematian dan kesakitan lebih banyak terjadi pada anak perempuan

3) Usia: pada masa bayi kemungkinan terinfeksi sangat tinggi

4) Pada masa puber dan remaja dimana terjadi masa pertumbuhan yang

cepat, kemungkinan infeksi cukup tinggi karena diit yang tidak

adekuat

5) Keadaan stres: situasi yang penuh stress(injury atau penyakit,

kurang nutrisi, stress emosional, kelelahan yang kronik)

6) Meningkatnya sekresi steroid adrenal yang menekan reaksi

inflamasi dan memudahkan untuk penyebarluasan infeksi

7) Anak yang mendapatkan terapi kortikosteroid kemungkinan

terinfeksi lebih mudah

8) Nutrisi: status nutrisi yang kurang

9) Infeksi berulang: HIV, measles, pertusis

10) Tidak mematuhi aturan pengobatan.

c. Patofisiologi

Masuknya kuman Tuberculosis ke dalam tubuh tidak selalu menimbulkan

penyakit. Infeksi dipengaruhi oleh virulensi dan banyaknya basil tuberculosis

serta daya tahan tubuh manusia. Segera setelah menghirup, basil tuberculosis

8

Page 12: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

hidup ke dalam paru-paru. Maka terjadi eksudasi dan konsolidasi yang

terbatas yang disebut fokus primer. Basil tuberculosis akan menyebar, histosit

mulai mengangkut organisme tersebut ke kelenjar limfe regional melalui

saluran getah bening menuju kelenjar regional sehingga terbentuk komplek

primer dan mengadakan reaksi eksudasi terjadi sekitar 2-10 minggu (6-8

minggu) pasca infeksi.

Bersamaan dengan terbentuknya komplek primer terjadi pula

hypersensitivitas terhadap tuberkuloprotein yang dapat diketahui melalui uji

tuberculin. Masa terjadinya infeksi sampai terbentuknya komplek primer

disebut masa inkubasi.

Pada anak yang lesi, dalam paru dapat terjadi dimanapun terutama di

perifer dekat pleura, tetapi lebih banyak terjadi di lapangan bawah paru

dibanding dengan lapangan atas. Juga terdapat pembesaran kelenjar regional

serta penyembuhannya mengarah ke klasifikasi dan penyebarannya lebih

banyak terjadi melalui hematogen.

Pada reaksi radang dimana leukosit polimorfonuklear tampak pada

alveoli dan memfagosit bakteri namun tidak membunuhnya. Kemudian basil

menyebar ke limfe dan sirkulasi. Dalam beberapa minggu limfosit T menjadi

sensitif terhadap organisme TBC dan membebaskan limfokin yang merubah

makrofag atau mengaktifkan makrofag. Alveoli yang terserang akan

mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia seluler

ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa nekrosis yang

tertinggal, atau proses dapat berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau

berkembang biak dalam sel. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi

lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel

epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit. Nekrosis pada bagian sentral lesi

memberikan gambaran yang relatif padat seperti keju, yang disebut nekrosis

kaseosa.

9

Page 13: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

d. Pathway TBC

M. Tuberculosis terhirup daru udara

M. Bovis masuk ke paru-paru

Menempel pada bronchiole atau alveolus

Memperbanyak setiap 18-24 jam

Poliferasi sel epitel di sekeliling basil dan membentuk dinding antara basil dan organ

yang terinfeksi (tuberkel)

Basil menyebar melalui kelenjar getah bening menuju kelenjar regional dan

menimbulkan reaksi eksudasi

Lesi primer menyebabkan kerusakan jaringan

Meluas ke seluruh paru-paru (bronchi atau pleura)

Eroisi pembuluh darah

Basil menyebar ke daerah yang dekat dan jauh (TB milier)

Tulang Ginjal Otak

e. Tanda dan gejala

1. Demam, malaise, anoreksia, berat badan menurun, kadang-kadang batuk

(batuk tidak selalu ada, menurun sejalan dengan lamanya penyakit), nyeri

dada, hemoptysis

2. Gejala lanjut (jaringan paru-paru sudah banyak yang rusak): pucat, anemia,

lemah, dan berat badan menurun

3. Permulaan tuberculosis primer biasanya sukar diketahui secara klinis

karena mulainya penyakit secara perlahan. Kadang tuberculosis ditemukan

pada anak tanpa gejala atau keluhan. Tetapi secara rutin dengan uji

tuberculin dapat ditemukan penyakit tersebut. Gejala tuberculosis primer

10

Page 14: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

dapat berupa demam yang naik turun selama 1-2 minggu dengan atau tanpa

batu dan pilek.

f. Pemeriksaan diagnostik

1. Riwayat penyakit: riwayat kontak dengan individu yang terinfeksi

penyakit.

2. Reaksi terhadap tes tuberculin

Reaksi tes positif (diameter = 5 mm) menunjukkan adanya infeksi primer.

3. Radiologi

Terdapat kompleks primer dengan atau tanpa perkapuran, pembesaran

kelenjar paratrakeal, penyebaran milier, penyebaran bronkogen,

atelektasis, pleuritis dengan efusi, cairan asites.

4. Kultur sputum

Kultur bilasan lambung atau sputum, cairan pleura, urin, cairan

serebrospinal, cairan nodus limfe ditemukan basil tuberkulosis.

5. Patologi anatomi

Dilakukan pada kelenjar getah bening, hepar, pleura, peritoneum, kulit

ditemukan tuberkel dan basil tahan asam.

6. Uji BCG

Reaksi positif jika setelah mendapat suntikan BCG langsung terdapat

reaksi lokal yang besar dalam waktu kurang dari 7 hari setelah

penyuntikan.

7. Infeksi TB

Hanya diperlihatkan oleh skin tes tuberculin positif.

g. Penatalaksanaan medis

1. Nutrisi adekuat

2. Kemoterapi

Pemberian terapi pada tuberculosis didasarkan pada 3 karakteristik basil,

yaitu basil yang berkembang cepat di tempat yang kaya O2, basil yang

hidup dalam lingkungan yang kurang O2 berkembang lambat dan dorman

hingga beberapa tahun, basil yang mengalami mutasi sehingga resisten

terhadap obat. Isonized (INH) bekerja sebagai bakterisidal terhadap basil

yang tumbuh aktif, diberikan selama 18-24 bulan, dosis 10-20 mg/ kgbb/

11

Page 15: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

hari melalui oral. Selanjutnya kombinasi antara INH, rifampizin, dan

pyrazinamid (PZA) diberikan selama 6 bulan. Selama dua bulan pertama

obat diberikan setiap hari, selanjutnya obat diberikan dua kali dalam satu

minggu. Obat tambahan antara lain streptomycin (diberikan IM) dan

ethambutol. Terapi kortikosteroid diberikan bersamaan dengan obat

antituberkulosis, untuk mengurangi respon peradangan, misalnya pada

meningitis

3. Pembedahan

Dilakukan jika kemoterapi tidak berhasil. Dilakukan dengan mengangkat

jaringan paru yang rusak, tindakan ortopedi untuk memperbaiki kelainan

tulang, bronkospi untuk mengangkat polip granulomatosa tuberculosis

atau untuk reaksi bagian paru yang rusak

4. Pencegahan

Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi basil tuberculosis,

mempertahankan status kesehatan dengan intake nutrisi yang adekuat,

meminum susu yang sudah dilakukan pasteurisasi, isolasi jika pada

analisa sputum terdapat bakteri hingga dilakukan kemoterapi, pemberian

imunisasi BCG untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi

oleh basil tuberculosis virulen.

2.3.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1. Identitas Data Umum (selain identitas klien, juga identitas orangtua; asal

kota dan daerah, jumlah keluarga)

2. Keluhan Utama (penyebab klien sampai dibawa ke rumah sakit)

3. Riwayat kehamilan dan kelahiran

a. Pre natal: (kurang asupan nutrisi, terserang penyakit infeksi selama

hamil).

b. Intranatal: Bayi terlalu lama di jalan lahir, terjepit jalan lahir, bayi

menderita caput sesadonium, bayi menderita cepal hematom.

c. Post natal: kurang asupan nutrisi, bayi menderita penyakit infeksi,

asfiksia ikterus.

4. Riwayat Masa Lampau

12

Page 16: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

a. Penyakit yang pernah diderita (tanyakan, apakah klien pernah sakit batuk

yang lama dan benjolan bisul pada leher serta tempat kelenjar yang

lainnya dan sudah diberi pengobatan antibiotik tidak sembuh-sembuh?

Tanyakan, apakah pernah berobat tapi tidak sembuh? Apakah pernah

berobat tapi tidak teratur?)

b. Pernah dirawat dirumah sakit

c. Obat-obat yang digunakan/riwayat Pengobatan

d. Riwayat kontak dengan penderita TBC

e. Alergi

f. Daya tahan yang menurun.

g. Imunisasi/Vaksinasi: BCG

5. Riwayat penyakit sekarang (tanda dan gejala klinis TB serta terdapat

benjolan/bisul pada tempat-tempat kelenjar seperti: leher, inguinal, axilla

dan sub mandibula).

6. Riwayat keluarga (adakah yang menderita TB atau penyakit infeksi lainnya.

Biasanya keluarga ada yang mempunyai penyakit yang sama.

7. Riwayat kesehatan lingkungan dan sosial ekonomi

a. Lingkungan tempat tinggal (lingkungan kurang sehat; seperti polusi,

limbah, pemukiman yang padat, ventilasi rumah yang kurang, jumlah

anggota keluarga yang banyak), pola sosialisasi anak

b. Kondisi rumah

c. Merasa dikucilkan

d. Aspek psikososial (tidak dapat berkomunikasi dengan bebas, menarik

diri)

e. Biasanya pada keluarga yang kurang mampu

f. Masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu

waktu yang lama dan biaya yang banyak

g. Tidak bersemangat dan putus harapan.

8. Riwayat psikososial spiritual (yang mengasuh, hubungan dengan anggota

keluarga, hubungan dengan teman sebayanya, pembawaan secara umum,

pelaksanaan spiritual).

9. Pola fungsi kesehatan

Pola persepsi sehat dan penatalaksanaan kesehatan. Keadaan umum: alergi,

kebiasaan, imunisasi. Pola nutrisi – metabolik. Anoreksia, mual, tidak enak

13

Page 17: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

diperut, BB turun, turgor kulit jelek, kulit kering dan kehilangan lemak sub

kutan, sulit dan sakit menelan, turgor kulit jelek. Pola eliminasi. Perubahan

karakteristik feses dan urine, nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan

hepatomegali, nyeri tekan pada kuadran kiri atas dan splenomegali. Pola

aktifitas-latihan Sesak nafas, fatique, tachicardia, aktifitas berat timbul

sesak nafas (nafas pendek). Pola tidur dan istirahat Iritable, sulit tidur,

berkeringat pada malam hari. Pola kognitif perseptual. Kadang terdapat

nyeri tekan pada nodul limfa, nyeri tulang umum, takut, masalah finansial,

umumnya dari keluarga tidak mampu. Pola persepsi diri. Anak tidak

percaya diri, pasif, kadang pemarah. Pola peran hubungan anak menjadi

ketergantungan terhadap orang lain (ibu/ayah tidak mandiri). Pola

seksualitas/reproduktif. Anak biasanya dekat dengan ibu daripada ayah.

Pola koping toleransi stres, menarik diri, pasif.

10. Pemeriksaan Fisik

a. Demam: sub fibril, fibril (40-41°C) hilang timbul.

b. Batuk: terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk ini membuang/

mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk

purulen (menghasilkan sputum).

c. Sesak nafas: terjadi bila sudah lanjut, dimana infiltrasi radang sampai

setengah paru.

d. Nyeri dada: ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang

sampai ke pleura.

e. Malaise: ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit

kepala, nyeri otot dan kering diwaktu malam hari. Pada tahap dini sulit

diketahui. Ronchi basah, kasar dan nyaring. Hipersonor/timpani bila

terdapat kavitas yang cukup dan pada auskultasi memberi suara limforik.

Atropi dan retraksi interkostal pada keadaan lanjut dan fibrosis. Bila

mengenai pleura terjadi efusi pleura (perkusi memberikan suara pekak).

Pembesaran kelenjar biasanya multipel. Benjolan/pembesaran kelenjar

pada leher (servikal), axilla, inguinal dan sub mandibula. Kadang terjadi

abses.

11. Pemeriksaan diagnostik dan pengobatan

1. Uji tuberkulin = uji tuberkulin

14

Page 18: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

2. Foto rontgent Rutin : foto pada rongga paru. Atas indikasi: tulang, sendi,

abdomen. Rontgent paru tidak selalu khas.

3. Pemeriksaan mikrobiologis (Bakteriologis Memastikan TB. Hasil

normal: tidak menyingkirkan diagnosa TB. Hasil (+) : 10-62% dengan

cara lama. Cara-cara lama radio metrik (Bactec); PCK.

4. Pemeriksaan darah tepi (tidak khas. LED dapat meninggi)

5. Pemeriksaan patologik anatomik. Kelenjar, hepar, pleura; atas indikasi.

Sumber infeksiAdanya kontak dengan penderita TB menambah kriteria

diagnosa.

6. Lain-lain (uji faal paru, Bronkoskopi, Bronkografi, Serologim dll)

b. Diagnosa keperawatan

Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi pada anak dengan gangguan

sistem pernafasan (TB dan bronkhopneumonia) adalah sebagai berikut:

1. Pola napas tidak efektif b.d proses peradangan pada paru

2. Takut/Cemas b.d kurangnya pengetahuan anak mengenai tindakan yang

akan diberikan

3. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d penumpukan sekret di jalan napas.

4. Nyeri b.d peradangan pada paru.

5. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik akibat tidak seimbangnya antara

demam dan suplai O2.

c. Rencana Tindakan Keperawatan

1. Pola napas tidak efektif b.d proses peradangan pada paru

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x... jam fungsi pernapasan

kembali normal.

Dengan kriteria hasil:

a. Klien tampak tenang dan rileks saat bernapas

b. Frekuensi pernapasan normal

Tindakan Rasional

1. Atur posisi klien semi fowler atau

dengan meninggikan kepala kurang

lebih 30 derajat.

1. posisi membantu memaksimalkan

ekspansi paru dan menurunkan upaya

pernapasan.

15

Page 19: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

2. Observasi status pernafasan setiap

8 jam sekali termasuk frekuensi

nafas, kedalaman dan bunyi nafas.

3. Hindari pakaian anak yang terlalu

ketat.

4. Berikan oksigenasi sesuai

kebutuhan anak.

5. Berikan atau tingkatkan istirahat

dan tidur sesuai dengan kebutuhan

anak atau dengan jadwal yang

tepat.

6. Ajarkan teknik relaksasi pada anak

yang sudah memahami, sudah bisa,

atau mengerti.

2. Untuk mengetahui efektivitas jalan

nafas serta kondisi tubuh akibat jalan

nafas yang tidak efektif. 8 jam

ditentukan dari pergerakan mukus di

saluran nafas yang di dorong oleh

silia (1cm/menit).

3. Menghindari sesak ketika bernapas

akibat pakaian yang terlalu ketat.

4. Meningkatkan ventilasi maksimal dan

oksigenasi.

5. Istirahat mengurangi penggunaan

oksigen yang berlebih.

6. Meningkatkan pengembangan paru

maksimal.

2. Takut/cemas b.d kurangnya pengetahuan tentang tindakan yang akan diberikan

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x... jam klien mengerti

tentang tindakan yang akan diberikan dan ketakutan/kecemasan yang dirasakan oleh

klien berkurang.

Dengan kriteria hasil:

1. Ketakutan anak berkurang atau hilang, terlihat dari respon anak terhadap

tindakan yang akan dilakukan.

2. Pengetahuan anak meningkat mengenai tindakan yang akan dilakukan.

Tindakan Rasional

1. Jelaskan prosedur atau tindakan

yang akan dilakukan serta ciptakan

hubungan dengan anak dan orang

tua.

2. Berikan kenyamanan pada

lingkungan anak seperti digendong,

1. Meningkatkan pengetahuan anak dan

orang tua mengenai tindakan yang

akan dilakukan.

2. Membina hubungan saling percaya

antara perawat, dengan anak dan

16

Page 20: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

atau mengayun membelai dan

memberikan musik.

3. Libatkan orang tua dalam

memberikan perawatan sehingga

anak merasakan ketenangan.

4. Jangan melakukan tindakan yang

menimbulkan ketakutan pada anak.

orang tua.

3. Hubungan perawat dengan orang tua

yang baik dan teramati oleh anak

menimbulkan rasa percaya pada anak.

4. Membuat anak merasa semakin takut.

3. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d penumpukan sekret di jalan napas.

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x... jam, penumpukan sekret

di jalan napas menjadi bersih.

Dengan kriteria hasil:

1. Suara napas bersih

2. Frekuensi napas normal

Tindakan Rasional

1. Atur posisi semi fowler atau

tinggikan kepala 30 derajat.

2. Lakukan penghisapan sekresi jalan

napas.

3. Bantu anak untuk mengeluarkan

sputum dengan cara berikan latihan

batuk efektif bila sudah mengerti.

4. Lakukan fisioterapi dada, seperti

perkusi dan vibrasi dada.

5. Kolaborasi pemberian ekspektoran

yang sesuai untuk memudahkan

pengeluaran sputum.

6. Berikan cairan peroral yang

adekuat.

7. Berikan nebulasi dengan larutan

dan alat yang tepat sesuai dengan

ketentuan.

1. posisi membantu memaksimalkan

ekspansi paru dan menurunkan upaya

pernapasan.

2. Membersihkan jalan napas.

3. Metode ini memudahkan ekspansi

maksimum paru sehingga dahak akan

terdorong keluar.

4. Mengencerkan sekret yang berada di

dinding paru.

5. Ekspektoran memiliki efek terapi obat

untuk mengencerkan sputum.

6. Dengan minum banyak air membantu

klien untuk mengeluarkan sekret.

7. Obat yang terdapat pada nebu

memiliki efek terapi obat, untuk

mengencerkan sputum.

17

Page 21: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

4. Nyeri b.d peradangan pada paru

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x... jam nyeri berkurang dan

hilang. Dengan kriteria hasil:

1. Klien tampak tenang

2. Skala nyeri berkurang dari ... menjadi ...

3. Klien tidak mengeluh nyeri

Tindakan Rasional

1. Berikan kompres panas atau dingin

pada daerah yang sakit.

2. Ajarkan teknik relaksasi napas

dalam.

3. Kolaborasi pemberian analgetik

sesuai dengan ketentuan yang

berlaku pada anak.

4. Berikan aktivitas pengalihan atau

teknik distraksi sesuai dengan

kondisi dan kemampuan anak.

1. Kompres panas atau dingin dapat

memutuskan impuls nyeri sehingga

tidak sampai dipersepsikan oleh

korteks serebri.

2. Merelakskan otot-otot yang tegang,

sehingga nyeri berkurang.

3. Analgetik memiliki efek terapi obat

untuk meningkatkan ambang nyeri.

4. Mengalihkan perhatian anak

sehingga klien tidak berfokus pada

rasa nyerinya.

5. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik akibat tidak seimbangnya antara demam dan

suplai O2.

Tujuan: Klien dapat bertoleransi terhadap aktivitas secara bertahap dengan kriteria

hasil:

- Lemas berkurang

- Klien dapat beraktivitas secara bertahap

- Kulit bersih

- Rambut dan kulit kepala bersih

Tindakan Rasional

18

Page 22: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

1. Jelaskan pada klien untuk melakukan

aktivitas.

2. Siapkan dan dekatkan peralatan untuk

memenuhi kebutuhan ADLnya .

3. Ajarkan pada klien metoda

penghematan energi untuk aktivitas.

4. Bantu klien memenuhi kebutuhan

personal hygiene.

5. Berikan waktu istirahat setelah klien

melakukan aktivitas.

6. Libatkan anggota keluarga untuk

melatih klien untuk memenuhi

kebutuhannya.

7. Hitung denyut nadi dan RR setelah

klien melakukan aktivitas.

1. Menambah pengetahuan pada klien

tentang penting nya melakukan

aktivitas secara bertahap.

2. Menyiapkan dan mendekat kan semua

peralatan akan memudahkan klien

untuk memenuhi ADLnya.

3. Agar energi tidak terbuang sehingga

mengurangi kelelahan.

4. Menjaga kebersihan klien dan

memberikan rasa nyaman.

5. Memberikan kesempatan pada tubuh

untuk mengum pulkan tenaga baru.

6. Agar keluarga tidak ber gantung pada

perawat untuk pemenuhan kebutuhan

ADL klien.

7. Untuk mengetahui keadaan umum

klien setelah melakukan aktivitas.

19

Page 23: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyakit pernapasan pneumonia dan TBC pada anak merupakan penyakit yang

berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Kedua penyakit tersebut ditularkan

melalui udara yang kotor dan pada saat itu kondisi anak sedang tidak baik.

Menurut Engram (1998) pneumonia adalah proses inflamasi pada parenkim paru.

Hal ini terjadi sebagai akibat adanya invasi agen infeksius atau adanya kondisi yang

mengganggu tahanan saluran trakeobrokialis sehingga flora endogen yang normal

berubah menjadi patogen ketika memasuki saluran jalan nafas.

Sedangkan menurut Betz dan Sowden (2002) pneumonia adalah inflamasi atau

infeksi pada parenkim paru yang disebabkan oleh satu atau lebih agens berikut virus,

bakteri, mikoplasma, dan aspirasi substansi asing.

Tuberculosis adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh

mycobacterium tuberculosis, yaitu suatu bakteri tahan asam.

20

Page 24: Edit Mtbs Pneumonia Dan Tbc Baru

DAFTAR PUSTAKASumber buku

Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Suriadi. 2001. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: Fajar Interpratama.

Kemenkes. 2010. Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak.

Sumber Web

Nn. 2012. Manajemen Terpadu Balita Sakit.

http://poppyvozha.blogspot.com/2012/06/manajemen-terpadu-balita-sakit-mtbs.html.

Jakarta

21