edisi i
DESCRIPTION
auditor rohil.net, edisi cetakTRANSCRIPT
auditor-rohil.netSekapur SirihSekapur SirihSekapur SirihSekapur SirihSekapur Sirih
TOWARD GOOD GOVERNANCE & INTERNAL AUDIT PRACTICE
PUJI syukur ke hadirat Allah SWT edisi ce-
tak situsweb Bawaskab Rokan Hilir ini dapat
diterbitkan perdana dan hadir di tengah-
tengah kita di saat minimnya informasi pe-
ngawasan dan tata kepemerintahan yang
baik (good governance) secara utuh dan
berimbang.
Di era pembaharuan se-
karang ini, penerapan prinsip-
prinsip good governance
sudah menjadi suatu ke-
niscayaan. Hal ini berarti bah-
wa kinerja instansi pemerin-
tah daerah dalam mengelola
program atau menetapkan
kebijakan dalam menjalan-
kan pemerintah dan pe-
layanan publik harus dapat
dipertanggung jawabkan (ac-
countable) dan dapat diaudit
(auditable).
Sistem pengawasan,
sebagai unsur manajemen
pemerintah, bertujuan untuk
mendorong kelancaran dan
ketepatan pelaksanaan ke-
giatan pemerintah dan pem-
bangunan serta mengupaya-
kan efektifnya implementasi
suatu rencana. Jadi lebih
kepada mendorong rekomendasi perbaikan
bagi manajemen, bukan mencari-cari ke-
salahan. Sebagai bagian dari sistem peme-
rintahan, pengawasan melekat, di samping
pengawasan DPRD, pengawasan masya-
rakat dan pengawasan internal yang di-
lakukan Bawaskab Rohil (sebagai
pembantu Bupati), juga perlu didorong
untuk dilaksanakan sungguh-sungguh oleh
atasan langsung sehingga bawahan akan
lebih taat dan patuh pada ketentuan yang
berlaku.
Sepakat ini, fungsi pengawasan juga
telah memberikan kontribusi positif dan
rekomendasi konstruktif bagi kelancaran
dan keberhasilan penyelenggara peme-
rintahan dan pembangunan. Didalamnya
termasuk kewajiban menindaklanjuti hasil
pengawasan/audit aparat pengawasan
fungsional seperti BPK perwakilan
Pekanbaru, Itjen Departemen,
perwakilan BPKP Propinsi Riau,
dan Bawasprop Riau.
Sidang pembaca yang ber-
bahagia, Kabupaten Rokan Hilir
merupakan salah satu kabupaten
pemekaran yang masih tergolong
baru, tentu masih banyak perma-
salahan yang perlu dicarikan
solusi pemecahannya, antara lain
masih terdapatnya penduduk
miskin, terbatasnya lapangan pe-
kerjaan, belum optimalnya
layanan ke masyarakat dan ter-
batasnya infrastruktur yang ada.
Untuk itulah, sejak per-
tengahan tahun ini, Kabupaten
Rokan Hilir mulai membenahi
birokrasi pemerintahan dan
menggesa laju pembangunan,
dengan tetap memperhatikan
prinsip-prinsip tata
kepemerintahan yang baik dan
ketentuan yang berlaku. Kendati masih di
jumpai kekurangan di sana-sini.
Alhamdulillah, mulai pertengahan tahun ini,
dan Insya Allah tahun-tahun ke depan,
dinamika pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan sudah mulai terasa dan
bergeliat.
Mudah-mudahan edisi cetak situsweb
Bawaskab Rokan Hilir ini mampu me-
masyarakatkan informasi pengawasan dan
pilar-pilar utama good governance di bumi
Rokan Hilir yang tercinta. Selamat
membaca dan bekerja keras.***
“..Alhamdulillah,
mulai pertengahan
tahun ini, dan Insya
Allah tahun-tahun
ke depan, dinamika
pemerintahan,
pembangunan dan
kemasyarakatan
sudah mulai terasa
dan bergeliat..”
n Annas MaamunBupati Rokan Hilir
Rakernas APIP
Dari Hotel Berbintang
Ke Istana Negara
RRRRR akernas APIP dibuka
secara resmi oleh
Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono
di Istana Negara, 11
Desember 2006. Usai
dibuka, Rakernas dilanjutkan di
Kantor BPKP Pusat hingga 15 Desem-
ber 2006, sedangkan Rakorwasda
diselenggarakan di sebuah hotel
berbintang, 13-15 Desember 2006.
Apa instruksi Presiden untuk petinggi
APIP? Dan apa kesan Presiden
mengenai opini disclaimer BPK? Apa
pula pesan Mendagri kepada auditor
daerah?
n Presiden: Tata Ulang Sistem Pengawasan . 4
n Auditor Cari Kesalahan, Auditan
Menyembunyikannya ...................................... 5
n Warta Auditor ......................................................... 6
n Hidupkan Kembali Tatakrama Melayu
n Gelar Pengawasan & Good Governance
Cegah Sanksi, Segera Tuntaskan
Hasil Audit ....................................................... 7
n Surat Anda/Buku Tamu ........................................... 7
n Album Auiditor ......................................................... 8
RRRRR
Daftar Isi
Edisi Cetak
n Auditorial .............................................................. 2
n Pejabat Pengawas Pemerintah:
Auditor atau Inspektur?
n Fokus Auditor ....................................................... 3
n Rakernas APIP
Dari Hotel Berbintang Ke Istana Negara ....... 3
www.auditor-rohil.net
”Selamat Idul Adha 31 Desember 2006” ; ”Merry Christmas & Happy New Year 2007”
Nomor Perdana Desember 2006
http://www.auditor-rohil.net
Redaksi menerima sumbangan
tulisan, foto atau naskah lainya untuk
di muat. Naskah yang masuk dan
dimuat akan diberikan imbalan.
auditor-rohil.net
Penasihat
Bupati Rokan Hilir
Pengarah
Wakil Bupati Rokan Hilir
Sekretaris Daerah Kab. Rokan Hilir
Penanggung jawab/
Pemimpin Redaksi
Hardy Djamaluddin
Pelaksana Harian
Augus Setya Boedie
Redaktur Pelaksana
Sarman Syahroni
Sidang Redaksi
Hardy Djamaluddin,
Augus Setya boedie,
Sarman, Azwar, Hari Darma, Irwandi
Operator Online
Zulkifli, Masri, Romi
Divisi Produksi
Sila, Syarifah, Idi
Tata Letak
Yendri, Dori
Diterbitkan oleh Bawaskab
Rokan Hilir bekerja sama dengan
Riau Pos.Net
Alamat Redaksi:
Jl. Perniagaan 80,
Bagansiapi-api, Rokan Hilir
website: www. auditor-rohil.net
e-mail: [email protected]
Dicetak oleh: PT Riau Pos
Intermedia
Pejabat Pengawas Pemerintah;
Auditor atau Inspektur?pengawasan intern di Pusat dan Daerah. Oleh
karena itu, dalam jangka pendek dan menen-
gah, lanjutnya, masalah-masalah inilah yang
perlu segera dipecahkan.
Nah, untuk itu perlu kerja sama sungguh-
sungguh dan koordinasi antara Kementerian
Negara (PAN) dan Departemen Dalam Ne-
geri serta APIP, terkait mengenai penggu-
naan istilah dan penerapan jabwaspem agar
profesi atau pun jabatan baru ini dapat di-
terapkan sebagai suatu kompetensi yang di-
akui secara formal dan terkait dengan pem-
binaan SDM, khususnya masalah ke-
pangkatan dan jabatan.
Toh "Apalah arti semua nama (What'si is
in a name)"? kata William Shakepeare, pen-
yair terkenal Inggris. Apa pun namanya, au-
ditor, jabwaspem, atau inspektur, seyogyan-
ya diarahkan menjadi auditor internal pemer-
intah yang profesional dan terpercaya dalam
mendukung upaya tata kepemerintahan yang
baik (good governance) dan pemerintahan
yang bersih (clean government). Dengan visi
dan reposisi demikian, auditor internal beru-
paya mendorong unit-unit kerja pemerintah
menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerin-
tahan yang baik, utamanya akuntabilitas, par-
tisipasi, transparansi dan penegahan hukum.
Visi auditor masa depan ini merupakan
cerminan paradigma baru pengawasan inter-
nal yang lebih menitikberatkan pada pe-
ngelolaan risiko (risk management), pe-
ngendalian (control) dan tata kepemerintah-
an (governance). Perannya bukan lagi sebagai
anjing pelacak (wacthdog) atau sekedar ins-
peksi yang ditonjolkan dalam paradigma
lama. Dalam cetak biru (blue-print) atau ke-
bijakan pengawasan APIP, Itjen/Bawas/ltda
sudah semestinya diperankan dan direposisi
sebagai agen perubahan (agent of change),
konsultan manajemen dan evaluator.
Thus, auditor internal itu menjadi panutan
auditan atau (siapa tau bisa menggapai) kea-
gungan (The 8 Habits, Steven Covey). Sori,
tidak lulus sertifikasi – misalkan setara serti-
fikasi lokal JFA saja, apalagi setara sertifikasi
global CIA (Certified Internal Auditor) tentu
dia tak layak jadi auditor. Hanya dengan men-
jadi panutan, mungkin tepatnya auditor plus,
kantor Itjen, Bawas/Inspektorat Daerah, takkan
disebut lagi sebagai tempat buangan. Suai?
(HD/[email protected])
ISTILAH Pejabat Pengawas Pemerintah--
disingkat jabwaspem--disebutkan dalam PP
79/2005. Jabwaspem agaknya ditampilkan
sebagai pengganti istilah Pejabat/Jabatan
Fungsional Auditor (PFA atau JFA) yang
selama ini digunakan untuk aparat pengawas
baik Internal pemerintah (APIP) maupun
ektern pemerintah (BPK). Dasar hukum
PFA/JFA adalah Keputusan Menteri Penday-
agunaan Aparatur Negara Nomor 19 Tahun
1996.
Seyogyanya memang perlu dipertanyakan
pengertian jabwaspem itu. Seperti halnya is-
tilah inspektur daerah-pengganti kepala Ba-
wasda, apakah jabwaspem itu sama dengan
auditor, inspektur evaluator atau apa? Sep-
erti auditor, apakah inspektur atau jab-
waspem itu juga pejabat fungsional yang
nantinya wajib mengikuti sertifikasi profes-
sional. Apakah jabwaspem itu nantinya se-
buah profesi seperti auditor, akuntan, insy-
inur, advokat, atau dokter?
Dan seorang Asisten Deputi SDM Aparatur
Menpan baru-baru ini menyatakan wacana ja-
bwaspem masih dalam tahapan kajian, belum
sampai pada tahap pembicaraan persyaratan
(kualifikasi). Kajian ini nantinya akan mene-
tapkan apakah jabwaspem menjadi jabatan
fungsional -- di bawah rumpun jabatan “mana-
jemen” yang terpisah dari JFA atau JFA saja
yang disempurnakan (rumpun jabatan “angga-
ran dan keuangan’).
Konon, kantor Menpan bersama-sama
Itjen Depdagri sedang menyiapkan naskah
akademis jabwaspem sebagai wacana peng-
ganti JFA/PFA yang selama ini begitu
lengket dengan BPKP ataupun BPK. Ke-
sepakatan untuk memperjuangkan jab-
waspem pun diteken antara sejumlah Irjen
Departemen dengan sejumlah Kepala Bawas/
Irda Propinsi di acara penutupan Rakorwas-
da pertengahan Desember 2006.
Seorang Asisten Deputi Pengawasan
Menpan yang lain, di acara Rakor Tindak
Lanjut Pengawasan di Lombok, NTB, belum
lama ini, pernah mengungkapkan masalah
nyata yang dihadapi oleh APIP pada saat ini.
Menurutnya, hal yang sesungguhnya bukan
pada substansi jabatan fungsional, melain-
kan pada masalah sertifikasi JFA, ketersedi-
aan dana pengawasan, dan dukungan/komit-
men pimpinan instansi pemerintah terhadap
22222 Auditorial
http://www.auditor-rohil.net
Fokus AuditorRakernas APIP
Dari Hotel Berbintang Ke Istana Negara
SEJAK reformasi, rapat koordinasi nasional Aparat Pengawasan In-tern Pemerintah (APIP) tahun ini dapat perhatian Kepala Negara. Pre-siden Susilo Bambang Yudhoyono membuka secara resmi perhelatanpara auditor internal itu di Istana Negara, Senin, 11 Desember 2006.Hadir dalam acara tersebut sejumlah pejabat tinggi negara, antara lainMenko Polhukkam Widodo A.S, Menko Perekonomian Boediono, Men-pan Taufik Effendi, Mendagri Moh. Ma'ruf, Menkeu Sri Mulyani, danKetua KPK Taufiequrachman Ruki serta pemrakarsa Rakornas KepalaBPKP Didi Widayadi dan jajarannya, para Irjen Departemen/IrtamaLPND, sejumlah Kepala SPI BUlVIN/D dan Kepala Bawas/Itda Propin-si/Kabupaten/Kota.
Dilaporkan oleh Kepala BPKP, Rakernas selanjutnya diselenggara-kan di kantor pusat BPKP jl. Hayam Wuruk, Jakarta Pusat --dihadiriseluruh kepala perwakilan BPKP se-Indonesia-- selama empat hari dari11 hingga 15 Desember 2006 dalam rangka mempertajam program kerjapengawasan. Sementara, rapar koordinasi pengawasan daerah (Rakor-wasda) yang dihadiri para Irjen Departemen/Irtama LPND, para kepa-la Bawasda/Irda Propinsi/Kabupaten/Kota se-Indonesia dibuka oleh Ir-jen Depdagri (mewakili Mendagri) di sebuah hotel berbintang di jan-tung kota Jakarta, Rabu malam, 13 Desember 2006. Rakorwasda iniantara lain merumuskan kesepakatan pembentukan pejabat pengawaspemerintah jabwaspem-- sebutan baru pemeriksa atau auditor sesuaiPeraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005.
Dalam sambutannya, Presiden SBY memerintahkan penataan ulangpada sistem, mekanisme, dan prosedur kerja APIP dalam upaya pem-berdayaan aparatur pengawasan. "Penataan ini penting agar fungsi pen-gawasan memberi nilai tambah untuk meningkatkan kinerja dan kuali-tas penyelenggaraan pemerintahan. Kita semua ingin, makin terbangunpemerintahan yang bersih, berkemampuan, dan berwibawa," tegas Pres-iden.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri, dalam sambutannya pada acaraRakorwasda, antara lain menyatakan tujuan kebijakan pengawasanpenyelenggaraan pemerintahan daerah pada tahun 2007 adalah acuandalam melaksanakan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahandaerah dan memberikan penilaian atas kinerja pelayanan masyarakatdan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, mencegah terjadin-ya penyimpangan yang menimbulkan kerugian negara, serta menye-laraskan pembinaan dan pengawasan dalam upaya mencegah duplikasipengawasan.
Mari kita dukung penataan ulang sistem pengawasan internal pe-merintah. Dengan the new BPKP, seperti obsesi pimpinannya yang baru,Didi Widayadi, seorang jenderal polisi bintang tiga, dan dengan pro-gram pengawasan yang sinergis di daerah-- yang dicanangkan Menda-gri Moh. Ma'ruf. Revitalisasi sistem pengawasan diharapkan mampumendorong terciptanya good governance dan pemerintahan yang ber-sih.***
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi sejumlah menteri menuju tempat acara pembukaan Rapat Kerja Nasional
Aparat Pengawasan Internal Pemerintah, 11 Desember 2006.
33333
Fokus AuditorPresiden: Tata Ulang Sistem Pengawasan
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) AparatPengawasan Intern Pemerintah tahun ini ter-bilang istimewa. Presiden Susilo BambangYudoyono membuka secara resmi perhelatanpara auditor internal itu di Istana Negara, Se-nin, 11 Desember 2006. Hadir dalam acara ter-sebut sejumlah pejabat tinggi negara, antaralain, Menko Polhukkam Widodo A.S, MenkoPerekonomian Boediono, Menteri Negara Pen-dayagunaan Aparatur Negara Taufik Effendi,Mendagri M.Ma'ruf, Menkeu Sri Mulyani, danKetua KPK Taufiequrachman Ruki.
Dalam laporannya, Kepala BPKP yangbaru, Didi Widayadi, Komjenpol, mantan Ir-wasum Mabes Polri, menyatakan acara Ra-kernas Pengawasan Intern Pemerintah yangbertemakan “Membangun Good GovernanceMenuju Clean Government” dimaksudkan un-tuk mensinergikan pengawasan intern peme-rintah agar dapat berjalan secara optimal seh-ingga lebih berperan dalam upaya me-ningkatkan kualitas danakuntabilitas pe-nyelenggaraanpemer in t ah .
Didi bertekad mereposisi BPKP sebagai theNew BPKP.
Presiden SBY menegaskan,"Kita berkeingi-nan membangun pemerintahan yang baik, ber-sih, dan berwibawa. Salah satu upaya untukmewujudkan itu adalah dengan meningkatkanpengawasan internal yang sinergis di lingkun-gan pemerintahan.” Dan Presiden menyadaribahwa proses itu tidak mudah untuk dilaksan-akan. “Tugas pengawasan internal memerlu-kan pemikiran, tenaga, tindakan, dan ketegasansikap secara sungguh-sungguh," Presiden me-nambahkan.
Presiden SBY juga memerintahkan pe-nataan ulang pada sistem, mekanisme, danprosedur kerja aparat pengawasan internal pe-merintah dalam upaya pemberdayaan aparaturpengawasan. ''Penataan ini penting agar fung-si pengawasan memberi nilai tambah untuk me-ningkatkan kinerja dan kualitas penyeleng-garaan pemerintahan. Kita semua ingin, makin
terbangun pemerintahan yang bersih, ber-kemampuan, dan berwibawa,'' tegas Pres-iden.
Menurut Presiden, penataan mengharus-kan aparat pengawasan melakukan koordi-nasi dan sinergi satu sama lain. Termasukmelaksanakan fungsi dan kompetensi pen-gawasan dengan baik, dan tidak membagi-bagi objek pemeriksaan. Cara itu, lanjutPresiden, dapat menghindari munculnyatumpang tindih pemeriksaan secara lebihelegan. Sehingga, aparatur pengawasan da-pat melaksanakan pekerjaan secara lebih
terarah dengan metode kerja yang efek-tif dan efisien.
Presiden menyatakan, untukmembangun sinergi yang baik,harus dilakukan pengawasan de-ngan standar kompetensi, opera-si, dan pelaporan yang baku. Kare-na itu, Badan Pengawasan Keuan-gan dan Pembangunan (BPKP),tegas Presiden, harus aktifmengembangkan metode kerjadan meningkatkan kapasitas pen-gawasan. Di samping itu, ''Sayaminta setiap inspektorat jenderaldepartemen, inspektorat utama,inspektorat kementerian, lembaga,inspektorat badan pengawasprovinsi dan kabupaten/kota, me-ningkatkan kompetensinya di
bidang akunting dan forensic auditing.Hal ini sangat penting untuk menganalisis
kasus penyimpangan secara lebih tajam,'' te-gas Presiden. Dalam pengadaan barang danjasa, lanjutnya, di negara mana pun merupa-kan titik paling rawan penyimpangan dan ko-rupsi. ''Sektor migas, pertambangan, dan ke-hutanan, serta BUMN dan BUMD perlu di-awasi dengan cermat,'' katanya.
Lebih lanjut, Presiden memerintahkanBPKP memastikan berjalannya sistem pe-ngawasan dan kepatuhan atas standar yangditetapkan itu. Kepala Negara menambahkan,laporan yang diberikan oleh Badan PemeriksaKeuangan (BPK)—yang memberi opini dis-claimer atas laporan keuangan Pemerintah RI-- juga mengesankan pemerintah belum dapatmengelola keuangan secara transparan danakuntabel.
Selain itu, penyerapan anggaran negarayang relatif rendah, menunjukkan masih ada-nya risiko kegagalan pengelolaan fiskal sebagaipendorong ekonomi nasional. Karena itulah,tegas Presiden, berbagai program pemerintahjuga harus diawasi dengan seksama. Seperti,program pengembangan infrastruktur yangmendukung pertumbuhan ekonomi kawasan,dan penanggulangan kemiskinan. Presiden jugameminta kementerian koordinator dan kemen-terian negara membentuk unit kerja serupauntuk meningkatkan pengawasan internal.
Usai memberikan sambutan dan penga-rahannya, Presiden SBY memukul gong tandadibukanya secara resmi dan bersalaman/bersi-laturahim dengan seluruh peserta Rakernastersebut.
R akorwas Aparat Pengawas Non Auditor.Di samping Rakorwas diselenggarakan di Kan-tor Pusat BPKP—dihadiri seluruh kepala per-wakilan BPKP se Indonesia-- selama empathari untuk mendengarkan arahan dari paramenteri (Menpan, Menteri Keuangan, KetuaBappenas dan Menteri Negara BUMN) dalamrangka mempertajam program kerja pe-ngawasan, rakorwas yang sama juga diadakanpara Irjen Departemen/Irtama LPND, Para Ke-pala Bawasda/Irda Propinsi/Kabupaten/Kotase-Indonesia.
Jika BPKP (pembinaan jabatan fungsionalauditor) mengadakan rapat kerja di HayamWuruk dari 11 hingga 15 Desember 2005, paraItjen Departemen/ Irtama LPND dan Bawas-da Prop/Kabupaten/Kota —sekitar 600 orang-- dengan koordinasi Itjen Depdagri mengada-kan rakorwas tahunan di Hotel Sahid dari 13hingga 15 Desember 2006. Rakorwasda inibakal merumuskan kesepakatan pembentukanpejabat pengawas pemerintah (non auditor)—demikian sebutan dalam PP 79 Tahun 2005.***
PRESIDEN SBY menginstruksikan penataan ulang sistem pengawasan internal pemerintah
saat membuka rakorwasnas—dengan inisiatif BPKP--secara resmi di Istana Negara. Apa saja
pesan dan instruksi Presiden? Apa pula agenda dan hasil rakorwasda tahunan yang dikoordi-
nasikan oleh Itjen Depdagri?
http://www.auditor-rohil.net
44444
http://www.auditor-rohil.net
Fokus AuditorAuditor Cari Kesalahan,
Auditan MenyembunyikannyaMewakili Mendagri, Irjen Depdagri Seman Widjojo membuka secara resmi
rakorwas tahunan tersebut di Ballroom Hotel Sahid, Rabu malam, 13 Desem-
ber 2006. Dia menyebut tiga kendala kordinasi, dan mengintruksikan tujuh
hal. Apa isi kesepaktan Rakorwasda?.
Dalam sambutannya, Menteri DalamNegeri antara lain menyatakan bahwa tujuankebijakan pengawasan penyelenggaraan pe-merintahan daerah pada tahun 2007 (sesuaiKepmendagri No. 35 Tahun 2006) adalahacuan dalam melaksanakan pengawasan ataspenyelenggaraan pemerintahan daerah danmemberikan penilaian atas kinerja, khususn-ya pada peningkatan pelayanan kepadamasyarakat dan upaya peningkatan kesejah-teraan masyarakat, mencegah terjadinya pe-nyimpangan yang menimbulkan kerugiannegara, serta menyelaraskan pembinaan danpengawasan dalam upaya mencegah duplika-si pengawasan yang bertubi-tubi.
Menurut Mendagri, terdapat tiga kendaladalam koordinasi pembinaan dan pengawasan.Pertama, penyusunan rencana yang tidak se-suai dengan realita di lapangan. Kedua, sub-stansi atau materi pemeriksaaan yang belumtuntas kebijakan pengaturannya. Dan ketiga,persepsi atau mindset yang belum sama ant-ara antara pemeriksa (auditor) dan obyek yangdiperiksa (auditan). Auditor tekesan mencari-cari kesalahan, sedangkan auditan tampak ber-uapaya “menyembunyikan” kesalahan.
Kepada para pengawas Mendagri meng-harapkan beberapa hal sebagai berikut. Per-tama, pengawasan internal dilaksanakan se-cara terpadu oleh semua APIP mulai tahun2007. Kedua, peningktan koordinasi denganaparat hukum guna percepatan pemberantasanKKN. Ketiga, sosialisasi kebijakan penga-wasan kepada semua pihak. Keempat, pen-ingkatan kemampuan teknis dan intelektualsesuai tuntutan profesi dan kebutuhan mas-ing-masing APIP. Kelima, koordinasi penga-wasan dilaksanakan agar kegiatan pengawasanmempunyai daya cegah, daya tangkal danmenimbulkan efek jera kepada para pelaku pe-nyimpangan. Keenam, koordinasikan pe-ngawasan masyarakat dan hasil pengawasanAPIP dengan unsur Muspida yang terkait se-cara arif dan bijaksana agar semua pihak ter-motivasi melaksanakan tata kelola pemerin-tahan yang baik dan bersih.
Dan ketujuh, laksanakan pemeriksankhusus dan atau pemeriksaan serentak ter-hadap permasalahan yang menjadi perhatian
pemerintah dan atau masyarakatdalam urusan penyelenggaraan pemer-intahan dan atau pemerintahan daer-ah yang belum tertampung dalam pro-gram kerja pengawasan reguler.
Dalam sesi pertama rakorwasdakali ini juga tampil Ketua KPKTaufiequrachman Ruki dengan pa-paran “Peran Aparat Pengawas InternPmerintah dalam Menciptakan Pe-merintahan yang Bersih dan BebasKorupsi”; Ketua BPK RI Prof. Dr. An-war Nasution dengan makalah,“Transparansi dan Akuntabilitas Fiskaluntuk Membangun Kembali SistemSosial Indonesia;.” Deputi BidangSDM Aparatur Menpan dan Deputi
BKN dengan paparan” Pembentu-kan Tugas dan Fungsi serta Mekanis-me Pembinaan Pejabat Pengawas Pemerintah
55555sesuai dengan PP 79 Tahun2005.” Para Itjen Departe-men/Irtama LPND pada sesisore hingga malam hari jugamemaparkan kebijakan danprogram kerja pengawasanmasing-masing secara bergi-liran.
Pada hari ketiga, Jumat,15 Desember 2006, dibahasPKPT antara Bawas/Inspe-ktorat Propinsi dengan ItjenDepartemen/Irtama LPND,dan pembacaan kesepakatanbersama sejumlah ItjenDpartemen/Irtama LPNDdan Bawaas/InspektoratDaerah yang hadir. Isi kesep-akatan menyangkut tekaddan semangat mendorongdan melaksanakan prinsip-prinsip good governance;koordinasi penyusunanPKPT, penyampaian LHPdan TL hasil pemeriksaan;pemberdayaan kapasitas danintensitas pengawasan Ba-was/Inspektorat Daerah; dankomitmen pembentukan pe-jabat pengawas pemerintahdan perjuangan batas usiapensiun sampai dengan 60
tahun. (HD/[email protected] )
Cari Tau
aje sumber
nye yee...!!
Lapor cik ade
penggelapan dana
APBD....!!!
“..Khususnya pada
peningkatan
pelayanan kepada
masyarakat dan
upaya peningkatan
kesejahteraan
masyarakat,
mencegah terjadinya
penyimpangan yang
menimbulkan
kerugian negara..”
n H. Moh. Ma'ruf
Mendagri
http://www.auditor-rohil.net
Warta AuditorCatatan Diskusi Budaya (I)
HIDUPKAN KEMBALI
TATAKRAMA MELAYU
risasi, pelestarian dan pengamalan nilai-nilai budaya Melayu, maka orang Melayuakan jauh dari kebudayaannya sendiri, ter-masuk adat istiadatnya.
Dan keenam, dampak globalisasi in-formasi yang juga berperan cukup signi-fikan dalam akulturasi budaya Melayu.Akulturasi karena globalisasi ini umumnyaberlangsung melalui televisi dan film.Hardy, yang menjadi moderator diskusi, me-nambahkan apa yang kerap disebut pe-ngaruh 3M: Microsoftisasi (teknologi infor-masi dan komunikasi), MTVinisasi (hibur-an, televisi) dan McDonaldisasi (makanansampah). “Generasi muda Melayu justerumeniru mentah-mentah budaya asing yangmasuk lewat pengaruh 3M tadi, tanpa me-nyaringnya dengan filter kebudayaan sen-diri,” ujar Sudarno.
Menurut Sudarno, tatakrama masyarakatdi suatu daerah amat erat hubungannya de-ngan dunia investasi dan pariwisata di da-erah itu. Kiranya mustahillah, para penanammodal akan berinvestasi di suatu daerahyang masyarakatnya tidak bertatakrama.Cuainya orang. Melayu dalam mengamal-kan tatakramanya sendiri, ditengarai Sudar-no, akan membawa dampak buruk terhadapcitra orang Melayu di mata orang lain. ”tambah Sudarno.***
buka lahan, kesempatan memulai suatubidang usaha tertentu, dan lain sebagainya.Akibatnya, orang Melayu kehilangan kesem-patannya sendiri.
Kelima, lemahnya pewarisan nilai-nilaibudaya, juga akibat kekeliruan dalam men-gartikan kesopanan dan rasa toleransi yangbesar orang Melayu terhadap etnis lain. Fak-tor lainnya adalah sikap hidup orang Melayuyang cenderung foedalistik.
Sebagai suatu masyarakat yang feodalis-tik, orang Melayu sangat tergantung kepadapenguasa. Inisiatif dari masyarakat sendiriuntuk melestarikan nilai-nilai budaya sangatlemah. Inisiatif sangat tergantung kepadaitikad penguasa, dalam hal ini pemerintah.Inisiatif pelestarian nilai-nilai budaya Me-layu harus datang dari pemerintah. Bilapemerintah tidak melakukan upaya inventa-
Demikian dikatakan H. Sudarno Mah-yuddin, budayawan nasional asal Bagansiapi-api, pembicara tunggal dalam Pelatihan diKantor Sendiri (PKS) yang diadakan oleh Ba-waskab Rokan Hilir, 31 Oktober 2006, diisidengan presentasi buku terbaru timnya,“Tatakrama Melayu, Suatu Warisan Budaya.”
Menurut ketua tim penyusun buku terse-but, ada enam penyebab lunturnya pe-ngamalan budaya Melayu oleh masyarakatpendukungnya.
Pertama, politik penjajah, yang memu-tuskan koneksitas (hubungan kedekatan)Raja (kepala pemerintahan) dengan rakyat;akibtnya Raja tidak lagi mempunyai kekua-tan, sedangkan rakyat menjadi bingung sep-erti anak ayam kehilangan induknya.
Kedua, dampak perlawanan Melayu ter-hadap penjajah. Mengutip Dr. Yusmar Yusuf,budayawan Riau,sebagai suatu protes dan per-lawanan moral terhadap penekanan kaum pen-jajah, orang Melayu bereaksi tidak koorporatifterhadap penjajah, yang berujung meninggal-kan perangai orang Melayu yang toleran dansuka bekerjasama; orang Melayu hanyut dalamnuansa perlawanan moral hingga tanpa disa-dari mereka meninggalkan etos, adat, dan bu-daya Melayu, ditengarai hingga komunitasMelayu kini.
Ketiga, pengaruh akulturasi yang di-canangkan Pemerintah Orde Baru, yangberusaha menyatukan budaya Bangsa Indo-nesia yang beraneka ragam menjadi satu ke-budayaan, yang disebut kebudayaan na-sional. Orang Melayu yang memang sudahlemah pengamalan budayanya di segalabidang kehidupan, terjerumus dalam kam-panye kebudayaan nasional yang utopis itu;akibatnya, orang Melayu semakin jauh me-ninggalkan kebudayaannya sendiri.
Keempat, toleransi Melayu yang besarjusteru menghambat upaya pelestarian danpewarisan nilai-nilai Melayu generasipenerusnya. Mengutip buku Dilema Melayu,Mahathir Mohamad juga mengatakan bah-wa orang Melayu acapkali keliru dalammengartikan kesopanan. Kebanyakan orangMelayu beranggapan memberikan kesempat-an terlebih dahulu kepada orang lain (pen-datang) merupakan salah satu bentuk keso-panan meraka. Misalnya kesempatan mem-
KEBUDAYAAN Melayu, khususnya adat istiadat Melayu, telah ditinggalkan pendukungnyasehingga orang Melayu telah kehilangan identitasnya sendiri. Karena itu, tatakrama Mel-ayu perlu dihidupkan kembali (revitalisasi).
66666
Acara halal bil halal di lingkungan Bawaskab Rohil di Bagansiapi-api, 31 Oktober 2006,
seusai Pelatihan di Kantor Sendiri (PKS) yang diisi dengan diskusi budaya “Tatakrama
Melayu” yang menampilkan budayawan asal Rohil Sudarno Mahyuddin.
Warta Auditor
http://www.auditor-rohil.net
Buku Tamu
Mengadu Lewat
Situs InternetTEKNOLOGI internet telah membantu ban-yak hal terhadap berbagai pekerjaan manusia.Saya mengucapkan tahniah kepada BawaskabRohil yang berani mengambil inisiatif untukmemiliki website sendiri. Apatah lagi, websiteini saya lihat lebih independen karena meng-gunakan domain dotcom (.net).
Saya punya ide bagaimana sekiaranya si-tus www.auditor-rohil.net dilengkapi dengansebuah kolom pengaduan?
Dalam kolom itu ada jaminan perlindungan keamanan bagi pelapor, tanpa mengabai-kan isi laporan yang dikirimkan.
Dengan teknologi saat ini hal semacamitu memungkinkan. Sebuah situs misalnyamemiliki buku tamu yang memberikan “izin”kepada pengunjung menorehkan apa saja yangmereka inginkan baik dengan meninggalkanjejak, atau tidak.
Dalam pengaduan yang saya maksud, se-tiap pengaduan harus mendafar dulu. Setelahmendapatkan password dari admin baru yangbersangkutan dapat mengirimkan email yangberisi pengaduan tersebut. Dengan begitu, han-ya Admin yang bisa memproses dan menerus-kan pengaduan tersebut.
Ahmad,Mahasiswa Rohil
Red--- Suai. Sile mengadu. Asal bukanfitnah.
Praba yuwana
Saya mau tanya, ada gak beasiswa
kemitraan (universitas) untuk siswa
Rokan Hilir yang sekolah di SMAN Plus
Provinsi Riau. Kalo ada bagaimana
cara mendapatkannya?
Red---Siapa bisa jawab?
kucrup
Dengan website, dunia akan tahu
siapa kita...
Red--- Dan kita tahu dunia
Surat AndaSurat AndaSurat AndaSurat AndaSurat Anda
77777Gelar Pengawasan & Good Governance:
Cegah Sanksi, Segera
Tuntaskan Hasil Audit
SAAT ini sedang diproses ketentuan sank-si kepada pejabat yang melalaikan rekomen-dasi hasi laudit. Jika tidak tuntas, akan dil-impahkan ke aparat hukum.
Pengawasan tanpa direspon dengan serang-kaian kegiatan tindaklanjutnya hanya menjadi-kan pengawasan sebagai fungsi tanpa makna,bahkan menjadi kegiatan yang menambah ma-raknya isu korupsi, kolusi dan nepotisme(KKN). Demikian disampaikan Wakil BupatiRokan Hilir Suyatno, Amp. ketika membukaacara Gelar Pengawasan dan Good Gover-nance di Bagansiapi-api, 9 November 2006.Penegasan tersebut merupakan tindak lanjutinstruksi Irjen Departemen Dalam Negeri padarapat pemutakhiran data (RPD) Regional IIIdi Mataram, pertengahan September 2006.
Mantan Camat Bagan Sinembah itu jugamengharapkan semua pimpinan APIP (aparatpengawasan internal pemerintah) baik di pu-sat dan di daerah—yang melakukan pemerik-saan di Kabupaten Roak Hilir -- agar melaku-kan evaluasi sejauh mana tindak lanjut darimasing-masing satuan kerja yang diperiksa.“Saya minta segera pantau dan tindak lanjutisisa hasil audit APIP, termasuk Bawaskab Ro-kan Hilir, “ tegasnya.
Menurut laporan Kepala Bawaskab RokanHilir, Hardy, saat ini Itjen Depdagri tengahmempersiapkan konsep Peraturan Mendagritentang Pedoman Pemantauan Tindak Lanjut
Hasil Pengawasan. Salah satu substansi per-aturan itu, bahwa apabila dalam waktu enambulan setelah diterimanya laporan hasil pemer-iksaan (LHP), kepala daerah/wakil kepala daer-ah, pimpinan/anggota DPRD, PNS, dan pe-gawai lainnya tidak melaksanakan tindak lan-jut sesuai rekomendasi LHP, maka penyelesa-ian masalah selanjutnya akan dilimpahkan ke-pada aparat penegak hukum.
Seperti diketahui, pimpinan satuan kerja se-mua unsur penyelenggaraan pemerintah propin-si, kabupaten/kota dan kepala desa wajib melak-sanakan tindak lanjut hasil pengawasan. Para Gu-bernur, Bupati/Walikota melakukan pemantauanatas pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan,Ada pun, wakil gubernur/bupati/kota bertanggungjawab atas pelaksanaan tindak lanjut hasil penga-wasan. Hal ini sesuai dengan amanat UU No. 32Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan PPNo.79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaandan Pengawasan Penyelenggaraan PemerintahDaerah.
Dengan Bawasprop Riau, khususnya terkaitdengan surat pengaduan masyarakat yang di-tujukan kepada Kabupaten Rokan Hilir, telahdapat diselesaikan dan dituntaskan. Namun,sampai akhir November 2006, dari hasil pe-mutkahiran data yang dilakukan oleh Ba-waskab Rohil, masih terdapat sisa temuan pe-meriksaan (TP) yang belum ditindaklanjutioleh SKPD.***
Suasana peserta gelar pengawasan dan good governance di Bagansiai-api, 9 November 2006,
dihadiri sejumlah kepala badan/dinas/kantor di lingkungan pemerintahKabupaten Rokan Hilir.
http://www.auditor-rohil.net
Album Auditor
Kepala Bawaskab Rohil, Hardy, tampak tengah bersalaman
dengan Presiden Susilo Bambang Yudoyono seusai pembukaan
Rakernas APIP 2006 di Istana Negara, 11 Desember 2006.
Disampingnya tampak Kepala Bawasprop Riau, Auni M. Noor,
tengah bersalaman dengan Menpan Taufik Efendi.
Acara diskusi panel “ Auditor Pemerintah, Mau Kemana?” di Ho-
tel Mutiara Merdeka Pekanbaru, 9 November 2006, kerja sama
IAI Cabang Riau dan Bawaskab Rohil. Tampak hadir pembicara
tunggal Ketua IAI-KASP Syafri A. Baharuddin, MBA (tengah)
mendampingi Amir Hasan (kanan) dan Hardy (kiri)
Foto bersama rombongan kunjungan kerja Bawaskab Rohil ke
Bawasko Bandung, 29 November 2006.
Tampilan utama situs Bawaskab Rokan Hilir di alamat
www.auditor-rohil.net
88888
Pembukaan acara gelar pengwasan dan good governance di
Bagansiapi-api, 9 November 2006. Tampak hadir Wakil Bupati
Roakn Hilir, Suaytno, AMp. (tengah), Sekda Kab. Rokan Hilir
Drs. H.Asrul M. Noor, M.Si.(kiri), dan Kepala Bawaskab Rohil,
Hardy (kanan).