edisi 29 januari 2013

12
Bukan Sekadar Magang BUPATI Bangkalan terpilih M Makmun Ibnu Fuad, sejak beberapa waktu lalu diberi kesempatan untuk magang mendalami tugas-tugas bupati, sebelum resmi dilantik. Namun putera Bupati Bangkalan demisioner RKH Fuad Amin Imron itu, tak sekadar magang. Dia sudah mampu memberikan instruksi penting kepada pejabat-pejabat pemkab, terkait langkah Pemkab Bangkalan mendatang. (yoe) MADURA yang terkenal den- gan garamnya, justru memiliki sejumlah masalah terkait den- gan garam seperti anjloknya harga hingga bantuan dari pemerintah yang banyak men- imbulkan persoalan. Yang masih diingat sebagian masyarakat Sampang, terutama di Desa Krampon, Kecamatan Torjun, adalah kenangan ketika usai kemerdekan hingga tahun 1970-an waktu dibubarkannya PN Garam. Pada tahun tersebut pemer- intah Belanda masih mening- galkan sejumlah warga Belanda di Desa Krampon sebagai pen- gelola PN Garam yang be- rakhir pada tahun 1967 seiring kepergian mereka kembali ke negaranya. Peristiwa tersebut dialami langsung oleh H. Anton, anak salah seorang karyawan PN Garam. Saat ini, sisa-sisa jejak yang menunjukkan kejayaan produksi garam Madura masih terlihat, di antaranya beberapa bangunan seperti reruntuhan bekas pabrik garam dan perumahan karyawan. Juga terdapat lapangan sepak- bola dan lapangan tenis yang menjadi sarana olahraga kary- awan PN Garam. Email Redaksi: [email protected] Bupati Terpilih Cuaca 29 Januari 2013 SELASA Kabar Bangkalan Kabar Pamekasan Kabar Sumenep Kabar Sampang Ra Momon: Genjot PAD Pariwisata! Disporabudpar Belum Maksimalkan Kinerjanya Perawat Honorer RSUD Kerja Rodi Banyak Tindakan Medis, Cuma Dapat Rp 150 Ribu per Bulan Kades dan Pemantau Mangkir Panggilan DPRD Tindak Lanjut Kasus Raskin di Larangan Selampar Kejari Periksa Saksi-Saksi Kasus Dugaan Penyalahgunaan Pugar @kabarmaduranews TWITTER J Bersambung ke Hal 6 J Berita Selengkapnya di Hal 2 J Bersambung ke Hal 6 Selamat Berjuang Tretan! J Bersambung ke Hal 6 PAMEKASAN-Manajemen Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Pamekasan menjadi sasaran ketidakpuasan warga yang selama empat bulan tera- khir tidak menerima supaki air bersih dari perusahaan milik pemerintah kabupaten (pemk- ab) setempat tersebut. Ratusan warga Desa Pang- legur, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, mendatangi Kan- tor PDAM Pamekasan yang berlokasi di Jalan Kabupaten, Senin (28/1). Massa yang terdiri dari bapak- bapak dan ibu-ibu tersebut tidak puas dengan pelayanan yang disuguhkan PDAM. Bagaimana tidak? Meski tidak menerima supai air bersih dari PDAM sejak empat bulan lalu, warga tetap diwajibkan membayar tagihan PDAM. Koordinator Lapangan aksi warga, Junaidi, mengungkapkan bahwa kesabaran warga sudah mencapai puncaknya setelah PDAM tetap membebankan kew- ajiban warga sebagai pelanggan dengan tetap menarik tagihan, sementara hak warga untuk memperoleh air bersih tidak di- penuhi oleh PDAM. ”Apa yang dilakukan PDAM kepada warga sangat tidak adil. Mereka (PADM, red) tidak memberikan hak warga, yakni memperoleh air bersih, tetapi tagihan tetap dibebankan ke- pada warga. KM/MARZUKIY BUTUH AIR BERSIH: Ratusan pelanggan asal Desa Panglegur, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, menuntut PDAM setempat untuk memperbaiki sistem distribusi air bersih kepada warga. Air Mampet, Tagihan PDAM Jalan Terus J Bersambung ke Hal 6 PAMEKASAN-Hujan deras disertai angin puting beliung yang menerjang Pamekasan, Senin (28/1), memporakporan- dakan beberapa desa di Keca- matan Larangan, Pamekasan, di antaranya Desa Peltong, Desa Trasak, Desa Lawangan, Desa Blumbungan, dan sekitarnya. Lilitan angin puting beli- ung tersebut mengakibatkan puluhan rumah milik warga roboh dan beberapa bangunan lainnya harus kehilangan atap yang terbang terbawa oleh angin tersebut. Bahkan puluhan pohon besar tercabut akarnya dan roboh melintang di jalan utama. Tidak tidak hanya roboh melintang di tengah jalan, sebagian pohon yang tumbang tersebut roboh menimpa kabel jaringan listrik dan telepon. Akibatnya, aliran listrik dan telepon di wilayah tersebut ter- putus karena PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melaku- kan pemadaman sementara. KM/TABRI S MUNIR TUMBANG: Sejumlah pohon roboh dan tercabut dari tanah setelah angin puting beliung menerjang beberapa desa di Kecamatan Larangan, Pamekasan, Senin (28/1) Puting Beliung Sapu Enam Desa KM/TABRI S MUNIR MENGELUPAS: Atap masjid juga tak luput menjadi korban terjangan angin puting beliung. BPBD Pamekasan Anggap Enteng WARGA langsung bergotong royong me- mangkas pohon-pohon yang tumbang diban- tu pegawai PT PLN dan PT Telkom. Mereka saling membahu memperaiki layanan vital tersebut, terutama kabel-kabel yang menjadi konduktor aliran listrik dan telepon. Satu masjid di RT.01/RW.01, Desa Peltong, juga menjadi korban. Sebagian atap masjid rusak terbawa angin. Namun bangunan masjid selamat dari timpaan pohon yang menimpa pemondokan kecil di sebelah mas- jid yang sudah ditinggal lari penghuninya. Warga menyesalkan respon Badan Pen- anggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan yang terbilang lambat dalam menyikapi bencana tersebut. Menurut Ke- pala BPBD Pamekasan, Iskandar, pihaknya baru mendengar kabar bencana tersebut pada pukul 17.45. Padahal kejadian tersebut terjadi selepas waktu duhur atau sekitar pukul 12.00. J Bersambung ke Hal 6 BANGKALAN-Tahun 2013 ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan akan menerima kucuran Dana Bagi Hasil (DBH) pengelolaan Tol Suramadu dan Participation Interest (PI) Blok West Mad- ura Offshore (WMO) yang saat ini dikelola PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Kepastian diberikannya dua hak masyarakat Bang- kalan tersebut terungkap setelah Menteri Energi Sum- ber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, pada 6 Desember 2012 lalu telah menetapkan pengelolaan Blok WMO sebesar 10 persen kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemkab Bang- klan, serta disetujuinya pen- cairan dana bagi hasil Tol Suramadu oleh pemerintah pusat, beberapa minggu lalu. KM/DOK UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT: Pemkab Bangkalan akan menerima dana bagi hasil Tol Suramadu sebesar 10 persen yang mampu meraup keuntungan mencapai Rp 160 miliar dalam satu tahun. J Bersambung ke Hal 6 DBH Masih Belum Jelas KM/WAWAN AWALLUDDIN HUSNA PENINGGALAN SEJARAH: H. Anton berdiri di depan salah satu rumah eks karyawan PN Garam di Desa Krampon, Kecamatan Torjun, Sampang. Rumah tersebut kini dihuni anak cucu eks karyawan PN Garam. Mengunjungi Eks Lokasi PN Garam di Desa Krampon, Kecamatan Torjun, Sampang Bangunan Pabrik Dirobohkan, Tersisa Perumahan dan Lapangan Sepakbola Perusahaan Negara (PN) Garam yang saat ini berganti menjadi Perseroan Terbatas (PT) Garam menyimpan se- jarah panjang bersamaan dengan tumbuh kembangnya kemajuan bangsa Indonesia. Madura yang kerap disebut dengan pulau garam sempat mengalami masa kejayaan sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia. WAWAN AWALLUDDIN HUSNA, Sampang SUMENEP-Memasuki puncak musim penghujan, kondisi cuaca di Madura sangat mudah berubah secara tiba-tiba. Angin kencang yang datang secara tiba-tiba bukan karena adanya tekanan dari arah mata angin, tetapi adanya per- tumbuhan awan comulunimbus, yakni sebuah gumpalan awan hitam yang menghasilkan hujan lebat. KM/ANWAR NURIS DITERJANG ANGIN: Pohon Asam yang berdiri di tepi jalan raya Pamekasan- Sumenep tumbang menimpa kabel PLN yang mengalirkan listrik ke rumah warga. Imbau Waspadai Badai Tiba-Tiba Mahasiswa Sumenep Inginkan Berduet dengan Khofah MANUVER politik para bakal calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pe- milukada Jawa Timur 2013 terus mendapat sorotan dari masyarakat Sumenep, teru- tama kalangan nahdliyin dan kader Nahdlatul Ulama (NU). Bagi masyarakat Madu- ra, khususnya Sumenep, nama-nama seperti Soek- arwo, Syaifullah Yusuf, dan Khofifah Indar Parawansa, dinilai layak untuk mendudu- ki kursi Jawa Timur 1 periode 2013-2018. Sebagian masyarakat me- nilai bahwa kepemimpinan Soekarwo dan Gus Ipul, sa- paan akrab Syaifullah Yusuf, masih layak untuk dipertah- ankan sehingga ada harapan kepada keduanya untuk kem- bali berduet mendeklarasi- kan diri KarSa Jilid II. Meski demikian, tidak sedikit dari masyarakat Sumenep yang menginginkan Gus Ipul melepaskan diri Kar- Sa dan bergandeng tangan dengan Khofifah. ”Perbedaan yang terjadi di tengah warga nahdliyin merupakan indikasi awal bahwa warga nahdiyin akan terkotak-kotak,” ujar Khairul Umam, Ketua Badan Eksekutif Ma- hasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Aqidah Usy- muni (STITA) Sumenep, Senin (28/1). Suhu politik di internal warga nahdiyin, kata Umam, tidak bisa dipandang sebagai hal yang biasa kare- na tidak menututup kemungkinan akan terjadi konflik horison- tal sehingga NU sebagai mayoritas wadah dari masyarakat Mad- ura akan men- jadi korban. J Bersambung ke Hal 6 SPECIAL FOR KM

Upload: teguh-santoso

Post on 08-Mar-2016

281 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

kabar madura

TRANSCRIPT

Bukan Sekadar MagangBUPATI Bangkalan terpilih M Makmun

Ibnu Fuad, sejak beberapa waktu lalu diberi kesempatan untuk magang

mendalami tugas-tugas bupati, sebelum resmi dilantik. Namun putera Bupati

Bangkalan demisioner RKH Fuad Amin Imron itu, tak sekadar magang. Dia sudah mampu memberikan instruksi

penting kepada pejabat-pejabat pemkab, terkait langkah Pemkab Bangkalan

mendatang. (yoe)

MADURA yang terkenal den-gan garamnya, justru memiliki sejumlah masalah terkait den-gan garam seperti anjloknya harga hingga bantuan dari pemerintah yang banyak men-imbulkan persoalan.

Yang masih diingat sebagian

masyarakat Sampang, terutama di Desa Krampon, Kecamatan Torjun, adalah kenangan ketika usai kemerdekan hingga tahun 1970-an waktu dibubarkannya PN Garam.

Pada tahun tersebut pemer-intah Belanda masih mening-

galkan sejumlah warga Belanda di Desa Krampon sebagai pen-gelola PN Garam yang be-rakhir pada tahun 1967 seiring kepergian mereka kembali ke negaranya. Peristiwa tersebut dialami langsung oleh H. Anton, anak salah seorang karyawan PN Garam.

Saat ini, sisa-sisa jejak yang menunjukkan kejayaan produksi garam Madura masih terlihat, di antaranya beberapa bangunan seperti reruntuhan bekas pabrik garam dan perumahan karyawan.

Juga terdapat lapangan sepak-bola dan lapangan tenis yang menjadi sarana olahraga kary-awan PN Garam.

Email Redaksi: [email protected]

Bupati Terpilih

Cuaca

29 Januari 2013SELASA

Kabar Bangkalan

Kabar Pamekasan

Kabar Sumenep

Kabar Sampang

Ra Momon: Genjot PAD Pariwisata!Disporabudpar Belum Maksimalkan Kinerjanya

Perawat Honorer RSUD Kerja RodiBanyak Tindakan Medis, Cuma Dapat Rp 150 Ribu per Bulan

Kades dan Pemantau Mangkir Panggilan DPRDTindak Lanjut Kasus Raskin di Larangan Selampar

Kejari Periksa Saksi-SaksiKasus Dugaan Penyalahgunaan Pugar@kabarmaduranews

TWITTER

Bersambung ke Hal 6

Berita Selengkapnya di Hal 2

Bersambung ke Hal 6

Selamat Berjuang Tretan!

Bersambung ke Hal 6

PAMEKASAN-Manajemen Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Pamekasan menjadi sasaran ketidakpuasan warga yang selama empat bulan tera-khir tidak menerima supaki air bersih dari perusahaan milik pemerintah kabupaten (pemk-ab) setempat tersebut.

Ratusan warga Desa Pang-legur, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, mendatangi Kan-tor PDAM Pamekasan yang berlokasi di Jalan Kabupaten, Senin (28/1).

Massa yang terdiri dari bapak-bapak dan ibu-ibu tersebut tidak puas dengan pelayanan yang disuguhkan PDAM. Bagaimana tidak? Meski tidak menerima supai air bersih dari PDAM sejak empat bulan lalu, warga tetap diwajibkan membayar tagihan PDAM.

Koordinator Lapangan aksi warga, Junaidi, mengungkapkan bahwa kesabaran warga sudah mencapai puncaknya setelah PDAM tetap membebankan kew-ajiban warga sebagai pelanggan dengan tetap menarik tagihan, sementara hak warga untuk

memperoleh air bersih tidak di-penuhi oleh PDAM.

”Apa yang dilakukan PDAM kepada warga sangat tidak adil. Mereka (PADM, red) tidak

memberikan hak warga, yakni memperoleh air bersih, tetapi tagihan tetap dibebankan ke-pada warga.

KM/MARZUKIY

BUTUH AIR BERSIH: Ratusan pelanggan asal Desa Panglegur, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, menuntut PDAM setempat untuk memperbaiki sistem distribusi air bersih kepada warga.

Air Mampet, Tagihan PDAM Jalan Terus

Bersambung ke Hal 6

PAMEKASAN-Hujan deras disertai angin puting beliung yang menerjang Pamekasan, Senin (28/1), memporakporan-dakan beberapa desa di Keca-matan Larangan, Pamekasan, di antaranya Desa Peltong, Desa Trasak, Desa Lawangan, Desa Blumbungan, dan sekitarnya.

Lilitan angin puting beli-

ung tersebut mengakibatkan puluhan rumah milik warga roboh dan beberapa bangunan lainnya harus kehilangan atap yang terbang terbawa oleh angin tersebut.

Bahkan puluhan pohon besar tercabut akarnya dan roboh melintang di jalan utama.

Tidak tidak hanya roboh

melintang di tengah jalan, sebagian pohon yang tumbang tersebut roboh menimpa kabel jaringan listrik dan telepon. Akibatnya, aliran listrik dan telepon di wilayah tersebut ter-putus karena PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melaku-kan pemadaman sementara.

KM/TABRI S MUNIR

TUMBANG: Sejumlah pohon roboh dan tercabut dari tanah setelah angin puting beliung menerjang beberapa desa di Kecamatan Larangan, Pamekasan, Senin (28/1)

Puting Beliung Sapu Enam Desa

KM/TABRI S MUNIR

MENGELUPAS: Atap masjid juga tak luput menjadi korban terjangan angin puting beliung.

BPBD Pamekasan Anggap EntengWARGA langsung bergotong royong me-

mangkas pohon-pohon yang tumbang diban-tu pegawai PT PLN dan PT Telkom. Mereka saling membahu memperaiki layanan vital tersebut, terutama kabel-kabel yang menjadi konduktor aliran listrik dan telepon.

Satu masjid di RT.01/RW.01, Desa Peltong, juga menjadi korban. Sebagian atap masjid rusak terbawa angin. Namun bangunan masjid selamat dari timpaan pohon yang menimpa pemondokan kecil di sebelah mas-jid yang sudah ditinggal lari penghuninya.

Warga menyesalkan respon Badan Pen-anggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan yang terbilang lambat dalam menyikapi bencana tersebut. Menurut Ke-pala BPBD Pamekasan, Iskandar, pihaknya baru mendengar kabar bencana tersebut pada pukul 17.45. Padahal kejadian tersebut terjadi selepas waktu duhur atau sekitar pukul 12.00.

Bersambung ke Hal 6

BANGKALAN-Tahun 2013 ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan akan menerima kucuran Dana Bagi Hasil (DBH) pengelolaan Tol Suramadu dan Participation Interest (PI) Blok West Mad-ura Offshore (WMO) yang saat ini dikelola PT Pertamina Hulu Energi (PHE).

Kepastian diberikannya dua hak masyarakat Bang-kalan tersebut terungkap

setelah Menteri Energi Sum-ber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, pada 6 Desember 2012 lalu telah menetapkan pengelolaan Blok WMO sebesar 10 persen kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemkab Bang-klan, serta disetujuinya pen-cairan dana bagi hasil Tol Suramadu oleh pemerintah pusat, beberapa minggu lalu.

KM/DOK

UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT: Pemkab Bangkalan akan menerima dana bagi hasil Tol Suramadu sebesar 10 persen yang mampu meraup keuntungan mencapai Rp 160 miliar dalam satu tahun.

Bersambung ke Hal 6

DBH Masih Belum Jelas

KM/WAWAN AWALLUDDIN HUSNA

PENINGGALAN SEJARAH: H. Anton berdiri di depan salah satu rumah eks karyawan PN Garam di Desa Krampon, Kecamatan Torjun, Sampang. Rumah tersebut kini dihuni anak cucu eks karyawan PN Garam.

Mengunjungi Eks Lokasi PN Garam di Desa Krampon, Kecamatan Torjun, Sampang

Bangunan Pabrik Dirobohkan, Tersisa Perumahan dan Lapangan SepakbolaPerusahaan Negara (PN) Garam yang saat ini berganti

menjadi Perseroan Terbatas (PT) Garam menyimpan se-jarah panjang bersamaan dengan tumbuh kembangnya

kemajuan bangsa Indonesia. Madura yang kerap disebut dengan pulau garam sempat mengalami masa kejayaan

sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia.

WAWAN AWALLUDDIN HUSNA, Sampang

SUMENEP-Memasuki puncak musim penghujan, kondisi cuaca di Madura sangat mudah berubah secara tiba-tiba. Angin kencang yang datang secara tiba-tiba bukan karena adanya tekanan dari arah mata angin, tetapi adanya per-tumbuhan awan comulunimbus, yakni sebuah gumpalan awan hitam yang menghasilkan hujan lebat.

KM/ANWAR NURIS

DITERJANG ANGIN: Pohon Asam yang berdiri di tepi jalan raya Pamekasan-Sumenep tumbang menimpa kabel PLN yang mengalirkan listrik ke rumah warga.

Imbau Waspadai Badai Tiba-Tiba

Mahasiswa Sumenep Inginkan Berduet dengan Khofi fahMANUVER politik para

bakal calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pe-milukada Jawa Timur 2013 terus mendapat sorotan dari masyarakat Sumenep, teru-tama kalangan nahdliyin dan kader Nahdlatul Ulama (NU).

Bagi masyarakat Madu-ra, khususnya Sumenep, nama-nama seperti Soek-arwo, Syaifullah Yusuf, dan Khofifah Indar Parawansa, dinilai layak untuk mendudu-ki kursi J a w a T imur

1 periode 2013-2018. Sebagian masyarakat me-

nilai bahwa kepemimpinan Soekarwo dan Gus Ipul, sa-paan akrab Syaifullah Yusuf, masih layak untuk dipertah-ankan sehingga ada harapan kepada keduanya untuk kem-bali berduet mendeklarasi-kan diri KarSa Jilid II.

Meski demikian, tidak sedikit dari masyarakat Sumenep yang menginginkan Gus Ipul melepaskan diri Kar-Sa dan bergandeng tangan dengan Khofifah. ”Perbedaan yang terjadi di tengah warga nahdliyin merupakan indikasi awal bahwa warga nahdiyin akan terkotak-kotak,” ujar

Khairul Umam, Ketua Badan Eksekutif Ma-

hasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah A q i d a h U s y -muni (STITA) Sumenep, Senin (28/1).Suhu politik di

internal warga nahdiyin, kata

Umam, tidak bisa dipandang sebagai hal yang biasa kare-

na tidak menututup kemungkinan akan

terjadi konflik horison-tal sehingga NU sebagai

mayoritas wadah dari masyarakat Mad-

ura akan men-jadi korban.

Bersambung ke Hal 6

SPECIAL FOR KM

SELASA 29 Januari 20132

Email Redaksi: [email protected]

PENGAD I LANTebang Pohon, Didakwa

Illegal LoogingKOTA-Gara-gara menebang pohon akasia

milik Perhutani, Rifai, seorang warga Desa Tlagah, Kecamatan Galis diajukan ke depan meja hijau dengan dakwaan illegal looging.

Awalnya, bermodalkan SPPT (surat pem-beritahuan pajak terutang), Rifai meng-klaim pohon akasia tersebut sebagai hak miliknya. Dia kemudian memanfaatkan pohon itu dengan menebang sekenanya.

Rifai tak sendirian beraksi. Dia beserta 2 orang lain, pemilik gergaji mesin yang dibayarnya untuk menebang pohon di ka-wasan petak 38 hutan Desa Tlagah Galis, pada Senin, 29 Oktober 2012 lalu.

Aksi Rifai dan 2 rekannya itu tepergok Wiyono, mandor di resort pemangku hu-tan Blega, yang saat itu tengah berpatroli di kawasan hutan tersebut.

“Saat itu saya langsung melapor ke kantor (Perhutani) melalui SMS. Dan kantor meny-uruh saya menunggu di TKP untuk melakukan penangkapan,” jelas Wiyono saat memberi kesaksian di hadapan majelis hakim Penga-dilan Negeri (PN) Bangkalan, kemarin (28/1).

Ulah Rifai itu pun dilaporkan ke Polsek Ga-lis. Sebagai barang bukti, pihak berwenang menyita 9 pohon akasia berdiameter 70 cm hingga 80 cm serta sebuah gergaji mesin.

Masherli Sustiyanto, Kanit Reskrim Polsek Galis, saksi lain dalam kasus itu mengatakan, terdakwa sudah dua kali ini terlibat kasus serupa. Pada kasus sebelumnya, pihak polsek tak menahan yang bersangkutan karena telah terjadi kesepakatan antara pihak-pihak terkait.

Dengan diulanginya oleh terdakwa per-buatan ini, pihak kepolisian yang saat itu mendapat laporan dari pihak perhutani lang-sung menangkap terdakwa dan memilih jalur hukum sebagai bentuk sanksi bagi terdakwa.

Terdakwa melalui pengacaranya, Fajar masih mempertahankan argumennya bahwa dia memiliki hak atas tanah tersebut sesuai dengan peta desa setempat. Sidang yang men-gagendakan kesaksian dan berlangsung lama ini ditunda hingga pekan depan. (jos/yoe)

KOTA-Kinerja dari komisi informasi (KI) Kabupaten Bangkalan mendapat so-rotan tajam dari sejumlah kalangan. KI dinilai kurang profesional sebagaimana di-harapkan masyarakat.

Karena, KI tidak mem-berikan kemudahan dalam memperoleh informai publik, sebagaimana sudah diatur dalam UU KIP NO 14 Ta-hun 2008. Di mana prinsip mendapatkan informasi pub-lik itu cepat, tepat waktu, sederhana dan murah.

“Kami menilai kinerja KI selama ini kurang profesion-al,” terang Direktur Bang-kalan Corruption Warch (BCW), Abdul Syukur, ke-pada Kabar Madura, Senin (28/1) kemarin.

Dia menuding, KI Kabupat-en Bangkalan terlalu lama dalam memproses sengketa dan ajudikasi nonlitigasi. Hal tersebut diniai melang-gar prinsip-prinsip permo-honan. Sebelumnya, pada tanggal 2 April 2012, BCW memohon informasi publik.

Permohonan itu diajukan kepada semua SKPD Peja-bat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kabu-paten Bangkalan, tentang penggunaan dana APBD tahun 2011. Namun, tidak ada tanggapan dari PPID.

Sehingga BCW mengirim surat keberatan ke atasan PPID pada tanggal 17 April 2012. Dalam waktu 30 hari tidak juga ditanggapi, BCW menyengketakan permo-honan informasi publik ke Komisi Informasi Bangkalan pada tanggal 4 Juni 2012.

“KI menetapkan sidang ajudikasi nonlitigasi yang pertama 1 November dan 13 November sidang ajudikasi yang kedua pembuktian dan kesimpulan, dengan teng-gang waktu 3 bulan KI baru menetapkan sidang pem-bacaan putusan ajudikasi nonlitigasi,” ucapnya.

Menuru tnya , dengan dibentuk KI Bangkalan bu-kan mempermudah apa yang sudah diatur dalam Pasal 10 UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Infor-

masi Publik (UU KIP).Disebutkan bahwa Badan

Publik wajib mengumumkan secara serta-merta suatu in-formasi yang dapat mengan-cam hajat hidup orang ban-yak dan ketertiban umum. Serta kewajiban menyebar-luaskan informasi publik dalam bahasa yang mudah dipahami.

“Namun (KI justru) se-makin mempersulit untuk memperoleh data yang se-harusnya menjadi komsumsi publik atau sebagai bahan analisa lembaga kami. Pa-dahal, selama satu tahun di Bangkalan pemohon infor-masi publik hanya BCW,” ujarnya.

Bagaimana nantinya kalau banyak pemohon infomasi di Bangkalan, bisa-bisa satu sengketa selesai 2 tahun. Selain itu, masyarakat juga belum memahami UU KIP Nomor 14 Tahun 2008 dan apa sebenarnya fungsi KI.

“Ini lantaran kurangnya sosialisasi terhadap ma-syarakat terkait UU KIP nomor tahun 2008, sehingga membuat ketidaktahuan (masyarakat),” ujarnya.

Selanjutnya dia mendesak DPRD supaya menegur KI secepatnya. Sebab, selama 2 tahun BCW memohon data informasi publik ke PPID Bangkalan, tapi belum bisa mendapatkan data yang sempurna.

Padahal data tersebut san-gat penting sebagai bahan analisa penggunaan APBD Kabupten Bangkalan se-tiap tahunnya. Jika Pemkab Bangkalan mau keterbukaan tentang penggunaan APBD, korupsi maupun pungli akan dapat dicegah.

“Kemudian program mau-pun proyek direalisasikan sesuai dengan aturan,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua KI Kabupaten Bangkalan, Mus-tahal Rasyid, hingga berita ini ditulis tidak bisa dikon-firmasi. Saat dihubungi via ponsel yang pertama masih nyambung dan tidak diangkat. Tapi, ketika dihubungi lagi ponselnya tidak aktif. (ful/yoe)

Komisi Informasi Lamban Memproses Sengketa

KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI

BAHAYA MENGINTAI: Pengguna sepeda motor dengan kecepatan tinggi tampak melintas di jalan akses Suramadu sisi Madura yang berlubang cukup besar.

LABANG-Jembatan Suramadu terhi-tung baru beroperasi. Persisnya sejak Juni 2009 lalu. Tapi kondisinya, saat ini, sudah mulai amburadul, padahal jembatan termegah se-Indonesia itu, konon didesain untuk bertahan sampai 100 tahun mendatang.

Seperti yang terlihat di jalan akses menu-ju Jembatan Suramadu dari sisi Madura. Jalan akses itu, harus segera mendapatkan perawatan, sebab kondisi jalan sudah ban-yak yang berlubang dan bergelombang.

Setidaknya ada 15 titik di sepajang jalan menuju ke Jembatan Suramadu yang mengalami kerusakan, setelah petugas observasi dari Bina Mar-ga Provinsi Jawa Timur melakukan pengecekan di lapangan beberapa waktu lalu. Titik jalan yang rusak tam-pak ditandai dengan cat putih.

Sejumlah petugas observasi yang Kabar Madura temui, mengaku, hanya bertugas melakukan pengecekan

kondisi jalan. Menurut mereka, ke-mungkinan akan dilakukan perbaikan atas jalan yang masuk kategori Jalan Nasional tersebut.

“Tugas kami cuma melakukan obser-vasi atau meninjau dan memberi tanda cat putih pada jalan yang dinilai rusak,” ungkap Suyono salah satu petugas la-pangan beberapa waktu lalu.

Tidak diketahui, kapan titik jalan yang rusak tersebut diperbaiki. Para petugas tersebut, juga mengaku, tidak mendapat informasi tentang jadwal perbaikan jalan itu, dari instansinya.

Rusaknya jalan akses menuju Sura-madu tersebut disayangkan sejumlah pihak, terutama para penglaju Mad-ura-Surabaya dan sebaliknya. Seperti yang diungkapkan Herdiyansah, 29, warga Sampang.

Dia mengaku, hampir mengalami kecelakaan akibat lubang jalan yang ada di jalan akses Suramadu tersebut.

Lebih lanjut, dia mempertanyakan, bagaimana mungkin kualitas jalan yang masuk kategori nasional itu, bisa cepat rusak, padahal belum 5 tahun.

“Saya heran juga, kenapa jalan di sini banyak lubangnya, kan belum 5 tahun? Saya sendiri hampir jatuh mas,” ungkapnya.

Hal senada juga diungkapkan Abdul Karim, 45, salah seorang supir truk yang hampir setiap minggu melintas di jalan akses Suramadu. Menurutnya kondisi jalan sudah mulai tidak bagus karena ada beberapa titik jalan yang berlubang dan tidak rata.

Dia khawatir sepeda motor yang melintas terjatuh dan kendaraan besar seperti miliknya yang disalahkan. “Di sini (Suramadu, red) sepeda motor ngebut terus, sedang jalan banyak lu-bang dan tidak rata, kalau jatuh nanti kendaraan seperti kami yang salah mas,” keluhnya. (fir/yoe)

Jalan Akses Suramadu Banyak Lubang

Ra Momon: Genjot PAD Pariwisata!Disporabudpar Belum Maksimalkan Kinerjanya

KOTA-Meski belum dilantik, namun Bupati Bangkalan ter-pilih, M Makmun Ibnu Fuad sudah mampu mengambil lang-kah tegas sebagai pemimpin pemerintahan. Dia mengin-struksikan Dinas Pemuda Olah-raga Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) supaya me-maksimalkan kinerja mereka.

Hal tersebut dilakukan agar Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bangkalan dari sektor pariwi-sata meningkat. Khususnya dari sektor SDA (sumber daya alam). Pasalnya, di Bangkalan banyak SDA yang berpotensi bisa menghasilkan pendapa-tan. Namun, sampai saat ini belum tergarap dengan baik. Akibatnya, PAD dari sektor pariwisata masih rendah.

“Saya meminta SDA yang ada dikelola dengan baik su-paya PAD meningkat,” tegas Ra Momon, sapaan akrab M Makmun Ibnu Fuad, saat meninjau di Disporabudpar didampingi Wabup terpilih, Mondir Rofii, kemarin (28/1).

Di hadapan para pimpi-nan dan staf Disporabud-par Bangkalan, Ra Momon memberi penjelasan tentang SDA mana saja yang harus dikelola dengan baik.

Menurut putera Bupati Bangkalan RKH Fuad Amin Imron itu, Bangkalan memi-liki SDA berupa pegunungan dan pantai yang berpotensi mendongkrak PAD, tapi be-lum digarap secara maksimal dan dikelola dengan baik.

Tuturnya lagi, jika SDA itu sudah digarap secara maksi-mal dan dikelola dengan baik, otomatis wisatawan akan ban-

yak berkunjung ke Bangkalan. Apalagi sekarang sudah ada Jembatan Suramadu, yang bisa memperlancar perjalanan wisatawan menuju Bangkalan.

“Sektor pariwisata sangat berpotensi untuk mendon-grak PAD Bangkalan. Maka dari itu, perlu dikelola den-gan bagus,” tandasnya.

Selain itu, sambungnya, ia juga ingin kenal lebih dekat dengan staf yang ada di Disporabudpar. Hal itu dilakukan untuk menjalin keakraban supaya dalam menjalankan tugas mampu bekerjasama dengan baik.

“Seperti ungkapan kalau tidak kenal, (maka) tidak sayang. Dengan adanya pertemuan ini, bisa menam-bah keakraban dan mampu bekerjasama,” pungkasnya, dengan nada ramah, kepada para pimpinan dan staf Dis-porabudpar Bangkalan.

Kepala Disporabudpar Bangkalan, Widjaja Krisna mengatakan, pihaknya siap menjalankan instruksi Bu-pati Bangkalan terpilih itu. Dia

berjanji, akan meningkatkan PAD dari sektor pariwisata, kemudian akan memaksimal-kan SDA untuk menggaet wi-satawan masuk ke Bangkalan.

“Asalkan ditunjang dengan anggaran yang mencukupi un-tuk mengelola SDA yang ada. Sebab, PAD juga tergantung dari anggaran yang dialoka-sikan untuk pembangunan SDA,” ucapnya, dengan nada sedikit berargumentasi.

Menurutnya, di Bangkalan, potensi pegunungan yang bisa dijadikan andalan, yak-ni di Kecamatan Geger dan Bukit Desa Jambu, Kecamatan Burneh. Untuk di Geger san-gat pas dijadikan tempat perkemahan dan outbond.

“Sedangkan di Bukit Jambu ada batu yang menyerupai wa-jah wanita. Setelah ditelusuri, itu merupakan tanah Negara. Sementara untuk pantai yak-ni di Maneron, Kecamatan Sepulu. Di sana pasirnya putih dan bisa melihat matahari ter-benam. Disusul pantai Siring Kemuning di Tanjung Bumi,” paparnya. (ful/yoe)

KM/SYAIFUL ISLAM

MENJALIN KEAKRABAN: Tak kenal, maka tak sayang. Bupati Bangkalan terpilih M Makmun Ibnu Fuad mengunjungi Disporabudpar, sebelum dia dilantik. Dia juga memberikan instruksi tegas.

KM/AGUS JOSIANDI

TERDAKWA MEMBANTAH: Sidang illegal looging yang bergagendakan pemeriksaan saksi, berlangsung alot siang kemarin (28/1).

KM/IST

MILIK RAKYAT: Pohon jati ini tumbuh di tanah seluas 58 hektaree milik Perhutani, tapi warga setempat mengklaim sebagai milik mereka.

Tanah Diklaim Warga, Perhutani Tenang-tenang Saja

KOTA-Sejumlah kawasan hu-tan milik negara yang dikelola Perhutani, diklaim warga. Dari 1.978 hektare lahan di 6 keca-matan, yang dikelola Perhutani, sekitar 120 hektare di kawasan Modung, diklaim warga. Di mana 58 hektare di antaranya adalah hutan jati yang akan dipanen dua bulan lagi.

Menyikapi hal ini, pihak Re-sort Pemangku Hutan (RPH) bersikap dingin. Pihaknya lebih bersikap pasif dengan menung-gu sikap warga yang mengklaim sejumlah tanah tersebut. Menu-rut pihak pemangku hutan, hingga saat ini secara yuridis formal seluruh tanah tersebut masih milik negara, dan Per-hutani selaku pihak pengelola.

Ditemui Kabar Madura saat menjalani tugas, Masrur, Ke-pala RPHutan Blega mengaku,

tidak akan memulai proses hu-kum atas sejumlah tanah yang diklaim warga Desa Patengteng, Kecamatan Modung tersebut.

“Tidak mas, kami tidak akan memproses ini secara hukum. Sebab secara yuridis formil, tanah tersebut adalah tanah negara yang pengelolaannya masih pada kami, Perhutani”, ujarnya.

Namun demikian, Masrur menegaskan, jika terdapat war-ga yang merasa dirugikan den-gan pengelolaan tanah oleh Per-hutani, mereka dipersilahkan untuk melapor dan memper-masalahkan hal itu. Kemudian pihaknya akan menghentikan pengelolaan tanah yang di-persengketakan.

“Jika ada yang dirugikan si-lahkan memperkarakan hal ini. Jika tanah tersebut sudah positif sebagai tanah sengketa, pihak

kami akan menyingkir dari la-han tersebut hingga jelas kepe-milikannya,” tandas Masrur.

“Selama ini warga tidak be-rani mempermasalahkan tanah itu karena mereka tidak punya landasan hukum terhadap tanah yang diklaimnya. Yang kami tangkap kan tanah tersebut dianggap tanah nenek moyang dan digarap secara turun-temu-run,” imbuhnya.

Namun demikian, pihak Per-hutani mengatakan, bahwa sebagian warga memang men-jadi rekanan Perhutani dalam mengelola hutan. Kelompok masyarakat tersebut memiliki izin untuk menggarap lahan dengan sistem tumpang sari tanpa merusak ataupun mene-bang pohon yang ada di hutan, terlebih memiliki tanah hutan tersebut. (jos/yoe)

KOTA-Keberadaan pejabat pengelola informasi dan doku-mentasi, di lembaga maupun badan publik, memang mut-lak diperlukan. Keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan pemerintah-an dan badan publik lainnya. Dengan lahirnya Undang-un-dang KIP, menuntut lembaga dan badan publik memberikan informasi kepada publik.

Fungsi UU keterbukaan pub-lik, bagi masyarakat adalah UU yang memberikan jaminan kepada rakyat memperoleh informasi publik untuk menin-gkatkan peran aktif mereka dalam penyelenggaraan negara, baik pada tingkat pengawasan, pelaksanaan penyelenggaraan negara maupun pada tingkat pelibatan selama proses pen-gambilan keputusan publik.

Sedangkan, bagi badan pub-

lik sendiri adalah UU yang memberikan kewajiban ke-pada badan publik untuk me-ningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi, serta membuka akses atas infor-masi publik, baik secara aktif (tanpa didahului permohonan) maupun secara pasif (dengan permohonan oleh pemohon).

Djoko Tutuko Abd Latif, Ketua Komisi Informasi (KI) Jatim kepada Kabar Madura mengungkapkan, kebutuhan Komisi Informasi (KI) di setiap kabupaten, berbeda-beda. Ber-gantung dari segi kondisi dan masyarakat di daerah tersebut. “Yang paling diutamakan adalah kabupaten/kota itu punya PPID,” ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, kemarin (28/1).

Dijelaskan, dalam pembentu-kan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) kabu-paten/kota secara tindak lanjut

tidak mendesak. Di mana PPID kabupaten/kota boleh dibentuk jika dibutuhkan. “Jadi kalau kebutuhan pokoknya sudah banyak, PPID-nya sudah bagus, masyarakatnya perlu ditingkat-kan dan sudah masuk semua. Jika dipandang perlu ya gak apa-apa,” ungkapnya.

Seperti halnya propinsi, nantinya pejabat komisi infor-masi (KI) dan PPID terdiri dari 5 komisioner. Dimana melalui KI dan PPID nanti, masyara-kat akan mendapat pelayanan

informasi yang mudah, cepat, tepat dan wajar. “ Sama den-gan provinsi, anggotanya ada 5 orang komisioner sesuai dengan ketentuan yang ada di UU KIP,” ulas ketua Prodi Unesa itu.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, DPRD Sampang merencanakan pengesahan raperda komisi informasi, se-segera mungkin, hingga men-jadi perda. Sehingga, Sam-pang akan memiliki payung hukum bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam pembangunan daerahnya, serta agar kebijakan pemkab dapat lebih bersifat transparan.

Ketua DPRD Sampang Imam Ubaidillah mengungkapkan, draf raperda masih dalam proses. Raperda tersebut, berisi berbagai aturan keterbukaan informasi publik bagi ma-syarakat kabupaten Sampang, sehingga penyelenggaraan

pemerintahan dapat diawasi dan dikoreksi secara terbuka. “Tujuannya untuk pembena-han Pemkab Sampang agar bisa menjalankan pelayanan kepada masyarakat dengan baik,” kata politisi PKB itu, kemarin (28/1).

Sebagimana diketahui, Komisi Informasi adalah sebuah lem-baga mandiri yang berfungsi menjalankan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik dan peraturan pelaksanaan-nya. Termasuk pula menetap-kan petunjuk teknis standar layanan Informasi Publik dan menyelesaikan Sengketa In-formasi Publik melalui mediasi dan ajudikasi non-litigasi yang untuk pertama kalinya berk-erja mulai tanggal 1 Mei 2010, berkaitan dengan akan mulai diberlakukannya Undang Un-dang nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. (km10/yoe)

3SELASA 29 Januari 2013

Email Redaksi: [email protected]

G A S E L P I J I

Yang paling diutamakan adalah kabupaten/kota itu

punya PPID,”

DJOKO TUTUKO ABD LATIFKetua Komisi Informasi (KI)

Jatim

Perawat Honorer RSUD Kerja RodiBanyak Tindakan Medis, Cuma Dapat Rp 150 Ribu per BulanKOTA-Sejumlah perawat tenaga honorer

di RSUD Sampang mengeluhkan kecilnya honor yang mereka dapatkan setiap bulan-nya. Menurut para perawat itu, layaknya pekerja rodi, nilai honor tersebut tak seband-ing dengan kerja mereka.

Mereka mengaku, dalam sebulan sudah banyak melakukan tindakan medis perawatan, tapi hanya digaji Rp 150 ribu per bulan. Seper-tinya, mereka tak mendapat bagian dari uang jasa medis yang diperoleh rumah sakit.

Padahal, menurut penuturan para perawat honorer itu, mereka dijanjikan mendapat bagi hasil dari setiap jasa pelayanan tindakan me-dis terhadap pasien, yang sudah ditentukan tarifnya oleh pihak manajemen rumah sakit.

Menurut Sukron (nama samaran), salah satu perawat honorer di RSUD Sampang, dia hanya mendapat gaji Rp 150 per bulan. Padahal, dalam sebulan, dia bisa melakukan banyak tindakan medis terhadap pasien.

Jika dia hitung-hitung sendiri, uang bagi hasil jasa pelayanan tindakan medis yang dia terima, seharusnya lebih dari Rp 150 ribu. “Saya heran padahal dalam sehari saja saya sudah melakukan puluhan tindakan medis untuk pasien tapi yang saya dapat kok hanya Rp 150 ribu perbulan?” ujar perawat berusia 24 tahun itu, kemarin (28/1).

Ditambahkan dirinya sering memergoki PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil) yang membidangi administrasi RSUD, ikut menik-mati uang bagi hasil dari tindakan perawat untuk pasien sebesar Rp 1 juta setiap bulan. “Masak mereka juga dapat bagi hasil dari jasa kita, seharusnya perawa yang didahu-lukan” tambah sukron.

Pihak PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) menyatakan, tenaga honorer yang menjadi tenaga bantu di RSUD Sampang memang tidak mendapat honor atau gaji. Pendapatan yang mereka peroleh, berupa uang jasa dari bagi hasil pembayaran pasien.

“Perawat honorer memang tidak dibayar dengan honor tapi dapat dari jasa tindakan medisnya terhadap pasien,” terang Ketua PPNI Muhidin Karnojianto.

Dikatakannya, saat direkrut menjadi per-awat di RSUD Sampang sudah melakukan perjanjian dengan pihak rumah sakit yang menyatakan, mereka tidak menerima gaji dari rumah sakit.

Pendapatan perawat bersumber dari pem-bayaran atas tindakan medis terhadap pasien atau hasil klaim program jaminan kesehatan dari pemerintah. “Klaimnya atas jaminan kesehatan pemerntah juga salah satu sumber pendapatan perawat, dan itu diatur pihak manajemen rumah sakit,” katanya.

Muhidin mengungkapkan, sebenarnya ada larangan bagi setiap SKPD (satuan kerja perangkat daerah) termasuk RSUD untuk merekrut tenaga honorer, namun karena ketidakseimbangan antara jumlah pasien dengan perawat, akhirnya RSUD diperke-nankan merekrut perawat honorer.

“Sebenarnya rumah sakit tidak boleh mer-ekrut perawat yang bukan PNS tapi karena jumlahnya tidak seimbang sehingga mereka (perawat) direkrut dengan perjanjian tertentu dan itu yang tahu pihak manajemen rumah sakit,” lanjut Muhidin.

Humas RSUD Sampang, dr Yuliono men-gatakan, memang benar ada perekrutan perawat non-PNS karena rumah sakit san-gat membutuhkan tenaga medis. Mengenai pembagain hasil dari tindakan medis, diatur oleh Pemkab Sampang melaui Perbub No-mor 1 Tahun 2012.

Soal tarifnya, diatur dalam Perda Nomor 5 Tahun 2011. “Rumah sakit ini milik Pemda (Pemkab Sampang, red), jadi kita tidak bisa seenaknya melakukan pembagian hasil itu sudah diatur oleh pemda,” tukas Yuliono, Senin (28/1).

Di bagian lain Yuliono membantah ada ok-num PPNS yang ikut menikmati uang bagi hasil layanan jasa medis itu. Dia menyatakan PPNS dibiayai negara bukan dari jasa tinda-kan medis. “Kalau PPNS itu digaji Negara, tidak ada pembagian hasil dari tindakan pasien,” pungkasnya. (waw/yoe)

Akibat Jalan SempitTRUK pengangkut batu ini menjadi salah satu biang keladi kemacetan panjang saat memasuki jalan raya

Desa Tanjung, Kecamatan Camplong. Kondisi itu diperparah dengan tidak adanya petugas maupun rambu pengatur lalu lintas, jalan yang sempit, dan bertepatan dengan lokasi pasar ikan.

Semrawutnya arus lalu lintas di kawasan itu, tak jarang menimbulkan adu mulut antar pengendara. Kondisi semacam itu, terjadi setiap hari terutama di pagi hari, sekira pukul 08.00-10.00. Dari pantauan Kabar Madura, Senin (28/1), kepadatan lalu-lintas itu berbarengan dengan waktu masyarakat mulai beraktifitas. (waw/yoe)

KM/WAWAN AWALLUDDIN HUSNA

KM/FANDRI ARDIANSYAH

TERLUKA: Amin Hidayatullah menunjukkan matanya yang memerah akibat penganiayaaan oleh H Maskur, Jumat pekan lalu (25/1).

Tagih Utang, Main PukulKOTA-Mohamad Amin

Hidayatullah, 21, warga Jalan Rajawali Baru, Ke-lurahan Karang Dalam, Kecamatan Kota Sampang, Sabtu (26/01) melaporkan tindak kekerasan pengani-yaan terhadap dirinya, yang dilakukan H Maskur, 60, warga Jalan Samsul Arifin, Kelurahan Polagan, Keca-matan Kota Sampang.

Amin mengatakan, pen-ganiayaan itu terjadi pada Jumat pekan lalu (25/1). Saat itu, dia didatangi oleh terlapor ke rumah untuk me-nagih utang kepada orangtu-anya. Namun orangtua Amin sedang pergi.

K a r e n a n y a , t e r l a p o r marah-marah lalu mengo-brak-abrik rumah tersebut. “Awalnya pada Jumat sore (25/1), H Maskur datang ke rumah saya dan mencari orangtua saya untuk me-nagih utang. Saya bilang, orangtua lagi keluar,” un-gkap Amin, kemarin (28/1) kepada Kabar Madura saat ditemui dirumahnya.

“Tapi, H Maskur langsung menuju kamar orangtua saya, dengan tidak sopan.

Saya langsung memberita-hunya kembali, kan saya su-dah bilang pak, kalau orang tua saya tidak ada di rumah masak bapak tidak percaya,” tutur Amin lebih lanjut.

Amin menambahkan, kees-okan harinya sekitar pukul 05.00, saat dia hendak men-gambil air wudu di sumur belakang rumah, H Maskur mendatanginya kembali un-tuk menagih utang.

L a n t a r a n H M a s k u r datang pada saat yang tidak tepat, Amin pun menasihat-inya dengan mengatakan, “iya kalau mau bertamu ke rumah orang itu, ya lihat-lihat waktu pak, inikan masih subuh.”

“Saat itu, saya bicara sam-bil menghalangi dia untuk masuk ke rumah. Mungkin dengan jengkel dan tangan saya mengenai topi yang dipakai H Maskur terse-but, sontak dia langsung memukul, dan tepat kena di mata saya sebelah kiri,” imbuhnya.

Pada saat kejadian tersebut paman korban yang ber-nama Ambari, 30, langsung melerainya. H Maskur lang-

sung meninggalkan tempat kejadian perkara. “Saya mendengar keributan di luar, saya langsung keluar. Ternyata Amin dipukul H Maskur. Sempat saya lerai pertengkaran tersebut, lalu saya langsung mengantar-kan Amin ke Polres (Sam-pang) untuk melaporkan peristiwa yang menimpa-nya,” tutur Ambari.

Lanjut Ambari, oleh penyidik Polres Sampang, keponakan-nya diperika dan diantar ke rumah sakit untuk divisum. Setelah itu diberi surat tanda terima pelaporan dengan nomor STPL/33.a/I/2013/pol-res. “Kami akan dipanggil kembali dalam waktu 3-5 hari lagi,” pungkasnya.

Kabag Ops Polres Sam-pang Kompol Afian Nurrizal saat dikonfirmasi soal pen-ganiayaan tersebut, men-gatakan, “iya memang benar pada hari Sabtu (26/1), ada laporan (tentang panganiay-aan) yang masuk. Kami akan melakukan penyidikan, dan akan memanggil beberapa orang saksi tentang adanya penganiayaan tersebut,” ujarnya. (fan/yoe)

KI Kabupaten Dibentuk Sesuai Kebutuhan

KM/FANDRI ARDIANSYAH

HUKUM EKONOMI: Gas elpiji di Sampang, mulai langka dalam sepekan terakhir. Karena kebutuhan tatap banyak, maka harganya pun melonjak.

Sepekan Terakhir, Mulai Langka

KOTA-Bbeerapa waktu lalu menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, harga sejumlah bahan kebutuhan pokok di Sampang, melonjak tajam. Se-pekan terakhir, lonjakan harga yang tajam juga melanda gas elpiji

Pantauan Kabar Madura, Senin (28/1), harga gas elpiji kemasan tabung 3 kilogram, di tingkat pedagang eceran, telah tembus Rp 18 ribu. “Saya kira hanya sembako saja yang naik mas, tapi rupanya harga elpiji juga naik,” ujar Sunarti, 30, ibu rumah tangga, warga Kelurahan Rongtengah, Kecamatan Kota Sampang, kepada Kabar Madura.

Tak hanya para ibu rumah tangga di ka-wasan kota yang mengeluhkan tingginya harga elpiji itu, para pengecer elpiji juga melontarkan keluhan serupa. Ridwan, 35, pengecer elpiji di Jalan Pahlawan, Kelurahan Gunung Sekar, mengaku kaget atas melon-jaknya harga elpiji itu. “Penyebab pastinya saya tidak tahu mas, yang jelas saya kulakan seharga Rp 16 ribu-17 ribu, (untuk yang kema-san tabung 3 kilogram). Padahal bulan kema-rin masih seharga Rp 13 ribu,” pungkasnya.

H Mas’ud, 45, salah satu distributor elpiji di sekitar Jalan Garuda mengatakan, “kalau har-ganya memang naik mas, namun saya yakin ini karena pasokan elpiji belakangan hari ini mulai berkurang.” “Biasanya saya dikirim satu truk berisi 560 tabung elpiji, namun saat ini hanya sekitar 300 tabung,” imbuhnya.

Dikonfirmasi melalui telepon, M Busar Wisono, Kasi Penggandaan dan Penyal-uran Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sampang mengatakan, pihaknya akan mengecek ke semua distributor serta agen yang menyalurkan elpiji dari Pertamina.

“Saya akan cek itu semua mas, memang betul elpiji sekarang mulai langka tapi saya sudah komunikasi dengan pihak Pertamina, mulai minggu depan akan menambah paso-kan gas elpiji yang tiga kilo(gram),” katanya.

Lebih lanjut busar menambahkan, “sulit-nya gas elpiji dikarenakan bertambahnya penggunan elpiji di Sampang dan juga keterlambatan pengiriman dari Pertamina ke sini. Sedangkan stok elpijinya tetap, ya, jadinya agak susah,” imbuh Busar. (fan/yoe)

SELASA 29 Januari 20134

Email Redaksi: [email protected]

Kades dan Pemantau Mangkir Panggilan DPRDTindak Lanjut Kasus Raskin di Larangan SelamparTLANAKAN-Komisi D

DPRD Pamekasan, benar-benar menindaklanjuti ka-sus distribusi raskin (be-ras untuk rakyat miskin) di Desa Larangan Selampar, Kecamatan Tlanakan. Ini dilakukan dengan memang-gil sejumlah elemen terkait pada Senin (28/1).

Hanya saja, keseriusan pihak legislatif tidak dis-ambut positif beberapa pi-hak. Ini terbukti dengan tidak hadirnya dua ele-men penting, yakni Kepala Desa (Kades) dan pemantau raskin yang mangkir.

Sementara lima elemen

lain, hadir dalam rapat yang berlangsung di aula DPRD Pamekasan. Mereka terdiri dari Polres Pamekasan, di-wakili Kasat Shabara, Agus Sutrisno, pihak MLSB (Ma-syarakat Larangan Selampar Bersatu) yang diwakili lima orang, Bulog, (Moh. Yani), Camat Tlanakan (Fathor Ra-syid) dan pihak Kesra (Nafi’).

“Sesuai dengan tuntutan dari MLSB terkait masalah raskin di Desa Larangan Selampar, dipersilahkan kepada sejumlah pihak yang hadir dalam rapat ini untuk memberikan tangga-pannya,” ujar Ketua Komisi D, H. Makmun mengawali rapat sambil membacakan beberapa tuntutan dari pi-hak MLSB.

“Saya meminta bukti atau data pendistribusian raskin

kepada sejumlah pihak, ter-masuk Bulog dan Camat yang sekaligus menjadi ko-

rlap kecamatan,” ujar Su-gianto, selaku juru bicara MLSB sekaligus sebagai

BPD.Di sisi lain, pihak Bulog

menyampaikan jika pi-haknya sudah mendistribusi-kan raskin sesuai dengan petunjuk. Namun, tidak bisa memberikan data pendistri-busian raskin karena berkai-tan dengan hukum negara.

“Kalau pihak MLSB men-ginginkan dokumen ini, ada prosedur yang harus dilalui, jadi saya tidak memberikan data ini, namun bila pihak penyidik yang mengingink-an ini untuk keperluan penyidikan, maka data ini kami kasih dengan tan-pa syarat,” pungkas per-wakilan Bulog, Moh. Yani.

Hal serupa juga diung-kapkan pihak korlap ke-camatan yang menyatakan sudah melakukan pendistri-busian raskin sesuai prose-

dur. Di pihak lain, mer-eka memandang koordes lebih mengetahui kemana pendistribusian raskin. Se-dangkan pihak kesra juga mengungkapkan, bahwa pi-haknya sudah bekerja ses-uai prosedur yang berlaku.

Dalam rapat tersebut, pihak Komisi D DPRD Pamekasan mengumpulkan pernyataan dan keterangan dan mas-ing-masing elemen terkait. Selain itu, Komisi D juga memberikan pengarahan untuk memberikan solusi dari sejumlah pernyataan yang dilontarkan.

Dalam kasus pendistribu-sian ini, legislatif menilai munculnya masalah ini bisa jadi bertumpu pada pihak desa.

“Masalah ini tidak akan cukup berakhir dengan

sekedar rapat seperti ini. Karena tumpuan masalahn-ya sudah jelas, jadi saya tawarkan kepada pihak MLSB untuk membawa ma-salah ini ke ranah hukum, dengan syarat punya cukup bukti dan pihak kami siap memberikan rekomendasi pada pihak kepolisian ten-tang pelaporan kasus raskin ini,” tukas . H. Makmun.

Terkait hal ini , pihak MLSB sepakat akan mem-bawa kasus tersebut ke ranah hukum. Sekedar catatan, kasus raskin di Desa Selampar ini, berawal dari masalah pendistribu-sian raskin yang hanya di-berikan tiga kali dalam se-tahun. Kondisi ini berjalan selama tiga tahun, sehingga memunculkan keresahan di masyarakat. (ong/h4d)

KM/FATHOR RAHMAN

KASUS RASKIN: Sejumlah pihak yang menghadiri undangan rapat kasus raskin Desa Larangan Selampar yang digelar Komisi D DPRD Pamekasan, Senin (28/1).

Serangan DBD di Kabupaten Pamekasan MeningkatKOTA-Pamekasan merupakan kabu-

paten yang tidak lepas dari serangan penyakit DBD (Demam Berdarah). Pihak RSU Slamet Martodirdjo Pa-mekasan mengumumkan, penderita sejak Desember 2012 lalu, sudah ada peningkatan dan sampai Januari ini sudah tercatat sebanyak 67 penderita penyakit DBD termasuk yang dari luar Pamekasan.

Pihak Dinas Kesehatan melalui Kabid P2PL (Bidang Pemberantasan Ppenya-kit dan Penyehatan Lingkungan) Ali Maksum mengungkapkan, seluruh kecamatan di Kabupaten Pamekasan, sebanyak 13 kecamatan, seluruhnya terkena virus nyamuk Aedes Aegypti.

Pihak Dinkes juga mengungkapkan,

di Pamekasan saat ini sudah ada em-pat Kecamatan yang masuk dalam daftar daerah endemis, dan hal ini perlu di waspadai daerah lainnya. Karena sewaktu-waktu bisa menjadi sarang serangan DBD seperti keempat kecamatan tersebut.

“Memang benar, bahwa untuk saat ini sudah ada empat kecamatan se-bagai daerah endemis DBD. Empat kecamatan tersebut adalah, Galis, Larangan, Kota dan Pademawu. Di empat wilayah ini bisa dikatakan menjadi langganan DBD setiap tahun-nya,” tukas Ali Maksum, pada Kabar Madura, Senin (28/1).

Maksum menjelaskan, dari keempat wilayah yang dinyatakan endemis DBD tersebut, selalu ditemukan penderita setiap tahunnya.

“Untuk daerah endemis sebenarnya pihak kami sudah mencatat ada lima

wilayah kerja Puskesmas. Pertama, Desa Sopaah, Kecamatan Pademawu. Kedua, Puskesmas Pademawu. Ketiga kec Galis di kec Galis, keempat Desa Tejah, kec Kota, dan kelima kec Laran-gan di kec Larangan,” imbuhnya.

Akan tetapi menurut Maksum, ti-dak hanya wilayah yang dinyatakan endemis yang perlu ditingkatkan kewaspadaan untuk penyakit DBD, karena untuk saat ini sudah semua wilayah di Pamekasan sudah merata terkena DBD.

“Rupanya di musim kali ini, DBD sudah secara sporadis menyerang semua daerah yang ada di Pame-kasan, jadi untuk saat ini yang perlu diwaspadai tidak hanya daerah yang dinyatakan endemis tersebut, namun semua wilayah memerlukan tingkat kewaspadaannya untuk penyakit DBD ini,” katanya. (ong/h4d)

Empat Kecamatan Masuk Daerah Endemis

KM/DOK

PASIEN DBD: Beberapa penderita Demam Berdarah yang mendapat perawatan di rumah sakit.

R E L O K A S I P A S A R Kinerja Dispenduk Capil Dituntut OptimalKOTA-Puluhan aktif is

yang mengatasnamakan diri LIMPA (Limbung In-telektual Muda Pamekasan) mendatangi Kantor Dispen-duk Capil (Dinas Kepen-dudukan dan Catatan Sipil) Pamekasan.

Kedatangan mereka ke kantor kependudukan terse-but untuk mempertanyakan kinerja Dispenduk Capil yang selama ini dinilai ma-sih kurang aktif. Terutama dalam memberikan pelay-anan kepada masyarakat.

Bisa dilihat dari segi pelay-anan pembuatan KK (Kartu Keluarga) serta pembuatan akte kelahiran yang sampai saat ini masih mengalami kesulitan serta harus men-geluarkan biaya.

“Seharusnya pelayanan yang diberikan pihak Dis-penduk Capil kepada ma-syarakat harus optimal, ada pula pembiayaan adminis-trasi yang dinilai sebagai pungutan, karena kalau be-rani bayar tinggi, maka cepat selesai,” tukas ketua LIMPA, Lukman Hakim.

Sementara pada kasus lain, terang Lukman, terjadi pem-buatan akte anak baru lahir yang mana telah diatur UU no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak (0-18 tahun) dan UU no 23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan (0-60 hari) dikatakan bahwa pembuatan akte lahir untuk anak yang baru lahir tidak dipungut biaya alias gratis.

“Kami menuntut kepada Dispenduk Capil diantaranya adalah meningkatkan sosia-lisasi sistem dan mekanisme pembuatan KK dan akte la-

hir kepada masyarakat, dan regulator yang ada supaya dijalankan sebagaimana mes-tinya,” imbuhnya.

Sedangkan tuntutan yang lain adalah, memperjelas dan mempertegas pembiay-aan pembuatan KK dan akte lahir untuk orang dewasa, menggratiskan pembuatan akte anak yang baru lahir sebagaimana diatur oleh UU, dan meningkatkan pelayan-an administrasi pembuatan KK dan akte lahir.

Dalam audiensi LIMPA pada Senin (28/1), tidak dite-mui oleh kepala Dispenduk Capil Moh. Alwi secara lang-sung atau pun oleh sekretaris-nya, akan tetapi ditemui oleh kepala Bidang Pendaftaran Penduduk, M. Ghazali.

“Kepala Dinas Dispenduk Capil sedang ada acara ke-luar kota, Bapak Moh Alwi sedang ke Jakarta, sedang-kan sekretarisnya mengikuti rapat paripurna di kantor DPRD Pamekasan,” pungkas kepala Bidang Pendaftaran Penduduk, M. Ghazali.

M. Ghazali pun tidak ber-sedia diwawancarai oleh Kabar Madura, pihaknya menuturkan bahwa tidak punya kewenangan men-geluarkan peryataan dalam audiensi tersebut. Namun menurutnya, segala tuntutan yang ditujukan tidak sesuai dengan fakta yang ada.

“Selama ini masyarakat sering menggunakan pi-hak ketiga dalam mengurus keperluannya, seperti KK dan akte lahir. Jadi wajar ka-lau ada pembiayaan karena tidak diurus sendiri dan menggunakan tenaga orang lain,” dalihnya. (ong/h4d)

KM/FATHOR RAHMAN

AUDIENSI: Puluhan aktifi s LIMPA, Senin kemarin (28/1) mendatangi kantor Dispinduk capil Pamekasan.

Tinggal Tunggu WaktuKOTA-Rencana relokasi pedagang Pasar

Sadangdang tepatnya di Jalan Agus Salim Pamekasan dipastikan terwujud. Meski waktunya belum bisa ditentukan.

Komandan Distrik Militer 0826 Pame-kasan, Letkol Prasetiyo mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan waktu relokasi sebab itu ada kaitannya dengan Pemerintah Kabupaten Pamekasan.

Dijelaskan, rencana relokasi Pasar Sadangdang tersebut sudah satu tahun silam namun belum terwujud karena ada beberapa hal. Namun diakuinya hingga kini pihaknya belum bisa menentukan waktu relokasi itu.

“Rencana relokasi itu merupakan perintah Pangdam dan rencana itu sudah bergulir pada tahun lalu, tetapi karena ada salah satu kendala, sehingga ditindaklanjuti sekarang,” ungkapnya, Senin (28/1).

Relokasi itu dilakukan untuk mengem-balikan fungsi lapangan itu seperti se-diakala, yaitu sebagai tempat bermain dan olahraga, karena jika hal itu dibi-arkan maka pemandangan di lokasi itu sangatlah kumuh.

“Itu nanti sebagai fasilitas umum sepeti main bolan, tenis dan dijadikan bintang kota, sehingga kelihatannya tidak kumuh seperti ini,” tegasnya.

Belum ditentukannya waktu relokasi, disebabkan karena ada keterkaitan den-gan beberapa pihak yang harus ikut andil dalam persoalan tersebut.

Namun, Prasetyo memastikan jika ren-cana tersebut harus diwujudkan, tidak boleh tidak. “Itu pasti dan harus dilaku-kan relokasi untuk menjaga keindahan kota,” tegasnya.

Sebagaimana diketahui, relokasi Pasar Sadangdang itu berdasarkan surat eda-ran komandan kodim 0826 Pamekasan nomor SE/01/1/2013 tentang tidak diper-panjangnya sewa lahan milik Negara di lingkungan TNI. (jck/h4d)

KM/ANWAR NURIS

MELANGGAR RAMBU: Beberapa kendaraan bermotor terlihat parkir di sekitar rambu yang menyatakan dilarang parkir di sekitar Jalan Jokotole, Senin (28/1).

Kesadaran Terhadap Rambu Lalin RendahBiang Macet dan KecelakaanKOTA-Rambu lalu lintas,

marka jalan, traffic light me-miliki fungsi yang sangat berguna bagi pengguna jalan raya. Selain memberi rasa aman, keselamatan, ketert-iban, juga demi kelancaran berlalu lintas serta kenyaman-an bagi para pemakai jalan.

Sayang, kesadaran untuk mematuhi rambu lalu lintas masih dirasa rendah. Bahkan tak jarang, ada unsur kesen-gajaan melanggar rambu yang telah dipasang. Kondisi ini juga muncul di Pamekasan, tepatnya di sepanjang Jalan Jokotole dimana terdapat mobil

yang parkir tepat di samping rambu dilarang parkir.

Pantauan Kabar Madura di lapangan, Senin (28/1). Di sisi kanan jalan tersebut dari arah Arek Lancor, mobil berjejer ter-parkir sembarangan sehingga memicu kemacetan lalu lintas dan rawan kecelakaan.

Di sepanjang jalan dua arah tersebut memang arus lalu lintas sangat ramai terutama di pagi hari baik dari kenda-raan roda dua maupun roda empat yang merupakan akses utama dari pinggiran kota Pamekasan sebelah timur ke daerah jantung kota.

Kepala Unit Laka Lantas Polres Pamekasan, Aiptu Ach-mad Zainuddin mengatakan jika jajarannya sudah sering

melakukan penindakan ke-pada pengendara yang me-langgar rambu-rambu lalu lintas. “Dan sepertinya kes-adaran masyarakat kurang terhadap pentingnya menaati rambu-rambu lalu lintas,” pungkasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Bahrun me-nyatakan, telah melakukan sosialisasi akan pentingnya rambu lalu lintas. “Kami se-lalu menghimbau kepada pemilik mobil yang tetap me-markir di wilayah itu, bahkan kami mengalihkan untuk di parkir di depan irama plasa, dan kalau untuk penindakan tugasnya polisi lalu lintas” ujarnya. (km12/h4d)

529 Januari 2013SELASA

Email Redaksi: [email protected]

BSPSDewan Panggil

Dua SKPD KOTA-Laporan masyarakat tentang

tidak sampainya dana Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) kepada yang berhak membuat DPRD Sumenep berang. Sesuai dengan hasil laporan yang diterima dari masyarakat, bantuan BSPS tersebut banyak yang tidak sampai pada penerima manfaat.

Menindaklanjuti laporan tersebut, Komi-si C DPRD Sumenep memanggil dua Sat-uan Kerja Perangkat Desa (SKPD) terkait untuk dimintai keterangan tentang aliran dana BSPS tersebut. Sekretaris Komisi C DPRD Sumenep, Dekky Purwanto, men-gatakan bahwa kasus tidak sampainya dana BSPS kepada masyarakat rupanya tidak hanya terjadi di satu wilayah saja.

Ia mengaku, beberapa kasus serupa juga di temukan di wilayah-wilayah lain. ”Setelah kami amati, ternyata di daerah-daerah lain juga sama kasusnya sehingga tidak terjadi di satu wilayah saja,” kata Dekky tanpa menyebutkan nama wilayah tersebut, Senin (28/1).

Dekky mengatakan, pihaknya akan segera memanggil dua SKPD yang memi-liki keterkaitan dengan aliran dana terse-but pada Kamis (31/1). Dua SKPD yang dipanggil tersebut yakni Badan Perenca-naan Pembangunan Daerah (Bapedda) dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Cipta Karya untuk dimintai keterangan.

”Awalnya kan di Bapedda. Terus persat-uan visi kembali kepada Dinas PU Cipta Karya. Jadi kita ingin menghadirkan dua pendapat dalam forum itu. Insya Allah Ka-mis depan kita akan memanggilnya dan meminta keterangan,” paparnya.

Pencairan dana BSPS sebesar Rp 6 juta tersebut melalui dua tahap. ”Mulanya Rp 3 juta pada tahap awal, baru kemudian Rp 3 juta tahap kedua. Apapun hasil pemang-gilan nanti akan kami rekomendasikan ke Bupati,” pungkas Dekky. (aqu/rr)

Upaya Anti Narkoba di Lingkungan Pemkab Sumenep

Usai Pejabat, Giliran Kades Dites UrineKOTA-Pemerintah Kabupaten Sumenep

seperti benar-benar ingin menciptakan lingkungan pemerintahan yang bebas nar-koba. Setelah Desember 2012 lalu, sejumlah pejabat diwajibkan tes urin, kini tiba giliran kepala desa pada Senin (28/1).

Sekretaris Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kabupaten Sumenep, Imam Idafi, mengaku kaget. Sebab tes urin kali ini sama sekali tidak diketahuinya. Sebab undangan yang disebar tidak dalam rangka tes urin, tetapi pengarahan untuk mendapatkan bantuan.

”Gak tahunya, saat datang kesini, dan masuk ke ruangan, kita tidak diperkenan-kan keluar, karena harus mengikuti tes urine,”akunya kaget.

Imam menjelaskan, tes urin kali ini dii-kuti seluruh kepala desa di Kabupaten Sumenep. Tetapi yang hadir hanya sekitar 30 kepala desa. Sebab, berdasarkan infor-masi yang diterimanya, masih ada tahapan tes urin jilid dua khusus untuk kepala desa. ”Yang hadir pada hari ini hanya sekitar 6 kecamatan, di antaranya Kalianget, Kota, Dungkek, Lenteng, Ganding, dan Keca-matan Manding,” beber Imam.

Secara terpisah, Asisten Adminstrasi Umum Pemkab Sumenep, Edy Sutrisno mengaku tes urin yang dilaksanakan saat ini merupakan lanjutan dari tes sebelum-nya. Tujuan dari kegiatan ini tidak lain untuk membersihkan pejabat pemerintah dari pemakaian narkoba. Berdasarkan uru-tan kegiatan, tes urin untuk kepala desa ini sudah kali ketiga dilakukan pemkab.

Akan tetapi, Edy menyayangkan, dalam tes urin kali ini banyak pejabat yang tidak menghadiri undangan. Dari 102 undan-gan yang disebar untuk kepala desa dan pajabat pemerintah lainnya, hanya 67 yang menghadiri undangan. ”Tetapi kita akan melakukan pemanggilan lagi terha-dap 35 orang tersebut,”janji Edy di depan para wartawan. (aqu/h4d)

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

HASIL TES: Sample urin para pejabat dan kepala desa diletakkan berjajar sesuai urut nomor panggilan nama yang sudah ditetapkan.

Kejari Periksa Saksi-SaksiKasus Dugaan Penyalahgunaan Dana PugarKOTA-Kasus dugaan penyalah-

gunaan bantuan Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) tahun 2011 yang ditangani Ke-jaksaan Negeri (Kejari) Sumenep mengarah pada tingkat penyi-dikan. Kejari telah melakukan

pemeriksaan kebeberapa saksi termasuk dari dinas terkait.

Kepala Kejari Sumenep, Bam-bang Hartoto, menyampaikan bahwa kasus yang dilaporkan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Pemantau Korup-si se-Madura (LPKSM) beberapa bulan lalu tersebut telah sampai kepada tahap penyidikan.

”Kami telah memanggil bebera-pa saksi untuk diminta keterangan terkait dengan dugaan penyalah-

gunaan kasus tersebut. Kasus pugar yang di Desa Kalimo’ok, Kecamatan Kalianget, sudah mengarah pada penyidikan,” un-gkap Bambang Hartoto di ruang kerjanya, Senin (28/1).

Ia berjanji akan mengembang-kan kasus tersebut pada unsur yang lain untuk diminta keteran-gan. ”Sementara yang kami dim-inta keterangan sebagai saksi dari unsur dinas,” tambahnya.

Namun hingga saat ini Kejari

Sumenep masih belum menetap-kan tersangka dan hanya sebatas berjanji akan terus mengembang-kan kasus untuk mencari tersang-kanya. ”Kita belum menetapkan tersangka, saat ini baru sebatas saksi,” ujar Bambang.

Penyalahgunaan bantuan Pugar tersebut ditengarai terjadi di Ke-camatan Dungkek dan Kecamatan Kalianget yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani garam dengan ketentuan

untuk memperbaiki lahan tambak seperti pembelian kincir angin.

Pada kenyataannya dana ban-tuan tersebut hanya dibagi-bagikan dalam bentuk uang tunai dan tidak dipergunakan sebagaimana perun-tukan semestinya. ”Uang itu hanya dibagi-bagikan saja tidak sesuai peruntukkannya seperti membeli kincir angin dan memperbaiki tam-bak,” kata Kasmito, Ketua LPKSM, di Kantor Kejari Sumenep.

Namun Kejari Sumenep fokus

mengembangkan kasus yang terjadi di Desa Kalimo’ok dengan membi-dik dua kelompok tani garam dan akan dikembangkan pada kelompok yang lain yang diduga turut meny-alahgunakan dana pugar tersebut.

Dana bantuan Pugar yang di-berikan kepada kelompok tani garam tahun 2011 mencapai Rp 50 juta per kelompok dengan tujuan mengembangkan produksi garam rakyat untuk meningkatkan kes-ejahteraan petani garam. (rei/rr)

Enam Pejudi Sabung Ayam Diringkus

PASONGSONGAN-Gabun-gan aparat Kepolisian Resor Sumenep berhasil meringkus enam pejudi sabung ayam di Dusun Murassen Desa Pasong-songan, Kecamatan Pasong-songan, Senin (28/1). Aparat menangkap pelaku dan me-nyita barang bukti (BB) yang dipergunakan untuk mengge-lar praktik perjudian tersebut sekira pukul 13.00.

Enam pelaku judi sabung ayam tertangkap basah saat asyik mengadu ayam jago peli-haraan mereka. ”Setelah kami dapat informasi dari masyarakat jika di tempat tersebut sering dipergunakan sebagai arena

judi sabung ayam, anggota segera melakukan penangka-pan,” terang Kepala Bagian Operasional Polres Sumenep, Komisaris Polisi Edy Purwanto.

Namun karena keterbatasan personel aparat yang diterjung-kan ke lokasi, petugas gagal menangkap seluruh pejudi. ”Jumlah anggota yang kami tu-runkan sangat terbatas sehingga hanya bisa mengamankan enam pelaku,” ungkapnya.

Barang bukti yang turut dia-mankan petugas dan dibawa ke Mapolres Sumenep antara lain 17 ekor ayam jago beserta kurungannya, uang taruhan sebesar Rp 4,3 juta, dan 31 unit

motor milik pejudi.”Semua BB kami bawa ke

Mapolres Sumenep untuk kepentingan penyidikan dan pengembangan kasus selanjut-nya. Termasuk satu unit mobil yang kami evakuasi dari arena perjuadian,” pungkas Edy.

Enam pejudi sabung ayam yang berhasil diringkus hing-ga kini masih didata identi-tasnya. Mereka saat ini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan diancam hukuman maksimal lima ta-hun penjara sesuai ketentuan pasal 303 Kitab Undang-un-dang Hukum Pidan (KUHP) tentang Perjudian. (rei/rr)

KM/ AHMAD AINOL HORRI

BARANG BUKTI: Sejumlah ayam jago aduan dan barang-barang lain diamankan aparat kepolisian dari arena judi sabung ayam di Dusun Murassen, Pasongsongan.

PU Pengairan Bantah Tuduhan Warga

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

RUSAK PARAH: Salah seorang warga menunjukkan lokasi tangkis laut yang rusak parah dan di umur bangunan menurut warga setempat belum sampai satu tahun.

Tangkis Laut Ambunten Pasca BencanaKOTA-Kerusakan Tang-

kis Laut di Desa Beluk Ares, Ambunten kembali mendapat sorotan. Sebab, kerusakan tangkis laut yang menurut warga setempat merupakan tanggung jawab dinas PU Pengairan, rupa-nya tidak terbukti.

Bantahan tersebut dis-ampaikan langsung Ke-pala Dinas PU Pengairan, Edi Rasiadi, Senin (28/1) kemarin. Ia mengatakan bahwa proyek pembangu-nan tangkis laut yang ada di di desa Beluk Ares bu-kan milik PU Pengairan.” Proyek tersebut merupakan pembangunan pasca ben-cana. Jadi bukan milik PU Pengairan,” paparnya.

Tudingan warga yang men-gatakan pembangunan tang-kis laut tersebut belum sam-pai satu tahun menurutnya tidaklah benar. Sebab proyek pembangunan tangkis laut

di beluk ares merupakan program tahun 2010. ”Tapi pelaksanaannya baru tahun 2011,” bantahnya.

Akan tetapi, meskipun demikian. Edi mengaku su-dah melayangkan proposal perbaikan tangkis laut terse-but untuk diusulkan melalui BPBD kabupaten. ”Kami sudah survei dan mengambil fotonya untuk diusulkan,” akunya.

Sebelumnya, warga Beluk Ares mengeluh kerusakan tangkis laut tersebut sebab belum berumur satu tahun. Fahrul warga setempat men-gaku pembangunan tersebut bukan di tahun 2011, tetapi di tahun 2012. Hanya saja, memang tidak ada petunjuk teknis berupa papan nama yang bisa dijadikan bukti dari pernyataan Fahrul

”Kalau dibilang tahun 2011 justru itu yang tidak benar. Ini saya masih ingat ta-hun 2012 pembangunan-nya. Cuma saya lupa bulan berapa. Yang jelas, pemban-gunan tangkis laut ini tidak sampai selama satu tahun,” paparnya. (aqu/h4d)

Email Redaksi: [email protected]

6 SELASA 29 Januari 2013

WARTAWAN KABAR MADURA DIBEKALI

TANDA PENGENAL, DAN DILARANG ME MINTA ATAU MENERIMA UANG/BA-

RANG DARI SUMBER BERITA

Pemimpin Redaksi: Edi Kurniadi. Redaktur Pelaksana: Rossi Rahardjo. Koordinator Liputan: Fathurrochman Al Aziz. Redaktur: Satriyo Eko Putro. Biro Bangkalan: Kasiono (kepala), Firman Ghazali Akhmadi, Syaiful Islam, Agus Josiandi. Biro Sampang: Fandri Ardiansyah (plt kepala), Wawan Awalluddin Husna. Biro Pamekasan: Hairul Anam (kepala), Marzukiy, Fathor Rahman. Biro Sumenep: Busri Thaha (plt kepala), Ahmad Ainol Horri, Achmad Qusyairi Nurullah. Sport: Tabri Syaifullah Munir (Pamekasan-Sumenep) Ahmad Baiquni (Bangkalan-Sampang) Tata Artistik/Desain Grafi s: Ryan Kalig (kepala), Abdur Rohim, Umar Saja, Agus Subandi, Teguh Santoso. Manager Iklan dan Pemasaran/EO: Ahmadur Rusdi. Keuangan: Neny Haryanti. Staf Penagihan: Ahmad Qoyyum, Felda Yulia, Eko Prayitno, Khairus Shodiqin. Human Resources Development (HRD): Rossi Rahadjo (koordinator), Disyahmain, Ryan Kalig. Direktur Utama: Cholili Ilyas. Direktur : Taufi q Rizqon, Disyahmain, Edi Kurniadi. Wakil Direktur: Ryan Kalig. Penerbit: PT Madura Mandiri Indonesia Sejahtera. Alamat Redaksi/Iklan dan Pemasaran: San Diego Main Street MR-2 No. 16 (No.95) Pakuwon City Surabaya, Telp/Fax: (031) 5993097. Telp Redaksi: (031) 5937959. e-mail Redaksi: [email protected]. Tarif Iklan: Iklan Umum Full Colour (FC): Rp 35.000 per mm/kolom. Iklan Umum Hitam/Putih (BW): Rp 19.000 per mm/kolom. Iklan Duka Cita/Sosial: Rp 12.000 per mm/kolom. Lowongan Rp 12.000 per baris.

Sambungan dari hal 1

”Kita harus menoleh ke belakang sebagai acuan un-tuk Pemilukada Jawa Timur mendatang. Setiap perbe-daan yang terjadi di internal nahdiyin sangat berdampak meski tidak begitu tampak. Lalu bagaimana mengurus masyarakat jika warga nah-diyin sendiri terlibat konflik, apalagi terjadi pada elit NU,” ungkapnya.

”Semua itu karena para kader NU yang berkepentin-gan dalam Pemilukada Jawa Timur tidak pernah memikir-kan dampak dari perbedaan pandangan politik. Gus Ipul mestinya mendengarkan ke-inginan warga nahdiyin jika

dia mengaku sebagai kader NU,” kritik aktivis Perger-akan Mahasiswa Islam Indo-nesia (PMII) tersebut.

Terpisah , Ubaidul lah Muayyat yang menjabat sebagai Ketua BEM Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Guluk-Guluk Sumenep, menilai bahwa langkah politik yang ditem-puh Gus Ipul dengan sikap tetap bergandeng dengan Soekarwo hanya demi me-nyelamatkan dirinya untuk meraih kekuasaan kembali.

Ubaidullah berandai-andai jika Gus Ipul bersedia ber-gandengan dengan Khofifah akan membuat warga nahdi-yin tidak bingung dalam me-nentukan pilihan politiknya

dan diprediksi akan berhasil memenangkan Pemilukada Jawa Timur 2013.

”Dalam hemat saya, Gus Ipul harusnya bergandengan dengan Khofifah. Saat ini Gus Ipul memilih kembali duet dengan Soekarwo kare-na demi menyelamatkan diri agar tetap memegang tam-puk kekuasaan mesi hanya menjadi wakil,” ujarnya.

”Kalau Gus Ipul mengaku sebagai warga nahdliyin, mengapa dia tidak mau ber-gandeng tangan dengan Khofifah sebagai kader NU yang potensial? Mengapa Gus Ipul lebih memilih men-jadi wakil Soerkarwo, ” tanya Ubaidullah.

Ia menilai Khofifah Indar

Parawansa merupakan figur dan kader NU yang visioner dan merakyat sehingga ke-tika Gus Ipul menyatu, ked-uanya akan menjadi satu kekuatan politik yang sulit dikalahkan karena sama-sa-ma mempunyai massa yang jelas, yakni warga nahdiyin sebagai masyarakat mayori-tas di Jawa Timur.

”Saya tidak paham dengan jalan pikiran Gus Ipul seb-agai kader NU. Apakah ini untuk menunjukkan bahwa warga nahdiyin selalu tidak bersatu dan tidak mau men-galah karena merasa kuat? Biarlah masyarakat Jawa Timur yang menilainya,” kritik mahasiswa semester VIII tersebut. (rei/rr)

Sayangnya hingga saat ini Pemkab Bangkalan men-gaku belum mendapatkan informasi lebih lanjut terkait kemungkinan pendapatan dana tersebut dan bagaimana proses penerimaan dana tersebut hingga penggunaan-nya. ”Kami masih menunggu informasi lebih lanjut,” ung-kap Kepala Bagian Keuangan Sekretaris Kabupaten Bang-kalan, Ahmad Hafid.

Ia melanjutkan, dana bagi

hasil tersebut harus didu-kung Peraturan Pemerintah (PP) dan petunjuk teknis (juknis), terutama dari Ke-menterian Keuangan.

Apalagi pencairan dana bagi hasil Tol Suramadu masih menunggu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) sehingga juga harus didu-kung Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Peruba-han (APBD-P), menginngat APBD Bangkalan 2013 su-dah disahkan oleh Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bangkalan, bebera-pa waktu lalu.

Dengan potensi menin-gkatnya pendapatan bagi Pemkab Bangkalan, Hafid berharap pemasukan terse-but dapat dimaksimalkan pada program yang lang-sung menyentuh masyara-kat. ”Tentu dengan pemasu-kan seperti itu diharap dapat langsung disalurkan melalui program yang menyentuh masyarakat,” tuturnya.

Seperti diketahui, dalam

satu tahun pendapatan Tol Suramadu mencapai Rp 160 miliar. Sedangkan Blok WMO dalam satu tahun memperoleh keuntungan sekitar Rp 4 triliun.

Pada tahun 2013 ini PT PHE berencana melaku-kan pengembangan den-gan dana investasi sebe-sar US$ 1 miliar. Artinya, Pemkab Bangkalan akan memperoleh pendapatan asli daerah (PAD) yang jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya. (fir/rr)

Di Desa Trasak, tepatnya RT.02/RW.04, beberapa ban-gunan yang terbuat dari gedek (bambu, red) rata dengan tanah setelah disapu angin. Salah satunya rumah milik Fitriyah, Siwa, Subari, dan Buk Juhai, yang harus kehilangan sebagian ruan-gan rumahnya.

Dapur milik keempat orang tersebut yang dibangun di bagian depan rumahnya, tidak lagi berbentuk bangu-nan dan mengalami keru-sakan parah.

Sementara rumah milik Sunarto di desa yang sama juga mengalami kerusakan lumayan parah meski ter-buat dari tembok batu bata. Atap rumah Sunarto bolong setelah terbang tertiup an-gin dan sebagian tembok rumahnya jebol.

Sementara dua bangunan di Desa Peltong juga men-galami rusak parah, masing-masing gudang milik Ali dan rumah milik Rahmad. Gudang berukuran 16x8 meter milik Ali rata dengan tanah, sementara rumah milik Rahmad ambruk di

beberapa bagian.”Kejadiannya sangat sing-

kat! Angin datang bersa-maan dengan hujan deras. Awalnya bagian genteng dan atap rumah saya yang rusak, kemudian tiupan an-gin semakin kencang hingga merobohkan dinding rumah dan pagar. Anak dan istri saya sempat tidak bisa keluar dari dalam kamar karena pintunya rusak sebelum saya dobrak,” kata Rahmad kepada sejumlah wartawan.

Sementara Ali dan sejum-lah karyawannya selamat dari petaka saat angin ken-

cang menerjang, gudang dalam kondisi sepi. Bela-san karyawan Ali sedang beristirahat. ”Saat itu semua karyawan baru selesai salat duhur,” terang Ali.

Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan adanya korban jiwa. Namun dua warga mengalami luka parah akibat tertimpa atap rumahn-ya, salah satunya menimpa Saruma (40), warga Desa Trasak. Ibu dua orang anak tersebut harus dirujuk ke Rumah Sakit Daerah Slamet Martodiwirdjo Pamekasan. (km12/bri/rr)

”Kalau bekas pabriknya sudah diruntuhkan oleh masyarakat yang sekarang masih ada dan masih kokoh berdiri adalah perumahan-nya,” tutur H. Anton saat menunjukkan bekas pe-rumahan bangunan pening-galan Belanda.

”Tahun-tahun kejayaan Krampon terjadi sebelum tahun 1970. Ada PHK besar-besaran pada tahun 1967 dan setelah itu terjadi lagi PHK tahun 1970 sehingga hanya tersisa 35 orang saja,” kenangnya yang saat itu ma-sih berusia sekitar 11 tahun.

35 Karyawan yang tersisa tersebut hanyalah pekerja kasar seperti penjaga pem-bangkit listrik dan pendis-tribusian air. Mereka dipe-kerjakan untuk memelihara sisa-sisa mesin yang ada sampai mesin-mesin terse-but tidak berfungsi lagi.

S e k a r a n g b a n g u n a n peninggalan Belanda yang masih tersisa adalah bekas taman, kafe, penampungan

air, lapangan sepakbola, dan beberapa rumah eks karyawan PN Garam. Rumah rumah yang dibangun den-gan ciri khas arsitektur Be-landa tersebut masih utuh secara keseluruhan.

”Sekarang rumah kuno tersebut masih utuh. Jum-lahnya ada sekitar 62 unit, 15 di antaranya adalah rumah kelas utama yang dihuni tu-an-tuan dari Belanda,” terang H. Anton yang mendampingi Kabar Madura melihat lokasi tersebut, Senin (28/1).

Mengenang masa kecilnya, H. Anton menuturkan jika waktunya dihabiskan ber-sama anak-anak Belanda. Mereka semua bersekolah di sekolah dasar Belanda di Desa Krampon yang saat ini men-jadi SD Negeri Krampon 1.

”Pada saat malam min-ggu, bau harum parfum sangat menyengat di Kom-pleks Perumahan Kram-pon. Orang-orang Belanda berramai-ramai berkumpul di taman dan kafe yang saat ini bangunannya masih ada,” ujarnya. ”Di sana mer-

eka menghabiskan malam minggu dengan makan, mi-num, dan bercengkerama,” tambahnya.

Saat ini perumahan terse-but dihuni secara turun temurun oleh generasi eks karyawan PN garam den-gan status hak pakai. ”Kami hanya boleh menempati, tapi tidak boleh menjualnya,” terangnya.

H. Anton mengisahkan, Desa Krampon dulunya merupakan pusat keramaian di Sampang yang sekaligus juga sebagai pusat kota. Meski demikian, Desa Kram-pon memiliki kekurangan sebagai ibukota kabupaten, yakni minimnya ketersedi-aan sumber air.

”Sumber air di sini (Desa Krampon, red) lokasinya sangat jauh sehingga tidak dipilih menjadi lokasi hunian masyarakat Sampang. Di sini sulit air karena aliran air dari sumber air sudah ditutup sejak dibubarkannya PN Ga-ram,” pungkas saksi sejarah kejayaan PN Garam di Desa Krampon tersebut. (rr)

Gus Ipul Cari Aman

Puting Beliung Sapu Enam DesaSambungan dari hal 1

Apa ini tidak merugikan

warga?” lantang Junaidi mengecam PDAM.

Ia menambahkan, meski sudah mengetahui distri-busi air kepada pelanggan mengalami permasalahan selama empat bulan, pihak PDAM seperti bergeming dan terkesan mengabaikan keluhan warga tersebut.

Massa yang melurug Kan-tor PDAM kemarin menun-tut perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) terse-but segera memperbaiki sistem distribusi air bersih kepada pelanggan.

Di sela tuntutannya terse-but, massa juga mende-sak manajemen PDAM untuk mencopot Kepala Unit PDAM Tlanakan, Ab-dul Jalil, dari jabatannya karena dinilai tidak mampu bekerja secara optimal dan kinerja yang dilakukan se-lama ini terkesan mandul.

Dalam orasinya, Junaidi menyebutkan jika dalam satu bulan air bersih yang mengalir ke rumah warga hanya 2-3 hari saja. Ia juga mengancam akan menu-runkan massa yang lebih besar jika tuntutan mer-eka tidak diindahkan oleh manajemen PDAM.

”Secara tegas kami menun-

tut Kepala Unit PDAM Tla-nakan dipecat dari jabatan-nya karena selama menjabat tidak ada perkembangan dalam pelayanan PDAM. Jika dalam beberapa hari ke depan pelayanan dari PDAM tetap saja seperti ini, kami akan turun ke jalan lagi bersama masyarakat yang jumlahnya lebih banyak,” ancamnya.

Massa mendatangi Kantor PDAM Pamekasan menump-ang satu unit mobil truk dan dua mobil bak terbuka sem-bari membeber poster berisi kecaman kepada PDAM, salah satunya menyebut PDAM sebagai Perusahaan Daerah Air Mampet karena tidak mampu mengalirkan air bersih kepada pelanggan.

Karmila, warga Desa Pang-legur yang juga turut dalam aksi tersebut, menuturkan jika selama empat bulan terakhir rumahnya tidak mendapat pasokan air dari PDAM.

Untuk memenuhi kebutu-han air setiap hari, Karmi-la dan keluarganya harus membeli air untuk keper-luan minum, mandi, dan mencuci. Ia membeberkan, ada salah seorang warga yang aliran air di rumahnya lancar, tetapi harus mem-bayar sebesar Rp 1,5 juta.

”Anak saya pernah ber-cerita bahwa ada pelanggan yang harus membayar hing-

ga Rp 1,5 juta agar aliran air di rumahnya bisa lancar. Jika ini benar, tentu saja mengindikasikan ada per-mainan dari oknum PDAM,” tegas perempuan yang ber-status sebagai pegawai neg-eri sipil tersebut.

Iskandar, perwakilan PDAM Pamekasan, menyatakan bahwa ia secara pribadi ti-dak bisa menanggapi secara utuh seluruh aspirasi yang disampaikan oleh warga. Ia berdalih jika Direktur PDAM yang berwenang untuk men-gambil kebijakan tersebut sedang berada di luar kota untuk mengikuti rapat.

”Direktur PDAM sedang ti-dak berada di tempat karena sedang mengikuti rapat di Jakarta. Aspirasi warga akan kami tampung dan dis-ampaikan kepada direktur,” jawab Iskandar.

Ia menambahkan, PDAM saat ini juga akan segera melakukan pengeboran sumur di Desa Bukek, Ke-camatan Tlanakan, agar su-plai air bersih untuk warga kembali normal.

”Soal sumur d i Desa Bukek, masih kami per-siapkan administrasinya. Seandainya tidak terbelit dengan proses administrasi pelelangan, hari ini juga akan kami lakukan penge-boran,” kilahnya. (jck/rr)

Air Mampet, Tagihan PDAM Jalan Terus

Sambungan dari hal 1

Bangunan Pabrik Dirobohkan, Tersisa Perumahan dan Lapangan Sepakbola

Sambungan dari hal 1

DBH Masih Belum Jelas

”Kami masih akan meng-inventarisasi dan mendata terlebih dahulu korban dan kerugiannya. Tidak bisa kita langsung membuat status siaga atau apapun sebelum ada pendataan di lapangan,” kata Iskandar, enteng.

Ia berencana akan mendiri-kan tenda darurat untuk kor-ban jika kondisi di lapangan dinilai betul-betul parah.

”Kami punya tenda yang nanti bisa dimanfaatkan apabila diperlukan,” katanya tanpa memberikan kejelasan terkait kapan pihaknya akan bersigap cepat.

Lambatnya respon Pemkab Pamekasan, dalam hal ini BPBD, dalam menyikapi ben-cana puting beliung tersebut disayangkan aktivis Institute for Democracy and Social Analysis (IDEAS), Minh-adji Ahmad, yang merasa

heran saat mengetahui BPBD kurang begitu sigap menyika-pi bencana di Pamekasan.

”Kok bisa mereka (BPBD, red) baru mengetahui ka-bar bencana puting beliung pada sore hari, padahal ban-yak yang tahu kejadiannya berlangsung pada setelah duhur. BPBD ini tuli atau bagaimana? Serius mengabdi pada negeri atau hanya un-tuk menguras uang rakyat?” geram Minhadji. (bri/anm/rr)

BPBD Pamekasan Anggap EntengSambungan dari hal 1

Pernyataan tersebut di-ungkap Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Giofisika (BMKG) Ka-lianget, Endriyono, Senin (28/1). Ia menuturkan, sesuai dengan hasil pengamatan-nya tentang cuaca di wilayah Madura, kecepatan angin berada pada kisaran 5-15 knot. Namun demikian, ke-cepatan angin tersebut bisa berubah secara tiba-tiba sesuai dengan pertumbuhan awan comulunimbus.

”Pertumbuhan awan co-

mulunimbus itu akan ber-pengaruh pada kecepatan angin secara tiba-tiba. Angin berubah akan menjadi ken-cang. Jadi angin kencang bukan karena pengaruh tekanan, tetapi karena per-tumbuhan awan comulun-imbus itu,” paparnya.

Endriyono menambah-kan, untuk perairan laut di Sumenep tinggi gelombang mencapai 1-2 meter. Se-mentara untuk perairan di wilayah kepulauan seperti Masalembu, gelombang air laut lebih tinggi, yakni an-tara 2-3 meter.

BMKG melalui Endriyono mengimbau kepada seluruh masyarakat, baik nelayan maupun mereka yang berada di daratan, untuk terus me-waspadai pertumbuhan awan comulunimbus karena dapat mengubah kecepatan angin menjadi lebih tinggi dan gelombang pasang air laut.

Hal tersebut terjadi karena pada bulan Januari dan Feb-ruari merupakan puncak dari musim penghujan. ”Jadi ma-syarakat harus waspada ter-hadap tingginya gelombang, angin kencang dan adanya pe-tir,” tegas Endriyono. (aqu/rr)

Imbau Waspadai Badai Tiba-TibaSambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

GAGAL menyalurkan keinginan mempugar fisik luar gedung, tak menyurutkan libido para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam menghambur-hamburkan uang rakyat. Tak jadi soal jika tak nampak megah dari luar, setida-knya ‘akuarium’ mewah dengan beranekaragam jenis ikan, cukup memuaskan DPR yang sedang ngidam.

Tampaknya, tak berlebihan se-buah pameo Dewan Perikanan Rakyat (DPR) yang berbau olok-olokan disematkan kepada anggota dewan kita. Toh, kenyataannya begitu. Alasan agar tak stres saat melakukan rapat mengenai kes-ejahteraan rakyat, yah masih bisa-lah dima’fhumi. Setidaknya, kursi imporan dari Jerman seharga Rp 20 juta-an perbiji serta kemegahan singgasana toilet, lekas memuas-kan libido mereka. Bukankah membuat orang lain senang itu ibadah? Demikian ujar Tarno untuk meredam kecamuk pikirannya.

Mata Tarno masih memelo-toti koran yang sedari tadi ia baca. Ia merasa heran dengan tingkah-polah para wakilnya di Senayan. Sembari menggeleng-gelengkan kepala, Tarno hanya berdecak ngilu setiap melihat kelakuan para DPR di negeri ini. Ia tak habis pikir bagaimana jluntrungnya, untuk urusan buang kotoran (tinja) misalnya, sampai menghabiskan uang rakyat yang jumlahnya bermilyar-milyar. DPR yang katanya mewakili rakyat justru mengencingi rakyat lewat toilet megahnya. Tidak masuk akal rasanya, Banggar DPR telah menghabiskan vulus 20 milyar.

Kesemuanya itu, di-gunakan dalam rang-ka memenuhi ambisi-ambisi yang tak jelas. Contoh, membeli tempat duduk rapat, interior gedung, perabotan-perabotan dan lain sebagainya, yang jauh dari nilai-nilai subtil kin-erja DPR. Tarno bergumam, bapak-ibu dewan ini serius atau sekedar ngajak guyon? Aneh-aneh saja. Lucunya lagi, untuk pemugaran toilet, divisi rumahtangga merogoh kocek sebesar Rp 2 milyar. Toilet macam apa itu, sampai menghabis-kan dana yang sebegitu besar. Kian tak waras saja mereka.

Njuk koyo ngopo iku rek rupo taine? Gumam Tarno dengan logat khas Jawa Timuran. Bukankah uang sekian banyak itu sudah cu-kup untuk membangun WC umum dari Aceh sampai Papua, bahkan lebih. Dalam tataran kakus (toilet) rasanya sulit dimengerti sikap para bapak-ibu DPR yang terlanjur merasa terhormat itu. Artinya, tidak masalah seumpama dalam reno-vasi kakus, mereka menghabiskan dana Rp 2 milyar, jika memang kebutuhan setiap detiknya melulu ke kamar mandi. Terlepas apa yang akan dilakukan di dalam sana.

Maklumlah, kebutuhan mendesak dan kepepet hingga setiap jengkal pantatnya selalu dipepet-kan ke toilet. Entah ini lantaran kekenyan-gan hingga perutnya mules atau memang pengaruh koneksi cepat internet di ruang rapat, yang me-mungkinkan setiap anggota dewan bisa men-download situs semau-maunya atau memang terlalu ke-seringan online di jejaring sosial hingga merasa kekurangan ide

untuk update status.Tapi yang jelas, si-

kap bapak-ibu DPR yang terhormat ini

sudah di luar kewajaran manusia pada umumnya. Tidakkah mereka berfikir, bagaimana kawula-kawula yang sedang diwakilinya hidup dalam kondisi miskin dan terbe-lakang? Jangankan mau membuat penampung tinja, untuk kebutuhan amunisi pembuat tinja saja rakyat kesusahan. Bahkan, bisa makan tiga kali sehari secara teratur sudah untung-untungan.

BlunderMenariknya lagi, disaat situasi

sedang berkecamuk di media, jus-tru bapak-ibu DPR satu sama lain saling ‘cakar-mencakar’. Dalam wawancara di sebuah stasiun tele-visi swasta Ibu Kota, Bapak Mar-zuki Ali dengan nada sok serius sekaligus terkejut, menyalahkan dan mengecam sikap DPR yang foya-foya tanpa melihat “psikolo-gis” rakyat. Ia sendiri membantah bahwa ikut terlibat dalam pemuga-ran dalaman DPR.

Katanya ia tidak tahu-menahu soal rancangan pemugaran dan pembelian perabot istana DPR yang menelan dana milyaran rupiah itu. Curhatan Bapak Mar-zuki ini sontak membuat perut Tarno tiba-tiba mual. Mual bukan karena keracunan ataupun alergi makanan, melainkan menahan rasa geli.

Logikanya, tidak mungkin dalam sebuah struktur pemerintahan res-mi sekelas DPR, tidak ada komuni-kasi antara ketua dengan anggota.

Kalau Pak Ketum Marzuki saja ti-

dak tahu, apalagi orang udik seper-ti kita, gerutu si Tarno. Bagai orang kebakaran bulu ketek, bapak-ibu DPR ini mencak-mencak, sebab banggar tersebut telah tercium dan menyebar di seantero negeri ini. Ingin hati memperoleh simpati, hasilnya malah dicibiri.

Alhasil, alih-alih untuk konfir-masi, nyatanya minta agar sikap-nya dima’fhumi. Entahlah, parodi macam apa yang sesungguhnya ingin diperagakan? Ironisnya lagi, ketika Pak Marzuki berkeluh melalui statemennya tersebut, justru bawahannya membuat ulah yang tak kalah kontrover-sial. Mereka menyebutkan bahwa program renovasi gedung sebel-umnya telah dirapatkan bersama. Nggak lucukan, jika beliau bi-lang sampai gak tahu? Demikian ujarnya.

Loh kok malah kontradiktif, an-tara ketua dan anggota. Niatnya melakukan sebuah manuver den-gan memperlihatkan skill indi-vidu, agar dianggap berbakat dan hebat. Namun sayang, ia tak sa-dar sedang bermain-main di area pertahanannya sendiri. Mengira musuh tak akan bisa merebut bola dari kakinya, ternyata dugaannya meleset. Tidak hanya prediksinya yang gagal total, melainkan pula kaki dan tubuhnya terjungkal. Akhirnya, bola pun justru masuk ke gawangnya sendiri. Melihat dirinya sudah kepayahan, baru-lah mereka bilang, ”maaf kami khilaf,” dengan raut wajah yang seakan tak berdosa.

*) M. Romadhon MK, Pengamat Kebudayaan

Email Redaksi: [email protected]

SELASA 29 Januari 2013 7

Rubrik KABAR OPINI terbit setiap hari

Bagi pembaca yang berminat mengirimkan karyanya, Silahkan kirim ke:

Kantor Redaksi KABAR MADURAdi San Diego Main Street MR-2 No. 16

(No. 95) Pakuwon City Surabaya. Diutamakan via email ke

[email protected]. Panjang tulisan maksimal dua lembar kertas ukuran

folio dengan 1,5 spasi. Nama dan alamat terang, serta foto diri harus dilampirkan.

M. ROMADHON MK

Oleh:

BUAT taufiq_areta27. Kalau mau komentar mikir dulu, jangan asal ngoceh mengatasnamakan kelompok suporter, padahal cuma jadi suporter bayaran untuk menjelek-jelek-kan pemain. Kalau memang suporter sejati, harusnya men-dukung, baik menang atau kalah! Lihat google+youtube biar tambah wawasan!

Santi, K-Conk Jl. Niaga Pamekasan, +6289608692679

TERUS semangat. Tumpaskan lawan dengan skor telak.Aku selalu mendukungmu P-MU.

Zainal Abidin Bilapora, +6281937270604

PMU doaku selalu mnyertaimu. Ayolah Laskar Sape Kerap, tunjukkan bahwa Madura bisa.

ELONKS 96 tRetAn bongkar mania, +6281913603496

PMU Kamu pasti bisa, buktikan bahwa Madura bisa berbicara. Tetaplah berjaya. Raga dan jiwaku kan selalu ada untukmu.

Bocah Bonek, Hendra Widi Laskar Sakera, +6285791026236.

P-MU pasti bisa kalahkan lawannya dan pasti jayaMukhlis S4k3r4 Tauhid, 081937336956.

DI SINI di Madura ini, kita bersama satukan hati, katakan jangan menyerah P-MU untuk meretas asa membuka ger-bang menuju ISL! Satukan tekad untuk kibarkan semangat untuk Taretan Dhibi’ selalu mendukungmu

+6282331723179

M = Madura asliA = Angkat semangatmuD = Duduki kursimuU = Unggulkan prestasimuR = Runtuhkan musuhmuA = Angkat kemenanganmu Ayo PMU, Aku mendukungmu, pantang menyerah. Ayo,

runtuhkan musuhmu, tingkatkan semangatmu. Jangan membuat Madura kecewa. Ayoo PMU, bawalah prestasimu ke Madura.

Mahsun, Guluk-guluk, +6287750406096

PMU kamu harus menang. Kamu harus berjuang demi Taretan and K_Conk Mania. Di sini kami selalu mendu-kungmu, buktikan kalau Madura bisa. Kami harap tahun ini PMU sudah bisa sejajar dengan klub besar peserta ISL lainnya.

Sugiek Romance. Taretan Ali Baba, +6287750360011

AYO PMU, gilas habis musuhmu. Jadilah seperti sapi kerab yang selalu bersemangat berlari. Janganlah takut, kami warga Madura ada di belakangmu

‘SAKERA’, +6281935192154

AYO P-MU, aku mnunggumu selalu, jangan sampai pesimistis Arek-arek Madura adalah my idolaku. Kami tak sabar menantimu juara, harumkan Maduru, sebab Madura adalah berasal dari Madu Rasa..

Mr. James West Waru, +6285748749512.

P-MU kalian akan selalu melewati kegagalan menuju kesuksesan. P-MU buatlah rakyat Madura dan yang lain bangga pada kalian. Kobarkan semangat kalian, satukan kekompakan untuk mencapai kemenangan. P-MU is the best and P-MU number 1 in my heart. I love u P-MU.

Novi dan muvid clamax, +6287752045577

AYO PMU kami kerabat K-Conk Bangkalan bakal terus mendukungmu, kita bakalan mendukungmu sampai eng-kau bisa juara di ISL.

+6287750962000

PMU maju terus pantang mundur. Aku akan selalu men-dukungmu, baik dalam suka maupun duka. Kobarkan semangat PMU. Aku akan selalu ada untukmu.

Umam Djarot Vanvoten. Taretan Mania, +6283831894181.

DPR; Antara Pantat dan Toilet

Dengan penuh rasa tidak bersalah para aktor sosial mencoba bersa-

ing dengan Tuhan dalam memban-gun praktik dan rekayasa politik yang menghalalkan segala cara

untuk menundukkan takdir.

Ajimuddin el Kayani

TULISAN ini sekadar pembacaan dan menafsirkan ulang tentang fenomenologi politisi Madura dalam beberapa tahun terakhir. Ini dianggap penting karena sosiologi dan psikologi masyarakat di pulau ini cukup kontradiktif dengan perilaku politik yang berkembang sebagai akibat dari urbanisasi peran sosial tokoh-tokohnya. Re-formasi dan otonomi daerah cukup membuat terkejut beberapa simpul masyarakat lokal, sebab orde ini memberikan jalan baru bagi mer-eka untuk berjibaku dalam aktual-isasi diri menuju posisi yang lebih terhormat dan penuh fasilitas yaitu kekuasaan politik.

Politik, bagi banyak kalangan diar-tikan dan dipraktikkan berbeda dari hakikatnya. Nilai dasar dan kemu-liaan politik terlihat absurd ketika kita menelaah satu demi satu ritual politik yang ada. Padahal menurut Gus Dur, Politik adalah jalan per-juangan paling mulia, sebab ultimate values yang ingin dicapai adalah sebesar-besarnya kesejahteraan umat (publik). Dalam Alquran juga tertulis dengan jelas bahwa “Sesung-guhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi” (al-Baqarah : 30). Dan tugas utama dari khalifah adalah berupaya dengan segenap tenaga untuk kesejahteraan Bangsanya. Dan bukan sama sekali hanya untuk kesejahteraan keluarga dan para kerabatnya.

Jika kita sederhanakan untuk mempermudah pemahaman bersa-ma (tanpa bermaksud mengurangi universalitas pengertiannya), khal-ifah ini, kita perkecil cakupannya kepada jabatan Bupati, Kajari, Ka-polres, Dandim dan Kepala Penga-dilan serta para pemegang kendali partai politik misalnya. Yaitu sosok yang berwenang dan berkuasa menjalankan roda organisasi dan pemerintahan dalam rangka (me-minjam istilah filsuf Islam Moham-mad Abduh) memimpin rakyatnya

lari dari kebodohan, kesengsaraan dan kemiskinan.

Para pekerja dan penjuang kesejahteraan masyara-kat banyak itulah yang pada haki-katnya dapat menyandang gelar terhormat sebagai politisi. Dan Madura sebagai pulau santri, pasti memiliki sosok ideal semacam itu atau paling tidak seperti Joko Widodo (Gubernur DKI). Ciri khas seorang politisi antara lain adalah semangat memperjuangkan keadi-lan, rela berkorban, tanpa pamrih dan bisa bekerjasama dengan siapapun yang mempunyai roh perjuangan yang sama. Rekayasa sosial dan strategi kekuasaan politik dibuat hanya sebagai in-strumentasi dari cita-cita luhur tersebut.

Namun dunia politik memang seperti pisau bermata dua, baik se-bagai sistem pengetahuan maupun sebagai sebuah regulasi kepemer-intahan dan relasi kekuasaan yang inhern di dalamnya. Karena politik yang kita terima telah mengalami metamorfose-distorsi dan menjadi ideologi yang mengandaikan suatu kemapanan kuasa pada orang atau golongan tertentu yang social effect-nya sangat tidak mencerdaskan. Selanjutnya, kemapanan-lah yang dipertahankan hingga titik darah penghabisan sebagaimana yang terjadi di Pemilukada Bangkalan 12-12-2012 kamarin misalnya.

Pubertas politik yang dialami masyarakat Madura membawa mereka pada situasi kultural yang kacau. Perpindahan tradisi dan nilai dari dunia tradisional pesan-teren ke dalam dunia politik yang cenderung skuler mengakibatkan terjadinya letupan-letupan emosi dalam menghadapi keragaman kepentingan. Perbedaan pilihan politik direspons sebagai anca-man musuh seperti dalam situasi perang fisik yang memiliki hukum dibunuh atau membunuh. Sangat jarang kita jumpai adanya kompro-mi-kompromi atau power sharring dalam realitas politik Madura.

Urbanisasi mental dari kemap-anan kehidupan tradisional dan alami pedesaan ke dalam struktur sosial yang heterogen telah men-empatkan seseorang pada dislo-kasi psikologis yang seolah-olah mereka lahir kembali atau inkar-

nasi. Dan tradisi baru ini diterima sebagai pengalaman religius yang perlu diper-

tahankan dengan segala upaya (pernah ada seorang Bupati yang menyebut keterpilihannya sebagai anugerah dan takdir pribadi). Dan pada gilirannya (asumsi ini) mela-hirkan praktik politik mempertah-ankan wilayah kekuasaan dengan cara memonopoli dan penggunaan kekerasan fisik, dan itu dianggap sah (Max Weber).

***Strategi politik tokoh-tokoh Mad-

ura tidak hanya menggunakan taktik perang terbuka tetapi juga me-nampilkan gaya imperialisme yang menyerang alam pikiran masyarakat dengan menggunakan terminologi agama dan kekerasan sebagai me-sin gilas untuk suatu kemenangan politik. Dengan segudang janji dan ancaman, mereka memaksa rakyat untuk membuat mitos-mitos heroik tentang kesalehan dan keagungan figur politik tertentu. (Bahasa dan Kekuasaan : Mizan). Dan inilah yang membangun fanatisme tanpa batas yang membawa orang lain rela mengorbankan nyawa demi membela sang politisi.

Intimidasi politik dengan berb-agai bentuknya, dalam Pemilukada maupun dalam kontestasi menjadi ketua partai politik adalah praktik bejat yang menodai dunia de-mokrasi Nasional. Sebab intimeda-si tidak akan pernah membangun kesadaran dan partisipasi politik masyarakat, tidak mengajarkan cara berpolitik yang rasional, san-tun dan cerdas kepada rakyatnya. Dan ini semakin diperparah oleh sistem politik uang yang berlang-sung dengan hikmat di dalamnya. Ketika politisi menjadikan uang sebagai sistem lobi politik, maka hal tersebut merupakan ekspresi dari tindakan dan agenda busuk orang-orang yang tidak layak menjadi penguasa atau pemimpin.

Gaya politisi Madura ataupun Nasional, hingga hari ini belum mencerminkan apa yang dise-but sebagai politik etis (Van De-venter). Mereka lebih memilih gaya pebisnis atau politik konser-vatif yang bekerja dan bertujuan untuk mengeksploitasi rakyat demi kelangsungan kekuasaan, baik

kekuasaan politik atau kekuasaan ekonomi. Sehingga yang tampil ke-mudian adalah politik transaksion-al demi menunjang kepentingan spesifik sang politikus itu sendiri.

Politik transaksional ini lebih menjadikan organisasi politik (par-tai) sebagai alat komuditas yang di dalamnya hanya dipenuhi dengan transaksi-transaksi untuk menca-pai kepentingan kekuasaan dan uang semata. Di dalam kelamin politik semacam ini, sama sekali tidak diperlukan apakah rakyat menjadi sejahtera ataukah semakin bodoh. Yang terpenting ialah men-empatkan rakyat sebagai obyek yang dapat diperjual-belikan dan mampu mendatangkan keuntun-gan besar bagi pribadinya.

Ideologi dan perjuangan politik tidak menadapatkan tempat dalam logika dan praktik sosiopolitik transaksional ini. Mereka lebih disibukkan oleh perjuangan ke-pentingan pragmatis oknum poli-tisi. Kalaupun dalam kancah dan kontestasi politik Nasional banyak melahirkan tokoh spektakuler (meski terkadang masih instan) dan partai besar, hal itu belum dapat kita golongkan sebagai capa-ian cita-cita yang dibangun melalui suatu gagasan, visi dan ideologi politik tertentu. Capaian dan ke-menangan itu tidak pula dibidani oleh kemampuan serta human capital seorang tokoh ideal, akan tetapi karena kecerdikan seorang preman politik dalam melakukan transaksi, adu licik dan tipu daya yang mempesona.

Inilah sedikit gambaran global bahwa ternyata politisi dan pre-man politik sungguh berbeda. Dan hingga hari ini kita harus diakui bahwa yang berkuasa adalah para preman-preman tersebut. Kalaupun di dalamnya masih ter-dapat orang yang memiliki tipologi sebagai politisi, mereka tidak lebih sekadar pelengkap penderita dalam rangka mengaburkan suatu keadaan yang sebenarnya. Dan akibatnya, banyak kita jumpai beberapa aktor politik yang sering menjajakan diri dengan berpindah-pindah partai untuk mendapatkan suaka kekuasaan demi kelangsun-gan kepentingan pribadi.

*) Pengamat Politik Madura, Tinggal di Madura

Politisi dan Preman PolitikAJIMUDDIN EL KAYANI

Oleh:

Jadi Panwascam Harus Penuh Waktu SUMENEP-Sempat terancam mundur

akibat terkendala teknis berkaitan dengan minimnya fasilitas, rencana pembentukan panwaslu kecamatan akhir bisa terlaksa-na. Sejak Senin lalu, warga yang berminat bisa mendaftar. Namun, bagi mereka yang berminat agar tidak setengah-tengah dalam menjalankan tugas sebagai pan-waslu tingkat kecamatan.

Ketua Panwas-lu Zamrud Khan m e n g a t a k a n p i h a k n y a s u -dah menye le -saikan beberapa berkas-berkas yang dibutuhkan dalam pemben-tukan panwaslu t ingka t keca -matan. ”Silakan bagi yang bermi-nat menjadi pen-gawas di tingkat kecamatan hari ini (Senin) bisa m e n d a f t a r k a n diri ke Sekretariat Panwaslu di Jalan Seludang Kabupaten Sumenep,” kata Zamrud, kemarin.

Terkait dengan pendaftaran ini, Zamrud Khan berjanji melakukan seleksi ketat dan tak ingin terkesan main-main dalam mer-ekrut dan menyeleksi orang-orang yang mendaftar. ”Karena tugas dan tanggung jawab menjadi pengawas harus memiliki loyalitas dan kapabilitas yang mumpuni, bukan hanya pengawas yang malas. Tetapi pengawas yang bekerja penuh waktu. Makanya salah satu persyaratan-nya adalah membuat surat pernyataan berkerja penuh waktu,” tegasnya.

Selain persyaratan di atas, pendaftar ha-rus juga memenuhi beberapa persyaratan lain, di antaranya adalah membuat surat lamaran, mengisi formulir setia pada Pan-casila dan UUD 1945, surat, surat keteran-gan dari pengadilan yang berdasarkan SKCK dari kepolisian.

”Tidak hanya itu, masih ada banyak be-berapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh pendaftar. Dan saya tidak mungkin bisa menyebutkan itu secara rinci. Lebih jelasnya, bagi yang berminat mendaf-tar bisa langsung ke kantor Panwaslu Sumenep,” katanya. (aqu/zis)

SELASA 29 Januari 20138

Email Redaksi: [email protected]

KM/DOK

ZAMRUD KHANKetua Panwaslu

Sumenep

P I L EG 2014

Dianggap Konsepnya Tak Matang

PAMEKASAN-Gagasan pelaksanaan pemilihan kepala desa secara serentak terus mendapatkan penentangan. Kali ini, sebagian Ketua Badan Permusy-awaratan Desa (BPD) mengajukan keberatan dengan alasan mereka sudah memiliki kepanitiaan sendiri.

Sholubul M, Ketua BPD Teja Timur, Kecamatan Kota, menyatakan lantang menolak gagasan pilkades serentak di Pamekasan dalam pertemuan yang dilangsungkan oleh Bapemas dan Pemdes Pamekasan di lantai II gedung Pemkab Pamekasan, Senin (28/1).

“Bagi saya, gagasan ini sudah terlam-bat. Di desa kami, kami sudah lama membentuk tim formatur kepanitiaan. Kalau konsep pilkades tidak matang, kami tidak akan mengikutinya,” tegas Sholubul M dalam forum yang juga disimak oleh para anggota Komisi A DPRD, Kapolres, Dandim, Satpol PP, LSM, dan para camat se-Pamekasan.

Menanggapi pernyataan tersebut, Kepala Bapemas dan Pemdes Pame-kasan Ach Faisol menanggapi serius. Menurutnya, itu hak BPD. Yang jelas, pihaknya berkomitmen untuk mem-fasilitasi segala hal yang berkaitan den-gan digelarnya pilkades serentak itu.

Dalam kesempatan itu, Faisol menjelaskan secara detail hal-hal yang berkaitan dengan pilkades serentak.

Dasar pijakan BPD, katanya, ialah membentuk panitia pilkades minimal 4 bulan sebelum pelaksanaan pencob-losan. “Yang dimaksud serentak di sini ialah bisa se-kecamatan, salah satu kecamatan, dan beberapa kecamatan. Tetapi, semuanya dikembalikan pada masa bakti kepala desa,” tegas Faisol.

Setelah sekitar sejam memberikan penjelasan, Sholubul M kembali mem-berikan kritikan. Menurutnya, Faisol ti-dak perlu mendetail seperti itu penjela-sannya. “Untuk teknis ke bawah, ialah kesiapan para camat. BPD tidak mau

mengambil resiko di bawah,” tekannya.Dalam kesempatan itu, kekurangan

pilkades tidak serentak diungkap. Yakni, mudah dimanfaatkan oleh pihak ketiga, dan penumpukan massa; tidak efesien waktu, tenaga, dan biaya. “Biaya ke-amanan pun membengkak,” ujar Faisol.

Sholubul M menambahkan kritiknya, cukup disayangkan kalau hanya yang dipersoalkan atau dikhawatirkan adalah adanya “pihak ketiga”. Pasalnya, dalam pilkades serentak, biaya keamanan ber-peluang besar juga membesar.

Sementara itu, Plt Sekda Pamekasan,

Herman Kusnadi, menyatakan bahwa setidaknya pilkades serentak ini, bisa meredam isu-isu negatif. Sebab, isu-isu negatif itu kerapkali berpangkal dari luar desa.

Sekretaris Komisi A DPRD Pame-kasan, Heidir Rahman menjelaskan bahwa, pilkades serentak ini merupak-an keinginan eksekutif dan legislatif yang bermuara dari keinginan bersama.

Para BPD mempertanyakan hari H rencana pelaksanaan pilkades seren-tak. Namun, Faisol menjawab bahwa dirinya bukan bupati sehingga tidak bisa memastikan hari pelaksanaan. Padahal, para Ketua dan anggota BPD ingin tahu guna mempersiapkan tahapan-tahapan. “Kami ingin tahu kapan waktu pelaksanaan pilkades ini. Biar kami sesegera mungkin memper-siapkan tahapan,” kata Mukti, salah seorang anggota BPD.

Iskandar, anggota Komisi A DPRD Pa-mekasan yang hadir dalam pertemuan tersebut, mengusulkan agar dibuat draf yang berisi kesepakatan BPD terkait pilkades serentak. “Penentuan tanggal, diundi. Yang pengesahannya melalui bupati,” ujar Iskandar.

Menimpali usulan Iskandar, Faisol menegaskan, dalam minggu ini, para camat harus sudah memegang berita acara BPD terkait pilkades serentak. Mencermati pernyataan ini, Abu-siri selaku anggota Komisi A DPRD, menekankan kepada Faisol agar BPD diberi waktu untuk memusyawarahkan terlebih dahulu. (anm/zis)

KM/HAIRUL ANAM

BERANI: Ketua BPD Teja Timur, Sholubul M melontarkan kritik terhadap Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Pamekasan saat hearing pilkades serentak di lantai II gedung Pemkab Pamekasan, Senin (28/1).

BPD Tolak Pilkades Serentak

BANGKALAN-Sebanyak 60 desa di Ka-bupaten Bangkalan belum melaksanakan gelaran pemilihan kepala desa (pilkades). Pelaksanaan pilkades tersebut tertunda akibat berbarengan dengan pelaksanaan Pemilukada Bangkalan 12 Desember 2012.

Komisi A DPRD Bangkalan mencatat, de-sa-desa seharusnya pelaksanakan pilkades di beberapa desa tersebut sedianya dilak-sanakan pada triwulan terakhir tahun 2012.

Mujiburrahman, salah satu anggota Komisi A DPRD Bangkalan mengatakan, menurut data terakhir yang diterimanya, dari sebanyak 60 desa yang menunda pelaksanaan pilkades, setidaknya empat di antaranya disebabkan tidak adanya calon. “Selain adanya pemilukada, se-bagian desa yang belum melaksanakan mengaku belum memiliki calon kepala desa pengganti,” jelas anggota DPRD Bangkalan asal Kec. Tanjung Bumi itu.

Namun demikian, pihaknya mengaku tak dapat mendesak badan pelaksana pe-milihan tingkat desa yang dilaksanakan oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) setempat, agar segera menggelar pilkades.

“Sayangnya dari kami anggota dewan kan tidak bisa mendesak, sebab hal itu di luar kewenangan kami. Sejauh ini yang kami lakukan hanya mengimbau kepada pihak terkait untuk segera melaksanakan pilkades”, terang Mujib.

Adapun sejumlah desa yang mengaku belum memulai pemilihan karena tidak memiliki calon pengganti adalah Desa Talango, Kecamatan Tanjung Bumi. Kemudian Desa Pamorah, Kecamtan Trageh; Desa Klintong, Kecamatan Klampis; serta Desa Junganyar, Keca-matan Kamal. (jos/yoe)

4 Desa Tanpa Calon

PAMEKASAN-Sidang gugatan sengketa hasil pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) Ka-bupaten Pamekasan mulai dige-lar, Selasa (29/1) hari ini di ge-dung Mahkamah Konstitusi (MK). Gugatan tersebut merupakan pengajuan pasangan calon bupati dan wakil bupati Kholilurrahman-Masduki (KOMPAK). Pihak tergu-gat dalam hal ini KPU Pamekasan dan KPU Jawa Timur.

Ketua KPU Jatim, Andry De-wanto Ahmad, menyatakan sangat siap menghadapi gugatan salah satu pasangan calon ini. “Kami sudah siapkan lawyer. Berkas dan data-data untuk menyikapi gu-gatan KOMPAK, juga sudah kami matangkan,” ujar Andry Dewanto.

Dikatakan Andry, salah satu

gugatan di sini ialah agar KPU Jatim yang memegang kendali kebijakan di Pamekasan, me-langsungkan pemilukada ulang. “Kami siap melakukan Pemiluka-da ulang, manakala nantinya MK menghendaki atau mengabulkan gugatan,” ujarnya.

Tapi kalau KOMPAK nanti ka-lah di MK, Andry meminta pihak yang kalah untuk mengamininya. Dan bagi Andry, sikap KOMPAK yang menggugat ke MK tidak bisa dikatakan tidak legawa. Sebab, katanya, itu bagian dari tahapan Pemilukada yang memang dise-diakan ruang bagi pasangan calon yang belum puas terhadap hasil pemilukada.

Sementara itu, anggota KPU Jatim Korwil Madura Sayekti

Suindiyah membenarkan per-nyataan Andry. Dikatakan, pa-sangan KOMPAK melalui tim kuasa hukumnya yang dipimpin Chairil Utama meminta agar MK membatalkan Surat Keputu-san KPU Nomor 04/KPTS/KPU-Provinsi/014/2013 berisi Hasil Rekapitulasi Penghitungan Suara. Selain itu, yang digugat juga ialah Keputusan KPU Nomor 05/KPTS/KPU-Provinsi/014/2013 tentang Penetapan Calon Bupati dan Wakil Bupati dalam Pemilukada Pamekasan 2013. “Kami sudah menyiapkan diri untuk mengha-dapi KOMPAK di MK,” terang-nya. Dari KPU Pamekasan sendiri, juga menyatakan kesiapan.

Didin Sudarman, anggota KPU Pamekasan, menyatakan

pihaknya berhari-hari intens melakukan koordinasi dengan KPU Jatim. “Dan Sabtu (26/01), kami sudah mengirim segala berkas dan data-data KPU Pame-kasan dari awal hingga sekarang ke KPU Jatim. Itu, akan digunak-an sebagai data penguat dalam gugatan nanti,” terang Didin saat ditemui wartawan Kabar Madura di ruang kerjanya.

Sementara itu, Chairil Utama yang juga tercatat ketua tim pemenangan KOMPAK, men-egaskan pihaknya dipastikan memenuhi pemanggilan MK. “Saya tidak sendirian. Selain saya, ada sembilan kuasa hukum lainnya dari pihak KOMPAK. Dengan demikian, terdapat sepuluh pengacara dari pihak

KOMPAK,” ujarnya.Ditambahkan, segala persiapan

gugatan sudah dioptimalkan dan tidak ada kata menyerah. Ken-dati demikian, pihak KOMPAK berkomitmen untuk menjalankan segala keputusan MK nantinya.

Data yang dihimpun Kabar Madura, panggilan sidang dari MK itu hakikatnya sudah ber-langsung 22 Januari lalu. Didin menjelaskan, panitera MK atas perintah Hakim Konstitusi dan berdasarkan ketentuan dalam Pasal 41 ayat (2) UU Nomor 24 Tahun 2003 tentang MK seb-agaimana telah diubah dengan UU Nomor 8 tahun 2011 tentang perubahan atas UU nomor 24 Tahun 2003 tentang MK yang berbunyi. “Untuk kepentingan

pemeriksaan sebagaimana di-maksud pada ayat (1), hakim konstitusi wajib memanggil para pihak yang berperkara untuk memberi keterangan yang dibu-tuhkan dan/atau meminta ket-erangan secara tertulis kepada lembaga negara yang terkait dengan permohonan”.

Dalam perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Kab Pamekasan 2013 yang telah didaftar dalam Buku Registrasi Perkara Konstitusi perkara No-mor 6/PHPU.D-XI/2013, dan reg-istrasi tanggal 22 Januari 2013 agar menghadap pada Sidang Panel MK yang akan diselengga-rakan pada Selasa (29/01) pukul 14.00. (anm/zis)

Hari Ini, Sidang Gugatan Pemilukada Pamekasan

P I L IHAN KADES

SAMPANG -Keinginan KPUD Kabupaten Sampang untuk segera memiliki kantor sendiri sepertinya akan segera terwujud. Pasalnya, gedung baru yang sudah dibangun di atas lahan hibah dari Pemkab Sampang sudah selesai dibangun. Meski demikian, mengenai pemind-ahan kantor, masih menunggu rapat internal. Rencananya, peresmian bakal mengundang Ketua ataupun Sekjen KPU pusat.

Selama ini, kantor KPUD masih menumpang dan mengontrak di salah satu gedung di jalan Jaksa Agung Su-prapto. Terkait inilah, akhirnya KPUD Sampang mengajukan permohonan hibah lahan ke Pemkab Sampang saat itu. Permohonan tersebut akhirnya terpenuhi dan sekarang gedung kan-tor baru sudah siap ditempati.

Pihak KPUD Sampang sendiri berencana akan segera boyongan dalam beberapa bulan ke depan. Pindahan tidak bisa segera dilakukan karena harus menunggu persetujuan melalui rapat internal antara komis-ioner dan pejabat KPU Pusat.

Salah satu staf KPU sub Bagian Hukum KPUD Sampang Choirul Pulungan mengatakan terkait peng-gunaan gedung baru KPU yang ter-letak di jalan Diponegoro Sampang tersebut sejatinya dengan alasan ingin memiliki kantor sendiri untuk independensi.

Selain itu, kantor yang sekarang ditempati juga masih kurang repre-sentatif karena terlalu kecil. “ Untuk kepindahannya masih direncanakan oleh komisioner dan ketua KPU kapan waktu yang tepat lewat rapat

internal KPU,” ujar Choirul Pu-lungan pada Kabar Madura, Senin (28/1) kemarin.

Sebagaimana instruksi dari KPU Pusat, kalau gedung KPU yang baru sudah berdiri dan dapat di-pergunakan, segera dipergunakan sebagaimana fungsinya. Sebab ge-dung KPU yang difungsikan sebagai gedung penyelenggara pemilihan umum dapat berguna secara maksi-mal. “Untuk ketentuannya sudah mengacu pada ketentuan yang ada tentang pedoman standar gedung kantor KPU,” urai Choirul.

Sekadar diketahui, berdasarkan per-aturan KPU No 4 Tahun 2011 tentang Pedoman Standar Gedung Kantor KPU pada pasal 15, kategori tipe satu dengan memiliki luas tanah minimal 1.000 meter persegi.

Sedang dasar hibah menggunakan peraturan Menteri Keuangan No.168/PMK.07/2008 tentang Hibah Daerah pada Bab X Hibah dari Pemerintah Daerah Pasal 26 ayat (1) dan ayat (4), Peraturan Menteri Dalam Negeri No: 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, Peraturan Pemerintah RI No-mor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, dan Peraturan Presiden RI Nomor 65 Tahun 2006 tentang Pe-rubahan atas Perpres Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Ke-pentingan Umum, serta hibah tersebut dibuktikan dengan Berita Acara dan Surat Pernyataan Pelepasan Hibah/Hak Atas Tanah. (km10/zis)

FOTO‐FOTO KM/ ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN

SIAP PINDAH: Sejumlah staf KPUD Sampang mulai memindahkan barang-barang inventaris ke kantor yang baru, Senin (28/1).

Boyongan Tersendat Rapat Internal

Email Redaksi: [email protected]

P I LPRES

SELASA 29 Januari 2013 9

Tidak Ada Pelantikan DipercepatTerkait Sertijab Bupati Sampang SAMPANG-Pasca keluarnya

amar putusan Mahkamah Kon-stitusi (MK) terkait ditolaknya gugatan dari salah satu pasan-gan calon bupati dan wakilnya terhadap KPUD Sampang, kini beredar kabar di masyarakat dipercepatnya pelantikan calon bupati terpilih.

Sesuai dengan rencana, pelan-tikan bupati terpilih Sampang

akan dilakukan pada tanggal 26 Februari atau bertepatan dengan habisnya masa jabatan Bupati RPH Noer Tjahya.

Namun belakangan, beredar isu berantai kalau pelantikan tersebut bakal dipercepat. Tentu saja isu ini menjadi perbincangan kalan-gan masyarakat.

Ketua DPRD Sampang Imam Ubaidillah mengaku juga men-gaku mendengar isu dipercepat-nya pelantikan bupati terpilih. Mengaku tidak mau menduga-duga di balik beredarnya isu ini, Imam Ubaidillah membantah isu

proses pelantikan yang diper-cepat. “Kita rencanakan tanggal 26 Pebruari bertepatan dengan berakhirnya masa jabatan bupati yang saat ini,” ujar Imam kepada Kabar Madura, Senin (28/1).

Ditemui di ruang kerjanya, salah satu anggota dari frak-si Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Sampang ini menjelaskan pihaknya sudah mengirimkan surat ke gubernur Jatim dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk mengharap pelantikan tersebut ditanggal yang sudah disetujui

antara pihak KPUD dan DPRD. “Tidak ada yang dimajukan, soalnya SK bupati saat ini (Noer Tjahja, red) sampai tangal 26 pebruari,” ungkapnya.

Dijelaskan, jikalau pelantikan bupati terpilih dilakukan sebelum SK bupati yang aktif masih men-jabat, maka hal itu bertentangan dengan norma dan ketentuan yang ada. Dimana bupati terpilih nantinya akan dilantik sesuai den-gan ketentuan dan SK dari Dep-dagri dan instruksi dari Guber-nur Jatim. “Kalau diberhentikan sebelumnya, ada apa. Kan tidak

ada masalah. Ada persyaratan dan ketentuan yang mengatur pem-berhentian dan pengangkatan bupati,” urai orang nomor satu di DPRD ini.

Terkait persiapan pelantikan tersebut, pihaknya menyatakan sudah siap dengan segala per-siapan yang akan dilaksanakan dalam pelantikan bupati ter-pilih nantinya. Sebab, hal ini berhubungan dengan konsistensi DPRD sebagai wakil rakyat yang berwenang melantik, termasuk memberhentikan seorang bupati yang dinilai salah.

Sementara itu, sebagian ma-syarakat yang juga mendengar isu ini sepertinya tak banyak ter-pengaruh. Bagi mereka, transisi kepemimpinan dilalui dengan aman. “ Masyarakat sekarang sudah sadar, selama kekisruhan yang terjadi ternyata ulah dari para penyamun politik yang nafsu pribadinya tidak kesam-paian. Kondisi di masyarakat juga tidak ada lagi perpecahan, kami hanya menunggu pelan-tikan,” ujar Dayat, salah satu warga Gunung Maddah Kabu-paten Sampang.(km10/zis)

P I L EG 2014

Belum Ada Parpol Daftar Pelaksana Kampanye

BANGKALAN-Pendaftaran pelaksana kampanye untuk partai politik sudah dibuka oleh KPU Bangkalan sejak tang-gal 11 Januari 2013 kemarin. Namun, hingga kini belum satu pun parpol yang mendaftar.

Padahal, pendaftaran pelaksanaan kampanye ditutup lagi tanggal 11 Feb-ruari 2013. Meski begitu, KPUD Bang-kalan memprediksi 10 parpol yang lolos menjadi peserta pemilu akan mendaftar sebelum penutupan.

“Sampai sekarang belum ada parpol yang mendaftar pelaksana kampanye,” terang Anggota KPU Bangkalan, Tajul Anwar, kemarin.

Ia menjelaskan, jadwal kampanye akan dibedakan menjadi dua. Pertama meliputi pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampa-nye dan pemasangan alat peraga. Hal itu dimulai tanggal 11 Januari 2013 sampai 5 April 2014.

Kedua rapat umum, iklan media massa baik cetak maupun elektronik dimulai 16 Maret 2014 sampai 5 April 2014 men-datang. Ini sesuai dengan peraturan KPU nomor 18 tahun 2012.

“Pendaftaran ini dilakukan untuk mengetahui siapa penangung jawabnya. Kemudian penyusunan jadwal kampanye karena hanya dalam bentuk rapat umum. Bisa jadi tidak mau kampanye rapat umum,” ucapnya.

Sedangkan kampanye dalam bentuk lain-nya dimulai 3 hari setelah penetapan par-pol sampai masa tenang. Ia menghimbau, kepada seluruh pengurus parpol segera mendaftar sebelum waktu habis. (ful/zis)

Dimakan Karat, Reklame Bupati TumbangPAMEKASAN-Bukan karena kalah

suara dalam penghitungan pemilukada Pamekasan lantas reklame Bupati Kholi-lurahman yang berada di area Taman Arek Lancor kemudian ambruk, Senin (28/1). Ambruknya papan reklame tersebut aki-bat tiang papan sudah dimakan karat dan terjangan angin kencang.

Para pengguna jalan di area monumen Arek Lancor sempat dikejutkan oleh bu-nyi keras yang ditimbulkan ambruknya reklame Bupati Kholilurrahman. Reklame berukuran 2 x 4 meter itu tumbang diter-jang angin. Selain karena angin keras, tumbangnya reklame yang dipajangi informasi penghargaan IGA 2012 itu, di-karenakan kaki besinya berkarat.

Hal demikian diamini oleh Ghufron, salah seorang petugas Dishub yang men-coba mengamankan baliho yang melekat pada reklame tersebut. “Iya mas. Besinya berkarat,” ujarnya singkat sembari beru-paya mengangkat besi yang tak lagi bis didirikan itu.

Pantauan Kabar Madura, Ghufron ditemani Fathorrahman dan seorang yang enggan menyebutkan namanya. Ketig-anya merupakan petugas dari Dishub. “Alhamdulillah, tidak sampai memakan korban. Ini akan segera kami amankan. Ini reklame memang miliki Pemerintah Kabupaten Pamekasan,” ungkapnya.

Sementara itu, tak sedikit para peng-endara roda dua dan empat menyaksikan kejadian tersebut. Salma, salah seorang pedagang kaki lima di area Arek Lancor, menyatakan bahwa tumbangnya reklame bupati itu membuat dirinya khawatir.

“Mestinya itu diperhatikan oleh pemer-intah. Kalau sudah berkarat dan dimung-kinkan tumbang, mengapa dibiarkan saja. Harusnya ada antisipasi sedari awal,” ujarnya. (anm/zis)

KM/HAIRUL ANAM

KEBETULAN: Reklame Bupati Kholilurrahman seukuran 2 x 4 meter tumbang diterjang angin, Senin (28/1). Selain itu, papan reklame itu juga sudah berkarat akibat tidak terurus.

Dukung Nyapres, Dahlan “Dibekali” Keris SURABAYA-Dahlan Iskan yang kini

menjabat sebagai Menteri Negara BUMN kembali mendapat dorongan untuk maju dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2014. Kali ini dorongan itu datang dari Jam’iyah Fida Kubro (JFK).

Saat pengajian di Ponpes Al Ihlas Wonorejo Pasuruan, Minggu lalu, KH Bagus Zaini Ahmad, pengasuh pondok Al Ihlas Wonorejo Pasuruan, menyatakan dukungannya terhadap Menteri Negara (BUMN), Dahlan Iskan untuk maju se-bagai calon presiden dalam pemilihan presiden (pilpres) 2014.

Sebagai tanda dukungannya, KH Bagus Zaini Ahmad menghadiahi Dahlan Iskan keris bernama Tunggul Kukus Pamor Melati Tumpuk. “Meski Pak Dahlan Iskan tidak pernah ngomong maju, tapi Insya Allah dia Presiden 2014,” kata KH Bagus Zaini Ahmad seperti dikutip dalam situs www.antarajatim.com.

Ia menyebutkan, dalam forum pengurus JFK se-Indonesia, para ulama sudah bermusy-awarah dan berharap Dahlan Iskan maju pilpres 2014 nanti. Para ulama juga berdoa, agar Dahlan Iskan bisa menjadi presiden.

Tentang keris itu, R KH Bagus Zaini menjelaskan kalau keris Tunggul Kukus Pamor Melati Tumpuk memiliki makna mengangkat derajad makin tinggi terse-but, diyakini memiliki tuah untuk wujud-kan keinginan. “Bukan bermaksud syirik, keris itu hanya perantara agar keinginan dikabulkan Allah SWT. Apalagi mem-perjuangkan pemimpin untuk bangsa termasuk dalam jihad fisabilillah dan mendapat ridhoNya. Kami berjuang untuk Pak Dahlan Iskan karena dia adalah sosok merakyat dan kami yakin dia orang yang amanah,” kata R KH Bagus Zaini Ahmad.

Menurut R KH Bagus Zaini, pusaka berupa keris yang dihadiahkan pada Dah-lan Iskan tersebut, bentuknya tegak lurus tanpa luk (lenggak-lenggok). Yang berarti keris tersebut hanya bertekad untuk satu tujuan tertentu yakni mengangkat derajat seseorangan dengan ridho Tuhan.

Dahlan Iskan sendiri mengakui kalau se-lama ini ia juga mengoleksi sejumlah keris warisan dari leluhurnya. Ia pun berjanji akan merawatnya. “Ini pusaka tapi berbentuk keris. Saya sudah terbiasa merawat keris, karena di rumah juga sudah punya beberapa keris warisan. Makanya saya akan merawat-nya bersama keris-keris milik saya yang lain,” ujar Dahlan Iskan yang enggan berkomentar tentang pencalonannya. (tnr/zis)

Terkait Lambannya Isi Kepala SKPDSUMENEP-Desakan untuk

mengisi kekosongan kepala di-nas (Kadis) di masing-masing SKPD terus bergulir. Tidak hanya dari pihak legislatif dan kalangan pengamat politik, kali ini Bupati A Busyro Karim juga mendapat desakan dari dua partai pengusungnya PKB dan PDI Perjuangan.

Ketua DPC PDI Perjuan-gan Sumenep Hunain San-toso memaparkan, persoa-lan kekosongan di masing-

masing SKPD yang oleh beberapa kalangan dinilai merugikan publik karena menghambat kerja-kerja pelayanan terhadap ma-syarakat, Hunain mengaku juga menginginkan keko-songan tersebut segera diisi.

”Ya kalau kami semuanya teman-teman di komisi tetap juga menginginkan kekoson-gan itu segera diisi, tidak saja di Komisi A,” kata Hunain pada Kabar Madura, kemarin.

Disentil soal adanya kere-takan di tubuh 2 partai besar pengusung bupati, Hunain secara tegas mengatakan ka-

bar tersebut tidaklah benar. Hingga saat ini, koalisi partai berlambang kepala banteng dan partai berlambang bumi tersebut masih solid.

Terkait alasan kekosongan SKPD yang diduga akibat adanya tarik ulur antara dua partai pengusung bupati untuk memasukkan orang-orangnya dinilai tidak masuk akal.

”PDI P tidak pernah cawe-cawe soal penempatan kepala dinas. Itu wilayahnya bupati. Persoalan siapa yang mau duduk di masing-masing SKPD. Kalau terjadi kekoson-gan itu ya mungkin karena

sekdanya masih belum jelas. Kami tetap berada di jalur sebagai pengusung dan tetap akan mengawasi karena me-miliki tanggung jawab moral sebagai pengusung terhadap masyarakat,” tandasnya.

Di lain pihak, Sekretaris DPC PKB Sumenep, Bahrul Ulum juga membantah, jika terkait dengan banyaknya kekoson-gan posisi kepala dinas di masing-masing SKPD karena adanya tarik ulur antar partai pengusung.

Bahrul mengatakan, pen-empatan masing-masing ka-dis merupakan hak preroga-

tif bupati. ”Bukan wilayah partai, karena bupati lebih memahami orang-orang yang dibutuhkan untuk men-empati posisi-posisi yang kosong itu,” tegasnya.

Terkait dengan desakan dari beberapa pihak untuk segera mengisi kekosongan di masing-masing SKPD tersebut, Bahrul meminta Bupati A Busyro Karim untuk menempatkan orang-orang yang pas dari sisi kapasitas maupun kapabilitas dirinya. ”Dalam hal ini mungkin bu-pati masih butuh momen,” pungkasnya. (aqu/zis)

Bantah Tarik Ulur PKB-PDI Perjuangan

Email Redaksi: [email protected]

SELASA 29 Januari 201310

G E D U N G S E K O L A H

Implementasi Kurikulum Baru

PAMEKASAN-Kurikulum pendidikan di Indonsia bakal segera kembali berubah. Namun demikian yang patut menjadi keprihatinan belum semua peserta didik me-nerima informasi itu. Pas-alnya hingga hari ini Dinas Pendidikan Pamekasan be-lum melakukan sosialisasi kepada setiap lembaga pen-didikan yang ada di bawah naungannya.

Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan Moch. Tarsun mengatakan, sam-pai saat ini pihaknya belum melakukan sosialisasi kepada lembaga pendidikan dengan dalih menunggu ketentuan dari pemerintah pusat.

“Belum melakukan sosial-isasi, kami masih menunggu ketentuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebuday-aan,” ungkap Moch. Tarsun, Senin (28/1) kemarin.

Pihaknya yakin, setiap lem-baga pendidikan di bawah naungannya telah siap me-nerima kurikulum berbeda itu. Sehingga tidak perlu dikhawatirkan akan tersend-atnya perjalanan kurikulum yang akan datang.

“Meski belum ada sosia-lisasi, setiap kali kami ada pertemuan dengan kepala

sekolah, kami sering sampai-kan masalah perubahan kuri-kulum 2013 ini. Dan kami yakin setiap lembaga pendi-dikan akan siap,”tandasnya.

Ditambahkan, meski tidak ada sosialisasi dari Disdik Pamekasan setiap penge-lola pendidikan bisa men-cari sendiri di dunia maya untuk mengetahui pasti perubahan itu.

“Prinsipnya, kepala sekolah sudah bisa download sendiri di waibsite-nya kementerian seperti apa perubahannya. Tetapi setiap lembaga pen-didikan itu kami yakin sudah siap,”pungkasnya.

Terpisah, Wakil Ketua Komisi D DPRD Pamekasan, K. Djuhaini mengatakan, sebelum kurikulum itu ber-jalan, semestinya dinas pen-didikan sudah melakukan sosialisasi kepada setiap lembaga pendidikan guna meminimalisir terjadinya kesalah fahaman diantara pendidik atau guru.

“Ya, memang harus sosial-isasi itu dilakukan, sebelum kurikulum itu berjalan, para guru harus dibekali den-gan pengetahuan tentang perubahan kurikulum itu, sehingga nanti guru bisa faham,”tegasnya.

Jika hari ini dinas pendidi-kan belum melakukan sosial-isasi, diharapkan bisa segera melakukannya mengingat tahun ajaran baru sudah ada di depan mata. (jck/zis)

Disdik Pamekasan Nihil Sosialisasi

KM/DOK

GEMBIRA: Siswa di salah satu lembaga pendidikan di Pamekasan yang sebentar lagi akan merasakan kurikulum yang berbeda.

KM/MC.COM

MENYERAMKAN: Ini adalah salah satu ruangan SMPN 1 Galis yang rusak parah. Tampangnya seperti rumah hantu.

KBM SMPN 1 Galis KacauBANGKALAN-Empat ruangan yang ter-

diri atas 3 ruang Kelas Belajar Mengajar (KBM) dan 1 ruang laboratorium di SMPN 1 Galis, Kecamatan Galis, Bangkalan rusak parah. Hal itu membuat kegiatan di sekolah tersebut, terganggu.

“Kasihan anak-anak mas, karena tidak bisa konsentrasi belajar saat hujan turun lebat disertai angin kencang. Apalagi gen-tengnya banyak yang bocor dan diterbang-kan angin, percikan air hujan yang terbawa angin kerap masuk ke ruang kelas,” ujar Hairul anggota Komite Sekolah SMPN 1 Galis, Senin (28/1), sebagaimana dilansir Maduracorner.com.

Menurut dia, satu lokal gedung yang terdiri dari 3 ruang belajar kelas VII A, VII B dan VII C itu merupakan bangunan pertama sejak SMPN 1 Galis didirikan, tepatnya pada tahun 1986 silam. Ironisnya, bangunan tua itu belum pernah sekalipun mendapat bantuan rehab.

Tak heran, jika dinding (tembok) pembatas antara kelas VII A, VII B dan VII C yang sudah roboh itu kini hanya diganti dengan triplek yang sudah kusam warnanya. Lebih parah lagi, selain dinding bangunan yang sebagian besar sudah retak, kusen jendela juga banyak keropos karena dimakan rayap. Bahkan keramik lantai dalam dan luar kelas juga ikut-ikutan rusak dimakan usia.

Yang lebih menyedihkan, gedung laboratori-um yang dibuat bersamaan dengan berdirinya SMPN 1 Galis, saat ini kondisinya tak layak karena nyaris roboh. “Bagaimana anak-anak kita harus praktik di laboratorium itu dengan tenang?” keluh Hairul.

Kepala Sekolah SMPN 1 Galis, Moh. Sadali kepada MC.com mengatakan, sudah setahun lalu pihaknya mengajukan usulan rehab gedung yang rusak tersebut ke me-lalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bangkalan. Usulan itu meliputi rehab total baik 3 ruang kelas maupun 1 gedung labo-ratorium. (mcc/yoe)

S A M P A N G - M e r e b a k n y a produk teknologi informasi di Madura khususnya Kabupaten Sampang, dinilai banyak merugi-kan. Apalagi jika informasi terse-but langsung diterima mentah –mentah oleh para remaja tanpa ada penyaringan.

Kondisi ini tercermin dari ban-yaknya pemuda Madura yang kehilangan jati diri dengan ber-sikap kebarat-baratan. Padahal di sisi lain, banyak orang asing yang sangat ingin mempelajari kebudayaan Madura.

Hal ini diungkapkan salah satu peneliti kebudayaan Sampang, A.

Rahman kepada Kabar Madura, Senin (28/1). Menurutnya, salah satu yang terlihat adalah anak-anak Madura tidak lagi meng-gandrungi musik etnik yang justru komposisinya sangat beragam.

“Umumnya musik modern itu ya band, dan itu kan dari barat na-mun saat mereka mengenal musik etnik kita malah bisa dipadukan menjadi musik jazz,” ujarnya.

Dikatakannya saat ini para orang tua cenderung membiarkan anak-anaknya membebaskan diri mempergunakan alat berbasis teknologi informasi tanpa penyar-ingan yang jelas, seharusnya bisa

mengakselarasikan antara kebu-dayaan dan modernisasi.

“Pada bentuk awalnya, tradisi mempunyai nilai positif. Sehing-ga pemahaman ini bisa dibawa sampai dewasa,” ujar lulusan Hubungan Internasional yang terjun di dunia kesenian ini.

Salah satu pelatih tari di Sanggar Kirana ini kemudian menggam-barkan jika penarinya justru malu ketika berlatih dihadapan orang banyak, dan oleh banyak kawan-nya dianggap sebagai kegiatan yang ketinggalan jaman dan tidak mencerminkan kemajuan saat ini.

“Penari-penari saya itu banyak

yang malu kalau latihan dilihat orang, alasannya mereka minder karena dianggap ketinggalan ja-man,” tambah pengelola lembaga seni Kikana Rahman Production ini.

Rahman menilai masyarakat Madura saat ini cenderung memil-ih melakukan aktifitas yang murah meriah yang tidak mencerminkan kemaduraannya tanpa menghi-raukan efek samping yang nanti-nya berimbas pada kehidupannya. “Anak muda Madura sekarang cenderung suka hura hura dan lupa substansi keidupannya, mereka kehilangan jati diri dan kepribadi-annya,” katanya. (waw/h4d)

KM/DOK

LUPA BUDAYA: Para siswa SMA tergolong yang paling labil terhadap arus modernisasi. Bahkan, menurut pandangan pengamat, anak muda Madura sekarang cenderung suka hura hura dan lupa substansi kehidupannya, sehingga kehilangan jati diri dan kepribadiannya.

PAMEKASAN-Sebanyak 60.972 warga di Kabupaten Pamekasan, hingga kini ma-sih tercatat sebagai penyan-dang buta huruf atau tidak bisa membaca dan menulis.

“Warga yang tercatat belum bisa membaca dan menulis sebanyak 60.972 orang ini antara kelompok usia 15 hingga 90 tahun,” kata Kasi Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan, Halik, Senin (28/1) sebagaimana dilansir antarajatim.com.

Dia menjelaskan, jumlah warga yang mengalami buta huruf ini sudah jauh lebih se-dikit dibanding sebelumnya. Sebab ketika itu, jumlah warga Pamekasan yang terdata Disdik Pamekasan sebanyak 61.762 orang, tersebar di 13 kecamatan.

Akan tetapi, dari jumlah itu, kata dia, pada tahun 2012 tergarap sebanyak 11.990 orang, sehingga sisa warga yang belum bisa membaca dan menulis hanya sebanyak 60.972 orang.

Lebih lanjut Halik men-gungkapkan, di Pamekasan ada sebanyak 112 kelompok

belajar yang ditunjuk oleh Disdik untuk menangani program pemberantasan buta huruf tersebut. Mereka meru-pakan kelompok belajar dari berbagai organisasi sosial dan organisasi keagamaan seperti Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Aisiyah dan PKK.

“Ada tiga kecamatan yang terdata di Disdik di mana jumlah warga buta hurufnya sangat banyak,” katanya.

Menurut Halik, ketiga ke-camatan itu meliputi, Keca-matan Batumarmar, Pasean, dan sebagian di Kecamatan Pegantenan.

Pada 2013 ini, kata Halik, pemerintah kabupaten yang berjuluk Kota Pendidikan itu, mengagendakan pember-antasan buta huruf dengan target, sekitar 5.000 warga, dan kurang lebih 1.500 di an-taranya merupakan program bantuan dari APBN.

Sementara, pada 2012, dana yang telah dialokasikan pemerintah untuk pemberan-tasan buta huruf di Kabupaten Pamekasan mencapai Rp 4,3 miliar untuk 11.990 warga buta huruf. (ant/yoe)

JOMBANG-Anggaran Be-lanja Pendapatan Daerah (APBD) akhirnya boleh di-gunakan untuk membantu madrasah. Praktis, bupati maupun walikota tidak boleh mempersulit pencairan dana tersebut untuk madrasah.

Hal itu ditegaskan Wakil Gubernur Jawa Timur, Saiful-lah Yusuf (Gus Ipul), usai menghadiri peringatan Mau-lid Nabi Muhammad SAW di Ponpes Bahrul Ulum Tam-bakberas Jombang, Rabu malam (23/1).

“Kami meminta bupati dan walikota tidak mempersulit pencairan anggaran bantuan untuk madrasah. Sebab hasil konsultasi Gubernur Jatim dengan Mendagri menyatakan

bantuan APBD untuk ma-drasah tetap diperbolehkan,” kata Gus Ipul, dikutip dari beritajatim.com, Senin (28/1).

Gus Ipul mengungkapkan, konsultasi ke Mendagri itu dilakukan untuk menyikapi kabar adanya SE Mendag-ri yang melarang bantuan APBD untuk madrasah. Pa-dahal, madrasah memiliki peran sangat besar terhadap pendidikan anak bangsa. Karena di madrasah banyak diajarkan pendidikan karak-ter dan akhlak yang memben-tuk kepribadian mulia.

“SE Mendagri itu tidak cocok di Jawa Timur yang memiliki ribuan madrasah,” imbuh mantan Ketua PP GP Ansor itu. (bjt/yoe)

BANGKALAN-Dewasa ini, ke-butuhan akan internet memang sulit terbantahkan. Bahkan ke-giatan dan aktivitas kehidupan yang sangat tergantung dengan jaringan di dunia maya.

Dalam dunia pendidikan, in-ternet juga ikut memberikan andil. Salah satunya melalui terobosan pemerintah yang bekerjasama dengan instansi terkait untuk mengembangkan kuliah online.

Namun, inisiatif pemerintah ini sepertinya kurang mendapat respon positif dari beberapa pihak. Salah satunya dari Seko-lah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Bangkalan. Melalui Pembantu Keuangan (Puket) II Bidang Administrasi

dan Keuangan, Rudy Herianto saat ditemui di ruang kerjanya Senin (28/1) mengatakan, se-benarnya proses pembelajaran model online tersebut kurang pas untuk diterapkan. Sebab, bagaimanapun juga tatap muka antara mahasiswa dan dosen mutlak diperlukan.

Apabila elemen tersebut di-hilangkan, maka akan meng-hilangkan roh dari pendidikan itu sendiri.

“Model online itu memang mempunyai sisi negatif dan sisi positif, namun cenderung ke sisi negatifnya,” ujarnya panjang lebar.

Terpisah, Sekretaris Komisi D DPRD Bangkalan, Syaifullah yang menangani bidang pendi-

dikan menyatakan, pengemban-gan sistem pengajaran online dipandang penting untuk me-ningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Menurutnya, sistem ini juga dapat menjadi solusi ketimpa-ngan kualitas pendidikan di In-donesia. Saat ini, ada perguruan tinggi yang memiliki dosen dan bahan ajar berkualitas, semen-tara sebagian lainnya tidak. Selain itu, juga bisa menjadi interkoneksi antar perguruan tinggi untuk saling melengkapi.

“Pengajaran dengan sistem on-line bisa menjadi media alternatif untuk menjembatani mahasiswa yang ingin kuliah namun terben-tur dengan kendala waktu,” ujar Syaiful. (roh/h4d)

Anak Madura Suka Kebarat-baratan

60 Ribu Lebih Masih Buta Huruf

KM/ABDUR ROHIM

KURANG PAS: Rudy Herianto, Puket II Bid. Administrasi dan Keuangan STKIP Bangkalan mengatakan kuliah online tidak pas diterapkan karena bisa menghilangkan roh pendidikan.

Kuliah Online, Hilangkan Roh Pendidikan Boleh Bantu Madrasah

SELASA 29 Januari 2013 11

Email Redaksi: [email protected]

CATUR

Absen dari Putaran Kedua Divisi II Liga Indonesia

SAMPANG -Absennya Persesa Sampang pada putaran kedua Divisi II Liga Indonesia emang cu-kup berisiko. Namun ala-san yang diberikan tim berjuluk Laskar Trunojoyo tersebut ternyata terbilang mendasar. Pasalnya, tim yang dimanajeri Muham-mad Iqbal Fathoni itu baru menerima pemberitahuan dari Badan Liga Amatir Indo-nesia (BLAI) terkait lanjutan pertandingan tersebut hanya beberapa hari jelang kick off, 26 Januari lalu.

Asisten Pelatih Persesa, Rodek, mengaku sangat ke-cewa dengan kinerja BLAI. ”Bagaimana mungkin kami bisa melakukan persiapan

dengan baik. Sedangkan H-5 kami baru mendapat kabar adari BLAI,” terang Rodek.

Hal itu tentu saja tidak bisa diterima. Mengingat be-berapa pemain Persesa ma-sih belum dipanggil untuk melakukan pemusatan lati-han. Belum lagi klub sendiri masih harus mencari dana untuk biaya keberangkatan ke Jakarta, tempat dilang-sungkannya putaran kedua Divisi II Liga Indonesia.

Namun ketika ditanya mengenai ancaman sanksi yang kemungkinan akan diterima Persesa, Rodek mengaku tak terlalu am-bil pusing. ”Kami memang melakukan kesalahan den-gan tidak hadir ke 12 Besar. Tapi banyak alasan yang bisa kami berikan untuk meminta dispensasi kalau sampai kami disanksi turun ke Divisi III,” tegasnya.

Absennya Persesa, masih menurut Rodek, memang menjadi salah satu akibat dari kisruh yang terjadi di tubuh elit sepak bola nasional. Du-alisme liga menjadikan kom-petisi-kompetisi amatir hanya dipandang sebelah mata.

”Ini juga imbas kisruh PSSI, liga menjadi pecah akhirnya kami yang jadi korban,” sesalnya.

Tak hanya Persesa, enam tim lainnya seperti PS Kend-ari, PS Boalemo Goronta-lo, Gresik Putra, Persikalis Bengkalis dan dua tim dari Provinsi Nangroe Aceh Da-rusalam (NAD) sebelumnya juga memilih mundur dari kompetisi amatir U-23 itu.

Sementara itu, drawing telah menempatkan Persesa di Grup II bersama Tunas Jogjakarta, Persinab Nabire, Markuban Jambi, Maung Bandung FC, dan Martapura FC. (bai/ed)

Persesa Berharap Dispensasi

Sosok Aditya memang tidak sulit untuk dikenali. Rambut gondrong

menjadi ciri khas penjaga gawang 26 tahun itu. Meskipun terbilang

baru didatangkan oleh manajemen Perseba Super Bangkalan, namun

penampilan sigap yangdiperagakan Adit –sapaan akrab Aditya, mem-

buat Pelatih Kepala Perseba Super Nus Yadera, menempatkannya

sebagai penjaga gawang utama.

ACHMAD BAIQUNI, Bangkalan

SEPAK bola bagi Aditya tidak hanya olahraga sebagai hiburan. Namun sudah merupakan jalan hidup. Meskipun tak memiliki keturunan yang menjadi pese-pakbola, namun tekad Adit untuk mere-tas karir sebagai pesepak bola handal, tidak dapat dibendung. Pasalnya sejak menginjak usia belasan, dirinya sudah keluar rumah dan memilih mengadu nasib di Palembang. Sebelumnya, Adit memulai karir pendidikan sepak bolanya di Arseto Solo.

”2002 saya sudah ke Diklat Palembang. Sejak saat itu saya sudah serius ingin jadi pesepakbola profesional,” ungkap-nya saat ditemui di sela-sela latihan sore Perseba Super kemarin.

Anak sulung dari pasangan Handoko Suradi dan Widi Astuti itu kemudian mendapatkan kesempatan memperkuat

tim profesional pertamanya sejak 2008 lalu. Saat itu dirinya dipercaya mem-perkuat tim asal kota kelahirannya send-iri, yaitu Persis Solo yang berlaga di Divisi Utama Liga Indonesia. Selama dua tahun membela tim kebanggaan Pasoepati itu, Adit kemudian diboyong ke Kota Pahla-wan bersama Persebaya Surabaya, yang juga bermain di kasta yang sama.

Bagi Adit, kehadiran K-Conk Mania di tribun bukanlah hal baru. Saat mem-perkuat Persiku Kudus musim lalu, dirinya pernah merasakan atmosfer pa-nas yang dikeluarkan suporter Perseba Super tersebut.

”Saya pertama kali tahu K-Conk Ma-nia waktu Delapan Besar Divisi Utama musim lalu. Saat itu saya menjadi pen-jaga gawang Persiku yang menghadapi P-MU di pertandingan ketiga kualifikasi grup. Saya kira mereka suporter yang cu-kup solid,” papar Aditya tantang K-Conk.

Pengagum sosok penjaga gawang I Komang Putra itu juga berharap agar tuah K-Conk Mania musim lalu dapat menjalar ke Perseba Super. Bahkan pemilik tinggi 173 Cm dan bobot 65 Kg itu tak segan-segan menyebut bahwa setelah Persebaya Surabaya, Perseba Super adalah klub yang menjadi idola baru baginya.

Sementara itu, sepak bola tidak serta merta membuat Adit absen dari dunia pendidikan. Hingga saat ini, Adit masih berstatus sebagai mahasiswa semester akhir di Universitas Surakarta. ”Ambil jurusan administrasi negara. Tinggal skripsi, tapi belum selesai-selesai. Minta doanya saja biar lekas jadi sarjana,” pungkas Adit. (ed)

Mengenal Aditya, Penggawa Laskar Suramadu di Bawah Mistar

Wong Solo yang Rela Izin Kuliah demi Karir di Bola

ADITYA FAJAR HARIBOWO

DATA PEMAIN

TTL : Surakarta, 26 November 1986

Alamat : Jl Gedangan Indah IV blok K6 Perum Polisi Surakarta

Tinggi : 173 cm

Berat : 65 kg

Nama Orang TuaAyah : Handoko Suradi

Ibu : Widi Astuti

KARIR KLUB :2006 -2007

PS Palembang (Divisi I)

2007-2008 Persika Karanganyar Jateng

2008-2010 Persis Solo

2010-2011 Persebaya DU Surabaya

2011-2012 Persiku Kudus

2012-…Perseba Super Bangkalan

SUMENEP-Wacana take over yang akan dilakukan Pemkab Sumenep terhadap klub Divisi Utama Persebo Bondowoso, disambut baik komunitas suporter Madu-ra, Perccot Mania. Kawa-nan suporter yang khas dengan kombinasi warna hijau-hitam itu mengaku siap memberi suport penuh bagi tim berjuluk Laskar Gerbong Maut itu.

”Salah satu hasil rapat koordinasi pengurus dan korwil tadi malam adalah sepakat mendukung dan mewacanakan Sumenep bisa memiliki klub sepak bola pada level Divisi Utama,” terang Yusuf Ismail, Pem-bina Peccot Mania.

Pria 49 tahun itu juga men-gaku sangat antusias terhadap wacana take over tersebut. Kang Ucup -sapaan akrab Yusuf Ismail, menganggap bahwa hal tersebut sangat menunjang terhadap terus meningkatnya semangat pembangunan olahraga di Madura, khusus sepak bola.

“Tentu sangat menunjang semangat pembangunan sepak bola di Sumenep dan Madura pada umumnya,” imbuh ayah dari empat orang anak itu.

Komentar senada juga datang dari Hasyim. Pria yang menjabat sebagai hu-mas Peccot Mania itu juga

mengaku antusias dengan rencana tersebut. Hanya, Hasyim menambahkan bahwa dukungan Peccot terhadap Persebo dilakukan tanpa mengabaikan dukun-gan penuh terhadap tim asal Madura lainnya.

“Sebagai putra Madura, Kami juga mendukung klub-klub Madura lainnya. Perseba Super, P-MU dan tentu saja klub yang masih berkompetisi di level am-atir seperti Persesa Sam-pang dan khususnya Perssu Sumenep,” tandas Hasyim.

Komentar senada juga diberikan Rudi, koordinator lapangan (korlap) komunitas yang dikenal memiliki bari-san anggota cewek-cewek cantik tersebut. Kepada Ka-bar Madura, pria bertubuh gempal itu mengaku senang apabila Persebo akhirnya benar-benar ber-homebase di Sumenep. ”Pilihan ber-homebase di Sumenep su-dah tepat. Walaupun belum menjadi milik Sumenep, Persebo bisa menjadi bagian dari Sumenep,” ujarnya pendek. (bai/ed)

Peccot Siap Dukung PerseboPAMEKASAN-Persiapan tur Papua yang dilakoni Firly Apri-yansyah dan kawan-kawan sem-pat dibayangi rasa tidak enak. Pasalnya, beberapa saat sebelum keberangkatannya, bencana angin puting beliung mendera wilayah Pamekasan. Sehingga mengaki-batkan sejumlah rumah roboh. Beberapa yang lain atapnya beter-bangan.

Atas situasi yang secara psikis yang tidak mengenakkan tersebut, Firly Apriyansyah selaku kapten tim P-MU, atas nama pemain lainnya menyampaikan salam kepada para korban. Utamanya agar mereka diberi ketabahan dan kesabaran.

”Sungguh kami sebenarnya san-gat ingin memberi dukungan moral secara langsung terhadap korban. Tetapi karena harus berangkat malam ini (tadi malam, Red), kami hanya bisa menyampaikannya me-lalui pesan. Semoga para korban tabah menghadapi cobaan ini,” ujar pemain asal Jakarta tersebut.

Tak hanya Firly, sejumlah pe-main lainnya mengaku terkejut mendengar musibah angin puting beliung yang sangat besar tersebut. Sehingga banyak menumbangkan rumah dan pepohanan. ”Semoga mereka bisa tabah menghadapi co-baan ini,” tandas Firly Firmansyah.

Terlepas dari kenyataan tersebut, Firly mengaku makin termotivasi untuk menampilkan permainan terbaiknya dalam dua laga tandan-gnya nanti. Sebab menurut Firly, jika P-MU bisa menang, secara khusus akan dihadiahkan kepada

masyarakat Pamekasan yang ter-kena musibah.

”Ini motivasi bagi kami untuk tampil lebih garang di lapangan. Karena bagaimana pun jika kami menang, minimal menjadi hadiah penghibur bagi mereka,” ujar Firly.

Semangat besar yang sedang diusung Firly tersebut juga tak lepas dari semangat untuk unjuk kebolehan di hadapan mantan timnya yang hingga kini masih menunggak hutang gaji kepadan-ya. (bri/ed)

DUA laga Persepam Madura United (P-MU) di Papua yang akan dihadapi Laskar Sape Kerap adalah laga terberat. Itu diakui Daniel Roekito, Pelatih Kepala P-MU.

Sejarah panjang men-catat, klub yang bertand-ing di bumi Cenderawa-sih jarang bisa mencuri poin, apalagi bisa pulang membawa poin penuh. Pasalnya, setiap tim yang berlaga di Papua, secara mental dan psikis menu-rut Daniel sudah kalah sebelum bertanding.

” I n i b e n a r - b e n a r laga sangat berat di awal musim. Tetapi bagaimanapun kami ha-rus menjalani dengan semangat,” jelas Daniel Roekito.

Indriyanto Nugroho, pemain paling senior di skuad Sape Kerap juga mengakui hal itu. Sleain persoalan geografis yang secara nyata jauh dari jangkauan su-porter P-MU, Indri –sapaannya, mengaku sangat sulit tim-tim asal Jawa membawa pulang angka dari kandang tim Papua. Utamanya Persipura dan Persiwa.

”Dalam sejarah persepak bolaan, hanya Arema Malang yang mampu meraih poin di Persiwa Wamena. Tapi kami siap tampil terbaik di sana. Karena pada musim lalu

ketika masih di Divisi Utama, kami bisa curi poin lawan PSBS Biak. Meski saat lawan Perse-ru Serui gagal,” jelas pemain yang dijuluki mister Cepek tersebut.

Indri secara nyata mengaku beban berta yang akan dia usung dalam dua laga terseut adalah misi suci selay-aknya pasukan yang akan turun di medan perang. ”Karena ini adalah misi suci atas

nama Madura,” tandas Indriyanto.Dua laga berat dan jauh dari

jangkauan suporter, menjadikan Daniel dan Indri yang mewakili skuad P-MU mengharap adanya dukungan doa dari masyarakat Madura. ”Dukungan dan peng-harapan agar menang terpatri di jiwa kami. Kami akan menampil-kan permaianan dan usaha terbaik di Papua,” pungkas Indri. (bri/ed)

Berharap Doa Warga Mandura

KM/TABRI S. MUNIR

DANIEL ROEKITO Pelatih Kepala P-MU

Ikut Prihatin Sebelum Berangkat ke PapuaKM/TABRI S. MUNIR

SEMANGAT: Hujan dan angin ribut di Kota Pamekasan kemarin sore, memaksa P-MU hanya latihan di lapangan tertutup.

KM/DOK

BERGELORA: Aksi anggota Peccot Mania di Stadion A. Yani Sumenep.

Geliat Percasi Bangkalan DitungguBANGKALAN-Salah satu cabang

olahraga yang disukai warga Bang-kalan adalah catur. Meskipun tidak banyak gerak, namun bisa menguras tenaga dan pikiran. Seiring perkem-bangannya, prestasi catur di Bangkalan memang tergolong kalah dari kabu-paten lain di Madura. Ini, tak lepas dari kurang maksimalnya perhatian pemerintah setempat.

Moh. Subki, Ketua Penkab Percasi Bangkalan, mengiyakan ketidakmak-simalan pembinaan bibit pecatur di Bangkalan. Meski demikian, Percasi Bangkalan tetap memantau dan meng-gandeng perca (perkumpulan catur) yang ada di Bangkalan.

”Kami sudah menggandeng perca-perca dalam mencari bibit-bibit unggul pecatur Bangkalan,” ujar Subki.

Bukti bahwa Percasi dan perca serius menggiatkan pembinaan adalah dia-dakannya sekolah-sekolah catur untuk para pemula. Dan itu semua adalah langkah positif dan terobosan handal untuk kemajuan olahraga catur di Bangkalan ke depannya.

”Alhamdulillah, Adipoday Chess Club bersama dengan Percasi Bangkalan sekarang ini sudah merintis sekolah catur,” tegasnya bersemangat.

Menurut Arif, Kepala Sekolah Adipo-dai Chess Club, inisiatif itu tidak harus datang dari atas, namun, adakalanya datang dari bawah. Dalam hal ini, dari klub anggota Percasi. ”Atas dasar ini-siatif positif itulah kami melangkah bergandengan tangan dengan Percasi Bangkalan,” timpalnya lagi. (roh/ed)

KM/DOK

KAMI MADURA: Warga Madura rantau di Kab Biak Numfor-Papua Barat menyalami Indriyanto saat P-MU Divisi Utama Tur Papua, Januari tahun lalu.

Email Redaksi: [email protected]

12 SELASA 29 Januari 2013

ASPIRASI DARI RANTAU

Tim Perseba Super Rencanakan Uji Boba Lagi

BANGKALAN-Evaluasi yang dilakukan Perseba Super Bang-kalan setelah gagal menang di pertandingan uji coba melawan Persipur Purwodadi (26/1) ram-pung dilakukan. Mengambil tem-

pat seperti biasa di Stadion Gelora Bangkalan (SGB), p e m a i n - p e m a i n P e r s e b a S u p e r

berkumpul kemba-li untuk mengikuti

agenda yang dicanang-kan manajemen tim.

Salah satu hasil evaluasinya, adap-tasi pemain dinilai masih kurang terhadap rumput lapangan SGB. Hal itu menyebabkan anak-anak Laskar Suramadu tampil penuh beban dan terkesan demam panggung. Akibat-nya, kesalahan-kesalahan semisal umpan-umpan pendek antar-pe-

main kerap kali terjadi. Hal itu yang membuat Pelatih

Kepala Perseba Super, Nus Yadera meminta pasukannya untuk terus introspeksi secara individu. ”Saya berharap dari pertandingan Sabtu kemarin kita bisa mengambil sebuah pelajaran. Kita bisa melakukan intro-speksi secara tim maupun individu,”

ujarnya di depan Danilo Fernando dan kawan-kawan, kemarin sore.

Sementara itu, pernyataan yang diberikan Asisten Pelatih M. Syafii pun tidak jauh berbeda. Pria asli Kecamatan Burneh, Bangkalan, terse-but mengimbau seluruh penggawa Perseba Super bisa lebih memperkuat koordinasi antar-pemain. ”Koordinasi

harus lebih ditingkatkan. Saya lihat kemarin banyak pemain yang masih kesulitan memperagakan pola seran-gan seperti yang sudah diterapkan dalam latihan,” timpal Syafi’i.

Sementara itu, 10 hari menjelang pertandingan perdana Perseba Su-per di Divisi Utama, tim pelatih ma-sih menambah satu agenda uji coba lagi. Sebuah klub asal Surabaya akan didatangkan untuk menjadi lawan tanding bagi tim yang di-manajeri Ayu Sartika ini.

”Kami masih menyisakan satu agenda uji coba lagi. Terkait tang-gal, nanti kami umumkan kalau sudah positif,” imbuh Nus.

Dalam latihan yang dimulai sejak 15.30 di SGB kemarin, tak terlihat gelandang gahar Perseba Super, George Dakkar Mitchel. Menu-rut informasi yang diberikan Nus Yadera, pemain gimbal asal Liberia tersebut sedang mengurus telex vitas-nya di Jakarta.

”George masih belum bisa ikut lati-han. Dia sedang urus izin kerjanya di Jakarta,” ungkapnya. (bai/ed)

KM/ACHMAD BAIQUNI

EVALUASI: Pada latihan sore di SGB kemarin, tim pelatih Perseba Super Bangkalan memberi masukan terkait titik lemah permainan Laskar Suramadu pada laga uji coba sebelumnya lawan Persipur Porwodadi.

Adaptasi Lapangan dan Kerjasama Antar-PemainDI JAKARTA: Stopper George Dakkar Mitchel

tak tampak pada sesi latihan sore Perseba

Super Bangkalan kemarin.

KM/TABRI S. MUNIR

Siang Ini P-MU Tiba di Bandara Sentani

PAMEKASAN-Laskar Sape Kerap pagi ini pukul 05.50 bakal terbang ke Papua. Misi tampil terhormat tersemat di setiap dada 15 penggawa Persepam Madura United (P-MU) yang dibawa serta.

Bersama tim manajemen lain yang totalnya 21 personel, mereka siap menancapkan bendera Laskar Sape Kerap di bumi Cendrawasih. Sebab lawatan kali ini merupakan yang

perdana bagi P-MU ke Papua Raya. Saat masih di Divisi Utama, sebena-

rnya P-MU sudah pernah mengin-jakkan kaki di Biak Numfor dan Serui, keduanya termasuk Kabupaten Kepulauan dari Papua Barat, yang lokasi kabupatennya berada di pulau terpisah dari pulau Papua besar.

”Selamat berjuang dan semoga menang. Sehingga bisa membawa pulang poin dari lawatannya ke Papua,” tulis Manajer P-MU Achsanul Qosasi di pesan

singkatnya terkait keberangkatan timnya ke Papua.

Sesuai agenda perjalanan yang diterima Kabar Madura dari

travel yang ditunjuk, rom-bongan besar P-MU akan meninggalkan Pamekasan tepat pukul 23.00 (28/1), tadi malam. Mereka akan meluncur ke Bandara Juan-

da Surabaya dengan bus tim. Terkait jam keberangkatan-

nya yang tergolong malam, karena menyesuaikan dengan jadwal pen-erbangan. Dimana mereka akan

terbang dengan pesawat Garuda pada penerbangan pertama hari ini, yakni persis pukul 05.50.

Sekitar satu jam perjalanan, rom-bongan P-MU akan transit di Ban-dara Hasanuddin Makassar sekitar 30 menit. Untuk kemudian langsung menuju Bandara Sentani di Jayapu-ra. Informasinya, perjalanan udara dari Bandara Hasannuddin ke Ban-dara Sentani memakan waktu sekitar empat jam. Sehingga jika sesuai jad-wal, sekitar pukul 12.00 WIT (Waktu Indonesia Timur), rombongan P-MU akan tiba di Kota Jayapura. (ed)

CEDERA masih membekap el-capitano P-MU, Mohama-dou Tassiou Bako. Cedera yang didapatnya beberapa saat sebelum P-MU melakoni laga perdana melawan Perse-la Lamongan itu sebenarnya sudah bisa dikatakan sem-buh, kendati belum total. Tak heran jika dalam sesi latihan, Tassiou sering terlihat di lapangan latihan dalam be-berapa hari ini.

Sayangnya, proses adaptasi pasca sembuh yang sedang dijalaninya, mejadikan pe-main asal Kamerun tersebut harus kembali absen dalam dua laga berikutnya. Masing-masing ketika P-MU harus menantang Persipura Jay-apura dan Persiwa Wamena.

”Kalau hanya lari-lari kecil saya sudah bisa. Tetapi pelatih memang menyarankan agar saya tidak terburu-buru turun lapangan,” ujar Tassiou Bako.

Tidak hanya Tassiou yang mengaku kangen untuk

segera merumput. Anton Samba juga harus absen dalam tiga laga perdana P-MU. Dia mengaku sudah sangat ingin kembali mera-sakan atmosfer pertandingan.

Sebelumnya, ketika P-MU harus menerima kekalahan telak 4-0 atas Persela Lamon-gan, Anton sebenarnya di-proyeksikan menempati ge-landang bertahan. Namun seiring izin karena anaknya sakit, Anton tidak ikut serta menjadi bagian dari skuad P-MU ketika melawat ke Persela Lamongan.

Demikian juga ketika per-siapan penentuan pemain yang akan dibawa serta ke Lamongan. Anton harus rela tidak masuk sebagai pemain yang dipilih. Itu karena dia harus berjibaku dengan bisul yang tumbuh di betisnya. ”Saya sudah bisa bermain kembali. Sudah kangen un-tuk segera merumput,” tan-das Anton. (bri/ed)

GAUNG Persepam Madura United (P-MU) se-bagai klub kebanggan Madura memang sudah sangat menggema. Tak heran, lawatan Laskar Sape Kerap ke bumi Cendrawasih, sudah di-tunggu taretan dhibi’ yang sudah lama bermukim di Papua. Khususnya yang berdomisili di Kota Jayapura. Bahkan mereka tegas menyatakan siap mendukung perjuangan P-MU.

Itu, terangkum dari se-jumlah pernyataan warga Madura yang berada di Papua melalui sambun-gan telepon. Seperti yang disampaikan Anwaril Fitri, pria asal Sampang yang mengaku sudah dua tahun bermukim di Papua. Dia mengaku su-dah tak sabar menunggu sanak saudaranya yang membawa panji P-MU berlaga di Stadion man-dala melawan Persipura di Jayapura.

”Kami bersama warga Madura lainnya siap menahbiskan diri memberi dukungan langsung kepada Laskar Sape Kerap,” ujar Anwaril Fitri via telepon selulernya, setelah sebelumnya chatting dengan Kabar Madura.

Dukungan serupa juga disampaikan Benny Hendra Suwardi, 38, warga asli Desa Bator, Keca-matan Klampis, Bangkalan, yang saat ini bertugas di Korem 172 Praja Wirayakti Kota Jayapura. ”Ka-lau dukungan jangan khawatir, pasti melimpah. Soalnya banyak warga Madura yang merantau di Jayapura ini,” ujar Benny –sapaannya.

Diakui oleh pria yang juga sempat menyambut rombongan P-MU melawat ke kandang PSBS Biak Numfor-Papua Barat, kala Laskar Sape Kerap meretas asa di kancah Divisi Utama 2011-2013, jika rombongan P-MU berangkat dengan pen-erbangan pagi dari Bandara Juanda Surabaya, kemungkinan tiba di Bandara Sentani Jayapura sore harinya. ”Kami tunggu di Jayapura,” tutur alumni Akabri-AD angkatan 1997 ini. (bri/ed)

TIDAK hanya membawa pemain dalam jumlah ter-batas dalam lawatan P-MU ke Papua. Tim pelatih yang ikut serta mendampingi pemain juga terbatas. Yakni hanya Pelatih Kepala Dan-iel Roekito dan Asisten Pelatih Jamrawi.

Sementara itu, dari jajaran manajemen juga hanya satu orang yang akan ikut serta mendampingi Firly Apriyan-syah dan kawan-kawan.

Kendati demikian, melalui Kabar Madura yang dis-ampsikan via BBM (Black-Berry Mesenger), Manajer P-MU Achsanul Qosasi mengaku siap mengucur-kan bonus bagi pemainnya jika mampu menang dalam tandingnya di Papua. Baik lawan Persipura Jayapura (31/1) maupun Persiwa Wa-mena (3/2).

”Secara pribadi saya sudah menyiapkan bonus ke pe-main jika menang. Bahkan tidak hanya saya, ada teman yang juga menjanjikan bonus kemenangan hingga seratus juta,” ujar Achsanul Qosasi.

Besarnya bonus yang di-janjikan tersebut, menurut AQ –sapaannya, karena dua laga tersebut sangatlah berat. ”Kita kalah pengal-

aman dari mereka, dan mer-eka juga memegang kendali di kandang. Makanya kami tidak memberi target khu-sus kepada pemain. Tetapi jika memang, pasti banjir bonus. Karena ini sudah membawa nama Madura,” tandas AQ. (bri/ed)

LATIHAN akhir jelang keberangkatan Laskar Sape kerap ke Papua tak terlaksana sempurna. Sebab Kota Pamekasan dan seki-tarnya ”diamuk” hujan deras disertai angin kencang, kemarin sore (28/1).

Pelatih Kepala Persepam Madura United (P-MU) akhirnya urung memberi materi taktik latihan khusus, seba-gaimana dikatakan sebelumnya.

Kendati demikian, latihan akhir Firly Apriyansyah dan kawan-kawan kemarin sore tetap dilaksanakan, meski di lapangan tertutup. Yakni di lapangan futsal Maestro Pemakasan.

Latihan tersebut, menurut Daniel Roekito selaku tactician P-MU tetap harus dilaksanakan. Tujuan utamanya un-tuk menjaga kebugaran pemain. ”Terpaksa latihan ditempatkan di lapangan tertutup. Karena kalau dipaksakan di lapangan ter-buka, kami takut pemain akan kembali mengalami flu. Sebab ini sudah detik-detik

akhir pemberangkatan,” ujar Daniel Roekito.Dijelaskan oleh pelatih yang biasa memakai

topi tersebut, latihan di lapangan terbuka dengan kondisi hujan sebenarnya sering dia berikan kepada pemainnya. Namun karena latihan terakhir sebelum berangkat ke Papua,

Daniel mengaku pihaknya lebih baik menjaga kondisi pemainnya.

”Kami tidak mau ambil risiko. Memang harus hati-hati jelang berangkat. Apalagi di sana (Papua, Red) rawan demam berdarah.”

Sebagai ganti latihan taktik, Daniel mengaku akan diberikannya ketika mencoba lapangan Stadion Mandala, kandang Persipura Jayapura.

Dalam lawatan ke Papua, Daniel masih ketar-ketir dengan mental pemainnya.”Secara khusus saya memang tanamkan kepaada pe-main agar tidak drop mentalnya. Makanya itu tadi, misi tampil terhormat adalah meningkat-kan mental pemain,” pungkasnya. (bri/ed)

Selamat Berjuang Tretan! Menang, Banjir Bonus Menanti

KM/DOK

BENNY H. SUWARDI

Bekal Akhir Latihan di Lapangan Futsal

Taretan di Papua Bersiap

El-Capitano Absen, Samba Rindu Merumput

KM/TABRI S. MUNIR

ACHSANUL QOSASIManajer P-MU

Secara pribadi saya sudah menyiapkan bonus ke pemain

jika menang. Bahkan tidak

hanya saya, ada teman yang juga

menjanjikan bonus kemenangan hingga

seratus juta.”

KM/DOK

ANTON SAMBAKM/DOK

TASSIOU BAKOLAPANGAN TERTUTUP: Sesi latihan akhir P-MU sebelum bertolak ke Papua kemarin sore, harus dilangsungkan di lapangan futsal. Tampak striker Osas Saha (kiri) berjibaku dengan bola yang hendak disergap Rossy Noprihanis.

KM/TABRI S. MUNIR