edisi 004 januari 2012

8
mantan “penguasa” desa Membedah Nasib Terbuka kesempatan untuk memiliki dan mengelola dalam server dan jaringan Desa Merdeka Informasi lebih lanjut silahkan klik surat kabar online www.rpdn.org/desamerdeka-connection/ Gedung Relawan Bangsa - Jl. Dr. Saharjo No. 40 Manggarai Jakarta Selatan – 12870 Telp. (021) 83785495 – Faks. (021) 83791376 - homepage : www.desamerdeka.org Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan H. Sumaryoto ”Saya sangat mendukung wadah mantan kepala desa, Saya mengusulkan berbentuk paguyuban, Dalam program kerja saya berharap yang utama adalah kegiatan ekonomi untuk mewadahi ketrampilan para mantan, oleh karenanya setelah Paguyuban terbentuk secepatnya menndirikan koperasi” Media Dari Desa Untuk Indonesia Merdeka Edisi : 004/Tahun I/Jan 2012 Dwiminggu Kedua / harga Rp. 5.000,- (jawa, luar jawa tambah ongkos kirim) www.desamerdeka.com Masyarakat Desa Cerdas, Aparat Desa Profesional Jurnal b Tidak Pantas Mantan Kades Hidup Tidak Layak f b Wonosobo Inspirasi Untuk Jawa Tengah f b Dengan Rp 100 Mengubah Desa g b ASHRAM Budaya Rumah Seni Elo Progo h KOMITE NASIONAL MASYARAKAT INDONESIA Jl Tebet Utara III no 7 - Tebet - Jakarta Selatan. Tlp. 021- 835 2470 Fak. 021 - 831 1238 Email : [email protected]

Upload: suryokoco-suryoputro

Post on 23-Mar-2016

237 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Tabloid Jurnal Desa Merdeka, Masyarakat Desa Cerdas, Aparat Desa Profesional

TRANSCRIPT

Page 1: Edisi 004 Januari 2012

mantan “penguasa” desa

Membedah Nasib

Terbuka kesempatan untukmemiliki dan mengelola

dalam server dan jaringan Desa MerdekaInformasi lebih lanjut silahkan klik

surat kabar online

www.rpdn.org/desamerdeka-connection/

Gedung Relawan Bangsa - Jl. Dr. Saharjo No. 40 Manggarai Jakarta Selatan – 12870 Telp. (021) 83785495 – Faks. (021) 83791376 - homepage : www.desamerdeka.org

Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan

H. Sumaryoto

”Saya sangat mendukung wadah mantan kepala desa, Sayamengusulkan berbentuk paguyuban, Dalam program kerjasaya berharap yang utama adalah kegiatan ekonomi untukmewadahi ketrampilan para mantan, oleh karenanya setelahPaguyuban terbentuk secepatnya menndirikan koperasi”

Media Dari Desa Untuk Indonesia MerdekaEdisi : 004/Tahun I/Jan 2012

Dwiminggu Kedua / harga Rp. 5.000,-(jawa, luar jawa tambah ongkos kirim)

www.desamerdeka.com

Masyarakat Desa Cerdas, Aparat Desa Profesional

Jurnal

b

Tidak Pantas Mantan KadesHidup Tidak Layak

f

b

Wonosobo InspirasiUntuk Jawa Tengah

f

b

Dengan Rp 100Mengubah Desa

g

b

ASHRAM BudayaRumah Seni Elo Progo

h

KOMITE NASIONAL MASYARAKAT INDONESIA

Jl Tebet Utara III no 7 - Tebet - Jakarta Selatan.Tlp. 021- 835 2470 Fak. 021 - 831 1238

Email : [email protected]

Page 2: Edisi 004 Januari 2012

Perdesaan adalah wilayah yangmempunyai kegiatan utamapertanian, termasuk pengelolaan

sumberdaya alam dengan susunanfungsi kawasan sebagai tempatp e r m u k i m a n , p e l a y a n a n j a s apemerintahan, pelayanan sosial, dankegiatan ekonomi.

Kondisi kawasan perdesaan padaumumnya bercirikan masih besarnyajumlah penduduk miskin, terbatasnyaalternatif lapangan kerja, dan rendahnyatingkat produktivitas tenaga kerjaperdesaan. Kondisi ini tidak terlepaskarena tingginya ketergantungan padakegiatan budidaya pertanian sedangkantingkat penguasaan lahan pertanian olehrumah tangga petani masih sangatlemah.

Perdesaan cenderung semakinterpuruk akibat keterkaitan kegiatan

ekonomi antara sektor pertanian dengansektor industri pengolahan dan jasapenunjang serta keterkaitan antarakawasan perdesaan masih sangatrendah.

Sisi lain dari lemahnya perdesaanadalah rendahnya tingkat pendidikandan keterampilan masyarakat perdesaan,rendahnya akses masyarakat kepadasumber permodalan dan sumber dayaekonomi produktif lainnya, sertaterbatas dan belum meratanya tingkatpelayanan prasarana dan sarana dasarbagi masyarakat.

Dalam rangka pemberdayaan baikdesa maupun pemerintah desa yangmenjadi sangat penting adalah fungsin e g a r a y a n g p e r t a m a y a i t umencerdaskan kehidupan bangsa.Dengan kecerdasan dari masyarakatdesa dan pemerintah desa, maka

diharapkan akan lahir peloporpemberdayaan desa yang sebenarnya.Pelopor pemberdayaan desa ini bisaperangkat desa maupun wargamasyarakat desa itu sendiri.

Sumber daya manusia, sumber dayasosial, sumber daya alam, semuamerupakan bagian yang penting untuk“dicerdaskan” dalam koordinasi yangtepat demi kemajuan desa.

Keberanian memulai dengankekuatan sendiri atau swadaya adalahsemangat yang harus dibangun olehmasyarakat desa itu sendiri. Pada bagianlain, komunitas peduli desa denganketrampilan, kemampuan akses, dankewirausahaan adalah elemen yangsangat diharapkan partisipasinya.

Kembali lagi pada hal yang sangatpenting adalah kesiapan desa danpemerintah desa untuk menerima dan

mencermati kebesediaan komunitaspeduli desa dalam peran sertanya ikutmengembangkan desa.

Tidak hanya dibutuhkan pemimpin(leader) untuk memajukan desa, tetapijuga dibutuhkan pengelola (manager)yang handal untuk melihat potensi danmengembangkan untuk keperluankesejahteraan masyarakat desa.

Salam bahagia Desa Indonesia

Pendiri / Pemimpin UmumDewan Redaksi

Pemimpin Redaksi Biro :(Aceh) (Jabar),

(Jateng),(Jatim), (Sulsel)

Pemimpin PerusahaanAlamat Redaksi dan Usaha

: Suryokoco Suryoputro;: Mayjen (Pur) TNI M. Djali Jusuf, Ir. HM Suaib Didu MM, H. Ponmei Siregar, Ir. Ugik Kurniadi, Ir.

Faisal Reza Yoenoes, Bambang Dwi Rachmat S, Ir. Usman Asri, Budidoyo Siswoyo, Ranggajoni: Suryokoco Suryoputro; Sekretaris Redaksi : Surya Artamura; Rahmi Fajri, Zulfahmi S

, Ayi Sumarna, Dudung Hidayat, Nana Supriatna, Sudaryoko, Eriek Nugraha Ramdan Dwi Gatno,Toying, Fathkul muin, Johan Irawan, Santoso, Moh Tahril, Ady Sriyono, Samingun Sandi Yudha, AkhmadMulyadi, Sunandar Muckhlisin

:: Jl

email: [email protected]

Afif FauziTebet Utara III no 7 - Tebet - Jakarta Selatan.

Tlp./Fak. 021 - 831 1238

b

Salam Redaksi Desa Tidak Cukup Hanya , Tapi JugaLeader Manageroleh : Suryokoco Suryoputro

Semarang (RPDN) : Dalam rangka memperluasjaringan RPDN ke daerah daerah, SuryokocoKetua Pengurus Pusat RPDN mencabamenangkap peluang pembinaan terhadap mantankepala desa d Jawa Tengah.

Berangkat dari keinginan Purno salah satumantan kepala desa di Sukoharjo, maka RPDNkembali mengambil peran pendampingan dalamgagasan pembentukan paguyuban mantan kepaladesa se Jawa Tengah.

Paguyuban yang dibentuk diharapkaneksklusf untuk mantan kepala desa. “Saya

berharap organisasi yang akan dibentuk inimenjadi organisasi khusus bagi mantan kepaladesa, baik yang sudah menjabat dua kali, sekalimaupun tidak sampai selesai masa jabatan. Danyang lebh utama adalah sisitem kenggotaandengan stelsel aktif, jadi setiap orang harusmendaftar untuk jadi anggota” kata Suryokoco.

Nama paguyuban yang dipilih sangat paskarena ada mengandung makna kata guyubbersatu. Paguyuban ini akan menjadi alat bersamasama mensejahterakan anggota. ”Kami berharapdengan bimbingan dan bantuan akses dari mas

Koco (pangiilan akrab ketua PP RPDN-red), kambisa bersama sama meningkatkan kesejahteraanmantan kepla desa dimulai dri masing masingkabupaten berlanjut ke tingkat propinsi dan kalomemang akan dikembangkan secara nasional, kamijuga siap mendukung” kata Purno salah satuinisiator.

Paguyuban harus bebas dari kepentinganpolitik praktis. ”Paguyuban harus dibebsarkan daripolitik prkatis. Kalo politik pribadi masing masinganggota silahkan kalo perlu kita dukung apabilamemang memmiliki dampak langsung untukkesejahteran anggota” kata Tri Waluyo Jati mantankades di Batang yang diamini oleh Witono mantankades Grobogan..

Ya n g h a r u s d i u t a m a k a n a d a l a hmemperhatikan nasib teman teman mantan.”Paguyuban harus mampu memberikan manfaatbagi mantan kades meskipun bukan anggota. Salahsatunya adalah bagaimana memberikan kesempatanatau membantu agar mantan kdes yang kurangmampu mendapat jaminan kesehatan masyarakat.Ini terjadi di wonosobo, mantan kades kesulitanberobat karena tidak ada biaya, mantan kadesmenjadi buruh kuli batu dan lain sebaganya.Kesempatan kerja harus kita siapkan untuk mantankades” kata abdul kodir, mantan kades di wonosobo.

Yang menjadi penting dalam organisasiadalah kekuatan data base. ”Saya berharaporganisasi ini mampu meberikan data ril anggota,jangan hanya klaim jumlah. Dan setelah ada data riilanggota maka saya yakin organisasi ini akanmenjadi media pemersatu mantan kepala desa yangmendapat perhatian dari banyak pihak untukmemberikan dukungan kegiatan produktif bagianggotanya” kata suryokoco menutp pertemuan.(admin rpdn)

RPDNMendampngi Pembentukan Paguyuban Mantan Kepala Desa Jawa Tengah

”Paguyuban Harus Jadi Organsasi Eksklusif Mantan Kepala Desa”

Kabar RPDN

Penerbit

Alamat

: Media Desa Merdeka

:Jl Saharjo No 40 - Jaksel

WebsiteEmail

: http://www.pasardesa.com/: [email protected]/

Page 3: Edisi 004 Januari 2012

Program desa mandiri menuju desa peradaban

akan terus ditingkatkan. Jika tahun 2010 program

tersebut hanya diperuntukkan bagi 100 desa dengan

bantuan masing-masing Rp 1 miliar, maka tahun

2012, jumlah desa akan ditambah menjadi 150

dengan bantuan yang sama.

Salah satu tujuan program desa mandiri menuju

peradaban adalah mendukung ketahanan pangan.

Program tersebut didukung penuh DPRD Jabar, dan

diharapkan program tersebut terus berkelanjutan.

Juga diusulkan menjadi program nasional dengan

dukungan anggaran dariAPBN.

Dengan kondisi desa yang kuat, dimana

kegiatan perekonomian berjalan dengan baik, hal

itu tentunya akan mendorong peningkatan

ketahanan pangan. Hal logis bila para petaninya

sejahtera akan berdampak pada keberlanjutan

sektor pertanian pangan, sehingga produksi

pangan berupa padi akan terus berjalan.

Ketersediaan bahan pangan itu sendiri akan terus

terjaga dan ketahanan pangan pun dapat dicapai.

Desa harus menjadi gula perekonomian bagi

masyarakat desa. Dan kemajuan desa akan

berdampak pada kesejahteraan masyarakatnya.

Program Desa Mandiri diharapkan mendorong

masyarakat desa untuk berpikiran maju dalam

membangun desanya, sehingga akan menekan

angka urbanisasi yang menjadikan kehidupan di

desa tidak berdaya, dengan bantuan kucuran dana

Rp 1 miliar per desa, diharapkan semakin

mempercepat perwujudan desa mandiri menjadi

desa peradaban.

Desa Peradaban Jawa Barat Diusulkan Jadi Program NasionalOleh : Dr. Ir. H. Dadang Mohamad.

cOpini

Desa Peradaban atau desa mandiri yang

digulirkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah

program bantuan untuk melakukan penataan dan

pembenahan wilayah yang merupakan bagian dari

penyelesaian masalah kependudukan karena akan

menekan laju urbanisasi dari desa ke kota. Desa

Mandiri diharapkan akan menjadi embrio kota

kecil di daerah.

Setiap desa yang mendapat bantuan desa

mandiri ini akan mendapat kucuran dana sebesar

Rp. 1 Milyar, yang juga diperuntukan sebagai

bantuan anggaran permodalan tingkat desa dengan

dibentuknya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

di Jawa Barat setidaknya ada 100 desa yang

menjadi percontohan dan mendapat bantuan

program ini.

Adanya Program Desa Mandiri Dalam

Perwujudan Desa Peradaban sedikitnya

memberikan harapan masa depan. Bahwa seluruh

desa memiliki infrastruktur memadai serta

perguliran ekonomi yang mampu membawa

masyarakatnya lebih sejahtera. Sebab selain sarana

dan prasarana ada juga sektor ekonomi kerakyatan

yang digenjot.

Secara esensial, dari program tersebut,

mendorong “Desa Berkembang” yaitu desa yang

berpotensi untuk maju dan mandiri dalam rangka

mempercepat pencapaian peningkatan kesejahteraan

masyarakat desa dengan memberdayakan pemerintah

dan masyarakatnya melalui pendayagunaan

sumberdaya lokal secara mandiri dan sumberdaya

pembangunan secara optimal.

Pada sisi lain, dengan adanya bantuan masing-

masing Rp 1 miliar, untuk 100 desa terpilih, sementara

ada 5.266 desa di Jawa Barat, hal itu mengakibatkan

kesenjangan bagi desa-desa lainnya. Pertanyaannya,

apakah mampu mewujudkan desa mandiri dengan

alokasi dana hanya satu tahun ?

Adalah anggota Ketua PD RPDN KabupatenTasikmalaya, tinggal di Majalengka - Tasikmalaya

Desa Peradaban, Akankah Jadi Solusi ?Oleh : Nana Supriatna

Mencermati berita media dan juga suara rakyat yangdisampaikan melalui berbagai media, semuanyamengindikasikan banyak masalah yang sedangdihadapi bangsa ini.

Siapapun yang memimpin bangsa ini,dihadapkan pada masalah yang sangat tidak mudah.Semua lembaga negara tidak terlepas dari kritik-kritikyang terkadang terasa sangat tajam, yang meragukankredibilitas dan juga kapabilitasnya.

Bahwa kritik-kritik itu benar atau salah, tidakmenjadi masalah, namun diakui ada yang benar danada yang salah. Dan ini sah-sah saja, sebagai bagianproses demokratisasi yang sedang kita impikan.Notabene, proses demokratisasi yang sedang kitaimpikan itu masih belum memperoleh kesepakatanbentuknya.Ambilah contoh di sekitar RUU Pemilu yangsekarang sedang banyak menjadi pembicaraan.Semua setuju untuk lebih memantapkan demokrasikita. Tetapi, ketika menyinggung soal berapa jumlahpartai yang sebaiknya kita miliki, berbagai pendapatternyata “simpang-siur”.

Hal ini terkait dengan “parliamentary threshold”(PT) yang hendak dirumuskan. Partai besarmenginginkan PT yang tinggi, agar bisa mengurangijumlah partai. Sebaliknya, pendapat seperti itudianggap bisa “mengebiri” demokrasi. Jumlah partai,dianggap bisa menjadi jaminan jalannya prosesdemokrasi. Berapa jumlah partai yang ideal untukproses demokrasi yang demokratis? ,

Semakin banyak partai semakin demokratis,begitu salah satu pendapat. Pendapat lain mengatakancukup tiga atau sekitar lima partai saja cukup. Sebuah

survei LSI mengindikasikan jumlah partai ideal itusekitar lima.

Semua itu akan sangat menentukan didalampembicaraan RUU Pemilu yang baru. Mengapatidak satu partai saja? Bukankah kita (semua)sudah sepakat dengan satu ideologi Pancasila,yang sudah kita sepakati sebagai “harga mati” didalam berbangsa dan bernegara?

Kemudian timbul pertanyaan dari diri saya,untuk apa sesungguhnya Multi Partai itu, kalautujuannya hendak mewujudkan kesejahteraanrakyat yang berkeadilan sosial.

Perlukah Multi partai ..?Jumlah partai yang banyak, ternyata telah

menimbulkan “high cost” politik. Berapa besarbiaya dikeluarkan untuk penyelenggaraan pemilu ?

Dari pileg, pilpres sampai pilkada. Kalau biayaitu diperuntukkan memperbaiki infra struktur kitaterutama di Desa-Desa, jalan-jalan kita yang sudahbanyak rusak, atau mungkin benar-benar memberijaminan social bagi warga miskin, memperbaikiperekonomian rakyat mungkin akan lebihbermanfaat, dan ini pendapat saya.

Identikkah multi partai sampai prosesdemokrasi dan upaya mewujudkan kesejahteraanrakyat….? Itulah pertanyaan saya,

Seandainya saya punya kapasitas atau sempatbisa ikut menentukan aturan di negeri ini akan sayalakuan itu , tapi sudah tentu, demokrasi seperti inipasti banyak penentangnya. Sebab, tidak sesuaidengan paradigma demokrasi yang selama ini kitakenal, yang bersumber dari demokrasi Barat.

Kalo kita tonton di acara TV One. JLC ( JakarataLawyer Club ) sepertnya beliau-beliau disana orang-orang pintar dan punya kapasitas tapi ternyata hanyasebuah tontonan dan tidak bisa membuat perubahanNegeri ini.

Dan sudah saatnya kita ancang -ancang jadipenentu 2014 , jangan sampai kita nantinya jadipenggerutu. Masalah lain saat ini adalah bukan hanyaBiduan atau Sinden yang bisa jual suara, tapi politisijuga penjual suara.

Atau perlukah NKRI ini kita bubarkan saja danmasing2 kita kembali ke alam bebas, bebas darisorotan, bebas dari cacian, bebas dari koruptor, bebasdari birokrasi, bebas dari tekanan……..

Adalah Kepala Desa Putat – Bulu – Temanggung –Jawa Tengah Desa dengan 116 KK, luas 51,8 Hapenduduk 436 jiwa

Politisi Itu Tidak Lebih dari Sinden Penjual SuaraOleh : Antox Darmanto.

Page 4: Edisi 004 Januari 2012

Keberadaan kesatuan masyarakat hukum adat(volksgemeenschappen) yang diamanahkanoleh founding father melalui konstitusitertinggi UUD 1945 dihubungkan dengan

filosofi dan semangat pembentukan RUU tentangDesa yang sekarang kembali hangat diperbincangkan,akan menimbulkan pertanyaan, apakah UU tentangDesa yang kembali akan dihidupkan sudah sebuah aluryang selaras, sesuai dan konsisten dengan maksud dariUUD 1945 itu sendiri?

Menurut saya, desa tidak bisa disamakan dengansebutan nama lainnya bagi masyarakat hukum adatlainnya yang dianggap setingkat dengan desa. Karenakarakterisktik yang membangun dan nilai yangberkembang pada masing masing masyarakat hukumadat di Indonesia memiliki perbedaan yang sangatberagam dan tajam baik secara filosofis, struktur,kultur maupun fungsinya degan karakteristik desayang ada di Jawa dan Bali. Karena itu istilah desa tidakbisa digunakan untuk seluruh negara Indonesia dan di-setarakan dengan istilah sebutan nama lainnya.

Sangat tidak logis dan rasional jika kesatuanmasyarakat hukum adat yang memiliki beragam adatistiadat dan hukum adat yang tumbuh berurat-berakardari masyarakat hukum adat itu sendiri (Bottom up),kembali pengaturannya dilakukan secara seragamdalam bentuk UU tentang Desa yang sangat top down.

RUU tentang Desa yang dibuat oleh ketigalembaga negara saat ini, pada dasarnya secarasubstantif sama dengan UU terdahulu yang mengaturtentang desa, yang baru mampu menjangkaupengaturan desa secara parsial, yakni hanya mengaturdesa dari segi tekhnis administratif pemerintahan saja,sehingga menisbi dan mengkerdilkan arti dan marwahtentang desa dan masyarakat hukum adat itu sendiri,

belum melihat utuh keberadaan sebuah desa secarakomprehensif. Yang terlihat akhirnya tetap desadalam kacamata birokratis mekanis yangstrukturalis.

Atas dasar hal tersebut di atas, sayamengusulkan sebelum bangsa kita kembali mene-lorkan UU tentang Desa, ada baiknyamempertimbangkan hal-hal berikut ini. Pertamaterlebih dahulu negara diharapkan dapat mengi-dentifikasi, menghimpun dan mengkodefikasisemua aspek adat istiadat dan yang telah menjadihukum adat pada masing-masing kesatuanmasyarakat hukum adat yang ada di wilayahIndonesia, dalam bentuk sebuah dokumen tertulis,yang dapat dipegang dan dipelajari oleh setiapmasyarakat hukum adat dan seluruh rakyatIndonesia. Sehingga seluruh wilayah Indonesiadapat terpetakan dan terdokumentasikan denganbaik masing-masing kesatuan masyarakat hukumadatnya.

Kedua, identifikasi dan kodefikasi kesatuanmasyarakat hukum adat ini dapat dilakukan olehmasing-masing Pemerintah Provinsi danPemerintah Kabupaten/Kota yang bekerjasamadengan perguruan tinggi, tokoh/lembaga adat,pakar dan unsur/lembaga terkait lainnya di daerahdengan membentuk tim untuk menelaahmasyarakat hukum adat yang tumbuh danberkembang di wilayahnya sehingga dapatdirumuskan dan didokumentasikan menjadi sebuahKitab Hukum Adat setempat, yang tentunyadifasilitasi dan menjadi program dari pemerintahpusat.

Ketiga, setelah Kitab Hukum Adat yang adapada masing-masing kesatuan masyarakat hukum

adat ini terbentuk, baru kemudian dipikirkan bentukdan struktur masyarakat hukum adat yang akan dibuatsecara nasional, dan dirumuskan bagaimana kaitan,peran, posisi , kewenangan dan hubungankedudukanya dengan pemerintahan daerah danpemerintah pusat. Dan juga urgensi levelpengaturannya apakah harus diatur dengan UU, PP,atau cukup Peraturan Daerah pada masing-masingpropinsi atau kabupaten/kota saja.

Keempat, wujud keseragaman masyarakathukum adat harus dimplementasikan dalam bentukaturan yang beraneka ragam pada masing masingmasyarakat hukum adat, tidak mungkin bisa seragam.Cukuplah aneh, jika kita mau mengatur sesuatu subjek,namun subjek yang akan diatur itu sendiri belumteridentifikasi dengan baik, apalagi bagi sebuah subjekyang sangat beranekaragam.

Adalah Alumnus Universitas Lumiere Lyon 2 danENTPE Lyon Perancis

Inkonsistensi UU DesaOleh :Empi Muslion

d Opini

Salahkah menguasai media massa untukmemuluskan jalan meraih kekuasaan? Tentusaja, tidak. Sebab, tidak ada UU yang

melarangnya. Tapi, kalau banyak politisi menguasaikepemilikan media, ditambah para raja mediamemimpin partai, apa jadinya wajah pemberitaan kitakedepan? Banyak stasiun televisi dan koran akanmasuk arus satu arah pemberitaan partai yangdidukung bosnya. Selain itu, daya kritis media akantumpul karena tidak berani mengkritik partai bosnya.Itulah, tampaknya, kenyataan yang bakal terjadibeberapa tahun ke depan, khususnya menjelangPemilu dan Pilpres 2014. Adalah Hary Tanoe, ”RajaTelevisi'' negeri ini, yang kini menjadi bintangpemberitaan. Pria asal Surabaya itu kini bergabung kePartai Nasional Demokrat (Nasdem) saat hadir diRakernas Nasdem. Pengusaha dan bos MNC Group itudidapuk sebagai dewan pakar di partai yang didirikanSurya Paloh itu.

Bersatunya Tanoe dan Paloh setidaknyamerupakan modal besar bagi Nasdem untuk meraihkekuasaan 2014. Dalam hitungan kasat mata, Palohmenguasai Metro TV dan koran Media Indonesia.Secara langsung atau tidak, dua media itu santermemberitakan kegiatan Nasdem di berbagai daerah diIndonesia. Pem beritaan yang tidak dilakukan olehmedia TV lain karena tidak me miliki nilai berita.Belum puas dengan dua media itu, kini Paloh dapatpeluru raksasa. Seperti diketahui, Tanoe selainmenguasai RCTI, Global, dan MNC jugamengendalikan televisi kabel Indovision dan Top TV.Masih ditopang pula koran Seputar Indonesia. Malahkini dikabarkan tengah mengajukan izin TV digitalIndonesiaTV yang akan tayang di 10 kota di Indonesia.Belum lagi jaringan Sindo TV dan Sindo Radio(pengganti Trijaya FM) di berbagai kota, akan makinmeramaikan dukungan buat satu partai. Alasan yangdisampaikan Tanoe pun simpel. ''Dalam soal bisnis,saya sudah settle. Selanjutnya, saya ingin mencobamemberikan pengabdian kepada republik melaluipartai. Saya memilih Nasdem karena partai baru.” Itukata Tanoe. Bila dirunut ke belakang, Paloh mungkinagak kecewa dengan kekalahannya dalam pertarunganketua umum Golkar yang dimenangkan Aburizal

Bakrie. Dia pun mendirikan ormas Nasdem. Sambilberkeliling daerah, dia meyakinkan massa bahwaNasdem akan melakukan perubahan dan pembaruandi negeri ini, tanpa melalui partai. Di kemudian hari,kita bisa melihat ucapan yang ditayang Metroberulang-ulang itu ternyata bohong belaka.Buktinya, Nasdem menjadi partai seperti yang kitalihat sekarang. Sebagai partai baru, Paloh mungkinmerasa berat, apalagi mungkin merasa ”silau”melihat Bakrie dengan TV One dan ANTV sertabeberapa TV lokalnya berhasil me nguasai ratingberita utama AGB Nielsen. Merasa kurang kuat,Paloh-pun menggandeng Tanoe itu. Dari sini, kitamengamati, sepintas Paloh bermusuhan denganBakrie yang jadi rival utamanya di Munas Golkar.Tapi, jangan keburu silau.

Dalam politik, tidak ada musuh yang abadi.Yang ada adalah kepentingan abadi. Bukan tidakmungkin, saat Nasdem sudah kuat kelak, mendapatkursi di DPR-DPRD, kelak akan bertemu lagidengan Bakrie yang kini sudah mulai ”gerilya”berpromosi di TVOne dan ANTV itu. Maka, sangatmungkin terjadi koalisi Nasdem dan Golkar. Bila ituterjadi, bisa dibayangkan, akan terjadi satu aruspemberitaan oleh banyak televisi dan koran yanghanya oleh satu kepentingan kekuasaan pemilikmodalnya. Contoh di atas, agaknya, sudah pernahdiramalkan oleh pakar futurolog John Naisbitt.Melalui bukunya Megatrend yang terbit pada 1982,

dia meramalkan bahwa siapa yang menguasai media,dia menguasai dunia. Kini terbukti pendapat itu terjadidi Indonesia.

Memang bukan tanpa sebab karena denganmenguasai media, siapa pun akan bisa mengendalikanisu dan pemberitaan. Ramalan itu mendekatikenyataan. Pada 1990, dia menerbitkan lagiMegatrends 2000. Naisbitt mendeskripsikanperubahan-perubahan besar dalam masyarakat dunia.Antara lain: 1) Masyarakat industri menjadimasyarakat informasi, 2) Teknologi paksa menjadihigh tech/high touch, 3) Ekonomi nasional menjadiekonomi dunia, dan 5) Sentralisasi menjadidesentralisasi. Ramalan itu kini benar adanya. Siapayang menguasai media, dialah akan menguasaiinformasi. Tapi, akankah masyarakat kita begitu mudahdiarahkan untuk memilih partai/capres tertentu?Akankah kelak muncul TV kuning, TV biru, TV ungu,dan TV merah? Itulah sebabnya, Karl Mark danMurdock Golding, pakar ekonomi media, jauh harimengingatkan media akan berbahaya bila dikuasai kepentingan politik. Media menjadi alat untuk mencapaikekuasaan dan mempertahankan kekuasaan pula.Maka, diharapkan media tersebut tetap netral dalampemberitaan (pasal 36 UU 32/2002). Bila mediatersebut memihak, KPI dapat meniupkan peluitnya.Tapi, apa daya bila KPI tidak diberi kewenanganmenindak tegas televisi yang sudah dikuasai partai?

Sebenarnya, UU 32 sudah jelas melarangmonopoli. Selain itu, UU ini juga mengatur, pemilikmedia penyiaran (radio dan televisi) bukan hanyapemilik modal kuat. Masyarakat umum juga diberikesempatan. Maka, lahirlah radio dan televisikomunitas. Inilah media milik masyarakat yang perludi-support untuk mengimbangi kuatnya aruskonglomerasi media yang ternyata malah jadi alatkekuasaan.

Media komunitas inilah, yang bakal melawankonglomerasi televisi dan radio. Semoga, ramalankecurangan media dalam pemilu tidak terbukti danmedia tetap netral menjalankan profesi jurnalistiknya.

Adalah Ketua Bidang Kelembagaan KPID Jatim

Meraih Kekuasaan Melalui MediaOleh :H. Surya Aka SH MH

Page 5: Edisi 004 Januari 2012

eFokus

Bekasi - JDM : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat,mendesak Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasisetempat menelusuri keberadaan 430 hektar tanahkas desa yang tidak jelas statusnya sampai saat ini.

Demikian Wakil Ketua DPRD KabupatenBekasi, Sarbini di Cikarang, Senin, mengatakanketidakjelasan keberadaan dan status tanah kasdesa (TKD) tersebut diduga kuat karena adanyamanipulasi dan penggelapan oleh oknum kepaladesa.

Padahal, TKD adalah tanah negara yangdiperuntukan bagi pemerintah desa dan tidak bisadikuasai oleh perorangan atau diperjualbelikan.

"Kami khawatir ada manipulasi ataupenggelapan TKD oleh kepala desa atau mantakepala desa. Pemda harus mengusut tuntas masalahini," katanya.

Dikatakan Sarbini, jumlah TKD di KabupatenBekasi seluruhnya adalah 1.082 hektar, yang sudahterdeteksi keberadaannya, baik secara administrasidan fisik baru 647 hektar, sedangkan sisanya 430hektar tidak diketahui keberadaannya.

"Pemda harus tegas mengusut persoalanraibnya sejumlah tanah TKD, jika memang adaunsur penggelapan, siapapun yang terlihat harusbertanggung jawab secara hukum," beberapaanggota DPRD (mantan kepala desa)

, mantan Kades Desa Ciantra CikarangSelatan, mantan KadesKaranghaur Pebayuran dan MantanKades Sumberjaya Tambun Selatan harus ikutditindak jika terlibat penyelewengan TKD (TanahKas Desa), kata Sarbini.

Menurut Holik pernyataan Sarbini bisamempengaruhi citra buruk mantan kepala desa yangkini duduk di DPRD Kabupaten Bekasi jika tidakditindaklanjuti dengan pembuktian.

Untuk itu dia berharap, segera dilakukaninventarisasi TKD di desa-desa yang pernahdipimpin Kades yang kini duduk di DPRD. “Jelasini sangat merugikan. Apalagi jika anggota dewanitu punya ambisi tertentu untuk ke depannya,”tuturnya.

Dia mengatakan, tak menutup kemungkinan jikaada Kades atau mantan Kades yang melakukanpenyelewengan TKD. “Bisa jadi memang ada.Makanya saya minta ini tidak sekedar pernyataanpolitis, tapi ditindaklanjuti dengan pembuktian,”tegasnya

Sementara itu, Kepala Seksi Bidang Keuangandan Kekayaan Desa, Badan PemberdayaanMasyarakat dan Pemerintahan Desa, Setiawanmenampik tudingan ketidakjelasan TKD akibatdiselewengkan atau dijual.

Menurut Setiawan, masalah TKD tersebuttimbul karena kelalaian pemda yang belummendaftarkan TKD ke Badan Pertanahan Nasional(BPN).

"Banyak yang tidak didaftarkan ke BPNsehingga dimanfaatkan oleh perorangan, bahkan adayang didaftarkan sertifikat atas nama pribadi. Fisiktanahnya ada dan sedang kita data ulang," kata dia.

Setiawan berjanji akan menindaklanjuti masalahtersebut. TKD tidak bisa dikuasai oleh peroranganapalagi diperjualbelikan. Dia menyalahkan kepaladesa yang lalai menjaga keberadaan TKD yangmenjadi tanggungjawabnya.

"Kita akan telusuri, jika memang terbukti adayang memperjualbelikan, maka bisa diperkarakansecara hukum," kata Setiawan (wkt/rdbk)

HolikKodratullah

Muhammad SuyamanMilin Kartono

Skandal Tanah Kas Desa (TKD), Perburuk Citra Mantan Kepala Desa

Semarang – DMC : Dalam kesempatan pertemuan denganbeberapa mantan kepala desa di semarang (6/1) lalu, HSumaryoto yang anggota DPR RI ini menyatakandukungannya terhadap pemikiran akan dibentuknya wadahmantan kepala desa se Jawa Tengah.

”Saya sangat mendukung gagasan ini (wadah mantankepala desa se Jateng-red), dan bentuk dukungan saya, sayasiap untuk memfasilitas lairnya wadah ini” kata Sumaryotoyang juga politisi dari PDI Perjuangan ini.

Yang menjadi agenda penting dari wadah mantan iniadalah rasa kebersamaan senasb sepenanggungan. ”Sayamengusulkan wadah ini berbentuk paguyuban, sehingga adarasa guyub rukun yang harus menjadi landasan dalambertindak. Kta harus kembali menghidupkan semangat gotongroyong dan kekeluargaan” jelas pria yang fasih berbicarasemangat gotong royong ini.

Mendengar cerita nasib mantan kepala desa yang kurangberuntung, Sumaryoto merasa prihatin. ”Sungguh saya sangatprihatin mendengar cerita tean teman tadi (mantan kepaladesa-red), ternyata ada mantan kepala desa yang sampai tidakmampu berpenghasilan layak bahkan sampai kerja keluardaerah hanya menjadi buruh perkebunan kelapa sawit”katanya.

Kegiatan ekonomi mendukung kesejahteraan paramantan adalah bagian yang utama. ”Dalam program kerjasaya sangat berharap yang utama dan pertama ada kegiatanekonomi untuk mewadahi ketrampilan para mantan dankemudian menjadikan sumber penghidupan yang layak”jelasnya.

Apabila nanti terbentuk, maka berkegiatan usaha dengankoperasi adalah pilhan yang tepat. ”Setelah terbentuk, makasecepatnya menndirikan koperasi seperti yang dilakukanteman teman dari wonosobo, dan saya akan menyiapkankonsultan bisnis saya untuk membantu mengakses programprogram usaha serta program pembiayaan dar beberapasumber relasi saya” jelas pemilik PT Konsultan dan SurveyIndonesia ini.

Paguyuban mantan kepala desa jangan terjebak dalampolitik praktis. ”Saya perlu ingatkan, bahwa saya siapmembantu tidak dalam rangka politik prktis, dan sayaberharap teman teman juga sepakat bahwa wadah ini nantinyajangan terbawa dalam gerakan politik praktis. Tapi kalo

diantara anggota nantinya ada yang memiliki agenda politikpribadi, serta dirasakan baik untuk kebersamaan yamangga mangga saj kalo didukung, dan sejauh tidakmenggunakan wadah bersama, saya pikir wajar wajarsaja” terangnya.

Ada banyak hal yang bisa kerjakan untukpeningkatan kesejahteraan anggota. “Sayapunya banyak tenaga ahli di bidangkonsultan bisnis dan keuangan, saya bisasiapkan untuk membimbing temanteman dalam hal menyusun proposalusaha, mengakses modal dar perbankandan juga dalam hal pengelolaan usahabaik koperasi maupun badan bisnis lainsesuai kesepakatan teman teman” kataMaryoto kembali menegaskankesiapannya mendukung wadahmantan kepala desa Jawa Tengahini.

Diakhir pembicaraanyaS u m a r y o t o m e n y a t a k a nkesediaannya untuk dijadikanp e n a s e h a t . ” S a y aber termakas ih temanteman meminta sayamenjadi penasehat, dansaya siap untuk itu,dengan catatan kitab e r s a m a s a m adalam semangatm e r a h p u t i h ,b u k a n y a n glainnya” kataS u m a r y o t om e n g a k h r ipembicaraand e n g a nb e b e r a p amantan kepaladesa di JawaTengah.

(lsm/dmc)

H. Sumaryoto: Mantan Kades Jangan Berpolitik Menggunakan Paguyuban

Page 6: Edisi 004 Januari 2012

f Fokus

Magelang – DMC : Hardiwan salah satu stafkhusus Gubernur Jawa Tengah mengatakan tidakpantas mantan kepala desa hidupnya tidak layak.”Saya pikir sangat tidak pantas kalau mantankepala desa hdupnya tidak layak” kata Hardiwansaat ditemuai desamerdeka di kediamannyamagelang.

Kepala desa adalah orang yang terpilihmemimpin manusia, sehingga dapat diartikansebagai sosok yang mampu melakukan banyakhal untuk orang banyak. ”Kepala desa adalahorang terpilih dan diberi kesempatan untukmemimpin manusia, jadi mereka selayaknyamemiliki kemapuan lebihd ari orang padaumumnya” kata pria yang pernah dipersiapkankakeknya untuk jadi kepala desa ini.

Gagasan bagus perkumpulan mantan kepaladesa, tetapi harus juga realistis atas kemampuandan usia mereka. ”Untuk orang yang sudahberumur labih dari 60 tahun, sangat tidak mudahuntuk memulaihal baru apalagi dalam bidangusaha. Hl lain yang harus dipertimbangjan adalahadanya post power sindrome, dimana merekapernah jadi pemimpin yang tukang perintah,

kemudiah harus kehilangan ”kekuasaannya”terhadap orang lain. Terkadang berakibat semuayang dilakukan orang lain adalah salah” kataHardiwan.

Untuk memulai sebaiknya ditanyakan dulu,maunya apa, kemampuannya apa. ”Yang pertmaharus dilakukan adalah, maunya apa,kemampuannya apa, baru bisa diberikan jalankeluar terbaknya apa. Dalam istilah militer”cumesu”, yaitu cuaca, medan dan sumberdaya.Ketiga hal tersebut harus didentifikasi denganbaik sehngga wadah yang akan dibentuk mampumenjawab semua kebutuhan dengan segenapkekuatan yang dimiliki.” Kata pensiunan TNI ini.

Bagus kalo sepakat berorientasi padap e n g e m b a n g a n k e s e j a h t e r a a n . ” K a l okesejahteraan anggota yang dikembangkan makasaya sangat bagus, hanya perlu disusun denganbaik SIABIDIBA nya ( Siapa,Apa,Bilamana, Dimana, Bagaimana ), sehingga semua dapatdiarahkan pada tujuan utamanya” jelas Hardiwan.

Bila dikembangkan Koperasi, maka harusdikelola secaraprofesonal. “ Untuk Koperasi hrusdkelola secara profesional, dan kalo memang

sudah terbentuk semoga saya juga bisa ikutmembantu mengkomunikasikan program dengandinas terkait” terang Hardiwan

(sstr/dmc)

mengakhiripembicaraanya

Hardiwan : Tidak Pantas Mantan Kades Hidup Tidak Layak

Semarang – DMC : Disela sela pembahasanwadah pberhimpunya mantan kepala desa se JawaTengah, Abdul Kodir salah satu mantan kades diWonosobo ini menyampaikan bahwa sejak 2010 lalusudah mendirikan koperasi.

“Sejak april 2010 kami paguyuban mantankepala desa se Kabupaten Wonosobo telahmendirikan koperasi dengan nama Purna PrajaMandiri. Koperasi ini kami bentuk dengan harapanmampu meningkatkan kesejahteraan anggota yangmembutuhkan” kata Kodir menjelaskan.

Nasib beberapa mantan kades di Wonosobosangat memprihatinkan. “Mungkin kita tidak akanpercaya bila ada mantan kades yang sakit dan tidakmampu berobat, bahkan tidak pula mendapatkanjamkesmas. Kami paguyuban bahkan juga telahberusaha untuk memperjuangkan. Namun karenakekuatan kami hanya tingkat Kabupaten, makausaha ini sepertya menjadi sangat berat” lanjutnya.

Abdul Kodir mengembangkan paguyubandengan kemampuan dan dananya sendiri. “Sayamengembangkan paguyuban dengan sekarang sudahmemiliki usaha pembuatan batako, pengolahansabut kelapa dengan inisiatif, usaha dan dana sendiri.Dengan adanya paguyuban tingkat Jawa Tengahsemoga akses terhadap bantuan kegiatan ekonomibagi mantan menjadi lebih terbuka” katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh Witonomantan kades di Grobogan. “Memang melihat nasibbeberapa mantan kami sangat prihatin. Dan perlu

diketahui para mantan ini tdak sedikt adalah merekayang dulu ikut berjuang untuk lahirnya RUU Desasejak 2005 lalu. Sekarang kam melihat kami yangsudah mantan serasa ditinggalkan, tidakterpikirkan” kata Witono.

Berharap memulai seperti Wonosobo menjaditngakt Jawa Tengah. ”Terus terang saya terinspirasidari Wonosobo dan akhirnya ngobrol dengan masPurna untuk mencoba mengambangkan ide ini.Saya meminta mas Purna menghubungi masSuryokoco, karena saya melihat belau sangat pedulidengan nasib teman teman di desa seperti kami”lanjut Witono.

Pernyataan ini dibenarkan Purno mantankades dari Sukoharjo. ”Kalo bicara perjuangan,saya juga sudah ikut sejak 2005, tapi memang yangsaya rasakan akhirnya setela mantan kami juga tdakterpikirkan lagi. Saya memang akhirnyamenghubungi mas Koco, dan beliau sampaikanmau membantu tapi tidak sebagi insiator. Inisitorharus dari mantan dan wadah harus berisi mantan,itu pesan dan tantangan yang diberikan dan sayajawab saya siap” kata Purno menjelaskan.

Paguyuban jangan sampai terjebak dalampolitik praktis. ”Saya menyambut baik gagasan ini,apalagi ada mas Suryokoco yang siapmendapampingi kami. Pendapat saya dan sayayakin mas Suryo sepakat adalah, jangan wadah inidigunakan untuk politik praktis. Dan jangan wadahini menjadi wadah untuk mengkoreksi dengan cara

yang tidak santun terhadap jalannyapemerintahan, baik tngkat desa, kabupaten,propinsi maupun pusat. Kita jadikan ini sebagaiwadah silaturahmmi dan pemberdayaankesejahteraan dar mantan kades” kata Tri WaluyoJati mantan kades di Batang.

Ide yang baik dan harus dimulai denganniat dan langkah yang baik. ”Saya mendengargagasan ini dan mengetahui ada yang siapmendampingi, dan saya telah mengenal denganbaik belaiu. Rasanya tidak pantas kalau tidak kitadukung dan kita niatkan untuk memeluai denganbaik. Saya yakin tahapan langkah yang sudahjelas ini akan menghasilkan kebaikan untukmantan kepala desa se Jateng. Saya siapmendukung” kata Mundakir mantan KadesKabupaten Kendal.

Komitmen calon Penasehat, H Sumaryotosangat diharapkan para inisiator. ”Kami atasnama inisitor sangat engharap komitmen dandukungan dari Pak Sumaryoto. Bantu kami,bimbing kami untuk mampu memberdayakanpara mantan Kepala Desa di Jawa Tengah. Kamiyakin atas keseriusan pak Sumaryoto untukmembantu dan tidak akan mempolitisirkeberadaan kami” kata Purno yang disepakatisebagai koordnator dan Witono sebagaisekretaris inisitor payuban mantan kades seJateng. (gin/dmc)

Wonosobo Menjadi Inspirasi Pembentukan Wadah Mantan Kades se Jateng

Page 7: Edisi 004 Januari 2012

gPotret

Bogor – DMC : Mungkin kita tidak akan percayadengan uang 100 rupiah bisa mengubah wajah desa.Entah kebetulan atau tidak, kondisi Desa Situ Udik diKecamatan Cibungbulan, Kabupaten Bogor, memangtidak jauh dengan namanya. Kemiskinan menjeratcukup banyak warganya.

Namun sejak 2009, desa berpenduduk 14 ribujiwa dengan 1.045 orang di antaranya di golonganprasejahtera itu menjadi sorotan nasional. Bahkantahun itu Desa Situ Udik menjadi desa percontohanse-Jawa Barat.

Warga Desa Situ Udik memang masih banyakyang terbelit kemiskinan. Namun, sejak tiga tahunlalu sudah 68 rumah tidak layak huni (RTLH) berhasildiperbaiki secara bergotong-royong oleh warga.Perbaikan itu bisa terwujud karena saban hari setiapwarga mengumpulkan uang Rp100.

Ada kotak kayu layaknya kotak amal yang ada dimasjid atau buku catatan sumbangan yang diedarkanpengurus RT ke rumah-rumah. Di akhir bulan, uangyang dikumpulkan ke perangkat desa itu disalurkanuntuk pembangunan atau perbaikan rumah keluargamiskin.

Kegiatan yang dinamai Serumpi yang berasal darikata 'reriungan sarumpi' ini memang tidak munculbegitu saja. Ini merupakan hasil gagasan sang kepaladesa (kades), Enduh Nuhudawi.

“Konsep saya tiga saja, gotong-royong,kebersamaan, dan kepedulian serta rasa ingin maju.Di mana pun (bisa) berhasil,” kata pria 49 tahun ini.Konsep itulah yang diluncurkan Enduh saatpencalonan kades pada 2008.

Ide nyata tentang kotak Serumpi itu didapatsetelah Enduh berkeliling menyaksikan kondisi desa.Hal itu sebenarnya dilakukan untuk meyakinkandirinya menerima desakan dari tokoh desa agar ia maumenjadi kades.

”Satu bulan saya muter tiap hari. Di situ sayabanyak temuan, di antaranya banyak RTLH,

masyarakat sakit tidak bisa berobat. Di situ akhirnyasaya mau.” Setelah terpilih jadi kades, Enduhlangsung mengemukakan konsep programpengumpulan Rp100 tersebut.

Awalnya pelaksanaan program Serumpi tidakmudah. Warga desa banyak yang tidak percaya, baikterhadap keberhasilan program maupun soalpenggunaan uang itu. Karena tidak ingin idenyagagal, Enduh pun melaksanakan aksi rahasia yaknimemperbaiki dua rumah keluarga miskin denganuangnya sendiri. Namun, kepada masyarakat iakatakan bahwa perbaikan itu merupakan hasilpengumpulan uang Rp100.

Awal 2009, wadah sumbangan tidak perlu selaludiedarkan karena sudah ada di rumah-rumah warga.Setiap bulan, dari 43 RT yang ada di wilayah tersebut,rata-rata terkumpul uang Rp4 juta. Bahkan pernahpula mencapai Rp8 juta.

Program yang dilakukan Enduh kemudianmendapat dukungan pemerintah kabupaten.Sebanyak 50 rumah lainnya dapat diperbaiki dengandana pemkab.

Pemkab Bogor pada 2012 ini menargetkanperbaikan 4.000 rumah. Jumlah itu merupakan bagiandari 49.093 RTLH yang terdata pada 2010.

(M-5/mediaindonesia)

Kades Enduh Nuhudawi Dengan 100 Rupiah dari Warga Mengubah Desa

Jakarta – DMC : Bidan biasanya bekerja hanyasebatas menolong orang melahirkan. Tapi di DesaDuwet Magetan, seorang bidan mau berjualansampah-sampah kardus, plastik dan lalu uangnyadikumpulkan untuk diberikan pada anak gizi buruk.

Gizi buruk masih menjadi masalah di DesaDuwet, Kecamatan Bendo, Magetan, Jawa Timur.Untuk mengatasi hal tersebut, Bidan Sri Partiyahmendirikan bank sampah demi meningkatkanekonomi dan kesehatan masyarakat.

Bidan Sri Partiyah mengubah sampah dari bendayang tidak bermakna menjadi sesuatu yangmenghasilkan. Sampah yang sudah terkumpul akandipilih dan dipilah sesuai jenisnya, kemudianditimbang untuk menentukan harganya dan dijual kepengepul.

“Gizi buruk ini masih tergantung samapemerintah, kalau bantuan ini dihapus maka balitaakan mengalami gizi buruk lagi,” ujar Bidan SriPartiyah, finalis Srikandi Award untuk kategoriPemberdayaan Ekonomi, saat ditemui di BalaiKartini, Jakarta, Senin (19/12/2011).

Ide mendirikan bank sampah ini bermula ketika ia

pergi ke pengepul barang rongsokan, diketahui bahwapengepul ini memiliki laba yang tinggi. Kondisi inimemicunya untuk mulai mendirikan bank sampahkhusus untuk sampah anorganik.

Bank sampah ini mulai berdiri Juni 2010 dengananggota sebanyak 13 orang, tapi kini anggotanyasudah bertambah menjadi 348 orang. Sampah-sampahyang dikumpulkan dihargai sesuai jenisnya, misaluntuk kardus dihargai Rp 1.500/kg dan plastik Rp200/kg.

Awalnya hasil dari bank sampah hanya ini untukmemberikan bantuan pada balita yang mengalami giziburuk, karena salah satu penyebab balita gizi burukadalah keluarga tidak mampu memberikan asupangizi yang baik.

Namun sejak tahun 2011, manfaatnya ditambahuntuk pemeriksaan golongan darah gratis pada ibuhamil dan calon pendonornya serta modal penanamanbuah pepaya. Penanaman pepaya ini bisamenambahkan penghasilan masyarakat danmemenuhi kebutuhan kesehatannya.

Tabungan bank sampah ini juga membantumasyarakat saat anaknya sakit, karena tabungan ini

bisa diambil kapan saja. Serta jumlah balita gizi burukjuga semakin berkurang.

“Mimpi saya adalah masyarakat desa bisa hidupsehat, meskipun belum 100 persen tapi saya akan terusberjuang agar bisa menjadi pecontohan desa siaga,”ujar Bidan Sri Partiyah yang sudah menjadi PNS sejaktahun 2006.

(ver/ir/detikhealth/foto:vivanews)

Bidan Sri Partiyah Jualan Sampah Agar Anak Tak Kena Gizi Buruk

Demak – DMC : Bagi Ahmad Shoib (36) warga desaBabalan kecamatan Wedung Kabupaten Demakhidup harus berbagi dengan yang lainnya. Olehkarena itu selama lebih 10 tahun ini meski dia tidakpunya jabatan penting di desa namun kiprahnyadalam pemberdayaan desa patut diacungi jempol.Dimulai menjadi kader karangtaruna dia mulai urunrembug dan urun tenaga dalam rangka kemajuan didesa. Di dalam organisasi remaja desa itu diamenghidupkan pemikiran teman-temannya untukpeduli pada kemajuan desa pesisir ini.

Setelah berkecimpung dalam organisasi karangtaruna mulailah ia berkiprah di lembaga desa LKMDsebagai mitra kerja Kepala Desa dalam rangkamelaksanakan berbagai proyek pembangunan dankegiatan pemberdayaan di desanya. Setelahdatangnya era PPK dan PNPM iapun tidakketinggalan beberapa posisi telah di tempatinyamisalnya sebagai FD, TPK dan yang terakhir ini diaa k t i f s e b a g a i K P M D ( K a d e rPemberdayaanMasyarakat Desa). Dalam posisi ini

dia bertindak sebagai fasilitator desa yangmemfasilitasi masyarakat desa dalam rangkapelaksanaan kegiatan PNPM. Mulai dariMusrenbang , kegiatan pengusulan , pembuatanproposal sampai dengan pelaksanaan kegiataan.

Kegiatan kami yang terakhir ini adalahmenyelesaikan program PNPM 2011 pasca krisis

dengan anggaran 42 juta yang dialokasikan untukbetonisasi jalan. Selain itu masih ada yang lainnyakarena kami berkecimpung dalam kegiatan PPKdan PNPM hampir 10 tahunan “ akuAhmad Shoibpada wartademak Jum'at (30/12/2011).

Ketika di tanya apa motivasi menjadi kaderKPMD ? Ahmad Shoib mengatakan , sebagaimanusia harus berguna pada yang lainnya. Olehkarena itu meski tidak mendapatkan honor yanglayak jika dibutuhkan ia tetap akan membantudesa sebagai tenaga KPMD. Namun demikian diamengharapkan kesungguhan dia dalam rangkaikut memberdayakan masyarakat desa itudidukung sepenuhnya oleh aparat pemerintahdesa.

Meski banyak tomboknya namun sebagaitenaga KPMD banyak manfaatnya bagi sayakarena mendapatkan banyak pengalaman daripelatihan-pelatihan yang saya ikuti. Yang terakhiradalah pelatihan BUMDes”, papar Ahmad Shoibmenutup sua.(Fatkhul Muin)

Ahmad Shoib: Sumbangkan Tenaga, Jadi Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa

Page 8: Edisi 004 Januari 2012

ASHRAM BUDAYA, mungkin kata yang tidakbanyak orang pernah mendengar ataumemahaminya. Adalah pemilik Rumah Seni

Elo Progo, Sang Pendekar Sungai, Sony Santosa yangorang lebih akra memanggl bang Sony, yang mencobamemberikan wacana baru dalam belajar bersenibudaya Jawa.

A s h r a mBudaya adalahsebuah konsepdimana rumah seniElo Progo sebagait i t i k u n t u kmenemukan jatidiri, menguatkanberinspirasi danm e m p e r t a j a mk e m a m p u a nmengenali dir iuntuk mengkaji

gagasan bersumber dari alam.Di Ashram Budaya, Sony juga telah mendapatkan

dukungan dari relasi yang siap menjadi pembimbingdan teman berbagi.Ada spiritualis, penari, perupa, danpekerja seni lain yang siap untuk didatangkan berbagiilmu dan ketramplannya.

Dalam semangat Back to Nature, maka konsepashram budaya adalah sesuatu yang menarik untukdicoba. Kita bisa menginap di Rumah Seni Elo Progro,atau menginap di tempat lain di sekitar Borobudur dan“berguru” atau “menuntut” ilmu budaya Jawa padapagi sampai malam harinya di rumah seni.

Bersama Sony kita bisa berdiskusi tentang konsepcinta kasih. Kita bsa menyatukan ide tentang maknacinta kasih sebagai substansi ajaran semua agama,ilmu, dan seni. Cinta dan kasih juga bermakna kasihsayang. Jika kasih bermakna kegembiraan, makasayang bermakna kesedihan. Seseorang yangmengasihi akan selalu diliputi kegembiraansedangkan seseorang yang menyayangi akan

mengalami tangiss e d i h . C i n t amengakomodasik a s i h s a y a n g ,P a r a d i g m atersebut menjadikonsep dan sendidasar kesatuan idey a n g m e n a r i ku n t u kdidiskusikan.

Bukan terlahir dari Jawa tetapi belajar danmendalami dunia Jawa yang akhirnya membuat jatuhcinta pada budaya jawa. Meski bukan orang Jawa,Sony sudah jauh cinta dengan Jawa, apalagi sekarangdia ada di tanah suci Jawa (istilah sony-red) yaitutempat dimana ada candi Borobudur karya agungSmaratungga.

Kekaguman Sony pada maha karya Boruobudur,semakin dikutkan dengan kesempatan memiliki lahandi lereng pertemuan dua sungai Elo dan Progo, yangdalam bahasanya disebut dua sungai sakti.Kesaktian yang dimaksud Sony karena di pertemuandua sungai itulah dia mampu menagkap banyakinspirasi untuk karya karyanya. Ada banyak kata,

cerita yang berserah mengalir dalam pertemuan duasungai itu menurut Sony.

Rumah Seni EloProgo adalah rumah bagilukisan-lukisannya yang didirikan pada tahun 2007dibuka oleh BapakAjip Rosidy.

Pada tahun 2009, Rumah Seni EloProgomenyelenggarakan Pameran Tunggal Karya SonySantosa dengan Tema Relief Borobudur. Pamerantunggal tersebut dibuka oleh Bapak Mardianto(Menteri Dalam Negeri) melalui staf perwakilanSekjen Otonomi Daerah Jakarta.

Rumah Seni EloProgo memiliki dua rumah unik

(guest house) yangbisa ditempati oleht a m u a t a upengunjung yangd a t a n g d a nmerencanakan untukmenginap. Kafe dipelataran gerbangdepan pintu masukR u m a h S e n iEloProgo melengkapikebutuhan makanan dan minuman untuk pengunjung.Fasilitas komunikasi dan perpustakaan jugamenempati ruang-ruang rumah seni dan budayatersebut, termasuk satu bangunan khusus yangberfungsi sebagai galeri lukisan-lukisan SonySantosa.

Rumah Seni EloProgo memajang sebagianlukisan Sony Santosa yang bernuansa etnik, alamsemesta, dan self potrait sang pelukis.

Kalangan seniman, budayawan, pecinta danpelaku seni dari dalam dan luar negeri pernahmemberikan kontribusi berupa pertunjukan seni danbudaya di Rumah Seni Eloprogo. Misalnya AniqueVered (praktisi seni dan budaya, Australia), Anne A.Vogt (Artist and Art-Proffesor, Specialist ofBorobudur-Art-Didactic), Andrea K. Schlehwein(Sutradara dan Koreografer,Austria), Simona Piroddi(penari, Italy), Robin Weigelt (penata suara, Austria),Lilian Fäustle (mosaic artist, Belanda), dan ClaraCazallas (pelaku seni teater dan tari, Spanyol).Sementara itu, pelaku seni dari Indonesia, sepertiSusana Miranti (pelaku seni), Ervin Ruhlelana(penulis), dan Sawung Jabo (seni musik) juga pernahberkunjung sebagai sahabat dan atau menggelarpertunjukkan seni sesuai latar belakang seni yangmereka kuasai.

Datanglah ke Rumah Seni Elo Progro, baiksendiri, bersama keluarga atau relasi, melihat luas areayang ada sangat dimungkinkan untuk menggelar acaraa c a r a s e m a c a mgathering, pelatihandan acara besarlaiinnya. Hubungil a n g s u n g S o n ySantoso di 0813 92389 5 3 0 , u n t u kkonfi rmasi lebihlanjut. (surko/dmc)

Rumah Seni Elo ProgoMembangun Sebuah ASHRAM BUDAYA

Tempat pencarian inspirasi dan pengkajian gagasanbersumber dari alam semesta.

Sony Santosa

Sony Santosa terlahir di Curup, Rejang Lebong,Bengkulu. Ibunda suku Basemah, SumateraSelatan, sedangkan ayahanda suku Rejang,

Bengkulu dan Sony remaja tumbuh dan ditempa dijalanan Jakarta.

Berkelana ke Ubud, Bali, pada tahun 1989mengembangkan dunia seni lukis selama dua tahundan mendirikan Galeri Seni Lukis di Ubud. Di tahun1993, Sony ia menubuhkan satu galeri yang diberinama Sony Painters Place.

Berbagai penghargaan seni rupa berskalainternasional telah dariluar negeri penghargaan La Colle sur Loup CityPrize, “L’Aigle de Nice†6th Fine ArtsInternational Grand Prix, dengan”Self Portrait withmy knife” (1994), Tende City Prize, “Lâ Aigle deNice” 7th Fine Arts International Grand Prix,“Corrida in Bali” (1995), Jury 3rd Top PrizeLandscape Category, Cannes 32nd C Azur Paintingand Sculpture International Grand Prix, denganlukisan “In the Hills of Mosca” (1995).

Tahun berikutnya, Jury Special Recognition

Prize, “Art Jonction†Prize, “La Cote des Arts”

Monthly Art Magazine Prize: ‘L Aigle de Nice” 8thFine Arts International Grand Prix dengan lukisan“Petani” (1996), sebuah lukisan Acrylic di ataskanvas berukuran 120 x 120 cm.

Tahun 1998 di Perancis pada kategori Jury 3rdOil Painting Prize, In the European Academy forGraphic, Fine and Photographic Arts Contest, “Salondu Printemps des Art” , Coaraze, France, dengankarya lukisnya “Autoportrait” (1997)

Di tanah air tahun 1998, ia meraih PenghargaanJury 2nd Painting Prize Joglo Fine Arts Competitionfor Indonesia Freedom Celebration Day, denganlukisan l “Merdeka” (1988). Tahun 2001,memperoleh Certificate of Recognition ForDemonstrating Creativity through OutstandingArtistic Expression In the Philip Morris Group ofCompanies Indonesia Art Awards 2001/2002,dengan lukisan yang berjudul “Tebo” (2001).

Kini Sony lebih menghabiskan waktunya diRumah Seni Elo Progo yang dibangun di tanah suciBorobudur tepat di lereng “tempuran” sungai Elo

dan Progo.

Menikmati tanah sucidan membaca bahasa airdalam keseharan, kini Sonyselayaknya pendekar“Pendekar Sungai diPadepokan Rumah SeniElo Progo”

S e l a l u h a n g a tmenyapa setiap tamu di“ p a d e p o k a n ” n y a ,Sony tak pernahb e r h e n t ib e r k a r y a .(dsk/dmc)

Sony Santosa raih, antara lain

Perupa dan Pemilik Rumah Seni Elo ProgoSang Pendekar Sungai di Tanah Suci Borobudur