echinostomiasis

4
I. PENDAHULUAN Echinostomiasis disebabkan oleh cacing trematoda dari genus Echinostoma (“echino” = berkerah; “stoma” = mulut). Kebanyakan spesies Echinostoma ditemukan pada burung. 15 sampai 20 spesies tersebut ditemukan pada usus burung seperti cormorant, grebe, burung hantu, murai, itik, angsa, pheasant, partridge, bangau, crane, dan elang. Telur cacing Echinostoma ilocanum pertama ditemukan dalam feses dari seorang hukuman di Manila tahun 1907. Kemudian cacing ini banyak ditemukan menginfeksi orang di daerah India Barat dan China. Morfologi dan biologinya sangat mirip dengan cacing Echinostoma revolutum. Echinostoma revolutum merupakan parasit cacing trematoda yang sering dilaporkan menginfeksi orang di Taiwan dan Indonesia. Echinostoma malayanum ditemukan menginfeksi orang di India, Asia Tenggara dan India Barat. II. Klasifikasi Kingdom : Animalia Phylum : Platyhelminthes Kelas : Trematoda Ordo : Echinostomida Family : Echinostomidae Genus : Echinostoma Spesies : Echinostoma revolutum

Upload: mega-ramadhandi-sallie

Post on 16-Feb-2015

156 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Echinostomiasis

I.          PENDAHULUAN

Echinostomiasis disebabkan oleh cacing trematoda dari genus Echinostoma (“echino”

= berkerah; “stoma” = mulut). Kebanyakan spesies Echinostoma ditemukan pada burung.  15

sampai 20 spesies tersebut ditemukan pada usus burung seperti cormorant, grebe, burung

hantu, murai, itik, angsa, pheasant, partridge, bangau, crane, dan elang. Telur cacing

Echinostoma ilocanum pertama ditemukan dalam feses dari seorang hukuman di Manila

tahun 1907. Kemudian cacing ini banyak ditemukan menginfeksi orang di daerah India Barat

dan China. Morfologi dan biologinya sangat mirip dengan cacing Echinostoma

revolutum. Echinostoma revolutum merupakan parasit cacing trematoda yang sering

dilaporkan menginfeksi orang di Taiwan dan Indonesia. Echinostoma malayanum ditemukan

menginfeksi orang di India, Asia Tenggara dan India Barat.

II. Klasifikasi

Kingdom :  Animalia

Phylum :  Platyhelminthes

Kelas :  Trematoda

Ordo :  Echinostomida

Family :  Echinostomidae

Genus :  Echinostoma

Spesies : Echinostoma revolutum 

III.       MORFOLOGI

Panjang cacing kira-kira 10 – 12 mm dan lebar 2,25 mm. Memiliki spina kerah (head

coller) yang terdiri dari 37 spina, dimana 5 diantaranya membentuk spina kutub dan

kutikulanya membentuk spina di bagian anterior. Testisnya tandem, memanjang, lonjong atau

Page 2: Echinostomiasis

sedikit berlobus, terletak di pertengahan badan dan di belakang ovari. Kantong sirrus terletak

di antara percabangan sekum dan batil isap ventral. Telur berukuran panjang 90–126 mm dan

lebar sampai 59–71 mm. Cici-ciri khas berupa duri-duri leher dengan jumlah antara 37 buah

sampai kira-kira 51buah. Letaknya dalam dua baris berupa tapal kuda, melingkari bagian

belakang sertasamping batil isap kepala. Cacing tersebut berbentuk lonjong, berukuran

panjang dari 2,5mm hingga 13-15 mm Dan lebar 0,4-0,7 mm hingga 2,5-3,5 mm. Testis

berbentuk agak bulat, berlekuk-lekuk, letaknya bersusun tandem pada bagian posterior

cacing. Vitelarialetaknya sebelah lateral, meliputi 2/3 bdan cacing dan melanjut hingga

bagian posterior.Cacing dewasa hidup dalam usus halus, mempunyai warna agak merah ke

abu-abuan.Telur mempunyai operkulum, besarnya berkisar antara 103-137 x 59-75 mikron  

V.        SIKLUS HIDUP

Cacing trematoda yang termasuk famili Echinostomatidae ini terciri dengan adanya

duri leher yang melingkar dalam sebaris atau dua baris yang melingkari batl isap

kepala.Cacing dewasa hidup dalam usus halus, telur keluar melalui feses dan kemudian

menetas dalam waktu 3 minggu dan kemudian keluar meracidium yang berenang dalam

airmencari hospes intermedier ke 1 berupa siput genus Physa, Lymnea, Heliosoma,

Paludinadan segmentia. Dalam hospes intermedier tersebut meracidium membentuk

sporocyst dan kemudian terbentuk redia induk, redia anak yang kemudian membentuk

cercaria. Cercariakeluar dari siput berenang mencari hospes intermedier ke 2 yaitu jenis

moluska (siputbesar), planaria, ikan atau katak. Bila hospes intermedier dimakan orang maka

orang akan terinfeksi

VII. Patologi

Infeksi cacing ini tidak memperlihatkan gejala yang nyata. Biasanya cacing

EchinostomaI locanum menyebabkan kerusakan ringan pada mukosa usus dan tidak

menimbulkan gejala yang berarti. Infeksi berat menyebabkan timbulnya radang kataral pada

dinding usus, atau ulserasi.

Note buat kia :

1. Rapihin yang di atas, sesuai dengan standar penulisan.

2. Tolong ketikin gambar yg di bawah ini :

3. Deadline jam 18.00, mau dibikin ppt soal.a. (Semangattt KIAA) ^_^

Page 3: Echinostomiasis