e3-9
DESCRIPTION
aTRANSCRIPT
PEMBESARAN PROSTAT JINAK PADA LAKI-LAKI USIA LANJUT
INGE PRADITA 102010234
JOHANES ROMANDI NOVIAN WAWIN 102012064
CENISIA 102013040
ARI BELLO VANDINO 102013094
ZANETA FAJAR S GINTING 102013129
AGNES DUA NURAK 102013214
IGNASIA RAISHA R OKTAVIOMELINDA 102013361
ANTONIUS R M CARLOS ORA ADJA 102013401
NUR FADHILAH HUSNA BINTI SHAHARUDIN 102013510
E3
SKENARIO
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang kepoliklinik
dengan keluhan sering BAK, terutama pada malam
hari. Setiap setelah selesai BAK, pasien selalu merasa
tidak lampias dan pancaran urinnya lemah. Keluhan
ini sudah dirasakan selama 6 bulan terakhir dan dirasa
semakin memberat.
Laki-laki 60 tahun dengan
keluhan sering BAK
terutama saat malam hari,
setelah BAK merasa tidak
lampias dan pancaran
urinnya lemah sejak 6
bulan terakhir.
Laki-laki usia 60 tahun
diduga menderita
Benign Prostat
Hipertrofi/BPH.
Rumusan Masalah Hipotesis
ANAMNESIS
Identitas .
Keluahan Utama.
RPS.
RPD.
RPK.
Riwayat Sosial.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum.
Kesadaran.
TTV.
Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi.
Rectal Touche.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalisis.
Urodinamika .
Uroflowmetri.
Prostat Spesific Antigen (PSA).
USG Rektal.
DIAGNOSIS BANDINGCa Prostat Striktur Uretra ISK Urolithiasis
Menyerang pasien berusia 70-80 tahun sekitar 30% & 75% usia >80 tahun.Predisposisi genetik, hormonal, diet, lingkungan& infeksi.Pemeriksaan RT: keras, nodul, ketidak rataan/asimetri. PSA meninggi . USG rektal gambaran hipoekoik pada kira-kira 60% karsinoma prostat.Gejala: lesi medulaspinalis, nyeri pada tulang, fraktur patologik, hematuria
Penyempitan/pengerut (konstriksi) lumen uretra Pria > wantitaDisebabkan oleh setiap radang kronik atau cedera. Gejala khas ‘pancaran miksi kecil & bercabang’Gejala lain:iritasi & infeksi seperti frekuensi, urgensi, disuria dengan infiltrate, abses & fistel. Gejala lanjut: retenso urin
Bakteriuria bermakna >105 CFU/mlEtiologi: Escherichia coli Gejala: Demam disertai menggigil, sakit pinggang,nyeri suprapubik, polakisuria, nokturia, disuria, & rasa desakan ingin berkemih.
Terbentuknya batu dalam saluran kemih. Predisposisi stasis, infeksi & benda asing.Gejala: nyeri kolik diikuti hematuria, mualBNO/USG: hiperechoik dng posterior shadow
DIAGNOSIS KERJA Pembesaran Prostat Jinak / Benign Prostat Hipertrofi
(BPH)
EPIDEMIOLOGI
World Health Organization (WHO) angka kematian BPH
negara berkembang di tahun 1988 antara 0,5-
1,5/100.000.
Di Indonesia BPH merupakan urutan kedua setelah
batu saluran kemih dan diperkirakan ditemukan pada
50% pria berusia diatas 50 tahun. Dengan angka
harapan hidup rata-rata di Indonesia yang sudah
mencapai 65 tahun dan diperkirakan bahwa lebih
kurang 5% pria Indonesia sudah berumur 60 tahun
atau lebih.
ETIOLOGI
Teori Dihidrotestosteron (DHT).
Ketidakseimbangan antara estrogen-testosteron.
Interaksi stroma-epitel.
Berkurangnya kematian sel prostat.
Teori sel stem.
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
Tanda obstruksi:- Menunggu pada permulaan miksi.
- Pancaran miksi terputus-putus (intermitten).
- Rasa tidak puas sehabis miksi.
- Urin menetes pada akhir miksi (terminal dribling).
- Pancaran urin jadi lemah. Tanda iritasi:
- Rasa tidak dapat menahan kencing (urgensi).
- Terbangun untuk kencing pada saat tidur malam hari (nocturia).
- Bertambahnya frekuensi miksi.
- Nyeri pada waktu miksi (disuria).
PENATALAKSANAAN Medikamentosa
- Penghambat Alfa: Alfuzosin HCL (alfuzosin): sediaan tablet ER 10 mg. Doxazosin mesylate (doxazosin): sediaan bentuk
tablet 1 mg dan 2 mg. Tamsulosin HCL (tamsulosin): sediaan kapsul 0,2 mg. Terazosin HCL (Terazosin): sediaan bentuk tablet 1 mg
dan 2 mg.
- Penghambat 5 α-Reduktase: Dutasteride dengan dosis 1 kali 0,5 mg/hari. Finasteride dengan dosis 1 kali 5 mg/hari.
Non Medikamentosa:
- Transurethral Resection of Prostate.
- Open Simple Prostatectomy.
- Transurethral Incision of the Prostate.
- Laser Therapy.
- Transurethral Microwave Therapy.
KOMPLIKASI
Inkontinesia.
Batu saluran kemih.
Infeksi saluran kemih.
Gagal ginjal.
PROGNOSIS
BPH tidak selalu sama dan tidak dapat diprediksi pada
tiap individu walaupun gejalanya cenderung
meningkat. Namun BPH yang tidak segera
ditanggulangi memiliki prognosis yang buruk karena
dapat berkembang menjadi kanker prostat.
KESIMPULAN
Proses pembesaran prostat terjadi secara perlahan-
lahan seiring dengan bertambahnya usia sehingga
terjadi perubahan keseimbangan hormonal yaitu
terjadi reduksi testosteron menjadi Dehidrotestosteron
dalam sel prostat yang kemudian menjadi faktor
terjadinya penetrasi DHT ke dalam inti sel dan
merangsang sintesis DNA, RNA, faktor pertumbuhan,
dan protein sitoplasma lainnya, yang kemudian
menyebabkan pembesaran.