e-renggar.kemkes.go.id · web viewbab i. pendahuluan. latar belakang. pembangunan kesehatan adalah...

110
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah. Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dan mendukung pembangunan ekonomi, serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan dihadapkan pada berbagai permasalahan penting antara lain disparitas status kesehatan; beban ganda penyakit; kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan; pelindungan masyarakat di bidang obat dan makanan; serta perilaku hidup bersih dan sehat. Beberapa masalah penting lainnya yang perlu ditangani segera adalah peningkatan akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan, penanganan masalah gizi buruk, penanggulangan wabah penyakit menular, pelayanan Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 1

Upload: hakhuong

Post on 04-Jul-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangPembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan

nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa

Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah.

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi

salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan

kesehatan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu

investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dan

mendukung pembangunan ekonomi, serta memiliki peran penting

dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

Pembangunan kesehatan dihadapkan pada berbagai

permasalahan penting antara lain disparitas status kesehatan; beban

ganda penyakit; kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan; pelindungan masyarakat di bidang obat dan makanan; serta

perilaku hidup bersih dan sehat. Beberapa masalah penting lainnya

yang perlu ditangani segera adalah peningkatan akses penduduk

miskin terhadap pelayanan kesehatan, penanganan masalah gizi buruk,

penanggulangan wabah penyakit menular, pelayanan kesehatan di

daerah bencana, dan pemenuhan jumlah dan penyebaran tenaga

kesehatan.

Pembangunan kesehatan tahun 2019 diarahkan pada isu

strategis daerah ini merupakan bagian dari tahap keempat dari RPJPD

Provinsi Kalimantan Barat yaitu “Peningkatan dan Pemerataan Akses

Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan yang Berkualitas”. Mengingat

masih banyaknya masalah kesehatan yang perlu diatasi, maka

pemerintah mengarahkan beberapa proyek prioritas.

Langkah-langkah yang telah ditempuh adalah peningkatan

akses kesehatan terutama bagi penduduk miskin melalui pelayanan

kesehatan gratis; peningkatan pencegahan dan penanggulangan

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 1

Page 2: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

penyakit menular termasuk polio dan flu burung; peningkatan kualitas,

keterjangkauan dan pemerataan pelayanan kesehatan dasar;

peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan; penjaminan

mutu, keamanan dan khasiat obat dan makanan; penanganan

kesehatan di daerah bencana; serta peningkatan promosi kesehatan

dan pemberdayaan masyarakat

Sebagai tindak lanjut, pembangunan kesehatan diarahkan

untuk meningkatkan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan; meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan; meningkatkan

perilaku hidup bersih dan sehat; meningkatkan upaya pencegahan dan

pemberantasan penyakit; meningkatkan keadaan gizi masyarakat; dan

meningkatkan penanganan masalah kesehatan di daerah bencana.

Berkaitan dengan kondisi tersebut diatas, diperlukan suatu

perencanaan yang matang dan terpadu. Secara umum perencanaan

berfungsi sebagai pedoman guna mengarahkan kegiatan-kegiatan

dalam rangka mencapai tujuan pembangunan yang ditetapkan. Selain

itu juga untuk memperkirakan potensi-potensi, prospek-prospek

perkembangan, hambatan serta risiko yang mungkin dihadapi pada

masa yang akan datang.

Perencanaan juga dilakukan untuk memberikan pilihan-pilihan

terbaik untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kegagalan

pembangunan serta menyusun skala prioritas dari segi pentingnya

tujuan sekaligus sebagai alat untuk mengukur atau standar untuk

melakukan pengawasan, pengendalian dan evaluasi terhadap aktivitas

yang dilakukan dalam rangka pencapaian suatu tujuan.

Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa

setiap daerah diwajibkan untuk menyusun Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) periode 20 tahun, Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) periode 5 tahun,

serta Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) periode jangka

pendek 1 tahun. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah

(Renja-SKPD) disusun berdasarkan tugas pokok dan fungsi serta

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 2

Page 3: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

mengacu pada Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah

(Renstra-SKPD) yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan

pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah

daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi

masyarakat dalam jangka waktu 1 tahun.

Renja-SKPD disusun berdasarkan tugas pokok dan fungsi serta

mengacu pada Renstra-SKPD yang memuat kebijakan, program, dan

kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh

pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong

partisipasi masyarakat dalam jangka waktu 1 tahun.

RPJMD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2018

difokuskan untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan

kesehatan dan pendidikan, pembangunan infrastruktur strategis,

revitalisasi pertanian, perdagangan, jasa dan industri pengolahan yang

berdaya saing, rehabilitasi dan konservasi lingkungan serta penataan

struktur pemerintah daerah.

Tujuan pembangunan kesehatan dalam RPJMD 2013-2018

adalah mengembangkan kapasitas kelembagaan dan manajemen

sistem pelayanan bidang kesehatan. Sasaran pembangunan daerah

bidang kesehatan yaitu: meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dengan strategi

kebijakan pembangunan kesehatan difokuskan pada peningkatan

derajat kesehatan masyarakat dan kualitas hidup masyarakat melalui

penyediaan sarana kesehatan, pendidikan dan sosial yang merata,

terjangkau dan berkualitas khususnya bagi masyarakat miskin.

Renja-SKPD Bidang Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat

diselenggarakan melalui paradigma sehat untuk semua, dengan

mempertimbangkan Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan

kabupaten/kota, serta melalui pendekatan baru sistem kesehatan.

Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan

Barat Tahun 2018 adalah dokumen perencanaan pada Dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat periode 2018 yang memuat arah

kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang didasarkan pada

kondisi, potensi, permasalahan, kebutuhan nyata, isu strategis dan

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 3

Page 4: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang di Provinsi

Kalimantan Barat yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan

daerah, dan berorientasi pada hasil yang akan dicapai selama kurun

waktu 1 tahun. Renja Dinas Kesehatan merupakan pedoman dalam

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dinas kesehatan untuk

melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di

bidang kesehatan.

Dalam rangka upaya mencapai target sasaran pembangunan

yang telah diamanatkan di RPJMD Provinsi Kalimantan Barat Tahun

2013-2018, tentunya diperlukan perencanaan-perencanaan yang

matang, terpadu dan terintegrasi agar proses pencapaian sasaran

pembangunan yang telah ditentukan dapat berjalan secara efektif,

efisien, dan tepat sasaran. Sehubungan dengan hal tersebut, maka

disusun Renja Dinas Kesehatan guna mencapai sasaran yang telah

ditentukan didalam RPJMD Provinsi Kalimantan Barat dan

sebagaimana telah dijabarkan ke dalam Renstra Dinas Kesehatan.

1.2. Visi dan Misi1.2.1. Visi dan Misi Pemerintah Daerah

Visi dan misi pemerintah daerah dalam RPJMD Provinsi

Kalimantan Barat Tahun 2018 merupakan visi dan misi Gubernur dan

Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Barat terpilih periode 2013-2018.

Visi dan misi ini diharapkan mampu menjadi pedoman dan semangat

membangun Provinsi Kalimantan Barat lima tahun mendatang, melalui

perumusan strategi dan sasaran pokok pembangunan yang tepat, arah

kebijakan dan program-program unggulan pembangunan yang

diselaraskan dengan kajian teknokratik, maka visi pembangunan

pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2018 adalah:

“MEWUJUDKAN MASYARAKAT KALIMANTAN BARAT YANG BERIMAN, SEHAT, CERDAS, AMAN, BERBUDAYA DAN SEJAHTERA”.

Untuk mewujudkan visi tersebut, ditetapkan misi pembangunan

Provinsi Kalimantan Barat, sebagai berikut:

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 4

Page 5: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

1. Melaksanakan peningkatan sistem pelayanan dasar dalam bidang

sosial, kesehatan, pendidikan, agama, keamanan dan ketertiban

melalui sistem kelembagaan manajemen yang efisien dan

transparan.

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia

melalui peningkatan kualitas tenaga kependidikan dan penyediaan

prasarana dan sarana pendidikan serta pemerataan pendidikan.

3. Melaksanakan pemerataan dan keseimbangan pembangunan

secara berkelanjutan untuk mengurangi kesenjangan antar

wilayah dengan tetap memperhatikan aspek ekologi dalam

pemanfaatan sumber daya alam.

4. Mengembangkan sumber daya lokal bagi pengembangan

ekonomi masyarakat melalui sistem pengelolaan yang profesional,

efektif dan efisien serta akuntabel, dengan didukung sistem dan

sarana investasi yang baik melalui penyediaan data potensi

investasi guna menarik dan mendorong masuknya investasi.

5. Mengembangkan jaringan kerjasama antara pemerintah daerah

dengan pihak swasta baik dalam tataran lokal, regional, nasional

maupun internasional melalui penyediaan sarana dan prasarana

infrastruktur serta sumber daya manusia yang memadai.

6. Meningkatkan kemampuan kapasitas dan akuntabilitas aparatur

pemerintah daerah guna meningkatkan pelayanan publik, serta

menempatkan aparatur yang profesional dan berakhlak sesuai

dengan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki, sesuai dengan

peraturan jenjang karir kepegawaian yang berlaku.

7. Menegakkan supremasi hukum, meningkatkan keadilan sosial dan

perlindungan hak asasi manusia guna mendukung terciptanya

kehidupan masyarakat yang rukun, aman dan damai.

8. Memperluas lapangan kerja dan usaha dengan berbasis ekonomi

kerakyatan, melalui pemberdayaan potensi dan kekuatan ekonomi

lokal, terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi, dengan

membuka akses ke sumber modal, teknologi dan pasar untuk

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 5

Page 6: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

meningkatkan daya saing, serta menggali, mengembangkan dan

melestarikan nilai-nilai seni tradisional guna melestarikan

sekaligus mempertahankan ketahanan budaya.

9. Melaksanakan peningkatan pembangunan infrastruktur dasar

guna memperlancar mobilitas penduduk dan arus barang serta

mempercepat pembangunan di wilayah pedalaman, perbatasan,

pesisir dan kepulauan sebagai sumber potensi ekonomi.

10. Melaksanakan pengendalian dan pemanfaatan tata ruang dan tata

guna wilayah sesuai dengan peruntukan dan regulasi, guna

menghindari kesenjangan wilayah dan terwujudnya pembangunan

yang berkelanjutan.

1.2.2. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan BaratDalam rangka mendukung Visi Pemerintah Provinsi Kalimantan

Barat, maka ditetapkan misi yang ingin diwujudkan oleh Dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2018 adalah:

“MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT KALIMANTAN BARAT YANG SEHAT”, oleh karena itu dinas kesehatan selaku

institusi yang berperan dalam pembangunan di bidang kesehatan harus

mampu menjadi institusi yang responsif, kreatif dan inovatif dalam

upaya menjawab berbagai perubahan dan tantangan yang

berhubungan dengan permasalahan kesehatan dengan mengajak

peran serta masyarakat untuk ikut berpatisipasi dalam pemecahan

masalah di bidang kesehatan.

Pernyataan misi mencerminkan pandangan organisasi tentang

kemampuan dan mengarahkan kegiatan dinas kesehatan untuk lebih

eksis dan dapat mengikuti efek global otonomi daerah. Misi ditetapkan

untuk mengarahkan operasionalisasi dinas kesehatan agar tetap eksis

dan mengikuti perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi, yang

harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut. Berkaitan dengan

hal dimaksud, maka Dinas Kesehatan dengan memperhatikan tugas

pokok dan fungsi menetapkan rancangan misi sebagai berikut:

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 6

Page 7: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

1. Terbinanya Keluarga Sehat, Mandiri dan Sadar Gizi yang

ditunjang oleh Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

2. Membuat Masyarakat Kalimantan Barat yang Sehat dan Mandiri di

Bidang Kesehatan dengan Pencegahan Penyakit serta

Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan.

3. Meningkatkan Upaya Pelayanan Kesehatan, Penyediaan Obat

dan Perbekalan Kesehatan yang Optimal, Bermutu dan

Terjangkau serta Meningkatnya Upaya Penanggulangan Bencana

Bidang Kesehatan.

4. Memantapkan Sumber Daya dan Informasi Kesehatan.

5. Mewujudkan Aparatur Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat

yang Profesional.

1.3. Landasan HukumDasar hukum yang digunakan dalam penyusunan Renja-SKPD

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 adalah

sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan

Daerah Otonomi Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan

Kalimantan Selatan;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4288);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104);

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 7

Page 8: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4437);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

8. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional;

9. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana

Perimbangan;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah

Kepada Daerah;

12. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

13. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan

Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010;

14. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program

Pembangunan yang Berkeadilan;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Tata Cara, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah;

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 8

Page 9: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tanggal 4 Januari

2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

(LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah kepada DPRD dan

Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD)

kepada Masyarakat;

19. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintah antara Pemerintah Provinsi, Pemerintah

Daerah dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

22. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/SK/V/2009

tentang Sistem Kesehatan Nasional;

23. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 9 Tahun 2005

tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan

Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Barat;

24. Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 99 Tahun 2016

tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan

Provinsi Kalimantan Barat;

25. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi

Kalimantan Barat Tahun 2008-2028.

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 9

Page 10: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

1.4. Maksud dan Tujuan1.4.1. Maksud

Maksud dari penyusunan Renja Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Barat Tahun 2019 adalah untuk menetapkan dokumen

perencanaan yang memuat program-program dan kegiatan

pembangunan daerah Provinsi Kalimantan Barat bidang kesehatan

yang menjadi tolok ukur penilaian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Barat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selama

tahun 2019.

1.4.2. Tujuan Tujuan penyusunan Renja Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Barat Tahun 2018 adalah untuk mewujudkan sinergi antara

perencanaan, penganggaran dan pengawasan pembangunan

kesehatan antar wilayah, antar bidang pembangunan kesehatan dan

antar tingkat pemerintahan serta mewujudkan efisiensi alokasi berbagai

sumber daya dalam pembangunan kesehatan sehingga Renja SKPD

Tahun 2018 dapat menjadi dasar penyusunan APBD Provinsi

Kalimantan Barat Tahun 2018.

1.5. Sistematika penulisanSistematika penulisan Renja Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Barat sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.2. Visi dan Misi

1.3. Landasan Hukum

1.4. Maksud dan Tujuan

1.5. Sistematika Penulisan

BAB II EVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN KESEHATAN2.1. Evaluasi Pencapaian Kinerja Indikator Makro

Pembangunan Kesehatan

2.1. Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2016

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 10

Page 11: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB III TUJUAN DAN SASARAN RENJA SKPD 3.1. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD

3.2. Sasaran Renja SKPD

BAB IV RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2018

BAB V PENUTUP 5.1. Catatan Penting yang Perlu Mendapat Perhatian

5.2. Kaidah-Kaidah Pelaksanaan

5.3. Rencana Tindak Lanjut

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 11

Page 12: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB IIEVALUASI HASIL KINERJA PEMBANGUNAN KESEHATAN

2.1. Evaluasi Pencapaian Kinerja Indikator Makro Pembangunan Kesehatan

Gambaran derajat kesehatan Kalimantan Barat secara makro

merupakan indikator dampak (impacts) yang merupakan hasil akhir

(ultimate outcome) dari seluruh program dan kegiatan yang telah

dilaksanakan di bidang kesehatan. Gambaran derajat kesehatan

Kalimantan Barat secara makro inilah yang akan memberikan kontribusi

dan pencapaian indeks pembangunan manusia (IPM), yang merupakan

gambaran kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

Gambar 1.Alur Pikir Keberhasilan Pembangunan Kesehatan

Indikator Kinerja Sasaran dan Tujuan

Sumber: Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar 2013-2018

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 12

Umur Harapan Hidup

IPM

Derajat Kesehatan Makro yang merupakan indikator

kinerja dampak

Mortalitas:1. Angka Kematian Bayi

2. Angka Kematian Ibu Melahirkan3. Angka Kematian Balita

Morbiditas:1. Angka Kesakitan

2. Angka Kesembuhan3. Prevalensi Penyakit

Derajat Kesehatan

Mikro

Status Gizi

AKSES & MUTU PELAYANAN

PERILAKU HIDUP

MASYARAKAT

KEADAAN LINGKUNGAN

PELAYANAN KESEHATAN

SUMBER DAYA KESEHATAN

MANAJEMEN KESEHATAN

KONTRIBUSI SEKTOR TERKAIT

Page 13: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

Derajat kesehatan Kalimantan Barat yang merupakan indikator

kinerja dampak pada masa lampau dan masa kini memperlihatkan

adanya peningkatan yang cukup berarti. Keberhasilan ini dapat dilihat

dengan meningkatnya derajat kesehatan Kalimantan Barat yang

digambarkan oleh beberapa indikator yang diuraikan di bawah ini,

antara lain:

1. Umur Harapan Hidup/Life ExpectancyUmur Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi

kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada

umumnya dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya.

Angka Harapan Hidup saat lahir yang merepresentasikan

dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke

tahun. Selama periode 2010 hingga 2015, Kalimantan Barat telah

berhasil meningkatkan Angka Harapan Hidup saat lahir sebesar 0,81

tahun. Pada tahun 2010, Angka Harapan Hidup saat lahir di Kalimantan

Barat hanya sebesar 69,06 tahun, dan pada tahun 2015 telah mencapai

69,87 tahun. Selama periode tersebut, secara rata-rata Angka Harapan

Hidup tumbuh sebesar 0,23 persen per tahun.

Gambar 2.

2010 2011 2012 2013 2014 201568.6068.8069.0069.2069.4069.6069.8070.00

69.0669.26

69.4669.66

69.7669.87

Umur Harapan Hidup Provinsi Kalbar 2010-2015

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalbar

Angka Harapan Hidup seluruh kabupaten/kota masih berada di

bawah angka rata-rata nasional. Masih sama seperti tahun 2011, pada

tahun 2012 Kabupaten Bengkayang masih menjadi kabupaten dengan

Angka Harapan Hidup (AHH) tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat dan

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 13

Page 14: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

Kabupaten Sambas masih menjadi kabupaten dengan AHH terendah

(namun ada peningkatan AHH dari 61,11 pada tahun 2011 menjadi

61,69 di tahun 2012).

Meningkatnya Umur Harapan Hidup secara tidak langsung juga

memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan

derajat kesehatan masyarakat serta turut berpengaruh terhadap Indeks

Pembangunan Manusia.

2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian

pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas

hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui

pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur

panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan

(knowledge), dan standar hidup layak (decent standard of living). Umur

panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Angka Harapan Hidup saat

lahir (AHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi

yang baru lahir untuk hidup, dengan asumsi bahwa pola angka

kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi.

Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan

Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-

rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani

pendidikan formal. Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai

lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh

anak pada umur tertentu di masa mendatang. Standar hidup yang layak

digambarkan oleh pengeluaran per kapita disesuaikan, yang ditentukan

dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli.

IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks

kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran.

Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan

standarrisasi dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing

komponen indeks.

IPM mempunyai komponen yaitu:

a. Angka Harapan Hidup

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 14

Page 15: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

b. Angka Melek Huruf

c. Rata-Rata Lama Sekolah

d. Pengeluaran Riil per Kapita yang disesuaikan

3. Perkembangan IPM Kalimantan Barat Tahun 2010-2015IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat

perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk melihat

kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu

diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian.

Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan

pilihan bagi penduduk (enlarging people choice). IPM merupakan

indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya

membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM

menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil

pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan,

dan sebagainya. IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan

metode penghitungan direvisi pada tahun 2010. Badan Pusat Statistik

(BPS) mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru

pada tahun 2014 dan melakukan backcasting sejak tahun 2010.

Tabel 1.Indeks Pembangunan Manusia Metode Baru 2010-2015

Provinsi 2010 2011 2012 2013 2014 2015Aceh 67.09 67.45 67.81 68.30 68.81 69.45Sumatera Utara 67.09 67.34 67.74 68.36 68.87 69.51Sumatera Barat 67.25 67.81 68.36 68.91 69.36 69.98Riau 68.65 68.90 69.15 69.91 70.33 70.84Jambi 65.39 66.14 66.94 67.76 68.24 68.89Sumatera Selatan 64.44 65.12 65.79 66.16 66.75 67.46Bengkulu 65.35 65.96 66.61 67.50 68.06 68.59Lampung 63.71 64.20 64.87 65.73 66.42 66.95Kep. Bangka Belitung 66.02 66.59 67.21 67.92 68.27 69.05Kepulauan Riau 71.13 71.61 72.36 73.02 73.40 73.75Dki Jakarta 76.31 76.98 77.53 78.08 78.39 78.99Jawa Barat 66.15 66.67 67.32 68.25 68.80 69.50Jawa Tengah 66.08 66.64 67.21 68.02 68.78 69.49DIY 75.37 75.93 76.15 76.44 76.81 77.59

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 15

Page 16: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

Jawa Timur 65.36 66.06 66.74 67.55 68.14 68.95Banten 67.54 68.22 68.92 69.47 69.89 70.27Bali 70.10 70.87 71.62 72.09 72.48 73.27Nusa Tenggara Barat 61.16 62.14 62.98 63.76 64.31 65.19Nusa Tenggara Timur 59.21 60.24 60.81 61.68 62.26 62.67Kalimantan Barat 61.97 62.35 63.41 64.30 64.89 65.59Kalimantan Tengah 65.96 66.38 66.66 67.41 67.77 68.53Kalimantan Selatan 65.20 65.89 66.68 67.17 67.63 68.38Kalimantan Timur 71.31 72.02 72.62 73.21 73.82 74.17Kalimantan Utara 0.00 0.00 0.00 67.99 68.64 68.76Sulawesi Utara 67.83 68.31 69.04 69.49 69.96 70.39Sulawesi Tengah 63.29 64.27 65.00 65.79 66.43 66.76Sulawesi Selatan 66.00 66.65 67.26 67.92 68.49 69.15Sulawesi Tenggara 65.99 66.52 67.07 67.55 68.07 68.75Gorontalo 62.65 63.48 64.16 64.70 65.17 65.86Sulawesi Barat 59.74 60.63 61.01 61.53 62.24 62.96Maluku 64.27 64.75 65.43 66.09 66.74 67.05Maluku Utara 62.79 63.19 63.93 64.78 65.18 65.91Papua Barat 59.60 59.90 60.30 60.91 61.28 61.73Papua 54.45 55.01 55.55 56.25 56.75 57.25Indonesia 66.53 67.09 67.70 68.31 68.90 69.55

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalbar

Pembangunan di Kalimantan Barat pada tahun 2015 terus

mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya IPM

Kalimantan Barat. Pada tahun 2015, IPM Kalimantan Barat telah

mencapai 65,59. Angka ini meningkat sebesar 0,70 poin dibandingkan

dengan IPM Kalimantan Barat pada tahun 2014 yang sebesar 64,89.

Pada tahun 2015, pembangunan manusia di Kalimantan Barat

masih berstatus “sedang”, masih sama dengan statusnya pada tahun

2014. IPM Kalimantan Barat pada tahun 2015 tumbuh sebesar 1,08

persen dibandingkan tahun 2014.

Selama periode 2014 hingga 2015, komponen pembentuk IPM

juga mengalami peningkatan. Bayi yang baru lahir memiliki peluang

untuk hidup hingga 69,87 tahun, meningkat 0,11 tahun dibandingkan

tahun sebelumnya. Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk

bersekolah selama 12,25 tahun, meningkat 0,36 tahun dibandingkan

pada 2014. Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-

rata telah menempuh pendidikan selama 6,93 tahun, meningkat 0,11

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 16

Page 17: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran per kapita

disesuaikan (harga konstan 2012) masyarakat telah mencapai 8,28 juta

rupiah pada tahun 2015, meningkat Rp 104,35 ribu rupiah dibandingkan

tahun sebelumnya.

Gambar 3.Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalbar dan Nasional,

2010-2015

2010 2011 2012 2013 2014 201558

60

62

64

66

68

70

72

61.97 62.3563.41

64.364.89

65.5966.53

67.0967.7

68.3168.9

69.55

NasionalKalbar

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalbar

Capaian IPM Kalimantan Barat terus meningkat selama 6 tahun

terakhir dan termasuk dalam kategori sedang walaupun masih dibawah

capaian IPM Nasional. Capaian IPM Kalimantan Barat tahun 2015

sebesar 69,55 poin, berada di peringkat ke- 29 secara nasional

berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia.

Tabel 2.Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalbar

dan Kabupaten/Kota Tahun 2010-2015

Kab/Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sambas 64,93 65,80 66,19 66,81 63,28 64,14

Bengkayang 67,55 67,98 68,50 69,38 64,40 64,65

Landak 67,55 68,16 69,05 69,58 63,59 64,12

Pontianak 68,75 69,07 69,42 70,13 62,78 63,37

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 17

Page 18: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

Sanggau 68,55 68,97 69,50 70,30 62,06 63,05

Ketapang 67,89 68,63 69,05 69,74 63,27 64,03

Sintang 68,31 68,77 69,14 69,81 63,19 64,18

Kapuas Hulu 70,03 70,38 70,52 70,97 62,90 63,73

Sekadau 66,99 67,52 68,47 68,99 61,98 62,34

Melawai 68,67 69,01 69,39 69,86 62,89 63,78

Kayong Utara 65,38 65,75 66,19 66,83 58,52 60,09

Kubu Raya 67,56 68,06 68,86 69,32 64,52 65,02 Kota Pontianak 72,96 73,43 74,21 74,64 76,63 77,52

Kota Singkawang 68,86 69,21 69,77 70,66 69,84 70,03

KALIMANTAN BARAT 61,97 62,35 63,41 64,30 64,89 65,59

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalbar

Pada tahun 2015, pencapaian pembangunan manusia di

tingkat kabupaten/kota cukup bervariasi. IPM pada level

kabupaten/kota berkisar antara 60,09 (Kayong Utara) hingga 77,52

(Kota Pontianak). Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Angka

Harapan Hidup saat lahir berkisar antara 67,33 tahun (Kayong Utara)

hingga 72,99 tahun (Bengkayang). Sementara pada dimensi

pengetahuan, Harapan Lama Sekolah berkisar antara 10,67 tahun

(Sanggau) hingga 14,48 tahun (Kota Pontianak), serta Rata-rata Lama

Sekolah berkisar antara 5,37 tahun (Kayong Utara) hingga 9,77 tahun

(Kota Pontianak). Sedangkan, pengeluaran per kapita disesuaikan di

tingkat kabupaten/kota berkisar antara 6,64 juta rupiah per tahun

(Kapuas Hulu) hingga 13,74 juta rupiah per tahun (Kota Pontianak).

Kemajuan pembangunan manusia pada tahun 2015 juga terlihat dari

perubahan status pembangunan manusia di tingkat kabupaten/kota.

Dari 14 kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Barat, tahun 2015

terdapat 2 kota berstatus “tinggi” yaitu kota Pontianak dan kota

Singkawang, sedangkan 13 kabupaten/kota lainnya berstatus “sedang”.

Keadaan ini meningkat dari tahun sebelumnya yang mana pada tahun

2014 kota Singkawang berstatus “sedang” dan kabupaten Kayong

Utara berstatus “rendah”. Peningkatan IPM di tingkat provinsi juga

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 18

Page 19: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

tercermin pada level kabupaten/kota. Selama periode 2014 hingga

2015, seluruh kabupaten/kota mengalami peningkatan IPM. Pada

periode ini, tiga kabupaten/kota dengan kemajuan pembangunan

manusia paling cepat, yaitu Kabupaten Kayong Utara (2,69%),

Kabupaten Sanggau (1,60%), dan Kabupaten Sintang (1,56%).

Kemajuan pembangunan manusia di 3 (tiga) kabupaten tersebut

didorong oleh dimensi pendidikan.

4. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate)Hasil laporan Survei Demografi tahun 2012, Angka Kematian

Bayi (AKB) di Kalimantan Barat tercatat sebanyak 31 kejadian dari

1.000 kelahiran hidup. Sementara untuk angka nasional berdasarkan

survei yang sama, AKB sebanyak 32 kejadian dan angka kematian

balita 43 kejadian.

Ada perbaikan dibanding Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia Tahun 2007. Pada tahun itu, hasil survey menunjukkan

bahwa angka kematian bayi di Kalimantan Barat mencapai 46 kejadian,

jauh di atas angka nasional, yakni 34 kejadian dari seribu kelahiran

hidup.

Gambar 4.

1994 1997 2002 2007 2012

97

70

47 4631

57

46

35 3432

Perbandingan Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi Kalbar dan Nasional Tahun 1994-2012

Kalbar Nasional

Sumber : SDKI Tahun 1994, 1997, 2002, 2007, 2012

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 19

Page 20: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

5. Angka Kematian BalitaAngka Kematian Balita (AKABA) Kalimantan Barat berdasarkan

hasil SDKI berturut-turut mulai tahun 1994 adalah 93 per 1.000 Balita,

turun menjadi 88,2 per 1.000 balita pada tahun 1997, turun menjadi 63

per 1.000 balita pada tahun 2002 dan turun menjadi 59 per 1.000 balita

pada tahun 2007. Angka ini masih lebih tinggi dari rata-rata angka

kematian balita secara nasional yaitu 44 per 1.000 balita.

Gambar 5. Perbandingan Angka Kematian Balita (AKABA) Provinsi Kalbar

dan Nasional Tahun 1994-2012

1994 1997 2002 2007 20120

10

20

30

40

50

60

70

80

90

10093

88

6359

37

79

63

46 44 40KalbarNasional

Sumber: SDKI 1994, 1997, 2002, 2007, dan 2012

Namun dibandingkan dengan pencapaian nasional pada tahun

2012 yaitu sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup maka AKABA

Kalimantan Barat sudah melampaui target yaitu 37 per 1.000 kelahiran

hidup.

Tabel 3.AKABA di Indonesia Tahun 1990-2012

Provinsi Tahun1990 1994 1997 1999 2007 2012

Aceh 78 79 59 48 45 52Sumatera Utara 82 97 72 52 67 54Sumatera Barat 103 98 95 62 62 34Riau 89 94 82 48 47 28

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 20

Page 21: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

Jambi 102 88 82 55 47 36Sumatera Selatan 98 92 70 62 52 37Bengkulu 96 124 115 63 65 35Lampung 96 58 64 60 55 38Kep. Bangka Belitung - - 42 29 46 32Kepulauan Riau - - 77 69 58 42DKI Jakarta 55 50 60 45 36 31Jawa Barat 129 120 30 30 49 38Jawa Tengah 89 75 53 63 32 38DI Yogyakarta 53 35 44 38 22 30Jawa Timur 87 79 150 114 45 34Banten - - 90 75 58 38Bali 67 63 88 71 38 33Nusa Tenggara Barat 216 160 69 38 92 75Nusa Tenggara Timur 108 108 87 86 80 58Kalimantan Barat 114 135 66 39 59 37Kalimantan Tengah 77 38 61 46 34 56Kalimantan Selatan 130 111 121 80 75 57Kalimantan Timur 78 76 79 45 38 31Sulawesi Utara 86 83 94 66 43 37Sulawesi Tengah 132 127 48 50 69 85Sulawesi Selatan 97 86 92 69 53 37Sulawesi Tenggara 108 105 -   - 62 55Gorontalo - - - - 69 78Sulawesi Barat - - - - 96 70Maluku 107 91 - - 93 60Maluku Utara - - - - 74 85Papua Barat - - - - 64 109Papua 113 88 - - 62 115INDONESIA 99 93 71 60 -  43SDKI = Survei Demografi dan Kesehatan IndonesiaSumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, SDKI 1994 dan 1997

Tabel diatas adalah hasil Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia memperlihatkan data AKABA Provinsi Kalimantan Barat dari

tahun ke tahun mengalami penurunan. Terlihat di tabel, Provinsi

Papua, Papua Barat, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo,

Sulawei Barat, Maluku dan ada beberapa provinsi lain yang AKABA nya

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 21

Page 22: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

tinggi menyebabkan masalah AKABA merupakan masalah nasional

yang harus lebih menjadi perhatian.

6. Angka Kematian Ibu Melahirkan (Maternal Mortality Rate)Kematian Ibu menurut definisi WHO adalah kematian

kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan,

akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh

kehamilan atau penanganannya tetapi bukan disebabkan kecelakaan

atau cedera.

Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi

sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun

jika dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu 390 per 100.000

kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun meskipun tidak terlalu

signifikan. Target global MDGs (Millenium Development Goals) ke- 5

adalah menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada

tahun 2015. Menurunnya AKI salah satu indikator dalam mengukur

keberhasilan suatu bangsa.

Untuk Kalimantan Barat data AKI yang dapat dipercaya adalah

data hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 dimana Kalimantan Barat

telah mencapai 240 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini berarti bahwa

AKI di Kalimantan Barat telah menunjukkan adanya penurunan yang

sangat signifikan, dimana dalam dua dasawarsa, pada tahun 2012 AKI

di Kalimantan Barat berada di bawah nasional, baik dibandingkan

dengan hasil SDKI maupun hasil Sensus Penduduk.

7. Prevalensi Gizi Buruk pada BalitaGizi buruk di Kalimantan Barat sampai saat ini masih

merupakan masalah yang sangat perlu diperhatikan dibandingkan

dengan masalah-masalah gizi yang lainnya. Pada tahun 2014

persentase gizi buruk sebesar 2,5% sedangkan persentase gizi buruk

pada tahun 2015 kembali meningkat menjadi 7% padahal target yang

ditetapkan sebesar kurang dari 5%. Berdasarkan laporan gizi buruk

Provinsi Kalimantan Barat tahun 2015 sebesar 279 kasus dibandingkan

dengan jumlah kasus tahun 2014 yang sebanyak 259 kasus dengan

jumlah kematian 7 kasus. Maka Tahun 2015 terjadi peningkatan kasus

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 22

Page 23: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

gizi buruk dengan jumlah kematian nol/nihil. Di tahun 2016 persentase

gizi buruk sebesar 6,7% berkurang dari angka tahun 2016 sebesar 7%,

tetapi melihat tahun 2015-2016 prevalensi balita gizi buruk tetap kurang

dari pada target.

Gambar 6.Prevalensi Balita Gizi Buruk (%) Kalbar Tahun 2013-2016

2013 2014 2015 20160

1

2

3

4

5

6

7

5 5 5 5

3.4

2.5

7 6.7

TargetRealisasi

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2016Pencapaian derajat kesehatan merupakan hasil dan interaksi

berbagai aspek baik klinis, aspek sistem pelayanan kesehatan, maupun

faktor-faktor non kesehatan yang mempengaruhi pemberian pelayanan

klinis dan perselenggaraan sistem pelayanan kesehatan secara

optimal, karena itu diperlukan persamaan persepsi dan perhatian dari

semua pihak mengenai pentingnya peran berbagai aspek dalam

penanganan masalah kesehatan, dimana dibutuhkan strategi dan

kebijakan termasuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara

menyeluruh sebagai bentuk upaya penanggulangan permasalahan

kesehatan. Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, Dinas

Kesehatan melakukan pengawasan dan pembinaan dalam pengelolaan

berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

Dalam proses perencanaan program kesehatan, kebijakan

program dan kegiatan yang dilaksanakan mengacu pada kerangka

arahan yang dirumuskan dalam rancangan RPJMD dan Renstra Dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, yang dikerjakan secara

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 23

Page 24: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

simultan/paralel melalui Penyusunan Renja tahunan yang merupakan

bentuk penjabaran pelaksanaan program kegiatan untuk menunjang

keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan. Tahapan awal yang

harus dilakukan sebelum disempurnakan menjadi dokumen Renja yang

definitif adalah dengan fokus melakukan pengkajian terlebih dahulu

terhadap capaian kinerja tahun sebelumnya.

Berdasarkan rencana kinerja tahunan yang telah disetujui

anggarannya, maka ditetapkan suatu penetapan kinerja yang

merupakan kesanggupan dari penerima mandat untuk mewujudkan

kinerja seperti yang telah direncanakan. Dalam tahun berjalan,

pelaksanaan penetapan kinerja ini akan dilakukan pengukuran kinerja

untuk mengetahui sejauh mana capaian kinerja yang dapat diwujudkan

oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat.

Adapun indikator kinerja yang digunakan adalah beberapa

indikator kesehatan pokok pada tahun 2016 masih mengacu pada

RPJMD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2018. Pencapaian

indikator kinerja tersebut diperoleh dari data pencapaian

kabupaten/kota dan dihitung dalam jangka waktu 1 (satu) tahun.

Pengukuran capaian kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan

Barat dilakukan dengan menggunakan metode pembandingan capaian

kinerja sasaran. Metode pembandingan capaian kinerja sasaran

dilakukan dengan membandingkan antara rencana kinerja

(performance plan) yang diinginkan dengan realisasi kinerja

(performance result) yang dicapai organisasi.

Pada tahun 2016, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat

telah menetapkan 17 (tujuh belas) sasaran yang ingin dicapai selama

tahun tersebut. Untuk mencapai 17 (tujuh belas) sasaran strategis yang

ditetapkan tersebut, dilaksanakan melalui 9 (sembilan) program

kesehatan. Nilai capaian kinerja sasaran dicerminkan oleh capaian

kinerja dari indikator kinerja sasaran. Indikator kinerja sasaran

dicerminkan oleh capaian kinerja dari outcome suatu kegiatan. Oleh

karena itu kinerja sasaran pada hakikatnya merupakan pencapaian

outcome atau fungsi langsung dari suatu keluaran (output) dari suatu

kegiatan. Dengan formula ini Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 24

Page 25: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

Barat mencoba menginformasikan kepada pemberi amanat bahwa

semua kegiatan yang dilakukan berfungsi atau telah memenuhi sasaran

fungsionalnya dan tidak hanya sebatas keluaran barang dan jasanya

saja. Pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat

terlihat dari sejauh mana pelaksanaan strategi dalam rangka

pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dan dikomitmenkan dengan

capaian sasaran sebagaimana tertera di atas.

Dalam capaian kinerja indikator Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Barat telah disepakati suatu skala ordinal dalam lima

kategori yaitu:

Tabel 4.Skala Pengukuran Ordinal

NO KLASIFIKASI PENILAIAN CAPAIAN KINERJA PREDIKAT

1 Lebih dari 80% Sangat Baik

2 70% - 79% Baik

3 60% - 69% Sedang

4 50% - 59% Kurang Baik

5 Kurang dari 50% Buruk

Capaian dari indikator kinerja utama pada Dinas Kesehatan

Provinsi Kalimantan Barat tahun 2016 secara rinci dijabarkan sebagai

berikut:

1. Sasaran 1, “Meningkatkan Upaya Kesehatan Ibu dan Kesehatan

Anak di Tingkat Provinsi dan Kabupaten”

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian (%)

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) 95% 80,64% 84,9

Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

92% 79,37% 86,3

Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani (PK) 76% 64,77% 85,2

Cakupan Kunjungan Nifas (KF3) 90% 76,04% 84,4

Cakupan Peserta aktif KB 67,5% 65,26% 96,7

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 25

Page 26: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

Persentase Puskesmas Mampu Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRET)

46% 30,33% 65,93

Dari 6 indikator kinerja utama sasaran dapat disimpulkan bahwa 3

indikator kinerja utama sasaran pencapaian kinerjanya mencapai

target dan 3 indikator kinerja utama sasaran pencapaian

kinerjanya tidak mencapai target. Hal ini dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya adalah adanya efisiensi anggaran di

tahun 2016 sehingga terdapat beberapa kegiatan yang dapat

mendukung capaian kinerja tetapi tidak dapat dilaksanakan

karena anggarannya ditiadakan. Keterbatasan sumber daya

Pengelola Program Kesehatan Ibu dan Anak di tingkat

kabupaten/kota turut memberikan kontribusi terhadap penurunan

pencapaian target. Namun dalam skala pengukuran ordinal untuk

persentase kinerja indikator menunjukkan sangat baik hanya

indikator 6 (65,93%) menunjukkan kinerja sedang.

2. Sasaran 2, “Meningkatkan Status Kesehatan Anak di Tingkat

Provinsi dan Kabupaten/Kota”

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian (%)

Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) 94% 86,34% 91,85

Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN3) 90% 83,99% 93,32

Cakupan Kunjungan Neonatal dengan Komplikasi yang ditangani

77% 54,22% 70,42

Cakupan Kunjungan Bayi 92% 84,57% 91,92Cakupan Pelayanan Anak Balita 86,5% 61,12% 70,65

Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat

93% 58,85% 63,28

Dari 6 indikator kinerja utama sasaran dapat disimpulkan bahwa

hanya 1 indikator kinerja utama sasaran pencapaian kinerjanya

mencapai target dan 5 indikator kinerja utama sasaran

pencapaian kinerjanya tidak mencapai target. Dalam skala

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 26

Page 27: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

pengukuran ordinal untuk persentase capaian kinerja terdapat 3

indikator yang menunjukkan sangat baik yakni indikator

Kunjungan Neonatal Pertama (91,85%); Cakupan Kunjungan

Neonatal Lengkap (93,32%); dan Cakupan Kunjungan Bayi

(91,92%) sedangkan untuk indikator Persentase Cakupan

Pelayanan Anak Balita (70,65%) dan Cakupan Kunjungan

Neonatal dengan Komplikasi yang ditangani (70,42%)

menunjukkan kinerja baik; indikator Cakupan Penjaringan

Kesehatan Siswa SD dan Setingkat (63,28%) menunjukkan

kinerja sedang.

3. Sasaran 3, “Meningkatkan Status Gizi Masyarakat di Tingkat

Provinsi dan Kabupaten/Kota”

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian (%)

Persentase Balita ditimbang Berat Badannya (D/S)

85% 59,61% 70,13

Persentase Balita Mendapatkan Kapsul Vitamin A dua kali pertemuan

88% 83,38% 94,75

Persentase Bayi mendapat ASI Eksklusif 85% 43,06% 50,66

Cakupan Ibu Hamil mendapat 90 Tablet Fe 97% 79,19% 81,64

Dari 4 indikator kinerja utama sasaran dapat disimpulkan bahwa 1

indikator kinerja utama sasaran pencapaian kinerjanya mencapai

target dan 3 indikator kinerja utama sasaran pencapaian

kinerjanya tidak mencapai target. Dalam skala pengukuran ordinal

untuk Persentase Balita ditimbang Berat Badannya (D/S)

menunjukkan kinerja yang baik (70,13%); Persentase Balita

mendapatkan Kapsul Vitamin A dua kali pertemuan menunjukkan

kinerja yang sangat baik (94,75%); Persentase Bayi mendapat

ASI Eksklusif untuk capaiannya kinerjanya kurang baik (50,66%);

dan indikator Cakupan Ibu Hamil mendapatkan 90 Tablet Fe

capaiannya baik (81,64%).

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 27

Page 28: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

4. Sasaran 4, “Menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta

Mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat”

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian (%)

Persentase Rumah Tangga yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

70% 44,6% 63,71

Persentase Desa Siaga Aktif 76% 50,4% 66,31

Persentase Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat dan Promosi Masyarakat

50% 26,9% 53,8

Dari 3 indikator kinerja utama sasaran dapat disimpulkan bahwa

ketiga indikator kinerja utama sasaran pencapaian kinerjanya

tidak mencapai target. Dalam skala pengukuran ordinal untuk

Persentase Rumah Tangga yang Melaksanakan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat menunjukkan kinerja yang sedang (63,71);

Persentase Desa Siaga Aktif menunjukkan kinerja yang sedang

(66,31%); dan Persentase Upaya Kesehatan Bersumber Daya

Masyarakat dan Promosi Masyarakat capaiannya kurang baik

(53,8%).

5. Sasaran 5, “Meningkatkan Kualitas Kesehatan Lingkungan”

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian (%)

Persentase Penduduk yang memiliki Akses Air Minum berkualitas

37,4% 36,6% 97,9

Persentase desa yang seluruh penduduknya Buang Air Besar di Jamban

4,7% 4,4% 93,62

Persentase Rumah Tinggal yang memenuhi syarat Kesehatan

29,6% 32,70% 110,5

Persentase TTU yang memenuhi syarat kesehatan

50% 54,6% 109

Persentase Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang Membuang Limbah memenuhi syarat kesehatan

44,4% 36% 81

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 28

Page 29: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

Dari 5 indikator kinerja utama sasaran dapat disimpulkan bahwa

kelima indikator kinerja utama sasaran pencapaian kinerjanya

mencapai target. Dalam skala pengukuran ordinal untuk semua

indikator kinerja utama capaiannya sangat baik.

6. Sasaran 6, “Menurunkan Angka Kesakitan, Kematian dan

Kecacatan Akibat Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular”

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian (%)

Persentase Cakupan Imunisasi Sejak Sekolah 98% 95,6% 97,5

Persentase Desa/Kelurahan yang mencapai Universal Child Immunization (UCI)

90% 69,9% 77,6

AFP Rate Per 100.000 Penduduk < 15 Tahun 2,2 0 0

Persentase Desa/Kelurahan mengalami KLB di Respon < 24 Jam

100% 100% 100

Persentase Kab/Kota melaksanakan Pengendalian Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (PTM)

85% 100% 117,6

API (Annual Parasite Incidence) Per 1000 Penduduk

< 1%0 0,06%0 6

Persentase Angka Kematian Malaria 0,3% 0 0

Angka Penemuan Kasus Tuberculosis (CNR) Per 100.000 Penduduk

120 118 98,3

Persentase Angka Kesembuhan TB Paru BTA (+)

94,5% 90% 95,23

Prevalensi Angka Kematian Diare 0% 0% 0

Persentase Cakupan Balita dengan Pneumonia yang ditangani

30% 4,92% 16,4

Prevalensi Kusta Per 100.000 Penduduk 0,30% 0,2% 66,7

Cakupan Penderita Kusta yang ditemukan dan ditangani

65% 76% 116,9

Persentase Kecacingan 22% 0% 0

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 29

Page 30: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

pada Anak SekolahPersentase Puskesmas yang melakukan Surveilans Influenza Like Illness (ILI)

85% 0% 0

Angka Kesakitan DBD (IR) Per 100.000 Penduduk

49 17,75 36,22

Jumlah Penderita Infeksi Penyakit Menular yang ditemukan dan diobati

7.000 Kasus

4.732 Kasus 67,6

Prevalensi Kasus HIV pada usia 15-24 tahun 0,23% 0,21% 91,3

Persentase Cakupan Pengobatan Massal Filariasis

74% 86% 116,21

Persentase Angka Kesembuhan Kategori I dan Kategori II TB Paru di UP4

85% 72,34% 85,11

Dari 20 indikator kinerja utama sasaran dapat disimpulkan bahwa

9 indikator kinerja utama sasaran pencapaian kinerjanya

mencapai target selebihnya belum mencapai target. Ada beberapa

indikator yang tidak ada anggaran kegiatannya mengakibatkan

capaian kinerjanya menjadi 0%. Walaupun kegiatan yang lain

belum mencapai target, tetapi menurut skala penghitungan ordinal

capaian kinerjanya ada yang buruk, kurang baik, sedang, baik dan

sangat baik.

7. Sasaran 7, “Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Khusus

dengan Dukungan/Peran Serta Masyarakat dan Stakeholder

Terkait”

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian

(%)Puskesmas yang melaksanakan Program Pengembangan

80% 50% 62,5

Persentase Akreditasi Laboratorium Klinis 20% 0% 0

Jumlah Pemeriksaan Laboratorium Kesehatan Upelkes

45.000 Pemeriksaa

n

60.000 Pemeriksaa

n133,3

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 30

Page 31: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

Jumlah Parameter Pengujian yang Terakreditasi di Ulabkes

5 Paket 20 Paket 400

Persentase Kunjungan PNSD, Keluarga PNSD dan Pensiunan PNSD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalbar ke Poliklinik Pemerintahan Provinsi Kalbar

26% 0% 0

Dari 5 indikator kinerja utama sasaran dapat disimpulkan bahwa 2

indikator kinerja utama sasaran pencapaian kinerjanya mencapai

target dan skala ordinalnya sangat baik. Untuk 3 Indikator kinerja

utama yang lain tidak mencapai target.

8. Sasaran 8, “Meningkatnya Penanggulangan Bencana Bidang

Kesehatan yang Cepat dan Tepat”

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian

(%)Persentase Sarana Kes. dg kemampuan Pelayanan Gawat Darurat sesuai standar

70% 70% 100

Indikator kinerja utama sasaran pencapaian kinerjanya mencapai

target (100%). Dalam skala pengukuran ordinal untuk Persentase

Sarana Kesehatan dengan kemampuan Pelayanan Gawat Darurat

sesuai standar adalah sangat baik.

9. Sasaran 9, “Meningkatnya Mutu dan Keterjangkauan Pelayanan

Kesehatan Dasar dan Rujukan”

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian (%)

Jumlah Rumah Sakit Yang Terakreditasi 28 RS 22 RS 78

Jumlah Rumah Sakit Kabupaten/Kota yang melaksanakan PONEK

20 RS 20 RS 100

Jumlah Puskesmas yng 84 Pusk 31 Pusk 36,9

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 31

Page 32: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

TerakreditasiJumlah Puskesmas Rawat Inap yang mampu PONED

42 Pusk 33 Pusk 78,57

Dari 4 indikator kinerja utama sasaran dapat disimpulkan bahwa 1

indikator kinerja utama sasaran pencapaian kinerjanya mencapai

target dan untuk 3 indikator lainnya tidak mencapai target. Dalam

skala pengukuran ordinal capaian indikator Jumlah Rumah Sakit

Kabupaten/Kota yang melaksanakan PONEK sangat baik,

sedangkan ketiga indikator lainnya walaupun tidak mencapai

target tetapi masuk dalam kategori baik.

10. Sasaran 10, “Meningkatkan Kualitas Penanganan Obat dan

Perbekalan Kesehatan, Alat Kesehatan, Obat Tradisonal, Pangan,

Kosmetik dan PKRT”

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian (%)

Persentase Ketersediaan Obat, Vaksin dan Perbekalan Kesehatan

80% 72,5% 90,62

Persentase Penggunaan Obat Generik di Rumah Sakit dan Puskesmas

94% 90,38% 96,15

Persentase Produk Allat Kesehatan dan PKRT serta Sarana Distribusi yang memenuhi Persyaratan Mutu, Kemanaan dan Manfaat

80% 45% 56,25

Persentase Sarana Produksi Obat Tradisional yang memenuhi syarat Cara Pembuatan Obat Tradisonal yang baik (CPOBT)

60% 40% 66,66

Dari 4 indikator kinerja utama sasaran dapat disimpulkan bahwa 2

indikator kinerja utama sasaran pencapaian kinerjanya mencapai

target dan untuk 2 indikator lainnya tidak mencapai target. Dalam

skala pengukuran ordinal capaian indikator Persentase

Ketersediaan Obat, Vaksin dan Perbekalan Kesehatan (90,62%)

dan Persentase Penggunaan Obat Generik di Rumah Sakit dan

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 32

Page 33: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

Puskesmas (96,15%) sangat baik, sedangkan 2 indikator lainnya

masuk dalam kategori kurang baik dan sedang.

11. Sasaran 11, “Meningkatkan Jumlah dan Jenis Tenaga Kesehatan,

Kegiatan Pelatihan, Seminar dan Bentuk Kegiatan Peningkatan

Keterampilan Tenaga Kesehatan, Memfasilitasi Kegiatan Profesi

Dalam Rangka Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

Masyarakat ”

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian (%)

Peningkatan Jumlah dan Jenis Tenaga Kesehatan di Provinsi Kalbar

12.472 Orang

12.703 Orang 101,85

Jumlah Tenaga Profesi Widyaiswara di Upelkes 7 Orang 2 Orang 28,6

Persentase Peningkatan Jumlah dan Jenis Tenaga Pengajar di Akper Sintang

20% 0% 0

Dari 3 indikator kinerja utama sasaran dapat disimpulkan bahwa 1

indikator kinerja utama sasaran pencapaian kinerjanya mencapai

target dan untuk 2 indikator lainnya tidak mencapai target. Dalam

skala pengukuran ordinal capaian indikator Peningkatan Jumlah

dan Jenis Tenaga Kesehatan di Provinsi Kalimantan Barat masuk

kategori sangat baik sediangkan 2 indikator kinerja lainnya masuk

dalam kategori buruk.

12. Sasaran 12, “Meningkatkan Kemampuan Pengetahuan Sikap dan

Keterampilan Pengelola”

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian (%)

Persentase Tenaga Kesehatan Profesional dan memenughi standar kompetensi 45% 55% 122,22

Meningkatnya Persentase Puskesmas yang memiliki Tenaga Dokter

98% 119% 121,4

Meningkatnya 100% 100% 100

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 33

Page 34: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

Persentase RS yang memiliki Dokter Spesialis

Dari 3 indikator kinerja utama sasaran dapat disimpulkan bahwa

semua indikator kinerja utama sasaran pencapaian kinerjanya

mencapai target dan skala pengukuran ordinal capaian indikator

ketiganya adalah sangat baik.

13. Sasaran 13, “Meningkatkan Pelaksanaan dan Kesinambungan

Sistem Informasi Kesehatan, sehingga Memperoleh Data yang

Berkualitas”

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian (%)

Persentase Profil Kesehatan Prov. dan Kab/Kota yang berkualitas, akurat dan tepat waktu

100% 90% 90

Persentase Optimalisasi Pemanfaatan Sistem Informasi Kesehatan

95% 90% 94,73

Dari 2 indikator kinerja utama sasaran dapat disimpulkan bahwa

semua indikator kinerja utama sasaran pencapaian kinerjanya

hampir target tetapi menurut skala pengukuran ordinal capaian 2

indikator tersebut adalah sangat baik.

14. Sasaran 14, “Meningkatkan Pelaksanaan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan”

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian (%)

Jumlah SDM yang memiliki Kapasitas untuk Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

7 Orang 0 Orang 0

Persentase Penelitian dan Pengembangan Kesehatan yang dilaksanakan, dimanfaatkan, dan disosialisasikan Hasil Penelitian

65% 0% 0

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 34

Page 35: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

Tahun 2016 capaian indikator ini tidak terpenuhi karena anggaran

tidak mendukung untuk dilaksanakan berbagai pelatihan.

15. Sasaran 15, “Peningkatan Pelaksanaan Pengembangan Sumber

Daya Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan”

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian (%)

Jumlah Data Provicial Health Account (PHA) yang tersedia setiap tahun

1 Dok 0 Dok 0

Jumah Data District Health Account (DHA) yang tersedia setiap thn

14 Dok 3 Dok 21,43

Persentase Penduduk Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki Jaminan Kesehatan

78% - -

Persentase Penduduk Miskin yang memiliki Jaminan Kesehatan

100% 100% 100

Dilihat dari capaian keempat indikator kinerja utama diatas dapat

disimpulkan bahwa 3 indikator kinerja utama dari sasaran ini

belum mencapai target, hanya 1 indikator yang mencapai target.

16. Sasaran 16, “Meningkatkan Pegawai yang Profesional dengan

didukung oleh Rencana Kerja, Penganggaran dan Sarana dan

Prasarana yang efektif dan efisien serta memadai”

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian (%)

Tingkat Pemenuhan Pelayanan Administrasi Perkantoran, Sarana dan Prasarana

100% - -

Persentase Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

90% - -

Tingkat Ketertiban dan Disiplin Aparatur 100% - -

Jumlah Dokumen Perencanaan, Anggaran, Laporan Kinerja dan Administrasi

15 Dok 3 Dok 20

Persentase Perencanaan 7% - -

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 35

Page 36: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

dan Penanggulangan Program/Kegiatan yang Reponsif GenderPersentase Penyelesaian Proses Selesai Masa Bhakti Tenaga Kesehatan PTT

100% - -

Dilihat dari capaian keenam indikator kinerja utama diatas dapat

disimpulkan bahwa semua indikator kinerja utama dari sasaran ini

belum mencapai tidak mencapai target, dan capaiannya buruk

diakibatkan karena anggaran kegiatan tidak mendukung

program/kegiatan.

17. Sasaran 17, “Meningkatkan Pelayanan Kesehatan, pelayanan

Pendidikan dan Pemakaian Kekayaan Daerah sesuai dengan

ketentuan”

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian (%)

Persentae Pelayanan Kesehatan di UPT Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar yang memenuhi Standar Pelayanan

70% 26,34% 26,34

Persentase Kontribusi PAD dari Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi dan UPT terhadap PAD Provinsi Kalbar

100% - -

Dilihat dari 2 indikator kinerja utama diatas dapat disimpulkan

bahwa 2 indikator kinerja utama dari sasaran ini tidak mencapai

target, dan capaiannya buruk diakibatkan karena anggaran

kegiatan tidak mendukung program/kegiatan.

Pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat

terlihat dari sejauh mana pelaksanaan strategi dalam rangka

pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan dan dikomitmenkan,

dengan capaian sasaran sebagaimana tertera di atas. Uraian dan

analisis capaian kinerja berdasarkan realisasi program kegiatan dan

anggaran melalui pendanaan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan

Barat tahun 2016 dapat terlihat pada tabel dibawah ini:

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 36

Page 37: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

Tabel 5.Rekapitulasi Hasil Realisasi Fisik dan Keuangan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016

KODE URAIAN ANGGARAN REALISASI %

00.51 BELANJA TIDAK LANGSUNG

32.829.981.700,00 31.019.341.598,00 94,48

01.52 BELANJA LANGSUNG 17.997.335.750,00 14.107.414.281,00 78,39

01PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

2.218.656.700,00 1.878.181.413,00 84,65

01.01 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 4.720.000,00 1.638.000,00 34,70

01.02 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik 800.656.800,00 513.477.034,00 64,13

01.03 Penyediaan Jasa Jaminan Barang Milik Daerah 49.910.000,00 49.033.434,00 98,24

01.04 Penyediaan Jasa Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional 26.700.000,00 23.936.100,00 89,65

01.05 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 2.140.000,00 1.882.500,00 87,97

01.06 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 190.800.000,00 188.400.000,00 98,74

01.07 Penyediaan Alat Tulis Kantor 118.038.100,00 115.038.100,00 97,46

01.08 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 62.762.300,00 62.762.300,00 100,00

01.09Penyediaan Komponen Instalasi Listrik Penerangan Bangunan Kantor

22.953.800,00 22.873.800,00 99,65

01.10 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor 5.000.000,00 5.000.000,00 100,00

01.12Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan

20.610.000,00 20.424.000,00 99,10

01.13 Penyediaan Makanan dan Minuman 20.250.000,00 13.450.000,00 66,42

01.14 Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam dan Luar Daerah 205.146.400,00 185.725.995,00 90,53

01.15

Penyediaan Jasa Keamanan Lingkungan Kantor/Rumah Jabatan dan Pendukung Perkantoran Lainnya

428.469.300,00 424.365.150,00 99,04

01.16Penyediaan Jasa Penatausahaan Keuangan dan Barang

177.000.000,00 174.600.000,00 98,64

01.17Penyediaan Jasa Publikasi/Iklan dan Dokumentasi

83.500.000,00 75.575.000,00 90,51

02 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA 1.667.862.200,00 1.633.038.140,00 97,91

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 37

Page 38: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

02.03Pembangunan Gedung Khusus/Bangunan Khusus/Kontruksi Khusus

100.000.000,00 99.924.984,00 99,92

02.08Pengadaan Perlengkapan/Peralatan Kantor

203.359.200,00 195.415.000,00 96,09

02.11Pengadaan Sarana dan Prasarana Studio dan Komunikasi

60.600.000,00 59.674.000,00 98,47

02.13Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendukung Gedung Kantor

89.516.000,00 87.510.000,00 97,76

02.15 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor 199.600.000,00 199.523.000,00 99,96

02.17Pemeliharaan Taman/Halaman Kantor/ Halaman Rumah Jabatan

199.596.000,00 198.901.140,00 99,65

02.18Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Jabatan Kendaraan Dinas/Operasional

97.440.000,00 76.755.776,00 78,77

02.20 Pemeliharaan Rutin/Berkala AC/Kipas Angin 22.800.000,00 22.400.000,00 98,25

02.21Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan/Peralatan Kantor

28.275.000,00 27.400.000,00 96,91

02.23 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sistem Informasi 6.000.000,00 6.000.000,00 100,00

02.42 Pengadaan Mebelair 50.600.000,00 50.600.000,00 100,0002.45 Pengadaan Taman 155.226.000,00 155.116.000,00 99,93

02.65 Pemeliharaan/Berkala Generator 56.950.000,00 55.978.000,00 98,29

02.80Rehabilitasi/Peningkatan Garasi/Tempat Parkir Kendaraan

198.600.000,00 198.575.000,00 99,99

02.85 Rehabilitasi/Peningkatan Saluran Air 199.300.000,00 199.265.240,00 99,98

03 PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR 56.400.000,00 56.400.000,00 100,00

03.01Pengadaan Pakaian Dinas/Kerja dan Perlengkapannya

56.400.000,00 56.400.000,00 100,00

05PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR

104.035.000,00 66.835.000,00 64,24

05.01 Pendidikan dan Pelatihan 12.000.000,00 0,00 0,00

05.02 Sosialisasi, Bimbingan Teknis, Workshop 13.350.000,00 2.100.000,00 15,73

05.04 Pembinaan Jasmani dan Rohani 23.850.000,00 23.850.000,00 100,00

05.05 Penyusunan Analisis Jabatan 29.300.000,00 20.700.000,00 70,65

05.07 Penyusunan Standar Operasional Prosedur 25.535.000,00 20.185.000,00 79,05

06PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN

123.827.500,00 119.396.400,00 96,42

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 38

Page 39: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

KINERJA DAN KEUANGAN

06.01 Penyusunan Laporan Keuangan 14.883.500,00 14.606.400,00 98,14

06.02 Penyusunan LAKIP 27.360.000,00 23.248.000,00 84,97

06.05 Penyusunan dan Pelaporan LPPD dan LKPJ 15.705.000,00 15.663.000,00 99,73

06.07 Penyusunan RKA SKPD dan DPA SKPD 34.936.000,00 34.936.000,00 100,00

06.09 Evaluasi dan Pelaporan Penyerapan Anggaran 30.943.000,00 30.943.000,00 100,00

07PROGRAM PENINGKATAN PENGELOLAAN ASET DAERAH

18.317.000,00 14.793.000,00 80,76

07.01 Penyusunan/Pelaporan Inventarisasi Aset 18.317.000,00 14.793.000,00 80,76

15 PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN 4.678.760.000,00 3.340.184.604,00 71,39

15.01 Pengadaan Obat-Obatan untuk Cadangan Provinsi 2.500.034.000,00 2.267.577.472,00 90,70

15.12Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendukung Farmasi

2.178.726.000,00 1.072.607.132,00 49,23

16 PROGRAM PEMBINAAN UPAYA KESEHATAN 1.047.604.200,00 969.681.519,00 92,56

16.01 Pengembangan Pelayanan Kesehatan Moment Khusus 82.300.000,00 77.824.100,00 94,56

16.04Kemitraan Pengobatan bagi Pasien Kurang Mampu (Bhakti Sosial Bidang Kesehatan)

295.195.000,00 272.178.900,00 92,20

16.07 Workshop Akreditasi Rumah Sakit 80.766.200,00 63.875.800,00 79,09

16.13

Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Kesehatan Rujukan ke Rumah Sakit Kabupaten/Kota

84.370.000,00 65.539.500,00 77,68

16.14 Penanggulangan Krisis Akibat Bencana 111.220.000,00 110.091.800,00 98,99

16.18Konsultasi Teknis Program Upaya Kesehatan Perorangan Regional dan Nasional

48.024.000,00 40.225.619,00 83,76

16.19Minitoring dan Evaluasi Tim Visitasi Klasifikasi Rumah Sakit

74.908.000,00 69.603.800,00 92,92

16.37

Tim Kesehatan Bergerak Dalam Rangka Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan di DTPK

270.821.000,00 270.342.000,00 99,82

19PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1.257.135.500,00 1.001.585.200,00 79,67

19.01Fasilitasi Pengembangan UKS (Pengembangan Sekolah Percontohan)

26.000.000,00 26.000.000,00 100,00

19.02 Fasilitasi Lomba UKS Tingkat Provinsi 54.740.000,00 45.782.900,00 83,64

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 39

Page 40: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

19.04Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat

541.644.000,00 511.090.000,00 94,36

19.05Lomba Kesatuan Gerak PKK-KB Kes/Pembinaan PHBS Rumah Tangga

93.345.000,00 48.715.200,00 52,19

19.07 Jambore Posyandu Tingkat Provinsi 226.618.500,00 152.366.100,00 67,23

19.09 Fasilitasi Lomba Toga Tingkat Provinsi dan Posyandu 107.536.000,00 75.656.000,00 70,35

19.10 Pengembangan UKBM/Pertinas SBH 207.252.000,00 141.975.000,00 68,50

20PROGRAM BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

2.057.968.000,00 1.875.632.600,00 91,14

20.01 Penilaian Gerakan Sayang Ibu (GSI) 131.940.000,00 106.856.500,00 80,99

20.02

Peningkatan Kapasitas Manajemen Program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) Tingkat Provinsi

209.725.000,00 187.921.000,00 89,60

20.03 Pertemuan Konsolidasi Bidan Koordinator Puskesmas 208.715.000,00 159.855.000,00 76,59

20.04Supervisi Penyelia Fasilitatif Lintas Program Kesehatan Keluarga, Gizi dan PSM

232.000.000,00 216.574.000,00 93,35

20.06Pencetakan Lembar Balik Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin

65.600.000,00 64.910.000,00 98,95

20.08 Pelatihan Konselor ASI bagi Petugas Gizi Puskesmas 146.156.000,00 89.754.000,00 61,41

20.10

Pemberian Makanan Tambahan Pada Ibu Hamil Gakin di Daerah Rawan Pangan dan Gizi

590.616.000,00 584.287.000,00 98,93

20.11

Pemberian Makanan Tambahan Pada Balita Gizi Kurang Gakin di Daerah Rawan Pangan dan Gizi

473.216.000,00 465.475.100,00 98,36

22PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

2.642.227.250,00 1.446.249.550,00 54,74

22.03Bimbingan Teknis Verifikasi Desa Stop Buang Air Besar Sembarangan

129.800.000,00 117.251.400,00 90,33

22.14 Pengelolaan Logistik Imunisasi 1.078.976.000,00 221.368.600,00 20,52

22.17 Dukungan Tim Teknis Sosek Malindo 55.650.000,00 0,00 0,00

22.18Fasilitasi Pengelolaan Spesimen AFP, Diptheri dan Campak

60.800.000,00 39.417.000,00 64,83

22.19 Pertemuan Petugas dan Pemeriksa Kesehatan Haji 100.250.000,00 75.910.900,00 75,72

22.20 Pelayanan Kesehatan Haji 89.604.000,00 47.979.200,00 53,55

22.23Pengembangan Jejaring Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular

45.000.000,00 45.000.000,00 100,00

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 40

Page 41: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

22.24 Skrining Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular 6.000.000,00 6.000.000,00 100,00

22.26Pelaksanaan Survei Malariometrik Dasar (SMD) Malaria

12.579.000,00 12.579.000,00 100,00

22.28 Pertemuan dan Pengobatan Tuberculosis (TBC Paru) 79.525.000,00 78.988.100,00 99,32

22.30 Monitoring dan Evaluasi Penyakit Menular 87.137.000,00 71.831.950,00 82,44

22.33 Penanggulangan Kasus Kusta 48.010.000,00 46.430.000,00 96,71

22.35Dukungan Penyemprotan/Fogging Sarang Nyamuk

440.224.250,00 374.868.200,00 85,15

22.40 Dukungan Kegiatan VCT, PTRM dan Sero Survei HIV 34.010.000,00 21.956.000,00 64,56

22.42 Pemberantasan Filariasis (Kaki Gajah) 8.790.000,00 8.742.000,00 99,45

22.43 Bimbingan Penanggulangan Kasus Rabies 263.892.000,00 181.829.400,00 68,90

22.45 Kampanye Pekan Imunisasi Nasional 101.980.000,00 96.097.800,00 94,23

23 PROGRAM PELAYANAN PENDUDUK MISKIN 607.794.000,00 549.432.000,00 90,40

23.01 Pelayanan Sunatan Massal 233.884.000,00 216.262.000,00 92,47

23.02 Monitoring dan Pengadaan Bahan Medis 373.910.000,00 333.170.000,00 89,10

24 PROGRAM SUMBER DAYA KESEHATAN 41.064.400,00 38.601.600,00 94,00

24.01 Fasilitasi Pelaksanaan Dokter Intersip 41.064.400,00 38.601.600,00 94,00

25PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA

1.475.684.000,00 1.117.403.255,00 75,72

25.01 Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Kalbar 88.360.000,00 48.060.000,00 54,39

25.08 Pertemuan Evaluasi Tahunan Program SIK 67.681.000,00 51.827.600,00 76,58

25.10 Pertemuan Forum Renja SKPD Bidang Kesehatan 341.901.000,00 236.063.423,00 69,04

25.12 Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Tingkat Provinsi 180.950.000,00 123.820.200,00 68,43

25.13 Rapat Koordinasi Kesehatan Daerah (RAKORKESDA) 434.636.000,00 345.895.632,00 79,58

25.14Fasilitasi Pelaksanaan Penempatan dan Penarikan Tenaga Kesehatan PTT

68.570.000,00 57.491.400,00 83,84

25.15 Penilaian Tenaga Kesehatan Puskesmas Teladan 293.586.000,00 254.245.000,00 86,60

  TOTAL BELANJA TIDAK LANGSUNG + BELANJA

LANGSUNG50.827.317.450,00 45.126.755.879,00 88,78

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 41

Page 42: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

Berdasarkan rekapitulasi diatas, alokasi belanja tidak langsung tahun

2016 Rp. 32.829.981.700,00, realisasi sebesar Rp. 31.019.341.598,00 dengan

persentase realisasi keuangan sebesar 94,48%. Alokasi belanja langsung

tahun 2016 Rp. 17.997.335.750,00, realisasi sebesar Rp. 14.107.414.281,00 dengan persentase realisasi keuangan sebesar 78,39%. Untuk total belanja

langsung ditambah belanja tidak langsung tahun 2016 Rp. 50.827.317.450,00 dengan realisasi Rp. 45.126.755.879,00 dan persentase realisasi keuangan

sebesar 88,78%.

Adapun rincian realisasi keuangan Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Barat dan UPT tahun 2016 adalah pada tabel 6 di bawah ini:

Tabel 6.Rekapitulasi Hasil Realisasi Fisik dan Keuangan

Pelaksanaan Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat dan UPT Tahun 2016

NO JENIS BELANJA APBD APBD-PREALISASI

JUMLAH (Rp.) %1 BELANJA TIDAK

LANGSUNG 34.496.620.300 32.829.981.700 31.019.341.598 94,48

JUMLAH BELANJA TIDAK LANGSUNG

34.496.620.300 32.829.981.700 31.019.341.598 94.48

2 BELANJA LANGSUNG

1 DINAS KESEHATAN 24.171.680.000 17.997.335.750 14.107.414.281 78,39

2 AKPER SINTANG 6.300.000.000 5.908.493.000 5.763.942.807 97,553 UPELKES 4.000.000.000 3.098.000.000 2.931.242.950 94,624 ULABKES 3.000.000.000 2.923.660.000 2.695.872.039 92,215 UP4 3.000.000.000 2.603.708.000 2.521.124.119 96,836 POLIKLINIK

PEMDA1.800.000.000 1.468.047.500 1.440.918.782 98,15

 

JUMLAH BELANJA LANGSUNG

42.271.680.000 33.999.244.250 29.460.514.978 86,65

  JUMLAH TOTAL 76.768.300.300 66.809.245.950 60.480.054.176 90,53

Berdasarkan rekapitulasi hasil realisasi pelaksanaan program dan

kegiatan pada Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat tahun 2016

termasuk UPT, total alokasi anggaran belanja langsung Rp. 33.999.244.250,00 dengan realisasi sebesar Rp. 29.460.514.978,00 dengan persentase realisasi

keuangan sebesar 86.65%.

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 42

Page 43: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

Gambar 7.Alokasi APBD (Belanja Langsung) Dinas Kesehatan

Provinsi Kalbar Tahun 2011 – 2016

2012 2013 2014 2015 20160

5

10

15

20

25

30

20

30

2224

17

Dalam Miliar Rupiah

Miliar Rupiah

Sumber : Data Subbag Renja dan MonevDinas Kesehatan Provinsi Kalbar, 2016

2.3. Analisis Kinerja Pelayanan Dinas KesehatanUntuk menganalisis tingkat keberhasilan dan kegagalan dapat

dilihat sejauh mana strategi pencapaian sasaran berupa kebijakan yang

mendukung keberhasilan pelaksanaan program-program yang menjadi

tolok ukur pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan.

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 43

Page 44: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

Tabel 2.2Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar

No Indikator Target IKKTarget Rentra Dinas

KesehatanRealisasi Capaian

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Tahun 2019

Tahun 2016

Tahun 2017

1 Cakupan kunjungan ibu hamil K4

95%

2 Cakupan ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani

80%

3 Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

90%

4 Cakupan pelayanan ibu nifas

90%

5 Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani

80%

6 Cakupan kunjungan bayi (Kn Lengkap)

90%

7 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

100%

8 Cakupan pelayanan anak balita

90%

9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin

100%

10 Cakupan balita gizi buruk mendpaat perawatan

100%

11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

100%

12 Cakupan peserta KB aktif 70%13 Cakupan penemuan dan

penanganan penderita penyakita. Acute Flacid Paralysis

(AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun 100%

b. Penemuan penderita pneumonia balita

100%

c. Penemuan pasien baru TB BTA positif

100%

d. Penderita DBD yang ditangani

100%

e. Penemuan penderita diare

100%

14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

100%

15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarkat miskin*)

100%

16 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kabupaten/kota

100%

17 Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang

100%

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 44

Page 45: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam

18 Cakupan desa siaga aktif

80%

Sumber : Profil Dinas Kesehatan ProvinsiKalimantan Barat Tahun 2016

BAB IIITUJUAN DAN SASARAN RENJA SKPD

3.1. Tujuan

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 45

Page 46: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

a. Menyempurnakan dan menyelaraskan perencanaan program dan

rencana kerja prioritas pembangunan kesehatan tahun 2018,

guna menjamin terwujudnya perencanaan dan penganggaran

berbasis kinerja yang lebih akuntabel, efisien dan efektif serta

menjaga konsistensi antara kebijakan berdasarkan rancangan

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat 2013-2018

dengan Rancangan RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2013-

2018.

b. Mewujudkan sinergi antara perencanaan, penganggaran dan

pengawasan pembangunan kesehatan antar wilayah, antar

bidang pembangunan kesehatan dan antar tingkat pemerintahan

serta mewujudkan efisiensi alokasi berbagai sumber daya dalam

pembangunan kesehatan.

3.2. Sasaran Renja SKPDPrioritas pembangunan daerah disusun berdasarkan isu-isu

strategis serta permasalahan mendesak yang harus segera ditangani

melalui program-program pembangunan. Perumusan prioritas

pembangunan juga dilakukan dengan mempertimbangkan ketersediaan

sumber daya dan kewenangan pemerintah serta kemampuan

keuangan daerah dimana kapasitas fiskal memegang peranan penting

dan menentukan dalam memilih arah kebijakan pembangunan yang

akan ditempuh sehingga dapat difokuskan pada upaya penyelesaian

masalah mendesak dan berdampak luas bagi peningkatan

kesejahteraan rakyat.

Strategi umum pembangunan daerah yang termuat dalam

Rancangan RPJMD tahun 2013-2018 difokuskan pada

program/kegiatan yang mempunyai daya ungkit terhadap pengurangan

pengangguran dan kemiskinan serta peningkatan IPM.

Strategi kebijakan pembangunan kesehatan difokuskan pada

peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan kualitas hidup

masyarakat melalui penyediaan sarana kesehatan, pendidikan

kesehatan, dan sosial yang merata, terjangkau dan berkualitas

khususnya bagi masyarakat miskin.

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 46

Page 47: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

Strategi pengembangan urusan kesehatan diarahkan pada

peningkatan derajat kesehatan serta peningkatan akses pelayanan

kesehatan, ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan

yang tersebar merata untuk mendorong peningkatan IPM Kalimantan

Barat. Dua Sasaran Kebijakan Umum Pembangunan Daerah Urusan

Kesehatan yaitu: 1). Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dan

2). Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan. Prioritas ketiga pada

tujuh program prioritas dan kebijakan umum Gubernur Kalimantan

Barat adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena

masyarakat yang sehat jasmani dan rohani merupakan modal utama

pembangunan. Untuk mewujudkan peningkatan derajat kesehatan

masyarakat, terdapat 2 (dua) fokus prioritas yaitu: 1. Fokus Prioritas Peningkatan Pelayanan Kesehatan, bertujuan untuk memberikan

pelayanan prima kepada masyarakat melalui kegiatan sebagai berikut:

peningkatan pelayanan dan penerapan jaminan kesehatan kepada

masyarakat miskin; peningkatan pelayanan kesehatan di tingkat

puskesmas, polindes, dan posyandu; perbaikan gizi masyarakat,

khususnya ibu dan anak; peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga

medis dan paramedis; pemberdayaan lembaga-lembaga kesehatan;

dan peningkatan penyuluhan kesehatan. 2. Fokus Prioritas Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan, bertujuan untuk

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang kesehatan

melalui kegiatan: pengembangan puskesmas, polindes, dan posyandu

di wilayah pedalaman, perbatasan, pesisir dan kepulauan; peningkatan

jumlah penyebaran tenaga medis dan paramedis di wilayah pedalaman,

perbatasan, pesisir dan kepulauan; peningkatan subsidi pengadaan

obat-obatan yang berkualitas dan terjangkau; dan peningkatan

manajemen kesehatan.

Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata

ditentukan oleh hasil kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat

dipengaruhi oleh hasil kerja sama lintas sektor pembangunan lainnya.

Kerja sama lintas sektoral sebagian dari masalah kesehatan

adalah merupakan masalah nasional yang tidak dapat terlepas dari

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 47

Page 48: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

berbagai kebijakan dari sektor lain sehingga upaya pemecahan ini

harus secara strategis melibatkan sektor terkait. 

Isu strategis dan permasalahan dalam pembangunan

kesehatan di Provinsi Kalimantan Barat, antara lain:

1. Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Gizi Kronis Masih Tinggi

Pada tahun 2011-2016 jumlah kasus kematian ibu di

Kalimantan Barat bersifat fluktuatif. Bila dibandingkan dengan antara

kasus kematian yang terjadi di tahun 2014, terjadi peningkatan

sebanyak 14 kasus. Dimana di tahun 2014 terjadi 116 kasus sementara

di tahun 2015 terjadi 130 kasus kematian. Tahun 2016 terjadi

penurunan kasus menjadi 86 kasus, berkurang 44 kasus dari tahun

2015.

2011 2012 2013 2014 2015 20160

20

40

60

80

100

120

140

160

123113

152

116130

86

Gambar 8.TREND JUMLAH KASUS KEMATIAN IBU

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar

Gambar 9.Jumlah Kasus Kematian Ibu Tahun 2015-2016

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 48

Page 49: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

di Kabupaten/Kota Provinsi Kalbar

Kota SingkawangKota Pontianak

Kab. BengkayangKab. Kayong Utara

Kab. SekadauKab. Sintang

Kab. Kapuas HuluKab. Landak

Kab. MempawahKab. Melawi

Kab. KetapangKab. SanggauKab. Sambas

Kab. Kubu Raya

0 5 10 15 20 254

75

377

145

1213

109

2212

122

34

55

677

89

1215

JUMLAH KEMATIAN IBU TAHUN 2015: 130 KASUS TAHUN 2016: 86 KASUS

2016

2015

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar

Jumlah Kasus Kematian Ibu di Provinsi Kalimantan Barat terjadi

penurunan dari 130 kasus per 100.000 kelahiran hidup menjadi 86

kasus per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2016. Tahun 2015 jumlah

kematian tertinggi dipegang oleh Kabupaten Sambas, tercatat 22

kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, untuk tahun 2016 AKI di

Sambas berkurang menjadi 12 per 100.000 kelahiran hidup. Tahun

2016 AKI terbanyak berada di Kabupaten Kubu Raya yaitu 15 per

100.000 kelahiran hidup, menyusul Kabupaten Sambas dan diikuti

kabupaten lainnya.

Tantangan besar untuk menurunkan AKI yang masih tinggi

harus disikapi dengan komitmen di semua tingkat administrasi dengan

suatu upaya yang efektif, intensif dan berkesinambungan termasuk

intervensi di hulu dengan mengutamakan upaya promotif-preventif,

kesehatan remaja, kesehatan ibu hamil, peningkatan mutu ANC dan

persalinan.

Hasil riset Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016 mencatat

bahwa AKB mencapai 25,5 artinya, ada sekitar 25,5 kematian setiap

1.000 bayi yang lahir. 

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 49

Page 50: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

Selama beberapa tahun terakhir, AKB Indonesia berangsur-

angsur mengalami penurunan, bahkan perkembangan AKB di

Indonesia cukup menggembirakan dalam waktu 20 tahun menunjukkan

penurunan. Pasalnya, pada tahun 1991 AKB pernah mencapai angka

68.

Namun demikian, AKB di Indonesia masih termasuk tinggi

dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura

yang sudah dibawah 10 kematian per 1.000 kelahiran bayi. Kematian

bayi merupakan salah satu indikator sensitif untuk mengetahui derajat

kesehatan suatu negara dan bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan

suatu bangsa. Tingginya kematian bayi pada usia hingga satu tahun

menunjukkan masih rendahnya kualitas sektor kesehatan di negara

tersebut.

Gambar 10.Angka Kematian Bayi Per 1.000 KH, 2013-2016 Provinsi Kalbar

2013 2014 2015 20160

5

10

15

20

25

30

35

2624

19 18

31 31 31

22

TargetRealisasi

Data: Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar

Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat,

AKB di Kalimantan Barat dari tahun 2013-2015 tercatat sebanyak 31

kejadian per 1.000 kelahiran hidup, tahun 2016 tercatat 22 kejadian per

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 50

Page 51: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

1.000 kelahiran hidup sementara untuk angka nasional dibawah angka

Kalimantan Barat. Walaupun AKB menurun 3 kejadian tapi bisa dilihat

bahwa Kalimantan Barat belum bisa mencapai target yang telah

ditetapkan.

Prevalensi Balita Gizi Kurang; berdasarkan hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013) prevalensi balita gizi kurang

Provinsi Kalimantan Barat tahun 2013 sebesar 26,5% masih berada di

atas nasional sebesar 19,6%. Jika dibandingkan dengan tahun 2010,

prevalensi balita gizi kurang Provinsi Kalimantan Barat mengalami

penurunan sebesar 2,7% dari 29,2%.

Gambar 11.

NTT Kalsel Kalbar Kalteng Kaltim Bali

33

27.426.5

23.3

16.6

13.2

29.2

2013 2010

Gambar: Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar

Tren Balita Gizi Buruk dari tahun ke tahun mengalami fluktuatif.

Dari tahun 2008 hingga 2012 mengalami peningkatan dan kemudian

secara perlahan penurunan. Pada tahun 2015, prevalensi balita gizi

buruk mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 7.00% yang

semula 2,50% di tahun 2014 dan turun sedikit di tahun 2016 menjadi

6,70%.

Gambar 12.

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 51

Page 52: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1.13

3.09 3.20 3.293.80

3.302.50

7.00 6.70

Tren Prevalensi Balita Gizi Buruk di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2008-2016

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar

2. Kecenderungan Penyakit Tidak Menular (PTM) Meningkat

Penyakit Tidak Menular (PTM), merupakan penyakit kronis,

tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang

panjang dan umumnya berkembang lambat. Empat jenis PTM utama

menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular (penyakit jantung

koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan

penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

PTM disebabkan oleh faktor risiko perilaku. Tidak ada orang

yang secara tiba-tiba menderita PTM. PTM merupakan proses

perjalanan/tahapan penyakit sebelum menjadi penyakit. Faktor risiko

PTM meliputi FR Perilaku dan FR Fisiologis/“FR Antara”, jika tidak

dilakukan deteksi dini (pemeriksaan/ pengukuran) maka sering kali

tidak disadari bahwa sudah mempunyai faktor risiko karena tidak

bergejala.

Promosi kesehatan untuk mengubah perilaku menjadi lebih

sehat terus dilakukan dan harus berkesinambungan. Dengan kita

mengendalikan faktor risiko bersama berarti kita mengendalikan semua

PTM.

Gambar 13

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 52

Page 53: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

Pengendalian Faktor-Faktor Risiko PTM

Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar

Mengendalikan faktor risiko “bersama” (merokok, diet tidak

sehat, kurang aktivitas fisik dan konsumsi alkohol) berarti

mengendalikan semua PTM.

Beban PTM meningkat lebih tinggi dibandingkan penyakit

menular, faktor risiko PTM terutama karena pola hidup tidak sehat,

ditunjukkan dengan masih rendahnya tingkat aktivitas fisik dan

konsumsi sayur dan buah masyarakat, maka dari itu diperlukan upaya

promotif dan preventif yang komprehensif.

3. Pelayanan Kuratif Masih Tinggi

Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan atau

serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan

penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian

penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat

terjaga seoptimal mungkin.

Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah

merupakan “Health Program for Survival”, sedangkan yang

menekankan pada upaya promotif dan preventif merupakan “Health

Program for Human Development”.

Upaya pelayanan kesehatan yang menekankan upaya kuratif-

rehabilitatif kurang menguntungkan karena:

a)  Melakukan intervensi setelah sakit

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 53

Page 54: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

b)  Cenderung berkumpul di tempat yang banyak uang.

c)  Dari segi ekonomi lebih cost effective

d)  Melakukan tindakan preventif dari penyakit, agar tidak terserang

penyakit.

Ada pendapat yang menyatakan tidak setuju dengan pelayanan

gratis karena akan meningkatkan anggaran kuratif, sedangkan

pelayanan kesehatan preventif akan kekurangan dana. Pendapat ini

terutama berasal dari ahli kesehatan masyarakat. Dalam menyikapi

perdebatan ini dikhawatirkan akan terjebak perdebatan yang kurang

produktif karena menekankan dikotomis antara pelayanan kesehatan

kuratif dan preventif. Kita sadar benar bahwa preventif merupakan yang

terbaik, akan tetapi disadari pula bahwa ada berbagai kondisi yang

membutuhkan penanganan medik, dan bahkan justru meningkat ketika

kemajuan teknologi berkembang pesat. Disamping itu, ada berbagai

penyakit yang memang ada dan sulit pencegahannya seperti TBC,

kanker, diabetes, termasuk pula simptom seperti hipertensi yang

semakin banyak. Perkembangan berbagai penyakit di masyarakat

tersebut membutuhkan penanganan medik.

4. Penguatan Sistem Rujukan Regional

Regionalisasi Sistem Rujukan adalah penataan sistem rujukan

dengan membagi wilayah provinsi kedalam beberapa regional, dimana

setiap regional mempunyai satu rumah sakit yang mengampu beberapa

rumah sakit dari kabupaten/kota sekitarnya.

Latar belakang ide dari Rumah Sakit Sistem Rujukan Regional

adalah akses pelayanan yang belum merata, rujukan pasien belum

efektif dan efisien, penumpukan pasien di rumah sakit tertentu. Tujuan

dari pada Sitem Rujukan Regional untuk meningkatkan jangkauan

pelayanan kesehatan rujukan dan meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan rujukan.

Ada bebarapa masalah yang dihadapi dalam penguatan sistem

rujukan, antara lain: Masalah akreditasi rumah sakit yaitu percepatan

pelaksanaan akreditasi rumah sakit rujukan regional, kekurangan dari

sumber daya manusia atau tenaga kesehatan, sarana dan prasarana

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 54

Page 55: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

yang belum lengkap, kekurangan alat, belum sinkronnya sistem rujukan

pada sistem kesehatan daerah setempat, kompetensi manajerial rumah

sakit.

Permasalahan dalam upaya penguatan sistem rujukan bisa

diatasi dengan kerjasama pemerintah pusat dan daerah. Jikalau

permasalahan dapat diatasi, niscaya penguatan rumah sakit dengan

sistem Rujukan Regional dapat terlaksana dengan baik.

5. Penguatan Pelayanan Kesehatan Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)

Untuk penguatan Pelayanan Kesehatan Daerah Tertinggal,

Perbatasan dan Kepulauan (DTPK), sampai tahun 2016, program

Nusantara Sehat telah menempatkan 1.421 tenaga kesehatan di 251

puskesmas di seluruh penjuru negeri. Tahun 2016, sebanyak 630

tenaga kesehatan ditempatkan di 70 puskesmas pada Mei 2016, dan

540 tenaga kesehatan ditempatkan di 60 puskesmas lainnya pada

Oktober 2016. Tim ini bertugas di masing-masing puskesmas selama

dua tahun.

Setelah bertugas dalam dua tahun pertama melakukan

intervensi terhadap pelayanan kesehatan primer di DTPK terluar dan

Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK).

Sejak diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun

2015, program Nusantara Sehat telah memperlihatkan dampak positif

terhadap pelayanan kesehatan masyarakat di daerah. Permasalahan

kesehatan yang terjadi di daerah pinggiran, seperti kekurangan gizi,

penyakit menular, pola hidup sehat, serta minimnya pelayanan medis

menjadi fokus utama pelaksanaan program ini. Penguatan pelayanan

kesehatan primer adalah garda terdepan dalam pelayanan kesehatan

masyarakat yang berfungsi memberikan layanan kesehatan dan

melakukan upaya preventif melalui pendidikan kesehatan, konseling,

serta skrining (penapisan).

Secara umum, hasil capaian tim Nusantara Sehat menunjukkan

terjadinya peningkatan pada kesehatan masyarakat di berbagai bidang

di masing-masing daerah. Misalnya, angka kasus diare yang turun

hingga 80% di Puskesmas Empanang, Kapuas Hulu (Kalimantan

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 55

Page 56: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

Barat). Selain memperkuat layanan kesehatan primer melalui

peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar di DPTK

dan DBK; Program Nusantara Sehat juga bertujuan menjaga

keberlangsungan pelayanan kesehatan, menggerakkan pemberdayaan

masyarakat, dan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang

terpadu, serta meningkatkan retensi tenaga kesehatan. Temuan

menarik lainnya adalah bahwa selama dua tahun pertama, tim

Nusantara Sehat berhasil mengidentifikasi permasalahan kesehatan di

masing-masing daerah dan melakukan penguatan tenaga kesehatan di

puskesmas setempat, sehingga dapat melakukan penanganan sesuai

kebutuhan masyarakat. Misalnya, pembinaan pengolahan limbah

medis, manajemen pelayanan kesehatan yang lebih terstruktur, dan

pelatihan medis bagi sebagian besar kader posyandu yang dilakukan di

beberapa puskesmas di Kalimantan Barat, Maluku Barat Daya, Maluku

Utara, dan Papua.

Kunci pembangunan yang penting adalah kolaborasi dan

dukungan dari berbagai pihak baik kesehatan maupun non-kesehatan.

Perbaikan layanan publik membutuhkan pengawalan dan dorongan dari

masyarakat. Nusantara Sehat merupakan program yang berkontribusi

nyata pada prioritas pembangunan dari pinggiran di Indonesia.

Kalimantan Barat mendukung program ini sehingga terus berjuang

dalam menyehatkan masyarakat Indonesia.

6. Tingginya Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyakita. Tuberculosis

Tuberkulosis atau TB masih merupakan masalah

kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan global dan

nasional. Indonesia masih merupakan salah satu dari negara

dengan beban TB tertinggi. Berdasarkan hasil Survei

Prevalensi TB Indonesia tahun 2013-2014, diperkirakan

prevalensi TB sebanyak 1.600.000 kasus sedangkan insiden

TB sebanyak 1.000.000 kasus dan mortalitas TB 100.000

kasus. Dengan angka notifikasi kasus tahun 2014 sebanyak

324.000 kasus maka case detection TB di Indonesia hanya

sekitar 32%. Sebanyak 68% kasus masih belum diobati atau

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 56

Page 57: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

sudah diobati tetapi belum tercatat oleh program. Hal ini

memacu pengendalian TB nasional terus melakukan

intensifikasi, akselerasi, ekstensifikasi dan inovasi

b. Demam Berdarah Dengue (DBD)Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai

dikenal di Indonesia sejak tahun 1968 di Surabaya dan

Jakarta, dan kemudian kasus DBD terus bertambah seiring

dengan semakin meluasnya daerah endemis DBD. Penyakit

ini tidak hanya sering menimbulkan KLB tetapi juga

menimbulkan dampak buruk sosial maupun ekonomi.

Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan

kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga, dan

berkurangnya usia harapan penduduk.

Untuk capaian indikator prevalensi Angka Kesakitan

(IR) DBD per 100.000 penduduk provinsi Kalimantan Barat

tahun 2016 yakni 17,75 sedangkan target IR Nasional adalah

47 per 100.000 penduduk. Melihat data ini maka indikator

Angka Kesakitan (IR) DBD Provinsi Kalimantan Barat tahun

2016 menunjukkan keberhasilan program untuk menekan

angka kesakitan sehingga dibawah target angka kesakitan

(IR) nasional sebesar 47 per 100.000 penduduk.

Untuk capaian indikator Angka Kematian DBD (CFR)

DBD Kalimantan Barat tahun 2016 adalah 1,18 %

sedangkan target nasional adalah ≤1%. Ini menunjukkan

bahwa angka kematian (CFR) DBD Kalimantan Barat tahun

2016 masih di atas angka nasional. Angka Kematian akibat

DBD tahun 2016 10 kasus kematian, tersebar di beberapa

kabupaten/kota (Sanggau = 2 kasus kematian, Singkawang

= 1 kasus kematian, Melawi = 3 kasus kematian, Kubu Raya

= 3 kasus kematian, dan Kayong Utara = 1 kasus kematian).

Cakupan Angka Kesakitan DBD (IR) per 100.000

penduduk selama tiga tahun terakhir mengalami penurunan.

Tahun 2014 cakupan sebesar 70 per 100.000 penduduk,

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 57

Page 58: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

turun menjadi 23,4 per 100.000 penduduk ditahun 2015

kemudian turun kembali menjadi 17,75 per 100.000

penduduk ditahun 2016. Melihat data ini maka indikator

Angka Kesakitan (IR) DBD Provinsi Kalimantan Barat

menunjukkan keberhasilan program untuk menekan angka

Kesakitan sehingga dibawah target angka kesakitan (IR)

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat sebesar

49 per 100.000 penduduk. Begitu juga dengan Persentase

Angka Kematian DBD (CFR), tahun 2016 lebih rendah (1,18

per 100.000 penduduk) dibandingkan dengan tahun 2015

(1,35 per 100.000 penduduk).

c. DiareUntuk Kasus Kematian yang diakibatkan oleh diare

sampai dengan bulan Desember 2016 berdasarkan laporan

dari kabupaten/kota masih 0%. Kondisi ini sejalan dengan

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat yang

menargetkan untuk indikator ini 0%.

Dilihat dari target nasional (<1%) Persentase Diare

yang ditangani tahun 2016 (0%) menunjukan kinerja yang

baik karena dibawah target. Dilihat dari tiga tahun terakhir

tahun 2014-2016 realisasi Prevalensi Angka Kematian Diare

menunjukan penurunan.

Gambar 14.

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 58

Page 59: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

2014 2015 20160%

10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%0.02% 1.40%

0.00%

Prevalensi Angka Kematian DiareTahun 2014-2016

Sumber: Data Rutin Seksi Bimdal Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Tahun 2014-2016

d. MalariaUntuk Kasus Kematian yang diakibatkan oleh

Malaria sampai dengan bulan Desember 2016 berdasarkan

laporan dari kabupaten/kota masih 0% sedangkan target

indikator yang ditetapkan di Provinsi Kalimantan Barat 0,3%.

Angka kesakitan Malaria di Kalimantan Barat yang

dilaporkan dari kabupaten/kota terus mengalami penurunan

secara signifikan. Selama dua tahun terakhir tidak ditemukan

data kematian dari kabupaten/kota.

Adanya program pembagian kelambu massal

Malaria yang dimulai sejak tahun 2010 berperan besar

terhadap penurunan kasus.

Malaria merupakan penyakit menular yang menjadi

perhatian global. Penyakit ini masih merupakan masalah

kesehatan masyarakat karena sering menimbulkan KLB,

berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi, serta

dapat mengakibatkan kematian. Penyakit ini dapat bersifat

akut, laten atau kronis.

Insiden Malaria pada penduduk Indonesia tahun

2013 adalah 1,9 persen menurun dibanding tahun 2007

(2,9%), tetapi di Papua Barat mengalami peningkatan tajam

jumlah penderita Malaria. Prevalensi Malaria tahun 2013

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 59

Page 60: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

adalah 6,0 persen. Lima provinsi dengan insiden dan

prevalensi tertinggi adalah Papua (9,8% dan 28,6%), Nusa

Tenggara Timur (6,8% dan 23,3%), Papua Barat (6,7% dan

19,4%), Sulawesi Tengah (5,1% dan 12,5%), dan Maluku

(3,8% dan 10,7%). Dari 33 provinsi di Indonesia, 15 provinsi

mempunyai prevalensi Malaria di atas angka nasional,

sebagian besar berada di Indonesia Timur. Provinsi di Jawa-

Bali merupakan daerah dengan prevalensi malaria lebih

rendah dibanding provinsi lain, tetapi sebagian kasus Malaria

di Jawa-Bali terdeteksi bukan berdasarkan diagnosis oleh

tenaga kesehatan.

e. HIV/AIDSPrevalensi kasus HIV pada usia 15-24 tahun di tahun

2016 ini ditargetkan 0,23% dan realisasi capaiannya 0,21%.

Sehingga untuk capaian kinerjanya mencapai 91,3%. Hal ini

sejalan dengan persentase penduduk 15-24 tahun yang

mempunyai pengetahuan komprehensif tentang HIV dan

AIDS yang mencapai 93,8% yang tentunya kedepan

diharapkan mereka dapat meminimalisir risiko penularan

terhadap orang lain. Prevalensi kasus pada usia 15-24 tahun

sudah tercapai jika dibandingkan dengan target nasional

0,5% karena realisasi capaian dibawah target nasional yakni

0,21% ini berarti kasus HIV pada usia tersebut di Kalimantan

Barat masih relatif kecil.

Usia 15-24 tahun merupakan usia remaja yang

menjadi harapan bangsa kedepan, namun dalam

kenyataannya paling banyak tertular HIV oleh karenanya

pemerintah provinsi melalui kerja sama lintas sektoral dan

lintas program sudah menggalang dan melakukan upaya

pencegahan seperti memperbanyak penyuluhan atau

sosialisasi, promosi dengan penyebaran leaflet, buklet dan

poster baik melalui unit-unit pelayanan kesehatan, outlate-

outlate yang dibentuk, media masa, elektronik, televisi dan

jejaring sosial kemasyarakatan lainnya. Adanya kegiatan ini

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 60

Page 61: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

sangat dirasakan manfaatnya dalam upaya menekan

terjadinya infeksi baru, jika dibandingkan dengan 5 tahun

sebelumnya.

Tahun 2016 ini di 14 kabupaten kota yang ada di

Kalimantan Barat, sebagian besar remaja usia 15-24 tahun

sudah mengetahui tentang HIV, cara penularannya, cara

pencegahannya dan kegiatan/ perilaku apa saja yang tidak

menyebabkan/mengurangi risiko penularan, karena di tahun-

tahun sebelumnya masih banyak paradigma/pemahaman

yang keliru dari masyarakat luas dengan menganggap

penularan HIV itu begitu mudah, sehingga dengan serta

merta terjadinya stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.

Sebagai salah satu jenis penyakit IMS yang

ditemukan di Provinsi Kalimantan Barat, HIV merupakan

kasus IMS yang saat ini paling banyak mendapat perhatian

pemerintah dan masyarakat luas karena dampaknya yang

bersifat kronis dan sampai saat ini belum ada obat yang bisa

mematikan virusnya secara tuntas, dan pada kenyataannya

sangat mempengaruhi keberlangsungan tatanan kehidupan

kemasyarakatan dan saat ini Kalimantan Barat sudah

membongkar gunung es yang kita ketahui bersama sebagai

fenomena penularan HIV dan AIDS. Dewasa ini HIV dan

AIDS telah menjadi epidemik yang menginfeksi ribuan

penduduk Kalimantan Barat baik pria, wanita dan anak-anak.

Tabel 7.

Provinsi

Jumlah Kasus Baru AIDS dan Kasus Kumulatif AIDS (Kasus)Kasus Baru Kasus Kumulatif

2013 2013ACEH 47 165SUMATERA UTARA - 1.301SUMATERA BARAT 150 952RIAU 163 992JAMBI 79 437SUMATERA SELATAN - 322BENGKULU 5 160

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 61

Page 62: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

LAMPUNG 94 423KEP. BANGKA BELITUNG 59 303

KEP. RIAU 7 382DKI JAKARTA 640 7.477JAWA BARAT 33 4.131JAWA TENGAH 524 3.339DI YOGYAKARTA 134 916JAWA TIMUR 1.038 8.725BANTEN 188 1.042BALI 641 3.985NUSA TENGGARA BARAT 77 456

NUSA TENGGARA TIMUR 76 496

KALIMANTAN BARAT - 1.699KALIMANTAN TENGAH 11 97KALIMANTAN SELATAN 72 334KALIMANTAN TIMUR - 332KALIMANTAN UTARA - -SULAWESI UTARA 146 798SULAWESI TENGAH 81 190SULAWESI SELATAN 250 1.703SULAWESI TENGGARA 51 212GORONTALO 14 68SULAWESI BARAT 3 6MALUKU 125 437MALUKU UTARA 42 165PAPUA BARAT 9 187PAPUA 849 10.116INDONESIA 5.608 52.348

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kalbar

Berdasarkan data dari BPS, Provinsi Kalimantan

Barat berada pada urutan ke 8 tertinggi pada jumlah kasus

kumulatif AIDS. Perlu upaya keras dari pemerintah provinsi

dan kesadaran dari masyarakat untuk menekan laju

penularan AIDS.

7. Masih Lebarnya Kesenjangan Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 62

Page 63: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

Faktor ekonomi merupakan suatu penentu status gizi yang

dapat mempengaruhi status gizi masyarakat. Status ekonomi yang

rendah atau kemiskinan menduduki posisi pertama pada masyarakat

yang menyebabkan gizi kurang. Faktor sosial ekonomi meliputi

pendidikan, pekerjaan, teknologi, budaya, dan pendapatan keluarga

ikut mempengaruhi pertumbuhan anak. Faktor ini akan berinteraksi satu

dengan yang lain sehingga mempengaruhi masukan zat gizi. Keadaan

ekonomi keluarga yang baik dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan

pokok setiap anggota keluarga. Kekurangan gizi pada anak-anak

merupakan masalah kesehatan masyarakat karena sumber daya

negara yang miskin.

8. Masih Rendahnya Akses Masyarakat terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi

salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan

kesehatan.

Pembangunan kesehatan dihadapkan pada berbagai

permasalahan penting antara lain disparitas status kesehatan; beban

ganda penyakit; kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan; pelindungan masyarakat di bidang obat dan makanan;

serta perilaku hidup bersih dan sehat. Beberapa masalah penting

lainnya yang perlu ditangani segera adalah peningkatan akses

penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan, penanganan

masalah gizi buruk, penanggulangan wabah penyakit menular,

pelayanan kesehatan di daerah bencana, dan pemenuhan jumlah dan

penyebaran tenaga kesehatan.

Di sisi lain, kualitas, pemerataan, dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan juga masih rendah. Kualitas pelayanan menjadi

kendala karena tenaga medis sangat terbatas dan peralatan kurang

memadai. Dari sisi jumlah, rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah

penduduk yang harus dilayani masih rendah. Keterjangkauan

pelayanan terkait erat dengan jumlah dan pemerataan fasilitas

kesehatan. Pelindungan masyarakat di bidang obat dan makanan

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 63

Page 64: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

masih rendah. Dalam era perdagangan bebas, kondisi kesehatan

masyarakat makin rentan akibat meningkatnya kemungkinan

konsumsi obat dan makanan yang tidak memenuhi persyaratan mutu

dan keamanan. Ketersediaan, mutu, keamanan obat, dan perbekalan

kesehatan masih belum optimal serta belum dapat dijangkau dengan

mudah oleh masyarakat. Selain itu, obat asli Indonesia (OAI) belum

sepenuhnya dikembangkan dengan baik meskipun potensi yang

dimiliki sangat besar. 

BAB IVRENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN 2018

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 64

Page 65: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

Penyusunan program dan kegiatan berdasarkan pada Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat menempati program dan

kegiatan pembangunan bidang kesehatan sesuai Renstra tahun 2013-2018 .

Sedangkan rencana program dan kegiatan pada Kesehatan Provinsi

Kalimantan Barat tahun 2018 sesuai RKPD Tahun 2018 adalah sebagai berikut:

1.02.01.01. DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT 01. PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

1) Penyediaan Jasa Surat Menyurat

2) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

3) Penyediaan Jasa Jaminan Barang Milik Daerah

4) Penyediaan Jasa Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional

5) Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

6) Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

7) Penyediaan Alat Tulis Kantor

8) Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

9) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik Penerangan Bangunan

Kantor

10) Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

11) Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan

12) Penyediaan Makanan dan Minuman

13) Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam dan Luar Daerah

14) Penyediaan Jasa Keamanan Lingkungan Kantor/Rumah Jabatan

dan Pendukung Perkantoran Lainnya

15) Penyediaan Jasa Penatausahaan Keuangan dan Barang

16) Penyediaan Jasa Publikasi/Iklan dan Dokumentasi

02. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA1) Pengadaaan AC/ Kipas Angin

2) Pengadaan Perlengkapan/Peralatan Kantor

3) Pengadaan Sarana dan Prasarana Studio dan Komunikasi

4) Pengadaan Sarana dan Prasarana Sistem Informasi

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 65

Page 66: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

5) Pemeliharaan Taman/Halaman Kantor/Halaman Rumah Jabatan

6) Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Jabatan Kendaraan

Dinas/Operasional

7) Pemeliharaan Rutin/Berkala AC/Kipas Angin

8) Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan/Peralatan Kantor

9) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sistem Informasi

10) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendukung Gedung Kantor

11) Pengadaan Mebeulair

12) Pemeliharaan/Berkala Generator

13) Rehabilitasi/Peningkatan Gudang

03. PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR1) Pengadaan Pakaian Dinas/Kerja dan Perlengkapannya

05. PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR1) Sosialisasi, Bimbingan Teknis, Workshop

2) Pembinaan Jasmani dan Rohani

3) Analisis Jabatan

06. PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN1) Penyusunan Laporan Keuangan

2) Penyusunan LAKIP

3) Penyusunan RENJA SKPD

4) Penyusunan dan Pelaporan LPPD dan LKPJ

5) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

6) Penyusunan RKA SKPD dan DPA SKPD

7) Penyusunan Perencanaan Teknis SKPD Tingkat Provinsi

07. PROGRAM PENINGKATAN PENGELOLAAN ASET DAERAH1) Penyusunan/Pelaporan Inventarisasi Aset

15. PROGRAM PERBEKALAN FARMASI DAN PELAYANAN KEFARMASIAN

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 66

Page 67: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

1) Belanja Obat, Vaksin dan Perbekalan Kesehatan

17. PROGRAM BIMDAL SARANA PRODUKSI DISTRIBUSI KEFARMASIAN DAN KEAMANAN PANGAN1) Bimbingan Teknis terhadap Sarana Produksi dan Distribusi

Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan Penyalur Alat Kesehatan (PAK)

24. PROGRAM SUMBER DAYA KESEHATAN1) Pertemuan Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Profesional dan Berkompeten

2) Penilaian Tenaga Kesehatan Teladan di Puskesmas

3) Monitoring dan Evaluasi Terpadu Bidang Sumber Daya Manusia

25. PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA BIDANG KESEHATAN1) Pertemuan Evaluasi Tingkat Provinsi

2) Rapat Kerja Kesehatan Daerah (RAKERKESDA)

3) Rapat Koordinasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

4) Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Kalbar

5) Evaluasi Tahunan Program Sistem Informasi Kesehatan (SIK)

6) Fasilitasi Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) Generik

31. PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT1) Kampanye Keluarga Sadar Gizi

2) Forum Group Discussion (FGD) dalam Rangka Mendukung

Cakupan Program Gizi

3) Pemberian Makanan Tambahan pada Balita Gizi Kurang Keluarga

Miskin di Daerah Rawan Pangan dan Gizi

4) Pemberian Makanan Tambahan pada Ibu Hamil di Daerah Rawan

Pangan dan Gizi

5) Pencetakan Buku Pemantauan Kesehatan Lanjut Usia

6) Pencetakan Lembar Balik

7) Pencetakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)/Kohort

8) Monitoring dan Evaluasi Terpadu Bidang Kesehatan Masyarakat

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 67

Page 68: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

9) Fasilitasi Lomba Toga dan Posyandu Tingkat Provinsi

10) Jambore Posyandu Tingkat Provinsi

11) Fasilitasi Lomba/Pembinaan UKS Tingkat Provinsi

12) Jambore Nasional Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

13) Lomba Pembinaan Kesatuan Gerak PKK KB-Kes

14) Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat

15) Sosialisasi Pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di

Tempat Kerja

16) Revitalisasi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dalam Pemberdayaan

Masyarakat

17) Orientasi Partisipatif PHAST Sekolah

18) Orientasi Teknis Verifikasi Desa Open Defecation Free (ODF)

19) Orientasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K)

32. PROGRAM UPAYA PELAYANAN KESEHATAN1) Pelayanan Sunatan Massal

2) Kemitraan Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (Bhakti

Sosial Operasi Bibir Sumbing/Katarak)

3) Pelayanan Kesehatan Tim Krisis pada Pra Bencana, Bencana dan

Pasca Bencana

4) Workshop Penanganan Risiko Krisis Kesehatan

5) Fasilitasi Tim Badan Pengawas Rumah Sakit (BPRS) Provinsi ke

Rumah Sakit Kabupaten/Kota

6) Fasilitasi Tim Kesehatan Provinsi dalam Kesiapan pada Situasi

Khusus

7) Jejaring Informasi dan Dokumentasi

8) Penilaian Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

9) Peningkatan Kapasitas Pendamping Fasilitas Pelayanan Tingkat

Pertama (FKTP)

10) Pelatihan Peningkatan Mutu Laboratorium Pra Akreditasi

11) Monitoring dan Evaluasi Terpadu Bidang Pelayanan Kesehatan

33. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT1) Pengadaan Alat dan Bahan Habis Pakai Posbindu Kit

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 68

Page 69: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

2) Advokasi Kawasan Tanpa Rokok di Kabupaten/Kota

3) Integrasi Program dalam Akselerasi Cakupan Deteksi Dini Kanker

Payudara

4) Peningkatan Kapasitas Kader Posbindu

5) Pengadaan Alat Deteksi Dini Gangguan Indera Penglihatan dan

Pendengaran

6) Pengadaan Sarana dan Prasarana Dukungan

Penyemprotan/Fogging Sarang Nyamuk

7) Pemberantasan Filariasis (Penyakit Kaki Gajah)

8) Pengadaan Logistik Penunjang Kegiatan Human Immunodeficiency

Virus/Infeksi Menular Seksual (HIV/IMS)

9) Bimbingan Penanggulangan Kasus Rabies dan Demam Berdarah

Dengue (DBD)

10) Dukungan Pengelolaan Spesimen Acute Flaccid Paralysis (AFP),

Diptheri dan Campak

11) Pencegahan Imunisasi Measles Rubella (MR)

12) Workshop Strategi Peningkatan Capaian Imunisasi Berbasis

Surveilans

13) Pertemuan Petug as dan Pemeriksa Kesehatan Haji

14) Pelayanan Kesehatan Haji

15) Monitoring dan Evaluasi Terpadu Bidang Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit

16) Dukungan Pemberantasan dan Penyemprotan/Fogging Sarang

Nyamuk

1.02.01.03. UNIT PELAYANAN KESEHATAN01. PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

1) Penyediaan Jasa Surat Menyurat

2) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

3) Penyediaan Jasa Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional

4) Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

5) Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

6) Penyediaan Alat Tulis Kantor

7) Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 69

Page 70: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

8) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan

Kantor

9) Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

10) Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Rumah Tangga

11) Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan

12) Penyediaan Makanan dan Minuman

13) Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam dan Luar Daerah

14) Penyediaan Jasa Keamanan Lingkungan Kantor/Rumah Jabatan

dan Pendukung Perkantoran Lainnya

15) Penyediaan Jasa Penatausahaan Keuangan dan Barang

02. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA1) Pengadaan Kendaraan Jabatan, Kendaraan Dinas/Operasional*)

2) Pengadaan AC/Kipas Angin

3) Pengadaan Perlengkapan/Peralatan Kantor

4) Pengadaan Perlengkapan/Peralatan Rumah Tangga

5) Pengadaan/Peningkatan Instalasi Listrik/Telepon

6) Pengadaan Sarana dan Prasarana Studio dan Komunikasi

7) Pengadaan Sarana dan Prasarana Sistem Informasi

8) Pengadaan Sarana/Prasarana Pendukung Gedung Kantor

9) Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Jabatan, Kendaraan Dinas/

Operasional

10) Pemeliharaan Rutin/Berkala AC/Kipas Angin

11) Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Peralatan Kantor

12) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Studio dan Komunikasi

13) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sistem Informasi

14) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendukung Gedung Kantor

15) Pengadaan Jaringan Air

16) Pengadaan Bak Air/Menara Air

17) Pengadaan Mebelair

18) Pengadaan Mesin Pompa Air

19) Pemeliharaan Rutin/Berkala Mess/Asrama

20) Pemeliharaan Sarana/Prasarana Olahraga

21) Pemeliharaan Rutin/Berkala Bak Air/Menara Air

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 70

Page 71: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

22) Pemeliharaan Rutin/Berkala Jaringan Air

23) Pemeliharaan Instalasi Listrik/Telepon

24) Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebelair

25) Pemeliharaan Rutin/Berkala Generator

26) Pemeliharaan Rutin/Berkala Mesin Pompa Air

27) Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan/Peralatan Rumah Tangga

28) Rehabilitasi/Peningkatan Mess/Asrama*)

29) Rehabilitasi/Peningkatan Gedung Pertemuan/Aula

30) Rehabilitasi/Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendukung Gedung

Kantor

31) Rehabilitasi/Peningkatan Garasi/Tempat Parkir Kendaraan

32) Rehabilitasi/Peningkatan Pagar Kantor

33) Rehabilitasi Peningkatan Bak Air/Menara Air

03. PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR1) Pengadaan Pakaian Dinas/Kerja dan Perlengkapannya

2) Pengadaan Pakaian Khusus dan Perlengkapannya

05. PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR1) Pendidikan dan Pelatihan

2) Sosialisasi, Bimbingan Teknis, Workshop

3) Pembinaan Jasmani dan Rohani

06. PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN1) Penyusunan Laporan Keuangan

2) Penyusunan LAKIP

3) Penyusunan RENJA SKPD

4) Penyusunan RKA SKPD dan DPA SKPD

24. PROGRAM SUMBER DAYA KESEHATAN1) Akreditasi Institusi

2) Akreditasi Pelatihan

3) Kurikulum Modul

4) Evaluasi Pasca Pelatihan (EPP)

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 71

Page 72: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

5) Laboratorium Lapangan Daerah/Desa Binaan

6) Pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

7) Pelatihan Manajemen Kesehatan Bagi Pengelola Poskestren

8) Pelatihan Posbindu PTM Bagi Petugas Kesehatan

9) Pelatihan Teknis Pengembangan Media Promosi Kesehatan

10) Pelatihan Tim Penilai Jabatan Fungsional

11) Pengendalian Mutu Pelatihan

12) Training Need Assessment (Pengkajian Kebutuhan Pelatihan)

13) Sosialisasi Akreditasi Pelatihan

1.02.01.04. UNIT LABORATORIUM KESEHATAN01. PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

1) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

2) Penyediaan Jasa Jaminan Barang Milik Daerah

3) Penyediaan Jasa Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional

4) Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

5) Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

6) Penyediaan Alat Tulis Kantor

7) Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

8) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan

Kantor

9) Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

10) Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Rumah Tangga

11) Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan

12) Penyediaan Makanan dan Minuman

13) Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam dan Luar daerah

14) Penyediaan Jasa Keamanan Lingkungan Kantor/Rumah Jabatan

dan Pendukung Perkantoran Lainnya

15) Penyediaan Jasa Penatausahaan Keuangan dan Barang

02. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA 1) Pengadaan AC/Kipas Angin

2) Pengadaan Perlengkapan/Peralatan Kantor

3) Pengadaan Perlengkapan/Peralatan Rumah Tangga

4) Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 72

Page 73: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

5) Pemeliharaan Taman/Lahan Kantor/Halaman Rumah Jabatan

6) Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Jabatan, Kendaraan Dinas/

Operasional

7) Pemeliharaan Rutin/Berkala AC/Kipas Angin

8) Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Peralatan Kantor

9) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sistem Informasi

10) Pengadaan Mebelair

11) Pemeliharaan Instalasi Listrik/Telepon

12) Pemeliharaan Rutin/Berkala Generator

13) Pemeliharaan Rutin/Berkala Mesin Pompa Air

03. PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR1) Pengadaan Pakaian Dinas/Kerja dan Perlengkapannya

05. PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR1) Pendidikan dan Pelatihan

2) Sosialisasi, Bimbingan Teknis, Workshop

3) Analisis Jabatan

06. PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN1) Penyusunan Laporan Keuangan

2) Penyusunan LAKIP

3) Penyusunan Renja SKPD

4) Penyusunan dan Pelaporan LPPD dan LKPJ

5) Penyusunan RKA-SKPD dan DPA-SKPD

07. PROGRAM PENINGKATAN PENGELOLAAN ASET DAERAH1) Penyusunan/Pelaporan Investarisasi Asset

15. PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN1) Pengadaan Peralatan dan Perbekalan Kesehatan

16. PROGRAM PEMBINAAN UPAYA KESEHATAN

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 73

Page 74: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

1) Pemeriksaan Sampel Khusus Sistem Kewaspadaan Dini dan

Respon

24. PROGRAM SUMBER DAYA KESEHATAN1) Penerapan Dokumen Sistem Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis

25. PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA BIDANG KESEHATAN1) Penyusunan Profil Unit Labkes PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARPELAYANAN KESEHATANP

27. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN KESEHATAN1) Pengadaan Alat-alat Laboratorium Kesehatan

2) Pemeliharaan Perlengkapan dan Peralatan Kesehatan*

1.02.01.05. UNIT PENGOBATAN PARU-PARU01. PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

1) Penyediaan Jasa Surat Menyurat

2) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

3) Penyediaan Jasa Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional

4) Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

5) Penyediaan Alat Tulis Kantor

6) Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

7) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan

Kantor

8) Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

9) Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Rumah Tangga

10) Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan

11) Penyediaan Makanan dan Minuman

12) Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam dan Luar Daerah

13) Penyediaan Jasa Keamanan Lingkungan Kantor/Rumah Jabatan

dan Pendukung Perkantoran Lainnya

14) Penyediaan Jasa Penatausahaan Keuangan dan Barang

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 74

Page 75: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

15) Penyediaan Jasa Publikasi/Iklan dan Dokumentasi

16) Penyediaan Informasi SKPD Melalui Media Cetak dan Elektronik

02. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA1) Pemeliharaan Rutin / Berkala Gedung Kantor

2) Pemeliharaan Taman/Lahan Kantor/Halaman Rumah Jabatan

3) Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Jabatan, Kendaraan

Dinas/Operasional

4) Pemeliharaan Rutin/Berkala AC/Kipas Angin

5) Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Peralatan Kantor

6) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sistem Informasi

7) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendukung Gedung Kantor

8) Pemeliharaan Rutin/Berkala Garasi/Tempat Parkir Kendaraan

9) Pemeliharaan Rutin/Berkala Pagar

10) Pemeliharaan Rutin/Berkala Saluran Air

11) Pemeliharaan Rutin/Berkala Generator

03. PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR1) Pengadaan Kartu Tanda Pengenal Pegawai

05. PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR1) Pendidikan dan Pelatihan

2) Sosialisasi, Bimbingan Teknis, Workshop

06. PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN1) Penyusunan Laporan Keuangan

2) Penyusunan LAKIP

3) Penyusunan RENJA SKPD

4) Penyusunan dan Pelaporan LPPD dan LKPJ

5) Penyusunan RKA SKPD dan DPA SKPD

15. PROGRAM PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 75

Page 76: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

1) Pengadaan Obat-Obatan

16. PROGRAM PEMBINAAN UPAYA KESEHATAN1) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat

22. PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN1) Peningkatan Pengetahuan Kader Penyakit Paru

2) Penyuluhan Kesehatan Paru

23. PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN1) Penyediaan Jasa Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit

25. PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA BIDANG KESEHATAN1) Penyusunan Profil Unit Pengobatan Penyakit Paru-Paru

2) Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat

3) Monitoring Dokumen Pelaksana Penyehatan Lingkungan

27. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN KESEHATAN1) Pemeliharaan IPAL Unit Layanan Kesehatan

1.02.01.06. POLIKLINIK01. PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

1) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

2) Penyediaan Jasa Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional

3) Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

4) Penyediaan Alat Tulis Kantor

5) Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

6) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan

Kantor

7) Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

8) Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Rumah Tangga

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 76

Page 77: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

9) Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan

10) Penyediaan Makanan dan Minuman

11) Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam dan Luar Daerah

12) Penyediaan Jasa Keamanan Lingkungan Kantor/Rumah Jabatan

dan Pendukung Perkantoran Lainnya

13) Penyediaan Jasa Penatausahaan Keuangan

14) Penyediaan Informasi SKPD Melalui Media Cetak dan Elektronik

02. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA1) Pengadaan Perlengkapan/Peralatan Kantor

2) Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Jabatan, Kendaraan

Dinas/Operasional

3) Pemeliharaan Rutin/Berkala AC / Kipas Angin

4) Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Peralatan Kantor

03. PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR1) Pengadaan Pakaian Dinas / Kerja dan Perlengkapannya

2) Pengadaan Pakaian Khusus dan Perlengkapannya

05. PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR1) Pendidikan dan Pelatihan

2) Sosialisasi, Bimbingan Teknis, Workshop

06. PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN1) Penyusunan Laporan Keungan

2) Penyusunan Renja SKPD

3) Penyusunan RKA SKPD dan DPA SKPD

4) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

15. PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN1) Pengadaan Obat dan Perlengkapan Kesehatan Poliklinik Pemprov

Kalbar

2) Pengadaan Alat/Bahan Reagent Laboratorium

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 77

Page 78: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

16. PROGRAM PEMBINAAN UPAYA KESEHATAN1) Pelayanan Kesehatan Kerja Mobile di Luar Gedung

2) Survei Kepuasan Masyarakat

3) Pelayanan Kesehatan Kerja Lansia dan atau ASN

4) Pelayanan Emergency Kesehatan di Lingkungan Pemprov. Kalbar

5) Pengukuran Kebugaran Jasmani PNS Pemprov. Kalbar

6) Peningkatan KIE bagi Lansia dan atau ASN

7) Deteksi Dini Kanker Payudara Kanker Leher Rahim Melalui

Pemeriksaan SADARI

8) Pelayanan Kesehatan Olah Raga Mobile di Luar Gedung

27. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN KESEHATAN1) Pemeliharaan Alat Kesehatan

2) Pengadaan Alat Kesehatan

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 78

Page 79: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB VPENUTUP

5.1. Catatan Penting yang Perlu Mendapat PerhatianDari hasil evaluasi kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan

Barat terhadap capaian indikator kinerja pada tahun 2016, dimana masih

banyak Indikator Kinerja Utama yang digunakan untuk menilai

keberhasilan setiap sasaran strategis Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Barat yang perlu mendapat perhatian dikarenakan realisasi

tidak mencapai target yang telah ditentukan.

5.2. Kaidah-Kaidah PelaksanaanDalam melaksanakan program dan kegiatan untuk mencapai

sasaran pembangunan yang tertuang dalam Renja Dinas Kesehatan

Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018, dinas kesehatan menerapkan

prinsip-prinsip efesien, efektivitas, transparansi, akuntabilitas dan

partisipasi. Pelaksanaan kegiatan, baik dalam kerangka regulasi maupun

dalam kerangka investasi pemerintah dan pelayanan umum,

mensyaratkan keterpaduan dan sinkronisasi antar kegiatan, baik diantar

kegiatan dalam satu program, dalam satu instansi dan antar instansi,

dengan tetap memperhatikan tugas pokok dan tugas fungsi yang

melekat pada SKPD Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat.

Rancangan Kerja (Renja) SKPD Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Barat merupakan dokumen perencanaan tahunan yang

disusun oleh SKPD Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat dengan

mengacu kepada RKPD dan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Barat, yang memuat kebijakan, program dan kegiatan

pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh SKPD maupun

yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Sehubungan

dengan itu, ditetapkan kaidah-kaidah pelasanaan pelaksanaan

Rancangan Kerja (Renja) SKPD Dinas Kesehatan sebagai berikut:

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 | 79

Page 80: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

1. Dalam menyempurnakan Rancangan Kerja (Renja), Dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat terlebih dahulu

melaksanakan pertemuan Forum Renja Tingkat Provinsi dengan

melibatkan pemangku kepentingan diantaranya: Dinas Kesehatan

Provinsi dan instansi pemerintah lainnya yang memiliki keterkaitan

program dan tupoksi; Dinas Kesehatan dan RSUD baik di tingkat

Provinsi dan Kabupaten Kota; Anggota Komisi V DPRD yang

membidangi masalah kesehatan; Akademisi; dan Tokoh

Masyarakat.

2. Rancangan Kerja (Renja) yang telah dibahas dalam Pertemuan

Forum Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat harus

diselesaikan sebelum pelaksanaan Pra-Musrembang SKPD dan

disampaikan kepada Gubernur Kalimantan Barat u.p. Kepala

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

3. Setelah melaksanakan Musrembang RKPD Provinsi, Dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat melakukan penyempurnaan

terhadap Rancangan Kerja dan diselaraskan dengan Rancangan

Akhir RKPD Provinsi Kalimantan Barat, selanjutnya Renja Dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat ditetapkan dengan peraturan

Kepala Dinas setelah diverifikasi oleh Bappeda Provinsi dan

disahkan oleh Gubernur Kalimantan Barat.

4. Rancangan Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan

Barat Tahun 2018 yang telah disahkan, digunakan sebagai acuan

dan pedoman dalam memuat kebijakan, program, dan kegiatan

pembangunan baik yang dilaksanakan langsung maupun tidak

langsung oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat.

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 | 80

Page 81: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

5.3. Rencana Tindak Lanjut Pada akhir tahun anggaran 2017, Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Barat tetap melakukan kewajiban yaitu melakukan evaluasi

pelaksanaan kegiatan yang meliputi evaluasi terhadap capaian sasaran

kegiatan yang ditetapkan serta kesesuaian dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang mengatur pelaksanaan APBD dan peraturan

lainnya. Untuk menjaga efektivitas pelaksanaan program, Dinas

Kesehatan Provinsi dalam hal ini Bidang Sekretariat; Subbag Rencana

Kerja dan Monev akan melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan

kegiatan masing-masing bidang di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Barat.

Pontianak Juli 2017

Renja Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 | 81

Kepala Dinas KesehatanProvinsi Kalimantan Barat,

d r. ANDY JAP, M.Kes. Pembina Utama Madya

NIP. 19620828 198801 1 004