e-renggar.kemkes.go.id · web viewalat rumah tangga lainnya buah 8 21 peralatan studio video dan...

58
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Sesuai dengan Undang-undang nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, telah ditetapkan arah RPJMN tahap III adalah Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pem-bangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek. Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025 dalam tahapan ke-3 (2015-2019), kondisi pembangunan kesehatan diharapkan mampu mewujudkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas telah mulai mantap yang ditunjukkan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan sumber daya manusia seperti peningkatan derajat kesehatan dan status gizi, meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak, terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, serta menurunnya kesenjangan antar individu, antar kelompok masyarakat dan antar daerah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015- 2019, telah ditetapkan dengan peraturan presiden . Pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional tercantum dalam Bab II RPJMN, dalam Bidang Pembangunan Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama. Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka sebagai salah satu pelaku pembangunan di bidang kesehatan, Kementerian Kesehatan telah 1 Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Upload: dokhanh

Post on 25-Jun-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya dapat terwujud.

Sesuai dengan Undang-undang nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional, telah ditetapkan arah RPJMN tahap III adalah Memantapkan

pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pem-bangunan keunggulan kompetitif

perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan

iptek.

Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK)

2005-2025 dalam tahapan ke-3 (2015-2019), kondisi pembangunan kesehatan diharapkan

mampu mewujudkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas telah

mulai mantap yang ditunjukkan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan sumber

daya manusia seperti peningkatan derajat kesehatan dan status gizi, meningkatnya kesetaraan

gender, meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak,

terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, serta menurunnya kesenjangan antar

individu, antar kelompok masyarakat dan antar daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, telah

ditetapkan dengan peraturan presiden . Pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari

pembangunan nasional tercantum dalam Bab II RPJMN, dalam Bidang Pembangunan Sosial

Budaya dan Kehidupan Beragama.

Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, maka sebagai salah satu pelaku pembangunan di

bidang kesehatan, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis (Renstra)

Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019

Setelah tersusunnya Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015- 2019, selanjutnya

untuk melaksanakan Program dan Kegiatan pembangunan kesehatan maka unit utama (eselon

I) menyusun Rencana Aksi Program (RAP) dan masing masing eselon II dan/atau Satuan

Kerja (Satker) menyusun Rencana Aksi Kegiatan (RAK) dengan periode waktu yang sama

tahun 2015–2019, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Dengan demikian, RAK Kantor

Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Ternate merupakan penjabaran lebih lanjut dari RAP

Ditjen PP&PL dan Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.

1Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 2: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

RAK KKP Kelas III Ternate ini merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif

yang menguraikan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas III Ternate dalam kurun waktu 2015-2019. Disamping uraian kegiatan, RAK ini juga

dilengkapi dengan indikator-indikator yang merupakan penjabaran lebih rinci dari indikator

Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, serta perkiraan anggaran yang

dibutuhkan.

Dokumen RAK ini disusun menyesuaikan struktur organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas III Ternate, yaitu berdasarkan tugas pokok dan fungsi dari seksi-seksi dan sub bagian

yang ada di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate.

B. Kondisi Umum, Potensi dan PermasalahanGambaran kondisi umum pelaksanaan kegiatan pembangunan kesehatan didapatkan dari

hasil pencapaian kegiatan. Pada Kondisi umum KKP Kelas III Ternate akan digambarkan

pencapaian program kesehatan, sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana,

anggaran, jangkauan pelayanan dan kondisi penyakit.

1. Upaya Kesehatan

A. Upaya Pengendalian Kekarantiaan dan Surveilans Epidemiologi

Kapal luar negeri diperiksa sesuai dengan dengan standar kekarantinaan. Pencapain dari tahun 2010-2014 mencapai 100%,hal tersebut berarti bahwa seluruh

kapal dari luar negeri yang masuk dilakukan pemeriksaan kekerantinaan meliputi

dokumen kekarantinaan kapal dan faktor risiko di atas kapal.

Kedatangan Kapal dan Pesawat. Jumlah kedatangan kapal dari dalam dan luar negeri

cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2010-2014, kecuali untuk kedatangan

kapal dari luar negeri tahun 2014 mengalami penurunan yang signifikan karena hampir

seluruh kapal luar negeri yang masuk merupakan kapal pengangkut bahan tambang,

sedangkan pada tahun 2014 pemerintah memberlakukan UU Minerba yang baru yang

melarang ekspor bahan tambang dalam bentuk mentah, yang memberikan pengaruh

terhadap jumlah kapal luar negeri yang masuk

2010 2011 2012 2013 2014 -

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

7,410

8,956

11,266 12,428 12,518

224 248 286 387 18

Jumlah Kedatangan Kapal Dari Dalam dan Luar Negeri

Dari Dalam Negeri Dari Luar Negeri

2Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 3: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

Untuk kedatangan pesawat jumlah tertinggi pada tahun 2011, jumlah terendah

pada tahun 2013, dan pada tahun 2014 jumlahkedatangan pesawat mengalami

kenaikan dibandingkan tahun 2013.

2010 2011 2012 2013 20140

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

45003878

41133888

3501 3662

0 0 0 0 0

Jumlah Kedatangan Pesawat Dari Dalam dan LuarNegeri

Dari Dalam Negeri Dari Luar Negeri

Jumlah kedatangan kapal dan pesawat cenderung meningkat tetapi tidak dibarengi

dengan peningkatan SDM baik kuantitas maupun kualitas dan peralatan dalam

melakukan pengawasan khususnya pengawasan kapal dari luar negeri yang belum

sesuai standar.

Pemberian Dokumen SSCEC,SSCC, PHC

2010 2011 2012 2013 20140

100

200

300

400

500

600

700

800

900

453486

612

764

593

Jumlah Penerbitan SSCEC

Grafik di atas menunjukkan kecenderungan penerbitan SSCEC, yaitu penerbitan

dokumen kapal tanpa dilakukan tindakan penyehatan, selama periode 2010-2013

cenderung meningkat, dan pada tahun 2014 turun. Sedangkan grafik dibawah

menunjukkan adanya tindakan yang dilakukan sesuai faktor risiko yang ditemukan pada

saat melakukan pemeriksaan sebelum penerbitan dokumen SSCC.

3Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 4: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

2010 2011 2012 2013 20140

5

10

15

20

25

30

0 0 0

24

18

Jumlah Penerbitan SSCC

2010 2011 2012 2013 2014 -

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

7,629

9,245

11,557

12,792 12,522

Jumlah Penerbitan PHQC

Grafik di atas menunjukkan kecenderungan penerbitan PHQC (izin berlayar kesehatan)

bagi kapal.

Pemberian buku Kesehatan Kapal

2010 2011 2012 2013 20140

200

400

600

800

1000

1200

328408 417

599

986

Jumlah Penerbitan Buku kesehatan kapal

Grafik di atas menunjukkan kecenderungan jumlah buku kesehatan kapal yang diberikan,

menunjukkan kecenderungan meningkat.

Surveilans epidemiologi. KKP Kelas III ternate telah melakukan jejaring surveilans

dengan instansi terkait antara lain dinas kesehatan Propinsi Kabupaten/ kota. Jejaring

lainnya yang dilakukan adalah jejaring kegawat daruratan medik dan simulasi, sosialisasi

IHR 2005 pada beberapa kabupaten, dan sosialisasi system kewaspadaan dini terhadap

KLB/wabah. Pencapaian penanganan kasus penyakit potensial KLB/wabah ditangani < 4

Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 5: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

24 jam. Sepanjang tahun 2010-2014 tidak ada kejadian KLB, sehingga pencapaian

dianggap 100%.

Kegiatan surveilans penyakit tidak menular (PTM) pada area buffer, dengan

mengumpulkan data kejadian penyakit dari puskesmas yang wilayah kerjanya masuk

area buffer. Berdasarkan data dari beberapa puskesmas jenis penyakit meliputi penyakit

hipertensi yang dilaporkan sebanyak 1.436 kasus. Kasus penyakit menular di wilayah

buffer tertinggi yang dilaporkan adalah penyakit ISPA sebanyak 11.659 kasus.

Sedangkan kasus penyakit menular potensial wabah di wilayah buffer tertinggi yang

dilaporkan adalah malaria sebanyak 2.794 kasus.

KoleraPes

DBDCampak

PolioDifteri

PertusisRabies

MalariaAvian Influensa (H5N1)

AntraksLeptospirosis

HepatitisInfluenza A Baru

MeningitisYellow FeverChikungunya

4

7255

2794

1

Surveilans Penyakit Menular Potensial Wabah Pada Area Buffer

Melihat uraian di atas, maka potensi dan tantangan adalah sebagai berikut :

- SDM untuk melaksanakan kegiatan kekarantinaan dan surveilans epidemiologi sudah

ada, tantangannya bagaimana meningkatkan kompetensi dan mengoptimalkan

tenaga yang ada utamanya di wilker, dengan mengikutkan pelatihan kekarantinaan

atau pelatihan pemeriksaan kapal.

- Meningkatnya jumlah kapal yang masuk, juga akan meningkatkan jumlah orang dan

barang yang masuk melalui pelabuhan dan bandara, yang merupakan faktor risiko

baik dari alat angkut itu sendiri maupun orang dan barang, tantangan yang timbul

adalah bagaimana agar pengawasan terhadap semua faktor risiko tersebut dapat

lebih dioptimalkan lagi, utamanya terhadap kapal dari luar negeri.

- Selama 2 tahun yaitu 2013-2014 sudah dilakukan penerbitan SSCC bagi kapal, hal

tersebut berarti sebelum penerbitan dokumen kapal sudah dilakukan tindakan

penyehatan bagi kapal ditemukan faktor risiko, yang sebelumnya belum pernah

5Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 6: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

dilakukan. Yang harus menjadi perhatian lagi yaitu kondisi alat angkut/kapal agar

selalu terbebas dari faktor risiko.

- Jejaring surveilans sudah dilakukan, tantangannya adalah bagaimana agar koordinasi

dan komunikasi dengan seluruh anggota jejaring dapat lebih ditingkatkan lagi

sehingga pertukaran informasi menjadi lebih baik.

- Pentingnya peningkatan SKD dalam kegiatan surveilans, utamanya terhadap penyakit

menular dan potensial wabah. Yang menjadi perhatian adalah bagaimana

meningkatkan koordinasi penanganan KLB/wabah utamanya pada saat kejadian

berlangsung.

B. Upaya Pengendalian Risiko Lingkungan

Pengawasan Sanitasi kapal. Persentase sanitasi kapal, pada tahun 2010 sebesar 95,1%.

Persentase tersebut meningkat pada tahun 2011 dan 2012 mengalami peningkatan, dan

mengalami sedikit penurunan pada tahun 2013, sedangkan pada tahun 2014 terjadi sedikit

penurunan menjadi 98,6%, tetapi dibandingkan dengan target yang akan dicapai sebesar

95%, sudah mencapai target.

2010 2011 2012 2013 201420.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

95.1 97.3 99.1 98.798.6

% Kapal sehat

Pencapaian kapal yang dilakukan tindakan disinsecsi, disinfeksi, dan fumigasi yang cukup

mengkhawatirkan. Pencapaian sampai dengan tahun 2014 hanya sebesar 49,2%,

sedangkan target yang ditetapkan untuk dicapai sampai tahun 2014 sebesar 85%.

House indeks (HI) dan container indeks (CI) area perimeter dan buffer. Pencapaian

House Indeks (HI) area perimeter sudah mengalami penurunan dari 7,5% pada tahun

2010 menjadi 3,5% pada tahun 2014, tetapi pencapaian tersebut belum mencapai target

yang ditetapkan yaitu 0%. Kondisi yang sama juga terjadi pada pencapaian Container

Indeks (CI) pada area perimer, pada tahun 2010 angkanya mencapai 10,5%, menjadi

1,8% pada tahun 2014, pencapaian tersebut juga belum mencapai target yang ditetapkan

sebesar <1%.

6Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 7: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

2011 2012 2013 2014

4.2

1.5

4.8

3.5

2.8

0.700000000000001

1.8 1.8

HI dan CI Area Perimeter

HI Perimeter CI Perimeter

Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan bahwa angka HI dan CI area perimeter masih

cukup tinggi, begitu juga dengan angka HI dan CI area buffer seperti pada gambar di

bawah ini.

2011 2012 2013 2014

0.5

25

3.4 4.3

0.3

15.9

1.7 2.1

HI dan CI Area Buffer

HI Buffer CI Buffer

Pengawasan lalat dan Kecoak. Pencapaian kepadatan lalat, pada tahun 2010 sebesar 3,6. Pada tahun 2011 tingkat

kepadatan lalat menurun menjadi 8,6, pada tahun 2012 meningkat menjadi 5,9. Pada

tahun 2013 meningkat menjadi 2,8 dan mencapai 2,3 pada tahun 2014. Capaian tersebut

telah mencapai target yang ditetapkan sebesar <5. Pencapaian bangunan bebas kecoak,

pada tahun 2012 mencapai 81,6%, pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi

65,3%, dan meningkat kembali pada tahun 2014 menjadi 74,6%, pencapaian tesebut

belum mencapai target ditetapkan tahun 2014 sebesar 80%.

2011 2012 2013 2014

8.55

5.9

2.82.3

Rata-Rata Tingkat Kepadatan Lalat

7Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 8: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

Grafik di atas adalah rata-rata tingkat kepadatan lalat, yang menunjukkan bahwa tingkat

kepadatan lalat di pelabuhan dan bandara cenderung menurun.

2011 2012 2013 2014

0.0

81.6

65.374.6

Persentase bangunan tidak ditemukan kecoak

Grafik di atas, menunjukkan persentase bangunan bebas kecoak di wilayah pelabuhan

sampai dengan tahun 2014 sebesar 74,6%, yang berarti bangunan yang ada belum

seluruhnya bebas kecoak.

Pengawasan Tikus dan Pinjal. Pencapaian tikus diperiksa/diidentifikasi sampai dengan

tahun 2014 mencapai 97% dari target sebesar 80%.

2011 2012 2013 2014

55

136

247

166

0

74

247

161

0.0

54.4%

100% 97.0%

Jumlah Tikus Tertangkap, Tikus Teridentifikasi dan Persentase Tikus Diiden-tifikasi

Jmlh Tikus Tertangkap Jmlh Tikus Diidentifikasi Persentase tikus DiIdentifikasi

Grafik di atas menunjukkan jumlah tikus tertangkap, dan tikus diidentifikasi/periksa.

Sedangkan grafik di bawah adalah jumlah dan indeks pinjal yang ditemukan pada tikus

yang tertangkap dan dilakukan identifikasi/pemeriksaan. Jumlah pinjal ditemukan

cenderung naik, tetapi indeks pinjal cenderung turun

8Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 9: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

2011 2012 2013 2014

23

4

8

0.04 0.02 0.02 0.05

Jumlah Pinjal Ditemukan dan Indeks Pinjal

Jumlah Pinjal Ditemukan Indeks Pinjal

Pengawasan Sarana air bersih memenuhi syarat. Pencapaian sarana air bersih

memenuhi syarat kesehatan, capaian pada tahun 2012 sebesar 60%, pada tahun 2013

meningkat menjadi 80,6%, dan pada tahun 2014 meningkat lagi menjadi 96%, meskipun

belum mencapai target ditetapkan sebesar 100%.

2010 2011 2012 2013 20140

100

200

300

400

500

600

0 0 2 20 220 0 3

83

516

SAB Risiko Tinggi SAB Risiko Rendah

Tabel Hasil Pemeriksaan Air Bersih

Tahun

Hasil Pemeriksaan

Kimia Air BersihHasil Pemeriksaan

Bakteriologi AirHasil Pemeriksaan

Fisik Air

BaikTidak Baik Baik

Tidak Baik Baik

Tidak Baik

2010 353 0 10 0 0 02011 369 0 12 7 0 02012 584 0 6 5 0 02013 193 0 0 0 0 02014 40 17 8 9 258 0  1539 17 36 21 258 0

Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM). Pencapaian TPM memenuhi

syarat juga menunjukkan hasil yang bermakna, meskipun pencapaiannya mengalami

9Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 10: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

peningkatan dan penurunan, pencapaian pada akhir 2014 mencapai 99,5% dari target

ditetapkan sebesar 90%.

2010 2011 2012 2013 20140.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

87.482.9

99.8 98.9 99.5

% TPM Sehat

Tabel Hasil Pemeriksaan Sampel Makanan/Minuman

TahunHasil Pemeriksaan

Organoleptik MakananHasil Pemeriksaan

Bakteriologi MakananHasil Pemeriksaan

Kimia Makanan

Baik Tidak Baik Baik Tidak Baik Baik Tidak Baik2010 0 0 0 0 0 02011 0 0 0 0 21 122012 0 0 0 0 159 02013 0 0 0 0 112 112014 0 0 23 2 108 7  0 0 23 2 400 30

Pengawasan Gedung/TTU. Pencapaian TTU memenuhi syarat kesehatan juga

pencapaiannya juga mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2010

pencapaiannya sebesar 100%, tahun 2011 pencapaian menurun menjadi 96,9%,

pencapaian naik lagi menjadi 100% pada tahun 2012, tahun 2013 terjadi penurunan lagi

menjadi 88,9%. Pencapaian pada tahun 2014 naik menjadi 93,5% dari target ditetapkan

sebesar 90%.

2010 2011 2012 2013 20140

20

40

60

80

100

120100.0 96.9 100.0 99.4

93.5

% TTU/Bangunan sehat

Melihat uraian di atas, maka potensi dan tantangan adalah sebagai berikut :

10Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 11: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

Terdapatnya wilayah buffer pelabuhan dalam pelaksanaan kegiatan khususnya

pengendalian vector nyamuk, tantangannya bagaimana mengoptimalkan kegiatan di

area buffer tersebut, dan pemberdayaan masyarakat agar berperan aktir dalam

pengendalian vector di lingkungannya

Survey dan pengendalian nyamuk aedes sudah dilakukan secara rutin oleh petugas.

Diperlukan pemberdayaan masyarakat melalui kader yang dapat membantu

pelaksanaan kegiatan khususnya survey, dan melakukan pembinaan secara terus

menerus agar kader secara aktif melakukan kegiatannya.

TPM sehat di pelabuhan dan bandara sudah menunjukkan hasil yang baik,

tantangannya adalah bagimana menerapkan pengawasan laik sehat pada TPM sesuai

aturan yang berlaku, utamanya pelaksanaan pengujian laboratorium (kimia dan

bakteriologi makanan/minuman) untuk penerbitan laik sehat TPM. Hal lainnya adalah

pembinaan terhadap pemilik dan atau penjamah makanan itu sendiri.

Kegiatan pengendalian vector sudah dilaksanakan secara rutin meskipun masih

terdapat hasil yang belum mencapai target. Faktor pendukung yaitu adanya lintas

sektor maupun swasta dan masyarakat pelabuhan lainnya. Tantangannya adalah

bagaimana agar lintas sektor maupun swasta berperan aktif, karena itu perlunya

dilakukan sosialisasi pengendalian vector kepada lintas sektor dan swasta

C. Upaya Kesehatan Lintas Wilayah

Kasus penyakit menular yang terjadi sebagian besar masih merupakan penyakit yang

berhubungan dengan kondisi lingkungan, karena itu bagaimana agar masyarakat

pelabuha dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat

Kasus penyakit tidak menular juga mengalami peningkatan, oleh karena itu sangat

penting untuk dilakukan deteksi dini secara proaktif dengan mendatangi sasaran, karena

ketidaktahuan bahwa dirinya sudah menderita penyakit tersebut. Upaya yang harus

dilakukan dalam rangka deteksi dini yaitu melalui kegiatan Pos Pembinaan Terpadu

(Posbindu) penyakit tidak menular.

Dalam beberapa tahun terakhir, muncul berbagai penyakit baru dan beberapa penyakit

telah masuk serta merebak di beberapa daerah di Indonesia seperti SARS dan flu

burung. Sementara itu di Negara Timur tengah muncul dan berkembang penyakit

MERS.Penularan dan penyebaran penyakit-penyakit baru tersebut sangat besar

kemungkinannya di Maluku Utara, karena mobilitas penduduk yang relatif cepat akibat

kemajuan di bidang transportasi dan perjalanan

11Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 12: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

Pengawasan jenazah. Pengawasan jenazah yang diangkut melalui pesawat dan kapal

dari tahun 2010-2014 mencapai target 100%. Dari keseluruhan pengawasan yang

dilakukan tidak ditemukan penyebab kematian karena penyakit menular. Pencapaian

pengawasan orang sakit serta pengawasan obat dan P3K kapal juga menunjukkan

kondisi yang sama dengan pencapaian pengawasan jenazah yang mencapai 100%

sampai dengan tahun 2014.

2010 2011 2012 2013 2014

58 39 51 56 59

180

87

185 194 199

Pemeriksaan Kelayakan Angkut JenazahJenazah

Pemeriksaan Kelayakan Angkut Orang Sakit

Pelayanan Laboratorium Dasar. Pelayanan laboratorium dasar yang dilakukan adalah

pelayanan pemeriksaan laboratorium terbatas meliputi pemeriksaan laboratorium darah

rutin, dan pemeriksaan laboratorium urin rutin.

2010 2011 2012 2013 2014

086 141

1535

651

0 0 24 22 18

Jumlah Pemeriksaan Laboratorium Dasar Darah dan Urine

Darah Urine

Pelayanan Kegawatdaruratan. Jumlah penanganan kejadian gawat darurat yang terjadi

sebanyak 2 kejadian (100%), yang merupakan jenis kegawatdaruratan medic, yang

terjadi di bandara sebanyak 1 kasus dan di pelabuhan sebanyak 1 kasus.

Pelayanan vaksinasi. Pelayanan vaksinasi internasional yang dilakukan meliputi

vaksinasi Yello Fever, Cholera, Meningitis, dan vaksinasi Typoid.

12Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 13: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

Tahun Yello Fever Cholera Meningitis Typoid2010 0 0 1 02011 0 0 56 02012 0 0 149 02013 19 0 523 02014 14 0 491 0

2010 2011 2012 2013 2014

155 160197

562

496

Penerbitan Buku ICV

Penerbitan buku ICV. Pelayanan vaksinasi dan penerbita buku ICV dari tahun 2010-

2014 pencapaiannya sebesar 100%.

Pelayanan Kesehatan Dasar. Kondisi penyakit berdasarkan data kunjungan berobat di

poliklinik KKP Kelas III Ternate, terdiri dari kasus penyakit menular yaitu ISPA, Diare,

Malaria, TBC, HIV, Demam Berdarah. Kasus penyakit tidak menular yaitu hipertensi,

kecelakaan kerja, jantung, dan penyebab lainnya.

Gambar Pola Penyakit Menular Berdasarkan Kunjungan Di Poliklinik KKP Kelas III ternate Periode 2010-2014

ISPA Diare Malaria TBC HIV Demam Berdarah

0

50

100

150

200

250210

2511 6 2 1

13Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 14: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

Berdasarkan grafik di atas, kasus penyakit menular berdasarkan kunjungan di poliklinik

KKP Kelas III terdiri dari ISPA, Diare, Malaria, TBC, HIV, dan Demam Berdarah.

Sedangkan penyakit tidak menular yaitu hipertensi, kecelakaan kerja, jantung, dan

penyebab lainnya, seperti ditunjukkan pada grafik di bawah ini.

Grafik Pola Penyakit Tidak Menular Berdasarkan Kunjungan Di Poliklinik KKP Kelas III ternate Periode 2010-2014

Lain-lain Hipertensi Kecelakaan kerja Jantung

5716

157 120 20

Grafik Trend Pola Penyakit Menular Menurut Jenis Penyakit Berdasarkan Tahun di KKP Kelas III ternate

ISPA Diare TBC HIV Malaria Demam Berdarah

17

0 0 0 0 0

51

2 2 2 3 0

25

92 0

70

101

13

2 0 1 1

16

1 0 0 0 0

2010 2011 2012 2013 2014

Grafik Trend Pola Penyakit Tidak Menular Menurut Jenis Penyakit Berdasarkan Tahun di KKP Kelas III ternate

2010 2011 2012 2013 2014

0 4 6 4 10 19 12 54 920 29 41 15 0

406

667

845

1722

177

Jantung Hipertensi Kecelakaan Kerja Lain-lain

14Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 15: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

2. Sarana dan Prasarana

Keadaan sarana dan prasarana KKP Kelas III ternate sampai dengan tahun 2014

Tanah

No Uraian Satuan

Jumlah

1 Tanah bangunan perumahan/gedung tempat tinggal

M² 371

2 Tanah untuk bangunan tempat kerja M² 1200

Jaringan

No Uraian Satuan Jumlah1 Jaringan listrik lainnya   3

Gedung dan Bangunan

No Uraian Satuan Jumlah

1 Bangunan gedung kantor Unit 62 Rumah negara gollongan II Unit 23 Pagar Unit 1

Aset Tetap Lainnya

No Uraian Satuan Jumlah

1 Audio visual Buah 1

Peralatan dan Mesin

No Uraian Satuan

Jumlah

1 Kendaraan bermotor penumpang Unit 22 Kendaraan bermotor beroda dua Unit 153 Kendaraan bermotor khusus Unit 24 Perkakas khusus (special tools) Buah 25 Peralatan ukur, gip, feting Buah 16 Alat ukur universal Buah 47 Alat ukur/pembanding Buah 18 Alat pengolahan tanah dan tanaman Buah 39 Alat pemeliharaan tanaman/ikan/ternak Buah 4

10 Alat penyimpanan hasil percobaan pertanian Buah 2711 Alat pasca panen Buah 512 Mesin ketik Buah 1613 Mesin hitung/mesin jumlah Buah 614 Alat penyimpan perlengkapan kantor Buah 4415 Alat kantor lainnya Buah 416 Meubelair Buah 191

15Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 16: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

17 Alat pengukur waktu Buah 218 Alat pendingin Buah 2619 Alat dapur Buah 120 Alat rumah tangga lainnya Buah 821 Peralatan studio video dan film Buah 122 Peralatan cetak Buah 123 Alat komunikasi radio SSB Buah 124 Alat komunikasi radio VHF Buah 1025 Alat-alat sandi Buah 126 Peralatan antena VHF/FM Buah 127 Alat kedokteran umum Buah 8428 Alat kedokteran gigi Buah 129 Alat kedokteran keluarga berencana Buah 130 Alat kesehatan kebidanan dan penyakit kandungan Buah 1031 Alat kedokeran THT Buah 432 Alat kedokteran mata Buah 433 Alat kedokteran bagian penyakit dalam Buah 434 Alat kedokteran anak Buah 4535 Alat kedokteran poliklinik Buah 5236 Alat kedokteran gawat darurat Buah 437 Alat kesehatan umum lain Buah 1238 Alat kesehatan umum lainnya Buah 639 Alat laboratorium umum Buah 740 Alat laboratorium mikrobiologi Buah 1341 Alat laboratorium kimia Buah 442 Alat laboratorium patologi Buah 843 Alat laboratorium pertanian Buah 1744 Alat laboratorium lingkungan perairan Buah 245 Alat laboratorium kesehatan kerja Buah 146 Laboratory safety aquipment Buah 547 Radiation detector Buah 548 Modular counting and scientific electronik Buah 149 Alat laboratorium kualitas air dan tanah Buah 650 Alat nuklir biologi dan kimia Buah 851 Alat dalmas/alat dakhura Buah 1352 Instrumen analisis lab forensik Buah 2053 Personal komputer Buah 3454 Peralatan mini komputer Buah 155 Peralatan personal komputer Buah 2156 Peralatan jaringan Buah 657 Alat kerja bawah air Buah 6

Laporan Barang Milik Negara

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate

Periode 2010-2014

16Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 17: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

Kode Uraian Jumlah 2010 (Rp)

Jumlah 2011 (Rp)

Jumlah 2012 (Rp)

Jumlah 2013 (Rp)

Jumlah 2014 (Rp)

131111

Tanah 270.718.700,- 270.718.700,- 470.718.700,- 769.738.700,- 769.738.700,-

132111

Peralatan dan mesin

881.009.700,- 2701384700,- 3.024.834.700,-

5.124.904.062,-

5.292.384.894,-

133111

Gedung dan bangunan

1.984.506.000,-

1.984.506.000,-

3.050.656.000,-

4.717.829.900,-

4.717.829.900,-

134113

Jaringan - - - 42.000.000,- 42.000.000,-

135121

Aset tetap lainnya

- - - 14.100.800,- 14.100.800,-

Jumlah 10.836.054.294

10.836.054.294

10.836.054.294

10.836.054.294

10.836.054.294

3. Anggaran

Dukungan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan KKP Kelas III Ternate selama 5 tahun

dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

2010

2011

2012

2013

2014

2,975,702,000

2,890,846,000

5,738,191,000

10,164,329,000

6,615,547,000

4. Sumber Daya Manusia

Jumlah pegawai di KKP Kelas III ternate sampai dengan 31 Desember 2014 sebanyak

44 orang, dengan distribusi di kantor induk sebanyak 36 orang dan di wilker sebanyak 8

orang. Jumlah dan kompetensi pendidikan SDM pada KKP kelas III Ternate sebagai

berikut.

Tabel Jumlah Tenaga Berdasarkan Jenis Pendidikan

17Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 18: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

di KKP Kelas III Ternate Per 31 Desember 2014

No Jenis Pendidikan Jumlah Standar KKP (Kepmenkes 1314)

Keterangan

Induk Wilker Total Induk Wilker1 S2 Kesehatan Masyarakat 4 0 4 2 1  2 Dokter 0 0 0 5 1 2 kontrak, 1 PTT3 S1 Kesehatan Masyarakat 5 3 8 4 1  4 Kesehatan Lingkungan        

  - D3 8 0 8 10 1    - SPPH 2 1 3      

5 Keperawatan            - D3 8 2 10 10 1    - D4 0 2 2        - SPK 4 0 4      

6 S1 Apoteker 0 0 0 1 0  7 D3 Analis Kesehatan 1 0 1 1 0  8 S1 Ekonomi 1 0 1 1 0  9 S1 Hukum 1 0 1      

10 D3 Akuntansi 0 0 0 2 0  11 D3 Komputer 0 0 0 1 1  12 SMEA/SMU Sederajat 2 0 2 2 1  13 SLTP 0 0 0 1 1  

  Jumlah 36 8 44 40 8  

Dengan semakin meningkatnya jumlah SDM yang ada, meskipun dirasakan masih

kurang terutama di wilayah kerja disamping itu masih ada beberapa jenis tenaga yang

belum terpenuhi kebutuhannya. Dengan SDM yang tersedia tersebut KKP Kelas III

ternate melaksanakan semua kegiatan. Tantangannya sekarang adalah pemberdayaan

dan mengupayakan peningkatan kapasitas dan profesionalisme SDM melalui pendidikan

dan pelatihan yang sesuai dengan tupoksi.

5. Lingkungan Strategis Lokal dan Nasional

Lingkungan strategis ditingkat nasional maupun local, yang dapat memberikan

pengaruh terhadap pelaksanaan kegiatan

a. Jangkauan pelayanan/wilayah kerja pelabuha/bandara. Kegiatan pelayanan

yang dilaksanakan oleh KKP Kelas III Ternate meliputi area perimeter pelabuhan

dan area buffer pelabuhan. Wilayah perimeter merupakan wilayah kerja pelabuhan

sesuai batas pelabuhan. Buffer adalah wilayah penyangga diluar wilayah pelabuhan

yang panjangnya 400 meter dari batas wilayah pelabuhan. Kegiatan yang

dilaksanakan di area buffer yaitu pelaksanaan pengendalian nyamuk aedes aegypti

meliputi survey jentik nyamuk aedes aegypti dan pelaksanaan fogging,

18Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 19: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

pelaksanaan pengendalian nyamuk malaria meliputi survey nyamuk dewasa

(umpan body), dan pelaksanaan surveilans epidemiologi meliputi surveilans

penyakit menular dan tidak menular pada puskesmas yang wilayahnya masuk area

buffer pelabuhan.

b. Berlakunya Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 44 Tahun 2014 tantang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat, yang bertujuan untuk

mewujudkan wilayah pelabuhan dan Bandar udara yang tidak menimbulkan risiko

kesehatan masyarakat dan mewujudkan kondisi wilayah pelabuhan atau Bandar

udara yang bersih, aman, nyaman, dan sehat untuk komunitas pekerja serta

masyarakat pelabuhan atau bandara untuk melaksanakan aktifitasnya. Setiap

instansi dan badan usaha yang berada di lingkungan pelabuhan dan Bandar udara

bertanggungjawab menyelenggarakan pelabuhan dan Bandar udara sehat.

Penyelenggaaan pelabuhan dan Bandar udara sehat diwujudkan melalui kegiatan

yang terintegrasi meliputi 1) Penyelenggaraan kesehatan lingkungan, 2) Penataan

sarana dan fasilitas, 3) Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, 4)

Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, dan 5) Peningkatan keamanan dan

ketertiban. Untuk mendukung terselenggaranya pelabuhan sehat dibentuk forum

pelabuhan sehat atau forum Bandar udara sehat sebagai wadah untuk

mengkomunikasikan dan mengkoodinasikan kebijakan penyelenggaraan pelabuhan

dan banda udara sehat.

Dengan terbentuknya forum pelabuhan sehatan diharapkan adanya koordinasi dan

kerja sama lintas sektor dalam penyelenggaraan pelabuhan sehat yang diharapkan

dapat meningkatkan efektivitas dan produktifitas masyarakat pelabuhan

6. Lingkungan strategis lainnya

KKP Kelas III Ternate mempunyai wilayah kerja yang cukup besar dan sangat strategis

karena perbatasan dengan Negara tetangga seperti Australia, Philipina, Papua Nugini

dan jepang. Demikian juga pintu masuk kapal pelayaran international (kapal eksport)

mengingat banyak pelabuhan-pelabuhan khusus eksport pertambangan dan perikanan

yang tersebar di propinsi Maluku Utara. Demikian juga kapal-kapal yang melakukan

pelayaran dari barat menuju dan/atau dari Indonesia Timur sebagian besar singgah di

Pelabuhan Ahmad Yani Ternate. Dengan letak geografis yang strategis tersebut, maka

KKP Kelas III Ternate sangat potensial untuk dikembangkan dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat, maskapai penerbangan, agen pelayaran maupun

pengembangan dalam upaya pengendalian faktor risiko di wilayah kerjanya.

19Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 20: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

Penanganan masalah kesehatan di wilayah pelabuhan/ bandara harus melibatkan

instansi-instansi yang berkepentingan (stakeholders) yang berada di pelabuhan/

bandara dalam suatu jaringan kerja. Secara de facto, jejaring kerja sudah dilaksanakan

antar instansi terkait di dalam pelabuhan, namun secara yuridis formal belum semuanya

dibakukan dalam bentuk kesepakatan bersama. Akibatnya, pada tataran pelaksanaan

kegiatan masih ditemukan kesulitan, terutama dalam hal koordinasi. Kesulitan

koordinasi terjadi karena masih adanya perbedaan persepsi dan kepentingan yang

cukup besar, terutama dalam menyikapi suatu permasalahan yang sedang berkembang

dan perlu penanganan segera. Selain itu, sosialisasi program kesehatan pada instansi

terkait masih dirasakan kurang. Di lain pihak, sebenarnya lintas sektor yang berada di

lingkungan pelabuhan/bandara sangat membutuhkan peran serta dari KKP Kelas III

Ternate. Oleh karenanya, sangat potensial untuk dilibatkan dalam membentuk jejaring

kerja dalam mengatasi masalah kesehatan, khususnya di lingkungan

pelabuhan/bandara. Pembentukan jejaring kerja tidak terbatas hanya di lingkungan

pelabuhan/bandara saja, tetapi juga bisa mencakup antar KKP maupun dengan instansi

lainnya. Misalnya, dalam pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji.

Kegiatan kemitraan dan jejaring kerja antara lain, meliputi Pertemuan Jejaring dalam

Rangka Kekarantinaan termasuk dalam mengatasi penyakit yang baru muncul maupun

penyakit lama yang muncul kembali; Pertemuan Jejaring dalam Rangka Surveilans

Epidemiologi; Pertemuan Jejaring dalam Rangka Pengendalian Vektor; dan Pertemuan

Jejaring dalam Rangka Pengendalian Risiko Lingkungan.

Implementasi International Health Regulation (IHR) 2005 merupakan kesepakatan

bersama antara bangsa-bangsa anggota WHO, termasuk Indonesia. Hal ini

dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit/masalah kesehatan

yang sering disebut sebagai Public Health Emergency of International Concern

(PHEIC). IHR tahun 2005 mengamanatkan dalam melakukan deteksi masalah PHEIC

harus dilaksanakan lebih optimal, namun tidak menghambat arus lalulintas barang/tidak

menghambat arus perekonomian atau perdagangan.

Terjadinya perubahan iklim global yang secara langsung atau tidak akan berpengaruh

terhadap muncul penyakit baru (emerging diseases) dan/atau penyakit yang selama ini

sudah bukan masalah kesehatan (re-emerging diseases), serta kondisi rawan dalam

negeri dan luar negeri akan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan. Disamping

hal tersebut, muncul pula tuntutan dari pengguna jasa akan percepatan dan mutu

pelayanan yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan tidak optimalnya proses

pengawasan yang dikhawatirkan akan menyebabkan tidak terdeteksinya penyakit

karantina dan penyakit menular berpotensi wabah lainnya.

20Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 21: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) belum dipraktekkan oleh masyarakat

khususnya di lingkungan Pelabuhan / bandara. Misalnya, masih banyaknya anggota

masyarakat yang mengkonsumsi makanan yang tidak sehat/ lingkungan sanitasinya

buruk. Kondisi ini berdampak pada peningkatan angka kejadian penyakit menular.

Keadaan ini perlu diwaspadai mengingat banyaknya Tenaga Bongkar Muat (TKBM),

penjamah makanan yang ada di pelabuhan rata-rata pendidikannya rendah. Disamping

itu, para TKBM ini dalam bekerja kurang memperhatikan aspek kesehatan kerja,

sehingga rawan menimbulkan terjadinya penyakit akibat kerja dan terjadinya KLB yang

disebabkan karena konsumsi makanan yang kurang hygiene dan saniter.

Disamping itu, dengan mudahnya tranportasi saat ini yang memungkinkan seseorang

melakukan perjalanan antar daerah/antar negara yang waktunya jauh lebih pendek dari

masa inkubasi penyakit penyakit menular yang potensial wabah. Oleh karena itu,

kejadian KLB/bencana di suatu negara/daerah merupakan ancaman di setiap pintu

masuk negara lain. Diantaranya, KLB Influenza A H1N1, H5N1, Flu Burung, SARS,

Ebola, Cholera di Afrika, Antraks dan lain-lain.

Sebagian DM di KKP Kelas III Ternate belum terampil untuk melaksanakan tugas tugas

pokok maupun untuk mengatasi/menghadapi kejadian-kejadian PHEIC. Demikian juga

pemahaman terhadap prosedur pelayanan/ kegiatan yang belum seluruh petugas

memahaminya.

Belum optimalnya pelaksanaan koordinasi di lapangan antara instansi terkait di wilayah

pelabuhan. Sebagai contoh adalah kurangnya koordinasi antara KKP dengan Bea

Cukai terkait dengan pengawasan lalulintas komoditi OMKABA di pelabuhan. Demikian

juga koordinasi dengan para penyedia jasa pelayaran, penerbangan, dan lain-lain.

Meningkatnya teknologi transportasi mengakibatkan makin cepatnya arus perjalanan

orang, barang dan alat angkut, sehingga penjalanan dan penularan penyakit antar

negara semakin cepat, terutama masalah yang berkaitan dengan kesehatan manusia,

seperti New Emerging Disease, seperti Avian Influenza, SARS, Legionnaires Disease,

Nipah Virus, dan Paragoniasis Pulmonallis. Emerging Disease antara lain HIV/AIDS,

dan penyakit menular lainnya, seperti Dengue Haemorragic Fever, Chikungunya,

Cholera, Salmonellosis, dan Filariasis. Emerging Disease yang berpotensi masuk ke

Indonesia antara lain HIV/AIDS sedangkan Re-emerging disease antara lain : Pes,

TBC, Scrub thypus, Malaria, Anthrax, dan Rabies.

Pemanasan global dapat menyebabkan kenaikan permukaan air laut akibat pencairan

di kutub, perubahan pola angin, perubahan pola hujan dan siklus hidrologi. Disamping

itu, pemanasan global dapat menyebabkan musim menjadi tidak stabil. Ketidakstabilan

21Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 22: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

musim ini berdampak pada peningkatan populasi dan jenis organisme penyebab

penyakit yang berdampak pada kesehatan manusia. Ancaman global kian mengancam.

Pemberantasan penyakit menular menjadi lebih sulit akibat perubahan iklim ini karena

transmisi beberapa penyakit menular sangat dipengaruhi oleh faktor iklim khususnya

suhu dan kelembaban udara. Penyakit-penyakit tropis yang ditularkan melalui vektor,

seperti Malaria, Demam Berdarah dan Fillariasis akan makin meningkat bukan hanya di

negara yang beriklim tropis tetapi juga di negara-negara sub tropis bahkan di negara

yang bermusim dingin. Di Indonesia penyakit-penyakit tersebut semula terjadi di

dataran rendah, mungkin pada waktu akan datang akan menyebar ke daerah

pegunungan yang berhawa dingin, karena pemanasan global tempat yang berhawa

dingin pun juga akan menjadi bersuhu panas.

BAB II

22Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 23: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015- 2019 dan Rencana Aksi

Program Pengendalian dan Pencegahan Penyakit 2015-2019 tidak ada visi dan misi. Rencana

Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate mendukung pelaksanaan

Renstra dan Rencana Aksi Program Pengendalian dan Pencegahan Penyakit yang

melaksanakan visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang

Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”. Upaya untuk

mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu :

1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang

kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan

kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara

hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara

maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan

kepentingan nasional, serta

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin

diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa

aman pada seluruh warga Negara.

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang

bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam

kerangka negara kesatuan.

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang

bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi

domestik.

23Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 24: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam tercapainya seluruh

Nawa Cita terutama terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

A. Tujuan1. Tujuan Umum

Mewujudkan pelabuhan dan bandara sehat melalui upaya cegah tangkal penyakit

potensial wabah, pengendalian faktor risiko penyakit dan pelayanan kesehatan.

2. Tujuan Khusus

a. Mencegah masuk dan keluarnya penyakit potensial wabah;

b. Meningkatkan sistem kewaspadaan dini (KLB) penyakit menular & penyakit

menular potensial wabah;

c. Mengendalikan faktor risiko penyakit dari angkutan beserta muatannya;

d. Mengendalikan faktor risiko lingkungan pelabuhan dan bandara;

e. Memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.

B. Sasaran StrategisSasaran starategis KKP Kelas III Ternate dalam Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas III Ternate

merupakan sasaran strategis yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi KKP. Sasaran

tersebut adalah terwujudnya program pencegahan dan pengendalian penyakit di pintu masuk

Negara melalui :

1. Terwujudnya pengawasan yang optimal terhadap orang, barang, alat angkut dan

lingkungan melalui upaya karantina dan surveilans epidemiologi, pengendalian risiko

lingkungan dan upaya kesehatan dan lintas wilayah; dengan:

a. Prosentase alat angkut diperiksa sesuai dengan standar kekarantinaan;

b. Prosentase terdeteksinya semua kasus PHEIC di Pelabuhan dan Bandara;

c. Prosentase Bebas Vektor penular penyakit di perimeter area (House Index = 0) dan

buffer area (House Index < 1) di lingkungan Pelabuhan dan Bandara.

2. Terwujudnya Sumber Daya Manusia KKP Kelas III Ternate yang professional dalam

menjalankan tupoksinya serta memiliki kemampuan dalam bidang surveilans, kemampuan

penegakan hukum, kemampuan dan keterampilan dalam pelayanan medik dan

penanggulangan bencana/pasca bencana serta kemampuan teknis dan manajemen

kesehatan lingkungan.

3. Terwujudnya organisasi KKP Kelas III Ternate yang handal dalam memberikan pelayanan

kesehatan sesuai dengan kaidah-kaidah hukum nasional maupun Internasional.

24Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 25: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

4. Terciptanya manajemen program yang tersusun secara terencana, berkelanjutan,

sistematis serta efektif dan efisien.

BAB IIIARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

25Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 26: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

A. Arah Kebijakan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III TernateArah kebijkan dan strategi KKP Kelas III Ternate didasarkan pada arah kebijakan dan

strategi Ditjen Pencegahan dan pengendalian Penyakit. Arah kebijakan dan strategi ini juga

berguna untuk mengoptimalkan pelaksanaan peran dan fungsi Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas III Ternate dalam memberikan pelayanan.

Arah kebijakan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate yaitu meningkatkan

pencegahan dan pengendalian penyakit dalam rangka cegah tangkal di pintu masuk

Negara, melalui :

1. Penguatan surveilans epidemiologi faktor risiko dan pengendalian penyakit, dalam

rangka cegah tangkal penyakit di pintu masuk wilayah. Kemampuan teknis untuk

melaksanakan deteksi dini terhadap masalah kesehatan yang mungkin timbul.

2. Penguatan sistem informasi kesehatan pelabuhan dan bandara, untuk mendapatkan

data dan informasi masalah kesehatan dan capaian pelaksanaan kegiatan, yang

dilakukan secara tepat waktu dan akurat.

3. Pencegahan dan penanggulangan KLB/Wabah di wilayah pelabuhan dan alat angkut

4. Meningkatkan pengendalian faktor risiko lingkungan

5. Penguatan kemampuan wilayah kerja

6. Mendorong peran aktif unsur-unsur yang terdapat di wilayah pelabuhan baik

pemerintah maupun swasta, dan pemberdayaan masyarakat pelabuhan

7. Peningkatan kualitas tenaga melalui diklat sesuai kebutuhan

8. Penyediaan bahan dan peralatan kesehatan pendukung kegiatan

B. StrategiStrategi KKP Kelas III Ternate dalam Rencana Aksi Kegiatan dilakukan melalui :

1. Untuk pengendalian kekarantinaan dan surveilans epidemiologi, strategi yang dilakukan adalah :a. Meningkatkan cegah tangkal penyakit karantina, penyakit menular, dan PHEIC. Upaya

yang dilakukan :

1. Identifikasi faktor risiko penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah.

Identifikasi dilakukan kepada alat angkut, manusia, dan lingkungan

pelabuhan/bandara.

Identifikasi pada alat angkut dilakukan pada alat angkut yang singgah/berlabuh

dalam waktu pendek atau panjang perlu diwaspadai sebagai faktor risiko timbulnya

penyakit menular potensial wabah seperti SARS, flu burung, Afian influenza, dan

penyakit potensial lannya.

26Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 27: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

Identifikasi pada penumpang kapal meliputi awak kapal dan orang yang diantar dari

pelabuhan ke pelabuhan tujuan dengan menggunakan alat angkut, dimana

penumpang merupakan faktor risiko yang paling rentan untuk terjadinya suatu

penyakit. Hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi ada tidaknya penumpang kapal

yang sedang sakit, ada tidaknya penumpang kapal yang menderita penyakit

menular, jumlah penumpang kapal yang menderita penyakit menular, jenis penyakit

menular yang menyerang penumoang kapal, dan ada tidaknya penumpang yang

berasal dari wilayah terjangkit suatu penyakit

Barang yang dibawa penumpang atau awak kapal juga bisa menjadi faktor risiko

munculnya penyakit menular potensial wabah, mkarena itu perlu diperhatikan ada

tidaknya bahan berbahaya, ada tidaknya makanan/minuman mudah busuk, serta

ada tidaknya binatang/tumbuhan yang terbawa penumpang.

2. Pengawasan dan pemeriksaan kekarantinaan dan dokumen kesehatan alat angkut.

Pengawasan dan pemeriksaan karantina kapal dilakukan terhadap setiap kapal

yang datang dari pelabuhan luar negeri yang akan memasuki pelabuhan di

Indonesia. Pengawasan dilaksanakan dengan melakukan pemeriksaan alat angkut

dan penerbitan dokumen kesehatan kapal

3. Pengawasan terhadap lalulintas OMKABA

4. Penerbitan dokumen kesehatan kapal. Jenis dokumen yang diterbitkan meliputi

penerbitan buku kesehatan kapal (Health BookI, penerbitan dokumen

SSCC/SSCEC, penerbitan Certifikat of pratique (COP), penerbitan dokumen Port

Healt Clereance (PHC).

5. Pengawasan dan dokumentasi pengangkutan pengangkutan orang sakit dan

jenazah. Pengawasan orang sakit dilakukan untuk memastikan bahwa orang sakit

baik yang berangkat maupun yang datang tidak menderita penyakit karantina.

Sedangkan pengawasan jenazah untuk memastikan bahwa pemberangkatan dan

kedatangan jenazah sesuai prosedur, dan meninggal bukan karena penyakit

karantina/penyakit menular tertentu.

6. Peningkatan kapasitas SDM yang terlibat dalam kegiatan kekarantinaan

b. Meningkatkan surveilans epidemiologi penyakit dan faktor risiko, serta system

kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-KLB), upaya yang dilakukan :

1. Kajian kekarantinaan, risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan.

2. Melaksanakan investigasi dan penanggulangan KLB <24 jam setelah ditetapkan

oleh pejabat yang berwenang

3. Memperkuat system pencatatan dan pelaporan penyakit berbasis elektronik

27Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 28: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

4. Memperkuat jejaring kerja dalam rangka kekarantinaan dan surveilans epidemiologi

dengan pihak-pihak terkait, utamanya kabupaten/kota yang merupakan pintu masuk

daerah/wilayah, dalam mendukung implementasi pelaksanaan International Health

Regulation (IHR) dalam upaya cegah tangla terhadap kemungkinan masuk dan

keluarnya penyakit yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan

masyarakat.

5. Meningkatkan kemampuan petugas yang terlibat dalam pelaksanaan surveilans

epidemiologi SKD-KLB dan penanggulangan KLB.

6. Melakukan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru dan

penyakit yang muncul kembali dalam rangka SKD-KLB penyakit, termasuk di

wilayah buffer pelabuhan, dengan melakukan surveilans rutin. Surveilans dilakukan

dengan melakukan pengumpulan data penyakit pada fasilitas kesehatan yang ada

pada area buffer pelabuhan/bandara

7. Melakukan surveilans terhadap jemaah yang selesai melaksanakan haji dan umroh

sesuai dengan masa incubasi penyakit. Dalam melakukan surveilans terhadap

jemaah haji dan umroh, dapat dilakukan dengan melakukan koordinasi serta

peningkatan peran kabupaten/kota

c. Pengendalian factor risiko dan dampak kesehatan lingkungan dalam rangka

kekarantiaan kesehatan. Upaya yang dilakukan :

1. Pengawasan penyediaan air minum di pelabuhan, dengan melakukan kegiatan

inspeksi sanitasi sarana air bersih dan melakukan pengambilan serta pemeriksaan

kualitas air bersih, dan memberikan rekomendasi tindak lanjut hasil inspeksi.

2. Pengawasan makanan dan minuman di pelabuhan, dengan melakukan kegiatan

pemeriksaan tempat pengelolaan makanan (TPM), melakukan pembinaan terhadap

TPM yang tidak memenuhi syarat, melakukan pengambilan serta pemeriksaan

sampel makanan/minuman dalam rangka pemeriksaan rutin atau pada saat terjadi

KLB/keracunan makanan

3. Mengoptimalkan peran pemilik/penanggung jawab dan penjamah makanan di TPM,

dengan melakukan sosialisasi atau pelatihan tentang hygiene sanitasi makanan dan

minuman, dan mendorong kemandirian pemilik/penanggung jawab untuk

memeriksakan kesehatan karyawan khususnya penjamah makanan minimal 2 kali

dalam setahun

4. Pengawasan hygiene sanitasi bangunan/gedung dan perusahaan, dengan

melakukan pemeriksaan kondisi bangunan dan fasilitas

28Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 29: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

bangunan/gedung/perusahaan yang ada di pelabuhan, dan memberikan

rekomendasi tindak lanjut hasil pemeriksaan kepada pemilik/pengelola.

5. Pemeriksaan kondisi sanitasi alat angkut yang dilakukan secara rutin, pemeriksaan

dalam rangka penerbitan dokumen kesehatan, dan pemeriksaan dalam kondisi

khusus (KLB), dan melakukan tindakan penyehatan alat angkut sesuai rekomendasi

hasil pemeriksaan.

6. Pengawasan pencemaran udara, air, dan tanah, dengan melakukan pengukuran

kualitas udara, air, dan tanah

7. Melakukan rujukan sampel dalam rangka ujipetik sampel air dan sampel makanan ke

Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL)

8. Meningkatkan koordinasi dengan stake holder yang ada dalam rangka pelaksanaan

pengawasan sanitasi lingkungan di wilayah pelabuhan

9. Membentuk jejaring kerja mengenai penyehatan lingkungan di wilayah pelabuhan,

yang melibatkan semua unsur yang terkait.

10. Meningkatkan kapasitas tenaga pelaksana penyehatan lingkungan.

11. Sosialisasi dan Pembentukan Pokja pelabuhan sehat, untuk mendorong peran aktif

lintas sektor dan seluruh komponen yang ada di wilayah pelabuhan, dalam rangka

mewujudkan pelabuhan sehat

d. Pencegahan dan Pengendalian penyakit tular vector dan zoonotik dalam rangka dalam

rangka kekarantinaan kesehatan. Upaya yang dilakukan :

1. Pengendalian nyamuk aedes aegypty, dengan melakukan pengamatan faktor risiko

dan sumber penular DBD yang meliputi surveilans vektor, pembentukan serta

pelatihan kader jumantik, Kampanye PSN, melakukan larvasiding di area buffer dan

perimeter, melakukan fogging dilingkungan perimeter serta buffer

2. Pengendalian nyamuk malaria, dengan melakukan pengamatan faktor risiko dan

sumber penular malaria yang meliputi surveilans vektor

3. Pengendalian tikus dan pinjal, dengan melakukan trapping tikus di wilayah pelabuhan

dan pengamatan tanda-tanda kehidupan tikus di alat angkut

4. Pengendalian lalat dan kecoak sebagai vektor diare, dengan melakukan pengukuran

tingkat kepadatan lalat, melakukan pengamatan kehidupan kecoak di pelabuhan serta

alat angkut, dan melakukan tindakan pengendalian apabila diperlukan

5. Melakukan pemetaan tempat perindukan potensial vektor, untuk memudahkan dalam

kegiatan pengendalian

6. Peningkatan kemampuan tenaga dalam pengendalian vektor dan binatang

pengganggu

29Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 30: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

2. Untuk upaya kesehatan wilayah, strategi yang dilakukan adalaha. Meningkatkan pelayanan kesehatan terbatas dan rujukan. Upaya yang dilakukan :

1. Melakukan pelayanan kesehatan dasar terbatas di pelabuhan, untuk melayani

masyarakat pelabuhan. Pelayanan kesehatan dapat dilakukan di dalam gedung

(poliklinik) mapun di luar gedung di dalam wilayah pelabuhan, termasuk pelayanan

gawat darurat dan konseling penyakit.

2. Mengoptimalkan kegiatan pelayanan kesehatan dalam rangka pencegahan dan

pengendalian penyakit berupa pelayanan penyakit menular (PM) dan penyakit tidak

menular (PTM), serta melakukan analisis faktor risiko dan pencegahan penyakit

menular dan tidak menular di wilayah pelabuhan.

3. Melakukan pelayanan laboratorium dasar kepada masyarakat pelabuhan meliputi

pemeriksaan cholerterol, uric acid, gula darah, golongan darah

4. Meningkatkan kapasitas petugas dalam melakukan pelayanan kesehatan

5. Mensinergikan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pihak-pihak lain, yang

diberikan kepada masyarakat di wilayah pelabuhan, seperti pelayanan kesehatan

kepada buruh pelabuhan/TKBM yang dilakukan oleh BPJS ketenagakerjaan.

6. Memenuhi kebutuhan obat-obatan, peralatan dan bahan habis pakai dalam

melakukan pelayanan kesehatan terbatas

7. Melakukan penemuan dan tatalaksana kasus penyakit infeksi menular seksual (IMS)

8. Membentuk Posbindu pada setiap pelabuhan/bandara, serta mendorong peran serta

aktif masyarakat pelabuhan dan atau sektor terkait dalam rangka pemberdayaan

masyarakat.

b. Meningkatkan pelayanan jemaah haji dan umroh Dan Pelayanan Vaksin Internasional.

Upaya yang dilakukan :

1. Pemeriksaan akhir terhadap fisik calon jemaah haji dan umroh, untuk mengetahui

kondisi calon jemaah sebelum diberangkatkan

2. Mensosialisasikan kepada calon jemaah haji mengenai kesehatan penerbangan

3. Pemeriksaan kelengkapan dokumen kesehatan calon jemaah haji

4. Pembinaan mengenai cara pengisian buku ICV kepada petugas kabupaten/kota

5. Pemberian vaksinasi

c. Meningkatkan pelayanan kesehatan kerja. Upaya yang dilakukan :

1. Promosi kesehatan dan lingkungan kerja kepada para pekerja di lingkungan

pelabuhan

30Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 31: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

2. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), pada kasus-kasus kecelakaan kerja

yang terjadi di wilayah pelabuhan

3. Pemeriksaan kesehatan secara berkala kepada pekerja yang ada di wilayah

pelabuhan

d. Meningkatkan pelayanan kesehatan Matra dan Kegawatdaruratan, upaya yang

dilakukan :

1. Penanganan kegawatdaruratan medic, kecelakaan alat transportasi dan akibat

bencana alam di wilayah bandara dan pelabuhan

2. Pelayanan kesehatan pada situasi khusus seperti arus mudik lebaran, natal, dan

tahun baru, dengan membuka pos-pos pelayanan kesehatan di pelabuhan/bandara,

melakukan pemeriksaan faktor risiko terhadap alat angkut.

e. Meningkatkan pengawasan pengangkutan orang sakit dan jenazah

1. Pengawasan terhadap orang sakit dan jenazah yang akan diberangkatkan

2. Pengawasan terhadap syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk angkut jenazah

f. Meningkatkan pengawasan obat-obatan dan peralatan P3K di alat angkut

1. Pemeriksaan kelengkapan obat dan P3K kapal baik untuk keperluan rutin maupun

pemeriksaan dalam rangka penerbitan dokumen.

2. Sosialisasi kepada cru kapal mengenai pentingnya obat dan P3K untuk alat angkut.

3. Untuk dukungan manajemen, strategi yang dilakukan :a. Penyusunan dokumen perencanaan dan anggaran, yang kegiatannya terdiri dari

penyusunan dokumen Rencana Aksi Kegiatan (RAK) 2015-2019, penyusunan dokumen

RKA-KL satker sebagai dokumen tahunan, pembahasan, penajaman dan penelaahan

usulan dokumen perencanaan dan penganggaran

b. Membuat dokumen data dan informasi, yang kegiatannya terdiri dari penyusunan profil

satker, penyusunan buku situasi serta kecenderungan penyakit dan penyehatan

lingkungan, dan media KIE Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian

Peneyakit

c. Membuat dokumen evaluasi dan pelaporan, yang kegiatannya terdiri dari penyusunan

laporan pelaksanaan program, penyusunan laporan PP39 dan penyusunan Laporan

Tahunan

d. Membuat laporan aset Negara, yang kegiatannya terdiri dari penyusunan laporan BMN,

inventarisasi BMN, dan unit layanan pengadaan

31Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 32: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

e. Layanan administrasi kepegawaian, yaitu koordinasi/konsolidasi kepegawaian

f. Melakukan pembinaan SDM, yaitu peningkatan kapasitas pegawai

g. Membuat dokumen urusan ketatausahaan dan gaji, yaitu penatalaksanaan kearsipan

h. Menyusun laporan keuangan, yang terdiri dari penyusunan laporan keuangan asi

tingkat satker, melakukan rekonsiliasi anggaran satker dengan kementerian keuangan,

dan menyusun laporan keuangan tingkat wilayah

i. Membuat target dan pagu PNBP, yang kegiatannya terdiri dari penyusunan target dan

penggunaan PNBP, melakukan sosialisasi peraturan PNBP tahun anggaran

berjalan/revisi jenis dan tarif PNBP, membuat laporan realisasi penerimaan dan

penggunaan PNBP tahun anggaran berjalan

j. Melakukan konsultasi pengelolaan PNBP ke pusat, dan melakukan Bimtek pengelolaan

PNBP

k. Membuat dokumen pengelolaan APBN, yang kegiatannya terdiri dari penatausahaan

laporan pertanggungjawaban keuangan, dan konsolidasi pelaksanaan anggaran,

menyusun rencana pelaksanaan kegiatan, dan rencana penarikan dana

l. Menindaklanjuti Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)

m. Membuat dokumen penataan organisasi, meliputi penyusunan ABK dan peta jabatan,

penyusunan SOP AP,

n. Membuat dokumen akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, yang terdiri dari

penyusunan LAKIP setiap tahun anggaran, dan melakukan evaluasi SAKIP

o. Membuat layanan perkantoran, yang terdiri dari pembayaran gaji dan tunjangan, dan

penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran

p. Melakukan penyusunan dokumen pengadaan dan pengadaan barang/jasa dalam

rangka peningkatan sarana dan prasarana yang memenuhi standar

BAB IVTARGET KINERJA

32Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 33: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

Sesuai degan Rencana Aksi Program, tujuan, arah kebijakan dan strategi KKP Kelas III

Ternate sebagaimana diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka disusunlah target kinerja

Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2015-2019. Target kinerja

merupakan penilaian atas pencapaian kegiatan yang diukur secara berkala dan dilakukan

evaluasi. Target kinerja KKP Kelas III Ternate sampai dengan tahun 2019 sebagai berikut :

1. Target Kinerja Kegiatan Pengendalian Kekarantinaan dan Surveilans EpidemiologiKegiatan yang dilaksanakan yaitu yang berkaitan dengan kegiatan pembinaan surveilans,

imunisasi, karantina, dengan sasaran kegiatan yaitu menurunkan angka kesakitan akibat

penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, peningkatan surveilans, karantina

kesehatan. Indikator kinerja yang ditetapkan dalam kegiatan ini meliputi :

1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan sebesar 14.625 sertifikat

PHQC, SSCEC

2. Persentase respon sinyal kewaspadaan dini (SKD) KLB dan bencana di wilayah

layanan KKP sebesar 100%

3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit

sebesar 184 sertifikat COP, GENDEC dan hasil pemeriksaan surveilans rutin di kinik

layanan lainnya

4. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam

penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

sebesar 4 pelabuhan/bandara

2. Target Kinerja Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas WilayahKegiatan yang dilaksanakan yaitu berkaitan dengan kegiatan pencegahan dan

pengendalian penyakit tular vector dan zoonotik dan kegiatan penyakit menular langsung,

dengan sasaran kegiatan yaitu meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular

vector dan zoonotik dan menurunnya penyakit menular langsung Indikator kinerja yang

ditetapkan dalam kegiatan ini meliputi :

1. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus sebanyak 13 posko yang melakukan

pelayanan kesehatan pada situasi khusus.

2. Jumlah sertifikat/surat izin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan sebanyak

2.562 sertifikat laik terbang, sertifikat izin angkut orang sakit, sertifikat izin angkut

jenazah dan jumlah penerbitan/legalisasi ICV.

33Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 34: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

3. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi sebanyak 4

pelabuhan/bandara yang mempunyai TPM memenuhi syarat layak/laik hygiene dan

tempat penyediaan air bersih memenuhi syarat kesehatan.

4. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vector pada wilayah perimeter dan buffer area

sebanyak 3 pelabuhan/bandara dengan nilai indeks pinjal ≤ 1, HI perimeter = 0, HI

buffer <1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan kecoak rendah dan kepadatan

lalat < 6.

5. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung sebanyak 500

orang melaksanakan skrining penyakit menular meliputi penyakit TB, HIV/AIDS dan

lainnya.

3. Target Kinerja Tata UsahaKegiatan yang dilaksanakan yaitu dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis

lainnya pada program Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit,

dengan sasaran kegiatan yaitu meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan

tugas teknis lainnya pada program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.

Indikator kinerja yang ditetapkan dalam kegiatan ini yaitu :

1. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya sebesar 40 dokumen

terdiri dari RKAKL/DIPA (awal dan revisi) 2 dok, Laptah 1 dok, laporan keuangan 2 dok,

laporan BMN 2 dok, LAKIP 1 dok, profil 1 dok, proposal PNBP 1 dok, dokumen

kepegawian 2 dok (kontrak dan penilaian), E-Monev DJA 12 dok, E-Monev Bappenas 4

dok, LEB 12 dok.

2. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P sebanyak 6 jenis peningkatan

kapasitas bidang P2P yang diikuti.

3. Jumlah pengadaan sarana prasarana sebanyak 5 pengadaan.

34Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 35: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

BAB VPEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN

A. PEMANTAUANPemantauan dilakukan untuk mengetahui perkembangan pencapaian kegiatan pada

indicator-indikator yang ditetapkan. Pemantauan pencapaian kinerja yang ditetapkan,

dilakukan melalui pemantauan terhadap pencatatan dan pelaporan kegiatan yang

mendukung pencapaian kinerja yang dilaksanakan oleh masing-masing bagian.

Pemantauan kinerja dilaksanakan setiap bulan melalui kegiatan rekonsiliasi data dan

pencapaian kinerja.

B. PENILAIANPenilaian kinerja suatu organisasi/instansi dilakukan menurut pola pengukuran kinerja.

Penilaian dilakukan untuk mengetahui pencapaian target dan menilai kegiatan-kegiatan

yang dilakukan dalam pencapaian target kinerja. Untuk memudahkan dalam melakukan

penilaian terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan, maka dibuat Difinisi operasional

dari setiap indicator kinerja yang akan dicapai dan cara penghitungan sebagai berikut :

1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan

a. Defenisi Operasional

Jumlah pemeriksaan alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

dalam periode satu tahun.

b. Cara Perhitungan

Akumulasi jumlah hasil sertifikat PHQC, SSCEC dalam satu tahun.

2. Persentase respon sinyal kewaspadaan dini (SKD) KLB dan bencana di wilayah

layanan KKP

a. Defenisi Operasional

Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24 jam

dibandingkan dengan jumlah SKD KLB dalam periode satu tahun.

b. Cara Perhitungan

Jumah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24 jam

dibagi dengan jumlah SKD KLB dikali 100%.

3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit

a. Defenisi Operasional

Jumlah deteksi dini yang dilaksanakan di pelabuhan dan di klinik layanan lainnya

dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit dalam periode satu

tahun

35Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 36: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

b. Cara Perhitungan

Akumulasi jumlah sertifikat COP, Gendec dan hasil pemeriksaan surveilans rutin di

klinik layanan lainnya dalam satu tahun.

4. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam

penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

a. Defenisi Operasional

Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memiliki kebijakan kesiapsiagaan berupa

dokumen rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat

yang berpotensi wabah dalam satu tahun.

b. Cara Perhitungan

Jumlah pelabuhan/Bandar udara/PLBD yang memiliki kebijakan kesiapsiagaan

berupa dokumen rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan

masyarakat yang berpotensi wabah dalam satu tahun.

5. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus

a. Defenisi Operasional

Jumlah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada saat situasi khusus tertentu

seperti lebaran, natal, tahun baru dan lain-lain dalam periode satu tahun.

b. Cara Perhitungan

Akumulasi jumlah posko yan melakukan pelayanan kesehatan pada saat lebaran,

natal, tahun baru dan lainnya dalam satu tahun.

6. Jumlah sertifikat/surat izin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan

a. Defenisi Operasional

Jumlah sertifikat yang diterbitkan berdasarkan permintaan/permohonan yang

diterima dalam periode satu tahun.

b. Cara Perhitungan

Akumulasi jumlah sertifikat laik terbang, sertifikat izin angkut orang sakit, sertifikat

izin angkut jenazah, jumlah penerbitan/legalisasi ICV dalam satu tahun.

7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi

a. Defenisi Operasional

Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memiliki sanitasi tempat-tempat umum

dengan kriteria baik, TPM memenuhi syarat layak/laik hygiene, tempat penyediaan

air bersih memenuhi syarat kesehatan dalam satu tahun.

b. Cara Perhitungan

Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai TPM memenuhi

syarat layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih memenuhi syarat

kesehatan dalam satu tahun.

36Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 37: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vector pada wilayah perimeter dan buffer area

a. Defenisi Operasional

Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks pinjal ≤1, HI perimeter = 0, HI

buffer <1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan kecoak rendah dan

kepadatan lalat < 6.

b. Cara Perhitungan

Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks pinjal ≤1, HI

perimeter = 0, HI buffer <1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan kecoak

rendah dan kepadatan lalat < 6 dalam satu tahun.

9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung

a. Defenisi Operasional

Jumlah orang yang melaksanakan skrining penyakit menular meliputi penyakit TB,

HIV/AIDS dan lainnya.

b. Cara Perhitungan

Akumulasi jumlah orang yang melaksanakan skrining penyakit menular meliputi

penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya dalam satu tahun.

10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya

a. Defenisi Operasional

Jumlah dokumen Dukungan Manajemen pada Program Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit sebanyak 11 jenis dokumen antara lain RKAKL/DIPA,

Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, Laporan BMN, LAKIP, Profil, proposal

PNBP, dokumen kepegawaian, e Monev DJA, e Monev Bappenas, LEB dalam

periode satu tahun.

b. Cara Perhitungan

Akumulasi jumlah dokumen sebanyak 40 dokumen terdiri dari RKAKL/DIPA (awal

dan revisi) 2 dokumen, Laporan Tahunan 1 dokumen, Laporan Keuangan 2

dokumen, Laporan BMN 2 dokumen, LAKIP 1 dokumen, Profil 1 dokumen, proposal

PNBP 1 dokumen, dokumen kepegawaian 2 dokumen, e Monev DJA 12 dokumen,

e Monev Bappenas 4 dokumen, LEB 12 dokumen.

11. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P

a. Defenisi Operasional

Jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM dalam kurun

waktu satu tahun.

b. Cara Perhitungan

Akumulasi jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM

dalam kurun waktu satu tahun.

37Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 38: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

12. Jumlah pengadaan sarana prasarana

a. Defenisi Operasional

Jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan, fasilitas penunjang perkantoran,

kendaraan dalam satu tahun.

b. Cara Perhitungan

Akumulasi jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan, fasilitas penunjang

perkantoran, kendaraan dalam satu tahun.

C. PELAPORANPelaporan pencapaian kinerja dilakukan oleh setiap bagian sebagai pelaksana teknis

kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencapaian kinerja. Mekanisme pelaporan dilakukan

secara berkala yaitu dilakukan setiap bulan yang disampaikan kepada Kepala Kantor.

38Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 39: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

BAB VIPENUTUP

Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-

2019 revisi 2 ini, diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate dalam

kurun waktu lima tahun ke depan, sehingga hasil pencapaiannya terukur dan dipergunakan

sebagai bahan penyusunan laporan kinerja tahunan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III

Ternate.

Diharapkan kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate sampai dengan

tahun 2019 dapat lebih terarah dan terukur.

Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate

2015-2019 ini melibatkan seluruh bagian yang ada. Kepada semua pihak yang terlibat dalam

penyusunan Rencana Aksi Kegiatan ini diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Tentunya dokumen ini dapat dilaksanakan dan mencapai tujuannya, bila dilakukan dengan

dedikasi yang tinggi dan kerja keras dari segenap aparatur yang ada di Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas III Ternate.

Apabila dalam pelaksanaannya dikemudian hari diperlukan adanya perubahan pada

Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019, maka akan

dilakukan penyempurnaan sebagaimana mestinya.

Kepala Kantor

Suharto, SKM, M.Kes NIP. 196311111986031046

39Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 40: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas tersusunnya Rencana Aksi

Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2015-2019 (Revisi

kedua). Dokumen RAK ini merupakan tindak lanjut dari Rencana Strategis Kementerian

Kesehatan, dan penjabaran Rencana Aksi Program Direktorat Jenderal Pencegahan Dan

Pengendalian Penyakit. Dokumen ini merupakan revisi dari RAK yang telah disusun

sebelumnya.

Sebagai dokumen perencanaan, RAK ini bersifat indikatif menguraikan kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate dalam kurun waktu

2015-2019. Untuk memudahkan penjabaran di dalam dokumen RAK ini, maka uraian disusun

berdasarkan tugas dan fungsi dari setiap bagian yang ada di Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas III Ternate

RAK ini juga dilengkapi dengan uraian kegiatan serta indikator yang merupakan

penjabaran dari indiakator Program Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian

Peneyakit dan perkiraan anggaran yang dibutuhkan.

Dalam penyusunan RAK ini masih belum sempurna dan banyak kekurangan, untuk itu

saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna perbaikan.

Semoga upaya kita semua mendapat Rahmat, Hidayah, dan Ridha dari Allah SWT.

Ternate, Januari 2018

Kepala Kantor

Suharto, SKM, M.KesNIP. 196311111986031046

40Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 41: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III TERNATEDIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

KEMENTERIAN KESEHATANTAHUN 2017

41Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 42: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

DAFTAR ISI

Daftar Isi

Kata Pengantar

ii

iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………

B. Kondisi Umum, Potensi dan Permasalahan …………………………………..

1

1

2

BAB II TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

A. Tujuan ……………………………………………………………………….........

B. Sasaran Strategis …………………………………………………………..........

23

24

24

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A. Arah Kebijakan Dan Strategi Nasional …………………………..

B. Arah Kebijakan Dan Strategi Ditjen Pencegahan Dan Pengendalian

Penyakit …………………………………………..

C. Arah Kebijakan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate …………...

26

26

29

30

BAB IV TARGET KINERJA

A. Target Kinerja Kegiatan PKSE ………………………………………………….

B. Target Kegiatan PRL dan UKLW ………………………………………………

C. Target Kinerja Tata Usaha ……………………………………………….........

33

33

33

34

BAB V PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN

A. Pemantauan ………………………………………………………………………

B. Penilaian ………………………………………………………………………….

C. Pelaporan ………………………………………………………………………...

36

36

36

38

BAB VI PENUTUP ……………………………………………………………………………. 39

LAMPIRAN

42Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 43: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

43Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019

Page 44: e-renggar.kemkes.go.id · Web viewAlat rumah tangga lainnya Buah 8 21 Peralatan studio video dan film Buah 1 22 Peralatan cetak Buah 1 23 Alat komunikasi radio SSB Buah 1 24 Alat

44Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019