e-renggar.kemkes.go.id · web viewalat rumah tangga lainnya buah 8 21 peralatan studio video dan...
TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangPembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Sesuai dengan Undang-undang nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, telah ditetapkan arah RPJMN tahap III adalah Memantapkan
pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pem-bangunan keunggulan kompetitif
perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan
iptek.
Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK)
2005-2025 dalam tahapan ke-3 (2015-2019), kondisi pembangunan kesehatan diharapkan
mampu mewujudkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas telah
mulai mantap yang ditunjukkan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan sumber
daya manusia seperti peningkatan derajat kesehatan dan status gizi, meningkatnya kesetaraan
gender, meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak,
terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, serta menurunnya kesenjangan antar
individu, antar kelompok masyarakat dan antar daerah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, telah
ditetapkan dengan peraturan presiden . Pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari
pembangunan nasional tercantum dalam Bab II RPJMN, dalam Bidang Pembangunan Sosial
Budaya dan Kehidupan Beragama.
Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, maka sebagai salah satu pelaku pembangunan di
bidang kesehatan, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
Setelah tersusunnya Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015- 2019, selanjutnya
untuk melaksanakan Program dan Kegiatan pembangunan kesehatan maka unit utama (eselon
I) menyusun Rencana Aksi Program (RAP) dan masing masing eselon II dan/atau Satuan
Kerja (Satker) menyusun Rencana Aksi Kegiatan (RAK) dengan periode waktu yang sama
tahun 2015–2019, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Dengan demikian, RAK Kantor
Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Ternate merupakan penjabaran lebih lanjut dari RAP
Ditjen PP&PL dan Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.
1Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
RAK KKP Kelas III Ternate ini merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif
yang menguraikan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Ternate dalam kurun waktu 2015-2019. Disamping uraian kegiatan, RAK ini juga
dilengkapi dengan indikator-indikator yang merupakan penjabaran lebih rinci dari indikator
Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, serta perkiraan anggaran yang
dibutuhkan.
Dokumen RAK ini disusun menyesuaikan struktur organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Ternate, yaitu berdasarkan tugas pokok dan fungsi dari seksi-seksi dan sub bagian
yang ada di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate.
B. Kondisi Umum, Potensi dan PermasalahanGambaran kondisi umum pelaksanaan kegiatan pembangunan kesehatan didapatkan dari
hasil pencapaian kegiatan. Pada Kondisi umum KKP Kelas III Ternate akan digambarkan
pencapaian program kesehatan, sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana,
anggaran, jangkauan pelayanan dan kondisi penyakit.
1. Upaya Kesehatan
A. Upaya Pengendalian Kekarantiaan dan Surveilans Epidemiologi
Kapal luar negeri diperiksa sesuai dengan dengan standar kekarantinaan. Pencapain dari tahun 2010-2014 mencapai 100%,hal tersebut berarti bahwa seluruh
kapal dari luar negeri yang masuk dilakukan pemeriksaan kekerantinaan meliputi
dokumen kekarantinaan kapal dan faktor risiko di atas kapal.
Kedatangan Kapal dan Pesawat. Jumlah kedatangan kapal dari dalam dan luar negeri
cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2010-2014, kecuali untuk kedatangan
kapal dari luar negeri tahun 2014 mengalami penurunan yang signifikan karena hampir
seluruh kapal luar negeri yang masuk merupakan kapal pengangkut bahan tambang,
sedangkan pada tahun 2014 pemerintah memberlakukan UU Minerba yang baru yang
melarang ekspor bahan tambang dalam bentuk mentah, yang memberikan pengaruh
terhadap jumlah kapal luar negeri yang masuk
2010 2011 2012 2013 2014 -
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
7,410
8,956
11,266 12,428 12,518
224 248 286 387 18
Jumlah Kedatangan Kapal Dari Dalam dan Luar Negeri
Dari Dalam Negeri Dari Luar Negeri
2Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
Untuk kedatangan pesawat jumlah tertinggi pada tahun 2011, jumlah terendah
pada tahun 2013, dan pada tahun 2014 jumlahkedatangan pesawat mengalami
kenaikan dibandingkan tahun 2013.
2010 2011 2012 2013 20140
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
45003878
41133888
3501 3662
0 0 0 0 0
Jumlah Kedatangan Pesawat Dari Dalam dan LuarNegeri
Dari Dalam Negeri Dari Luar Negeri
Jumlah kedatangan kapal dan pesawat cenderung meningkat tetapi tidak dibarengi
dengan peningkatan SDM baik kuantitas maupun kualitas dan peralatan dalam
melakukan pengawasan khususnya pengawasan kapal dari luar negeri yang belum
sesuai standar.
Pemberian Dokumen SSCEC,SSCC, PHC
2010 2011 2012 2013 20140
100
200
300
400
500
600
700
800
900
453486
612
764
593
Jumlah Penerbitan SSCEC
Grafik di atas menunjukkan kecenderungan penerbitan SSCEC, yaitu penerbitan
dokumen kapal tanpa dilakukan tindakan penyehatan, selama periode 2010-2013
cenderung meningkat, dan pada tahun 2014 turun. Sedangkan grafik dibawah
menunjukkan adanya tindakan yang dilakukan sesuai faktor risiko yang ditemukan pada
saat melakukan pemeriksaan sebelum penerbitan dokumen SSCC.
3Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
2010 2011 2012 2013 20140
5
10
15
20
25
30
0 0 0
24
18
Jumlah Penerbitan SSCC
2010 2011 2012 2013 2014 -
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
7,629
9,245
11,557
12,792 12,522
Jumlah Penerbitan PHQC
Grafik di atas menunjukkan kecenderungan penerbitan PHQC (izin berlayar kesehatan)
bagi kapal.
Pemberian buku Kesehatan Kapal
2010 2011 2012 2013 20140
200
400
600
800
1000
1200
328408 417
599
986
Jumlah Penerbitan Buku kesehatan kapal
Grafik di atas menunjukkan kecenderungan jumlah buku kesehatan kapal yang diberikan,
menunjukkan kecenderungan meningkat.
Surveilans epidemiologi. KKP Kelas III ternate telah melakukan jejaring surveilans
dengan instansi terkait antara lain dinas kesehatan Propinsi Kabupaten/ kota. Jejaring
lainnya yang dilakukan adalah jejaring kegawat daruratan medik dan simulasi, sosialisasi
IHR 2005 pada beberapa kabupaten, dan sosialisasi system kewaspadaan dini terhadap
KLB/wabah. Pencapaian penanganan kasus penyakit potensial KLB/wabah ditangani < 4
Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
24 jam. Sepanjang tahun 2010-2014 tidak ada kejadian KLB, sehingga pencapaian
dianggap 100%.
Kegiatan surveilans penyakit tidak menular (PTM) pada area buffer, dengan
mengumpulkan data kejadian penyakit dari puskesmas yang wilayah kerjanya masuk
area buffer. Berdasarkan data dari beberapa puskesmas jenis penyakit meliputi penyakit
hipertensi yang dilaporkan sebanyak 1.436 kasus. Kasus penyakit menular di wilayah
buffer tertinggi yang dilaporkan adalah penyakit ISPA sebanyak 11.659 kasus.
Sedangkan kasus penyakit menular potensial wabah di wilayah buffer tertinggi yang
dilaporkan adalah malaria sebanyak 2.794 kasus.
KoleraPes
DBDCampak
PolioDifteri
PertusisRabies
MalariaAvian Influensa (H5N1)
AntraksLeptospirosis
HepatitisInfluenza A Baru
MeningitisYellow FeverChikungunya
4
7255
2794
1
Surveilans Penyakit Menular Potensial Wabah Pada Area Buffer
Melihat uraian di atas, maka potensi dan tantangan adalah sebagai berikut :
- SDM untuk melaksanakan kegiatan kekarantinaan dan surveilans epidemiologi sudah
ada, tantangannya bagaimana meningkatkan kompetensi dan mengoptimalkan
tenaga yang ada utamanya di wilker, dengan mengikutkan pelatihan kekarantinaan
atau pelatihan pemeriksaan kapal.
- Meningkatnya jumlah kapal yang masuk, juga akan meningkatkan jumlah orang dan
barang yang masuk melalui pelabuhan dan bandara, yang merupakan faktor risiko
baik dari alat angkut itu sendiri maupun orang dan barang, tantangan yang timbul
adalah bagaimana agar pengawasan terhadap semua faktor risiko tersebut dapat
lebih dioptimalkan lagi, utamanya terhadap kapal dari luar negeri.
- Selama 2 tahun yaitu 2013-2014 sudah dilakukan penerbitan SSCC bagi kapal, hal
tersebut berarti sebelum penerbitan dokumen kapal sudah dilakukan tindakan
penyehatan bagi kapal ditemukan faktor risiko, yang sebelumnya belum pernah
5Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
dilakukan. Yang harus menjadi perhatian lagi yaitu kondisi alat angkut/kapal agar
selalu terbebas dari faktor risiko.
- Jejaring surveilans sudah dilakukan, tantangannya adalah bagaimana agar koordinasi
dan komunikasi dengan seluruh anggota jejaring dapat lebih ditingkatkan lagi
sehingga pertukaran informasi menjadi lebih baik.
- Pentingnya peningkatan SKD dalam kegiatan surveilans, utamanya terhadap penyakit
menular dan potensial wabah. Yang menjadi perhatian adalah bagaimana
meningkatkan koordinasi penanganan KLB/wabah utamanya pada saat kejadian
berlangsung.
B. Upaya Pengendalian Risiko Lingkungan
Pengawasan Sanitasi kapal. Persentase sanitasi kapal, pada tahun 2010 sebesar 95,1%.
Persentase tersebut meningkat pada tahun 2011 dan 2012 mengalami peningkatan, dan
mengalami sedikit penurunan pada tahun 2013, sedangkan pada tahun 2014 terjadi sedikit
penurunan menjadi 98,6%, tetapi dibandingkan dengan target yang akan dicapai sebesar
95%, sudah mencapai target.
2010 2011 2012 2013 201420.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
95.1 97.3 99.1 98.798.6
% Kapal sehat
Pencapaian kapal yang dilakukan tindakan disinsecsi, disinfeksi, dan fumigasi yang cukup
mengkhawatirkan. Pencapaian sampai dengan tahun 2014 hanya sebesar 49,2%,
sedangkan target yang ditetapkan untuk dicapai sampai tahun 2014 sebesar 85%.
House indeks (HI) dan container indeks (CI) area perimeter dan buffer. Pencapaian
House Indeks (HI) area perimeter sudah mengalami penurunan dari 7,5% pada tahun
2010 menjadi 3,5% pada tahun 2014, tetapi pencapaian tersebut belum mencapai target
yang ditetapkan yaitu 0%. Kondisi yang sama juga terjadi pada pencapaian Container
Indeks (CI) pada area perimer, pada tahun 2010 angkanya mencapai 10,5%, menjadi
1,8% pada tahun 2014, pencapaian tersebut juga belum mencapai target yang ditetapkan
sebesar <1%.
6Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
2011 2012 2013 2014
4.2
1.5
4.8
3.5
2.8
0.700000000000001
1.8 1.8
HI dan CI Area Perimeter
HI Perimeter CI Perimeter
Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan bahwa angka HI dan CI area perimeter masih
cukup tinggi, begitu juga dengan angka HI dan CI area buffer seperti pada gambar di
bawah ini.
2011 2012 2013 2014
0.5
25
3.4 4.3
0.3
15.9
1.7 2.1
HI dan CI Area Buffer
HI Buffer CI Buffer
Pengawasan lalat dan Kecoak. Pencapaian kepadatan lalat, pada tahun 2010 sebesar 3,6. Pada tahun 2011 tingkat
kepadatan lalat menurun menjadi 8,6, pada tahun 2012 meningkat menjadi 5,9. Pada
tahun 2013 meningkat menjadi 2,8 dan mencapai 2,3 pada tahun 2014. Capaian tersebut
telah mencapai target yang ditetapkan sebesar <5. Pencapaian bangunan bebas kecoak,
pada tahun 2012 mencapai 81,6%, pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi
65,3%, dan meningkat kembali pada tahun 2014 menjadi 74,6%, pencapaian tesebut
belum mencapai target ditetapkan tahun 2014 sebesar 80%.
2011 2012 2013 2014
8.55
5.9
2.82.3
Rata-Rata Tingkat Kepadatan Lalat
7Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
Grafik di atas adalah rata-rata tingkat kepadatan lalat, yang menunjukkan bahwa tingkat
kepadatan lalat di pelabuhan dan bandara cenderung menurun.
2011 2012 2013 2014
0.0
81.6
65.374.6
Persentase bangunan tidak ditemukan kecoak
Grafik di atas, menunjukkan persentase bangunan bebas kecoak di wilayah pelabuhan
sampai dengan tahun 2014 sebesar 74,6%, yang berarti bangunan yang ada belum
seluruhnya bebas kecoak.
Pengawasan Tikus dan Pinjal. Pencapaian tikus diperiksa/diidentifikasi sampai dengan
tahun 2014 mencapai 97% dari target sebesar 80%.
2011 2012 2013 2014
55
136
247
166
0
74
247
161
0.0
54.4%
100% 97.0%
Jumlah Tikus Tertangkap, Tikus Teridentifikasi dan Persentase Tikus Diiden-tifikasi
Jmlh Tikus Tertangkap Jmlh Tikus Diidentifikasi Persentase tikus DiIdentifikasi
Grafik di atas menunjukkan jumlah tikus tertangkap, dan tikus diidentifikasi/periksa.
Sedangkan grafik di bawah adalah jumlah dan indeks pinjal yang ditemukan pada tikus
yang tertangkap dan dilakukan identifikasi/pemeriksaan. Jumlah pinjal ditemukan
cenderung naik, tetapi indeks pinjal cenderung turun
8Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
2011 2012 2013 2014
23
4
8
0.04 0.02 0.02 0.05
Jumlah Pinjal Ditemukan dan Indeks Pinjal
Jumlah Pinjal Ditemukan Indeks Pinjal
Pengawasan Sarana air bersih memenuhi syarat. Pencapaian sarana air bersih
memenuhi syarat kesehatan, capaian pada tahun 2012 sebesar 60%, pada tahun 2013
meningkat menjadi 80,6%, dan pada tahun 2014 meningkat lagi menjadi 96%, meskipun
belum mencapai target ditetapkan sebesar 100%.
2010 2011 2012 2013 20140
100
200
300
400
500
600
0 0 2 20 220 0 3
83
516
SAB Risiko Tinggi SAB Risiko Rendah
Tabel Hasil Pemeriksaan Air Bersih
Tahun
Hasil Pemeriksaan
Kimia Air BersihHasil Pemeriksaan
Bakteriologi AirHasil Pemeriksaan
Fisik Air
BaikTidak Baik Baik
Tidak Baik Baik
Tidak Baik
2010 353 0 10 0 0 02011 369 0 12 7 0 02012 584 0 6 5 0 02013 193 0 0 0 0 02014 40 17 8 9 258 0 1539 17 36 21 258 0
Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM). Pencapaian TPM memenuhi
syarat juga menunjukkan hasil yang bermakna, meskipun pencapaiannya mengalami
9Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
peningkatan dan penurunan, pencapaian pada akhir 2014 mencapai 99,5% dari target
ditetapkan sebesar 90%.
2010 2011 2012 2013 20140.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
87.482.9
99.8 98.9 99.5
% TPM Sehat
Tabel Hasil Pemeriksaan Sampel Makanan/Minuman
TahunHasil Pemeriksaan
Organoleptik MakananHasil Pemeriksaan
Bakteriologi MakananHasil Pemeriksaan
Kimia Makanan
Baik Tidak Baik Baik Tidak Baik Baik Tidak Baik2010 0 0 0 0 0 02011 0 0 0 0 21 122012 0 0 0 0 159 02013 0 0 0 0 112 112014 0 0 23 2 108 7 0 0 23 2 400 30
Pengawasan Gedung/TTU. Pencapaian TTU memenuhi syarat kesehatan juga
pencapaiannya juga mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2010
pencapaiannya sebesar 100%, tahun 2011 pencapaian menurun menjadi 96,9%,
pencapaian naik lagi menjadi 100% pada tahun 2012, tahun 2013 terjadi penurunan lagi
menjadi 88,9%. Pencapaian pada tahun 2014 naik menjadi 93,5% dari target ditetapkan
sebesar 90%.
2010 2011 2012 2013 20140
20
40
60
80
100
120100.0 96.9 100.0 99.4
93.5
% TTU/Bangunan sehat
Melihat uraian di atas, maka potensi dan tantangan adalah sebagai berikut :
10Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
Terdapatnya wilayah buffer pelabuhan dalam pelaksanaan kegiatan khususnya
pengendalian vector nyamuk, tantangannya bagaimana mengoptimalkan kegiatan di
area buffer tersebut, dan pemberdayaan masyarakat agar berperan aktir dalam
pengendalian vector di lingkungannya
Survey dan pengendalian nyamuk aedes sudah dilakukan secara rutin oleh petugas.
Diperlukan pemberdayaan masyarakat melalui kader yang dapat membantu
pelaksanaan kegiatan khususnya survey, dan melakukan pembinaan secara terus
menerus agar kader secara aktif melakukan kegiatannya.
TPM sehat di pelabuhan dan bandara sudah menunjukkan hasil yang baik,
tantangannya adalah bagimana menerapkan pengawasan laik sehat pada TPM sesuai
aturan yang berlaku, utamanya pelaksanaan pengujian laboratorium (kimia dan
bakteriologi makanan/minuman) untuk penerbitan laik sehat TPM. Hal lainnya adalah
pembinaan terhadap pemilik dan atau penjamah makanan itu sendiri.
Kegiatan pengendalian vector sudah dilaksanakan secara rutin meskipun masih
terdapat hasil yang belum mencapai target. Faktor pendukung yaitu adanya lintas
sektor maupun swasta dan masyarakat pelabuhan lainnya. Tantangannya adalah
bagaimana agar lintas sektor maupun swasta berperan aktif, karena itu perlunya
dilakukan sosialisasi pengendalian vector kepada lintas sektor dan swasta
C. Upaya Kesehatan Lintas Wilayah
Kasus penyakit menular yang terjadi sebagian besar masih merupakan penyakit yang
berhubungan dengan kondisi lingkungan, karena itu bagaimana agar masyarakat
pelabuha dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
Kasus penyakit tidak menular juga mengalami peningkatan, oleh karena itu sangat
penting untuk dilakukan deteksi dini secara proaktif dengan mendatangi sasaran, karena
ketidaktahuan bahwa dirinya sudah menderita penyakit tersebut. Upaya yang harus
dilakukan dalam rangka deteksi dini yaitu melalui kegiatan Pos Pembinaan Terpadu
(Posbindu) penyakit tidak menular.
Dalam beberapa tahun terakhir, muncul berbagai penyakit baru dan beberapa penyakit
telah masuk serta merebak di beberapa daerah di Indonesia seperti SARS dan flu
burung. Sementara itu di Negara Timur tengah muncul dan berkembang penyakit
MERS.Penularan dan penyebaran penyakit-penyakit baru tersebut sangat besar
kemungkinannya di Maluku Utara, karena mobilitas penduduk yang relatif cepat akibat
kemajuan di bidang transportasi dan perjalanan
11Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
Pengawasan jenazah. Pengawasan jenazah yang diangkut melalui pesawat dan kapal
dari tahun 2010-2014 mencapai target 100%. Dari keseluruhan pengawasan yang
dilakukan tidak ditemukan penyebab kematian karena penyakit menular. Pencapaian
pengawasan orang sakit serta pengawasan obat dan P3K kapal juga menunjukkan
kondisi yang sama dengan pencapaian pengawasan jenazah yang mencapai 100%
sampai dengan tahun 2014.
2010 2011 2012 2013 2014
58 39 51 56 59
180
87
185 194 199
Pemeriksaan Kelayakan Angkut JenazahJenazah
Pemeriksaan Kelayakan Angkut Orang Sakit
Pelayanan Laboratorium Dasar. Pelayanan laboratorium dasar yang dilakukan adalah
pelayanan pemeriksaan laboratorium terbatas meliputi pemeriksaan laboratorium darah
rutin, dan pemeriksaan laboratorium urin rutin.
2010 2011 2012 2013 2014
086 141
1535
651
0 0 24 22 18
Jumlah Pemeriksaan Laboratorium Dasar Darah dan Urine
Darah Urine
Pelayanan Kegawatdaruratan. Jumlah penanganan kejadian gawat darurat yang terjadi
sebanyak 2 kejadian (100%), yang merupakan jenis kegawatdaruratan medic, yang
terjadi di bandara sebanyak 1 kasus dan di pelabuhan sebanyak 1 kasus.
Pelayanan vaksinasi. Pelayanan vaksinasi internasional yang dilakukan meliputi
vaksinasi Yello Fever, Cholera, Meningitis, dan vaksinasi Typoid.
12Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
Tahun Yello Fever Cholera Meningitis Typoid2010 0 0 1 02011 0 0 56 02012 0 0 149 02013 19 0 523 02014 14 0 491 0
2010 2011 2012 2013 2014
155 160197
562
496
Penerbitan Buku ICV
Penerbitan buku ICV. Pelayanan vaksinasi dan penerbita buku ICV dari tahun 2010-
2014 pencapaiannya sebesar 100%.
Pelayanan Kesehatan Dasar. Kondisi penyakit berdasarkan data kunjungan berobat di
poliklinik KKP Kelas III Ternate, terdiri dari kasus penyakit menular yaitu ISPA, Diare,
Malaria, TBC, HIV, Demam Berdarah. Kasus penyakit tidak menular yaitu hipertensi,
kecelakaan kerja, jantung, dan penyebab lainnya.
Gambar Pola Penyakit Menular Berdasarkan Kunjungan Di Poliklinik KKP Kelas III ternate Periode 2010-2014
ISPA Diare Malaria TBC HIV Demam Berdarah
0
50
100
150
200
250210
2511 6 2 1
13Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
Berdasarkan grafik di atas, kasus penyakit menular berdasarkan kunjungan di poliklinik
KKP Kelas III terdiri dari ISPA, Diare, Malaria, TBC, HIV, dan Demam Berdarah.
Sedangkan penyakit tidak menular yaitu hipertensi, kecelakaan kerja, jantung, dan
penyebab lainnya, seperti ditunjukkan pada grafik di bawah ini.
Grafik Pola Penyakit Tidak Menular Berdasarkan Kunjungan Di Poliklinik KKP Kelas III ternate Periode 2010-2014
Lain-lain Hipertensi Kecelakaan kerja Jantung
5716
157 120 20
Grafik Trend Pola Penyakit Menular Menurut Jenis Penyakit Berdasarkan Tahun di KKP Kelas III ternate
ISPA Diare TBC HIV Malaria Demam Berdarah
17
0 0 0 0 0
51
2 2 2 3 0
25
92 0
70
101
13
2 0 1 1
16
1 0 0 0 0
2010 2011 2012 2013 2014
Grafik Trend Pola Penyakit Tidak Menular Menurut Jenis Penyakit Berdasarkan Tahun di KKP Kelas III ternate
2010 2011 2012 2013 2014
0 4 6 4 10 19 12 54 920 29 41 15 0
406
667
845
1722
177
Jantung Hipertensi Kecelakaan Kerja Lain-lain
14Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
2. Sarana dan Prasarana
Keadaan sarana dan prasarana KKP Kelas III ternate sampai dengan tahun 2014
Tanah
No Uraian Satuan
Jumlah
1 Tanah bangunan perumahan/gedung tempat tinggal
M² 371
2 Tanah untuk bangunan tempat kerja M² 1200
Jaringan
No Uraian Satuan Jumlah1 Jaringan listrik lainnya 3
Gedung dan Bangunan
No Uraian Satuan Jumlah
1 Bangunan gedung kantor Unit 62 Rumah negara gollongan II Unit 23 Pagar Unit 1
Aset Tetap Lainnya
No Uraian Satuan Jumlah
1 Audio visual Buah 1
Peralatan dan Mesin
No Uraian Satuan
Jumlah
1 Kendaraan bermotor penumpang Unit 22 Kendaraan bermotor beroda dua Unit 153 Kendaraan bermotor khusus Unit 24 Perkakas khusus (special tools) Buah 25 Peralatan ukur, gip, feting Buah 16 Alat ukur universal Buah 47 Alat ukur/pembanding Buah 18 Alat pengolahan tanah dan tanaman Buah 39 Alat pemeliharaan tanaman/ikan/ternak Buah 4
10 Alat penyimpanan hasil percobaan pertanian Buah 2711 Alat pasca panen Buah 512 Mesin ketik Buah 1613 Mesin hitung/mesin jumlah Buah 614 Alat penyimpan perlengkapan kantor Buah 4415 Alat kantor lainnya Buah 416 Meubelair Buah 191
15Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
17 Alat pengukur waktu Buah 218 Alat pendingin Buah 2619 Alat dapur Buah 120 Alat rumah tangga lainnya Buah 821 Peralatan studio video dan film Buah 122 Peralatan cetak Buah 123 Alat komunikasi radio SSB Buah 124 Alat komunikasi radio VHF Buah 1025 Alat-alat sandi Buah 126 Peralatan antena VHF/FM Buah 127 Alat kedokteran umum Buah 8428 Alat kedokteran gigi Buah 129 Alat kedokteran keluarga berencana Buah 130 Alat kesehatan kebidanan dan penyakit kandungan Buah 1031 Alat kedokeran THT Buah 432 Alat kedokteran mata Buah 433 Alat kedokteran bagian penyakit dalam Buah 434 Alat kedokteran anak Buah 4535 Alat kedokteran poliklinik Buah 5236 Alat kedokteran gawat darurat Buah 437 Alat kesehatan umum lain Buah 1238 Alat kesehatan umum lainnya Buah 639 Alat laboratorium umum Buah 740 Alat laboratorium mikrobiologi Buah 1341 Alat laboratorium kimia Buah 442 Alat laboratorium patologi Buah 843 Alat laboratorium pertanian Buah 1744 Alat laboratorium lingkungan perairan Buah 245 Alat laboratorium kesehatan kerja Buah 146 Laboratory safety aquipment Buah 547 Radiation detector Buah 548 Modular counting and scientific electronik Buah 149 Alat laboratorium kualitas air dan tanah Buah 650 Alat nuklir biologi dan kimia Buah 851 Alat dalmas/alat dakhura Buah 1352 Instrumen analisis lab forensik Buah 2053 Personal komputer Buah 3454 Peralatan mini komputer Buah 155 Peralatan personal komputer Buah 2156 Peralatan jaringan Buah 657 Alat kerja bawah air Buah 6
Laporan Barang Milik Negara
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate
Periode 2010-2014
16Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
Kode Uraian Jumlah 2010 (Rp)
Jumlah 2011 (Rp)
Jumlah 2012 (Rp)
Jumlah 2013 (Rp)
Jumlah 2014 (Rp)
131111
Tanah 270.718.700,- 270.718.700,- 470.718.700,- 769.738.700,- 769.738.700,-
132111
Peralatan dan mesin
881.009.700,- 2701384700,- 3.024.834.700,-
5.124.904.062,-
5.292.384.894,-
133111
Gedung dan bangunan
1.984.506.000,-
1.984.506.000,-
3.050.656.000,-
4.717.829.900,-
4.717.829.900,-
134113
Jaringan - - - 42.000.000,- 42.000.000,-
135121
Aset tetap lainnya
- - - 14.100.800,- 14.100.800,-
Jumlah 10.836.054.294
10.836.054.294
10.836.054.294
10.836.054.294
10.836.054.294
3. Anggaran
Dukungan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan KKP Kelas III Ternate selama 5 tahun
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
2010
2011
2012
2013
2014
2,975,702,000
2,890,846,000
5,738,191,000
10,164,329,000
6,615,547,000
4. Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai di KKP Kelas III ternate sampai dengan 31 Desember 2014 sebanyak
44 orang, dengan distribusi di kantor induk sebanyak 36 orang dan di wilker sebanyak 8
orang. Jumlah dan kompetensi pendidikan SDM pada KKP kelas III Ternate sebagai
berikut.
Tabel Jumlah Tenaga Berdasarkan Jenis Pendidikan
17Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
di KKP Kelas III Ternate Per 31 Desember 2014
No Jenis Pendidikan Jumlah Standar KKP (Kepmenkes 1314)
Keterangan
Induk Wilker Total Induk Wilker1 S2 Kesehatan Masyarakat 4 0 4 2 1 2 Dokter 0 0 0 5 1 2 kontrak, 1 PTT3 S1 Kesehatan Masyarakat 5 3 8 4 1 4 Kesehatan Lingkungan
- D3 8 0 8 10 1 - SPPH 2 1 3
5 Keperawatan - D3 8 2 10 10 1 - D4 0 2 2 - SPK 4 0 4
6 S1 Apoteker 0 0 0 1 0 7 D3 Analis Kesehatan 1 0 1 1 0 8 S1 Ekonomi 1 0 1 1 0 9 S1 Hukum 1 0 1
10 D3 Akuntansi 0 0 0 2 0 11 D3 Komputer 0 0 0 1 1 12 SMEA/SMU Sederajat 2 0 2 2 1 13 SLTP 0 0 0 1 1
Jumlah 36 8 44 40 8
Dengan semakin meningkatnya jumlah SDM yang ada, meskipun dirasakan masih
kurang terutama di wilayah kerja disamping itu masih ada beberapa jenis tenaga yang
belum terpenuhi kebutuhannya. Dengan SDM yang tersedia tersebut KKP Kelas III
ternate melaksanakan semua kegiatan. Tantangannya sekarang adalah pemberdayaan
dan mengupayakan peningkatan kapasitas dan profesionalisme SDM melalui pendidikan
dan pelatihan yang sesuai dengan tupoksi.
5. Lingkungan Strategis Lokal dan Nasional
Lingkungan strategis ditingkat nasional maupun local, yang dapat memberikan
pengaruh terhadap pelaksanaan kegiatan
a. Jangkauan pelayanan/wilayah kerja pelabuha/bandara. Kegiatan pelayanan
yang dilaksanakan oleh KKP Kelas III Ternate meliputi area perimeter pelabuhan
dan area buffer pelabuhan. Wilayah perimeter merupakan wilayah kerja pelabuhan
sesuai batas pelabuhan. Buffer adalah wilayah penyangga diluar wilayah pelabuhan
yang panjangnya 400 meter dari batas wilayah pelabuhan. Kegiatan yang
dilaksanakan di area buffer yaitu pelaksanaan pengendalian nyamuk aedes aegypti
meliputi survey jentik nyamuk aedes aegypti dan pelaksanaan fogging,
18Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
pelaksanaan pengendalian nyamuk malaria meliputi survey nyamuk dewasa
(umpan body), dan pelaksanaan surveilans epidemiologi meliputi surveilans
penyakit menular dan tidak menular pada puskesmas yang wilayahnya masuk area
buffer pelabuhan.
b. Berlakunya Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 44 Tahun 2014 tantang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat, yang bertujuan untuk
mewujudkan wilayah pelabuhan dan Bandar udara yang tidak menimbulkan risiko
kesehatan masyarakat dan mewujudkan kondisi wilayah pelabuhan atau Bandar
udara yang bersih, aman, nyaman, dan sehat untuk komunitas pekerja serta
masyarakat pelabuhan atau bandara untuk melaksanakan aktifitasnya. Setiap
instansi dan badan usaha yang berada di lingkungan pelabuhan dan Bandar udara
bertanggungjawab menyelenggarakan pelabuhan dan Bandar udara sehat.
Penyelenggaaan pelabuhan dan Bandar udara sehat diwujudkan melalui kegiatan
yang terintegrasi meliputi 1) Penyelenggaraan kesehatan lingkungan, 2) Penataan
sarana dan fasilitas, 3) Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, 4)
Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, dan 5) Peningkatan keamanan dan
ketertiban. Untuk mendukung terselenggaranya pelabuhan sehat dibentuk forum
pelabuhan sehat atau forum Bandar udara sehat sebagai wadah untuk
mengkomunikasikan dan mengkoodinasikan kebijakan penyelenggaraan pelabuhan
dan banda udara sehat.
Dengan terbentuknya forum pelabuhan sehatan diharapkan adanya koordinasi dan
kerja sama lintas sektor dalam penyelenggaraan pelabuhan sehat yang diharapkan
dapat meningkatkan efektivitas dan produktifitas masyarakat pelabuhan
6. Lingkungan strategis lainnya
KKP Kelas III Ternate mempunyai wilayah kerja yang cukup besar dan sangat strategis
karena perbatasan dengan Negara tetangga seperti Australia, Philipina, Papua Nugini
dan jepang. Demikian juga pintu masuk kapal pelayaran international (kapal eksport)
mengingat banyak pelabuhan-pelabuhan khusus eksport pertambangan dan perikanan
yang tersebar di propinsi Maluku Utara. Demikian juga kapal-kapal yang melakukan
pelayaran dari barat menuju dan/atau dari Indonesia Timur sebagian besar singgah di
Pelabuhan Ahmad Yani Ternate. Dengan letak geografis yang strategis tersebut, maka
KKP Kelas III Ternate sangat potensial untuk dikembangkan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat, maskapai penerbangan, agen pelayaran maupun
pengembangan dalam upaya pengendalian faktor risiko di wilayah kerjanya.
19Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
Penanganan masalah kesehatan di wilayah pelabuhan/ bandara harus melibatkan
instansi-instansi yang berkepentingan (stakeholders) yang berada di pelabuhan/
bandara dalam suatu jaringan kerja. Secara de facto, jejaring kerja sudah dilaksanakan
antar instansi terkait di dalam pelabuhan, namun secara yuridis formal belum semuanya
dibakukan dalam bentuk kesepakatan bersama. Akibatnya, pada tataran pelaksanaan
kegiatan masih ditemukan kesulitan, terutama dalam hal koordinasi. Kesulitan
koordinasi terjadi karena masih adanya perbedaan persepsi dan kepentingan yang
cukup besar, terutama dalam menyikapi suatu permasalahan yang sedang berkembang
dan perlu penanganan segera. Selain itu, sosialisasi program kesehatan pada instansi
terkait masih dirasakan kurang. Di lain pihak, sebenarnya lintas sektor yang berada di
lingkungan pelabuhan/bandara sangat membutuhkan peran serta dari KKP Kelas III
Ternate. Oleh karenanya, sangat potensial untuk dilibatkan dalam membentuk jejaring
kerja dalam mengatasi masalah kesehatan, khususnya di lingkungan
pelabuhan/bandara. Pembentukan jejaring kerja tidak terbatas hanya di lingkungan
pelabuhan/bandara saja, tetapi juga bisa mencakup antar KKP maupun dengan instansi
lainnya. Misalnya, dalam pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji.
Kegiatan kemitraan dan jejaring kerja antara lain, meliputi Pertemuan Jejaring dalam
Rangka Kekarantinaan termasuk dalam mengatasi penyakit yang baru muncul maupun
penyakit lama yang muncul kembali; Pertemuan Jejaring dalam Rangka Surveilans
Epidemiologi; Pertemuan Jejaring dalam Rangka Pengendalian Vektor; dan Pertemuan
Jejaring dalam Rangka Pengendalian Risiko Lingkungan.
Implementasi International Health Regulation (IHR) 2005 merupakan kesepakatan
bersama antara bangsa-bangsa anggota WHO, termasuk Indonesia. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit/masalah kesehatan
yang sering disebut sebagai Public Health Emergency of International Concern
(PHEIC). IHR tahun 2005 mengamanatkan dalam melakukan deteksi masalah PHEIC
harus dilaksanakan lebih optimal, namun tidak menghambat arus lalulintas barang/tidak
menghambat arus perekonomian atau perdagangan.
Terjadinya perubahan iklim global yang secara langsung atau tidak akan berpengaruh
terhadap muncul penyakit baru (emerging diseases) dan/atau penyakit yang selama ini
sudah bukan masalah kesehatan (re-emerging diseases), serta kondisi rawan dalam
negeri dan luar negeri akan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan. Disamping
hal tersebut, muncul pula tuntutan dari pengguna jasa akan percepatan dan mutu
pelayanan yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan tidak optimalnya proses
pengawasan yang dikhawatirkan akan menyebabkan tidak terdeteksinya penyakit
karantina dan penyakit menular berpotensi wabah lainnya.
20Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) belum dipraktekkan oleh masyarakat
khususnya di lingkungan Pelabuhan / bandara. Misalnya, masih banyaknya anggota
masyarakat yang mengkonsumsi makanan yang tidak sehat/ lingkungan sanitasinya
buruk. Kondisi ini berdampak pada peningkatan angka kejadian penyakit menular.
Keadaan ini perlu diwaspadai mengingat banyaknya Tenaga Bongkar Muat (TKBM),
penjamah makanan yang ada di pelabuhan rata-rata pendidikannya rendah. Disamping
itu, para TKBM ini dalam bekerja kurang memperhatikan aspek kesehatan kerja,
sehingga rawan menimbulkan terjadinya penyakit akibat kerja dan terjadinya KLB yang
disebabkan karena konsumsi makanan yang kurang hygiene dan saniter.
Disamping itu, dengan mudahnya tranportasi saat ini yang memungkinkan seseorang
melakukan perjalanan antar daerah/antar negara yang waktunya jauh lebih pendek dari
masa inkubasi penyakit penyakit menular yang potensial wabah. Oleh karena itu,
kejadian KLB/bencana di suatu negara/daerah merupakan ancaman di setiap pintu
masuk negara lain. Diantaranya, KLB Influenza A H1N1, H5N1, Flu Burung, SARS,
Ebola, Cholera di Afrika, Antraks dan lain-lain.
Sebagian DM di KKP Kelas III Ternate belum terampil untuk melaksanakan tugas tugas
pokok maupun untuk mengatasi/menghadapi kejadian-kejadian PHEIC. Demikian juga
pemahaman terhadap prosedur pelayanan/ kegiatan yang belum seluruh petugas
memahaminya.
Belum optimalnya pelaksanaan koordinasi di lapangan antara instansi terkait di wilayah
pelabuhan. Sebagai contoh adalah kurangnya koordinasi antara KKP dengan Bea
Cukai terkait dengan pengawasan lalulintas komoditi OMKABA di pelabuhan. Demikian
juga koordinasi dengan para penyedia jasa pelayaran, penerbangan, dan lain-lain.
Meningkatnya teknologi transportasi mengakibatkan makin cepatnya arus perjalanan
orang, barang dan alat angkut, sehingga penjalanan dan penularan penyakit antar
negara semakin cepat, terutama masalah yang berkaitan dengan kesehatan manusia,
seperti New Emerging Disease, seperti Avian Influenza, SARS, Legionnaires Disease,
Nipah Virus, dan Paragoniasis Pulmonallis. Emerging Disease antara lain HIV/AIDS,
dan penyakit menular lainnya, seperti Dengue Haemorragic Fever, Chikungunya,
Cholera, Salmonellosis, dan Filariasis. Emerging Disease yang berpotensi masuk ke
Indonesia antara lain HIV/AIDS sedangkan Re-emerging disease antara lain : Pes,
TBC, Scrub thypus, Malaria, Anthrax, dan Rabies.
Pemanasan global dapat menyebabkan kenaikan permukaan air laut akibat pencairan
di kutub, perubahan pola angin, perubahan pola hujan dan siklus hidrologi. Disamping
itu, pemanasan global dapat menyebabkan musim menjadi tidak stabil. Ketidakstabilan
21Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
musim ini berdampak pada peningkatan populasi dan jenis organisme penyebab
penyakit yang berdampak pada kesehatan manusia. Ancaman global kian mengancam.
Pemberantasan penyakit menular menjadi lebih sulit akibat perubahan iklim ini karena
transmisi beberapa penyakit menular sangat dipengaruhi oleh faktor iklim khususnya
suhu dan kelembaban udara. Penyakit-penyakit tropis yang ditularkan melalui vektor,
seperti Malaria, Demam Berdarah dan Fillariasis akan makin meningkat bukan hanya di
negara yang beriklim tropis tetapi juga di negara-negara sub tropis bahkan di negara
yang bermusim dingin. Di Indonesia penyakit-penyakit tersebut semula terjadi di
dataran rendah, mungkin pada waktu akan datang akan menyebar ke daerah
pegunungan yang berhawa dingin, karena pemanasan global tempat yang berhawa
dingin pun juga akan menjadi bersuhu panas.
BAB II
22Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015- 2019 dan Rencana Aksi
Program Pengendalian dan Pencegahan Penyakit 2015-2019 tidak ada visi dan misi. Rencana
Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate mendukung pelaksanaan
Renstra dan Rencana Aksi Program Pengendalian dan Pencegahan Penyakit yang
melaksanakan visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”. Upaya untuk
mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu :
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara
hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara
maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan
kepentingan nasional, serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin
diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang
bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik.
23Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam tercapainya seluruh
Nawa Cita terutama terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
A. Tujuan1. Tujuan Umum
Mewujudkan pelabuhan dan bandara sehat melalui upaya cegah tangkal penyakit
potensial wabah, pengendalian faktor risiko penyakit dan pelayanan kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mencegah masuk dan keluarnya penyakit potensial wabah;
b. Meningkatkan sistem kewaspadaan dini (KLB) penyakit menular & penyakit
menular potensial wabah;
c. Mengendalikan faktor risiko penyakit dari angkutan beserta muatannya;
d. Mengendalikan faktor risiko lingkungan pelabuhan dan bandara;
e. Memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
B. Sasaran StrategisSasaran starategis KKP Kelas III Ternate dalam Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas III Ternate
merupakan sasaran strategis yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi KKP. Sasaran
tersebut adalah terwujudnya program pencegahan dan pengendalian penyakit di pintu masuk
Negara melalui :
1. Terwujudnya pengawasan yang optimal terhadap orang, barang, alat angkut dan
lingkungan melalui upaya karantina dan surveilans epidemiologi, pengendalian risiko
lingkungan dan upaya kesehatan dan lintas wilayah; dengan:
a. Prosentase alat angkut diperiksa sesuai dengan standar kekarantinaan;
b. Prosentase terdeteksinya semua kasus PHEIC di Pelabuhan dan Bandara;
c. Prosentase Bebas Vektor penular penyakit di perimeter area (House Index = 0) dan
buffer area (House Index < 1) di lingkungan Pelabuhan dan Bandara.
2. Terwujudnya Sumber Daya Manusia KKP Kelas III Ternate yang professional dalam
menjalankan tupoksinya serta memiliki kemampuan dalam bidang surveilans, kemampuan
penegakan hukum, kemampuan dan keterampilan dalam pelayanan medik dan
penanggulangan bencana/pasca bencana serta kemampuan teknis dan manajemen
kesehatan lingkungan.
3. Terwujudnya organisasi KKP Kelas III Ternate yang handal dalam memberikan pelayanan
kesehatan sesuai dengan kaidah-kaidah hukum nasional maupun Internasional.
24Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
4. Terciptanya manajemen program yang tersusun secara terencana, berkelanjutan,
sistematis serta efektif dan efisien.
BAB IIIARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
25Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
A. Arah Kebijakan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III TernateArah kebijkan dan strategi KKP Kelas III Ternate didasarkan pada arah kebijakan dan
strategi Ditjen Pencegahan dan pengendalian Penyakit. Arah kebijakan dan strategi ini juga
berguna untuk mengoptimalkan pelaksanaan peran dan fungsi Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Ternate dalam memberikan pelayanan.
Arah kebijakan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate yaitu meningkatkan
pencegahan dan pengendalian penyakit dalam rangka cegah tangkal di pintu masuk
Negara, melalui :
1. Penguatan surveilans epidemiologi faktor risiko dan pengendalian penyakit, dalam
rangka cegah tangkal penyakit di pintu masuk wilayah. Kemampuan teknis untuk
melaksanakan deteksi dini terhadap masalah kesehatan yang mungkin timbul.
2. Penguatan sistem informasi kesehatan pelabuhan dan bandara, untuk mendapatkan
data dan informasi masalah kesehatan dan capaian pelaksanaan kegiatan, yang
dilakukan secara tepat waktu dan akurat.
3. Pencegahan dan penanggulangan KLB/Wabah di wilayah pelabuhan dan alat angkut
4. Meningkatkan pengendalian faktor risiko lingkungan
5. Penguatan kemampuan wilayah kerja
6. Mendorong peran aktif unsur-unsur yang terdapat di wilayah pelabuhan baik
pemerintah maupun swasta, dan pemberdayaan masyarakat pelabuhan
7. Peningkatan kualitas tenaga melalui diklat sesuai kebutuhan
8. Penyediaan bahan dan peralatan kesehatan pendukung kegiatan
B. StrategiStrategi KKP Kelas III Ternate dalam Rencana Aksi Kegiatan dilakukan melalui :
1. Untuk pengendalian kekarantinaan dan surveilans epidemiologi, strategi yang dilakukan adalah :a. Meningkatkan cegah tangkal penyakit karantina, penyakit menular, dan PHEIC. Upaya
yang dilakukan :
1. Identifikasi faktor risiko penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah.
Identifikasi dilakukan kepada alat angkut, manusia, dan lingkungan
pelabuhan/bandara.
Identifikasi pada alat angkut dilakukan pada alat angkut yang singgah/berlabuh
dalam waktu pendek atau panjang perlu diwaspadai sebagai faktor risiko timbulnya
penyakit menular potensial wabah seperti SARS, flu burung, Afian influenza, dan
penyakit potensial lannya.
26Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
Identifikasi pada penumpang kapal meliputi awak kapal dan orang yang diantar dari
pelabuhan ke pelabuhan tujuan dengan menggunakan alat angkut, dimana
penumpang merupakan faktor risiko yang paling rentan untuk terjadinya suatu
penyakit. Hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi ada tidaknya penumpang kapal
yang sedang sakit, ada tidaknya penumpang kapal yang menderita penyakit
menular, jumlah penumpang kapal yang menderita penyakit menular, jenis penyakit
menular yang menyerang penumoang kapal, dan ada tidaknya penumpang yang
berasal dari wilayah terjangkit suatu penyakit
Barang yang dibawa penumpang atau awak kapal juga bisa menjadi faktor risiko
munculnya penyakit menular potensial wabah, mkarena itu perlu diperhatikan ada
tidaknya bahan berbahaya, ada tidaknya makanan/minuman mudah busuk, serta
ada tidaknya binatang/tumbuhan yang terbawa penumpang.
2. Pengawasan dan pemeriksaan kekarantinaan dan dokumen kesehatan alat angkut.
Pengawasan dan pemeriksaan karantina kapal dilakukan terhadap setiap kapal
yang datang dari pelabuhan luar negeri yang akan memasuki pelabuhan di
Indonesia. Pengawasan dilaksanakan dengan melakukan pemeriksaan alat angkut
dan penerbitan dokumen kesehatan kapal
3. Pengawasan terhadap lalulintas OMKABA
4. Penerbitan dokumen kesehatan kapal. Jenis dokumen yang diterbitkan meliputi
penerbitan buku kesehatan kapal (Health BookI, penerbitan dokumen
SSCC/SSCEC, penerbitan Certifikat of pratique (COP), penerbitan dokumen Port
Healt Clereance (PHC).
5. Pengawasan dan dokumentasi pengangkutan pengangkutan orang sakit dan
jenazah. Pengawasan orang sakit dilakukan untuk memastikan bahwa orang sakit
baik yang berangkat maupun yang datang tidak menderita penyakit karantina.
Sedangkan pengawasan jenazah untuk memastikan bahwa pemberangkatan dan
kedatangan jenazah sesuai prosedur, dan meninggal bukan karena penyakit
karantina/penyakit menular tertentu.
6. Peningkatan kapasitas SDM yang terlibat dalam kegiatan kekarantinaan
b. Meningkatkan surveilans epidemiologi penyakit dan faktor risiko, serta system
kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-KLB), upaya yang dilakukan :
1. Kajian kekarantinaan, risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan.
2. Melaksanakan investigasi dan penanggulangan KLB <24 jam setelah ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang
3. Memperkuat system pencatatan dan pelaporan penyakit berbasis elektronik
27Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
4. Memperkuat jejaring kerja dalam rangka kekarantinaan dan surveilans epidemiologi
dengan pihak-pihak terkait, utamanya kabupaten/kota yang merupakan pintu masuk
daerah/wilayah, dalam mendukung implementasi pelaksanaan International Health
Regulation (IHR) dalam upaya cegah tangla terhadap kemungkinan masuk dan
keluarnya penyakit yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan
masyarakat.
5. Meningkatkan kemampuan petugas yang terlibat dalam pelaksanaan surveilans
epidemiologi SKD-KLB dan penanggulangan KLB.
6. Melakukan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru dan
penyakit yang muncul kembali dalam rangka SKD-KLB penyakit, termasuk di
wilayah buffer pelabuhan, dengan melakukan surveilans rutin. Surveilans dilakukan
dengan melakukan pengumpulan data penyakit pada fasilitas kesehatan yang ada
pada area buffer pelabuhan/bandara
7. Melakukan surveilans terhadap jemaah yang selesai melaksanakan haji dan umroh
sesuai dengan masa incubasi penyakit. Dalam melakukan surveilans terhadap
jemaah haji dan umroh, dapat dilakukan dengan melakukan koordinasi serta
peningkatan peran kabupaten/kota
c. Pengendalian factor risiko dan dampak kesehatan lingkungan dalam rangka
kekarantiaan kesehatan. Upaya yang dilakukan :
1. Pengawasan penyediaan air minum di pelabuhan, dengan melakukan kegiatan
inspeksi sanitasi sarana air bersih dan melakukan pengambilan serta pemeriksaan
kualitas air bersih, dan memberikan rekomendasi tindak lanjut hasil inspeksi.
2. Pengawasan makanan dan minuman di pelabuhan, dengan melakukan kegiatan
pemeriksaan tempat pengelolaan makanan (TPM), melakukan pembinaan terhadap
TPM yang tidak memenuhi syarat, melakukan pengambilan serta pemeriksaan
sampel makanan/minuman dalam rangka pemeriksaan rutin atau pada saat terjadi
KLB/keracunan makanan
3. Mengoptimalkan peran pemilik/penanggung jawab dan penjamah makanan di TPM,
dengan melakukan sosialisasi atau pelatihan tentang hygiene sanitasi makanan dan
minuman, dan mendorong kemandirian pemilik/penanggung jawab untuk
memeriksakan kesehatan karyawan khususnya penjamah makanan minimal 2 kali
dalam setahun
4. Pengawasan hygiene sanitasi bangunan/gedung dan perusahaan, dengan
melakukan pemeriksaan kondisi bangunan dan fasilitas
28Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
bangunan/gedung/perusahaan yang ada di pelabuhan, dan memberikan
rekomendasi tindak lanjut hasil pemeriksaan kepada pemilik/pengelola.
5. Pemeriksaan kondisi sanitasi alat angkut yang dilakukan secara rutin, pemeriksaan
dalam rangka penerbitan dokumen kesehatan, dan pemeriksaan dalam kondisi
khusus (KLB), dan melakukan tindakan penyehatan alat angkut sesuai rekomendasi
hasil pemeriksaan.
6. Pengawasan pencemaran udara, air, dan tanah, dengan melakukan pengukuran
kualitas udara, air, dan tanah
7. Melakukan rujukan sampel dalam rangka ujipetik sampel air dan sampel makanan ke
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL)
8. Meningkatkan koordinasi dengan stake holder yang ada dalam rangka pelaksanaan
pengawasan sanitasi lingkungan di wilayah pelabuhan
9. Membentuk jejaring kerja mengenai penyehatan lingkungan di wilayah pelabuhan,
yang melibatkan semua unsur yang terkait.
10. Meningkatkan kapasitas tenaga pelaksana penyehatan lingkungan.
11. Sosialisasi dan Pembentukan Pokja pelabuhan sehat, untuk mendorong peran aktif
lintas sektor dan seluruh komponen yang ada di wilayah pelabuhan, dalam rangka
mewujudkan pelabuhan sehat
d. Pencegahan dan Pengendalian penyakit tular vector dan zoonotik dalam rangka dalam
rangka kekarantinaan kesehatan. Upaya yang dilakukan :
1. Pengendalian nyamuk aedes aegypty, dengan melakukan pengamatan faktor risiko
dan sumber penular DBD yang meliputi surveilans vektor, pembentukan serta
pelatihan kader jumantik, Kampanye PSN, melakukan larvasiding di area buffer dan
perimeter, melakukan fogging dilingkungan perimeter serta buffer
2. Pengendalian nyamuk malaria, dengan melakukan pengamatan faktor risiko dan
sumber penular malaria yang meliputi surveilans vektor
3. Pengendalian tikus dan pinjal, dengan melakukan trapping tikus di wilayah pelabuhan
dan pengamatan tanda-tanda kehidupan tikus di alat angkut
4. Pengendalian lalat dan kecoak sebagai vektor diare, dengan melakukan pengukuran
tingkat kepadatan lalat, melakukan pengamatan kehidupan kecoak di pelabuhan serta
alat angkut, dan melakukan tindakan pengendalian apabila diperlukan
5. Melakukan pemetaan tempat perindukan potensial vektor, untuk memudahkan dalam
kegiatan pengendalian
6. Peningkatan kemampuan tenaga dalam pengendalian vektor dan binatang
pengganggu
29Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
2. Untuk upaya kesehatan wilayah, strategi yang dilakukan adalaha. Meningkatkan pelayanan kesehatan terbatas dan rujukan. Upaya yang dilakukan :
1. Melakukan pelayanan kesehatan dasar terbatas di pelabuhan, untuk melayani
masyarakat pelabuhan. Pelayanan kesehatan dapat dilakukan di dalam gedung
(poliklinik) mapun di luar gedung di dalam wilayah pelabuhan, termasuk pelayanan
gawat darurat dan konseling penyakit.
2. Mengoptimalkan kegiatan pelayanan kesehatan dalam rangka pencegahan dan
pengendalian penyakit berupa pelayanan penyakit menular (PM) dan penyakit tidak
menular (PTM), serta melakukan analisis faktor risiko dan pencegahan penyakit
menular dan tidak menular di wilayah pelabuhan.
3. Melakukan pelayanan laboratorium dasar kepada masyarakat pelabuhan meliputi
pemeriksaan cholerterol, uric acid, gula darah, golongan darah
4. Meningkatkan kapasitas petugas dalam melakukan pelayanan kesehatan
5. Mensinergikan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pihak-pihak lain, yang
diberikan kepada masyarakat di wilayah pelabuhan, seperti pelayanan kesehatan
kepada buruh pelabuhan/TKBM yang dilakukan oleh BPJS ketenagakerjaan.
6. Memenuhi kebutuhan obat-obatan, peralatan dan bahan habis pakai dalam
melakukan pelayanan kesehatan terbatas
7. Melakukan penemuan dan tatalaksana kasus penyakit infeksi menular seksual (IMS)
8. Membentuk Posbindu pada setiap pelabuhan/bandara, serta mendorong peran serta
aktif masyarakat pelabuhan dan atau sektor terkait dalam rangka pemberdayaan
masyarakat.
b. Meningkatkan pelayanan jemaah haji dan umroh Dan Pelayanan Vaksin Internasional.
Upaya yang dilakukan :
1. Pemeriksaan akhir terhadap fisik calon jemaah haji dan umroh, untuk mengetahui
kondisi calon jemaah sebelum diberangkatkan
2. Mensosialisasikan kepada calon jemaah haji mengenai kesehatan penerbangan
3. Pemeriksaan kelengkapan dokumen kesehatan calon jemaah haji
4. Pembinaan mengenai cara pengisian buku ICV kepada petugas kabupaten/kota
5. Pemberian vaksinasi
c. Meningkatkan pelayanan kesehatan kerja. Upaya yang dilakukan :
1. Promosi kesehatan dan lingkungan kerja kepada para pekerja di lingkungan
pelabuhan
30Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
2. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), pada kasus-kasus kecelakaan kerja
yang terjadi di wilayah pelabuhan
3. Pemeriksaan kesehatan secara berkala kepada pekerja yang ada di wilayah
pelabuhan
d. Meningkatkan pelayanan kesehatan Matra dan Kegawatdaruratan, upaya yang
dilakukan :
1. Penanganan kegawatdaruratan medic, kecelakaan alat transportasi dan akibat
bencana alam di wilayah bandara dan pelabuhan
2. Pelayanan kesehatan pada situasi khusus seperti arus mudik lebaran, natal, dan
tahun baru, dengan membuka pos-pos pelayanan kesehatan di pelabuhan/bandara,
melakukan pemeriksaan faktor risiko terhadap alat angkut.
e. Meningkatkan pengawasan pengangkutan orang sakit dan jenazah
1. Pengawasan terhadap orang sakit dan jenazah yang akan diberangkatkan
2. Pengawasan terhadap syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk angkut jenazah
f. Meningkatkan pengawasan obat-obatan dan peralatan P3K di alat angkut
1. Pemeriksaan kelengkapan obat dan P3K kapal baik untuk keperluan rutin maupun
pemeriksaan dalam rangka penerbitan dokumen.
2. Sosialisasi kepada cru kapal mengenai pentingnya obat dan P3K untuk alat angkut.
3. Untuk dukungan manajemen, strategi yang dilakukan :a. Penyusunan dokumen perencanaan dan anggaran, yang kegiatannya terdiri dari
penyusunan dokumen Rencana Aksi Kegiatan (RAK) 2015-2019, penyusunan dokumen
RKA-KL satker sebagai dokumen tahunan, pembahasan, penajaman dan penelaahan
usulan dokumen perencanaan dan penganggaran
b. Membuat dokumen data dan informasi, yang kegiatannya terdiri dari penyusunan profil
satker, penyusunan buku situasi serta kecenderungan penyakit dan penyehatan
lingkungan, dan media KIE Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian
Peneyakit
c. Membuat dokumen evaluasi dan pelaporan, yang kegiatannya terdiri dari penyusunan
laporan pelaksanaan program, penyusunan laporan PP39 dan penyusunan Laporan
Tahunan
d. Membuat laporan aset Negara, yang kegiatannya terdiri dari penyusunan laporan BMN,
inventarisasi BMN, dan unit layanan pengadaan
31Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
e. Layanan administrasi kepegawaian, yaitu koordinasi/konsolidasi kepegawaian
f. Melakukan pembinaan SDM, yaitu peningkatan kapasitas pegawai
g. Membuat dokumen urusan ketatausahaan dan gaji, yaitu penatalaksanaan kearsipan
h. Menyusun laporan keuangan, yang terdiri dari penyusunan laporan keuangan asi
tingkat satker, melakukan rekonsiliasi anggaran satker dengan kementerian keuangan,
dan menyusun laporan keuangan tingkat wilayah
i. Membuat target dan pagu PNBP, yang kegiatannya terdiri dari penyusunan target dan
penggunaan PNBP, melakukan sosialisasi peraturan PNBP tahun anggaran
berjalan/revisi jenis dan tarif PNBP, membuat laporan realisasi penerimaan dan
penggunaan PNBP tahun anggaran berjalan
j. Melakukan konsultasi pengelolaan PNBP ke pusat, dan melakukan Bimtek pengelolaan
PNBP
k. Membuat dokumen pengelolaan APBN, yang kegiatannya terdiri dari penatausahaan
laporan pertanggungjawaban keuangan, dan konsolidasi pelaksanaan anggaran,
menyusun rencana pelaksanaan kegiatan, dan rencana penarikan dana
l. Menindaklanjuti Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
m. Membuat dokumen penataan organisasi, meliputi penyusunan ABK dan peta jabatan,
penyusunan SOP AP,
n. Membuat dokumen akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, yang terdiri dari
penyusunan LAKIP setiap tahun anggaran, dan melakukan evaluasi SAKIP
o. Membuat layanan perkantoran, yang terdiri dari pembayaran gaji dan tunjangan, dan
penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran
p. Melakukan penyusunan dokumen pengadaan dan pengadaan barang/jasa dalam
rangka peningkatan sarana dan prasarana yang memenuhi standar
BAB IVTARGET KINERJA
32Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
Sesuai degan Rencana Aksi Program, tujuan, arah kebijakan dan strategi KKP Kelas III
Ternate sebagaimana diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka disusunlah target kinerja
Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2015-2019. Target kinerja
merupakan penilaian atas pencapaian kegiatan yang diukur secara berkala dan dilakukan
evaluasi. Target kinerja KKP Kelas III Ternate sampai dengan tahun 2019 sebagai berikut :
1. Target Kinerja Kegiatan Pengendalian Kekarantinaan dan Surveilans EpidemiologiKegiatan yang dilaksanakan yaitu yang berkaitan dengan kegiatan pembinaan surveilans,
imunisasi, karantina, dengan sasaran kegiatan yaitu menurunkan angka kesakitan akibat
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, peningkatan surveilans, karantina
kesehatan. Indikator kinerja yang ditetapkan dalam kegiatan ini meliputi :
1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan sebesar 14.625 sertifikat
PHQC, SSCEC
2. Persentase respon sinyal kewaspadaan dini (SKD) KLB dan bencana di wilayah
layanan KKP sebesar 100%
3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
sebesar 184 sertifikat COP, GENDEC dan hasil pemeriksaan surveilans rutin di kinik
layanan lainnya
4. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
sebesar 4 pelabuhan/bandara
2. Target Kinerja Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas WilayahKegiatan yang dilaksanakan yaitu berkaitan dengan kegiatan pencegahan dan
pengendalian penyakit tular vector dan zoonotik dan kegiatan penyakit menular langsung,
dengan sasaran kegiatan yaitu meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular
vector dan zoonotik dan menurunnya penyakit menular langsung Indikator kinerja yang
ditetapkan dalam kegiatan ini meliputi :
1. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus sebanyak 13 posko yang melakukan
pelayanan kesehatan pada situasi khusus.
2. Jumlah sertifikat/surat izin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan sebanyak
2.562 sertifikat laik terbang, sertifikat izin angkut orang sakit, sertifikat izin angkut
jenazah dan jumlah penerbitan/legalisasi ICV.
33Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
3. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi sebanyak 4
pelabuhan/bandara yang mempunyai TPM memenuhi syarat layak/laik hygiene dan
tempat penyediaan air bersih memenuhi syarat kesehatan.
4. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vector pada wilayah perimeter dan buffer area
sebanyak 3 pelabuhan/bandara dengan nilai indeks pinjal ≤ 1, HI perimeter = 0, HI
buffer <1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan kecoak rendah dan kepadatan
lalat < 6.
5. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung sebanyak 500
orang melaksanakan skrining penyakit menular meliputi penyakit TB, HIV/AIDS dan
lainnya.
3. Target Kinerja Tata UsahaKegiatan yang dilaksanakan yaitu dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
lainnya pada program Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit,
dengan sasaran kegiatan yaitu meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan
tugas teknis lainnya pada program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
Indikator kinerja yang ditetapkan dalam kegiatan ini yaitu :
1. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya sebesar 40 dokumen
terdiri dari RKAKL/DIPA (awal dan revisi) 2 dok, Laptah 1 dok, laporan keuangan 2 dok,
laporan BMN 2 dok, LAKIP 1 dok, profil 1 dok, proposal PNBP 1 dok, dokumen
kepegawian 2 dok (kontrak dan penilaian), E-Monev DJA 12 dok, E-Monev Bappenas 4
dok, LEB 12 dok.
2. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P sebanyak 6 jenis peningkatan
kapasitas bidang P2P yang diikuti.
3. Jumlah pengadaan sarana prasarana sebanyak 5 pengadaan.
34Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
BAB VPEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN
A. PEMANTAUANPemantauan dilakukan untuk mengetahui perkembangan pencapaian kegiatan pada
indicator-indikator yang ditetapkan. Pemantauan pencapaian kinerja yang ditetapkan,
dilakukan melalui pemantauan terhadap pencatatan dan pelaporan kegiatan yang
mendukung pencapaian kinerja yang dilaksanakan oleh masing-masing bagian.
Pemantauan kinerja dilaksanakan setiap bulan melalui kegiatan rekonsiliasi data dan
pencapaian kinerja.
B. PENILAIANPenilaian kinerja suatu organisasi/instansi dilakukan menurut pola pengukuran kinerja.
Penilaian dilakukan untuk mengetahui pencapaian target dan menilai kegiatan-kegiatan
yang dilakukan dalam pencapaian target kinerja. Untuk memudahkan dalam melakukan
penilaian terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan, maka dibuat Difinisi operasional
dari setiap indicator kinerja yang akan dicapai dan cara penghitungan sebagai berikut :
1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan
a. Defenisi Operasional
Jumlah pemeriksaan alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
dalam periode satu tahun.
b. Cara Perhitungan
Akumulasi jumlah hasil sertifikat PHQC, SSCEC dalam satu tahun.
2. Persentase respon sinyal kewaspadaan dini (SKD) KLB dan bencana di wilayah
layanan KKP
a. Defenisi Operasional
Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24 jam
dibandingkan dengan jumlah SKD KLB dalam periode satu tahun.
b. Cara Perhitungan
Jumah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24 jam
dibagi dengan jumlah SKD KLB dikali 100%.
3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
a. Defenisi Operasional
Jumlah deteksi dini yang dilaksanakan di pelabuhan dan di klinik layanan lainnya
dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit dalam periode satu
tahun
35Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
b. Cara Perhitungan
Akumulasi jumlah sertifikat COP, Gendec dan hasil pemeriksaan surveilans rutin di
klinik layanan lainnya dalam satu tahun.
4. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
a. Defenisi Operasional
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memiliki kebijakan kesiapsiagaan berupa
dokumen rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat
yang berpotensi wabah dalam satu tahun.
b. Cara Perhitungan
Jumlah pelabuhan/Bandar udara/PLBD yang memiliki kebijakan kesiapsiagaan
berupa dokumen rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan
masyarakat yang berpotensi wabah dalam satu tahun.
5. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus
a. Defenisi Operasional
Jumlah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada saat situasi khusus tertentu
seperti lebaran, natal, tahun baru dan lain-lain dalam periode satu tahun.
b. Cara Perhitungan
Akumulasi jumlah posko yan melakukan pelayanan kesehatan pada saat lebaran,
natal, tahun baru dan lainnya dalam satu tahun.
6. Jumlah sertifikat/surat izin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan
a. Defenisi Operasional
Jumlah sertifikat yang diterbitkan berdasarkan permintaan/permohonan yang
diterima dalam periode satu tahun.
b. Cara Perhitungan
Akumulasi jumlah sertifikat laik terbang, sertifikat izin angkut orang sakit, sertifikat
izin angkut jenazah, jumlah penerbitan/legalisasi ICV dalam satu tahun.
7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi
a. Defenisi Operasional
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memiliki sanitasi tempat-tempat umum
dengan kriteria baik, TPM memenuhi syarat layak/laik hygiene, tempat penyediaan
air bersih memenuhi syarat kesehatan dalam satu tahun.
b. Cara Perhitungan
Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai TPM memenuhi
syarat layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih memenuhi syarat
kesehatan dalam satu tahun.
36Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vector pada wilayah perimeter dan buffer area
a. Defenisi Operasional
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks pinjal ≤1, HI perimeter = 0, HI
buffer <1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan kecoak rendah dan
kepadatan lalat < 6.
b. Cara Perhitungan
Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks pinjal ≤1, HI
perimeter = 0, HI buffer <1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan kecoak
rendah dan kepadatan lalat < 6 dalam satu tahun.
9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung
a. Defenisi Operasional
Jumlah orang yang melaksanakan skrining penyakit menular meliputi penyakit TB,
HIV/AIDS dan lainnya.
b. Cara Perhitungan
Akumulasi jumlah orang yang melaksanakan skrining penyakit menular meliputi
penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya dalam satu tahun.
10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
a. Defenisi Operasional
Jumlah dokumen Dukungan Manajemen pada Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit sebanyak 11 jenis dokumen antara lain RKAKL/DIPA,
Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, Laporan BMN, LAKIP, Profil, proposal
PNBP, dokumen kepegawaian, e Monev DJA, e Monev Bappenas, LEB dalam
periode satu tahun.
b. Cara Perhitungan
Akumulasi jumlah dokumen sebanyak 40 dokumen terdiri dari RKAKL/DIPA (awal
dan revisi) 2 dokumen, Laporan Tahunan 1 dokumen, Laporan Keuangan 2
dokumen, Laporan BMN 2 dokumen, LAKIP 1 dokumen, Profil 1 dokumen, proposal
PNBP 1 dokumen, dokumen kepegawaian 2 dokumen, e Monev DJA 12 dokumen,
e Monev Bappenas 4 dokumen, LEB 12 dokumen.
11. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
a. Defenisi Operasional
Jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM dalam kurun
waktu satu tahun.
b. Cara Perhitungan
Akumulasi jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM
dalam kurun waktu satu tahun.
37Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
12. Jumlah pengadaan sarana prasarana
a. Defenisi Operasional
Jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan, fasilitas penunjang perkantoran,
kendaraan dalam satu tahun.
b. Cara Perhitungan
Akumulasi jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan, fasilitas penunjang
perkantoran, kendaraan dalam satu tahun.
C. PELAPORANPelaporan pencapaian kinerja dilakukan oleh setiap bagian sebagai pelaksana teknis
kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencapaian kinerja. Mekanisme pelaporan dilakukan
secara berkala yaitu dilakukan setiap bulan yang disampaikan kepada Kepala Kantor.
38Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
BAB VIPENUTUP
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-
2019 revisi 2 ini, diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate dalam
kurun waktu lima tahun ke depan, sehingga hasil pencapaiannya terukur dan dipergunakan
sebagai bahan penyusunan laporan kinerja tahunan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Ternate.
Diharapkan kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate sampai dengan
tahun 2019 dapat lebih terarah dan terukur.
Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate
2015-2019 ini melibatkan seluruh bagian yang ada. Kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan Rencana Aksi Kegiatan ini diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Tentunya dokumen ini dapat dilaksanakan dan mencapai tujuannya, bila dilakukan dengan
dedikasi yang tinggi dan kerja keras dari segenap aparatur yang ada di Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Ternate.
Apabila dalam pelaksanaannya dikemudian hari diperlukan adanya perubahan pada
Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019, maka akan
dilakukan penyempurnaan sebagaimana mestinya.
Kepala Kantor
Suharto, SKM, M.Kes NIP. 196311111986031046
39Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas tersusunnya Rencana Aksi
Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate Tahun 2015-2019 (Revisi
kedua). Dokumen RAK ini merupakan tindak lanjut dari Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan, dan penjabaran Rencana Aksi Program Direktorat Jenderal Pencegahan Dan
Pengendalian Penyakit. Dokumen ini merupakan revisi dari RAK yang telah disusun
sebelumnya.
Sebagai dokumen perencanaan, RAK ini bersifat indikatif menguraikan kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate dalam kurun waktu
2015-2019. Untuk memudahkan penjabaran di dalam dokumen RAK ini, maka uraian disusun
berdasarkan tugas dan fungsi dari setiap bagian yang ada di Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Ternate
RAK ini juga dilengkapi dengan uraian kegiatan serta indikator yang merupakan
penjabaran dari indiakator Program Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian
Peneyakit dan perkiraan anggaran yang dibutuhkan.
Dalam penyusunan RAK ini masih belum sempurna dan banyak kekurangan, untuk itu
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna perbaikan.
Semoga upaya kita semua mendapat Rahmat, Hidayah, dan Ridha dari Allah SWT.
Ternate, Januari 2018
Kepala Kantor
Suharto, SKM, M.KesNIP. 196311111986031046
40Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III TERNATEDIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
KEMENTERIAN KESEHATANTAHUN 2017
41Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Kata Pengantar
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………
B. Kondisi Umum, Potensi dan Permasalahan …………………………………..
1
1
2
BAB II TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
A. Tujuan ……………………………………………………………………….........
B. Sasaran Strategis …………………………………………………………..........
23
24
24
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Arah Kebijakan Dan Strategi Nasional …………………………..
B. Arah Kebijakan Dan Strategi Ditjen Pencegahan Dan Pengendalian
Penyakit …………………………………………..
C. Arah Kebijakan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate …………...
26
26
29
30
BAB IV TARGET KINERJA
A. Target Kinerja Kegiatan PKSE ………………………………………………….
B. Target Kegiatan PRL dan UKLW ………………………………………………
C. Target Kinerja Tata Usaha ……………………………………………….........
33
33
33
34
BAB V PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN
A. Pemantauan ………………………………………………………………………
B. Penilaian ………………………………………………………………………….
C. Pelaporan ………………………………………………………………………...
36
36
36
38
BAB VI PENUTUP ……………………………………………………………………………. 39
LAMPIRAN
42Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
43Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019
44Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate 2015-2019