dummy load untuk beban 450 watt - repository.usd.ac.id · memberikan rahmat-nya sehingga penulis...
TRANSCRIPT
i
TUGAS AKHIR
DUMMY LOAD UNTUK BEBAN 450 WATT
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro
Oleh:
PERNANDES
NIM: 075114025
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
FINAL PROJECT
DUMMY LOAD FOR 450 WATT LOAD
Presented as Partial Fullfillment of Requirements
To Obtain the SarjanaTeknik Degree
In Electrical Engineering Study Program
PERNANDES
NIM: 075114025
ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP
MOTTO:
Dia yang tahu, tidak bicara. Dia yang bicara, tidak tahu.
Dengan ini kupersembahkan karyaku ini untuk..... Yesus Kristus Pembimbingku yang setia,
Keluargaku tercinta, Teman-teman seperjuanganku,
Dan semua orang yang mengasihiku
Terima Kasih untuk semuanya......
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
INTISARI Di Indonesia energi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok. Peningkatan
kebutuhan energi listrik harus didukung oleh tersedianya pembangkit energi listrik yang harus memenuhi kebutuhan tersebut. Masalah lain adalah kestabilan tegangan jala-jala listrik yang dikirim ke konsumen. Sistem pengatur beban dalam distribusi energi listrik sangat diperlukan untuk menstabilkan daya yang dihasilkan oleh pembangkit dengan daya yang dipakai konsumen.
Sistem pengaturan beban dalam distribusi energi listrik pada tugas akhir ini dengan menjaga daya keluaran pada pembangkit selalu berada pada daerah kerja yang diperbolehkan dengan mengontrol beban dummy. Sistem ini berbasis mikrokontroler dan menggunakan sensor arus untuk mengetahui besar daya terpakai. Jika terdapat masukan beban pada beban terpakai, sistem akan mengontrol arus pada beban dummy, agar jumlah daya pada sistem tetap atau stabil.
Sistem pengontrolan beban dummy ini menggunakan sensor arus ACS712 yang secara keseluruhan sudah dapat bekerja, namun tingkat akurasinya masih kurang tepat. Penampil hasil pengukuran arus beban dummy, arus beban terpakai, daya beban dummy dan daya beban terpakai belum mampu menampilkan data-data sesuai dengan perancangan. Sistem pengontrolan arus beban dummy hanya menstabilkan daya 450 watt, sehingga masih dapat dikembangkan untuk daya yang lebih besar.
Kata kunci: Beban Dummy, Beban Terpakai, Sensor Arus CS712.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT Electrical energy in Indonesia has become a staple. Improved electrical energy
needs to be supported by the availability of electrical energy generation to meet those needs. Another problem is the stability of the grid voltage is delivered to consumers. Load control systems in the distribution of electrical energy is needed to stabilize the power generated by power plants used by consumers.
Load control system in electrical energy distribution at the end of this task by keeping the power output at the plant has always been allowed in the work area by controlling the dummy load. Microcontroller-based system and uses sensors to determine the flow of power used. If there are unused input load on the load, the system will control the current in the dummy load, so that the amount of power on the system fixed or stable.
This dummy load control system using the ACS712 current sensor as a whole has been able to work, but the level of accuracy is still not quite right. Viewer dummy load current measurement results, the load current used, the dummy load and power load used has been unable to display data in accordance with the design. Dummy load current control system to stabilize only 450 watts of power, so it still can be developed for greater power.
keyword: Dummy load, Load Used, ACS712 Current Sensor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini dengan
baik. Laporan akhir ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orangtuaku, kakak dan adik atas dukungan, doa, cinta, perhatian, darah dan
keringat yang tiada henti.
2. Paulina Heruningsih Prima Rosa, M.Sc., Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. B. Wuri Harini, S.T., M.T., Ketua Program Studi Teknik Elektro Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Wiwien Widyastuti, S.T., M.T., dosen pembimbing akademik yang telah
mendampingi dan membimbing penulis selama studi.
5. Martanto, S.T., M.T., dosen pembimbing yang dengan penuh pengertian dan
ketulusan hati memberi bimbingan, kritik, saran, serta motivasi dalam penulisan
skripsi ini.
6. Petrus Setyo Prabowo, S.T., M.T. dan Pius Yozy Merucahyo, S.T., M.T., dosen
penguji yang telah memberikan masukan, bimbingan, saran dalam merevisi skripsi
ini.
7. Bapak/ Ibu dosen yang telah mengajarkan banyak hal selama penulis menempuh
pendidikan di Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Sanata Dharma.
8. Staff sekretariat Teknik Elektro, atas bantuan dalam melayani mahasiswa.
9. Rico, Dodi Hermanto, Yohannes, Gerry Wermena yang telah memberikan uang
cuma-cuma dan dukungan.
10. Bang Agus, “juru kunci Kos Tassura 70” yang memberikan pengalaman, arti dan
makna dalam kehidupan.
11. Andi Malinton Tambunan, Ronitua Sipayung dan Yohanes Besu yang memberikan
pinjaman motor, laptop, uang dan dukungan.
12. Yonathan Abi dan Joelius Kierby yang membantu dan menemani bermalam di Lab.
TA dalam pengerjaan tugas akhir ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP............................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................... vii
INTISARI .................................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2. Tujuan dan Manfaat .......................................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ............................................................................................... 2
1.4. Metodologi Penelitian ...................................................................................... 2
BAB II DASAR TEORI
2.1. Mikrokontroler AVR ........................................................................................ 4
2.1.1. Kontruksi ATmega8535 ...................................................................... 4
2.1.2. Reset dan Osilator Eksternal ............................................................... 7
2.1.3. Timer/Counter0 ................................................................................... 7
2.1.3.1. Register Pengendali Timer0 .................................................... 8
2.1.3.2. Fast PWM (Pulse Width Modulation) ..................................... 11
2.1.4 ADC (Analog to Digital Converter) ................................................... 13
2.1.4.1. Mode Operasi .......................................................................... 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1.4.2. Register Pengendali ADC ....................................................... 14
2.2. Sensor Arus ACS712 ........................................................................................ 17
2.3 Pengontrol Tegangan AC ................................................................................. 19
2.3.1. Prinsip Kontrol Fasa ............................................................................ 20
2.3.2. Prinsip Kontrol Fasa Beban Resistif ................................................... 21
2.4. TRIAC .............................................................................................................. 23
2.5. Penyulut TRIAC ............................................................................................... 25
2.6. Metode Zero Crossing Detection ..................................................................... 26
2.7. Penguat Diferensial .......................................................................................... 27
2.8. Hukum Ohm ..................................................................................................... 28
2.9. Hukum Kirchoff ................................................................................................ 29
BAB III PERANCANGAN
3.1. Diagram Blok Rangkaian ................................................................................. 30
3.2. Perancangan Perangkat Keras .......................................................................... 32
3.2.1. Perancangan Rangkaian Sensor Arus .................................................. 32
3.2.2. Perancangan Rangkaian Pengondisi Sinyal ........................................ 34
3.2.3. Perancangan Rangkaian Zero Crossing Detector ............................... 35
3.2.4. Perancangan Rangkaian Driver TRIAC .............................................. 36
3.2.5. Perancangan Rangkaian TRIAC ......................................................... 37
3.2.6. Perancangan Rangkaian Beban Dummy .............................................. 37
3.2.7. Perancangan Rangkaian Mikrokontroler ............................................. 39
3.2.7.1. Reset Eksternal ........................................................................ 40
3.2.7.2. Osilator .................................................................................... 40
3.2.8. Perancangan Rangkaian Catu Daya .................................................... 41
3.2.9. Perancangan Rangkaian Penampil ...................................................... 42
3.2.9.1. Rangkaian Indikator LED ....................................................... 42
3.2.9.2. Rangkaian LCD ....................................................................... 42
3.3. Perancangan Perangkat Lunak ......................................................................... 43
3.3.1. Flowchart Utama ................................................................................ 43
3.3.2. Flowchart Pemicu Sudut ..................................................................... 44
3.3.3. Flowchart Zero Crossing Detector ...................................................... 46
3.3.4. Flowchart Timer2 ............................................................................... 46
3.3.5. Flowchart LCD ................................................................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Implementasi alat ..................................................................................... 48
4.2. Proses Pengambilan Data .................................................................................. 49
4.3. Hasil Penelitian dan Pembahasan ...................................................................... 50
4.3.1. Pengujian Sub Sistem .......................................................................... 51
4.3.1.1. Rangkaian Regulator Tegangan .............................................. 51
4.3.1.2. Rangkaian Zero Crossing Detector ......................................... 52
4.3.1.3. Rangkaian Sistem Minimum Atmega8535 ............................. 54
4.3.1.4. Rangkaian Driver TRIAC ....................................................... 55
4.3.1.5. Rangkaian Sensor Tegangan ................................................... 56
4.3.1.6. Rangkaian sensor Arus ............................................................ 57
4.3.1.7. Rangkaian Pengondisi Sinyal Sensor Arus ............................. 58
4.3.2 Pengujian Sistem Keseluruhan ............................................................ 60
4.3.2.1. Pengujian Daya Beban Terpakai Nol ...................................... 62
4.3.2.2. Pengujian Daya Beban Terpakai 60 watt ................................ 62
4.3.2.3. Pengujian Daya Beban Terpakai 100 watt .............................. 63
4.3.2.4. Pengujian Daya Beban Terpakai 160 watt .............................. 64
4.3.2.5. Pengujian Daya Beban Terpakai 200 watt .............................. 64
4.3.2.6. Pengujian Daya Beban Terpakai 260 watt .............................. 65
4.3.2.7. Pengujian Daya Beban Terpakai 300 watt .............................. 66
4.3.2.8. Pengujian Daya Beban Terpakai 360 watt .............................. 66
4.3.2.9. Pengujian Daya Beban Terpakai 400 watt .............................. 67
4.3.2.10. Pengujian Daya Beban Terpakai 460 watt .............................. 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 69
5.2. Saran ................................................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 70
LAMPIRAN ............................................................................................................... 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Blok model perancangan.......................................................................... 3
Gambar 2.1. Konfigurasi pin ATmega8535 ................................................................. 5
Gambar 2.2. Rangkaian reset ........................................................................................ 7
Gambar 2.3. Pulsa PWM .............................................................................................. 11
Gambar 2.4. Pulsa fast PWM........................................................................................ 12
Gambar 2.5. Sensor arus ACS712 ................................................................................ 18
Gambar 2.6. Port in dan Port out ACS712 .................................................................. 19
Gambar 2.7. Prinsip kerja kontrol on-off ...................................................................... 20
Gambar 2.8. Prinsip dasar kontrol fasa ......................................................................... 21
Gambar 2.9. Pengontrol gelombang penuh satu fasa dengan katoda .......................... 23
Gambar 2.10. Pengontrol gelombang penuh satu fasa menggunakan satu thyristor ...... 23
Gambar 2.11. TRIAC : a. Rangkaian ekuivalen b. Simbol rangkaian ............................ 23
Gambar 2.12. Karakteristik TRIAC ................................................................................ 24
Gambar 2.13. Rangkaian penyulut thyristor menggunakan transformator isolasi ......... 25
Gambar 2.14. Rangkaian proteksi gerbang ..................................................................... 26
Gambar 2.15. IC komparator 339 ................................................................................... 27
Gambar 2.16. Rangkaian zero crossing detector dengan komparator ............................ 27
Gambar 2.17. rangkaian penguat diferensial .................................................................. 28
Gambar 2.18. Rangkaian arus ......................................................................................... 28
Gambar 2.19. Skema arus Kirchoff ................................................................................. 29
Gambar 3.1. Interupt timer2 saat tunda picu beban dummy ......................................... 31
Gambar 3.2. Diagram blok rancangan .......................................................................... 32
Gambar 3.3. Rangkaian sensor arus ACS712 ............................................................... 33
Gambar 3.4. Rangkaian pengondisi sinyal ................................................................... 35
Gambar 3.5. Rangkaian zero crossing detector ............................................................ 35
Gambar 3.6. Rangkaian driver TRIAC ......................................................................... 36
Gambar 3.7. Rangkaian TRIAC ................................................................................... 37
Gambar 3.8. Rangkaian beban dummy ......................................................................... 37
Gambar 3.9. Rangkaian mikrokontroler ....................................................................... 39
Gambar 3.10. Rangkaian reset eksternal ........................................................................ 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 3.11. Rangkaian osilator eksternal .................................................................... 40
Gambar 3.12. Rangkaian catu daya ................................................................................ 41
Gambar 3.13. Rangkaian LED ........................................................................................ 42
Gambar 3.14. Rangkaian LCD ....................................................................................... 42
Gambar 3.15. Alur program utama ................................................................................. 43
Gambar 3.16. Alur program pemicu sudut ..................................................................... 44
Gambar 3.17. Alur program zero crossing detector ....................................................... 46
Gambar 3.18. Alur program timer2 ................................................................................ 46
Gambar 3.19. Alur program LCD ................................................................................... 47
Gambar 4.1. Bentuk fisik alat tampak samping ............................................................ 48
Gambar 4.2. Bentuk fisik alat tampak atas ................................................................... 48
Gambar 4.3. Multimeter digital .................................................................................... 50
Gambar 4.4. Trafo step down........................................................................................ 50
Gambar 4.5. Osiloskop digital ...................................................................................... 50
Gambar 4.6. Rangkaian regulator tegangan .................................................................. 51
Gambar 4.7. Rangkaian zero crossing detector ............................................................ 53
Gambar 4.8. Sinyal input zero crossing detector.......................................................... 53
Gambar 4.9. Sinyal output zero crossing detector........................................................ 54
Gambar 4.10. Rangkaian sistem minimum Atmega8535 ............................................... 54
Gambar 4.11. Hasil pengujian sistem minimum dengan modul LED ............................ 55
Gambar 4.12. Rangkaian driver TRIAC ......................................................................... 55
Gambar 4.13. Gelombang keluaran driver TRIAC ........................................................ 56
Gambar 4.14. Pulsa trigger mikrokontroler.................................................................... 56
Gambar 4.15. Rangkaian sensor tegangan ...................................................................... 57
Gambar 4.16. Rangkaian skematik sensor tegangan ...................................................... 57
Gambar 4.17. Rangkaian sensor arus ACS712 tampak bawah....................................... 58
Gambar 4.18. Rangkaian sensor arus ACS712 tampak atas ........................................... 58
Gambar 4.19. Rangkaian pengondisi sinyal sensor arus ................................................ 59
Gambar 4.20. Gelombang listrik daya beban pada pengujian daya beban terpakai nol .
.................................................................................................................. 62
Gambar 4.21. Gelombang listrik daya beban dummy pada pengujian daya beban 60 watt
.................................................................................................................. 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Gambar 4.22. Gelombang listrik daya beban dummy pada pengujian daya beban 100 watt
.................................................................................................................. 63
Gambar 4.23. Gelombang listrik daya beban dummy pada pengujian daya beban 160 watt
.................................................................................................................. 64
Gambar 4.24. Gelombang listrik daya beban dummy pada pengujian daya beban 200 watt
.................................................................................................................. 65
Gambar 4.25. Gelombang listrik daya beban dummy pada pengujian daya beban 260 watt
.................................................................................................................. 65
Gambar 4.26. Gelombang listrik daya beban dummy pada pengujian daya beban 300 watt
.................................................................................................................. 66
Gambar 4.27. Gelombang listrik daya beban dummy pada pengujian daya beban 360 watt
.................................................................................................................. 67
Gambar 4.28. Gelombang listrik daya beban dummy pada pengujian daya beban 400 watt
.................................................................................................................. 67
Gambar 4.29. Gelombang listrik daya beban dummy pada pengujian daya beban 460 watt
.................................................................................................................. 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Fungsi khusus port B ............................................................................... 5
Tabel 2.2. Fungsi khusus port C ............................................................................... 6
Tabel 2.3. Fungsi khusus port D ............................................................................... 6
Tabel 2.4. Prescaler timer/counter0 .......................................................................... 7
Tabel 2.5. Register TCCR0 ....................................................................................... 8
Tabel 2.6. Prescaler timer/counter0 ......................................................................... 8
Tabel 2.7. Mode operasi ............................................................................................ 9
Tabel 2.8. Mode Normal dan CTC ........................................................................... 9
Tabel 2.9. Mode Fast PWM...................................................................................... 9
Tabel 2.10. Mode Phase Correct PWM ..................................................................... 9
Tabel 2.11. Register TCNT0 ....................................................................................... 10
Tabel 2.12. Register OCR0 ......................................................................................... 10
Tabel 2.13. Register TIMSK ....................................................................................... 10
Tabel 2.14. Register TIFR........................................................................................... 11
Tabel 2.15. Register ADMUX .................................................................................... 14
Tabel 2.16. Pemilihan tegangan referensi ................................................................... 15
Tabel 2.17. Pemilihan pin input ADC......................................................................... 15
Tabel 2.18. Register ADCSRA ................................................................................... 15
Tabel 2.19. ADC prescaler ......................................................................................... 16
Tabel 2.20. Register Data ADC, ADLAR=0 .............................................................. 17
Tabel 2.21. Register Data ADC, ADLAR=1 .............................................................. 17
Tabel 3.1. Tegangan output sensor terhadap arus yang diukur ................................. 33
Tabel 3.2. Tegangan output sensor terhadap tegangan output pengondisi sinyal ..... 34
Tabel 4.1. Output tegangan dari rangkaian regulator -5 volt, 5 volt dan 12 volt ..... 52
Tabel 4.2. Tegangan pada rangkaian sensor tegangan .............................................. 57
Tabel 4.3. Perbandingan tegangan AC dan tegangan sensor tegangan ..................... 57
Tabel 4.4. Tegangan output ACS712 saat dialiri arus .............................................. 58
Tabel 4.5. Tegangan output pengondisi sinyal terhadap input dari sensor arus ....... 59
Tabel 4.6. Data pengukuran manual sistem keseluruhan .......................................... 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Tabel 4.7. Data sistem keseluruhan oleh mikrokontroler ......................................... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi ini kebutuhan akan energi listrik merupakan kebutuhan yang
sangat penting. Tidak hanya di negara-negara maju, di negara-negara berkembang seperti
Indonesia pun energi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok. Peningkatan kebutuhan
energi listrik harus didukung oleh tersedianya pembangkit energi listrik yang harus
memenuhi kebutuhan tersebut. Kondisi kelistrikan saat ini untuk sistem tenaga listrik Jawa,
Madura, dan Bali memiliki beban puncak 17000 MW dengan daya netto pembangkitan
21300 MW, sedangkan kondisi kelistrikan di luar pulau Jawa terjadi defisit daya listrik di
beberapa wilayah di Indonesia[1]. Permasalahan tersebut diakibatkan ketidakseimbangan
antara penyedian energi dan permintaan konsumen energi listrik. Masalah lain adalah
kestabilan tegangan jala-jala listrik yang dikirim ke konsumen[2]. Salah satu solusinya
adalah menambah pengaturan beban dalam distribusi energi listriknya[2]. Pengaturan
beban ini berfungsi sebagai penstabil daya yang dihasilkan oleh pembangkit dengan daya
yang dipakai konsumen.
Berdasarkan hal di atas, penulis ingin membuat suatu sistem yang menjaga daya
keluaran pada pembangkit selalu berada pada daerah kerja yang diperbolehkan dengan
mengontrol beban dummy. Beberapa peneliti telah membahas tentang pengatur beban ini
dengan melibatkan mikrokontroler sebagai pengendali utamanya[2]. Secara umum sistem
ini berbasis mikrokontroler dan menggunakan sensor arus untuk mengetahui besar daya
terpakai. Saat beban dummy pada kondisi daya maksimum, maka beban terpakai pada
kondisi nol, sebaliknya jika beban terpakai sejumlah daya tertentu maka daya pada beban
dummy adalah selisih antara daya beban dummy pada kondisi maksimum dengan daya
beban terpakai.
Sistem yang akan dibuat akan bekerja apabila daya pada sistem (beban dummy dan
beban terpakai) tetap stabil walaupun besar beban terpakai diubah-ubah, sekalipun besar
beban terpakai nol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan suatu alat yang dapat menstabilkan daya
beban pada sistem dengan beban semu sebagai pengganti beban aslinya saat beban aslinya
tidak ada.
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengurangi kerusakan pada peralatan
elektronik yang terhubung pada pembangkit.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Dummy load untuk beban maksimum 450 watt
b. Menggunakan sensor arus dalam mengecek beban dummy
c. Beban dummy berupa resistor
d. Pengaturan sistem menggunakan mikrokontroler keluarga AVR ATMega 8535
1.4 Metodologi Penelitian
Penulisan ini menggunakan metode:
a. Bahan-bahan refrensi berupa website, buku-buku dan jurnal-jurnal
b. Perancangan sub sistem berupa hardware dan software. Pada tahap ini bertujuan
mencari bentuk model yang optimal dari sistem yang akan dibuat dengan
mempertimbangkan dari berbagai faktor-faktor permasalahan dan kebutuhan
yang telah ditentukan.
c. Pembuatan subsistem hardware dan software. Berdasarkan Gambar 1.1,
rangkaian akan bekerja apabila pada beban terpakai terdeteksi beban, maka
sensor arus melalui mikrokontroler akan mendeteksi besarnya arus pada beban
terpakai. Besar nilai arus yang terdapat pada beban terpakai, akan menjadi
masukan (input) pada mikrokontroler. Selanjutnya mikrokontroler akan
mengolah masukan (input) tersebut untuk mengontrol besarnya arus pada beban
dummy melalui driver, agar besarnya nilai daya pada sistem tetap terjaga
kestabilannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Gambar 1.1. Blok model perancangan
d. Proses pengambilan data disertai gambar-gambar gelombang listrik. Teknik
pengambilan data dengan cara mengubah-ubah daya pada beban terpakai.
Setelah itu, dilakukan pengukuran nilai arus, tegangan dan daya pada beban
dummy. Setiap perubahan daya pada beban terpakai, akan dilakukan
pengukuran tegangan dan arus pada beban dummy.
e. Analisa dan penyimpulan hasil percobaan. Analisa data dilakukan dengan
membandingkan data hasil percobaan dengan perhitungan teori dan
spesifikasi yang telah ditentukan terlebih dahulu. Penyimpulan hasil
percobaan dapat dilakukan dengan menghitung presentase error yang terjadi.
Pembangkit Driver Beban
dummy
Beban terpakai
Control
uP
Sensor
arus
Sensor
arus
Pengondisi sinyal
Pengondisi sinyal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Mikrokontroler AVR
Mikrokontroler adalah sebuah sistem microprocessor yang di dalamnya sudah
terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, clock dan peralatan internal lainya yang sudah saling
terhubung dan terorganisasi (teralamati) dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan dikemas
dalam satu chip yang siap pakai[3]. Sehingga pengguna tinggal memprogram isi ROM
sesuai aturan penggunaan oleh pabrik yang membuatnya.
2.1.1 Konstruksi ATmega8535
Mikrokontroler ATmega8535 memiliki 3 jenis memori, yaitu memori flash, memori
data dan memori EEPROM [3]. Ketiganya memiliki ruang sendiri dan terpisah.
a. Memori flash
ATmega8535 memiliki kapasitas memori flash sebesar 8 Kbyte yang terpetakan dari
alamat 0000h-0FFFh, masing-masing alamat memiliki lebar data 16 bit. Memori
program ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian program boot dan bagian program
aplikasi.
b. Memori data
ATmega8535 memiliki kapasitas memori data sebesar 608 byte yang terbagi menjadi 3
bagian yaitu register serba guna, register I/O dan SRAM. ATmega8535 memiliki 32
byte register serba guna, 64 byte register I/O yang dapat diakses sebagai bagian dari
memori RAM (menggunakan instuksi LD atau ST) atau dapat juga diakses sebagai I/O
(menggunakan instruksi IN atau OUT), dan 512 byte digunakan untuk memori data
SRAM.
c. Memori EEPROM
ATmega8535 memiliki memori EEPROM sebesar 512 byte yang terpisah dari memori
program maupun memori data. Memori EEPROM ini hanya dapat diakses dengan
menggunakan register-register I/O yaitu register EEPROM Address, register EEPROM
Data, dan register EEPROM Control. Untuk mengakses memori EEPROM ini
diperlakukan seperti mengakses data eksternal, sehingga waktu eksekusinya relatif lebih
lama bila dibandingkan dengan mengakses data dari SRAM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Gambar 2.1. Konfigurasi pin ATMega8535 [3]
Konfigurasi pin ATmega8535 dapat dilihat pada Gambar 2.1. Dari gambar dapat
dijelaskan fungsi dari masing-masing pin Atmega8535 sebagai berikut [3]:
a. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya.
b. GND merukan pin Ground.
c. Port A (PortA0…PortA7) merupakan pin input/output dua arah dan pin masukan
ADC.
d. Port B (PortB0…PortB7) merupakan pin input/output dua arah dan dan pin fungsi
khusus, seperti dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Fungsi Khusus Port B [3]
Pin Fungsi Khusus
PB7 SCK (SPI Bus Serial Clock)
PB6 MISO (SPI Bus Master Input/ Slave Output)
PB5 MOSI (SPI Bus Master Output/ Slave Input)
PB4 SS (SPI Slave Select Input)
PB3 AIN1 (Analog Comparator Negative Input)
OC0 (Timer/Counter0 Output Compare Match Output)
PB2 AIN0 (Analog Comparator Positive Input)
INT2 (External Interrupt 2 Input)
PB1 T1 (Timer/ Counter1 External Counter Input)
PB0 T0 T1 (Timer/Counter External Counter Input)
XCK (USART External Clock Input/Output)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
e. Port C (PortC0…PortC7) merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi
khusus, seperti dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Fungsi Khusus Port C [3]
Pin Fungsi khusus
PC7 TOSC2 ( Timer Oscillator Pin2)
PC6 TOSC1 ( Timer Oscillator Pin1)
PC5 Input/Output
PC4 Input/Output
PC3 Input/Output
PC2 Input/Output
PC1 SDA ( Two-wire Serial Buas Data Input/Output Line)
PC0 SCL ( Two-wire Serial Buas Clock Line)
f. Port D (PortD0…PortD7) merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi
khusus, seperti yang terlihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Fungsi Khusus Port D [3]
Pin Fungsi khusus
PD7 OC2 (Timer/Counter Output Compare Match Output)
PD6 ICP (Timer/Counter1 Input Capture Pin)
PD5 OC1A (Timer/Counter1 Output Compare A Match Output)
PD4 OC1B (Timer/Counter1 Output Compare B Match Output)
PD3 INT1 (External Interrupt1Input)
PD2 INT0 (External Interrupt 0 Input)
PD1 TXD (USART Output Pin)
PD0 RXD (USART Input Pin)
g. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler.
h. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.
i. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
j. AREFF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2.1.2 Reset dan Osilator Eksternal
Chip akan reset jika tegangan catu nol atau pin RST dipaksa 0[4]. Jika membutuhkan
tombol reset, dapat ditambah dengan rangkaian reset seperti pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Rangkaian Reset [4]
Tabel 2.4. Prescaler timer/counter0 [4]
Tabel 2.4 menunjukkan tegangan dan frekuensi kerja pada mikroprosesor Atmega.
Tegangan kerja chip tipe L dapat beroperasi 2,7-5,5V.
2.1.3 Timer/Counter 0
Timer/counter 0 adalah sebuah timer/counter yang dapat mencacah sumber
pulsa/clock baik dari dalam chip (timer) ataupun dari luar chip (counter) dengan kapasitas
8-bit atau 256 cacahan [4].
Dapat digunakan untuk :
a. Timer/counter biasa
b. Clear Timer on Compare Match (selain Atmega8)
c. Generator frekuensi (selain Atmega8)
d. Counter pulsa eksternal.
Mempunyai hingga 10-bit (1024) Clock Prescaler (pemilihan clock yang masuk ke
timer/counter).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2.1.3.1 Register Pengendali Timer0
1. Timer/Counter Control Register – TCCR0
Tabel 2.5. Register TCCR0 [4]
Bit CS00 s.d. 02 bertugas untuk memilih (prescaler) atau mendefinisikan
pulsa/clock yang akan masuk ke dalam timer/counter0 [4]. Tabel 2.5
menunjukkan register pada TCCR0 dan Tabel 2.6 menunjukkan prescaler
timer/counter0.
Tabel 2.6. Prescaler timer/counter0 [4]
(1 clk timer/counter0= 8 clk cpu) artinya tiap 8 clock CPU yang masuk ke dalam
timer/counter0 dihitung satu oleh register pencacah TCNT0.Falling edge adalah
perubahan pulsa/clock dari 1 ke 0. Rising edge adalah perubahan pulsa/clock dari
0 ke 1.
Bit 7-F0C0 : Force Output Compare
Bit ini hanya dapat digunakan untuk metode pembanding . Jika bit-F0C0 di-set
maka akan memaksa terjadinya compare-match (TCNT0==OCR0).
Bit 3, 6-WGM01:0:Waveform Generation Mode
Kedua bit ini digunakan memilih mode yang digunakan, seperti yang terlihat
pada Tabel 2.7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Tabel 2.7. Mode operasi [4]
Bit 5:4-COM01:0:Compare Match Output Mode
Kedua bit ini berfungsi mendefinisikan pin OC0 sebagai output timer0 (atau
sebagai saluran output PWM). Tabel 2.8 menunjukkan output pin OC0 pada
mode Normal dan CTC, Tabel 2.9 menunjukkan output pin OC0 pada mode
Fast PWM dan Tabel 2.10 menunjukan output pin OC0 pada mode Phase
Correct PWM.
Tabel 2.8. Mode Normal dan CTC [4]
Tabel 2.9. Mode Fast PWM [4]
Tabel 2.10. Mode Phase Correct PWM [4]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Timer/Counter Register-TCNT0 [4]
Tabel 2.11. Register TCNT0 [4]
Register ini bertugas menghitung pulsa yang masuk ke dalam timer/counter,
seperti terlihat pada Tabel 2.11 [4]. Kapasitas register ini 8-bit atau 255
hitungan, setelah mencapai hitungan maksimal maka akan kembali ke nol
(overflow/limpahan).
3. Output Compare Register – OCR0
Tabel 2.12. Register OCR0 [4]
Register ini bertugas sebagai register pembanding yang bisa kita tentukan
besarnya sesuai dengan kebutuhan, seperti terlihat pada Tabel 2.12 [4]. Dalam
praktiknya pada saat TCNT0 mencacah maka otomatis oleh CPU aka
membandingkan dengan isi OCR0 secara kontinyu dan jika isi TCNT0 sama
dengan isi OCR0 maka akan terjadi compare match yang dapat dimanfaatkan
untuk mode CTC dan PWM.
4. Timer/Counter Interrupt Mask Register – TIMSK
Tabel 2.13. Register TIMSK [4]
Tabel 2.13 menunjukan register TIMSK [4].
Bit 0-TOIE0: T/Co Overflow Interrupt Enable
Dalam register TIMSK timer/conter0 memiliki bit TOIE0 sebagai bit peng-aktif
interupsi timer/counter0 (TOIE0=1 enable, TOIE0=0 disable).
Bit 1-OCIE0: T/Co Output Compare Match Interrupt Enable
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Selain ATmega8, TIMSK timer/counter0 memiliki bit OCIE0 sebagai bit peng-
aktif interupsi compare match timer/counter0 (OCIE0=1 enable, OCIE0=0
disable).
5. Timer/Counter Interrupt Flag Register – TIFR
Tabel 2.14. Register TIFR [4]
Tabel 2.14 menunjukan register TIFR [4].
Bit 1-OCF0: Output Compare Flag 0
Flag OCF0 akan set sebagai indikator terjadinya compare match, dan akan clear
sendiri bersamaan eksekusi vektor interupsi timer0 compare match.
Bit 0-TOC0: Timer /Counter 0 Overflow flag
Bit status timer/counter0 dalam register TIFR, di mana bit-TOV0
(Timer/Counter0 overflow) akan set secara otomatis ketika terjadi
limpahan/overflow pada register TCNT0 dan akan clear bersamaan dengan
eksekusi vektor interupsi.
2.1.3.2 Fast PWM (Pulse Width Modulation)
Dalam mode ini kita bisa membuat generator gelombang PWM, di mana
PWM sendiri adalah bentuk gelombang digital/pulsa yang bisa kita atur duty
cyle-nya [4]. Duty cycle adalah perbandingan antara lama pada saat 1 atau on
dan lama periode satu gelombang pulsa. Logikanya jika kita hubungkan ke
motor DC maka semakin besar duty cycle maka akan cepat motor berputar
(duty cycle 100% = kecepatan max motor). Gambar 2.3 menunjukkan bentuk
pulsa PWM.
Gambar 2.3. Pulsa PWM [4]
= x 100% (2.1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Timer/counter0 dalam mode Fast PWM digunakan mengendalikan lama t
on dan t off melalui isi register pembanding OCR0 yang akan berakibat
kepada besar duty cycle yang pembanding OCR0 yang akan berakibat kepada
besar duty cycle yang dihasilkan. Untuk channel (saluran) PWM
timer/counter0 adalah pin OC0 (PB3) sebagai keluaran saluran PWM. Dalam
modeFast PWM sifat cacahan register pencacah TCNT0 mencacah dari
BOTTOM (0x00) terus mencacah naik (counting-up) hingga mencapai MAX
(0xFF) kemudian mulai dari BOTTOM lagi dan begitu seterusnya atau yang
dinamakan single slope (satu arah cacahan). Gambar 2.4 menunjukkan bentuk
pulsa fast PWM.
Gambar 2.4. Pulsa fast PWM [4]
Dalam mode non-inverting PWM, outputpin OC0 (PB3) di-clear pada
saat compare match (TCNT0==OCR0) dan di-set pada saat BOTTOM
(TCNT0=0x00).
Dalam mode inverting PWM, output pin OC0 (PB3) di-set pada saat
compare match (TCNT==OCR0) dan di-clear pada saat BOTTOM
(TCNT0=0x00).
Secara kasar kita bedakan non-inverting dengan inverting dalam mode
fast PWM yaitu dilihat dari bentuk pulsanya, di mana PWM non-inverting
yang kita kendalikan adalah lama t on-nya melalui isi OCR0, sedangkan
PWM inverting yang kita kendalikan adalah lama t off-nya melalui isi OCR0.
Frekuensi pin OCR0 (PB3) untuk PWM dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut :
f = _/ ! . #$% (2.2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Di mana F clk_i/o adalah frekuensi clock chip yang kita gunakan. N
adalah prescaler sumber clock yang kita gunakan (1, 8, 64, 256, dan 1024).
Dalam praktik kita dapat memperbaharui (update) register OCR0
kapanpun sewaktu timer0 sedang beroperasi namun efeknya satu siklus pulsa
PWM akan tidak simetris.
2.1.4 ADC (Analog to Digital Converter)
Sinyal input dari pin ADC akan dipilih oleh multiplexer (register ADMUX)
untuk diproses oleh ADC[4]. Karena converter ADC dalam chip hanya satu buah
sedangkan saluran inputnya-nya ada delapan maka dibutuhkan multiplexer untuk
memilih inputpin ADC secara bergantian. ADC mempunyai rangkaian untuk
mengambil sampel dan hold (menahan) tegangan input ADC mempunyai catu daya
yang terpisah yaitu pin AVCC-AGND. AVCC tidak boleh berbeda ±0,3V dari Vcc.
Operasi ADC membutuhkan tegangan referensi VREF dan clock Fade (register
ADCSRA). Tegangan referensi eksternal pada pin AREF tidak boleh melebihi AVCC.
Tegangan referensi eksternal dapat di-decouple pada pin AREF dengan kapasitor untuk
mengurangi derau. Atau dapat menggunakan tegangan referensi internal sebesar 2,56V
(pin Aref diberi kapasitor secara eksternal untuk menstabilkan tegangan referensi
internal). ADC mengonversi tegangan input analog menjadi bilangan digital sebesar
10-bit. GND (0 volt) adalah nilai minimum yang mewakili ADC dan nilai maksimum
ADC diwakili oleh tegangan pada pin AREF minus 1 LSB. Hasil konversi ADC
disimpan dalam register pasangan ADCH:ADCL.
Sinyal input ADC tidak boleh melebihi tegangan referensi. Nilai digital input ADC
untuk resolusi 10-bit (1024) adalah:
Kode digital = (Vinput/Vref) x1024 (2.3)
Untuk resolusi 8-bit (256) :
Kode digital = (Vinput/Vref) x256 (2.4)
Misalnya input suatu pin ADC dengan resolusi 8-bit adalah 2,5V dan tegangan
referensi yang digunakan Vref internal sebesar 2,56V sehingga kode digital-nya
adalah:
Kode digital = (2500 mV/2560 mV) x256 = 250 = 0xFA. Akurasi ADC dalam chip
tidak sempurna, akurasinya ±2LSB sehingga kemungkinan kode yang dihasilkan tidak
tepat 0xFA bisa jadi 0xF8, 0xF9, 0xFB, atau 0xFC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2.1.4.1 Mode Operasi
1. Mode konversi tunggal
Dalam mode ini konversi dilakukan untuk sekali pembacaan sampel
tegangan input, jika ingin membaca lagi maka harus disampel lagi sehingga
kita dapat mengkonversi tegangan input untuk saat-saat yang kita butuhkan
saja [4]. Mode tunggal dipilih dengan meng-clearbit-ADFR dalam register
ADCSRA. Konversi tunggal memulai konversi ketika bit-ADSC di-set, dan
bit tersebut tetap sampai satu kali konversi selesai (complete), setelah
(complete) itu maka otomatis oleh CPU bit-ADSC akan clear. Ketika
konversi sedang berlangsung dan kita mengubah saluran (channel) input
ADC maka hal tersebut tidak akan diubah oleh CPU hingga konversi ADC
saluran tersebut selesai.
2. Mode konversi free running
Dalam mode ini konversi dilakukan terus menerus secara kontinyu (ADC
membaca sampel tegangan input lalu dikonversi hasilnya masukan ke register
ADCH:ADCL) terus menerus [4]. Ketika kita membaca ADC selagi ADC
mengkonversi tegangan sedang berlangsung, maka yang terbaca adalah hasil
ADC yang terakhir yang dibaca oleh ADC.
Mode free running dipilih dengan men-setbit-ADFR dalam register
ADCSRA. Konversi pertama dalam mode ini dimulai dengan men-setbit-
ADSC. Dalam mode ADC bekerja secara independen (tidak bergantung) dari
flag interupsi ADC (apakah ADIF set atau clear sama saja).
2.1.4.2 Register Pengendali ADC
1. ADC Multiplexer Selection Register – ADMUX
Tabel 2.15. Register ADMUX [4]
Tabel 2.15 menujukan register pada ADMUX dan Tabel 2.15
menunjukkan pemilihan tegangan referensi [4].
Bit 7:6-REFS1:0: Reference Selection Bits
Kedua bit ini bertugas memilih tegangan referensi yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Tabel 2.16. Pemilihan tegangan referensi [4]
Tabel 2.16 menujukkan pemilihan tegangan referensi pada ADC.
Bit 5-ADLAR: ADC Left Adjust Result
Bit ini berakibat pada format data hasil konversi dalam register ADCH:
ADCL (lihat register tersebut)
Bit 3:0-MUX3:0: Analog Channel Selection Bits
Bit-bit ini memilih saluran input untuk ADC, seperti terlihat pada Tabel
2.17.
Tabel 2.17. Pemilih pin input ADC [4]
2. ADC Control and Status Register A – ADCSRA
Tabel 2.18. Register ADCSRA [4]
Tabel 2.18 menunjukkan register pada ADCSRA [4].
Bit 7-ADEN : ADC Enable
Bit pengaktif ADC (ADEN=0 disable / ADEN =1 enable).
Bit 6-ADSC: ADC Start Conversion
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Dalam mode konversi tungal penge-set-an bit ini maka akan
memulai(start) konversi ADC untuk sekali konversi.
Bit 5-ADFR: ADC Free Running Select
Bit ini memilih mode operasi yang digunakan, ketika bit ini di-set maka
ADC akan menggunakan Free running di mana dalam mode ini ADC
disampel dan diperbarui secara simultan/kontinyu. Ketika bit ini di-clear
maka akan mengakhiri mode free running dan masuk ke mode konversi
tunggal (single conversion).
Bit 4-ADIF: ADC Interrupt Flag
Bit ini akan set secara otomatis ketika konversi ADC telah
selesai(complete), dan akan clear ketika eksekusi interupsi ADC
conversion complete.
Bit 3-ADIE: ADC Interrupt Enable
Bit ini bertugas untuk mengaktifkan interupsi ADC conversion complete
(ADIE=0 disable / ADIE=1 enable).
Bit 2:0-ADPS2:0: ADC Prescaler Select Bits
Bit-bit ini menentukan faktor pembagi frekuensi CPU yang digunakan
untuk clock ADC, seperti yang terlihat pada Tabel 2.19.
Tabel 2.19. ADC prescaler[4]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3. The ADC Data Register-ADCL and ADCH
Tabel 2.20. Register Data ADC, ADLAR=0 [4]
Tabel 2.21. Register Data ADC, ADLAR=1 [4]
Tabel 2.20 menunjukkan register data ADC saat ADLAR=0 dan Tabel
2.21 menunjukkan register data ADC saat ADLAR=1 [4]. Ketika konversi
selesai, maka hasilnya dapat ditemukan pada register ADCH : ADCL.
Ketika ADCL dibaca maka ADC tidak akan diperbarui sampai ADCH
dibaca.
2.2 Sensor Arus ACS712
Teknologi Hall effect yang diterapkan oleh Allegro menggantikan fungsi resistor
shunt dan current transformer menjadi sebuah sensor dengan ukuran yang relatif jauh lebih
kecil. Aliran arus listrik yang mengakibatkan medan magnet yang menginduksi bagian
dynamic offset cancellation dari ACS712[5]. Bagian ini akan dikuatkan oleh amplifier dan
melalui filter sebelum dikeluarkan melalui kaki 6 dan 7, modul tersebut membantu
penggunaan untuk mempermudah instalasi arus ini ke dalam sistem.
ACS712 adalah Hall Effect current sensor, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.5
Hall effect allegro ACS712 merupakan sensor yang presisi sebagai sensor arus AC atau
DC dalam pembacaan arus didalam dunia industri, otomotif, komersil dan sistem-sistem
komunikasi. Pada umumnya aplikasi sensor ini biasanya digunakan untuk mengontrol
motor, deteksi beban listrik, switched-mode power supplies dan proteksi beban berlebih.
Sensor ini memiliki pembacaan dengan ketepatan yang tinggi, karena di dalamnya
terdapat rangkaian low-offset linear Hall dengan satu lintasan yang terbuat dari tembaga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Cara kerja sensor ini adalah arus yang dibaca mengalir melalui kabel tembaga yang
terdapat di dalamnya yang menghasilkan medan magnet yang ditangkap oleh integrated
Hall IC dan diubah menjadi tegangan proporsional. Ketelitian dalam pembacaan sensor
dioptimalkan dengan cara pemasangan komponen yang ada di dalamnya antara penghantar
yang menghasilkan medan magnet dengan hall transducer secara berdekatan. Persisnya,
tegangan proporsional yang rendah akan menstabilkan Bi CMOS Hall IC yang di
dalamnya yang telah dibuat untuk ketelitian yang tinggi oleh pabrik.
Gambar 2.5. Sensor Arus ACS712[5]
Keluaran dari sensor ini yaitu berupa tegangan analog dengan sensitivitas
185mV/A,(>VIOUT(Q)) saat peningkatan arus pada penghantar arus (dari pin 1 dan pin 2
ke pin 3 dan 4), di mana ada toleransi yang disebabkan adanya noise yaitu sebesar 7mV.
Artinya, setiap ada arus yang melewati sensor sebesar 1A, maka sensor akan merespon
dengan memberikan keluaran sebesar 185mV/A. Gambar 2.6. menunjukkan port in dan
port out ACS712. Hambatan dalam penghantar sensor sebesar 1,2 mΩ dengan daya yang
rendah. Jalur terminal konduktif secara kelistrikan diisolasi dari sensor leads/mengarah
(pin 5 sampai pin 8). Hal ini menjadikan sensor arus ACS712 dapat digunakan pada
aplikasi-aplikasi yang membutuhkan isolasi listrik tanpa menggunakan opto-isolator atau
teknik isolasi lainnya yang mahal. Ketebalan penghantar arus didalam sensor sebesar 3x
kondisi overcurrent. Sensor ini telah dikalibrasi oleh pabrik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Gambar 2.6. Port in dan Port out ACS712[5]
2.3 Pengontrol Tegangan AC
Pengontrol tegangan ac (ac voltage controller) adalah pengatur aliran daya ac ke
beban dengan mengatur tegangan rms yang masuk ke beban[6]. Aplikasi yang sering
digunakan dari pengontrol tegangan ac antara lain: pemanas industri, kontrol lampu,
pengontrol kecepatan pada motor induksi banyak fasa, dan pengontrol magnet ac. Untuk
transfer daya, ada dua jenis pengontrol yang biasanya digunakan, yaitu (1). Kontrol on-off,
(2) Kontrol sudut fasa.
Pada kontrol on-off, saklar thyristor menghubung beban dengan sumber ac selama
beberapa siklus tegangan masukkan dan diputus selama beberapa siklus yang lain. Pada
kontrol fasa, saklar thyristor menghubungkan beban dengan sumber ac untuk satu bagian
dari tiap siklus tegangan masukkan.
Berdasarkan jumlah fasa tegangan maka pengontrol tegangan ac dapat
diklasifikasikan menjadi 2 jenis : (1) Pengontrol satu fasa dan (2) Pengontrol tiga fasa.
Tiap jenis dapat dibagi lagi menjadi : (a) Kontrol setengah gelombang atau satu arah (b)
Kontrol gelombang penuh atau dua arah. Ada beberapa konfigurasi dari pengontrol tiga
fasa tergantung pada hubungan saklar thyristor. Gambar 2.7 memperlihatkan prinsip kerja
kontrol on-off.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar 2.7. Prinsip kerja kontol on – off[6]
2.3.1 Prinsip Kontrol Fasa
Prinsip kontrol fasa dapat dijelaskan berdasarkan gambar gambar 2.8. Daya yang
mengalir ke beban dikontrol dengan menunda sudut picu thyristor &'[6]. Gambar 2.8
mengilustrasikan pulsa-pulsa gerbang thyristor &', dan bentuk gelombang tegangan
masukkan dan keluaran. Dengan adanya dioda D1, daerah kontrol terbatas dan rms
efektif tegangan keluaran hanya dapat bervariasi antara 70,7 dan 100%. Tegangan
keluaran dan arus masuk tidak simetris dan mengandung komponen DC. Jika ada
sebuah trafo masukkan akan dapat menyebabkan problem kejenuhan. Rangkaian ini
adalah pengontrol setengah gelombang satu fasa dan cocok hanya untuk beban resistif
berdaya rendah, seperti pemanasan dan pencahayaan. Karena aliran daya dikontrol oleh
setengah gelombang positif tegangan masukkan, jenis pengontrolan tipe disebut juga
dengan pengontrol satu arah (unidirectional).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jika () = (* sinthyristor &' adalah . =
(2
0
2
22
1
14
2
2
1
=
=
=
∫
∫
ππ
π
π
π
α
π
so
so
so
VV
VV
VV
Nilai tegangan keluaran rata
(22
21
=
= ∫
π
ππ
α
sdc
dc
VV
V
Jika α bervariasi dari 0 sampai
bervariasi dari 0 sampai
2.3.2 Kontrol Satu Fasa Beban Resistif
Masalah arus masukkan dc dapat dicegah
arah (atau gelombang penuh), dan pengontrol gelombang penuh satu fasa dengan
beban resistif yang ditunjukkan gambar
siklus positif, daya yang mengalir dikontrol oleh beberapa sudut tunda dari
dan thyristor &# mengontrol daya selama tegangan masukkan setengah siklus
Pulsa-pulsa yang dihasilkan
. = /2() sin . adalah tegangan masukkan dan sudut tunda
1, tegangan keluaran rms ditentukan melalui:
( ) ( )
) ( ) ( ) ( )2/1
2/12
2/12 222
2
2sin
2cos12cos
sin2sin
+−
−+−
+
∫
∫
αα
ωωωω
ωωωω
π
π
π
π s
tdttdt
ttdVttd
Nilai tegangan keluaran rata-rata ialah
( ) ( )
( )1cos
sin2sin22
−
+ ∫
α
ωωωωπ
α
π
π ss ttdVttdV
bervariasi dari 0 sampai π , Vo bervariasi dari V
bervariasi dari 0 sampai - 2 Vs / π .
Gambar 2.8. Prinsip dasar kontrol fasa[6]
Kontrol Satu Fasa Beban Resistif
Masalah arus masukkan dc dapat dicegah dengan menggunakkan kontrol dua
arah (atau gelombang penuh), dan pengontrol gelombang penuh satu fasa dengan
beban resistif yang ditunjukkan gambar 2.9[6]. Selama tegangan masukkan setengah
siklus positif, daya yang mengalir dikontrol oleh beberapa sudut tunda dari
mengontrol daya selama tegangan masukkan setengah siklus
pulsa yang dihasilkan &' dan &# terpisah 180°.Bentuk gelombang untuk
21
adalah tegangan masukkan dan sudut tunda
, tegangan keluaran rms ditentukan melalui:
bervariasi dari Vs ke 2sV
dan Vdc
dengan menggunakkan kontrol dua
arah (atau gelombang penuh), dan pengontrol gelombang penuh satu fasa dengan
. Selama tegangan masukkan setengah
siklus positif, daya yang mengalir dikontrol oleh beberapa sudut tunda dari thyristor &'
mengontrol daya selama tegangan masukkan setengah siklus negative.
sah 180°.Bentuk gelombang untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
tegangan masukkan, tegangan keluaran, dan sinyal gerbang untuk &' dan &#
ditunjukkan pada gambar.
Jika (2 √2(2 456 7 adalah tegangan masukkan dan sudut tunda thyristor &'
dan &# sama (α1=α2=α), tegangan keluaran rms dapat ditentukan melalui :
(8 = 9 22: ; 2(<# sin 7 =(7)@
AB
' #C= 94(<#
4: ; (1 − cos 2 7) =(7)@A
B' #C
= 9 22: ; 2(<# sin 7 =(7)@
AB
' #C
Dengan variasi sudut α dari 0 sampai α, Vo dapat divariasikan dari Vs sampai 0.
Pada gamabar 2.9, rangkaian gerbang untuk thyristor &' dan &# harus
diisolasi.Memang mungkin untuk mendapatkan sebuah common cathode untuk &' dan
&# dengan menambahkan dua katoda seperti ditunjukkan pada gambar.
Thyristor &' dan diode ' terhubung bersamaan selama siklus setengah negatif.
Karena rangkaian ini dapat memiliki sebuah terminal bersama untuk sinyal gerbang &'
dan &# hanya satu rangkaian isolasi yang diperlukan.Tetapi memerlukan dua buah
diode daya.Karena dua devais daya menghubungkan pada waktu yang bersamaan.
Kerugian konduksi dari devais akan meningkat dan efisiennya akan berkurang.
Sebuah pengontrol gelombang penuh satu fasa dapat pula diterapkan dengan
satu thyristor dan empat dioda seperti ditunjukkan pada gambar 2.10. Empat dioda
bertindak seperti sebuah jembatan penyearah. Tegangan yang melalui thyristor &' dan
arusnya selalu satu arah (unidirectional). Dengan beban resistif, arus thyristor akan
jatuh menjadi nol karena komutasi natural pada setiap setengah siklus, seperti
ditunjukan pada gambar. Namun demikian, jika ada induktansi yang besar
dirangkaian, karena thyristor &' dapat dimatikan setiap setengah tegangan masukkan
dan akan menyebabkan kehilangan kontrol. Hal ini memerlukan pendeteksi nol yang
melalui arus beban untuk menjamin matinya konduksi thyristor sebelum firing
keberikutnya. Tiga devais daya terhubung pada saat yang bersamaan dan efisiensinya
akan berkurang. Jembatan penyearah dan thyristor (atau transistor) bertindak sebagai
saklar dua arah, yang secara komersil didapat dalam bentuk devais tunggal dengan
rugi konduksi on-state yang relatif rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gambar 2.9. Pengontrol gelombang penuh satu fasa dengan katoda bersama[6]
Gambar 2.10. Pengontrol gelombang penuh satu fasa menggunakan satu thyristor[6]
2.4 TRIAC
TRIAC merupakan tipe SCR (Silicon Controlled Rectifier) yang bekerja secara
bidirectional[7]. Berbeda dengan DIAC yang dapat digunakan sebagai konduktor
dilakukan dengan menaikkan tegangan terminal hingga di atas tegangan breakdown, pada
TRIAC terdapat sebuah terminal Gate (G) yang digunakan untuk pemicu (trigger)
prategangan maju. Ilustrasi rangkaian ekuivalen dari TRIAC ditunjukkan seperti pada
Gambar 2.11. (a), sedangkan simbol elektronisnya ditunjukkan pada Gambar 2.11. (b).
Gambar 2.11. Triac : a. Rangkaian ekuivalen b. Simbol Rangkaian [7]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
TRIAC memiliki karakteristik swicthing seperti pada SCR, kecuali bahwa TRIAC
dapat berkonduksi dalam berbagai arah. TRIAC dapat digunakan untuk mengontrol aliran
arus dalam rangkaian AC. Elemen seperti penyearah dalam kedua arah menunjukkan
kemungkinan dua aliran arus antara terminal utama M1 dan M2.Pengaturan dilakukan
dengan menerapkan sinyal antara gate (gerbang) dan M1.
Gambar 2.12. Karakteristik TRIAC[7]
Karena dapat bersifat konduktif dalam dua arah, biasanya TRIAC digunakan untuk
mengendalikan fasa arus AC (contohnya kontroler tegangan AC). Selain itu, karena
TRIAC merupakan devais bidirektional, terminalnya tidak dapat ditentukan sebagai anoda
atau katoda. Jika terminal MT2 positif terhadap terminal MT1, TRIAC dapat dimatikan
dengan memberikan sinyal gerbang positif antara gerbang G dan MT1. Sebaliknya jika
terminal MT2 negatif terhadap MT1 maka TRIACakan dapat dihidupkan dengan
memberikan sinyal pulsa negatif antara gerbang G dan terminal MT1. Tidak perlu untuk
memiliki kedua sinyal gerbang positif dan negatif dan TRIAC akan dapat dihidupkan baik
dengan sinyal positif atau negatif.
Dalam prakteknya sensitifitas bervariasi antara satu kuadran dengan kuadran lain,
dan TRIAC biasanya beroperasi di kuadran I+ (tegangan dan arus gerbang positif) atau
kuadran III- (tegangan dan arus gerbang negatif). Gambar 2.12 menunjukan karakteristik
TRIAC.
TRIAC tersusun dari lima buah lapis semikonduktor yang banyak digunakan pada
pensaklaran elektronik. TRIAC biasa juga disebut thyristor bidirectional. TRIAC
merupakan dua buah SCR yang dihubungkan secara paralel berkebalikan dengan terminal
gate bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Berbeda dengan SCR yang hanya melewatkan tegangan dengan polaritas positif saja,
tetapi TRIAC dapat dipicu dengan tegangan polaritas positif dan negatif, serta dapat
dihidupkan dengan menggunakan tegangan bolak-balik pada gate. TRIAC banyak
digunakan pada rangkaian pengendali dan pensaklaran.
TRIAC hanya akan aktif ketika polaritas pada anoda lebih positif dibandingkan
katodanya dan gate-nya diberi polaritas positif, begitu juga sebaliknya. Setelah
terkonduksi, sebuah TRIAC akan tetap bekerja selama arus yang mengalir pada TRIAC
(TRIAC current) lebih besar dari arus penahan (holding current) walaupun arus gate
dihilangkan. Satu-satunya cara untuk membuka (meng-off-kan) TRIAC adalah dengan
mengurangi arus TRIAC (TRIAC current) di bawah arus penahanan (holding current).
2.5 Penyulut TRIAC
Rangkaian yang menggunakan thyristor (TRIAC), potensial yang berbeda muncul di
beberapa terminal. Rangkaian daya berhubungan dengan tegangan tinggi, biasanya lebih
dari 100V, sedangkan tegangan pada rangkaian pengendali/penyulut gerbang biasanya
merupakan tegangan rendah, tipikal 12 sampai 20 volt[6]. Rangkaian transformator isolasi
diperlukan antara thyristor dengan rangkaian pembangkit pulsa gerbang. Isolasi dapat
dilakukan dengan menggunakan transformator atau optokopler. Contoh rangkaian penyulut
gerbang yang menggunakan transformator ditunjukan oleh gambar 2.13 Terminal gerbang
perlu diproteksi terhadap interfensi dan sinyal frekuensi tinggi. Gambar 2.14 menunjukkan
beberapa contoh rangkaian proteksi gerbang.
Gambar 2.13. Rangkaian penyulut thyristor menggunakan transformator isolasi[6]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 2.13(lanjutan). Rangkaian penyulut thyristor menggunakan transformator
isolasi[6]
Gambar 2.14. Rangkaian proteksi gerbang[6]
2.6 Metode Zero Crossing Detection
Metode zero crossing detection adalah metode paling umum untuk mengetahui
frekuensi/periode suatu gelombang[8]. Metode ini berfungsi untuk menentukan frekuensi
suatu gelombang dengan cara mendeteksi banyaknya zero point pada suatu rentang waktu.
Zero crossing detector adalah rangkaian yang berfungsi untuk mendeteksi perpotongan
gelombang sinus pada tegangan AC tersebut, sehingga dapat memberikan sinyal acuan saat
dimulainya pemicu sinyal PWM. Dengan menggunakan rangkaian zero crossing detector
ini, kita dapat mendeteksi zero point sekaligus mengubah suatu sinyal sinusoidal (sine
wave) menjadi sinyal kotak (square wave). Perpotongan titik nol yang dideteksi adalah
pada saat peralihan dari siklus positif menuju siklus negatif dan peralihan dari siklus
negatif menuju siklus positif. Dalam 1 siklus gelombang sinusoidal 20 ms atau 50 hertz,
terdapat 2 kali melintasi titik nol, maka dalam 1 detik terdapat 100 sinyal zero crossing,
yang dapat dijadikan interupsi pada mikrokontroler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Gambar 2.15. IC komparator 339[9]
IC komparator 339 berisi empat sirkuit komparator tegangan terhubungan ke pin
eksternal seperti yang ditunjukkan pada Gambar2.15[9]. Masing – masing memiliki input
komparator pembalik dan non pembalik dan satu output. Suplai tegangan diterapkan pada
sepasang pin keempat komparator . Gambar 2.16 menunjukkan rangkaian komparator
digunakan sebagai zero crossing detector. Setiap sinyal input berjalan di atas 0 V, maka
output beralih ke VI. Output beralih ke VJ ketika hanya input berjalan di bawah 0 V.
Gambar 2.16. Rangkaian zero cross detector dengan komparator[9]
2.7 Penguat Diferesial
Penguat diferensial digunakan untuk mencari selisih dari dua tegangan yang telah
dikalikan dengan konstanta tertentu yang ditentukan oleh nilai resistansi yaitu sebesar KLK'
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk M1 M2 dan MN =rumus penguat diferensial.
Penguatan jenis ini berbeda dengan d
berikut:
Gambar 2.
Rumusnya seperti berikut :
Sedangkan untuk M1
2.8 Hukum Ohm
Pada rangkaian tertutup
Gambar 2.18 menunjukkan rangkaian arus.
dengan tegangan V dan berbanding terbalik dengan beban tahanan R atau dinyatakan
dengan rumus pada persama
tegangan V atau dinyatakan dengan rumus pada persamaan 2.8.
MO[10]. Persamaan 2.5 dan persamaan 2.6 memperlihatkan
rumus penguat diferensial. Gambar 2.17 memperlihatkan rangkaian penguat diferensia.
atan jenis ini berbeda dengan diferensiator. Rumus yang digunakan adalah sebagai
Gambar 2.17. Rangkaian pengutan diferensial[10
Rumusnya seperti berikut :
(8 >MN P M1?MO>MO P M2?M1 (2 E MN
M1 (1 1 M2 dan MN = MO maka bati deferensial adalah:
(8 = MNM5 >(2 E (1?
Pada rangkaian tertutup [11]:
Gambar 2.18. Rangkaian arus[11]
menunjukkan rangkaian arus. Besarnya arus I berubah sebanding
dengan tegangan V dan berbanding terbalik dengan beban tahanan R atau dinyatakan
pada persamaan 2.7. Besar daya P adalah hasil kali antara arus I dan
tegangan V atau dinyatakan dengan rumus pada persamaan 2.8.
28
Persamaan 2.5 dan persamaan 2.6 memperlihatkan
Gambar 2.17 memperlihatkan rangkaian penguat diferensia.
nsiator. Rumus yang digunakan adalah sebagai
10]
>2.5?
maka bati deferensial adalah: >2.6?
Besarnya arus I berubah sebanding
dengan tegangan V dan berbanding terbalik dengan beban tahanan R atau dinyatakan
an 2.7. Besar daya P adalah hasil kali antara arus I dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
S (M (2.7)
U = S. ( (2.8)
2.9 Hukum Kirchoff
Pada setiap rangkaian listrik, jumlah aljabar dari arus-arus yang bertemu di satu titik
adalah nol (∑I=0) [11]. Gambar 2.19 menunjukkan skema arus Kirchoff.
Gambar 2.19. Skema arus Kirchoff[11]
Jadi :
S' + (−S#) + (−SW) + SX + (−S$) = 0 (2.9)
S' + SX = S# + SW + S$ (2.10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
PERANCANGAN ALAT
3.1. Diagram Blok Rangkaian
Perancangan alat ini terdiri dari beberapa bagian utama, yaitu rangkaian sensor arus,
pengondisi sinyal, zero crossing detector, driver, mikrokontroler, catu daya, dan penampil.
Sensor yang digunakan untuk mengukur arus adalah ACS712. Perubahan output sensor akan
diolah bagian pengondisi sinyal. Mikrokontroler ATMega8535 berfungsi mengatur dan
memproses data masukan dari pengondisi sinyal dan diteruskan pada piranti driver dan
penampil. Pada piranti penampil digunakan LCD LMB162A.
Jika terdapat masukan beban pada beban terpakai, sensor arus akan mengukur besar arus
pada beban terpakai dan beban dummy, kemudian sistem akan menghitung besarnya daya
beban terpakai dan menentukan nilai daya beban dummy agar total daya 450 watt.
Pengontrolan besar daya dummy dilakukan dengan mengatur tunda picu tegangan AC/kontrol
fasa tegangan AC pada beban dummy dengan TRIAC. Pada tahap tunda picu ini sensor arus
pada beban dummy akan mengukur besarnya arus yang teraliri. Proses kontrol fasa dilakukan
dengan memberi 100 interupsi timing pada 1 gelombang sinusoidal 50 hertz (2x50 interupsi
timing, pada setengah gelombang 0-50, setengah gelombang berikutnya 0-50). Seratus
interupsi tersebut digunakan sebagai perintah picu. Gambar 3.1 menunjukan interupt timer2
saat tunda picu beban dummy. Pengontrolan besar picu ditentukan melalui perhitungan (450-
daya terpakai), yaitu daya dummy yang dibutuhkan. Setelah daya dummy yang dibutuhkan
telah diketahui, maka sistem akan mengontrol besarnya tunda picu TRIAC, dengan logika if
pada sistem software. Jika daya terpakai lebih besar sama dengan 450, maka picu akan
ditambahkan sampai daya dummy bernilai sesuai dengan yang ditentukan atau picu di-set 50.
Jika daya terpakai menurun, maka sistem akan menaikkan daya dummy dan picu akan
dikurangi sampai daya dummy bernilai sesuai dengan yang ditentukan atau picu di-set 1. Jika
daya tepakai naik, maka sistem akan menurunkan daya dummy dan picu akan ditambahkan
sampai daya dummy bernilai sesuai dengan ditentukan atau picu di-set 50.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Pengukuran daya dan arus akan tampil pada penampil LCD. Gambar 3.2 menunjukkan
diagram blok perancangan alat dummy load 450 watt berbasis mikrokontroler ATMega8535.
0 --------------------------------------------- 50
0 ---------------------------------------- 50
Gambar 3.1. Interupt Timer2 saat tunda picu beban dummy
50 hertz
10ms
10ms
Interupt Timer2 = 50
Timing interupt =
= 0,2
V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar 3.2. Diagram blok rancangan
3.2. Perancangan Perangkat Keras
3.2.1. Perancangan Rangkaian Sensor Arus
Pada alat ini sensor yang digunakan adalah ACS712. Sensor ini akan medeteksi
arus yang mengalir disebabkan oleh adanya beban yang terpasang pada terminal beban
terpakai, juga akan mendeteksi arus yang mengalir pada beban dummy sebagai umpan
balik ke mikrokontroler agar daya pada sistem tetap stabil.
Dari rangkaian gambar 3.3, untuk mengaktifkan sensor dibutuhkan tegangan
input sebesar 5V. Pada kaki 1,2 dan 3,4 dihubungkan pada rangkaian beban dummy
dan beban terpakai, untuk mengukur besar arus yang mengalir pada rangkaian beban
masing-masing. Penghubungan komponen kapasitor pada sensor ACS712 merupakan
rekomendasi dari datasheet. Selanjutnya output sensor dihubungkan pada rangkaian
pengondisi sinyal.
Pengondisi Sinyal
Pengondisi Sinyal
Zero Crossing Detector
Driver
AC Line ACS712
ACS712 Beban Dummy
Beban
Mikrokontroler
ATMega 8535 LED 1
LCD
LED 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar 3.3. Rangkaian sensor arus ACS712
Sesuai dengan batasan masalah pada alat ini yakni, beban 450 watt maka dapat
ditentukan arus maksimal yang akan diukur. Berdasarkan persamaan 2.8, maka
dapat dihitung sebagai berikut.
= . (2.8)
=
(3.1)
=450
220= 2,045
Pada data sheet sensor, tegangan output sensor berupa tegangan analog dengan
sensitivitas 185mV/A. Tabel 3.1 menunjukan tegangan keluaran sensor terhadap arus
yang diukur. Pada arus terukur 0 ampere maka tegangan keluaran sensor 0 V, pada arus
terukur 1 ampere maka tegangan keluaran sensor 185 mV, pada arus terukur 2 ampere
maka tegangan keluaran sensor 370 mV dan pada arus terukur 2,5 amper maka
tegangan keluaran sensor 463 mV.
Tabel 3.1. Tegangan output sensor terhadap arus yang diukur
!"
0 A 0 V
1 A 185 mV
2 A 370 mV
2,5 A 463 mV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3.2.2. Perancangan Rangkaian Pengondisi Sinyal
Pengondisi sinyal yang digunakan adalah penguat diferensial. Pada
perancangan rangkaian ini, parameter tegangan output #" = 0 V dan = 3,833 V.
Penyelesaian persamaan 3.1 mendapatkan nilai = 2,045 A, maka dapat
diasumsikan dengan #" = 0 V, = 0 dan = 3,833 V, = 2,5 .
Dengan mengasumsikan penguatan sebesar 8,33 kali, maka dapat diketahui sesuai
dengan tabel 3.2.
Tabel 3.2. Tegangan output sensor terhadap tegangan output pengondisi sinyal
!" $"% "&##!#"' (
0 V 0 V
185 mV 1,541 V
370 mV 3,083 V
463 mV 3,833 V
i
=
#" (3.2)
= )"% "&## #"' (
"
=3,833
463= 8,33 +
Pada persaman 3.2, maka dapat disubsitusikan ke persamaan 2.6 :
, =-.
-/(2 − 1) (2.6)
=-.
-/
8,33 =-1
-#
Pada persamaan 2.6 dapat ditentukan -# = 122Ω dan -1 = 1002Ω. Gambar
3.4 adalah rangkaian pengondisi sinyal. Pada gambar 3.3 -# = -5 dan -1 = -4 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Pemilihan nilai resistor -7 dan -6 agar tegangan masukan ideal 1 = 124 55 =
2,5 6,78. Karena tegangan pada vcc sebenarnya 4,5 volt, maka ditambah rangkaian
pembagi tegangan masukan sensor pada 1 yaitu, -1 dan -2. Agar tegangan
pembanding dari sensor arus sama dengan 1 = 124 55, maka diperoleh -1 = 102Ω
dan -2 = 1002Ω
Gambar 3.4. Rangkaian pengondisi sinyal
3.2.3. Perancangan Rangkaian Zero Crossing Detector
Rangkaian zero crossing detector pada gambar 3.5 yang digunakan dalam
sistem ini menggunakan IC komparator LM393 (berdasarkan dasar teori zero crossing
detector, Electronic Devices and Circuit Theory, Boleystad Robert) . Outputnya
dihubungkan dengan kaki INT0 (pin 16) pada mikrokontroler. Dengan vcc 5V, vee -5V
dan ac in sebesar 6V.
Gambar 3.5. Rangkaian zero crossing detector
AC INPD2
VCC
+
-
U1A LM393
3
21
84
R2
5,1K
VEE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Saat fase positif komparator akan menghasilkan output high (Vcc) dan saat fase
negatif akan menghasilkan output low (0 volt). Jadi outputnya adalah gelombang kotak
dengan frekuensi sesuai dengan frekuensi AC-nya yaitu 50 Hz.
3.2.4. Perancangan Rangkaian Driver Triac
Drivertriac yang digunakan adalah rangkaian isolasi. Rangkaian isolasi
digunakan sebagai penghubung antara triac dan pembangkit pulsa gerbang dari
mikrokontroler. Rangkaian driver ini ditunjukkan gambar 3.6.
Gambar 3.6. Rangkaian driver triac
Penentuan nilai kapasitor dan resistor dihitung sesuai spesifikasi waktu untuk
mengaktifkan kaki gate (8% / gate controlled turn – on time) pada data sheetTRIAC
BT136E.
8% = -. 9 (3.3)
9 =8%
-
9 =2+10:;
10000
9 = 0,2<=
C1
10 nR1
1K
MT1/MT2
G
PB3
T1TRANSFORMER
1 5
4 8
VCC
D1
DIODE
D2
DIODE
Q12SC14631
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Nilai 8% = 2μF.Berdasarkan persamaan 3.3, jika R yang digunakan adalah
10KΩ, maka nilai C yangdigunakan adalah 0,2nF.
Pengaktifan Triac melalui driver ini adalah dengan pulsayang berasal dari port
B3. Pada saat ada pulsa pada duty cycle tertentu pada port B3, maka akan menyulut
tunda pada triac pada kaki gate.
3.2.5. Perancangan Rangkaian TRIAC
Pada perancangan ini digunakan TRIAC BT136E, seperti pada Gambar 3.7.
BT136E mampu melewati arus hingga 4A dan mampu digunakan hingga tegangan
600V (data sheet BT136E).
Gambar 3.7. Rangkaian TRIAC
3.2.6. Perancangan Beban Dummy
Beban dummy yang digunakan adalah resistor, sebagaibeban semu yang proses
pembebanannya mengganti beban aslinya agar daya pada sistem tetap. Gambar 3.8
menunjukkan perancangan beban dummy menggunakan resistor yang diparalel
sehingga terjadi bagi arus antar resistor yang terparalel.
Gambar 3.8. Rangkaian beban dummy
Gate pada driv er
MT2 pada beban dummy
Q1BT136E
MT1 pada driv er
R R
current sensing
R R
ACS712
R RR
ke driv er (MT1/MT2)
R
ACS712
RR
ke driv er (Gate)
RR
220
V A
C
12
R R R
Q1
TRIAC
R RR RR RR R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
=
(3.1)
=220
450
= 2,045
Pada perancangan ini, parameter daya output #" = 0 @A88 dan =
450 @A88. Berdasarkan persamaan 3.1 nilai = 2,045 .
<# =
# &#) " (3.4)
<# =450
20
<# = 22,5
Resistor yang digunakan adalah 20 watt, jadi daya pada resistor mampu
menahan sampai 20 watt. Pada Persamaan 3.4diperoleh 22,5 maka dibulatkan menjadi
23 resistor.
Setelah diperoleh jumlah resistor yang akan diparalel, maka dapat dihitung arus
yang melewati masing – masing resistor dan daya pada masing – masing resistor.
Berdasarkan nilai pada persamaan 3.1, maka dapat disubsitusikan ke persamaan
3.5 dan 3.6.
# =
<# (3.5)
# =2,045
23
# = 88,9
Penyelesaian persamaan 3.5 mendapatkan nilai # = 88,9 .
# =
<# (3.6)
# =450
23
# = 19,56 @A88
Penyelesaian persamaan 3.6 mendapatkan nilai # = 19,56 @A88.
Setelah arus dan daya pada masing-masing resistor telah diketahui, berdasarkan
persamaan 2.8 dapat dicari besar nilai resistor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
= . (2.8)
= . . -
- =#
(# )C
- =19,56
88,9 + 10:D
- = 2474,27 Ω
Berdasarkan persamaan 2.8 besar nilai resistor yang akan diparalel - =
2474,27 Ω.
3.2.7. Perancangan Rangkaian Mikrokontroler
Pada rangkaian mikrokontroler seperti pada gambar 3.9, port yang akan
digunakan adalah port A, port C dan port D. Port A digunakan sebagai port
ADC(Analog to Digital Converter). Data analog dari sensor ACS712 yang berupa
tegangan diberikan kepada port A0. Data tersebut kemudian di konversi ke bentuk data
digital dan siap diproses oleh mikrokontroler. PC0, PC1, PC2 dan PC3 digunakan
sebagai port data, sedangkan PC4 dan PC5 digunakan sebagai port pengaturan
interface LCD. Pada port D digunakan sebagai port masukan dan keluaran. PD2
digunakan sebagai masukan dari zero crossing detector, PB3 digunakan sebagai
keluaran pemicu yang akan mengontrol rangkaian driver triac.
Gambar 3.9. Rangkaian mikrokontroler
ZERO DETECTOR
C3
10uF
DB 2 LCD
Q1
CRYSTAL
LED 2 (MERAH)
DB 3 LCD
SW1
12
IC1
ATMEGA8535-DIL40
3
1213
2
16171819
1110
876
3635343332
37
1
45
9
1415
20 21
403938
31302928272625242322
PB2(INT2/AIN0)
XTAL2XTAL1
PB1(T1)
PD2(INT0)PD3(INT1)PD4(OC1B)PD5(OC1A)
GNDVCC
PB7[SCK)PB6[MISO)PB5(MOSI)
PA4(ADC4)PA5(ADC5)PA6(ADC6)PA7(ADC7)
AREF
PA3(ADC3)
PB0(XCK/T0)
PB3(OC0/AIN1)PB4(SS)
RESET
PD0(RXD)PD1(TXD)
PD6(ICP) PD7(OC2)
PA0(ADC0)PA1(ADC1)PA2(ADC2)
AGNDAVCC
PC7(TOSC2)PC6(TOSC1)
PC5PC4PC3PC2
PC1(SDA)PC0(SCL)
DRIVER TRIAC
DB 4 LCD
VCC
LED 1 (HIJAU)
PENGONDISI SINYAL 1
RS LCD
C1
22pF
Enable LCD
C2
22pF
PENGONDISI SINYAL 2
DB 1 LCD
R110K
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Terdapat saklar input pada rangkaian, berfungsi untuk mereset keadaan
mikrokontroler.
3.2.6.1 Reset Eksternal
Sistem pada mikrokontoler akan mereset bila pin reset mendapat logika 0. Pin
reset dihubungkan dengan resistor (R1) yang terhubung ke vcc dan kapasitor yang
terhubung ke ground. Gambar 3.10 adalah rangkaian reset eksternal.
Gambar 3.10. Rangkaian reset eksternal
3.2.6.2 Osilator
Salah satu kelebihan AVR adalah kecepatan dalam eksekusi program. AVR
membutuhkan waktu satu siklus untuk melakukan eksekusi terhadap suatu intruksi.
Pada perancangan digunakan 12 Mhz sebagai input clock dengan 2 kapasitor
sebesar 27 pF (data sheet AVR hardware design considertions). Gambar 3.11
menunjukan rangkaian osilator.
Gambar 3.11. Rangkaian osilator
R210K
Reset8535
C4
56 nF
SW3
12
VCC
12 Mhz
CRYSTAL C5
27 pF
Xtal 2
Xtal 1
C627 pF
8535
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3.2.8. Perancangan Rangkaian Catu Daya
Rangkaian catu daya yang digunakan menghasilkan tegangan catu sebesar +12,
-12, +5 dan -5 Volt. Rangkaian catu daya memperoleh catu atau sumber tegangan dari
jala-jala listrik PLN. Tegangan AC 220 volt harus diturunkan terlebih dahulu melalui
trafo 1 A, penurunan tegangan menjadi sekitar 15 V dan 6 V. Tegangan AC tersebut
kemudian diserahkan oleh dioda bridge, sehingga menghasilkan gelombang penuh.
Gambar 3.12. Rangkaian catu daya
Pengatur tegangan yaitu IC LM7812, LM7912, LM7805 dan
LM7905digunakan untuk menghasilkan tegangan arus searah keluaran sebesar +12
volt, -12 volt, +5 volt dan -5 volt. Rangkaian catu daya dapat dilihat pada gambar 3.12,
pemasangan kapasitor C1 sebesar 470µF pada rangkaian ini digunakan untuk
mengurangi tegangan ripple yang mempunyai frekuensi rendah. Sedangkan
pemasangan kapasitor C2 sekitar 100nF digunakan untuk mengurangi tegangan yang
mempunyai frekuensi yang lebih tinggi dan memantapkan tegangan +12 volt, -12 volt,
+5 volt dan -5 volt.
C4100 nF
C6CAP
- 12V
U1LM7812
1
2
3VI
GN
D
VO
-5V
100 nF
AC 220 V
U2
LM7912C/TO220
2 3
1
IN OUT
GN
D
15 V
C1
+12V
15V
470 uFC2
- +
D1DIODE BRIDGE
1
2
3
4
U3LM7805/TO
1
3
2VIN
GN
D
VOUT
C5
CAP
C3
470 uF
U5LM7905/TO3
3
1
2VIN
GN
D
VOUT
GND
+5V
T2
TRANSFORMER CT
1 5
6
4 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3.2.9. Perancangan Rangkaian Penampil
3.2.9.1. Rangkaian Indikator LED
Pada perancangan ini digunakan LED warna sebagai indikator. LED 1 sebagai
indikator sistem ON (siap digunakan). LED 2 sebagai indikator adanya sejumlah beban
yang tepakai. Cara kerja rangkaian yaitu jika tedapat sejumlah beban, sensor arus akan
memberi masukan pada mikrokontroler dan akan memberi logika 1 pada LED 2. Port
yang digunakan untuk menampilkan LED yaitu pada port C6 dan port C7. Jika
tegangan keluaran pin I/O ini sebesar 4,8V dan arusnya sebesar 20mA (data sheet AVR
ATmega 8538), maka dengan mengetahui besarnya nilai dan arus mikrokontroler,
besarnya nilai R pada rangkaian LED berdasarkan persamaan 2.7 dapat dihitung.
- =4,8
20 +10:D = 240 Ω
Nilai 240Ω di pasaran tidak ada, maka dicari pendekatannya sebesar 330Ω.Pada
Gambar 3.13 adalah rangkaian indikator LED.
Gambar 3.13. Rangkaian LED
3.2.9.2. Rangkaian LCD
LCD yang digunakan yaitu LCD LMB162 dengan lebar display 2 baris 16 kolom
yang konfigurasinya dapat dilihat pada gambar 3.14. Pada perancangan LCD
digunakan dua buah potensiometer sebesar 10KΩ dengan fungsi untuk mengatur
contrast dan backlight dari LCD.
Gambar 3.14. Rangkaian LCD
HIJAULED
PC7
220
220 MERAHLED
R1
PC6
R2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3.3. Perancangan Perangkat Lunak
3.3.1. Flowchart utama
START
INISIALISASI PORT I/O, LCD,
TIMER0 187,5KHz, TIMER2 375kHz,
TIMER INTERUPT, INT0 INTERUPT,
High Speed ADC 10bit 187,5 kHz.
LCD DISPLAY JUDUL PENELITIAN
Salin Data EEPROM Ke RAM,
Reset Register X = 0, Y = 0.
PICU = 0, Triac Driver = 0.
Start Timer 0 & Timer 2
Register Z = Z + 1,
Read ADC ch.0 = A.0,
Read ADC ch.1 = A.1,
Read ADC ch.2 = A.2,
C.0 = C.0 + A.0,
C.1 = C.1 + A.1,
C.2 = C.2 + A.2.
?
Y > 8
HITUNG DATA :
I load = (C.0/Z) * 0.0029 + 0.1087,
I dumy = (C.1/Z) * 0.0029 + 0.1087,
Volt = (C.2/Z) * 0.31656214 ,
P load = I load * Volt ,
P dumy = I dumy * Volt .
PICUPICU
RESET REGISTER :
C.0 = 0, C.1 = 0, C.2 = 0,
Y = 0, Z = 0.
STOP
Gambar 3.15. Alur program utama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 3.15 menunjukkan alur program utama. Pada alur program utama
terdiri dari beberapa proses. Pada proses pertama sistem akan dan melakukan
inisialisasi. Inisialisai port I/O mikrokontroler, mengaktifkan dan setting timer0
187,5 khz, mengaktifkan dan setting timer2 375 khz, mengaktifkan INT0,
mengaktifkan ADC 10 bit dan LCD akan menampilkan judul penelitian. Pada
proses kedua data EEPROM akan dikirim ke RAM, reset x = 0 dan y = 0, setting
picu = 0 dan TRIAC = 0 dan memulai timer0 dan timer2. Pada proses ketiga
membaca ADC. PortA.0, portA.1 dari sensor arus dan portA.2 dari sensor
tegangan. Register Z melalui INT0 (zero crossing detector) sebagai penghitung
pengambilan data ADC. Pada proses keempat, jika pengambilan data ADC sudah
mencapai 8 kali, maka akan melanjutkan proses berikutnya. Jika belum 8 kali, maka
akan berhenti dan tidak melanjutkan proses berikutnya.
Proses berikutnya, yaitu proses kelima adalah mengitung data yang telah
diperoleh. Variabel yang dihitung adalah ( &, &', ( &, &' dan . Pada
proses kelima adalah memicu sudut oleh TRIAC agar total daya 450 watt. Proses
terakhir adalah me-reset register C0, C1, C2, Y dan Z sama dengan nol.
3.3.2. Flowchart pemicu sudut
Gambar 3.16. Alur program pemicu sudut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Gambar 3.16 menunjukkan alur program pemicu sudut. Pada alur program ini
terjadi tiga proses utama pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan pertama
yaitu penurunan beban dummy jika dari 450 watt. Pada tahap ini sebelum proses
daya dummy bernilai maksimal. Jika daya terpakai lebih besar dari 450 watt, maka
akan melanjutkan proses pengambilan keputusan berikutnya, yakni apakah PICU
lebih kecil dari 50. Jika YA maka picu akan dinaikkan satu. Proses penambahan
PICU +1 ini akan terus dilakukan sampai PICU ≥ 50. Pada saat keadaan PICU ≥ 50
daya dummy bernilai 0, dan pada saat keadaan yang sama penambahan PICU +1
akan berhenti.
Pengambilan keputusan kedua yaitu proses penurunan nilai daya dummy, jika
daya terpakai kurang dari 450 watt. Jika selisih antara 450 dengan daya terpakai
lebih kecil dari daya dummy, maka akan melanjutkan proses pengambilan
keputusan berikutnya, yakni apakah PICU lebih kecil dari 50. Jika YA maka picu
akan dinaikkan satu. Proses penambahan PICU +1 ini akan terus dilakukan sampai
PICU ≥ 50. Pada saat keadaan PICU ≥ 50 daya dummy bernilai 0, dan pada saat
keadaan yang sama penambahan PICU +1 akan berhenti.
Pengambilan keputusan ketiga yaitu proses penaikan daya dummy. Jika selisih
antara 450 dengan daya terpakai lebih besar dari daya dummy, maka akan
melanjutkan proses pengambilan keputusan berikutnya, yakni apakah PICU lebih
besar dari 1. Jika YA maka picu akan dikurangkan satu. Proses pengurangan PICU
-1 ini akan terus dilakukan sampai PICU ≤ 0. Pada saat keadaan PICU ≤ 0 daya
dummy bernilai 450 watt, dan pada saat keadaan yang sama penambahan PICU -1
akan berhenti.
Jika dari ketiga proses pengambilan keputusan tersebut tidak ada yang
cocok/YA, maka akan berhenti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3.3.3. Flowchart zero crossing detector
Gambar 3.17. Alur program zero crossing detector
Gambar 3.17 menunjukkan alur program zero crossing detector. Pada alur
program ini akan mengaktifkan INT0. Setiap terjadi interupsi dari zero crossing
detector, akan melakukkan reset nilai counter (x, y dan z), mematikan TRIAC dan
menyalakan LED.
3.3.4. Flowchart timer2
?
X = PICU
YA
START
X = X + 1
Triac Driver = 0 Triac Driver = 1
STOP
TIDAK
Gambar 3.18. Alur program timer2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Gambar 3.18 menunjukkan alur program timer2. Pada alur program timer2 ini,
jika terjadi interupsi akan mencacah counter x, jika nilai x sama dengan nilai picu
maka TRIAC akan ON. Jika tidak TRIAC akan OFF
3.3.5. Flowchart LCD
Gambar 3.19. Alur program LCD
Gambar 3.19 menunjukkan alur program LCD. Pada alur program LCD ini, jika
tombol up ditekan maka LCD akan memproses isi dari SET_LCD +1 dan
menampilkan LCD dan delay 100 ms. Jika tombol down ditekan maka LCD akan
memproses isi dari SET_LCD -1 dan menampilkan LCD dan delay 100 ms. Jika
tidak keduanya maka LCD akan menampilkan berdasarkan isi SET_LCD yang
sudah diisi di RAM dan EEPROM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai hasil pengamatan dari dummy load untuk beban 450
watt. Hasil pengamatan dan pengambilan data dilakukan yang dilakukan berupa perubahan
arus pada beban terpakai dan beban dummy (semu), ketika daya beban tepakai diubah-
ubah.
4.1. Hasil Implementasi Alat
Implementasi dari dummy load untuk beban 450 watt tersusun atas rangkaian sensor
arus, rangkaian sensor tegangan, rangkaian pengondisi sinyal untuk sensor arus, rangkaian
driver TRIAC, rangkaian zero crossing detector, rangkaian sistem minimum
ATmega8535, rangkaian beban dummy, rangkaian LCD 16x2, rangkaian LED, rangkaian
keypad dan rangkaian regulator tegangan. Gambar 4.1 dan gambar 4.2 menunjukkan
bentuk fisik dari dummy load beban 450 watt.
Gambar 4.1. Bentuk fisik alat tampak samping
Gambar 4.2. Bentuk fisik alat tampak atas
Pada gambar 4.2 memperlihatkan urutan nomor beberapa bagian rangkaian dari
dummy load beban 450 watt, yang terdiri dari:
1. Trafo CT 1 amper
2. Rangkaian power supply
3. Rangkaian LCD 16x2
4. Rangkaian indikator LED
5. Rangkaian driver TRIAC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
6. Rangkaian zero crossing detector
7. Rangkaian pengondisi sinyal sensor arus
8. Rangkaian sensor arus
9. Rangkaian TRIAC
10. Rangkaian dummy load
11. Stop kontak
12. Rangkaian sensor tegangan
13. Tombol power sistem
14. Tombol power beban
15. Keypad pengatur tampilan LCD
Dummy load beban 450 watt akan bekerja otomatis menstabilkan daya beban total
sebesar 450 watt walaupun besar beban terpakai diubah-ubah, sekalipun besar beban
terpakai nol. Pada alat ini terdapat 2 tombol power, yaitu tombol power sistem dan tombol
power beban (beban dummy dan beban terpakai). Ketika tombol power sistem ditekan,
maka pada layar LCD 16x2 akan tampil nilai tegangan, arus dan daya, dengan 4 kategori,
yaitu beban dummy, beban terpakai, nilai analog ADC dan nilai digital ADC. Tampilan
kategori pada LCD 16x2 akan dikontrol dengan menggunakan keypad. Pada tahap ini
sistem pada ADC mikro hanya memproses masukan dari sensor tegangan dan zero
crossing detector. Ketika tombol power beban ditekan, maka beban dummy dan beban
terpakai akan terhubung tegangan jala-jala 220 volt. Pada tahap ini sistem secara kalang
tertutup akan mengontrol jumlah daya beban total (beban dummy+beban terpakai) sebesar
450 watt. Proses ini berlangsung terus menerus hingga tombol power ditekan dari ON
menjadi OFF atau sistem dimatikan.
4.2. Proses Pengambilan Data
Penelitian dilakukan di Laboratorium Tugas Akhir Teknik Elektro, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Pengambilan data pada penelitian ini bagi menjadi 2 kategori,
yaitu pengambilan data pada sub sistem dan pengambilan data pada sistem keseluruhan.
Langkah – langkah yang dilakukan dalam pengambilan data adalah:
1. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian. Alat ukur yang
dibutuhkan yaitu multimeter (meliputi: amper meter, volt meter, ohm meter,dll),
osiloskop, trafo step down dan kabel. Gambar 4.3, gambar 4.4 dan gambar 4.5
memperlihatkan alat ukur dan peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar 4.3. Multimeter digital
Gambar 4.4. Trafo step down
Gambar 4.5. Osiloskop digital
2. Melakukan uji coba alat, pengukuran dan pengambilan data. Pada tahap ini
dilakukan uji coba alat dan melakukan pengukuran sesuai dengan teori dasar
listrik. Jika belum sesuai dengan perancangan yang telah dibuat, maka akan
dilakukan perbaikan sampai hasil yang didapat sesuai dengan yang diharapkan.
Proses selanjutnya adalah pengambilan data. Pengambilan data dilakukan dengan
menulis data sesuai kriteria yang ingin didata.
4.3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian ini meliputi hasil pengukuran dan pengambilan data dari beberapa
sub sistem dan sistem keseluruhan. Jika belum sesuai dengan perancangan yang telah
dibuat, maka akan dilakukan perbaikan sampai hasil yang didapat mendekati dengan
rancangan yang diharapkan. Pengambilan data dilakukan dengan menulis data sesuai
kriteria yang ingin didata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
4.3.1. Pengujian Sub Sistem
Pengujian sub sistem terdiri dari beberapa pengujian, diantaranya pengujian
rangkaian regulator tegangan, pengujian trangkaian zero crossing detector, pengujian
rangkaian sistem minimum ATmega8535, pengujian rangkaian driver TRIAC, pengujian
rangkaian sensor tegangan, pengujian rangkaian sensor arus dan pengujian rangkaian
pengondisi sinyal sensor arus.
4.3.1.1.Rangkaian Regulator Tegangan
Dummy load beban 450 watt menggunakan 3 rangkaian regulator yang berfungsi
sebagai supply tegangan seluruh sistem. Rangkaian regulator terdiri dari rangkaian
regulator 5 volt menggunakan IC 7805, rangkaian regulator -5 volt menggunakan IC
7905 dan rangkaian regulator 12 volt menggunakan IC 7812. Sumber tegangan yang
digunakan berasal dari trafo CT step down 15 volt, kemudian disearahkan oleh dioda
bridge, sehingga menghasilkan gelombang penuh. Selanjutnya gelombang penuh dari
dioda bridge akan distabilkan oleh sebuah filter melalui kapasitor yang nantinya akan
diteruskan ke IC regulator tegangan. Rangkaian regulator tegangan ditunjukkan pada
gambar 4.6.
Gambar 4.6. Rangkaian regulator tegangan
Rangkaian regulator 5 volt digunakan sebagai supply tegangan pada zero crossing
detector. Rangkaian regulator -5 volt digunakan sebagai supply tegangan pada zero
crossing detector. Rangkaian regulator 12 volt digunakan sebagai supply tegangan pada
sistem minimum, driver TRIAC, pengondisi sinyal sensor arus. Tabel 4.1 adalah
pengujian output tegangan pada ketiga rangkaian regulator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 4.1 Output tegangan dari rangkaian regulator -5 volt, 5 volt dan 12 volt
Input Output (teori) Output Error
Regulator -5 volt -15,84 V -5 V -5,6 V 12 %
Regulator 5 volt 14,6 V 5 V 5,006 V 0,12 %
Regulator 12 volt 14,18 V 12 V 11,78 V 1,833 %
Tabel 4.1 memperlihatkan output tegangan dari kedua rangkaian regulator. Pada
pengujian ini dilakukan 1 kali. Pada rangkaian regulator -5 volt terdapat error output
sebesar 12 %. Tegangan -5 volt digunakan sebagai supply rangkaian zero crossing
detector pada IC komparator LM741. Sesuai dengan datasheet, tegangan kerja pada
LM741 adalah ±5 volt sampai ±18 volt, sehingga error output tidak berpengaruh
terhadap kerja IC komparator LM741. Rangkaian regulator 5 volt digunakan sebagai
supply rangkaian zero crossing detector pada IC komparator LM741, terdapat error
output sebesar 0,12 %. Sesuai dengan datasheet, tegangan kerja pada LM741 adalah ±5
volt sampai ±18 volt, sehingga error output tidak berpengaruh terhadap kerja IC
komparator LM741. Pada rangkaian regulator 12 volt terdapat error output sebesar 1,833
%. Tegangan 12 volt digunakan sebagai supply rangkaian driver TRIAC, rangkaian
sistem minimum mikrokontroler ATmega8535, rangkaian pengondisi sinyal sensor arus
dan rangkaian sensor arus. Pada rangkaian sistem minimum Atmega8535, rangkaian
pengondisi sinyal sensor arus ACS712 dan rangkaian sensor arus ACS712 supply 12 volt
menjadi masukan IC regulator 7805 pada tiap rangkaian tersebut, jadi error output tidak
berpengaruh terhadap rangkaian tersebut, karena sesuai dengan datasheet input minimal
IC regulator 7805 adalah 5 volt-18 volt. Pada rangkaian driver TRIAC error yang terjadi
juga tidak bepengaruh karena masih bisa ditoleransi, karena melalui pengujian, rangkaian
ini masih biasa bekerja.
4.3.1.2.Rangkaian Zero Crossing Detector
Rangkaian zero crossing detector digunakan sebagai pendeteksi nol pada fasa
tegangan 220 jala-jala PLN. Gambar 4.7 menunjukkan rangkaian fisik zero crossing
detector. Pendeteksi nol bertujuan untuk memberikan sinyal acuan saat dimulainya sinyal
trigger untuk memicu TRIAC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Gambar 4.7. Rangkaian zero crossing detector
Pada rangkaian zero crossing detector ini digunakan IC komparator LM741,
berbeda dengan perancang yang menggunakan IC komparator LM393. Hal ini
dikarenakan prinsip komparator yang sama dan IC LM741 yang sudah tersedia, tidak
perlu membeli.
Pada rangkaian zero crossing detector vcc 5 volt, vee -5 volt dan ac input sebesar 6
volt. Gambar 4.8 memperlihatkan gelombang input zero crossing detector, dengan Vrms
6,5 volt. Keluarannya berupa sinyal kotak dengan Vpp 5 volt, frekuensi 50 hertz dan
duty cycle 50%. Hasil dari keluaran tersebut sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan.
Keluaran sinyal kotak tersebut akan dihubungkan sebagai input mikrokontroler INT0 (pin
16). Gambar 4.9 merupakan hasil keluaran sinyal dari IC komparator LM741. Pada
gambar 4.8 sinyal output zero crossing detector terlihat sempurna.
Gambar 4.8. Sinyal input zero crossing detector
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Gambar 4.9. Sinyal output zero crossing detector
4.3.1.3.Rangkaian Sistem Minimum ATmega8535
Sistem minimum mikrokontroler ATmega8535 yang disertai IC regulator 7805
untuk memenuhi kebutuhan tegangan 5 volt. Rangkaian sistem minimum mikrokontroler
ATmega8535 ditunjukkan pada gambar 4.10.
Gambar 4.10. Rangkaian sistem minimum
Pengujian sistem minimum sistem bertujuan untuk mengetahui apakah rangkaian
ini dapat berfungsi sesuai perancangan. Pengujian dilakukan dengan membuat program
untuk memberikan nilai logika 0 dan logika 1 pada output mikrokontroler, yaitu pada
port A, port B, port C dan port D. Dari masing-masing port kemudian dihubungkan
dengan modul LED aktif rendah sebagai penampil output mikrokontroler. Pada saat
pemberian logika 0 lampu LED pada modul menyala dan saat pemberian logika 1, lampu
LED pada modul padam. Gambar hasil pengujian minimum sistem dapat dilihat pada
gambar 4.11, sedangkan program yang ditulis mikrokontroler adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
#include <mega8535.h> //mikrokontroler yang digunak an ATmega8535
void main(void)
PORTA=0xff; // port yang digunakan = port A
//nilai 0xff = mula-mula nilai port A.7– A.0 logika 1
DDRA=0xff; //fungsi port sebagai fungsi output
while(1) //pengulangan
PORTA=0x0f; // output port A.0 – A.3 pada logika 1 (LED terhubung A.0 –
A.3 padam )
// ouput port A.4 – A.7 pada logika 0 (LED terhubung A.4– A.7
menyala)
;
Program di atas juga diuji pada port B, port C dan port D sistem minimum yaitu
dengan cara mengganti listing program pada output port B, port C dan port D. Dari hasil
percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem minimum ATmega8535 telah
berhasil dan sesuai dengan yang dirancang.
Gambar 4.11. Hasil pengujian sistem minimum dengan modul LED
4.3.1.4.Rangkaian Driver TRIAC
Driver TRIAC yang digunakan adalah rangkaian isolasi. Rangkaian isolasi
digunakan sebagai penghubung antara TRIAC dan pembangkit pulsa gerbang dari
mikrokontroler. Rangkaian driver TRIAC ditunjukkan pada gambar 4.12.
Gambar 4.12. Rangkaian driver TRIAC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Melalui pengujian dengan menggunakan osiloskop dan masukan pulsa trigger,
maka diperoleh gelombang keluaran seperti pada gambar 4.13, pada gambar tersebut
diperoleh periode gelombang sebesar 10 ms. Gambar 4.14 menunjukkan masukan pulsa
trigger dari mikrokontroler dengan periode 10 ms. Pada gambar 4.13 memperlihatkan
gelombang keluaran sebagai pulsa picu pada gate TRIAC. Nilai periode 10 ms bertujuan
agar gelombang trigger dapat memicu 2 kali setiap 10 ms pada gelombang AC 20 ms.
Gambar 4.13. Gelombang keluaran driver
TRIAC
Gambar 4.14. Pulsa trigger mikrokontroler
4.3.1.5.Rangkaian Sensor Tegangan
Rangkaian sensor tegangan yang digunakan adalah mengambil 2 tegangan 9 volt
dari trafo step down CT kemudian disearahkan dengan 2 dioda lalu di-filter dengan
menggunakan kapasitor. Setelah itu dihubungkan dengan rangkaian resistor pembagi
tegangan dengan hubung seri 2,2 kΩ dengan 1,1 kΩ. Tabel 4.2 memperlihatkan tegangan
pada rangkaian sensor tegangan. Tegangan setelah disearahkan dengan 2 dioda sebesar
11,11 volt. Sehingga tegangan pada resistor 1,1 kΩ sebesar 3,703 volt. Tegangan 3,707
volt sudah cukup menjadi masukan ADC mikrokontroler. Gambar 4.14 memperlihatkan
rangkaian sensor tegangan yang terhubung langsung dengan trafo CT.
Pada tabel 4.2 memperlihatkan pengukuran pada rangkaian sensor arus.
sebesar 11,11 volt, , Ω sebesar 7,406 dan , Ω sebesar 3,703 volt.
Sedangkan pada tabel 4.3 memperlihatkan perbandingan antara tegangan PLN dan
tegangan sensor tegangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Gambar 4.15. Rangkaian sensor tegangan
Gambar 4.16. Rangkaian skematik sensor tegangan
Tabel 4.2. Tegangan pada sensor arus
, Ω , Ω
11,11 volt 7,406 volt 3,703 volt
Tabel 4.3. Perbandingan tegangan AC dan tegangan sensor tegangan
222,1 Vac 3,703 Vdc
4.3.1.6.Rangkaian Sensor Arus
Pada rangkaian sensor arus ini menggunakan IC ACS712. Sensor ini mendeteksi
arus yang mengalir pada sensor. Sensor ini membutuhkan tegangan input sebesar 5 volt.
Gambar 4.17 dan gambar 4.18 memperlihatkan rangkaian sensor arus. Tabel 4.4
memperlihatkan tegangan output pada ACS712 ketika dialiri arus.
Pada tabel 4.4 masih terdapat error pada perbandingan Vout sensor arus secara
teori dan Vout sensor secara praktek. Error terbesar pada pengukuran arus beban 2,09
ampere, sedangkan error terkecil pada pengukuran arus beban 0,272 ampere dan 0,454
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
ampere. Adanya error ini tentu saja dapat mempengaruhi data yang masuk ke rangkaian
pengondisi sinyal. Data dari pengondisi sinyal ke mikrokontroler tentu saja juga dapat
mempengaruhi olah data dan akan menimbulkan error pada data berikutnya. Pada tahap
uji rangkaian ini, rangkaian ini tetap digunakan, karena sensor arus yang berbentuk IC
sulit untuk diperbaiki. Muncul dugaan mungkin karena kesalah teknis pada penyolderan
kaki IC sensor arus yang terlalu panas dapat berdampak pada hall effect pada IC sensor.
Gambar 4.17. Rangkaian sensor ACS712
tampak bawah
Gambar 4.18. Rangkaian sensor arus
ACS712 tampak atas
Tabel 4.4. Tegangan output ACS712 saat dialiri arus
() (amper) (volt) (volt)
0 0 220 2,500
60 0,272 220 2,555
100 0,454 220 2,588
160 0,727 220 2,644
200 0,909 220 2,678
260 1,181 220 2,731
300 1,363 220 2,766
360 1,636 220 2,822
400 1,818 220 2,857
460 2,090 220 2,912
4.3.1.7.Rangkaian Pengondisi Sinyal Sensor Arus
Pada rangkaian pengondisi sinyal sensor arus digunakan rangkaian penguat
diferensial. Penguat diferensial digunakan untuk mencari selisih dari dua tegangan yang
telah dikalikan dengan konstanta tertentu yang ditentukan oleh nilai resistansi. Besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
penguatannya sebesar 8,33 kali. Gambar 4.19 memperlihatkan rangkaian pengondisi
sensor arus.
Gambar 4.19. Rangkaian pengondisi sinyal sensor arus
Tabel 4.5. Tegangan output pengondisi sinyal terhadap input dari sensor arus
(volt) ! " # " $%%%
2,912 3,333 8,333 8,089 2,92 %
2,857 2,837 8,333 7,946 4,64 %
2,822 2,520 8,333 7,826 6,08 %
2,766 2,035 8,333 7,650 8,19 %
2,731 1,728 8,333 7,480 10,23 %
2,678 1,242 8,333 6,977 16,27 %
2,644 0,962 8,333 6,680 19,83 %
2,588 0,549 8,333 6,238 25,14 %
2,555 0,306 8,333 5,563 33,24 %
2,500 0,101 8,333 - -
Pada tabel 4.5 memperlihatkan perbandingan dan error pada tegangan keluaran
pada rangkaian pengondisi sinyal. Nilai !(teori) = V2 − V1 (RfRi2 ), dimana
2 = dan 1 = 12 2 = 1
2 2 . 5 = 2,5 5. Nilai error terbesar terjadi
pada tegangan input pengondisi sinyal bernilai 2,555 volt. Adanya error tersebut, penulis
berasumsi bahwa nilai komponen pada rangkaian ini kurang presisi sebagaimana dengan
nilai teorinya. Hal ini dikarenakan nilai komponen yang dijual dipasaran tidak semuannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
presisi. Tingkat keberhasilan dari rangkaian pengondisi sinyal sensor arus ini sebesar 86
%.
4.3.2. Pengujian Sistem Keseluruhan
Pengujian sistem keseluruhan dilakukan dengan pengambilan data disertai gambar-
gambar gelombang listrik. Pengambilan gambar-gambar gelombang listrik dilakukan
dengan cara menghubungkan tegangan beban dummy ke trafo step down.Teknik
pengambilan data dengan cara mengubah-ubah daya beban terpakai. Setelah itu dilakukan
pengukuran nilai arus, tegangan pada beban dummy dan beban terpakai. Beban terpakai
yang digunakan adalah bohlam dengan nilai daya beban bervariasi, bohlam yang tersedia
bernilai 60 watt dan 100 watt.
Tabel 4.6 memperlihatkan data pengukuran sistem keseluruhan pada beban terpakai
dan beban dummy. Pada data pengukuran manual beban dummy, nilai daya diperoleh jauh
dari perhitungan teori. Sedangkan pada tabel 4.7 memperlihatkan data sistem keseluruhan
oleh mikrokontroler, hasil pengukuran beban dummy, nilai daya diperoleh mendekati
dengan perhitungan teori. Perbedaan antara kedua data pengukuran tersebut karena
pengukuran manual data yang terukur pada alat ukur berubah-ubah, sedangkan data hasil
pengukuran oleh mikrokontroler hampir mendekati perhitungan teori, sebab pada
mikrokontroler proses pengukuran dilakukan secara sampling atau berulang-ulang dalam
tempo yang sangat cepat dan kemudian dirata-ratakan.
Tabel 4.7. Data sistem keseluruhan oleh mikrokontroler
() 67 (8) 67 (") 7!!9() 7!!9(")
216 0 0 441 2,033
219 60 0,304 392 1,726
219 100 0,422 364 1,651
219 160 0,647 311 1,431
219 200 0,818 264 1,227
219 260 1,076 210 0,960
219 300 1,250 156 0,876
218 360 1,520 97 0,441
218 400 1,700 69 0,356
218 460 1,968 26 0,110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
4.3.1.1.Pengujian Daya Beban Terpakai Nol
Pada pengujian daya beban terpakai nol, tidak ada nilai beban yang terbebani pada
beban terpakai. Pada pengujian ini beban dummy terbebani penuh dengan daya senilai
450 watt. Gambar 4.20 memperlihatkan gelombang listrik pada beban dummy saat daya
beban terpakai nol.
Gambar 4.20. Gelombang listrik daya beban dummy pada pengujian daya beban
terpakai nol
Pada tabel 4.8 memperlihatkan saat tidak ada beban terpakai, nilai daya beban
dummy terukur sebesar 460,61 watt, dengan error 2,36 % dari nilai teori daya beban
dummy.
4.3.1.2. Pengujian Daya Beban Terpakai 60 watt
Pada pengujian daya beban terpakai 60 watt, digunakan 1 buah bohlam 60 watt.
Pada pengujian ini nilai daya beban dummy adalah selisih dari 450 watt dengan 60 watt,
sehingga nilai daya beban dummy pada pengujian ini bernilai 390 watt. Gambar 4.21
memperlihatkan gelombang listrik pada beban dummy saat daya beban terpakai bernilai
60 watt.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Gambar 4.21. Gelombang listrik daya beban dummy pada pengujian daya beban 60
watt
Pada tabel 4.8 memperlihatkan saat daya beban terpakai 60 watt, nilai daya beban
dummy terukur sebesar 257,72 watt, dengan error 33,92 % dari nilai teori daya beban
dummy.
4.3.1.3.Pengujian Daya Beban Terpakai 100 watt
Pada pengujian daya beban terpakai 100 watt, digunakan 1 buah bohlam 100 watt.
Pada pengujian ini nilai daya beban dummy adalah selisih dari 450 watt dengan 100 watt,
sehingga nilai daya beban dummy pada pengujian ini bernilai 350 watt. Gambar 4.22
memperlihatkan gelombang listrik pada beban dummy saat daya beban terpakai bernilai
100 watt.
Gambar 4.22. Gelombang listrik daya beban dummy pada pengujian daya beban
100 watt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Pada tabel 4.8 memperlihatkan saat daya beban terpakai 100 watt, nilai daya beban
dummy terukur sebesar 233,05 watt, dengan error 33,41 % dari nilai teori daya beban
dummy.
4.3.1.4. Pengujian Daya Beban Terpakai 160 watt
Pada pengujian daya beban terpakai 160 watt, digunakan 1 buah bohlam 100 watt
dan 1 buah 60 watt. Pada pengujian ini nilai daya beban dummy adalah selisih dari 450
watt dengan 160 watt, sehingga nilai daya beban dummy pada pengujian ini bernilai 290
watt. Gambar 4.23 memperlihatkan gelombang listrik pada beban dummy saat daya beban
terpakai bernilai 160 watt.
Gambar 4.23. Gelombang listrik daya beban dummy pada pengujian daya beban
160 watt
Pada tabel 4.8 memperlihatkan saat daya beban terpakai 160 watt, nilai daya beban
dummy terukur sebesar 182,11 watt, dengan error 37,20 % dari nilai teori daya beban
dummy.
4.3.1.5.Pengujian Daya Beban Terpakai 200 watt
Pada pengujian daya beban terpakai 200 watt, digunakan 2 buah bohlam 100 watt.
Pada pengujian ini nilai daya beban dummy adalah selisih dari 450 watt dengan 200 watt,
sehingga nilai daya beban dummy pada pengujian ini bernilai 250 watt. Gambar 4.24
memperlihatkan gelombang listrik pada beban dummy saat daya beban terpakai bernilai
200 watt.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar 4.24. Gelombang listrik daya beban dummy pada pengujian daya beban
200 watt
Pada tabel 4.8 memperlihatkan saat daya beban terpakai 200 watt, nilai daya beban
dummy terukur sebesar 158,98 watt, dengan error 36,41 % dari nilai teori daya beban
dummy.
4.3.1.6.Pengujian Daya Beban Terpakai 260 watt
Pada pengujian daya beban terpakai 260 watt, digunakan 2 buah bohlam 100 watt
dan 1 buah bohlam 60 watt. Pada pengujian ini nilai daya beban dummy adalah selisih
dari 450 watt dengan 260 watt, sehingga nilai daya beban dummy pada pengujian ini
bernilai 190 watt. Gambar 4.25 memperlihatkan gelombang listrik pada beban dummy
saat daya beban terpakai bernilai 260 watt.
Gambar 4.25. Gelombang listrik daya beban dummy pada pengujian daya beban
260 watt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Pada tabel 4.8 memperlihatkan saat daya beban terpakai 260 watt, nilai daya beban
dummy terukur sebesar 131,81 watt, dengan error 30,63 % dari nilai teori daya beban
dummy.
4.3.1.7.Pengujian Daya Beban Terpakai 300 watt
Pada pengujian daya beban terpakai 300 watt, digunakan 3 buah bohlam 100 watt.
Pada pengujian ini nilai daya beban dummy adalah selisih dari 450 watt dengan 300 watt,
sehingga nilai daya beban dummy pada pengujian ini bernilai 150 watt. Gambar 4.26
memperlihatkan gelombang listrik pada beban dummy saat daya beban terpakai bernilai
300 watt.
Gambar 4.26. Gelombang listrik daya beban dummy pada pengujian daya beban
300 watt
Pada tabel 4.8 memperlihatkan saat daya beban terpakai 300 watt, nilai daya beban
dummy terukur sebesar 110,83 watt, dengan error 26,11 % dari nilai teori daya beban
dummy.
4.3.1.8.Pengujian Daya Beban Terpakai 360 watt
Pada pengujian daya beban terpakai 360 watt, digunakan 3 buah bohlam 100 watt
dan 1 bohlam 60 watt. Pada pengujian ini nilai daya beban dummy adalah selisih dari 450
watt dengan 360 watt, sehingga nilai daya beban dummy pada pengujian ini bernilai 90
watt. Gambar 4.27 memperlihatkan gelombang listrik pada beban dummy saat daya beban
terpakai bernilai 360 watt.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Gambar 4.27. Gelombang listrik daya beban dummy pada pengujian daya beban
360 watt
Pada tabel 4.8 memperlihatkan saat daya beban terpakai 360 watt, nilai daya beban
dummy terukur sebesar 78,25 watt, dengan error 13,06 % dari nilai teori daya beban
dummy.
4.3.1.9.Pengujian daya Beban Terpakai 400 watt
Pada pengujian daya beban terpakai 400 watt, digunakan 4 buah bohlam 100 watt.
Pada pengujian ini nilai daya beban dummy adalah selisih dari 450 watt dengan 400 watt,
sehingga nilai daya beban dummy pada pengujian ini bernilai 50 watt. Gambar 4.28
memperlihatkan gelombang listrik pada beban dummy saat daya beban terpakai bernilai
400 watt.
Gambar 4.28. Gelombang listrik daya beban dummy pada pengujian daya beban
400 watt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Pada tabel 4.8 memperlihatkan saat daya beban terpakai 400 watt, nilai daya beban
dummy terukur sebesar 55,48 watt, dengan error 10,96 % dari nilai teori daya beban
dummy.
4.3.1.10. Pengujian Daya Beban Terpakai 460 watt
Pada pengujian daya beban terpakai 460 watt, digunakan 4 buah bohlam 100 watt
dan 1 buah bohlam 60 watt. Pada pengujian ini nilai daya beban dummy adalah selisih
dari 450 watt dengan 460 watt, sehingga nilai daya beban dummy pada pengujian ini
bernilai 0 watt. Gambar 4.29 memperlihatkan gelombang listrik pada beban dummy saat
daya beban terpakai bernilai 460 watt.
Gambar 4.29. Gelombang listrik daya beban dummy pada pengujian daya beban 460 watt
Pada tabel 4.8 memperlihatkan saat daya beban terpakai 460 watt, nilai daya beban
dummy terukur sebesar 41,99 watt, dengan error tiadak terdefinisi dari nilai teori daya
beban dummy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian dan pengambilan data dummy load dengan beban 450 watt,
dapat disimpulkan bahwa:
1. Secara keseluruhan dummy load dengan beban 450 watt sudah dapat
bekerja. Namun tingkat akurasi dalam mengalihkan daya antara beban
terpakai dan beban dummy masih kurang tepat.
2. Penambahan sub sistem rangkaian sensor tegangan, agar lebih akurat
dalam proses perhitungan dalam pemrograman mikrokontroler.
3. Pada saat TRIAC memotong gelombang AC pada sudut tertentu (lebih
dari nol), maka tegangan rms pada beban dummy akan berkurang
berbanding lurus dengan arus beban dummy.
5.2. Saran
1. Perlunya penelitian dengan metode yang akurat dalam merancang
perangkat keras maupun perangkat lunak, agar hasil yang dirancang
sesuai dengan yang diharapkan.
2. Perlunya bertindak hati-hati dalam melakukan penelitian dan pengukuran
pada objek atau hal yang berhubungan dengan tegangan AC 220 volt.
3. Perlunya ketelitian dalam melihat dan mengecek α (pergeseran sudut)
pada gelombang sinusoidal AC pada osiloskop.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sambutan Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan dalam Seminar
Nasional Modern Electrical Engineering and Its Application di Universitas Kristen
Maranatha, 20 Maret 2010.
[2] Jurnal Teknik, Volume IX, No. 2, 99 – 109, Fakultas Teknik – Universitas Jendral
Achmad Yani,Perancangan Electronic Load Controller Berbasis Mikrokontroler
sebagai Stabilizer Tegangan dan Frekuensi, Bandung, November 2010.
[3] http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18772/3/Chapter%20II.pdf, diakses
tanggal 3 Mei 2011.
[4] Winoto, Ardi,Mikrokontroler AVR ATmega8/32/16/8535, Bandung, 2008.
[5] Data sheet ACS712
[6] Rashid, Muhammad H., Power Electronics Circuits, Devices, and Applications,
Florida, 2003.
[7] http://budikolonjono.blogspot.com/2009/09/travo.html, diakses tanggal 4 April
2011.
[8] http://zerodetectorscribd.com/2008/07.html , diakses tanggal 3 September 2011.
[9] Boleystad, Robert and Nashelsky Englewood Cliffs, Electronic Devices and Circuit
Theory, New Jersey, 1996
[10] http://journal.mercubuana.ac.id/data/2_Op-amp.pdf, diakses tanggal 4 Agustus
2011.
[11] PT PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali, Teori Dasar Listrik,
2008.
[12] Data sheet AVR ATmega 8535
[13] Data sheet LM339
[14] Data sheet LM741
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
[15] Data sheet LM7812
[16] Data sheet LM7912
[17] Data sheet LM7805
[18] Data sheet LM7905
[19] Data sheet LMB162
[20] BT136E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L1
Rangkaian Sensor Arus ACS712
Rangkaian Pengondisi Sinyal Sensor Arus
Rangkaian Zero Crossing Detector
Rangkaian Driver TRIAC
+
-
U4
LM741
3
26
7 14 5
VCC
VEE
AC IN
R2
5,1K
PD2
C1
10 nR1
1K
MT1/MT2
G
PB3
T1TRANSFORMER
1 5
4 8
VCC
D1
DIODE
D2
DIODE
Q12SC14631
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L2
Rangkaian TRIAC
Rangkaian Beban Dummy
Rangkaian Sistem Minimum
Gate pada driv er
MT2 pada beban dummy
Q1BT136E
MT1 pada driv er
R R
current sensing
R R
ACS712
R RR
ke driv er (MT1/MT2)
R
ACS712
RR
ke driv er (Gate)
RR
220
V A
C
12
R R R
Q1
TRIAC
R RR RR RR R
ZERO DETECTOR
C3
10uF
DB 2 LCD
Q1
CRYSTAL
LED 2 (MERAH)
DB 3 LCD
SW1
12
IC1
ATMEGA8535-DIL40
3
1213
2
16171819
1110
876
3635343332
37
1
45
9
1415
20 21
403938
31302928272625242322
PB2(INT2/AIN0)
XTAL2XTAL1
PB1(T1)
PD2(INT0)PD3(INT1)PD4(OC1B)PD5(OC1A)
GNDVCC
PB7[SCK)PB6[MISO)PB5(MOSI)
PA4(ADC4)PA5(ADC5)PA6(ADC6)PA7(ADC7)
AREF
PA3(ADC3)
PB0(XCK/T0)
PB3(OC0/AIN1)PB4(SS)
RESET
PD0(RXD)PD1(TXD)
PD6(ICP) PD7(OC2)
PA0(ADC0)PA1(ADC1)PA2(ADC2)
AGNDAVCC
PC7(TOSC2)PC6(TOSC1)
PC5PC4PC3PC2
PC1(SDA)PC0(SCL)
DRIVER TRIAC
DB 4 LCD
VCC
LED 1 (HIJAU)
PENGONDISI SINYAL 1
RS LCD
C1
22pF
Enable LCD
C2
22pF
PENGONDISI SINYAL 2
DB 1 LCD
R110K
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L3
Rangkaian Regulator Tegangan
Rangkaian LED
Rangkaian LCD
C4100 nF
C6CAP
- 12V
U1LM7812
1
2
3VI
GN
D
VO
-5V
100 nF
AC 220 V
U2
LM7912C/TO220
2 3
1
IN OUT
GN
D
15 V
C1
+12V
15V
470 uFC2
- +
D1DIODE BRIDGE
1
2
3
4
U3LM7805/TO
1
3
2VIN
GN
D
VOUT
C5
CAP
C3
470 uF
U5LM7905/TO3
3
1
2VIN
GN
D
VOUT
GND
+5V
T2
TRANSFORMER CT
1 5
6
4 8
HIJAULED
PC7
220
220 MERAHLED
R1
PC6
R2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L4
LISTING PROGRAM
#include <mega8535.h>
#include <stdio.h>
#include <math.h>
#include <delay.h>
// Alphanumeric LCD Module functions
#include <alcd.h>
#define up PIND.4 // sw_up
#define down PIND.3 // sw_down
#define led1 PORTD.6 // led_key
#define led2 PORTB.2 // led_green
#define led3 PORTB.1 // led_red
#define triac PORTB.3 // Triac Driver
#define i_offset 30 // Digital Offset output op-amp
#define v_ref 0.0025 // V_ref : 2,56V / 1024 = 0,0025 V/D arus
#define v_cal 0.31656214 // V_ref : 5,12V / 1024 = 0,005 V/D tegangan
// Sensor Tegangan I/O = 222,1 Vac / 3,4 Vdc
// V_cal : 64,705882*0,005 = 0,32352941 Vac/D
eeprom unsigned int dsp_e=0;
bit cek;
unsigned int x0,x1,x2,count_y;
unsigned char dsp,ref,count_x,count_z,picu=50;
float a0,a1,a2,c0,c1,c2,volt,i_load,i_dumy,temp,d_load,d_dumy;
unsigned char buffer[33];
// Read the AD conversion result
unsigned int read_adc(unsigned char adc_input)
ADMUX=adc_input|ref;
// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage
delay_us(10);
// Start the AD conversion
ADCSRA|=0x40;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L5
// Wait for the AD conversion to complete
while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10;
return ADCW;
unsigned char read_adx() // Read sensor input
ref=0xC0,read_adc(1),x1=read_adc(1),x0=read_adc(0); // Ref = Int 2,56 Volt
ref=0x40,read_adc(2),x2=read_adc(2); // Ref = AVCC 5,12 Volt
if ( x1<=i_offset ) led2=0,x1=0; else led2=1; // Offset Load
if ( x0<=i_offset ) led3=0,x0=0; else led3=1; // Offset Dumy
c0+=x0,c1+=x1,c2+=x2,count_y++; // Kumulasi data
if ( !cek ) return 0;
else cek=0; // Averaging Data
a0 =((float) c0/count_y ); // rata2 selama n/2 fasa
a1 =((float) c1/count_y );
a2 =((float) c2/count_y );
count_y=0,c0=0,c1=0,c2=0; return 1; // Reset + Data Ready
;
// External Interrupt 0 service routine
interrupt [EXT_INT0] void ext_int0_isr(void)
triac=0,count_x=0,led1=~led1; // Zero cross detektor
if( ++count_z>=8 ) count_z=0,cek=1; // Place your code here
// Timer 2 comparematch interrupt service routine
interrupt [TIM2_COMP] void timer2_comp_isr(void) // Timer 2 interrupt
// 1/375000 x 75
if ( ++count_x==picu ) triac=1; // = Tiap 1/5000 detik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L6
else triac=0; // Output 1/0 = on/off
// Timer 0 overflow interrupt service routine
interrupt [TIM0_OVF] void timer0_ovf_isr(void)
TCNT0=0x44;
if( read_adx()==1 ) // Read sensor ADC
volt = a2 * v_cal; // Kalkulasi Data
if ( a0 > 0 ) i_dumy = a0*0.0029+0.1087;
else i_dumy = 0;
// if ( a1 > 0 ) i_load = ((-9*pow(10,-7))*(a1*a1))+(0.0035*a1)+0.0841;
if ( a1 > 0 ) i_load = a1*0.0029+0.1087;
else i_load = 0; // Place your code here
d_dumy = i_dumy*volt;
d_load = i_load*volt;
if ( d_load >= 450 ) picu=50; // Daya Load lebih besar
else
temp = 450 - d_load; // Daya dummy yg dibutuhan
if ( temp > d_dumy ) // dumy kurang
if ( picu > 1 ) picu--; else picu=1; // = daya dinaikkan
else if ( temp < d_dumy ) // dumy lebih besar
if ( picu < 50 ) picu++; else picu=50; ; // = daya diturunkan
;
;// Reinitialize Timer 0 value
// Declare your global variables here
void loading() // Load data eeprom ke ram
dsp=dsp_e;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L7
void lcd_play() // Tampilkan buffer ke LCD
lcd_clear(),lcd_puts(buffer);
void k_hold() // Keypad not release
while ( !up || !down ) delay_ms(50);
void display_lcd() // Selectif Display
if ( dsp==0 ) // I P Load
sprintf(buffer,"LOAD I:%5.3fA\nV:%3.0fV P: %04.0fW",
i_load,volt,d_load);
else if ( dsp==1 ) // I P Dumy
sprintf(buffer,"DUMMY I:%5.3fA\nV:%3.0fV P: %04.0fW",
i_dumy,volt,d_dumy);
else if ( dsp==2 ) // ADC Analog
sprintf(buffer,"ANALOG L:%04.3fV\nV:%04.2fV D:%04.3fV",
((float)a1*v_ref),(float)a2*0.005,((float)a0*v_ref) );
else if ( dsp==3 ) // ADC Digital
sprintf(buffer,"DIGITAL L: %04.0f\nV: %04.0f D: %04.0f",
a1,a2,a0 );
lcd_play(); // LCD aktif
void main(void)
PORTA=0x00,DDRA=0x00,PORTB=0xF6,DDRB=0xFF; // I/O Port function
PORTC=0xFF,DDRC=0xFF,PORTD=0xFF,DDRD=0xC0;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L8
// Timer/Counter 0 initialization // Clock source: System Clock // Clock value: 187,500 kHz // Mode: Normal top=0xFF // OC0 output: Disconnected
TCCR0=0x03;TCNT0=0x44;OCR0=0x00;TCCR1A=0x00;TCCR1B=0x00;TCNT1H=0x00;TCNT1L=0x00;ICR1H=0x00;ICR1L=0x00;OCR1AH=0x00;OCR1AL=0x00;OCR1BH=0x00;OCR1BL=0x00;SPCR=0x00;
// TWI initialization
// TWI disabled
TWCR=0x00;
// Alphanumeric LCD initialization
// Connections specified in the
// Project|Configure|C Compiler|Libraries|Alphanumeric LCD menu:
// RS - PORTC Bit 0
// RD - PORTC Bit 1
// EN - PORTC Bit 2
// D4 - PORTC Bit 4
// D5 - PORTC Bit 5
// D6 - PORTC Bit 6
// D7 - PORTC Bit 7
// Characters/line: 8
lcd_init(16),delay_ms(10),loading();
led1=0,led2=0,led3=0;
sprintf(buffer," DUMMY-LOAD\n 450 W");
lcd_puts(buffer),delay_ms(2000);
lcd_clear(),lcd_putsf(" PERNANDES\n NIM: 075114025");
delay_ms(1500);
// Global enable interrupts
#asm("sei")
while (1)
if(!down) if ( --dsp==255 ) dsp=0; dsp_e=dsp,display_lcd(),k_hold();
else if ( !up ) if ( ++dsp > 3 ) dsp=3; dsp_e=dsp,display_lcd(),k_hold();
else display_lcd();
delay_ms(100);
;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L8
180/50 No α ((2π-α+(sin 2α/2))/2π)^1/2 Vo Io I load
3,6 1 3,6 0,700786927 217,94 2,0180068
3,6 2 7,2 0,693787569 215,77 1,9978512
3,6 3 10,8 0,68595154 213,33 1,9752864
3,6 5 18 0,6697929 208,31 1,9287555
3,6 6 21,6 0,662586566 206,06 1,9080039
3,6 7 25,2 0,655885864 203,98 1,8887084
3,6 8 28,8 0,649003601 201,84 1,86889
3,6 9 32,4 0,641311687 199,45 1,8467401
3,6 10 36 0,632734172 196,78 1,8220401
3,6 11 39,6 0,623817479 194,01 1,7963633 60 watt
3,6 12 43,2 0,615313853 191,36 1,771876
3,6 13 46,8 0,607586965 188,96 1,7496254
3,6 14 50,4 0,600307562 186,70 1,7286634
3,6 15 54 0,592694903 184,33 1,7067418
3,6 16 57,6 0,584120732 181,66 1,6820514
3,6 17 61,2 0,574603499 178,70 1,6546453
3,6 18 64,8 0,564808652 175,66 1,6264397 100 watt
3,6 19 68,4 0,555540133 172,77 1,5997498
3,6 20 72 0,547099649 170,15 1,5754444
3,6 21 75,6 0,539022634 167,64 1,5521855
3,6 22 79,2 0,530420177 164,96 1,5274137
3,6 23 82,8 0,520664721 161,93 1,4993216
3,6 24 86,4 0,509885058 158,57 1,4682801
3,6 25 90 0,498886047 155,15 1,436607
3,6 26 93,6 0,48853187 151,93 1,4067908
3,6 27 97,2 0,479047443 148,98 1,3794792
3,6 28 101 0,469799721 146,11 1,3528492 160 watt
3,6 29 104 0,459760339 142,99 1,3239395
3,6 30 108 0,44829315 139,42 1,2909182
3,6 31 112 0,435656603 135,49 1,2545297
3,6 32 115 0,422830778 131,50 1,217596
3,6 33 119 0,410762809 127,75 1,1828448 200 watt
3,6 34 122 0,399579977 124,27 1,1506423
3,6 35 126 0,388413819 120,80 1,1184879
3,6 36 130 0,376016819 116,94 1,0827892
3,6 37 133 0,361696389 112,49 1,0415516
3,6 38 137 0,345852934 107,56 0,9959284
3,6 39 140 0,329706509 102,54 0,9494326 260 watt
3,6 40 144 0,314343442 97,76 0,9051927
Hasil Pehitungan Sudut Tunda α terhadap Tegangan dan Arus Beban Dummy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L9
3,6 41 148 0,299746445 93,22 0,8631587
3,6 42 151 0,284610573 88,51 0,819573
3,6 43 155 0,26715658 83,09 0,769312 300 watt
3,6 44 158 0,246306546 76,60 0,7092716
3,6 45 162 0,222348371 69,15 0,640281
3,6 46 166 0,196596719 61,14 0,5661257
3,6 47 169 0,170055819 52,89 0,4896978 360 watt
3,6 48 173 0,141543111 44,02 0,4075917 400 watt
3,6 49 176 0,105465332 32,80 0,3037011
3,6 50 180 0,03649421 11,35 0,1050898 460 watt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI