dummy buku pembinaan kapasitasrepository.uinmataram.ac.id/109/2/109 laporan penelitian.pdf · dummy...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

No. Reg. 171010000008565
DUMMY BUKU
Pembinaan Kapasitas
PERBEDAAN PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (BRASSICA
JUNCEA L.) PADA MEDIA TANAM HIDROPONIK DAN MEDIA TANAH DI
LINGKUNGAN PEJERUK BANGKET KELURAHAN PEJERUK KEC.
AMPENAN KOTA MATARAM
Oleh :
NURDIANA, SP.,MP.
NIP. 196905302005012001
PUSAT PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2018

No. Reg. 171010000008565
DUMMY BUKU
Pembinaan Kapasitas
PERBEDAAN PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (BRASSICA
JUNCEA L.) PADA MEDIA TANAM HIDROPONIK DAN MEDIA TANAH DI
LINGKUNGAN PEJERUK BANGKET KELURAHAN PEJERUK KEC.
AMPENAN KOTA MATARAM
Oleh :
NURDIANA, SP.,MP.
NIP. 196905302005012001
PUSAT PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2018

iii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan penelitian yang berjudul “Perbedaan Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau
(Brassica juncea L.) pada Media Tanam Hidroponik dan Media Tanah di Lingkungan
Pejeruk Bangket Kelurahan Pejeruk Kec. Ampenan Kota Mataram” No. Registrasi
171010000008565, dengan klasifikasi Klaster Pembinaan/Peningkatan Kapasitas,
yang disusun oleh:
Nama : Nurdiana, SP.,MP.
NIP : 196905302005012001
No. ID Peneliti : 203005650110000
Bidang Keahlian : IPA Biologi
Yang pembiayaannya bersumber dari dana BOPTN DIPA UIN Mataram Tahun 2018,
sebesar 15.000.000 (Lima Belas Juta Rupiah), telah memenuhi ketentuan teknis dan
akademis sebagai laporan hasil penelitian, sesuai Petunjuk Teknis Penelitian Dosen
UIN Mataram.
Mataram, 29 November 2018
Mengetahui,
Ketua LP2M Kepala P3I
Dr. H. Nazar Na’amy, M.Si. Dr. Winengan, M.Si. NIP.197202012000031001 NIP. 197612312005011007

iv
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, Rabb yang Maha mengetahui segala
kejadian, dan yang mengizinkan hati-hati ini berhimpun bagai sebuah konstruksi
yang kokoh. Dialah yang Maha mengizinkan penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan penelitian yang berjudul: “Perbedaan Pertumbuhan Tanaman
Sawi Hijau (Brassica juncea L.) pada Media Tanam Hidroponik dan Media
Tanah di lingkungan Pejeruk Bangket Kelurahan Pejeruk Kec. Ampenan Kota
Mataram”.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada
1. Bapak Kepala Lingkungan Pejeruk Bangket Kelurahan Pejeruk Kecamatan
Ampenan yang membantu terlaksananya kegiatan penelitian ini.
2. Masyarakat Lingkungan Pejeruk Bangket Kelurahan Pejeruk yang berkenan
membantu dalam kegiatan penelitian ini.
Laporan penelitian ini bukanlah laporan yang sempurna, masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, saran dari para pembaca sangat diharapkan. Semoga
karya ini bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin.
Mataram, Agustus 2018
Peneliti
Nurdiana, SP.,MP.

v
RINGKASAN HASIL PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan tanaman sawi
hijau (Brassica juncea L.) pada media tanam hidroponik dan media tanah. Jenis
penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif, rancangan
penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 perlakuan
yaitu perlakuan satu media tanam hidroponik (sekam padi) dan perlakuan dua media
tanah dengan masing-masing ulangan 8. Data dalam penelitian ini diperoleh dari
obsevasi dan dokumentasi dengan mengukur tinggi tanaman, diameter batang,
panjang daun, lebar daun, panjang akar, menghitung jumlah helaian daun,
menimbang berat basah dan berat kering tanaman sawi hijau. Hasil dari penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa tinggi rata-rata tanaman sawi hijau media tanam hidroponik
7,125 cm dan media tanah 12 cm. Hasil rata-rata jumlah helaian daun tanaman sawi
hijau media tanam hidroponik 2 helai dan media tanah 4 helai. Hasil rata-rata
diameter batang tanaman sawi hijau media tanam hidroponik 0,593 cm dan media
tanah 0,768 cm. Hasil rata-rata panjang daun tanaman sawi hijau media tanam
hidroponik 5,608 cm dan media tanah 7,707 cm. Hasil rata-rata lebar daun tanaman
sawi hijau media tanam hidroponik 4,128 cm dan media tanah 5,420 cm. Hasil rata-
rata panjang akar tanaman sawi hijau media tanam hidroponik 9,762 cm dan media
tanah 13,537 cm. Hasil rata-rata berat basah (BB) tanaman sawi hijau media tanam
hidroponik 4,850 gram dan media tanah 14,125 gram. Hasil rata-rata berat kering
(BK) tanaman sawi hijau media tanam hidroponik 0,397 gram dan media tanah 1,055
gram. Diantara parameter yang memiliki perbedaan nilai yang paling tinggi yaitu
pada parameter berat basah (BB).
Perbedaan pertumbuhan tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) pada media
tanam hidoponik dan media tanah terdapat perbedaan pengukuran tinggi tanaman
sawi hijau (5% didapat nilai Sig (2-tailed) = 0,003 < 0,05 dan 1 % 0,01). Jumlah
helaian daun tanaman sawi hijau (5% didapat nilai Sig (2-tailed) = 0,000 < 0,05 dan 1
% 0,01). Pengukuran diameter batang tanaman sawi hijau (5% didapat nilai Sig (2-
tailed) = 0,059 > 0,05). Pengukuran panjang daun tanaman sawi hijau (5% didapat
nilai Sig (2-tailed) = 0,005 < 0,05 dan 1 % 0,01). Pengukuran lebar daun tanaman
sawi hijau (5% didapat nilai Sig (2-tailed) = 0,005 < 0,05 dan 1 % 0,01). Pengukuran
panjang akar tanaman sawi hijau (5% didapat nilai Sig (2-tailed) = 0,029 < 0,05).
Berat basah tanaman sawi hijau (5% didapat nilai Sig (2-tailed) = 0,001 < 0,05 dan 1
% 0,01). Kemudian berat kering tanaman sawi hijau (5% didapat nilai Sig (2-tailed) =
0,000 < 0,05 dan 1 % 0,01). Maka Ho ditolak yang berarti terdapat perbedaan
pertumbuhan tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) pada media tanam hidroponik
dan media tanah pada parameter tinggi, jumlah helaian daun, panjang daun, lebar
daun, panjang akar, berat basah dan berat kering.
Kata kunci: Media Tanam, Pertumbuhan, Tanaman Sawi Hijau

vi
DAFTAR ISI
COVER LUAR ............................................................................................................. i
COVER DALAM ......................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv
RINGKASAN HASIL PENELITIAN .......................................................................... v
DAFTAR ISI .............................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. viii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Signifikansi dan Manfaat Penelitian ................................................................ 3
BAB II. LANDASAN PERSPEKTIF ........................................................................... 5
A. Kajian Penelitian Terdahulu ............................................................................. 5
B. Kajian Teori ...................................................................................................... 6
C. Hipotesis ........................................................................................................ 19
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 21
A. Desain Penelitian .......................................................................................... 21
B. Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 21
C. Analisis Data .................................................................................................. 28
D. Keabsahan Data .............................................................................................. 29
BAB IV. PERBEDAAN PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU ................ 31
A. Analisis Perbedaan Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau ............................... 31
B. Pengujian Hipotesis ....................................................................................... 40
C. Pembahasan Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau ........................................... 40
BAB V. PENUTUP .................................................................................................... 47
A. Kesimpulan ................................................................................................... 47
B. Implikasi Teoritis ........................................................................................... 47
C. Rekomendasi ........................................................................................... …...47
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 51
LAMPIRAN
BIODATA PENELITI

vii
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Tabel Hlm.
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ................................................................................ 23
Tabel 3.2 Denah Penempatan Percobaan RAL ......................................................... 23
Tabel 4.1 Tinggi tanaman sawi hijau ........................................................................ 31
Tabel 4.2 Jumlah helaian daun tanaman sawi hijau .................................................. 32
Tabel 4.3 Diameter batang tanaman sawi hijau ........................................................ 34
Tabel 4.4 Panjang daun tanaman sawi hijau ............................................................. 35
Tabel 4.5 Lebar daun tanaman sawi hijau ................................................................. 36
Tabel 4.6 Panjang akar tanaman sawi ....................................................................... 37
Tabel 4.7 Berat basah tanaman sawi hijau ................................................................ 38
Tabel 4.8 Berat kering tanaman sawi hijau ............................................................... 39

viii
DAFTAR GAMBAR
No.Gambar Judul Gambar Hlm.
Gambar 2.1 Tanaman Padi ....................................................................................... 7
Gambar 2.2 Sekam Padi ........................................................................................... 8
Gambar 2.3 Tanaman Sawi ...................................................................................... 15

1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara agraris yang mengutamakan hasil panen sebagai
sumber terbesar penghasilannya. Hasil pertanian Indonesia digunakan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat maupun untuk mengejar target ekspor. Hasil
pertanian yang utama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yaitu hasil
produksi pangan.
Selain produksi pangan di Indonesia adalah hal pokok dan penting untuk
terpenuhi. Pertanian di Indonesia memiliki peranan penting dalam menghasilkan
berbagai komoditi sayur-sayuran yang merupakan produksi holtikultura. Di
kalangan masyarakat Indonesia komoditi sayur-sayuran ditanam secara
konvensional atau menanam dilahan persawahan. Namun hal tersebut tidak dapat
dilakukan terus-menerus dikarenakan berdasarkan hasil obsevasi awal yang
dilakukan peneliti pada tanggal 18 Februari 2018 dengan pengamatan secara
langsung dilapangan yaitu observasi di Pejeruk Bangket terlihat lahan persawahan
yang sempit karena letaknya diperkotaan membuat lahan-lahan persawahan
berubah menjadi pemukiman warga.
Lahan pertanian setiap tahun berkurang yang dapat menurunkan produksi
sayuran. Penurunan lahan pertanian akibat konversi sektor pertanian ke sektor non
pertanian yang menyebabkan penyediaan lahan budidaya mengalami kendala.1
Sedangkan jumlah penduduk tetap bertambah tiap tahunnya.
Jika petani terus-menerus mengandalkan menanam sayuran dengan cara
konvensional, maka kebutuhan sayuran tidak akan dapat terpenuhi karena
membutuhkan lahan sawah yang luas. Salah satu sayuran yang diminati oleh
masyarakat yaitu sawi hijau (Brassica juncea L.). Sawi hijau (Brassica juncea L.)
termasuk sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang mempunyi nilai ekonomis
tinggi. Selain bernilai ekonomis tinggi, tanaman ini juga mengandung mineral,
1 Pradyto Moerhasrianto, “Respon Pertumbuhan tiga sayuran pada berbagai nutrisi larutan
Hidroponik” (Skripsi, Universitas Jember, Jember, 2011), h. 1.

2
vitamin, protein dan kalori. Tanaman sawi berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia
Timur.
Menanam dengan sistem hidroponik memiliki berbagai keuntungan atau
kelebihan dalam penggunaan untuk menanan tumbuhan yaitu tidak memerlukan
lahan yang luas, kebutuhan air, unsur hara dan sinar matahari dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan tanaman dan menurut jenisnya, baik secara manual maupun
mekanik, hama lebih terkontrol.2
Sistem hidroponik ini dapat diaplikasikan atau digunakan untuk menanam
sawi hijau (Brassica juncea L.). Jika tanaman sawi hijau ditanam dengan
menggungakan media tanam yang berbeda yaitu media tanam hidroponik dan
media tanam tanah dapat menghasilkan kualitas sawi yang berbeda. Kualitas sawi
dapat dilihat dari berbagai hal yang dapat diukur yaitu jumlah helaian daun, tinggi
tanaman, luas lebar daun, berat basah, berat kering, diameter batang, bahkan
panjang akar akan menunjukkan perbedaan kualitas setiap sawi yang ditanam
dengan media tanam yang berbeda.
Berdasarkan hal di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
pengembangan penelitian mengenai pengaruh media tanam hidroponik dan media
tanah terhadap kualitas sawi hijau (Brassica juncea L.) di lingkungan Pejeruk
Bangket Kelurahan Pejeruk Kec. Ampenan, Mataram.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan
pertumbuhan sawi hijau (Brassica juncea L) pada media tanam hidroponik
dan media tanah di lingkungan Pejeruk Bangket Kelurahan Pejeruk Kec.
Ampenan, Mataram”.
2 Hudoro Sameto, “Hidroponik Sederhana Penyejuk Ruangan” (Bogor: Penebar Swadaya,
2004), h. 2-3.

3
C. Signifikansi dan Manfaat Penelitian
1. Signifikansi Penelitian
Agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dan konsisten pada masalah
yang diteliti, maka peneliti memberi batasan masalah sebagai berikut:
a. Media tanam yang digunakan adalah media hidroponik dan media tanah.
Media hidroponik dengan media tanam sekam padi mentah. Sehingga
penelitian ini menggunakan dua perlakuan. Perlakuan pertama yaitu
media tanam hidroponik dengan sekam padi. Perlakuan kedua yaitu
media tanam tanah.
b. Sistem hidroponik dalam penelitian ini dengan menggunakan pipa
paralon yang dilubangi dan gelas air mineral untuk meletakkan media
tanam dan tempat menanam sawi hijau (Brassica juncea L.).
c. Media tanam tanah dengan menggunakan wadah polybag berukuran 15 X
15 cm untuk menanam sawi hijau (Brassica juncea L.).
d. Penelitian ini terbatas pada kualitas sawi hijau (Brassica juncea L.).
Pertumbuhan yang diukur dalam penelitian iini adalah tinggi tanaman,
jumlah helaian, lebar daun, panjang daun, berat basah dan kering (gram),
diameter batang, dan panjang akar. Pengukuran tinggi tanaman, jumlah
daun, diameter batang dilakukan sebanyak 4 kali setelah waktu
penanaman dengan selang waktu 7 hari per pengukuran. Sedangkan l,
berat basah, berat kering, dan panjang akar diukur setelah panen.
e. Penyemaian benih sawi hijau dilakukan selama 2 minggu (14 hari)
sebelum ditanam pada media tanam hidroponik atau media tanah. Media
semai yang digunakan yaitu sekam padi bakar yang diletakkan di tray
semai.
f. Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan sampai panen.
g. Sawi yang digunakan adalah sawi hijau (Brassica juncea L.).

4
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain:
a. Bagi Peneliti
Sebagai bahan pengetahuan bagi peneliti mengenai pertumbuhan sawi
hijau (Brassica juncea L) pada media tanam hidroponik dan media tanah.
b. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas sayuran dapat dimanfaat
dan diterapkan oleh masyarakat, terutama bagi para petani yang
membudidayakan sayuran sawi hijau (Brassica juncea L.) dalam upaya
meningkatkan pertumbuhan sawi hijau (Brassica juncea L.).

5
BAB II LANDASAN PERSPEKTIF
A. Kajian Penelitian Terdahulu
1. Aulia Rakhman dkk (2015) “Pertumbuhan Tanaman Sawi Menggunakan
Sistem Hidroponik dan Akuaponik” hasil penelitian menunjukkan bahwa
pertumbuhan tanaman dengan sistem hidroponik (L1) lebih baik dari pada
akuaponik (L2 dan L3). Dengan tinggi tanaman sawi rata-rata saat panen
untuk L1, L2, dan L3 adalah 24,6 cm; 9,1 cm; 14,0 cm; secara berurutan.
Jumlah daun tanaman sawi rata-rata saat panen untuk L1, L2, dan L3 adalah
10,2; 7,2; 7,7; secara berurutan. Panjang akar tanaman sawi untuk L1, L2, dan
L3 adalah 27,3 cm; 10,6 cm; 15,0 cm; secara berurutan. Berat total tanaman
sawi untuk L1, L2, dan L3 adalah 77,08 gr; 9,7 gr; 28,6 gr; secara berurutan.3
2. Dwi Harjoko (2009) “Studi Macam Media dan Debit Aliran Terhadap
Perumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) secara Hidroponik
NFT” penelitian menunjukkan hasil penggunaan debit air 2 inlet
(1,5liter/menit) menghasilkan tinggi tanaman 31,10 cm bila dibandingkan
dengan debit 1 inlet (0,75 liter/menit) tinggi tanaman sawi 34,44 cm. Debit
aliran 1,5 liter/menit dan 0,75 liter/menit menghasilkan kecepatan aliran yang
sama sesuai bagi tanaman sawi sehingga mampu mendukung hasil sawi.
Media dakron mampu mendukung pertumbuhan akar lebih baik daripada
kerikil dan kertas. Media dakron, kerikil, dan kertas dapat meratakan aliran
nutrisi sehingga mampu mendukung pertumbuhan akar. Tidak ada interaksi
antara penggunaan media dengan debit aliran terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman sawi.4
3 Aulia rakhman, dkk., “Pertumbuhan Tanaman Sawi Menggunakan Sistem Hidroponik dan
Akuaponik. Jurnal Teknik Pertanian Lampung. No.4. Vol. 4. (Oktober, 2015), h. 253. 4 Dwi Harjoko,”Studi Macam Media Tanam dan Debit Aliran Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Sawi (Brassica juncea L.) Secara Hidroponik NFT”, Jurnal Agronomi Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret, No. 11, Vol. 2 (Juli 2009), h. 62.

6
B. Kajian Teori
1. Media Tanam atau Tumbuh
a. Pengertian Media Tanam atau Tumbuh
Media tanam adalah media yang berfungsi untuk menumbuhkan
tanaman dan tempat berpegangnya akar yang mengokohkan tanaman.
Media tanam tidak tidak harus mengandung unsur hara. Media tanam
hanya berfungsi untuk mengokohkan tanaman atau berpegangnya akar.5
Media tanam atau tumbuh merupakan komponen utama ketika akan
melakukan budidaya atau bercocok tanam. Media tanam atau tumbuh
harus sesuai dengan tanaman yang akan ditanam.
b. Jenis-jenis Media Tanam atau Tumbuh
Berdasarkan dari jenis bahan penyusunnya, media tanam atau tumbuh
dibedakan menjadi bahan organik dan anorganik.
1). Bahan Organik
Media tanam yang dikatakan terbuat dari bahan organik
umumnya berasal dari komponen organisme hidup, misalnya bagian
tumbuhan seperti daun, batang, bunga, buah atau kulit kayu.6 Hal
tersebut dikarenakan bahan organik sudah menyediakan unsur-unsur
hara bagi tanaman. Selain itu, bahan organik memilik pori-pori makro
dan mikro yang seimbang. Sehingga sirkulasi udara yang dihasilkan
cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi. Salah satu media
tanam yang berbahan organik adalah sekam padi.
Sekam padi adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang sudah
digiling. Sekam padi yang biasa digunakan berupa sekam bakar dan
sekam mentah (tidak dibakar).
5 Indah Sukawati. “Pengaruh Kepekatan Larutan Nutrisi Organik terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Baby Kailan (Brassica oleraceae VAR. albo-glabra) pada Berbagai Komposisi Media Tanam
dengan Sistem Hidroponik Substrat”.Skripsi Surakarta: Universitas Sebelas Maret. 2010.h. 23-24. 6 M. Fathurrahim Mz,”Pengaruh Media Tumbuh …, h. 9.

7
Gambar 2.1. Tanaman Padi (Oryza sativa L.).7
Keterangan:
1. Bulir padi
2. Daun padi (Folium)
3. Batang padi (Caulis)
4. Akar padi (Radix)
Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama.
Sebagai media tanam keduanya memiliki peran penting dalam perbaikan
struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase di media tanam menjadi
lebih baik.
7Munawi Inside, "Sistem Perakaran Tumbuhan” dalam http://belajar-di-
rumah.blogspot.co.id/2015/03/sistem-perakaran-tumbuhan.html diakses pada tanggal 18 April 2017
pukul 05.30 WITA.
1
2
3
4

8
Keterangan:
1. Sekam padi
Gambar 2.2. Sekam Padi IR 64.8
Penggunaan sekam bakar dan sekam mentah memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Sekam bakar untuk media tanam tidak
perlu disterilisasi lagi karena mikro patogen sudah mati pada proses
pembakaran. Sekam bakar memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi
sehingga membuat media tanam menjadi gembur. Namun, sekam bakar
cenderung mudah lapuk.9
Sekam mentah digunakan sebagai media tanam karena mudah
mengikat air dan tidak mudah lapuk. Sekam metah merupakan sumber
kalium (K) yang dibutuhkan untuk tanaman, dan tidak mudah
menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan
sempurna. Namun cenderung miskin unsur hara.
Oleh karena itu penggunaan media tanam sekam mentah lebih aman
karena tidak mudah lapuk oleh jamur atau cendawan yang dapat
merugikan tumbuhan. Namun harus tetap disuplai unsur hara dari luar.
2). Bahan Anorganik
8Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Sekam” dalam https://upload.wikimedia.org/
wikipedia/commons/thumb/d/d6/Rice_chaffs.jpg/250px-Rice_chaffs.jpg diakses pada tanggal
14/03/2017 pukul 05.10 WITA. 9 Tim Karya Tani Mandiri, ”Pedoman Budi Daya secara Hidroponik” (Bandung: Nuansa Aulia,
2010), h. 38.

9
Bahan anorganik adalah bahan yang memiliki unsur mineral
tinggi yang brasal dari pelapukana batuan induk di dalam bumi. Proses
pelapukan tersebut bisa diakibatkan oleh berbagai hal seperti
pelapukan secara fisik, biologi-mekanik, dan kimiawi. Selain itu,
bahan anorganik dapat berasal dari bahan sintetis atau kimia buatan
pabrik.10
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, mineral yang berasal dari
pelapukan batuan induk dapat digolongkan menjadi 4, yaitu:
a). Kerikil atau batu-batuan (berukuran lebih dari 2 mm).
b). Pasir (berukuran 1-2 mm).
c). Debu (berukuran 2-50µ).
d). Tanah liat (berukuran kurang dari 2 jµ).
a. Hidroponik
1. Pengertian Hidroponik
Hidroponik berasal dari bahasa Yunani, yaitu hydro yang
berarti air dan ponics yang artinya daya atau tenaga atau tenaga
kerja.11 Istilah hidroponik digunakan untuk menjelaskan tentang cara
bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya.
Media hidroponik dapat berupa padat dan air atau cairan larutan
nutrisi. Media padat seperti pasir putih atau pasir kali, arang kayu,
pecahan genteng, kerikil, dan zeolit,.12
2. Keuntungan Hidroponik
Bertanam secara hidroponik dapat berkembang dengan cepat
dikarenakan memiliki banyak kelebihan. Kelebihan yang utama dari
10 Tim Karya Tani Mandiri, ”Pedoman Budi Daya …, h. 40. 11 Pinus Lingga, “Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah Edisi Revisi” (Jakarta: Penebar
Swadaya, 2011), h. 1. 12 R. H. Paeru dan Trias Qurnia Dewi, “Panduan Praktis Bertanam Sayuran di Pekarangan.
Bogor: Penebar Swadaya. 2016.… h. 65.

10
sistem hidroponik adalah tanaman akan tumbuh dan berproduksi lebih
terjamin. Selain itu, kelebihan sistem hidroponik lainnya adalah
sebagai berikut:
a.) Tidak memerlukan lahan yang luas. Dengan sistem hidroponik,
tanaman dapat ditanam di dalam bejana atau pot. Tanaman dapat
disusun dalam rak tanaman dan dapat dipindahkan sesuai
keinginan pemiliknya.
b.) Kebutuhan air, unsur hara dan sinar matahari dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan tanaman dan menurut jenisnya, baik secara
manual maupun mekanik.13
c.) Perawatan lebih praktis serta gangguan hama lebih terkontrol atau
dapat dikurangi. Selain itu, tidak ada risiko kebanjiran, erosi,
kekeringan atau ketergantungan pada kondisi alam karena
beberapa jenis tanaman bisa dibudidayakan di luar musim.
d.) Kondisi tanaman dan lingkungan kerja bersih dikarenakan sistem
hidroponik tidak menggunakan tanah. Dan tanaman tumbuh
dengan pesat dan tidak rusak.
e.) Tanaman tumbuh lebih cepat, pemakaian pupuk dan air lebih
hemat (efisien).
f.) Tanaman yang mati lebih mudah diganti dengan tanaman yang
baru.
g.) Tidak membutuhkan banyak tenaga kasar karena metode kerja
lebih hemat dan memiliki standarisasi.
h.) Hasil produksi lebih kontinu dan lebih tinggi dibandingkan dengan
penanaman di tanah.
i.) Harga jual produk hidroponik lebih tinggi dibandingkan dengan
non-hidroponik.14
13 Pinus Lingga, “Hidroponik Bercocok Tanam…, h. 4-5.

11
j.) Menanam hidroponik dapat dilakukan diberbagai lokasi yang tidak
memungkinkan seperti halaman rumah, garasi, atap, dan dapur.15
3. Kekurangan Hidroponik
Selain sistem hidroponik memiliki berbagai keuntungan juga
memiliki berbagai kekurangan atau kelemahan atau kendala dari
sistem hidroponik antara lain sebagai berikut:
a.) Ketersedian dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit.16
b.) Memerlukan keterampilan khusus untuk menimbang dan meramu
bahan kimia.
c.) Investasi awal yang relatif lebih besar atau mahal.17
4. Jenis-jenis Hidroponik
Jika dilihat dari media tanam ada dua macam hidroponik, yaitu
hidroponik metode substrat dan hidroponik metode non-substrat.
a.) Hidroponik Metode Substrat
Hidroponik substrat tidak mengguankan air sebagai media,
tetapi menggunakan media padat tapi bukan tanah yang dapat
menyerap air atau menyediakan nutrisi, air, oksigen serta
mendukung akar tanaman seperti halnya fungsi tanah.18 Beberapa
contoh bahan yang bisa digunakan sebagai media tanam
hidroponik metode substrat adalah arang, sekam padi, pasir, kerikil
batu apung atau cocopeat, rock wool, dan spons.19
b.) Hidroponik Metode Non-subtrat
Metode hidroponik non-substrat tidak menggunakan media
tanam. Karena akar tanaman langsung masuk pada talang saluran
air. Biasa disebut dengan NFT (Nutrient Film Technique). Selain
14 Hudoro Sameto, “Hidroponik Sederhana Penyejuk…, h. 2-3. 15 Kunto Herwibowo dan N.S. Budiana, “Hidroponik Sayuran untuk…, h. 19. 16 Kunto Herwibowo, Ibid. 17 Tim Karya Tani Mandiri, “Pedoman Budi Daya…, h. 26. 18 Pinus Lingga, “Hidroponik Bercocok Tanam..., h. 7. 19 Tim Karya Tani Mandiri, “Pedoman Budi Daya…, h. 56.

12
itu ada juga aeroponik dimana air nutrisi disemperotkan langsung
ke akar tanaman. Hidoponik tersebut lebih praktis tetapi
dibutuhkan modal yang lumayan besar.20
b. Tanah
1. Pengertian Tanah
Tanah merupakan media alamiah tamanan sebagai tempat
berlangsungnya kehidupan tumbuh-tumbuhan. Tanah berasal dari
pelapukan batu-batuan dan bercampur dengan sisa-sisa bahan organik
dan organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup di dalam ataupun di
atas tanah.21
2. Jenis-jenis Tanah
Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan daratan yang
luas dan memiliki berbagai jenis tanah yang berbeda-beda. Berikut ini
jenis-jenis tanah yang ada di Indonesia antara lain sebagai berikut:
a.) Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur yang
terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan
tropis.
b.) Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik untuk
pertanian. Tanah pasir terbentuk dari batuan beku dan batuan
sedimen yang memiliki butiran yang kasar dan berkerikil.
c.) Tanah Endapan atau Tanah Alluvial
Tanah endapan adalah tanah yang dibentuk dari lumpur
sungai yang mengendap di daratan rendah yang memiliki sifat
tanah yang subur dan cocok untuk bertanam pertanian.
20 Tim Karya Tani Mandiri, Panduan BudiDaya…, h. 57. 21 M. Fathurrahim Mz,”Pengaruh Media Tumbuh terhadap Pertumbuhan Tinggi Tanaman
Bayam (Amaranthus hibrida) serta Potensinya sebagai Bahan Kajian Mata Kuliah Ekologi
Tumbuhan. Mataram: IAIN Mataram. 2014, h. 9.

13
d.) Tanah Podzolit
Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada
di pengunungan dengan curah hujan tinggi dan bersuhu dingin atau
rendah. 22
3. Fungsi Tanah
Fungsi tanah sebagai media tanam atau tumbuh tanaman adalah
sebagai berikut:
a.) Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran.
b.) Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur
hara).
c.) Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh:
hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin
anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara).
d.) Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena
terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan
primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak
negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.23
Dua Pemahaman Penting tentang Tanah:
a.) Tanah sebagai tempat tumbuh dan penyedia kebutuhan tanaman,
dan
b.) Tanah juga berfungsi sebagai pelindung tanaman dari serangan
hama & penyakit dan dampak negatif pestisida maupun limbah
industri yang berbahaya.24
4. Kelebihan Tanah dibanding Media Tanam Lain
Kelebihan tanah sebagai media tanam atau tumbuh tanaman
adalah sebagai berikut:
22 M. Fathurrahim Mz, Ibid., h. 18. 23 Kemas Ali Hanafiah, “Dasar-dasar Ilmu Tanah Edisi 1” (Jakarta: Rajawali Pers, 2012). 24 Kemas Ali Hanafiah, Ibid.

14
a.) Lebih kuat dlm menyangga tanaman.
b.) Dapat menyediakan unsur hara.
c.) Dapat mengatur ketersediaan air.
d.) Filter dari kontaminan.
e.) Tempat hidup biota yang menghasilkan unsur yang berguna bagi
tanaman.25
5. Kelemahan Tanah dibanding Media Tanam Lain
Kelemahan tanah sebagai media tanam atau tumbuh tanaman
sebagai berikut:
a.) Tanah dijaman sekarang ini sulit didapat apalagi dikota-kota besar.
b.) Pengolahannnya memakan biaya yang besar.
c.) Penggunaan pupuk kurang efisien dibanding dengan media lain.
d.) Tempat hidup biota yang bisa merugikan tanaman.
c. Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)
1. Pengertian Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)
Sawi hijau merupakan tanaman yang dapat tumbuh pada
daratan rendah maupun daratan tinggi. Pada umumnya, sawi hijau
dapat tumbuh baik di tanah yang subur, kaya humus, serta drainase
tanahnya baik. Keasaman atau pH tanah yang dibutuhkan adalah 6-7.
Waktu tanam yang baik adalah pada akhir musim hujan. Namun, sawi
hijau dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan tersedia cukup
air.26
25 Kemas Ali Hanafiah, “Dasar-dasar Ilmu…, 26 Hesti Dwi Setyaningrum, “Panen Sayur Secara Rutin di Lahan Sempit” (Jakarta: Penebar
Swadaya, 2014), h. 179-180.

15
Gambar 2.3. Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.).27
Keterangan:
1. Daun (Folium)
2. Batang (Cauilis)
2. Morfologi tanaman sawi hijau
Morfologi tanaman sawi hijau dibagi menjadi 2 yaitu alat hara dan alat
reproduksi.
a.) Alat hara (Organum nutritivum)
Tumbuhan memiliki alat hara yang berfungsi sebagai alat
penyalur berbagai unsur hara dari dalam tanah. Alat hara tanaman
sawi hijau yakni:
1.) Akar (Radix)
2.) Batang (Caulis)
3.) Daun (Folium)
b.) Alat reproduksi (Organum reproductivum)
1.) Bunga (Flos)
27 Dimas Ragil, “Budidaya Tanaman Sawi Hijau” dalam http://pet4nimuli4.blogspot.co.id/
2016/02/budidaya-tanam-sawi-hijau_14.html diakses pada tanggal 14/3/2017 pukul 04.44 WITA.
1
2

16
2.) Buah (Fructus)
3.) Biji (Semen)
3. Klasifikasi Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)
Menurut klasifikasi dalam sistematika tumbuhan, tanaman sawi hijau
termasuk dalam:
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Sub kelas : Dicotyledonae
Ordo : Papavorales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica juncea L.
4. Jenis-jenis Tanaman Sawi
Sawi termasuk famili cruciferae, dari jenis ini dikenal tiga
varietas antara lain sebagai berikut:28
1.) Sawi putih atau disebut sawi jagung (Brassica juncea L. var.
rugosa Roxb. & Prain)
Sawi putih sangat digemari banyak orang karena rasanya
yang enak. Tulang daunnya lebar, berwarna hijau keputih-putihan,
bertangkai pendek, dan bersayap. Sayap tersebut melengkung ke
bawah. Batang sawi putih pendek dan tegap.
2.) Sawi Hijau
Sawi hijau kurang disukai karena rasanya agak pahit. Sawi
hijau batangnya pendek dan tegap. Daun-daunnya lebar, berwarna
hijau tua, dan bertangkai pipih.
28 Hendro Sunarjono, Ibid., h. 84-85.

17
3.) Sawi Huma
Sawi huma ini pun enak rasanya, tetapi masih kurang enak
jika dibandingkan dengan sawi putih. Batang sawi huma panjang,
kecil, dan langsing. Daun-daunnya panjang sempit, berwarna hijau
keputih-putihan, bertangkai panjang, dan bersayap.
5. Syarat Tumbuh
Semua tanaman atau tumbuhan memiliki berbagai keriteria atau
syarat tumbuh yang dimilikinya agar bisa tumbuh. Tanaman sawi
dapat tumbuh dan berkembang bila syarat-syarat tumbuh sawi
terpenuhi dengan baik. Faktor iklim dan tanah merupakan faktor yang
paling dominan mempengaruhi tanaman sawi. Kedua faktor ini saling
mempengaruhi yaitu:
a.) Syarat iklim
Kondisi iklim yang baik untuk pertumbuhan tanaman sawi
adalah kondisi daerah yang mempunyai suhu malam 15,6oC dan
siangnya 21,1oC serta lama penyinaran matahari setiap harinya
yaitu 10-13 jam29.30
b.) Syarat tanah
Pada umumnya tanaman sawi dapat ditanam diberbagai
jenis tanah, namun yang baik adalah jenis tanah yang lempung
berpasir, seperti tanah andosol, untuk jenis tanah liat perlu
dilakukan pengolahan lahan secara sempurna antara lain dengan
penambahan pasir dan pupuk organik dalam dosis tinggi. Jadi
syarat tanah yang ideal untuk menanam tanaman sawi adalah
subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, tata udara
dalam tanah berjalan dengan baik dan pH tanah antara 6-7.31
29 Haryanto Eko, dkk.,”Sawi & Selada. Jakarta: Penebar Swadaya. 2001, h. 34. 30 Haryanto Eko, Ibid, h. 9. 31 Rahmat Rukmana, “Bertanam Sawi & Selada. Yogyakarta: Kasinus. 2003, h. 35.

18
6. Manfaat Tanaman Sawi
Tanaman sawi yang dimanfaatkan baik setelah diolah maupun
yang dimakan secara langsung sebagai lalapan, ternyata kandungan
beragam zat esensial untuk kesehatan. 32
7. Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau
a. Pengertian Pertumbuhan
Pendapat lain, pertumbuhan adalah pertambahan biomassa
atau ukuran (berat, volume atau jumlah) yang bersifat irreversible.
Pertumbuhan merupakan proses kuantitatif.33
b. Fase Pertumbuhan
1) Fase vegetatif
2) Fase generativ
Beberapa parameter pertumbuhan sawi yang dapat terliat secara
vegetatif antara lain sebagai berikut:
a. Tinggi tanaman
Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering
diamati karena mudah dilihat.34
b. Jumlah daun
Jika jumlah daun semakin banyak maka tanaman akan
menghasilkan fotosintat yang banyak yang berarti pertumbuhan
tanaman meningkat.
c. Diameter batang
Diameter batang merupakan salah satu parameter
pertumbuhan tanaman karena semakin besar diameter batang hal
32 Haryanto Eko, dkk., “Sawi & Selada.., h. 6-7. 33 Herdiyana Fitriani dan Husnul Jannah, “Struktur dan Perkembangan Tumbuhan Biji.
Mataram: Duta Pustaka Ilmu. 2014. h. 32. 34 Indah Sukawati, “Pengaruh Kepekatan Larutan Nutrisi Organik terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Baby Kailan (Brassica oleraceae VAR. albo-glabra) pada Berbagai Komposisi Media Tanam
dengan Sistem Hidroponik Substrat. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. 2010” h. 38.

19
tersebut menunjukkan bahwa daya hantar zat nutrisi tanaman untuk
melakukan fotosintesis dapat terjadi lebih cepat.
d. Panjang akar
Panjang akar merupakan salah satu parameter pertumbuhan
tanaman karena jika tanaman memiliki akar yang panjang dapat
menunjukkan tanaman tersebut mendapatkan nutrisi yang baik karena
dapat menjangkau unsur hara yang dibutuhkan.
e. Berat basah
Berat brangkas basah atau segar tanaman merupakan gabungan
dari perkembangan dan pertambahan jaringan tanaman seperti jumlah
daun, panjang daun, lebar daun, dan tinggi tanaman. Berat brangkas
basah atau segar tanaman digunakan sebagai parameter
pertumbuhan.35 Berat basah merupakan total berat tanaman yang
menunjukkan hasil aktivitas metabolik tanaman.
f. Berat kering
Berat kering tanaman merupakan akibat dari pertumbuhan dan
hasil asimilasi O2 sepanjang pertumbuhan tanaman serta
mencerminkan status nutrisi tanaman yang sangat bergantung pada
laju fotosintesis. Perkembangan tanaman merupakan kombinasi dari
sejumlah proses kompleks yaitu pertumbuhan dan diferensiasi yang
mengarah pada akumulasi berat kering.36
C. Hipotesis
Adapun hipotesis yang terdapat dalam penelitian ini terbentuk 2
hipotesis sesuai dengan rumusan masalah, yaitu:
Ha: ada perbedaan pertumbuhan sawi hijau (Brassica juncea L) pada
media tanam hidroponik dan media tanah).
35 Indah Sukawati, “Pengaruh Kepekatan Larutan…” h. 47. 36 Ibid

20
Ho: tidak ada perbedaan pertumbuhan sawi hijau (Brassica juncea L) pada
media tanam hidroponik dan media tanah.

21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan strategi untuk memperoleh data yang valid
sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Desain penelitian
atau rancangan pada dasarnya merupakan keseluruhan proses pemikiran dan
penentuan yang matang tentang hal-hal yang akan dilakukan.37 Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian
eksperimen (penelitian murni), pada penelitian ini yang diteliti tentang
perbedaan pertumbuhan sawi hijau (Brassica juncea L) pada media tanam
hidroponik dan media tanah. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan
yaitu true eksperimental.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah suatu proses
menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat
menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.
B. Metode Pengumpulan Data
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lingkungan Pejeruk Bangket kelurahan
Pejeruk Kec. Ampenan, Mataram dan dilakukan selama 1 bulan dari Juli-
Agustus 2018.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dari
37 Margono, “Metodologi Penelitian” (Jakarta: Refika Aditama, 2010), h. 100.

22
definisi populasi tersebut, populasi dalam penelitian ini adalah tanaman sawi
hijau (Brassica juncea L.) yang terdapat di Pejeruk Bangket Ampenan,
sebayak 100 tanaman sawi hijau berumur 2 minggu.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.
Adapun Sampel dalam penelitian ini adalah 16 tanaman sawi hijau dalam
polybag dan hidroponik. Setiap polybag dan hidroponik berisi masing-
masing 1 tanaman sawi hijau.
3. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan Rancangan Acak Rengkap (RAL). Rancangan acak
lengkap umumnya cocok untuk digunakan di kondisi lingkungan, alat, bahan
dan media yang homogen. Selain itu rancangan acak lengkap biasanya
digunakan untuk percobaan-percobaan di laboratorium, rumah kaca, dan
percobaan-percobaan yang terkendali.38 Dalam percobaan yang akan
dilakukan peneliti menggunakan 2 perlakuan (media tanam) yaitu media
tanam hidroponik dengan menggunakan sekam padi dan media tanam tanah
yang menggunakan tanah humus. Kemudian diulangi sebanyak 8 kali ulangan
totalnya sebanyak 16 unit percobaan. Percobaan ini tanpa lokal control.
Adapun rancangan acak lengkap yang digunakan adalah rancangan akar
lengkap dengan ulangan sama. Hasil suatu percobaan yang dilakukan dengan
rancangan acak lengkap, mendapat t perlakuan semua perlakuan tersebut
mendapatkan ulangan yang sama yaitu sebanyak r ulangan. Rancang
penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 3.1 dibawah ini.
38 Kusriningrum R.S., “Perancangan Percobaan” (Surabaya: Airlangga university Press, 2012),
h. 99.

23
Tabel 3.1. Rancangan Penelitiaan
Perlakuan
(M)
Ulangan
(U)
1 2 3 4 5 6 7 8
M1
(Media tanam
hidroponik)
M1U1 M1U2 M1U3 M1U4 M1U5 M1U6 M1U7 M1U8
M2
(Media tanam tanah) M2U1 M2U2 M2U3 M2U4 M2U5 M2U6 M2U7 M2U8
Pengacakan penempatan percobaan dilakukan secara sederhana dengan
menggunakan teknik undian atau lotre.39 Sehingga diperoleh penempatan
percobaan pada denah penempatan percobaan rancangan acak lengkap tersusun
sebagai berikut dapat dilihat pada table 3.2.
Tabel 3.2. Denah Penempatan Percobaan RAL
M1U8 M1U6 M1U3 M1U4 M1U2 M1U5 M1U7 M1U1
M2U5 M2U2 M2U4 M2U7 M2U6 M2U1 M2U3 M2U8
4. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.) Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat
kerperluan menyemai, menanam, dan pengamatan adalah sebagai berikut
1.) Alat penyiram (Gembor plastik)
2.) Timbangan digital
3.) Pipa paralon
4.) Gelas plastik
5.) Polybag
6.) Penggaris
39 Kusriningrum R.S., Ibid., h. 16.

24
7.) Tali
8.) Gergaji
9.) Selang aerator
10.) Pompa air kolam ikan
11.) Bak besar
12.) Penyambung pipa paralon T dan L
13.) Mesin bor
14.) Meteran
15.) Sambungan pipa dari 3 inchi ke 2inchi
16.) Kabel tis
17.) Penutup pipa
18.) Tray semai
19.) Penyemprot
b.) Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
1.) Tanah humus
2.) Sekam padi mentah dan bakar
3.) Benih tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.)
4.) Kertas label
5.) Air
5. Prosebur Penelitian
a. Prosedur penelitian
Adapun prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut:
Penyemaian
1) Membakar sekam padi mentah
2) Menyiapkan tray semai yang memiliki 100 lubang
3) Memasukkan sekam padi bakar ke dalam tray semai

25
4) lubangi media tanam sekam padi bakar sedalam 2 cm kemudian
masukkan benih sawi hijau.
5) Lakukan penyemprotan media semai setiap pagi dan sore hari.
6) Ambil tanaman sawi hijau yang telah berumur 2 minggu dan
barulah pindahkan ke media tanam baik itu media tanam hidroponik
dengan sekam padi dan polybag dengan media tanah.
Persiapan tempat penanaman
Adapun persiapan tempat penanaman yang harus dipersiapkan
adalah sebagai berikut:
1) Persiapan tempat penanaman dengan media tanam hidroponik
a) Menyiapkan pipa paralon yang akan digunakan di sistem
hidroponik yang telah diberikan lubang berdiameter lingkaran 6
cm untuk tempat meletakkan wadah media tanam pada pipa
paralon ukuran 3 inchi dengan panjang 1,5 meter.
b) Pipa paralon dilubangi sebanyak 8 lubang sesuai dengan
jumlah ulangan. Jarak antar lubang yaitu 10 cm.
c) Setiap lubang akan diletakkan gelas plastik berukuran 7 X 9 cm
sebagai wadah media tanam hidroponik.
d) Gelas plastik yang akan diletakkan dalam lubang terlebih
dahulu diisi dengan media sekam padi setinggi 7 cm dari dasar
gelas ke permukaan gelas dan dipadatkan.
e) Sebelum sekam padi dimasukkan kedalam wadah gelas terlebih
dahulu diberikan lubang agar air bisa mengalir melalui media
tanam dan akar.
2) Persiapan tempat penanaman dengan media tanah
a) Persiapan tempat penanaman berupa polybag ukuran 15 X 15
cm dengan jumlah 8 poly bag sesuai dengan jumlah ulangan.
Jarak antar polybag 10 cm.

26
b) Tanah yang digunakan adalah tanah humus yang berada di
lapisan top soil.
c) Sebelum memasukkan tanah ke polybag terlebih dahulu
menghomogenkan tanah atau mencampurkan tanah agar tanah
tidak menggumpal dan seragam.
d) Setelah itu masukkan tanah setengah ukuran polybag.
Penanaman
1) Penanaman dilakukan sore hari dengan memilih tanaman yang
sehat, kuat, dan berukuran seragam.
2) Tanaman sawi hijau yang siap dipindahkan harus dicabut dengan
hati-hati dari media tanam.
3) Tanaman sawi kemudian ditanam pada media tanam baik itu media
tanam hidroponik maupun media tanah.
Pemeliharaan tanaman
Adapaun pemeliharaan tanaman dalam penelitian ini meliputi:
1) Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk menggantikan bibit yang mati
sampai maksimal 1 minggu setelah tanam. Penyulaman dilakukan
pada tanaman sawi hijau yang mati atau rusak akibat pindah tanam.
2) Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap 2 kali sehari yaitu pagi dan sore
hari pada setiap perlakukan dan ulangan.
3) Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan
pengendalian manual.

27
6. Parameter penelitian
Adapun parameter penelitian yang ingin diteliti dalam penelitian ini
adalah parameter pertumbuhan sawi hijau (Brassica juncea.L) antara lain
sebagai berikut:
1) Tinggi tanaman
Tinggi tanaman sawi (Brassica juncea L) dalam centimeter (cm)
dilakukan 4 kali pengukuran yaitu minggu ke I (hari ke 7), minggu ke II
(hari ke 14), minggu ke III (hari ke 21), dan minggu ke IV (hari ke 28)
setelah tanam.
2) Jumlah helaian daun (Folium)
Jumlah helaian daun sawi hijau (Brassica juncea L.) dalam helai
dilakukan 4 kali penghitungan yaitu minggu ke I (hari ke 7), minggu ke
II (hari ke 14), minggu ke III (hari ke 21), dan minggu ke IV (hari ke
28) setelah tanam.
3) Diameter batang (Caulis)
Diameter batang tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) dalam
centimeter (cm) dilakukan 4 kali pengukuran penghitungan yaitu
minggu ke I (hari ke 7), minggu ke II (hari ke 14), minggu ke III (hari
ke 21), dan minggu ke IV (hari ke 28) setelah tanam.
4) Lebar daun(cm)
Lebar daun (cm) sawi hijau (Brassica juncea L.) dilakukan
pengukuran sebanyak 1 kali yaitu pada saat panen. Pengukuran pada
setiap daun yang ada pada tumbuhan sawi hijau.
5) Panjang daun (cm)
Panjang daun (cm) sawi hijau (Brassica juncea L.) dilakukan
pengukuran sebanyak 1 kali yaitu pada saat panen. Pengukuran pada
setiap daun yang ada pada tumbuhan sawi hijau.
6) Berat basah

28
Berat basah tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) dalam gram
(gr) ditimbang pada saat panen dengan menimbang semua bagian
tanaman yang meliputi: akar, batang, dan daun menggunakan timbangan
digital.
7) Berat kering
Berat kering tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) dalam gram
(gr) diperoleh dengan menimbang semua bagian tanaman yang meliputi
akar, batang, dan daun dilakukan seminggu setelah panen dan melalui
proses pengeringan yaitu mengering anginkan. Penimbangan
menggunakan timbangan digital.
8) Panjang akar (Radix)
Panjang akar tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) diperoleh
dengan melakukan pengukuran setelah panen. Pengukuran panjang akar
di ukur dari pangkal akar sampai ujung akar dalam centimeter (cm).
C. Analisis Data
Analisis data untuk mengetahui adanya pengaruh media tanam
hidroponik dan media tanah, data yang didapatkan dianalisis dengan
menggunakan analisis komparatif sampel tidak berkorelasi (Independent-
Sample t-test) dengan menggunakan SPSS 16.0. pada taraf signifikan 5%.
Adapun langkah-langkah dalam analisis data adalah sebagai berikut:
1) Uji persyaratan
Uji persyaratan dilakukan untuk dapat melakukan analisis parametrik
yaitu uji normalitas data. Penelitian yang melakukan pengujian hipotesisi
dengan menggunakan uji-t menuntut asumsi yang harus diuji yaitu harus
berdistribusi normal.

29
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data jadi inputan
atau objek penelitian terdistribusi normal atau tidak.40 Dalam penelitian ini
uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dengan uji ini dapat
diketahui data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Apabila nilai
signifikan hitung lebih besar dari 0,05 (Sig hitung > 0.05) maka data tersebut
berdistribusi normal dan begitu sebaliknya.
2) Independent Sample t-test (Analisis komparatif tidak berkolerasi)
Independent Sample t-test (analisis komparatif tidak berkolerasi)
digunakan untuk uji perbandingan untuk mengetahui apakah ada perbedaan
media tanam terhadap pertumbuhan sawi hijau. Dalam penenelitian ini,
peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0for windows untuk
mengatahui nilai independent sample t-test dari data yang terkumpul dalam
penelitian ini. Sebagai kaidah keputusan pengujian adalah sebagai berikut:
a) Jika nilai Sig hitung > 0,05 maka Ho diterima. Artinya tidak terdapat
perbedaan tidak nyata (non sigrnifikan) diantara perlakuan (pada hasil
Sig hitung ditandai dengan ns).
b) Jika nilai Sig hitung < 0,05 maka Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan
nyata (nyata signifikan) diantara perlakuan (pada hasil Sig hitung
ditandai dengan *).
c) Jika nilai Sig hitung < 0,01 maka Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan
sangat nyata (sangat nyata signifikan) diantara perlakuan (pada hasil
Sig hitung ditandai dengan **).
D. Keabsahan Data
1. Validasi internal (Kredibilitas) : adalah ukuran mengenai kebenaran
data yang didapat dengan instrument.
40 R. Gunawan Sudarmanto, “Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan Program IBM SPSS
Statistics 19” (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h. 104.

30
2. Validasi eksternal (Transferabilitas) : adalah validasi yang berkaitan
dengan masalah generalisasi yaitu sampai manakah generalisasi yang
dirumuskan berlaku untuk kasus-kasus lain yang berbeda diluar
penelitian.
3. Dependabilitas : adalah indeks yang menunjukkan sampai sejauh mana
alat ukur bisa diandalkan atau bisa dipercaya.
4. Objektivitas : adalah penelitian dapat dikatakan objektif jika
dibenarkan atau konfirmasi oleh peneliti yang lain.

31
BAB IV PERBEDAAN PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica
juncea L.)
1. Analisis komparatif tidak berkorelasi (independent sample t-test)
Data penelitian semua parameter penelitian memiliki data yang berdistribusi
normal maka dilanjutkan dengan menganalisis data dengan analisis komparatif
tidak berkolerasi (independent sample t-test) sebagai berikut:
a. Tinggi tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.)
Tabel 4.1.
Tabel Hasil Analisis Independent Samples t-Test (Perubahan
Pertumbuahn Tinggi TanamanSawi Hijau pada Media Tanam yang
Berbeda)
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal
variances
assumed
4.704 .048 -3.632 14 .003 -4.87500 1.34214 -7.75360 -1.99640
Equal
variances
not
assumed
-3.632 7.709 .007 -4.87500 1.34214 -7.99043 -1.75957
Dari data analisis independent sample t-test yang didapatkan
menunjukkan bahwa nilai Sig hitung = 0,05. Nilai Sig hitung dilihat pada Sig

32
(2-tailed) jika variasi data homogen (jika Sig ≥ 0,05) maka dilihat jalur
Equal variances assumed dan sebaliknya jika variasi data tidak homogen
(jika Sig ≤ 0,05) maka lihat Equal variances not assumed. Karena data
pertumbuhan tinggi memiliki variasi data homogen (0,048 dibulatkan 0,05
= 0,05) maka Sig (2-tailed) pada jalur Equal variances assumed. Jadi
analisis independent sample t-test pada pertumbuhan tinggi tanaman sawi
hijau menunjukkan bahwa nilai Sig hitung < 0,05 dan 0,01 yaitu 0,003 < 0,05
dan 0,01 yang menandai Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan
pertumbuhan tinggi tanaman sawi hijau pada media tanam hidroponik dan
media tanah pada taraf 5% dan 1% yang berarti perbedaan sangat
signifikan.
b. Jumlah helaian daun tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.)
Tabel 4.2.
Tabel Hasil Analisis Independent Samples t-Test
(Perubahan Jumlah Helaian Daun Tanaman Sawi Hijau pada Media Tanam
yang Berbeda)
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal
variances
assumed
3.839 .070 -4.771 14 .000 -2.37500 .49776 -3.44260 -1.30740

33
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal
variances
assumed
3.839 .070 -4.771 14 .000 -2.37500 .49776 -3.44260 -1.30740
Equal
variances
not
assumed
-4.771 9.135 .001 -2.37500 .49776 -3.49848 -1.25152
Dari data analisis independent sample t-test yang didapatkan
menunjukkan bahwa nilai Sig hitungan < 0,05 dan 0,01. Nilai Sig hitung dilihat
pada Sig (2-tailed) jika variasi data homogen (jika Sig ≥ 0,05) maka dilihat
jalur Equal variances assumed dan sebaliknya jika variasi data tidak
homogen (jika Sig ≤ 0,05) maka lihat Equal variances not assumed.
Karena data pertumbuhan jumlah helaian daun memiliki variasi data
homogeny (0,070 > 0,05) maka Sig (2-tailed) pada jalur Equal variances
assumed. Jadi analisis independent sample t-test pada pertumbuhan jumlah
helaian daun tanaman sawi hijau menunjukkan bahwa nilai Sig hitung < 0,05
dan 0,01 yaitu 0,000 < 0,05 dan 0,01 yang menandai Ha diterima. Artinya
terdapat perbedaan pertumbuhan jumlah helaian daun tanaman sawi hijau
pada media tanam hidroponik dan media tanah pada taraf 5% dan 1% yang
berarti perbedaan sangat signifikan.

34
c. Diameter batang tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.)
Tabel 4.3.
Tabel Hasil Analisis Independent Samples t-Test
(Perubahan Diameter Batang Tanaman Sawi Hijau pada Media Tanam
yang Berbeda)
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal
variances
assumed
1.050 .323 -2.053 14 .059 -.175000 .085239 -.357819 .007819
Equal
variances
not assumed
-2.053 11.971 .063 -.175000 .085239 -.360769 .010769
Dari data analisis independent sample t-test yang didapatkan
menunjukkan bahwa nilai Sig hitungan < 0,05 dan 0,01. Nilai Sig hitung dilihat
pada Sig (2-tailed) jika variasi data homogen (jika Sig ≥ 0,05) maka dilihat
jalur Equal variances assumed dan sebaliknya jika variasi data tidak
homogen (jika Sig ≤ 0,05) maka lihat Equal variances not assumed.
Karena data pertumbuhan diameter batang memiliki variasi data homogen
(0,323 > 0,05) maka Sig (2-tailed) pada jalur Equal variances assumed.
Jadi analisis independent sample t-test pada pertumbuhan diameter batang
tanaman sawi hijau menunjukkan bahwa nilai Sig hitung > 0,05 yaitu 0,059 >
0,05 yang menandai Ho diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan

35
pertumbuhan diameter batang tanaman sawi hijau pada media tanam
hidroponik dan media tanah pada taraf 5% yang berarti perbedaan non
signifikan.
d. Panjang daun tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.)
Tabel 4.4.
Tabel Hasil Analisis Independent Samples t-Test
(Panjang Daun Tanaman Sawi Hijau pada Media Tanam yang Berbeda)
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal
variances
assumed
6.085 .027 -3.174 14 .007 -2.098750 .661190 -3.516861 -.680639
Equal
variances
not
assumed
-3.174 7.602 .014 -2.098750 .661190 -3.637450 -.560050
Dari data analisis independent sample t-test yang didapatkan
menunjukkan bahwa nilai Sig hitungan < 0,05. Nilai Sig hitung dilihat pada Sig
(2-tailed) jika variasi data homogen (jika Sig ≥ 0,05) maka dilihat jalur
Equal variances assumed dan sebaliknya jika variasi data tidak homogen
(jika Sig ≤ 0,05) maka lihat Equal variances not assumed. Karena data
panjang daun memiliki variasi data tidak homogen (0,027 < 0,05) maka Sig
(2-tailed) pada jalur Equal variances not assumed. Jadi analisis

36
independent sample t-test pada pertumbuhan panjang daun tanaman sawi
hijau menunjukkan bahwa nilai Sig hitung < 0,05 yaitu 0,014 < 0,05 yang
menandai Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan pertumbuhan panjang
daun tanaman sawi hijau pada media tanam hidroponik dan media tanah
pada taraf 5% dan 1% yang berarti perbedaan sangat signifikan.
e. Lebar daun tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.)
Tabel 4.5.
Tabel Hasil Analisis Independent Samples t-Test
(Lebar Daun Tanaman Sawi Hijau pada Media Tanam yang Berbeda)
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal
variances
assumed
1.064 .320 -3.287 14 .005 -1.291250 .392835 -2.133798 -.448702
Equal
variances
not
assumed
-3.287 11.999 .006 -1.291250 .392835 -2.147171 -.435329
Dari data analisis independent sample t-test yang didapatkan
menunjukkan bahwa nilai Sig hitungan < 0,05 dan 0,01. Nilai Sig hitung dilihat
pada Sig (2-tailed) jika variasi data homogen (jika Sig ≥ 0,05) maka dilihat
jalur Equal variances assumed dan sebaliknya jika variasi data tidak
homogen (jika Sig ≤ 0,05) maka lihat Equal variances not assumed.

37
Karena data lebar daun memiliki variasi data homogen (0,320 > 0,05) maka
Sig (2-tailed) pada jalur Equal variances assumed. Jadi analisis
independent sample t-test pada pertumbuhan panjang daun tanaman sawi
hijau menunjukkan bahwa nilai Sig hitung < 0,05 dan 0,01 yaitu 0,005 < 0,05
dan 0,01 yang menandai Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan
pertumbuhan panjang daun tanaman sawi hijau pada media tanam
hidroponik dan media tanah pada taraf 5% dan 1% yang berarti perbedaan
sangat signifikan.
f. Panjang akar tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.)
Tabel 4.6.
Tabel Hasil Analisis Independent Samples t-Test
(Perubahan Panjang Akar Tanaman Sawi Hijau pada Media Tanam yang
Berbeda)
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal
variances
assumed
.332 .573 -2.431 14 .029 -3.77500 1.55275 -7.10531 -.44469
Equal
variances
not assumed
-2.431 13.544 .030 -3.77500 1.55275 -7.11587 -.43413
Dari data analisis independent sample t-test yang didapatkan
menunjukkan bahwa nilai Sig hitungan < 0,05 dan 0,01. Nilai Sig hitung dilihat

38
pada Sig (2-tailed) jika variasi data homogen (jika Sig ≥ 0,05) maka dilihat
jalur Equal variances assumed dan sebaliknya jika variasi data tidak
homogen (jika Sig ≤ 0,05) maka lihat Equal variances not assumed.
Karena data panjang akar memiliki variasi data homogen (0,573 > 0,05)
maka Sig (2-tailed) pada jalur Equal variances assumed. Jadi analisis
independent sample t-test pada pertumbuhan panjang akar tanaman sawi
hijau menunjukkan bahwa nilai Sig hitung < 0,05 yaitu 0,029 < 0,05 yang
menandai Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan pertumbuhan panjang
tanaman sawi hijau pada media tanam hidroponik dan media tanah pada
taraf 5% yang berarti perbedaan nyata signifikani.
g. Berat basah tanaman sawi hijau
Tabel 4.7.
Tabel Hasil Analisis Independent Samples t-Test
(Berat Basah Tanaman Sawi Hijau pada Media Tanam yang Berbeda)
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
nilai Equal
variances
assumed
3.785 .072 -4.327 14 .001 -9.27500 2.14366
-
13.8726
9
-4.67731
Equal
variances
not assumed
-4.327 9.942 .002 -9.27500 2.14366
-
14.0551
7
-4.49483

39
Dari data analisis independent sample t-test yang didapatkan
menunjukkan bahwa nilai Sig hitungan < 0,05 dan 0,01. Nilai Sig hitung dilihat
pada Sig (2-tailed) jika variasi data homogen (jika Sig ≥ 0,05) maka dilihat
jalur Equal variances assumed dan sebaliknya jika variasi data tidak
homogen (jika Sig ≤ 0,05) maka lihat Equal variances not assumed.
Karena data berat basah memiliki variasi data homogen (0,072 > 0,05)
maka Sig (2-tailed) pada jalur Equal variances assumed. Jadi analisis
independent sample t-test pada berat basah daun tanaman sawi hijau
menunjukkan bahwa nilai Sig hitung < 0,05 dan 0,01 yaitu 0,001 < 0,05 dan
0,01 yang menandai Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan pertumbuhan
berat basah tanaman sawi hijau pada media tanam hidroponik dan media
tanah pada taraf 5% dan 1% yang berarti perbedaan sangat signifikan.
h. Berat kering tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.)
Tabel 4.8.
Tabel Hasil Analisis Independent Samples t-Test
(Berat Kering Tanaman Sawi Hijau pada Media Tanam yang Berbeda)
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
nilai Equal
variances
assumed
3.637 .077 -4.994 14 .000 -.65750 .13165 -.93986 -.37514
Equal
variances
not assumed
-4.994 9.755 .001 -.65750 .13165 -.95183 -.36317

40
Dari data analisis independent sample t-test yang didapatkan
menunjukkan bahwa nilai Sig hitungan < 0,05 dan 0,01. Nilai Sig hitung dilihat
pada Sig (2-tailed) jika variasi data homogen (jika Sig ≥ 0,05) maka dilihat
jalur Equal variances assumed dan sebaliknya jika variasi data tidak
homogen (jika Sig ≤ 0,05) maka lihat Equal variances not assumed.
Karena data berat kering memiliki variasi data homogen (0,077 > 0,05)
maka Sig (2-tailed) pada jalur Equal variances assumed. Jadi analisis
independent sample t-test pada pertumbuhan panjang daun tanaman sawi
hijau menunjukkan bahwa nilai Sig hitung < 0,05 dan 0,01 yaitu 0,000 < 0,05
dan 0,01 yang menandai Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan
pertumbuhan panjang daun tanaman sawi hijau pada media tanam
hidroponik dan media tanah pada taraf 5% dan 1% yang berarti perbedaan
sangat signifikan.
2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini terdiri atas:
Ha: ada perbedaan pertumbuhan sawi hijau (Brassica juncea L) pada
media tanam hidroponik dan media tanah).
Ho: tidak ada perbedaan pertumbuhan sawi hijau (Brassica juncea L) pada
media tanam hidroponik dan media tanah.
3. Pembahasan Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dari parameter penelitian
ini, menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.)
pada media tanam hidroponik dan media tanah memiliki perbedaan. Dengan
respon pertumbuhan yang berbeda pada masing-masing perlakuan. Perbedaan
tersebut disebabkan oleh perbedaan adaptasi (penyesuaian diri) tumbuhan
terhadap media tanam saat semai dan perlakuan serta respon metabolisme

41
fisiologis masing-masing tanaman yang dipengaruhi media tanam yang berbeda
setiap perlakuan.
Media tanam hidroponik dan media tanam memiliki perbedaan
pertumbuhan yang signifikan pada tinggi tanaman, jumlah helaian daun, panjang
daun, lebar daun, panjang akar, berat basah (BB) dan berat kering (BK). Namun
pada diameter tidak terdapat perbedaan signifikan (non signifikan). Rata-rata
tinggi tanaman sawi hijau yang paling tinggi dengan media tanah (12 cm)
dikarenakan ketersedian unsur hara yang baik pada media tanah yaitu N
(nitrogen) yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman. Tinggi
terendah pada media tanam hidroponik (7,125 cm) dikarenakan ketersedian unsur
hara serperti N (nitrogen) yang kurang disebabkan pemberian pupuk yang
dilakukan awal penanaman dan pada media sekam miskin unsure hara. Tinggi
tanaman merupakan penentu utama dari pertumbuhan karena semakin tinggi
tanaman maka tanaman tersebut memiliki pertumbuhan baik. Perbedaan yang
signifikan dibuktikan dengan hasil analisis komparatif tidak berkorelasi
(independent sample t-test) yaitu Sig hitung < 0,05 dan 0,01 (0,003 < 0,05 dan
0,01) Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan pertumbuhan tinggi pada
media tanam hidroponik dan media tanah.
Jumlah helaian daun tanaman sawi hijau yang paling banyak pada media
tanah dengan rata-rata (4 helai) dipengeruhi ketersedian unsur nitrogen yang
sesuai dengan tanaman. Jumlah helaian daun sedikit pada media tanam
hidroponik rata-rata (2 helai) diperngaruhi oleh ketersedian unsur nitrogen yang
tidak sesuai kebutuhan tanaman dikarenakan nitrogen berfungsi memicu
pertumbuhan daun dan batang. Dibuktikan dengan pendapat Lingga dalam
Helmei, menjelaskan bahwa unsur N berfungsi untuk memicu pertumbuhan pada
fase vegetatif terutama daun dan batang.41 Perbedaan yang signifikan pada
jumlah helaian daun dibuktikan dengan hasil analisis komparatif tidak
41 Helmei Anjarwaati dkk, “Pengaruh Macam Media dan Takaran Pupuk Kambing terhadap
Pertumhan dan Hasil Sawi Hijau (Brassica rapa L.)”, Vegetalika, No. 6, Vol. 1 (Juli 2016), h. 40.

42
berkorelasi (independent sample t-test) yaitu Sig hitung < 0,05 dan 0,01 (0,000 <
0,05 dan 0,01) Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan pertumbuhan jumlah
helaian daun pada media tanam hidroponik dan media tanah. Pertumbuhan
jumlah daun secara umum merupakan penghasil fotosintat utama. Pengamatan
jumlah daun sangat diperlukan sebagai indikator pertumbuhan yang dapat
menjelaskan proses pertumbuhan tanaman. Pengamatan daun dapat berdasarkan
fungsi daun sebagai penerima cahaya dan alat fotosintesis. Fungsi daun adalah
penghasil fotosintat yang sangat diperlukan tanaman sebagai sumber energi
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.42 Jika jumlah daun semakin
banyak maka tanaman akan menghasilkan fotosintat yang banyak yang berarti
pertumbuhan tanaman meningkat.
Diameter batang tanaman sawi hijau tidak terdapat perbedaan yang
signifikan. Diameter yang paling besar pada media tanah dengan rata-rata (0,768
cm) dipengaruhi oleh ketersediana unsur nitrogen yang cukup karena unsur
nitrogen memicu pertumbuhan batang. Diameter batang tanaman sawi hijau yang
kecil pada media tanam hidroponik dengan rata-rata (0,593 cm) dipengaruhi oleh
ketersediana unsur nitrogen yang kurang cukup karena unsur nitrogen memicu
pertumbuhan batang. Perbedaan yang non signifikan dibuktikan dengan hasil
analisis komparatif tidak berkorelasi (independent sample t-test) yaitu Sig hitung
> 0,05 (0,059 < 0,05) Ho diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan
pertumbuhan diameter batang pada media tanam hidroponik dan media tanah.
Pertumbuhan diameter yang besar maka menunjukkan bahwa daya hantar zat
nutrisi tanaman untuk melakukan fotosintesis dapat terjadi lebih cepat
disebabkan jaringan pengangkut lebih banyak untuk meneransfer zat untuk
fotosintesis. tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.).
Panjang daun tanaman sawi hijau yang paling panjang pada media tanah
dengan rata-rata (7,707 cm) dipengaruhi jumlah daun karena semakin banyak
42 Indah Sukawati, “Pengaruh Kepekatan Larutan…” h. 41.

43
daun sehingga panjang daunnya lebih tinggi. Panjang daun pendek pada media
tanam hidroponik (sekam) dengan rata-rata (5,608 cm) dipengruhi jumlah daun
yang sedikit sehingga panjang daun lebih rendah. Perbedaan yang signifikan
pada panjang daun dibuktikan dengan hasil analisis komparatif tidak berkorelasi
(independent sample t-test) yaitu Sig hitung < 0,05 dan 0,01 (0,000 < 0,05 dan
0,01) Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan pertumbuhan panjang daun
pada media tanam hidroponik dan media tanah.
Lebar daun tanaman sawi hijau yang paling lebar pada media tanah
dengan rata-rata (5,420 cm) dipengaruhi jumlah daun yang banyak yang
mengakibatkan rata-rata lebar daun lebih tinggi. Lebar daun kurang lebar pada
media tanam hidroponik dengan rata-rata (4,128 cm) dipengaruhi jumlah daun
yang sedikit yang mengakibatkan rata-rata lebar daun lebih rendah. Perbedaan
yang signifikan lebar daun dibuktikan dengan hasil analisis komparatif tidak
berkorelasi (independent sample t-test) yaitu Sig hitung < 0,05 dan 0,01 (0,005 <
0,05 dan 0,01) Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan pertumbuhan lebar
daun pada media tanam hidroponik dan media tanah.
Panjang akar tanaman sawi hijau yang paling panjang pada media tanah
dengan rata-rata (13,537 cm) dipengaruhi oleh ketersedian unsur hara yang
menandakan akar tanaman dapat menjangkau unsur hara yang jauh. Panjang akar
yang pendek pada media tanam hidroponik dengan rata-rata (9,762 cm)
dikarenakan unsur hara yang dapat dijangkau hanya sedikit sehingga
pertumbuhan akar pendek. Perbedaan yang signifikan dibuktikan dengan hasil
analisis komparatif tidak berkorelasi (independent sample t-test) yaitu Sig hitung <
0,05 (0,029 < 0,05) Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan pertumbuhan
panjang akar pada media tanam hidroponik dan media tanah. Tanaman memiliki
akar yang panjang dapat menunjukkan tanaman tersebut mendapatkan nutrisi
yang baik karena dapat menjangkau unsur hara yang dibutuhkan.
Berat basah tanaman sawi hijau yang paling berat pada media tanah
dengan rata-rata (14,125 gram) dipengaruhi oleh hasil fotosintesis karena

44
berpengaruh terhadap bobot basah tanaman selain itu juga dipengaruhi oleh
kandungan air jaringan, unsur hara, dan hasil metabolisme, media ini memiliki
bobot basah yang tinggi karena tinggi tanaman, jumlah helaian daun, panjang
daun, lebar daun, panjang akar lebih tinggi. Berat basah yang ringan pada media
tanam hidroponik dengan rata-rata (4,850 gram) dikarenakan akumulasi hasil
fotosintesis dan metabolisme yaitu karena tinggi tanaman, jumlah helaian daun,
panjang daun, lebar daun, panjang akar lebih rendah yang menunjukkan
kandungan air jaringan, unsur hara, dan hasil metabolisme rendah. Perbedaan
yang signifikan dibuktikan dengan hasil analisis komparatif tidak berkorelasi
(independent sample t-test) yaitu Sig hitung < 0,05 dan 0,01 (0,001 < 0,05 dan
0,01) Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan pertumbuhan berat basah pada
media tanam hidroponik dan media tanah. Berat brangkas basah atau segar
tanaman merupakan gabungan dari perkembangan dan pertambahan jaringan
tanaman seperti jumlah daun, panjang daun, lebar daun, dan tinggi tanaman.
Berat basah merupakan total berat tanaman yang menunjukkan hasil aktivitas
metabolik tanaman.43
Berat kering tanaman sawi yang paling berat pada penelitian ini pada
media tanah dengan rata-rata berat 1,055 gram dikarenkan pertambahan organ
vegetatif yang lebih tinggi yang menyebabkan peningkatan bobot kering lebih
tinggi. Berat kering tanaman sawi hijau yang ringan pada media tanam
hidroponik (sekam) dengan rata-rata berat yaitu 0,397 gram dikarenakan
pertambahan organ vegetatif yang lebih rendah yang menyebabkan peningkatan
bobot kering lebih rendah. Dibuktikan dengan pernyataan Goldsworthy dan
Fisher dalam Helmei menyatakan bahwa menambahan tinggi tanaman jumlah
daun mengakibatkan luas daun meningkat. Peningkatan pertumbuhan organ
vegetatif seperti peningkatan jumlah daun, penamabahan tinggi tanaman, serta
pemanjangan akar dan efisiensi distribusi asimilat ke bagian-bagian tanaman
43 Indah Sukawati, “Pengaruh Kepekatan Larutan...,

45
akan berdampak pada peningkatan bobot kering yang terbentuk.44 Sehingga
bobot kering memiliki perbedaan yang signifikan dibuktikan dengan hasil
analisis komparatif tidak berkorelasi (independent sample t-test) yaitu Sig hitung
< 0,05 dan 0,01 (0,000 < 0,05 dan 0,01) Ha diterima yang artinya terdapat
perbedaan pertumbuhan berat kering pada media tanam hidroponik dan media
tanah. Berat kering tanaman merupakan akibat dari pertumbuhan dan hasil
asimilasi O2 sepanjang pertumbuhan tanaman serta mencerminkan status nutrisi
tanaman yang sangat bergantung pada laju fotosintesis. Perkembangan tanaman
merupakan kombinasi dari sejumlah proses kompleks yaitu pertumbuhan dan
diferensiasi yang mengarah pada akumulasi berat kering. Semakin berat kering
artinya jaringan pada tanaman berat yang memunjukkan jaringan tanaman bagus.
Pertumbuhan tanaman pada media tanam yang berbeda memiliki
perbedaan dikarenakan media tanam yang berbeda memiliki kondisi yang
berbeda untuk tanaman dapat menyerap unsur hara dan media tanam memiliki
kandungan unsur hara yang berbeda-beda. Kelembaban dari media tanam
berbeda-beda yang akan mengakibatkan pertumbuhan akar tidak maksimal. Hal
ini didukung oleh Gardner et.al dalam Morgan kelembaban dan aerasi yang baik
dari suatu media tanam diperlukan untuk pertumbuhan akar maksimal karena
efektifitas pemupukan atau pemberian larutan nutrisi dipengaruhi oleh media
tanam. Terganggunya respirasi akar dapat menyebabkan akar kurang mampu
menyerap unsur hara yang diberikan. Kurangnya oksigen disekitar perakaran
tanaman dapat mengurangi kemampuan akar dalam menyerap air dan mineral
dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan tanaman serta menyebabkan
terjadinya akumulasi racun.45
Penelitian ini menunjukkan media tanah tetap lebih unggul dibandingkan
media sekam dengan sistem hidroponik pada pertumbuhan tanaman sawi hijau
(Brassica juncea L.). dikarenakan media tanah memiliki unsur hara yang
44 Helmei Anjarwaati dkk, “Pengaruh Macam Media…, h. 42.
45 Indah Kusumawati, “Pengaruh Kepekatan Larutan…, h. 26.

46
dibutuhkan tanaman sawi hijau untuk tumbuh. Terlebih tanah yang digunakan
adalah tanah persawahan (humus) yang sudah memiliki unsur hara dan mikro
organisme. Hal ini didukung dengan pendapat Kemas Ali Hanafiah bahwa tanah
sebagai media tanam atau tumbuh memiliki berbagai kelebihan diantaranya
adalah adalah lebih kuat dalam menyangga tanaman, dapat menyediakan unsur
hara, dapat mengatur ketersediaan air, filter dari kontaminan dan tempat hidup
biota yang menghasilkan unsur yang berguna bagi tanaman.46 Unsur hara yang
terdapat dalam tanah terdapat unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur
hara makro terdiri dari C, N, P, K, Mg, CaCO3, S, dan O. sedangkan unsure hara
mikro terdiri dari Cl, Ba, Fe, Mn, Mo, Zn, Si, Na, dan Co. Unsur yang
bepengaruh terhadap pertumbuhan yaitu N, P, K.
Media sekam mentah yang digunakan dalam penelitian ini memiliki daya
serap air baik tapi daya menurunkan air kurang baik sehingga tanaman tidak
dapat tumbuh dengan baik dikarenakan media sekam terlalu lembab. Selain itu
media sekam tidak memiliki mikro organisme yang akan memecah kandungan
yang ada dalam sekam tersebut. Oleh sebab itu nilai rata-rata tinggi tanaman,
jumlah helain daun, diameter batang, panjang daun, lebar daun, panjang akar,
berat basah dan berat kering lebih tinggi pada media tanah dibandingkan media
tanam hidroponik (sekam). Namun pada parameter diameter batang setelah
dilakukan uji independent sample t-test tidak menunjukkan perbedaan atau non
signifikan.
46 Kemas Ali Hanafiah, “Dasar-dasar Ilmu…,

47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil analisis data penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan sawi hijau (Brassica juncea
L.) pada media tanam hidroponik dan media tanah. Dengan rata-rata
pertumbuhan pada media tanah lebih tinggi sedangkan rata-rata pertumbuhan
pada media hidropnik lebih rendah.
B. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pertumbuhan sawi hijau pada media
tanam hidroponik dan media tanah, pertumbuhan pada media tanah tetap lebih
unggul dibandingkan media sekam dengan sistem hidroponik pada pertumbuhan
tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.). dikarenakan media tanah memiliki
unsur hara yang dibutuhkan tanaman sawi hijau untuk tumbuh. Terlebih tanah
yang digunakan adalah tanah persawahan (humus) yang sudah memiliki unsur
hara dan mikro organisme. Hal ini didukung dengan pendapat Kemas Ali
Hanafiah bahwa tanah sebagai media tanam atau tumbuh memiliki berbagai
kelebihan diantaranya adalah adalah lebih kuat dalam menyangga tanaman, dapat
menyediakan unsur hara, dapat mengatur ketersediaan air, filter dari kontaminan
dan tempat hidup biota yang menghasilkan unsur yang berguna bagi tanaman.
C. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian tersebut dapat diajukan saran-saran
seperti berikut:
1. Untuk petani dan masyarakat
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa media tanam tanah lebih tinggi
daripada media tanam hidroponik menggunakan sekam padi, sehubungan
dengan itu para petani dan masyarakat bisa mencoba menggunakan
hdiroponik jenis lain.

48
2. Untuk dinas-dinas terkait
Disarankan kepada dinas pertanian dapat memberikan penyuluhan kepada
masyarakat cara menanam menggunakan hidroponik.

DAFTAR PUSTAKA
Aulia Rakhman, dkk., “Pertumbuhan Tanaman Sawi Menggunakan Sistem
Hidroponik dan Akuaponik. Jurnal Teknik Pertanian Lampung. No.4. Vol. 4.
(Oktober, 2015), h. 253.
Dwi Harjoko,”Studi Macam Media Tanam dan Debit Aliran Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Sawi (Brassica juncea L.) Secara Hidroponik NFT”, Jurnal
Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, No. 11, Vol. 2 (Juli
2009), h. 62.
Haryanto Eko, dkk.,”Sawi & Selada. Jakarta: Penebar Swadaya. 2001, h. 34.
Helmei Anjarwaati dkk, “Pengaruh Macam Media dan Takaran Pupuk Kambing
terhadap Pertumhan dan Hasil Sawi Hijau (Brassica rapa L.)”, Vegetalika,
No. 6, Vol. 1 (Juli 2016), h. 40.
Hendro Sunarjono, Ibid., h. 84-85.
Herdiyana Fitriani dan Husnul Jannah, “Struktur dan Perkembangan Tumbuhan Biji.
Mataram: Duta Pustaka Ilmu. 2014. h. 32.
Hesti Dwi Setyaningrum, “Panen Sayur Secara Rutin di Lahan Sempit” (Jakarta:
Penebar Swadaya, 2014), h. 179-180.
Hudoro Sameto, “Hidroponik Sederhana Penyejuk Ruangan” (Bogor: Penebar
Swadaya, 2004), h. 2-3.
Indah Sukawati, “Pengaruh Kepekatan Larutan Nutrisi Organik terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Baby Kailan (Brassica oleraceae VAR. albo-glabra)
pada Berbagai Komposisi Media Tanam dengan Sistem Hidroponik Substrat.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret. 2010” h. 38.
Kemas Ali Hanafiah, “Dasar-dasar Ilmu Tanah Edisi 1” (Jakarta: Rajawali Pers,
2012).
Kunto Herwibowo dan N.S. Budiana. Hidroponik Sayuran untuk Hobi & Bisnis.
Bogor: Penebar Swadaya. 2015.
Kusriningrum R.S., “Perancangan Percobaan” (Surabaya: Airlangga university
Press, 2012), h. 99.
M. Fathurrahim Mz. Skripsi: Pengaruh Media Tumbuh terhadap Pertumbuhan
Tinggi Tanaman Bayam (Amaranthus hibrida) serta Potensinya sebagai

Bahan Kajian Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan. Mataram: IAIN Mataram.
2014.
Margono, “Metodologi Penelitian” (Jakarta: Refika Aditama, 2010), h. 100.
Munawi Inside, "Sistem Perakaran Tumbuhan” dalam http://belajar-di-
rumah.blogspot.co.id/2015/03/sistem-perakaran-tumbuhan.html diakses pada
tanggal 18 April 2017 pukul 05.30 WITA.
Pinus Lingga, “Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah Edisi Revisi” (Jakarta:
Penebar Swadaya, 2011), h. 1.
Pradyto Moerhasrianto, “Respon Pertumbuhan tiga sayuran pada berbagai nutrisi
larutan Hidroponik” (Skripsi, Universitas Jember, Jember, 2011), h. 1.
R. Gunawan Sudarmanto, “Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan Program
IBM SPSS Statistics 19” (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h. 104.
R. H. Paeru dan Trias Qurnia Dewi, “Panduan Praktis Bertanam Sayuran di
Pekarangan. Bogor: Penebar Swadaya. 2016.… h. 65.
Rahmat Rukmana, “Bertanam Sawi & Selada. Yogyakarta: Kasinus. 2003, h. 35.
Suharsimi Arikunto, “Prosedur Penelitian Siuatu Pendekatan Praktik”
(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 156.
Tim Karya Tani Mandiri, ”Pedoman Budi Daya secara Hidroponik” (Bandung:
Nuansa Aulia, 2010), h. 38.
Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Sekam” dalam https://upload.wikimedia.org/
wikipedia/commons/thumb/d/d6/Rice_chaffs.jpg/250px-Rice_chaffs.jpg
diakses pada tanggal 14/03/2017 pukul 05.10 WITA.
Dimas Ragil, “Budidaya Tanaman Sawi Hijau” dalam
http://pet4nimuli4.blogspot.co.id/2016/02/budidaya-tanam-sawi hijau_14.html
diakses pada tanggal 14/3/2017 pukul 04.44 WITA.

KOMPETENSI PENELITI (CV)
IDENTITAS DIRI
Nama : Nurdiana, SP, MP.
NIP/NIK : 196505302005012001
Tempat dan Tanggal Lahir: Mataram, 30 Mei 1969
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Golongan / Pangkat : Penata/III d
Jabatan Akademik : Lektor
Perguruan Tinggi : UIN Mataram
Alamat : Kampus 1: Jl. Pendidikan No. 35 Mataram,
Kampus 2: Jl. Gajah Mada Jempong-Mataram,
Alamat/Tlp. : Jln. Anyelir No. 18 Mataram/(0370)621307
Hp. :081915956066
Alamat e-mail : [email protected]
PENGALAMAN PENELITIAN
Tahun Judul Penelitian Ketua/Anggota Tim Sumber Dana
2012
Pengaruh gizi buruk dan pembrantasan
busung lapar terhadap kelangsungan
hidup masyarakat di desa Batu Nyale
Lombok Tengah
Ketua DIPA IAIN
Mataram
2013
Studi kasus dampak pasien terifeksi
penyakit jamur (Mikosis superfisiologis)
dan cara penangulangannya di RSU di
Mataram
Ketua DIPA IAIN
Mataram
2014
Pengaruh masak fisiologis tanaman padi
(Oriza sativa L) terhadap mutu beni
beberapa varietas padi Ketua
DIPA IAIN
Mataram
2015
Pemberian air cucian beras terhadap
pertumbuhan tanaman bayam cabut
(Amaranthus sp).
Ketua DIPA IAIN
Mataram
2016
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar
hemoglobin pada siswa sekolah
menengah pertama di daerah pantai
Kabupaten Lombok Utara.
Ketua DIPA IAIN
Mataram

2017
Perbedaan efektivitas terapi bekam basah
dan kering terhadap hipertensi dalam
menurunkan tekanan darah di desa
Pemenang Timur,Kecamatan Pemenang
Kabupaten Lombok Utara.
Ketua DIPA UIN
Mataram
2018
Perbedaan Pertumbuhan Tanaman Sawi
Hijau (Brassica juncea L.) pada Media
Tanam Hidroponik dan Media Tanah di
Lingkungan Pejeruk Bangket Kelurahan
Pejeruk Kec. Ampenan Kota Mataram
Ketua DIPA UIN
Mataram
Yang menyatakan,
(Nurdiana, SP, MP.)
NIP. 196505302005012001