dsp 9 case 1

Upload: jazzy

Post on 10-Jul-2015

463 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PEMBAHASAN1.

Tinjauan Kasus

Pasien anak perempuan berinisial A umur 8 tahun. Masalah yang dikeluhkan : 1. Gigi belakang kiri atas berlubang, sering sakit berdenyut hingga tidak bisa tidur. Untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan intra oral dengan tes vitalitas dan tes membran periodontal.2.

Gigi baru A tumbuh renggang. Gigi yang sudah tumbuh menginjak usia 8 tahun yaitu gigi seri permanen. Gigi seri yang renggang saat ugly duckling stage merupakan hal yang wajar. Diastema ini akan merapat kembali saat gigi kaninus mulai tumbuh.

3.

Gigi belakang kanan atas beberapa bulan yang lalu baru dicabut. Perlu dicurigai terjadinya premature loss karena pasien masih berusia 8 tahun. Gigi sulung belakang kanan atas yang hilang akan digantikan oleh gigi premolar yang baru akan tumbuh di usia 11-12 tahun.

2.

Anamnesis Delapan bulan yang lalu A menderita sakit gigi yang hebat berdenyut hampir setiap saat

terutama pada malam hari pada gigi belakang kanan atas, hingga bengkak ke daerah pipi kanan. A kemudian ke dokter gigi dan diberi obat, kemudian gigi tersebut akhirnya dilakukan pencabutan. Tiga hari yang lalu A sakit gigi lagi pada gigi kiri belakang atas. Tidak terdapat kelainan pada riwayat medis/sistemik.

2.1

Pemeriksaan subyektif. Beberapa tanda, gejala dan keluhan rasa sakit dapat memberi gambaran keadaan

mengemukakan rasa sakit. Untuk itu perlu dianjurkan beberapa pertanyaan kepada penderita mengenai: - Apakah giginya sakit bila minum dingin / makan yang manis-manis. - Apakah sakit sehabis makan. - Apakah pernah sakit di malam hari. - Lokasi dan penyebaran rasa sakit. Dalam hal ini dokter gigi harus mampu membedakan 1 tipe rasa sakit yaitu: - Rasa sakit karena perangsangan. - Rasa sakit spontan. Rasa sakit karena perangsangan dihubungkan dengan adanya rangsangan yang ditimbulkan oleh penumpukkan makanan pada lesi karies yang menekan dan merangsang pulpa terutama setelah makan. Demikian juga rasa sakit yang disebabkan rangsangan termis dan khemis, gejala tersebut dihubungkan dengan sensitifitas dentin akibat lesi karies yang dalam. Umumnya rasa sakit akan berkurang jika rangsangan disingkirkan, dalam keadaan ini pulpa dalam keadaan stadium transisi dan bersifat reversibel. Rasa sakit spontan, ditandai dengan rasa sakit yang datang tiba tiba tanpa rangsangan biasanya malam hari sehingga tidurnya terganggu. Rasa sakit spontan dan terus menerus ini menandakan peradangan pulpa parah dan telah mencapai saluran akar dan pulpa dalam keadaan ireversibel.

3.

Pemeriksaan Klinis ( Intraoral/Ekstraoral)

3.1 Pemeriksaan Obyektif. Setelah dilakukan anamnesis, langkah berikutnya yang diperlukan adalah melakukan pemeriksaan klinis atau pemeriksaan obyketif. Pemeriksaan obyektif ini dibagi dua menjadi ekstraoral dan intraoral, yaitu: 1. Pemeriksaan ekstra oral Dilihat apakah ada pembengkakan di rahang bawah daerah submandibular atau mandibular, biasanya karena gangren pulpa dari molar sulung. Di rahang atas pembengkakan sampai di bawah mata akibat infeksi gigi kaninus atau molar sulung. Apakah ada perubahan warna, fistel atau pembengkakan kelenjar limfe. 2. Pemeriksaan intra oral Meliputi jaringan lunak atau gingiva, lidah, bibir apa ada kemerahan, pembengkakan fistel yang biasanya disebabkan gigi gangren. Perubahan warna, kontur, tekstur dan lesi lesi jaringan keras (gigi): apakah ada perubahan warna gigi; kedalaman karies; kebersihan mulut; derajat mobiliti.

Pemeriksaan obyektif lain yang perlu untuk dilakukan adalah:1. Tes Perkusi

Tes perkusi merupakan indikator yang baik keadaan periapikal. Respon yang positif menandakan adanya inflamasi periodonsium. Bedakan intensitas rasa sakit dengan melakukan perkusi gigi tetangganya yang normal atau respon positif yang disebabkan inflamasi ligamen periodonsium, karena adanya peradangan pulpa yang berlanjut ke apikal dan meluas mengenai jaringan penyangga.

2. Tes Palpasi

Tes palpasi dilakukan jika dicurigai ada pembengakakan, dapat terjadi intra oral atau ekstra oral. Abses dalam mulut terlihat sebagai pembengkakan dibagian labial dari gigi yang biasanya sudah non vital. 3. Tes vitalitas Test vitalitas baik secara termis maupun elektris sedikit manfaatnya dan diragukan pada gigi sulung dalam memberi gambaran tentang tingkat keradangan pulpa karena anak belum dapat membedakan rangsangan ditambah adanya rasa takut dari si anak. Test termis merupakan salah satu cara untuk mengevaluasi keadaan pulpa.

Sakit yang tidak hilang setelah rangsangan termal merupakan indikasi keadaan patologi pulpa yang irreversibel. Test termis dengan guttapercha panas atau dengan chlor-etil. Test pulpa elektris sulit dilakukan pada anak karena anak belum dapat

membedakan rangsangan test elektris. Anak memberi reaksi karena anak dalam keadaan takut sehingga merasa sakit. Vitalitas pulpa dapat bertahan dalam keadaan inflamasi tetapi berkurang kualitas dan kuantitasnya selama resorpsi gigi sulung.

4.

Analisis Kasus : Pada kasus ini analisis radiologis, analisis laboratoris, dan analisis model tidak dapat

dijabarkan karena memang kasus ini tidak dilengkapi oleh gambaran radiologis, hasil laboratoris dan gambaran model.

4.1 Analisis Fotografi Pada gambaran klinis rongga mulut pasien menunjukkan pada regio 5, terlihat gigi susu incisivus sentral dan lateral sudah tanggal dan gigi susu incisivus sentral telah digantikan oleh gigi incisivus sentral permanen. Gigi 54 dan 55 telah tanggal. Gigi 16 telah erupsi. Sedangkan pada regio 6 gigi susu incisivus sentral dan lateral sudah tanggal dan gigi susu incisivus sentral telah digantikan oleh gigi incisivus sentral permanen. Terdapat karies pada gigi 64 dan 65. Gigi 26 telah erupsi.

Gambar. fotografi pasien 5. Diagnosis Setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan klinis baik itu secara ekstraoral ataupun intraoral, analisis kasus dalam hal ini dilakukan analisis fotografi maka didapatlah suatu diagnosa. Ada 3 diagnosa yang dapat ditarik yaitu :

5.1 1. Definisi

Pulpitis Ireversibel Akut

Pulpitis ireversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang persisten, dapat simtomatik ataupun asimtomatik yang disebabkan oleh suatu stimulus noksius. Pulpitis irreversibel akut menunjukkan rasa sakit yang biasanya disebabkan oleh stimulus panas atau dingin, atau rasa sakit yang timbul secara spontan. Rasa sakit yang bertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam, dan tetap ada setelah stimulus termal dihilangkan. 2. Etilogi Sebab paling umum pulpitis ireversibel adalah keterlibatan bakterial pulpa melalui karies, meskipun faktor klinis, kimiawi, termal, atau mekanis, yang telah disebut sebagai penyebab penyakit pulpa, mungkin juga menyebabkan pulpitis. Sebagaimana yang dinyatakan sebelumnya, pulpitis reversibel dapat memburuk menjadi pulpitis irreversibel. 3. Gejala Pada tingkat awal pulpitis ireversibel, suatu paroksisme (serangan hebat) rasa sakit dapat disebabkan oleh hal-hal berikut: perubahan temperatur secara tiba-tiba, terutama dingin; bahan makanan manis atau asam; tekanan makanan yang masuk ke dalam kavitas atau penghisapan yang dilakukan oleh lidah atau pipi; dan sikap berbaring yang menyebabkan kongesti pembuluh darah pulpa. Rasa sakit biasanya berlanjut jika penyebab telah dihilangkan, dan dapat datang dan pergi secara spontan, tanpa penyebab yang jelas. Pasien dapat melukiskan rasa sakit yang menusuk, tajam-menusuk, atau menyentak-nyentak, dan umumnya adalah parah. Rasa sakit dapat sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkat keterlibatan pulpa dan tergantung pada hubungan dengan ada tidaknya suatu stimulus eksternal. Pasien mungkin juga menyatakan bahwa membungkuk atau tiduran, yaitu mengubah posisi, menambah rasa sakit; sebabnya mungkin perubahan tekanan intrapulpal. Perubahan dalam tekanan darah pulpa dapat juga terjadi. Pasien mungkin juga mempunyai

rasa sakit yang menyebar ke gigi di dekatnya, ke pelipis atau ke telinga bila gigi posterior bawah yang terkena. Pada tingkat selanjutnya, rasa saakit semakin parah dan biasanya dilukiskan sebagai tajam menusuk, perih sekali atau berdenyut, atau seperti seolah-olah gigi dalam tekanan konstan. Secara makroskopis pulpa tidak perlu terbuka, tetapi pada umumnya terdapat pembukaan sedikit, atau kalau tidak pulpa ditutup oleh suatu lapisan karies lunak seperti kulit. Bila tidak ada jalan keluar, baik karena tertutup karies atau suatu tumpatan atau karena masuknya makanan ke dalam pembukaan kecil pada dentin, rasa sakit dapat sangat hebat. Pasien sering tidak dapat tidur karena rasa sakit, yang makin tak tertahankan meskipun dengan segala usaha analgesika. Rasa sakit meningkat oleh pansa dan kadang-kadang mereda oleh dingin, meskipun dingin yang terus-menerus dapat memperhebat rasa sakit. Setelah pembukaan dan drainasi pulpa, rasa sakit dapat menjadi ringan, atau hilang sama sekali. Rasa sakit dapat kembali bila makanan masuk ke dalam kevitas atau masuk di bawah tumpatan yang bocor; tidak sehebat tadi disebabkan karena degenerasi serabut saraf superfisial. Tidak terdapat periodontitis apikalis, kecuali pada tingkat lanjutan, bila inflamasi atau infeksi meluas ke ligamen periodontal. 4. Diagnosis Pemeriksaan biasanya menemukan suatu kavitas dalam yang meluas ke pulpa atau suatu karies di bawah tumpatan. Pulpa mungkin sudah terbuka. Waktu mencapai jalan masuk ke lubang pembukaan akan terlihat suatu lapisan keabu-abuan yang menyerupai buih meliputi pulpa yang terbukan dan dentin sekitarnya. Lapisan ini terdiri dari sisa makanan, leukosit polimorfonuklear yang mengalami degenerasi, mikroorganisme dan sel-sel darah. Permukaan pulpa terkikis. Pada daerah ini sering dijumpai bau busuk dekomposisi. Probing ke dalam

daerah ini tidak menyebabkan rasa sakit pada pasien hingga dicapai daerah pulpa yang lebih dalam. Pada tingkat ini, dapat terjadi baik rasa sakit maupun perdarahan. Bila pulpa tidak terbuka oleh proses karies, dapat terlihat sedikit nanah jika dicapai jalan masuk ke kamar pulpa. Pemeriksaan radiografik mungkin tidak menunjukkan sesuatu yang nyata yang belum diketahui secara klinis, mungkin memperlihatkan suatu kavitas proksimal yang secara visual tidak terlihat, atau mungkin memberi kesan keterlibatan suatu tanduk pulpa. Suatu radiograf dapat juga menunjukkan pembukaan pulpa, karies di bawah suatu tumpatan, atau suatu kavitas dalam atau tumpatan mengancam integritas pulpa. Pada tingkat awal pulpitis ireversibel, tes termal dapat mendatangkan rasa sakit yang bertahan setelah penghilangan stimulus termal. Pada tingkat belakangan, bila pulpa terbuka, dapat bereaksi secara normal terhadap suatu stimulus termal, tetapi umumnya berekasi dengan lemah terhadap panas dan dingin. Tes pulpa listrik menginduksi suatu respon yang ditandai oleh variasi arus dibandingkan keadaan normal. Hasil pemeriksaan untuk tes mobilitas, perkusi, dan palpasi adalah negatif. Cara praktis untuk mendiagnosa pulpitis irreversible adalah: - Anamnesa: ditemukan rasa nyeri spontan yang berkepanjangan serta menyebar. - Gejala Subyektif: nyeri tajam (panas, dingin), spontan (tanpa ada rangsangan sakit), nyeri lama sampai berjam-jam. - Gejala Obyektif: karies profunda, kadang-kadang profunda perforasi, perkusi dan tekan kadang-kadang ada keluhan. - Tes vitalitas: peka pada uji vitalitas dengan dingin, sehingga keadaan gigi dinyatakan vital. 5.2 Diastem

Diagnosis kedua pada kasus ini adalah diastema et causa frenulum labial maksilla tinggi, sedangkan diagnosis banding ugly-duckling stage.1.

Definisi Diastem Diastema adalah suatu ruang yang terdapat diantara dua buah gigi yang berdekatan.

Diastema ini merupakan suatu ketidaksesuaian antara lengkung gigi dengan lengkung rahang. Bisa terletak di anterior ataupun di posterior, bahkan bisa mengenai seluruh rahang. Diastema sentral rahang atas adalah ruang yang terdapat diantara gigi insisif sentral rahang atas. Diastema sentral rahang atas, merupakan suatu maloklusi yang sering muncul dengan ciri khas yaitu berupa celah yang terdapat diantara insisif sentral rahang atas. Seringkali diastema ini menyebabkan gangguan estetik bagi sebagian orang, terutama diastema yang terdapat di anterior, sementera bagi sebagian orang, diastema ini dianggap sebagai suatu ciri khas dari orang tersebut dan bukan merupakan gangguan bagi penampilan estetiknya. Oleh karena bagi sebagian orang diastema sentral ini merupakan suatu gangguan estetik terhadap penampilannya, maka banyak orang yang mencari dan meminta pertolongan dari dokter gigi untuk mengkoreksi kelainan tersebut. Dengan telah dikoreksinya kelainan tersebut, mereka berharap akan lebih menambah baik penampilannya dan akan meningkatkan rasa percaya dirinya.

5.3 Premature Loss Diagnosis ketiga kasus ini pada gigi 54 dan 55 adalah premature loss.1.

Definisi Premature Loss Perkembangan oklusi masa gigi susu sering mengalami gangguan yang dapat

mempengaruhi hubungan oklusi gigi permanen. Salah satu bentuk gangguan tersebut adalah

premature loss, yaitu hilangnya gigi dari lengkung gigi sebelum gigi penggantinya mendekati waktu erupsi. Bila hal ini tidak segera ditangani, akan menyebabkan kehilangan ruang dan mengganggu keseimbangan oklusi gigi dewasa, maka perlu dipasangkan suatu alat seperti space maintainer atau space regainer sebagai perawatan premature loss. Kehilangan gigi susu pada daerah anterior tidak menyebabkan perubahan yang signifikan pada hubungan rahang. Gigi permanen molar pertama yang mengalami mesial drift karena kehilangan gigi susu molar kedua dapat menyebabkan crowding pada daerah posterior. Premature loss gigi susu caninus dan molar pertama juga dapat menyebabkan kecenderungan untuk ternyadinya penyempitan ruang.

6.

Rencana Perawatan

6.1 Pulpotomi Atau Devitalisasi Perawatan untuk diagnosis pertama yaitu pulpitis irreversibel akut adalah pulpotomi atau devitalisasi. 6.1.1 Pulpotomi

6.1.1.1 Definisi.

Pengambilan pulpa yang telah mengalami infeksi di dalam kamar pulpa dan meninggalkan jaringan pulpa dibagian radikular. Pulpotomi dapat dibagi 3 bagian: Pulpotomi vital, pulpotomi devital / mumifikasi / devitalized pulp amputation, dan pulpotomi non vital / amputasi mortal.6.1.1.2 Keuntungan.

Keuntungan dari perawatan pulpotomi adalah sebagai berikut: 1) Dapat diselesaikan dalam waktu singkat satu atau dua kali kunjungan.

2) Pengambilan pulpa hanya di bagian korona hal ini menguntungkan karena pengambilan pulpa di bagian radikular sukar, penuh ramikasi dan sempit. 3) Iritasi obat obatan instrumen perawatan saluran akar tidak ada. 4) Jika perawatan ini gagal dapat dilakukan pulpektomi. 6.1.1.3 Pulpotomi Vital Pulpotomi vital atau amputasi vital adalah tindakan pengambilan jaringan pulpa bagian koronal yang mengalami inflamasi dengan melakukan anestesi, kemudian memberikan medikamen di atas pulpa yang diamputasi agar pulpa bagian radikular tetap vital. Pulpotomi vital umumnya dilakukan pada gigi sulung dan gigi permanen muda. Pulpotomi gigi sulung umunya menggunakan formokresol atau glutaradehid. Pada gigi dewasa muda dipakai kalsium hidroksid. Kalsium hidroksid pada pulpotomi vital gigi sulung menyebabkan resorpsi interna. Berdasarkan penelitian, menurut Finn keberhasilan pulpotomi vital formokresol 97% secara rontgenologis dan 82% secara histologis. Reaksi formokresol terhadap jaringan pulpa yaitu membentuk area yang terfiksasi dan pulpa di bawahnya tetap dalam keadaan vital. Pulpotomi vital dengan formokresol hanya dilakukan pada gigi sulung dengan singkat dan bertujuan mendapat sterilisasi yang baik pada kamar pulpa. 6.1.1.4 Indikasi Pulpotomi Vital 1) Gigi sulung dan gigi tetap muda vital, tidak ada tanda tanda gejala peradangan pulpa dalam kamar pulpa.

2) Terbukanya pulpa saat ekskavasi jaringan karies / dentin lunak prosedur pulp capping indirek yang kurang hati hati, faktor mekanis selama preparasi kavitas atau trauma gigi dengan terbukanya pulpa. 3) Gigi masih dapat dipertahankan / diperbaiki dan minimal didukung lebih dari 2/3 panjang akar gigi. 4) Tidak dijumpai rasa sakit yang spontan maupun terus menerus. 5) Tidak ada kelainan patologis pulpa klinis maupun rontgenologis. 6.1.1.5 Kontraindikasi Pulpotomi Vital 1) Rasa sakit spontan. 2) Rasa sakit terutama bila diperkusi maupun palpasi. 3) Ada mobiliti yang patologik. 4) Terlihat radiolusen pada daerah periapikal, kalsifikasi pulpa, resorpsi akar interna maupun eksterna. 5) Keadaan umum yang kurang baik, di mana daya tahan tubuh terhadap infeksi sangat rendah. 6) Perdarahan yang berlebihan setelah amputasi pulpa.

6.1.1.6 Teknik Pulpotomi Vital Teknik pulpotomi vital adalah sebagai berikut: 1) Kunjungan pertama a) Ro-foto. b) Anestesi lokal dan isolasi daerah kerja.

c) Semua kotoran pada kavitas gigi dan jaringan karies disingkirkan, kemudian gigi diolesi dengan larutan yodium. d) Selanjutnya lakukan pembukaan atap pulpa dengan bur fisur steril dengan kecepatan tinggi dan semprotan air pendingin kemudian pemotongan atau amputasi jaringan pulpa dalam kamar pulpa sampai batas dengan ekskavator yang tajam atau dengan bur kecepatan rendah. e) Setelah itu irigasi dengan aquadest untuk membersihkan dan mencegah masuknya sisa sisa dentin ke dalam jaringan pulpa bagian radikular. Hindarkan penggunaan semprotan udara. f) Perdarahan sesudah amputasi segera dikontrol dengan kapas kecil yang dibasahi larutan yang tidak mengiritasi misalnya larutan salin atau aquadest, letakkan kapas tadi di atas pulp stump selama 3 5 menit. g) Sesudah itu, kapas diambil dengan hati hati. Hindari pekerjaan kasar karena pulp stump sangat peka dan dapat menyebabkan perdarahan kembali. h) Dengan kapas steril yang sudah dibasahi formokresol, kemudian orifis saluran akar ditutup selama 5 menit. Harus diingat bahwa kapas kecil yang dibasahi dengan formokresol jangan terlalu basah, dengan meletakkan kapas tersebut pada kasa steril agar formokresol yang berlebihan tadi dapat diserap. i) Setelah 5 menit, kapas tadi diangkat, pada kamar pulpa akan terlihat warna coklat tua atau kehitam hitaman akibat proses fiksasi oleh formokresol. j) Kemudian di atas pulp stump diletakkan campuran berupa pasta dari ZnO, eugenol dan formokresol dengan perbandingan 1:1 (Gambar 2-F), di atasnya tempatkan tambalan tetap (Gambar 2-G).

2) Kunjungan Kedua Apabila perdarahan tidak dapat dihentikan sesudah amputasi pulpa berarti peradangan sudah berlanjut ke pulpa bagian radikular. Oleh karena itu diperlukan dua kali kunjungan. a) Sebagai lanjutan perdarahan yang terus menerus ini pulpa ditekan kapas steril yang dibasahi formokresol ke atas pulp stump dan ditutup dengan tambalan sementara.b) Hindarkan pemakaian obat obatan untuk penghentian perdarahan, seperti

adrenalin atau sejenisnya, karena problema perdarahan ini dapat membantu dugaan keparahan keradangan pulpa. Kunjungan kedua (sesudah 7 hari): a) Tambalan sementara dibongkar lalu kapas yang mengandung formokresol diambil dari kamar pulpa. b) Letakkan di atas orifis, pasta campuran dari formokresol, eugenol dengan perbandingan 1:1 dan zink oksid powder.

c) Kemudian di atasnya, diletakkan semen fosfat dan tutup dengan tambalan tetap. 6.1.2 Devitalisasi

6.1.2.1 Definisi Devitalisasi adalah pengembalian jaringan pulpa yang terdapat dalam kamar pulpa dan meninggalkan jaringan pulpa di saluran akar dalam keadaan steril dan nonvital dengan obat-obatan mumifikasi. 6.1.2.2 Indikasi:1) Pulp capping gagal dilakukan.

2) Pulpa vital, sakit meradang tetapi belum abses. 3) Agak sakit berdenyut. 4) Saat makan manis dan dingin terasa ngilu 6.1.2.3 Kontraindikasi:1) Gigi dengan abses atau gigi non vital. 2) Pada gigi sulung yang meradang dimana resorpsi akar hampir selesai.

6.1.2.4 Prosedur perawatan: 1) Kunjungan I: a) Isolasi gigi. b) Preparasi kavitas. c) Ekskavasi karies yang dalam.d) Aplikasikan obat devitalisasi seperti arsenatau euparal pada daerah yang dalam.

e) Tambalan sementara. 2) Kunjungan II: a) Tambalan sementara dibuang, kemudian lakukan tes vitalitas.

b) Buka kavum, kemudian bersihkan dan keringkan (ekstirpasi dan irigasi). c) Aplikasi obat antiseptic (okspara liquid). d) Tambalan sementara. 3) Kunjungan III: a) Tambalan sementara dibuang.b) Aplikasikan okspara pasta, kemudian semen base. c) Tambalan permanen.

6.2 Frenektomi

Perawatan untuk diagnosis kedua yaitu diastem et causa frenulum labial maksilla tinggi adalah frenektomi kemudian penggunaan alat ortodonti lepasan.1.

Definisi Frenektomi Frenektomi merupakan eksisi keseluruhan dari frenulum dengan perlekatan

periostealnya. Sementara frenektomi merupakan insisi perlekatan serat periosteal kemudian menjahit frenulum ke periosteum pada dasar vestibulum. Hal ini terkait dengan lebih sedikitnya ketidaknyamanan setelah operasi. Frenektomi di indikasikan pada frenulum yang besar dan tebal. Kebutuhan frenektomi bergantung pada kemampuan untuk menjaga kesehatan gusi. 2. Indikasi frenektomi 1. Perlekatan frenulum tinggi,yang terkait dengan inflamasi gingival yang persisten yang tidak merespon terhadap perawatan saluran akan dan oral hygiene pasien yang baik. 2. Frenulum yang terkait dengan area yang mengalami resesi prograsif

3. Frenulum maksilla dengan perlekatan frenulum tinggi, terdapat diastema pada

midline, yang bertahan setelah erupsi keseluruhan kaninus permanen

3.

Tahapan prosedur 1) Anestesi 2) Penyingkiran frenulum 3) Penjahitan 4) Pemasangan pembalut periodontal

6.3

Space Regainer

Perawatan untuk diagnosis ketiga yaitu premature loss adalah penggunaan space regainer.1.

Definisi Space Regainer

Gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya biasanya akan menyebabkan ruangan yang ditinggalkannya mengalami penyempitan, sehingga benih gigi tetap yang ada di bawahnya akan kesulitan untuk erupsi dan cenderung untuk erupsi di luar lengkung gigi yang seharusnya. Normalnya gigi sulung tanggal akibat desakan gigi tetap yang ada di bawahnya. Gigi sulung dapat tanggal sebelum waktunya akibat berlubang yang mengharuskannya untuk dicabut, trauma, dan lain sebagainya. Space regainer merupakan alat yang dapat digunakan untuk melebarkan kembali ruangan yang telah menyempit sehingga gigi tetap dapat erupsi dengan baik pada tempat yang seharusnya. Indikasi space regainer untuk mendapatkan kembali tempat sekitar 3 mm atau kurang.

2.

Macam-macam space regainer

2.1 Space Regainer Cekat (Fixed appliance) Merupakan space maintainer cekat yang aktif, unilateral danbersifat tidak fungsional. Memiliki keuntungan baik untuk pasien yang tidak kooperatif dan kerugiannya pada pasien dengan oral hygiene jelek maka mudah terjadi karies dan penyakit gusi. Terdiri dari : - Open coiled space regainer - Jackscrew space regainer Terdiri dari :a. 2 band pada gigi sebelah menyebelah gigi yang tanggal prematur b. tube yang disolderkan pada band

c. batangan logam yang dilengkapi semacam mur dan baut yang disisipkan di dalam

molar tube. - Gerber space regainer Terdiri dari band yang telahdisesuaikan dengan gigi dan koil terbuka yang dipasang pada kawat Stainless dengan diameter 0,7, yang dibentuk seperti huruf u. Panjang koil yang akan dipakai lebih panjang daripada jarak antara premolar pertamadan molar pertama, sehingga saat dipasang koil dalam keadaan tertekan. Kawat dimasukkan dalam tube yang telah disoldir pada bagian bukal dan lingual band. Kedua tube harus sejajar. Bagian anterior kawat ditekuk di bagian yang mengenai sisi distal premolar pertama, dibawah keliling terbesar. Keseluruhan peranti ini dilekatkan pada gigi dengan semen. Koil yang dalam keadaan mampat tadi akan menimbulkan tekanan pada premolar dan molar.

2.2 Space regainer lepasan (Removable appliance) Terdiri dari :

- komponen retentive seperti klammer Adams - komponen aktif dapat berupa skrup atau pegas - lempeng / plat akrilik Diperlukan sekitar 3-4 bulan untuk mendapatkan kembali tempat sebesar 3 mm. Peranti dengan skrup mempunyai kelebihan karena gigi yang akan digerakkan dapat diberi klammer sehingga dengan demikian dapat membantu menahan peranti pada tempatnya di dalam mulut. Hawleys appliance yang terdiri dari 2 jenis yaitu : 1. Hawleys appliance dengan split acrylic dumb-bell spring - hanya bisa digunakan pada mandibula. - Harus dilakukan penyesuaian selama 2 kali dalam sebulan 0,5 mm setiap kali kontrol - Akan membuat ruang sampai dengan 2 mm - Sangat efektif dan nyaman

2. Hawleys appliance dengan helical spring: - bisa digunakan untuk maksila dan mandibula - komponen yang terdapat di dalamnya adalah : labial bow yang pendek , adam clasp pada kontra leteral molar, lengan aktif spring helical pada undercut mesial molar untuk menambah retensi.

BAB II DISKUSI BAB III KESIMPULAN