draft_2

12
A. KEWAJIBAN 1. Kewajiban Lancar Kewajiban lancar atau jangka pendek merupakan kewajiban yang pelunasannya memerlukan penggunaan aktiva lancar atau munculnya kewajiban lancar lainnya. Pada praktiknya, kewajiban lancar dicatat pada nilai jatuh temponya, bukan pada nilai sekarangnya, karena pendeknya waktu penyelesaian utang. Terdapat 2 jenis kewajiban lancar. Jenis pertama timbul dari aktivitas operasi, meliputi utang pajak, pendapatan diterima di muka (unearned revenue), uang muka, utang usaha dan akrual beban operasi lainnya. Jenis kedua kewajiban lancar timbul dari aktivitas pendanaan, meliputi pinjaman jangka pendek dan bagian utang jangka panjang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun. Perusahaan menunjukkan kemampuan pendapatan kembali jangka panjang dengan cara : (1) telah menerbitkan efek utang jangka panjang atau efek ekuitas untuk menggantikan kewajiban jangka pendek setelah tanggal neraca namun sebelum diumumkan, atau (2) telah melakukan kesepakatan dengan sumber pendanaan yang menyetujui pendanaan kembali utang jangka pendek saat jatuh tempo. Lesepakatan pendanaan yang dapat dibatalkan karena perlanggaran persyaratan yang dapat dievaluasi secara berbeda oleh pihak yang bersepakat (seperti “perubahan material yang bertolak belakang” atau “kegagalan untuk mempertahankan operasi yang memuaskan”) tidak memenuhi kondisi ini. 2. Kewajiban Tak Lancar Kewajiban tak lancar atau jangka panjang merupakan kewajiban yang tidak jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau 1 siklus operasi, mana yang lebih panjang. Kewajiban ini meliputi pinjaman, obligasi, utang dan wesel bayar. Obligasi merupakan bentuk kewajiban tak lancar yang umum. Nilai nominal obligasi bersama tingkat kuponnya menentukan bunga tunai yang dibayarkan atas obligasi tersebut. Kewajiban yang umum lainnya adalah komitmen pembelian. Komitmen seperti ini memerlukan pengungkapan jika kewajiban pembelian tanpa syarat ini menyediakan pendanaan bagi untuk pemasok dan tidak diakui dalam neraca pembeli.

Upload: arini-kamalia

Post on 11-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kewajiban lancar

TRANSCRIPT

Page 1: draft_2

A. KEWAJIBAN

1. Kewajiban Lancar

Kewajiban lancar atau jangka pendek merupakan kewajiban yang

pelunasannya memerlukan penggunaan aktiva lancar atau munculnya

kewajiban lancar lainnya. Pada praktiknya, kewajiban lancar dicatat pada

nilai jatuh temponya, bukan pada nilai sekarangnya, karena pendeknya

waktu penyelesaian utang. Terdapat 2 jenis kewajiban lancar. Jenis pertama

timbul dari aktivitas operasi, meliputi utang pajak, pendapatan diterima di

muka (unearned revenue), uang muka, utang usaha dan akrual beban

operasi lainnya. Jenis kedua kewajiban lancar timbul dari aktivitas

pendanaan, meliputi pinjaman jangka pendek dan bagian utang jangka

panjang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun.

Perusahaan menunjukkan kemampuan pendapatan kembali jangka panjang

dengan cara : (1) telah menerbitkan efek utang jangka panjang atau efek

ekuitas untuk  menggantikan kewajiban jangka pendek setelah tanggal

neraca namun sebelum diumumkan, atau (2) telah melakukan kesepakatan

dengan sumber pendanaan yang menyetujui pendanaan kembali utang

jangka pendek saat jatuh tempo. Lesepakatan pendanaan yang dapat

dibatalkan karena perlanggaran persyaratan yang dapat dievaluasi secara

berbeda oleh pihak yang bersepakat (seperti “perubahan material yang

bertolak belakang” atau “kegagalan untuk mempertahankan operasi yang

memuaskan”) tidak memenuhi kondisi ini.

2. Kewajiban Tak Lancar

Kewajiban tak lancar atau jangka panjang merupakan kewajiban yang tidak

jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau 1 siklus operasi, mana yang lebih

panjang. Kewajiban ini meliputi pinjaman, obligasi, utang dan wesel bayar.

Obligasi merupakan bentuk kewajiban tak lancar yang umum. Nilai nominal

obligasi bersama tingkat kuponnya menentukan bunga tunai yang

dibayarkan atas obligasi tersebut. Kewajiban yang umum lainnya adalah

komitmen pembelian. Komitmen seperti ini memerlukan pengungkapan jika

kewajiban pembelian tanpa syarat ini menyediakan pendanaan bagi untuk

pemasok dan tidak diakui dalam neraca pembeli.

3. Analisis Kewajiban

Kewajiban merupakan klaim terhadap perusahaan sehingga kita memerlukan

keyakinan bahwa perusahaan mencatatnya. Pencatatan ini meliputi

Page 2: draft_2

pengungkapan jumlah dan tanggal jatuh tempo, termasuk kondisi, halangan,

dan batasan yang diberlakukan pada perusahaan. Auditor merupakan satu

sumber keyakinan dalam identifikasi dan pengukuran kewajiban. Sumber

keyakinan lain adalah akuntansi berpasangan atau ayat berganda (double-

entry accounting) yang mensyaratkan adanya penyeimbang antara

perolehan aktiva, sumber daya atau beban dengan atau pembebanan

sumber daya. Namun demikian, tidak terdapat keharusan perjurnalan untuk

sebagian besar komitmen dan kewajiban kontijen. Dalam kasus ini, analisis

kita sering kali harus didasarkan pada catatan atas laporan keuangan dan

pada komentar manajemen dalam laporan tahunan, serta dokumen-dokumen

terkait. 

B. SEWA GUNA USAHA

Sewa guna usaha (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik

(lessor) dan penyewa (lessee). Perjanjian tersebut memberikan hak kepada

lease untuk menggunakan aktiva yang dimiliki oleh lessor, selama masa

sewa guna usaha. Sebagai imbalannya, lease membayar sewa yang disebut

pembayaran sewa guna usaha minimum (minimum lease payment). 

1. Akuntansi Dan Pelaporan Sewa Guna Usaha

Klasifikasi dan Pelaporan Sewa Guna Usaha

Lease mengklasifikasikan dan mencatat sewa guna usaha sebagai capital

lease jika pada saat terjadinya, transaksi tersebut memenuhi minimal satu

dari empat kriteria sebagai berikut.

a) Terdapat transfer kepemilikan aktiva kepada lessee pada akhir masa sewa

guna usaha;

b) Terdapat opsi untuk membeli aktiva pada harga murah (bargain price);

c) Masa sewa guna usaha 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomis

aktiva;

d) Nilai sekarang pembayaran sewa dan pembayaran sewa guna usaha

minimum lainnya sebesar 90% atau lebih dari nilai wajar aktiva dikurangi

dengan kredit pajak investasi yang ditahan oleh lessor.

Operating Lease, sewa guna usaha dapat diklasifikasikan sebagai operating

lease bila tidak satupun kriteria di atas terpenuhi. Dalam akuntansi operating

lease, lesse akan mencatat sewa sebagai beban saat terjadinya.

Pengungkapan Sewa Guna Usaha

Perusahaan harus mengungkapkan komitmen sewa guna usaha di masa

depan untuk capital lease dan operating lease yang tidak dapat

Page 3: draft_2

dibatalkan.pengungkapan ini berguna untuk tujuan analisis. Perusahaan

mengklasifikasikan seluruh sewa guna usaha sebagai operating lease dan

menyediakan jadwal pembayaran sewa di  masa depan dalam catatan atas

laporan keuangan. 

2. Analisis Sewa Guna Usaha

Dampak Operating Lease

Walaupun standar akuntansi memperbolehkan metode alternatif untuk

mencerminkan perbedaan ekonomi yang mendasari transaksi sewa guna

usaha, pilihan ini sangat sering disalahgunakan oleh lessee yang

menstrukturkan kontrak sewa guna usaha sehingga mereka dapat

menggunakan metode operating lease. Praktik ini mengurangi manfaat

laporan keuangan. Insentif bagi lessee untuk menstrukturkan sewa guna

usaha sebaai operating lease terkait dengan dampak operating lease

terhadap neraca dan laporan laba rugi. Dampak pada laporan keuangan ini

adalah sebagai berikut. Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak menyajikan pendanaan sewa guna usaha dalam neraca. Selain menyembunyikan kewajiban dari neraca, hal tersebut juga menaikkan rasio solvabilitas (seperti debt to equity) yang sering digunakan dalam analisis kredit. Operating lease menyajikan aktiva lebih rendah dari seharusnya. Hal ini dapat meningkatkan rasio tingkat pengembalian investasi, terutama return on total assets. Operating lease menunda pengakuan beban dibandingkan dengan capital lease. Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya dengan tidak menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun dalam neraca. Hal tersebut menigkatkan rasio lancar dan pengukuran likuiditas lainnya. Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa.

Konversi Operating Lease Menjadi Capital Lease

Langkah-langkah mengkonversi operating lease menjadi captal lease sebagai

berikut.

a) Menilai apakah klasifikasi operating lease masuk akal

b) Menentukan estimasi nilai sekarang kewajiban operating lease

c) Menentukan nilai aktiva dan kewajiban sewa guna usaha

d) Mengestimasi dampak reklasifikasi sewa guna usaha pada laba yang

diharapkan.

Page 4: draft_2

C. IMBALAN PASCAPENSIUN 

Terdapat 2 bentuk imbalan pascapensiun (postretirement benefit) ini: (1)

imbalan pensiun (pension benefit), di mana pemberi kerja menjanjikan

imbalan moneter kepada pekerja pascapensiun, dan (2) imbalan pasca

pensium lainnya (other postretireent employee benefit), di mana pemberi

kerja menyediakan imbalan lain (non-moneter) pascapensiun terutama

pemeliharaan kesehatan dan asuransi jiwa. 

1. Imbalan Pensiun

Sifat Kewajiban Pensiun

Program pensiun (pensiun plan) merupakan janji pemberi kerja untuk

menyediakan imbalan pensiun bagi pekerja, dan perjanjian tersebut

melibatkan 3 pihak yaitu pemberi kerja, yang memberikan kontribusi pada

program pensiun, pekerja menerima imbalan dan dana pensiun. Program

pensiun imbalan pasti (defined benefit) menentukan jumlah pensiun yang

dijanjikan oleh pemberi kerja untuk disediakan bagi pensiunan. Program

pensiun imbalan pasti (defined contribution) menentukan jumlah kontribusi

pemberi kerja pada program pensiun. 

Kewajiban Pensiun

1. Akumulasi kewajiban imbalan (accumulated benefit obligation)

merupakan nilai sekarang aktuaria kewajiban imbalan pensiun di masa depan

kepada pekerja pada saat pensiun berdasarkan kompensasi saat ini dan jasa

sampai saat ini.

2. Proyeksi kewajiban imbalan (projected benefit obligation) merupakan

estimasi aktuaria atas utang imbalan pensiun di masa depan kepada pegawai

pada saat pensiun berdasarkan kompensasi yang diharapkan di masa depan

dan jasa sampai saat ini. 

Aktiva Pensiun dan Status Pendanaan

Perusahaan sering kali menganggap program pensiun yang didanai lebih

sebagai sumber dana untuk mendanai akuisisi mereka. Implikasi program

pensiun yang didanai lebih termasuk :

1. Perusahaan dapat menghentikan atau mengurangi kontribusi dana

pensiun sampai aktiva pensiun sama atau kurang dari proyeksi kewajiban

imbalan (projected benefit obligation/PBO).

2. Perusahaan dapat menarik kelebihan aktiva.

Biaya Pensiun

Page 5: draft_2

Biaya pensiun ekonomi (economic pension cost) atau beban merupakan

biaya bersih yang timbul dari perubahan posisi ekonomi bersih selama

periode bersangkutan. Biaya pensiun berulang (recurring pension cost) terdiri

dari atas dua komponen sebagai berikut.

1. Biaya jasa (service cost), yaitu nilai sekarang aktuaris atas imbalan

pensiun yang dihasilkan oleh pegawai berdasarkan rumus imbalan pensiun.

2. Biaya bunga (interest cost), yaitu penambahan atas PBO yang timbul

karena pembayaran pensiun menjadi satu periode lebih dekat.

Biaya pensiun tidak berulang (nonrecurring pension cost) yang berasal dari

peristiwa seperti perubahan asumsi aktuaria atau perubahan ketentuan

program terdiri atas dua komponen sebagai berikut.

1. Keuntungan atau kerugian aktuaria (actuarial gain or loss), yaitu

perubahan PBO yang terjadi saat asumsi aktuaria dalam penghitungan PBO

direvisi.

2. Biaya jasa lalu (prior service cost) timbul karena perubahan ketentuan

program pensiun atas PBO.

Ketentuan Akuntansi Pensiun

Kerangka akuntansi pensiun diatur dalam SFAS 87 yang berfokus pada

tercapainya ukuran biaya pensiun yang stabil dan permanen. 

2. Imbalan Karyawan Pascapensiun Lainnya

Imbalan karyawan pascapensiun lainnya (other posretirement employee

benefits/OPEB) merupakan imbalan yang diberikan oleh pemberi kerja

kepada pensiunan dan anggota keluarganya. Ciri-ciri dasar akuntansi pensiun

OPEB, meliputi: pelaporan biaya bersih, pengakuan yang ditunda, dan saling

hapus. Kewajiban pemberi kerja dalam SFAS 106 disebut akumulasi

kewajiban imbalan pascapensiun. Biaya OPEB yang dilaporkan meliputi

komponen-komponen: biaya jasa, biaya bunga, amortisasi keuntungan dan

kerugian bersih, amortisasi biaya jasa lalu, amortisasi kewajiban transisi, dan

pengembalian yang diharapkan atas aktiva program.

Pelaporan dan Analisis Imbalan Pascapensiun Lainnya

Terdapat prosedur tiga langkah untuk analisis imbalan pascapensiun, yaitu

(a) menentukan dan merekonsialiasi biaya dan kewajiban (atau aktiva)

imbalan ekonomis dan yang dilaporkan, (b) membuat penyesuaian yang

Page 6: draft_2

diperlukan atas laporan keuangan, khususnya neraca dan (c) mengevaluasi

asumsi aktuaria dan dampaknya pada laporan keuangan.

D. KONTIJENSI DAN KOMITMEN

Kontijensi (contingencies) merupakan keuntungan dan kerugian potensial

yang penyelesaiannya bergantung pada satu atau lebih peristiwa di masa

depan. Kontijensi rugi yang disebut liabilitas kontijensi (contingencies

liability) merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan dan

timbul dari perkara hukum, ancaman pengambilalihan, penagihan piutangm

klaim atas garansi produk atau kerusakan produk, garansi kinerja,

perhitungan pajak, risiko yang diasuransikan sendiri dan kerugian properti.

Komitmen (commitments) merupakan klaim potensial atas sumber daya

perusahaan berdasarkan kinerja di masa depan sesuai kontrak. Komitmen

tidak diakui dalam laporan keuangan karena peristiwa sepeeti

penandatanganan kontrak atau penerbitan penerbitan pemesanan (purchase

order) bukan merupakan transaksi yang lengkap.

Analisis Liabilitas Kontijensi

Liabilitas kontijen yang dilaporkan seperti garansi jasa merupakan estimasi.

Keakuratan analisis atas liabilitas ini bergantung pada keakuratan pada

estimasi tersebut yang sering kali didasarkan pada pengalaman masa lalu

perusahaan atau harapan di masa depan. Cadangan untuk kerugian di masa

depan merupakan jenis kontijensi lainnya yang perlu diperiksa.

Konservatisme dalam akuntansi meminta perusahaan untuk mengakui

kerugian saat perusahaan dapat menentukannya atau dapat

meramalkannya. 

E. PENDANAAN DI LUAR LAPORAN POSISI KEUANGAN

Pendanaan di luar laporan posisi keuangan adalah tidak tercatatnya liabilitas

pendanaan tertentu. Sebagai contoh, salah satu cara mendanai properti,

pabrik dan peralatan adalah meminta pihak luar untuk mendapatkannya, dan

perusahaan sepakat untuk menggunakan aktiva tersebut serta menyediakan

dana yang cukup untuk melunasi utang. 

Entitas Bertujuan Khusus (SPE)

Entitas bertujuan khusus (special purpose entities) yang sekarang menjadi

tidak terkenal setelah bangkrutnya Enron, telah menjadi mekanisme

pendanaan yang sah selama lebih dari dua dekade dan menjadi bagian tak

terpisahkan dari keuangan perusahan saat ini. Konsep SPE sebagai berikut. 

Page 7: draft_2

1. SPE dibentuk oleh perusahaan sponsor dan dikapitalisasi dengan

investasi ekuitas, beberapa di antaranya harus berasal dari pihak ketiga yang

independen

2. SPE meningkatkan investasi ekuitas ini dengan meminjam dari pasar

kredit dan membeli aktiva dari atau untuk perusahaan sponsor

3. Arus kas dari aktiva digunakan untuk membayar utang dan

menyediakan pengembalian bagi investor ekuitas

Terdapat dua alasan kepopuleran SPE sebagai berikut.

1. SPE dapat menyediakan alternatif pendanaan berbiaya rendah

daripada meminjam langsung dari pasar kredit.

2. Dalam GAAP sekarang selama SPE distrukturkan dengan benar, SPE

diperlakukan sebagai entitas terpisah tidak dikonsolidasikan dengan

perusahaan sponsor.

F. EKUITAS PEMEGANG SAHAM

Ekuitas mengacu pada pendanaan oleh pemilik (pemegang saham)

perusahaan. Analisis atas ekuitas harus dipertimbangkan pengukuran dan

pelaporan standar ekuitas pemegang saha, meliputi sebagai berikut.

1. Mengklasifikasi dan memisahkan sumber utama pendanaan ekuitas.

2. Mempelajari hak untuk kelompok-kelompok pemegang saham dan

prioritas mereka pada likuidasi.

3. Mengevaluasi pembatasan hukum untuk distribusi ekuitas.

4. Menelaah kontrak, ketentuan hukum dan pembatasan-pembatasan

lainnya atas distribusi laba ditahan.

5. Menilai ketentuan dan provisi efek yang dapat dikonversi (convertible

securities), opsi saham dan kesepakatan lainnya yang berpotensi

menerbitkan saham.

1. Saham Modal

Pelaporan Saham Modal

Pelaporan Saham Modal, meliputi penjelasan atas perubahan jumlah lembar

modal yang diungkapkan dalam laporan keuangan atau catatan terkait.

Modal Kontribusi, merupakan total pendanaan yang diterima dari pemegang

saham sebagai pembayaran saham modal. Saham diperoleh kembali

(treasury stock atau buyback) merupakan saham perusahaan yang dibeli

kembali setelah sebelumnya diterbitkan dan dibayar penuh.msaham

Page 8: draft_2

diperoleh kembali umumnya dicatat pada harga perolehan dengan metode

penyajian yang umum adalah mengurangkan biaya saham diperoleh kembali

dari total ekuitas pemegang saham.

Klasifikasi Saham Modal

Saham modal (capital stock) merupakan saham yang diterbitkan kepada

pemegang saham ekuitas sebagai pembayaran aktiva dan jasa. Terdapat dua

jenis saham modal sebagai berikut. Saham Preferen (preffered stock), yaitu kelompok khusus saham yang memiliki fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa. Ciri-ciri umum saham preferen meliputi :

1. Prioritas atas distribusi dividen termasuk hak partisipasi dan dividen

kumulatif;

2. Prioritas atas likuidasi, terutama penting karena selisih antara nilai

nominal dan nilai likuidasi dan nilai likuidasi saham preferen bisa besar;

3. Dapat dikonversi menjadi saham biasa;

4. Tidak memiliki hak suara;

5. Harga pembelian kembali biasanya untuk melindungi pemegang

saham preferen dari pembelian kembali yang terlalu awal (harga pembelian

kembali premium sering kali makin menurun).

Saham Biasa (common stock), yaitu kelompok saham yang mencerminkan hak kepemilikan serta memiliki risiko tinggi dan pengembalian tinggi atas kinerja perusahaan. Saham biasa mencerminkan bunga sisa (residual interest) dan tidak diprioritaskan namun mendapatkan laba bersih sisa dan menyerap rugi bersih.

Analisis Saham Modal

Informasi yang lebih relevan bagi analisis adalah komposisi pos modal dan

pembatasan-pembatasan yang berlaku. Komposisi ekuitas penting karena

dapat memengaruhi hak sisa atas saham biasar, serta hak, risiko dan

pengembalian bagi investor ekuitas.

2. Laba Ditahan

Laba ditahan (retained earnings) merupakan modal yang dihasilkan sebuah

perusahaan. Akun laba ditahan mencerminkan akumulasi laba atau rugi yang

tidak dibagikan sejak berdirinya perusahaan. Laba ditahan merupakan

sumber utama distribusi dividen.

Page 9: draft_2

Dividen Tunai dan Dividen Saham

Dividen tunai (cash dividend) merupakan distribusi kas kepada pemegang

saham. Dividen ini merupakan jenis dividen yang paling umum dan saat

didistribusikan menjadi kewajiban bagi perusahaan. Dividen saham (stock

dividend) adalah distribusi saham perusahaan itu sendiri kerpada pemegang

saham secara proporsional. Dividen ini mencerminkan kapitalisasi laba

secara permanen. Akuntansi bagi dividen saham kecil (small stock dividend)

atau dividen saham sederhana (ordinary dividend), umumnya lebih kecil dari

20% sampai 25% saham beredar, mensyaratkan penilaian dividen saham

pada nilai pasar pada tanggal pengumuman.

Penyesuaian Periode Lalu

Penyesuaian periode lalu (prior period adjustment) terutama merupakan

koreksi kesalahan di periode laporan keuangan lalu. Perusahaan tidak

melaporkannya dalam laporan laba rugi, melainkan melaporkannya sebagai

penyesuaian (setelah pajak) atau saldo awal laba ditahan.

Apropriasi Laba Ditahan

Apropriasi laba ditahan (appropriations of retained earnings) merupakan

reklasifikasi laba ditahan untuk tujuan tertentu. Apropriasi laba ditahan

(kadang kala disebut cadangan) merupakan pengakuan bahwa perusahaan

tidak berniat untuk mendistribusikannya sebagai dividen, melainkan

mencadangkannya untuk tuntutan hukum, perluasan pabrik, asuransi diri

sendiri (self-insurance), dan kontijensi bisnis lainnya. Apropriasi juga tidak

membebaskan laporan keuangan dari beban potensial. Apropriasi

direklasifikasi kembalu sebagai laba ditahan bila tujuannya telah tercapai.

Pembatasan Laba Ditahan

Pembatasan atau persyaratan bala ditahan (restriction or convenant of

retained earnings) merupakan pembatasan atau ketentuan laba ditahan

sejumlah tertentu. Pembatasan penting meliputi pembatasan distribusi

dividen. Ketentuan obligasi dan kesepakatan pinjaman merupakan sumbe

rutama pembatasan tersebut. perusahaan sering kali mengungkapkan

pembatasan tersebut dalam catatan penjelas.

Analisis Laba Ditahan

Analisis pembatasan distribusi laba ditahan oleh pinjaman atau kesepakatan

lain umumnya mengungkapkan cakupan perusahaan dalam area seperti

Page 10: draft_2

distribusi dividen atau pencapaian modal kerja pada tingkat tertentu.

Pembatasan tersebut juga mengungkapkan kekuatan tawar-menawar

perusahaan dan posisinya dalam pasar kredit.

3. Nilai Buku per Lembar Saham

Perhitungan Nilai Buku per Lembar Saham

Nilai buku per lembar saham (book value per share) adalah angka per lembar

yang berasal dari likuidasi perusahaan pada jumlah yang dilaporkan dalam

neraca. “Nilai buku” (book value) merupakan istilah konvensional yang

mengacu pada nilai aktiva bersih, yaitu total aktiva dikurangi dengan klaim

terhadapnya.

Relevansi Nilai Buku per Lembar Saham

Nilai buku memiliki peranan penting dalam analisis laporan keuangan.

Aplikasi meliputi:

1. Nilai buku, dengan potensi penyesuaian, sering kali digunakan dalam

penilaian kesepakatan merger.

2. Analisis perusahaan dengan komposisi besar aktiva likuid (institusi

keuangan, investasi, asuransi, dan bank) sangat bergantung pada nilai buku.

3. Analisis obligasi kualitas utama dan saham preferen sangat

memerlukan penutupan aktiva (asset coverage).

4. Kewajiban Pada ‘Ujung’ Ekuitas

Saham Preferen yang Dapat Ditarik Kembali

Analisis harus mewaspadai efek ekuitas (umumnya saham preferen) yang

memiliki provisi penarikan kembali wajib, yang membuatnya lebih mirip

hutang daripada ekuitas. Efek tersebut tersebut mengharuskan perusahaan

untuk membayar dana pada tanggal tertentu.

Hak Minoritas

Hak minoritas (minority interest) dalam perusahaan yang dikonsolidasi

umumnya disajikan dalam laporan posisi keuangan, di antara kewajiban dan

ekuitas. Namun demikian, hak minoritas bukanlah klaim langsung atas

sumber daya perusahaan. Hak minoritas adalah kepemilikan proporsional

pemegang saham minoritas atas anak perusahaan yang dikonsolidasikan

tersebut.