draft rilis laporan dpp, 7 jan 2011 edit120111 · dumping oleh india terhadap produk nylon filament...
TRANSCRIPT
SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Kinerja Penanganan Pengamanan Perdagangan Tahun 2010 Meningkat Signifikan
Jakarta, 14 Januari 2011 – Dalam rangka melindungi kepentingan produk-produk Indonesia di luar negeri, Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Pengamanan Perdagangan (DPP) telah melakukan koordinasi penanganan terhadap produk ekspor Indonesia yang terkena tuduhan dumping, subsidi dan safeguard dari negara-negara mitra dagang. Sepanjang periode Januari-Desember 2010, terdapat 28 kasus tuduhan yang ditangani dengan rincian tuduhan dumping sebanyak 23 kasus, tuduhan subsidi 1 kasus dan 4 kasus tuduhan safeguard.
Penanganan Kasus Tuduhan Dumping, Subsidi dan Safeguard
Terhadap Indonesia (1990 s.d. 2010)
KASUS YANG DITANGANI STATUS KASUS
DUMPING SUBSIDI SAFEGUARD JUMLAH KASUS
DIKENAKAN 74 7 13 94 DIHENTIKAN 84 5 12 101
DALAM PROSES 8 1 - 9 TOTAL 166 13 25 204
Dari 28 kasus tuduhan terhadap produk ekspor Indonesia, terdapat 10 kasus yang dihentikan penyelidikannya antara lain certain toilet paper (dumping) oleh Australia; Maleic anhydride (dumping) oleh Malaysia; Float glass (safeguard) oleh Vietnam; Caustic soda lye (safeguard) oleh India; Other uncoated paper and paperboard in rolls and sheets (safeguard) oleh Gulf Cooperation Council (GCC); Mosquito coils (dumping) oleh Filipina; Linear low density polyethylene (dumping) oleh Australia; Maleic anhydride (dumping) oleh India; Uncoated woodfree printing paper (dumping) oleh Korea Selatan; dan Certain Clear Float Glass (dumping) oleh Australia. Jumlah kasus yang dihentikan pada tahun 2010 ini jauh lebih banyak dari tahun 2009, yang berjumlah 4 kasus dari 40 kasus yang ditangani atau naik 150%. “Hal ini berarti perlindungan terhadap produk ekspor kita meningkat signifikan,” kata Ernawati, Direktur Pengamanan Perdagangan Kementerian Perdagangan.
Perbandingan Penanganan Kasus Tuduhan Dumping, Subsidi dan Safeguard 2009 dan 2010
STATUS KASUS 2009 2010 PERUBAHAN (%)
DITANGANI 40 28 -30,0 DIKENAKAN 14 9 -35,7 DIHENTIKAN 4 10 150,0
Sementara itu, terdapat 9 kasus dan 8 produk yang dikenakan bea masuk anti dumping (BMAD)/Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP)/Bea Masuk Imbalan (BMI) sepanjang tahun 2010. Jumlah kasus yang dikenakan tahun 2010 lebih rendah dari tahun 2009, yang berjumlah 14 kasus. Kedelapan produk yang dikenakan BMAD/BMTP/BMI antara lain oleh India, Turki, Uni Eropa, China, Pakistan AS dan Filipina adalah Viscose staple fiber excluding bamboo fiber; Stoppers, lids of glass; Sodium cyclamate; Nucleatide-type food additives; Phthalic anhydride; Certain coated paper; Testliner board; dan Methanol dengan rincian pada tabel di bawah ini.
2
9 Kasus Dumping, Subsidi dan Safeguard yang Dikenakan BMAD/BMI/BMTP (Januari-Desember 2010)
Produk Jenis Tuduhan Negara Sanksi Nilai
Viscose staple fiber excluding bamboo fiber
Dumping India BMAD
US$ 0,103/kg – US$ 0,512/kg
Stoppers, lids of glass
Dumping Turki BMAD US$ 0,14 – 0,5/kg
Sodium cyclamate Dumping Uni Eropa BMAD 0,24 – 0,27 euro/kg
Nucleatide-type food additives
Dumping China BMAD 6,3% - 29,7%
Phthalic anhydride Dumping Pakistan BMAD 5,87%
Certain coated paper
Dumping Amerika Serikat BMAD 20,13%
Certain coated paper
Subsidi Amerika Serikat BMI 17,94%
Testliner board Safeguard Filipina BMTP P 1.342/MT
Methanol Dumping China BMAD 9,1% - 32,5%
Beberapa kasus yang telah dimulai penyelidikannya sejak tahun 2009 dan 2010, seperti tuduhan dumping oleh Pakistan terhadap produk one side coated grey back paper board, tuduhan oleh Turki terhadap produk air conditioner, tuduhan dumping oleh Uni Eropa terhadap produk fatty alcohols, tuduhan dumping oleh Malaysia terhadap produk polyethelene terephthalate, tuduhan dumping oleh India terhadap produk nylon filament yarn dan melamine, serta tuduhan subsidi dan dumping oleh Pakistan terhadap produk certain paper, masih memerlukan penanganan serius pada tahun 2011.
Dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), terdapat instrumen (trade remedy instrument) yang dapat digunakan untuk meminimalisasi dampak sanksi/tuduhan pada produk ekspor suatu negara. Penggunaan instrumen ini oleh para negara anggota WTO semakin meningkat dari tahun ke tahun, dan ini merupakan tantangan bagi pemerintah Indonesia agar dapat mempergunakan fasilitas ini seoptimal mungkin untuk mempertahankan pasar di negara tujuan ekspor. Dalam hal ini, Ernawati menyampaikan pesan kepada berbagai pihak baik perusahaan yang dituduh maupun pemangku kepentingan lainnya untuk bekerjasama dalam menyelesaikan berbagai kasus tuduhan terhadap produk ekspor Indonesia.
“Pada tahun 2011, terkait pengamanan perdagangan, Kemendag secara aktif akan memonitor kasus-kasus tuduhan baru maupun perkembangan kasus tuduhan melalui KBRI, kedutaan besar negara penuduh yang berkedudukan di Indonesia, perusahaan tertuduh, otoritas negara penuduh maupun melalui situs negara penuduh. Kemudian Kemendag akan melakukan koordinasi dengan perusahaan tertuduh dan para pemangku kepentingan lainnya untuk menyusun sanggahan kepada negara penuduh. Kemendag juga akan melakukan pembelaan dalam forum public hearing untuk tuduhan dumping, subsidi maupun safeguard dan forum konsultasi untuk subsidi,” papar Ernawati lebih lanjut.
--selesai-- Informasi lebih lanjut hubungi: Robert James Bintaryo Kepala Pusat Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711 Email: [email protected]
Ernawati Direktur Pengamanan Perdagangan Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3858171/021-3857955 Email: [email protected]