draft laporan akhir - unud

120

Upload: others

Post on 03-Nov-2021

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD
Page 2: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

DRAFT LAPORAN AKHIREVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI BALI TAHUN 2015

KERJASAMADEPUTI BIDANG EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN

KEMENTERIAN NEGARA PPN / BAPPENASDENGAN

UNIVERSITAS UDAYANA2015

Page 3: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana- Bali 2015

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015ii

EKPD

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, kami telah

dapat menyusun Draft Laporan Akhir Evaluasi Kinerja Pembangunan di Daerah Bali

Tahun 2015. Dalam Draft Laporan Akhir ini berisi latar belakang, tujuan, sasaran serta

ruang lingkup, dan anggota tim evaluasi provinsi, hasil evaluasi dan data base, serta

penutup. Laporan ini disusun oleh Tim Independen Evaluasi Kinerja Pemerintah

Daerah Bali dari Universitas Udayana. Berdasarkan atas analisis data awal serta

diskusi dari para anggota Tim dan Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda)

Provinsi Bali. Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) di 34 Provinsi bertujuan

untuk melaksanakan evaluasi tematik berdasarkan dimensi pembangunan dalam

RPJMN 2015-2019 dan membuat database data baseline terkait pelaksanaan RPJMN

2015-2019 di daerah.

Oleh karena ini merupakan Draft Laporan Akhir, tentunya masih sangat jauh

dari apa yang diharapkan. Berkaitan dengan hal itu Tim sangat mengharapkan kritik

dan saran serta masukan dari semua pihak agar nantinya apa yang menjadi tujuan

Evaluasi Evaluasi Kinerja Pemerintah Daerah 2015 dapat dilaksanakan secara optimal.

Pada kesempatan ini Tim sangat berterimakasih kepada Ketua Bappeda

Provinsi Bali serta semua pihak yang telah membantu sehingga Draft Laporan Akhir

ini dapat terwujud.

Denpasar, September 2015Rektor Universitas Udayana

Prof. Dr.dr. I Ketut Suastika, Sp.PD-KEMDNIP : 19550329 198012 1 001

Page 4: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana- Bali 2015

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015iii

EKPD

DAFTAR ISIHalaman

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... . iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... ................... v

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup ....................................... 2

C. Anggota Tim Evaluasi ............................................................... 2

BAB II. HASIL EVALUASI DAN DATA BASE

A. Evaluasi Tematik ........................................................................ 4

A.1. Prioritas Dimensi Pembangunan Revolusi Mental di ProvinsiBali ..................................................................................... 4

A.2. Pembangunan Pariwisata di Provinsi Bali .................. 24

B. Data Sasaran Pokok RPJMN 2015-2019 untuk menyusundatabase ................................................................................... 49

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 68

B. Rekomendasi ............................................................................. 69

Page 5: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana- Bali 2015

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015iv

EKPD

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kunjungan Wisman ke Bali, Tahun 1969 - 2014 ................... 25

2.2. Perkembangan Kedatangan Wisman ke BaliBerdasarkan Benua Asal, Tahun 2000 - 2014 ...............

28

2.3. Pangsa Pasar Wisman di Bali Menurut Negara Asal Tahun2014 ......................................................... ..........................

28

2.4. Peta Destinasi Pariwisata Bali ............................................... 39

2.5. Perkembangan Luas Sawah di Bali, Tahun 1998 – 2012 ...... 45

2.6. Produktivitas Tenaga Kerja Pertanian dan Non-Pertanian(RpJuta/orang/tahun), Tahun 2014 ........................................

47

Page 6: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana- Bali 2015

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015v

EKPD

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Sasaran Nawa Cita Revolusi Mental di Provinsi Bali ............. 22

2.2 Perkembangan Kunjungan Wisatawan Asing Langsung KeBali dan Indonesia, Tahun 2010 – 2014 ................................

25

2.3. Kunjungan Wisman di Provinsi Bali Menurut Negara Asal,Tahun 2013 dan 2014 .........................................................

26

2.4. Distribusi Panjang Jalan, Dirinci Menurut Status Jalan danKondisinya di Provinsi Bali, 2013 ..........................................

32

2.5. Perkembangan Jumlah dan Jenis Sarana Transportasi Daratdi Provinsi Bali Selama Periode 2010 – 2013 ......................

32

2.6. Akomodasi Pariwisata Menurut Pertumbuhan Ekonomi danPendapatan Perkapita Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, Tahun2014 .......................................................................................

46

2.7. Investasi di Kabupaten Badung dan Kabupaten Lainnyadi Provinsi Bali, Tahun 2013 ..................................................

46

2.8. Investasi Menurut Tiga Sektor Utama di Provinsi Bali, Tahun2014 .......................................................................................

47

2.9. Kunjungan Wisman dan Penduduk Miskin di Provinsi Bali,Tahun 2000 – 2014 ................................................................

48

Page 7: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 1EKPD

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang EvaluasiPembangunan diartikan sebagai suatu proses perubahan ke arah kondisi yang

lebih baik secara terencana. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari

pembangunan nasional. Pembangunan pada daerah tersebut satu sama lainnya ada

dalam suatu keterkaitan dan keterpaduan membentuk dan menghasilkan

pembangunan nasional, sehingga keberhasilan pembangunan nasional tergantung dan

ditentukan oleh keberhasilan pembangunan daerah.

Berdasarkan Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), diamanatkan 5 (lima) tujuan

pelaksanaan sistem perencanaan pembangunan nasional, yaitu : (1) untuk mendukung

koordinasi antar pelaku pembangunan, (2) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi,

dan sinergi antar daerah, antar ruang, antar waktu, dan antar fungsi pemerintah, serta

antara pusat dan daerah, (3) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan, (4) mengoptimalkan

partisipasi masyarakat, dan (5) menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara

efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

Mengacu pada 5 (lima) tujuan tersebut, maka dalam Rencana Strategis

(Renstra) Bappenas dijelaskan bahwa pelaksanaan tugas Kementerian PPN/Bappenas

mencakup 4 peran yang saling terkait, yaitu peran sebagai : (1) pengambil

kebijakan/keputusan (policy maker) dengan penjabaran pengendalian dan evaluasi

terhadap pelaksanaan rencana pembangunan, (2) koordinator, (3) think-tank, dan (4)

administrator dengan penjabaran dan pengelolaan laporan hasil pemantauan terhadap

pelaksanaan rencana pembangunan dan penyusunan laporan hasil evaluasi.

Page 8: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 2EKPD

Terkait dengan peran utama Bappenas tersebut, maka evaluasi tahunan

terhadap pelaksanaan Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015–2019 mutlak diperlukan.

Untuk mengevaluasi pelaksanaan RPJMN di daerah, Bappenas bekerjasama dengan

34 Perguruan Tinggi Negeri di setiap provinsi melaksanakan Evaluasi Kinerja

Pembangunan Daerah (EKPD).

Mengingat RPJMN baru saja mulai dilaksanakan pada tahun ini dan EKPD

merupakan evaluasi tahunan untuk mengevaluasi pelaksanaan RPJMN di daerah,

maka pelaksanaan EKPD 34 provinsi tahun 2015 akan lebih fokus pada membangun

database berdasarkan sasaran pokok RPJMN di daerah. Database ini akan digunakan

sebagai bahan evaluasi kinerja pembangunan daerah di tahun-tahun berikutnya.

Selain membangun database, pelaksanaan EKPD tahun ini juga akan mencakup

evaluasitematik dari prioritas bidang pembangunan dalam RPJMN 2015-2019 dan

analisis kesiapan daerah.

Pelaksanaan evaluasi RPJMN 2015-2019 dilakukan secara eksternal dengan

harapan agar seluruh proses evaluasi tersebut beserta rekomendasinya berlangsung

dalam proses yang lebih independen. Walaupun bersifat independen, peran institusi

perencana di daerah (Bappeda) sangat penting sebagai mitra koordinasi dengan Tim

EKPD Provinsi. Oleh karena itu, Bappenas c.q. Deputi Evaluasi Kinerja pembangunan

melaksakan kegiatan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) bekerja sama

dengan Universitas Udayana Provinsi Bali yang melaksanakan Evaluasi Kinerja

Pembangunan Daerah di Provinsi Bali.

B. Tujuan, Sasaran, dan Ruang LingkupB.1. Tujuan

Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah (EKPD) di 34 Provinsi bertujuan untuk

melaksanakan evaluasi tematik berdasarkan dimensi pembangunan dalam RPJMN

2015-2019 dan membuat database data baseline terkait pelaksanaan RPJMN 2015-

2019 di daerah.

B.2. SasaranSasaran dari EKPD 34 Provinsi adalah melaksanakan evaluasi tematik

berdasarkan dimensi pembangunan dalam RPJMN 2015-2019 dan membuat database

data baseline terkait pelaksanaan RPJMN 2015-2019 di daerah.

Page 9: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 3EKPD

B.3. Ruang LingkupRuang Lingkup EKPD 34 Provinsi adalah:

1. Melakukan evaluasi tematik berdasarkan dimensi pembangunan.

2. Menyusun rekomendasi (model) berdasarkan hasil evaluasi.

3. Mengidentifikasi indikator sesuai dengan RPJMN 2015–2019.

4. Identifikasi ketersediaan data berdasarkan indikator yang telah disinkronisasikan.

5. Mengumpulkan data baseline berdasarkan indikator yang telah ditentukan.

6. Membuat data Proyeksi berdasarkan data capaian indikator yang telah ditentukan.

C. Anggota Tim Evaluasi ProvinsiPara anggota Tim Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Bali / Universitas

Udayana tahun 2014 terdiri dari 8 orang narasumber sebagai berikut.

1) Prof. Dr. I Komang Gde Bendesa, M.A.D.E., (Koordinator), dosen Tetap

Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, ahli di bidang ekonomi.

2) Prof. Dr.dr. I Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, dosen Tetap Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana, ahli di bidang kesehatan.

3) Prof. Dr. Made Suyana Utama, SE., MS. (Wakil kordinator), dosen Tetap

Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, ahli di bidang ekonomi pembangunan.

4) Prof. Dr. Ketut Sudibia, SU., dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas

Udayana, ahli di bidang ekonomi dan kependudukan.

5) Prof. Dr. Ir. Made Antara, MS., dosen Tetap Fakultas Pertanian Universitas

Udayana, ahli di bidang sosial ekonomi pertanian.

6) Prof. Dr. Ir. Made Sudiana Mahendra, MSc., dosen Tetap Fakultas Pertanian

Universitas Udayana, ahli di bidang lingkungan.

7) Prof. Dr. dr. Putu Gde Adiatmika, M.Kes, dosen Tetap Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana, ahli di bidang kesehatan.

8) Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan, DEA., dosen Tetap Fakultas Teknik

Universitas Udayana, ahli di bidang teknik sipil.

Page 10: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 4EKPD

BAB IIHASIL EVALUASI DANDATABSE

A. Evaluasi TematikEvaluasi tematik yang dilakukan pada EKPD 2015 merupakan exante dalam

proses evaluasi. Hasil dari evaluasi tematik diharapkan dapat membantu dalam

perencanaan RKPD tahun-tahun berikutnya. Evaluasi Tematik Provinsi Bali akan

menganalisis prioritas dimensi pembangunan revolusi mental dan pembangunan

pariwisata.

A.1. Prioritas Dimensi Pembangunan Revolusi Mental di Provinsi BaliPendahuluan

Revolusi mental menyangkut keadaan kejiwaaan, roh, spiritual dan nilai-nilai

(vested interest) yang diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang dalam sebuah

ruang lingkup kecil atau bahkan dalam sebuah Negara. Secara istilah, ada dua kata

yang membutuhkan penjelasan, yaitu revolusi dan mental. Menurut kamus besar

bahasa Indonesia (KBBI), revolusi adalah perubahan yang cukup mendasar dalam

suatu bidang, sedangkan mental adalah bersangkutan dengan batin dan watak

manusia, yang bukan bersifat badan dan tenaga. Dengan demikian dapat ditarik

benang merah dari istilah ini bahwa revolusi mental adalah perubahan yang cukup

mendasar terhadap kejiwaaan, roh, spiritual dan nilai-nilai (vested interest) dalam diri

seseorang atau sekelompok orang dalam sebuah ruang lingkup kecil atau bahkan

dalam sebuah Negara dalam meningkatkan kesejahteraan bersama.

Revolusi Mental berawal dari alam pikiran untuk menuntun bangsa dalam

meraih cita-cita bersama dan mencapai tujuan kolektif bernegara:(1) memajukan

kesejahteraan umum; dan (2) meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat

Page 11: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 5EKPD

Indonesia. Revolusi Mental bertujuan membangkitkan kesadaran bahwa bangsa

Indonesia memiliki kekuatan besar untuk berprestasi tinggi, produktif danberpotensi

menjadi bangsa maju dan modern, serta mengubah cara pandang, pikiran, sikap,

perilaku yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan, sehingga Indonesia

menjadi bangsa besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Provinsi Bali terdiri dari satu pulau utama, yaitu Pulau Bali dan beberapa pulau

kecil lainnya. Secara administrasi, Provinsi Bali terbagi menjadi 8 kabupaten, 1 kota,

57 kecamatan, 715 desa/kelurahan, 1.480 desa pakraman (desa adat), dan 1.604

subak sawah serta 1.107 subak abian. Luas wilayah Provinsi Bali secara keseluruhan

adalah 5.636,66 km2 atau hanya 0,29 persen dari luas wilayah Indonesia.

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, penduduk Bali berjumlah 3.890.757

jiwa, sedangkan jumlah penduduk pada Sensus Penduduk 2000 adalah 3.146.999

jiwa. Secara rata-rata pertumbuhan penduduk Bali dalam periode tahun 2000-2010

adalah 2,15% per tahun dan termasuk rangking 13 tertinggi di Indonesia. Mayoritas

penduduk di Provinsi beragama Hindu.

Pemerintah Provinsi Bali melalui RPJMD tahun 2013 – 2018 sebenarnya telah

menuangkan pembangunan revolusi mental melalui Visi dan Misi Bali Mandara Jilid 2.

Disebutkan bahwa tujuan pembangunan daerah di Provinsi Bali adalah untuk

perbaikan pada seluruh tatanan penyelenggara pemerintahan dan pembangunan,

serta perbaikan pada pola pikir dan perilaku seluruh komponen masyarakat yang

sejalan dengan cita-cita dan semangat pembangunan nasional.

Keselarasan program-program Bali Mandara dengan revolusi mental karena

sama-sama bertujuan melakukan perubahan dan perbaikan di seluruh aspek

kehidupan masyarakat dengan pola terintegrasi. Visi dan Misi Bali Mandara Jilid 2

dilandasi 5 prinsip dasar pembangunan, yaitu: Peningkatan Pertumbuhan (Pro-Growth),

Pengentasan Kemiskinan (Pro-Poor), Perluasan Lapangan Kerja (Pro-job), dan

pelesatrian lingkungan (Pro-environment) serta pengembangan dan pelestarian

kebudayaan (Pro-Culture).

Visi Pembangunan Bali Mandara ini merupakan kelanjutan dari visi Bali

Mandara sebelumnya (Bali Mandara Jilid I). Visi Bali Mandara Jilid II ini diharapkan

akan dapat mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat Provinsi Bali dengan tetap

mengacu pada pencapaian tujuan nasional seperti diamanatkan dalam Pembukaan

UUD 1945 khususnya bagi masyarakat provinsi Bali, selaras dengan RPJM Nasional

2010-2014, dan RPJPD Provinsi Bali 2005-2025.

Page 12: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 6EKPD

“Bali Maju” adalah Bali yang dinamis, Bali yang terus bergerak menurut

dinamika pergerakan dan perkembangan dunia. Bali yang senantiasa bergerak dan

maju dengan tetap menjunjung kesucian dan keiklasan demi tegaknya dharma. Bali

yang maju adalah Bali yang harus tetap “metaksu” yang senantiasa meningkatkan

kualitas dirinya sebagai daerah tujuan wisata yang handal, berkharisma dan religius.

Bali yang maju adalah Bali yang modern menurut ukuran dan tuntutan nilai-nilai

universal yang tidak menyimpang dan atau bertentangan dengan nilai-nilai agama

Hindu (Bali) serta adat istiadat Bali. Kemodernan dalam rangka meningkatkan kualitas

hidup dan peradaban sebagai masyarakat yang berada di perkampungan dunia yang

terbuka.

“Bali Aman” adalah Bali yang ”dabdab” teratur sekala niskala. Bali yang

memiliki keseimbangan antara korelasi kebutuhan hubungan antar manusia dengan

manusia lainnya, hubungan manusia dengan alam lingkungannya, serta hubungan

manusia dengan Tuhan nya sejalan dengan konsep Tri Hita Karana. Bali yang aman

adalah Bali yang terhindar dari ancaman intervensi virus-virus ideologi yang

bertentangan dengan Tri Hita Karana seperti: terorisme, anarkisme dan virus non

traditional threat lainnya yang mewarnai jaman Kali.

“Bali Damai” adalah Bali yang diselimuti atmosfir kesejukan lahir bathin serta

selalu dalam kondisi “tis” dan kondusif. Bali Damai adalah Bali yang menggambarkan

adanya komunitas masyarakat Bali, baik di perkotaan maupun pelosok pedesaan yang

kental dengan suasana “briyag-briyug, pakedek pakenyem”. Hal tersebut sebagai

indikator optimisme masyarakat dalam menatap masa depan yang menjanjikan.

“Bali yang Sejahtera” adalah Bali yang “sukerta sekala niskala” sebagai

diperolehnya kemajuan, keamanan dan kedamaian yang sejati. Artinya, segala aspek

kejadian yang bervibrasi spiritual dan kontekstual potensial menyebabkan Daerah dan

Masyarakat Bali maju, aman serta terasanya kedamaian, akan mengantarkan Daerah

dan Masyarakat Bali pada kesejahteraan hidup sepanjang masa.

Perwujudan visi pembangunan Provinsi Bali jangka menengah ditempuh melalui

misi pembangunan daerah. Misi merupakan komitmen untuk melaksanakan agenda-

agenda utama yang menjadi penentu keberhasilan pencapaian visi pembangunan.

Untuk mewujudkan visi “Bali Mandara” di atas, maka ditetapkan “Misi Pembangunan

Provinsi Bali 2013-2018”, sebagai berikut.

1) Mewujudkan Bali yang Berbudaya, Metaksu, Dinamis, Maju dan Modern.

Page 13: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 7EKPD

2) Mewujudkan Bali yang Aman, Damai, Tertib, Harmonis, serta Bebas dari

Berbagai Ancaman.

3) Mewujudkan Bali yang Sejahtera dan Sukerta Lahir Bhatin.

Sasaran Nawacita dan Kegiatan Pendukung Pembangunan Revolusi Mental diProvinsi Bali

Sasaran nawacita dalam pembangunan revolusi mental di Provinsi Bali

meliputi tujuh (7) sasaran sebagai berikut.

1) Peningkatan kepatuhan dan penegakan hukum dan reformasi birokrasi

lembaga peradilan.

2) Perkuatan kelembagaan politik dan reformasi birokrasi pemerintahan.

3) Peningkatan kemandirian ekonomi dan daya saing bangsa.

4) Pembangunan pendidikan yang berkualitas dan kebudayaan yang memacu

daya cipta dan inovasi.

5) Pemanfaatan modal sosial dan modal budaya.

6) Pengembangan kepribadian dan peneguhan jati diri bangsa.

7) Peningkatan peran lembaga sosial, agama, keluarga dan media publik.

1) Peningkatan kepatuhan dan penegakan hukum dan reformasi birokrasilembaga peradilan

Produk hukum yang dikeluarkan bukan saja hukum nasional, namun banyak

sekali yang dibuat di daerah. Oleh karena dalam RPJMD Provinsi Bali arah

kebijakan dalam melaksanakan strategi ”Menjaga Ketentraman, Ketertiban dan

Keamanan” disebutkan bahwa dalam hal pembuatan, pelaksanaan tertib hukum,

yang dapat meningkatkan citra dan wibawa pemerintah dan pengawasan produk-

produk hukum agar benar-benar aspiratif. Demikian juga dalam penegakan hukum

dapat dilakukan oleh pemerintah daerah dengan bekerja sama dengan berbagai

pihak, yaitu DPRD, kepolisian, kejaksaan, TNI, lembaga tradisional, LSM dan

masyarakat luas.

Peningkatan kinerja reformasi birokrasi lembaga peradilan dilakukan

dengan meningkatkan profesionalitas aparatur dan efektivitas lembaga peradilan,

karena akan berdampak bagi masyarakat mengenai citra lembaga peradilan dan

sangat menentukan keberhasilan penyelenggaraan pembangunan. Berkaitan

dengan hal itu, kebijakan umum yang dituangkan dalam RPJMD Provinsi Bali tahun

Page 14: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 8EKPD

2013 - 2018 berkaitan dengan pembangunan revolusi mental tertera dalam arah

dan strategi bidang “Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian” yang

diuraikan sebagai berikut.

(1) Memantapkan penegakan hukum dalam rangka menciptakan kepastian

hukum dan menegakkan supremasi hukum dalam pembangunan yang

menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, untuk menciptakan rasa aman dan

damai lahir bathin.

(2) Melibatkan masyarakat dan lembaga-lembaga adat sejak awal, berkaitan

dangan pembuatan ataupun sosialisasi produk-produk hukum.

(3) Meningkatkan kualitas SDM dan profesionalisme aparat penegak hukum dan

juga senantiasa melakukan komunikasi dengan masyarakat dalam rangka

meningkatkan kesadaran hukumnya.

(4) Mewujudkan penyelesaian kasus sosial dan adat di Bali secara damai.

2) Perkuatan kelembagaan politik dan reformasi birokrasi pemerintahanDalam upaya meningkatkan kecerdasan masyarakat dalam berpolitik

diperlukan terciptanya mindset yang sama dalam pembangunan politik yang

ditempuh melalui forum komunikasi dan konsultasi ormas, LSM, dan yayasan

provinsi Bali. Memfasilitasi kegiatan organisasi kemasyarakatan, dan

pengembangan dan pemberdayaan partai politik, sebagai bagian infrastruktur

politik untuk menunjang program pemerintah dalam pembangunan politik.

Dalam rangka perkuatan kelembagaan politik dan reformasi birokrasi

pemerintahan, dalam RPJMD Provinsi Bali tahun 2013 – 2018 antara lain

dituangkan melalui arah kebijakan dalam melaksanakan strategi ”Menjaga

Ketentraman, Ketertiban dan Keamanan”, yaitu:

(1) Memujudkan kehidupan politik dan pemerintahan yang bersih dan berwibawa,

mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari masyarakat luas, serta mampu

memberikan pelayanan prima, sejalan dengan prinsip Clean Government dan

Good Governance.

(2) Mengupayakan peningkatan kecerdasan dan kedewasaan masyarakat dalam

berpolitik, melalui pendidikan politik yang teratur dan berkesinambungan serta

bekerjasama dengan lembaga pendidikan, LSM, Media massa dan partai politik.

Page 15: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 9EKPD

Untuk perkuatan reformasi birokrasi pemerintahan, dalam RPJMD Provinsi

Bali tahun 2013 – 2018 antara lain dituangkan dalam kebijakan umum Otonomi

Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,

Kepegawaian dan Persandian, antara lain:

(1) Meningkatkan profesionalisme aparat pemerintahan mulai dari tingkat desa,

kecamatan, kabupaten/kota sampai pada tingkat provinsi melalui pendidikan,

pelatihan dan koordinasi yang lebih baik guna meningkatkan kinerja dan

pelayanan kepada masyarakat.

(2) Meningkatkan kualitas aparatur, meningkatkan kesadaran partisipasi

masyarakat, membuat perencanaan pembangunan yang aspiratif, serta

meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar berbagai sektor.

(3) Mengupayakan efektivitas dan efisiensi, serta transparansi dalam penggalian

dan pengelolaan sumber-sumber dana bagi penyelenggara pemerintah daerah.

Mengacu pada ketentuan pasal 40 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah telah ditetapkan bahwa DPRD merupakan lembaga

perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan

pemerintahan daerah yang memiliki fungsi sesuai pasal 41 Undang-undang Nomor

32 Tahun 2004 sebagai legislasi, penganggaran dan pengawasan. Sesuai Perda

Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat

Daerah Provinsi Bali menetapkan sekretariat dalam melaksanakan tugasnya

secara teknis operasional berada dibawah dan bertanggungjawab kepada gubernur

melalui sekretaris daerah. Sehubungan dengan hal tersebut ada beberapa kegiatan

yang perlu dilaksanakan yaitu:

(1) Untuk mendukung fungsi legislasi dilaksanakan kegiatan pembahasan perda

dan kebijakan daerah lainnya.

(2) Untuk mendukung fungsi penganggaran dilaksanakan kegiatan pembahasan

Ranperda mengenai LKPJ Gubernur, Pertanggungjawaban Pelaksanaan

APBD, Perubahan APBD, dan Penyusunan APBD Tahun berikutnya.

(3) Untuk mendukung fungsi pengawasan dilaksanakan kegiatan reses,

kunjungan kerja pimpinan dan anggota DPRD, pengaduan aspirasi

masyarakat.

Dalam rangka meningkatkan kinerja pemerintahan dan meningkatkan

efisiensi dalam birokrasi, pada tahun 2010 telah diwujudkan sistem tata kelola

Page 16: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 10EKPD

pemerintahan yang berbasis pada Teknologi Informasi (TI) yang disebut dengan

sistem E-Government. Pada tahun 2010 diadakan penyempurnaan sistem

jaringan serta perangkat lunak dan perangkat keras yang nantinya secara

bertahap akan dapat menghubungkan secara on-line seluruh SKPD yang ada di

Pemerintahan Provinsi Bali. Pemerintah Provinsi Bali pada tahun 2011

membentuk Komisi Informasi di tingkat provinsi dengan tugas yakni; Menerima,

memeriksa, dan memutus permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik

melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi; Menetapkan kebijakan umum

pelayanan Informasi Publik; dan Menetapkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk

teknis.

3) Peningkatan kemandirian ekonomi dan daya saing bangsaPeningkatan kemandirian ekonomi dan daya saing bangsa Provinsi Bali sesuai

dengan penjelasan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang menyatakan

bahwa pemberian otonomi yang luas kepada daerah diarahkan untuk

mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan

pelayanan, pemberdayaan serta peran serta masyarakat, disamping itu untuk

meningkatkan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsif-prinsif demokrasi,

pemerataan, keadilan dan seterusnya.

Berkenaan dengan peningkatan kemandirian ekonomi dan daya saing bangsa,

strategi dan arah pembangunan daerah di Provinsi Bali sesuai dengan RPJMD

tahun 2013 - 2018 dituangkan dalam tiga pilar ekonomi, yaitu: (1) peningkatan

pengembangan pariwisata budaya dan ekonomi kreatif, (2) pengembangan industri

kecil, koperasi dan UMKM, serta (3) mempercepat peningkatan produksi pertanian

dalam memantapkan ketahanan pangan daerah serta meningkatkan pendapatan

petani.

Arah Kebijakan dalam Melaksanakan Strategi ”Peningkatan Pengembangan

Pariwisata Budaya dan Ekonomi Kreatif”.

(1) Pengembangan kepariwisataan yang berkualitas, berkelanjutan, berwawasan

lingkungan dan menjunjung kearifan lokal guna memperluas kesempatan kerja

dan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

(2) Mengembangkan “pariwisata kerakyatan” yang dapat memberikan efek ganda

(multiflier effect) bagi sebagian besar masyarakat lokal Bali.

Page 17: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 11EKPD

(3) Melakukan demokratisasi usaha pariwisata, dalam rangka lebih

memberdayakan masyarakat lokal, seperti: memberikan kesempatan kepada

masyarakat lokal melalui koperasi untuk mengelola peningkatan kontribusi

dunia pariwisata terhadap pelestarian budaya.

(4) Menggali dan menemukan gagasan baru atau inovasi agar terjadi rejuvenation

atau penemuan kembali aktivitas kehidupan pariwisata, sehingga terhindar dari

stagnasi dan penurunan drastis (decline) kegiatan pariwisata.

(5) Mewujudkan suasana dan kondisi yang kondusif bagi perkembangan industri

pariwisata Bali, yang didukung oleh bersinerginya berbagai komponen

pariwisata.

(6) Meningkatakan kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana, pemeliharaan

obyek wisata baik keaslian maupun kebersihannya, menjaga kelestarian dan

keamanannya, memberdayakan dan memberikan manfaat sebesar-besarnya

kepada masyarakat sekitar obyek wisata sebagai penyangga utamanya.

(7) Memberikan perlindungan dan insentif khusus kepada lembaga, perorangan,

pelaku pariwisata yang benar-benar mengabdikan dirinya pada kelestarian

pariwisata yang menjadi daya tarik wisatawan.

(8) Peningkatan pengelolaan destinasi, pemasaran dan SDM pariwisata.

(9) Pengembangan ekonomi kreatif.

Arah Kebijakan dalam Melaksanakan Strategi ”Peningkatan Investasi,

Pengembangan Industri Kecil, Koperasi dan UMKM”.

(1) Meningkatkan jiwa kewirausahaan masyarakat Bali.

(2) Pengembangan industri kecil dan rumah tangga berdaya saing tinggi, melalui

berbagai usaha perbaikan mutu disain dan akses pasar dengan

memanfaatakan kemajuan teknologi olahan terkini yang sesuai.

(3) Mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi dengan meminimalisir resiko kredit

modal kerja dan kredit investasi.

(4) Mewujudkan ekonomi kerakyatan yang tangguh sehingga mampu

mengembangkan ekonomi kerakyatan yang mantap dan stabil, serta

terwujudnya distribusi, komposisi yang berimbang, dan terwujudnya iklim

berinvestasi yang sehat.

(5) Penyederhanaan kebijakan dan aturan main berinvestasi, sehingga dapat

menarik investor yang dibutuhkan.

Page 18: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 12EKPD

(6) Peningkatan Jaminan Kredit Daerah (Jamkrida).

(7) Peningkatan dan pemerataan iklim investasi.

(8) Peningkatan dukungan terhadap pengusaha lokal dan kemitraan pemasaran

hasil industri kecil dan menengah.

(9) Peningkatan kualitas dan kuantitas ekspor.

(10) Peningkatan daya saing Koperasi dan UMKM.

Arah Kebijakan dalam Melaksanakan Strategi ” Mempercepat Peningkatan

Produksi Pertanian dalam Memantapkan Ketahanan Pangan Daerah serta

Meningkatkan Pendapatan Petani”.

(1) Peningkatan peran sektor pertanian dalam perekonomian Bali terutama

dalam memperkokoh ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan

petani melalui optimalisasi pengelolaan sumber daya alam dan SDM Bali,

penguatan kelembagaan, memperbaiki akses petani terhadap permodalan,

teknologi, pemasaran dan fasilitas penunjang lainnya.

(2) Mengembangkan pertanian dalam arti luas, yang tangguh menuju

kemandirian, sejahtera dan berkeadilan.

(3) Menetapkan kebijakan untuk memberikan insentif bagi petani dalam usaha

meningkatkan produksi hasil pertanian, seperti: keringanan pajak, subsidi

pupuk, subsidi pakan ternak, subsidi benih dan bibit ternak, kemudahan kredit,

terlebih lagi yang ada dalam jalur hijau atau kawasan wisata.

(4) Meningkatkan kerjasama penelitian dan pengembangan budidaya pertanian,

disertai dengan pelatihan pemanfaatan kemajuan teknologi, termasuk

pengembangan penanganan pasca panen, guna memberi nilai tambah

terhadap hasil industri pertanian.

(5) Peningkatan Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri).

(6) Peningkatan kerjasama pengembangan budidaya, pelatihan dan

pemanfaatan teknologi pertanian.

(7) Pengembangan dan pemantapan komoditas andalan/unggulan pertanian.

(8) Peningkatan produktivitas dan produksi pertanian dalam arti luas.

(9) Peningkatan pengelolaan sumberdaya ikan serta ekosistem perairan, pesisir

dan daratan.

(10) Mewujudkan ekonomi kerakyatan yang tangguh.

(11) Penuntasan kasus penyakit asal hewan dan penyakit ternak.

Page 19: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 13EKPD

(12) Meningkatkan peran sektor kelautan dan perikanan terhadap kesejahteraan

masyarakat Bali.

(13) Meningkatakan kerja sama penelitian dan pengelolaan potensi laut, dengan

menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai.

Dalam hal peningkatan kemandirian ekonomi dan daya saing bangsa Provinsi

Bali secara umum memiliki kesamaan dengan arah pembangunan daerah yang

digariskan oleh pemerintah pusat. Sesuai dengan Strategi dan Arah Kebijakan

RPJMD Provinsi Bali tahun 2013 – 2018 peningkatan kemandirian ekonomi dan

daya saing bangsa dijabarkan lebih rinci ditekankan pada aspek-aspek:

(1) peningkatan kualitas SDM sehingga bisa menjadi aset utama keunggulan

kompetitif provinsi;

(2) pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur untuk mempercepat

pemerataan pembangunan ekonomi;

(3) pengembangan pertanian dalam arti luas sehingga dapat menghasilkan

produk unggulan yang mampu bersaing di pasar nasional;

(4) perbaikan lingkungan hidup; dan

(5) penanganan kemiskinan dengan prioritas pendidikan dan pelayanan

kesehatan masyarakat.

Kelima prioritas pembangunan tersebut dipadukan dalam kerangka vitalisasi

dan aktualisasi melalui pelaksanaan strategi, seperti peningkatan kapasitas dan

kualitas pelayanan publik yang sulit terlaksana tanpa diimbangi oleh peningkatan

kualitas SDM. Selain itu, untuk meningkatkan daya saing penduduk Bali dan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional, dilakukan pengendalian laju

pertumbuhan penduduk sebagai akibat meningkatnya migrasi masuk.

4) Pembangunan pendidikan yang berkualitas dan kebudayaan yang memacudaya cipta dan inovasi

Dalam RPJMD Provinsi Bali tahun 2013 – 2018 menyebutkan bahwa

strategi pembangunan di Provinsi Bali sesuai dengan program revolusi mental

Pemerintah Pusat, yang mana dalam rangka melaksanakan Misi I Program Bali

Mandara Jilid II, yaitu strategi dalam mewujudkan bali yang berbudaya, metaksu,

dinamis, maju dan modern. Berdasarkan analisis kekuatan dan potensi yang ada

serta memperhatikan ketersediaan pendanaan pembangunan maka arah kebijakan

Page 20: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 14EKPD

yang diwujudkan dalam pelaksanaan prioritas program pendidikan tahun 2013-

2018 adalah “Meningkatkan Akses Pendidikan dan Mengimplementasikan Sistem

Pendidikan Disesuaikan dengan Kebutuhan Pasar Kerja”. Strategi ini merupakan

upaya untuk mendukung capaian sasaran yang akan dilakukan pada tujuan misi

pertama. Suatu perbaikan system pendidikan memerlukan perencanaan yang

holistik terhadap seluruh pelaku sistem, baik aspek manajemen (organisasi,

prosedur, dan pengendalian), aparatur (tenaga pendidik dan kependidikari), sarana

dan prasarana, faktor penunjang lain bagi peserta didik, dan infrastruktur

pendidikan, dan komponen lainnya. Suatu perbaikan sistem diharapkan dapat

mengefisiensikan biaya dan mengefektifkan tujuan sistem pendidikan antara lain

menghasilkan siswa yang bermutu dan sesuai kriteria. Sementara itu, sistem

pendidikan yang telah diperbaiki, khususnya pendidikan dasar, ditindaklanjuti

dengan agenda pembangunan untuk memenuhi syarat aksesibilitas; baik secara

geografis maupun teraksesnya pendidikan dasar oleh masyarakat ekonomi lemah.

Arah Kebijakan dalam Melaksanakan Strategi ”Meningkatkan Akses Pendidikan

dan Mengimplementasikan Sistem Pendidikan Disesuaikan dengan Kebutuhan

Pasar Kerja”, dirinci sebagai berikut.

(1) Meningkatkan kualitas SDM lahir dan bathin dengan meningkatkan kualitas

dan akses pendidikan melalui wajib belajar 12 tahun, serta meningkatkan

penguasaan dan penerapan IPTEK.

(2) Memantapkan paradigma baru pembangunan pendidikan yang bertumpu

pada tiga pilar utama, yakni: kemandirian dalam pengelolaan, akuntabilitas

(accountability) dan jaminan mutu (quality assurance).

(3) Mensinergikan pembangunan pendidikan yang mengacu pada 2 dimensi

dasar, yakni: dimensi lokal yang menekankan pada keharusan untuk

mengakomodir dan mengintegrasikan unsur-unsur akuntabilitas, relevansi,

kualitas, otonomi dan jaringan kerjasama; sementara dimensi global menuntut

agar segala aktivitas didasari oleh aspek kompetitif, kualitas dan jaringan

kerjasama.

(4) Mengembangkan pembangunan pendidikan berbudaya sejalan dengan

kekhasan yang dimiliki masyarakat Bali.

(5) Mengupayakan untuk memperkokoh lembaga-lembaga pendidikan sebagai

pusat pengembangan kebudayaan dan memelihara kelestarian budaya yang

adiluhung.

Page 21: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 15EKPD

(6) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan termasuk kualitas

pengelolanya, serta memberikan perhatian khusus (bea sisiwa) kepada

penduduk yang kurang mampu.

(7) Mengembangkan pendidikan berbasis kejuruan sesuai kebutuhan pasar.

(8) Meminimalkan ketimpangan kualitas pendidikan antar sekolah antar

kabupaten/kota.

(9) Meningkatkan kualifikasi guru.

(10) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

5) Pemanfaatan modal sosial dan modal budayaSalah satu dimensi pembangunan revolusi mental seharusnya didukung

oleh pemanfaatan modal sosial dan modal budaya yang sudah berkembang di

masyarakat. Modal sosial adalah bagian-bagian dari organisasi sosial seperti

kepercayaan, norma dan jaringan yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat

dengan memfasilitasi tindakan-tindakan yang terkoordinasi di dalam sebuah

masyarakat atau bagian-bagian tertentu dari masyarakat tersebut. Selain itu,

konsep ini juga diartikan sebagai serangkaian nilai atau norma informal yang

dimiliki bersama di antara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan

terjalinnya kerjasama.

Modal sosial dan modal budaya di Bali banyak dilatarbelakangi oleh budaya

Bali yang selalu menjaga dan menjunjung tinggi keseimbangan hidup sesuai

dengan warisan filsafat leluhur yang terus masih berlangsung di Bali yang

berlandaskan ajaran agama Hindu dengan falsafah tersebut adalah Tri Hita Karana.

Tri Hita Karana sebagai pola kehidupan masyarakat Bali yang dimaknai sebagai

tiga unsur yang menyebabkan kesejahteraan masyarakat yaitu; parhyangan,

pawongan, dan palemahan. Aspek parhyangan mempunyai makna keterikatan

manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa yang

dilandasi oleh nilai-nilai kehidupan masyarakat Bali yang religious. Aspek

pawongan dimaknai sebagai hubungan manusia dengan sesama di dalam

kehidupan yang terorganisir di dalam keluarga, warga, desa pekraman, kecamatan,

lkabupaten/kota, dan provinsi sebagai wadah interaksinya. Aspek palemahan

dimaknai sebagai hubungan manusia dengan lingkungannya. Ketiga aspek

tersebut saling terkait dalam mewujudkan keserasian dan keseimbangan.

Strategi untuk melindungi dan melestarikan budaya adat Bali seperti yang

dituangkan dalam RPJMD Provinsi Bali 2013 – 2018 merupakan suatu roh dalam

Page 22: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 16EKPD

meningkatkan pembangunan di segala bidang. Pelestarian budaya adat Bali

secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pula pada pelestarian

pariwisata di Bali sebagai lokomotif pembangunan ekonomi di Bali. Kondisi seni

budaya di Bali perkembangannya selama lima tahun ini cukup baik,

penyelenggaran event-event seni budaya selalu banyak diminati masyarakat Bali.

Strategi dan arah kebijakan pembangunan yang berkaitan dengan revolusi

mental pada dimensi pemanfaatan modal sosial dan modal budaya dalam RPJMD

Provinsi Bali tahun 2013 – 2018 yang merupakan untuk mendukung capaian

sasaran yang akan dilakukan pada tujuan misi pertama program Bali Mandara Jilid

II dalam Mewujudkan Bali yang Berbudaya, Metaksu, Dinamis, Maju dan Modern

Meningkatkan Peran Lembaga Adat dalam Mengembangkan Nilai-nilai Budaya dan

Kearifan Lokal.

Pada dasarnya strategi ini berupaya untuk melindungi dan melestarikan

budaya adat Bali sebagai roh dalam meningkatkan pembangunan di segala bidang.

Pelestarian budaya adat Bali secara langsung maupun tidak langsung akan

berdampak pula pada pelestarian pariwisata di Bali sebagai lokomotif

pembangunan ekonomi di Bali. Pembangunan ekonomi yang sangat pesat di Bali,

merupakan salah satu keberhasilan masyarakat Bali dalam mempertahankan

sendi-sendi budaya lokal. Pemerintah daerah akan selalu berupaya proaktif

memfasilitasi proses dan agenda pembangunan yang dapat memelihara nilai-nilai

budaya daerah serta memberikan kesempatan ruang gerak yang lebih banyak

untuk pembangunan yang berorientasi pada pengembangan budaya lokal/adat.

Pemerintah daerah berupaya melindungi kelestarian budaya dan eksistensi

lembaga-lembaga adat yang ada, memperkuat kelembagaan tradisional

kemasyarakatan guna mengusung dan mengawal pelestarian dan pengembangan

kebudayaan Bali sesuai dengan dinamika dan perubahan lingkungan strategis.

Modal sosial dan modal budaya yang merupakan bagian dari kelembagaan.

Oleh karena itu, Kebijakan umum Daerah Provinsi Bali dalam rangka

pembangunan revolusi mental yang berkaitan dengan peningkatan modal sosial

dan modal budaya yang dituangkan dalam RPJMD Provinsi Bali 2013 – 2018

adalah sebagai berikut.

(1) Pelestarian dan pengembangan kebudayaan Bali, sesuai dengan dinamika

dan perubahan lingkungan strategis yang terjadi, dengan memperkuat

kelembagaan tradisional kemasyarakatan.

Page 23: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 17EKPD

(2) Mewujudkan ketentraman, kedamaian, kenyamanan dan kerukunan hidup

bermasyarakat dalam kemajemukan, serta meminimalkan dampak patologi

sosial, dengan mengoptimalkan peran dan fungsi lembaga tradisional

penunjang kebudayaan daerah, seperti: desa pakraman, banjar dan berbagai

sekaa.

(3) Mengedepankan kemandirian, sikap toleransi dan tenggang rasa, kepedulian

sosial, saling hormat menghormati dan meningkatkan rasa kekeluargaan

serta persaudaraan dalam konteks NKRI, Bhinneka Tunggal Ika dan

Pancasila dengan meningkatkan fungsi lembaga tradisional yang ada Bali.

(4) Meningkatkan kuantitas maupun kualitas pelestarian nilai-nilai budaya dan

apresiasi terhadap kearifan budaya lokal dalam kehidupan bermasyarakat.

6) Pengembangan kepribadian dan peneguhan jati diri bangsaSalah satu bidang pembangunan nasional yang sangat penting dan menjadi

fondasi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah

pengembangan kepribadian dan peneguhan jati diri bangsa. Pengembangan

kepribadian dan peneguhan jati diri bangsa atau yang juga dikenal sebagai

pembangunan karakter bangsa yang sudah diupayakan dengan berbagai bentuk,

hingga saat ini belum terlaksana dengan optimal. Hal itu tecermin dari

kesenjangan sosial-ekonomi-politik yang masih besar, kerusakan lingkungan

yang terjadi di berbagai di seluruh pelosok negeri, masih terjadinya ketidakadilan

hukum, pergaulan bebas dan pornografi yang terjadi di kalangan remaja,

kekerasan dan kerusuhan, korupsi yang dan merambah pada semua sektor

kehidupan masyarakat. Saat ini banyak dijumpai tindakan anarkis, konflik sosial,

penuturan bahasa yang buruk dan tidak santun, dan ketidaktaataan berlalu lintas.

Ruang lingkup sasaran pengembangan kepribadian dan peneguhan jati

diri bangsa meliputi:

(1) Lingkup Keluarga. Keluarga merupakan wahana pembelajaran dan

pembiasaan karakter yang dilakukan oleh orang tua dan orang dewasa lain

dalam keluarga terhadap anak sebagai anggota keluarga sehingga

diharapkan dapat terwujud keluarga berkarakter mulia yang tecermin dalam

perilaku keseharian. Proses itu dapat dilakukan melalui komunitas keluarga

dan partisipasi keluarga dalam pengelolaan pendidikan dan pemberdayaan

masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama di

Page 24: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 18EKPD

mana orang tua bertindak sebagai pemeran utama dan panutan bagi anak.

Proses itu dapat dilakukan dalam bentuk pendidikan, pengasuhan,

pembiasaan, dan keteladanan. Pendidikan karakter dalam lingkup keluarga

dapat juga dilakukan kepada komunitas calon orang tua dengan penyertaan

pengetahuan dan keterampilan, khususnya dalam pengasuhan dan

pembimbingan anak.

(2) Lingkup Lembaga Pendidikan. Satuan pendidikan merupakan wahana

pembinaan dan pengembangan kepribadian dan peneguhan jati diri bangsa

yang dilakukan dengan menggunakan (a) pendekatan terintegrasi dalam

semua mata pelajaran, (b) pengembangan budaya satuan pendidikan, (c)

pelaksanaan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler, serta (d) pembiasaan

perilaku berbudaya dalam kehidupan di lingkungan lembaga pendidikan.

Pembangunan karakter melalui satuan pendidikan dilakukan mulai dari

pendidikan usia dini sampai pendidikan tinggi

Dalam rangka pengembangan kepribadian dan peneguhan jati diri

bangsa secara implisit telah dicanangkan dalam RPJMD Provinsi Bali tahun 2013

– 2018 antara lain melalui arah kebijakan:

(1) Mengembangkan pembangunan pendidikan berbudaya sejalan dengan

kekhasan yang dimiliki masyarakat Bali.

(2) Mengupayakan untuk memperkokoh lembaga-lembaga pendidikan sebagai

pusat pengembangan kebudayaan dan memelihara kelestarian budaya yang

adiluhung.

Secara eksplisit lembaga-lembaga pendidikan formal di Provinsi Bali,

khususnya di Universitas Udayana telah memberikan pendidikan karakter untuk

meningkatkan pengembangan kepribadian dan peneguhan jati diri bangsa.

Pendidikan karakter diberikan melalui kurikulum pendidikan Kewarganegaraan,

Agama dan Pancasila yang merupakan mata kuliah wajib. Pemberian pendidikan

karakter di Universitas Udayana juga dilakukan dengan mengandeng TNI agar

para mahasiswa mendapatkan pencerahan terkait karakter dan bela negara.

7) Peningkatan peran lembaga sosial, agama, keluarga dan media publik.Lembaga-lembaga sosial berperan dan dan berfungsi mengatur kehidupan

masyarakat, karena masyarakat tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhan akan

Page 25: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 19EKPD

makanan, pakaian, dan perumahan, akan tetapi terdapat banyak kebutuhan lain

seperti kebutuhan untuk rekreasi, keadilan, keamanan, pendidikan, spiritual dan

lain sebagainya.

Lembaga sosial mempunyai sejumlah ciri atau karakteristik. Ciri-ciri umum

dari lembaga sosial adalah:

(1) Lembaga sosial biasanya memiliki kekekalan tertentu yang berlangsung lama.

Hal ini terjadi sebab adanya anggapan bahwa lembaga sosial berisi

sekumpulan norma-norma yang harus dipertahankan. Norma tersebut

dibutuhkan untuk mengatur kehidupan atau hubungan antar manusia,

contohnya kehidupan atau hubungan dalam keluarga.

(2) Lembaga sosial memiliki satu atau lebih tujuan tertentu, misalnya lembaga

pendidikan memiliki tujuan untuk mentransfer nilai, norma, dan ilmu

pengetahuan kepada generasi berikutnya.

(3) Lembaga sosial memiliki sejumlah perangkat untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya, misalnya bendera atau lambang pada lembaga

politik, uang sebagai alat tukar pada lembaga ekonomi, dan lain-lain. Dalam

masyarakat yang heterogen seperti di Indonesia, terdapat berbagai jenis

lembaga sosial yang saling berhubungan dan saling melengkapi satu sama

lain.

Lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat tersebut adalah (1) keluarga,

(2) lembaga agama, (3) lembaga ekonomi, (4) lembaga pendidikan, (5)

lembaga budaya, dan lembaga politik.

Strategi peningkatan peran lembaga sosial, agama, keluarga dan media

publik merupakan roh dalam meningkatkan pembangunan di segala bidang.

Pembangunan ekonomi yang sangat pesat di Bali, merupakan salah satu

keberhasilan masyarakat Bali dalam mempertahankan sendi-sendi budaya lokal.

Pemerintah daerah berupaya melindungi kelestarian budaya dan eksistensi

lembaga-lembaga adat yang ada, memperkuat kelembagaan tradisional

kemasyarakatan guna mengusung dan mengawal pelestarian dan pengembangan

kebudayaan Bali sesuai dengan dinamika dan perubahan lingkungan strategis

yang terjadi dan meningkatan Pemberdayaan Desa Pekramaan dan Subak/Subak

Abian.

Page 26: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 20EKPD

Kebijakan umum Daerah Provinsi Bali dalam rangka pembangunan revolusi

mental yang berkaitan dengan peningkatan peran lembaga keluarga secara

implisit dituangkan dalam RPJMD Provinsi Bali 2013 – 2018 melalui pemberdayaan

masyarakat desa adalah sebagai berikut.

(1) Menggiatkan empowering yakni ”memotivasi” warga masyarakat untuk sadar

akan masalah yang dihadapi, sadar akan potensi yang dimiliki untuk

memecahkan masalah tersebut, mampu melihat alternatif yang dapat diambil

serta mampu memutuskan alternatif mana (dari yang tersedia) yang paling

mungkin dan paling menguntungkan untuk diambil.

(2) Meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam

pembangunan melalui Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu).

(3) Mendorong dan membangkitkan potensi yang dimiliki keluarga dan

masyarakat serta penguatan kelembagaannya.

(4) Membuka berbagai peluang kemajuan ekonomi masyarakat.

(5) Meningkatkan prasarana dan sarana, pendayagunaan teknologi tepat guna

serta pemantapan keterpaduan pembangunan.

(6) Meningkatkan peran pemerintahan desa dan kelurahan dalam pemberdayaan

masyarakat.

Kebijakan umum Daerah Provinsi Bali dalam rangka pembangunan revolusi

mental yang berkaitan dengan peningkatan peran lembaga agama, lembagapolitik, dan media masa secara implisit dituangkan dalam RPJMD Provinsi Bali

2013 – 2018 melalui arah kebijakan dalam melaksanakan strategi menjaga

ketentraman, ketertiban dan keamanan, yaitu:

(1) Memujudkan kehidupan politik dan pemerintahan yang bersih dan berwibawa,

mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari masyarakat luas, serta mampu

memberikan pelayanan prima, sejalan dengan prinsip Clean Government dan

Good Governance.

(2) Mengupayakan peningkatan kecerdasan dan kedewasaan masyarakat dalam

berpolitik, melalui pendidikan politik yang teratur dan berkesinambungan serta

bekerjasama dengan lembaga pendidikan, LSM, Media massa dan partai politik.

Kebijakan umum Daerah Provinsi Bali dalam rangka pembangunan revolusi

mental yang berkaitan dengan peningkatan peran lembaga budaya secara

Page 27: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 21EKPD

eksplisi dituangkan dalam RPJMD Provinsi Bali 2013 – 2018 melalui arah

kebijakan dalam bidang kebudayaan, yaitu:

(1) Memperkuat kelembagaan tradisional kemasyarakatan guna mengusung dan

mengawal pelestarian dan pengembangan kebudayaan Bali, sesuai dengan

dinamika dan perubahan lingkungan strategis yang terjadi.

(2) Mengoptimalkan peran dan fungsi lembaga tradisional penunjang

kebudayaan daerah, seperti: desa pakraman, banjar dan berbagai sekaa

dalam mewujudkan ketentraman, kedamaian, kenyamanan dan kerukunan

hidup bermasyarakat dalam kemajemukan, serta meminimalkan dampak

patologi sosial.

(3) Meningkatkan fungsi lembaga tradisional Bali yang ada dengan

mengedepankan kemandirian, sikap toleransi dan tenggang rasa, kepedulian

sosial, saling hormat menghormati dan meningkatkan rasa kekeluargaan

serta persaudaraan dalam konteks NKRI, Bhinneka Tunggal Ika dan

Pancasila.

Kebijakan umum Daerah Provinsi Bali dalam rangka pembangunan revolusi

mental yang berkaitan dengan peningkatan peran lembaga ekonomi danlembaga pendidikan telah bibahas dalam dimensi peningkatan daya saing

bangsa.

Penentuan Target Pencapaian Sasaran Nawacita di Provinsi BaliProvinsi Bali terdiri dari satu pulau utama, yaitu Pulau Bali dan beberapa pulau kecil

lainnya, yang luas wilayahnya secara keseluruhan adalah 5.636,66 km2 atau hanya 0,29 persendari luas wilayah Indonesia. Secara administrasi, Provinsi Bali terbagi menjadi 8 kabupaten, 1kota, 57 kecamatan, 715 desa/kelurahan, 1.480 desa pakraman (desa adat), dan 1.604 subaksawah serta 1.107 subak abian.

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, penduduk Bali berjumlah 3.890.757 jiwa,sedangkan jumlah penduduk pada Sensus Penduduk 2000 adalah 3.146.999 jiwa. Secara rata-rata pertumbuhan penduduk Bali dalam periode tahun 2000-2010 adalah 2,15% per tahun dantermasuk rangking 13 tertinggi di Indonesia. Mayoritas penduduk di Provinsi beragama Hindudengan falsafah kehidupan dengan konsep Tri Hita Karana Bali. Falsafan ini mengajarkankeseimbangan antara kebutuhan hubungan antar manusia dengan manusia lainnya, hubunganmanusia dengan alam lingkungannya, serta hubungan manusia dengan Tuhan.

Dengan falsafah tersebut, dalam RPJMD Provinsi Bali tahun 2013 -2018 PemerintahProvinsi Bali telah merealisasikan program revolusi mental dalam program pembangunanDaerah Bali melalui Visi dan Misi Bali Mandara Jilid 2. Pembangunan daerah melalui revolusimental di Provinsi Bali adalah perbaikan pada seluruh tatanan penyelenggara pemerintahandan pembangunan, serta perbaikan pada pola pikir dan perilaku seluruh komponen masyarakatyang sejalan dengan cita-cita dan semangat pembangunan nasional.

Visi dan Misi Bali Mandara Jilid 2 yang dilandasi 5 prinsip dasar pembangunan, yaitu:

Page 28: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 22EKPD

Peningkatan Pertumbuhan (Pro-Growth), Pengentasan Kemiskinan (Pro-Poor), PerluasanLapangan Kerja (Pro-job), dan pelesatrian lingkungan (Pro-environment) serta pengembangandan pelestarian kebudayaan (Pro-Culture). Program-program Bali Mandara pada hakekatnyamerupakan revolusi mental dengan perubahan dan perbaikan di seluruh aspek kehidupanmasyarakat dengan pola terintegrasi. Visi dan Misi Bali Mandara Jilid II ini diharapkan akandapat mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat Provinsi Bali dengan tetap mengacupada pencapaian tujuan nasional seperti diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945khususnya bagi masyarakat provinsi Bali, selaras dengan RPJM Nasional 2010-2014, danRPJPD Provinsi Bali 2005-2025.

Dengan dukungan berbagai lembaga dari tingkat pusat sampai ke daerah baik yangformal atau non formal serta masyarakat program pembangunan revolusi mental yangdijabarkan dalam sasaran nawacita akan berhasil dalam jangka waktu 4 tahun ke depan.

Adapun ringkasan sasaran Nawa Cita dan kegiatan pendukung pembangunan

revolusi mental di Provinsi Bali disajikan pada Tabel 2.1.

Page 29: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 23EKPD

A.2. Evaluasi Tematik Pembangunan Pariwisata di Provinsi BaliPerkembangan Kedatangan Wisatawan

Sebagai daerah tujuan wisata Pulau Bali sudah dikenal oleh wisatawan asing

pada tahun 1920-an. Dengan potensi kepariwisataan yang dimiliki Provinsi Bali, yaitu

panorama yang indah, keanekaragaman kesenian dan budaya, maka dalam sejak

dilaksanakannya program Pembangunan Lima Tahun Tahap I (1969 – 1974)

pembangunan ekonomi diletakkan pada sektor pertanian dan pengembangan

pariwisata serta industri kerajinan tangan. Pemberian prioritas pada sektor pariwisata

dalam program pembangunan di Provinsi Bali juga didasari pertimbangan karena luas

wilayah ini sangat sempit, yaitu hanya 0,29 persen dari wilayah Republik Indonesia. Di

samping itu, daerah ini tidak memiliki potensi sumber daya alam mineral dan energi,

serta kurang memungkinkannya pengembangan sektor industri pengolahan yang

berskala besar. Dengan semakin dikenalnya Bali sebagai salah satu daerah tujuan

wisata, menyebabkan Bali menjadi primadona bagi para wisatawan yang berkunjung

ke Indonesia. Hal ini terbukti dengan terus meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan

asing ke Bali, demikian juga andil terhadap pariwisata nasional juga meningkat.

Kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) yang datang ke Bali meningkat terus

sejak tahun 1969, kecuali disela penurunan pada tahun 2002 dan 2006 yang

disebabkan karena Bom Bali (lihat Gambar 2.1).

Perkembangan kedatangan wisatawan asing yang langsung ke Indonesia dan

Bali selama tahun 2010 - 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.1. Pada tahun 2010

kunjungan wisatawan ke Bali sebanyak 2.385.122 orang, mengalami pertumbuhan

sebesar 8,01 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selama tahun 2011,

2012, 2013, dan 2014 kunjungan wisatawan asing terus meningkat, dan pada tahun

2014 kunjungan wisatawan asing mencapai 3.766.638 orang atau dengan peningkatan

14,89 persen dari tahun 2013. Pada tahun 2010 andil kunjungan wisatawan asing ke

Bali sebesar 34,06 persen, dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 39,92 persen.

Gambar 2.1Kunjungan Wisman ke Bali, Tahun 1969 - 2014 (orang)

Page 30: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 24EKPD

Tabel 2.2Perkembangan Kunjungan Wisatawan Asing Langsung Ke Bali dan Indonesia, Tahun

2010 - 2014

Kunjungan Wisman ke Bali

Tahun Jumlah(orang)

Pertumbuhan(%)

KunjunganWisman keIndonesia(orang)

Andil BaliTerhadap

Indonesia (%)2010 2.385.122 8,01 7.002.944 34,06

2011 2.576.142 9,73 7.649.731 33,68

2012 2.826.709 4,34 8.044.462 35,14

2013 3.278.598 11,16 8.802.129 37,25

2014 3.766.638 14,89 9.435.411 39,92

Sumber: Biro Pusat Statistik, Tahun 2015 (diolah)

Pariwisata merupakan sektor penggerak lokomotip ekonomi di Bali, dengan

pariwisata seluruh perkembangan ekonomi kerakyatan di perdesaan dapat

berkembang dengan pesat di Bali. Pemerintah Provinsi Bali dalam menjaga

pertumbuhan pariwisata telah membuat berbagai program, baik program promosi di

dalam atau di luar negeri, juga melakukan program-program pemeliharaan dan

peningkatan kualitas sumberdaya pariwisata yang ada di Bali.

Tingkat capain kinerja dari program-program yang telah dilaksanakan dalam

bidang pariwisata dilakukan dengan melihat dari beberapa indikator diuraikan sebagai

berikut.

Page 31: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 25EKPD

1) Perkembangan kunjungan wisatawan manca negara selama tahun 2010

sampai tahun 2014 terus meningkat, pada tahun 2010 kunjungan wisatawan ke

Bali sebanyak 2.385.122 jiwa, dan pada tahun 2014 menjadi 3.766.638 jiwa,

2) Kunjungan wisatawan nusantara juga mengalami peningkatan dari tahun 2010

s/d tahun 2014. Pada tahun 2010 sebanyak 4.646.343 jiwa, sedangkan pada

tahun 2014 menjadi sebanyak 6.392.460 jiwa.

3) Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB dari tahun 2010 sd tahun 2014

juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 61,78%, pada tahun 2014

meningkat menjadi 66,29 %.

4) Rata-rata lama tinggal kunjungan wisatawan ke daerah Bali khususnya manca

pada tahun 2010 selama 9,49 hari, pada tahun 2014 selama selama 9,1 hari.

Wisatawan nusantara pada tahun 2010 memiliki lama tinggal rata-rata selama

4,20 hari, sedangkan pada tahun 2014 selama 3,6 hari.

Kunjungan Wisman berdasarkan negara asal seperti ditunjukkan pada Tabel

2.3 menunjukkan bahwa sumber utama Wisman masih berasal dari Asia, termasuk

juga anggota Asean.

Tabel 2.3Kunjungan Wisman di Provinsi Bali Menurut Negara Asal, Tahun 2013 dan 2014

Negara Asal 2013(orang)

2014(orang)

2013(%)

2014(%)

I. ASEAN 418.012 483.487 12,7 12,8Pertumbuhan (%) 11,89 15,66

1 Malaysia 199.223 223.205 6,1 5,92 Philippines 29.840 32.727 0,9 0,93 Singapore 138.397 178.174 4,2 4,74 Thailand 34.722 30.247 1,1 0,85 Lainnya 15.830 19.134 0,5 0,5

II. ASIA (Non Asean) 995.423 1.236.816 30,4 32,8Pertumbuhan (%) 19,32 24,25

1 Hongkong 37.414 35.552 1,1 0,92 India 64.421 88.049 2,0 2,33 Japan 208.115 217.159 6,3 5,84 South Korea 134.452 145.498 4,1 3,95 Taiwan 127.443 113.132 3,9 3,06 China 387.533 585.922 11,8 15,67 Lainnya 36.045 51.504 1,1 1,4

III. AMERIKA 164.666 177.940 5,0 4,7Pertumbuhan (%) 6,41 8,06

1 USA 105.863 111.610 3,2 3,0

Page 32: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 26EKPD

2 Canada 30.565 37.532 0,9 1,03 Lainnya 28.238 28.798 0,9 0,8

IV. EROPA 712.418 736.188 21,7 19,5Pertumbuhan (%) 12,14 3,34

1 France 125.065 128.288 3,8 3,42 Germany 99.508 105.467 3,0 2,83 Italy 28.755 30.762 0,9 0,84 Holland 72.275 76.082 2,2 2,05 Spain 19.949 22.789 0,6 0,66 Sweden 16.857 27.345 0,5 0,77 Switzerland 25.406 24.924 0,8 0,78 United Kingdom 122.406 127.013 3,7 3,49 Russia 79.330 72127 2,4 1,9

10 Lainnya 122867 121391 3,7 3,2 V. OSEANIA 892.615 1.050.422 27,2 27,9

Pertumbuhan (%) 3,8 17,681 Australia 826.385 988.786 25,2 26,32 New Zealand 57.520 58.142 1,8 1,53 Lainnya 8.710 3.494 0,3 0,1

VI. AFRIKA 19.385 18.137 0,6 0,5Pertumbuhan (%) 4,00 -6,44 0,0 (0,0)

1 South Africa 9.563 9.744 0,3 0,32 Egypt 2.060 2.798 0,1 0,13 Lainnya 7.762 5.595 0,2 0,1

VII. CREW 76.079 63.648 2,3 1,7Total : 3.278.598 3.766.638 100,0 100,0Pertumbuhan (%) 11,16 14,89

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali

Perkembangan Wisman berdasarkan benoa ditunjukkan pada Gambar 2.2

Tampak bahwa perkembangan yang paling besar bersumber dari Asia Pacifik, diikuti

oleh Eropa dan Amerika. Eropa merupakan pasar potensial bagi Wisman yang

berkualitas, apabila dilihat dari waktu masa tinggal dan pengeluaran selama mereka

tinggal di Bali.

Gambar 2.2Perkembangan Kedatangan Wisman ke Bali Berdasarkan Benua Asal,

Tahun 2000 - 2014

Page 33: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 27EKPD

Pada tahun 2014, sesuai perkembangan Wisman yang datang ke Bali,

pangsa pasar di dominasi oleh Asia (33.1%) tanpa Asean dan menjadi 46,2% apabila

digabung dengan Asean, diikuti oleh Eropa sebesar 19,8%. Bali harusnya bisa lebih

banyak mendatangkan Wisman dari Eropa yang memiliki karakteristik lebih

memberikan penghargaan pada budaya lokal.

Gambar 2.3Pangsa Pasar Wisman di Bali Menurut Negara Asal Tahun 2014

Arah Kebijakan Pengembangan PariwisataArah kebijakan pengembangan pariwisata di Provinsi Bali yang dituangkan

dalam RPJMD 2013 – 2018 dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu

selama periode tersebut. Berdasarkan analisis kekuatan dan potensi yang ada serta

memperhatikan ketersediaan pendanaan pembangunan maka arah kebijakan yang

diwujudkan dalam pelaksanaan prioritas program. Arah Kebijakan dalam

Page 34: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 28EKPD

Melaksanakan Strategi ”Peningkatan Pengembangan Pariwisata Budaya dan Ekonomi

Kreatif” tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut.

1) Pengembangan kepariwisataan yang berkualitas, berkelanjutan, berwawasan

lingkungan dan menjunjung kearifan lokal guna memperluas kesempatan kerja dan

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

2) Mengembangkan “pariwisata kerakyatan” yang dapat memberikan efek ganda

(multiflier effect) bagi sebagian besar masyarakat lokal Bali.

3) Melakukan demokratisasi usaha pariwisata, dalam rangka lebih memberdayakan

masyarakat lokal, seperti: memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal

melalui koperasi untuk mengelola peningkatan kontribusi dunia pariwisata terhadap

pelestarian budaya.

4) Menggali dan menemukan gagasan baru atau inovasi agar terjadi rejuvenation

atau penemuan kembali aktivitas kehidupan pariwisata, sehingga terhindar dari

stagnasi dan penurunan drastis (decline) kegiatan pariwisata.

5) Mewujudkan suasana dan kondisi yang kondusif bagi perkembangan industri

pariwisata Bali, yang didukung oleh bersinerginya berbagai komponen pariwisata.

6) Meningkatakan kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana, pemeliharaan

obyek baik keaslian maupun kebersihannya, menjaga kelestarian dan

keamanannya, memberdayakan dan memberikan manfaat sebesar-besarnya

kepada masyarakat sekitar obyek wisata sebagai penyangga utamanya.

7) Memberikan perlindungan dan insentif khusus kepada lembaga, perorangan,

pelaku pariwisata yang benar-benar mengabdikan dirinya pada kelestarian

pariwisata yang menjadi daya tarik wisatawan.

8) Peningkatan pengelolaan destinasi, pemasaran dan SDM pariwisata.

9) Pengembangan ekonomi kreatif.

Penentuan Target Pencapaian Sasaran Nawacita Pembangunan PariwisataProvinsi Bali

Pulau Bali sudah dikenal oleh wisatawan asing sebagai daerah tujuan wisata sejaktahun 1920-an. Dengan potensi kepariwisataan yang dimiliki Provinsi Bali, yaitu panoramayang indah, keanekaragaman kesenian dan budaya, maka dalam sejak 1969 – 1974pembangunan ekonomi diletakkan pada sektor pertanian dan pengembangan pariwisata sertaindustri kerajinan tangan. Dengan semakin dikenalnya Bali sebagai salah satu daerah tujuanwisata, menyebabkan Bali menjadi primadona bagi para wisatawan yang berkunjung keIndonesia. Hal ini terbukti dengan terus meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan asing keBali, demikian juga andil terhadap pariwisata nasional juga meningkat.

Pada tahun 2010 kunjungan wisatawan ke Bali sebanyak 2.385.122 orang, mengalamipertumbuhan sebesar 8,01 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selama tahun

Page 35: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 29EKPD

2011, 2012, 2013, dan 2014 kunjungan wisatawan asing terus meningkat, dan pada tahun 2014kunjungan wisatawan asing mencapai 3.766.638 orang atau dengan peningkatan 14,89 persendari tahun 2013. Pada tahun 2010 andil kunjungan wisatawan asing ke Bali sebesar 34,06persen, dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 39,92 persen.

Untuk mengakomodasi meningkatnya kunjungan wisatawan yang datang ke Bali, makaterus ditingkatkan jumlah dan kualitas pelayanan serta fasilitas penunjang pariwisata, antaralain peningkatan jumlah hotel dan kamar hotel. Pengembangan kawasan wisata danpembenahan pengelolaannya terus dilakukan. Di samping itu, pembangunan sektor pariwisatajuga terus didukung dengan pembangunan sektor lainnya seperti akses transportasi, informasidan komunikasi, serta fasilitas pendukung lainnya.

Dengan berbagai upaya tersebut diperkirakan kunjungan wisatawan asing dannusantara, serta devisa yang dihasilkan akan meningkat pada 5 tahun ke depan.Meningkatnya kunjungan wisatawan asing dan nusantara, serta devisa yang dihasilkandiperkirakan akan meningkatnya capaian kinerja sasaran Nawa Cita dari pembangunanpariwisata. Adapun perkiraan wisatawan asing dan nusantara, serta devisa yang dihasilkanditunjukkan berikut ini.

Target CapaianNo. Sasaran Satuan2015 2016 2017 2018 2019

1. Wisatawan Mancanegara Ribu orang 2.385 2.576 2.827 3.279 3.7672. Wisatawan Nusantara Ribu orang 4.646 5.675 6.064 6.977 6.392

Sasaran Nawa Cita: Prioritas Pembangunan Pariwisata

Berikut ini adalah sasaran Nawa Cita dari tiap prioritas dimensi pembangunan

pariwisata yang menitik beratkan pada infrastruktur, yaitu:

1. Akses transportasi

2. Akses informasi dan komunikasi

3. Pengembangan budaya lokal

4. Pengembangan dan pengelolaan kawasan pariwisata

5. Kualitas SDM masyarakat lokal

6. Ekonomi kreatif berbasis eco-tourism

7. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lokasi pariwisata

8. Kebijakan anggaran pembangunan pariwisata

9. Peningkatan jumlah investor nasional

1. Akses transportasiSektor pariwisata sering pula disebut sebagai motor penggerak perekonomian

Bali, karena sektor ini tidak hanya memberikan imbas ke depan (forward linkage) akan

tetapi juga imbas ke belakang (backward linkage). Kaitan antarsektor membutuhkan

Page 36: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 30EKPD

ketersediaan fasilitas-fasilitas pendukung seperti prasarana dan sarana transportasi.

Jenis fasilitas prasarana dan sarana transportasi yang akan dibahas berikut ini

mencakup (1) transportasi darat; (2) transportasi laut; dan (c) transportasi udara.

Masing-masing jenis fasilitas prasarana dan sarana transportasi tersebut akan dibahas

berturut-turut berikut ini.

a. Transportasi DaratFasilitas prasarana dan sarana transportasi darat mencakup dua subsistem,

yaitu prasarana dan sarana angkutan darat dan pelabuhan penyeberangan yang

merupakan jembatan apung untuk menghubungkan simpul kegiatan dari satu wilayah

ke wilayah lainnya yang dipisahkan oleh wilayah perairan.

(1) Prasarana dan Sarana Angkutan JalanJalan merupakan sarana vital dalam mendukung perkembangan suatu wilayah.

Kemudahan akses yang ditimbulkan oleh ketersediaan jalan secara otomatis akan

memberi dampak positif bagi kelangsungan transaksi perekonomian. Sesuai dengan

data Bali Dalam Angka tahun 2014 diperoleh keterangan bahwa panjang jalan di

Provinsi Bali pada tahun 2013 mencapai 7.844,02 km, meliputi jalan nasional 535,23 km,

jalan provinsi 860,53 km, dan jalan kabupaten 6.448,26 km. Dilihat dari kondisi

permukaan jalan secara keseluruhan dari jalan tersebut, yang dalam hal ini dibedakan

menjadi 4 (empat), yaitu (1) baik; (2) sedang; (3) rusak; dan (4) rusak berat.

Untuk menanggulangi kemacetan lalulintas pada jalur padat, pemerintah telah

menyelesaikan jalan baypass Tohpati-Kusamba. Mulai tahun 2012 pemerintah juga

telah membangun underpass di kawasan patung Dewa Ruci Kuta, dan jalan tol

Serangan-Nusa Dua.

Tabel 2.4Distribusi Panjang Jalan, Dirinci Menurut Status Jalan dan Kondisinya di

Provinsi Bali, 2013 (dalam km)

Kondisi JalanStatus Jalan Baik Sedang Rusak Rusak Berat JumlahNasional 491,13 36,70 4,10 3,30 535,23

Provinsi 366,48 317,89 176,16 - 860,53

Kabupaten 3.233,86 1.388,30 1.293,72 532,38 6.448,26

Total 2013 4.091,47 1.742,89 1.473,98 535,68 7.844,02

2012 3.360,75 2.012,51 1.654,92 537,82 7.566,00

2011 3.195,17 2.152,04 1.723,77 433,17 7.504,15

Page 37: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 31EKPD

2010 3.884,44 2.103,80 1.511,76 - 7.500,00

Sumber: Bali Dalam Angka 2014

Berkaitan dengan transportasi darat, berikut ini diungkapkan jenis dan

perkembangan sarana transportasi darat, yang meliputi (1) mobil penumpang; (2)

mobil gerobak (truck); (3) oto bis (buses); dan (4) sepeda motor. Mobil penumpang

masih dapat dirinci lagi menjadi jenis kendaraan seperti sedan, jeep, dan station

wagon. Demikian pula oto bis masih dapat dibedakan menjadi bis besar dan bis kecil.

Perkembangan jumlah dari masing-masing jenis sarana transportasi darat yang

diuraikan di atas disajikan pada Tabel 2.5.

Informasi yang dapat dipetik dari Tabel 2.5 menunjukkan bahwa jumlah

kendaraan bermotor di Provinsi Bali cenderung meningkat selama periode 2010 -

2013. Mobil penumpang yang terdiri dari sedan, jeep, bus, mini bus juga meningkat

selama periode tersebut. Di samping peningkatan jumlah mobil penumpang yang

menggambarkan kecenderungan peningkatan, fenomena yang tidak kalah menariknya

dari Tabel 2.4 adalah besarnya jumlah sarana transportasi darat jenis sepeda motor

pada tahun 2013 yang sudah mencapai sekitar dua setengah juta buah.

Tabel 2.5Perkembangan Jumlah dan Jenis Sarana Transportasi Darat di Provinsi Bali

Selama Periode 2010 - 2013 (buah)

Jumlah Sarana TransportasiJenis SaranaTransportasi 2010 2011 2012 2013

Sedan 29.037 38.862 39.214 39.844Jeep 31.501 38.037 39.136 41.574

Minibus 136.373 168.009 188.158 214.985

Bus 3.731 5.605 5.983 6.533Pic Up 46.033 61.173 70.115 78.720

Truk 19.721 26.989 30.169 35.217

Sepeda Motor 1.449.279 2.154.568 2.374.604 2.586.715Lainnya - 1.325 1.785 100

Jumlah 1.715.675 2.494.568 2.749.164 3.003.688Sumber: Bali Dalam Angka, 2011, 2012, 2013, dan 2014 (diolah).

Uraian di atas secara khusus mengupas jumlah bus yang melayani trayek

antar-kabupaten/kota di Provinsi Bali, dan sama sekali belum menyoroti banyaknya

bus yang melayani trayek antarprovinsi. Trayek antarprovinsi yang dilayani oleh bus

atau sarana transportasi darat di Provinsi Bali adalah Denpasar-Malang, Denpasar-

Jember. Denpasar- Surabaya, Denpasar-Yogyakarta, Denpasar-Jakarta, dan

Page 38: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 32EKPD

sebagainya. Bus atau sarana transportasi darat yang melayani arus mobilitas

penumpang antarprovinsi tidak hanya dilayani oleh perusahaan bus yang

berkedudukan di Bali, namun banyak juga dilakukan oleh perusahaan bus yang

berkedudukan di luar Bali.

Secara keseluruhan jumlah perusahaan angkutan yang melayani trayek antar-

provinsi pada tahun 2012 yang berkedudukan di Bali berjumlah 34 buah perusahaan.

Di samping itu terdapat banyak perusahaan angkutan yang berkedudukan di luar Bali.

Data pada tahun 2009 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 202 bus dengan daya

angkut seluruhnya sebanyak 6.060 orang penumpang. Sementara itu perusahaan

angkutan yang berkedudukan di Bali mengerahkan sebanyak 147 bus antarprovinsi

dengan total daya angkut sebanyak 5.648 orang penumpang.

b. Pelabuhan Angkutan PenyeberanganSesuai dengan fungsinya, di Provinsi Bali terdapat 3 (tiga) pelabuhan

penyeberangan yaitu pelabuhan penyeberangan Gilimanuk-Ketapang yang terletak di

ujung Barat Pulau Bali dan Padangbai–Lembar terletak di ujung Timur Pulau Bali, yang

merupakan pelabuhan penyeberangan lintas nasional serta pelabuhan penyeberangan

Nusa Penida-Gunaksa yang berfungsi untuk memperlancar arus lalu lintas dari Bali

daratan ke Pulau Nusa Penida.

c. Prasarana Angkutan LautPelabuhan yang difungsikan untuk melayani angkutan penumpang adalah

pelabuhan Benoa terletak di bagian Selatan Pulau Bali, dengan fasilitas dermaga

untuk peti kemas, umum, dan untuk cruise. Data muat penumpang mencapai

380.529 penumpang. Selain itu, pelabuhan benoa juga difungsikan sebagai

pelabuhan ikan dan ekspor dan impor dengan total tonase barang dan mencapai

1.093.462 ton.

Pelabuhan Tanah Ampo merupakan pelabuhan alami yang sudah dikenal

sejak lama yang sering dikunjungi oleh kapal-kapal pesiar Internasional.

Pembangunan Pelabuhan Kapal Cruise Tanah ampo ini akan menyeimbangkan

pembangun Bali selatan dengan Bali bagian timur. Pelabuhan Celukan Bawang

terletak di bagian Utara Pulau Bali. Sesuai dengan kondisi prasarana yang

tersedia, Pelabuhan Celukan Bawang hanya mampu untuk melayani kapal barang

dengan kapasitas maksimum 10.000 DWT atau setara dengan kapasitas kapal

penumpang 20.000 DWT.

Page 39: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 33EKPD

d. Prasarana Transportasi UdaraSarana dan prasarana angkutan udara di Bali ditunjang oleh keberadaan

Bandar Udara Ngurah Rai yang terletak di bagian Selatan Pulau Bali dan

berfungsi untuk pelayanan penerbangan domestik dan internasional, serta

lapangan terbang Letkol Wisnu yang terletak di bagian Utara Pulau Bali dan masih

berfungsi untuk pelayanan pesawat sejenis Cassa.

Bandara Internasional Ngurah Rai mempunyai luas area 295,30 ha.

Berdasarkan data sampai tahun 2007, jumlah prasarana yang tersedia di Bandara

Internasional Ngurah Rai mencakup landasan pacu (runway) 45X3.000 meter

untuk pendaratan dan tinggal landas pesawat terbang maksimum jenis B-747;

parallel taxiway 23X3.000 meter dan exit taxiway 7 buah; tempat parkir pesawat

(apron) seluas 214.457 m2 untuk target penerbangan 81.100 pergerakan pesawat

per tahun. Di samping itu juga tersedia terminal penumpang internasional seluas

63.246 m2 untuk target penumpang 6.100.000 orang per tahun, terminal

penumpang domestik seluas 10.250 m2 untuk target penumpang 3.400.000 orang

per tahun. Jumlah airlines yang beroperasi melalui Bandara Internasional Ngurah

Rai pada tahun 2007 terdiri atas 26 airlines penerbangan internasional ke 20 kota

tujuan dan 11 airlines domestik ke 16 kota tujuan.

Meningkatnya jumlah kunjungan wiswan yang akan datang ke Bali, tentunya

sudah diantisipasi melalui pengembangan Bandar Udara tersebut hingga mampu

menampung penumpang sampai 25 juta orang per tahun sampai dengan tahun

2025. Pemerintah Daerah sudah mengantisipasinya dengan rencana

pembangunan suatu bandar udara baru di daerah Bali Utara, mengingat kapasitas

bandar udara Ngurah Rai yang tidak dapat ditingkatkan lagi setelah

pengembangan ini, baik meliputi run way ataupun apron pesawat. Hal itulah yang

melandasi adanya kebijakan Pemerintah Provinsi Bali untuk Membangun Bandar

Udara Baru yang terintegrasi (multi airport system) di Kabupaten Buleleng.

2. Akses Komunikasi dan InformasiSelain fasilitas prasarana dan sarana transportasi, ketersediaan fasilitas

prasarana dan sarana telekomunikasi sangat penting dalam menunjang aktivitas

kepariwisataan. Prasarana dan sarana telekomunikasi yang ada di Provinsi Bali untuk

sambungan rumah dilayani oleh PT Telekomunikasi Indonesia Kandatel Bali. Hingga

Page 40: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 34EKPD

tahun 2010 telah dilayani oleh 27 lokasi STO yang memiliki kapasitas sentral

terpasang 202.809 sst dengan jumlah tersambung 180.778 sst.

Sarana telekomunikasi selain sambungan rumah, juga diselenggarakan dengan

menggunakan mobile phone atau telepon bergerak. Dewasa ini perkembangan

penggunaan mobile phone sangat pesat yang ditunjukkan oleh semakin banyaknya

penyelenggara/operator seluler yang beroperasi di wilayah Bali, baik yang

menggunakan sistem GSM maupun CDMA.

3. Pengembangan budaya lokalSebagai daerah tujuan wisata, keberhasilan pengembangan pariwisata di Bali

sudah dikenal secara luas dengan sebutan pariwisata budaya. Pengembangan

pariwisata telah memperkuat budaya lokal, seperti memperkuat ikatan sosial orang

Bali pada tradisi budaya. Hal ini banyak dilatarbelakangi oleh landasan falsafah Tri

Hita Karana, sehingga orang Bali yang selalu menjaga dan menjunjung tinggi

keseimbangan hidup sesuai dengan warisan filsafat leluhur yang terus masih

berlangsung di Bali.

Tri Hita Karana sebagai pola kehidupan masyarakat Bali yang dimaknai

sebagai tiga unsur yang menyebabkan kesejahteraan masyarakat yaitu; parhyangan,

pawongan, dan palemahan. Aspek parhyangan mempunyai makna keterikatan

manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa yang dilandasi

oleh nilai-nilai kehidupan masyarakat Bali yang religious. Aspek pawongan dimaknai

sebagai hubungan manusia dengan sesama di dalam kehidupan yang terorganisir di

dalam keluarga, warga, desa pekraman, kecamatan, lkabupaten/kota, dan provinsi

sebagai wadah interaksinya. Aspek palemahan dimaknai sebagai hubungan manusia

dengan lingkungannya. Ketiga aspek tersebut saling terkait dalam mewujudkan

keserasian dan keseimbangan.

Orang Bali memiliki kemampuan untuk melestarikan warisan budayanya dan

mempertegas identitas budayanya ketika mereka berhadapan dan berinteraksi

dengan para wisatawan yang membawa-serta budaya mereka masing-masing.

Penghasilan atau keuntungan yang diperoleh dari industri pariwisata telah

merangsang kreativitas orang Bali untuk menghidupkan kembali berbagai tradisi

budayanya yang terancam punah. Pariwisata justru telah menumbuhkan kesadaran

orang Bali akan pentingnya melindungi dan melestarikan kebudayaan mereka

sebagai asset penting dalam kemajuan industri pariwisata Bali. Kesadaran itu yang

Page 41: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 35EKPD

kemudian mendorong orang Bali untuk memperkuat jati diri dan ikatan sosialnya

dalam rangka usaha mereka untuk menjaga keberlanjutan tradisi serta budaya Bali.

Pelaksanaan Pekan Kesenian Bali (PKB) yang diselengggarakan setiap tahun

merupakan bukti dari cara pemerintah melestarikan budaya lokal sambil

melaksanakan promosi pariwisata. Imbauan pemerintah menggunakan style atau

khas Bali kepada pemilik bangunan gedung, toko, hotel dan restoran yang dibangun

di Bali juga merupakan upaya pelestarian budaya lokal.

Perda Pariwisata Budaya tahun 1991 yang diperbaharui menjadi Peraturan

Daerah Provinsi Bali Nomor 2 tahun 2012 tentang Kepariwisataan Budaya Bali telah

mengatur beberapa permasalah dalam pengembangan pariwisata di Provinsi Bali.

Antara lain tujuan pariwisata budaya diarahkan untuk usaha mempertahankan nilai

kebudayaan dan keindahan alam Bali, pembinaan dan pengembangan objek wisata,

tata cara pengusahaan objek wisata, peran serta masyarakat dan pembinaan

kepariwisataan dengan penekanan pelestarian budaya, bangunan dengan arsitektur

gaya-Bali. Di samping itu, pembinaan kebudayaan untuk mengikat nilai dan kelestarian

pariwisata budaya.

Page 42: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 36EKPD

4. Pengembangan dan pengelolaan kawasan pariwisata di Provinsi BaliSeperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa Perda Pariwisata Budaya tahun

1991 yang diperbaharui menjadi Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 tahun 2012

tentang Kepariwisataan Budaya Bali telah mengatur beberapa permasalah dalam

pengembangan pariwisata di Provinsi Bali, antara lain tujuan untuk pembinaan dan

pengembangan objek wisata, tata cara pengusahaan objek wisata, peran serta

masyarakat dan pembinaan kepariwisataan.

Dalam pasal 15 Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 tahun 2012

disebutkan bahwa Pemerintah Provinsi berkoordinasi dengan instansi terkait dalam

pengembangan daya tarik wisata. Pasal 16 juga menyebutkan bahwa pengelolaan

daya tarik wisata dapat dilakukan oleh Pemerintah Provinsi, desa pakraman, lembaga

tradisional, perorangan dan badan usaha. Untuk peningkatan mutu, pengelolaan, dan

pelayanan daya tarik wisata dilaksanakan penilaian secara berkala. Untuk dapat

terlaksananya proses penilaian tersebut ditetapkan standar mutu sarana, prasarana,

dan pelayanan daya tarik wisata dengan Peraturan Gubernur (Pasal 17).

Dalam pengembangan dan pengelolaan pariwisata Pemerintah Provinsi Bali

secara rinci mengaturnya dalam Pasal 27 Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2

tahun 2012 sebagai berikut.

Ayat 3 Setiap pengusaha pariwisata wajib:

a. melestarikan kebudayaan Bali, menjaga dan menghormati norma agama, adat

istiadat, budaya dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat setempat;

b. membangun sarana kepariwisataan dengan langgam arsitektur Bali atau

sekurang-kurangnya diperindah dengan menonjolkan ciri-ciri seni budaya

daerah Bali, tata ruang dan komponen-komponennya;

c. memberikan informasi yang akurat dan bertanggung jawab;

d. memberikan pelayanan yang tidak diskriminatif;

e. memberikan kenyamanan, keramahan, perlindungan keamanan, dan

keselamatan wisatawan;

f. memberikan jaminan asuransi kepada wisatawan dan tenaga kerja yang

melaksanakan kegiatan wisata beresiko tinggi;

g. mengembangkan kemitraan dengan usaha mikro, kecil dan koperasi setempat

yang saling memerlukan, memperkuat, dan menguntungkan;

h. mengutamakan penggunaan produk masyarakat setempat, terutama hasil

komoditas pertanian dan produk dalam negeri;

Page 43: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 37EKPD

i. meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan, pendidikan dan

sertifikasi;

j. berperan aktif dalam program pemberdayaan masyarakat;

k. mencegah segala bentuk perbuatan yang melanggar kesusilaan dan kegiatan

yang melanggar hukum di lingkungan tempat usahanya;

l. memelihara lingkungan yang sehat, asri dan bersih;

m. memelihara kelestarian lingkungan alam dan budaya;

n. menjaga citra daerah dan masyarakat melalui kegiatan usaha pariwisata yang

bertanggung jawab; dan

o. menerapkan standar usaha dan standar kompetensi sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Di Provinsi Bali ditetapkan 15 kawasan pariwisata terbuka seluas 99.226 ha

(18,0 persen luas daerah Bali) yang di dalamnya bisa terdapat kawasan pariwisata

yang bersifat tertutup dan berada di bawah satu badan pengelola. Luas daerah efektif

pariwisata untuk akomodasi dan fasilitas penunjang kepariwisataan adalah 12.497 ha

(2,2 persen luas daerah Bali). Kawasan-kawasan pariwisata terbuka tersebut tersebar

di berbagai wilayah kabupaten/kota, yaitu sebagai berikut.

(a) Kabupaten Jembrana: Kawasan Pariwisata Candikesuma dan Kawasan Pariwisata

Perancak;

(b) Kabupaten Tabanan: Kawasan Pariwisata Soka;

(c) Kota Denpasar: Kawasan Pariwisata Sanur;

(d) Kabupaten Badung: Kawasan Pariwisata Kuta, Kawasan Pariwisata Tuban, dan

Kawasan Pariwisata Nusa Dua;

(e) Kabupaten Gianyar: Kawaan Pariwisata Ubud dan Kawasan Pariwisata Lebih;

(f) Kabupaten Klungkung: Kawasan Pariwisata Nusa Penida;

(g) Kabupaten Karangasem: Kawasan Pariwisata Candidasa, Kawasan Pariwisata

Ujung, dan Kawasan Pariwisata Tulamben;

(h) Kabupaten Buleleng: Kawasan Pariwisata Kalibukbuk dan Kawasan Pariwisata

Batu Ampar.

Selain perencanaan yang dibuat oleh Provinsi Bali, pemerintah pusat membuat

pula perencanaan kawasan pariwisata yang disebut KSPN (Kawasan Strategis

Pariwisata Nasional), yang diatur dalam PP No. 50: 2011 (Ripparnas). Bali merupakan

salah satu destinasi pariwisata nasional seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4. Seperti

Page 44: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 38EKPD

ditunjukkan pada Tabel 2.4, daerah pariwisata di Bali sesuai KSPN meliputi 11

destinasi. Namun dari ke 11 destinasi tersebut ada dua destinasi yang mendapat

penolakan dari masyarakat, yaitu Taman Nasional Bali barat dan Kawasan Besakih,

karena Besakih merupakan kawasan suci dan Taman Nasional rentan terhadap

kerusakan lingkungan.

Gambar 2.4Peta Destinasi Pariwisata Bali

Tabel 2.4Daerah dan Atraksi Pariwisata

No Daerah Pariwisata Atraksi Pariwisata

1 Kuta – Sanur – Nusa Dua Kelautan/pantai, Flora dan Fauna, Situs sejarah,Situs persembahyangan

2 Bali Utara dan sekitarnya Pemandangan, Kelautan, Situs sejarah, Situspersembahyangan

3 Karangasem – Amuk dansekitarnya

Pemandangan, Kelautan/pantai, Flora dan Fauna,Situs sejarah, Situs persembahyangan

4 Menjangan – Pemuteran dansekitarnya

Pemandangan, Kelautan/pantai, Flora dan Fauna,Situs sejarah, Situs persembahyangan

5 Taman Nasional Bali Barat Pemandangan, Kelautan/pantai, Flora dan Fauna,Situs sejarah, Situs persembahyangan

6 Tulamben – Amed dansekitarnya

Kelautan, Perjalanan laut, Situs sejarah, Situspersembahyangan, Kerajinan, Museum

7 Bedugul dan sekitarnya Flora and Fauna Pemandangan, Situs sejarah,Situs persembahyangan

Page 45: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 39EKPD

8 Nusa Penida dan sekitarnya Pemandangan, kelautan/pantai, Taman laut9 Ubud dan sekitarnya Pemandangan, Situs sejarah, Situs

persembahyangan, Kerajinan, Flora dan Fauna,Festival budaya, Taman, MICE

10 Besakih – Mount Agung dansekitarnya

Pemandangan, Flora dan Fauna, Situs sejarah,Situs persembahyangan

11 Kintamanai – danau Batur Pemandangan, Tradisi lokal, Situs sejarah, Situspersembahyangan

5. Kualitas SDM pariwisata dari masyarakat lokalSalah satu prinisp pembangunan pariwisata adalah economically viable, yaitu

harus mampu meningkatkan pendapatan, memperluas kesempatan kerja dan

kesempatan berusaha, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan

pembangunan industri pariwisata di Bali menyebabkan tingkat penyerapan tenaga

kerja semakin tinggi, khususnya tenaga kerja lokal.

Dalam pengembangan pariwisata ada kecenderungan yang cukup menonjol

yakni tuntutan terhadap standarisasi kualitas produk dan pelayanan wisata,

khususnya dalam kegiatan pariwisata internasional. Permintaan yang sangat tinggi

dalam pasar wisata global adalah produk-produk langka dan unik yang bermutu

tinggi (highvalue production of unique commoditics). Semakin besarnya jumlah eco-

tourist dalam pasar wisatawan internasional dapat dijadikan petunjuk fenomena itu.

Untuk merespon kecenderungan itu, maka setiap daerah tujuan wisata

(destinasi) dituntut untuk mampu meningkatkan mutu sumberdaya manusia, karena

sesungguhnya kualitas SDM inilah yang diyakini secara langsung akan menentukan

mutu produk dan pelayanan wisata. Artinya, peningkatan kualitas SDM menjadi salah

satu kunci untuk memenangkan persaingan global yang semakin kompetitif.

Prasyarat untuk itu adalah sistem pendidikan dan pelatihan kepariwisataan yang

mendukung, penyusunan dan penerapan standar kompetensi tenaga kerja pariwisata.

Penyediaan SDM Pariwisata saat ini berasal dari SMK, SMU, pendidikan tinggi

dan balai latihan kerja. Bidang kejuruan pariwisata dan perhotelan diprogramkan pada

dua jenis SMK yaitu SMK di mana bidang studi pariwisata dan perhotelan merupakan

salah satu alternative yang ditawarkan SMK yang bersangkutan dan SMIP yang

merupakan SMK khusus menawarkan bidang studi pariwisata dan perhotelan. Untuk

mendukung peningkatan kualitas sumberdaya manusia di bidang pariwisata di Bali

telah berdiri Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bali, Fakultas Pariwisata Universitas

Udayana, dan beberapa perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

vocasional pada jenjang D1, D2, dan D3. Pada tingkat sekolah lanjutan atas juga telah

banyak menyelenggarakan bidang studi pariwisata dan perhotelan melalui sekolah

Page 46: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 40EKPD

kejuruan, yaitu SMK dan SMIP yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di provinsi

Bali.

Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di sektor pariwisata, secara

berkala pemerintah daerah dan Lembaga Swadaya Masyarakat mengadakan

pelatihan-pelatihan. Tenaga yang Kompeten dihasilkan oleh Lembaga Pelatihan Kerja

(LPK) yang menerapkan program Competency Based Training (CBT) atau Program

Berbasis Kompetensi (PBK) dimana pelatihannya akan menekankan pada kompetensi

kerja dan disesuaikan dengan kebutuhan kebutuhan pasar kerja. Disamping itu selain

mampu melatih LPK harus mampu menempatkan dan sertifikasi lulusannya atau yang

sering disebut Program Tree In One (Melatih, Mensertifikasi dan Menempatkan).

Pemerintah daerah juga melakukan proses sertifikasi kepada usaha dan pekerja

pariwisata untuk mendukung mutu produk pariwisata, pelayanan, dan pengelolaan

kepariwisataan dalam dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN atau

dikenal dengan ASEAN Economic Community (AEC) akan diberlakukan akhir tahun

2015. Dengan kondisi ini tentunya dibutuhkan langkah konkrit untuk menyiapkan diri

terutama terkait kompetensi SDM yang Kompeten agar bersaing dengan tenaga kerja

yang datang dari luar negeri. Setifikat Kompetensi diperoleh melalui Uji Kompetensi

yang dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).

6. Ekonomi kreatif berbasis eco-tourismEkowisata atau ekoturisme merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang

berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek

pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan

pendidikan. Ekowisata dimulai ketika dirasakan adanya dampak negatif pada kegiatan

pariwisata konvensional. Dampak negatif ini bukan hanya dikemukakan dan dibuktikan

oleh para ahli lingkungan tapi juga para budayawan, tokoh masyarakat dan pelaku

bisnis pariwisata itu sendiri. Dampak berupa kerusakan lingkungan, terpengaruhnya

budaya lokal secara tidak terkontrol, berkurangnya peran masyarakat setempat dan

persaingan bisnis yang mulai mengancam lingkungan, budaya dan ekonomi

masyarakat setempat.

Pembangunan pariwisata yang sangat pesat di Bali, merupakan salah satu

keberhasilan masyarakat Bali dalam mempertahankan sendi-sendi budaya lokal.

Pemerintah daerah akan proaktif memfasilitasi proses dan agenda pembangunan

yang dapat memelihara nilai-nilai budaya daerah, serta memberikan kesempatan

Page 47: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 41EKPD

ruang gerak yang lebih banyak untuk pembangunan yang berorientasi pada

pengembangan budaya lokal dan ekonomi kreatif.

7. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lokasi pariwisataDi samping aspek ekonomi, prinsip lain dari pembangunan pariwisata dituntut

mengaplikasikan socially acceptable, yaitu harus mampu mewujudkan keadilan sosial,

melestarikan serta memperkokoh jatidiri, kemandirian bangsa, memperkaya

kepribadian, mempertahankan nilai-nilai agama, serta berfungsi sebagai media

menciptakan ketertiban dan kedamaian dunia (objek wisata yang potensial, jika

dikelola dengan baik akan menyedot minat wisatawan manca negara untuk berkunjung,

berkumpul, saling mengenal dan menjalin persahabatan antar sesama).

Salah satu cara yang dapat digunakan dalam mengembangkan pariwisata

daerah adalah dengan konsep pengembangan pariwisata berbasis masyarakat.

Konsep ini digunakan sebagai alat untuk pemahaman terhadap lokasi dengan cara

belajar dari, untuk dan bersama dengan masyarakat untuk mengetahui, menganalisa,

dan mengevaluasi hambatan dan kesempatan melalui multidisiplin dan keahlian untuk

menyusun informasi dan pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhan.

Sesuai dengan Perda No. 2 tahun 2012 pengelolaan daya tarik wisata atau obyekwisata di Provinsi Bali diatur dalam pasal 16 yang mana dapat dilakukan olehPemerintah Provinsi, desa pakraman, lembaga tradisional, perorangan dan badanusaha. Keterlibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan pariwisata bertujuan agarmasyarakat tidak hanya menjadi objek tapi juga berperan selaku objek sehingga dapatmenikmati keuntungan yang optimal dari pengelolaan pariwisata, sehingga dapatmenambah sumber pendapatan masyarakat, dari biasanya, sumber pendapatan utamamasyarakat tetap seperti semula, misalnya pertanian, perkebunan atau nelayan.

8. Kebijakan anggaran pembangunan pariwisataDalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan kepariwisataan di

Provinsi Bali sumber utama pendanaannya adalah dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) Provinsi Bali. Lembaga lainnya yang berbentuk asosiasi

seperti ASITA dan PHRI juga telah banyak menyumbangkan dana, khususnya dalam

bidang promosi pariwisata.

Dalam rangka membangun sektor pariwisata di Provinsi Bali pemerintah dalam

melalui RPJMD 2013 – 2018 melakukan program-program pembangunan yang

dibiayai melalui APBD Provinsi Bali dengan rincian sebagai berikut:

Page 48: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 42EKPD

(1) Program pengembangan pemasaran pariwisata. Program ini memiliki sasaran

untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan asing

dengan terget 4,8 juta wisatawan pada tahun 2018. Total dana yang

disediakan untuk kegiatan tersebut sampai dengan tahun 2018 berjumlah Rp

14,646 milyar.

(2) Program pengembangan distinasi pariwisata. Jumlah desa yang menjadi

sasarannya adalah sebanyak 32 desa sampai dengan tahun 2018, dengan

total anggaran Rp 1,284 milyar.

(3) Program pengembangan kemitraan. Program ini merupakan kerjasama antar

lembaga, baik antar daerah provinsi, atau luar negeri. Dana yang disediakan

sampai dengan tahun 2018 berjumlah Rp 4,648 milyar.

(4) Program pengembangan jasa pariwisata. Program ini merupakan kegiatan

pengawasan usaha kepariwisataan untuk mengurangi persaingan tidak sehat

antar pelaku pariwisata dan tidak merugikan wisatawan. Total anggaran yang

disediakan untuk program ini sampai dengan tahun 2018 berjumlah Rp 3,27

milyar.

(5) Program pengembangan dan pengelolaan produk wisata. Program ini

dilaksanakan dengan melakukan pemilihan Jegeg Bagus masing-masing 9

pasangan per tahun. Jumlah anggaran yang disediakan sampai dengan tahun

2018 adalah Rp 3,923 milyar.

(6) Program pelayanan admisntrasi perkantoran. Jumlah anggaran yang

dialokasikan untuk program ini sampai dengan tahun 2018 adalah Rp 4,368

milyar.

(7) Program peningkatan prasarana dan sarana aparatur. Anggaran yang

disediakan untuk program ini sampai dengan tahun 2018 adalah Rp 5,515

milyar.

9. Peningkatan jumlah investor nasionalDalam pembangunan di sektor pariwisata, pemerintah mengharapkan

keterlibatan investor domestik. Investasi di dalam proses pertumbuhan ekonomi

memberikan peranan kunci, karena memiliki watak ganda melalui proses akselerasi

dan proses multipier.

Penanaman modal di Provinsi Bali, baik Penanaman Modal Asing (PMA) dan

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menunjukkan bahwa sektor pariwisata yang

Page 49: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 43EKPD

diwakili oleh sektor Perdagangan Hotel dan Restoran merupakan primadona

penanaman modal di Provinsi Bali, diikuti oleh sektor jasa.

Adapun ringkasan sasaran Nawa Cita dan kegiatan pendukung pembangunan

pariwisata di Provinsi Bali disajikan pada Tabel 2.5.No Sasaran Nawa Cita Kegiatan Pendukung Kementerian/

Lembaga1 Akses transportasi Pembangunan jalan dari Soka-

Tanah Lot, Beringkit – Mas danpembangunan bandara diBuleleng

Kemen PU,Pemda

2 Akses informasi dankomunikasi

Meningkatkan promosi pariwisatadan meningkatkan jaringaninternet ke seluruh kawasanwisata

Kemenpar,Kemenkominfo,Pemda

3 Pengembangan budaya lokal Pelestarian dan pengembangankebudayaan Bali denganmemperkuat kelembagaantradisional kemasyarakatan

Kemendikbud,Pemda

4 Pengembangan danpengelolaan kawasanpariwisata

Peningkatan kemampuanmanajemen pengelolaankawasan wisata sertapeningkatan fasilitas umum dikawasan wisata

Kemenpar,Kemen PU,Pemda

5 Kualitas SDM masyarakatlokal

Meningkatkan kualitas SDM danmeningkatkan penguasaan sertapenerapan IPTEK

Kemendikbud,KemenNaker,Pemda

6 Ekonomi kreatif berbasis eco-tourism

Program GerakanInterpreneurship (Kewirausahaan)dan daya saing pengusaha kecildan menengah

Kemenpar,KemenNaker,Pemda

7 Keterlibatan masyarakatdalam pengelolaan lokasipariwisata

Meningkatkan keterlibatanmasyarakat dalam pengelolaanlokasi pariwisata

Pemda Kab/Kota

8 Kebijakan anggaranpembangunan pariwisata

Meningkatkan anggaranpembangunan pariwisata

Kemenku,Kemenpar,Kemen PU,Pemda

9 Kebijakan investasi Menarik lebih banyak investordalam negeri

Pemprov, PemdaKab/Kota

Permasalah yang Dihadapi dalam Bidang PariwisataPermasalahan yang dihadapi dalam pembangunan pariwisata, al:

a. Indikasi penurunan lama tinggal wisatawan mancanegara, penurunan rata rata

pengeluaran wisman per orang/perhari, rata rata tingkat hunian hotel wisman. Hal

ini karena pariwisata sangat rentan terhadap berbagai isu seperti isu politik,

keamanan, kesehatan dan lain-lain baik disebabkan faktor internal maupun

eksternal.

Page 50: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 44EKPD

b. Pengembangan pariwisata banyak memerlukan sumberdaya alam khususnya

tanah dan air. Air semakin langka di Bali oleh karena meningkatkan kebutuhan

untuk hotel dan restoran. Hal ini dapat mengancam kelangsungan hidup sektor

pertanian. Dengan pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi dan pertumbuhan

sektor pariwisata yang pesat dibandingkan dengan persediaan air tanah yang

terpusat di Bali Selatan akan cenderung terjadi penurunan muka air tanah akibat

pengambilan yang berlebihan.

c. Alih fungsi lahan telah banyak terjadi, terutama untuk hotel dan restoran. Alih

fungsi lahan sawah yang terjadi di Bali dalam 11 tahun terakhir rata-rata sekitar

0,5% per tahun dan apabila dilihat lima tahun terakhir, terjadi penurunan alih

fungsi lahan sawah sebesar 0,18% pertahun. Alih fungsi lahan sawah ini

terutama terjadi di kabupaten yang memiliki pembangunan yang pesat akibat

perkembangan pariwisata, seperti di Kabupaten Badung, Gianyar, dan Kota

Denpasar. Perkembangan luas sawah di Bali ditunjukkan pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5Perkembangan Luas Sawah di Bali, Tahun 1998 - 2012

d. Pengembangan sektor pariwisata yang ada di Bali selama ini telah melahirkan

disparitas pembangunan ekonomi. Kabupaten/kota yang tergabung dalam

wilayah Sarbagita, yaitu Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan yang banyak

Page 51: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 45EKPD

memiliki akomodasi pariwisata memiliki pendapatan perkapita dan pertumbuhan

ekonomi yang relatif lebih tinggi, sementara di kabupaten lainnya yang tidak

banyak memiliki objek dan akomodasi wisata pendapatan per kapita dan tingkat

pertumbuhan ekonominya relatif lebih rendah. Disparitas dalam fasilitas

pariwisata khususnya akomodasi atau hotel ditunjukkan pada Tabel 2.6.

Tampak bahwa akomodasi paling banyak ada di Kabupaten Badung dan Kota

Denpasar, daerah yang sudah maju.

Tabel 2.6Akomodasi Pariwisata Menurut Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan

Perkapita Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, Tahun 2014

Pendapatan tinggi Pendapatan rendah

Pertumbuhan tinggiBADUNG,

DENPASAR(177*H, 723H)

BULELENGGIANYAR

(32*H, 602H)

Pertumbuhan rendah KLUNGKUNG(7*H, 96H)

JEMBERANA, BANGLITABANAN,

KARANGASEM(11*H, 395H)

Keterangan: * hotel bintang, H-hotel dan akomodasi pariwisata lainnya.

Pengembangan sektor pariwisata juga melahirkan disparitas pada investasi

baik secara sektoral maupun lokasi investasi per kabupaten kota. Ketimpangan ini

merupakan refleksi pembagian hasil-hasil pembangunan yang tidak merata yang

disebabkan terlalu terkonsentrasinya pembangunan di daerah atau kabupaten maju

serta terpusatnya pembangunan di sektor pariwisata di Bali Selatan dengan

mengabaikan perkembangan sektor lain, khususnya pertanian, dan kawasan Bali

lainnya, yaitu Bali Barat, Bali Utara, dan Bali Timur.

Ketimpangan sebagai dampak penerapan strategi pertumbuhan takseimbang

dapat dicermati dari konsentrasi investasi di daerah atau kabupaten pada tahun 2013,

yang tampak pada Tabel 2.7 sebagai berikut:

Tabel 2.7Investasi di Kabupaten Badung dan Kabupaten Lainnya

di Provinsi Bali, Tahun 2013

Wilayah Investasi PMA (%) Investasi PMDN (%)

Kab. Badung 83.1 38.4

Kab. Lainnya 16.9 61.6

Total 100.0 100.0

Page 52: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 46EKPD

Lebih dari 80 persen daripada investasi PMA berada di Kabupaten Badung,

kabupaten yang paling kaya dan maju. Hal yang sama untuk investasi PMDN, hampir

40 persen dari total ditanam di Kabupaten Badung, sementara delapan kabupaten dan

kota menerima sekitar 62 persen.

Ketimpangan dapat pula dilihat dari sektor dimana investasi di tanam pada tiga

sector utama. Tabel 6 menunjukkan bahwa lebih dari 95 persen dari total investasi di

tanamkan pada sektor tersier dimana salah satunya adalah pariwisata yang meliputi

akomodasi, transportasi, dan jasa lainnya. Dengan demikian, ketimpangan terjadi

secara sektoral ekonomi dan geografis dibawah kendali administrasi pemerintahan.

Kabupaten Badung merupakan kabupaten yang paling banyak menerima manfaat dari

investasi ini, diikuti oleh Kota Denpasar.

Tabel 2.8Investasi Menurut Tiga Sektor Utama di Provinsi Bali, Tahun 2014

SektorPMA

US$ribuPMDN

RpmilyarPMA(%)

PMDN(%)

Primer 315.0 4,134.6 0.1 0.1

Sekunder 15,648.6 159,605.1 4.0 2.1

Tersier 374,857.8 7,407,126.9 95.9 97.8

Total 390,821.4 7,570,866.6 100.0 100.0

Disparitas lainnya yang cukup tinggi adalah pada produktivitas tenaga kerja

antara sektor pertanian dan non-pertanian, dimana sektor non-pertanian didominasi

oleh pariwisata. Perbedaan ini membuat mereka yang bekerja di sektor pertanian, yaitu

generasi mudanya, ingin memburu mata pencaharian di sektor non-pertanian

(pariwisata). Gambar 6 menunjukkan perbedaan yang cukup besar tersebut.

Gambar 2.6Produktivitas Tenaga Kerja Pertanian dan Non-Pertanian (RpJuta/orang/tahun),

Tahun 2014

Page 53: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 47EKPD

e. Penduduk Miskin di Daerah Pariwisata

Masalah lain yang masih menonjol adalah masih adanya penduduk miskin di

daerah pariwisata. Penduduk miskin di Bali yang mencapai angka tidak lebih dari

5% merupakan ngka terendah di Indonesia. Persoalannya adalah bukannya

tingkat kemiskinan rendah, namun kenapa masih ada penduduk miskin di daerah

pariwisata yang bahkan sudah maju seperti Kabupaten Badung dan Kota

Denpasar. Sebagai gambaran umum, Tabel 2.9 menyajikan Kunjungan Wisman

dan Jumlah Pendduk Miskin.

Tabel 2.9Kunjungan Wisman dan Penduduk Miskin di Provinsi Bali,

Tahun 2000 - 2014

Tahun Kunjungan Wisman Penduduk Miskin

2000 1,376.80 176.82001 1,358.60 248.42002 1,286.60 221.82003 995.3 246.12004 1,460.40 231.92005 1,389.00 228.42006 1,262.50 243.52007 1,668.50 229.12008 2,085.10 215.72009 2,385.10 181.72010 2,576.10 174.92011 2,826.70 165.82012 2,949.30 166.92013 3,278.60 159.9

Sumber: BPS, beberapa terbitan

Penutup1. Pariwista telah membawa kemakmuran bagi masyarakat Bali. Demikian pula

pariwisata telah membawa perubahan-perubahan sosial dan budaya pada

masayarakat setempat.

2. Meskipun demikian, perkembangan pariwisata yang demikian pesat telah

meninggalkan sektor pertanian sehingga ketimpangan pembangunan terjadi

antara ke dua sektor tersebut.

3. Ketimpangan terjadi pula antar wilayah, yaitu wilayah selatan yang tergolong

maju pesat sedangkan wilayah lainnya tergolong relatif terbelakang.

Page 54: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 48EKPD

4. Penduduk miskin masih ada di daerah pariwisata yang tergolong maju seperti

di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar, disertai pertumbuhan penduduk

yang sangat pesat.

B. Data Sasaran Pokok RPJMN 2015-2019 untuk menyusun databaseTim EKPD Provinsi mengumpulkan data-data capaian kinerja pembangunan

provinsi berdasarkan indikator-indikator sasaran pokok RPJMN 2015-2019. Tim

Provinsi dapat bekerjasama dengan stakeholders terkait untuk melengkapi data yang

terdapat dalam sasaran pokok RPJMN 2015-2019 baik untuk capaian daerah maupun

dalam penyusunan rekomendasi target tahun-tahun yang akan datang. Adapun

sasaran Pokok RPJMN 2015-2019 ditunjukkan pada Tabel terlampir.

Page 55: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 23EKPD

Tabel 2.1.a Ringkasan Hasil Evaluasi Tematik Revolusi Mental

Prioritas Dimensi Pembangunan Revolusi MentalStakeholders

Nasional Provinsi Kab/KotaNo. Sasaran NawaCita

TargetProvinsi Bali

Kegiatan Pendukung DurasiPelaksanaan Pemerintah/

BUMNNon

pemerintahPemerintah/

BUMNNon

pemerintahPemerintah/

BUMNNon

pemerintah1) Meningkatkan

profesionalitas aparaturlembaga peradilan;

2016 - 2018 Kemenkum&HAM, Porli,Kejagung, KPK

Pemda Pemda

2) Penegakan hukumbekerjasama dengan DPRD,kepolisian, kejaksaan, TNI,lembaga tradisional, LSMdan masyarakat;

2016 – 2018 Kemenkum&HAM, Porli,Kejagung, KPK

Pemda,DPRD, Polisi,TNI

LSM,Masyarakat

Pemda,DPRD, Polisi,TNI

LSM,Masyarakat

1. Peningkatankepatuhan danpenegakanhukum danreformasibirokrasilembagaperadilan.

100 persentahun 2018

3) Sosialisasi produk-produkhukum

2016 – 2018 Kemenkum&HAM, Porli,Kejagung, KPK

Pemda, Polisi LSM,Masyarakat,Media masa

Pemda, Polisi LSM,Masyarakat,Media masa

1) Pendidikan politik yangteratur danberkesinambungan

2016 – 2018 Kemendagri,Kemen PAN,KPK,Kemendiknas

Pemda LSM,Masyarakat,Media masa

Pemda LSM,Masyarakat,Media masa

2. Perkuatankelembagaanpolitik danreformasibirokrasipemerintahan.

Pembinaanthd 996ormas, LSM,OKP

2) Meningkatkan kualitas danprofesionalisme aparatpemerintahan

2016 – 2018 Kemendagri,Kemen PAN,KPK,Kemendiknas

Pemda PerguruanTinggi

Pemda

Page 56: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 24EKPD

StakeholdersNasional Provinsi Kab/KotaNo. Sasaran Nawa

CitaTarget

Provinsi BaliKegiatan Pendukung Durasi

Pelaksanaan Pemerintah/BUMN

Nonpemerintah

Pemerintah/BUMN

Nonpemerintah

Pemerintah/BUMN

Nonpemerintah

1) Meningkatkan kuantitasmaupun kualitas sarana danprasarana, pemeliharaanobyek wisata

Kemen Par,Kemen PU

Pemda Pemda

2) Peningkatan pengelolaandestinasi, pemasaran danSDM pariwisata

2016 – 2018 Kemen Par,Kemen BUMN

Pemda Pemda

3) Pengembangan ekonomikreatif

2016 – 2018 Kemen Ekraf,Kemenindag,Kemenkop

Pemda Pemda

4) Meningkatkan jiwakewirausahaan masyarakat

2016 – 2018 Kemen Ekraf,Kemenindag,Kemenkop

Pemda Pemda

5) Peningkatan daya saingKoperasi dan UMKM

2016 – 2018 Kemen Ekraf,Kemenindag,Kemenkop

Pemda Pemda

3. Peningkatankemandirianekonomi dandaya saingbangsa.

Pertumbuhanekonomi 7,5 –8,5 persen,pertumbuhanekspor 12,5persen tahun2018

6) Penguatan kelembagaanpetani, memperbaiki aksespetani terhadap permodalan,teknologi, pemasaran danfasilitas penunjang lainnya

2016 – 2018 Kemen Ekraf,Kemenindag,Kemenkop

Pemda Pemda

Page 57: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 25EKPD

StakeholdersNasional Provinsi Kab/KotaNo. Sasaran Nawa

CitaTarget

Provinsi BaliKegiatan Pendukung Durasi

Pelaksanaan Pemerintah/BUMN

Nonpemerintah

Pemerintah/BUMN

Nonpemerintah

Pemerintah/BUMN

Nonpemerintah

1) Meningkatkan kualitas danakses pendidikan

Kemendikbud,Kem Ristek &Dikti,

Pemda Pemda

2) Meningkatkan penguasaandan penerapan IPTEK.

2016 – 2018 Kemendikbud,Kem Ristek &Dikti,

Pemda Pemda

3) Meningkatkan kualitassarana dan prasaranapendidikan termasukkualitas pengelolanya

2016 – 2018 Kemendikbud,Kem Ristek &Dikti,

Pemda CSR BUMD Pemda

4) Memberikan bea siswakepada penduduk yangkurang mampu

2016 – 2018 Kemendikbud,Kem Ristek &Dikti,

BUMN Pemda BUMD Pemda BUMD

4. Pembangunanpendidikanyang berkua-litas dankebudayaanyang memacudaya cipta daninovasi.

Target melekhuruf 90,92,RLS 9,97 tahun2018

5) Meningkatkan kualifikasiguru

2016 – 2018 Kemendikbud,Kem Ristek &Dikti,

Pemda Pemda

1) Pelestarian danpengembangankebudayaan Bali

2016 – 2018 Kemensos,Kemendikbud,,Kemen Desa,PDT

Pemda PerguruanTinggi

Pemda5. Pemanfaatanmodal sosialdan modalbudaya.

Targetpembinaan11.950 grupkesenian,terbangun 15gedungkesenian

2) Mengoptimalkan peran danfungsi lembaga tradisionalpenunjang kebudayaandaerah

2016 – 2018 Kemensos,Kemendikbud,,Kemen Desa,PDT

Pemda PerguruanTinggi, LSM

Pemda

Page 58: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 26EKPD

StakeholdersNasional Provinsi Kab/KotaNo. Sasaran Nawa

CitaTarget

Provinsi BaliKegiatan Pendukung Durasi

Pelaksanaan Pemerintah/BUMN

Nonpemerintah

Pemerintah/BUMN

Nonpemerintah

Pemerintah/BUMN

Nonpemerintah

3) Pemberian pendidikankepribadian dan peneguhanjati diri bangsa yangterintegrasi dalam semuamata pelajaran

2016 - 2018 Kemendikbud,Kemenag,Kemendagri,Kemensos

Pemda PerguruanTinggi, LSM

Pemda6. Pengembangankepribadiandanpeneguhan jatidiri bangsa.

4) Pembiasaan perilakuberbudaya dalamkehidupan di lingkunganlembaga pendidikan

2016 – 2018 Kemendikbud,Kemenag,Kemendagri,Kemensos

Pemda LSM Pemda

1) Memotivasi wargamasyarakat untukmemanfaatkan potensiyang dimiliki untukkemajuan ekonomi

2016 – 2018 Kemendikbud,Kemenag,Kemendagri,Kemensos,Kemenkominfo,Kemen PP & PA,BKKBN,

Pemda MajelisAgung DesaPekraman(MADP),PHDI, LSM

Pemda MajelisMadya DesaPekraman(MMDP),LSM

7. Peningkatanperan lembagasosial, agama,keluarga danmedia publik.

Targetpembinaanterhadap 996LSM, Ormasdan OKP

2) Meningkatkan peranpemerintahan desa dankelurahan dalampemberdayaan masyarakat

2016 – 2018 Kemendikbud,Kemenag,Kemendagri,Kemensos,Kemenkominfo,Kemen PP & PA,BKKBN,

Pemda MADP Pemda MMDP

Page 59: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 27EKPD

StakeholdersNasional Provinsi Kab/KotaNo. Sasaran Nawa

CitaTarget

Provinsi BaliKegiatan Pendukung Durasi

Pelaksanaan Pemerintah/BUMN

Nonpemerintah

Pemerintah/BUMN

Nonpemerintah

Pemerintah/BUMN

Nonpemerintah

3) Mengoptimalkan kerjasamadengan lembagapendidikan, LSM, Mediamassa untuk peningkatankecerdasan dankedewasaan masyarakatdalam berpolitik, melaluipendidikan politik yangteratur danberkesinambungan

2016 – 2018 Kemendikbud,Kemenag,Kemendagri,Kemensos,Kemenkominfo,Kemen PP & PA,BKKBN,

Pemda LSM Pemda LSM

4) Mengoptimalkan peran danfungsi lembaga tradisionalpenunjang kebudayaandaerah

2016 – 2018 Kemendikbud,Kemenag,Kemendagri,Kemensos,Kemenkominfo,Kemen PP & PA,BKKBN,

Pemda LSM Pemda LSM

Page 60: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 28EKPD

Tabel 2.1.b Ringkasan Hasil Evaluasi Tematik Revolusi Mental

Prioritas Dimensi Pembangunan Revolusi MentalKendala dan RekomendasiNo. Sasaran Nawa

CitaTargetProvinsi Bali

Kegiatan Pendukung DurasiPelaksanaan Pendanaan Regulasi Kelembagaan Lainnya

1) Meningkatkan profesionalitasaparatur lembaga peradilan;

2016 - 2018 Agak sulitmerealisasianggaran

Bukan merupakan urusanwajib daerah

2) Penegakan hukum bekerjasamadengan DPRD, kepolisian,kejaksaan, TNI, lembagatradisional, LSM dan masyarakat;

2016 – 2018

1. Peningkatankepatuhan danpenegakanhukum danreformasibirokrasilembagaperadilan.

100 persentahun 2018

3) Sosialisasi produk-produk hukum 2016 – 2018

1) Pendidikan politik yang teratur danberkesinambungan

2016 – 20182. Perkuatankelembagaanpolitik danreformasibirokrasipemerintahan.

Pembinaanthd 996ormas, LSM,OKP 2) Meningkatkan kualitas dan

profesionalisme aparatpemerintahan

2016 – 2018

1) Meningkatkan kuantitas maupunkualitas sarana dan prasarana,pemeliharaan obyek wisata

2016 – 2018 Terbatasnyaanggaran pemdauntuk prasarandan saranapariwisata

2) Peningkatan pengelolaan destinasi,pemasaran dan SDM pariwisata

2016 – 2018 Kurang terkordinasi nyaantar pelaku pariwisatadalam melakukan promosi

3) Pengembangan ekonomi kreatif 2016 – 2018 Kurang jaringan kerjasamaUKM

3. Peningkatankemandirianekonomi dandaya saingbangsa.

Pertumbuhanekonomi 7,5 –8,5 persen,pertumbuhanekspor 12,5persen tahun2018

4) Meningkatkan jiwa kewirausahaanmasyarakat

2016 – 2018 Meningkatnyatenaga kerja asingdi Bali

Page 61: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 29EKPD

Prioritas Dimensi Pembangunan Revolusi MentalKendala dan RekomendasiNo. Sasaran Nawa

CitaTargetProvinsi Bali

Kegiatan Pendukung DurasiPelaksanaan Pendanaan Regulasi Kelembagaan Lainnya

5) Peningkatan daya saing Koperasidan UMKM

2016 – 2018 Akses modalUMKM rendah

6) Penguatan kelembagaan petani,memperbaiki akses petaniterhadap permodalan, teknologi,pemasaran dan fasilitas penunjanglainnya

2016 – 2018 Petani kurang termotivasikarena Luas garapanpetani kurang dari 0,5 ha.

Tingginya alihfungsi lahan

1) Meningkatkan kualitas dan aksespendidikan

2016 – 2018 Sekolah jauh daripemukimanwarga. Dayatampung SLP/SLAmasih terbatas

2) Meningkatkan penguasaan danpenerapan IPTEK.

2016 – 2018

3) Meningkatkan kualitas sarana danprasarana pendidikan termasukkualitas pengelolanya

2016 – 2018 Masih ada Kab/kota yang anggar-an pendidikannyakurang 20%

4) Memberikan bea siswa kepadapenduduk yang kurang mampu

2016 – 2018 Biaya sekolahmasih belumterjangkau olehmasy. Miskin

Apresiasi orangtua masihrendah, shgmasih mempe-kerjakan anakusia sekolah

4. Pembangunanpendidikanyang berkua-litas dankebudayaanyang memacudaya cipta daninovasi.

Target melekhuruf 90,92,RLS 9,97 tahun2018

5) Meningkatkan kualifikasi guru 2016 – 2018

Page 62: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 30EKPD

Prioritas Dimensi Pembangunan Revolusi MentalKendala dan RekomendasiNo. Sasaran Nawa

CitaTargetProvinsi Bali

Kegiatan Pendukung DurasiPelaksanaan Pendanaan Regulasi Kelembagaan Lainnya

1) Pelestarian dan pengembangankebudayaan Bali

2016 – 20185. Pemanfaatanmodal sosialdan modalbudaya.

Targetpembinaan11.950 grupkesenian,terbangun 15gedungkesenian

2) Mengoptimalkan peran dan fungsilembaga tradisional penunjangkebudayaan daerah

2016 – 2018

1) Pemberian pendidikan kepribadiandan peneguhan jati diri bangsayang terintegrasi dalam semuamata pelajaran

2016 – 20186. Pengembangankepribadiandanpeneguhan jatidiri bangsa. 2) Pembiasaan perilaku berbudaya

dalam kehidupan di lingkunganlembaga pendidikan

2016 – 2018

1) Memotivasi warga masyarakatuntuk memanfaatkan potensi yangdimiliki untuk kemajuan ekonomi

2016 – 2018

2) Meningkatkan peranpemerintahan desa dan kelurahandalam pemberdayaan masyarakat

2016 – 2018

3) Mengoptimalkan kerjasamadengan lembaga pendidikan, LSM,Media massa untuk peningkatankecerdasan dan kedewasaanmasyarakat dalam berpolitik,melalui pendidikan politik yangteratur dan berkesinambungan.

2016 – 2018

7. Peningkatanperan lembagasosial, agama,keluarga danmedia publik.

Targetpembinaanterhadap 996LSM, Ormasdan OKP

4) Mengoptimalkan peran dan fungsilembaga tradisional penunjangkebudayaan daerah

2016 – 2018

Page 63: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 31EKPD

Page 64: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 31EKPD

A.2. Evaluasi Tematik Pembangunan Pariwisata di Provinsi BaliPerkembangan Kedatangan Wisatawan

Sebagai daerah tujuan wisata Pulau Bali sudah dikenal oleh wisatawan asing

pada tahun 1920-an. Dengan potensi kepariwisataan yang dimiliki Provinsi Bali, yaitu

panorama yang indah, keanekaragaman kesenian dan budaya, maka dalam sejak

dilaksanakannya program Pembangunan Lima Tahun Tahap I (1969 – 1974)

pembangunan ekonomi diletakkan pada sektor pertanian dan pengembangan

pariwisata serta industri kerajinan tangan. Pemberian prioritas pada sektor pariwisata

dalam program pembangunan di Provinsi Bali juga didasari pertimbangan karena luas

wilayah ini sangat sempit, yaitu hanya 0,29 persen dari wilayah Republik Indonesia. Di

samping itu, daerah ini tidak memiliki potensi sumber daya alam mineral dan energi,

serta kurang memungkinkannya pengembangan sektor industri pengolahan yang

berskala besar. Dengan semakin dikenalnya Bali sebagai salah satu daerah tujuan

wisata, menyebabkan Bali menjadi primadona bagi para wisatawan yang berkunjung

ke Indonesia. Hal ini terbukti dengan terus meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan

asing ke Bali, demikian juga andil terhadap pariwisata nasional juga meningkat.

Kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) yang datang ke Bali meningkat terus

sejak tahun 1969, kecuali disela penurunan pada tahun 2002 dan 2006 yang

disebabkan karena Bom Bali (lihat Gambar 2.1).

Perkembangan kedatangan wisatawan asing yang langsung ke Indonesia dan

Bali selama tahun 2010 - 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.1. Pada tahun 2010

kunjungan wisatawan ke Bali sebanyak 2.385.122 orang, mengalami pertumbuhan

sebesar 8,01 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selama tahun 2011,

2012, 2013, dan 2014 kunjungan wisatawan asing terus meningkat, dan pada tahun

2014 kunjungan wisatawan asing mencapai 3.766.638 orang atau dengan peningkatan

14,89 persen dari tahun 2013. Pada tahun 2010 andil kunjungan wisatawan asing ke

Bali sebesar 34,06 persen, dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 39,92 persen.

Gambar 2.1Kunjungan Wisman ke Bali, Tahun 1969 - 2014 (orang)

Page 65: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 32EKPD

Tabel 2.2Perkembangan Kunjungan Wisatawan Asing Langsung Ke Bali dan Indonesia, Tahun

2010 - 2014

Kunjungan Wisman ke Bali

Tahun Jumlah(orang)

Pertumbuhan(%)

KunjunganWisman keIndonesia(orang)

Andil BaliTerhadap

Indonesia (%)2010 2.385.122 8,01 7.002.944 34,06

2011 2.576.142 9,73 7.649.731 33,68

2012 2.826.709 4,34 8.044.462 35,14

2013 3.278.598 11,16 8.802.129 37,25

2014 3.766.638 14,89 9.435.411 39,92

Sumber: Biro Pusat Statistik, Tahun 2015 (diolah)

Pariwisata merupakan sektor penggerak lokomotip ekonomi di Bali, dengan

pariwisata seluruh perkembangan ekonomi kerakyatan di perdesaan dapat

berkembang dengan pesat di Bali. Pemerintah Provinsi Bali dalam menjaga

pertumbuhan pariwisata telah membuat berbagai program, baik program promosi di

dalam atau di luar negeri, juga melakukan program-program pemeliharaan dan

peningkatan kualitas sumberdaya pariwisata yang ada di Bali.

Tingkat capain kinerja dari program-program yang telah dilaksanakan dalam

bidang pariwisata dilakukan dengan melihat dari beberapa indikator diuraikan sebagai

berikut.

Page 66: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 33EKPD

1) Perkembangan kunjungan wisatawan manca negara selama tahun 2010

sampai tahun 2014 terus meningkat, pada tahun 2010 kunjungan wisatawan ke

Bali sebanyak 2.385.122 jiwa, dan pada tahun 2014 menjadi 3.766.638 jiwa,

2) Kunjungan wisatawan nusantara juga mengalami peningkatan dari tahun 2010

s/d tahun 2014. Pada tahun 2010 sebanyak 4.646.343 jiwa, sedangkan pada

tahun 2014 menjadi sebanyak 6.392.460 jiwa.

3) Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB dari tahun 2010 sd tahun 2014

juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 61,78%, pada tahun 2014

meningkat menjadi 66,29 %.

4) Rata-rata lama tinggal kunjungan wisatawan ke daerah Bali khususnya manca

pada tahun 2010 selama 9,49 hari, pada tahun 2014 selama selama 9,1 hari.

Wisatawan nusantara pada tahun 2010 memiliki lama tinggal rata-rata selama

4,20 hari, sedangkan pada tahun 2014 selama 3,6 hari.

Kunjungan Wisman berdasarkan negara asal seperti ditunjukkan pada Tabel

2.3 menunjukkan bahwa sumber utama Wisman masih berasal dari Asia, termasuk

juga anggota Asean.

Tabel 2.3Kunjungan Wisman di Provinsi Bali Menurut Negara Asal, Tahun 2013 dan 2014

Negara Asal 2013(orang)

2014(orang)

2013(%)

2014(%)

I. ASEAN 418.012 483.487 12,7 12,8Pertumbuhan (%) 11,89 15,66

1 Malaysia 199.223 223.205 6,1 5,92 Philippines 29.840 32.727 0,9 0,93 Singapore 138.397 178.174 4,2 4,74 Thailand 34.722 30.247 1,1 0,85 Lainnya 15.830 19.134 0,5 0,5

II. ASIA (Non Asean) 995.423 1.236.816 30,4 32,8Pertumbuhan (%) 19,32 24,25

1 Hongkong 37.414 35.552 1,1 0,92 India 64.421 88.049 2,0 2,33 Japan 208.115 217.159 6,3 5,84 South Korea 134.452 145.498 4,1 3,95 Taiwan 127.443 113.132 3,9 3,06 China 387.533 585.922 11,8 15,67 Lainnya 36.045 51.504 1,1 1,4

III. AMERIKA 164.666 177.940 5,0 4,7Pertumbuhan (%) 6,41 8,06

1 USA 105.863 111.610 3,2 3,0

Page 67: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 34EKPD

2 Canada 30.565 37.532 0,9 1,03 Lainnya 28.238 28.798 0,9 0,8

IV. EROPA 712.418 736.188 21,7 19,5Pertumbuhan (%) 12,14 3,34

1 France 125.065 128.288 3,8 3,42 Germany 99.508 105.467 3,0 2,83 Italy 28.755 30.762 0,9 0,84 Holland 72.275 76.082 2,2 2,05 Spain 19.949 22.789 0,6 0,66 Sweden 16.857 27.345 0,5 0,77 Switzerland 25.406 24.924 0,8 0,78 United Kingdom 122.406 127.013 3,7 3,49 Russia 79.330 72127 2,4 1,9

10 Lainnya 122867 121391 3,7 3,2 V. OSEANIA 892.615 1.050.422 27,2 27,9

Pertumbuhan (%) 3,8 17,681 Australia 826.385 988.786 25,2 26,32 New Zealand 57.520 58.142 1,8 1,53 Lainnya 8.710 3.494 0,3 0,1

VI. AFRIKA 19.385 18.137 0,6 0,5Pertumbuhan (%) 4,00 -6,44 0,0 (0,0)

1 South Africa 9.563 9.744 0,3 0,32 Egypt 2.060 2.798 0,1 0,13 Lainnya 7.762 5.595 0,2 0,1

VII. CREW 76.079 63.648 2,3 1,7Total : 3.278.598 3.766.638 100,0 100,0Pertumbuhan (%) 11,16 14,89

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali

Perkembangan Wisman berdasarkan benoa ditunjukkan pada Gambar 2.2

Tampak bahwa perkembangan yang paling besar bersumber dari Asia Pacifik, diikuti

oleh Eropa dan Amerika. Eropa merupakan pasar potensial bagi Wisman yang

berkualitas, apabila dilihat dari waktu masa tinggal dan pengeluaran selama mereka

tinggal di Bali.

Pada tahun 2014, sesuai perkembangan Wisman yang datang ke Bali,

pangsa pasar di dominasi oleh Asia (33.1%) tanpa Asean dan menjadi 46,2% apabila

digabung dengan Asean, diikuti oleh Eropa sebesar 19,8%. Bali harusnya bisa lebih

banyak mendatangkan Wisman dari Eropa yang memiliki karakteristik lebih

memberikan penghargaan pada budaya lokal.

Page 68: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 35EKPD

Gambar 2.2Perkembangan Kedatangan Wisman ke Bali Berdasarkan Benua Asal,

Tahun 2000 - 2014

Gambar 2.3Pangsa Pasar Wisman di Bali Menurut Negara Asal Tahun 2014

Arah Kebijakan Pengembangan PariwisataArah kebijakan pengembangan pariwisata di Provinsi Bali yang dituangkan

dalam RPJMD 2013 – 2018 dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu

selama periode tersebut. Berdasarkan analisis kekuatan dan potensi yang ada serta

memperhatikan ketersediaan pendanaan pembangunan maka arah kebijakan yang

diwujudkan dalam pelaksanaan prioritas program. Arah Kebijakan dalam

Melaksanakan Strategi ”Peningkatan Pengembangan Pariwisata Budaya dan Ekonomi

Kreatif” tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut.

Page 69: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 36EKPD

1) Pengembangan kepariwisataan yang berkualitas, berkelanjutan, berwawasan

lingkungan dan menjunjung kearifan lokal guna memperluas kesempatan kerja dan

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

2) Mengembangkan “pariwisata kerakyatan” yang dapat memberikan efek ganda

(multiflier effect) bagi sebagian besar masyarakat lokal Bali.

3) Melakukan demokratisasi usaha pariwisata, dalam rangka lebih memberdayakan

masyarakat lokal, seperti: memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal

melalui koperasi untuk mengelola peningkatan kontribusi dunia pariwisata terhadap

pelestarian budaya.

4) Menggali dan menemukan gagasan baru atau inovasi agar terjadi rejuvenation

atau penemuan kembali aktivitas kehidupan pariwisata, sehingga terhindar dari

stagnasi dan penurunan drastis (decline) kegiatan pariwisata.

5) Mewujudkan suasana dan kondisi yang kondusif bagi perkembangan industri

pariwisata Bali, yang didukung oleh bersinerginya berbagai komponen pariwisata.

6) Meningkatakan kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana, pemeliharaan

obyek baik keaslian maupun kebersihannya, menjaga kelestarian dan

keamanannya, memberdayakan dan memberikan manfaat sebesar-besarnya

kepada masyarakat sekitar obyek wisata sebagai penyangga utamanya.

7) Memberikan perlindungan dan insentif khusus kepada lembaga, perorangan,

pelaku pariwisata yang benar-benar mengabdikan dirinya pada kelestarian

pariwisata yang menjadi daya tarik wisatawan.

8) Peningkatan pengelolaan destinasi, pemasaran dan SDM pariwisata.

9) Pengembangan ekonomi kreatif.

Penentuan Target Pencapaian Sasaran Nawacita Pembangunan PariwisataProvinsi Bali

Pulau Bali sudah dikenal oleh wisatawan asing sebagai daerah tujuan wisata sejaktahun 1920-an. Dengan potensi kepariwisataan yang dimiliki Provinsi Bali, yaitu panoramayang indah, keanekaragaman kesenian dan budaya, maka dalam sejak 1969 – 1974pembangunan ekonomi diletakkan pada sektor pertanian dan pengembangan pariwisata sertaindustri kerajinan tangan. Dengan semakin dikenalnya Bali sebagai salah satu daerah tujuanwisata, menyebabkan Bali menjadi primadona bagi para wisatawan yang berkunjung keIndonesia. Hal ini terbukti dengan terus meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan asing keBali, demikian juga andil terhadap pariwisata nasional juga meningkat.

Pada tahun 2010 kunjungan wisatawan ke Bali sebanyak 2.385.122 orang, mengalamipertumbuhan sebesar 8,01 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selama tahun2011, 2012, 2013, dan 2014 kunjungan wisatawan asing terus meningkat, dan pada tahun 2014kunjungan wisatawan asing mencapai 3.766.638 orang atau dengan peningkatan 14,89 persendari tahun 2013. Pada tahun 2010 andil kunjungan wisatawan asing ke Bali sebesar 34,06

Page 70: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 37EKPD

persen, dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 39,92 persen.Untuk mengakomodasi meningkatnya kunjungan wisatawan yang datang ke Bali, maka

terus ditingkatkan jumlah dan kualitas pelayanan serta fasilitas penunjang pariwisata, antaralain peningkatan jumlah hotel dan kamar hotel. Pengembangan kawasan wisata danpembenahan pengelolaannya terus dilakukan. Di samping itu, pembangunan sektor pariwisatajuga terus didukung dengan pembangunan sektor lainnya seperti akses transportasi, informasidan komunikasi, serta fasilitas pendukung lainnya.

Dengan berbagai upaya tersebut diperkirakan kunjungan wisatawan asing dannusantara, serta devisa yang dihasilkan akan meningkat pada 5 tahun ke depan.Meningkatnya kunjungan wisatawan asing dan nusantara, serta devisa yang dihasilkandiperkirakan akan meningkatnya capaian kinerja sasaran Nawa Cita dari pembangunanpariwisata. Adapun perkiraan wisatawan asing dan nusantara, serta devisa yang dihasilkanditunjukkan berikut ini.

Target CapaianNo. Sasaran Satuan2015 2016 2017 2018 2019

1. Wisatawan Mancanegara Ribu orang 2.385 2.576 2.827 3.279 3.7672. Wisatawan Nusantara Ribu orang 4.646 5.675 6.064 6.977 6.392

Sasaran Nawa Cita: Prioritas Pembangunan Pariwisata

Berikut ini adalah sasaran Nawa Cita dari tiap prioritas dimensi pembangunan

pariwisata yang menitik beratkan pada infrastruktur, yaitu:

1. Akses transportasi

2. Akses informasi dan komunikasi

3. Pengembangan budaya lokal

4. Pengembangan dan pengelolaan kawasan pariwisata

5. Kualitas SDM masyarakat lokal

6. Ekonomi kreatif berbasis eco-tourism

7. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lokasi pariwisata

8. Kebijakan anggaran pembangunan pariwisata

9. Peningkatan jumlah investor nasional

1. Akses transportasiSektor pariwisata sering pula disebut sebagai motor penggerak perekonomian

Bali, karena sektor ini tidak hanya memberikan imbas ke depan (forward linkage) akan

tetapi juga imbas ke belakang (backward linkage). Kaitan antarsektor membutuhkan

ketersediaan fasilitas-fasilitas pendukung seperti prasarana dan sarana transportasi.

Jenis fasilitas prasarana dan sarana transportasi yang akan dibahas berikut ini

Page 71: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 38EKPD

mencakup (1) transportasi darat; (2) transportasi laut; dan (c) transportasi udara.

Masing-masing jenis fasilitas prasarana dan sarana transportasi tersebut akan dibahas

berturut-turut berikut ini.

a. Transportasi DaratFasilitas prasarana dan sarana transportasi darat mencakup dua subsistem,

yaitu prasarana dan sarana angkutan darat dan pelabuhan penyeberangan yang

merupakan jembatan apung untuk menghubungkan simpul kegiatan dari satu wilayah

ke wilayah lainnya yang dipisahkan oleh wilayah perairan.

(1) Prasarana dan Sarana Angkutan JalanJalan merupakan sarana vital dalam mendukung perkembangan suatu wilayah.

Kemudahan akses yang ditimbulkan oleh ketersediaan jalan secara otomatis akan

memberi dampak positif bagi kelangsungan transaksi perekonomian. Sesuai dengan

data Bali Dalam Angka tahun 2014 diperoleh keterangan bahwa panjang jalan di

Provinsi Bali pada tahun 2013 mencapai 7.844,02 km, meliputi jalan nasional 535,23 km,

jalan provinsi 860,53 km, dan jalan kabupaten 6.448,26 km. Dilihat dari kondisi

permukaan jalan secara keseluruhan dari jalan tersebut, yang dalam hal ini dibedakan

menjadi 4 (empat), yaitu (1) baik; (2) sedang; (3) rusak; dan (4) rusak berat.

Untuk menanggulangi kemacetan lalulintas pada jalur padat, pemerintah telah

menyelesaikan jalan baypass Tohpati-Kusamba. Mulai tahun 2012 pemerintah juga

telah membangun underpass di kawasan patung Dewa Ruci Kuta, dan jalan tol

Serangan-Nusa Dua.

Tabel 2.4Distribusi Panjang Jalan, Dirinci Menurut Status Jalan dan Kondisinya di

Provinsi Bali, 2013 (dalam km)

Kondisi JalanStatus Jalan Baik Sedang Rusak Rusak Berat JumlahNasional 491,13 36,70 4,10 3,30 535,23

Provinsi 366,48 317,89 176,16 - 860,53

Kabupaten 3.233,86 1.388,30 1.293,72 532,38 6.448,26

Total 2013 4.091,47 1.742,89 1.473,98 535,68 7.844,02

2012 3.360,75 2.012,51 1.654,92 537,82 7.566,00

2011 3.195,17 2.152,04 1.723,77 433,17 7.504,15

2010 3.884,44 2.103,80 1.511,76 - 7.500,00

Sumber: Bali Dalam Angka 2014

Page 72: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 39EKPD

Berkaitan dengan transportasi darat, berikut ini diungkapkan jenis dan

perkembangan sarana transportasi darat, yang meliputi (1) mobil penumpang; (2)

mobil gerobak (truck); (3) oto bis (buses); dan (4) sepeda motor. Mobil penumpang

masih dapat dirinci lagi menjadi jenis kendaraan seperti sedan, jeep, dan station

wagon. Demikian pula oto bis masih dapat dibedakan menjadi bis besar dan bis kecil.

Perkembangan jumlah dari masing-masing jenis sarana transportasi darat yang

diuraikan di atas disajikan pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5Perkembangan Jumlah dan Jenis Sarana Transportasi Darat di Provinsi Bali

Selama Periode 2010 - 2013 (buah)

Jumlah Sarana TransportasiJenis SaranaTransportasi 2010 2011 2012 2013

Sedan 29.037 38.862 39.214 39.844

Jeep 31.501 38.037 39.136 41.574

Minibus 136.373 168.009 188.158 214.985

Bus 3.731 5.605 5.983 6.533Pic Up 46.033 61.173 70.115 78.720

Truk 19.721 26.989 30.169 35.217

Sepeda Motor 1.449.279 2.154.568 2.374.604 2.586.715Lainnya - 1.325 1.785 100

Jumlah 1.715.675 2.494.568 2.749.164 3.003.688Sumber: Bali Dalam Angka, 2011, 2012, 2013, dan 2014 (diolah).

Informasi yang dapat dipetik dari Tabel 2.5 menunjukkan bahwa jumlah

kendaraan bermotor di Provinsi Bali cenderung meningkat selama periode 2010 -

2013. Mobil penumpang yang terdiri dari sedan, jeep, bus, mini bus juga meningkat

selama periode tersebut. Di samping peningkatan jumlah mobil penumpang yang

menggambarkan kecenderungan peningkatan, fenomena yang tidak kalah menariknya

dari Tabel 2.4 adalah besarnya jumlah sarana transportasi darat jenis sepeda motor

pada tahun 2013 yang sudah mencapai sekitar dua setengah juta buah.

Uraian di atas secara khusus mengupas jumlah bus yang melayani trayek

antar-kabupaten/kota di Provinsi Bali, dan sama sekali belum menyoroti banyaknya

bus yang melayani trayek antarprovinsi. Trayek antarprovinsi yang dilayani oleh bus

atau sarana transportasi darat di Provinsi Bali adalah Denpasar-Malang, Denpasar-

Jember. Denpasar- Surabaya, Denpasar-Yogyakarta, Denpasar-Jakarta, dan

sebagainya. Bus atau sarana transportasi darat yang melayani arus mobilitas

Page 73: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 40EKPD

penumpang antarprovinsi tidak hanya dilayani oleh perusahaan bus yang

berkedudukan di Bali, namun banyak juga dilakukan oleh perusahaan bus yang

berkedudukan di luar Bali.

Secara keseluruhan jumlah perusahaan angkutan yang melayani trayek antar-

provinsi pada tahun 2012 yang berkedudukan di Bali berjumlah 34 buah perusahaan.

Di samping itu terdapat banyak perusahaan angkutan yang berkedudukan di luar Bali.

Data pada tahun 2009 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 202 bus dengan daya

angkut seluruhnya sebanyak 6.060 orang penumpang. Sementara itu perusahaan

angkutan yang berkedudukan di Bali mengerahkan sebanyak 147 bus antarprovinsi

dengan total daya angkut sebanyak 5.648 orang penumpang.

b. Pelabuhan Angkutan PenyeberanganSesuai dengan fungsinya, di Provinsi Bali terdapat 3 (tiga) pelabuhan

penyeberangan yaitu pelabuhan penyeberangan Gilimanuk-Ketapang yang terletak di

ujung Barat Pulau Bali dan Padangbai–Lembar terletak di ujung Timur Pulau Bali, yang

merupakan pelabuhan penyeberangan lintas nasional serta pelabuhan penyeberangan

Nusa Penida-Gunaksa yang berfungsi untuk memperlancar arus lalu lintas dari Bali

daratan ke Pulau Nusa Penida.

c. Prasarana Angkutan LautPelabuhan yang difungsikan untuk melayani angkutan penumpang adalah

pelabuhan Benoa terletak di bagian Selatan Pulau Bali, dengan fasilitas dermaga

untuk peti kemas, umum, dan untuk cruise. Data muat penumpang mencapai

380.529 penumpang. Selain itu, pelabuhan benoa juga difungsikan sebagai

pelabuhan ikan dan ekspor dan impor dengan total tonase barang dan mencapai

1.093.462 ton.

Pelabuhan Tanah Ampo merupakan pelabuhan alami yang sudah dikenal

sejak lama yang sering dikunjungi oleh kapal-kapal pesiar Internasional.

Pembangunan Pelabuhan Kapal Cruise Tanah ampo ini akan menyeimbangkan

pembangun Bali selatan dengan Bali bagian timur. Pelabuhan Celukan Bawang

terletak di bagian Utara Pulau Bali. Sesuai dengan kondisi prasarana yang

tersedia, Pelabuhan Celukan Bawang hanya mampu untuk melayani kapal barang

dengan kapasitas maksimum 10.000 DWT atau setara dengan kapasitas kapal

penumpang 20.000 DWT.

Page 74: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 41EKPD

d. Prasarana Transportasi UdaraSarana dan prasarana angkutan udara di Bali ditunjang oleh keberadaan

Bandar Udara Ngurah Rai yang terletak di bagian Selatan Pulau Bali dan

berfungsi untuk pelayanan penerbangan domestik dan internasional, serta

lapangan terbang Letkol Wisnu yang terletak di bagian Utara Pulau Bali dan masih

berfungsi untuk pelayanan pesawat sejenis Cassa.

Bandara Internasional Ngurah Rai mempunyai luas area 295,30 ha.

Berdasarkan data sampai tahun 2007, jumlah prasarana yang tersedia di Bandara

Internasional Ngurah Rai mencakup landasan pacu (runway) 45X3.000 meter

untuk pendaratan dan tinggal landas pesawat terbang maksimum jenis B-747;

parallel taxiway 23X3.000 meter dan exit taxiway 7 buah; tempat parkir pesawat

(apron) seluas 214.457 m2 untuk target penerbangan 81.100 pergerakan pesawat

per tahun. Di samping itu juga tersedia terminal penumpang internasional seluas

63.246 m2 untuk target penumpang 6.100.000 orang per tahun, terminal

penumpang domestik seluas 10.250 m2 untuk target penumpang 3.400.000 orang

per tahun. Jumlah airlines yang beroperasi melalui Bandara Internasional Ngurah

Rai pada tahun 2007 terdiri atas 26 airlines penerbangan internasional ke 20 kota

tujuan dan 11 airlines domestik ke 16 kota tujuan.

Meningkatnya jumlah kunjungan wiswan yang akan datang ke Bali, tentunya

sudah diantisipasi melalui pengembangan Bandar Udara tersebut hingga mampu

menampung penumpang sampai 25 juta orang per tahun sampai dengan tahun

2025. Pemerintah Daerah sudah mengantisipasinya dengan rencana

pembangunan suatu bandar udara baru di daerah Bali Utara, mengingat kapasitas

bandar udara Ngurah Rai yang tidak dapat ditingkatkan lagi setelah

pengembangan ini, baik meliputi run way ataupun apron pesawat. Hal itulah yang

melandasi adanya kebijakan Pemerintah Provinsi Bali untuk Membangun Bandar

Udara Baru yang terintegrasi (multi airport system) di Kabupaten Buleleng.

2. Akses Komunikasi dan InformasiSelain fasilitas prasarana dan sarana transportasi, ketersediaan fasilitas

prasarana dan sarana telekomunikasi sangat penting dalam menunjang aktivitas

kepariwisataan. Prasarana dan sarana telekomunikasi yang ada di Provinsi Bali untuk

sambungan rumah dilayani oleh PT Telekomunikasi Indonesia Kandatel Bali. Hingga

tahun 2010 telah dilayani oleh 27 lokasi STO yang memiliki kapasitas sentral

terpasang 202.809 sst dengan jumlah tersambung 180.778 sst.

Page 75: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 42EKPD

Sarana telekomunikasi selain sambungan rumah, juga diselenggarakan dengan

menggunakan mobile phone atau telepon bergerak. Dewasa ini perkembangan

penggunaan mobile phone sangat pesat yang ditunjukkan oleh semakin banyaknya

penyelenggara/operator seluler yang beroperasi di wilayah Bali, baik yang

menggunakan sistem GSM maupun CDMA.

3. Pengembangan budaya lokalSebagai daerah tujuan wisata, keberhasilan pengembangan pariwisata di Bali

sudah dikenal secara luas dengan sebutan pariwisata budaya. Pengembangan

pariwisata telah memperkuat budaya lokal, seperti memperkuat ikatan sosial orang

Bali pada tradisi budaya. Hal ini banyak dilatarbelakangi oleh landasan falsafah Tri

Hita Karana, sehingga orang Bali yang selalu menjaga dan menjunjung tinggi

keseimbangan hidup sesuai dengan warisan filsafat leluhur yang terus masih

berlangsung di Bali.

Tri Hita Karana sebagai pola kehidupan masyarakat Bali yang dimaknai

sebagai tiga unsur yang menyebabkan kesejahteraan masyarakat yaitu; parhyangan,

pawongan, dan palemahan. Aspek parhyangan mempunyai makna keterikatan

manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa yang dilandasi

oleh nilai-nilai kehidupan masyarakat Bali yang religious. Aspek pawongan dimaknai

sebagai hubungan manusia dengan sesama di dalam kehidupan yang terorganisir di

dalam keluarga, warga, desa pekraman, kecamatan, lkabupaten/kota, dan provinsi

sebagai wadah interaksinya. Aspek palemahan dimaknai sebagai hubungan manusia

dengan lingkungannya. Ketiga aspek tersebut saling terkait dalam mewujudkan

keserasian dan keseimbangan.

Orang Bali memiliki kemampuan untuk melestarikan warisan budayanya dan

mempertegas identitas budayanya ketika mereka berhadapan dan berinteraksi

dengan para wisatawan yang membawa-serta budaya mereka masing-masing.

Penghasilan atau keuntungan yang diperoleh dari industri pariwisata telah

merangsang kreativitas orang Bali untuk menghidupkan kembali berbagai tradisi

budayanya yang terancam punah. Pariwisata justru telah menumbuhkan kesadaran

orang Bali akan pentingnya melindungi dan melestarikan kebudayaan mereka

sebagai asset penting dalam kemajuan industri pariwisata Bali. Kesadaran itu yang

kemudian mendorong orang Bali untuk memperkuat jati diri dan ikatan sosialnya

dalam rangka usaha mereka untuk menjaga keberlanjutan tradisi serta budaya Bali.

Page 76: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 43EKPD

Pelaksanaan Pekan Kesenian Bali (PKB) yang diselengggarakan setiap tahun

merupakan bukti dari cara pemerintah melestarikan budaya lokal sambil

melaksanakan promosi pariwisata. Imbauan pemerintah menggunakan style atau

khas Bali kepada pemilik bangunan gedung, toko, hotel dan restoran yang dibangun

di Bali juga merupakan upaya pelestarian budaya lokal.

Perda Pariwisata Budaya tahun 1991 yang diperbaharui menjadi Peraturan

Daerah Provinsi Bali Nomor 2 tahun 2012 tentang Kepariwisataan Budaya Bali telah

mengatur beberapa permasalah dalam pengembangan pariwisata di Provinsi Bali.

Antara lain tujuan pariwisata budaya diarahkan untuk usaha mempertahankan nilai

kebudayaan dan keindahan alam Bali, pembinaan dan pengembangan objek wisata,

tata cara pengusahaan objek wisata, peran serta masyarakat dan pembinaan

kepariwisataan dengan penekanan pelestarian budaya, bangunan dengan arsitektur

gaya-Bali. Di samping itu, pembinaan kebudayaan untuk mengikat nilai dan kelestarian

pariwisata budaya.

4. Pengembangan dan pengelolaan kawasan pariwisata di Provinsi BaliSeperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa Perda Pariwisata Budaya tahun

1991 yang diperbaharui menjadi Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 tahun 2012

tentang Kepariwisataan Budaya Bali telah mengatur beberapa permasalah dalam

pengembangan pariwisata di Provinsi Bali, antara lain tujuan untuk pembinaan dan

pengembangan objek wisata, tata cara pengusahaan objek wisata, peran serta

masyarakat dan pembinaan kepariwisataan.

Dalam pasal 15 Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 tahun 2012

disebutkan bahwa Pemerintah Provinsi berkoordinasi dengan instansi terkait dalam

pengembangan daya tarik wisata. Pasal 16 juga menyebutkan bahwa pengelolaan

daya tarik wisata dapat dilakukan oleh Pemerintah Provinsi, desa pakraman, lembaga

tradisional, perorangan dan badan usaha. Untuk peningkatan mutu, pengelolaan, dan

pelayanan daya tarik wisata dilaksanakan penilaian secara berkala. Untuk dapat

terlaksananya proses penilaian tersebut ditetapkan standar mutu sarana, prasarana,

dan pelayanan daya tarik wisata dengan Peraturan Gubernur (Pasal 17).

Dalam pengembangan dan pengelolaan pariwisata Pemerintah Provinsi Bali

secara rinci mengaturnya dalam Pasal 27 Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2

tahun 2012 sebagai berikut.

Ayat 3 Setiap pengusaha pariwisata wajib:

Page 77: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 44EKPD

a. melestarikan kebudayaan Bali, menjaga dan menghormati norma agama, adat

istiadat, budaya dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat setempat;

b. membangun sarana kepariwisataan dengan langgam arsitektur Bali atau

sekurang-kurangnya diperindah dengan menonjolkan ciri-ciri seni budaya

daerah Bali, tata ruang dan komponen-komponennya;

c. memberikan informasi yang akurat dan bertanggung jawab;

d. memberikan pelayanan yang tidak diskriminatif;

e. memberikan kenyamanan, keramahan, perlindungan keamanan, dan

keselamatan wisatawan;

f. memberikan jaminan asuransi kepada wisatawan dan tenaga kerja yang

melaksanakan kegiatan wisata beresiko tinggi;

g. mengembangkan kemitraan dengan usaha mikro, kecil dan koperasi setempat

yang saling memerlukan, memperkuat, dan menguntungkan;

h. mengutamakan penggunaan produk masyarakat setempat, terutama hasil

komoditas pertanian dan produk dalam negeri;

i. meningkatkan kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan, pendidikan dan

sertifikasi;

j. berperan aktif dalam program pemberdayaan masyarakat;

k. mencegah segala bentuk perbuatan yang melanggar kesusilaan dan kegiatan

yang melanggar hukum di lingkungan tempat usahanya;

l. memelihara lingkungan yang sehat, asri dan bersih;

m. memelihara kelestarian lingkungan alam dan budaya;

n. menjaga citra daerah dan masyarakat melalui kegiatan usaha pariwisata yang

bertanggung jawab; dan

o. menerapkan standar usaha dan standar kompetensi sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Di Provinsi Bali ditetapkan 15 kawasan pariwisata terbuka seluas 99.226 ha

(18,0 persen luas daerah Bali) yang di dalamnya bisa terdapat kawasan pariwisata

yang bersifat tertutup dan berada di bawah satu badan pengelola. Luas daerah efektif

pariwisata untuk akomodasi dan fasilitas penunjang kepariwisataan adalah 12.497 ha

(2,2 persen luas daerah Bali). Kawasan-kawasan pariwisata terbuka tersebut tersebar

di berbagai wilayah kabupaten/kota, yaitu sebagai berikut.

(a) Kabupaten Jembrana: Kawasan Pariwisata Candikesuma dan Kawasan PariwisataPerancak;

Page 78: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 45EKPD

(b) Kabupaten Tabanan: Kawasan Pariwisata Soka;(c) Kota Denpasar: Kawasan Pariwisata Sanur;(d) Kabupaten Badung: Kawasan Pariwisata Kuta, Kawasan Pariwisata Tuban, dan

Kawasan Pariwisata Nusa Dua;(e) Kabupaten Gianyar: Kawaan Pariwisata Ubud dan Kawasan Pariwisata Lebih;(f) Kabupaten Klungkung: Kawasan Pariwisata Nusa Penida;(g) Kabupaten Karangasem: Kawasan Pariwisata Candidasa, Kawasan Pariwisata

Ujung, dan Kawasan Pariwisata Tulamben;(h) Kabupaten Buleleng: Kawasan Pariwisata Kalibukbuk dan Kawasan Pariwisata

Batu Ampar.

Selain perencanaan yang dibuat oleh Provinsi Bali, pemerintah pusat membuatpula perencanaan kawasan pariwisata yang disebut KSPN (Kawasan StrategisPariwisata Nasional), yang diatur dalam PP No. 50: 2011 (Ripparnas). Bali merupakansalah satu destinasi pariwisata nasional seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4. Sepertiditunjukkan pada Tabel 2.4, daerah pariwisata di Bali sesuai KSPN meliputi 11destinasi. Namun dari ke 11 destinasi tersebut ada dua destinasi yang mendapatpenolakan dari masyarakat, yaitu Taman Nasional Bali barat dan Kawasan Besakih,karena Besakih merupakan kawasan suci dan Taman Nasional rentan terhadapkerusakan lingkungan.

Gambar 2.4Peta Destinasi Pariwisata Bali

Page 79: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 46EKPD

Tabel 2.4Daerah dan Atraksi Pariwisata

No Daerah Pariwisata Atraksi Pariwisata

1 Kuta – Sanur – Nusa Dua Kelautan/pantai, Flora dan Fauna, Situs sejarah,Situs persembahyangan

2 Bali Utara dan sekitarnya Pemandangan, Kelautan, Situs sejarah, Situspersembahyangan

3 Karangasem – Amuk dansekitarnya

Pemandangan, Kelautan/pantai, Flora dan Fauna,Situs sejarah, Situs persembahyangan

4 Menjangan – Pemuteran dansekitarnya

Pemandangan, Kelautan/pantai, Flora dan Fauna,Situs sejarah, Situs persembahyangan

5 Taman Nasional Bali Barat Pemandangan, Kelautan/pantai, Flora dan Fauna,Situs sejarah, Situs persembahyangan

6 Tulamben – Amed dansekitarnya

Kelautan, Perjalanan laut, Situs sejarah, Situspersembahyangan, Kerajinan, Museum

7 Bedugul dan sekitarnya Flora and Fauna Pemandangan, Situs sejarah,Situs persembahyangan

8 Nusa Penida dan sekitarnya Pemandangan, kelautan/pantai, Taman laut9 Ubud dan sekitarnya Pemandangan, Situs sejarah, Situs

persembahyangan, Kerajinan, Flora dan Fauna,Festival budaya, Taman, MICE

10 Besakih – Mount Agung dansekitarnya

Pemandangan, Flora dan Fauna, Situs sejarah,Situs persembahyangan

11 Kintamanai – danau Batur Pemandangan, Tradisi lokal, Situs sejarah, Situspersembahyangan

5. Kualitas SDM pariwisata dari masyarakat lokalSalah satu prinisp pembangunan pariwisata adalah economically viable, yaitu

harus mampu meningkatkan pendapatan, memperluas kesempatan kerja dan

kesempatan berusaha, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan

pembangunan industri pariwisata di Bali menyebabkan tingkat penyerapan tenaga

kerja semakin tinggi, khususnya tenaga kerja lokal.

Dalam pengembangan pariwisata ada kecenderungan yang cukup menonjol

yakni tuntutan terhadap standarisasi kualitas produk dan pelayanan wisata,

khususnya dalam kegiatan pariwisata internasional. Permintaan yang sangat tinggi

dalam pasar wisata global adalah produk-produk langka dan unik yang bermutu

tinggi (highvalue production of unique commoditics). Semakin besarnya jumlah eco-

tourist dalam pasar wisatawan internasional dapat dijadikan petunjuk fenomena itu.

Untuk merespon kecenderungan itu, maka setiap daerah tujuan wisata

(destinasi) dituntut untuk mampu meningkatkan mutu sumberdaya manusia, karena

sesungguhnya kualitas SDM inilah yang diyakini secara langsung akan menentukan

mutu produk dan pelayanan wisata. Artinya, peningkatan kualitas SDM menjadi salah

satu kunci untuk memenangkan persaingan global yang semakin kompetitif.

Page 80: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 47EKPD

Prasyarat untuk itu adalah sistem pendidikan dan pelatihan kepariwisataan yang

mendukung, penyusunan dan penerapan standar kompetensi tenaga kerja pariwisata.

Penyediaan SDM Pariwisata saat ini berasal dari SMK, SMU, pendidikan tinggi

dan balai latihan kerja. Bidang kejuruan pariwisata dan perhotelan diprogramkan pada

dua jenis SMK yaitu SMK di mana bidang studi pariwisata dan perhotelan merupakan

salah satu alternative yang ditawarkan SMK yang bersangkutan dan SMIP yang

merupakan SMK khusus menawarkan bidang studi pariwisata dan perhotelan. Untuk

mendukung peningkatan kualitas sumberdaya manusia di bidang pariwisata di Bali

telah berdiri Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bali, Fakultas Pariwisata Universitas

Udayana, dan beberapa perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

vocasional pada jenjang D1, D2, dan D3. Pada tingkat sekolah lanjutan atas juga telah

banyak menyelenggarakan bidang studi pariwisata dan perhotelan melalui sekolah

kejuruan, yaitu SMK dan SMIP yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di provinsi

Bali.

Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di sektor pariwisata, secara

berkala pemerintah daerah dan Lembaga Swadaya Masyarakat mengadakan

pelatihan-pelatihan. Tenaga yang Kompeten dihasilkan oleh Lembaga Pelatihan Kerja

(LPK) yang menerapkan program Competency Based Training (CBT) atau Program

Berbasis Kompetensi (PBK) dimana pelatihannya akan menekankan pada kompetensi

kerja dan disesuaikan dengan kebutuhan kebutuhan pasar kerja. Disamping itu selain

mampu melatih LPK harus mampu menempatkan dan sertifikasi lulusannya atau yang

sering disebut Program Tree In One (Melatih, Mensertifikasi dan Menempatkan).

Pemerintah daerah juga melakukan proses sertifikasi kepada usaha dan pekerja

pariwisata untuk mendukung mutu produk pariwisata, pelayanan, dan pengelolaan

kepariwisataan dalam dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN atau

dikenal dengan ASEAN Economic Community (AEC) akan diberlakukan akhir tahun

2015. Dengan kondisi ini tentunya dibutuhkan langkah konkrit untuk menyiapkan diri

terutama terkait kompetensi SDM yang Kompeten agar bersaing dengan tenaga kerja

yang datang dari luar negeri. Setifikat Kompetensi diperoleh melalui Uji Kompetensi

yang dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).

6. Ekonomi kreatif berbasis eco-tourismEkowisata atau ekoturisme merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang

berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek

Page 81: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 48EKPD

pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan

pendidikan. Ekowisata dimulai ketika dirasakan adanya dampak negatif pada kegiatan

pariwisata konvensional. Dampak negatif ini bukan hanya dikemukakan dan dibuktikan

oleh para ahli lingkungan tapi juga para budayawan, tokoh masyarakat dan pelaku

bisnis pariwisata itu sendiri. Dampak berupa kerusakan lingkungan, terpengaruhnya

budaya lokal secara tidak terkontrol, berkurangnya peran masyarakat setempat dan

persaingan bisnis yang mulai mengancam lingkungan, budaya dan ekonomi

masyarakat setempat.

Pembangunan pariwisata yang sangat pesat di Bali, merupakan salah satu

keberhasilan masyarakat Bali dalam mempertahankan sendi-sendi budaya lokal.

Pemerintah daerah akan proaktif memfasilitasi proses dan agenda pembangunan

yang dapat memelihara nilai-nilai budaya daerah, serta memberikan kesempatan

ruang gerak yang lebih banyak untuk pembangunan yang berorientasi pada

pengembangan budaya lokal dan ekonomi kreatif.

7. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lokasi pariwisataDi samping aspek ekonomi, prinsip lain dari pembangunan pariwisata dituntut

mengaplikasikan socially acceptable, yaitu harus mampu mewujudkan keadilan sosial,

melestarikan serta memperkokoh jatidiri, kemandirian bangsa, memperkaya

kepribadian, mempertahankan nilai-nilai agama, serta berfungsi sebagai media

menciptakan ketertiban dan kedamaian dunia (objek wisata yang potensial, jika

dikelola dengan baik akan menyedot minat wisatawan manca negara untuk berkunjung,

berkumpul, saling mengenal dan menjalin persahabatan antar sesama).

Salah satu cara yang dapat digunakan dalam mengembangkan pariwisata

daerah adalah dengan konsep pengembangan pariwisata berbasis masyarakat.

Konsep ini digunakan sebagai alat untuk pemahaman terhadap lokasi dengan cara

belajar dari, untuk dan bersama dengan masyarakat untuk mengetahui, menganalisa,

dan mengevaluasi hambatan dan kesempatan melalui multidisiplin dan keahlian untuk

menyusun informasi dan pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhan.

Sesuai dengan Perda No. 2 tahun 2012 pengelolaan daya tarik wisata atau obyekwisata di Provinsi Bali diatur dalam pasal 16 yang mana dapat dilakukan olehPemerintah Provinsi, desa pakraman, lembaga tradisional, perorangan dan badanusaha. Keterlibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan pariwisata bertujuan agarmasyarakat tidak hanya menjadi objek tapi juga berperan selaku objek sehingga dapatmenikmati keuntungan yang optimal dari pengelolaan pariwisata, sehingga dapat

Page 82: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 49EKPD

menambah sumber pendapatan masyarakat, dari biasanya, sumber pendapatan utamamasyarakat tetap seperti semula, misalnya pertanian, perkebunan atau nelayan.

8. Kebijakan anggaran pembangunan pariwisataDalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan kepariwisataan di

Provinsi Bali sumber utama pendanaannya adalah dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) Provinsi Bali. Lembaga lainnya yang berbentuk asosiasi

seperti ASITA dan PHRI juga telah banyak menyumbangkan dana, khususnya dalam

bidang promosi pariwisata.

Dalam rangka membangun sektor pariwisata di Provinsi Bali pemerintah dalam

melalui RPJMD 2013 – 2018 melakukan program-program pembangunan yang

dibiayai melalui APBD Provinsi Bali dengan rincian sebagai berikut:

(1) Program pengembangan pemasaran pariwisata. Program ini memiliki sasaran

untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan asing

dengan terget 4,8 juta wisatawan pada tahun 2018. Total dana yang

disediakan untuk kegiatan tersebut sampai dengan tahun 2018 berjumlah Rp

14,646 milyar.

(2) Program pengembangan distinasi pariwisata. Jumlah desa yang menjadi

sasarannya adalah sebanyak 32 desa sampai dengan tahun 2018, dengan

total anggaran Rp 1,284 milyar.

(3) Program pengembangan kemitraan. Program ini merupakan kerjasama antar

lembaga, baik antar daerah provinsi, atau luar negeri. Dana yang disediakan

sampai dengan tahun 2018 berjumlah Rp 4,648 milyar.

(4) Program pengembangan jasa pariwisata. Program ini merupakan kegiatan

pengawasan usaha kepariwisataan untuk mengurangi persaingan tidak sehat

antar pelaku pariwisata dan tidak merugikan wisatawan. Total anggaran yang

disediakan untuk program ini sampai dengan tahun 2018 berjumlah Rp 3,27

milyar.

(5) Program pengembangan dan pengelolaan produk wisata. Program ini

dilaksanakan dengan melakukan pemilihan Jegeg Bagus masing-masing 9

pasangan per tahun. Jumlah anggaran yang disediakan sampai dengan tahun

2018 adalah Rp 3,923 milyar.

(6) Program pelayanan admisntrasi perkantoran. Jumlah anggaran yang

dialokasikan untuk program ini sampai dengan tahun 2018 adalah Rp 4,368

milyar.

Page 83: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 50EKPD

(7) Program peningkatan prasarana dan sarana aparatur. Anggaran yang

disediakan untuk program ini sampai dengan tahun 2018 adalah Rp 5,515

milyar.

9. Peningkatan jumlah investor nasionalDalam pembangunan di sektor pariwisata, pemerintah mengharapkan

keterlibatan investor domestik. Investasi di dalam proses pertumbuhan ekonomi

memberikan peranan kunci, karena memiliki watak ganda melalui proses akselerasi

dan proses multipier.

Penanaman modal di Provinsi Bali, baik Penanaman Modal Asing (PMA) dan

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menunjukkan bahwa sektor pariwisata yang

diwakili oleh sektor Perdagangan Hotel dan Restoran merupakan primadona

penanaman modal di Provinsi Bali, diikuti oleh sektor jasa.

Adapun ringkasan sasaran Nawa Cita dan kegiatan pendukung pembangunan

pariwisata di Provinsi Bali disajikan pada Tabel 2.5.No Sasaran Nawa Cita Kegiatan Pendukung Kementerian/

Lembaga1 Akses transportasi Pembangunan jalan dari Soka-

Tanah Lot, Beringkit – Mas danpembangunan bandara diBuleleng

Kemen PU,Pemda

2 Akses informasi dankomunikasi

Meningkatkan promosi pariwisatadan meningkatkan jaringaninternet ke seluruh kawasanwisata

Kemenpar,Kemenkominfo,Pemda

3 Pengembangan budaya lokal Pelestarian dan pengembangankebudayaan Bali denganmemperkuat kelembagaantradisional kemasyarakatan

Kemendikbud,Pemda

4 Pengembangan danpengelolaan kawasanpariwisata

Peningkatan kemampuanmanajemen pengelolaankawasan wisata sertapeningkatan fasilitas umum dikawasan wisata

Kemenpar,Kemen PU,Pemda

5 Kualitas SDM masyarakatlokal

Meningkatkan kualitas SDM danmeningkatkan penguasaan sertapenerapan IPTEK

Kemendikbud,KemenNaker,Pemda

6 Ekonomi kreatif berbasis eco-tourism

Program GerakanInterpreneurship (Kewirausahaan)dan daya saing pengusaha kecildan menengah

Kemenpar,KemenNaker,Pemda

7 Keterlibatan masyarakatdalam pengelolaan lokasipariwisata

Meningkatkan keterlibatanmasyarakat dalam pengelolaanlokasi pariwisata

Pemda Kab/Kota

8 Kebijakan anggaranpembangunan pariwisata

Meningkatkan anggaranpembangunan pariwisata

Kemenku,Kemenpar,Kemen PU,

Page 84: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 51EKPD

Pemda9 Kebijakan investasi Menarik lebih banyak investor

dalam negeriPemprov, PemdaKab/Kota

Permasalah yang Dihadapi dalam Bidang PariwisataPermasalahan yang dihadapi dalam pembangunan pariwisata, al:

a. Indikasi penurunan lama tinggal wisatawan mancanegara, penurunan rata rata

pengeluaran wisman per orang/perhari, rata rata tingkat hunian hotel wisman. Hal

ini karena pariwisata sangat rentan terhadap berbagai isu seperti isu politik,

keamanan, kesehatan dan lain-lain baik disebabkan faktor internal maupun

eksternal.

b. Pengembangan pariwisata banyak memerlukan sumberdaya alam khususnya

tanah dan air. Air semakin langka di Bali oleh karena meningkatkan kebutuhan

untuk hotel dan restoran. Hal ini dapat mengancam kelangsungan hidup sektor

pertanian. Dengan pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi dan pertumbuhan

sektor pariwisata yang pesat dibandingkan dengan persediaan air tanah yang

terpusat di Bali Selatan akan cenderung terjadi penurunan muka air tanah akibat

pengambilan yang berlebihan.

c. Alih fungsi lahan telah banyak terjadi, terutama untuk hotel dan restoran. Alih

fungsi lahan sawah yang terjadi di Bali dalam 11 tahun terakhir rata-rata sekitar

0,5% per tahun dan apabila dilihat lima tahun terakhir, terjadi penurunan alih

fungsi lahan sawah sebesar 0,18% pertahun. Alih fungsi lahan sawah ini

terutama terjadi di kabupaten yang memiliki pembangunan yang pesat akibat

perkembangan pariwisata, seperti di Kabupaten Badung, Gianyar, dan Kota

Denpasar. Perkembangan luas sawah di Bali ditunjukkan pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5Perkembangan Luas Sawah di Bali, Tahun 1998 - 2012

Page 85: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 52EKPD

d. Pengembangan sektor pariwisata yang ada di Bali selama ini telah melahirkan

disparitas pembangunan ekonomi. Kabupaten/kota yang tergabung dalam

wilayah Sarbagita, yaitu Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan yang banyak

memiliki akomodasi pariwisata memiliki pendapatan perkapita dan pertumbuhan

ekonomi yang relatif lebih tinggi, sementara di kabupaten lainnya yang tidak

banyak memiliki objek dan akomodasi wisata pendapatan per kapita dan tingkat

pertumbuhan ekonominya relatif lebih rendah. Disparitas dalam fasilitas

pariwisata khususnya akomodasi atau hotel ditunjukkan pada Tabel 2.6.

Tampak bahwa akomodasi paling banyak ada di Kabupaten Badung dan Kota

Denpasar, daerah yang sudah maju.

Tabel 2.6Akomodasi Pariwisata Menurut Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan

Perkapita Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, Tahun 2014

Pendapatan tinggi Pendapatan rendah

Pertumbuhan tinggiBADUNG,

DENPASAR(177*H, 723H)

BULELENGGIANYAR

(32*H, 602H)

Pertumbuhan rendah KLUNGKUNG(7*H, 96H)

JEMBERANA, BANGLITABANAN,

KARANGASEM(11*H, 395H)

Page 86: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 53EKPD

Keterangan: * hotel bintang, H-hotel dan akomodasi pariwisata lainnya.

Pengembangan sektor pariwisata juga melahirkan disparitas pada investasi

baik secara sektoral maupun lokasi investasi per kabupaten kota. Ketimpangan ini

merupakan refleksi pembagian hasil-hasil pembangunan yang tidak merata yang

disebabkan terlalu terkonsentrasinya pembangunan di daerah atau kabupaten maju

serta terpusatnya pembangunan di sektor pariwisata di Bali Selatan dengan

mengabaikan perkembangan sektor lain, khususnya pertanian, dan kawasan Bali

lainnya, yaitu Bali Barat, Bali Utara, dan Bali Timur.

Ketimpangan sebagai dampak penerapan strategi pertumbuhan takseimbang

dapat dicermati dari konsentrasi investasi di daerah atau kabupaten pada tahun 2013,

yang tampak pada Tabel 2.7 sebagai berikut:

Tabel 2.7Investasi di Kabupaten Badung dan Kabupaten Lainnya

di Provinsi Bali, Tahun 2013

Wilayah Investasi PMA (%) Investasi PMDN (%)

Kab. Badung 83.1 38.4

Kab. Lainnya 16.9 61.6

Total 100.0 100.0

Lebih dari 80 persen daripada investasi PMA berada di Kabupaten Badung,

kabupaten yang paling kaya dan maju. Hal yang sama untuk investasi PMDN, hampir

40 persen dari total ditanam di Kabupaten Badung, sementara delapan kabupaten dan

kota menerima sekitar 62 persen.

Ketimpangan dapat pula dilihat dari sektor dimana investasi di tanam pada tiga

sector utama. Tabel 6 menunjukkan bahwa lebih dari 95 persen dari total investasi di

tanamkan pada sektor tersier dimana salah satunya adalah pariwisata yang meliputi

akomodasi, transportasi, dan jasa lainnya. Dengan demikian, ketimpangan terjadi

secara sektoral ekonomi dan geografis dibawah kendali administrasi pemerintahan.

Kabupaten Badung merupakan kabupaten yang paling banyak menerima manfaat dari

investasi ini, diikuti oleh Kota Denpasar.

Tabel 2.8Investasi Menurut Tiga Sektor Utama di Provinsi Bali, Tahun 2014

SektorPMA

US$ribuPMDN

RpmilyarPMA(%)

PMDN(%)

Primer 315.0 4,134.6 0.1 0.1

Sekunder 15,648.6 159,605.1 4.0 2.1

Page 87: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 54EKPD

Tersier 374,857.8 7,407,126.9 95.9 97.8

Total 390,821.4 7,570,866.6 100.0 100.0

Disparitas lainnya yang cukup tinggi adalah pada produktivitas tenaga kerja

antara sektor pertanian dan non-pertanian, dimana sektor non-pertanian didominasi

oleh pariwisata. Perbedaan ini membuat mereka yang bekerja di sektor pertanian, yaitu

generasi mudanya, ingin memburu mata pencaharian di sektor non-pertanian

(pariwisata). Gambar 6 menunjukkan perbedaan yang cukup besar tersebut.

Gambar 2.6Produktivitas Tenaga Kerja Pertanian dan Non-Pertanian (RpJuta/orang/tahun),

Tahun 2014

e. Penduduk Miskin di Daerah Pariwisata

Masalah lain yang masih menonjol adalah masih adanya penduduk miskin di

daerah pariwisata. Penduduk miskin di Bali yang mencapai angka tidak lebih dari

5% merupakan ngka terendah di Indonesia. Persoalannya adalah bukannya

tingkat kemiskinan rendah, namun kenapa masih ada penduduk miskin di daerah

pariwisata yang bahkan sudah maju seperti Kabupaten Badung dan Kota

Denpasar. Sebagai gambaran umum, Tabel 2.9 menyajikan Kunjungan Wisman

dan Jumlah Pendduk Miskin.

Tabel 2.9Kunjungan Wisman dan Penduduk Miskin di Provinsi Bali,

Tahun 2000 - 2014

Tahun Kunjungan Wisman Penduduk Miskin

2000 1,376.80 176.82001 1,358.60 248.42002 1,286.60 221.82003 995.3 246.12004 1,460.40 231.9

Page 88: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 55EKPD

2005 1,389.00 228.42006 1,262.50 243.52007 1,668.50 229.12008 2,085.10 215.72009 2,385.10 181.72010 2,576.10 174.92011 2,826.70 165.82012 2,949.30 166.92013 3,278.60 159.9

Sumber: BPS, beberapa terbitan

Penutup1. Pariwista telah membawa kemakmuran bagi masyarakat Bali. Demikian pula

pariwisata telah membawa perubahan-perubahan sosial dan budaya pada

masayarakat setempat.

2. Meskipun demikian, perkembangan pariwisata yang demikian pesat telah

meninggalkan sektor pertanian sehingga ketimpangan pembangunan terjadi

antara ke dua sektor tersebut.

3. Ketimpangan terjadi pula antar wilayah, yaitu wilayah selatan yang tergolong

maju pesat sedangkan wilayah lainnya tergolong relatif terbelakang.

4. Penduduk miskin masih ada di daerah pariwisata yang tergolong maju seperti

di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar, disertai pertumbuhan penduduk

yang sangat pesat.

B. Data Sasaran Pokok RPJMN 2015-2019 untuk menyusun databaseTim EKPD Provinsi mengumpulkan data-data capaian kinerja pembangunan

provinsi berdasarkan indikator-indikator sasaran pokok RPJMN 2015-2019. Tim

Provinsi dapat bekerjasama dengan stakeholders terkait untuk melengkapi data yang

terdapat dalam sasaran pokok RPJMN 2015-2019 baik untuk capaian daerah maupun

dalam penyusunan rekomendasi target tahun-tahun yang akan datang. Adapun

sasaran Pokok RPJMN 2015-2019 ditunjukkan pada Tabel terlampir.

Page 89: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 56EKPD

Tabel 2.5.a Ringkasan Hasil Evaluasi Tematik Pembangunan Pariwisata

Prioritas Dimensi Pembangunan Pembangunan PariwisataStakeholders

Nasional Provinsi Kab/KotaNo. Sasaran Nawa Cita TargetProvinsi Bali

Kegiatan Pendukung DurasiPelaksanaan Pemerintah/

BUMNNon

pemerintahPemerintah/

BUMNNon

pemerintahPemerintah/

BUMNNon

pemerintah Pembangunan jalan dari

Antosari -Tabanan, Mengwi– Singaraja, dll.

2016 - 2018 Kemen PU KerjasamaSwasta danPemerintah

Pemda

Pembangunan bandara diBuleleng

2016 - 2018 Kemen PU KerjasamaSwasta danPemerintah

Pemda Pemda

1. Akses transportasi 197 km jalantol

Mengupayakan adanyapenambahan penerbanganlangsung ke beberapanegara

2016 - 2018 Kemen Hub Maskapaipenerbanyaninternasional

Meningkatkan promosipariwisata

2016 – 2018 Kemenpar,Kemenkominfo

Pemda PHRI, Asita Pemda PHRI, Asita2. Akses informasidan komunikasi

Target 4,8juta wismantahun 2018

meningkatkan jaringaninternet ke seluruhkawasan wisata

2016 – 2018 Kemenpar,Kemenkominfo

KerjasamaSwasta danPemerintah

Pemda KerjasamaSwasta danPemerintah

Pemda

3. Pengembanganbudaya lokal

11.950 grupkesenian, 15gedungkesenian

Pelestarian danpengembangankebudayaan Bali denganmemperkuat kelembagaantradisionalkemasyarakatan

2016 – 2018 Kemendikbud Pemda PHDI Pemda DesaPekraman

Page 90: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 57EKPD

StakeholdersNasional Provinsi Kab/KotaNo. Sasaran Nawa Cita Target

Provinsi BaliKegiatan Pendukung Durasi

Pelaksanaan Pemerintah/BUMN

Nonpemerintah

Pemerintah/BUMN

Nonpemerintah

Pemerintah/BUMN

Nonpemerintah

4. Pengembangandan pengelolaankawasanpariwisata

Peningkatan kemampuanmanajemen pengelolaankawasan wisata sertapeningkatan fasilitasumum di kawasan wisata

2016 – 2018 Kemenpar,Kemen PU

Pemda PHRI Pemda PHRI

5. Kualitas SDMmasyarakat lokal

Meningkatkan kualitas SDMdan meningkatkanpenguasaan sertapenerapan IPTEK

2016 – 2018 Kemendikbud,KemenNaker,Pemda

Pemda, Perguruan Tinggi

LembagaSertifikasiProfesi (LSP),PHRI

Pemda(Disnaker)

6. Ekonomi kreatifberbasis eco-tourism

Program GerakanInterpreneurship(Kewirausahaan) dan dayasaing pengusaha kecil danmenengah

2016 - 2018 Kemenpar,Kemennaker,BUMN

LSM Pemda, Perguruan Tinggi,BUMN

LSM Pemda

7. Keterlibatanmasyarakat dalampengelolaan lokasipariwisata

Meningkatkan keterlibatanmasyarakat dalampengelolaan lokasipariwisata

2016 – 2018 Kemenpar,Kemennaker

LSM Pemda, Perguruan Tinggi

LSM, PHRI Pemda, Perguruan Tinggi

DesaPekraman

8. Kebijakananggaranpembangunanpariwisata

Meningkatkan anggaranpembangunan pariwisata

2016 – 2018 Kemenku,Kemenpar,Kemen PU,

KerjasamaSwasta danPemerintah

Pemda Pemda

Page 91: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 58EKPD

StakeholdersNasional Provinsi Kab/KotaNo. Sasaran Nawa Cita Target

Provinsi BaliKegiatan Pendukung Durasi

Pelaksanaan Pemerintah/BUMN

Nonpemerintah

Pemerintah/BUMN

Nonpemerintah

Pemerintah/BUMN

Nonpemerintah

9. Kebijakan investasi Menarik lebih banyakinvestor dalam negeri

2016 – 2018 BKPM KerjasamaSwasta danPemerintah

Pemda LSM, PHRI Pemda LSM, PHRI

Page 92: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 59EKPD

Tabel 2.5.b Ringkasan Hasil Evaluasi Tematik Pembangunan Pariwisata

Prioritas Dimensi Pembangunan PariwisataKendala dan RekomendasiNo. Sasaran Nawa Cita Target

Provinsi BaliKegiatan Pendukung Durasi

Pelaksanaan Pendanaan Regulasi Kelembagaan Lainnya Pembangunan jalan dari Soka-

Tanah Lot, Beringkit – Mas2016 - 2018 Dana pendam ping

yang disediakanPem Prov

Harus merevisiPerda RTRW

Sikap masy Bali yangkurang setuju jalanlayang

Pembebasanlahan

Pembangunan bandara di Buleleng 2016 - 2018 Dana pendamping

1. Akses transportasi 197 km jalantol

Mengupayakan adanyapenambahan pener banganlangsung ke beberapa negara

2016 - 2018 Perlu promosi dankerjasama antarNegara

Meningkatkan promosi pariwisata 2016 – 2018 Masih kurang,sebaiknyamenggunakanstandar per targetwisatawan

Dana promosi yangdikelola pemerintahdan asosiasi kurangtransparan

2. Akses informasi dankomunikasi

Target 4,8juta wismantahun 2018

meningkatkan jaringan internet keseluruh kawasan wisata

2016 – 2018 Kerjasama denganoperator swasta

3. Pengembanganbudaya lokal

11.950 grupkesenian, 15gedungkesenian

Pelestarian dan pengembangankebudayaan Bali denganmemperkuat kelembagaantradisional kemasyarakatan

2016 – 2018 Dana untukkegiatan ini masihkurang

Seharusnyapemerintahmeninjau bagihasil VOA

Pemanfaatan Danatransfer pajak HRdari Badung danDenpasar tidak jelas

4. Pengembangan danpengelolaan kawasanpariwisata

Peningkatan kemampuanmanajemen pengelolaan kawasanwisata serta peningkatan fasilitasumum di kawasan wisata

2016 – 2018 Anggaran Pemdalebih banyak untukbiaya administrasi

5. Kualitas SDMmasyarakat lokal

Meningkatkan kualitas SDM danmeningkatkan penguasaan sertapenerapan IPTEK

2016 – 2018 Kurang dana untukmeningkatkankualitas SDM

Page 93: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 60EKPD

Kendala dan RekomendasiNo. Sasaran Nawa Cita TargetProvinsi Bali

Kegiatan Pendukung DurasiPelaksanaan Pendanaan Regulasi Kelembagaan Lainnya

6. Ekonomi kreatifberbasis eco-tourism

300.000 UKMtahun 2018

Program Gerakan Interpreneurship(Kewirausahaan) dan daya saingpengusaha kecil dan menengah

2016 - 2018 Kurang dana untukmember dayakanUKM

7. Keterlibatanmasyarakat dalampengelolaan lokasipariwisata

Meningkatkan keterlibatanmasyarakat dalam pengelolaanlokasi pariwisata

2016 – 2018

8. Kebijakan anggaranpembangunanpariwisata

Meningkatkan anggaranpembangunan pariwisata

2016 – 2018 Pembagian VOAyang tidak adil

9. Kebijakan investasi Menarik lebih banyak investordalam negeri

2016 – 2018 KewenanganPemprov/Kabyang seringberubah

Page 94: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 61EKPD

Permasalah yang Dihadapi dalam Bidang PariwisataPermasalahan yang dihadapi dalam pembangunan pariwisata, al:

a. Indikasi penurunan lama tinggal wisatawan mancanegara, penurunan rata rata

pengeluaran wisman per orang/perhari, rata rata tingkat hunian hotel wisman. Hal

ini karena pariwisata sangat rentan terhadap berbagai isu seperti isu politik,

keamanan, kesehatan dan lain-lain baik disebabkan faktor internal maupun

eksternal.

b. Pengembangan pariwisata banyak memerlukan sumberdaya alam khususnya

tanah dan air. Air semakin langka di Bali oleh karena meningkatkan kebutuhan

untuk hotel dan restoran. Hal ini dapat mengancam kelangsungan hidup sektor

pertanian. Dengan pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi dan pertumbuhan

sektor pariwisata yang pesat dibandingkan dengan persediaan air tanah yang

terpusat di Bali Selatan akan cenderung terjadi penurunan muka air tanah akibat

pengambilan yang berlebihan.

c. Alih fungsi lahan telah banyak terjadi, terutama untuk hotel dan restoran. Alih

fungsi lahan sawah yang terjadi di Bali dalam 11 tahun terakhir rata-rata sekitar

0,5% per tahun dan apabila dilihat lima tahun terakhir, terjadi penurunan alih

fungsi lahan sawah sebesar 0,18% pertahun. Alih fungsi lahan sawah ini

terutama terjadi di kabupaten yang memiliki pembangunan yang pesat akibat

perkembangan pariwisata, seperti di Kabupaten Badung, Gianyar, dan Kota

Denpasar. Perkembangan luas sawah di Bali ditunjukkan pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5Perkembangan Luas Sawah di Bali, Tahun 1998 - 2012

Page 95: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 62EKPD

d. Pengembangan sektor pariwisata yang ada di Bali selama ini telah melahirkan

disparitas pembangunan ekonomi. Kabupaten/kota yang tergabung dalam

wilayah Sarbagita, yaitu Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan yang banyak

memiliki akomodasi pariwisata memiliki pendapatan perkapita dan pertumbuhan

ekonomi yang relatif lebih tinggi, sementara di kabupaten lainnya yang tidak

banyak memiliki objek dan akomodasi wisata pendapatan per kapita dan tingkat

pertumbuhan ekonominya relatif lebih rendah. Disparitas dalam fasilitas

pariwisata khususnya akomodasi atau hotel ditunjukkan pada Tabel 2.6.

Tampak bahwa akomodasi paling banyak ada di Kabupaten Badung dan Kota

Denpasar, daerah yang sudah maju.

Tabel 2.6Akomodasi Pariwisata Menurut Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan

Perkapita Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, Tahun 2014

Pendapatan tinggi Pendapatan rendah

Pertumbuhan tinggiBADUNG,

DENPASAR(177*H, 723H)

BULELENGGIANYAR

(32*H, 602H)

Pertumbuhan rendah KLUNGKUNG(7*H, 96H)

JEMBERANA, BANGLITABANAN,

KARANGASEM(11*H, 395H)

Keterangan: * hotel bintang, H-hotel dan akomodasi pariwisata lainnya.

Pengembangan sektor pariwisata juga melahirkan disparitas pada investasi

baik secara sektoral maupun lokasi investasi per kabupaten kota. Ketimpangan ini

merupakan refleksi pembagian hasil-hasil pembangunan yang tidak merata yang

disebabkan terlalu terkonsentrasinya pembangunan di daerah atau kabupaten maju

serta terpusatnya pembangunan di sektor pariwisata di Bali Selatan dengan

mengabaikan perkembangan sektor lain, khususnya pertanian, dan kawasan Bali

lainnya, yaitu Bali Barat, Bali Utara, dan Bali Timur.

Ketimpangan sebagai dampak penerapan strategi pertumbuhan takseimbang

dapat dicermati dari konsentrasi investasi di daerah atau kabupaten pada tahun 2013,

yang tampak pada Tabel 2.7 sebagai berikut:

Page 96: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 63EKPD

Tabel 2.7Investasi di Kabupaten Badung dan Kabupaten Lainnya

di Provinsi Bali, Tahun 2013

Wilayah Investasi PMA (%) Investasi PMDN (%)

Kab. Badung 83.1 38.4

Kab. Lainnya 16.9 61.6

Total 100.0 100.0

Lebih dari 80 persen daripada investasi PMA berada di Kabupaten Badung,

kabupaten yang paling kaya dan maju. Hal yang sama untuk investasi PMDN, hampir

40 persen dari total ditanam di Kabupaten Badung, sementara delapan kabupaten dan

kota menerima sekitar 62 persen.

Ketimpangan dapat pula dilihat dari sektor dimana investasi di tanam pada tiga

sector utama. Tabel 2.8 menunjukkan bahwa lebih dari 95 persen dari total investasi di

tanamkan pada sektor tersier dimana salah satunya adalah pariwisata yang meliputi

akomodasi, transportasi, dan jasa lainnya. Dengan demikian, ketimpangan terjadi

secara sektoral ekonomi dan geografis dibawah kendali administrasi pemerintahan.

Kabupaten Badung merupakan kabupaten yang paling banyak menerima manfaat dari

investasi ini, diikuti oleh Kota Denpasar.

Tabel 2.8Investasi Menurut Tiga Sektor Utama di Provinsi Bali, Tahun 2014

SektorPMA

US$ribuPMDN

RpmilyarPMA(%)

PMDN(%)

Primer 315.0 4,134.6 0.1 0.1

Sekunder 15,648.6 159,605.1 4.0 2.1

Tersier 374,857.8 7,407,126.9 95.9 97.8

Total 390,821.4 7,570,866.6 100.0 100.0

Disparitas lainnya yang cukup tinggi adalah pada produktivitas tenaga kerja

antara sektor pertanian dan non-pertanian, dimana sektor non-pertanian didominasi

oleh pariwisata. Perbedaan ini membuat mereka yang bekerja di sektor pertanian, yaitu

generasi mudanya, ingin memburu mata pencaharian di sektor non-pertanian

(pariwisata). Gambar 6 menunjukkan perbedaan yang cukup besar tersebut.

Page 97: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 64EKPD

Gambar 2.6Produktivitas Tenaga Kerja Pertanian dan Non-Pertanian (RpJuta/orang/tahun),

Tahun 2014

e. Penduduk Miskin di Daerah Pariwisata

Masalah lain yang masih menonjol adalah masih adanya penduduk miskin di

daerah pariwisata. Penduduk miskin di Bali yang mencapai angka tidak lebih dari

5% merupakan ngka terendah di Indonesia. Persoalannya adalah bukannya

tingkat kemiskinan rendah, namun kenapa masih ada penduduk miskin di daerah

pariwisata yang bahkan sudah maju seperti Kabupaten Badung dan Kota

Denpasar. Sebagai gambaran umum, Tabel 2.9 menyajikan Kunjungan Wisman

dan Jumlah Pendduk Miskin.

Tabel 2.9Kunjungan Wisman dan Penduduk Miskin di Provinsi Bali,

Tahun 2000 - 2014

Tahun Kunjungan Wisman Penduduk Miskin

2000 1,376.80 176.82001 1,358.60 248.42002 1,286.60 221.82003 995.3 246.12004 1,460.40 231.92005 1,389.00 228.42006 1,262.50 243.52007 1,668.50 229.12008 2,085.10 215.72009 2,385.10 181.72010 2,576.10 174.92011 2,826.70 165.82012 2,949.30 166.92013 3,278.60 159.9

Sumber: BPS, beberapa terbitan

Page 98: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 65EKPD

Penutup1. Pariwista telah membawa kemakmuran bagi masyarakat Bali. Demikian pula

pariwisata telah membawa perubahan-perubahan sosial dan budaya pada

masayarakat setempat.

2. Meskipun demikian, perkembangan pariwisata yang demikian pesat telah

meninggalkan sektor pertanian sehingga ketimpangan pembangunan terjadi

antara ke dua sektor tersebut.

3. Ketimpangan terjadi pula antar wilayah, yaitu wilayah selatan yang tergolong

maju pesat sedangkan wilayah lainnya tergolong relatif terbelakang.

4. Penduduk miskin masih ada di daerah pariwisata yang tergolong maju seperti

di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar, disertai pertumbuhan penduduk

yang sangat pesat.

B. Data Sasaran Pokok RPJMN 2015-2019 untuk menyusun databaseTim EKPD Provinsi mengumpulkan data-data capaian kinerja pembangunan

provinsi berdasarkan indikator-indikator sasaran pokok RPJMN 2015-2019. Tim

Provinsi dapat bekerjasama dengan stakeholders terkait untuk melengkapi data yang

terdapat dalam sasaran pokok RPJMN 2015-2019 baik untuk capaian daerah maupun

dalam penyusunan rekomendasi target tahun-tahun yang akan datang. Adapun

sasaran Pokok RPJMN 2015-2019 ditunjukkan pada Tabel terlampir.

Page 99: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 66EKPD

Tabel 2.10. Sasaran Pokok RPJMN 2015 - 2019

Capaian Daerah Rekomendasi TargetNo Sasaran Satuan

2010 2011 2012 2013 2014

SumberData 2015 2016 2017 2018 2019

Keterangan

Sasaran Makro

Pembangunan Manusia dan Masyarakat:

1. Indeks Pembangunan Manusia Indeks 70,1 70,87 71,62 72,09 72,48 BPS 75,1 75,5 76,0 76,5 77,0

Target denganmetode TrendLinier

2. Indeks Pembangunan Masyarakat Indeks - - - - - - - - - - Data belumtersedia

3. Indeks Gini Indeks0,370 0,410 0,430 0,403 0,442 BPS 0,428 0,436 0,444 0,451 0,459

Target denganmetode TrendLinier

4. Persentase penduduk yangmenjadi peserta jaminankesehatan melalui SJSN BidangKesehatan

Persen - - - - - Data belumtersedia

Jumlah kepersertaan Program SJSN Ketengakerjaan:

5. Pekerja Formal Orang 778 960 549 1.094 1.131 1.153 1.241 1.331 1.424 1.519 Diproyeksi

6. Pekerja Informal Orang 1.399 1.244 620 1.179 1.242 1.025 983 939 892 843 Diproyeksi

Page 100: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 67EKPD

Capaian Daerah Rekomendasi TargetNo Sasaran Satuan

2010 2011 2012 2013 2014

SumberData 2015 2016 2017 2018 2019

Keterangan

Ekonomi Makro

7. Pertumbuhan ekonomi Persen 5,83 6,49 6,65 6,05 5,58BPS

6,80 6,94 7,09 7,24 7,38Dengan MetodeTrend Linier

8. PDRB per Kapita tahun dasar 2010 Juta Rp 23,99 25,27 26,69 28,13 29,67 BPS 31,02 32,44 33,86 35,28 36,70 Dengan MetodeTrend Linier

9. PDRB per Kapita tahun dasar 2000 Juta Rp 7,40 7,75 8,11 8,44 - BPS9,31 9,70 10,09 10,47 10,86

Dengan MetodeTrend Linier

10. Inflasi Persen 8,10 3,75 4,71 5,76 8,43 BPS 5,35 5,22 5,08 4,95 4,82 Dengan MetodeTrend Linier

11. Tingkat Kemiskinan Persen 4,88 4,20 4,18 3,95 4,76 BPS 3,90 3,84 3,81 3,77 3,74 Dengan MetodeTrend Linier

12. Rasio Pajak (Tax Ratio) tahun dasar2010

Persen - 8,8 3,9 5,8 5,3 Bappenas5,9 6,4 6,9 7,3 7,8

Dengan MetodeTrend Linier

13. Tingkat Pengangguran Terbuka(TPT)

Persen 3,06 2,32 2,04 1,79 1,9 BPS 1,67 1,59 1,48 1,40 1,36 Proyeksi

Kependudukan dan Keluarga Berencana

14. Rata-rata Laju PertumbuhanPenduduk

Persen 2,15 1,95 1,75 1,55 1,35 SP 2010 &BPS

1,17 1,14 1,11 1,08 1,05 Proyeksi

15. Angka kelahiran total (TotalFertility Rate/TFR)

Perwanita

2,10 2,20 2,30 2,21 2,12 SP 2010SDKI’12

2,040 2,026 2,012 1,998 1,984, Proyeksi

16. Angka prevalensi Pemakaiankontrasepsi (CPR) suatu cara (allmethods)

Persen 83,77 85,67 86,11 85,11 83,59 BPS 85,00 85,00 85,00 85,00 85,00 Proyeksi

Page 101: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 68EKPD

Capaian Daerah Rekomendasi TargetNo Sasaran Satuan

2010 2011 2012 2013 2014

SumberData 2015 2016 2017 2018 2019

Keterangan

Pendidikan

17. Rata-rata lama sekolah pendudukusia diatas 15 tahun

Tahun 8,21 8,35 8,57 8,58 8,70 BPS 8,82 8,94 9,06 9,18 9,30 Proyeksi

18 Rata-rata angka melek aksarapenduduk usia di atas 15 tahun

Persen 88,40 89,17 90,17 91,15 82,07 BPS 92,99 93,91 94,83 95,75 96,67 Proyeksi

19. Prodi perguruan tinggi minimalberakreditasi B

- - - - - - - - - -

20. Persentase SD/MI berakreditasiminimal B

- - - - - - - - - -

21. Persentase SMP/MTs berakreditasiminimal B

- - - - - - - - - -

22. Persentase SMA/MA berakreditasiminimal B

- - - - - - - - - -

23. Persentase Kompetensi KeahlianSMK berakreditasi minimal B

- - - - - - - - - -

24. Rasio APK SMP/MTs antara 20%penduduk termiskin dan 20%penduduk terkaya

- - - - - - - - - -

Page 102: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 69EKPD

Capaian Daerah Rekomendasi TargetNo Sasaran Satuan

2010 2011 2012 2013 2014

SumberData 2015 2016 2017 2018 2019

Keterangan

25. Rasio APK SMA/SMK/MA antara20% penduduk termiskin dan 20%penduduk terkaya

- - - - - - - - - -

Kesehatan

26. Angka kematian ibu per 100.000kelahiran Jiwa 57,5 84,2 89,6 72,1 70,6 Profil Kes

Bali 69,19 67,78 66,37 64,96 63,55

27. Angka kematian bayi per 1.000kelahiran hidup Bayi 6,7 7,2 5 5,5 5,9 Profil Kes

Bali 5,07 4,74 4,41 4,08 3,75

28. Prevalensi kekurangan gizi(underweight) pada anak balita persen 9,2 9,2 9,2 10,2 10,2 Profil Kes

Indo 9,9 9,6 9,3 9 8,7

29. Prevalensi stunting (pendek dansangat pendek) anak baduta persen 29,3 29,3 29,3 32,6 32,6 Profil Kes

Indo 31,61 30,62 29,63 28,64 27,65

30. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per100.000 penduduk persen 83,7 83,3 87,1 73,1 69,7 Profil Kes

Indo 68,0 64,1 60,3 56,5 52,7

31. Prevalensi HIV persen 0,0114 0,0123 0,0207 0,0186 0,0320 Profil KesIndo 0,0333 0,0380 0,0428 0,0475 0,0523

32. Prevalensi tekanan darah tinggi persen 2,2928 3,3367 2,4144 2,6160 2,7079 Profil KesBali 2,706 2,717 2,728 2,739 2,750 Program mulai

2014

33. Prevalensi obesitas padapenduduk usia 18+ tahun persen 10,4 10,4 10,4 15,46 15,46 Profil Kes

Indo 16,9 16,9 16,9 18,5 18,5Laju pening-katan obesitasdibatasi

Page 103: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 70EKPD

Capaian Daerah Rekomendasi TargetNo Sasaran Satuan

2010 2011 2012 2013 2014

SumberData 2015 2016 2017 2018 2019

Keterangan

34. Persentase merokok pendudukusia 15-19 tahun Prev rate 40,8 n.a n.a n.a n.a Riskesdas n.a n.a n.a n.a n.a Usia pertama

merokok

35. Jumlah kecamatan yang memilikiminimal 1 puskesmasterakreditasi

Buah 0 0 0 0 0 Dinkes 0 9 18 57 57

36. Persentase kabupaten/kota yangmencapai 80 persen imunisasidasar lengkap pada bayi

% 100 100 100 100 100 Profil KesBali 100 100 100 100 100

37. Jumlah puskesmas yang minimalmemiliki lima jenis tenagakesehatan

unit 114 114 115 120 120Sarana

KesehatanBali 2014

120 120 120 120 120 sesuai jumlahpuskesmas

Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan, danPerlindungan Anak

38. Indeks Pembangunan Gender (IPG) 67,81 68,24 69,02

39. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 58,53 58,59 58,49

40. Prevalensi Kekerasan terhadapAnak Laki-laki

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

41. Prevalensi Kekerasan terhadapAnak Perempuan

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Page 104: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 71EKPD

Capaian Daerah Rekomendasi TargetNo Sasaran Satuan

2010 2011 2012 2013 2014

SumberData 2015 2016 2017 2018 2019

Keterangan

Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan

Kedaulatan Pangan

42. Padi Ribu ton 867,2 856,8 884,2 882,1 857,4Bali Memba-ngun 2015 871,3 871,9 872,4 873,0 873,6

43. Jagung Ribu ton66,35 64,61 61,87 57,57 40,61

Bali Memba-ngun 2015 63,85 64,80 65,75 66,69 67,64

44. Kedelai Ribu ton5,56 8,50 8,21 7,43 8,19

Bali Memba-ngun 2015 8,44 8,66 8,88 9,10 9,32

45. Gula Ribu ton N.a. N.a. N.a. N.a. N.a. N.a. N.a. N.a. N.a. N.a.

46. Daging Sapi Ribu ton6,25 8,08 8,76 7,67 7,68

Bali Memba-ngun 2015 8,02 8,07 8,11 8,16 8,20

47. Produksi perikanan Ribu ton 239,4 250,5 243,6 256,4 240,1Bali Memba-ngun 2015 248,2 248,9 249,7 250,4 251,1

48. Pembangunan dan PeningkatanJaringan irigasi air permukaan, airtanah dan rawa

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

49. Rehabilitasi jaringan irigasipermukaan, air tanah dan rawa

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

50. Pembangunan dan Peningkatanirigasi tambak

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Page 105: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 72EKPD

Capaian Daerah Rekomendasi TargetNo Sasaran Satuan

2010 2011 2012 2013 2014

SumberData 2015 2016 2017 2018 2019

Keterangan

51. Pembangunan waduk -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

52. Lahan sawah baru -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

53. Penambahan lahan kering -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

54. Jumlah pasar 239 239 239

55. Jumlah Desa Mandiri Benih -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

56. Jumlah Desa Pertanian Organik -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

57. Luas reforma agrarian -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Maritim dan Kelautan

58. Pengembangan pelabuhan untukmenunjang tol laut

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

59. Produksi Hasil Perikanan Ribu ton237,7 251,8 224,9 248,4 201,8

Bali Memba-ngun 2014 242,4 242,8 243,3 243,8 244,3

Diproyeksi dgnTrend Linier

60. Pengembangan pelabuhanperikanan

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

61. Peningkatan luas kawasankonservasi laut

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Page 106: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 73EKPD

Capaian Daerah Rekomendasi TargetNo Sasaran Satuan

2010 2011 2012 2013 2014

SumberData 2015 2016 2017 2018 2019

Keterangan

62. Jumlah sentra perikanan baru -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Pariwisata

63. Kontribusi sektor pariwisataterhadap PDRB

Persen 61,78 62,25 63,73 65,21 66,29 DinasPariwisata 74,64 77,13 79,63 82,13 84,62

Diproyeksi dgnTrend Linier

64. Wisatawan Mancanegara Ribu orang 2.493 2.757 2.892 3.279 3.767 DinasPariwisata 3.958 4.265 4.572 4.879 5.186

Diproyeksi dgnTrend Linier

65. Wisatawan Nusantara Ribu orang 4.646 5.675 6.064 6.977 6.392 DinasPariwisata 7.389 7.868 8.348 8.827 9.307

Diproyeksi dgnTrend Linier

66. Devisa $ Juta 3.487 3.957 4.086 4.637 5.474 BPS 5.724 6.190 6.655 7.120 7.586Diproyeksi dgnTrend Linier

Industri

67. Pertumbuhan sektor industri Persen 6,08 3,12 6,04 6,75 6,60 BPS 7,12 7,59 8,05 8,52 8,99Diproyeksi dgnTrend Linier

68. Kontribusi sektor industri terhadapPDRB

Persen 9,16 8,92 8,90 8,72 8,70 BPS8,54 8,43 8,32 8,21 8,10

Diproyeksi dgnTrend Linier

69. Penambahan jumlah Industri skalamenengah dan besar

Unit -40 3 -9 5 - BPS7 9 12 14 17

Diproyeksi dgnTrend Linier

70. Pembukaan lahan industri baru -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Page 107: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 74EKPD

Capaian Daerah Rekomendasi TargetNo Sasaran Satuan

2010 2011 2012 2013 2014

SumberData 2015 2016 2017 2018 2019

Keterangan

71. Kinerja PTSP (Pelayanan TerpaduSatu Pintu)

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Ketahanan Air

72. Kapasitas air baku Provinsi Milyar M3 6.426 6.426 6.426 6.426 6.269 6.269 6.269 6.238 6.206 6.175Diproyeksi dgnTrend Linier

73. Ketersedian air irigasi yangbersumber dari waduk

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

74. Terselesaikannya status DAS lintasProvinsi

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

75. Berkurangnya luasan lahan kritismelalui rehabilitasi dalam KPH Ha 1.500 1.500 1.500 1.540 1.000 Dinas

Kehuatnan 600 600 600 600 600

Infrastruktur Dasar dan Konektivitas

76. Kapasitas pembangkit 643.5 626.10 739.15 796.50 898.90 PLN 922.50 922.50 922.50 922.50 922.50 Diproyeksi dgnTrend Linier

77. Rasio elektrifikasi Persen 87,11 90,92 91,91 93,49 96,14PLN

97,00 98,43 99,92 100,0 100,0Diproyeksi dgnTrend Linier

78. Konsumsi Listrik Perkapita KWH/Th 794 812 879 965 1.056BPS

1.104 1.172 1.239 1.307 1.375Diproyeksi dgnTrend Linier

79. Kawasan permukiman kumuhperkotaan

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Page 108: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 75EKPD

Capaian Daerah Rekomendasi TargetNo Sasaran Satuan

2010 2011 2012 2013 2014

SumberData 2015 2016 2017 2018 2019

Keterangan

80. Kekurangan tempat tinggal(backlog) berdasarkan perspektifmenghuni

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

81. Akses Air Minum Layak % 79,25 82,16 87,87 88,21 91,35 Bappeda Bali 92 93 94 96 96 Diproyeksi dgnTrend Linier

82. Akses Sanitasi Layak % 80,45 80,62 82,71 82,51 84,23 Bappeda Bali 85 86 87 88 90 Diproyeksi dgnTrend Linier

83. Kondisi mantap jalan nasional Km 405.47 396.97 472.39 357.21 405,81 Bali Memba-ngun 2015 450 500 535,23 535,23 535,23 Diproyeksi dgn

Trend Linier

84. Pengembangan jalan nasional Km 501,64 535,23 535,23 535,23 535,23 Bali Memba-ngun 2015 535,23 535,23 535,23 535,23 535,23 Diproyeksi dgn

Trend Linier

85. Pengembangan jalan provinsi Km 883.07 860,53 860,53 860,53 860,53 Bali Memba-ngun 2015 860,53 860,53 860,53 860,53 860,53 Diproyeksi dgn

Trend Linier

86. Pembangunan jalan baru Km na 11,05 11,05 11,05 607.89 Bali Memba-ngun 2015 607.89 607.89 607.89 607.89 607.89 Diproyeksi dgn

Trend Linier

87. Pengembangan jalan tol Km 0 0 0 12,7 12,7 Bali Memba-ngun 2015 12,7 12,7 12,7 169,4 169,4 Diproyeksi dgn

Trend Linier

88. Panjang jalur kereta api Km 0 0 0 0 0 Bali Memba-ngun 2015 0 0 0 0 0

89. Jumlah bandara Bh 2 2 2 2 2 Dishub 2 2 2 3 3

90. Kab/Kota yang dijangkauBroadband Bh 9 9 9 9 9

Dishub9 9 9 9 9 Sudah semua

Kab/Kota

91. Jumlah Dermaga Penyeberangan Bh 4 4 6 6 6Dishub

6 6 8 8 8

92. Pangsa Pasar Angkutan UmumPerkotaan

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Page 109: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 76EKPD

Capaian Daerah Rekomendasi TargetNo Sasaran Satuan

2010 2011 2012 2013 2014

SumberData 2015 2016 2017 2018 2019

Keterangan

Lingkungan

93. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup(IKLH)

Indeks 99,65 56,62 59,11 57,5 59,81 BLH 60,50 61,10 67,70 62,00 60,40 Diproyeksi dgnTrend Linier

94. Tambahan Rehabilitasi Hutan Ha 155,0 35,0 120,0 540,5 Bali Mem-bangun

250 250 250 250 250 Diproyeksi dgnTrend Linier

Sasaran Pembangunan Dimensi Pemerataan

Meningkatkan cakupan pelayanan dasar dan aksesterhadap ekonomi produktif masyarakat kurang mampu

Cakupan pada 40% penduduk miskin:

95. Kepesertaan Jaminan Kesehatan -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

96. Akses Pangan Bernutrisi -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

97. Akses Terhadap Layanan Keuangan -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

98. Kepemilikan akte lahir (2013) -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

99. Akses air bersih -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

100. Akses sanitasi layak -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Page 110: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 77EKPD

Capaian Daerah Rekomendasi TargetNo Sasaran Satuan

2010 2011 2012 2013 2014

SumberData 2015 2016 2017 2018 2019

Keterangan

101. Akses penerangan -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Peningkatan daya saing tenaga kerja

102. Penyediaan lapangan kerja (2015-2019)

Ribu orang -- -- -- -- --2.378 2.424 2.470 2.516 2.562

Diproyeksi dgnTrend Linier

103. Persentase tenaga kerja formal Persen35,76 43,57 46,95 48,15 47,68 48,95 50,79 52,63 54,47 56,32

Diproyeksi dgnTrend Linier

104. Jumlah pekerja formal Ribu orang 778 960 1.018 1.094 1.131 1.259 1.352 1.448 1.547 1.648Diproyeksi dgnTrend Linier

105. Jumlah pekerja Informal Ribu orang 1.399 1.244 1.151 1.179 1.242 1.119 1.071 1.022 969 914Diproyeksi dgnTrend Linier

106. Jumlah Pelatihan Unit -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

107. Jumlah Sertifikasi Buah -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

108. Proporsi tenaga kerja keahlianmenengah yang berkpeten

Persen -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

109. Kinerja lembaga pelatihan negaramenjadi berbsis kompetensi

Skor -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Page 111: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 78EKPD

Capaian Daerah Rekomendasi TargetNo Sasaran Satuan

2010 2011 2012 2013 2014

SumberData 2015 2016 2017 2018 2019

Keterangan

Sasaran Pembangunan Kewilayahan Dan Antar Wilayah

Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah

110. Peran PDRB Provinsi terhadapPembentukan PDB Nasional

Persen1,37 1,37 1,38 1,40 1,42

BPS1,42 1,43 1,45 1,46 1,47

Proyeksi dgnTrend Linier

Pembangunan Perdesaan

111. Penurunan desa tertinggal -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

112. Peningkatan desa mandiri -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Pengembangan Kawasan Perbatasan

113. Pengembangan Pusat EkonomiPerbatasan (Pusat KegiatanStrategis Nasional/PKSN)

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

114. Peningkatan keamanan dankesejahteraan masyarakatperbatasan

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

115. Jumlah Daerah Tertinggal -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

116. Kabupaten terentaskan -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Page 112: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 79EKPD

Capaian Daerah Rekomendasi TargetNo Sasaran Satuan

2010 2011 2012 2013 2014

SumberData 2015 2016 2017 2018 2019

Keterangan

117. Rata-rata pertumbuhan ekonomi didaerah tertinggal

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

118. Persentase penduduk miskin didaerah tertinggal

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

119. Indeks Pembangunan Manusia(IPM) di daerah tertinggal

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Pembangunan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi diProvinsi

120. Jumlah Kawasan Ekonomi Khusus(KEK) di Provinsi

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

121. Jumlah Kawasan Industri -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

122. Jumlah Kawasan PerdaganganBebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Pembangunan Kawasan Perkotaan

123. Jumlah PembangunanMetropolitan sebagai PKN danPusat Investasi

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Page 113: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 80EKPD

Capaian Daerah Rekomendasi TargetNo Sasaran Satuan

2010 2011 2012 2013 2014

SumberData 2015 2016 2017 2018 2019

Keterangan

124. Optimalisasi 20 kota otonomiberukuran sedang di Luar Jawasebagai PKN/PKW dan penyanggaurbanisasi

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

125. Penguatan 39 pusat pertumbuhansebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL)atau Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

126. Pembangunan 10 Kota Baru Publik -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Sasaran Pembangunan Sektor Polhuhankam

Politik & Demokrasi

127. Tingkat Partisipasi Politik Pemilu Indeks 72,44 74,2 71,75 72,22 73,57 RPJMD Bali 73.87 74.18 74.49 74.79 75.10 Diproyeksikansecara linear

128. Indeks Demokrasi Provinsi Poin 63,17 65,48 62,63 63,68 73,04 BPS 70,98 72,78 74,57 76,36 78,16Diproyeksikansecara linear

Penegakan Hukum

129. Indeks Penegakan Hukum Persen 100 100 100 100 100 RPJMD Bali 100 100 100 100 100

130. Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indeks ---- 32,00 32,00 34,00

-- -- -- -- -- Data tidak ada

131. Indeks Perilaku Anti Korupsi Indeks -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- Data tidak ada

Page 114: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 81EKPD

Capaian Daerah Rekomendasi TargetNo Sasaran Satuan

2010 2011 2012 2013 2014

SumberData 2015 2016 2017 2018 2019

Keterangan

TATA KELOLA DAN REFORMASI BIROKRASI

Kualitas Pelayanan Publik

132. Integritas Pelayanan Publik(Daerah) Indeks 100 100 100 100 100 RPJMD Bali 100 100 100 100 100

133. Nilai Indeks Reformasi Birokrasi Indeks -- -- -- -- -- 70 70 75 80 100

134. Persentase Kabupaten/Kotadengan Nilai Indeks ReformasiBirokrasi Baik (Kategori B)

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

135. Opini WTP atas Laporan KeuanganProvinsi

Opini WDP WDP WDP WTP WTP BPK WTP WTP WTP WTP WTP

136. Persentase Kabupaten/Kota yangmemiliki status WTP

Persen 0 11,11 22,22 11,11 66,66 BPK 77,77 88,88 100,0 100,0 100.0

Persentase Instansi Pemerintah yang AkuntabilitasKinerjanya Baik (Skor B)

137. Provinsi -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

138. Kabupaten/Kota -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Page 115: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 82EKPD

Capaian Daerah Rekomendasi TargetNo Sasaran Satuan

2010 2011 2012 2013 2014

SumberData 2015 2016 2017 2018 2019

Keterangan

PENGUATAN TATA KELOLA PEMERINTAH DAERAH

Kinerja Keuangan Daerah

139. Rata-rata persentase belanjapegawai Kab/Kota

Persen45,98 52,45 50,20 50,96 51,95

Biro KeuBali 50,24 49,68 49,13 48,57 48,02

Proyeksi dgnTrend Linier

140. Rata-rata pajak retribusiKab/Kota terhadap total PAD

Persen 86,01 86,14 86,45 86,67 86,32 Biro KeuBali 86,66 86,78 86,89 87,01 87,12

Proyeksi dgnTrend Linier

141. Rata-rata belanja modalKab/Kota

Persen11,28 12,09 15,70 15,51 17,72

Biro KeuBali 19,34 20,97 22,60 24,23 25,86

Proyeksi dgnTrend Linier

142. Rata-rata presentase belanjapegawai Kab/Kota

Persen45,98 52,45 50,20 50,96 51,95

Biro KeuBali 50,24 49,68 49,13 48,57 48,02

Proyeksi dgnTrend Linier

143. Rata-rata rasio ketergantungandana transfer Kab/Kota

Persen62,00 56,56 59,37 55,92 54,61

Biro KeuBali 53,06 51,52 49,98 48,43 46,89

Proyeksi dgnTrend Linier

144. Rata-rata nasional WTP PemdaKabupaten

Poin 2,36 2,46 2,58 1,52 1,78 BiroKeuangan 2,17 2,11 2,05 1,99 1,93

Proyeksi dgnTrend Linier

145. Rata-rata nasional WTP PemdaKota

Poin 58,76 52,01 52,14 54,36 46,15 BiroKeuangan 53,70 53,39 53,07 52,75 52,43

Proyeksi dgnTrend Linier

146. Rata-rata pajak retribusi Provterhadap total PAD

Persen89,12 88,66 91,26 88,34 90,45

Biro KeuBali 90,27 90,50 90,74 90,97 91,20

Proyeksi dgnTrend Linier

147. Rata-rata belanja modal Prov Persen10,15 8,95 9,65 11,75 10,87

Biro KeuBali 11,55 11,97 12,39 12,82 13,24

Proyeksi dgnTrend Linier

Page 116: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 83EKPD

Capaian Daerah Rekomendasi TargetNo Sasaran Satuan

2010 2011 2012 2013 2014

SumberData 2015 2016 2017 2018 2019

Keterangan

148. Rata-rata presentase belanjapegawai Prov

Persen24,36 21,80 17,45 17,22 17,11

Biro KeuBali 17,07 16,36 15,65 14,95 14,24

Proyeksi dgnTrend Linier

149. Rasio ketergantungan danatransfer Prov

Persen29,01 26,49 25,00 23,87 23,07

Biro KeuBali 21,77 20,78 19,79 18,80 17,81

Proyeksi dgnTrend Linier

150. Rata-rata nasional WTP PemdaProv

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

. Kinerja Kelembagaan

.151. PTSP Kondisi Mantap -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

.152. Perda bermasalah -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

. Rata-rata kinerja Daerah Otonomi Baru

153. Rata-rata kinerja maksimal -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

.154. Rata-rata kinerja minimal -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

.155. Kelembagaan OrganisasiPerangkat Daerah yang ideal(sesuai PP 41)

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

.156. Penerapan SPM di daerah (Prov) -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Page 117: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 84EKPD

Capaian Daerah Rekomendasi TargetNo Sasaran Satuan

2010 2011 2012 2013 2014

SumberData 2015 2016 2017 2018 2019

Keterangan

.157. Penerapan SPM di daerah(Kab/Kota)

-- -- -- -- -- -- -- -- -- --

. Kinerja Aparatur

.158. Tingkat pendidikan aparaturPemda Bali S1, S2 dan S3

Orang3.259 3.427 3.454 3.431 3.472 3.538 3.581 3.624 3.667 3.710

Diproyeksi dgnTrend Linier

. PERTAHANAN DAN KEAMANAN

.159. Laju Peningkatan PrefalensiPenyalahgunaan Narkoba Persen 1,73 1,78 1,8 1,82 2,22 BNNP Bali 2,24 2,25 2,27 2,29 2,91

Hasil PenelitianTahun 2008,2011 dan 2014

Page 118: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 85EKPD

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan1) Tim Evaluasi Kinerja Pembangunan Provinsi Bali menetapkan evaluasi tematik

revolusi mental sebagai evaluasi wajib, dan pariwisata sebagai evaluasi tematik

khusus.

2) Secara konsisten Pemerintah Provinsi Bali telah merealisasikan program

revolusi mental dalam program pembangunan Daerah Bali melalui Visi dan

Misi Bali Mandara Jilid 2. Program-program Bali Mandara pada hakekatnya

merupakan revolusi mental dengan perubahan dan perbaikan di seluruh

aspek kehidupan masyarakat dengan pola terintegrasi. Pembangunan

daerah melalui revolusi mental di Provinsi Bali adalah perbaikan pada

seluruh tatanan penyelenggara pemerintahan dan pembangunan, serta

perbaikan pada pola pikir dan perilaku seluruh komponen masyarakat yang

sejalan dengan cita-cita dan semangat pembangunan nasional. Visi dan

Misi Bali Mandara Jilid 2 yang dilandasi 5 prinsip dasar pembangunan, yaitu:

Peningkatan Pertumbuhan (Pro-Growth), Pengentasan Kemiskinan (Pro-

Poor), Perluasan Lapangan Kerja (Pro-job), dan pelesatrian lingkungan

(Pro-environment) serta pengembangan dan pelestarian kebudayaan (Pro-

Culture), yang berlandasan falsafah Tri Hita Karana. Dengan kekayaan

budaya yang dimiliki masyarakat di Provinsi Bali dalam 5 tahun ke depan

program revolusi mental yang dicanangkan pemerintah pusat akan tercapai

dengan baik.

3) Provinsi Bali secara konsisten memprioritaskan sektor pariwisata sebagai

leading sector dalam program pembangunan, karena ulau Bali sudah

Page 119: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 86EKPD

dikenal oleh wisatawan asing sebagai daerah tujuan wisata sejak tahun

1920-an. Dengan potensi kepariwisataan yang dimiliki Provinsi Bali, yaitu

panorama yang indah, keanekaragaman kesenian dan budaya, maka

dalam sejak 1969 – 1974 pembangunan ekonomi diletakkan pada sektor

pertanian dan pengembangan pariwisata serta industri kerajinan tangan.

Dengan semakin dikenalnya Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata,

menyebabkan Bali menjadi primadona bagi para wisatawan yang

berkunjung ke Indonesia. Hal ini terbukti dengan terus meningkatnya jumlah

kunjungan wisatawan asing ke Bali, demikian juga andil terhadap pariwisata

nasional juga meningkat. Untuk mengakomodasi meningkatnya kunjungan

wisatawan yang datang ke Bali, maka terus ditingkatkan jumlah dan kualitas

pelayanan serta fasilitas penunjang pariwisata, antara lain peningkatan

jumlah hotel dan kamar hotel. Pengembangan kawasan wisata dan

pembenahan pengelolaannya terus dilakukan. Di samping itu,

pembangunan sektor pariwisata juga terus didukung dengan pembangunan

sektor lainnya seperti akses transportasi, informasi dan komunikasi, serta

fasilitas pendukung lainnya. Dengan berbagai upaya tersebut diperkirakan

kunjungan wisatawan asing dan nusantara, serta devisa yang dihasilkan

akan meningkat pada 5 tahun ke depan. Meningkatnya kunjungan

wisatawan asing dan nusantara, serta devisa yang dihasilkan diperkirakan

akan meningkatnya capaian kinerja sasaran Nawa Cita dari pembangunan

pariwisata. Dan Pariwista telah membawa kemakmuran bagi masyarakat

Bali. Demikian pula pariwisata telah membawa perubahan-perubahan sosial

dan budaya pada masayarakat setempat. Meskipun demikian,

perkembangan pariwisata yang demikian pesat telah meninggalkan sektor

pertanian sehingga ketimpangan pembangunan terjadi antara ke dua sektor

tersebut. Ketimpangan terjadi pula antar wilayah, yaitu wilayah selatan yang

tergolong maju pesat sedangkan wilayah lainnya tergolong relatif

terbelakang.

4) Capaian kinerja pembangunan daerah di Provinsi Bali dari tahun 2010 –

2014 secara umum menunjukkan kecenderungan kondisi yang lebih baik.

Page 120: DRAFT LAPORAN AKHIR - UNUD

Universitas Udayana - Bali

Draft Laporan Akhir EKPD Bali 2015 87EKPD

B. Rekomendasi1) Pemerintah daerah diharapkan sebagai pioner pelaksanaan revolusi mental di

Provinsi Bali dengan falsafah Tri Hita Karana, karena masih lemahnya

penegakan hukum, terutama pelanggaran terhadap aturan tata ruang di

kabupaten/kota sehingga pembangunan daerah terkesan kurang serasi dan

seimbang yang pada akhirnya menimbulkan disparitas pembangunan.

2) Pembangunan sektor pariwisata terus dilakukan terutama dalam hal

peningkatan kualitasnya dan menyebar ke seluruh wilayah.