draft jadi pkp.doc

54
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian hingga kini masih memiliki peranan yang strategis dalam pembangunan nasional, baik bagi pertumbuhan ekonomi maupun pemerataan pembangunan. Peran strategis sektor pertanian bagi pertumbuhan ekonomi antara lain: penyedia pangan bagi penduduk Indonesia, penghasil devisa negara melalui ekspor, penyedia bahan baku industri, peningkatan kesempatan kerja dan usaha, pengentasan kemiskinan dan perbaikan SDM. Penyuluhan pertanian di Indonesia telah memberikan sumbangan yang sangat signifikan pada pencapaian dari berbagai program pembangunan pertanian. Sebagai contoh melalui program Bimbingan Massal (Bimas) penyuluh pertanian dapat mengantarkan bangsa Indonesia mencapai swasembada beras pada tahun 1984. Penyuluhan pertanian diakui telah banyak memberikan sumbangan pada keberhasilan pembangunan pertanian di Indonesia. Penyuluhan telah berhasil menyampaikan berbagai inovasi pertanian kepada petani dengan segala metodenya sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani serta dapat mengubah sikap petani menjadi mau dan mampu menerapkan inovasi baru.

Upload: febisugiyanto

Post on 25-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

penyuluhan

TRANSCRIPT

Page 1: DRAFT JADI PKP.doc

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian hingga kini masih memiliki peranan yang strategis

dalam pembangunan nasional, baik bagi pertumbuhan ekonomi maupun

pemerataan pembangunan.  Peran strategis sektor pertanian bagi pertumbuhan

ekonomi antara lain: penyedia pangan bagi penduduk Indonesia, penghasil

devisa negara melalui ekspor, penyedia bahan baku industri, peningkatan

kesempatan kerja dan usaha, pengentasan kemiskinan dan perbaikan SDM.

Penyuluhan pertanian di Indonesia telah  memberikan  sumbangan yang

sangat signifikan pada pencapaian dari berbagai program pembangunan

pertanian.  Sebagai contoh melalui program Bimbingan Massal (Bimas)

penyuluh pertanian dapat mengantarkan bangsa Indonesia  mencapai

swasembada beras pada tahun 1984.

Penyuluhan pertanian diakui telah banyak memberikan sumbangan

pada keberhasilan pembangunan pertanian di Indonesia. Penyuluhan telah

berhasil menyampaikan berbagai inovasi pertanian kepada petani dengan

segala metodenya sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan

petani serta dapat mengubah sikap petani menjadi mau dan mampu

menerapkan inovasi baru.

Kegiatan penyuluhan pertanian merupakan suatu upaya agar informasi

atau inovasi yang diberikan oleh penyuluh dapat diterima oleh penerima

manfaat dan dapat diadopsi sehingga mampu merubah perilaku penerima

manfaat. Kegiatan penyuluhan memerlukan metode dan teknik agar apa yang

disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh penerima manfaat. Prinsip

pemilihan metode dan teknik dalam penyuluhan disesuaikan dengan keadaan

masyarakat penerima manfaat. Metode penyuluhan seringkali digolongkan

menurut target orang yang menghadiri kegiatan penyuluhan yang dilakukan

oleh penyuluh lapangan. Penggolongan metode penyuluhan ini dapat

digolongkan menjadi 3 yaitu metode perseorangan, metode kelompok, dan

metode massa.

Page 2: DRAFT JADI PKP.doc

B. Tujuan Praktikum

Pelaksanaan praktikum Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian ini

bertujuan agar :

1. Mahasiswa mengetahui secara langsung praktik kegiatan penyuluhan

pertanian yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian Lapang (PPL).

2. Mahasiswa mampu menyusun materi penyuluhan secara tepat berdasarkan

kebutuha sasaran, lengkap dengan alat bantu dan alat peraganya.

C. Manfaat Praktikum

Pelaksanaan praktikum Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian ini

memberikan banyak manfaat terutama bagi mahasiswa, masyarakat dan

pemerintah.

1. Petani

Manfaat diadakannya praktikum Penyuluhan dan Komunikasi

Pertanian bagi petani adalah sebagai berikut:

a. Menambah pengetahuan dan keterampilan petani dalam dunia

pertanian.

b. Dengan adanya penjelasan, analisis, dan evaluasi dari penyuluh, petani

dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapinya dalam dunia

pertanian.

c. Memacu masyarakat petani untuk lebih berani mencoba teknologi baru

demi meningkatkan hasil pertanian mereka.

2. Mahasiswa

Manfaat diadakannya praktikum Penyuluhan dan Komunikasi

Pertanian bagi mahasiswa adalah sebagai berikut :

a. Mahasiswa menjadi terampil dalam berkomunikasi.

b. Mahasiwa dapat menganalisis suatu permasalahan petani di lapang dan

berupaya mencari solusi yang tepat.

c. Menambah wawasan dan pengalaman.

Page 3: DRAFT JADI PKP.doc

3. Pemerintah

Manfaat diadakan praktikum dan keterampilan penyuluhan bagi

pemerintah adalah sebagai berikut :

a. Dapat menambah referensi baru mengenai permasalahan para petani

yang nantinya memudahkan pemerintah dalam pengambilan kebijakan.

b. Mempermudah pemerintah dalam melihat kondisi petani di tempat

tersebut.

c. Membantu melancarkan program penyuluhan pertanian.

Page 4: DRAFT JADI PKP.doc

II. LANDASAN TEORI

A. Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan pertanian adalah suatu kegiatan pendidikan non formal

bagi petani dan keluarganya sebagai wujud jaminan pemerintah atas hak

petani untuk mendapatkan pendidikan. Undang-undang No.16 Tahun 2006

tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan ( SP3K),

menyatakan bahwa pengertian penyuluhan merupakan proses pembelajaran

bagi pelaku utama pertanian serta pelaku usaha agar mau dan mampu

menolong serta mengorganisasikan pelaku-pelaku tersebut dalam

mengakses informasi-informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber

daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi

usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran

dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup (Deptan, 2008).

Penyuluhan pertanian bagian dari suatu sistem pembangunan

pertanian yang merupakan sistem pendidikan di luar sekolah (pendidikan non

formal) bagi petani beserta keluarganya dan anggota masyarakat lainnya yang

terlibat dalam pembangunan pertanian tersebut. Dengan demikian penyuluhan

pertanian adalah suatu upaya untuk menciptakan iklim yang kondusif guna

membantu petani beserta keluarganya agar dapat berkembang menjadi

dinamis serta mampu memperbaiki kehidupannya dengan kekuatan sendiri

yang pada akhirnya mampu menolong dirinya sendiri untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya (Subagyo, 2008).

Menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem

Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan menyatakan bahwa

penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha

agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya

dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya

lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,

pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam

pelestarian fungsi lingkungan hidup. Berdasarkan pengertian tersebut

Page 5: DRAFT JADI PKP.doc

penyuluhan memegang peran strategis terhadap peningkatan kesejahteraan

dan partisipasi pelaku utama dalam pembangunan daerah dan nasional

(BPKP, 2006).

Penyuluhan pertanian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

proses pembangunan/pengembangan masyarakat dalam arti luas. Dalam

praktek, pendidikan selalu dikonotasikan sebagai kegiatan pengajaran yang

bersifat “menggurui” yang membedakan status antara guru/pendidik yang

selalu “lebih pintar” dengan murid/ peserta didik yang harus menerima apa

saja yang diajarkan oleh guru/pendidiknya. Pemangku kepentingan

(stakeholders) agribisnis tidak terbatas hanya petani dan keluarganya

(Arif, 2009).

B. Metode dan Teknik Penyuluhan

1. Metode Penyuluhan

Metode Penyuluhan Pertanian adalah cara penyampaian materi

(isi pesan) penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani

beserta anggota keluarganya baik secara langsung maupun tidak

langsung agar mereka tahu, mau, dan mampu menggunakan inovasi baru.

Umumnya pesan terdiri dari sejumlah simbol dan isi pesan inilah yang

memperoleh perlakuan. Bentuk perlakuan tersebut memilih, menata,

menyederhanakan, menyajikan, dll. Dilain pihak simbol dapat diartikan

kode-kode yang digunakan pada pesan. Simbol yang mudah diamati dan

paling banyak digunakan yaitu bahasa. Keputusan-keputusan yang dibuat

oleh penyuluh pertanian atau sumber untuk memilih serta menata isi

pesan dan simbol yang digunakan pada pesan dapat dikatakan teknik

penyuluhan pertanian (Hadi, 2007).

Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau

teknik penyampaian materi penyuluhan kepada pelaku utama dan pelaku

usaha (kelayan) beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak

langsung agar mereka lebih mudah memahami dan dapat mempermudah

penerapan suatu inovasi. Penggunaan metode penyuluhan dapat dibedakan

Page 6: DRAFT JADI PKP.doc

menjadi beberapa golongan berdasarkan: teknik komonikasi, jumlah

sasaran dan indera penerima dari sasaran (Sumardi, 2005).

Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau

teknik penyampaian materi penyuluhan kepada pelaku utama dan pelaku

usaha beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung

agar mereka lebih mudah memahami dan dapat mempermudah penerapan

suatu inovasi. Dengan metode penyuluhan, penyampaian materi

penyuluhan dapat dilakukan secara sistematis, sehingga materi tersebut

dapat dimengerti dan diterima sasaran (Adrianto, 2009).

Metode penyuluhan dapat digolongkan kedalam 2 (dua) golongan

yaitu metoda-metoda yang langsung (direct Communication/face to face

Communication) dan metoda-metoda yang tidak langsung (indirect

Communication). Penggolongan berdasarkan hubungan jumlah dan

penggolongan dari sasaran adalah metoda berdasarkan perorangan, misal

kunjungan ke rumah petani, surat menyurat secara perorangan,

demonstrasi pilot, belajar perorangan, serta belajar praktek

(Suhardiyono, 2009).

2. Teknik Penyuluhan

Teknik penyuluhan pertanian dapat didefinisikan sebagai

keputusan–keputusan yang dibuat oleh sumber atau penyuluh dalam

memilih serta menata simbol dan isi pesan menentukan pilihan cara dan

frekuensi penyampaian pesan serta menentukan bentuk penyajian pesan.

Simbol dapat diartikan kode-kode yang digunakan pada pesan. Simbol

yang mudah diamati dan paling banyak digunakan yaitu bahasa.

Keputusan-keputusan yang dibuat oleh penyuluh pertnaian atau sumber

untuk memilih serta menata isi pesan dan simbol yang digunakan pada

pesan dapat dikatakan teknik penyuluhan pertanian (Sutanto, 2006).

Penentuan teknik dan media haruslah memperhatikan hal-hal yang

ada dalam khalayak sasaran penyuluhan. Hal-hal yang harus diperhatikan

dan menjadi bahan pertimbangan adalah :

Page 7: DRAFT JADI PKP.doc

a. Karakteristik sasaran

Karakteristik sasaran yang perlu dipertimbangkan dalam memilih

metode penyuluhan pertanian, antara lain tingkat pengetahuan, sikap,

keterampilan sasaran, dan sosial budaya dari sasaran.

b. Karakteristik penyuluh

Selain keadaan dari petani, keadaan penyuluh haruslah juga

diperhatikan yaitu dari tingkat pengalaman, umur, dan tingkat

ketrampilan.

c. Karakteristik daerah

Karakteristik daerah yang perlu dipertimbangkan adalah keadaan

musim (agroklimat), keadaan usaha tani, dan keadaan lapangan. Hal ini

sangat berpengauh sekali dalam penentuan metode yang digunakan

karena ini berhubungan erat dengan materi apa, dimana, kapan, dan

bagaimana materi tersebut disuluhkan.

d. Materi penyuluhan pertanian

Materi penyuluhan sangat menentukan terhadap jenis metode

penyuluhan pertanian yang akan digunakan. Misalnya, penyuluhan

tentang intensifikasi pemanfaatan lahan pertanian sangat berbeda

dengan penyuluhan pembuatan pupuk.

e. Sarana dan biaya

Pertimbangan sarana dan biaya didasarkan atas bagaimana

ketersediaanya sarana yang akan digunakan sebagai alat bantu dan alat

peraga penyuluhan pertanian (Deptan, 2008).

Teknik komunikasi yang bisa dilakukan pada umumnya ada tiga

yaitu teknik komunikasi informasi adalah proses penyampaian pesan yang

sifatnya “memberi tahu” atau memberikan penjelasan kepada orang lain.

Komunikasi ini dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis, misalnya

melalui papan pengumuman, pertemuan-pertemuan kelompok dan media

massa. Teknik kedua yaitu teknik komunikasi persuasi, istilah “persuasi”

atau dalam bahasa Inggris “persuation” berasal dari kata latin persuasion,

yang secara harfiah berarti membujuk atau meyakinkan, dan teknik yang

Page 8: DRAFT JADI PKP.doc

ketiga adalah teknik komunikasi coersive (koersif) adalah proses

penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan cara yang

mengandung paksaan agar melakukan suatu tindakan atau kegiatan

tertentu (Suprapto, 2006).

Teknik penyuluhan pertanian merupakan keputusan–keputusan

yang dibuat oleh penyuluh dalam memilih pesan, menentukan pilihan

cara, frekuensi penyampaian pesan, dan menentukan bentuk penyajian

pesan. Prinsip-prinsip metode dan teknik penyuluhan pertanian :

a. Pengembangan untuk berpikir kreatif

b. Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan penerima manfaat

c. Setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya

d. Ciptakan hubungan yang akrab dengan penerima manfaat

e. Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan

(Kusnadi, 2009).

Teknik penyuluhan pertanian merupakan cara dan prosedur yang

dilakukan penyuluh dalam menyampaikan pesan kepada sasaran agar

terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik sesuai tujuan yang

ingin dicapai. Tujuan pemilihan metode dan teknik penyuluhan pertanian

untuk mendorong terjadinya efek/perubahan perilaku yang sebanyak-

banyaknya dari sasaran. Teknik penyuluhan juga mampu meningkatkan

komunikasi dan mengurangi gangguan komunikasi, untuk meningkatkan

daya anut sasaran serta untuk mendorong munculnya sifat keterbukaan

dan kemandirian petani (Pambudy, 2007) .

C. Alat Bantu dan Alat Peraga Penyuluhan

1. Alat Bantu Penyuluhan

Penggunaan media penyuluhan pertanian akan membantu

memperjelas informasi yang disampaikan kepada penggunanya, karena

dapat lebih menarik, lebih interaktif, dapat mengatsi batasan ruang,

waktu dan indera manusia. Agar informasi yang disampaikan bisa lebih

jelas dan mudah dipahami sesuai dengan tujuan yang akan dicapai maka

informasi tersebut perlu dikemas sesuai dengan karakteristik dari setiap

Page 9: DRAFT JADI PKP.doc

media yang digunakan. Media penyuluhan pertanian adalah segala

bentuk benda yang berisi pesan atau informasi yang dapat membantu

kegiatan penyuluhan pertanian. Media penyuluhan pertanian berguna

untuk mengefektifkan komunikasi antar sumber informasi dan penerima

(komunikan). Media penyuluhan pertanian disebut juga sebagai alat

bantu penyuluhan pertanian yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa

dan dicium dengan maksud untuk memperlancar komunikasi (Hubeis,

2007).

Alat bantu penyuluhan dapat berupa psikososial yang dibedakan

menjadi psikososial massal dan psikososial kelompok. Psikososial massal

misalnya menyabaran media cetak, pengunaan media elektronik,

pertemuan umum, pameran, dan kampanye. Sedangkan psikososial

kelompok antara lain berupa demontrasi, FDG, kursus tani, pertemuan

kelompok, karyawisata atau widyawisata, dan ceramah (Bambang, 2005).

Alat bantu penyuluhan dapat membantu dalam proses

penyuluhan karena dengan adanya alat bantu akan memperlancar proses

penyuluhan. Dalam penyuluhan pertanian terdapat dua macam alat

bantu penyuluhan yaitu alat bantu yang berhubungan dengan tempat

(kursi, tikar, penerangan dan lain-lain) serta alat bantu yang

berhubungan dengan penyajian pelajaran seperti visual, audio,

audiovisual dan lain-lain (Suradisastra, 2006).

Tersedianya perlengkapan penyuluhan (alat bantu dan alat

peragaan terutama yang berkaitan dengan: penglihatan/pencahayaan, dan

pendengaran). Perlengkapan yang disediakan, sebaiknya berupa alat bantu

dan alat peraga berupa bentuk riil yang dapat disediakan dan dapat

digunakan sesuai dengan kondisi setempat. Macam alat bantu penyuluhan

antara lain kurikulum, lembar-lembar persiapan penyuluhan, papan tulis

atau papan penempel, alat tulis, perlengkapan ruangan, serta proyektor

(Sinar Tani, 2006).

Keuntungan menggunakan alat bantu audio visual adalah alat

bantu dapat menangkap perhatian dari hadirin. Melalui alat bantu, bisa

Page 10: DRAFT JADI PKP.doc

disarikan butir penting dari pembicaraan dengan jelas. Pesan lebih mudah

ditangkap melalui beberapa panca indra dibanding yang hanya melalui

salah satu panca indera saja. Kemungkinan untuk mengurangi terjadinya

penafsiran yang keliru. Beberapa alat bantu dapat membantu menyusun

pesan secara sistematis (Mardikanto, 2005).

2. Alat Peraga Penyuluhan

Penggunaan alat peraga dalam penyuluhan pertanian bukan saja

merupakan suatu kebutuhan melainkan suatu keharusan. Beberapa hal

yang menjadi pertimbangan dalam menggunakan alat peraga antaralain:

banyak konsep dalam bahan pengajaran pertanian yang memerlukan

kesamaan persepsi dari pihak sasaran, sebab bila berbeda-beda maka

akan menimbulkan salah tafsir dan salah tindakan untuk selanjutnya,

dalam studi pertanian terdapat unsur-unsur yang proses bekerjanya

sangat lambat sehingga sulit dilihat dengan mata, misalnya proses

tumbuhnya bunga, proses tumbuhnya akar dan sebagainya. Hal-hal

seperti itu hanya dapat dipelajari lebih mudah dengan menggunakan alat

peraga yang cocok untuk itu. Di samping itu, ada pula hal-hal atau

kejadian dalam studi pertanian yang proses kerjanya sangat cepat

sehingga memerlukan bantuan alat peraga untuk mempelajarinya seperti

penggunaan film atau film strip dan lain-lain. Misalnya angin kencang

merusak tanaman, serangan hama belalang yang merusak tanaman dan

sebagainya (Hawkins, 2007).

Alat peraga adalah alat atau benda yang dapat diamati, diraba atau

dirasakan oleh indera manusia, yang berfungsi sebagai alat untuk

memeragakan dan atau menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan

oleh penyuluh guna membantu proses belajar mengajar sasaran

penyuluhan agar materi penyuluhan lebih mudah diterima dan dipahami

oleh sasaran penyuluhan yang bersangkutan. Macam alat peraga, benda

yang digolongkan lagi seperti sampel, model, spesimen, barang cetakan

(pamflet, leaflet, brosur, booklet, poster), gambar yang diproyeksikan

Page 11: DRAFT JADI PKP.doc

(transparancy sheet, slide film, film strip), lambang grafika, grafik, (line,

bar, histogram), diagram, bagan/skema (Mardikanto, 2008).

Satu hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan alat peraga di

dalam pelaksanaan penyuluhan adalah pemilihan alat peraga yang paling

efektif dan efisien untuk tujuan perubahan perilaku sasaran, yang

diinginkan penyuluhnya. Pembuatan/penggunaan alat peraga haruslah

memeperhatikan bentuk serta ukuran dari materi-materi yang ditonjolkan

sehingga timbul kesan seimbang dan serasi (Suhardiyono, 2009).

Pertimbangan sarana dan biaya didasarkan atas bagaimana

ketersediaanya sarana yang akan digunakan sebagai alat bantu dan alat

peraga penyuluhan pertanian. Sebagai contoh, disuatu daerah yang tidak

ada listrik, tentunya sulit melakukan penyuluhan dengan menggunakan

OHP (Over Head Projector) atau menggunakan LCD/Komputer dan

pemutaran film kecuali jika disediakan generator listrik. Biaya diperlukan

untuk mendanai kegiatan, misalnya dari segi efisiensinya kursus tani lebih

mahal dibandingkan pertemuan umum, namun lebih murah daripada

melakukan kunjungan rumah atau usaha tani. Jadi ketersediaan biaya akan

sangat menentukan alternatif kombinasi pemilihan metoda penyuluhan

pertanian (Deptan, 2008).

Penyuluhan merupakan pendidikan non formal dimana sistem

pendidikannya terprogram di luar sekolah sehingga penyuluhan

memerlukan perencanaan yang jelas mengenai kegiatan yang akan

dilaksanakan. Terkait dengan itu, pelaksanaan kegiatan penyuluhan selain

menentukan topik atau materi penyuluhan yang akan diajarkan juga harus

memetapkan alat peraga penyuluhan yang sesuai dengan sasarannya serta

persiapan tentang sarana penyuluhan. Dalam hal ini adalah alat peraga

penyuluhan dan pemilihan alat peraga tersebut guna membantu kelancaran

kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan. Persiapan sarana

penyuluhan terutama alat peraga sangat membantu sasaran dalam

menerima materi yang diajarkan oleh penyuluh. Oleh sebab itu, alat peraga

sangat perlu dalam penyuluhan. Pemilihan alat peraga ini harus

Page 12: DRAFT JADI PKP.doc

disesuaikan dengan kondisi masyarakat sasarannya serta alat peraga ini

juga akan mempengaruhi proses belajar dalam penyuluhan tersebut

(Rohman, 2008).

D. Materi Penyuluhan

Sejalan dengan perubahan dan tuntutan global, dunia pertanian juga

mengalami dinamika. Model pendekatan lama dimana penyuluh merupakan agen

transfer teknolagi dan informasi yang sudah tidak cukup. Penyuluh lapangan

dituntut memiliki fungsi paling tidak dalam 3 hal, yaitu transfer teknologi, fasilitas,

dan penasehat. Untuk mendukung fungsi-fungsi tersebut penyuluh pertanian

seharusnya juga menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi. Tema-tema penyuluhan hendaknya juga harus bergeser, tidak hanya

sekedar peningkatan produksi tetapi menyesuaikan dengan isu global yang lain

(Arifin, 2006).

Materi penyuluhan sangat menentukan terhadap jenis metoda

penyuluhan pertanian yang akan digunakan. Misalnya, penyuluhan tentang

intensifikasi pemanfaatan lahan pertanian sangat berbeda dengan penyuluhan

intensifikasi ayam buras, intensifikasi ternak potong, intensifikasi kedelai

atau intensifikasi padi (inovasi teknis). Berlainan pula dengan materi

pembentukan poktan dan gapoktan (menyangkut inovasi sosial) serta

penyuluhan tentang perkreditan dan kontrak kerja (inovasi ekonomi)

(Soedijanto, 2008).

Materi yang disajikan seyogyanya dapat menjawab, mencairkan atau

menyelesaikan apa yang dibutuhkan kelompok tani sesuai kondisi, dan

kesempatan saat itu. Tentunya dapat berupa materi yang bisa langsung

dipraktekkan dan mengemukakan kaitannya dengan teori yang mendasari

sesuai idealnya anjuran yang diharapkan, di mana kondisi di lapangan terjadi,

sebut saja pembudidayaan rumput laut yang menguntungkan, pemeliharaan

ayam buras semi intensif, teknis pemangkasan jambu mete, dan lain-lain,

uraikan sesuai tahapannya misalnya: rincian kebutuhan modal awal, teknik

memilih bibit yang baik, manajemen pemeliharaan, pasca panen, pemasaran

dan sebagainya (Arif, 2009).

Page 13: DRAFT JADI PKP.doc

Dalam proses komunikasi antara penyuluh dengan sasaran, penyuluh

pertanian akan menyampaikan segala sesuatu yang menyangkut ilmu (teori)

dan teknologi (praktis) pertanian, kesemuanya itu disebut materi penyuluhan.

Dapat dikatakan bahwa materi penyuluhan pertanian adalah segala isi

(content) yang terkandung dalam setiap kegiatan penyuluhan pertanian

(Samsudin, 2007).

Apapun materi penyuluhan yang disampaikan oleh seorang penyuluh,

pertama-tama harus diingat bahwa materi tersebut harus senantiasa mengacu

kepada kebutuhan yang telah dirasakan oleh masyarakat sasarannya. Tetapi

didalam prakteknya seringkali penyuluh menghadapi kesulitan untuk memilih

dan menyajikan materi yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat

sasarannya. Hal ini disebabkan oleh karena keragaman sasaran yang dihadapi,

sehingga menuntut keragaman kebutuhan yang berbeda atau keragaman

materi yang harus disampaikan pada saat yang sama. Kesulitan lain juga dapat

muncul manakala pemahaman tentang sasaran dan waktu menjadi pembatas

(Suwardi, 2009).

Page 14: DRAFT JADI PKP.doc

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Observasi/Pengamatan Kegiatan Penyuluhan Pertanian

1. Waktu, Lokasi dan

Setting (Penataan) Tempat Kegiatan Penyuluhan Pertanian

a. Keadaan Umum Desa

1) Lokasi Desa

Desa Pandeyan terletak di Kecamatan Grogol Kabupaten

Sukoharjo dengan luas 3.637.010 ha. Luas sawah 3.627.010 ha,

luas tanah kering 6.259.030 ha. Adapun batas-batasnya secara

administratif adalah sebagai berikut:

Sebelah utara : Desa Bugel

Sebelah selatan : Desa Sidorejo

Sebelah barat : Desa Telukan dan Bulakrejo

Sebelah timur : Desa Gentan dan Karangwuni

Jarak desa dari pusat administrasi adalah …

Tabel 3.1 Penggunaan Lahan di Desa Pandeyan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo

No Penggunaan Lahan Luas (Ha)1 Tanah Sawah

a. Irigasi Teknis 287.912

b. Irigasi Setengah Teknis 320

c. Sederhana 321.61

d. Tadah Hujan 106.282 Tanah Kering

a. Pekarangan/Bangunan 4.550.350

b. Tegalan/Kebunan 1.603.680

c. Padang Gembala 50

d. Tambak/Kolam 10

e. Rawa 03 Tanah Fasilitas Umum

a. Tanah Bengkok Pemotong Desa

120

b. Tanah Kas Desa 1.3000.000

Page 15: DRAFT JADI PKP.doc

Sumber : data sekunder

2) Kependudukan

a) Keadaan Penduduk Desa Pandeyan Berdasarkan Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin

Tabel 3.1 Jumlah penduduk Desa Pandeyan berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin tahun 2013

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah0-4 212 185 3975-9 173 174 347

10-14 154 300 45415-19 207 287 49420-24 165 369 53424-29 185 197 38230-39 317 219 53640-49 215 282 49750-59 205 154 35960 + 841 839 1680

Jumlah 2674 3006 5680

Page 16: DRAFT JADI PKP.doc

∑ Produktif 1294 1508 2802∑ Non Produktif 1380 1598 2878

Sumber : Data Sekunder

Perhitungan Sex Ratio =

=

= 88,9 %

Berdasarkan jenis kelamin penduduk dibedakan menjadi

laki-laki dan perempuan. Komposisi penduduk menurut jenis

kelamin dapat menunjukkan beberapa hal antara lain. Sex ratio

yaitu nilai perbandingan antar jumlah penduduk laki-laki dengan

jumlah penduduk perempuan ( Sumitro 1993 ).

Menurut penghitungan sex ratio di atas dapat diketahui

bahwa jumlah penduduk berjenis kelamin pria lebih sedikit

daripada penduduk berjenis kelamin wanita. Berdasarkan Tabel

3.1 di atas dapat diketahui jumlah penduduk pria di Desa

Pandeyan sebanyak 2674 orang sedangkan penduduk wanita

jumlahnya lebih besar daripada penduduk pria, yaitu 3006 orang

Tenaga kerja wanita lebih banyak daripada tenaga kerja laki-

laki, padahal pada sektor pertanian kebanyakan yang menjadi

tenaga pokok adalah laki-laki, yang perempuan hanya

membantu dalam beberapa bagian dari sapta usaha tani.

Efek atau dampak dari perbedaan jumlah penduduk laki –

laki dan perempuan antara lain adalah dengan adanya kesetaraan

gender atau kebebasan yang sama antara laki–laki dan

perempuan dalam memperoleh atau mencari pekerjaan, selain

itu dengan adanya perbedaan jumlah tersebut menjadikan posisi

laki–laki sangat penting terutama dalam hal pengolahan sawah

dan pekerjaan yang mengharuskan tenaga yang besar. Perbedaan

jumlah antara jumlah laki–laki dan perempuan juga dapat

mengakibatkan adanya kesulitan dalam mencari tenaga kerja

Page 17: DRAFT JADI PKP.doc

laki–laki untuk menggarap sawah, sehingga kadang perempuan

yang menggantikan.

Perhitungan kepadatan penduduk menurut umur berkaitan

erat dengan perhitungan angka beban tanggungan,

perbandingan antara jumlah penduduk usia non produktif

dengan jumlah penduduk usia produktif.

Angka beban tanggungan dapat di hitung dengan rumus sebagai

berikut:

ABT =

ABT laki-laki =

= 106,6

ABT perempuan =

= 105,9

ABT rata-rata =

= 106,2

Angka beban tanggungan adalah perbandingan jumlah

penduduk usia non produktif dengan jumlah penduduk usia

produktif. Dari data di atas dapat diketahui bahwa ABT laki-

laki lebih kecil daripada ABT perempuan. ABT laki-laki

sebesar 106,6% sedangkan ABT perempuan sebesar 105,9%,

sehingga apabila dengan angka beban tanggungan tinggi maka

kesejahteraan masyarakat menurun. Perubahan ini dikarenakan

jumlah penduduk produktif dan non produktif selalu berubah

Page 18: DRAFT JADI PKP.doc

dikarenakan adanya kematian, merantau atau meninggalkan

kampung halaman dan menetap di desa lain, serta migrasi ke

daerah lain karena alasan pernikahan dan lain sebagainya.

b) Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 3.2 Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan tahun 2013

No Jenjang Pendidikan Jumlah

1 Tamat Perguruan Tinggi 0

2 Tamat SLTA 477

3 Tamat SLTP 323

4 Tamat SD 215

5 Tidak Tamat SD 308

6 Belum Tamat SD 215

7 Tidak Sekolah 512

Jumlah 2050

Sumber : Data Sekunder

Dari data diatas, tampak bahwa tingkat pendidikan warga

Desa Pandeyan sudah cukup tinggi, terbukti pada tahun 2013

pendidikan tidak hanya sampai SLTP tetapi sampai SLTA yaitu

sebanyak 477 jiwa walaupun tidak ada yang berpendidikan

sampai perguruan tinggi. Ini menunjukkan pendidikan

mendapatkan perhatian penting atau khusus dari warga desa.

Tinggi rendahnya tingkat pendidikan orang tua

menentukan ada tidaknya perhatian terhadap pendidikan

anaknya. Penduduk yang tidak sekolah berjumlah 512 orang.

Bersekolah atau tidaknya seorang anak di desa banyak

ditentukan ada tidaknya dukungan orang tua walaupun biaya

pendidikannya sudah dibebaskan.

c) Keadaan Penduduk Menurut Mata PencaharianTabel 3.3 Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian tahun 2013

No Mata Pencaharian Jumlah (orang)1 Petani sendiri 208

Page 19: DRAFT JADI PKP.doc

2 Buruh tani 2723 Pengusaha 164 Buruh Industri 3995 Buruh bangunan 2326 Pedagang 887 Pengangkutan 728 PNS/ABRI 1079 Pensiunan 2010 Lain-lain 871

Sumber : Data Sekunder

Dari tabel diatas terlihat bahwa mata pencaharian yang

paling banyak dilakukan penduduk Desa Pandeyan adalah

pekerjaan lain-lain yang mencapai 871 orang, sementara mata

pencaharian penduduk yang lain adalah petani sendiri, buruh

tani, pengusaha, buruh industri, buruh bangunan, pedagang,

swasta, pertukangan, wiraswasta, Pengangkutan, Pegawai

Negeri Sipil (PNS), pensiunan.

Pekerjaan sebagai petani di Desa Pandeyan hanya sedikit

karena lahan pertaniannya sudah beralih fungsi menjadi dealer,

supermarket, pabri industri. Keragaman mata pencaharian

penduduk Desa Pandeyan menunjukkan bahwa Desa Pandeyan

sudah cukup maju, mereka sudah mau bekerja di bidang lain di

luar pertanian. Warga sudah mampu menerima pembaruan

dengan adanya peralihan pekerjaan dari pertanian keluar

pertanian, karena pertanian hasilnya tidak dapat mencukupi

kebutuhan hidup. Pekerjaan dari luar bidang pertanian dapat

menambah penghasilan yang dapat digunakan untuk mencukupi

kebutuhan.

Desa Pandeyan memiliki 6 kelompok tani yaitu kelompok

tani Among Kesmo, Dewi Sri, Cendono Sari, Cipto Hasil,

Ngupoyo Bugo, Sri Sadono. Gapoktan di Desa Pandeyan yang

diketuai oleh Bapak Sugino ini pernah mendapat dana dari LDPM

(Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat), dana tersebut

Page 20: DRAFT JADI PKP.doc

digunakan untuk membangun gudang pertemuan, tempat

menyimpan cadangan pangan dan distribusi hasil panen. Selain

itu juga pernah mendapat dana dari PUAP (Pengembangan

Usaha Agribisnis Pedesaan) yang digunakan untuk modal usaha

tani dan pengelolaan agribisnis.

a. Sejarah

Pada zaman dahulu banyak yang berpendapat bahwa

pandeyan berasal dari kata “pandai” yang artinya pintar, jenius.

Ada juga yang berpendapat bahwa Desa Pandeyan berasal dari

kata “pande” yang artinya pandai besi. Namun hal tersebut

tidaklah benar, menurut cerita nenek moyang, pandeyan

berasal dari kata dewe yang artinya menyendiri. Agar mudah

menyebutkan suatu desa maka kata dewe diberi awalan pan-

dan akhiran –an kemudian menjadi kata pandewean, sekarang

biasa disebut pandeyan.

Dahulu kala ketika masih ada kerajaan, baginda raja

membuat peraturan kerajaan. Isi dari peraturn tersebut salah

satunya adalah barang siapa yang tidak taat pada

pemerintahan kerajaan maka maka akan dikeluarkan dari

wilayah kekuasaan kerajaan dan diasingkan/disendirkan. Oleh

karena itu, menurut cerita nenek moyang Desa Pandeyan

dahulu memang tidak taat terhadap peraturan pemerintahan

sehingga diasingkan disuatu desa tersebut

b. Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian

Praktikum Penyuluhan Pertanian oleh kelompok 15 di

Desa Pandeyan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.

Dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 10 Juni 2013, pukul

21.00 – 22.30 WIB yang bertempat di gudang pertemuan

Gapoktan Akur Desa Pandeyan, Kecamatan Grogol,

Kabupaten Sukoharjo. Gapoktan Akur melakukan pertemuan

rutin setiap satu bulan sekali pada minggu kedua yaitu

Page 21: DRAFT JADI PKP.doc

pertemuan antar anggota kelompok tani dengan penyuluh. Alat

yang digunakan biasanya whiteboard dan spidolPertemuan ini

membahas laporan keuangan dan juga adanya diskusi tentang

keadaan pertanian dengan penyuluh. Struktur Organisasi

Pemerintah Desa Pandeyan adalah sebagai berikut

Gambar Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Pandeyan

Keterangan : = Garis Komando

Dari bagan diatas terlihat bahwa dalam struktur pemerintahan

desa, tingkat tertinggi dipegang oleh Ketua Gapoktan. Dalam

melaksanakan tugasnya Ketua Gapoktan membawahi dan dibantu

oleh Tim Pengurus, Bendahara, Sekretaris Desa, Unit Usaha

Saprodi,Unit Usaha Alsintan, Unit Usaha

Distribusi/Pemasaran/Pengolahan, dan Unit Usaha Pengolahan

Cadangan Pangan. Desa Pandeyan ini terdiri dari 6 kelompok tani

Page 22: DRAFT JADI PKP.doc

yaitu kelompok tani Among Kesmo, Dewi Sri, Cendono Sari, Cipto

Hasil, Ngupoyo Bugo, Sri Sadono. Masing-masing kelompok tani

tersebut mempunyai tugas dan kewajiban sendiri-sendiri, tapi secara

keseluruhan mereka saling membantu dan bekerjasama dalam

melaksanakan dan mencapai tujuan yang diharapkan dan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Materi Penyuluhan

Tabel 3.4 Lembar Persiapan Menyuluh Desa Pandeyan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo

Pokok Kegiatan

Uraian Kegiatan Keterangan

Pendahuluan 1. Salam Pembuka2. Penyampaian topik materi penyuluhan

tentang penguatan lembaga distribusi pangan masyarakat

1. Alat bantu:

a. Materi penyuluhan

b. Whiteboardc. Spidol

2. Alat peraga: Selebaran

Isi/Materi 1. Penyampaian tujuan penyuluhan2. Penyampaian materi tentang pemanfaatan dana yang telah

digunakan dalam pembangunan pertanian

Penutupan 1. Terimakasih atas perhatiannya telah mengikuti penyuluhan ini dari awal sampai akhir

2. Mohon maaf atas kekurangan dan kelebihan kami dalam penyampaian materi ini

3. Salam penutupSumber : LPP Menyuluh Desa Pandeyan, Kecamatan Grogol,

Kabupaten Sukoharjo

Dana Bansos Penguatan Lembaga Distribusi Pangan

Masyarakat (P.LDPM) dari Badan Ketahanan Pangan Kementrian

Page 23: DRAFT JADI PKP.doc

Pertanian yang disalurkan ke Gapoktan untuk meningkatkan

kapasitas Gapoktan khususnya:

1. Unit Usaha Distribusi/Pemasaran/Pengolahan untuk

menggembangkan kegiatan usaha jual beli gabah/ beras/ jagung

dalam rangka menjaga stabiltas harga di tingkat petani produsen.

2. Unit Cadangan Pangan dalam rangka mengembangkan cadangan

pangan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya di musim paceklik.

Stabilisasi harga dilakukan untuk membantu memecahkan

masalah jatuhnya harga produk petani yang biasanya terjadi pada

saat panen raya, karena melimpahnya pasokan (produksi). Situasi

tersebut biasanya dimanfaatkan oleh para tengkulak untuk

mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya sehingga berdampak

merugikan petani produsen.

Dalam rangka menjaga stabilitas harga tersebut, maka Unit

Usaha Distribusi (Pemasaran/ Pengolahan) akan menggunakan dana

Bansos Kegiatan Penguatan LDPM untik melakukan kegiatan jual

beli gabah/ beras/ jagung.

Pembelian gabah/ beras diutamakan dari petanianggota

Gapoktan minimal sesuai harga Pembeliaan Harga Pemerintah

(HPP) dan harga refrensi daerah untuk jagung. Unit Usaha

Distribusi/ Pemasaran/ Pengolahan dapat secara profesional

memasarkan beras/ jagung tersebut untuk mendapatkan keuntungan

yang optimal untuk meningkatkan pendapatan anggota Gapoktan.

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah gabungan dari

beberapa kelompok tani yang melakukan usaha Agribisnis diatas

prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan

usaha dan pendapatan bagi anggotanya serta petani lainnya.

Gapoktan merupakan institusi yang mengkoordinasikan

lembaga-lembaga fugsional dibawahnya yaitu para kelompok tani.

Kelompok tani terebut harus berada dalam wadah Gapoktan, yaitu

kelompok yang berada dalam suatu wilayah administrasi

Page 24: DRAFT JADI PKP.doc

pemerintahan yang memepunyai tujuan untuk menggalang

kepentingan bersama secara koorperatif, meningkatkan skala

ekonomi dan efisiensi usaha.

Dana Bansos Penguatan LDPM :

Tahap I merupakan tahap penumbuhan tahun 2012 sebesar : Rp.

150.000.000 dengan perincian alokasi kegiatan :

a. Pembangunan gudang LDPM : Rp. 30.000.000

b. Distribusi/Pemasaran/Pengolahan : Rp. 100.000.000

c. Cadangan Pangan : Rp. 20.000.000

Tahap II merupakan tahap pengembangan tahun 2013 sebesar Rp.

75.000.000. Dana tersebut sudah diajukan permohonan/proposalnya

ke Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah melalui Badan

Ketahanan Pangan Kabupaten Sukoharjo dan selanjutnya diajukan

ke Badan Ketahanan Kementrian Pertanian, masih menunggu

cairnya dana, yang akan masuk ke Rekening Gapoktan AKUR. Dana

tersebut untuk kegiatan distribusi/pemasaran/pengolahan hasil.

3. Alat Bantu Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan yang akan diadakan di Desa Pandeyan,

Gapoktan Akur ini menggunakan alat bantu berupa spidol dan white

board. Alat bantu tersebut digunakan penyuluh untuk memaparkan

materi penyuluhan melalui media tulis.

Alat bantu ini digunakan agar penyampaian materi dapat lebih

dipahami oleh penerima manfaat, baik tujuan umum maupun tujuan

khusus yang berupa perubahan perilaku yang diinginkan dalam diri

penerima manfaat.

4. Alat Peraga

Alat peraga yang akan dipergunakan dalam kegiatan penyuluhan

di Desa Pandeyan Gapoktan Akur ini menggunakan alat peraga

selebaran, yaitu barang cetakan yang berupa selebar kertas yang

berupa brosur yang dibagi oleh penyuluh secara langsung kepada

penerima manfaat yaitu Gapoktan Akur. Penggunaan alat peraga

Page 25: DRAFT JADI PKP.doc

berupa selebaran ini dirasa lebih efektif karena kebanyakan petani di

Desa Pandeyan dapat membaca atau dengan kata lain tidak buta

aksara. Selain itu alat peraga yang digunakan adalah contoh pupuk

organik (Kascing), zat pengatur tumbuh, pestisida untuk hama tikus.

5. Teknik Komunikasi Penyuluhan

Penyuluhan yang dilakukan di Desa Pandeyan menggunakan

teknik penyuluhan dengan teknik diskusi kelompok yang terarah

dengan melibatkan semua pemangku kepentingan suatu program.

Dalam diskusi yang partisipatif ini penyuluh memberikan materi

penyuluhan di awal penyuluhan setelah itu penerima manfaat dapat

langsung menanyakan atau berdiskusi mengenai materi yang kurang

jelas dan saling memberikan masukan. Pemilihan teknik ini dirasa

lebih efektif, karena antara penyuluh dan penerima manfaat dapat

tercipta hubungan timbal balik, yang nantinya dapat menciptakan

partisipasi penerima manfaat dan kreativitas dari petani maupun

penyuluh dalam mencari solusi yang terbaik dalam permasalahan

hama tikus.

6. Deskripsi Kegiatan Penyuluhan

a. Waktu dan Tempat Penyuluhan

Praktikum Penyuluhan Pertanian oleh kelompok 15 di Desa

Pandeyan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Dilaksanakan

pada hari Senin, tanggal 10 Juni 2013, pukul 21.00 – 22.30 WIB

yang bertempat di gudang pertemuan Gapoktan Akur Desa

Pandeyan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.

b. Faktor-faktor yang Mendukung Penyuluhan

1) Keadaan pribadi klien

Mencakup , adanya motivasi dari dalam diri klien untuk

mencapai perubaha atau kemajuan. Adanya keberanian untuk

menanggung resiko. Antara klien dan pekerja sosial (penyuluh)

harus ada rasa saling percaya demi keberhasilan penyuluhan.

Page 26: DRAFT JADI PKP.doc

2) Keadaan lingkungan

Dalam pemberian penyuluhan, keadaan lingkungan cukup

berpengaruh terhadap perubahan, lingkungan yang baik dan

kondusif akan mendukung perubahan. Keadaan lingkungan

mencakup keadaan lingkungan secara geografis, sarana dan

prasarana, akses. Akses yang mudah akan mempermudah

penyuluhan pula.

3) Latar belakang pendidikan

Latar belakang pendidikan klien memegang peran yang

besar pada proses penyuluhan, latar belakang pendidikan yang

baik akan membuat materi penyuluhan akan dimengerti secara

utuh, akan adanya diskusi yang berbobot dan dalam

pelaksanaannya akan melahirkan inovasi-inovasi baru.

4) Kemampuan penyuluh :

a) Berbicara/berkomunikasi, yaitu kemampuan seorang

penyuluhberbicara dgn baik di depan umum dan

mampumengkomunikasikan materi yg disampaikan kepada

kelompoksasaran sesuai degan makna yg sesungguhnya.

Seorangpenyuluhan harus mampu menampilkan figur seorang

naratordan dapat mempengaruhi kelompok sasaran.

b) Memotivasi, yaitu kemampuan memberikan dorongan

danmempengaruhi semangat dan kemaunan kelompok

sasaransehingga mau melaksanakan apa yang disampaikan.

c) Penyajian Materi, yaitu kemampuan untuk menyampaikan

danmengemas materi secara sistematis sehingga menjadi

jelasdan menarik bagi kelompok sasaran.

d) Pemilihan dan Penggunaan Alat Bantu, yaitu kemampuanuntuk

dapat menentukan dan memanfaatkan ataumenggunakan alat

bantu penyuluhan yang sehingga dapatmendukung

penyampaian materi yang disajikan, seperti OHP,Infocus, alat

peraga, gambar dan lainlain.

Page 27: DRAFT JADI PKP.doc

e) Timing, yaitu kemampuan untuk mengatur atau

menyusunjadwal serta mengatur waktu pelaksanaan

penyuluhansehingga penyampaian materi keseluruhan dapat

terlaksanadan kelompok sasaran tidak merasa bosan.

f) Fokus yaitu kemampuan untuk memusatkan materipenyuluhan

sehingga terkait degan permasalahan yangsesungguhnya.

g)Diferensia/ Diagnosis, yaitu kemampuan untuk

menganalisismasalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda

sehinggaseorang penyuluh memiliki pemahaman yang

luas danobjektif terhadap masalah tersebut, bukan pemahaman

yangsempit dalam melihat masalahan tersebuT

c. Faktor-faktor yang Menghambat Penyuluhan

Faktor yang menjadi penghambat penerima penyuluhan dalam

penyuluhan sosial khususnya penyuluhan yang diberikan kepada

orang dewasa adalah. Orang dewasa seringkali menganggap bahwa

mereka sudah bisa sepenuhnya mengatur dirinya sendiri, hal ini

merupakan faktor penghambat yang cukup besar pengaruhnya,

orang-orang dewasa lebih suka melibatkan dirinya di dalam

penyuluhan daripada hanya mendengar ceramah dari para fasilitator.

Cara penyampaian dan metoda yang tepat dalam penyuluhan.

Faktor penurunan daya ingatpun cukup menjadi penghambat,

maka dari itu dalam pemberian penyuluhan perlu adanya pelibatan

langsung dan dilakukan dengan berulang agar para penerima

penyuluhan lebih memahami secara lebih mendalam tentang materi

penyuluhan.

Faktor penurunan kondisi fisik seperti pendengaran dan

penglihatan. Dalam hal ini perlu pengaturan secara baik dari

fasilitator maupun media yang digunakan seperti radio, kaset, dan

lain-lain harus memungkinkan semua peserta dapat mendengar

dengan jelas. Penyuluh harus bisa mengelompokkan peserta

Page 28: DRAFT JADI PKP.doc

penyuluhan, dan diusahakan agar orang-orang dewasa lanjut agar

duduk di tempat yang paling depan.

Kurang adanya hubungan sosial faktor terakhir ini terdiri dari

dua hal, yaitu hubungan antaranggota kelompok pelaksana inovasi

dan hubungan dengan masyarakat. Hal ini disebabkan karena adanya

ketidakharmonisan antaranggota proyek inovasi.

Kondisi Individu , penyuluhan yang diberikan kepada orang

dewasa tentu harus sesuai dengan kebutuhan mereka, cara

penyampaian yang salah akan berakibat fatal, karena orang dewasa

sudah mempunyai pandangan masing-masing, merekapun biasanya

akan lebih sulit diatur, tidak suka diceramahi, karena merasa sudah

mempunyai pengalaman yang banyak.

Ketidakmauan dan ketidakmampuan individu dalam menerima

resiko, dalam perjalanan menuju perubahan tentu semuanya tidak

semua berjalan mulus adakalanya kita mengalami hambatan, dan

beresiko. Ketakutan seseorang dalam menghadapi resiko akan

berpengaruh kepada pemberian penyuluhan.

Adanya kegagalan pada masa lalu, menjadi faktor

penghambat, karena hal tersebut membuat hilang rasa kepercayaan

klien kepada pekerja sosial (penyuluh) adanya pendapat bahwa

penyuluhan tidak bisa membuat mereka lebih baik menjadi

penyebab hilangnya rasa ingin bekerja sama dengan penyuluh.

Page 29: DRAFT JADI PKP.doc

LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH

A. Judul:

1. Pengendalian Hama Tikus Menggunakan Musuh Alami dan Gropyokan

2. Perbaikan Struktur Tanah

B. Tujuan:

1. Petani/peserta mampu melakukan usaha pengendalian hama tikus

menggunakan musuh alami dan gropyokan

2. Petani/peserta mampu melakukan usaha perbaikan struktur tanah untuk

menghasilkan produksi yang maksimal

C. Metode:

1. Klasikal dan Praktek secara langsung

2. Ceramah dan Praktek secara langsung

Pokok Kegiatan

Uraian Kegiatan Keterangan

Pendahuluan 1. Salam Pembuka2. Penyampaian Topik Materi

a. Tentang pengendalian hama tikus menggunakan musuh alami dan gropyokan

b. Tentang perbaikan struktur tanah

2. Alat bantu:

a. Materi penyuluhanb. Microphonec. Papan tulisd. Kapur Tulis

Isi/Materi 1. Penyampaian tujuan penyuluhan

Page 30: DRAFT JADI PKP.doc

2. Penyampaian materi a. Tentang langkah-langkah/prosedur

yang digunakan untuk mengurangi populasi tikus

b. Tentang langkah-langkah untuk memperbaiki struktur tanah

3. Praktek pengendalian hama tikus

2. Alat peraga:a.Miniatur

burung hantu yang digunakan sebagai musuh alami tikus

b. Contoh pupuk organik kascing

c. Contoh ZPT

Penutupan 1. Terimakasih atas perhatiannya telah mengikuti penyuluhan ini dari awal sampai akhir

2. Mohon maaf atas kekurangan dan kelebihan kami dalam penyampaian materi ini

3. Salam penutup

MATERI PENYULUHAN

PENGENDALIAN HAMA TIKUS

A. Pendahuluan

Tikus dianggap hama bagi petani karena hewan ini selalu menyerang

tanaman padi yang dibudidayakan petani. Usaha untuk mengendalikan hama

tikus sangat dibutuhkan para petani dengan tujuan untuk memperoleh

produksi yang maksimal. Selain itu ada permasalahan tentang stuktur tanah

yang semakin mengeras dan tidak adanya organisme yang dapat membantu

menyuburkan tanah karena pegunaan seringnya pupuk kimia dengan tidak

diimbangi dengan pupuk organik. Maka dari itu untuk membantu petani

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi diperlukan penyuluhan.

B. Teknik Pemecahan Masalah

1. Teknik Pengendalian Hama Tikus

Pengendalian hama tikus ini dilakukan dengan cara pengendalian

hama terpadu yaitu menggunakan predator/musuh alami burung hantu

dan dengan cara mekanik yaitu gropyokan. Agar burung hantu tersebut

dapat beradaptasi dilingkungan tersebut maka dibuatkan pagupon diatas

Page 31: DRAFT JADI PKP.doc

pohon dengan diberi bangkai tikus sebagai makanannya. Selain itu

pengendalian hama tikus dengan cara mekanik yaitu dengan cara

gropyokan. Dengan cara pengendalian hama terpadu tersebut dirasa lebih

efektif, murah dan tidak menimbulkan efek negatif bagi kesehatan,

lingkungan hidup dan tidak menggangu ekosistem sawah.

2. Teknik Perbaikan Struktur Tanah

Perbaikan struktur tanah dilakukan dengan cara penggunaan pupuk

organik kascing. Pupuk ini dapat memperbaiki struktur tanah menjadi

remah dengan cara mengaktifkan kembali bahan organik yang ada dalam

tanah. Dengan adanya struktur tanah yang remah maka penyerapan unsur

hara lebih mudah dilakukan tanaman. Keadaan aerasi dan draenasi juga

lebih baik.

C. Penutup

Mengurangi populasi hama tikus dengan cara pengendalian hama

terpadu yang dilakukan dengan teratur dan melakukan usaha perbaikan

struktur tanah dapat meningkatkan hasil produksi padi.

Page 32: DRAFT JADI PKP.doc

III. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Penyuluhan Pertanian yang disampaikan adalah mengenai

penguatan lembaga distribusi masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar

pembangunan dan perkembangan desa dalam bidang pertanian lebih maju.

2. Pelaksanaan Penyuluhan Penyuluhan dilaksanakan pada hari Senin

tanggal 10 Juni 2013 pukul 21.00-22.30 WIB. Acara penyuluhan ini

berlangsung di Desa Pandeyan, KecamatanGrogol, Kabupaten Sukoharjo.

3. Orang dewasa seringkali menganggap bahwa mereka sudah bisa

sepenuhnya mengatur dirinya sendiri, ketidakmauan dan ketidakmampuan

individu dalam menerima resiko dalam perjalanan menuju perubahan,

faktor penurunan daya ingat, dan faktor penurunan kondisi fisik seperti

pendengaran dan penglihatan adalah masalah yang menghambat

pelaksanaan penyuluhan di Desa Pandeyan.

4. Kelembagaan penyuluhan pertanian di Desa Pandeyan sudah

terstruktur, mulai dari PPL sampai anggota kelompok tani. Dari beberapa

kelompok tani bergabung menjadi satu kelompok yang disebut Gapoktan

(Gabungan Kelompok Tani).

Page 33: DRAFT JADI PKP.doc

5. Metode yang digunakan dalam praktikum penyuluhan pertanian ini

adalah metode pendekatan kelompok, sehingga menghemat waktu dalam

penyuluhan dan hanya menjelaskan materi satu kali saja.

6. Teknik penyuluhan yang digunakan yaitu ceramah dan tanya jawab

sehingga jika ada petani yang kurang jelas maka dapat ditanyakan pada

panyuluh.

7. Alat bantu yang digunakan yaitu spidol dan white board untuk

memaparkan materi penyuluhan melalui media tulis.

8. Alat peraga yanng digunakan adalah selebaran dan contoh pupuk

organik (Kascing), zat pengatur tumbuh, dan pestisida untuk hama tikus

9. Faktor yang mendukung dalam praktikum penyuluhan adalah rasa

saling percaya antara klien dan pekerja, keadaan lingkungan secara

geografis, sarana dan prasarana, akses yang mudah, latar belakang

pendidikan yang baik,dan adanya diskusi antar penyuluh dan petani

10. Faktor yang menghambat dalam praktikum penyuluhan adalah

penggunaan bahasa yang masih campuran antara Bahasa Indonesia dan

Bahasa Jawa serta mahasiswa yang menyuluh ada kekurangan dalam

penguasaan materi.

B. Saran

1. Pemerintah seharusnya memberikan alat-alat peraga untuk menunjang

proses penyuluhan agar proses penyuluhan dapat berjalan lebih baik.

2. Pemerintah juga harus tegas dalam memberikan kebijakan penyuluhan,

perlu adanya peninjauan terhadap lapangan pertanian agar dalam

pembuatan kebijakan selalu disesuaikan dengan kondisi yang ada di

lapangan.

3. Perlu adanya pembentukan kedinasan tersendiri dalam BPP, sehingga

anggaran penyuluhan dapat mengalir jelas untuk kepentingan pelaksanaan

penyuluhan.

4. Pemerintah harus lebih memperhatikan dan memprogram penyuluhan agar

lebih efektif, terutama dalam segi administrasi.

Page 34: DRAFT JADI PKP.doc

5. Penyuluh lebih meningkatkan lagi sistem kerja dan metode penyampaian

materi pada petani.

6. Alat bantu dan alat peraga sebagai perlengkapan penyuluhan harus lebih

diperhatikan dan dilengkapi agar materi dapat disampaikan dengan baik

dan tepat sasaran.

7. Monitoring terhadap kegiatan penyuluhan harus dapat ditingkatkan

kembali agar pengadopsian inovasi yang dilakukan petani sesuai dengan

yang dianjurkan.

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, Joko. 2009. Filosofi, Defenisi dan Istilah Penyuluhan. http://JokoAdrianto_blogspot.com. Diakses pada tanggal 16 Mei 2013

Arif, R. 2009 Belajar dan Mengajar Ilmu Pertanian: Pendekatan Terpadu. Bandung : Penerbit Mandar Maju.

Arifin, M. 2006. Profil Kemampuan Umum (Generic Competencies) Yang Diperlukan Bagi Penyuluhan Pertanian. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol 2 No 1. Juli 2006.

Bambang 2005. Etika Penyuluhan Pertanian. http://www.google.com. Diakses pada tanggal 11 Mei 2013

BPKP. 2006. Pokok-Pokok Penyuluhan Pertanian. Jakarta : CV Yasaguna.

Departemen Pertanian Indonesia 2008. Strategi, Metode dan Teknik Penyuluhan. http://pfi3pdata.litbang.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 11 Mei 2013

Hadi, S. 2007. Perkembangan Penyuluhan di Indonesia. Yogyakarta : UGM Press.

Hawkins. 2007. Penyuluhan Pertanian. Jakarta : Erlangga.

Hubeis. 2007.Pengantar Ilmu Penyuluhan Pedesaan. Universitas Jendral Purwokerto : Soedirman Press.

Kusnadi. 2009. Teknik Penyuluhan Pertanian. Malang : UM Press.

Page 35: DRAFT JADI PKP.doc

Mardikanto, Totok dan Arif Wijianto. 2005. Metode Dan Teknik Penyuluhan Pertanian. Surakarta : Fakultas Pertanian UNS.

Mardikanto, Totok. 2008. Redefinisi dan Revitalisasi Penyuluhan Pembangunan, dalam Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. Bogor : IPB Press .

Pambudy, R. dan Adhi, A.K. 2007. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Menuju Terwujudnya Masyarakat Madani. Jakarta: Badan Pengembangan SDM Pertanian. Departemen Pertanian.

Rohman. 2008. Metode dan Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Kebumen. http://www.rohman.tripod.com/lapangan/metode.htm. Diakses pada tanggal 10 Mei 2013

Samsudin, A. 2007. Vademecum BIMAS. Jurnal BIMAS 3(3) : 31-35. Jakarta : BIMAS.

Sinar Tani. 2006. PenyuluhanPertanian. Jakarta : Yayasan Pengembangan Sinar Tani.

Soedijanto. 2008. Menata Kembali Penyuluhan Pertanian di Era Pembangunan Agribisnis. Bandung : DepartemenPertanian.

Subagyo. 2008. Dasar-dasar Penyuluhan. http://subagyo.staff.ugm.ac.id. Diakses pada tanggal 11 Mei 2013

Suhardiyono, L. 2009. Penyuluhan Petunjuk Bagi Penyuluh Pertanian. Jakarta : Erlangga.

Sumardi. 2005. Penyuluhan Pertanian Indonesia: Isu Privatisasi dan Implikasinya.Jurnal Agro Ekonomi 2(9): 27-36.

Suprapto. 2006. Prinsip Dasar Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Jakarta : UI Press.

Suradisastra, K. 2006. RevitalisasiKelembagaanuntukMempercepat Pembangunan Sektor Pertanian dalam Otonomi Daerah.JurnalAnalisisKebijakanPertanian. 3(1) : 22-31.

Sutanto. 2006 Usahatani Kelompok. http://www.andriyanto.wordpress.com. Diakses pada tanggal 11 Mei 2013

Suwardi, H. 2009. Memperbaiki Sistem Latihan dan Kunjungan. Jurnal Agro Ekonomika 10(10) : 15-24.