draft - bauk.undana.ac.id
TRANSCRIPT
1
BADAN LAYANAN UMUM UNIVERSITAS NUSA CENDANA
MANAGEMENT LETTER ATAS KEPATUHAN TERHADAP KETENTUAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
DAN
MANAGEMENT LETTER ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2019
Reviu Klien
Direviu Oleh : ………………………
Tgl Reviu : ………………………
TTD : ………………………
DRAFT
2
Daftar Isi
I. Management Letter atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-
Undangan
Lampiran A
1. Pedoman dan Landasan Hukum Yang Digunakan ............................ 6
2. Hasil Evaluasi Kepatuhan Terhadap Peraturan ..................................... 9
a. Landasan Umum (Penganggaran, Realisasi, dan Pelaporan
Keuangan) .......................................................................................... 9
b. Pengelolaan Kas ............................................................................... 10
c. Pengelolaan Piutang ....................................................................... 10
d. Pengelolaan Barang Milik Negara ................................................. 11
e. Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) ............................................. 12
f. Pengelolaan Pendapatan (PNBP) ................................................ 13
g. Pengelolaan Belanja BLU ................................................................. 13
II. Management Letter atas Pengendalian Internal
Lampiran B
1. Hasil Evaluasi terhadap Sistem Pengendalian Internal ...................... 21
a. Fungsi Satuan Pengawas Internal (SPI) .......................................... 21
b. Kas dan Bank ..................................................................................... 22
c. Piutang ............................................................................................... 23
d. Persediaan ......................................................................................... 23
e. Aset Tetap atau Barang Milik Negara (BMN) ............................... 27
f. Pendapatan ...................................................................................... 27
g. Pengadaan Barang dan Jasa ........................................................ 28
h. Pengelolaan Remunerasi BLU.........................................................31
DRAFT
3
I
MANAGEMENT LETTER ATAS KEPATUHAN TERHADAP
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
1
DRAFT
6
LAMPIRAN A
DRAFT
6
BLU UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
1. Pedoman dan Landasan Hukum yang Digunakan
Pedoman dan landasan hukum yang digunakan sebagai dasar evaluasi
kepatuhan Universitas Nusa Cendana untuk tahun anggaran 2019 adalah
sebagai berikut:
1. Landasan Umum (penganggaran, realisasi, dan pelaporan keuangan)
a) Undang-undang:
- Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
- Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
- Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.
- Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
- Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
- Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang
Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.
- Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang
Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Menjadi
Undang-Undang.
b) Peraturan Pemerintah:
- Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (BLU).
- Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
- Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah.
- Nomor 71 Tahun 2010 tentang Perubahan PP Nomor 24 Tahun
2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
- Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (BLU).
c) Peraturan Menteri Keuangan:
- Nomor 91 Tahun 2007 tentang Bagan Akun Standar
- Nomor 217 Tahun 2015 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Berbasis Akrual
- Nomor 92 Tahun 2011 tentang Rencana Bisnis dan Anggaran
serta Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum.
- Nomor 214 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 91 Tahun 2007 tentang Bagan Akun
Standar.
- Nomor 95 Tahun 2016 tentang Dewan Pengawas Badan
Layanan Umum.
- Nomor 220 Tahun 2016 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Badan Layanan Umum.
DRAFT
7
- Nomor 42 tahun 2017 tentang perubahan PMK 220/PMK.05/2016
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan
Layanan Umum.
- Nomor 224/2016 tentang Perubahan atas PMK 219/2013 tentang
kebijakan akuntansi pemerintah pusat.
d) Peraturan Dirjen Perbendaharaan:
- Nomor 67 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pengintegrasian
Laporan Keuangan Badan Layanan Umum ke dalam Laporan
Keuangan Kementerian Negara / Lembaga.
- Nomor 65 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Laporan
Keuangan Kementerian Lembaga.
- Nomor 30 Tahun 2011 tentang Mekanisme Pengesahan
Pendapatan dan Belanja Satuan Kerja Badan Layanan Umum.
- Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pedoman Teknis Penyusunan
Rencana Bisnis dan Anggaran Satuan Kerja Badan Layanan
Umum.
- Nomor 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Dirjen
Perbendaharaan Nomor 30 Tahun 2011 tentang Mekanisme
Pengesahan Pendapatan dan Belanja Satuan Kerja Badan
Layanan Umum.
- Nomor 36 tahun 2016 tentang Pedoman Pengukuran Kinerja BLU
Bidang Pendidikan.
- Nomor S-10590 Tahun 2017 tentang Penyusunan Laporan
Keuangan Badan Layanan Umum.
2. Terkait dengan Pengelolaan Kas
a) Undang-undang
- Nomor 9 Tahun 2018 tentang perubahan Nomor 20 Tahun 1997
tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
- Nomor 17 Tahun 2003, tentang Keuangan Negara.
- Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
- Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.
b) Peraturan Pemerintah
- Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran PNBP.
- Nomor 73 Tahun 1999 tentang Tata Cara Penggunaan PNBP.
- Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah.
- Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165).
c) Peraturan Menteri Keuangan
- Nomor 57 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Rekening Milik
Kementerian Negara / Lembaga / Kantor / Satuan Kerja.
- Nomor 218 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembukaan dan
Pengelolaan Rekening Milik BUN Menteri Keuangan.
DRAFT
8
- Nomor 73 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan
Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
Kementerian Negara / Lembaga / Kantor / Satuan Kerja.
- Nomor 5 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 57 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Rekening
Milik Kementerian Negara / Lembaga / Kantor / Satuan Kerja.
- Nomor 252 Tahun 2014 tentang Rekening Milik Kementerian
Negara / Lembaga / Satuan Kerja.
- Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam
Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara.
- Nomor 162/PMK.05/2013 tentang Kedudukan dan Tanggung
Jawab Bendahara Pada Satuan Kerja Pengelola Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
- Nomor 214/PMK.05/2013 tentang Bagan Akun Standar.
- Nomor 220/PMK.05/2016 tentang Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum.
- Nomor 222/PMK.05/2016 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penyampaian Laporan Keuangan Negara/Lembaga.
- Nomor 224/PMK.05/2016 tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Pusat.
- Nomor 230/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.05/2013 tentang Kedudukan
dan Tanggung Jawab Bendahara Pada Satuan Kerja Pengelola
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
- Nomor 182/PMK.05/2017 tentang Pengelolaan Rekening Milik
Satuan Kerja Lingkup Kementerian Negara/Lembaga.
- Nomor 82/2018 tentang Pengelolaan Kas dan Investasi BLU.
- Nomor 100/2016 tentang Pedoman Umum Penyusunan Tarif
Layanan Badan Layanan Umum.
d) Peraturan Dirjen Perbendaharaan
- Nomor 47 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penatausahaan dan Penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara /
Lembaga / Kantor / Satuan Kerja.
- Nomor 62 Tahun 2009 tentang Laporan Akrual Bendahara.
- Nomor 47 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penatausahaan,
Pembukaan, dan Pertanggungjawaban Bendahara pada
Badan Layanan Umum serta Verifikasi dan Monitoring Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara pada Badan Layanan
Umum.
- Nomor PER-2/PB/2015 tentang Perubahan atas Peraturan Dirjen
Perbendaharaan Nomor PER-30/PB/2011 tentang Mekanisme
Pengesahan Pendapatan dan Belanja Satuan Kerja Layanan
Umum tanggal 15 Januari 2015.
- Nomor 47/PB/2017 tentang Petunjuk Teknis Penatausahaan,
Pembukaan, dan Pertanggungjawaban Bendahara pada
Badan Layanan Umum serta Verifikasi dan Monitoring Laporan
DRAFT
9
Pertanggungjawaban Bendahara pada Badan Layanan
Umum.
- Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 14
tentang Akuntansi Kas.
- Nomor Kep-211/PB/2018 tentang Kodefikasi Segmen Akun Pada
Bagan Akun Standar.
3. Terkait dengan Pengelolaan Piutang
a) Undang-Undang
- Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
- Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
- Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.
b) Peraturan Pemerintah
- Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang
Negara/Daerah.
- Nomor 33 Tahun 2006 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang
Negara/Daerah.
- Nomor 38 Tahun 2016 tentang Tata Cara Tuntutan Ganti Rugi.
- Nomor 35 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara
Penghapusan Piutang Negara/Daerah.
- Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum.
c) Peraturan Menteri Keuangan
- Nomor 31/PMK.07/2005 tentang Tata Cara Pengajuan Usul,
Penelitian, dan Penetapan Penghapusan Piutang Perusahaan
Negara/Daerah dan Piutang Negara/Daerah.
- Nomor 112/PMK.07/2005 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 31/PMK.07/2005 tentang Tata Cara
Pengajuan Usul, Penelitian, dan Penetapan Penghapusan
Piutang Perusahaan Negara/Daerah dan Piutang
Negara/Daerah.
- Nomor 230/PMK.05/2009 tentang Penghapusan Piutang Badan
Layanan Umum.
- Nomor 214/PMK.05/2013 tentang Bagan Akun Standar.
- Nomor 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan
Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada
Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara.
- Nomor 220/PMK.05/2016 tentang Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Badan Layanan Umum.
- Nomor 222/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga.
- Nomor 240/PMK.06/2016 tentang Pengurusan Piutang Negara.
DRAFT
10
- Nomor 163/PMK.06/2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Keuangn Nomor 128/PMK.06/2007 tentang
Pengurusan Piutang Negara.
d) Peraturan Dirjen Perbendaharaan
- Nomor 82 Tahun 2011 tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan
Piutang Tak Tertagih.
- Nomor 85 Tahun 2011 tentang Penyisihan Piutang PNBP
Kementerian / Lembaga.
- Nomor Kep-211/PB/2018 tentang Kodefikasi Segmen Akun pada
Bagan Akun Standar.
- Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintah Nomor 16 tentang
Akuntansi Piutang Berbasis Akrual.
4. Terkait dengan Pengadaan dan Pengelolaan Barang Milik Negara /
Daerah
a) Peraturan Pemerintah
- Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara
/ Daerah.
- Nomor 27 Tahun 2014 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah
Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara
/ Daerah.
b) Peraturan Presiden
- Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah.
- Nomor 35 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan
Jasa Pemerintah.
- Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan
Jasa Pemerintah.
- Nomor 172 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah.
- Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah.
- Peraturan Presiden No 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang / Jasa Pemerintah.
c) Peraturan Menteri Keuangan
- Nomor 96 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan
Pemindahtanganan Barang Milik Negara.
- Nomor 120 Tahun 2007 tentang Penatausahaan Barang Milik
Negara.
DRAFT
11
- Nomor 109/PMK.06 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan
Inventarisasi, Penilaian, dan Pelaporan dalam Rangka
Penertiban Barang Milik Negara.
- Nomor 33 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pelaksanaan Sewa
Barang Milik Negara.
- Nomor 78 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pemanfaatan Barang Milik Negara.
- Nomor 90 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 1 Tahun 2013 tentang Penyusutan
Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah
Pusat.
- Nomor 57 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Sewa
Barang Milik Negara.
- Nomor 87 Tahun 2016 tentang Perubahan atas PMK Republik
Indonesia Nomor 246 Tahun 2014 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penggunaan Barang Milik Negara.
- Nomor 136 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Aset pada Badan
Layanan Umum.
- Buletin Teknis Nomor 15 tentang Akuntansi Aset Tetap berbasis
Akrual.
5. Terkait dengan Remunerasi (Insentif Kinerja)
a) Keputusan Menteri Keuangan
- Nomor 831/KMK.05 Tahun 2007 tentang Penetapan Remunerasi
Bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan Pegawai
Badan Layanan Umum Universitas Nusa Cendana pada
Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
b) Peraturan Rektor Universitas Nusa Cendana.
- Nomor 06 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan
Remunerasi di Lingkungan Universitas Nusa Cendana.
- Nomor 17 Tahun 2018 tentang Rubrik Kinerja Pendidik dan
Tenaga Kependidikan di Lingkungan Universitas Nusa Cendana.
2. Hasil Evaluasi Kepatuhan terhadap Peraturan
a. Landasan Umum (Penganggaran, Realisasi, dan Pelaporan
Keuangan)
Sesuai dengan peraturan yang terkait penganggaran, realisasi, dan
pelaporan keuangan, bahwa Badan Layanan Umum yang
selanjutnya akan disebut BLU harus menyusun Rencana Bisnis dan
Anggaran (RBA) tahunan dan Laporan Keuangan. BLU telah
menyusun RBA tahun 2019 dengan mengacu kepada Rencana
Strategis Bisnis (RSB) tahun 2016 sampai dengan 2020.
Berdasarkan evaluasi terhadap laporan dan dokumen pendukung
serta hasil wawancara, RBA Tahun 2019 Universitas Nusa Cendana
telah disusun tertanggal 21 Maret 2019, diketahui oleh Dewan
Pengawas dan disetujui oleh Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi.
DRAFT
12
b. Pengelolaan Kas
Sesuai dengan peraturan yang terkait pengelolaan kas, bahwa BLU
harus melakukan pengelolaan kas sesuai Tata Cara Penatausahaan
dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara.
Menteri / Pimpinan Lembaga mengangkat Bendahara
Penerimaan/ Pengeluaran untuk melaksanakan tugas-tugas
kebendaharaan pada satuan kerja Kementerian Negara /
Lembaga. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melakukan
pemeriksaan kas sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan.
Tugas kebendaharaan meliputi kegiatan menerima, menyimpan,
membayar atau menyerahkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang dan surat berharga yang berada
dalam pengelolaannya. Bendahara Penerimaan / Pengeluaran
adalah pejabat fungsional yang, secara fungsional bertanggung
jawab kepada Kuasa BUN atas pengelolaan uang yang menjadi
tanggung jawabnya. Bendahara Pengeluaran / Bendahara
Pengeluaran Pembantu (BPP) tidak boleh merangkap sebagai
Bendahara Penerimaan, demikian pula sebaliknya, kecuali dalam
hal tertentu dengan kondisi tertentu dengan ijin Bendahara Umum
Negara (BUN) / Kuasa Bendahara Umum Negara. Berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 73 Tahun 2008 tentang
Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara /
Lembaga/Kantor / Satuan Kerja pasal 15 ayat 1, bahwa Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) menyampaikan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) berikut kelengkapannya kepada Pejabat
Penandatangan Surat Perintah Membayar (PP SPM) untuk diuji
kebenarannya dan diterbitkan Surat Perintah Membayar (SPM).
Berdasarkan evaluasi terhadap laporan dan dokumen pendukung
serta hasil wawancara, tidak ditemukan ketidakpatuhan dalam
pengelolaan kas BLU.
c. Pengelolaan Piutang
Sesuai dengan peraturan yang terkait pengelolaan piutang, bahwa
piutang BLU harus dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien,
ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab serta dapat
memberikan nilai tambah, sesuai dengan praktek bisnis yang sehat.
Pedoman pengelolaan piutang BLU paling kurang mencakup:
prosedur dan persyaratan pemberian piutang; penatausahaan dan
akuntansi piutang; tatacara penagihan piutang, penghapusan
piutang dan pelaporan piutang.
Berdasarkan evaluasi terhadap laporan dan dokumen pendukung
serta hasil wawancara, tidak ditemukan ketidakpatuhan dalam
pengelolaan piutang.
DRAFT
13
d. Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN)
Sesuai dengan peraturan yang terkait pengelolaan Barang Milik
Negara yang selanjutnya akan disebut BMN, adalah bahwa
pengelolaan BMN/D dilaksanakan berdasarkan asas fungsional,
kepastian hukum, transparansi, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian
nilai. Pengelolaan BMN meliputi: perencanaan, kebutuhan dan
penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan,
pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan,
pemusnahan, penghapusan, penatausahaan, dan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian.
Berdasarkan evaluasi terhadap laporan dan dokumen pendukung
serta hasil wawancara, ditemukan adanya ketidakpatuhan dalam
pengelolaan Barang Milik Negara pada BLU. Kondisi
1. Saat dilakukan uji petik cek fisik BMN untuk pengadaan peralatan pendukung perkantoran di BAUK tahun 2019 pada tanggal 4 Maret 2020, dengan total nilai kontrak Rp. 599.479.000, diperoleh hasil pemeriksaan terhadap 12 item belum diberi kode inventaris BMN, dengan rincian sebagai berikut:
No. Nama Item Lokasi Item Nominal
1 Laptop - Asus ROG S BAUK 1 Rp 20.920.000
2 PC AIO Lenovo BAUK 10 Rp 97.000.000
3 Scanner Brother BAUK 1 Rp 13.250.000
2. Aset Tak Berwujud (ATB) berupa Hak Paten dan Hak atas
Kekayaan Intelektual (HaKI) milik BLU Universitas Nusa Cendana tidak dicatat atau diungkap sebagai ATB pada Laporan Keuangan dan Laporan BMN tahun 2019 BLU Universitas Nusa Cendana.
Kriteria 1. PMK No.109/PMK.06 Tahun 2009 tentang Pedoman
Pelaksanaan Inventarisasi, Penilaian, dan Pelaporan dalam Rangka Penertiban Barang Milik Negara pasal 21 ayat (3c) yang menyebutkan “pelaksanaan cek fisik dilakukan dengan cara meneliti pengkodean dan pelabelan”, dan PMK No. 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan BMN Pasal 14 ayat (1) yang menyatakan bahwa “dalam penatausahaan BMN dibuat penggolongan dan kodefikasi untuk setiap satuan BMN”.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, pada Pasal 7 ayat (2) huruf (c) menyatakan bahwa “Kuasa Pengguna Barang Milik Negara berwenang dan bertanggung jawab melakukan pengawasan dan pengendalian atas Penggunaan Barang Milik Negara yang berada dalam penguasaannya”.
DRAFT
14
3. Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 17 tentang ATB berbasis akrual pada Bab II dan Bab III Aset Tidak Berwujud:
a. Sub bab 2.1 menyatakan bahwa “Aset tak berwujud adalah
aset non keuangan yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan
lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Definisi ATB
mensyaratkan bahwa ATB harus memenuhi kriteria dapat
diidentifikasi, dikendalikan oleh entitas, dan mempunyai
masa manfaat ekonomi masa depan”.
b. Sub bab 2.3 menyatakan bahwa “hak paten merupakan hak
eksklusif yang diberikan negara kepada inventor atas
invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu
tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau
memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk
melaksanakan”.
c. Sub bab 3.1.3 menyatakan bahwa “hak paten adalah salah
satu jenis ATB yang kemungkinan dapat berasal dari hasil
kajian dan pengembangan atas penelitian yang dilakukan
pemerintah atau pendaftaran atas suatu kekayaan/warisan
budaya/sejarah yang dimiliki”.
Dampak 1. Tidak terdapatnya kode atau label pada BMN menimbulkan
potensi kehilangan BMN. 2. Penyajian Saldo Aset Tak Berwujud (ATB) pada Laporan
Keuangan tahun 2019 belum memadai.
Saran 1. Universitas Nusa Cendana segera menertibkan pelabelan kode
barang pada BMN. 2. BMN segera menginventarisir aset tak berwujud berupa Hak
Paten dan Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) serta melakukan pengukuran, mencatat dan atau mengungkapkan aset tak berwujud tersebut pada Laporan Keuangan dan Laporan BMN tahun 2019.
Tanggapan Manajemen
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
e. Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ)
Sesuai dengan peraturan yang terkait pengadaan barang dan jasa,
bahwa pengadaan Barang /Jasa (PBJ) Pemerintah yang
selanjutnya disebut dengan PBJ adalah kegiatan untuk
memperoleh Barang /Jasa oleh Kementerian / Lembaga / Satuan
Kerja Perangkat Daerah / Institusi yang prosesnya dimulai dari
perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan
DRAFT
15
untuk memperoleh Barang /Jasa. Organisasi PBJ untuk Pengadaan
melalui Penyedia Barang /Jasa maupun Swakelola terdiri atas:
PA/KPA, PPK, ULP/Pejabat Pengadaan, dan Panitia/Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan.
Berdasarkan evaluasi terhadap laporan dan dokumen pendukung
serta hasil wawancara, ditemukan adanya ketidakpatuhan dalam
pengelolaan Pengadaan Barang/Jasa.
Kondisi
1. Pada uji petik pengadaan pekerjaan konstruksi tahun 2019,
ditemukan belum konsistennya metode pembayaran yang
tayang pada LPSE dan dokumen kontrak.
a. Pembangunan Gedung Klinik Hewan, pada LPSE metode
pembayaran yang digunakan adalah lumpsum, tetapi pada
pelaksanaan kontrak menggunakan harga satuan.
b. Pembangunan Gedung Auditorium, pada LPSE metode
pembayaran yang digunakan adalah lumpsum, tetapi pada
pelaksanaan kontrak menggunakan harga satuan.
2. Pada uji petik pengadaan tahun 2019, ditemukan dua
pekerjaan konstruksi yang hampir sama, tetapi sistem
pengadaan yang digunakan berbeda:
a. Pembangunan Klinik Hewan: Tender - Pascakualifikasi Dua File
- Sistem Nilai
b. Pembangunan Lanjutan Pembangunan Gedung Auditorium:
Tender – Pascakualifikasi Satu File –Sistem Nilai
3. Belum optimalnya fungsi pengendalian pelaksanaan pekerjaan
pada sampling kontrak pekerjaan konstruksi yang terlambat:
a. Pembangunan Gedung Klinik Hewan sampai dengan cut off
31 Desember 2019, progres fisik yang dicapai adalah sekitar
90%. Penyebab keterlambatan antara lain karena belum
siapnya lahan pada saat awal konstruksi dimulai.
b. Pembangunan Gedung Auditorium sampai dengan cut off
31 Desember 2019, progres fisik yang dicapai adalah sekitar
90%. Penyebab keterlambatan antara lain karena
terlambatnya pengadaan material kaca oleh kontraktor
pelaksana.
Kriteria
1. Perpres No 16 Tahun 2018 pasal 20 dinyatakan bahwa
Pemaketan Pengadaan Barang/Jasa dilakukan dengan
berorientasi pada:
a. keluaran atau hasil;
b. volume barang/jasa;
c. ketersediaan barang/jasa;
d. kemampuan Pelaku Usaha; dan/atau
e. ketersediaan anggaran belanja.
DRAFT
16
2. Dalam melakukan pemaketan Pengadaan Barang/Jasa,
dilarang:
a. menyatukan atau memusatkan beberapa paket
Pengadaan Barang/Jasa yang tersebar di beberapa
lokasi/daerah yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat
efisiensinya seharusnya dilakukan di beberapa lokasi/daerah
masing-masing;
b. menyatukan beberapa paket Pengadaan Barang/Jasa
yang menurut sifat dan jenis pekerjaannya harus dipisahkan;
c. menyatukan beberapa paket Pengadaan Barang/Jasa
yang besaran nilainya seharusnya dilakukan oleh usaha kecil;
dan/atau memecah Pengadaan Barang/Jasa menjadi
beberapa paket dengan maksud menghindari Tender/
Seleksi.
Dampak
Ketidakpatuhan atas kewajiban transparansi dalam pelaksanaan
pengadaan, maka kegiatan pelaksanaan PBJ pada Universitas
Nusa Cendana menjadi rawan disalahgunakan dan pengendalian
yang lemah.
Saran
1. Untuk meminimalkan ketidakkonsistenan sistem pengadaan dan
metode pembayaran yang tayang pada LPSE dan dokumen
kontrak, maka perlu dioptimalkan fungsi pengendalian pada
UKPBJ.
2. Untuk meminimalkan terjadinya keterlambatan penyelesaian
pekerjaan, maka perlu dioptimalkan fungsi pengendalian
pelaksanaan kontrak oleh PPK.
Tanggapan Manajemen
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
f. Pengelolaan Pendapatan (PNBP)
Sesuai dengan peraturan yang terkait pengelolaan pendapatan,
bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat
ekonomi yang timbul dari aktivitas BLU selama satu periode yang
mengakibatkan penambahan ekuitas bersih. Pendapatan usaha
dari jasa layanan dan pendapatan usaha lainnya diakui pada saat
diterima atau hak untuk menagih timbul sehubungan dengan
adanya barang / jasa yang diserahkan kepada masyarakat.
Pendapatan usaha dari jasa layanan dan pendapatan usaha
lainnya dicatat sebesar nilai wajar imbalan yang diterima atau yang
dapat diterima. Pendapatan disajikan secara terpisah pada
laporan keuangan untuk setiap jenis pendapatan. Rincian jenis
pendapatan diungkapkan pada Catatan Atas Laporan Keuangan.
Sesuai dengan PMK No. 76 Tahun 2008 tentang Pedoman Akuntansi
DRAFT
17
BLU, basis akuntansi yang digunakan pengelolaan keuangan BLU
adalah basis akrual. Di samping itu, sesuai dengan PP No. 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), paling lambat
tahun anggaran 2015, BLU juga harus menerapkan SAP berbasis
akrual.
Berdasarkan evaluasi terhadap laporan dan dokumen pendukung serta hasil wawancara, tidak ditemukan ketidakpatuhan dalam pengelolaan pendapatan (PNBP).
g. Pengelolaan Belanja BLU
Sesuai dengan peraturan yang terkait, belanja adalah penurunan
manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus
keluar kas atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas bersih. Belanja BLU
diklasifikasikan sebagai berikut: Belanja Layanan, Belanja Umum dan
Administrasi, Belanja Lainnya, Rugi Penjualan Aset Non Lancar,
Belanja dari Kejadian Luar Biasa. Belanja diakui pada saat terjadinya
penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan
penurunan aset atau peningkatan kewajiban dan dapat diukur
dengan andal. Belanja dan kerugian dicatat sebesar: jumlah kas
yang dibayarkan jika seluruh pengeluaran tersebut dibayar pada
periode berjalan, jumlah belanja periode berjalan yang harus
dibayar pada masa yang akan datang, alokasi sistematis untuk
periode berjalan atas belanja yang telah dikeluarkan, jumlah
kerugian yang terjadi. Belanja disajikan pada laporan keuangan
terpisah untuk setiap jenis. Rincian jenis belanja diungkapkan pada
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Sesuai dengan PMK No. 76
Tahun 2008 tentang Pedoman Akuntansi BLU, basis akuntansi yang
digunakan pengelolaan keuangan BLU adalah basis akrual. Di
samping itu, PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP), paling lambat tahun anggaran 2015, BLU
sebagai institusi pemerintah juga harus menerapkan SAP berbasis
akrual.
Berdasarkan evaluasi terhadap laporan dan dokumen pendukung serta hasil wawancara ditemukan ketidakpatuhan dalam pengelolaan belanja pada Badan Layanan Umum.
DRAFT
18
Kondisi
Terdapat kelebihan pembayaran tunjangan profesi dosen atas lima
dosen Universitas Nusa Cendana yang sedang tugas belajar sebesar
Rp 57.943.045, dengan rincian pada tabel berikut:
Nama Fakultas Tugas
Belajar Gol
Periode
tahun
2019
TSD Bruto
(Rp)
Pajak
Telah
Disetor
(Rp)
TSD Neto
(Lebih
Bayar)
(Rp)
Lusia Sulo
Marimpan
FAPERTA UGM III/D Sep-Des 13.644.000 682.200
12.961.800
Abdul Wahid FST UB IV/A Sep 4.024.400 603.660 3.420.740
Fransiskus
Geroda
Mado
FKM UNHAS III/C Sep-Des 13.933.180 696.830 13.236.350
I Komang
Arthana
FISIP UB III/B Sep-Des 11.442.000 572.100 10.689.900
Sintha Lisa
Purimahua
FKM UNHAS III/D Sep-Des 18.372.900 918.645 17.454.255
TOTAL 61.416.480 3.473.435 57.943.045
Kriteria
1. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen,
Pasal 32 ayat (1) menyebutkan bahwa selain cuti sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 31, dosen dapat memperoleh cuti untuk
studi dan penelitian atau untuk pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan/atau olahraga
dengan tetap memperoleh gaji pokok, tunjangan yang melekat
pada gaji, serta penghasilan lainnya berupa tunjangan profesi,
tunjangan khusus, tunjangan kehormatan, serta maslahat
tambahan yang terkait dengan tugas sebagai dosen secara
penuh.
2. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2007 tentang Tunjangan
Dosen, pada Pasal 7 huruf b menyebutkan bahwa tunjangan
dosen tidak diberikan kepada dosen yang dibebaskan
sementara dari jabatannya.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 48 Tahun 2009, tanggal 12 Agustus 2009, tentang
Pedoman Pemberian Tugas Belajar Bagi Pegawai Negeri di
Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional Pasal 19.
4. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor
20 Tahun 2017 tentang Pemberian Tunjangan Profesi Dosen dan
DRAFT
19
Tunjangan Kehormatan Profesor Pasal 3 ayat (1), Pasal 5 ayat (1)
huruf c, dan Pasal 6 huruf a.
5. Surat Edaran Kepala Biro Kepegawaian Departemen Pendidikan
Nasional Nomor 4159/A4.3/KP/2010 tanggal 27 Januari 2010.
6. Surat Edaran Menteri PAN dan RB Nomor 04 Tahun 2013 tentang
Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar, pada Nomor 3.1 huruf
m poin (6) yang menyebutkan bahwa jangka waktu
pelaksanaan Program Strata III (S-3) atau setara, paling lama 4
(empat) tahun.
7. Surat Edaran Kepala Biro Kepegawaian Departemen Pendidikan
Nasional Nomor 23327/A4.5/KP/2009 tanggal 14 Mei 2009
tentang Penegasan Dari Aspek Kepegawaian Tentang Dosen
yang Tugas Belajar dan Kaitannya dengan Sertifikat Dosen.
Dampak
Permasalahan tersebut mengakibatkan kelebihan pembayaran
tunjangan profesi dosen sebesar Rp. 57.943.045.
Saran
Atas kelebihan pembayaran tunjangan sertifikasi dosen tersebut
untuk segera disetorkan kembali ke kas negara.
Tanggapan Manajemen
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
DRAFT
20
II
MANAGEMENT LETTER
TERHADAP
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
DRAFT
23
LAMPIRAN B
DRAFT
24
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
1. Hasil Evaluasi Kepatuhan terhadap Sistem Pengendalian Internal
a. Dewan Pengawas
Dewan Pengawas Universitas Nusa Cendana telah terbentuk
berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi No. 53/M/KPT/2019 tertanggal 1 Februari 2019 tentang
Penetapan Dewan Pengawas Universitas Nusa Cendana. Berdasarkan
SK tersebut berikut susunan Dewan Pengawas pada BLU Universitas
Nusa Cendana:
Ketua : Prof. Dr. Yohanes Indrayana, MM. (Kemenristekdikti),
Anggota : Prof. Dr. Paulina Pannen, M.Ls. (Kemenristekdikti),
: Izaak Frangky Amalo, SH. (PT. Jamkrida NTT),
: Lydia Kurniawati Christyana, MM. (Kemenkeu),
: Ngakan Putu Tagel, SE. (Kemenkeu),
Sekretaris Dewas : Dr. Hamzah Huri Wulakada, SP., M.Si.,
Berdasarkan pertemuan dan wawancara dengan salah satu Dewan
Pengawas, dapat diketahui beberapa hal sebagai berikut:
1. Dewan Pengawas telah melakukan pertemuan dengan Pemimpin
BLU sebanyak 4(empat) kali selama tahun 2019.
2. Laporan Dewan Pengawas Semester I tahun 2019 telah dibuat dan
dilaporkan.
3. Laporan Dewan Pengawas Semester II tahun 2019 telah dibuat dan
dilaporkan.
b. Satuan Pengawasan Internal (SPI)
Fungsi Satuan Pengawasan Internal (SPI) melakukan pengawasan
pengelolaan Badan Layanan Umum yang selanjutnya akan disebut
dengan BLU yang dilakukan oleh pejabat pengelola BLU terhadap
pelaksanaan Rencana Strategis Bisnis (RSB), Rencana Bisnis dan
Anggaran (RBA), RKA K/L, DIPA dan peraturan terhadap peraturan
perundang-undangan.
Pada tahun 2019, SPI Universitas Nusa Cendana sudah menjalankan
tugas Standar Monev Laporan penyerapan anggaran, Reviu Laporan
Keuangan serta monitoring tindak lanjut temuan BPK, Irjen, KAP dan SPI
sendiri.
Berdasarkan evaluasi terhadap laporan dan dokumen pendukung serta hasil wawancara, SPI Undana telah menjalankan tugasnya secara
efektif.
DRAFT
25
c. Kas dan Bank
Pengendalian internal kas dan bank bertujuan melindungi kas dan bank
agar informasi mengenai kas dan bank lebih dapat dipercaya.
Rancangan pengendalian internal penerimaan kas dan bank paling
tidak adalah sebagai berikut: petugas yang menangani urusan
penerimaan kas dan bank tidak boleh merangkap sebagai pelaksana
pembukuan / pencatatan atas penerimaan kas dan bank tersebut,
sebaliknya petugas yang bertanggungjawab pada pembukuan tidak
boleh bertanggungjawab pada pengurusan kas dan bank. Setiap kali
penerimaan kas dan bank harus segera dicatat, BLU harus mencatat
formulir-formulir secara cermat sesuai dengan kebutuhan, dan
menggunakannya dengan benar. Penerimaan kas setiap hari harus
disetorkan seluruhnya ke bank, hal ini dilakukan agar petugas yang
menangani kas tidak mempunyai kesempatan untuk menggunakan
kas BLU untuk kepentingan pribadi.
Berdasarkan evaluasi terhadap laporan dan dokumen pendukung serta hasil wawancara, tidak ditemukan kelemahan pengendalian internal
dalam pengelolaan kas dan bank BLU.
d. Piutang
Pengendalian internal piutang bertujuan melindungi piutang dan agar
informasi mengenai piutang lebih dapat dipercaya. Pengendalian
internal piutang paling tidak adalah sebagai berikut: meyakini
kebenaran jumlah piutang yang ada yang benar-benar menjadi hak
milik perusahaan, meyakini bahwa piutang yang ada dapat ditagih
(collectible), ditaatinya kebijakan-kebijakan mengenai piutang, dan
piutang aman dari upaya penyalahgunaan. Output dari sistem
pengendalian internal piutang adalah berupa informasi piutang
layanan dan piutang lainnya yang tersaji dalam laporan keuangan.
Berdasarkan evaluasi terhadap laporan dan dokumen pendukung serta hasil wawancara, ditemukan kelemahan pengendalian internal dalam pengelolaan piutang.
Kondisi
Pada tanggal 30 September 2019 terdapat jurnal umum yang telah
dibuat dalam rangka koreksi saldo awal akun penyisihan piutang tak
tertagih-piutang BLU pelayanan pendidikan senilai Rp 34.505.500,-.
Koreksi tersebut dicatat dengan mengkreditkan akun beban penyisihan
piutang BLU pelayanan pendidikan.
Dampak
Hal ini berdampak pada nilai akun beban penyisihan piutang BLU
pelayanan pendidikan menjadi bersaldo negatif.
Saran
Untuk koreksi atas transaksi tahun sebelumnya dicatat dengan
mengkreditkan akun koreksi lain-lain pada ekuitas.
DRAFT
26
Tanggapan Manajemen
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
e. Persediaan
Pengendalian internal persediaan bertujuan melindungi persediaan
dan agar informasi mengenai persediaan lebih dapat dipercaya.
Pengendalian internal persediaan dapat dilakukan dengan melakukan
tindakan pengamanan dan mematuhi aturan yang telah ditetapkan
untuk mencegah terjadinya kerusakan, pencurian, kelalaian di dalam
menyimpan persedian maupun tindakan menyimpang lainnya. Untuk
itu diperlukan adanya sistem dan prosedur yang mampu membuat
suatu kegiatan ataupun transaksi dapat terkendali sehingga kesalahan
atau penyimpangan yang terjadi dalam pengelolaan persediaan
dapat diminimalisir dengan baik.
Berdasarkan evaluasi terhadap laporan dan dokumen pendukung
serta hasil wawancara, tidak ditemukan kelemahan pengendalian
internal dalam pengelolaan persediaan.
f. Aset Tetap atau Barang Milik Negara (BMN)
Pengendalian internal aset tetap bertujuan melindungi aset tetap dan
agar informasi mengenai aset tetap lebih dapat dipercaya.
Pengendalian internal aset tetap dapat dilakukan dengan melakukan
tindakan pengamanan dan mematuhi aturan yang telah ditetapkan
untuk mencegah terjadinya kerusakan, pencurian, kelalaian di dalam
pengelolaan aset tetap maupun tindakan menyimpang lainnya. Untuk
itu diperlukan adanya sistem dan prosedur yang mampu membuat
suatu kegiatan ataupun transaksi dapat terkendali sehingga kesalahan
atau penyimpangan yang terjadi terhadap pengelolaan aset tetap
dapat diminimalisir dengan baik.
Berdasarkan evaluasi terhadap laporan dan dokumen pendukung
serta hasil wawancara, ditemukan kelemahan pengendalian internal
dalam pengelolaan Barang Milik Negara
Kondisi
1. Laporan Keuangan Undana tahun 2019 (unaudited) menyajikan
saldo Aset Tak Berwujud pada Neraca senilai Rp. 1.293.518.700
dengan rincian sebagai berikut:
Uraian Nilai
Software Rp. 1.243.523.700
ATB Lainnya Rp. 49.995.000
Total Rp. 1.293.518.700
DRAFT
27
Pada saat pemeriksaan, terdapat sebanyak 34 ATB dalam kondisi
rusak berat, dan sudah tidak digunakan lagi dalam operasional BLU.
Nilai perolehan dari ATB dalam kondisi rusak berat, sebanyak 34 ATB,
senilai Rp.1.257.541.700, (rincian terlampir).
2. Laporan Keuangan Universitas Nusa Cendana tahun 2019
(unaudited) menyajikan nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) Rp.
106.792.172.721, dijelaskan dalam CaLK tahun 2019 nilai tersebut
terdiri dari 39 NUP.
Dari hasil pemeriksaan di lapangan, terdapat 24 NUP yang telah
selesai dikerjakan dan sudah digunakan dalam kegiatan
operasional, namun belum didefinitifkan sebagai aset tetap. Nilai
dari 24 NUP KDP tersebut adalah sebesar Rp. 25.672.234.210, terdiri
dari 21 NUP berupa Gedung dan Bangunan senilai Rp.
22.644.534.210, dan 3 NUP berupa Jalan, Irigasi, dan Jaringan senilai
Rp. 3.027.700.000, (rincian terlampir).
Dampak
1. Penyajian Saldo Aset Tak Berwujud (ATB) pada Laporan Keuangan
tahun 2019 belum memadai.
2. Penyajian Saldo Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) pada Laporan
Keuangan tahun 2019 belum memadai.
Saran
1. Jurnal koreksi yang diusulkan sebagai berikut:
No. Akun Nama Akun Debet Kredit
166112 Aset Tetap yang
tidak digunakan
dalam Operasi
Pemerintah
Rp. 1.257.541.700
162191 Aset Tak Berwujud Rp. 1.257.541.700
2. Jurnal koreksi yang diusulkan sebagai berikut:
No. Akun Nama Akun Debet Kredit
133111 Gedung dan
Bangunan
Rp. 22.644.534.210
134111 Jalan dan
Jembatan
Rp. 2.562.585.000
134112 Irigasi Rp. 465.115.000
136111 Konstruksi
Dalam
Pengerjaan
Rp. 25.672.234.210
Tanggapan Manajemen
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
DRAFT
28
g. Pendapatan
Pengendalian internal pendapatan bertujuan melindungi pendapatan
dan agar informasi mengenai pendapatan lebih dapat dipercaya.
Pengendalian internal pendapatan berkaitan erat dengan
pengendalian internal kas dan piutang. Pengendalian internal
pendapatan paling tidak adalah sebagai berikut: meyakini kebenaran
jumlah pendapatan yang ada yang benar-benar menjadi hak milik
entitas, ditaatinya kebijakan-kebijakan mengenai pendapatan, dan
pendapatan aman dari penyelewengan. Output dari sistem
pengendalian internal pendapatan adalah berupa informasi dalam
bentuk laporan keuangan atau laporan manajemen lain, sehingga
karakteristik sistem pengendalian internal pendapatan identik dengan
karakteristik informasi.
Berdasarkan evaluasi terhadap laporan dan dokumen pendukung
serta hasil wawancara, tidak ditemukan kelemahan pengendalian
internal dalam pengelolaan pendapatan.
h. Pengadaan Barang dan Jasa
Implementasi pengendalian atas akivitas Pengadaan Barang dan Jasa
dimulai dari pengendalian pada tahap perencanaan/persiapan,
Pengendalian terhadap persiapan dan penyusunan kontrak,
pengendalian tahap pelaksanaan pengadaan barang/jasa dan
pengendalian pada tahap pelaporan dan pertanggungjawaban.
Berdasarkan evaluasi terhadap laporan dan dokumen pendukung
serta hasil wawancara, ditemukan kelemahan pengendalian internal
dalam pengelolaan pengadaan barang dan jasa.
Kondisi
1. Belum tersedianya master plan pengembangan kampus Universitas
Nusa Cendana yang terbaru.
2. Sampai dengan tahun 2019, UKPBJ masih menggunakan LPSE
Kemenristekdikti dan Pemprov NTT.
3. Belum optimalnya integrasi pengadaan barang/jasa antar
unit/fakultas.
4. Belum optimalnya pengendalian pekerjaaan jasa konsultansi,
terutama terkait evaluasi produk akhir jasa konsultansi apakah ada
produk bisa terbangun dengan baik (constructability) dengan
mempertimbangkan ketersediaan material lokal dan kemampuan
kontraktor.
5. Belum optimalnya pengendalian pelaksanaan pekerjaan konstruksi,
antara lain:
a. Terdapat beberapa pekerjaan yang tidak dapat selesai sesuai
jangka waktu pelaksanaan.
b. Terdapat pekerjaan yang hasil akhirnya secara visual tidak
optimal, contoh atap gedung auditorium.
DRAFT
29
Dampak
1. Dengan belum tersedianya master plan pengembangan kampus
Universitas Nusa Cendana yang terbaru, maka pembangunan
sarana dan prasarana di Universitas Nusa Cendana belum
terintegrasi secara optimal.
2. Idealnya setiap instansi perlu membangun LPSE dan memiliki server
sendiri. Dengan LPSE secara mandiri tentunya jauh lebih efisien,
karena dokumen-dokumen pengadaan diupload dan disimpan di
server sendiri. Misal dengan menggunakan LPSE Kemenristekdikti,
tidak semua penyedia memiliki akses internet yang cukup besar
(idealnya minimal 1 mbps) untuk melakukan upload dokumen
penawaran. Belum lagi kebiasaan penyedia untuk mengirimkan
penawaran di jam atau menit terakhir. Kondisi ini menyebabkan
potensi kegagalan upload sangat besar.
3. Dengan belum optimalnya integrasi pengadaan barang/jasa antar
unit maka kemungkinan pengadaan barang/jasa menjadi kurang
efisien karena terdapat kemungkinan terjadi paket pekerjaan
dengan spesifikasi teknis yang sama, tetapi memiliki HPS dan jangka
waktu pelaksanaan yang relatif berbeda.
4. Dengan belum optimalnya pengendalian pekerjaaan jasa
konsultansi, terutama terkait evaluasi produk akhir jasa konsultansi,
maka ada kemungkinan produk konsultan tidak bisa terbangun
dengan baik, contoh pada pekerjaaan atap pembangunan
gedung auditorium yang secara visual hasilnya belum optimal.
Saran
1. Pemimpin BLU Universitas Nusa Cendana segera menyusun Master
Plan Pengembangan Sarana dan Prasarana Kampus Universitas
Nusa Cendana.
2. Perlu didorong agar UKPBJ memiliki LPSE secara mandiri, meskipun
berdasarkan Surat Kepala Biro Umum dan Pengadaan Barang dan
Jasa Nomor 26157/A7/LK/2020 Tentang Tindak Lanjut Surat Edaran
Sekretaris Jenderal Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Pengadaan Barang/ Jasa Tahun Anggaran 2020 di Kemendikbud
poin B.3 bahwa PTNBH dan PTN BLU yang telah memiliki peraturan
pengadaan barang/jasa sendiri dan akan melakukan proses
pengadaan barang dan jasa melalui LPSE, dapat menggunakan
LPSE Kemendikbud.
3. Jika UKPBJ menggunakan LPSE kemendikbud maka perlu didorong
agar UKPBJ bisa mendapatkan akun LPSE kemendikbud lebih awal
agar proses pengadaan barang dan jasa tidak terlambat.
4. Perlu didorong integrasi pengadaan barang/jasa antar unit melalui
konsolidasi pengadaan barang/jasa yang memiliki spesifikasi teknis
yang sama.
5. Perlu didorong agar fungsi pengendalian produk jasa konsultansi
lebih optimal.
6. Perlu didorong agar fungsi pengendalian pelaksanaan pekerjaan
pada pekerjaan kontruksi lebih optimal.
DRAFT
30
Tanggapan Manajemen
............................................................................................................................
............................................................................................................................
...........................................................................................................................
i. Pengelolaan Remunerasi BLU
Remunerasi merupakan pemberian gaji / honorarium / tunjangan /
insentif yang diukur berdasarkan tingkat tanggung jawab dan tuntutan
profesionalisme. Penetapan remunerasi harus mempertimbangkan
prinsip proporsionalitas, kesetaraan, kepatuhan, dan kinerja
operasional. Sehingga gaji pegawai berdasarkan kinerja yang telah
dicapai sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 831/KMK.05 Tahun 2007 tentang Penetapan Remunerasi Bagi
Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan Pegawai Badan Layanan
Umum Universitas Nusa Cendana pada Kementrian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi dan .Peraturan Rektor Universitas Nusa Cendana
Nomor 06 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Remunerasi di
Lingkungan Universitas Nusa Cendana dan Nomor 17 Tahun 2018
tentang Rubrik Kinerja Pendidik dan Tenaga Kependidikan di
Lingkungan Universitas Nusa Cendana.
Pengendalian atas remunerasi dimulai dari pengendalian pada tahap
perencanaan dan tahap pelaksanaan remunerasi. Tahap
perencanaan berkaitan dengan langkah penyusunan skema
remunerasi dengan tahap awal menginventarisir seluruh jabatan
beserta tupoksinya berdasarkan STOK, tahap kedua melakukan analisa
dan evaluasi jabatan secara kuantitatif/terukur sehingga menghasilkan
nilai jabatan (Job Value). Tahap ketiga membuat perencanaan target
PNBP dan alokasi PNBP untuk remunerasi. Tahap keempat, menentukan
nilai rupiah per point atau yang lebih dikenal dengan PIR (Point Indek
Rupiah) dengan membagi PNBP yang dialokasikan untuk remunerasi
dengan total nilai jabatan, sehingga menghasilkan informasi harga
jabatan (PIR x Nilai Jabatan). Tahap kelima melakukan
pengelompokan jabatan/kelas jabatan (Job Class) sehingga
menghasilkan corporate grade.
Pada Tahap Pelaksanaan diawali dengan tahap pembuatan dokumen
kontrak kinerja remunerasi pegawai dengan atasannya, tahap kedua
pengumpulan bukti dokumen atas kontrak kinerja, tahap ketiga
verifikasi dan validasi atas bukti dokumen kinerja oleh atasan, tahap
keempat perhitungan remunerasi pegawai dan pembuatan SK Rektor
terkait penetapan capaian kinerja sebagai dasar pembayaran
remunerasi pegawai, dan selanjutnya pembayaran remunerasi
pegawai.
Berdasarkan evaluasi terhadap laporan dan dokumen pendukung
serta hasil wawancara dengan tim remunerasi Universitas Nusa
Cendana, pelaksanaan remunerasi di Universitas Nusa Cendana telah
berjalan dengan sistem yang baik, terdapat aplikasi yang
DRAFT
31
dikembangkan guna memudahkan sistem penilaian kinerja pegawai
dan perhitungan remunerasi. Oleh karena itu ada beberapa
rekomendasi saran untuk memaksimalkan pelaksanaan remunerasi di
Universitas Nusa Cendana.
Saran
1. Universitas Nusa Cendana segera membentuk unit kerja tersendiri
untuk pelaksanaan pengelolaan remunerasi. Dengan adanya unit
pengelola remunerasi, diharapkan pengelolaan remunerasi dapat
lebih terkendali dan maksimal.
2. Universitas Nusa Cendana dapat menambahkan/memaksimalkan
alokasi besaran remunerasi terhadap PNBP, untuk memacu dan
memaksimalkan kinerja dari pegawai.
3. Universitas Nusa Cendana diharapkan dapat segera merealisasikan
pembayaran remunerasi ke-14 berdasarkan kemampuan
keuangannya, mengingat remunerasi ke-14 sudah diusulkan di
proposal pengajuan remunerasi.
4. Universitas Nusa Cendana diharapkan mengevaluasi kembali terkait
perhitungan Point Indeks Rupiah (PIR) karena biaya BPJS kesehatan
dan tenaga kerja untuk pegawai non PNS belum dimasukkan
sebagai faktor pengurang.
5. Tim Remunerasi Universitas Nusa Cendana diharapkan membuat
SOP tertulis terkait tata kelola remunerasi sehingga menjadi
pedoman dalam pelaksanaan remunerasi.
6. Tim Remunerasi Universitas Nusa Cendana diharapkan memberi job
value dan job class terkait posisi Ketua dan Sekertaris Unit Kerja
Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ) dalam struktur remunerasinya.
7. Tim Remunerasi Universitas Nusa Cendana diharapkan
mengevaluasi akumulasi kinerja pendidik dan tenaga kependidikan
terkait honorarium kegiatan yang belum dimasukkan sebagai poin
remunerasi dalam rangka peningkatan kinerja pegawai.
8. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dalam pelaksanaan remunerasi,
harus melengkapi:
a. SK Rektor terkait penetapan persentase (%) alokasi anggaran
remunerasi dan Point Indeks Rupiah (PIR) yang akan
direalisasikan pada tahun berjalan,
b. SK Rektor terkait penetapan realisasi pembayaran remunerasi
berdasarkan kinerja pegawai.
Tanggapan Manajemen
............................................................................................................................
............................................................................................................................
...........................................................................................................................
DRAFT