dr m firdaus dr dedi budiman hakim dr irfan syauqi beik dr iman...

4
T idak dipungkiri bahwa lembaga keuangan mikro memiliki andil yang cukup besar da- lam memerangi kemis- kinan di belahan dunia manapun terutama negara berkem- bang. Adalah keniscayaan bagi pe- merintah Indonesia untuk mengopti- malkan peran lembaga keuangan mik- ro ketika disadari bahwa sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) masih didominasi masyarakat menen- gah ke bawah. Data dari Kementerian Koperasi dan UMKM mengungkap bahwa sektor UMKM mampu meny- erap 97,24 persen tenaga kerja. Namun realitas menunjukkan bahwa sumber pendanaan UMKM, sebagian besar masih bergantung pada lembaga keuangan mikro. Optimalisasi peran lembaga ke- uangan mikro terutama dalam mere- duksi angka kemiskinan perlu dilihat dari perspektif yang lebih luas, ter- utama sisi penyebab terjadinya keti- dakmampuan dalam memenuhi ke- butuhan hidup utama (sandang, pa- ngan, papan, kesehatan, dan pendi- dikan). Kemiskinan dan ketidakmam- puan dalam memenuhi kebutuhan hidup banyak disebabkan oleh ter- batasnya pengetahuan dan skill masyarakat miskin dalam meman- faatkan SDA yang tersedia. Lingkar- an kemiskinan sering menjadi penye- bab terjadinya kerusakan alam. De- mikian pula sebaliknya, degradasi sumber daya alam menjadi pemicu ketidakberdayaan masyarakat miskin dalam mengeksplorasi kekayaan alam. Berlimpahnya SDA di Indonesia ini mendulang kontribusi yang seg- nifikan dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Mayoritas lapan- gan usaha yang digeluti penduduk negeri ini bahkan masih bergantung pada sumber daya alam. Disisi lain over-eksploitasi dan dampak dari pe- ningkatan usaha bisnis masyarakat yang tanpa didukung kesadaran akan pentingnya keberlangsungan ling- kungan, dalam jangka panjang akan menyebabkan rusaknya SDA dan berimplikasi pada kemiskinan. Se- hingga dua aspek tersebut yakni ke- miskinan dan kerusakan lingkungan, adalah satu paket masalah yang pe- nangannya harus dilakukan secara bersama dan terintegrasi. Konsep green microfinance, usaha lembaga keuangan mikro dalam pe- nyaluran dananya pada sektor usaha berbasis lingkungan saat ini marak di- lakukan oleh beberapa negara. Ban- ca Popolare di Milano (BPM), suatu lembaga keuangan yang sangat berperan dalam mendorong pertum- buhan ekonomi di Italia, merupakan lembaga keuangan yang sukses de- ngan penyaluran pinjaman pada usa- ha pelestarian lingkungan. Dana pin- jaman yang diberikan kepada nasa- bah diarahkan untuk membuka la- pangan usaha yang ramah lingkung- an, seperti penyediaan mesin-mesin untuk usaha pertanian, energi ter- barukan, dan terus mendorong nasa- bah untuk terus menjaga dan mening- katkan kualitas lingkungan sebagai dampak dari bisnis yang dijalankan. Demikian pula dengan Alterna Saving Credit Program di Kanada, dimana penyaluran dana pinjaman dan pelayanan jasa keuangan lainnya memiliki dampak positif terhadap pembangunan sumber daya ling- kungan yang berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa lembaga keuan- gan memiliki andil dan kesempatan yang cukup luas untuk berperan aktif dalam pelestarian lingkungan sebagai dampak atau integrasi program pelayanan jasa keuangan. Pelestarian lingkungan Kita sering mendengar ungkapan akan pentingnya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat, yaitu “Al-nad- hofa min al-iman” (kebersihan seba- gian dari iman). Usaha untuk selalu melakukan perubahan lingkungan yang baik dan sustainable adalah ter- masuk bagian dari ketakwaan seseo- rang. Lebih jauh, Nabi Muhammad SAW selalu mendorong para sahabat dan umatnya untuk selalu mengopti- malkan karunia sumber daya alam dari Allah SWT ini. Menghidupkan kembali (ihyaul al mamat) lahan tanah yang menganggur sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Pengalaman seja- rah dan konsep dasar eco-friendly bu- siness ini ternyata sudah lama berlaku pada masa Nabi Muhammad SAW, dan mestinya bisa diterapkan sebagai salah satu visi-misi dasar lembaga keuangan berbasis Islam. Lembaga keuangan mikro Islam dengan karakter inherent yang ada memiliki kesempatan untuk men- dorong eco-business. Model partner- ship dalam pemberian pembiayaan kepada nasabah, menjadi modal uta- ma untuk berkontribusi positif dalam pelestarian lingkungan. Menyadari salah satu penyebab terjadinya ke- miskinanan adalah menurunnya kua- litas SDA yang ada, lembaga keuan- gan Islam memiliki tangung jawab untuk berkontribusi di dalamnya. Jika kalkulasi bisnis sektor ling- kungan dinilai masih memiliki biaya dan resiko yang tinggi, paling tidak lembaga keuangan Islam bisa men- dorong nasabah untuk memiliki per- ubahan tingkah laku positif terhadap lingkungan. Penelitian yang dilaku- kan di Jawa Timur terhadap peran lembaga keuangan mikro Islam dalam memitigasi kerusakan lingkungan se- cara umum masih menunjukkan hasil yang belum optimal (lihat Tabel 1). Dalam beberapa isu lingkungan sebagaimana digambarkan Tabel 1, peran lembaga keuangan Islam ter- utama dalam mendorong nasabahnya untuk menjaga atau bahkan mening- katkan kualitas lingkungan masih me- nunjukkan persentase yang rendah. Mayoritas nasabah dalam penga- lamannya selama/setelah bergabung di lembaga keuangan mikro Islam menyatakan tidak memiliki perubahan terhadap isu-isu lingkungan yang ada. Bagaimana kebijakan dan langkah selanjutnya? Sumber dana yang bersumber dari zakat, infak, dan shadaqah (charity funds) yang selama ini banyak diman- faatkan dalam bentuk qard al hasan (pembiayaan tanpa bunga), mungkin sudah mulai dipikirkan untuk bisa dialokasikan (sebagian) pada usaha eco-friendly business, selain digunakan dalam penanggulangan bencana alam atau menjangkau kaum paling miskin (the poorest) yang selama ini lebih membutuhkan makanan, perlindun- gan, atau pendidikan. Memang sangat dilematis, di saat lembaga keuangan mikro Islam dituntut sustainable (mampu membiayai kebutuhan opera- sionalnya) dan outreach (menjangkau sasaran nasabah/kaum miskin), di sisi lain memiliki tanggung jawab dalam pelestarian lingkungan. Peran pemer- intah atau lembaga donor lainnya sa- ngat bermanfaat dalam mendorong pencapaian peran positif lembaga ke- uangan Islam dalam pelestarian ling- kungan. Jika hal ini bisa dikoordina- sikan dengan baik, penanggulnagn ke- miskinan berikut pelestarian ling- kungan akan bisa dicapai secara bersamaan. Peningkatan pengetahuan dan skill (capacity building) dari berbagai instansi dan kementerian terkait me- lalui berbagai kegiatan termasuk trai- ning dan short course, akan banyak membantu masyarakat miskin untuk bisa percaya diri dan mampu mem- buka usaha baru atau meningkatkan bisnis. Program pengentasan kemiski- nan yang dicanangkan pemerintah dipandang perlu untuk diintegrasikan dengan lembaga keuangan mikro Is- lam, terutama setelah disadari bahwa selama ini lembaga keuangan tersebut memiliki hubungan kohesi sosial yang erat dengan nasabahnya. Dengan adanya capital social dan partnership, lembaga ini bisa meminimalisir keru- sakan lingkungan, selain menjalankan misi utama dalam menjangkau kalan- gan miskin untuk bisa mengakses pembiayaan seluas-luasnya. Wallahu a’lam. 23 REPUBLIKA KAMIS, 28 MARET 2013 JURNAL EKONOMI ISLAM REPUBLIKA Terselenggara atas kerja sama Harian Republika dan Program Studi Ilmu Ekonomi Syariah, Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Tim Redaksi Iqtishodia: Dr Yusman Syaukat Dr M Firdaus Dr Dedi Budiman Hakim Dr Irfan Syauqi Beik Dr Iman Sugema Deni Lubis MAg Salahuddin El Ayyubi MA D alam sebuah talkshow di sa- lah satu jaringan radio swasta nasional awal pekan ini, pakar marketing syariah IPB Mukhamad Najib mengungkapkan pentingnya industri perbankan dan keuangan syariah untuk mengubah paradigma, dari paradigma market follower menjadi market challenger, jika saat ini belum memungkinkan untuk menjadi market leader. Ia mengemu- kakan bahwa ketika bank syariah be- lum mengubah paradigmanya secara penuh, maka masyarakat akan cen- derung untuk selalu membanding- bandingkan antara bank syariah dan bank konvensional, mulai dari jenis produk, marjin atau bagi hasil pem- biayaannya, kualitas layanannya, dan aspek-aspek lainnya. Bahkan hingga kepada aspek kenyamanan kantor bank-nya. Tidak hanya itu, masyarakat pun akan selalu mengasosiasikan apa yang dikampanyekan oleh bank sya- riah dengan model kampanye bank konvensional. Sehingga, superioritas value yang dimiliki bank syariah menjadi kurang terlihat. Padahal ba- nyak value atau nilai syariah yang bisa menjadi faktor penguat kampanye perbankan syariah jika dapat dikemas dengan baik. Mulai dari nilai keadilan, kejujuran, hingga masalah symmetric information. Informasi yang simetris ini bahkan menjadi nilai lebih tran- saksi keuangan syariah, sehingga ke- terbukaan informasi bagi pihak-pihak yang terlibat dapat dijamin. Sebagai contoh, pada pembiayaan muraba- hah, maka bank dan nasabah akan memiliki informasi yang sama men- genai harga pokok pembeliannya, kualitas barangnya, siapa supplier- nya, dan lain-lain. Belum beranjaknya perbankan syariah dari posisi sebagai follower juga diperparah dengan masih belum optimalnya edukasi publik, termasuk edukasi pasar. Padahal pasar yang dapat digarap masih sangat besar. Meningkatnya jumlah kelas menen- gah muslim, sebagai contoh, meru- pakan potensi besar yang memberi peluang bagi ekspansi perbankan syariah secara aset dan kelemba- gaan. Apalagi pada tahun 2030 nanti, Indonesia akan masuk menjadi tujuh besar kekuatan perekonomian dunia, sebagaimana prediksi McKinsey. Karena itu, agar misi peningkatan pangsa pasar perbankan syariah ini bisa terus kita dorong, maka men- gubah paradigma dari market follo- wer menjadi market challenger men- jadi sebuah keniscayaan. Langkah strategis Pertanyaan besarnya sekarang adalah, bagaimana langkah yang ha- rus dilakukan untuk mengubah para- digma tersebut. Terkait dengan hal ini, penulis berpendapat paling tidak ada dua hal mendasar yang dapat dilaku- kan. Pertama, perbankan syariah ha- rus mampu mengembangkan inovasi dalam berbagai hal. Inovasi ini meru- pakan kunci utama untuk menciptakan perubahan. Karena itu, perbankan syariah harus mengembangkan cara berpikir yang out-of-the box. Sebagai contoh adalah inovasi dari sisi prosedur pembiayaan. Kita ambil contoh pembiayaan murabahah yang selama ini dominan. Dalam pembi- ayaan ini, perbankan syariah harus mulai berani memberi ruang bagi proses negosiasi besaran marjin profit dalam setiap transaksi yang dilaku- kannya. Jangan lagi perbankan sya- riah berlindung di balik argumentasi bahwa “saya bebas menjual berapa- pun, kalau anda tidak setuju dengan jualan saya, silakan anda mencari tempat yang lain”. Secara syar’i me- mang diperbolehkan berprinsip se- perti ini, akan tetapi perbankan syariah akan sulit mengubah persepsi masya- rakat yang telah terbentuk sebelum- nya. Yaitu, ketika bertransaksi dengan bank maka mereka hanya ‘menerima saja’ besaran marjin yang ditetapkan pihak bank. Karena praktek di bank konvensional juga seperti itu, dimana bunga ditetapkan bank dan mereka ‘menerima saja’, maka masyarakat berkesimpulan bahwa praktek syariah dan konvensional itu sama saja. Untuk itu, bank syariah harus berani bertindak out-of-the box, di luar kebiasaan. Memang tidak mu- dah, tapi bukan berarti tidak mung- kin. Setiap account officer bank sya- riah harus diberikan panduan me- ngenai rate terendah dan tertinggi yang dapat dikenakan kepada na- sabah. Biarkan hasil akhir rate-nya itu ditentukan melalui proses negosi- asi, sehingga pihak nasabah merasa terlibat dalam proses penentuan marjin yang nantinya menjadi kewa- jibannya. Hal seperti ini, bagi penulis, akan menciptakan efek positif ter- hadap persepsi masyarakat. Adapun soal biaya-biaya dan problem mana- jemen yang dihadapi bank, itu se- suatu yang menurut penulis seharus- nya bisa dicarikan jalan keluarnya. Kedua, perbankan syariah harus mampu mengartikulasikan dan mengkomunikasikan pesan-pesan keuangan syariah secara efektif kepada publik, sampai publik berada pada fase yang menganggap bahwa apa yang dilakukan bank konvension- al, yang dalam istilah Mukhamad Najib, sudah “tidak relevan” lagi. Persepsi yang terbentuk adalah “buat apa bertransaksi secara konvension- al, kalau di syariah ada segalanya”. Tentu untuk sampai pada tahap ini, dibutuhkan kampanye dan sosialisasi yang masif dengan frekuensi yang tinggi. Pada titik inilah, dukungan dari berbagai pihak, terutama BI dan pe- merintah menjadi sangat penting. Penulis berharap, meskipun nantinya Departemen Perbankan Syariah BI akan hijrah ke OJK, namun komitmen untuk mendukung kampanye bank syariah jangan sampai pudar. Wallahu a’lam. Dr Irfan Syauqi Beik Ketua Prodi Ekonomi Syariah FEM IPB Market Challenger Jaenal Effendi Ketua MES Jerman dan Dosen Ilmu Ekonomi FEM IPB Bogor TSAQOFI LKM Syariah dan Pelestarian Lingkungan Rakhmawati la’lang Isu lingkungan Adakah perubahan positif Ya (%) Tidak (%) Mengurangi terjadinya polusi udara 13.4 86.6 Mengurangi terjadinya polusi air 17.1 82.9 Mengurangi sampah zat kimia berbahaya 13.3 86.7 Mengurangi penggunaan pupuk kimia berbahaya 7.9 92.1 Menghindari exploitasi penangkapan ikan berlebihan 11.7 88.3 Menghindari terjadinya degradasi lahan pertanian 8.7 91.3 Mematuhi peraturan dalam pelestarian lingkungan 12.5 87.5 Peduli terhadap pengaruh negatif penumpukan sampah 10.7 89.3 TABEL 1: PERUBAHAN TINGKAH LAKU NASABAH SETELAH MENGADOPSI LKM ISLAM TERHADAP ISU LINGKUNGAN

Upload: others

Post on 28-May-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Tidak dipungkiri bah walembaga keuanganmik ro memiliki andilyang cukup besar da -lam memerangi ke mis - kinan di belahan dunia

manapun terutama negara ber kem -bang. Adalah keniscayaan bagi pe -merintah Indonesia untuk mengopti-malkan peran lembaga keuangan mik -ro ketika disadari bahwa sektor UsahaMikro, Kecil dan Menengah (UMKM)masih didominasi masya rakat menen-gah ke bawah. Data dari KementerianKoperasi dan UMKM mengungkapbahwa sektor UMKM mampu meny-erap 97,24 persen tena ga kerja.Namun realitas menunjuk kan bahwasumber pendanaan UMKM, sebagianbesar masih bergantung pada lembagakeuangan mikro.

Optimalisasi peran lembaga ke -uang an mikro terutama dalam mere-duksi angka kemiskinan perlu dilihatdari perspektif yang lebih luas, ter -utama sisi penyebab terjadinya keti-dakmampuan dalam memenuhi ke -butuhan hidup utama (sandang, pa -ngan, papan, kesehatan, dan pendi -dikan). Kemiskinan dan ketidak mam - puan dalam memenuhi kebutuhanhidup banyak disebabkan oleh ter-batasnya pengetahuan dan skillmasyarakat miskin dalam meman-faatkan SDA yang tersedia. Lingkar -an kemiskinan sering menjadi penye-bab terjadinya kerusakan alam. De -mikian pula sebaliknya, degradasisumber daya alam menjadi pemicuketidakberdayaan masyarakat miskindalam mengeksplorasi kekayaan alam.

Berlimpahnya SDA di Indonesiaini mendulang kontribusi yang seg-nifikan dalam memenuhi kebutuhanhidup masyarakat. Mayoritas lapan-gan usaha yang digeluti penduduknegeri ini bahkan masih bergantungpada sumber daya alam. Disisi lainover-eksploitasi dan dampak dari pe -ningkatan usaha bisnis masyarakatyang tanpa didukung kesadaran akanpentingnya keberlangsungan ling -kung an, dalam jangka panjang akanmenyebabkan rusaknya SDA danberimplikasi pada kemiskinan. Se -hingga dua aspek tersebut yakni ke -miskinan dan kerusakan lingkungan,ada lah satu paket masalah yang pe -nangannya harus dilakukan secarabersama dan terintegrasi.

Konsep green microfinance, usahalembaga keuangan mikro dalam pe -nyaluran dananya pada sektor usahaberbasis lingkungan saat ini marak di -lakukan oleh beberapa negara. Ban -ca Popolare di Milano (BPM), sua tulembaga keuangan yang sangatberperan dalam mendorong pertum-buhan ekonomi di Italia, merupakanlembaga keuangan yang sukses de -ngan penyaluran pinjaman pada usa -ha pelestarian lingkungan. Dana pin-jaman yang diberikan kepada nasa -bah diarahkan untuk membuka la -pang an usaha yang ramah lingkung -an, seperti penyediaan mesin-mesinun tuk usaha pertanian, energi ter-barukan, dan terus mendorong nasa -bah untuk terus menjaga dan mening -katkan kualitas lingkungan sebagaidampak dari bisnis yang dijalankan.

Demikian pula dengan AlternaSaving Credit Program di Kanada,dimana penyaluran dana pinjamandan pelayanan jasa keuangan lainnyamemiliki dampak positif terhadappembangunan sumber daya ling -

kung an yang berkelanjutan. Hal inimenunjukkan bahwa lembaga keuan-gan memiliki andil dan kesempatanyang cukup luas untuk berperan aktifdalam pelestarian lingkungan sebagaidampak atau integrasi programpelayanan jasa keuangan.

Pelestarian lingkunganKita sering mendengar ungkapan

akan pentingnya menjaga lingkunganyang bersih dan sehat, yaitu “Al-nad -hofa min al-iman” (kebersihan se ba -gian dari iman). Usaha untuk se lalume lakukan perubahan lingkung anyang baik dan sustainable adalah ter-masuk bagian dari ketakwaan seseo-rang. Lebih jauh, Nabi MuhammadSAW selalu mendorong para sahabatdan umatnya untuk selalu mengopti-malkan karunia sumber daya alamdari Allah SWT ini. Menghidupkankembali (ihyaul al mamat) lahan tanahyang menganggur sangat dianjurkandalam ajaran Islam. Penga laman seja -rah dan konsep dasar eco-friendly bu -siness ini ternyata sudah lama berlakupada masa Nabi Muhammad SAW, danmestinya bisa diterapkan sebagai salahsatu visi-misi dasar lembaga keuanganberbasis Islam.

Lembaga keuangan mikro Islamdengan karakter inherent yang adamemiliki kesempatan untuk men-dorong eco-business. Model partner-ship dalam pemberian pembiayaankepada nasabah, menjadi modal uta -ma untuk berkontribusi positif dalampelestarian lingkungan. Me nya darisalah satu penyebab terjadinya ke -miskinanan adalah menurunnya kua -litas SDA yang ada, lembaga keuan-gan Islam memiliki tangung jawabuntuk berkontribusi di dalamnya.

Jika kalkulasi bisnis sektor ling -kungan dinilai masih memiliki biayadan resiko yang tinggi, paling tidaklembaga keuangan Islam bisa men-dorong nasabah untuk memiliki per -ubahan tingkah laku positif terhadaplingkungan. Penelitian yang dilaku -kan di Jawa Timur terhadap peranlembaga keuangan mikro Islam da lam

memitigasi kerusakan lingkung an se -cara umum masih menunjukkan hasilyang belum optimal (lihat Tabel 1).

Dalam beberapa isu lingkungansebagaimana digambarkan Tabel 1,peran lembaga keuangan Islam ter -utama dalam mendorong nasabahnyauntuk menjaga atau bahkan mening -katkan kualitas lingkungan masih me -nunjukkan persentase yang ren dah.Mayoritas nasabah dalam pe nga -lamannya selama/setelah berga bungdi lembaga keuangan mikro Is lammenyatakan tidak memiliki perubahanterhadap isu-isu lingkungan yang ada.

Bagaimana kebijakan danlangkah selanjutnya?

Sumber dana yang bersumber da rizakat, infak, dan shadaqah (cha rityfunds) yang selama ini banyak di man -faatkan dalam bentuk qard al hasan(pembiayaan tanpa bunga), mung kinsudah mulai dipikirkan untuk bisadialokasikan (sebagian) pada usahaeco-friendly business, se lain digunakandalam penanggulang an bencana alamatau menjangkau kaum paling miskin(the poorest) yang selama ini lebihmembutuhkan makanan, perlindun-gan, atau pendidikan. Memang sangatdilematis, di saat lembaga keuanganmikro Islam dituntut sustainable(mam pu membiayai kebutuhan opera -sio nalnya) dan outreach (menjangkau

sa sar an nasabah/kaum miskin), di sisilain memiliki tanggung jawab dalampelestarian lingkungan. Peran pemer-intah atau lembaga donor lainnya sa -ngat bermanfaat dalam mendorongpen capaian peran positif lembaga ke -uangan Islam dalam pelestarian ling -kung an. Jika hal ini bisa dikoordina -si kan dengan baik, penanggulnagn ke -miskinan berikut pelestarian ling -kung an akan bisa dicapai secarabersamaan.

Peningkatan pengetahuan danskill (capacity building) dari berbagaiinstansi dan kementerian terkait me -lalui berbagai kegiatan termasuk trai -ning dan short course, akan ba nyakmembantu masyarakat mis kin untukbisa percaya diri dan mam pu mem -buka usaha baru atau me ningkatkanbisnis. Program pengentasan kemiski-nan yang dicanangkan pemerintahdipandang perlu untuk diintegrasikandengan lembaga ke uangan mikro Is -lam, terutama setelah disadari bah waselama ini lembaga keuangan tersebutmemiliki hubungan kohesi sosial yangerat dengan nasabahnya. Denganadanya capital social dan partnership,lem baga ini bisa meminimalisir keru -sakan lingkungan, selain menjalankanmisi utama dalam menjangkau kalan-gan miskin untuk bisa mengaksespembiayaan seluas-luas nya. Wallahua’lam. �

23REPUBLIKA KAMIS, 28 MARET 2013JURNAL EKONOMI ISLAM REPUBLIKA

Terselenggara atas kerjasama Harian Republika dan Program Studi Ilmu EkonomiSyariah, Departemen IlmuEkonomi, Fakultas Ekonomidan Manajemen IPB

Tim Redaksi Iqtishodia:Dr Yusman SyaukatDr M FirdausDr Dedi Budiman HakimDr Irfan Syauqi BeikDr Iman SugemaDeni Lubis MAgSalahuddin El Ayyubi MA

D alam sebuah talkshow di sa -lah satu jaringan radio swastanasional awal pekan ini, pakar

marketing syariah IPB MukhamadNajib mengungkapkan pentingnyaindustri perbankan dan keuangansyariah untuk mengubah paradigma,dari paradigma market followermenjadi market challenger, jika saatini belum memungkinkan untukmen jadi market leader. Ia mengemu -kakan bahwa ketika bank syariah be -lum mengubah paradigmanya secarapenuh, maka masyarakat akan cen-derung untuk selalu membanding-bandingkan antara bank syariah danbank konvensional, mulai dari jenisproduk, marjin atau bagi hasil pem-biayaannya, kualitas layanannya, danaspek-aspek lainnya. Bahkan hinggakepada aspek kenyamanan kantorbank-nya.

Tidak hanya itu, masyarakat punakan selalu mengasosiasikan apayang dikampanyekan oleh bank sya -riah dengan model kampanye bankkonvensional. Sehingga, superioritasvalue yang dimiliki bank syariahmenjadi kurang terlihat. Padahal ba -nyak value atau nilai syariah yang bisamenjadi faktor penguat kampanyeperbankan syariah jika dapat dikemasdengan baik. Mulai dari nilai keadilan,kejujuran, hingga masalah symmetricinformation. Informasi yang simetrisini bahkan menjadi nilai lebih tran -saksi keuangan syariah, sehingga ke -terbukaan informasi bagi pihak-pihak

yang terlibat dapat dijamin. Sebagaicontoh, pada pembiayaan muraba-hah, maka bank dan nasabah akanmemiliki informasi yang sama men-genai harga pokok pembeliannya,kualitas barangnya, siapa supplier-nya, dan lain-lain.

Belum beranjaknya perbankansyariah dari posisi sebagai followerjuga diperparah dengan masih belumoptimalnya edukasi publik, termasukedukasi pasar. Padahal pasar yangdapat digarap masih sangat besar.Meningkatnya jumlah kelas menen-gah muslim, sebagai contoh, meru-pakan potensi besar yang memberipeluang bagi ekspansi perbankansyariah secara aset dan kelemba-gaan. Apalagi pada tahun 2030 nanti,Indonesia akan masuk menjadi tujuhbesar kekuatan perekonomian dunia,sebagaimana prediksi McKinsey.Karena itu, agar misi peningkatanpangsa pasar perbankan syariah inibisa terus kita dorong, maka men-gubah paradigma dari market follo -wer menjadi market challenger men -jadi sebuah keniscayaan.

Langkah strategisPertanyaan besarnya sekarang

adalah, bagaimana langkah yang ha -rus dilakukan untuk mengubah para-digma tersebut. Terkait dengan hal ini,penulis berpendapat paling tidak adadua hal mendasar yang dapat dila ku -kan. Pertama, perbankan sya riah ha -rus mampu mengembangkan inovasi

dalam berbagai hal. Inovasi ini meru-pakan kunci utama untuk men ciptakanperubahan. Karena itu, perbankansyariah harus mengembangkan caraberpikir yang out-of-the box.

Sebagai contoh adalah inovasi darisisi prosedur pembiayaan. Kita ambilcontoh pembiayaan murabahah yangselama ini dominan. Dalam pembi-ayaan ini, perbankan syariah harusmulai berani memberi ruang bagiproses negosiasi besaran marjin profitda lam setiap transaksi yang dilaku -kan nya. Jangan lagi perbankan sya -riah berlindung di balik argumentasibahwa “saya bebas menjual be ra pa -pun, kalau anda tidak setuju de nganjualan saya, silakan anda men caritempat yang lain”. Secara syar’i me -mang diperbolehkan ber prinsip se -perti ini, akan tetapi perbankan syariahakan sulit mengubah persepsi masya -rakat yang telah terbentuk sebelum-nya. Yaitu, ketika bertransaksi denganbank maka mereka hanya ‘menerimasaja’ besaran marjin yang ditetapkanpihak bank. Karena prak tek di bankkonvensional juga seperti itu, dimanabunga ditetapkan bank dan mereka‘menerima saja’, maka masyarakatberkesimpulan bahwa praktek syariahdan konvensional itu sama saja.

Untuk itu, bank syariah harusberani bertindak out-of-the box, diluar kebiasaan. Memang tidak mu -dah, tapi bukan berarti tidak mung -kin. Setiap account officer bank sya -riah harus diberikan panduan me -

nge nai rate terendah dan tertinggiyang dapat dikenakan kepada na -sabah. Biarkan hasil akhir rate-nyaitu ditentukan melalui proses negosi-asi, sehingga pihak nasabah merasaterlibat dalam proses penentuanmarjin yang nantinya menjadi kewa-jibannya. Hal seperti ini, bagi penulis,akan menciptakan efek positif ter-hadap persepsi masyarakat. Adapunsoal biaya-biaya dan problem mana-jemen yang dihadapi bank, itu se -suatu yang menurut penulis seharus-nya bisa dicarikan jalan keluarnya.

Kedua, perbankan syariah harusmampu mengartikulasikan danmengkomunikasikan pesan-pesankeuangan syariah secara efektifkepada publik, sampai publik beradapada fase yang menganggap bahwaapa yang dilakukan bank konvension-al, yang dalam istilah MukhamadNajib, sudah “tidak relevan” lagi.Persepsi yang terbentuk adalah “buatapa bertransaksi secara konvension-al, kalau di syariah ada segalanya”.Tentu untuk sampai pada tahap ini,dibutuhkan kampanye dan sosialisasiyang masif dengan frekuensi yangtinggi. Pada titik inilah, dukungan dariberbagai pihak, terutama BI dan pe -merintah menjadi sangat penting.Penulis berharap, meskipun nantinyaDepartemen Perbankan Syariah BIakan hijrah ke OJK, namun komitmenuntuk mendukung kampanye banksyariah jangan sampai pudar. Wallahua’lam. �

Dr Irfan Syauqi BeikKetua Prodi Ekonomi Syariah

FEM IPB

MarketChallenger

Jaenal EffendiKetua MES Jerman dan

Dosen Ilmu Ekonomi FEMIPB Bogor

TSAQOFI

LKM Syariah dan Pelestarian Lingkungan

Rakhmawati la’lang

Isu lingkungan Adakah perubahan positifYa (%) Tidak (%)

Mengurangi terjadinya polusi udara 13.4 86.6Mengurangi terjadinya polusi air 17.1 82.9Mengurangi sampah zat kimia berbahaya 13.3 86.7Mengurangi penggunaan pupuk kimia berbahaya 7.9 92.1Menghindari exploitasi penangkapan ikan berlebihan 11.7 88.3Menghindari terjadinya degradasi lahan pertanian 8.7 91.3Mematuhi peraturan dalam pelestarian lingkungan 12.5 87.5Peduli terhadap pengaruh negatif penumpukan sampah 10.7 89.3

TABEL 1: PERUBAHAN TINGKAH LAKU NASABAH SETELAH MENGADOPSI

LKM ISLAM TERHADAP ISU LINGKUNGAN

K ebebasan adalah nilai palingdasar dalam Islam yang nampakpada kebebasan beragama, ke -

bebasan berpolitik, kebebasan berpen-dapat, termasuk kebebasan berekono-mi. Kebebasan ekonomi dalam Islamdibina atas dasar kebebasan manusiaitu sendiri melalui kemampuan untukmelakukan hal yang dikehendakinya.Hak ini diperoleh dengan masuknyaseseorang ke dalam Islam yang ditandaidengan mengucapkan dua kalimat sya-hadat yang memiliki makna membebas-kan manusia dari penghambaan kepadaselain Allah sebagai sebuah bentukkebebasan tertinggi yang dimiliki olehmanusia. Semua hal ini diisyaratkanoleh Allah SWT dalam firmannya suratAn-Nahl ayat 75: “Allah membuatperum pamaan seorang hamba sahayadi bawah kekuasaan orang lain, yangtidak berdaya berbuat sesuatu, danseorang yang Kami beri rezeki yang baik,lalu dia menginfakkan sebagian rezekiitu secara sembunyi-sembunyi dan se -cara terang-terangan. Samakah merekaitu? Segala puji hanya bagi Allah, tetapikebanyakan mereka tidak mengetahui.”

Kebebasan kapitalisme dan sosialisme

Kebebasan dalam sistem ekonomiIslam berbeda dengan kebebasan padasistem kapitalis yang berpendapat bah -wa kesejahteraan umum hanya dapatdicapai dengan terwujudnya kesejahte-raan individu melalui kegiatan ekonomiyang dilakukan tanpa sama sekali mem-permasalahkan penumpukan harta ke -kayaan, pengembangannya secara riba,dan lainnya yang mengesampingkannilai-niali sosial. Hal ini bertolak bela-kang dengan sistem ekonomi Islam yangmemandang bahwa kegiatan ekonomiadalah bagian dari bentuk ibadah kepa -da Allah SWT. Sehingga dalam praktek-nya meletakkan kepentingan orang laindan kepentingan umum di atas kepen-tingan pribadi. Hal ini ditegaskan me -lalui hadis Nabi SAW yang diriwayatkanoleh Anas bin Malik, “Tidaklah berimanse seorang dari kalian sehingga diamencin tai untuk saudaranya sebagai-mana dia mencintai untuk dirinya sen -diri” (HR. Bukhari). Perbedaan besaryang ada ini disebabkan perbedaan pan-

dangan yang sangat mendasar tentangwujudnya kehidupan akhirat setelahkehidupan dunia.

Sistem ekonomi Islam juga berbedadengan sistem ekonomi sosialis yangmengingkari asas paling mendasar da -lam kehidupan manusia yaitu kepemi-likan individu. Kemiripannya dengansistem ekonomi Islam adalah dalam halkepemilikan umum, akan tetapi berbedada lam hal negara dianggap sebagaipengua sa mutlak kekayaan umum ter-sebut. Sementara sistem ekonomi Islammemposisikan negara sebagai wakilAllah dan pelayan umat.

Kebebasan yang terbatasKebebasan ekonomi dalam pan-

dangan Islam adalah bukan kebebasanmutlak. Akan tetapi kebebasan yangtunduk pada aturan syariat yang men -jaga dan melindungi digunakannya ke -be basan tersebut sebagai wasilah eks -ploitasi dan kesewenang-wenangan. Ka -renanya, ada dua batasan yang perlu di -perhatikan. Pertama, kebebasan terse-but tidak merugikan kepentinganumum. Berdasarkan hadis Nabi SAW“Tidak boleh (ada) bahaya dan menim-bulkan bahaya” (HR. Ibnu Majah). Hadisini meletakkan syarat penting dalam halkebebasan terhadap kepemilikan hartaadalah dengan tidak merugikan pihaklain, ataupun menyelesaikan bahayadengan bahaya yang serupa. Sejalandengan hadis Nabi SAW tersebut, AllahSWT berfirman: “…tetapi jangan melam-paui batas. Sungguh, Allah tidak menyu-kai orang-orang yang melampauibatas”. (Al-Baqarah: 190).

Kedua, kebebasan tersebut mestisejalan dengan prinsip dan aturan sya -riat. Kaidah menyebutkan “hukum asaldari muamalah adalah boleh”. Ini me -nunjukkan bahwa Islam telah membukapintu kebebasan yang cukup luas dalamaktifitas ekonomi, akan tetapi ia tetapdibatasi dengan nash-nash penghara-man atau larangan terhadap beberapakegiatan ekonomi yang dianggap mem-berikan bahaya dan mudharat.

Dalam hal produksi misalnya, Islammelarang memproduksi barang-barangyang diharamkan oleh nash syar’iseperti khamr dan yang lainnya: “Wahaiorang-orang yang beriman! Sesung -

guhnya minuman keras, berjudi, (ber -kur ban untuk) berhala, dan mengundina sib dengan anak panah, adalah per-buatan keji dan termasuk perbuatansetan. Maka jauhilah (perbuatan-per-buatan) itu agar kamu beruntung.” (Al-Maidah: 90). Sebaliknya, Islam menyu-ruh untuk melakukan aktifitas produksimaupun konsumsi barang yang halal:“Wahai manusia! Makanlah dari (ma -kan an) yang halal dan baik yang terdapatdi bumi, dan janganlah kamu mengikutilangkah- langkah setan. Sungguh, setanitu musuh yang nyata bagimu.” (Al-Baqarah: 168).

Islam melarang bermuamalahmenggunakan instrumen riba karenahanya memperlebar jarak antara si kayadan si miskin, membuat kekayaan hanyaberedar pada kelompok tertentu saja,yang pada akhirnya menimbulkan kere-sahan sosial dalam masyarakat:“Orang-orang yang memakan riba tidakdapat berdiri melainkan seperti berdi-rinya orang yang kemasukan setankarena gila. Yang demikian itu karenamereka berkata bahwa jual beli samadengan riba. Padahal Allah telah meng-halalkan jual beli dan mengharamkanriba...” (Al-Baqarah: 275).

Melarang tindakan penimbunanbarang (ihtikar). Rasulullah SAW ber-sabda: “Barangsiapa menimbun suatutimbunan supaya menjualnya denganharga yang tinggi kepada kaum musli-min, maka dia telah berbuat dosa.” (HR.Ahmad). Islam melarang mengumpul-kan harta dengan cara penipuan melaluitimbangan: “Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar danmenimbang)! (yaitu) orang-orang yangapabila menerima takaran dari oranglain mereka minta dicukupkan, danapabila mereka menakar atau menim-bang (untuk orang lain), mereka men-gurangi.” (Al-Muthaffifin: 1-3). Sebalik -nya, Islam memerintahkan untuk adildalam takaran dan timbangan: “…Dansempurnakanlah takaran dan timbang-an dengan adil…” (Al-An’am: 152), “…Sempurnakanlah takaran dan timbang-an, dan jangan kamu merugikan orangsedikit pun…”(Al-A’raf: 85), “Dan wahaikaum ku! Penuhilah takaran dan tim-bangan dengan adil, dan janganlah ka -mu merugikan manusia terhadap hak-

hak mereka dan jangan kamu membuatkejahatan di bumi dengan berbuat keru-sakan. Sisa (yang halal) dari Allahadalah lebih baik bagimu jika kamuorang yang beriman…” (Hud: 85-86).

Demikian pula Islam melarang men-gambil harta orang lain dengan carayang batil: “Dan janganlah kamu makanharta di antara kamu dengan jalan yangbatil, dan (janganlah) kamu menyuap de -ngan harta itu kepada para hakim, de -ngan maksud agar kamu dapat me ma -kan sebagian harta orang lain itu denganjalan dosa, padahal kamu mengetahui.”(Al-Baqarah: 188). Termasuk bagian daricara yang batil itu adalah menimbunkekayaan dan tidak mendistribusikannyakepada pihak yang berhak mendapat-kannya: “Wahai orang-orang yang be -riman! Sesungguhnya banyak dariorang-orang alim dan rahib-rahib me -reka benar-benar memakan harta orangdengan jalan yang batil, dan (mereka)menghalang-halangi (ma nusia) darijalan Allah. Dan orang-orang yang me -nyim pan emas dan perak dan tidakmeng infakkannya di jalan Allah, makaberikanlah kabar gembira kepada me -reka, (bahwa mereka akan mendapat)azab yang pedih.” (At-Taubah: 34). Se -ba liknya, Islam mendorong terjadinyape merataan pendapatan melalui imple-mentasi Ziswaf: “Ambillah zakat darihar ta mereka, guna membersihkan danmenyucikan mereka…” (At-Taubah: 103).

Penutup Kebebasan dalam ekonomi Islam

adalah kebebasan yang berorientasihadirnya masyarakat dengan tatanansosial yang solid, berkeadilan, jujur, dantanggungjawab. Kebebasan yang dimak-sud adalah kebebasan yang moderat(washathiyyah); yang tidak menzalimihak individu tetapi tidak melupakan hakkaum lemah, berada pada posisi per-tengahan antara modal dan usaha, pro-duksi dan konsumsi. Kebebasan yangditerima dalam Islam adalah kebebasanyang berupaya menegakkan kerangkamaqashid syariah yang mencakup per-lindungan terhadap agama, harta, ketu-runan, jiwa dan akal yang pada akhirnyaterciptanya kesejahteraan ekonomidalam kerangka norma moral Islam.Wallahu a’lam. �

Salahuddin El AyyubiSekprodi Ekonomi Syariah FEM, Peneliti Pusat Studi

Bisnis dan Ekonomi Syariah (CIBEST) IPB

Ranti WiliasihDosen Prodi Ekonomi

Syariah FEM IPB

Kebebasan Ekonomi dalam Pandangan IslamTAMKINIA

Dalam beberapawak tu terakhir ini,kita dihadapkanpada masalah ke -nai kan harga dise-jumlah harga ko -

mo diti pertanian, seperti kedelai, da -ging sapi, cabai, bawang putih, danbawang merah. Yang menarik terjadipada kasus bawang putih dan ba -wang merah yang harganya sempatmencapai Rp 70 ribu sampai denganRp 80 ribu per kg dari harga sebelum-nya yang hanya berkisar antara Rp18 ribu - Rp 25 ribu per kg.

Melihat apa yang terjadi saat ini,timbul pertanyaan apakah kenaikanhar ga tersebut adalah sepantasnyayang terjadi? Apakah penyebab ke -naik an harga tersebut? Dalam kaitandengan kenaikan harga yang terjadi,dalam bahasan kali ini akan disam-paikan mengenai harga yang adil,har ga yang wajar atau disebut jugajust price.

Jual beli dan proses terbentuknyaharga

Harga merupakan sesuatu yangpenting dalam transaksi jual beli.Har ga merupakan sinyal seberapa ni -lai yang rela dikorbankan oleh sikon sumen untuk mendapatkan suatubarang tertentu dan disisi lain meng -gambarkan nilai yang akan diperolehsi penjual sebagai ganti dari ba rang/ -jasa yang harus disediakan kepadakonsumennya. Karena nya, harga jugadapat menjadi indikator apakahtransaksi jual beli yang terjadi meru-pakan transaksi yang didasarkan atassuka sama suka atau tidak.

Jika menggunakan kurva per-mintaan dan penawaran sebagai alatdalam melakukan analisis, ketikaterjadi keseimbangan permintaan danpenawaran, maka dalam keseimban-gan harga terdapat kemashlahatan.Kemashlahatannya terletak pada ter-penuhinya kebutuhan si pembelidengan harga yang terjangkau, danadanya pendapatan yang layak bagisi penjual. Pendapatan yang layak iniadalah modal ditambah keuntungan.

Keseimbangan yang terjadi terse-but terjadi pada pasar persaingansempurna, dimana perusahaan tidakmemiliki kekuatan untuk menaiktu-runkan harga, melainkan harga yangterjadi adalah harga keseimbanganpasar. Hal ini, karena salah satuasumsi yang digunakan dalam pasarpersaingan sempurna adalah penjualmaupun pembeli memiliki informasiyang sama, baik mengenai harga,kualitas dan lain sebagainya.

Dalam suatu pasar yang sifatnyamonopoli, harga yang terjadi dibawahkendali dari produsen, karena dengan

kekuatannya, bisa menaikturunkanpe nawaran ini bisa mengakibatkanharga berubah sesuai dengan keingin -an monopolis. Dalam struktur pasarseperti ini, informasi yang dimilikikonsumen tidak sebanyak informasiyang dimiliki oleh produsen. Dandalam kondisi seperti ini, kemasha-lahatan belum tentu terjadi.

Jual beli dan harga yang adilberdasarkan syariah

Jual beli adalah suatu adalah sua -tu bentuk aktivitas pendistribusianbarang dan jasa yang dibenarkan da -lam Islam, selain melalui infak, se -dekah, zakat, wakaf ataupun ha diah.Da lam Alquran dinyatakan secarajelas bahwa Allah menghalalkan jualbeli dan mengharamkan riba(QS,2:275). Dalam ayat yang laindikatakan bahwa tidak dibenarkanbagi seorang muslim untuk mengambilharta sesamanya dengan cara yangbatil melainkan melalui jual beli yangsuka sama suka.

Nasihat Ali RA kepada salah se -orang pejabatnya: “...Maka larang lahpenimbunan barang karena sesung -guh nya Rasulullah SAW telah mela -rangnya. Jagalah agar jual beli terusberlangsung secara mudah, dengantimbangan-timbangan yang jujur danharga-harga yang tidak merugikan sipenjual ataupun pembeli. Barang -siapa melakukan penimbunan setelahengkau melarangnya, jerakanlah diadan hukumlah dia dengan hukumanyang tidak melampaui batas “ .

Ibnu Taimiyah, dalam kitab Fata -wa, sangat mengecam perilaku peda-gang yang menerapkan harga yangtinggi, dan mengambil keuntungan dibatas kewajaran. Menurutnya, mere -ka yang menjual barang dagangandengan mengambil keuntungan yangtinggi dan tidak wajar, dapat dikate -go rikan sama dengan mengambil ri -ba, yaitu mengambil harta sesama de -ngan cara yang batil. Apalagi jika ke -naikan harga ini dilakukan denganmelakukan sejumlah trik-trik sebe -lumnya, seperti penimbunan, peni -puan, dan aktivitas lain yang menye-babkan harga menjadi naik. Padasaat kondisi ini terjadi, pemerintahyang berkuasa menurutnya diwa-jibkan untuk melakukan intervensi.

Namun demikian, Ibnu Taimiyahjuga menyadari bahwa tidak selama -nya kenaikan harga merupakan se -suatu yang batil. Kenaikan harga bisaterjadi karena adanya permin taanyang melebihi penawarannya, dankondisi ini secara alami akan meng -akibatkan harga menjadi naik. Ke -naikan disini adalah kenaik an yangdibenarkan.

Diceritakan dalam suatu riwayat,

bahwa pada masa Rasulullah, ketikaterjadi kenaikan harga pada masaRasulullah SAW, para sahabat me -nga takan: “Wahai Rasulullah! Tentu -kan lah harga untuk kita!” pada saatitu Rasulullah menjawab: “Allah itusesungguhnya adalah penentu harga,penahan dan pencurah serta pemberirezeki. Aku mengharapkan dapatmenemui Tuhanku dimana salahseorang dari kalian tidak menuntutkukarena kezaliman dalam hal darahdan harta”.

Apa yang terjadi pada masa itu,diceritakan bahwa kenaikan hargayang terjadi adalah kenaikan hargayang wajar. Karena, adanya sesuatuyang mengganggu pasokan dan dis-tribusi barang kebutuhan sehinggaharga menjadi naik dan Rasulullahtidak berusaha untuk menentukanharga sesuai dengan keinginan ma -syarakat. Contoh di atas merupakansalah satu cara Rasulullah untukmelindungi pedagang dari kerugian.

Dalam kitab Mukadimah, IbnuKhaldun menyebutkan bahwa hargayang rendah akan mengakibatkanbahaya bagi para pedagang. Karena,jika pedagang tidak bisa mendap-atkan keuntungan, akan mengaki-batkan modalnya terkuras dan habis,maka untuk selanjutnya tidak akanmenjadi pedagang. Lebih jauh, iniakan mengganggu distribusi san -dang-pangan, bahkan mengancampenerimaan pajak pemerintah.

Dalam industri pertanian, beliaumengilustrasikannya sebagai berikut,“Turunnya harga secara terus men e -rus akan mengakibatkan keguncang -an pada kaum tani, sebab keuntunganmereka akan berkurang, atau hilangsama sekali. Akibatnya modal merekatidak bisa bertambah. Hal ini akanmenimbulkan kegoncangan di kalan-gan yang berhubungan dengan pertan-ian seperti penggilingan, pembuatanroti, dan juga industri yang mengubahhasil pertanian. Bahkan hal ini jugamengakibatkan berkurangnya pajakyang akan dibayarkan oleh petani”.

Namun begitu, Ibnu Khaldun jugamenolak kenaikan harga yang tinggidan melampaui batas meski itu meru -

pa kan cara mudah untuk akumulasike kayaan. Menurutnya, kemakmuranakan terjamin dengan harga yang se -der hana dan cepat laku di pasar.

Dari penjabaran di atas, jelas bah -wa ajaran-ajaran Islam sangat me ne -kankan transaksi dan harga yangadil. Harga yang adil adalah hargayang terjangkau oleh konsumen danmenguntungkan bagi produsen.

Praktik kontemporer Dalam konteks kekinian, kenaik -

an harga dapat disebabkan oleh fak -tor-faktor yang sifatnya multidimensi.Dapat disebabkan oleh kele bih an per-mintaan dibandingkan de ngan perse-diaan pasokan yang ada, gang guanpada jalur distribusi, bah kan tidak ter-tutup kemungkinan disebabkankarena adanya aksi-aksi penyeleweng -an seperti penimbunan, dan aksi lainyang menyebabkan ke naikan harga.

Dalam kondisi ini, harga yangterjadi tidak lagi harga yang adil danmembawa kebaikan bagi semua pi hak.Karena, harga yang terjadi adalahharga yang timbul adalah har ga yangmenguntungkan sepihak, namunmemberikan beban yang tinggi dimasyarakat. Kalaupun ma sya rakatmembeli hal ini dikarenakan kebu-tuhan mereka akan barang tersebut.

Pada konteks seperti ini, menurutibnu Taimiyah, pemerintah sangatdiharapkan perannya untuk mene-tralisir dan mengembalikan hal-halpada semestinya. Apalagi jika itu me -nyangkut kebutuhan pokok. Pe me -rintah sebagai pihak yang bertang-gungjawab terhadap kehidupan ma -syarakat, perlu melakukan tindakan-tindakan normalisasi. Katakanlah,seperti kasus pada kenaikan hargakomoditas pertanian, pemerintah di -harapkan bisa membuktikan apakahkenaikan harga yang terjadi padabawang merah, cabai, kedelai dansejumlah komoditas pertanian lain -nya adalah harga yang wajar dikare-nakan masalah distribusi, permintaanyang meningkat, ataukah karena adahal lain yang menyebabkan terjadinyagangguan pada persediaan produk-produk tersebut. Wallahu a’lam. �

REPUBLIKA KAMIS, 28 MARET 2013 JURNAL EKONOMI ISLAM REPUBLIKA24

Kenaikan Harga Vs Harga yang Adil

Edwin Dwi putranto/Republika

Melambungnyaharga komoditashortikultura ba -wang merah danbawang putih ditanah air, yang

rata-rata menyentuh harga Rp 60ribu bahkan sampai Rp 100 ribu, te -lah mengakibatkan dayabeli sebagianbesar konsumen di Indonesia menjadiberkurang, dimana keaadaan inimeng akibatkan pendapatan riil ma -syarakat menjadi rendah. Selain itu,kenaikan harga bawang merah danbawang putih yang terjadi di awalMaret 2013 lalu ini juga berdampakburuk terhadap pengusaha, khusus-nya pedagang kecil yang mengguna-kan bawang merah dan bawang putihsebagai input produksi mereka. Peng -usaha, baik skala kecil dan menengah(UKM) kehilangan pendapatannormal mereka, karena berkurangnyakonsumen, seperti yang terjadi padawarung nasi sederhana dan rumah-makan kelas menengah.

Elastisitas harga bawang Komoditi bawang merah ataupun

bawang putih sebagai bagian dari ko -moditi bahan pangan pokok, sepertihalnya beras, telur atau daging, se ca -ra teoritis dapat digolongkan seba gaibarang yang tidak terlalu peka ter -hadap perubahan harga atau di sebutsebagai barang inelastis. Arti nya apa -bila terdapat kenaikan harga sebesarsatu persen, perubahan per min taan(penurunan permintaannya) le bihrendah dari satu persen. Ke adaan inimenunjukkan bahwa ko mo diti ba -wang merah dan bawang putih secaraumum merupakan ba rang pokok yangsangat dibutuhkan oleh masyarakat,baik konsumen rumah tangga mau -pun konsumen pengusaha yang meng-gunakan ba wang sebagai input pro-duksi pengusaha.

Fluktuasi kenaikan harga dankonsumsi bawang merah dan bawangputih menjadi isu politik dan eko no -mi di Indonesia selama bulan Ma ret2013, tidak lain disebabkan oleh per -ma salahan internal dayabeli yangdisebabkan oleh masih besarnya pro-

porsi pengeluaran yang dibelanjakandari tingkat pendapatan masyarakatyang rata-rata masih tergolong ren -dah, yang sebagian besar ditujukanuntuk konsumsi sembako. Arti nya,ketika ada kenaikan sembako, makaakan menyebabkan tekanan terhadapdayabeli konsumen.

Dugaan kartel impor bawangKondisi melambungnya komoditi

bawang merah dan bawang putih inimenjadi semakin parah, ketika paraoknum importir yang telah diberikanizin impor oleh pemerintah, didugamelakukan praktek persaingan usahatidak sehat berupa kartel yaitu mela-kukan kesepakatan untuk menguasaipasar dan disertai praktek menahan(menimbun) barang, sampai harganaik drastis.

Indikasi praktek kartel dalamimpor bawang merah dan putih yangdisertai penimbunan ini, diketahuisetelah Komisioner KPPU (KomisiPe ngawas Persaingan Usaha) mela -ku kan investigasi dan menemukanfakta temuan di lapangan, yaitu be -ru pa terdapatnya ratusan kontaineryang beirisi bawang merah dan ba -wang putih di Pelabuhan Tanjung pe -rak Surabaya yang belum dilepas kepasar. Fakta temuan ini jelas merupa -kan pelanggaran ketentuan transaksiyang bertentangan azas keadilan,baik di mata negara, terlebih dalamper spektif syariat Islam.

Dugaan prak tek kartel yangdisertai penimbunan bawang merahdan bawang pu tih ini harus segeradihentikan oleh negara melaluipenindakan secara tegas oleh KPPUdan lembaga negara terkait, terutamaKementerian Per da gangan, denganmenegur atau bah kan mencabut izinimportir yang terbukti melanggarketentuan perundang-undangan,sehingga menimbulkan efek jera bagiimportir lainnya untuk tidak mela-kukan praktek-praktek usaha yangtidak sehat (fair).

Solusi syariah terhadap dugaankartel

Kartel adalah salah satu bentuk

kerusakan yang ditimbulkan oleh akti-vitas ekonomi yang dilakukan manu -sia di muka bumi ini yang bertujuanuntuk memenuhi keuntungan semata,yang pada akhirnya dapat berdampakburuk terhadap urusan ekonomi itusendiri dan bahkan politik serta sosial,sebagaimana telah diperingatkan olehAllah SWT dalam QS. 30:41.

Demikian pula Rasulullah SAWtelah mewanti-wanti kita akan halyang membawa kepada kerusakan.Diriwayatkan oleh Al-Baraz, Ibn Ma -jah, dan Baihaqi. Bahwa RasulullahSAW bersabda: ”Wahai sekalian kaumMuhajirin, ada lima hal yang jika ka -lian terjatuh ke dalamnya –dan akuberlindung kepada Allah supaya ka -lian tidak menjumpainya- (1) Tidak lah nampak zina di suatu

kaum, se hingga dilakukan secarate rang-te rangan kecuali akan ter-sebar di te ngah-tengah merekatha’un (wa bah) dan penyakit-penyakit yang ti dak pernah men-jangkiti generasi se be lumnya;

(2) Tidaklah mereka me ngu rangitakaran dan timbangan ke cualiakan ditimpa paceklik, susah nyapeng hidupan dan kezaliman pen-guasa atas mereka;

(3) Tidaklah mereka me nahan zakat(tidak membayarnya) ke cuali hu -jan dari langit akan ditahan darimereka (hujan ti dak turun), dansekiranya bukan ka rena hewan-he wan, niscaya manusia tidakakan di beri hujan;

(4) Tidaklah mereka me langgar per-janjian mereka dengan Allah danRasul-Nya, kecuali Allah akanmenjadikan musuh mere ka (darikalangan selain mereka; orangkafir) berkuasa atas mereka, lalumusuh tersebut mengambil seba-gian apa yang mereka miliki;

(5) dan selama pemimpin-pemimpinmereka (kaum muslimin) tidakberhukum dengan Kitabul lah(Alquran) dan mengambil yangterbaik dari apa-apa yang ditu-runkan oleh Allah (syariat Islam),melainkan Allah akan menjadikanpermusuhan di antara me reka”(HR Ibnu Majah dan Al-Hakim).

Para pakar ekonomi Islam telahsepakat mengatakan bahwa karteldan persaingan usaha tidak sehatlain nya seperti monopoli pada sektorekonomi menyebabkan banyak hakyang terampas, dan dapat memper-lambat turunya keberkahan/kebai-kan karena mengabaikan perintahAllah dan Rasul-Nya.

Praktek Mono poli adalah bentukpenindasan terha dap individu seka-ligus tatanan sosial masyarakat dantermasuk memakan harta orang laindengan kebatilan. Diantara dampakyang ditimbulkan praktek karteladalah: mematikan persaingan yangsehat dan syar’i, menurunnya tingkatkepedulian sosial, serta hadirnyapasar gelap (black market) yangmembahayakan individu dan pasaritu sendiri.

Oleh karena itu, Islam datangberusaha untuk menghilangkan sega -la bentuk kerusakan ini melalui bebe-rapa cara antara lain : pertama, pen -di dikan iman dan akhlak. Pelakubisnis sebagai individu yang terlibatlangsung pada sektor ekonomi hen-daknya adalah pribadi-pribadi yangpenuh dengan keimanan dalam ha -tinya. Selalu merasa bahwa segalatindak tanduknya senantiasa di awasioleh Allah SWT. Sehingga pada ak -hirnya akan melahirkan sikap ridhadan menerima dengan merasa cukupsegala pemberian Allah kepadadirinya (QS 7 : 96).

Kedua, memiliki pengetahuan ten - tang hukum muamalat. Harus di -ke tahui bahwa monopoli adalah per -kara yang dilarang dalam Islam yanghanya membawa kepada kerusakansemata. Ketiga, pengawasan yang ke -tat terhadap pasar.

Negara sebagai institusi tertinggipada sebuah ma syarakat, hendaknyadapat men jadi sebuah lembaga yangdapat mengontrol dan mengawasipasar serta menetapkan aturan-atur -an sekaligus hu ku m an yang setimpalterhadap pe langgaran yang terjadi.Ter utama ba gi para pelaku monopoliyang akibatnya sangat merusaksendi-sendi eko nomi sebuah negara.Wallahu a’lam. �

B erbagai studi tentang perkem-bangan perbankan syariah telahdilakukan oleh para pemerhati

dan peneliti ekonomi syariah baik dalamnegeri maupun luar negeri. Memasukiusianya yang sudah lebih dari dua de -kade, sebagian wajah perbankan syariahte lah mampu menarik peneliti IPB untukmelakukan studi dari berbagai sisi. Be -rikut adalah beberapa studi yang kamirangkum dari peneliti-peneliti kami.

Seberapa efisien bank syariahdibandingkan bank konvensional?

Magrianti (2011) menganalisis per -ban dingan efisiensi bank umum syariahdengan bank umum konvensional. Pe -nelitiannya menggunakan pendekatanTwo Stage Data Envelopment Analysis(DEA). Nilai efisiensi bank umum kon-vensional berada di atas rata-rata indus-tri jika dilihat dari pendekatan aset danpendekatan produksi. Sementara itu,nilai efisiensi bank umum syariah yangberada di atas rata-rata industri terjadipada pendekatan intermediasi. Ketida -kefisienan yang terjadi pada bank umumkonvensional, secara keseluruhan, dise-babkan oleh terutama berkaitan denganterjadinya krisis keuangan global yangmenimpa Amerika Serikat (AS) padatahun 2008. Pembekuan likuiditas me -mak sa para investor dari institusi ke -uangan AS untuk melepas kepemilikansaham mereka di pasar modal Indo -nesia untuk memperkuat likuiditaskeuangan institusi mereka. Di sisi lain,tingkat inefisiensi atau pemborosanrata-rata di bank umum relatif besaryakni mencapai 61,73 persen pada pen-dekatan aset, 28,42 persen pada pen-dekatan produksi, dan 7,12 persen padapendekatan intermediasi.

Penelitiannya juga bertujuan men -cari hubungan faktor yang memenga -ruhi efisiensi bank umum syariah dankon vensional. Faktor yang memenga -ruhi secara signifikan terhadap variabelmikro adalah jumlah aset. Hal ini meng -indikasikan bahwa dukungan dari se -mua pihak, baik pemerintah maupunma syarakat, sangat berarti dan masihsangat dibutuhkan untuk meningkatkankontribusi dana mereka sehingga mam -pu meningkatkan pembiayaan. Padaakhirnya akan meningkatkan aset danefisiensi bank. Sementara itu, dari pen-dekatan aset, faktor yang berpengaruhsignifikan adalah IHSG (Indeks HargaSaham Gabungan).

Apakah office channeling solusiterbaik?

Santoso (2011) meneliti tentangprog ram office channeling pada BankBRI. Penelitiannya menggunakan alatana lisis Analytical Hierarchy Process(AHP) dan Score of Motivation. Hasilana lisisnya menunjukkan bahwa pela -yanan office channeling dapat menjadibagian dari strategi bisnis BRI. Hal ini

didukung juga dengan motivasi yangsangat tinggi dari para manajer tingkatmenengah. Strategi utama yang dapatsegera diimplementasikan adalahmem persiapkan pengetahuan parapegawai tentang produk yang ditawar -kan, membuat pola pelayanan khusussyariah, mengatur fungsi sumberdayamanusia (SDM) khusus untuk layanansyariah, serta menyiapkan konter khu -sus layanan syariah.

Penelitian tersebut dapat mem-perkuat implementasi strategi pengem-bangan bisnis di lingkungan perbankansyariah. Dengan demikian, dapat disim-pulkan bahwa strategi office channelingdapat menjadi salah satu strategiterbaik yang dapat dilakukan saat ini.

Bagaimana return bagi hasildeposito syariah dibandingkanspekulasi valuta asing?

Kurniawan (2005) membandingkaninvestasi yang lebih menguntungkan an -tara Deposito Mudharabah pada BankMuamalat Indonesia dengan penukaranvaluta asing antara Rupiah dengan DolarAS. Penelitiannya menganalisis pilihanterbaik investasi untuk masa yang akandatang. Hasil dari teknik peramalanterbaik (teknik DES-Holt untuk BagiHasil Deposito 1 bulan dan Bagi HasilDeposito 6 bulan, teknik ARIMA untuknilai tukar) dapat dilihat pada Tabel 1.

Dari tabel tersebut terlihat bahwanilai uang yang diterima investor terse-but untuk satu tahun ke depan (12 perio -de) adalah sebesar Rp 1.083.457,00 un -tuk bagi hasil 1 bulan; Rp 1.083.573,00un tuk bagi hasil 6 bulan; dan Rp975.930,00 untuk nilai tukar. Dengandemikian sebaiknya investor menggu-nakan dananya untuk diinvestasikanpada bagi hasil Bank Muamalat Indo -nesia dengan jenis simpanan deposito6 bulan dibandingkan menukarkan

Rupiahnya dengan Dolar AS.

Bagaimana pandangan per-bankan syariah terhadapindustri pertani anIndonesia?

Aprianti (2011) menyorotiindustri pertanian untuk menjadisalah satu in dustri tujuan pembi-ayaan bank syariah di Indonesia.Hal ini sangat didorong de nganlatar belakang industri pertaniandalam pembangunan ekonomiIndo nesia banyak menyeraptenaga kerja (labor intensive).Penelitiannya bertujuan untukmenganalisis faktor-faktor yangmemengaruhi pembiayaan sektorindustri pertanian pada per-bankan syariah di Indonesia sertamerumuskan implikasi kebijakanyang dapat diambil oleh pemer-intah dan perbankan syariahuntuk meningkatkan sektor per-tanian. Data dianalisis denganmenggunakan Granger Causality,

Vector Auto Regres sion (VAR), danVector Error Correction Model (VECM).

Hasil analisis menunjukkan bahwatingkat pembiayaan pertanian dipen-garuhi oleh NPF, Jumlah Dana PihakKetiga, dan Equivalent Rate Pembia ya -an. Sementara, jika dianalisis menggu-nakan VECM, NPF dan inflasi tidak sig-nifikan berpengaruh terhadap Pembia -ya an Pertanian. Faktor yang signifikanberpengaruh positif adalah EquivalentRate Dana Pihak Ketiga, Equivalent RatePembiayaan, Bonus Sertifikat Bank In -donesia Syariah, dan Suku Bunga Ser -tifikat Bank Indonesia. Sementara itu,yang signifikan berpengaruh negatif ter-hadap Pembiayaan Pertanian adalahSuku Bunga Kredit dan Jumlah DanaPihak Ketiga. Hal ini mengindikasikanbahwa meskipun jumlah dari dana pihakketiga yang berhasil dihimpun banksyariah meningkat ternyata tidak ikutmenaikkan porsi pembiayaan yang dis-alurkan ke industri pertanian.

Dengan demikian, menurut peneli-tiannya, industri pertanian masih belummenjadi fokus bank syariah untuk me -nyalurkan dana pihak ketiga pada pospembiayaan. Hal ini bisa terjadi karenabank syariah dihadapkan pada risikoNPF yang timbul akibat, salah satunya,gagal panen. Bank syariah diharapkanda pat mengembangkan pola pembiaya -an yang tepat, misalnya de ngan melibat -kan pemerintah dalam menjamin pengi -riman produk, atau meminimalisir risikogagal panen melalui kerjasama denganbadan maupun lembaga amil zakat.

Apakah alternatif pembiayaanLKM syariah menjadi solusi bagiUMKM?

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah(UMKM) termasuk pada industri yangma sih mengalami kesulitan untuk dapat

mengakses fasilitas pembiayaan yangditawarkan bank syariah. Padahal darisegi penghimpunan dana, bank syariahmemberikan fasilitas untuk semua ka -langan, tidak tertutup pada sebagianmasyarakat. Namun, inilah konsekuensiyang harus dihadapi mengingat banksyariah mempunyai tanggung jawabuntuk mengelola dana yang terhimpuntersebut. Bank diharuskan untuk me -nye leksi kalangan yang dapat meng -akses pembiayaan dari bank syariah.

Hal ini juga dikaitkan dengan keny-ataan bahwa bank syariah dihadapkanpada risiko moral hazard dan adverseselection dalam penyeleksiannya, se -hingga ruang akses pun semakin diper-ketat dalam penyeleksian masuknya. Jikatidak demikian, maka risiko selanjutnyaadalah risiko dalam menghadapi NPF.

Puspitasari (2012) meneliti tentangakses UMKM terhadap pembiayaanmikro syariah dan dampaknya terhadapperkembangan usaha. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa akses rumahtangga responden kontrol memiliki rata-rata simpanan dan pinjaman lebih besarpada lembaga keuangan mikro daripadadi lembaga keuangan bank. Pembiayaanmikro syariah yang diberikan oleh BMTsecara keseluruhan mampu mening -katkan keuntungan pemilik UMKM.

Hal ini menunjukkan bank danlembaga keuangan mikro syariah dapatsaling mengisi dan membantu masya -rakat untuk menyapai kesejahteraanbersama. UMKM yang tidak dapat men-gakses pembiayaan dari bank syariah,atau tidak bankable, dapat mengajukanatau dirujuk akses pembiayaan darilembaga keuangan mikro syariah.

Dari penelitian-penelitian tersebut,dapat dilihat bahwa industri perbankansyariah di Indonesia telah mengalamiperkembangan yang menarik dalam duadasawarsa terakhir. Bank syariah jugamenunjukkan tingkat efisiensi di atas rata-rata pada pendekatan intermediasi yangmenunjukkan bahwa fungsinya se bagailembaga intermediasi berjalan de nganbaik. Saat ini, bank syariah juga da patmenggunakan strategi office chan nelinguntuk mengembangkan usahanya. Banksyariah juga mampu menunjukkan kepadainvestor bahwa mereka dapat menjadishahibul maal pada deposito mudharabah6 bulan yang memberikan hasil investasiterbaik dibandingkan jika merekamenanamkan dananya untuk berspekulasipada valas. Bagi pemilik usaha mikro kecildan menengah yang belum bankabledapat mengakses pembiayaan melaluilemba ga keuangan mikro syariah yangjuga dapat membantu mengningkatkanke untungan usaha mereka. Jika dilihatdari sektor ekonomi, bank syariah diIndonesia masih belum menunjukkankeberpihakannya pada sektor pertanian.Meskipun demikian, bank pembiayaansyariah dapat lebih dijangkau oleh sektorini. Wallahu a’lam. �

Wajah Perbankan Syariah NasionalSetelah Dua Dekade

RESENSI

Laily Dwi ArsyiantiDosen Prodi Ekonomi Syariah

FEM IPB

Dr Muhammad FirdausWakil Dekan FEM IPB

Mengendalikan Kenaikan Harga Bawang25REPUBLIKA KAMIS, 28 MARET 2013JURNAL EKONOMI ISLAM REPUBLIKA

Periode Bagi Hasil Bagi Hasil Nilai Tukar1 Bulan (%) 6 Bulan (%) (Rp)

1 1,006,833 1,007,058 1,002,3852 1,013,688 1,013,906 999,5663 1,020,564 1,020,776 995,5554 1,027,462 1,027,657 991,6515 1,034,380 1,034,568 988,2906 1,041,328 1,041,500 985,4717 1,048,296 1,048,461 983,0868 1,055,284 1,055,442 981,0269 1,062,293 1,062,443 979,39910 1,069,322 1,069,464 977,990]11 1,076,380 1,076,504 976,90612 1,083,457 1,083,573 975,930

TABEL 1. PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSI-TO SYARIAH DENGAN PENUKARAN

VALUTA ASING

Dr Muhammad Findi ADosen FEM IPB

Kewajiban zakat me -miliki berbagaifung si strategis da -lam sendi-sendiajar an Islam. Zakattidak hanya ber -

fung si sebagai suatu wujud ibadahver tikal kepada Allah SWT dan ke -wa jiban moral bagi umat Islam, me -lain kan berfungsi pula sebagai al ter -natif instrumen kebijakan fiskal un -tuk mewujudkan pemerataan penda-patan di antara umat Islam. Zakat di -harapkan mampu mengangkat de ra -jat hidup fakir miskin dan memban-tunya keluar dari kesulitan hidup ser -ta penderitaan, membantu pemecah -an masalah yang dihadapi oleh paramustahiq lainnya, menghilang kan si -fat kikir pemilik harta, hingga mem-pererat tali persaudaraan sesa maumat Islam. Zakat merupakan saranauntuk mewujudkan keadilan sosialyang telah digariskan oleh ajar an Is -lam (Daud Ali:2006). Hal ini terbuktidari hasil riset yang di lakukan olehIrfan Syauqi Beik pada tahun 2008 diJakarta, hasilnya adalah dana zakatyang telah disalurkan mampu me -ning katkan pendapatan rumah tang -ga mustahik rata-rata 9,82 persen.

Zakat memiliki dampak yangmenjanjikan dalam mengentaskankemiskinan. Dan secara empiris, za -kat mampu membuktikan hal terse-but. Catatan sejarah otentik menun-jukkan bahwa zakat pernah mampumenuntaskan masalah kemiskinan diYaman pada masa Khalifah Umar binKhattab (12-22 H) dan di Mesir padamasa Khalifah Umar bin Abdul Azis(99-101 H) (Yusuf W: 2008). Hanyadengan tempo 2.5 tahun, Umar binAbdul Azis mampu memakmurkannegeri yang luasnya mulai dari seme-nanjung Baghdad hingga Afrikadengan konsep penguatan fungsibaitul maal (Soffan Islam:2011).

Peran pemerintah daerahPasca reformasi dan disahkannya

UU No 38/1999 tentang PengelolaanZakat, beberapa pemerintah daerahdi Indonesia mengeluarkan regulasiyang mengatur kepengurusan zakatbaik berupa peraturan daerah atau -pun berupa surat edaran. Berda sar -kan data Institut Manajemen Zakat(IMZ), pada tahun 2007 ada 20 kabu-paten/kota dan propinsi yang mem -buat peraturan daerah (perda) zakat.Sedangkan yang berbentuk suratedaran, salah satunya adalah suratedar an (SE) Gubernur DIY No 451/ -2252 tanggal 17 Juni 2009 tentang ge -rakan zakat, infak, dan sedekah bagiumat Islam di DIY.

Surat Edaran Gubernur DIY ituberlaku juga bagi kepala instansipusat/vertikal, TNI, dan Polri untuktingkat DIY serta lembaga lain mau -pun perseorangan (Re publika:2011).Fakta pun menunjukkan, pasca dis-ahkannya UU No 38/1999 tentangPengelolaan Zakat, realisasi peng -himpunan dana ZIS mengalami pen-ingkatan yang luar biasa. Pertum -buhan zakat sejak 2002 hingga 2009mencapai lebih dari 1.000 persen.

Meski demikian, aktualisasi peng -himpunan zakat masih kurang dari 5persen dari total potensi. Sementaradari sisi kelembagaan, saat ini terda-pat 1 BAZ di tingkat nasional (BAZ -NAS), 33 BAZDA Provinsi, 240 BAZ -DA Kota/Kabupaten yang aktif (darisekitar 400 an) serta 18 LAZ tingkatna s ional yang telah mendapat pengu -kuhan Menteri Agama (SyauqiBeik:2010).

Profil dan perilaku berzakat PNSKajian ini di lakukan di daerah

yang sudah memiliki peraturan dae -rah (Perda) Zakat yang diambil seca -ra acak di delapan provinsi pada se -belas kota / kabupaten, antara lain:Ba likpapan, Bandung, Serang, Tange - rang, Semarang, Lombok Ti mur, Ma -taram, Banda Aceh, Aceh Be sar, Solokdan Sidoarjo. Responden yang berhasildidapat adalah 451 responden dimanakomposisinya 62,7 persen pria dan 37,3persen wanita. Untuk komposisi ke -pangkatan kepegawaian terdiri dariGolongan II (26,6 persen), GolonganIII (61,4 persen), dan Golongan IV (12,0persen). Jika dilihat dari komposisi gaji

bulanan mayoritas adalah Rp. 2 jutarupiah sampai Rp. 3 juta (36 persendari total responden), diatas Rp. 3 juta– Rp. 4 juta (25 persen), diatas Rp. 4juta – Rp. 5 juta (10 persen), diatas Rp.5 juta (13 persen) dan terakhir dibawah Rp. 2 juta (16 persen).

Berikut ini merupakan hasil res -ponden atas informasi umum tentangza kat, antara lain: pertama, hukumza kat, dimana mayoritas respondensekitar 98,2 persen menyatakan bah -wa hukum membayar zakat adalahwa jib dan 0,4 persen menyatakansun nah sedangkan sisanya 1,4 persenmenyatakan tidak tahu hukum mem-bayar zakat. Hal ini menunjukanbahwa pengetahuan masyarakatakan wajibnya zakat sudah sangatbaik. Ketika responden ditanya apa -kah membayar zakat jika dirinya ter-masuk wajib zakat, maka 90,2 persenmenyatakan membayar zakat, sedan-gkan sisanya yaitu 9,8 persen meny-atakan bahwa tidak membayar zakat.Alasan mereka belum membayarzakat karena belum cukup nishab,banyak pengeluaran, masih banyakhutang yang belum terbayar dan

banyak cicilan rumah dan kendaraan. Selanjutnya, sumber informasi

tentang zakat, para PNS tahu tentangzakat yaitu sebanyak 82,50 persenadalah dari ulama, dari keluarga17,10 persen, informasi dari teman8,20 persen, sosialisasi pemerintah5,30 persen, promosi petugas BAZ/ -LAZ 5,30 persen, promosi media ik -lan 4 persen, iklan di TV 3,1 persenserta dari buku agama 5,30 persen.Adapun alasan membayar zakat ber -dasarkan penelitian ini menunjukkanbahwa 94,2 persen responden menja -wab karena perintah agama. Se dang -kan alasan rasa sosial yang tinggi ha -nya dijawab oleh 6,9 persen respon-den. Sedangkan alasan lain tidakbegitu menjadi alasan utama sepertiinstruksi pimpinan (1,8 persen),sebagai pengurang pajak (0,4 persen),dan ikut-ikutan teman (0,4 persen).

Cara membayar zakat dari res -pon den secara mayoritas melaluiBadan Amil Zakat (BAZ) yaitu 67,6persen. Hasil ini adalah wajar karenaresponden adalah Pegawai NegeriSipil (PNS) dimana gaji bulanan PNSyang sudah mencapai nishab lang-sung dipotong untuk membayar za -kat. Cara lain untuk membayar zakatberikutnya adalah melalui masjidyaitu 37,5 persen dan langsung kemus tahik 23,7 persen. Sementaramelalui Lembaga Amil Zakat (LAZ)hanya 15,1 persen. Hasil temuan inimenunjukkan bahwa masjid meru-pakan tempat membayar zakat yangpaling utama jika tidak ada regulasiyang mengharuskan pemotongan gajisecara langsung.

Selain itu juga membayar zakatsecara langsung ke mustahik adalahcara lain yang umumnya dipilihmasyarakat. Bisa dikatakan LAZtidak menjadi pilihan utama sebagaisaluran pembayaran zakat.

Frekuensi membayar zakat, seca -ra mayoritas para pegawai negeri si -pil rutin membayar zakat sebulansekali sebesar 81 persen, hal ini sesuaidengan realita dilapangan bahwa za -kat profesi di potong langsung, se -dang kan jumlah yang tidak membayaradalah sebesar 9 persen. Yang mem -bayar zakat selama tiga dan enambulan sekali adalah 1 persen, dan yangmembayar zakat setiap se ta hun sekaliadalah sebanyak 7 persen.

Adapun nominal zakat yang diba-yarkan oleh para pegawai negeri sipil,yang paling besar adalah Rp 20 jutadan yang paling kecil adalah Rp.50.000 dengan nilai rata-rata zakatyang dibayarkan adalah Rp. 1.139.627.Nilai besarnya zakat terbesar ada diKota Balikpapan dan Ka bu patenTange rang, nilai ini di mung kinkanPNS yang bersangkutan mem punyaipenghasilan lain diluar ga ji dari ne -ga ra. Jika dilihat per dae rah rata-ratater besar ada di Kota Semarang de -ngan rata-rata Rp. 2.366.667 disusuldengan Kota Balik papan dengan rata-rata Rp. 1.934.602,58. Sedangkan nilairata-rata terkecil membayar zakat adapada Kota Banda Aceh dan Kabu -paten Aceh Besar dengan rata-rataRp. 313.535. Wallahu a’lam. �

REPUBLIKA KAMIS, 28 MARET 2013 JURNAL EKONOMI ISLAM REPUBLIKA26

D alam beberapa mingguterakhir ini, masyarakatdihebohkan oleh pem-

beritaan mengenai skema inves-tasi atau jual beli emas yang di -tengarai sebagai penipuan yangdilakukan oleh beberapa pe ru -sahaan. Pasalnya perusahaanter sebut gagal membayar im -bal an yang dijanjikan. Se bagai - mana biasa, masyarakat barumeributkannya setelah terjadigagal bayar. Pada saat masih‘menikmati’ hasil, mereka diam-diam saja tuh.

Perusahaan tersebut adayang berlabel syariah dan ada ju -ga yang tidak. Kami tidak akanmem persoalkan label tersebut.Kami hanya ingin membuat du -duk perkara menjadi lebih jelastentang apa itu jual beli, investasi,penipuan, spekulasi dan riba.Ma salahnya masih banyak per -usa haan sejenis yang terus ber -gentayangan menawarkan ske -ma produknya ke masya ra kat se -cara terang-terangan. Per usa -haan tersebut belum dijerat olehaparat karena belum ada penga -du an dari masyarakat. Karenaitu kami ingin memberi rambu-ram bu supaya kita semua tidakter jebak kedalam skema itu.

Skema investasi itu baik yangberlabel syariah maupun tidak

memiliki karakteristik sebagaiberikut. Anda sebagai pemilikuang membeli emas dari per -usahaan sehingga kemudian an -da menjadi ‘pemilik’ emas yangdimaksud. Selain itu anda dijan-jikan imbalan tetap perbulan yangbesarnya berkisar 2,5 per sen.Salah satu perusahaan me nyebutimbalan ini sebagai dis kon, su -paya kelihatan berbau syariah.Tapi anehnya anda di min ta mem -beli emas tersebut dengan hargayang lebih tinggi dibanding hargayang berlaku di pasar. Perbedanhar ganya cu kup fantastis yaitu se -kitar 30 per sen. Sebagai kom -pen sa si nya, perusahaan jugamem beri janji harga yang lebihting gi bila anda ingin menjualkem bali emas tersebut. Ada be -berapa hal yang patut kami ingat -kan mengenai skema ini.

Pertama, skema ini bukan-lah jual beli ‘biasa’. Skema initidak bisa dipersamakan denganjual-beli di toko emas biasa.Bukankah di toko emas padaumumnya anda tidak diberi janjiakan mendapatkan imbalan se -ki an persen per bulan? Kalauanda diberi embel-embel janjiselain transaksi jual beli, makayang ditransaksikan bukan se -ke dar emas. Selain membeliemas, anda juga ‘membeli janji’.

Apa ya hukumnya membeli janji?Jual beli janji biasanya dila -

kukan oleh perusahaan keuang -an. Contoh sederhananya, keti -ka anda menyimpan deposito dibank maka anda diberi ‘janji’bah wa uang anda akan beranak-pinak sekian persen per tahun.Kalau anda beli emas dari per -usahaan tersebut dan diberi janjiimbalan sekian persen per bu -lan, bukankah esensinya samadengan anda memiliki deposito.Emas dan deposito memang be -da. Yang kami persamakan ada -lah esensinya, bukan barangnya.Kalau demikian, coba cek apa -kah perusahaan yang dimaksudmemiliki izin dari Otoritas JasaKeuangan. Kalau tidak, berartigovernance-nya patut diper ta -nya kan. Persoalannya memangshadow finance, shadow bankingatau bank gelap masih belumjelas aturannya.

Kedua, ketika anda mendap-atkan imbalan pernahkah andamempertanyakan dari manaimbalan itu dibiayai? Kalau andamembeli emas dengan harga 30persen lebih tinggi itu sama sajadengan memberikan fasilitaspembiayaan kepada perusahaantersebut. Fasilitas tersebut ke -mudian dipakai oleh perusahaandalam menunaikan kewajibannya

kepada anda dalam memberikanimbalan. Kalau imbalan yang di -janjikan 2,5 persen per bulan,maka fasilitas tersebut cukupuntuk membiayai pemberian im -balan selama satu ta hun. Artinyaanda memakan uang anda sen -diri. Dalam ba hasa yang lebihgam blang, anda menipu diri andasendiri. Kami tidak mengatakanbah wa peru sa haan telah mela -kukan peni puan. Itu khan uanganda sen diri, kok mau-maunyaanda se pakat untuk menyebutnyaseba gai imbal hasil.

Ketiga, sesudah satu tahunimbalan yang diberikan kepadaanda dibiayai dari mana? Ten -tunya perusahaan sudah berhi-tung bahwa dalam beberapatahun terakhir ini harga emascenderung melambung. Nahdisini letak persoalannya. Janjiyang diberikan adalah ‘pendap-atan tetap’ sedangkan hargaemas ada fluktuasinya. Ketikaharga tidak melambung sesuaidengan skenario, maka perusa-haan harus menanggung rugi.Rugi sedikit sih mungkin bisaditutupi dengan perkembanganomset. Tapi kalau rugi besar,ma ka janji tersebut pasti tidakakan mampu ditunaikan. Arti -nya, perusahaan tersebut terli-bat dalam spekulasi yang mirip-

mirip perjudian. Anda sih bolehmenganggap bahwa anda tidaksedang berspekulasi, tapi harusdiingat bahwa risiko dari aksispekulasi itu pada akhirnya ha -rus anda tanggung. Kalau be -gitu, apa bedanya dengan mela -kukan spekulasi langsung?

Keempat, coba kita tengokkamus bahasa Inggris. Andakhan dijanjikan imbalan (return)se kian persen. Dalam kasusyang berlabel syariah, imbalantersebut diistilahkan sebagaidiskon. Coba lihat arti dari yieldra te, rate of return, discount ratedan interest rate. Kalau andaberkesimpulan bahwa kira-kiramakna dari keempatnya kuranglebih sama, silahkan simak apayang dimaksud dengan ribadalam fatwa Majelis Ulama Indo -nesia. Bukankah MUI meng-haramkan interest atau bunga?

Terakhir, semuanya terpu-lang kepada diri kita masing-masing. Anda boleh saja men-ganggap transaksi emas yangdemikian mengandung unsurpenipuan, spekulasi dan riba.Anda juga boleh tidak sepakatdengan anggapan tersebutkarena ini rubrik Bukan Tafsirdan kami tidak termasuk ulamayang sedang bertafsir. Allah orasare. �

BUKANTAFSIR

Dr Iman SugemaDosen IE FEM IPB

M Iqbal IrfanyDosen IE-FEM IPB

Endang Ahmad YaniWakil Ketua III STEI SEBI dan

Peneliti Tamu FEM IPB

Investasi Emas, Penipuan, Spekulasi dan Riba

TABEL 1. NOMINAL ZAKAT YANG DIBAYARKAN OLEH PARA

PEGAWAI NEGERI SIPIL

Kota/Kabupaten Nilai Terkecil Nilai Terbesar Rata-rata

Banda Aceh dan Aceh Besar Rp. 300.000 Rp. 1.649.040 Rp. 313.535,29

Kota Solok Rp. 175.000 Rp. 3.000.000 Rp. 1.137.270,12

Kabupaten Serang Rp. 200.000 Rp. 1.800.000 Rp. 790.425,53

Kabupaten Tangerang Rp. 400.000 Rp.20.000.000 Rp. 753.750,00

Kota Bandung Rp. 75.000 Rp. 5.100.000 Rp. 795.945,90

Kota Semarang Rp.1.500.000 Rp. 4.000.000 Rp. 2.366.667,00

Kota Sidoarjo Rp. 50.000 Rp. 1.200.000 Rp. 475.575,76

Kota Balikpapan Rp. 250.000 Rp.20.000.000 Rp. 1.934.602,58

Kota Mataram Rp. 300.000 Rp.10.000.000 Rp. 1.587.294,61dan Kab Lombok Timur

Total Rp. 50.000 Rp. 20.000.000 Rp. 1.139.627.57

Sumber: Diolah dari angket

Perda Zakat dan PerilakuBerzakat PNS DI INDONESIA

Antara