dr. anik yuesti, se.,mm lahir di temanggung, 2 agustus

163
MANAJEMEN KEUANGAN JENDELA PENGELOLAAN BISNIS Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus 1977 adalah seorang dosen dan juga peneliti. Dosen di Universitas Mahasaraswati sejak tahun 2008. Mengajar mata kuliah Perpajakan, Akuntansi Keperilakuan, Manajemen Keuangan, Analisis Laporan Keuangan, dan Akuntansi Sektor Publik. Lulus S1 tahun 1999, dan S2 tahun 2008 dari Universitas Gajayana. Lulus S3 tahun 2013 dari Universitas Brawijaya Malang. Penulis juga seorang Penulis artikel internasional dan nasional. Aktif sebagai pendamping BUMDES, Koperasi di Desa-Desa yang ada di Kabupaten Badung dan Tabanan. Dr. Putu Kepramareni, SE.,MM lahir di Denpasar 16 Juni 1972 adalah seorang dosen dan juga peneliti. Dosen di Universitas Mahasaraswati. Mengajar mata kuliah Pengantar Akuntansi, Manajemen Keuangan, Analisis Laporan Keuangan, dan Akuntansi Sektor Publik. Lulus S1 tahun 1995 dari Undiknas , dan S2 tahun 1999 dari Sekolah Tinggi PPM Jakarta. Lulus S3 tahun 2013 dari Universitas Brawijaya Malang. Penulis juga seorang Penulis artikel internasional dan nasional.

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

MA

NA

JE

ME

N K

EU

AN

GA

N J

EN

DE

LA

PE

NG

EL

OL

AA

N B

ISN

IS

Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

1977 adalah seorang dosen dan juga peneliti. Dosen di

Universitas Mahasaraswati sejak tahun 2008. Mengajar

mata kuliah Perpajakan, Akuntansi Keperilakuan,

Manajemen Keuangan, Analisis Laporan Keuangan, dan

Akuntansi Sektor Publik. Lulus S1 tahun 1999, dan S2

tahun 2008 dari Universitas Gajayana. Lulus S3 tahun 2013

dari Universitas Brawijaya Malang. Penulis juga seorang

Penulis artikel internasional dan nasional. Aktif sebagai

pendamping BUMDES, Koperasi di Desa-Desa yang ada di

Kabupaten Badung dan Tabanan.

Dr. Putu Kepramareni, SE.,MM lahir di Denpasar 16 Juni

1972 adalah seorang dosen dan juga peneliti. Dosen di

Universitas Mahasaraswati. Mengajar mata kuliah

Pengantar Akuntansi, Manajemen Keuangan, Analisis

Laporan Keuangan, dan Akuntansi Sektor Publik. Lulus S1

tahun 1995 dari Undiknas , dan S2 tahun 1999 dari

Sekolah Tinggi PPM Jakarta. Lulus S3 tahun 2013 dari

Universitas Brawijaya Malang. Penulis juga seorang

Penulis artikel internasional dan nasional.

Page 2: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

ii

Page 3: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

iii

MANAJEMEN KEUANGAN

JENDELA PENGELOLAAN BISNIS

Page 4: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

iv

MANAJEMEN KEUANGAN

JENDELA PENGELOLAAN BISNIS

Page 5: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

v

MANAJEMEN KEUANGAN JENDELA PENGELOLAAN BISNIS Cetakan kedua Maret 2019

18 x 25 cm , ix + 165

ISBN: 978-602-52347-6-7

Penulis

Dr. Anik Yuesti, SE.,MM

Dr. Putu Kepramareni, SE.,MM

Editor

Putu Noah Aletheia Adnyana

Cover

Putu Noah Aletheia Adnyana

Sampul diambil oleh www.pexel.com

Diterbitkan Oleh

CV. Noah Aletheia

Dicetak oleh :

CV. Noah Aletheia

Jl. Tegalsari Gg. Koyon. No. 25 D. Banjar Tegalgundul

Desa Tibubeneng, Kec. Kuta Utara, Kab. Badung Bali Indonesia.

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang memperbanyak seluruh atau sebagian buku ini

Page 6: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

vi

KATA PENGANTAR

Buku Manajemen Keuangan Jendela Pengelolaan Bisnis

merupakan buku karya dosen dan mahasiswa. Tujuan penulisan

buku ini adalah memberikan wadah bagi mahasiswa untuk

membuat database pembuatan tugas menjadi karya yang

bermanfaat luas. Buku ini juga merupakan pemberian tantangan

bagi mahasiswa untuk menulis dengan baik. Oleh karena itu,

diharapkan dengan adanya database berupa buku, dapat

membantu dosen dan mahasiswa membuat tugas secara baik.

Buku ini masih memiliki kekuarangan keterbatasan. Oleh

karena itu perlu penyempurnaan buku ini dari para pembaca.

Terima kasih sebelumnya jika berkenan member masukan dan

saran demi penyempurnaan buku ini.

Badung, 16 Maret 2019

Penulis

Page 7: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

vii

DAFTAR ISI

Sampul ................................................................................. ii

Kata Pengantar ..................................................................... vi

Daftar Isi ............................................................................. vii

BAB I FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN

(Ni Nengah Sudarmi, I Made Sugiantara,

Khriztie Limanthara, I Gusti Ngurah Ardhita,

I Made Asep Dwi Ariska) ............................................1

A. Pendahuluan ........................................................1

B. Definisi Manajemen Keuangan ...........................1

C. Tujuan Manajemen Keuangan .............................2

D. Fungsi Manajemen Keuangan .............................3

E. Tugas Pokok Manajemen Keuangan .................11

F. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan ..............11

G. Tanggung Jawab Manajemen Keuangan ...........13

H. Aktivitas Manajemen Keuangan .......................13

I. Ringkasan ..........................................................15

BAB II LAPORAN KEUANGAN (I Dewa Made Surya Negara Putra,

I Gede Anom Sumerta, Ida Bagus Putra Sutrisna,

Komang Agus Sugiartha) ............................................17

A. Pendahuluan ......................................................17

B. Definisi Laporan Keuangan ...............................19

C. Tujuan Laporan Keuangan ................................21

D. Jenis Laporan Keuangan ...................................24

E. Komponen-Komponen Laporan Keuangan .......25

F. Bagian-bagian laporan keuangan ......................36

G. Tujuan Laporan Keuangan ................................36

H. Pengguna Laporan Keuangan Dan Tujuan

Penggunaannya ..................................................36

I. Macam-Macam Analisis Laporan Keuangan ....38

J. Ringkasan ..........................................................39

BAB III MODAL KERJA

(Ida Ayu Komang Intarini,

Faizah, Luh Oka Ayu Arya Tustani,

Putu Dian Ekawati, Ni Putu Yuli Parwati) ........41

A. Pendahuluan ......................................................41

B. Pengertian Modal Kerja .....................................42

C. Bentuk Modal Kerja ..........................................42

D. Perputaran Modal Kerja ....................................43

Page 8: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

viii

E. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja ...44

F. Perbedaan antara Modal Kerja dan Modal Tetap ....44

G. Investasi Modal Kerja .......................................45

H. Jenis-Jenis Modal Kerja ....................................50

I. Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja ........58

J. Penentuan Besarnya KebutuhanModal Kerja ....59

K. Unsur-Unsur Modal Kerja .................................59

L. Sumber Modal Kerja .........................................64

M. Strategi Modal Kerja .........................................66

N. Perkembangan Modal Kerja ..............................68

O. Pentingnya Modal Kerja ....................................68

P. Kebijakan Modal Kerja .....................................69

Q. Ringkasan ..........................................................70

BAB IV PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

(Oktarina, Rai Sukmawati Dana,

Ni Kadek Intan Shinta Dewi A.,

Putu Puput Dirgahayu,

Ni Luh Diah Saraswati) ......................................71

A. Pendahuluan .....................................................71

B. Definisi Keuangan Sektor Publik.....................73

C. Asas-Asas Umum Pengelolaan Keuangan

Sektor Publik ....................................................74

D. Ruang Lingkup Keuangan Sektor Publik ........76

E. Prinsip-Prinsip Anggaran Keuangan Sektor

Publik ...............................................................77

F. Fungsi Anggaran Keuangan Sektor Publik ......77

G. Siklus Pengelolaan Keuangan Sektor

Publik ...............................................................81

H. Ringkasan .........................................................96

BAB V PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DALAM

SISTEM KEUANGAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA (Putu Eka Aristiani ,

IB Putra Manuaba, I Made Sukerta ,

I Dewa Putu Gede Artawa) ..............................100

A. Pendahuluan ...................................................100

B. Azas Pengelolaan Keuangan Desa .................103

C. Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa .......106

D. Struktur Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa

(APBDesa) .....................................................108

E. Penatausahaan Dan Pertanggung

jawaban Keuangan Desa ................................114

Page 9: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

ix

F. Ringkasan .......................................................120

BAB VI MANAJEMEN KEUANGAN PARIWISATA

(Anik Yuesti, Putu Kepramareni) ...................123

A. Konsep Pariwisata ..........................................123

B. Bentuk-Bentuk Pariwisata .............................124

C. Jenis-Jenis Pariwisata.....................................125

D. Wisatawan dan Pendapatan ............................126

E. Kebijakan Keuangan Pariwisata…………….127

F. Pemilihan Investasi Pariwisata ......................128

G. Modal Pariwisata Indonesia ...........................131

H. Pembangunan Infrastruktur Di Indonesia

Sebagai Pendukung Pariwisata ......................134

I. Investasi Asing dibidang Pariwisata ..............135

J. Investasi Infrastruktur ....................................136

K. Reksa Dana Pariwisata ...................................137

L. Prinsip-Prinsip Investasi ................................138

M. Investasi Bidang Pariwisata ...........................141

N. Syarat Investasi Pariwisata ............................145

O. Bisnis Dan Risiko ..........................................147

P. Return Dan Risk .............................................149

Q. Tipe Risiko .....................................................152

Page 10: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

1

BAB 1 FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN (Ni Nengah Sudarmi, I Made Sugiantara, Khriztie Limanthara, I

Gusti Ngurah Ardhita, I Made Asep Dwi Ariska)

A. Pendahuluan

Setiap individu pasti memiliki manajemen dalam

menjalankan aktivitas hidupnya. Dengan adanya manajemen,

maka di harapkan semua aktivitas dapat di lakaukan dengan

sistematis atau berurutan, maksimal sehingga medapatkan

hasil yang baik. Apa bila seorang individu saja membutuhkan

adanya manajemen untuk mengatur hidupnya, pastinya

sebuah organisasi atau pun perusahaan akan lebih

membutuhkan adanya manajemen untuk mengatur kinerja

dari anaggota agar dapat mencapai tujuan yang di inginkan

dan mendapatkan hasil kerja yang baik, salah satu

manajemen yang penting ialah adanya manajemen keuangan

dalam suatu organisasi atau pun perusahaan.

Pengertian Manajemen Keuangan mengalami

perkembangan mulai dari pengertian manajemen yang hanya

mengutamakan aktivitas memperoleh dana saja sampai yang

mengutamakan aktivitas memperoleh dan menggunakan dana

serta pengelolaan terhadap aktiva. Khususnya penganalisisan

sumber dana dan penggunaan-nya untuk merealisasikan

keuntungan maksimum bagi perusahaan tersebut. Seorang

manajemen keuangan harus memahami arus peredaran uang

baik eksternal maupun internal. Namun, Manajemen

keuangan juga berkepentingan dengan penentuan jumlah

aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan

pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai aktiva

tersebut. Untuk memperoleh dana, manajer keuangan bisa

memperolehnya dari dalam maupun luar perusahaan. Sumber

dari luar perusahaan berasal dari pasar modal, bisa berbentuk

hutang atau modal sendiri.

B. Definisi Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan terdiri dari dua kata yang

memiliki arti masing-masing dan di satukan menjadi satu

Page 11: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

2

kesatuan yang komplit. Menurut G.R.Terry, manajemen

adalah “Suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan

bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke

arah tujuan-tujuan organisasianal atau maksud-maksud yang

nyata”.

Beberapa definisi manajemen keuangan diberikan

sebagai berikut:

1. Liefman mengatakan, manajemen keuangan adalah usaha

untuk menyediakan uang dan menggunakan uang untuk

mendapat atau memperoleh aktiva.

2. Suad Husnan mengatakan manajemen keuangan

adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.

3. Grestenberg mengatakan, manajemen keuangan adalah ”

how business are organized to acquire funds, how they

acquire funds, how the use them and how the prof ts

business are distributed.

4. James Van Horne mengatakan bahwa manajemen

keuangan adalah segala aktivitas yang berhubungan

dengan perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva

dengan tujuan menyeluruh.

5. Bambang Riyanto mengatakan bahwa manajemen

keuangan adalah keseluruhan aktivitas perusahaan yang

berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang

diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat syarat

yang paling menguntungkan beserta usaha untuk

menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.

Jadi dapat di simpulkan, bahwa manajemen keuangan

adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,

pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan

penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau

perusahaan.

C. Tujuan Manajemen Keuangan

Tujuan Manajemen Keuangan adalah untuk

memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan demikian apabila

suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat ditetapkan

Page 12: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

3

setinggi mungkin. Seorang manajemen juga harus mampu

menekan arus peredaran uang agar terhindar dari tindakan

yang tidak diinginkan. Namun, Manajemen keuangan yang

efisien memenuhi adanya tujuan yang digunakan sebagai

standar dalam memberi penilaian keefisienan

(Sartono:2000,3) yaitu, tujuan normatif manajemen

keuangan adalah memaksimalkan kemakmuran pemegang

saham yaitu memaksimalkan nilai perusahaan, seperti:

1. Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham

dapat ditempuh dengan memaksimumkan nilai

perusahaan.

2. Secara konseptual jelas sebagai pedoman dalam

pengambilan keputusan yang mempertimbangkan faktor

risiko.

3. Manajemen harus mempertimbangkan kepentingan

pemilik, kreditor dan pihak lain yang berkaitan dengan

perusahaan.

4. Memaksimalkan kemakmuran pemegang saham lebih

menekankan pada aliran kas dari pada laba bersih dalam

pengertian akuntansi.

5. Tidak mengabaikan social objectives dan kewajiban

sosial, seperti lingkungan eksternal, keselamatan kerja,

dan keamanan produk.

D. Fungsi Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan dalam suatu perusahaan sangat

berperan penting dalam menjalankan fingsinya dalam

berbagai kegiatan keuangan, berikut adalah penjelasan

singkat dari fungsi-fungsi manajemen keuanagan, yaitu:

a. Perencanaan Keuangan

Manajemen keuangan berfungsi untuk membuat rencana

pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan

lainnya untuk periode tertentu.

b. Penganggaran Keuangan

manajemen keuangan berfungsi menjadi tindak lanjut

dari perencanaan keuangan dengan membuat detail

pengeluaran dan pemasukan.

c. Pengelolaan Keuangan

Page 13: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

4

dengan adanya manajemen keuangan maka perusahaan

dapat menggunakan dana untuk memaksimalkan dana

yang ada dengan berbagai cara.

d. Pencarian Keuangan

dalam hal ini, manajemen keuangan berfungsi mencari

dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk

operasional kegiatan perusahaan.

e. Penyimpanan Keuangan

Manajemen keuangan berfungsi mengumpulkan dana

perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan

aman.

f. Pengendalian Keuangan

Dalam hal ini manajemen keuangan berfungsi untuk

melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan

sistem keuangan pada perusahaan.

g. Pemeriksaan Keuangan

Manajemen keuangan berfungsi untuk melakukan audit

internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak

terjadi penyimpangan.

Fungsi Utama Manajemen Keuangan

a) Keputusan investasi (Investment decision)

Pengertian keputusan investasi adalah kebijakan

manajemen dalam menggunakan dana perusahaan yang

ada pada sebuah aset yang diharapkan akan memberikan

keuntungan dimasa yang akan datang.

Proses pengambilan keputusan investasi modal umumnya

juga sering disebut dengan Capital Budgeting. Capital

budgeting merupakan proses perencanaan serta

pengambilan keputusan yang berhubungan dengan

pengeluaran dana yang return atau masa kembalinya

dalam waktu yang relatif panjang. Lebih dari satu tahun

buku.

Menurut Sutrisno [2007:121-122], sebuah perencanaan

kebijakan investasi mempertimbangkan hal-hal seperti

ini:

Dana perusahaan yang dikeluarkan akan terikat

dalam jangka waktu yang panjang. Perusahaan

harus menunggu dalam tempo yang panjang untuk

Page 14: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

5

mendapatkan dana tersebut kembali beserta return

yang diinginkan.

Dana perusahaan yang dikeluarkan dalam investasi

nominalnya sangat besar.

Keputusan investasi perusahaan mengharapkan

keuntungan pada masa yang akan datang .

kesalahan perhitungan bisa menyebabkan kerugian

bagi perusahaan. keputusan investasi akan

berdampak jangka panjang bagi perusahaan.

Kesalahan pengambilan keputusan akan berakibat

buruk dalam jangka panjang. Tidak bisa diperbaiki

tanpa munculnya kerugian yang sangat besar.

Rumus : (Tambahan: aktiva = hutang + modal (pasiva))

Aktiva = asset yang digunakan untuk menjalankan operasional.

Pasiva = sumber (hutang dan modal)

Aktiva didanai oleh pasiva, yang temasuk Aktiva ialah Segala

asset yang digunakan untuk operasional, yang termasuk Pasiva

ialah Modal + Hutang.

Keputusan investasi ini merupkan keputusan yang

paling penting di antara ketiga bidang keputusan karena

akan berpengaruh langsung terhadap:

a. Besarnya rentabilitas investasi. Rentabilitas

(kemampuan untuk pengembalian investasi)

b. Aliran kas lembaga. Bahwa ternyata setiap

keputusan investasi mempengaruhi arus kas di

waktu yang akan datang

Kebijakan Investasi yang diambil adalah investasi

yang paling menguntungkan. return yang didapat paling

tinggi. biaya yang paling murah. waktu pengembalian

yang paling cepat dan resiko yang seminimal mungkin.

Untuk memperoleh return investasi yang paling

menguntungkan, ada beberapa informasi dan hal-hal yang

diperlukan dalam mengambil keputusan investasi

perusahaan:

c. Alternatif pilihan investasi

Jenis investasi yang bisa memberikan opsi

alternatif dalam keputusan investasi ada beberapa

macam, diantaranya :

Penggantian Aktiva (replacement)

Page 15: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

6

Perluasan (expansion)

Investasi yang tidak dapat diukur (non measurable

profit investment)

Investasi yang tidak menghasilkan laba

d. Estimasi Arus kas (cashflow)

Salah satu informasi yang paling dibutuhkan dalam

pengambilan keputusan investasi adalah estimasi

aliran kas (cashflow). Estimasi arus kas investasi

harus memperhatikan hal hal seperti berikut yaitu:

Estimasi beban, pendapatan dan pengeluaran

modal

Estimasi perkiraan penyesuaian arus kas dengan

tingkat inflasi dan pajak. dan secara umum, ada 3

arus kas yang perlu diperhatikan : Initial Cashflow

(Aliran Kas Permulaan)

Operatinal Cash flow(Aliran Kas Operasional)

Terminal Cash flow(Aliran Kas Akhir Investasi)

e. Penilaian Investasi

Penilaian investasi bertujuan untuk menilai

usulan keputusan investasi yang seperti apa yang

layak dijalankan. yang memberi keuntungan yang

paling maksimal dengan resiko paling minim yang

bisa diperoleh perusashaan.

Ada terdapat 2 kategori metode penilaian

investasi yang umum digunakan:

Model Non-Diskonto

Model non-diskonto adalah metode penilaian

yang tidak memperhatikan nilai waktu dari uang.

Metode non diskonto sendiri terdapat 2

pendekatan metode dalam perhitungannya:

Payback period (PP)

Tingkat pengembalian akuntansi (accounting

rate of return/ARR)

Model Diskonto

Model diskonto adalah metode penilaian yang

secara tidak langsung memperhatikan nilai waktu

dari uang dan melibatkan konsep diskonto arus

kas investasi.

Page 16: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

7

Metode diskonto memiliki 2 pendekatan

metode dalam perhitungannya: (1) Net present

value dan (2) Internal rate of return

f. Penilaian kembali investasi yang diputuskan

Penilaian kembali keputusan investasi (pasca

audit) merupakan langkah lanjutan setelah usulan

keputusan investasi dipilih dan dijalankan. Pasca audit

bertujuan untuk mengetahui kinerja dari sebuah

investasi yang dijalankan. Sesuai dengan apa yang

diinginkan atau tidak. Mengevaluasi investasi dan bila

perlu mengusulkan adanya tindakan perbaikan. Atau

bahkan menghentikan proyek.

Pasca audit juga bisa menjadi indikator apakah

informasi dan data-data yang digunakan untuk bahan

pertimbangan dalam membuat keputusan investasi

cukup akurat atau tidak.

Dan pasca audit bisa memberikan feedback

kepada manajer untuk memperbaiki pengambilan

keputusan investasi dimasa yang akan datang.

b) Keputusan pendanaan (Financing Decision)

Keputusan pendanaan adalah keputusan yang

berhubungan dengan penentuan sumber dana yang akan

digunakan, penentuan perimbangan pendanaan yang

optimal, dan perusahaan menggunakan sumber dana dari

dalam perusahaan atau akan mengambil dari luar

perusahaan.

Keputusan pendanaan membahas mengenai

sumber dana yang digunakan untuk membiayai suatu

investasi yang sudah dianggap layak. Masalah penarikan

dana ini dianggap menarik karena setiap dana yang

digunakan pasti mempunyai biaya yang sering disebut

dengan biaya dana (Cost Founds). Jika dana yang

digunakan berasal dari hutang maka dana tersebut pastilah

mempunyai biaya minimal sebesar tingkat bunga, tetapi

jika dana yang digunakan berasal dari modal sendiri

(Equity Capital) maka masih harus mempertimbangkan

Opportunity cost bagi modal sendiri yang dimaksud.

Page 17: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

8

Biasanya biaya atau dana bervariasi, ada yang

mahal ada pula yang murah. Oleh karenanya masalah

pemilihan jenis dana yang akan digunakan memerlukan

pertimbangan yang cukup matang. Artinya penentuan

jenis dana yang akan digunakan mempunyai dampak

langsung terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

memang masih diakui bahwa masih ada teori yang

mengatakan bahwa keputusan pendanaan tidak akan

mempengaruhi nilai perusahaan, tetapi suatu teori hanya

akan berlaku apabila asumsinya dapat dipenuhi.

Investasi dalam aktiva biasanya membutuhkan

pendanaan jangka panjang. Terdapat tiga sumber dana

yang bersifat jangka panjang, yakni:

Penerbitan saham baru

Penerbitan obligasi

Laba ditahan

Adapaun pendanaan yang bersumber pada

penerbitan saham dan obligasi baru sering disebut sebagai

pendanaan ekstern, sedangkan yang bersumber pada laba

ditahan disebut sebagai pendanaan intern. Adapun

keputusan pendanaan akan menyangkut penentuan

kombinasi yang optimal dari penggunaan berbagai sumber

dana yang pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua yaitu:

a) Yang berhubungan dengan pendanaan ekstern

karena akan mengarah pada pengambilan

keputusan mengenai struktur modal, yakni akan

menentukan proporsi antara utang jangka panjang

dan modal sendiri. Hal ini akan tampak pada debt

to equity ratio perusahaan tersebut.

b) Yang berhubungan dengan pendanaan intern,

aplikasinya adalah penentuan kebijakan deviden

yang digambarkan melalui dividen payout ratio.

Keputusan pendanaan akan menyangkut penentuan secara

optimal

mengenai (a) struktur modal dan (b) kebijakan deviden.

Penentuan keputusan yang optimal mengenai

struktur modal dan kebijakan dividen ini berhubungan

dengan upaya pencapaian tujuan perusahaan. Dalam teori

Page 18: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

9

keuangan tradisional dinyatakan bahwa tujuan perusahaan

adalah memaksimumkan kemakmuran para pemegang

saham. Dengan keputusan pendanaan yang optimal secara

teoritis akan dapat mengarah pada peningkatan

kemakmuran para pemegang saham.

Sumber dana perusahaan dibagi menjadi dua

bagian yaitu :

a. Sumber Intern (Internal Sources)

Dana yang berasal dari sumber dana intern

adalah dana atau modal yang dibentuk atau dihasilkan

sendiri di dalam perusahaan seperti laba ditahan

(retained earning) dan penyusutan (depreciation).

b. Sumber Dana Ekstern (External Sources)

Sumber ekstern (external sources) adalah

sumber dana yang berasal dari luar perusahaan, dana

yang berasal dari sumber ekstern adalah dana yang

berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau

pengambil bagian didalam perusahaan. Dana atau

modal yang berasal dari para kreditur merupakan

hutang bagi perusahaan yang bersangkutan dan modal

yang berasal dari kreditur tersebut biasa disebut

sebagai modal asing. Pada dasarnya pihak-pihak

pemberi dana atau kodal ekstern yang utama dapat

digolongkan dalam tiga golongan yaitu:

Supplier

Supplier memberikana dana kepada suatu

perusahaan didalam bentuk penjualan barang

secara kredit, baik untuk jangka pendek (kurang

dari 1tahun), maupun untuk jangka menengah

(lebih dari 1 tahun kurang dari 10 tahun).

Bank

Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas

utama memberikan kredit di samping pemberian

jasa-jasa lain dibidang keuagan. Pemberian kredit

oleh bank bisa jangka pendek (kurang dari satu

tahun), jangka panjang (lebih dari 1 tahun kurang

dari 10 tahun) dan jangka panjang (lebih dari 10

tahun).

Page 19: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

10

Pasar modal (capital market)

Pasar modal merupakan sumber dana ektern bagi

suatu perusahaan, dimana pasar modal

didefinisikan adalah suatu pengertian abstrak yang

mempertemukan dua kelompok yang saling

berhadapan tetapi yang kepentingannya saling

mengisi, yaitu investor disatu pihak dan emiten

yang membutuhkan dana jangka menengah

ataupun jangka panjang dilain pihak, atau dengan

kata lain adalah tempat (dalam artian abstrak)

bertemunya penawaran dan permintaan dana

jangka menengah atau jangka panjang.

Dimaksudkan dengan pemodal adalah perorangan

atau lembaga yang menanamkan dananya dalam

efek, sadangkan emiten adalah perusahaan yang

menerbitkan efek untuk ditawarkan kepada

masyarakat.

Fungsi pasar modal adalah

mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit

ekonomi surplus tabungan (saving surplus unit)

kepada unit ekonomi yang mempunyai defisit

tabungan (saving deficit unit). Dalam pasar modal

dibedakan antara pasar perdana dan pasar

sekunder. Dimaksudkan dengan pasar perdana

adalah pasar bagi efek yang ertama kali diterbitkan

dan ditawaran dalam pasar modal, sedangkan pasar

sekunder adalah pasar bagi efek yang ada dan

sudah diperdagangkan dalam bursa efek.

Pasar modal merupakan sumber utama

bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan

dana dengan jumlah besar dan akan terikat untuk

jangka waktu yang panjang.

c. Keputusan pengelolaan asset (Aset management decision)

Assets management decision adalah keputusan

berkaitan penggunaan dan pengelolaan aktiva (kata bijak:

lebih mudah membangun daripada mengelola. Saat ini

fungsi manajemen keuangan dapat dilakukan dengan

status BLU/BLUD sedangkan dulu, masih awing-awang.

Dan sering bermasalah, karena terkadang tidak disetor

Page 20: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

11

seluruhnya, karena kalau disetor semua akan menjadi

masalah ketika kekurangan dana.

E. Tugas Pokok Manajemen Keuangan

Tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi

keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan

pembagian deviden suatu perusahaan, dengan demikian

tugas manajer keuangan adalah merencanakan untuk

memaksimumkan nilai perusahaan.

Kegiatan penting lain yang harus dilakukan manajer

keuangan menyangkut empat aspek, yaitu:

1. Pertama, yaitu dalam perencanaan dan peramalan, dimana

manajer keuangan harus bekerja sama dengan para

manajer lain yang ikut bertanggung jawab atas

perencanaan umum perusahaan.

2. Kedua, manajer keuangan harus memusatkan perhatian

pada berbagai keputusan investasi dan pembiayaan, serta

segala hal yang berkaitan dengannya.

3. Ketiga, manajer keuangan harus bekerja sama dengan para

manajer lain di perusahaan agar perusahaan dapat

beroperasi seefisien mungkin.

4. Keempat, menyangkut penggunaan pasar uang dan pasar

modal, manajer keuangan menghubungkan perusahaan

dengan pasar keuangan, di mana dana dapat diperoleh dan

surat berharga perusahaan dapat diperdagangkan.

Dari ke empat aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa

tugas pokok manajer keuangan berkaitan dengan keputusan

investasi dan pembiayaannya. Dalam menjalankan

fungsinya, tugas manajer keuangan berkaitan langsung

dengan keputusan pokok perusahaan dan berpengaruh

terhadap nilai perusahaan.

F. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan

Adapun tujuh prinsip di dalam manajemen

keuangan,yaitu:

1. Konsistensi (consistency)

Sistem dan kebijakan keuangan dari organisasi harus

konsisten dari waktu ke waktu. Ini tidak berarti bahwa

sistem keuangan tidak boleh disesuaikan apabila

terjadi perubahan di organisasi. Pendekatan yang tidak

Page 21: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

12

konsisten tehadap manajemen keuangan merupakan

suatu tanda bahwa manipulasi di pengelolaan

keuangan.

2. Akuntabilitas (accountability)

Akuntabilitas adalah kewajiban ,moral atau hukum,

yang melekat pada individu, kelompok atau

organisasi. Organisasi harus dapat menjelaskan

bagaimana dia menggunakan sumber dayanya dan apa

yang telah dia capai sebagai pertanggumg jawaban

kepada pemangku kepentingan dan penerima manfaat.

3. Transparansi (transparancy)

Organisasi harus terbuka berkenaan dengan

pekerjaannya,menyediakan informasi berkaitan

dengan rencana dan aktivitasnya kepada para

pemangku kepentingan. Termasuk didalamnya,

menyiapkan laporan keuangan yang akurat, lengkap,

dan tepat waktu serta dapat dengan mudah dpat

diakses oleh pemangku kepentingan dan penerima

manfaat. Apabila organisasi tidak transparan, hal ini

mengindikasikan ada sesuatu hal yang

disembunyikan.

4. Kelangsungan hidup (viability)

Agar keuangan terjaga pengeluaran organisasi

ditingkat stratejik maupun operational harus sejalan

atau disesuaikan dengan dana yang diterima.

Kelangsungan hidup atau (viability) merupakan suatu

ukuran tingkat keamanan dan keberlanjutan keuangan

organisasi.

5. Integritas (integrity)

Dalam melaksanankan kegiatan operationalnya

, individu yang terlibat harus mempunyai integritas

yang baik. selain itu, laporan dan catatan keuangan

harus tetap dijaga integritasnya melalui kelengkapan

dan keakuratan pencatatan keuangan.

6. Pengelolaan (stewardship)

Organisasi harus dapat mengelola dengan baik dana

yang telah diperoleh dan menjamin bahwa dana

Page 22: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

13

tersebut digunakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

7. Standar akutansi (accounting standarts)

Sistem akuatansi dan keuangan yang diguanakn

organisasi harus sesuai dengan prinsip dan standart

akutansi yang berlaku umum.

G. Tanggung Jawab Manajemen Keuangan

1) Mengambil keputusan investasi (investment decision).

Menyangkut masalah pemilihan investasi yang

diinginkan dari sekolompok kesempatan yang ada,

memilih satu atau lebih alternatif investasi yang dinilai

paling menguntungkan.

2) Mengambil keputusan pembelanjaan (financing

decision). Menyangkut masalah pemilihan berbagai

bentuk sumber dana yang tersedia untuk melakukan

investasi, memilih satu atau lebih alternatif

pembelanjaan yang menimbulkan biaya paling murah.

3) Mengambil keputusan dividen (dividend decision)

Menyangkut masalah penentuan besarnya persentase

dari laba yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai

kepada para pemegang saham, stabilitas pembayaran

dividen, pembagian saham dividen dan pembelian

kembali saham-saham

H. Aktivitas Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan berhubungan dengan 3

aktivitas, yaitu :

1) Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk

menginvestasikan dana pada berbagai aktiva. Alokasi

dana berbentuk:

Financial assets (aktiva finansial) yaitu selembar

kertas berharga yang mempunyai nilai pasar karena

mempunyai hak memperoleh penghasilan,

misalnya: saham, sertifikat deposito, atau obligasi.

Real assets (aktiva riil) yaitu aktiva nyata: tanah,

bangunan, peralatan.

Page 23: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

14

2) Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk

mendapatkan sumber dana, baik dari sumber dana

internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.

3) Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana

diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk aktiva, dana

harus dikelola seefisien mungkin.

I. Analisis Sumber Dana dan Penggunaannya

Analisis sumber dana atau analisis dana merupakan

hal yang sangat penting bagi manajemen keuangan.

Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui bagaimana

dana digunakan dan asal perolehan dana tersebut. Suatu

laporan yang menggambarkan asal sumber dana dan

penggunaan dana. Alat analisis yang bisa digunakan untuk

mengetahui kondisi dan prestasi keuangan perusahaan

adalah analisis rasio dan proporsional.

Langkah pertama dalam analisis sumber dan

penggunaan dana adalah laporan perubahan yang disusun

atas dasar dua neraca untuk dua waktu. Laporan tersebut

menggambarkan perubahan dari masing-masing elemen

tersebut yang mencerminkan adanya sumber atau

penggunaan dana. Pada umumnya rasio keuangan yang

dihitung bisa dikelompokkan menjadi enam jenis yaitu :

1) Rasio Likuiditas, rasio ini untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban finansial jangka pendeknya.

2) Rasio Leverage, rasio ini digunakan untuk

mengukur seberapa banyak dana yang di-supply

oleh pemilik perusahaan dalam proporsinya

dengan dana yang diperoleh dari kreditur

perusahaan.

3) Rasio Aktivitas, rasio ini digunakan untuk

mengukur efektivitas manajemen dalam

menggunakan sumber dayanya. Semua rasio

aktifitas melibatkan perbandingan antara tingkat

penjualan dan investasi pada berbagai jenis harta.

Page 24: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

15

4) Rasio Profitabilitas, rasio ini digunakan untuk

mengukur efektifitas manajemen yang dilihat dari

laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan

investasi perusahaan.

5) Rasio Pertumbuhan, rasio ini digunakan untuk

mengukur seberapa baik perusahaan

mempertahankan posisi ekonominya

pertumbuhan ekonomi dan industri.

6) Rasio Penilaian, rasio ini merupakan ukuran

prestasi perusahaan yang paling lengkap oleh

karena rasio tersebut mencemirkan kombinasi

pengaruh dari rasio risiko dengan rasio hasil

pengembalian.

J. Ringkasan

Manajemen sangat di perlukan terutama dalam

sebuah organisasi atau perusahaan. Dengan adanya

manajemen yang baik, maka kegiatan perencanaan,

pelaksanaan, sampai pada penghasilan suatu tujuan

ataupun barang akan di capai dengan baik dan maksimal,

dan dengan adanya manajemen maka perusahaan akan

dapat mencapai tujuan yang di inginkan dengan langkah

yang tepat.

Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan

perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan,

pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang

dimiliki oleh organisasi atau perusahaan untuk

memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan

menggunakan seefektif-efektifnya, seproduktif mungkin

untuk menghasilkan laba.

Dalam prakteknya, manajemen keuangan adalah

tindakan yang diambil dalam rangka menjaga kesehatan

keuangan organisasi/perusahaan. Untuk itu dalam

membangun sistem manajemen keuangan yang baik

perlulah kita untuk mengindentifikasi prinsip-prinsip

manajemen keuangan yang baik.

Page 25: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

16

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Harmono, SE., M.Si, Manajemen Keuangan, Ed 1, Bumi

Aksara, Jakarta 2009

Dr. Sutrisno, Manajemen Keuangan, BPFI-UGM, 2001

Lukas Admadjaya, Manajemen Keuangan dan Aplikasi, Andi

Ofset, Edisi Revisi, Jakarta 2008

Page 26: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

17

BAB 2 LAPORAN KEUANGAN (I Dewa Made Surya Negara Putra, I Gede Anom Sumerta, Ida Bagus

Putra Sutrisna, Komang Agus Sugiartha)

A. Pendahuluan

Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan

gambaran kondisi keuangan dari perusahaan. Laporan

keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan operasi normal

perusahaan akan memberikan informasi keuangan yang

berguna bagi entitas-entitas di dalam perusahaan itu sendiri

maupun entitas-entitas lain di luar perusahaan oleh karena itu

untuk mengetahui Kinerja laporan keuangan tersebut kita

memerlukan suatu analisis, analisis-analisis ini lah yang harus

dipahami oleh kita baik sebagai manajemen perusahaan untuk

mengevaluasi kinerja perusahaan ataupun sebagai investor

jika kita ingin menginvestasikan harta kita terhadap suatu

perusahaan.

Perusahaan secara periodik selalu mengeluarkan

laporan keuangan yang dibuat oleh bagian akunting dan

diberikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, misalnya

pemerintah, kreditor, pemilik perusahaan dan pihak

manajemen sendiri. Selanjutnya, pihak-pihak tersebut akan

melakukan pengolahan data dengan melakukan perhitungan

lebih lanjut untuk mengetahui apakah perusahaan telah

mencapai standar kinerja yang dipersyaratkan atau belum.

Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan rugi-

laba, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Tetapi,

sesuai dengan pernyataan standar akuntansi keuangan No. 1

(revisi 2009) tentang penyajian laporan keuangan terdiri dari

beberapa komponen, yaitu: (a) laporan posisi keuangan pada

akhir periode; (b) laporan laba rugi komprehensif selama

periode; (c) laporan perubahan ekuitas selama periode; (d)

laporan arus kas selama periode; (e) catatan atas laporan

keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu

informasi yang sangat penting dalam menilai perkembangan

perusahaan, dapat juga digunakan untuk menilai prestasi yang

dicapai perusahaan pada saat lampau, sekarang dan rencana

pada waktu yang akan datang. Laporan keuangan umumnya

disajikan untuk memberi informasi mengenai posisi-posisi

Page 27: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

18

keuangan, kinerja dan arus kas suatu perusahaan dalam

periode tertentu. Informasi tersebut diharapkan dapat

bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan

keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan.

Penilaian tingkat keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan

dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Untuk

mengetahui apakah laporan keuangan perusahaan dalam

kondisi yang baik dapat dilakukan berbagai analisa, salah

satunya adalah analisis rasio.

Analisis rasio keuangan membutuhkan laporan

keuangan selama sedikitnya 2 (dua) tahun terakhir dari

berjalannya perusahaan. Analisis rasio keuangan, membantu

mengetahui tingkat kinerja keuangan perusahaan apakah baik

atau sebaliknya. Analisis rasio dapat diklasifikasikan dalam

berbagai jenis, beberapa di antaranya yaitu rasio likuiditas,

solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas. Tingkat likuiditas

adalah menunjukan sejauh mana kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan

jaminan harta lancar yang dimilikinya. Sedangkan tingkat

solvabilitas, menunjukkan sejauh mana kemampuan

perusahaan dapat memenuhi semua kewajibannya dengan

jaminan harta yang dimilikinya. Tingkat aktivitas, mengukur

efektivitas suatu perusahaan dalam menggunakan aktiva yang

dimilikinya. Tingkat profitabilitas, menunjukkan sejauh mana

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan

modal yang dimilikinya. Apakah perusahaanperusahaan

yang kelihatan besar sudah bisa menyatakan keefektifan

kinerja perusahaan tersebut. Dengan mengetahui tingkat

likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas suatu

perusahaan, akan dapat diketahui keadaan perusahaan yang

sesungguhnya sehingga dapat diukur tingkat kinerja

keuangan dalam perusahaan.

Oleh karena itu untuk Membantu penganalisis agar

mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan

perusahaan kita bisa menggunakan analisis rasio seperti :

rasio aktivitas, rasio likuiditas, rasio provitabilitas, dan rasio

harga pasar selain itu bisa juga digunakan analisis lain seperti

sistem du pont, common size, perbandingan dan sebagainya

untuk menganalisa suatu perusahaan tersebut.

Page 28: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

19

Oleh sebab itu maka diperlukanlah pemahaman yang

matang untuk mengkaji laporan keuangan suatu perusahaan

untuk melakukan tindakan atau pun pengambilan keputusan.

B. Definisi Laporan Keuangan

Laporan Keuangan adalah beberapa lembar kerta yang

berisi tulisan angka-angka namun sangat penting juga untuk

memikirkan aset nyatanya yang berada di balik angka

tersebut. (Birgham dan Houston, 2010). Laporan Keuangan

ialah produk akhir dari sebuah pelaporan transaksi keuangan

yang penyusunannya diatur oleh standar atau aturan ilmu

akuntansi, insentif manager, mekanisme pelaksanaan dan

pengawasan perusahaan (Subramanyam (2010).

Pengetahuan dan pemahaman lingkungan pelaporan

keuangan yang baik sangat mendukung dalam penyampaian

informasi posisi keuangan perusahaan sesungguhnya agar

dicapai kinerja perusahaan yang lebih baik.

Arti Laporan Keuangan Menurut Fahmi

Laporan Keuangan merupakan informasi yang

menggambarkan kondisi perusahaan dalam hal keuangan

dalam periode tertentu yang mana informasi tersebut sebagai

acuan tentang kinerja perusahaan.

Laporan keuangan adalah output / proses akhir dari

proses akuntansi. Laporan ini berfungsi sebagai bahan

informasi dan bahan pengambilan keputusan bagi para

pemakainya. Laporan keuangan juga digunakan sebagi

bentuk pertanggung jawaban yang accountable serta sebagai

indikator kesuksesan sebuah perusahaan dalam mencapai

tujuannya. (Harahap, 2008)

Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses

pencatatan dan perhitungan yang berisi ringkasan dari

transaksi-transaksi keuangan selama periode tertentu.

Manajemen mendelegasikan tugas pencatatan laporan

keuangan ini kepada seorang akuntan. Agar dapat

menggambarkan secara jelas maksud laporan yang akan

disampaikan, laporan keuangan disusun berdasarkan standar

atau kaidah sesuai ilmu akuntansi keuangan.

Page 29: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

20

Menurut STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan

keuangan. Kelengkapan sebuah laporan keuangan antara lain:

Neraca

Laporan laba rugi

Laporan perubahan posisi keuangan

Catatan/ laporan lainnya seperti: keuangan segmen

industri dan geografis serta pengaruh perubahan

harga.

Laporan keuangan adalah untuk menyediakan

informasi keuangan mengenai suatu badan usaha yang

akan dipergunakan oleh pihak-pihak yang

berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam

pengambilan keputusan-keputusan ekonomi.

Laporan keuangan bagi pihak manajemen

perusahaan berfungsi sebagai laporan pertanggung

jawaban keuangan pada pemilik modal. Bagi pemilik

modal, laporan keuangan berfungsi untuk megevaluasi

kinerja manajer perusahaan selama satu periode.

Dengan adanya laporan keuangan ini, manajer

perusahaan akan bekerja semaksimal mungkin agar

kinerjanya dinilai baik.

Pada akhir periode, perusahaan akan membuat

laporan keuangan. Akhir periode bisa tiap akhir bulan

atau tiap akhir tahun. Laporan keuangan untuk

disampaikan kepada pihak luar perusahaan umumnya

dibuat tiap akhir tahun. Pihak luar perusahaan antara

lain:

a. Investor

b. Karyawan

c. Pemberi Pinjaman

d. Pemasok dan Kreditor usaha lainnya

e. Pelanggan

f. Pemerintah

g. Masyarakat

Laporan keuangan memuat informasi yang

bersifat keuangan seperti jumlah aktiva, jumlah

kewajiban, jumlah modal, jumlah pendapatan,

jumlah biaya dan arus kas. Informasi yang

Page 30: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

21

bersifat keuangan diambil dari ringkasan

transaksi yang terjadi selama satu periode.

C. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan digolongkan sebagai

berikut :

a) Tujuan khusus Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah

menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan

perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan

sesuai dengan GAAP.

b) Tujuan umum Adapun tujuan umum dari laporan keuangan disebutkan

sebagai berikut :

Memberikan informasi yang terpercaya tentang

sumber-sumber ekonomi dan kewajiban

perusahaan.

Memberikan informasi yang terpercaya tentang

sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan

usaha dalam mencari laba.

Memberikan informasi keuangan yang dapat

digunakan untuk menaksir potensi perusahaan

dalam menghasilkan laba.

Memeberikan informasi yang diperlukan lainnya

tentang perubahan harta dankewajiban.

Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang

dibutuhkan para pemakai laporan.

c) Tujuan kualitatif Adapun tujuan kualitatif yang dirumuskan APB

Statements No. 4 adalah sebagai berikut :

Relevance yaitu memilih informasi yang benar-

benar dapat membantu pemakai laporan dalam

proses pengambilan keputusan.

Understandability yaitu informasi yang dipilih

untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga

harus informasi yang dimengerti para pemakainya.

Verifiability hasil akuntansi itu harus dapat

diperiksa oleh pihak lain yang akan

Page 31: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

22

menghasilkan pendapat yang sama. Dengan kata

lain ukurannya harus ada.

Neutrality yaitu laporan akuntansi itu netral

terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.

Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan

pihak-pihak tertentu saja.

Timeliness yaitu laporan akuntansi hanya

bermanfaat untuk pengambilan keputusan

apabila diserahkan pada saat yang tepat.

Comparability yaitu informasi akuntansi harus

dapat saling dibandingkan artinya akuntansi

harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu

perusahaan maupun perusahaan lain.

Completeness yaitu informasi akuntansi yang

dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan

yang layak dari para pemakai.

Dua belas tujuan laporan keuangan menurut laporan

“Trueblood Committee” adalah sebagai berikut :

Menyediakan informasi untuk pembuatan

keputusan-keputusan ekonomi

Menyajikan informasi terutama pada para pemakai

yang memiliki otoritas, kemampuan atau sumber-

sumber yang terbatas dalam memperoleh informasi

dan mereka menyandarkan diri pada laporan

keuangan sebagai sumber utama informasi tentang

kegiatan ekonomi perusahaan.

Menyediakan informasi yang dapat dipakai oleh

para investor dan kreditor untuk memprediksi,

membandingkan dan mengevaluasi aliran kas

potensial untuk mereka dalam ukuran jumlah,

waktu dan hubungannya dengan ketidak pastian.

Menyediakan informasi kepada para pemakai

untuk prediksi, perbandingan dan evaluasi earning

power perusahaan.

Menyediakan informasi yang dapat dipakai dalam

menilai kemampuan manajemen untuk

memanfaatkan pemakaian sumber-sumber secara

efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.

Page 32: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

23

Menyediakan informasi factual dan interpretatif

tentang transaksi-transaksi dan jadian-kejadian

yang lain digunakan untuk prediksi, perbandingan

dan evaluasi earning power perusahaan. Dasar

anggapan yang mendasari interpretasi, evaluasi,

prediksi atau estimasi akan diungkapkan.

Menyediakan laporan posisi keuangan yang dapat

dipakai untuk prediksi, pembandingan dan

evaluasi earning power perusahaan. Laporan

tersebut akan menyediakan informasi yang

berhubungan dengan transaksi perusahaan dan

kejadian-kejadian lainnya yang merupakan

bagian siklus earning tidak lengkap. Nilai saat ini

(current value) juga akan dilaporkan jika terdapat

perbedaan yang signifikan dengan harga perolehan

historical (historical cost). Aktiva dan hutang

akan dikelompokkan atau dipisahkan oleh

ketidakpastian relatif dari jumlah dan waktu

realisasi prospektif atau likuidasi.

Menyediakan laporan earning periodik yang

bermanfaat untuk prediksi, perbandingan evaluasi

earning power perusahaan. Hasil bersih siklus

earning yang komplit dan hasil kegiatan

perusahaan dalam perkembangan yang diakui

kearah penyelesaian siklus yang belum selesai akan

dilaporkan. Perubahan dalam nilai yang

digambarkan dalam laporan keberhasilan posisi

keuangan juga akan dilaporkan, tetapi secara

terpisah, sejak mereka membedakan ukuran

kepastian realisasinya.

Menyediakan laporan kegiatan keuangan yang

bermanfaat untuk prediksi, perbandingan dan

evaluasi earning power perusahafakan. Laporan ini

akan melaporkan sebagian besar aspek-aspek

faktual transaksi perusahaan yang mempunyai atau

diharapkan mempunyai konsekuensi kas yang

signifikan. Laporan ini akan melaporkan data yang

Page 33: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

24

memerlukan judgment minimal dan interpretasi

oleh pihak penyusun.

menyajikan informasi yang bermanfaat untuk

proses prediktif. Peramalan keuangan akan

disajikan jika peramalan tersebut akan

meningkatkan realibilitas prediksi para pemakai.

Lembaga pemerintahan dan organisasi tidak

bertujuan laba adalah untuk menyediakan

informasi yang bermanfaat untuk menilai

efektifitas pengelolaan sumber-sumber dalam

mencapai tujuan organisasi. Pengukuran prestasi

akan dikuantitaskan dalam ukuran tujuan-tujuan

yang diidentifikasikan.

Melaporkan kegiatan perusahaan yang

mempengaruhi masyarakat. Dalam hal ini adalah

pengaruh yang dapat ditentukan, dijelaskan atau

diatur dan sifatnya penting untuk menentukan

peranan perusahaan dalam lingkungan sosialnya.

D. Jenis Laporan Keuangan Setelah transaksi yang terjadi didalam perusahaan

dicatat dalam persamaan dasar akuntansi, kemudian

ringkasan transaksi tersebut dilaporkan kepada pihak luar

perusahaan yang memerlukannya.

Berdasarkan cara penyajiannya, menurut PSAK no 1

maka laporan keuangan terdiri dari : Neraca, Laporan Laba

Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas

Informasi, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

1. Neraca

Neraca berisi gambaran posisi keuangan, yang

menunjukkan aktiva, kewajiban dan ekuitas dari suatu

perusahaan pada tanggal tertentu. Neraca aktiva lancar

akan dipisahkan dengan neraca aktiva tidak lancar.

Begitu juga kewajiban jangka pendek tentu akan

dipisahkan dengan kewajiban jangka panjang

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah ringkasan aktivitas transaksi

pada perusahaan yang akan berpengaruh pada stabilitas,

Page 34: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

25

risiko dan prediksi pada suatu periode yang

menghasilkan hasil usaha bersih atau kerugian yang

timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya.

Laporan laba rugi perusahaan menampilkan berbagai

unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian

secara wajar.

3. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang

menyajikan peningkatan maupun penurunan aktiva-

aktiva bersih atau kekayaan perusahaan selama periode

tertentu yang didasarkan prinsip-prinsip pengukuran

tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam

laporan keuangan.

4. Laporan Arus Kas Informasi

Pada umumnya laporan arus kas banyak digunakan

sebagai indikator dari jumlah, waktu dan kepastian arus

kas masa depan. Selain itu, arus kas berfungsi meneliti

kecermatan dan ketepatan perkiraan/taksiran arus kas

masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam

menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas

bersih serta dampak perubahan harga yang

diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan

pendanaan.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan

naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca,

laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan

perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti

kewajiban kontijensi dan komitmen. Catatan atas

laporan keuangan juga mencakup informasi yang

diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam

PSAK serta pengungkapan-pengungkapan lain yang

diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan

keuangan secara wajar

E. Komponen-Komponen Laporan Keuangan

1) Neraca Dalam sistem tatabuku dobel yang mula-mula

diajarkan oleh pendeta Italia Paciollo pada tahun 1494,

Page 35: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

26

neraca itu asal mulanya hanya dipergunakan untuk

menyatakan bahwa pembukuan perusahaan telah “ditutup”

dan membuktikan bahwa ada keseimbangan antara debit

dan kredit. Baru pada akhir abad ke 18, orang mulai

menyusun suatu neraca berdasarkan urutan-urutan yang kita

kenal sekarang. Lazimnya aktiva dan pasiva disusun

berdasarkan urutan menurut likwiditas, artinya disusun

menurut kemungkinan untuk mentransformasikan aktiva-

aktiva tersebut menjadi uang tunai.

Daftar yang memuat informasi secara terperinci

semua aktiva, kewajiban perusahaan serta modal pemilik

pada waktu tertentu disebut neraca (balance sheet). Waktu

tertentu bisa akhir bulan, akhir triwulan, akhir tahun dan

waktu tertentu lainnya.

Bentuk neraca ada dua bentuk yaitu bentuk skontro

(account form) dan bentuk laporan (report form). Dalam

neraca bentuk skontro, Aktiva disajikan disebelah kiri

sedangkan kewajiban dan modal disajikan disebelah kanan.

Dalam neraca bentuk laporan, Aktiva disajikan paling atas

sedangkan kewajiban dan modal disajikan bawahannya.

Komponen-komponen neraca dapat digolongkan

sebagai berikut :

a. Aktiva (Asset)

Committee on Terminology (1953 hlm. 26)

mendefinsikan aktiva adalah “Sesuatu yang disajikan di

saldo debet yang akan dipindahkan setelah tutup buku

sesuai dengan prinsip akuntansi (bukan karena saldo

negative yang akan dinilai sebagai utang), saldo debet ini

merupakan hak milik atau nilai yang dibeli atau

pengeluaran yang dibuat untuk mendapatkan kekayaan di

masa yang akan datang”.

Aktiva dibagi menjadi dua kelompok yaitu aktiva

lancar dan aktiva tetap. Pengelompokkan aktiva ke dalam

aktiva lancar dan aktiva tetap di atur dalam Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan No. 1 tahun 2002 (PSAK

No. 1 tahun 2002).

1) Aktiva Lancar (Current Assets)

Aktiva Lancar atau Aset lancar Beberapa pengertian

Aktiva atau Asset lancar, diantaranya:

Page 36: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

27

Aset lancar (Inggris: current asset) dalam

akuntansi adalah jenis aset yang dapat

digunakandalam jangka waktu dekat, biasanya

satu tahun.

Aktiva Lancar menurut Alimsyah dan Padji

(2006;284), “Aktiva lancar adalah harta

perusahaan yang dapat ditukar dengan uang

tunai dalam waktu relative singkat, biasanya

ukuranwaktunya yang dipakai ialah siklus

usaha atau tahu buku, yang termasuk aktiva

lancar ialah uangkas, rekening giro bank,

investasi jangka pendek, piutang usaha,

persediaan barang dagang, biaya dibayar

dimuka, wesel, dll..”

Aktiva Lancar menurut S. Munawir (2004;14),

“Ak. Aktiva lancar adalah uang kas atau

aktivalainnya yang dapat diharapkan untuk

dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai,

dijual ataudikonsumer dalam periode

berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam

perputaran kegiatanperusahaan yang normal).”

Dari pengertian aktiva lancar diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa aktiva lancar adalah aktiva

yangdapat dijadikan uang dalam waktu yang

singkat dalam kurun waktu kurang dari satu tahun

yangterdiri dari kas, rekening giro, piutang

usaha,persediaan, wesel dan lain

sebagainya.Contoh aktiva lancar atau asset lancar

antara lain adalah kas, piutang, investasi jangka

pendek,persediaan, dan beban dibayar di

muka.Pengelompokkan Aktiva Lancar atau Asset

Lancar I. Menurut Abdulah Shahab (2001:52)

yang termasuk ke dalam kelompok aktiva lancar

adalah:

1. Kas

2. Surat berharga

3. Wesel tagih

4. Piutang dagang

Page 37: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

28

5. Persediaan barang

6. Beban dibayar dimuka

Menurut S. Munawir (2004;14) yang termasuk ke

dalam kelompok aktiva lancar adalah sebagai

berikut:

1. Kas

2. Investasi

3. Piutang wesel

4. Piutang dagang

5. Persediaan

6. Piutang penghasilan

7. Persekot

2) Aktiva Tetap (Fixed Assets)

Menurut Juan (2012:340), menyatakan

bahwa aset tetap adalah aset berwujud yang :

Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau

penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan

kepada pihak lain, atau untuk tujuan

administrative, dan Diharapkan untuk digunakan

selama lebih dari satu periode.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan,

(2011:16.2) aset tetap adalah aset berwujud yang

dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau

penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan

kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif,

dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari

satu periode. Menurut Ilahi (2011:11), kategori

aktiva tetap adalah sebagai berikut :

a) Dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan

b) Nilainya cukup material dan bersifat relatif

permanen.

c) Digunakan dalam kegiatan normal perusahaaan.

d) Mempunyai manfaaat dan daya guna lebih dari

satu tahun.

e) Tidak diperjualbelikan dalam kegiatan

perusahaan.

f) Dapat diobservasi dengan alat perasa fisik.

Page 38: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

29

Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang

diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan

dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam

operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk

dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan

dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu

tahun, Waluyo (2010:92).

Menurut Soepriyanto (2010:2), aktiva tetap

merupakan aset yang bersifat jangka panjang atau

secara relatif memiliki sifat permanen serta dapat

digunakan dalam jangka panjang. Aset ini dimiliki

dan digunakan oleh perusahaan dan tidak dijual

sebagai bagian dari kegiatan operasi normal.

Menurut Samryn (2011:36), aktiva tetap

merupakan kelompok aktiva perusahaan yang

mempunyai kriteria sebagai berikut:

a) Mempunyai masa manfaat, atau umur

ekonomi lebih dari 1 tahun.

b) Dimiliki dengan tujuan untuk digunakan

dalam membantu aktivitas perusahaan.

c) Fisik barangnya dapat dilihat dan diraba,

sehingga biasa juga disebut aktiva tetap

berwujud

d) Biasanya mempunyai nilai perolehan yang

relatif besar.

Menurut Rudianto (2009:272) pengertian

aktiva tetap sebagai berikut:

Aktiva tetap merup barang berwujud milik

perusahaan yang sifatnya relatif permanen

yang digunakan dalam kegiatan normal

perusahaan bukan untuk diperjual belikan.

Menurut Kasmir (2008:39), aktiva tetap

merupakan harta atau kekayaan perusahaan yang

digunakan dalam jangka panjang lebih dari satu

tahun. Secara garis besar, aktiva tetap dibagi dua

macam, yaitu: akiva tetap yang berwujud (tampak

fisik) seperti tanah, bangunan, mesin, kendaraan,

dan lainnya, dan aktiva tetap yang tidak berwujud

Page 39: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

30

(tidak tampak fisik) merupakan hak yang dimiliki

perusahaan, contoh hak paten, merek daga

Aktiva tetap (fixed assets) adalah aktiva

yang dipergunakan dalam perusahaan dan

mempunyai kegunaan yang melebihi satu masa

pembukuan.Yang termasuk kedalam aktiva tetap

antara lain peralatan, kendaraan, bangunan/gedung

dan tanah.

b. Kewajiban (Liabilities)

Definisi dari entity theory yaitu “Kewajiban adalah

saldo kredit atau jumlah yang harus dipindahkan

dari saat tutup buku ke periode tahun berikutnya

berdasarkan pencatatanyang sesuai dengan prinsip

akuntansi (saldo kredit bukan akibat saldo negatif

aktiva”. Kewajiban dibagi menjadi dua kelompok

yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban

jangka panjang. Pengelompokkan kewajiban jangka

panjang diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan No. 1 tahun 2002 (PSAK No. 1 tahun

2002).

1) Kewajiban Jangka Pendek

Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban-

kewajiban yang akan jatuh tempo dalam satu

tahun atau dalam siklus kegiatan normal

perusahaan. Kewajiban/hutang lancar meliputi

hutang dagang, hutang wesel, hutang bank,

hutang gaji, bunga dan lain-lain.Yang termasuk

kedalam kelompok kewajiban jangka pendek

antara lain utang usaha, wesel bayar, semua

pendapatan yang diterima dimuka, semua biaya

yang belum dibayar dan kewajiban jangka

panjang yang akan jatuh tempo dua belas bulan

setelah tanggal neraca.

2) Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban jangka panjang adalah hutang yang

jatuh temponya lebih dari satu tahun

digolongkan ke dalam kewajiban jangka

panjang. Contohnya adalah hutang obligasi,

hutang bank dan lain-lain.Yang termasuk

Page 40: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

31

kedalam kelompok kewajiban jangka panjang

antara lain hutang hipotek dan pinjaman

obligasi.

c. Modal (Equity)

Masalah modal dalam perusahaan merupakan

persoalan yang tidak akan pernahberakhir,

mengingat masalah modal mengandung begitu

banyak aspek.Untukmengetahui pengertian

modal dalam keputusan pendanaan dapat

dipahami malalui definisi definisi modal yang

dikemukakan oleh para ahli keuangan berikut

Riyanto, (2010:18).

Meij (dalam Riyanto, 2010:18)mengartikan

modal sebagai “keloktifitas” daribarang-

barang modal yang terdapat dalam neraca

sebelah debit, sedangkan yangdimaksud

dengan barang-barang modal adalah semua

barang-barang yang ada dalamrumah tangga

perusahaan dan fungsi produktifnya untuk

membentuk pendapatan.

Polak(dalam Riyanto, 2010:18)mengartikan

modal adalah sebagai suatukekuasaan untuk

menggunkan barang-barang modal. Dengan

demikian modal adalahyang terdapat dalam

neraca sebelah kredit. Adapun yang

dimaksud dengan barang-barang modal adalah

barang-barang yang ada dalam perusahaan

yang belum digunakan. Jadi yang terdapat

dalam neraca sebelah debit.Pengertian modal

menurut

Munawir (2006:19)adalah hak atau bagian

Modal adalah kekayaan perusahaan yang

terdiri atas kekayaan yang disetor atau yang

berasal dari luar perusahaan dan kekeyaan itu

hasil aktivitas usaha itu sendiri

Bakker dalam buku yang sama mengartikan

modal adalah baik yang berupa

barang-barang konkrit yang masih ada di dalam

rumah tangga perusahaan yang terdapat

Page 41: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

32

dineraca sebelah debit.Maupun berupa daya

beli atau nilai tukar dari barang-barang itu

yang tercatat disebalah kredit. Adapun

menerutNaiggolan, (2004:3)yaitu modal89

merupakan kelompok yang berisi dari pemilik

terhadap perusahaan. Selain itu menurut

(Atmaja, 2008:155)mengemukakan modal

ialah dana yang digunakan untuk membaca

pengadaan aktiva dan koperasi perusahaan.

Modal (equity) adalah “suatu hak yang tersisa

atas aktiva suatu lembaga (entity) setelah

dikurangi kewajibannya”. Dalam perusahaan

equity adalah modal pemilik. Definisi ini

cenderung menganut propriety theory.

2) Laporan Laba-Rugi

Menurut Sawir (2001:4), laporan laba-rugi merupakan

laporan mengenai pendapatan biaya-biaya, dan laba

perusahaan selama periode tertentu. Biasanya laporan ini

disusun dengan dua pendekatan, yakni pendekatan

kontribusi dan pendekatan fungsional.

Menurut Kasmir 2012:29), laporan laba-rugi

merupakan laporan keuangan yang menggambarkan

hasil usaha perusahaan dalam suatu period.

Laba-rugi yaitu laporan yang memuat informasi

mengenai pendapatan dan beban yang terjadi selama satu

periode tertentu dalam suatu perusahaan. Satu periode

tertentu misalnya satu bulan, satu semester dan satu tahun.

Selisih antara pendapatan dengan beban disebut laba bersih

(net income) atau rugi bersih (net loss). Apabila pendapatan

lebih besar dari beban maka selisihnya disebut laba bersih,

tetapi apabila pendapatan lebih kecil dari beban maka

selisihnya disebut rugi bersih.

Komponen-komponen laba-rugi adalah sebagai

berikut :

a. Penjualan

b. Harga pokok penjualan

c. Laba bruto

d. Beban usaha

Page 42: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

33

e. Laba usaha

f. Pendapatan dan beban lain-lain

g. Laba sebelum pos luar biasa

h. Pos luar biasa

i. Pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip

akuntansi

j. Laba sebelum pajak penghasilan

k. Pajak penghasilan

l. Laba bersih

3) Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal yaitu laporan mengenai

perubahan modal pemilik suatu perusahaan selama satu

periode misalnya satu bulan, satu semester atau satu tahun.

Dari laporan ini dapat diketahui apakah modal pemilik

bertambah atau berkurang bila dibandingkan dengan modal

pemilik sebelumnya. Adapun penyebabnya bertambahnya

modal pemilik yaitu :

a) Perusahaan memperoleh laba bersih

b) Adanya investasi tambahan dari pemilik perusahaan.

Sedangkan penyebab berkurangnya modal pemilik yaitu :

a. Perusahaan menderita rugi

b. Adanya pengambilan pribadi (prive) oleh pemilik

Laporan perubahan modal harus memuat informasi berikut:

a. Modal pada awal periode

c. Laba atau rugi selama satu periode

d. Tambahan modal dari investasi pemilik

e. Pembagian laba kepada pemilik

f. Laba atau rugi yang tidak dibagikan pada periode

sebelumnya.

4) Laporan Arus Kas Menurut PSAK No.2 (2004:5) menjelaskan mengenai

definisi dari arus kas adalah: “Arus kas masuk dan arus kas

keluar adalah investasi yang sifatnya sangat liquid,

berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas

Page 43: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

34

dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan

nilai yang signifikan.

Menurut Machfoedz (1999:240) menjelaskan

mengenai dari arus kas adalah : “Kas adalah alat

pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk

membiayai kegiatan umum perusahaan. Kas meliputi uang

tunai (kertas dan logam).”

Menurut Harahap (2004:258)menjelaskanmengenai

definisi arus kas adalah : “Uang dan surat berharga lainnya

yang dapat di uangkan setiap saat serta surat berharga

lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat sebagai

berikut, setiap saat dapat ditukar menjadi kas, tanggal jauh

temponya sangat dekat, kecil resiko perubahan nilai yang di

sebabkan oleh perubahan tingkat bunga.”

Menurut Sawir (2005:182) menjelaskan

mengenaidefinisi arus kas adalah: “Seluruh uang tunai yang

ada ditangan (cash on hand) dan dana yang disimpan di bank

dalam bentuk seperti deposito dan rekening Koran.”

Menurut Kuswadi (2005:238) menjelaskan

mengenaidefinisiarus kas dan setara kas sebagai berikut :

“Arus kas adalah kas masuk dan arus kas keluar atau setara

kas. Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening

giro”. “Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang

sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan dengan cepat

dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa

menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.”

Laporan arus kas adalah laporan yang memuat

informasi mengenai ringkasan penerimaan dan pengeluaran

kas suatu badan usaha yang terjadi selama satu periode,

setiap satu bulan atau suatu semester atau satu tahun. Arus

kas adalah arus masuk kas (Penerimaan kas) dan arus keluar

kas (Pengeluaran kas).

Arus kas (Penerimaan dan pengeluaran kas)

dikelompokkan kedala tiga kelompok yaitu Arus kas dari

aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus

kas dari aktivitas pendanaan.

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama

pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan

Page 44: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

35

merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan

(PSAK No.2 tahun 2002).

Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan

aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak

temasuk setara kas(PSAK No.2 tahun 2002).

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang

mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi

modal dan pinjaman perusahaan (PSAK No.2 tahun 2002).

5) Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan memuat penjelasan

mengenai pos yang ada dalam neraca, laporan laba rugi,

laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Catatan atas

laporan keuangan dimaksudkan untuk membantu pemakai

laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan

sehingga laporan keuangan dapat bermanfaat bagi pemakai

laporan untuk pengambilan keputusan.

F. Bagian-bagian laporan keuangan Laporan keuangan terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:

1) Neraca (Balance Sheet), menyajikan aktiva pada sisi

sebelah kiri,yang merupakan alokasi dari dana,kewajiban

dan ekuitas pada sebelah kanan yang merupakan sumber

dana perusahaan.

2) Laporan Laba Rugi (Income Statement), Laporan yang

mengikhtisarkan pendapatan dan pengeluaran perusahaan

selama satu periode akuntansi,biasanya setiap satu kuartal

atau satu tahun.

3) Laporan Laba Ditahan (Statement of Shareholders

Equity), menyajikan perubahan-perubahan pada pos-pos

ekuitas untuk mengidentifikasi alasa perubahan klaim

pemegang ekuitas atas aktivanya.

4) Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow), Tujuan

dari pembuatan laporan arus kas ini adalah:

a) Memberikan informasi mengenai penerimaan dan

pembayaran kas perusahaan selama periode

tertentu.

Page 45: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

36

b) Memberikan informasi mengenai efek kas dari tiga

kategori aktivitas yaitu aktivitas investasi,aktivitas

pendanaan,aktivitas operasi.

G. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntasi Keuangan (Ikatan Akuntan

Indonesia 2002:4) tujuan laporan keuangan adalah sebagai

berikut:

1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi

keuangan, kinerja, seta perubahan posisi keuangan

suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar

pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini

memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai.

Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan

semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai

dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara

umum menggambarkan pengaruh keuangan dan

kejadian di masa lalu.

3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau

pertanggunggjawaban manajemen atas sumber daya

yang dipercayakan kepadanya.

4. Untuk menyediakan informasi yang menyangkut kinerja

serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang

bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam

pengambilan keputusan ekonomi.

5. Menunjukkan apa yang dilakukan manajemen

(stewardship),atau pertanggung jawaban manajemen

atas sumberdaya yang dipercayakan kepadanya.

H. Pengguna Laporan Keuangan Dan Tujuan

Penggunaannya 1. Investor : penanam modal dan penasihat mereka

berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil

pengembangan dari investasi yang mereka lakukan.

Mereka membutuhkan informasi untuk membantu

menentukan apakah harus membeli, menahan, atau

menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik

Page 46: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

37

pada informasi yang memungkinkan mereka untuk

menilai kemampuan perusahaan untuk membayar

dividen.

2. Karyawan : karyawan dan kelompok yang mewakili

merekatertarik pada informasi mengenai stabilitas dan

profitabilitas perusahaan, juga tertarik dengan informasi

untuk~ menilai kemampuan perusahaan dalam

memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja dan

kesempatan kerja.

3. Pemberi pinjaman : pemberi pinjaman tertarik dengan

informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk

memutuskan apakah pinjamari serta bunganya dapat

dibayar pada saat jatuh tempo.

4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya : pemasok dan

kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang

memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah

jumlah yangkewajibannya akan dibayar pada saat jatuh

tempo. Kreditor usah berkepentingan pada perusahaan

dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada

pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utam

rnereka bergantung pada kelangsungan hidup

perusahaan.

5. Pelanggan : para pelanggan berkepentingan dengan

informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan,

terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka

panjang dengan, atau bergantung pada perusahaan.

6. Pemerintah : pemerintah dan berbagai lembaga yang

berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan

alokasi sumberdaya dan karena itu berkepentingan

dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan

informasi untuk mengatur aktivitas perusahan,

menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar

menyusun statistik pendapatan nasional dan statisti

lainnya

7. Masyarakat : perusahaan mempengaruhi anggota

masyarakat daiam berbagai cara. Misalnya: perusahaan

dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian

nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan

perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan

Page 47: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

38

keuangan dapat membantu masyarakat dengan

menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan

perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan dan

rangkaian aktivitasnya.

I. Macam-Macam Analisis Laporan Keuangan

a. Analisis Time Series dan Cross Sectional

1. Analisis Trend atau time series adalah analisis rasio

perusahaan untuk beberapa periode. Membandingkan

rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari

waktu yang lalu (rasio historis) atau dengan rasio-rasio

yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan

datang pada perusahaan yang sama. Analisis trend

dapat melihat apakah prestasi perusahaan itu meningkat

atau menurun selama periode tertentu, mengestimasi

kemungkinan terjadi peningkatan atau penurunan pada

kondisi keuangan tertentu

2. Analisis Cross Sectional, dengan analisis ini analis

membandingkan rasio-rasio perusahaan (company

ratio) dengan rata-rata rasio perusahaan sejenis atau

industri (rasio rata-rata/rasio standard) untuk waktu

yang sama.

b. Analisis Commond Size dan Analisis Index

1. Analisis Commond Size, untuk membuat perbandingan

elemen-elemen laporan keuangan dengan command

base-nya. Laporan keuangan neraca pada sisi aktiva

didasarkan pada total aktiva sehingga total aktiva sama

dengan 100%. Elemen-elemen lain dari aktiva

dibandingkan dengan total aktiva. Elemen-elemen

kewajiban dan modal sendiri didasarkan pada total

kewajiban dan modal sendiri. Laporan laba rugi

commond base-nya penjualan, elemen-elemen laporan

laba rugi dibandingkan dengan penjualan.

2. Analisis Index, memilih tahun dasar sebagai commond

base-nya elemen-elemen laporan keuangan pada

periode lain dibandingkan dengan elemen-elemen

laporan keuangan yang sama dengan tahun dasar

tersebut.

Page 48: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

39

J.Ringkasan

1. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan

gambaran kondisi keuangan dari perusahaan.

2. Laporan Keuangan ialah produk akhir dari sebuah pelaporan

transaksi keuangan yang penyusunannya diatur oleh standar

atau aturan ilmu akuntansi, insentif manager, mekanisme

pelaksanaan dan pengawasan perusahaan

3. Laporan keuangan merupakan hasil dari kegiatan operasi

normal perusahaan yang akan memberikan informasi

keuangan yang berguna bagi entitas-entitas di dalam

perusahaan itu sendiri maupun entitas-entitas lain di luar

perusahaan

4. Laporan keuangan memerlukan suatu analisis, analisis-

analisis ini lah yang harus dipahami oleh kita baik sebagai

manajemen perusahaan untuk mengevaluasi kinerja

perusahaan ataupun sebagai investor jika kita ingin

menginvestasikan harta kita terhadap suatu perusahaan

5. Tujuan umum dari laporan keuangan sebagai berikut :

Memberikan informasi yang terpercaya tentang

sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan.

Memberikan informasi yang terpercaya tentang

sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan

usaha dalam mencari laba.

Memberikan informasi keuangan yang dapat

digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam

menghasilkan laba.

Memeberikan informasi yang diperlukan lainnya

tentang perubahan harta dankewajiban.

Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang

dibutuhkan para pemakai laporan.

DAFTAR PUSTAKA

Anggawirya, Erhans.2000. Akuntansi 1. Jakarta: Ercontara

Rajawali.

Harahap, Sofyan Syafri.1993 Teori Akuntansi. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Page 49: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

40

Hartanto, D.1981. Akuntansi untuk Usahawan. Jakarta: Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Ikatan Akuntan Indonesia.1984. Prinsip Akuntansi Indonesia.

Jakarta: Rineka Cipta.

Jauhari, Heri.2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:

Pustaka Setia

Page 50: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

41

BAB III MODAL KERJA

(Ida Ayu Komang Intarini, Faizah, Luh Oka Ayu Arya Tustani,

Putu Dian Ekawati, Ni Putu Yuli Parwati)

A. Pendahuluan Dengan perkembangan teknologi dan makin jauhnnya

spesialisasi dalam perusahaan serta juga makin banyaknya

perusahaan-perusahaan yang menjadi besar, maka factor

produksi modal mempunyai arti yang lebih menonjol lagi.

Sebenarnya masalah modal dalam perusahaan merupakan

persoalan yang tak akan berakhir, mengingat bahwa masalah

modal itu mengandung begitu banyak dan berbagai aspek.

Sehubungan inipun perlu disayangkan bahwa hingga kini

diantara para ahli ekonomi sendiri belum terdapat ‘communis

opinion’ tentang apa yang disebut modal, sehingga banyak

pendapat-pendapat mengenai modal yang kadang-kadang

bertentangan satu sama lainnya.

Diantaranya A.Amonn, J.von Komorzynsky

memandang modal sebagai kekuasaan menggunakan yang

diharapkan atas barang-barang modal yang belum digunakan.

Prof.Meij mengartikan modal sebagai “kolektivitas dari

barang-barang modal” yang terdapat dalam neraca sebelah

debit sedang yang dimaksudkan dengan barang-barang modal

ialah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan

dalam fungsi produktifnya untuk membentuk pendapatan.

Prof.Polak mengartikan modal sebagai kekuasaan untuk

menggunakan barang-barang modal, dengan demikian modal

ialah terdapat di neraca sebelah kredit. Prof.Bakker

mengartikan modal sebagai baik yang berupa barang-barang

konkret yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang

terdapat di neraca sebelah debit, maupun berupa daya beli atau

nilai tukar dari barang-barang itu tercatat disebelah kredit.

Namun yang perlu kita ketahui sebagai dasar

pemahaman terhadap pengertian modal itu sendiri adalalah

Setiap perusahaan membutuhkan dana(modal) agar usaha

tersebut dapat beroperasi. Dana yang diperoleh bisa bersumber

dari pemilik, kreditur, bahkan berupa donasi. Kemudian dana

yang diterima oleh perusahaan digunakan untuk membiayai

factor-faktor produksi termasuk membeli surat-surat berharga

Page 51: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

42

yang sering disebut efek/sekuritas baik untuk kepentingan

transaksi maupun untuk mejaga likuiditas perusahaan.

Dari pembelian-pembelian untuk operasional

perusahaan ini diharapkan modal yang telah dikeluarkan dapat

kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu

yang pendek tentunya dengan niai yang lebih tinggi dari total

biaya yang telah keluar.Dengan demikian maka dana tersebut

akan terus berputar setiap periodenya selama hidupnya

perusahaan tersebut.

B. Pengertian Modal Kerja Modal terbagi atas dua apabila dilihat dari neraca

yaitu “Modal Aktif” ialah modal yang tertera di sebalah debit

dari neraca, yang menggambarkan bentuk-bentuk dalam

mana seluruh dana yang diperoleh perusahaan ditanamkan,

sedangkan pengertian “Modal pasif” ialah modal yang tertera

di sebelah kredit dari neraca yang menggambarkan sumber-

sumber darimana dana diperoleh. Elemen-elemen dari modal

aktif akan selalu berubah-berubah, akan selalu berganti-ganti

baik dalam waktu pendek (kas, persediaan,

piutang).Sedangkan nilai dari modal pasif dalam jangka

waktu tertentu adalah relative permanen. Berdasarkan cara

dan lamanya perputaran modal aktif dapat dibedakan atas :

Aktiva Lancar , Aktiva Tetap. Aktiva Lancar adalah aktiva

yang habis dalam satu kali berputar dalam proses produksi,

dan proses perputarannya adalah dalam jangka waktu yang

pendek (umumnya kurang dari satu tahun).Dilihat dari

pengertian Modal Kerja itu sendiri dari beberapa

konsep,aktiva lancar merupakan elemen dari Modal Kerja.

C. Bentuk Modal Kerja Modal Kerja Permanen ( permanent working capital )

yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk

dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal

kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran

usaha. Permanent Working Capital dibedakan dalam :

Page 52: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

43

a. Modal Kerja Primer ( Primary Working Capital ) yaitu

jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada

perusahaan untuk menjamin kontinuitasnya.

b. Modal Kerja Normal ( Normal Working Capital ) yaitu

jumlah modal kerja yang diperlukan untuk

menyelenggarakan luas produksi yang normal.

Pengertian ‘normal’ disini adalah dalam artian yang

dinamis.Apabila suatu perusahaan misalnnya selama 4

atau 5 bulan tara-rata perbulannya mempunyai produksi

1000 unit maka dapat dikatakan luas produksi

normalnnya adalah 1000 unit.Apabila kemudian

tarnyata bahwa selama 4 atau 5 bulan mendatang luas

produksi normalnya di sinipun berubah menjadi 2000

unit.

Modal Kerja Variabel ( Variabel Working Capital )

yaitu modal kerja yang jumlahnnya berubah-ubah sesuai

dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan

antara :

a. Modal Kerja Musiman ( Seasonal Working Capital )

yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah

disebabkan karena fluktasi musiman

b. Modal Kerja Siklis ( Cyclical Working Capital ) yaitu

modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan

karena fluktuasi konyungtur.

c. Modal Kerja Darurat ( Emergency Working Capital )

yaitu modal kerja yang besarnnya berubah-ubah karena

adanya keadaan darurat yang tidak diketahui

sebelumnnya ( misalnnya adanya pemogokan buruh,

banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak ).

D. Perputaran Modal Kerja Modal Kerja selalu dalam keadaan operasi atau

berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang

bersangkutan dalam keadaan usaha.Periode perputaran modal

kerja (working capital turnover period) dimulai dari saat

dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen

modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas.

Makin pendek periode tersebut berarti makin

cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perpuatarannya

Page 53: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

44

( turnover rate-nya ).Berapa lama periode perputaran modal

kerja adalah tergantung pada berapa lama periode perputaran

modal kerja adalah tergantung kepada berapa lama periode

perpuataran dari masing-masing komponen dari modal kerja

tersebut. Periode perpuataran barang dagangan adalah lebih

pendek daripada barang yang mengalami proses produksi.

E. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja Besar kecilnya kebutuhan modal kerja terutama

tergantung kepada 2 faktor yaitu :

1) Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja

2) Pengeluaran kas rata-rata setiap harinya

Dengan jumlah pegeluaran setiap harinya yang

tetap,tetapi dengan makin lamanya periode perputaran, maka

jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin besar. Periode

perputaran/periode terikatnya modal kerja adalah merupakan

keseluruhan atau jumlah dari periode-periode yang meliputi

jangka waktu pemberi kredit beli, lama penyimpanan bahan

mentah di gudang, lamanya proses produksi, lamanya barang

jadi disimpan di gudang dan jgk waktu penerimaan piutang

sedangkan pengeluaran yang dimaksud disini adalah biaya

rata-rata perhari untuk membeli bahan baku, bayar gaji buruh,

bahan pembantu, dll.

F. Perbedaan antara Modal Kerja dan Modal Tetap

Modal Kerja Modal Tetap

Jumlah modalnya lebih

fleksibel, sehingga mudah

disesuaikan apabila

gelombang ekonomi naik atau

turun

Sulit untuk disesuaikan

karena sifatnya yang tetap,

dalam keadaan gelombang

ekonomi naik,modal tetap

tidak dapat segera

diperbesar.

Susunan modal kerja

relavif variabel, elemen-

elemen modal kerja akan

berubah-ubah sesuai dengan

kebutuhan

Susunan modal tetap relatif

permanen dalam jangka

waktu tertentu, karena

elemen-elemen dari modal

tetap tidak segera

Page 54: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

45

mengalami perubahan-

perubahan

Modal kerja mengalami proses

perputaran dalam jangka

waktu yang pendek

Modal tetap mengalami

proses perputaran dalam

jangka waktu yang panjang

G. Investasi Modal Kerja Investasi dalam modal kerja dapat dilihat dalam aktiva

lancar pada laporan neraca, diantaranya : Investasi dalam

persediaan, investasi dalam piutang, investasi dalam

kas.Ketiga komponen mengalami perputaran dalam

perusahaan guna membiayai semua kegiatan operasional

perusahaan dan kemudian semua biaya-biaya yang

dikeluarkan kembali lagi ke perusahaan dengan nilai yang

lebih tinggi dari modal sebelummya.

a) Investasi dalam persediaan, merupakan elemen utama

dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam

keadaan berputar, dimana secara terus menerus

mengalami perubahan.Masalah investasi dalam

inventory merupakan masalah pembelanjaan aktif seperti

halnya investasi dalam aktiva-aktiva lainnya. Masalah

penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam

inventory mempunyai efek yang langsung terhadap

keuntungan perusahaan.Kesalahan dalam penetapan

besarnya investasi dalam inventory akan menekan

keuntungan perusahaan.Inventory ini merupakan

persediaan barang yang selalu dalam perputaran, yang

selalu dibeli dan dijual, yang tidak mengalami proses

lebih lanjut di dalam perusahaan tersebut yang

mengakibatkan perubahan bentuk dari barang yang

bersangkutan.

b) Investasi dalam piutang, untuk memperbesar volume

penjualannya kebanyakan perusahaan besar menjual

produknya dengan kredit.Dengan demikian piutang

merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam

keadaan berputar secara terus menerus dalam rantai

perputaran modal kerja.Piutang memiliki tingkat

likuiditas lebih dari persediaan.Manajemen piutang

merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan

Page 55: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

46

yang menjual produknya dengan kredit, guna

meminimalisir risiko-risiko piutang yang kemungkinan

tak tertagih.

c) Investasi dalam kas, kas merupakan aktiva lancar yang

paling likuid yang dimiliki perusahaan, semua transaksi

yang ada didalam maupun diluar perusahaan berkaitan

dengan kas,bagaikan darah yang terus menerus mengalir

dalam tubuh perusahaan yang memungkinkan

perusahaan itu dapat melangsungkan hidupnya.Dan

aliran kas menjadi laporan utama bagi para investor

sebagai bahan pertimbangan yang utama.

Menurut Bambang Riyanto (1995) mengemukakan

modal kerja dapat dibagi menjadi 3 konsep yaitu konsep

kuantitatif, kualitatif, dan fungsional.

1. Konsep Kuantitatif

Modal kerja menurut konsep kuantitatif

menggambarkan keseluruhan atau jumlah dari aktiva

lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang

persediaan atau keseluruhan daripada jumlah aktiva

lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat

kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas

lagi dalam waktu yang relatif pendek atau singkat.

Konsep ini biasanya disebut modal kerja bruto (gross

working capital).

Berdasarkan konsep tersebut di atas dapat

disimpulkan, bahwa konsep tersebut hanya menunjukkan

jumlah dari modal kerja yang digunakan untuk

menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari

yang sifatnya rutin, dengan tidak mempersoalkan dari

mana diperoleh modal kerja tersebut, apakah dari pemilik

hutang jangka panjang ataupun hutang jangka pendek.

Modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan

batas keamanan atau margin of safety yang baik atau

tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang

tinggi. Jumlah modal kerja yang besar belum tentu

menggambarkan likuiditas perusahaan yang baik

sekaligus belum tentu menggambarkan jaminan

Page 56: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

47

kelangsungan operasi perusahaan pada periode

berikutnya.

2. Konsep Kualitatif

Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan

selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar.

Berdasarkan konsep ini modal kerja merupakan sebagian

dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan

untuk membiayai operasi perusahan tanpa menunggu

likuiditasnya. Konsep ini biasa disebut dengan modal

kerja neto (net working capital).

Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan

tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada

hutang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi

kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan

operasi di masa mendatang dan kemampuan perusahaan

untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan

jaminan aktiva lancar.

3. Konsep Fungsional

Modal kerja menurut konsep inimenitik beratkan

pada fungsi dari pada dana dalam menghasilkan dana atau

income dari usaha pokok perusahaan. Setiap dana yang

digunakan dlam perusahaan dimaksudkan untuk

menghasilkan pendapatan. Ada dana yang digunakan

dalam satu periode akuntansi tertentu yang menghasilkan

pendapatan pada periode tersebut. Sementara itu, ada pula

dan aynag dimaksudkan utuk menghasilkan pada periode

selanjutnya atau dimasa yang akan datang, misalnya

bangunan, mesin-mesin, alat-alat kantor atau aktiva tetap

lainnya yang disebut future income. Jadi modal kerja

menurut konsep ini adalah dana digunakan untuk

menghasilkan pendapata pada saat ini sesuai dengan

maksud utama didirikannya perusahaan, diantaranya kas,

piutang dagang. Dan lain sebagainya. Sedangkan efek

atau surat berharga dan marjin laba dari piutang

merupakan modal kerja potensial yang akan menjadi

modal kerja bila piutang sudah dibayar dan efek sudah

dijual.

Weston dan Copeland (1997:239) menjelaskan

modal kerja ialah analisis saling hubungan antara aktiva

Page 57: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

48

lancar dengan kewajiban lancar. Modal kerja juga disebut

manajemen keuangan jangka pendek. Dalam perspektif

yang luas, manajemen keuangan jangka pendek

merupakan upaya perusahaan untuk mengadakan

penyesuaian keuangan terhadap perubahan jangka

pendek; perusahaan harus memberi tanggapan yang cepat

dan efektif. Bidang keputusan ini sangat penting karena

sebagian besar waktu manajer keuanagn digunakan untuk

menganalisis setiap perubahan aktiva lancar dan utang

lancar. Gifman (1994:643) menjelaskan bahwa modal

kerja adalah jumlah harta lancar yang merupakan bagian

dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk

yang lain dalam suatu kegiatan bisnis. Weston dan

Brigham (1981:245) menjelaskan bahwa manjemen

modal kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka

pendek; kas, surat-surat berharga (efek), piutang,,

persediaan.

Petty, Keown, Scott, dan Martin (1993:532)

menjelaskan bahwa secara tradisional modal kerja dapat

didefinisikan sebagai investasi perusahaan dalam harta

lancar.

Manajemen modal kerja meliputi administrasi harta lancar

dan utang lancar, mempunyai fungsi utama yaitu;

1) menyesuaikna tingkat volume penjualan dan

penjualan musiman; di mana silklus volume

penjualan jangka pendek ini merupakan syarat untuk

prospek jangka panjang yang menguntungkan,

2) membantu perusahaan memaksimumkan nilainya

dengan cara menurunkan biaya modal dan

menaikkan laba. Modal keja sangat penting bagi

perusahaan karena;

3) sebagian besar pekerjaan manajer keuangan

dicurahkan pada kegiatan operasi perusahaan sehari-

hari yang memerlukan modal keja,

4) pada umumnya nilai harta lancar suatu perusahaan

kira-kira lebih dari 50% dari jumlah harta, hal ini

perlu pengelolaan yang serius,

Page 58: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

49

5) khususnya bagi perusahaan kecil, manajemen modal

kerja sangat penting karena mereka sulit

memperoleh sumber pembiayaan dari pasar modal,

6) perkembangan pertumbuhan penjualan berkaitan

erat dengan kebutuhan modal kerja (Brigham dan

Weston, 1981:245-246).

Menurut Riyanto (2001) mengenai pengertian modal kerja

dapat dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu:

1. Konsep Kuantitatif

Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana

yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan

perusahaan dalam membiayai operasinya yang

bersifat rutin, atau menunjukkan jumlah dana (fund)

yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek.

Dengan demikian, modal kerja menurut konsep ini

adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal

kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja

bruto (gross working capital). Modal kerja yang besar

menurut konsep ini tidak menjamin kelangsungan

operasi yang akan datang, serta tidak mencerminkan

likuiditas perusahaan.

2. Konsep Kualitatif

Dalam konsep ini pengertian modal kerja dikaitkan

dengan besarnya jumlah hutang lancar atau hutang

yang harus segera dibayar. Dengan demikian maka

sebagian dari aktiva lancar harus disediakan untuk

memenuhi kewajiban finansial yang segera harus

dilakukan, di mana bagian aktiva lancar ini tidak

boleh digunakan untuk membiayai operasi

perusahaan untuk menjaga likuiditasnya. Oleh karena

itu, modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian

dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan

untuk membiayai operasi perusahaan tanpa

mengganggu likuiditasnya yaitu yang merupakan

kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar. Modal

kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja

neto (net working capital). Definisi ini bersifat

kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva

Page 59: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

50

lancar yang lebih besar daripada hutang lancarnya

(hutang jangka pendek).

3. Konsep Fungsional

Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam

menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang

digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk

menghasilkan pendapatan dari usaha pokok

perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk

menghasilkan pendapatan periode ini (current

income). Ada sebagian dana yang digunakan untuk

memperoleh atau menghasilkan pendapatan untuk

periode berikutnya (future income).Pengertian modal

kerja adalah jumlah kekayaan atau aktiva lancar,

seperti kas atau uang tunai di peti kas dan di bank,

piutang usaha dan persediaan bahan baku, bahan

pembantu, dan barang jadi, ditambah kewajiban atau

pasiva lancar, seperti hutang usaha dan pinjaman

jangka pendek. Dengan demikia maka manajemen

modal kerja merupakan semua kegiatan dalam rangka

pengelolaan aktiva lancar dan pasiva lancar.

Pengertian modal kerja adalah jumlah kekayaan

atau aktiva lancar, seperti kas atau uang tunai di peti kas

dan di bank, piutang usaha dan persediaan bahan baku,

bahan pembantu, dan barang jadi, ditambah kewajiban

atau pasiva lancar, seperti hutang usaha dan pinjaman

jangka pendek. Dengan demikia maka manajemen modal

kerja merupakan semua kegiatan dalam rangka

pengelolaan aktiva lancar dan pasiva lancar.

H. Jenis-Jenis Modal Kerja

1. Modal Asing/Utang Modal asing adalah modal yang

berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara di

dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang

bersangkutan modal tersebut merupakan “utang”, yang

pada saatnya harus dibayar kembali. Mengenai

penggolongan utang ada yang hanya membaginya dalam

dua golongan, yaitu utang jangka pendek (yaitu kurang

dari satu tahun), dan utang jangka panjang (lebih dari satu

Page 60: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

51

tahun). Tetapi banyak penulis bidang pembelanjaan yang

membagi modal asing atau utang dalam tiga golongan.

1) Modal Asing/Utang Jangka pendek (Short-Tem Debt)

Sebagaimana diuraikan di atas bahwa modal asing

jangka pendek adalah modal asing yang jangka

waktunya paling lama satu tahun. Sebagian besar

utang jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan,

yaitu kredit yang diperlukan untuk dapat

menyelenggarakan usahanya. Adapun jenis-jenis

daripada modal asing (utang atau kredit jangka

pendek yaitu terutama :

a. Kredit Rekening Koran Kredit rekening Koran

adalah kredit yang diberikan oleh Bank kepada

perusahaan dengan batas plafond tertentu

dimana perusahaan mengambilnya tidak

sekaligus melainkan sebagian demi sebagian

sesuai dengan kebutuhannya, dan bunga yang

dibayar hanya untuk jumlah yang telah diambil

saja, meskipun sebenarnya perusahaan

meminjamnya lebih dari jumlah tersebut. Bank

dalam memberikan kredit rekening Koran dapat

mengikat perusahaan yang bersangkutan dengan

berbagai syarat atau klausul (clausule) yaitu

antara lain :

Klausul pembatalan Bank mempunyai hak

untuk membatalkan pemberian kreditnya

setiap waktu. Meskipun demikian Bank

jarang sekali menggunakan hak tersebut

demi kebaikan namanya serta untuk

mempertahankan hubungan baik atau

kepercayaan para nasabah (langganan) dan

masyarakat kepadanya.

Klausul likuiditas darurat Klausul atau syarat

ini memungkinkan untuk Bank mengubah

kredit Rekening Koran ke dalam bentuk

Kredit Wesel, dengan tujuan untuk

mendapatkan alat-alat tunai dengan segera.

Klausul pemeriksaan Klausul ini

memungkinkan Bank untuk memeriksa,

Page 61: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

52

meneliti dan mengawasi cara menggunakan

kredit yang diberikan oleh Bank kepada

suatu perusahaan, agar kredittersebut dapat

digunakan dengan sebaik-baiknya.

Klausul penerimaan dan pembayaran melalui

Bank Klusul ini memungkinkan Bank untuk

mengikat keuangan perusahaan dengan

syarat bahwa semua transaksi finansiil

perusahaan harus dijalankan melalui Bank

yang bersangkutan.

Klausul jaminan Klausul perusahaan hendak

memperbesar junlah kreditnya (melebihi

plafound yang telah ditentukan sebelumnya)

maka Bank berdasarkan klausul ini berhak

untuk meminta jaminan yang lebih besar lagi

misalnya dengan penyerahan efek, dan

berdasarkan nilai dari efek tersebut, Bank

menentukan beberapa % (dari nilai efek)

kredit akan diperbesar.

b. Kredit dari penjual Kredit penjual merupakan

kredit perniagaan (trade-credit) dan kredit ini

terjadi apabila penjualan produk dilakukan

dengan kredit. Apabila penjuala dilakukan

dengan kredit berarti bahwa penjualan baru

menerima pembayaran harga dari barang yang

dijualnya beberapa waktu kemudian setelah

barang diserahkan.

Selama ini pembelian atau langganan dapat

dikatakan menerima “kredit penjual” dari penjual

atau produsen. Selama waktu itupun beraarti

penjual/produsen memberikan “kredit penjual”

kepada pembeli atau langganan.

c. Kredit atau pembeli Kredit pembeli adalah kredit

yang diberikan oleh perusahan sebagai pembeli

kepada pemasok (supplier) dari bahan mentahnya

atau barang-barang lainnya. Disini pembeli

membayar harga yang dibelinya lebih dahulu,

dan setelah beberapa waktu barulah pembeli

menerima barnag yang diberinya. Selama waktu

Page 62: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

53

itu dapat dikatakan bahwa pembeli memberikan

“kredit pembeli” kepada penjual/pemasok bahan

mentah atau barang dagangan.

d. Kredit wesel Kredit wesel ini terjadi apabila suatu

perusahan mengeluarkan “surat pengakuan

utang” yang berisikan kesanggupan untuk

membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak

tertentu dan pada sat tertentu (surat Promes/Notes

Payables). Dan setelah ditanda-tangani surat

tersebut dapat dijual atau diuangkan pada Bank.

Daripadanya diiperoleh uang sebesar apa yang

tercantum dalam surat utang tersebut dengan

bunga sampai hari jatuhnya.

2) Modal Asing/Utang Jangka Menengah (Intermediate-

Term Debt). Sebagaimana diuraikan di muka, modal

asing atau jangka menengah adalah utang yang jangka

waktu atau umumnya adalah lebih dari satu tahun dan

kurang dari 10 tahun. Bentuk-bentuk utama dari

kredit jangka menengah adalah :

a. Term Loan Term loan adalah kredit usaha dengan

umur lebih dari satu tahun dan kurang dari 10

tahun. Pada umumnya term loan dibayar kembali

dengan angsuran tetap selama satu periode

tertentu(amortization payments).

b. Leasing Bentuk lain dari “intermediate-term

debt” adalah “Leasing”. Apabila kita tidak ingin

memiliki suatu aktiva, tetapi hanya

menginginkan “service” dari aktiva tersebut, kita

dapat memperoleh “hak penggunaan” atas suatu

aktiva itu tanpa disertai dengan hak milik, dengan

cara mengadakan kontrak “leasing” untuk aktiva

tersebut. Dengan demikian leasing adalah suatu

alat atau cara untuk mendapatkan “service” dari

suatu aktiva tetap yang pada dasarnya adalah

sama seperti halnya kalau kita menjual obligasi

untuk mendapatkan “service” dari aktiva tersebut

dan bedanya pada leasing tidak disertai hak milik.

Lebih khususnya “lease” adalah persetujuan atas

dasar kontrak dimana pemilik dari aktiva

Page 63: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

54

(leassor) menginginkan pihak lain (leassee)

untuk menggunakan jasa dari aktiva tersebut

selama suatu periode. Hak milik atas aktiva

tersebut tetap pada “leassor”. Kadang-kadang

leassee juga diberi

Ada 3 bentuk utama leasing yaitu :

Sale and Leaseback

Service Leases atau Operating Leases

Financial Leasing

3) Modal Asing/Utang jangka panjang (Long-Term

Debt).

Sebagaimana disebutkan di muka, modal asing/utang

jangka panjang adalah utang yang jangka waktunya

digunakan adalah panjang, umumnya lebih dari 10

tahun. Utang jangka panjang ini umumnya digunakan

untuk membelanjai perluasan perusahaaan (ekspansi)

atau modernisasi perusahaan. Karena kebutuhan

modal untuk keperluan tersebut meliptui jumlah yang

besar. Adapun jenis atau bentuk-bentuk utama dari

utang jangka panjang antara lain:

a. Pinjaman obligasi Pinjaman obligasi adalah

pinjaman uang untuk jangka waktu panjang untuk

mana si debitur mengeluarkan surat pengakuan

utang yang mempunyai nominal tertentu.Jangka

waktu pinjaman obligasi hendaknya didasarkan

kepada pertimbangan –pertimbangan sebagai

berikut :

Jangka waktu pinjaman kredit hendaknya

disesuaikan dengan jangka waktu

penggunaannya di dalam perusahaan.

Jumlah angsuran harus disesuaikan dengan

jumlah penyusutan dari aktiva tetap yang

akan dibelanjai dengan kredit obligasi

tersebut.

Pembayaran kembali pinjaman obligsi dapat

dijalankan sekaligus pada hari jatuh temponya

Page 64: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

55

atau secara berangsur setiap tahunnya. Apabila

sistem pelunasan sekaligus itu namanya “sinking

Found System” sedangkan kalau secara

berangsur-angsur pembayarannya kembali disebut

“Amortization System”. Peluansan atau

pembayaran kembali pinjaman obligasi dapat

diambil dari peyusutan aktiva tetap yang

dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan

keuntungan. Macam-macam obligasi adalah :

Obligasi biasa (Bonds) Adalah obligasi yang

bunganya tetap dibayar oleh debitur dalam

waktu-waktu tertentu, dengan tidak

memandang apakah debitur memperoleh

keuntungan atau tidak. Biasanya caupon

(bunga obligasi) dibayar dua kali setiap

tahunnya.

Obligasi pendapatan (Income Bonds) Adalah

jenis obligasi dimana pembayaran bunga

hanya dilakukan pada waktu-waktu debitur

atau perusahaan yang mengeluarkan surat

obligasi tersebut mendapatkan keuntungan,

tetapi disini kreditur mempunyai “hak

kumulaitf” artinya apabila pada suatu tahun

perushaa menderita kerugian sehingga tidak

dibayarkan bunganya dan apabila di tahun

berikutnya perusahaan mendapatkan

keuntungan maka kreditur tersebut berhak

untuk menuntut bungan dari tahun yang tidak

dibayar itu.

Obligasi yang dapat ditukarkkan (Convortible-

Bond) Adalah obligasi yang memeberikan

kesempatan pada pemegang surat obligasi

tersebut untuk pada suatu saat tertntu

menukarkannya dengan saham dari

perusahaan yang bersangkutan. Dengan

demikian maka jenis obligasi ini

memungkinkan pemegangnya untuk

Page 65: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

56

mengubah statusnya yaitu kreditur menjadi

pemilik.

b. Pinjaman Hipotik(Mortgage) Adalah pinjaman

jangka panjang dimana pemberi uang (kreditu)

diberi hak hipotik terhadap suatu barang tidak

bergerak, agar bila pihak debitur tidak memnuhi

kewajiban, barang itu dapat dijual dan dari hasil

penjualan tersebut dapat digunakan untuk

menutup tagihannya.

2. Modal Sendiri

Pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik

perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan

untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena

itu modal sendiri ditinjau dari sudut lukuiditas

merupakan “Dana jangka panjang yang tidak tertentu

waktunya”. Modal sendiri selain berasal dari sumber

intern adalah dalam bentuk keuntungan yang

dihasilkan atau dibentuk sendiri di dalam perusahaan.

Modal sendiri yang berasal dari sumber inten ialah

dalam bentuk keuntungan yang dihasilkan perusahaan.

Modal sendiri di dalam suatu perusahaan yang

berbentuk perseroan terbatas (PT) terdiri dari :

a. Modal Saham adalah suatu bukti pengambilaan

bagaian atau peserta dalam suatu P.T. bagi

perusahaan yang bersangkutan, yang diterima

dari hasil penjualan sahamnya akan tetap

tertanam di dalam perusahaan tersebut selama

hidupnya, meskipun saham sendiri itu bukanlah

merupakan penanaman yang permanent, karena

setiap waktu pemegang saham dapat menjual

sahamnya. Adapun jenis-jenis dari saham adalah

sebagai berikut :

Saham biasa (Commond Stock) Pemegang

saham bisa akan mendapat deviden pada

akhir tahun pembukuan, hanya saja kalu

perusahaan tersebut mendapatkan

keuntungan. Fungsi saham biasa di dalam

perusahaan adalah :

Page 66: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

57

sebagai alat untuk membelanjai

perusahaan dan terutama sebagai alat

untuk memenuhi kebutuhan akan modal

permanen.

Sebagai alat untuk menentukan

pembagian laba.

Sebagai alat untuk menentukan fusi

ataua kombinasi dari perusahaan-

perusahaan.

Sebagai alat menguasai perusahaan.

Saham preferen (Preferred Stock) Pemegang

saham preferens mempunyai beberapa

preferensi tertentu di atas pemegang saham

biasa, yatiu terutama dalam hal-hal :

Pembagaian deviden

Pembagian kekayaan

Saham kumulatif preferent (Cummulative

Preferred Stock) Jenis saham ini pada

dasarnya adalah sama dengan saham preferen.

Perbedaannya hanya pada hak kumulatif pada

saham preferen kumulatif. Dengan demikian

pemegang saham preferen komulatif apabila

tidak menerima deviden selama beberapa

waktu karena besarnya laba tidak

mengijinkan atau karena adanya kerugian,

pemegang jenis saham ini dikemudian hari

apabila perusahaan mendapatkan keuntungan

berhak untuk menuntut dividen dari saham

preferen kumulatifpun dinyatakan dalam

persentasi tertentu dari nilai nominalnya.

b. Cadangan disini dimaksudkan sebagai cadangan

yang dibentuk dari keuntungan yang diperoleh

oleh perusahaan selama beberapa waktu yang

lampau atau dari tahun yang berjalan (Reserve

that are surplus). Cadangan yang termasuk dalam

modal sendiri adalah :

Cadangan ekspansi,

Cadangan modal kerja,

Page 67: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

58

Cadangan selisih kurs,

Cadangan untuk menampung hal-hal atau

kejadian-kejadianyang tidak diduga

sebelumnya.

Selain itu ada pula yang disebut dengan cadangan

rahasia yaitu cadangan yang bentuknya tidak

nampak pada neraca dan besar jumlahnya sangat

rahasia. Cadangan diam yaitu cadangan yang

bentuknya tidak nampak pada neraca tetapi

jumlah besarannya dapat diperkirakan nilainya

dalam perusahaan.

c. Laba ditahan Keuntungan yang diperoleh oleh

suatu perusahaan dapat dibayarkan sebagai

deviden dan sebagian ditahan oleh perusahaan.

Apabila penahanan cadangan tersebut sudah

dengan tujua tertentu, maka dibentuklah

cadangan sebagaimana diuraikan di atas. Apabila

perusahaan belum mempunyai tujuan tertentu

mengenai penggunaan keuntungan tersebut,

maka keuntungan tersebut merupakan

keuntungan yang ditahan.

I. Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja

Menurut Hampton (1989:180) perusahaan membutuhkan

modal kerja ditentukan oleh 4 faktor:

a) Volume Penjualan Perusahaan membutuhkan modal

kerja untuk mendukung kegiatan operasional pada saat

terjadi peningkatan penjualan.

b) Faktor Musim dan Siklus Fluktuasi dalam penjualan

yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus akan

mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja.

c) Perubahan dalam Teknologi Jika terjadi pengembangan

teknologi maka akan berhubungan dengan proses

produksi dan akan membawa dampak terhadap

kebutuhan akan modal kerja.

Page 68: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

59

d) Kebijakan Perusahaan Kebijakan yang diterapkan oleh

perusahaan juga akan membawa dampak terhadap

kebutuhan modal kerja

J. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja

Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dari dua faktor :

a) Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja

Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang

meliputi jangka waktu pemberian kredit beli, lama

penyimpanan bahan mentah di gudang, lamamya proses

produksi, lamanya barang di simpan digudang, jangka

waktu penerimaan piutang.

b) Pengeluaran kas rata-rata setiap hari Merupakan jumlah

pengeluaran kas rata-rata setiap hari untuk keperluan

bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah

buruh, dan lain-lain. Modal kerja makin besar jika:

Jumlah pengeluaran kas setiap hari tetap, periode

perputaran lama

Periode perputaran tetap, jumlah pengeluaran kas

besar

K. Unsur-Unsur Modal Kerja

Berdasarkan pengertian modal kerja tersebut di atas,

bahwa modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam

harta jangka pendek yang dapat segera dijadikan uang kas.

Modal kerja tersebut memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

Kas (Cash) Menurut S. Munawir (1995 : 158), kas

merupakan salah satu modal kerja yang paling tinggi

likuiditasnya, suatu perusahaan dengan kas dalam

jumlah yang besar berarti tingkat perputaran kas

tersebut rendah dan mencerminkan adanya over

investment dalam kas berarti pula bahwa perusahaan

kurang efektif dalam mengelola kas. Sedangkan

jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat

tingkat perputaran kas yang tinggi dan keuntungan

yang diperoleh akan lebih besar, tetapi suatu

perusahaan yang hanya mengejar keuntungan

(rentabilitas) tanpa memperhatikan likuiditas akhirnya

Page 69: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

60

perusahaan itu akan dalam keadaan illikuid apabila

sewaktu-waktu ada tagihan. Karena kas sangat

berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan

perusahaan maka kas itu harus direncanakan dan

diawasi dengan baik.Jadi kas sangat diperlukan untuk

membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap.

J. Fred Weston dan Thomas E Copeland (1997 : 248)

mengemukakan ada 4 motif yang menyebabkan

perusahaan menahan kas yaitu:

Motif Transaksi Motif ini adalah motif utama

menahan kas agar perusahaan mampu

menjalankan usahanya sehari-hari yaitu

membeli dan menjual. Pada bidang usaha

tertentu dimana saat pemasukan tagihan bisa

diramalkan (seperti PLN, PAM), arus kas

masuk bisa dijadwalkan dan diselaraskan

dengan kebutuhan arus kas keluar. Biasanya

rasio kas terhadap penghasilan dan kas terhadap

total aktiva pada perusahaan-perusahaan

semacam ini relatif rendah. Sebaliknya yang

terjadi pada perusahaan dagang hasil penjualan

tidak menentu dan sejumlah transaksi bisa

langsung disertai dengan perpindahan kas

secara fisik. Sejumlah besar transaksi bisa saja

terjadi tanpa diperkirakan sebelumnya,

sehingga berakibat besar pada arus kas. Hal ini

menyebabkan perusahaan dagang memerlukan

rasio kas terhadap penjualan dan rasio kas

terhadap total aktiva yang lebih besar.

Motif berjaga-jaga Motif berjaga-jaga

(precautionary) untuk menahan kas terutama

berkaitan dengan bisa tidaknya arus kas masuk

dan keluar diperkirakan. Makin mudah estimasi

arus kas, makin sedikit jumlah kas yang ditahan

untuk menghadapi keadaan tak terduga. Faktor

lain yang sangat berpengaruh pada motif

berjaga-jaga adalah kemampuan meminjam

tambahan kas secara mendadak. Fleksibilitas

Page 70: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

61

meminjam sangat tergantung pada kekuatan

yang dimiliki perusahaan dalam berhubungan

dengan instansi Perbankan atau sumber-sumber

dana lainnya. Kebutuhan menahan kas bisa

terpenuhi sebagian besar dengan memiliki

aktiva yang dapat segera dicairkan atau

ditunaikan, seperti surat berharga jangka

pendek, promes (promissory notes) dan

sebagainya.

Kebutuhan masa depan Saldo kas dan surat

berharga perusahaan suatu saat bisa melonjak

tinggi karena dana dikumpulkan untuk

memenuhi kebutuhan tertentu dimasa yang

akan datang. Kas dan surat berharga juga

mencerminkan himpunan dana dari mana

perusahaan dapat cepat melakukan penarikan

untuk mengisi peluang jangka pendek,

termasuk akuisisi. Ini adakalanya disebut

sebagai motif spekulatif untuk menyimpan kas.

Kebutuhan saldo kompensasi Sistem Perbankan

memberikan banyak sekali jenis pelayanan

pada dunia usaha. Perusahaan membayar jasa

pelayanan ini sebagian dengan cara membayar

langsung, dan terkadang sebagian lagi dengan

mempertahankan sejumlah dana minimum di

bank yang disebut saldo kompensasi. Saldo

kompensasi ini berupa sejumlah saldo

minimum yang diputuskan untuk tetap berada

di bank dalam rekening gironya. Dan untuk itu

perusahaan tidak perlu membayar jasa

pelayanan tertentu pada bank. Dengan adanya

saldo ini bank dapat meminjamkan dana-dana

tersebut pada pihak lain dengan janga waktu

yang lebih lama. Bank akan memperoleh

penghasilan bunga, yang merupakan biaya jasa

tidak langsung yang harus dibayar oleh

perusahaan pertama.

Surat-surat Berharga (Marketable Securities).

Menurut Munawir (1995 : 122) “Surat berharga yang

Page 71: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

62

dimiliki perusahaan untuk jangka pendek (Marketable

Securities atau Efek) adalah salah satu elemen aktiva

lancar yang segera dapat dijual dan dapat

menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan

adanya penjualan surat berharga ini menyebabkan

terjadinya perubahan dalam unsur modal kerja yaitu

dari bentuk surat berharga berubah menjadi uang kas.”

Jadi surat berharga merupakan kekayaan, aktiva lancar

yang dimiliki perusahaan yang dapat menghasilkan

keuntungan. J. Fred. Weston dan Thomas E Copeland

(1997:262) mengemukakan ada 6 kriteria yang

diterapkan untuk memilih surat-surat berharga tersebut

yaitu :

Risiko Keuangan

Risiko Suku Bunga

Risiko Daya Beli

Risiko Likuiditas (Kemudahan pencairan atau

kemudahan untuk dijual kembali)

Beban Pajak

Hasil Pengembalian dari surat berharga

Piutang (Account Receivable) Menurut Sarwoko dan

Abdul Halim (1989:105) : “Piutang adalah aktiva yang

menunjukkan tagihan yang dimiliki oleh perusahaan

sebagai hasil dari penjualan barang dan atau jasa di

dalam kegiatan usahanya.” Jadi piutang adalah

kekayaan yang dimiliki perusahaan dari kegiatan

operasional perusahaan yang berupa tagihan atas hasil

penjualan barang dan jasa. Menurut Bambang Riyanto

(1997:85): “Penjualan kredit tidak segera

menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan

piutang langganan, dan barulah kemudian pada hari

jatuhnya terjadi aliran kas masuk (cash inflows) yang

berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Menurut

Bambang Riyanto (1997:85) faktor-faktor yang

mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang

adalah sebagai berikut :

Volume Penjualan Kredit

Syarat Pembayaran Penjualan Kredit

Page 72: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

63

Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit

Kebijaksanaan dalam Mengumpulkan Piutang

Kebiasaan membayar dari Para Langganan.

Persediaan (Inventory) Menurut Sarwoko dan Abdul

Halim (1989 : 91) : “Persediaan adalah barang-barang

yang disimpan untuk dijual lagi oleh perusahaan.

Persediaan sebagai salah satu elemen penting di dalam

usaha-usaha perusahaan untuk memperoleh tingkat

penjualan yang diinginkan. Pengertian persediaan

lebih luas dari sekedar barang dagangan. Dalam

perusahaan manufaktur tidak hanya barang yang akan

dijual saja, tetapi juga persediaan barang yang sedang

diproses di pabrik dan yang belum diproses, yakni

masih berupa bahan mentah.” Jadi persediaan adalah

bahan baku yang disimpan oleh perusahaan dalam

kegiatan produksi untuk memperoleh tingkat

penjualan yang diinginkan. J. Fred Weston dan

Thomas E Copeland (1997 : 305) mengemukakan ada

3 faktor utama yang menentukan besarnya investasi

dalam persediaan yaitu : Tingkat penjualan, Sifat

teknis dan lamanya tingkat produksi, Daya tahan

produk akhir (faktor mode). Jadi berbagai model

persediaan yang dikembangkan sebagai alat bantu

dalam proses pengendalian terbukti sangat bermanfaat

dalam meminimumkan biaya-biaya persediaan. Setiap

produksi menekankan investasi dalam rangka

menghasilkan volume penjualan tertentu akan

mempunyai pengaruh positif pada tingkat hasil

pengembalian atas investasi, dengan demikian akan

meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan.

Mengelola modal kerja berarti mengelola aktiva

lancar. Aktiva lancar biasanya dikaitkan dengan

hutang lancar.

Menurut S. Munawir (1995 : 18) : “Hutang lancar atau

hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan

perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan

dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak

Page 73: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

64

tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar

yang dimiliki oleh perusahaan.

Hutang lancar meliputi antara lain:

o Hutang Dagang

o Hutang yang timbul karena adanya pembelian

barang secara kredit.

o Hutang Wesel

o Hutang yang disertai dengan janji tertulis

o Hutang Pajak.

o Biaya yang Masih Harus Dibayar.

o Hutang Jangka Panjang yang Segera Jatuh Tempo.

o Penghasilan yang Diterima Dimuka (Deferred

Revenue).

L. Sumber Modal Kerja

Menurut Munawir (2004), pada dasarnya modal kerja terdiri

dari dua bagian pokok, yaitu:

a. Bagian yang tetap atau bagian yang permanen, yaitu

jumlah minimum yang harus tersedia agar perusahaan

dapat berjalan dengan lancar tanpa kesulitan keuangan.

b. Jumlah modal kerja variabel yang jumlahnya

tergantung pada aktivitas musiman dan kebutuhan-

kebutuhan di luar aktifitas biasa. Kebutuhan modal

kerja yang permanen seharusnya atau sebaiknya

dibiayai oleh pemilik perusahaan atau para pemegang

saham. Semakin besar jumlah modal kerja yang

dibiayai atau yang berasal dari investasi pemilik

perusahaan akan semakin baik bagi perusahaan tersebut

karena akan semakin besar kemampuan perusahaan

untuk memperoleh kredit, dan semakin besar jaminan

kreditor jangka pendek. Di samping dari investasi para

pemilik perusahaan, kebutuhan modal kerja yang

permanen dapat pula dibiayai dari penjualan obligasi

atau jenis hutang jangka panjang lainnya, tetapi dalam

hal ini perusahaan harus mempertimbangkan jatuh

tempo dari hutang jangka panjang ini di samping juga

harus mempertimbangkan beban bunga yang harus

dibayar oleh perusahaan. Djarwanto (2001)

Page 74: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

65

mengemukakan bahwa pada umumnya modal kerja

suatu perusahaan berasal dari berbagai sumber, yaitu:

Hasil operasi perusahaan Modal kerja

perusahaan yang berasal dari hasil operasi

perusahaan dapat dihitung dengan menganalisa

laporan penghitungan laba rugi perusahaan.

Dengan adanya keuntungan atau laba dari usaha

perusahaan dan apabila laba tersebut tidak

diambil oleh pemilik perusahaan maka laba

tersebut akan menambah modal perusahaan

yang bersangkutan.

Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga

(investasi jangka pendek)

Surat-surat berharga merupakan salah satu

elemen aktiva lancar yang segera dapat dijual

dan akan menimbulkan keuntungan bagi

perusahaan. Dengan adanya penjualan surat

berharga ini menyebabkan terjadinya

perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari

bentuk surat berharga menjadi uang kas.

Keuntungan yang diperoleh dari penjualan

surat berharga ini merupakan suatu sumber

bertambahnya modal kerja, sebaliknya apabila

terjadi kerugian maka modal kerja akan

berkurang.

c. Penjualan aktiva tetap, investasi jangka

panjang dan aktiva tidak lancar

Sumber lain yang dapat menambah modal kerja

adalah hasil penjualan aktiva tetap, investasi

jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainya

yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan.

Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau

piutang akan menyebabkan bertambahnya

modal kerja.

Penjualan saham atau obligasi Untuk

menambah dana atau modal kerja yang

dibutuhkan perusahaan dapat pula mengadakan

emisi saham baru atau meminta kepada para

Page 75: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

66

pemilik perusahaan untuk menambah modalnya

atau dengan menerbitkan obligasi.

Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka

pendek lainnya Pinjaman jangka pendek

(seperti kredit bank) bagi beberapa perusahaan

merupakan sumber penting dari aktiva

lancarnya, terutama sebagai tambahan modal

kerja yang diperlukan untuk membelanjai

kebutuhan modal kerja musiman, siklis,

keadaan darurat atau kebutuhan jangka pendek

lainnya.

Kredit dari supplier Salah satu sumber modal

kerja adalah kredit yang diberikan supplier.

Material, barang-barang dan jasa bisa dibeli

secara kredit. Apabila perusahaan kemudian

dapat mengusahakan menjual barang dan

menarik pembayaran piutang sebelum waktu

hutang harus dilunasi, perusahaan hanya

memerlukan modal kerja yang kecil.

M. Strategi Modal Kerja

1. Strategi Aktiva Lancar Secara umum, aktiva lancar

mempunyai tingkat keuntungan yang lebih kecil

dibandingkan dengan aktiva tetap. Jika perusahaan

mempunyai aktiva lancar yang lebih tinggi, maka

perusahaan bisa mengurangi risiko (risiko likuiditas),

tetapi konsekuensinya perusahaan akan memperoleh

profitabilitas yang lebih rendah juga. Dengan kerangka

trade-off antara resiko dengan tingkat keuntungan seperti

yang dijelaskan diatas Tiga sekenario strategi investasi

aktiva lancar, yaitu :

a. konserrvatif

b. moderat

c. agresif

Pada kebijakan agresif, proporsi kas pituang atau

persediaan akan semakin kecil. Tujuan kebijakan seperti

itu adalah meningkatkan tingkat keuntungan, karena

biasanya modal kerja memberikan tingkat keuntungan

Page 76: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

67

yang lebih rendah daripada aktiva tetap. Kebijakan

longgar merupakan kebijakan konservatif, dan kebijaka

tersebut merupakan kebalikan kebijakan agresif.

Kebijakan moderat berada di tengah-tengah antara

kebijakan agresif dengan longgar.

2. Strategi Pendanaan Dari segi pendanaan kerja dan aktiva

tetapi, ada beberapa altrnatif kebijakan pendanaan modal

kerja (pendekatan pendekatan-jangka pendek). Ada tiga

pendekatan dalam pendanaan jangka pendek yaitu :

Pendekatan Matching Pendekatn ini berusaha

enyeimbangkan sisi pendanaan dengan sisi asset

(yang didanai). Dalam pendekatan tersebut, aktiva

jangka panjang dan aktiva lancar yang permanen

dibiayai utang dalam jangka panjang, sedangkan

aktiva lancar dibiayai oleh utang jangka pendek.

Dalam strategi tersebut aktiva tetap dan aktiva lancar

permanen, yang mempunyai jangka waktu panjang,

dibaiyai oleh pendanaan jangka panjang, sperti utang

jangka penjang. Sedangkan aktiva lancar dibiayai

oleh pendanaan jangka pendek. Strategi tersebut

berusaha mempertemukan jangka waktu aktiva

dengan pendanaan.

Agresif. Dalam strategi tersebut, utang jangka pendek

yang digunkan lebih besar proporsinya dibandingkan

di strategi Matching. Sebagian aktiva lancar

permanen menggunakan utang jangka pendek sebagai

sumber pendanaannya. Penggunaan utang jangka

pendek yang lebih besar tersebut diharapkan bisa

meningkatkan keuntungan (provitabilitas) karena

perusahaan membayar bunga yang lebih kecil.

Sebagai konsekuensinya, resiko strategi tersebut juga

akan lebih tinggi.

Konservatif Dalam strategi tersebut, utang jangka

panjang lebih besar proporsinya. Sebagian aktiva

lancar dibiayai utang jangka panjang. Strategi

semacam itu mempunyai resiko yang lebih kecil,

tetapi profitabilitas juga kecil karena perusahaan

harus membayar bunga yang lebih besar.

Page 77: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

68

N. Perkembangan Modal Kerja

Dunia bisnis dimulai dari zaman agraris atau zaman

feodalisme, di mana bidang pertanian merupakan unsur

pokok penunjang kegiatan bisnis. Bidang pertanian

merupakan pemasok bahan baku industri, oleh sebab itu

hubungan antara industri dengan pertanian sangat erat

sekali. Hubungan itu dijembatani dengan tersedianya modal

kerja untuk membeli produk pertanian yang ditentukan oleh

faktor musim, kemudian mengolahnya menjadi komoditi

manufaktur dan menjualnya; siklusnya dalam kurun waktu

satu tahun. Oleh sebab itu, kebutuhan modal kerja pada

umumnya dipenuhi dengan utang jangka pendek.

O. Pentingnya Modal Kerja

Modal kerja sangat penting bagi perusahaan. Perusahaan

yang tidak memiliki kecukupan modal kerja akan sulit

untuk menjalankan kegiatannya, atau akan macet

operasinya. Tanpa modal kerja yang cukup, suatu

perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk

meningkatkan kuantitas dan kualitas produk yang

dihasilkan. Jika hal itu terjadi, ia akan ditinggalkan

pelanggannya, dan menderita kerugian. Oleh sebab itu,

sebagian besar pekerjaan manajer keuangan dicurahkan

pada kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Besarnya

modal kerja tergantung pada jenis bisnis, tetapi pada

umumnya nilai modal kerja suatu perusahaan kira-kira lebih

dari 50% dari jumlah harta, maka perlu pengelolaan yang

serius. Khususnya bagi perusahaan kecil, manajemen modal

kerja sangat penting karena mereka sulit memperoleh

sumber pembiayaan dari pasar modal dan pasar uang. Ia

harus membiayai kegiatan bisnis dari modal sendiri karena

belum memperoleh kepercayaan dari pihak lain atau

sulitnya masuk ke pasar modal. Perusahaan kecil sulit akan

lambat berkembang karena ia hanya didukung oleh modal

sendiri, khususnya dari laba ditahan.Perkembangan

pertumbuhan penjualan berkaitan erat dengan kebutuhan

modal kerja. Perusahaan yang sedang tumbuh ia banyak

melakukan kegiatan terutama kegiatan produksi dan

Page 78: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

69

pemasaran. Kedua jenis kegiatan ini memerlukan modal

kerja yang cukup. Perusahaan yang tumbuh berkembang

tanpa didukung oleh modal kerja yang kuat, ia akan kembali

layu dan akhirnya mati. Oleh sebab itu, dapat dikatakan

bahwa modal kerja adalah “ruh” atau energi internal yang

menggerakkan seluruh kegiatan perusahaan. Hampir semua

perusahaan dalam berbagai bidang kegiatan bisnis,

mengelola modal kerja meliputi tiga aspek yaitu:

Kebijakan modal kerja

Manajemen harta lancer

Sumber pembiayaan jangka pendek

P. Kebijakan Modal Kerja

Kebijakan modal kerja dihubungkan dengan jangka waktu

pinjaman dan tingkat bunga, makin panjang umur pinjaman

makin tinggi tingkat bunganya. Pinjaman jangka panjang

untuk modal kerja, pihak yang meminjam harus membayar

bunga yang lebih besar daripada pinjaman jangka pendek.

Karena masa mendatang adalah penuh ketidakpastian

sehingga pihak yang memberi pinjaman memperhitungkan

risiko ketidakpastian tersebut. Modal kerja yang dipenuhi

dengan pinjaman jangka panjang memiliki tingkat likuiditas

tinggi, risiko kegagalan memenuhi kewajiban-kewajiban

yang jatuh tempo kecil. Pada umumnya perusahaan

menggunakan pinjaman jangka panjang untuk memenuhi

kebutuhan modal kerjanya, dan perusahaan yang demikian

disebut menganut kebijakan modal kerja yang konservatif.

Kebijakan modal kerja yang lainnya adalah bahwa modal

kerja harus dihubungkan dengan harta. Harta lancar

sebaiknya dibiayai dengan utang lancar, harta tetap

sebauiknya dibiayai dengan utang jangka panjang dan

modal sendiri. Perusahaan yang mampu melaksanakan

kegiatan bisnis dengan kebijakan modal kerja yang

demikian melakukan kebijakan modal kerja yang agresif;

risikonya besar karena semua kewajiban yang jatuh tempo

harus dapat dipenuhi oleh tersedianya harta lancar.

Perusahaan yang melakukan kebijakan model ini lebih

banyak gagalnya, karena struktur harta lancar itu ada yang

sulit dicairkan menjadi uang tunai yaitu persediaan,

Page 79: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

70

khususnya persediaan barang setengah jadi atau persediaan

barang dalam proses. Perusahaan pada umumnya memiliki

tiga jenis kebijakan modal kerja, yaitu:

1. Kebijakan yang agresif, yaitu modal kerja dipenuhi

dengan seluruhnya dengan utang jangka pendek.

2. Kebijakan yang moderat, yaitu modal kerja dipenuhi

50% dengan utang jangka pendek dan 50% dipenuhi

dengan utang jangka panjang

3. Kebijakan yang konservatif, yaitu seluruh modal

kerja dipenuhi dengan utang jangka.

Q. Ringkasan

Manajemen modal kerja merupakan semua kegiatan dalam

rangka pengelolaan aktiva lancar dan pasiva lancar..

Bambang Riyanto mengemukakakan tiga konsep pengertian

modal kerja, yaitu :

a. Konsep Kuantitatif

b. Konsep Kualitatif

c. Konsep Fungsional

Jenis-jenis modal terdiri dari:

modal asing /utang yang meliputi utang jangka

pendek,utang jangka menengah, dan utang jangka

panjang

modal sendiri yang meliputi modal saham cadangan

dan laba ditahan strategi modal kerja meliputi :

strategi modal lancer dan strategi pendanaan

DAFTAR PUSTAKA Alwi, Syafarudin, and Bambang Riyanto. "Manajemen Modal

Kerja." Power Point Program Diploma III Bisnis dan

Kewirausahaan: Universitas Gunadarma from site

http://sap. gunadarma. ac. Id

Azlina, Nur. "Pengaruh tingkat perputaran modal kerja, struktur

modal dan skala perusahaan terhadap profitabilitas."

Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis 1.02 (2009).

Page 80: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

71

BAB IV PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

PUBLIK

(Oktarina, Rai Sukmawati Dana, Ni Kadek Intan Shinta Dewi

A., Putu Puput Dirgahayu, Ni Luh Diah Saraswati)

A. Pendahuluan

Negara Indonesia memiliki empat tujuan dalam

konsep pemerintahan seperti yang tercantum dalam

pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 alinea ke-empat, yaitu melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan

kehidupan bangsa; dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan

keadilan sosial (Undang-Undang Negara Republik Indonesia

Nomor 17 tahun 2003). Pencapaian keempat tujuan negara

tersebut tentu terikat dengan keuangan negara sebagai bentuk

pembiayaan terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara

yang dilakukan oleh penyelenggara negara. Tanpa keuangan

negara, tujuan negara tidak dapat terselenggara. Oleh karena

itu, keuangan dalam suatu penyelenggaraan pemerintahan

memiliki peran sentral, sebab merupakan urat nadi dalam

pembangunan suatu negara serta sangat menentukan

keberlangsungan perekonomian baik dalam waktu sekarang

ini maupun di masa akan datang.

Pengelolaan keuangan sektor publik yang ditujukan

agar bisa digunakan penyelenggaraan pemerintahan secara

rutin itu cukup banyak menggunakan sumber dana. Sumber

dana tersebut diperoleh baik dari dalam maupun luar negeri

yang dikelola secara ketat oleh pemerintah berdasarkan

konsepsional dan konstitusional ditetapkan dalam pasal 23

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.

Perihal pembahasan pengertian keuangan negara,

dapat dilakukan melalui pendekatan Undang-Undang dengan

merujuk pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara. Pengertian keuangan negara

menurut undang-undang ini adalah semua hak dan kewajiban

Page 81: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

72

negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu,

baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan

milik negara yang berkaitan dengan pelaksanaan hak dan

kewajiban tersebut. Ruang lingkup pengelolaan keuangan

negara meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan

pertanggung jawaban keuangan negara.

Keuangan Publik yaitu dapat diartikan sebagai

Keuangan Negara, keuangan pemerintah yang artinya

aktifitas finansial pemerintahan (Rai, 2008). Keuangan publik

tergantung bentuk negara, sistem pemerintah dan konstitusi

yang mengatur kehidupan kenegaraan suatu negara.

Keuangan publik merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang

mempelajai aktivitas finansial pemerintah. sering juga disebut

sebagai ekonomi sektor publik / ekonomi publik. Keuangan

publik membahas tentang fungsi mikro ekonomi pemerintah,

cara pemerintah mempengaruhi alokasi sumber daya yang

ada dan distribusi pendapatan dimasyarakat melalui kebijakan

dibidang pajak, pengeluaran, dan kebijakan fiskal serta

moneter yang berdampak pada penganguran dan tingkat

harga.

Dalam rangka mendukung terwujudnya good

governance dalam penyelenggaraan negara, pengelolaan

keuangan negara perlu diselenggarakan secara profesional,

terbuka dan bertanggung jawab sesuai dengan aturan pokok

yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945

(Bastian, 2014). Aturan pokok Keuangan Negara telah

dijabarkan ke dalam asas-asas umum yang meliputi baik asas-

asas yang telah lama dikenal dalam pengelolaan keuangan

negara, seperti asas tahunan, asas universalitas, asas kesatuan,

dan asas spesialitas maupun asas-asas baru sebagai

pencerminan penerapan kaidah-kaidah yang baik dalam

pengelolaan keuangan negara.

Keuangan publik meliputi peran pemerintah dalam

perekonomian, seperti eksternalisasi, kesejahteraan

masyarakat, barang publik, mekanisme pasar, stabilitas harga

(Asmoko, 2006). Keuangan publik juga membahas masalah-

masalah memperoleh pendapat pemerintah yang mencakup

pajak dan non pajak yang berhubungan dengan aspek

keadilan, distribusi pendapatan, aspek belanja politik, aspek

Page 82: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

73

efisiensi penyediaan jasa, aspek pembiayaan, aspek

penerimaan, juga menyangkut kegiatan analisis hubungan

anatara kebijakan pemerintah dengan perekonomian yang

dikelolah oleh rumah tangga dan swasta.

Keuangan publik juga erat kaitannya dengan proses

pengambilan keputusan berdasarkan demokrasi (Indrianasari,

2014). Apabila waktu rakyat dipilih secara langsung dan

demokratis, maka para pemilih akan memonitor aktivitas para

wakilny. Sehingga, para wakil rakyat ini diharapkan akan

bekerja lebih keras dan berusaha menyakinkan para pemilih

bahwa kontribusi mereka akan menyebabkan pencapaian

kondisi negara dan rakyat yang lebih baik, dan juga kebijakan

publik sangat penting dalam kegiatan ekonomi nasional

melalui kebijakan fiskal dan moneternya.

Sektor publik telah mengalami pertumbuhan secara

signifikan dari waktu ke waktu. Hal ini dapat dilihat dari

pertumbuhan angka APBN yang selalu meningkat terus.

Selain itu, jumlah belanja publik yang nilainya sangat besar

merupakan alasan yang kuat untuk menumbuhkan rasa ingin

tahu tentang masalah keuangan publik. Masyarakat yang

membayar pajak memberi perhatian pada penggunaan-

penggunaan penerima pajak dan aktivitas belanja publik

setelah mereka membayar pajak, sebagai akibat berkurangnya

porsi pengeluaran pribadi. Apabila pembayaran pajak merasa

terpuaskan, kesadaran rakyat atas kewajiban membayar

pajaknya akan bisa meningkat pada saat pemerintah

memerlukannya.

Berdasarkan urian diatas, maka pengelolaan keuangan

sektor publik senantiasa dituntut untuk dilakukan secara

akuntabel dengan mengedepankan kejujuran dan

profesionalisme dalam segala hal, baik SDM, pengelolaan,

maupun yang terpenting manajemen keuangan. Sehingga,

pembahasan terkait pengelolaan keuangan sektor publik

menjadi topik yang penting untuk dipahami dan diuraikan

secara jelas.

B. Definisi Keuangan Sektor Publik

Keuangan sektor publik adalah mekanisme teknik dan

analisa akuntansi di lembaga-lembaga tinggi negara dan

Page 83: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

74

departemen-departemen di bawahnya, pemerintah daerah,

BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun proyek-

proyek kerja sama sektor publik dan swasta (Bastian, 2014).

Keuangan Publik yaitu dapat diartikan sebagai Keuangan

Negara, keuangan pemerintah yang artinya aktifitas finansial

pemerintahan (Nordiawan, 2006).

Keuangan Negara adalah rencana kegiatan secara

kuantitatif (dengan angka-angka, diantaranya diwujudkan

dalam jumlah mata uang), yang akan dijalankan untuk masa

mendatang, lazimnya satu tahun mendatang (Kurnia, 2006).

Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara, bahwa keuangan sektor publik

atau keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban

negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu,

baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan

milik negara yang berkaitan dengan pelaksanaan hak dan

kewajiban tersebut. Ruang lingkup pengelolaan keuangan

negara meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan

pertanggung jawaban keuangan negara.

Berdasarkan uraian definisi diatas, dapat disimpulkan

bahwa keuangan sektor publik merupakan semua hak dan

kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala

sesuatu, baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat

dijadikan milik negara yang berkaitan dengan pelaksanaan

hak dan kewajiban tersebut, dengan mekanisme teknik dan

analisa akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana

masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan

departemen-departemen di bawahnya, pemerintah daerah,

BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun pada

proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta.

C. Asas-Asas Umum Pengelolaan Keuangan Sektor Publik

Dalam rangka mendukung terwujudnya good

governance dalam penyelenggaraan negara, pengelolaan

keuangan sektor publik perlu diselenggarakan secara

profesional, terbuka, dan bertanggung jawab sesuai dengan

aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang

Dasar 1945. Aturan pokok keuangan sektor publik telah

dijabarkan ke dalam asas-asas umum (Tangkilisan, 2005).

Page 84: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

75

Asas-asas umum tersebut diperlukan pula guna menjamin

terselenggaranya prinsip-prinsip pemerintahan daerah.

Dengan dianutnya asas-asas umum tersebut di dalam undang-

undang tentang Keuangan Negara, pelaksanaan undang-

undang ini selain menjadi acuan dalam reformasi manajemen

keuangan sektor publik, sekaligus dimaksudkan untuk

memperkokoh landasan pelaksanaan desentralisasi dan

otonomi daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Adapun asas-asas umum dalam pengelolaan keuangan

sektor publik adalah (Tangkilisan, 2005) :

a. Asas Tahunan, memberikan persyaratan bahwa anggaran

negara dibuat secara tahunan yang harus mendapat

persetujuan dari badan legislatif (DPR).

b. Asas Universalitas (kelengkapan), memberikan batasan

bahwa tidak diperkenankan terjadinya percampuran

antara penerimaan negara dengan pengeluaran negara.

c. Asas Kesatuan, mempertahankan hak budget dari dewan

secara lengkap, berarti semua pengeluaran harus

tercantum dalam anggaran. Oleh karena itu, anggaran

merupakan anggaran bruto, dimana yang dibukukan

dalam anggaran adalah jumlah brutonya.

d. Asas Spesialitas, mensyaratkan bahwa jenis pengeluaran

dimuat dalam mata anggaran tertentu/tersendiri dan

diselenggarakan secara konsisten, baik secara kualitatif

maupun kuantitatif. Secara kuantitatif artinya jumlah yang

telah ditetapkan dalam mata anggaran tertentu merupakan

batas tertinggi dan tidak boleh dilampaui. Secara kualitatif

berarti penggunaan anggaran hanya dibenarkan untuk

mata anggaran yang telah ditentukan.

e. Asas Akuntabilitas, berorientasi pada hasil, mengandung

makna bahwa setiap pengguna anggaran wajib menjawab

dan menerangkan kinerja organisasi atas keberhasilan atau

kegagalan suatu program yang menjadi tanggung

jawabnya.

f. Asas Profesionalitas, mengharuskan pengelolaan

keuangan negara ditangani oleh tenaga yang profesional.

g. Asas Proporsionalitas; pengalokasian anggaran

dilaksanakan secara proporsional pada fungsi-fungsi

Page 85: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

76

kementerian/lembaga sesuai dengan tingkat prioritas dan

tujuan yang ingin dicapai.

h. Asas Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara,

mewajibkan adanya keterbukaan dalam pembahasan,

penetapan, dan perhitungan anggaran serta atas hasil

pengawasan oleh lembaga audit yang independen.

i. Asas Pemeriksaan Keuangan oleh badan pemeriksa yang

bebas dan mandiri, memberi kewenangan lebih besar pada

Badan Pemeriksa Keuangan untuk melaksanakan

pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara secara

objektif dan independen.

D. Ruang Lingkup Keuangan Sektor Publik

Adapun ruang lingkup keuangan sektor publik, yaitu

(Sadjiarto, 2004) :

1. hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan

mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman;

2. kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas

layanan umum pemerintahan negara dan membayar

tagihan pihak ketiga;

3. penerimaan negara;

4. pengeluaran negara;

5. penerimaan daerah;

6. pengeluaran daerah;

7. kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri

atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang,

barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan

uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada

perusahaan negara/perusahaan daerah;

8. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah

dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan

dan/atau kepentingan umum;

8. kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan

menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah; dan

9. kekayaan pihak lain sebagaimana dimaksud meliputi

kekayaan yang dikelola oleh orang atau badan lain

berdasarkan kebijakan pemerintah, yayasan-yayasan di

lingkungan kementerian negara/lembaga, atau

perusahaan negara/daerah.

Page 86: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

77

E. Prinsip-Prinsip Anggaran Keuangan Sektor Publik

Ada beberapa prinsip dasar anggaran keuangan sektor

publik, yaitu (Ulum, 2008):

1. Otorisasi oleh legislatif

Anggaran keuangan sektor publik harus mendapatkan

otorisasi dari legislatif terlebih dahulu sebelum eksekutif

dapat membelanjakan anggaran tersebut.

2. Komprehensif

Anggaran keuangan sektor publik harus menunjukkan

semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Oleh

karena itu, adanya dana non-budgetair pada dasarnya

menyalahi prinsip anggaran yang bersifat komprehensif

3. Keutuhan anggaran

Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus

terhimpun dalam dana umum (general fund)

4. Nondiscretionary Appropriation

Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus

termanfaatkan secara ekonomis, efisien, dan efektif

5. Periodik

Anggaran keuangan sektor publik merupakan suatu proses

yang periodik, dapat bersifat tahunan maupun

multitahunan.

6. Akurat

Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan

cadangan yang tersembunyi (hidden reserve) yang dapat

dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan

inefisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya

underestimate pendapatan dan overestimate pengeluaran.

7. Jelas

Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami

masyarakat, dan tidak membingungkan

8. Diketahui Publik

Anggaran keuangan sektor publik harus diinformasikan

kepada masyarakat luas.

F. Fungsi Anggaran Keuangan Sektor Publik

Fungsi anggaran keuangan sektor publik mempunyai

beberapa fungsi utama, yaitu (Tuasikal, 2007):

Page 87: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

78

1. Sebagai alat perencanaan.

Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen

untuk mencapai tujuan organisasi. Anggaran sektor publik

dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan

dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan,

dan berapa hasil yang diperoleh dan belanja pemerintah

tersebut (Sumarjo, 2010).

Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan

untuk:

a. merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar

sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan;

b. merencanakan berbagai program dan kegiatan

untuk mencapai tujuan organisasi serta

merencanakan alternatif sumber pembiayaannya;

c. mengalokasikan dana pada berbagai program dan

kegiatan yang telah disusun; dan

d. menentukan indikator kinerja dan tingkat

pencapaian strategi.

2. Alat pengendalian.

Anggaran merupakan suatu alat yang esensial untuk

menghubungkan antara proses perencanaan dan proses

pengendalian. Sebagai alat pengendalian, anggaran

memberikan rencana detail atas pendapatan dan

pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang

dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

Tanpa anggaran, pemerintah tidak dapat mengendalikan

pemborosan-pemborosan pengeluaran. Bahkan tidak

berlebihan jika dikatakan bahwa presiden, menteri,

gubernur, bupati, dan manajer publik lainnya dapat

dikendalikan melalui anggaran. Anggaran sektor publik

dapat digunakan untuk mengendalikan (membatasi

kekuasaan) eksekutif.

Anggaran sebagai instrumen pengendalian

digunakan untuk menghindari adanya overspending,

underspending dan salah sasaran (misappropriation)

dalam pengalokasian anggaran pada bidang lain yang

bukan merupakan prioritas. Anggaran merupakan alat

untuk memonitor kondisi keuangan dan pelaksanaan

operasional program atau kegiatan pemerintah.

Page 88: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

79

Sebagai alat pengendalian manajerial, anggaran

sektor publik digunakan untuk meyakinkan bahwa

pemerintah mempunyai uang yang cukup untuk memenuhi

kewajibannya. Selain itu, anggaran digunakan untuk

memberi informasi dan meyakinkan legislatif bahwa

pernerintah bekerja secara efesien. tanpa ada korupsi dan

pemborosan.

3. Alat kebijakan fiskal

Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah

digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong

pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran publik tersebut

dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah. sehingga

dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi.

Anggaran dapat digunakan untuk mendorong,

memfasilitasi, dan mengkoordinasikan kegiatan ekonomi

masyarakat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan

ekonomi (Wahyuni, 2012).

4. Alat politik

Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-

prioritas dan kebutuhan keuangan terhadap prioritas

tersebut. Pada sektor publik, anggaran merupakan political

tool sebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan

legislatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan

tertentu. Oleh karena itu pembuatan anggaran publik

membutuhkan political will, coalition building, keahlian

bernegosiasi, dan pemahaman tentang prinsip manajemen

keuangan publik oleh para manajer publik. Manajer publik

harus sadar sepenuhnya bahwa kegagalan dalam

melaksanakan anggaran yang telah disetujui dapat

menjatuhkan kepemimpinannya, atau paling tidak

menurunkan kredibilitas pemerintah.

5. Alat koordinasi dan komunikasi

Setiap unit kerja pemerintahan terlibat dalam proses

penyusunan anggaran. Anggaran publik merupakan alat

koordinasi antar bagian dalam pemerintahan. Anggaran

publik yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi

terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian

tujuan organisasi. Di samping itu, anggaran publik juga

berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam

Page 89: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

80

lingkungan eksekutif. Anggaran harus dikomunikasikan ke

seluruh bagian organisasi untuk dilaksanakan.

6. Alat penilaian kinerja.

Anggaran merupakan wujud komitmen dan budget

holder (eksekutif) kepada pemberi wewenang (legislatif).

Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian

target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja

manajer publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil ia

capai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan.

Anggaran merupakan alat yang efektif untuk pengendalian

dan penilaian kinerja.

7. Alat motivasi.

Anggaran sebagai instrumen untuk memotivasi

manajemen agar bekerja secara ekonomis, efektif, dan

efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang

telah ditetapkan. Agar dapat memotivasi, anggaran

hendaknya bersifat challenging but attainable atau

demanding but achieveable. Maksudnya adalah target

anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak

dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah sehingga

terlalu mudah untuk dicapai.

8. Alat menciptakan ruang publik.

Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet,

birokrat, dan DPR/DPRD. Masyarakat, LSM, Perguruan

Tinggi, dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus

terlibat dalam proses penganggaran publik. Kelompok

masyarakat yang terorganisir akan mencoba mempengaruhi

anggaran pemerintah untuk kepentingan mereka. Kelompok

lain dari masyarakat yang kurang terorganisasi akan

mempercayakan aspirasinya melalui proses politik yang

ada. Pengangguran, tuna wisma dan kelompok lain yang tak

terorganisasi akan dengan mudah dan tidak berdaya

mengikuti tindakan pemerintah. Jika tidak ada alat untuk

menyampaikan suara mereka, maka mereka akan

mengambil tindakan dengan jalan lain seperti dengan

tindakan massa, melakukan boikot, vandalisme, dan

sebagainya.

Page 90: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

81

G. Siklus Pengelolaan Keuangan Sektor Publik

Pengelolaan keuangan sektor publik mengikuti

ketentuan dalam paket undang-undang di bidang Keuangan

Negara. Siklus pengelolaan keuangan sektor publik tidak

terlepas dengan fungsi-fungsi manajemen yang dikenal

selama ini (Yuliani dan Bakar, 2010). Dalam suatu organisasi,

pada dasarnya manajemen dapat diartikan suatu proses yang

melibatkan orang-orang untuk menentukan,

menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi

yang telah ditetapkan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing),

pengarahan dan kepemimpinan (leading)dan pengawasan

(controlling). Begitupula dalam pengelolaan keuangan sektor

publik, fungsi manajemen tersebut diwujudkan dalam siklus

pengelolaan keuangan sektor publik yang terdiri dari:

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran/

perbendaharaan, akuntansi, pemeriksaan dan

pertanggungjawaban. Adapun siklus pengelolaan keuangan

sektor publik, yaitu :

1. Perencanaan

Untuk menjamin agar kegiatan pembangunan

berjalan efektif, efisien, dan bersasaran maka diperlukan

Perencanaan Pembangunan Nasional serta keseragaman

peraturan yang berlaku guna tercapainya tujuan bernegara

dan menghindarkan dari ketimpangan antar wilayah.

Ketentuan mengenai sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional, yang mencakup penyelenggaraan perencanaan

makro atau perencanaan yang berada pada tataran

kebijakan nasional atas semua fungsi pemerintahan dan

meliputi semua bidang kehidupan secara terpadu dalam

Wilayah Negara Republik Indonesia diatur dalam UU No.

25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional.

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah

satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk

menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka

panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan

oleh unsur penyelenggara pemerintahan di pusat dan

Page 91: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

82

Daerah dengan melibatkan masyarakat, yang mana antara

lain bertujuan untuk: mendukung koordinasi antarpelaku

pembangunan; menjamin terciptanya integrasi,

sinkronisasi, dan sinergi baik antar Daerah, antar ruang,

antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara Pusat

dan Daerah; Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan

pengawasan; Mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan

Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara

efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

Berkaitan dengan hal tersebut, dalam UU No. 25

Tahun 2004 didefinisikan bahwa Perencanaan adalah suatu

proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat,

melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber

daya yang tersedia. Setidaknya terdapat dua arahan yang

tercakup dalam sistem perencanaan pembangunan

nasional, yaitu:

Arahan dan bimbingan bagi seluruh elemen bangsa

untuk mencapai tujuan bernegara seperti tercantum

dalam Pembukaan UUD 1945. Arahan ini dituangkan

dalam rencana pembangunan nasional sebagai

penjabaran langkah-langkah untuk mencapai

masyarakat yang terlindungi, sejahtera, cerdas dan

berkeadilan dan dituangkan dalam bidang-bidang

kehidupan bangsa: politik, sosial, ekonomi, budaya,

serta pertahanan dan keamanan.

Arahan bagi pemerintah dalam menjalankan

fungsinya untuk mencapai tujuan pembangunan

nasional baik melalui intervensi langsung maupun

melalui pengaturan masyarakat/pasar, yang mana

mencakup landasan hukum di bidang perencanaan

pembangunan baik pada Pemerintah Pusat maupun

Pemerintah Daerah.

Selain dua arahan yang tercakup dalam sistem

perencanaan pembangunan nasional diatas, pada pasal 8

UU No. 25 Tahun 2004 juga dijelaskan empat tahapan

perencanaan pembangunan, yaitu terdiri dari:

1). Penyusunan rencana

Page 92: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

83

Tahap penyusunan rencana dilaksanakan untuk

menghasilkan rancangan lengkap dari suatu rencana

yang siap untuk ditetapkan, yang terdiri dari 4 (empat)

langkah, yaitu:

Penyiapan rancangan rencana pembangunan yang

bersifat teknokratik, menyeluruh, dan terukur.

Masing-masing instansi pemerintah menyiapkan

rancangan rencana kerja dengan berpedoman pada

rancangan rencana pembangunan yang telah

disiapkan.

Melibatkan masyarakat (stakeholders) dan

menyelaraskan rencana pembangunan yang

dihasilkan masing-masing jenjang pemerintahan

melalui musyawarah perencanaan pembangunan.

penyusunan rancangan akhir rencana

pembangunan.

2). Penetapan rencana

Penetapan rencana menjadi produk hukum

sehingga mengikat semua pihak untuk

melaksanakannya. Menurut Undang-Undang ini,

rencana pembangunan jangka panjang Nasional/Daerah

ditetapkan sebagai Undang-Undang/Peraturan Daerah,

sedangkan rencana pembangunan jangka menengah

Nasional/Daerah dan rencana pembangunan tahunan

Nasional/ Daerah ditetapkan sebagai Peraturan

Presiden/Kepala Daerah (Santoso, 2008).

3). Pengendalian pelaksanaan rencana

Pengendalian pelaksanaan rencana

pembangunan dimaksudkan untuk menjamin

tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang

tertuang dalam rencana melalui kegiatan-kegiatan

koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan rencana

tersebut oleh pimpinan Kementerian/Lembaga/Satuan

Kerja Perangkat Daerah. Selanjutnya Menteri Negara

Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

(BAPPENAS) dan Kepala Badan Perencanaan dan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA) menghimpun dan

menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana

pembangunan dari masing-masing pimpinan

Page 93: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

84

Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) sesuai dengan tugas dan kewenangannya.

4). Evaluasi pelaksanaan rencana

Evaluasi pelaksanaan rencana adalah bagian dari

kegiatan perencanaan pembangunan yang secara

sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan

inforrnasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan

kinerja pembangunan. Evaluasi ini dilaksanakan

berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang

tercantum dalam dokumen rencana pembangunan.

Indikator dan sasaran kinerja mencakup masukan

(input), keluaran (output), hasil (result), manfaat

(benefit) dan dampak (impact).

Dalam rangka perencanaan pembangunan,

pemerintah, baik Pusat maupun daerah, berkewajiban

untuk melaksanakan evaluasi kinerja pembangunan

yang merupakan dan atau terkait dengan fungsi dan

tanggungjawabnya. Dalam melaksanakan evaluasi

kinerja proyek pembangunan, mengikuti pedoman dan

petunjuk pelaksanaan evaluasi kinerja untuk menjamin

keseragaman metode, materi, dan ukuran yang sesuai

untuk masing-masing jangka waktu sebuah rencana.

Keempat tahapan tersebut harus

diselenggarakan secara sistematis, terarah, terpadu,

menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan, sehingga

dapat membentuk suatu siklus perencanaan

pembangunan nasional yang utuh.

Perencanaan Pembangunan baik tingkat

Nasional maupun tingkat daerah menghasilkan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP),

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM),

Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja

Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja (Renja).

Berdasarkan UU No. 25 tahun 2004, ruang lingkup

perencanaan pembangunan Nasional dan Daerah

tersebut dapat dibedakan sebagai berikut (Adhi dan

Suhardjo, 2013):

(1). Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)

Page 94: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

85

RPJP Nasional merupakan penjabaran

tujuan Nasional kedalam Visi, misi dan Arah

pembangunan Nasional. Sedangkan RPJP Daerah

mengacu pada RPJP Nasional dan memuat tentang

visi, misi dan arah dalam pembangunan Daerah.

(2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM)

RPJM Nasional merupakan penjabaran

dari visi, misi, dan program Presiden.

Penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional,

yang memuat strategi pembangunan Nasional,

kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga

dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan

dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi

makro yang mencakup gambaran perekonomian

secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal

dalam rencana kerja yang berupa kerangka

regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat

indikatif. Sedangkan RPJM Daerah merupakan

penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala

Daerah yang penyusunannya berpedoman pada

RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM

Nasional, memuat arah kebijakan keuangan

Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan

umum, dan program Satuan Kerja Perangkat

Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan

program kewilayahan disertai dengan rencana-

rencana kerja dalam kerangka regulasi dan

kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

(3). Rencana Strategis (Renstra)

Renstra Kementerian/Lembaga pada

tingkat nasional memuat visi, misi, tujuan,

strategi, kebijakan, program, dan kegiatan

pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi

Kementerian/Lembaga yang disusun dengan

berpedoman pada RPJM Nasional dan bersifat

indikatif. Sedangkan Renstra-Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) pada tingkat daerah

memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,

Page 95: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

86

program, dan kegiatan pembangunan yang

disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan

Kerja Perangkat Daerah serta berpedoman kepada

RPJM Daerah dan bersifat indikatif (Sudiyanto,

2010).

(4). Rencana Kerja Pemerintah (RKP)

RKP merupakan penjabaran dari RPJM

Nasional, memuat prioritas pembangunan,

rancangan kerangka ekonomi makro yang

mencakup gambaran perekonomian secara

menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta

program Kementerian/Lembaga, lintas

Kementerian / Lembaga, kewilayahan dalam

bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan

yang bersifat indikatif. Sedangkan RKP Daerah

merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan

mengacu pada RKP, memuat rancangan kerangka

ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah,

rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang

dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun

yang ditempuh dengan mendorong partisipasi

masyarakat.

(5). Rencana Kerja (Renja)

Renja Kementerian/Lembaga pada tingkat

nasional disusun dengan berpedoman pada

Renstra Kementerian/Lembaga dan mengacu pada

prioritas pembangunan Nasional dan pagu

indikatif, serta memuat kebijakan, program, dan

kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan

langsung oleh Pemerintah maupun yang ditempuh

dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Sedangkan Renja-SKPD disusun dengan

berpedoman kepada Renstra SKPD dan mengacu

kepada RKP, memuat kebijakan, program, dan

kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan

langsung oleh Pemerintah Daerah maupun yang

ditempuh dengan mendorong partisipasi

masyarakat.

Page 96: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

87

Perencanaan pembangunan Nasional dan

Daerah diatas harus dilakukan secara terpadu,

dengan memperhitungkan kebutuhan rakyat dan

memanfaatkan ketersediaan sumber daya,

informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta

perkembangan dunia global, yang semata-mata

ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan

rakyat (Nugraheni, 2011).

2. Penganggaran

Penganggaran merupakan suatu proses yang tidak

terpisahkan dalam perencanaan. Penganggaran dalam

sistem pengelolaan keuangan sektor publik tergambarkan

pada penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah (APBD). Adapun fungsi anggaran, baik APBN

maupun APBD yaitu sebagai berikut (Zeyn, 2011):

a. Fungsi otorisasi,

mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi

dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada

tahun yang bersangkutan.

b. Fungsi perencanaan,

mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi

pedoman bagi manajemen dalam merencanakan

kegiatan pada tahun yang bersangkutan.

c. Fungsi pengawasan,

mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi

pedoman untuk menilai apakah kegiatan

penyelenggaraan pemerintahan negara telah sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

d. Fungsi alokasi,

mengandung arti bahwa anggaran pemerintah harus

diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan

pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi

dan efektifitas perekonomian.

e. Fungsi distribusi,

mengandung arti bahwa kebijakan anggaran pemerintah

harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

Page 97: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

88

f. Fungsi stabilitasasi,

mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi

alat untuk memelihara dan mengupayakan

keseimbangan fundamental perekonomian.

Anggaran adalah alat akuntabilitas, pengendalian

manajemen dan kebijakan ekonomi. Sebagai instrumen

kebijakan ekonomi, anggaran berfungsi untuk mewujudkan

pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta pemerataan

pendapatan dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

Dalam upaya untuk meluruskan kembali tujuan dan fungsi

anggaran tersebut, telah dilakukan pengaturan secara jelas

peran DPR/DPRD dan pemerintah dalam proses

penyusunan dan penetapan anggaran. Selain itu, dalam

rangka reformasi bidang keuangan sektor publik,

penyempurnaan penganggaran juga dilakukan melalui

pendekatan berikut ini (Boy dan Siringoringo, 2011):

1). Pengintegrasian Antara Rencana Kerja dan Anggaran

Dalam penyusunan anggaran dewasa ini

digunakan pendekatan budget is a plan, a plan is budget.

Oleh karena itu, antara rencana kerja dan anggaran

merupakan satu kesatuan, disusun secara terintegrasi.

Untuk melaksanakan konsep ini Pemerintah harus

memiliki rencana kerja dengan indikator kinerja yang

terukur sebagai prasyaratnya.

2). Penyatuan Anggaran

Pendekatan yang digunakan dalam penganggaran

adalah mempunyai satu dokumen anggaran, artinya

Menteri/Ketua Lembaga /Kepala SKPD bertanggung

jawab secara formil dan materiil atas penggunaan

anggaran di masing-masing instansinya. Tidak ada lagi

pemisahan antara anggaran rutin dan pembangunan.

Dengan pendekatan ini diharapkan tidak terjadi

duplikasi anggaran, sehingga anggaran dapat

dimanfaatkan secara lebih efisien dan efektif.

3). Penganggaran Berbasis Kinerja

Konsep yang digunakan dalam anggaran ini

adalah alokasi anggaran sesuai dengan hasil yang akan

dicapai, terutama berfokus pada output atau keluaran

Page 98: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

89

dari kegiatan yang dilaksanakan. Oleh karena itu, untuk

keperluan ini diperlukan adanya program/kegiatan yang

jelas, yang akan dilaksanakan pada suatu tahun

anggaran. Dalam penerapan anggaran berbasis kinerja

ini diperlukan adanya: indikator kinerja, khususnya

output (keluaran) dan outcome (hasil), standar pelayanan

minimal yang harus dipenuhi oleh pemerintah, standar

analisa biaya, dan biaya standar keluaran yang

dihasilkan.

4). Penggunaan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah

Pemerintah dituntut untuk menjaga

kesinambungan penyelenggaraan fungsi pemerintahan.

Oleh karena itu, Pemerintah wajib menyusun Rencana

Kerja Jangka Panjang, Rencana Kerja Jangka

Menengah/Rencana Strategis, dan Rencana Kerja

Tahunan. Dalam rangka menjaga kesinambungan

program/ kegiatannya, pemerintah dituntut menyusun

anggaran dengan perspektif waktu jangka menengah.

Selain menyajikan anggaran yang dibutuhkan selama

tahun berjalan, pemerintah juga dituntut

memperhitungkan implikasi biaya yang akan menjadi

beban pada APBN/APBD tahun anggaran berikutnya

sehubungan dengan adanya program/kegiatan tersebut.

5). Klasifikasi anggaran

Dalam rangka meningkatkan kualitas informasi

keuangan, Pemerintah menggunakan klasifikasi

anggaran yang dikembangkan mengacu pada

Government Finance Statistic (GFS) sebagaimana yang

sudah diterapkan di berbagai negara. Klasifikasi

anggaran dimaksud terdiri dari klasifikasi menurut

fungsi, menurut organisasi, dan menurut jenis belanja.

Tahap perencanaan pada pemerintah pusat

dikoordinir oleh Bappenas sedangkan pada pemerintah

daerah dikoordinir oleh satuan kerja perencanaan

daerah. Tahap penganggaran dipimpin oleh

Kementerian Keuangan pada Pemerintah Pusat,

sedangkan pada pemerintah daerah dikelola oleh Tim

Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Setiap tahun,

penyusunan APBN/APBD dimulai dari penyusunan

Page 99: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

90

RKP dengan menyiapkan rancangan kebijakan umum,

program indikatif, dan pagu indikatif. Rancangan

RKP/RKPD ini selanjutnya disampaikan ke DPR/DPRD

untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan. Setelah

disepakati bersama dengan DPR/DPRD, maka

kebijakan umum anggaran, program prioritas dan plafon

anggaran sementara, akan menjadi dasar bagi

Kementrian/Lembaga/SKPD untuk menyusun Rencana

Kerja dan Anggaran (RKA). RKA ini selanjutnya

digunakan untuk menyusun Rancangan APBN/RAPB

yang wajib disampaikan ke DPR/DPRD untuk dibahas

dan diperbaiki sebelum disetujui untuk ditetapkan

menjadi APBN/APBD (Rahayu, 2007).

DPR/DPRD dapat mengajukan usul yang

mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan dan

pengeluaran dalam Rancangan APBN/APBD. Proses

pengesahan Rancangan APBN dilakukan setelah ada

persetujuan oleh DPR, sedangkan pada pengesahan

Rancangan APBD ada tambahan proses evaluasi.

Evaluasi atas RAPBD yang telah disetujui oleh DPRD

dilakukan oleh gubernur untuk RAPBD kabupaten/kota

dan Mendagri untuk RAPBD provinsi. Proses evaluasi

tersebut bertujuan untuk melindungi kepentingan

umum, menyelaraskan dan menyesuaikan dengan

peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi

dan/atau peraturan daerah lainnya.

3. Pelaksanaan anggaran/perbendaharaan

Pada pemerintah pusat, pelaksanaan APBN dimulai

dengan diterbitkannya Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran/DIPA. Segera setelah suatu tahun anggaran

dimulai (1 Januari), maka DIPA harus segera diterbitkan

untuk dibagikan kepada satuan-satuan kerja sebagai

pengguna anggaran pada kementerian/lembaga. Seperti

pada pemerintah pusat, pada pemerintah daerah juga harus

menempuh cara yang sama dengan sedikit tambahan

prosedur. Setelah terbit Peraturan Daerah tentang APBD,

SKPD wajib menyusun Dokumen Pelaksanaan

Anggaran/DPA. Dengan demikian maka fleksibilitas

penggunaan anggaran diberikan kepada Pengguna

Page 100: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

91

Anggaran. DPA disusun secara rinci menurut klasifikasi

organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja

disertai indikator kinerja. Dokumen ini disertai dengan

rencana penarikan dana untuk mendanai kegiatan dan

apabila dari kegiatan tersebut menghasilkan pendapatan

maka rencana penerimaan kas (pendapatan) juga harus

dilampirkan.

Jika DIPA bagi kementerian/lembaga sudah dapat

dijadikan dokumen untuk segera melaksanakan anggaran

Pemerintah Pusat, pada pemerintah daerah masih

diperlukan Surat Penyediaan Dana (SPD). SPD merupakan

suatu dokumen yang menyatakan tersedianya dana untuk

melaksanakan kegiatan. SPD ini diperlukan untuk

memastikan bahwa dana yang diperlukan melaksanakan

kegiatan sudah tersedia pada saat kegiatan berlangsung.

Setelah DPA dan SPD terbit, maka masing-masing satuan

kerja wajib melaksanakan kegiatan yang menjadi tanggung

jawabnya.

Selanjutnya atas pelaksanaan kegiatan oleh satuan

kerja, ada dua sistem yang terkait dengan pelaksanaan

anggaran, yaitu sistem penerimaan dan sistem pembayaran.

a. Sistem Penerimaan

Seluruh penerimaan negara/daerah harus disetor

ke Rekening Kas Umum Negara/Daerah dan tidak

diperkenankan digunakan secara langsung oleh satuan

kerja yang melakukan pemungutan (Azas Bruto). Oleh

karena itu, penerimaan wajib disetor ke Rekening Kas

Umum selambat-lambatnya pada hari berikutnya.

Dalam rangka mempercepat penerimaan pendapatan,

Bendahara Umum Negara/Daerah (BUN/BUD) dapat

membuka rekening penerimaan pada bank. Bank yang

bersangkutan wajib menyetorkan penerimaan

pendapatan setiap sore hari ke Rekening Kas Umum

Negara/Daerah.

b. Sistem Pembayaran

Belanja membebani anggaran negara/daerah

setelah barang/jasa diterima. Oleh karena itu terdapat

pengaturan yang ketat tentang sistem pembayaran.

Page 101: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

92

Dalam sistem pembayaran terdapat dua pihak yang

terkait, yaitu Pengguna Anggaran/Barang dan

BUN/BUD.

Terdapat dua cara pembayaran, yaitu

pembayaran yang dilakukan secara langsung oleh

BUN/BUD kepada yang berhak menerima pembayaran

atau lebih dikenal dengan sistem Langsung (LS).

Pembayaran dengan sistem LS dilakukan untuk belanja

dengan nilai yang cukup besar atau di atas jumlah

tertentu. Cara lainnya adalah dengan menggunakan

Uang Persediaan (UP) melalui Bendahara Pengeluaran.

Pengeluaran dengan UP dilakukan untuk belanja yang

nilainya kecil di bawah jumlah tertentu untuk

membiayai keperluan sehari-hari perkantoran.

4. Pengawasan

Pada era reformasi ini berbagai peraturan

perundang-undangan terkait dengan reformasi di bidang

pengelolaan keuangan sektor publik dan otonomi daerah

juga berimplikasi terhadap sistem pengawasan atas

pengelolaan keuangan sektor publik. Misalnya dalam

penjelasan UU No. 15 Tahun 2004 yang antara lain

dinyatakan bahwa untuk mewujudkan perencanaan yang

komprehensif, BPK dapat memanfaatkan hasil pekerjaan

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Hal ini

memperlihatkan strategisnya peran pengawasan sistem

pengelolaan keuangan negara.

Selain itu, sesuai dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP), APIP juga berfungsi untuk

memperkuat dan menunjang efektivitas SPIP, sehingga

dalam hal ini APIP dapat melakukan pengawasan intern

melalui:

a. Audit, adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan

evaluasi bukti yang dilakukan secara independen,

obyektif dan profesional berdasarkan standar audit,

untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas,

efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi

pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.

Audit internal terbagi atas dua jenis, yaitu:

Page 102: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

93

1) Audit kinerja, merupakan audit atas pengelolaan

keuangan negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi

Instansi Pemerintah yang menilai aspek kehematan,

efisiensi, dan efektivitas. Audit kinerja atas

pengelolaan keuangan negara antara lain:

Audit atas penyusunan dan pelaksanaan

anggaran;

Audit atas penerimaan, penyaluran, dan

penggunaan dana; dan

Audit atas pengelolaan aset dan

kewajiban.Sedangkan audit kinerja atas

pelaksanaan tugas dan fungsi antara lain audit

atas pencapaian sasaran dan tujuan kegiatan.

2) Audit dengan tujuan tertentu, mencakup audit yang

tidak termasuk dalam audit kinerja, antara lain audit

investigatif, audit atas penyelenggaraan SPIP, dan

audit atas hal-hal lain di bidang keuangan.

b. Review, adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu

kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut

telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar,

rencana, atau norma yang telah ditetapkan. Berkaitan

dengan penyusunan laporan keuangan pemerintah, APIP

berfungsi untuk melakukan reviu laporan keuangan

pemerintah baik Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

(LKPP), Laporan Keuangan Kementerian

Negara/Lembaga (LKKL) dan Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD) sebelum diserahkan kepada

BPK untuk diperiksa.

c. Evaluasi, adalah rangkaian kegiatan membandingkan

hasil atau prestasi suatu kegiatan dengan standar,

rencana, atau norma yang telah ditetapkan, dan

menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam

mencapai tujuan.

d. Pemantauan, adalah proses penilaian kemajuan suatu

program atau kegiatan dalam mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Page 103: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

94

e. Kegiatan pengawasan lainnya, antara lain berupa

sosialisasi mengenai pengawasan, pendidikan dan

pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultansi,

pengelolaan hasil pengawasan, dan pemaparan hasil

pengawasan. Kegiatan audit, review, evaluasi, dan

pemantauan merupakan kegiatan yang berkaitan

langsung dengan penjaminan kualitas (quality

assurance) penyelenggaraan fungsi pemerintah.

5. Pemeriksaan

Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah

mengemban amanat untuk menjalankan tugas pemerintahan

melalui peraturan perundangan. Untuk penyelenggaraan

fungsi pemerintahan tersebut, pemerintah memungut

berbagai macam jenis pendapatan dari rakyat, kemudian

membelanjakannya untuk penyelenggaraan pemerintahan

dalam rangka pelayanan kepada rakyat. Dalam hal ini

kedudukan pemerintah adalah sebagai agen dari rakyat,

sedangkan rakyat sebagai prinsipalnya. Sebagai agen,

pemerintah wajib mempertanggungjawabkan pengelolaan

keuangannya kepada rakyat yang diwakili oleh

DPR/DPRD.

Dalam pola hubungan antara Pemda sebagai agen

dan DPRD sebagai wakil dari prinsipal, terdapat

ketidakseimbangan pemilikan informasi. Lembaga

perwakilan tidak mempunyai informasi secara penuh

apakah laporan pertanggungjawaban atas pengelolaan

keuangan daerah dari eksekutif telah mencerminkan kondisi

yang sesungguhnya, apakah telah sesuai semua peraturan

perundang-undangan, menerapkan sistem pengendalian

intern secara memadai dan pengungkapan secara paripurna.

Oleh karena itu, diperlukan pihak yang kompeten dan

independen untuk menguji laporan pertanggungjawaban

tersebut. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 15 Tahun

2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan

Pengelolaan Keuangan Negara, Lembaga yang berwenang

untuk melakukan pemeriksaan atas laporan

pertanggungjawaban tersebut adalah Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK).

Page 104: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

95

Dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan, BPK

memiliki kebebasan dan kemandirian dalam ketiga tahap

pemeriksaan, yakni perencanaan, pelaksanaan, dan

pelaporan hasil pemeriksaan. Kebebasan dalam tahap

perencanaan mencakup kebebasan dalam menentukan

obyek yang akan diperiksa, kecuali pemeriksaan yang

obyeknya telah diatur tersendiri dalam undang-undang, atau

pemeriksaan berdasarkan permintaan khusus dari lembaga

perwakilan (DPR/DPRD). Sementara itu kebebasan dalam

penyelenggaraan kegiatan pemeriksaan antara lain meliputi

kebebasan dalam penentuan waktu pelaksanaan dan metode

pemeriksaan, termasuk metode pemeriksaan yang bersifat

investigatif. Selain itu, kemandirian BPK dalam

pemeriksaan keuangan negara mencakup ketersediaan

sumber daya manusia, anggaran, dan sarana pendukung

lainnya yang memadai.

6. Pertanggungjawaban

Pemerintah wajib mempertanggungjawabkan

pelaksanaan APBN/APBD, baik dalam bentuk laporan

keuangan (financial accountability) maupun laporan kinerja

(performance accountability). Laporan keuangan disusun

dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP), sedangkan Laporan Kinerja disusun

sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang

Laporan Kinerja instansi pemerintah.

Pertanggungjawaban atas pelaksanaan

APBN/APBD berupa laporan keuangan. Laporan keuangan

yang disampaikan ke DPR/DPRD adalah laporan keuangan

yang telah diperiksa oleh BPK. Laporan keuangan yang

telah diaudit ini selambat-lambatnya disampaikan kepada

DPR/DPRD selambat-lambatnya 6 bulan setelah tahun

anggaran berakhir.

Laporan keuangan tersebut setidak-tidaknya terdiri

dari :

a. Laporan Realisasi Anggaran,

b. Neraca,

c. Laporan Arus Kas, dan

d. Catatan atas Laporan Keuangan.

Page 105: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

96

Laporan keuangan sebagaimana di atas disampaikan

ke DPR/DPRD dalam rangka pertanggungjawaban

pelaksanaan pengelolaan keuangan selama satu tahun

anggaran. Selain laporan keuangan tersebut, juga

dilampirkan ikhtisar laporan keuangan perusahaan

negara/daerah dan satuan kerja lainnya yang pengelolaanya

diatur secara khusus, seperti: Badan Layanan Umum

(BLU).

H. Ringkasan

Pengelolaan keuangan sektor publik yang digunakan

penyelenggaraan pemerintahan secara rutin itu cukup banyak

menggunakan sumber dana. Sumber dana tersebut diperoleh

baik dari dalam maupun luar negeri yang dikelola secara ketat

oleh pemerintah berdasarkan konsepsional dan konstitusional

ditetapkan dalam pasal 23 Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.

Perihal pembahasan pengertian keuangan sektor

publik, dapat dilakukan melalui pendekatan Undang-Undang

dengan merujuk pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun

2003 tentang Keuangan Negara, yang merupakan semua hak

dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta

segala sesuatu, baik berupa uang maupun berupa barang yang

dapat dijadikan milik negara yang berkaitan dengan

pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Ruang lingkup

pengelolaan keuangan negara meliputi perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggung jawaban

keuangan negara.

Pengelolaan keuangan sektor publik senantiasa

dituntut untuk dilakukan secara akuntabel dengan

mengedepankan kejujuran dan profesionalisme dalam segala

hal, baik SDM, pengelolaan, maupun yang terpenting

manajemen keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

Adhi, D. K., & Suhardjo, Y. (2013). Pengaruh Penerapan

Standar Akuntansi Pemerintahan dan Kualitas Aparatur

Pemerintah Daerah terhadap kualitas laporan keuangan

Page 106: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

97

(studi kasus pada pemerintah kota Tual). Jurnal STIE

Semarang, 5(3), 93-111.

Asmoko, H. (2006). Pengaruh Penganggaran Berbasis Kinerja

terhadap Efektivitas Pengendalian. Jurnal Akuntansi

Pemerintah, 2(2), 53-64.

Bastian, I. (2014). Akuntansi sektor publik. Yogyakarta: BPFE-

UGM.

Boy, D., & Siringoringo, H. (2011). Analisis pengaruh

akuntabilitas dan transparansi pengelolaan anggaran

pendapatan dan belanja sekolah (APBS) terhadap

partisipasi orang tua murid. Jurnal Ilmiah Ekonomi

Bisnis, 14(2).

Indrianasari, N. T. (2014). Peran Perangkat Desa Dalam

Akuntanbilitas Pengelolaan Keuangan Desa. ASSETS:

Jurnal Ilmiah Ilmu Akuntansi, Keuangan dan Pajak, 1(2),

29-46.

Kurnia, A. S. (2006). Model Pengukuran Kinerja dan Efisiensi

Sektor Publik Metode Free Disposable Hull (FDH).

Economic Journal of Emerging Markets, 11(1).

Nordiawan, Dedi. (2006). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta:

Salemba Empat.

Nugraheni, P., & Subaweh, I. (2011). Pengaruh Penerapan

Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas

Laporan Keuangan. Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, 13(1).

Rahayu, S., Ludigdo, U., & Affandy, D. (2007). Studi

Fenomenologis Terhadap Proses Penyusunan Anggaran

Daerah Bukti Empiris dari Satu Satuan Kerja Perangka

Daerah di Provinsi Jambi. In Makasar: Seminar Nasional

Akuntansi X.

Rai, I. G. A. (2008). Audit kinerja pada sektor publik: konsep,

praktik, studi kasus. Penerbit Salemba.

Page 107: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

98

Sadjiarto, A. (2004). Akuntabilitas dan pengukuran kinerja

pemerintahan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 2(2), 138-

150.

Santoso, U., & Pambelum, Y. J. (2008). Pengaruh Penerapan

Akuntansi Sektor Publik Terhadap Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah Dalam Mencegah Fraud. Jurnal

Administrasi Bisnis, 4(1).

Sudiyatno, B., & Suroso, J. (2010). Analisis Pengaruh Dana

Pihak Ketiga, BOPO, CAR dan LDR terhadap Kinerja

Keuangan pada Sektor Perbankan yang Go Public di

Bursa Efek Indonesia (BEI)(Periode 2005-

2008). Dinamika Keuangan dan Perbankan, 2(2).

Sumarjo, H. (2010). Pengaruh karakteristik pemerintah daerah

terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah (Doctoral

dissertation, UNS).

Tangkilisan, H. N. S. (2005). Manajemen publik. Grasindo.

Tuasikal, A. (2007). Pengaruh pemahaman sistem akuntansi,

pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja satuan

kerja pemerintah daerah (Studi pada Kabupaten Maluku

Tengah di Provinsi Maluku). Jurnal Akuntansi dan

Keuangan Sektor Publik, 8(01), 1466-1483.

Ulum, I. (2008). Akuntansi sektor publik. Universitas

Muhammadiyah Malang Press. Malang.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Wahyuni, N. (2012). Analisis rasio untuk mengukur kinerja

pengelolaan keuangan daerah kota malang. El Muhasaba:

Jurnal Akuntansi, 1(1).

Yuliani, S., Nadirsyah, N., & Bakar, U. (2010). Pengaruh

Pemahaman Akuntansi, Pemanfaatan Sistem Informasi

Page 108: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

99

Akuntansi Keuangan Daerah Dan Peran Internal Audit

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah (Studi pada Pemerintah Kota Banda Aceh). Jurnal

telaah dan riset akuntansi, 3(2), 206-220.

Zeyn, E. (2011). Pengaruh good governance dan standar

akuntansi pemerintahan terhadap akuntabilitas keuangan

dengan komitmen organisasi sebagai pemoderasi. Jurnal

Reviu Akuntansi dan Keuangan, 1(1), 21-36.

Page 109: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

100

BAB V PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DALAM

SISTEM KEUANGAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA

(Putu Eka Aristiani , IB Putra Manuaba, I Made Sukerta , I

Dewa Putu Gede Artawa)

A. Pendahuluan

UU nomor 22 Tahun 1999 dan UU NO 25 Tahun

1999 yang telah disempurnakan dengan UU Nomor 32 Tahun

2004 dan UU Nomor 33 Tahun 2004 telah mengubah

hubungan antara pemerintah pusat dan daerah. Dua undang-

undang ini digunakan sebagai dasar hukum proses

desentralisasi di Indonesia dengan memberikan peranan yang

sangat penting kepada pemerintah lokal (kabupaten/kota).

Sejak kedua peraturan tersebut diundangkan pemerintah

Indonesia telah berubah secara dratis dari pemerintah yang

tersentralisasi menjadi pemerintah yang sangat

terdesentralisasi. Berkah otonomi dirasakan mulai dari

provinsi, kabupaten/kota sampai ke desa.

Seiring dengan berlakunya otonomi daerah telah

terjadi reformasi dibidang keuangan negara. Tanggal 5 April

2003 menjadi tonggak sejarah pengelolaan keuangan negara

di Indonesia. Pada tanggal tersebut pemerintah Indonesia

telah mengundangkan sebuah Undang-Undang fenomenal

yaitu Undang-Undang NO 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara. Undang-Undang ini menggantikan Undang-Undang

dan peraturan-peraturan produk kolonial Hindia Belanda

yaitu ; 1). Indische Comptabiliteitswet (ICW), Staatsblad

Tahun 1925 NO. 448 sebagaimana telah beberapa kali diubah,

terakhir dengan Undang- Undang NO. 9 Tahun 1968

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor

53, Tambahan Lembaran Negara . Nomor 2860I ; 2) Indische

Bedrijvenwet (IBW) Stbl. 1927 NO, 419 jo. Stbl. 1936 NO.

445 ; 3) Reglement voor he Administratief Beheer (RAB) Stbl.

1933 Nomor 381. Beberapa bulan kemudian dua paket

undang-undang lainnya, yang merupakan bagian dari 3 paket

Page 110: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

101

undang-undang di bidang keuangan negara yang telah lama

disiapkan, diundangkan oleh pemerintah yaitu Undang-

Undang NO 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan, Undang-

Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Melalui ketiga undang-undang tersebut, paling

tidak pemerintah telah berupaya untuk memperbaiki

kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam pengelolaan

keuangan pemerintah selama ini yaitu :

1. Kelemahan di bidang perencanaan dan pengganggaran,

2. Kelemahan di bidang perbendaharaan, dan

3. Kelemahan di bidang pemeriksaan/audit (Andie

Megantara, dkk, LPKPAP-BPPK, Departemen

Keuangan RI, 2006).

Lebih lanjut pemerintah mengeluarkan Peraturan

Menteri Dalam Negeri NO. 37 Tahun 2007 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Desa. Permendagri tersebut bertujuan

untuk memudahkan dalam pelaksanaan pengelolaan

keuangan desa, sehingga tidak menimbulkan multitafsir

dalam penerapannya.

Dengan demikian desa dapat mewujudkan

pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien. Disamping itu

diharapkan dapat diwujudkan tata kelola pemerintahan desa

yang baik, yang memiliki tiga pilar utama yaitu transparansi,

akuntabilitas dan partisipatif. Oleh karenanya, proses dan

mekanisme penyusunan APBDesa yang diatur dalam

Permendagri tersebut akan menjelaskan siapa yang

bertanggungjawab, dan kepada siapa bertanggungjawab, dan

bagaimana cara pertanggungjawabannya.

Untuk itu perlu ditetapkan pedoman umum tata cara

pelaporan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan

pemerintah desa, yang dimuat dalam Peraturan Menteri

Dalam Negeri No. 35 Tahun

Page 111: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

102

2007. Untuk memberikan pedoman bagi pemerintah

desa dalam menyusun RPJM-Desa dan RKP-Desa perlu

dilakukan pengaturan.

Dengan itu maka dikeluarkan Peraturan Menteri

Dalam Negeri NO. 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Desa.

Pengaturan pada aspek perencanaan diarahkan agar seluruh

proses penyusunan APBDesa semaksimal mungking dapat

menunjukkan latar belakang pengambilan keputusan dalam

penetapan arah kebijakan umum, skala prioritas dan

penetapan alokasi, serta distribusi sumber daya dengan

melibatkan partisipasi masyarakat.

Berdasarkan tersebut timbul pertanyaan :

1. Apakah pengelolaan keuangan desa dalam Permendagri

NO. 37 Tahun 2007 telah sejalan dengan ketentuan dalam

Undang-Undang NO. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara, dan Undang-Undang NO 1 Tahun 2004, tentang

Perbendaharaan Negara?

2. Apakah pedoman umum tata cara pelaporan dan

pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintah desa

dalam Permendagri NO. 35 Tahun 2007 telah sejalan

dengan Undang-Undang NO 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Negara?

3. Apakah Peraturan Menteri Dalam Negeri NO. 66 Tahun

2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa telah

sejalan dengan Undang-Undang NO. 25 Tahun 2005

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional?

4. Apakah Peraturan Menteri Dalam Negeri NO 13 Tahun

2006 (revisi NO. 59 Tahun 2007) tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, telah sejalan dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri NO. 37 Tahun 2007

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa?

5. Apakah pelaporan keuangan desa, telah sejalan dengan

Peraturan Pemerintah NO. 24 Tahun 2005 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah?

6. Apakah terdapat kesesuaian utuh antara Permendagri NO.

37 Tahun 2007 dengan Permendagri NO. 66 Tahun 2007?

Page 112: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

103

B. Azas Pengelolaan Keuangan Desa

Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola yang

baik (good governace) dalam penyelenggaraan desa,

pengelolaan keuangan desa dilakukan berdasarkan prinsip

tata kelola yaitu transparan, akuntabel dan partisipatif serta

dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.

Pengelolaan keuangan desa, dikelola dalam masa 1

(satu) tahun anggaran yakni mulai tanggal 1 januari sampai

dengan tanggal 31 Desember (Pasal 2, Permendagri No 37

Tahun 2007).

a. Transparansi (Transparancy)

Dalam Pasal 4 ayat 7 Peraturan Menteri Dalam

Negeri Republik Indonesia NO. 13 Tahun 2006, tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dikatakan

transparan adalah prinsip keterbukaan yang

memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan

mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang

keuangan daerah.

Dengan adanya transparansi menjamin akses atau

kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi

tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi

tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanannya,

serta hasil-hasil yang dicapai.

Transparansi yakni adanya kebijakan terbuka bagi

pengawasan. Sedangkan yang dimaksud dengan informasi

adalah informasi mengenai setiap aspek kebijakan

pemerintah yang dapat dijangkau oleh publik.

Keterbukaan informasi diharapkan akan menghasilkan

persaingan politik yang sehat, toleran dan kebijakan

dibuat berdasarkan pada preferensi publik ( Bapenas &

Depdagri, 2002).

Page 113: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

104

Transparansi menjadi sangat penting bagi

pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintah dalam menjalankan

mandat dari rakyat. Mengingat pemerintah memiliki

kewenangan mengambil berbagai keputusan penting yang

berdampak bagi orang banyak, pemerintah harus

menyediakan informasi yang lengkap mengenai apa yang

dikerjakannya. Dengan transparansi, kebohongan sulit

untuk disembunyikan.

Dengan demikian transparansi menjadi instrumen

penting yang dapat menyelamatkan uang rakyat dari

perbuatan korupsi.

Prinsip-prinsip transparansi dapat diukur melalui

sejumlah indikator (Loina Lalolo Krina P, 2003) seperti

berikut :

1) Mekanisme yang menjamin sistem keterbukaan dan

standarisasi dari semua prosesproses pelayanan

publik;

2) Mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-

pertanyaan publik tentang berbagai kebijakan dan

pelayanan publik, maupun proses-proses didalam

sektor publik ;

3) Mekanisme yang memfasilitasi pelaporan maupun

penyebaran informasi maupun penyimpangan

tindakan aparat publik didalam kegiatan melayani.

Keterbukaan pemerintah atas berbagai aspek

pelayanan publik, pada akhirnya akan membuat

pemerintah menjadi bertanggungjawab kepada semua

stakeholders yang berkepentingan dengan proses maupun

kegiatan dalam sektor publik.

b. Akuntabilitas (accountability)

Akuntabilitas (accountability) adalah kewajiban

untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab

dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang badan

hukum pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang

Page 114: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

105

memiliki hak atau berkewanangan untuk meminta

keterangan atau pertanggungjawaban.

Dalam pelaksanaan akuntabilitas dilingkungan

instansi pemerintah, perlu diperhatikan prinsip-prinsip

sebagai berikut :

1) Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf

instansi untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan

misi agar akuntabel ;

2) Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin

penggunaan sumber-sumber daya secara konsisten

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3) Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan

dan sasaran yang telah ditetapkan ;

4) Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta

hasil dan manfaat yang diperoleh ;

5) Harus jujur, objektif, transparan dan inovatif sebagai

katalisator perubahan manajemen instansi pemerintah

dalam bentuk pemutakhiran metode dan teknik

pengukuran kinerja dan penyusunan laporan

akuntabilitas (LAN & BPKP, 2000).

c. Partisipasi

Sedangkan Partisipasi menurut (LAN dan BPKP,

2000) adalah setiap warganegara mempunyai suara dalam

pembuatan keputusan, baik secara langsung maupun

melalui intermediasi institusi legitimasi yang mewakili

kepentingannya. Partisipasi ini dibangun atas dasar

kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi

secara konstruktif.

Dalam Permendagri NO. 37 Tahun 2007 tentang

Pengelolaan Keuangan Desa, partisipasi memakai kata-

kata partisipatif, yaitu keikutsertaan dan keterlibatan

masyarakat secara aktif dalam proses pembangunan

(Permendagri, NO.37 Tahun 2007).

Partisipasi masyarakat dalam penentuan kebijakan

publik menjadi kekuatan pendorong untuk mempercepat

Page 115: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

106

terpenuhinya prinsip akuntabilitas dari penyelenggara

pemerintahan di desa. Dalam penganggaran partisipasi

masyarakat sangat penting untuk mencegah kebijakan-

kebijakan yang menyimpang.

Prinsip dan indikator partisipasi masyarakat dalam

pengganggaran menurut (Gatot Sulistioni, Hendriadi,

2004) mencakup hal-hal berikut :

1) Adanya akses bagi partisipasi aktif public dalam

proses perumusan program dan pengambilan

keputusan anggaran ;

2) Adanya peraturan yang memberikan tempat ruang

kontrol oleh lembaga independen dan masyarakat baik

secara perorangan maupun kelembagaan sebagai

media check and balances.

3) Adanya sikap proaktif pemerintah daerah untuk

mendorong partisipasi warga pada proses

penganggaran.

Hal ini mengingat kesenjangan yang tajam antara

kesadaran masyarakat tentang cara berpartisipasi yang

efektif dan cita-cita mewujudkan APBD yang aspiratif.

C. Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa

Bab III Pasal 3 Permendagri NO. 37 Tahun 2007,

disebutkan bahwa kepala Desa sebagai Kepala Pemerintah

Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa

dan mewakili pemerintah desa dalam kepemilikan kekayaan

desa yang dipisahkan, dengan kewenangan :

1) Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDesa;

2) Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang desa ;

3) Menetapkan bendahara desa, dengan keputusan kepala

desa ;

4) Menetapkan petugas yang melakukan pemungutan

penerimaan desa:

5) Menetapkan petugas yang melakukan pengelolaan barang

milik desa.

Page 116: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

107

Kepala Desa dalam melaksanakan pengelolaan

keuangan desa, dibantu oleh pelaksana teknis pengelolaan

keuangan desa (PTPKD), yang terdiri dari : Sekretaris Desa

dan Perangkat Desa.

Sekretaris desa bertindak selaku koordinator pelaksana

pengelolaan keuangan desa dan bertanggungjawab kepada

Kepala Desa.

Tugas sekretaris desa adalah :

1) Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan

APBDesa

2) Menyusan dan melaksanakan kebijakan Pengelolaan

APBDesa

3) Menyusun Raperdes APBDesa, perusahan APBDesa dan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa ;

4) Menyusun Rancangan Keputusan Kepala Desa tentang

pelaksanaan peraturan desa Tentang APBDesa dan

Perubahan APBDesa.

Jika dibandingkan dengan kekuasaan pengelolaan

keuangan daerah, terlihat dalam kekuasaan pengelolaan

keuangan desa dilakukan oleh Kepala Desa, dibantu oleh

pelaksana teknis pengelolaan keuangan desa (PTPKD), yang

terdiri dari sekretaris desa dan perangkat desa lainnya.

Sedangkan kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri NO. 13 Tentang 2006 (revisi

NO. 59 Tahun 2007) tentang Pedoman Pengelolaa Keuangan

Daerah, dinyatakan bahwa kekuasaan pengelola keuangan

daerah terdiri dari :

1) Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan

keuangan daerah,

2) Sekretaris Daerah selaku koordinator Pengelolaan

keuangan daerah,

3) Kepala SKPKD selaku pejabat pengelola keuangan

daerah,

4) Kepala SKPD selaku pejabat pengguna

anggaran/pengguna barang,

Page 117: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

108

5) Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dalam

melaksanakan tugas-tugasnya dapat melimpahkan

sebagian kewenangannya kepada kepala unit kerja pada

SKPD selaku kuaasa pengguna anggaran/kuasa pengguna

barang.

D. Struktur Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa

(APBDesa)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)

terdiri dari : Pendapatan Desa, Belanja Desa, dan

Pembiayaan Desa. Pendapatan Desa meliputi semua

penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak

desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar

kembali oleh desa, yang terdiri dari : Pendapatan asli desa

(PADesa), Bagi hasil pajak Kabupaten/Kota, Bagian dari

retribusi Kabupaten/Kota, Alokasi Dana Desa (ADD),

Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi,

pemerintah Kabupaten/Kota dan Desa lainnya, Hibah, dan

Sumbangan pihak ketiga. Belanja desa meliputi semua

pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban

desa dalam 1(satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh desa, yang terdiri dari :

a) Belanja Langsung, adalah belanja yang

penganggarannya dipengaruhi secara langsung oleh

adanya program atau kegiatan. Karakteristik biaya

langsung adalah sebagai berikut :

(1) dianggarkan untuk setiap program atau kegiatan

yang diusulkan oleh desa,

(2) Jumlah anggaran belanja langsung suatu program

atau kegiatan dapat diukur atau dibandingkan secara

langsung dengan output program atau kegiatan yang

bersangkutan.

(3) Varialibitas jumlah setiap jenis belanja langsung

dipengaruhi oleh target kinerja atau tingkat

pencapaian yang diharapkan dari program atau

kegiatan yang bersangkuran. Kelompok belanja

langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri :

Page 118: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

109

belanja pegawai, belanja barang dan Jasa, serta

belanja modal.

b) Belanja tidak langsung, yaitu belanja yang

penganggarannya tidak dipengaruhi secara langsung

oleh adanya usulan program atau kegiatan. Belanja tidak

langsung merupakan belanja yang dianggarkan setiap

bulan dalam satu tahun anggaran sebagai konsekuensi

dari kewajiban pemerintah desa secara periodik kepada

pegawai yang bersifat tetap (pembayaran gaji dan

tunjangan) dan/atau kewajiban untuk pengeluaran

belanja lainnya yang umumnya diperlukan secara

periodik. Karakteristik belanja tidak langsung antara lain

sebagai berikut : (1) Dianggarkan setiap bulan dalam

satu tahun (bukan untuk setiap program atau kegiatan);

(2) Jumlah anggaran belanja tidak langsung sulit diukur

atau sulit dibandingkan secara langsung dengan output

program atau kegiatan tertentu. Kelompok belanja tidak

langsung dibagi menurut jenis belanja terdiri dari :

1) Belanja pegawai/penghasil tetap ;

2) Belanja subsidi ;

3) Belanja Hibah (pembatasan hibah);

4) Belanja bantuan sosial;

5) Belanja bantuan keuangan;

6) Belanja tak terduga.

Sedangkan Pembiayaan (financing) adalah

seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik

penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar

atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran

pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup

defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.

Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari

pinjaman dan hasil investasi. Sementara pengeluaran

pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran

kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada

entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah

(Peraturan Pemerintah NO 24 Tahun 2005, tentang

standar akuntansi Pemerintah). Pembiayaan neto

Page 119: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

110

merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan

dengan pengeluaran pembiayaan. Jumlah pembiayaan

neto harus dapat menutup desifit anggaran.

1) Penganggaran Desa ( Perencanaan, Penyusunan,

dan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Desa (APBDesa)

Dalam ketentuan umum, Peraturan Menteri

Dalam Negeri NO 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan

Pembangunan Desa, dinyatakan bahwa Perencanaan

pembangunan jangka menengah desa (RPJMDesa)

disusun dalam periode 5 (lima) tahun, yang memuat arah

kebijakan pembangunan desa, arah kebijakan keuangan

desa, kebijakan umum, dan program dan satuan program

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD,

dan program prioritas kewilayahan, disertai dengan

rencana kerja.

Selanjutnya dalam Bab V Permendagri NO. 37

tahun 2007, dinyatakan RPJM-Desa merupakan

penjabaran visi dan misi dari kepala desa yang terpilih.

RPJM Desa ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan

setelah kepala Desa dilantik. Kepala Desa bersama

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menyusun

RKPDesa yang merupakan penjabaran dari RPJMDesa

berdasarkan hasil musyawarah rencana pembangunan

desa. Penyusunan RKPDesa diselesaikan paling lambat

akhir bulan Januari tahun anggaran sebelumnya. RPJM-

Desa ditetapkan dengan peraturan desa, sedangkan

RKPDesa ditetapkan dengan peraturan kepala desa.

Dalam penetapan rancangan APBDesa Pasal 5

dan 6, Permendagri NO. 37 Tahun 2007 tidak

dinyatakan bahwa penyusunan dan penetapan rancangan

APBDesa disusun berdasarkan prestasi kerja yang akan

dicapai. Sementara itu dalam Undang-Undang NO. 17

Tahun 2003 Pasal 14 dan Pasal 19 ayat 1 dan 2,

dinyatakan bahwa dalam rangka penyusunan rancangan

APBN/APBD, disusun berdasarkan prestasi kerja yang

Page 120: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

111

akan dicapai. Berarti dalam penyusunan dan penetapan

APBDesa belum disusun berdasarkan anggaran berbasis

kinerja. Pelaksana otonomi desa menyebabkan perlunya

reformasi dalam manajemen keuangan desa. Salah satu

reformasi yang penting adalah dalam bidang

penganggaran (budgeting reform).

Reformasi anggaran meliputi proses

penyusunan, penetapan dan pelaksanaan dan

pertanggungjawaban anggaran. Aspek utama reformasi

anggaran adalah perubahan anggaran dengan

pendekatan tradisional (tradisional budget) ke anggaran

dengan pendekatan kinerja (performance budget).

Anggaran tradisional didominasi oleh penyusunan

anggaran yang bersifat line item dan incrementalism,

yaitu proses penyusunan anggaran yang hanya

mendasarkan pada besarnya realisasi anggaran tahun

sebelumnya, konsekuensinya tidak ada perubahan yang

mendasar atas anggaran baru. Hal ini sering

bertentangan dengan kebutuhan riil dan kepentingan

masyarakat. Dengan basis seperti ini, APBDesa masih

terlalu berat menahan, arahan, batasan, serta orientasi

subordinasi kepentingan pemerintah atasan. Sedangkan

anggaran kinerja pada dasarnya adalah sistem

penyusunan dan pengelolaan anggaran desa yang

berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja. Kinerja

tersebut harus mencerminkan efisiensi dan efektivitas

pelayanan publik, yang berarti harus berorientasi pada

kepentingan publik (Mardiasmo, 2002).

Proses penyusunan dan pelaksanaan APBDesa

harus difokuskan pada upaya untuk mendukung

pelaksanaan program dan kegiatan yang menjadi

perioritas desa yang bersangkutan dan dengan

memperhatikan asas umum APBDesa. Menurut Pasal 8

Permendagri NO. 37 Tahun 2007, Pelaksanaan

APBDesa yang berhubungan dengan pendapatan desa

dengan memperhatikan :

Page 121: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

112

a. Semua pendapatan desa dilaksanakan melalui

rekening kas desa

b. Khusus bagi desa yang belum memiliki pelayanan

perbankan di wilayahnya maka pengaturannya

diserahkan kepada daerah.

c. Program dan kegiatan yang masuk desa merupakan

sumber penerimaan dan pendapatan desa wajib

dicatat dalam APBDesa.

d. Setiap pendapatan desa harus didukung oleh bukti

yang lengkap dan sah.

e. Kepala desa wajib mengintensifkan pemungutan

pendapatan desa yang menjadi wewenang dan

tanggungjawabnya.

f. Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan

selain yang ditetapkan dalam pengaturan desa.

g. Pengembalian atas kelebihan pendapatan desa

dilakukan dengan membebankan pada pendapatan

desa yang bersangkutan untuk pengembalian

pendapatan desa yang terjadi dalam tahun yang

sama.

h. Untuk pengembalian pendapatan desa yang terjadi

pada tahun-tahun sebelumnya dibebankan pada

belanja tidak terduga.

i. Pengembalian diatas, harus didukung dengan bukti

yang lengkap dan sah.

j. Selanjutnya dalam Pasal 9 Permendagri NO. 37

Tahun 2007, dinyatakan bahwa pelaksanaan

pengeluaran APBDesa dengan memperhatikan :

Setiap pengeluaran belanja atas beban

APBDesa harus didukung dengan bukti yang

sah dan lengkap ;

Bukti harus mendapat pengesahan oleh

Sekretaris Desa atas kebenaran material yang

timbul dari penggunaan bukti dimaksud;

Pengeluaran kas desa yang mengakibatkan

beban APBDesa tidak dapat dilakukan

sebelum rancangan peraturan desa tentang

APBDesa ditetapkan menjadi peraturan desa ;

Page 122: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

113

Pengeluaran kas desa sebagaimana yang

dimaksud pada point c tidak termasuk untuk

belanja desa yang bersifat mengikat dan

belanja desa yang bersifat wajib yang

ditetapkan dalam peraturan kepala desa ;

Bendahara desa sebagai wajib pungut PPH dan

pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh

penerimaan potongan dan pajak yang

dipungutnya ke rekening kas negara sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

2) Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

(APBDesa)

Perubahan APBDesa dapat dilakukan apabila

terjadi :

a) Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan

pergeseran antar jenis belanja ;

b) Keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan

anggaran (SILPA) tahun sebelumnya harus

digunakan dalam tahun berjalan;

c) Keadaan darurat; dan Keadaan luar biasa. Dalam

keadaan darurat, pemerintah desa dapat melakukan

pengeluaran yang belum tersedia anggarannya, yang

selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan

APBDesa. Keadaan darurat sebagaimana dimaksud

sekurang-kurangnya memenuhi kriteria sebagai

berikut:

Bukan merupakan kegiatan normal dari

aktivitas pemerintah desa dan tidak dapat

diprediksi sebelumnya ;

Tidak diharapkan terjadi secara berulang ;

Berada diluar kendali dan pengaruh

pemerintah desa;

Memiliki dampak yang signifikan terhadap

anggaran dalam rangka pemulihan yang

Page 123: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

114

disebabkan oleh keadaan darurat (Budi

Mulyana, dkk, LPKPAP, 2006).

E. Penatausahaan Dan Pertanggungjawaban Keuangan

Desa

Dalam Bab VII, Pasal 12 Permendagri NO. 37 Tahun

2007, dinyatakan bahwa :

(1) kepala desa dalam melaksanakan penatausahaan

keuangan desa harus menetapkan bendahara desa;

(2) penetapan bendara desa sebagaimana dimaksud ayat (1)

diatas, harus dilakukan sebelum dimulainya tahun

anggaran bersangkutan dan berdasarkan keputusan kepala

desa.

Penatausahaan penerimaan wajib dilaksanakan oleh

bendahara desa, dengan menggunakan : Buku Kas Umum,

Buku Kas Pembantu perincian objek penerimaan dan Buku

Kas harian pembantu. Bendahara desa wajib

mempertanggungjawabkan penerimaan uang yang menjadi

tanggungjawabnya melalui laporan pertanggungjawaban

penerimaan kepada kepala desa paling lambat tanggal 10

bulan berikutnya. Laporan pertanggungjawaban penerimaan

dilampiri dengan :

(1) buku kas umum;

(2) buku kas pembantu perincian obyek penerima;

(3) bukti penerimaan lainnya yang sah.

Penatausahaan Pengeluaran, wajib dilakukan oleh

bendahara desa. Dokumen penatausahaan pengeluaran harus

disesuaikan dengan peraturan desa tentang APBDesa atau

Peraturan desa tentang perubahan APBDesa melalui

pengajuan surat permintaan pembayaran (SPP). Pengajuan

SPP harus diketahui oleh kepala desa melalui pelaksana

teknis pengelolaan keuangan desa (PTPKD). Bendahara desa

wajib mempertanggungjawabkan penggunaan uang yang

menjadi tanggungjawabnya melalui laporan

pertanggungjawaban pengeluaran kepada kepala desa paling

lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Dokumen yang

Page 124: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

115

digunakan bendahara desa dalam melaksanakan

penatausahaan pengeluaran meliputi :

(a) buku kas umum;

(b) buku kas pembantu perincian obyek pengeluaran;

(c) buku kas harian pembantu.

Sedangkan laporan pertanggungjawaban pengeluaran

harus dilampirkan dengan :

(a) buku kas umum;

(b) buku kas pembantu perincian obyek pengeluaran yang

disertai dengan bukti-bukti pengeluaran yang sah;

(c) bukti atas penyetoran PPN/PPH ke kas negara.

Penatausahaan keuangan desa diatas ditetapkan satu

bendahara, dalam Pasal 12 ayat 1, Permendagri NO. 37 tahun

2007, tidak disebutkan bendahara penerimaan dan

pengeluaran, sementara dalam pasal 184 ayat 1 Permendagri

NO. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman pengelolaan keuangan

daerah, ditetapkan ada bendahara penerimaan dan bendahara

pengeluaran. Dengan hanya satu bendahara dalam

penatausahaan keuangan desa, maka tidak terdapat

pemisahaan tugas antara bendahara penerimaan dan

pengeluaran. Sedangkan dalam Pasal 58 UU NO. 1 Tahun

2004 tentang Perbendaharaan Negara, dinyatakan dalam

rangka meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas

pengelolaan keuangan negara, Presiden selaku kepala

pemerintahan mengatur dan menyelenggarakan sistem

pengendalian intern di lingkungan pemerintah secara

menyeluruh. Dan lebih lanjut dalam Pasal 2 ayat 1,

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia NO. 60

Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal

Pemerintah, dinyatakan menteri/pimpinan lembaga, gubernur

dan bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas

penyelenggaraan kegiatan pemerintahan. Dalam aktivitas

pengendalian (control activities) terdapat lima prosedur

Page 125: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

116

utama yang harus ada yaitu : pemisahan tugas, sistem

otorisasi, pengecekan independen, pengamanan fisik, dan

dokumentasi dan pencatatan. Prinsip dasar pemisahan tugas

(segregation of duties) adalah seseorang tidak diperbolehkan

melakukan satu rangkaian transaksi dari awal sampai akhir.

Rangkaian tugas itu harus dipecah dan dilaksanakan oleh

petugas yang berbeda. Dengan pemisahan tugas akan tercipta

system internal check dalam organisasi. Bila rangkaian tugas

dirangkap, kemungkinan terjadinya kecurangan (fraud)

sangat besar.

1) Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBDesa

Dalam pasal 16 ayat 1 s/d 4 Permendagri No 37

tahun 2007, mengatur mengenai penetapan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa. Sekretaris

Desa menyusun rancangan peraturan desa tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa dan

Rancangan Keputusan kepala desa tentang

pertanggungjawaban kepala desa, kepada kepala desa

untuk dibahas bersama Badan Permusyawaratan Desa

(BPD). Berdasarkan persetujuan kepala desa dan BPD

maka rancangan peraturan desa tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa dapat

ditetapkan menjadi peraturan desa. Jangka waktu

penyampaian, dilakukan paling lambat 1 (satu) bulan

setelah tahun anggaran berakhir. Selanjutanya dalam pasal

17 Permendagri NO. 37 Tahun 2007 dinyatakan bahwa

peraturan desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan

APBDesa dan keputusan kepala desa tentang

pertanggungjawaban kepala desa sebagaimana

dimaksudkan dalam Pasal 16 ayat (3) diatas, disampaikan

kepada Bupati/Walikota melalui Camat. Waktu

penyampaian paling lambat 7 hari setelah peraturan desa

ditetapkan. Laporan pertanggungjawaban keuangan desa

terdiri dari laporan pertanggungjawaban penerimaan dan

pengeluaran. Dalam bentuk buku kas umum penerimaan

dan pengeluaran, buku kas pembantu untuk penerimaan

dan pengeluaran, dan buku penerimaan lainnya yang sah,

Page 126: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

117

serta untuk pengeluaran menyetorkan bukti PPN/PPh ke

kas negara.

Sementara itu pada Pasal 30 dan 31 ayat 1,2, UU

NO 17 Tahun 2003, dinyatakan Presiden/ Gubernur/

Bupati/ Walikota menyampaikan rancangan undang-

undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan

APBN/APBD kepada DPR/DPRD berupa laporan

keuangan yang telah diperiksa oleh BPK, selambat-

lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran

berakhir. Laporan keuangan dimaksud terdiri dari ;

laporan realisasi APBN/APBD, Neraca, laporan arus kas,

dan catatan atas laporan keuangan yang dilampiri dengan

laporan keuangan perusahaan negara/daerah dan badan

lainnya. Peran laporan keuaangan adalah untuk

menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi

keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh

entitas pelaporan dalam satu periode pelaporan. Laporan

keuangan terutama digunakan untuk membandingkan

realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan

dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi

keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu

entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya

terhadap peraturan perundang-undangan (Peraturan

Pemerintah NO. 24 Tahun 2005, tentang Standar

Akuntansi Pemerintah).

2) Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Dalam PP 72 Tahun 2005, dinyatakan alokasi dana

desa (ADD) adalah dana yang dialokasikan oleh

pemerintah kabupaten/kota untuk des, yang bersumber

dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah

yang diterima oleh kabupaten/kota. Menurut Pasal 19

Permendagri NO. 37 Tahun 2007, besarnya paling sedikit

10 % . Tujuan Alokasi Dana Desa adalah :

a) Menanggulangi kemiskinan dan mengurangi

kesenjangan ;

Page 127: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

118

b) Meningkatkan perencanaan dan penganggaran

pembangunan di tingkat desa dan pemberdayaan

masyarakat ;

c) Meningkatkan pembangunan infrastuktur perdesaan ;

d) Meningkatkan pengamalan nilai-nilai keagamaan,

sosial budaya dalam rangka mewujudkan peningkatan

sosial ;

e) Meningkatkan ketentraman dan ketertiban

masyarakat ;

f) Meningkatkan pelayanan pada masyarakat desa

dalam rangka pengembangan kegiatan sosial dan

ekonomi masyarakat ;

g) Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong

royong masyarakat ;

h) Meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat desa

melalui badan usaha milik desa (BUMDesa).

i) Pengelolaan alokasi dana desa merupakan satu

kesatuan dengan pengelolaan keuangan desa.

Rumus yang digunakan dalam alokasi dana desa adalah :

a) Azas merata adalah besarnya bagian alokasi dana

desa yang sama untuk tiap desa, yang selanjutnya

disebut alokasi dana desa minimal (ADDM);

b) Azas adil adalah besarnya bagian alokasi dana desa

berdasarkan nilai bobot desa (BDx) yang dihitung

dengan rumus dan variabel tertentu, (misalnya

kemiskinan, keterjangkauan, pendidikan dasar,

kesehatan dll), selanjutnya disebut alokasi dana desa

proposional (ADDP).

Besarnya persentase perbandingan antara azas

merata dan adil adalah besarnya ADDM adalah 60 % dari

jumlah ADD dan ADDP adalah 40 % dari jumlah ADD.

Alokasi dana desa dalam APBD kabupaten/kota

dianggarkan pada bagian pemerintahan desa.

Pemerintahan desa membuka rekening pada bank yang

ditunjuk berdasarkan keputusan kepala desa. Kepala desa

mengajukan permohonan penyaluran alokasi dana desa

kepada Bupati c.q kepala bagian pemerintah desa sekda

Page 128: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

119

kabupaten melalui camat setelah dilakukan verifikasi oleh

tim pendamping kecamatan. Bagian pemerintah desa pada

setda kabupaten akan meneruskan berkas permohonan

berikut lampirannya kepada kepala bagian keuangan setda

kabupaten atau kepala badan pengelolaan keuangan

daerah (BPKD) atau kepala badan pengelola keuangan

dan kekayaan/Aset daerah (BPKK/AD). Kepala bagian

keuangan Setda atau Kepala BPKD atau Kepala

BPKK/AD akan menyalurkan ADD langsung dari kas

daerah ke rekening desa. Mekanisme pencairan ADD

dalam APBDesa dilakukan secara bertahap atau

disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi daerah

kabupaten/kota. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang

pembiayaannya bersumber dari ADD APBDesa

sepenuhnya dilaksanakan oleh tim pelaksana desa dengan

mengacu pada peraturan Bupati/Walikota. Penggunaan

ADD adalah sebesar 30 % untuk belanja aparatur dan

operasional pemerintah desa, sebesar 70 % untuk biaya

pemberdayaan masyarakat. Bagi belanja pemberdayaan

masyarakat digunakan untuk : Biaya perbaikan sarana

publik dalam skala kecil, penyertaan modal usaha

masyarakat melalui BUMDesa, biaya untuk pengadaan

ketahanan pangan, perbaikan lingkungan dan pemukiman,

teknologi tepat guna, perbaikan kesehatan dan pendidikan,

pengembangan sosial budaya, dan sebagainya yang

dianggap penting.

3) Pembinaan dan Pengawasan

Dalam pasal 99 PP 72/2005, dinyatakan

pemerintah dan pemerintah provinsi wajib membina

penyelenggaran pemerintah desa dan lembaga

kemasyarakatan. Pemerintah kabupaten/kota dan camat

wajib membina dan mengawasi penyelenggaraan

pemerintah desa dan lembaga kemasyarakatan.

Pembinaan dan pengawasan pemerintah kabupaten/kota

meliputi :

a) Memberi pedoman bimbingan pelaksanaan ADD;

Page 129: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

120

b) Memberikan bimbingan dan pelatihan dan

penyelenggaraan keuangan desa yang mencakup

perencanaan dan penyusunan APBDesa, pelaksanaan

dan pertanggungjawaban APBDesa ;

c) Membina dan mengawasi pengelolaan keuangan desa

dan pendayagunaan aset desa ;

d) Memberikan pedoman dan bimbingan pelaksanaan

administrasi keuangan desa.

Sedangkan pembinaan dan pengawasan Camat meliputi :

a) Memfasilitasi administrasi keuangan desa;

b) Memfasilitasi pengelolaan keuangan desa dan

pendayagunaan aset desa ;

c) Memfasilitasi pelaksanaan ADD ;

d) Memfasilitasi penyelenggaraan keuangan desa yang

mencakup perencanaan, dan penyusunan APBDesa,

pelaksanaan dan pertanggungjawaban APBDesa.

F. Ringkasan

Dalam era reformasi terjadi perubahan pola

pertanggungjawaban dari akuntabilitas vertikal, menjadi

akuntabilitas horizontal. Penganggaran berubah dari sistem

tradisional yang menggunakan pendekatan incremental dan line

item ke sistem anggaran kinerja.

Ruang lingkup pengelolaan keuangan desa meliputi

kekayaan desa yang dikelola langsung oleh pemerintah desa,

yaitu APBDesa. Dalam pengelolaan keuangan desa tersebut perlu

diperhatikan dan ditaati asas umum pengelolaan keuangan desa

yaitu, keuangan desa harus dikelola secara tertib, taat pada

peraturan perundang-undangan, transparan, akuntabel, dan

partisipatif dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan

manfaat untuk masyarakat desa ;

1) Pengelolaan keuangan desa dilaksanakan dalam suatu sistem

yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBDesa yang

setiap tahun ditetapkan dengan peraturan desa ;

Page 130: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

121

2) serta Permendagri No. 37 Tahun 2007 tentang Pengelolaan

Keuangan Desa, dan Permendagri NO. 35 Tahun 2007

tentang Pedoman Umum Tata Cara Pelaporan dan

Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintah Desa,

Permendagri NO. 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan

Keuangan Desa, belum seluruhnya sejalan dengan ketentuan

dalam Undang-Undang NO. 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara, Undang-Undang NO. 1 Tahun 2004,

tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang-Undang NO. 15

Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung

Jawab Keuangan Negara, serta Undang- Undang NO. 25

Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Andie Megantara, Dodi Iskandar, Kuwat Slamet, 2006,

Manajemen Perbendaharaan Pemerintahan Aplikasi Di

Indonesia, Lembaga Pengkajian keuangan Publik dan

Akuntansi Pemerintah

Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Departemen

Keuangan RI, Jakarta.

Budi Mulyana, Subkhan, Kuwat Slamet, 2006, Keuangan Daerah

Perspektif Desentralisasi Fiskal Dan Pengelolaan APBD

di Indonesia, Lembaga Pengkajian Keuangan Publik Dan

Akuntansi

Pemerintahan (LPKPAP) Badan Pendidikan dan Pelatihan

Keuangan, Jakarta LAN dan BPKP, Akuntabilitas dan

Good Governance, Modul 1 dari 5 Modul Sosialisasi

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

Penerbit LAN, Jakarta.

Mardiasmo, 2002, Otonomi & Manajemen Keuangan Daerah,

Penerbit Andi, Yogyakarta. Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan

Page 131: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

122

Daerah. ___________________________. Nomor 35 Tahun

2007 Tentang Pedoman Umum Tata Cara Pelaporan Dan

Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintah Desa.

___________________________. Nomor 37 Tahun 2007

Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa.

___________________________. Nomor 66 Tahun 2007

Tentang Perencanan Pembangunan Desa. Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan

_________________. Nomor 40 Tahun 2005 Tentang Tata Cara

Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional

_________________. Nomor 72 Tahun 2005 Tentang

Desa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945

_____________. Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara _____________. Nomor 1 Tahun 2004 Tentang

Perbendaharaan Negara _____________. Nomor 15

Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara. _____________.

Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional. _____________. Nomor 32

Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

_____________. Nomor 33 Tahun 2004 Tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Daerah

Page 132: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

123

BAB VI

MANAJEMEN KEUANGAN PARIWISATA

(Anik Yuesti, Putu Kepramareni)

A. Konsep Pariwisata

Pariwisata di Indonesia telah menjadi sector yang

strategi di dalam perekonomian nasional karena memberikan

pendapatan yang cukup besar bagi Negara. Pariwisata mampu

mendatangkan devisa Negara dan penerimaan asli daerah

yang berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat dalam

sector ekonomi. Pariwisata khususnya di Bali sudah

berkembang pesat. Dapat dilihat baik dari segi akses menuju

daerah pariwisata maupun dari beberapa pengembangan

fasilitas yang disediakan di sekitar daerah pariwisata. Dengan

perkembangan pariwisata tentunya ada kegiatan perluasan

pariwisata dari segi geografis.

Ada nilai manfaat yang timbul dari segala kegiatan

pariwisata yang memberikan kontribusi terdahap

perekonomian setempat karena aktivitas pariwisata dapat

berkembang menjadi kegiatan ekonomi pendukung

pariwisata seperti Hotel, Rumah makan, transportasi dan lain-

lain. ini tentunya akan berkaitan dengan perekenomian

masyarakat. Dengan adanya kegiatan ekonomi tersebut maka

akan banyak menyerap tenaga kerja yang dapat di manfaatkan

masyarakat sekitar dan juga memberikan peluangan usaha

bagi masyarakat untuk bisa mengelola daerah pariwisata

tersebut dengan baik.

Pengertian pariwisata berdasarkan Undang-Undang RI

No.10 Tahun 2009, tentang kepariwisataan, disebutkan

pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan

didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan

oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah

Daerah. Konsep Pariwisata. Sedangkankepariwisataan adalah

keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata yang

bersifat multidimensi serta multi disiplin yang muncul

sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan Negara serta

Page 133: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

124

interaksi antara wisatawan dengan masyarakat setempat,

sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan

pengusaha.

B. Bentuk-Bentuk Pariwisata

Pariwisata dapat dipelajari tidak hanya dari segi

motivasi dan tujuan perjalanannya saja, tetapi juga bisa

dilihat dari kinerja lain misalnya bentuk-bentuk perjalanan

wisata yang dilakukan, lamanya perjalanan serta pengaruh-

pengaruh ekonomi akibat adanya perjalanan wisata tersebut.

Bentuk pariwisata yang di terdapat dalam buku Ekonomi

Pariwisata antara lain (Spillane, 1987):

1) Pariwisata individu dan kolektif

Pariwisata ini baik dalam negeri ataupun luar negeri

dibagi menjadi dua kategori yaitu:

Individual tourism atau pariwisata perorangan

meliputi seseorang atau kelompok orang (teman-

teman atau keluarga) yang mengadakan perjalanan

wisata dengan melakukan sendiri pilihan daerah tujuan

wisata maupun pembuatan programnya, sehingga

bebas mengadakan perubahan waktu yang

dikehendaki.

Organized collective tourism, atau pariwisata kolektif

yang diorganisasi secara baik meliputi sebuah biro

perjalanan (travel agent atau tour operator) yang

menjual suatu perjalanan menurut program dan jadwal

waktu yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk

keseluruhan anggota kelompok.

2) Pariwisata jangka panjang, pariwisata pendek dan

pariwisata ekskursi. Pariwisata jangka panjang

dimaksudkan sebagai suatu perjalanan yang berlangsung

beberapa minggu atau beberapa bulan bagi wisatawan

sendiri. Pariwisata jangka pendek atau short term touism

mencakup perjalanan yang berlangsung antara satu

minggu sampai sepuluh hari, sedangkan pariwisata

ekskursi atau excursionist tourism adalah suatu perjalanan

wisata yang tidak lebih dari 24 jam dan tidak

menggunakan fasilitas akomodasi.

Page 134: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

125

3) Pariwisata dengan alat angkutan. Menurut bentuk

pariwisata ini, seseorang dalam melakukan pariwisata

menggunakan berbagai alat angkutan seperti kereta api,

kapal laut, kapal terbang, bus, dan kendaraan umum lain.

4) Pariwisata aktif dan pasif. Pariwisata aktif merupakan

pariwisata yang mendatangkan devisa untuk suatu

Negara, misalnya wistawan mancanegara datang ke

Negara lain untuk berlibur. Pengertian pariwisata pasif

adalah pariwisata yang mempunyai pengaruh negatif

terhadap neraca pembayaran, misalnya penduduk suatu

Negara pergi keluar negeri dan membawa uang ke luar

negeri untuk berwisata dan berbelanja disana.

C. Jenis-Jenis Pariwisata

Jenis pariwisata dapat di tentukan berdasarkan tujuan

dalam berpariwisata. Jenis-jenis pariwisata tersebut antara

lain (Spillane, 1987):

Pariwisata untuk menikmati perjalanan (Pleasure Tourism).

Bentuk pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang

meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, untuk

mencari udara segar yang baru, untuk memenuhi

keingintahuannya, untuk mengendorkan ketagangan

sarafnya, untuk melihat sesuatu yang baru, untuk menikmati

keindahan alam, untuk mengetahui hikayat rakyat setempat,

untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian di daerah

luar kota, atau bahkan sebaliknya untuk menikmati hiburan

di kota-kota besar ataupun untuk ikut serta dalam keramaian

pusat-pusat wisatawan.

Pariwisata untuk rekreasi (Recreation Tourism). Pariwisata

ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki

pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat, untuk

memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya,

yang ingin menyegarkan keletihan dan kelelahannya.

Pariwisata untuk kebudayaan (Cultural Tourism). Jenis

pariwisata ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi,

seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran

dan riset, untuk mempelajari adat-istiadat, kelembagaam,

dan cara hidup rakyat Negara lain, untuk mengunjungi

Page 135: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

126

monument bersejarah ataupun peninggalan peradaban masa

lalu.

Pariwisata untuk olahraga (Sport Tourism)

Jenis pariwisata ini dibagi dalam dua kategori yaitu:

a. Big Sport Events, yaitu peristiwa-peristiwa olah raga

besar seperti Olympiade Games, kejuaraan ski, piala

dunia dan lain-lain yang menari perhatian tidak hanya

pada olah ragawannya sendiri, tetapi juga ribuan

penonton atau penggemarnya.

b. Sporting Tourism of the Practitioners, yaitu pariwisata

olah raga bagi mereka yang ingin berlatih dan

mempraktekan sendiri, seperti pendakian gunung, olah

raga naik kuda, berburu, memancing, dan lain-lain.

Pariwisata untuk urusan usaha dagang (Business Tourism).

Menurut para ahli teori, perjalanan usaha ini adalah bentuk

professional travel atau perjalanan kerena ada kaitannya

dengan pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan

kepada pelakunya baik pilihan daerah tujuan maupun

pilihan waktu perjalanan.

Pariwisata untuk berkonvensi (Convention Tourism).

Pariwisata ini merupakan suatu konvensi atau

pertemuan yang dihadiri oleh ratusan bahkan ribuan peserta

yang biasanya tingga beberapa hari di kota atau Negara

penyelenggara.

D. Wisatawan dan Pendapatan

Menurut Soekadijo (2001) wisatawan adalah orang

yang mengadakan perjalanan dari tempat kediamannya tanpa

menetap di tempat yang didatanginya, atau hanya untuk

sementara waktu tinggal ditempat yang didatanginya. Mereka

yang dianggap sebagai wisatawan adalah orang yang

melakukan kesenangan, karena alasan kesehatan dan

sebagainya: orang yang melakukan perjalanan untuk

pertemuan-pertemuan atau dalam kapasitasnya sebagai

perwakilan (ilmu pengetahuan, administrasi, diplomatik,

keagamaan, atlit dan alasan bisnis) (Foster, D 1987, dalam

Sukarsa 1999).

Page 136: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

127

Secara teoritis dalam Austriana (2005) semakin lama

wisatawan tinggal di suatu daerah tujuan wisata, maka

semakin banyak pula uang yang dibelanjakan di daerah tujuan

wisata tersebut. Dengan adanya kegiatan konsumtif baik dari

wisatawan mancanegara maupun domestik, maka akan

memperbesar pendapatan dari sektor pariwisata suatu daerah.

Oleh karena itu, semakin tingginya arus kunjungan

wisatawan, maka pendapatan sektor pariwisata di suatu

daerah juga akan semakin meningkat.

Secara sederhana konsumsi sektor pariwisata

merupakan barang dan jasa yang dikonsumsi oleh wisatawan

dalam rangka memenuhi kebutuhan (needs), keinginan

(wants), dan harapan (expectation) selama tinggal di Daerah

Tujuan Wisata yang dikunjunginya mulai dari paket

perjalanan, akomodasi, makanan dan minuman, transportasi,

rekreasi budaya dan olahraga,belanja, dan lain-lain.

E. Kebijakan Keuangan Pariwisata

Melihat pariwisata di Indonesia yang sangat besar ,

pemerintah pun semakin serius dalam menangani

kepariwisataan indonesia.Keseriusan itu diperlihatkan

dengan menetapkan visi terbaru untuk sektor pariwisata. Visi

baru tersebut adalah menjadikan Indonesia sebagai negara

tujuan pariwisata berkelas internasional, berdaya saing tinggi

dan berkelanjutan. Upaya yang sangat perlu dilakukan saat ini

agar sejalan dengan visi tersebut adalah meningkatkan daya

saing produk wisata di indonesia, pengembangandaya tarik

wisata nusantara, promosi yang terpadu dan kesinambungan,

serta pengembangan institusi dan sumber daya manusia

dalam nmeningkatkan ekonomi pariwisata indonesia.

Untuk pariwisata, pemerintah menyatakan bahwa ada

tiga hal yang harus diperhatikan yaitu: distinasi yang sudah

ada harus dikembangkan, pengembangan destinasi baru, dan

wisata minat khusus. Untuk wisata minat khusus yang akan

dikembangkan saat ini adalah MICE (meeting, incentives,

convention, and exhibition), wisata bahari lautan nusantara

dan alam indonesiayang kaya dengan keindahannya, wisata

olah raga, serta wisata belaja dan kuliner khas nusantara.

Sedangkan untuk pengembangan destinasi pariwisata

Page 137: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

128

yangsudah adapemerintah memfokuskan diripada

pengembangan 15 Destination Management Organization

(DMO), desa wisata, pusat rekreasi masyarakat, pasar wisata,

zona kreatif, daya tarik wisata, serta melakukan kerjasama

dan kemitraan.

Dalam Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan daerah dijelaskan bahwa sumber pendapatan

daerah terdiri atas: (a) pendapatan asli daerah, yaitu (i) hasil

pajak daerah, (ii) hasil retribusi daerah, (iii) hasil perusahaan

milik daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan, dan (iv) lain-lain pendapatan asli daerah yang sah,

(b) dana perimbangan, (c) pinjaman daerah, (d) lain-lain

pendapatan daerah yang asli. Kemampuan daerah dalam

melaksanakan otonominya sangat ditentukan atau tergantung

dari sumbersumber pendapatan asli daerah (PAD).

Pemerintah daerah dituntut untuk dapat menghidupi dirinya

sendiri dengan mengadakan pengelolaan terhadap potensi

yang dimiliki, untuk itu usaha untuk mendapatkan sumber

dana yang tepat merupakan suatu keharusan. Terobosan-

terobosan baru dalam memperoleh dana untuk membiayai

pengeluaran pemerintah daerah harus dilakukan, salah

satunya adalah sektor pariwisata.

F. Pemilihan Investasi Pariwisata

Konsekuensi biaya yang harus dibayar dari

pembangunan “pariwisata massa” yang berorientasi pada

kuantitas dan pertumbuhan yang yang setinggi-tingginya

seperti: over carrying capacity, degradasi lingkungan, dan

kesenjangan antar lapisan masyarakat. Hal ini menyebabkan

munculnya bentuk pilihan pengembangan pariwisata yang

didasarkan pada “spirit” konservasi, seperti pemgembangan

jenis pariwisata: small scale tourism, green tourism, going

ethnic society yang semuanya menuju pada pencarian

konsep alternatif tourism yang dinilai tepat dengan model

pengembangan pariwisata berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan, yang memberi prioritas utama pada lingkungan.

Dorongan untuk mencapai pertumbuhan yang setinggi-

tingginya telah meniadakan pilihan lain, bagi perencana,

kecuali penggunaan pendekatan centrally imposed blue print

Page 138: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

129

plan yang biasanya bercirikan prakarsa biasanya dimulai dari

pusat dalam bentuk perencanaan formal, proses penyusunan

program bersifat statis, mekanisme kelembagaan bersifat top

down dan fokus perhatiannya menyelesaikan proyek tepat

waktu sesuai kebijakan anggaran yang ada. Ada beberapa

persyaratan yang harus dipenuhi di dalam setiap

pembangunan kepariwisataan, antara lain:

1) Ada pertumbuhan ekonomi, sehingga dapat mengurangi

kemiskinan, karena kemiskinan sangat besar peranannya

di dalam menggerogoti lingkungan di luar daya

dukungnya.

2) Pertumbuhan hendaknya cukup rendah sehingga tidak

melampui toleransi sumber daya tempat kehidupan

manusia tergantung.

3) Kebutuhan manusia harus dibatasi, termasuk pembatasan

jumlah konsumen melalui pembatasan kelahiran.

4) Manfaat pembangunan ekonomi harus didistribusikan

secara adil dan mereka yang menderita harus mendapat

prioritas lebih tinggi di dalam memanfaatkan hasil

pembangunan.

5) Adanya perencanaan yang baik, yang sudah

mengantisipasi perkembangan ke depan.

6) Adanya keterlibatan masyarakat lokal secara langsung

dalam pembangunan kepariwisataan, termasuk di

dalamnya menikmati manfaat ekonomi kepariwisataan.

7) Pemanfaatan berbagai sumber daya (termasuk sumber

daya alam, sosial, dan budaya) harus dilakukan secara

efisien dan di bawah ambang daya dukungnya dengan

penerapan teknologi yang lebih ramah lingkungan.

Sebuah studi kelayakan adalah evaluasi proposal yang

dirancang untuk menentukan kesulitan dalam melaksanakan

tugas yang ditunjuk. Secara umum, studi kelayakan

mendahului pengembangan teknis dan pelaksanaan proyek.

Dengan kata lain, studi kelayakan adalah evaluasi atau

analisis dampak potensial dari sebuah proyek yang diusulkan.

Ada beberapa faktor penentu kelayakan yaitu:

1) Kelayakan Teknologi dan Sistem Penilaian ini didasarkan pada desain garis besar

persyaratan sistem dalam hal Input, Proses, Output,

Page 139: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

130

Fields, Program, dan Prosedur. Hal ini dapat diukur dalam

hal volume data, tren, frekuensi update, dan lain-lain

untuk memperkirakan apakah sistem baru akan

melakukan cukup atau tidak. Kelayakan teknologi

dilakukan untuk menentukan apakah perusahaan memiliki

kemampuan, dalam hal software, hardware, personil dan

keahlian, untuk menangani penyelesaian proyek

2) Kelayakan Ekonomi Analisis ekonomi adalah metode yang paling sering

digunakan untuk mengevaluasi efektivitas sistem baru.

Analisis biaya manfaat, digunakan untuk menentukan

manfaat dan penghematan yang diharapkan dari sistem

dan membandingkannya dengan biaya. Jika imbalan lebih

besar daripada biaya, maka keputusan dibuat untuk

merancang dan mengimplementasikan sistem. Seorang

pengusaha yang akurat harus mempertimbangkan biaya

dan manfaat sebelum mengambil tindakan.

3) Kelayakan Hukum Menentukan apakah sistem yang diusulkan konflik

dengan persyaratan hukum, misalnya sistem pengolahan

data harus sesuai dengan perlindungan data lokal.

4) Kelayakan Operasional Adalah ukuran dari seberapa baik sistem yang diusulkan

memecahkan masalah, dan mengambil keuntungan dari

kesempatan yang diidentifikasi selama definisi ruang

lingkup dan bagaimana memenuhi persyaratan yang

diidentifikasi dalam tahap analisis kebutuhan

pengembangan sistem.

5) Kelayakan Jadwal Sebuah proyek akan gagal jika penyelesaiannya

memerlukan waktu yang terlalu lama. Biasanya ini berarti

memperkirakan berapa lama sistem akan dibuat dan

dikembangkan, dan dapat diselesaikan dalam jangka

waktu tertentu, yang dapat diukur dengan menggunakan

beberapa metode seperti payback period. Kelayakan

jadwal adalah ukuran dari seberapa wajar jadwal proyek.

6) Kelayakan Pasar dan Real Estate Studi Kelayakan Pasar biasanya melibatkan pengujian

lokasi geografis untuk proyek pengembangan real estate,

Page 140: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

131

dan biasanya melibatkan bidang tanah real estate.

Pengembang sering melakukan penelitian pasar untuk

menentukan lokasi terbaik dalam yurisdiksi, dan untuk

menguji alternatif menggunakan tanah untuk paket yang

diberikan. Yurisdiksi sering membutuhkan pengembang

untuk menyelesaikan studi kelayakan sebelum mereka

akan menyetujui permohonan izin untuk ritel, kantor

komersial, industri, manufaktur, perumahan, atau

dicampur-gunakan proyek. Kelayakan Pasar

memperhitungkan pentingnya bisnis di area yang dipilih.

7) Kelayakan Sumber Daya Hal ini melibatkan pertanyaan seperti berapa banyak

waktu yang tersedia untuk membangun sistem baru, bila

dapat dibangun, apakah itu mengganggu operasi bisnis

normal, jenis dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan,

dependensi, dan lain-lain. Kontinjensi dan rencana

mitigasi juga harus dinyatakan di sini .

8) Kelayakan Budaya Pada tahap ini, alternatif proyek yang dievaluasi

dampaknya terhadap budaya lokal dan umum. Misalnya,

faktor lingkungan perlu dipertimbangkan dan faktor-

faktor ini harus dikenal. budaya perusahaan yang lebih

lanjut sendiri dapat berbenturan dengan hasil proyek.

G. Modal Pariwisata Indonesia

Indonesia punya modal kuat pada bidang pariwisata.

Pada tahun 2019, sektor pariwisata Indonesia akan menjadi

sektor penyumbang terbesar untuk devisa negara.

Berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata tahun 2014,

sektor pariwisata menjadi penyumbang keempat terbesar

devisa negara sebesar Rp. 133,9 triliun.Sumbangan sektor

pariwisata masih tertinggal jauh jika dibandingkan

dengan sumbangan dari sektor migas yang mencapai 32

miliar US, disusul dari sektor batubara dengan devisa

mencapai 24 miliar US. Keberagaman yang dimiliki

Indonesia menjadi nilai jual untuk Indonesia, dimana tercatat

bahwa 50% wisatawan memilih mengunjungi budaya yang

didalamnya terdapat kuliner, sejarah, dan desa wisata.

Page 141: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

132

Sedangkan 30% wisatawan lebih memilih wisata alam dan

sisanya sebanyak 20%) memilih wisata buatan.

Indonesia memiliki semua, utamanya budaya yang

sangat beragam terbentang dari Sabang sampai Merauke.

Keberagaman suku bangsa (1128) yang ada di indonesia

menjadi modal besar untuk dijadikan objek pada sektor

pariwisata. Kaya akan budaya memungkinkan

untuk mewujudkan sektor pariwisata sebagai penyumbang

devisa terbesar.Budaya merupakan suatu kebiasaan yang

mengandung nilai-nilai penting dan bersifat fundamental

yang diwariskan dari generasi ke generasi. Warisan tersebut

harus tetap dijaga agar tidak luntur atau hilang, sehingga

dapat dipelajari dan dilestarikan oleh generasi berikutnya.

Membangkitkan sifat nasionalisme merupakan salah satu

bentuk untuk berusaha melestarikan budaya yang dimiliki

Indonesia sekarang ini. Memupuk rasa nasionalisme

membantu menumbuhkan rasa percaya diri akan budaya

sendiri hingga nantinya akan timbul kebanggaan terhadap

budaya sendiri.

Berbagai organisasi internasional antara lain PBB,

Bank Dunia dan World Tourism Organization (WTO), telah

mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut

kegiatan sosial dan ekonomi.

Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati

oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad

ke-20, pariwisata kini telah menjadi bagian dari hak asasi

manusia yang semua kalangan dapat merasakannya. Hal ini

terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula

di negara berkembang termasuk pula Indonesia. Dalam

hubungan ini, berbagai negara termasuk Indonesia pun turut

menikmati dampak dari peningkatan pariwisata dunia

terutama pada periode 1990-1996. Potensi pariwisata di

Indonesia sangatlah besar. Membentang dari Provinsi

Nangroe Aceh Darussalam sampai Provinsi Papua dengan

segala keanekaragaman obyek pariwisata, berbagai seni

budaya yang menawan dan ketersediaan sarana dan prasara

pendukung pariwisata, yang kesemuanya itu diharapkan

mampu menarik lebih banyak lagi devisa negara, baik dari

Page 142: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

133

wisatawan manca negara maupun domestik.Selain itu, sub

sektor pariwisata pun diharapkan dapat menggerakan

ekonomi rakyat, karena dianggap sektor yang paling siap dari

segi fasilitas, sarana dan prasarana dibandingkan dengan

sektor usaha lainnya. Harapan ini dikembangkan dalam suatu

strategi pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan

pariwisata yang berbasis kerakyatan atau community-based

tourism development.

Bercermin dari prestasi pariwisata Indonesia di tingkat

dunia, yaitu menjadi negara yang hanya menempati peringkat

ke 74 dari 139 negara maka ini adalah kenyataan yang cukup

pahit bagi Indonesia. Indonesia memiliki potensi pariwisata

yang besar, namun masih kalah oleh negara-negara tetangga

di Asia Tenggara seperti Singapura yang mencapai peringkat

10 dan Malaysia di peringkat 35. Padahal kedua negara

tersebut jauh lebih kecil dari Indonesia, tentu dengan potensi

wisata yang tidak sebanyak di Indonesia. Lokasi wisata

Indonesia sangat banyak, namun infrastruktur yang tersedia

masih dianggap kurang memadai. Bahkan pada banyak

tempat wisata, infrastrukturnya masih tidak mendukung

kunjungan wisatawan ke daerah tersebut. Infrastruktur yang

memadai akan membantu pemerintah dan masyarakat untuk

menggali potensi wisata di suatu daerah secara maksimal. Tak

tanggung-tanggung, pemerintah berani menggelontorkan

anggaran untuk infrastruktur dan promosi pariwisata hingga

5,6 triliun rupiah.Infrastruktur di situs-situs pariwisata

Indonesia akan meningkatkan daya saing Indonesia, yang

pada akhirnya bakal menekan biaya ekonomi yang tinggi saat

ini.

Lalu bagaimana cara paling memungkinkan untuk

mengembangkan suatu daerah wisata dengan maksimal selain

bergantung pada anggaran dari pemerintah? Tentu salah

satunya adalah dengan melibatkan pihak swasta dalam

kegiatan investasi. Melalui kegiatan investasi pada sektor

pendukung industri pariwisata, diharapkan akan mampu

mempercepat pertumbuhan jumlah wisatawan ke

Indonesia.Meski demikian masih banyak investasi

infrastruktur lain yang masih harus mendapat perhatian dan

penjaminannya. Beberapa contoh diantaranya adalah jalan

Page 143: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

134

raya dan akomodasi pariwisata. Jika diperhatikan, lokasi

wisata yang telah memiliki sistem transportasi dan

infrastruktur jalan raya yang baik pada umumnya hanya

terdapat di pulau Jawa dan Bali. Itu pun tidak semua tersedia

pada lokasi wisata, banyak juga yang masih memiliki akses

jalan yang buruk dan minim transportasi. Hal yang sama pun

berlaku bagi obyek-obyek wisata di luar pulau Jawa dan

Bali.Sesungguhnya, semangat pemerintah dalam menggenjot

sektor pariwisata di Indonesia telah mendapat dukungan dari

kalangan pebisnis di Indonesia. Mereka mau berinvestasi

asalkan investasi mereka terjamin dan dilindungi pemerintah.

Oleh sebab itu, kini adalah tugas pemerintah dan masyarakat

untuk bahu membahu membuat lokasi-lokasi wisata di

Nusantara menjadi lebih menarik dan disukai wisatawan.

H. Pembangunan Infrastruktur Di Indonesia Sebagai

Pendukung Pariwisata.

Saat ini pemerintah indonesia sedang menggiatkan

sektor pariwisata untuk meningkatkan suatu negara yang

sejahtera dan mengharumkan nama indonesia di dunia.

Pemerintah menitikberatkan untuk pembangunan

infrastruktur di indonesia yang merupakan kunci dalam

mengembangkan industri pariwisata dan modal untuk

mendatangkan investasi asing dibidang pariwisata. Banyak

lokasi wisata yang ada di indonesia yang masih kurang

memadai infrastrukturnya. Bahkan banyak tempat wisata

yang tidak terdukung oleh fasilitas infrastruktur yang

memadai ketika ada kunjungan wisatawan di sana. Tidak

heran jika pemerintah menggelontorkan anggaran hampir 6

triliuan rupiah untuk pembangunan infrastruktur pariwisata.

Untuk proses pengembangannya bisa melibatkan pihak

swasta untuk kegiatan investasi. Melalui kegiatan ini pada

sektor industri pariwisata, mampu memberikan pertumbuhan

jumlah wisatawan yang datang ke indonesia. Sudah tidak bisa

ditunda lagi untuk investasi pembangunan infrastruktur di

indonesia pada sektor periwisata. Denganya adanya jenis

investasi dalam infrastruktur indonesia, maka target

pemerintah indonesia dalam sektor pariwisata tercapai, salah

Page 144: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

135

satu targetnya adalah mendatangkan 20 juta wisatawan asing

di tahun 2020.

Pemerintah sudah bertindak serius untuk investasi

infrastruktur bidang pariwisata dengan pembangunan jalur

kereta di makassar.Namun untuk investasi infrastruktur yang

lain juga perlu diperhatikan betul, seperti jalan raya dan

akomodasi dalam pariwisata. Hal ini juga harus merambah di

lokasi wisata yang ada di seluruh indonesia. Semangat dari

pemerintah untuk menjalankan secara maksimal sektor

pariwisata telah memperoleh dukungan dari para pebisnis

yang ada di indonesia. Para pebisnis siap untuk melakukan

investasi jika investasi yang dilakukan terjamin dan

dilindungi sepenuhnya oleh pemerintah. Maka dari itu, tugas

dari pemerintah dan masyarakat untuk bisa saling bahu

membahu dalam pembuatan lokasi wisata yang ada di seluruh

indonesia menjadi lebih baik, menarik dan disukai oleh

banyak wisatawan dunia.

I. Investasi Asing dibidang Pariwisata.

Kebijakan pemerintahmembuka investasi asing masuk

ke sektor pariwisata ternyata berdampak positif terhadap

industri ini. Dalam enam bulan pertama tahun 2016 total

investasi yang masuk di sektor pariwisata mencapai US$ 850

juta, hampir mendekati capaian dalam 12 bulan pada tahun

lalu sebesar US$ 1 miliar.

Jumlah kunjungan wisman sepanjang Januari hingga

Agustus 2016 tercatat 7.35 kunjungan, naik 8,4 persen

dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pemerintah

menargetkan pada 2019, jumlah kunjungan wisman dalam

satu tahun mencapai 20 juta kunjungan. Untuk mencapai

target ini, Kementerian Pariwisata terus melakukan promosi.

Portofolio bisnis pariwisata Indonesia dianggap begitu

potensial untuk dipasarkan, mulai dari kekayaan wisata alam

(nature), wisata budaya (culture), dan wisata buatan (man-

made).Peningkatan kunjungan wisman akan berpengaruh

pada meningkatnya devisa, produk domestik bruto (PDB),

dan penyerapan tenaga kerja. Dari sisi devisa, sektor

pariwisata menyumbang US$ 1 miliar, dan menghasilkan

Page 145: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

136

PDB US$ 1,7 miliar. Sektor ini menempati posisi keempat

penyumbang devisa terbesar, mencapai 9,3 persen

dibandingkan industri lain. Pertumbuhan penerimaan devisa

pariwisata berada di posisi tertinggi, sebesar 13 persen,

dibandingkan industri migas, batu bara, dan minyak kelapa

sawit yang cenderung negatif.Selain itu, pariwisata

merupakan pencipta lapangan kerja termurah dengan estimasi

US$ 5.000 per satu pekerjaan. Adapun rata-rata industri

lainnya mencapai US$ 100.000 per satu pekerjaan. Data

Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah

komulatif tenaga kerja yang telah terserap di sektor pariwisata

hingga bulan Juli 2016 mencapai 6,88 juta orang dari total

target 11,8 juta orang.

J. Investasi Infrastruktur. Investasi pada sektor pariwisata Indonesia tidak

merata sehingga perlu ditingkatkan dan perlu ada pemerataan

investasi pada sektor tersebut. Angkanya sementara ini masih

belum begitu menonjol sehingga ini merupakan masalah dan

tantangannya. Investasi sektor pariwisata seperti hotel dan

resort saat ini masih terkonsentrasi di Bali dan Jakarta. Oleh

karena itu, perlu adanya diversifikasi atau pembagian yang

merata terkait dengan wilayah-wilayah potensial yang

memerlukan investasi. Pemerintah melalui kementrian

Pariwisata telah mengumumkan ada "10 Bali Baru" yang

merupakan destinasi wisata yang menjadi prioritas

pemerintah yaitu:

1. Danau Toba di Sumatera Utara

2. Bangka Belitung

3. Tanjung Lesung di Banten

4. Kepulauan Seribu DKI Jakarta

5. Candi Borobudur Jawa Tengah

6. Gunung Bromo Jawa Timur

7. Mandalika lombok

8. Pulau Komodo Nusa Tenggara Timur

9. Taman nasional Wakatobi Sulawesi Tenggara

10. Morotai Maluku Utara.

Untuk mendorong adanya peningkatan investasi sektor

pariwisata di Indonesia perlu ada perhatian terhadap hal-hal

Page 146: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

137

mendasar seperti fasilitas umum dan pembagian investasi

antara pemerintah dan sektor swasta. Yang menjadi tanggung

jawab pemerintah adalahinvestasi infrastruktur seperti jalan,

pelabuhan dan bandara, serta infrastruktur pendukung

lainnya. Sementara untuk swasta, nantinya masuk pada sektor

perhotelan dan lainnya. Akan tetapi, saat ini memang belum

ada insentif yang akan diberikan oleh pemerintah bagi

investor yang akan berinvestasi pada sektor pariwisata,

karena pemerintah harus memperbaiki hal-hal yang mendasar

dulu untuk kenyamanan wisatawan sebelum memberikan

insentif kepada investor.

K. Reksa Dana Pariwisata Kementerian pariwisata mencari sejumlah alternatif

pembiayaan untuk mendanai pengembangan 10 destinasi

pariwisata prioritas (tersebut pada poin romawi III diatas)

yang masih belum optimal.Salah satu skema yang akan

dipilih yakni lewat pendanaan gabungan antara reksa dana

pendapatan tetap (RDPT fixed income) dan reksa dana

penyertaan terbatas (RDPT private equity fund).Diharapkan

dari penerbitan Reksa Dana ini pemerintah bisa mendapat

Rp10 triliun/tahun atau sekitar Rp30 triliun dalam tiga tahun

ke depan untuk membantu membiayai 10 destinasi “BALI

BARU” dan akan mulai ditawarkan pada Januari 2017 dengan

calon investor utama berupa perusahaan asuransi dan dana

pensiun. Kupon reksa dana yang diberikan sebesar 10%-12%

dengan masa tenor 5-8 tahun.Keistimewaandari reksa dana ini

nanti bisa dikonversi dalam waktu dua tahun dari RPDT fixed

income menjadi RPDT private equity fund. Reksa dana yang

nantinya akan ditawarkan oleh manajer investasi itu cocok

untuk membiayai proyek yang masih dalam inkubasi.

Diharapkan pemegang saham nantinya murni manager

investasi, sehingga tidak terlalu turut mencampuri

pemanfaatan dana. Dana yang dikumpulkan dari reksa dana

akan digunakan investasi amenitas di destinasi prioritas,

terutama untuk empat kawasan ekonomi khusus seperti

Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Morotai dan Mandalika.

Aliran modal yang selama ini didapatkan dari

sektor swasta belum maksimal, meskipun secara

Page 147: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

138

persentase pertumbuhannya berkisar 50%, nilai modal yang

ditanamkan investor masih rendah, yakni hanya sekitar US$1

miliar pada 2015, padahal diperlukan US$10 miliar untuk 10

destinasi [dari sektor swasta]. Kalau hanya dapat US$ 1

miliar, dalam lima tahun pun belum tercapai targetnya. Tahun

2017 ini diproyeksikan dana yang terkumpul US$ 1,5 miliar.

Sampai Juni baru mencapai US$800 juta dari private, itu pun

sebanyak 70% investor asing,” ujarnya. Total pembiayaan

untuk 10 destinasi prioritas sebesar US$20 miliar. Beban

tersebut dibagi dua antara pemerintah, sekitar Rp100 triliun

untuk pembangunan infrastruktur umum, serta dari Rp100

triliun swasta untuk infrastruktur pendukung.ABPN yang

disediakan lewat Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat hanya Rp6 triliun per tahun. Dalam lima

tahun, estimasi ketersediaan dana hanya 30% dari proyeksi

kebutuhan investasi pemerintah.Sebagai solusinya

pemerintah akan kerjasama dengan World Bank seperti

konsep yang pernah dilakukan di Nusa Dua, Bali. Jumlahnya

sekitar US$200 juta – US$ 500 juta. Pinjaman Bank Dunia

tersebut akan digunakan untuk mendanai pengembangan tiga

dari 10 destinasi prioritas, yakni Danau Toba, Mandalika dan

Borobudur.

L. Prinsip-Prinsip Investasi

Kegiatan kepariwisataan di Indonesia telah menjad

i sektor yang cukup strategis di dalam perekonomian

nasional karena memberikan kontribusi yang cukup besar

terhadap pendapatan negara. Hal ini terlihat dari nilai manfaat

yang besar kepada daerah tujuan wisata, baik secara langsung

maupun tidak langsung (Smith, 2001). Nilai manfaat yang

ditimbulkan dari aktivitas pariwisata mampu memberikan

kontribusi terhadap sistem perekonomian suatu wilayah

karena aktivitas pariwisata dapat berkembang

menjadi aktivitas industri yang mampu menggerakkan

sektor ekonomi suatu wilayah. Manfaat tersebut bisa

berupa penyerapan tenaga kerja di sektor pariwisata

maupun berkembangnya kegiatan ekonomi pendukung

pariwisata seperti hotel, rumah makan, transportasi, jasa

penukaran uang asing dan lain-lain.

Page 148: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

139

Bali sebagai daerah pusat wisata Indonesia bagian

tengah, dan tujuan wisata dunia memiliki potensi yang

menunjang pertumbuhan kepariwisataan. Potensi tersebut

antara lain mencakup potensi manusia dan kebudayaannya.

Panorama alam yang indah dan ideal, hutan yang hijau,

gunung, danau, sungai serta sawah yang membentang dengan

teras-teras serta pantai yang indah dengan beragam pasir

hitam dan putih. Perpaduan alam, manusia dan kebudayaan

Bali yang unik yang berlandaskan kepada konsepsi keserasian

mewujudkan satu kondisi estetika yang ideal dan bermutu

tinggi.

Secara ekonomi pariwisata telah menjadi salah satu

sumber pendapatan asli daerah dan investasi merupakan

faktor produksi yang berpotensi vital dalam bisnis produksi

jasa. Kegiatan pariwisata yang ada di kawasan badung saat ini

semakin berkembang, banyak wisatawan asing yang

berkunjung, menginap dan melakukan aktivitas di kawasan

daya tarik wisata di Kabupaten Badung. Lokasi kegiatan

kegiatan pariwisata di Kabupaten Badung, sampai saat ini

khususnya di kawasan wisata, Tanjung Benoa, Pecatu,

Uluwatu, Jimbaran dan Kuta mengalami peningkatan

dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Bali, guna

memenuhi kebutuhan para wisatawan yang menginap di

Kabupaten Badung, diperlukan investasi pariwisata berupa

pengembangan kawasan objek tujuan wisata baru.

Konsekwensi dari pembukaan kawasan objek tujuan wisata

membutuhkan pembiayaan yang cukup besar. Oleh

karenanya dipelukan pendanaan dan investasi hingga

terwujudnya suatu kawasan yang presentatif sebagai sebuah

kawasan yang menarik bagi wisatawan, dengan terpenuhinya

segala kebutuhan fisik dalam sebuah kawasan objek tujuan

wisata.

Pembukaan kawasan objek tujuan wisata Pantai

Pandawa yang berkembang sampai saat ini, Tentunya ada

sumber-sumber pendanaan atau penyedia sumber daya dalam

bentuk uang yang diinvestasikan hingga terwujud kawasan

Pantai Padawa dengan segala kelengkapan fasilitas yang

cukup baik sebagai kawasan wisata baru di Kabupaten

Badung. Lokasi Pantai Pandawa terletak di Bali Selatan,

Page 149: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

140

tepatnya di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten

Badung, Bali.

Pengertian Investasi berdasarkan teori ekonomi,

investasi berarti pembelian (dan berarti juga produksi) dari

kapital/modal barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi

digunakan untuk produksi yang akan datang (barang

produksi). Investasi juga merupakan segala sesuatu yang

berhubungan dengan alokasi dana untuk sumber- sumber

(resources) yang diperlukan dalam produksi (Wardana,

2005). Investasi diperlukan bagi perusahaan untuk

membentuk/membuat aset baru atau penggantian aset

lama, untuk modal kerja, serta untuk mendukung dana

membayar biaya awal operasional. Dalam berinvestasi

memerlukan prinsip-prinsip yang perlu dipegang teguh

oleh investor. Ada tiga prinsip mendasar dalam investasi

yang sangat penting untuk menjadi landasan dalam cara

berpikir dan bertindak, yaitu :

1. capital preservation, atau perlindungan terhadap modal,

yaitu mempertahankan apa yang telah dimiliki.

2. mengelola resiko secara aktif,

3. membangun model investasi yang disesuaikan.

Dengan perlindungan terhadap modal yang menjadi

utama, tujuan pertumbuhan aset investasi memiliki dasar

yang lebih kokoh. Risiko yang bersifat kontektual perlu

dikelola secara aktif. Risiko berkaitan dengan pengetahuan,

pemahaman, pengalaman, dan kompetensi (Mark Tier,

2004). Oleh karenanya investor perlu melakukan

pembelajaran secara bertahap dan terus menerus

sehingga dapat mempertajam kompetensi di bidangnya

masing-masing. Model investasi harus dibangun sesuai

dengan profil dan karakternya. Setiap investor memiliki

tujuan, kepribadian, pengetahuan, pengalaman, dan

kompetensi yang berbeda - beda. Dengan prinsip ini kita

dapat memahami kenapa ada investor yang lebih senang

berinvestasi pada aset tertentu, lebih konservatif, namun ada

juga yang terlihat agresif

Page 150: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

141

M. Investasi Bidang Pariwisata

Pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi

pariwisata adalah sebagai berikut :

a. Pilihan bentuk pariwisata yang dikembangkan. Terdapat

konsekuensi biaya yang harus dibayar dari

pembangunan “pariwisata massa” yang berorientasi

pada kuantitas dan pertumbuhan yang setinggi-

tingginya, yaitu seperti : overcarrying capacity,

degradasi lingkungan, dan kesenjangan antar lapisan

masyarakat.

b. Pariwisata berpeluang untuk proyek jangka pendek

dengan periode pengembalian investasi relatif cepat.

Investasi dalam bangunan untuk pariwisata dapat

dipertimbangkan untuk penggunaan substitusi di masa

yang akan datang, dengan nilai yang semakin tinggi di

masa datang.

c. Investasi dalam pariwisata sangat dipengaruhi oleh

musim, sehingga mempengaruhi kestabilan

pendapatan.

Contohnya adalah objek wisata Pantai Pandawa. Objek

wisata Pantai Pandawa dalam sejarahnya merupakan kawasan

pantai yang terisolir. Karena jalan menuju pantai tersebut

cukup curam dan terjal di penuhi semak belukar. Jalan

menuju pantai masih berupa jalan setapak . Masyarakat

berupaya untuk mempermudah akses menuju kawasan pantai

karena pantai melasti adalah daerah pantai yang dipakai oleh

masyarakat Kutuh dalam upacara Pemelastian. Juga ada

beberapa masyarakat melakukan mata pencaharian bertani

rumput laut. Dalam upaya membuka akses jalan inilah tokoh-

tokoh masyarakat Desa Kutuh dalam kesepakatan masyarakat

Desa melakukan pengerukan tebing. Dari hasil penjualan

tanah tebing Desa Adat Kutuh memperoleh keuntungan yang

cukup besar yaitu : pertama terwujudnya jalan yang cukup

lebar dan unik dari proses pengerukan. Kedua Tanah hasil

penjualan digunakan untuk pengaspalan. Ketiga sisa hasil

penjualan juga dibagikan ke Banjar-Banajar yang ada di Desa

Adat Kutuh. Rasa kepemilikan adat dan kebersamaan menjadi

modal bagi terwujudnya akses jalan menuju pantai Melasti.

Page 151: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

142

(sumber informasi Bapak I Nyoman Darkayasa – Kelian adat

dan Manggala upakara Desa Adat Kutuh tahun 2004) Pada

tahun 2004 mulai ada Tamu Manca Negara mengenal Pantai

Melasti untuk kegiatan Surfing mengingat Ombaknya sangat

bagus untuk bermain Surfing, lama kelamaan Pantai Melasti

oleh salah satu Tamu manca Negara yang berasal dari

Australia mulai memperkenalkan Potensi Melasti dengan

ombaknya, dengan sebutan SECRET BEACH (pantai

tersembunyi). Pada tahun 2010 terjadi peningkatan

kunjungan Tamu Manca Negara khususnya yang akan

bermain Surfing dan ternyata mereka untuk memasuki

Kawasan Secreet Beach melalui informasi yang mereka

dapatkan harus membayar kepada pihak yang memberi

informasi, bermula dari hal tersebut Prajuru Desa menindak

lanjuti dengan membentuk Tim Pengelola dan menetapkan

Pantai Melasti sebagai Kawasan Wisata dengan

menggabungkan Potensi Pertanian Rumput laut yang sudah

ada.

Dari uraian pendekatan investasi, pilihan bentuk

pariwisata yang dikembangkan oleh masyarakat Desa Adat

Kutuh memlalui prejuru adat, Objek Tujuan Wisata Pantai

Melasti bermodalkan dari hasil penjualan tanah pengerukan

tebing yang digunakan untuk pembiayaan akses jalan menuju

pantai. Pantai Melasti dari proses pembukaan akses jalan

merupakan berpeluang untuk proyek jangka pendek

dengan periode pengembalian investasi relatif cepat dan

periodik. Investasi yang dilakukan dalam pembangunan

Pantai Melasti untuk pariwisata dapat dipertimbangkan

dengan penggunaan substitusi di masa yang akan datang

semakin nampak, dengan nilai yang semakin tinggi. Dengan

penanaman Investasi dalam pariwisata untuk Pantai Melasti

sangat dipengaruhi oleh musim seperti musim ombak besar

(sebagai sarana objek surfing) atau hari-hari tertentu,

sehingga mempengaruhi kestabilan pendapatan masyarakat

Desa Adat Kutuh dari hasil kontribusi masuk kawasan.

Pada tahun 2010 terjadi peningkatan kunjungan tamu

manca negara khususnya yang akan bermain surfing. Jarak

Desa Kutuh yang hanya 3 kilo meter dari Nusa Dua

merupakan potensi yang sangat bersar menjadi daerah wisata.

Page 152: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

143

Maka dibentuklah tim pengelola dan menetapkan Pantai

melasti sebagai kawasan wisata dengan menggabungkan

potensi pertanian rumput laut yang sudah ada.

Pada tahun 2012 tepatnya tanggal 27 Desember

ditetapkanlah Pantai Melasti atau Secreet Beach melalui

Pelaksanaan Pandawa Beach Festival yang Pertama dengan

Nama PANTAI PANDAWA, mengingat secara penyebutan

nama PANDAWA sangat familiar dan mengandung penuh

filosopi dimana menurut mitologi Hindu yang dimuat di

dalam epos Maha Bharata diceritakan kehidupan Sang Panca

Pandawa dikurung di dalam Goa Gala-Gala sehingga

munculah pemikiran dari keluarga Pandawa untuk membuat

sebuah terowongan sehingga keluarga Pandawa bisa

diselamatkan dan akhirnya Panca Pandawa diberikan

membuka suatu kawasan hutan belantara yang sangat angker

sebagai daerah kekuasaan, berkat kerja keras dan semangat

kebersamaan yang didukung oleh seluruh rakyatnya PANCA

PANDAWA dapat membangun sebuah kerajaan yang diberi

nama AMERTHA yang di pimpin oleh Raja YUDISTIRA

sehingga rakyatnya bisa menikmati kehidupan yang lebih

baik. Ada kemiripan daripada cerita yang ditulis dalam epos

Maha Bharata dengan fakta perjalanan nasib masyarakat Desa

Kutuh, sehingga masyarakat sepakat

memberi nama PANTAI MELASTI (secret beach) dengan

sebutanPANTAI PANDAWA agar bisa dikenang sepanjang

masa.

Melihat data kunjungan wisatawan yang terus

meningkat Pada Tahun 2013 Desa Adat kutuh mulai menata

pengelolaan dengan membentuk wadah satu pintu berupa

manajemen bernama unit manajemen Pantai Pandawa di

bawah manajemen pusat milik desa adat yaitu Bhaga Utsaha

Manunggal Desa Adat (BUMBA). BUMBA merupakan

badan usaha terintegrasi milik Desa Adat Kutuh yang

berkedudukan sebagai Holding Company atas seluruh unit-

unit usaha yang dimiliki dan dikelola Desa Adat Kutuh.

Fungsi utama dari BUMDA adalah untuk mengintegrasikan

semua unit usaha yang dimiliki Desa Adat Kutuh agar dapat

berjalan sinergi satu sama lainya , dan juga bertugas untuk

Page 153: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

144

mengembangkan potensi yang ada untuk dapat menjadi unit

usaha baru.

Saat ini BUMDA Desa Adat Kutuh telah memiliki 8 unit

usaha dan 1 unit layanan, yaitu:

1. unit usaha lembaga perkreditan desa

2. unit daya tarik wisata pantai pandawa

3. unit daya tarik wisata gunung payung culture park

4. unit pengelolaan barang dan jasa

5. unit piranti yandya

6. unit atraksi seni dan budaya

7. unit rintisan atraksi wisata paragliding

8. unit jasa transportasi pandawa mandiri

9. unit layanan kesehatan dan keamanan.

UU Kepariwisataan tahun 2009, pada Bab XIII

mengatur mengenai pendanaan. Disebutkan, pendanaan

pariwisata menjadi tanggung jawab bersama antara

pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengusaha dan

msyarakat. Pengelolaan dana kepariwisataan dilakukan

berdasarkan prinsip keadilan, efisien, transparansi dan

akuntabilitas publik. Pemerintah daerah mengalokasikan

sebagian dari pendapatan yang diperoleh dari

penyelenggaraan pariwisata untuk kepentingan pelestarian

alam dan budaya. Pendanaan oleh pengusaha dan atau

masyarakat dalam pembangunan pariwisata di pulau kecil

diberikan insentif yang diatur dengan Peraturan Presiden.

Pemeritah pusat dan pemerintah daerah memberikan peluang

pendanaan bagi usaha mikro dan kecil di bidang

kepariwisataan.

Dari isi Undang-undang tentang kepariwisataan yang

berlaku mulai tahun 2009, pemerintah daerah melihat potensi

dan perkembangan Pantai Melasti menjadi tujuan wisata baru.

Pada tahun 2015 pemerintah Daerah Kabupaten Badung

menyalurkan anggaran Rp 15 Miliar. Anggaran yang dikelola

digunakan untuk membangun infrastruktur seperti area

parkir, Candi Bentar, Gate besar untuk konter tiket,

pengaspalan jalan, saluran air, pemavingan tempat parkir dan

toilet . (Sekretaris Desa Kutuh I Nyoman Camang). Dengan

adanya penataan parkir dan jalan, wisatawan semakin mudah

dan nyaman saat berlibur ke pantai yang dulunya jadi lahan

Page 154: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

145

rumput laut. Kemegahan dan keindahan tebing, membuat

Pantai Pandawa memiliki ciri pantai yang unik. Selain dari

keindahan alam kegiatan keagamaan, budaya, dan kearifan

lokal yang masih terjaga, juga merupakan bagian yang tak

terpisahkankan dari daya tarik kawasan wisata Pantai

Pandawa.

Infrastruktur yang telah dikembangakan di Kawasan

Pantai Pandawa sebagai pendukung kawasan wisata yang

merupakan bagian dari investasi :

1. jalan sepanjang kurang lebih 1,5 km menuju pantai

dengan melewati tebing-tebing kapur yang tinggi.

2. pemandangan yang unik dan megah karena jalanan yang

dilewati diapit oleh tebing-tebing yang telah dibelah.

3. patung tokoh Pandawa Lima, yakni Yudhistira, Bima,

Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Kelima patung diukir dan

disimpan dalam tebing batu-batu kapur yang dapat di

lihat secara berurutan dari bawah pantai ke arah Barat.

4. pembangunan warung-warung pinggir pantai.

5. Fasilitas pendukung lain seperti pembuatan stage tari

kecak

Penambahan areal parkir yang diharapkan mampu

menampung 1000 kendaraan, penambahan kamar mandi,

kantor, coffee shop yang biayanya mencapai 2,2 milyar

berasal dari sisa untung pendapatan ODTW Pantai Pendawa

tahun 2015 ( Wayan Kasim ketua Pengelola ODTW

Pendawa).

ODTW Pantai Pandawa sudah di beck up listrik melalui

PLN dengan sumber dana untuk tahun 2016 mencapai 1,5

milyar. Pengunjung ODTW Pendawa yang mencapai 2500-

3000 orang per hari, tidak hanya disuguhkan keindahan

pantainya saja namun ada beberapa aktifitas yang dapat

dinikmati seperti outbound, surfing, snorkling, paralayang,

diving, bahkan potensi keindahan alam di jadikan tempat

shooting film dan foto pre-wedding.

N. Syarat Investasi Pariwisata Syarat investasi dalam pembangunan kepariwisataan.

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi di

dalam setiap pembangunan kepariwisataan, antara lain:

Page 155: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

146

a. Ada pertumbuhan ekonomi, sehingga dapat

mengurangi kemiskinan, karena kemiskinan sangat

besar peranannya di dalam menggerogoti lingkungan di

luar daya dukungnya.

b. Pertumbuhan hendaknya cukup rendah sehingga tidak

melampui toleransi sumberdaya tempat kehidupan

manusia tergantung.

c. Kebutuhan manusia harus dibatasi, termasuk

pembatasan jumlah konsumen melalui pembatasan

kelahiran.

d. Manfaat pembangunan ekonomi harus didistribusikan

secara adil dan mereka yang menderita harus mendapat

prioritas lebih tinggi di dalam memanfaatkan hasil

pembangunan.

e. Adanya perencanaan yang baik, yang sudah

mengantisipasi perkembangan kedepan.

f. Adanya keterlibatan masyarakat lokal secara

langsung dalam pembangunan kepariwisataan,

termasuk di dalamnya menikmati manfaat ekonomi

kepariwisataan

g. Pemanfaatan berbagai sumber daya (termasuk sumber

daya alam, sosial, dan budaya) harus dilakukan secara

efisien dan di bawah ambang daya dukungnya dengan

penerapan teknologi yang lebih ramah lingkungan.

Pantai Pandawa berkembang sebagai kawasan objek

tujuan wisata dengan berbagai macam usaha yang tumbuh

menjadi komoditi usaha jasa yang komples memberikan

kontribusi dalam peningkatan ekonomi masyarakat

sekitarnya. Ikatan adat dan kepercayaan adat mempermudah

pengaturan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang

diatur melalui pararem Desa Adat Kutuh, menjadikan

pertumbuhan ekonomi relatif merata bagi masyarakat dengan

mempetimbangkan daya dukung lingkungannya. Upaya-

upaya perbaikan dan peningkatan sarana prasarana

pendukung dilakukan dengan mengedepankan kearifan lokal.

Masyarakat terlibat secara langsung sebagai bagian dari

investasi sumber daya manusianya. Pengembangan potensi

budaya melalui pementasan seni yang diatur dalam jadwal

tertentu, dengan melibatkan anak-anak sekolah di desa

Page 156: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

147

setempat yang sekaligus sebagai penanaman seni budaya

sejak dini.

O. Bisnis Dan Risiko

Sebuah perjalanan bisnis tidak terlepas dari apa yang

disebut resiko, yaitu kondisi yang tidak menguntungkan atau

terjadi kerugian. namun kondisi ini telah diperhitungkan

sebelumnya. Misalnya resiko dalam bisnis perhotelan,

adalah persaingan yang ketat karena banyaknya hotel baru,

jumlah kunjungan yang tidak menentu, menurunnya daya

beli masyarakat terhadap industri pariwisata, menu yang

tidak diminati, atau kondisi perekonomian yang tidak stabil.

Demikian pula dalam hal pengambilan keputusan

yang terkait dengan keuangan, dimana manajemen harus

mempertimbangkan return (tingkat pengembalian) dan risk

(resiko). Tingkat pengembalian merupakan pendapatan yang

dihasilkan untuk menutup dana investasi yang didapatkan di

masa mendatang, sedangkan resiko adalah kemungkinan

adanya penyimpangan dari rata – rata tingkat pengembalian

yang diharapkan. Resiko juga dapat diartikan sebagai sesuatu

yang tidak menguntungkan dari hasil usaha yang diharapkan.

Dalam keuangan dikenal istilah “High Risk High

Return” yaitu keputusan keuangan yang memiliki resiko

lebih tinggi diharapkan dapat memberikan imbalan atau

pengembalian yang lebih besar. Demikian juga sebaliknya,

resiko yang lebih kecil akan memberikan tingkat

pengembalian yang kecil juga. Pengambilan keputusan yang

terkait dengan keuangan harus mempertimbangkan

resikonya dengan cermat. Misalnya, jika sebuah hotel

membangun banyak fasilitas dan kamar, maka resiko bisnis

yang harus dihadapai juga semakin besar. Dalam bisnis

perhotelan semakin besar investasi dana yang digunakan

diharapkan memberikan hasil yang besar pula, namun resiko

yang besar juga tidak bisa dihindari.

Faktor ketidakpastian juga merupakan resiko yang

tidak menguntungkan bagi jalannya usaha karena kondisi ini

tidak dapat diprediksi. Misalnya turunnya jumlah kunjungan

Page 157: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

148

yang diakibatkan oleh bencana alam, kebakaran, kerusuhan,

atau perang.

Hotel adalah industri jasa yang menyediakan

akomodasi, makanan, dan minuman dimana usaha ini

dilakukan selama 24 jam terus menerus. Selain menjual

kamar, hotel juga menyediakan jasa penyewaan ruang untuk

rapat, pernikahan, restoran, kolam renang dan fasilitas

olahraga serta otlet lainnya Bisnis di bidang perhotelan

sangat fluktuatif dimana sangat tergantung pada lokasi hotel

tersebut. Misalnya hotel yang berada di lokasi bisnis

memiliki room occupancy yang tinggi di hari kerja, dan pada

saat akhir pekan akan menurun. Sedangkan hotel yang

berada di kawasan wisata akan fully booked pada saat

liburan, dan room occupancy akan anjlok pada saat hari

kerja. Harga jual kamar hotel yang dipatok juga tidak

menentu. Biasanya mereka memberikan harga diskon untuk

menarik tamu, meskipun diskon tersebut tidak memberikan

peningkatan penjualan secara signifikan. Industri perhotelan

adalah industri padat karya yang menyerap banyak tenaga

kerja manusia daripada menggunakan mesin . Disamping itu

fasilitas yang dimiliki hotel biasanya sangat lengkap dan

berkualitas tinggi sehingga membutuhkan investasi yang

sangat besar. Padahal investasi pada umumnya

menggunakan dana hutang jangka panjang. Hotel yang

memiliki asset yang besar, pendanaan hutang dan padat

karya akan membuat tingginya biaya tetap . Dengan melihat

karakter hotel tersebut dapat dikatakan bisnis perhotelan ini

adalah usaha dengan resiko yang tinggi, sehingga

dibutuhkan pengelolaan keuangan yang memadai untuk

menekan resiko tersebut.

Penggunaan hutang dalam struktur keuangan

perusahaan akan menyebabkan perusahaan harus

menanggung beban biaya bunga pinjaman secara periodik.

Hal tersebut akan mempengaruhi besarnya dividen yang

diterima oleh para pemegang saham karena perusahaan harus

membayar bunga sebelum melakukan pembagian laba

pemegang saham. Sehingga resiko keuangan yang

menyebabkan fluktuasi laba bersih lebih besar.

Page 158: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

149

Maka dari itu jika manajemen dapat menggunakan

dana yang diperoleh dari hutang untuk mendapatkan laba

operasional yang lebih besar daripada beban biaya bunga

pinjaman, maka penggunaan hutan akan memberikan

keuntungan bagi perusahaan yang akan meningkatkan

pengembalian (return) bagi pemegang saham. Namun jika

manajemen tidak dapat menggunakan dana dengan cermat

dan tepat , maka perusahaan akan mengalami kerugian. Saat

ini banyak sekali timbul masalah persaingan harga yang

disebabkan oleh pebinis atau pun sebuah manajemen

akomodasi perhotelan maupun oleh agen transportasi

pariwisata di Bali.

P. Return Dan Risk

Sebuah perjalanan bisnis tidak terlepas dari apa yang

disebut resiko, yaitu kondisi yang tidak menguntungkan atau

terjadi kerugian. namun kondisi ini telah diperhitungkan

sebelumnya. Misalnya resiko dalam bisnis perhotelan, adalah

persaingan yang ketat karena banyaknya hotel baru, jumlah

kunjungan yang tidak menentu, menurunnya daya beli

masyarakat terhadap industri pariwisata, menu yang tidak

diminati, atau kondisi perekonomian yang tidak stabil.

Demikian pula dalam hal pengambilan keputusan yang

terkait dengan keuangan, dimana manajemen harus

mempertimbangkan return (tingkat pengembalian) dan risk

(resiko). Tingkat pengembalian merupakan pendapatan yang

dihasilkan untuk menutup dana investasi yang didapatkan di

masa mendatang, sedangkan resiko adalah kemungkinan

adanya penyimpangan dari rata – rata tingkat pengembalian

yang diharapkan. Resiko juga dapat diartikan sebagai sesuatu

yang tidak menguntungkan dari hasil usaha yang diharapkan.

Dalam keuangan dikenal istilah “High Risk High

Return” yaitu keputusan keuangan yang memiliki resiko lebih

tinggi diharapkan dapat memberikan imbalan atau

pengembalian yang lebih besar. Demikian juga sebaliknya,

resiko yang lebih kecil akan memberikan tingkat

pengembalian yang kecil juga. Pengambilan keputusan yang

terkait dengan keuangan harus mempertimbangkan resikonya

dengan cermat. Misalnya, jika sebuah hotel membangun

Page 159: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

150

banyak fasilitas dan kamar, maka resiko bisnis yang harus

dihadapai juga semakin besar. Dalam bisnis perhotelan

semakin besar investasi dana yang digunakan diharapkan

memberikan hasil yang besar pula, namun resiko yang besar

juga tidak bisa dihindari.

Faktor ketidakpastian juga merupakan resiko yang

tidak menguntungkan bagi jalannya usaha karena kondisi ini

tidak dapat diprediksi. Misalnya turunnya jumlah kunjungan

yang diakibatkan oleh bencana alam, kebakaran, kerusuhan,

atau perang.

Hotel adalah industri jasa yang menyediakan

akomodasi, makanan, dan minuman dimana usaha ini

dilakukan selama 24 jam terus menerus. Selain menjual

kamar, hotel juga menyediakan jasa penyewaan ruang untuk

rapat, pernikahan, restoran, kolam renang dan fasilitas

olahraga serta otlet lainnya Bisnis di bidang perhotelan sangat

fluktuatif dimana sangat tergantung pada lokasi hotel

tersebut. Misalnya hotel yang berada di lokasi bisnis memiliki

room occupancy yang tinggi di hari kerja, dan pada saat akhir

pekan akan menurun. Sedangkan hotel yang berada di

kawasan wisata akan fully booked pada saat liburan, dan

room occupancy akan anjlok pada saat hari kerja. Harga jual

kamar hotel yang dipatok juga tidak menentu. Biasanya

mereka memberikan harga diskon untuk menarik tamu,

meskipun diskon tersebut tidak memberikan peningkatan

penjualan secara signifikan. Industri perhotelan adalah

industri padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja

manusia daripada menggunakan mesin . Disamping itu

fasilitas yang dimiliki hotel biasanya sangat lengkap dan

berkualitas tinggi sehingga membutuhkan investasi yang

sangat besar. Padahal investasi pada umumnya menggunakan

dana hutang jangka panjang. Hotel yang memiliki asset yang

besar, pendanaan hutang dan padat karya akan membuat

tingginya biaya tetap . Dengan melihat karakter hotel tersebut

dapat dikatakan bisnis perhotelan ini adalah usaha dengan

resiko yang tinggi, sehingga dibutuhkan pengelolaan

keuangan yang memadai untuk menekan resiko tersebut.

Penggunaan hutang dalam struktur keuangan

perusahaan akan menyebabkan perusahaan harus

Page 160: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

151

menanggung beban biaya bunga pinjaman secara periodik.

Hal tersebut akan mempengaruhi besarnya dividen yang

diterima oleh para pemegang saham karena perusahaan harus

membayar bunga sebelum melakukan pembagian laba

pemegang saham. Sehingga resiko keuangan yang

menyebabkan fluktuasi laba bersih lebih besar.

Maka dari itu jika manajemen dapat menggunakan

dana yang diperoleh dari hutang untuk mendapatkan laba

operasional yang lebih besar daripada beban biaya bunga

pinjaman, maka penggunaan hutan akan memberikan

keuntungan bagi perusahaan yang akan meningkatkan

pengembalian (return) bagi pemegang saham. Namun jika

manajemen tidak dapat menggunakan dana dengan cermat

dan tepat , maka perusahaan akan mengalami kerugian.

Saat ini banyak sekali timbul masalah persaingan

harga yang disebabkan oleh pebinis atau pun sebuah

manajemen akomodasi perhotelan maupun oleh agen

transportasi pariwisata di Bali.

Semakin besar probabilitas berarti pengembalian

aktual akan jauh di bawah pengembalian yang diharapkan dan

semakin besar stand-alone risk yang terkait dengan aset. The

average investors adalah orang yang menolak risiko, yang

berarti bahwa investor tersebut harus dikompensasi utuk

melakukan aset yang berisiko. Oleh karena itu, aset yang

berisiko lebih tinggi memiliki return yang dibutuhkan

daripada aset yang kurang berisiko. Aset yang berisiko terdiri

dari (1) diversiable risk, yang mana risiko dapat dihilangkan

melalui diversifikasi, kemudian (2) market risk, yang mana

risiko tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi.

Risiko yang berhubungan dengan aset individu adalah

kontribusi risiko portofolio yang terdiversifikasi dengan baik

yang merupakan aset market risk (risiko pasar). Karena

market risk tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi, para

investor harus dikompensasi untuk menahan risiko tersebut.

Menurut Paul L. Krugman dan Maurice Obstfeld

bahwa pada kenyataanya, seorang investor yang netral

terhadap risiko cenderung mengambil posisi agresif

maksimum. Ia akan membeli sebanyak mungkin aset yang

menjanjikan hasil tinggi dan menjual sebanyak mungkin aset

Page 161: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

152

yang hasilnya lebih rendah. Perilaku inilah yang menciptakan

kondisi suku bunga. Adapun karakteristik tersebut secara

umum dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Takut pada risiko (Risk Avoider) Karakteristik ini di mana

sang decision maker sangat hati-hati terhadap keputusan

yang diambilnya bahkan ia cenderung begitu tinggi

melakukan tindakan yang sifatnya mengindari risiko yang

akan timbul jika keputusan diaplikasikan. Karakter

pebisnis yang melakukan tindakan seperti ini disebut

dengan safety player.

2. Hati-hati pada risiko (Risk Indifference). Karakteristik ini

di mana sang decision maker sangat hati-hati atau begitu

menghitung terhadap segala dampak yang akan terjadi

jika keputusan diaplikasikan. Bagi kalangan bisnis,

mereka menyebut orang dengan karakter seperti ini secara

ekstrem disebut sebagai tipe peragu.

3. Suka pada risiko (Risk Seeker atau Risk Lover).

Karakteristik ini adalah tipe yang begitu suka pada risiko.

Mereka terbiasa dengan spekulasi dan itu pula yang

membuat penganut karakteristik ini selalu saja ingin

menjadi pemimpin dan cenderung tidak ingin menjadi

pekerja. Mental risk seeker adalah mental yang dimiliki

oleh pebisnis besar dan juga pemimpin besar. Karakter ini

yang paling mendominasi jika dilihat dari kedekatannya

pada risiko.

Q. Tipe Risiko

Pure Risk (Risiko Murni): suatu ketidakpastian terjadi,

maka kejadian tersebut pasti menimbulkan kerugian. Risiko

murni dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe risiko, yaitu:

1) Risiko aset fisik: risiko yang berakibat timbulnya

kerugian pada aset fisik suatu perusahaan/organisasi.

Contoh: kebakaran, banjir, gempa, tsunami, gunung

meletus, dll.

2) Risiko Karyawan: risiko yang disebabkan karena apa

yang dialami oleh karyawan yang bekerja di suatu

perusahaan atau organisasi. Contoh : kecelakaan kerja

yang menyebabkan terganggunya aktivitas perusahaan.

Page 162: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

153

3) Risiko Legal: risiko dalam bidang kontrak yang

mengecewakan atau kontrak tidak berjalan sesuai

dengan rencana. Contoh : perselisihan dengan

perusahaan lain sehingga adanya persoalan seperti

penggantian kerugian.

Speculative Risk (Risiko Spekulatif) : suatu

ketidakpastian akan terjadinya untung atau rugi. Risiko ini

dapat dikelompokkan menjadi 4 tipe yaitu:

1) Risiko Pasar: risiko yang terjadi dari pergerakan harga

pasar. Contoh: harga saham mengalami penurunan

sehingga menimbulkan kerugian.

2) Risiko kredit: risiko yang terjadi karena counter party

gagal memenuhi kewajibannya kepada perusahaan.

Contoh : timbulnya kredit macet, persentase piutang

meningkat.

3) Risiko likuiditas: risiko karena ketidakmampuan

memenuhi kebutuhan kas. Contoh: kepemilikan kas

menurun, sehingga tidak mampu membayar hutang

secara tepat, menyebabkan perusahaan harus menjual

aset yang dimilikinya.

4) Risiko operasional: risiko yang disebabkan pada kegiatan

operasional yang tidak berjalan lancar. Contoh: terjadi

kerusakan pada komputer karena berbagai hal termasuk

terkena virus.

5) Static Risk (Risiko Statis) : mungkin sifatnya murni atau

spekulatif asalnya dari masyarakat yang tidak berubah

yang berada dalam keseimbangan stabil. Contoh :

ketidakpastian terjadinya sambaran petir.

6) Dynamic Risk (Risiko Dinamis) : mungkin sifatnya

murni atau spekulatif timbul dari perubahan yang terjadi

dalam masyarakat. Contoh : urbanisasi, perkembangan

teknologi.

7) Subjective Risk (Risiko Subyektif) : berkaitan dengan

kondisi mental seseorang yang mengalami keragu-raguan

dan kecemasan akan terjadinya kejadian tertentu.

8) Objective Risk (Risiko Obyektif) : probabilitas

penyimpangan aktual dari yang diharapkan sesuai

dengan pengalaman.

Page 163: Dr. Anik Yuesti, SE.,MM lahir di Temanggung, 2 Agustus

154

Daftar Pustaka