Download - Tuberkulosis
TUBERKULOSISLangkah 1 : Mengenal masalah
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis, yakni
kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru atau diberbagai organ tubuh yang lainya yang
mempunyai tekanan parsial oksigen yang tinggi.
Kuman ini mempunyai kandungan lemak yang tinggi pada membrana selnya sehingga
menyebabkan bakteri ini menjadi tahan terhadap asam dan pertumbuhan dari kumannya
berlangsung dengan lambat. Bakteri ini tidak tahan terhadap ultraviolet, karena itu penularannya
terutama terjadi pada malam hari.
Langkah 2 : Mengenal penyebab masalah
Penyebab TBC (tuberkulosis) adalah suatu bakteri yang dikenal dengan Mycobacterium
Tuberculosis, dimana bakteri ini menyebar dari orang ke orang melalui tetesan mikroskopis
dilepaskan ke udara. Hal ini dapat terjadi ketika seseorang batuk, berbicara, bersin, meludah,
tertawa bahkan bernyanyi. WalaupunTBC menular jauh lebih mungkin untuk terinfeksi
tuberkulosis dari seseorang yang hidup dengan atau bekerja dengan mereka yang rentan
terhadap penyebab penyakit TBC. Kebanyakan orang dengan TBC aktif yang telah memiliki
perawatan obat yang tepat untuk setidaknya dua minggu biasanya tidak lagi menular.
Mycobacterium tuberculosis adalah aerobik kecil non-motil basil. Lipid yang tinggi isi dari
account patogen untuk banyak karakteristik yang unik klinis. Ini membagi setiap 16 sampai 20 jam,
tingkat yang sangat lambat dibandingkan dengan bakteri lainnya, yang biasanya membagi dalam
waktu kurang dari satu jam. (Sebagai contoh, salah satu yang tercepat-berkembang bakteri adalah
strain E. Coli yang dapat membagi kira-kira setiap 20 menit.) Sejak MTB memiliki dinding sel
tetapi tidak memiliki membran fosfolipid luar, itu diklasifikasikan sebagai suatu Gram positif
bakteri. Namun, jika dilakukan pewarnaan Gram, MTB baik noda sangat lemah Gram-positif atau
tidak mempertahankan pewarna karena lipid tinggi & mycolic kandungan asam dinding selnya.
MTB dapat menahan desinfektan lemah dan bertahan dalam keadaan kering selama berminggu-
minggu. Di alam, bakteri dapat tumbuh hanya dalam sel-sel dari organisme inang, namun MTB
dapat dikultur secara in vitro''.
Langkah 3 : Mengenal sifat masalah
a) Beratnya masalah
Tuberkulosis penyakit tertua yang diketahui menyerang manusia. Jika diterapi dengan
benar tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang peka
terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa akan mengakibatkan kematian
dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus.
Tuberkulosis masih merupakan penyakit infeksi saluran napas yang tersering di Indonesia.
Keterlambatan dalam menegakkan diagnosa dan ketidakpatuhan dalam menjalani pengobatan
mempunyai dampak yang besar karena pasien Tuberkulosis akan menularkan penyakitnya pada
lingkungan,sehingga jumlah penderita semakin bertambah.
b) Luasnya masalah
Pada tahun 1992 WHO telah mencanangkan tuberkulosis sebagai Global Emergency.
Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun
2002, sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional WHO
jumlah terbesar kasus ini terjadi di Asia Tenggara yaitu 33% dari seluruh kasus di dunia.
Penyakit tuberkulosis ini dijumpai disemua bagian penjuru dunia. Dibeberapa negara
telah terjadi penurunan angka kesakitan dan kematiannya. Angka kematian berkisar dari kurang
5 - 100 kematian per 100.000 penduduk pertahun. Angka kesakitan dan kematian meningkat
menurut umur. Di Amerika serikat pada tahun 1974 dilaporkan angka insidensi sebesar 14,2 per
100.000 penduduk.
Penyakit tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah
kesehatan Masyarakat. Di Indonesia maupun diberbagai belahan dunia. Penyakit tuberkulosis
merupakan penyakit menular yang kejadiannya paling tinggi dijumpai di India sebanyak 1.5 juta
orang, urutan kedua dijumpai di Cina yang mencapai 2 juta orang dan Indonesia menduduki
urutan ketiga dengan penderita 583.000 orang.
c) Apakah masalah tersebut datangnya musiman
Menurut WHO (1999), di Indonesia setiap tahun terjadi 583 kasus baru dengan kematian
130 penderita dengan tuberkulosis positif pada dahaknya. Sedangkan menurut hasil penelitian
kusnindar 1990, Jumlah kematian yang disebabkan karena tuberkulosis diperkirakan 105,952 orang
pertahun. Kejadian kasus tuberkulosa paru yang tinggi ini paling banyak terjadi pada kelompok
masyarakat dengan sosio ekonomi lemah. Terjadinya peningkatan kasus ini disebabkan dan
dipengaruhi oleh daya tahan tubuh, status gizi dan kebersihan diri individu dan kepadatan hunian
lingkungan tempat tinggal.
Langkah 4 : Mengenal perkembangan masalah
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak
sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan
terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan
daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah
bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-
paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun
demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan
tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian
reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di
sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di
sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-
bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant
sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang,
bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel
yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi
sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan
sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.
Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan
dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya
fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai
tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang
lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang peranan penting
dalam terjadinya infeksi TBC.
Langkah 5 : Mengenal kebiasaan
a) Dari kebiasaan merokok dapat merusak pertahanan paru – paru sehingga meningkatnya risiko
infeksi Mycobacterium tuberculosis
b) Kurangnya kesadaran pada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan adalah salah satu
kebiasaan yang kerap di jumpai seperti meludah sembarangan, saat batuk tidak menutup mulut.
c) Semua barang penderita TBC tidak dipisahkan dengan barang orang lain
d) Makan makanan yang kurang mengandung karbohidrat dan protein
Langkah 6 : Mengenal sebab kebiasaan
a) Penyebab yang berasal dari masyarakat sendiri :
Keinginan untuk ‘coba-coba’(merokok)
Keinginan untuk dianggap di lingkungannya
Keinginan untuk menjadi seperti orang lain
Melihat kebiasaan orang sekitar
Tidak adanya kesadaran untuk menjaga kebersihan
Suka membeli makanan yang tidak higienis yang terkontaminasi
Tingkat pendidikan seseorang
Jenis pekerjaan
Faktor usia,75 % penderita TBC adalah usia produktif
Jenis makanan yang dikonsumsi rendah gizi.
b) Penyebab yang berasal dari pemberi pelayanan :
Perusahaan-perusahaan rokok terus memperluas pasar mereka
Tempat-tempat yang memberi fasilitas bebas merokok
Petugas kebersihan yang sudah mulai malas
c) Penyebab diluar kedua pihak tersebut :
Pencahayaan yang kurang memadai
Ventilasi rumah yang kurang
Keadaan sosial ekonomi
Langkah 7 : Merumuskan perilaku yang diharapkan
a) Penderita:
Melakukan pengobatan tanpa terputus
Memisahkan barang-barang penderita dengan barang-barang orang lain
Lebih menjaga kebersihan, misalnya tidak meludah sembarangan
Mengkonsumsi makanan yang bergizi
b) Bukan Penderita:
Menjaga kebersihan lingkungan
Tidak merokok
Menjauhi asap rokok
Tidak jajan sembarangan
Tidak berada terlalu lama di ruangan dingin
Mengkonsumsi makanan yang bergizi
Langkah 8 : Mengenal hambatan
Perusahaan rokok yang memperluas pasar penjualannya
Banyaknya masyarakat yang menjadikan rokok sebagai kebutuhan primer
Kurangnya kesadara masyarakat akan bahaya rokok
Faktor ekonomi
Langkah 9 : Mengenal hal-hal yang mendorong
Dicanangkan berbagai iklan tentang pencegahan dan penyembuhan TBC
Dilakukan berbagai penyuluhan di pelosok-pelosok
Berhenti merokok dan atau mengurangi frekuensi merokok
Langkah 10 : Mengenal Efek Samping Perilaku yang Baru
Penurunan omset pada perusahaan rokok
Penderita TBC berkurang
Nilai kesehatan lebih meningkat
Terjaganya kebersihan
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Sepuluh Langkah Mengenal Perilaku
Tuberkulosis
Nama kelompok :
Dwi Ayu Fajariah (10)
Elsha Zuhrotus M (12)
Isbin Ningtyas (23)
Leni Marta R (25)
Lutviana (26)
Nimas Hayati E (30)
Septi F Agastasya (41)
Wulan Yuliani P (48)
Yuli Anita (50)