Download - Previa

Transcript

Plasenta Previa Totalis

Plasenta Previa TotalisYenny Muliani/ 406100072

LAPORAN KASUS IDISKUSIPasien berusia 36 tahun, memiliki seorang anak, pernah keguguran 2 kali. Sesuai teori bahwa plasenta previa lebih sering terjadi pada multigravida daripada primigravida dan resiko semakin bertambah pada usia yang lanjut yaitu pada usia 36 tahun.

Penyebab terjadinya plasenta previa pada pasien ini adalah multipara, memiliki riwayat kuret dan riwayat s.c sebelumnya. Hal ini sesuai dengan teori. Setiap kehamilan dapat mengganggu kondisi endometrium pada sisi implantasi, keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta harus tumbuh menjadi luas untuk mencukupi kebutuhan janin, sehingga luasnya mendekati atau menutupi ostium internum. Pada keadaan normal plasenta terletak di bagian atas uterus.Gejala pada pasien ini tidak ada rasa nyeri pada saat keluar darah, berlangsung secara tiba-tiba, berwarna merah segar, dan terjadi pada kehamilan 37 minggu (>28 minggu), hal ini sesuai dengan teori. Lebih sering terdapat kelainan letak pada plaesnta previa, sesuai dengan kasus, dimana letak janin sungsang.

Penentuan diagnostik letak plasenta dapat dilakukan dengan USG. Tidak boleh dilakukan pemriksaan dalam karena dapat menambah berat perdarahan. Pasien tidak dilakukan pemeriksaan dalam, dan sudah dilakukan pemeriksaan USG. Hasilnya berupa plasenta terletak di segmen bawah dan menutupi kanalis servikalis, sehingga diklasifikasikan menjadi plasenta previa totalis.Pada pasien ini dilakukan penanganan aktif karena usia janin sudah aterm. Tujuan dilakukan S.C adalah untuk mencegah terjadinya perdarahan karena letak plasenta yang menutupi jalan lahir.Satu hari post S.C, pasien menderita Bells Palsy (Kelumpuhan N.VII perifer), tidak ada riwayat infeksi sebelumnya, tidak pernah keluar cairan dari telinga, hal ini disebabkan kemungkinan karena terkena paparan dingin dari AC. Sesuai dengan teori bahwa Bells Palsy dapat disebabkan karena terkenanya paparan angin, dingin, sehingga menyebabkan pembengkakkan dari saraf tepi N.VII. Pasien diberikan kortikosteroid dan vitamin B complex, juga akan direncanakan utuk fisioterapi dan pemeriksaan EMG, hal ini sudah sesuai dengan teori.Daftar Pustaka

1. Prawirohardjo S, Wiknjosastro H. Ilmu kebidanan. Edisi Kedua. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2007.

2. Somad, AT. Kapita selekta bed side teaching obstetri dan ginekologi, Jakarta : RS Pelabuhan, Jakarta ; 2009, 18-21.3. Mose, Johanes C. Perdarahan antepartum. Dalam : Sastrawinata S, Martaadisoebrata D,Wirakususmah FF, editor. Obstetri patologi ilmu kesehatan reproduksi. Jakarta: EGC ; 2003, 83-91.

1Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan dan Kandungan

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta

Periode 8 Oktober-15 Desember 2012


Top Related