Download - OSOCA SKE A XX
OSOCA SKE A XX-TRAUMATOLOGI DAN KEGAWATDARURATAN MEDIKBoy, 17 th, pelajar SMA, dikeroyok oleh sekelompok pelajar saat tawuran. Ia mengalami luka tusukan obeng di dada kanan belakang. Saat ditolong oleh petugas kesehatan, ia mengeluh sesak nafas. Selain itu, ia mengeluh nyeri di perut dan lengan atas kanan karena dipukul berkali-kali. Setelah melakukan pertolongan setingkat Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support) pertugas kesehatan membawa Boy ke UGD RS Muhammadiyah. Sesampai di UGD Boy tertidur namun tetap membuka mata bila dipanggil.
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum :
Boy tertidur namun langsung membuka mata bila dipanggil, mampu menggerakkan tangan sesuai perintah. Ia merasa bingung bila ditanya, namun kata-katanya masih terdengar jelas dan bisa dimengerti.
Tanda Vital :
Terlihat sesak nafas hebat (RR : 40x/menit), HR :128x/menit, Temp. 36,60C , TD : 90/60 mmHg.
Kepala : dalam batas normal
Leher : terlihat trakea bergeser ke kiri, vena jugularis distensi, lainnya dalam batas normal
Thoraks :
Inspeksi
RR : 40x/menit, retraksi interkostal dan supraklavikula, gerak nafas asimetris kanan tertinggal
Tampak luka tusuk pada toraks kanan di linea aksilaris posterior, setinggi ICS-8
Auskultasi
Bising nafas : Toraks kanan vesikuler menjauh, Thoraks kiri : vesikuler normal
Bunyi jantung terdengar jelas, frekuensi 128x/menit
Palpasi
Nyeri tekan sekitar luka tusuk, tidak ada krepitasi
Stem fremitus tidak dapat diperiksa karena Boy panic
Perkusi
Kanan : hipersonor , kiri : sonor
Abdomen :
Inspeksi : tampak lebam di abdomen kanan atas, perut sedikit cembung dan tegang
Auskultasi : bising usus 1-2x/menit
Palpasi : nyeri tekan (+) di abdomen kanan atas
Urogenital : Dalam batas normal
Ekstremitas Atas :
Lengan atas kanan tampak deformitas dan kebiruan. Bila digerakkan Boy menjerit kesakitan
Ekstremitas kiri dalam batas normal
Ekstremitas Bawah : Dalam batas normal
Identifikasi Masalah
1. Boy, 17 th, dikeroyok oleh sekelompok pelajar saat tawuran dan mengalami luka tusukan obeng di dada kanan belakang.2. Ia mengeluh sesak nafas, nyeri perut dan lengan kanan atas karena dipukul berkali-kali3. Boy mendapatkan BHD setelah itu dibawa ke UGD. Sesampai di UGD boy tertidur namun tetap membuka mata bila dipanggil4. Hasil Pemeriksaan Fisik (Keadaan Umum)membuka mata bila dipanggil, menggerakkan tangan sesuai perintah, bingung bila ditanya, kata-katanya masih terdengar jelas dan bisa dimengerti.
5. Hasil Pemeriksaan Tanda Vital : sesak nafas hebat (RR : 40x/menit), HR :128x/menit, Temp. 36,60C , TD : 90/60 mmHg.
6. Hasil Pemeriksaan Leher dan Thoraks, Leher : terlihat trakea bergeser ke kiri, vena jugularis distensi,
Thoraks :
Inspeksi
RR : 40x/menit, retraksi interkostal dan supraklavikula, gerak nafas asimetris kanan tertinggal
luka tusuk pada toraks kanan di linea aksilaris posterior, setinggi ICS-8
Auskultasi
Bising nafas : Toraks kanan vesikuler menjauh
Bunyi jantung terdengar jelas, frekuensi 128x/menit
Palpasi
Nyeri tekan sekitar luka tusuk
Perkusi
Kanan : hipersonor
7. Hasil Pemeriksaan AbdomenInspeksi : lebam di abdomen kanan atas, perut sedikit cembung dan tegang
Auskultasi : bising usus 1-2x/menit
Palpasi : nyeri tekan (+) di abdomen kanan atas
8. Hasil Pemeriksaan Estremitas AtasLengan atas kanan tampak deformitas dan kebiruan. Bila digerakkan Boy menjerit kesakitan
Analisis Masalah dan Jawaban
1. a. Bagaimana anatomi dada kanan belakang? Jawab :
Pleura terdiri dari 2 lapis yaitu ;
1. Pleura Visceralis (di hilus pulmonalis : tempat saluran udara utama dan pembuluh darah masuk ke paru-paru) menjadi pleura parietalis. Peka terhadap tarikan tetapi tidak peka terhadap sensasi umum seperti nyeri dan raba. Dipersarafi oleh saraf otonom dari plexus pulmonalis. Plexus terdiri dari serabut aferen dan eferen saraf otonom, dan dibentuk dari cabang-cabang truncus symphaticus dan menerima serabut-serabut parasimpatis dari n. Vagus.
Perdarahan : menerima darah dari a. Bronchiales yang merupakan cabang dari aorta descenden
2. Pleura Parietalis, menuju ke permukaan dalam dinding thorax. Peka terhadap nyeri, suhu, raba, dan tekanan dipersarafi sebagai berikut : pars costalis secara segmental dipersarafi oleh n. Intercostale, pars mediastinalis dipersarafi oleh n. Phrenicus, dan pars diaphragmatica di bagian kubah dipersarafi oleh n. Phrenicus dan disekitar pinggir oleh enam n. Intercostalis bagian bawah.
Rongga pleura (cavum pleura), diantara paru-paru dan dinding thorax.
Pada kasus, terjadi trauma tajam pada dada belakang, secara anatomi disana terdapat lapisan kulit, otot, perdarahan, inervasi, pulmo beserta isi dan pelapisnya.b.Apa saja jenis dan bagaimana mekanisme terjadinya trauma?
Jawab :
1. Trauma mekanik
a. Trauma akibat benda tumpul
Luka lecet : tekan dan gesekan
Luka memar
Luka robek
b. Trauma akibat benda tajam
Luka iris
Luka tusuk
Luka bacok
c. Trauma akibat senjata api
Luka tembak masuk : tempel, jarak dekat, jarak jauh
Luka tembak keluar
2. Trauma fisik
a. Trauma akibat suhu tinggi (41 43 0C)
Luka bakar : stadium I IV
Heat cramps : kejang otot karena kehilangan elektrolit
Heat exhaustion : pada suhu yang lebih panas lagi
Heat stroke
b. Trauma akibat suhu rendah
Frostnip : bentuk ringan trauma dingin.
Frosh Bite : pada suhu 0 0C, pembekuan jaringan sehingga anoksia jaringan.
c. Trauma akibat arus listrik
Jenis Listrik AC : < 25 mA dan 25 80 mA
Jenis Listrik DC : 25 80 mA dan 80 300 mA
3. Trauma kimiawi
a. Trauma akibat asam kuat
b. Trauma akibat basa kuat
Secara umum mekanisme pada trauma :
Tingkat keparahan suatu trauma di pengaruhi oleh :
lokasi trauma
kekuatan tusukan
kecepatan
arah dan sudut tusukan
panjang penusuk
kesiagaan korban
Pada kasus, kemungkinan yang terjadi adalah trauma mekanik berupa trauma akibat benda tumpul, dan trauma akibat benda tajam.c.Kemungkinan apa saja yang ditimbulkan oleh luka tusuk didada kanan belakang?
Jawab :
Berdasarkan secara anatomis, kemungkinan yang terjadi :
Trauma musculoskeletala) M. Seratus anteriorb) M. Lattisimus dorsic) Mm. Intercostalis externusd) Mm. Intercostalis internus Perdarahan dari a.v. intercostalis posterior Terputusnya N. Intercostalis Fraktur costae
Pneumothorax
Tension pneumothorax
Pneumothorax terbuka (sucking chest wound) Flail chest
Hemothorax
2. a. Bagaimana anatomi dari abdomen?
Jawab :
Untuk mempermudah penilaian klinis, cavitas abdominalis dibagi menjadi 4 regio (walaupun ada pembagian 9 regio) meliputi :
Right Upper Quadrant (RUQ)
Left Upper Quadrant (LUQ)
Right Lower Quadrant (RLQ)
Left Lower Quadrant (LLQ)
RIGHT UPPER QUADRANT (RUQ ) Hepar
Vesica Fellea
Duodenum
Caput pancreas
Renal dan suprarenal dextra
Flexura hepatica colon
Colon ascendens dan transversumLEFT UPPER QUADRANT (LUQ) Gaster
Lien
Lobus sinistra hepar
Corpus Pancreas
Left kidney and adrenal
Flexura lienalis colon
Colon transversum dan descendens
RIGHT LOWER QUADRANT (RLQ) Caecum
Appendix vermiformis
Ovarium dan tuba dextra
Ureter dextra
Vas deferens dextraLEFT LOWER QUADRANT (LLQ) Colon descendens
Colon Sigmoid
Ovarium dan tuba sinistra
Ureter sinistra
Vas deferens sinistra
b. Apa saja penyebab sesak nafas pada kasus ini?
Jawab :
Cardiac :
Gagal jantung
Penyakit arteri koroner
Disfungsi katup
Infark miokard
Aritmia
Hipertropi ventrikel
Pulmoner (kemungkinan penyebab pada kasus Boy
PPOK
Asma
Penyakit paru retriksi
Pneumotoraks
Non kardiak dan non pulmoner
Kondisi metabolic
Gangguan neuromuscular
Gangguan otorinolaring
Fungsional anxietas, gangguan panic hiperventilasi
c. Bagaimana mekanisme nyeri perut dan lengan kanan atas karena dipukul berkali-kali?
Jawab :
3. a. Bagaimana tahap-tahap pertolongan setingkat Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support)?
Jawab :
- kesan umum
-airway
-breathing
-circulation
-rujukan pertolongan lanjutan
b. Apa saja indikasi pemberian Bantuan Hidup Dasar?
Jawab :
1. Henti Napas
Tenggelam
Stroke
Obstruksi jalan napas
Epiglotitis
Overdosis obat-obatan
Tersengat listrik
Infark miokard
Tersambar petir
Koma akibat berbagai macam kasus
2. Henti Jantung
c. Apa interpretasi boy tertidur namun tetap membuka mata bila dipanggil?
Jawab :
Ini menunjukkan adanya penurunan kesadaran yang dialami Boy.
4. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari hasil pemeriksaan keadaan umum?
Jawab :
Pada kasus, E3V4M6, GCS 13 maka pada Boy tingkat kesadaran yaitu somnolen berupa keadaan mengantuk, kesadaran dapat pulih penuh bila dirangsang, ditandai dengam mudahnya pasien dibangunkan, mampu memberi jawaban verbal dan menangkis rangsang nyeri.
Respon Mata (Eyes)Nilai
1.Spontan4
2.Terhadap bicara (suruh membuka mata)3
3.Dengan rangsangan nyeri
(tekan saraf supraorbita atau kuku jari)2
4.Tidak ada reaksi
(dengan rangsangan nyeri tidak membuka mata)1
Respon Bicara (Verbal)Nilai
1.Baik dan tiada disorientasi
(dapat menjawab dengan kalimat yang baik dan tahu di mana ia berada, waktu, hari, bulan)5
2.Kacau (confused)
(dapat bicara dengan kalimat, namun ada disorientasi tempat dan waktu)4
3.Tidak tepat
(dapat mengucapkan kata-kata, namun tidak berupa kalimat dan tidak tepat)3
4.Mengerang (tidak mengucapkan kata, hanya suara mengerang)2
5.Tidak ada jawaban1
Respon Motorik (Motoric)Nilai
1.Menurut perintah
(misal disuruh mengangkat tangan)6
2.Mengetahui lokasi nyeri5
3.Reaksi menghindar4
4.Reaksi fleksi (dekortifikasi)3
5.Reaksi ekstensi (deserebrasi)2
6.Tidak ada reaksi1
5. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari hasil pemeriksaan tanda vital?
Jawab :
TemuanInterpretasi
Terlihat sesak nafas hebat
(RR : 40x/menit) Takipnea, Normal : 16-24x/menit
HR :128x/menit,Takikardi, Normal : 60-80x/menit
TD : 90/60 mmHg.DBN
Dari hasil tersebut, dapat diperkirakan kemungkinan telah terjadi syok hipovolemik akibat hemorrhage akut stadium III menandakan kehilangan darah 1500 2000 cc atau kehilangan sekitar 30 40 %.
Mekanisme :
6. a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari hasil pemeriksaan leher?
Jawab :
TemuanInterpretasi
Trakea bergeser ke kiridesakan organ mediastinum ke arah organ yang sehat, akibat udara bertekanan (+) masuk ke dalam rongga pleura kiri sehingga paru colaps, khas tension pneumotorax
Vena jugularis distensiAdanya hambatan aliran darah vena ke jantung sehingga muncul kompensasi fisiologis vena melakukan distensi di vena jugularis
Mekanisme :
b. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari hasil pemeriksaan thoraks?
Jawab :
TemuanInterpretasi
Inspeksi
RR : 40x/menit, retraksi interkostal dan supraklavikula, gerak nafas asimetris kanan tertinggalAbnormal; takipnea (16-24x/menit)
Abnormal; normal tidak ada retraksi
Abnormal; normal gerak nafas simetris
Tampak luka tusuk pada toraks kanan di linea aksilaris posterior, setinggi ICS-8Abnormal; normal tidak ada luka tusuk
Auskultasi
Bising nafas : Toraks kanan vesikuler menjauhAbnormal
Frekuensi jantung 128x/menitTakikardi; normal 60-80x/menit
Palpasi
Nyeri tekan sekitar luka tusuk, tidak ada krepitasiAbnormal; normal tidak ada nyeri tekan
Tidak ada krepitasi untuk menyingkirkan bahwa tidak ada fraktur costae
Perkusi
Kanan : hipersonor Abnormal, Normal : sonor
Mekanisme :
7. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari hasil pemeriksaan abdomen?
Jawab :
IndikatorInterpretasi
Inspeksi :
tampak lebam di abdomen kanan atas,
perut sedikit cembung dan tegang Tampak lebam di abdomen kanan atas ini menandakan adanya cedera pada abdomen.
Perut sedikit cembung dan tegang ini menandakan adanya distensi abdomen yang merupakan salah satu tanda dari perdarahan intraabdomen
Auskultasi :
bising usus 1-2x/menitBising usus menurun , karena normalnya 3-5x/menit.
Palpasi :
nyeri tekan (+) di abdomen kanan atasAbnormal, karena normalnya tidak ada rasa nyeri tekan
Mekanisme :
8. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari hasil pemeriksaan ekstremitas atas?
Jawab :
TemuanInterpretasi
Lengan atas tampak deformitas dan kebiruan
Bila digerakkan, Boy menjerit kesakitanIni menunjukkan tanda adanya fraktur tulang lengan atas.
Mekanisme :
9. Apa saja kemungkinan yang dapat terjadi pada Boy?
Jawab :
Trauma luka tusuk dada belakang :
Tension Pneumothoraks,
Massive Hemotoraks
Cardiac tamponade
Trauma abdomen :
Ruptur Hepar
Perdarahan Duodenum
Perdarahan Intraabdominal
Trauma Eksremitas :
Fraktur humeri
Dislokasi humeri
10. Bagaimana penegakkan diagnose pada kasus?
Jawab :
Anamnesis
Ukur tanda vital dan Tingkat kesadaran (GCS)
Pemeriksaan fisik
11. Apa diagnosis kerja pada kasus?
Jawab :
Multiple trauma (tension pneumothorax dextra, perdarahan intraabdominal, syok hipovolemi, close fracture humeri dextra)
12. Apa saja pemeriksaan penunjang yang diperlukan?
Jawab :
Pemeriksaan Penunjang :
Foto thoraks (untuk menilai status thoraks)
Foto esktremitas atas (untuk menilai fraktur atau tidak)
DPL & FAST (untuk menilai ada tidaknya cairan dalam intraabdominal)
USG Abdomen (untuk menilai cedera yang mungkin ada di abdomen kanan atas)
CT Scan Paru (untuk menentukan organ yang cedera)
Darah rutin : Hb (untuk dijadikan rujukan seberapa banyak dibutuhkan darah/transfusi darah)
Analisis gas darah
EKG
13. Bagaimana pathofisiologi pada kasus?
Jawab :
Paparannya sebagai berikut :
Trauma Thoraks Kanan Belakang
Trauma Abdomen Kanan AtasTrauma Ekstremitas Lengan Atas Kanan
14. Bagaimana penatalaksanaaan pada kasus?
Jawab :
a. Quick assissment : cek Airway dan Breathing dalam 10 detik
b. Primary Assissment
Airway : bebaskan jalan napas
Breathing : lakukan dekompresi dnegan insersi jarum kaliber besar di ICS II midclavicula dan dilakukan WSD Circulation :a) Atasi syok dengan pemberian RL IV, 2 kateter perifer kaliber besar (14-16) diguyur
b) Transfusi darah
c) Pasang monitor jantung
d) Pasang PEA (Pulses Electric Activity)
c. Pembidaian corpus humeri dextra untuk mengurangi gerakan, rujuk ke Sp.OT
d. Rujuk untuk operasi intraabdomen ke Sp.B
15. Bagaimana komplikasi yang terjadi pada kasus?
Jawab :
Tension pneumothoraks : Laserasi paru, kematian
Perdarahan intraabdominal : Peritonitis, Ulkus, kematian
Fraktur costae : osteomyelitis, kematian
Syok hipovolemi : kematian
16. Bagaimana prognosis pada kasus?
Jawab :
Prognosis : Dubia ad bonam, baik bila didiagnosis dini dan dilakukan pengobatan segera.
17. Bagaimana kompetensi dokter umum untuk kasus ini?
Jawab :
Kompetensi 3B
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).
18. Bagaimana Pandangan Islam terkait kasus?
Jawab :
Artinya :
Dan taatlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. . ( QS. Al Anfal : 46 )
Ayat ini menyatakan bahwa ketaatan kepada Alah dan Rasul harus diikuti dengan tidak adanya perpecahan dan pertengkaran, dan pertengkaran tersebut akan menghilangkan kekuatan sesuatu umat, walaupun umat tersebut taat dalam beribadah.
Kerangka Konsep
Kesimpulan
Boy, 17 th, mengalami multiple trauma berupa tension pneumothoraks dextra + perdarahan intraabdomen + close fraktur humerus dextra + syok hipovolemik disebabkan oleh dikeroyok.
Benturan + kecepatan + media
Muncul gelombang kejut yang bergerak
Terjadi pemindahan energi
Melebihi toleransi jaringan
Disfungsi jaringan + trauma
dipukul berkali-kali
Lengan kanan atas (kemungkinan fraktur tertutup)
Perdarahan intraabdominal
Nyeri tekan (+) di perut kanan atas
Disfungsi jaringan + trauma akibat benda tumpul
Abdomen (kemungkinan ruptur hepar)
Nyeri saat digerakkan
Takipnea
Paru colaps
Penekanan vena cava inferior dan superior
Muncul kompensasi respon fisiologis
Takikardi
Hambat aliran darah vena ke jantung
Cardiac output menurun
Hipotensi
udara bertekanan (+) masuk ke dalam cavitas pleura
peningkatan tekanan intrapleural
terjadi mekanisme one-way-valve
udara setiap bernapas
Menembus pleura parietalis
Trauma akibat benda tajam didada kanan belakang
Akumulasi udara di cavitas pleura
Menembus pleura viseralis mungkin hingga alveolus
Ruptur alveoli
Muncul kompensasi respon fisiologis
Vena jugularis distensi
Hambat aliran darah vena ke jantung
Cardiac output menurun
Hipotensi
Desakan organ mediastinum kontralateral
Paru colaps
Ruptur alveoli
Menembus pleura viseralis mungkin hingga alveolus
Akumulasi udara di cavitas pleura
Penekanan vena cava inferior dan superior
udara bertekanan (+) masuk ke dalam cavitas pleura
peningkatan tekanan intrapleural
terjadi mekanisme one-way-valve
udara setiap bernapas
Menembus pleura parietalis
Trauma akibat benda tajam didada kanan belakang
Desakan organ mediastinum kontralateral
Kompresi trakea
Deviasi trakea
Nyeri tekan sekitar luka tusuk
Perkusi : hipersonor
Dihantarkan melalui dinding dada
Auskultasi : vesikuler menjauh
Bising napas melemah
Tidak ada pertukaran O2 dan CO2 yg optimal, adanya turbulensi udara intrapleural yg dihantarkan
Tampak luka tusuk toraks kanan linea aksilaris posterior, setinggi ICS VIII
Gerak napas asimetris, kanan tertinggal
Kompensasi fisiologis
takipnea
Retraksi interkostal + supraklavikular
Desakan organ mediastinum kontralateral
Muncul kompensasi respon fisiologis
takikardi
Hambat aliran darah vena ke jantung
Cardiac output menurun
Hipotensi
Paru kanan colaps
Ruptur alveoli
Menembus pleura viseralis mungkin hingga alveolus
Akumulasi udara di cavitas pleura
Penekanan vena cava inferior dan superior
udara bertekanan (+) masuk ke dalam cavitas pleura
peningkatan tekanan intrapleural
terjadi mekanisme one-way-valve
udara setiap bernapas
Menembus pleura parietalis
Trauma akibat benda tajam didada kanan belakang
Ruptur Hepar
Nyeri tekan (+) di perut
Perdarahan intraabdominal
Kemungkinan organ yang terkena Hepar
Trauma akibat benda tumpul di abdomen kanan atas
Akumulasi darah ke interstitial
Tampak lebam
Distensi abdomen
Akumulasi cairan di intraperitoneal
Hantaran suara bising usus terhambat
Bising usus
Keluarnya darah dari kapiler darah ke ruang interstitial
Tampak Kebiruan
Kerusakan jaringan sekitar
Tampak Deformitas
Fraktur
Trauma tumpul
Dikeroyok
Trauma Abdomen kanan atas
Trauma Ekstremitas lengan atas kanan
Trauma akibat benda tajam, luka tusuk toraks kanan belakang
Trauma akibat benda tumpul
Nyeri tekan sekitar luka tusuk
Perkusi : hipersonor
Dihantarkan melalui dinding dada
Auskultasi : vesikuler menjauh
Bising napas melemah
Tidak ada pertukaran O2 dan CO2 yg optimal, adanya turbulensi udara intrapleural yg dihantarkan
Tampak luka tusuk toraks kanan linea aksilaris posterior, setinggi ICS VIII
Gerak napas asimetris, kanan tertinggal
Kompensasi fisiologis
Retraksi interkostal + supraklavikular
takipnea
Desakan organ mediastinum kontralateral
Muncul kompensasi respon fisiologis
takikardi
Hambat aliran darah vena ke jantung
Cardiac output menurun
Hipotensi
Paru kanan colaps
Ruptur alveoli
Menembus pleura viseralis mungkin hingga alveolus
Akumulasi udara di cavitas pleura
Penekanan vena cava inferior dan superior
udara bertekanan (+) masuk ke dalam cavitas pleura
peningkatan tekanan intrapleural
terjadi mekanisme one-way-valve
udara setiap bernapas
Menembus pleura parietalis
Trauma akibat benda tajam didada kanan belakang
Deviasi trakea kontralateral
Vena jugularis distensi
Bising usus
Hantaran suara bising usus terhambat
Akumulasi cairan di intraperitoneal
Distensi abdomen
Tampak lebam
Akumulasi darah ke interstitial
Ruptur Hepar
Nyeri tekan (+) di perut
Nyeri
Deformitas humeri
Trauma lengan atas kanan (trauma tumpul)
Fraktur
Tampak Deformitas
Kerusakan jaringan sekitar
Tampak Kebiruan
Keluarnya darah dari kapiler darah ke ruang interstitial
Perdarahan intraabdominal
Kemungkinan organ yang terkena Hepar
Trauma akibat benda tumpul di abdomen kanan atas
Syok Hipovolemik
Penurunan kesadaran
Lengan atas dipukul berkali-kali
Kerusakan Jaringan
Syok hipovolemi
Boy , 17 th dikeroyok
Perdarahan Intraabdomen
Kesadaran menurun
Sesak Nafas
Tension Pneumothoraks
Trauma Abdomen
Luka tusuk obeng
Miranti Dwi Hartanti/70 2008 008/FK UMP 08