download lakip bpkp ntt tahun 2015
TRANSCRIPT
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu pilar dalam mewujudkan good governance adalah akuntabilitas
instansi pemerintah yang dalam pelaksanaannya diwujudkan dalam bentuk
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Sebagai sebuah entitas pemerintahan, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Timur dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya juga
berusaha mengedepankan prinsip good governance dalam setiap kegiatan dan
pengelolaan sumber daya yang dituangkan dalam LAKIP. Sebagai bentuk pengukuran kinerja atas pelaksanaan setiap kegiatan dan pengelolaan sumber
daya, maka dalam LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur
akan disajikan capaian-capaian kinerja, keberhasilan maupun hambatan yang
dihadapi sebagai bahan dalam meningkatkan kinerja di masa mendatang.
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Perwakilan BPKP telah
dibekali dengan berbagai sumber daya seperti dana (anggaran), personil,
sarana dan prasarana kerja. Kajian tentang sejauh mana efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta pengelolaan sumber daya harus dapat dijelaskan kepada stakeholder. LAKIP Perwakilan ini disusun
dalam rangka menyiapkan informasi, baik bagi para pejabat maupun para
pemangku kepentingan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur.
LAKIP Perwakilan juga merupakan sumber data bagi penyusunan LAKIP BPKP secara keseluruhan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka LAKIP
Perwakilan disusun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tanggal 20
November 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
2
A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berkedudukan di
Jalan Palapa Nomor 21 A Kupang, merupakan instansi vertikal dengan
wilayah kerja Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Kepala BPKP. Tugas dan fungsi
BPKP mengalami beberapa kali perubahan sejak terbentuk tahun 1983. Tugas dan fungsi BPKP terakhir diatur dengan Peraturan Presiden Nomor
192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan dan Keuangan. Berdasarkan
Perpres tersebut, BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan
pembangunan nasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP
menyelenggarakan fungsi :
(1) Perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara/ daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan
kebendaharaan umum Negara berdasarkan penetapan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden;
(2) Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
pengawasan lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan
pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan
akuntabilitas pengeluaran keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau
sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah
dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas
pembiayaan keuangan negara/ daerah;
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
3
(3) Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset negara/daerah;
(4) Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko,
pengendalian intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan
usaha/badan lainnya dan program/ kebijakan pemerintah yang strategis;
(5) Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program
dan/atau kegiatan yang dapat menghambat kelancaran
pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit klaim, audit
investigasi terhadap kasus kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit penghitungan kerugian
keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli, dan upaya
pencegahan korupsi;
(6) Pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan
nasional bersama-sama dengan aparat pengawasan intern
pemerintah lainnya;
(7) Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja
pemerintah pusat;
(8) Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi
penyelenggaraan sistem pengendalian intern kepada instansi
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan badan-badan yang di
dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah; pelaksanaan
kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah sesuai
peraturan perundang-undangan;
(9) Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi jabatan fungsional auditor;
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
4
(10) Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang pengawasan dan sistem pengendalian intern pemerintah;
(11) Pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan
informasi hasil pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas
keuangan Negara Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;
(12) Pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di BPKP; dan
(13) Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan
umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian,
keuangan, kearsipan, hukum, kehumasan, persandian, perlengkapan
dan rumah tangga.
Selain itu BPKP berperan sebagai auditor yang bertanggung jawab kepada
Presiden seperti dinyatakan dalam PP Nomor 60 Tahun 2008. Peran
BPKP tersebut untuk mendukung akuntabilitas Presiden dalam
pelaksanaan pengelolaan keuangan Negara melalui fungsi :
(1) Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas
kegiatan tertentu yang meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
kegiatan kebendaharaan umum Negara berdasarkan penetapan oleh
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN).
(2) Pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah.
(3) Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum
disampaikan Menteri Keuangan kepada Presiden.
(4) Pengawasan ikhtisar laporan hasil pengawasan yang bersifat nasional (dari hasil pengawasan BPKP dan APIP lainnya).
Sedangkan berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014, BPKP
mempunyai tugas untuk melakukan pengawasan dalam rangka
meningkatkan penerimaan negara/daerah serta efisiensi dan efektivitas anggaran pengeluaran negara/ daerah, meliputi:
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
5
(1) Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan penerimaan pajak, bea dan cukai;
(2) Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan Penerimaan Negara Bukan
Pajak pada Instansi Pemerintah, Badan Hukum lain, dan Wajib Bayar;
(3) Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan Pendapatan Asli Daerah;
(4) Audit dan evaluasi terhadap pemanfaatan aset negara/ daerah;
(5) Audit dan evaluasi terhadap program/kegiatan strategis di bidang
kemaritiman, ketahanan energi, ketahanan pangan, infrastruktur,
pendidikan, dan kesehatan;
(6) Audit dan evaluasi terhadap pembiayaan pembangunan nasional/ daerah;
(7) Evaluasi terhadap penerapan sistem pengendalian intern dan sistem
pengendalian kecurangan yang dapat mencegah, mendeteksi, dan
menangkal korupsi;
(8) Audit investigatif terhadap penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah untuk memberikan dampak pencegahan
yang efektif;
(9) Audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara/daerah
dan pemberian keterangan ahli sesuai dengan peraturan
perundangan.
Secara khusus Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur mempunyai tugas melaksanakan pengawasan keuangan dan
pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
6
B. Aspek Strategis Organisasi
Berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor Kep-06.00.00-286/K/2001
tanggal 30 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan terakhir
diubah dengan putusan Kepala BPKP Nomor 11 Tahun 2013. Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan perpanjangan tangan dari
Instansi Pusat, karena itu Perencanaan Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur sepenuhnya mendukung perencanaan strategis yang
disusun oleh BPKP Pusat. Strategi pengawasan BPKP terdiri atas strategi
eksekutif maupun strategi operasional. Strategi eksekutif diharapkan menjadi acuan terutama bagi pimpinan BPKP di pusat maupun daerah
untuk membangun kemitraan dan jejaring pengawasan dan perencanaan
pembangunan nasional. Strategi operasional mengindikasikan kegiatan
dan langkah-langkah dalam program teknis pengawasan BPKP yaitu Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembangunan Nasional serta Pembinaan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah.
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
7
Strategi pengawasan BPKP dalam kurun waktu 2015-2019 memfokuskan
pada peningkatan kualitas hasil pengawasan terhadap isu-isu strategis
melalui penguatan SPIP, penguatan kapasitas APIP, dan penguatan
kapasitas sumber daya manusia BPKP.
STRATEGI PENGAWASAN BPKP
• Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern yang mendukung Sinergi Pengawasan dan Penguatan Penerapan SPI KLPK
• Pemfokusan pengawasan intern pada isu strategis atau program pembangunan nasional bersifat lintas-RPJMN
• Pengamanan Keuangan/Aset Negara/Daerah • Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
• Peningkatan kompetensi SDM BPKP dan Ketaatan terhadap Standar dan SOP Berbasis Risiko
• Peningkatan Kapabilitas Information and Communication Technology (ICT) berbasis BPKP’s Enterprise Architecture dan Pengawasan’s Bussiness Architecture
• Peningkatan Sarana Prasarana • Penguatan Fungsi Pengawasan Internal BPKP
STRATEGI OPERASIONAL
PENGUATAN KAPASITAS INTERNAL
Kaidah Pelaksanaan: Sinergi dan Koordinasi Perencanaan
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
8
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi
Sesuai visi, misi dan peran yang diemban oleh perwakilan, dengan dana yang telah disediakan oleh pemerintah maupun dukungan dari instansi
mitra, Perwakilan BPKP dapat melaksanakan berbagai kegiatan
pengawasan, baik berupa audit, konsultasi, asistensi, dan evaluasi, serta
kegiatan pengawasan lainnya.
1. Kegiatan Perwakilan
Beberapa informasi penting terkait dengan peranan Perwakilan BPKP di
wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015, antara lain sebagai berikut:
a. Jumlah kasus yang ditangani/diserahkan ke Instansi Penyidik
Jumlah dan cakupan penyerahan kasus kepada instansi penegak
hukum dalam tahun 2015 sejumlah 22 kasus dengan nilai kerugian
Rp26.853.606.814,00. Jumlah dan cakupan tahun 2015 mengalami
penurunan dibanding dengan Tahun 2014, jumlah kasus dugaan TPK menurun sebesar 31,25% dan jumlah kerugian negara menurun
sebesar 57,37% di Tahun 2015. Menurunnya jumlah kasus yang
ditangani karena berkurangnya permintaan audit PKKN dari aparat penegak hukum, baik dari Kepolisian maupun Kejaksaan. Dari 22
kasus dugaan TPK pada tahun 2015, 10 kasus bersumber dana dari
APBN dan 12 kasus bersumber dana dari APBD.
b. Asistensi Sistem Informasi Akuntansi Pada PDAM
Bimbingan Teknis/Asistensi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) PDAM
yang diimplementasikan di PDAM Kota Kupang, Kabupaten Kupang,
PDAM Kabupaten Belu, dan PDAM Kabupaten Sumba Timur.
Implementasi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) PDAM mempunyai
dampak yang signifikan terhadap peningkatan kualitas pelaporan
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
9
keuangan sehingga diharapkan meningkatkan opini audit dan kesehatan PDAM.
c. Asistensi BLUD
Bantuan/asistensi/sosialisasi dalam rangka penerapan pola
pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
dilakukan pada RSUD Kabupaten Manggarai, RSUD Kabupaten Ende, RSUD dr.T.C Hillers Maumere, RSUD SoE, RSUD Kota
Kupang dan Puskesmas se-Kota Kupang.
d. Audit Dukungan terhadap Laporan Keuangan
Perwakilan BPKP Provinsi NTT telah menyelesaikan 54 laporan audit
dukungan keuangan atas program-program pemberdayaan
masyarakat yang berbantuan Luar Negeri, yaitu: PNPM Mandiri
Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, PNPM Generasi Sehat,
PAMSIMAS II, EINRIP, WISMP II, dan COREMAP.
e. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan
Perwakilan BPKP Provinsi NTT telah mengasistensi/mendampingi
Penyusunan Laporan Keuangan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum, Kanwil Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nusa
Tenggara Timur, Komisi Pemilihan Umum Provinsi Nusa Tenggara
Timur, Kejaksaan Tinggi Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan Badan
Pengawas Pemilu untuk penyusunan laporan keuangan tahun anggaran 2014.
f. Pendampingan Reviu Proses Penyusunan Laporan Keuangan
Perwakilan BPKP Provinsi NTT telah mendampingi reviu proses
penyusunan Laporan Keuangan semester I Tahun 2015 pada Kanwil
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nusa Tenggara Timur.
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
10
g. SIMDA
Dalam rangka memenuhi kebutuhan instansi pemerintah daerah untuk mengimplementasikan sistem informasi Pengelolaan Keuangan yang
akuntabel serta mempersiapkan peningkatan kompetensi SDM di
pemerintah daerah dalam bidang Akuntansi, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur telah melaksanakan Asistensi
Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah dan Barang Milik
Daerah dengan aplikasi SIMDA di 18 dari 23 Pemerintah Daerah,
yaitu Kabupaten Kupang, Ende, Alor, Manggarai Barat, Manggarai
Timur, Nagekeo, Ngada, Rote Ndao, Sikka, Sumba Barat Daya,
Sumba Tengah, Sumba Timur, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah
Utara, Sabu Raijua, Manggarai, Flores Timur dan Lembata.
h. Pendampingan Penyusunan / Reviu LKPD
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur telah melaksanakan Pendampingan penyusunan / reviu LKPD di beberapa daerah antara
lain Kota Kupang, Kabupaten Ende, Kabupaten Flores Timur,
Kabupaten Alor, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Sumba Timur, dan Kabupaten Sikka.
i. Smakin Maju
Sebagai sarana kendali dan monitoring kinerja dari masing-masing
bidang pengawasan dan bagian, Perwakilan mengembangkan suatu
sistem aplikasi berbasis Microsoft Access yang disebut Smakin Maju.
Sistem ini dikembangkan dengan mengintegrasikan data perencanaan, penganggaran dan realisasi penugasan, untuk
melengkapi keterbatasan yang ada di aplikasi New IPMS. Smakin
Maju inilah yang digunakan untuk memonitor penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan penugasan termasuk memonitor hasilnya.
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
11
2. Produk Perwakilan BPKP Provinsi NTT
Pada tahun 2015, perwakilan BPKP Provinsi NTT telah menghasilkan output berupa Rekomendasi Hasil Pengawasan serta Laporan Dukungan
Pengawasan. Menurut jenis kegiatan, distribusi output dimaksud tersaji
dalam Tabel 1.1.
No REK/LAPA.
1 Rekomendasi Hasil Pengawasan Bidang IPP 16
2 Rekomendasi Hasil Pengawasan Bidang APD 123 Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP 24 Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas APIP 2
5 Rekomendasi Hasil Pengawasan Bidang Akuntan Negara 34
6 Rekomendasi Hasil Pengawasan Bidang Investigasi 58Jumlah Rekomendasi 124
B.28 Dokumen LAKIP 129 Laporan Budaya Kerja (Semester) 230 Laporan GDN (bulanan) 1231 Laporan Kenaikan Pangkat Terpadu (Semester) 232 Laporan Keuangan (bulan, Semester, Tahunan) 1433 Laporan BMN 134 Laporan Penghematan Penggunaan Energi (Semester) 235 Laporan Kehumasan (Triwulanan) 436 Laporan Hasil Pengawasan (Bulanan) 1237 Laporan Hasil Pengawasan ke Gubernur (Semester dan Tahunan) 238 Laporan Pelaksanaan PKS (Triwulanan) 439 Laporan Penyelenggaraan SPIP (Triwulanan) 4
Jumlah Laporan Dukungan Kegiatan Pengawasan 60Jumlah Produk 184
Tabel 1.1Daftar Produk pada Perwakilan BPKP Provinsi NTT
Kegiatan PengawasanBidang IPP
Dukungan Pengawasan
Bidang Investigasi
Bidang APD
Bidang Akuntan Negara
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
12
3. Profil Organisasi Perwakilan
Kinerja yang dicapai Perwakilan BPKP Provinsi NTT tidak lepas dari segenap kewenangan dan sumber daya yang dimiliki untuk melaksanakan
kewenangan tersebut. Penting untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
yang ada pada struktur organisasi, sumber daya manusia (SDM) serta
sarana dan prasarana guna mengantisipasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada dalam pencapaian dan manajemen kinerja Perwakilan.
4. Struktur Organisasi
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berkedudukan di
Jalan Palapa Nomor 21 A Kupang, merupakan instansi vertikal dengan
wilayah kerja Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala BPKP dengan struktur
organisasi sebagai berikut:
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Perwakilan
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
13
5. Sumber Daya Manusia
Guna menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, per 31 Desember 2015 Perwakilan memiliki sumber daya manusia sebanyak 106 orang
dengan rincian sebagaimana terlihat pada Tabel 1.3. Sedangkan
berdasarkan strata pendidikannya, distribusi SDM Perwakilan tersaji
pada Tabel 1.2.
6. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang disediakan guna mendukung pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi Perwakilan umumnya masuk dalam kelompok aset tetap yang terdiri dari tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, irigasi, jaringan dan aset tetap lainnya dengan nilai aset tetap
Rp30.603.858.053,00 per 31 Desember 2015. Secara ringkas aset tetap yang dimiliki sebagaimana terlihat pada Tabel 1.4.
URAIAN JUMLAH % Pejabat Struktural 10 9,43 Pejabat Fungsional Auditor 73 68,87 Pejabat Fungsional Arsiparis 1 0,94 Pegawai Non Struktural/Fungsional 22 20,75
JUMLAH 106 100,00
Tabel 1.2Distribusi SDM Perwakilan Menurut Jabatan
URAIAN JUMLAH % S2 4 3,77 S1 / D IV 59 55,66 D III 20 18,87 SLTA 23 21,70
JUMLAH 106 100,00
Tabel 1.3Distribusi SDM Perwakilan Berdasarkan Pendidikan
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
14
D. Sistematika Penyajian
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur disajikan dalam empat bab, yaitu Pendahuluan, Perencanaan dan Perjanjian Kinerja,
Akuntabilitas Kinerja, dan Penutup dengan rincian sebagai berikut:
- Bab I – Pendahuluan, menyajikan secara ringkas tugas, fungsi dan wewenang organisasi, aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan
produk organisasi, kegiatan dan layanan produk organisasi, struktur
organisasi dan sistematika penyajian;
- Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menyajikan Rencana Strategis tahun 2015 – 2019 dan perjanjian kinerja 2015;
- Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menyajikan capaian kinerja, analisis
capaian kinerja tahun 2015, dan realisasi keuangan; - Bab IV – Penutup, menyajikan simpulan dari kinerja tahun 2015 dan
penyempurnaan yang dapat dilakukan;
- Lampiran-lampiran.
No Jenis Aset Tetap Satuan Unit Nilai (Rp) Keterangan
1 Tanah m2 19.751 7.775.855.000 Tanah untuk Bangunan Kantor dan Rumah Dinas2 Peralatan dan Mesin Unit 1.507 5.077.382.877 Terdiri dari alat angkutan darat bermotor, alat
bengkel bermesin, alat bengkel tak bermesin, alatukur, alat kantor, alat rumah tangga, alat studio, alatkomunikasi, peralatan pemancar, alat kedokteran,alat laboratorium, komputer, alat geofisika, alatkhusus kepolisian, alat olahraga, dan tandapenghargaan bidang olahraga
3 Gedung dan Bangunan:- Gedung Tempat Kerja Unit 5 13.547.807.581 Gedung kantor di Jl Palapa 21A- Gedung Rumah Tinggal Unit 46 3.757.511.820 Rumah Dinas /Negara pada 5 lokasi di Kupang
4 Irigasi Unit 9 76.424.500 Berupa bangunan air bersih.5 Jaringan Unit 5 352.876.275 Berupa instalasi air bersih 2 unit dan instalasi
pembangkit listrik 3 unit + automated genset6 Aset Tetap Lainnya Unit 214 16.000.000 Berupa buku pustaka, barang bercorak seni
30.603.858.053
Tabel 1.4Daftar Aset Tetap per 31 Desember 2015
JUMLAH
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
15
BAB II
PERENCANAAN
DAN PERJANJIAN KINERJA
Sebagai pijakan, setiap tahun Perwakilan BPKP menetapkan target kinerja
yang merupakan kontrak kinerja dengan Kepala BPKP. Penetapan target kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2015 mengacu
kepada rencana strategis Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tahun 2015-2019 dengan menginduk kepada Rencana Strategis BPKP Tahun 2015-2019 sesuai dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 2 Tahun 2015
tanggal 2 April 2015.
Dengan berjalannya waktu dan merujuk pada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun
2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, BPKP melakukan penajaman tujuan
dan sasaran strategis dan merekonstruksi Indikator Kinerja Utama, sehingga
mulai tahun 2012, dapat disajikan akuntabilitas pencapaian sasaran strategis. Perubahan ini sekaligus menindaklanjuti Surat Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Hasil Evaluasi atas
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, c.q. BPKP, tanggal 30 November
2012.
A. Rencana Strategis 2015-2019
Tahapan perencanaan kinerja pada Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur dimulai dengan penyusunan Rencana Strategis (Renstra)
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur 2015-2019 yang pada
hakikatnya merupakan pernyataan komitmen bersama mengenai upaya terencana dan sistematis untuk meningkatkan kinerja serta cara
pencapaiannya melalui pembinaan, penataan, perbaikan, penertiban,
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
16
penyempurnaan dan pembaharuan terhadap sistem, kebijakan, peraturan perundang-undangan bidang pengawasan termasuk pembinaan terhadap
akhlak dan perilaku aparatur pengawasan dan pengendalian manajemen,
agar tercapai efektivitas, efisiensi dan produktivitas dalam pelaksanaan pengawasan.
Dalam rangka memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai
pedoman dan tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pengawasan yang
diselaraskan dengan arah kebijakan dan program pembangunan nasional
yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
2015-2019, maupun dalam Kebijakan Strategis Nasional Bidang
Pengawasan (Jakwas) 2015-2019, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Timur menetapkan Rencana Strategis 2015-2019 sebagai dasar
acuan penyusunan kebijakan, program, dan kegiatan, serta sebagai
pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam
pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi pada 2015-2019.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Timur senantiasa bertumpu pada nilai-nilai luhur yang telah
disepakati dan ditetapkan dalam rumusan nilai luhur BPKP. Hal ini
merupakan perwujudan dari keinginan untuk selalu berinovasi guna
menghasilkan produk-produk yang berbeda dari produk para pengawas
intern lainnya tetapi yang diyakini diterima karena dibutuhkan oleh para pemangku kepentingan.
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
17
1. Pernyataan Visi
Dengan memperhatikan nilai-nilai yang ada di lingkungan baik di dalam maupun di luar Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur telah
menetapkan visinya yaitu
“AUDITOR INTERNAL PEMERINTAH RI BERKELAS DUNIA UNTUK MENINGKATKAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NASIONAL DI WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR”
Pada pernyataan visi tersebut tampak bahwa Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Timur selalu hadir untuk membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya dengan memberikan kontribusi bagi stakeholder dan shareholder melalui strategi pengawasan
yang pre-emptif, preventif, dan represif.
2. Pernyataan Misi
Untuk mewujudkan visi yang dinyatakan di atas, Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Timur telah menetapkan beberapa misi
merupakan pengejawantahan tugas dan fungsi yang diamanatkan dalam
peraturan perundang-undangan, yaitu sebagai pelaksana fungsi
pengawasan intern sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden
Nomor 192 Tahun 2014, Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014, serta Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008. Misi merupakan jalan
pilihan untuk menuju masa depan.
Rumusan Misi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah:
a. Misi 1 Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
18
Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di wilayah Nusa Tenggara Timur
b. Misi 2 Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang efektif di wilayah Nusa Tenggara Timur
c. Misi 3 Mengembangkan kapabilitas pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten di wilayah Nusa Tenggara Timur
Penjelasan dari masing-masing misi adalah sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan
Efektif.
Misi ini mengandung dua hal yaitu tugas dan fungsi BPKP serta manfaat BPKP. Tugas dimaksud adalah “Pengawasan intern
terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan” dan
manfaatnya yaitu “mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif.
b. Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
yang Efektif.
Untuk menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan adalah dalam rangka mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk organisasi
pemerintahan dan pembangunan, dibutuhkan suatu sistem
pengendalian intern yang dapat memberi keyakinan memadai bahwa
kegiatan berjalan efektif dan efisien, diikuti dengan pelaporan
keuangan yang handal, penanganan aset yang aman dan taat
terhadap peraturan perundang-undangan. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008, sistem yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP
tersebut, BPKP diberikan mandat untuk melakukan pembinaan
penyelenggaraan SPIP.
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
19
c. Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten.
Salah satu unsur penting SPIP, yaitu Lingkungan Pengendalian,
mewajibkan setiap pimpinan instansi pemerintah untuk membentuk dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku
positif dan kondusif untuk menerapkan budaya pengendalian di
lingkungan organisasinya. Upaya pembentukan budaya kendali ini antara lain diselenggarakan melalui perwujudan peran aparat
pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif. Untuk
mewujudkan peran APIP sebagai aparat pengawasan intern
diperlukan kapabilitas untuk menjamin tugas dan fungsinya.
3. Tujuan Strategis
Sebagai penjabaran visi dan misi pada tataran operasional, Perwakilan
menetapkan tujuan. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi
dari misi Perwakilan tentang hal-hal yang akan dicapai atau dihasilkan
dalam kurun waktu sampai dengan lima tahun mendatang. Tujuan Perwakilan BPKP Provinsi NTT dalam mendukung misi tersebut yaitu :
a. Tujuan 1
Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif;
b. Tujuan 2
Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah; dan c. Tujuan 3
Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten.
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
20
4. Sasaran Strategis
Sasaran strategis dalam rumusan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015-2019 merupakan indikator
pencapaian tujuan strategis.
Sasaran strategis merupakan ukuran kinerja utama pencapaian dari
tujuan dan mencerminkan berfungsinya outcome dari semua program yang telah ditetapkan, dengan uraian sebagai berikut :
a. Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan Nasional b. Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern pada
Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah dan Korporasi dan
Program Prioritas Pembangunan Nasional.
c. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah pada
Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah serta Korporasi.
5. Sasaran Program
Sasaran program merupakan ukuran kinerja utama pencapaian dan
mencerminkan berfungsinya outcome dari semua program dan kegiatan
yang ditetapkan.
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
21
6. Indikator Kinerja Utama
Setiap program dan kegiatan dalam Renstra kemudian dinyatakan
dalam suatu indikator kinerja yang spesifik, terukur, dapat dicapai,
relevan, dan berjangka waktu. Hanya dengan indikator kinerja yang
memenuhi kelima karakterisitik kualitatif inilah keberhasilan pencapaian program dan kegiatan nantinya dapat dilakukan. Keberhasilan program
diukur dengan indikator hasil (outcome), sedangkan keberhasilan
kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran (output). Penetapan indikator program dilakukan dengan mempertimbangkan
tujuan program dan kegiatan-kegiatan yang mendukung program
tersebut.
No Sasaran Program Sasaran kegiatan
1 Perbaikan PengelolaanKeuangan Negara
Tersedianya informasi hasil pengawasandalam mencapai perbaikan tata kelola,perbaikan sistem pengendalian internpengelolaan keuangan negara/daerah, danpeningkatan kapabilitas APIP
2 Meningkatnya KualitasPenerapan SPI KLPKserta meningkatnyaupaya pencegahankorupsi
Tersedianya informasi hasil pengawasandalam mencapai perbaikan tata kelola,perbaikan sistem pengendalian internpengelolaan keuangan negara/daerah, danpeningkatan kapabilitas APIP
3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan InternK/L/P
Tersedianya informasi hasil pengawasandalam mencapai perbaikan tata kelola,perbaikan sistem pengendalian internpengelolaan keuangan negara/daerah, danpeningkatan kapabilitas APIPTersedianya dukungan manajemen danpelaksanaan tugas teknis lainnya dalammencapai kepuasan layananTermanfaatkannya aset secara optimal dalammencapai kepuasan layanan ketatausahaan
Tabel 2. 1Sasaran Program dan Kegiatan
Meningkatnya KualitasLayanan DukunganTeknis Pengawasan
4
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
22
Indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan indikator kinerja output, yang menunjukkan peran
utama Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam
pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan SPIP. Indikator-indikator kinerja utama tersebut, sebagai berikut :
No Indikator Kinerja Outcome Satuan Target Indikator Kinerja Output Satuan Target
A.1. Perbaikan Tata Kelola,
Manajemen Risiko, danPengendalian InternPengelolaan KeuanganNegara
% 40 Rekomendasi Hasil Pengawasan
Rekomendasi 120
B.2. Persentase Penerapan
kelima unsur SPIP pada Pemda secara memadai
% 50 Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP/SPI
Rekomendasi 2
C.3. Persentase Tingkat
Kapabilitas APIP Pemda (Level 3)
% 5 Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas APIP
Rekomendasi 2
D.Jumlah layanandukungan manajemen Perwakilan BPKP
Laporan 60
Tersedianya AlatPengolahan DataBPKP
Unit 51
Tersedianya AlatRumah TanggaBPKP
Unit 192
Terlaksananya rehabilitasi beratrumah negara
M2 340
4.
Tabel 2.2Indikator Kinerja Outcome
Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta meningkatnya upaya pencegahan korupsi
Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P
Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan7skala
likert 1-10Persepsi Kepuasan LayananKetatausahaan
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
23
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2015
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah, telah ditandatangani Perjanjian Kinerja
(Perkin) Tahun 2015 yang merupakan bentuk perjanjian dari Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur kepada Kepala BPKP
pada tanggal 29 Januari 2015. Perkin tersebut berisi kesanggupan untuk
mewujudkan target kinerja tahunan dan mempertanggungjawabkan atas keberhasilan maupun kegagalannya. Penetapan Kinerja ini menjadi acuan
pelaksanaan kegiatan, dalam proses manajemen kinerja sehingga dapat
menyelenggarakan kegiatan dengan lebih baik dan dapat mendorong
peningkatan kinerja Perwakilan.
Satuan Jumlah
Indikator Kinerja Kegiatan1. Rekomendasi Hasil Pengawasan Rekomendasi 1202. Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP/SPI Rekomendasi 23. Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas APIP Rekomendasi 2Indikator Kinerja Kegiatan1. Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan 60
Indikator Kinerja Kegiatan1. Tersedianya alat pengolahan data BPKP Unit 512. Tersedianya Alat Rumah Tangga BPKP Unit 1923. Terlaksananya rehabilitasi berat rumah negara M2 340
Tersedianya dukungan manajemen danpelaksanaan tugas teknis lainnya dalammencapai kepuasan layanan
2
Termanfaatkannya aset secara optimaldalam mencapai kepuasan layananketatausahaan 7 skala likert
3
TargetIndikator KinerjaSasaran KegiatanNo
Tabel 2.3Target Indikator Kinerja
Tersedianya informasi hasil pengawasandalam mencapai perbaikan tata kelola,perbaikan sistem pengendalian internpengelolaan keuangan negara/daerah, danpeningkatan kapabilitas APIP
1
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
24
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Sebagai bahan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsinya, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur wajib dan perlu
menyajikan pencapaian visi dan misinya dalam LAKIP, termasuk kegagalan
dalam mencapainya. Penyajian LAKIP BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur ini dibuat sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tanggal 20 November 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
Ketentuan pelaporan akuntabilitas tersebut telah dibuat sesuai dengan kebutuhan informasi kinerja dalam memberikan gambaran mengenai tingkat
keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan. Namun,
untuk mendekatkan pada kebutuhan peningkatan kinerja Perwakilan, LAKIP ini menyajikan informasi komplementer khususnya tentang efisiensi penggunaan
sumber daya.
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pengukuran capaian kinerja tahun 2015 merupakan bagian dari
penyelenggaraan akuntabilitas kinerja tahunan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pengukuran dilakukan terhadap capaian kinerja output dan
capaian kinerja outcome dibandingkan dengan target yang telah diperjanjikan
dalam dokumen perjanjian kinerja tahun 2015.
BPKP telah merumuskan sasaran program dengan keberhasilan kinerja diukur
berdasarkan kinerja sasaran program pendukungnya. Capaian sasaran
program diindikasikan dengan capaian indikator kinerja utama (IKU) yaitu
indikator yang secara signifikan mempengaruhi capaian sasaran program.
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
25
Pengukuran capaian kinerja sasaran program meliputi identifikasi atas realisasi IKU dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih mendalam
dilakukan terhadap perkembangan capaian IKU dan efisiensi penggunaan
sumber dana dalam mencapai kinerja IKU.
Capaian IKU disajikan dalam tabel 3.1 sebagai berikut :
No Sasaran Program Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian (%)
1 Perbaikan PengelolaanKeuangan Negara
Persentase PerbaikanTata Kelola, ManajemenRisiko, dan PengendalianIntern PengelolaanKeuangan Negara
% 40 100,00 250,00
2 Meningkatnya KualitasPenerapan SPI KLPKserta meningkatnyaupaya pencegahankorupsi
Persentase Penerapankelima unsur SPIP padaK/L/Pemda/Efektivitas SPI Korporasi secaramemadai
% 50 17,39 34,78
3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan InternK/L/P
Persentase TingkatKapabilitas APIP Pemda(Level 3)
% 5 0,00 0,00
4 Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan
Persepsi KepuasanLayanan Ketatausahaan
skala likert 1-10
7 7,05 100,71
Tabel 3.1Capaian Indikator Kinerja Utama
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
26
1. Capaian Indikator Kinerja Output
Capaian indikator kinerja output menggambarkan realisasi kegiatan
yang dihasilkan dari pelaksanaan program dan kegiatan setiap Bidang Pengawasan dan Program Ketatausahaan, secara ringkas tersaji pada
Tabel 3.2.
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Ouput Satuan Target Realisasi Capaian
Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara1 Tersedianya informasi hasil pengawasan
dalam mencapai perbaikan tata kelola,perbaikan sistem pengendalian internpengelolaan keuangan negara/daerah, danpeningkatan kapabilitas APIP
Rekomendasi Hasil Pengawasan
Rekomendasi 120 115 95,83
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK 2 Tersedianya informasi hasil pengawasan
dalam mencapai perbaikan tata kelola,perbaikan sistem pengendalian internpengelolaan keuangan negara/daerah, danpeningkatan kapabilitas APIP
Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP / SPI
Rekomendasi 2 2 100,00
Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern 3 Tersedianya informasi hasil pengawasan
dalam mencapai perbaikan tata kelola,perbaikan sistem pengendalian internpengelolaan keuangan negara/daerah, danpeningkatan kapabilitas APIP
Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas APIP
Rekomendasi 2 2 100,00
Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan 4 Tersedianya dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis lainnya dalammencapai kepuasan layanan
Jumlah LayananDukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Laporan 60 60 100,00
5 Tersedianya alatpengolah dataBPKP
Unit 51 51 100,00
Tersedianya AlatRumah TanggaBPKP
Unit 192 192 100,00
Terlaksananya Rehabilitasi BeratRumah Negara
M2 340 340 100,00
Termanfaatkannya aset secara optimal dalammencapai kepuasan layanan ketatausahaan 7skala likert
Tabel 3.2Capaian Output
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
27
Tidak tercapainya rekomendasi hasil pengawasan sebanyak 5 rekomendasi disebabkan oleh tidak terlaksananya 4 penugasan pengawasan di Bidang
Investigasi, yaitu : (1) 1 PP Audit Klaim, (2) 2 PP Audit Penyesuaian Harga,
dan (3) 1 PP Kajian Hasil Pengawasan. Selain itu terdapat 1 penugasan pengawasan di Bidang Akuntan Negara yang tidak terealisasi yaitu Evaluasi
SKAI pada BPD/BPR yang disebabkan penugasan tidak dapat dilaksanakan
karena evaluasi SKAI di Bank NTT adalah 3 tahun sekali dan tahun 2014 telah dilaksanakan oleh Kantor Akuntan Publik.
Sedangkan penyerapan dana baik yang berasal dari dana DIPA Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015 dan biaya pihak
ketiga/dana mitra disajikan sebagai berikut :
No Anggaran DIPA (Rp)
Realisasi DIPA (Rp)
Realisasi Dana Mitra
(Rp)
Jumlah (Rp)
A.1. 5.031.536.000 4.867.588.500 843.326.994 5.710.915.494
1.1 Rekomendasi Hasil PengawasanB.2.
2.1 Rekomendasi Pembinaan PenyelenggaraanSPIP/SPI
82.410.000 59.534.000 59.534.000
C.3.
3.1 Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas APIP 82.410.000 44.060.100 44.060.100D.4.
4.1 Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
17.909.036.000 16.773.747.328 16.773.747.328
4.2 Tersedianya Alat Pengolah Data 343.930.000 335.919.000 335.919.0004.3 Tersedianya Alat Rumah Tangga BPKP 407.450.000 405.251.000 405.251.0004.4 Terlaksananya Rehabilitasi Berat Rumah Negara
Perwakilan BPKP659.875.000 641.557.806 641.557.806
24.516.647.000 23.127.657.734 843.326.994 23.970.984.728
Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Persepsi Kepuasan Layanan Ketatausahaan
TOTAL
Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/PPersentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemda (Level 3)
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta meningkatnya Upaya Pencegahan KorupsiPersentase Penerapan Kelima Unsur SPIP padaPemda secara memadai
Tabel 3.3Anggaran dan Realisasi Penyerapan Dana
Pesentase Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko,dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara
Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara
Indikator Kinerja Outcome
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
28
2. Capaian Indikator Kinerja Outcome
Sasaran program perbaikan pengelolaan keuangan Negara terkait dengan tujuan pertama BPKP dalam rencana strategis tahun 2015-2019 yaitu
peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan
pembangunan nasional yang bersih dan efektif.
Sasaran program ini diindikasikan oleh satu IKU yaitu Persentase
perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern
Pengelolaan Keuangan Negara, capaian ini diukur dengan menghitung
tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan terhadap jumlah rekomendasi
yang disampaikan dalam laporan hasil pengawasan dibandingkan dengan
targetnya. IKU dihitung dari rata-rata IKU per bidang.
Pengukuran IKU dihitung berdasarkan :
Realisasi tahun 2015 IKU ini adalah sebanyak 119 tindak lanjut dari 119
Rekomendasi Hasil Pengawasan atau 100,00% dengan perhitungan
sebagai berikut :
Sasaran Program 1
Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara
Jumlah Tindak Lanjut atas Rekomendasi Hasil Pengawasan Yang Diberikan
% Capaian IKU = X 100% Jumlah Rekomendasi Hasil Pengawasan Yang
Diberikan
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
29
Jika dibandingkan dengan target sebesar 40%, maka capaian IKU tahun
2015 adalah sebesar 250,00%. Rincian Rekomendasi dan tindak lanjut
dapat dilihat pada lampiran 1.
Untuk mendukung capaian IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur menghasilkan output berupa rekomendasi hasil
pengawasan sebanyak 119 rekomendasi atau 95,97% dari target sebanyak
124 rekomendasi hasil pengawasan.
Uraian ringkas tindak lanjut rekomendasi Sasaran program perbaikan pengelolaan keuangan Negara adalah sebagai berikut :
Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat a. Rekomendasi perbaikan Audit Atas Laporan Keuangan CCDP IFAD
Pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk mempertanggungjawabkan kelebihan pembayaran dan
kemahalan harga telah ditindak lanjuti dengan menyetorkan ke kas
negara sebesar Rp44.504.310,00. b. Rekomendasi perbaikan Proyek WSLIC/PAMSIMAS di wilayah Provinsi
Nusa Tenggara Timur untuk Kepala Satker melakukan koordinasi
dengan satker pembinaan PAMSIMAS Dirjen Cipta Karya dalam hal
percepatan penempatan personil koordinator Kabupaten (Korkab) pada 5 Kabupaten, yaitu Kab. Manggarai, Kab Sumba Barat Daya, Kab.
Sumba Tengah, Kab. Suba Barat, dan Kab. Belu. Telah ditindak lanjuti
dengan surat Kepala Satker Peningkatan Pengelolaan Air Minum
No Bidang Rekomendasi TL atas Rekomendasi
Realisasi (%)
Bobot (%)
IKU (%)
1 IPP 16 16 100,00 25,00 25,002 APD 16 16 100,00 25,00 25,003 AN 33 33 100,00 25,00 25,004 INV 54 54 100,00 25,00 25,00
Jumlah 119 119 100,00 100,00
Tabel 3.4Capaian IKU Sasaran Program 1
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
30
Provinsi NTT NO.49/NTT/IV/2015 tanggal 16 Maret 2015 perihal Percepatan Penempatan Korkab.
c. Dalam rangka perbaikan audit operasional atas pengelolaan PNBP
pada Kantor Pertanahan di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur merekomendasikan
kepada Kepala Kantor Pertanahan Kab. Manggarai Barat selaku PPK
agar mengembalikan kelebihan bayar honor kegiatan pengukuran lapangan sebesar Rp17.693.786,00 dan menyetorkannya ke kas
negara. Rekomendasi tersebut telah ditindak lanjuti dengan SSBP
dengan nomor NTPN 0111091110030713 tanggal 28 Oktober 2015.
d. Rekomendasi dan Tindak lanjut yang telah dilaksanakan atas hasil Audit terhadap Laporan Keuangan PNPM Generasi Sehat dan Cerdas
Tahun Anggaran 2014 adalah:
1) Kepada beberapa Kepala BPMPD di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur agar menginstruksikan kepada pelaku program
(UPK dan PK) untuk menyetorkan sisa dana Multiyears BLM Tahun
Anggaran 2011 dan 2012 yang tidak dimanfaatkan. Rekomendasi tersebut telah ditindaklanjuti dengan UPK dan PK dengan
melakukan penyetoran ke Kas Negara.
2) Kepada beberapa PPK agar mengembalikan kelebihan bayar dan
pengeluaran yang tidak didukung oleh bukti pembayaran. Rekomendasi tersebut telah ditindak lanjuti dengan penyetoran ke
kas negara oleh pihak yang bersangkutan dengan didukung bukti
dokumen tanda terima surat setoran pajak.
e. PNPM Perdesaan
Merekomendasikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen BPMPD
Provinsi Nusa Tenggara Timur atas nama Drs. Remigius Efi/ NIP 19590817 198303 1 041 agar mempertanggungjawabkan kelebihan
pembayaran akomodasi dan konsumsi sebesar Rp36.867.748,00 dan
menyetorkannya ke kas negara. Rekomendasi telah ditindak lanjuti
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
31
dengan menyerahkan dokumen SSBP dengan nilai setor sesuai dengan rekomndasi.
f. PNPM Perkotaan
Rekomendasi dan Tindak lanjut yang telah dilaksanakan yang diberikan atas Audit atas Laporan Keuangan PNPM Perkotaan Tahun Anggaran
2014 adalah:
1) Kami merekomendasikan kepada Kepala SNVT Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Nusa Tenggara Timur agar
menginstruksikan kepada KSM di Kelurahan Airnona (KSM
Beringin 08, Beringin 09, Beringin 10 dan KSM Beringin 12) segera
memperbaiki pekerjaan fisik yang belum sempurna. Temuan tersebut telah ditindak lanjuti sesuai bukti surat Kepala Satker
Pengembangan Kawasan Pemukiman dan Penataan Bangunan
Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 520/PKP2B-NTT/CK/V/2015 Tanggal 4 Mei 2015.
2) Merekomendasikan kepada beberapa KSM untuk
Mempertanggungjawabkan keterlabatan pekerjaan fisik yang tidak sesuai dengan rancana. Rekomendasi telah ditindaklanjuti dengan
menyerahkan dokumen LPJ Penyelesaian Pekerjaan, SP3 dan
Foto Dokumentasi penyelasaian pekerjaan terlampir beserta bukti
pengembalian dana. 3) Merekomendasikan Kepada beberapa Kepala Satuan Kerja PNPM
Mandiri Perkotaan di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
menginstruksikan kepada Koordinator BKM di wilayah kerjanya
untuk:
(a) Melakukan pemetaan permasalahan dan penyebab terjadinya
tunggakan serta membuat Rencana Kerja Penagihan Tunggakan kepada KSM.
(b) Melakukan upaya penagihan kepada KSM yang mempunyai
pinjaman bermasalah dengan disertai pembuatan Surat
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
32
Pernyataan Kesanggupan melunasi pinjaman oleh anggota KSM yang mempunyai pinjaman bermasalah.
(c) Lebih cermat dalam melakukan verifikasi dan analisa atas
permohonan pinjaman untuk menilai kelayakan anggota KSM yang akan mendapatkan pinjaman.
Rekomendasi tersebut telah ditindak lanjuti sesuai dengan bukti
surat Kepala Satker PIP Nomor 15.J/PIP/P2KP/ND/IV/2015 tanggal 20 April 2015 dan Surat Pernyataan KSM.
Bidang Pengawasan Akuntabilitas Pemerintah Daerah Direktorat Wilayah 1: a. Probity Audit
1. Kepala Daerah dan Inspektorat menyusun kebijakan pelaksanaan
probity audit. 2. Kepala daerah dan Inspektorat segera melaksanakan probity audit.
b. EKPPD
1. Kepala daerah membanguan sistem pengumpulan data kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah.
2. Kepala daerah berupaya meningkatkan capaian kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
c. Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah 1. Kepala daerah bersama DPRD meningkatkan komitmen untuk
melaksanakan program/kegiatan yang tertuang dalam Nota
Kesepakatan KUA-PPAS sesuai kebutuhan.
2. Meninjau kembali Keputusan kepala daerah tentang Standardisasi
Harga Satuan Barang dan Jasa Kebutuhan Pemerintah, dan
melakukan revisi dengan menambahkan harga satuan terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan namun belum terakomodir dalam
peraturan tersebut.
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
33
d. Audit Kinerja Pelayanan Pemda Bidang Pendidikan, Kesehatan, Kemaritiman
1. Kepala daerah membangun pelabuhan perikanan, melengkapi
fasilitas/infrastrukturnya mengintegrasikan infrastruktur pelabuhan perikanan dengan transportasi darat dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan nelayan.
2. Kepala daerah memaksimalkan pengawasan dan penanganan illegal
fishing di wilayah perairan laut dengan berkoordinasi bersama TNI
AL, Polisi Air, Dinas Perhubungan, Syahbandar, Pol PP, Kelompok
Masyarakat Pengawas, dan instansi terkait lainnya;
3. Kepala daerah melalui SKPD terkait memberikan pemahaman secara intensif kepada para nelayan akan pentingnya kepemilikan
SIUP, SIPI, SIKPI, serta Pas Kecil dan Surat Kelaikan dan
Pengawakan Kapal Penangkap Ikan. e. Evaluasi LAKIP
1. Kepala Daerah meningkatkan kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP). 2. Kepala daerah membangun sistem pengumpulan data kinerja
instansi Pemerintah.
3. Kepala daerah menyusun LAKIP dan menyampaikannya kepada
Kementerian/instansi terkait secara tepat waktu.
Direktorat Wilayah 2: f. DAK Infrastruktur
1. Kepala daerah menganggarkan kembali sisa DAK yang belum
digunakan. 2. Kepala daerah menginstruksikan SKPD agar berkoordinasi dengan
instansi/kementerian teknis untuk mempercepat memperoleh
JUKNIS.
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
34
g. SPIP-Korsupgah 1. Kepala daerah mendorong pihak-pihak terkait (SKPD dan DPRD)
supaya proses pengesahan anggaran menjadi tepat waktu.
2. Kepala daerah membangun komitmen dengan anggota DPRD untuk mengalokasikan dana pembangunan sesuai prioritas, tuntas dan
terprogram.
h. SPIP-Maturitas Pemda 1. Kepala daerah membentuk SATGAS Penyelenggaraan SPIP dan
menginstruksikan kepada SATGAS untuk merumuskan langkah-
langkah implementasi peningkatan penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). 2. Kepala daerah menginstruksikan kepada kepala SKPD untuk
melakukan penilaian risiko melalui identifikasi risiko dan analisis
risiko potensial dalam rangka penyelenggaraan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008.
i. OPAD
1. Kepala daerah melakukan langkah-langkah optimalisasi Penerimaan Daerah baik berupa intensifikasi maupun ekstensifikasi Pendapatan
Asli Daerah (PAD) berpedoman pada ketentuan yang berlaku.
2. Kepala daerah menetapkan ketentuan tentang perijinan
penambangan dan penambangan rakyat. j. Public Private Patnership-Kerjasama Pemerintah Daerah
1. Mendata semua perjanjian kerjasama antar daerah dengan pihak
ketiga dan melakukan penyempurnaan (adendum) isi perjanjian
kerjasama atas perjanjian yang merugikan Pemerintah daerah.
2. Meminta ketegasan/komitmen dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
tentang kerjasama pemenuhan kebutuhan daging sapi dengan menyusun dan menyepakati rencana kerja yang jelas dan konkrit.
3. Menyusun dan mengusulkan Rancangan Peraturan Daerah tentang
Pengelolaan Kerja sama Daerah.
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
35
k. Lintas Sektor di Pemerintah Daerah (utang daerah dan Kesmas) 1. Kepala daerah menetapkan strategi penyelenggaraan
penanggulangan penyakit menular secara khusus.
2. Kepala daerah mendorong keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam hal penanggulangan penyakit menular. (misal
membentuk/mengaktifkan Tim Gerdunas (Gerakan Terpadu
Nasional) TB dalam penanggulangan penyakit TB, forum Gebrak Malaria, Juru Malaria Desa dan Kader Posmaldes untuk membantu
penanggulangan penyebaran penyakit menular malaria).
3. Kepala daerah menambah anggaran dana operasional untuk
program/kegiatan penganggulangan penyakit menular.
Direktorat Wilayah 3:
l. SIMDA Akrual
1. Kepala daerah menyediakan dukungan pendanaan yang memadai
dan SDM yang kompeten di bidang akuntansi/keuangan dalam rangka implementasi Akuntansi Berbasis Akrual.
2. Kepala daerah mendorong Kepala SKPD dan Pengelola Keuangan
untuk memastikan dipenuhi hal-hal yang harus dilakukan dalam
rangka implementasi akuntansi berbasis akrual, misal kebijakan dan sistem akuntansi, restatement LKPD tahun 2014,
Rekonsiliasi/validasi aktiva tetap, persediaan dan piutang.
m. Action Plan BPK 1. Kepala daerah segera menyusun action plan tindaklanjut hasil
pemeriksaan BPK.
2. Kepala daerah mempercepat pelaksanaan tindaklanjut hasil pemeriksaan BPK dengan melakukan rencana aksi yang telah
disusun.
n. Evaluasi Penyerapan Anggaran Pemda
1. Kepala daerah menginstruksikan kepada para Kepala SKPD yang
mempunyai rencana pengadaan, supaya segera mengumumkan
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
36
RUP-nya melalui Papan Pengumuman, website Pemerintah Daerah, dan LPSE.
2. Kepala daerah menginstruksikan kepada para Kepala SKPD yang
mempunyai rencana pengadaan barang/jasa, supaya segera melaksanakan pengadaan barang dan jasa sesuai peraturan yang
berlaku. Penyelesaian proses pengadaan barang/jasa paling lambat
akhir bulan Maret tahun anggaran berjalan, sesuai Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2015 tentang Percepatan Pengadaan Barang/jasa
Pemerintah.
o. Evaluasi Desa
1. Kepala daerah menyusun Perkada tentang Standar Harga Barang/Jasa sebagai acuan dalam penyusunan APBD/APBDesa.
2. Kepala daerah menginstruksikan kepada BPMPD/unit instansi
pembina desa, untuk lebih proaktif melakukan pembinaan dan pendampingan kepada para kepala dan perangkat desa dalam
pengelolaan keuangan desa, termasuk dalam penyusunan
APBDesa, penatausahaan dan pelaporan/pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa.
3. Kepala daerah menginstruksikan kepada BPMPD/unit instansi
pembina desa agar mendorong kepala desa untuk menggunakan
aplikasi pengelolaan keuangan desa yang telah dikembangkan Kemendagri bekerjasama dengan BPKP (Simkeudes/Simda Desa)
dan menyediakan dukungan pendanaan dan SDM dalam rangka
implementasi Simkeudes/Simda Desa tersebut.
p. Analisis Laporan Struktur APBD
1. Kepala daerah berupaya meningkatkan anggaran belanja modal,
anggaran biaya pendidikan dan kesehatan. 2. Kepala daerah meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah
dalam upaya untuk mewujudkan good governance;
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
37
3. Kepala daerah melaksanakan upaya-upaya peningkatan pendapatan asli daerah untuk memperbaiki derajat desentralisasi, derajat
ketergantungan dan derajat kemandirian keuangan daerah.
Bidang Akuntan Negara a. Evaluasi Kinerja PDAM
1. Terdapat piutang air atas pelanggan non aktif sebesar Rp740.788.950,00 yang sulit ditagih.
2. Tingkat kehilangan air sulit diyakini keakuratannya.
3. Pembayaran biaya pegawai tidak sesuai dengan Permendagri
Nomor 2 Tahun 2007. 4. Tingkat kehilangan air sulit diyakini keakuratannya.
5. Terdapat piutang air atas pelanggan aktif di IKK Siso sebesar
Rp131.680.950,00 yang sulit ditagih. 6. Terdapat aset Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten Sikka
yang telah dikelola/dimanfaatkan oleh PDAM Kabupaten Sikka
tanpa serah terima pengelolaan/pemanfaatan. 7. Terdapat aset Pemerintah Kabupaten Sikka yang telah
dikelola/dimanfaatkan oleh PDAM Kabupaten Sikka tanpa serah
terima pengelolaan/pemanfaatan
8. Aset Pemerintah Pusat dengan nilai sebesar Rp14.003.379.000,00 telah dikelola/dimanfaatkan oleh PDAM "Nusa Kenari" Kabupaten
Alor tanpa serah terima pengelolaan/pemanfaatan.
9. Aset Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan nilai
sebesar Rp4.543.963.00,00 telah dikelola/dimanfaatkan oleh PDAM
"Nusa Kenari" Kabupaten Alor tanpa serah terima
pengelolaan/pemanfaatan. 10. Terdapat penyetoran ke kas daerah sebesar Rp75.000.000,00
sebagai kontribusi PAD Kabupaten Ngada tahun 2014.
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
38
11. Peraturan Daerah Kabupaten Ngada tentang ketentuan-ketentuan pokok badan pengawas, direksi dan kepegawaian Perusahaan
Daerah Air Minum Kabupaten Ngada belum mengacu pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri terbaru. 12. Uang penerimaan rekening air sebesar Rp182.286.714,00 pada
IKK Lembor digunakan untuk kepentingan pribadi.
13. Tingkat kebocoran air selama tahun 2014 masih tinggi. 14. Terdapat kelebihan air (Overflow) pada Bronchaptering di sumber
air Lakulu yang belum dimanfaatkan.
15. Terdapat penggunaan uang rekening air untuk kepentingan pribadi
pada IKK Waiwerang sebesar Rp91.346.720,00. 16. Tingkat kebocoran air PDAM Kabupaten Flores Timur selama tahun
2014 masih tinggi.
17. Pinjaman kepada PD Kelautan Kabupaten Kupang sebesar RP300.000.000,00 belum dilunasi.
18. Tunggakan rekening air pada PDAM Tirta Lontar Kabupaten
Kupang masih sangat tinggi. 19. Bantuan sambungan baru untuk masyarakat berpenghasilan
rendah (MBR) dari PKPAM Provinsi NTT belum ditetapkan
statusnya.
20. Tingkat kehilangan air sulit diyakini keakuratannya. 21. Penerimaan pegawai baru tidak didasarkan pada ketentuan.
22. Tingkat kehilangan air tidak dapat diyakini keakuratannya.
23. Masa jabatan Badan Pengawas PDAM Kabupaten Lembata sudah
berakhir sejak Tahun 2013.
24. Terdapat mata Air Amnesi di Kelurahan Bakunase 2 yang belum
dimanfaatkan. 25. Sumur Produksi (SP) Naimata tidak beroperasi sehingga
masyarakat di Wilayah Kelurahan Naimata tidak mendapatkan
pelayanan air bersih.
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
39
b. Evaluasi Kinerja BLUD 1. Peraturan Bupati Sikka yang mengatur penyusunan, pengajuan,
penetapan, dan perubahan RBA belum ditetapkan.
2. Terdapat obat dan bahan habis pakai yang sudah kadarluarsa (expired) senilai Rp162.426.258,00 pada RSUD dr. T.C. Hillers,
Maumere.
3. Manajemen BLUD RSUD Ende belum memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).
4. Terdapat obat dan bahan habis pakai yang sudah kadarluarsa
(expired) senilai Rp52.641.326,00 pada RSUD Kabupaten Ende.
5. Satuan Pengawas Internal BLUD RSUD Kabupaten Manggarai belum terbentuk.
c. Reviu atas laporan verifikasi pelaksanaan hibah air minum
1. Pelaksanaan program belum sesuai dengan ketentuan. 2. Realisasi penyertaan modal dari Pemerintah Kabupaten Manggarai
kurang.
3. Terdapat 11 sambungan rumah yang belum memenuhi persyaratan teknis.
Evaluasi SKAI pada Bank NTT tidak terlaksana karena sudah dilakukan
evaluasi oleh Kantor Akuntan Publik di tahun 2014, dan baru dapat
dilaksanakan evaluasi kembali setelah 3 tahun atau pada tahun 2017, sehingga 1 rekomendasi terkait evaluasi SKAI tidak ada.
Bidang Investigasi a. Audit Investigasi (AI)
Target penugasan Audit Investigatif dalam tahun 2015 adalah sebanyak
7 penugasan pengawasan atau laporan. Dari target tersebut telah direalisasi sebanyak 7 kegiatan dengan laporan yang sudah terbit
sebanyak 3 laporan dan dihasilkan 2 rekomendasi.
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
40
Hambatan pencapaian target disebabkan antara lain: 1) Pada umumnya perkara yang dimintakan bantuan oleh penyidik
kepada Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur sudah
berada pada tingkat penyidikan sehingga tidak dapat dilakukan audit investigasi.
2) Penyidik menghendaki output laporan atas hasil audit yang dilakukan
oleh Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur segera dapat diterima oleh penyidik dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Sedangkan untuk kegiatan audit investigatif, pada umumnya
memerlukan waktu relatif lebih lama dibandingkan dengan audit jenis
lain yaitu Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN). 3) Jumlah sumber daya manusia Bidang Investigasi tidak sebanding
dengan jumlah permintaan dari satuan kerja penyidik, sehingga
sumber daya manusia yang ada diutamakan untuk pelayanan penugasan yang tidak dapat ditunda, yaitu permintaan audit dalam
rangka PKKN dan pemberian keterangan ahli.
b. Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN)
Target Kegiatan Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara dalam
tahun 2015 adalah sebanyak 14 kegiatan atau laporan. Dari target tersebut direalisasi sebanyak 15 kegiatan dengan laporan yang sudah
terbit sebanyak 13 laporan dan dihasilkan 2 rekomendasi. Selain itu,
terdapat penyelesaian penugasan atas surat tugas yang diterbitkan tahun sebelumnya, yang baru dapat diterbitkan laporannya dalam tahun
2015, sebanyak 1 laporan.
c. Pemberian Keterangan Ahli (PKA)
Target kegiatan pemberian keterangan ahli dalam tahun 2015 sebanyak 28 kegiatan atau laporan. Dari target tersebut, terealisasi
sebanyak 63 kegiatan dengan laporan yang sudah terbit sebanyak 61
laporan dan dihasilkan 45 rekomendasi.
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
41
d. Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sospak) Pada Tahun 2015, target kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi
sebanyak 1 kegiatan atau laporan. Dari target tersebut, terealisasi
sebanyak 1 kegiatan dengan laporan yang sudah terbit atau telah terealisasi sebanyak 100% dan dihasilkan 1 rekomendasi.
Diselenggarakannya kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi
bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang permasalahan korupsi dan upaya yang dapat dilakukan untuk
memerangi korupsi.
e. Fraud Control Plan (FCP)
Pada Tahun 2015, target kegiatan Fraud Control Plan dalam tahun
2015 sebanyak 3 kegiatan atau laporan. Dari target tersebut, terealisasi
sebanyak 3 kegiatan dengan laporan yang sudah terbit sebanyak 2
laporan dan dihasilkan 1 rekomendasi.
f. Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP)
Pada Tahun 2015, target kegiatan Evaluasi Hambatan Kelancaran
Pembangunan sebanyak 1 kegiatan atau laporan. Dari target tersebut,
terealisasi sebanyak 1 kegiatan, namun laporannya belum
selesai,sehingga menghasilkan rekomendasi.
g. Koordinasi Hasil Pengawasan
Pada Tahun 2015, target kegiatan Koordinasi Hasil Pengawasan sebanyak 4 kegiatan atau laporan. Dari target tersebut, terealisasi
sebanyak 4 kegiatan dengan laporan yang sudah terbit sebanyak 4
laporan dan dihasilkan 2 rekomendasi.
h. Forum Investigasi Pada Tahun 2015, target kegiatan Forum Investigasi sebanyak 1
kegiatan atau laporan. Dari target tersebut, terealisasi sebanyak 1
kegiatan atau terealisasi 100% dan laporannya yang sudah terbit serta
dihasilkan 1 rekomendasi..
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
42
Tata kelola yang baik di sektor korporasi diharapkan mampu untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan investasi kekayaan
negara melalui penyelenggaraan usaha yang sehat, beretika dan memiliki
daya guna yang dikenal dengan istilah Good Corporate Governance (GCG). Seiring dengan peran Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Timur dalam mendukung tercapainya akuntabilitas pengelolaan kekayaan
negara dan daerah yang dipisahkan tersebut, BPKP berperan aktif dalam
kegiatan assessment, evaluasi, asistensi/pendampingan, dan bimbingan
teknis (Bimtek) penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada K/L/P.
Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab
masing-masing menteri/pimpinan lembaga, gubernur dan bupati/walikota.
BPKP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 bertanggung jawab melakukan
pembinaan. Pada prinsipnya pembinaan SPIP diarahkan agar instansi
pemerintah dapat menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan asset Negara, dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan. Sasaran program meningkatnya kualitas penerapan SPI KLPK serta
meningkatnya upaya pencegahan korupsi diindikasikan oleh satu indikator
kinerja utama yaitu jumlah pemerintah daerah yang telah menerapkan
kelima unsur SPIP pada pemerintah daerah secara memadai, dengan rumusan sebagai berikut :
Sasaran Program 2
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
43
Target realisasi tahun 2015 IKU ini adalah sebesar 50%, namun yang
terealisasi sebesar 17,39% dengan perhitungan sebagai berikut : 4 Pemda
% Capaian IKU = X 100%
23 Pemda
= 17,39%
Jika dibandingkan dengan target sebesar 50%, maka capaian IKU adalah
34,78%. Capaian IKU masih di bawah target yang telah ditentukan, secara
umum pengendalian intern pemerintah daerah masih belum memadai. Hal
ini terbukti dengan belum adanya LKPD yang mendapat opini WTP, masih
terjadinya temuan audit yang berulang, masih rendahnya tingkat kepatuhan
terhadap perundang-undangan dan masih banyaknya kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan secara tidak ekonomis, tidak efisien dan tidak efektif
bahkan merugikan keuangan negara/daerah. Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan pelaksanaan sistem
pengendalian intern di pemerintah daerah telah dilakukan:
a. Sosialisasi kepada Tim Satgas SPIP Pemda. b. Bimbingan teknis evaluasi AKIP SKPD pada Pemda.
c. Bimtek kendali mutu penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan pada Pemda.
Jumlah Pemda yang telah menerapkan kelima unsur SPIP secara
memadai
Capaian IKU(%)
= X 100%
Jumlah Pemda (Wil kerja Perwakilan BPKP NTT)
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
44
d. Bimtek pertanggungjawaban bantuan keuangan untuk partai politik
pada Pemda.
e. Bimtek penyusunan LPPD dan LKPJ pada Pemda.
Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh
pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah
memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Setiap Aparat Intern Pemerintah mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya
fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai
ketentuan tersebut. Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah
kompetensi dan profesional sumber daya manusia (SDM), karena faktor
manusia yang mengatur dan menggerakkan jalan organisasi, SDM yang kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoritis, didukung
dengan pengalaman dan mendapat pengakuan keahlian spesifik
berdasarkan standar yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian
tersebut, SDM yang profesional adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan keahliannya.
Inspektorat Provinsi/Kota/Kabupaten sebagai Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) memiliki peran strategis dalam pencapaian tujuan
instansi melalui perannya baik peran assurance maupun consultant. Peran
APIP yang efektif sekurang-kurangnya harus bisa memberikan keyakinan
yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah
guna memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen
risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah serta
Sasaran Program 3
Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
45
memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas
dan fungsi Instansi Pemerintah.
Sasaran meningkatnya kapabilitas pengawasan intern K/L/P diindikasikan
oleh satu IKU yaitu persentase tingkat kapabilitas APIP Pemda (level 3).
Type equation here.
Pada kenyataannya, level kapabilitas APIP di Wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Timur yang diukur menggunakan pendekatan Internal Audit
Capability Model (IA-CM), semuanya masih berada di level paling rendah
yaitu pada level 1 dari 5 level. Sesuai RPJMN 2015 – 2019, diharapkan level kapabilitas APIP berada pada level 3. Untuk berada pada level 3,
perlu upaya-upaya yang harus dilakukan antara lain lain:
a. Memberikan jaminan kepada APIP agar memiliki independensi dan
obyektivitas dalam pelaksanaan fungsinya.
b. Menjamin terpenuhinya kebutuhan formasi auditor, diharapkan mutasi
personil APIP tidak sampai mengganggu kinerjanya.
c. Peningkatan profesionalisme dan kompetensi APIP melalui Diklat,
workshop, dan program pelatihan mandiri.
d. Perbaikan proses bisnis pengawasan yang masih lemah
e. Dukungan sarana prasarana, termasuk dana dalam pelaksanaan fungsi APIP.
BPKP telah berupaya melakukan peningkatan kompetensi APIP melalui
kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Menyusun Grand Design Peningkatan Kapabilitas APIP.
Jumlah APIP Pemda telah mencapai Kapabilitas Level 3
% Capaian IKU = X 100% Jumlah Pemda
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
46
b. Menyediakan pedoman teknis self assessmenet dan self improvement
bagi APIP untuk membantu bagaimana meningkatkan
kapabilitasnyadari Level-1 ke Level-2; dan dari Level-2 ke Level-3.
c. Peningkatan kompetensi SDM APIP melalui e-Learning. d. Bimtek Reviu RKA pada Inspektorat Kabupaten Nagekeo, Sikka dan
Sumba Timur
e. Bimtek Reviu LKPD (RLKPD) berbasis akrual pada Inspektorat Kabupaten Ende, Flores Timur, Alor, Negekeo, Sikka dan Sumba
Timur.
f. Bimbingan Teknis Probity Audit pada Inspektorat Kabupaten Sabu
Raijua, Manggarai Barat dan Nagekeo. g. Bimbingan Teknis Penyelenggaraan SPIP pada Inspektorat Kabupaten
Saba Raijua dan Flores Timur.
Target outcome di tahun 2015 adalah sebesar 7,00 dari skala Likert 1-10.
Capaian kinerja outcome ini menunjukkan tingkat kepuasan atas pelayanan ketatausahaan. IKU ini diukur dari tingkat kepuasan terhadap layanan
dukungan teknis pengawasan yang dberikan dari ketatausahaan.
Persepsi kepuasan terhadap suatu layanan sangat bergantung pada suatu
keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan
tersebut dapat terpenuhi. Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan
diperoleh melalui survei kepada para penerima layanan dengan metode skala Likert 1-10. Perhitungan persepsi kepuasan terhadap layanan Bagian
Ketatausahaan dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner secara
Sasaran Program 4
Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
47
uji petik kepada para pegawai di unit kerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dari survei atas persepsi penerima layanan tahun 2015, capaian IKU atas
layanan dukungan teknis pengawasan adalah sebesar 7,05 dari skala Likert 1-10 atau mencapai 100,71% dari target.
Faktor-faktor pendukung pencapaian target tersebut adalah kesiapan
sistem informasi, kesiapan sarana prasarana, kesiapan SDM Pelaksana dan peningkatan kompetensi SDM pengelola secara berkesinambungan.
Persepsi kepuasan terhadap layanan Bagian Ketatausahaan, meliputi :
a) Persepsi kepuasan terhadap layanan Subbag Kepegawaian
b) Persepsi kepuasan terhadap layanan Subbag Keuangan c) Persepsi kepuasan terhadap layanan Subbag Program dan Pelaporan
d) Persepsi kepuasan terhadap layanan Subbag Umum
Capaian IKU ini menyerap dana sebesar 16.796.454.988,00 atau 93,79% dari anggaran sebesar Rp17.909.036.000,00. Dari sisi penggunaan dana,
IKU meningkatnya kualitas layanan dukungan teknis pengawasan sudah
efisien. Kondisi ini tampak dari capaian IKU sebesar 100,71% lebih tinggi dibandingkan dengan capaian peggunaan dana sebesar 93,79%.
Untuk mendukung capaian sasaran meningkatnya kualitas layanan
dukungan teknis pengawasan di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Timur menghasilkan output berupa :
a) Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Jumlah laporan dukungan manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Timurselama tahun 2015 adalah sebanyak 60 laporan atau
100% dari target sebanyak 60 laporan.
b) Tersedianya alat pengolah data dan komunikasi Pada tahun 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur
menghasilkan output berupa alat pengolah data dan komunikasi
sebanyak 51 unit atau 100% dari target sebanyak 51 unit.
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
48
Realisasi output tersedianya alat pengolah data dan komunikasi tersebut terdiri dari :
1) Personal Computer;
2) Pengadaan Printer Inkjet; 3) Pengadaan Notebook;
4) Pengadaan LCD Projector;
5) Pengadaan Printer Laser Jet, Mesin Scanner, Mesin Foto Copy A3 Protable;
6) Pengadaan Camera DSLR + Kit;
7) Pengadaan Handycam;
8) Pengadaan External Hardisk USB 3; 9) Pengadaan Alat Perekam;
10) Pengadaan Scasn A 1100 Portable; dan
11) Pengadaan Sound System.
c) Tersedianya Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Tahun 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur
menghasilkan output berupa peralatan dan fasilitas perkantoran
sebanyak 192 unit atau 100% dari target sebanyak 192 unit.
Realisasi output peralatan dan fasilitas perkantoran sebagai berikut: 1) Pengadaan Lemari Kayu, Lemari Kayu (Jati), Lemari Makan, Rak
Piring;
2) Pengadaan Meja Kerja, Meja ½ Biro, Meja Makan; 3) Pengadaan Tempat Tidur + Kasur;
4) Pengadaan Kursi dan Kursi Kerja;
5) Pengadaan Sice; 6) Pengadaan Kompor Gas 2 Tungku dan Tabung Gas;
7) Pengadaan Tandon Air 1100 sd 12000 L;
8) Pengadaan AC Standing 5 PK dan 2 PK; dan
9) Pengadaan Mesin Jilid.
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
49
d) Terlaksananya rehabilitasi rumah negara Tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur telah
melaksanakan rehabilitasi rumah Negara seluas 340 m2 atau 100% dari
target seluas 340 m2. Realisasi output Rehabilitasi Rumah Negara sebagai berikut:
1) Rehab Rumah Dinas Rusak Berat;
2) Rehab Rumah Dinas Rusak Ringan; dan 3) Rehab Gedung Kantor.
B. Analisis Efisiensi Penggunaan Anggaran
Anggaran Perwakilan BPKP Nusa Tenggara Timurtahun 2015 sebesar
Rp24.516.647.000,00 dengan realisasi sebesar Rp23.167.787.558,00 atau
94,50%. Rincian per program dan per jenis belanja dapat dilihat pada Tabel 3.5
dan Tabel 3.6 berikut :
Dari tabel 3.5 menunjukkan realisasi anggaran untuk program Pengawasan
Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sebesar Rp4.971.182.600,00 dari
rencana sebesar Rp5.196.356.000,00 atau terealisasi sebesar 95,67%,
sedangkan program Dukungan Manajemen dan Pelaksana Tugas Teknis
No Uraian Program Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
Capaian
1 Program Pengawasan InternAkuntabilitas KeuanganNegara dan PembinaanPenyelenggaraan SistemPengendalian InternPemerintah
5.196.356.000,00 4.971.182.600,00 95,67
2 Program Layanan DukunganTeknis Pengawasan
19.320.291.000,00 18.156.475.134,00 93,98
24.516.647.000,00 23.127.657.734,00 94,33
Tabel 3.5Anggaran dan Realisasi Keuangan Per Program
Jumlah
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
50
Lainnya terealisasi sebesar Rp18.156.475.134,00 dari rencana sebesar Rp19.320.291.000,00 atau 93,98%.
Tabel 3.6 menunjukkan realisasi belanja pegawai sebesar
Rp14.000.117.241,00 dari rencana sebesar Rp14.331.131.000,00 atau 97,69%,
realisasi barang sebesar Rp7.744.812.687,00 dari rencana sebesar Rp8.774.261.000,00 atau 88,27% dan realisasi belanja modal sebesar
Rp1.382.727.806,00 dari rencana sebesar Rp1.411.255.000,00 atau 97,98%.
No Uraian Program Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
Capaian
1 Belanja Pegawai 14.331.131.000,00 14.000.117.241,00 97,692 Belanja Barang 8.774.261.000,00 7.744.812.687,00 88,273 Belanja Modal 1.411.255.000,00 1.382.727.806,00 97,98
24.516.647.000,00 23.127.657.734,00 94,33
Tabel 3.6Anggaran dan Realisasi Keuangan Per Jenis Belanja
Jumlah
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
51
BAB IV
PENUTUP
Sebagaimana diamanatkan dalam PP 60 Tahun 2008, BPKP melakukan
pembinaan SPIP dan pengawasan intern terhadap kegiatan lintas sektoral, kebendaharaan umum dan kegiatan lain atas permintaan Presiden. Fungsi
pengawasan intern dilakukan melalui kegiatan audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya. Pengawasan intern terutama diarahkan untuk membantu Menteri/Pimpinan Lembaga, Gubernur, dan
Bupati/Walikota dalam rangka memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem
Pengendalian Intern.
Pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan intern dan pembinaan SPIP disampaikan dalam LAKIP BPKP. Dalam pelaporan kinerja ini disajikan
informasi kinerja yang telah diperjanjikan disertai evaluasi dan analisis yang
memadai sehingga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja ke depan. Laporan Kinerja BPKP, di samping merupakan pertanggungjawaban kinerja
BPKP dalam mencapai tujuan/sasaran strategis tahun 2015, juga
mencerminkan sejauh mana Sistem AKIP telah diimplementasikan. Beberapa
perbaikan mendasar telah dilakukan terhadap seluruh komponen Sistem AKIP
yang meliputi perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja,
evaluasi kinerja, dan pencapaian sasaran organisasi.
Perbaikan dalam perencanaan kinerja berupa perbaikan kualitas dokumen renstra, rencana kinerja tahunan, penetapan kinerja, dan indikator kinerja
utama. Terhadap Renstra BPKP 2015-2019 telah ditambahkan sasaran
strategis, IKU dan target tahunan diselaraskan dengan RPJMN. Target-target kinerja jangka menengah dalam renstra telah dirinci dalam target-target kinerja
tahunan dalam rencana kinerja tahunan dan penetapan kinerja, serta
dimanfaatkan untuk mengukur keberhasilan. Sasaran strategis telah
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
52
berorientasi hasil, bukan proses/kegiatan, dan diukur dengan indikator-indikator kinerja utama yang dominan. Kegiatan yang dirancang telah selaras dan
memiliki hubungan kausalitas dengan sasaran.
Perbaikan dalam pengukuran kinerja berupa perbaikan mekanisme pengumpulan data kinerja dengan menggunakan teknologi informasi, dan
melakukan pengukuran kinerja melalui pembandingan dengan target tahun
berjalan. Upaya perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan mengenai
kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya oleh pihak internal maupun
eksternal, dan melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi.
Empat sasaran Program dengan 4 IKU dominan sebagai ukuran penilaian capaian sasaran yang dirinci sebagai berikut.
Sasaran 1: Dari IKU, tercapai dengan tingkat capaian 250,00%
Sasaran 2: Dari IKU, tidak tercapai dengan tingkat capaian 17,39% Sasaran 3: Dari IKU, tidak tercapai dengan tingkat capaian 0%
Sasaran 4: Dari IKU, tercapai dengan tingkat capaian 100,71%
Beberapa kelemahan dalam pencapaian sasaran strategis dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
1. Tidak tercapainya target outcome sasaran 2 atau Indikator Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 yaitu 17,39% disebabkan
dengan belum adanya LKPD yang mendapat opini WTP, masih terjadinya
temuan audit yang berulang, masih rendahnya tingkat kepatuhan terhadap perundang-undangan dan masih banyaknya kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan secara tidak ekonomis, tidak efisien dan tidak efektif bahkan
merugikan keuangan negara/daerah. 2. Tidak tercapainya target outcome sasaran 3 atau indikator Sasaran Program
Menigkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P pada Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Timur disebabkan rendahnya level kapabilitas APIP
di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang diukur menggunakan
pendekatan Internal Audit Capability Model (IA-CM), semuanya masih
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi NTT Tahun 2015
53
berada di level paling rendah yaitu pada level 1 dari 5 level. Sesuai RPJMN 2015 – 2019, diharapkan level kapabilitas APIP berada pada level 3.
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam upaya memperbaiki kinerja antara lain:
1. Meningkatkan performance SDM dengan terus meningkatkan kompetensi
pegawai yang ada melalui diklat, PKS dan workshop serta terus menerapkan “reward dan punishment” secara proporsional dan meningkatkan kepatuhan
pegawai Perwakilan.
2. Melakukan monitoring pencapaian kinerja secara periodik dan
berkesinambungan. Sehubungan dengan hal tersebut akan dikembangkan sistem akuntabilitas kinerja yang terintegrasi dengan penganggaran dan
pelaporan serta membangun sistem informasi data kinerja secara
berkelanjutan dan berintegritas. 3. Mengusulkan kepada Pusdiklatwas BPKP untuk menyelenggarakan
Pendidikan dan Pelatihan Akuntansi bagi SDM mitra di Provinsi Nusa
Tenggara Timur untuk meningkatkan pencapaian opini terhadap Laporan Keuangan Pemda dan BUMD (PDAM).
Seluruh capaian kinerja yang sudah diperoleh serta upaya peningkatan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur di atas merupakan wujud
nyata dukungan BPKP dalam membangun Provinsi Nusa Tenggara Timur,
khususnya dalam mewujudkan ”Akuntabilitas Keuangan Negara Yang Berkualitas”.
Akhirnya dengan disusun LAKIP tahun 2015 ini, diharapkan dapat memberikan
informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait mengenai tugas
fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Timur, agar dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada tahun mendatang.
Secara internal LAKIP ini telah menjadi motivator untuk lebih meningkatkan
kinerja organisasi terhadap perkembangan tuntutan stakeholders, sehingga
kontribusi BPKP dalam pembangunan dapat lebih dirasakan.
Lampiran 1 / 1 - 1
Rumus Pengukuran SATUAN TARGET REALISASI % CAPAIAN KINERJA ANGGARAN REALISASI %
1 Perbaikan Pengelolaan Kuangan Negara
Perbandingan antara jumlah tindak lanjut atas rekomendasi hasil pengawasan yang diberikan dan jumlah rekomendasi hasil pengawasan yang diberikan
% 40 100,00 250,00 Rekomendasi Hasil Pengawasan
Rekomendasi 120 115 95,83 5.031.536.000 4.867.588.500 96,74
2 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta Menigkatnya Upaya Pencegahan Korupsi
Perbandingan antara jumlah Pemda yang telah menerapkan kelima unsur SPIP secara memadai dengan Jumlah Pemda (Wilayah Kerja BPKP NTT)
% 50 17,39 34,78 Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP/SPI
Rekomendasi 2 2 100,00 82.410.000 59.534.000 72,24
3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P
Perbandingan antara Jumlah APIP Pemdda telah mencapai kapabilitas level 3 dengan Jumlah Pemda
% 5 0,00 - Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas APIP
Rekomendasi 2 2 100,00 82.410.000 44.060.100 53,46
Jumlah Layanan Dukungan Manjemen Perwakilan BPKP NTT
Laporan 60 60 100,00 17.909.036.000 16.773.747.328 93,66
Tersedianya alat pengelolaan data dan komunikasi BPKP NTT
Unit 51 51 100,00 343.930.000 335.919.000 97,67
Tersedianya alat rumah tangga BPKP NTT
Unit 192 192 100,00 407.450.000 405.251.000 99,46
Terlaksananya rehabilitasi berat rumah negara
M2 340 340 100,00 659.875.000 641.557.806 97,22
24.516.647.000 23.127.657.734 94,33JUMLAH
Meningktanya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengwasan
4
Persentase Perbaikan Tata Kelola Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara
Persentase Penerapan Kelima Unsur SPIP Pada K/L/P, Efektifitas SPI Korporasi Secara Memadai
Persentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemda (Level 3)
Persepsi Kepuasan Layanan Ketatausahaan
Survei tingkat keupasan skala Likert
Skala Likert 1-10
7
Realisasi % CAPAIANIndikator Kinerja Output
Uraian IKU
7,05 100,71
Satuan Target
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2015PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
No Sasaran Program
KEUANGAN
Indikator Kinerja Outcome
Lampiran 2 / 1 - 3
No Kelompok Penugasan Target Rekomendasi
Rekomendasi Terpilih
Referensi (No & Tgl Laporan)
TL (sudah=1/belum=0)
% Outcome
1 Audit Atas Laporan Keuangan CCDP IFADPada Dinas Kelautan dan Perikanan KotaKupang
Rek. 1 LAI-76, 10 April 2015 1 100
Rek. 1 LAI-130, 20 Mei 2015 1 100
Rek. 2 LAI-145, 28 Mei 2015 1 100
3 Audit Independen Dukungan atas LaporanKeuangan Program Penyediaan Air Minumdan Sanitasi Berbasis Masyarakat/PAMSIMAS(Loan IDA Credit No.4202-IND dan Grant TF09492) Provinsi Nusa Tenggara Timur
Rek. 1 LAI-143, 20 Mei 2015 1 100
Rek. 1 LAI-58, 30 Maret 2015 1 100Rek. 2 LAI-89, 27 April 2015 1 100Rek. 3 LAI-71, 7 April 2015 1 100
5 Audit Oprasional atas Pengelolaan PNBPpada Kantor Perntanahan
Rek. 1 LHA-340, 6 November 2015 1 100
6 Audit atas Laporan Keuangan PNPM MandiriPerdesaan
Rek.1 LAI-105, 29 April 2015 1 100
Rek. 1 LAI-101, 29 April 2015 1 100Rek. 2 LAI-118, 19 Mei 2015 1 100Rek. 3 LAI-119, 30 April 2015 1 100Rek. 4 LAI-120, 19 Mei 2015 1 100Rek. 5 LAI-121, 19 Mei 2015 1 100Rek. 6 LAI-132, 25 Mei 2015 1 100Rek. 7 LAI-97, 27 April 2015 1 100
Total Rekomendasi Bidang IPP 16 16 16 100
LATT-279, 22 September 2015
LATT-223, 2 November 2015
LAP-496, 22 Desember 2015
LAP-505, 22 Desemeber 2015
3 Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah Rek. 1 LAP-537, 23 Desember 2015
1 100
LAK-406, 3 Desember 2015
LAK-404, 3 Desember 2015
5 Evaluasi LAKIP Rek. 1 LEV-292, 15 Oktober 2015 1 100
LME-409, 3 Desember 2015
LHM-420, 3 Desember 2015
LAP-234, 14 Agustus 2015
LAP-233, 14 Agustus 2015
LBA-275, 21 September 2015
LBA-276, 21 September 2015
LEV-397, 3 Desember 2015
LHP-396, 3 Desember 2015
LAP-335, 4 November 2015
LAP-543, 28 Desember 2015
11 Lintas Sektor di Pemerintah Daerah (Utang Daerah dan Kesmas)
Rek. 1 LHE-351, 16 November 2015
1 100
PERHITUNGAN CAPAIAN OUTCOME PERBAIKAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA TAHUN 2015
Rek. 1Public Private Patnership-KerjasamaPemerintah Daerah
10
Rek. 1 SPIP-Maturitas Pemda8
Rek. 1OPAD9
Rek. 1DAK Infrastruktur6
Rek. 1SPIP-Korsupgah7
Rek. 1EKPPD2
Rek. 1Audit Kinerja Pelayanan Pemda BidangPendidikan, Kesehatan, Kemaritiman
4
Audit Dukungan Atas PNPM MandiriPerkotaan Pada SNVT PBL
7
Rek. 1Probity Audit1
Audit Atas Laporan Keuangan ProgramPenyediaan Air Minum dan Sanitasi BerbasisMasyarakat II (Program PAMSIMAS II) LoanIBRD Nomor 8259-ID
2
Audit Program Nasional PemberdayaanMasyarakat Mandiri Perdesaan GenerasiSehat dan Cerdas
4
Bidang IPP
100
100
1001
1
PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Bidang APD
1
1
1
1
1
1 100
100
100
100
100
Lampiran 2 / 2 - 3
No Kelompok Penugasan Target Rekomendasi
Rekomendasi Terpilih
Referensi (No & Tgl Laporan)
TL (sudah=1/belum=0)
% Outcome
LAP-353, 17 November 2015
LBA-31, 27 Februari 2015LBA-61, 30 Maret 2015LBA-491, 17 Desember
2015LBA-205, 6 Juli 2015
LBA-231, 12 Agustus 2015
LEV-243, 18 Agustus 2015
LEV-240, 18 Agustus 2015
LEV-238, 18 Agustus 2015
LBA-220, 23 Juli 2015LBA-291, 15 Oktober 2015
16 Analisis Laporan Struktur APBD Rek. 1 LAP-352, 16 November 2015
1 100
Total Rekomendasi Bidang APD 16 16 16 100
1 Evaluasi Kinerja PDAM Rek. 1 LEV-95; 27 April 2015 1 100Rek. 3 LEV-167; 10 Juni 2015 1 100Rek. 4 LEV-167; 10 Juni 2015 1 100Rek. 5 LEV-170; 10 Juni 2015 1 100Rek. 6 LEV-170; 10 Juni 2015 1 100Rek. 7 LEV-107; 30 April 2015 1 100
Rek. 8 LEV-107; 30 April 2015 1 100Rek. 9 LEV-182; 26 Juni 2015 1 100
Rek. 10 LEV-182; 26 Juni 2015 1 100Rek. 11 LEV-204; 6 Juli 2015 1 100Rek. 12 LEV-204; 6 Juli 2015 1 100Rek. 13 LEV-202; 2 Juli 2015 1 100Rek. 14 LEV-169; 10 Juni 2015 1 100Rek. 15 LEV-169; 10 Juni 2015 1 100Rek. 16 LEV-175; 17 Juni 2015 1 100Rek. 17 LEV-175; 17 Juni 2015 1 100
Rek. 18 LEV-216; 8 Juli 2015 1 100Rek. 19 LEV-216; 8 Juli 2015 1 100Rek. 20 LEV-96; 27 April 2015 1 100Rek. 21 LEV-122; 2 Juli 2015 1 100Rek. 22 LEV-168; 10 Juni 2015 1 100Rek. 23 LEV-168; 10 Juni 2015 1 100Rek. 24 LEV-198; 2 Juli 2015 1 100Rek. 25 LEV-108; 30 April 2015 1 100Rek. 26 LEV-108; 30 April 2015 1 100
2 Evaluasi Kinerja BLUD Rek. 1 LEV-264; 14 September 2015
1 100
Rek. 2 LEV-264; 14 September 2015
1 100
Rek. 3 LEV-269; 21 September 2015
1 100
Rek. 4 LEV-269; 21 September 2015
1 100
Rek. 5 LEV-283; 29 September 2015
1 100
3 Reviu Atas Laporan Verifikasi PelaksaanHibah Air Minum
Rek. 1 LHR-374; 30 November 2015
1 100
Rek. 2 LHR-373; 30 November 2015
1 100
Rek. 3 LHR-372; 30 November 2015
1 100
Total Rekomendasi AN 34 33 33 100
1 Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara(PKKN)
Rek. 1 SR-137; 28 Mei 2015 1 100
Rek. 2 SR-218; 10 Juli 2015 1 1002 Audit Investigatif Rek. 1 SR-179; 23 Juni 2015 1 100
Rek. 2 LAP-246; 26 Agustus 2015 1 100
Rek. 1Evaluasi Penyerapan Anggaran Pemda14
Rek. 1Evaluasi Desa15
Rek. 1SIMDA Akrual12
Rek. 1Action Plan BPK13
Bidang Akuntan Negara
Bidang Investigasi
100
1 100
100
100
1
1
1
Lampiran 2 / 3 - 3
No Kelompok Penugasan Target Rekomendasi
Rekomendasi Terpilih
Referensi (No & Tgl Laporan)
TL (sudah=1/belum=0)
% Outcome
3 Audit Klaim - -4 Audit Penyesuaian Harga - -5 Evaluasi Hambatan Kelancaran
Pembangunan- -
6 Forum Rek. 1 ND-42; 20 Agustus 2015 17 Fraud Control Plan Rek. 1 LHM-472; 15 Desember
20151 100
8 Kajian Hasil Pengawasan - -9 Koordinasi Hasil Pengawasan Rek. 1 ND-13; 10 Maret 2015 1 100
Rek. 2 ND-20; 6 Mei 2015 1 10010 Menghadiri Sidang Perkara Gugatan - -11 Pemberian Keterangan Ahli Rek. 1 ND-23; 2 Juli 2015 1 100
Rek. 2 LKA-160; 5 Juni 2015 1 100Rek. 3 ND-43; 2 September 2015 1 100Rek. 4 ND-44; 16 September 2015 1 100
Rek. 5 LKA-2137 Juli 2015 1 100Rek. 6 LKA-187; 2 Juli 2015 1 100Rek. 7 ND-37; 14 Agustus 2015 1 100Rek. 8 ND-31; 27 Juli 2015 1 100Rek. 9 ND-30; 9 Juli 2015 1 100
Rek. 10 ND-27; 8 Juli 2015 1 100Rek. 11 ND-05; 21 Januari 2015 1 100Rek. 12 ND-10; 24 Februari 2015 1 100Rek. 13 ND-15; 19 Maret 2015 1 100Rek. 14 ND-17; 6 April 2015 1 100Rek. 15 LKA-45; 26 Maret 2015 1 100Rek. 16 LKA-53; 30 Maret 2015 1 100Rek. 17 LKA-77; 15 April 2015 1 100Rek. 18 ND-22; 2 Juli 2015 1 100Rek. 19 LKA-59; 30 Maret 2015 1 100Rek. 20 LKA-54; 30 Maret 2015 1 100Rek. 21 ND-39; 14 Agustus 2015 1 100Rek. 22 ND-11; 27 Februari 2015 1 100Rek. 23 ND-26; 7 Juli 2015 1 100Rek. 24 LKA-78; 15 April 2015 1 100Rek. 25 LKA-77; 15 April 2015 1 100Rek. 26 LKA-159; 5 Juni 2015 1 100Rek. 27 LKA-111; 7 Mei 2015 1 100Rek. 28 LKA-161; 5 Juni 2015 1 100Rek. 29 LKA-158; 5 Juni 2015 1 100Rek. 30 LKA-215; 7 Juli 2015 1 100Rek. 31 ND-09; 24 Februari 2015 1 100Rek. 32 ND-40; 14 Agustus 2015 1 100Rek. 33 LKA-162; 5 Juni 2015 1 100Rek. 34 ND-21; 30 Juni 2015 1 100Rek. 35 ND-25; 7 Juli 2015 1 100Rek. 36 LKA-214; 7 Juli 2015 1 100Rek. 37 LKA-262; 14 September
20151 100
Rek. 38 LKA-20; 16 Februari 2015 1 100Rek. 39 LKA-237/PW24/35/2015 1 100Rek. 40 ND-41/PW24/5/2015 1 100Rek. 41 ND-38/PW24/5/2015 1 100Rek. 42 LKA-32/PW24/5/2015 1 100Rek. 43 LKA-21/PW24/5/2015 1 100Rek. 44 LKA-30/PW24/5/2015 1 100Rek. 45 ND-16/PW24/5/2015 1 100
12 Sosialisasi Penguatan Jaringan MasyarakatAnti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
- -
13 Sosialisasi Program Anti Korupsi Rek. 1 LAP-284/PW24/2/2015 1 100Total Rekomendasi Bidang Investigasi 58 54 54 100
Jumlah 124 119 119 100