download (3488kb)

73
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG skripsi Disusun sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi Oleh Munlifatun Sadiyah 4401409017 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014

Upload: trancong

Post on 12-Dec-2016

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Download (3488Kb)

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL BELAJAR

MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

skripsi

Disusun sebagai salah satu syarat

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh

Munlifatun Sadiyah

4401409017

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

Page 2: Download (3488Kb)

ii

Page 3: Download (3488Kb)

iii

Page 4: Download (3488Kb)

iv

ABSTRAK

Sadiyah, Munlifatun. 2014. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar

Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang. Skripsi. Jurusan

Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Dr Lisdiana, M.Si. dan Drs. Ibnul Mubarok.

Kecerdasan dibedakan menjadi tiga yaitu kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual.

Kecerdasan intelektual diukur dari nilai indeks prestasi, menurut sebagian ahli nilai indeks

prestasi yang baik merupakan tolak ukur dari kesuksesan seseorang. Tolak ukur tersebut tidak

salah tetapi tidak seratus persen bisa dibenarkan. Keseimbangan antara kecerdasan intelektual

dan kecerdasan emosional merupakan salah satu kunci keberhasilan belajar mahasiswa di

perguruan tinggi. Perguruan tinggi seharusnya tidak mengembangkan kecerdasan intelektual saja

tetapi kecerdasan emosional yang juga perlu dikembangkan. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dengan hasil belajar mahasiswa Prodi

Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang. Populasi pada penelitian ini adalah

mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi tahun angkatan 2011/2012 Universitas Negeri Semarang.

Sampel pada penelitian ini adalah semua anggota populasi pada penelitian ini. Variabel pada

penelitian ini ada dua yaitu variabel X (kecerdasan emosional) dan variabel Y (hasil belajar

mahasiswa), Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasional dengan

tehnik korelasional. Hasil penelitian dari perhitungan analisis korelasi product moment diperoleh

rxy (rhitung) 49,76 dan rtabel 0,103 dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa rxy (r hitung)

lebih besar dari r tabel pada tingkat kesalahan 5% yang berarti bahwa, terdapat hubungan antara

kecerdasan emosional dengan hasil belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas

Negeri Semarang. Tingkat kecerdasan emosional mahasiswa diperoleh dengan kriteria sangat

baik 49 mahasiswa (35,48%) dan kriteria baik 97 mahasiswa (64,52%). Hasil belajar mahasiswa

Prodi Pendidikan Biologi angkatan 2011/2012 selama empat semester diperoleh indeks prestasi

dengan kriteria sangat baik ada 29 mahasiswa (20%), kriteria baik ada 111 mahasiswa (62%),

cukup baik 4 mahasiswa (12%), kurang baik 2 mahasiswa (6%). Simpulan dari penelitian ini

adalah ada hubungan yang positif antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar mahasiswa

Prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang.

Kata Kunci: Kecerdasan emosional, hasil belajar, mahasiswa.

Page 5: Download (3488Kb)

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrakhmanirrakhim

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia, pertolongan,

kasih dan sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan

Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas

Negeri Semarang” ini dengan baik.

Suatu hal yang mustahil apabila hasil karya tulis ini dapat terselesaikan tanpa dorongan

semangat, kasih sayang, kritik serta saran dari pihak-pihak yang telah banyak menyumbangkan

segala sesuatunya kepada penulis. Oleh karena itu dengan segala rasa hormat dan kerendahan

hati, penulis bermaksud menyampaikan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk menyelesaikan studi di UNNES.

2. Dekan FMIPA atas kemudahan administrasi yang telah diberikan dalam menyelesaikan

skripsi di FMIPA UNNES.

3. Ketua Jurusan Biologi atas segala bantuan, dorongan dan kemudahan administrasi dalam

proses penulisan skripsi.

4. Dr Lisdiana, M.Si. selaku pembimbing I dan Drs. Ibnul Mubarok selaku pembimbing II.

Terimakasih atas kesabaran, bantuan, saran dalam membimbing dan mengarahkan saya

selama proses penulisan skripsi.

5. Drs. Supriyanto, M.Si. selaku dosen penguji, terimakasih atas masukan dan saran dalam

penyempurnaan penulisan skripsi.

6. Orang tua tercinta bapak “Sudarmadi” dan ibu “Siti Sudarsih”, terimakasih atas kasih

sayang, kesabaran, doa, dorongan, masukan dan semangatnya.

7. Adikku tersayang “Ihsan” terimakasih semangatnya.

Page 6: Download (3488Kb)

vi

8. Kakakku yang baik mas “Su’udi” terimakasih sudah menjadi kakak yang baik dan

memberikan hunian yang nyaman dan istimewa selama di semarang. Kakak ipar tercinta

mbak “Eva Muryadi” terimakasih sudah menerima saya dengan baik.

9. Terimakasih “My Hunny sweety” atas semangat, dorongan, motivasi, perhatian dan

bantuannya dalam proses pembuatan skripsi.

10. Teman-teman yang baik “Yuli, Ria, Anis, Atin, Fitri, Arif dan teman-teman Biologi

2009” kalian memberikan warna dalam hidup. Terimakasih atas persaudaraan yang

mulia, semoga kita semua dapat meraih apa yang kita cita-citakan.

11. Teman-teman hafidz Ridjalul Qur’an “Ain, Ninin, Sufi, Ina, Desi, Evi, Tasbi, Laela,

Beti” terimakasih atas semangat, doa, dorongan, motivasi dan perhatian kalian

memberikan pelajaran tentang arti kehidupan semoga kita semua dapat meraih apa yang

kita cita-citakan.

12. Semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini. Terimakasih atas semua doa

dan dukungannya.

Harapan serta doa penulis kepada semua pihak, semoga segala bentuk perhatian kepada

penulis dapat menjadi pedoman dalam setiap tindakan penulis. Semoga Allah SWT senantiasa

memberikan karunianya kepada kita semua.

Penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karenanya dengan kerendahan hati

penulis mohon saran serta kritik yang membangun. Demikian yang penulis dapat sampaikan.

Semoga hasil karya ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.

Semarang, Mei 2014

Munlifatun Sadiyah

4401409017

Page 7: Download (3488Kb)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……………………………………………….. ii

PENGESAHAN………………………………………………………………………… iii

ABSTRAK……………………………………………………………………………… iv

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….. v

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………. vii

DAFTAR TABEL………………………………………………………………………. ix

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………… 3

C. Penegasan Istilah……………………………………………………………………. 3

D. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………. 3

E. Manfaat Penelitian…………………………………………………………………… 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar………………………………………………………………………….. 4

B. Kecerdasan Emosional………………………………………………………………... 9

C. Hakeket Kecerdasan Emosional……………………………………………………… 10

D. Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional………………………………… 16

E. Pengukuran Kecerdasan Emosional…………………………………………………. 17

Page 8: Download (3488Kb)

viii

F. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar……………………………. 17

G. Kerangka Pikir……………………………………………………………………..... 20

BAB III METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel…………………………………………………………………. 21

B. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………………………….. 21

C. Variabel Penelitian…………………………………………………………………… 21

D. Metode Penelitian……………………………………………………………………. 21

E. Prosedur Penelitian…………………………………………………………………… 22

F. Uji Validitas dan Reliabilitas………………………………………………………… 22

G. Analisis Data……………………………………………………………………........ 24

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian……………………………………………………………………… 25

B. Pembahasan……………………………………………………………………........ 27

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan…………………………………………………………………………….. 32

B. Saran………………………………………………………………………………… 32

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 33

LAMPIRAN…………………………………………………………………………….. 36

Page 9: Download (3488Kb)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tingkat kecerdasan emosional mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi UNNES………. 25

2. Data kecerdasan emosional mahasiswa berdasarkan tiap aspek……………………... 26

3. Tingkat hasil belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi UNNES…………………. 27

Page 10: Download (3488Kb)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi variabel kecerdasan emosional setelah divalidasi oleh ahli………………. 37

2. Kisi-kisi variabel kecerdasan emosional setelah uji validitas product moment........ 40

3. Kriteria penskoran………………………………………………………………....... 42

4. Angket kecerdasan emosional……………………………………………………….. 43

5. Hasil uji validitas angket kecerdasan emosional……………………………………… 46

6. Uji reliabilitas kecerdasan emosional………………………………………………… 56

7. Hasil analisis product moment kecerdasan emosional dengan hasil belajar mahasiswa

Prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang………………….………….. 57

8. Dokumentasi pengambilan data kecerdasan emosional dan hasil belajar……………. 63

Page 11: Download (3488Kb)

xi

Page 12: Download (3488Kb)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sebagai perwujudan dan hasil berfikir

manusia serta daya nalar manusia mengakibatkan perubahan-perubahan perkembangan

masalah dan tantangan yang harus dipecahkan oleh manusia. Pendidikan adalah suatu usaha

atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud

mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Perguruan tinggi sebagai

lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut.

Melalui perguruan tinggi, mahasiswa belajar berbagai macam hal. Pendidikan formal, dalam

belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan

didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut

tercermin dalam hasil belajarnya.

Mahasiswa merupakan suatu kelompok individu dalam masyarakat yang memperoleh

statusnya melalui perguruan tinggi tempat mereka menuntut ilmu. Kegiatan mahasiswa pada

umumnya adalah menyelesaikan tugas-tugas mata kuliah dan mempersiapkan diri menjelang

ujian. Memasuki masa awal perkuliahan seorang mahasiswa tentulah dituntut untuk dapat

menyesuaikan dirinya dengan lingkungan kampus, lingkungan kelas, dan teman temannya.

Secara emosi mahasiswa tingkat awal biasanya merasakan ketidaknyamanan dengan teman-

teman baru atau senang dengan adanya teman teman baru.

Proses belajar yang terjadi pada mahasiswa merupakan suatu yang penting, karena

melalui belajar mahasiswa menganal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan

lingkungan disekitarnya (Iskandar 2009). Belajar merupakan suatu proses perubahan

perilaku individu seseorang berdasarkan pengalaman baru, perubahan yang terjadi tidak

secara alami dengan sendirinya, namun yang dimaksud dengan perubahan perilaku adalah

perubahan yang dilakukan secara sadar dari reaksi situasi yang dihadapi.

Mahasiswa untuk melihat hasil belajar yang dicapai selama dalam beberapa kurun waktu

tertentu maka akan diadakan suatu evaluasi belajar. Hasil penilaian dosen terhadap hasil

belajar mahasiswa dengan tujuan yang telah ditetapkan disebut sebagai prestasi

Page 13: Download (3488Kb)

2

akademik. Berbagai penilaian dalam proses belajar diberikan melalui tugas, ujian tengah

semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS) dari materi perkuliahan yang diberikan.

Hasil dari proses pembelajaran mahasiswa tersebut dinamakan indeks prestasi. Indeks

prestasi merupakan rumusan terakhir yang diberikan oleh dosen mengenai hasil belajar

mahasiswa. Kecerdasan intelektual sering diukur dari nilai indeks prestasi, nilai indeks

prestasi yang baik atau sering juara kelas merupakan tolak ukur dari kesuksesan seseorang.

Tolak ukur tersebut tidak salah tetapi tidak seratus persen bisa dibenarkan. Terdapat faktor

lain yang menyebabkan seseorang menjadi sukses yaitu adanya kecerdasan emosional.

Daniel Goleman (2005) dalam penelitiannya memperlihatkan bahwa kecerdasan

intellegensi hanya memberikan kontribusi 20 persen terhadap kesuksesan hidup seseorang.

Sisanya 80 persen bergantung pada kecerdasan emosi, kecerdasan sosial dan kecerdasan

spiritual. Bahkan dalam hal keberhasilan kerja, kecerdasan intelektual hanya berkontribusi

empat persen.

Hasil identik juga disimpulkan dari penelitian jangka panjang terhadap 95 mahasiswa

Harvard lulusan tahun 1940-an. Puluhan tahun kemudian, mereka yang saat kuliah dulu

mempunyai kecerdasan intelektual tinggi, namun egois , ternyata hidupnya tidak terlalu

sukses (berdasar gaji, produktivitas, serta status bidang pekerjaan) bila dibandingkan dengan

yang kecerdasan intelektualnya biasa saja tetapi mempunyai banyak teman, pandai

berkomunikasi, mempunyai empati, tidak temperamental sebagai manifestasi dari tingginya

kecerdasan emosi, sosial dan spiritual (Yosep dalam Filia Rahmi 2005). Taraf inteligensi

bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada

faktor lain yang mempengaruhi. Kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional sangat

diperlukan dalam proses belajar mahasiswa. Kecerdasan intelektual tidak dapat berfungsi

dengan baik tanpa pertisipasi penghayatan emosional terhadap mata kuliah yang

disampaikan di perguruan tinggi.

Keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional merupakan

salah satu kunci keberhasilan belajar mahasiswa di perguruan tinggi. Pendidikan di

perguruan tinggi tidak hanya perlu mengembangkan rational intelligence yaitu model

pemahaman yang lazimnya dipahami mahasiswa saja, melainkan juga perlu

mengembangkan emosional intelligence mahasiswa.

Page 14: Download (3488Kb)

3

Kecerdasan emosional mahasiswa memiliki pengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa.

Kecerdasan emosional ini mampu melatih kemampuan untuk mengelola perasaannya,

kemampuan untuk memotivasi dirinya, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi

frustasi, kesanggupan mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat, mengatur

suasana hati yang reaktif, serta mampu berempati dan bekerja sama dengan orang lain.

Kecerdasan ini yang mendukung seorang mahasiswa dalam mencapai tujuan dan cita-

citanya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti bermaksud

mengangkat permasalahan yaitu: Apakah ada hubungan kecerdasan emosional dengan hasil

belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang?

C. Penegasan Istilah

1. Hasil belajar mahasiswa

Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar kognitif mahasiswa Prodi Pendidikan

Biologi berupa indeks prestasi kumulatif mahasiswa yang telah dicapai mahasiswa

selama empat semester.

2. Emotional Quotient (Kecerdasan Emosional)

Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk sadar diri, pengaturan diri,

memotivasi, empati dan ketrampilan sosial. Kondisi emisional mahasiswa akan dilihat

dari skor yang diperoleh dari pengisian angket kecerdasan emosional siswa.

D. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian

ini adalah untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dengan hasil belajar

mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang.

E. Manfaat Penelitian

Penulis berharap ada manfaat yang dapat diambil oleh pihak terkait seperti:

1. Memberikan gambaran hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar

mahasiswa.

2. Dapat memberikan informasi serta gambaran kepada mahasiswa mengenai pentingnya

mengenali emosi diri sendiri dan orang lain.

Page 15: Download (3488Kb)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar Mahasiswa

Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar, karena belajar merupakan

suatu proses, sedangkan hasil belajar adalah hasil dari suatu proses pembelajaran tersebut.

Bagi seorang mahasiswa belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau tidaknya seorang

mahasiswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh mahasiswa

tersebut.

Hakikat belajar tidak hanya meliputi mata pelajaran, tetapi juga penguasaan, kebiasaan,

persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan dan cita-

cita. Seseorang belajar bila ia ingin melakukan suatu kegiatan sehingga perilakunya berubah.

Perilaku dipandang dalam arti luas yang meliputi pengamatan, pengenalan, perbuatan,

ketrampilan, minat penghargaan, sikap dan lain-lain (Nasution 2003). Jadi dapat diambil

kesimpulan, bahwa belajar tidak hanya mengenai bidang intelektual saja, akan tetapi seluruh

pribadi anak, kognitif, afektif, maupun psikomotor.

Seperti penjelasan di atas Hamalik (2004) juga menuturkan bahwa belajar terkait

dengan perubahan persepsi dan perilaku serta perbaikan perilaku, sehingga pengetahuan yang

diperoleh mahasiswa setelah belajar menjadikan mahasiswa mempunyai persepsi atau

pandangan yang berbeda pada segala sesuatu yang dia kenal sebelum belajar. Perubahan

persepsi akan mempengaruhi perilakunya dengan harapan perubahan perilaku mahasiswa

menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri mahasiswa, namun

tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar. Menurut Makmun (2005),

perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas antara lain,

perubahan intensional, perubahan positif dan perubahan efektif. Perubahan intensional

merupakan perubahan dalam proses belajar karena pengalaman atau praktek yang dilakukan

secara sengaja dan disadari dilakukannya dan bukan secara kebetulan dengan demikian,

perubahan karena kemantapan dan kematangan atau keletihan atau karena penyakit tidak

dapat dipandang sebagai perubahan hasil belajar.

Page 16: Download (3488Kb)

5

Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan makna tertentu bagi

mahasiswa (setidak-tidaknya sampai batas waktu tertentu) relatif tetap dan setiap saat

diperlukan dapat direproduksi dan dipergunakan seperti dalam pemecahan masalah (problem

solving), baik dalam ujian, ulangan dan sebagainya maupun dalam penyesuaian diri dalam

kehidupan sehari-hari dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan mahasiswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, secara sengaja, disadari dan perubahan tersebut relative menetap serta

membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi mahasiswa dalam berinteraksi dengan

lingkungannya.

Bentuk penghargaan dari proses belajar yang sudah ditempuh mahasiswa adalah

perolehan prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam

dunia pendidikan. Istilah tersebut lazim digunakan sebagai sebutan dari penilaian hasil

belajar. Dimana penilaian tersebut bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam

hal penguasaan materi pelajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan. Prestasi belajar digunakan untuk menunjukan hasil yang optimal dari suatu

aktivitas belajar sehingga artinya pun tidak dapat dipisahkan dari pengertian belajar.

Prestasi belajar sebagai hasil dari suatu proses belajar yang sudah dijalani merupakan

bentuk penghargaan yang diperoleh mahasiswa sesuai perjuangan dan usahanya. Untuk

memperoleh prestasi belajar bukanlah suatu hal yang mudah karena memerlukan perjuangan

dan pengorbanan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi.

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan

atau aktivitas tertentu. Menurut Makmun (2005), prestasi belajar adalah hasil penilaian

pendidikan terhadap proses belajar dan hasil belajar mahasiswa sesuai dengan tujuan

intruksional yang menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari mahasiswa.

Jadi prestasi belajar adalah penilaian terhadap hasil belajar mahasiswa untuk mengetahui

sejauhmana ia telah mencapai sasaran belajar.

Penilaian merupakan salah satu bagian dari proses evaluasi, seperti yang diutarakan

oleh Arikunto (2006), evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar

mahasiswa, dimana evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan

sejauhmana, dalam hal apa dan bagian mana tujuan pendidikan sudah dicapai. Tingkat

Page 17: Download (3488Kb)

6

keberhasilan yang diperoleh mahasiswa selama mengikuti proses belajar mengajar atau

kuliah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan dilakukan selama periode

tertentu yang dapat diukur dengan menggunakan tes. Prestasi Belajar Mahasiswa ditunjukkan

dalam indeks prestasi .

Indeks restasi kumulatif (IPK) adalah angka yang menunjukkan prestasi atau

keberhasilan studi mahasiswa dari semester pertama sampai dengan sampai dengan semester

akhir yang telah ditempuh secara kumulatif (Diah Budiati, Yuliana, Suparti 2012 ). Indeks

Prestasi (IP) adalah penilaian keberhasilan studi semester mahasiswa yang dilakukan pada

tiap akhir semester.

Pencapaian prestasi belajar yang baik tidak semudah membalikkan telapak tangan,

tetapi mahasiswa harus berjuang keras untuk meraihnya. Selain itu banyak sekali faktor yang

perlu diperhatikan, karena di dalam dunia pendidikan tidak sedikit mahasiswa yang

mengalami kegagalan. Mahasiswa ada yang memiliki dorongan kuat untuk berprestasi dan

kesempatan untuk meningkatkan prestasi, tetapi dalam kenyataannya prestasi yang dihasilkan

di bawah kemampuannya.

Menurut Syah (2001), secara global faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

mahasiswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu faktor internal, faktor eksternal,

strategi dan metode belajar.

1. Faktor Internal

Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan

rohani mahasiswa. Faktor ini meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologi (jasmani)

menyangkut kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh

dan sendi-sendinya, hal ini dapat mempengaruhi semangat dan intensitas mahasiswa

dalam mengikuti pelajaran. Kondisi jasmani yang tidak mendukung kegiatan belajar,

seperti gangguan kesehatan, cacat tubuh, gangguan penglihatan dan lain sebagainya

sangat mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam menyerap informasi dan

pengetahuan.

Banyak faktor yang termasuk dalam aspek psikologis (rohani) yang dapat

mempengaruhi kualitas hasil belajar mahasiswa, antara lain tingkat intelegensi, sikap,

bakat, minat dan motivasi mahasiswa (Syah 2001). Tingkat kecerdasan merupakan wadah

Page 18: Download (3488Kb)

7

bagi kemungkinan tercapainya hasil belajar yang diharapkan, tetapi pencapaian prestasi

belajar juga tidak terlepas dari faktor lain yang mempengaruhi.

Sikap mahasiswa merupakan gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi dengan cara relatif tetap terhadap objek, baik secara

positif maupun negatif (Baiduri 2003). Sikap mahasiswa yang positif terutama kepada

dosen dan mata kuliah yang diterima merupakan tanda yang baik bagi proses belajar

mahasiswa. Sebaliknya, sikap negatif yang diiringi dengan kebencian terhadap dosen dan

mata kuliahnya menimbulkan kesulitan belajar mahasiswa tersebut, sehingga hasil belajar

yang dicapai mahasiswa akan kurang memuaskan.

Bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai

keberhasilan pada masa yang akan datang. Menurut Semiawan (2002) bakat juga

diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak

bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Peserta didik yang kurang atau tidak

berbakat untuk suatu kegiatan belajar tertentu akan mengalami kesulitan dalam belajar

dan membutuhkan tenaga serta waktu yang lebih banyak untuk menguasai kegiatan

belajar tersebut (Saparahayuningsih 2002).

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

terhadap sesuatu. Minat terhadap suatu bidang studi dapat timbul karena berbagai alasan,

misalnya karena cakupan bidang studi yang menarik perhatian mahasiswa, pembawaan

guru atau dosen dalam kegiatan belajar yang menyenangkan serta ketersediaan sarana dan

prasarana yang mendukung kegiatan mahasiswa (Syah 2001). Minat mempengaruhi

kualitas pencapaian hasil belajar mahasiswa. Mahasiswa yang menaruh minat besar

terhadap bidang studi tertentu akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada

mahasiswa lain, sehingga memungkinkan mahasiswa tersebut untuk belajar lebih giat dan

pada akhirnya mencapai hasil belajar yang maksimal (Saparahayuningsih 2002).

Tanpa motivasi yang besar, peserta didik akan banyak mengalami kesulitan dalam

belajar, karena merupakan faktor pendorong kegiatan belajar. Menurut Syah (2001)

motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri

mahasiswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Adapun

motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu mahasiswa

Page 19: Download (3488Kb)

8

yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi yang dipandang lebih

esensial adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung

pada dorongan atau pengaruh orang lain.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal (faktor dari luar), yakni kondisi atau keadaan lingkungan sekitar

mahasiswa. Adapun faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar mahasiswa

adalah lingkungan sosial dan lingkungan non sosial (Syah 2001). Lingkungan sosial

mahasiswa di kampus adalah para guru atau dosen dan teman-teman, yang dapat

mempengaruhi semangat belajar mahasiswa. Masyarakat, tetangga dan teman-teman

sepermainan di sekitar perkampungan mahasiswa juga termasuk lingkungan sosial bagi

mahasiswa. Namun lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar

siswa ialah keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga,

ketegangan keluarga, semuanya dapat memberi dampak baik dan buruk terhadap kegiatan

belajar dan hasil yang dicapai siswa (Goleman 2005). Lingkungan non sosial adalah

gedung kampus dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga mahasiswa dan letaknya,

alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan mahasiswa.

3. Strategi dan metode belajar

Tercapainya hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh aktivitas mahasiswa dalam

belajar. Strategi dan metode belajar adalah suatu upaya belajar yang digunakan

mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar materi-materi pelajaran (Rosyidi 2002).

Ketepatan dalam memilih strategi dan metode belajar akan sangat mempengaruhi cara

belajar yang sesuai dengan dirinya, maka mahasiswa akan semakin mudah dalam belajar

dan mencapai tujuan belajarnya (Purwanto 2003).

Menurut Sumadi Suryabrata (2002), secara garis besar faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar digolongkan sebagai berikut:

a. Faktor endogen yang dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Faktor fisiologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan jasmani dan panca

indra.

2. Faktor psikologis, meliputi: inteligensi, bakat, motivasi dan konsentrasi.

b. Faktor eksogen adalah bahan yang dipelajari, lingkungan alami dan sosial, instrumental

(kurikulum, program, sarana/fasilitas dan guru/tenaga pengajar).

Page 20: Download (3488Kb)

9

Menurut Semiawan (2002) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:

1. Pemenuhan kebutuhan psikologi anak yang meliputi: kebutuhan primer, pangan, sandang

dan perumahan serta kasih sayang, penghargaan terhadap dirinya serta peluang untuk

mengaktualisasi diri.

2. Kemampuan intelektual, meliputi:

a. Kemampuan intelektual kognitif berupa intelegensi

b. Kemampuan intelektual non kognitif berupa emosi, motivasi, kepribadian serta

pengaruh lingkungan.

3. Pengembangan kreativitas

B. Kecerdasan Emosional (Emotional Quetion)

Kecerdasan merupakan istilah umum untuk menggambarkan kepintaran atau

kepandaian orang. Beberapa ahli mencoba merumuskan definisi kecerdasan diantaranya:

1. Suharsono (2004) menyebutkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan untuk

memecahkan masalah secara benar yang secara relatif lebih cepat dibandingkan denagan

usia biologisnya.

2. Rose Colin dan Malcolm (2002) mengemukakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan

untuk memecahkan masalah atau menciptakan suatu produk yang bernilai dalam suatu

latar belakang budaya atau lebih.

3. Amstrong (2002) berpendapat bahwa kecerdasan merupakan kemampuan untuk

menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu

seseorang. Kecerdasan bergantung pada konteks, tugas serta tuntutan yang diajukan oleh

kehidupan dan bukan tergantung pada nilai IQ, gelar dari perguruan tinggi atau reputasi

bergengsi.

Dari beberapa pengertian kecerdasan yang telah dikemukakan maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk memberikan solusi

terbaik dalam penyelesaian masalah yang dihadapinya sesuai dengan kondisi ideal suatu

kebenaran. Rose Colin dan Malcolm (2002) membagi kecerdasan menjadi tujuh macam yaitu

kecerdasan linguistik, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan

musikal, kecerdasan kinestetik-tubuh, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal.

Page 21: Download (3488Kb)

10

Kecerdasan linguistik yaitu kemampuan membaca, menulis dan berkomunikasi dengan

kata-kata atau bahasa. Kecerdasan logis-matematis yaitu kemampuan berfikir (menalar) dan

menghitung, berfikir logis dan sistematis. Kecerdasan visual-spasial yaitu kemampuan

berfikir menggunakan gambar, memvisualisasikan hasil masa depan. Kecerdasan musikal

yaitu kemampuan mengubah atau mencipta musik, dapat bernyanyi dengan baik atau

memahami dan menjaga ritme. Kecerdasan kinestetik-tubuh yaitu kemampuan menggunakan

tubuh secara terampil untuk memecahkan masalah, menciptakan barang serta dapat

mengemukakan gagasan dan emosi. Kecerdasan interpersonal yaitu kemampuan

menganalisis diri sendiri, membuat rencana dan menyusun tujuan yang akan dicapai.

Kecerdasan seseorang banyak ditentukan oleh struktur otak. Otak besar dibagi dalam

dua belahan otak yang disambung oleh segumpal serabut yang disebut corpus callosum

(Niven, Novita 2002). Belahan otak kanan menguasai bagian kiri badan dan sebaliknya

belahan otak kiri menguasai bagian kanan badan. Belahan otak kiri bertugas untuk merespon

hal-hal yang sifatnya linier, logis dan teratur sementara otak belahan kanan bertugas untuk

imaginasi dan kreativitas.

C. Hakekat Kecerdasan Emosional

Emosi sering dipandang sebagai ungkapan perasaan negatif identik dengan kemarahan

dan jarang orang memahami maksud emosi. Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu

emovere yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan

bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.

Kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog bernama

Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire

Amerika untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi

keberhasilan.

Hartati (2004) menyebutkan bahwa emosi merupakan suatu keadaan yang bergejolak

pada diri individu yang berfungsi sebagai inner adjustment terhadap lingkungan untuk

mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu. Emosi berperan dalam pengambilan

keputusan yang menentukan kesejahteraan dan keselamatan individu.

Ibda (2004) menyebutkan bahwa emosi merupakan suatu perasaan dan pikiran-pikiran

khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk

Page 22: Download (3488Kb)

11

bertindak. Kecerdasan atau intelegensi menurut whitherington dalam Djamarah (2008),

diartikan sebagai kemampuan yang bersifat bawaan yang diwariskan dari pasangan suami

istri akibat pertemuan sperma dan ovum.

Menurut Goleman (2005), emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas,

suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu.

Rangsangan dapat berbentuk perbuatan, perkataan atau lainnya yang dapat menimbulkan

respon berupa perubahan suasana hati, perilaku atau sikap dari seseorang yang mengalami

emosi tersebut. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang,

sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku

menangis.

Makmun (2005) mendefinisikan emosi sebagai suatu suasana yang kompleks (a complex

feeling state) dan getaran jiwa (a strid up state) yang menyertai atau muncul sebelum atau

sesudah terjadinya perilaku. Emosi mempunyai perwujudan yang sangat banyak macamnya.

Perwujudan emosi nampak jelas pada mimik muka dan perilaku dari orang yang sedang

mengalami emosi. Beberapa perilaku seperti takut, cemas, marah, dongkol, cemburu, senang,

simpati dan sebagainya merupakan beberapa proses manifestasi dari keadaan emosional pada

diri seseorang.

Emosi dapat berupa kebencian atau terror yang berakhir pada perkelahian. Akan tetapi

emosi juga dapat berupa kasih sayang dan perhatian, cinta dan ambisi (Hamalik 2004).

Berarti emosi tidak terbatas pada perbuatan negatif yang brutal, tetapi juga menyangkut

perbuatan positif yang dapat menumbuhkan hubungan yang harmonis antar sesama.

Goleman (2005) mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh

dengan kedua pendapat di atas, yaitu:

1. Amarah: beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati

2. Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa

3. Rasa takut: cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak

tenang, ngeri

4. Kenikmatan: bahagia, gembira, riang, puas, senang, terhibur, bangga

5. Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti,

hormat, kemesraan, kasih

Page 23: Download (3488Kb)

12

6. Terkejut: terkesiap, terkejut

7. Jengkel: hina, jijik, muak, mual, tidak suka

8. Malu: malu hati, kesal.

Ekspresi dari emosi yang timbul tidak muncul begitu saja tanpa ada yang mengawali

atau menyebabkannya. Adanya reaksi yang ditunjukkan oleh seseorang merupakan

tanggapan dari aksi yang diberikan orang lain kepadanya. Makmun (2005) menjelaskan

bahwa, sedikitnya ada tiga variabel yang terlibat dalam aspek emosional, yaitu rangsangan

yang menimbulkan emosi (the stimulus variable), perubahan-perubahan fisiologis yang

terjadi bila mengalami emosi (the organismic variable) dan pola sambutan ekspresi atau

terjadinya pengalaman emosional itu (the response variable).

Cooper dan Ayman (2009) menyatakan kecerdasan emosional sebagai suatu

kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi

sebagi sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Cooper dan Ayman

merinci kecerdasan emosional dalam 14 aspek, yaitu kesadaran diri emosi, kesadaran emosi

terhadap orang lain, peristiwa dalam hidup, intensionalitas, kreativitas, ketangguhan,

hubungan antar pribadi, ketidakpuasan konstruktif, belaskasihan, sudut pandang, intuisi,

radius kepercayaan, daya pribadi dan integritas. Sedangkan Toto Tasmara (2002)

menyatakan kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan diri

(sabar) dan kemampuan dirinya untuk memahami irama, nada, music, serta nilai-nilai

estetika. Emosi berhubungan dengan rangsangan (stimulus) dan tanggapan (respon) yang

selanjutnya akan menimbulkan perubahan fisiologis pada diri seseorang. Rangsangan dari

dalam (internal) maupun luar (eksternal) diri seseorang akan menimbulkan respon berupa

tindakan atau perbuatan sebagai wujud tanggapan dari dalam berupa pikiran kurang baik

terhadap guru atau dosen saat mengajar, hal ini akan menimbulkan respon berupa perasaan

tidak senang, suntuk dan kesal yang selanjutnya akan berdampak pada kurangnya motivasi

untuk belajar atau mahasiswa kurang berminat pada mata kuliah yang diajarkan dosen

tersebut. Jadi, berbagai macam emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau

bertingkah laku terhadap stimulus yang ada.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu perasaan

yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang

Page 24: Download (3488Kb)

13

berasal dari dalam maupun dari luar dirinya dan akan mempengaruhi proses fisiologis pada

diri seseorang tersebut.

Keterampilan EQ juga bukanlah lawan ketrampilan IQ atau keterampilan kognitif,

namun keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkatan konseptual maupun di

dunia nyata. Selain itu, EQ tidak begitu dipengaruhi oleh faktor keturunan. Keterampilan IQ

atau keterampilan kognitif yang tinggi tidak dapat menjamin mahasiswa untuk selalu

berprestasi baik, seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa mahasiswa yang mempunyai

tingkat kecerdasan rasional tinggi memperoleh nilai rata-rata atau bahkan di bawah rata-rata

yang berarti adalah sebuah kegagalan dalam belajar. Hal tersebut dapat terjadi karena

kecenderungan mahasiswa yang hanya menggunakan kecerdasan rasional dan kurang

memberdayakan kecerdasan emosionalnya sehingga memungkinkan mahasiswa menemui

banyak hambatan dalam proses belajarnya. Hambatan yang sering terjadi misalnya stress,

kejenuhan dan kebosanan (gangguan emosional), hal ini dapat berdampak pada menurunnya

minat dan motivasi untuk belajar. Gangguan emosional dapat mempengaruhi kehidupan

mental, murid-murid yang cerdas, marah atau depresi yang akan mengalami kesulitan belajar.

Orang-orang yang terjebak dalam keadaan ini juga menemui kesukaran menyerap informasi

dengan efisien atau menanganinya dengan benar.

Kecerdasan emosional yang tidak terpelihara dengan baik akan mempengaruhi tingkat

perkembangan emosional dalam diri mahasiswa. Emosional yang tidak terkontrol dengan

baik memberikan efek tidak baik pada daya pikir mahasiswa yang selanjutnya akan

berpengaruh juga pada kecerdasan rasional (kognitif) mahasiswa. Efek berkelanjutan ini akan

berdampak pada hasil belajar mahasiswa yang mengalami penurunan.

Kecerdasan emosional yang dimaksud oleh peneliti adalah kemampuan individu untuk

mengenali perasaannya sehingga dapat mengatur dirinya sendiri dan menimbulkan motivasi

dalam dirinya untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Sementara dilingkungan sosial ia

mampu berempati dan membina hubungan baik terhadap orang lain.

Salovey (dalam Goleman 2005) menjelaskan bahwa didalam kecerdasan emosional

tercakup lima wilayah utama, yaitu:

a. Kesadaran diri

Kesadaran individu tentang emosinya sendiri mencakup pengenalan atas penyebab

timbulnya emosi dan bagaimana ekspresi dari emosi itu sehingga ia bisa mengantisipasi

Page 25: Download (3488Kb)

14

akibat dari emosi yang timbul. Mahasiswa dapat menempatkan diri pada situasi apapun

dan dalam kegiatan pembelajaran meskipun tidak disukainya jika dia dapat mengenali

emosi dirinya.

b. Pengaturan diri

Individu yang mampu mengendalikan emosinya, maka dia akan dapat menyelaraskan

ekspresi emosinya dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu,

individu dapat menurunkan kemarahan secara proporsional, tepat sasaran dan dapat

menjelaskan sebab kemarahannya sehingga orang lain mengerti situasinya. Selain itu, ia

mampu memanfaatkan emosinya untuk melakukan perencanaan, berkreasi dan

memotivasi diri. Selanjutnya, ia juga mampu menahan dorongan impuls-impuls sehingga

tidak menuntut pemenuhan keinginan yang segera dan lebih menekan energi yang

digunakan. Pada suatu pembelajaran dengan model kooperatif sangat membutuhkan

pengendalian emosi pada diri mahasiswa (Utomo 2003). Kondisi emosi yang terkendali

akan menciptakan hubungan antar mahasiswa dalam kelompok atau dengan kelompok

lain yang terjalin dengan baik. Pembelajaran akan berjalan dengan baik sesuai tujuan dan

hasilnya menjadi lebih maksimal.

c. Memotivasi diri

Individu mempunyai kemampuan untuk bertahan dalam mencapai tujuannya,

mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan selalu berpikir optimis sehingga membuat

fleksibel dalam menghadapi berbagai situasi dan dapat bekerja secara efektif. Motivasi

internal tersebut akan semakin tertanam baik dalam diri mahasiswa jika motivasi

eksternal mahasiswa juga tetap ada dan menunjukkan eksistensinya.

d. Empati

Empati didefinisikan sebagai respons afektif dan kognitif yang kompleks pada stres

emosional orang lain. Empati termasuk kemampuan untuk merasakan keadaan emosional

orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil

perspektif orang lain. Empati memungkinkan individu untuk memahami maksud orang

lain, memprediksi perilaku mereka dan mengalami emosi yang dipicu oleh emosi mereka

(Kamus Besar Bahasa Indonesia 2003). sedangkan simpati adalah suatu proses seseorang

merasa tertarik terhadap pihak lain, sehingga mampu merasakan apa yang dialami,

dilakukan dan diderita orang lain.

Page 26: Download (3488Kb)

15

Kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli menunjukkan

kemampuan empati seseorang. Individu mampu membaca perasaan orang lain, artinya dia

mampu menangkap bahasa nonverbal (bahasa tubuh) orang lain yang mengandung

muatan emosi tertentu. Selain itu, berempati artinya mengerti mengapa orang lain

menunjukkan emosi tertentu, dengan demikian, individu tersebut dapat merespon orang

lain dengan cepat.

Seseorang yang dapat membaca dan merasakan perasaan orang lain (empati) lebih

memahami cara memilih tindakan dan mengambil keputusan disaat berada dalam situasi

dan kondisi lingkungan belajar yang sedang mendapat musibah, sehingga dia dapat

menempatkan diri dan tetap leluasa belajar tanpa menyinggung perasaan orang lain.

Seperti yang ditunjukkan oleh Rosyidi (2006) dalam penelitiannya, bahwa orang-orang

yang mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih mampu menyesuaikan diri

secara emosional, lebih popular, lebih mudah bergaul dan lebih peka. Seseorang yang

mampu membaca emosi orang lain juga memiliki kesadaran diri yang tinggi. Semakin

mampu terbuka pada emosinya sendiri, mampu mengenal dan mengakui emosinya

sendiri, maka orang tersebut mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang

lain.

e. Ketrampilan sosial

Individu mempunyai keterampilan sosial, artinya ia dapat mempengaruhi orang lain,

mencegah dan menyelesaikan konflik, dapat bergaul dengan siapa saja, mampu

mendengar perasaan orang lain dan mampu bekerja sama dan mematuhi norma-norma

sosial (Goleman 2005). Selain itu, ia juga mampu bertindak asertif, yaitu mampu

mempertahankan hak pribadi dan berani mengemukakan ketidak setujuan tanpa harus

menyinggung perasaan orang lain. Kemampuan dalam membina hubungan merupakan

suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar

pribadi . Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan ini akan sukses

dalam bidang apapun, karena keahliannya menggaet orang lain untuk ikut bekerjasama.

Mahasiswa yang dapat membina hubungan yang baik dengan teman sebaya maupun

dengan mahasiswa lainnya akan lebih mudah dalam menjalankan kegiatan belajarnya dan

akan lebih baik prestasinya dibandingkan dengan mahasiswa yang sudah menempatkan

diri pada situasi sosial belajarnya (Shapiro Laurence 2006). Hal tersebut dapat terjadi

Page 27: Download (3488Kb)

16

karena mahasiswa yang mudah menempatkan diri pada situasi sosial akan lebih

mendapatkan bantuan dalam belajar, motivasi belajar yang muncul dari dalam diri akan

semakin besar karena didukung oleh lingkungan dan dapat memperoleh ilmu lebih

banyak dengan bertukar bersama teman-temannya. Sebaliknya, mahasiswa yang sukar

menempatkan diri dengan situasi sosial akan sulit berprestasi baik karena ruang gerak

yang terbatas. Keterbatasan tidak hanya pada bantuan belajar yang diterima dari

lingkungan tetapi juga keterbatasan ilmu yang diperolehnya karena kurang bertukar

informasi dengan teman dan keterbatasan motivasi dari lingkungan sehingga mahasiswa

ini cenderung mudah kehilangan semangat belajarnya. Menurut Sabri 2001 Orang

berhasil dalam pergaulan karena mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang lain.

Orang-orang ini popular dalam lingkungannya berkomunikasi. Ramah tamah, baik hati,

hormat dan disukai orang lain dapat dijadikan petunjuk positif bagaimana mahasiswa

mampu membina hubungan dengan orang lain. Sejauhmana kepribadian mahasiswa

berkembang dilihat dari banyaknya hubungan interpersonal yang dilakukannya.

Melihat aspek-aspek kecerdasan emosional yang mencakup berbagai kemampuan

tersebut di atas yang dibutuhkan oleh individu dalam kehidupan pribadi dan sosialnya,

dapat dipahami apabila individu yang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi akan

dapat mengatasi berbagai masalah dalam kehidupannya dan individu (mahasiswa) dapat

mencapai berbagai tujuan, seperti tujuan dalam kehidupan sosial berupa kesuksesan

dalam hidup bermasyarakat maupun tujuan dalam belajar berupa prestasi belajar yang

baik (Goleman 2005).

D. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional

Berdasarkan penelitian Siregar (2004) memperlihatkan bahwa kecerdasan emosional

dipengaruhi oleh:

1. Nilai komunikasi, komunikasi antara orang tua dan anak sangat berperan penting dalam

melatih kesadaran emosi diri dan mengekspresikan emosi. Selain itu juga dapat

membantu untuk mengembangkan perbendaharaan kata dan mengkomunikasikan

emosinya.

2. Riwayat hidup ibu, banyak orang tua yang meninggalkan cara mendidik otoriter seperti

orang tua mereka lakukan terhadap mereka dan mendidik anaknya secara otoritatif.

Page 28: Download (3488Kb)

17

Anak-anak yang dididik secara otoritatif mudah bekerja sama, mengandalkan diri sendiri,

penuh tenaga, bersahabat dan berorientasi prestasi.

3. Stress anak, rasa tertekan pada anak akan menyebabkan anak sulit untuk mengungkapkan

emosi mereka.

4. Lingkungan sosial, anak yang biasa hidup di lingkungan sosial dengan nilai toleransi

tinggi akan dengan mudah berkomunikasi sehingga emosi mereka dapat tersalurkan.

Faktor-faktor seperti kasih sayang, saling menghormati, status sosial ekonomi tidak

berpengaruh secara langsung terhadap kecerdasan emosional. Dari penjelasan tersebut

tampak bahwa kecerdasan emosional dipengaruhi oleh komunikasi, riwayat hidup orang tua

terutama ibu karena ibu yang berperan cukup besar dalam tumbuh kembang anak, stress anak

dan lingkungan sosial. Faktor-faktor tersebut menyebabkan fluktuasi pada emosi anak

sehingga secara langsung mempengaruhi kecerdasan emosi anak.

E. Pengukuran Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional mulai dikenal pada tahun 1990. Namun, hingga saat penulis

hendak melakukan penelitian tahun 2014 belum terdapat tes standar untuk mengukur

kecerdasan emosional. Maka dari itu, peneliti ingin mencoba melakukan sebuah tes standar

kecerdasan emosional.

Tes kecerdasan emosional ini mengacu pada teori kecerdasan emosional Goleman

(2005). Menurutnya kecerdasan emosional meliputi mengenali emosi diri, mengelola emosi,

memotivasi diri sendiri, mengelola emosi orang lain (empati), ketrampilan social. Setelah

melalui tahap referensi, adaptasi, editing dan pengukuran validitas dan reliabilitas maka tes

ini dinyatakan cukup representative untuk mengukur kecerdasan emosional.

Skala pengukuran pada penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tenteng fenomena sosial (Sugiyono 2006). Jawaban setiap item instrumen yang

menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari positif sampai negatif seperti sangat baik,

baik, cukup baik dan kurang baik.

F. Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar

Kegiatan belajar mengajar dalam kelas tidak hanya mengandalkan kognisi mahasiswa

melainkan juga emosi. Brillianty (2003) menyatakan bahwa berhasilnya pendidikan tidak

Page 29: Download (3488Kb)

18

tergantung pada tingkat kecerdasan semata. Faktor emosi ternyata ikut serta mempengaruhi

hasil belajar. Rasa takut, benci dan bosan terhadap bahan atau mata kuliah, sifat mudah putus

asa di dalam menyelesaikan tugas, kecemasan yang terus menerus akan mempengaruhi hasil

belajar.

Studi perbandingan oleh Asmiati (2005) mengenai faktor-faktor non intelektif antara

anak berbakat yang berprestasi dan yang kurang berprestasi melalui pendekatan terhadap

siswa dan orang tua menunjukkan bahwa dari 199 anak yang diidentifikasi berbakat ternyata

77 orang (38,7%) yang termasuk berprestasi. Faktor-faktor non intelektif yang

mempengaruhi hasil belajar adalah kecerdasan akademik, nilai diri yang rendah, hubungan

dengan tokoh otoriter yang kurang sehat, hubungan interpersonal yang terhambat, konflik

antara dua kebutuhan, pola kegiatan yang berorientasi sosial dan orientasi terhadap tujuan

yang kurang realistik. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa kemampuan dalam mengolah

kecerdasan emosional sangat mempengaruhi faktor-faktor non intelektif siswa sehingga

dapat juga berpengaruh terhadap hasil belajarnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Setiawati (2005) dan kawan-kawan tentang hubungan

kecerdasan emosional, status gizi dengan prestasi belajar. Hasil penelitiannya menunjukkan

korelasi p=0,862 dengan sampel sebanyak 126, didapat Ptab sebesar 0,05. Model regresinya

Y=7,303 – 0,00261 dengan bentuk hubungan linier. Namun nilai korelasi p > 0,05 maka

tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara kecerdasan emosional dengan prestasi

belajar siswa.

Selanjutnya Yulisinta Florence (2004) meneliti tentang pengaruh gaya pengasuhan orang

tua, kecerdasan emosional dan kecerdasan kognitif terhadap prestasi belajar. Hasilnya

menunjukkan korelasi Spearman p = 0,251 dan hasil uji regresi linier sebesar β=0,198

dengan sampel sebanyak 90 diperoleh Ptab sebesar 0,05. Hal ini menunjukan bahwa

kecerdasan emosional berpengaruh nyata terhadap prestasi belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Fajarini (2008) tentang hubungan antara kecerdasan

emosional dengan hasil belajar matematika menunjukkan bahwa ada hubungan yang berarti

antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar matematika. Hal ini ditunjukkan

berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, meliputi uji keberartian model regresi dengan

Fhit=32,15 dan Ftab=3,94 maka hubungan antara kecerdasan dengan hasil belajar matematika

Page 30: Download (3488Kb)

19

adalah signifikan. Uji korelasi dengan Zhit = 8,54 dan Ztab = 1,657 maka Zhit ≥ Ztab maka

terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar matematika.

Dari penelitian diatas diperlukan suatu penelitian lanjutan untuk mengetahui tentang

korelasi antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar mahasiswa prodi pendidikan

biologi.

Page 31: Download (3488Kb)

20

F. Kerangka Pikir

Gambar 1: Kerangka Berpikir

Perguruan tinggi sebagai

sarana mahasiswa dalam

pencapaian tujuan

pembelajaran

Penilaian diberikan

dalam proses

pembelajaran, melalui

tugas, UTS dan UAS

Dalam belajar

menunjukkan adanya

perubahan sifat positif,

sehingga diperoleh

ketrampilan, kecakapan

dan pengetahuan baru

Hasil belajar (Indeks

Prestasi Akademik)

Keseimbangan

kecerdasan intelektual

(IQ) dengan kecerdasan

emosial (EQ)

Kemampuan untuk mengelola

perasaan.

Kemampuan untuk memotivasi

diri.

Kemampuan untuk berempati.

Kemampuan untuk mengatur diri.

Kemampuan untuk bersosialisasi.

(Goleman 2005)

Kecerdasan Emosional

(EQ)

Hubungan antara

kecerdasan emosional

dengan hasil belajar

mahasiswa

Page 32: Download (3488Kb)

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi tahun

angkatan 2011/2012. Sampel pada penelitian ini adalah anggota dari semua populasi

tersebut yaitu mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi tahun angkatan 2011/2012.

Berdasarkan data yang diperoleh jumlah mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi angkatan

2011/2012 adalah 146 mahasiswa. Pengambilan sampel tersebut karena mahasiswa yang

sudah menempuh empat semester sudah mengalami proses pembelajaran yang cukup

lama dan telah mendapat manfaat dari pembelajaran serta mahasiswa Prodi Pendidikan

Biologi sudah mendapatkan matakuliah psikologi pendidikan yang merupakan

matakuliah wajib bagi mahasiswa prodi pendidikan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Prodi Pendidikan Biologi FMIPA UNNES dengan

jumlah sampel 146 mahasiswa. Penelitian dimulai pada tanggal 6 November 2013 sampai

18 Maret 2014 berdasarkan kesepakatan dengan mahasiswa dan menyesuaikan aktivitas

pembelajaran mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi angkatan 2011/2012 Universitas

Negeri Semarang yang sangat padat.

C. Variabel Penelitian

Peneliti mempunyai dua variabel dalam penelitian ini yaitu:

1. Variabel X : Kecerdasan emosional dalam bentuk skala kecerdasan emosional.

2. Variabel Y : Hasil belajar mahasiswa dalam bentuk indeks prestasi akademik.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasional dengan

tehnik korelasional. Data kecerdasan emosional diperoleh melalui angket kecerdasan

Page 33: Download (3488Kb)

22

emosional, sedangkan data hasil belajar diperoleh dari indeks prestasi mahasiswa yang

telah dicapai selama empat semester.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian yang dilakukan dibagi menjadi empat tahap yaitu:

1. Tahap persiapan, meliputi melakukan survei lapangan untuk mendapat informasi awal

sebagai dasar penyusunan proposal penelitian. Mempersiapkan perlengkapan

penelitian, yaitu membuat instrumen berupa angket dan tabel pengumpulan data.

2. Tahap yang kedua yaitu tahap validitas instrumen oleh ahli, selain ahli validitas

instrumen juga dilakukan dengan menggunakan uji validitas dengan menggunakan

rumus Product Moment.

3. Pelaksanaan, yaitu proses pengumpulan data di lapangan meliputi pengisian angket

kecerdasan emosional dan pengumpulan hasil belajar mahasiswa berupa indeks

prestasi kumulatif yang sudah ditempuh selama empat semester.

4. Analisis data, dilakukan setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul. Proses analisis

data dimulai dengan merekap seluruh data pada tabel hasil penelitian. Data angket

kecerdasan emosional dihitung dengan bantuan program Komputer Microsoft Office

Excel 2010 untuk menghitung koefisien korelasi yaitu antara kecerdasan emosional

dengan hasil belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri

Semarang.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas instrumen pada penelitian ini terdapat dua tahapan yaitu uji validitas

ahli dan menggunakan uji validitas kuesioner dengan rumus Product Moment (Sudijono

Anas 2008) yaitu:

Page 34: Download (3488Kb)

23

Keterangan :

rxy = Angka indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y

Σxy = Jumlah dari hasil perkalian antara deviasi skor variabel X dan variabel Y

SDx = Deviasi standar dari variabel X

SDy = Deviasi standar dari variabel Y

N = Jumlah item

Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila hasil perhitungan didapat angka

koefisien korelasi rxy ≥ rtab yang dikonsultasikan pada taraf signifikan 0,05. Instrumen

kecerdasan emosional yang terdiri dari 50 item pernyataan setelah divalidasi oleh ahli

dapat diketahui bahwa terdapat 34 item disetujui dan 17 item tidak disetujui dan

berdasarkan uji validitas dengan menggunakan rumus Product Moment, instrumen

kecerdasan emosional yang terdiri dari 34 item pernyataan setelah diuji menggunakan

rumus Product Moment menunjukkan bahwa terdapat 30 item dengan validitas baik

dan empat item dengan validitas buruk.

1. Reliabelitas

Penelitian memiliki nilai reliabilitas yang tinggi jika tes yang dibuat mempunyai

hasil yang konsisten dalam mengukur apa yang hendak diukur. Instrument kecerdasan

emosional diukur reliabilitasnya dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson

(KR-21) (Sugiyono 2006), yaitu sebagai berikut:

rxy = 𝛴 𝑥𝑦

𝑁.𝑆𝐷𝑥.𝑆𝐷𝑦

Page 35: Download (3488Kb)

24

Keterangan:

R11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

m = skor rata-rata

Vt = varian total

Reliabilitas instrumen kecerdasan emosional sebesar 0,7961 sehingga dapat

dikatakan bahwa instrumen kecerdasan emosional tersebut dalam tingkat reliabel

tinggi.

G. Analisis Data

Perhitungan korelasi menggunakan Product Moment Correlation merupakan salah

satu teknik untuk mencari korelasi antar dua variabel yang kerap kali digunakan (Anas

Sudijono 2008). Teknik korelasi ini dikembangkan oleh Karl Pearson.

Rumus korelasi Product Moment (Pearson) sebagai berikut:

rxy = ( )( )

√* ( ) +* ( ) +

rxy = Korelasi antara variabel X dan Y

n = Jumlah Sampel

X = Variabel terikat

Y = Variabel Bebas

ΣXY = Jumlah perkalian Variabel X dan Y

Σ = Jumlah kuadrat variabel X

Σ = Jumlah kuadrat variabel Y

R11 = (𝑘

𝑘 1) (1-

𝑀 (𝑘 𝑀)

𝑘𝑉𝑡)

Page 36: Download (3488Kb)

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Pengumpulan data kecerdasan emosional, peneliti menggunakan angket. Angket

disusun berdasarkan aspek yang mengacu pada teori Daniel Goleman (2005), aspek-

aspek tersebut meliputi kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan

keterampilan sosial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kecerdasan

emosional dengan hasil belajar mahasiswa, yang dapat diketahui berdasarkan perhitungan

analisis korelasi Product Moment yang diperoleh rxy (rhitung) 49,76 dan rtabel 0,103 dari

hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa rxy (r hitung) lebih besar dari r tabel pada

tingkat kesalahan 5% yang berarti bahwa, kecerdasan emosional memberikan pengaruh

yang nyata (signifikan) terhadap hasil belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi

Universitas Negeri Semarang. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa skor

tertinggi yang diperoleh mahasiswa pada tes kecerdasan emosional ini sebesar 106 dan

skor terendah diperoleh 77.

Tabel 1 Tingkat kecerdasan emosional mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas

Negeri Semarang

Kriteri Tingkat

Kecerdasan

Emosional

Jumlah Mahasiswa

Presentase Jumlah

Mahasiswa

Sangat baik 49 35,48%

Baik 97 64,52%

Cukup baik - -

Kurang baik - -

Page 37: Download (3488Kb)

26

Tabel di atas menunjukkan tingkat kecerdasan emosional mahasiswa yaitu sangat

baik, baik, cukup baik dan kurang baik. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa

kecerdasan emosional mahasiswa sangat baik berjumlah 49 atau 35,48% dan kecerdasan

emosional yang baik terdapat 97 atau 64,52%.

Analisis korelasi product moment (Pearson) digunakan untuk mencari hubungan

antara variabel X dan variabel Y. Variabel X pada penelitian ini adalah kecerdasan

emosinal mahasiswa, sedangkan variabel Y adalah hasil belajar mahasiswa Prodi

Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang yang diperoleh melalui indeks prestasi

mahasiswa.

Data tiap aspek dalam angket kecerdasan emosional diperoleh sebagai berikut:

Tabel 2 Data kecerdasan emosional mahasiswa berdasarkan tiap aspek

No Kriteria Tingkat

Kecerdasan

Emosional

Aspek Kecerdasan Emosional

Kesadaran

Diri

Pengaturan

Diri

Motivasi Empati Ketrampilan

Sosial

1 Sangat baik - - - - 35%

2 Baik 23 % 20% - - -

3 Cukup baik - - 14% - -

4 Kurang baik - - - 8% -

Tabel di atas menunjukkan data tiap aspek kecerdasan emosional mahasiswa dari

tabel di atas dapat diketahui bahwa aspek yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar

mahasiswa adalah keterampilan sosial dengan yang dapat dilihat melalui hasil angkat

dengan persentase 35% sedangkan aspek yang hasilnya paling rendah adalah empati

dengan persentase 8%.

Hasil belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang

yang dimaksud adalah hasil belajar kognitif mahasiswa prodi pendidikan biologi berupa

indeks prestasi kumulatif mahasiswa yang dicapai selama empat semester. Berdasarkan

data yang diperoleh diketahui bahwa hasil belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi

angkatan 2011/2012 yang diperoleh selama empat semester diperoleh nilai indeks

prestasi tertinggi adalah 3,64 dan indeks prestasi terendah adalah 2,48.

Page 38: Download (3488Kb)

27

Tabel 3 Tingkat hasil belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri

Semarang

Kriteria

Tingkat Hasil

Belajar

Mahasiswa

Jumlah Mahasiswa

Presentase Jumlah

Mahasiswa

Sangat baik 29 20%

Baik 111 62%

Cukup baik 4 12%

Kurang baik 2 6%

Tabel di atas menunjukkan tingkat hasil belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi

Universitas Negeri Semarang yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik. Dari

tabel tersebut dapat diketahui bahwa kriteria tingkat hasil belajar mahasiswa sangat baik

sebanyak 29 mahasiswa, kriteria hasil belajar baik sebanyak 111 mahasiswa, kriteria hasil

belajar cukup baik empat mahasiswa dan kurang baik sebanyak dua mahasiswa.

B. Pembahasan

Prodi pendidikan biologi merupakan salah satu prodi di Universitas Negeri

Semarang yang bertujuan untuk mencetak calon pendidik yang professional dan

kompeten serta bersikap ilmiah. Mahasiswa prodi pendidikan biologi serius dalam

memperhatikan penjelasan dosen. Sebagian mahasiswa mencatat penjelasan dosen,

sebagian lagi hanya memperhatikan penjelasan dosen dengan melihat buku referensi.

Penyampaian materi tidak seterusnya disampaikan oleh dosen namun, ada presentasi atau

penyampaian materi oleh mahasiswa yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Mahasiswa pada sesi tanya jawab cukup antusias namun ada kejenuhan yang dialami

mahasiswa ketika harus mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepada mahasiswa serta

berbagai macam tuntutan dari dosen yang harus dipenuhi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan anatara kecerdasan emosional

dengan hasil belajar mahasiswa, berdasarkan hasil analisis korelasi product moment

antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar mahasiswa yaitu rxy (r hitung) = 49,76

yang dikonsultasikan pada taraf signifikan 0,05 diperoleh rtabel = 0,103, hasil tersebut

Page 39: Download (3488Kb)

28

menunjukkan bahwa rxy (r hitung) lebih besar dari pada rtabel maka, dapat diketahui bahwa

ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar mahasiswa Prodi

Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

terdapat 49 atau 35,48% mahasiswa yang memiliki tingkat kecerdasan emosional sangat

baik dan 97 atau 64,52% mahasiswa menunjukkan tingkat kecerdasan baik.

Hasil belajar mahasiswa menunjukkan terdapat 29 mahasiswa atau 20% memiliki

kriteria sangat baik, 111 mahasiswa atau 62% memiliki kriteria baik, empat mahasiswa

atau 12% dengan kriteria cukup baik dan dua mahasiswa memiliki kriteria hasil belajar

kurang baik. Hasil belajar yang dimaksud peneliti disini adalah hasil belajar kognitif

mahasiswa yang berupa indeks prestasi akademik yang sudah dicapai selama empat

semester. Hasil belajar mahasiswa banyak dipengaruhi oleh banyak faktor. Kecerdasan

intelektual selama ini dianggap sebagai faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar

mahasiswa, mahasiswa dengan kecerdasan intelektual tinggi dianggap lebih mudah dalam

memahami materi yang diajarkan namun, pada kenyataannya masih banyak faktor lain

yang turut mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, salah satunya adalah kecerdasan

emosional. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan antara kecerdasan

emosional dengan hasil belajar mahasiswa, hal tersebut sesuai dengan hasil belajar

mahasiswa yang terdapat 111 mahasiswa atau 62% dengan tingkat kecerdasan baik.

Goleman (2005) menyatakan bahwa pendidikan yang disertai emosi cenderung

lebih mudah dan kuat diingat. Prestasi dan keberhasilan mahasiswa dalam belajar tidak

hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual melainkan juga ditentukan oleh keselarasan

perkembangan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional.

Mahasiswa dengan kecerdasan emosional yang tinggi cenderung berfikir dahulu

sebelum mengambil suatu tindakan dan juga memahami benar-benar pertanyaan yang

akan dijawab sehingga tidak mengalami kesulitan dalam mencari jawaban yang terdapat

dalam dirinya sendiri dan dalam diri orang lain. Sementara mahasiswa dengan kecerdasan

emosional yang relatif rendah cenderung mengalami kesulitan dalam menemukan

jawaban dalam dirinya sehingga ia juga kesulitan memahami pertanyaan yang akan

dijawab dan mengakibatkan pertanyaan yang dijawab menjadi tidak tepat atau tidak

yakin dengan apa yang dikerjakannya. Kecerdasan emosional memegang peranan yang

cukup signifikan dalam pencapaian hasil belajar mahasiswa karena dapat meningkatkan

Page 40: Download (3488Kb)

29

kesadaran diri sehingga, mahasiswa dapat lebih mudah untuk memusatkan perhatian dan

lebih tekun dalam penyelesaian tugas.

Hasil belajar mahasiswa banyak dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari faktor

internal maupun faktor eksternal yang sangat mempengaruhi keberhasilan belajar

mahasiswa walaupun tidak dipungkiri bahwa faktor eksternal mempunyai andil dalam

menentukan keberhasilan belajar. Proses pembelajaran tidak hanya membutuhkan

kecerdasan intelektual saja namun ada kecerdasan lainnya yang berperan penting dalam

proses pembelajaran yaitu kecerdasan emosional. Salovey (dalam Goleman 2005)

menjelaskan bahwa didalam kecerdasan emosional mencakup lima wilayah utama yaitu

kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi , empati dan keterampilan social.

1. Kesadaran diri

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek kesadaran diri berkontribusi 23% dengan

tingkat kecerdasan emosional baik, dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa mahasiswa

mampu menyadari alasan atau sebab yang membuat mahasiswa marah atau senang

sehingga, mahasiswa mampu mengkondisikan dirinya dalam situasi apapun. Keadaan

tertentu terkadang membuat mahasiswa kesulitan untuk menyelesaikan pekerjaan dan

tugasnya sebagai mahasiswa, keadaan ini dipicu karena mahasiswa masih kesulitan untuk

memahami perasaannya saat menghadapi masalah dan mahasiswa sulit untuk melupakan

masalah yang tidak menyenangkan yang pernah dialami oleh mahasiswa.

Menurut Mayer (diacu dalam Goleman 2005), kesadaran diri berarti waspada pada

pikiran yang akan berpengaruh terhadap suasana hati. Kewaspadaan terhadap suasana

hati atau mampu mengenali emosi diri akan membuat mahasiswa dapat menempatkan

diri pada segala situasi. Apabila emosi mengalahkan konsentrasi, maka yang akan

dilumpuhkan adalah kemampuan mental (ingatan kerja) yaitu kemampuan untuk

menyimpan dalam pikiran semua informasi yang relevan dengan tugas yang dihadapi.

2. Pengaturan diri

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek pengaturan diri mahasiswa yang

ditunjukkan melalui angket berkontribusi 20% dengat kriteria tingkat kecerdasan

emosional baik, hasil tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa mampu mengendalikan

emosinya sehingga berdampak positif pada pelaksanaan proses pembelajaran,

pelaksanaan tugas serta mahasiswa mampu memenuhi tuntutan-tuntutan yang diajukan

Page 41: Download (3488Kb)

30

dosen kepada mahasiswa. Kecerdasan intelektual bila tidak disertai dengan pengelolaan

emosi yang baik tidak akan menghasilkan seorang mahasiswa yang sukses dalam

belajarnya. Mahasiswa yang mampu mengatur dirinya dengan baik sanggup menunda

kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran dan mampu segera pulih dari tekanan

emosi.

3. Motivasi

Aspek motivasi diri memberikan kontribusi sebesar 14% dengan kriteria tingkat

kecerdasan emosional cukup baik, hasil tersebut cukup menimbulkan peran motivasi

positif seperti perasaan antusias, gairah (minat), dan keyakinan diri dalam mencapai

prestasi belajar yang tidak boleh dilupakan. Kekhawatiran atau tidak adanya keyakinan

diri merupakan inti dari efek kecemasan yang bersifat merusak segala kemampuan

mental. Kemampuan untuk menggunakan hasrat agar setiap saat dapat membangkitkan

semangat dan tenaga untuk mencapai keadaan yang lebih baik serta mampu mengambil

inisiatif dan bertindak secara efektif, tergambar pada pengisian angket kecerdasan

emosional mahasiswa dalam aspek motivasi diri.

Pengisian angket tersebut dapat diketahui bahwa dorongan mahasiswa untuk

berprestasi atau mendapatkan hasil belajar yang maksimal cukup tinggi, terbukti dengan

adanya dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan, motivasi

diri sebagai salah satu aspek dalam angket kecerdasan emosional, motivasi menimbulkan

sikap optimis saat mahasiswa merasa tujuannya dalam proses pembelajaran tidak

tercapai, kegigihan dalam memperjuangkan sasaran walaupun ada halangan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

4. Empati

Empati atau kemampuan membaca perasaan orang lain memberikan kontribusi 8%

dengan kriteria tingkat kecerdasan emosional kurang baik, hal ini karena mahasiswa tidak

menunjukkan bahwa mahasiswa bisa melihat kesedihan dari raut wajah orang lain dan

mahasiswa tidak mampu merasakan kesedihan melalui curahan hati temannya. Setiap

hubungan merupakan akar kepedulian berasal dari penyesuaian emosional dari

kemampuan untuk berempati (Goleman 2005).

Page 42: Download (3488Kb)

31

5. Ketrampilan sosial

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketrampilan sosial ditunjukkan mahasiswa

melalui angket kecerdasan emosional yang membrikan kontribusi 35% dengan kriteria

tingkat kecerdasan emosional mahasiswa sangat baik. Aspek ketrampilan sosial

memberikan kontribusi yang paling besar diantara empat aspek lainnya, hal ini

menunjukkan bahwa mahasiswa mampu menangani emosi dengan baik ketika

berhubungan dengan orang lain, bisa mempengaruhi orang lain, sanggup untuk menjadi

pemimpin, bermusyawarah, mampu menyelesaikan perselisihan dengan baik dan

bekerjasama dalam tim. Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu

keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi.

Mahasiswa yang hebat dalam ketrampilan membina hubungan akan sukses dalam bidang

apapun, karena keahliannya menggaet orang lain untuk ikut bekerjasama.

Mahasiswa yang dapat membina hubungan yang baik dengan teman sebaya maupun

dengan mahasiswa lainnya akan lebih mudah dalam menjalankan kegiatan belajarnya dan

akan lebih baik prestasinya dibandingkan dengan mahasiswa yang sudah menempatkan

diri pada situasi sosial belajarnya. Hal tersebut dapat terjadi karena mahasiswa yang

mudah menempatkan diri pada situasi sosial akan lebih mendapatkan bantuan dalam

belajar, motivasi belajar yang muncul dari dalam diri akan semakin besar karena

didukung oleh lingkungan dan dapat memperoleh ilmu lebih banyak dengan bertukar

bersama teman-temannya. Sebaliknya, mahasiswa yang sukar menempatkan diri dengan

situasi sosial akan sulit berprestasi baik karena ruang gerak yang terbatas. Keterbatasan

tidak hanya pada bantuan belajar yang diterima dari lingkungan tetapi juga keterbatasan

ilmu yang diperolehnya karena kurang bertukar informasi dengan teman dan keterbatasan

motivasi dari lingkungan sehingga mahasiswa ini cenderung mudah kehilangan semangat

belajarnya. Orang berhasil dalam pergaulan karena mampu berkomunikasi dengan lancar

pada orang lain. Orang-orang ini popular dalam lingkungannya berkomunikasi. Ramah

tamah, baik hati, hormat dan disukai orang lain dapat dijadikan petunjuk positif

bagaimana mahasiswa mampu membina hubungan dengan orang lain. Sejauhmana

kepribadian mahasiswa berkembang dilihat dari banyaknya hubungan interpersonal yang

dilakukannya.

Page 43: Download (3488Kb)

32

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

I. Simpulan

Berdasarkan analisi Product Moment Correlation kecerdasan emosional dengan hasil

belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi tahun angkatan 2011/2012 dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan yang positif antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar

mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi tahun angkatan 2011/2012 Universitas Negeri

Semarang.

II. Saran

1. Mahasiswa diharapkan mampu untuk mengenali emosi diri sendiri dan orang lain

agar mampu menyelaraskan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar

mahasiswa.

2. Mahasiswa perlu adanya motivasi dan dorongan dari orang-orang disekitarnya agar

tetap mampu menyelaraskan hubungan antara kecerdasan emosional dengan hasil

belajar.

3. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa diharapkan agar untuk

memperhatikan penentuan aspek aspek maupun penyusunan kalimat dalam angket.

Page 44: Download (3488Kb)

33

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, T. 2002. Seven Kinds of Smart. terjemah T. Hermaya. Jakarta: Gramedia .

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Asmiati, T. 2005. Perbandingan anak berbakat yang berprestasi dengan yang Kurang

Berprestasi Melalui Pendekatan Siswa dan Orang Tua, Skripsi. Jakarta: Universitas

Negeri Jakarta

Azwar, S. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baiduri. 2003. Peningkatan Kualitas Pembelajaran dengan Prinsip Quality Assurance.

Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Alternatif, Jurnal Pemikiran

Pendidikan Vol. 11 No.6

Brillianty, Amalia Roza. 2003 Kecerdasan Emosional dan Hasil Belajar Para siswa Kelas

Unggul SMU. Pedagogi Ilmu Pendidikan Jurnal Vol. 4 No.9

Cooper, Robert K. dan Ayman Sawaf. 2002. EQ Excutive, terjemahan Alex Tri Kanjono.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Dalyono, M. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Daud, M. 2012. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa

Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado.

Ed Vokasi, Jurnal Pendidikan Teknik dan Kejuruan Vol. 1 No. 1

Diah Budiati, Yiliana dan Suparti. 2012. Analisis Hubungan Antara Lama Studi, Jalur

Masuk dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Menggunakan Model Log Linier.

Jurnal Gaussian Vol. 3 No.1

Djamarah, SB. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Effendi, A. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta

Fajarini, T. 2008. Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar

Matematika. Skripsi, Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Filia, R. 2010. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual dan Perlakuan

Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Skripsi. Semarang: Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro.

Goleman, D. 2005. Emotional Intelligence (terjemahan: Alex Tri Kanjono Widodo).

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Page 45: Download (3488Kb)

34

Gottman, J. 2001. Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Hamalik, O. 2004. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Hartati, N. 2004. Islam dan Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo.

Ibda, Fa. 2004. Emotional Intelligence dalam Dunia Pendidikan. Emotional Intelegence

Jurnal Vol. 2 No.2

Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru). Jakarta: Gaung Persada

(GP) Press.

Agus, I. 2008. Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana.

Makmun, AS. 2005. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution, F, H.M. 2003. Pengaruh Persepsi tentang Agama dan Kecerdasan Emosional

terhadap Konsep Diri Siswa MAN di Kota Malang. Malang: Universitas Negeri

Malang. Jurnal Ilmu Pendidikan. Vol. 10 No. 3

Niven, N. 2002. Psikologi Kesehatan: Pengantar untuk Perawat dan Profesional

Kesehatan Lain. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.

Nurita, M. 2012. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional (EQ) dengan Kinerja Perawat

pada Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta Selatan. Jurnal Psikologi Vol.

16 No. 7

Purwanto, N. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Tasmara, T. 2002. Kecerdasan Rohaniah. Jakarta: Gema Insani Press.

Rismayana. 2012. Pengaruh Perilaku Belajar, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan

Spiritual Terhadap Stres Kuliah Mahasiswa Akuntansi, Skripsi. Makasar:

Universitas Negeri Makasar.

Rosyidi, A. 2006. Pengembangan Strategi Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan

Kebermaknaan Konsep Ditinjau dari Kemampuan Ingatan dan Ketelitian Kerja.

Bioedukasi Vol. 6 No. 2

Rose, Colin dan Malcolm. 2002. Cara Belajar Cepat abad XXI (terjemah Dedy Ahimsa).

Bandung: Nuansa.

Sabri, M. 2001. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya.

Saparahayuningsih, S. 2002. Prasyarat Penguasaan Materi, Ketrampilan Belajar, Sarana

Belajar, Keadaan Diri Pribadi, Lingkungan Belajar, Sosio Emosional dan Hasil

Belajar Mahasiswa UNIB. Triadi Jurnal Vol. 7 No.8

Page 46: Download (3488Kb)

35

Semiawan, C. R. 2011. Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Pendidikan Usia Dini.

Jakarta: Prehalindo.

Setiawati, M. 2005. Hubungan Kecerdasan Emosional, Status Gizi dengan Prestasi

Belajar (Laporan Penelitian). Semarang: Fakultas Kedokteran, Universitas

Diponegoro.

Shapiro, L. E. 2006. Mengajarkan Emotional Intellegence pada Anak, penerjemah Alex

Tri Kanjono. Jakarta: Gramedia.

Siregar, V. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai-Nilai Keluarga dan Kecerdasan

Emosional Anak Usia Sekolah. Media Gizi dan Keluarga Jurnal Vol. 4 No. 11

Sudijono, A. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2006. Ststistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharsono. 2004. Akselerasi Intelegensi: Optimalkan IQ, EQ dan SQ Secara Islam. Depok:

Inisiasi Press.

Sukmadinata, N. S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Supardi. 2008. Pengaruh Bentuk Tes Formatif dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil

Belajar Matematika. Jurnal Ilmiah Faktor Exacta Vol. 1 No. 2

Supranto. 2008. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Suryabrata, S. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grafindo.

Syah, M. 2001. Belajar Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Tim Penyusun. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai

Pustaka.

Yulisinta, F. 2004. Pengaruh Gaya Pengasuhan Orang Tua, Kecerdasan Emosional dan

Kecerdasan Kognitif terhadap Prestasi Belajar Remaja SMU. Media Gizi dan

keluarga Jurnal Vol. 2 No. 2

Page 47: Download (3488Kb)

36

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 48: Download (3488Kb)

37

Lampiran 1

Page 49: Download (3488Kb)

38

Page 50: Download (3488Kb)

39

Page 51: Download (3488Kb)

40

KISI-KISI VARIABEL KECERDASAN EMOSIONAL

DAN KRITERIA PENSKORAN

(Setelah Uji Validitas Product Moment)

ASPEK PERNYATAAN SKOR

MAKSIMUM

Kesadaran

Diri

Saya tahu alasan yang membuat saya sedih. 4

Saya tahu peristiwa-peristiwa apa yang membuat saya senang. 4

Saya merasa senang ketika saya mendapatkan apa yang saya

inginkan.

4

Saya sulit menghadapi perasaan saya sendiri saat menghadapi

masalah.

4

Saya tidak bisa menyelesaikan pekerjaan saat marah. 4

Saya sulit melupakan masalah yang tidak menyenangkan. 4

Jumlah Skor Maksimum 24

Pengaturan

Diri

Saya tidak marah tanpa alasan yang jelas. 4

Saya selalu tenang ketika menghadapi masalah. 4

Saya tidak sadar saat saya sedang marah. 4

Kekecewaan yang saya rasakan sampai mengganggu konsentrasi

belajar saya.

4

Meskipun saya kesal terhadap pekerjaan tertentu, saya tetap

berusaha menyelesaikannya dengan baik.

4

Ketika saya merasa tersinggung karena ucapan teman, saya bisa

menahan diri.

4

Jumlah Skor Maksimum 24

Motivasi Saya selalu berusaha untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih

baik dari sebelumnya.

4

Saya tetap bersemangat ketika menghadapi masalah yang sulit. 4

Lampiran 2

Page 52: Download (3488Kb)

41

Nilai pelajaran yang rendah memacu saya untuk giat belajar. 4

Saya tetap bersemangat meski mengalami banyak masalah. 4

Ketika hasil tugas yang saya harapkan tidak tercapai, saya malas

untuk berusaha lagi.

4

Jumlah Skor Maksimum 20

Empati Saya bisa melihat kesedihan orang lain dari raut wajahnya. 4

Ketika seorang teman menceritakan masalahnya kepada saya,

saya dapat merasakan kesulitannya.

4

Saya berusaha memahami segala sesuatu yang terjadi pada

teman saya.

4

Saya ikut bahagia saat teman saya mendapatkan prestasi yang

lebih baik dari saya.

4

Jumlah Skor Maksimum 16

Ketrampilan

Sosial

Saya sering melakukan musyawarah dengan teman untuk

menyelesaikan suatu masalah.

4

Saya merasa senang menyelesaikan tugas kuliah bersama teman-

teman.

4

Saya bisa menangkap informasi dari pembicaraan dengan orang

lain.

4

Saya bisa memulai suatu pembicaraan dengan orang yang baru

saya kenal.

4

Saya mudah akrab dengan orang lain walaupun dengan orang

baru.

4

Saya selalu siap ketika harus berbicara di depan orang banyak. 4

Bekerjasama dengan orang lain hanya akan merepotkan saya. 4

Saya enggan untuk memulai percakapan terlebih dulu dengan

orang yang belum saya kenal.

4

Saya lebih senang melakukan pekerjaan bersama-sama dari pada

sendiri.

4

Jumlah Skor Maksimum 40

Total Skor 120

Page 53: Download (3488Kb)

42

Kriteria Penskoran:

SKOR PERNYATAAN

4 SS (Sangat sesuai)

3 S (Sesuai)

2 TS (Tidak sesuai)

1 STS (Sangat tidak sesuai)

Kriteria Penskoran:

1. Sangat baik : Skor 91 – 120

2. baik : Skor 61 – 90

3. cukup baik : Skor 31 – 60

4. kurang baik : Skor 0 – 30

Lampiran 3

Page 54: Download (3488Kb)

43

ANGKET KECERDASAN EMOSIONAL

A. Identitas Diri

1. Nama :

2. Tahun Angkatan :

3. Jenis Kelamin : P/L

B. Petunjuk Pengisian

1. Baca dan pahami baik-baik pernyataan berikut. Kemudian jawablah semua pernyataan

sesuai dengan keadaan atau perasaan anda yang sesungguhnya.

2. Pilihlah salah satu pilihan jawaban yang tersedia:

SS : Bila anda merasa sangat sesuai dengan pernyataan yang diajukan.

S : Bila anda merasa sesuai dengan pernyataan yang diajukan.

TS : Bila anda merasa tidak sesuai dengan pernyataan yang diajukan.

STS : Bila anda merasa sangat tidak sesuai dengan pernyataan yang diajukan.

3. Berilah tanda check (√) pada jawaban yang anda pilih.

Contoh:

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

1 Saya mengetahui kelebihan dan

kekurangan saya

Bila hendak mengganti jawaban, berilah tanda sama dengan (=) kemudian buatlah tanda check

(√) pada jawaban yang baru.

Contoh:

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

1 Saya mengetahui kelebihan dan

kekurangan saya.

≠ √

4. Dalam hal ini tidak ada penilaian benar atau salah, baik atau buruk sehingga tidak ada

jawaban yang dianggap salah. Semua jawaban adalah benar, jika anda memberikan

jawaban sesuai dengan keaadaan atau perasaan anda sebenarnya.

5. Teliti kembali pekerjaan anda, jangan ada pernyataan yang terlewatkan.

6. Waktu yang disediakan untuk menjawab pernyataan-pernyataan tersebut adalah 30 menit.

7. Atas partisipasi dan kesediaan anda untuk mengisi angket ini, saya ucapkan terimakasih.

“SELAMAT MENGERJAKAN”

Lampiran 4

Page 55: Download (3488Kb)

44

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS

1 Saya tahu alasan yang membuat saya sedih.

2 Saya tahu peristiwa-peristiwa apa yang membuat saya

senang.

3 Saya merasa senang ketika saya mendapatkan apa yang

saya inginkan.

4 Saya sulit memahami perasaan saya sendiri saat

menghadapi masalah.

5 Saya tidak bisa menyelesaikan pekerjaan saat marah.

6 Saya sulit melupakan masalah yang tidak

menyenangkan.

7 Saya tidak marah tanpa alasan yang jelas.

8 Saya selalu tenang ketika menghadapi masalah.

9 Saya tidak sadar saat saya sedang marah.

10 Kekecewaan yang saya rasakan sapai mengganggu

konsentrasi belajar saya.

11 Meskipun saya kesal terhadap pekerjaan tertentu, saya

tetap berusaha menyelesaikannya dengan baik.

12 Ketika saya merasa tersinggung karena ucapan teman,

saya bisa menahan diri.

13 Saya selalu berusaha untuk mendapatkan hasil belajar

yang lebih baik dari sebelumnya.

14 Saya tetap bersemangat ketika menghadapi masalah

yang sulit.

15 Nilai pelajaran yang rendah mamacu saya untuk giat

belajar.

16 Saya tetap bersemangat meski mengalami banyak

masalah.

17 Ketika hasil tugas yang saya harapkan tidak tercapai,

saya malas untuk berusaha lagi.

18 Saya bisa melihat kesedihan orang lain dari raut

wajahnya.

Page 56: Download (3488Kb)

45

19 Ketika seorang teman menceritakan masalahnya

kepada saya, saya dapat merasakan kesulitannya.

20 Saya berusaha memahami segala sesuatu yang terjadi

pada teman saya.

21 Saya ikut bahagia saat teman saya mendapatkan

prestasi yang lebih baik dari saya.

22 Saya sering melakukan musyawarah dengan teman

untuk menyelesaikan suatu masalah.

23 Saya merasa senang menyelesaikan tugas kuliah

bersama teman-teman.

24 Saya bisa menangkap informasi dari pembicaraan

dengan orang lain.

25 Saya bisa memulai suatu pembicaraan dengan orang

yang baru saya kenal.

26 Saya mudah akrab dengan orang lain walaupun dengan

orang baru.

27 Saya selalu siap ketika harus berbicara di depan orang

banyak.

28 Bekerjasama dengan orang lain hanya merepotkan

saya.

29 Saya enggan untuk memulai percakapan terlebih

dahulu dengan yang belum saya kenal.

30 Saya lebih senang melakukan pekerjaan bersama-sama

dari pada sendiri.

Page 57: Download (3488Kb)

46

No. Rsp Nomor pernyataan dan

jawaban

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

A1 2 3 3 4 4 4 1 1 4 4 3 4 3 1 2 1

A2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 4 2 3 2

A3 3 3 2 3 4 4 2 3 4 3 3 2 4 3 4 3

A4 4 4 3 4 4 4 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3

A5 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3

A6 3 3 3 2 4 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 2

A7 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4

A8 4 4 4 4 4 4 4 2 1 3 4 4 3 3 4 3

A9 3 3 3 4 4 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2

A10 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3

A11 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 2 3 2 4 3

A12 4 4 2 2 3 2 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4

A13 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4

A14 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

A15 4 4 4 3 4 3 3 1 2 3 2 1 4 3 2 2

A16 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2

A17 4 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 4 4

A18 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 2 2 3

A19 4 3 2 3 3 2 4 3 3 4 2 3 4 4 4 2

A20 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3

A21 3 3 3 2 1 2 2 2 3 4 3 3 4 4 4 4

A22 4 4 3 2 3 2 3 4 1 4 4 4 4 4 3 3

A23 4 3 2 2 3 3 4 4 1 3 1 3 3 3 3 3

A24 4 4 4 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 3

A25 4 4 3 4 4 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3

A26 3 4 2 2 3 3 3 3 2 4 1 2 4 3 4 2

A27 3 3 4 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3

A28 3 3 3 2 1 2 3 2 2 3 3 2 4 3 4 3

A29 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2

HASIL UJI VALIDITAS ANGKET

KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS

NEGERI SEMARANG

Lampiran 5

Page 58: Download (3488Kb)

47

A30 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3

A31 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3

A32 4 4 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3

A33 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3

A34 4 3 3 2 3 2 4 2 2 4 2 3 4 4 4 3

A35 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2

A36 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3

A37 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3

A38 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3

A39 3 3 2 4 3 2 1 3 1 3 4 3 4 3 2 3

A40 3 3 3 4 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2

A41 4 4 3 3 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4

A42 4 4 3 3 4 4 2 2 1 4 3 4 4 2 4 3

A43 4 4 3 3 4 2 3 1 2 2 4 3 3 2 4 3

A44 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 3 4 4 3 4 3

A45 4 4 2 4 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3

A46 4 4 4 3 4 3 3 2 2 4 3 3 4 3 4 3

A47 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3

A48 4 4 3 2 3 2 2 2 3 4 4 4 4 4 4 2

A49 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3

A50 3 3 3 2 3 3 3 2 2 4 4 3 4 2 4 3

A51 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

A52 4 4 4 2 2 2 3 4 3 4 3 2 4 4 4 3

A53 3 4 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 4 3 3

A54 3 3 4 2 2 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 4

A55 4 3 2 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 3 3 3

A56 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 4 4

A57 3 4 3 3 2 4 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3

A58 4 4 3 3 4 2 4 3 2 3 3 3 4 3 3 4

A59 4 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4

A60 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3

A61 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4

Page 59: Download (3488Kb)

48

A62 3 4 2 2 3 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4

A63 4 4 4 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3

A64 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3

A65 3 4 3 4 2 4 3 2 2 1 4 4 4 2 3 2

A66 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 1 2 3 2 3 3

A67 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3

A68 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2

A69 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

A70 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4

A71 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4 3 2 2 2

A72 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2

A73 4 3 4 3 4 3 1 3 2 3 4 2 3 3 3 3

A74 3 4 3 1 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3

A75 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3

A76 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3

A77 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4

A78 3 3 2 4 3 4 1 3 2 4 3 3 4 4 4 4

A79 3 4 3 4 3 3 2 2 3 2 4 4 2 2 3 3

A80 4 3 3 4 4 4 3 1 1 4 4 4 4 3 4 3

A81 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3

A82 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3

A83 3 4 4 2 4 2 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4

A84 3 4 2 2 3 2 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4

A85 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3

A86 3 4 3 4 2 2 2 2 4 2 4 2 3 2 3 3

A87 3 3 3 3 4 2 4 2 2 3 4 4 3 3 4 3

A88 3 4 3 2 4 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 4

A89 4 3 2 4 3 3 2 2 2 3 4 4 4 4 4 4

A90 3 4 2 2 2 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4

A91 4 4 3 2 3 4 4 2 2 3 3 4 3 3 3 4

A92 3 4 3 2 2 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3

A93 3 3 3 2 4 4 3 2 2 4 2 3 3 3 3 2

Page 60: Download (3488Kb)

49

A94 4 3 3 3 4 2 4 3 2 3 3 2 4 4 2 4

A95 4 4 3 4 3 3 3 4 1 2 2 4 4 4 4 4

A96 4 3 2 3 1 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2

A97 4 4 3 2 2 4 4 4 2 4 3 2 3 3 3 4

A98 3 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4

A99 4 4 3 1 3 4 4 4 2 3 4 1 4 4 4 4

A100 3 4 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3

A101 4 3 3 3 3 4 3 1 2 3 3 2 3 3 3 3

A102 4 4 3 3 4 3 3 2 2 3 2 2 4 3 4 3

A103 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 2 2 4 4 4 4

A104 3 3 3 2 4 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 4

A105 3 3 3 4 2 3 4 2 2 2 4 3 4 4 4 3

A106 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 2 3 3 3 3

A107 2 3 2 4 2 4 1 1 4 4 3 4 3 1 2 1

A108 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 4 3 4 2 3 2

A109 3 4 2 2 3 4 2 3 4 3 3 2 4 3 4 3

A110 4 3 3 4 4 4 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3

A111 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3

A112 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 2

A113 3 4 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4

A114 4 3 3 4 4 4 4 2 1 3 4 4 3 3 4 3

A115 3 3 3 4 4 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2

A116 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3

A117 3 3 2 3 3 3 1 2 3 3 3 2 3 2 4 3

A118 4 4 3 3 4 2 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4

A119 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4

A120 3 4 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

A121 4 3 3 3 4 3 3 1 2 3 2 1 4 3 2 2

A122 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

A123 3 4 3 3 2 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 3

A124 4 3 2 2 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3

A125 4 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3

Page 61: Download (3488Kb)

50

A126 3 4 3 4 4 4 3 2 2 1 4 4 4 2 3 4

A127 3 3 2 3 4 4 4 2 3 3 1 2 3 2 3 3

A128 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4

A129 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3

A130 3 4 2 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4

A131 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4

A132 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4 3 2 2 3

A133 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4

A134 4 3 2 3 4 3 1 3 2 3 4 2 3 3 3 4

A135 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3

A136 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3

A137 3 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2

A138 3 3 3 4 4 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 3

A139 3 3 3 2 3 4 1 3 2 4 3 3 4 4 4 3

A140 3 4 3 4 2 3 2 2 3 2 4 4 2 2 3 4

A141 4 4 4 4 4 4 3 1 1 4 4 4 4 3 4 2

A142 3 4 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2

A143 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3

A144 3 3 3 2 3 2 4 3 2 4 4 3 4 4 4 3

A145 3 4 3 2 3 2 4 3 2 4 4 3 4 4 4 3

A146 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3

∑ 490 500 430 407 466 447 427 363 343 459 461 427 497 442 481 448

r hitung 0.197 0.254 0.169 0.112 0.441 0.325 0.304 0.118 0.145 0.342 0.402 0.304 0.512 0.327 0.422 0.322

r tabel 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103

Kategori valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid

Page 62: Download (3488Kb)

51

No. Rsp

Nomor soal dan

jawaban

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

A1 3 4 2 4 3 4 4 2 3 3 3 2 2 2 2 1 3 3

A2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3

A3 2 1 2 2 3 2 3 2 4 4 3 3 3 2 2 3 2 3

A4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 1 3 3

A5 4 4 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 1 1 2 3

A6 3 3 2 3 4 3 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2 3 3

A7 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3

A8 1 1 1 3 3 3 2 2 1 1 3 3 3 2 2 1 2 2

A9 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2

A10 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 2 2

A11 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 3 3

A12 2 2 1 3 3 3 4 2 4 4 4 3 2 2 1 1 2 2

A13 1 1 1 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 2 2 1

A14 2 2 1 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2

A15 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 2

A16 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2

A17 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3

A18 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3

A19 2 1 3 3 4 2 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 2

A20 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 2 2 2 2 1

A21 1 1 1 4 1 3 2 1 2 2 3 4 3 1 2 3 4 2

A22 2 2 4 3 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 2 1 1

A23 2 2 3 2 3 3 2 3 3 4 4 2 2 1 2 3 4 3

A24 1 1 1 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 1 2 3 2

A25 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2

A26 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2

A27 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2

A28 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 4

Page 63: Download (3488Kb)

52

A29 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2

A30 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2

A31 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2

A32 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2

A33 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2

A34 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2

A35 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3

A36 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3

A37 2 2 2 3 4 3 3 3 2 4 3 4 3 4 4 1 4 1

A38 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3

A39 1 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3

A40 2 2 2 3 4 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 4

A41 2 2 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2 2

A42 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 1 2 3 2

A43 1 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 1 3 2 2

A44 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 1 2 2 2

A45 2 2 2 3 2 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2

A46 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2

A47 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 1 2 3 2

A48 2 1 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2

A49 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3

A50 1 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 1 1 3 3

A51 2 2 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 1 2 2 3 3

A52 2 2 4 3 1 1 3 3 3 4 3 3 4 2 2 3 3 2

A53 2 1 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 1 1 2 2 3

A54 2 2 2 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3

A55 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 3 3 3

A56 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3

A57 3 2 2 3 4 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3

A58 2 2 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 3

A59 2 2 1 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 2 2 3

A60 2 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 4

Page 64: Download (3488Kb)

53

A61 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 3

A62 2 2 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 2 2 2 4

A63 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 2 4

A64 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 2 3 2

A65 2 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 2 2 2 3

A66 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 2 2 2 2

A67 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3

A68 1 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3

A69 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2

A70 2 2 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 3

A71 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 2 2 4

A72 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2

A73 2 2 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 2 1 2 3

A74 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3

A75 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3

A76 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 4

A77 2 2 1 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 2 2 1 1 3

A78 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2

A79 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3

A80 2 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2 2 1 2 3

A81 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2

A82 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3

A83 2 2 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 2 2 2

A84 2 2 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 1 1 2

A85 2 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 4

A86 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3

A87 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2 2 2 2

A88 2 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2

A89 2 2 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 2 2 2 2 3

A90 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 1 3 3 4

A91 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3

A92 2 2 2 3 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 3 2 3

Page 65: Download (3488Kb)

54

A93 1 2 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 1 2 2 3 3

A94 2 1 1 3 3 4 3 4 3 4 3 2 2 2 2 3 3 3

A95 2 2 1 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 2 3 3 4

A96 2 2 2 3 4 3 4 3 3 4 4 2 2 1 2 2 2 3

A97 2 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 2

A98 2 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3

A99 1 2 2 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 3 2 1 1 2

A100 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2 3

A101 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 3

A102 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3

A103 1 2 4 4 4 4 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2

A104 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2

A105 2 2 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3

A106 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 3 2 3

A107 3 4 2 4 3 4 4 2 3 3 3 2 2 2 2 1 3 3

A108 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3

A109 2 1 2 2 3 2 3 2 4 4 3 3 3 2 2 3 2 3

A110 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 1 3 3

A111 4 4 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 1 1 2 3

A112 3 3 2 3 4 3 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2 3 3

A113 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3

A114 1 1 1 3 3 3 2 2 1 1 3 3 3 2 2 1 2 2

A115 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2

A116 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 2 2

A117 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 3 3

A118 2 2 1 3 3 3 4 2 4 4 4 3 2 2 1 1 2 2

A119 1 1 1 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 2 2 1

A120 2 2 1 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2

A121 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 2

A122 1 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 1 1 3 3

A123 2 2 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 1 2 2 3 3

A124 2 2 4 3 1 1 3 3 3 4 3 3 4 2 2 3 3 2

Page 66: Download (3488Kb)

55

A125 2 1 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 1 1 2 2 3

A126 2 2 2 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3

A127 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 3 3 3

A128 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3

A129 3 2 2 3 4 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3

A130 2 2 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 3

A131 2 2 1 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 2 2 3

A132 2 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 4

A133 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 3

A134 2 2 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 2 2 2 4

A135 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 2 4

A136 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 2 3 2

A137 2 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 2 2 2 3

A138 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 2 2 2 2

A139 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2

A140 2 2 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 3

A141 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 2 2 4

A142 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2

A143 2 2 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 2 1 2 3

A144 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3

A145 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3

A146 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 4

∑ 299 288 285 446 463 451 459 434 456 473 464 434 393 309 288 299 345 390

r hitung 0.105 0.025 0.045 0.319 0.364 0.332 0.342 0.204 0.338 0.405 0.387 0.286 0.182 0.112 -0.241 -0.318 0.103 0.112

r tabel 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103 0.103

Kategori valid tdk

valid tdk

valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid tdk

valid tdk

valid valid valid

Page 67: Download (3488Kb)

56

Uji Reliabilitas Tes Kecerdasan Emosional

R = (

1) (

(

)

= (

1) (

( )

.1 )

= 1,034 (1 -

)

= 1,030 (1 – 0,23)

= 0,7961

Reliabilirtas instrumen kecerdasan emosional sebesar 0,7961 sehingga dapat

dikatakan bahwa instrumen kecerdasan emosional tersebut dalam tingkat reliabel tinggi

Lampiran 6

Page 68: Download (3488Kb)

57

NO X Y x2 y2 XY

A1 85 3.44 7225 11.8336 292.4

A2 79 3.09 6241 9.5481 244.11

A3 88 3.32 7744 11.0224 292.16

A4 91 3.09 8281 9.5481 281.19

A5 87 3.09 7569 9.5481 268.83

A6 86 3.55 7396 12.6025 305.3

A7 92 3.41 8464 11.6281 313.72

A8 86 3.28 7396 10.7584 282.08

A9 80 3.27 6400 10.6929 261.6

A10 83 3.47 6889 12.0409 288.01

A11 82 3.22 6724 10.3684 264.04

A12 92 3.22 8464 10.3684 296.24

A13 100 3.29 10000 10.8241 329

A14 86 3.09 7396 9.5481 265.74

A15 86 3.35 7396 11.2225 288.1

A16 82 3.46 6724 11.9716 283.72

A17 90 3.32 8100 11.0224 298.8

A18 84 3.41 7056 11.6281 286.44

A19 89 3.52 7921 12.3904 313.28

A20 77 3.32 5929 11.0224 255.64

A21 80 3.61 6400 13.0321 288.8

A22 91 3.34 8281 11.1556 303.94

A23 83 3.26 6889 10.6276 270.58

A24 92 3.51 8464 12.3201 322.92

A25 94 3.35 8836 11.2225 314.9

A26 84 3.08 7056 9.4864 258.72

A27 84 3.16 7056 9.9856 265.44

A28 81 3.31 6561 10.9561 268.11

A29 82 3.46 6724 11.9716 283.72

A30 85 3.22 7225 10.3684 273.7

A31 80 3.15 6400 9.9225 252

A32 87 3.1 7569 9.61 269.7

A33 79 3.04 6241 9.2416 240.16

A34 87 3.22 7569 10.3684 280.14

A35 79 3.48 6241 12.1104 274.92

HASIL ANALISIS KORELASI PRODUCT MOMENT

KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA PRODI

PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI

SEMARANG

Lampiran 7

Page 69: Download (3488Kb)

58

A36 85 3.31 7225 10.9561 281.35

A37 95 3.14 9025 9.8596 298.3

A38 81 3.07 6561 9.4249 248.67

A39 82 3.27 6724 10.6929 268.14

A40 80 3.31 6400 10.9561 264.8

A41 106 3.52 11236 12.3904 373.12

A42 93 3.35 8649 11.2225 311.55

A43 90 3.55 8100 12.6025 319.5

A44 99 3.27 9801 10.6929 323.73

A45 91 3.12 8281 9.7344 283.92

A46 92 3.28 8464 10.7584 301.76

A47 93 3.35 8649 11.2225 311.55

A48 97 3.55 9409 12.6025 344.35

A49 83 3.27 6889 10.6929 271.41

A50 87 3.32 7569 11.0224 288.84

A51 91 3.28 8281 10.7584 298.48

A52 89 3.27 7921 10.6929 291.03

A53 85 3.35 7225 11.2225 284.75

A54 90 3.04 8100 9.2416 273.6

A55 95 3.25 9025 10.5625 308.75

A56 92 3.29 8464 10.8241 302.68

A57 87 2.48 7569 5.5225 204.45

A58 94 3.33 8836 11.0889 313.02

A59 104 3.39 10816 11.4921 352.56

A60 91 3.19 8281 10.1761 290.29

A61 90 3.26 8100 10.6276 293.4

A62 99 3.22 9801 10.3684 318.78

A63 87 2.63 7569 6.9169 228.81

A64 86 3.33 7396 11.0889 286.38

A65 93 3.22 8649 10.3684 299.46

A66 85 3.06 7225 9.3636 260.1

A67 83 3.42 6889 11.6964 283.86

A68 81 3.04 6561 9.2416 246.24

A69 83 3.07 6889 9.4249 254.81

A70 103 3.65 10609 13.3225 375.95

A71 88 3.43 7744 11.7649 301.84

A72 80 3.19 6400 10.1761 255.2

A73 92 3.42 8464 11.6964 314.64

A74 85 3 7225 9 255

A75 88 3.05 7744 9.3025 268.4

A76 85 3.35 7225 11.2225 284.75

A77 93 3.08 8649 9.4864 286.44

A78 88 3.38 7744 11.4244 297.44

A79 84 3.08 7056 9.4864 258.72

A80 99 3.32 9801 11.0224 328.68

Page 70: Download (3488Kb)

59

A81 81 2.77 6561 7.6729 224.37

A82 87 3.29 7569 10.8241 286.23

A83 102 3.16 10404 9.9856 322.32

A84 98 3.15 9604 9.9225 308.7

A85 89 3.15 7921 9.9225 280.35

A86 81 3.02 6561 9.1204 244.62

A87 90 3.31 8100 10.9561 297.9

A88 87 3.28 7569 10.7584 285.36

A89 96 3.27 9216 10.6929 313.92

A90 98 3.15 9604 9.9225 308.7

A91 88 3.26 7744 10.6276 286.88

A92 89 3.17 7921 10.0489 282.13

A93 87 3.37 7569 11.3569 293.19

A94 91 3.25 8281 10.5625 295.75

A95 99 3.12 9801 9.7344 308.88

A96 83 2.97 6889 8.8209 246.51

A97 92 2.96 8464 8.7616 272.32

A98 88 3.11 7744 9.6721 273.68

A99 95 3.15 9025 9.9225 299.25

A100 83 3.05 6889 9.3025 253.15

A101 91 3.13 8281 9.7969 284.83

A102 88 3.28 7744 10.7584 288.64

A103 88 3.11 7744 9.6721 273.68

A104 83 3.33 6889 11.0889 276.39

A105 94 3.45 8836 11.9025 324.3

A106 81 2.48 6561 6.1504 200.88

A107 82 3.24 6724 10.4976 265.68

A108 81 3.28 6561 10.7584 265.68

A109 87 3.08 7569 9.4864 267.96

A110 90 3.27 8100 10.6929 294.3

A111 87 3.45 7569 11.9025 300.15

A112 87 2.64 7569 6.9696 229.68

A113 92 3.06 8464 9.3636 281.52

A114 84 3.35 7056 11.2225 281.4

A115 80 3.27 6400 10.6929 261.6

A116 83 3.07 6889 9.4249 254.81

A117 81 3.14 6561 9.8596 254.34

A118 95 3.28 9025 10.7584 311.6

A119 98 3.31 9604 10.9561 324.38

A120 86 3.13 7396 9.7969 269.18

A121 84 3.46 7056 11.9716 290.64

A122 86 3.22 7396 10.3684 276.92

A123 96 3.14 9216 9.8596 301.44

A124 83 3.46 6889 11.9716 287.18

A125 88 3.35 7744 11.2225 294.8

Page 71: Download (3488Kb)

60

A126 92 3.27 8464 10.6929 300.84

A127 88 3.44 7744 11.8336 302.72

A128 88 3.09 7744 9.5481 271.92

A129 83 3.51 6889 12.3201 291.33

A130 88 3.05 7744 9.3025 268.4

A131 103 3.27 10609 10.6929 336.81

A132 92 3.64 8464 13.2496 334.88

A133 85 3.02 7225 9.1204 256.7

A134 94 3.42 8836 11.6964 321.48

A135 88 3.37 7744 11.3569 296.56

A136 86 3.28 7396 10.7584 282.08

A137 91 3.16 8281 9.9856 287.56

A138 93 3.42 8649 11.6964 318.06

A139 85 3.22 7225 10.3684 273.7

A140 93 2.51 8649 6.3001 233.43

A141 93 3.32 8649 11.0224 308.76

A142 83 3.12 6889 9.7344 258.96

A143 93 3.36 8649 11.2896 312.48

A144 90 3.18 8100 10.1124 286.2

A145 91 3.06 8281 9.3636 278.46

A146 87 3.33 7569 11.0889 289.71

∑ 12902 472.1 1145146 1532.649 41744.88

Page 72: Download (3488Kb)

61

Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh:

rxy = 1 ( 1 ) (1 )( 1)

*1 (11 1 ) (1 ) +*1 (1 ) ( 1)

= 1

1 1 1

= 49,76

Berdasarkan hasil analisis korelasi product moment antara kecerdasan emosional

dengan hasil belajar mahasiswa menunjukkan rxy (r hitung) = 49,76 yang dikonsultasikan

pada taraf signifikan 0,05 yang diperoleh rtabel = 0,103. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rxy

(r hitung) lebih besar dari rtabel maka, dapat diketahui bahwa ada hubungan antara kecerdasan

emosional dengan hasil belajar mahasiswa.

rxy = 𝑛 𝑋𝑌 ( 𝑋)( 𝑌)

*𝑛 𝑋² ( 𝑋)²+ *𝑛 𝑌² ( 𝑌)²+

Page 73: Download (3488Kb)

62

PENGAMBILAN DATA KECERDASAN EMOSIONAL DAN HASIL BELAJAR

MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Pengambilan data kecerdasan emosional mahasiswa

Gambar di samping merupakan gambar

pengambilan data hasil belajar mahasiswa.

Lampiran 8