download file

42
USUL THESIS PENERAPAN SENTRALISASI OBAT DI KLINIK MUHAMMADIYAH I PURWOKERTO Oleh: Apsopela Sandivera P2CC13021 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM PENDIDIKAN PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN KONSENTRASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2014 i

Upload: apsopela-sandivera

Post on 27-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ahvxhZBbbbbja

TRANSCRIPT

Page 1: Download File

USUL THESIS

PENERAPAN SENTRALISASI OBATDI KLINIK MUHAMMADIYAH I PURWOKERTO

Oleh:

Apsopela SandiveraP2CC13021

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANPROGRAM PENDIDIKAN PASCA SARJANA

MAGISTER MANAJEMEN KONSENTRASI MANAJEMEN RUMAH SAKITUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO2014

i

Page 2: Download File

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN SENTRALISASI OBATDI KLINIK MUHAMMADIYAH I PURWOKERTO

Oleh :

Apsopela Sandivera P2CC13021

Usul penelitian ini telah dipresentasikan dan disahkan

sebagai salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen

pada Program Pascasarjana Universitas Jenderal soedirman Purwokerto.

Purwokerto, Juli 2014

Mengetahui,

Pembimbing

Dr Margani Pinastika S.E, M.Si

ii

Page 3: Download File

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan YME, penulis dapat menyelesaikan usul

penelitian yang berjudul “penerapan sentralisasi Obat di Klinik Muhammadiyah I

Purwokerto ” ini. Terimakasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Dr

Margani Pinastika S.E, M.Si selaku pembimbing penulis sehingga usul

penelitian ini dapat selesai dan tersusun paripurna. Ucapan terimakasih juga

penulis ucapkan untuk segenap konsulen pada Program Pascasarja UNSOED

yang telah memberikan dukungan moriil dan keilmuan sehingga penulis dapat

menyelesaikan usul penelitian ini. Penulis mengharapkan agar usul penelitian ini

dapat bermanfaat bagi para dokter, dokter muda, ataupun para medis lain atau

mahasiswa kedokteran.

Purwokerto, Juli 2014

Penulis

iii

Page 4: Download File

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL........................................................................................ v

I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1A. Latar Belakang ............................................................................... 1B. Perumusan Masalah........................................................................ 3C. Tujuan ............................................................................................ 3D. Manfaat .......................................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 4A. Sentralisasi Obat ...................................................................................... 4B. Peran sentralisasi Obat.................................................................... 8C. Kerangka Teori .............................................................................. 10D. Kerangka Konsep ........................................................................... 11

III. METODE PENELITIAN...................................................................... 12A. Rancangan Penelitian .............................................................................. 12B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 12C. Variabel Penelitian.......................................................................... 15D. Definisi Operasional Penelitian ..................................................... 15E. Pengumpulan Data.......................................................................... 15F. Tata Urutan Kerja........................................................................... 15G. Analisis data.................................................................................... 18H. Validitas Data.................................................................................. 18I. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 19J. Jadwal Penelitian ........................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 21

iv

Page 5: Download File

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian ......................................................................... 20

v

Page 6: Download File

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini harga obat/alat kesehatan cukup tinggi/mahal dan diluar

jangkauan masyakat, utamanya bagi klien dirumah sakit yang mayoritas

menggunakan berbagai merek obat paten bagi setiap pasien (Laode, 2008).

Penggunaan berbagai jenis dan merek obat dengan harga yang cukup tinggi

tersebut tentu saja tidak hanya berpengaruh secara ekonomi semata; namun

lebih dari itu; resiko penyimpangan penggunaan obat diluar hal semestinya

juga mampu menimbulkan kerugian bagi klien itu sendiri. Resiko resistensi

tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit dapat terjadi

manakala konsumsi obat oleh penderita tidaklah terkontrol dengan baik

(Idham, 2005).

Di sebagian besar negara, manajemen obat masih dilakukan secara

tradisonal (Puspita, 2005). Artinya, tersedia lemari obat di bangsal yang selalu

diisi oleh petugas farmasi sesuai permintaan perawat yang bekerja di bangsal

itu. Hal ini menyebabkan tingginya angka pemberian obat (10-25%),

desentralisasi suplai, buruknya kontrol inventori, manajemen obat tidak di

tangan petugas farmasi yang kualisifikasinya lebih baik, pengawasan

pemberian obat tidak efektif, dan tidak ada penanganan ahli farmasi klinik.

Dengan cara tradisional ini, maka stok bisa mencapai 50 sampai 90 hari, yaitu

50% di gudang farmasi sentral dan 50% di bangsal – bangsal (Muninjaya,

1999).

1

Page 7: Download File

Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat; sebagai salah

satu peran perawat; perlu dilakukan suatu pola/alur yang sistematis sehingga

penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat sehingga resiko-

resiko kerugian baik secara materiil maupun non materiil dapat dieliminir

(Darlina, 2011). Upaya sistematik meliputi uraian terinci tentang pengelolaan

obat secara ketat oleh perawat diperlukan sebagai bentuk tanggung jawab

perawat dalam menyelenggarakan kegiatan keperawatan (Dinkes Kendari,

2002; Budi, 2008)

Namun dalam kenyataannya dirumah sakit; tidak jarang ditemukan

adanya jumlah tenaga yang tidak sesuai dengan kebutuhan; sehingga beberapa

tugas dan peran perawat harus “diserahkan” pada keluarga atau klien itu

sendiri (Cangara, 2004; Sabarguna, 2004). termasuk didalamnya adalah

penggunaan obat. Untuk itu perlu diupayakan langkah peningkatan mutu

pelayanan dengan sentraliasi obat dan pengontrolan keluarga dalam

menciptakan suatu bentuk “pendelegasian” peran dari perawat kepada

keluarga; khususnya dalam pengelolaan obat sehingga resiko-resiko

penyimpangan dapat diminimalkan (Tjiptono, 2000; Mutik, 2005).

Di Klinik Muhammadiyah I Purwokerto, belum ada data atau publikasi

tentang manajemen sentralisasi obat. Maka dari itu, perlu memahami

bagaimana manajemen sentralisasi obat di Klinik Muhammadiyah I

Purwokerto sehingga dapat menjadi bahan evaluasi klinik dan acuan

manajemen sentralisasi obat untuk diterapkan pada praktek klinik lainnya.

2

Page 8: Download File

B. Perumusan Masalah

Bagaimana penerapan sentralisasi obat di Klinik Muhammadiyah I

Purwokerto?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui dan menggambarkan penerapan sentralisasi obat di

Klinik Muhammadiyah I Purwokerto

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui manajemen sentralisasi obat di Klinik Muhammadiyah I

Purwokerto.

b. Menggambarkan penerapan sentralisasi obat di Klinik Muhammadiyah

I Purwokerto.

c. Menggambarkan peran perawat sebagai bentuk desentralisasi dokter

dalam manajemen sentralisasi obat di Klinik Muhammadiyah I

Purwokerto.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Mengevaluasi secara ilmiah penerapan sentralisasi obat di Klinik

Muhammadiyah I Purwokerto.

b. Memberikan informasi ilmiah tentang manajemen sentralisasi obat di

Klinik Muhammadiyah I Purwokerto.

3

Page 9: Download File

2. Manfaat Praktis

a. Institusi Kesehatan

Memberikan informasi tentang penerapan sentralisasi obat,

sehingga dapat menjadi landasan peningkatan upaya manajemen klinik

kesehatan khususnya sentralisasi obat.

b. Masyarakat

Memberikan informasi tentang penerapan sentralisasi obat di

Klinik Muhammadiyah I Purwokerto.

4

Page 10: Download File

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sentralisasi Obat

1. Definisi

Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang

akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh

perawat (Nursalam,2002).

2. Desentralisasi pengelolaan obat

Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan paling sering mengapa

obat perlu disentralisasi (Nursalam, 2007):

a. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien

b. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standar

yang lebih murah dengan mutu terjamin memiliki efektifitas dan

keamanan yang sama

c. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat hanya untuk

mencoba.

d. Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan

e. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan

banyak yang membuang atau lupa untuk minum

f. Memesan obat lebih dari pada yang di butuhkan, sehingga banyak

tersisa sesudah batas kadalwarsa

g. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak

efektif

5

Page 11: Download File

h. Meletaktan obat di tempat yang lembab, terkenak cahaya atau panas

i. Mengeluarkan obat(dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada

suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri(Muninjaya,1999).

3. Teknik sentralisasi

Sentralisasi obat mencakup proses dimana obat dikeluarkan

dibagikan hingga diterima oleh pasien. Sentralisasi obat juga mencakup

bagaimana mekanisme menambah atau mengganti obat yang diresepkan

pada pasien sebelumnya (PT. (Persero) Askes Indonesia, 2002)

a. Pengeluaran

Pengeluaran obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.

Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang

secara operasional dapat didelegasikan kepada staff yang ditunjuk,

dimana keluaga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol

penggunaan obat (Nursalam, 2007).

b. Penerimaan obat.

Penerimaan Obat adalah obat yang diresepkan diperoleh oleh

pasien. Obat yang telah diresepkan di tunjukkan kepada perawat dan

obat yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat

dengan menerima lembar terima obat. Perawat kemudian menuliskan

nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan dalam kartu

control, dan diketahui oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk

obat (Nursalam, 2007).

6

Page 12: Download File

Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan

kapan atau bilamana obat tersebut akan habis. Serta penjelasan tentang

5T. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang

harus diminum beserta kartu sediaan obat. Obat yang telah diserahkan

selanjutnya disampaikan oleh perawat dalam kotak obat (Nursalam,

2002).

c. Pembagian obat

Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku

daftar pemberian obat. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya

diberikan oleh perawat dengan memerhatikan alur yang tercantum

dalam buku daftar penerimaan obat: dengan terlebih dahulu dicocokan

dengan terapi yang diinstruksikan dokter dan kartu obat yang ada pada

pasien. Pada saaat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,

kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping. Usahakan tempat atau

wadah obat kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi. Pantau efek

samping pada pasien. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa

setiap pagi oleh kepala ruang atau petugas yang ditujukan dan

didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat-obatan yang hampir

habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan

resep kepada dokter penganggung jawab pasien (Nursalam, 2002).

d. Penambahan obat baru

Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau

perubahan alur pemberian obat, maka informasi ini aakan dimasukkan

7

Page 13: Download File

dalam buku masuk obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam

kartu sediaan obat.

Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin, maka

dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya

diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat (Nursalam,

2002).

e. Obat khusus

Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga

yang cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit,

memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberiakn dalam

waktu tertentu. Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu

kusus obat ,dilaksanakan oleh perawat primer. Informasi yang

diberikan kepada pasien atau keluarga : nama obat, waktu pemberian,

efek smping, penanggungjawab,pemberian, dan wadah obat sebaiknya

diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga setelah pemberian.

Usahakan terdapat saksi dari keluarga saatb pemberian obat (nursalam,

2002).

4. Peran manajerial dalam sentralisasi obat

Meskipun sentralisasi obat diperankan oleh perawat, seorang

manajer di suatu klinik baik yang dipimpin oleh seorang dokter atau

paramedik lainnya harus mampu mendidik staf mengenai obat dan teknik

sentralisasi obat, yang mencakup:

8

Page 14: Download File

a. Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai, jelaskan

penggunaan dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada

semua staf.

b. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan

gantungkan di dinding.

c. Adakan pertemuan staf untuk membahas penyebab beborosan obat.

d. Beritahu kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam obat.

e. Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis

obat setiap minggu pada waktu pertemuan staf.

f. Taruhlah satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana di

perpustakaan (Muninjaya, 1999).

B. Peran sentralisasi obat

1. Manajerial obat

Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara

bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan

keperawatan pasien dapat terpenuhi (Depkes RI, 2000). Penggunaan obat

hanya merupakan salah satu segi pelayanan kesehatan tetapi merupakan

yang paling penting. Obat itu penting manajemen penyediaan obat-obatan

dalam unit kesehatan Merupakan salah satu tanggung jawab pekerja

kesehatan Obat itu mempunyai kekuatan obat harus digunakan dengan

ketrampilan, pengetahuan dan ketepatan, bila obat dapat berbahaya obat

itu mahal pemborosan dan penggunaan obat yang salah dapat

9

Page 15: Download File

mengakibatkan berkurangnya persediaan, yang menyebabkan beberapa

pasien tidak dapat diobati sebagaimana mestinya (Nursalam, 2007).

2. Mendidik pasien tentang obat

Kadang-kadang pasien meminum obat degan carayang salah,baik

dengan mengurangi dosis agar pengobatannya lebih lama atau

menembahnya dengan harapan akan lebih cepat sembuh. Mereka minum

obat pada waktu yang tidak tepat atau lupa akan dosisnya. Pasien yang

mendapat pengobatan jangka panjang sering berhenti meminum obatnya

terlalu dini. Hal ini tejadi karena pasien tidak mengerti akan kerja obat

dalam tubuh. Akibatnya, mereka kadang-kadang tidak sembuh dan obat

terbuang percuma. (Nursalam, 2007).

Para pekerja kesehatan harus sangat peduli untuk menerangkan

pada pasien bagaimana cara meminum obat mereka, terangkan dengan

cara sederhana mengapa obat-obat tertentu harus diminum dengan cara

tertentu. Dengan demikian pasien akan belajar bahwa (Nursalam, 2007).

a. Masing-masing obat mempunyai cara kerja tersendiri. Obat yang dapat

dipakai pada satu keadaan tidak bermanfaat untuk keadaan lain.

b. Besarnya dosis sangat penting,bila terlalu sedikit cara kerjanya terlalu

lemah untuk memperbaiki keadaan, dan bila terlalu kuat dapat

meracuni pasien. Dosis untuk anak-anak lebih sedikit dari pada dosis

untuk dewasa.

c. Pengobatan harus teratur untuk menjamain bahwa kadar obat yang

diinginkan dalam tubuh tercapai.

10

Page 16: Download File

Sentralisasi obat

Resep dokter

Mendidik pasien tentang obatPeran managerial

Perawat

Desentralisasi pengelolaan obat

Penerapan di Klinik Muhammadiyah I Purwokerto

Sentralisasi obatPenerapan di Klinik Muhammadiyah I

Purwokerto

d. Semua tahapan pengobatan harus dijalani dengan lengkap, bila tidak

pasien dapat kembali jatuh sakit dengan keadaan yang lebih parah

daripada sebelumnya.

e. Obat harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak, yang mungkin

memakannya karena mirip gula-gula dan dapat meracuni mereka.

C. Kerangka teori

Gambar 2.3. Kerangka Teori ( : variabel yang diteliti, :

mempengaruhi)

D. Kerangka konsep

11

Page 17: Download File

Gambar 2.4 Kerangka Konsep

III. METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang

berfokus pada pengalaman, interpretasi seseorang yang mengalaminya. Model

penelitian kualitatif ini digunakan dengan pertimbangan-pertimbangan yaitu

pertama, peneliti berusaha untuk tidak memanipulasi latar penelitian; kedua,

metode ini secara khusus berorientasi pada hasil eksplorasi, penemuan dan

logika induktif yaitu peneliti tidak memaksakan diri dengan membatasi

penelitian pada upaya menolak atau menerima dugaan-dugaan peneliti,

melainkan mencoba memahami situasi sesuai dengan kenyataan yang ada;

ketiga, kontak dengan personal secara langsung yaitu peneliti berhadapan

langsung dengan orang yang diteliti; keempat, menekankan pada unsur

subjektifitas sebagai ciri utama dalam penelitian; kelima, desain yang fleksibel

yaitu penelitian yang kualitatif ini dapat berkembang sejalan dengan

berkembangnya pekerjaan dilapangan (Maleong, 2010).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

a. Populasi Target

12

Page 18: Download File

Perawat yang bertugas menyerahkan obat kepada semua pasien yang

terdaftar di klinik Muhammadiyah I Purwokerto pada yang merupakan

sasaran penerima obat dalam praktek klinik.

b. Populasi Terjangkau

Perawat yang bertugas menyerahkan obat kepada semua pasien yang

terdaftar di klinik Muhammadiyah I Purwokerto pada periode Agustus-

September 2014.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan teknik

sampling tertentu untuk bisa mewakili atau memenuhi populasi

(Nursalam, 2001). Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini

adalah dengan purposive sampel yaitu dalam memilih sampel dari

populasi dilakukan secara tidak acak dan didasarkan dalam suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan cirri

atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Maleong, 2004).

Penelitian ini kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria

eksklusi, dimana kriteria tersebut menetukan dapat atau tidaknya sampel

digunakan.

a. Kriteria inklusi :

1) Perawat yang bertugas menyerahkan obat resep dokter kepada

pasien yang berobat ke Klinik Muhammadiyah I Purwokerto pada

bulan Agustus-September 2014

13

Page 19: Download File

2) Bersedia diikutsertakan dalam penelitian dan bersedia menjadi

responden.

b. Kriteria eksklusi

1) Penulisan resep dokter tidak lengkap, yaitu tidak mencantumkan

nama obat (generic atau merek dagang) dan dosis obat.

c. Besar sampel

Sampel penelitian ini diambil dengan teknik purposive

sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel

dimana peneliti memilih responden berdasarkan pada pertimbangan

subyektif dan praktis, bahwa responden tersebut dapat memberikan

informasi yang memadai untuk menjawab permasalahan penelitian

(Sastroasmoro, 2011; Maleong, 2007).

Penelitian kualitatif tidak mempersoalkan jumlah sampel,

informan bisa sedikit atau banyak tergantung dari tepat atu tidaknya

pemilihan informan kunci dan kompleksitas serta keragaman

fenomena yang diteliti. Dalam mengumpulkan data, jumlah sampel

yang digunakan sebanyak 4 informan dengan memperhatikan

kecakupan data dan disesuaikan dengan kemampuan peneliti

(Maleong, 2004). Saat mengumpulkan data, peneliti tetap

14

Page 20: Download File

mengoptimalkan informan sebagai obyek penelitian untuk menggali

data sampai terjadi saturasi.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu

subyek ke subyek lain (Sastroasmoro, 2011). Variabel dalam penelitian ini

adalah penerapan sentralisasi obat yang menyangkut data serah terima obat,

nama obat dan dosis obat yang diresepkan selama periode Agustus-September

2014, peran manajerial perawat sebagai bentuk desentralisasi dokter dalam

menyerahkan obat kepada pasien

D. Definisi Operasional variabel

Untuk memberi batasan yang jelas, definisi operasional penerapan

sentralisasi obat adalah manajerial serah terima obat yang menyangkut data

mengenai nama obat, dosis obat, dan keterangan serah terima obat. Nama obat

adalah semua jenis obat generik yang diresepkan pada pasien. Dosis obat

adalah jumlah/takaran obat yang diberikan untuk masing-masing obat.

Keterangan serah terima obat adalah menyangkut keterangan bahwa obat telah

diserahkan dan diterima.

E. Pengumpulan Data

1. Alat Pengumpulan Data

a) Data primer

15

Page 21: Download File

Data primer penelitian adalah data hasil pengisian format serah

terima obat oleh perawat selama praktek di Klinik Muhammadiyah I

Purwokerto pada periode Agustus-September 2014. Peran manajerial

perawat sebagai desentralisasi dari dokter untuk menyerahkan obat

kepada pasien

b) Data sekunder

Data demografi atau rekam medik pasien dari data base di

Klinik Muhammadiyah I Purwokerto.

2. Cara pengumpulan data

Penelitian ini menganalisis dokumentasi serah terima obat di

Klinik Muhammadiyah I Purwokerto pada periode Agustus-September

2014. Pengisian format serah terima obat, mencakup hal-hal sebagai

berikut:

a. Pengisian nama pasien, umur, nomor registrasi.

b. Kolom tanggal diisi sesuai dengan tanggal serah terima obat.

c. Kolom nama obat dan jumlah diisi sesuai dengan nama obat dan

jumlah yang diterima

d. Kolom tanda tangan / nama tarang yang menyerahkan diisi oleh

keluarga / pasien atau perawat pada sasat pasien pulang.

e. Kolom tandatangan / nama terang yang diserahkan diisi oleh perawat

atau keluarga yang menerima.

16

Page 22: Download File

f. Kolom keterangan diisi bila ada hal-hal yang berkaitan dengan serah

terima obat.

g. Wawancara mendalam tentang peran perawat dalam manajerial

pemberian obat yang diresepkan dokter selama praktek klinik periode

Agustus-September 2014.

F. Tata Urutan Kerja

1. Tahap persiapan

a. Melakukan konsultasi dengan pembimbing.

b. Menyusun proposal penelitian.

c. Melakukan survei pendahuluan ke Poli Klinik Muhammadiyah I

Purwokerto.

d. Melakukan seminar proposal.

e. Mengurus surat izin penelitian.

f. Melakukan persiapan instrumentasi penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan dokumentasu atau pencatatan serah terima obat selama

praktek Klinik di Klinik Muhammadiyah I Purwokerto. wawancara

mendalam (Indepht interview) untuk menggali secara lengkap dan ditail

mengenai topik yang dibicarakan (Sugiyono, 2009). Menurut Moleong

17

Page 23: Download File

(2004), alat yang digunakan dalam pengumpulan data untuk penelitian

kualitatif adalah peneliti sendiri dan instrument penelitian yaitu pedoman

wawancara dan dibantu dengan alat tulis, buku catatan, serta mengacu

pada pokok pertanyaan yang akan menjadi tujuan dalam penelitian.

Tahap pelaksanaan wawancara dilaksanakan sesuai dengan

kesepakatan informan dan peneliti. Sebelum wawancara dilaksanakan,

peneliti menjelaskan kembali tujuan dari penelitian, waktu dan tempat

kontrak. Menurut Field dan Morse (1985), lama wawancara disarankan

kurang dari 60 menit, karena lama wawancara yang sebentar lebih efektif

dari pada wawancara dalam jangka waktu yang lama. Namun mengenai

lama wawancara tergantung kesediaan informan. Peneliti mengajukan

pertanyan saat wawancara berdasarkan pedoman wawancara yang telah

disusun oleh peneliti. Peneliti mencatat hal-hal yang dianggap penting.

Bila jawaban dari informan malenceng dari topik pertanyaan, maka

peneliti mengarahkan kembali informan pada pertanyaan peneliti.

3. Tahap akhir

a. Pengumpulan, pengolahan, dan analisis data.

b. Menyusun laporan hasil penelitian

G. Analisis Data

Pada prinsipnya penelitian kualitatif adalah untuk menemukan teori

dari data yang ditemukan. Pada penelitian kualitatif menggunakan analisa data

secara content analysis. Saat menganalisa data, peneliti memerlukan

18

Page 24: Download File

pemusatan perhatian secara penuh, pergerakan tenaga, fisik dan pikiran.

Analisa data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke

dalam pola, kategori dan satu uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema

tertentu (Maleong, 2004).

H. Validitas Data

Menurut Moleong (1999), untuk menetukan keabsahan suatu data

diperlukan teknik pemeriksaan yang didasarkan atas derajat kepercayaan,

keteralihan, ketergantungan dan kepastian sehingga dalam penelitian ini

menggunakan teknik Triangulasi dengan sumber. Teknik triangulasi dengan

sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informan yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

penelitian kualitatif (patton, 1983). Hal itu dapat dicapai dengan menggunakan

jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum

dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang

dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang

dikatakannya sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif

seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat

biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada; (5)

membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

I. Waktu dan Tempat Penelitian

19

Page 25: Download File

1. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli–September 2014.

2. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di di Klinik Muhammadiyah I Purwokerto.

J. Jadwal Penelitian

Tabel 1. Jadwal Penelitian Waktu (Bulan)

No Rencana Kegiatan Juli Agustus September1 Persiapan √2 Penyusunan proposal √3 Seminar proposal √4 Pengambilan data √

5Analisis dan pengolahan data

6 Penyusunan laporan √7 Seminar hasil √

20

Page 26: Download File

DAFTAR PUSTAKA

Sastroasmoro, Sudigdo.,Sofyan Ismael. 2011. Dasar-dasar metedologi Penelitian Klinis. Edisi ke-4. Jakarta: Sagung seto.

WHO. 1999. Managament pelayanan keperawatan primer edisi 2. Jakarta: EGC

Nursalam. 2007. Managament Keperawatan Amplikasi dalam praktek keperawatan Profesional Ed 2. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. 2002. Managament keperawatan Ed 1. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam. 2008. Managament Keperawatan Ed 2. Jakarta : Salemba Medika

WHO. 1996. Managament pelayanan kesehatan primer Ed 2. Jakarta: EGC

Mutik, R. (2005). Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Pengguna Askes dan Non Askes terhadap Pelayanan Keperawatan di Bangsal Rawat Inap RSD. Panembahan Senopati Bantul. Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu Keperawatan Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada (tidak dipublikasikan)

Puspita Dewi, T., (2002). Analisis Niat Konsumen dalam Menggunakan Ulang Pelayanan Rawat Inap Kelas I RS. Roemani Muhammadiyah Semarang dengan Pendekatan Theory of Planned Behaviour. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pasca Sarjana, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada (tidak dipublikasikan).

PT. (Persero) Askes Indonesia. (2002). Pedoman Bagi Peserta Askes Negeri. Jakarta: PT. (Persero) Askes Indonesia

Sabarguna, Boy S. (2004). Quality Assurance Pelayanan Rumah Sakit. Cetakan kedua, Yogyakarta: Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng-DIY.

Tjiptono., F., (2000). Manajemen Jasa. Edisi kedua. Yogyakarta: Andi

Budi Untung, Hendrik. 2008. Corporate Social Responsibility. Jakarta : Sinar Grafika. Candra, Ade.2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Aufie’s Script.

Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Moleong. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

21

Page 27: Download File

Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Darlina, 2001. Studi Tentang Pengelolaan Obat di Puskesmas Sanggona Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar.

Depkes RI. Jakarta, 1990. Pedoman Perencanaan dan Pengelolaan Obat.

Depkes RI. Jakarta, 1992a. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid III.

Depkes RI. Jakarta, 1992b. Sistem Kesehatan Nasional.

Depkes RI. Jakarta, 1995. Dirjen POM Pengelolaan Obat di Tingkat Puskesmas.

Depkes RI. Jakarta, 1996. Diklat Pendidikan Pelayanan dan Pengelolaan Obat.

Depkes RI. Jakarta, 2000. Jasa Konsultan Pelatihan Manajemen Obat Puskesmas Pengelolaan dan pelayanan obat di Puskesmas.

Dinkes Kendari, 2001. Evaluasi Pengelolaan dan Penggunaan Obat Kabupaten/ Kota dan Puskesmas.

Dinkes Kendari, 2002. Direktorat Jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.

Idham, 2005. Analisis Kecukupan Obat Pelayanan Kesehatan Dasar Sebelum dan Sesudah Desentralisasi. Majalah Kedokteran Indonesia Volume 55:4. Jakarta.

Laode Kamalia, 2008. Manajemen Pelayanan Rumah Sakit dan Puskesmas. Edisi I Buku I. Kendari.

Muninjaya, 1999. Manajemen Kesehatan. Buku Kedokteran. Jakarta.

22

Page 28: Download File

Lampiran

FORMAT SERAH TERIMA OBAT

Nama pasien : No. Reg

Umur :

Tanggal NomorNama pasie

nDosis

Keterangan (terima/serahkan)

Tanda tangan pasien yang

menerima

keterangan

23