download-1413966793780

16
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan unuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan dan/atau upaya kesehatan penunjang. Selain itu, sarana kesehatan dapat juga dipergunakan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan serta penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan. Dari uraian di atas, sarana kesehatan meliputi balai pengobatan, pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit khusus, praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek dokter spesialis, praktek dokter gigi spesialis, praktek bidan, toko obat, apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), Pedagang Besar Farmasi (PBF), pabrik obat dan bahan obat, laboratorium kesehatan, dan sarana kesehatan lainnya. Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan diperlukan kesehatan yang meliputi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan kesehatan lainnya, sedangkan sediaan farmasi meliputi obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetik.

Upload: naffadhilla

Post on 16-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

mnajemen frmasi

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

I.1Latar BelakangUpaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan unuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan dan/atau upaya kesehatan penunjang. Selain itu, sarana kesehatan dapat juga dipergunakan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan serta penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan. Dari uraian di atas, sarana kesehatan meliputi balai pengobatan, pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit khusus, praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek dokter spesialis, praktek dokter gigi spesialis, praktek bidan, toko obat, apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), Pedagang Besar Farmasi (PBF), pabrik obat dan bahan obat, laboratorium kesehatan, dan sarana kesehatan lainnya. Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan diperlukan kesehatan yang meliputi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan kesehatan lainnya, sedangkan sediaan farmasi meliputi obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetik.Sistem Pengelolaan Obat merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi aspek seleksi dan perumusan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan penggunaan obat. Saat ini kenyataannya sebagian besar rumah sakit di Indonesia belum melakukan kegiatan pelayanan farmasi seperti yang diharapkan, mengingat beberapa kendala antara lain kemampuan tenaga farmasi, terbatasnya pengetahuan manajemen rumah sakit akan fungsi farmasi rumah sakit, kebijakan manajemen rumah sakit, terbatasnya pengetahuan pihak-pihak terkait tentang pelayanan farmasi rumah sakit. Akibat kondisi ini maka pelayanan farmasi rumah sakit masih bersifat konvensional yang hanya berorientasi pada produk yaitu sebatas penyediaan dan pendistribusian.

I.2Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan sistem distribusi obat ?2. Apa saja keuntungan dan kerugian dari sistem distribusi obat ?3. Bagaimana aplikasi resep individual di Rumah Sakit ?I.3Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi dari sistem distribusi obat.2. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari sistem distribusi obat.3. Untuk mengetahui aplikasi resep individual di Rumah sakit.

BAB IIPEMBAHASANII.1Definisi Sistem Distribusi ObatSalah satu tahap dalam proses penggunaan obat adalah penyampaian sediaan obat dari IFRS sampai kepada penderita untuk digunakan. Dalam farmasi komunitas (apotek), penyampaian obat itu dilakukan langsung dari apoteker/personel apotek kepada penderita atau keluarganya. di rumah sakit proses penyampaian itu dilakukan tidak secara langsung karena penderita berada di ruangan dan antara apoteker dan penderita masih ada perawat yang bertanggung jawab menerima dan mengonsumsikan obat itu. Proses penyampaian sediaan obat yang diminta dokter dari IFRS untuk penderita tertentu sampai ke daerah tempat penderita di rawat disebut pendistribusian obat. Pendistribusian obat adalah suatu proses penyerahan obat sejak setelah sediaan diserahkan oleh IFRS sampai dengan dihantarkan pada perawat, dokter, atau professional pelayanan kesehatan lain untuk diberikan kepada penderita. Seperti telah diuraikan sebelumnya, IFRS bertanggung jawab pada penggunaan obat yang aman dan efektif di rumah sakit secara keseluruhan. Tanggung jawab konsumsi dan distribusi obat ke unit perawatan penderita. Oleh karena itu, system pendistribusian obat dari IFRS ke daerah perawatan penderita mencegah kesalahan atau kekeliruan, agar dapat terpenuhi persyaratan penyampaian obat yang baik, yaitu tepat penderita, tepat obat, tepat jadwal, tanggal, waktu dan metode pemberian, tepat informasi pada penderita dan tepat personel pemberi obat pada penderita. pendistribusian obat ini, melibatkan sejumlah prosedur, personel, fasilitas, termasuk alat, ruang penyimpanan, dan sebagainya. oleh karena itu, harus ada suatu system distribusi obat yang sesuai untuk penderita rawat tinggal di rumah sakit. Sistem distribusi obat adalah proses penyerahan obat sejak setelah sediaan disiapkan oleh IFRS, dihantarkan kepada perawat, dokter dan professional. Tujuannya untuk menyediakan perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan secara tepat jenis dan jumlah. Distribusi obat harus aman, efektif dan efisien, harus menjamin, obat benar bagi penderita tertentu, dengan dosis yang tepat, pada waktu yang ditentukan dan cara penggunaan yang benar.Metode- metode yang digunakan dalam distribusi farmasi juga dipilih berdasarkan hal berikut :1. Berdasarkan ada atau tidaknya satelit farmasi a. Sentralisasi (apoteker tidak ada di ruang perawatan)Metode sentralisasi merupakan suatu sistem pendistribusian farmasi yang dipusatkan pada satu tempat yaitu instalasi farmasi sentral. Seluruh kebutuhan farmasi setiap unit pemakai, baik untuk kebutuhan individu maupun kebutuhan barang dasar ruangan disuplai langsung dari pusat pelayanan farmasi tersebut. Keuntungan Sentralisasia) Semua resep dikaji langsung oleh apoteker, yang juga dapat memberi informasi kepada perawat berkaitan dengan obat pasien,b) Memberi kesempatan interaksi profesional antara apoteker-dokter-perawat-pasien,c) Memungkinkan pengendalian yang lebih dekat atas persediaan,d) Mempermudah penagihan biaya pasien. Permasalahan Sentralisasia) Terjadinya delay time dalam proses penyiapan obat permintaan dan distribusi obat ke pasien yang cukup tinggi,b) Jumlah kebutuhan personel di Instalasi Farmasi Rumah Sakit meningkat,c) Farmasis kurang dapat melihat data riwayat pasien (patient records) dengan cepat,d) Terjadinya kesalahan obat karena kurangnya pemeriksaan pada waktu penyiapan komunikasi.Sistem ini kurang sesuai untuk rumah sakit yang besar, misalnya kelas A dan B karena memiliki daerah pasien yang menyebar sehingga jarak antara Instalasi Farmasi Rumah Sakit dengan perawatan pasien sangat jauh.b. Desentralisasi (apoteker ada di ruang perawatan)Metode desentralisasi merupakan suatu sistem pendistribusian farmasi oleh cabang IFRS di dekat unit perawatan atau pelayanan. Cabang ini, penyimpanan dan pendistribusian farmasi ruangan tidak lagi dilayani oleh instalasi farmasi pusat pelayanan farmasi. Instalasi farmasi dalam hal ini bertanggung jawab terhadap efektifitas dan keamanan farmasi yang ada di depo farmasi. Keuntungan Desentralisasi1. Obat dapat segera tersedia untuk diberikan kepada pasien 2. Pengendalian obat dan akuntabilitas semua baik 3. Apoteker dapat berkomunikasi langsung dengan dokter dan perawat 4. Sistem distribusi obat berorientasi pasien sangat berpeluang diterapkan untuk penyerahan obat kepada pasien melalui perawat 5. Apoteker dapat mengkaji kartu pengobatan pasien dan dapat berbicara dengan penderita secara efisien 6. Informasi obat dari apoteker segera tersedia bagi dokter dan perawat 7. Waktu kerja perawat dalam distribusi dan penyiapan obat untuk digunakan pasien berkurang, karena tugas ini telah diambil alih oleh personel IFRS desentralisasi8. Spesialisasi terapi obat bagi apoteker dalam bidang perawatan pasien lebih efektif sebagai hasil pengalaman klinik terfokus 9. Pelayanan klinik apoteker yang terspesialisasi dapat dikembangkan dan diberikan secara efisien, misalnya pengaturan suatu terapi obat penderita khusus yang diminta dokter, heparin dan antikoagulan oral, digoksin, aminofilin, aminoglikosida dan dukungan nutrisi 10. Apoteker lebih mudah melakukan penelitian klinik dan studi usemen mutu terapi obat pasien. Permasalahan Desentralisasi1. Semua apoteker klinik harus cakap sebagai penyedia untuk bekerja secara efektif dengan asisten apoteker dan teknisi lain. 2. Apoteker biasanya bertanggungjawab untuk pelayanan, distribusi dan pelayanan klinik. Waktu yang mereka gunakan dalam kegiatan yang bukan distribusi obat tergantung pada ketersediaan asisten apoteker yang bermutu dan kemampuan teknisi tersebut untuk secara efektif mengorganisasikan waktu guna memenuhi tanggungjawab mereka. 3. Pengendalian inventarisasi obat dalam IFRS keseluruhan lebih sulit karena likasi IFRS cabang yang banyak untuk obat yang sama, terutama untuk obat yang jarang ditulis.4. Komunikasi langsung dalam IFRS keseluruhan lebih sulit karena anggota staf berpraktek dalam lokasi fisik yang banyak. 5. Lebih banyak alat yang diperlukan, misalnya acuan (pustaka) informasi obat, laminar air flow, lemari pendingin, rak obat, dan alat untuk meracik. 6. Jumlah dan keakutan pasien menyebabkan beban kerja distribusi obat dapat melebihi kapasitas ruangan dan personal dalam unit IFRS desentralisasi yang kecil.2. Berdasarkan pendistribusian di gudang farmasi a. Internal (gudang ke Depo- Depo)b. Eksternal (gudang ke instalasi penunjang lainnya) Ruang lingkup distribusi farmasi Sistem distribusi farmasi untuk pasien rawat inap Sistem distribusi farmasi untuk pasien rawat jalanSistem Distribusi untuk Pasien Rawat InapJenis Sistem Distribusi Untuk Penderita Rawat Tinggal1. Sistem Resep Individu (Individual Prescription)2. Sistem Persediaan Lengkap di Ruangan (Total Floor Stock)3. Sistem Kombinasi 4. Sistem Unti Dosis (Unit Dose Dispensing)II.2Keuntungan dan kerugian dari Sisten Distribusi Obat Resep InduviduSistem distribusi obat resep individual merupakan sistem penyampaian obat kepada penderita secara individu sesuai dengan resep yang ditulis oleh dokter, setiap resep dikaji dan disiapkan oleh instalasi farmasi. Dokter menuliskan resep, Perawat menuliskan resep ini ke dalam profil pemberian obat dan menyampaikan permintaan obat ke intalasi farmasi. Instalasi farmasi meracikkan obat tersebut untuk dua sampai lima hari atau sesuai dengan waktu yang tertera dalam resep. Perawat menyimpannya dan memberikan obat tersebut kepada penderita setiap kali waktu pemberian obat Keuntungan1. Semua resep dikaji langsung oleh Apt 2. Memberi kesempatan berinterakasi antara dr.perawat, penderita 3. Memungkinkan pengendalian yang dekat pada di IFRS4. Mempermudah penagihan biaya ke penderita Kerugian1. Kemungkinan keterlambatan sediaan obat 2. Jumlah kebutuhan personel IFRS meningkat 3. Memerlukan jumlah perawat dan waktu perawat banyak untuk menyiapkan obat untuk penderita 4. Terjadi kesalahan penyiapan obat karena kurang pemeriksaan

II.3Studi Kasus Sistem Distribusi Obat Resep IndividualDalam sebuah Rumah Sakit A seorang pasien menjalani rawat inap di Rumah sakit tersebut kemudian Dokter menuliskan resep untuk pasien tersebut dan memberikan resep tersebut kepada Perawat untuk menuliskan resep tersebut kedalam profil pemberian obat dan menyampaikan permintaan ke Instalasi Farmasi, kemudian Instalasi Farmasi meracikkan obat tersebut dengan waktu dua sampai lima hari sesuaidengan waktu yang tertera dalam resep. Instalasi farmasi memberikan kepada perawat dan menyimpannya dan diberikan kepada pasien setiap kali waktu pemberian obat.

BAB III

III.1Kesimpulan Dari pembahasan pada makalah ini dapat disimpulkan bahwa:1. Sistem distribusi obat adalah proses penyerahan obat sejak setelah sediaan disiapkan oleh IFRS, dihantarkan kepada perawat, dokter dan professional. Tujuannya untuk menyediakan perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan secara tepat jenis dan jumlah.2. Keuntungan dan kerugian dari sistem distribusi obat resep individual adalah: Keutungan: Semua resep dikaji langsung oleh Apoteker, memberi kesempatan berinterakasi antara dokter ke perawat danpenderita, memungkinkan pengendalian yang dekat pada di IFRS serta mempermudah penagihan biaya ke penderita. Kerugian: Kemungkinan keterlambatan sediaan obat membutuhkan jumlah personel IFRS yang banyak, memerlukan jumlah perawat dan waktu perawat banyak untuk menyiapkan obat untuk penderita dapat terjadi kesalahan penyiapan obat karena kurang pemeriksaan III.2SaranBerdasarkan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami alur sistem distribusi obat resep individual yang benar.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008, Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit, Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta.Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2002. Pedoman Teknis Pengadaan Obat Publik dan Kesehatan Untuk Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD) . JakartaSeto, Soerjono., 2001, Manajemen Apoteker untuk Pengelola Apotek, Farmasi Rumah Sakit, Pedagang Besar Farmas. Surabaya: Airlangga University Press.Siregar, C.J.P, Amalia, L. 2003. Farmasi Rumah Sakit. Jakarta : EGC