dongeng anak harimau

2
“DONGENG ANAK HARIMAU” Siang itu matahari bersinar dengan teriknya menembus dedaunan hutan yang lebat. Siang yang lenggang dan tenang itu tiba – tiba dikacaukan oleh suara gaduh yang muncul dari kedalaman hutan. Segerombolan ayam hutan yang ketika itu sedang bersantai ria pun menjadi awas karena mendengar suara itu. Semua ayam pergi mencari perlindungan sambil mendengarkan dan menerka – nerka suara apa itu. Beberapa saat kemudian terlihatlah segerombolan penghuni hutan yang sedang berkejaran ada tiga Kancil, kambing, sapi yang tampak terengah – engah ketika berlari tampak berusaha mengejar ketertinggalannya. di bagian paling depan dari gerombolan itu adalah seekor anak harimau namanya maumau. Maumau si pengganggu ketenangan , si pembuat onar begitulah seantero hutan menjulukinya. Satu hari tanpa kekacauan dihutan olehnya maka tidak akan lengkap rasanya. Ibu Si Maumau sangat memanjakannya bahkan Ibunya kerap kali membelanya saat ia melakukan keonaran, bahkan tidak jarang ibunya malah memerahi korban keonaran si Maumau. Dari kejahilan kecil hingga menjadi kejahatan besar yang bisa membahayakan kehidupan hewan lain di hutan. “apa lagi kali ini yang dilakukannya “, Tanya Induk ayam kepada Bapak ayam , “entahlah sepertinya hari ini masalahnya cukup rumit anak itu selalu saja membuat onar“, Ujar Bapak ayam . hutan pun kembali tenang setelah gerombolan hewan tadi lewat . beberapa saat kemudian munculah si Tuan Monyet . Ia bergelantungan sambil berteriak “ Si Maumau tertangkap, Si Maumau tertangkap” . “Ke ributan apa lagi kali ini tuan monyet,“ Tanya si Tuan Beo pada tuan monyet ,“. Kali ini habislah Ia kesalahannya Fatal sekali , Ia Mencuri di ladangnya Pak Tani karena Ia beberapa petani jadi masuk kedalam hutan dan memburu para kancil karena mengira merekalah dalang pengrusakan landang mereka“, ujar Tuan Monyet. “Lalu apakah ada yang tertangkap “, Tanya Pak ayam . “Syukurlah tidak ada karena para kancil berlari dengan sangat gesit “ jelas Tuan Monyet. “ Lalu bagaimana keadaan Maumau sekarang dan apakah dia akan di hukum “ Tanya Tuan Beo. Entalah besok akan di adakan rapat untuk membahasanya “, Kata Tuan Monyet. Keesokan harinya suasana hutan menjadi tenang dan sangat lengang, tak tampak satu hewan pun yang berkeliaran. Tak terdengar suara kicau burung di atas dahan – dahan pohon. Karena semua hewan hutan berkumpul menyaksikan keputusan apa yang akan di ambil oleh para pemimpin hutan. Tampaklah di sana berdiri dengan gagahnya Sang Raja hutan, dan juga si Tuan burung hantu yang bertugas sebagai Penasihat Raja.

Upload: selfia

Post on 11-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

harimau

TRANSCRIPT

DONGENG ANAK HARIMAUSiang itu matahari bersinar dengan teriknya menembus dedaunan hutan yang lebat. Siang yang lenggang dan tenang itu tiba tiba dikacaukan oleh suara gaduh yang muncul dari kedalaman hutan. Segerombolan ayam hutan yang ketika itu sedang bersantai ria pun menjadi awas karena mendengar suara itu. Semua ayam pergi mencari perlindungan sambil mendengarkan dan menerka nerka suara apa itu. Beberapa saat kemudian terlihatlah segerombolan penghuni hutan yang sedang berkejaran ada tiga Kancil, kambing, sapi yang tampak terengah engah ketika berlari tampak berusaha mengejar ketertinggalannya. di bagian paling depan dari gerombolan itu adalah seekor anak harimau namanya maumau. Maumau si pengganggu ketenangan , si pembuat onar begitulah seantero hutan menjulukinya. Satu hari tanpa kekacauan dihutan olehnya maka tidak akan lengkap rasanya.Ibu Si Maumau sangat memanjakannya bahkan Ibunya kerap kali membelanya saat ia melakukan keonaran, bahkan tidak jarang ibunya malah memerahi korban keonaran si Maumau. Dari kejahilan kecil hingga menjadi kejahatan besar yang bisa membahayakan kehidupan hewan lain di hutan. apa lagi kali ini yang dilakukannya , Tanya Induk ayam kepada Bapak ayam , entahlah sepertinya hari ini masalahnya cukup rumit anak itu selalu saja membuat onar, Ujar Bapak ayam . hutan pun kembali tenang setelah gerombolan hewan tadi lewat . beberapa saat kemudian munculah si Tuan Monyet . Ia bergelantungan sambil berteriak Si Maumau tertangkap, Si Maumau tertangkap .Ke ributan apa lagi kali ini tuan monyet, Tanya si Tuan Beo pada tuan monyet ,. Kali ini habislah Ia kesalahannya Fatal sekali , Ia Mencuri di ladangnya Pak Tani karena Ia beberapa petani jadi masuk kedalam hutan dan memburu para kancil karena mengira merekalah dalang pengrusakan landang mereka, ujar Tuan Monyet. Lalu apakah ada yang tertangkap , Tanya Pak ayam . Syukurlah tidak ada karena para kancil berlari dengan sangat gesit jelas Tuan Monyet. Lalu bagaimana keadaan Maumau sekarang dan apakah dia akan di hukum Tanya Tuan Beo. Entalah besok akan di adakan rapat untuk membahasanya , Kata Tuan Monyet.Keesokan harinya suasana hutan menjadi tenang dan sangat lengang, tak tampak satu hewan pun yang berkeliaran. Tak terdengar suara kicau burung di atas dahan dahan pohon. Karena semua hewan hutan berkumpul menyaksikan keputusan apa yang akan di ambil oleh para pemimpin hutan. Tampaklah di sana berdiri dengan gagahnya Sang Raja hutan, dan juga si Tuan burung hantu yang bertugas sebagai Penasihat Raja. Setelah rapat yang cukup alot maka di putuskan Maumau akan di usir dari hutan. Ibu Maumau tampak menjerit dan menanggis setelah medengar putusan itu. Namun Si Maumau dengan sekonyong konyongnya berlari dan berusaha menerkam ibunya untunglah Tuan gajah yang berdiri di dekatnya dengan sigap menahanya. Huh, sudah akan di usir masih saja berbuat onar dasar anak durhaka, cemooh si Ibu Kambing. Dengan cakarnya yang tajam dan besar si Maumau menunjuk ibunya , kalau bukan karena Ibu yang tidak pernah meneguruku saat aku berbuat salah, memarahiku saat aku melakukan kenakalan bahkan memukulku kalau aku berbuat onar maka hari ini aku tidak akan berdiri di sini, ini terjadi. dan sekarang aku benar benar menyesal, ujar si Maumau sambil terisak.Nasi telah menjadi bubur perbuatan yang telah dilakukannya tidak mungkin begitu saja sirna. Si Maumau tetap harus bertanggung jawab. Maka Ia pun harus menerima bahwa Ia harus segera pergi dari hutan itu. Ia di beri waktu sampai matahari kembali keperaduannya untuk meninggalkan hutan. Dari cerita di atas dapat kita ambil hikmahnya bahwa sekecil apapun teguran dan wejangan yang di berikan orang tua ketika anaknya berbuat salah sangatlah penting. Karena anak kecil tidak akan tahu perbuatannya salah atau benar. Ketika Ia tumbuh dewasa dan menyadarinya semua kesadarannya itu telah terlambat. Sebagaimanapun pertobatannya tetap ada hal yang harus ia bayar karena perbuatannya terdahulu.