upaya pelestarian harimau

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penghancuran habitat adalah ancaman terbesar terhadap populasi Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatraensis) saat ini. Mayoritas kasus konflik satwa liar ini dengan manusia dikarenakan habitatnya yang semakin sempit sehingga Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatraensis) semakin terdesak dalam melakukan perburuan dan mendapatkan mangsa. Konflik harimau sumatera di Provinsi Bengkulu sering terjadi, salah satunya di Desa Talang Sebaris, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma yang dikarenakan habitat harimau sumatera dikonversi menjadi perkebunan karet dan pemukiman penduduk. Akibatnya populasi dan jenis satwa mangsa/buruan harimau sumatera (rusa, babi hutan, kera, dan lain-lain) berkurang sehingga otomatis terjadi penurunan kuantitas, kualitas dan daya dukung habitat harimau sumatera. Hal ini berdampak pada perilaku harimau sumatera dalam tujuan mencari tempat berlindung dan membesarkan anak serta mencari buruannya karena daerah teritorial harimau sumatera beralih fungsi. Pada akhirnya perubahan daerah 1

Upload: rona-lastikasari

Post on 11-Aug-2015

1.388 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: upaya pelestarian harimau

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penghancuran habitat adalah ancaman terbesar terhadap populasi Harimau

Sumatera (Panthera tigris sumatraensis) saat ini. Mayoritas kasus konflik satwa

liar ini dengan manusia dikarenakan habitatnya yang semakin sempit sehingga

Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatraensis) semakin terdesak dalam

melakukan perburuan dan mendapatkan mangsa. Konflik harimau sumatera di

Provinsi Bengkulu sering terjadi, salah satunya di Desa Talang Sebaris,

Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma yang dikarenakan habitat harimau

sumatera dikonversi menjadi perkebunan karet dan pemukiman penduduk.

Akibatnya populasi dan jenis satwa mangsa/buruan harimau sumatera (rusa, babi

hutan, kera, dan lain-lain) berkurang sehingga otomatis terjadi penurunan

kuantitas, kualitas dan daya dukung habitat harimau sumatera. Hal ini berdampak

pada perilaku harimau sumatera dalam tujuan mencari tempat berlindung dan

membesarkan anak serta mencari buruannya karena daerah teritorial harimau

sumatera beralih fungsi. Pada akhirnya perubahan daerah teritorial tersebut

menekan harimau sumatera untuk mencari daerah teritorial baru, seperti

pemukiman, sehingga ada peluang besar harimau sumatera masuk ke pemukiman

penduduk.

Pada dasarnya kepunahan harimau sumatera dapat dicegah dengan

memulihkan kembali populasi-populasi satwa tersebut yang berada pada tingkat

tidak sehat ke tingkat populasi sehat melalui tindakan yang secara simultan dapat

mengatasi faktor-faktor penyebab kepunahan harimau sumatera. Namun belum

ada peraturan dan ketentuan tentang penetapan status harimau bermasalah untuk

mencari teritorial baru serta belum adanya prosedur penanganan harimau

bermasalah menimbulkan keragaman penetapan dan penanganan. Sebagian

masyarakat bertindak sendiri tanpa memperhatikan kaidah konservasi, seperti

1

Page 2: upaya pelestarian harimau

menangkap harimau bermasalah dengan jerat bahkan sampai membunuh satwa

tersebut. Selain itu, penangkapan harimau bermasalah oleh oknum masyarakat

tertentu sering disalahgunakan untuk melakukan perburuan dan perdagangan

harimau secara liar. Kondisi ini bila tidak segera ditangani, dapat terjadi tindakan

berulang-ulang dan dianggap benar.

Disisi lain, penanganan harimau bermasalah yang sudah dilaksanakan

selama ini  masih terbatas pada penangkapan dan memindahkannya ke Lembaga

Konservasi Eksitu. Kondisi ini kurang menjamin kelestarian populasi harimau

sumatera di habitat alami. Oleh karena itu perlu upaya penanganan yang mampu

mengatasi penurunan populasi harimau sumatera di alam akibat penangkapan dan

pemindahan harimau akibat konflik. Agar penanganan harimau konflik dapat

lebih menjamin kelestarian populasi harimau sumatera di alam, maka

dikembangkan teknis penangkapan dan pelepasliaran kembali ke habitat alami

bagi harimau penyebab konflik.

B.  Rumusan Masalah

1. Dimana saja habitat harimau sumatera?

2. Bagaimana peran harimau dalam ekosistem?

3. Apa penyebab ancaman kepunahan harimau?

4. Bagaimana cara menyelamatkan harimau agar tidak punah ?

C. Metode Penulisan

Metode penulisan dalam makalah ini adalah dengan :

1. Mereduksi data

Merupakan proses penyederhanaa data melalui seleksi data mentah menjadi

informasi yang bermakna.

2. Paparan data

Data yang sudah disederhanakan selanjutnya disajikan dalam bentuk paparan

data. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana

2

Page 3: upaya pelestarian harimau

3. Penyimpulan

Merupakan proses pengambilan intisari dari beberapa data yang telah

terorganisir.

D. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui habitat harimau sumatera.

2. Untuk mengetahui peran harimau terhadap ekosistem.

3. Untuk mengetahui penyebeb ancaman kepunahan harimau.

4. Untuk mengetahui cara menyelamatkan harimau agar tidak punah.

E. Manfaat Penulisan

Makalah tentang upaya pemeliharaan lingkungan hidup ini dibuat dengan

harapan sebagai bahan informasi tentang bagai mana upaya untuk melestarikan

harimau sumatera.

3

Page 4: upaya pelestarian harimau

BAB II

UPAYA PELESTARIAN HARIMAU SUMATERA

A. Habitat Harimau Sumatera

Harimau Sumatera hanya ditemukan di pulau Sumatera. Kucing besar ini

mampu hidup di manapun, dari hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan,

dan tinggal di banyak tempat yang tak terlindungi. Hanya sekitar 400 ekor tinggal

di cagar alam dan taman nasional, dan sisanya tersebar di daerah-daerah lain yang

ditebang untuk pertanian, juga terdapat lebih kurang 250 ekor lagi yang dipelihara

di kebun binatang di seluruh dunia. Harimau Sumatera mengalami ancaman

kehilangan habitat karena daerah sebarannya seperti blok-blok hutan dataran

rendah, lahan gambut dan hutan hujan pegunungan terancam pembukaan hutan

untuk lahan pertanian dan perkebunan komersial, juga perambahan oleh aktivitas

pembalakan dan pembangunan jalan. Karena habitat yang semakin sempit dan

berkurang, maka harimau terpaksa memasuki wilayah yang lebih dekat dengan

manusia, dan seringkali mereka dibunuh dan ditangkap karena tersesat memasuki

daerah pedesaan atau akibat perjumpaan yang tanpa sengaja dengan manusia.

B. Peran Harimau Dalam Ekosistem

Harimau sebagai spesies kunci menjadi indikator kelangsungan dan

pertahanan ekosistem. Harimau adalah pemangsa paling puncak dalam rantai

makanan. Satwa ini dapat berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem

hutan. Harimau juga mempunyai peran melindungi kelestarian dan

menyelamatkan kehidupan hewan liar lainnya yang pada akhirnya kesejahteraan

manusia pun dapat terjaga.

C. Harimau Sumatera Terancam Punah

4

Page 5: upaya pelestarian harimau

(Sumber : Anonim a.2012)

Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) adalah salah satu jenis

satwa liar dilindungi yang terancam punah. Sebelumnya, populasinya sangat

banyak tersebar mulai dari Aceh, di daerah dataran rendah Indragiri, Lumbu

Dalam, Sungai Litur, Batang Serangan, Jambi dan sungai Siak, Silindung, bahkan

daratan Bengkalis dan Kepulauan Riau. Namun kini penyebarannya terbatas dan

endemik di Pulau Sumatera. Harimau sumatera merupakan jenis satwa yang hidup

soliter, dimana sebagian besar masa hidupnya menyendiri kecuali selama musim

kawin atau memelihara anak.

Spesies ini merupakan harimau terkecil di subspesiesnya. Harimau

sumatera jantan memiliki panjang rata-rata 92 inch dari kepala ke ekor atau

sekitar 250 cm panjangnya dari kepala hingga kaki, dengan berat 300 pound (140

kg), dan tingginya setelah dewasa dapat mencapai 60 cm. Sedangkan harimau

sumatera betina rata-rata memiliki panjang tubuh 78 inch (198,12 cm), dengan

berat 200 pound (91 kg). Ciri khas lainnya adalah harimau sumatera memiliki

warna paling gelap dan belangnya lebih tipis, memiliki lebih banyak janggut dan

5

Page 6: upaya pelestarian harimau

surai terutama pada spesies jantan, serta memiliki selaput di sela-sela kaki yang

menjadikannya perenang handal.

Harimau sumatera memiliki tingkat perkembangbiakan cukup tinggi.

Kematangan seksual harimau betina pada usia 3-4 tahun, sedangkan harimau

jantan pada usia 4-5 tahun. Masa kebuntingan sekitar 103 hari, biasanya

melahirkan 2 atau 3 ekor anak sekaligus (maksimal 6 ekor). Mata harimau baru

terbuka pada hari ke-10, namun ada anak harimau di kebun binatang yang tercatat

lahir dengan mata terbuka. Anak harimau sumatera hanya minum susu induknya

selama 8 minggu pertama. Setelah itu mereka dapat mencoba makanan padat,

namun mereka masih menyusu selama 5 atau 6 bulan. Anak harimau sumatera

meninggalkan sarang kali pertama pada umur 2 minggu, belajar berburu pada

umur 6 bulan, dapat berburu sendiri pada umur 18 bulan, dan dapat hidup sendiri

pada umur 2 tahun. Harimau sumatera hidup selama 15 tahun di alam liar, dan 20

tahun dalam penangkaran.

Harimau sumatera termasuk jenis satwa yang mudah beradaptasi dengan

kondisi lingkungan habitat di alam bebas. Tipe lokasi yang biasa menjadi pilihan

habitat harimau sumatera di Indonesia bervariasi dengan kisaran ketinggian 0-

3.000 meter dpl, mencakup :

1. hutan hujan tropik, hutan primer dan sekunder pada dataran rendah sampai

dataran tinggi pegunungan, savanna, hutan terbuka, hutan pantai, hutan bekas

tebangan.

2. pantai berlumpur, mangrove, pantai berawa payau, dan pantai air tawar.

3. padang rumput terutama padang alang-alang.

4. daerah datar sepanjang aliran sungai khususnya pada sungai yang mengalir

melalui tanah yang ditutupi oleh hutan hujan tropis.

5. perkebunan dan tanah pertanian.

6. areal hutan gambut.

Adapun kondisi mutlak yang mempengaruhi pemilihan habitat seekor

harimau sumatera adalah :

6

Page 7: upaya pelestarian harimau

1. adanya kualitas habitat yang baik termasuk covercrop sebagai tempat

berteduh, beristirahat, membesarkan anak dan berburu.

2. terdapat sumber air untuk minum, mandi dan berenang

3. tersedia mangsa/buruan.

Harimau sumatera memiliki indera penglihatan dan pendengaran yang

sangat tajam sehingga menjadi pemburu yang efisien. Hewan mangsa/buruannya

berupa Celeng atau Babi hutan liar (Sus sp.), Rusa Sambar (Cervus unicolor),

Kijang (Muntiacus muntjak), Kancil (Tragulus sp.), Kerbau liar (Bubalus

bubalis), Tapir (Tapirus indicus), Kera (Macaca irus), Langur (Presbytis

entellus), Landak (Hystrix brachyura), Trenggiling (Manis javanica), Beruang

madu (Heralctos malayanus), jenis Reptil seperti Kura-kura, Ular, Biawak,

berbagai jenis burung, kadang-kadang unggas dan ikan. Hewan peliharaaan atau

ternak yang sering menjadi buruannya adalah kerbau, kambing, domba, sapi,

anjing, dan ayam.

Seekor harimau biasanya membutuhkan sekitar 6-7 kg daging per hari,

bahkan terkadang mencapai 40 kg daging sekali makan, tergantung apakah satwa

tersebut mencari makan untuk diri sendiri atau untuk anak-anaknya. Untuk

memenuhi kebutuhan makan, harimau berburu 3-6 hari sekali, tergantung ukuran

mangsa buruan. Kenyataannya makanan harimau sumatera tergantung dari habitat

dan seberapa berlimpah mangsanya. Sebagai predator utama dalam rantai

makanan, satwa ini mempertahankan populasi mangsa liar yang ada di bawah

pengendaliannya. Dengan demikian keseimbangan antara mangsa (konsumen)

dan vegetasi (produsen) dalam luas kawasan perburuan tetap terjaga. Biasanya 4-

5 ekor harimau sumatera dewasa diperkirakan memerlukan kawasan jelajah seluas

100 km di kawasan dataran rendah dengan kondisi jumlah mangsa/buruannya

optimal.

Populasi Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di habitat alami

secara menyeluruh belum diketahui secara tepat. Namun demikian dapat

dipastikan populasinya saat ini dalam keadaan sangat kritis.  Tahun 1994

7

Page 8: upaya pelestarian harimau

diperkirakan populasi harimau sumatera hanya sekitar 400 ekor sampai dengan

500 ekor dan tersebar dalam kelompok-kelompok kecil di Cagar Alam, Taman

Nasional, Hutan Lindung, serta daerah-daerah lain yang sudah dikonversi menjadi

perkebunan/lahan pertanian di sepanjang Pulau Sumatera. Bahkan Dirjen PHKA

memperkirakan kematian harimau sumatera akibat perburuan sebanyak 30 ekor

pertahun. Kondisi tersebut bila tidak ditangani serius dan intensif dapat dipastikan

bahwa populasi Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di alam menurun

drastis dan dalam waktu yang tidak lama akan punah, seperti halnya Harimau

Bali, Kaspia dan Harimau Jawa yang sudah dianggap punah.

Penurunan populasi harimau sumatera di alam disebabkan berbagai faktor

yang saling mempengaruhi dan terjadi secara simultan, diantaranya :

1. Informasi dan pengetahuan di bidang bioekologis harimau sumatera masih

terbatas.

2. Menurunnya kualitas dan kuantitas habitat harimau sumatera akibat konversi

hutan, eksploitasi hutan, penebangan liar, perambahan hutan, kebakaran

hutan, dan lain-lain.

3. Fragmentasi habitat akibat perencanaan Tata Guna Lahan serta penggunaan

lahan dan hutan yang kurang memperhatikan aspek-aspek konservasi satwa

liar khususnya Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae).

4. Kematian harimau sumatera secara langsung akibat perburuan untuk

kepentingan ekonomi, estetika, pengobatan tradisional, magis, olahraga, dan

hobi, serta mempertahankan diri karena terjadi konflik antara harimau dengan

masyarakat.

5. Penangkapan dan pemindahan harimau sumatera dari habitat alami ke

lembaga konservasi eksitu karena konflik dengan manusia atau kebutuhan

lain.

6. Menurunnya populasi satwa mangsa harimau sumatera karena berpindah

tempat maupun diburu masyarakat.

7. Rendahnya unsur-unsur manajemen pengelola konservasi harimau sumatera.

8

Page 9: upaya pelestarian harimau

8. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam konservasi alam dan rendahnya

penegakan hukum di bidang “Wildlife Crime”.

D. Penyebab Terjadinya Ancaman Kepunahan Harimau

(Sumber : Anonim b.2012)

Habitat Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) yang kian terdesak

oleh kerusakan hutan - hutan alami…Dimana banyak bagian dari hutan alami

tersebut merupakan rumah bagi satwa - satwa langka seperti Harimau Sumatera.

Jumlah Harimau Sumatera kian menyusut…kepunahan menjadi ancaman nyata.

Jumlah Harimau Sumatera kini tinggal kurang lebih 400 ekor, sungguh angka

yang amat sedikit.

Harimau Sumatera, seperti hal nya namanya, bermukim di Pulau

Sumatera. Kini habitat mereka kian terkikis. Sekitar 130.000 Km2 tersisa sebagai

wilayah dari hutan Sumatera,  yang merupakan rumah bagi harimau – harimau

langka ini. Populasi harimau liar yang kini tinggal sekitar 400 ekor tersebut, lebih

dari setengahnya berada di wilayah kerinci seblat – bukit barisan selatan, yang

membentang dari Tesso nilo di Riau ke Bukit Tiga Puluh.

Ancaman kepunahan harimau Sumatera dikarenakan :

1. Large scale habitat loss

9

Page 10: upaya pelestarian harimau

Dimana seperti yang telah saya singgung diatas habitatnya kian

terkikis, setiap tahunnya, kian berkurang. Menurut keterangan dari WWF,

pejabat kehutanan Indonesia mengakui bahwa di pulau tersebut, penebangan

kayu liar dan konversi di luar kendali.

Saat ini tinggal sekitar 130,000 km2 yang menjadi wilayah Harimau –

harimau langka ini, dengan hanya sekitar 42.000 Km2 yang dilindungi dengan

menjadikannya sebagai beberapa bentuk area konservasi. Dan makin

memprihatinkan, ketika bahkan wilayah yang dilindungipun menghadapi

masalah serius, yaitu ; Wilayah konservasi terisolasi satu sama lain, oleh

hadirnya penebangan dan konversi diantara wilayah – wilayah protected ini,

sehingga antara wilayah protected satu dengan yang lain, terdapat “dinding

pemisah” berupa aktivitas penebangan dan konversi, sebagai hasilnya tidak

ada aliran pertukaran ( Interchange) antara populasi harimau yang dipisahkan.

Jadi jikalau terlihat harimau muncul di wilayah penebangan …bukan salah

mereka, wilayah itu dahulu merupakan bagian dari rumah mereka.

2. Coming into conflict with people 

Dimana deforestasi, kerusakan dan berkurangnya habitat harimau –

harimau langka ini, mengakibatkan juga berkurangnya pangan mereka,

akibatnya ada dari harimau – harimau tersebut yang memasuki area

pemukiman penduduk tuk mencari makanan (in search of food), dimana tidak

jarang lalu terlibat konflik dengan orang – orang. Konflik manusia – harimau

menjadi masalah yang serius di Sumatera, dibandingkan dengan wilayah –

wilayah lain di Dunia. Ternak – ternak penduduk tidak jarang disantap oleh

harimau langka ini, kadang juga ada penduduk yang terluka atau terbunuh,

namun harimau yang dibunuh jumlahnya justru banyak. Sebenarnya bukan

salah harimau – harimau langka ini, jika harus mendekat ke pemukiman

penduduk, masalahnya adalah habitat mereka terus berkurang karena

deforestasi, dan berakibat juga pada pangan mereka yang makin berkurang.

10

Page 11: upaya pelestarian harimau

(Sumber : Anonim c.2012)

Harimau - harimau tersebut, karena habitatnya banyak yang dirusak,

maka terpaksa terdesak, mendekat ke lokasi penduduk ataupun perkebunan…

Bukan maksud mereka tuk keluyuran sampai ke tempat - tempat tersebut.

Namun apa daya rumah mereka (habitat mereka) mengalami kerusakan yang

semakin parah. Yang sangat memprihatinkan, dari sinilah kemudian juga

muncul konflik dengan manusia, Harimau - harimau yang sejatinya adalah

korban, mengingat kehadiran mereka yang tak jarang mendekat ke

pemukiman penduduk ataupun perkebunan karena semakin rusaknya habitat

mereka, yang mana kerusakan - kerusakan habitat mereka ini, merupakan ulah

dari perusahaan besar semacam APP (Asia Pulp and Paper) , Sinar Mas

Group..lalu karena dengan terpaksa harimau - harimau langka ini terkadang

mendekat ke pemukiman penduduk atau perkebunan, maka tidak jarang

hewan - hewan langka ini menjadi korban pembunuhan. Padahal bukan salah

mereka, jika mereka terpaksa mendekat ke area pemukiman atau

perkebunan….hutan - hutan alami yang menjadi tempat tinggal mereka, kian

mengalami kerusakan parah, dirusak oleh oknum - oknum yang tak

bertanggung jawab, perusahaan - perusahaan besar. Tanah air Harimau -

11

Page 12: upaya pelestarian harimau

harimau ini dijajah, sehingga kadang terpaksa ada dari mereka yang

“mengungsi” dan tidak jarang akhirnya harimau - harimau ini menjadi korban.

3. Hunted for skins and bones

(Sumber : Anonim d.2012)

Sungguh amat tak terpuji, bahwa harimau – harimau langka yang

hampir punah ini, yang habitatnya juga terus berkurang karena deforestasi,

selain karena hal – hal tersebut sebelumnya, ternyata banyak dari harimau –

harimau sumatera yang tewas karena sengaja dibunuh tuk keuntungan

komersil. Perburuan liar turut andil dalam pemunahan harimau langka ini…

turut bertanggung jawab atas menurunnya jumlah harimau ini tiap tahunnya,

dimana harimau - harimau langka yang jelas - jelas dilindungi oleh Undang -

Undang ini, nyawa dan kelestariannya dikorbankan tuk diambil kulit dan

tulangnya. Sungguh merupakan perbuatan yang tidak terpuji, mengorbankan

hewan - hewan langka

E. Upaya Perlindungan Harimau Sumatera

1. Kebijakan dan Aturan Yang Terkait Dengan Harimau

Salah satu undang-undang yang sangat penting adalah Undang-undang

Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan

Ekosistemnya, termasuk turunannya yaitu Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun

1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar dan Peraturan

12

Page 13: upaya pelestarian harimau

Pemerintah No. 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa

Liar. Hukum yang dibuat pemerintah ini harus ditegakkan oleh pelaku hukum

agar tidak ada penyuapan untuk pembukaan lahan yang merusak atau

mengambil alih habitat orangutan agar tidak terjadi konflik antara manusia

dan orangutan. Pembantaian dan penjualan orangutan juga harus ditindak

secara hukum yang berlaku bagi pihak yang melanggarnya.

2. Memperbaiki habitat Harimau

Sebagai langkah awal dalam penyelamatan Harimau dari kepunahan

adalah dengan cara menyelamatkan habitatnya terlebih dahulu. Hal ini dapat

dilakukan dengan cara penghentian pembukaan hutan untuk lahan perkebunan

sawit, berperang melawan illegal logging, reboisasi, membatasi jarak habitat

orangutan dengan pemukiman penduduk dan menggalakkan gerakan tanam

seribu pohon.

Mustahil kita melestarikan harimau tanpa melestarikan habitatnya,

karena harimau adalah satwa liar yang lebih suka hidup di alam bebas dari

pada di penangkaran atau di kebun binatang. Penelitian membuktikan harimau

yang tinggal di penangkaran dan karantina umurnya lebih pendek dari

harimau yang hidup di alam bebas. Jadi, rehabilitasi habitat harimau adalah

harga mutlak dalam usaha pelestarian harimau.

3. Konservasi

Salah satu pendekatan konservasi dalam penanganan harimau

bermasalah adalah membangun areal rehabilitasi harimau sumatera di habitat

alam yang dikelola secara insentif sehingga satwa tersebut dapat berkembang

biak secara semi alamiah. Sistem pengelolaan ini disebut dengan “Sumatran

Tiger Centre” atau Pusat Perlindungan Harimau penyebab konflik. Tiger

Centre ini bermanfaat sebagai koridor buatan yang menghubungkan populasi-

populasi yang terfragmentasi sehingga terjadi komunikasi diantara populasi,

13

Page 14: upaya pelestarian harimau

juga sebagai tempat untuk merehabilitasi harimau penyebab konflik dengan

manusia,     harimau yang habitatnya sempit dan terisolasi karena pembukaan

wilayah. Disamping itu juga dijadikan pusat riset dan pendidikan tentang

harimau sumatera di dunia dan tempat kunjungan wisata bertaraf

Internasional. Adapun lokasi Tiger Centre didasarkan atas kelayakan ekologi

dan pertimbangan keamanan bagi masyarakat. Sedangkan model dan sistem

pengelolaan Tiger Centre melibatkan berbagai institusi dalam negeri dan luar

negeri sehingga dibuat dalam perencanaan pengelolaan tersendiri.

Upaya penyelamatan harimau sumatera dikembangkan melalui

program konservasi harimau sumatera yang komprehensif. Program ini

diupayakan oleh Sumatera Tiger Conservation Program, sebagai bentuk

Kerjasama antara Departemen Kehutanan dengan The Tiger Foundation

Canada dan Sumatran Tiger Trust Inggris. Adapun upaya konservasi yang

dikembangkan mencakup 8 langkah berikut :

a. Melakukan studi bioekologi harimau sumatera

b. Melakukan perluasan habitat harimau sumatera yang berada di luar

kawasan konservasi sebagai kawasan yang dilindungi untuk konservasi

harimau sumatera

c. Meningkatkan kegiatan perlindungan harimau sumatera dan habitatnya

d. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap konservasi alam dan

meningkatkan kualitas penegakan hukum di bidang “Wildlife Crime”

e. Meningkatkan kualitas penanganan konflik antara harimau sumatera

dengan masyarakat yang dapat menjamin kelestarian harimau sumatera

f. Monitoring populasi harimau sumatera di habitat alami dalam jangka

panjang

g. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kerjasama pengelolaan

antara seluruh institusi yang berkepentingan terhadap kelestarian harimau

sumatera

h. Mengembangkan Strategi Konservasi Harimau Sumatera di masa depan.

14

Page 15: upaya pelestarian harimau

4. Pengembangan Tiger Protection Unit (TPU)

Tiger Protection Unit (TPU) adalah Tim Perlindungan Harimau dan

Habitatnya yang terdiri dari Polisi Hutan dan masyarakat yang memiliki

ketrampilan khusus dan dilengkapi dengan peralatan cukup untuk

menanggulangi perburuan dan perdagangan liar harimau Sumatera di kawasan

konservasi dan kawasan hutan lainnya. Pembentukan tim ini bertujuan untuk

mewujudkan perlindungan harimau, satwa mangsa dan habitatnya secara

efektif dan efisien dengan melibatkan masyarakat secara aktif. Tim ini

bertugas melakukan pencegahan, penindakan dan penanganan kasus

perburuan Harimau Sumatera dan mangsanya sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku.

Adapun tugas yang diberikan pada TPU adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pencegahan perburuan harimau sumatera.

2. Melakukan penghancuran perangkap-perangkap harimau sumatera.

3. Melakukan pemantauan populasi dan habitat harimau sumatera.

4. Melakukan pengawasan dan identifikasi pemburu dan pedagang harimau.

5. Melakukan penindakan terhadap pelaku tindak pidana yang tertangkap

tangan.

5. Monitoring Populasi dan Habitat Harimau Sumatera

Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui populasi, penyebaran dan

pola aktivitas harian harimau sumatera, serta mengetahui kepadatan dan

keragaman jenis satwa lain. Untuk memperoleh data yang akurat maka

digunakan camera inframerah yang dipasang di tempat-tempat lintasan

harimau sumatera. Kamera tersebut beroperasi selama 24 jam dalam jangka

waktu tertentu, dan secara otomatis memotret dan mencatat waktu setiap

individu, baik harimau sumatera maupun satwa lain, yang tertangkap lensa

kamera.

15

Page 16: upaya pelestarian harimau

 6. Penanganan Harimau Sumatera Bermasalah

(Sumber : Anonim e.2012)

Berdasarkan studi lapangan dalam rangka Program Konservasi

Harimau Sumatera diketahui bahwa pembukaan hutan, eksploitasi hutan dan

konversi vegetasi hutan alam menjadi tanaman monokultur (lahan kelapa

sawit) merupakan sumber penyebab terjadinya konflik antara harimau

sumatera dengan masyarakat. Kenyataannya, pembukaan areal hutan dan

konversi hutan alam menjadi tanaman monokultur ataupun pemukiman

mengakibatkan menurunnya kualitas, kuantitas, dan daya dukung habitat

harimau sumatera. Hal ini dapat dilihat dari menurunnya populasi dan jenis

satwa mangsa buruan, hilangnya tempat berlindung dan membesarkan anak

harimau, serta berubahnya teritorial harimau sumatera.

7. Kampanye Penyadaran Masyarakat

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat

menyangkut manfaat dan arti pentingnya harimau sumatera bagi kehidupan

16

Page 17: upaya pelestarian harimau

manusia. Sebagai contoh, keberadaan satwa ini dapat mengendalikan populasi

babi hutan yang menjadi gulma tanaman pertanian ataupun perkebunan.

Kampanye ini juga menyebarluaskan informasi kepada masyarakat bahwa

populasi harimau sumatera di habitatnya sudah dalam keadaan kritis (hampir

punah) sehingga telah ditetapkan sebagai satwa liar yang dilindungi oleh

Undang-undang. Sasaran utama kampanye ini adalah aparatur pemerintah,

pengusaha, dan masyarakat sekitar hutan. Sesuai dengan sasaran kampanye,

maka materi diutamakan pada penegakan hukum yang disampaikan melalui

pameran, ekspose, seminar dan diskusi, media cetak dan elektronik, serta

internet.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

17

Page 18: upaya pelestarian harimau

1. Harimau Sumatera hanya ditemukan di pulau Sumatera. Kucing besar ini

mampu hidup di manapun, dari hutan dataran rendah sampai hutan

pegunungan, dan tinggal di banyak tempat yang tak terlindungi

2. Harimau berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Harimau

juga mempunyai peran melindungi kelestarian dan menyelamatkan kehidupan

hewan liar lainnya yang pada akhirnya kesejahteraan manusia pun dapat

terjaga

3. Ancaman kepunahan harimau Sumatera dikarenakan Large scale habitat loss,

Coming into conflict with people dan Hunted for skins and bones

4. Ada pun kebijakan dan aturan yang terkait dengan harimau adalah Undang-

undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati

dan Ekosistemnya, termasuk turunannya yaitu Peraturan Pemerintah No. 7

Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar dan Peraturan

Pemerintah No. 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Tumbuhan dan Satwa

Liar.

5. Sebagai langkah awal dalam penyelamatan Harimau dari kepunahan adalah

dengan cara menyelamatkan habitatnya terlebih dahulu karena mustahil kita

melestarikan harimau tanpa melestarikan habitatnya.

6. Kampanye penyadaran masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat menyangkut manfaat dan arti pentingnya harimau sumatera bagi

kehidupan manusia

B. Saran

1. Memanfaatkan alam semaksimal mungkin untuk kehidupan yang lebih baik.

2. Lingkungan akan seimbang jika dinamika rantai makanan, jaring-jaring dan

piramida makanannya terjaga dengan baik dan tidak ada mata rantai yang

hilang atau punah. Oleh karena itu kita sebagai makhluk hidup yang sempurna

hendaknya peduli terhadap lingkungan sekitar dan menjaga ekosistem alami

yang ada agar tetap terjaga kelestarian dan keseimbangannya.

18