dokumen kurikulum program studi pendidikan dokter...

77
1 DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS 1 ILMU BEDAH SARAF UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KEDOKTERAN Surabaya, 2013

Upload: others

Post on 30-Jul-2020

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

1

DOKUMEN KURIKULUM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS 1

ILMU BEDAH SARAF

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS KEDOKTERAN

Surabaya, 2013

Page 2: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

2

PENGANTAR

Pendidikan dokter adalah pendidikan akademik dan profesi yang menghasilkan dokter umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan untuk mencapai kompetensi tertentu dan merupakan jenjang pendidikan lanjut pendidikan dokter.Pendidikan dokter spesialis mencakup pula pendidikan dokter spesialis-konsultan yang merupakan jen- jang pendidikan lanjut dari pendidikan dokter spesialis.

Komponen standar pendidikan meliputi isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan,serta evaluasi proses pendidikan. Standar dari masing-masing komponen pendidikan tersebut harus selalu ditingkatkan secara berencana dan berkala mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran (medical science and technology), perkembangan ilmu dan teknologi pendidikan kedokteran (medical education and technology) dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan (health needs and demands).

Beberapa komponen tersebut dituangkan dalam suatu dokumen atau naskah akademik yang merupakan panduan dalam menyelenggarakan pendidikan. Tiap Program studi mempunyai ciri khas tersendiri, begitu pula tiap institusi pendidikan akan mempunyai kekhasan yang merupakan unggulan atau pembeda dari institusi yang lain. Tetapi, komponen minimal dari suatu kurikulum tetap mengacu pada aturan yang sama yang ditetapkan oleh lembaga yang lebih tinggi yaitu Kolegium.

Naskah ini memuat kurikulum Program Studi PPDS-1 Ilmu Bedah Saraf yang merupakan perpaduan antara standar kurikulum minimal yang ditetapkan Kolegium Bedah Saraf Indonesia, unggulan lokal institusi dalam hal ini Universitas Airlangga, kurikulum Integrated Combine Degree Ilmu Kedokteran Spesialis minat Bedah dan Visi-Misi Universitas Airlangga yang semuanya tidak melenceng dari keseluruhan arah pendidikan secara nasional.

Dengan terusunnya naskah akademik kurikulum Program Studi PPDS-1 Ilmu Bedah Saraf maka proses pendidikan dan tingkat kompetensi yang diharapkan dapat tercapai.

Surabaya, Maret 2013

Ketua Program Studi Spesialis 1 Bedah Saraf

Dr. Muhammad Arifin Parenrengi, dr., SpBS

Page 3: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

3

DAFTAR ISI

Halaman Prakata Daftar isi 2 Daftar Tabel Daftar Gambar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Visi 5 1.2. Misi 5 1.3. Profil Lulusan 6 1.4. Capaian Pembelajaran Dan Sub-Capaian Pembelajaran 6 1.5. Deskripsi Jenjang Kualifikasi Kkni Level 8 (Setara S2) 7 1.6. Analisis Kompetensi 12 1.7. Organisasi Materi 13 BAB 2 STRUKTUR KURIKULUM DAN BEBAN STUDI 2.1. Garis Besar Struktur Kurikulum 14 2.2. Struktur Kurikulum 14 2.3. Persentase Beban Studi (sks) Akademik Dan Profesi 17 2.4. Persentase Beban Studi (sks Pada Jenis Kompetensi 18 2.5. Persentase Beban Studi (sks Pada Kegiatan Pembelajaran 18 2.6. Daftar Modul 19 BAB 3 ISI KURIKULUM (DESKRIPSI MATA AJAR)

` 3.1. Filsafat Ilmu 3.2. Metodologi Penelitian & Statistik 3.3. Biologi Molekuler 3.4. Imunologi Klinik

20 21 22 23

3.5. Farmakologi Klinik 24

3.6. Epidemiologi Klinik 25

3.7 Etik Hukum Kedokteran 26

3.8. Dasar Pertolongan Darurat 27

3.9. Metode Belajar Mengajar 28

3.10. Dasar Trauma dan Perawatan Intensif 29 3.11. Ilmu Dasar dan Penatalaksanaan Infeksi Bedah 31 3.12. Ilmu Dasar dan Penatalaksanaan Neoplasma 33 3.13. Ilmu Dasar dan Penatalaksanaan Penyakit Degeneratif di Bidang Bedah 35 3.14. Ilmu Dasar dan Penatalaksanaan Kelainan Kongenital di Bidang Bedah 37 3.15. Dasar Diagnostik Penunjang Bedah 39 3.16. Proposal Tesis 41 3.17. Ilmu Dasar Trauma dan Perawatan Intensif 42 3.18. Neurotrauma I 43 3.19. Neurologi Dasar 44 3.20. Neuroradiologi 45 3.21. Neurotrauma II 46

Page 4: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

4

3.22. Bedah Dasar Terintegrasi I 47 3.23. Bedah Saraf Pediatri I dan Infeksi SSP I 48 3.24. Bedah Saraf Spine dan Saraf Tepi I 49 3.25. Bedah Saraf Onkologi I 50 3.26. Bedah Neurovascular I 51 3.27. Bedah Saraf Terintegrasi II 52 3.28. Bedah Saraf Pediatri II dan Infeksi SSP II 53 3.29. Bedah Saraf Spine dan Saraf Tepi II 55 3.30. Bedah Saraf Onkologi II 56 3.31. Bedah Neurovascular II 57 3.32. Bedah Saraf Terintegrasi III 58 3.33. Kegawatdaruratan Bedah Saraf Komprehensif 59 3.34. Karya Tulis/ Laporan Kasus II 60 3.35. Bedah Saraf Fungsional 61 3.36. Penelitian/ Karya Akhir/ Riset dan Tesis 62 3.37. Bedah Saraf Manajerial/ Paripurna (Chief Residen) 63

BAB 4

STRATEGI PEMBELAJARAN

4.1. Metode Pembelajaran 64 4.2. Media Pembelajaran 67 BAB 5 SISTEM EVALUASI 5.1. Organisasi Evaluasi

5.2. Tahap Evaluasi 5.3. Metode dan Materi Evaluasi 5.4. Hasil Penilaian Peserta Didik oleh Program Studi 5.5. Ujian Nasional

68 68 68 68 69

LAMPIRAN Matriks Hubungan Deskripsi General Kkni – Learning Outcome Dan Sub-Learning

Outcome Daftar Dosen

71

77

Page 5: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

5

BAB 1

PENDAHULUAN

Bab berikut berisi penjabaran tentang visi, misi, profil, dan capaian pembelajaran pada

Program Pendidikan Dokter Spesialis 1 (PPDS-1) Ilmu Bedah Saraf. Visi. Misi, profil, dan

capaian pembelajaran pada PPDS-1 Ilmu Bedah Saraf merupakan penerjemahan dari visi,

misi, profil, dan capaian pembelajaran sesuai dengan milik Universitas Airlangga dan

Kolegium Bedah Saraf Indonesia. Penyesuaian dilakukan mengikuti kondisi lokal dan

kekhususan yang dimiliki oleh prgram studi PPDS-1 Ilmu Bedah Saraf di Universitas

Airlangga. Kekhususan tersebut merupakan keunggulan atau kompetensi khusus yang

membedakan lulusan prodi di Unair dan prodi di universitas lain.

1.1. VISI

Visi Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis 1 Ilmu Bedah Saraf adalah menjadi

program studi di bidang bedah saraf yang bermartabat, kompetitif, unggul di tingkat

nasional dan internasional penelitian dan teknologi terkini dalam menunjang

proses pendidikan, pelayanan dan kepada masyarakat.

1.2. MISI

Misi Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis 1 Ilmu Bedah Saraf adalah:

1. Menyelenggarakan pendidikan Spesialisasi Ilmu Bedah Saraf yang berbasis

kompetensi global untuk menghasilkan lulusan yang unggul yang menjunjung

tinggi moral dan etik.

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian dasar, terapan, dan kebijakan

yang inovatif dan diakui secara nasional dan internasional untuk menunjang

pendidikan, pengabdian, dan pelayanan kepada masyarakat.

3. Mendharmabaktikan dan mampu mengembangkan keahlian dalam bidang ilmu

bedah saraf beserta teknologinya berbasis humaniora kepada masyarakat

dengan selalu berwawasan kesehatan nasional dan internasional.

4. Mengembangkan lembaga Pendidikan Spesialis Ilmu Bedah Saraf sebagai

bentuk lembaga yang berorientasi pada mutu dan mampu bersaing di tingkat

internasional.

Page 6: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

6

1.3. PROFIL LULUSAN

Lulusan Program Pendidikan Spesialis I Ilmu Bedah Saraf mempunyai peran

dan penampilan yang dapat diandalkan sebagai1) Medical Expert, 2) Health

Advocate, 3) Scholar, 4) Professional, 5) Communicator, 6) Collaborator, 7)

Collaborator, 8) Manager.

1. Medical Expert

Penampilan sebagai seorang dokter yang mampu mengintegrasikan

pengetahuan medis, ketrampilan klinis, dan sikap professional dalam kerangka

pelayanan pasien.

2. Health Advocate

Mampu menggunakan keahliannya secara bertanggungjawab dalam

memberikan penjelasan atau advokasi di bidang kesehatan baik pada individu,

kelompok, atau populasi yang lebih luas.

3. Scholar

Selalu mengikuti perkembangan keilmuan dalam bentuk mengikuti pendidikan

berkelanjutan, melakukan diseminasi pengetahuan, melakukan penelitian, dan

mengaplikasikan keilmuan terkini.

4. Professional

Profesionalisme doctor tampil sebagai komitmen kepada pasien, keluarganya,

atau lingkungannya serta kepada rekan sejawat atau dalam lingkungan

pekerjaan dengan menunjukkan sikap yang memenuhi etika, tidak melanggar

norma dan undang-undang yang berlaku, dan mempunyai standar perilaku

yang tinggi.

5. Communicator

Kemampuan melakukan suatu komunikasi efektif dalam hubungan pasien-

dokter dan perubahan dinamis yang terjadi selama terjadinya hubungan

professional sebelum, pada saat sedang melakukan pelayanan, dan setelah

kunjungan.

Page 7: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

7

6. Collaborator

Penampilan sebagai kolaborator yang secara efektif mampu bekerja dalam

suatu tim yang satu disiplin atau multi disiplin yang bertujuan untuk perawatan

pasien yang optimal.

7. Manager

Peran manajerial tercermin dari keikutsertaan dalam suatu organisasi layanan

kesehatan, kemampuan mengintegrasikan sumber daya, kemampuan

mengelola sumber daya dan mengambil keputusan, serta mempunyai andil

dalam meningkatkan efektivitas sistem pelayanan.

1.4. CAPAIAN PEMBELAJARAN DAN SUB-CAPAIAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelesaikan proses pendidikan di Program Studi Ilmu Bedah Saraf, seorang

peserta didik akan mampu:

1. Mengembangkan teknik operasi bedah saraf yang dapat meningkatkan kualitas

tindakan, keselamatan pasien, dan menurunkan kecacatan serta komplikasi. (Profil

1,3).

1.1 Mampu menerapkan konsep keselamatan pasien pada prosedur tindakan bedah

saraf.

1.2 Mampu melakukan penelitian yang berkaitan dengan bidang ilmu inti dan

penunjang bedah saraf yang mempunyai nilai kebaruan dan menunjang konsep

keselamatan pasien dan kualitas hidup pasien

2. Mengembangkan peralatan sederhana dan canggih yang dapat membantu

memperbaiki tatalaksana pasien dengan keamanan yang teruji.(Profil 1,3).

2.1 Mampu meningkatkan daya guna alat hingga merancang sendiri peralatan yang

diperlukan sesuai kebutuhan tanpa mengurangi tingkat keamanannya.

3. Melakukan tatalaksanapasien dengan cidera susunan syaraf pusat dan tepi secara

komprehensif sesuai protokol/ guideline yang berlaku. (Profil 1,2,4,5 dan 6).

3.1 Mampu melakukan tatalaksana trauma kranial/ otak beserta komplikasi yang

ditimbulkan secara komprehensif sesuai guideline yang berlaku.

3.2 Mampu melakukan tatalaksana cidera spinal dengan kelainan saraf secara

komprehensif sesuai guideline yang berlaku.

3.3 Mampu melakukan tatalaksana cidera saraf tepi yang sederhana.

Page 8: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

8

4. Melakukan tatalaksana kelainan kongenital pada anak dan infeksi susunan saraf

pusat yang tersering sesuai protokol/ guideline yang berlaku.(Profil 1,2,4,5 dan 6).

4.1 Mampu melakukan tatalaksana kelainan kongenital kranial yang sederhana yg

tersering didapati (hidrosefalus. Kista arachnoid, meningoensefalokel anterior

dan posterior, deformitas cranium, Malformasi Dandy Walker) sesuai prosedur

yang baku.

4.2 Mampu melakukan tatalaksana kelainan kongenital spinal (spinal disrafisme,

Malformasi Chiari) yang sederhana yg tersering didapati sesuai prosedur yang

baku.

5. Melakukan tatalaksana kelainan tulang belakang yang sederhana dan instrumentasi

tulang belakang yang sederhana sesuai protokol/ guideline yang berlaku.(Profil

1,2,4,5 dan 6)

5.1 Mampu melakukan tatalaksana kelainan degeneratif spinal sederhana sesuai

prosedur baku.

5.2 Mampu melakukan tatalaksana tumor spinal ekstrameduler yang sederhana

sesuai prosedur baku yang berlaku.

5.3 Mampu melakukan pemasangan instrumentasi spinal lumbal yang sederhana

sesuai indikasi dan prosedur baku yang berlaku.

6. Mampu melakukan tatalaksana tumor otak sederhana yang sering dijumpai sesuai

protokol/ guideline yang berlaku.(Profil 1,2,4,5 dan 6).

6.1 Mampu melakukan tatalaksana tumor supratentorial ekstra dan intradural yang

sederhana (kasus tumor kulit kepala dan tulang calvaria, meningioma

konveksitas, meningioma sphenoid lateral, meningioma parasagittal 1/3

anterior, meningioma olfactory groove, meningioma cavum orbita dan

sektarnya, tumor metastase superfisial dan tumor saraf tepi) sesuai prosedur

baku.

6.2 Mampu melakukan tatalaksana tumor infratentorial yang sederhana sesuai

prosedur baku.

7. Mampu melakukan tatalaksana kelainan neurovascular sederhana yang sering

dijumpai sesuai protokol/ guideline yang berlaku.(Profil 1,2,4,5 dan 6).

7.1 Mampu melakukan tatalaksana kelainan neurovascular sederhana (ICH spontan

dan AVM sederhana) sesuai guideline dan evidence based medicine yang berlaku

Page 9: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

9

8. Mampu melakukan tindakan bedah saraf fungsional tingkat dasar yang sederhana

sesuai protokol/ guideline yang berlaku. (Profil 1,2,4,5 dan 6).

8.1 Mampu melakukan tatalaksana kelainan fungsional bedah saraf sederhana

termasuk tindakan intervensi pada nyeri sesuai guideline dan evidence based

medicine yang berlaku.

9. Mampu melakukan tatalaksana infeksi susunan saraf pusat yang sering dijumpai

sesuai protokol/ guideline dan evidence based medicine yang berlaku.(Profil 1,2,4,5

dan 6)

9.1 Mampu melakukan tatalaksana infeksi susunan saraf pusat kranial yang sering

dijumpai yaitu abses otak, empyema subdural, abses epidural, meningitis

dengan komplikasi yang memerlukan tindakan bedah saraf sesuai protokol/

guideline dan evidence based medicine yang berlaku.

9.2 Mampu melakukan tatalaksana infeksi susunan saraf pusat spinal yang sering

dijumpai yaitu abses epidural, spondylitis TB sesuai protokol/ guideline dan

evidence based medicine yang berlaku

10. Mampu melakukan penelitian secara mandiri sesuai kaidah ilmiah yang berlaku.

(Profil 3 dan 6).

10.1 Mampu melakukan penelitian secara mandiri sesuai kaidah ilmiah yang

berlaku.

11. Mampu melakukan publikasi dan diseminasi informasi tentang keilmuan yang

berkaitan dengan bedah saraf baik kepada komunitas ilmiah maupun awam di

forum nasional atau internasional. (Profil 2,3, 6, 7).

11.1 Mampu menulis artikel ilmiah untuk dipublikasikan di jurnal ilmiah nasional

maupun internasional

11.2 Mampu menyampaikan presentasi ilmiah dalam seminar atau pertemuan

nasional atau internasional.

11.3 Mampu melakukan penyuluhan, presentasi di kalangan awam baik nasional

ataupun internasional.

Page 10: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

10

1.5. DESKRIPSI JENJANG KUALIFIKASI KKNI LEVEL 8 (SETARA S2/Sp1)

Berikut ini adalah Deskripsi jenjang kualifikasi KKNI level 8 yang setara dengan S2 /

Sp1.

Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni di dalam bidang

keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan

karya inovatif dan teruji.

Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam

bidang keilmuannya melalui pendekatan inter atau multidisipliner .

Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi masyarakat

dan keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan nasional maupun

internasional.

Kata Kunci: a) mengembangkan, b) memecahkan permasalahan, c) mengelola

riset, dan d) mendapat pengakuan

Page 11: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

11

Tabel 1.1. Hubungan Deskripsi KKNI dan Capaian Pembelajaran

Deskripsi Jenjang Kualifikasi KKNI

Capaian Pembelaja

ran (Nomor)

Sub-Capaian

Pembelajaran

(Nomor)

Jenis Kompetensi ELEMEN KOMPETENSI

U P K MKK MKB

MPK

MPB

MBB

a.Mampumengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji

1.

1.1 V V V

1.2 V V

2. 2.1 V V V

b.Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter atau multidisipliner

3 3.1

V

3.2

V

3.3 V

4 4.1 V

V

4.2

V V

5 5.1

V V

5.2

V V

5.3

V V

6 6.1

V V

6.2

V V

7 7.1

V V

8 8.1

V V

9 9.1

V V

9.2

V V

9.3 V V

c.Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi masyarakat dan keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan nasional maupun internasional.

10 10.1 V V

11 11.1

V V

11.2

V V

11.3 V V

Page 12: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

12

1.5. ANALISIS KOMPETENSI

Dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu dasar yang digunakan dalam pengembangan praktek ilmu bedah antara lain: filsafat ilmu, metode penelitian, biologi molekuler, immunologi klinik, farmakologi klinik, epidemiologi klinik, etik hokum kedokteran, dasar pertolongan darurat, metode belajar mengajar.

Dapat mengaplikasikan dasar ilmu bedah yang digunakan dalam pengembangan praktek ilmu bedah antara lain: dasar trauma dan perawatan intensif, ilmu dasar tatalaksana infeksi bedah, neoplasma, degenerative bedah, kongenital, dan dasar diagnostic penunjang.

Dapat membuat proposal penelitian sesuai kaidah ilmiah dan metodologi penelitian ilmiah yang baku.

Mampu melakukan tatalaksana trauma kranial/ otak beserta komplikasi yang ditimbulkan secara komprehensif sesuai guideline yang berlaku.

Mampu merencanakan pemeriksaan penunjang tambahan yang diperlukan pada bidang bedah saraf dan menginterpretasikan hasil dengan benar.

Melakukan tatalaksanapasien cidera susunan syaraf pusat dan tepi secara komprehensif sesuai protokol/ guideline.

Melakukan tatalaksana kelainan kongenital pada anak dan infeksi susunan saraf pusat tersering sesuai protokol

Melakukan tatalaksana kelainan kongenital pada anak yang tersering sesuai protokol/ guideline

Melakukan tatalaksana kelainan tulang belakang dan instrumentasinya yang sederhana sesuai guideline

Mampu melakukan tatalaksana tumor otak sederhana yang sering dijumpai sesuai protokol/ guideline.

Mampu melakukan tatalaksana kelainan neurovascular sederhana yang sering dijumpai sesuai protokol/ guideline

Mampu melakukan tatalaksana infeksi susunan saraf pusat yang sering dijumpai sesuai protokol/ guideline

Mampu melakukan publikasi dan diseminasi informasi tentang keilmuan yang berkaitan dengan bedah saraf baik kepada komunitas ilmiah maupun awam di forum nasional atau internasional

Mampu melakukan penelitian secara mandiri sesuai kaidah ilmiah yang berlaku.

Spesialis Bedah Saraf

MKDU Semester 1 18 SKS

Bedah Dasar Semester 2-3 23 SKS

Bedah Saraf Dasar Semester 4-5 27 SKS

Bedah Saraf Lanjut Semester 4-5 74 SKS SKS

Bedah Saraf Canggih/ Chief Semester 4-5 15 SKS SKS

Mampu melakukan tindakan bedah saraf fungsional tingkat dasar yang sederhana sesuai protokol/ guideline

Page 13: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

13

1.6. Organisasi Materi

Gambar 1. Organisasi materi pada prodi Sp1 Bedah Saraf

SPESIALIS BEDAH SARAF

Se

me

ste

r I

V -

V

Se

me

ste

r I

- I

II

Se

me

ste

r V

I -

IX

Se

me

ste

r X

-XI

BEDAH SARAF FUNGSIONAL PENELITIAN/ KARYA AKHIR

CHIEF RESIDENT

BEDAH SARAF

PEDIATR II

BEDAH SARAF PEDIAT

RI I

SPINE DAN

SARAF

TEPI II

SPINE DAN

SARAF TEPI I

BEDAH SARAF VASCU

LAR II

BEDAH SARAFVASCU

LAR I

BEDAH SARAF

TERINTE

GRASI II

BEDAH SARAF

TERINTEGRASI III

BEDAH SARAF ONKOL

OGI II

BEDAH SARAF ONKOLOGI I K

AR

YA

TU

LIS

/ LA

PO

RA

N K

AS

US

II

US

ULA

N P

EN

ELI

TIA

N

BEDAH DASAR

MATA KULIAH DASAR UMUM (MKDU)

NEUROTRAUMA II

NEUROLOGI DASAR

NEURORADIOLOGI

NEUROTRAUMA I

BEDAH SARAF TERINTEGRAS

I

Page 14: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

14

BAB 2

STRUKTUR KURIKULUM DAN BEBAN STUDI

Berikut di bawah ini adalah penjabaran struktur kurikulum program Pendidikan

Spesialis 1 – Ilmu Bedah Saraf beserta matriks rekapitulasi jumlah beban studi

berdasarkan kompetensi, hubungan beban akademik dan profesi, dan beban studi

berupa kuliah, tutorial, dan praktikum.

Tabel 2.1.Garis Besar Beban Studi Akademik Profesi Prodi Sp1 Bedah Saraf

SEMESTER & TAHAPAN Beban Studi (sks) Pada Bidang Jumlah

Beban Studi Akademik Profesi Semester 1

MKDU Paket akademik 1

18 sks 0 18 sks

Sub total MKDU 18 sks 0 18 sks

Semester 2 Bedah Dasar

(open semester)

Paket akademik

16 sks

7 23 sks

Semester 3

Sub Total Bedah Dasar 16 sks 7 23 sks

Semester 4 Bedah Saraf Dasar (open

semester) 0

Paket profesi 1

27 sks 27 sks

Semester 5

Sub Total Bedah Saraf Dasar 0 27 sks 27 sks

Semester 6

Bedah SarafLanjut (open semester)

0 Paket Profesi 2

74 sks 74 sks

Semester 7

Semester 8

Semester 9

Sub Total Bedah Senior

Semester10 Bedah Saraf Canggih &

Chief Tesis 6 sks

Paket profesi 3

9 sks 15 sks

Semester11

Sub Total Bedah Saraf Canggih & Chief 6 sks 9 sks 15 sks

Jumlah Keseluruhan 40 sks

Syarat 36-50 sks 117 sks 157 sks

Page 15: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

15

Tabel 2.2. Struktur Kurikulum Program Studi Magister Sp 1 Bedah Saraf

No Mata Ajar No

Modul Beban Studi pada Kegiatan Jenis

kompetensi Elemen

kompetensi

Kode Nama Kuliah Tutorial Praktek Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Semester 1 : MKDU

1. PHK601 Filsafat Ilmu - 2 - - 2 Utama MPK

2. PNK695 Metodologi Penelitian & Statistik - 2 - - 2 Utama MKK

3. BIS604 Biologi Molekuler - 2 - - 2 Utama MKK

4. BII604 Imunologi Klinik - 2 - - 2 Utama MKK

5. FAT615 Farmakologi Klinik - 2 - - 2 Pendukung MKK

6. KME633 Epidemiologi Klinik - 2 - - 2 Pendukung MKK

7. ETK601 Etik Hukum Kedokteran - 2 - - 2 Pendukung MPB

8. KDG601 Dasar Pertolongan Darurat - 2 - - 2 Pendukung MKK

9. EDK601 Metode Belajar Mengajar - 2 - - 2 Khusus MKK

Beban Studi Semester I 18 0 0 18

SEMESTER 2 – 3 (BEDAH DASAR)

10 KDB604 Dasar Trauma dan Perawatan Intensif

- 2 1 - 3 Utama MKB

11 KDB605 Ilmu Dasar dan Penatalaksanaan Infeksi Bedah

- 2 1 - 3 Utama MKB

12 KDC604 Ilmu Dasar dan Penatalaksanaan Neoplasma

- 1 1 - 2 Utama MKB

13 KDB606 Ilmu Dasar dan Penatalaksanaan Penyakit Degeneratif di Bidang Bedah

- 1 1 - 2 Utama MKB

14 KDB607 Ilmu Dasar dan Penatalaksanaan Kelainan Kongenital di Bidang Bedah

- 1 1 - 2 Utama MKB

15 KDB608 Dasar Diagnostik Penunjang Bedah

- 2 - - 2 Pendukung MKK

16 PNK698 Proposal Tesis 1 1 - 2 Utama MKK

17 KDB704 Penanganan Trauma dan Perawatan Intensif

- - 2 5 7 Pendukung MKB

Beban Studi Total Semester 2-3 (Bedah Dasar) 10 8 5 23

SEMESTER 4-5 (BEDAH SARAF DASAR)

18 KDN787 Neurotrauma I 2 5 7 Utama MKB

19 KDN785 Neurologi Dasar 2 3 5 Pendukung MPB

20 KDN608 Neuroradiologi 2 2 Pendukung MPB

21 KDN788 Neurotrauma II 3 5 8 Utama MKB

22 KDB748 Bedah Dasar Terintegrasi I 5 5 Utama MKB

Beban Studi Semester 4-5 (Bedah Saraf Dasar) 9 18 27

Page 16: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

16

No

Mata Ajar No Modul

Beban Studi pada Kegiatan Jenis kompetensi

Elemen kompeten

si Kode Nama Kuliah Tutorial Praktek Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SEMESTER 6-9 (BEDAH SARAF LANJUT)

23 KDN779 Bedah Saraf Pediatri I dan

Infeksi SSP I

3 4 7 Utama MKB

24 KDN781 Bedah Saraf Spine dan Saraf Tepi I

3 5 8 Utama MKB

25 KDN777 Bedah Saraf Onkologi I 3 5 8 Utama MKB

26 KDN773 Bedah Neurovascular I 3 5 8 Utama MKB

27 KDB749 Bedah Saraf Terintegrasi II - 2 2 Utama MKB

28 KDN780 Bedah Saraf Pediatri II dan Infeksi SSP II

3 5 8 Utama MKB

29 KDN782 Bedah Saraf Spine dan Saraf Tepi II

3 5 8 Utama MKB

30 KDN778 Bedah Saraf Onkologi II 3 5 8 Utama MKB

31 KDN774 Bedah Neurovascular II 3 5 8 Utama MKB

32 KDB750 Bedah Saraf Terintegrasi III - 2 2 Utama MKB

33 KDN784 Kegawatdaruratan Bedah Saraf Komprehensif

- 5 5 Utama MKB

34 KDN610 Karya Tulis/ Laporan Kasus II - 2 2 Utama MKB

Beban Studi Semester 6-9 (Bedah Saraf Lanjut) 24 50 74

SEMESTER 10-11 (BEDAH SARAF CANGGIH DAN CHIEF)

35 KDN775 Bedah Saraf Fungsional 2 2 4 Utama MKB

36 PNK699 Penelitian/ Karya Akhir/ Riset dan Tesis

6 6 Utama MKB

37 KDN776 Bedah Saraf Manajerial/ Paripurna (Chief Residen)

5 5 Utama MKB

Beban Studi Semester 10-11 2 13 15

Total Beban Studi (Semester 1-11) 28 43 86 157

Keterangan:

: Beban Studi Akademik : Beban Studi Profesi

Page 17: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

17

Tabel 2.3. BebanStudi Akademik dan Profesi Program Studi Sp. Bedah Saraf

No Semester BebanStudi

Jumlah Akademik Profesi

1 1 (MKDU) 18 0 18

2 2 dan 3 (Bedah Dasar) 16 7 23

3 4 dan 5 (Bedah Saraf Dasar) - 27 27

4 6 s/d 9 (Bedah Saraf Lanjut) - 74 74

5 10-11 (Bedah Saraf Canggih dan Chief)

6 9 15

Jumlah 40 sks

Syarat : 36-50 sks 117 sks 157 sks

Tabel 2.4. Beban Studi dan Kompetensi Program Studi Sp. Bedah Saraf

No Semester Kompetensi

Jumlah Utama Pendukung Khusus

1 Semester 1 8 8 2 18

2 Semester 2-3 14 9 - 16

3 Semester 4-5 20 7 - 27

4 Semester 6-9 74 - - 74

5 Semester 10-11 15 - - 15

Jumlah 131 sks 24 sks 2 sks 157 sks

(83 %) (16 %) ( 1 %) (100%)

Syarat 40-80 % 20-40% 0-30%

Tabel 2.5. Beban Studi Kuliah, Tutorial dan Praktikum Prodi Sp. BedahSyaraf

No Semester BebanStudi

Jumlah Kuliah Tutorial Praktikum

1 Semester 1 18 - - 18

2 Semester 2-3 10 8 5 23

3 Semester 4-5 - 9 18 27

4 Semester 6-9 - 24 50 74

5 Semester 10-11 - 2 13 15

Jumlah 28 sks 41 sks 86 sks 157 sks

Page 18: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

18

Tabel 2.6. Hubungan Elemen Kompetensi dan Capaian Pembelajaran

No Elemen Kompetensi Sub-Capaian

Pembelajaran MA

1 MK Pengembangan Kepribadian (MPK), 1.1 1.2

1

2 MK Keilmuan dan Ketrampilan (MKK), 1.2; 2.1; 10.1;11.1;11.2;11.3

2-6,8,9, 15,16

3 MK Keahlian Berkarya (MKB), 3.1 – 3.3 4.1; 4.2 5.1- 5.3 6.1; 6.2 7.1 8.1 9.1 – 9.3

10-14,17,18,21,22-37

4 MK Perilaku Berkarya (MPB) 1.1 7,19,20 5 MK Berkehidupan Bermasyarakat (MBB).

Beban Studi (sks) pada Tahap Profesi hanyalah suatu pendekatan kuantifikasi yang dalam prakteknya akan mengalami lebih kurang karena dasar pengajaran profesi berbasis pada kompetensi dan tidak semata-mata pada proses akademik murni.

Page 19: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

19

BAB III

ISI KURIKULUM

Tabel 3.1 Deskripsi Mata Ajar Filsafat Ilmu

1. Nama Mata Ajar Filsafat Ilmu

2. Kode Mata Ajar PHK601

3. Beban Studi 2 (dua) sks

4. Semester 1 (satu)

5. Prasyarat Tidak ada

6. Kompetensi

Setelah mempelajari mata ajar ini, peserta PPDS diharapkan akan dapat menjelaskan tujuan dan

manfaat pembelajaran filsafat ilmu, proses perkembangan ilmu, proses penalaran ilmiah, proses

metode ilmiah, ilmu sebagai sumber nilai, pengaruh ilmu terhadap kehidupan manusia, karakteristik

bahasa ilmiah, serta sikap dan perilaku ilmiah dalam kehidupan akademik, profesi dan masyarakat

umum

7. Elemen Kompetensi MPK

8. Jenis Kompetensi Kompetensi utama

9. Silabus Mata Ajar Mata kuliah ini dirancang untuk PPDS dengan menyajikan materi tentang :

1. Tujuan dan manfaat pembelajaran filsafat ilmu

2. Tujuan dan aplikasi pembelajaran filsafat ilmu

3. Perkembangan ilmu

4. Metode ilmiah

5. Pengaruh filsafat ilmu terhadap kehidupan manusia

6. Pengaruh metode ilmiah terhadap perkembangan ilmu

10. Atribut Soft Skill Pola dan perilaku ilmiah, etika penelitian

11. Metode Pembelajaran Kuliah, diskusi, presentasi dan tugas

12. Media Pembelajaran LCD projector

13. Penilaian Diskusi/presentasi (20%); tugas/makalah (25%); soft skill (15%); UAS (40%)

14. Dosen PJMA : Prof. Dr. Soehartono Taat Putra, dr., MS

Anggota : Prof. Dr. Harjanto JM., dr., AIF

15. Referensi Wajib 1. Soeparto P, Putra ST, Harjanto JM. Filsafat Ilmu Kedokteran. Graha Masyarakat Ilmiah (GRAMIK)

2. Suriasumantri JS. Filsafat Ilmu. Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Sinar Harapan

3. Bahm AJ. What is “Science?” Reprint. Axiology : The Science of Values. Albuquerque : World Books

Page 20: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

20

Tabel 3.2 Deskripsi Mata Ajar Metodologi Penelitian & Statistik

1. Nama Mata Ajar Metodologi Penelitian & Statistik 2. Kode Mata Ajar PNK695 3. Beban Studi 2 sks 4. Semester 1 (satu) 5. Prasyarat Harus mengikuti PIT (Personal Improvement Training) 6. Kompetensi Setelah mempelajari mata ajar ini, peserta PPDS diharapkan akan

dapat mampu merumuskan masalah yang sesuai dengan tujuan penelitian dalampenyusunan proposal dan membuat laporan penelitian kedokteran

7. Elemen Kompetensi MKK 8. Jenis Kompetensi Kompetensi utama 9. Silabus Mata Ajar Mata ajar ini membahas tentang :

1. Pengertian dan kegunaan statistik di bidang kedokteran 2. Data dan jenis data 3. Statistika deskriptif 4. Konsep dasar statistika inferensial (Teori estimasi dan Uji

hipotesis) 5. Uji statistik parametrik (Uji T dan Anova) 6. Analisis korelasi dan regresi 7. Uji statistik non parametrik 8. Pengantar metodologi penelitian, sain dan penelitian

ilmiah (Fungsi dan tujuan) 9. Metode ilmiah (deduksi – induksi) dan jenis penelitian 10. Jenis dan rancangan penelitian observasional (dengan

pendekatan epidemiologi) 11. Penelitian eksperimental 12. Proses penelitian (identifikasi, perumusan masalah,

tujuan, tinjauan pustaka, kerangka konsep, hipotesis) 13. Populasi, sampel dan sampling 14. Instrument (Uji coba instrument, validitas, reabilitas

instrument) dan pengolahan serta cara analisis data 15. Tehnik membuat usulan penelitian dan tehnik menulis

laporan penelitian 16. Seminar

10. Atribut Soft Skill Disiplin, empati 11. Metode

Pembelajaran Kuliah, diskusi, presentasi dan tugas

12. Media Pembelajaran

LCD projector

13. Penilaian Tugas (20%); UTS (40%); UAS (40%) 14. Dosen PJMA : Dr. Sunaryo, dr., MS., MSc Anggota : Prof. Dr. Agung Pranoto, dr., Sp.PD.KEMD

Prof. Dr. Sri Kardjati, dr., MSc 15. Referensi 1. Theodore Colton. Statistic in Medicine.

2. Dixon WJ, Massey Jr FJ. Basic and Clinical Biostatistic. Dawson-Saunders.

3. Snedecor GW, Cochran WG, 2004. Statistical Method. The Practice of Sosial Research, 10thed.

4. Kerlinger FN, 1986. Foundational of Behavioral Research,

Page 21: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

21

3rded. 5. Hulley SB, Cummings SR, 2001. Designing Clinical

Research, 2nd ed.

Page 22: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

22

Tabel 3.3 Deskripsi Mata Ajar Biologi Molekuler

1. Nama Mata Ajar Biologi Molekuler 2. Kode Mata Ajar BIS604 3. Beban Studi 2 sks 4. Semester 1 (satu) 5. Prasyarat Tidak ada 6. Kompetensi Setelah mempelajari mata ajar ini, peserta PPDS diharapkan akan

mampu menggunakan konsep dasar biologi molekuler dalam bidang medis

7. Elemen Kompetensi MKK 8. Jenis Kompetensi Kompetensi utama 9. Silabus Mata Ajar Mata ajar ini membahas tentang :

1. Konsep dasar biologi molekuler 2. Gen dan ekspresi gen 3. Replikasi, transkripsi dan translasi 4. Perbaikan DNA 5. Pengendalian ekspresi gen 6. Mutasi 7. Mutagenesis 8. Komunikasi sel 9. Karsinogenesis 10. Apoptosis

10. Atribut Soft Skill Kerjasama dan kreativitas 11. Metode

Pembelajaran Kuliah, Diskusi

12. Media Pembelajaran

LCD projector

13. Penilaian UAS (menggunakan PAP) 14. Dosen PJMA : Prof. Dr. Indri Safitri Mukono, dr., MS Anggota : Prof. Purnomo Suryohudoyo, dr., Sp.BK 15. Referensi 1. Alberts B, Jonson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, Walter

P, 2008. Biology of the Cell. 5thed. New York : Garland Science Taylor and Francis Group

2. Becker WM, Reese JB, Poenie MF, 2006. The World of the Cell. 6th ed. Menlo Park California : The Benyamin / Cummings Publising Company

3. Lodish H, Berk A, Matsudaira P, Kaiser CA, Krieger M, Scott MP, Zipursky SL, Darnell J, 2004. Molecular Cell Biology. 5thed. New York : WH Freeman and company.

4. Murray RM, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2006. Harper’s Illustrated Biochemistry. 27th ed. Stamfort : Prentice-Hall International Inc.

Page 23: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

23

Tabel 3.4 Deskripsi Mata Ajar Imunologi

1. Nama Mata Ajar Imunologi 2. Kode Mata Ajar BII604 3. Beban Studi 2 sks 4. Semester 1 (satu) 5. Prasyarat Tidak ada 6. Kompetensi Setelah mempelajari mata ajar ini, peserta PPDS diharapkan akan

mampu menggunakan konsep imunologi dasar dalam bidang medis 7. Elemen Kompetensi MPK 8. Jenis Kompetensi Kompetensi utama 9. Silabus Mata Ajar Mata ajar ini membahas tentang :

1. Antibodi 2. Antigen dan imuno 3. Innate immunity 4. Adaptive immunity 5. Komplemen dan cytokine 6. MHC – imunogenetik 7. Hipersensivity 8. Imunologi infeksi 9. Imunodefisiensi 10. Autoimun 11. Imunologi tumor 12. Imunodiagnosis dan imunoterapi

10. Atribut Soft Skill Berpikir kritis 11. Metode

Pembelajaran Kuliah, diskusi dan tugas baca

12. Media Pembelajaran LCD projector 13. Penilaian Tugas/makalah (20%); UTS (40%); UAS (40%) 14 Dosen PJMA : Prof. Dr. Yoes Prijatna, dr., MSc., Sp.Park Anggota : Prof. Dr. Ni Made Mertaniasih, dr., M.Sc., Sp.MK(K)

Agung Dwi Wahyu W, dr., M.Si Dr. S.M.F. Yudhayana, dr., Sp.PK(K) Chaerul Efendi, dr., Sp.PD-KAI Ari Baskoro, dr., Sp.PD-KAI Dr. Joewono Soeraso, dr., Sp.PD-KR Prof. Dr. Suhartono Taat P., dr., MS Gatot Soegiharto, dr., Sp.PD-KAI

15. Referensi 12 Abbas I, 2012. Cellular and Molecular Immunologi.

Page 24: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

24

Tabel 3.5 Deskripsi Mata Ajar Farmakologi Klinik

1. Nama Mata Ajar Farmakologi Klinik 2. Kode Mata Ajar FAT615 3. Beban Studi 2 sks 4. Semester 1 (satu) 5. Prasyarat Harus mengikuti PIT (Personal Improvement Training) 6. Kompetensi Setelah mempelajari mata ajar ini, peserta PPDS diharapkan akan

mampu mengaplikasikan konsep dasar farmakologi di klinik (Farmakologi Klinik)

7. Elemen Kompetensi MKK 8. Jenis Kompetensi Kompetensi pendukung 9. Silabus Mata Ajar Mata ajar ini membahas tentang :

1. Konsep farmakologi medik : - Farmakokinetik (ADME) - Farmakodinamik (Konsep reseptor dan transduksi sinyal)

2. Aplikasi konsep farmakologi medik untuk pemakaian klinik (Farmakologi Klinik) : - Farmakokinetik klinik - Farmakologi pediatrik - Farmakologi geriatrik - Interaksi obat - Monitoring efek samping obat - Pharmacolovigilance - Pengobatan rasional - Farmakologi pada ibu hamil dan laktasi - Imunofarmakologi - Farmakologi kardiovaskuler - Farmakologi endokrin - Evaluasi laporan uji klinik

10. Atribut Soft Skill Empati 11. Metode

Pembelajaran Kuliah, Diskusi

12. Media Pembelajaran LCD projector 13. Penilaian UTS (50%); UAS (50%) 14. Dosen PJMA : Prof. Dr. Achmad Basori, MS., Apt Anggota : L. Ramadhani, dr., M.Kes

Sunarni Zakaria, dr., M.Kes Sri Purwaningsih, dr., M.Kes Maftuchah, dr., M.Kes Yuani, dr., M.Kes Dantik, dr., M.Kes

15. Referensi 1. Katzung BG, 2011. Basic and Clinical Pharmacology. 11th ed. McGraw Hill Publication.

2. Brunton, et al, 2008. Goodman and Gillmans Manual of Pharmacology and Therapeutics.

3. Dale and Range. Pharmacology. 1st ed. Churchill Livingstone.

Page 25: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

25

Tabel 3.6 Deskripsi Mata Ajar Epidemiologi Klinik

1. Nama Mata Ajar Epidemiologi Klinik 2. Kode Mata Ajar KME633 3. Beban Studi 2 sks 4. Semester 1 (satu) 5. Prasyarat Tidak ada 6. Kompetensi Setelah mempelajari mata ajar ini, peserta PPDS diharapkan akan

mampu melakukan analisis kasus epidemiologi di klinik berbasis bukti.

7. Elemen Kompetensi MKK 8. Jenis Kompetensi Kompetensi pendukung 9. Silabus Mata Ajar Mata ajar ini membahas tentang :

1. Introduksi Evidence Based Medicine (EBM) 2. Basic of Medicine 3. Asking answerable clinical question how to find current best

evidence & have current best evidence find us 4. Screening and diagnosis 5. Therapy and harm 6. Prognosis and meta analysis

10. Atribut Soft Skill Kritis, analisis 11. Metode

Pembelajaran Kuliah, diskusi, tugas dan presentasi

12. Media Pembelajaran LCD projector 13. Penilaian Diskusi/presentasi kasus + tugas/makalah (50%); UAS (50%) 14. Dosen PJMA : Dr. Joewono Soeroso, dr., MSc., Sp.PD-KR Anggota : Prof. Dr. Agung Pranoto, dr., Sp.PD-KEMD

J. Eko Wahono, dr., Sp.S., M.Kes Heru Purwanto, dr., Sp.B(K)-Onk Dr. Anang Endaryanto, dr., Sp.A(K) Dr. Cita Rosita Sigit P., dr., Sp.KK(K)

15. Referensi 1. Straus SE, Giasziou P, Richardson WS, Haynes RB, 2010. Evidence Based Medicine : How to Practice and Teach It. 4th ed.

2. Straus SE, Giasziou P, Richardson WS, Haynes RB, 2005. Evidence Based Medicine. 3rded.

3. Heneghan C, Badenoch D, 2006. Evidence-based Medicine Toolkit (Evidence Based Medicine). 2nd ed.

Page 26: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

26

Tabel 3.7 Deskripsi Mata Ajar Etik Hukum Kedokteran

1. Nama Mata Ajar Etik Hukum Kedokteran 2. Kode Mata Ajar ETK601 3. Beban Studi 2 sks 4. Semester 1 (satu) 5. Prasyarat Harus lulus ujian penerimaan PPDS 6. Kompetensi Setelah mempelajari mata ajaran ini, peserta PPDS diharapkan akan

mampu mengaplikasikan Etik Hukum Kedokteran dalam profesinya dengan penuh kedisplinan.

7. Elemen Kompetensi MPB 8. Jenis Kompetensi Kompetensi pendukung 9. Silabus Mata Ajar Mata ajar ini membahas tentang :

1. Kuliah dasar etik 2. Etik profesi 3. Etik akademik 4. Etik rumah sakit 5. Etik penelitian 6. Etik keperawatan 7. Hukum kedokteran 8. Aplikasi hukum kedokteran dalam praktek 9. Visum et repertum

10. Atribut Soft Skill Kedisiplinan, komunikasi dan profesionalisme yang baik dan etis 11. Metode

Pembelajaran Kuliah, diskusi dan presentasi

12. Media Pembelajaran LCD projector 13. Penilaian Diskusi/presentasi kasus (50%); tugas/makalah (50%) 14. Dosen PJMA : Prof. Hari Sukanto, dr., Sp.KK(K) Anggota : Prof. Moersintowati B.N., dr., M.Sc., Sp.A(K)

Prof. HM. Sajid Darmadipura, dr., Sp.S., Sp.BS Prof. Hermien H. Kuswadji, SH Prof. Dr. Med. Soekry Erfan Kusuma., Sp.F(K) Tilly Augusta A.R., SH., MS Anna Haroen, SH Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG(K) Arie Sunarno, S.Kep.Ners., MM.Kes

15. Referensi Wajib 1. Etik dan Hukum Kedokteran, 2007 2. Pedoman Cara Uji Klinik yang Baik di Indonesia, 2004.

BPOM.

Page 27: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

27

Tabel 3.8 Deskripsi Mata Ajar Dasar-dasar Pertolongan Darurat

1. Nama Mata Ajar Dasar-dasar Pertolongan Darurat 2. Kode Mata Ajar KDG601 3. Beban Studi 2 sks 4. Semester 1 (satu) 5. Prasyarat Harus mengikuti PIT (Personal Improvement Training) 6. Kompetensi Setelah mempelajari mata ajar ini, peserta PPDS diharapkan akan

mampu mengaplikasikan Dasar Pertolongan Darurat meliputi proses transport oksigen, proses hipoksiam resusitasi pada kasus-kasus tertentu sesuai dengan norma dan etika.

7. Elemen Kompetensi MKK 8. Jenis Kompetensi Kompetensi pendukung 9. Silabus Mata Ajar Mata ajar ini membahas tentang :

1. Pathology of dying 2. Reanimation 3. Oxygen transport 4. Biomolecular process in hypoxia 5. Airway management 6. Artificial ventilation 7. External cardiac compression 8. Brain resuscitation 9. Pathology of cardio respiratory resuscitation 10. Etika pada mati batang otak 11. Etika pada resusitasi 12. Comprehensive life support 13. Rangkuman (Overall) BLS 14. Technique of BLS

10. Atribut Soft Skill Awareness 11. Metode

Pembelajaran Diskusi, presentasi interaktif, tugas

12. Media Pembelajaran LCD projector, jurnal di internet 13. Penilaian Evaluasi 4 tingkat menurut Kirk Patrick 14. Dosen PJMA : Prof. Dr. Eddy Rahardjo, dr., Sp.An.KIC Anggota : Prof. Koeshartono, dr., Sp.An.KIC., Pall.Med (ECU)

Prof. Dr. N. Margarita Rehatta., dr., Sp.An.KIC Tommy Sunartomo, dr., Sp.An.KIC Bambang Wahyuprajitno, dr., Sp.An.KIC Puger Rahardjo, dr., Sp.An.KIC Elizeus Hanindito, dr., Sp.An.KIC

15. Referensi Bahan Pengajaran Dasar-dasar Pertolongan Darurat

Page 28: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

28

Tabel 3.9 Deskripsi Mata Ajar Metode Belajar Mengajar

1. Nama Mata Ajar Metode Belajar Mengajar 2. Kode Mata Ajar EDK601 3. Beban Studi 2 sks 4. Semester 1 (satu) 5. Prasyarat Harus mengikuti PIT (Personal Improvement Training) 6. Kompetensi Setelah mempelajari modul ini, peserta PPDS diharapkan akan

mampu menerapkan prinsip dan model pembelajaran serta ketrampilan dasar mengajar yang sesuai dengan prinsip Student Centered Learning (SCL) dan norma yang berlaku.

7. Elemen Kompetensi MKK 8. Jenis Kompetensi Kompetensi khusus 9. Silabus Mata Ajar Mata ajar ini membahas tentang :

1. Karangan ilmiah 2. Cara penyajian kasus dan surat konsul 3. Sermon of relaxation 4. Analisis instruksional 5. Metode pembelajaran 6. Media pembelajaran 7. Metode role play 8. Metode diskusi kelompok dan bedside teaching 9. Sistem evaluasi mahasiswa FK 10. Responsi sebagai latihan uji 11. Essay dan multiple choice 12. Microteaching

10. Atribut Soft Skill Kedispilinan, komunikasi, keaktifan, inisiatif 11. Metode

Pembelajaran Kuliah, diskusi, presentasi, tugas

12. Media Pembelajaran LCD projector 13. Penilaian UTS + (2 x UAS) dibagi 3 14. Dosen PJMA : Nurtjahjo, dr., Sp.F., SH Anggota : Prof. Hendy Margono, dr., Sp.KJ(K)

Isnu Pradjoko, dr., Sp.P(K) Soejoto, dr., S.OG(K) Margarita Maria M, dr., Sp.KJ(K)

15. Referensi Buku Panduan Pelaksanaan Akta Mengajar AA Plus. Dirjen Dikti

Page 29: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

29

Tabel 3.10 Deskripsi Mata Ajar Dasar Trauma dan Perawatan Intensif

1. Nama Mata Ajar Dasar Trauma dan Perawatan Intensif

2. Kode Mata Ajar KDB604

3. Beban Studi 3 sks

4. Semester 2 (dua)

5. Prasyarat Harus sudah mengikuti MKDU

6. Kompetensi Setelah mempelajari mata ajar ini, peserta PPDS diharapkan akan mampu menerapkan Dasar Trauma di bidang bedah untuk menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan bedah (Surgery Related Problem)

7. Elemen Kompetensi MKB

8. Jenis Kompetensi Kompetensi utama

9. Silabus Mata Ajar Mata ajaran ini membahas tentang :

1. Luka gigitan binatang, tetanus, gas gangrene 2. Trauma masal dan sistem skoring pada trauma 3. Respon imunologik, endokrin dan metabolik pada trauma 4. Dukungan metabolik dan nutrisi pada penderita trauma 5. Gagal organ multiple pada trauma 6. Patofisiologi dan pencegahan ARDS pada penderita trauma 7. Obstruksi jalan nafas bagian atas, bantuan nafas buatan pada pasien trauma, ventilasi mekanik

dan terapi oksigen 8. Penyulit pasca bedah bidang nafas dan sirkulasi 9. Monitoring hemodinamik, resusitasi cairan dan transfusi intrabedah dan pasca bedah 10. Intensif care pada pasien sepsis 11. Manajemen luka umum dan prinsip dasar penutupan luka 12. Patofisiologi dan manajemen parut 13. Prinsip dasar dan macam graft, flap, Z-plasty dan free flap 14. Trauma wajah, maloklusi dan koreksi 15. Manajemen luka bakar akut, subakut dan trauma inhalasi 16. Cedera kepala dan emergensi bedah saraf 17. Trauma bedah saraf pada anak 18. Patofisiologi dan manajemen trauma saraf perifer 19. Cedera dan penyembuhan jaringan lunak (otot, tendon dan ligamentum) 20. Rehabilitasi pada trauma musculoskeletal 21. Biomekanik, penyembuhan dan prinsip umum penanganan fraktur 22. Fraktur pada anak 23. Komplikasi fraktur dan penanganannya 24. Trauma tangan 25. Dasar bedah mikrovaskular dan saraf perifer 26. Biomekanik, patofisiologi dan manajemen trauma vertebra dan cedera corda spinalis 27. Diagnostik and manajemen fraktur vertebra

10. Atribut Soft Skill Kritis, analisis

11. Metode Pembelajaran

Kuliah, Tutorial, Diskusi, Tugas Baca

12. Media Pembelajaran

LCD, Demonstrasi

13. Penilaian Kuliah (30%), diskusi (10%); tugas baca (15%); soft skill (15%); UAS (30%)

14. Dosen PJMA : Dr. Heru Kusbijanto, dr., Sp.B., Sp.BTKV(K)

Page 30: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

30

Anggota : Prof. Dr. Eddy Rahardjo, dr., Sp.An K.IC Tommy Sunartomo, dr., Sp.An K.IC Prof. Dr. Paul Tahalele, FCTS, FINACS Dr. Heru Kusbijanto, dr., Sp.B., Sp.BTKV(K) Prof. M. Sjaifuddin Noer, dr., Sp.B., Sp.BP(K) Prof. Dr. Bambang Prijambodo, dr., Sp.B., Sp.OT(K)

15. Referensi 1. Norton JA, Bollinger RR, Ghang AF, et al : Surgery-Basic Science and Clinical Evidence, New York, Springer-Verlag, 2001

2. Sabiston DC : Textbook Surgery – The Biological Basis of Modern Surgical Practice, 14th ed., Philadelphia, WB Saunders Co,1991

3. Brunicardi FC, Andersen DK, Billar TR, Dunn DL, Hunter JG, Pollock RE : Schwartz’s Principles of Surgery, 8th ed., New York, The McGraw-Hill Companies, Inc., 2005

4. Bagdonoff DL, Leisure GS, Donald DM, Spiekermann BF : Perioperative Care-Anesthesia Medicine & Surgery, St. Louis, Mosby-Year Book, Inc., 1998

5. Skandalakis JE, Skandalakis PN, Skandalakis LJ : Surgical Anatomy and Technique, 2nd ed., New York, Springer, 2000

6. Solomon EP, Schmidt RR, Adragna PJ : Human Anatomy & Physiology, Orlando, Saunders College Pusblishing, 1990

7. Nyhus LM, Bake RJ, Sabiston DC : Mastery of Surgery, Boston, Little-Brown Co., 1992

8. Burkitt HG, Quick CRG, Gatt D : Essential Surgery, 2nd, New York, Churchill-Livingstone, 1996

9. O’Leary JP, Capote LR : The Physiologic Basis of Surgery, Philadelphia, Lippincott William & Wilkins, 2002

10. Simmon RL, Teed DL : Basic Science Review for Surgeon, Philadelphia, WB Saunders Co., 1992

Page 31: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

31

Tabel 3.11 Deskripsi Ilmu Dasar dan Penatalaksanaan Infeksi Bedah

1. Nama Mata Ajar Ilmu Dasar dan Penatalaksanaan Infeksi Bedah 2. Kode Mata Ajar KDB605 3. Beban Studi 3 sks 4. Semester 2 (dua) 5. Prasyarat Harus sudah mengikuti MKDU 6. Kompetensi Setelah mempelajari mata ajaran ini, peserta PPDS diharapkan akan mampu

mengaplikasikan penatalaksanaan infeksi di bidang bedah. 7. Elemen Kompetensi MKB 8. Jenis Kompetensi Kompetensi utama 9. Silabus Mata Ajar Mata ajar ini membahas tentang :

1. Infeksi bedahdan infeksi nosokomial 2. Pencegahan dan penanganan infeksi pasca trauma 3. Nutrisi pada kelainan dan tindakan pemberian makan dini pada

penderita pasca bedah saluran cerna 4. Sistem imunitas mukosa gastrointestinal-enterobacterial 5. Enzymatic-hormonal saluran cerna 6. Kolestasis 7. Gastrointestinal bleeding 8. Akut abdomen 9. Gangguan motilitas traktus digestivus atas 10. Respon endokrin dan metabolic pada pembedahan anak 11. Penanganan cairan dan elektrolit pada pembedahan anak 12. Dukungan nutrisi pada pembedahan anak 13. Pencegahan hipotermi pada pembedahan anak 14. Diagnostik prenatal dan pembedahan anak 15. Konsiderasi hematologik pada pembedahan anak 16. Konsiderasi pernafasan pada penderita perioperatif anak 17. Konsiderasi kardiovaskular pada penderita perioperatif anak 18. Infeksi bayi dan neonates 19. Infeksi bedah saraf 20. Infeksi traktus uropoetika 21. Osteomyelitis akut dan kronis 22. Infeksi vertebra 23. Inflamasi pada sistem musculoskeletal

10. Atribut Soft Skill Kritis, analisis 11. Metode

Pembelajaran Kuliah, Tutorial, Diskusi, Tugas Baca

12. Media Pembelajaran

LCD, Demonstrasi

13. Penilaian Kuliah (30%), diskusi (10%); tugas baca (15%); soft skill (15%); UAS (30%) 14. Dosen PJMA : Dr. Tarmono, dr., Sp.U(K) Anggota : Prof. Dr. Nancy M. Rehatta, dr., Sp.An K.IC

J. Iswanto, dr., Sp.B-KBD Dr. Tarmono, dr., Sp.U(K) Prof. Dr. Doddy M. Soebadi, dr., Sp.B., Sp.U(K) Yoga Wijayahadi, dr., Sp.B(K)KL

15. Referensi 1. Norton JA, Bollinger RR, Ghang AF, et al : Surgery-Basic Science and Clinical Evidence, New York, Springer-Verlag, 2001

2. Sabiston DC : Textbook Surgery – The Biological Basis of

Page 32: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

32

Modern Surgical Practice, 14th ed., Philadelphia, WB Saunders Co,1991 3. Brunicardi FC, Andersen DK, Billar TR, Dunn DL, Hunter JG, Pollock

RE : Schwartz’s Principles of Surgery, 8th ed., New York, The McGraw-Hill Companies, Inc., 2005

4. Bagdonoff DL, Leisure GS, Donald DM, Spiekermann BF : Perioperative Care-Anesthesia Medicine & Surgery, St. Louis, Mosby-Year Book, Inc., 1998

5. Skandalakis JE, Skandalakis PN, Skandalakis LJ : Surgical Anatomy and Technique, 2nd ed., New York, Springer, 2000

6. Solomon EP, Schmidt RR, Adragna PJ : Human Anatomy & Physiology, Orlando, Saunders College Pusblishing, 1990

7. Nyhus LM, Bake RJ, Sabiston DC : Mastery of Surgery, Boston, Little-Brown Co., 1992

8. Burkitt HG, Quick CRG, Gatt D : Essential Surgery, 2nd, New York, Churchill-Livingstone, 1996

9. O’Leary JP, Capote LR : The Physiologic Basis of Surgery, Philadelphia, Lippincott William & Wilkins, 2002

10. Simmon RL, Teed DL : Basic Science Review for Surgeon, Philadelphia, WB Saunders Co., 1992

Page 33: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

33

Tabel 3.12 Deskripsi Mata Ajar Ilmu Dasar dan Penatalaksanaan Neoplasma

1. Nama Mata Ajar Ilmu Dasar dan Penalaksanaan Neoplasma 2. Kode Mata Ajar KDC604 3. Beban Studi 2 sks 4. Semester 2 (dua) 5. Prasyarat Harus sudah mengikuti MKDU 6. Kompetensi Setelah mempelajari mata ajar ini, peserta PPDS diharapkan akan dapat

menerapkan tentang dasar dan penatalaksanaan neoplasma di bidang bedah.

7. Elemen Kompetensi

MKB

8. Jenis Kompetensi Kompetensi utama 9. Silabus Mata Ajar Mata ajar ini membahas tentang :

1. Neoplasma : definisi, sifat, tata nama, pathogenesis, metastatis, sindrom paraneoplastik

2. Karsinogenesis kolorektal 3. Jaringan limfe kepala dan leher 4. Faktor penyebab dan patogenesis kanker rongga mulut 5. Hipertiroidisme dan paratiroidisme 6. Kanker kepala dan leher 7. Pencegahan kanker dan deteksi dini kanker 8. Pemilihan modalitas terapi untuk penderita kanker 9. Dukungan nutrisi untuk penderita kanker 10. Terapi paliatif dan penanganan nyeri kanker 11. Prinsip bedah onkologi 12. Penentuan stadium kanker dan skrening kanker 13. Karsinogenesis 14. Onkogenesis dan klasifikasi susunan saraf pusat 15. Emergensi neuro-onkologi 16. Keganasan pada traktus uropoetika 17. Tumor tulang, diagnosis, klasifikasi dan penatalaksanaan 18. Tumor jaringan lunak dan ekstremitas, diagnosis, klasifikasi dan

penatalaksanaan 19. Metastatic bone disease

10. Atribut Soft Skill Kritis, analisis 11. Metode

Pembelajaran Kuliah, Tutorial, Diskusi, Tugas Baca

12. Media Pembelajaran

LCD, Demonstrasi

13. Penilaian Kuliah (30%), diskusi (10%); tugas baca (15%); soft skill (15%); UAS (30%) 12. Dosen PJMA : Dr. Ferdiansyah, dr., Sp.OT(K) Anggota : Dr. Ferdiansyah, dr., Sp.OT(K)

Dwikora N. Utomo, dr., Sp.OT(K) Dr. Agus Turchan, dr., Sp.BS Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U(K) Desak G. A. Suprabawati, dr., Sp.B(K)Onk Prof. Dr. Sunaryo Hardjowijoto, dr., Sp.B., Sp.U(K)

13. Referensi 1. Norton JA, Bollinger RR, Ghang AF, et al : Surgery-Basic Science and Clinical Evidence, New York, Springer-Verlag, 2001

2. Sabiston DC : Textbook Surgery – The Biological Basis of

Page 34: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

34

Modern Surgical Practice, 14th ed., Philadelphia, WB Saunders Co,1991 3. Brunicardi FC, Andersen DK, Billar TR, Dunn DL, Hunter JG, Pollock

RE : Schwartz’s Principles of Surgery, 8th ed., New York, The McGraw-Hill Companies, Inc., 2005

4. Bagdonoff DL, Leisure GS, Donald DM, Spiekermann BF : Perioperative Care-Anesthesia Medicine & Surgery, St. Louis, Mosby-Year Book, Inc., 1998

5. Skandalakis JE, Skandalakis PN, Skandalakis LJ : Surgical Anatomy and Technique, 2nd ed., New York, Springer, 2000

6. Solomon EP, Schmidt RR, Adragna PJ : Human Anatomy & Physiology, Orlando, Saunders College Pusblishing, 1990

7. Nyhus LM, Bake RJ, Sabiston DC : Mastery of Surgery, Boston, Little-Brown Co., 1992

8. Burkitt HG, Quick CRG, Gatt D : Essential Surgery, 2nd, New York, Churchill-Livingstone, 1996

9. O’Leary JP, Capote LR : The Physiologic Basis of Surgery, Philadelphia, Lippincott William & Wilkins, 2002

10. Simmon RL, Teed DL : Basic Science Review for Surgeon, Philadelphia, WB Saunders Co., 1992

Page 35: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

35

Tabel 3.13 Deskripsi Mata Ajar Ilmu Dasar dan Penatalaksanaan Penyakit Degeneratif di Bidang Bedah

1. Nama Mata Ajar Ilmu Dasar dan Penatalaksanaan Penyakit Degeneratif di Bidang Bedah 2. Kode Mata Ajar KDB606 3. Beban Studi 2 sks 4. Semester 2 (dua) 5. Prasyarat Harus sudah mengikuti MKDU 6. Kompetensi Setelah mempelajari mata ajar ini, peserta PPDS diharapkan akan dapat

menerapkan tentang dasar dan penatalaksanaan penyakit degeneratif di bidang bedah sesuai.

7. Elemen Kompetensi

MKB

8. Jenis Kompetensi Kompetensi utama 9. Silabus Mata Ajar Modul ini membahas tentang :

1. Kelainan pembuluh darah, pembuluh vena dan oklusi pembuluh darah

2. Tekanan intrakranial dan tata laksana serta manajemen stroke hemoragik

3. Manajemen bedah saraf pada perdarahan subaraknoid dan aneurisma cerebral

4. Manajemen bedah saraf pada AVM otak 5. Asesmen neurologi pada vertebra 6. Inkontinensia dan urodinamik 7. Batu uropoetika, patofisiologi dan pencegahan 8. Acute scrotum 9. Obstruksi traktus uropoetika bagian atas dan bagian bawah 10. Penyakit degeneratif pada vertebra 11. Degeneratif pada tulang dan sendi

10. Atribut Soft Skill Kritis, analisis 11. Metode

Pembelajaran Kuliah, Tutorial, Diskusi, Tugas Baca

12. Media Pembelajaran

LCD, Demonstrasi

13. Penilaian Kuliah (30%), diskusi (10%); tugas baca (15%); soft skill (15%); UAS (30%) 14. Dosen PJMA : Dr. Wahyu Djati S, dr., Sp.U(K) Anggota : Prof. Dr. Djoko Roeshadi, dr., Sp.B., Sp.OT(K)

Prof. Dr. Doddy M. Soebadi, dr., Sp.B., Sp.U(K) Prof. Dr. Sunaryo Hardjowijoyo, dr., Sp.B., Sp.U(K) Prof. Dr. Abdul Hafid Bajamal, dr., Sp.BS Prof. Dr. Med. Puruhito, dr., Sp.B., Sp.B.TKV(K)

15. Referensi 1. Norton JA, Bollinger RR, Ghang AF, et al : Surgery-Basic Science and Clinical Evidence, New York, Springer-Verlag, 2001

2. Sabiston DC : Textbook Surgery – The Biological Basis of Modern Surgical Practice, 14th ed., Philadelphia, WB Saunders Co,1991

3. Brunicardi FC, Andersen DK, Billar TR, Dunn DL, Hunter JG, Pollock RE : Schwartz’s Principles of Surgery, 8th ed., New York, The McGraw-Hill Companies, Inc., 2005

4. Bagdonoff DL, Leisure GS, Donald DM, Spiekermann BF : Perioperative Care-Anesthesia Medicine & Surgery, St. Louis, Mosby-Year Book, Inc., 1998

Page 36: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

36

5. Skandalakis JE, Skandalakis PN, Skandalakis LJ : Surgical Anatomy and Technique, 2nd ed., New York, Springer, 2000

6. Solomon EP, Schmidt RR, Adragna PJ : Human Anatomy & Physiology, Orlando, Saunders College Pusblishing, 1990

7. Nyhus LM, Bake RJ, Sabiston DC : Mastery of Surgery, Boston, Little-Brown Co., 1992

8. Burkitt HG, Quick CRG, Gatt D : Essential Surgery, 2nd, New York, Churchill-Livingstone, 1996

9. O’Leary JP, Capote LR : The Physiologic Basis of Surgery, Philadelphia, Lippincott William & Wilkins, 2002

10. Simmon RL, Teed DL : Basic Science Review for Surgeon, Philadelphia, WB Saunders Co., 1992

Page 37: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

37

Tabel 3.14 Deskripsi Mata Ajar Ilmu Dasar dan Penatalaksanaan Kelainan Kongenital di Bidang Bedah

1. Nama Mata Ajar Ilmu Dasar dan Penatalaksanaan Kelainan Kongenital di Bidang Bedah 2. Kode Mata Ajar KDB607 3. Beban Studi 2 sks 4. Semester 2 (dua) 5. Prasyarat Harus sudah mengikuti MKDU 6. Kompetensi Setelah mempelajari mata ajaran ini, peserta PPDS diharapkan akan dapat

menerapkan tentang dasar dan penatalaksanaan kelainan kongenital di bidang bedah.

7. Elemen Kompetensi

MKB

8. Jenis Kompetensi Kompetensi pendukung 9. Silabus Mata Ajar Mata ajar ini membahas tentang :

1. Prinsip penanganan, operasi dan perawatan penderita celah bibir dan celah langit-langit

2. Asesmen pasien bedah saraf anak 3. Hidrosefalus dan defek neural tube 4. Kelainan kongenital traktus uropoetika 5. Dasar diagnosis dan penanganan varikokel dan hidrokel 6. Kelainan kongenital pada ekstremitas atas dan ekstremitas bawah 7. Kelainan kongenital pada vertebra

10. Atribut Soft Skill Kritis, analisis 11. Metode

Pembelajaran Kuliah, Tutorial, Diskusi, Tugas Baca

12. Media Pembelajaran

LCD, Demonstrasi

13. Penilaian Kuliah (30%), diskusi (10%); tugas baca (15%); soft skill (15%); UAS (30%) 14. Dosen PJMA : Dr. M. Arifien Parenrengi, dr., Sp.BS Anggota : Prof. Dr. Djoko Roeshadi, dr., Sp.B., Sp.OT(K)

Tri Wahyu Martanto, dr., Sp.OT(K) Dr. M. Arifien Parenrengi, dr., Sp.BS Prof. Dr. Sunaryo Hardjowijoyo, dr., Sp.B., Sp.U(K) Prof. Dr. Abdul Hafid Bajamal, dr., Sp.BS

15. Referensi 1. Norton JA, Bollinger RR, Ghang AF, et al : Surgery-Basic Science and Clinical Evidence, New York, Springer-Verlag, 2001

2. Sabiston DC : Textbook Surgery – The Biological Basis of Modern Surgical Practice, 14th ed., Philadelphia, WB Saunders Co,1991

3. Brunicardi FC, Andersen DK, Billar TR, Dunn DL, Hunter JG, Pollock RE : Schwartz’s Principles of Surgery, 8th ed., New York, The McGraw-Hill Companies, Inc., 2005

4. Bagdonoff DL, Leisure GS, Donald DM, Spiekermann BF : Perioperative Care-Anesthesia Medicine & Surgery, St. Louis, Mosby-Year Book, Inc., 1998

5. Skandalakis JE, Skandalakis PN, Skandalakis LJ : Surgical Anatomy and Technique, 2nd ed., New York, Springer, 2000

6. Solomon EP, Schmidt RR, Adragna PJ : Human Anatomy & Physiology, Orlando, Saunders College Pusblishing, 1990

7. Nyhus LM, Bake RJ, Sabiston DC : Mastery of Surgery, Boston, Little-Brown Co., 1992

Page 38: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

38

8. Burkitt HG, Quick CRG, Gatt D : Essential Surgery, 2nd, New York, Churchill-Livingstone, 1996

9. O’Leary JP, Capote LR : The Physiologic Basis of Surgery, Philadelphia, Lippincott William & Wilkins, 2002

10. Simmon RL, Teed DL : Basic Science Review for Surgeon, Philadelphia, WB Saunders Co., 1992

Page 39: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

39

Tabel 3.15 Deskripsi Mata Ajar Dasar Diagnostik Penunjang Bedah

1. Nama Mata Ajar Dasar Diagnostik Penunjang Bedah 2. Kode Mata Ajar KDB608 3. Beban Studi 2 sks 4. Semester 2 (dua) 5. Prasyarat Harus sudah mengikuti MKDU, PPGD, Pra-Dik 6. Kompetensi Setelah mempelajari mata ajar ini, peserta PPDS diharapkan akan

dapat mengaplikasikan tentang dasar diagnostik penunjang di bidang bedah.

7. Elemen Kompetensi MKK 8. Jenis Kompetensi Kompetensi pendukung 9. Silabus Mata Ajar Mata ajar ini membahas tentang :

1. Mikroba penyebab infeksi akut dan kronis (aerob dan anaerob)

2. Mekanisme resistensi mikroba terhadap antibiotika 3. Maksud dan tujuan, cara pengambilan dan pemeriksaan

PA/FNAB 4. Melihat makroskopis dan mikroskopis sediaan patologi 5. Dasar persiapan pemeriksaan dan pembacaan foto polos

dan foto polos dengan kontras 6. Dasar persiapan pemeriksaan dan pembacaan CT Scan 7. Dasar persiapan pemeriksaan dan pembacaan MRI 8. Dasar persiapan pemeriksaan dan pembacaan USG

abdomen 9. Dasar dan jenis radioterapi, tehnik dan evaluasi hasil radiasi,

proteksi radiasi 10. Pemeriksaan pencitraan pada kelainan bedah digestif 11. Persiapan, pemeriksaan, pembacaan IVP, sistografi dan

uretrografi 12. Fisiologi hormon, homeostasis dan respirasi 13. Fisiologi jantung, EKG dan sirkulasi 14. Fisiologi darah dan ginjal 15. Anatomi & fisiologi sistem saraf dan saraf perifer 16. Penilaian neurologi dan radiologi pada penyakit

neurovaskuler 10. Atribut Soft Skill Kritis, analisis 11. Metode

Pembelajaran Kuliah, Tutorial, Diskusi, Tugas Baca

12. Media Pembelajaran LCD, Demonstrasi 13. Penilaian Kuliah (30%), diskusi (10%); tugas baca (15%); soft skill (15%); UAS

(30%) 14. Dosen PJMA : Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U(K) Anggota : Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U(K)

Prof. Dr. Eddy Bagus W., dr., MS., Sp.MK Prof. Dr. Endang Joewarini, dr., Sp.PA(K) Prof. Dr. Triono K., dr., Sp.Rad(K) Prof. Dr. Harjanto JM, dr., AIFM

15. Referensi 1. Norton JA, Bollinger RR, Ghang AF, et al : Surgery-Basic Science and Clinical Evidence, New York, Springer-Verlag,

Page 40: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

40

2001 2. Sabiston DC : Textbook Surgery – The Biological Basis of

Modern Surgical Practice, 14th ed., Philadelphia, WB Saunders Co,1991

3. Brunicardi FC, Andersen DK, Billar TR, Dunn DL, Hunter JG, Pollock RE : Schwartz’s Principles of Surgery, 8th ed., New York, The McGraw-Hill Companies, Inc., 2005

4. Bagdonoff DL, Leisure GS, Donald DM, Spiekermann BF : Perioperative Care-Anesthesia Medicine & Surgery, St. Louis, Mosby-Year Book, Inc., 1998

5. Skandalakis JE, Skandalakis PN, Skandalakis LJ : Surgical Anatomy and Technique, 2nd ed., New York, Springer, 2000

6. Solomon EP, Schmidt RR, Adragna PJ : Human Anatomy & Physiology, Orlando, Saunders College Pusblishing, 1990

7. Nyhus LM, Bake RJ, Sabiston DC : Mastery of Surgery, Boston, Little-Brown Co., 1992

8. Burkitt HG, Quick CRG, Gatt D : Essential Surgery, 2nd, New York, Churchill-Livingstone, 1996

9. O’Leary JP, Capote LR : The Physiologic Basis of Surgery, Philadelphia, Lippincott William & Wilkins, 2002

10. Simmon RL, Teed DL : Basic Science Review for Surgeon, Philadelphia, WB Saunders Co., 1992

Page 41: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

41

Tabel 3.16 Deskripsi Mata Ajar Proposal Tesis

1. Nama Mata Ajar Proposal Tesis 2. Kode Mata Ajar PNK698 3. Beban Studi 2 sks 4. Semester 4 (empat) 5. Prasyarat Harus sudah mengikuti MKDU dan Kuliah Bedah Dasar 6. Kompetensi Setelah mempelajari mata ajaran ini, peserta PPDS

diharapkan akan mampu membuat dengan benar proposal penelitian sesuai dengan format dan tata penulisan yang telah ditetapkan.

7. Elemen Kompetensi MKK 8. Jenis Kompetensi Kompetensi utama 9. Silabus Mata Ajar Mata ajar ini membahas tentang :

1. Perkembangan penelitian dalan bidang bedah 2. Format proposal penelitian bedah 3. Tehnik penyusunan pendahuluan pada proposal

penelitian 4. Menyusun tinjauan pustaka dan kepustakaan 5. Membuat kerangka konseptual dan hipotesis 6. Metodologi penelitian bidang bedah 7. Penggunaan statistik pada penelitian bedah

10. Atribut Soft Skill Disiplin, kritis, analisis, powerful learner 11. Metode Pembelajaran Kuliah, Tutorial, Diskusi, Tugas Baca 12. Media Pembelajaran LCD, Demostrasi 13. Penilaian Kuliah (30%), diskusi (50%); tugas baca (20%) 12. Dosen PJMA : Prof. Dr. David S. Perdanakusuma, dr., Sp.BP(K) Anggota : Prof. Dr. David S. Perdanakusuma, dr.,

Sp.BP(K) Dwikora Novembri Utomo, dr., Sp.OT(K) Dr. M. Arifien Parenrengi, dr., Sp.BS Dr. Vicky S. Budipramana, dr., Sp.B-KBD Budiono, M.Kes

13. Referensi Pedoman Penulisan, Usulan Penelitian Tesis Disertasi Program Pasca Sarjana FK Universitas Airlangga Surabaya

Page 42: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

42

3.17 Tabel deskripsi mata ajaran Ilmu Dasar Trauma dan Perawatan Intensif

Nama Mata Ajar Ilmu Dasar Trauma dan Perawatan Intensif Kode KDB704 Beban Studi 4 SKS Semester Open semester 2-3 Prasyarat Telah Lulus Tahap MKDU Kompetensi Setelah menyelesaikan mata ajar pada tahap ini maka seorang PPDS-1

Ilmu Bedah Saraf akan mampu secara mandiri dan sesuai prosedur operasional baku:

1. Melakukan proses triage pada penderita trauma 2. Memberikan bantuan hidup dasar dan lanjut pada pasien

trauma. 3. Membuat kesimpulan pada penderita trauma di ruang gawat

darurat. 4. Menyiapkan pasien trauma yang akan dilakukan tindakan

operatif. 5. Melakukan perawatan intensif penderita trauma di ruang rawat

intensif atau ruang intermediate. Elemen Kompetensi MKB Jenis Kompetensi Kompetensi Pendukung Silabus Mata Ajar Mata ajaran ini mempelajari tentang prinsip dasar penanganan pasien

trauma sesuai dengan prinsip pemberian bantuan hidup tingkat lanjut, tatalaksana pasien trauma di ruang gawat darurat, pra-operasi, dan ruang perawatan intensif atau intermediate.

Atribut Soft Skill Kemampuan bekerja dalam Tim, Komunikasi efektif Metode Pembelajaran Tutorial, Diskusi, Presentasi Kasus, Self-Study, Kerja Praktik Media Pembelajaran LCD, Demonstrasi Penilaian Knowledge: 25%

Attitude (termasuk tanggung jawab): 30% Psikomotor: 45%

Dosen PJMA : Prof. Sunarto Reksoprawiro,dr., SpB(K)Onk Anggota : Agung Prasmono,dr., SpB, SpBTKV(K), MARS Prof. P. Sutamto Wibowo, SpB-KBD Purwadi, dr., SpB(K)A Prof. M. Sjaifuddin Noer, dr., SpBP Prof. Dr, Abdul Hafid Bajamal,dr., SpBS Prof. Doddy M. Soebadi, dr., SpB, SpU(K)

Referensi/ Bahan Bacaan

1. Norton JA, Bollinger RR, Ghang AF et al, 2001. Surgery- Basic Science and Clinical Evidence, Springer-Verlag, New York

2. Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, Pollock RE, 2005. Schwartz’s Principles of Surgery, 8thed. The McGraw-Hill Companies Inc., New York

3. Skandalakis JE, Skandalakis PN, Skandalakis LJ, 2000. Surgical Anatomy and Technique, 2nd ed. Springer, New York.

Page 43: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

43

Tabel 3.18Deskripsi mata ajaran Neurotrauma I

Nama Mata Ajar Neurotrauma I Kode KDN787 Beban Studi 7 SKS Semester Open semester 4 - 5 Prasyarat Telah Lulus Tahap Bedah Dasar Kompetensi Setelah menyelesaikan mata ajar pada tahap ini maka seorang PPDS-1 Ilmu Bedah Saraf akan mampu melakukan:

1. Penatalaksanaan pasien dengan cidera kepala/otak secara komprehensif di ruang gawat darurat secara mandiri dan sesuai protocol/ guideline yang berlaku

2. Persiapan dan tindakan operasi emergensi untuk cidera kepala/ otak dengan lesi patologis pada tulang dan lapisan ekstradural secara mandiri sesuai indikasi dan protocol/ guideline yang berlaku.

3. Perawatan pasien cidera kepala/ otak ringan dan sedang, baik paska operasi maupun non-operatif di ruang rawat inap secara mandiri sesuai guideline yang berlaku.

Elemen Kompetensi MKB Jenis Kompetensi Utama Silabus Mata Ajar Modul ini mempelajari tentang cidera kepala dan otak yang sederhana dengan memperhatikan aspek umum trauma kepala dan otak terutama aspek perawatan, tatalaksana di ruang gawat darurat dan ruang rawat inap termasuk diagnostik, tindakan operatif (sesuai tingkat kompetensi), indikasi, risiko dan komplikasi serta kemampuan untuk memperkirakan prognosis. Yang tercakup dalam mata ajar ini adalah:

1. Konsep Ruang Intrakranial dan Tekanan Intrakranial 2. Tatalaksana operatif pada penderita cidera kepala sederhana dan ekstradura (Fraktur depresi

kalvaria tertutup dan terbuka, Perdarahan Epidural (EDH) sederhana, Ventrikulosotomy untuk Monitor TIK)

3. Tatalaksana di ruang gawat darurat untuk semua kasus cidera kepala/ otak. 4. Tatalaksana perawatan cidera otak di ruang perawatan bedah.

Atribut Soft Skill Kemampuan bekerja dalam Tim, Kepemimpinan, Komunikasi efektif Metode Pembelajaran Tutorial, Diskusi, Presentasi Kasus, Self-Study, Kerja Praktik Media Pembelajaran LCD, Demonstrasi, Pasien Penilaian Knowledge: 25%

Attitude (termasuk tanggung jawab): 30% Psikomotor: 45%

Dosen PJMA : DR. Joni Wahyuhadi,dr., SpBS Anggota : Prof. DR. Abdul Hafid Bajamal,dr., SpBS DR. Agus Turchan,dr.,SpBS DR. M Arifin Parenrengi,dr.,SpBS Eko Agus Subagyo,dr.,SpBS Asra Al Fauzi,dr.,SpBS

Wihasto Suryaningtyas,dr.,SpBS Rahadian Indarto S,dr.,SpBS Muhammad Faris,dr.,SpBS Achmad Fahmi,dr.,SpBS Nur Setiawan Suroto,dr.,SpBS

Referensi/ Bahan Bacaan 1. Winn HR. Youmans Neurological Surgery 6th ed. Philadelphia: Elsevier-Saunders; 2011

2. Neurotrauma ( Narayan ) 3. Pathophysiology and Management of Severe Head Injury ( Peter

Reilly )

Page 44: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

44

Tabel 3.19Deskripsi mata ajaran Neurologi Dasar

Nama Mata Ajar Neurologi Dasar Kode KDN785 Beban Studi 5 SKS Semester Open smester 4-5 Prasyarat Telah Lulus Tahap Bedah Dasar Kompetensi Setelah menyelesaikan mata ajar pada tahap ini maka seorang PPDS-1

Ilmu Bedah Saraf akan mampu secara mandiri dengan benar: 1. Menjelaskan neuroanatomi korelatif 2. Melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis, dan

menegakkan diagnosis klinis, topis, etiologis, dan diagnosis banding pada pasien dengan kelainan saraf dan bedah saraf.

Elemen Kompetensi MKB Jenis Kompetensi Pendukung Silabus Mata Ajar Mata ajar ini mempelajari tentang neuroanatomi korelatif dan fisiologi

neurologi, tatacara pemeriksaan klinis neurologis dalam menegakkan diagnosis klinis topis dan etiologis serta diagnosis bandingnya pada pasien dengan kelainan saraf atau bedah saraf.

Atribut Soft Skill Kemampuan berpikir kritis/ logis, Komunikasi efektif Metode Pembelajaran Tutorial, Diskusi, Presentasi Kasus, Self-Study, Kerja Praktik Media Pembelajaran LCD, Demonstrasi, Pasien Penilaian Knowledge: 25%

Attitude (termasuk tanggung jawab): 30% Psikomotor: 45%

Dosen PJMA : DR. M Arifin Parenrengi,dr.,SpBS Anggota : Prof. DR. Abdul Hafid Bajamal,dr., SpBS DR. Agus Turchan,dr.,SpBS DR. Joni Wahyuhadi,dr., SpBS Eko Agus Subagyo,dr.,SpBS Asra Al Fauzi,dr.,SpBS Wihasto Suryaningtyas,dr.,SpBS Rahadian Indarto S,dr.,SpBS Muhammad Faris,dr.,SpBS Achmad Fahmi,dr.,SpBS Nur Setiawan Suroto,dr.,SpBS

Referensi/ Bahan Bacaan 1. Winn HR. Youmans Neurological Surgery 6th ed. Philadelphia: Elsevier-Saunders; 2011

2. Chusid, Neuroanatomi Korelatif 3. Campbell W (ed). De Jong’s Neurological Examination.

Page 45: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

45

Tabel3.20 deskripsi mata ajaran Neuroradiologi

Nama Mata Ajar Neuroradiologi Kode KDN608 Beban Studi 2 SKS Semester Open semester 4-5 Prasyarat Telah Lulus Tahap Bedah Dasar Kompetensi Setelah menyelesaikan mata ajar pada tahap ini maka seorang PPDS-1

Ilmu Bedah Saraf akan mampu melakukan secara mandiri dan benar: 1. Perencanaan pemeriksaan radiologis sebagai penunjang dalam

penegakan diagnosis pada kelainan saraf dan bedah saraf. 2. Interpretasi hasil pemeriksaan radiologis baik yang normal maupun

yang patologis yang terkait dengan perawatan pasien dan persiapan operasi.

3. Mengidentifikasi struktur-struktur penting yang berkaitan dengan sikap dan perencanaan pembedahan.

Elemen Kompetensi MKB Jenis Kompetensi Pendukung Silabus Mata Ajar Mata ajaran ini mempelajari tentang perencanaan pemeriksaan

neuroradiologis sebagai penunjang dalam penegakan diagnosis, interpretasi hasil pemeriksaan radiologis, dan identifikasi struktur-struktur penting yang tampak pada pencitraan yang berkaitan dengan sikap dan perencanaan pembedahan.

Atribut Soft Skill Kemampuan berpikir kritis/ logis, Komunikasi efektif Metode Pembelajaran Tutorial, Diskusi, Self-Study Media Pembelajaran LCD, Demonstrasi, Pasien Penilaian Knowledge: 25%

Attitude (termasuk tanggung jawab): 30% Psikomotor: 45%

Dosen PJMA : Sri Andreani, dr., SpRad Anggota :Prof.Dr. Abdul Hafid Bajamal, dr., SpBS Dr. Agus Turchan, dr., SpBS Dr. M. Arifin Parenrengi, dr., SpBS Dr. Joni Wahyuhadi, dr., SpBS Eko Agus Subagio, dr., SpBS Asra Al Fauzi, dr., SpBS Wihasto Suryaningtyas, dr., SpBS Rahadian Indarto Susilo, dr., SpBS Muhammad Faris, dr., SpBS Achmad Fahmi, dr., SpBS Nur Setiawan Suroto dr., SpBS

Referensi/ Bahan Bacaan 1. Winn HR. Youmans Neurological Surgery 6th ed. Philadelphia: Elsevier-Saunders; 2011

2. Osborn AG, Salzmann, Barkovich AJ. Diagnostic Imaging: Brain. Amirsys

Page 46: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

46

Tabel3.21 Tabel deskripsi mata ajaran Neurotrauma II

Nama Mata Ajar Neurotrauma II

Kode KDN788

Beban Studi 8 SKS

Semester 4 -5

Prasyarat Telah Lulus Tahap Bedah Dasar dan Neurotrauma I

Kompetensi Setelah menyelesaikan mata ajar pada tahap ini maka seorang PPDS-1 Ilmu Bedah Saraf akan mampu melakukan:

1. Penatalaksanaan pasien dengan cidera kepala/otak dengan trauma ganda (multitrauma) secara komprehensif di ruang gawat darurat secara mandiri dan sesuai protocol/ guideline yang berlaku

2. Penegakan diagnosis Brain Death 3. Tatalaksana komplikasi cidera kepala, termasuk CCF traumatik, infeksi paska trauma kepala

tembus, pneumocephalus dan infeksi. 4. Persiapan dan tindakan operasi emergensi untuk cidera kepala/ otak dengan lesi patologis pada

tulang, lapisan ekstradural (EDH), intradura (SDH), dan intraparenkimal (ICH) secara mandiri sesuai indikasi dan protocol/ guideline yang berlaku.

5. Perawatan semua pasien cidera kepala/ otak baik paska operasi maupun non-operatif termasuk proses neurorehabilitasi di ruang rawat inap secara mandiri sesuai guideline yang berlaku.

6. Diskusi Neuroregenerasi dan proses Biomolekular yang berhubungan dengan cidera otak.

Elemen Kompetensi MKB

Jenis Kompetensi Utama

Silabus Mata Ajar Modul ini mempelajari tentang cidera kepala dan otak yang sederhana dengan memperhatikan aspek umum trauma kepala dan otak terutama aspek perawatan, tatalaksana di ruang gawat darurat dan ruang rawat inap termasuk diagnostik, tindakan operatif (sesuai tingkat kompetensi), indikasi, risiko dan komplikasi serta kemampuan untuk memperkirakan prognosis. Yang tercakup dalam mata ajar ini adalah:

1. Neurorhabilitasi, Neuroregenrasi, dan aspek biomolekular cidera otak. 2. Tatalaksana operatif pada cidera kepala/ otak dengan lesi patologis pada tulang, lapisan

ekstradural (EDH), intradura (SDH), dan intraparenkimal (ICH), cidera kepala tembus, cidera otak dengan trauma ganda (multitrauma) dan komplikasi cidera otak.

3. Tatalaksana di ruang gawat darurat untuk semua kasus cidera kepala/ otak dan Brain Death. 4. Tatalaksana perawatan cidera otak di ruang perawatan bedah.

Atribut Soft Skill Kemampuan bekerja dalam Tim, Kepemimpinan, Komunikasi efektif

Metode Pembelajaran Tutorial, Diskusi, Presentasi Kasus, Self-Study, Kerja Praktik

Media Pembelajaran LCD, Demonstrasi, Pasien

Penilaian Knowledge: 25% Attitude (termasuk tanggung jawab): 30% Psikomotor: 45%

Dosen PJMA : DR. Joni Wahyuhadi,dr., SpBS Anggota : Prof. DR. Abdul Hafid Bajamal,dr., SpBS

DR. Agus Turchan,dr.,SpBS DR. M Arifin Parenrengi,dr.,SpBS Eko Agus Subagyo,dr.,SpBS Asra Al Fauzi,dr.,SpBS

Wihasto Suryaningtyas,dr.,SpBS Rahadian Indarto S,dr.,SpBS Muhammad Faris,dr.,SpBS Achmad Fahmi,dr.,SpBS Nur Setiawan Suroto,dr.,SpBS

Referensi/ Bahan Bacaan 1. Winn HR. Youmans Neurological Surgery 6th ed. Philadelphia: Elsevier-Saunders; 2011

2. Neurotrauma ( Narayan ) 3. Pathophysiology and Management of Severe Head Injury ( Peter

Reilly )

Page 47: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

47

Tabel3.22 Tabel deskripsi mata ajaran Bedah Dasar Terintegrasi I

Nama Mata Ajar Bedah Dasar Terintegrasi I Kode KDB748 Beban Studi 5 SKS Semester 4-5 Prasyarat Telah Lulus Tahap Bedah Kompetensi Setelah menyelesaikan mata ajar pada tahap ini maka seorang PPDS-1 Ilmu

Bedah Saraf akan mampu melakukan: 1. Tatalaksana komprehensif penderita cidera kepala/ otak di ruang

gawat darurat dan ruang operasi secara mandiri (sesuai tingkat kompetensi) sesuai guideline yang berlaku.

2. Tatalaksana kegawatdaruratan penderita cidera kepala/ otak di ruang rawat inap dan dapat mengambil tindakan yang diperlukan dalam mengatasi masalah kegawatan secara mandiri sesuai protocol/ guideline yang berlaku.

Elemen Kompetensi MKB Jenis Kompetensi Utama Silabus Mata Ajar Modul ini merupakan pembelajaran dalam bentuk praktek kerja lapangan

bagi peserta didik baik secara mandiri maupun di bawah supervisi di IRD dan Ruang rawat inap RSU Dr. Soetomo, yang difokuskan kepada kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, sikap, dan psikomotor serta kemampuan judgement dalam pengelolaan kasus cidera otak secara komprhensif.

Atribut Soft Skill Kemampuan bekerja dalam Tim, Kepemimpinan, Komunikasi efektif Metode Pembelajaran Diskusi, Presentasi Kasus, Self-Study, Kerja Praktik Media Pembelajaran LCD, Demonstrasi, Pasien Penilaian Knowledge: 25%

Attitude (termasuk tanggung jawab): 30% Psikomotor: 45%

Dosen PJMA : DR. Joni Wahyuhadi,dr., SpBS Anggota : Prof. DR. Abdul Hafid Bajamal,dr., SpBS DR. Agus Turchan,dr.,SpBS DR. M Arifin Parenrengi,dr.,SpBS Eko Agus Subagyo,dr.,SpBS Asra Al Fauzi,dr.,SpBS Wihasto Suryaningtyas,dr.,SpBS Rahadian Indarto S,dr.,SpBS Muhammad Faris,dr.,SpBS Achmad Fahmi,dr.,SpBS Nur Setiawan Suroto,dr.,SpBS

Referensi/ Bahan Bacaan 1. Winn HR. Youmans Neurological Surgery 6th ed. Philadelphia: Elsevier-Saunders; 2011

2. Neurotrauma ( Narayan ) 3. Pathophysiology and Management of Severe Head Injury ( Peter

Reilly )

Page 48: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

48

Tabel3.23 Tabel deskripsi mata ajaran Ilmu Bedah Saraf Pediatri I dan Infeksi Susunan Saraf Pusat (SSP) I

Nama Mata Ajar Bedah Saraf Pediatri I dan Infeksi Susunan Saraf Pusat I Kode KDN779 Beban Studi 7 SKS Semester 6-9 (Open Cluster) Prasyarat Telah Lulus Tahap Bedah Dasar dan Tahap Bedah Saraf Dasar Kompetensi Setelah menyelesaikan mata ajar pada tahap ini maka seorang PPDS-1 Ilmu Bedah Saraf akan mampu melakukan secara mandiri dan sesuai standar operasional, tatalaksana:

1. Cidera otak pada anak, baik lesional dan non-lesional. 2. Hidrosefalus kongenital pada anak 3. Kista arachnoid sederhana (fossa media) 4. Ensefalokel anterior dan posterior 5. Hidrosefalus paska meningitis 6. Epidural abses 7. Subdural empyema

Elemen Kompetensi MKB Jenis Kompetensi Utama Silabus Mata Ajar Modul ini mempelajari tentang cidera kepala dan otak yang sederhana yang dapat terjadi pada anak dengan memperhatikan aspek umum trauma kepala dan otak serta aspek khususnya pada anak terutama aspek perawatan, tatalaksana di ruang gawat darurat dan ruang rawat inap termasuk diagnostik, tindakan operatif (sesuai tingkat kompetensi), indikasi, risiko dan komplikasi serta kemampuan untuk memperkirakan prognosis. Yang tercakup dalam mata ajar ini adalah:

1. Cidera Otak termasuk aspek khusus cidera otak pada anak. 2. Hidrosefalus pada anak 3. Kelainan aliran CSF pada anak, termasuk kista arachnoid dan Dandy-Walker Malfromation. 4. Ensefalokel Anterior dan Posterior 5. Kraniosinostosis dan Sindroma kraniofasial 6. Hidrosefalus paska meningitis 7. Epidural abses 8. Subdural empyema

Atribut Soft Skill Kemampuan bekerja dalam Tim, Kepemimpinan, Komunikasi efektif Metode Pembelajaran Tutorial, Diskusi, Presentasi Kasus, Self-Study, Kerja Praktik Media Pembelajaran LCD, Demonstrasi, Pasien Penilaian Knowledge: 25%

Attitude (termasuk tanggung jawab): 30% Psikomotor: 45%

Dosen PJMK: Dr. Muhammad Arifin Parenrengi, dr., SpBS Anggota: 1. Prof. Dr. Abdul Hafid Bajamal, dr., SpBS 2. Wihasto Suryaningtyas, dr., SpBS

Referensi/ Bahan Bacaan 1. Albright AL, Pollack IF, Adelson PD (Eds). Principle and Practice of Pediatric Neurosurgery 2nd ed. Thieme Medical Publisher. New York. 2008

2. McLone DG et al. (Eds). Pediatric Neurosurgery: Surgery of Developing Nervous System 4th ed. WB Saunders. Philadephia. 2001

3. Albright AL, Pollack IF, Adelson PD (Eds). Operative Techniques in Pediatric Neurosurgery. Thieme Medical Publisher. New York. 2001

Page 49: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

49

Tabel3.24 Tabel deskripsi mata ajaran Bedah Saraf Spine dan Saraf Tepi I

Nama Mata Ajar Bedah Saraf Spine dan Saraf Tepi I Kode KDN781 Beban Studi 8 SKS Semester 6-9 (Open Cluster) Prasyarat Telah Lulus Tahap Bedah Saraf Dasar Kompetensi Setelah menyelesaikan mata ajar pada tahap ini maka seorang PPDS-1 Ilmu Bedah Saraf akan mampu melakukan:

1. Pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan serta melakukan interpretasi hasil dan kesimpulan klinis pada pasien dengan kelainan tulang belakang dan diagnosis bandingnya.

2. Mampu mengerjakan secara mandiri tindakan diagnostic invasive sederhana pada penderita kelainan tulang belakang (percutaneous nerve root and facet block, etc)

3. Penatalaksanaan sederhana pada trauma tulang belakang di ruang gawat darurat (occiput, cervical, thoracolumbar, sacrum)

4. Mampu melakukan perawatan pasca operasi dan non-operasi di ruang ICU, intermediate dan ruang perawatan biasa.

5. Mampu melakukan tatalaksana pasien spine yang mengalami komplikasi 6. Mampu mengerjakan secara mandiri tindakan sederhana pada penderita trauma tulang belakang

Elemen Kompetensi MKB Jenis Kompetensi Utama Silabus Mata Ajar Modul ini mempelajari tentang perawatan, tatalaksana di ruang gawat darurat , ICU, ruang intermediate, dan ruang perawatan biasa. Termasuk pemeriksaan, diagnostik, tindakan operatif, tehnik operasi, indikasi, risiko dan komplikasi serta kemampuan untuk memperkirakan prognosis pada kasus spine sederhana yang umum terjadi di masyarakat dan trauma tulang belakang. Atribut Soft Skill Kemampuan bekerja dalam Tim, Kepemimpinan, Komunikasi efektif Metode Pembelajaran Tutorial, Diskusi, Presentasi Kasus, Self-Study, Kerja Praktik Media Pembelajaran LCD, Demonstrasi, Pasien Penilaian Knowledge: 25%

Attitude (termasuk tanggung jawab): 30% Psikomotor: 45%

Dosen Prof.Dr. Abdul Hafid Bajamal, dr., SpBS Anggota: Dr. Agus Turchan, dr., SpBS

Dr. M. Arifin Parenrengi, dr., SpBS Dr. Joni Wahyuhadi, dr., SpBS Eko Agus Subagio, dr., SpBS Asra Al Fauzi, dr., SpBS

Wihasto Suryaningtyas, dr., SpBS Rahadian Indarto Susilo, dr., SpBS Muhammad Faris, dr., SpBS Achmad Fahmi, dr., SpBS Nur Setiawan Suroto, dr., SpBS

Referensi/ Bahan Bacaan 1. Winn HR. Youmans Neurological Surgery 6th ed. Philadelphia: Elsevier-Saunders; 2011

2. Menezes AH, Sonntag VKH. Principles of spinal surgery, Vol. I-II, 1996. Mac GRAW-HILL, New York

3. Herkowitz HN, Garfin SR, Eismont FJ, Bell GR, Balderston RA. Rothman-Simeone The Spine, Vol. I-II, 2006. Saunders Elseviers, Philadelphia Pennsylvania

4. Henry H. Schmidek, M.D., F.A.C.S, William H. Sweet, M.D., D.Sc., Operative Neurosurgical Techniques, Vol. I-II, 2006, Grune & Stratton, INC

Page 50: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

50

Tabel3.25 Tabel deskripsi mata ajaran Bedah Saraf Onkologi I

Nama Mata Ajar Bedah Saraf Onkologi I Kode KDN777 Beban Studi 8 SKS Semester 6-9 (Open Cluster) Prasyarat Telah Lulus Tahap Bedah Saraf Dasar Kompetensi Setelah menyelesaikan mata ajar pada tahap ini maka seorang PPDS-1

Ilmu Bedah Saraf akan mampu: 1. Menjelaskan tentang klasifikasi tumor susunan saraf pusat beserta

ciri pembandingnya sesuai klasifikasi yang dianut luas di dunia. 2. Menjelaskan tentang konsep onkogenesis dan ilmu dasar tentang

onkologi SSP. 3. melakukan tatalaksana paripurna secara mandiri sesuai guideline

dan evidence-based medicine pada kasus tumor kulit kepala dan tulang calvaria, meningioma konveksitas, meningioma sphenoid lateral.

Elemen Kompetensi MKB Jenis Kompetensi Utama Silabus Mata Ajar Mata ajaran ini mempelajari tentang konsep dasar onkologi termasuk

onkogenesis tumor susunan saraf, pembagian histopatologi dan klasifikasi tumor susunan saraf, tatalaksana klinis, laboratoris dan radiologis, menyusun rencana terapi berdasar pada evidence based medicine, persiapan dan tehnik operasi, perawatan paska operasi, pencegahan dan perawatan komplikasi pembedahan pada kasus meningioma dan tumor ekstradura.

Atribut Soft Skill Kemampuan bekerja dalam Tim, Kepemimpinan, Komunikasi efektif Metode Pembelajaran Tutorial, Diskusi, Presentasi Kasus, Self-Study, Kerja Praktik Media Pembelajaran LCD, Demonstrasi, Pasien Penilaian Knowledge: 25%

Attitude (termasuk tanggung jawab): 30% Psikomotor: 45%

Dosen PJMA : DR. Joni Wahyuhadi,dr., SpBS Anggota : Prof. DR. Abdul Hafid Bajamal,dr., SpBS DR. Agus Turchan,dr.,SpBS DR. M Arifin Parenrengi,dr.,SpBS Eko Agus Subagyo,dr.,SpBS Asra Al Fauzi,dr.,SpBS Wihasto Suryaningtyas,dr.,SpBS Rahadian Indarto S,dr.,SpBS Muhammad Faris,dr.,SpBS Achmad Fahmi,dr.,SpBS Nur Setiawan Suroto,dr.,SpBS

Referensi/ Bahan Bacaan 1. Winn HR. Youmans Neurological Surgery 6th ed. Philadelphia: Elsevier-Saunders; 2011

2. Neurosurgery,Robert H.Wilkins.MD 3. Brain Tumor,Andrew H Kaye

Page 51: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

51

3.26 Tabel deskripsi mata ajaran Bedah Neurovascular I

Nama Mata Ajar Bedah Neurovascular I Kode KDN773 Beban Studi 8 SKS Semester 6-9 (Open Cluster) Prasyarat Telah Lulus Tahap Bedah Saraf Dasar Kompetensi Setelah menyelesaikan mata ajar pada tahap ini maka seorang PPDS-1

Ilmu Bedah Saraf akan mampu secara mandiri dan sesuai guideline/ standar operasional yang berlaku dalam:

1. Mengidentifikasi pembuluh darah otak yang normal dan abnormal serta area yang disuplai olehnya pada angiografi, CT scan, atau MRI/ MRA.

2. Melakukan pemeriksaan klinis dan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis kelainan pembuluh darah otak.

3. Melakukan tatalaksana stroke ischemia dan memperkirakan penyebabnya.

4. Menentukan indikasi operasi atau non operatif pada penderita stroke perdarahan dan iskemik.

5. Melakukan tindakan external ventricular drainage pada stroke perdarahan dengan perdarahan intraventrikular dan ventrikulomegali.

6. Melakukan perawatan pasien stroke paska operasi di ruang rawat. Elemen Kompetensi MKB Jenis Kompetensi Utama Silabus Mata Ajar Mata ajaran ini mempelajari tentang konsep dan ilmu dasar bedah saraf

vaskular, tatacara pemeriksaan klinis dan penunjang, penegakan diagnosis dan penentuan indikasi operasi, ketrampilan operasi, penatalaksanaan komplikasi dan perawatan pasien bedah saraf vaskular di ruang rawat inap.

Atribut Soft Skill Kemampuan bekerja dalam Tim, Kepemimpinan, Komunikasi efektif Metode Pembelajaran Tutorial, Diskusi, Presentasi Kasus, Self-Study, Kerja Praktik Media Pembelajaran LCD, Demonstrasi, Pasien Penilaian Knowledge: 25%

Attitude (termasuk tanggung jawab): 30% Psikomotor: 45%

Dosen PJMA : Prof.Dr.Abdul Hafid Bajamal,dr.,SpBS(K) Anggota :dr.Asra Al Fauzi,SpBS, dr.Nur Setiawan Suroto,SpBS.

Referensi/ Bahan Bacaan 1. Winn HR. Youmans Neurological Surgery 6th ed. Philadelphia: Elsevier-Saunders; 2011

2. Wilkins, Neurosurgery, Vol 1,2,3, The McGraw-Hil Companies, USA.

3. Osborn, Diagnostic Cerebral Angiography, 1998. Lipincott Williams.

4. Macdonald, Vascular Neurosurgery 2nd edition.2008. Thieme USA.

Page 52: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

52

Tabel3.27 Tabel deskripsi mata ajaran Bedah Saraf Terintegrasi II

Nama Mata Ajar Bedah Saraf Terintegrasi II Kode KDB749 Beban Studi 2 SKS Semester 6-9 (Open Cluster) Prasyarat Telah Lulus Tahap Bedah Kompetensi Setelah menyelesaikan mata ajar pada tahap ini maka seorang PPDS-1 Ilmu

Bedah Saraf akan mampu melakukan pelayanan bedah saraf pada semua kasus bedah saraf secara mandiri sesuai prosedur baku yang berlaku di fasilitas RS jejaring yang ditunjuk.

Elemen Kompetensi MKB Jenis Kompetensi Utama Silabus Mata Ajar Mata ajaran ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

melakukan kerja praktek untuk melakukan pelayanan bedah saraf pada semua kasus bedah saraf secara mandiri sesuai prosedur baku yang berlaku di fasilitas RS jejaring yang ditunjuk sebagai bekal untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru.

Atribut Soft Skill Kemampuan bekerja dalam Tim, Kepemimpinan, Komunikasi efektif Metode Pembelajaran Diskusi, Presentasi Kasus, Self-Study, Kerja Praktik Media Pembelajaran LCD, Demonstrasi, Pasien Penilaian Knowledge: 25%

Attitude (termasuk tanggung jawab): 30% Psikomotor: 45%

Dosen PJMA : DR. M Arifin Parenrengi,dr.,SpBS Anggota : Prof. DR. Abdul Hafid Bajamal,dr., SpBS DR. Agus Turchan,dr.,SpBS DR. Joni Wahyuhadi,dr., SpBS Eko Agus Subagyo,dr.,SpBS Asra Al Fauzi,dr.,SpBS Wihasto Suryaningtyas,dr.,SpBS Rahadian Indarto S,dr.,SpBS Muhammad Faris,dr.,SpBS Achmad Fahmi,dr.,SpBS Nur Setiawan Suroto,dr.,SpBS

Referensi/ Bahan Bacaan 1. Winn HR. Youmans Neurological Surgery 6th ed. Philadelphia: Elsevier-Saunders; 2011

2. Wilkins, Neurosurgery, Vol 1,2,3, The McGraw-Hil Companies, USA.

3. Greenberg, Handbook of Neurosurgery, 2006, Thieme New York USA

Page 53: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

53

Tabel3.28 Tabel deskripsi mata ajaran Ilmu Bedah Saraf Pediatri II dan Infeksi Susunan Saraf Pusat (SSP) II

Nama Mata Ajar Bedah Saraf Pediatri II dan Infeksi Susunan Saraf Pusat II Kode KDN780 Beban Studi 8 SKS Semester 6-9 (Open Cluster) Prasyarat Telah Lulus Tahap Bedah Saraf Pediatri I dan Infeksi SSP I Kompetensi Setelah menyelesaikan mata ajar pada tahap ini maka seorang PPDS-1 Ilmu Bedah Saraf akan mampu melakukan:

1. penegakan diagnosis dan tatalaksana kegawatan secara mandiri dan sesuai standar operasional, pada kasus:

a) Skull base tumor dan deep seated tumor, termasuk craniopharyngioma, tumor pineal, dan tumor intra ventrikel.

b) Tumor midline intrinsic fossa posterior c) Phacomatosis d) Lipomyelocele e) AVM f) Aneurysm g) Stroke Iskemik pada anak

2. Melakukukan tatalaksana komprehensif secara mandiri sesuai standar operasional pada kasus: a) Tumor otak supratentorial superfisial b) Tumor otak intrinsic infratentorial superfisial c) Meningomyelocele (spina bifida aperta) d) Infeksi shunt pada hidrosefalus e) Malfungsi Shunt pada hidrosefalus f) Abses serebral g) Tuberculoma superfisial h) Spinal extramedular tumor i) Chiari Malformation tipe 1

Elemen Kompetensi MKB Jenis Kompetensi Utama Silabus Mata Ajar Modul ini mempelajari tentang cidera kepala dan otak yang sederhana yang dapat terjadi pada anak dengan memperhatikan aspek umum trauma kepala dan otak serta aspek khususnya pada anak terutama aspek perawatan, tatalaksana di ruang gawat darurat dan ruang rawat inap termasuk diagnostik, tindakan operatif (sesuai tingkat kompetensi), indikasi, risiko dan komplikasi serta kemampuan untuk memperkirakan prognosis. Yang tercakup dalam mata ajar ini adalah:

1. Tumor Otak pada anak 2. Infeksi dengan manifestasi massa intraparenkim pada anak 3. Komplikasi shunt 4. Kelainan Vaskular pada anak 5. Kelainan Spinal dan cranio-vertebral junction pada anak 6. Epilepsi pada anak

Atribut Soft Skill Kemampuan bekerja dalam Tim, Kepemimpinan, Komunikasi efektif Metode Pembelajaran Tutorial, Diskusi, Presentasi Kasus, Self-Study, Kerja Praktik Media Pembelajaran LCD, Demonstrasi, Pasien Penilaian Knowledge: 25%

Attitude (termasuk tanggung jawab): 30%

Page 54: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

54

Psikomotor: 45% Dosen PJMK: Dr. Muhammad Arifin Parenrengi, dr., SpBS

Anggota: 1. Prof. Dr. Abdul Hafid Bajamal, dr., SpBS 2. Wihasto Suryaningtyas, dr., SpBS 3. Dr. Joni Wahyuhadi, dr., SpBS 4. Eko Agus Subagio, dr., SpBS

Referensi/ Bahan Bacaan 1. Winn HR. Youmans Neurological Surgery 6th ed. Philadelphia: Elsevier-Saunders; 2011

2. Albright AL, Pollack IF, Adelson PD (Eds). Principle and Practice of Pediatric Neurosurgery 2nd ed. Thieme Medical Publisher. New York. 2008

3. McLone DG et al. (Eds). Pediatric Neurosurgery: Surgery of Developing Nervous System 4th ed. WB Saunders. Philadephia. 2001

4. Albright AL, Pollack IF, Adelson PD (Eds). Operative Techniques in Pediatric Neurosurgery. Thieme Medical Publisher. New York. 2001

Page 55: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

55

Tabel3.29 Tabel deskripsi mata ajaran Bedah Saraf Spine dan Saraf Tepi II

Nama Mata Ajar Bedah Saraf Spine dan Saraf Tepi II Kode KDN782 Beban Studi SKS Semester 6-9 (Open Cluster) Prasyarat Telah Lulus Tahap Bedah Saraf Spine dan Saraf Tepi I Kompetensi Setelah menyelesaikan mata ajar pada tahap ini maka seorang PPDS-1 Ilmu Bedah Saraf akan mampu melakukan:

1. Prosedur dekompresi thoracolumbar pada kasus sederhana secara mandiri dengan benar sesuai prinsip biomekanik spinal dan teknik operasi standar.

2. Prosedur dekompresi dan fusion kasus sederhana pada lumbosacral secara mandiri dengan benar sesuai prinsip biomekanik spinal dan teknik operasi standar.

3. Prosedur eksisi tumor spinal ekstrameduler (neurinoma) secara mandiri dengan prinsip dan teknik operasi standar.

4. Mampu melakukan posterior cervical decompression termasuk dekompresi sub-oksipital dan cranio-vertebral junction pada kasus sederhana secara mandiri sesuai teknik operasi standar.

5. Decompresi pada kompresi saraf tepi sederhana secara mandiri sesuai teknik operasi standar. 6. Rekonstruksi trauma saraf tepi sederhana secara mandiri sesuai teknik operasi standar. 7. Asistensi kasus spinal servikal baik instrumentasi dan non instrumentasi dan pendekatan operasi.

Elemen Kompetensi MKB Jenis Kompetensi Utama Silabus Mata Ajar Modul ini mempelajari tentang perawatan, tatalaksana di ruang gawat darurat , ICU, ruang intermediate, dan ruang perawatan biasa. Termasuk pemeriksaan, diagnostik, tindakan operatif, tehnik operasi, indikasi, risiko dan komplikasi serta kemampuan untuk memperkirakan prognosis pada kasus spine yang lebih kompleks yang umum terjadi di masyarakat, tumor spinal, dan kelainan saraf tepi. Atribut Soft Skill Kemampuan bekerja dalam Tim, Kepemimpinan, Komunikasi efektif Metode Pembelajaran Tutorial, Diskusi, Presentasi Kasus, Self-Study, Kerja Praktik Media Pembelajaran LCD, Demonstrasi, Pasien Penilaian Knowledge: 25%

Attitude (termasuk tanggung jawab): 30% Psikomotor: 45%

Dosen Prof.Dr. Abdul Hafid Bajamal, dr., SpBS Anggota: Dr. Agus Turchan, dr., SpBS

Dr. M. Arifin P, dr., SpBS Dr. Joni Wahyuhadi, dr., SpBS Eko Agus Subagio, dr., SpBS Asra Al Fauzi, dr., SpBS Wihasto S, dr., SpBS

Rahadian Indarto Susilo, dr., SpBS Muhammad Faris, dr., SpBS Achmad Fahmi, dr., SpBS Nur Setiawan Suroto dr., SpBS

Referensi/ Bahan Bacaan 1. Winn HR. Youmans Neurological Surgery 6th ed. Philadelphia: Elsevier-Saunders; 2011

2. Menezes AH, Sonntag VKH. Principles of spinal surgery, Vol. I-II, 1996. Mac GRAW-HILL, New York

3. Herkowitz HN, Garfin SR, Eismont FJ, Bell GR, Balderston RA. Rothman-Simeone The Spine, Vol. I-II, 2006. Saunders Elseviers, Philadelphia Pennsylvania

4. Henry H. Schmidek, M.D., F.A.C.S, William H. Sweet, M.D., D.Sc., Operative Neurosurgical Techniques, Vol. I-II, 2006, Grune & Stratton, INC

Page 56: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

56

Tabel3.30 Tabel deskripsi mata ajaran Bedah Saraf Onkologi II

Nama Mata Ajar Bedah Saraf Onkologi II Kode KDN778 Beban Studi 8 SKS Semester 6-9 (Open Cluster) Prasyarat Telah Lulus Tahap Bedah Kompetensi Setelah menyelesaikan mata ajar pada tahap ini maka seorang PPDS-1 Ilmu

Bedah Saraf akan mampu melakukan: 1. Menjelaskan tentang klasifikasi tumor susunan saraf pusat beserta

ciri pembandingnya sesuai klasifikasi yang dianut luas di dunia. 2. Menjelaskan tentang konsep onkogenesis dan ilmu dasar tentang

onkologi SSP. 3. penegakan diagnosis dan tatalaksana kegawatan secara mandiri

dan sesuai standar operasional, pada semua kasus tumor otak. 4. Melakukan tatalaksana paripurna secara mandiri sesuai guideline

dan evidence-based medicine pada kasus meningioma parasagittal 1/3 anterior, meningioma olfactory groove, meningioma cavum orbita dan sektarnya, tumor metastase superfisial dan tumor saraf tepi.

Elemen Kompetensi MKB Jenis Kompetensi Utama Silabus Mata Ajar Mata ajaran ini mempelajari tentang konsep dasar onkologi termasuk

onkogenesis tumor susunan saraf, pembagian histopatologi dan klasifikasi tumor susunan saraf, tatalaksana klinis, laboratoris dan radiologis, menyusun rencana terapi berdasar pada evidence based medicine, persiapan dan tehnik operasi, perawatan paska operasi, pencegahan dan perawatan komplikasi pembedahan pada kasus meningioma, glioma, dan tumor intradura lainnya termasuk metastase.

Atribut Soft Skill Kemampuan bekerja dalam Tim, Kepemimpinan, Komunikasi efektif Metode Pembelajaran Tutorial, Diskusi, Presentasi Kasus, Self-Study, Kerja Praktik Media Pembelajaran LCD, Demonstrasi, Pasien Penilaian Knowledge: 25%

Attitude (termasuk tanggung jawab): 30% Psikomotor: 45%

Dosen PJMA : DR. Joni Wahyuhadi,dr., SpBS Anggota : Prof. DR. Abdul Hafid Bajamal,dr., SpBS DR. Agus Turchan,dr.,SpBS DR. M Arifin Parenrengi,dr.,SpBS Eko Agus Subagyo,dr.,SpBS Asra Al Fauzi,dr.,SpBS Wihasto Suryaningtyas,dr.,SpBS Rahadian Indarto S,dr.,SpBS Muhammad Faris,dr.,SpBS Achmad Fahmi,dr.,SpBS Nur Setiawan Suroto,dr.,SpBS

Referensi/ Bahan Bacaan 1. Winn HR. Youmans Neurological Surgery 6th ed. Philadelphia: Elsevier-Saunders; 2011

2. Neurosurgery,Robert H.Wilkins.MD 3. Brain Tumor,Andrew H Kaye

Page 57: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

57

Tabel3.31 Tabel deskripsi mata ajaran Bedah Neurovascular II

Nama Mata Ajar Bedah Neurovascular II Kode KDN774 Beban Studi 8 SKS Semester 6-9 (Open Cluster) Prasyarat Telah Lulus Tahap Bedah Saraf Neurovaskular I Kompetensi Setelah menyelesaikan mata ajar pada tahap ini maka seorang PPDS-1 Ilmu

Bedah Saraf akan mampu: 1. Melakukan secara mandiri evakuasi hematom intrakranial

transkortikal pada stroke perdarahan yang terletak di superficial sesuai dengan teknik operasi dan standar operasional yang berlaku.

2. Melakukan tatalaksana awal penderita perdarahan subarachnoid (SAH) di ruang gawat darurat dan perawatan lanjutan di ruang rawat inap.

3. Mengidentifikasi kelainan pembuluh darah berupa Arterio-venous Malformation (AVM), aneurysma, AV dural fistula, cavernous angioma dan penyakit Moya-moya serta area yang mengalami kelainan pada angiografi, CT scan, atau MRI/ MRA.

4. Melakukan pemeriksaan klinis dan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis kelainan pembuluh darah otak.

5. Mempersiapkan secara mandiri pasien yang akan dilakukan tindakan endovascular.

Elemen Kompetensi MKB Jenis Kompetensi Utama Silabus Mata Ajar Mata ajaran ini mempelajari tentang konsep ilmu bedah saraf vaskular yang

lebih kompleks seperti AVM, aneurysm, cavernous angioma, AV dural fistula, tatacara pemeriksaan klinis dan penunjang, penegakan diagnosis dan penentuan indikasi operasi, ketrampilan operasi, penatalaksanaan komplikasi dan perawatan pasien bedah saraf vaskular di ruang rawat inap.

Atribut Soft Skill Kemampuan bekerja dalam Tim, Kepemimpinan, Komunikasi efektif Metode Pembelajaran Tutorial, Diskusi, Presentasi Kasus, Self-Study, Kerja Praktik Media Pembelajaran LCD, Demonstrasi, Pasien Penilaian Knowledge: 25%

Attitude (termasuk tanggung jawab): 30% Psikomotor: 45%

Dosen PJMA : Prof.Dr.Abdul Hafid Bajamal,dr.,SpBS(K) Anggota :dr.Asra Al Fauzi,SpBS, dr.Nur Setiawan Suroto,SpBS.

Referensi/ Bahan Bacaan 1. Winn HR. Youmans Neurological Surgery 6th ed. Philadelphia: Elsevier-Saunders; 2011

2. Wilkins, Neurosurgery, Vol 1,2,3, The McGraw-Hil Companies, USA.

3. Greenberg, Handbook of Neurosurgery, 2006, Thieme New York USA

4. Osborn, Diagnostic Cerebral Angiography, 1998. Lipincott Williams. 5. Macdonald, Vascular Neurosurgery 2nd edition.2008. Thieme USA.

Page 58: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

58

Tabel3.32 Tabel deskripsi mata ajaran Bedah Saraf Terintegrasi III

Nama Mata Ajar Bedah Saraf Terintegrasi III Kode KDB750 Beban Studi 2 SKS Semester 6-9 (Open Cluster) Prasyarat Telah Lulus Tahap Bedah Kompetensi Setelah menyelesaikan mata ajar pada tahap ini maka seorang PPDS-1 Ilmu

Bedah Saraf akan mampu melakukan pelayanan bedah saraf pada semua kasus bedah saraf secara mandiri sesuai prosedur baku yang berlaku di fasilitas RS jejaring yang ditunjuk.

Elemen Kompetensi MKB Jenis Kompetensi Utama Silabus Mata Ajar Mata ajaran ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

melakukan kerja praktek untuk melakukan pelayanan bedah saraf pada semua kasus bedah saraf secara mandiri sesuai prosedur baku yang berlaku di fasilitas RS jejaring yang ditunjuk sebagai bekal untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru.

Atribut Soft Skill Kemampuan bekerja dalam Tim, Kepemimpinan, Komunikasi efektif Metode Pembelajaran Tutorial, Diskusi, Presentasi Kasus, Self-Study, Kerja Praktik Media Pembelajaran LCD, Demonstrasi, Pasien Penilaian Knowledge: 25%

Attitude (termasuk tanggung jawab): 30% Psikomotor: 45%

Dosen PJMA : DR. M Arifin Parenrengi,dr.,SpBS Anggota : Prof. DR. Abdul Hafid Bajamal,dr., SpBS DR. Agus Turchan,dr.,SpBS DR. Joni Wahyuhadi,dr., SpBS Eko Agus Subagyo,dr.,SpBS Asra Al Fauzi,dr.,SpBS Wihasto Suryaningtyas,dr.,SpBS Rahadian Indarto S,dr.,SpBS Muhammad Faris,dr.,SpBS Achmad Fahmi,dr.,SpBS Nur Setiawan Suroto,dr.,SpBS

Referensi/ Bahan Bacaan 1. Winn HR. Youmans Neurological Surgery 6th ed. Philadelphia: Elsevier-Saunders; 2011

2. Wilkins, Neurosurgery, Vol 1,2,3, The McGraw-Hil Companies, USA.

3. Greenberg, Handbook of Neurosurgery, 2006, Thieme New York USA

Page 59: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

59

Tabel3.33 Tabel deskripsi mata ajaran Kegawatdaruratan Bedah Saraf Komprehensif

Nama Mata Ajar Kegawatdaruratan Bedah Saraf Komprehensif Kode KDN784 Beban Studi 5 SKS Semester 6-9 (Open Cluster) Prasyarat Telah Lulus Tahap Bedah Kompetensi Setelah menyelesaikan mata ajar pada tahap ini maka seorang PPDS-1 Ilmu

Bedah Saraf akan mampu melakukan tatalaksana kegawatdaruratan pada semua kasus bedah saraf secara mandiri sesuai prosedur baku yang berlaku.

Elemen Kompetensi MKB Jenis Kompetensi Utama Silabus Mata Ajar Mata ajar ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

melakukan kerja praktek di ruang gawat darurat dan ruang rawat inap untuk kasus bedah saraf yang membutuhkan penatalaksanaan emergensi.

Atribut Soft Skill Kemampuan bekerja dalam Tim, Kepemimpinan, Komunikasi efektif Metode Pembelajaran Tutorial, Diskusi, Presentasi Kasus, Self-Study, Kerja Praktik Media Pembelajaran LCD, Demonstrasi, Pasien Penilaian Knowledge: 25%

Attitude (termasuk tanggung jawab): 30% Psikomotor: 45%

Dosen PJMA : DR. M Arifin Parenrengi,dr.,SpBS Anggota : Prof. DR. Abdul Hafid Bajamal,dr., SpBS DR. Agus Turchan,dr.,SpBS DR. Joni Wahyuhadi,dr., SpBS Eko Agus Subagyo,dr.,SpBS Asra Al Fauzi,dr.,SpBS Wihasto Suryaningtyas,dr.,SpBS Rahadian Indarto S,dr.,SpBS Muhammad Faris,dr.,SpBS Achmad Fahmi,dr.,SpBS Nur Setiawan Suroto,dr.,SpBS

Referensi/ Bahan Bacaan 1. Winn HR. Youmans Neurological Surgery 6th ed. Philadelphia: Elsevier-Saunders; 2011

2. Wilkins, Neurosurgery, Vol 1,2,3, The McGraw-Hil Companies, USA.

3. Greenberg, Handbook of Neurosurgery, 2006, Thieme New York USA

Page 60: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

60

Tabel3.34 Tabel deskripsi mata ajaran Karya Tulis/ Laporan Kasus II

Nama Mata Ajar Karya Tulis/ Laporan Kasus II Kode KDN610 Beban Studi 2 SKS Semester 6-9 (Open Cluster) Prasyarat Telah Lulus Tahap Bedah Kompetensi Setelah menyelesaikan mata ajar pada tahap ini maka seorang PPDS-1

Ilmu Bedah Saraf akan mampu melakukan secara mandiri: 6. Membuat tulisan ilmiah yang sesuai dengan kaidah penulisan

ilmiah yang baku 7. Menyajikan hasil laporan kasus serial, mini-review, studi

kepustakaan pada pertemuan nasional atau internasional. Elemen Kompetensi MKB Jenis Kompetensi Utama Silabus Mata Ajar Mata ajaran ini mempelajari tentang tatacara penulisan karya ilmiah dalam

bentuk laporan kasus serial, mini-review, studi kepustakaan, dan dipublikasikan atau dipresentasikan pada pertemuan nasional atau internasional.

Atribut Soft Skill Berpikir kritis/ logis, Komunikasi efektif Metode Pembelajaran Tutorial, Presentasi Kasus, Self-Study Media Pembelajaran LCD, Demonstrasi, Pasien Penilaian Knowledge: 25%

Attitude (termasuk tanggung jawab): 30% Psikomotor: 45%

Dosen PJMA : Wihasto Suryaningtyas,dr.,SpBS Anggota : Prof. DR. Abdul Hafid Bajamal,dr., SpBS DR. M Arifin Parenrengi,dr.,SpBS DR. Agus Turchan,dr.,SpBS DR. Joni Wahyuhadi,dr., SpBS Eko Agus Subagyo,dr.,SpBS Asra Al Fauzi,dr.,SpBS Rahadian Indarto S,dr.,SpBS Muhammad Faris,dr.,SpBS Achmad Fahmi,dr.,SpBS Nur Setiawan Suroto,dr.,SpBS

Referensi/ Bahan Bacaan 1. EASE Guidelines for Authors and Translators of Scientific Articles to be Published in English, June 2011. www.ease.org.uk

2. [ICMJE] International Committee of Medical Journal Editors. 2010. Uniform requirements for manuscripts submittedto biomedical journals: writing and editing for biomedical publication. Available from http://www.icmje.org

3. Anglia Ruskin University, 2011. Guide to the Harvard Style of Referencing. Dapat diunduh di http://libweb.anglia.ac.uk/referencing/harvard.htm

Page 61: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

61

Tabel3.35 Tabel deskripsi mata ajaran Bedah Saraf Fungsional

Nama Mata Ajar Bedah Saraf Fungsional Kode KDN775 Beban Studi 4 SKS Semester 10 Prasyarat Telah Lulus Tahap Bedah Lanjut Kompetensi Setelah menyelesaikan mata ajar pada tahap ini maka seorang

PPDS-1 Ilmu Bedah Saraf akan mampu melakukan secara mandiri sesuai standar operasional yang berlaku pada tindakan:

a. Translaminar lumbar epidural injection b. Selective nerve block injection c. Release entrapment carpal tunnel syndrome

Elemen Kompetensi MKB Jenis Kompetensi Utama Silabus Mata Ajar Modul ini mempelajari tentang Bedah Saraf Fungsional, termasuk

etiologi, patofisiologi, diagnostik, indikasi tindakan, teknik operasi, risiko dan komplikasi, serta kemampuan untuk memperkirakan prognosis. Yang tercakup dalam mata ajar ini antara lain:

1. Nyeri 2. Movement and motor disorders 3. Epilepsi 4. Lesi saraf tepi 5. Bedah saraf fungsional untuk kelainan kejiwaan.

Atribut Soft Skill Kemampuan bekerja dalam Tim, Kepemimpinan, Komunikasi efektif

Metode Pembelajaran Tutorial, Diskusi, Presentasi Kasus, Self-Study, Kerja Praktik Media Pembelajaran LCD, Demonstrasi, Pasien Penilaian Knowledge: 25%

Attitude (termasuk tanggung jawab): 30% Psikomotor: 45%

Penilaian Knowledge: 25% Attitude (termasuk tanggung jawab): 30% Psikomotor: 25% Soft skill: 20%

Dosen PJMK: Dr. Agus Turchan, dr., SpBS Anggota: Achmad Fahmi, dr., SpBS

Referensi/ Bahan Bacaan 1. Winn HR. Youmans Neurological Surgery 6th ed. Philadelphia: Elsevier-Saunders; 2011

2. Raj PP, Lou L, Erdine S, Staats PS, Waldman SD, Racz G, et al., (editors) Interventional Pain Management. Second Edition ed.. Philadelphia: Saunders; 2008.

3. Lozano AM, Gildenberg PL, R.tasker R, (editors) Textbook Of Stereotactic And Functional Neurosurgery. Second Ed.. Berlin, Heidelberg: Springer; 2009.

Page 62: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

62

Tabel 3.36 Deskripsi Mata Ajar Tesis

1. Nama Mata Ajar Tesis 2. Kode Mata Ajar PNK699 3. Beban Studi 6 sks 4. Semester 10-11 5. Prasyarat Harus sudah mengikuti mata ajar proposal tesis 6. Kompetensi Setelah mempelajari mata ajaran ini, peserta PPDS

diharapkan akan mampu menyusun naskahtesis penelitian akhir dengan benar sesuai dengan format dan aturan yang telah ditetapkan.

7. Elemen Kompetensi MKB 8. Jenis Kompetensi Kompetensi utama 9. Silabus Mata Ajar Mata ajar ini membahas tentang :

1. Perkembangan penelitian dalam bidang bedah 2. Format proposal penelitian bedah 3. Tehnik penyusunan pendahuluan pada proposal

penelitian 4. Menyusun tinjauan pustaka dan kepustakaan 5. Membuat kerangka konseptual dan hipotesis 6. Metodologi penelitian bidang bedah 7. Penggunaan statistik pada penelitian bedah

10. Atribut Soft Skill Disiplin, kritis, analisis, empati 11. Metode Pembelajaran Tutorial, Kerja Praktek 12. Media Pembelajaran LCD, Demonstrasi, Pasien 13. Penilaian Presentasi dan penulisan tesis penelitian 14. Dosen PJMA : Prof. Dr. David S. Perdanakusuma, dr., Sp.BP(K) Anggota : Dr. Ferdiansyah, dr., Sp.OT

Dr. Tarmono, dr., Sp.U(K) Dr. Heru Koesbianto, dr., Sp.B., Sp.BTKV Dr. M. Arifin Parenrengi, dr., Sp.BS Prof. Dr. Coen Pramono, drg., Sp.BM

15. Referensi Pedoman Penulisan, Usulan Penelitian Tesis Disertasi Program Pasca Sarjana FK Universitas Airlangga Surabaya

Page 63: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

63

Tabel 3.37 Tabel deskripsi mata ajaran Bedah Saraf Manajerial/ Paripurna (Chief Residen)

Nama Mata Ajar Bedah Saraf Manajerial/ Paripurna (Chief Residen) Kode 5 Beban Studi SKS Semester 10-11 Prasyarat Telah Lulus Tahap Bedah Saraf Lanjut dan telah menyajikan hasil penelitian Kompetensi Setelah menyelesaikan mata ajar pada tahap ini maka seorang PPDS-1 Ilmu

Bedah Saraf akan mampu: 1. Mengatur rotasi jaga dan pembagian ruangan untuk peserta didik di

bawahnya. 2. Mengatur penjadwalan acara operasi termasuk menentukan prioritas

dan sifat kegawatan dari kasus. 3. Menetapkan morbiditas dan mortalitas serta menyajikannya dalam

laporan mingguan dan membantu dalam penyelesaian masalah. 4. Menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan kegiatan kamar

operasi, instalasi rawat jalan, dan instalasi rawat darurat. 5. Melakukan proses belajar mengajar untuk adik tahapannya dan

mahasiswa kedokteran. Elemen Kompetensi MKB Jenis Kompetensi Utama Silabus Mata Ajar Mata ajaran ini memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari

dan mempraktekkan kemampuan manajerial dalam penanganan kasus bedah saraf, mengatur jaga, rotasi, penjadwalan operasi, dan proses belajar mengajar untuk tahap di bawahnya serta mahasiswa kedokteran.

Atribut Soft Skill Kemampuan bekerja dalam Tim, Kepemimpinan, Komunikasi efektif Metode Pembelajaran Presentasi Kasus, Self-Study, Kerja Praktik Media Pembelajaran LCD, Demonstrasi, Pasien Penilaian Knowledge: 25%

Attitude (termasuk tanggung jawab): 30% Psikomotor: 45%

Dosen PJMA : DR. M Arifin Parenrengi,dr.,SpBS Anggota : Prof. DR. Abdul Hafid Bajamal,dr., SpBS DR. Agus Turchan,dr.,SpBS DR. Joni Wahyuhadi,dr., SpBS Eko Agus Subagyo,dr.,SpBS Asra Al Fauzi,dr.,SpBS Wihasto Suryaningtyas,dr.,SpBS Rahadian Indarto S,dr.,SpBS Muhammad Faris,dr.,SpBS Achmad Fahmi,dr.,SpBS Nur Setiawan Suroto,dr.,SpBS

Referensi/ Bahan Bacaan 1. Winn HR. Youmans Neurological Surgery 6th ed. Philadelphia: Elsevier-Saunders; 2011

2. Wilkins, Neurosurgery, Vol 1,2,3, The McGraw-Hil Companies, USA. 3. Greenberg, Handbook of Neurosurgery, 2006, Thieme New York USA

Page 64: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

64

BAB 4

STRATEGI PEMBELAJARAN

4.1. METODE PEMBELAJARAN

4.1.1. Kuliah

Kuliah adalah metode paling klasik dalam sistem pembelajaran pedagogi yang

sampai sekarang masih dipertahankan. Selain bermanfaat untuk

menyampaikan informasi terbaru yang ada, juga untuk menilai responsivitas

pendengar. Kelemahannya, seringkali hanya terjadi one way traffic dari

pengajar kepada peserta didik. Keuntungannya, informasi yang update dapat

tersampai, dan efisien waktu untuk jumlah massa yang besar.

4.1.2. Tutorial

a. Tutorial Klasik

Tutorial klasik dapat digunakan secara sendiri atau simultan dengan

proses diskusi maupun presentasi kasus. Pada pendidikan dokter spesialis,

karena subyek yang digunakan adalah pasien riil yang sakit, maka

biasanya metode ini digabungkan secara simultan bersama dengan diskusi

dan presentasi kasus. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan tingkat

pemahaman peserta didik dan menerapkan konsep keselamatan pasien.

Konsep keselamatan pasien tercakup di sini karena metode ini

menggunakan suatu model/ atau replika terlebih dahulu dan dilakukan di

ruang diskusi sebelum peserta didik yang bersangkutan menerapkan

simulasi tersebut pada pasien yang sesungguhnya, sehingga kesalahan

prosedur dapat diminimalisir. Keuntungan lainnya adalah pasien tidak

merasa dijadikan “alat pembelajaran”.

b. Tutorial dengan Bedside Teaching

Metode ini adalah metode efektif dalam pendidikan profesi.Keuntungan

metode ini, peserta didik dapat berinteraksi langsung dengan

pasien.Mereka dapat mengaplikasikan ketrampilan yang diketahuinya

sehingga tingkat retensi terhadap suatu materi meningkat.Kelemahannya

belum tentu kasus yang disyaratkan tersebut tersedia untuk bedside

teaching.Apabila kasus tersebut tidak tersedia maka digunakan tutorial

klasik dengan replica atau model.

Page 65: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

65

4.1.3. Diskusi

Diskusi kasus hampir serupa dengan kuliah. Diikuti oleh hampir seluruh

peserta didik, kecuali yang bertugas di tempat lain. Ia menggunakan kasus riil,

dan didikusikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Diskusi ini dilaksanakan rutin secara internal di dalam Departemen Bedah

Saraf atau bersama dengan Prodi lain yang terkait seperti Departemen Syaraf,

Anak, Radiologi, Patologi Anatomi. Selain itu dilaksanakan juga diskusi yang

insidentil terutama apabila ada kasus yang memerlukan pendekatan

multidisiplin antara lain tetapi tidak terbatas dengan Departemen Kesehatan

Fisik dan Rehabilitasi, THT-KL, Mata, Obstetri-Ginekologi.

Secara Internal, bentuk diskusi rutin yang diadakan:

1. Laporan Mingguan

2. Diskusi seksi Neurotrauma

3. Diskusi seksi Bedah Saraf Pediatri

4. Diskusi seksi Neuro onkologi

5. Diskusi seksi Neuro-spinal

6. Diskusi seksi Neurovaskular

Diskusi multidisiplin rutin:

1. Diskusi kasus Bedah Saraf – Neurologi – Neuroradiologi

2. Diskusi kasus Patologi Anatomi - Bedah Saraf – Neurologi –

Neuroradiologi

4.1.4. Presentasi

a. Presentasi Tugas

Seperti halnya bentuk presentasi lainnya, presentasi tugas adalah

metode pembelajaran peserta didik untuk melihat kemampuan yang

bersangkutan menyiapkan dan menyajikan suatu presentasi sesuai

kaidah cara presentasi yang baku. Presentasi tugas ini biasanya

berupa presentasi karya ilmiah, tugas baca jurnal, tinjauan

kepustakaan, dan materi lain yang tidak terkait langsung dengan

kasus atau pasien yang sesungguhnya.

Page 66: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

66

b. Presentasi Kasus

Presentasi kasus serupa metodenya dengan presentasi tugas tetapi

berbeda isi yang dipresentasikan. Pada presentasi kasus, yang

disajikan adalah berupa kasus riil mulai dari anamnesis, pemeriksaan

fisik, pemeriksaan penunjang, assesmen, terapi atau tindakan yang

telah dilakukan, rencana terapi yang akan dilakukan, alternatif terapi,

dan prognosis pasien. Presentasi tugas ini juga biasanya dilakukan

secara simultan dengan diskusi atau tutorial.

4.1.5. Self-Study atau Self Assesment

Dapat dilakukan sebelum dan sesudah kuliah, tutorial, diskusi bahkan

sebelum tindakan operasi dimulai.Self-study menaikkan tingkat responsivitas,

tingkat pemahaman, dan retensi memori bila dilakukan sebelum dan sesudah

metode pengajaran apapun diterapkan.Metode ini juga tidak mensyaratkan

waktu tertentu, tempat tertentu ataupun kehadiran seorang

pembimbing.Peserta didik dapat menyesuaikan kecepatan belajarnya sendiri

dengan materi yang tersedia dan sumber yang dapat dicari sendiri. Self-study

ini dapat dilakukan dengan bantuan buku ataupun media lain seperti video

assisted learning. Kelemahannya ia sangat bergantung pada motivasi dan

ketekunan seseorang untuk melakukannya.

4.1.6. Kerja Praktik

Kerja praktik adalah suatu bentuk learning by doing yang menuntut kesiapan

peserta didik untuk menampilkan level tertinggi kompetensi yang dimilikinya

baik secara pengetahuan, sikap maupun ketrampilan atau psikomotor. Kerja

praktik ini berupa tugas jaga, tugas perawatan pasien, dan tindakan operasi.

Supervisi selalu dilakukan oleh supervisor yang telah diberi kewenangan.

Khusus untuk tindakan operasi, mengacu pada ketentuan yang telah

dikeluarkan oleh kolegium dan disesuaikan dengan kondisi di lokal

pendidikan maka ada beberapa poin yang perlu diperhatikan:

a. Peserta didik harus terlebih dahulu melakukan asistensi operasi (ma-

gang) sampai mencapai jumlah yang ditentukan, dan kemudian me-

lakukan instruksi pada spesialis pembimbing. Setelah dinyatakan lulus

instruksi, baru diijinkan melakukan operasi mandiri.

Page 67: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

67

b. Operasi mandiri oleh asisten harus selalu ada spesialis supervisor yang

akan menilai keseluruhan aspek yang harus dilakukan oleh asisten

terhadap pasien secara mandiri.

c. Residen yang memiliki level tertinggi dalam suatu operasi harus membuat

laporan operasi dengan berpedoman pada daftar tilik, selanjutnya

konsulen/supervisor operasi ini akan memeriksa laporan operasi sesuai

daftar tilik dan memberi nilai berdasarkan kelengkapan yang ditetapkan

dalam daftar tilik.

4.2. MEDIA PEMBELAJARAN

4.2.1 Bahan Cetak dan Digital

Bahan cetak dan digital adalah media yang terbanyak digunakan. Mulai dari

buku teks, jurnal berkala, catatan kuliah, dan materi cetak lainnya. Saat ini

dengan kemajuan era digital, maka peserta didik dapat mengunduh materi

berupa buku atau jurnal elektronik dengan mudah, yang sebenanrnya

adalah bentuk lain dari media cetak.

4.2.2 Media audio-visual

Berkembangnya gadget dan alat audio visual memungkinkan peserta didik

mengunduh video atau animasi dari internet atau menyalin file digital video

dari operasi yang dilakukan oleh supervisor atau peserta didik lain sebelum

yang bersangkutan melakukan tindakan.

4.2.3 Model atau Replika

Model atau replika kepala dan tulang belakang digunakan untuk

menjelaskan mulai dari anatomi hingga pendekatan operasi bedah saraf,

sehingga meningkatkan praktikalitas dari metode tutorial atau diskusi.

4.2.4 Kadaver

Kadavaer adalah replika yang mendekati sempurna karena dia berasal dari

tubuh manusia yang asli. Tidak dapat digunakan secara terus menerus atau

berulang dan memerlukan pembiayaan yang besar.

4.3. Dosen Pengajar

Jajaran dosen pengajar, jenjang pendidikan dan kualifikasi sesuai ketentuan

kolegium ilmu bedah saraf dapat dilihat pada lampiran tentang dosen

pengajar.

Page 68: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

68

BAB 5

SISTEM EVALUASI HASIL BELAJAR

5.1. Organisasi Evaluasi

1. Evaluasi dilaksanakan di Prodi PPDS-1 Bedah Saraf

2. Evaluasi dilakukan minimal oleh Pembimbing di Prodi PPDS-1 Bedah Saraf

3. Evaluasi untuk peserta PPDS Bedah Saraf dilakukan sbb:

a. Untuk penguasaan ilmu dasar (pengayaan) dilakukan pada ahir setiap rotasi

b. Kemampuan menegakkan diagnosa

c. Untuk penguasaan kasus dan teknis operasi dilakukan pada setiap akan

dilakukan tindakan / operasi.

5.2 Tahap Evaluasi

1. Evaluasi tahap pengayaan dilakukan setelah peseta didik menyelesaikan aspek

kognitif di tahap pengayaan.

2. Evaluasi tahap magang dilakukan setelah peserta didik melakukan sejumlah

tindakan operasi Sebagai Asisten I sebagai prasyarat evaluasi sesuai dengan jenis

penyakit pada submodul

3. Evaluasi tahap mandiri dilakukan setelah peserta didik melakukan se- jumlah

tindakan operasi mandiri sebagai prasyarat evaluasi sesuai den- gan jenis

penyakit pada submodul

5.3 Metode dan Materi Evaluasi

1. Ujian Tulis dan Lisan

2. Kemampuan menegakkan diagnosa di poliklinik maupun ruang rawat

3. Penilaian kemampuan melakukan tindakan

4. Penilaian kemampuan penanganan penderita secara menyeluruh

5.4 Hasil Penilaian Peserta Didik oleh Program Studi

1. Penyelesaian modul harus dapat dicapai dalam kurun waktu yang telah

ditetapkan

2. Penilaian disesuaikan dengan kompetensi akhir yang harus dicapai pada setiap

sub modul ( pengayaan, magang, mandiri )

Page 69: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

69

3. Kegagalan dalam 1 aspek harus diulang dalam masa selama rotasi di

Bagian/Departemen Badah Saraf.

5.5 Ujian Nasional

1. Prasyarat

a. Telah menjalankan proses pendidikan spesialisasi bedah saraf seku- rang-

kurangnya selama 11 semester atau bagi peserta didik yang ketika masuk

pendidikan spesialisasi bedah saraf telah melakukan spesialisasi di bidang bedah

umum atau nerurologi, maka mengikuti aturan sesuai dengan lama pendidikan

yang ditetapkan.

b. Telah menyelesaikan tugas skripsi

c. Telah melakukan tindakan operasi sesuai jumlah dan jenis yang dite- tapkan

dalam kurikulum bedah saraf, tercatat dalam Log Book dan diserahkan pada KBSI

saat mendaftarkan diri untuk ujian nasional

d. Telah dinyatakan lulus ujian ahir lokal dan diusulkan untuk mengikuti ujian akhir

oleh KPS

2. Pelaksanaan Ujian

i. Pelaksanaan ujian dilakukan oleh KBSI dan diselenggarakan di salah satu

institusi Pusat Pendidikan Bedah Saraf.

ii. Semua anggota KBSI dapat menjadi penguji, kecuali yang berstatus staf

pada IPDS dimana peserta ujian dididik.

3. Penilaian dan Nilai Kelulusan a. Ujian nasional diberikan dalam 3 bentuk, yaitu :

i. Ujian Tipe 1 : Ujian MCQ

• Diselenggarakan serentak secara online, setiap peserta ujian

membawa laptop masing-masing.

• Lama ujian 2 jam dengan jumlah soal 120.

• Jumlah jawaban benar dikali 100 /120 adalah merupakan nilai

ujian Tipe 1

• Bobot hasil ujian MCQ adalah 50% dari total nilai ujian akhir

ii. Ujian Tipe 2 : Ujian kasus lisan terstruktur

• Ujian dilakukan seorang demi seorang, dapat diselenggarakan

secara simultan di beberapa ruang sesuai jumlah peserta ujian

akhir

Page 70: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

70

• Peserta ujian diberi satu kasus dan diberi pertanyaan oleh pem-

bawa kasus sesuai urutan pertanyaan yang telah dipersiapan

sebelumnya oleh KBSI

• Jawaban peserta ujian dinilai oleh 3-5 orang penguji.

• Hasil rata-rata nilai semua penguji merupakan nilai ujian Tipe 2.

• Bobot hasil ujian Tipe 2 adalah 30% dari total nilai ujian akhir

iii. Ujian Tipe 3 : Ujian Analitik • Ujian dilakukan serentak • Kasus atau

situasi klinik ditayangkan beseta pertanyaannya melalui slide, peserta

ujian menjawab pertanyaan secara tertulis dikertas dengan waktu 2

menit untuk setiap slide. • Jumlah slide berkisar antara 40 - 60 • Hasil

ujian tipe 3 merupakan penjumlahan dari jawaban benar. • Bobot hasil

ujian Tipe 3 adalah 20% dari total nilai ujian akhir.

4. b. Peseta ujian dinyatakan lulus apabila total bobot nilai Ujian Tipe 1 + Ujian Tipe

2 + Ujian Tipe 3 mencapai 60 atau lebih.

5. Ujian ulangan

i. Bagi peserta yang tidak lulus akan diberi kesempatan untuk ujian ulangan

yang waktunya ditentukan kemudian

ii. Bagi peserta yang tidak lulus, masih dimungkinkan untuk mengulang stase

apabila hasil penilaian para penguji memutuskan demikian.

Page 71: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

71

LAMPIRAN 1

MATRIKS HUBUNGAN DESKRIPSI GENERAL KKNI – LEARNING OUTCOME DAN SUB-LEARNING OUTCOME

PROGRAM PENDIDIKAN SPESIALIS-1 ILMU BEDAH SARAF

FAKULTAS KEDOKTERAN – UNIVERSITAS AIRLANGGA

Deskripsi General

KKNI Capaian Pembelajaran Sub- Capaian Pembelajaran

Jenis

Kompetensi

U P K

Mampu

mengembangkan

pengetahuan,

teknologi, dan atau seni

di dalam bidang

keilmuannya atau

praktek profesionalnya

melalui riset, hingga

menghasilkan karya

inovatif dan teruji.

1. Mampu mengembangkan teknik operasi

bedah saraf yang dapat meningkatkan

kualitas tindakan, keselamatan pasien,

dan menurunkan kecacatan serta

komplikasi.

2. Mampu mengembangkan peralatan

sederhana dan canggih yang dapat

membantu memperbaiki tatalaksana

pasien dengan keamanan yang teruji.

1.3 Mampu menerapkan konsep

keselamatan pasien pada

prosedur tindakan bedah saraf.

1.4 Mampu melakukan penelitian

yang berkaitan dengan bidang

ilmu inti dan penunjang bedah

saraf yang mempunyai nilai

kebaruan dan menunjang konsep

keselamatan pasien dan kualitas

hidup pasien.

2.1 Mampu meningkatkan daya

guna alat hingga merancang

P

P

Page 72: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

72

sendiri peralatan yang

diperlukan sesuai kebutuhan

tanpa mengurangi tingkat

keamanannya.

Mampu memecahkan

permasalahan sains,

teknologi, dan atau seni

di dalam bidang

keilmuannya melalui

pendekatan inter atau

multidisipliner

1. Mampu melakukan tatalaksanapasien

dengan cidera susunan syaraf pusat dan

tepi secara komprehensif sesuai

protokol/ guideline yang berlaku.

2. Mampu melakukan tatalaksana kelainan

kongenital pada anak dan infeksi

susunan saraf pusat yang tersering

sesuai protokol/ guideline yang berlaku.

3. Mampu melakukan tatalaksana kelainan

tulang belakang yang sederhana dan

instrumentasi tulang belakang yang

sederhana sesuai protokol/ guideline

yang berlaku.

4. Mampu melakukan tatalaksana tumor

otak sederhana yang sering dijumpai

1.1 Mampu melakukan tatalaksana

trauma kranial/ otak beserta

komplikasi yang ditimbulkan

secara komprehensif sesuai

guideline yang berlaku.

1.2 Mampu melakukan tatalaksana

cidera spinal dengan kelainan

saraf secara komprehensif sesuai

guideline yang berlaku.

1.3 Mampu melakukan tatalaksana

cidera saraf tepi yang sederhana.

2.1 Mampu melakukan tatalaksana

kelainan kongenital kranial

yang sederhana yg tersering

didapati ( sesuai prosedur yang

U

U

U

U

Page 73: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

73

sesuai protokol/ guideline yang berlaku.

5. Mampu melakukan tatalaksana kelainan

neurovascular sederhana yang sering

dijumpai sesuai protokol/ guideline

yang berlaku.

6. Mampu melakukan tindakan bedah saraf

fungsional tingkat dasar yang sederhana

sesuai protokol/ guideline yang berlaku.

7. Mampu melakukan tatalaksana infeksi

susunan saraf pusat yang sering

dijumpai sesuai protokol/ guideline dan

evidence based medicine yang berlaku.

baku.

2.2 Mampu melakukan tatalaksana

kelainan kongenital spinal yang

sederhana yg tersering didapati

sesuai prosedur yang baku.

3.1 Mampu melakukan tatalaksana

kelainan degeneratif spinal

sederhana sesuai prosedur

baku.

3.2 Mampu melakukan tatalaksana

tumor spinal ekstrameduler

yang sederhana sesuai

prosedur baku yang berlaku.

4.1 Mampu melakukan tatalaksana

tumor supratentorial ekstra

dan intradural yang sederhana

(kasus tumor kulit kepala dan

tulang calvaria, meningioma

konveksitas, meningioma

sphenoid lateral,

U

U

U

U

Page 74: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

74

meningiomaparasagittal 1/3

anterior, meningioma olfactory

groove, meningioma cavum

orbita dan sektarnya, tumor

metastase superfisial dan

tumor saraf tepi) sesuai

prosedur baku.

4.2 Mampu melakukan tatalaksana

tumor infratentorial yang

sederhana sesuai prosedur

baku.

5.1 Mampu melakukan tatalaksana

kelainan neurovascular

sederhana (ICH spontan dan

AVM sederhana) sesuai

guideline dan evidence based

medicine yang berlaku.

6.1. Mampu melakukan tatalaksana

kelainan fungsional bedah saraf

sederhana termasuk tindakan

U

U

U

Page 75: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

75

intervensi pada nyeri sesuai

guideline dan evidence based

medicine yang berlaku.

7.1 Mampu melakukan tatalaksana

infeksi susunan saraf pusat

kranial yang sering dijumpai

yaitu abses otak, empyema

subdural, abses epidural,

meningitis dengan komplikasi

yang memerlukan tindakan

bedah saraf sesuai protokol/

guideline dan evidence based

medicine yang berlaku.

7.2 Mampu melakukan tatalaksana

infeksi susunan saraf pusat

spinal yang sering dijumpai

yaitu abses epidural,

spondylitis TB sesuai protokol/

guideline dan evidence based

medicine yang berlaku

U

U

Page 76: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

76

Mampu mengelola riset

dan pengembangan

yang bermanfaat bagi

masyarakat dan

keilmuan, serta mampu

mendapat pengakuan

nasional maupun

internasional.

1. Mampu melakukan penelitian secara

mandiri sesuai kaidah ilmiah yang

berlaku.

2. Mampu melakukan publikasi dan

diseminasi informasi tentang keilmuan

yang berkaitan dengan bedah saraf baik

kepada komunitas ilmiah maupun awam

di forum nasional atau internasional.

1. Mampu melakukan penelitian

secara mandiri sesuai kaidah

ilmiah yang berlaku.

2. Mampu menulis artikel ilmiah

untuk dipublikasikan di jurnal

ilmiah nasional maupun

internasional

3. Mampu menyampaikan

presentasi ilmiah dalam seminar

atau pertemuan nasional atau

internasional.

4. Mampu melakukan penyuluhan,

presentasi di kalangan awam

baik nasional ataupun

internasional.

U

U

P

P

Page 77: DOKUMEN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ...spesialis1.ibs.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/... · umum sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program pendidikan

77

Lampiran 2

Lampiran 2. Daftar Dosen Pengampu Mata Ajar di Prodi Sp1 Bedah Saraf 2013

NO NAMA DOSEN JENJANG

PENDIDIKAN

KUALIFIKASI

Pembimbing Pengajar Penilai

1 Prof. Dr. Abdul Hafid Bajamal,dr., SpBS S3 Ya Ya Ya

2 Dr. Agus Turchan,dr., SpBS S3 Ya Ya Ya

3 Dr. Muhammad Arifin Parenrengi,dr., SpBS S3 Ya Ya Ya

4 Dr. Joni Wahyuhadi,dr., SpBS S3 Ya Ya Ya

5 Eko Agus Subagio, dr., SpBS S2 Ya Ya Ya

6 Asra Al Fauzi,dr., SpBS S2 Ya Ya Ya

7 Wihasto Suryaningtyas,dr., SpBS S2 Ya Ya Ya

8 Rahadian Indarto Susilo,dr., SpBS S2 Ya Ya Tidak

9 Muhammad Fariz,dr., SpBS S2 Ya Tidak Tidak

10 Nur Setiawan Suroto,dr., SpBS S2 Ya Tidak Tidak

11 Ahmad Fahmi,dr., SpBS S2 Ya Tidak Tidak