standar pendidikan-profesi-dokter

35
STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER Ibrahim

Upload: eka-kurniati

Post on 16-Aug-2015

221 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

Ibrahim

Lulusan adalah dokter yang memenuhi standar kompetensi yang disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (sesuai pasal 8 Undang-Undang RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran), yaitu Standar Kompetensi Dokter.

STANDAR KOMPETENSI DOKTER

1. Komunikasi efektif2. Keterampilan Klinis3. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran4. Pengelolaan Masalah Kesehatan5. Pengelolaan Informasi6. Mawas Diri dan Pengembangan Diri7. Etika, Moral, Medikolegal dan

Profesionalisme serta Keselamatan Pasien

STANDAR KOMPETENSI DOKTER

Area 1.Komunikasi Efektif1. Berkomunikasi dengan pasien serta

anggota keluarganya2. Berkomunikasi dengan sejawat3. Berkomunikasi dengan masyarakat4. Berkomunikasi dengan profesi lain

STANDAR KOMPETENSI DOKTER

Area 2. Keterampilan Klinis

5. Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang pasien dan keluarganya

6. Melakukan prosedur klinik dan laboratorium

7. Melakukan prosedur kedaruratan klinis

STANDAR KOMPETENSI DOKTER

Area 3.Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran

8. Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer

STANDAR KOMPETENSI DOKTER

9. Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai

10. Menentukan efektivitas suatu tindakan

STANDAR KOMPETENSI DOKTER

Area 4. Pengelolaan Masalah Kesehatan11. Mengelola penyakit, keadaan sakit dan

masalah pasien sebagai individu yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat

12. Melakukan Pencegahan Penyakit dan Keadaan Sakit

13. Melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan dan pencegahan penyakit

STANDAR KOMPETENSI DOKTER

Area 4. Pengelolaan Masalah Kesehatan

14. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan

15. Mengelola sumber daya manusia serta sarana dan prasarana secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga

STANDAR KOMPETENSI DOKTER

Area 5. Pengelolaan Informasi16. Menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi untuk membantu penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan promosi kesehatan, serta penjagaan, dan pemantauan status kesehatan pasien

17. Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi

18. Memanfaatkan informasi kesehatan

STANDAR KOMPETENSI DOKTER

Area 6. Mawas Diri dan Pengembangan Diri

19. Menerapkan mawas diri

20. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat

21. Mengembangkan pengetahuan baru

STANDAR KOMPETENSI DOKTER

Area 7.Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien

22. Memiliki Sikap profesional

23. Berperilaku profesional dalam bekerja sama

24. Sebagai anggota Tim Pelayanan Kesehatan yang profesional

STANDAR KOMPETENSI DOKTER

Area 7.Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien

25. Melakukan praktik kedokteran dalam masyarakat multikultural di Indonesia

26. Memenuhi aspek medikolegal dalam praktik kedokteran

27. Menerapkan keselamatan pasien dalam praktik kedokteran

Lulusan diharapkan mampu mengikuti perkembangan ilmu kedokteran dan berperan serta dalam Sistem Kesehatan Nasional.

SEMUA MATA AJAR DINTEGRASIKAN BAIK SECARA HORIZONTAL MAUPUN VERTIKAL KURIKULUM MODEL Z

TEORI

Th 1 Th 2 Th 3 Th 4

15

Basic med. science

Clinical science

Model Kurikulum

Model kurikulum berbasis kompetensi dilakukan dengan • pendekatan terintegrasi baik horizontal

maupun vertikal,

• berorientasi pada masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat dalam konteks pelayanan kesehatan primer.

Isi Kurikulum

Meliputi prinsip-prinsip metode ilmiah, ilmu biomedik, ilmu kedokteran klinik, ilmu humaniora, ilmu kedokteran komunitas dan ilmu kedokteran keluarga yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi Dokter.

Prinsip-prinsip metode ilmiah meliputi metodologi penelitian, filsafat ilmu, berpikir kritis, biostatistik dan evidence-based medicine.

Isi Kurikulum

Ilmu biomedik meliputi anatomi, biokimia, histologi, biologi sel dan molekuler, fisiologi, mikrobiologi, imunologi, parasitologi, patologi, dan farmakologi.

Ilmu-ilmu biomedik dijadikan dasar ilmu kedokteran klinik sehingga mahasiswa mempunyai pengetahuan yang cukup untuk memahami konsep dan praktik kedokteran klinik.

Isi Kurikulum

Ilmu-ilmu humaniora meliputi ilmu perilaku, psikologi kedokteran, sosiologi kedokteran, antropologi kedokteran, agama, etika dan hukum kedokteran, bahasa, Pancasila serta kewarganegaraan.

Isi Kurikulum

Ilmu kedokteran klinik meliputi ilmu penyakit dalam beserta percabangannya, ilmu bedah, ilmu penyakit anak, ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu penyakit syaraf, ilmu kesehatan jiwa, ilmu kesehatan kulit dan kelamin, ilmu kesehatan mata, ilmu THT, radiologi, anestesi, ilmu kedokteran forensik dan medikolegal.

Isi Kurikulum

Ilmu kedokteran komunitas terdiri dari ilmu kesehatan masyarakat, ilmu kedokteran pencegahan, epidemiologi, ilmu kesehatan kerja, ilmu kedokteran keluarga dan pendidikan kesehatan masyarakat.

Isi Kurikulum

Komponen penting dari setiap kurikulum adalah tersedianya kesempatan bagi mahasiswa untuk mengadakan kontak efektif secara personal dengan pasien seawal mungkin.

Isi Kurikulum

Selama kontak dimanfaatkan untuk mempelajari interaksi faktor penyebab, patogenesis, faktor fisik dan psikologis, keluarga, komunitas, sosial dan lingkungan yang mempengaruhi perjalanan penyakit pasien

Struktur Kurikulum

Tahap profesi dokter dilakukan minimal 3 semester (minimal 72 minggu atau minimal 2880 jam) di RS Pendidikan dan wahana pendidikan lain, serta diakhiri dengan gelar Dokter (dr).

SKENARIO/PROBLEM

SKENARIO/PROBLEM ADALAH SEBUAH KEJADIAN KLINIK YANG DIBERIKAN KEPADA SEKELOMPOK KECIL MHS (ANTARA 5-8 ORANG) DARI KASUS TSB. MHS BELA JAR TENTANG APA SAJA YANG TADINYA DIBERIKAN DIRUANG KULIAH SKENARIO/PROBLEM ADALAH PEMICU BELAJAITU SEBABNYA CARA BELAJAR INI LEBIH DIKENAL SBG: PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PBL BUKAN CARA MEMECAHKAN MASALAH TUJUAN PENDIDIKAN DICAPAI TIDAK LAGI MELA- LUI RUANG KULIAH TAPI MELALUI DISKUSI TUTO- RIAL

25

Struktur Kurikulum

Kurikulum dilaksanakan dengan pendekatan/ strategi SPICES (Student-centred, Problem-based, Integrated, Communitybased, Elective/ Early clinical Exposure, Systematic).

Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar harus didasarkan pada pencapaian kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter.

Pencapaian kompetensi dinilai dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan (Criterion-referenced).

Penilaian Hasil Belajar

Kriteria kelulusan merupakan hasil pencapaian kompetensi dan penilaian proses pendidikan (akademik dan non-akademik).

Penilaian hasil belajar harus memenuhi asas validitas, reliabilitas, kelayakan dan mendorong proses belajar.

Penilaian Hasil Belajar

Pada akhir pendidikan, dilaksanakan uji kompetensi yang dilaksanakan oleh Kolegium Dokter Indonesia dan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia, untuk memperoleh sertifikat kompetensi.

Mahasiswa

Calon mahasiswa program studi profesi dokter harus memenuhi kriteria sebagai berikut :• Lulus Sekolah Menengah Umum atau setara dari

jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

• Lulus seleksi penerimaan mahasiswa yang diadakan oleh institusi pendidikan yang bersangkutan, yang meliputi tes akademik atau memiliki prestasi khusus, tes psikologi, dan tes kesehatan.

• Bagi warga negara asing sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Mahasiswa

Setiap mahasiswa memiliki dosen pembimbing akademik.

Institusi pendidikan kedokteran memfasilitasi kegiatan-kegiatan kemahasiswaan.

Fasilitas Fisik

Jumlah pasien rawat jalan rata-rata per hari di tiap-tiap bagian/klinik minimal 2 kali jumlah mahasiswa yang menjalankan praktik di bagian/klinik tersebut.

Jumlah dan jenis kasus harus bervariasi menurut umur dan penyakit, baik untuk rawat inap maupun rawat jalan agar dapat menjamin tercapainya Standar Kompetensi Dokter.

Fasilitas Fisik

Rumah sakit yang digunakan untuk pendidikan harus terakreditasi sebagai rumah sakit pendidikan untuk menjamin tercapainya Standar Kompetensi Dokter.

Sarana pelayanan kesehatan lain meliputi puskesmas, balai pengobatan, dan klinik dokter keluarga. Sarana tersebut harus tersedia secara memadai untuk menjamin tercapainya kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter.