doktrinasi

Upload: hasanuddin-ritonga

Post on 16-Oct-2015

139 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kuliah

TRANSCRIPT

Pengertian doktrinasiDoktrinasi tidak lain merupakan cara untuk mempengaruhi orang lain dengan sebuah pemaksaan apa yang ada di pikiran kita harus sesuai dengan apa yang ada di dalam pikiran orang lain, baik dalam bentuk dialog, debat, pertanyaan retoris, dan lain sebagainya.Cara ini dianggap sebagai cara yang efektif untuk infiltrasi pemikiran dan biasa dipakai oleh orang orang pengkader untuk merekrut kader yang kemudian siap untuk digerakkan.Satu contoh di Jerman pada waktu NAZI berkuasa, Adolf Hitler melakukan upaya doktrinasi dengan menyuarakan seruan seruan chauvinisme dengan slogan Ras Arya adalah pemimpin dunia . Akibatnya memang cukup dahsyat. Buktinya dengan keberhasilan yang diperoleh tentara NAZI dalam melakukan Blitzkrieg ke daerah daerah sekitar Jerman.

DOKTRINasi MERUPAKAN tindakan metode penanaman nilai secara paksa kepada peserta didik tanpa diberikan kesempatan berpikir dan berpendapat kepada peserta didik DENGAN UNSUR KALIMAT DAN KATA-KATA PROVOKATIF, MEMAKSA, MENGINTIMIDASI, MEMOTIVASI, FAKTA NEGATIF DAN POSITIF, MENUNJUKKAN STEREOTIP SUPERIOR, RASIS DAN EMOTIONAL dengan segala macam cara mulai pelemahan fisik maupun mental dibarengi dengan harapan-harapan dan semua itu untuk mencapai sebuah tujuan

Doktrin organisasi Meliputi pemaksaan pemahaman akan :1. Landasan dan Latar Belakang Pemikiran organisasi2. Peran, Fungsi, dan Tugas Pokok anggota organisasi3. Hakikat Ancaman anggota dan organisasi4. Strategi Organisasi5. Pembinaan organisasi6. Penggunaan Kekuatan organisasi7. Tataran Kewenangan dan Tanggung Jawab anggotaMetode paling efektif untuk mendoktrinasi seseorang adalah dengan cara membuat orang tersebut berada dalam kondisi zero level. Zero level ini merupakan sebuah kondisi dimana seseorang begitu lelah sampai tidak bisa berpikir dengan jernih, sehingga kalau kita katakan bahwa 2+2=5 disertai sedikit argumentasi yang kita buat sendiri, orang itu akan percaya.

Kondisi zero level bisa dicapai dengan cepat melalui eksploitasi kemampuan fisik manusia. Dengan kata lain, fisik kita dibuat begitu lelah, dan otak kita dibuat begitu bingung dengan berbagai orasi maupun debat yang berputar-putar sehingga akhirnya peserta ospek tidak lagi bisa berpikir dan mudah disusupi doktrin apapun yang diinginkan panitia.Pada saat saya masuk ITB, dan saya ikuti Ospek, kultur di ITB secara umum masih menganut metode yang sama dengan kaderisasi militeristik, dimana kondisi zero level berusaha dicapai dengan cepat melalui eksploitasi kemampuan fisik manusia. Dengan kata lain, fisik kita dibuat begitu lelah, dan otak kita dibuat begitu bingung dengan berbagai orasi maupun debat yang berputar-putar sehingga akhirnya peserta ospek tidak lagi bisa berpikir dan mudah disusupi doktrin apapun yang diinginkan panitia.

ejahatan selalu punya cara untuk menempatkan diri di manapun, kapanpun dan kepada siapapun. Salah satu caranya adalah dengan modus pencucian otak. Baru saja marak terjadi di sebuah PerguruanTinggiswasta diJawa Timur, sebanyak Sembilan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang dilaporkan menjadi korban dari penculikan dan pencucian otak yang kemungkinan dilakukan oleh kelompok Islam radikal. Tapi tidak menutup kemungkinan juga kalau motifnya hanyalah urusan perut dengan mengatasnamakan sebuah organisasi.

Beredarnya kabar kasusinidilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan dirinya kelompok Negara Islam Indonesia (NII) disangkal oleh Polisi. Dari hasil penyelidikan sementara, mereka hanya menjadi korban penipuan yang berkedok sebuah organisasi. Menurut pengakuan para korban, mereka didoktrin sebuah pernyataan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu kafir karena dianggap tidak sesuai dengan syariat Islam. Ada semacam pembaiatan untuk menjadi pengikut kelompoknya. Mereka diminta menyerahkan sejumlah uang sebagai syarat dalam pembaitan, bahkan si calon pengikut diperbolehkan menghalalkan segala cara demi mendapatkan uang tersebut.

Si korban yang telah dicuci otaknya inipun dapat dengan mudah terpengaruh dan mematuhi segala sugesti yang ditanamkan oleh kelompok-kelompok tersebut. Begitu kuatnya pengaruh dari pencucian otak tersebut hingga dapat mengendalikan sepenuhnya hidup para pengikutnya dan membuat doktrin yang diberikan menjadiparadigmahidup dari si korban. Bagaimana hal itu bisa terjadi?

Cuci otak atau brainwashing biasanya merupakan teknik wajib bagi organisasi atau kelompok-kelompok fanatik. Menurut sejarah teknik ini sudah dikenal sejaklama, bahkan sebelum Perang Dunia ke-II banyak digunakan oleh tentara-tentara Jerman. Metode pencucian otak mulai dikembangkan secara ilmiah saat itu oleh para pakar psikologi di Jerman untuk membangun semangat danmentalpara prajurit yang tahan banting agar loyal serta mempunyai jiwa yang sepaham dengan haluan Partai Nazi.

Secara istilah, cuci otak adalah suatu upaya merekayasa pembentukan ulang tata berpikir, perilaku dan kepercayaan tertentu menjadi sebuah tata nilai baru. Biasanya merupakan hasil dari tindakan indoktrinasi. Melalui pendoktrinan yang intensif tersebut, memaksa seseorang untuk meninggalkan keyakinan yang lama dan menerima keyakinan baru. Tujuan dari cuci otak mempunyai banyak keterkaitan dengan bidang militer,politikdan religi melalui proses yang cukup panjang dengan memberikan tekanan-tekanan untuk meruntuhkan pertahanan fisik maupun mental seseorang.

Metode Sederhana Dalam Pencucian Otak

Salah satu metode sederhana dalam pencucian otak ini ada yang dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu pelumpuhan, pembentukan karakter dan doktrinasi.

Pada tahap pelumpuhan si korban dikurung dalam sebuah ruangan gelap tanpa cahaya sedikit pun. Selama satu hari penuh korban tidak diberi makan dan minum. Dalam kondisi ini korban mulai menjadi setengah sadar atau dalam bahasa psikologis memasuki alam bawah sadar.

Kemudian pada tahap berikutnya yaitu pembentukan karakter, korban didengarkan sebuah alunan musik. Banyak pakar psikologis mengakui jika musik memiliki pengaruh yang cukup besar dalam pembentukan karakteristik seseorang, tergantung dari jenis musik apa yang akan diperdengarkan. Tahap ini berlangsung selama 3-6 jam sampai korban benar-benar kehilangan kesadarannya setelah tahap pelumpuhan.

Dalam keadaan hilang kesadaran inilah korban mulai diajarkan apapun sesuai keinginan si pencuci otak. Tahap ini merupakan tahap doktrinasi, semuanya tinggal dijejali atau diajarkan dalam keadaan korban tidak sadar. Biasanya korban akan dengan mudah diberi pemahaman tentang keburukan-keburukan terhadap sesuatu. Ditanamkan dalam pikirannya bahwa diri atau kelompoknya lah yang paling baik dan benar juga merupakan suatu kehormatan jika si korban dapat menghapus keburukan-keburukan yang ada. Si korban akan dengan mati-matian membela kelompoknya dan menghalalkan segala cara untuk membinasakan mereka di luar kelompok karena dianggap salah.

Bagaimana Korban Cuci Otak Disembuhkan?

Metode yang digambarkan di atas merupakan metode yang paling sederhana dari sekian banyak metode pencucian otak. Penyembuhan cuci otak juga rumit dan multi dimensional. Itu menjadi tanggung jawab semua pihak tidak hanya pemerintah, tapi juga profesi kesehatan, masyarakat dan terutama lingkungan keluarga terdekat. Gangguan kejiwaan yang disebabkan oleh karena pencucian otak dimasukkan dalam kelompok kelainan mental. Karena itu manajemen terapinya melibatkan para ahli berbagai disiplin ilmu kesehatan.

Tujuan terapi adalah mengembalikan kondisi mental korban seperti keadaan semula (sebelum dicuci otak). Dapat dilakukan melalui cara terapi obat (pharmacotherapy), terapi kognitif/perilaku, terapi sosial dan terapi bedah. Terapi bedah dilakukan bila semua cara tidak berhasil. Dokter bedah mengambil lobus (bagian luar otak) tempat pikiran-pikiran abnormal itu bersarang.

Meski demikian, tindakan pencegahanlah yang paling ampuh dan harus dilakukan. Menjadi tugas utama keluarga dalam melakukan pencegahan dengan mencermati gejala awal yang terjadi. Yakni, adanya perubahan pola atau kebiasaan-kebiasaan yang tidak lazim dilakukan seseorang, seperti suka menyendiri, termenung, tampak memikirkan sesuatu, senang membaca buku tertentu, malas diajak ngomong, menurunnya atensi kepada keluarga, kehilangan minat melakukan aktivitas biasanya, tampak menyembunyikan sesuatu dan kerap keluar rumah tanpa alasan jelas. Juga enggan menceritakan apa yang dilakukan di luar rumah. Selain mencermati gejala, keluarga harus mencari tahu apa yang dilakukan orang itu saat bepergian. Kehangatan hubungan emosional dalam keluarga menjadi cara yang efektif dan harus ditingkatkan dalam upaya pencegahan.