file · web viewmasalah penyalahgunaan napza. bab i pendahuluan. latar belakang masalah....

47
Masalah Penyalahgunaan Napza Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai Narkoba (Narkotika dan Bahan/Obat Berbahaya) merupakan masalah yang sangat kompleks yang memerlukan upaya penanggulangan secara komprehensif dengan melibatkan kerja sama multidispliner, multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen, dan konsisten. Meskipun dalam kedokteran sebagian besar Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) masih bermanfaat bagi pengobatan, namun bila disalahgunakan atau digunakan tidak menurut indikasi medis atau standar pengobatan terlebih lagi bila disertai peredaran dijalur ilegal akan berakibat sangat merugikan bagi individu maupun masyarakat luas khususnya generasi muda. Maraknya penyalahgunaan napza tidak hanya di kota- kota besar saja, tetapi sudah sampai ke kota-kota kecil diseluruh wilayah Republik Indonesia, mulai dari tingkat sosial ekonomi menengah bawah sampai tingkat sosial ekonomi atas. Dari data yang ada, penyalahgunaan napza paling banyak berumur antara 15-24 tahun. Tampaknya generasi muda adalah sasaran strategis perdagangan gelap napza. Oleh karena itu, 1

Upload: truongkiet

Post on 03-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

Masalah Penyalahgunaan Napza

Bab I Pendahuluan1.1. Latar Belakang Masalah

Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya

(Napza) atau istilah yang populer dikenal masyarakat sebagai Narkoba

(Narkotika dan Bahan/Obat Berbahaya) merupakan masalah yang sangat

kompleks yang memerlukan upaya penanggulangan secara komprehensif

dengan melibatkan kerja sama multidispliner, multisektor, dan peran serta

masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan,

konsekuen, dan konsisten.

Meskipun dalam kedokteran sebagian besar Narkotika, Psikotropika, dan

Zat Adiktif lainnya (Napza) masih bermanfaat bagi pengobatan, namun bila

disalahgunakan atau digunakan tidak menurut indikasi medis atau standar

pengobatan terlebih lagi bila disertai peredaran dijalur ilegal akan berakibat

sangat merugikan bagi individu maupun masyarakat luas khususnya generasi

muda.

Maraknya penyalahgunaan napza tidak hanya di kota-kota besar saja,

tetapi sudah sampai ke kota-kota kecil diseluruh wilayah Republik Indonesia,

mulai dari tingkat sosial ekonomi menengah bawah sampai tingkat sosial

ekonomi atas. Dari data yang ada, penyalahgunaan napza paling banyak

berumur antara 15-24 tahun. Tampaknya generasi muda adalah sasaran

strategis perdagangan gelap napza. Oleh karena itu, kita semua perlu

mewaspadai bahaya dan pengaruhnya terhadap ancaman kelangsungan

pembinaan generasi muda. Sektor kesehatan memegang peranan penting

dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan napza.

Hawari (1991), berpendapat bahwa kenakalan remaja saat ini sedang

heboh adalah kenakalan remaja yang berupa penggunaan narkotika, alkohol,

dan zat adiktif lainnya, yang dalam istilah kriminologi disebut Napza.

Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif adalah zat yang memiliki dampak

terhadap syaraf manusia yang dapat menimbulkan sensasi atau perasaan-

perasaan tertentu.

1

Page 2: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

Kartono (2002), mengungkapkan bahwa penyalahgunaan Narkotika,

Alkohol, dan Zat Adiktif lainnya merupakan wujud dari bentuk kenakalan

remaja.

Berbisnis napza sekarang tidak lagi milik kalangan tertentu saja tetapi

telah menjadi pilihan banyak orang yang terdesak dalam keadaan ekonomi

akibat krisis yang masih berlangsung hingga saat ini. Golongan ekonomi

lemah ini berada pada pilihan yang sulit untuk menolak tawaran menjual dan

menjajakan barang terlarang ini dengan imbalan yang menggiurkan sementara

mereka harus dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya atau keluarganya

akan kelaparan jika mereka tidak melakukannya.

Bagi kalangan tak punya yang terjerumus dalam bisnis napza ini, dapat

diduga akan meningkatkan tindak kriminal karena mereka bersedia melakukan

apapun untuk memenuhi kebutuhan akan napza ini. Dengan demikian masalah

napza semakin menjadi ancaman nasional baik itu dilihat dari perspektif

penghancuran sebuah generasi yang banyak menyebabkan kerugian baik

materi maupun nonmateri.

1.2. Alasan Pengambilan Judul

Alasan pengambilan judul mengenai masalah penyalahgunaan napza,

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan memberikan gambaran mengenai faktor-faktor atau

penyebab apa saja yang mendorong seseorang menyalahgunakan napza

dan bagaimana kontrol sosial terhadapnya.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis napza yang disalahgunakan dan

menunjukkan ciri pemakaian napza yang bersifat patologik yang harus

perlu dibedakan dengan tingkat pemakaian psikologik-sosial, yang belum

bersifat patologik.

3. Untuk menjelaskan beberapa keadaan yang patut dikenali atau diwaspadai

pada deteksi dini penyalahgunaan napza dan memaparkan tujuan dari

terapi dan rehabilitasi seseorang yang menyalahgunakan napza.

4. Untuk menjelaskan proses pembelajaran seseorang menjadi pengedar

napza dan faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung pengedar dalam

menjalani profesinya sebagai pengedar napza.

2

Page 3: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

Bab II Permasalahan2.1. Permasalahan

A. Batasan dan Pengertian

1. Napza

Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain) adalah

bahan/zat/obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan

mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat, sehingga

menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya

karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan

(dependensi) terhadap napza. Istilah napza umumnya digunakan oleh

sektor pelayanan kesehatan yang menitikberatkan pada upaya

penanggulangan dari sudut kesehatan fisik, psikis, dan sosial. Napza sering

disebut zat psikoaktif, yaitu zat yang bekerja pada otak, sehingga

menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran.

2. Narkoba

Narkoba adalah singkatan Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya.

Istilah ini sangat populer di masyarakat termasuk media massa dan aparat

penegak hukum yang sebetulnya mempunyai makna yang sama dengan

napza. Ada juga menggunakan istilah Madat untuk napza, tetapi istilah

madat tidak disarankan karena hanya berkaitan dengan satu jenis narkotika

saja, yaitu turunan Opium.

B. Jenis-Jenis Napza yang Disalahgunakan

1. Narkotika

Menurut Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika.

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman baik sintesis atau semisintesis yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi rasa

nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika dibedakan

kedalam golongan-golongan sebagai berikut :

- Narkotika Golongan I

Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu

pengetahuan dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi

3

Page 4: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

sangat tinggi menimbulkan ketergantungan. (Contoh : heroin/putauw,

kokain, dan ganja).

- Narkotika Golongan II

Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai

pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan

pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi

mengakibatkan ketergantungan. (Contoh : morfin dan peditin).

- Narkotika Golongan III

Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan

dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. (Contoh :

Kodein).

Narkotika yang sering disalahgunakan adalah narkotika golongan I :

- Opiat, yaitu morfin, heroin/putauw, petidin, candu, dan lain-lain.

- Ganja atau kanabis, marihuana, hashis.

- Kokain, yaitu serbuk kokain, pasta kokain, dan daun koka.

2. Psikotropika

Menurut Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.

Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan

narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada

susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas

mental dan perilaku. Psikotropika dibedakan kedalam golongan-golongan

sebagai berikut :

- Psikotropika Golongan I

Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan

ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai

potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh :

ekstasi, shabu, dan LSD).

- Psikotropika Golongan II

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan

dalam terapi dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai

4

Page 5: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh :

amfetamin, metilfenidat atau ritalin).

- Psikotropika Golongan III

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak

digunakan dalam terapi dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.

(Contoh : pentobarbital dan flunitrazepam).

- Psikotropika Golongan IV

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas

digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan.

(Contoh : diazepam, bromazepam, fenobarbital, klonazepam,

klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, Pil koplo, rohip, dum, dan

MG).

Psikotropika yang sering disalahgunakan antara lain :

- Psikostimulansia : amfetamin, ekstasi, dan shabu.

- Sedatif dan Hipnotika (obat penenang, obat tidur) : MG, BK, DUM, Pil

koplo, dan lain-lain.

- Halusinogenika : lysergic acid dyethylamide (LSD) dan mushroom.

3. Zat Adiktif Lain

Bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut Narkotika

dan Psikotropika, meliputi :

a. Minuman Beralkohol

Mengandung etanol etil alkohol yang berpengaruh menekan

susunan syaraf pusat dan sering menjadi bagian dari kehidupan

manusia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan

sebagai bahan campuran dengan narkotika atau psikotropika

memperkuat pengaruh obat/zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3

golongan minuman beralkohol yaitu :

- Golongan A : Kadar etanol 1-5%, (Bir)

- Golongan B : Kadar etanol 5-20%, (Berbagai jenis minuman anggur)

5

Page 6: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

- Golongan C : Kadar etanol 20-45%, (Whiskey, Vodca, TKW, Manson

House, Johny Walker, dan Kamput)

b. Inhalansia dan Solven

Inhalansia (gas yang dihirup) dan Solven (zat pelarut) mudah

menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang

keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas bensin. Yang

sering disalahgunakan antara lain : Lem, Thinner, Penghapus cat kuku,

dan bensin.

c. Tembakau

Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di

masyarakat. Pada upaya penanggulangan napza di masyarakat,

pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja harus menjadi

bagian dari upaya pencegahan karena rokok dan alkohol sering

menjadi pintu masuk penyalahgunaan napza lain yang berbahaya.

Bahan/obat/zat yang disalahgunakan dapat juga diklasifikasikan

sebagai berikut :

- Sama sekali dilarang : Narkotika golongan I dan Psikotropika golongan

I.

- Penggunaan dengan resep dokter : amfetamin dan sedatif hipnotika.

- Diperjualbelikan secara bebas : lem, thinner, dan lain-lain.

- Ada batas umur dalam penggunaannya : alkohol dan rokok.

Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan napza dapat

digolongkan menjadi tiga golongan sebagai berikut :

1. Golongan Depresan (Downer)

Jenis napza yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional

tubuh. Jenis ini membuat pemakainya merasa tenang, pendiam, dan

bahkan membuatnya tertidur dan tidak sadarkan diri. Golongan ini

termasuk Opioida (morfin, heroin/putauw, kodein), Sedatif (penenang),

Hipnotik (otot tidur), dan Tranquilizer (anti cemas), dan lain-lain.

6

Page 7: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

2. Golongan Stimulan (Upper)

Jenis napza yang dapat merangsang fungsi tubuh dan

meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini membuat pemakainya

menjadi aktif, segar, dan bersemangat. Zat yang termasuk ke dalam

golongan ini adalah amfetamin (shabu dan ekstasi), kafein, dan

Kokain.

3. Golongan Halusinogen

Jenis napza yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang

bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan

daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat

terganggu. Golongan ini tidak digunakan dalam terapi medis.

Golongan ini termasuk kanabis (ganja), LSD, dan Mescalin.

Macam-macam bahan Narkotika dan Psikotropika yang terdapat di

masyarakat serta akibat pemakaiannya :

1. Opioida

Opioida dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu :

- Opioida alamiah (opiat) : morfin, cpium, dan kodein.

- Opioida semisintetik : heroin/putauw dan hidromorfin.

- Opioida sintetik : meperidin, propoksipen, dan metadon.

Nama jalannya putauw, ptw, black heroin, brown sugar. Heroin yang

murni berbentuk bubuk putih, sedangkan heroin yang tidak murni

berwarna putih keabuan. Dihasilkan dari cairan getah opium poppy yang

diolah menjadi morfin kemudian dengan proses tertentu menghasilkan

putauw, dimana putauw mempunyai kekuatan 10 kali melebihi morfin.

Opioid sintetik yang mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari morfin.

Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian timbul rasa

ingin menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf kecanduan

si pemakai akan kehilangan rasa percaya diri hingga tak mempunyai

keinginan untuk bersosialisasi. Mereka mulai membentuk dunia mereka

sendiri. Mereka merasa bahwa lingkungannya adalah musuh. Mulai sering

7

Page 8: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

melakukan manipulasi dan akhirnya menderita kesulitan keuangan yang

mengakibatkan mereka melakukan pencurian atau tindak kriminal lainnya.

2. Kokain

Kokain mempunyai dua bentuk yaitu kokain hidroklorid dan free base.

Kokain berupa kristal putih. Rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut dari

free base. Free base tidak berwarna putih, tidak berbau, dan rasanya pahit.

Nama jalanan dari kokain adalah koka, coke, happy dust, srepet, snow

salju, dan putih. Biasanya dalam bentuk bubuk putih.

Cara pemakaiannya dengan membagi setumpuk kokain menjadi

beberapa bagian berbaris lurus diatas permukaan kaca atau benda-benda

yang mempunyai permukaan datar kemudian dihirup dengan

menggunakan penyedot seperti sedotan. Atau dengan cara dibakar bersama

tembakau yang sering disebut cocopuff. Ada juga yang melalui suatu

proses menjadi bentuk padat untuk dihirup asapnya yang populer disebut

freebasing. Penggunaan dengan cara dihirup akan beresiko kering dan luka

pada sekitar lubang hidung bagian dalam.

Efek rasa dari pemakaian kokain ini membuat pemakai merasa segar,

kehilangan nafsu makan, menambah rasa percaya, juga dapat

menghilangkan rasa sakit dan lelah.

3. Kanabis

Nama jalanan yang sering digunakan ialah grass, cimeng, ganja, dan

gelek, hasish, marijuana, dan bhang. Ganja berasal dari tanaman kanabis

sativa dan kanabis indica. Pada tanaman ganja terkandung tiga zat utama

yaitu tetrehidro kanabinol, kanabinol, dan kanabidiol. Cara penggunaan

nya adalah dihisap dengan cara dipadatkan mempunyai rokok atau dengan

menggunakan pipa rokok. Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, si

pemakai cenderung merasa lebih santai, rasa gembira berlebih (euforia),

sering berfantasi, aktif berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitif, kering

pada mulut dan tenggorokan.

4. Amphetamines

8

Page 9: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

Nama generik amfetamin adalah D-pseudo epinefrin berhasil disintesa

tahun 1887, dan dipasarkan tahun 1932 sebagai obat. Nama jalannya seed,

meth, crystal, uppers, whizz, dan sulphate. Bentuknya ada yang berbentuk

bubuk warna putih dan keabuan, digunakan dengan cara dihirup.

Sedangkan yang berbentuk tablet biasanya diminum dengan air.

Ada dua jenis amfetamin yaitu sebagai berikut :

- MDMA (methylene dioxy methamphetamin) mulai dikenal sekitar

tahun 1980 dengan nama ekstasi atau Ecstacy. Nama lain xtc, fantacy

pils, inex, cece, cein. Terdiri dari berbagai macam jenis antara lain

white doft, pink heart, snow white, petir yang dikemas dalam bentuk

pil atau kapsul.

- Methamfetamin ice dikenal sebagai shabu. Nama lainnya shabu-shabu,

SS, ice, crystal, dan crank. Cara penggunaan dibakar dengan

menggunakan kertas aluminium foil dan asapnya dihisap atau dibakar

dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus (bong).

5. LSD (Lysergic Acid)

Termasuk dalam golongan halusinogen, dengan nama jalanan acid,

trips, tabs, dan kertas. Bentuk yang bisa didapatkan seperti kertas

berukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko dalam banyak warna

dan gambar dan ada juga yang berbentuk pil dan kapsul. Cara

menggunakannya dengan meletakkan LSD pada permukaan lidah dan

bereaksi setelah 30-60 menit sejak pemakaian dan hilang setelah 8-12 jam.

Efek rasa ini bisa disebut tripping. Yang bisa digambarkan seperti

halusinasi terhadap tempat, warna, dan waktu. Biasanya halusinasi ini

digabung menjadi satu. Hingga timbul obsesi terhadap halusinasi yang dia

rasakan dan keinginan untuk hanyut didalamnya menjadi sangat indah atau

bahkan menyeramkan dan lama-lama membuat paranoid.

6. Sedatif-Hipnotik (Benzodiazepin)

Digolongkan zat sedatif (obat penenang) dan hipnotik (obat tidur).

Nama jalanannya BK, Dum, Lexo, MG, dan Rohyp. Pemakaian

benzodiazepin dapat melalui oral, intravena, dan rectal. Penggunaan

9

Page 10: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

dibidang medis untuk pengobatan kecemasan dan stress serta sebagai

hipnotik (obat tidur).

7. Solvent / Inhalansia

Uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya aerosol, aica

aibon, isi korek api gas, cairan untuk dry cleaning, tiner, dan uap bensin.

Biasanya digunakan secara coba-coba oleh anak dibawah umur golongan

kurang mampu/anak jalanan. Efek yang ditimbulkan pusing, kepala terasa

berputar, halusinasi ringan, mual, muntah, gangguan fungsi paru, liver, dan

jantung.

C. Penyalahgunaan dan Ketergantungan

Penyalahgunaan dan ketergantungan adalah istilah klinis/medik-

psikiatrik yang menunjukkan ciri pemakaian yang bersifat patologik yang

perlu dibedakan dengan tingkat pemakaian psikologik-sosial yang belum

bersifat patologik.

1. Penyalahgunaan Napza

Penggunaan salah satu atau beberapa jenis napza secara berkala atau

teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan

fisik, psikis, dan gangguan fungsi sosial.

2. Ketergantungan Napza

Keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis, sehingga

tubuh memerlukan jumlah napza yang makin bertambah (toleransi),

apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala

putus zat (withdrawal syamptom). Oleh karena itu, ia selalu berusaha

memperoleh napza yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar dapat

melakukan kegiatannya sehari-hari secara normal.

3. Tingkat Pemakaian Napza

- Pemakaian coba-coba (experimental use) yaitu pemakaian napza

yang tujuannya ingin mencoba untuk memenuhi rasa ingin tahu.

Sebagian pemakai berhenti pada tahap ini dan sebagian lain berlanjut

pada tahap lebih berat.

10

Page 11: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

- Pemakaian sosial/rekreasi (social/recreational use) yaitu pemakaian

napza dengan tujuan bersenang-senang pada saat rekreasi atau santai.

Sebagian pemakai tetap bertahan pada tahap ini, namun sebagian lagi

meningkat pada tahap yang lebih berat.

- Pemakaian situasional (situasional use) yaitu pemakaian pada saat

mengalami keadaan tertentu seperti ketegangan, kesedihan,

kekecewaan, dan sebagainya dengan maksud menghilangkan perasaan-

perasaan tersebut.

- Penyalahgunaan (abuse) yaitu pemakaian sebagai suatu pola

penggunaan yang bersifat patologik/klinis (menyimpang) yang ditandai

oleh intoksikasi sepanjang hari, tak mampu mengurangi atau

menghentikan, berusaha berulang kali mengendalikan, terus

menggunakan walaupu sakit fisiknya kambuh. Keadaan ini akan

menimbulkan gangguan fungsional atau okupasional yang ditandai

oleh tugas dan relasi dalam keluarga tak terpenuhi dengan baik,

perilaku agresif dan tak wajar, hubungan dengan kawan terganggu,

sering bolos sekolah atau kerja, melanggar hukum atau kriminal dan

tak mampu berfungsi secara efektif.

- Ketergantungan (dependence use) yaitu telah terjadi toleransi dan

gejala putus zat, bila pemakaian napza dihentikan atau dikurangi

dosisnya agar tidak berlanjut pada tingkat yang lebih berat

(ketergantungan), maka sebaiknya tingkat-tingkat pemakaian tersebut

memerlukan perhatian dan kewaspadaan keluarga dan masyarakat.

Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan pada keluarga dan masyarakat.

2.2. Anggapan atau Pra Anggapan

Dalam skripsinya Ratu Ramina Sari, menyatakan bahwa faktor-faktor

penyebab seseorang rentan menjadi pengguna obat-obatan penenang adalah

melewati proses belajar. Dari hasil analisanya menunjukkan bahwa terdapat

sejumlah faktor yang membuat seseorang menjadi penyalahgunaan obat-

obatan penenang, yaitu keluarga, sekolah, kelompok bermain, dan masyarakat.

Penelitiannya yang berjudul, “Faktor-Faktor yang Mendorong

Seseorang Melatarbelakangi Penyalahgunaan Obat-Obatan Penenang”,

bertujuan untuk mengetahui mengapa seseorang menyalahgunakan obat-obatn

11

Page 12: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

penenang dan bagaimana kontrol sosial yang ada terhadap seseorang yang

menyalahgunakan obat-obatan penenang.

Dalam skripsinya Ambarwidati Handoyo, menyatakan bahwa

penggunaan putauw merupakan suatu gaya hidup dalam fenomena kehidupan

remaja, dan seseorang dapat terlibat didalamnya diakibatkan karena teman-

teman kelompoknya. Penelitian dia mencoba menjelaskan fenomena proses

belajar seorang remaja menjadi pecandu putauw dan faktor-faktor apa saja

yang menyebabkan para remaja terjerumus ke dalam pemakaian serbuk heroin

alias putauw ini. Pengendalian sosial dalam arti luas dipahami sebagai usaha

untuk memperbaiki atau mengubah struktur, poltik, ekonomi, sosial secara

keseluruhan.

Dalam skripsinya Rr. Siti Maesaroh Bayu Rini mencoba menjelaskan

bagaimana proses pembelajaran seseorang menjadi pengedar narkoba dan

faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung pengedar narkoba. Dia

menjelaskan bahwa sebuah tingkah laku kriminal atau proposi seseorang yang

tidak sesuai dengan hukum legal merupakan sebuah profesi yang didapatkan

dari proses panjang untuk pembelajaran sebagaimana profesi ilegal pada

umumnya yang juga memerlukan pembelajaran didalamnya.

Berdasarkan anggapan-anggapan diatas, dapat digambarkan bahwa

penyalahgunaan napza/narkoba pada individu umumnya disebabkan selain

adanya keterikatan secara intim terhadap kelompok pengguna narkoba, juga

disebabkan adanya suatu proses pembelajaran yang diperoleh dari lingkungan

sosial terdekat. Penyalahgunaan napza oleh individu-individu di dalam

kelompok tertentu kebanyakan disebabkan oleh suatu dorongan yang berasal

dari luar individu tersebut dan dipengaruhi oleh dorongan-dorongan sosial dan

berpengaruh pada individu bersangkutan, yang pada akhirnya melemahkan

keterikatan individu terhadap kontrol sosial masyarakat dan meningkatkan

keterikatan dengan kelompok pengguna narkoba. Dari pandang sosial,

penyalahgunaan napza adalah produk dari sistem sosial yang menyebabkan

seseorang menginginkan pemuasan keinginannya seketika itu juga.

Penggunaan napza oleh individu pecandu napza, dilihat sebatas

pembelajaran dari kelompok pengguna napza dan lemahnya ikatan individu

dengan kontrol-kontrol sosial masyarakat serta melemahnya keterikatan

individu pengguna napza dengan nilai-nilai positif yang terdapat di

12

Page 13: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

masyarakat. Dengan kata lain, anggapan-anggapan mengenai penyalahgunaan

napza diatas hanya dilihat atau fokus pada proses pembelajaran dan relasi

sosial masyarakat, melainkan kurang memperhatikan aspek individu itu sendiri

kenapa individu dalam suatu kelompok pengguna napza sulit untuk berhenti

menggunakan napza/narkoba.

2.3. Data atau Fakta

Penyalahgunaan narkotika mulai dideteksi tumbuh dan berkembang

menjadi sebuah masalah sosial di Indonesia sejak tahun 1969. Saat ini,

masalah narkotika sudah menjadi masalah yang meresahkan masyarakat.

Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh ketua Therapeutic

Communities Indonesia (TCI) Inten Soeweno, saat ini terdapat empat juta

korban narkoba di Indonesia dan setengahnya berada di Jakarta. Di indonesia

sendiri pada tahun 1998 pernah dilakukan survey dimana hasil dari survey

menyebutkan bahwa jumlah penggunanya mecapai 1-2% dari total penduduk

yang dihitung dengan jumlah 200.000.000 (dua ratus juta) orang.

Narkoba (Narkotika dan obat-obatan) merupakan barang yang paling

banyak menimbulkan permasalahan sosial saat ini, karena penyalahgunaan

dapat menimbulkan dampak negatif pada daya tahan suatu bangsa. Peredaran

narkoba ini tidak hanya dalam suatu negara, akan tetapi lintas negara dan

dikategorikan dalam kejahatan lintas negara. Sama halnya dengan arus modal

ataupun uang, narkoba tidak mengenal batas-batas negara, tidak memiliki

agama, suku ataupun kebangsaan. Dimana ada permintaan, kesitulah narkoba

mengalir, penyalahgunaan narkoba adalah fenomena global.

Dan dewasa ini penggunaan narkoba makin marak terjadi di Indonesia,

hasil survei Badan Narkotika Nasional menunjukkan dari tahun ke tahun kasus

penyalahgunaan narkoba cenderung meningkat seperti apa yang dapat dilihat

di tabel di bawah ini :

Tabel I

Jumlah Kasus Narkoba 2005-2008

NO KASUS TOTAL2005 2006 2007 20081. NARKOTIKA 8,171 9,422 11,380 10,006 38,979

13

Page 14: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

2.3.

PSIKOTROPIKABAHAN ADIKTIF

6,7331,348

5,6582,275

9,2891,961

9,7809,573

31,46015,157

JUMLAH 16,252 17,355 22,630 29,359 85,596% KENAIKAN 6,8 30,4 29,7 67Sumber : Dit IV/Narkoba, Januari 2009

Dalam empat tahun terakhir terlihat jelas bahwa ada peningkatan

jumlah pemakaian narkoba berdasarkan kasus yang terungkap dari tahun

2005-2008. Dari tahun 2005-2008 kasus narkoba meningkat dari 16.252 kasus

menjadi 29.359, ini menunjukkan bahwa permasalahan narkoba adalah suatu

masalah yang serius. Dengan adanya jumlah kasus yang meningkat, maka

otomatis jumlah pemakai narkoba pun meningkat.

Tabel II

Jumlah Tersangka Pemakai Narkoba Berdasarkan Kewarganegaraan 2005-2008

NO WARGA NEGARA

TOTAL2005 2006 2007 2008

1.2.

WNIWNA

22,69585

31,57164

36,10168

44,59995

134,96312

JUMLAH 22,780 31,635 36,169 44,694 135,278% KENAIKAN 38,9 14,3 23,6 77Sumber : Dit IV/Narkoba, Januari 2009

Tabel III

Jumlah Tersangka Pemakai Narkoba Berdasarkan Jenis Kelamin 2005-2008

NO JENIS KELAMIN

TOTAL2005 2006 2007 2008

1.2.

PRIAWANITA

21,0461,734

29,4232,212

33,1343,035

41,3403,354

124,94310,335

JUMLAH 22,780 31,635 36,169 44,694 135,278Sumber : Dit IV/Narkoba, Januari 2009

Tabel IV

Jumlah Tersangka Pemakai Narkoba Berdasarkan Usia 2005-2008

NO USIA TOTAL2005 2006 2007 2008

14

Page 15: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

1.2.3.4.5.

< 16 Tahun16-19 Tahun

20-24 Tahun25-29 Tahun> 29 Tahun

1271,6685,5036,4429,040

1752,4478,3838,10512,525

1102,6178,2759,27815,889

1332,0016,44110,12625,993

5458,73328,60233,95163,447

JUMLAH 22,780 31,635 36,169 44,694 135,278Sumber : Dit IV/Narkoba, Januari 2009

Tabel V

Jumlah Tersangka Pemakai Narkoba Berdasarkan Tingkat Pendidikan 2005-2008

NO PENDIDIKAN TOTAL2005 2006 2007 20081.2.3.4.

SDSLTPSLTA

PT

2,5425,14814,341

749

3,2476,63220,977

779

4,1387,48623,727

818

4,40410,81928,4701,001

14,33130,08587,5153,347

JUMLAH 22,780 31,635 36,169 44,694 135,278Sumber : Dit IV/Narkoba, Januari 2009

Naiknya jumlah pemakai narkoba pada empat tahun terakhir ini

haruslah dicermati penyebabnya. Seperti yang diketahui pemakaian narkoba

memiliki dampak yang serius pada sosial masyarakat khususnya para remaja

sebagai generasi penerus bangsa ini. Selain sebagai penyebab timbulnya

fenomena-fenomena sosial yang merugikan seperti penularan penyakit melalui

jarum suntik, peningkatan perilaku kekerasan yang diakibatkan dampak

pemakaian narkoba, penyalahgunaan napza/narkoba merupakan awal bibit dari

kehancuran bangsa.

2.4. Hal-Hal yang Menyebabkan Penyalahgunaan Napza

Penyebab penyalahgunaan napza sangat kompleks akibat interaksi

antara faktor yang terkait dengan individu, faktor lingkungan, dan tersedianya

zat napza. Tidak terdapat adanya penyebab tunggal (single cause). Faktor-

faktor yang mempengaruhi terjadinya penyalahgunaan napza adalah sebagai

berikut :

1. Faktor Individu

Kebanyakan penyalahgunaan napza dimulai atau terdapat pada masa

remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik,

maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk

15

Page 16: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

menyalahgunakan napza. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu

mempunyai resiko yang lebih besar untuk menjadi penyalahguna napza. Ciri-

ciri tersebut antara lain :

- Cenderung membrontak dan menolak otoritas.

- Cenderung memiliki gangguan jiwa lain (komorbiditas) seperti depresi,

cemas, psikotik, dan kepribadian dissosial.

- Perilaku menyimpang dari aturan atau norma yang berlaku.

- Rasa kurang percaya diri (low self-confidence), rendah diri dan

memiliki citra diri negatif (low self-esteem).

- Sifat mudah kecewa, cenderung agresif dan destruktif.

- Mudah murung, pemalu, pendiam, mudah merasa bosan, dan jenuh.

- Keingintahuan yang besar untuk mencoba atau penasaran, keinginan

untuk bersenang-senang, dan keinginan untuk diterima dalam

pergaulan.

- Tidak siap mental untuk menghadapi tekanan pergaulan sehingga sulit

mengambil keputusan untuk menolak tawaran napza dengan tegas.

- Kemampuan komunikasi rendah, melarikan diri dari sesuatu, putus

sekolah, dan kurang menghayati iman kepercayaannya.

2. Faktor Lingkungan

a. Lingkungan Keluarga

- Komunikasi orangtua-anak kurang baik/efektif.

- Hubungan dalam keluarga kurang harmonis/disfungsi dalam keluarga.

- Orangtua bercerai, berselingkuh, atau kawin lagi.

- Orangtua terlalu sibuk atau tidak acuh.

- Orangtua yang serba memperbolehkan (permisif).

- Oarangtua kurang peduli dan tidak tahu dengan napza.

- Kurangnya kehidupan beragama atau menjalankan ibadah dalam

keluarga.

- Orangtua atau anggota keluarga yang menjadi penyalahguna napza.

b. Lingkungan Sekolah

- Sekolah yang kurang displin.

16

Page 17: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

- Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan penjual napza.

- Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk

mengembangkan diri secara kreatif dan positif.

- Adanya murid pengguna napza.

c. Lingkungan Teman Sebaya

- Berteman dengan penyalahguna.

- Tekanan atau ancaman teman kelompok atau pengedar.

d. Lingkungan Masyarakat atau Sosial

- Lemahnya penegakan hukum.

- Situasi poltik, sosial, dan ekonomi yang kurang mendukung.

3. Faktor Napza

- Mudahnya napza didapat dimana-mana dengan harga terjangkau.

- Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang menarik untuk

dicoba.

- Khasiat farakologik napza yang menenangkan, menghilangkan nyeri,

menidurkan, membuat euforia/fly/stone dan lain-lain.

Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selalu membuat seseorang

kelak menjadi penyalahguna napza, akan tetapi makin banyak faktor-faktor

diatas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna napza.

Penyalahguna napza harus dipelajari kasus demi kasus. Faktor individu,

lingkungan, keluarga, dan teman sebaya/pergaulan tidak selalu sama besar

perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan napza. Karena

faktor pergaulan bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga harmonis

dan cukup komunikatif menjadi penyalahguna napza.

2.5. Dampak Penyalahgunaan Napza

Bila digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah

ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Dampak penyalahgunaan

17

Page 18: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai,

kepribadian memakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak

kecanduan narkoba dapat dilihat pada fisik, psikis, maupun sosial seseorang.

1. Dampak Fisik

- Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti kejang-kejang,

halusinasi, gangguan kesadaran, dan kerusakan syaraf tepi.

- Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti

infeksi akut otot jantung dan gangguan peredaran darah.

- Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti penanahan (abses), alergi,

dan eksim.

- Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti penekanan fungsi

pernapasan, kesukaran bernapas, dan pengerasan jaringan paru-paru.

- Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, suhu tubuh meningkat,

pengecilan hati, dan sulit tidur.

- Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan pada

endokrin seperti penurunan fungsi hormon reproduksi dan gangguan

fungsi seksual.

- Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara

lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan

amenorhoe (tidak haid).

- Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik khususnya pemakaian

jarum suntik secara bergantian. Resikonya adalah tertular penyakit

seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada

obatnya.

- Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis

yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk

menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian.

2. Dampak Psikis

- Lamban kerja, ceroboh kerja, dan sering gelisah dan tegang.

- Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, dan penuh curiga.

- Agitatif, menjadi ganas, dan tingkah laku yang brutal.

- Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan.

18

Page 19: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

- Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, dan bahkan bunuh

diri.

3. Dampak Sosial

- Gangguan mental, antisosial dan asusila, dan dikucilkan oleh

lingkungan.

- Merepotkan dan menjadi beban keluarga.

- Pendidikan menjadi terganggu dan masa depan suram.

2.6. Bahaya Napza bagi Remaja

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-

anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan

remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa.

Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka

suram atau bahkan hancurlah masa depannya.

Pada masa remaja, justru keinginan untuk mecoba-coba mengikuti

trend dan gaya hidup serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun

kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan

remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa

jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja.

Masalah lebih menjadi gawat lagi bila karena penggunaan narkoba,

para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini

telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian.

Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat

penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja

sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.

19

Page 20: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

Bab III Analisa Masalah3.1. Masalah Penyalahgunaan Napza yang Berkaitan dengan Kewarganegaraan

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Napza

a. Faktor Internal

1) Kekuatan

a. Kebijakan pimpinan Polri untuk membentuk Direktorat Narkoba.

b. Telah adanya organ dalam struktur organisasi Polri yang secara

tegas mengatur tugas pokok dan tugas-tugas dalam pemberantasan

penyalahgunaan Narkoba baik secara pre-emtif, preventif, represif,

kuratif, dan rehabilitatif.

2) Kelemahan

a. Secara umum kualitas personil Polri masih sangat rendah,

khususnya dalam bidang penyelidikan dan penyidikan kasus

narkoba.

b. Sikap moral dan perilaku beberapa oknum Polri yang masih ada

yang menyimpang, cenderung mencari keuntungan sendiri.

c. Minimnya anggaran untuk pengungkapan kasus narkoba.

b. Faktor Eksternal

1) Peluang

a. Adanya Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang psiko-tropika

dan Undang-Undang No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika serta

Keppres RI No. 17 Tahun 2002 tentang Badan Narkotika Nasional.

20

Page 21: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

b. Dukungan masyarakat dan pemerintah terhadap Polri khususnya

dalam memberantas masalah penyalahgunaan narkoba.

2) Kendala atau Ancaman

a. Faktor Politik

Situasi politik yang tidak stabil dan tingginya penyalahgunaan

wewenang seperti korupsi dan kolusi dapat memudahkan

masuknya Narkoba ke negara kita.

b. Faktor Ekonomi

Krisis ekonomi yang belum benar-benar pulih menyebabkan

tingginya angka pengangguran dan kemiskinan sehingga

memudahkan masyarakat untuk dipengaruhi untuk

menyalahgunakan narkoba.

c. Faktor Sosial

Perubahan sosial yang cepat seperti modernisasi dan globalisasi

membuat masyarakat dituntut untuk selalu menyesuaikan diri

dengan lingkungan sosial yang serba baru dan serba mendunia.

d. Faktor Budaya

Adakalanya dalam suatu kebiasaan tertentu, misalnya di daerah

Aceh, berpandangan bahwa ganja itu merupakan sejenis sayur

yang bermanfaat untuk kesehatan.

e. Faktor Hankam

Pada umumnya setiap ada konflik militer seperti di Afganistan,

Aceh, Myanmar, beberapa negara di Amerika Latin dan

sebagainya, maka ada kecenderungan penyalahgunaan narkoba

semakin meningkat.

3.2. Solusi Mengenai Masalah Penyalahgunaan Napza

Solusi mengenai masalah penyalahgunaan napza dapat dilakukan

dengan cara mengenali beberapa keadaan yang patut diwaspadai atau deteksi

dini penyalahgunaan napza dan melakukan terapi dengan rehabilitasi.

1. Deteksi Dini Penyalahgunaan Napza

Deteksi dini penyalahgunaan napza bukanlah hal yang mudah, tetapi

sangat penting artinya untuk mencegah berlanjutnya masalah tersebut.

Beberapa keadaan yang patut dikenali atau diwaspadai adalah :

21

Page 22: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

a. Kelompok Resiko Tinggi

Kelompok resiko tinggi adalah orang yang belum menjadi atau terlibat

dalam penggunaan napza, tetapi mempunyai resiko untuk terlibat dalam hal

tersebut, mereka disebut juga Potential User (calon pemakai golongan rentan).

Sekalipun tidak mudah untuk mengenalinya, namun seseorang dengan ciri

tertentu mempunyai potensi lebih besar untuk menjadi penyalahguna napza

dibandingkan dengan yang tidak mempunyai ciri kelompok resiko tinggi.

Mereka mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Anak

Ciri-ciri anak yang mempunyai resiko tinggi menyalahgunakan napza antara

lain :

- Anak yang sulit memusatkan perhatian pada suatu kegiatan (tidak

tekun).

- Anak yang sering sakit, mudah kecewa, dan mudah murung.

- Anak yang sudah merokok sejak Sekolah Dasar.

- Anak yang sering berbohong, mencari atau melawan tata tertib.

- Anak dengan IQ taraf berbatasan (IQ 70-90).

2. Remaja

Ciri-ciri remaja yang mempunyai resiko tinggi menyalahgunakan napza

adalah sebagai berikut :

- Remaja yang mempunyai rasa rendah diri, kurang percaya diri, dan

mempunyai citra diri negatif.

- Remaja yang mempunyai sifat sangat tidak sabar.

- Remaja yang diliputi rasa sedih (depresi) atau cemas (ansietas).

- Remaja yang cenderung melakukan sesuatu yang mengandung resiko

bahaya atau tinggi.

- Remaja yang cenderung memberontak.

- Remaja yang tidak mau mengikuti peraturan yang berlaku, kurang taat

beragama, dan remaja dengan motivasi belajar rendah.

22

Page 23: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

- Remaja yang tidak suka kegiatan ekstrakulikuler dan remaja yang

mudah bosan, jenuh, dan murung.

- Remaja dengan hambatan atau penyimpangan dalam perkembangan

psikoseksual (pepalu, sulit bergaul, sering masturbasi, suka

menyendiri, kurang bergaul dengan lawan jenis ) dan cenderung

merusak diri sendiri.

- Remaja yang berkawan dengan penyalahguna napza.

3. Keluarga

Ciri-ciri keluarga yang mempunyai resiko tinggi antara lain :

- Orangtua kurang komunikatif dengan anak.

- Orangtua yang terlalu mengatur anak dan kurang memberi perhatian

pada anak karena terlalu sibuk.

- Orangtua yang terlalu menuntut anaknya secara berlebihan agar

berprestasi diluar kemampuannya.

- Orangtua yang tidak memiliki standar norma baik-buruk atau benar-

salah yang jelas.

- Orangtua yang tidak dapat menjadikan dirinya teladan.

- Orangtua menjadi penyalahgunaan napza.

- Orangtua yang kurang harmonis, sering bertengkar, orangtua

berselingkuh atau ayah menikah lagi.

b. Gejala Klinis Penyalahgunaan Napza

1. Perubahan Fisik

Gejala fisik yang terjadi tergantung jenis zat yang digunakan, tetapi

secara umum dapat digolongkan sebagai berikut :

- Pada saat menggunakan napza : jalan sempoyongan, bicara pelo

(cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif, dan curiga.

- Bila kelebihan disis (overdosis) : napas sesak, denyut jantung, dan nadi

lambat, kulit teraba dingin, napas lambat/berhenti, dan meninggal.

- Bila sedang ketagihan (putus zat/sakau) : mata dan hidung berair,

menguap terus menerus, diare, rasa sakit diseluruh tubuh, takut air

sehingga takut mandi, kejang, dan kesadaran menurun.

23

Page 24: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

- Pengaruh jangka panjang, penampilan tidak sehat, tidak peduli

terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat dan kropos,

terhadap bekas suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain (pada

pengguna dengan jarum suntik).

2. Perubahan Sikap dan Perilaku

- Prestasi sekolah menurun, sering tidak mengerjakan tugas sekolah,

sering membolos, pemalas, dan kurang bertanggung jawab.

- Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, dan

mengantuk dikelas atau tempat kerja.

- Sering berpergian sampai larut malam, kadang tidak pulang tanpa

memberi tahu terlebih dahulu.

- Sering mengurung diri, berlama-lama dikamar mandi, menghindar

bertemu dengan anggota keluarga lain di rumah.

- Sering mendapat telepon dan didatangi oleh orang tidak dikenali oleh

keluarga kemudian menghilang.

- Sering berbohong dan minta banyak uang dengan berbagai alasan,

tetapi tak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang

berharga milik sendiri atau milik keluarga, mencuri, dan berurusan

dengan polisi.

- Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, marah, kasar sikap

bermusuhan, pencuriga, tertutup, dan penuh rahasia.

c. Peralatan yang Digunakan

Ada beberapa peralatan yang dapat menjadi petunjuk bahwa seseorang

mempunyai kebiasaan menggunakan jenis napza tertentu. Misalnya pada

pengguna Heroin pada dirinya, dalam kamarnya, tasnya atau laci meja

terdapat antara lain :

- Jarum suntik insulin ukuran 1 mL, kadang-kadang dibuang pada

saluran air di kamar mandi.

- Botol air mineral bekas yang berlubang di dindingnya.

- Sedotan minuman dari plastik.

24

Page 25: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

- Gulungan uang kertas yang digulung untuk menyedot heroin atau

kokain.

- Kertas timah bekas bungkus rokok atau permen karet untuk tempat

heroin dibakar.

- Kartu telepon untuk memilah bubuk heroin.

- Botol-botol kecil sebesar jempol dengan pipa pada dindingnya.

2. Tujuan Terapi dan Rehabilitasi

a. Abstinensia atau menghentikan sama sekali penggunaan napza. Tujuan

ini tergolong sangat ideal, namun banyak orang tidak mampu atau

mempunyai motivasi untuk mencapai tujuan ini, terutama kalau ia baru

menggunakan napza pada fase-fase awal. Pasien tersebut dapat

ditolong dengan meminimasi efek-efek yang langsung atau tidak

langsung dari napza. Sebagian pasien memang telah abstinensia

terhadap salah satu napza, tetapi kemudian beralih untuk menggunakan

jenis napza yang lain.

b. Pengurangan frekuensi dan keparahan relaps. Sasaran utamanya adalah

pencegahan relaps. Bila pasien pernah menggunakan satu kali saja

setelah clean, maka ia disebut slip. Bila ia menyadari kekeliruannya

dan ia memang telah dibekali keterampilan untuk mencegah

pengulangan penggunaan kembali, pasien akan tetap mencoba

bertahan untuk selalu abstinensia. Pelatihan relaps prevention

programe, program terapi kognitif, Opiate antagonist maintenance

therapy dengan naltreson merupakan beberapa alternatif untuk

mencegah relaps.

c. Memperbaiki fungsi psikologi dan fungsi adaptasi sosial. Dalam

kelompok ini, abstinensia bukan merupakan sasaran utama. Terapi

rumatan (maintence) metadon merupakan pilihan untuk mencapai

sasaran terapi golongan ini.

25

Page 26: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

Bab IV Kesimpulan4.1. Kesimpulan Naskah

a. Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain) atau Narkoba adalah

bahan/zat/obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan

mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat, sehingga

menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya

karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan

(dependensi) terhadap napza.

b. Ada tiga faktor penyebab penyalahgunaan narkoba yaitu narkoba,

individu, dan lingkungan serta solusi mengenai masalah penyalahgunaan

narkoba.

c. Penggolongan jenis-jenis narkoba didasarkan pada peraturan perundang-

undangan dan dibagi menurut potensi yang menyebabkan

ketergantungannya.

d. Narkoba berpengaruh pada bagian otak yang bertanggung jawab atas

kehidupan perasaan yang disebut sistem limbus.

26

Page 27: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

e. Ada beberapa pola pemakaian narkoba antara lain pola coba-coba, pola

pemakaian sosial, pola pemakaian situasional, pola habituasi (kebiasaan),

dan pola ketergantungan.

f. Ada empat model pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan

narkoba, dimana setiap model mempunyai strategi atau cara pendekatan,

sesuai disiplin ilmu dari setiap model.

g. Orang tua dapat berperan dalam mencegah dan menanggulangi

penyalahgunaan narkoba dengan mengajarkan standar perilaku, membantu

anak menolak tekanan kelompok sebaya untuk memakai narkoba,

memiliki pengetahuan tentang narkoba, tanda-tanda penyalahgunaannya,

dan mendukung kebijakan sekolah bebas narkoba.

h. Guru dapat berperan dalam mencegah dan menanggulangi

penyalahgunaan narkoba dengan menetapkan peraturan dan tata tertib di

sekolah dan dalam kegiatan sekolah, agar lingkungan sekolah aman dan

terhindar dari pengaruh negatif terhadap kegiatan belajar mengajar dan

membuat program sekolah bebas narkoba.

i. Keterampilan dasar yang perlu dimiliki orang tua dan guru dalam

mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan narkoba antara lain cara

berkomunikasi efektif, mendengarkan aktif, keterampilan menolak

tawaran narkoba, dan membantu meningkatkan rasa percaya diri.

4.2. Saran

a. Perlunya peningkatan kualitas penyidik Polri khususnya pada Direktorat

Narkoba, peningkatan anggaran penyelidikan dan penyidikan kasus

narkoba, peningkatan sarana dan prasarana pendukung, guna lebih

memberdayakan Polri dalam mengungkapkan kasus penyalahgunaan

narkoba.

b. Dengan makin canggihnya modus operandi yang dilakukan jaringan

pengedar dalam menyelundupkan narkoba/prekursor masuk ke Indonesia,

maka aparat Bea dan Cukai perlu dilengkapi dengan sarana/peralatan

deteksi narkoba yang lebih canggih pula seperti detector canggih, dog

detector (dengan anjing pelacak di Bandara), dan lain sebagainya sehingga

dapat menggagalkan masuknya narkoba ke Indonesia.

27

Page 28: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

c. Perlu membuat lembaga pemasyarakat khusus narkoba pada kota-kota

besar di Indonesia, jika hal ini masih sulit untuk direalisasikan maka perlu

dilakukan pemisahan sel antara narapidana narkoba dan narapidana bukan

narkoba, agar pembinaannya lebih terfokus dan mereka tidak terpengaruh

oleh narapidana kejahatan konvensional lainnya.

d. Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah universal sehingga perlu

usaha bersama baik dari orang tua, guru, tenaga kesehatan, dan instansi

terkait agar tidak bertambah banyak lagi generasi muda yang terjerumus

dalam penyalahgunaan narkoba.

e. Keluarga merupakan perisai utama untuk mencegah anak dari

penyalahgunaan narkoba sehingga orangtua lebih meningkatkan peran

sertanya dalam mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan narkoba

karena narkoba dapat merusak anak setiap saat.

Bab V Penutup4.1. Gambar

Selama 2009, BNN Tangani 28.382 Kasus NarkobaAda sebanyak 102 tersangka yang masih berusia di bawah 15 tahun,

VIVAnews - Badan Narkotika Nasional menyatakan telah menangani

sebanyak 28.382 kasus penyalahgunaan narkoba selama periode Januari

28

Page 29: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

sampai November 2009. Dari jumlah itu, sebanyak 35.299 orang telah

ditangkap.

"Untuk presentasenya dari tahun ke tahun naik," kata Kepala BNN

Komisaris Jenderal Gories Mere, Kamis 31 Desember 2009.

Gories menyatakan, dari total jumlah penyalahgunaan narkoba itu, sebanyak

9.661 kasus adalah kasus narkotika, 8.698 kasus psikotropika, dan 10.023

kasus bahan berbahaya lainnya.

Sedangkan jumlah tersangka yang sudah ditangkap sebanyak 35.299

orang. Dengan rincian 13.051 orang untuk kasus narkotika, 11.601 orang

untuk kasus psikotropika, dan 10.647 kasus bahan berbahaya lainnya.

Dari pelaku itu, sebagian besar adalah pelaku yang berusia di atas 30

tahun. Ada sebanyak 102 tersangka yang masih berusia di bawah 15 tahun,

serta 1.596 tersangka berusia 16-19 tahun.

Saat ini sebanyak 72 terpidana mati kasus narkoba sedang menunggu

hukuman mati. Lambannya eksekusi ini, Gories menjelaskan, karena para

terpidana itu masih melakukan upaya hukum baik itu grasi ataupun Peninjauan

Kembali.Sumber : nasional.vivanews.com/news/read/117685-selama_2009_bnn_tangani_28_382_kasus_narkoba

Allen, K.M. 1996. Nursing Care of the Addicted Client. Philadelphia: Lippincott.

BNN. Data Kasus Narkoba. Dapat diakses di

http://www.bnn.go.id/portalbaru/portal/konten.php?nama=DataKasus&op=det

ail_data_kasus&id=28&mn=2&smn=e.

Handoyono, Ambarwidati. 1999. Suatu Tinjauan Kriminologis Terhadap Proses

Belajar Remaja Menjadi Pacandu Heroin (Putauw). Depok: Skripsi,

Universitas Indonesia, tidak diterbitkan.

Hawari, Dadang. 1991. Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya. Depok:

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal 1.

Indrawan. 2001. Kiat Ampuh Menangkal Narkoba. Bandung: C.V. Pionir Jaya, hal

17.

Morgan. 1991. Segi PraktisPsikiatri. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Rini, Rr. Siti Maesaroh Bayu. 2006. Proses Pembelajaran Sosial Menjadi Pengedar

Narkoba. Depok: Skripsi, Universitas Indonesia, tidak diterbitkan.

29

Page 30: file · Web viewMasalah Penyalahgunaan Napza. Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Masalah. Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (Napza) atau istilah

Sari, Ratu Ramina. 2008. Faktor-Faktor yang Mendorong Seseorang

Melatarbelakangi Penyalahgunaan Obat-Obatan Penenang. Depok:

Skripsi, Universitas Indonesia, tidak diterbitkan.

Smith, CM. 1995. Community Health Nursing; Theory and Practice. Philadelphia:

W.B. Saunders Company.

Sundeen, Stuart. 1998. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. St Louis:

Mosby Year Book.

Tasmara, Toto. 1999. Dajal dan Symbol Syetan. Jakarta: Mizan.

The Indonesian Florence, Nightingale Foundation. 1999. Kiat Penanggulangan dan

Penyalahgunaan Ketergantungan Napza. Jakarta.

Tom, Kus, Tedi. 1999. Bahaya Napza bagi Pelajar. Bandung: Yayasan Al-Ghifari.

UNODC. Drug Abuse & Demand Reduction. Dapat diakses di

http://www.unodc.org/unodc/drug_demand_reduction.html.

______. Meresahkan, Maraknya Narkoba di Kalangan Pelajar. Dapat diakses di

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0305/14/utama/313410.html.

30