deteksi dini dalam pencegahan penyalahgunaan napza

53
DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA Dr. Arifdian Rumah Sakit Jiwa Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Upload: micol

Post on 12-Jan-2016

193 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA. Dr. Arifdian Rumah Sakit Jiwa Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. PENDAHULUAN. Gangguan jiwa secara garis besar terbagi dalam 2 (dua) bagian : 1. Gangguan Psikotik , yaitu gangguan jiwa yang disertai dengan gejala-gejala : - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN

PENYALAHGUNAAN NAPZA

Dr. ArifdianRumah Sakit Jiwa Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Page 2: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

PENDAHULUAN

Gangguan jiwa secara garis besar terbagi dalam 2 (dua)bagian :1. Gangguan Psikotik, yaitu gangguan jiwa yang disertai dengan gejala-gejala :

- Adanya waham- Bicara kacau- Halusinasi

2. Gangguan Nonpsikotik (Neurotik)- Gangguan tidur- Anxietas (gangguan cemas)

Page 3: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

- Gangguan stress

- Depresi

- Gangguan prilaku

Para pengguna napza baik itu yang sudah terjadi

penyalahgunaan bahkan sampai ketergantungan akan

mengalami gangguan jiwa yang diawali oleh gangguan tipe

nonpsikotik sampai gangguan psikotik karena napza

mempengaruhi susunan saraf pusat manusia terutama

otak.

Page 4: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Para pengguna napza yang telah mengalami gangguan psikotik dirawat di Rumah sakit Jiwa.

Para pengguna napza yang telah mengalami ketergantungan yang nonpsikotik dirawat di tempat Rehabilitasi narkoba.

Setelah pasien ini mengalami pengobatan dan kesembuhan diupayakan proses rehabilitasi ketempat asalnya (keluarga dan masyarakat asalnya), dimana dukungan keluarga dan masyarakat ini sangat diperlukan untuk kesembuhan pasien agar tidak mengulanginya lagi.

Page 5: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

NAPZA( Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya)

adalah bahan/zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan/psikologis seseorang (pikiran, perasaan dan perilakunya) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologik.

Narkotika : Menurut UU R.I. No. 22/1997 tentang Narkotika: adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika dibedakan dalam 3 golongan sebagai berikut :

Page 6: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Golongan I Hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan Tidak untuk terapi Ketergantungan kuat Contoh : Heroin, Kokain dan Ganja

Golongan II Pilihan Terakhir untuk terapi Ketergantungan kuat tetapi kurang dari gol. I Contoh : Morfin, Petidin.

Golongan III Sering untuk therapy Ketergantungan lebih ringan, contoh : Codein

Page 7: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Psikotropika : menurut UU.RI. No.5/1997

Psikotropika : adalah zat atau obat, baik alamiah

maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat

psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan

saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas

pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika

dibedakan dalam 4 golongan sebagai berikut :

Page 8: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Golongan I Hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan Tidak untuk Terapi Ketergantungan kuat Contoh : Ecstasy, MDMA, LSD.

Golongan II Bisa Untuk therapi, tetapi pilihan terakhir Ketergantungan tinggi tetapi kurang dari gol I Contoh : Amfetamin, metil fenidat (Ritalin), metakualon.

Page 9: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Golongan III Sering untuk terapi Ketergantungan sedang Contoh : Fenobarbital, flunitrazepam.

Golongan IV Untuk terapi Ketergantungan ringan Contoh : Diazepam, klobazam, bromazepam.

Page 10: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Zat Adiktif lainnya: bahan atau zat yang

Mempengaruhi psikoaktif tubuh manusia diluar narkotika

dan psikotropika diantaranya :

1. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari – hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman beralkohol :

Page 11: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

a. Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ).

b. Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % ( Berbagai minuman

anggur )

c. Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % ( Whisky, Vodca,

Manson House, Johny Walker ).

2. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.

Page 12: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

3. Nikotin

Pemakaian tembakau atau nikotin masih kontroversi didalam masyarakat, dimana sebagian menganggap bagian dari napza dan sebagian lagi tidak, karena dianggap tidak merusak susunan saraf pusat.

Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.

Page 13: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

u

Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari

NAPZA dapat digolongkan menjadi 3 golongan :

1. Golongan Depresan ( Downer ). Adalah jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat pemakainya menjadi tenang dan bahkan membuat tertidur bahkan tak sadarkan diri. Contohnya: Opioda ( Morfin, Heroin, Codein ), sedative ( penenang ), Hipnotik (obat tidur) dan Tranquilizer (anti cemas ).

2. Golongan Stimulan ( Upper ). Adalah jenis NAPZA yang merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini menbuat pemakainnya menjadi aktif, segar dan bersemangat. Contoh: Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.

Page 14: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

3. Golongan Halusinogen.

Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan, pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh persaan dapat terganggu. Contoh: Kanabis ( ganja ) dan LSD.

Di Aceh, ganja termasuk napza yang sering disalahgunakan, selain karena tumbuhnya subur juga kandungan kanabisnya yang sangat tinggi. Hampir diatas 50% pasien di Rumah sakit jiwa Aceh punya riwayat penggunaan ganja.

Page 15: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

II. PENYALAHGUNAAN NAPZA

Di dalam masyarakat NAPZA yang sering disalahgunakan adalah :

1. Opiada, terdapat 3 golongan besar :

a. Opioda alamiah ( Opiat ) : Morfin, Opium, Codein.

b. Opioda semisintetik : Heroin / putauw, Hidromorfin.

c. Opioda sintetik : Metadon.

Nama jalanan dari Putauw : ptw, black heroin, brown sugar.

Heroin yang murni berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak

murni berwarna putih keabuan.

Page 16: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Dihasilkan dari getah Opium poppy diolah menjadi morfin dengan proses tertentu dihasilkan putauw, yang kekuatannya 10 kali melebihi morfin.Sedangkan opioda sintetik (methadon) mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari morfin. Morfin, Codein, Methadon adalah zat yang digunakan oleh dokter sebagai penghilang sakit yang sangat kuat, misalnya pada operasi, penderita cancer,reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian menimbulkan perasaan ingin menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf kecanduan pemakai akan kehilangan percaya diri hingga tak mempunyai keinginan untuk bersosialisasi, pupil mata mengecil, rasa mengantuk, bicara pelo, paranoid, euforia berlebihan, hingga bisa menimbulkan gangguan psikotik.

Page 17: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

2. Kokain : Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah larut,nama jalanan : koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow / salju.Cara pemakainnya : membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus diatas permukaan kaca atau alas yang permukaannya datar kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot seperti sedotan atau dengan cara dibakar bersama dengan tembakau. Penggunaan dengan cara dihirup akan beresiko kering dan luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam.

Efek pemakain kokain : pemakai akan merasa segar, kehilangan nafsu makan, menambah percaya diri, dan dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah hingga gangguan psikotik

Page 18: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

3. KANABIS : Nama jalanan : cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass, bhang.

Berasal dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica.

Cara penggunaan : dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok.

Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, pemakai cenderung merasa lebih santai, rasa gembira berlebihan ( euphoria ), sering berfantasi / menghayal, aktif berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitive, kering pada mulut dan tenggorokan, halusinasi, waktu terasa lamban ( 10 menit terasa 1 jam ) dan memicu gangguan psikotik.

Page 19: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

4. AMPHETAMINE : Nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz.

Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan dan juga tablet.Cara penggunaan : dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet diminum dengan air. Ada 2 jenis Amphetamine :

a. MDMA ( methylene dioxy methamphetamine ) Nama jalanan : Inex, xtc. Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul.b. Metamphetamine ice, nama jalanan : SHABU, SS, ice.

Cara pengunaan dibakar dengan mengunakan alumunium

foil dan asapnya dihisap atau dibakar dengan

menggunakan botol kaca yang dirancang khusus (boong).

Page 20: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Bahan-bahan amphetamine ini sering dijumpai ditempat-tempat hiburan seperti diskotik.

Di Aceh, pengguna shabu sudah cukup meningkat bahkan menurut data kepolisian kasus shabu-shabu sudah melebihi kasus pengguna ganja.

Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan amphetamine ini : denyut nadi meningkat, tekanan darah tidak teratur, kelainan jantung, banyak keluar keringat hingga dehidrasi, paranoid, emosi labil, hingga menimbulkan gangguan psikotik.

Page 21: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

5. LSD ( Lysergic Acid ), termasuk dalam golongan halusinogen. Nama jalanan : acid, trips, tabs, kertas.

Bentuk : biasa didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil dan kapsul.

Cara penggunaan : meletakan LSD pada permukaan lidah, dan bereaksi setelah 30 – 60 menit kemudian, menghilang setelah 8 – 12 jam.

Efek rasa : terjadi halusinasi tempat, warna, dan waktu sehingga timbul obsesi yang sangat indah dan bahkan menyeramkan dan lama – lama menjadikan penggunaanya paranoid dan cemas berlebihan hingga psikotik.

Page 22: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

6. SEDATIF / HIPNOTIK :

Termasuk golongan zat sedative ( obat penenang ) dan hipnotika ( obat tidur ).Nama jalanan : Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp.Cara pemakaian : dengan diminum, disuntikan, atau dimasukan lewat anus.Digunakan di bidang medis untuk pengobatan pada pasien yang mengalami kecemasan, kejang, stress, serta sebagai obat tidur.

Page 23: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

7. SOLVENT / INHALASI :Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya : Aerosol, Lem, Isi korek api gas, Tiner, Cairan untuk dry cleaning, Uap bensin.

Biasanya digunakan dengan cara coba – coba oleh anak di bawah umur, pada golongan yang kurang mampu.

Efek yang ditimbulkan : pusing, kepala berputar, halusinasi ringan, mual, muntah gangguan fungsi paru, jantung dan hati.

Page 24: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

8. ALKOHOL :Merupakan zat psikoaktif yang sering digunakan manusiaDiperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi – umbian yang mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu dilakukan proses penyulingan sehingga dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi, bahkan 100 %.

Nama jalanan : booze, drink.Efek yang ditimbulkan : euphoria, penurunan kesadaran, gangguan fungsi hati, bahkan menimbulkan gangguan psikotik.

Page 25: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FAKTOR NAPZA ITU SENDIRI

FAKTOR INDIVIDU- Perubahan Biologik- Perubahan Psikologik- Perubahan Sosial

FAKTOR LINGKUNGAN- Lingkungan keluarga- Lingkungan sekolah- Lingkungan Masyarakat

Page 26: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

TAHAPAN PENGGUNAAN NAPZA

Coba – coba Sosial atau rekreasi Situasional Penyalahgunaan Ketergantungan

Page 27: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

BAGAIMANA CARA MENDETKSINYA?

Sekalipun tidak mudah mengenalinya namun seseorang dengan ciri-ciri tertentu (kelompok yang beresiko tinggi) mempunyai potensi yang lebih besar dibandingkan dengan yang tidak mempunyai ciri-ciri kelompok resiko tinggi.

Contoh: Kurang pengetahuan agama, Anak yang merokok, Anak Broken Home, kurang perhatian dari orang tua, lingkungan yang mendukung penyalahgunaan tersebut.

Page 28: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Dalam tahap coba-coba pemakai belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang napza dan ikut-ikutan dengan teman, tapi lama kelamaan dapat timbul beberapa keadaan yang tidak diinginkan, seperti Intoksikasi (keracunan) dan reaksi panik, curiga dan sebagainya tergantung dari zat apa yang dia gunakan.

Page 29: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Yang perlu diwaspadai : Prestasi sekolah menurun Mudah marah Sering berbohong Pola tidur berubah Kehilangan minat terhadap hobi yang disenanginya Sering mengurung diri Sering pulang larut malam Suka pergi ketempat hiburan (maksiat)

Page 30: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Gejala pada saat menggunakan napza: Apatis Tampak mengantuk Jalan sempoyongan Bicara cadel atau pelo

Bila kelebihan dosis: Denyut nadi dan detak jantung lambat Kulit teraba dingin Nafas melambat Kejang Keluar busa dari mulut sampai meninggal

Page 31: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Gejala Putus Obat (Withdrawel) Mata dan hidung berair Mengantuk Mual-mual muntah hungga sakit perut Nyeri otot tulang hingga seluruh tubuh Takut air sehingga tidak mau mandi Depresi (stress) Kejang Menggigil

Page 32: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Pengaruh jangka panjang pengguna napza: Prestasi akademik menurun Kebanyakan badan menjadi kurus Penampilan tampak seperti orang sakit (pucat) Tidak peduli terhadap kebersihan diri dan kesehatan Gigi tidak terawat (gigi rapuh dan ompong) Tampak deretan bekas suntikan atau sayatan pada lengan atau

bagian tubuh lain Anti sosial dan tidak peduli terhadap lingkungan Psikotik: - bicara kacau

- waham

- halusinasi

Page 33: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Ciri-ciri lain yang patut dicurigai: Ditemukannya napza Contoh : serbuk, tablet, kristal, atau lintingan rokok dikantong

celana, lipatan baju, didalam tas, di laci, di tempat pensil, di dalam bungkus rokok dan lain-lain.

Ditemukannya peralatan untuk menggunakan napza Contoh: botol aqua yang berlubang di dindingnya, plastik kecil-kecil

(bekas pembungkus), sedotan minuman, gulungan uang kertas, kertas timah bekas bungkus rokok, bong (botol tertutup dengan 2 pipa yang masuk kedalam air didalam botol), jarum suntik, sendok yang bekas dibakar, korek api yang ujungnya dibuang, dan lain-lain.

Anak yang sedang bertransaksi dengan pengedar

Page 34: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

DAMPAK SOSIAL DARI PENGGUNA NAPZA

Prestasi akademik menurun Tidak disiplin Kriminalitas Anti sosial Menarik diri dari lingkungan

Page 35: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Apa yang harus dilakukan apabila menemukan anak atau remaja dengan ciri-ciri menggunakan napza atau sedang menggunakan napza?

Untuk orang tua: Jangan panik, dan jangan langsung menghukum anak tersebut Dekati dia dan ajak berkomunikasi sehingga dia mau berterus

terang Bila ternyata anak tersebut telah mengkonsumsi napza dalam waktu

yang lama segera minta bantuan tenaga dokter/psikiater (dokter ahli jiwa), dan orang tua tidak perlu malu.

Page 36: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Mengasuh anak dengan baik.

- penuh kasih sayang- penanaman disiplin yang baik- ajarkan membedakan yang baik dan yang buruk

- mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan bertanggung

jawab- mengembangkan harga diri anak, menghargai jika berbuat baik

atau mencapai prestasi tertentu.

Memperkuat kehidupan beragama.Yang diutamakan bukan hanya ritual keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.

Page 37: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat, hal ini membuat anak rindu untuk pulang ke rumah.

Meluangkan waktu untuk kebersamaan.

Orang tua menjadi contoh yang baik.

Orang tua yang merokok akan menjadi contoh yang tidak baik bagi anak.

Kembangkan komunikasi yang baikKomunikasi dua arah, bersikap terbuka dan jujur, mendengarkan dan menghormati pendapat anak.

Orang tua memahami masalah penyalahgunaan NAPZA agar dapat berdiskusi dengan anak

Page 38: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Pada anak seorang pengguna napza bila keadaan medis sudah teratasi perlu dipikirkan rehabilitasi secara bertahap yaitu mengembalikan anak ke lingkungan masyarakat dan masyarakat harus menerima kembali anak tersebut.

Untuk Guru Dekatilah siswa tersebut agar mau berterus terang Upayakan untuk menyimpan rahasia ini agar tidak diketahui oleh

teman-temannya Jangan langsung menghukum siswa tersebut, misalnya:

menghukum didepan teman-temannya, memberi skorsing bahkan mengeluarkannya dari sekolah, karena tindakan-tindakan tersebut akan menambah beban si siswa untuk kembali normal seperti semula.

Page 39: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Lakukan konseling oleh guru pembina di sekolah Membina kerjasama yang baik dengan orang tua siswa

bersangkutan Membina kerjasama dengan dokter/psikiater (dokter ahli jiwa) atau

psikolog

Untuk Ulama Tingkatkan pemahaman agama dalam masyarakat Jadikan ulama sebagai penasehat spiritual khususnya bagi

pengguna napza Membina hubungan baik dengan orang tua dan guru di sekolah

Page 40: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Untuk Masyarakat Harus mendukung upaya rehabilitasi dan pengobatan pasien Jangan langsung menjauhi dan memusuhi pengguna napza Harus proaktif dalam mencegah penyebarluasan napza, contohnya:

menangkap si pengedar sehingga memutus mata rantai penyebaran napza

Membina kerjasama yang baik dengan pihak aparat hukum (polisi)

Page 41: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Untuk Pemerintah Membuat kepastian hukum yang jelas mengenai napza Harus memberi hukuman yang seberat-beratnya terhadap

pengguna, pengedar dan produsen napza hingga hukuman mati sebagai efek jera

Membersihkan oknum-oknum aparat hukum yang terlibat dalam mendalangi penyebarluasan napza

Membina kerjasama dengan negara lain dalam memberantas napza secara global

Memasukkan mata pelajaran yang berkaitan dengan penyalahgunaan napza dalam kurikulum pendidikan

Membangun pusat-pusat rehabilitasi napza di tiap-tiap daerah

Page 42: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

PENANGGULANGAN

PENCEGAHAN PRIMER Deteksi dini resiko tinggi + intervensi

PENCEGAHAN SEKUNDER Mengobati tidak lagi memakai

PENCEGAHAN TERSIER Rehabilitasi

Page 43: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

DATA PASIEN GANGGUAN MENTAL DAN PRILAKU AKIBAT PENGGUNAAN NAPZA DI RSJ PROV NAD

TAHUN RAWAT JALAN RAWAT INAP

2001 835 59

2002 357 84

2003 458 68

2004 547 90

2005 338 190

2006 444 144

2007 316 83

2008 306 101

Page 44: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Cuplikan film “Detik Terakhir”

Page 45: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Cuplikan film “Detik Terakhir”

Page 46: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Cuplikan film “Detik Terakhir”

Page 47: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Cuplikan film “Detik Terakhir”

Page 48: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Cuplikan film “Detik Terakhir”

Page 49: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Cuplikan film “Detik Terakhir”

Page 50: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Cuplikan film “Detik Terakhir”

Page 51: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

KESIMPULAN

Agama menjadi benteng pertama untuk menghindari diri dari penyalahgunaan napza, oleh karena itu Tingkatkan Iman dan Taqwa terhadap ALLAH SWT

Awal daripada pengguna napza sebagian besar berawal dari coba-coba dan ikut-ikutan

Jika sudah pernah mencoba sulit untuk melepaskan diri dari napza, oleh karena itu Jangan pernah Mencoba-coba!!

Dalam menangani masalah napza harus ada kerjasama yang baik antara orang tua, guru, masyarakat dan ulama, serta pemerintah

Page 52: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Masalah penyalahgunaan NAPZA bukan hanya masalah departemen kesehatan, tapi masalah seluruh bangsa Indonesia

Pencegahan menjadi fokus utama dalam penyebarluasan napza

Kampanye dan seminar anti napza sangat berperan dalam penyebaran informasi tentang penyalahgunaan napza

Page 53: DETEKSI DINI DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA