dnxqwdeho - kementerian pertaniantanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/... ·...
TRANSCRIPT
i
KATA PENGANTAR
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan adalah salah satu entitas
akuntansi di bawah Kementrian Pertanian Republik Indonesia yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang lebih transparan, akurat, dan akuntabel.
Informasi yang dihasilkan tersebut diharapkan dapat berguna kepada para pengguna laporan dalam pengambilan keputusan. Salah satunya adalah untuk menilai akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Jakarta, Mei 2017 Direktur Jenderal
Dr. Ir. H. Sumarjo Gatot Irianto, MS, D.A.A NIP. 196010241987031001
ii
DAFTAR ISI
TAR ISI Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Tabel iii
Daftar Grafik v
Daftar Lampiran vi
Pernyataan Tanggung Jawab vii
Ringkasan 1
I. Laporan Realisasi Anggaran 4
II. Neraca 5
III. Laporan Operasional 6
IV. Laporan Perubahan Ekuitas 7
V. Catatan atas Laporan Keuangan 8
A. Penjelasan Umum 8
B. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran 19
C. Penjelasan atas Pos-Pos Neraca 26
D. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Operasional 42
E. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Perubahan Ekuitas 50
F. Pengungkapan Penting Lainnya 55
VI. Lampiran 56
iii
DAFTAR TABEL
TAR ISI Tabel 1. Rekapitulasi Jumlah Entitas UAPPA-Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 9 Tabel 2. Perhitungan Penyisihan Piutang Tak Tertagih 13 Tabel 3. Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap 15 Tabel 4. Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud 17 Tabel 5. Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan TA. 2016 19 Tabel 6. Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2016 dan 2015 19 Tabel 7. Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja TA 2016 Berdasarkan Belanja 21 Tabel 8. Rincian Belanja Berdasarkan Program TA 2016 21 Tabel 9. Perbandingan Realisasi Belanja TA 2016 dan 2015 22 Tabel 10. Perbandingan Belanja Pegawai TA. 2016 dan 2015 23 Tabel 11. Perbandingan Belanja Barang TA 2016 dan 2015 23 Tabel 12. Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2016 dan 2015 24 Tabel 13. Kas di Bendahara Pengeluaran 26 Tabel 14. Perbandingan Kas Lainnya dan Setara Kas TA 2016 dan 2015 27 Tabel 15. Piutang PNBP 28 Tabel 16. Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan 28 Tabel 17. Rincian Penyisihan Piutang Tak tertagih – Piutang Lancar TA 2016 30 Tabel 18. Perbandingan Rincian Persediaan TA 2016 dan 2015 31 Tabel 19. Mutasi Nilai Tanah 32 Tabel 20. Mutasi Nilai Peralatan dan Mesin 33 Tabel 21. Mutasi Gedung dan Bangunan 34 Tabel 22. Mutasi Jalan, Irigasi dan Jaringan 34 Tabel 23. Mutasi Aset Tetap Lainnya 35 Tabel 24. Rincian Aset Tak Berwujud TA 2016 36 Tabel 25. Mutasi Aset Tak Berwujud 36 Tabel 26. Mutasi Aset Lain-lain 37 Tabel 27. Tunda Bayar Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2016 39 Tabel 28. Contijen Liabilities 40 Tabel 29. Perbandingan Rincian Beban yang Masih Harus Dibayar TA 2016 dan TA 2015 41 Tabel 30. Perbandingan Rincian Pendapatan TA 2016 dan TA 2015 42 Tabel 31. Perbandingan Rincian Beban Pegawai TA 2016 dan TA 2015 43 Tabel 32. Perbandingan Rincian Beban Persediaan TA 2016 dan TA 2015 43 Tabel 33. Perbandingan Rincian Beban Barang dan Jasa TA 2016 dan TA 2015 44 Tabel 34. Perbandingan Rincian Beban Pemeliharaan TA 2016 dan TA 2015 45 Tabel 35. Perbandingan Rincian Beban Perjalanan Dinas TA 2016 dan 2015 45 Tabel 36. Perbandingan Rincian Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat TA 2016 dan TA 2015 46 Tabel 37. Perbandingan Rincian Beban Bantuan Sosial TA 2016 dan TA 2015 47 Tabel 38. Perbandingan Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi TA 2016 TA 2016 dan TA 2015 47 Tabel 39. Perbandingan Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih TA 2016 dan TA 2015 48 Tabel 40. Perbandingan Rincian Surplus/Defisit Kegiatan Non Operasional TA 2016 dan TA 2015 49 Tabel 41. Rincian Koreksi Yang Menambah/Mengurangi Ekuitas 50 Tabel 42. Rincian Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi Tahun 2016 52
iv
Tabel 43. Rincian Koreksi Lain-Lain 52 Tabel 44. Rincian Nilai Transaksi Antar Entitas 53 Tabel 45. Rincian Transfer Masuk per 31 Desember 2016 53 Tabel 46. Rincian Transfer Keluar per 31 Desember 2016 54
v
DAFTAR GRAFIK
TAR ISI Grafik 1. Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja TA. 2016 21
vi
DAFTAR LAMPIRAN
TAR ISI Lampiran 1. Print Out Laporan Keuangan Tingkat Eselon 1 (Audited) 57 Lampiran 2. Laporan Tindak Lanjut LHP BPK-RI atas Sistem Pengendalian Intern Tahun 2015 58 Lampiran 3. Monitoring Transfer Masuk BMN Eks Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 59 Lampiran 4. Data Tunda Bayar 60 Lampiran 5. Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran dan Bukti Setor 61 Lampiran 6. Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas serta Bukti Setor 62 Lampiran 7. Data Hibah FAO 63 Lampiran 8. Monitoring E-Rekon atas Satker In-Aktif 64 Lampiran 9. Daftar Penerimaan dan Tunggakan Sewa Rumah Dinas 65 Lampiran 10. Bukti Setor Piutang PNBP 66 Lampiran 11. Rincian Belanja 526 TA. 2016 67 Lampiran 12. Laporan Inventarisasi dan Penilaian BMN BBPOPT Jatisari 68 Lampiran 13. SK Hibah Aset KOICA 69 Lampiran 14. SK Penghapusan Aset Dinas Provinsi Jawa Tengah dan Sumatera Selatan 70 Lampiran 15. Data Hibah Proyek CF-SKR 71 Lampiran 16. Nilai Asersi BPK 72 Lampiran 17. Notulensi Rapat Tripartit TA. 2016 Kementerian Pertanian 73
vii
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Penggabungan Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
tingkat Eselon I selaku UAPPA-E1 yang terdiri dari: (a) Laporan Realisasi
Anggaran, (b) Neraca, (c) Laporan Operasional, (d) Laporan Perubahan
Ekuitas, dan (e) Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2016
sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggung jawab kami,
sedangkan substansi Laporan Keuangan dari masing-masing Satuan Kerja
merupakan tanggungjawab UAKPA.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem
pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi
pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan.
Jakarta, Mei 2017 Direktur Jenderal
Dr. Ir. H. Sumarjo Gatot Irianto, MS, D.A.A NIP. 196010241987031001
- 1 -
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016 ini
telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan
berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di
lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara
anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-
LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember
2016.
Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2016 adalah berupa Pendapatan
Negara Bukan Pajak sebesar Rp 31.272.314.259 atau mencapai 597,34
persen dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp5.235.303.000.
Realisasi Belanja Negara pada TA 2016 adalah sebesar
Rp4.730.330.423.072 atau mencapai 62.18 persen dari alokasi anggaran
sebesar Rp7.607.185.856.000. Persentase Realisasi Belanja TA 2016
mengalami penurunan disebabkan karena adanya pelaksanaan
penghematan (self blocking) pada Belanja Barang pada 46 satuan kerja
yang menyebabkan realisasi Belanja Barang tertunda menjadi tahun
2017.
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor. 8 Tahun 2016 tentang Langkah-
langkah penghematan Belanja Kementerian/Lembaga dalam rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun
Anggaran 2016. Penghematan/Selfblocking anggaran pada program
Peningkatan Produksi Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan DIPA TA
2016 yang diluncurkan/tunda bayar, agar dituangkan dalam Addendum
Kontrak yang disepakati PPK dan Penyedia. Seluruh pekerjaan
- 2 -
diselesaikan pada TA.2016 dan Pembayaran senilai sisa Kontrak yang
diluncurkan/tunda bayar dibebankan pada DIPA TA.2017.
2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas pada 31 Desember 2016. Nilai Aset per 31
Desember 2016 dicatat dan disajikan sebesar Rp446.294.999.418 yang
terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp18.571.141.568; Aset Tetap (neto)
sebesar Rp 425.679.809.285; Piutang Jangka Panjang (netto)
Rp271.423.562; dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp1.772.625.003 . Nilai
Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp 646.963.580.846 dan
Rp(200.668.581.428).
3. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban,
surplus/defisit dari operasional, surplus/defisit dari kegiatan non
operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan
surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar.
Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2016 adalah
sebesar Rp6.176.719.288, sedangkan jumlah beban adalah sebesar
Rp5.394.078.904.128 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional
senilai Rp(5.387.902.184.840). Defisit Kegiatan Non Operasional sebesar
Rp(9.729.156.333) dan Defisit/Surplus Pos-Pos Luar Biasa sebesar Rp0
(nihil) sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp
(5.397.631.341.173).
- 3 -
4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2016 adalah sebesar
Rp464.417.025.147 ditambah Defisit-LO sebesar Rp(5.397.631.341.173)
kemudian ditambah/dikurangi dengan koreksi-koreksi senilai
Rp4.680.064.150 dan transaksi antar entitas senilai Rp4.727.865.670.448
sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2016 adalah senilai
Rp(200.668.581.428).
5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang
penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang
disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan
Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK
adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar
Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya
yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir
sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 disusun dan disajikan
berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan
Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2016 disusun dan disajikan
dengan menggunakan basis akrual
- 4 -
I. LAPORAUADIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
(Dalam Rupiah)
TA 2015ANGGARAN REALISASI REALISASI
PENDAPATAN Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1 5.235.303.000 31.272.314.259 597,34 16.261.619.417
JUMLAH PENDAPATAN 5.235.303.000 31.272.314.259 597,34 16.261.619.417
BELANJA B.2. Belanja Operasi Belanja Pegawai B.3 49.896.022.000 46.923.208.919 94,04 44.267.236.536 Belanja Barang B.4 7.548.644.226.000 4.676.207.271.329 61,95 443.443.835.387 Belanja Modal B.5 8.645.608.000 7.199.942.824 83,28 9.347.162.285 Belanja Bantuan Sosial B.6 2.138.664.355.058
JUMLAH BELANJA 7.607.185.856.000 4.730.330.423.072 62,18 2.635.722.589.266
% thd AnggCATATANURAIAN TA 2016
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Laporan Keuangan
- 5 -
II. NERACA
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
NERACA
PER 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
(Dalam Rupiah)
CATATAN 2016 2015
Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 615.115.840 2.634.347.711 Kas Lainnya dan Setara Kas C.2 1.330 20.331.873 Piutang Bukan Pajak C.3 47.037.264 55.956.214 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak C.4 (1.080.961) (1.374.177) Piutang Bukan Pajak (Netto) C.5 45.956.303 54.582.037 Bagian Lancar TP/TGR C.6 3.841.830.344 3.895.559.344 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Lancar C.7 (3.841.830.344) (3.895.559.344) Persediaan C.8 17.910.068.095 30.666.428.235 Jumlah Aset Lancar 18.571.141.568 33.375.689.856
Tanah C.9 204.284.390.044 204.351.078.044 Peralatan dan Mesin C.10 550.114.805.644 479.433.022.958 Gedung dan Bangunan C.11 119.531.474.486 93.562.173.424 Jalan, Irigasi dan Jaringan C.12 24.904.915.846 23.894.794.346 Aset Tetap Lainnya C.13 3.899.258.920 3.876.795.324 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.14 (477.055.035.655) (373.521.155.240) Jumlah Aset Tetap 425.679.809.285 431.596.708.856
Piutang Tagihan TP/TGR C.15 272.787.500 0Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Tagihan TP/TGR C.16 (1.363.938) 0Tagihan TP/TGR (Netto) C.17 271.423.562 0Jumlah Piutang Jangka Panjang 271.423.562 0
ASET LAINNYAAset Tak Berwujud C.18 848.145.600 1.217.530.216 Aset Lain-Lain C.19 6.833.208.172 62.716.030.432 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.20 (5.908.728.769) (61.625.192.679) Jumlah Aset Lainnya 1.772.625.003 2.308.367.969
JUMLAH ASET 446.294.999.418 467.280.766.681
Utang kepada Pihak Ketiga C.21 646.348.465.006 223.104.109 Uang Muka dari KPPN C.22 615.115.840 2.634.347.711 Utang Jangka Pendek Lainnya C.23 - 6.289.714 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 646.963.580.846 2.863.741.534
646.963.580.846 2.863.741.534
Ekuitas C.21 (200.668.581.428) 464.417.025.147 JUMLAH EKUITAS (200.668.581.428) 464.417.025.147
446.294.999.418 467.280.766.681
URAIAN
KEWAJIBAN
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
ASET
ASET TETAP
ASET LANCAR
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
JUMLAH KEWAJIBAN
EKUITAS
PIUTANG JANGKA PANJANG
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Laporan Keuangan
- 6 -
III. LAPORAN OPERASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
(Dalam Rupiah)
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Laporan Keuangan
CATATAN 2016 2015
Pendapatan Negara Bukan Pajak lainnya D.1 6.176.719.288 5.801.323.869 6.176.719.288 5.801.323.869
Beban Pegawai D.2 46.923.208.919 44.267.236.536 Beban Persediaan D.3 13.870.251.971 33.551.406.898 Beban Barang dan Jasa D.4 936.887.841.418 185.043.901.895 Beban Pemeliharaan D.5 8.610.379.543 8.255.918.285 Beban Perjalanan Dinas D.6 354.217.803.566 229.457.852.728 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat D.7 3.986.708.190.599 24.706.914.946 Beban Bantuan Sosial D.8 558.706.600 2.107.489.106.253 Beban Penyusutan dan Amortisasi D.9 46.355.179.790 42.023.635.850 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.10 (52.658.278) 6.616.620 Beban Lain-Lain D.11 -
5.394.078.904.128 2.674.802.590.011 SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL (5.387.902.184.840) (2.669.001.266.142)
Surplus/Defisit Pelepasan Aset Non Lancar D.12 (2.018.905.778) (2.558.444.764) Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar D.13 28.700.000 0Beban Pelepasan Aset Non Lancar D.14 2.047.605.778 2.558.444.764 Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya D.15 (7.710.250.555) 10.576.282.762 Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya D.16 603.902.047.826 10.585.532.762 Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya D.17 611.612.298.381 9.250.000 SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL (9.729.156.333) 8.017.837.998
SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (5.397.631.341.173) (2.660.983.428.144)
Beban Luar Biasa D.18 0 0SURPLUS/DEFISIT DARI POS LUAR BIASA 0 0
SURPLUS/DEFISIT LO (5.397.631.341.173) (2.660.983.428.144)
URAIAN
BEBAN
JUMLAH BEBAN
KEGIATAN NON OPERASIONAL
POS LUAR BIASA
KEGIATAN OPERASIONAL
JUMLAH PENDAPATAN
PENDAPATAN
- 7 -
IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
(Dalam Rupiah)
URAIAN CATATAN 2016 2015EKUITAS AWAL E.1 464.417.025.147 519.070.676.193 SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (5.397.631.341.173) (2.660.983.428.144) KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI EKUITAS E.3 4.680.064.150 (4.207.157.564) DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR PENYESUAIAN NILAI ASET E.3.2 81.000 8.412.682.278 KOREKSI NILAI PERSEDIAAN E.3.3 - (4.681.414.344) SELISIH REVALUASI ASET E.3.4 1.723.312.000 - KOREKSI NILAI ASET TETAP NON REVALUASI E.3.5 2.956.671.150 (7.970.171.253) KOREKSI LAIN-LAIN E.3.6 - 31.745.755 JUMLAH 4.680.064.150 (4.207.157.564) TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.4 4.727.865.670.448 2.610.536.934.662 EKUITAS AKHIR E.5 (200.668.581.428) 464.417.025.147
E.3.1 - -
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Laporan Keuangan
- 8 -
- 8 -
A. ILUS
A. PENJELASAN UMUM
A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan
Dasar Hukum
Entitas dan
Rencana
Strategis
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan didirikan dengan
mengemban visi mewujudkan pemenuhan kebutuhan yang
cukup secara berkelanjutan dalam memperkuat kedaulatan
pangan dan energi nasional. Entitas berkedudukan di Jalan
AUP No.3 Pasar Minggu Jakarta Selatan.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mempunyai tugas dan
fungsi menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan dibidang peningkatan produksi padi, jagung,
kedelai, dan tanaman pangan lainnya.
Pendekatan
Penyusunan
Laporan
Keuangan
A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Tahun 2016 ini merupakan laporan yang
mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Laporan Keuangan ini
dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu
serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi
mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran
sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi
keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tahun 2016 ini merupakan laporan konsolidasi dari seluruh
jenjang struktural di bawah Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan yang meliputi wilayah serta satuan kerja yang
bertanggung jawab atas anggaran yang diberikan.
Jumlah entitas akuntansi di lingkup Direktorat Jenderal
Tanaman adalah 210 entitas. Rincian entitas tersebut tersaji
sebagai berikut:
V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
- 9 -
Tabel 1. Rekapitulasi Jumlah Entitas UAPPA-Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan
No
Kode
Es I
Entitas
Jumlah/Jenis
Kewenangan
Jumlah
Satker
KP
KD
DK
TP
1 03 Direktorat
Jenderal
Tanaman Pangan
1
2
34
173
210
Jumlah
1
2
34
173
210
Basis
Akuntansi
A.3. Basis Akuntansi
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menerapkan basis
akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan
Operasi dan Laporan Perubahan Ekuitas. Basis akrual adalah
basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi,
tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau
dibayarkan.
Sedangkan Laporan Realisasi Anggaran disusun dan disajikan
dengan basis kas. Basis kas adalah basis akuntansi yang
mengakui pengaruh transaksi atau peristiwa lainnya pada
saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dasar
Pengukuran
A.4. Dasar Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk
mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan
keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan dalam penyusunan dan penyajian
Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai
perolehan historis.
Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya
- 10 -
ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan
untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar
nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah
untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata
uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing
ditranslasi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang
rupiah.
Kebijakan
Akuntansi
A.5. Kebijakan Akuntansi
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2016
telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar,
konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik
spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan
akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini
adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Badan
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Di samping itu, dalam
penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan
keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan
dalam penyusunan Laporan Keuangan Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan adalah sebagai berikut:
Pendapatan-
LRA
(1) Pendapatan-LRA
Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima
pada Kas Umum Negara (KUN).
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan
berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak
mencatat jumlah nettonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi
sumber pendapatan.
- 11 -
Pendapatan-LO
(2) Pendapatan-LO
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas
pendapatan dan atau Pendapatan direalisasi, yaitu
adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara
khusus pengakuan pendapatan-LO pada Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan adalah sebagaimana
berikut:
o Pendapatan Sewa Gedung diakui secara
proporsional antara nilai dan periode waktu
sewa.
o Pendapatan Denda diakui pada saat
dikeluarkannya surat keputusan denda atau
dokumen lain yang dipersamakan
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan
berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak
mencatat jumlah nettonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber
pendapatan.
Belanja (3) Belanja
Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas
dari KUN.
Khusus pengeluaran melalui bendahara
pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut
disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (KPPN).
Belanja disajikan menurut klasifikasi
ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi
berdasarkan organisasi dan fungsi akan
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
- 12 -
Beban
(4) Beban
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban;
terjadinya konsumsi aset; dan terjadinya
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis
belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan
organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan
atas Laporan Keuangan.
Aset (5) Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, dan
Aset Lainnya.
Aset Lancar
a. Aset Lancar
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai
nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan
di neraca dengan menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia pada tanggal neraca.
Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai
berikut:
o Piutang yang timbul dari Tuntutan
Perbendaharaan/Ganti Rugi apabila telah
timbul hak yang didukung dengan Surat
Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau
telah dikeluarkannya surat keputusan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap.
o Piutang yang timbul dari perikatan diakui
apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan
hak tagih dan didukung dengan naskah
perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban
secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan
andal.
Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang
dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini
diwujudkan dengan membentuk penyisihan
piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut
didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan
- 13 -
berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan
yang dilakukan pemerintah. Perhitungan
penyisihannya adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Perhitungan Penyisihan Piutang
Kualitas
Piutang
Uraian
Penyisihan
Lancar Belum dilakukan pelunasan
s.d. tanggal jatuh tempo 0.5%
Kurang
Lancar
Satu bulan terhitung sejak
tanggal Surat Tagihan
Pertama tidak dilakukan
pelunasan
10%
Diragukan
Satu bulan terhitung sejak
tanggal Surat Tagihan
Kedua tidak dilakukan
pelunasan
50%
Macet
1. Satu bulan terhitung
sejak tanggal Surat
Tagihan Ketiga tidak
dilakukan pelunasan 100%
2. Piutang telah diserahkan
kepada Panitia Urusan
Piutang Negara/DJKN
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan
Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua
belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan
sebagai Bagian Lancar TPA/TGR.
Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil
inventarisasi fisik pada tanggal neraca dikalikan
dengan:
harga pembelian terakhir, apabila diperoleh
dengan pembelian;
harga standar apabila diperoleh dengan
memproduksi sendiri;
harga wajar atau estimasi nilai penjualannya
- 14 -
apabila diperoleh dengan cara lainnya.
AsetTetap
b. Aset Tetap
Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga
perolehan atau harga wajar.
Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan
minimum kapitalisasi sebagai berikut:
a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan
mesin dan peralatan olah raga yang nilainya
sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga
ratus ribu rupiah);
b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang
nilainya sama dengan atau lebih dari
Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah);
c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan
nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas,
diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran
untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset
tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan
barang bercorak kesenian.
Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan
operasional pemerintah yang disebabkan antara
lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai
dengan kebutuhan organisasi yang makin
berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan
rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa
kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset
Lain-Lain pada pos Aset Lainnya.
Aset tetap yang secara permanen dihentikan
penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada
saat ada usulan penghapusan dari entitas sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan di bidang
pengelolaan BMN/BMD
- 15 -
Penyusutan
Aset Tetap
c. Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai
sehubungan dengan penurunan kapasitas dan
manfaat dari suatu aset tetap.
Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
a. Tanah;
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan
c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan
dokumen sumber sah atau dalam kondisi
rusak berat dan/atau usang yang telah
diusulkan kepada Pengelola Barang untuk
dilakukan penghapusan.
Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset
Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa
memperhitungkan adanya nilai residu.
Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan
menggunakan metode garis lurus yaitu dengan
mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari
Aset Tetap secara merata setiap semester selama
Masa Manfaat.
Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan
berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor:
59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat
Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara
berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.
Secara umum tabel masa manfaat adalah
sebagai berikut:
Tabel 3. Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap
Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun
Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun
Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun
Aset Tetap Lainnya (Alat Musik
Modern) 4 tahun
- 16 -
Piutang Jangka
Panjang
d. Piutang Jangka Panjang
Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang
diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam
jangka waktu lebih dari 12 (dua belas ) bulan
setelah tanggal pelaporan.
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan
Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
(TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan
disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan
Aset Lainnya
e. Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset
lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang.
Termasuk dalam Aset Lainnya adalah aset tak
berwujud, tagihan penjualan angsuran yang
jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset
kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan
kas yang dibatasi penggunaannya.
Aset Tak Berwujud (ATB) merupakan aset yang
dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud
fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan barang atau jasa atau digunakan
untuk tujuan lainnya termasuk hak atas
kekayaan intelektual.
Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai
tercatat neto yaitu sebesar harga perolehan
setelah dikurangi akumulasi amortisasi.
Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas
dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai
sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa
manfaat tidak terbatas tidak dilakukan
amortisasi.
Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan
berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor:
620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka
Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak
- 17 -
Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara
umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud
Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat
(tahun)
Software Komputer 4
Franchise 5
Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk,
Desain Industri, Rahasia Dagang,
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
10
Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran,
Paten Biasa, Perlindungan Varietas
Tanaman Semusim.
20
Hak Cipta Karya Seni Terapan,
Perlindungan Varietas Tanaman
Tahunan
25
Hak Cipta atas Ciptaan Gol.II, Hak
Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak
Ekonomi Produser Fonogram.
50
Hak Cipta atas Ciptaan Gol.I 70
Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah
yang dihentikan dari penggunaan operasional
entitas, disajikan sebesar harga perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan.
Kewajiban (7) Kewajiban
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam
kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka
panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka
pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo
dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga,
Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di
- 18 -
Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang
Jangka Pendek Lainnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang
jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu
lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu
sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat
pertama kali transaksi berlangsung.
Ekuitas (8) Ekuitas
Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan
kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari
ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
- 19 -
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI
ANGGARAN
Realisasi
Pendapatan Rp
31.272.314.259
B.1 PENDAPATAN
Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31
Desember 2016 adalah sebesar Rp. 31.272.314.259 atau
mencapai 597,34 persen dari estimasi pendapatan yang
ditetapkan sebesar Rp. 5.235.303.000.
Tabel 5. Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan TA. 2016
Pend dari pengelolaan BMN 2.384.042.000 2.746.256.980 115
Pendapatan Jasa 2.851.261.000 2.790.917.057 98
Pendapatan Iuran dan Denda - 632.726.947 -
Pendapatan Lain-lain - 25.102.413.275 -
Jumlah 5.235.303.000 31.272.314.259 597
Uraian
2016
estimasi Realisasi % Real Angg.
Realisasi Pendapatan TA. 2016 mengalami kenaikan sebesar
92,31 % dari TA 2015, kenaikan terbesar pada pendapatan
lain-lain yang mencapai sebesar 137,04 %.
Hal ini disebabkan banyaknya penerimaan kembali belanja
tahun anggaran yang lalu atas kegiatan yang tidak
dilaksanakan serta dan hasil pemeriksaan atas pelaksanaan
kegiatan.
Tabel 6. Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2016 dan
2015
URAIAN REALISASI T.A. 2016 REALISASI T.A. 2015NAIK
(TURUN) %
Pend dari Pengelolaan BMN 2.746.256.980 2.868.447.662 -4,26
Pendapatan Jasa 2.790.917.057 2.803.405.971 -0,45
Pendapatan Iuran dan Denda 632.726.947 - 0,00
Pendapatan Lain-Lain 25.102.413.275 10.589.765.784 137,04
Jumlah 31.272.314.259 16.261.619.417 92,31
- 20 -
Realisasi
Belanja Rp
4.730.330.423.072
B.2. BELANJA
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun
Anggaran 2016 yang dialokasikan ke Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan untuk Pembangunan Pertanian sebesar
Rp. 7.607.185.856.000 untuk pembiayaan program
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil
Tanaman Pangan dikelola oleh 210 satuan kerja dengan
kegiatan yang harus dilaksanakan meliputi :
1. Pengelolaan ProduksiTanaman Aneka Kacang dan
Umbi (1761);
2. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia (1762);
3. Pengelolaan Sistem penyediaan Benih Tanaman Pangan TP
(1763);
4. Penguatan Perlindungan TP dari gangguan OPT dan DPI
(1764);
5. Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya pada Ditjen TP
(1766);
6. Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan
Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian
Benih (1767);
7. Pengembangan Peramalan Serangan OPT (1768);
8. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (5885).
Realisasi anggaran periode pelaporan senilai Rp.
4.730.330.423.072 atau mencapai 62,35 % dari pagu
anggaran senilai Rp. 7.607.185.856.000, Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan Tahun 2016 terdapat Self Blocking
sebesar 36,34% yang berpengaruh pada rendahnya
prosentase realisasi serta terdapatnya Tunda Bayar atas
pelaksanaan kegiatan yang telah memiliki kontrak.
- 21 -
Tabel 7. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2016
berdasarkan Belanja
ANGGARAN REALISASIBelanja Pegawai 49.896.022.000 46.923.208.919 94,04Belanja Barang 7.548.644.226.000 4.676.207.271.329 61,95Belanja Modal 8.645.608.000 7.199.942.824 83,28Belanja Bantuan Sosial 0Total Belanja Kotor 7.607.185.856.000 4.730.330.423.072 62,18Pengembalian Belanja 13.129.575.078 0
Total Belanja 7.607.185.856.000 4.743.459.998.150 62,35
URAIAN 2016 %
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam
grafik berikut ini:
Grafik 1. Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja TA. 2016
Tabel 8. Rincian Belanja Berdasarkan Program TA 2016
ANGGARAN REALISASI SELF BLOCKINGProgram peningkatan produksi,produktivitas dan mutu hasil Tanaman Pangan
7.607.185.856.000 4.707.607.518.877 2.764.146.046.596 61,88
Program Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya kementerian Pertanian
133.533.844 0 0,00
Total Belanja 7.607.185.856.000 4.707.741.052.721 2.764.146.046.596 61,89
PROGRAM %2016
- 22 -
Tabel 9. Perbandingan Realisasi Belanja TA 2016 dan 2015.
URAIAN REALISASI TA 2016 REALISASI TA 2015NAIK
(TURUN) %
Belanja Pegawai 46.923.208.919 44.267.236.536 6,00
Belanja Barang 4.676.207.271.329 443.443.835.387 954,52
Belanja Modal 7.199.942.824 9.347.162.285 (22,97)
Belanja Bantuan Sosial - 2.138.664.355.058 (100,00)
Jumlah 4.730.330.423.072 2.635.722.589.266 79,47
Pada tabel di atas terlihat untuk TA. 2016 tidak terdapat lagi
belanja Bansos, kegiatan pembangunan pertanian tanaman
pangan yang terkait dengan bantuan yang diberikan kepada
kelompok tani terdapat pada belanja barang sehingga
prosentase realisasi mengalami kenaikan.
Belanja
Pegawai Rp
46.923.208.919
B.3 Belanja Pegawai
Realisasi Belanja Pegawai TA 2016 dan 2015 adalah masing-
masing sebesar Rp. 46.923.208.919 dan Rp. 44.267.236.536.
Belanja Pegawai adalah belanja atas kompensasi, baik dalam
bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada
pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang
dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS
sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan.
Realisasi belanja TA 2016 mengalami kenaikan sebesar 6 %
dari TA 2015. Hal ini disebabkan adanya kenaikan belanja
gaji pokok dan tunjangan fungsional pegawai.
- 23 -
Tabel 10. Perbandingan Belanja Pegawai TA 2016 dan 2015
URAIAN REALISASI TA 2016 REALISASI TA 2015NAIK
(TURUN) %
Belanja gaji pokok PNS 34.585.859.660 31.406.664.650 10,12 Belanja pembulatan gaji PNS 496.942 824.229 (39,71) Belanja tunjangan suami/istri PNS 2.412.396.340 2.356.510.438 2,37 Belanja Tunjangan Anak PNS 692.008.129 681.294.248 1,57 Belanja Tunj Struktural PNS 1.244.590.000 1.237.850.000 0,54 Belanja Tunjangan Fungsional PNS 1.041.265.000 930.915.000 11,85 Belanja Tunj PPH PNS 449.946.551 788.287.505 (42,92) Belanja tunj beras PNS 1.915.146.900 1.965.345.780 (2,55) Belanja uang makan PNS 3.363.182.000 3.626.835.000 (7,27) Belanja tunj umum 25.852.500 (100,00) Belanja tunjangan umum PNS 1.255.200.000 1.270.235.000 (1,18) Jumlah Belanja Kotor 46.960.091.522 44.290.614.350 6,03 Pengembalian Belanja Pegawai 36.882.603 (23.377.814) (257,77) Jumlah Belanja 46.923.208.919 44.267.236.536 6,00
Belanja Barang
Rp
4.676.207.271.329
B.4 Belanja Barang
Realisasi Belanja Barang TA 2016 dan 2015 adalah senilai
sebesar Rp 4.676.207.271.329 dan Rp 443.443.835.387.
Realisasi Belanja Barang TA 2016 mengalami kenaikan
954.52 % dari TA 2015 sebagai berikut:
Tabel 7. Perbandingan Belanja Barang TA 2016 dan 2015
URAIAN REALISASI TA 2016 REALISASI TA 2015NAIK
(TURUN) %
Belanja Barang Operasional 41.194.272.737 26.318.230.225 56,52 Belanja Barang Non Operasional 199.410.475.442 140.136.863.092 42,30 Belanja barang persediaan 12.669.223.281 9.453.797.695Belanja Jasa 40.344.963.381 19.314.475.811 108,88 Belanja Pemeliharaan 7.893.545.039 7.899.252.834 (0,07) Belanja Perjalanan Dalam Negeri 355.112.023.497 229.619.048.348 54,65 Belanja perjalanan luar negeri 42.020.250 129.510.260 (67,55) Belanja barang diserahkan ke masy/pemda 1.742.196.594.358 2.109.498.545 82.488,19 Belanja brg penunjang DK/TP disrahkan ke masy 4.096.900.700 8.823.429.657 (53,57) belanja brg lainnya disrahkan ke masy/pemda 2.286.339.945.119 33.760.000 Jumlah Belanja Kotor 4.689.299.963.804 443.837.866.467 956,53 Pengembalian Belanja (13.092.692.475) (394.031.080)
Jumlah Belanja 4.676.207.271.329 443.443.835.387 954,52
Prosentase kenaikan disebabkan pada belanja barang tahun
anggaran 2016 terdapat Bantuan Pemerintah (Baper) berupa
belanja barang untuk diserahkan ke masyarakat/Pemda
(akun.526), senilai Rp 4.032.633.440.177 yang diberikan
kepada kelompok tani dalam bentuk uang dan barang untuk
peningkatan produksi tanaman pangan.
Kegiatan pembangunan tanaman pangan yang memiliki
baper terdapat pada:
- 24 -
Belanja Modal
Rp
7.199.942.824
1761. Pengelolaan Produksi Tanaman Akabi
a. Penerapan Budidaya Kedelai
b. Penerapan Budidaya Aneka Kacang dan Umbi
1762. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia
a. Penerapan Budidaya Padi
b. Penerapan Budidaya Jagung dan Serealia Lainnya
1763. Pengelolaan Sisten Penyediaan Benih Tanaman Pangan
a. Ketersediaan Benih Tanaman Pangan Bersertifikat
5885. Pengolahan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
a. Sarana Pascapanen Tanaman Pangan
b. Sarana Pengolahan Hasil Tanaman Pangan
Rincian Realisasi per satker per program dan perkegiatan
terlampir.
B.5 Belanja Modal
Realisasi Belanja Modal TA 2016 dan 2015 adalah masing-
masing sebesar Rp. 7.199.942.824 dan Rp. 9.347.162.285
mengalami penurunan sebesar 22.97%, belanja modal
merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset
tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu
periode akuntansi. Realisasi belanja modal terdapat pada
Satker Kantor Pusat dan UPT Vertikal (BBPOPT,
BBPPMBTPH) sebagai penunjang kegiatan perkantoran.
Tabel 12. Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2016 dan
2015.
URAIAN REALISASI T.A.
2016REALISASI T.A
2015
NAIK (TURUN)
%Belanja Modal Peralatan dan Mesin 5.281.874.204 7.151.136.785 (26,14)Belanja Modal Gedung dan Bangunan 1.853.009.200 1.676.786.500 10,51Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 186.814.000 (100,00)Belanja Modal Lainnya 65.059.420 332.425.000 (80,43)Jumlah Belanja Kotor 7.199.942.824 9.347.162.285 -22,97Pengembalian - - -
Jumlah Belanja 7.199.942.824 9.347.162.285 -22,97
Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin berupa
pengadaan peralatan perkantoran seperti komputer PC,
- 25 -
Laptop, scaner, meja kursi, almari dan lain-lain, sebagai
sarana penunjang aktivitas kegiatan perkantoran.
Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan berupa
renovasi gedung kantor.
B.6 Permasalahan
Dalam penyusunan laporan konsolidasi satker lingkup
Eselon I Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang
berdasarkan Elektronik Rekonsiliasi (E-Rekon) ini tidak luput
dari masalah-masalah, seperti perbedaan realisasi
pendapatan. Masalah ini muncul karena adanya perbedaan
data SIAP dan SAI, yang mana hal ini terjadi karena satker
tidak upload atau salah input data pendapatan.
Adapun perbedaan realisasi pendapatan tersebut terdapat
pada satker:
1. Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Banggai (inaktif).
Terdapat setoran PNBP senilai Rp7.025.000,00 pada data
SAI, namun pada data SIAP nihil. Pada data awal rekon,
dalam data SIAP terdapat setoran PNBP senilai
Rp7.025.000,00 namun data SAI Nihil. Terhadap hal ini
telah dimintakan bukti setor (SSBP) kepada satker
tersebut dan telah di-UJK-kan. Akan tetapi saat rekon
terakhir, dalam data SIAP setoran tersebut nihil dan data
SAI masih ada sehingga terjadi selisih sebesar
Rp7.025.000,00.
2. Dinas Pertanian, Hortikultura dan Peternakan Kab.
Kolaka, terdapat setoran Pendapatan Pajak sebesar
Rp789.500,00. Setelah dicek ulang backup laporan satker,
ternyata angka tersebut merupakan potongan pajak
penghasilan 411121 yang salah input pada laporan
pendapatan.
- 26 -
- 26 -
C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA
Kas di
Bendahara
Pengeluaran
Rp615.115.840
C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2016 dan
2015 adalah masing-masing sebesar Rp615.115.840 dan
Rp2.634.347.711 yang merupakan kas yang dikuasai, dikelola
dan di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang
berasal dari sisa UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan
atau belum disetorkan ke Kas Negara per tanggal neraca.
Tabel 13. Kas di Bendahara Pengeluaran
NO
KODE SATKER JUMLAH
1 059106 DinasPertanian Prop JawaTimur 22.128.100
2 089076 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prov.Sumatera Barat
12.200.600
4 169079 Dinas Pertanian Kab.Bulungan 5.730.000
5 319063 Dinas Pertanian, Perkebunan Kab Gorontalo 1.300.000
6 339060 Dinas Pertanian,Peternakan dan Perkebunan Kab. Manokwari
30.920.000
7 339070 Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Kaimana 30.000.000
8 339086 Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Prov.Papua Barat
46.949.000
10 089130 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prov Sumatera Barat
27.312.940
12 169079 Dinas Pertanian kabupaten Bulungan 52.430.000
13 249099 Dinas Pertanian dan Perkebunan Prov Nusa Tenggara Timur
328.661.600
14 249158 Dinas Pertanian dan Perkebunan Prov Nusa Tenggara Timur
57.483.600
615.115.840
Kas di
Bendahara
Penerimaan
Satker sudah menyetor ke negara (bukti setor terlampir)
C.2 Kas di Bendahara Penerimaan
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per tanggal 31 Desember
- 27 -
Rp0 (Nihil) 2016 dan 2015 adalah sebesar masing-masing Rp 0 dan Rp 0
Kas Bendahara Penerimaan meliputi saldo uang tunai dan
saldo rekening di bank yang berada di bawah
tanggungjawab Bendahara Penerimaan yang sumbernya
berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan berupa
Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Kas Lainnya
dan Setara Kas
Rp1.330
C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas
Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 31 Desember
2016 dan 2015 masing-masing sebesar Rp1.330.dan
Rp20.331.873. Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas
pada bendahara pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP,
kas lainnya dan setara kas. Setara kas yaitu investasi jangka
pendek yang siap dicairkan menjadi kas dalam jangka waktu 3
bulan atau kurang sejak tanggal pelaporan. Rincian Sumber Kas
Lainnya dan Setara Kasa dalah sebagai berikut:
Tabel 14. Perbandingan Kas Lainnya dan Setara Kas TA 2016 dan
2015
Tahun 2016 Tahun 2015
kas lainnya dan setara kas 1.330 20.331.873
1.330 20.331.873
Keterangan
Jumlah
Kas Lainnya dan setara kas sebesar Rp.1.330 adalah jasa Giro
satker Dinas Pertanian dan Peternakan Kab.Seram Bagian
Barat.Satker sudah melakukan penyetoran (Bukti Setor
Terlampir)
Piutang PNBP
Rp47.037.264
C.4 Piutang PNBP
Saldo Piutang Bukan Pajak per tanggal 31 Desember 2016 dan
2015 masing-masing adalah sebesar Rp47.037.264 dan
Rp55.956.214 Piutang bukan pajak merupakan hak atau
pengakuan pemerintah atas uang atau jasa terhadap pelayanan
yang telah diberikan namun belum diselesaikan
pembayarannya.
- 28 -
Tabel 15. Piutang PNBP
NO KODE SATKER JUMLAH 1 109083 Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kab.Bungo 7.020.000
2 238251 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
8.902.888
3 239071 Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Prov Nusa Tenggara Barat
31.114.376
47.037.264
Piutang PNBP di atas merupakan : hasil pemeriksaan BPKP
pada Provinsi Jambi; piutang angsuran rumah dinas pada
Satuan kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan pada
Dinas Pertanian Provinsi NTB.Piutang PNBP mengalami
pengurangan karena satker Kab Bongo sudah melakukan
penyetoran sebesar Rp 4.500.000 dan Prov NTB sebesar Rp
4.418.950 (bukti setor terlampir)
Bagian Lancar
Tagihan
TP/TGR
Rp3.841.830.
344
C.5 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/
Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
Saldo Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing adalah sebesar Rp3.841.830.344. dan Rp3.895.559.344. Bagian Lancar Tagihan TP/TGR merupakan Tagihan TP/TGR yang belum diselesaikan pada tanggal neraca yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan atau kurang. Tabel 16. Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan
NO KODE SATKER JUMLAH 1 129075 Direktorat Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Selatan
129.517.900
2 238251 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
3.102.806.976
3 299336 Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten
225.400.000
4 319063 DinasPertanian dan Perkebunan Kab Gorontalo
46.752.500
5 319088 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Gorontalo
37.049.400
- 29 -
6 319071 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kab.Pohuwato
74.099.250
7 219055 Dinas Pertanian Provinsi Maluku
226.204.318
3.841.830.344
Bagian Lancar
TPA Rp0 (Nihil)
Satker sudah melakukan setoran sebesar : Kab Pelelawan
(099281) sebesar Rp 1.870.000, Prov Banten (299336) sebesar
Rp.9.500.000, prov Gorontalo (319063) sebesar Rp.30.200.000,
Kab Pohowato (319071)sebesar Rp.1.500.000 (Setoran
Terlampir).
Penambahan jumlah Bagian lancar Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan pada satker Prov Maluku (219055) sebesar
Rp.10.659.000
C.6 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Penjualan Angsuran
Saldo Bagian Lancar Tagihan TuntutanPenjualan Angsuran
(TPA) per tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing
adalah sebesar Rp0 (Nihil) dan Rp0 (Nihil). Bagian Lancar TPA
merupakan Tagihan TPA yang belum diselesaikan pada tanggal
neraca yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan atau kurang.
Penyisihan
Piutang Tak
Tertagih –
Piutang Lancar
(Rp3.841.830.3
44)
C.7 Penyisihan Piutang Tak Tertagih –Piutang Lancar
Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar per 31
Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar
Rp3.841.830.344 dan Rp3.895.559.344.
Penyisihan piutang tak tertagih – piutang lancar adalah merupakan
estimasi atas ketidaktertagihan piutang lancar yang ditentukan oleh
kualitas piutang masing-masing debitur. Rincian Penyisihan Piutang
Tak Tertagih-Piutang lancar pada tanggal pelaporan adalah sebagai
berikut:
- 30 -
Tabel 17.Rincian Penyisihan Piutang Tak tertagih – Piutang Lancar TA
2016
NO KODE SATKER % Penyisihan Nilai Penyisihan
1 129075 Dinas Pertanian
TP & Hortikultura Kab
Lampung Sel
100% (Macet) 129.517.900
2 238251 Ditjen Tanaman Pangan 100% 3.102.806.976
3 299336 Dinas Pertanian dan
Peternakan Prov Banten
100% 225.400.000
4 319063 Dinas Pertanian dan
Perkebunan Kab
Gorontalo
100% 46.752.500
5 319088 Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan
Hortikultura Prov
Gorontalo
100% 37.049.400
6 319171 Dinas Pertanian,
Perkebunan &
Ketahanan
Pangan
Kab Pohuwato
100% 74.099.250
7 219055 Dinas Pertanian Prov
Maluku
100% 226.204.318
3.841.830.344
Belanja
Dibayar di
Muka Rp0
(Nihil)
C.8 Beban Dibayar di Muka
Saldo Beban Dibayar di Muka per tanggal 31 Desember 2016
dan 2015 masing-masing adalah sebesar Rp0 (Nihil) dan Rp0
(Nihil) Beban dibayar di muka merupakan hak yang masih harus
diterima dari pihak ketiga setelah tanggal neraca sebagai akibat
dari barang/jasa telah dibayarkan secara penuh namun barang
atau jasa belum diterima seluruhnya.
Pendapatan
yang Masih
Harus Diterima
Rp0 (Nihil)
C.9 Pendapatan yang Masih Harus Diterima
Pendapatan yang Masih Harus Diterima per tanggal 31
Desember 2016 dan 2015masing-masing adalah sebesar Rp0
(Nihil)dan Rp0 (Nihil), merupakan hak pemerintah atas
pelayanan yang telah diberikan namun belum diterima
tagihannya.
- 31 -
Persediaan Rp
Rp.17.910.068.
095
C.10 Persediaan
Nilai Persediaan per 31 Desember 2016 dan 2015 masing-
masing adalah sebesar Rp17.910.068.095 dan Rp30.666.428.235.
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan
operasional pemerintah, dan/atau untuk dijual, dan/atau
diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Rincian Persediaan per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah
sebagai berikut:
Tabel 18. Perbandingan Rincian Persediaan TA 2016 dan 2015
JENIS TH 2016 TH 2015Barang Konsumsi 728.788.075 1.104.741.254 Barang untuk Pemeliharaan 95.995.476 67.664.505 Suku Cadang 142.091.800 285.513.250 Persediaan untuk Diserahkan kepada Masyarakat 5.039.637.932 15.171.888.270 Persediaan dalam rangka Bansos 558.706.600 Bahan Baku 11.480.532.782 13.029.679.211
Persediaan untuk tujuan Berjaga-jaga 183.187.030 183.187.030 Persediaan Lainnya 239.835.000 265.048.115 Jumlah 17.910.068.095 30.666.428.235
Semua jenis persediaan pada tanggal pelaporan berada dalam
kondisi baik. Terdapat barang konsumsi senilai Rp728.788.075.
Satuan kerja melakukan stock opname persediaan semester I
dan Semester II.
Tagihan
TP/TGR Rp
0
C.11 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti
Rugi (TP/TGR)
Nilai Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan GantiRugi
(TP/TGR) per 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing
sebesar Rp0 (nihil) dan Rp0 (nihil)
Tagihan
Penjualan
Angsuran
Rp
0 (nihil)
C.12 Tagihan Penjualan Angsuran
Per tanggal pelaporan 31 Desember 2016 dan 2015, Tagihan
Penjualan Angsuran masing-masing sebesar Rp0 (nihil) dan Rp0
(nihil)
- 32 -
Penyisihan
Piutang Tak
Tertagih –
Piutang Non
Lancar Rp
0 (nihil)
C.13 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Non Lancar
Per tanggal pelaporan 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-
masing sebesar Rp0 (nihil) dan Rp0 (nihil) Penyisihan Piutang tak
Tertagih–Piutang Non Lancar merupakan estimasi atas
ketidaktertagihan Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan
Ganti Rugi (TP/TGR) dan Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) yang
ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang.
Tanah Rp
204.284.390.044
C.14 Tanah
Nilai aset tetap berupa tanah yang dimiliki Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-
masing sebesar Rp204.284.390.044 dan Rp204.351.078.044.
Mutasi Aset Tetap Tanah adalah sebagai berikut:
Tabel 19. Mutasi Nilai Tanah
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 204.351.078.044Rp
Mutasi Tambah :
Koreksi Nilai Tim Penertiban Aset 1.723.312.000Rp
Mutasi Kurang:
Hibah (Keluar) (1.790.000.000)Rp
Saldo per 31 Desember 2016 204.284.390.044Rp
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 -Rp
Nilai Buku per 31 Desember 2016 204.284.390.044Rp
Mutasi Tambah terdapat pada Satker Balai Besar Peramalan
Organisme Pengganggu Tumbuhan (020072) yaitu adanya koreksi
nilai Tim Penertiban Aset sebesar Rp.1.723.312.000.Adapun
mutasi kurang terdapat pada satker Dinas Tanaman Pangan Dan
Hortikultura Propinsi Papua (259062) terdapat Hibah (Keluar)
sebesar Rp1.790.000.000.
Peralatan dan
C.15 Peralatan dan Mesin
- 33 -
Mesin Rp
550.114.805.644.
Nilai perolehan aset tetap berupa peralatan dan mesin per 31
Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar
Rp550.114.805.491.644 dan Rp479.433.022.958 Mutasi nilai
peralatan dan mesin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 20. Mutasi Nilai Peralatan dan Mesin
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 479.433.022.958Rp
Mutasi Tambah : 70.681.782.686Rp
Pembelian 4.859.111.454Rp
penambahan saldo awal 124.650.000Rp
penyelesaian pembangunan dengan KDP 298.112.750Rp
reklasifikasi dari aset lainnya ke aset tetap 10.447.790.186Rp
reklasifikasi masuk 62.956.010Rp
transfer masuk 70.447.790.186Rp
Mutasi kurang :
koreksi pencatatan (853.485.000)Rp
Hibah (Keluar) (1.442.749.703)Rp
penghapusan (579.795.139)Rp
penghentian aset dari penggunaan (1.802.031.918)Rp
reklasifikasi keluar (33.899.010)Rp
transfer keluar (4.295.370.000)Rp
transaksi normalisasi BMN aset tetap (12.488.194)Rp
Saldo per 31 Desember 2016 550.114.805.644Rp
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 (434.689.083.407)Rp
Nilai Buku per 31 Desember 2016 44.743.939.551Rp
Gedung dan
Bangunan Rp
119.531.474.486
C.16 Gedung dan Bangunan
Saldo gedung dan bangunan per 31 Desember 2016 dan 2015
adalah Rp119.531.474.486 dan Rp93.562.173.424.
Mutasi transaksi terhadap Gedung dan Bangunan per tanggal
pelaporan adalah sebagai berikut:
Tabel 21. Mutasi Gedung dan Bangunan
Saldo per 31 Desember 2015 93.562.173.424Rp
mutasi tambah :penerimaan aset tetap renovasi 491.867.500Rp pengembangan melalui KDP 833.104.000Rp pengembangan nilai aset 587.766.200Rp transfer masuk 24.180.417.362Rp penyelesaian pembangunan dengan KDP 274.674.000Rp transfer masuk 24.180.417.362Rp mutasi kurang :penghentian aset dari penggunaan (3.985.280.000)Rp
Saldo per 31 Desember 2016 119.531.474.486Rp
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 (36.328.467.224)Rp
Nilai Buku per 31 Desember 2016 83.203.007.262Rp
- 34 -
Jalan, Irigasi dan
Jaringan Rp
24.904.915.846.
C.17 Jalan, Irigasi dan Jaringan
Saldo Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2016 dan 2015
adalah masing-masing sebesar Rp24.904.915.846. dan
Rp23.894.794.346. Saldo tersebut terdiri dari instalasi jaringan
teknologi informasi.
Tabel 22. Mutasi Jalan,Irigasi dan Jaringan
Aset Tetap
Lainnya Rp
3.899.258.920.
Saldo per 31 Desember 2015 23.894.794.346Rp
Mutasi Tambah :
pengembangan melalui KDP 157.465.000Rp
Transfer masuk 971.272.500Rp
Mutasi kurang:
Hibah (keluar) (39.861.000)Rp
penghapusan (39.825.000)Rp
Penghentian aset dari penggunaan (39.930.000)Rp
Saldo per 31 Desember 2016 24.904.915.846Rp
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 (6.022.585.024)Rp
Nilai Buku per 31 Desember 2016 18.882.330.822Rp
C.18 Aset Tetap Lainnya
Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat
dikelompokkan dalam tanah,peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, jalan, irigasi dan jaringan.Saldo Aset Tetap Lainnyaper
31 Desember 2016 dan 2015 adalah Rp3.899.258.920 dan
Rp3.876.795.324.
Tabel 23. Mutasi Aset Tetap Lainnya
- 35 -
Saldo per 31 Desember 2015 3.876.795.324Rp
Mutasi tambah:
pembelian 8.059.820Rp
transfer masuk 16.124.000Rp
mutasi kurang:
reklasifikasi keluar (17.202.240)Rp
Saldo per 31 Desember 2016 3.899.258.920Rp
Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2016 (14.900.000)Rp
Nilai Buku per 31 Desember 2016 3.884.358.920Rp
Konstruksi Dalam
Pengerjaan Rp
0 (nihil)
C.19 Konstruksi Dalam Pengerjaan
Per tanggal pelaporan 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015
adalah masing-masing sebesar Rp0 (nihil) dan Rp0 (nihil).
Akumulasi
Penyusutan Aset
Tetap Rp
477.055.035.655
C.20 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2016
dan 2015 adalah masing-masing Rp477.055.035.655 dan
Rp373.521.155.240.
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan kontra akun Aset
Tetap yang disajikan berdasarkan pengakumulasian atas
penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan
manfaat Aset Tetap selain untuk Tanah dan Konstruksi dalam
Pengerjaan (KDP).
Aset Tak
Berwujud Rp
848.145.600
C.21 Aset Tak Berwujud
Nilai perolehan Aset Tak Berwujud (ATB) per 31 Desember 2016
dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp848.145.600 dan
Rp1.217.530.216. Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat
diidentifikasi dan dimiliki, tetapi secara umum tidak mempunyai
wujud fisik.
Rincian Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2016 adalah sebagai
berikut:
Tabel 24. Rincian Aset Tak Berwujud
- 36 -
No. Uraian Nilai
1 Software Komputer Rp 616.850.000 2 Aset tdk berwujud lainnya 231.295.600Rp
848.145.600Rp Jumlah Nilai Perolehan per 31 Desember 2016
Terdapat mutasi masuk Aset Tak Berwujud senilai Rp10.341.821
(penjelasan mutasi terdapat pada Laporan BMN).
Tabel 25. Mutasi Aset Tak Berwujud
Saldo per 31 Desember 2015 1.217.530.216Rp
Mutasi tambah:pembelian 56.999.600Rp reklasifikasi masuk 12.802.199Rp transfer masuk 4.432.790Rp mutasi kurang :reklasifikasi keluar (415.798.412)Rp transfer keluar (4.432.790)Rp
Saldo per 31 Desember 2016 848.145.600Rp
Amortisasi 588.725.000Rp
Nilai Buku per 31 Desember 2016 259.420.600Rp
Aset Lain-Lain
Rp6.833.208.172
Aset Tak Berwujud mengalami menurunan karena mengalami
henti guna direklasifikasi ke Aset lain-lain.
C.22 Aset Lain-Lain
Saldo Aset Lain-lain per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah
Rp6.833.208.172 dan Rp62.716.030.432. Aset Lain-lain
merupakan Barang Milik Negara (BMN) yang berada dalam kondisi
rusak berat dan tidak lagi digunakan dalam operasional Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan serta dalam proses penghapusan dari
BMN.
Adapun mutasi aset lain-lain adalah sebagai berikut:
Tabel 26. Aset Lain-lain
Saldo per 31 Desember 2015 62.716.030.432
Mutasi tambah:reklasifikasi dari aset tetap ke aset lainnya 2.619.216.355 Mutasi kurang:Hibah Keluar (BMN yang dihentikan) 17.550.000 penggunaan kembali BMN yg sdh dihentikan 10.638.000 penghapusan (BMN yang dihentikan) 58.324.291.558 transaksi normalisasi BMN (BMN yg dihentikan) 22.056 usulan barang rusak berat ke pengelola 149.537.001
Saldo per 31 Desember 2016 6.833.208.172
Akumulasi Penyusutan (216.014.644)
Nilai Buku per 31 Desember 2016 6.617.193.528
- 37 -
Rincian Aset Lain-lain berdasarkan nilai perolehan, akumulasi
penyusutan dan nilai buku tersaji pada lampiran.
Akumulasi
Penyusutan dan
Amortisasi Aset
Lainnya Rp
5.908.728.769
C.23 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya
Saldo Akumulasi Penyusutandan Amortisasi Aset Lainnya per 31
Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar
Rp5.908.728.769 dan Rp61.625.192.679.
Uang Muka dari
KPPN Rp
615.115.840
C.24 Uang Muka dari KPPN
Saldo Uang Muka dari KPPN per per 31 Desember 2016 dan 2015
masing-masing sebesar Rp621.098.840 dan Rp2.634.347.711.
Uang Muka dari KPPN merupakan Uang Persediaan (UP) atau
Tambahan Uang Persediaan (TUP) diberikan KPPN sebagai uang
muka kerja yang masih berada pada atau dikuasai oleh Bendahara
Pengeluaran pada tanggal pelaporan.
Utang kepada
Pihak Ketiga
Rp646.348.465.
006
C.25 Utang kepada Pihak Ketiga
Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2016 dan 2015
masing-masing sebesar Rp. 645.017.152.506 dan Rp.
223.104.109. Utang kepada Pihak Ketiga merupakan kewajiban
yang masih harus dibayar pemerintah atas pekerjaan/jasa yang
telah diterima/diselesaikan pada tahun 2016, terdiri dari tagihan
rutin listrik dan telepon satker kantor pusat sebesar Rp.
147.487.065 dan tunda bayar satker lingkup Ditjen Tanaman
Pangan sebesar Rp. 646.200.977.941.
Sesuai dengan Surat Setjen No.B-3683/RC.110/A/09/2016
tanggal 30 September perihal Penghematan APBN-P Tahap II
Tahun Anggaran 2016, bahwa pelaksanaan kegiatan yang sudah
melakukan kontrak dan terkena penghematan maka pembayaran
dapat dilakukan dengan mekanisme tunda bayar pada tahun 2017
sedangkan yang belum kontrak dan terkena penghematan agar
diajukan kontrak multi years.
Pada PMK No. 15/PMK.02 tahun 2016 tentang Tata Cara Revisi
Anggaran tahun 2016 pasal 21 ayat (2) dalam hal tunggakan
- 38 -
dengan nilai :
- Sampai dengan Rp. 200.000.000 melapirkan Surat Pernyataan
KPA
- Rp. 200.000.000 sampai dengan Rp. 2.000.000.000 melapirkan
hasil verifikasi APIP
- Diatas Rp. 2.000.000.000 melampirkan hasil verifikasi BPKP
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2016
memiliki nilai tunggakan/tunda bayar yang tercantum pada Akun
Utang pada pihak ke tiga pada 44 satuan kerja yang telah
dilakukan verifikasi APIP dan BPKP berupa pelaksanaan kegiatan
bantuan pemerintah yang diserahkan ke kelompok tani sebagai
berikut :
Tabel 27. Tunda Bayar Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
dalam rupiah
- 39 -
1 238251 Ditjen TP 114.973.697.781 2 029159 Prov. Jabar/TP 23.235.164.675 3 039151 Prov. Jateng/ TP 39.735.173.241 4 049059 Prov. DIY/ DK 54.710.000 5 059178 Prov Jatim/TP 15.409.813.025
6 069392 Prov. Aceh/TP 20.098.890.000 7 079124 Prov. Sumut/ TP 19.884.021.054 8 089130 Prov. Sumbar/ TP 15.477.323.750 9 099275 Kab. Kampar 1.149.225.000
10 099314 Prov. Riau/TP 20.868.804.900 11 109119 Prov. Jambi/ TP 5.473.180.840 12 119090 Kab. Musi Rawas 2.034.000.000 13 119129 Prov. Sumsel/TP 2.794.222.310 14 139080 Kab. Sambas 8.952.735.000 15 139125 Prov. Kalbar/ TP 24.506.457.000 16 139265 Kab. Sanggau 329.250.000 17 139301 Kab. Ketapang 1.602.815.000 18 149092 Kab. Pulang Pisau 30.796.000 19 159107 Prov. Kalsel/TP 36.434.875.750 20 169080 Kab. Berau 508.250.000 21 169090 Kab. Kukar 3.283.011.375 22 169112 Prov. Kaltim/TP 7.219.857.500 23 179103 Prov. Sulut/ TP 48.533.148.000 24 189132 Prov. Sulteng/ TP 13.385.599.599 25 199125 Prov. Sulsel/TP 66.233.459.000 26 209107 Prov. Sultra/TP 19.001.834.150 27 219090 Prov. Maluku/ TP 1.473.194.000 28 229099 Prov. Bali/TP 7.265.175.250 29 239080 Kab. Lombok Barat 658.425.000 30 239082 Kab. Lombok Tengah 1.608.180.000 31 239093 Kab. Sumbawa 5.354.662.500 32 239126 Prov. NTB/TP 14.257.633.004 33 239265 Kab. Bima 8.532.109.350 34 249132 Kab. Sumba Barat Daya 1.246.875.000 35 249158 Prov. NTT/ TP 40.843.619.047 36 259072 Kab. Merauke 1.117.585.500 37 269078 Kab. Rejang Lebong 808.312.500 38 269085 Kab. Muko-Muko 1.092.000.000 39 269088 Kab. Lebong 1.201.650.000 40 269110 Prov. Bengkulu/ TP 21.584.074.943 41 289104 Prov. Maluku Utara / TP 4.872.191.000 42 299380 Prov. Banten/ TP 3.748.050.000 43 319088 Prov. Gorontalo/TP 7.127.026.818 44 340141 Prov. Sulbar/TP 12.199.899.079
646.200.977.941 Jumlah
C.25.a Contijen Liabilities
- 40 -
Selain kewajiban pemerintah yang tercantum pada akun utang
pihak ke tiga, terdapat juga kewajiban pemerintah atas
pelaksanaan kegiatan bantuan pemerintah yang telah
dilaksanakan oleh satuan kerja di tahun anggaran 2016 sebagai
berikut :
Tabel 28. Kontijen Liabilities
dalam rupiah
1 238251 20.474.868.669 2 139093 Kab. Landak 1.848.000.000 3 169112 Prov. Kaltim/TP 18.611.221.515 4 179103 Prov. Sulut/TP 27.001.006.400 5 340141 Prov. Sulbar/TP 38.447.506.623
106.382.603.207
Ditjen TP
Jumlah
Pendapatan
Diterima di Muka
Rp.0
C.26 Pendapatan Diterima di Muka
Nilai Pendapatan Diterima di Muka per 31 Desember 2016 dan
2015 sebesar Rp0 dan Rp0. Pendapatan Diterima di Muka
merupakan pendapatan yang sudah disetor ke kas Negara, namun
barang/jasa belum diserahkan kepada pihak ketiga dalam rangka
PNBP. Pendapatan Diterima di Muka pada Deputi Administrasi
merupakan pendapatan sewa gedung dan bangunan pada
beberapa instansi. Rincian Pendapatan
Beban yang
Masih harus
Dibayar
Rp646.348.465.
006
C.27 Beban yang Masih Harus Dibayar
Beban yang Masih Harus Dibayar per 31 Desember 2016 dan 2015
sebesar Rp646.348.465.006
dan Rp223.104.109 merupakan kewajiban pemerintah kepada
pihak ketiga yang pada tanggal pelaporan keuangan belum
diterima tagihannya, dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 29. Perbandingan Rincian Beban yang Masih Harus Dibayar
- 41 -
TA 2016 dan TA 2015
Keterangan TH 2016 TH 2015Belanja Pegawai yang Masih Harus DibayarBelanja Barang yang Masih Harus Dibayar 646.348.465.006 223.104.109
Jumlah 646.348.465.006 223.104.109
Ekuitas Rp
(200.668.581.428)
C.28 Ekuitas
Ekuitas per 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing
sebesar Rp(200.668.581.428) dan Rp464.417.025.147. Ekuitas
adalah merupakan kekayaan bersih entitas yang merupakan
selisih antara aset dan kewajiban. Rincian lebih lanjut tentang
ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
C.29 Permasalahan
Berdasarkan Neraca Asersi BPK RI, pada Laporan Keuangan
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan terdapat selisih nilai aset
dengan Laporan Barang Milik Negara (BMN) Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan pada akun-akun:
No Akun SAIBA SIMAKBMN Selisih 1 Persediaan 17.910.068.095 17.861.041.095 49.027.000 2 Peralatan dan Mesin 550.114.805.644 550.311.951.644 -197.146.000 3 Akumulasi penyusutan -477.055.035.655 -477.253.244.431 198.208.776 4 Aset Lain-lain 6.833.208.172 6.596.062.172 237.146.000 5 Akumulasi penyusutan AL -5.908.728.769 -5.671.582.769 -237.146.000
Selisih nilai aset tersebut terdapat pada 5 satker seperti tampak
pada Tabel 30. di bawah ini.
- 42 -
Tabel 30. Selisih Nilai Aset SAIBA dan SIMAK BMN
Kode Kode Akun Keterangan
Satker 117128 132111 137111 166112 169122
020072KD (254.188)
Satker BBPOPT Jatisari melakukan kirim SIMAK ke SAIBA dengan SIMAK BMN versi 16 tidak dilakukan dari Bulan Januari.
069107TP 1.316.964
Satker Distan Kab. Nagan Raya belum melakukan penerimaan hasil penyusutan dari SIMAK BMN.
119098TP (237.146.000) 237.146.000 237.146.000 (237.146.000)
Satker Distan Kab. Banyuasin sudah melakukan upload E-rekon sedangkan pada SIMAK E1 nilai PM tersebut belum dikeluarkan.
119107TP 40.000.000 (40.000.000)
Aset satker inaktif Distan Kota Pagar Alam berupa alat pencacah sudah diserahkan ke masyarakat tapi belum dilakukan upload E-rekon.
189080DK 49.027.000
Satker Distannak Prov. Sulteng belum melakukan upload E-rekon sedangkan pada SIMAK E1 nilai persediaan tersebut sudah dikeluarkan.
Selisih 49.027.000 (197.146.000) 198.208.776 237.146.000 (237.146.000)
- 43 -
D.PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL
Pendapatan
PNBP
Rp6.176.719.288
D.1 Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak
Jumlah Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak untuk
periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 dan 2015
adalah sebesar Rp6.176.719.288 dan Rp5.801.323.869.
Pendapatan tersebut terdiri dari:
Tabel 30. Perbandingan Rincian Pendapatan TA 2016 dan TA
2015
TH 2016 TH 2015 % Naik
(TURUN) Pendapatan PNBP Lainnya
Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan 34,367,000 83,971,031 (59) Pendapatan Jasa Pelatihan 1,482,161,177 1,290,361,031 15 Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan 632,726,947 82,861,602 664 Pendapatan Jasa Giro 53,571,600 9,942,873 439 Pendapatan Hasil Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan 2,431,187,300 2,747,957,718 (12) Pendapatan dari KSP Peralatan dan Mesin 247,000,000 -
Pendapatan Hak dan Perijinan 2,665,000 9,700,000 (73) Pendapatan Sensor/Karantina/Pengawasan/Pemeriksaan 1,246,601,001 1,520,582,614 (18) Pendapatan dari Pemanfaatan BMN Lainnya 1,350,000 -
Pendapatan Anggaran Lain-lain 39,936,583 14,947,550 167 Pendapatan Jasa Lainnya 1,500,000 8,291,190 (82) Pendapatan Penjualan Lainnya 3,652,680 32,708,260 (89)
Jumlah 6,176,719,288 5,801,323,869 6
URAIAN
Beban Pegawai
Rp46.923.208.919
D.2 Beban Pegawai
Jumlah Beban Pegawai pada Tahun 2016 dan Tahun 2015
adalah masing-masing sebesar Rp46.923.208.919 dan
Rp44.267.236.536. Beban Pegawai adalah beban atas
kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil
(PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang
belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang
telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan
pembentukan modal. Kenaikan beban pegawai disebabkan
oleh adanya kenaikan gaji, pembayaran tunjangan ke-14 dan
penambahan pegawai dari ex-Ditjen PPHP yang dilikuidasi.
- 44 -
Tabel 31. Perbandingan Rincian Beban Pegawai TA 2016 dan
TA 2015
URAIAN JENIS BEBAN TH 2016 TH 2015NAIK
(TURUN) %
Beban Gaji dan Tunjangan PNS 43.559.638.909 40.639.672.790 7
Beban Pembulatan Gaji PNS 479.210 728.746 (34)
Beban Uang Makan PNS 3.363.090.800 3.626.835.000 (7)
Jumlah 46.923.208.919 44.267.236.536 6
Beban
Persediaan
Rp13.870.251.971
D.3 Beban Persediaan
Jumlah Beban Persediaan pada Tahun 2016 dan Tahun
2015 adalah masing-masing sebesar Rp13.870.251.971 dan
33.551.406.898.
Beban Persediaan merupakan beban untuk mencatat
konsumsi atas barang-barang yang habis pakai, termasuk
barang-barang hasil produksi baik yang dipasarkan maupun
tidak dipasarkan. Rincian Beban Persediaan untuk Tahun
2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 32. Perbandingan Rincian Beban Persediaan TA 2016
dan TA 2015
URAIAN JENIS BEBAN TH 2016 TH 2015NAIK
(TURUN) %
Beban Persediaan Konsumsi 10.239.819.913 22.851.008.645 (55,19) Beban Persediaan Pita,Cukai, Materai 446.000 317.000 40,69 Beban Persediaan Bahan Baku 3.576.703.943 10.183.808.358 (64,88) Beban Persediaan Lainnya 53.282.115 516.272.895 (89,68)
Jumlah Beban Persediaan 13.870.251.971 33.551.406.898 (58,66)
Beban Barang
dan Jasa Rp
280.683.592.936
D.4 Beban Barang dan Jasa
Beban Barang dan jasa Tahun 2016 dan Tahun 2015 adalah
masing-masing sebesar Rp280.683.592.936 dan
Rp185.043.901.895. Beban Barang dan Jasa terdiri dari
beban barang dan jasa berupa konsumsi atas barang
dan/atau jasa dalam rangka penyelenggaraan kegiatan
entitas, serta beban lain-lain berupa beban yang timbul
karena penggunaan alokasi belanja modal yang tidak
- 45 -
menghasilkan aset tetap.
Terdapat perbedaan nilai Beban Barang dan Jasa antara
laporan dan penjelasan di CaLK dikarenakan nilai Beban
Barang untuk Bantuan Lainnya yang memiliki Karakteristik
Bantuan Pemerintah masuk ke nilai Beban Barang untuk di
Serahkan kepada Masyarakat. Rincian Beban Barang dan
Jasa untuk Tahun 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 33. Perbandingan Rincian Beban Barang dan Jasa TA
2016 dan TA 2015
URAIAN TH 2016 TH 2015% Naik
(TURUN)Beban Keperluan Perkantoran 6,088,527,652 4,117,884,805 48 Beban Penambah daya tahan Tubuh 354,323,500 235,865,500 50 Beban Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat 405,641,335 954,323,820 (57) Beban Honor Operasional Satker 33,824,974,500 20,588,451,900 64 Beban Barang Operasional Lainnya 444,061,250 420,549,200 6 Beban Bahan 89,611,931,611 47,936,171,802 87 Beban honor Output kegiatan 78,694,279,000 81,206,874,020 (3) Beban Barang Non Operasional Lainnya 30,935,363,331 10,235,522,973 202 Beban Langganan Listrik 1,938,300,147 2,119,697,432 (9) Beban Langganan Telepon 170,889,481 212,736,235 (20) Beban Langganan Daya dan Jasa Lainnya 327,661,793 177,592,400 85 Beban Jasa Pos dan Giro 49,186,290 66,612,644 (26) Beban Jasa Konsultan 9,797,078,500 64,474,000 15,095 Beban Sewa 6,639,167,274 3,027,507,500 119 Beban Jasa Profesi 14,363,255,000 8,800,429,000 63 Beban Jasa Lainnya 7,038,952,272 4,879,208,664 44
Jumlah 280,683,592,936 185,043,901,895 52
Beban
Pemeliharaan
Rp8.610.379.543
D.5 Beban Pemeliharaan
Beban pemeliharaan Tahun 2016 dan 2015 adalah masing-
masing sebesar Rp8.610.379.543 dan Rp8.255.918.285.
Beban pemeliharaan merupakan beban yang dimaksudkan
untuk mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang
sudah ada ke dalam kondisi normal. Rincian beban
pemeliharan untuk Tahun 2016 dan 2015 adalah sebagai
berikut:
- 46 -
Tabel 34. Perbandingan Rincian Beban Pemeliharaan TA 2016
dan TA 2015
TH 2016 TH 2015 % Naik (TURUN)
Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 2,662,583,460 3,225,621,625 (17) Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Lainnya 4,996,000 20,000,000 (75) Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 3,932,794,799 3,275,899,402 20 Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Lainnya 233,515,950 694,503,950 (66) Beban Persediaan Bahan untuk pemeliharaan 432,956,098 59,441,251 628 Beban Persediaan Suku Cadang 1,211,483,236 965,452,057 25 Beban Pemeliharaan Lainnya 132,050,000 15,000,000 780
8,610,379,543 8,255,918,285 4
URAIAN
Jumlah
Beban
Perjalanan
Dinas Rp
354.217.803.566
D.6 Beban Perjalanan Dinas
Beban Perjalanan Dinas Tahun 2016 dan 2015 adalah masing-
masing sebesar Rp354.217.803.566 dan Rp229.457.852.728.
Beban tersebut adalah merupakan beban yang terjadi untuk
perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan
jabatan. Rincian Beban perjalanan Dinas untuk Tahun 2016
dan 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 35. Perbandingan Rincian Beban Perjalanan Dinas TA
2016 dan 2015
URAIAN JENIS BEBAN TH 2016 TH 2015NAIK
(TURUN) %
Beban Perjalanan Biasa 157.673.482.585 113.840.261.536 38,50Beban Perjalanan Tetap 98.100.000 24.960.500
Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 96.881.428.500 28.784.136.412 236,58Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 39.600.704.259 45.315.760.045 -12,61Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 59.922.067.972 41.363.223.975 44,87Beban Perjalanan Lainnya- Luar Negeri 42.020.250 129.510.260
Jumlah 354.217.803.566 229.457.852.728 54,37
Beban Barang
untuk
Diserahkan
kepada
Masyarakat
Rp4.642.912.439
D.7 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat
Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat Tahun
2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar
Rp4.642.912.439.081 dan Rp24.706.914.946
Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat
merupakan beban pemerintah dalam bentuk barang atau jasa
- 47 -
.081
Beban Bantuan
Sosial
Rp558.706.600
kepada masyarakat yang bertujuan untuk mencapai tujuan
entitas. Rincian Beban Barang untuk Diserahkan kepada
Masyarakat Tahun 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 36. Perbandingan Rincian Beban Barang untuk
Diserahkan kepada Maysarakat TA 2016 dan TA 2015
URAIAN JENIS BEBAN TH 2016 TH 2015NAIK
(TURUN) %
Beban Peralatan dan Mesin untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda
1,648,333,012,747 16,425,963,175 9934.92
Beban Barang Fisik Lainnya untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda
652,638,151,349 561,777,000 116073.88
Beban Barang Lainnya untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda
1,666,500,212,313 3,713,571,371 44775.94
Beban Tanah untuk diserahkan kepada Masyarakat/Pemda
18,896,770,1903,942,988,400
379.25
Beban Barang Persediaan Lainnya untuk diserahkan kepada Masyarakat/Pemda 43,075,000
-100
Beban Jalan, Irigasi dan Jaringan untuk diserahkan kepada Masyarakat/Pemda
340,044,00019,540,000
1640.25
Beban Barang untuk Bantuan Lainnya yang memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah
656,204,248,482
Jumlah 4,642,912,439,081 24,706,914,946 18691.96
Terdapat penambahan Beban Barang untuk Bantuan Lainnya
yang memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah yang
merupakan Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang, yang
pada Laporan Operasional tercatat pada Beban Barang dan
Jasa.
D.8 Beban Bantuan Sosial
Beban Bantuan Sosial Tahun 2016 dan 2015 adalah masing-
masing sebesar Rp558.706.600 dan Rp2.107.489.106.253.
Beban bantuan sosial merupakan beban pemerintah dalam
bentuk uang/barang atau jasa kepada masyarakat yang
bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang
sifatnya tidak terus-menerus dan selektif. Beban Bantuan
Sosial tersebut merupakan pelaksanaan Belanja Sosial pada
Dinas Pertanian Prov. Jambi pada Tahun 2015 masih tercatat
pada nilai persediaan yang baru menjadi Beban pada Tahun
2016. Rincian Beban bantuan sosial untuk Tahun 2016 dan
2015 adalah sebagai berikut:
- 48 -
Tabel 37. Perbandingan Rincian Beban Bantuan Sosial TA 2016
dan TA 2015
TH 2016 TH 2015% Naik
(TURUN)
558.706.600 2.097.416.703.503
-99,973
- 9.922.402.750 -100
- 150.000.000 -100558.706.600 2.107.489.106.253 -99,973
URAIAN
Jumlah
Beban Bantuan Sosial Untuk Pemberdayaan Sosial Dalam Bentuk Barang/JasaBeban Bantuan Sosial Untuk Pemberdayaan Sosial Dalam Bentuk UangBeban Bantuan Sosial Untuk Penanggulangan Bencana Dalam Bentuk Uang
Beban
Penyusutan
dan Amortisasi
Rp
46.355.179.790
D.9 Beban Penyusutan dan Amortisasi
Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk Tahun 2016
dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp46.355.179.790
dan Rp42.023.635.850. Beban penyusutan adalah merupakan
beban untuk mencatat alokasi sistematis atas nilai suatu aset
tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa
manfaat aset yang bersangkutan.
Sedangkan Beban Amortisasi digunakan untuk mencatat
alokasi penurunan manfaat ekonomi untuk Aset Tak berwujud.
Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk tahun 2016
dan 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 38. Perbandingan Rincian Beban Penyusutan dan
Amortisasi TA 2016 dan TA 2015
TH 2016 TH 2015% Naik
(TURUN)
Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin 40,778,535,299 39,376,945,481 4 Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 4,683,018,564 1,949,192,745 140 Beban Penyusutan Jalan, Irigasi dan Jaringan 711,402,912 666,964,838 7 Beban Penyusutan Aset Tetap Lainnya 90,789,546 30,532,786 197
Jumlah Penyusutan 46,263,746,321 42,023,635,850 10
Beban Amortisasi Aplikasi 91,433,469 - - Beban Amortisasi ATB Lainnya -
Jumlah Amortisasi 91,433,469 - - Beban Penyusutan Aset Lain-lain
46,355,179,790 42,023,635,850 10
URAIAN BEBAN PENYUSUTAN DAN AMORTISASI
Jumlah
- 49 -
Beban
Penyisihan
Piutang Tak
tertagih
Rp(52.658.278)
D.10 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih merupakan beban
untuk mencatat estimasi ketidaktertagihan piutang dalam
suatu periode. Jumlah Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih
untuk Tahun 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar
Rp(52.658.278) dan Rp6.616.620. Rincian Beban Penyisihan
Piutang Tak Tertagih untuk Tahun 2016 dan 2015 adalah
sebagai berikut:
Tabel 39. Perbandingan Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak
Tertagih TA 2016 dan TA 2015
TH 2016 TH 2015% Naik
(TURUN)(293.216) 2.132.357 (114)
(53.729.000) 4.484.263 (1.298)
1.363.938 (52.658.278) 6.616.620 (896)
URAIAN JENIS BEBAN
Jumlah
Beban Penyisihan PNBPBeban Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Bagian Lancar Tagihan TuntutanBeban Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Jangka Panjang - Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan
Surplus dari
Kegiatan Non
Operasional
Rp(9.729.156.3
33)
D.11 SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON
OPERASIONAL
Pos Surplus/Defisit Dari Kegiatan Non Operasional terdiridari
pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin dan bukan
merupakan tugas pokok dan fungsi entitas. Surplus/Defisit
Dari Kegiatan Non Operasional Tahun 2016 dan 2015 adalah
sebagai berikut:
- 50 -
Tabel 40. Perbandingan Rincian Surplus/Defisit Kegiatan Non
Operasional TA 2016 dan TA 2015
URAIAN TH 2016 TH 2015NAIK
(TURUN) %
Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 603,902,047,826 10,585,532,762 5604.98
Beban Penyesuaian Nilai Persediaan 611,612,298,381
Surplus/Defisit dari Kegiatan NonOperasional Lainnya (7,710,250,555)
Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar 28,700,000
Beban Kerugian Pelepasan Aset 2,047,605,778
Surplus / Defisit Pelepasan Aset Non Lancar (2,018,905,778) (2,567,694,764) -21.37
Surplus (Defisit) dari Kegiatan Non Operasional (9,729,156,333) 8,017,837,998 -221.34
*) Pendapatan/Beban Penyesuaian Nilai Persediaan timbul
karena kebijakan penilaian persediaan menggunakan metode
Harga Perolehan Terakhir. Akun ini tidak akan muncul ketika
penilaian persediaan menggunakan metode First In First Out
(FIFO) mulai tahun 2017
Pos-Pos Luar
Biasa Rp 0 (Nihil)
D.12 POS-POS LUAR BIASA
Pos Defisit dari Pos Luar Biasa terdiri dari pendapatan dan
beban yang sifatnya tidak rutin dan bukan merupakan tugas
pokok dan fungsi serta di luar kendali entitas. Rincian Pos-Pos
Luar Biasa untuk Tahun 2016 dan 2015 adalah masing-masing
sebesar Rp 0 (nihil) dan Rp0 (nihil).
- 51 -
E. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN
EKUITAS
Ekuitas Awal
Rp464.417.025.147
E.1 Ekuitas Awal
Nilai ekuitas pada tanggal 1 Januari 2016 dan 2015 adalah
masing-masing sebesar Rp464.417.025.147 dan
Rp519.070.676.193.
Defisit LO
Rp5.397.631.341.173
E.2 Defisit LO
Jumlah Defisit LO untuk periode yang berakhir pada 31
Desember 2016 dan 2015 adalah defisit sebesar
Rp(5.397.631.341.173) dan Rp(2.660.983.428.144). Surplus
(Defisit) LO merupakan penjumlahan selisih antara
surplus/defisit kegiatan operasional, kegiatan non operasional,
dan kejadian luar biasa.
Dampak Kumulatif
Perubahan
Kebijakan
Akuntansi/
Kesalahan
Mendasar
Rp0
Koreksi Yang
Menambah/
Mengurangi
Ekuitas
Rp4.680.064.150
E.3 Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi/
Kesalahan Mendasar
Transaksi Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan
Akuntansi/Kesalahan Mendasar untuk periode yang berakhir
pada 31 Desember 2016 sebesar Rp0.
E.4 Koreksi Yang Menambah/Mengurangi Ekuitas
Koreksi yang menambah atau mengurangi ekuitas untuk
periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 dan 2015 adalah
sebesar Rp4.680.064.150 dan Rp(4.207.157.564).
Tabel 41. Rincian Koreksi Yang Menambah/Mengurangi Ekuitas
Keterangan TH 2016 TH 2015
Penyesuaian Nilai Aset 81.000 8.412.682.278 Koreksi Nilai Persediaan - (4.681.414.344) Sesilisih Revaluasi Aset 1.723.312.000 - Koreksi Nilai Aset Non Revaluasi 2.956.671.150 (7.970.171.253) Lain-lain - 31.745.755
Jumlah 4.680.064.150 (4.207.157.564)
- 52 -
Penyesuaian
Nilai Aset
Rp81.000
E.4.1 Penyesuaian Nilai Aset
Nilai Penyesuaian Nilai Aset untuk periode yang berakhir pada
31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebesar Rp81.000 dan
Rp8.412.682.278. Penyesuaian Nilai Aset merupakan hasil
penyesuaian nilai persediaan akibat penerapan kebijakan harga
perolehan terakhir.
Koreksi Nilai
Persediaan Rp0
(Nihil)
E.4.2 Koreksi Nilai Persediaan
Koreksi Nilai Persediaan mencerminkan koreksi atas nilai
persediaan yang diakibatkan karena kesalahan dalam penilaian
persediaan yang terjadi pada periode sebelumnya. Koreksi
tambah atas nilai persediaan untuk tahun 2016 dan 2015
adalah masing-masing sebesar Rp0 (Nihil) dan
Rp(4.681.414.344).
Selisih
Revaluasi Aset
Tetap
Rp1.723.312.000
E.4.3 Selisih Revaluasi Aset Tetap
Selisih Revaluasi Aset Tetap merupakan selisih yang muncul
pada saat dilakukan penilaian ulang aset tetap. Selisih
Revaluasi Aset Tetap untuk periode yang berakhir pada 31
Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar
Rp1.723.312.000 dan Rp0 (nihil).
Koreksi Aset
Tetap Non
Revaluasi
Rp2.956.671.150
E.4.4 Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi
Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi untuk periode yang berakhir
pada 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebesar
Rp2.956.671.150 dan Rp(7.970.171.253). Koreksi ini berasal
dari transaksi koreksi nilai aset tetap dan aset lainnya yang
bukan karena revaluasi nilai.
- 53 -
Tabel 42. Rincian Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi Tahun
2016
Aset Tetap Non Revaluasi 3.720.852.866
Aset Tetap Lainnya (764.181.716)
Jumlah 2.956.671.150
Nilai KoreksiJenis Aset Tetap
Koreksi Lain-
lain Rp0 (Nihil)
Transaksi Antar
Entitas
Rp4.727.865.670.448
E.4.5 Koreksi Lain-lain
Koreksi Lain-Lain untuk periode yang berakhir pada 31
Desember 2016 dan 2015 adalah sebesar Rp0 (Nihil) dan
Rp31.745.755. Koreksi ini merupakan koreksi selain yang
terkait Barang Milik Negara, antara lain koreksi atas
pendapatan, koreksi atas beban, koreksi atas hibah, piutang
dan utang. Koreksi lain-lain terdiri dari:
Tabel 43. Rincian Koreksi Lain-Lain
Koreksi Beban - Koreksi Pendapatan - Koreksi Piutang - Koreksi Kewajiban - Koreksi Hibah -
Jumlah -
Jumlah KoreksiJenis Beban
E.5 Transaksi Antar Entitas
Nilai Transaksi Antar Entitas untuk periode yang berakhir 31
Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar
Rp4.727.865.670.448 dan Rp2.610.536.934.662. Transaksi
antar Entitas adalah transaksi yang melibatkan dua atau lebih
entitas yang berbeda baik internal KL, antar KL, antar BUN
maupun KL dengan BUN.
- 54 -
Tabel 44. Rincian Nilai Transaksi Antar Entitas
Diterima dari Entitas Lain (31.272.314.259) Ditagihkan ke Entitas Lain 4.730.330.423.072 Transfer Masuk 29.962.112.736 Transfer Keluar (1.154.551.101)
Jumlah 4.727.865.670.448
NilaiTransaksi Antar Entitas
Rincian Transaksi Antar Entitas terdiri dari :
E.5.1 Diterima dari Entitas Lain (DDEL)/Ditagihkan ke
Entitas Lain (DKEL)
Diterima dari Entitas Lain/Ditagihkan ke Entitas Lain
merupakan transaksi antar entitas atas pendapatan dan
belanja pada KL yang melibatkan kas negara (BUN). Pada
periode hingga 31 Desember 2016, DDEL sebesar
Rp(31.272.314.259) sedangkan DKEL sebesar
Rp4.730.330.423.072.
E.5.2 Transfer Masuk/Transfer Keluar
Transfer Masuk/Transfer Keluar merupakan perpindahan
aset/kewajiban dari satu entitas ke entitas lain pada internal
KL, antar KL dan antara KL dengan BA-BUN.
Transfer Masuk sampai dengan tanggal 31 Desember 2016
sebesar Rp29.962.112.736 dan Transfer Keluar sebesar
Rp(1.154.551.101).
Tabel 45. Rincian Transfer Masuk per 31 Desember 2016
No Jenis Entitas Asal Nilai1. Peralatan dan Mesin Eks Ditjen PPHP 70.841.050.276 2. Gedung dan Bangunan Ditjen PSP 24.301.382.562 3. Jalan, Irigasi dan Jaringan Eks Ditjen PPHP 971.272.500 4. Aset Tetap Lainnya Eks Ditjen PPHP 16.124.000 5. Akumulasi Penyusutan (66.167.716.602)
29.962.112.736
- 55 -
Tabel 46. Rincian Transfer Keluar per 31 Desember 2016
No Jenis Entitas Asal Nilai1. Peralatan dan Mesin 389.787.000 2. Akumulasi Penyusutan (1.544.338.101)
(1.154.551.101)
Ekuitas Akhir
Rp(200.668.581.428)
E.6 Ekuitas Akhir
Nilai ekuitas pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah
masing-masing sebesar Rp(200.668.581.428) dan
Rp464.417.025.147.
- 56 -
F. PENGUNGKAPAN-PENGUNGKAPAN LAINNYA
1. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan pada TA 2016 juga mendapat alokasi
Bagian Anggaran 999.07 yaitu kegiatan Belanja Subsidi, DIPA Nomor: DIPA-
999.07.1.956099/2016, dengan anggaran Rp1.013.975.000.000 serta
realisasi sebesar Rp 419.174.423.969 (41.34%).
2. Terdapat proyek hibah FAO “Strengthening and Revitalization of Integrated
Pest Management Implementation and Pesticides Management System In
Indonesia” pada Satker Kantor Pusat yang dilaksanakan di Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan dengan nomor hibah/grant: TCP/INS/3403.
Hibah ini merupakan hibah langsung, dimulai 1 Januari 2014 - 31 Desember
2015 (tahap I) dan diperpanjang mulai 29 Januari 2016 – 31 Juli 2017 (tahap
II) dengan nilai USD 434.000 dan nomor Register 74886401. Proyek hibah
ini telah selesai dilaksanakan namun sampai saat ini belum dilakukan BAST
dari negara donor.
3. Terdapat proyek hibah Counterpart Fund-Second Kennedy Round (CF-SKR)
pada DIPA Satker Kantor Pusat yang dilaksanakan di Direktorat Aneka
Kacang dan Umbi (AKABI) guna mendukung peningkatan produktivitas dan
produksi kacang tanah dan ubijalar nasional dalam rangka mencapai sasaran
produksi kacang tanah dan ubijalar tahun 2016. Total anggaran sebesar
Rp3.122.975.000 dengan rincian anggaran bantuan saprodi kacang tanah
Rp1.630.475.000 dan anggaran bantuan saprodi ubijalar Rp 1.492.500.000.
Adapun daerah penerima bantuan CF-SKR untuk kegiatan saprodi kacang
tanah adalah Kabupaten Cianjur, Garut, Tasikmalaya, dan Subang (Jawa
Barat), Kabupaten Jepara dan Pati (Jawa Tengah) serta Kabupaten
Karangasem dan Jembrana (Bali). Sementara daerah penerima bantuan
kegiatan saprodi ubijalar adalah Kabupaten Ciamis, Kuningan, dan Sukabumi
(Jawa Barat), Kabupaten Karanganyar dan Pati (Jawa Tengah), Kabupaten
Blitar, Magetan, dan Tulungagung (Jawa Timur), serta Kabupaten
Pandeglang (Banten).
- 57 -
Lampiran
- 58 -
LAMPIRAN 1
PRINT OUT LAPORAN KEUANGAN
TINGKAT ESELON 1 (AUDITED)
- 59 -
LAMPIRAN 2
LAPORAN TINDAK LANJUT LHP BPK-RI
ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN
TAHUN 2015
- 60 -
LAMPIRAN 3
MONITORING TRANSFER MASUK BMN
EKS DITJEN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN
- 61 -
LAMPIRAN 4
DATA TUNDA BAYAR
- 62 -
LAMPIRAN 5
RINCIAN KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN DAN BUKTI SETOR
- 63 -
LAMPIRAN 6
RINCIAN KAS LAINNYA DAN SETARA KAS SERTA BUKTI SETOR
- 64 -
LAMPIRAN 7
DATA HIBAH FAO
- 65 -
LAMPIRAN 8
MONITORING E-REKON ATAS SATKER INAKTIF
- 66 -
LAMPIRAN 9 DAFTAR PENERIMAAN DAN TUNGGAKAN SEWA RUMAH DINAS
INVENTARIS MILIK NEGARA LINGKUP DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
- 67 -
LAMPIRAN 10 BUKTI SETOR PIUTANG PNBP
- 68 -
LAMPIRAN 11 RINCIAN BELANJA 526 – BELANJA BARANG UNTUK DISERAHKAN
KEPADA MASYARAKAT TA. 2016
- 69 -
LAMPIRAN 12 LAPORAN INVENTARISASI DAN PENILAIAN BARANG MILIK NEGARA
SATKER BBPOPT JATISARI (020072)
- 70 -
LAMPIRAN 13 SK HIBAH ASET KOICA
- 71 -
LAMPIRAN 14 SK PENGHAPUSAN ASET SATKER DINAS PROVINSI JAWA TENGAH
DAN SUMATERA SELATAN
- 72 -
LAMPIRAN 15 DATA HIBAH PROYEK CF-SKR
- 73 -
LAMPIRAN 16 NILAI ASERSI BPK
- 74 -
LAMPIRAN 17 NOTULENSI RAPAT TRIPARTIT TA. 2016
KEMENTERIAN PERTANIAN