dk2p3

3
Epidemiologi Sekitar 18,2 juta orang di Amerika Serikat menderita DM dan diantara pasien ini 5,2 juta orang tidak terdiagnosa. Risiko mengalami diabetes untuk bayi yang dilahirkan pada tahun 2000 diperkirakan adalah 32,8% untuk pria dan 38,5% untuk wanita. DM tipe 1 ditemukan pada 5% sampai 10% pasien dengan diabetes dan prevalensinya pada orang yang berusia kurang dari 20 tahun adalah sekitar 1 dalam 400. DM tipe 1 tidak memiliki variasi musiman dan perbedaan jenis kelamin secara klinis tidak bermakna. DM tipe 2 dijumpai pada 90% sampai 95% dari semua pasien dengan diabetes. Prevalensinya berbeda di antara kelompok ras dan etnis yang berbeda (Afrika-Amerika 11,4%, Latino 8,2%, dan Amerika Asli 14,9%) (Cramer dan Manyon, 2007). Menurut data organisasi Persatuan Rumah Sakit di Indonesia (PERSI) tahun 2008, Indonesia kini menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita diabetes mellitus di dunia. Pada 2006, jumlah penyandang diabetes (diabetasi) di Indonesia mencapai 14 juta orang. Dari jumlah itu, baru 50% penderita yang sadar mengidap, dan sekitar 30% di antaranya melakukan pengobatan secara teratur. Menurut beberapa penelitian epidemiologi, prevalensi diabetes di Indonesia berkisar 1,5% sampai 2,3%, kecuali di Manado yang cenderung lebih tinggi, yaitu 6,1 % (PERSI, 2008) PERSI, 2008. Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup Berperan Besar Memicu Diabetes . Jakarta: Pusat Data dan Informasi PERSI. Tatalaksana A. Terapi farmakologi (Rang et al, 2011) Obat antidiabetes oral : Biguanides (mis. metformin): o Meningkatkan ambilan glukosa di perifer dan menginhibisi glukoneogenesis di hati dengan mekanisme kerja yang kompleks.

Upload: yosep-merengues-los

Post on 10-Feb-2016

213 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: DK2P3

Epidemiologi Sekitar 18,2 juta orang di Amerika Serikat menderita DM dan diantara pasien ini 5,2 juta

orang tidak terdiagnosa. Risiko mengalami diabetes untuk bayi yang dilahirkan pada tahun 2000 diperkirakan adalah 32,8% untuk pria dan 38,5% untuk wanita. DM tipe 1 ditemukan pada 5% sampai 10% pasien dengan diabetes dan prevalensinya pada orang yang berusia kurang dari 20 tahun adalah sekitar 1 dalam 400. DM tipe 1 tidak memiliki variasi musiman dan perbedaan jenis kelamin secara klinis tidak bermakna. DM tipe 2 dijumpai pada 90% sampai 95% dari semua pasien dengan diabetes. Prevalensinya berbeda di antara kelompok ras dan etnis yang berbeda (Afrika-Amerika 11,4%, Latino 8,2%, dan Amerika Asli 14,9%) (Cramer dan Manyon, 2007).

Menurut data organisasi Persatuan Rumah Sakit di Indonesia (PERSI) tahun 2008, Indonesia kini menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita diabetes mellitus di dunia. Pada 2006, jumlah penyandang diabetes (diabetasi) di Indonesia mencapai 14 juta orang. Dari jumlah itu, baru 50% penderita yang sadar mengidap, dan sekitar 30% di antaranya melakukan pengobatan secara teratur. Menurut beberapa penelitian epidemiologi, prevalensi diabetes di Indonesia berkisar 1,5% sampai 2,3%, kecuali di Manado yang cenderung lebih tinggi, yaitu 6,1 % (PERSI, 2008)

PERSI, 2008. Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup Berperan Besar Memicu Diabetes. Jakarta: Pusat Data dan Informasi PERSI.

Tatalaksana

A. Terapi farmakologi (Rang et al, 2011)

Obat antidiabetes oral :

Biguanides (mis. metformin):

o Meningkatkan ambilan glukosa di perifer dan menginhibisi glukoneogenesis di

hati dengan mekanisme kerja yang kompleks.

o Menyebabkan anoreksia dan menyebabkan penurunan berat badan.

o Dapat dikombinasikan dengan sulfonylurea.

Sulfonylureas dan obat lain yang meningkatkan sekresi insulin (mis. tolbutamide,

glibenclamide, nateglinide):

o Dapat menyebabkan hipoglikemia (yang dapat meningkatan nafsu makan dan

mengarah ke penambahan berat badan)

o Hanya efektif apabila sel B masih fungsional

o Memblok ATP-sensitive K channel pada sel B pancreas

o Dapat mengakibatkan penambahan berat badan.

Thiazolidinediones (mis. pioglitazone):

Page 2: DK2P3

o Meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan glukosa darah pada diabetes

tipe 2

o Dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan edema

o Meningkatkan resiko fraktur akibat osteoporosis

o Terikat pada reseptor PPAR-γ nuclear dan, dengan derepresi, meningkatkan

transkripsi gen-gen tertentu yang sensitive insulin. Obat ini diberikan dalam

kombinasi dengan metformin atau sulfonylurea.

Gliptins (mis. sitagliptin):

o Meningkatkan kadar incretin endogen potensial dengan inhibisi enzim DPP-4

α-Glucosidase inhibitor, acarbose:

o menghambat glukosidase α usus, memperlambat pencernaan tepung dan sukrosa.

o Dikonsumsi bersama dengan makanan dan menurunkan peningkatan glukosa

darah postprandial.

o Efek sampingnya terutama diare dan flatulensi

1. Rang HP, Dale MM, Ritter JM, Moore PK. Pharmacology. 7th ed. Edinburgh:

Churchill Livingstone; 2011.

Edukasi t

Edukasi mengenai pengertian DM, promosi perilaku hidup sehat, pemantauan glukosa darah mandiri, serta tanda dan gejala hipoglikemia beserta cara mengatasinya perlu dipahami oleh pasien.

1. Editor Tanto Chris et all . 2014. Kapita selekta kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius