diyah_yulistika

Upload: hanifa-bi-barito

Post on 06-Mar-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

skripsi keperawatan

TRANSCRIPT

  • HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERSEPSI AKSEPTOR TERHADAP PEMBERIAN INFORMASI OLEH PETUGAS

    DENGAN PERILAKU KONTROL AKSEPTOR IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SENTOLO

    THE RELATIONSHIP BETWEEN ACCEPTORS KNOWLEDGE AND

    PERCEPTION ABOUT INFORMATION GIVING BY HEALTH STAFF WITH INTRA UTERINE DEVICE (IUD) ACCEPTOR CONTROL BEHAVIOUR

    AT PUBLIC HEALTH CENTER AREA, SENTOLO

    Diyah Yulistika 1 Rukmono S 2 , Widyawati3

    PENDAHULUAN

    Dalam memilih suatu metode, wanita harus menimbang berbagai faktor, termasuk status kesehatan mereka, efek samping potensial suatu metode, konsekuensi terhadap kehamilan, kerjasama pasangan, norma budaya. Berbagai kontrasepsi yang diperbolehkan di Indonesia diantaranya yaitu spermiside, kondom, alat kontrasepsi dalam rahim/IUD, pil, suntik, susuk, dan kontrasepsi mantap. Dari berbagai jenis tata cara kontrasepsi tersebut masing-masing mempunyai keunggulan dan kekurangan. Salah satu kontrasepsi yang efektif adalah IUD/ Intra Uterine Device yaitu suatu alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik halus berbentuk spiral (lippes loop) atau berbentuk lain (Cu T 380-A atau ML CU 250) yang dipasang di dalam rahim dengan memakai alat khusus 1.

  • Efek samping dari pemasangan IUD adalah dapat menyebabkan infeksi, keputihan dan translokasi 2. Pernah dilaporkan adanya perforasi uterus pada saat insersi, jumlah perdarahan pada waktu menstruasi lebih banyak dua kali lipat sehingga menyebabkan anemia besi yang berat3. Pada tahun 1979 Purrier3 menemukan bakteri potensial patogen berkoloni pada lendir yang melapisi benang pada lebih dari separuh alat kontrasepsi intrauterin. Infeksi pelvis dan abortus septik pernah dilaporkan oleh Taylor 3 Di Amerika serikat, telah diteliti bahwa penggunaan kontrasepsi IUD (intra uterine Device)/AKDR meningkatkan resiko terjadinya servikovaginitis maupun peradangan panggul atau PID (pelvic inflammatory disease)4. Di Indonesia penelitian terbaru dilaporkan oleh Wijayanto (2001)5 dari Rumah Sakit Telogorejo Semarang, bahwa skrining infeksi perlu dilakukan sebelum pemasangan IUD untuk menentukan seorang ibu bisa dipasang spiral atau tidak, menurut Wijayanto banyak kasus infeksi yang terlambat dideteksi sehingga dengan adanya pemasangan spiral turut memacu bakteri masuk ke saluran telur. Akibat yang bisa ditimbulkan adalah saluran telur tersumbat sehingga bisa terjadi pembuahan diluar kandungan. Dari beberapa penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemakaian IUD mempunyai beberapa risiko yang mungkin bisa menganggu kesehatan reproduksi wanita oleh sebab itu setelah pemasangan IUD disarankan kepada pengguna untuk melakukan pemeriksaan secara berkala yaitu setelah satu minggu pemasangan, kemudian 1 bulan

  • berikutnya selama 3 bulan berturut-turut dan selanjutnya setiap 6 bulan sekali6. Kontrol lanjutan ini dapat dipadukan dengan pap smear yang mempunyai manfaat penemuan dini kanker leher rahim juga bisa mendeteksi adanya penyakit servikovaginal4. Kenyataan di masyarakat, akseptor IUD jarang yang mau melakukan pemeriksaan teratur, terutama pemeriksaan lanjutan seperti dikatakan oleh petugas Puskesmas dan Penyuluh lapangan keluarga berencana yang diperoleh saat wawancara pada saat peneliti melakukan studi pendahuluan, berdasarkan kondisi demikian peneliti tertarik untuk meneliti tentang tingkat pengetahuan dan pemberian informasi oleh petugas terhadap perilaku kontrol lanjutan akseptor IUD di wilayah Kecamatan Sentolo kabupaten Kulon Progo Propinsi Daerah istimewa Yogyakarta. Di Kecamatan tersebut angka pencapaian peserta aktif KB dengan IUD periode akhir bulan agustus tahun 2004 tercatat 1629 Akseptor. Data kunjungan akseptor lama IUD menunjukan jumlah yang kecil dibandingan dengan jumlah peserta KB khususnya IUD, dari tahun 2001-2003 tercatat rata-rata sekitar 5-6 akseptor perbulan yang berkunjung ke Puskesmas tersebut. Tujuan Penelitian ini ingin mengetahui antara tingkat pengetahuan akseptor tentang IUD meliputi, pengertian IUD, efek samping IUD, tanda dan gejala komplikasi, jangka waktu pemakaian IUD, manfaat Kontrol, Persepsi terhadap pemberian informasi petugas tentang IUD. Perilaku kontrol lanjutan akseptor IUD, Karakteristik individu yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan.

  • METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

    kuantitatif dengan rancangan cross sectional7. Pendekatan yang diterapkan dengan menganalisis hubungan variabel pengetahuan dan persepsi pemberian informasi oleh petugas terhadap perilaku kontrol akseptor IUD.

    Populasi dalam penelitian ini adalah akseptor KB aktif yang menggunakan IUD di wilayah Kecamatan Sentolo sebesar 1629 akseptor, subyek dalam penelitian ini adalah akseptor KB aktif yan menggunakan kontrasepsi IUD selama minimal 2 tahun yang tercatat sebesar 1471 akseptor kriteria inklusi yaitu, menggunakan IUD sebagai kontrasepsi, sudah menggunakan IUD waktu minimal dalam 2 tahun pemakaian secara terus menerus. Kriteria eksklusi apabila, kartu kontrol hilang atau berganti metode kontrasepsi saat dilakukan pengambilan data. Besar sampel digunakan 88 responden.

    Pengambilan sampel dilakukan secara proportional sampling yang sesuai dengan jumlah akseptor IUD di masing-masing desa dengan mempertimbangan kriteria inklusi di wilayah Puskesmas Sentolo yang terdiri dari 8 desa.

    Instrumen dalam penelitian dalam bentuk kuesioner yang sebelumya di ujicobakan kepada 25 orang akseptor. Kuesioner terdiri dari 15 Pertanyaan yang memiliki

    reabilitas r>0.3. Uji reabilitas menggunakan rumus alpha didapatkan nilai reabilitas didapatkan 0.8269 yang berarti reliabel. Untuk analisis digunakan uji Chi-Square.

  • HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden dari hasil penelitian ini

    dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sentolo kabupaten Kulon Progo dengan mengambil sampel 88 responden dari 8 desa yang termasuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas Sentolo dengan proporsi disesuaikan dengan besarnya akseptor yang sesuai dengan karakteristik subyek penelitian yaitu pemakaian IUD/AKDR selama minimal 2 tahun ke atas dengan distribusi sebagai berikut :

    Tabel. 1 Distribusi responden pada 8 Desa di wilayah Puskesmas Kecamatan Sentolo

    No Nama Desa Jumlah

    Akseptor IUD

    Sampel Yang diambil

    Prosentase

    1 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

    Demangrejo Srikayangan Tuksana Salamrejo Kaliagung Sukareno Sentolo Banguncipto

    60 133 187 184 133 306 324 144

    4 9 10 10 8 19 19 9

    4.54 % 10.22 % 11.36 % 11.36 % 9.09 % 21.59 % 21.59 % 10.22 %

    Total 88 100 % Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah meliputi umur, pendidikan, pendapatan, lama pemakaian. Gambaran secara jelas dan lengkap dapat dilihat sebagai berikut:

  • Tabel 4. Distribusi frekuensi responden menurut pengetahuan,persepsi pemberian informasi,umur, pendidikan, pendapatan, lama pemakaian,

    jarak,tempat pemasangan IUD.

    Subyek Penelitian (n=88) Karakteristik Frekuensi Persen

    1. Pengetahuan Rendah

    Tinggi 2. Persepsi Pemberian

    Informasi Rendah Tinggi

    3. Perilaku Kontrol Tidak Teratur Teratur

    4. Umur Ibu

    20-29 tahun 30-39 tahun 40-49 tahun >50 tahun

    5. Pendidikan SD

    SMP SMA PT 6. Pendapatan

    < 250.000 250.000- 500.000 501.000-1.000.000 > 1.000.000 7. Lama Pemakaian

    2 10 tahun 11 19 tahun 20 tahun +

    8. Jarak >5 Km

  • Tabel 5. Distribusi responden menurut jawaban item pertanyaan pengetahuan mengenai IUD

    Frek. Jawaban Persen (%) No Pertanyaan

    Benar Salah Benar Salah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

    Letak pemasangan IUD Kemungkinan efek samping Jangka waktu pemakaian IUD tertentu Tanda-tanda infeksi Kondisi benang IUD Teraba Jangka waktu pemakaian IUD Tanda-tanda komplikasi yang perlu diwaspadai Pentingya Kontrol lanjutan

    74 71 85

    87 80

    82

    61

    73

    14

    17 1 8 6

    27

    15

    84

    81

    99 90

    93

    69

    83

    16

    19 1 10 3

    31

    17

    Tabel.6 Distribusi jawaban item pertanyaan persepsi akseptor terhadap pemberian informasi oleh petugas

    Jawaban Persen No Pertanyaan

    Ya Tidak Ya Tidak 1. 2. 3. 4. 5. 6.

    Kejelasan informasi mengenai IUD Informasi lama pemakaian Informasi tentang efek samping selama pemakaian Informasi tentang waktu kontrol Saran untuk kontrol berkala Manfaat kontrol berkala/ teratur

    80

    82 72

    83

    73

    68

    8 6 16 5

    15

    20

    90

    93 82

    94

    83

    77

    10 7 18

    16

    17

    13

    2.Analisis Bivariat

    Analisis bivariat untuk menunjukan adanya hubungan variabel tingkat pengetahuan, persepsi pemberian informasi, karakteristik responden meliputi umur, tingkat

  • pendidikan, pendapatan, lama pemakaian, jarak terhadap perilaku kontrol secara statistik dengan menggunakan Uji Chi Square didapatkan hasil sebagai berikut ini :

    Tabel 7. Hasil analisis Bivariat antara variabel pengetahuan, Persepsi pemberian informasi dan karakteristik responden dengan

    perilaku kontrol

    Kontrol (n = 88)

    Tidak Teratur

    Teratur

    Variabel

    Frek Persen Frek Persen

    X2

    P

    RR

    Pengetahuan Rendah Tinggi Pemberian Informasi Rendah Tinggi Karakteristik Umur >=38 < 38 Pendidikan = SMA + Pendapatan 501.000 + Lama pemakaian > 9 tahun 5 Km < 5 Km

    27 44

    33 38 45 26

    47 24 55 16 37 34 14 57

    38,0 62,0

    46,5 53,5

    63,4 36,6

    66,2 33,8

    77,5 22,0

    52,1 47,9

    19,7 80,3

    2 15 4 13 6 11

    4 13 10 7 1 16 6 11

    11,8 88,2

    23,5 76,5

    35,3 64,7

    23,5 76,5

    58,8 41,2

    5,9 94,1

    35,3 64,7

    4,28

    2,96

    4,44

    10,2

    2,46

    11,9

    1,89

    0,039

    0,085

    0,035

    0,001

    0,116

    0,001

    0,169

    1,24 (1,04-1,49) 1,19 (0,98-1,45) 1,25 (0,99-1,58) 1,42 (1,10-1,28) 1,24 (0,91-1,62) 1,43 (1,17- 1,74) 0,8 (0,6- 1,1)

  • Pembahasan 1.Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku kontrol akseptor IUD Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis nol ditolak, Ha diterima bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara tingkat pengetahuan akseptor dengan perilaku kontrol, dengan uji statistik Chi-square didapatkan nilai p
  • didapatkan nilai p >0,085. Dengan nilai risiko relatif sebesar 1,197. Hal ini menunjukan Hipotesis nol diterima, artinya semakin tinggi/lengkap informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan tidak mempengaruhi perilaku kontrolnya menjadi teratur. Pemberian informasi merupakan elemen penting dalam kualitas pelayanan kesehatan yang bisa mempengaruhi perilaku seseorang.

    2. Hubungan antara karakteristik Pendidikan dengan perilaku kontrol akseptor Dari hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan perilaku kontrol akseptor dari uji statistik chi-square didapatkan nilai p

  • kontrol teratur adalah akseptor yang masih awal dalam pemakaian IUD yaitu kisaran 2-10 tahun. Sedangkan usia di atas 38 tahun mempunyai kecenderungan tidak teratur bahkan dari rata-rata jawaban banyak akseptor yang menjadi responden dalam penelitian ini tidak pernah kontrol sama sekali terutama responden yang pemakaiannya lebih dari 10 tahun.

    3. Hubungan antara karakteritik pendapatan dengan perilaku kontrol Hubungan antara karakteristik pendapatan keluarga mempunyai hubungan yang tidak bermakna dengan nilai p>0,116. Bahwa aspek sosial ekonomi mempunyai hubungan yang bermakna terhadap keikutsertaan wanita dalam perilaku pap smear. Jika dianalisis ternyata persepsi pemberian informasi mengenai kontrol lanjutan mendapat persentase yang kecil. Sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi terhadap perilaku ketidakpatuhan seseorang terhadap anjuran/pengobatan yang diberikan oleh petugas kesehatan, meskipun secara finansial akseptor mampu untuk membayar.

    4. Hubungan antara karakteristik lama pemakaian IUD dengan perilaku kontrol . Hasil data menunjukan rentang pemakaian yang cukup bervariasi, dari rata-rata didapatkan mean pada angka 9, kemudian dikategorikan menjadi dua, diatas pemakaian 9 tahun dan dibawah pemakaian 9 tahun. Dari uji statistik didapatkan nilai signifikansi sebesar p

  • relatif sebesar 1,43. Yang artinya bahwa pada pemakaian yang lebih dari 9 tahun, akseptor mempunyai kecenderungan tidak teratur kontrolnya sebesar 1,43 kali.

    5. Hubungan antara karakteristik jarak dengan perilaku kontrol

    Dari kategori jawaban jarak dan analisa statistik disimpulkan bahwa jarak tempat tinggal akseptor dengan tempat layanan KB baik itu swasta maupun pemerintah tidak mempunyai nilai yang bermakna dari uji statistik didapatkan nilai p< 0,169. Artinya bahwa dalam penelitian ini akseptor yang memiliki jarak dekat maupun jauh dengan tempat pelayanan kesehatan tidak memiliki perbedaan dalam ketaatan kontrolnya.

    Kesimpulan 1. Sebagian besar akseptor yang diteliti dari 88

    responden dalam penelitian ini (80,7%) berperilaku kontrol tidak teratur.

    2. Pengetahuan akseptor mengenai IUD yang terendah berdasarkan data penelitian dari jawaban responden adalah tanda-tanda kemungkinan adanya komplikasi pada pemakaian, dan pengetahuan jangka waktu pemakaian IUD.

    3. Persepsi akseptor terhadap pemberian informasi oleh petugas didapatkan persepsi tinggi pada informasi waktu kontrol, terendah untuk informasi mengenai manfaat kontrol berkala dan informasi mengenai efek samping penggunaan IUD.

  • 4. Akseptor yang mempunyai pengetahuan yang tinggi berperilaku kontrol lebih teratur teratur.

    5. Tidak ada hubungan yang bermakna antara persepsi pemberian informasi dengan perilaku kontrol akseptor IUD atau semakin tinggi informasi yang diberikan tidak mempengaruhi perilaku kontrol menjadi teratur.

    6. Akseptor yang memiliki karakteristik pendidikan lebih tinggi dan umur yang lebih muda

  • DAFTAR PUSTAKA 1.Baequni A, 2001, skripsi: Analisis Faktor-faktor yang

    Mempengaruhi Pemilihan IUD Berdasar kriteria WHO di Wilayah Kerja Puskesmas Mantrijeron, PSIK FK UGM

    2.BKKBN,1999,Pedoman Tata KerJa PLKB/PKB dalam

    Pembangunan Keluarga Sejahtera, BKKBN, Jakarta 3.Pritchardj, MacDonald D, 1999, Williams Obstetri,

    Penerjemah Hariadi ,dkk, Airlangga University Press, Surabaya

    4.Safariah Nurul, 1995, Tesis : Servikovaginitis :

    Faktor-faktor Risiko dan Pengaruh Kontrasepsi IUD dan Pengobatannya , Program Pasca Sarjana UGM

    5.Anonim, Skrinning infeksi tentukan pemasangan

    spiral,http://www.Suaramerdeka.com/harian/0301/03/kot10. Htm

    6.Herti Maryani,2002 Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana bagi Wanita, Puslitbang Depkes RI http://www. tempo.co.id./ medika/arsip/03 2002/pus-1.htm

    7.Notoatmodjo S,2002 Metodologi Penelitian Kesehatan,

    Penerbit Rineka Cipta, Jakarta 8.Bruce,J.,1990,.Fundamental Elements of Quality of

    Care, A Simple Frame Work, Studies Family Planning, 21(2)

    9.Yohanes, 2000, Tesis : Hubungan Kualitas Pelayanan

    Keluarga Berencana Dengan kelangsungan Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)di Kabupaten Purworejo Pasca sarjana UGM Yogyakarta

    10.Yuarsi, 1997, Norplant Penerimaan Program dan Layanan

    lanjutan, Pusat Penelitian Kependudukan dan Ford Foundation, Yogyakarta.

  • Perilaku kontrol (n=88)

    Tidak

    Teratur

    Teratur

    Nilai P

    CI 95%

    Variabel

    Frek Persen Frek Persen

  • 1.Pengetahuan Tinggi Rendah 2.Pemberian informasi

    Tinggi Rendah 3.Karakteristik

    Umur Ibu < 38 tahun > 38 tahun 4.Pendidikan SD SMP SMA PT 5.Pendapatan < 250 Ribu 250 500 Ribu 500 1 Juta diatas 1 Juta 6.LamaPemakaian < 9 tahun > 9 tahun

    44 27

    38 33

    26 45

    26 21 20 4

    33 22 12 4

    34 37

    50.0 30.7

    43.2 37.5

    29.5 51.1 29.5 23.9 22.7 4.5

    37.5 25.0 13.6 4.5

    38.6 42.0

    15 2

    13 4

    11 6 1 3 9 4 6 4 2 5

    16 1

    17.0 2.3 14.8 4.5 12.5 6.8 1.1 3.4 10.2 4.5 6.8 4.5 2.3 5.7 18.2 1.1

    0.039* 0.085 0.035* 0.006* 0.037* 0.001*