disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

191
ANALISIS MENGENAI DAMPAK VERBAL BULLYING TERHADAP KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS V SD NEGERI MARGAJAYA II KOTA BEKASI Skripsi Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh Nama : Shaeny Pangestu NIM : 2016820204 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Upload: others

Post on 18-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

ANALISIS MENGENAI DAMPAK VERBAL BULLYING TERHADAP

KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS V SD NEGERI

MARGAJAYA II KOTA BEKASI

Skripsi

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Nama : Shaeny Pangestu

NIM : 2016820204

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Page 2: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

i

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Skripsi Agustus 2021

Shaeny Pangestu (2016820204)

ANALISIS MENGENAI DAMPAK VERBAL BULLYING TERHADAP

KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS V SD NEGERI

MARGAJAYA II KOTA BEKASI.

xv + 155 hal, 17 tabel, 21 lampiran

ABSTRAK

Penulisan skripsi ini di latarbelakangi oleh adanya kasus kekerasan yang

masuk ke dalam kategori bully pada ranah verbal terhadap salah seorang

siswa SD Negeri Margajaya II Kota Bekasi dengan inisial MF. Adapun

tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis mengenai dampak dari

perilaku verbal bullying terhadap kecerdasan interpersonal. Metode

penelitian yang digunakan adalah studi kasus tunggal, dengan pendekatan

kualitatif deskriptif. Peneliti melakukan uji validitas dengan triangulasi data,

teori dan metode. Hasil analisis data ditemukan bahwa kasus verbal

bullying yang terjadi menimbulkan beberapa dampak terhadap MF

sebagai korban dari kasus tersebut, diantaranya dampak psikis dan

dampak fisik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya dampak

negatif dari perilaku verbal bullying yang berpengaruh terhadap

kecerdaan interpersonal pada saudara MF. Maka solusi yang seharusnya

dilakukan adalah adanya kerjasama antara guru dan orang tua MF secara

berkala dan tuntas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat kepada semua pihak yang terkait dan dapat digunakan dengan

sebaik-baiknya.

Kata Kunci : Bullying Verbal, Kecerdasan Interpersonal.

Daftar Pustaka : 14 (2015 – 2020)

Page 3: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

ii

Page 4: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

iii

Page 5: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

iv

Page 6: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

v

Page 7: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

vi

Page 8: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

vii

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Skripsi ini kupersembahkan terutama untuk Allah SWT yang tak lepas dari segala karunia-

Nya dan pertolongan yang tak terhingga

Untuk Almarhumah Ibu Nani Kuraesin Tercinta yang sangat berarti dalam perjalanan hidup

saya

Untuk Ayah yang berjuang keras memperjuangkan lahir batin demi Pendidikan Saya

Untuk Kakak dan Keluarga Besar saya yang turut memperjuangkan dalam Pendidikan Saya

Serta teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dorongan kuat kepada saya

untuk menyelesaikan Skripsi ini.

Page 9: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

viii

MOTTO

“Mengeluhlah, kamu berhak atas itu”.

Keluh kesahku tidak akan pernah berguna saat ku gapai hasilnya kelak

Semua tetap berjalan dalam keterpaksaan pada perputaran waktu

Melalui semua dengan usaha dan iringan do’a

Dengan memegang kepercayaan bahwa semua akan baik-baik saja.

Allah adalah kunci keselamatanku dunia dan akhirat

Dunia tidak akan ada habisnya

Mecari dan terus menggali apa yang menjadi tujuan hidupku

Semua tetap akan berakhir sia sia tanpa niat yang baik

Saat perjuangan diiringi kehilangan orang-orang yang saya cintai

Rasa lelah dan menyerah selalu ada

Namun nyawa ini masih berdetak mengiringi detik jam setiap waktu

Kembali berdiri tegak, memulai kembali, adalah satu-satunya cara memperkokoh sisa perjuangan

Berjuta kuucapkan terimaksih kepada ALLAH SWT

Atas apa yang sudah tercapai dan yang akan saya gapai selanjutnya..

Page 10: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirohim

Alhamdulilah, segala puji bagi Allah, penulis panjatkan ke

hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya

kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga,

sahabat, serta kepada umatnya yang selalu melaksanakan

ajarannya.

Skripsi ini sengaja penulis ajukan sebagai salah satu syarat

dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidika (S,Pd.) pada Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam

penulisan skripsi ini tentu masih banyak kekurangan dan

kelemahannya, untuk itu penulis ingin menyampaikan permohonan

kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan tapa

bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan yang baik

ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini,

terutama kepada :

1. Bapak Dr. Iswan, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Jakarta, yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk mengikuti stud di fakutas ini.

2. Bapak Azmi Al Bahij, S.Pd., M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Jakarta yang telah dorongan dan arahan kepada

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

3. Ibu Dr. Anita Damayanti, M.Pd., pembimbing skripsi yang telah

mengarahkan dan meluruskan jalan pikiran penulis dalam

Page 11: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

x

penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Ibu dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidkan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu

Perndidikan Universitas Muhammadiyah Jarta

5. Bapak Suwaryono, S.Pd, SD., Kepala Sekolah Dasar Ngeri

Margajaya II Kota Bekasi beserta para guru yang telah mengizinkan

penulis melakukan penelitian di sekolah ini.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang

telah memberikan bantuan dan dukungan serta semangat kepada

penulis dalam rangka penyelesaian studi dan penyusunan skripsi ini.

Akhirnya dengan segala ketulusan hati yang bersih dan

ikhlas, penulis berdoa semoga segala amal baik yang telah

mereka berikan mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah

SWT. Amin.

Bandung, 1 Mei 2021

Penul

Page 12: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

11

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................ii

PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................iv

FAKTA INTEGRITAS ................................................................................. v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ...............................vi

PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii

MOTTO .................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix

DAFTAR ISI ...............................................................................................xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 5

C. Batasan Masalah......................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ...................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian....................................................................... 6

G. Sistematika Penulisan ................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori .................................................................................. 8

1. Hakikat Verbal Bullying ........................................................... 8

a. Pengertian Bullying ........................................................... 8

b. Kategori Bullying ............................................................. 12

c. Verbal Bullying ................................................................ 14

d. Pelaku Bullying................................................................ 17

e. Korban Bullying ............................................................... 20

f. Faktor Penyebab Bullying ............................................... 25

g. Dampak Bullying ............................................................. 30

h. Pandangan Islam Terhadap Bullying .............................. 34

Page 13: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

12

2. Hakikat Kecerdasan Interpersonal................................................35

a. Pengertian Kecerdasan Interpersonal .....................................35

b. Ciri dan Karakteristik Kecerdasan Interpersonal .....................40

c. Unsur-unsur Kecerdasan Interpersonal ..................................48

d. Faktor Kecerdasan Interpersonal ............................................49

e. Dimensi Kecerdasan Interpersonal .........................................50

B. Kerangka Berfikir ...............................................................................52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................55

B. Metode Penelitian ..............................................................................57

C. Desain Penelitian ...............................................................................58

D. Subjek Penelitian ...............................................................................60

E. Tekhnik Pengumpulan Data ...............................................................61

F. Tekhnik Analisis Data ........................................................................74

G. Tekhnik Keabsahan Data ..................................................................74

H. Penyusunan Laporan .........................................................................79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data....................................................................................80

B. Hasil Analisi Data ...............................................................................82

C. Interpretasi Hasil Penelitian ............................................................... 113

BAB V PENUTUP

A. Kesmpulan ......................................................................................... 117

B. Saran ................................................................................................. 119

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-

LAMPIRAN

Page 14: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

13

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 Skema Waktu Penelitian .................................................................. 56

TABEL 3.2 Kis Kisi Instrumen Observasi............................................................. 62

TABEL 3.3 Kisi Kisi Pedoman Wawancara (Guru) ............................................... 63

TABEL 3.4 Kisi Kisi Pedoman Wawancara (Orang Tua Korban) ........................... 65

TABEL 3.5 Kisi Kisi Pedoman Wawancara (Korban)............................................ 68

TABEL 3.6 Kisi Kisi Pedoman Wawancara (Teman Sebaya) ................................ 69

TABEL 3.7 Kisi Kisi Pedoman Wawancara (Staf TU) ........................................... 71

TABEL 3.8 Tekhnik Wawancara ......................................................................... 72

TABEL 3.9 Analisis Triangulasi ........................................................................... 75

TABEL 4.1 Instrumen Hasil Observasi Awal Penelitian ....................................... 82

TABEL 4.2 Data Sekolah SDN Margajaya II ........................................................ 86

TABEL 4.3 Data Jumlah Guru, Siswa dan Ruangan............................................. 87

TABEL 4.4 Data Informan Wawancara .............................................................. 87

TABEL 4.5 Data Informan I ................................................................................ 88

TABEL 4.6 Data Siswa Korban Bully ............................................................. 89

TABEL 4.7 Data Orang Tua MF .......................................................................... 95

TABEL 4.8 Data Informan II ............................................................................. 102

TABEL 4.9 Data Informan III & IV .................................................................... 105

TABEL 4.10 Data Informan III & IV .................................................................... 11

Page 15: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

15

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Kerangka Berfikir......................................................................... 54

GAMBAR 3.1 Desain Peneitian ......................................................................... 59

GAMBAR 3.2 Subjek Penelitian......................................................................... 60

GAMBAR 3.3 Triangulasi Sumber Data ............................................................. 77

GAMBAR 3.4 Triangulasi Teori .......................................................................... 78

GAMBAR 3.5 Triangulasi Metode ..................................................................... 78

GAMBAR 4.1 Denah Lokasi Penelitian .............................................................. 81

Page 16: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

16

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian Observasi ................................... 121

Lampiran 2 Instrumen Penelitian Observasi ................................... 122

Lampiran 3 Instrumen Wawancara Guru ........................................ 125

Lampiran 4 Instrumen Validasi Guru .............................................. 127

Lampiran 5 Instrumen Wawancara Staf TU .................................... 130

Lampiran 6 Instrumen Validasi Staf TU .......................................... 131

Lampiran 7 Instrumen Wawancara Siswa ...................................... 132

Lmapiran 8 Instrumen Validas Siswa ............................................. 134

Lampiran 9 Instrumen Wawancara Siswa (Korban) ....................... 136

Lampiran 10 Instrumen Validasi Siswa (Korban) ........................... 138

Lampiran 11 Hasil Wawancara ...................................................... 140

Lampiran 12 Surat Pembimbing Skripsi ......................................... 153

Lampiran 13 Surat Permohonan Penelitian ................................... 154

Lampiran 14 Surat Keterangan Dari Sekolah ................................. 155

Lampiran 15 Surat Bebas Plagiat .................................................. 156

Lampiran 16 Katu Bimbigan Skripsi ............................................... 157

Lampiran 17 Kartu Menyaksikan Sidang Skripsi ............................ 161

Lampiran 18 Lembar Validasi ........................................................ 162

Lampiran 19 Foto Kegiatan Wawancara dan Bangunan ................ 165

Lampiran 20 Kartu Bimbingan Pasca Sidang ................................. 168

Lampiran 21 Biodata Penulis .......................................................... 169

Page 17: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

i

Page 18: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia berkembang diiringi kualitas yang

semakin dituntut dengan berkembangnya zaman dan teknologi pada

Era Revolusi Industri 4.0 saat ini. Salah satunya adalah

perkembangan teknologi komunikasi dengan menggunakan akses

internet yang semakin berkembang.

Perkembangan zaman pada teknologi saat ini memudahkan

anak untuk mengetahui hal yang terjadi, salah satunya adalah kasus

kasus kekerasan yang terjadi di Indonesia salah satunya dalam

lingkungan pendidikan. Hal ini adalah salah satu pemicu sebagian

anak untuk termotivasi dalam melakukan tindakan tersebut.

Maraknya kasus kekerasan yang terjadi khususnya pada usia anak

sekolah membuat kalangan orang tua dan para pendidik khawatir

terhadap masa depan yang akan terjadi, yang disebut sebagai

bullying. Tentunya perilak bullying ini tidak terlepas dari beberapa

faktor penyebab anak melakukan perbuatan tersebut.

Berbagai strategi dilakukan beberapa peneliti dengan tujuan

mengatasi, mengurangi, hingga menanggulangi permasalahan yang

terjadi, disertai dengan tujuan untuk mengetahui dampak di dalamnya.

Page 19: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

2

Maka dari itu kasus bullying ini selalu menjadi berita hangat dalam

media masa, disebabkan kasus ini menjadi kasus yang tidak dapat

dihentikan atau dihilangkan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap

beberapa siswa di SD Negeri Margajaya II Kota Bekasi, bahwa

beberapa anak melihat perlakuan yang mengandung bully dari

beberapa teman di dalam kelas tehadap salah satu siswa yang

menjadi korban dalam kasus tersebut. Hal ini bahkan sangat sulit

dikendalikan disebabkan sebagian besar guru terlalu di sibukkan

dengan administrasi dan mengajar, serta kurangnya kerjasama antara

wali murid dengan pihak sekolah sehingga menjadi kurangnya sebuah

perhatian yang sangat khusus terhadap hal ini.

Kasus yang terjadi di kelas dalam lingkungan sekolah tersebut

memiliki pengaruh kuat terhadap kecerdasan dari sisi korban

penerima bully, yaitu pada kecerdasan sosial atau disebut sebagai

kecerdasan interpersonal.

Perbuatan yang mengandung kekerasan baik verbal maupun fisik

merupakan bullying yang memiliki pengaruh buruk, salah satunya bagi

kelangsungan perkembangan sosial korban. Menimbulkan dampak

buruk dari perbuatan bullying bagi korban maupun pelaku ini tidak

dapat dihindari. Perbuatan bullying sama sekali tidak dibenarkan oleh

faktor apapun dan pihak manapun, termasuk dalam pandangan Islam.

Page 20: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

3

نهم ول نساء م ي ن قوم عسى ان يكونوا خيرا م ايها الذين امنوا ل يسخر قوم م ن ن ساء ا انفسكم ول تنابزوا باللقاب بئس ا نهن ول تلمزو لسم الفسوق بعد عسى ان يكن خيرا م

ىك هم الظلمون يمان ومن لم يتب فاول ال

Wahai orang-orang yang beriman ! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena)boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-ngolok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-ngolokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertaubat, maka mereka itu orang-orang yang zalim. (Al- Hujurat Ayat

11)

المين إنه ل يحب الظ وجزاء سي ئة سي ئة مثلها فمن عفا وأصلح فأجره على الل

Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memanfaatkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak

menyukai orang-orang yang zalim

Ayat tersebut jelas menyatakan bahwa Allah SWT tidak menyukai

bahkan tidak membenarkan atas perbuatan zalim terhadap sesama

manusia. Perbuatan kejahatan dalam bentuk apapun lambat laun

akan mendapatkan azab yang sesuai dengan perbuatannya.

Disebabkan perbuatan tersebut dapat merugikan manusia lain dan

menimbulkan berbagai dampak buruk dalam jangka panjang.

Terdapat penelitian yang telah dilakukan beberapa peneliti

sebelumnya berkaitan dengan topik yang sama dengan Analisis

Mengenai Dampak Verbal Bullying terhadap Kecerdasan

Interpersonal Siswa Kelas V SD Negeri Margajaya II. Di antaranya

penelitian yang dilakukan oleh Sri Lestari, dkk (2018) dengan Judul

Page 21: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

4

Bentuk dan Faktor Penyebab Bullying penelitian ini mengangkat inti

masalah Bullying. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa

bentuk Bullying didominasi oleh verbal, fisik serta cyber bullying

dengan diikuti faktor ligkungan seperti sekolah, keluarga hingga

masyarakat. Maka dapat diamati bahwa faktor yang menyebabkan

terjadinya bullying tidak terlepas dari faktor kepribadian dan budaya.

Selanjutnya, hasil penelitian Zakiyah, dkk (2017) menyatakan

hasil yang didapat dari penelitian yang dilakukan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi terjadinya bullying bisa datang dari individu,

keluarga, kelompok bermain, hingga lingkungan komunitas pelaku.

Sehingga saat anak berinteraksi dengan teman di sekitar, dapat

terdorong untuk melakukan perbuatan bullying.

Pentingnya penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan

penelitian yang telah ada sebelumnya serta terdapat keunggulan

dalam penelitian Analisis Mengenai Dampak Verbal Bullying Terhadap

Kecerdasan Interpersonal Siswa Kelas V SDN Margajaya II di

antaranya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hingga

mengurangi dampak dari bullying dengan mengembangkan

kecerdasan sosial serta meningkatkan kepercayaan diri pada siswa.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan

kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus guna dapat

mengetahui faktor serta untuk mendeskripsikan suatu gejala,

peristiwa yang terjadi saat ini. Hal yang mendukung dilakukan

Page 22: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

5

penelitian ini adalah mengangkat kasus bullying yang sampai saat ini

masih menjadi berita hangat di Indonesia salah satunya di lingkungan

pendidikan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan sebelumnya,

diidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Terjadinya Bullying dalam bentuk verbal yang mempengaruhi

kecerdasan sosial dalam diri siswa.

2. Terjadinya Verbal Bullying yang berdampak pada kepercayaan diri

siswa

3. Perbuatan Verbal Bullying yang mengakibatkan turunnya prestasi

dan motivasi belajar siswa

4. Minimnya motivasi dari guru dan kepala sekolah yang membangun

hingga mempengaruhi peserta didik tidak melakukan perbuatan

yang merugikan orang lain.

5. Minimnya komunikasi yang dibangun antara kepala sekolah, guru

dengan wali murid guna meningkatkan dan menciptakan peserta

didik yang terarah.

C. Batasan Masalah

Pada penelitian ini, terdapat batasan masalah yang akan di

lakukan, yaitu dalam Analisis Mengenai Dampak Verbal Bullying

Page 23: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

6

terhadap Kecerdasan Interpersonal Pada Siswa Kelas V SD Negeri

Margajaya II Kota Bekasi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam batasan masalah di atas, maka

masalah yang timbul dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

Apa Dampak dari Verbal Bullying terhadap Kecerdasan

Interpersonal Pada Siswa Kelas V SD Negeri Margajaya II Kota

Bekasi ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis adanya

dampak dari Verbal Bullying terhadap kecerdasan Interpersonal Siswa

Kelas V SDN Margajaya II Kota Bekasi.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui dampak dari Verbal Bullying terhadap salah satu siswa

di lingkungan sekolah.

2. Meminimalisasi korban Verbal Bullying yang berpengaruh terhadap

kecerdasan siswa dan kepercayaan diri siswa.

3. Memberikan edukasi serta motivasi kepada peserta didik mengenai

perbuatan bullying yang terjadi

Page 24: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

7

4. Memberikan pemecahan masalah akibat kurangnya menerapkan

kebiasaan baik dalam lingkungan sekolah yang berpengaruh

kepada terjadinya perbuatan Verbal Bullying dan hal yang tidak

diinginkan.

5. Mengembangkan penelitian yang telah ada sebelumnya.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, Menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah,

Identifikasi Masalah, Tujuan, Manfaat dan Sistematika

Penulisan

BAB II Tinjauan Pustaka, Menjelaskan tentang Deskripsi Teori,

Kerangka Berpikir, dan Hipotesis Penelitian.

BAB III Metodologi Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian, Desain

penelitian, Metode Pengolahan Data Pengolahan dan

Teknik Analisis Data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, Menjelaskan tentang

Deskripsi Data, dan Interpretasi Hasil Penelitian

BAB V Penutup, Menjelaskan Kesimpulan dan Saran.

Page 25: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam
Page 26: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hakikat Verbal Bullying

a. Pengertian Bullying

Menurut Zakiyah, Humedi dan Santoso, (2017 ; 326),

menyatakan bahwa bullying merupakan bentuk perlakuan

manusia yang di dalamnya mengandung berbagai kekerasan

yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang terhadap

korban yang dianggap lemah dan tidak memiliki kekuatan untuk

melawan.

Menurut Sejiwa dalam Zakiyah,dkk, (2017 ; 324),

menyatakan bahwa bullying adalah suatu tindakan dengan

menggunakan sebuah kekuasaan yang dimiliki oleh pelaku

yang bertujuan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok

orang yang dianggap tidak memiliki kekuatan dalam dirinya,

Kekerasan dilakukan baik secara verbal berupa kata-kata, fisik,

maupun psikologis sehingga korban akan merasa tertekan,

menimbulkan trauma yang berkepanjangan dan tak berdaya.

Begitupun korban mengalami gangguan yang ber efek tidak

baik dan tidak diinginkan untuk jangka panjang.

Page 27: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

9

Menurut Astuti dalam Arya (2018 : 18), menyatakan bahwa

bullying merupakan keinginan dalam diri manusia untuk dapat

menyakiti manusia lain dengan tujuan tertentu. Keinginan untuk

menyakiti ini dilakukan dengan aksi baik fisik, psikis atau verbal

berupa perkataan, dimana perlakuan tersebut menyebabkan

korban menderita baik secara fisik maupun mental.

Zakiyah, dkk, (2017 ; 326), menyatakan bullying adalah

segala bentuk yang mengandung kekerasan dimana terjadi

pemaksaan secara psikologis ataupun fisik terhadap seseorang

atau sekelompok orang yang lebih lemah atau dikatakan

sebagai korban.

Menurut Besag Dalam Syahruddin (2019 : 95),

menyatakan bullying sebagai sebuah yang bersifat memiliki

penyerangan yang dilakukan secara berulang-ulang, baik

secara fisik, psikologis korban serta sosial bagi yang

mempunyai kekuatan tertentu dan posisi yang bertujuan hingga

menyebabkan stress terhadap korban yang menerima

perlakuan tersebut.

Menurut Olweus Dalam Syahruddin (2019 : 96),

mendefinisikan bullying sebagai kejadian yang dilakukan

secara berulang dengan tujuan untuk menyakiti orang lain,

dimana hal tersebut memicu ketidakseimbangan kekuatan

Page 28: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

10

antara pelaku dengan korban, sehingga menimbulkan adanya

bullying di dalamnya.

Menurut Permatasari dan Azwar (2017 ; 03), menyebutkan

bahwa bullying tergolong kepada yang jelas tidak baik atau

yang menyimpang, hal ini dikarenakan hal tersebut memiliki

dampak yang cukup serius bagi korban yang menerima bully

tersebut.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memberi

pengertian bullying sebagai kekerasan fisik dan psikologis

berjangka panjang baik itu efek pada individu atau lingkungan,

serta yang dilakukan seseorang atau kelompok tersebut

terhadap individu yang tidak memiliki kemampuan untuk

mempertahankan dirinya dalam kondisi dimana ada keinginan

untuk melukai, menyakiti atau menakuti individu hingga

membuat individu tersebut merasa tertekan, terancam, trauma

hingga depresi dan tidak berdaya. Sehingga terjadinya suatu

kekerasan yang sulit untuk diterima, namun dilain hal sebagai

korban juga merasa tidak memiliki kemampuan untuk dapat

melawan.

Berdasarkan pemaparan beberapa ahli di atas, dapat di

simpulkan bahwa perbuatan atau bullying merupakan

perbuatan yang tidak dibenarkan oleh pihak manapun.Bullying

ini merupakan perbuatan yang menyakiti pihak manapun

Page 29: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

11

sebagai korban dari seorang pelaku yang dilakukan baik

individu atau kelompok dengan menggunakan kekerasan baik

fisik maupun verbal. Dampak yang ditimbulkan dari perbuatan

ini sangat buruk bagi korban sebab dapat merusak mental diri

korban baik dalam jangka pendek serta dalam jangka panjang.

Dalam jangka panjang, korban bullying dapat menderita

masalah emosional dalam dirinya. Perbuatan atau perlakuan

seperti menghina dalam bentuk caci maki, bersifat

merendahkan, memberikan sebuah perkataan yang berupa

julukan negatif, melukai fisik seperti memukul, mendorong

hingga menendang, serta perilaku seperti menghindar sampai

tidak mau berteman merupakan sebuah bentuk nyata dalam

tindakan bullying. Bullying dalam jangka pendek dapat

menimbulkan perasaan tidak aman, terpenjara, memiliki

perasaan yang merasa harga dirinya yang rendah, mengalami

stress hingga depresi yang mengakibatkan seorang korban

dapat berfikir untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri

sebagai jalan terakhir.

Praktek bullying yang sering terjadi di lingkungan sekolah

merupakan salah satu hal yang sangat disayangkan oleh pihak

manapun. Oleh sebab itu penelitian serta pendapat yang

dipaparkan oleh para ahli, guna untuk mengurangi atau sampai

menuntaskan kasus bullying tersebut.

Page 30: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

12

b. Kategori Bullying

Menurut Coloroso dalam Zakiyah, dkk (2017; 328),

menyebutkan beberapa jenis bullying, diantaranya :

1) Bullying Fisik, bullying ini dilakukan pelaku dengan cara

melukai fisik seperti memukul, menendang, mendorong,

merusak benda-benda milik korban, melakukan tindakan

pencurian dan lain-lain. Kekerasan ini mengakibatkan luka

fisik bagi korban yang menerima perlakuan tersebut.

2) Bullying Verbal, yaitu perbuatan kekerasan yang dilakukan

dengan sebuah perkataan negatif seperti mengolok-ngolok

nama panggilan atau mengejek, menghina melecehkan

penampilan atau memberikan penilaian buruk dengan kata

atau kalimat yang tidak pantas, memberikan ancaman

terhadap korban dengan pesan atau ucapan langsung,

menakut-nakuti korban, sehingga korban merasa dirinya

lemah dan tidak ada kekuatan dalam dirinya. Sebab dengan

celotehan atau perlakuan verbal yang dilakukan oleh pelaku

terhadap korban merupakan kata-kata yang diserap dengan

hati oleh korban bully tersebut.

3) Bullying Relasional, yaitu jenis bullying yang tidak mudah

terlihat dari luar atau keadaan yang terjadi. Bullying jenis ini

adanya penindasan yang tidak secara langsung seperti

Page 31: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

13

kedua jenis di atas, seperti pengucilan, pengabaian,

diasingkan, penghindaran serta hal lain yang mencangkup

efek negatif yang mungkin terasa tidak secara langsung

oleh korban. Perilaku jenis ini mencakup sikap tersembunyi

seperti halnya helaan nafas, lirikan mata, pandangan

agresif, serta bahasa-bahasa tubuh yang kasar.

4) Cyber Bullying, perilaku dalam hal ini seperti

mempermalukan orang atau korban dengan menyebar

berita tidak benar melalui media atau jejaring sosial yang

berkaitan dengan internet, menyebar foto-foto korban dan

disalahgunakan tanpa izin korban yang bersangkutan, serta

membongkar aib atau rahasia privasi korban dengan cara

tertentu menggunakan jalur internet atau aplikasi lainnya,

guna memenuhi kepentingan pribadinya.

Menurut Riauskina, dkk dalam Zakiyah, dkk, (2017 : 329),

mengelompokkan perilaku bullying ke dalam 5 kategori, yaitu:

1) Kontak fisik langsung, seperti perlakuan yang dilakukan

dengan cara memukul, mendorong, menggigit,

menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam

ruangan (jahil), mencubit, mencakar, juga termasuk

memeras dan merusak barang-barang yang dimiliki orang

lain. Hal ini menyebabkan penderita atau korban menjadi

terluka baik fisik maupun mental dalam dirinya.

Page 32: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

14

2) Kontak verbal langsung seperti mengancam,

mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi

panggilan nama, mencela/mengejek, memaki,

menyebarkan gosip yang tidak benar, sehingga korban

merasa dirinya tidak nyaman saat berada di lingkungan

tersebut.

3) Perilaku non verbal langsung dengan melihat dengan sinis,

menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang

merendahkan, mengejek, atau mengancam, biasanya

disertai oleh bullying fisik atau verbal.

4) Perilaku non verbal tidak langsung seperti mendiamkan

seseorang, merusak persahabatan sehingga retak, sengaja

mengucilkan atau mengabaikan, sehingga perbuatan ini

secara tidak langsung membuat korban merasa terpukul

dan merasa tidak berharga.

5) Pelecehan seksual (kadang-kadang dikategorikan perilaku

agresi fisik atau verbal).

c. Verbal Bullying

Menurut Zakiyah, dkk, (2018 ; 328), menyebutkan

kekerasan verbal adalah bentuk kekerasan atau penindasan

yang paling umum digunakan atau paling sering dan banyak

ditemukan. Perbuatan atau perlakuan kekerasan ini terjadi baik

Page 33: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

15

oleh anak perempuan maupun anak laki-laki. Kekerasan verbal

mudah dilakukan dan dapat dilakukan dengan cara-cara halus

dengan sebuah kata-kata atau apapun itu perlakuan buruk

yang dilakukan dengan menggunakan perkataan yang

dilakukan oleh orang dewasa atau teman sebaya, tanpa

terdeteksi.

Menurut Wahyuni, dkk, (2016 ; 37), menyebutkan bahwa

verbal bullying adalah kekerasan/pelecehan dengan

menggunakan kata-kata negatif yang tidak pantas seperti

menghina, mencela, mengejek, mencemooh, memberi julukan

yang tidak disukai oleh seseorang sehingga mengganggu

kenyamanan hidup seseorang tersebut. Verbal bullying

merupakan sebuah bentuk kekerasan yang bisa terjadi dalam

waktu dan tempat yang tidak dapat ditetukan sebab dapat

terjadi kapan saja dan di mana saja. Pelaku sebuah kasus bully

di lingkungan sekolah bisa saja seorang teman, saudara hingga

guru. Verbal bullying tersebut dapat memberikan efek perasaan

yang tidak aman, dan hal ini memiliki dampak negatif pada diri

individu sebagai korban bullying.

Penindasan secara verbal dapat berupa julukan nama,

celaan, fitnah, kritik kejam, penghinaan, dan pernyataan-

pernyataan bernuansa ajakan seksual atau pelecehan seksual

yang membuat korban merasa terhina dan tertekan oleh

Page 34: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

16

perbuatan tersebut. Adapun penindasan secara verbal dapat

berupa sebuah perampasan uang jajan hingga barang-barang,

serta dalam bentuk komunikasi, email yang mengintimidasi,

menghina akan segala kekurangan korban yang dimiliki, surat-

surat kaleng yang berisi ancaman kekerasan, tuduhan-tuduhan

yang tidak benar, kasak-kusuk yang keji, serta gosip yang tidak

benar.

Menurut Sari, Azwar (2017: 343), menyatakan perbuatan

verbal bullying merupakan suatu penindasan atau kekerasan

yang dilakukan pelaku dimana perbuatan yang dilakukan

terdeteksi oleh indera pendengaran. Seperti halnya menghina,

meneriaki, mempermalukan di depan umum, menuduh,

menyebar berita yang tidak benar, memfitnah dan berbagai

perbuatan yang menyakiti dengan sebuah kata-kata yang

menjatuhkan.

Dari beberapa pernyataan yang diuraikan di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa perilaku verbal bullying merupakan

tindakan kekerasan berupa kata-kata yang bersifat buruk yang

diterima dengan indera pendengaran. Pihak korban yang

menerima bentuk kekerasan verbal bullying ini akan merasakan

dampak negatif ke dalam dirinya dalam jangka panjang.

Sehingga pengaruh negatif akan terjadi terhadap dirinya

sebagai korban maupun lingkungan sekitar.

Page 35: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

17

d. Pelaku Bullying

Menurut Coloroso dalam Syahruddin (2018 : 22),

menyatakan bahwa terdapat beberapa jenis atau tipe pelaku

bullying, di antaranya adalah sebagai berikut :

1) Pelaku Cerdik,

Tipe pelaku ini mempunyai ego yang besar dan percaya diri

yang tinggi. Pelaku kurang mempunyai empati yang tinggi

terhadap siapapun termasuk korban bullying. Pelaku

biasanya sering dikagumi banyak orang, guru karena

memiliki kekuatan dalam kepribadiannya. Namun pelaku

tipe ini dikatakan cerdik dikarenakan dirinya mempunyai

banyak cara untuk menyembunyikan perlakuan yang telah

dilakukan, sehingga orang di sekitarnya tidak percaya apa

yang telah pelaku ini lakukan.

2) Pelaku Sosial,

Tipe pelaku ini banyak menggunakan rumor atau gosip

untuk membatasi korban dari aktivitas sosialnya. Pelaku

tentunya memiliki sifat cemburu terhadap korban, baik dari

sisi positif dari diri korban. Pelaku tipe ini memiliki

kebiasaan atau perlakuan untuk sering berpura-pura dan

bertindak seakan-akan peduli dengan korban, selanjutnya

Page 36: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

18

memperdaya korban untuk mendapatkan yang dia

inginkan.

3) Pelaku Hiperaktif,

Tipe pelaku bullying jenis ini adalah seorang yang

mempunyai masalah dengan akademik dan kurang memiliki

keterampilan sosial dalam hidup. Dengan begitu, mereka

melakukan tindakan bullying dan bertindak agresif hanya

dengan tujuan mencari perhatian.

4) Pelaku Korban

Tipe pelaku jenis ini adalah sekaligus korban bullying itu

sendiri. Dimana pelaku ini memiliki pengalaman atau masa

lalu menjadi korban dari perbuatan bullying, sehingga

dirinya merasa memiliki kewenangan dan kewajaran untuk

balas dendam dengan melakukan hal yang sama di

lingkungan dan waktu yang berbeda. Pelaku ini dapat

terjadi apabila dirinya saat menjadi korban tidak segera

diatasi dalam pendekatan keluarga atau psikologis.

5) Pelaku Berkelompok,

Pelaku pada jenis ini, adalah sekelompok pelaku yang

berkumpul dan melakukan tindakan negatif terhadap

korban yang menjadi sasaran mereka. Anggota dari

masing-masing pelaku bullying ini akan sangat agresif

Page 37: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

19

ketika power terkumpul untuk melakukan tindakan bullying.

Namun, ketika semuanya berada dalam lingkungan yang

berbeda serta berpisah-pisah, maka individu akan sulit

dilihat perlakuan yang sebenarnya.

6) Pelaku Pasif,

Jenis pelaku tersebut yaitu sebagai individu yang ikut

berpartisipasi dalam bullying tetapi biasanya buka dirinya

yang berinisiatif sendiri untuk melakukan tindakan bullying

tersebut. Umumnya individu atau pelaku pasif ini adalah

mereka yang merasa cemas dan merasa dirinya tidak aman

dalam melakukan tindakan bullying. Sehingga apabila

terdapat teman sejawat yang memberikan pengaruh sangat

kuat terhadap dirinya, maka dirinya akan ikut melakukan

aksinya. Tentunya mereka mempunyai tujuan-tujuan atau

alasan-alasan yang berbeda terhadap korban, sehingga

mereka bergabung untuk melakukan tindak bullying.

Berdasarkan paparan di atas, disimpulkan bahwa pelaku

bullying cenderung memiliki sifat yang kurang baik, seperti

menyukai kekerasan, agresif, suka mendominasi orang lain,

yang dapat terikat dengan status orang tuanya yang merasa

terpandang, sering terlihat perkelahian dengan orang-orang

tertentu atau merasa memiliki popularitas yang tinggi di

Page 38: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

20

lingkungan sekolah ataupun lainnya. Sehingga hal ini yang

menjadi penyebab pelaku berbuat hal tersebut.

e. Korban Bullying

Menurut Syahruddin (2018 : 27), menyatakan bahwa siswa

yang sering menjadi target bullying di sekolah juga disebut

korban bullying. Korban bullying ini biasanya memiliki posisi di

luar dari kelompok atau relasi tertentu, dan korban atau mereka

biasanya memiliki perbedaan ciri yang dimilikinya sangat

berbeda dengan orang lain yang mencolok. Sehingga ini yang

menjadi pemicu dan penolakan oleh orang lain.

Korban biasanya memiliki hal yang berbeda atau yang

membuat perbedaannya tersebut mencolok dengan individu

lain yang dimana dirinya menjadi pemicu dalam perbuatan

bullying, sehingga dirinya akan memiliki peluang dalam menjadi

korban bullying baik secara verbal maupun fisik. Korban

bullying akan diberikan asumsi oleh pelaku untuk memandang

bahwa kehidupan dan dunia ini adalah sesuatu yang negatif

bagi korban dan dirinya tidak berharga sama sekali. Perbuatan

ini tentunya akan berdampak buruk bagi kehidupan atau

kepribadian korban dalam jangka waktu yang panjang.

Page 39: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

21

Menurut Hazler dalam Syahruddin (2018 : 28),

menyatakan bahwa terdapat beberapa tipe korban bullying, di

antaranya sebagai berikut :

1) Korban bullying pasif

Korban dalam tipe ini menempatkan bahwa dirinya

secara tidak sadar mempersilahkan pelaku untuk

melakukan bullying terhadap pelaku untuk melakukan

bullying terhadap dirinya dan korban tidak melakukan reaksi

apapun saat mengalami perlakuan bullying tersebut.

Karakter korban tipe ini secara umum memiliki karakter

dimana korban memperlihatkan kecenderungan perasaan

tidak aman dan cemas, kurangnya rasa humor dan

keterampilan sosial, mudah menangis, memiliki sedikit

teman dan kurang senang dalam bersosialisasi, secara fisik

lemah, terutama apabila individu ini adalah laki-laki yang

bersikap terlalu patuh.

2) Korban bullying Provokatif

Korban tipe ini tidak banyak dan lebih sulit diidentifikasi

dibandingkan korban pasif. Tipe korban ini memiliki atau

melakukan aksi yang mengundang perlakuan bullying.

Seperti halnya bahasa tubuh mereka menjadi incaran atau

target dari perbuatan bullying. Sebab segala hal yang

Page 40: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

22

dilakukan korban mengundang hal-hal yang memungkinkan

terjadinya perbuatan bullying di lingkungan tersebut.

3) Korban bullying terwakili

Tipe korban ini digambarkan seperti anak yang lemah

dan potensial untuk menjadi korban atau target, memiliki

tingkat empati dan sensitive yang tinggi serta merasa malu

terhadap kegagalannya dalam bertindak. Misalnya korban

menjadi saksi atau mendengar tentang terjadinya insiden

bullying di sekolahnya sehingga terpengaruh secara

langsung karena merasa ketakutan terhadap yang

dilakukan pelaku terhadap korban.

Menurut Syahruddin (2018:31), menyebutkan beberapa

tanda-tanda yang diperlihatkan siswa ketika menjadi korban

bullying, di antaranya sebagai berikut :

1) Mereka malas atau enggan untuk ke sekolah

Hal ini disebabkan karena di lingkungan sekolah individu

tersebut menerima kekerasan baik secara verbal maupun

fisik. Sehingga individu sebagai korban akan merasakan

kondisi yang tidak aman bagi dirinya.

2) Ingin selalu diantar atau ditemani ke sekolah

Individu yang memiliki peran sebagai korban akan merasa

dirinya sendiri dan memiliki rasa ketakutan, sehingga dirinya

Page 41: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

23

akan merasa aman jika ditemani baik itu dari pihak keluarga

atau lainnya.

3) Mereka memilih pulang lebih awal

Hal ini disebabkan oleh lingkungan dimana tempat individu

tersebut menerima tindakan kekerasan, sehingga mereka

akan merasa dirinya lebih baik apabila meninggalkan

lingkungan tersebut.

4) Melakukan sesuatu yang baru di luar kebiasaanya

Hal ini dilakukan individu disebabkan faktor yang

menyebabkan dirinya tertekan, sehingga memiliki keinginan

untuk keluar dari zona yang tidak aman bagi dirinya.

Sehingga individu ini dapat melakukan hal apa saja yang

menurut dirinya akan menjadi jalan keluar. Maka akan

muncul hal-hal baru atau kebiasaan yang baru dalam diri

korban.

5) Memiliki ketakutan untuk berbicara mengenai teman-teman

Ini disebabkan karena korban berpikir bahwa dirinya akan

mendapatkan hal yang buruk apabila membicarakan hal

yang terjadi apalagi berhubungan dengan teman-temannya

yang berperan sebagai pelaku.

Page 42: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

24

6) Terlihat tidak bahagia dan tidak seperti biasanya

Salah satu dari efek negative yang akan timbul dalam diri

korban adalah mengasingkan diri. Hal in mencerminkan dan

menggambarkan bahwa dirinya tidak merasa aman dan sulit

untuk bahagia bahkan ceria sekalipun seperti biasanya.

7) Selalu menyendiri dan meninggalkan aktivitas kelompoknya

Aktivitas yang berkaitan dengan sosialisasi termasuk

dilingkungan sekolah, korban akan merasa tidak nyaman

dalam dirinya. Sehingga korban merasa enggan untuk

bersosialisasi apapun bentuknya.

8) Selalu merendahkan dirinya sendiri ketika berbicara

Disebabkan karena dirinya tidak begitu berharga saat

kekerasan itu diterima dalam dirinya,

9) Tidak tertarik dengan berbagai kegiatan di sekolah

Hal ini disebabkan oleh dirinya yang tidak merasa aman

untuk bertahan dalam waktu yang lama di lingkungan

tersebut. Merasa dirinya tidak berharga juga berpengaruh

kepada ketidaksiapan dirinya untuk masuk ke dalam

berbagai kegiatan di lingkungan sekolah.

Berdasarkan beberapa paparan yang diuraikan di atas,

secara umum, korban digambarkan sebagai individu yang

mengalami depresi, mengalami situasi sosial yang sulit dan

Page 43: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

25

memiliki kecenderungan rasa cemas yang tinggi. Korban sering

menilai dirinya sebagai seorang yang gagal, tidak berharga

tidak begitu menarik dan merasa tidak cerdas dari yang lainnya.

Sehingga muncul dalam dirinnya perasaan untuk tidak

melaporkan jika sedang mengalami perlakuan bullying dalam

bentuk apapun. Sehingga dalam sisi buruknya, pelaku bullying

akan merasa mendapatkan sinyal untuk tetap mengulang

perbuatan bullying tersebut.

f. Faktor-Faktor Penyebab Bullying

Menurut Ariesto dalam Zakiyah, dkk, (2017; 327),

menyatakan beberapa faktor penyebab bullying, di antaranya

sebagai berikut :

1) Keluarga.

Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang

bermasalah, salah satu contoh seperti orang tua yang

menghukum anaknya secara berlebihan, atau situasi rumah

yang penuh dengan situasi dan kondisi yang menyebabkan

tekanan dan stres pada anak, agresi, dan permusuhan antar

sesama saudara. Terjadinya bullying dapat terjadi ketika

mengamati konflik yang terjadi pada orang tua mereka,

sehingga kemudian menjadi bahan contoh atau di salah

gunakan terhadap teman-temannya. Jika tidak ada tindak

Page 44: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

26

lanjut dalam mengurangi atau menangani hal ini, maka yang

akan terjadi memburuknya situasi dan menyebabkan hal

buruk baru terjadi.

2) Sekolah

Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan

manapun, salah satunya yang sering terjadi adalah

lingkungan sekolah. Pihak yang berkaitan dengan sekolah

salah satunya memberikan masukan negatif pada siswanya,

misalnya berupa hukuman yang tidak membangun sehingga

tidak mengembangkan rasa menghargai dan menghormati

dan memperhatikan kemanusiawian di lingkungan sekolah.

3) Faktor Kelompok Sebaya.

Kondisi lingkungan yang bersifat sosial menjadi salah

satu penyebab timbulnya kasus kekerasan yang masuk ke

dalam kategori bullying. Salah satu faktor lingkungan sosial

yang menyebabkan tindakan bullying adalah perlakuan yang

dilakukan guna untuk dapat membuktikan bahwa individu

yang bersangkutan dapat masuk ke dalam kelompok atau

relasi yang dia inginkan. Hal lain yang mempengaruhi yaitu

kemiskinan. Kemiskinan yang dijadikan alasan seseorang

untuk berbuat sesuatu di lingkungan yang mendukung

perbuatan tersebut.

Page 45: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

27

4) Tayangan televisi dan media cetak

Tampilan gambar hingga tontonan menjadi salah satu

contoh yang bisa saja diambil hingga dibuat sebagai

peniruan dalam melakukan aksi yang sama dengan apa

yang mereka serap. Mereka dapat meniru hal tersebut

dengan apa yang mereka lihat kemudian mereka lakukan hal

tersebut dengan teman sebaya terhadap korban.

Sri Lestari, dkk, (2018 ; 06), menyebutkan beberapa

factor-faktor terjadinya perilaku bullying, yaitu sebagai berikut :

1) Faktor Keluarga

Keluarga adalah salah satu lingkungan sosial yang

paling kecil. Meskipun demikian, peranannya besar sekali

terhadap perkembangan sosial dalam jiwa individu, terlebih

pada awal-awal perkembangan yang menjadi suatu acuan

bagi perkembangan kepribadian individu selanjutnya. Pola

asuh yang baik maka akan menghasilkan pribadi yang baik

dalam kehidupan individu. Sebaliknya, apabila pola asuh

yang mengagungkan dan memiliki latar belakang

pembiasaan yang arogan, maka hal ini yang akan menjadi

pemicu terjadi perbuatan bullying.

Page 46: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

28

2) Faktor Sekolah `

Sekolah adalah lingkungan yang sangat berpengaruh

terhadap kehidupan individu. Sebab lingkungan sekolah

adalah tempat dari perjalanan kehidupan untuk menempuh

pendidikan. Sehingga sekolah adalah lingkungan yang

rentan terjadinya bullying. Lingkungan sekolah yang minim

pengawasan dari guru terlebih untuk siswa yang mendiami

kelas yang berada di belakang atau jauh dari pengawasan

guru.

3) Faktor Teman Sebaya

Pengaruh teman sebaya sangat berdampak bagi

pembentukan kepribadian, sebab berkaitan dengan

lingkungan yang mendukung. Sebab individu akan lebih

banyak menghabiskan waktunya untuk saling bertukar

informasi tentang dunia luarnya dengan teman sebaya. Hal

ini yang menjadi pengaruh dan arahan baik buruknya

bagaimana dirinya mengembangkan perilaku dalam

lingkungan tersebut.

4) Faktor Media

Setiap tayangan dan informasi yang dimuat baik di

media cetak maupun eletronik membawa dampak yang

berbeda bagi setiap individu. Tayangan atau informasi yang

Page 47: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

29

menayangkan tentang kekerasan dapat menjadikan contoh

buruk bagi individu yang tidak dapat menyerap dengan baik

untuk melakukan perilaku bullying di manapun dia berada.

5) Faktor Kepribadian

Kepribadian membedakan satu individu dengan

individu lainnya. Faktor yang menjadi salah satu seseorag

memiliki perilaku kurang baik disebabkan dengan tidak

terkendalinya kepribadian dalam dirinya. Kepribadian buruk

yang dimiliki individu dapat menjadi salah satu factor

individu tersebut berbuat hal yang tidak baik.

6) Faktor Budaya

Faktor tersebut yang sangat luas cangkupannya,

menjadi saah satu penyebab perilaku bullying dapat terjadi.

Budaya mempengaruhi anak menjadi anak yang stres,

depresi, dan arogan, apabila budaya tersebut memang

memiliki pengaruh yang buruk bagi individu tersebut.

Menurut Astuti dalam Yuli Permata Sari, dkk, (2017 : 344),

menyebutkan beberapa faktor penyebab terjadinya perbuatan

bullying dalam dunia pendidikan, yaitu sebagai berikut :

1) Adanya perilaku diskriminatif di lingkungan sekolah baik

dilakukan oleh guru maupun siswa yang menyakiti baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Page 48: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

30

2) Pembinaan dan pengembangan etika di lingkungan sekolah

kurang dan tidak efektif, sehingga hal ini dapat terjadi dan

terus berulang.

3) Adanya kesenjangan yang kuat antara siswa kalangan

menengah ke bawah serta siswa dengam kalangan

menengah ke atas atau disebut dengan kesenjangan status

sosial.

4) Penerapan pola kedisiplinan yang lemah serta kaku,

sehingga tidak mengakibatkan efek yang diharapkan

terhadap siswa.

5) Peraturan yang tidak berjalan baik dan tidak konsisten yang

di lakukan pihak sekolah, sehingga siswa akan memiliki

kekuasaan penuh dalam dirinya untuk melakukan apapun di

lingkungan sekolah tanpa adanya batasan.

g. Dampak Perilaku Bullying

Modecki dalam Kartika, dkk (2019 : 59) menyatakan

kekerasan secara fisik dan verbal yang mereka terima sering

menjadi faktor trauma untuk jangka pendek dan jangka

panjang. Trauma memengaruhi terhadap penyesuaian diri

dengan lingkungan, yaitu dalam hal ini adalah lingkungan

sekolah. Dimana pengaruh yang diterima akan berlanjut dalam

jangka panjang, salah satunya dalam proses pembelajaran.

Page 49: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

31

1) Bagi Korban

Menurut Ohsako dalam Lutfi Arya (2018 : 27), dampak

yang ditimbukan bagi korban dari perbuatan bullying ini di

lingkungan sekolah adalah memunculkan rasa takut dalam

diri korban, menimbulkan rasa tidak aman yang menghantui

diri individu korban, mempengaruhi terjadinya perubahan

prestasi akademik, sehingga hal tersebut menjadi penyebab

korban menyebabkan penurunan semangat belajar dan

bersosialisasi.

Dari pendapat di atas diijelaskan bahwa apabila

perbuatan bullying ini tidak secara cepat diatasi, maka akan

rentan terhadap korban dalam menerima efek atau resiko

yang akan diterima dalam jangka panjang. Dampak yang

ditimbulkan antara lain terhadap psikis dan fisik. Hal lain

yang akan ditimbulkan yaitu menarik diri dari lingkungan

yang mulai tidak nyaman bagi korban, hal yang

menyebabkan dirinya merasa tidak aman maka akan rentan

terhadap stres dan depresi. Untuk efek yang lebih parah,

perilaku bullying ini akan membuat korban untuk bertindak

mengakhiri kehidupannya atau mencoba untuk bunuh diri

apabila sudah tidak tahan akan segala tekanan tersebut.

Maka dari itu hal ini akan menimbulkan efek negtif bagi fisik

maupun psikis korban.

Page 50: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

32

Perilaku bullying ini akan menyebabkan korban menjadi

memiliki penurunan dari segi absensi di sekolah atau

lingkungan kerja, menurun atau rendahnya prestasi

akademik di sekolah, merasa rendah harga diri, tingginya

depresi, meningkatnya kenakalan remaja dengan kejahatan

orang-orang dewasa. Selain itu juga korban akan

berdampak pada menurunnya dan melemahkan daya dan

kualitas yang ada dalam diri individu atau korban.

2) Terhadap Pelaku

Adanya korban dalam perilaku bullying ini tentunya

juga terdapat pelaku dalam perbuatan ini. Pelaku bullying ini

pada umumnya merasa memiliki percaya diri yang tinggi

serta harga diri yang tinggi pula, cenderung bersikap

medukung atau membenarkan pada kekerasan, tipikal

berwatak keras kepala, serta mudah marah dan memiliki

toleransi yang rendah terhadap sesama.

Menurut Ohsako dalam Arya (2018 : 29), terdapat

dampak yang akan ditimbulkan bagi pelaku jika bullying ini

terjadi di lingkungan sekolah yaitu sebagai berikut:

a) Pelaku dikeluarkan oleh pihak sekolah

Apapun yang terjadi, pelaku adalah sumber utama

penyebab terjadinya perbuatan bullying yang akan

Page 51: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

33

berdampak buruk bagi lingkungan. Sehingga pihak

sekolah akan bertindak lebih lanjut untuk mengatasi

permasalahan yang terjadi, salah satunya dengan

mengeluarkan pelaku dari sekolah.

b) Kekerasan berdampak kepada guru dan kepala sekolah

Hal ini tentunya akan memberikan dampak yang buruk

baik terhadap lingkungan maupun pihak yang terlibat di

dalamnya, seperti guru dan kepala sekolah.

c) Mengakibatkan kerugian bagi pihak sekolah, baik dalam

hal pencemaran nama baik sekolah maupun kerugian

yang akan ditimbulkan di lingkungan sekolah

d) Menyalurkan ke dalam ranah lingkungan keluarga

Keluarga akan merasakan dampak dan akibat dari

perbuatan yang dilakukan oleh salah satu anggota

keluarga.

e) Memiliki kecenderungan untuk terlibat dalam kenakalan

di masa yang akan datang.

Hal ini adalah akibat yang akan ditimbulkan di masa

yang akan datang, atau disebut sebagai dampak yang

buruk untuk jangka panjang bagi pelaku.

Page 52: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

34

3) Terhadap Lingkungan sekolah

Menurut Ohsako dalam Arya (2018 : 27), beberapa

dampak yang akan ditimbulkan terhadap lingkungan

sekolah di antaranya hal ini akan melemahkan disiplin yang

sudah berdiri, merusak nama baik dan reputasi sekolah.

Selain itu, perilaku bullying ini dapat menghambat proses

pendidikan dan pengajaran di sekolah.

h. Pandangan Islam Terhadap Perilaku Bullying

Pandangan Islam dalam Elvigro, Prasma (2014; 24)

bahwa Bullying ini termasuk perbuatan yang zalim. Perbuatan

zalim ini dalam ensiklopedia berasal dari bahasa Arab, yaitu

dholama yang bermakna gelap. Kata Zalim ini lebih luasnya

memberikan makna atau menggambarkan sifat kejam, jahat,

tidak berperikemanusiaan, senang melihat orang lain

kesusahan dan sengsara, memiliki sifat atau karakter jahat,

senang melakukan penganiayaan, melakukan kerusakan, dan

bentuk-bentuk perilaku tidak adil serta negatif lainnya.

Dalam bahasan pada ranah sifat, maka zalim merupakam

sifat yang berlawanan dari fitrah dan ahlak manusia. Sebab

manusia memiliki akal untuk dapat berfikir dan mejalankan

akalnya yaitu dengan cara berfikit dahulu sebelum bertindak.

Maka dari itu, manusia seharusnya memiliki sifat dan perilaku

Page 53: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

35

baik terhadap siapapun, sebab segala perbuatan yang ia

lakukan akan ia pikirkan terlebih dahulu.

2. Hakikat Kecerdasan Interpersonal

a. Pengertian Kecerdasan Interpersonal

Menurut Safaria dalam Seran (2016 : 164), menyatakan

bahwa kecerdasan Interpersonal yaitu Individu yang

menunjukkan suatu kemampuan dalam berhubungan dengan

orang lain serta mampu berkomunikasi yang efektif, peduli

dengan orang lain, mampu mengembangkan hubungan baik

dan harmonis dengan orang lain, serta individu yang mampu

memahami situasi dan kondisi orang lain.

Menurut Mork dalam Ningrum, dkk (2019 ; 29),

menyebutkan bahwa kecerdasan Interpersonal adalah

kemampuan untuk membaca tanda dan isyarat sosial,

komunikasi bain secara verbal maupun non verbal, dan mampu

menyesuaikan gaya komunikasi secara tepat. Orang yang

memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi melakukan

rangkaian hubungan dengan keterampilan dan kemahiran,

karena orang tersebut memiliki kebutuhan tentang empati,

kasih sayang, empati, pemahaman, ketegasan, dan ekspresi

dari kebutuhan dan keinginan.

Page 54: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

36

Menurut Riyanto dalam Wulandari, dkk (2016 ; 186),

menyatakan bahwa kecerdasan Interpersonal adalah

kemampuan untuk membedakan dan memberikan persepsi

tentang manusia lain seperti motivasi, suasana hati, dan

perasaan orang lain dengan kemampuan menanggapinya

secara efektif. Hal ini menunjukkan bahwa inti dari kecerdasan

interpersonal adalah kemampuan memahami orang lain dan

dapat memberikan umpan balik secara efektif.

Menurut Gardner, Checkkley, dkk dalam Nurhasanah,

(2015 ; 30), menyebutkan bahwa kecerdasan interpersonal

adalah kemampuan memahami pikiran, sikap, dan perilaku

orang lain dalam suatu tindakan yang dilakukan. Kecerdasan

ini merupakan salah satu kecerdasan yang sangat diperlukan

manusia dalam kehidupan. Hal tersebut disebabkan karena

sikap-sikap yang ditunjukkan oleh anak yang memiliki

kecerdasan interpersonal sangat menyejukkan dan penuh

kedamaian, dikarenakan sikapnya mampu memberikan

kenyamanan bagi orang yang berhubungan langsung

dengannya.

Menurut Uno dan Kuadrat dalam Nurhasanah (2015 ; 30),

menyebutkan bahwa kecerdasan Interpersonal menunjukan

kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang

lain dan selalu mengerti terhadap kondisi orang lain. Dalam hal

Page 55: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

37

ini bahwa seseorang mampu memahami perasaan orang lain di

sekelilingnya. Kecerdasan semacam ini juga sering disebut

sebagai kecerdasan sosial, yang selain kemampuan menjalin

persahabatan yang akrab dengan teman, juga mencakup

kemampuan seperti memimpin, mengorganisasi, menangani

perselisihan antar teman dengan baik, memperoleh simpati

siswa yang lain.

Menurut Gardner dalam Neni, dkk (2017 ; 13), menyatakan

kecerdasan Interpersonal merujuk kepada kemampuan anak-

anak untuk bersosialisasi dan bekerja sama, berhubungan baik

dengan orang lain, kemampuan anak berempati hingga

memiliki pemahaman dalam mengerti perasaan orang lain saat

berinteraksi dengan dirinya. Definisi kecerdasan interpersonal

atau bisa dikatakan juga sebagai kecerdasan sosial, diartikan

sebagai kecerdasan sosial, diartikan sebagai kemampuan dan

keterampilan seseorang dalam suatu kumpulan atau relasi dan

mempertahankan relasi sosialnya sehingga kedua belah pihak

berada dalam situasi menang-menang atau menguntungkan

tidak saling merugikan dan menjatuhkan satu sama lain.

Menurut Budiningsih dalam Wulandari, dkk (2016 ; 186),

menyatakan bahwa kemampuan yang ada dalam kecerdasan

tersebut di antaranya kemampuan dalam berkomunikasi,

memiliki empati yang tinggi, mampu bekerjasama hingga

Page 56: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

38

mampu memberikan motivasi. Dapat dikaitkan kecerdasan

interpersonal dengan hubungan berkomunikasi akan berjalan

baik dalam jangka waktu yang panjang.

Menurut Gardner dalam Monawati (2015 : 23), menyatakan

bahwa kecerdasan interpersonal merupakan suatu kemampuan

yang ada dalam diri manusia untuk dapat berhubungan dengan

orang lain, berinteraksi dengan baik dan penuh penghormatan,

serta dapat mempertahankan hubungan yang sudah mereka

jalin sebelumnya.

Menurut Isemberg, dkk dalam Ningrum (2019 ; 31),

menyebutkan bahwa kecerdasan interpersonal anak dapat

distimulasi dan dikembangkan melalui kegiatan bermain dan

diterjunkan langsung dengan teman sebaya sejak kecil

sehingga kecerdasan sosial akan perlahan ada dalam dirinya.

Berdasarkan paparan para ahli yang disampaikan di atas,

dapat disimpulkan bahwa kecerdasan Interpersonal adalah

suatu kemampuan yang dimiliki individu untuk berhubungan

dengan orang-orang di sekitar. Kecerdasan ini menentukan

dirinya mampu untuk memahami dan memperkirakan

perasaan, suasana hati dan keinginan orang lain serta upaya

untuk menanggapi secara layak dan dapat diterima dengan

baik. Dalam hal ini individu yang memiliki kecerdasan

interpersonal ini akan dengan cerdas mengelola hubungan dan

Page 57: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

39

bersosialisasi dengan siapapun di sekitarnya. Sehingga orang

di sekitarnya akan merasa nyaman untuk menjalin hubungan

dalam jangka panjang dengan individu tersebut.

Selain itu ,kecerdasan interpersonal dapat didefinisikan

sebagai kemampuan yang dapat mempersepsikan keadaan

sekitar kemampuan memberikan respons secara tepat

terhadap keinginan orang lain. Sehingga dengan memilki

kecerdasan interpersonal seorang anak dapat merasakan apa

yang dirasakan orang lain, sehingga sikap dan kecerdasan ini

mampu membuat orang lain nyaman dekat dengan dirinya.

Individu ini juga dapat menangkap maksud dan motivasi orang

lain dalam bertindak sesuatu, serta mampu memberikan

tanggapan yang tepat sehingga orang lain merasa nyaman

saat berdiskusi atau berhubungan dengannya. Dengan

kecerdasan ini, Individu akan mampu membawa dirinya

kemanapun dia menetap atau kemanapun ia pergi, sebab sisi

sosial yang dimilikinya akan dengan mudah diterima di

khalayak umum.

Kecerdasan ini juga mampu untuk masuk ke dalam diri

orang lain, mengerti dunia orang lain, mengerti pandangan,

sikap orang lain dan umumnya dapat memimpin kelompok,

sehingga individu yang berkomunikasii dengannya akan merasa

nyaman dan merasa sangat tepat berteman dengannya.

Page 58: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

40

b. Ciri- Ciri dan Karakteristik Kecerdasan Interpersonal

Menurut Safaria (2019 ; 31), menyatakan bahwa terdapat

beberapa karakteristik anak yang memiliki kecerdasan

Interpersonal yang tinggi, yaitu sebagai berikut :

1) Mampu mengembangkan dan menciptakan relasi sosial

baru.

Secara efektif, individu tersebut selalu dapat menciptakan

kumpulan yang bersifat positif dan mampu mengembangkan

peran di dalamnya dengan baik.

2) Memiliki kemampuan berempati hingga memahami perasaan

orang lain.

Individu tersebut dengan mudahnya selalu menolong

manusia lain dengan caranya sendiri serta selalu berada

saat manusia lain membutuhkan dan individu tersebut akan

dengan mudah memahaminya dengan baik.

3) Mampu mempertahankan relasi sosialnya secara efektif.

Sehingga hal ini tidak musnah dimakan waktu dan

senantiasa berkembang semakin intim/mendalam dan penuh

makna. Tidak menghilang begitu saja serta selalu menjalin

dan berhubungan dengan baik dan intensif seiring

berjalannya waktu ke waktu.

Page 59: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

41

4) Mampu menyadari komunikasi verbal maupun non verbal.

Komunikasi yang dimunculkan orang lain, atau dengan kata

lain sensitif terhadap perubahan situasi sosial yang memang

setiap pribadi dalam diri manusia berbeda-beda. Sehingga

anak mampu menyesuaikan dirinya secara efektif dalam

segala macam situasi.

5) Mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam relasi.

Dalam lingkungan sosialnya dengan pendekatan win-win

solution, serta yang paling penting adalah mencegah

munculnya masalah dalam relasi sosialnya, maka individu ini

akan mampu menyelesaikan masalahnya dan mamopu

mengatasi secara perlahan hingga tuntas.

6) Memiliki keterampilan komunikasi.

Keterampilan yang mencakup segala hal tentang

mendengarkan secara efektif, berbicara efektif dan menulis

secara efektif, maka individu inilah yang mampu menjalin

komunilkasi dalam hal apapun dan kondisi bagaimanapun.

Menurut Seran (2016 : 164), menyatakan bahwa terdapat

beberapa ciri kecerdasan interpersonal, di antaranya :

1) Individu merasa senang bersosialisasi dengan teman

seusianya

Page 60: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

42

Bersosialisasi atau berkumpul bersama dengan temannya

adalah salah satu hal yang menjadi kebiasaan dalam diri

individu yang memiliki kecerdasan sosial dalam dirinya.

2) Memiliki bakat menjadi pemimpin dalam relasi apapun

Potensi yang ada dalam dirinya selalu mencerminkan

kemampuan mengelola relasi atau organisasi tertentu

dengan baik. Sehingga individu tersebut dapat disebut

memiliki bakat menjadi seorang pemimpin.

3) Selalu aktif menjadi anggota klub atau organisasi lainnya

Individu ini selalu aktif dalam mengikuti berbagai kegiatan

dalam organisasi apapun

4) Mudah bergaul dengan siapapun

Kepribadian dengan jiwa sosial tinggi ini menghantarkan

dirinya untuk mudah bergaul dengan siapapun, di manapun

dan kapanpun.

5) Selalu memiliki banyak teman dekat

Sifat kepedulian yang ada dalam dirinya membuat banyak

relasi atau teman menghampiri dirinya.

6) Memiliki empati yang tinggi

Sifat dengan penuh perhatian dalam diri individu tersebut

terhadap siapapun membuatnya dikagumi banyak orang

Page 61: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

43

7) Mampu memahami magsud orang lain

Keterampilah dalam dirinya untuk selalu memahami kondisi

orang lain adalah sebuah nilai plus yang membuat individu

atau kelompok lain kagum terhadapnya.

Menurut Ningrum, dkk (2019 ; 30), menyatakan bahwa

terdapat ciri-ciri yang memiliki kecerdasan interpersonal secara

khusus yaitu sebagai berikut:

1) Belajar dengan sangat baik

Dalam situasi apapun, individu ini mampu membangun

interaksi antara satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini

individu sangat memanfaatkan situasi dengan baik dan

kesempatan di manapun individu tersebut berada akan

selalu membangun hubungan relasi dan komunikasi yang

baik dalam jangka waktu yang tidak dapat ditentukan.

2) Semakin banyak berhubungan dengan orang lain, Individu

tersebut semakin bahagia.

Dalam hal ini, individu tersebut tentunya sangat banyak

relasi sebab dirinya akan selalu membangun relasi dengan

caranya atau dengan bersosialisasi dan berkomunikasi

dengan orang di sekitar. Dengan begitu, ia akan merasa

dirinya mampu membangun situasi dengan baik, sehingga

terciptanya suasanya yang membuat dirinya dan lingkungan

Page 62: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

44

atau kumpulan relasi yang dibangun merasa nyaman dan

bahagia.

3) Mampu mengorganisir saat pembelajaran kooperatif maupun

kolaboratif..

Individu dalam hal ini, di mana ia akan mampu bekerja

dengan baik apabila ada hal yang harus dikerjakan dengan

kelompok tertentu atau tugas diskusi, maka dirinya akan

mampu mengelola dan mengerjakan bagiannya dengan baik

dan produktif. Namun di sisi lain, individu ini juga akan

mampu membangun suatu kerjasama yang baik dalam

menyusun atau mnyelesaikan tugas dengan tujuan sesuai

dengan yang diinginkan.

4) Ketika menggunakan jejaring sosial sangat senang dilakukan

chatting.

Chatting dalam hal ini yaitu individu tersebut sangat senang

menjalin hubungan intens dengan siapapun yang individu

anggap membutuhkannya untuk memberikan komunikasi

atau solusi apapun dan tentang apapun yang merasa

individu tersebut dapat bantu, maka akan dia bantu.

5) Ketika bermain atau berolahraga sangat pandai secara tim

atau kelompok.

Page 63: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

45

Individu tersebut akan sangat mudah berkomunikasi dan

berhadapan atau berkelompok dengan siapapun dan individu

tersebut akan dengan mudah membangun kerjasama yang

baik dan produktif.

6) Memiliki rasa bosan yang berlebih terhadap segala sesuatu.

Sebagai mana diutarakan di atas, individu ini akan sangat

bergairah apabila segala sesuatu dilakukannya dengan

berkelompok, dengan relasi, dan dengan suatu kumpulan

tertentu, sebab individu ini tidak senang dengan segala

sesuatu yang ia lakukan dengan sendiri.

7) Selalu melibatkan diri dalam aktivitas ekstrakulikuler

Dalam lingkungan pendidikan atau manapun, tentunya pasti

ada hal atau kumpulan-kumpulan organisasi atau bisa

disebut dengan ekstra kulikuler. Maka individu inilah yang

tentunya selalu terlibat serta berperan aktif di dalamnya.

8) Sangat peduli dan penuh perhatian pada masalah dan isu

isu sosial.

Individu ini selalu diterima di khalayak masyarakat

dikarenakan individu tersebut selalu memperdulikan

lingkungan sekitar serta selalu turun dan memberikan

perhatian bahkan bantuan terhadap hal-hal yang terjadi di

lingkungan yang ditempati.

Page 64: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

46

Menurut Wulandari, dkk (2016 : 187), menyebutkan

beberapa komponen atau kategori dari kecerdasan

Interpersonal, diantaranya :

1) Sikap empati kepada teman,

Merupakan suatu kemapuan untuk dapat mengetahui

perasaan yang tertanam dalam diri orang lain. Empati ini

menunjukan suatu kepedulian serta keterbukaan satu sama

lain

2) Sikap Prososial

Sikap dimana kemampuan yang dimiliki individu untuk

berbagi, saling memperdulikan dengan saling membantu,

bekerja sama dengan orang lain, serta mampu mencurahkan

rasa simpati terhadap siapapun tanpa memandang

perbedaan.

3) Mendengarkan efektif

Kemampuan yang dimiliki individu untuk mendengarkan

segala sesuatu yang terjadi dalam diri orang lain. Kemudian

individu ini mampu memberikan umpan balik sesuai dengan

harapan atau memberikan feed back yang baik.

Page 65: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

47

4) Mampu melakukan komunikasi dengan santun

Kemampuan yang dimilki individu dalam menyampaikan

informasi terhadap orang yang bersangkutan dengan

menanamkan etika yang berlaku.

5) Kesadaran Diri

Individu ini memiliki kecerdasan dalam memahami aspek diri

baik internal maupun eksternal dalam dirinya. Sehingga

dirinya mampu menempatkan segala perlakuan yang

menurutnya baik atau tidak untuk dilakukan di lingkungan

yang bersangkutan.

Menurut Gunawan dalam Monawati (2015 : 24),

menyatakan beberapa karakteristik kecerdasan interpersonal

yaitu sebagai berikut :

1) Individu yang sangat mampu membentuk dan

mempertahankan suatu hubungan sosial di manapun

berada.

2) Individu mampu berinteraksi dengan siapapun kapanpun dan

di manapun

3) Individu mampu mengenali hingga menggunakan berbagai

cara untuk dapat berhubungan atau berinteraksi dengan

siapapun.

Page 66: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

48

4) Individu mampu memberikan pengaruh positif yang dominan

dalam merubah pendapat orang lain.

5) Individu yang memiliki sebuah pengertian yang baik dalam

berkomunikasi dengan orang lain baik dalam bentuk verbal

maupun non verbal.

6) Individu yang memiliki kecerdasan dalam menjadi penengah

di suatu konflik yang terjadi dalam suatu relasi.

7) Individu yang memiliki ketekunan dalam ranah yang

berhubungan dengan sosial, organisasi maupun ranah politik

sekalipun.

8) Individu yang selalu peka terhadap situasi dan kondisi

mental dari seseorang yang sedang berinteraksi dengannya.

c. Unsur – unsur Kecerdasan Interpersonal

Menurut Goleman dalam Monawati (2015 ; 25)

menguraikan unsur dalam kecerdasan interpersonal adalah

adanya kesadaran sosial dimana kesadaran ini menentukan

bagaimana kita dalam menghadapi serta menangani suatu

hubungan yang meliputi sebagai berikut :

1) Empati dasar yaitu suatu kesadaran yang dimiliki individu

terhadap sesuatu yang berkaitan dengan perasaan,

kebutuhan serta kepentingan orang lain.

Page 67: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

49

2) Penyelarasan, yaitu dimana keterampilan individu untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan atau dengan kondisi

dan situasi tertentu yang di dalamnya melibatkan orang lain.

3) Ketepatan empatik, yaitu suatu keterampilan dalam

memahami pikiran, perasaan serta maksud orang lain.

4) Kognisi sosial, yaitu pengetahuan yang dimiliki individu yang

berkaitan dengan bagaimana dunia sosial bekerja.

d. Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Interpersonal

Menurut Boeree dalam Monawati (2015 : 26), menyatakan

bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

kecerdasan Interpersonal adalah sebagai berikut :

1) Lingkungan keluarga, dimana hal ini menjadi faktor utama

dalam pembentukan karakter jiwa manusia serta individu

yang memerlukan perawatan serta perhatian dari orang tua

dalam dirinya, sehingga memiliki pengaruh besar dalam

berbagai kecerdasan

2) Nutrisi, hal ini memiliki pengaruh yang tidak terjadi secara

langsung. Namun hal ini menjadi faktor apabila seorang

individu mengalami kekurangan gizi berpengaruh terhadap

kebiasaan yang kurang memiliki responsive yang tinggi. Hal

ini juga berdampak terhadap kurang termotivasi untuk

belajar serta kurang aktif dalam segala hal.

Page 68: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

50

3) Pengalaman hidup individu, hal ini berkaitan dengan

perjalanan kehidupan yang dilalui individu dengan pola asuh

yang terjadi. Pola asuh yang diberikan orang tua terhadap

anaknya akan mempengaruhi bagaimana individu itu hidup

untuk kedepannya, otoriter, serta demokratis.

e. Dimensi Kecerdasan Interpersonal

Safaria dalam Wulandari, dkk (2016 ; 187) menyatakan

bahwa terdapat 3 dimensi utama dalam kecerdasan

interpersonal, yaitu :

1) Social sensitivity

Hal ini merupakan suatu kemampuan anak untuk merasakan

dan mengamati suatu reaksi atau perubahan yang di

rasakan oleh orang lain yang ditimbulkan serta yang

ditunjukannya baik secara verbal maupun non verbal.

2) Social insight,

Yaitu kemampuan anak untuk selalu memahami dan mencari

pemecahan masalah yang efektif dalam suatu interaksi

sosial yang sedng terjadi. Dengan begitu, individu dengan

social insight memiliki kemampuan dalam memecahkan

suatu masalah yang sedang atau telah terjadi, dimana relasi

tersebut terdapat dirinya didalamnya.

Page 69: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

51

3) Social communication,

Yaitu dimana kemampuan individu tersebut dalam

menggunakan proses komunikasi dan menjalin serta

membangun hubungan interpersonal akan terjalin dengan

baik, sehat, hingga terstruktur dengan baik.

Dari beberapa paparan yang disampaikan di atas, maka

cara dalam mengembangkan kecerdasan interpersonal yaitu

mengembangkan dukungan dalam kelompok bermain yang

dimana hal ini sangat berpengaruh terhadap keaktifan individu

dalam bersosialisati antar satu sama lain, sekaligus dalam

menetapkan aturan tingkah laku guna mengetahui batasan-

batasan perilaku yang seharusnya dilakukan di dalamnya,

memberikan kesempatan bertanggung jawab bersama-sama,

menyelesaikan suatu permasalahan, melakukan kegiatan yang

bersifat sosial, menghargai perbedaan pendapat, menumbuhkan

sikap ramah dan memahami keragaman dalam budaya,

lingkungan sosial dan melatih kesabaran menunggu giliran

dalam berbicara serta mendengarkan pembicaraan orang lain

terlebih dahulu dengan baik dan terstruktur. Sebab hal tersebut

berkaitan dengan bagaimana cara manusia mampu mengelola

dengan baik hingga menanamkan dalam diri mereka.

Page 70: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

52

B. Kerangka Berpikir

Kecerdasan sosial merupakan hal yang perlu diterapkan sejak

dini seiring berkembangnya kasus perilaku bullying salah satunya di

lingkungan sekolah. Lingkungan pendidikan tentunya mengikuti setiap

proses perkembangan anak saat proses pembelajaran berlangsung.

Kecerdasan sosial diterapkan baik melalui penerapan kebiasaan baik

maupun dengan cara pemberian edukasi secara konsisten d

lignkungan sekolah. Sehingga tumbuhnya permasalahan kasus

bullying ini menjadi suatu sasaran bagi peneliti.

Berbagai cara guru melakukan pendekatan terhadap siswa yang

memiliki masalah dengan kemampuan sosialnya salah satunya

disebabkan oleh kasus bullying yang terjadi. Guru berkomunikai

dengan wali murid guna mengetahui pengaruh lain pada siswa yang

bersangkutan.

Dalam pelaksanaan penelitian perilaku verbal bullying terhadap

kecerdasan interpersonal ini melibatkan salah satu siswa sebagai

korban dan seluruh siswa dalam satu kelas. Perlunya peran guru,

kepala sekolah dan wali murid sebagai pemberi edukasi, motivasi

serta sarana tampungan informasi dari korban maupun pelaku.

Sehingga korban merasakan adanya ruang untuk mengeluarkan keluh

kesah lalu kemudian mencari jala keluar.

Page 71: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

53

Pelaksanaan awal penelitian dilakukan dengan proses observasi

lapangan oleh peneliti atau tim. Menurut Ulfatin (2019 : 10),

menyatkan bahwa instrument observasi memiliki pengaruh penting

untuk digunakan dalam penelitian kualitatif, selain itu juga instrumen

observasi dan pelaksanaannya memiliki peran penting sebagai

pelengkap dari teknik setelahnya seperti wawancara dan proses

dokumentasi. Proses observasi ini digunakan sebagai tuntunan dalam

mengamati secara langsung objek penelitian di lapangan yang

bertujuan untuk peneliti memperoleh data serta mengungkap kasus

penelitian yang dilakukan.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti menyimpulkan proses

penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan bahwa ada pengaruh

dari perilaku verbal bullying terhadap kecerdasan sosial pada siswa,

baik korban maupun pihak-pihak yang bersangkutan. Adapun bagan

alur kerangka berpikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut

Page 72: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

54

Kecerdasan

Kinetik

Kecerdasan

Spasial

Kecerdasan

Interpersonal

Kecerdasan

Spiritual

Psikis

(NonFisik)

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berfikir

MF Teman Kelas

Bullying Verbal

Fisik

Senang

Menyendiri

Tidak memiliki

Kelompok

Bermain

Sulit

Berkomunikasi

Hilang Motivasi

dan Semangat

Page 73: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

55

Page 74: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

55

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di SD Negeri Margajaya II Kota

Bekasi, tepatnya di Jl Kemakmuran No. 13 Kelurahan Margajaya,

Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat.

2. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian pada proses Observasi awal dilakukan sejak

Bulan Desember 2019 – Maret 2020, dilakukan pada Tahun

Ajaran 2019/2020 Semester Genap.

Waktu penelitian untuk pengambilan data selanjutnya

dilakukan setelah dikeluarkannya surat izin dengan kurun waktu

kurang lebih 2-3 bulan proses penelitian dan pengumpulan data di

lapangan.

Page 75: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

56

Tabel 3.1

Skema Waktu Penelitian

No

Waktu

Bulan (2020)

Jan Feb Mart Apr Mei Jun Juli Ags Sep Okt

1 Persiapan

a. Observasi

b. Identifikasi

Masalah

c. Penentuan

Tindakan

d. Pengajuan Judul

e. Penyusunan

Proposal

2 Pelaksanaan

a. Pengajuan Sempro

No Waktu

Bulan (2020-2021)

Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags

b. Seminar Proposal

c. Pengumpulan Data

3 Penyusunan Laporan

a. Penulisan Laporan

b. Ujian Skripsi

Page 76: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

57

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus dengan

pendekatan kualitatif. Penelitian ini difokuskan kepada penelitian studi

kasus tunggal, dimana kasus yang dipilih diposisikan sebagai

perwakilan dari beberapa kasus serupa, sebab kasus yang terjadi

merupakan kesempatan yang membuka akses peneliti untuk

melakukan penelitian terhadap kasus yang bersangkutan.

Stake dalam Arifianto (2016 : 06), mendefinisikan bahwa penelitian studi kasus merupakan penelitian yang dilakukan terhadap satu objek yang disebut sebagai sumber data. Di dalam melihat penelitian kualitatif terdapat suatu objek penelitian yang harus dilihat secara khusus yang menjadi objek penelitiannya, dan objek penelitian inilah yang dia sebut sebagai kasus yang dibatasi oleh tempat, jenis dalam kurun waktu tertentu.

Disimpulkan bahwa penelitian studi kasus merupakan suatu

penelitian yang di dalamnya terdapat kasus yang digali peneliti secara

mendalam dengan proses dan metode tertentu untuk dapat

mengembangkan kasus tersebut atau mencari jalan keluar dari sebuah

kasus dengan kurun waktu sesuai dengan kasus yang terjadi.

Menurut Sugiarto (2015 : 08) penelitian kualitatif adalah suatu jenis

penelitian yang temuannya tidak diperoleh dengan prosedur statistik

atau hitungan statistik, sehingga digunakan peneliti sebagai instrumen

kunci dalam memperoleh data.

Danim dalam Sugiarto (2015 : 12) menyebutkan bahwa penelitian

studi kasus merupakan jenis penelitian yang mengandung kualaitatif

yang mendalam tentang individu, kelompok, institusi dan sebagainya

dalam waktu tertentu dengan tujuan untuk menemukan sebuah makna,

menyelidiki proses serta memperoleh pengertian dan pemahaman

yang mendalam dari kasus yang di teliti.

Page 77: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

58

C. Desain Penelitian

Arifianto (2016 : 35), mendefinisikan desain penelitian merupakan

sebuah rancangan penelitian yang diartikan sebagai suatu rencana

tindakan untuk melakkan penelitian.

Studi kasus yang digunakkan yaitu studi kasus tunggal dengan

pendekatan kualitatif deskriptif. Data yang diperoleh melalui

pengamatan lapangan serta pembatasan kasus yang akan diteliti.

Peneliti merumuskan rancangan penelitian yang disusun dalam

instrumen yang akan dilakukan saat penelitian. Data yang diperoleh

melalui dua tahap, yaitu dengan studi lapangan serta penyajian data

dalam bentuk laporan untuk memperoleh informasi dengan apa

adanya dari pihak yang semestinya.

Kemudian peneliti melalukan teknik triangulasi dalam

pengumpulan data melalui proses observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Triangulasi yang digunakan dalam proses penelitian ini

adalah dengan Multiple Triangulasi, di antaranya dengan teknik

triangulasi data, triangulasi teori, dan triangulasi metode. Triangulasi

tersebut digunakan sebagai validasi dari data yang diperoleh.

Penelitian ini memiliki beberapa objek, yaitu lingkungan sekolah,

lingkungan keluarga serta kondisi alamiah dibeberapa aspek dalam diri

peserta didik.

Penyajian akhir laporan dengan menggunakan struktur analisis

linier pada studi kasus yang dilakukan dan dituangkan dalam sebuah

laporan dengan urutan yang logis.

Page 78: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

59

Gambar 3.1

Desain Penelitian

Kasus Bullying Di Sdn Margajaya II

Terhadap KecerdasaIn terpersonal

Studi Kasus Tunggal

Pendektan Kualitatif Deskriptif

Penyusunan laporan penelitian melalui Stuktur Analitis Linier

Analisis Data melalui :

(Uji Validasi)

Triangulasi Sumber Data

Triangulasi Teori

Triangulasi Metode

Reduksi Data

Tahap Pra Lapangan :

Penyusunan Instrumen

Hasil Tahap Lapangan :

Hasil Observasi Lapangan

Hasil Wawancara

Studi Dokumentasi

Page 79: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

60

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa dan guru kelas V SDN

Margajaya II Kota Bekasi serta rangkaian aktivitas yang

dikerjakan. Penentuan subjek penelitian atau sumber data dalam

penelitian dikategorikan berdsarkan metode atau teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

1. Salah satu siswa kelas V sebagai objek penelitian terkait

korban bullying dalam kelas tersebut.

2. Wali kelas, guru mata pelajaran PAI, Staf TU, serta siswa

yang terpilih sebagai sasaran wawancara terkait

perkembangan siswa sebagai objek penelitian.

3. Orang Tua dari saudara MF yang bersangkutan dengan kasus

bullying.

4. Aktivitas siswa di dalam dan di luar lingkungan sekolah yang

direkam melalui data wawancara dan dokumentasi yang akan

dilakukan.

Gambar 3.2

Subjek Penleitian

Subjek Penelitian

Siswa Kelas V

Guru Kelas V

Guru Mata Pelajaran PAI

Staf TU

Wali Murid MF

Aktivitas Siswa

Page 80: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

61

E. Teknik Pengumpulan Data

Mengacu kepada Arifianto (2016 : 62) bahwa penelitian ini

dikumpulkan melalui beberapa teknik, yaitu sebagai berikut :

1. Observasi

Menurut Arifianto (2016 : 64), menyatakan bahwa kegiatan

observasi dilakukan dengan observasi langsung dan observasi

partisipan dilakukan di lokasi penelitian oleh seorang peneliti.

Observasi secara langsung di antaranya dimana penliti melakukakn

pengamatan langsung, kemudian mencatat, pada saat kegiatan

observasi berlangsung dengan menggunakan angket atau daftar

pertanyaan yang mencangkup informasi dalam memenuhi

pernyataan dalam kolom observasi tersebut.

Menurut paparan di atas dapat disimpulkan bahwa metode

observasi ini merupakan langkah awal sebagai tindak lanjut

berikutnya dalam melakukan penelitian sebagai langkah awal

dalam petunjuk penggunaan teknik pengumpulan data selanjutnya.

Observasi dilakukan dengan beberapa tahapan, tahap awal dengan

mengamati permasalahan atau kasus yang terjadi. Tahapan

selanjutnya diikuti dengan teknik pengumpulan data selanjutnya

dengan memperhatikan perkembangan dan perubahan kasus yang

terjadi.

Berikut dipaparkan instrumen dalam melakukan observasi

pada proses sebelum dilakukan penelitian. Instrumen yang

dipaparkan di bawah dipaparkan menurut Ulfatin (2019 : 10),

menyatakan bahwa instrument penelitian terutama dalam proses

observasi memiliki peran penting dalam proses penelitian kualitatif

sebagai pelengkap dari teknik penelitian setelahnya.

Page 81: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

62

Tabel 3.2

Kisi-kisi Intrumen Observasi

Komponen Aspek

Observas Tempat a. Letak SD Negeri Margajaya II Kota Bekasi

b. Kondisi lingkungan sekitar SD Negeri Margajaya II Kota Bekasi

c. Kondisi kelayakan gedung atau bangunan SD Negeri Margajaya II Kota Bekasi

d. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas berjalan efektif Pendekatan emosional dengan siswa yang bersankutan saat proses pembelajaran

Observasi Waktu a. Kondisi siswa dalam jam pembelajaran berlangsung

Observasi Aktifitas a. Aktivitas siswa secara umum di dalam kelas dan di luar kelas

b. Aktivitas siswa dalam pemanfaatan fasilitas sekolah

c. Aktivitas siswa kelas yang menjadi subjek penelitian

d. Aktivitas guru dalam mengajar di dalam kelas yang menjadi subjek penelitian.

2. Wawancara

Arifianto (2016 : 63) bahwa pada wawancara mendalam

peneliti dapat menggali data tentang berbagai peristiwa yang

menjadi kasus. Fakta pada hasil wawancara akan diperlukan

peneliti untuk mengetahui bagaimana kasus itu bisa terjadi,

bagaimana suatu prosesnya, siapa yang memulai kasus tersebut

Page 82: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

63

dan apa yang terjadi di balik kasus tersbut. Wawancara ini

memerlukan validasi data, untuk memastikan apakah data tersebut

akurat dan nyata, maka perlunya validasi melaui ahli hingga media

pihak kedua seperti merekam arsip/foto pada kegiatan wawancara

berlangsung.

Menurut paparan di atas dapat disimpulkan bahwa wawancara

merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data yang

terstruktur maupun tidak dan dapat dilakukan dengan cara tatap

muka ataupun bentuk komunikasi lainnya. Wawawncara ini

dilakukan guna meningkatkan kebenaran suatu data yang diteliti.

Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan konfirmasi dengan

menguji hasil pengumpulan data untuk menarik kesimpulan.

Berikut dipaparkan kisi-kisi dalam menciptakan perrtanyaan

untuk melakukan wawancara terhadap narasumber yang

bersangkutan. Sumber yang diambil untuk menyusun kisi-kisi ini

yaitu pada buku karangan Lutfi Arya, Melawan Bullying (2018 : 54)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Pedoman Wawancara (Guru)

No Aspek Indikator No

1 Pemahaman tentang siswa korban verbal bullying

a. Perilaku atau kebiasaan yang ditimbulkan siswa korban verbal bullying.

b. Gejala yang ditimbulkan siswa yang bersangkutan berhubungan dengan kuragnya sosialisasi dalam kelas

c. Komunikasi sehari-hari yang dilakukan siswa yang bersangkutan dengan guru

d. Keluhan yang didapat dari siswa yang bersangkutan

1

2

3

4

Page 83: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

64

2 Pelaksanaan pembelajaran siswa korban bullying di dalam kelas

e. Metode belajar yang digunakan untuk menghadapi siswa yang bersangkutan dalam proses pembelajaran

f. Pendekatan emosional dengan siswa yang bersankutan saat proses pembelajaran

g. Kesulitan belajar yang dialami siswa bersangkutan

h. Perilaku dominan yang dilakukan siswa bersangkutan saat proses pembelajaran

i. Keikutsertaan siswa dalam cooperative learning.

5, 6

7

8

9

10

3 Keaktifan siswa dalam bersosialisasi di dalam dan di luar kelas

a. Kondisi teman sejawat terhadap siswa yang bersangkutan

b. Adanya kebersamaan yang terlihat antara siswa yang bersangkutan dengan siswa yang lainnya.

11

12

4 Perilaku bully yang di terima siswa sebagai korban

a. Perlakuan teman sebaya yang terlihat terhadap korban

b. Jenis perilaku verbal bullying yang diterima korban

c. Pihak yang melakukan perilaku bullying selain siswa di kelas

13

14

15

5 Kondisi setelah korban menerima perilaku bullying

a. Keluhan yang diterima guru dari siswa sebagai korban

b. Kondisi mental yang terlihat

c. Kehadiran siswa dalam pembelajaran efektif

16

17

18

6 Pengaruh tindakan bullying terhadap kecerdasan

a. Efektifitas sosial dalam kelas yang terlihat guru

b. Efektifitas sosial di luar jam

19

Page 84: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

65

interpersonal pada siswa yang bersangkutan

pembelajaran atau diluar lingkungan kelas

20

Teknik Wawancara

Teknik wawancara yang dilakukan kepada

Guru adalah dengan tekhnik Face to Face,

dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Sumber : Lutfi Arya, Mojokerto (2018 :56)

Tabel 3.4

Kisi-kisi pedoman wawancara “Orang Tua Korban”

No Aspek Indikator No

mor

1 Karakterisik umum

yang terlihat

a. Kebiasaan yang sering terlihat saat

berada di rumah

b. Perilaku yang terlihat janggal dari

biasanya

c. Keluhan yang sering di dapat dari

anak

1

2

3

2 Perubahan yang

terlihat (dampak)

a. Terlihat sering menangis saat

berada di rumah

b. Terdapat luka fisik

c. Terlihat lebih sering menyendiri

d. Tidak terlihat bergaul dengan

teman sebaya di lingkungan rumah

e. Terlihat tidak bersemangat pada

setip hari.

4

5

6

7

8

3 Pendekatan yang

dilakukan terhadap

korban (siswa)

a. Pendekatan dilkuakan setiap saat

b. Pendekatan jarang dilakukan

c. Pendekatan tidak pernah dilakukan

hanya melalui pengamatan

d. Pendekatan dlakukan menunggu

siswa memperlihatkan perubahan

yang cukup parah

e. Pendekatan dilakukan melalui

teman sebaya di lingkungan

9

10

11

12

13

Page 85: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

66

sekolah.

4 Situasi yang dihadapi

anak saat di rumah

a. Keluarga yang hangat dan

harmonis

b. Keluarga yang saling menguatkan

dan saling memperhatian

c. Merangkul setiap anak berada di

fase atas dan bawah

d. Keluarga yang sering terjadi

perkelahian dan terlihat oleh anak

e. Adanya pengatuh terhadap

kepercayaan diri MF melalui kata-

kata kasar terhadap anak

f. Adaya penyiksaan yang menyaklti

fisik dan bersifat konsisten

terhadap anak apabila anak

melakukan kesalahan

g. Tidak adanya kepedulian atau

tindakan setiap anak melakukan

perbuatan apapun di rumah

maupun di ligkungan sekolah

14

15

16

17

18

19

20

5 Perhatian khusus

terhadap akademik

siswa di rumah

a. Orang tua konsisten melakukan

pengecekan berupa pertanyaan

melaui hal yang telah dipelajari

atau dilakuakn di sekolah

b. Orang tua jarang melakukan

pengecekan terhadapa anak yang

bersangkutan

c. Anak dituntut untuk belajar secara

terus menerus

d. Orang tua tidak pernah mengecek

setiap hal yang berkaitan dengan

sekolah

e. Orang tua tidak pernah peduli

terhadap perkembangan yang

terjadi pada diri siswa tersebut.

21

22

23

24

25

6 Kondisi Kesehatan

anak

a. Orang tua sangat memperhatikan

kondisi fisik maupun mental pada

diri anak

b. Orang tua sangat memperhatikan

asupan gizi pada anak secara

26

Page 86: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

67

teratur

c. Orang tua tidak terlalu

memperhatikan perubahan pada

kondisi fiksik atau mental pada

anak

d. Orang tua tidak pernah

memperhatikan asupan gizi untuk

anak.

27

28

29

7 Tindakan sebgai

orang tua apabila

terjadi pem-bullyan

terhadap anak

a. Orng tua tidak mengetahui adanya

pembulian terhadap anaknya

b. Orang tua mengetahui dari guru

atau wali kelas di sekolah

c. Orang tua akan sangat

memperdulikan dan melaukan

sharring dengan pihak sekolah

untuk anak yang bersangkutan

d. Orang tua tidak peduli sama sekali

terhadap permaslahan yang

terjadi dalam diri anak

e. Orang tua akan merasa terpaksa

untuk menyelesaikan

permasalahan pada anak

30

31

32

33

34

8 Kejanggalan pada

sikap anak yang

berkaitan dengan

kecerdasan sosial

(interpersonal) pada

anak

a. Anak melakukan sosialisasi

dengan normal pada setiap orang

yang berada di rumah

b. Anak melakukan sosialisasi atau

bermain normal dengan teman

dilingkungan rumah

c. Anak memililiki kurangnya

bersosialisasi yang terjadi sejak

kecil

d. Terjadi perubahan kurangnya

bersosialisasi akhir-akhir ini.

e. Perubahan menajdi pribadi yang

lebih pendiam dan tertutup

f. Menghindar ketika orang tua

menayakan permasalahan yang

terjadi pada dirinya

35

36

37

38

39

40

Page 87: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

68

Tekhnik Wawancara

Tekhnik yang di lakukan secara langsung

dengan mengunjungi rumah Ibu J sebagai

orang tua dari saudara MF untuk dapat

memastikan keabsahan data dengan

memperhatikan situasi dan kondisi saat ini.

Sumber : Lutfi Arya, Mojokerto (2018 :56)

Tabel 3.5

Kisi-kisi pedoman wawancara Korban

No Aspek Indikator Nomor

1 Perlakuan negtif

yang sering di

dapat

a. Perlakuan dengan bentuk ejekan

dan ucapan atau kata-kata kasar

b. Perlakuan tindakan yang

mengandung kekerasan fisik

seperti memukul, menendang,

dan lainnya yang bersifat

melukai.

c. Diasingkan atau dijauhi teman-

temannya.

1

2, 3, 4

5

2 Pengaruh terbesar

runtuhnya

kecerdasan sosial

pada korban

a. Menjadi suatu kebiasaan tidak

bersosialisasi dalam beraktivitas

b. Perilaku yang diterima membuat

pribadi tidak bersemangat untuk

bersosialisi

c. Perilaku negatif yang didapat

menurunkan tingkat kepercayaan

6

7

8

Page 88: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

69

dirinya untuk bersosialisasi

d. Perlakuan negatif yang

menyebabkan dirinya diasingkan

e. Tidak adanya semangat hidup

9

10

3 Perubahan yang

terasa dalam diri

a. Lebih banyak diam dan tidak

bersemangat

b. Lebih memendam dendam

c. Ingin melakukan perlakuan yang

sama di suatu nanti

d. Menjadi pribadi yang lebih baik

e. Tidak adanya keinginan atau

semangat untuk sekolah

11

12

13

14

15

Teknik Wawancara

Teknik yang digunakan dalam proses

penelitian tidak dapat dilakukan di sekolah

disebabkan aktivitas di sekolah libur, maka

peneliti melakukan proses wawancara

secara langsung di salah satu rumah siswa.

Tabel 3.6

Kisi-kisi pedoman wawancara Siswa Teman Sekelas

No Aspek Indikator Nomor

1 Karakteristik yang

terlihat

a. Kesan awal melihat korban di

dalam kelas

1,2

Page 89: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

70

b. Perbedaan yang terlihat setiap

pembelajaran dibanding siswa

lainnya

c. Tingkah laku aneh yang sering

dilakukan korban saat

pembelajaran

d. Tingkat percaya diri korban

yang terlihat

2

4

5

2 Aktivitas sosial

korban dengan

siswa lainnya

a. Kondisi korban dengan teman

sekelas

b. Penyebab korban sering

terlihat menyendiri

c. Perilaku korban yang menjadi

penyebab bahan bully oleh

teman-temannya

d. Pendekatan teman-temannya

terhadap korban

e. Perilaku bully yang sering

terihat

6

7

8

9

10

3 Aktivitas diluar

Sekolah

a. Perilaku yang ditampilkan

sama denga perilaku saat di

sekolah

b. Dominan terlihat aktif antara

lingkungan sekolah dan

lingkungan rumah

c. Kondisi keluarga yang terlihat

d. Perlakuan orang tua yang

11

12

13

14

Page 90: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

71

Teknik Wawancara

Wawancara dilakukan

dengan mendatangi rumah

informan disertai izin dari

pihak sekolah.

Sumber : Lutfi Arya, Mojokerto (2018 :56)

Tabel 3.7

Kisi-kisi pedoman wawancara Staf TU

diterima MF

e. Pandangan terhadap MF

15

No Aspek Indikator Nomor

1 Catatan yang

berkaitan dengan

Siswa korban bully

a. Kasus bully yang terjadi dalam

data sekolah

b. Kasus bully dalam data

pemanggilan wali murid

c. Tigkat keberhasilan pihak

sekolah dalam menangani

kasus tersebut

d. Tingkat keseriusan pihak

sekolah dalam menangani

kasus bully ini.

e. Kondisi korban saat ini

1

2

3

4

5

Teknik Wawancara Wawancara dilakukan secara langsung di

sekolah, sebab bagian TU lebih dominan

Page 91: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

72

Teknik wawancara yang di gunakan peneliti sesuai dengan

paparan diatas adalah sebagai berikut.

Tabel 3.8

Tabel Teknik Wawancara

No Teknik Paparan

1 Face to Face Face to face adalah teknik yang digunakan

peneliti untuk bertemu secara langsung

dengan informan.

2 Virtual Wawancara dalam bentuk virtual dilakukan

dengan sambungan via online dimana cara

ini memungkinkan dan efisien untuk tidak

terlalu sering berinteraksi dengan

narasumber lain di tengah kondisi pandemi

yang sedang terjadi.

3. Dokumentasi

Arifianto (2016 : 62), menyatakan studi dokumentasi

mengangkat dan menggali data penelitan berdasarkan

dokumen seperti dkumen tertulis atau dokumen dalam bentuk

lain yang mendukung isi dalam penelitian tersebut. Dokumen

yang dipilih adalah yang memiliiki relevan studi dengan studi

kasus yang ditelitinya walau sebatas dokumen.

Dapat disimpulkan bahwa dokumentasi bertujuan untuk

memperjelas kebenaran suatu penelitian yang ditinjau atau

diukur dalam beberapa bentuk data yang terkumpul sesuai

sering bertugas di lapangan atau sekolah

dalam pandemic Covid-19.

Page 92: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

73

dengan arus penelitian yang dilakukan. Selain itu, dokumentasi

bertujuan untuk merekam berbagai jenis data hingga

memberikan gambaran perubahan yang terjadi dari awal

penelitian hingga penyelesaian dengan menemukan hasil

penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Arifianto (2016 : 68) menyebutkan salah satu jenis analisis data

studi kasus menurut bentuk domainnya adalah pebuatan eksplanasi

atau penjelasan terhadap kasus yang diteliti. Maka dalam penjelasan

K.Yin (2016 : 71), menyarankan dalam analisis data penelitian yaitu

pembuatan teoritis/proposisi awal tentang kebijakan perilaku sosial,

membandingkan temuan kasus awal dengan proposisi, memperbaiki

proposisi sebelumnya, membandingkan rincian kasus lainnya untuk

mencari perbaikan-perbaikan, mengulangi proses ini sesuai dengan

kebutuhan. Analisa penelitian di antaranya sebagai berikut :

a. Perencanaan :

Perencanaan yang akan dilakukan pada tahap ini yaitu sebagai

berikut :

1) Peneliti menetukan kelas sebagai data penelitian berdasarkan

kasus yang terjadi

2) Peneliti menyusun instrumen-instrumen penelitian yang akan

digunakan untuk kebutuhan penelitian.

b. Pelaksanaan (Pengumpulan Data)

1) Peneliti melakukan observasi berkala terhadap kelas yang

bersangkutan sesuai dengan waktu yang disepakai dengan

pihak sekolah.

2) Peneliti melakukan kontak komunikasi dengan siswa sebagai

korban bully di kelas yang bersangkutan

Page 93: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

74

3) Peneliti melakukan wawancara secara mendalam terhadap 5

objek yang menjadi sasaran penelitian, di antaranya siswa

sebagai korban, beberapa siswa sebagai teman satu kelas,

guru sebagai wali kelas, kepala sekolah atau pihak yang

mewakili, serta wali murid dari siswa sebagai korban perilaku

bully.

4) Peneliti melakukan analisis berkala dengan mengumpulkan

dokumen atau rekaman arsip yang mendukung penelitian.

c. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan kata-kata dengan

sebuah penyederhanaan, penggolongan, hingga membuang yang

tidak perlu ditampilkan, sehingga data tersebut menghasilkan

informasi yang bermakna dan memudahkan peneliti dalam

menarik kesimpulan.

d. Penyajian Data

Penyajian data di susun setelah melakukan reduksi data

e. Kesimpulan / Penarikan atau Verifikasi

Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan. Setelah

data disajikan, langkah terakhir adalah menyimpulkan hasil dalam

kegiatan penelitian disertakan dengan dokumen pendukung

penelitian.

G. Teknik Keabsahan Data (Validasi)

Menurut Moloeng dalam Firdus (2018: 107) menyatakn bahwa

triangulasi adalah suatu teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil

wawancara terhadap objek penelitian yang dilakukan.

Menurut Nasution dalam Firdaus (2018 : 107) mengungkapkan

bahwa triangulasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan tekhik

Page 94: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

75

yang berbeda, yaitu seperti wawancara, observasi dan dokumentasi.

Selain itu, proses triangulasi ini juga digunakan untuk mengecek

kebenaran data hingga dilakukan untuk memperkaya data. Hingga

Nasution menyatakan bahwa proses triangulasi ini dapat berguna

untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data.

Triangulasi dapat disimpulkan berdasarkan pernyataan Susan

Stainback dalam Firdaus (2018 : 108), bahwa proses triangulasi ini

bukan bertujuan untuk mencari kebenaran, tetapi meningkatkan

pemahaman peneliti terhadap data dan fakta yang dimilikinya.

Maka disimpulkan bahwa proses triangulasi ini penting

pengaruhnya untuk proses penelitian salah satunya penelitian yang

bersifat kualitatif, guna melakukan uji validitas dan kredibilitas pada

data yang diperoleh.

Firdaus dan Fakhry. Z. (2018 : 109) memaparkan langkah-

langkah proses tiangulasi sebagai mana berikut :

1) Membandingkan data hasil pengamatan atau observasi

lapangan dengan data hasil dari proses wawancara dengan

responden

2) Membandingkan berbagai perbedaan pendapat dari

lingkungan tempat penelitian dilakukan.

3) Membandingkan dari hasil wawancara yang dilakukan di

tempat penelitian dengan data yang diperoleh sebelumnya.

Tabel 3.9

Analisis Triangulasi.

No Aspek Analisis Triangulasi

1 Sumber Informasi Pakar yang kompeten (Dosen)

Hasil penelitian lain yang sebelumnya telah

Page 95: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

76

dilakukan

Pihak yang bersangkutan (korban, siswa

lainnya, guru, staf sekolah dan wali murid)

Buku dan Jurnal sebagai penyempurna

2 Tujuan Mencari adanya dampak yang ditimbulkan

akibat dari kasus bullying yang terjadi

terhadap kecerdasan interpersonal siswa

(korban)

Mencari jalan keluar dari semua pihak yang

terkait dengan kasus dalam peelitian ini.

3 Konflik Merumuskan instrumen yang telah disusun

peneliti berangkat dari tenik dalam penelitian

studi kasus tunggal dengan pendekatan

kualititif

4 Alat Analisis Instrumen wawancara berbentuk Angket

kuesioner,

Alat perekam arsip/foto sebagai tambahan

bukti penguat dokumentasi

5 Validasi Peneliti menggunan validasi internal. Sumber

informasi yang menjadi pemecahan masalah

dengan Triangulasi, di antaranya :

Triangulasi Data

Triangulasi Teori

Triangulasi Metode

Sumber : Arifianto, Yogyakarta (2016 : 39)

Page 96: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

77

Triangulasi yang dilakukan peneliti sebagai teknik

pengumpulan data serta untuk menguji kredibilitas data yang

berasal dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber

data. Pengunaan teknik triangulasi ini bukan untuk mencari

kebenaran melainkan lebih kepada meningkatkan pemahaman

peneliti terhadap apa yang telah ditemukan dalam proses

penelitian. Menurut Bachtiar. S. B dalam Firdaus (2018 : 110)

menyatakan beberapa teknik yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1) Triangulasi Sumber Data

Merupakan teknik pengumpulan data berupa waku, tempat

hingga beberapa responden sebagai pemerolehan data.

Gambar 3.3

Triangulasi Sumber Data

2) Triangulasi Teori

Teknik ini menggunakan dengan beberapa teori yang

berbeda dengan tujuan untuk mendapatkan teori yang lebih

lengkap serta untuk memadukan dan menciptakan kekuatan

dari beberapa teori yang di dapatkan.

Triangulasi

Sumber Data Waktu

Responden

Tempat

Page 97: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

78

Gambar 3.4

Proses Triangulasi Teori

3) Triangulasi Metode

Triangulasi ini dilakukan untuk mengecek keabsahan

data dan temuan penelitian yang dimana penelitian ini

dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan

data dengan tujuan mendapatkan datayang sama dan

sesuai.

Gambar 3.5

Tringulasi Metode

H. Penyusunan Laporan

Triangulasi

Teori

Jurnal

Buku

Traingulasi

Metode

Kesimpulan Peneliti

Observasi

Wawancara

Studi Dokumentasi

Page 98: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

79

Penulisan laporan dalam penelitian ini dengan menggunakan

struktur Analisis Linier. Menurut Yin dalam Arifianto (2016 :79)

mengungkapkan bahwa struktur ini merupakan pendekatan standar

untuk membuat laporan penelitian. Urutan tiap sub topiknya

mencangkup persoalan yang diteliti, metode yang digunakan, temuan

dari data yang dikumpulkan, dan dianalisis implikasi dari temuan

tersebut.

Jenis struktur analisis yang digunakan dalam penyusunan laporan

ini disimpulkan bahwa model ini lebih prakmatis dan simple karena

lebih tersusun dan berpola menyesuaikan dengan data hasil penelitian

yang di hasilkan. Hasil penelitian di sajikan sesuai fakta yang terjadi di

lapangan menyesuaikan dengan hasil yang di dapat, kemudian

melakukan reduksi data sampai pada penyusunan dalam bentuk

laporan yang mudah di mengerti oleh pembaca.

Page 99: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

80

Page 100: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

80

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SDN Margajaya II Kota Bekasi.

Sekolah ini berlokasi di Jl. Kemakmuran No. 13, Kelurahan Marga

Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat.

17141, NPSN 20222700.

Covid-19 yang terjadi pada Maret 2020 hingga saat ini, sangat

membawa perubahan pada situasi dan kondisi di lingkungan

sekolah. Khususnya untuk kegiatan belajar mengajar.

Pembelajaran online yang dilakukan kurang lebih satu tahun,

membuat para guru dan orang tua sangat berperan aktif di

dalamnya. Maka dari itu, tidak terlihat aktivitas siswa secara

langsung baik aktivitas belajar maupun di luar kegiatan beajar.

a. Visi SD Negeri Margajaya II Kota Bekasi

Terdepan Dalam Menyiapkan Sumber Daya Manusia,

Yang Cerdas, Sehat dan Bernuansa Ihsan.

b. Misi SD Negeri Kota Bekasi

1) Meningkatkan Kualitas Pendidikan Siswa

2) Menanamkan Nilai Keagamaan Serta Menjunjung Tinggi

Budi Pekerti.

3) Mengembangkan Kreatifitas Secara Oftimal Sehingga Siswa

Mmapu Hidup Mandiri.

c. Tujuan SD Negeri Margajaya II Kota Bekasi

1) Siswa Beriman Dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha

Esa Dan Berakhlak Mulia

Page 101: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

81

2) Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan

keterampilan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang

lebih tinggi.

3) Mengenal dan mencintai Bangsa, masyarakat dan

Kebudayaan

4) Siswa kreatif, terampil, dan bekerja untuk dapat

mengembangkan diri secara terus menerus.

2. Denah dan Deskripsi Lokasi

Lokasi berdirinya banguan sekolah ini dekat dengan Stasiun

Bekasi (KRL). Bangunan sekolah ini juga tepat samping kantor

kelurahan Margajaya Kota Bekasi daerah setempat. Lokasi yang

masih strategis dengan lalu lalang kendaraan, bangunan ini cukup

ramai dan dapat terlhat karena bangunan yang terbuka tepat di

samping jalan raya jalur kiri. Namun, bangunan ini tidak bebas

banjir saat diterpa hujan lebat. Sebab bangunan yang tidak terlalu

tinggi dan kurangnya resapan air serta bendungan yang tidak

terlalu lebar sehingga menyebabkan sering terjadinya banjir.

Gambar 4.1

Denah Lokasi Penelitian

Page 102: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

82

B. Hasil Analisis Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti, salah satunya

adalah observasi yang dilakukan di SD Negeri Margajaya II Kota

Bekasi. Observasi dilakukan sejak awal bulan Desember 2019

sebelum adanya Covid-19 di Indonesia. Penelitian ini dilakukan

masih dalam situasi dan kondisi yang masih normal, sehingga proses

observasi mudah dilakukan.

1. Hasil Observasi

Hasil observasi awal penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Instrumen Hasil Observasi Awal Penelitian

No Aspek yang diamati

Hasil

Penelaahan Catatan

Ya Tdk

1 Kegiatan pembelajaran di dalam kelas

berjalan efektif V

2 Pembelajaran efektif diikuti dengan

kegiatan cooperative learning V

3 Pendekatan antara guru dan siswa di

dalam kelas secara keseluruhan V

4

Adanya feed back antara siswa dan guru

dalam proses pembelajaran secara

merata

V

5 Adanya perilaku siswa yang mengandung

bully verbal terhadap korban saat proses V

Page 103: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

83

pembelajaran berlangsung.

6 Pemantauan khusus wali kelas terhadap

siswa sebagai korban bully verbal V

7

Adanya pendekatan khusus antara guru

terhadap siswa yang bersangkutan baik

saat pembelajaran maupun di luar jam

belajarr

V

8

Adanya kesulitan belajar yang terlihat dari

siswa yang mendapat perlakuan bully

verbal

V

9

Adanya batasan sosial yang terlihat

antara siswa sebagai korban bully

dengan siswa lainnya

V

10

Adanya tindakan yang dilakukan baik

guru maupun kepala sekolah atas

tindakan/ kasus tersebut.

V

Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data

akurat dari SD Negeri Margajaya II Kota Bekasi. Observasi juga

dilakukan secara sadar dengan tujuan untuk dapat

mendeskripsikan data sesuai dengan kenyataan yang dilihat oleh

peneliti. Observasi yang dilakukan terbagi ke dalam beberapa

jenis, yaitu observasi tempat, observasi waktu, observasi aktivitas

informan.

a) Observasi Tempat

Page 104: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

84

Hasil observasi yang dilakukan peneliti, bahwa kondisi

dan situasi bangunan sebagai tempat aktivitas siswa di

sekolah tersebut layak pakai dan terhitung normal untuk

digunakan sebagai aktivitas belajar mengajar. Kondisi

halaman tersedia hanya lapangan bagian depan yang dapat

digunakan siswa beraktivitas, seperti kegiatan upacara,

olahraga seperti putsal, voli, dan aktivitas lainnya.

Ruang kelas yang berjumlah 10 ruangan dengan total 2

lantai digunakan hanya 9 ruangan, satu ruangan digunakan

sebagai gudang. Aktivitas siswa yang dilakukan di lingkungan

sekolah tergolong tidak terlalu luas untuk ukuran Sekolah

Negeri dengan jumlah kurang lebih 208 siswa di dalamnya.

b) Observasi Waktu

Peneliti melakukan observasi pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran berlangsung

dengan waktu sesuai dengan semestinya. Pembelajaran

dilakukan dengan materi pembelajaran penerapan kurikulum

2013.

c) Observasi Aktivitas Informan

Pada awal observasi, aktivitas yang terlihat sama dengan

siswa pada umumnya yang beraktifitas seperti biasa. Aktivitas

di luar pembelajaran dilakukan siswa, seperti bermain,

berolahraga dari mulai kelas I sampai kelas VI.

Aktivitas siswa cukup berbahaya dikarenakan gedung

sekolah berada di samping jalan raya jalur kiri arah dari

stasiun Bekasi. Arah lalu lalang pengguna jalan cukup ramai

dan beresiko tinggi untuk anak SD kelas rendah apabila

beraktifitas diluar area gedung sekolah.

Page 105: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

85

Kegiatan pada kelas informan yang menjadi focus

penelitian menjadi acuan aktivitas yang dilihat secara lebih

terperinci. Aktivitas yang terlihat sama pada umumnya, yang

terkadang dapat dikendalikan hingga tidak dapat dikendalikan

oleh guru. Dengan kasus bully yang terjadi, aktivitas di

dalamnya lebih dominan terlihat sulit dikendalikan dengan satu

pengaruh siswa sebagai korban bully. Namun sama pada

umumnya, aktivitas kegiatan di luar pembelajaran maupun

saat pembelajaran menjadikan kelas ramai oleh kegiatan

siswa.

Aktivitas guru kelas maupun guru mata pelajaran yang

mengajar di kelas V tentunya memilki cara masing-masing

untuk menghadapi kondisi di dalam kelas. Menghadapi situasi

dengan kasus yang terjadi di dalam kelas tersebut membuat

setiap guru memberikan perhatian khusus terhadap korban

dan siswa lainnya dalam menghadapi kasus tersebut.

2. Hasil Data Wawancara.

Peneliti melakukan kegiatan selanjutnya dengan melakukan

wawancara. Sebelum melakukan kegiatan wawancara, peneliti

mengajukan surat izin penelitian kepada pihak sekolah. Wawanca

dilakukan terhadap informan yang di tuju. Selain itu, peneliti

mengkaji data terkait sekolah yang bersangkutan dengan tujuan

untuk dapat memperoleh data akurat dari pihak yang

bersangkutan. Data yang diperoleh sebagai bagian dari awal

penelitian terkait sekolah SD Negeri Margajaya II Kota Bekasi..

Data yang diperoleh adalah sebagai berikut.

Page 106: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

86

Tabel 4.2

Data Sekolah SD Negeri Margajaya II Kota Bekasi

No Data Keterangan

1 Kepala Sekolah Bpk. Suwaryono

2 Operator Bpk. Didin Adiansyah

3 Akreditasi A

4 Kurikulum Kurikulum 2013

5 NPSN 20222700

6 Status Negeri

7 Bentuk Pendidikan SD

8 Status Kepemilikan Pemerintah Daerah

9 Tanggal SK Pendirian 01 Mei 1950

10 Daya Listrik 3500

11 Sumber Listrik PLN

12 Sertifikat ISO Belum Bersertifikat

Page 107: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

87

Tabel 4.3

Data Jumlah Guru, Siswa dan Ruangan SD Negeri

Margajaya II Kota Bekasi.

No Data Jumlah

1 Guru 11

2 Siswa Laki-laki 116

3 Siswa Perempuan 92

4 Ruang Kelas 9

5 Ruang Guru 1

6 Laboraturium 1

7 Perpustakaan 1

8 Toilet Siswa 2

9 Toilet Guru 1

Tabel 4.4

Data Informan wawancara

No Data Informan Keterangan

1 Ibu Euis Juhaenah, S.Pd Wali Kelas V

2 Ibu Juhripah Orang Tua MF

3 Ibu Devi TU 2

Page 108: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

88

4 Muhammad Fadlan Siswa Kelas V (Korban)

5 Zaki Al Gifari Aqseh Siswa Kelas V

6 Anisa Tanzia Siswa Kelas V

Wawancara selanjutnya dilakukan peneliti guna memperoleh

data melalui wawancara secara langsung terhadap informan.

Peneliti telah mendapat izin untuk melakukan wawancara terhadap

1 Guru, 1 staf TU, 1 siswa sebagai korban kasus bully dan 2 siswa

sebagai beberapa informan yang dipilih untuk memperoleh data

akurat dari kejadian tersebut.

a. Hasil Wawancara Guru

Wawancara pertama dilakukan kepada guru kelas V

beserta guru mata pelajaran PAI yang ikut serta dalam kegiatan

mengajar di kelas V. Wawancara ini dilakukan secara langsung

dengan guru yang bersangkutan. Wawancara ini berlangsung

setelah adanya Covid-19 di Indonesia. Penelitian ini dilakukan

dengan izin dan mengikuti protokol kesehatan sesuai anjuran

pemerintah. Adapun hasil wawancara yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.5

Data Informan 1

No Nama Jenis

Kelamin

Tanggal

Wawancara Pukul

1 EJ Perempuan 07 April 2021 10.00

Page 109: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

89

Tabel 4.6

Data Siswa Korban Bully dan sebagai Fokus Penelitian

No Nama Jenis

Kelamin Kelas Usia

1 MF Laki-laki V 13 H

1) Apa kebiasaan yang Ibu lihat dari siswa sebagai korban

bully di dalam kelas ?

Kebiasaan MF ini terlalu memiliki banyak perbedaan

dengan teman sebaya, sehingga hal ini menjadi pemicu

dirinya diasingkan oleh teman-temannya. Seperti

kebiasaan ketika sedang berlangsung pembelajaran, MF

ini jarang terlihat serius dan terlihat tidak takut terhadap

perintah guru.

2) Gejala apa saja yang terlihat dari MF sebagai korban

bully di dalam kelas ?

Seperti lebih banyak sendiri, tidak pernah percaya diri,

menganggap tidak penting terhadap tugas yang diberi

guru, serta gejala dari sikap pribadi yang terlihat berbeda

dengan teman sebayanya.

3) Bagaimana proses komunikasi yang dilakukan Ibu

dengan MF dalam pembelajaran sehari-hari ?

Komunikasi yang dilakukan tentunya memiliki

kekhususan tertentu ya untuk MF, dikarenakan tidak

dapat disamakan dengan siswa lainnya. Biasanya saya

Page 110: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

90

menggunakan komunikasi secara intens sesering

mungkin terhadap MF.

4) Apa saja keluhan MF yang Ibu ketahui ?

Keluhan yang saya tahu, MF sering merasa dirinya salah

di mata orang tuanya. MF sering mendapatkan perlakuan

kurang baik dari orang tuanya.

5) Bagaimana cara Ibu menerapkan metode pembelajaran

di dalam kelas dengan adanya kasus bully yang terjadi

terhadap siswa di dalam kelas ?

Tidak ada metode yang saya khususkan untuk mengajar

di kelas V ini, hanya beberapa cara yang saya ubah

untuk dapat mengendalikan kondisi kelas tetap kondusif.

Seperti lebih sering memberikan pemahaman terhadap

siswa terkait kasus yang terjadi yang berusaha saya

kaitkan saat pembelajaran berlangsung.

6) Pendekatan seperti apa yang Ibu terapkan di dalam

pembelajaran tersebut ?

Pendekatan seperti memberikan contoh perilaku dari

kasus yang sama. Pendekatan yang bersifat kontekstual

di luar materi pembelajaran ini menjadi strategi

pendekatan yang saya lakukan perlahan.

7) Bagaimana pendekatan secara emosional yang Ibu

lakukan dengan MF saat pembelajaran maupun di luar

pembelajaran ?

Biasanya saya selalu memanggil MF sesering mungkin di

luar jam belajar dan saat pembelajaran. Hal ini untuk

mengetahui lebih dalam tentang kepribadian MF.

Page 111: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

91

8) Kesulitan seperti apa yang MF alami dalam proses

pembelajaran ?

Kesulitan seperti mencerna penjelasan guru, kesulitan

untuk konsentrasi, hingga kesulitan untuk mengikuti

pembelajaran seperti siswa lainnya.

9) Apa saja perilaku yang terlihat dominan dari saudara MF

saat proses pembelajaran berlangsung ?

Seperti kurang terlalu memperhatikan guru, tidak perduli

terhadap perintah guru, dan kurang begitu serius dalam

melakukan pembelajaran..

10) Bagaiman MF dalam mengikuti pembelajaran

cooperative learning di dalam kelas ?

Proses MF yang terlihat dalam pembelajaran

berkelompok memang sangat sulit untuk bisa

dikendalikan, disebabkan MF kurang bias berbaur

dengan serius dalam pembelajaran atau terkait dengan

tugas yang diberikan guru. Sehingga siswa di kelas

mengeluhkan apabila MF berkelompok dengan mereka.

11) Bagaimana kondisi dan sikap yang ditunjukan siswa

sekelas terhadap MF ?

Kondisi di dalam kelas terutama siswa memang

terkadang sulit dikendalikan apabila berhubungan

dengan perilaku yang ditimbulkan oleh MF. Inilah yang

terkadang sulit untuk dikontrol karena guru hanya ada

saat jam pembelajaran berlangsung.

12) Apakah saat di lingkungan sekolah MF memiliki teman

dekat ?

Page 112: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

92

MF tergolong tidak memiliki teman dekat seperti siswa

lainnya, namun saat bermain diluar jam belajar MF sedikit

dapat berbaur, apabila aktivitas bermain tersebut

digemari oleh MF.

13) Perilaku bully yang Ibu lihat seperti apa dari teman

sekelasnya terhadap MF ?

Seringnya dalam bentuk ejekan ya dari teman-temannya

yang tidak terlepas dari perilaku janggal yang MF

lakukan, terkadang ada ejekan yang bersifat hinaan.

Apabila hal ini terlihat langsung oleh saya mungkin masih

bisa dikendalikan. Terkadang informasi ini saya dapat

dari siswa lainnya yang melaporkan kejadian tersebut di

luar jam belajar.

14) Apa saja ejekan yang di dapat oleh MF dari temannya ?

Ya terkadang ada ejekan yang bersifat kata-kata kasar

dan lain sebagainya di luar kendali, itu sudah termasuk

parah dan saya sudah pasti bertindak.

15) Adakah pihak lain selain siswa sekelas yang melakukan

bully secara verbal terhadap MF ?

Mungkin yang terlihat seperti guru mata pelajaran yang

terkadang sulit untuk mengendalikan MF dalam proes

pembelajaran, maka guru tersebut melakukan kekerasan

secara verbal terhadap MF agar dapat dikendalikan.

16) Adakah keluhan dari guru mata pelajaran atau dari Ibu

sendiri terkait prilaku MF di dalam kelas ?

Sudah pasti ada. Mengeluhkan karena MF kurang begitu

serius dalam pembelajaran

Page 113: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

93

17) Bagaimana kondisi mental yang terlihat dari MF dengan

kondisi yang ia terima ?

Untuk kondisi yang terlihat, MF terlihat seperti tidak

memperlihatkan kesedihan atau kekesalan secara

langsung terhadap teman yang melakukan bully

terhadapnya. Namun terkadang saya sedikit janggal

dengan perlakuan dan kebiasaan yang MF perlihatkan

sehari-hari di lingkungan sekolah, seperti tidak membawa

beban dan hal ini menjadi acuan bahwa MF terlihat

seperti sudah terbiasa dengan kasus bully yang ia terima.

18) Apakah kehadiran atau absensi MF terganggu dengan

adanya kasus bully yang terjadi ?

Ya, sudah pasti. MF terkenal dengan siswa yang sangat

sering dalam kasus ketidak hadiran di sekolah.

Terkadang pagi masuk, siang sudah pulang. Hal ini yang

sampai saat ini masih sulit untuk dikendalikan.

19) Adakah aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan

bersosialisasi dengan teman sebaya dari MF di dalam

atau di luar lingkungan kelas ?

Yang saya lihat tentu ada ya, namun MF ini sangat

berbeda dengan siswa lainnya, yang hanya terlihat

bergabung apabila MF memang ada keinginan untuk

gabung.

20) Apakah dengan MF bersosialisasi, teman-temanyya

menyambut dengan baik ?

Sebagian besar tidak,

Peneliti mendeskripsikan dari hasil wawancara dengan

Ibu Euis Juhaenah, S.Pd., bahwa kasus yang terjadi sudah

cukup lama dan hal ini sempat menjadi perhatian penting

Page 114: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

94

para guru di sekolah. Adapun beberapa kiat yang menjadi

perhatian adalah MF sebagai siswa yang menajdi korban

dari bully yang bersifat verbal. Hal ini menjadi perhatian

khusus Ibu Euis sebagai wali kelas dari saudara MF,

dikarenakan telah banyak berpengaruh kurang baik untuk

proses pembelajaran.

TIdak hanya MF, teman sekelas menjadi perhatian Ibu

Euis untuk dapat mengendalikan kondisi yang terjadi.

Kondisi dan situasi dalam proses pembelajaran membuat Bu

Euis sulit mengatasi kasus ini sendiri. Pendekatan khusus

terhadap MF sudah sering dilakukan oleh Ibu Euis. Hal yang

didapat dari pendekatan tersebut bahwa MF merasa sudah

terbiasa akan hal yang dilakukan teman-teman sekelasnya,

bahkan di rumah MF mengaku selalu mendapatkan

perlakuan kurang baik dari kedua orang tuanya.

Bagi Ibu Euis, hal ini mungkin terlihat biasa saja bagi

MF, namun perubahan yang ditimbulkan pada sikap, sifat

dan kebiasaan MF yang terlihat kurang baik apabila hal ini

tidak mendapat perhatian khusus terhadap kepribadian MF

di masa yang akan datang.

Page 115: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

95

b. Wawancara dengan Orang Tua MF

Wawancara dilakukan di tengah pandemik Covid-19.

Wawancara dilakukan di rumah MF dengan pendekatan secara

non formal. Wawancara dilakukan dengan tujuan memperoleh

informasi terkait saudara MF di lingkungan rumah dan sekolah.

Tabel 4.7

Data Orang Tua MF

No Nama Jenis

Kelamin

Tanggal

Wawancara Pukul

1 Ibu MF ( J ) Perempuan 08 April 2021 10.00

1) Apa saja kebiasaan baik saudara MF yang sering terlihat di

rumah ?

Awalnya MF seorang anak yang penurut, sekarang MF

tumbuh menjadi anak yang kurang peka terhadap aturan

orang tuanya.

2) Apa saja kebiasaan janggal yang sering terlihat dari saudara

MF saat berada di rumah ?

Kebiasaan MF yang menurut saya berbeda adalah lebih

sering menyendiri, tidak pernah mau cerita tentang apa yang

sering terjadi di sekolah, malas, tidak pernah takut saat di

marahi ayahnya, sering menolak untuk sekolah, lalai

terhadap PR, tidak ada gairah untuk kegiatan di sekolah.

3) Apakah saudara MF sering mengadukan keluhan tentang

apa yang terjadi di lingkungan sekolah terhadapnya ?

MF baru berbicara tentang apa yang terjadi jika saya

sebagai orang tuanya bertanya dan memaksa untuk MF

jawab.

Page 116: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

96

4) Apakah saudara MF pernah terlihat menangis saat berada di

rumah ?

Pernah, tapi tidak terlalu sering.

5) Apakah saudara MF terlihat memiliki luka fisik ?

Ya, tapi disebabkan oleh ayahnya, bukan disebabkan oleh

teman-temannya di sekolah.

6) Apa saja perilaku ayahnya yang menyebabkan saudara MF

menangis ?

Jika MF tidak melakukan apa yang ayahnya perintahkan, MF

akan mendapatkan perilaku fisik seperti pukulan hingga

tendangan, menyebabkan luka fisik.

7) Apakah dengan kejadian yang menimpa MF, menjadikan ia

sering menyendiri atau tidak adanya keinginan untuk bergaul

dengan teman sebaya di lingkungan rumah ?

Ya, MF hanya terlihat bermain apabila di ajak oleh teman

sebayanya.

8) Apakah saudara MF terlihat memiliki kekurangan semangat

dalam melakukan aktivitas di rumah hingga ke sekolah ?

Ya, bahkan terlihat tidak memiliki gairah sama sekali dalam

melewati hari-harinya terutama dalam urusan sekolah.

9) Pendekatan apa yang dilakukan sebagai orang tua MF

dalam kasus yang terjadi ?

Hanya sebatas pertanyaan yang berhubungan dengan

kejadian yang MF alami di sekolah, tidak terlalu mendalam.

10) Mengapa pendekatan jarang dilakukan ?

Page 117: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

97

Sebab sebagai orang tua merasa sudah tidak bias merubah

MF secara penuh di ikuti dengan kondisi keluarga yang

serba berkecukupan.

11) Apakah orang tua melakukan pengamatan atas kasus

bullying yang terjadi terhadap MF di sekolah ?

Tidak, hanya tahu saat pihak sekolah memanggil saya untuk

memberitahukan kasus yang terjadi terhadap MF, hingga

keluhan wali kelas terhadap pembelajaran yang menurun.

12) Apakah sebagai orang tua MF akan melakukan pendekatan

apabila saudara MF sudah memiliki keparahan dalam

perkembangannya ?

Tidak, saya sebagai orang tua sudah bigung harus

mengahdapi MF dengan cara apa agar MF berubah.

13) Apakah orang tua sudah mencari linformasi MF melalui

teman sekelas ?

Sudah, hanya informasi dari siswa yang saya dapat,

setelahnya yang saya lakukan adalah menanyakan terhadap

MF.

14) Bagaimana kondisi di lingkungan rumah ?

Kondisi tidak terlalu hangat antara ayah, ibu, anak dan

saudara MF yang lainnya.

15) Apakah MF memiliki dukungan dan support dari keluarga ?

Kurang mendapatkan.

16) Apakah orang tua melakukan pendekatan melalui bahasa

tubuh seperti memberikan pelukan, sentuhan, hingga

ucapan untuk membangun semangat pada saudara MF ?

Tidak pernah sama sekali.

Page 118: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

98

17) Apakah MF pernah melihat perkelahian atau pertengakaran

orang tua saat di rumah ?

Ya, sering.

18) Pengaruh buruk yang terlihat akibat perkataan buruk dari

kedua orang tua terhadap MF ?

MF hanya menjadi seseorang yang kaku dan pendiam tanpa

kata saat melihat kedua orang tuanya bertengkar atau

memarahinya dengan kata yang kasar

19) Apa saja perilaku kasar yang terjadi secara konsisten

melukai fisik terhadap MF dari kedua orang tua ?

Hampir terjadi setiap MF tidak melakukan apa yang ayahnya

perintahkan, seperti tidak mau sekolah, hingga teguran saat

ayahnya mendapat kabar tidak baik mengenai pmebelajaran

MF disekolah.

20) Apa bentuk kepedulian orang tua terhadap MF ?

Mencoba memberi tahu apa yang seharusnya dilakukan MF

baik di sekolah maupun di rumah.

21) Apakah orang tua melakukan hal konsisten dalam

melakukan cek perkembangan setiap pembelajaran yang

dilakukan MF di sekolah ?

Tidak,

22) Apa alasan orang tua tidak melakukan pengecekkan secara

rutin dalam proses perkembangan di sekolah ?

MF salah satu anak yang sulit terbuka soal yang terjadi di

lingkungan sekolah.

Page 119: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

99

23) Apakah saudara MF merupakan anak yang sangat di tuntut

oleh kedua orang tua, salah satunya dalam hal

pembelajaran ?

Sangat, tapi diri MF sendiri yang melakukan penolakan

melalui perilaku yang terjadi pada dirinya.

24) Hal apa saja yang menjadi kekurangan dan sulit di ubah

dalam diri MF ?

Sulitnya mengubah dalam hal kebersihan dirinya, acuh dan

tidak peduli.

25) Mengapa orang tua terkesan tidak memiliki kepedulian lebih

terhadap MF ?

Sebab MF salah satu anak yang sulit untuk mendengarkan

orang tua.

26) Apakah menurut orang tua, MF memiliki kondisi mental

yang baik atas kasus yang terjadi terhadapnya ?

Tidak, bahkan sangat berbeda dan sulit terkontrol oleh saya

dan ayahnya.

27) Apakah kebutuhan gizi dalam tubuh MF terpenuhi ?

Kurang, sebab MF sering ditinggal kerja dan dagang

seharian dari pagi hingga malam.

28) Apakah orang tua memperhatikan perubahan kondisi fisik

yang dialami MF ?

Ya

29) Apa saja perubahan atau kondisi fisik yang terlihat ?

Sering menyendiri, murung, tidak ada gairah untuk hidup

bersih, tidak banyak berbicara, tidak memiliki semangat,

hingga kondisi fisik yang berubah.

Page 120: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

100

30) Apakah orang tua mengetahui atas kasus bullying yang

diterima MF di lingkungan sekolah ?

Tahu, sejak ada panggilan orang tua dari pihak sekolah.

31) Apa informasi yang di dapat dari pihak sekolah terhadap

saudara MF ?

Sering tidak masuk kelas, pulang dan masuk tidak pada

waktunya, sulit konsentrasi dalam pembelajaran, melakukan

aktifitas saat dalam pembelajaran, hingga tidak terpenuhinya

tugas sekolah dan nilai yang diperoleh MF sangat di bawah

rata-rata.

32) Apakah setelah ini, orang tua akan melakukan pendekatan

dan tindakan lebih khusus terhadap saudara MF ?

Sudah di coba, tapi tidak merubah MF.

33) Apa tindakan selanjutnya yang akan di ambil untuk

perkembangan MF ?

Melakukan pendekatan yang lebih intensif, namun belum

terjalin hingga saat ini.

34) Apakah orang tua merasa terbebani terhadap kasus yang

terjadi pada saudara MF di sekolah ?

Ya.

35) Apakah MF memiliki sosialisasi di luar lingkungan sekolah ?

Ya, saat teman-temannya berusaha mengajak MF bermain.

36) Apakah MF bermain layaknya teman-teman yang lain ?

Kadang-kadang.

37) Apakah kurangnya sosialisai tersebut sudah terjadi sejak

MF masih berusia kecil ?

Page 121: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

101

Ya, sudah mulai terlihat perbedaan pertumbuhan pada diri

MF.

38) Bagaimana mengatasi hal ini ?

Masih dipikirkan.

39) Apakah perubahan yang terlihat berdampak pada diri MF ?

Ya, MF sangat memiliki perubahan dalam segala hal.

40) Apa alasan MF menghindari pendektan yang dilakukan

orang tua terhadapnya ?

Yang saya lihat MF memiliki rasa takut yang tinggi terhadap

ayahnya.

Peneliti mendeskripsikan beberapa hal yang menjadi poin

penting yang di sampaikan oleh Ibu J sebagai salah satu dari

orang tua MF. Bahwa MF salah satu anak yang memiliki

perbedaan khusus dari anak yang lain, beberapa diantaranya

adalah MF merupakan salah satu anak yang sering di marahi

oleh ayahnya, hinga menerima luka fisik disebabkan oleh

pukulan hingga hal terparah adalah berupa tendangan. MF

hilang kepercayaan dalam dirinya bahwa dengan seringnya

menerima tindakan tersebut menjadikannya anak memiliki rasa

takut yang tinggi, tidak terbukanya terhadap kedua orang tua.

Faktor yang menyebabkan dirinya runtuh rasa semangat

adalah kurangnya dukungan orang tua, hingga rasa malas yang

tinggi disebabkan kurangnya dorongan motivasi dalam dirinya.

Perilaku yang diterima MF menyebabkan beberapa pengaruh

negative terhadap psikisnya, salah satunya, meningkatnya

kemurungan, sering menyendiri, individualis di lingkungan

rumah maupun sekolah, rasa malas yang tinggi, kebersihan

kurang terjaga, kurang disiplin, menjadikan semua itu adalah hal

yang melekat dalam dirinya bahkan untuk kedepannya.

Page 122: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

102

c. Wawancara dengan Korban

Tabel 4.8

Data Informan II

No Nama Jenis

Kelamin Kelas Usia Pukul

1 MF Laki-laki V 13 th 11.00

Wawancara kedua dilakukan dengan MF sebagai

Korban. MF merupakan siswa kelas V SDN Margajaya II

Kota Bekasi yang memiliki keterbatasan dalam belajar. MF

adalah salah satu siswa yang menjadi fokus penelitian pada

kasus Bullying di sekolah.

1) Apa saja pekataan buruk yang sering MF terima dari

teman-teman sekelas ?

Perkataan mengejek seperti tidak bisa baca, anak tukang

pulang, atau kadang suka di suruh-suruh

2) Apakah hal tersebut membuat MF sakit hati atau benci

terhadap teman-teman ?

TIdak. Biasa saja

3) Apakah ada perlakuan dari teman-teman seperti

memukul, menendang atau perilaku buruk yang melukai

MF ?

Dulu pernah, sekarang paling diejek saja.

4) Perlakuan fisik seperti apa yang pernah MF terima ?

Hanya didorong dorong waktu kelas 2.

Page 123: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

103

5) Bagaimana cara MF bergabung untuk bermain bersama

teman-teman ?

Tidak terlalu tertarik untuk selalu bergabung bermain

apalagi untuk belajar.

6) Apa yang membuat MF tidak ingin untuk sekedar

bergabung dengan teman-teman ?

Paling saya jadi bahan ejekan.

7) Apakah perlakuan teman-teman selama ini membuat MF

tidak percaya diri untuk sekedar bergabung bermain?

Iya.

8) Perilaku seperti apa yang membuat MF sangat merasa

diasingkan ?

Saya merasa berbeda dan dibedakan.

9) Apakah hal ini membuat MF tidak percaya diri atau

bahkan tidak bersemangat untuk melakukan kegiatan

disekolah ?

Iya, sekolah karena takut oleh Ayah.

10) Kenapa MF sering bolos sekolah dan terlihat banyak

diam di sekolah ?

Sudah malas sekolah, pasti kondisinya sama-sama saja.

11) Apakah MF memiliki dendam terhadap teman-teman

yang sudah berbuat kurang baik ?

Tidak.

12) Apakah suatu saat MF ada keinginan untuk membalas

perbuatan kurang baik dari teman-teman ?

Tidak

Page 124: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

104

13) Adakah keinginan untuk berbaur bersama teman-teman

saat di sekolah ?

Tidak sama sekali

14) Apa yang bisa membuat MF semangat untuk sekolah

dengan baik?

Tidak tahu.

Peneliti mendeskripsikan bahwa MF adalah seorang

siswa yang mengakui bahwa dirinya memang mendapatkan

perlakuan kurang baik di sekolah. Perlakuan kurang baik di

sini dikategorikan ke dalam kasus bullty secara verbal.

Perlakuan bully yang diterima MF merupakan sebuah ejekan

atau kata-kata yang berunsur kasar. Perbuatan tersebut

sudah termasuk ke dalam kekerasan dengan jenis verbal.

Secara tidak langsung MF akan mengalami perubahan

dalam melakukan kebiasaan sehari-hari.

Adapun yang dirasakan MF dari perbuatan bully ini,

bahwa MF merasa semua sudah terbiasa dalam dirinya. MF

dengan sadar mengatakan bahwa perbuatan apapun yang

MF terima dari teman-temannya merupakan kebiasaan yang

akan MF dapatkan setiap hari saat berada di lingkungan

sekolah.

Salah satu faktor yang mengejutkan, bahwa MF juga

merupakan salah satu anak yang mendapatkan perlakuan

kurang baik dari kedua orang tuanya. Perlakuan tersebut di

antaranya perkataan kasar yang hampIr MF terima setiap

hari, hingga perlakuan yang melukai fisik MF.

Alasan MF tidak memiliki keinginan untuk berbaur

bersama teman-teman di sekolah, slah satu faktornya

disebabkan karena MF merasa berbeda dan bukan zona

Page 125: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

105

yang baik apabila MF terlalu sering berbaur dengan teman-

temannya. Sehingga MF lebih sering sendiri bahkan merasa

lebih baik sendiri, tanpa MF sadari, bahwa hal ini

berpengaruh besar terhadap perkembangan interpersonal di

sekolah hingga berpengaruh terhadap pembelajarannya.

Inti permasalahan yang terlihat pada MF hingga

faktornya adalah pada kebiasaan dan perilaku yang berbeda

dalam batas normal sebagai siswa. Kurang focus, tidak

dapat mengikuti pelajaran sesuai dengan aturan yang

dibuat, memiliki sikap acuh terhadap hal apapun, hingga

proses pembelajaran yang membuat MF merasa tidak begitu

penting untuk dirinya. Hal ini berdampak besar pada

kecerdasan sosialnya yang sama sekali tidak MF sadari.

d. Wawancara dengan Siswa (Teman sekelas)

Tabel 4.9

Data Informan III &IV

No Nama Jenis

Kelamin Kelas Usia Pukul

1 ZA Laki-laki V 11 th

11.30

2 AT Perempuan V 11 th

1) Apa kesan pertama saat kalian satu kelas dengan MF?

ZA : MF berbeda dengan teman yang lain,

AT : Tidak pernah mau mengikuti pelajaran

dengan baik

Page 126: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

106

2) Siapa yang paling dekat dengan MF di luar lingkungan

sekolah ?

ZA : Saya, MF adalah saudara saya dari mama,

rumahnya MF juga dekat.

AT : Tidak terlalu dekat, hanya pernah melihat MF

Bermain

3) Apa yang menjadi penyebab MF terlihat berbeda dengan

teman-teman lainnya ?

ZA : Tingkah laku nya, susah belajar, dulu belum

bisa membaca, sekarang sudah bisa dan

senang menyendiri

AT : Perilakunya yang aneh, seperti sekolah

sesukanya, suka pulang lebih awal tanpa

takut sama bu guru dan MF termasuk siswa

yang sering tidak masuk sekolah.

4) Tingkah laku aneh seperti apa yang sering di lakukan MF

saat pembelajaran ?

ZA : MF sering tidur di luar kelas saat

pembelajaran, seperti tidak takut walaupun

sudah dimarahi oleh bu guru.

AT : Seperti tidak merasa takut oleh bu guru.

Karna MF baru 2 tahun satu kelas dengan

kita. MF sempat tidak naik satu kali sebab

jarang masuk dan kurang mengikuti

pembelajaran dengan baik.

Page 127: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

107

5) Seberapa besar tingkat kepercayaan diri MF dibanding

dengan teman sekelas saat pembelajaran?

ZA : Kurang begitu percaya diri dalam

Pembelajaran

AT : Tidak pernah terlihat percaya diri apalagi

dalam pembelajaran

6) Seperti apa hubungan MF dengan teman sekelas?

ZA : Tidak terlalu sering bergaul dengan teman

sekelas, sering sendriri, hanya beberapa kali

terlihat bergabung untuk sekedar bermain

yang MF suka.

AT : Banyak teman yang selalu memberikan

keluhan terhadap bu guru apabila

pembelajaran kelompok disatukan dengan

MF.

7) Apa yang menjadi penyebab MF lebih sering menyendiri?

ZA : Tidak tahu

AT : Mungkin karena teman-teman juga banyak

yang menghindar dari MF

8) Perilaku seperti apa yang ditonjolkan oleh MF sehingga

teman-temannya enggan berteman dengan MF ?

ZA : MF memang aneh, dari pakaian yang selalu

lusuh, sikap yang tidak peduli, hingga perilaku

yang terkadang tidak terkontrol.

AT : Tidak pernah merasa takut sama bu guru.

Page 128: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

108

9) Apakah ada yang berusaha mendekati MF di sekolah ?

ZA : Ada, tetapi untuk sekedar menjadi bahan

ejekan

AT : Ada, MF hanya bahan ejekan teman-teman

apalagi saat di kelas.

10) Apa perilaku bully dari teman sekelas yang sering terlihat

terhadap MF ?

ZA : Yang lebih sering terlihat seperti ejekan.

AT : Ejekan, berupa penghinaan seperti MF tidak

mandi, sering kesiangan masuk kelas, tidak

mau nurut pada bu guru.

11) Apakah ada kesamaan perilaku MF saat di lingkungan

sekolah dengan lingkungan rumah ?

ZA : Jika di luar sekolah, MF mau ikut bermain

Itupun apabila dengan saya, saya

saudaranya.

AT : Sama saja, kurang terlihat bergaul

12) Apakah MF terlihat lebih aktif saat di luar lingkungan

sekolah ?

ZA : Tidak, sama saja

AT : Sama.

13) Bagaimana kondisi keluarga MF yang bisa kalian lihat ?

ZA : Kondisinya sama saja dengan saya

AT : Kondisi keluarga normal

Page 129: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

109

14) Apakah pernah melihat atau mendengar ada perilaku

kasar yang diterima MF dari orang tuanya ?

ZA : Sering, MF bahkan sering dimarahi Ibu atau

bapaknya tiap MF tidak mau berangkat

sekolah, bahkan MF selalu di pukul dan

ditendang oleh ayahnya.

AT : Saya sering mendengar bahwa MF sering di

perlakukan tidak baik oleh ayahnya.

15) Bagaimana kondisi MF yang kalian lihat ?

ZA : MF seperti sudah terbiasa dalam

menghadapinya.

AT : Biasa saja, tidak terlihat sedih atau terpuruk.

Peneliti mendeskripsikan hasil wawancara dengan 2

informan yang dipilih dari teman MF di kelas, yaitu ZA

sebagai teman sekaligus saudara dari MF, dan AT sebagai

ketua kelas. MF dideskripsikan oleh AT dan ZA bahwa

memang benar adanya perlakuan kurang baik dari teman

sekelas terhadap MF. Dilihat dari sudut pandang ZA dan AT,

bahwa perlakuan yang masuk kedalam kategori bully ini

menjadi suatu hal yang biasa diterima oleh MF.

Pandangan yang disampaikan ZA dan AT mengenai

perilaku janggal yang terlihat dari MF, seperti sering tidak

masuk sekolah, masuk dan pulang dengan kemauannya

sendiri, tidak peduli terhadap peraturan dan peringatan yang

diberikan guru. Dilihat dari kebersihan, MF cukup berbeda

Page 130: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

110

dengan siswa lainnya. Terlihat kurang rapi dalam berpakaian

menjadi sebuah kebiasaan dari MF di sekolah.

Beberapa faktor yang dapat dilihat oleh penliti, dalam

hal ini, MF memiliki kebiasaan yang tak wajar, seperti kurang

bersosialisasi dengan temannya, terlihat memiliki

kesenangan dalam kesendiriannya. Kebiasaan janggal yang

menjadi pembeda antara MF dengan siswa lainnya membuat

posisinya sangat dipojokkan oleh teman sebayanya. Namun

hal tersebut menjadikan MF tidak menyadari adanya efek

negative dari kasus bully yang terjadi pada dirinya.

Adapun pengakuan ZA dan AT bahwa MF juga

menerima kekerasan secara verbal hingga fisik dari orang

tuanya. Hal ini yang menjadikan MF merasa terbiasa dengan

kasus bully yang diterimanya. Kasus bully hingga perlakuan

buruk dari orang tua MF, menjadikan pengaruh buruk bagi

dirinya, khususnya dalam kecerdasan interpersonal. Namun

hal itu tidak MF sadari, sebab MF merasa hidupya sudah

terbiasa sejak dulu.

e. Wawancara dengan Staf TU

Tabel 4.10

Data Informan V

No Nama Jenis

Kelamin Jabatan Pukul

1 DS Perempuan TU 2 13.00

1) Apakah benar MF merupakan salah satu siswa dengan

daftar catatan hitam di sekolah, salah satunya kasus

bully?

Page 131: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

111

Ya, benar, kasus tersebut serta perilaku dalam dirinya

yang membuatnya memiliki daftar hitam terbayak di

sekolah.

2) Apakah kasus bully yang terjadi terhadap MF sudah

melewati proses pemanggilan wali murid yang

bersangkutan ?

Sudah, bahkan sudah beberapa kali pihak sekolah

melakukannya dengan tujuan untuk mengatasi masalah

tersebut.

3) Apakah proses tersebut mampu mengurangi atau

mengatasi kasus bully yang terjadi pada MF?

Tidak sampai mengatasi, hanya sampai menguragi,

itupun tidak berlangsung lama.

4) Bagaimana untuk tingkat keseriusan pihak sekolah dalam

menangani kasus bully yang terjadi pada MF ?

Masih dalam tahap pemantauan guru sampai orang tua

yang bersangkutan untuk mencoba mengurangi kasus

yang terjadi, sebab pihak sekolah belum dapat berbuat

banyak untuk sampai tahap mengatasi, disebabkan MF

memiliki perilaku yang sulit untuk kita kendalikan. Disertai

orang tua MFmenyerahkan sepenuhnya kepada pihak

sekolah.

5) Bagaimana kondisi korban saat ini dalam pantauan

sekolah ?

Masih sama dengan prilakunya, hanya sedikit memberi

keringanan terhadap peraturan tingkat penilaian khusus

untuk MF.

Page 132: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

112

Peneliti mendeskripsikan bahwa MF merupakan salah satu

siswa yang memiliki kasus tersendiri dalam data sekolah. Kasus

yang terjadi pada MF ini tidak hanya bully yang menimpa diriya,

tetapi tentang perilaku yang menyimpang pada dirinya. Perilaku

tersebut berkaitan dengan proses belajar mengajar dalam kelas.

Proses belajar MF memiliki kekurangan dalam mengikuti

pembelajaran. Seperti mengikuti pembelajaran dengan kurang

baik, melanggar peraturan mengenai waktu sekolah, hingga

kehadiran yang terganggu. Hal ini menjadi sebuah catatn

penting bagi sekolah.

f. Menarik Kesimpulan

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru,

staf serta siswa yang terpilih menjadi informan, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan kasus bully

secara verbal yang diterima oleh MF di kelas, sangat

mempengaruhi kecerdasan dalam dirinya, terutama dalam

kecerdasan social atau kecerdasan interpersonal dalam diri MF.

Sehingga kondisi sosial yang terganggu, memberikan efek yang

buruk baik dalam pembelajaran maupun dalam pembelajaran

hingga kepribadian MF.

3. Studi Dokumentasi

Sugiyono (2016 : 240) menyatakan studi dokumentasi

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu dengan sebuah

dokumen berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari

seseorang.

a. Catatan MF di sekolah

Dalam hal ini, saudara MF merupakan salah satu siswa

yang memiliki berbagai kasus khusus di sekolah. Berdasarkan

Page 133: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

113

informasi yang di dapat dari bagian staf TU, Maka di uraikan

sebagai berikut :

1) Jarang masuk sekolah tanpa keterangan yang jelas

2) Kualitas pembelajaran menurun dengan terus menerus

3) Tidak mengikuti pembelajaran sampai akhir jam pulang

4) Tidak adanya perkembangan atau perubahan dalam aspek

pembelajaran di sekolah

5) Kurangnya kerjasama orang tua MF dalam menyelesaikan

permasalahan ini.

C. Interpretasi Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang didapat dari proses observasi dan

wawancara, maka didapatkan hasil, subjek penelitian ini mengenai

kasus bully vebal yang menimpa salah seorang siswa dengan

inisial MF di lingkungan sekolah yang memiliki pengaruh dalam

kecerdasan sosial dalam dirinya.

Bullying verbal yang didapat oleh MF diantaranya, pengucilan,

julukkan negative seperti menjuluki MF “tukang bolos”,

mempermalukan dengan sebuah pengaduan teman sekelas

terhadap guru, penolakan dalam hal pembelajaran kelompok,

hingga hal ini menimbulkan beberapa dampak, diantaranya :

1. Dampak Psikis

Beberapa dampak psikis yang terlihat dari saudara MF

adalah berkurangnya semangat, tingkat kemurungan yang terus

menerus, sulit berkomunikasi dengan orang tua ataupun

saudara di rumah, menjauh dari teman-temannya, merasa

rendah diri, memiliki keingininan menyakiti diri sendiri.

Hal ini memiliki kemungkinan MF memiliki gangguan mental

dalam dirinya, apabila tidak segera diatasi secara tuntas.

Page 134: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

114

Namun melihat kondisi dan peran orang tua MF sendiri terkihat

tidak ada kemungkinan MF menerima penanggulangan dengan

baik. Maka penting utuk pertumbuhan MF di masa yang akan

dating dengan kerjasama antara pihak sekolah dan orang tua

yang di jalin secara terus menerus.

2. Dampak Fisik

Dampak terhadap fisik sendiri tidak di temukan di sekolah,

akan tetapi MF menerima benturan sebuah kecaman dari orang

tuanya terkait diri MF. MF di dapati sering menerima kekerasan

berupa ucapan hingga pukulan bahkan tendangan dari orang

tuanya. Hal ini di lakukan dengan alas an MF tidak mau

menuruti apa yang di perintahkan oleh orang tua serta MF

merupakan salah satu anak yang berbeda dengan saudaranya

di rumah. Berkaitan dengan kasus yang sering terjadi di

sekolah, orang tua MF bukan berfokus terhadap bullying yang di

terima MF, melainkan mengacu pada kasus catatan hitam di

sekolah yang menyebabkan orang tua MF sering menerima

panggilan dari pihak sekolah.

Luka fisik yang di terima MF berupa bekas pukulan hingga

tendangan dari seorang ayah terhadapnya. Maka hal ini

membuat MF merasa tidak percaya diri dan memiliki rasa takut

yang sangat tinggi.

Maka salah satu kecerdasan yang terganggu dalam

perkembangan MF yaitu pada kecerdasan sosial atau disebut

dengan kecerdasan interpersonal pada diri MF. Hal tersebut

disimpulkan dari pengakuan MF dan informan, bahwa dirinya tidak

ada ketertarikan untuk bergabung dengan teman-teman di kelas

bahkan MF mengakui dirinya sudah terbiasa sendiri. Tanpa MF

sadari, bahwa hal tersebut membawa pengaruh buruk dalam

kecerdasan lainnya.

Page 135: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

115

Lingkungan keluarga yang seharusnya menjadi sebuah

perlindungan untuk saudara MF, maka berbalik dengan MF.

Berbagai tindakan di lakukan orang tua MF sudah di coba, namun

cara yang di lakukan termasuk ke dalam kategori tidak wajar.

Sebab apa yang di terima MF berdampak pada psikis hingga fisik.

Dampak buruk pada diri MF di antaranya memiliki kelemahan

konsentrasi dalam belajar, rasa malas yang tinggi, rasa takut yang

berlebihan menyebabkannya tidak berani terbuka terhadap orang

tua maupun guru, acuh terhadap kebersihan, sering menyendiri,

pemurung, sulit untuk di dekati, tidak ada motivasi untuk maju dan

merubah dirinya.

Kesulitan belajar yang di alami MF merupakan dampak dari

perlakuan luar (bullying) hingga perlakuan orang tua terhadapnya.

Kesulitan belajar yang di alaminya antara lain, hilangnya

konsentrasi, berkurangnya motivasi dalam pembelajaran, tidak ada

keinginan untuk memperbaiki nilai, kesulitan dalam membaca,

hingga tidak pernah memahami apa yang disampaikan guru. Hal ini

mengacu kepada beberapa solusi yang seharusnya di lakukan oleh

pihak sekolah dan orang tua, diantaranya :

1. Guru

Guru dan pihak sekolah melakukan hal sebagai berikut :

a. Memberikan perhatian lebih khusus terhadap MF

dibandingkan dengan teman-teman yang lain.

b. Mengontrol setiap pembelajaran dikhususkan untuk MF

c. Memposisikan meja belajar di dekat guru atau posisi yang

mudah terpantau

d. Memberikan pendekatan secara terus menerus, seperti guru

menceritakan sesuatu untuk memberikan jalan MF membuka

informasi tentang dirinya.

Page 136: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

116

e. Memberikan rewards dengan mengacu kepada hal terkecil

atas apa yang sudah di lakukan MF di kelas

f. Melakukan follow up terhadap orang tua secara berkala

terkait apa yang terjadi pada MF dikelas

g. Memberikan edukasi terkait bullying di kelas, agar teman-

teman MF menerima pengertian “salah” atas apa yang di

lakukan terhadap MF di sekolah.

2. Orang Tua

Sebagai orang tua, kunci peran yang sangat penting dalam

perkembangan MF, di antaranya :

a. Pendekatan yang bahkan lebih khusus kepada MF

disbanding anak yang lain.

b. Memberikan sentuhan lembut dan membiasakannya.

c. Membuka peluang pendekatan secara berkala

d. Tidak melakukan ancaman, hingga perlakuan kasar yang

akan memberikan dampak lebih buruk terhadap MF.

e. Melakukan komunikasi secara berkala dengan guru yang

bersangkutan terkait bullying hingga pembelajaran di dalam

kelas.

f. Memperhatikan perkembangan MF dengan melakukukan

konsultasi kepada psikiater secara berkala dan tuntas.

Page 137: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

117

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, berupa hasil observasi,

hasil wawancara hingga pembahasan yang dituangkan dalam hasil

analisis, maka verbal bullying seperti pengucilan, pengabaian,

penolakan dari teman-temannya, hinaan hingga celaan yang diterima

MF di lingkungan sekolah menimbulkan beberapa dampak,

diantaranya :

1. Dampak Psikis, dimana MF lebih banyak menghabiskan waktu

sendiri, tidak ada motivasi untuk bergabung bersama teman-

temannya, turunnya semangat belajar, menurun pola piker dan

kecerdasan, memiliki kebiasaan yang tidak wajar, seperti

menggesek-gesek badannya di tembol, berguling-guling saat

pembelajaran berlangsung, tidak peduli terhadap perintah guru,

sulit konsentrasi, terhentinya motivasi dalam melakukan aktivitas

sosial.

2. Dampak fisik yang terlihat adalah MF menjadi siswa yang terkenal

dengan kelusuhannya, kotor, tidak memperhatikan kerapihan dan

kebersihan, acuh terhadap bau badannya, maka hal ini menjadi

salah satu penyebab saudara MF menerima bullying secra verbal

dari teman sebayanya. Hal ini juga kurangnya perhatian khusus

Page 138: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

118

pihak sekolah untuk mengedukasi MF dan teman-temannya terkait

bullying. Hingga kasus yang di alami oleh MF terjadi dan bergulir

secara terus menerus.

Berbeda dengan luka fisik yang diterima MF dari orang tuanya.

MF menerima perilaku kasar baik ucapan hingga pukulan yang

menyebabkan MF memiliki kecemasan dan ketakutan berlebih

terhadap orang tuanya. Berkaitan dengan ini seimbang dengan MF

yang tidak pernah mau terbuka terhadap orang tuanya terkait

dengan apa yang terjadi pada dirinya.

Dampak tersebut menjadikan pengaruh yang sangat negatif

terhadap diri MF, salah satunya pada kecerdasan sosial atau di

sebut dengan kecerdasan Interpersonal dalam dirinya. Mengacu

kepada apa yang telah terjadi dan dialami MF menjadikannya sulit

dalam berkomunikasi atau bahkan memiliki circle pertemanan di

lingkungan manapun.

Berdasarkan paparan yang disajikan tersebut, maka benar

adanya beberapa dampak negatif yang diterima MF akibat dari

kasus bully di dalam kelas yang membawa pengaruh buruk

kedalam kecerdasan dalam dirinya, salah satunya dalam

kecerdasan sosial atau disebut dengan kecerdasan interpersonal.

Kasus bullying verbal yang diterima oleh siswa tersebut belum

dapat teratasi secara tuntas oleh pihak sekolah, disebabkan

beberapa faktor yang masih belum dapat dilakukan dengan baik.

Page 139: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

119

Beberapa hal telah dilakukan untuk mengatasi kasus bully yang

terjadi pada siswa tersebut, namun hasil tersebut tidak dapat

teratasi sepenuhnya, pihak sekolah SD Negeri Margajaya II hanya

dapat mengurangi beberapa yang menjadi dampak negatif

terjadinya kasus bully yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun

terakhir.

Solusi yang tepat di lakukan adalah adanya kerjasama antara

orang tua dan guru dalam mengatasi permasalahan ini. Terkait

kasus bullying yang terjadi perlunya penanganan secara serius

yang di lakukan pihak sekolah salah satunya dengan memberikan

edukasi terkait bullying di sekolah, guna dapat mengurangi kasus

bully di lingkungan sekolah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengemukakan saran untuk

beberapa pihak :

1. Bagi Sekolah.

Diharapkan untuk pihak sekolah mengadakan penyuluhan

rutin khusus bagi siswa kelas I-VI terkait bullying dalam bentuk

apapun, sehingga paparan yang disampaikan setidaknya dapat

memberikan pengertian bagi siswa hingga meningkatkan

pengetahuan bagi siswa. Adapun hal tersebut memberikan

Page 140: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

120

kemungkinan besar untuk mengurangi kasus yang terjadi hingga

pada tingkatan mengatasi.

2. Bagi Siswa

Diharapkan bagi siswa untuk mencari wawasan lebih luas dan

memanfaatkan teknologi sebaik mungkin. Dengan begitu, siswa

mampu membedakan hal yang baik dan tidak untuk dilakukan,

termasuk dalam bersikap. Hal tersebut sedikitnya mampu

mengurangi tindakan bully di lingkungan manapun.

3. Bagi Peneliti Lanjutan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi

peneliti lanjutan mengenai kasus bullying dalam bentuk apapun.

Sehingga hasil yang didapatkan mampu mengembangkan hingga

memperoleh hasil yang baik tentunya dalam mengatasi kasus

bullying.

Page 141: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

DAFTAR PUSTAKA

Arya, Lutfi. (2018). Melawan Bullying :Menggagas Kurikulum Anti Bullying di

Sekolah. Mojokerto : CV. Sepilar Publishing House.

Arifianto, S. (2016). Implementasi Metode Penelitian : Studi Kasus dengan

Pendekatan Kualitatif. Yogyakarta :Aswaja Pressindo.

Fajarwati, Dian. (2017). Membngun Sekolah Berbais Kecerdasan Majemuk

Peserta Didik. Bogor : Grha Cipta Media.

Zakiyah, E. Z. dkk. (2017). Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam

Melakukan Bullying. Jurnal Penelitian 4 (2):129-389.

Sari, Y. P., dan Welhendri A. (2017). Fenomena Bullying : Studi Tentang

Motif Perilaku Bullying Siswa. Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam 10 (2)

(2017) 333-367.

Seran, E. Y. (2016). Survey Kecerdasan Interpersonal Sebagai Dasar

Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif untuk Sekolah Dasar. Jurnal

Edukasi 7 (2) (2016) 162.

Monawati. (2015). Hubungan Antara Kecerdasan Interpersonal Dengan

Prestasi Belajar. Jurnal Pesona Dasar 3 (3) (2015) 21-32.

Page 142: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

Lestari, S., dkk. (2018). Bentuk Dan Faktor Penyebab Perilaku Bullying.

Seminar Konseling Mhasiswa FKIP Universits Lampung. Bandar Lampung,

April, 2018.

Ningsih, S. (2016). Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Anak Usia

Dini Melalui Permainan Tradisional.Jurnal Edukasi Tuas Siliwangi 2 (1)

(2016) 30-47.

Sanapo, M. S. (2017). When Kids Hurt Other Kids : Bullying in Philippine

Schools.Journal Psychology,2017, 8, 2469-2484.

Ding, M., dkk. (2018). The Interpersonal Impact of Social Comparison.

Journal Psychology, 2018, 9, 797-808.

Wulandari, dkk. (2015). Analisis Kecerdasan Interpersonal Peserta Didik

Pada Pembelajaran Ekonomi. Penelitian Program Sarjana Universitas

Sriwijaya (tidak dipublikasikan).

Alhamid, T., dan Anufia B. (2019). Instrumen Pengumpulan Data. Sekolah

Tinggi Agama Islam Negeri, Sorong.

Firdaus dan Fakhry, Z., (2018), Aplikasi Metodologi Penelitian, Yogyakarta:

Deepublish.

Page 143: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

121

Lampiran 1, Instrumen Penelitian Observasi

Instrumen Penelitian Observasi

Analisis Mengenai Dampak Perilaku Verbal Bullying Terhadap

Kecerdasan Interprsonal Siswa Kelas V SDN Margajaya II Kota

Bekasi.

Komponen Aspek

Observas Tempat a. Letak SD Negeri Margajaya II Kota Bekasi

b. Kondisi lingkungan sekitar SD Negeri Margajaya II Kota Bekasi

c. Kondisi kelayakan gedung atau bangunan SD Negeri Margajaya II Kota Bekasi

d. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas berjalan efektif Pendekatan emosional dengan siswa yang bersankutan saat proses pembelajaran

Observasi Waktu a. Kondisi siswa dalam jam pembelajaran

berlangsung

Observasi Aktifitas a. Aktifitas siswa secara umum di dalam kelas

dan di luar kelas

b. Aktifits siswa dalam pemanfaatan fasilitas sekolah

c. Aktifitas siswa kelas yang menjadi subjek penelitian

d. Aktifitas guru dalam mengajar di dalam kelas yang menajdi subjek penelitian.

Page 144: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

122

Lampiran 2, Instrumen Penelitian Observasi

Lembar Observasi

Analisis Mengenai Dampak Perilaku Verbal Bullying Terhadap

Kecerdasan Interprsonal Siswa Kelas V SDN Margajaya II Kota

Bekasi.

Komponen Hasil Observasi

Observas Tempat Hasil observasi yang dilakukan peneliti, bahwa

kondisi dan situasi bangunan sebagai tempat

aktivitas siswa di sekolah tersebut layak pakai

dan terhitung normal untuk digunakan sebagai

aktivitas belajar mengajar. Kondisi halaman

tersedia hanya lapangan bagian depan yang

dapat digunakan siswa beraktifitas, seperti

kegiatan upacara, olahraga seperti putsal, voli,

dan aktifitas lainnya.

Ruang kelas yang berjumlah 10 ruangan dengan

total 2 lantai digunakan hanya 9 ruangan, satu

ruangan digunakan sebagai gudang tempat

penyimpatan peralatan yang tidak terpakai.

Aktivitas siswa yang dilakukan di lingkungan

sekolah tergolong tidak terlalu luas untuk ukuran

Sekolah Negeri dengan jumlah kurang lebih 200

siswa di dalamnya.

Page 145: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

123

Observasi Waktu Peneliti melakukan observasi pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Proses

pembelajaran berlangsung dengan waktu sesuai

dengan semestinya. Pembelajaran dilakukan

dengan materi pembelajaran penerapan

kurikulum 2013.

Observasi Aktifitas Pada awal observasi, aktivitas yang terlihat

sama dengan siswa pada umumnya yang

beraktifitas seperti biasa. Aktivitas diluar

pembelajaran dilakukan siswa, seperti bermain,

berolahraga dari mulai kelas I sampai kelas VI.

Aktivitas siswa cukup berbahaya dikarenakan

gedung sekolah berada di samping jalan raya

jalur kiri arah dari stasiun Bekasi. Arah lalu

lalang pengguna jalan cukup ramai dan beresiko

tinggi untuk anak SD kelas rendah apabila

beraktifitas diluar area gedung sekolah.

Kegiatan pada kelas informan yang menjadi

focus penelitian menjadi acuan aktivitas yang

dilihat secara lebih terperinci. Aktivitas yang

terlihat sama pada umumnya, yang terkadang

dapat dikendalikan hingga tidak dapat

dikendalikan oleh guru. Dengan kasus bully

yang terjadi, aktivitas didalamnya lebih dominan

terlihat sulit dikendalikan dengan satu pengaruh

siswa sebagai korban bully. Namun sama pada

umumnya, aktivitas kegiatan diluar

pembelajaran maupun saat pembelajaran

menjadikan kelas ramai oleh siswa lainnya

Page 146: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

124

sebagai.

Aktivitas guru kelas maupun guru mata

pelajaran yang mengajar di kelas V tentunya

memilki cara masing-masing untuk menghadapi

kondisi di dalam kelas. Menghadapi situasi

dengan kasus yang terjadi di dalam kelas

tersebut membuat setiap guru memberikan

perhatian khusus terhadap korban dan siswa

lainnya dalam menghadapi kasus tersebut.

Page 147: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

125

Lampiran 3, Instrumen Wawancara Guru

KISI-KISI INSTRUMEN WAWANCARA GURU

Analisis Mengenai Dampak Perilaku Verbal Bullying Terhadap

Kecerdasan Interprsonal Siswa Kelas V SDN Margajaya II Kota

Bekasi.

No Indikator Sub Indikator Nomor

1 Pemahaman tentang siswa korban verbal bullying

a. Perilaku atau kebiasaan yang ditimbulkan siswa korban verbal bullying.

b. Gejala yang ditimbulkan siswa yang bersangkutan berhubungan dengan kuragnya sosialisasi dalam kelas

c. Komunikasi sehari-hari yang dilakukan siswa yang bersangkutan dengan guru

d. Keluhan yang didapat dari siswa yang bersangkutan

1

2

3

4

2 Pelaksanaan pembelajaran siswa korban bullying di dalam kelas

e. Metode belajar yang digunakan untuk menghadapi siswa yang bersangkutan dalam proses pembelajaran

f. Pendekatan emosional dengan siswa yang bersankutan saat proses pembelajaran

g. Kesulitan belajar yang dialami siswa bersangkutan

h. Perilaku dominan yang dilakukan siswa bersangkutan saat proses pembelajaran

i. Keikutsertaan siswa dalam

5, 6

7,

8,

9

10

Page 148: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

126

cooperative learning.

3 Keaktifan siswa dalam bersosialisasi di dalam dan di luar kelas

a. Kondisi teman sejawat terhadap siswa yang bersangkutan

b. Adanya kebersamaan yang terlihat antara siswa yang bersangkutan dengan siswa yang lainnya.

11

12

4 Perilaku bully yang di terima siswa sebagai korban

a. Perlakuan teman sebaya yang terlihat terhadap korban

b. Jenis perilaku verbal bullying yang diterima korban

c. Pihak yang melakukan perilaku bullying selain siswa di kelas

13

14

15

5 Kondisi setelah korban menerima perilaku bullying

a. Keluhan yang di terima guru dari siswa sebagai korban

b. Kondisi mental yang terlihat

c. Kehadiran siswa dalam pembelajaran efektif

16

17

18

6 Pengaruh tindakan bullying terhadap kecerdasan interpersonal pada siswa yang bersangkutan

a. Efektifitas sosial dalam kelas yang terlihat guru

b. Efektifitas sosial di luar jam pembelajaran atau diluar lingkungan kelas

19

20

Page 149: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

127

Lampiran 4, Instrumen Validasi Guru

Intrume Validasi Guru

Analisis Mengenai Dampak Perilaku Verbal Bullying Terhadap

Kecerdasan Interpersonal Siswa Kelas V SDN Margajaya II Kota

Bekasi

Indikator Sub

Indikator Pertanyaan

1

a

b

c

d

1. Menurut Ibu, Apa kebiasaan yang

terlihat dari MF sebagai siswa korban

bully di dalam kelas ?

2. Gejala apa saja yang terlihat dari MF

sebagai korban bully di dalam kelas ?

3. Bagaimana proses komunikasi yang

dilakukan Ibu dengan MF dalam

pembelajaran sehari-hari ?

4. Apa saja keluhan MF yang Ibu ketahui

2 a

5. Bagaimana cara Ibu menerapkan

metode pembelajaran didalam kelas

dengan adanya kasus bully yang terjadi

terhadap siswa didalam kelas ?

Page 150: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

128

b

c

d

e

6. Pendekatan seperti apa yang Ibu

terapkan di dalam pembelajaran

tersebut ?

7. Bagaimana pendekatan secara

emosional yang Ibu lakukan dengan MF

saat pembelajaran maupun diluar

pembelajaran ?

8. Kesulitan seperti apa yang MF alami

dalam proses pembelajaran ?

9. Apa saja perilaku yang terlihat dominan

dari sodari MF saat proses

pembelajaran berlangsung ?

10. Bagaiman MF dalam mengikuti

pembelajaran cooperative learning di

dalam kelas ?

3 a

b

11. Bagaimana kondisi dan sikap yang

ditunjukan siswa sekelas terhadap MF ?

12. Apakah saat dilingkungan sekolah MF

memiliki teman dekat ?

4 a

b

13. Menurut Ibu, seperti apa perilaku bully

yang Ibu lihat dari teman sekelasnya

terhadap MF ?

14. Apa saja ejekan yang di dapat oleh MF

Page 151: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

129

c

dari temannya ?

15. Adakah pihak lain selain siswa sekelas

yang melakukan bully secara verbal

terhadap MF ?

5 a

b

c

16. Adakah keluhan dari guru mata

pelajaran atau dari Ibu sendiri terkait

prilaku MF di dalam kelas ?

17. Bagaimana kondisi mental yang terlihat

dari MF dengan kondisi yang ia terima ?

18. Apakah kehadiran atau absensi MF

terganggu dengan adanya kasus bully

yang terjadi ?

6 a

b

19. Adakah aktifitas yang berhubungan

dengan kegiatan bersosialisasi dengan

teman sebaya dari MF di dalam atau

diluar lingkungan kelas ?

20. Apakah dengan MF bersosialisasi,

teman-temanyya menyambut dengan

baik ?

Page 152: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

130

Lmapiran 5, Instrumen wawancara Staf TU

KISI-KISI INSTRUMEN WAWANCARA STAF TU

Analisis Mengenai Dampak Perilaku Verbal Bullying Terhadap

Kecerdasan Interprsonal Siswa Kelas V SDN Margajaya II Kota

Bekasi.

No Indikator Sub Indikator Nomor

1 Catatan yang

berkaitan

dengan Siswa

korban bully

a. Kasus bully yang terjadi dalam

data sekolah

b. Kasus bully dalam data

pemanggilan wali murid

c. Tigkat keberhasilan pihak

sekolah dalam menangani

kasus tersebut

d. Tingkat keseriusan pihak

sekolah dalam menangani

kasus bully ini.

e. Kondisi korban saat ini

1

2

3

4

5

Page 153: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

131

Lampiran 6, Intrumen Validasi Staf TU

Instrumen Validasi Staf TU

Analisis Mengenai Dampak Perilaku Verbal Bullying Terhadap

Kecerdasan Interprsonal Siswa Kelas V SDN Margajaya II Kota

Bekasi.

Indikator Sub

Indikator Pertanyaan

1

a

b

c

d

e

1. Apakah benar MF merupakan salah satu

siswa dengan daftar catatan hitam di sekolah,

salah satunya kasus bully?

2. Apakah kasus bully yang terjadi terhadap MF

sudah melewati proses pemanggilan wali

murid yang bersangkutan ?

3. Apakah proses tersebut mampu mengurangi

atau mengatasi kasus bully yang terjadi pada

MF?

4. Bagaimana untuk tingkat keseriusan pihak

sekolah dalam menangani kasus bully yang

terjadi pada MF ?

5. Bagaimana kondisi dalam pantauan sekolah

Page 154: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

132

Lampiran 7, Instrumen Wawancara Siswa

KISI-KISI INSTRUMEN WAWANCARA SISWA

(Dua informan terpillih)

Analisis Mengenai Dampak Perilaku Verbal Bullying Terhadap

Kecerdasan Interprsonal Siswa Kelas V SDN Margajaya II Kota

Bekasi.

No Indikator Sub Indikator Nomor

1 Karakteristik

yang terlihat

a. Kesan awal melihat korban di

dalam kelas

b. Perbedaan yang terlihat setiap

pembelajaran disbanding

siswa lainnya

c. Tingkah laku aneh yang sering

dilakukan korban saat

pembelajaran

d. Tingkat percaya diri korban

yang terlihat

1,2

2

4

5

2 Aktivitas sosial

korban dengan

siswa lainnya

a. Kondisi korban dengan teman

sekelas

b. Penyebab korban sering

6

7

Page 155: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

133

terlihat menyendiri

c. Perilaku korban yang menjadi

penyebab bahan bully oleh

teman-temannya

d. Pendekatan teman-temannya

terhadap korban

e. Perilaku bully yang sering

terihat

8

9

10

3 Aktifitas diluar

Sekolah

a. Perilaku yang ditampilkan

sama denga perilaku saat

disekolah

b. Dominan terlihat aktif antara

lingkungan sekolah dan

lingkungan rumah

c. Kondisi keluarga yang terlihat

d. Perlakuan orang tua yang

diterima MF

e. Pandangan terhadap MF

11

12

13

14

15

Page 156: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

134

Lampiran 8, Instrumen validasi siswa

Instrumen Validasi Siswa

Analisis Mengenai Dampak Perilaku Verbal Bullying Terhadap

Kecerdasan Interprsonal Siswa Kelas V SDN Margajaya II Kota

Bekasi.

Indikator Sub

Indikator Pertanyaan

1

a

b

c

d

1. Apa kesan pertama saat kalian satu kelas

dengan MF?

2. Siapa yang paling dekat dengan MF di luar

lingkungan sekolah ?

3. Apa yang menjadi penyebab MF terlihat

berbeda dengan teman-teman lainnya ?

4. Tingkah laku aneh seperti apa yang sering

di lakukan MF saat pembelajaran ?

5. Seberapa besar tingkat kepercayaan diri

MF dibanding dengan teman sekelas saat

pembelajaran?

Page 157: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

135

2 a

b

c

d

e

6. Seperti apa hubungan MF dengan teman

sekelas?

7. Apa yang menjadi penyebab MF lebih

sering menyendiri?

8. Perilaku seperti apa yang ditonjolkan oleh

MF sehingga teman-temannya enggan

berteman dengan MF ?

9. Apakah ada yang berusaha mendekati MF

disekolah ?

10. Apa perilaku bully dari teman sekelas yang

sering terlihat terhadap MF ?

3 a

b

c

d

e

11. Apakah ada kesamaan perilaku MF saat di

lingkungan sekolah dengan lingkungan

rumah ?

12. Apakah MF terlihat lebih aktif saat diluar

lingkungan sekolah ?

13. Bagaimana kondisi keluarga MF yang bisa

kalian lihat ?

14. Apakah pernah melihat atau mendengar

ada perilaku kasar yang diterima MF dari

orang tuanya ?

15. Bagaimana kondisi MF yang kalian lihat

saat ini?

Page 158: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

136

Lampiran 9, Instrumen Wawancara Siswa (Korban bully)

KISI-KISI INSTRUMEN WAWANCARA SISWA

(Korban)

Analisis Mengenai Dampak Perilaku Verbal Bullying Terhadap

Kecerdasan Interprsonal Siswa Kelas V SDN Margajaya II Kota

Bekasi.

No Indikator Sub Indikator Nomor

1 Perlakuan negtif

yang sering di

dapat

a. Perlakuan dengan bentuk ejekan

dan ucapan atau kata-kata kasar

b. Perlakuan tindakan yang

mengandung kekerasan fisik

seperti memukul, menendang,

dan lainnya yang bersifat

melukai.

c. Diasingkan atau dijauhi teman-

temannya.

1

2,

3, 4

5

2 Pengaruh

terbesar

runtuhnya

kecerdasan

sosial pada

a. Menjadi suatu kebiasaan tidak

bersosialisasi dalam beraktivitas

b. Perilaku yang diterima membuat

pribadi tidak bersemangat untuk

6

7

Page 159: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

137

korban bersosialisi

c. Perilaku negative yang didapat

menurunkan tingkat

kepercayaan dirinya untuk

bersosialisasi

d. Perlakuan negatif yang

menyebabkan dirinya di

asingkan

e. Tidak adanya semangat hidup

8

9

10

3 Perubahan yang

terasa dalam diri

a. Lebih banyak diam dan tidak

bersemangat

b. Lebih memendam dendam

c. Ingin melakukan perlakuan yang

sama disuatu nanti

d. Menjadi pribadi yang lebih baik

e. Tidak adanya keinginan atau

semangat untuk sekolah

11

12

13

14

15

Page 160: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

138

Lampiran 10, Kisi Instrumen validasi siswa (Korban bully)

Instrumen Validasi Siswa (Korban)

Analisis Mengenai Dampak Perilaku Verbal Bullying Terhadap

Kecerdasan Interprsonal Siswa Kelas V SDN Margajaya II Kota

Bekasi.

Indikator

Sub

Indikator Pertanyaan

1

a

b

c

1. Apa saja pekataanu buruk yang sering MF

terima dari teman-teman sekelas ?

2. Apakah hal tersebut membuat MF sakit hati

atau benci terhadap teman-teman ?

3. Apakah ada perlakuan dari teman-teman

seperti memukul, menendang atau perilaku

buruk yang melukai MF ?

4. Perlakuan fisik seperti apa yang pernah MF

terima ?

5. Apakah MF merasa berbeda atau

terasingkan oleh teman-teman MF di kelas ?

Page 161: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

139

2 a

b

c

d

e

6. Bagaimana cara MF bergabung untuk

bermain bersama teman-teman ?

7. Apa yang membuat MF tidak ingin untuk

sekedar bergabung dengan teman-teman ?

8. Apakah perlakuan teman-teman selama ini

membuat MF tidak percaya diri untuk sekedar

bergabung bermain?

9. Perilaku seperti apa yang membuat MF

sangat merasa diasingkan ?

10. Apakah hal ini membuat MF tidak percaya diri

atau bahkan tidak bersemangat untuk

melakukan kegiatan disekolah ?

3 a

b

c

d

e

11. Kenapa MF sering bolos sekolah dan terlihat

banyak diam disekolah ?

12. Apakah MF memiliki dendam terhadap

teman-teman yang sudah berbuat kurang

baik ?

13. Apakah suatu saat MF ada keinginan untuk

membalas perbuatan kurang baik dari teman-

teman ?

14. Adakah keinginan untuk berbaur bersama

teman-teman saat disekolah ?

15. Apa yang bisa membuat MF sekolah ?

Page 162: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

140

Lampiran 11, Hasil Wawancara

Wawancara dengan Ibu Euis Juhaenah, S.Pd.

1. Apa kebiasaan yang Ibu lihat dari siswa sebagai korban bully di

dalam kelas ?

Kebiasaan MF ini terlalu memiliki banyak perbedaan dengan teman

sebaya, sehingga hal ini menjadi pemicu dirinya diasingkan oleh

teman-temannya. Seperti kebiasaan ketika sedang berlangsung

pembelajaran, MF ini jarang terlihat serius dan terlihat tidak takut

terhadap perintah guru.

2. Gejala apa saja yang terlihat dari MF sebagai korban bully di dalam

kelas ?

Seperti lebih banyak sendiri, tidak pernah percaya diri, menganggap

tidak penting terhadap tugas yang diberi guru, serta gejala dari sikap

pribadi yang terlihat berbeda dengan teman sebayanya.

3. Bagaimana proses komunikasi yang dilakukan Ibu dengan MF dalam

pembelajaran sehari-hari ?

Komunikasi yang dilakukan tentunya memiliki kekhususan tertentu

ya untuk MF, dikarenakan tidak dapat disamakan dengan siswa

lainnya. Biasanya saya menggunakan komunikasi secara intens

sesering mungkin terhadap MF.

4. Apa saja keluhan MF yang Ibu ketahui ?

Page 163: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

141

Keluhan yang saya tau, MF sering merasa dirinya salah dimata

orang tuanya. MF sering mendapatkan perlakuan kurang baik dari

orang tuanya.

5. Bagaimana cara Ibu menerapkan metode pembelajaran didalam

kelas dengan adanya kasus bully yang terjadi terhadap siswa

didalam kelas ?

Tidak ada metode yang saya khususkan untuk mengajar dikelas V

ini, hanya beberapa cara yang saya ubah untuk dapat

mengendalikan kondisi kelas tetap kondusif. Seperti lebih sering

memberikan pemahaman terhadap siswa terkait kasus yang terjadi

yang berusaha saya kaitkan saat pembelajaran berlangsung.

6. Pendekatan seperti apa yang Ibu terapkan di dalam pembelajaran

tersebut ?

Pendekatan seperti memberikan contoh perilaku dari kasus yang

sama. Pendekatan yang bersifat kontekstual diluar materi

pembelajaran ini menjadi strategi pendekatan yang saya lakukan

perlahan.

7. Bagaimana pendekatan secara emosional yang Ibu lakukan dengan

MF saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran ?

Biasanya saya selalu memanggil MF sesering mungkin di luar jam

belajar dan saat pembelajaran. Hal ini untuk mengetahui lebih dalam

tentang kepribadian MF.

8. Kesulitan seperti apa yang MF alami dalam proses pembelajaran ?

Page 164: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

142

Kesulitan seperti mencerna penjelasan guru, kesulitan untuk

konsentrasi, hingga kesulitan untuk mengikuti pembelajaran seperti

siswa lainnya.

9. Apa saja perilaku yang terlihat dominan dari sodari MF saat proses

pembelajaran berlangsung ?

Seperti kurang terlalu memperhatikan guru, tidak perduli terhadap

perintah guru, dan kurang begitu serius dalam melakukan

pembelajaran..

10. Bagaiman MF dalam mengikuti pembelajaran cooperative learning di

dalam kelas ?

Proses MF yang terlihat dalam pembelajaran berkelompok memang

sangat sulit untuk bisa dikendalikan, disebabkan MF kurang bias

berbaur dengan serius dalam pembelajaran atau terkait dengan

tugas yang diberikan guru. Sehingga siswa di kelas mengeluhkan

apabila MF berkelompok dengan mereka.

11. Bagaimana kondisi dan sikap yang ditunjukan siswa sekelas

terhadap MF ?

Kondisi di dalam kelas terutama siswa memang terkadang sulit

dikendalikan apabila berhubungan dengan perilaku yang ditimbulkan

oleh MF. Inilah yang terkadang sulit untuk dikontrol karena guru

hanya ada saat jam pembelajaran berlangsung.

12. Apakah saat dilingkungan sekolah MF memiliki teman dekat ?

Page 165: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

143

MF kurang begitu memiliki teman dekat seperti siswa lainnya, namun

saat bermain diluar jam belajar MF sedikit dapat berbaur, apabila

aktifitas bermain tersebut digemari oleh MF.

13. Perilaku bully yang Ibu lihat seperti apa dari teman sekelasnya

terhadap MF ?

Seringnya dalam bentuk ejekan ya dari teman-temannya yang tidak

terlepas dari perilaku janggal yang MF lakukan, terkadang ada

ejekan yang bersifat hinaan. Apabila hal ini terlihat langsung oleh

saya mungkin masih bisa di kendalikan. Terkadang informasi ini

saya dapat dari siswa lainnya yang melaporkan kejadian tersebut

diluar jam belajar.

14. Apa saja ejekan yang di dapat oleh MF dari temannya ?

Ya terkadang ada ejekan yang bersifat kata-kata kasar dan lain

sebagainya diluar kendali, itu sudah termasuk parah dan saya sudah

pasti bertindak.

15. Adakah pihak lain selain siswa sekelas yang melakukan bully secara

verbal terhadap MF ?

Mungkin yang terlihat seperti guru mata pelajaran yang terkadang

sulit untuk mengendalikan MF dalam proes pembelajaran, maka

guru tersebut melakukan kekerasan secara verbal terhadap MF agar

dapat dikendalikan.

16. Adakah keluhan dari guru mata pelajaran atau dari Ibu sendiri terkait

prilaku MF di dalam kelas ?

Page 166: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

144

Sudah pasti ada. Mengeluhkan karena MF kurang begitu serius

dalam pembelajaran

17. Bagaimana kondisi mental yang terlihat dari MF dengan kondisi yang

ia terima ?

Untuk kondisi yang terlihat, MF terlihat seperti tidak memperlihatkan

kesedihan atau kekesalan secara langsung terhadap teman yang

melakukan bully terhadapnya. Namun terkadang saya sedikit janggal

dengan perlakuan dan kebiasaan yang MF perlihatkan sehari-hari di

lingkungan sekolah, seperti tidak membawa beban dan hal ini

menjadi acuan bahwa MF terlihat seperti sudah terbiasa dengan

kasus bully yang ia terima.

18. Apakah kehadiran atau absensi MF terganggu dengan adanya kasus

bully yang terjadi ?

Ya, sudah pasti. MF terkenal dengan siswa yang sangat sering

dalam kasus ketidak hadiran di sekolah. Terkadang pagi masuk,

siang sudah pulang. Hal ini yang sampai saat ini masih sulit untuk

dikendalikan.

19. Adakah aktifitas yang berhubungan dengan kegiatan bersosialisasi

dengan teman sebaya dari MF di dalam atau diluar lingkungan kelas

?

Yang saya lihat tentu ada ya, namun MF ini sangat berbeda dengan

siswa lainnya, yang hanya terlihat bergabung apabila MF memang

ada keinginan untuk gabung.

Page 167: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

145

20. Apakah dengan MF bersosialisasi, teman-temanyya menyambut

dengan baik ?

Sebagian besar tidak, sebagian kecil masih memaklumi dan

menerima MF dengan normal walaupun tidak berlangsung lama.

Page 168: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

146

Wawancara dengan Ibu Devi (Staf TU).

1. Apakah benar MF merupakan salah satu siswa dengan daftar catatan

hitam di sekolah, salah satunya kasus bully?

Ya, benar,

2. Apakah kasus bully yang terjadi terhadap MF sudah melewati proses

pemanggilan wali murid yang bersangkutan ?

Sudah, bahkan sudah beberapa kali pihak sekolah melakukannya

dengan tujuan untuk mengatasi masalah tersebut.

3. Apakah proses tersebut mampu mengurangi atau mengatasi kasus

bully yang terjadi pada MF?

Tidak sampai mengatasi, hanya sampai menguragi, itupun tidak

berlangsung lama.

4. Bagaimana untuk tingkat keseriusan pihak sekolah dalam menangani

kasus bully yang terjadi pada MF ?

Masih dalam tahap pemantauan guru sampai orang tua yang

bersangkutan untuk mencoba mengurangi kasus yang terjadi, sebab

pihak sekolah belum dapat berbuat banyak untuk sampai tahap

mengatasi, disebabkan MF memiliki perilaku yang sulit untuk kita

kendalikan. Disertai orang tua MFmenyerahkan sepenuhnya kepada

pihak sekolah.

5. Bagaimana kondisi korban saat ini dalam pantauan sekolah ?

Masih sama,

Page 169: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

147

Wawancara dengan Siswa (2 Informan terpilih).

1) Apa kesan pertama saat kalian satu kelas dengan MF?

ZA : MF berbeda dengan teman yang lain,

AT : Tidak pernah mau mengikuti pelajaran dengan baik

2) Siapa yang paling dekat dengan MF di luar lingkungan sekolah ?

ZA : Saya, MF adalah sodara saya dari mama, rumahnya MF

juga

dekat.

AT : Tidak terlalu dekat, hanya pernah melihat MF bermain

3) Apa yang menjadi penyebab MF terlihat berbeda dengan teman-

teman lainnya ?

ZA : Tingkah laku nya, susah belajar, dulu belum bisa

membaca,

sekarang sudah bisa dan senang menyendiri

AT : Perilakunya yang aneh, seperti sekolah sesukanya, suka

pulang lebih awal tanpa takut sama bu guru dan MF

termasuk

siswa

yang sering tidak masuk sekolah.

4) Tingkah laku aneh seperti apa yang sering di lakukan MF saat

pembelajaran ?

ZA : MF sering tidur di luar kelas saat pembelajaran, seperti

tidak

Page 170: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

148

takut walaupun sudah di marahi oleh bu guru.

AT : Seperti tidak merasa takut oleh bu guru, MF sempat tidak

naik

satu kali sebab jarang masuk dan kurang mengikuti

pembelajaran dengan baik.

5) Seberapa besar tingkat kepercayaan diri MF dibanding dengan teman

sekelas saat pembelajaran?

ZA : Kurang begitu percaya diri dalam Pembelajaran

AT : Tidak pernah terlihat percaya diri apalagi dalam

pembelajaran

6) Seperti apa hubungan MF dengan teman sekelas?

ZA : Tidak terlalu sering bergaul dengan teman sekelas, sering

sendriri, hanya beberapa kali terlihat bergabung untuk

sekedar bermain yang MF suka.

AT : Banyak teman yang selalu memberikan keluhan terhadap

bu

guru apabila pembelajaran kelompok disatukan dengan

MF.

7) Apa yang menjadi penyebab MF lebih sering menyendiri?

ZA : Tidak tahu

AT : Mungkin karena teman-teman juga banyak yang

menghindar

dari MF

Page 171: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

149

8) Perilaku seperti apa yang ditonjolkan oleh MF sehingga teman-

temannya enggan berteman dengan MF ?

ZA : MF memang aneh, dari pakaian yang selalu lusuh, sikap

yang

tidak peduli, hingga perilaku yang terkadang tidak

terkontrol.

AT : Tidak pernah merasa takut sama bu guru.

9) Apakah ada yang berusaha mendekati MF disekolah ?

ZA : Ada, tetapi untuk sekedar menjadi bahan ejekan

AT : Ada, MF hanya bahan ejekan teman-teman apalagi saat

dikelas.

10) Apa perilaku bully dari teman sekelas yang sering terlihat terhadap

MF ?

ZA : Yang lebih sering terlihat seperti ejekan.

AT : Ejekan, berupa penghinaan seperti MF tidak mandi, sering

kesiangan masuk kelas, tidak mau nurut pada bu guru.

11) Apakah ada kesamaan perilaku MF saat di lingkungan sekolah

dengan lingkungan rumah ?

ZA : Jika di luar sekolah, MF mau ikut bermain Itupun apabila

dengan saya, karna saya sodaranya.

AT : Sama saja, kurang terlihat bergaul

12) Apakah MF terlihat lebih aktif saat diluar lingkungan sekolah ?

ZA : Tidak, sama saja

Page 172: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

150

AT : Sama.

13) Bagaimana kondisi keluarga MF yang bisa kalian lihat ?

ZA : Kondisinya sama saja dengan saya

AT : Kondisi keluarga normal

14) Apakah pernah melihat atau mendengar ada perilaku kasar yang

diterima MF dari orang tuanya ?

ZA : Sering, MF bahkan sering dimarahi Ibu atau bapaknya tiap

MF

tidak mau berangkat sekolah, bahkan MF selalu di pukul

dan

ditendang oleh ayahnya.

AT : Saya sering mendengar bahwa MF sering di perlakukan

tidak

baik oleh ayahnya.

15) Bagaimana kondisi MF yang kalian lihat ?

ZA : MF seperti sudah terbiasa dalam menghadapinya.

AT : Biasa saja, tidak terlihat sedih atau terpuruk.

Page 173: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

151

Wawancara dengan MF (Korban)

1. Apa saja pekataanu buruk yang sering MF terima dari teman-teman

sekelas ?

Perkataan mengejek seperti “gabisa baca, anak tukang pulang, atau

kadang suka di suruh-suruh”

2. Apakah hal tersebut membuat MF sakit hati atau benci terhadap

teman-teman ?

TIdak. Biasa saja

3. Apakah ada perlakuan dari teman-teman seperti memukul,

menendang atau perilaku buruk yang melukai MF ?

Dulu pernah, sekarang paling diejek saja.

4. Perlakuan fisik seperti apa yang pernah MF terima ?

Hanya di dorong dorong waktu kelas 2.

5. Apakah MF merasa berbeda atau terasingkan oleh teman-teman MF

di kelas ?

Biasa saja.

6. Bagaimana cara MF bergabung untuk bermain bersama teman-teman

?

Tidak terlalu tertarik untuk selalu bergabung bermain apalagi untuk

belajar.

7. Apa yang membuat MF tidak ingin untuk sekedar bergabung dengan

teman-teman ?

Paling saya jadi bahan ejekan.

8. Apakah perlakuan teman-teman selama ini membuat MF tidak

percaya diri untuk sekedar bergabung bermain?

Page 174: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

152

Iya.

9. Perilaku seperti apa yang membuat MF sangat merasa diasingkan ?

Saya merasa berbeda dan dibedakan.

10. Apakah hal ini membuat MF tidak percaya diri atau bahkan tidak

bersemangat untuk melakukan kegiatan disekolah ?

Iya, sekolah juga karna takut sama bapak.

11. Kenapa MF sering bolos sekolah dan terlihat banyak diam disekolah

?

Sudah malas sekolah, pasti kondisinya sama-sama saja.

12. Apakah MF memiliki dendam terhadap teman-teman yang sudah

berbuat kurang baik ?

Tidak.

13. Apakah suatu saat MF ada keinginan untuk membalas perbuatan

kurang baik dari teman-teman ?

Tidak.

14. Adakah keinginan untuk berbaur bersama teman-teman saat

disekolah ?

Tidak sama sekali

15. Apa yang bisa membuat MF semangat untuk sekolah dengan baik?

Tidak tahu.

Page 175: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

153

Lampiran 12, Surat Pembimbing Skripsi.

Page 176: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

154

Lampiran 13, Surat Permohonan Penelitian

Page 177: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

155

Lampiran 14, Surat Keterangan dari Sekolah

Page 178: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

156

Lampiran 15, Surat Keterangan Bebas Plagiat

Page 179: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

157

Lampiran 16, Kartu bimbingan Skripsi

Page 180: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

158

Page 181: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

159

Page 182: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

160

Page 183: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

161

Lampiran 17, Kartu Menyaksikan Skripsi

Page 184: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

162

Lampiran 18, Lembar Validasi

Page 185: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

163

Page 186: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

164

Page 187: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

165

Lampiran 19, Dokumentasi

Foto Kegiatan Wawancara

Wawancara dengan MF (Siswa korban Bullying verbal)

Wawancara dengan Siswa (Informan 1)

Page 188: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

166

Wawancara dengan siswa (Informan 2)

Page 189: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

167

Foto Gedung SDN Margajaya II Kota Bekasi

Page 190: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

168

Lampiran 20, Kartu Bimbingan Pasca Sidang

Page 191: Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

169

Lampiran 21, Biodata Penulis

BIODATA PENULIS

Nama : Shaeny Pangestu

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 08 Dsember 1997

Agama : Islam

Alamat : Kp Karamat Rt/Rw. O4/09

Desa Margamekar, Kec. Pangalengan

Kab. Bandung

Riwayat Keluarga

1. Orang Tua : a. Ayah : Ganjar Hidayat

b. Ibu : Alm. Nani

Kuraesin

2. Saudara Kandung : a. Kakak : Gentra Buana

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri Dwikarya, tamat tahun 2010

2. SMP Negeri 4 Pangalengan, tamat, tahun 2013

3. SMK Neger 5 Pangalengan, tamat, tahun 2016

4. Diterima di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta,

tahun 2016