disusun dalam rangka menyelesaikan program studi diii

51
Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Prioritas Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Aman Nyaman: Hipertermi Di Lingkungan 6 Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia Karya Tulis Ilmiah (KTI) Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan Oleh Irma H Sinaga 142500092 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Prioritas Masalah

Gangguan Kebutuhan Dasar Aman Nyaman: Hipertermi

Di Lingkungan 6 Kelurahan Sari Rejo

Medan Polonia

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam rangka menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Irma H Sinaga

142500092

PROGRAM STUDI DIII

KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

i

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan kasih dan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada An.A dengan Prioritas

Masalah Ganguan Kebutuhan Dasar Aman Nyaman : Hipertermi di Lingkungan 6

Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia”.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara lansung maupun tidak lansung.

Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan I Fakultas

Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB selaku Wakil

Dekan II Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp. M.Kep., Sp. Mat, selaku Wakil Dekan

III Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi

DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera

Utara.

6. Dewi Elizadiani Suza, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dosen Pembimbing yang

telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu serta pikiran dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

7. Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep Dosen Penguji yang telah

meluangkan waktunya dalam sidang Karya Tulis Ilmiah saya.

8. Teristimewa untuk kedua orangtua saya, Bapak P. Sinaga dan Ibu E.Purba

serta kedua saudara saya Kristina Pesta Ria Sinaga dan Virnains Nugraha

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

iii

Sinaga yang telah memberikan dukungan, motivasi, semangat dan doa

serta materi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.

9. Teristimewa untuk sahabat terdekat saya , Yuni, Debo, Seftika, Litania,

Adel, Kongkow, Selviki, Fitri, dan Sofia yang selalu memberi semangat

dan menemani saya untuk menyelesesaikan Karya Tulis Ilmiah saya.

10. Teman satu dosen pembimbing saya Minah Hasibuan Dan Nio Sirait yang

selalu menemani untuk menyelesesaikan Karya Tulis Ilmiah saya.

11. Sahabat-sahabat saya sesama mahasiswa Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara Program Studi DIII Keperawatan Stambuk

2014 dan Kelompok Skill Lab B2 yang gak bisa disebutkan satu persatu.

12. Terimakasih kepada keluarga Nenek An. A untuk kerjasamanya dalam

menyelesaikan Kasus Karya Tulis Ilmiah saya.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh

dari kesempurnaan baik isi maupun susunannya. Maka dengan kerendahan hati

penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua pihak yang

dapat menyempurnakan karya Tulis Ilmiah ini.

Medan, 17 Juli 2017

Penulis

Irma H Sinaga

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

BAB 1 Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1 1.2 Tujuan Penelitian 2 1.3 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 Tinjauan Teori 4

2.1 Konsep Dasar Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aman Nyaman 4 2.1.1 Defenisi 4 2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi 5

2.2 Proses Asuhan Keperawatan 6 2.2.1 Pengakajian 6 2.2.2 Analisa Data 8 2.2.3 Rumusan Masalah 9 2.2.4 Implementasi 9

2.3 Asuhan Keperawatan Pada Kasus Aman Nyaman 11 2.3.1 Pengkajian 11 2.3.2 Analisa Data 22 2.3.3 Masalah Keperawatan 24 2.3.4 Diagnosa Keperawatan 24 2.3.5 Perencanaan Keperawatan dan Rasional 25 2.3.6 Pelaksanaan Keperawatan 28 2.3.7 Catatan Perkembangan 32 2.3.8 Evaluasi 36

BAB 3 Kesimpulan dan Saran 37

3.1 Kesimpulan 37 3.2 Saran 39

Daftar Pustaka 41

Lampiran

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Febris atau yang sering disebut demam merupakan suhu tubuh lebih dari

100,4°F (38°C) dalam keadaan istirahat. Demam mengakibatkan gangguan pada

titik pengaturan hipertermi. Hipertermi adalah suatu peningkatan suhu yang

berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun

mengurangi produksi panas. Hipertermi terjadi karena adanya ketidakmampuan

mekanisme kehilangan panas untuk mengimbangi produksi panas yang berlebihan

sehingga mengakibatkan peningkatan suhu tubuh diatas 39°C (Potter &

Perry,2010). Suhu tubuh normal rata-rata yang diukur lewat mulut pada pagi hari

adalah 36,7°C (antara 36-37,4°C). Suhu subnormal dibawah 36°C. Hipotermia

adalah keadaan suhu tubuh dibawah 35°C.

Pirogen adalah zat penyebab utama hipertermi. Pirogen seperti bakteri, virus,

dan antigen tertentu meningkatkan suhu tubuh (Potter,1996). Pirogen ada yang

berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen)

yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi

imunologik terhadap benda asing (non infeksi) (Sinarty, 2003). Setelah pirogen

masuk ke dalam tubuh, sel darah putih diproduksi untuk mempertahankan tubuh

dari infeksi.

Beberapa hal yang secara khusus perlu diperhatikan pada hipertermi, adalah

cara timbul demam, lama demam, sifat harian demam, tinggi demam, dan keluhan

serta gejala lain yang menyertai demam. Dalam beberapa keadaan diperlukan

pengukuran suhu yang lebih akurat seperti pada pasien berkeringat atau dengan

frekuensi pernafasan yang tinggi. Pada keadaan tersebut, Suhu rectal atau vagina

normal 0,5°C lebih tinggi dari suhu oral, dan suhu aksila normal lebih rendah.

Suhu rektal normal lebih dapat dipercaya dibanding suhu oral, terutama karena

pernapassan mulut atau takipnea.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam di

seluruh Dunia mencapai 16 – 33 juta dengan 500 – 600 ribu kematian tiap

tahunnya (Setyowati, 2013). Data kunjungan ke fasilitas kesehatan pediatrik di

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

2

Brazil terdapat sekitar 19% sampai 30% anak diperiksa karena menderita demam.

Di Indonesia penderita demam sebanyak 465 (91.0%) dari 511 pasien. Dari hasil

data Posyandu di lingkungan 6 kelurahan Sari Rejo Medan Polonia terdapat 16%

anak-anak menderita hipertermia.

Pada hipertermia ini juga tidak ada perbedaan insidens dari segi ras ataupun

jenis kelamin. Terjadinya penyakit ini dikarenakan oleh banyaknya masyarakat

yang tidak memiliki pola hidup bersih dan banyak membiarkan anak – anaknya

untuk beraktivitas berlebihan di luar sehingga rentan terhadap penyakit

hipertermi. Dampak yang ditimbulkan hipertermi dapat berupa penguapan cairan

tubuh yang berlebihan sehingga terjadi kekurangan cairan dan kejang.

Hipertermi dapat segera teratasi dengan terapi dan perawatan yang tepat.

Namun, apabila hipertermi tidak diatasi dan diberikan perawatan yang tepat dapat

mengancam jiwa pasien. Maka dari itu diharapkan dengan penulisan karya tulis

ilmiah (KTI) ini sebagai perawat dapat memahami konsep hipertermi dan asuhan

keperawatan pada pasien sehingga dapat memberikan perawatan yang efektif,

komprehensif dan optimal pada pasien.

1.2 Tujuan Penelitian

Dalam karya tulis ilmiah ini penulis telah merumuskan beberapa tujuan, antara lain:

a. Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada An.A dengan kasus

hipertermi.

2. Untuk menambah wawasan para pembaca karya tulis ilmiah

tentang Aman Nyaman.

b. Tujuan Khusus

1. Sebagai salah satu cara untuk menambah wawasan serta

pengetahuan bagi penulis dalam menangani kasus Aman Nyaman.

2. Sebagai bahan masukan kepada An.A mengenai penjelasan dan

penanganan Aman Nyaman.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

3

3. Mampu melakukan pengkajian dan merumuskan diagnosa

keperawatan pada An.A dengan hipertermi.

4. Untuk meningkatkan iptek dalam melakukan asuhan keperawatan

pada pasien dengan masalah Aman Nyaman pada An.A dengan

hipertermi.

5. Mampu melakukan implementasi dan evaluasi pada An.A dengan

hipertermi.

1.3 Manfaat Penilitian

1. Bagi Praktik Keperawatan

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat asuhan

keperawatan yang sistematis dan sesuai dengan konsep keperawatan.

2. Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil Karya Tulis Ilmiah yang diperoleh dapat dijadikan konstribusi bagi

peningkatan pendidikan keperawatan dan pengembangan ilmu keperawatan.

3. Bagi Kebutuhan Klien

Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk mengetahui cara

memenuhi kebutuhan dasar klien khususnya pada An.A yang mengalami

gangguan kebutuhan Aman Nyaman.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

4

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar

Aman Nyaman

2.1.1 Defenisi

Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa

juga keadaan aman dan tentram (Potter & Perry, 2006). Perubahan kenyamanan

adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan

dan berespons terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito, 2000).

A. Keamanan

Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen,

kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan mempengaruhi

kemampuan seseorang.

1. Oksigen

Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan yang

tidak berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak mempunyai sistem

pembuangan akan menyebabkan penumpukan karbondioksida.

2. Kelembaban

Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika

kelembaban relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan terevaporasi dengan

lambat.

3. Nutrisi

Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda

yang dapat menyebabkan kondisi kondisi yang tidak bersih akan meningkatkan

resiko infeksi dan keracunan makanan.

B. Kenyamanan

A. Nyeri

Nyeri adalah kondisi suatu mekanisme prolektif tubuh yang timbul

bilamana jaringan mengalami kerusakan dan menyebabkan individu

tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

5

B. Nyeri Akut

Nyeri akut adalah suatu keadaan dimana seseorang melaporkan adanya

ketidaknyamanan yang hebat. Nyeri akut biasanya mendadak, durasinya

singkat kurang dari 6 bulan.

C. Nyeri Kronik

Nyeri kronik adalah keadaan dimana seorang individu mengalami nyeri

yang berlangsung terus menerus, akibat kausa keganasan dan non

keganasan atau intermiten selama 6 bulan atau lebih.

D. Mual

Mual adalah keadaan dimana individu mengalami sesuatu

ketidaknyamanan, sensasi seperti gelombang dibelakang tenggorokan

epigastrium, atau seluruh abdomen yang mungkin atau mungkin tidak

menimbulkan muntah.

2.1.2 Faktor-Faktor Mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan

1. Emosi

Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi

keamanan dan kenyamanan.

2. Status Mobilisasi

Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun

memudahkan terjadinya resiko injury.

3. Gangguan Persepsi Sensory

Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang berbahaya seperti

gangguan penciuman dan penglihatan.

4. Keadaan Imunitas

Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga

mudah terserang penyakit.

5. Tingkat Kesadaran

Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan, paralisis,

disorientasi, dan kurang tidur.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

6

6. Informasi atau Komunikasi

Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat

menimbulkan kecelakaan.

7. Gangguan Tingkat Pengetahuan

Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat

diprediksi sebelumnya.

8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional

Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok.

9. Status nutrisi

Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah

menimbulkan penyakit, dan sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit

tertentu.

10. Usia

Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-

anak dan lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri.

11. Jenis Kelamin

Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam

merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.

12. Kebudayaan

Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu

mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai.

2.2 Proses Keperawatan

2.2.1 Pengkajian

A. Identitas Klien

• Nama, jenis kelamin, umur, agama, nama orangtua, pekerjaan

orangtua pendidikan orangtua, alamat, tanggal pengkajian, golongan

darah, diagnosa medis.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

7

B. Riwayat Kesehatan

• Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengalami peningkatan suhu tubuh >38°C, peningkatan nadi,

keletihan dan kelemahan umum, sensitivitas terhadap makanan, mual

atau muntah yang berhubungan dengan rasa sakit kepala, klien merasa

nyeri dan diare.

• Riwayat Kesehatan Dahulu

Adanya riwayat alergi terhadap makanan, adanya riwayat sawan dan

adanya polip.

• Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu An.A mempunyai sakit polip hingga saat ini.

C. Pemeriksaan Fisik

I. Kepala : berbentuk oval dan terlihat bersih

II. Leher : tidak terdapat pembengkakan kelenjar tiroid.

III. Dada : simetris kiri- kanan, tidak tertaba massa.

IV. Abdomen : distansi abdomen, terdengar bising usus.

V. Ekstremitas : tidak terdapat pembengkakan ataupun gangguan

pada bagian-bagian tertentu.

VI. Genitalia : tidak ada keluhan.

VII. Tanda-tanda vital

� Suhu tubuh klien meningkat lebih dari 38,7°C

� Pernapasan klien meningkat lebih dari 22x/menit

D. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan pada anak balita (0-5tahun)

(Smeltzer,2000).

1. Pertumbuhan

Pertambahan BB 2 kg/tahun pada usia 21 bulan, kelihatan kurus, tapi

aktifitas motorik tinggi, sistem tubuh matang (berjalan dan lompat), TB 6-

7cm atau tahun, kesulitan makan, eliminasi mandiri, kognitif berkembang,

mebutuhkan pengalaman belajar, inisiatif dan mampu identifikasi identitas

diri.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

8

2. Perkembangan (Motorik, bahasa, kognitif)

Berdiri satu kaki, menggoyangkan jari kaki, mengambar acak, menjepit

benda, melambaikan tangan, makan sendiri, menggunakan sendok,

menyebutkan empat gambar dan warna, menyebutkan warna benda,

mengerti kata sifat, menirukan berbagai bunyi kata, paham dengan arti

larangan berespon terhadap panggilan, menagis bila dimarahi, permintaan

sederhana, kecemasan perpisahan orang terdekat, mengenali semua

anggota keluarga.

2.2.2 Analisa Data

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai kesehatan

pasien, kemampuan pasien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri

dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.

Pada data fokus dibagi menjadi 2 bagian,yaitu :

• Data objektif adalah data yang didapat dari hasil pemeriksaan dan dari

hasil observasi perawat.

• Data subjektif adalah data yang didapat dari keluhan pasien atau hasil

anamnesa.

Data ini mempermudah perawat dalam memudahkan perawat dalam

menentukan masalah kebutuhan pasien. Pada kotak masalah diisi

kebutuhan yang telah ditentukan oleh perawat sesuai dengan data-data

yang telah didapat dan ditulis pada data fokus. Masalah ini berfungsi untuk

mempermudahkan perawat dalam perumusan diagnosa dan perencanaan

tindakan terhadap pasien.

Data pengkajian dapat menyatakan adanya karakteristik untuk diagnosa

keperawatan sebagai berikut :

1. Peningkatan suhu tubuh b.d status metabolisme.

2. Gangguan membran mukosa mulut b.d dehidrasi.

3. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

4. Tidak toleran terhadap aktivitas sehubungan dengan penurunan energi.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

9

2.2.3 Rumusan Masalah

Rencana tindakan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005).

2.2.4 Implementasi

Implimentasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana

keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Implementasi

keparawatan disesuaikan dengan rencana keperawatan yang telah

disusun.Implementasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan klien dan dapat

diterima oleh klien itu sendiri dan keluarga klien.

Jenis tindakan pada implimentasi ini terdiri dari tindakan:

a. Independent ( bergantung dengan diri sendiri)

b. Dependent (bergantung dengan sesuatu hal yang lain)

c. Interdependent (saling tergantungan)

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

10

Infeksi atau cidera Dehidrasi Jaringan Inflamasi Tubuh kehilangan cairan elektrolit

Monosit/Makrofag

Pelepasan pirogen Penurunan cairan intra sel dan ekstra sel Endogen (sitokin)

Mempengaruhi Hipotalamus anterior

Aksi antipiretik

pH berkurang Meningkatnya Gg.Rasa

Peningkatan evaporasi metabolik tubuh nyaman

Resiko defisit Anoreksia Kelemahan Volume cairan

Kurangnya Intoleransi Rewel nafsu makan aktivitas

Resiko nutrisi Cemas kurang dari kebutuhan tubuh

Mual muntah

BB Turun Kurangnya

Pengetahuan

Keluarga

Hipertermi

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

11

2.3 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS AMAN NYAMAN

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN USU

2.3.1 PENGKAJIAN

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : An.A

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 3 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : Belum Sekolah

Alamat : Jln.Antariksa Gg.tengah No.36 Kel.Sari

Rejo

Tanggal Pengkajian : 30 Mei 2017

Golongan Darah : A

Diagnosa Medis : Hipertermi

II. KELUHAN UTAMA

Nenek An.A mengatakan bahwa cucunya lemas, mual muntah,

diare, sakit kepala dan cucunya demam tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

12

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/Palliative

1. Apa penyebabnya :

Nenek An.A mengatakan bahwa An.A makan-makanan

sembarangan dan beberapa hari yang lalu An.A mandi

hujan bersama teman-temannya.

2. Hal-hal yang memeprbaiki keadaan :

Nenek An.A mengatakan jika An.A menangis biasanya

ditemeni dan nenek An.A memberi obat sirup kepala

An.A .

B. Quantity/Quality

1. Bagaiamana dirasakan

Nenek pasien mengatakan An.A merasakan panas pada

tubuhnya dan An.A sering menangis karena tidak

nyaman dengan keadaan tubuhnya.

2. Bagaimana dilihat

An.A terlihat lemas di tempat tidur.

C. Region

1. Dimana lokasinya

Seluruh badan An.A .

2. Apakah menyebar

Ya

D. Severity

Akibat penyakitnya pasien tampak lemas dan sering

menangis.

E. Time

Nenek An.A mengatakan An.A mengalami demam sejak 3

hari sebelum pengkajian

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

13

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

An.A pernah mengalami sakit sawan waktu usia 7 bulan

dan demam.

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Pengobatan yang dilakukan pada An.A dengan cara

membakar keong mas dan menempalkan keong mas pada

bagian kepala An.A. Nenek An.A mengatakan jika An.A

sakit pergi ke puskesmas dekat rumah.

C. Pernah dirawat/dioperasi

An.A tidak pernah dirawat/dioperasi di rumah sakit.

D. Lama dirawat

An.A tidak pernah dirawat di rumah sakit.

E. Alergi

An.A tidak memiliki alergi terhadap makanan,minuman

ataupun obat-obatan.

F. Imunisasi

Menurut dari keterangan keluarga (Ibu) An.A mendapatkan

imunisasi lengkap.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orangtua

Ibu An.A memiliki penyakit polip.

B. Saudara kandung

An.A tidak memiliki saudara kandung

C. Penyakit keturunan yang ada

Nenek An.A mengatakan bahwa tidak ada keturunan

penyakit.

D. Anggota keluarga yang ada mengalami gangguan jiwa

Jika ada, hubungan keluarga : Tidak ada.

Gejala : Tidak ada.

Riwayat penggobatan/perawatan : Tidak ada.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

14

E. Anggota keluarga yang meninggal

Nenek An.A mengatakan tidak ada anggota keluarga

meninggal.

F. Penyebab meninggal

Nenek An.A mengatakan tidak ada anggota keluarga

meninggal.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien terhadap penyakitnya

Nenek An.A mengharapkan cucunya cepat sembuh dan

sehat seperti biasanya.

B. Konsep diri

• Gambaran diri : Nenek An.A mengatakan An.A

adalah cucu satu-satunya.

• Ideal diri : Nenek An.A mengatakan An.A

menjadi kebangaan keluarganya.

• Harga diri : Nenek An.A merasa sedih pada

cucunya karena tidak beraktivitas

seperti biasanya.

• Peran diri : An.A ingin cepat sembuh dari

sakitnya.

• Identitas : An.A merupakan anak tunggal dan

satu-satunya cucu dari nenek An.A.

C. Keadaan emosi

Nenek pasien mengatakan An.A belum dapat mengontrol

emosinya sendiri.

D. Hubungan Sosial

• Orang yang berarti : An.A mengatakan

orang yang berarti adalah keluarganya.

• Hubungan dengan keluarga : Nenek An.A

mengatakan hubungan An.A dengan keluarga

sangat baik.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

15

• Hubungan dengan orang lain : Nenek An.A

mengatakan hubungan An.A dengan orang

lain/teman sangat baik.

• Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :

Nenek An.A mengatakan An.A tidak memiliki

hambatan dengan orang lain.

E. Spiritual

• Nilai dan keyakinan : An.A beragama Islam dan

mengikuti kepercayaan agama Islam.

• Kegiatan ibadah : An.A mulai mencontoh

kebiasaan ibadah yang dilakukan keluarganya.

VII. STATUS MENTAL

• Tingkat kesadaran : Compos mentis

• Penampilan : Rapi

• Pembicaraan : Sesuai

• Alam perasaan : Lesu

• Afek : Sesuai

• Interaksi selama wawancara : Kooperatif dan kontak mata ada

• Persepsi : Tidak ada

• Proses pikir : Sesuai pembicaraan

• Isi pikir : An. A tidak menujukkan gejala- gejala diatas

• Waham : Tidak ada waham

• Memori : Masih bisa mengingat kejadian dulu dan sekarang

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

16

VIII. PEMERIKASAAN FISIK

A. Keadaan Umum

Pasien tampak lemas dan suhu tubuh tinggi.

B. Tanda-tanda Vital

• Suhu tubuh : 38,7°C

• Tekanan darah : Tidak dilakukan pengkajian

• Nadi : 110 ×/menit

• Pernafasan : 38 ×/menit

• TB : 92 cm

• BB : 13 kg

C. Pemeriksaan Head To Toe

1. Kepala dan rambut

• Bentuk : Simetris dan oval

• Ubun-ubun : Tepat ditengah-tengah

• Kulit kepala : Tampak bersih dan wangi

2. Rambut

• Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut bersih dan berwarna hitam

• Bau : Tidak berbau

• Warna rambut : Hitam

3. Wajah

• Warna kulit : Sawo matang

• Struktur wajah : oval

4. Mata

• Kelengkapan dan kesimetrisan : Simetris dan

lengkap

• Palpebra : Normal

• Konjuntiva dan sclera : Konjungtiva tidak

pucat dan sclera

berwarna

• Pupil : Normal

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

17

• Kornea dan iris : Tidak ada

peradangan pada

mata klien

• Visus : Tidak ada tanda

kelainan.

• Tekanan bola mata : -

5. Hidung

• Tulang hidung dan posisi septum nasi : Normal dan

simetris

• Lubang hidung : Normal, simetris kiri kanan

dan terdapat secret

• Cuping hidung : Normal

6. Telinga

• Bentuk telinga : Normal dan simetris

• Ukuran telinga : Normal

• Lubang telinga : Simetris dan tidak kotor

• Ketajaman pendengaran : Normal

7. Mulut dan faring

• Keadaan bibir : Mukosa lembab dan bibir

pucat

• Keadaan gusi dan gigi : Gusi berwarna kemerahan

dan gigi tampak bersih

• Keadaan lidah : Bersih

• Orofaring : Tidak ada kelainan di

orofaring

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

18

8. Leher

• Posisi trachea : Normal dan teraba pada kedua sisi

• Thyroid : Tidak terdapat pembesaran kelenjar

tyroid

• Suara : Normal

• Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar

limfe

• Vena jugularis : Tidak dilakukan pengkajian

• Denyut nadi karotis: Teraba kuat

9. Pemeriksaan integument

• Kebersihan : Permukaan kulit tampak bersih

• Warna : Kulit kuning langsat

• Turgor : Kembali <2 detik

• Kelembaban : Keadaan kulit lembab

• Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan pada kulit

10. Periksaan payudara dan ketiak

• Ukuran dan bentuk : -

• Warna payudara dan areola : -

• Kondisi payudara dan putting : -

• Produksi ASI : -

• Aksilla dan clavikula : -

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

19

11. Pemeriksaan thoraks/dada

• Inspeksi thoraks (normal, burrel chest,funnel chest,

pigeon chest, flail chest, kifos koliasis) : Pernfasan

menggunakan otot aksesoris

• Pernafasan (frekuensi, irama) : 38 ×/menit

• Tanda kesulitan bernafas : -

12. Pemeriksaan abdomen

• Inspeksi (bentuk, benjolan) : Simetris dan tidak

terdapat massa

• Palpasi (tanda nyeri tekan, benjolan, ascites, hepar,

lien) : Normal

• Perkusi (suara abdomen) : Normal dan suara

tympani

13. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

• Genitalia (rambut pubis, lubang uretra) : Terdapat

lubang uretara dan tidak ada kelainan

• Anus dan perineum (lubang anus, kelainan pada

anus, perineum) : Normal, terdapat lubang anus dan

tidak ada kelainan

14. Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas

(kesimetrisan, kekuatan otot, edema)

• Kesismetrisan : Simetris kanan kiri

• Edema :Tidak ada edema

15. Pemeriksaan neurologi (Nervus cranialis)

Tidak dilakukan pengkajian

16. Fungsi Sensorik

• Identifikasi sentuhan : Mampu

mengidentifikas sentuhan saat melakukaan

pengkajian

• Tes tajam tumpul : Mampu

membedakan tajam tumpul

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

20

• Tes panas dingin : Mampu

membedakan panas dingin

• Getaran : Dapat

mengidentifikasi getaran

IX. Pola Kebiasaan Sehari-hari

I. Pola makan dan minum

• Frekuensi makan/hari : 3 kali/hari.

• Nafsu/selera makan : Pasien mengatakan kurang

selera makan.

• Nyeri ulu hati : Tidak ada nyeri ulu hati.

• Alergi : Ada alergi makanan seperti

telur

• Mual dan muntah : Terjadi mual muntah disaat

An.A makan ataupun

minum.

• Waktu pemberian makan : 07.30 wib, 12.00

wib, 18.00 wib.

• Jumlah dan jenis makan : Nasi, sayur, lauk,

buah.

• Waktu pemberian cairan/minum : Pasien

mengatakan minum jika sudah haus.

• Masalah makan dan minum : -

II. Perawatan diri/personal hygiene

• Kebersihan tubuh : Tubuh pasien

tampak bersih.

• Kebersihan gigi dan mulut : Kebersihan gigi

tampak kekuningan

dan mulut tidak bau.

• Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku pasien

terlihat bersih.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

21

III. Pola kegiatan/aktivitas

Kegiatan Mandiri Tidak Mandiri

Mandi - Ya

Makan - Ya

BAB - Ya

BAK - Ya

Ganti Pakaian - Ya

IV. Pola eliminasi

a. BAB

• Pola BAB : 3-5 kali/hari

• Karakter feses : Lunak dan berbau khas

• Riwayat perdarahan : -

• BAB terakhir : Nenek An.A mengatakan BAB

terakhir pada pukul 05.20 wib.

• Diare : An.A mengalami diare sejak 2 hari

sebelum pengkajian.

• Penggunaan laksatif : -

b. BAK

• Pola BAK : 6-8 kali/hari

• Karakter urine : Kuning dan berbau khas

• Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak

• Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : -

• Penggunaan diuretik : -

• Upaya mengatasi masalah : -

V. Mekanisme koping

a. Adaptif

• Bicara dengan orang lain

• Teknik relaksasi

b. Maladaptif

Tidak ada

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

22

2.3.2 ANALISA DATA

No Data Penyebab Masalah Keperawatan

1. Ds :

- Nenek mengatakan

An.A demam sejak 2

hari yang lalu.

- Nenek An.A

mengatakan badan An.A

terasa lemas dan

mengeluh haus,panas,

dan dehidrasi

Do :

- T : 38,7°C

- HR : 104x/menit

- RR : 38x/menit

Proses infeksi

Menggangu pusat

pengaturan suhu tubuh

Peningkatan suhu tubuh

Hipertermi

berhubungan dengan

ketidakefektifan

regulasi suhu sekunder

yang di tandai dengan

pasien mengeluh

badannya terasa

panas,haus dan

dehidrasi.

2. Ds :

- Keluarga menanyakan

apa yang mengakibatkan

cucunya terkena demam.

- Nenek An.A

menanyakan apakah

cucunya bisa kembali

demam .

- Nenek An.A

menanyakan bagaimana

cara agar cucunya tidak

kembali demam .

Do :

- Keluarga An.A tampak

cemas dan bingung.

Proses penyakit

Kurang infomasi terhadap

penyakit

Kurangnya

pengetahuan

berhubungan dengan

kurangnya informasi

tentang hipertermi

ditandai dengan

Keluarga An. A tampak

cemas dan bingung.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

23

3. Ds : - Nenek An.A

mengatakan An.A

lemas

- Nenek An.A

mengatakan An.A

kehilangan selera

makan.

- Nenek An.A

mengatakan An.A

mengalami diare setelah

3 hari demam .

Do :

- An.A terlihat gelisah

dan meringgis.

- An.A tampak letih dan

lemah.

- Susu formula yang

diberi Nenek An.A tidak

habis.

- BB An.A berkurang.

Diare

Diare dapat merangsang

output dari dalam tubuh

Tubuh kekurangan nutrisi

Intek tidak terpenuhi

Kekurangan volume cairan tubuh

Resiko kekurangan

volume cairan tubuh

berhubungan dengan

metabolisme yang

ditandai dengan An. A

mengalami diare.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

24

2.3.3 MASALAH KEPERAWATAN

1. Hipertermi berhubungan dengan ketidakefektifan regulasi suhu sekunder.

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

3. Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan

metabolisme.

2.3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipertermi berhubungan dengan ketidakefektifan regulasi suhu sekunder

yang di tandai dengan An. A mengeluh badannya terasa panas,haus dan

dehidrasi.

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

hipertermi ditandai dengan Keluarga An. A tampak cemas dan bingung.

3. Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan metabolisme

yang ditandai dengan An. A mengalami diare.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

25

2.3.5 PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

No. Diagnosa Perencanaan Keperawatan

1. Hipertermi berhubungan dengan

ketidakefektifan regulasi suhu sekunder

yang di tandai dengan pasien mengeluh

badannya terasa panas,haus dan

dehidrasi.

Tujuan : Suhu tubuh kembali normal.

Kriteria hasil : Klien dapat beristirahat

seperti semula.

Rencana Tindakan Rasional

1. Pantau tanda-tanda vital.

2. Ciptakan lingkungan yang tenang.

3. Atur posisi pasien senyaman

mungkin.

4. Lakukan kompres hangat.

5. Anjurkan pasien banyak minum

±2000-2500 ml/hari.

6. Anjurkan klien untuk memakai

pakaian tipis dan yang dapat

menyerap keringat.

7. Berikan obat sesuai indikasi dokter.

1. Untuk mengetahui perubahan suhu tubuh.

2. Rangsangan yang berlebihan dari

lingkungan akan memperberat rasa aman

nyaman terhadap pasien.

3. Posisi yang nyaman akan membantu

memberikan kesepatan pada otot untuk

relaksasi seoptimal mungkin.

4. Untuk menurut suhu tubuh pasien.

5. Sebagai pengganti cairan tubuh yang

hilang.

6. Untuk membantu mempercepat proses

evaporasi.

7. Untuk mempercepat penyembuhan

terhadap pasien.

No. Diagnosa Perencanaan Keperawatan

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang hipertermi ditandai dengan Keluarga An. A tampak cemas dan bingung.

Tujuan : Klien atau Keluarga mengerti

dengan kondisi sekarang dan dapat

memahami tentang penanggulangan

hipertermi.

Kriteria Hasil : Keluarga dapat tenang dan

tidak cemas.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

26

Rencana Tindakan Rasional

1. Bina hubungan yang baik dengan

keluarga klien.

2. Berikan penjelasan tentang keadaan

klien.

3. Berikan kesempatan klien atau

keluarga untuk mengekspresikan

perasaannya.

4. Berikan pendidikan kesehatan tentang

penyakit klien.

5. Libatkan kelurga terdekat dalam proses

keperawatan.

6. Anjurkan pada keluarga untuk segera

membawa anaknya kerumah sakit atau

puskesmas bila demam tingginya

berlangsung lama.

1. Mempermudah dalam proses tindakan

keperawatan.

2. Untuk mengurang kecemasan terhadap

klien atau keluarga.

3. Mengetahui keluhan dan kecemasan

yang sedang dirasakan klien/keluarga.

4. Menambah pengetahuan terhadap

klien/keluarga.

5. Mempercepat proses penyembuhan

terhadap klien.

6. Mengurangi komplikasi atau bahaya

yang dapat ditimbulkan oleh hipertermi.

No. Diagnosa Perencanaan Keperawatan

3. Resiko kekurangan volume cairan tubuh

berhubungan dengan metabolisme yang

ditandai dengan An. A mengalami diare.

Tujuan : Volume cairan tubuh dapat

seimbang.

Kriteria Hasil :

- Klien tidak lemah dan letih.

- Klien tidak mual dan muntah.

- Diet yang disediakan dapat habis.

Rencana Tindakan Rasional

1. Jelaskan pada keluarga pentingnya

nutrisi untuk pemulihan kesehatan.

2. Anjurkan keluarga untuk memberi

makanan pada anak dalam keadaan

hangat.

3. Anjurkan keluarga untuk memberi

1. Menambah pengetahuan keluarga

terhadap nutrisi.

2. Mengurangi rasa mual dan muntah

terhadap klien.

3. Menghindari terjadinya mual dan

muntah kepada klien.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

27

klien dengan porsi makan yang

secukupnya.

4. Anjurkan keluarga untuk memberi

makanan kesukaan klien dan pastikan

klien tidak alergi terhadap makanan

tersebut.

5. Anjurkan keluarga untuk memberi

minum banyak sesuai kebutuhan klien.

6. Timbang berat badan klien.

4. Menambah selera makan kepada klien

dan sebagai penambah nutrisi terhadap

tubuh klien.

5. Mengganti kebutuhan cairan klien yang

telah hilang.

6. Dengan menimbang berat badan klien,

perawat dapat mengetahui perkembangan

dan pertumbuhan klien.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

28

2.3.6 PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Hari/

Tanggal

No.

Dx

Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)

Selasa/

30 Mei

2017

1.

2.

1. Mempertahankan suhu tubuh stabil.

2. Menciptakan lingkungan yang tenang.

3. Mengatur posisi pasien senyaman

mungkin.

4. Melakukan vital sign pada An.A

5. Menjelaskan cara perawatan anak demam.

6. Melakukan dan mengajarkan keluarga

cara kompres hangat pada axilla dan

temporal serta menjelaskan tujuan.

7. Menganjurkan klien untuk memakai

pakaian yang bahannya dapat menyerap

keringat seperti katun dan kaos.

8. Menganjurkan klien mengkonsumsi obat

sesuai indikasi dokter.

1. Melakukan hubungan terapeutik dengan

klien dan keluarga klien tujuannya untuk

membina hubungan saling percaya .

2. Menjelaskan tentang keadaan klien.

3. Memberi support kepada keluarga untuk

S:

- Nenak An.A telah

melakukan kompres

hangat.

- Nenek An.A

mengatakan An.A

masih demam.

O : - An.A tampak lemah.

- Bibir An.A tampak

kering.

- Suhu 38,7°C

RR : 38x/menit

Nadi : 110x/menit

- An.A masih

mengalami

hipertermi.

A : Masalah belum teratasi

- Klien masih

merasakan panas

pada badannya.

P : Intervensi dilanjutkan

1, 4, 6, 7, 8.

S :

- Keluarga

mengatakan sudah

dapat memahami

tentang

Universitas Sumatera Utara

Page 35: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

29

3.

menghilangkan rasa cemas terhadap

klien.

4. Menjelaskan cara mengatasi hipertermi.

5. Memberi pendidikan kesehatan tentang

penyakit klien.

6. Beri kesempatan keluarga untuk

mengulangi isi pendidikan kesehatan

tentang hipertermi.

7. Libatkan keluarga dalam proses

keperawatan.

1. Memberi informasi yang tepat tentang

kebutuhan nutrisi .

2. Menganjurkan klien memakan makan

yang bergizi dan tinggi protein.

3. Menciptkan lingkungan yang tenang

selama makan dan minum.

4. Berikan makanan yang sesuai dengan

keadaan dan keinginan klien untuk

menghindari rasa mual muntah.

5. Berikan umpan balik positif terhadap

pasien yang menunjukkan selera makan.

6. Pantau berat badan klien.

7. Berikan obat antipiretik dan obat

antibiotik sesuai dengan indikasi:

• Sanmol Paracetamol Sirup 120 mg

• Tremenza Pseudoephedrine HCL

60mg. Triprolidine HCL 2.5 mg

tablet

• Ibuprofen 400mg

penanggulangan

hipertermi.

- Keluarga

mengatakan

kecemasannya sudah

mulai berkurang.

O : - Nenek An.A tampak

mengerti.

- Keluarga tampak

tenang.

A : Masalah teratasi.

P : Intervensi dihentikan.

S : Nenek An.A mengatakan

An.A mengalami mual

muntahnya saat makan.

O : - BB An.A (11kg)

- An.A tampak lemas.

A : Masalah teratasi

sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan

2, 3, 4, 5, 6, 7.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

30

Kamis/

01 Juni

2017

1.

3.

1. Mempertahankan suhu tubuh stabil.

2. Melakukan vital sign pada An.A

3. Keluarga melakukan cara kompres hangat

pada axilla dan temporal .

4. Menganjurkan klien untuk memakai

pakaian yang bahannya dapat menyerap

keringat seperti katun dan kaos.

5. Menganjurkan klien mengkonsumsi obat sesuai indikasi dokter.

1. Menganjurkan klien memakan makan

yang bergizi dan tinggi protein.

2. Menciptkan lingkungan yang tenang

selama makan dan minum.

3. Berikan makanan yang sesuai dengan

keadaan dan keinginan klien untuk

menghindari rasa mual muntah.

4. Berikan umpan balik positif terhadap

pasien yang menunjukkan selera makan.

5. Pantau berat badan klien.

6. Berikan obat antipiretik dan obat

antibiotik sesuai dengan indikasi:

• Sanmol Paracetamol Sirup 120 mg

• Tremenza Pseudoephedrine HCL

60mg. Triprolidine HCL 2.5 mg

tablet

• Ibuprofen 400mg

S : Nenek An.A mengatakan

demam An.A sudah

berkurang.

0 : - Suhu 37,7°C

RR : 24x/menit

Nadi : 82x/menit

- An.A masih tampak

lemah.

- Mukosa mulut An.A

lembab.

A : Masalah sebagian teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

S : Nenek An.A

mengakatakan cucunya

sudah mau makan dan

masih ada tersisa.

0 : An.A masih kelihatan

lemah.

A : Masalah sebagian

teratasi

P : Intervensi dilanjutkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

31

Jumat/

02 Juni

2017

1.

3.

1. Mempertahankan suhu tubuh stabil.

2. Melakukan vital sign pada An.A.

3. Mengajurkan keluarga melakukan

kompres hangat jika suhu An.A tinggi.

1. Menganjurkan klien memakan makan

yang bergizi dan tinggi protein.

2. Menciptkan lingkungan yang tenang

selama makan dan minum.

3. Berikan makanan yang sesuai dengan

keadaan dan keinginan klien untuk

menghindari rasa mual muntah.

4. Berikan umpan balik positif terhadap

pasien yang menunjukkan selera makan.

5. Pantau berat badan klien.

6. Berikan obat antipiretik dan obat

antibiotik sesuai dengan indikasi:

• Sanmol Paracetamol Sirup 120 mg

• Tremenza Pseudoephedrine HCL

60mg. Triprolidine HCL 2.5 mg

tablet

• Ibuprofen 400mg

S : Nenek An.A mengatakan

An.A tidak demam lagi.

O : - S :36,6°C

N : 82 x/menit

P : 21x/menit

- An.A tampak mulai

bersemangat.

- Mukosa mulut

lembab.

- BB An.A meningkat

(13 kg)

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

S : Nenek An.A mengatakan

cucunya sudah mau

makan dan tidak ada

tersisa .

0 : An.A sudah dapat

beraktivitas seperti biasa.

A : Masalah teratasi.

P : Intervensi dihentikan.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

32

2.3.7 CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No.

Dx

Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

1.

2.

Selasa ,

30 Mei 2017

11.00

11.35

- Memantau TTV klien

• S :38,7°C

• N : 110x/menit

• P : 38x/menit

- Menciptakan lingkungan yang tenang.

- Mengatur posisi klien senyaman mungkin ( Semi fowler)/

- Memberi kompres hangat pada axilla dan temporal serta

mengganti kapas kompres sekali dalam 10 menit.

- Memberi minum sesuai kebutuhan klien.

- Memastikan klien sudah meminum obat sesuai indikasi

dokter.

- Melakukan hubungan terapeutik dengan klien dan

keluarga klien tujuannya untuk membina hubungan

saling percaya

- Mengkaji pengetahuan keluarga klien tentang cara

merawat pada penyakit hipertermi yang dialami klien.

- Menjelaskan tentang keadaan klien .

- Memberi penkes tentang hipertermi pada klien/keluarga

klien.

- Mendemostrasikan kepada keluarga tentang cara

mengkompres hangat pada axilla dan temporal.

- Beri kesempatan keluarga untuk mengulangi isi

pendidikan kesehatandan cara mendemostrasi tentang

hipertermi.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

33

3. 12.20 - Memberi atau menjelaskan informasi yang tepat kepada

keluarga klien tentang kekurang volume cairan tubuh.

- Menganjurkan keluarga klien untuk memberi klien

memakan makan yang bergizi dan tinggi protein.

- Pastikan lingkungan yang tenang selama makan dan

minum.

- Berikan makanan yang sesuai dengan keadaan dan

keinginan klien untuk menghindari rasa mual muntah.

- Berikan umpan balik positif terhadap pasien yang

menunjukkan selera makan seperti kata pujian.

- Pantau berat badan klien selalu.

- Pantau dalam pemberian obat antipiretik dan obat

antibiotik sesuai dengan indikasi dokter kepada klien

1.

2.

Kamis,

01 Juni 2017

13.20

13.45

- Memantau TTV klien

• S :37,7°C

• N : 82x/menit

• P : 24x/menit

- Menciptakan lingkungan yang tenang.

- Mengatur posisi klien senyaman mungkin (Semi fowler).

- Memberi kompres hangat pada axilla dan temporal serta

mengganti kapas kompres sekali dalam 10 menit.

- Memberi minum sesuai kebutuhan klien.

- Memastikan klien sudah meminum obat sesuai indikasi

dokter.

- Melakukan hubungan terapeutik dengan klien dan

keluarga klien tujuannya untuk membina hubungan

saling percaya

- Mengkaji pengetahuan keluarga klien tentang cara

merawat pada penyakit hipertermi yang dialami klien.

- Keluarga klien sudah dapat mendemostrasikan cara

melakukan kompres hangat terdapat klien secara mandiri.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

34

3.

14.05

- Berikan support keluarga untuk menghilangkan rasa

cemasnya.

- Keluarga klien dapat menjelaskan tentang kebutuhan

tubuh.

- Keluarga klien sudah memberi klien makanan yang

bergizi dan tinggi protein.

- Pastikan lingkungan yang tenang selama makan dan

minum.

- Klien tidak merasakan mual muntah lagi.

- Berikan umpan balik positif terhadap pasien yang

menunjukkan selera makan seperti kata pujian.

- Pantau berat badan klien selalu.

- Pantau dalam pemberian obat antipiretik dan obat

antibiotik sesuai dengan indikasi dokter kepada klien :

• Sanmol Paracetamol Sirup 120 mg

• Tremenza Pseudoephedrine HCL 60mg. Triprolidine

HCL 2.5 mg tablet

• Ibuprofen 400mg

1.

2.

Jumat.

02 Juni 2017

09.20

09.35

- Memantau TTV klien

• S :36,6°C

• N : 82 x/menit

• P : 21x/menit

- Menciptakan lingkungan yang tenang.

- Mengatur posisi klien senyaman mungkin .

- Memberi minum sesuai kebutuhan klien.

- Memastikan klien sudah meminum obat sesuai indikasi

dokter.

- Melakukan hubungan terapeutik dengan klien dan

keluarga klien tujuannya untuk membina hubungan

saling percaya

Universitas Sumatera Utara

Page 41: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

35

3.

09.50

- Keluarga klien tampak senang melihat klien sudah dapat

beraktivitas seperti biasa.

- Klien tampak tidak gelisah ataupun rewel.

- Keluarga klien dapat memenuhi kebutuhan cairan tubuh

di rumahnya.

- Keluarga klien sudah memberi klien makanan yang

bergizi dan tinggi protein.

- Pastikan lingkungan yang tenang selama makan dan

minum.

- Klien tidak merasakan mual muntah lagi.

- klien sudah dapat beraktivitas seperti semula.

- Berikan umpan balik positif terhadap pasien karena sudah

dapat beraktivitas semula dan menjaga tetap

makanannya.

- Berat badan klien meningkat.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

36

2.3.8 Evaluasi

Evaluasi Adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan (Setiadi.2008). Adapun hasil evaluasi keseluruhan merupakan tahap akhir dalam penilaian untuk memberikan efek positif terhadap pasien sesuai dengan tujuan umum dan tujuan khusus yang diharapkan.

Keefektifan intervensi keperawatan pada anak dengan hipertermi dapat dilakukan pengkajian selama beberapa hari dan evaluasi terhadap asuhan yang dapat di observasi :

1. Klien dan keluarga klien dapat memahami apa itu hipertermi.

2. Klien dan keluarga klien memahami tanda dan tingkah laku yang

menyebabkan terjadinya hipertermi.

3. Keluarga mampu malakukan manajemen perawatan anak pada saat

mengalami hipertermi.

4. Keluarga merasa tenang dan mengerti tentang kondisi yang dialami

pasien.

5. Pasien merasa nyaman dengan kondisinya sekarang dan klien

sudah dapat beraktivitas seperti semula.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

37

BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan Asuhan Keperawatan pada An.A dengan Prioritas

Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Aman Nyaman dengan diagnosa medisnya

Hipertermi di Lingkungan 6 Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia, maka pada

kesempatan ini dapat diberi kesimpulan dan saran sesuai dengan penerapan proses

keperawatan yang dilakukan pada klien sebagai berikut :

3.1 Kesimpulan

Pengkajian

Dalam melakukan pengkajian, penulis dapat mengumpulkan data pada

klien dengan diagnosa hipertermi yang dilakukan dengan wawancara,

pemeriksaan fisik, observasi dan dokumentasi keperawatan. Sehingga dengan

pengkajian didapat data dasar berupa data keluhan klien, riwayat kesehatan

sekarang, riwayat kesehatan terdahulu, riwayat kesehatan keluarga dan

pemeriksaan fisik.

Diagnosa Keperawatan

Setelah pengumpulkan data maka dapat ditemukan masalah-masalah

keperawatan melalui analisa data dengan diagnosa :

1. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh akibat

hipertermi.

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

hipertermi.

3. Resiko gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan mual muntah.

Universitas Sumatera Utara

Page 44: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

38

Perencanaan

Pada tahap perencanaan dapat disusun rencana tindakan dengan prioritas

masalah yang bertujuan untuk demam berkurang, keseimbangan cairan tubuh,

meningkatkan nutrisi dalam tubuh, napsu makan meningkat, tidak terjadi demam

tinggi berulang, kecemasan orang tua berkurang.

Implementasi

Implementasi yang dilakukan penulis pada An.A sesuai dengan rencana

tindakan yang sudah disusun sebelumnya dan disesuaikan dengan sarana dan

fasilitas yang ada pada penulis dan keluarga klien.

Evaluasi

Pada tahap evaluasi dapat dinilai keberhasilan dalam Asuhan Keperawatan

yang sudah dijalankan. Pada umumnya tujuan sudah tercapai sesuai dengan

kriteria yang telah ditetapkan. Terlaksananya Asuhan Keperawatan ini tidak

terlepas dari dukungan dari perawat dan klien / keluarga klien.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

39

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis simpulkan adalah sebagai berikut :

Bagi Klien dan Keluarga Klien

• Kepada klien dan keluarga diharapkan mampu menjaga kesehatan serta

mempunyai keinginan untuk melaksanakan tindakan dan nasehat yang

telah diberikan perawat ataupun penulis agar tidak terjadi hipertermi

berulang.

• Perlu memperhatikan pola istirahat tidur klien agar klien dapat tidur

dengan tenang dan jam istirihat tidur klien terpenuhi.

Bagi Perawat

• Pada saat melakukan pengkajian pada klien, perawat berperan aktif untuk

menanyakan kepada klien tentang apa yang dirasakan klien dan keluarga

selama menderita penyakit ini agar perawat menegakkan diagnosa

keperawatan yang aktif.

• Diagnosa keperawatan yang ditegakkan hendaknya diberitahukan kepada

klien untuk mempermudah melaksanakan intervensi keperawatan.

• Dalam merencanakan pemecahan masalah hendaknya klien dan keluarga

di ikut sertakan, sehingga terjalin kerja sama yang baik untuk

mempermudah pemecahan masalah.

• Diharapkan kepada perawat memberikan healths education kepada klien

dan keluarga agar rutin minum obat secara teratur, dosis tepat, waktu tepat

dan kepada keluarga, mengurangi aktivitas dan menganjurkan pada klien

untuk cukup istirahat.

Institusi Pendidikan

• Diharapkan Karya Tulis Ilmiah (dalam bentuk Laporan Kasus) ini dapat

dijadikan sebagai sumber bacaan di perpustakaan untuk mahasiswa/i

Fakultas Keperawatan USU tentang Asuhan Keperawatan pada An.A

dengan Prioritas Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Aman Nyaman:

Hipertermi.

Universitas Sumatera Utara

Page 46: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

40

• Diharapkan hasil dari penelitian Karya Tulis Ilmiah (dalam bentuk

Laporan Kasus) ini dapat dijadikan referensi tambahan di perpustakaan

Fakultas Keperawatan USU dan menjadi masukan bagi mahasiswa yang

melakukan penelitian selanjutnya

Bagi Mahasiswa

• Bagi mahasiswa diharapkan Karya Tulis Ilmiah (dalam bentuk Laporan

Kasus) ini mampu menambah pengetahuan dan pengalaman dalam

menerapkan ilmu yang nyata dilapangan.

• Diharapkan hasil dari Karya Tulis Ilmiah (dalam bentuk Laporan Kasus)

ini dapat menjadi contoh untuk penelitian selanjutnya dengan aspek yang

lebih luas dan metode yang lebih lengkap untuk lebih menyempurnakan

penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

41

DAFTAR PUSTAKA

Edwards, Dr. Martin. (1994). Panduan Lengkap Gejala Medis Pada Anak. Edisi1. Jakarta: Gramedia.

Maas, Meridean L, dkk. (2002). Asuhan Keperawatan Geriatrik. Jilid Ke 1. Jakarta : EGC.

Muttaqin, Arif. (1998). Pengakajian Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinik. Jakarta : Salemba Medika.

Ngastiyah. (2004). Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.

Seller, Robert H. (1989). Buku Diagnosis Banding Gejala Yang Lazim. Jakarta : EGC.

Tierney, Lawrence M, Maxine A & Stephen J. (2002). Buku Satu Diagnosi Terapi Kedokteran Ilmu Penyakit Dalam. Jilid Ke 1. Jakarta : Salemba Medika.

Patricia A, Potter. (1996). Buku Pengkajian Kesehatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Wilkinson, Judith M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Edisi 9. Jakarta : EGC.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

LAMPIRAN

CATATAN KEPERAWATAN

Hari/

Tanggal

No.

Dx

Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)

Selasa/30

Mei 2017

1.

2.

1. Mempertahankan suhu tubuh stabil.

2. Menciptakan lingkungan yang tenang.

3. Mengatur posisi pasien senyaman

mungkin.

4. Melakukan vital sign pada An.A

5. Menjelaskan cara perawatan anak demam.

6. Melakukan dan mengajarkan keluarga

cara kompres hangat pada axilla dan

temporal serta menjelaskan tujuan.

7. Menganjurkan klien untuk memakai

pakaian yang bahannya dapat menyerap

keringat seperti katun dan kaos.

8. Menganjurkan klien mengkonsumsi obat

sesuai indikasi dokter.

1. Melakukan hubungan terapeutik dengan

klien dan keluarga klien tujuannya untuk

membina hubungan saling percaya .

2. Menjelaskan tentang keadaan klien.

3. Memberi support kepada keluarga untuk

menghilangkan rasa cemas terhadap klien.

S:

- Nenak An.A telah

melakukan kompres

hangat.

- Nenek An.A

mengatakan An.A

masih demam.

O : - An.A tampak lemah.

- Bibir An.A tampak

kering.

- Suhu 38,7°C

RR : 38x/menit

Nadi : 110x/menit

- An.A masih mengalami

hipertermi.

A : Masalah belum teratasi

- Klien masih merasakan

panas pada badannya.

P : Intervensi dilanjutkan

1, 4, 6, 7, 8.

S :

- Keluarga mengatakan

sudah dapat memahami

tentang

penanggulangan

hipertermi.

Universitas Sumatera Utara

Page 49: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

3.

4. Menjelaskan cara mengatasi hipertermi.

5. Memberi pendidikan kesehatan tentang

penyakit klien.

6. Beri kesempatan keluarga untuk

mengulangi isi pendidikan kesehatan tentang

hipertermi.

7. Libatkan keluarga dalam proses

keperawatan.

1. Memberi informasi yang tepat tentang

kebutuhan nutrisi.

2. Menganjurkan klien memakan makan

yang bergizi dan tinggi protein.

3. Menciptkan lingkungan yang tenang

selama makan dan minum.

4. Berikan makanan yang sesuai dengan

keadaan dan keinginan klien untuk

menghindari rasa mual muntah.

5. Berikan umpan balik positif terhadap

pasien yang menunjukkan selera makan.

6. Pantau berat badan klien.

7. Berikan obat antipiretik dan obat

antibiotik sesuai dengan indikasi:

• Sanmol Paracetamol Sirup 120 mg

• Tremenza Pseudoephedrine HCL

60mg. Triprolidine HCL 2.5 mg

tablet

• Ibuprofen 400mg

- Keluarga mengatakan

kecemasannya sudah

mulai berkurang.

O : - Nenek An.A tampak

mengerti.

- Keluarga tampak

tenang.

A : Masalah teratasi.

P : Intervensi dihentikan.

S : Nenek An.A mengatakan

An.A mengalami mual

muntahnya saat makan.

O : - BB An.A (11kg)

- An.A tampak lemas.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan

2, 3, 4, 5, 6, 7.

Universitas Sumatera Utara

Page 50: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

Kamis/

01 Juni

2017

1.

3.

1. Mempertahankan suhu tubuh stabil.

2. Melakukan vital sign pada An.A

3. keluarga melakukan cara kompres hangat

pada axilla dan temporal .

4. Menganjurkan klien untuk memakai

pakaian yang bahannya dapat menyerap

keringat seperti katun dan kaos.

5. Menganjurkan klien mengkonsumsi obat sesuai indikasi dokter.

1. Menganjurkan klien memakan makan

yang bergizi dan tinggi protein.

2. Menciptkan lingkungan yang tenang

selama makan dan minum.

3. Berikan makanan yang sesuai dengan

keadaan dan keinginan klien untuk

menghindari rasa mual muntah.

4. Berikan umpan balik positif terhadap

pasien yang menunjukkan selera makan.

5. Pantau berat badan klien.

6. Berikan obat antipiretik dan obat

antibiotik sesuai dengan indikasi:

• Sanmol Paracetamol Sirup 120 mg

• Tremenza Pseudoephedrine HCL

60mg. Triprolidine HCL 2.5 mg

tablet

• Ibuprofen 400mg

S : Nenek An.A mengatakan

demam An.A sudah berkurang.

0 : - Suhu 37,7°C

RR : 24x/menit

Nadi : 82x/menit

- An.A masih tampak

lemah.

- Mukosa mulut An.A

lembab.

A : Masalah sebagian teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

S : Nenek An.A mengakatakan

cucunya sudah mau makan dan

masih ada tersisa.

0 : An.A masih kelihatan

lemah.

A : Masalah sebagian teratasi

P : Intervensi dilanjutkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 51: Disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII

Jumat/

02 Juni

2017

1.

3.

1. Mempertahankan suhu tubuh stabil.

2. Melakukan vital sign pada An.A.

3. Mengajurkan keluarga melakukan

kompres hangat jika suhu An.A tinggi.

1. Menganjurkan klien memakan makan

yang bergizi dan tinggi protein.

2. Menciptkan lingkungan yang tenang

selama makan dan minum.

3. Berikan makanan yang sesuai dengan

keadaan dan keinginan klien untuk

menghindari rasa mual muntah.

4. Berikan umpan balik positif terhadap

pasien yang menunjukkan selera makan.

5. Pantau berat badan klien.

6. Berikan obat antipiretik dan obat

antibiotik sesuai dengan indikasi:

• Sanmol Paracetamol Sirup 120 mg

• Tremenza Pseudoephedrine HCL

60mg. Triprolidine HCL 2.5 mg

tablet

• Ibuprofen 400mg

S : Nenek An.A mengatakan

An.A tidak demam lagi.

O : - S :36,6°C

N : 82 x/menit

P : 21x/menit

- An.A tampak mulai

bersemangat.

- Mukosa mulut lembab.

- BB An.A meningkat

(13 kg)

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

S : Nenek An.A mengatakan

cucunya sudah mau makan dan

tidak ada tersisa .

0 : An.A sudah dapat

beraktivitas seperti biasa.

A : Masalah teratasi.

P : Intervensi dihentikan.

Universitas Sumatera Utara