dualisme kedudukan pengadilan pajak dalam rangka menyelesaikan sengketa pajak

15
Dualisme Kedudukan Pengadilan Pajak Dalam Rangka Penyelesaian Sengketa Perpajakan Sumber Referensi: www.google .com Anggota: Anike Geovani Putri Felixcia Hutajulu Muhammad Palimo Lucy Citra Fitrayani Satria Sunanda Yuli

Upload: yuli

Post on 18-Jan-2016

35 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Sumber: http://dannydarussalam.com/ https://www.scribd.com/doc/ http://www.pajak.go.id/ http://www.ortax.org/ http://cetak.kompas.com/read/http://www.tempointeraktif.com/hg/perbankan_keuangan/2010/04/05/brk,20100405-238021,id.html http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak http://www.legalitas.org/content/pengadilanpengadilan-khusus-indonesia diakses pada tanggal 26 November 2014 jam 14.11http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/14/12/05/ng3lri-hakim-pengadilan-pajak-masih-menerapkan-dualisme-uu-dalam-putusan

TRANSCRIPT

Page 1: Dualisme Kedudukan Pengadilan Pajak Dalam Rangka Menyelesaikan Sengketa Pajak

Dualisme Kedudukan Pengadilan Pajak Dalam

Rangka Penyelesaian Sengketa Perpajakan

Sumber Referensi: www.google .com

Anggota:Anike Geovani Putri Felixcia Hutajulu Muhammad Palimo Lucy Citra Fitrayani Satria Sunanda Yuli

Page 2: Dualisme Kedudukan Pengadilan Pajak Dalam Rangka Menyelesaikan Sengketa Pajak

Pengadilan Pajak dibentuk untuk memberikan perlindungan hukum bagi para wajib pajak, maka di tahun 1959 Indonesia mengesahkan pendirian institusi penyelesaian sengketa pajak antara wajib pajak dengan petugas pajak dalam hal ini pemerintah, bernama Majelis Pertimbangan Pajak yang dibentuk melalui UU No. 5 tahun 1959

kemudian berganti nama menjadi BPSP (Badan Penyelesaian Sengketa Pajak) dengan disahkannya UU No. 17 tahun 1997, sampai akhirnya berganti nama menjadi Pengadilan Pajak UU No. 14 tahun 2002.

Page 3: Dualisme Kedudukan Pengadilan Pajak Dalam Rangka Menyelesaikan Sengketa Pajak

Pengadilan Pajak merupakan pengadilan tingkat pertama dan terakhir dalam memeriksa dan memutuskan sengketa pajak. Sebagai pengadilan tingkat pertama dan terakhir, pemeriksaan atas sengketa pajak hanya dilakukan oleh pengadilan pajak. Oleh karenanya, putusan pengadilan pajak tidak dapat diajukan gugatan ke pengadilan umum, peradilan tata usaha negara atau badan peradilan lainnya, kecuali putusan berupa “tidak dapat diterima” yang menyangkut kewenangan/kompetensi.,

Page 4: Dualisme Kedudukan Pengadilan Pajak Dalam Rangka Menyelesaikan Sengketa Pajak

Pengadilan Pajak adalah badan peradilan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman bagi Wajib Pajak atau

penanggung Pajak yang mencari keadilan terhadap Sengketa Pajak.

(Pasal 2 UU No.14/2002)

Sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara Wajib Pajak atau penanggung Pajak dengan pejabat yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya keputusan yang dapat diajukan Banding atau Gugatan kepada Pengadilan Pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk Gugatan atas pelaksanaan penagihan berdasarkan Undang-undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. (Pasal 1 ayat 5 UU No.14/2002)

Page 5: Dualisme Kedudukan Pengadilan Pajak Dalam Rangka Menyelesaikan Sengketa Pajak
Page 6: Dualisme Kedudukan Pengadilan Pajak Dalam Rangka Menyelesaikan Sengketa Pajak

Suatu sengketa pajak dapat diajukan upaya hukum ke pengadilan pajak, jika memuat 3 unsur, yaitu:

1.

Adanya keputusan dalam bidang perpajakan yang dapat di sengketakan dan bersifat administratif.

2.

Adanya dua pihak yang bersengketa, WP atau penanggung pajak dengan pejabat perpajakan yang mempunyai kewenangan

memberikan keputusan di bidang pajak.

3.Atas keputusan tersebut, dapat diajukan keberatan,banding, atau gugatan, apabila menurut WP atau penanggung pajak, keputusan

pejabat pajak tersebut dianggap tidak benar atau tidak adil.

Page 7: Dualisme Kedudukan Pengadilan Pajak Dalam Rangka Menyelesaikan Sengketa Pajak

Dualisme dalam pembinaan pengadilan pajak

UU No.14 Tahun 2002 Pasal 5 ayat 1 menjelaskan bahwa “Pembinaan teknis peradilan bagi Pengadilan Pajak dilakukan oleh

Mahkamah Agung”Kemudian, Pasal 5 ayat 2 menyebutkan

“Pembinaan organisasi, administrasi, dan keuangan bagi Pengadilan Pajak dilakukan oleh Departemen Keuangan.”

MA(Yudikatif)

Pengadilan Pajak(Yudikatif)

KEMENKEU(Eksekutif)

Dikutip dari: Jurnal berjudul “Reposisi Pengadilan Pajak”

Page 8: Dualisme Kedudukan Pengadilan Pajak Dalam Rangka Menyelesaikan Sengketa Pajak

Dualisme dalam pembinaan pengadilan pajak Pembinaan yang dilakukan oleh Departemen Keuangan bertentangan dengan UU 4

Tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman pasal 13 ayat 1 yang menyebutkan “Organisasi, administrasi, dan finansial Mahkamah agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya berada dibawah kekuasaan mahkamah agung.”

Hal tersebut dipertegas dalam UU No. 48 tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman pasal 39 ayat 1 yang menyebutkan “pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan peradilan pada semua badan peradilan yang berada di bawah mahkamah agung dalam menyelenggarakan kekuasaan kehakiman dilakukan oleh mahkamah agung”. Selanjutnya, ayat 2 menyatakan bahwa selain pengawasan, penyelenggaran peradilan, Mahkamah agung melakukan pengawasan tertinggi terdapat pelaksanaan tugas administrasi dan keuangan.

Maka, dapat diketahui bahwa hal ini bertentangan dengan pasal 5 ayat 2 UU No.14 tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.

Dikutip dari: Jurnal berjudul “Reposisi Pengadilan Pajak”

Page 9: Dualisme Kedudukan Pengadilan Pajak Dalam Rangka Menyelesaikan Sengketa Pajak

Dualisme dalam pembinaan pengadilan pajakSelain itu,

Dualisme kedudukan peradilan pajak dipertegas dengan UU No.14 tahun 2002 Pasal 25 ayat 1 yang menyebutkan:

“Sekretaris/Wakil Sekretaris/Sekretaris Pengganti, dan pegawai Sekretariat Pengadilan Pajak adalah pegawai negeri sipil dalam lingkungan Departemen Keuangan.”

Diketahui dari sumber referensi yang ada, mayoritas hakim di pengadilan pajak adalah mantan peg wai direktorat jenderal pajak dan mantan pegawai derektorat jenderal bea dan cukai kementerian keuangan. Hakim karier atau kalangan profesional yang ingin menjadi hakim pengadilan pajak harus mengikuti ujian negara yang diadakan ditjen pajak.

Dengan demikian, tersimpulkan bahwa pengadilan pajak berada dibawah lingkungan departemen keuangan/ dibawah kendali kementerian keuangan.

Dikutip dari: Jurnal berjudul “Reposisi Pengadilan Pajak”

Page 10: Dualisme Kedudukan Pengadilan Pajak Dalam Rangka Menyelesaikan Sengketa Pajak

Struktur Organisasi Pengadilan Pajak

Permasalahan yang terkait dengan struktur organisasi adalah keberadaan Direktorat Keberatan dan Banding di bawah DJP. Hal ini dinilai tidak efektif dan menimbulkan image tidak independen. Ketika pengajuan banding dalam sengketa perkara dilakukan kepada organisasi yang sama karena kemungkinan besar hasilnya akan sama juga.

Hal ini biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaituData yang digunakan berasal dari satu Departemen

sehingga tidak memberikan data baru untuk menjadi bahan pertimbangan

Rawan munculnya subyektivitas karena menilai pekerjaan koleganya sendiri

Dikutip dari: www.scribd.com

Page 11: Dualisme Kedudukan Pengadilan Pajak Dalam Rangka Menyelesaikan Sengketa Pajak

Dikutip dari: Pendapat Ning Rahayu, adalah seorang akademisi dan praktisi Perpajakan

Usulan Pemisahan Direktorat Keberatan dan Banding dari Direktorat Jenderal Pajak

Saat Ini

Dirjen Pajak(Direktorat Keberatan

dan Banding)

Pengadilan Pajak(Banding)

Mahkamah agung(Peninjauan Kembali)

Usulan di Masa Mendatang

Dirjen Pajak Terpisah Lembaga Keberatan dan

Banding ( Proses Keberatan)

Pengadilan Pajakl(Banding)

Mahkamah Agung (Peninjauan Kembali)

Page 12: Dualisme Kedudukan Pengadilan Pajak Dalam Rangka Menyelesaikan Sengketa Pajak

Rekomendasi: Secara Regulasi,

o Perlu dilakukannya amandemen beberapa pasal UU No. 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak

o Perlu disusunnya hukum acara di Pengadilan Pajak yang lebih detail dan rinci dalam mengatur tata cara bersengketa

o PP atau peraturan pelaksana lain harus disusun serinci mungkin dan mengacu pada undang-undang tanpa mengurangi substansi yang terkandung di dalamnya

Secara Organisasio Pengadilan Pajak secara bertahap berada di bawah MAo Perlu perbaikan SDM, sarana dan prasarana pengadilan pajak yang

lebih baiko Pemberian informasi mengenai Pengadilan Pajak secara lebih

lengkap dan luas.o Struktur Direktorat Keberatan dan Banding sebaiknya berada

dibawah Kemenkeu, namun bukan bagian dari DJPo Membangun sistem akuntabilitas Pengadilan Pajak – DJP

Dikutip dari: www.scribd.com

Page 13: Dualisme Kedudukan Pengadilan Pajak Dalam Rangka Menyelesaikan Sengketa Pajak

Rekomendasi: Secara Sumber Daya Manusia, seperti:

o Perlu dilakukannya Amandemen UU No 14 tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak yang harus mengintegrasikan pembinaan organisasi, administrasi, dan keuangan dari kewenangan Depkeu kepada MA.

o Perekrutan hakim harus dilakukan satu atap oleh MA, tidak mengikutsertakan kewenangan eksekutif (Kemenkeu) dalam prosesnya sesuai dengan kemandirian MA dalam merekrut hakim (sesuai dengan UU tentang Kekuasaan Kehakiman).

Secara Pengawasano Untuk menjaga independensi dan menghindari dualisme

kepemimpinan, pengadilan pajak harus dipindahkan langsung di bawah payung MA sesuai dengan UUD 1945.

o perlu dibuat sistem kategorisasi informasi apakah data yang ada disediakan untuk publik, dipublikasikan, diberikan atas ijin ketua pengadilan atau bersifat rahasia. Dengan kategori tersebut tersebut pengadilan pajak dituntut untuk dapat mengkatogorisasikan informasi yang ada dan menjadikan pengadilan pajak lebih transparan.

Dikutip dari: www.scribd.com

Page 14: Dualisme Kedudukan Pengadilan Pajak Dalam Rangka Menyelesaikan Sengketa Pajak

Rekomendasi diatas adalah beberapa kutipan rekomendasi dari jurnal berjudul “peta permasalahan pengadilan pajak” oleh Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) yang dihasilkan melalui serangkaian wawancara, focus group discussion dan observasi, terdapat beberapa permasalahan terkait aspek regulasi, organisasi, sumber daya manusia, dan pengawasan di pengadilan pajak.

Berdasarkan rekomendasi tersebut, dapat kelompok penyaji simpulkan bahwa perlu adanya suatu perbaikan dan pembaruan terhadap UU terkait pengadilan pajak.

Dimana peraturan yang terkait tidak lagi menunjukkan dualisme serta celah-celah tumpang tindih yang dapat dimanfaatkan secara tidak baik dan menimbulkan ketidakjelasan tanggungjawab, terpengaruhnya kinerja dan independensi dari pengadilan pajak.

Page 15: Dualisme Kedudukan Pengadilan Pajak Dalam Rangka Menyelesaikan Sengketa Pajak

Sekian &

TERIMA KASIH