gambaran sengketa faktur pajak cacat dampaknya …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-t...

29
BAB III GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA 3.1 Definisi Faktur Pajak Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP), atau bukti pungutan pajak karena impor Barang Kena Pajak yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Faktur Pajak dapat berupa Faktur Pajak Standar, Faktur Pajak Sederhana, atau dokumen tertentu yang ditetapkan sebagai Faktur Pajak Standar dan Faktur Penjualan yang dapat dipersamakan dengan Faktur Pajak Standar. 3.1.1 Faktur Pajak Standar Faktur Pajak Standar adalah Faktur Pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak dengan ketentuan sebagai berikut : a. Bentuk dan ukuran Faktur Pajak Standar disesuaikan dengan kepentingan Pengusaha Kena Pajak. b. Setiap Faktur Pajak Standar harus menggunakan Kode dan Seri Faktur Pajak yang telah ditentukan di dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor: Per-159/PJ./2006 tentang Saat Pembuatan, Bentuk, Ukuran, Pengadaan, tata Cara Penyampaian, dan Tata Cara Pembetulan Faktur Pajak Standar, yaitu: - Kode Faktur Pajak Standar terdiri dari: (1) 2 (dua) digit Kode Transaksi; (2) 1 (satu) digit Kode Status; dan (3) 3 (tiga) digit Kode Cabang. 53 Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

BAB III

GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA

3.1Definisi Faktur Pajak

Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha

Kena Pajak (PKP) yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau

penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP), atau bukti pungutan pajak karena impor

Barang Kena Pajak yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Faktur Pajak dapat berupa Faktur Pajak Standar, Faktur Pajak Sederhana, atau

dokumen tertentu yang ditetapkan sebagai Faktur Pajak Standar dan Faktur

Penjualan yang dapat dipersamakan dengan Faktur Pajak Standar.

3.1.1 Faktur Pajak Standar

Faktur Pajak Standar adalah Faktur Pajak yang dibuat oleh Pengusaha

Kena Pajak dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Bentuk dan ukuran Faktur Pajak Standar disesuaikan dengan kepentingan

Pengusaha Kena Pajak.

b. Setiap Faktur Pajak Standar harus menggunakan Kode dan Seri Faktur

Pajak yang telah ditentukan di dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak

nomor: Per-159/PJ./2006 tentang Saat Pembuatan,

Bentuk, Ukuran, Pengadaan, tata Cara Penyampaian, dan Tata Cara

Pembetulan Faktur Pajak Standar, yaitu:

- Kode Faktur Pajak Standar terdiri dari:

(1) 2 (dua) digit Kode Transaksi;

(2) 1 (satu) digit Kode Status; dan

(3) 3 (tiga) digit Kode Cabang.

53

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 2: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

Khusus Pengusaha Kena Pajak yang dipusatkan secara jabatan pada

Kantor Pelayanan Pajak yang menerapkan Sistem Administrasi

Modern (SAM), Kode Cabang ditentukan sendiri oleh Pengusaha Kena

Pajak tersebut dan wajib memberitahukan secara tertulis ke Kantor

Pelayanan Pajak tempat pemusatan pajak terutang dilakukan paling

lambat sebelum Faktur Pajak diterbitkan.

- Nomer Seri Faktur Pajak terdiri dari :

(1) 2 (dua) digit Tahun Penerbitan; dan

(2) 8 (delapan) digit Nomor Urut.

c. Dalam Faktur Pajak Standar harus dicantumkan keterangan tentang

penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang

paling sedikit memuat:

1) Nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan

Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak;

2) Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang

Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak;

3) Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan

potongan harga;

4) Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;

5) Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut;

6) Kode, nomor seri dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan

7) Nama, jabatan dan tandatangan yang berhak menandatangani

Faktur Pajak.

d. Faktur Pajak Standar paling sedikit dibuat dalam rangkap dua yaitu:

- Lembar ke-1 : Untuk Pembeli Barang Kena Pajak atau Penerima

Jasa Kena Pajak sebagai bukti Pajak Masukan.

- Lembar ke-2 : Untuk Pengusaha Kena Pajak yang menerbitkan

Faktur Pajak Standar sebagai bukti Pajak Keluaran.

Dalam hal Faktur Pajak Standar dibuat lebih dari rangkap dua, maka

harus dinyatakan secara jelas penggunaannya dalam lembar Faktur

Pajak yang bersangkutan.

54

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 3: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

e. Dalam hal rincian Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang

diserahkan tidak dapat ditampung dalam satu Faktur Pajak, maka

Penguasaha Kena Pajak dapat membuat Faktur Pajak dengan cara

- Dibuat lebih dari satu Faktur Pajak yang masing-masing

menggunakan kode dan nomor seri Faktur Pajak yang

sama,ditandatangani setiap lembarnya, dan khusus untuk

pengisian baris Harga JuaI/Penggantian/Uang Muka/Termijn,

Potongan Harga, Uang Muka yang telah diterima, Dasar

Pengenaan Pajak, dan Pajak Pertambahan Nilai cukup diisi pada

lembar Faktur Pajak terakhir; atau

- Dibuat satu Faktur Pajak asalkan menunjuk nomor dan tanggal

Faktur Penjualan yang bersangkutan dan faktur penjualan tersebut

merupakan lampiran Faktur Pajak yang tidak terpisahkan.

f. Pengusaha Kena Pajak wajib menyampaikan pemberitahuan secara

tertulis nama pejabat (dapat lebih dari 1 orang) yang berhak

menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya kepada

Kepala Kantor Pelayanan Pajak di tempat Pengusaha Kena Pajak

dikukuhkan paling lambat pada saat pejabat yang berhak menandatangani

mulai menandatangani Faktur Pajak Standar.

g. Faktur Penjualan yang memuat keterangan dan yang pengisiannya sesuai

dengan ketentuan pada huruf c di atas dapat dipersamakan sebagai Faktur

Pajak Standar.

h. Atas Faktur Pajak Standar yang cacat, atau rusak, atau salah dalam

pengisian, atau penulisan, atau yang hilang, Pengusaha Kena Pajak yang

menerbitkan Faktur Pajak Standar tersebut dapat membuat Faktur Pajak

Standar Pengganti.

3.1.2 Faktur Pajak Sederhana

Faktur Pajak Sederhana adalah bukti pungutan pajak yang dapat dibuat

oleh Pengusaha Kena Pajak dalam hal Pengusaha Kena Pajak yang

melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak yang

55

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 4: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

dilakukan secara langsung kepada konsumen akhir, dan penyerahan Barang

Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak kepada pembeli Barang Kena Pajak

atau penerima Jasa Kena Pajak, yang tidak diketahui identitasnya secara

lengkap.

Yang dimaksud dengan pembeli Barang Kena Pajak dan/atau penerima

Jasa Kena Pajak yang tidak diketahui identitasnya secara lengkap adalah

misalnya pembeli Barang Kena Pajak / penerima Jasa Kena Pajak yang tidak

diketahui dan Nomor Pokok Wajib Pajak atau tidak diketahui nama dan / atau

alamat lengkapnya.

Faktur Pajak sederhana tidak dapat digunakan oleh pembeli Barang Kena

Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak sebagai sarana untuk pengkreditan Pajak

Masukan.

Pembuatan Faktur Pajak Sederhana harus memenuhi ketentuan sebagai

berikut :

a. Faktur Pajak Sederhana paling sedikit harus memuat;

- Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan

Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak;

- Jenis dan kuantum Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak

yang diserahkan;

- Jumlah Harga Jual atau Peggantian yang sudah termasuk Pajak

Pertambahan Nilai atau besarnya Pajak Pertambahan Nilai

dicantumkan secara terpisah;

- Tanggal pembuatan Faktur Pajak Sederhana.

b. Bentuk Faktur Pajak Sederhana dapat berupa bon kontan, Faktur

Penjualan, segi cash register, karcis, kuitansi atau tanda bukti penyerahan

pembayaran lain yang sejenis.

c. Faktur Pajak Sederhana dibuat sekurang-kurangnya dalam rangkap dua:

- Lembar ke-1 : Untuk pembeli Barang Kena Pajak penerima

Jasa Kena Pajak.

- Lembar ke-2 : Untuk arsip Pengusaha Kena Pajak yang

bersangkutan.

Faktur Pajak Sederhana dianggap telah dibuat rangkap dua atau

lebih dalam hal Faktur Pajak Sederhana tersebut dibuat dalam satu

56

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 5: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

lembar yang terdiri dari dua atau lebih bagian atau potongan yang

disediakan untuk disobek atau dipotong, seperti yang terjadi pada

karcis.

d. Faktur Pajak Sederhana tidak dapat digunakan oleh pembeli Barang Kena

Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak sebagai dasar untuk pengkreditan

Pajak Masukan.

e. Faktur Pajak Sederhana yang tidak memenuhi kriteria huruf a, merupakan

Faktur Pajak yang tidak lengkap.

f. Faktur Pajak Standar yang diisi tidak lengkap bukan merupakan Faktur

Pajak Sederhana.

3.1.3 Dokumen Tertentu yang Ditetapkan sebagai Faktur Pajak Standar

Dokumen tertentu yang diperlakukan sebagai Faktur Pajak Standar paling

sedikit harus memuat :

a. Identitas yang berwenang menerbitkan dokumen;

b. Nama dan alamat penerima dokumen;

c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dalam hal penerima dokumen adalah

sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri;

d. Jumlah satuan barang apabila ada;

e. Dasar Pengenaan Pajak;

f. Jumlah pajak yang terutang kecuali dalam hal ekspor.

Dokumen-dokumen tersebut di bawah ini sepanjang memenuhi

persyaratan sebagaimana tersebut di atas diperlakukan sebagai Faktur Pajak

Standar, yaitu:

a. Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang dilampiri surat setoran pajak dan

atau bukti pungutan pajak oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk

impor Barang Kena Pajak;

b. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang telah difiat muat oleh pejabat

yang berwenang dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan dilampiri

dengan invoice yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan

dengan PEB tersebut;

c. Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) yang dibuat/dikeluarkan oleh

BULOG/DOLOG untuk penyaluran tepung terigu;

57

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 6: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

d. Paktur Nota Bon Penyerahan (PNBP) yang dibuat/dikeluarkan oleh

Pertamina untuk penyerahan BBM dan atau bukan BBM;

e. Tanda pembayaran atau kuitansi untuk penyerahan jasa telekomunikasi;

f. Ticket, Tagihan Surat Muatan Udara (Airway Bill), atau Delivery Bill, yang

dibuatl dikeluarkan untuk penyerahan jasa angkutan udara dalam negeri;

g. Surat Setoran Pajak untuk pembayaran Pajak Pertambahan Nilai atas

pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena Pajak dari

luar Daerah Pabean;

h. Nota Penjualan Jasa yang dibuatl dikeluarkan untuk penyerahan jasa

kepelabuhan;

i. Tanda pembayaran atau kuitansi listrik.

3.1.4 Saat Pembuatan Faktur Pajak Standar

Faktur Pajak Standar harus dibuat paling lambat:

a. Pada akhir bulan berikutnya setelah bulan terjadinya penyerahan

Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dalam hal

pembayaran diterima setelah akhir bulan berikutnya setelah bulan

penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak;

b. Pada saat penerimaan pembayaran dalam hal pembayaran terjadi

sebelum akhir bulan berikutnya seteiah bulan penyerahan Barang

Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak;

c. Pada saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan

pembayaran terjadi sebelum penyerahan Barang Kena Pajak dan/

atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak;

d. Pada saat penerimaan pembayaran termin dalam hai penyerahan

sebagian tahap pekerjaan; atau

e. Pada saat Pengusaha Kena Pajak rekanan menyampaikan

tagihan kepada Bendaharawan Pemerintah sebagai Pemungut

Pajak Pertambahan Nilai.

3.1.5 Saat Pembuatan Faktur Pajak Gabungan

Faktur Pajak Gabungan harus dibuat paling lambat:

58

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 7: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

a. Pada akhir bulan berikutnya setelah bulan penyerahan Barang

Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak, dalam hal pembayaran

baik sebagian atau seluruhnya terjadi setelah berakhirnya bulan

penyerahan Barang Kena Pajak danlatau Jasa Kena Pajak; atau

b. Pada akhir bulan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa

Kena Pajak, dalam hal pembayaran baik sebagian atau

seluruhnya terjadi sebelum berakhirnya bulan penyerahan Barang

Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak.

3.1.6 Saat Pembuatan Faktur Pajak Sederhana

Faktur Pajak Sederhana harus dibuat pada saat :

a. Penyerahan Barang Kena Pajak dan atau saat penyerahan Jasa Kena

Pajak, atau

b. Pada saat pembayaran apabila pembayaran diterima sebelum

penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak.

3.2Tata Cara Penggantian Faktur Pajak Standar yang Hilang

Atas Faktur Pajak Standar yang hilang dapat dilakukan penggantian

dengan cara sebagai berikut:

1. Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dapat

mengajukan permohonan tertulis untuk meminta copy dari Faktur Pajak

Standar yang hilang kepada Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi

Jasa Kena Pajak dengan tembusan kepada Kantor Pelayanan Pajak di

tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak

dikukuhkan dan kepada Kantar Pelayanan Pajak di tempat Pengusaha

Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan;

2. Berdasarkan permohonan dari Pengusaha Kena Pajak pembeli atau

penerima Jasa Kena Pajak, Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi

Jasa Kena Pajak membuat copy dari arsip Faktur Pajak Standar yang

disimpan oleh Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena

Pajak, untuk dilegalisir oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha

Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan.

Copy dibuat dalam rangkap 2 (dua), yaitu :

59

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 8: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

• Lembar ke-1 : diserahkan ke Pengusaha Kena Pajak pembeli atau

penerima Jasa Kena Pajak melalui Pengusaha Kena Pajak penjual

atau pemberi Jasa Kena Pajak.

• Lembar ke-2 : arsip Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan

3. Legalisir diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena

Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan setelah meneliti

asli arsip Faktur Pajak Standar dan Surat Pemberitahuan Masa Pajak

Pertambahan Nilai dari Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi

Jasa Kena Pajak tersebut.

4. Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli atau

penerima Jasa Kena Pajak dikukuhkan wajib melakukan penelitian atas

Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dari Pengusaha

Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak untuk meyakinkan

bahwa Faktur Pajak Standar yang dilaporkan hilang tersebut sudah

dikreditkan sebagai Pajak Masukan.

3.3Tata Cara Pembetulan Faktur Pajak Standar yang Rusak atau Cacat atau

Salah dalam Pengisian atau Salah dalam Penulisan

1. Atas permintaan Pengusaha Kena Pajak, pembeli Barang Kena Pajak

atau penerima Jasa Kena Pajak atau atas kemauan sendiri,

Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak

membuat Faktur Pajak Standar Pengganti terhadap Faktur Pajak

Standar yang rusak, cacat, salah dalam pengisian, atau salah dalam

penulisan.

2. Pembetulan Faktur Pajak Standar yang rusak, cacat, salah dalam

pengisian, atau salah dalam penuiisan tidak diperkenankan dengan

cara menghapus, atau mencoret, atau dengan cara lain, selain

dengan cara membuat Faktur Pajak Standar Pengganti sebagaimana

dimaksud dalam butir 1.

3. Penerbitan dan peruntukan Faktur Pajak Standar Pengganti

dilaksanakan seperti penerbitan dan peruntukan Faktur Pajak Standar

yang biasa sesuai dengan Kode dan Nornor Seri Faktur Pajak

Standar yang telah ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal

Pajak nomor : Per-159/PJ./2006 tentang Saat Pembuatan, Bentuk,

60

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 9: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

Ukuran, Pengadaan, tata Cara Penyampaian, dan Tata Cara

Pembetulan Faktur Pajak Standar .

4. Faktur Pajak Standar Pengganti sebagaimana dimaksud pada butir 1,

diisi berdasarkan keterangan yang seharusnya dan dilampiri dengan

Faktur Pajak Standar yang rusak, cacat, salah dalam penulisan atau

salah dalam pengisian tersebut.

5. Pada Faktur Pajak Standar Pengganti sebagaimana dimaksud pada

butir 1, dibubuhkan cap yang mencantumkan Kode dan Nomor Seri

serta tanggal Faktur Pajak Standar yang diganti tersebut. Pengusaha

Kena Pajak dapat membuat cap tersebut seperti contoh berikut. Kode

dan Nomor Seri serta tanggal Faktur Pajak Standar yang diganti dapat

diisi dengan cara manual.

6. Penerbitan Faktur Pajak Standar Pengganti mengakibatkan adanya

kewajiban untuk membetulkan Surat Pemberitahuan Masa Pajak

Pertambahan Nilai pada Masa Pajak terjadinya kesalahan pembuatan

Faktur Pajak Standar tersebut.

7. Faktur Pajak Standar Pengganti dilaporkan dalam Surat

Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan nilai pada :

a. Masa Pajak yang sama dengan Masa Pajak dilaporkannya

Faktur Pajak Standar yang diganti, dengan mencantumkan nilai

setelah penggantian; dan

b. Masa Pajak diterbitkannya Faktur Pajak Standar Pengganti

tersebut dengan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom Dasar

Pengenaan Pajak, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan

Barang Mewah, untuk menjaga urutan Faktur Pajak Standar

yang diterbitkan oieh Pengusaha Kena Pajak.

8. Pelaporan Faktur Pajak Standar Pengganti pada Surat

Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak

sebagaimana dimaksud pada butir 7 huruf a dan b, harus

61

Faktur Pajak Standar yang diganti :

Kode dan Nomor Seri : ………….

Tanggal : ………….

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 10: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

mencantumkan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak Standar yang

diganti pada kolom yang telah ditentukan.

3.4Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak Standar

1. Dalam hal terjadi pembatalan transaksi penyerahan Barang Kena

Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajak

Standarnya telah diterbitkan, maka Faktur Pajak Standar tersebut

harus dibatalkan

2. Pembatalan transaksi harus didukung oleh bukti atau dokumen

yang membuktikan bahwa telah terjadi pembatalan transaksi.

Bukti dapat berupa pembatalan kontrak atau dokumen lain yang

menunjukkan telah terjadi pembatalan transaksi

3. Pengusaha Kena Pajak Penjual yang melakukan pembatatan

Faktur Pajak Standar harus memiliki bukti dan Pengusaha Kena

Pajak Pembeli yang menyatakan bahwa transaksi dibatalkan.

4. Faktur Pajak Standar yang dibatalkan harus tetap diadministrasi

(disimpan) oleh Pengusaha Kena Pajak Penjual yang menerbitkan

Faktur Pajak Standar tersebut.

5. Pengusaha Kena Pajak Penjual yang membatalkan Faktur Pajak

Standar harus mengirimkan surat pemberitahuan dan copy dari

Faktur Pajak Standar yang. dibatalkan ke Kantor Pelayanan Pajak

tempat Pengusaha Kena Pajak Penjual dikukuhkan dan ke Kantor

Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak Pembeli

dikukuhkan.

6. Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Penjual belurn melaporkan

Faktur Pajak Standar yang dibatalkan di dalam Surat

Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, maka Pengusaha

Kena Pajak Penjual harus tetap melaporkan Faktur Pajak tersebut

dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai

dengan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom Dasar Pengenaan

Pajak Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pajak Pertambahan

Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

62

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 11: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

7. Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Penjual telah melaporkan

Faktur Pajak Standar tersebut dalam Surat Pemberitahuan Masa

Pajak Pertambahan Nilai sebagai Faktur Pajak Keluaran, maka

Pengusaha Kena Pajak Penjual harus melakukan pembetulan

Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak

yang bersangkutan, dengan cara tetap melaporkan Faktur Pajak

Standar yang dibatalkan tersebut dan mencantumkan nilai 0 (nol)

pada kolom Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai

atau Pajak Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas

Barang Mewah.

8. Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Pembeli telah melaporkan Faktur

Pajak Standar yang dibatalkan tersebut dalam Surat Pemberitahuan

Masa Pajak Pertambahan Nilai sebagai Faktur Pajak Masukan, maka

9. Pengusaha Kena Pajak Pembeli harus melakukan pembetulan Surat

Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak yang

bersangkutan, dengan cara tetap melaporkan Faktur Pajak Standar

yang dibatalkan tersebut dengan mencantumkan nilai 0 (nol) pada

kolom Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak

Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

3.5Sistematika Penyelesaian Sengketa Pajak dan Sanksi Aministrasi

3.5.1 Melakukan mekanisme pembetulan Faktur Pajak Pengganti

Tata Cara Pembetulan Faktur Pajak Standar yang Rusak atau Cacat atau

Salah dalam Pengisian atau Salah dalam Penulisan

1. Atas permintaan Pengusaha Kena Pajak, pembeli Barang Kena Pajak

atau penerima Jasa Kena Pajak atau atas kemauan sendiri,

Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak

membuat Faktur Pajak Standar Pengganti terhadap Faktur Pajak

Standar yang rusak, cacat, salah dalam pengisian, atau salah dalam

penulisan.

2. Pembetulan Faktur Pajak Standar yang rusak, cacat, salah dalam

pengisian, atau salah dalam penuiisan tidak diperkenankan dengan

cara menghapus, atau mencoret, atau dengan cara lain, selain

63

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 12: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

dengan cara membuat Faktur Pajak Standar Pengganti sebagaimana

dimaksud dalam butir 1.

3. Penerbitan dan peruntukan Faktur Pajak Standar Pengganti

dilaksanakan seperti penerbitan dan peruntukan Faktur Pajak Standar

yang biasa sesuai dengan Kode dan Nornor Seri Faktur Pajak

Standar yang telah ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal

Pajak nomor : Per-159/PJ./2006 tentang Saat Pembuatan, Bentuk,

Ukuran, Pengadaan, tata Cara Penyampaian, dan Tata Cara

Pembetulan Faktur Pajak Standar.

4. Faktur Pajak Standar Pengganti sebagaimana dimaksud pada butir 1,

diisi berdasarkan keterangan yang seharusnya dan dilampiri dengan

Faktur Pajak Standar yang rusak, cacat, salah dalam penulisan atau

salah dalam pengisian tersebut.

5. Pada Faktur Pajak Standar Pengganti sebagaimana dimaksud pada

butir 1, dibubuhkan cap yang mencantumkan Kode dan Nomor Seri

serta tanggal Faktur Pajak Standar yang diganti tersebut. Pengusaha

Kena Pajak dapat membuat cap tersebut seperti contoh berikut. Kode

dan Nomor Seri serta tanggal Faktur Pajak Standar yang diganti dapat

diisi dengan cara manual.

6. Penerbitan Faktur Pajak Standar Pengganti mengakibatkan adanya

kewajiban untuk membetulkan Surat Pemberitahuan Masa Pajak

Pertambahan Nilai pada Masa Pajak terjadinya kesalahan pembuatan

Faktur Pajak Standar tersebut.

7. Faktur Pajak Standar Pengganti dilaporkan dalam Surat

Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan nilai pada :

a. Masa Pajak yang sama dengan Masa Pajak dilaporkannya Faktur

Pajak Standar yang diganti, dengan mencantumkan nilai setelah

penggantian; dan

64

Faktur Pajak Standar yang diganti :

Kode dan Nomor Seri : ………….

Tanggal : ………….

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 13: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

b. Masa Pajak diterbitkannya Faktur Pajak Standar Pengganti tersebut

dengan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom Dasar Pengenaan

Pajak, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah, untuk menjaga urutan Faktur Pajak Standar yang diterbitkan

oieh Pengusaha Kena Pajak.

8. Pelaporan Faktur Pajak Standar Pengganti pada Surat Pemberitahuan

Masa Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak sebagaimana dimaksud

pada butir 7 huruf a dan b, harus mencantumkan Kode dan Nomor Seri

Faktur Pajak Standar yang diganti pada kolom yang telah ditentukan.

3.5.2 Melakukan Pembetulan Surat Pemberitahuan Masa Pajak

Pertambahan NilaiPembetulan Surat Pemberitahuan bisa dilakukan oleh Wajib Pajak sesuai

dengan Pasal 8 Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

dengan menyampaikan pernyataan pembetulan suarat pemberitahuan secara

tertulis dalam jangka dua tahun sesudah berakhirnya masa pajak, bagian tahun

pajak atau tahun pajak, tentunya sebelum dilakukan tindak pemeriksaan.

3.5.3 Mengajukan Permohonan pembetulan berdasarkan Pasal 16 Undang

Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara PerpajakanPembetulan berdasarkan Pasal 16 adalah sebagai pelaksanaan azas

adaptasi yang selayaknya dilaksanakan dalam rangka menjalankan tugas

pemerintahan yang baik. Kesalahan atau kekeliruan tersebut sifatnya merupakan

kesalahan manusiawi, yang apabila dikomunikasikan antara fiskus dan Wajib

Pajak, maka masing-masing pihak akan dapat menerimanya. Jadi sifat

kesalahan atau keliruan tersebut tidak mengandung adanya suatu yang

dipersengketakan atau mengandung perbedaan argumentasi yuridis. Oleh sebab

itu bila ditemukan adanya kesalahan atau keliruan demikian harus dilakukan

pembetulan, baik diketahui oleh pejabat sendiri atau berdasarkan permohonan

Wajib Pajak.

65

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 14: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

3.5.4 Mengajukan keberatan berdasarkan Pasal 25 Undang Undang

Ketentuan Umum dan Tata Cara PerpajakanRuang lingkup keberatan dapat diajukan dalam hal Wajib Pajak tidak

dapat menerima materi atau dasar pengenaan dari suatu surat ketetapan pajak

yang meliputi ketetapan dalam Surat Ketetapan Pajak Nihil/ Surat Ketetapan

Pajak Kurang Bayar / Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan/ Surat

Ketetapan Pajak Lebih Bayar/ Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga,

termasuk juga keberatan atas materi atau dasar pengenaan dari suatu surat

ketetapan pajak yang sudah dibetulkan menurut Pasal 16 Undang-Undang

Nomor 16 Tahun 2000 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 6

tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Dengan

demikian ketentuan mengenai keberatan mengatur tata cara dalam hal terdapat

sengketa mengenai materi atau dasar pengenaan pajak antara Wajib Pajak dan

Fiskus dan penyelesaian terdapat pada Direktorat Jenderal Pajak, sedangkan

untuk keputusan keberatan diatur dalam Pasal 26 Undang-Undang Nomor 16

Tahun 2000 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 6 tahun

1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

3.5.5 Mengajukan permohonan banding berdasarkan Pasal 27 Undang

Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara PerpajakanRuang lingkup banding sama dengan permasalahan ditingkat keberatan,

dimana pada tingkat tersebut biasanya Wajib Pajak masih mempersengketakan

dari keputusan keberatan. Banding yang berkaitan dengan keputusan keberatan

hanya dapat dilakukan kepada Badan Peradilan Pajak yaitu Pengadilan Pajak

sesuai dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2002 tanggal 12 April 2002

tentang Pengadilan Pajak.

3.5.6 Mengajukan GugatanPengajuan gugatan bisa dilakukan oleh Wajib Pajak sesuai dengan

Pasal 23 ayat (2) Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,

terhadap :

- Pelaksanaan Surat paksa, Suarat Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau

Pengumuman Lelang;

66

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 15: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

- Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan,

selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26;

- Keputusan pembetulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 yang

berkaitan dengan Surat Tagihan Pajak;

- Keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 yang berkaitan dengan

Surat Tagihan Pajak.

Kesemua gugatan tersebut hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak

atau Pengadilan Pajak.

3.5.7 Mengajukan permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi

administrasi berdasarkan Pasal 36 ayat (1) huruf a Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara PerpajakanRuang lingkup Pasal 36 ayat (1) huruf a diisini mengatur kewenangan

Direktorat Jenderal Pajak untuk mengurangkan atau menghapuskan sanksi

administrasi yang terutang berupa bunga, denda dan kenaikan dan bukan

merupakan hak Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan. Dalam hal keputusan

mengakibatkan jumlah sanksi menjadi lebih besar atau bertambah dari

sebelumnya hal tersebut bisa diproses dengan kuasa Pasal 16 Undang-Undang

Nomor 16 Tahun 2000 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 6

tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Wajib Pajak

yang dapat mengajukan permohonan dalam hal sanksi administrasi dikenakan

karena khilaf atau bukan karena kesalahannya, permasalahan ini tidak bisa

diajukan banding.

Pembatalan ketetapan tersebut bisa diselesaikan secara jabatan oleh

fiskus atau permohonan dari Wajib Pajak.

3.5.8 Mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan ketetapan

pajak yang tidak benar berdasarkan Pasal 36 ayat (1) huruf b Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara PerpajakanRuang lingkup Pasal 36 ayat (1) huruf b mengatur kewenangan Direktorat

Jenderal Pajak untuk mengurangkan atau membatalkan ketetapan pajak yang

tidak benar dan dalam rangka pelaksanaan prinsip adaptasi dan keadilan dalam

pemungutan pajak dalam hal:

67

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 16: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

• Materi atau dasar pengenaan pajak atau penerapan yuridis pada suatu

ketetapan pajak tidak benar atau ketetapan pajak ganda, dan

• Hak Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan habis, dan

• Tidak ada lagi upaya hukum yang dapat ditempuh oleh Wajib Pajak.

Pembatalan ketetapan tersebut bisa diselesaikan secara jabatan oleh

fiskus atau permohonan dari Wajib Pajak.

3.5.9 Mengajukan permohonan peninjauan kembali ke Mahkamah AgungDalam Pasal 77 ayat (3) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang

Pengadilan Pajak, diatur terhadap putusan Pengadilan Pajak dapat diajukan

upaya hukum luar biasa berupa peninjauan kembali oleh pihak-pihak yang

bersengketa ke Mahkamah Agung berdasarkan alasan-alasan tertentu misalnya

ditemukan novum. Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung merupakan upaya

hukum luar biasa yang efisien, karena di samping akan mengurangi jenjang

pemeriksaan ulang vertikal, juga penilaian terhadap kedua aspek pemeriksaan

yang meliputi aspek penerapan hukum dan aspek fakta-fakta yang mendasari

terjadinya sengketa pajak, akan dilakukan sekaligus oleh Mahkamah Agung.

Sesuai dengan konsideran Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002

tentang Pengadilan Pajak yang menunjukan pada Pasal 24 dan Pasal 25

Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang

Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman sebagaimana telah diubah

dengan Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999 dan Undang-undang Nomor 14

Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung serta pengaturan dalam Pasal 11 ayat (1)

dan Pasal 77 ayat (3) maka ditentukan bahwa pembinaan dan pengawasan

umum terhadap Hakim dan Pengadilan Pajak dilakukan oleh Mahkamah Agung,

sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari segi judicial,

Pengadilan Pajak berpuncak di Mahkamah Agung, yang pada hakekatnya

termasuk dalam lingkup Peradilan Tata Usaha Negara, namun pelaksanaannya

diatur dengan hukum acara tersendiri.

Permasalahan Faktur Pajak cacat, yang menerima akibat tidak hanya

penjual melainkan juga pembeli, dimana permasalahan tersebut mempunyai

tingkat kesulitan lebih besar dari pada permasalahan pada penerbit faktur cacat

atau penjualnya.

68

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 17: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

Permasalahan faktur cacat mempunyai dampak yang berarti, yaitu bagi

penjual akan dikenakan sanksi denda 2% dari dasar pengenaan pajak

sedangkan bagi pembeli hal tersebut mempunyai permasalahan yang lebih besar

bila dibandingkan dengan penjual. Dengan tidak bisa dikreditkannya faktur cacat

maka akan berakibat kena sanksi administrasi berupa kurang bayar beserta

bungannya, apabila koreksi dilakukan terhadap permohonan restitusi atau

kompensasi hal ini bisa timbul denda kenaikan 100% sesuai dengan Pasal 13

ayat (3) huruf c Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang perubahan

kedua atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan.

3.5.10. Ketentuan Mengenai Imbalan BungaSeperti yang telah diuraikan dalam bab II, ketentuan mengenai

imbalan bungan diatur didalam Pasal 27A Undang-Undang Nomor 16 Tahun

2000 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983

tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Imbalan Bunga diberikan kepada Wajib Pajak dalam hal memberikan

keadilan bagi Wajib Pajak yang mana didalam pengajuan permohonan keberatan

dan pengajuan banding ke Badan Peradilan Pajak, permohonan Wajib Pajak

dikabulkan oleh Direktur Jenderal Pajak (Keputusan Keberatan) dan oleh Badan

Peradilan Pajak dalam hal ini Pengadilan Pajak mengabulkan permohonan

bandingnya. Negara dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak memberikan imbalan

bunga dikarenakan ada jumlah pajak yang seharusnya tidak terutang menjadi

terutang didalam ketetapan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan

Wajib Pajak tersebut telah membayarnya terlebih dahulu, karena sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang perubahan kedua atas Undang-

Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan menyatakan :

Pasal 25 ayat (7)

” Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar pajak

dan pelaksanaan penagihan pajak ”

Pasal 27 ayat (5)

69

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 18: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

” Pengajuan Banding tidak menunda kewajiban membayar pajak

dan pelaksanaan penagihan pajak ”

3.5.11. Pemasalahan Permasalahan yang berkaitan Faktur Pajak cacat dari putusan dari Badan Peradilan Pajak

Dari permasalahan faktur cacat pada bab ini akan diuraikan awal

permasalahan yang timbul disertai dengan sikap fiskus dalam memberikan suatu

ketetapan atau surat ketetapan pajak, lalu dilanjutkan dengan sikap hakim

doleansi (Keputusan Keberatan) yang dilakukan oleh pihak Direktorat Jenderal

Pajak sendiri untuk mengadili adanya perselisihan berdasarkan tidak adanya

persetujuan Wajib Pajak terhadap besarnya jumlah yang dipergunakan sebagai

dasar pengenaan pajak dan yang diakhiri dengan putusan dari Majelis dari

Badan Peradilan Pajak. Untuk Badan Peradilan Pajak disini antara lain Badan

Penyelesaian Sengketa Pajak dan Pengadilan Pajak.

Dalam buku Santosa Brotodihardjo37 yang menerangkan dalam disertasi

Prof. Dr. Rochmat Soemitro yang berjudul “ Masalah Peradilan Administrasi

dalam Hukum Pajak di Indonesia” Unpad Bandung, 1964 memasukan peradilan

oleh hakim doleansi tersebut kedalam kategori “peradilan semu” atau kuasi

peradilan terutama pula karena tidak adanya tiga pihak yang saling berhadapan

muka, yaitu dua pihak yang bersengketa dan satu pihak lagi yang mengadili,

sehingga bila Wajib Pajak belum puas atas keputusan yang diambil di tingkat

keberatan maka ia masih dapat mengajukan perkaranya ke Badan Peradilan

Pajak (dulu Majelis Pertimbangan Pajak, diganti dengan Badan Penyelesaian

Sengketa Pajak dan terakhir diganti dengan Pengadilan Pajak). Dan sekarang

apabila dengan putusan dari Pengadilan Pajak Wajib Pajak masih merasa belum

puas, bisa diajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung yang merupakan

peradilan yang paling tinggi.

Untuk mempermudahkan penyampaian data yang mempunyai unsur

ketetapan pajak, keputusan dan putusan maka peneliti melakukan penyeleksi

permasalahan yang berkaitan Faktur Pajak cacat dari putusan dari Badan

Peradilan Pajak dikarenakan ketiganya unsur tersebut tertuang dalam putusan

37 Brotodihardjo, Santosa, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Penerbit Refika Aditama, Bandung, 1998, hal. 135

70

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 19: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

Badan Peradilan Pajak, sedangkan untuk penyajiannya akan disesuaikan sesuai

dengan unsur-unsur tersebut diatas:

A. Pokok Sengketa dan Jenis Ketetapan

B. Keputusan Direktur Jenderal Pajak

C. Putusan Pengadilan Pajak

Untuk lebih mempermudah pengidentifikasi permasalahan yang ada, baik

permasalahan pemeriksa, keberatan maupun banding, dalam hal ini diuraikan

permasalahan yang diuraikan sesuai dengan kenyataan dibagi per pokok

permasalahan yang sering terjadi.

PERMASALAHAN I

Dalam kasus ini merupakan persengketaan atas Faktur Pajak cacat yang dibuat

oleh Pengusaha Kena Pajak penjual / Pertamina (Badan Usaha Milik Negara

atau BUMN) yang kedudukannya sebagi pemungut dan melakukan penyerahan

kepada Pengusaha Kena Pajak pembeli (Badan Usaha Milik Negara atau

BUMN) yang kedudukannya juga sebagai pemungut untuk tahun pajak 1998.

a. Ketetapan

Bahwa berdasarkan laporan hasil pemeriksaan terhadap Pengusaha Kena

Pajak Pembeli ditemukan bahwa Faktur Pajak masukan dengan jumlah Dasar

Pengenaan Pajak sebesar Rp. xxx,- yang diterima Pengusaha Kena Pajak

tidak memenuhi ketentuan formal pengisian Faktur Pajak standar yaitu:

a. Koreksi dilakukan atas Faktur Pajak masukan karena adanya kesalahan

penulisan Nomor Pokok Wajib Pajak Wajib Pajak oleh pihak penjual PT.

Pertamina dalam faktur ( Paktur Nota Bon Penyerahan atau PNBP)

dimana sesuai dengan Kep-54/PJ/1994 tanggal 29 Desember 1994

Paktur Nota Bon Penyerahan diperlakukan sebagai Faktur Pajak standar.

b. Wajib Pajak pernah melakukan persuratan ke pihak Pertamina untuk

diadakan pembetulan atau menerbitklan Faktur Pajak pengganti atas

Faktur Pajak cacat tersebut (sesuai dengan Kep-53/PJ/1994 tanggal 29

Desember 1994, sedangkan pihak Pertamina mengakui kesalahan

penulisan Nomor Pokok Wajib Pajak ada padanya dan menyatakan tidak

71

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 20: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

dapat menerbitkan Faktur Pajak pengganti karena Paktur Nota Bon

Penyerahan yang diterbitkan selain berfungsi sebagai Faktur Pajak, juga

merupakan tagihan / penyerahan dan pembukuan, dan karenanya tidak

dapat diterbitkan ulang sehingga tidak sesuai dengan Pasal 13 ayat (5)

Undang Undang Pajak Pertambahan Nilai.

b. Keputusan keberatan

Dalam keputusan ini tanggapan Peneliti Keberatan atas koreksi Pajak

Masukan dari Faktur Pajak cacat adalah bahwa sesuai dengan ketentuan

Pasal 9 ayat (8) huruf f Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai, maka

Faktur Pajak tersebut tidak dapat dikreditkan karena cacat.

Menanggapi permasalahan tersebut, Wajib Pajak menyatakan alasan-alasan

keberatannya sebagai berikut :

o Bahwa atas Faktur Pajak Masukan tersebut Wajib Pajak menyurati

pihak PT. Pertamina untuk mengadakan pembetulan atau

menerbitkan Faktur Pajak pengganti atas Faktur Pajak cacat

tersebut, sedangkan pihak Pertamina menyatakan bahwa

kesalahan penulisan Nomor Pokok Wajib Pajak memang ada pada

pihak PT. Pertamina selaku PKP Penjual, namun PT. Pertamina

tidak dapat menerbitkan Faktur Pajak pengganti karena Paktur

Nota Bon Penyerahan yang diterbitkan selain berfungsi sebagai

Faktur Pajak, juga merupakan tagihan / penyerahan dan

pembukuan, sehingga oleh karena itu tidak dapat diterbitkan ulang.

o Bahwa Pemohon Banding untuk tahun pajak yang sama,

sebelumnya pernah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak Lebih

Bayar berkaitan dengan Pengusaha Kena Pajak sebagai

Perusahaan Eksportir Tertentu (PET). Dengan adanya

permasalahan tersebut maka dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak

Kurang Bayar.

o Bahwa PT. Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang menerbitkan Paktur Nota Bon Penyerahan telah memungut

dan menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai ke kas negara serta

telah melaporkannya dalam Surat Pemberitahuan Masa, sehingga

sudah selayaknya Pengusaha Kena Pajak mengkreditkan Pajak

Pertambahan Nilai tersebut sebagai pajak masukannya

72

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 21: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

o Bahwa menurut Pengusaha Kena Pajak (Pemohon Banding),

kesalahan PT. Pertamina dalam menulis Nomor Pokok Wajib Pajak

pemohon banding seharusnya bukan menjadi tanggung jawab

pemohon banding.

• Bahwa Keberatan Kanwil pernah melakukan konfirmasi atas kebenaran

transaksi atau mengenai kebenaran Faktur Pajak-Faktur Pajak (Paktur

Nota Bon Penyerahan) yang dipersengketakan, kepada PT Pertamina

Dari alasan tersebut keputusan Direktorat Jenderal Pajak tetap

mempertahankan ketetapan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

tersebut atau dengan kata lain menolak permohonan pembatalan atas Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar tersebut.

c. Putusan

Bahwa amar putusan majelis adalah membatalkan koreksi pemeriksa atas

Faktur Pajak yang tidak lengkap tersebut dan mengabulkan permohonan

banding dengan alasan sebagi berikut:

Bahwa menurut majelis yang menjadi sengketa banding adalah mengenai

Faktur Pajak masukan yang tidak diakui karena diisi tidak lengkap (cacat)

sesuai Pasal 9 ayat (8) Undang Undang Pajak Pertambahan Nilai.

Bahwa dengan adanya konfirmasi Faktur Pajak, ternyata Paktur Nota Bon

Penyerahan yang beralamat ke Pengusaha Kena Pajak penjual (PT.

Pertamina) ternyata benar ada.

Berdasarkan pemeriksaan majelis terhadap bukti / dokumen yang ada dalam

berkas banding, bahwa terdapat cukup bukti yang meyakinkan Majelis untuk

meninjau kembali sehingga koreksi positif Pajak masukan tersebut tidak bisa

dipertahankan dan Pajak Pertambahan Nilai atas Faktur Pajak tersebut telah

dipungut, disetor dan dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan masa Pajak

Pertambahan Nilai masa yang bersangkutan.

PERMASALAHAN II

Dalam kasus ini yang menjadi permasalahan adalah hasil putusan banding atas

keputusan keberatan Wajib Pajak terhadap materi Nota Retur dan Faktur Pajak

masukan cacat yang oleh Majelis Hakim Pengadilan Pajak dalam amar

73

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 22: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

putusannya menyatkaan menolak permohonan banding Pemohon Banding

tersebut. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut :

a. Ketetapan

1. Koreksi Pajak Pertambahan Nilai atas retur penjualan atau dengan kata

lain nota retur, dalam permasalahan ini adanya koreksi atas nota retur

yang tidak mencantumkan nomor dan tanggal Faktur Pajak dari Barang

Kena Pajak yang dikembalikan. Dasar koreksi ini berdasarkan Pasal 3

ayat (3) Keputusan Menteri Keuangan nomor 596/KMK.04/1994 tanggal

21 Desember 1994 jo SE DJP nomor 12/PJ.54/1995 tanggal 3 April 1995

tentang Tata Cara Pengurangan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah yang dikembalikan. Dan salah satu dari

persyaratan yang tidak dipenuhi Wajib Pajak adalah tidak memenuhi

ketentuan yang diatur pada huruf b. Yaitu tidak adanya nomor dan

tanggal Faktur Pajak dari Barang Kena Pajak yang dikembalikan.

2. Koreksi atas pajak masukan dikarenakan Faktur Pajak masukan cacat,

dalam permasalahan ini Wajib Pajak menerima Faktur Pajak masukan

yang tidak memenuhi persyaratan Pasal 13 ayat (5) huruf g Undang

Undang Pajak Pertambahan Nilai yaitu tidak adanya nama, jabatan, dan

tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak. Permasalahan

tersebut diatas sesuai dengan Pasal 9 ayat (8) huruf f Undang Undang

Pajak Pertambahan Nilai disebutkan bahwa Faktur Pajak masukan atas

perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang Faktur

Pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada

Pasal 13 ayat (5) tidak dapat dikreditkan.

b. Keputusan keberatan

Dari ketetapan yang diterbitkan tersebut berupa Surat Ketetapan Pajak atas

Pajak Pertambahan Nilai, Wajib Pajak mengajukan keberatan dengan alasan

sebagai berikut:

1. bahwa mengenai dasar hukum penetapan yang dimaksud pemeriksa

telah diketahui oleh Wajib Pajak, tetapi hal ini tidak dapat dipenuhi

oleh pembeli untuk mencantumkan nomor dan tanggal Faktur Pajak

atau nota retur tersebut. Tidak dipenuhi persyaratan tersebut

74

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 23: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

dikarenakan barang-barang yang dibeli sudah tergabung di dalam

gudang dan tidak dapat diidentifikasi lagi berasal dari Faktur Pajak

yang mana.

Bahwa pembeli telah membuktikan kebenaran dari nota retur tersebut

melalui penyerahan foto copy Surat Pemberitahuan masa Pajak

Pertambahan Nilai meliputi masa yang dimaksud dimana nota-nota

retur telah dilaporkan pembeli sebagai pengurang pajak masukan.

2. Untuk Faktur Pajak masukan cacat, Wajib Pajak mengakui bahwa

Faktur Pajak yang ditemukan oleh pemeriksa tidak mencantumkan

jabatan dan sebagian lagi tidak mencantumkan nama dari penanda

tangan, tetapi menurut konfirmasi yang Wajib Pajak lakukan terhadap

pihak penjual (supplier), Wajib Pajak telah menyerahkan fotocopy

Surat Pemberitahuan masa, yang mencakup faktur-Faktur Pajak yang

dimaksud untu membuktikan bahwa faktur-faktur tersebut telah

dilaporkan pada Surat Pemberitahuan masa Pajak Pertambahan Nilai

(supplier) dan kekurangannya berarti telah dibayar ke kas negara.

Berdasarkan temuan dari pemeriksa dan alasan dari Wajib Pajak yang

berkaitan dengan nota retur dan Faktur Pajak masukan cacat, maka

peneliti keberatan tetap berpendapat untuk mempertahankan koreksi

yang dilakukan oleh pemeriksa atau menolak permohonan keberatan dari

Wajib Pajak.

c. Putusan

Dalam pengajuan banding ke Pengadilan Pajak atas permasalahan tersebut

diatas dengan alasan dan pengakuan yang sama pada waktu mengajukan

permohonan keberatan, diperoleh keterangan sebagai berikut:

1. bahwa berdasarkan pemeriksaan majelis terhadap bukti berupa nota retur

yang ada Majelis meyakini bahwa nota retur tidak mencantumkan nomor

dan tanggal Faktur Pajak yang diretur dan berdasarkan Pasal 5A Undang

Undang Pajak Pertambahan Nilai jo Pasal 3 ayat (3) dan (4) Kepmen No.

596/KMK.04/1994 tanggal 21 Desember 1994 jo SE-12/PJ.54/1995

tanggal 3 April 1995, Majelis berpendapat koreksi yang dilakukan oleh

terbanding telah benar dan tetap mempertahankan koreksi terbanding.

75

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 24: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

2. Berdasarkan pemeriksaan Majelis terhadap bukti berupa Faktur Pajak

yang dikoreksi terbanding tidak dapat dikreditkan diketahui bahwa Faktur

Pajak tersebut terbukti tidak mencantumkan nama dan jabatan yang

menandatangani Faktur Pajak, berdasarkan ketentuan Pasal 13 ayat (5)

huruf g dan Pasal 9 ayat (8) huruf f Undang Undang Pajak Pertambahan

Nilai. Majelis berpendapat koreksi yang dilakukan oleh terbanding telah

benar dan tetap mempertahankan koreksi terbanding.

PERMASALAHAN III

Dalam kasus ini merupakan hasil gugatan mengenai Faktur Pajak cacat yang

diterbitkan oleh Pengusaha Kena Pajak penjual yang melakukan penyerahan

terhadap pemungut.

a. Ketetapan

Ketetapan berupa Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak

januari s.d. Desember 2003 yang diterapkan kepada penerbit atau Pengusaha

Kena Pajak penjual yang menerbitkan Faktur Pajak tidak sesuai dengan Pasal

13 ayat (5) Undang Undang Pajak Pertambahan Nilai. Bahwa berdasarkan

laporan hasil pemeriksaan ditemukan Faktur Pajak Keluaran dengan jumlah

Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp. xxx,- yang diterbitkan Pengusaha Kena

Pajak menunjukkan adanya cacat formal dimana pengisian Faktur Pajak

tersebut tidak memenuhi syarat pengisian Faktur Pajak standard yaitu

Pengusaha Kena Pajak tidak melakukan pencoretan pada kolom Harga Jual

atau Penggantian atau Potongan Harga sehingga tidak sesuai dengan Pasal

13 ayat (5) Undang Undang Pajak Pertambahan Nilai dimana pada kolom

tersebut disebutkan “coret yang tidak perlu”.

Bahwa atas Faktur Pajak tidak lengkap tersebut diterbitkan Surat Tagihan

Pajak sesuai dengan Pasal 14 ayat (1) huruf e Undang Undang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan dengan pengenaan sanksi denda

administrasi sebesar 2% dari Dasar Pengenaan Pajak sesuai dengan Pasal

76

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 25: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

14 ayat (4) Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

sebesar Rp. xxx,- x 2%..

b. Keputusan keberatan

Dalam keputusan ini merupakan tanggapan permohonan pengurangan atau

penghapusan sanksi administrasi berupa bunga, denda dan kenaikan yang

terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau

bukan karena kesalahannya sesuai Pasal 36 ayat (1) huruf a Undang Undang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Tanggapan Wajib Pajak dalam permasalahan tersebut mempunyai beberapa

alasan :

• Faktur Pajak keluaran yang telah diterbitkannya sesuai dengan ketentuan

yang berlaku,

• Faktur Pajak yang telah diterbitkan tersebut telah dilaporkan di Surat

Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak Januari s.d.

Desember 2003.

• Dengan alasan tersebut penerbit berharap untuk dinihilkan atas Surat

Tagihan Pajak tersebut.

Dari alasan tersebut keputusan Direktorat Jenderal Pajak tetap

mempertahankan ketetapan atas Surat Tagihan Pajak tersebut atau dengan

kata lain menolak permohonan pembatalan atas Surat Tagihan Pajak tersebut

oleh Wajib Pajak.

Alasan penolakan :

o Bahwa karena Wajib Pajak sudah lama dikukuhkan sebagai Pengusaha

Kena Pajak maka seharusnya sudah mengetahui peraturan atau tatacara

pembuatan Faktur Pajak Keluaran standar dan lengkap sesuai ketentuan,

o Bahwa alasan yang disampaikan penggugat /Wajib Pajak tidak dapat

diterima karena tidak ada unsur “kekhilafan Wajib Pajak atau bukan

karena kesalahannya”.

c. Putusan

77

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 26: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

Bahwa amar putusan Majelis Hakim Pengadilan Pajak adalah membatalkan

Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Surat Tagihan Pajak Pajak

Pertambahan Nilai Masa Pajak Januari s.d. Desember 2003 tersebut dan

sekaligus juga membatalkan Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai

Masa Pajak Januari s.d. Desember 2003 tersebut.

Bahwa menurut pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang menjadi

sengketa gugatan adalah mengenai Faktur Pajak keluaran yang tidak diisi

selengkapnya atau yang cacat sehingga diterbitkan sanksi administrasi 2%

dari Dasar Pengenaan Pajak.

Bahwa menurut pertimbangan Majelis Hakim pembuatan Faktur Pajak yang

dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak tersebut tidak bertentangan dengan

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-323/PJ./2001 tanggal 30

April 2001 tentang Perubahan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor :

KEP-549/PJ./2000 tentang Saat Pembuatan, Bentuk, Ukuran, Pengadaan,

Tata Cara Penyampaian dan Tata Cara Pembetulan Faktur Pajak Standar,

sehingga tidak seharusnya terhadap Pengusaha Kena Pajak tersebut

diterbitkan Surat Tagihan Pajak.

Bahwa Faktur Pajak yang diterbitkan Pengusaha Kena Pajak benar-benar

merupakan sarana administrasi dan tidak dipenuhinya persyaratan pengisian

Faktur Pajak tidak berakibat apapun terhadap pihak penerima jasa, karena

pihak penerima jasa adalah pemerintah sebagai pemungut pajak, sehingga

dalam hal ini pemerintah tidak ada menanggung kerugian apapun karena

pajak yang seharusnya dibayar kepada negara telah benar-benar dipenuhi

dan dibayarkan ke kas negara.

PERMASALAHAN IV

Dalam Kasus ini merupakan penyelesaian banding dengan sengketa Faktur

Pajak Cacat yang diserahkan oleh Pengusaha Kena Pajak Penjual dengan

Pengusaha Kena Pajak Pembeli (transaksi normal/ biasa/ bukan sama

pemungut)

a. Ketetapan

Bahwa berdasarkan laporan hasil pemeriksaan ditemukan bahwa Faktur

Pajak masukan dengan jumlah dasar pengenaan pajak sebesar Rp. xxx,-

78

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 27: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

yang diterima Pengusaha Kena Pajak tidak memenuhi ketentuan formal

pengisian Faktur Pajak standar yaitu:

a. tidak terdapatnya nama jabatan penandatangan Faktur Pajak,

b. tidak ada tanggal penyerahan,

c. salah nomor Nomor Pokok Wajib Pajak

sehingga tidak sesuai dengan Pasal 13 ayat (5) Undang Undang Pajak

Pertambahn Nilai.

b. Keputusan keberatan

Dalam keputusan ini merupakan tanggapan atas koreksi Pajak Masukan dari

Faktur Pajak cacat.

Bahwa sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor

SE-35/PJ.5/1989 tanggal 6 Juli 1989 bahwa Faktur Pajak yang tidak dapat

dikreditkan karena cacat (Pasal 9 ayat (8) huruf f Undang Undang Pajak

Pertambahan Nilai) tidak perlu dikonfirmasi.

Tanggapan Wajib Pajak dalam permasalahan tersebut mempunyai beberapa

alasan :

• Bahwa atas Faktur Pajak Masukan tersebut tidak ada tanggal

penyerahannya tetapi Pengusaha Kena Pajak telah membayarnya,

• Bahwa atas Faktur Pajak yang tidak ada nama jabatannya tetapi

Pengusaha Kena Pajak telah membayarnya dan melaporkannya dengan

benar,

• Dengan alasan tersebut pengguna Faktur Pajak (Pembeli) berharap agar

Faktur Pajak cacat tersebut diakui sehingga permohonan restitusinya

dikabulkan.

Dari alasan tersebut keputusan Direktorat Jenderal Pajak tetap

mempertahankan ketetapan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

tersebut atau dengan kata lain menolak permohonan pembatalan atas Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar tersebut.

Alasan penolakan :

Bahwa sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-35/PJ.

5/1989 tanggal 6 Juli 1989 bahwa Faktur Pajak yang tidak dapat dikreditkan

karena cacat (Pasal 9 ayat (8) huruf f Undang Undang Pajak Pertambahan

Nilai) tidak perlu dikonfirmasi.

79

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 28: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

c. Putusan

Dalam permohonan banding tanggapan Wajib Pajak atas keputusan DJP

mempunyai beberapa alasan sebagai berikut :

o Wajib Pajak menyadari bahwa terdapat kekeliruan / kesalahan

pada Faktur Pajak yang dikreditkannya, namun Wajib Pajak juga

merasa bahwa ia telah membayar Pajak Pertambahan Nilai-nya

dan Pengusaha Kena Pajak penjual telah melaporkan dalam Surat

Pemberitahuan masa Pajak Pertambahan Nilai-nya.

o Dengan demikian apakah kesalahan tidak mengisi selengkapnya

Faktur Pajak tersebut dikategorikan sebagai kesalahan yang

bersifat material karena dilain pihak kesalahan tersebut bukan

merupakan kesalahan pembeli melainkan kesalahan penjual.

o Faktur-faktur yang tidak lengkap tersebut telah dikonfirmasikan ke

Kantor Pelayanan Pajak tempat penjual terdaftar dan memang

benar Faktur Pajak tersebut telah dilaporkan oleh penjual (pada

waktu proses keberatan).

Bahwa amar putusan majelis adalah membatalkan koreksi pemeriksa atas

Faktur Pajak yang tidak lengkap tersebut dan mengabulkan permohonan

banding dengan alasan sebagi berikut:

Bahwa menurut majelis yang menjadi sengketa banding adalah mengenai

Faktur Pajak masukan yang tidak diakui karena diisi tidak lengkap (cacat)

sesuai Pasal 9 ayat (8) Undang Undang Pajak Pertambahan Nilai.

Bahwa pemohon memperlihatkan bukti-bukti berupa Faktur Pajak Standar,

Invoice/faktur, invoice receipt, bilyet giro/bukti transfer bank, kwitansi

pembayaran serta Surat Pemberitahuan masa Pajak Pertambahan Nilai dari

Pengusaha Kena Pajak Penjual.

Bahwa berdasarkan bukti-bukti yang diperlihatkan tersebut diperoleh petunjuk

bahwa transaksi pembelian tersebut memang benar-benar ada dan Pajak

Pertambahan Nilai atas Faktur Pajak tersebut telah dipungut, disetor dan

dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan masa Pajak Pertambahan Nilai masa

yang bersangkutan.

Bahwa kesalahan tidak terdapat tanggal penyerahan, tidak ada nama jabatan

dan kesalahan merupakan kelalaian dari Pengusaha Kena Pajak penerbit

80

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.

Page 29: GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/116722-T 24571-Tinjauan sengketa... · menandatangani Faktur Pajak disertai contoh tandatangannya

Faktur Pajak. Dan berdasarkan pembuktian pembayaran tersebut maka

tanggung jawab renteng tidak dapat dibebankan kepada Pengusaha Kena

Pajak pembeli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 Undang Undang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan bahwa pembeli atau penerima

jasa sebagaimana dimaksud dalam UU Pajak Pertambahan Nilai barang dan

jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah bertanggung jawab secara

renteng atas pembayaran pajak sepanjang tidak dapat menunjukan bukti

pembayaran.

81

Tinjauan sengketa..., Febriansyah, FISIP UI, 2008.