program studi diii keperawatan politeknik …

94
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.A DENGAN NYERI AKUT PADA DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI DESA KALIREJO KECAMATAN BANGIL KABUPATEN PASURUAN Oleh : M. ZAINUL ABIDIN NIM.1801073 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO 2021

Upload: others

Post on 08-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.A DENGAN NYERI AKUT

PADA DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI DESA

KALIREJO KECAMATAN BANGIL

KABUPATEN PASURUAN

Oleh :

M. ZAINUL ABIDIN

NIM.1801073

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK

KESEHATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO

2021

Page 2: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

ii

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.A DENGAN NYERI AKUT

PADA DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI DESA

KALIREJO KECAMATAN BANGIL

KABUPATEN PASURUAN

Sebagai Prasyarat untuk Memperoleh Gelar

Ahli Madya Keperawatan (Amd. Kep)

Di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Oleh :

M. ZAINUL ABIDIN

NIM.1801073

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK

KESEHATAN KERTACENDEKIA SIDOARJO

2021

Page 3: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : M. Zainul Abidin

NIM : 1801073

Tempat,TanggalLahir : Pasuruan, 25 Mei1999

Institusi : Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia

Sidoarjo Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.A DENGAN NYERI AKUT

PADA DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI DESA KALIREJO

KECAMATAN BANGIL KABUPATEN PASURUAN” adalah bukan

Karya Tulis Ilmiah orang lain sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam

bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi.

Pasuruan, 24 Mei 2021

Yang menyatakan,

Pembimbing 1

Mengetahui,

M. Zainul Abidin

NIM. 1801073

Pembimbing 2

Ns. Faida Annisa, S.Kep., MNS

NIDN. 0708078606

Erik Kusuma, S. Kep.Ns, M. Kes

NIDN. 3428098001

Page 4: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

iv

LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama : M. Zainul Abidin

Judul : Asuhan Keperawatan Pada Ny.A Dengan Nyeri Akut Pada Diagnosa

Medis Hipertensi Di Desa Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah pada

tanggal : 24 Mei 2021

Oleh :

Pembimbing 1

Pembimbing 2

Ns. Faida Annisa, S.Kep., MNS

NIDN. 0708078606

Erik Kusuma, S. Kep.Ns, M. Kes

NIDN. 3428098001

Mengetahui,

Direktur

Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Agus Sulistyowati, S. Kep., M. Kes

NIDN. 0703087801

Page 5: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

v

HALAMAN PENGESAHAN

Telah di uji dan di setujui oleh Tim Penguji pada sidang Karya Tulis Ilmiah di

Program Studi DIII Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia

Sidoarjo.

Tanggal : 24 Mei 2021

TIM PENGUJI

Tanda Tangan

Ketua : Ns. Kusuma Wijaya Ridi Putra, S.Kep.,MNS .............................

Anggota :

1. Ns. Faida Annisa, S. Kep., MNS .............................

2. Ns. Erik Kusuma, S. Kep.,M.Kes .............................

Mengetahui,

Direktur

Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Agus Sulistyowati, S.Kep., M.Kes

NIDN. 070308780

Page 6: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

vi

MOTTO

Dua musuh terbesar kesuksesan adalah penundaan dan alasan.

-Jaya Setiabudi-

Musuh yang Paling Berbahaya di atas Dunia Ini Adalah Penakut dan Bimbang.

Teman yang Paling Setia, Hanyalah Keberanian dan Keyakinan yang Teguh.

-Andrew Jackson-

Tuhan tidak menuntut kita untuk sukses. Tuhan hanya menyuruh kita berjuang

tanpa henti.

-Emha Ainun Nadjib-

Page 7: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

vii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Alhamdulillah Hirobbilalamin saya ucapkan kepada Allah S.W.T karena atas

ijinNya tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

Tugas akhir ini saya persembahkan kepada :

Untuk Ayah, ibu, dan kakak saya ucapkan banyak terima kasih karena selama ini

telah memberi dukungan, do’a, dan semangat. Semoga Allah S.W.T memberi

saya kesempatan untuk membahagiakan kalian kelak.

Untuk bapak dan ibu dosen terutama ibu Agus Sulistyowati, S.Kep, M.Kes, ibu

Erik Kusuma, S. Kep. Ns., M. Kes., Ibu Faida Annisa, S.Kep.Ns., MNS dan ibu

Ayu Dewi Nastiti, S. Kep. Ns. M. Kep. Terima kasih saya ucapkan atas ilmu,

bimbingan dan pelajaran hidup yang telah diberikan kepada saya tanpa bapak dan

ibu dosen semua ini tidak akan berarti.

Untuk sahabat saya (mega silfia, natasya, syrah nabawiyah, syakira, ika septi,

candra setiawan, zainul akbar,jihan, lubi, yoga, dicky akbar,rizky p, anton,

mustofal dan ismail) terima kasih karena hingga saat ini tetap mensupport dan

saling memberi semangat. Semoga kebersamaan tetap terjalin erat.

Untuk teman seperjuangan saya yang tidak dapat disebutkan satu per satu saya

ucapkan terima kasih, atas kebersamaan selama ini. Ada suka dan duka yang kita

lewati. Tetapi tak apa semua itu untuk pendewasaan kita masing-masing. Semoga

kita dapat meraih kesusksesan sesuai yang harapan kita. Aamii

Page 8: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

viii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillaah kami panjatkan kehadirat Allaah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan

Proposal karya tulis ilmiah dengan judul ”Asuhan Keperawatan Pada Ny.A

Dengan Nyeri Akut Pada Diagnosa Medis Hipertensi Di Desa Kalirejo Kabupaten

Pasuruan” ini dengan tepat waktu sebagai persyaratan akademik dalam

menyelesaikan Program D3 Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia

Sidoarjo.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan

berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Agus Sulstyowati, S. Kep., M. Kes selaku Direktur Akademi Keperawatan

Kerta Cendekia Sidoarjo yang telahmengesahkan.

2. Ns. Faida Annisa, S.Kep., MNS selaku pembimbing I yang selalu bijaksana

memberikan bimbingan, mencurahkan perhatian, doa dan nasihat serta yang

selalu meluangkan waktunya untuk membantu penulis menyelesaikan

penulisan Karya Tulis Ilmiahini.

3. Ns. Erik Kusuma, S. Kep., M. Kes selaku pembimbing II yang selalu

memberikan bimbingan, nasihat serta waktunya selama penulisan Karya Tulis

Ilmiahini.

4. Para sahabat yang telah mendukung untuk terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah

ini dengan tepat waktu, teman-teman seperjuangan yang telah menemani

selama saya menempuh pendidikan di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia

Sidoarjo.

5. Pihak-pihak yang turut berjasa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang

tidak bisa disebutkan satupersatu.

Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum mencapai kesempurnaan,

sebagai bekal perbaikan, penulis akan berterimakasih apabila para pembaca

berkenan memberikan masukan, baik dalam bentuk kritikan maupun saran demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 9: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

ix

Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi teman

sejawat.

Pasuruan,24 Mei 2021

Penulis.

M. Zainul Abidin

NIM.1801073

Page 10: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

x

DAFTAR ISI

Sampul Depan ..........................................................................................................1

Sampul Depan Persyaratan Gelar............................................................................ ii

Surat Pernyataan..................................................................................................... iii

Lembar Persetujun Karya Tulis Ilmiah iv

Halaman Pengesahan ...............................................................................................v

Motto ...................................................................................................................... vi

Lembar Persembahan ............................................................................................ vii

Kata Pengantar ..................................................................................................... viii

Daftar Isi...................................................................................................................x

Daftar Tabel .......................................................................................................... xii

aftar Gambar......................................................................................................... xiii

Daftar Lampiran ................................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1 LatarBelakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3

1.3.1 Tujuan Umum................................................................................................. 3

1.3.2 Tujuan khusus................................................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4

1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................................................. 4

1.4.2 Manfaat Praktis .............................................................................................. 4

1.5 Metode Penulisan......................................................................................... 5

1.5.1 Metode ............................................................................................................. 5

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 5

1.5.3 SumberData .................................................................................................... 5

1.5.4 Studi kepustakaan .......................................................................................... 6

1.6 Sistematika Penulisan .................................................................................. 6

1.6.1 Bagian awal .................................................................................................... 6

1.6.2 Bagian inti ....................................................................................................... 6

1.6.3 Bagian akhir .................................................................................................... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................8

2.1 Konsep Hipertensi ....................................................................................... 8

2.1.1 Definisi Hipertensi ......................................................................................... 8

2.1.2 Klasifikasi Hipertensi .................................................................................... 8

2.1.3 Etiologi ............................................................................................................ 9

2.1.4 Patofisiologi .................................................................................................... 10

2.1.5 Pathway Hipertensi ........................................................................................ 13

2.1.6 Penatalaksanaan ............................................................................................. 14

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang ................................................................................ 17

2.1.8 Komplikasi ...................................................................................................... 17

2.1.9 Skala Nyeri ..................................................................................................... 19

2.1.10Definisi Lansia ............................................................................................... 21

2.1.11Tipe-Tipe Batas Umur Lanjut Usia ............................................................. 21

2.1.12Permasalahan Yang Terjadi Pada Lansia ................................................... 22

Page 11: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

xi

2.1.13Karakteristik Lansia ...................................................................................... 23

2.2 Konsep Nyeri Akut ...................................................................................... 23

2.2.1 Definisi ............................................................................................................ 23

2.2.2 Tanda dan gejala nyeri akut .......................................................................... 24

2.2.3 Penyebab nyeri akut....................................................................................... 24

2.2.4 Kondisi Klinis................................................................................................. 25

2.2.5 Manajemen nyeri ........................................................................................... 25

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan ...................................................................... 27

2.3.1 Pengkajian ....................................................................................................... 27

2.3.2 Diagnosa Keperawatan .................................................................................. 37

2.3.3 Intervensi Keperawatan ................................................................................. 40

2.3.4 Implementasi .................................................................................................. 44

2.3.5 Evaluasi ........................................................................................................... 44

2.4 Konsep Masalah........................................................................................... 45

BAB 4 TINJAUAN KASUS.................................................................................46

3.1.1 Identitas ........................................................................................................... 46

3.1.2 Struktur keluarga ............................................................................................ 47

3.1.3 Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi ..................................................... 47

3.1.4 Riwayat Kesehatan ........................................................................................ 47

3.1.5 Riwayat Tempat Tinggal............................................................................... 49

3.1.6 Rekreasi ........................................................................................................... 49

3.1.7 Pola Fungsi Kesehatan .................................................................................. 50

3.1.8 Pemeriksaan fisik ........................................................................................... 51

3.1.9 Pengkajian Status Fungsional Kognitif, Afektif, Psikologis dan Sosial . 53

3.2 Analisa Data................................................................................................. 58

3.3 Diagnosa Keperawatan ................................................................................ 60

3.4 Intervensi Keperawatan ............................................................................... 61

3.5 Implementasi Keperawatan ......................................................................... 63

3.6 Evaluasi Keperawatan ................................................................................. 65

BAB 4 PEMBAHASAN .......................................................................................67

4.1 Pengkajian.................................................................................................... 67

4.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................................ 68

4.3 Intervensi Keperawatan ............................................................................... 69

4.4 Implementasi Keperawatan ......................................................................... 70

4.5 Evaluasi Keperawatan ................................................................................. 71

BAB 5 PENUTUP .................................................................................................73

5.1 Simpulan ...................................................................................................... 73

5.2 Saran ............................................................................................................ 74

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................76

LAMPIRAN .........................................................................................................78

Page 12: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

xii

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Tabel Hal

Tabel 2.1

Klasifikasi Hipertensi......................................................

9

Tabel 2.2 Pengkajian Status Fungsional (Index Katz)..................... 33

Tabel 2.3 Shorth Portable Mental Status Quesioner (SPMSQ)...... 35

Tabel 2.4 Geriatric Depression Scale ( Skala Depresi ).................. 37

Tabel 2.5 APGAR Keluarga............................................................ 38

Tabel 2.6 Intervensi Berdasarkan SDKI, SLKI, Dan SIKI PPNI.... 40

Tabel 3.1 Struktur Keluarga............................................................. 47

Tabel 3.2 Pengkajian Index Katz..................................................... 53

Tabel 3.3 Short Portable Mental Status Quesioner (Spmsq)........... 55

Tabel 3.4 Geriatric Depression Scale Skala Depresi...................... 56

Tabel 3.5 Pengkajian Apgar Keluarga............................................. 57

Tabel 3.6 Analisa Data..................................................................... 58

Tabel 3.7 Daftar Diagnosis Keperawatan........................................ 60

Tabel 3.8 Intervensi Keperawatan................................................... 61

Tabel 3.9 Implementasi Keperawatan............................................. 63

Tabel 3.10 Evaluasi Keperawatan..................................................... 65

Page 13: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

xiii

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Gambar Hal

Gambar 2.1

Pathway Hipertensi......................................................

13

Gambar 2.2 Skala Nyeri................................................................... 33

Gambar 2.3 Konsep Masalah............................................................ 45

Gambar 3.1 Genogram ..................................................................... 47

Page 14: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Lampiran Hal

Lampiran 1

Lembar Permohonan Izin Penelitian .............................

78

Lampiran 2 Lembar Informed Consent ............................................. 79

Lampiran 3 Lembar Konsultasi Bimbingan (Pembimbing 1)........... 80

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Bimbingan (Pembimbing 2)............ 81

Page 15: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Lansia merupakan usia yang berisiko tinggi terhadap penyakit - penyakit

degeneratif, seperti Penyakit Jantung Koroner (PJK), hipertensi, diabetes melitus,

gout (rematik) dan kanker. Salah satu penyakit yang sering dialami oleh lansia

adalah hipertensi (Ridwan, 2009). Pada orang lanjut usia, penyebab

hipertensidisebabkan elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal

dan menjadikaku, perubahankemampuan jantung memompa darah, kehilangan

elastisitaspembuluh darah dan meningkatnya resistensi pembuluhh darah perifer

(Aspiani, 2014). Umur insidenhipertensi meningkat seiring dengan pertambahan

umur (Oktora, 2005 dalam Rohimah dan Kurniasih, (2013).Orang dengan

tekanandarah tinggi sering melaporkan adanya nyeri kepala terutama di bagian

belakang kepala pada pagi hari serta pusing (Williams, 2005 dalam Dune, 2013).

Keluhanini dapat menimbulkan masalah keperawatan nyeriakut. Nyeri akut

merupa kan pengalaman sensori dan emosi yang tidakmenyenangkan akibat

adanya kerusakan jaringan yang aktual (Wilkinson & Ahern, 2011).

Data World Health Organization (WHO) pada tahun 2015, sebanyak 1,13

miliar orang di dunia menderita hipertensi dan sepertiga penduduk Indonesia

menderita hipertensi. Diperkirakan pada tahun 2025 angka penderita hipertensi

bisa mencapai 1,5 miliar orang. Sedangkan menurut Riskesdas tahun 2018 di

Indonesia penderita hipertensi mencapai 34,1 persen orang. Di provinsi Jawa

Timur angka hipertensi pada tahun 2020 mencapai 8,01 persen. Prevalensi

tekanan darah tinggi pada perempuan (36,85%) lebih tinggi dibanding dengan

Page 16: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

2

laki-laki (31,34%). Prevalensi di perkotaan sedikit lebih tinggi (34,43%)

dibandingkan dengan perdesaan (33,72%). Prevalensi semakin meningkat seiring

dengan pertambahan umur (Kemenkes RI, 2019). Teknik studi pendahuluan

terhadap 25 orang lansia di Desa Kalirejo Kabupaten Bangil, didapatkan hasil 16

orang lansia yang mengalami hipertensi.

Setelah usia 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun 1%

tiap tahun sehingga menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume. Elastisitas

pembuluh darah menghilang karena terjadi kurangnya efektifitas pumbuluh darah

perifer untuk oksigenasi. Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi

pumbuluh darah terletak dipusat vasomotor pada medula di otak. Dari pusat

vasomotor ini bermula jelas saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke

kordaspinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di

toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk

implus yang bergetar ke bawa melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis.

Pada titik ini neouron pre-ganglion ke pumbuluh darah, dimana dengan

dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pumbuluh darah. Berbagai

faktor, seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pumbuluh

darah terhadap rangsangan vasokonstriktor. Pasien dengan hipertensi sangat

sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal

tersebut dapat terjadi (Aspiani, 2014). Gejala yang sering muncul pada hipertensi

salah satunyaadalah nyeri kepala. Nyeri kepala yang diderita oleh pasien

hipertensi disebabkan karena suplai darah ke otak mengalami penurunan dan

peningkatan spasme pembuluh darah (Setyawan & Kusuma, 2014). Perubahan

struktur dalamarteri-arteri kecil dan arteriola menyebabkan penyumbatan

Page 17: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

3

pembuluhh darah. Bila pembuluhh darah menyempit maka aliran arteri akan

terganggu (Price danWilson, 2006) dalam (Setyawan & Kusuma, 2014). Hal

tersebut mengakibatkan spasme pada pembuluhh darah (arteri) dan penurunan O2

(oksigen) yang akanberujung pada nyeri kepala atau distensi dari struktur di

kepala atau leher (Kowalak, Welsh, dan Mayer, 2012) dalam (Setyawan &

Kusuma,2014).

Intervensi yang dapat dilakukkan untuk mengatasi nyeri dapat berupa

relaksasi napas dalam dan terapi masase. Relaksasi merupakan teknik

pengendoran atau pelepasan ketegangan serta dapat menurunkan intensitas nyeri

(Smeltzer & Bare, 2002 dalam Rahayuningrum,2016). Selain itu untuk

mengurangi nyeri pada penderita hipertensi dapat dilakukan dengan

mempertahankan bed rest selama fase akut, memberikan tindakan kenyamanan

untuk mengurangi sakit kepala seperti masase punggung dan leher,kompres

hangat di dahi atau leher (Udjianti, 2013).

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis ingin meneliti tentang Asuhan

Keperawatan Pada Ny.A Dengan Nyeri Akut Pada Diagnosa Medis Hipertensi Di

Desa Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan pada Ny.A dengan nyeri akut pada

diagnosa medis hipertensi di Desa Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten

Pasuruan.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mendeskripsikan Asuhan Keperawatan Pada Ny.A Dengan Nyeri Akut

Page 18: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

4

Pada Diagnosa Medis Hipertensi di Desa Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten

Pasuruan.

1.3.2 Tujuan khusus

1.3.2.1 Mendeskripsikan pengkajian pada Ny.A dengan nyeri akut pada diagnosa

medis hipertensi di Desa Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan.

1.3.2.2 Mendeskripsikan diagnosa keperawatan pada Ny.A dengan nyeri akut

pada diagnosa medis hipertensi di Desa Kalirejo Kecamatan Bangil

Kabupaten Pasuruan.

1.3.2.3 Mendeskripsikan intervensi keperawatan pada Ny.A dengan nyeri akut

pada diagnosa medis hipertensi di Desa Kalirejo Kecamatan Bangil

Kabupaten Pasuruan.

1.3.2.4 Mendeskripsikan implementasi pada pada Ny.A dengan nyeri akut pada

diagnosa medis hipertensi di Desa Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten

Pasuruan.

1.3.2.5 Mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada Ny.A dengan nyeri akut pada

diagnosa medis hipertensi di Desa Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten

Pasuruan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1.4.1.1 Meningkatkan ilmu pengetahuan keperawatan terkait dengan asuhan

keperawatan pada Ny.A dengan nyeri akut pada diagnosa medis hipertensi

di Desa Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bahan masukan untuk meningkatkan

Page 19: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

5

kualitas asuhan keperawatan pada Ny.A dengan nyeri akut pada diagnosa

medis hipertensi di Desa Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan.

1.5 Metode Penulisan

1.5.1 Metode

Metode deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa

atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi kepustakaan

yang mempelajari, mengumpulkan, membahas data dengan studi pendekatan

proses keperawatan dengan langkah-langkah pengkajian, diagnosis, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data

1.5.2.1 Wawancara

Data diambil / diperoleh melalui percakapan baik dengan klien dan

keluarga.

1.5.2.2 Observasi

Data yang diambil melalui pengamatan kepada klien .

1.5.2.3 Pemeriksaan

Meliputi pemeriksaan fisik dan laboratorium yang dapat menunjang

menegakkan diagnosa dan penanganan selanjutnya.

1.5.3 SumberData

1.5.3.1 Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari klien .

1.5.3.2 Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang

terdekat klien, catatan medic perawat, hasil-hasil pemeriksaan dan tim

Page 20: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

6

kesehatanlain.

1.5.4 Studi kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu mempelajari buku sumber yang berhubungan

dengan judul studi kasus dan masalah yang dibahas.

1.6 Sistematika Penulisan

Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami

studi kasus ini, secara keseluruhan di bagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1.6.1 Bagian awal

Memuat halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan, motto dan

persembahan, kata pengantar, daftarisi.

1.6.2 Bagian inti

Terdiri dari lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub bab

berikut ini:

1.6.2.1 Bab I : pendahuluan, berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat

penelitian, sistematika penulisan studikasus.

1.6.2.2 Bab II : Tinjauan pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari sudut

pandang medis dan asuhan keperawatan klien dengan diagnose hipertensi

serta kerangkamasalah.

1.6.2.3 Bab III : Tinjauan kasus berisi tentang diskripsi data hasil pengkajian,

diagnose, perencanaan, pelaksanaan danevaluasi.

1.6.2.4 Bab IV : Pembahasan berisi tentang perbandingan antara teori dengan

kenyataan yang ada dilapangan.

1.6.2.5 Bab V : Penutup, berisi tentang simpulan dansaran.

Page 21: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

7

1.6.3 Bagian akhir

Teridiri dari daftar pustaka danlampiran.

Page 22: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Hipertensi

2.1.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam

pembuluhh darah arteri secara terus menerus lebih dari suatu periode (Udjianti,

2013). Menurut World Health Organization (WHO),batas normal adalah 120-140

mmHg sistolik dan 80-90 mmHg diastolik.Jadi seseorang disebut mengidap

hipertensi jika tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥95

mmHg, dan tekanan darah perbatasan bila tekanan darah sistolik antara 140

mmHg - 160 mmHg dan tekanan darah diastolik antara 90 mmHg-95 mmHg

(Poerwati, 2008)dalam (Hamid,2014).

2.1.2 Klasifikasi Hipertensi

Adapun klasifikasi hipertensi terbagi menjadi :

2.1.2.1 Berdasarkan penyebab

1) Hipertensi primer/hipertensiesensial

2) Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun

dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak

(inaktivitas) dan pola makan. Terjadi pada sekitar 90% penderita

hipertensi.

3) Hipertensi sekunder/hipertensi nonesensial

Page 23: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

9

4) Hipertensi yang diketahui penyebabnya.Pada sekitar 5-10% pendrita

hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%

penyebabnya adalah kelainan hormonl atau pemakainan obat tertentu

(misalny pil KB) (Depkes RI,2014).

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC VII joint national committee on the

prevention, detection, evaluation and treatment of high blood pressure,2003

Klasifikasi tekanan darah Tekanan darah systole

(mmHg)

Tekanan darah diastole

(mmHg)

Normal <120 <80

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi stage I 140-159 90-99

Hipertensi stage II 160 atau >160 100 atau >100

Sumber: (Depkes RI, 2014)

2.1.3 Etiologi

Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang

spesifik.Hipertensi terjadi sebagai respons peningkatan curah jantung atau

peningkatantekanan perifer. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi

terjadinyahipertensi:

2.1.3.1 Genetik : respon neurologi terhadap stres atau kelainan ekskresi transpor

Na.

2.1.3.2 Obesitas: terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang mengakibatkan

tekanan darahmeningkat.

2.1.3.3 Stres karenalingkungan.

2.1.3.4 Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta

pelebaran pumbuluhdarah.

2.1.3.5 Pada orang lanjut usia, penyebab hipertensi disebabkan terjadinya

Page 24: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

10

perubahan pada elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal

dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah, kehilangan

elastisitas pumbuluh darah, dan meningkatkan resistensi pembuluhh darah

perifer. Setelahusia 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun 1%

tiap tahun sehingga menyebabkan menurunya kontraksi dan volume. Elastisitas

pembuluhh darah menghilang karena terjadi kurangnya efektifitas pembuluhh

darah perifer untuk oksigenasi (Aspiani, 2014).

2.1.4 Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pumbuluh darah

terletak dipusat vasomotor pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula

jelas saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari

kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan

pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus yang bergetar ke bawa melalui

sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini neouron pre-ganglion

kepembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan

konstraksi pumbuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan

dapat mempengaruhi respon pumbuluh darah terhadap rangsangan

vasokonstriktor. Pasien dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin,

meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh

darah sebagai respon rangsangan emosi, kelenjar adrenal juga terangsang

,mengakibatkan tambahan aktifitas vasokontriksi. Medula adrenal mensekresikan

efinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi

kortisoldan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor

pumbuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke

Page 25: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

11

ginjal,menyebabkan pelepasan renin (Aspiani, 2014).

Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah

menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada akhirnya

merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan

retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan volume intravaskular.

Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan terjadinya hipertensi (Aspiani,

2014).

Peningkatan tekanan darah biasanya tidak teratur serta terjadi peningkatan

secara terus menerus. Hipertensi biasanya dimulai sebagai penyakit yang ringan

lalu perlahan berkembang ke kondisi yang parah atau berbahaya (Williams &

Wilkins, 2011) dalam (Mulyadi, 2016). Gejala yang sering muncul pada

hipertensi salah satunya adalah nyeri kepala. Pada nyeri kepala yang diderita oleh

pasien hipertensi disebabkan karena suplai darah ke otak mengalami penurunan

dan peningkatan spasme pembuluhh darah (Setyawan & Kusuma,

2014).Perubahan struktur dalam arteri-arteri kecil dan arteriola menyebabkan

penyumbatan pembuluh darah. Bila pembuluh darah menyempit maka aliran

arteriakan terganggu Price dan Wilson, 2006 dalam (Setyawan & Kusuma, 2014).

Hal tersebut mengakibatkan spasme pada pembuluh darah (arteri) dan penurunan

O2(oksigen) yang akan berujung pada nyeri kepala atau distensi dari struktur

dikepala atau leher Kowalak, Welsh, dan Mayer, 2012 dalam (Setyawan

&Kusuma,2014). Nyeri kepala atau sakit kepala merupakan gejala penting dari

berbagai kelainan tubuh organik maupun fugsional. (Ballenger, 2010) dalam

(Mulyadi,2016). Nyeri kepala ini sering ditandai dengan sensasi prodromal

misalnausea, pengelihatan kabur, auravisual, atau tipe sensorik halusinasi. Salah

Page 26: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

12

satu teori penyebab nyeri kepala migraine ini akibat dari emosi atau ketegangan

yang berlangsung lama yang akan menimbulkan reflek vasospasme beberapa

pembuluharteri kepala termasuk pembuluh arteri yang memasok ke otak.Secara

teoritis,vasospasme yang terjadi akan menimbulkan iskemik pada sebagian otak

sehingga terjadi nyeri kepala. Hall, (2012) dalam Mulyadi, (2016).

Page 27: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

13

Penyumbatan pembuluh darah

Suplai oksigen

ke otak

menurun

Resiko

ketidakefektifan

perfusi jaringan

ke otak

Nyeri Afterload meningkat

Iskemia miokard vasokontriksi

Koroner Sistemik

Fatigue

Intoleransi aktivitas

Hipertensi Tekanan

sistemik darah

meningkat

Kerusakan vaskuler

pembuluh darah

Beban kerja

jantung

meningkat

Factor predisposisi: usia, jeni

kelamin, merokok, stress, kurang

olahraga, genetic, alcohol, konsentrasi

garam,

Aliran darah

makin cepat

keseluruh tubuh

sedangkan

nutrisi dalam sel

sudah

mencukupi

kebutuhan

2.1.5 Pathway Hipertensi

Gambar 2.1 Pathway Hipertensi

Pembuluh darah

otak Gangguan sirkulasi

vasokontriksi

Perubahan struktur

Page 28: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

14

2.1.6 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dngan menggunakan obat-

obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup dapat

dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak lebih dari ¼-11/2 sendok teh (6

gram/hari), menurunkan berat badan, menghindari minuman berkafein, rokok, dan

minuman beralkohol. Olahraga juga dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat

berupa jalan, lari jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5

kali per minggu. Penting juga untuk cukup istirahatt (6-8 jam) dan mengendalikan

stress.Untuk pemilihan serta penggunaan obat-obatan hipertensi disarankan untuk

berkonsultasi dengan dokter keluarga.

2.1.6.1 Terapi nonfarmakologis

Menurut DEPKES, 2014 adapun makanan yang harus dihindari atau

dibatasi oleh penderita hipertensi adalah:

1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru,

minyak kelapa, lemakhewani).

2. Makanan yang dioleh dengan menggunakan garam natrium (biscuit,

crackers, keripik dan makanan yangasin)

3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned,

sayuran, serta buah-buahan dalamkaleng).

4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur / buah, abon,

ikanasin, pindang, udang kering, telur asin, selaikacang).

5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonaise, serta sumber

protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi /

kambing), kuning telur, kulit ayam.

Page 29: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

15

6. Bumbu-bumbu seperti kecap, magi, terasi, saus tomat, saus sambal,

tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung

garamnatrium.

7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti, durian,tape

2.1.6.2 Menurut muttaqin, A. (2012), beberapa penelitian menunjukkan bahwa

pendekatan non farmakologi, meliputi hal-hal dibawah ini:

1. Teknik-teknik mengurangi stress

2. Penurunan beratbadan

3. Pembatasan alkohol, natrium, dantembakau

4. Olahraga / latihan (meningkatkan lipoprotein berdensitastinggi)

5. Relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada

setiap terapi antihipertensi.

2.1.6.3 Terapi farmakologi

Menurut muttaqin, A (2012) obat-obat anti hipertensi dapat

digunakan sebagai obat tunggal atau dicampur dengan obat lain.

Klasifikasi obat hipertensi dapat dibagi menjadi lima kategori berikut ini:

1. Diuretic : chlorthalidone, hydromax, lasix, alactone, dyrenium

diuretic bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah

jantung dengan mendorong ginjal untuk ekskresi garam dan airnya.

Sebagai diuretic (tiaziid) juga dapat menurunkan TPR (total

peripheral resistance)

2. Penyekat saluran kalsium menurunkan kontraksi otot polos jantung

atau arteri dengan mengintervensi influx kalsium yang dibutuhkan

untuk kontraksi.Sebagian penyekat saluran kalsium bersifat lebih

Page 30: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

16

spesifik untuk saluran lambat kalsium otot polos vaskuler. Dengan

demikian, berbagai penyekat kalsium memiliki kemampuan

yangberbeda-beda dalam menurunkan kecepatan denyut jantung,

volume sekuncup dan TPR.

3. Penghambat enzim mengubah angiostensin II atau inhibitor ACE

(angiotensin converting enzyme) berfungsi untuk menurunkan

angiostensin II dengan menghambat enzim yang diperlukan untuk

mengubah angiostensin I menjadi angiostensin I menjadiangiostensi

II. Kondisi ini menurunkan darah secara langsung dengan menurunkan

TPR, dan secara tidak langsung dengan menurunkan sekresi

aldosteran, yang akhirnya meningkatnya pengeluaran natrium pada

urine kemudian menurunkan volume plasma dan curah jantung.

Inhibitor ACE juga menurunkan tekanan darah dengan efek bradikinin

yang memanjang, yang normalnya memecah enzim. ACE di

kontraindikasikan untuk kehamilan.

4. Antagonis (penyekat) reseptor beta (blocker), terutama penyekat

selektif, bekerja pada reseptor beta dijantung untuk menurunkan

kecepatan denyut dan curah jantung.

5. Antagonis reseptor alfa (blocker) menghambat reseptor alpha di otot

polosvaskuler yang secara normal berespon terhadap rangsang saraf

simpatis dengan vasokontiksi. Hal ini akan menurunkanTPR.

6. Vasodilatasi arteriol langsung dapat digunakan untuk menurunkan

TPR, misalnya natrium, nitroprusida, nikardipin, hidralazin,

nitrogliserin,dll

Page 31: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

17

7. Hipertensi gestasional dan preeklamsi-eklampsi membaik setelah bayi

lahir. (aspiani,R.Y.2014)

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang

2.1.7.1 Laboratorium

1. Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkimginjal

2. Kreatinin Serunim dan BUN meningkat pada hipertensi karena

parenkim ginjal dengan gagal ginjal akut

3. Darah perifer lengkap

4. Kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, guladarah puasa)

2.1.7.2 Elektrokardiogram(EKG)

1. Hipertrofi ventrikel kiri

2. Iskemia atau infarkmiokard

3. Peningkatan gelombang P

4. Gangguan konduksi

2.1.7.3 Foto Rontgen

1. Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasiaorta

2. Pembendungan, lebarnya paru

3. Hipertrofi parenkim ginjal

4. Hipertropi vaskuler ginjal

2.1.8 Komplikasi

2.1.8.1 Stroke

dapat terjadi akibat hemoragi akibat tekanan darah tinggi di otak,

atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan

tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri

Page 32: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

18

yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga

aliran darah yang menuju ke area otak yang diperdarahi berkurang. Arteri

otak yang mengalami aterosklerosis dapat melemah sehingga

meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma.

2.1.8.2 Infarkmiokard

dapat terjadi apabila arteri koroner yang aterosklerosis tidak dapat

menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus

yang menghambat aliran darah melewati pembulu darah. Pada hipertensi

kronis dan hipertrovi ventrikel kebutuhan oksigen miokardium mungkin

tidak dapat dipenuhi dan dapat menyebabkan terjadinya iskemia jantung

yang menyebabkan infark (Aspiani, R.Y. 2014).

2.1.8.3 Gagal ginjal

Terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada

kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya glomerulus aliran darah ke

nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksis dan kematian.

Dengan rusaknya membran glumerulus, protein kluar melalui urine

sehingga tekanan osmotik berkurang dan menyebabkan edema, yang

sering ditemui pada hipertensi kronis (Aspiani, R, Y,2014). Ensefalopati

(kerusakan otak)

Dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna. tekanan yang

sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler

dan mendorong cairan keruang interstisil di seluruh susunan sistem syaraf

pusat. Neuron disekitarnya kolaps dan terjadi koma serta kematian.

(Aspiani, R, Y, 2014).

Page 33: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

19

2.1.8.4 Kejang

Dapat terjadi pada wanita preeklampsia. Bayi yang lahir mungkin

memiliki berat badan yang kecil akibat perfusi plasenta yang tidak

adekuat. Kemudian dapat mengalami hipoksia dan asidosis jika ibu

mengalami kejang selama atau sebelum proses persalianan (Aspiani, R, Y,

2014).

Dampak masalah yang ditimbulkan sangat luas, bahkan dapat

berakhir pada kematian.Hipertensi juga dijuluki sebagai silent killer,

karena dapat mengakibatkan kematian mendadak bagi penderitanya.

Kematian terjadi akibat dampak hipertensi itu sendiri atau penyakit lain

yang diawali oleh hipertensi. Penyakit-penyakit tersebut diantrannya:

kerusakan ginjal,serangan jantung,stroke.

2.1.9 Skala Nyeri

Nyeri atau rasa takut merupakan suatu pengalaman sensorik dan

emosional yang tidak menyenangkan, biasanya berkaitan dengan adanya

kerusakan jaringan tubuh.Nyeri yang dirasakan seseorang memiliki tingkatan

yakni nyeri ringan, sedang, berat atau yang disebut skala nyeri. Skala nyeri

menurut wong-baker faces pain rating scale.

Page 34: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

20

Gambar 2.2 Skala Nyeri

Skala nyeri 0-10 (comparative painscale)

2.1.9.1 0 : tidak ada rasa sakit merasanormal

2.1.9.2 1 : nyeri hampir tak terasa (sangat ringan seperti gigitannyamuk)

2.1.9.3 2 : tidak menyenangkan, nyeri seperti cubitan ringandikulit

2.1.9.4 3 : bisa ditoleransi, nyeri sangat terasa seperti suntikan olehdokter

2.1.9.5 4 : menyedihkan, kuat, nyeri yang dalam seperti sakit gigi/sengatanlebah

2.1.9.6 5 : sangat menyedihkan, kuat, dalam seperti pergelangan kakitergelincir

2.1.9.7 6 : intens, kuat dalam, nyeri, yang menusuk begitu kuat sehingga

tampaknya sebagian mempengaruhiindra

2.1.9.8 7 : sangat intens, sama seperti 6 hingga menyebabkan tidak bisa

berkomunikasi.

2.1.9.9 8 : benar-benar mengerikan, nyeri begitu kuat sehingga tidak bisaberfikir

2.1.9.10 9 : menyiksa tak tertahankan, nyeri begitu kuat, sehingga tidak bisa

ditoleransi

2.1.9.11 10: Sakit tak terbayangkan, tak dapat diungkapkan nyeri begitukuat

2.1.9.12 Tipe Nyeri

1) 1-3: nyeri ringan

2) 4-6: nyeri sedang

Page 35: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

21

3) 7-9: nyeri berat

4) 10: sangat bKonsep Lansia

2.1.10 Definisi Lansia

Lanjut usia adalah kelompok manusia yang berusia 60 tahun keatas.

Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan

untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi

normalnya secaraperlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap

infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Oleh karena itu, tubuh akan

menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural yang disebut

penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan

episode terminal (Suryonodkk, 2016).

2.1.11 Tipe-Tipe Batas Umur Lanjut Usia

Menurut pendapat beberapa ahli dalam Efendi (2009), batasan-batasan

umur yang mencakup batasan umur lansia sebagai berikut:

2.1.11.1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 pasal 1 ayat 2

Berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun

(enam puluh) tahun keatas”.

2.1.11.2 Usia lanjut dibagi menjadi empat kriteria berikut: usia pertengahan

(middle age) ialah 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) ialah 60-74

tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun , usia sangat tua (very

old) ialah diatas 90 tahun.

2.1.11.3 Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat 4 fasePertama (fase

investus) ialah 25-40 tahun, kedua (fase virilities) ialah 40-55 tahun,

ketiga (fase presenium) ialah 55-65 tahun, keempat (fase senium)

Page 36: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

22

ialah 65 hingga tutup usia.

2.1.11.4 Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyononegoro Masa lanjut usia (geriatric

age): >65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri

dibagi menjadi tiga batasan umur, yaitu young old (70-75), old (75-80),

dan very old (>80 tahun) (Efendi,2009 dalam Suryonodkk.,2016).

2.1.12 Permasalahan Yang Terjadi Pada Lansia

Menurut (Hardiwinoto dan Setiabudi, 2005 dalam Suryono dkk., 2016),

berbagai permasalahan yang berkaitan dengan mencapai kesejahteraan lanjut usia,

antara lain:

2.1.12.1 Permasalahan Umum

Adapun permasalahan umum yang terjadi pada lansia diantaranya:

1) Makin besar jumlah lansia yang berada di bawa gariskemiskinan.

2) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga

yang berusia lanjut kurang diperhatikan, dihargai, dan dihormati.

3) Lahirnya kelompok masyarakat industri

4) Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan

lanjut usia.

5) Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan

kesejahteraan lansia.

2.1.12.2 Permasalahan Khusus

Adapun permasalahan umum yang terjadi pada lansia diantaranya:

1) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik

fisik, mental, maupunsosial.

2) Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.

Page 37: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

23

3) Rendahnya produktivitas kerjalansia.

4) Banyak lansia yang miskin, terlantar dancacat

5) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan

masyarakat individualistik.

6) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat

mengganggu kesehatan fisik lansia (Suryono dkk.,2016).

2.1.13 Karakteristik Lansia

Menurut Budi Anna Keliat (1999) dalam (Jubaedi dkk., 2008) lansia

memiliki karakteristik sebagai berikut:

2.1.13.1 Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) UUNo. 13

tentang kesehatan).

2.1.13.2 Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dan rentang sehat sampai sakit

dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi

adaptif hingga kondisi maladaptif.

2.1.13.3 Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi

2.2 Konsep Nyeri Akut

2.2.1 Definisi

Menurut Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) nyeri akut

yaitu pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan

jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan

berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kuarang dari 3 bulan

(PPNI, 2017).

Page 38: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

24

2.2.2 Tanda dan gejala nyeri akut

Menurut (PPNI, 2017) dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan

Indonesia tanda dan gejala nyeri akut dibagi menjadi dua yaitu:

2.2.2.1 Tanda dan gejalamayor

1) Subyektif

Klien mengeluh nyeri

2) Objektif

Klien tampak meringis, klien bersikap protektif ( misalnya

waspada , posisi menghindarinyeri), klien tampak gelisah,

frekuensi nadi klien meningkat, sulit tidur.

2.2.2.2 Tanda dan gejalaminor

1) Subjektif :-

2) Objektif

Tekanan darah klien meningkat, pola nafas klien berubah, nafsu

makan klien berubah, proses berpikir terganggu.

2.2.3 Penyebab nyeri akut

Dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan (PPNI, 2017) penyebab

dari nyeri akut adalah:

2.2.3.1 Agen pencedraan fisiologis (misalnya inflamasi , iskemia,neoplasma)

2.2.3.2 Agen pencederaaan kimiawi (misalnya terbakar bahan kimiairitan)

2.2.3.3 Agen pencederaan fisik ( misalnya abses, amputasi, terbakar,

terpotong, mengangkat berat,prosedur oprasi, trauma, lahitan

fisikberlebihan)

Page 39: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

25

2.2.4 Kondisi Klinis

2.2.4.1 Kondisi pembedahan

2.2.4.2 Cedera traumatis

2.2.4.3 Infeksi

2.2.4.4 Sindrom coronerakut

2.2.4.5 Glaucoma

2.2.5 Manajemen nyeri

Berdasarkan buku Ilmu Keperawatan Dasar menurut ( wahit iqbal

Mubarak, Indrawati, & Susanto, 2015) ada beberapa cara mengurangi nyeri:

2.2.5.1 Melakukan teknik distraksi

Melakukan teknik distraksi disini yaitu dengan cara mengalihkan

perhatian klien pada hal-hal yang lain sehinggga klien akan lupa

tehadap nyeri yang dialami. Distraksi merupakan mengalihkan

perhatian klien ke hal yang lain sehingga dapat menurunkan

kewaspadaan terhadap nyeri, bahkan meningkatkan toleransi terhadap

nyeri. Teknik distraksi dapat nyeri berdasarkan teori aktivitas retikular,

yaitu menghambat stimulus nyeri sehingga menyebabkan

terhambatnya implus nyeri ke otak (nyeri berkurang atau dirasakan

oleh klien). Contoh teknik distraksi yaitu mendengarkan musik,

menonton TV, membayangkan hal-hal yang indah sambil menutup

mata.

2.2.5.2 Melakukan teknik relaksasi

Melakukan teknik relaksasi metode ini efektif untuk mengurangi rasa

nyeri. Relaksasi yang sempurna dapat mengurangi ketegangan otot, rasa

Page 40: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

26

jenuh, kecemasan sehingga dapat mencegah menghebatnya stimulasi

nyeri. Jika seseorang melakukan relaksasi, puncaknya adalah fisik yang

segar dan otak yang siap menyala lagi.

2.2.5.3 Melakukan pemijatan (masase)

Dalam Standart Intervensi Keperawatan Indonesia – SIKI (2018)

terdapat beberapa penatalaksanaan atau memanajemen nyeri pada klien

yaitu :

1) Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas

nyeri

2) Mengidentifikasi skalanyeri

3) Mengidentifikasi respon nyeri nonverbal

4) Mengidentifikasi factor yang memperberat dan memperingannyeri

5) Mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan tentangnyeri

6) Mengidentifikasi pengaruh budaya terhadap responnyeri

7) Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada kualitashidup

8) Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang sudahdiberikan

9) Memonitor efek samping penggunaan analgetik

10) Memberikan teknik non famakologis untuk mengurangi rasa nyeri

(mis.TENS, hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat,

aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, koompres hangat/dingin,

terapibermain)

11) Mengontrol lingkungan yang dapat memperberat rasa nyeri (mis.suhu

ruangan, pencahayaan,kebisingan)

12) Memfasilitasi istirahat tidur

Page 41: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

27

13) Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi

meredakan nyeri

14) Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicunyeri

15) Menjelaskan strategi meredakan nyeri

16) Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri

17) Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat

18) Mengajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan

2.3.1 Pengkajian

2.3.1.1 Identitas

1. Nama Pasien

2. Umur: Pada umumnya hipertensi menyerang pria pada usia diatas 31

tahun. Tetapi diatas usia tersebut, justru wanita (setelah mengalami

menopause) yang berpeluang lebih besar. Para pakar menduga

perubahan hormonal berperan besar dalam terjadinya hipertensi

dikalangan wanitausia lanjut(Lanny Sustrani, 2005:26 dalam Wardani,2016).

Berdasarkarkan pra survey, dari 24 sampel berusia 20-75 tahun,jika diambil

nilai tengahnya atau media,maka didapatkan usia antara dewasa ≤ 45 dan

usia lanjut ≥ 46 tahun menderita hipertensi Novian,2013 dalam Wardani,

(2016).

3. Jenis kelamin : wanita hipertensi diakui lebih banyak dari pada laki-

laki.Tetapi wanita lebih tahan dari pada laki-laki tanpa kerusakan

jantung dan pembuluhh darah. Pria lebih banyak mengalami

kemungkinan menderita hipertensi dari pada wanita. Pada pria

hipertensi lebih banyak disebabkan oleh pekerjaan, seperti perasaan

Page 42: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

28

kurang nyaman terhadap pekerjaan. Sampaiusia 55 tahun pria beresiko

lebih tinggi terkena hipertensi dibandingka nwanita Novian, 2013

dalam Wardani, (2016). Menurut Stanley dan Beare,(2007) dalam

Styawan dan Muslim, (2014) hipertensi diderita oleh perempuan

diatas usia 45 tahun karena pada usia tersebut perempuan sudah

mengalami siklus menopause. Pada saat menopause estrogen tidak

diproduksilagi atau kadar estrogen sudah mengalami penurunan,

sedangkan salah satu fungsi esterogen dalam tubuh yaitu dapat

meningkatkan HDL (Hight Devisity Lipoprotein) dan merunkan LDL

(Low Devisity Lipoprotein). Sebaliknya jika estrogen dalam tubuh

berkurang atau sudah tidak diproduksi lagi maka kadar LDL akan

meningkat sehingga dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol

plasma, karena LDL mengandung 70% kolesterol plasma. LDL dapat

dikonversi menjadi bentuk teroksidasi yang bersifat merusak dinding

vaskuler dan hal tersebut berperan penting dalam pembentukan

aterosklerosis yang berujung pada hipertensi (Aaronson dan Waed, 2010

dalam Styawan dan Muslim, 2014).

2.3.1.2 Keluhan utama

Neurosensori menunjukkan gejala: keluhan pening atau pusing,

berdenyut sakit kepala, suboksipital terjadi saat bangun dan menghilang

secara spontan setelah beberapa jam, gangguan penglihatan (diplopia,

penglihatan kabur, epiktaksis) (Aspiani, 2014).

2.3.1.3 Riwayat penyakit sekarang

Riwayat kesehatan saat ini berupa uraian mengenai penyakit

yang diderita oleh pasien dari mulai timbulnya keluhan yang dirasakan

Page 43: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

29

sampaisaat dibawa kerumah sakit, dan apakah pernah memeriksakan

diri ketempat lain selain rumahsakit umum serta pengobatan apa yang

pernah diberikan dan bagaimana perubahannya dan data yang

didapatkan saat pengkajian (Aspiani, 2014).

2.3.1.4 Riwayat penyakit dahulu

Riwayat kesehatan yang lalu seperti riwayat penyakit

kardiovaskuler sebelumnya, riwayat pekerjaan yang berhubungan

dengan peningkatan aktivitas, riwayat penggunaan obat-obatan,

riwayat konsumsi alkohol dan merokok (Aspiani, 2014).

2.3.1.5 Riwayat penyakit keluarga

Yang perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang menderita

penyakit Pola kebiasaan sehari-hari

Yang perlu dikaji adalah aktivitas apa saja yang biasa

dilakukkan sehubungan dengan adanya nyeri dada sebelah kiri dan

sesak napas (Aspiani,2014).

2.3.1.6 Pemeriksaan fisik

Menurut Aspian (2014) didapatkan pemeriksaan fisik pada pasien

hipertensi diantaranya:

1) Keadaan umum

Keadaan umum Pasien lansia biasanya lemah.

2) Kesadaran

Kesadaran Pasien biasanya composmetis, apatis sampai somnolen.

3) Tanda-tandavital

Terdiri dari pemeriksaan: suhu normalnya (37˚C), nadi meningkat

Page 44: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

30

(N:70-82x/menit), tekanan darah meningkat, pernapasan biasanya

mengalami peningkatan.

4) Pemeriksaan Review Of System (ROS)

((1) Sistem pernafasan (B1:Breathing)

Dapat ditemukan sesak nafas, sesak waktu

beraktivitas,peningkatan frekuensi pernafasan, adanya gangguan

otot bantu pernafasan, adanya gangguan pernafasan(Aspiani,

2014).

((2) Sistem sirkulasi (B2: Bleeding)

Kaji adanya penyakit jantung, frekuensi nadi apikal, sirkulasi

periper, warna dan kehangatan, periksa adanya distensi warna

jugularis (Aspiani, 2014).

((3) Sistem persarafan (B3: Brain)

Kaji adanya hilangnya gerakan / sensasi, spasme otot, telihat

kelemahan /hilang fungsi. Pergerakan mata / kejelasan

melihat, dilatasi pupil. Agitasi (mungkin berhubungan

dengan nyeri/ansietas)(Aspiani, 2014).

((4 ) Sistem perkemihan (B4:Bleder)

Perubahan pola berkemih, seperti inkontinensia urun,

disuria,distensi kadung kemih, warna dan bau urin, dan

kebersihannya (Aspiani, 2014).

((5) Sistem pencernaan (B5: Bowel)

Konstipasi, konsistensi fases, frekuensi eliminasi, auskultasi

bising usus, anoreksia, adanya distensi abdomen, nyeri tekan

Page 45: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

31

abdomen (Aspiani, 2014).

((6) Sistem muskuloskeletal (B6: Bone)

Nyeri berat tiba-tiba / mungkin terlokalisi pada area

jaringan,dapat berkurang pada imobilisi, kontraktur atrofi otot,

laserasi kulit dan perubahan warna (Aspiani, 2014).

5) Pola fungsikesehatan

MenurutAllen, (1998) dalam Aspiani (2014) didapatkan pola fungsi

kesehatan pada pasien Hipertensi diantaranya:

((1) Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat

Menggambarkan persepsi, pemeliharaan, dan penangan

kesehatan.

((2) Pola nutrisi

Menggambarkan masukan nutrisi, balance cair, dan elektrolit,

nafsu makan, pola makan, diet, kesulitan menelan, mual /muntah

dan makanan kesukaan.

((3) Pola eliminasi

Menjelaskan pola ekskresi, kandung kemih, defekasi,

adatidaknya masalah defekasi, masalah nutrisi, dan

penggunaan kateter.

((4) Pola tidur dan istirahat

Menggambarkan pola tidur, istirahat, dan persepsi terhadap

energi, jumlah tidur pada siang dan malam, masalah tidur dan

insomnia.

((5) Pola aktivitas dan istirahat

Page 46: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

32

Menggambarkan pola latihan, aktivitas, dan pola pernafasan dan

sirkulasi, riwayat penyakit jantung, frekuensi, irama dan

kedalaman pernapasan. Pengkajian indeks KATZ.

((6) Pola hubungan dan peran

Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran Pasien

anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal,pekerjaan,

tidak punya rumah dan masalah keuangan.Pengkajiaan

APGAR keluarga (Tabel APGAR keluarga).

((7) Pola sensori dan kognitif

Menjelaskan sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori

meliputi pengkajian penglihatan, pendengaran, perasaan, dan

pembauaan. Pada Pasien katarak dapat ditemukan gejala

gangguan penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja

dengan merasa ruang gelap. Sedangkan tandanya adalah

tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil, peningkatan air

mata. Pengkajian status mental menggunakan tabel Short

Portable Mental Status Quesionare(SPMSQ).

((8) Pola persepsi dan konsep diri

Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi

terhadap kemampuan konsep diri. konsep diri menggambarkan

gambaran diri, harga diri, peran, identitas diri. manusia sebagai

sistem terbuka dan mahluk bio-psiko- sosio-kultural-spiritual,

kecemasan, ketakutan, dan dampak terhadap sakit. Pengkajian

tingkat depresi menggunakan tabel Inventaris Depresi Back.

Page 47: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

33

((9) Pola seksual dan reproduksi

Menggambarkan kepuasan / masalah terhadap seksualitas.

((10) Pola mekanisme/penanggulangan stress dan koping

Menggambarkan kemampuan untuk menangani stress.

((11) Pola tata nilai dan kepercayaan

Menggambarkan dan menjelaskan pola, nilai keyakinan

termasuk spiritual.

i. Pengkajian khusus

Menurut Sunaryo, (2016) beberapa pengkajian khusus pada lansia

diantarnya:

1. Pengkajian status fungsional (indexKatz)

Tabel 2.2 Pengkajian Status Fungsional (Index Katz)

No Aktivitas Mandiri Tergantung

1 Mandi Mandiri:

Bantuan hanya pada satu bagian mandi ( seperti

punggung atau ekstremitas yang tidak mampu ) atau

mandi sendiri sepenuhnya

Tergantung :

Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan

masuk dan keluar dari bak mandi, serta tidak mandi

sendiri

2 Berpakaian Mandiri :

Mengambil bajudari lemari, memakai pakaian,

melepaskan pakaian, mengancingi/mengikat pakaian.

Tergantung :

Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya sebagian

3 Ke Kamar Kecil Mandiri :

Masuk dankeluar dari kamar kecil kemudian

membersihkan genetalia sendiri Tergantung :

Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan

menggunakan pispot

4 Berpindah Mandiri :

Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk,

bangkit dari kursi sendiri

Bergantung :

Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau

kursi, tidak melakukan satu, atau lebih perpindahan

Page 48: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

34

5 Kontinen Mandiri :

BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri Tergantung :

Inkontinensia parsial atau total; penggunaan kateter,

pispot, enema dan pembalut (pampers)

6 Makan Mandiri :

Mengambil makanan dari piring dan menyuapinya

sendiri

Bergantung :

Bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring

dan menyuapinya, tidak makan sama sekali, dan

makan parenteral (NGT)

Keterangan :

Beri tanda ( v ) pada point yang sesuai kondisi klien Analisis Hasil :

Nilai A : Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK / BAB ), berpindah, ke

kamar kecil, mandi dan berpakaian.

Nilai B: Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut

Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan

Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu

fungsi tambahan

Nilai E: Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar

kecil, dan satufungsitambahan.

Nilai F: Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar

kecil, berpindah dan satufungsitambahan

Nilai G: Ketergantungan pada keenamfungsitersebut

Lain – lain : ketergantungan sedikitnya dua fungsi tetapi tidak dapat

diklasifikasikan sebagai C, D, E, F, G

Page 49: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

35

2. Pengkajian status kognitif dan afektif

Tabel 2.3 Shorth Portable Mental Status Quesioner (SPMSQ)

No Item Pertanyaan Benar Salah

1 Jam berapa sekarang ?

Jawab:……………………………………………………………..

2 Tahun berapa sekarang ?

Jawab:…………………………………………………………….

3 Kapan Bapak/Ibu lahir?

Jawab:……………………………………………………………

4 Berapa umur Bapak/Ibu sekarang ?

Jawab : ………………………………………………………….

5 Dimana alamat Bapak/Ibu sekarang ?

Jawab :…………………………………………………………..

6 Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama Bapak/Ibu?

Jawab :…………………………………………………………..

7 Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama Bapak/Ibu ?

Jawab :………………………………….………………………

8 Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia ?

Jawab : …………………………...……………………………

9 Siapa nama Presiden Republik Indonesia sekarang ?

Jawab :………………………………………………………….

10 Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1 ?

Jawab :…………………………………………………………

JUMLAH

Analisis Hasil :

Skore Salah : 0-2 : Fungsi intelektual utuh

Skore Salah : 3-4 : Kerusakan intelektual Ringan

Skore Salah : 5-7 : Kerusakan intelektual Sedang

Skore Salah :8-10 : Kerusakan intelektual Berat

Page 50: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

36

3. Pengkajian status psikologi

Tabel 2.4 Geriatric Depression Scale ( Skala Depresi )

No Pertanyaan Tidak Ya

1 Apakah anda sebenarnya puas dengan

kehidupan Anda?

2 Apakah anda telah meninggalkan

banyak Kegiatan dan minat/kesenangan

anda

3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong?

4 Apakah anda sering merasa bosan?

5 Apakah anada mempunyai semangat yang

baik Setiap saat?

6 Apakah anda merasa takut sesuatu yang

buruk Akan terjadi pada anda?

7 Apakah anda merasa bahagia untuk

sebagian Besar hidup anda?

8 Apakah anda merasa sering tidak berdaya?

9 Apakah anda lebih sering dirumah daripadapergi

Keluar dan mengerjakan sesuatu hal yangbaru?

10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah

Dengan daya ingat anda dibandingkan kebanyakan orang ?

11 Apakah anda pikir bahwa kehidupan

anda Sekarang menyenangkan?

12 Apakah anda merasa tidak berharga

seperti Perasaan anda saat ini?

13 Apakah anda merasa penuh semangat?

14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda

tidak Ada harapan?

15 Apakah anda pikir bahwa orang lain, lebih

baik Keadaannya daripada anda?

*)Setiap jawaban yang sesuai mempunyai skor “1“ (satu):

Skor 5-9 : kemungkinan depresi

Skor 10 atau lebih : depresi

Page 51: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

37

4. Pengkajian status sosial

Tabel 2.5 Apgar Keluarga

NO Items penilaian Selalu

(2)

Kadang-

kadang

Tidak

pernah ( 1 ) ( 0 )

1 A :Adaptasi

Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga

(teman-teman) saya untuk membantu pada waktu

sesuatu menyusahkan saya

2 P :Partnership

Saya puas dengan cara keluarga (teman- teman) saya

Membicarakan sesuatu dengan saya dan

mengungkapkan masalah saya.

3 G :Growth

Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya

menerima & mendukung keinginan saya untuk

melakukan aktifitas atau arah baru.

4 A :Afek

Saya puas dengan cara keluarga (teman- teman) saya

mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi-

emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai.

5 R :Resolve

Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya

menyediakan waktu bersama- sama mengekspresikan

afek dan berespon

JUMLAH

Penilaian :

Nilai : 0-3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi

Nilai : 4-6 : Disfungsi keluarga sedang

Nilai : 7-10 : fungsi keluargabaik

2.3.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang dibuat oleh perawat

profesional yang memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan

klien, baik aktual ataupun potensial, yang ditetapkan berdasarkan analisis dan

interpretasi data hasil pengkajian. Pernyataan diagnose keperawatan harus jelas,

singkat dan lugas terkait masalah kesehatan klien berikut penyebabnya yang dapat

Page 52: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

38

diatasi melalui tindakan keperawatan (Asmadi, 2008) dan yang

kemungkinan muncul yaitu :

2.3.2.1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

2.3.2.2 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas

2.3.2.3 Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

2.3.2.4 Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informas

Page 53: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

40

2.3.3 Intervensi Keperawatan

Tabel 2.6 Intervensi berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI PPNI

No. Diagnosa SLKI SIKI

Kode Luaran Kode Intervensi

1. Nyeri akut ( D.0077 )

Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional

yang berkaitan dengan kerusakan jaringan

actual atau fungsional, dengan onset mendadak

atau lambat dan berintensitas ringan hingga

berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.

Penyebab :Agen pencedera fisiologis ( mis :

inflamasi, iskemia, neoplasma).

Batasan Karakteristik

Gejala dan TandaMayor: Subjektif : mengeluhnyeri.

Objektif : tampak meringis, bersikap

protektif (mis :waspada, posisi menghindar

nyeri),gelisah, frekuensi nadi meningkat,sulit

tidur. Gejala dan Tanda Minor:

Subjektif : tidak ada

Objektif : tekanan darah meningkat, pola nafas

berubah, nafus makan berubah, proses berfikir

terganggu, menarik diri, berfokus pada diri

sendiri, diaforesis.

Kondisi Klinis Terkait :

Kondisi

pembedahan Cedera

traumatis Infeksi

L.08066 Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

diharapkan tingkat nyeri

menurun Kriteria hasil:

Tingkatnyeri

(1) Keluhan nyeri menurun

dari nyeri sedang menjadi

nyeriringan

(2) Wajah menyeringai

menjadirileks

(3) Pasien dapat beristirahat

dengan nyaman

I.08238 Manajemen nyeri Observasi

(1) Identifikasi lokasi, karakteristik nyeri, durasi,

frekuensi, intensitasnyeri (2) Observasi tanda-tandavital

(3) Identifikasi skalanyeri

(4) Identifikasi faktor yang memperberat dan

memperingan nyeri

(5) Identifikasi pengetahuan dan keyaninan

tentangnyeri

(6) Monitor efek samping penggunaananalgesik Terapeutik

(1) Berikan terapi non farmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri (mis: akupuntur, terapi

musik hopnosis, biofeedback, teknik imajinasi

terbimbing,kompres hangat/dingin)

(2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri

(mis: suhu ruangan,

pencahayaan,kebisingan)

Page 54: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

41

Sindrom koroner akut

Glaukoma

Edukasi

(1) Ajarkan teknik non farmakologis

untuk mengurangi nyeri

2. Intoleransi aktivitas(D.0056)

Definisi : ketidakcukupan energi untuk

melakukan aktivitassehari-hari

Penyebab : imobilitas

Batasan karakteristik :

Gejala dan tanda mayor:

Subyektif : mengeluhlelah

Objektif : frekuensi jantung meningkat >20 %

dan kondisi istirahat

Gejala dan tanda minor :

Subyektif : dispnea saat / setelah aktivitas ,

merasa tidak nyaman setelah beraktivitas ,

merasa lelah.

Objektif : tekanan darah berubah >20% dari

kondisi istirahat , gambaran EKG menunjukan

aritmia

Gambaran EKG menunjukan iskemia

Sianosis Kondisi Klinis Terkait :

Anemia

Gagal jantung kongesif

Penyakit jantung koroner

Penyakit katup jantung

Aritmia

Penyakit paru obstruktif kronis ( PPOK)

Gangguan metabolic Gangguan musculoskeletal

L.05047 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan diharapkan toleransi

aktivitasmeningkat

Kriteria Hasil :

Toleransi aktivitas

(1) Kemudahan dalam melakukan

aktivitas sehari-harimeningkat

(2) Pasien mampu berpindah tanpa

bantuan

(3) Pasien mengatakan keluhan lemah

berkurang (4) Tekanan darahmembaik

(5) Frekuensi napasmembaik

I.12392 Manajemen Energi

Observasi :

(1) Monitor kelelahan fisik dan

emosional

(2) Monitor pola dan jamtidur

(3) Monitor lokasi dan

ketidaknyamanan selama

melakukanaktivitas Terapeutik :

(1) Sediakan lingkungan yang

nyaman dan rendah stimulus

(mis: cahaya, suara,kunjungan)

(2) Berikan aktifitas distraksi yang

menenangkan

Edukasi :

(1) Anjurkan tirahbaring

(2) Anjurkan melakukan aktifitas

secarabertahan

Page 55: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

42

3. Defisit Pengetahuan ( D.0111)

Definisi: ketiadaan atau kurangnya

informasi kognitif yangberkaitan dengan topic tertentu.

Penyebab : kurang terpapar informasi

Batasan Karakteristik :

Gejala Dan Tanda Mayor :

Subjektif : Menanyakan masalah yang dihadapi

Objektif : menunjukan perilaku tidak sesuai

anjuran , menunjukan persepsi yang keliru

terhadap masalah. Gejala Dan Tanda Minor :

Subjektif : ( tidak tersedia )

Objektif : menjalani pemeriksaan yang tidak

tepat , menunjukan perilaku berlebihan ( mis .

apatis, bermusuhan, agitasi, hysteria ) Kondisi Klinis Terkait :

Kondisi klinis ysng baru dihadapi oleh klien

Penyakit akut

Penyakit kronis

L.12111 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan diharapkan tingkat

pengetahuan meningkat Kriteria Hasil :

Tingkat pengetahuan

(1) Kemampuan menjelaskan

pengetahuan tentang hipertensi

meningkat

(2) Perilaku sesuai dengan

pengetahuan meningkat. (3) Perilaku sesuai anjuranmeningkat

I.12383 Edukasi kesehatan

Observasi

(1) Identifikasi kesiapan dan

kemampuan menerimainformasi

(2) Identifikasi faktor-faktor yang

dapat meningkatkan dan

menurunkan motivasi perilaku

hidup bersih dansehat Terapeutik

(1) Sediakan materi dan media

pendidikan kesehatan

(2) Jadwalkan pendidikan

kesehatan sesuai

kesepakatanBerikan kesempatan

untuk bertanya Edukasi

(1) Jelaskan factor risiko yang dapat

mempengaruhikesehatan

(2) Ajarkan perilaku hidup bersih

dan sehat

(3) Ajarkan strategi yang dapat

digunakan untuk meningkatkan

perilaku hidup bersih dansehat

4. Ansietas ( D.0080)

Definisi : kondisi emosi dan pengalaman

subyektif individu terhadap objek yang tidak

jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang

memungkinkan individu melakukan tindakan

untuk menghadapi ancaman.

Penyebab : kurang terpapar informasi.

Batasan Karakteristik :

Gejala dan tanda mayor :

Subjektif: merasa bingung , merasa khawatir

dengan akibat dari kondisi yang dihadapi , sulit

L.09093 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan diharapkan tingkat

ansietasmenurun Kriteria Hasil :

Tingkat ansietas

(1) Perilaku gelisahmenurun

(2) Perilaku tegangmenurun

(3) Keluhan pusingmenurun

I.09314 Reduksi Ansietas

Observasi

(1) Identifikasi saat tingkat ansietas

berubah (mis. Kondisi, waktu,

stressor) (2) Monitor tanda-tandaansietas

Terapeutik

(1) Gunakan pendekatan yang

tenang dannyaman (2) Temani pasien untuk

mengurangi kecemasan, jika

Page 56: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

43

berkonsentrasi.

Objektif: tampak gelisah , tampak tegang , sulit

tidur . Gejala dan tanda minor:

Subjektif: mengeluh pusing , Anoreksia ,

palpitasi ,merasa tidak berdaya.

Objektif : freuensi nafas meningkat , frekuensi

nadi meningkat, tekanan darah meningkat ,

diaphoresis , tremor , muka tampak pucat ,

suara bergetar , kontak mata buruk, sering

berkemih , berorrientasi pada masa lalu.

Kondisi Klinis Terkait :

Penyakit kronis progresif (mis. Kanker,

penyakitautoimun)

Penyakit akut

Hospitalisasi

Rencana operasi

Kondisi diagnosis penyakit belum jelas

Penyakit neurologis

Tahap tumbuh kembang

memungkinkan

Edukasi

(1) Informasikan secara faktual

mengenai diagnosis,

pengobatan , danprognosis

Page 57: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

44

2.3.4 Implementasi

Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana

asuhan keperawatan kedalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu

klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Asmadi, 2008).

Implementasi merupakan fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi

keperawatan, implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan

tindakan yang merupakan tindakan keperawatan khusus yang diperlukan untuk

melaksanakan intervensi (program keperawatan). Perawat melaksanakan dan

mendelegasikan tindakan keperawatan untuk intervensi yang disusun pada tahap

perencanaan dan kemudian mengakhiri tahap implementasi dengan mencatat

tindakan keperawatan dan respons klien terhadap tindakan tersebut (Kozier, Erb,

Berman, & Snyder, 2010).

2.3.5 Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan

perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan

tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Asmadi, 2008).

Evaluasi yang diharapkan dapat dicapai pada klien hipertensi dengan nyeri akut

sebagai berikut :

2.3.5.1 Mengenali kapan nyeri terjadi

2.3.5.2 Menggunakan tindakan pengurangan (nyeri) tanpa analgesik

2.3.5.3 Menggunakan analgesik yang direkomendasikan

2.3.5.4 Melaporkan perubahan terhadap gejala nyeri pada profesional kesehatan

2.3.5.5 Melaporkan nyeri yang terkontrol

Page 58: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

45

Hipertensi

Factor predisposisi: usia, jeni kelamin,

merokok, stress, kurang olahraga, genetic,

alcohol, konsentrasi garam, obesitas

Kerusakan vaskuler

pembuluh darah

vasokontriksi

Gangguan sirkulasi

Pembuluh darah

Iskemia miokard

Nyeri

koroner

2.4 Konsep Masalah

Gambar 2.3 Konsep Masalah

Penyumbatan pembuluh darah

Perubahan struktur

Page 59: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

46

BAB 3

TINJAUAN KASUS

Untuk mendapatkan gambaran nyata tentang pelaksanaan asuhan

keperawatan pada pasien dengan Hipertensi maka penulis menyajikan suatu kasus

yang penulis amati mulai tanggal 26 Februari 2021 sampai 28 Februari 2021.

3.1 Pengkajian

3.1.1 Identitas

3.1.1.1 Nama : Ny.A

3.1.1.2 Umur : 65 Tahun

3.1.1.3 Jenis Kelamin : Perempuan

3.1.1.4 Pendidikan Terakhir : SD/sederajat

3.1.1.5 Status Perkawinan :kawin

3.1.1.6 Alamat : Desa Kalirejo Bangil Kabupaten Pasuruan.

3.1.1.7 Agama : Islam

3.1.1.8 Suku : Jawa

3.1.1.9 Tanggal Pengkajian : 26 Februari 2021 Pukul 09.00 WIB

3.1.1.10 Orang yang paling dekat / bisa dihubungi

1) Nama : Tn.S

2) Alamat : Desa Kalirejo Bangil KabupatenPasuruan.

3) Jenis kelamin : Laki laki

4) Hubungan dengan klien :Suami

Page 60: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

47

3.1.2 Struktur keluarga

Tabel 3.1 Struktur keluarga

No Nama Umur Jenis

Kelamin

Hubungan Dg

Klien

Pekerjaan Keterangan

1. Tn. S 69 L Suami Pedagang Menikah

2. Ny. A 65 P Istri IRT Menikah

3. Tn. Y 35 L Anak 1 Wiraswasta Menikah

4. Ny. P 30 P Anak 2 Guru Menikah

3.1.3 Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi

3.1.3.1 Pekerjaan saat ini : Pedagang

3.1.3.2 Pekerjaan sebelumnya : Pedagang

3.1.3.3 Sumber Pendapatan : Cukup

3.1.3.4 Kecukupan Pendapatan : Cukup

3.1.4 Riwayat Kesehatan

3.1.4.1 Keluhan Utama : klien merasa nyeri kepala seperti ditusuk tusuk dan

merasa sakit pada bagian tengkuknya serta klien mengatakan kaki

kanannya sakit jika dibuatjalan.

3.1.4.2 Riwayat Penyakit Sekarang:

1) Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : klien mengatakan keluhan utama

dalam satu tahun terakhir sakit kepala, nyeri tengguk terasa berat,dan

badan terasa berat. Klien mengatakan sulit berjalan karena kaki kanan

terasasakit

2) Gejala yang dirasakan : Klien mengatakan gejala yang dirasakan saat

tekanan darah tinggi yaitu sakit kepala, nyeri dibagian tengkuk, cekot-

cekot terasa seperti mencengkram

3) Faktor pencetus : Klien mengatakan keluhan dirasakan secara

mendadak

Page 61: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

48

An

Tn.S Ny.A

An An

4) Timbulnya keluhan : klien mengatakan timbulnya keluhan dimulai saat

bangun tidur

5) Upaya mengatasi : klien mengatakan mengurangi nyeri dengan cara

meminum obat

3.1.4.3 Riwayat penyakit dahulu

1) Penyakit yang pernah diderita : klien mengatakan pernah menderita

penyakit hipertensi lebih kurang 5 tahun yanglalu.

2) Riwayat alergi : klien mengatakan tidak mempunyai riwayatalergi

3) Riwayat kecelakaan : klien mengatakan tidak ada riwayat kecelakaan

4) Riwayat pernah dirawat di RS : klien mengatakan tidak pernah dirawat

di rumah sakit

5) Riwayat pemakaian Obat : Ny. A masih mengkonsumsi obat nifedipine

10mg 2x1

3.1.4.4. Riwayat penyakit Keluarga

Ny. A mengatakan bahwa ada anggota keluarganya yang mempunyai sakit

hipertensi atau darah tinggi dan stroke yaitu ibu dan adiknya yang bungsu.

3.1.4.5. Genogram

Keluarga dari pihak Ayah Keluarga dari pihak Ibu

Page 62: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

49

Keterangan :

: Laki-laki : Tinggal serumah

: Perempuan : Meninggal

: Klien

: Keturunan

: Ikatan pernikahan

: Menikah

Gambar 3.1 Genogram

3.1.5 Riwayat Tempat Tinggal

3.1.5.1. Jumlah orang yang tinggal dirumah : 4orang

3.1.5.2. Kebersihan dan kerapian ruangan : bersih, rapi

3.1.5.3. Penerangan / sirkulasi udara : penerangan baik, sirkulasi udaracukup

3.1.5.4. Keadaan kamar mandi dan WC :bersih

3.1.5.5. Pembuangan air kotor : klien mengataan pembuangan air kotor

melalui selokan

3.1.5.6. Sumber air minum : klien mengatakan minum dengan air gallon

3.1.5.7. Pembuangan sampah : klien mengatakan membuang sampah ditempat

sampah lalu diambil oleh petugaskebersihan

3.1.5.8. Sumber pencemaran : tidakada

3.1.6 Rekreasi

Keluarga klien mengatakan menonton TV bersama

Page 63: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

50

3.1.7 Pola Fungsi Kesehatan

3.1.7.1. Pola tidur / istirahat : klien mengatakan malam tidur jam 21.00 bangun jam

05.00 sering terbangun pada saat merasa nyeri kepala, klien dapat tidur

pada saat suasana tenang dan mudah terbangun karena nyeri timbul secara

tiba tiba

3.1.7.2. Pola eliminasi:Klien mengatakan BAB ± 1x, BAK ± 8xsehari,klien

mengatakan tidak ada kesulitan BAB dan BAK

3.1.7.3. Pola nutrisi : jumlah dan jenis makanan 2x sehari, nasi, lauk, sayur, dank

lien mengatakan suka makan jerohan, serta makan yang asin-asin. waktu

pemberian makan pagi 09.00 WIB sore jam 15.00 WIB

3.1.7.4. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan : klien mengatakan satu bulan

yang lalu tidak minum obat, keluarga mengatakan takut ketergantungan

obat

3.1.7.5. Pola kognitif perseptual

1) Pengelihatan : Baik / tidakbermasalah

2) Pendengaran : Baik / tidakbermasalah

3) Pengecapan : Baik / tidak bermasalah

4) Sensasi / peraba : Baik / tidakbermasalah

3.1.7.6. Persepsi diri-pola konsepdiri

a.) Penyebab stress : Nyeri yang dirasakan meningkat

b.) Penanganan : Istirahat dan minum obat yang telah diresepkan

3.1.7.7. Pola seksualitas : Klien mengatakan mempunyai 2 oranganak.

1.) Pola hubungan peran : Klien mengatakan mempunyai peranan

dengan 2 anak.

Page 64: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

51

2.) Pola keyakinan- nilai

a.) Keyakinan akan kesehatan : klien mengatakan yakin setiap

penyakit pasti ada obatnya

b.)Keyakinan spiritual : klien mengatakan beragama islam dan sholat

5 waktu setiaphari

c.) Sesuatu yang bernilai dalam hidupnya : klien mengatakan sesuatu

yang bernilai dalam hidupnya adalah kesehatan karena itu nikmat

yang besar dari Allah swt

d.)Persepsi kesehatan dan pola management kesehatan : klien

menyadari kalau dirinya menderita hipertensi tetapi

pengetahuannya kurang

3.1.7.8. Pola hubungan – peran : klien mengatakan berinteraksi dengan baik di

lingkungansekitarnya

3.1.8 Pemeriksaan fisik

3.1.8.1. Keadaan umum / Kesadaran Umum: Baik /composmentis

3.1.8.2. TTV:

Nadi: 84x / menit

Takanan Darah: 160/110 mmHg

Respirasi: 20x / menit

Tinggi Badan: 152 cm

Berat Badan: 50 kg

3.1.8.3. Kepala dan leher

a) Rambut : rambut beruban, tersebar rata dan terurai sampai leher

b) Mata : kelengkapan dan kesimetrisan mata lengkap simetris kanan

Page 65: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

52

kiri, kelopak mata (palpebra) tidak ada oedema pada palpebra,

konjuctiva dan sclera, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor, kornea

dan iris tidak keruh normal, ketajaman penglihatan baik normal,

tekanan bola mata bola simetris tidak ada benjolan

c) Telinga : Simetris, tampak bersih, pendengaran baik, tidak ada

benjolan, tidak cairan yang keluar.

d) Hidung : simetris

e) Mulut : Mulut bersih, gigi bersih

f) Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis

3.1.8.4. Integumen : kulit bersih, kehangatan hangat, warna sawo matang, tekstur

lembab, tidak ada kelainan pada kulit

3.1.8.5. Dada dan Thorax : bentuk simetris, irama reguler, tidak ada suara

tambahan

3.1.8.6. Abdomen : tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan

3.1.8.7. Persyarafan: nervus I : Ovaktorius, Nervus II : Optikus, Nervus III :

Okulomotorius, Nervus IV : Trocealis, Nervus V : Abdusen, Nervus VI :

Trigeminalis, Nervus VII: Kasialis, Nervus VIII : Vestibulokohlear,

Nervus XI : Glosovaringeal, Nervus X : Vagus, Nervus XI : Aksesorius,

Nervus XII :Hipoglosus

3.1.8.8. Ekstremitas: nyeri pada kaki sebelah kanan

3.1.8.9. Genetalia : tidak ada kelainan genetalia

Page 66: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

53

3.1.9 Pengkajian Status Fungsional Kognitif, Afektif, Psikologis dan Sosial

3.1.9.1. Pengkajian status fungsional

Tabel 3.2 Pengkajian Index Katz

No Aktivitas Mandiri Tergantung

1 Mandi Mandiri:

Bantuan hanya pada satu bagian mandi ( seperti

punggung atau ekstremitas yang tidak mampu ) atau

mandi sendiri sepenuhnya Tergantung :

Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan

masuk dan keluar dari bak mandi, serta tidak mandi

sendiri

2 Berpakaian Mandiri :

Mengambil bajudari lemari, memakai pakaian,

melepaskan pakaian, mengancingi/mengikat pakaian.

Tergantung :

Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya sebagian

3 Ke Kamar Kecil Mandiri :

Masuk dankeluar dari kamar kecil kemudian

membersihkan genetalia sendiri Tergantung :

Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan

menggunakan pispot

4 Berpindah Mandiri :

Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk,

bangkit dari kursi sendiri Bergantung :

Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau

kursi, tidak melakukan satu, atau lebih perpindahan

5 Kontinen Mandiri :

BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri Tergantung :

Inkontinensia parsial atau total; penggunaan kateter,

pispot, enema dan pembalut (pampers)

6 Makan Mandiri :

Mengambil makanan dari piring dan menyuapinya

sendiri

Bergantung :

Bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring dan menyuapinya, tidak makan sama sekali, dan

makan parenteral (NGT)

Keterangan :

Beri tanda (√) pada point yang sesuai kondisi klien

Page 67: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

54

Analisis Hasil :

Nilai A : Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK / BAB ), berpindah, ke

kamar kecil, mandi dan berpakaian.

Nilai B : Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut

Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan

Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu

fungsi tambahan

Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar

kecil, dan satu fungsitambahan.

Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar

kecil, berpindah dan satu fungsitambahan

Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsitersebut

Lain – lain : ketergantungan sedikitnya dua fungsi tetapi tidak dapat

diklasifikasikan sebagai C, D, E, F, G

Nilai akhirnya : Nilai A

Page 68: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

55

3.1.9.2. Pengkajian status kognitif dan afektif

Tabel 3.3 Short Portable Mental Status Quesioner (SPMSQ)

No Item

Pertanyaan

Benar Salah

1 Jam berapa sekarang?

Jawab: 10.00 WIB

2 Tahun berapa sekarang?

Jawab : 2021

3 Kapan Bapak/Ibu

lahir?

Jawab : 20 Mei

4 Berapa umur Bapak/Ibu sekarang ?

Jawab : 65 tahun

5 Dimana alamat Bapak/Ibu sekarang?

Jawab : bangil, kalirejo

6 Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal

bersama Bapak/Ibu? Jawab : 4 orang

7 Siapa nama anggota keluarga yang tinggal

bersama Bapak/Ibu ?

Jawab : suami (Tn.S), anak (Tn.Y dan Ny.P)

8 Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia?

Jawab : 17 agustus 1945

9 Siapa nama Presiden Republik Indonesia sekarang?

Jawab : Jokowi

10 Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1 ?

Jawab : 19, 18, 17, 16, 15, 14, 13, 12, 11, 10, 9, 8………

JUMLAH

Analisis Hasil :

Skore Salah : 0-2 : Fungsi intelektual utuh

Skore Salah : 3-4 : Kerusakan intelektual ringan

Skore Salah : 5-7 : Kerusakan intelektual sedang

Skore Salah : 8-10 : Kerusakan intelektual berat

Page 69: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

56

3.1.9.3. Pengkajian status psikologi

Tabel 3.4 Geriatric Depression Scale (GDS) Skala Depresi

No Pertanyaan Tidak Ya

1 Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan Anda? 0

2 Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan

dan minat/kesenangan anda

1

3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? 0

4 Apakah anda sering merasa bosan? 1

5 Apakah anada mempunyai semangat yang baik setiap saat? 1

6 Apakah anda merasa takut sesuatu yang buruk akan terjadi

pada anda?

0

7 Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda? 0

8 Apakah anda merasa sering tidak berdaya? 0

9 Apakah anda lebih sering dirumah daripada pergi keluar dan

mengerjakan sesuatu hal yangbaru?

0

10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya

ingat anda dibandingkan kebanyakan orang ?

0

11 Apakah anda pikir bahwa kehidupan anda sekarang menyenangkan? 0

12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat ini? 0

13 Apakah anda merasa penuh semangat? 1

14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan? 0

15 Apakah anda pikir bahwa orang lain, lebih baik keadaannya

daripada anda?

0

*) Setiap jawaban yang sesuai mempunyai skor “1 “ (satu) :

Skor5-9 : kemungkinan depresi

Skor 10ataulebih : depresi

Nilai 4, jadi Ny. A tidak mengalami depresi.

Page 70: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

57

3.1.9.4. Pengkajian status sosial

Tabel 3.5 Pengkajian APGAR Keluarga

NO Items penilaian Selalu

( 2 )

Kadang-

kadang

( 1 )

Tidak

pernah(

0 )

1 A : Adaptasi

Saya puas bahwa saya dapat kembali pada

keluarga (teman-teman) saya untuk

membantu pada waktu sesuatu menyusahkan

saya

2 P : Partnership

Saya puas dengan cara keluarga (teman-

teman) saya membicarakan sesuatu dengan

saya dan mengungkapkan masalah saya.

3 G : Growth

Saya puas bahwa keluarga (teman-teman)

saya menerima & mendukung keinginan saya

untuk melakukan aktifitas atau arah baru.

4 A : Afek

Saya puas dengan cara keluarga (teman-

teman) saya mengekspresikan afek dan

berespon terhadap emosi-emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai.

5 R : Resolve

Saya puas dengan cara teman-teman saya

dan saya menyediakan waktu bersama- sama

mengekspresikan afek dan berespon

JUMLAH 8 1 0

Penilaian :

Nilai 0-3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi

Nilai 4-6 : Disfungsi keluarga sedang

Nilai 7-10 : Fungsi keluarga baik

Nilai 8, jadi fungsi keluarga Ny. A baik.

Page 71: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

58

3.2 Analisa Data

Tabel 3.6 Analisa Data

DATA PENUNJANG INTERPRETASI DATA MASALAH

DS :

1) Klien mengatakan sering

pusing, dan nyeri pada

tengkuknya

P : adanya tekanan

darah tinggi

Q : ditusuk-

tusuk R :

tengkuk

S : 6

T : hilang timbul

DO :

1) Keadaan umum:lemah

2) Kesadaran :

Composmenti

s

3) Wajah klien

tampak meringis 4) Klien tampakgelisah

5) Klien sulittidur

6) Klien berusaha

melindungi bagian yang

nyeri ketika nyeritimbul 7) TTV

TD : 160/100 mmHg

N : 84 x/menit

RR : 20

x/menit

Hipertensi

Kerusakan vaskuler

pembuluh darah

Perubahan struktur

Penyumbatan

pembuluh darah

vasokontriksi

Gangguan sirkulasi

Pembuluh darah

Koroner

Iskemia miokard

Nyeri Akut

Nyeri Akut

Page 72: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

59

DS :

1) Klien mengatakan susah

berjalan karena kaki

sebelah kanan sakit, dan

belum bisa banyakgerak

2) Klien mengatakan

badannya terasa lemas

DO :

1) Kebutuhan klien dibantu

oleh keluarga

2) Klien tampaklemas

3) Badan klienlemah

4) TTV:

TD : 160/100 mmHg

N : 84 x/menit

RR : 20 x/menit

Hipertensi

Kerusakan vaskuler

pembuluh darah

Perubahan struktur

Penyumbatan pembuluh

darah

vasokontriksi

Gangguan sirkulasi

Pembuluh darah

Sistemik

Vasokontriksi

Afterload meningkat

Fatigue

Intoleransi aktivitas

Intoleransi aktivitas

Page 73: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

60

3.3 Diagnosa Keperawatan

Tabel 3.7 Daftar Diagnosis Keperawatan

No Tanggal Diagnosa Keperawatan Tanggal

teratasi

TT

1 26-02-2021 Nyeri akut berhubungan dengan agen

pencederafisiologis.

28-02-2021

2 26-02-2021 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

imobilitas

28-02-2021

Page 74: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

61

3.4 Intervensi Keperawatan

Tabel 3.8 Intervensi Keperawatan

SDKI SLKI SIKI

Kode Dignosa Kode Luaran Kode Intervensi

D.0077

D.0056

Nyeri akut berhubungan

dengan pencedera

fisiologis

Intoleransi aktivitas

berhubungan dengan

imobilitas

L.08066

L.05047

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3 x 24 jam,

diharapkan tingkat nyeri

menurun dengan kriteria

hasil :

Tingkat Nyeri

1) Keluhan

nyerimenurun

2) Meringis menurun

3) Sikap

protektifmenurun

4) Gelisah menurun

5) Frekuensi

nadimembaik

6) Tekanan darah

membaik

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3 x 24 jam,

diharapkan intoleransi

aktivitas meningkat

I.08238

1.12392

Manajemen Nyeri

Observasi :

1) Identifikasi lokasi,

karakteristik nyeri,

durasi, frekuensi,

intensitasnyeri

2) Observasi tanda-tandavital

3) Identifikasi skala nyeri

4) Identifikasi pengetahuan

dan keyakinan tentang

nyeri

Terapeutik :

1) Berikan terapi non

farmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri

(kompres hangat dan

relaksasi nafas dalam)

Edukasi :

1) Ajarkan teknik non

farmakologis untuk

mengurangi nyeri (kompres

hangat dan relaksasi nafas

dalam)

Page 75: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

62

dengan kriteria hasil :

Toleransi Aktivitas

1) Kemampuan berjalan

dan melakukan

aktivitas sehari- hari

secara bertahap

meningkat

2) Tekanan darah

membaik

3) Kemampuan

berpindah meningkat

Keluhan lemas

menurun

4) Keluhan lemas

menurun

Manajemen Energi

Observasi :

1) Monitor kelelahan fisik

danemosional

2) Monitor pola dan jamtidur

3) Monitor lokasi dan

ketidaknyamanan dalam

melakukanaktivitas

Terapeutik :

1) Sediakan lingkungan yang

nyaman dan rendah stimulus

(mis: cahaya, suara,

kunjungan)

Edukasi :

1) Anjurkan tirah baring

2) Anjurkan melakukan aktifitas

secara bertahan

Page 76: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

63

3.5 Implementasi Keperawatan

Tabel 3.9 Implementasi Keperawatan

Diagnosis

Keperawatan

26 Februari 2021 27 Februari 2021 28 Februari 2021

Pukul Implementasi Pukul Implementasi Pukul Implementasi

Nyeri akut

berhubungan

dengan

pencedera

fisiologis

09.00WIB

09.05WIB

1) Mengkaji keluhan pasien. Klien mengeluh pusing dan nyeri padaleher

2) Mengkaji nyeripasien

P : adanya tekanan darah

tinggi

Q : ditusuk-tusuk

R : tengkuk

S : 6

T : hilang timbul

3) Mengkaji TTV pasien TD : 160/100 mmHg N : 84x/menit

RR : 20 x/menit

4) Mengajarakan tentang

pengetahuan dan keyaninan

dalam mengontrol atau menguranginyeri

09.00 WIB 1) Mengkaji skalanyeri

P : adanya tekanan darah

tinggi

Q : ditusuk-tusuk

R : tengkuk

S : 5 ( nyeri berkurang)

T : hilang timbul

2) Tanda Tanda Vital TD : 150/100 mmHg N : 83x/menit

RR : 21 x/menit

3) Mengajarkan

cara mengontrol

atau mengurangi

nyeri dengan

kompres hangat

dan relaksasi

napas dalam dan

meminta klien

untuk

mempraktekan

ulang sesuai yang diajarkan

09.00 WIB 1) Mengkaji skala nyeri P : adanya tekanan darah tinggi

Q : ditusuk-tusuk

R : tengkuk

S : 3 ( nyeri berkurang) T

: hilang timbul

2) Tanda-tanda vital: TD : 140/90 mmHg N : 82x/menit

RR : 21 x/menit

3) Meminta klien untuk

mempraktekan ulang cara mengontrol dan

mengurangi nyeri yang

telah diajarkan sebelumnya

09.10 WIB

09.10 WIB

09.15 WIB

09.15 WIB 09.15 WIB

09.20 WIB

Page 77: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

64

Intoleransi

aktivitas

berhubungan

dengan

imobilitsas

09. 30 WIB

09.35WIB

09.40WIB

09.50WIB

1) Memonitor kelelahan fisik

dan emosional

Respon : Klien mengatakan

jika dibuat jalan kaki nya

sakit

2) Memonitor pola dan jam tidur

Respon : Klien mengatakan

tidur ± 7-8 jam

3) Menyediakan lingkungan

yang nyaman dengan

mengurangi kebisingan suara

Respon : Klien mengatakan

nyaman dengan suasana

tenang

4) Monitor lokasi dan

ketidaknyamanan selama

melakukanaktivitas

Respon : Klien mnegatakan

nyeri nya pada kepala,

tengkuk serta sakit pada kaki

sebelahkanan

09.35WIB

09.45WIB

09.55WIB

1) Memonitor pola dan jam

tidur

Respon : Respon : Klien

mengatakan tidur ± 7-8 jam

2) Mempertahankan tirah

baring dalam posisi

berbaring

Respon : Klien mengikuti

sesuai anjuran untuk tirah

baring

3) Anjurkan klien untuk

beristirahat dan

beraktivitas secara

bertahap

Respon : Klien mengikuti

sesuai anjuran untuk

beraktivitas secara

bertahap

09.35WIB

09.45WIB

09.55WIB

10.05WIB

1) Memonitor pola dan

jam tidur

Respon : mengikuti

sesuai anjuran untuk

tirah baring

2) Menyediakan

lingkungan yang

nyaman dengan

mengurangi kebisingan

suara

Respon : Klien

mengatakan nyaman

dengan suasana tenang

3) Memonitor kelelahan

fisik dan emosional

Respon : Klien

mengatakan jika dibuat

jalan kaki nyasakit

4) Anjurkan klien untuk

beristirahat dan

beraktivitas secara

bertahap

Respon : Klien

mengatakan jika dibuat

jalan kaki nya sudah lumayan tidak sakit

Page 78: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

65

3.6 Evaluasi Keperawatan

Tabel 3.10 Evaluasi Keperawatan

Diagnosa

Keperawatan

26 Februari 2021

27 Februari 2021

28 Februari 2021

Nyeri akut

berhubungan

dengan

pencedera

fisiologis

S :

Klien mengatakan nyeri pada kepala dan

tengkuk nya

P : adanya tekanan darah tinggi

Q : ditusuk-tusuk R : tengkuk

S : 6

T : hilang timbul

O :

1) Keadaan umum : Lemah

2) GCS : Composmentis

3) Wajah klien tampak meringis saat

menahannyeri

4) Klien tampakgelisah

5) Klien tampak memijat bagian yangnyeri

6) Klien berusaha melindungi bagian yang

nyeri ketika akan disentuh oleh orang lain

dan menggunakan teknik relaksasi napas

dalam 7) TTV:

TD : 160/100 mmHg

N : 84 x/menit

RR : 20 x/menit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

S :

Klien mengatakan masih merasa nyeri

pada kepala dan tengkuk nya

P : adanya tekanan darah tinggi

Q : ditusuk-tusuk R : tengkuk

S : 5

T : hilang timbul

O :

1) Keadaan umum : Cukup baik

2) GCS : Composmentis 3) Wajah klien tampak sedikitrileks

4) Klien tampakgelisah

5) Klien tampak mengompres hangat

bagian yangnyeri

6) Klien berusaha melindungi bagian

yang nyeri ketika akan di sentuh

oleh oranglain 7) TTV:

TD : 150/100 mmHg

N : 83 x/menit

RR : 21 x/menit

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

S :

Klien mengatakan kepala dan

tengkuknya sudah tidak nyeri lagi

P : adanya tekanan darah tinggi

Q : ditusuk-tusuk R : tengkuk

S : 3

T : hilang timbul

O :

1) Keadaan umum : Baik

2) GCS : Composmentis 3) Wajah klien tampakrileks

4) Klien sudah tidak tampak gelisah

lagi

5) Klien sudah tidak memegangi

bagian yang nyeri 6) TTV:

TD : 150/100 mmHg

N : 82 x/menit

RR : 21 x/menit

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

Page 79: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

66

Intoleransi

aktivitas

berhubungan

dengan

imobilitsas

S :

1) Klien mengatakan susah berjalan karena

kaki sebelah kanan sakit, dan belum bisa

banyakgerak 2) Klien mengatakan badannya terasalemas

O :

1) Kebutuhan klien dibantu olehkeluarga

2) TTV:

TD : 160/100 mmHg

N : 84 x/menit

RR : 20 x/menit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

S :

1) Klien mengatakan sedikit

bisa berjalan dan bisa

bergerak mesikpun

dibantukeluarga

2) Klien mengatakan badannya

masih lemas

O :

1) Klien mampu memenuhi

kebutuhan, namun terkadang

dibantukeluarga 2) TTV:

TD : 150/100 mmHg

N : 83 x/menit

RR : 21

x/menit

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

S :

1) Klien mengatakan bisa berjalan dan

bisa bergerak mesikpun dibantu

keluarga dan melakukan aktivitas

secarabertahap

2) Klien mengatakan badannya sudah

tidak lemaslagi

O :

1) Klien mampu memenuhi

kebutuhan, namun

terkadang dibantukeluarga

2) TTV: TD : 150/100 mmHg

N : 82 x/menit

RR : 21 x/menit

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

Page 80: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

67

BAB 4

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang kesenjangan

yang terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan

pada pasien Hipertensi dengan masalah keperawatan nyeri akut di Desa Kalirejo

Bangil Kabupaten Pasuruan yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi.

4.1 Pengkajian

Pada tinjauan kasus, klien bernama Ny.A berusia 65 tahun berjenis

kelamin perempuan. Pada tinjauan pustaka orang yang beresiko hipertensi yaitu

jenis kelamin laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita yang telah menopouse

berisiko tinggi mengalami hipertensi (Ardiansyah, 2018). Dan didapatkan fakta

bahwa klien memiliki riwayat hipertensi kurang lebih 5 tahun. Menurut

Dermawan (2016), penyakit berat seperti hipertensi dapat kambuh kembali.

Menurut penulis tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan

pustaka.

Pada tinjauan kasus didapatkan data bahwa klien mengatakan yang ia

rasakan saat ini yaitu sakit kepala, nyeri dibagian tengkuk, cekot- cekot terasa

seperti mencengkram, dengan pemeriksaan tanda-tanda vital Ny.S didapatkan :

Nadi : 84x / menit, Tekanan Darah: 160/110 mmHg, RR : 20x / menit. Menurut

Setiati (2015), tanda dan gejala yang sering dirasakan pasien hipertensi adalah

mengeluh nyeri pada kepala dan tengkuk leher, tekanan darah diatas kisaran

normal, gelisah, dan sulit tidur.

Page 81: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

68

Menurut penulis pada pengkajian tidak mengalami kesenjangan

antara tinjauan pustaka dan tinjuan kasus, dikarenakan klien mengalami tanda dan

gejala penyakit hipertensi. Seperti nyeri bagian kepala dan tengkuk leher, yang

terjadi karena suplai darah ke otak mengalami penurunan, lalu selanjutnya yaitu

tekanan darah meningkat. Tekanan darah Ny.A meningkat kemungkinan

disebabkan karena seiring bertambahnya usia seseorang maka pembuluh darah

cenderung mengalami pengerasan / kekakuan.

4.2 Diagnosa Keperawatan

Pada tinjauan kasus penulis mengambil 2 diagnosa yaitu, nyeri akut

berhubungan dengan agen pencedera fisiologis, dan Intoleransi aktifitas

berhubungan dengan imobilitas. Karena dari hasil pengkajian pada klien, penulis

menemukan data yang mengarah pada 2 diagnosa tersebut. Diagnosa 1 ditandai

dengan nyeri pada kepala dan tengkuk, gelisah, susah tidur, klien berusaha

melindungi bagian yang nyeri ketika nyeri timbul , dan diagnosa ke 2 ditandai

dengan kesulitan bergerak karena kaki sebelah kanan sakit.

Menurut Dermawan (2016), ada beberapa masalah keperawatan yang

muncul untuk penderita hipertensi, seperti :

4.2.1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencederafisiologis

4.2.2 Intoleransi aktifitas berhubungan denganimobilitas

4.2.3 Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparinformasi

4.2.4 Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi

Pada kasus ini didapatkan bahwa klien yaitu Ny.A terdapat kesenjangan

antara fakta dan teori dimana ada diagnosa keperawatan yang tidak dimunculkan

yaitu defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi dan

Page 82: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

69

ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi. Hal tersebut

dimungkinkan karena klien sudah memahami tentang penyakitnya sehingga klien

tindak mengalami kecemasan.

4.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan disesuaikan dengan masalah yang dialami oleh

klien sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi. Rencana asuhan keperawatan

pada Ny.A diambil dalam tinjauan pustaka berdasarkan teori asuhan keperawatan

dengan hipertensi sebagai berikut :

4.3.1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

Dilakukan intervensi selama 3 x 24 jam, diharapkan tingkat nyeri menurun

dengan tindakan keperawatan yang telah direncanakan, sebagai berikut : 1)

identifikasi lokasi, karakteristik nyeri, durasi, frekuensi, intensitas nyeri, 2)

observasi tanda-tanda vital, 3) identifikasi skala nyeri, 4) identifikasi pengetahuan

dan keyaninan tentang nyeri, 5) ajarkan terapi non farmakologis untuk

mengurangi nyeri (kompres hangat, dan relaksasi napas dalam), 6) berikan terapi

non farmakologis untuk mengurangi nyeri (kompres hangat, dan relaksasi napas

dalam).

Pada kasus ini didapatkan kesenjangan antara fakta dan teori dimana ada

intervensi keperawatan menurut teori yang tidak dicantumkan pada intervensi

keperawatan untuk tinjauan kasus yaitu kolaborasi pemberian analgetik. Hal ini

dikarenakan penulis tidak berkolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian

analgetik dan penulis hanya mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri seperti kompres hangat dan relaksasi napas dalam.

4.3.2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas

Page 83: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

70

Dilakukan intervensi selama 3 x 24 jam, diharapkan toleransi aktivitas

meningkat dengan tindakan keperawatan yang telah direncanakan, sebagai

berikut: 1) monitor kelelahan fisik dan emosional, 2) monitor pola dan jam tidur,

3) monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas, 4) sediakan

lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus (mis: cahaya, suara, kunjungan), 5)

anjurkan tirah baring, 6) anjurkan melakukan aktifitas secara bertahan.

Pada kasus ini didapatkan kesenjangan antara fakta dan teori dimana ada

intervensi keperawatan menurut teori yang tidak dicantumkan pada intervensi

keperawatan untuk tinjauan kasus yaitu Berikan aktifitas distraksi yang

menenangkan. Hal ini dikarenakan klien berusaha melindungi bagian yang nyeri

ketika akan disentuh oleh orang lain.

4.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi pada tinjauan pustaka hanya membahas teori asuhan

keperawaan dan pada tinjauan kasus implementasi tersebut diwujudkan langsung

pada klien disertai pendokumentasian tindakan dari intervensi keperawatan.

4.4.1. Pada diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen

pencedera fisiologis, semua intervensi keperawatan telah dilakukan selama

3 hari meliputi : 1) mengidentifikasi lokasi, karakteristik nyeri, durasi,

frekuensi, intensitas nyeri, 2) mengobservasi tanda-tanda vital, 3)

mengidentifikasi skala nyeri, 4) mengidentifikasi pengetahuan dan

keyaninan tentang nyeri, 5) mengajarkan terapi non farmakologis untuk

mengurangi nyeri (kompres hangat, dan relaksasi napas dalam), 6)

memberikan terapi non farmakologis untuk mengurangi nyeri (kompres

hangat, dan relaksasi napasdalam).

Page 84: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

71

Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan pengaplikasian

intervensi yang telah disusun sebelumnya. Pada diagnose nyeri akut,

semua intervensi yang telah disusun dilakukan semua pada tindakan

keperawatan sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan

pustaka dengan tinjauan kasus.

4.4.2. Pada diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas berhubungan dengan

imobilitas, semua intervensi keperawatan telah dilakukan selama 3 hari

meliputi : 1) memonitor kelelahan fisik dan emosional, 2) memonitor pola

dan jam tidur, 3) memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama

melakukan aktivitas, 4) menyediakan lingkungan yang nyaman dan rendah

stimulus (mis: cahaya, suara, kunjungan), 5) menganjurkan tirah baring, 6)

menganjurkan melakukan aktifitas secara bertahan.

Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan

pengaplikasian intervensi yang telah disusun sebelumnya. Pada diagnosa

intoleransi aktivitas, semua intervensi yang telah disusun dilakukan semua

pada tindakan keperawatan sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara

tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus.

4.5 Evaluasi Keperawatan

Setelah melakukan implementasi keperawatan diatas selama 3 kali

kunjungan rumah, didapatkan catatan perkembangan pada evaluasi hari terakhir

sebagai berikut :

4.5.1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

Evaluasi yang didapat yaitu : data subjektif : 1) Klien mengatakan sudah

tidak merasa nyeri pada kepala dan tengkuk. Data objektif meliputi :1) wajah

Page 85: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

72

klien tampak rileks, 2) klien sudah tidak tampak gelisah, 3) klien sudah tidak

memegangi bagian yang nyeri, 4) skala nyeri 3, 5) tekanan darah dari 160/100

mmHg menjadi 150/100mmHg.

Menurut kriteria hasil berdasarkan SLKI PPNI (2018), yaitu: 1) Keluhan

nyeri menurun, 2) Rentang skala nyeri menurun dari 6 menjadi 3 ,3) Meringis

menurun, 4) Sikap protektif menurun, 5) Gelisah menurun, 6) Frekuensi nadi

membaik, 7) Tekanan darah membaik.

Berdasarkan data subjektif dan objektif diatas penulis menyimpulkan

bahwa pada masalah nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

sudah teratasi sehingga intervensi selanjutnya dapat dihentikan.

4.5.2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas

Evaluasi data yang didapatkan meliputi : data subjektif : 1) klien

mengatakan bisa berjalan dan bisa bergerak mesikpun dibantu keluarga dan

melakukan aktivitas secara bertahap, 2) Klien mengatakan badannya sudah tidak

lemas lagi. Untuk data objektif : 1) klien mampu memenuhi kebutuhan, namun

terkadang dibantu keluarga, 2) tekanan darah : TD : 150/100 mmHg.

Menurut kriteria hasil berdasarkan SLKI PPNI (2018), yaitu : 1)

kemampuan berjalan dan melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap

meningkat, 2) tekanan darah membaik, 3) kemampuan berpindah meningkat, 4)

keluhan lemas menurun.

Diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas

dapat disimpulkan bahwa masalah teratasi karena sudah sesuai dengan tujuan

rencana yang ditetapkan oleh penulis yaitu meningkatkan toleransi aktivitas.

Page 86: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

73

BAB 5

PENUTUP

Setelah penulis melakukan pengamatan dan melaksanakan Asuhan

Keperawatan Pada Ny.A Dengan Nyeri Akut Pada Diagnosa Medis Hipertensi Di

Desa Kalirejo Kabupaten Pasuruan, maka penulis dapat menarik beberapa

kesimpulan sekaligus saran yang dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu

asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis Hipertensi.

5.1 Simpulan

Dari hasil uraian yang telah menguraikan tentang asuhan keperawatan

pada Klien dengan diagnosa medis Hipertensi, maka penulis dapatmengambil

kesimpulan sebagaiberikut:

5.1.1 Pengkajian

Berdasarkan hasil pengkajian di temukan data Ny. A tampak menyeringai

karena terjadi nyeri kepala, nyeri tengkuk seperti cekot -cekot dan hilang timbul

dengan skala nyeri 6, klien berusaha melindungi bagian yang nyeri ketika nyeri

timbul, klien gelisah dan sulit tidur. Klien mengatakan bahwa dari anggota

keluarganya juga ada yang memiliki riwayat penyakit hipertensi yaitu ibunya.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa utama yang ditegakkan adalah yaitu nyeri akut berhubungan

dengan agen pencedera fisiologis.

5.1.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan yang akan dilakukan, dengan cara mengintruksikan

bagaimana agar tingkat nyeri klien menurun serta meningkatkan toleransi aktivitas

klien akibat penyakit hipertensi.

Page 87: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

74

5.1.4 Implementasi Keperawatan

Tindakan untuk diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan

agen pencedera fisiologis dan intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas,

dilakukan 3 kali kunjungan dimulai dari tanggal 26 - 28 Februari 2021 dengan

tujuan agar tingkat nyeri menurun serta toleransi aktivitas klien akibat penyakit

hipertensi meningkat.

5.1.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi dilakukan dalam bentuk SOAP. Dari dua diganosa keperawatan

yang terjadi pada Ny.A didapatkan dua masalah teratasi, salah satunya karena

keluarga bersikap kooperatif dan terbuka serta tanggapan yang baik dari keluarga.

5.2 Saran

Penulis memberikan saran sebagai berikut:

5.2.1 Untuk pencapaian hasil keperawatan yang diharapkan, diperlukan

hubungan yang baik dan keterlibatan klien, keluarga dan tim kesehatan

lainnya.

5.2.2 Perawat sebagai petugas pelayanan kesehatan hendaknya mempunyai

pengetahuan, keterampilan yang cukup serta dapat bekerjasama dengan

tim kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan pada Klien

dengan Hipertensi.

5.2.3 Dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang profesional alangkah

baiknya diadakan suatu seminar atau suatu pertemuan yang membahas

tentang masalah kesehatan yang ada padaklien.

5.2.4 Pendidikan dan pengetahuan perawat secara berkelanjutan perlu

ditingkatkan baik secara formal daninformal.

Page 88: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

75

5.2.5 Kembangkan dan tingkatkan pemahaman perawat terhadap konsep

manusia secara komprehensif sehingga mampu menerapkan asuhan

keperawatan denganbaik.

Page 89: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

76

DAFTAR PUSTAKA

Adrian, S. J.(2019). Hipertensi Esensial :Diagnosa Dan Tatalaksana TerbaruPada

Dewasa, 46(3),172–178.

Agustina, Gloria. (2012). Peningkatan Pemahaman Matematika Dalam Seriasi

Melalui Praktek Langsung Pada Anak Kelompok A di TK Kusuma 1

Nologaten. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta : Fakultas Ilmu

Pendidikan

Andrianto, Heri dan Aan Darmawan. 2016. Arduino Belajar Cepat Pemograman. Bandung: Penerbit Informatika.

Ardiansyah, M, 2018, Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Diva Press

Aryantiningsih, D. S., & Silaen, J. B. (2018). Kejadian HipertensiPada

Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru.

Jurnal Ipteks Terapan, 12 (1), 64.

https://doi.org/10.22216/jit.2018.v12i1.1483

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta:EGC

Aspiani, R. Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien

GangguanKardiovaskular Aplikasi NIC NOC. Jakarta:EGC.

Aspiani, R. yuli. (2016). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular.

Back Massage (SSBM) Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi

Di UPT PSTW Jember. 38.

http://perpus.fikumj.ac.id/index.php?p=fstreampdf&fid=7557&bid=4168

Mulyadi. (2016). Efektifitas Relakasasi Napas Dalam Pada Paisen

HipertensiDengan Gejala Nyeri Kepala Di Puskesmas Baki Sukohajo. 4-5.

Nurma, Arif & Via Monalisa . 2016. Riwayat Penyakit Keluarga Dengan

Kejadian Hipertensi. 4 (1) halaman51-57

PPNI, T, P, 2017, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) : Definisi

dan Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T, P, 2018, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) : Definisi

dan Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPPPPNI.

PPNI, T, P, 2019, Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) : Definisi dan

Kriteria Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPPPPNI.

Probosari, E. (2017). Faktor Risiko Hipertensi Pada Remaja. JNH (Journal of

Nutrition and Health), 5 (1), 18–27.

https://doi.org/10.14710/JNH.5.1.2017.18-27

Setyawan, D., & Kusuma, M. A. (2014). Pengaruh Pemberian Kompres

Page 90: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

77

HangatPada Leher Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Kepala

PadaPaisenHipertensi Di RSUD Tugerejo Semarang. Pengaruh

PemberianKompres Hangat pada Leher (N, 2014) ,3-4.

Sukarmin, Nurachmach, E, & Gayatri, D, 2013, ‘Penurunan Tekanan Darah Pada

Pasien Hipertensi Melalui Brisk Walking Exercise’, Jurnal Keperawatan

Indonesia, vol. 16, no. 1, hh. 33-39.

Suryono, Wijayanti. R., dkk. (2016). Asuhan

KeperawatanGerontik.Yogyakarta:ANDI.

Undang-Undang Keperawatan Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Kesehatan.

http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No

26_Th_219_ttg_Peraturan_Pelaksanaan_UU_Nomor_38_Tahun_2014_te

ntang_Kep ra watan.pdf, dilihat pada 11 Maret 2021.

Widayani, W. (2016). Aromaterapi Lavender dapat Menurunkan Intensitas

NyeriPerineum. JOURNAL NERS , 126.

Wijayanto, T., & Sari, R. (2016). Perbedaan pengaruh terapi masase

denganminyak aromaterapi dan minyak VCO teerhadap penurunan

TekananDarah Hipertensi Primer. T Wijayanto, R Sari - Jurnal

KesehatanMetroSai Wawai, 2016 - poltekkes-tjk.ac.id .

Page 91: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

78

Lampi

ran 1

YAYASAN KERTA CENDEKIA POLITEKNIK

KESEHATAN KERTA CENDEKIA Jalan Lingkar Timur, Rangkah Kidul, Sidoarjo 61232 Telepon: 031-

8961496; Faximile : 031-8961497 Email : [email protected]

No. Surat : 225/BAAK/III/2021

Perihal : Surat Pengantar Studi

Penelitian

Kepada Yth.

Kepala Desa Kalirejo, Kecamatan

Bangil, Kabupaten Pasuruan di

Tempat

Sidoarjo, 19

Maret 202

Dengan hormat,

Sehubungan dengan kegiatan penyusunan Karya Tulis Ilmiah mahasiswa

Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo Tahun Akademik 2020/2021.

Bersama surat ini kami mohon Kepala Desa Kalirejo, Kecamatan Bangil,

Kabupaten Pasuruan mengijinkan mahasiswa kami untuk megambil data dasar

di tempat tersebut. Berikut adalah informasi mahasiswa kami.

Nama Mahasiswa : Mochammad Zainul Abidin

NIM : 1801073

Alamat : Jl Bader no 350 RT 02 RW 03 Kalirejo bangil Kabupaten

Pasuruan

Tempat Tanggal Lahir : Pasuruan, 25 Mei 1999

No. Hp : 085850142676

Judul KTI : Asuhan Keperawatan Lansia Hipertensi Dengan Masalah

KeperawatanNyeri Akut Di Desa Kalirejo Bangil Kabupaten

Pasuruan

Demikian surat permohonan ini kami sampaikan semoga sudi

kiranya memperhatikan untuk dipertimbangkan. Atas perhatian dan

kerjasamanya kami sampaikan terima kasih.

Mengetahui,

Page 92: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

79

Lampiran 2

INFORMED CONSENT

Judul : “Asuhan Keperawatan pada Pasien Hipertensi dengan Masalah

Keperawatan Nyeri Akut di Desa Kalirejo Bangil Kabupaten Pasuruan”

Tanggal pengambilan studi kasus 26 Februari 2021.

Sebelum tanda tangan dibawah, saya telah mendapatkan informasi tentang

tugas pengambilan studi kasus ini dengan jelas dari mahasiswa M. Zainul Abidin

proses pengambilan studi kasus ini dan saya mengerti semua yang telah dijelaskan

tersebut.

Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan studi kasus ini

dan saya telah menerima salinan dari form ini.

Saya, Nyonya Aminah dengan ini saya memberikan kesediaan setelah

mengerti semua yang telah dijelaskan oleh peneliti terkait dengan proses

pengambilan studi kasus ini dengan baik. Semua data dan informasi dari saya

sebagai partisipan hanya akan digunakan untuk tujuan dari studi kasus ini.

Tanda tangan partisipan

(Aminah)

Tanda tangan peneliti

( M. Zainul Abidin )

Page 93: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

80

Lampiran 3

LEMBAR KONSULTASI

Nama : M Zainul Abidin

NIM : 1801073

Pembimbing1 : Ns. Faida Annisa, S. Kep., MNS

Judul Studi Kasus : “Asuhan Keperawatan Lansia Hipertensi Dengan Masalah

Keperawatan Nyeri Akut Di Desa Kalirejo Bangil

Kabupaten Pasuruan”

No. Tanggal

Konsultasi

Data Konsul Tanda tangan

1. 21 Januari 2021 Konsul judul, ACC judul

2. 01 Februari 2021 Konsul BAB 1, Revisi

3. 01 Februari

2021

Konsul BAB 2, Revisi

4. 09 Februari

2021

Konsul BAB 2, ACC ujian

5. 10 Februari

2021

Konsul BAB 1,2. Lanjut BAB 3

6. 25 Februari 2021

Konsul BAB 3, Revisi

7. 10 Mei 2021 Konsul BAB 3, Revisi analisa data

8. 11 Mei 2021 Konsul BAB 3, Revisi analisa data

9. 13 Mei 2021 Konsul BAB 3, Revisi analisa data +

implementasi

10. 18 Mei 2021 Konsul BAB 3. Lanjut BAB 4-5

11. 19 Mei 2021 Konsul BAB 4,5. Revisi BAB

pembahsan (F-T-O)

12. 20 Mei 2021 Konsul BAB 4,5. ACC lanjut ujian

Page 94: PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK …

81

Lampiran 4

LEMBAR KONSULTASI

Nama : M ZainulAbidin

NIM : 1801073

Pembimbing 2 : Ns. Erik Kusuma, S. Kep., M.Kes

Judul Studi Kasus : “Asuhan Keperawatan Lansia Hipertensi Dengan Masalah

Keperawatan Nyeri Akut Di Desa Kalirejo Bangil Kabupaten Pasuruan

No. Tanggal

Konsultasi

Data Konsul Tanda tangan

1 21 Januari 2021 Konsul judul, ACC judul

2 29 Januari 2021 Konsul BAB 1, Revisi

3 05 Februari

2021

Konsul BAB 1, ACC lanjut BAB 2

4 09 Februari

2021

Konsul BAB 2, ACC ujian

5 25 Februari

2021

Konsul BAB 1,2, ACC lanjut BAB 3

6 21 Maret 2021 Konsul BAB 3, revisi

7 28 Maret 2021 Konsul BAB 3, revisi

8 09 Mei 2021 Konsul BAB 1-3, Revisi

9 11 Mei 2021 Konsul BAB 1-3, revisi BAB 3

(Analisa data)

10 18 Mei 2021 Konsul BAB 1-3, revisi BAB 3

(Analisa data)

11 21 Mei 2021 Konsul BAB 1-3, ACC BAB 3.

Lanjut BAB 4-5

12 21 Mei 2021 Konsul BAB 4-5, Revisi BAB 4

13 21 Mei 2021 Konsul BAB 1-5, Revisi tabel

14 22 Mei ACC KTI