distarcip kota bandung lkip tahun 2014...

70
DISTARCIP KOTA BANDUNG JALAN CIANJUR NO. 34 BANDUNG DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG

Upload: lamnhi

Post on 06-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

LKIP Tahun 2014 6

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG

DISTARCIP KOTA BANDUNG JALAN CIANJUR NO. 34 BANDUNG

DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG

LKIP Tahun 2014 7

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat, taufik dan hidayahnya, akhirnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Tata

Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung Tahun 2014 dapat diselesaikan. Dalam proses

penyusunan senantiasa berupaya mengacu pada instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999

tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP). Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 29

Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Kinerja

Instansi Pemerintah. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara,

Reformasi dan Birokrasi No. 53 Tahun 2014 bahwa nomenklatur LAKIP mengalami

perubahan menjadi LKIP (Laporan Kinerja Instansi Pemerintah).

LKIP Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung merupakan wahana untuk

menyampaikan pelaporan kinerja dalam meningkatkan akuntabilitas dan pencapaian

kinerja yang dapat diukur dari misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan yang

dilakukan pada tahun 2014, sesuai dengan yang diamanatkan dalam Rencana Strategis

(Renstra) Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018. Pengukuran Kinerja dilakukan

dengan merujuk kepada indikator kinerja dengan orientasinya adalah output, outcome

yang telah ditetapkan dan direalisasikan setiap tahun.

Pada Kesempatan ini kami sampaikan ucapkan terima kasih kepada para Pejabat

di lingkung Pemerintah Kota Bandung, Kepala Bidang di lingkungan Dinas Tata Ruang

dan Cipta Karya Kota Bandung, rekan/teman sejawat di lingkungan Pemerintah Kota

Bandung yang telah memberikan informasi, saran, kritik dan pendapat yang bersifat

membangun guna penyempurnaan dalam penyusunan Lkip tahun 2014. Akhir kata,

semoga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai

bahan masukan bagi pengelolaan dan penataan dalam peningkatan Penyelenggaraan

pemerintahan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang lebih baik dan

khususnya pada Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung.

Bandung, Juni 2015

KEPALA DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA

DR. H. A. MARYUN SASTRAKUSUMAH, MH Pembina Utama Muda

NIP. 19610306 198511 2 001

LKIP Tahun 2014 8

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Gambaran Umum ……………........................................................ 1

1.2 Tugas Pokok Dan Fungsi …………………........................................... 1

1.3 Isu Strategis ...…………………………………....…........……………..... 3

1.4 Sistematika .......................................................................................... 4

BAB II PERENCANAAN KINERJA ............................................................................... 6

2.1 Rencana Strategis sebelum dan setelah Reviu ................................... 6

2.1.1 Visi ....................................................................................................... 6

2.1.3 Perjanjian Kinerja …………………....…………………..……………….. 9

2.2 Indikator kinerja Utama ...................................................................... 11

2.3 Perjanjian Kinerja …….……………....……….………………………….. 13

BAB III AKUNTABILITAS ............................................................................................ 17

3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama ......................................................... 18

3.2 Pengukuruan Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja .......................... 17

3.3 Prestasi............................................................................................... 47

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 48

LKIP Tahun 2014 9

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Misi Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018 (Setelah

Reviu) ................................................................................ 8

TABEL 2.2 Tujuan Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018

(Sebelum dan Setelah Reviu) ..............................................

9

TABEL 2.3 Sasaran dan Indikator Sasaran Distarcip Kota Bandung

Tahun 2013-2018 (Sebelum dan Setelah Reviu) ................. 10

TABEL 2.4 Indikator Kinerja Utama Distarcip Kota Bandung Tahun

2013-2018 (Sebelum dan Setelah Reviu) ............................ 11

TABEL 2.5 Formulasi Indikator Kinerja Utama (IKU) Distarcip Kota

Bandung Tahun 2013-2018 (Setelah Reviu) ......................

12

TABEL 2.6 Perjanjian Kinerja Distarcip Kota Bandung Tahun 2014

(Setelah Reviu) ..................................................................

15

TABEL 3.1 Predikat Nilai Capaian Kinerja ........................................... 18

TABEL 3.2 Tingkat Pencapaian Sasaran .............................................. 19

TABEL 3.2 Sasaran dan Indikator Kinerja Utama ................................ 20

TABEL 3.4 Data Bangunan yang Ber IMB di Kota Bandung ................. 22

TABEL 4.5 Analisis Pencapaian Sasaran 1 Tewujudnya yang konsisten

Tahun 2014 dibandingkan dengan Target Renstra Tahun

2018 ...............................................................................

23

TABEL 3.6 Analisis Pencapaian Sasaran 1 Terwujudnya Pemanfaatan

dan Pengendalian Tata Ruang yang konsisten ...................

25

TABEL 3.7 Analisis Pencapaian Sasaran 1 Terwujudnya Pemanfaatan

dan Pengendalian Tata Ruang yang konsisten ................... 26

TABEL 3.8 Faktor pendukung, penghambat dan Rekomendasi

pencapaian sasaran 1 ........................................................ 27

TABEL 3.9 Data Rumah Susun di Kta Bandung ................................. 28

TABEL 3.10 Data Rumah Layak Huni Di Kota Bandung Tahun 2014 .... 29

LKIP Tahun 2014 10

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

TABEL 3.11 Analisis Pencapaian Sasaran 2 Meningkatnya Ketersediaan

dan Kualitas Perumahan ................................................... 30

TABEL 3.12 Analisis Pencapaian Sasaran 2 Meningkatnya Ketersediaan

dan Kualitas Perumahan ................................................... 32

TABEL 3.13 Analisis Pencapaian Sasaran 2 Meningkatnya Ketersediaan

dan Kualitas Perumahan ................................................... 32

TABEL 3.14 Faktor pendukung, penghambat dan Rekomendasi

pencapaian sasaran 1 ........................................................ 33

TABEL 3.15 Faktor pendukung, penghambat dan Rekomendasi

pencapaian sasaran ........................................................... 33

TABEL 3.16 Analisis Pencapaian Sasaran 3 Terwujudnya

Insfrastruktur dan Air Bersih yang Berkualitas dan Merata

35

TABEL 3.17 Analisis Pencapaian Sasaran 3 .......................................... 37

TABEL 3.18 Faktor pendukung, penghambat dan Rekomendasi

pencapaian sasaran 3 ........................................................ 38

TABEL 3.19 Nilai Rata Unsur Pelayanan Hasil Survei IKM Distarcip

Kota Bandung .................................................................... 41

TABEL 3.20 Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4 (Meningkatnya

Akuntabilitas Kinerja pelayanan Distarcip) Dan

Perbandingan dengan Target Akhir Renstra Tahun 2018 ... 42

TABEL 3.21 Capaian IKM Distarcip dengan BPPT ..................................

43

TABEL 2.22 Perbandingan IKU Distarcip Kota Bandung dengan IKU

Biro Tata Ruang Setda Provinsi DKI Jakarta ...................... 43

TABEL 3.23 Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4 (Meningkatnya

Akuntabilitas Kinerja pelayanan Distarcip ) Dan

Perbandingan dengan Target Akhir Renstra Tahun 2018 45

TABEL 3.24 Prestasi Tingkat Nasional .................................................. 47

LKIP Tahun 2014 11

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 3.1 Data Bangunan Tahun 2013-2014 ..................................

22

GAMBAR 3.2 Penertiban Pelanggaran Pemanfaatan Ruang dan IMB ....

24

GAMBAR 3.3 Capaian Luas Kawasan, Daya Tampung Rumah Susun

dan Rumah Layak Huni .................................................

31

GAMBAR 3.4 Capaian Permukiman yang mempunyai Sanitasi dan Air

Bersih ............................................................................

36

LKIP Tahun 2014 12

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Pemerintah (LKIP) Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota

Bandung Tahun 2014 ini merupakan laporan evaluasi kinerja pelaksanaan

program kegiatan, analisis pencapaian kinerja dan aspek keuangan selama

Tahun 2014.

Pada Tahun 2014 sasaran yang telah dicapai adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Aparatur dengan hasil capaian :

1) Terlaksananya pelayanan administrasi perkantoran selama 12 bulan.

2) Meningkatnya sarana dan prasarana aparatur dinas sebanyak 6 Jenis.

3) Terpeliharanya Ruang Kantor sebanyak 2 lantai ruangan dinas.

4) Meningkatnya kualitas SDM melalui pendidikan bimbingan teknik

sebanyak 67 orang

5) Meningkatnya kualitas laporan keuangan yang meliputi Neraca, Laporan

Realisasi Keuangan, Catatan Atas Laporan Keuangan dan.

2. Meningkatnya Kualitas Penataan Ruang Kota dengan hasil capaian sebagai

berikut :

1) Tesedianya Dokumen Teknis dan Naskah Akademis Petunjuk Pemanfaatan

Ruang, Rencana Peremajaan Kawasan Kumuh SWK Gedebage, Studi

Optimalisasi Fasilitas Umum, Studi Optimalisasi Fasilitas Sosial Kota

Bandung.

2) Tersedianya Perda RDTRK

3) Tersedianya FS sebagai penerapan IPAL Komunal Kawasan Wilayah

Bandung Utara, Sistem Pembuangan Air Limbah Ujungberung dan

Revitalisasi Bangunan Bandung Lautan Api (BLA)

3. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas sarana hunian masyarakat dengan

indikator :

1) Tersedianya Dokumen Naskah akademis Rusunawa, Dokumen Rancangan

Perwal Rusunawa (Tata Cara pelaksanaan sewa Rusunawa)

2) Meningkatnya pembangunan perumahan yang sehat, nyaman dan

terjangkau berupa peningkatan jalan lingkungan dan setapak 13 lokasi,

peningkatan sarana dan prasarana 2 rusun, kajian program perumahan,

LKIP Tahun 2014 13

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

1 Laporan Monitoring dan Evaluasi, 1 dokumen Database Fasos Fasum

Perumahan, pemeliharaan 2 rusunawa yang representatif;

3) Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan dan pemukiman berupa

tersedianya air bersih dan Septictank Komunal di 10 lokasi, penyuluhan

lingkungan sehat di 5 Kecamatan, meningkatnya sarana dan prasarana

sanitasi dan air bersih di 10 lokasi;

4) Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan dan pemukiman berupa

terlaksananya pelatihan masyarakat komunitas perumahan,

terlaksananya kegiatan pelatihan Masyarakat komunitas perumahan

(BKM dan KSM) 1 dokumen progress repor P2KP PNPM Mandiri.

Disamping keberhasilan di atas, masih ada beberapa kegagalan atau

sasaran yang belum tercapai yaitu :

1) Belum terselesaikannya Pembangunan Stadion Utama Sepakbola

Gedebage Tahap II yang meliputi pekerjaan area parkir, lansekap,

timbunan tanah, kirmir, lantai keramik, plafond, meubeulair, signage,

musholla serta papan iklan LED di pinggir lapangan bola.

2) Tidak terlaksananya kegiatan Dokumen Teknis IMB.

3) Tidak terlaksananya Identifikasi potensi dan permasalahan pemukiman

dan infrastruktur di 8 sub Wilayah Kota Bandung.

Hambatan / Kendala serta permasalahan yang dihadapi antara lain :

1) Terbatasnya waktu dari mulai terbitnya DPA yang baru disahkan pada

tanggal 30 Januari 2014, sehingga ada masa sekitar 1 bulan dimana

kegiatan seharusnya dimulai pada awal Bulan Januari 2014.

2) Terbatasnya waktu dari mulai terbitnya DPPA yang disahkan pada

tanggal 8 Desember 2014, sehingga penambahan anggaran pada kegiatan

pada akhirnya tidak dapat diserap.

3) Pembangunan Stadion Utama Sepakbola Gede Bage Tahap II

hambatannya adalah tingginya curah hujan dan frekuensi hujan sangat

mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan yang sebagian besar merupakan

pekerjaan tanah dan perkerasan dimana pelaksanaannya harus

memenuhi kriteria teknis tertentu seperti kadar air, CBR dll yang sangat

tergantung pada kondisi cuaca .

4) Kegiatan Dokumen Teknis IMB hambatannya tidak dapat dijadikan

LKIP Tahun 2014 14

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

kegiatan karena sudah merupakan Tugas Pokok dan Fungsi di Bidang

Tata Bangunan.

Berdasarkan uraian pelaksanaan kinerja kegiatan yang dilaksanakan oleh

Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung memuat juga beberapa

permasalahan dan kendala yang dapat diidentifikasikan pada pelaksanaan

kegiatan tahun anggaran 2014 yang menunjuk bahwa masih terdapatnya

kegiatan belum diselesaikan, oleh karena itu untuk meningkatkan kinerja Dinas

Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung pada tahun berikutnya perlu

dilaksanakan hal-hal sebagai berikut :

1. Meningkatkan konsolidasi dan koordinasi secara internal dalam lingkungan

Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung yang sesuai dengan

penjabaran tugas, pokok dan fungsi yang lebih operasional.

2. Meningkatkan sarana dan prasarana dinas untuk pelayanan kepada

masyarakat

3. Melaksanakan Sosialisasi yang lebih intensif

4. Perlu dilakukan koordinasi dengan pihak yang membuat atau mengeluarkan

standar harga agar ada penyesuaian harga yang sesuai dengan ketentuan dan

dapat dikeluarkan pada awal tahun anggaran agar para pelaksana kegiatan

tidak terjebak dalam penentuan harga satuan.

5. Mengupayakan penyelesaian pembangunan SUS Gedebage tepat waktu.

6. Meningkatkan kualitas SDM baik melalui pendidikan formal maupun informal

serta pembinaan yang menyeluruh.

7. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan sistem yang cepat, tepat

dan transparan. Salah satunya upaya yang akan dilaksanakan pada Tahun

2014 adalah diberlakukannya KRK (Keterangan Rencana Kota) melalui website

Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya untuk pelayanan kepada masyarakat

sehingga masyarakat diharapkan mendapatkan infomasi yang jelas tentang

rencana kota dan mendapatkan kepuasan dalam pelayanan umum yang

diberikan oleh Pemerintah Kota Bandung.

8. Melanjutkan upaya mewujudkan pemanfaatan ruang yang tertib dengan

meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengendalian dan pemanfaatan

LKIP Tahun 2014 15

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

ruang.

- Untuk Pengawasan Pemanfaatan Ruang telah dilaksanakan penyelesaian

penanganan pengaduan dan sengketa baik di luar maupun di dalam

pengadilan. Untuk selanjutnya diharapkan program dapat disesuaikan

dengan pelaksanaan Penanganan Pengaduan masyarakat terhadap tata

ruang dan bangunan.

- Pada Tahun Anggaran 2014 sudah dilakukan kegiatan Penetapan

Kebijakan tentang RDTRK, RTRK dan RTBL kegiatan ini meliputi proses

raperda penyusuan Naskah Akademik. Namun hingga saat ini proses

Raperda masih berlangsung dikarenakan Pada awal 2014 terdapat wacana

pelimpahan wewenang persetujuan Substansi RDTRK dan Kementrian PU

kepada Pemprov Jabar. Baru pada Akhir 2014 SK Pelimpahan Wewenang

direalisasikan. Namun Peraturan Gubernur tentang prosedur persetujuan

subtansi masih belum ditetapkan.

- Pada Tahun Anggaran 2014 telah direncanakan kegiatan penetapan

kebijakan tentang RDTRK, RTRK dan RTBL yaitu penyusunan Draft

Raperda RDTRK dan Zonasi Kota Bandung berserta dokumen pendukung

berupa Naskah Akademik.

- Memanfaatkan sistem informasi garis rencana kota dan tata guna lahan

serta Perwal tentang pedoman bangunan gedung yang telah tersusun

dalam pengendalian pemanfaatan ruang Kota Bandung selanjutnya.

LKIP Tahun 2014 16

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. GAMBARAN UMUM

Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah

mewajibkan setiap instansi pemerintah dan unit kerja untuk menyusun laporan

kinerjanya sebagai wujud pertanggungjawaban atas segala tugas dan

kewajibannya.

Perbaikan tata kelola pemerintahan merupakan agenda penting dalam

reformasi pemerintahan yang sedang dijalankan oleh pemerintah. Sistem

pemerintahan yang berfokus pada peningkatan kinerja berorientasi pada hasil

(outcome) dikenal sebagai Sistem Kinerja Instansi Pemerintah yang

diimplementasikan oleh masing-masing instansi pemerintah, hal ini berarti

instansi pemerintah merencanakan sendiri, melaksanakan, mengukur dan

memantau kinerjanya sendiri serta melaporkan kepada instansi yang lebih tinggi.

Guna mewujudkan kinerja pelayanan tersebut, Pemerintah Kota Bandung

membentuk Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya sebagaimana diatur dalam

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2004 tentang Pembentukan

dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung. Dinas Tata Ruang dan

Cipta Karya sebagai suatu bagian dari sistem organisasi Pemerintahan Kota

Bandung memiliki tugas dan fungsi yang tidak terlepas dari kewenangan-

kewenangan yang menjadi tanggung jawab daerah dalam penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik.

LKIP Tahun 2014 17

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

1.2 TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung No. 13 Tahun 2007

tentang (SOTK SKPD) Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota

Bandung, Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya mempunyai tugas dan kewajiban

membantu Walikota dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dalam

menyelenggarakan tugas dan kewajiban tersebut Dinas Tata Ruang dan Cipta

Karya mempunyai fungsi :

Merumuskan kebijakan teknis bidang Tata Ruang dan Pemukiman.

a. Penyelenggaraan sebagian urusan Pemerintahan dan Pelayanan umum

dibidang pekerjaan umum, penataan ruang dan perumahan.

b. Pembinaan dan Pelaksanaan tugas dibidang Tata Ruang dan pemukiman

meliputi survey dan pemetaan, perencanaan. dan pengendalian, perumahan

dan pemukiman serta dokumentasi dan pelayanan.

c. Pelaksanaan pelayanan teknis ketatausahaan dinas

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban Dinas Tata Ruang dan

Cipta Karya dipimpin oleh :

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, membawahi :

1). Sub Bagian Umum dan Perlengkapan

2). Sub Bagian Kepegawaian

3). Sub Bagian Keuangan dan Program

c. Bidang Survey dan Investigasi, membawahi :

1). Seksi Pengukuran dan Pemetaan

2). Seksi Data dan Analisa

d. Bidang Perencanaan Tata Ruang, membawahi :

LKIP Tahun 2014 18

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

1). Seksi Rencana Detail Tata Ruang Kota

2). Seksi Rencana Teknis Prasarana Kota

3). Seksi Peremajaan dan Pengembangan Kota

e. Bidang Dokumentasi dan Pelaporan, membawahi :

1). Seksi Pelayanan Informasi Rencana Kota

2). Seksi Dokumentasi

f. Bidang Tata Bangunan dan Arsitektur Kota, membawahi :

1). Seksi Penataan Bangunan

2). Seksi Teknik Bangunan Gedung

3). Seksi Teknik Arsitektur Kota

g. Bidang Perumahan, membawahi :

1). Seksi Pengembangan Perumahan

2). Seksi Teknik Penyehatan Lingkungan

3). Seksi Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum

h. Bidang Pengendalian Tata Ruang dan Bangunan, membawahi :

1). Seksi Pengawasan Tata Ruang dan Bangunan

2). Seksi Penanganan Pengaduan dan Sengketa

3). Seksi Pengusutan dan Penertiban

i. Unit Pelaksana Teknis Dinas

j. Kelompok Jabatan Fungsional

LKIP Tahun 2014 19

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

1.3 ISU STRATEGIS

Terwujudnya suatu tata pemerintahan yang baik dan akuntabel

merupakan harapan semua pihak. Berkenan harapan tersebut diperlukan

pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas,

terukur legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan

dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan

bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Sejalan

dengan pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang

penyelenggaran negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan

nepotisme, maka di terbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam salah satu pasal

undang-undang tersebut menyatakan bahwa azas-azas umum penyelenggaraan

negara meliputi kepastian hukum, azas tertib penyelenggaraan negara, azas

kepentingan umum, azas keterbukaan, azas proporsionalitas dan profesionalitas.

Berdasarkan azas tersebut bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan

penyelenggara negara harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau

rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sehubungan dengan hal tersebut Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota

Bandung diwajibkan untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

(LKIP). Penyusunan LKIP Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung

Tahun 2014 yang dimaksudkan sebagai perwujudan akuntabilitas

penyelenggaraan kegiatan yang dicerminkan dari pencapaian kinerja, Visi, Misi,

realisasi pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran dengan target yang

telah ditetapkan.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Penulisan LKIP Dinas Tata Ruang dan Cipta karya Kota Bandung Tahun

2014 disusun dengan sistematika mengacu pada Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokarasi Nomor 53 Tahun

2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata Cara

Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut :

LKIP Tahun 2014 20

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan tentang Gambaran Umum, Tugas Pokok dan Fungsi, Isu

Strategis, Sistematika penyusunan LKIP.

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Menguraikan tentang Perencanaan Kinerja, Rencana Strategis sebelum

Reviu, Rencana Strategis, Indikator Kinerja Utama, Perjanjian Kinerja, Rencana

Strategis Hasil Reviu, Rencana Strategis, Indikator Kinerja Utama, Perjanjian

Kinerja. Disajikan gambaran singkat tentang Visi dan Misi, Tujuan, Sasaran,

cara mencapai Tujuan dan Sasaran.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Menguraikan tentang Kinerja, Capaian Indikator Kinerja Utama,

Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja dan Prestasi. Dalam bab ini

juga diuraikan mengenai pencapaian sarana-sarana dengan pengungkapan dan

penyajian dari hasil pengukuran kinerja Distarcip Kota Bandung.

BAB IV PENUTUP

Mengemukakan tinjauan secara umum dengan mengemukakan

keberhasilan/kegagalan, permasalahan/kendala yang berkaitan dengan kinerja

Distarcip Kota Bandung, dan strategi pemecahan masalah untuk meningkatkan

kinerja periode berikutnya.

LKIP Tahun 2014 21

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1 RENCANA STRATEGIS SEBELUM DAN SETELAH REVIU

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategis disusun untuk

menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah disebutkan bahwa Rencana Strategis Satuan Kerja Perngkat Daerah

(Renstra-SKPD) adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode lima tahunan

dengan mempertimbangkan potensi, peluang dan kendala yang ada, Renstra

SKPD Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung merupakan dokumen

perencanaan yang bersifat indikatf yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran,

Strategi meliputi Keijakan dan Program yang realistis untuk kurun waktu lima

tahun 2013-2018.

Rencana strategis merupakan serangkaian rencana tindakan dan

kegiatan mendasar yang disusun untuk diimplementasikan dengan suatu strategi

yang mencakup sejumlah langkah atau taktik yang digunakan dalam rangka

pencapaian tujuan. Dengan perencanaan strategis, Dinas Tata Ruang dan Cipta

Karya diharapkan dapat membangun strategi sebagai bagian penting berorientasi

pada hasil yang diinginkan di masa mendatang.

Dengan penetapan visi, misi dan strategi yang jelas dan tepat, maka

Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung diharapkan akan dapat

menyelaraskan dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi. Berkaitan

dengan hal tersebut berikut ini akan diuraikan tentang visi, misi dan faktor-

faktor kunci keberhasilan.

LKIP Tahun 2014 22

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Rencana strategis mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, cara mencapai

tujuan dan sasaran yang meliputi kebijakan, program, dan kegiatan yang realistis

dengan mengantisipasi perkembangan masa depan. Oleh karena itu, visi Dinas

Tata Ruang dan Cipta Karya adalah sebagai berikut :

2.1.1. Visi

Visi adalah gambaran kondisi ideal yang diinginkan pada masa

mendatang oleh pimpinan dan seluruh staf Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya

Kota Bandung. Visi tersebut mengandung makna bahwa Kota Bandung dengan

potensi, keragaman dan kompleksitas masalah yang tinggi, harus mampu

dibangun menuju Bandung sebagai Kota Jasa yang Bermartabat serta Unggul,

Nyaman dan Sejahtera, “Bandung Juara”.

Visi Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung Tahun 2013-2018

adalah :

“ MENDORONG PERWUJUDAN PENATAAN RUANG, BANGUNAN DAN

PERMUKIMAN YANG BERUALITAS DAN BERKELANJUTAN”

2.1.2 Misi, Tujuan dan Sasaran

2.1.2.1 Misi

Misi 1 : Mengarahkan perkembangan kota yang produktif, serasi, selaras

dan seimbangn serta berkelanjutan.

Misi 2 : Meningkatkan ketersediaan dan kualitas prasarna dan sarana

lingkungan permukiman, terutama bagi masyarakat berpenghasilan

rendah

LKIP Tahun 2014 23

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Misi 3 : Meningkatkan kualitas tata bangunan serta keandalan bangunan

gedung dan bangun-bangunan.

Misi 4 : Meningkatkan kinerja pelayanan kepada masyarakat

Untuk meningkatkan kualitas Renstra Distarcip Kota Bandung, maka

dilakukan reviu Renstra secara berkala dengan pendampingan oleh Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Daerah dan Reformasi Birokrasi. berikut merupakan

Misi Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018 hasil Reviu:

Tabel 2.1

Misi Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018

(Setelah Reviu)

No Misi (Sebelum Reviu)

Misi (Sesudah Reviu)

1.

Mewujudkan Bandung nyaman melalui

perencanaan tataruang, pembangunan

insfrastruktur serta pengendalian

pemanfaatan ruang yang berkualitas

dan berwawasan lingkungan

Mengarahkan perkembangan kota yang

produktif, serasi, selaras dan seimbang,

serta berkelanjutan

Meningkatkan ketersediaan dan kualitas

prasarana dan sarana lingkungan

permukiman, terutama bagi masyarakat

berpenghasilan rendah

Meningkatkan kualitas tata bangunan

serta keandalan bangunan gedung dan

bangun-bangunan.

2. Menghadirkan tata kelola pemerintahan

yang efektif, bersih dan malayani

Meningkatkan kinerja pelayanan kepada

masyarakat

LKIP Tahun 2014 24

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

2.1.2.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka

waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu

kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisa

stratejik. Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Instansi

Pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu

yang lebih pendek dari tujuan. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam

kurun waktu tertentu / tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan

tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran yang ditetapkan untuk mencapai Visi dan

Misi Kota Bandung Tahun 2013-2018 sebanyak 4 sasaran strategis. Berikut

merupakan tujuan, sasaran, dan indikator sasaran sebelum dan sesudah reviu.

Tabel 2.2

Tujuan Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018

(Sebelum dan Setelah Reviu)

Misi

Tujuan

(Sebelum Reviu)

Tujuan

(Setelah Reviu)

Mengarahkan

perkembangan kota yang

produktif, serasi, selaras

dan seimbangn serta

berkelanjutan

Menyediakan

insftrastruktur,

permukiman dan sanitasi

perkotaan yang nyaman,

umur pakai panjang dan

merata secara efektif

dengan konsep maju,

Hijau dan Manusiawi

Mengarahkan dan

fasilitasi perwujudan pola,

struktur ruang dan

insftrastruktur kota yang

terintegrasi

Meningkatkan

ketersediaan dan

kualitas prasarna dan

sarana lingkungan

permukiman, terutama

Mengarahkan dan fasilitas

perwujudan prasarana

dan sarana lingkungan

pemukiman yang

terintegrasi.

LKIP Tahun 2014 25

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Misi

Tujuan

(Sebelum Reviu)

Tujuan

(Setelah Reviu)

Mengarahkan

perkembangan kota yang

produktif, serasi, selaras

dan seimbangn serta

berkelanjutan

Menyediakan

insftrastruktur,

permukiman dan sanitasi

perkotaan yang nyaman,

umur pakai panjang dan

merata secara efektif

dengan konsep maju,

Hijau dan Manusiawi

Mengarahkan dan

fasilitasi perwujudan pola,

struktur ruang dan

insftrastruktur kota yang

terintegrasi

bagi masyarakat

berpenghasilan rendah

Memfasilitasi penyediaan

rumah layak huni

Meningkatkan kualitas

tata bangunan serta

keandalan bangunan

gedung dan bangun-

bangunan.

Mengarahkan perwujudan

tertib bangunan gedung

dan bangun-bangunan

Meningkatkan kinerja

pelayanan kepada

masyarakat

Terlaksananya reformasi

birokrasi

Meningkatkan Ketepatan

dan kualitas pelayanan

masyarakat

Tabel 2.3

Sasaran dan Indikator Sasaran Distarcip Kota Bandung

Tahun 2013-2018 (Sebelum dan Setelah Reviu)

Sasaran

(Sebelum Reviu)

Sasaran (Setelah

Reviu)

Indikator Sasaran

(Sebelum Reviu)

Indikator Sasaran

(Setelah Reviu)

Terwujudnya

perencanaan,

pemanfaatan

dan

pengendalian

Terwujudnya

perencanaan,

pemanfaatan dan

pengendalian tata

ruang kota yang

Persentase

penertiban

pelanggaran

pemanfaatan tata

ruang

Prosentase

Pembangunan

Gedung yang

memiliki IMB

LKIP Tahun 2014 26

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Sasaran

(Sebelum Reviu)

Sasaran (Setelah

Reviu)

Indikator Sasaran

(Sebelum Reviu)

Indikator Sasaran

(Setelah Reviu)

tata ruang kota

yang konsisten

konsisten

Tingkat

Keterbangunan PPK

Gede bage

(perkantoran

pemerintahan kota

Bandung)

Prosentase Penertiban

Pelanggaran

pemanfaatan Ruang

Meningkatnya

ketersediaan dan

kualitas

perumahan

Meningkatnya

ketersediaan dan

kualitas

perumahan

Luas kawasan

Permukiman kumuh

Prosentase

berkurangnya luas

kawasan permukiman

kumuh

Jumlah Rumah

Susun yang

terbangun

Prosentase daya

tampung rumah

susun bagi

Masyarakat

Berpenghasiln

Rendah (MBR)

Perbaikan Rumah

Tidak Layak Hun

Prosentase rumah

layak huni

Terwujudnya

insfastruktur

sanitasi dan air

bersih yang

berkualitas dan

merata

Tingkat cakupan

pelayanan air bersih

Jumlah kepala

Keluarga pada

kawasan permukiman

yang mempunyai

sanitasi dan air

bersih

Persentase

pelayanan air

limbah dengan

system

komunal/individu

Terwujudnya

Peningkatan

Kualitas

Pelayanan Publik

Meningkatnya

Akuntabilitas

kinerja pelayanan

Rata-rata Indeks

Kepuasan

Masyarakat (IKM)

Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM)

Meningkatnya

Kapasitas dan

Akuntabilitas

Kinerja Birokrasi

Nilai Evaluasi AKIP

Nilai Evaluasi AKIP

LKIP Tahun 2014 27

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Sasaran

(Sebelum Reviu)

Sasaran (Setelah

Reviu)

Indikator Sasaran

(Sebelum Reviu)

Indikator Sasaran

(Setelah Reviu)

Persentase Temuan

BPK/Inspektorat

yang ditindaklanjuti

Persentase Temuan

BPK/Inspektorat

yang ditindaklanjuti

2.2. INDIKATOR KINERJA UTAMA

Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata

pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tentang

Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi

Pemerintah, Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu

tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Distarcip Kota Bandung telah

menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tingkat Satuan Kerja Perangkat

Daerah melalui Keputusan Kepala Distarcip Kota Bandung Nomor : 800/1146-

Distarcip Tahun 2015 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Tata Ruang

dan Cipta Karya Kota Bandung Tahun 2013-2018, berdasarkan hasil Reviu IKU.

Adapun Indikator Kinerja Utama Distarcip Kota Bandung Hasil reviu sebanyak 9

Indikator. Perubahan IKU Distarcip Kota Bandung sebelum dan setelah reviu

sebagai berikut:

Tabel 2.4

Indikator Kinerja Utama Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018

(Sebelum dan Setelah Reviu)

No

Indikator Kinerja Utama

(Sebelum Reviu)

Indikator Kinerja Utama

(Setelah Reviu)

1. Persentase penertiban pelanggaran

pemanfaatan tata ruang

Prosentase Pembangunan Gedung yang

memiliki IMB

LKIP Tahun 2014 28

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

2. Tingkat Keterbangunan PPK Gede bage

(perkantoran pemerintahan kota

Bandung

Prosentase Penertiban Pelanggaran

pemanfaatan Ruang

3. Luas kawasan Permukiman kumuh

Prosentase berkurangnya luas kawasan

permukiman kumuh

4.

Jumlah Rumah Susun yang terbangun

Prosentase daya tampung rumah susun

bagi Masyarakat Berpenghasiln Rendah

(MBR

5. Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni

Prosentase rumah layak huni

6. Tingkat cakupan pelayanan air bersih Jumlah kepala Keluarga pada kawasan

permukiman yang mempunyai sanitasi

dan air bersih 7. Persentase pelayanan air limbah

dengan system komunal/individu

8. Rata-rata Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

9. Nilai Evaluasi AKIP Nilai Evaluasi AKIP

10. Persentase Temuan BPK/Inspektoraat

yang ditindaklanjuti

Persentase Temuan BPK/Inspektorat

yang ditindaklanjuti

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

LKIP Tahun 2014 12

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Tabel 2.5

Formulasi Indikator Kinerja Utama (IKU) Distarcip Kota Bandung Tahun 2013-2018 (Setelah Reviu)

NO SASARAN

STRATEGIS IKU

FORMULASI IKU

1. Terwujudnya

pemanfaatan dan

pengendalian tata

ruang yang konsisten

Prosentase Pembangunan Gedung yang memiliki

IMB

Jumlah gedung yang memiliki IMB

Jumlah yang tidak memiliki IMB

X 100

Prosentase Penertiban Pelanggaran pemanfaatan

Ruang

Jumlah pelanggaran/pengaduan yang dapat diselesaikan

Jumlah seluruh pengaduan/pelanggaran pemanfaatana

tata ruang

X 100

2. Meningkatnya

Ketersediaan dan

kualitas perumahan

Prosentase berkurangnya luas kawasan

permukiman kumuh

Luas kawasan permukiman kumuh

Luas paemukiman

X 100

Prosentase daya tampung rumah susun bagi

Masyarakat Berpenghasilan rendah (MBR)

Rumah susun

Pemohon

X 100

LKIP Tahun 2014 13

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Prosentase rumah layak huni

Jumlah layak huni

Jumlah rumah kumuh

X 100

3. Terwujudnya

insfastruktur sanitasi

dan air bersih yang

berkualitas dan merata

Jumlah kepala Keluarga pada kawasan

permukiman yang mempunyai sanitasi dan air

bersih

Jumlah KK masyarakat terlayani air bersih

Jumlah Kk di Kta Bandung

X 100

LKIP Tahun 2014 14

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

2.3 PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian Kinerja merupakan salah satu tahapan dalam Sistem Kinerja

Instansi Pemerintah yang termuat dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Perjanjian Kinerja

berkaitan dengan pelaporan kinerja dan tata cara reviu instansi pemerintah yang

termuat dalam Permenpan No. 53 Tahun 2014 disebutkan bahwa Perjanjian

kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari

Bupati/Walikota sebagai pemberi amanah kepada Pimpinan SKPD sebagai

penerima amanah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan

indikator kinerja. Melalui perjanjian ini maka terwujudlah komitmen dan

kesepakatan antara Walikota Bandung sebagai pemberi amanah dan Kepala Dinas

Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung sebagai penerima amanah atas kinerja

terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya

yang tersedia.

Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas

kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya

terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target

kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan

tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap

tahunnya.

Tujuan Penyusunan Perjanjian Kinerja adalah :

Sebagai wujud nyata komitmen antara Walikota dan Kepala Dinas Tata

Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung untuk meningkatkan integritas,

akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur;

1. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur;

2. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan

sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi;

3. Sebagai dasar bagi Walikota untuk melakukan monitoring, evaluasi dan

supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja Kepala Dinas Tata Ruang dan

Cipta Karya Kota Bandung;

LKIP Tahun 2014 15

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

4. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.

Perjanjian Kinerja dapat direvisi atau disesuaikan dalam hal terjadi

kondisi terjadinya pergantian atau mutasi pejabatb dikarenakan :

Perubahan dalam strategi yang mempengaruhi pencapaian tujuan dan

sasaran (perubahan program, kegiatan dan alokasi anggaran);

Perubahan prioritas atau asumsi yang berakibat secara signifikan dalam

proses pencapaian tujuan dan sasaran.

LKIP Tahun 2014 i

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Tabel 2.6

Perjanjian Kinerja Distarcip Kota Bandung Tahun 2014

(Setelah Reviu)

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Program Anggaran

Tujuan 1

1. Terwujudnya

pemanfaatan dan

pengendalian tata

ruang yang konsisten

1. Prosentase Pembangunan

Gedung yang memiliki IMB

% 41 1. 1. Program Pengendalian

Pemanfaata ruang

2. Program Penignkatan

kualitas dan penertiban

bangunan serta

pembangunan bangunan

1.021.050.000

116.325.367.700

2. Prosentase Penertiban

Pelanggaran pemanfaatan

Ruang

% 63

2. Meningkatnya

Ketersediaan dan

3. Prosentase berkurangnya luas

kawasan permukiman kumuh

% 8,37 2.

LKIP Tahun 2014 ii

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Program Anggaran

kualitas perumahan 4. Prosentase daya tampung

rumah susun bagi Masyarakat

Berpenghasilan rendah

% 66,67 1. Program Pengembangan

Perumahan

2. Program Pemberdayaan

komunitas perumahan

47.170.184.528

461.200.000

5. Prosentase rumah layak huni

% 40 3 Program Pengembangan

Perumahan

-

3. Terwujudnya

insfastruktur sanitasi

dan air bersih yang

berkualitas dan merata

6. Jumlah kepala Keluarga pada

kawasan permukiman yang

mempunyai sanitasi dan air

bersih

KK 6,34 4 Program Lingkungan sehat

perumahan

29.543.590.275

4. Meningkatnya

Akuntabilitas kinerja

pelayanan

7. Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM)

% 65

8. Nilai Evaluasi AKIP

Angka 65,01 Program Peningktan

pengembangan sistem

pelaporan penyusunan

capaian konerja

LKIP Tahun 2014 iii

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Program Anggaran

269.900.000

9. Prosentase Temuan

BPK/Inspektorat yang

ditindaklanjuti

Angka 100

LKIP Tahun 2014 17

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan,

badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan

atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang

berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Distarcip Kota

Bandung selaku pengemban amanah masyarakat melaksanakan kewajiban

berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Dstarcip Kota

Bandung yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan

Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah. Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat

pecapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan

dalam dokumen Renstra Tahun 2013-2018 dann Rencana Kerja Tahun 2014.

Berdasarkan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

sasaran yang ditetapkan untuk mewujudkan visi dan misi Dinas Tata Ruang dan

Cipta Karya.

Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan

dalam rangka mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah. Pengukuran

kinerja dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Kepala LAN Nomor

239/IX/618/2004 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara

Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Capaian indikator kinerja utama

(IKU) diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerjanya masing-

LKIP Tahun 2014 18

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

masing, sedangkan capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan pengukuran

atas indikator kinerja sasaran strategis, cara penyimpulan hasil pengukuran

kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-

rata atas capaian indikator kinerja sasaran. Predikat nilai capaian kinerjanya

dikelompokan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Predikat Nilai Capaian Kinerja

No Capaian Kinerja Interpretasi

1.

2.

3.

> 100 %

=100 %

< 100 %

Melebihi/Melampaui Target

Sesuai Target

Tidak Mencapai Target

3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)

Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas kinerja pemerintah, maka

setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang

menggambarkan ukuran keberhasilan pencapaian sasaran strategis. IKU

berperan dalam mengubah sesuatu yang bersifat normatif (sasaran strategis)

menjadi definitif, terukur dan realistis. IKU yang ditentukan akan berdampak

terhadap perilaku dan budaya yang terbentuk dalam organisasi tersebut.

Dengan kata lain IKU digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari

instansi pemerintah yang bersangkutan. Dinas tata Ruang dan Cipta Karya Kota

Bandung telah menetapkan 7 (lima) Indikator Kinerja Utama Tahun 2013-2018.

Untuk meningkatkan akuntabilitasnya dan juga telah melakukan reviu terhadap

Indikator Kinerja Utama. Reviu Indikator Kinerja Utama dilakukan dengan

memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat

mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi.

Hasil pengukuran atas indikator kinerja utama Distarcip Kota Bandung

tahun 2014 sebanyak 1 (satu) Indikator Kinerja Utama (105,35%) telah mencapai atau

melampaui target, dan sebanyak 1 (satu) Indikator Kinerja Utama (100%) dan 4 (empat) tidak

mencapai target sebesar (88,23). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

LKIP Tahun 2014 19

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Tabel 3.2

Tingkat Pencapaian Sasaran

No. Sasaran

Jumlah

Indikator

Sasaran

Tingkat Pencapaian Sasaran

Melampaui

target

(>100%)

Sesuai Target

(100%)

Belum

Mencapai

Target (<100%)

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Sasaran 1 2 1 105,35 - - 1 80,03

2. Sasaran 2 3 - - 1 100 2 92,25

3. Sasaran 3 1 - - - - 1 92,40

4 Sasaran 4 1 1 - - - -

Jumlah 7 2 105,35 1 100 4 88,23

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

Pada sasaran 1 terdapat indikator kinerja 1 (satu) yang tidak dapat

diukur secara utuh karena tidak tersedianya data jumlah pengaduan pada tahun

sebeLumnya (Tahun 2013).

3.2 Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

Pengukuran Kinerja dapat diartikan sebagai parameter yang

mempengaruhi variabel dalam pengukuran kinerja. Variabel yang akan diukur

adalah capaian indikator kinerja dengan parameater yang telah ditetapkan dalam

lampiran yaitu target dan realisasi. Dari perbandingan anatara target dan

realisasi akan diketahui prporsi capaian pencapaiankinerja dalam bentuk

prosentase.

Sesuai ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai

LKIP Tahun 2014 20

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,

sasaran yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan msi instansi

pemerintah. Pelaporan Kinerja ini didasarkan pada Perjanjian Kinerja Distarcip

Kota Bandung Tahun 2014 dan Indikator Kinerja Utama Distarcip Kota Bandung

hasil reviu berdasarkan Keputusan Kepala Distarcip tentang Indikator Kinerja

Utama yang menetapkan 4 (empat) sasaran dengan 7 (tujuh) indikator kinerja

(outcome dan output penting) sebagaimana disajikan pada Gambar sebagai

berikut :

Tabel : 3.3

Sasaran dan Indikator Kinerja Utama

No SASARAN IKU

1. Sasaran 1 2 Indikator

2. Sasaran 2 3 Indikator

3. Sasaran 3 1 Indikator

4. Sasaran 4 1 Indikator

Metode Evaluasi Kinerja mencakup kinerja kegiatan yang merupakan

tingkat pencapain target dari masing-masing indikator kinerja kegiatan dengaan

menggunakan formulir penetapan Kinerja, Pengukuran Kinerja, dan formulir

pembiayaan dalam pencapain Sasaran sebagaimana terlampir.

Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan

dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah.

Pengukuran kinerja dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Kepala LAN

Nomor 239/IX/618/2004 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; dan Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010

tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas

LKIP Tahun 2014 21

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Kinerja Instansi Pemerintah. Capaian indikator kinerja utama (IKU) dan capaian

indikator kinerja makro diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator

kinerjanya masing-masing, sedangkan capaian kinerja sasaran diperoleh

berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis, cara

penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan

dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran.

Penetapan angka capaian kinerja terhadap hasil prosentase capaian

indikator kinerja sasaran yang mencapai lebih dari 100% termasuk pada angka

capaian kinerja sebesar 100. Angka capaian kinerja terhadap hasil prosentase

capaian indikator kinerja sasaran yang mencapai kurang dari 0% termasuk pada

angka capaian kinerja sebesar 0. Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja

dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih

transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang

diharapkan.

Dalam laporan ini, Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung dapat

memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masing-

masing kelompok indikator kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian

target sasaran dari masing-masing indicator kinerja sasaran yang ditetapkan

dalam dokumen Renstra 2013-2018 maupun Renja Tahun 2014. Pengukuran

kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan

kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditewtapkan dalam

mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pelaporan Kinerja ini didasarkan

pada Surat Keputusan Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung

Nomor : 800/1146-Distarcip Tahun 2015 tentang Indikator Kinerja Utama (IKU),

telah ditetapkan 4 (empat) sasaran dengan 7 (tujuh) indikator kinerja (out comes).

Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan

kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan

dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan

datang. Selain itu, dalam evaluasi kinerja dilakukan pula analisis efisiensi dengan

cara membandingkan antara output dengan input baik untuk rencana maupun

realisasi. Analisis ini menggambarkan tingkat efisiensi yang dilakukan oleh

instansi dengan memberikan data nilai output per unit yang dihasilkan oleh

suatu input tertentu.

LKIP Tahun 2014 22

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Selanjutnya dilakukan pula pengukuran/penentuan tingkat efektivitas

yang menggambarkan tingkat kesesuaian antara tujuan dengan hasil, manfaat

atau dampak. Selain itu, evaluasi juga dilakukan terhadap setiap perbedaan

kinerja (performance gap) yang terjadi, baik terhadap penyebab terjadinya gap

maupun strategi pemecahan masalah yang telah dan akan dilaksanakan.

Dalam melakukan evaluasi kinerja, perlu juga digunakan pembandingan-

pembandingan antara lain :

- kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan.

- kinerja nyata dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya.

- kinerja suatu instansi dengan kinerja instansi lain yang unggul di bidangnya

ataupun dengan kinerja sektor swasta.

- kinerja nyata dengan kinerja di negara-negara lain atau dengan standar

internasional.

Selanjutnya pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah

dicapai pada tahun 2014 dan membandingkan antara target dan realisasi pada

indikator sasaran dari 4 sasaran dan 7 indikator kinerja dari 4 Misi, sebagaimana

telah ditetapkan dalam Renstra Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung

tahun 2013-2018, analisis pencapaian kinerja dalam pelaksanaan program dan

kegiatan secara rinci dapat dilihat sebagai berikut :

Sasaran 1

Terwujudnya pemanfaatan dan pengendalian tata ruang yang konsisten

Pada pencapaian Sasaran 1 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 3.4

DATA BANGUNAN YANG BER IMB DI KOTA BANDUNG

Tahun SWK Jumlah Bangunan

Terdata Memiliki

IMB Tidak

Memiliki IMB

2013 Tegallega 130.289 73.212 57.077

2014 Gedebage 44.709 14.672 30.037

LKIP Tahun 2014 23

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

Gambar 3.1

Data Bangunan Tahun 2013-2014

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

Berdasarkan data diatas, data bangunan yang telah dilakukan pada tahun

2013 adalah SWK Tegallega meliputi Kecamatan Astana Anyar, Bojong Loa Kaler,

Bojong Loa Kidul, Babakan Ciparay, dan Bandung Kulon. Jumlah bangunan yang

terdata telah memiliki Ijin Mendirikan Bangunan pada tahun 2013 di wilayah

Tegallega dan tercatat sebanyak 130.289 bangunan sementara yang memiliki izin

sebanyak 73.212 bangunan (56,19%) sedangkan yang bahan tidak lengkap

sebanyak 57.077. Hal ini menujukkan bahwa kepedulian terhadap pengurusan

pembangunan yang memiliki izin sangat rendah. Sedangkan untuk Tahun 2014

dilaksanakan di wilayah Gede Bage terdiri kecamatan Gede bage, Rancasari,

Buah Batu dan Bandung Kidul. Jumlah terdata 44.709 bangunan, sementara

yang sudah memiliki izin sebanyak 14.672 bangunan (32,82%), sedangkan

sisanya bahan belum lengkap dan tidak dapat diselesaikan sebanyak 30.037

pemohon, hal ini menunjukkan pemohon sangat rendah dalam menyelesaikan

izin dalam pembangunan.

130.289 73.212 57.077 44.709 14.672 30.037

DataBangunan

Memiliki IMB TidakMemiliki IMB

DataBangunan

Memiliki IMB TidakMemiliki IMB

SWK TEGALLEGA THN 2013 SWK GEDEBAGE THN 2014

DATA BANGUNAN SWK TEGALLEGA THN 2013 DataBangunanSWK TEGALLEGA THN 2013 MemilikiIMBSWK TEGALLEGA THN 2013 TidakMemiliki IMB

LKIP Tahun 2014 24

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Tabel 3.5

Analisis Pencapaiai Sasaran 1

Terwujudnya Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang yang Konsisten

Tahun 2014 dibandingkan dengan Target Renstras Tahu 2018

No Indikator

Sasaran 1

Satu

an

Target

Tahun

2013

Realisasi

Tahun

2013

Capaia

Terhadap

Target

2013

Target

Tahun

2014

Realisasi

Tahun

2014

Capaian

Terhadap

Target

2014

Target

Tahun

2018

Capaian

realisasi

2014

Terhadap

Target

2018

1.

Prosentase

Pembangunan

Gedung yang

memiliki IMB

%

NA

NA

NA

40 32,81

80,03

44 32,81

2. Prosentase

Penertiban

Pelanggaran

Pemanfaatan

Ruang

% NA NA NA 60 63,21 105,35 75 63,21

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

Berdasarkan tabel di atas, bahwa Indikator kinerja Prosentase

Penertiban Pelanggaran Pemanfaatan Ruang, Indikator ini sangat penting sebagai

alat untuk mengukur pengaduan, permasalahan dan pelanggaran yang

ditertibkan serta pelaksanaan penyegelan bangunan yang melanggar

pemanfaatan ruang. Pada Tahun 2013 tidak diperoleh data sehingga tidak

diperoleh hasil capaian kinerja sedangkan pada tahun 2014 prosentase

pembangunan gedung yang memiliki IMB sebesar 32,81%. Jenis pelanggarannya

adalah 1. Memiliki Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) namun dilapangan tidak

sesuai dengan peruntukkannya/tidak sesuai, 2. Tidak Memiliki Ijin Mendirikan

Bangunan. Sementara Sasaran 1 Indikator 2 adalah Prosentase Pembangunan

Gedung yang memiliki IMB. Adapun prosentase pengaduan target dapat

ditertibkan pemanfaatan dan pengendalian (63,21%). Pencapaian yang

menyebabkan terjadinya peningkatan dalam penyelesaian dari target 63% dan

LKIP Tahun 2014 25

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

realisasinya 63,21%, berdasarkan target yang ditentukan ternyata penyelesaian

melebihi dari target yang dapat direalisasikan sebanyak 63,21 (105%).

Untuk mengetahuinya dapat dilihat dalam dalam gambar dibawah ini :

Gambar 3.2

Penertiban Pelanggaran Pemanfaatan Ruang dan IMB

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

Program yang dilaksanakan dalam pencapaian sasaran Terwujudnya

Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang yang konsisten antara lain :

1. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

2. Program Peningkatan kualitas dan penertiban bangunan serta pembangunan

bangunan.

Anggaran yang digunakan pada tahun 2014 untuk mewujudkan Program

Pengendalian Pemanfaatan Ruang sebesar Rp. 1.021.050.000 dengan realisasi

sebesar Rp 881.642.100 atau sebesar 86,35 %. Sedangkan Program Peningkatan

Kualitas dan Penertiban Bangunan serta Pembangunan Bangunan anggaran

LKIP Tahun 2014 26

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

sebesar Rp 116.325.262.700,- yang dapat direalisasikan sebesar Rp

24.203.727.926,- atau sebesar 20,81%. Hal ini kurang tercapai karena ada

anggaran dari Bantuan Provinisi dimana SP2d terbit pada tanggal 31 Desember

2014, sehingga tidak bisa untuk diserap dan dapat direalisasikan untuk tahun

depan yang bersifat luncuran.

Analisis Efisiensi Pencapaian Sasaran 1 Terwujudnya Perencanaan,

Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang yang konsisten melalui perbandingan

Prosentase Penertiban Pelanggaran Pemanfaatan Ruang dengan prosentase

penyerapan anggaran dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.6

Analisis Pencapaian Sasaran 1

Terwujudnya Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang yang konsisten

No Indikator

Kinerja Utama

Sa

tu

an

Tahun

2014

%

Tahun 2014

% Tar

get

Reali

sasi

Anggaran Realisasi

1. Prosentase

Penertiban

Pelanggaran

Pemanfaatan

Ruang

% 60 63,21 105 1.021.050.000 881.642.700 86,35

Prosentase

Rata-rata capaian Kinerja

Sararan 1 Indikator 1

105 % Penyerapan Anggaran

86,35

Tingkat Efisiensi

105 - 86,35 = 18,65

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

LKIP Tahun 2014 27

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Tabel 3.7

Analisis Pencapaian Sasaran 1

Terwujudnya Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang yang konsisten

No Indikator

Kinerja Utama

Sa

tu

an

Tahun

2014

%

Tahun 2014

% Tar

get

Reali

sasi

Anggaran Realisasi

2. Prosentase

Pembangunan

Gedung yang

memiliki IMB

% 40 37,61 94,02 116.325.262.700 24.203.727.926 20,81

Prosentase

Rata-rata capaian Kinerja

Sasaran 1 Indikator 2

94,02 % Penyerapan Anggaran

20,81

Tingkat Efisiensi

94,02 - 20,81 = 73,21

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

Adapun untuk meningkatkan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang

dan Pembangunan Gedung yang memiliki IMB adalah adanya faktor-faktor

diantaranya adalah :

LKIP Tahun 2014 28

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Tabel 3.8

Faktor pendukung, penghambat dan Rekomendasi

pencapaian sasaran 1

Faktor Pendukung Faktor Penghambat

Rekomendasi

1. Adanya komitmen yang

kuat dari Walikota

Bandung untuk

menjadikan Kota Bandung

Juara dan Kota yang

nyaman untuk tempat tinggal warga

2. Dukungan stakeholder

untuk menjaga tata ruang

dan bangunan di Kota Bandung

3. Adanya regulasi yang

mengatur pemanfaatan

tata ruang dan bangunan.

1. Masih kurangnya

Sumber Daya Manusia

dalam rangka

melaksanakan tugas

bidang Pengendalian

Tata Ruang dan Bangunan, khususnya

Ilmu Sosial, Ilmu

Pemerintahan dan

Hukum.

2. Kurangnya Koordinasi lintas sektoral Satuan

Kerja Perangkat

Daerah

3. Tidak adanya insentif

Petugas Pengawasan

Bangunan dan Petugas Kuasa Hukum Atas

sengketa Tata Ruang

dan Bangunan.

1. Dukungan Kepala

Satuan kerja Perangkat

Daerah dan Jajaran

Dinas tata Ruang dan

Cipta Karya beserta

SKPD terkait lain mendukung Program

Walikota

2. Perlu diusulkan

adanhya Keputusan

Walikota tentang Standar Harga untuk

Petugas Pengawas

Bangunan dan Petugas

Kuasa Hukum Atas

Sekengta Tata Ruang

dan Bangunan 3. Upaya secara terus

menerus sosialisasi ke

6 eks wilayah tentang

Regulasi Tata Ruang

dan Bangunan.

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

LKIP Tahun 2014 29

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Sasaran 2

Meningkatnya Ketersediaan dan Kualitas Perumahan

Pencapaian sasaran pada Sasaran dua Indikator Kinerja Utama 1

prosentase berkurangnya luas kawasan permukiman kumuh tidak diperoleh data

pada tahun 2014.

Pencapaian indikator 2 yakni prosentase daya tampung rumah susun

bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dapat dilihat datanya dalam tabel

berikut Ini :

Tabel 3.9

DATA RUMAH SUSUN DI KOTA BANDUNG

Tahun Jumlah Block

Jumlah Unit

Total

2013 3 3 X 96 288

2014 2 2 X 96 192

Pencapaian indikator 3 yakni prosentase rumah layak huni dapat dilihat

datanya dalam tabel berikut Ini :

Tabel 3.10

DATA RUMAH LAYAK HUNI KOTA BANDUNG TAHUN 2014

NO. KECAMATAN APBD

(PNPM)

Bantuan

Provinsi

APBD

(PNPM)

Bantuan

Stimulan

Perumahan

Swadaya

JUMLAH

1 Panyileukan 11 - - 11

2 Cibiru 36 1 - 37

3 Rancasari 20 7 - 27

4 Gedebage 15 3 - 18

5 Ujung Berung 33 9 - 42

6 Cinambo 13 - - 13

7 Arcamanik 20 3 - 23

LKIP Tahun 2014 30

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

8 Mandalajati 28 5 - 33

9 Bandung Kidul 3 - - 3

10 Buah Batu 35 10 - 45

11 Regol 40 - - 40

12 Sumur Bandung 10 - - 10

13 Bojongloa Kaler 46 11 - 57

14 Bandung kulon 40 1 - 41

15 Batu Nunggal - - 90 90

16 Antapani - 2 - 2

17 Astana Anyar - 2 - 2

18 Babakan Ciparay - 1 - 1

19 Kiara Condong - 10 - 10

20 Cibeunying Kaler - 10 - 10

21 Cicendo - 4 - 4

22 Sukajadi - 8 - 6

23 Kota Bandung 319 285

JUMLAH 319 350 85 90 844

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

Tabel 3.11

Analisis Pencapaian Sasaran 2

Meningkatnya Ketersediaan dan Kualitas Perumuahan

No Indikator

Sasaran 1

Sat

u

an

Target

Tahun

2013

Realisasi

Tahun

2013

Capaia

Terhadap

Target

2013

Target

Tahun

2014

Realisasi

Tahun

2014

Capaian

Terhadap

Target

2014

Target

Tahun

2018

Capaian

realisasi

2014

Terhadap

Target

2018

1. Prosentase

Berkurangnya

luas kawasan

permukiman

kumuh

%

8,5

NA

NA

8,37 NA NA 7,98 NA

LKIP Tahun 2014 31

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

No Indikator

Sasaran 1

Sat

u

an

Target

Tahun

2013

Realisasi

Tahun

2013

Capaia

Terhadap

Target

2013

Target

Tahun

2014

Realisasi

Tahun

2014

Capaian

Terhadap

Target

2014

Target

Tahun

2018

Capaian

realisasi

2014

Terhadap

Target

2018

2. Prosentase daya

tampung rumah

susun bagi

Masyarakat

Berpenghasilan

Rendah (MBR)

% 52,38 100 100 66,67 100 100 100 100

3. Prosentase

rumah layak

huni

% 20 NA NA 40 92,25 92,25 100 18,45

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

Berdasarkan tabel di atas, bahwa Indikator kinerja Prosentase

berkurangnya luas kawasan permukiman kumuh, indikator ini sangat penting

sebagai alat untuk mengukur jumlah berkurangnya luas kawasan di Kota

Bandung. Tahun 2013 dan Tahun 2014 tidak diperoleh data dikarenakan belum

dilakukan kegiatan. Sedangkan eksisting pada tahun 2015 diperoleh data

berdasarkan Surat keputusan Walikota Bandung No. 648/Kep.286-

Distarcip/2015 tentang Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan

permukiman kumuh di Kota Bandung tanggal 20 Maret 2015, sehingga perlu

dilakukan penyesuaian dan dilakukan secara berkelanjutan. Jumlah luas area

permukiman kumu di Kota Bandung sebanyak 14.574.458,67 M2 atau 1.457,45

Ha tersebar di Kota Bandung. Untuk menghitung berkurangnya luas kawasan

kumuh setiap tahunnya harus berkurang sebanyak 0,13 % dikalikan luas

wilayah Kota Bandung (16.792) Ha memerlukan 21.829 hektar/tahun.

Prosentase daya tampung rumah susun bagi Masyarakat Berpenghasilan

Rendah (MBR) pada tahun 2013 sebanyak 3 rumah susun setiap block sejumlah

96 unit maka terbangun sebanyak 288 unit. Sementara pada tahun 2014

sebanyak 2 block dikalikan 96 unit maka terbangun 192 unit. Sedangkan

eksisting pada tahun 2015 akan dibangun rumah susun sebanyak 1 block

dengan jumlah 74 unit dan 2 block dengan jumlah 96 unit. Jadi jumlah

LKIP Tahun 2014 32

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

keseluruhan sebanyak 266 unit.

Sasaran 2 Indikator 3 adalah prosentase rumah layak huni dari target

setiap tahun 1.200 unit dan pada tahun 2014 dapat direalisasikan sebesar 1.107

unit atau 92,25% tersebar di 22 kecamatan dari 30 Kecamatan di Kota Bandung.

Berdasarkan data di atas yang paling banyak mendapatkan bantuan rumah layak

huni adalah Kecamatan Batu Nunggal sebanyak 106 diperoleh dari Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) karena Kecamatan Batu Nunggal

merupakan salah satu yang paling banyak memiliki kelurahan yaitu 8, tentunya

sangat diperlukan adanya perbaikan tempat tinggal yang nyaman dan aman.

sementara kecamatan yang sangat kurang yaitu Babakan Ciparay, hal ini perlu

diantisipasi oleh aparat yang berada di kewilayahan untuk senantiasa

melaporkan keadaan warganya kepada pemerintah berkenaan dengan warga yang

tinggalnya kurang layak untuk didentifikasi dalam mendapatkan bantuan.

Berdasarkan data tersebut prosentasenya target dan realisasi dapat dilihat

dalam gambar berikut dibawah ini :

Gambar 3.3

Capaian Luas Kawasan, Daya Tampung Rumah Susun dan

Rumah Layak Huni

LKIP Tahun 2014 33

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

Anggaran yang digunakan pada tahun 2014 untuk mewujudkan Program

Pengembangan Perumahan sebesar Rp. 47.170.184.528,- dengan realisasi

sebesar Rp 26.458.458.739,- atau sebesar 56,09 %,-

Analisis Efisiensi Pencapaian Sasaran 2 Prosentase Berkurangnya luas

kawasan permukiman kumuh, Prosentase daya tampung rumah susun bagi

masyarakat berpenghasilan rendah dan Prosentase rumah layak huni prosentase

penyerapan anggaran dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.12

Analisis Pencapaian Sasaran 2

Meningkatnya Ketersediaan dan Kualitas Perumahan

No Indikator Kinerja

Utama

Sa

tu

an

Tahun 2014

%

Tahun 2014

%

Tar

get

Reali

sasi

Anggaran Realisasi

1. Prosentase

Berkurangnya

luas kawasan

permukiman

kumuh

% 8,37 8,37 100 1.691.700,000 1.259.991.576 74,48

LKIP Tahun 2014 34

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Prosentase

Rata-rata capaian Kinerja

Sasaran 2 Indikator 1

100 % Penyerapan Anggaran

Tingkat Efisiensi

100 - 74,48 = 25,52

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

Tabel 3.13

Analisis Pencapaian Sasaran 2

Mennigkaatnya Ketersediaan dan Kualitas Perumahan

No Indikator Kinerja

Utama

Sa

tu

an

Tahun 2014

%

Tahun 2014

%

Tar

get

Reali

sasi

Anggaran Realisasi

1. Prosentase daya

tampung rumah

susun bagi

Masyarakat

Berpenghasilan

Rendah (MBR)

% 52,38 52,38 100 5.408.584.528 2.745.010.722 50,75

Prosentase

Rata-rata capaian Kinerja

Sasaran 2 Indikator 3

100 % Penyerapan Anggaran

Tingkat Efisiensi

100 - 50,75 = 49,25

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

LKIP Tahun 2014 35

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Rusunawa Sadangserang

Rusunawa Rancacili

PEMBANGUNAN APARTEMEN RAKYAT

PERBAIKAN RUMAH

TIDAK LAYAK HUNI

LKIP Tahun 2014 36

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Tabel 3.14

Analisis Pencapaian Sasaran 2

Meningkatnya Ketersediaan dan Kualitas Perumahan

No Indikator Kinerja

Utama

Sa

tu

an

Tahun 2014

%

Tahun 2014

%

Tar

get

Reali

sasi

Anggaran Realisasi

1. Prosentae rumah

layak huni % 20 18,45 92,25 1.691.700.000 1.259.991.576 74,48

Prosentase

Rata-rata capaian Kinerja

Sasaran 2 Indikator 2

92,25 % Penyerapan Anggaran

Tingkat Efisiensi

92,25 -74,48 = 17,17

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

LKIP Tahun 2014 37

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

PERBAIKAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI

LKIP Tahun 2014 38

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Adapun untuk Berkurangnya luas kawasan permukiman kumuh,

Prosentase rumah layak huni dan Prosentase daya tampung rumah susun bagi

Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah adanya faktor-faktor

diantaranya adalah :

Tabel 3.15

Faktor pendukung, penghambat dan Rekomendasi

pencapaian sasaran 1

Faktor Pendukung Faktor Penghambat

Rekomendasi

Dukungan Kepala Satuan

kerja Perangkat Daerah

dan Jajaran Dinas tata

Ruang dan Cipta Karya

beserta SKPD terkait lain

mendukung Program Walikota

a. Sumber Daya Manusia

(SDM) pelaksana

kegiatan yang terbatas

b. Terbatasnya waktu

dari mulai terbitnya

DPPA yang disahkan pada tanggal 4

Desember 2014,

sehingga penambahan

anggaran pada

kegiatan pada akhirnya tidak dapat

diserap.

a. Menambah Sumber

Daya Manusia (SDM)

a. Penetapan DPPA yang

disahkan diupayakan

lebih cepat sehingga

penyerapana anggaran pada setiap kegiatan

dapat diselesaikan

tepat pada waktunya

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

LKIP Tahun 2014 39

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Sasaran 3

Terwujudnya Insfrastruktur Sanitasi dan Air Bersih yang Berkualitas dan

Merata

Selanjutnya untuk pencapaian sasaran pada sasaran kedua dapat dilihat

pada tabel Analisis Pencapaian Sasaran 3 :

Tabel 3.16

Analisis Pencapaian Sasaran 3

Terwujudnya Insfrastruktur dan Air Bersih yang Berkualitas dan Merata

No Indikator

Sasaran 3 Satuan

Target

Tahun

2014

Realisasi

Tahun

2014

Capaian

Terhadap

Target

2014

Target

Tahun

2018

Capaian

realisasi 2014

Terhadap

Target 2018

1. Jumlah

Kepala

Keluarga pada

Kawasan

Permukiman

yang

mempunyai

sanitasi dan

air bersih

KK 2.000 1.848 92,40 10.000 1.848

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

Berdasarkan tabel di atas, bahwa Indikator kinerja Jumlah Kepala

Keluarga pada Kawasan Permukiman yang mempunyai sanitasi dan air bersih,

indikator ini sangat penting sebagai alat untuk mengukur jumlah kawasan yang

mempunnyai sanitasi dan air bersih di Kota Bandung.

Prosentase Jumlah Kepala Keluarga pada Kawasan Permukiman yang

mempunyai sanitasi dan air bersih menggunakan indikator kepala keluarga

supaya jelas target dan alat ukurnya tersebar dimana, berpa banyak yang sudah

LKIP Tahun 2014 40

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

terlayani, dan kewenangan atau tanggung jawab Satuan Kerja Prangkat Daerah

mana saja terkait dengan sanitasi dan air bersih.

Indikator prosentase rumah layak huni dari target 2.000 unit dapat

direalisasikan sebesar 1.848 atau 92,40%. Hal ini cukup signifikan dengan terget

yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah yang dikoordinir oleh Dinas Tata Ruang

dan Cipta Karya Kota Bandung.

Untuk mengetahuinya dapat dilihat dalam dalam gambar berikut dibawah

ini :

Gambar 3.4

Capaian Permukiman yang mempunyai Sanitasi dan Air Bersih

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

Anggaran yang digunakan pada tahun 2014 untuk mewujudkan Program

Lingkungan Sehat Perumahan anggaran sebesar Rp 29.543.590.275,- yang dapat

direalisasikan sebesar Rp 14.531.182.868,- atau sebesar 49,19%.

Analisis Efisiensi Pencapaian Sasaran 3 Terwujudnya Insfrastruktur

1.750,00

1.800,00

1.850,00

1.900,00

1.950,00

2.000,00

Target Realisasi

SANITASI DAN AIR BERSIH

Series1

LKIP Tahun 2014 41

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

sanitasi dan air bersih yang berkualitas dan merata melalui perbandingan

Prosentase Berkurangnya luas kawasan permukiman perumahan, Prosentase

daya tampung rumah susun bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan

Prosentase rumah layak huni prosentase penyerapan anggaran dapat dilihat pada

tabel sebagai berikut :

Tabel 3.17

Analisis Pencapaian Sasaran 3

No Indikator

Kinerja Utama

Sa

tu

an

Tahun

2014

%

Tahun 2014

% Tar

get

Reali

sasi Anggaran Realisasi

1. Jumlah Kepala

Keluarga pada

Kawasan

Permukiman

yang

mempunyai

sanitasi dan air

bersih

% 2.000 1.848 92,40

29.543.590.275

14.531.182.868 49,19

Prosentase

Rata-rata capaian Kinerja Sasaran 3

92,40 % Penyerapan Anggaran 49,19

Tingkat Efisiensi 92,40 - 49,19= 43,21

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

LKIP Tahun 2014 42

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

PENYEDIAAN SARANA AIR BERSIH

Adapun untuk Jumlah Kepala Keluarga pada Kawasan Permukiman yang

mempunyai sanitasi dan air bersih adalah adanya faktor-faktor diantaranya

adalah :

LKIP Tahun 2014 43

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Tabel 3.18

Faktor pendukung, penghambat dan Rekomendasi

pencapaian sasaran 3

Faktor Pendukung Faktor Penghambat

Rekomendasi

1. Regulasi kebijakan

dari Kemetrian

Perumahan Rakyat

dan Kementrian PU

2. Regulasi /kebijakan Walikota Bandung

untuk memfasilitasi

dan percepatan

sanitasi dan air

bersih

3. Belum secara merata

sanitasi dan air

bersih di 6 wilayah SWK

4. Target terbangun

rumah susun bagi masyarakat

berpenghasilan

rendah

1. Sumber Daya Manusia

(SDM) pelaksana

kegiatan yang terbatas

2. Terbatasnya waktu dari

mulai terbitnya DPPA

yang disahkan pada tanggal 4 Desember

2014, sehingga

penambahan anggaran

pada kegiatan pada

akhirnya tidak dapat diserap

3. Pembangunan dan

pemeliharaan Jalan

Lingkungan (Banprov),

pekerjaan terhambat

karena Prosedur permohonan pencairan

yang panjang dari

Pemerintah Provinsi

Jawa Barat,

Persyaratan permohonan pencairan

ke Pemprov harus

melampirkan SPK

seluruh paket

pekerjaan dan SP2D

dari provinsi baru

diterima tanggal 31

Desember 2014

1. Meningkatkan konsolidasi

dan koordinasi secara

internal dalam lingkungan

Dinas Tata Ruang dan

Cipta Karya Kota

Bandung yang sesuai dengan penjabaran tugas,

pokok dan fungsi yang

lebih operasional

2. Meningkatkan sarana dan prasarana dinas untuk

pelayanan kepada

masyarakat

3. Melaksanakan sosialisasi

yang lebih intensif 4. Perlu dilakukan

koordinasi dengan pihak

yang membuat atau

mengeluarkan standar

harga agar ada penyesuaian harga yang

sesuai dengan ketentuan

dan dapat dikeluarkan

pada awal tahun

anggaran agar para

pelaksana kegiatan tidak terjebak dalam penentuan

harga satuan

5. Meningkatkan pelayanan

kepada masyaraka

dengan sistem yang tepat, cepat

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

LKIP Tahun 2014 44

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Sasaran 4 Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Pelayanan

PETUGAS PELAYANAN DISTARCIP

Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dilakukan melalui

survey secara langsung terhadap pemohon untuk mengisi quesiner yang

digunakan sebagai dasar pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat merupakan

pengembangan dari prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

63/KEP/M.PAN/7/2003 dengan mengacu kepada ketentuan Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Kep/25/M.Pan/2/2004 tentang

Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan

Instansi Pemerintah sebagai berikut :

1) Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan;

LKIP Tahun 2014 45

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

2) Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang

diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis

pelayanannya;

3) Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang

memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung

jawabnya);

4) Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam

memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai

ketentuan yang berlaku;

5) Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan

tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan;

6) Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan

yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada

masyarakat;

7) Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan

dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan;

8) Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan

tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani;

9) Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah

serta saling menghargai dan menghormati;

10) Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan;

11) Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan

yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman

kepada penerima pelayanan;

12. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit

penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga

masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap

risiko-risiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

Variabel yang dilakukan untuk dijadikan survei sebanyak 12 unsur

LKIP Tahun 2014 46

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

dilakukan kepada 150 pemohon Keterangan Rencana Kota (KRK) pada Dinas Tata

Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung. Adapun hasilnya dapat diihat pada tabel

di bawah ini :

Tabel 3.19

Nilai Rata Unsur Pelayanan Hasil Survei IKM Distarcip Kota Bandung

No Unsur Pelayanan

Bobot

Rata-Rata

Unsur

Nilai Rata-

Rata Unsur

NRR

Tertimbang

Per Unsur

1 Prosedur Pelayanan 399 2,66 0,22

2 Persyaratan Pelayanan 402 2,68 0,22

3 Kecepatan Pelayanan 407 2,71 0,23

4

Kepastian Jadwal

Pelayanan 390 2,60 0,22

5

Keadilan Mendapat

pelayanan 396 2,64 0,22

6

Kejelasan Petugas

Pelayanan 410 2,73 0,23

7 Kedisiplinan Petugas 411 2,74 0,23

8 Tanggung Jawab Petugas 404 2,69 0,22

9

Kemampuan Petugas

Pelayanan 412 2,75 0,23

10

Kesopanan dan

Keramahan Petugas 413 2,75 0,23

11 Kenyamanan Lingkungan 418 2,79 0,23

12 Keamanan Pelayanan 408 2,72 0,23

Nilai IKM Distarcip

Tahun 2014 2,70

LKIP Tahun 2014 47

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

No Unsur Pelayanan

Bobot

Rata-Rata

Unsur

Nilai Rata-

Rata Unsur

NRR

Tertimbang

Per Unsur

Nilai Interpretasi IKM

67,50

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

Capaian indikator kinerja IKM Tahun 2014 merupakan indikator baru

dalam perencanaan strategis Distarcip. Berdasarkan data di atas dapat

diketahui bahwa variabel Keadilan mendapatkan pelayanan mendapatkan nilai

yang paling rendah dari nilai rara-rata unsur sebesar 2,64 atau 0,22 dari nilai

rata-rata tertimbang per unsur. Dengan hasil tersebut menunjukkan bahwa

varabel keadilan medapatkan pelayanan perlu ditingkatkan karena semua

masyarakat dalam hal ini pemohon harus diperlakukan sama tidak membedakan

antara yang kaya dan miskin, besar atau kecilnya luas area birokrat atau swasta,

dan lain sebagainya. Sementara hasil yang diperoleh paling tinggi adalah

kenyamanan lingkungan, hal inipun harus lebih dioptimalkan lagi dalam

memberikan pelayanan bahwa pemohon merasa betah, nyaman merasa tidak

terganggu/tekanan dari siapapun selama menyelesaikan urusannya.

Untuk mengetahui hsil pengukuran capaian kinerja dapt dilihat pada

tabel berikut dibawah ini:

Tabel 3.20

Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4 (Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja pelayanan Distarcip) Dan Perbandingan dengan Target Akhir

Renstra Tahun 2018

No

Indikator

Kinerja

Sasaran

Satuan Target Realisasi

Capaian

Kinerja

Tahun

2014

Target %

Capaian

Kinerja

Tahun 2014 Tahun 2018

1

Indeks

Kepuasan

Masyarakat

(IKM)

Angka 65,00 67,50 104 75 90 %

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

LKIP Tahun 2014 48

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Realisasi nilai IKM Distarcip Kota Bandung Tahun 2014 adalah sebesar

65,00. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas,

diperoleh gambaran bahwa dari indikator sasaran tersebut menghasilkan

capaian kinerja 67,50 (tercapai melebihi target). Apabila dibandingkan antara

capaian kinerja dengan target capaian kinerja tahun 2014, indikator sasaran

mengalami pelampauan target. Capaian kinerja indikator IKM diperoleh

berdasarkan hasil Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Tahun 2014 di

Distarcip Kota Bandung. Berdasarkan pengolahan data 150 kuesioner IKM yang

disebar kepada masyarakat, diperoleh angka indeks IKM sebesar 2,70. Dengan

demikian nilai indeks unit pelayanan hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Nilai IKM setelah dikonversi = Nilai Indeks x Nilai penimbang = 2,70 x 25 =

67,50

b. Mutu pelayanan B.

c. Kinerja unit pelayanan Bagus.

Pencapaian realisasi tahun 2014 dibandingkan dengan rencana akhir

Renstra pada tahun 2018 menunjukkan ketercapaian sebesar 67,50%.

Perbandingan capaian kinerja IKM Distarcip Kota Bandung Tahun 2014 dengan

nilai capaian IKM SKPD lain dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.21

Capaian IKM Distarcip dengan BPPT

No Indikator Kinerja

Sasaran

Realisasi IKM

Distarcip Tahun 2014

Realisasi IKM BPPT

Tahun 2014

1 Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) 67,50 83,28

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

Berdasarkan tabel di atas, bahwa Indikator kinerja Indeks Kepuasan

Masyarakat terhadap layanan bidang ketataruangan, indikator ini sangat penting

untuk mengukur seberapa banyak masyarakat yang terlayani merasa puas dan

LKIP Tahun 2014 49

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

merasa nyaman, namun pada Tahun 2014 belum pernah dilakukan pengukuran

dengan cara menyebar angket kepada para pelanggan atau masyarakat yang

mengajukan Keterangan Renca Kota (KRK), Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) atau

yang lainnya, dengan demikian belum mengetahui hasil dari Indek Kepuasan

Masyarakat pada Satuan Kerja Prangkat Daerah Dinas Tata Ruang dan Cipta

Karya Kota Bandung.

Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Standar

Provinsi maupun dengan Instansi Lain

Indikator Kinerja Utama Distarcip Kota Bandung yang dapat dibandingkan

dengan Indikator Kinerja Utama pada Biro Tata Ruang Setda Provinsi DKI

Jakarta yang dapat diilustrasikan dalam Gambar 3.3 sebagai berikut.

Tabel 3.22

Perbandingan IKU Distarcip Kota Bandung dengan IKU Biro Tata Ruang

Setda Provinsi DKI Jakarta

IKU DISTARCIPTA KOTA BANDUNG

2104

IKU BIRO TATA RUANG SETDA

PROVINSI DKI JAKARTA 2014

Masih dalam penyusunan aplikasi

Data Base SIPPT yang terintegrasi

dengan Web Site

Aplikasi Data Base SIPPT sudah

dilakukan secara integrasi dengan Web

Site

Tingkat Kesesuaian dalam menangani

Pengandalian Pengaduan

Tingkat Kesesuaian dalam menangani

Pengandalian Pengaduan

Berdasarkan bagan diatas, dapat disimpulkan bahwa Indikator Kinerja

Utama Distarcip Kota Bandung yang dapat dibandingkan dengan Indikator

Kinerja Utama pada Biro Tata Ruang Setda Provinsi DKI Jakarta terdapat

keseusian terkait Pengendalian Pemanfaatan Ruang Dinas Tata Ruang dan Cipta

Karya Kota Bandung terhadap Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang Biro Tata

Ruang Setda Provinsi DKI Jakarta, namun demikian sebagai catatan, bahwa data

capaian kinerja tersebut diatas berdasarkan data Tahun 2014.

LKIP Tahun 2014 50

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

3.2.1. Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran 4

(Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Pe;ayanan Distarcip)

Pengukuran kinerja untuk ketercapaian sasaran 4 (Meningkatnya

akuntabilitas Kinerja Pelayanan ) diukur menggunakan 2 indikator yaitu nilai

evaluasi AKIP dan Persentase Temuan Pengelolaan Anggaran Yang

Ditindaklanjuti. Sebagai salah satu bagian dari Pemerintah Kota Bandung,

Distarcip wajib mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan dan kinerja

yang menjadi kewenangannya. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) merupakan salah satu alat pimpinan SKPD untuk mencapai tujuan dan

sasaran strategis dengan efektif dan efisien. Dengan sistem AKIP, organisasi

dituntut menyusun rencana jangka menengah beserta tujuan dan sasaran

strategis yang hendak dicapai, yang kemudian dijabarkan dalam program dan

kegiatan yang terarah dan berkelanjutan sehingga pencapaian tujuan dan

sasaran dapat dicapai dengan efektif dan efisien.

Untuk menjamin adanya efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan

keuangan, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan pada Distarcip

Kota Bandung, diperlukan peran auditor, baik auditor internal yaitu Inspektorat

Kota Bandung maupun auditor ekternal yaitu Badan Pemeriksa Keuangan RI.

Rekomendasi-rekomendasi yang disampaikan oleh auditor pada prinsipnya

adalah untuk mengatasi kelemahan dalam pengendalian intern dalam rangka

meningkatkan efektivitas dan efisiensi, dan ketaatan terhadap peraturan

perundangan.

Sebagai wujud dari akuntabilitas keuangan, Distarcip Kota Bandung

dituntut dapat menyajikan laporan keuangan yang berkualitas untuk

mendukung opini BPK RI atas laporan keuangan Pemerintah Kota Bandung.

Kendala utama yang dihadapi untuk mencapai opini laporan keuangan yang

wajar tanpa pengecualian adalah permasalahan dalam administrasi aset/barang

milik daerah (BMD).Pengelolaan BMD yang tidak mengikuti pedoman pengelolaan

barang milik daerah menjadi penyebab yang utama. Untuk meningkatkan

kualitas laporan keuangan Pemerintah Kota Bandung, Distarcip Kota Bandung

perlu memusatkan perhatian pada tertib pengelolaan BMD sesuai pedoman

pengelolaan BMD Kota Bandung. Selain itu, Inspektorat Kota Bandung setiap

tahun melaksanakan evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

LKIP Tahun 2014 51

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

(AKIP) sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi tentang petunjuk dan pelaksanaan evaluasi AKIP.

Tabel 3.23

Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran 4 (Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja pelayanan Distarcip ) Dan Perbandingan dengan Target Akhir Renstra

Tahun 2018

No Indikator

Kinerja Sasaran Satuan

Target Realisasi Capaian Kinerja Tahun 2014

Target % Capaian Kinerja

Tahun 2014 Tahun 2018

1 Nilai hasil

Evaluasi AKIP Angka B - 100 75 %

Prosentase

temuan

BPK/Inspektorat

yang

ditindaklanjuti

% 100 100 100 100 100

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

Berdasarkan tabel diatas untuk mengetahui Indikator Nilai hasil Evaluasi

AKIP belum sesuai dengan yang diharapkan hal disebabkan beberapa kendala

diataranya :

Terbatasnya waktu dari mulai terbitnya DPPA yang disahkan pada

tanggal 4 Desember 2014, sehingga penambahan anggaran pada kegiatan pada

akhirnya tidak dapat diserap dan Kegiatan Pembangunan dan pemeliharaan

Jalan Lingkungan (Banprov), pekerjaan terhambat karena Prosedur permohonan

pencairan yang panjang dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Persyaratan

permohonan pencairan ke Pemprov harus melampirkan SPK seluruh paket

pekerjaan, kegiatan dilaksanakan mulai dari perencanaan sampai dengan

pelaksanaan fisik dalam 1 tahun anggaran dengan jumlah 90 paket pekrjaan dan

harus melalui mekanisme lelang. SP2D dari provinsi baru diterima tanggal 31

LKIP Tahun 2014 52

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

Desember 2014. Sehubungan tidak bisanya pencairan diselesaikan pada tahun

2014 sementara Uang sudah berada pada kas daerah, maka harus diluncurkan

pada tahun berikutnya yaitu pada tahun 2015.

Selama tahun 2014 pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka

menjalankan tugas pokok dan fungsi serta untuk mewujudkan target kinerja

yang ingin dicapai Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung dianggarkan

melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung DPA

Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung dengan total nilai keseluruhan

adalah sebesar Rp. 230.602.200.906 sedangkan realisasi anggaran mencapai

Rp.96.203.414,364 atau dengan serapan dana APBD mencapai 41,72 %, dengan

demikian dapat dikatakan tahun 2014 kondisi anggaran adalah Silpa Rp.

134.398.786.542.-

3.2.2 Persentase Temuan Pengelolaan Anggaran yang Ditindaklanjuti

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut di atas,

diperoleh gambaran bahwa dari indikator sasaran tersebut menghasilkan

capaian kinerja 100% atau bermakna memuaskan. Capaian kinerja ini

berdasarkan pada Persentase Temuan Pengelolaan Anggaran yang

Ditindaklanjuti. Dari 2 temuan BPK dan Inspektorat, keseluruhan temuan telah

ditindaklanjuti. Realisasi tahun 2014 dibandingkan dengan target jangka

menegah Renstra Tahun 2018 telah tercapai 100%. Dengan capaian yang baik

pada tahun 2014 ini, ke depannya realisasi kinerja tindak lanjut temuan

pengelolaan anggaran, perlu dipertahankan dan perlu diupayakan agar

tidak terjadi penurunan. Jika dibandingkan dengan capaian kinerja SKPD lain,

realisasi indikator persentase temuan pengelolaan anggaran cenderung memiliki

nilai yang sama. Program yang mendukung pencapaian Sasaran 4 (Meningkatnya

akuntabilitas Distarcip) adalah Program Peningkatan Pengembangan Sistem

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

Untuk mengetahui Indikator Prosentase temuan BPK/Inspektorat yang

ditindaklanjuti setiap adanya temuan baik dari Badan Pemeriksa Keuangan,

Inspektorat atau yang lainnya segera harus diselesaikan dengan waktu

LKIP Tahun 2014 53

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

secepatnya tidak melebihi dari batas waktu yang sudah ditentukan.

3.3 Prestasi

Dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tata Ruang dan

Cipta Karya Kota Bandung dilakukan secara optimal dengan mengerahkan

sumber daya dan potensi yang dimiliki, sehingga Dinas Tata Ruang dan Cipta

Karya Kota Bandung telah memperoleh penghargaan yang diberikan oleh

pimpinan maupun stakeholder atas prestasi yang dicapai, prestasi dan

penghargaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun tersebut dalam tabel 3.19

sebagai berikut :

Tabel 3.24

Prestasi Tingkat Nasional

No. Prestasi Penghargaan Tahun

1 Tingkat Nasional Adi Upaya Juara II 2013

2 Tingkat Nasional Adi Upaya Juara I 2014

Sumber : Hasil Pengolahan data, 2014

LKIP Tahun 2014 54

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

BAB IV

P E N U T U P

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tata Ruang dan Cipta

Karya Kota Bandung Tahun 2014 ini merupakan pertanggung jawaban tertulis

atas penyelenggaraan pemerintah yang baik (Good Governance) pemerintah

Kota Bandung. Pembuatan LKIP ini merupakan langkah yang baik dalam

memenuhi harapan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (AKIP). Sebagai upaya untuk penyelenggaraan

pemerintahan yang baik sebagaimana diharapkan oleh semua pihak.

LKIP Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung Tahun 2014 ini

dapat menggambarkan kinerja Pemerintah Kota Bandung dan Evaluasi

terhadap kinerja yang telah dicapai baik berupa kinerja kegiatan, maupun

kinerja sasaran, juga dilaporkan analisis kinerja yang mencerminkan

keberhasilan dan kegagalan.

Tahun Anggaran 2014 untuk pelaksanaan program dan kegiatan pada

Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung dalam rangka mencapai

target kinerja yang ingin dicapai dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.

230.602.200.906 sedangkan realisasi anggaran mencapai Rp. 96.203.414.364

atau dengan serapan dana APBD mencapai 41,72 %, dengan demikian dapat

dikatakan tahun 2014 Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung

kondisi anggaran adalah Silpa Rp.134.398.786.542.

Tahun pertama RPJMD 2013-2018 telah menggunakan anggaran sebesar

Rp. 96.203.414.364 (Sembilan Puluh Enam Milyar Dua Ratus Tiga Juta Empat

Ratus Empat Belas Ribu Tiga Ratus Enam Puluh Empat Rupiah) secara efektif

telah mewujudkan capaian kinerja untuk menunjang pencapaian Visi dan Misi

Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung. Berdasarkan pagu indikatif

Renstra jumah anggaran tersebut maka realisasi anggaran yang telah

digunakan oleh Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung adalah

41,72% dari anggaran indikatif yang direncanakan, hal tersebut menunjukan

LKIP Tahun 2014 55

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung

bahwa perencanaan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung perlu

dioptimallkan agar lebih efektif dan efisien dalam meningkatkan kinerja yang

mendukung pencapaian Visi dan Misi Kota Bandung.

Dengan tersusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Tata

Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung ini, diharapkan dapat memberikan

gambaran Kinerja Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung kepada

pihak-pihak terkait baik sebagai stakeholders ataupun fihak lain yang telah

mengambil bagian dengan berpartisipasi aktif untuk membangun Kota

Bandung.

Bandung, Juni 2015

KEPALA DINAS TATA RUANG DAN CIPTA

KARYA

KOTA BANDUNG

Dr. H.A. MARYUN SASTRAKUSUMAH, MH

Pembina Utama Muda

NIP. 19610903 199109 1 001

LKIP Tahun 2014 56

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung