diskriminasi dalam dunia kesehatan

5
Diskriminasi dalam Dunia Kesehatan Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakukan diskrimiatif itu”. Pernyataan tegas menentang diskriminasi tersebut tertuang dalam UUD NRI 1945 Pasal 28I ayat (2). Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, agama, jabatan, dan lain sebagainya. Melanggar norma-norma Pancasila bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Di Indonesia, pelanggaran -pelanggaran norma-norma Pancasila menyebabkan banyak rakyat menderita. Salah satu contoh nyatanya adalah ketimpangan dalam pelayanan kesehataan. Dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 1 angka 1 bahwa “Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis”. Berikut adalah beberapa contoh pelanggaran norma-norma Pancasila dalam pelayanan kesehatan : Keadilan dalam kesehatan masih belum dirasakan oleh masyarakat miskin Indonesia. Didalam hal ini maksudnya adalah belum dirasakan manfaat PJKMM (Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin) atau ASKESKIN (Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin) sehingga munculnya anggapan “orang miskin dilarang sakit” karena biaya berobat di Indonesia bisa dikatakan cukup tinggi dan hanya untuk kalangan menengah ke atas. Terjadi praktik komersialisasi dunia kesehatan di Indonesia, yang akan merugikan rakyat dan hanya akan menguntungkan para pemilik modal. Pelayanan

Upload: maliftha-dwi-aini

Post on 08-Dec-2015

52 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

khfiydfy

TRANSCRIPT

Page 1: Diskriminasi dalam Dunia Kesehatan

Diskriminasi dalam Dunia Kesehatan

“Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakukan diskrimiatif itu”. Pernyataan tegas menentang diskriminasi tersebut tertuang dalam UUD NRI 1945 Pasal 28I ayat (2). Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal  dilahirkan  yang  berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu  gugat  siapa  pun. Sebagai  warga  negara  yang  baik  kita  mesti menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia tanpa membeda-bedakan  status, golongan, keturunan, agama, jabatan, dan lain sebagainya. Melanggar norma-norma Pancasila bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Di Indonesia, pelanggaran -pelanggaran norma-norma Pancasila menyebabkan banyak rakyat menderita. Salah satu contoh nyatanya adalah ketimpangan dalam pelayanan kesehataan. Dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 1 angka 1 bahwa “Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis”. Berikut adalah beberapa contoh pelanggaran norma-norma Pancasila dalam pelayanan kesehatan :

Keadilan dalam kesehatan masih belum dirasakan oleh masyarakat miskin Indonesia. Didalam  hal  ini  maksudnya  adalah  belum  dirasakan manfaat  PJKMM (Program Jaminan Kesehatan  Masyarakat  Miskin)  atau ASKESKIN (Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin) sehingga munculnya anggapan “orang miskin  dilarang  sakit”  karena  biaya  berobat  di  Indonesia bisa dikatakan cukup tinggi dan hanya untuk kalangan menengah ke atas.

Terjadi praktik komersialisasi dunia kesehatan di Indonesia, yang akan merugikan rakyat dan hanya akan menguntungkan para pemilik modal. Pelayanan kesehatan yang ditawarkan oleh berbagai rumah sakit saat ini hanya diukur dari bagaimana pihak rumah sakit dapat meraup keuntungan.

Pemberlakuan sistem pembayaran yang disebut “user fees” pada pelayanan kesehatan publik. Disini, hampir tidak ada pembedaan antara RS pemerintah dan RS swasta, sehingga menyempitkan kesempatan bagi rakyat miskin untuk memperoleh pelayanan kesehatan murah.

Adanya segmentasi dalam pemberian layanan kesehatan kepada masyarakat. Artinya, setiap golongan masyarakat akan mendapatkan pelayanan kesehatan berdasarkan kemampuan ekonominya. Orang miskin akan mendapatkan pelayanan kesehatan apa adanya (darurat), sementara orang kaya akan mendapatkan pelayanan lebih bagus dan canggih. Hal ini, bagaimanapun sangat bertentangan dengan prinsip “pelayanan kesehatan untuk semua”, tanpa pandang bulu.

Page 2: Diskriminasi dalam Dunia Kesehatan

Menghadapi semua permasalahan itu maka harus ada upaya untuk menghormati (to respect), melindungi (to protect) dan memenuhi (to fulfil) sebagai kewajiban mengamalkan Nilai-nilai Pancasila yaitu:

1. Ketersediaan pelayanan kesehatan

Kemudahan aksesibilitas, fasilitas kesehatan, serta barang dan jasa kesehatan. Setiap manfaat dari sarana dan infrastruktur kesehatan harus dapat diakses oleh tiap orang tanpa diskriminasi. Dalam pemanfaatannya setiap aspek kesehatan tidak diskriminatif, terjangkau secara fisik (termasuk untuk difable),terjangkau secara ekonomi, dan bisa didapatkan informasi dengan cara mencari, menerima dan atau menyebarkan informasi dan ide mengenai masalah-masalah kesehatan (informed consent).

2. Penerimaan.

Setiap sarana dan infrastruktur kesehatan, barang dan dan jasa pelayanan harus dijalankan dengan etika medis dan sesuai secara budaya. Beberapa hal yang dapat dijadikan contoh adalah menghormati kebudayaan individu-individu, dan kearifan lokal, serta kaum minoritas. Juga dirancang untuk penghormatan kerahasiaan status kesehatan dan peningkatan status kesehatan bagi mereka yang memerlukan.

3. Kualitas.

Dengan diterimanya budaya yang hidup di masyarakat. Setiap fasilitas kesehatan, barang, dan jasa harus berdasarkan ilmu dan secara medis sesuai dengan kualitas yang baik. Untuk menjawab setiap permasalahan yang ada negara dan setiap unsur-unsur pembentuk negara memiliki kewajiban untuk memenuhi hak atas kesehatan yaitu : menghormati, melindungi dan memenuhi hak atas kesehatan

4. Penerapan sesuai dengan Pancasila

a. Seorang tenaga kesehatan harus dilandasi dan dijiwai oleh nilai-nilai ketuhanan, yakni keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Seorang tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat harus selalu dilandasi dan dijiwai oleh nilai-nilai kemanusian.

c. Seorang tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien tidak boleh bersikap diskriminatif dan memperlakukan secara istimewa kepada pasien tertentu dengan membedakan atas dasar suku, agama, ras dan antargolongan ekonomi.

d. Dalam memberikan pelayanan kesehatan, terutama dalam proses perawatan medis, seorang tenaga kesehatan harus menjunjung tinggi etika profesi dan selalu mengacu pada peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan.

e. Seorang tenaga kesehatan dalam memberikan pelayan kesehatan, dapat memberikan pelayanan yang adil (tidak diskriminatif) tanpa melihat pasien kaya dan miskin atau antara pasien umum dan pasien ASKES, antara pasien

Page 3: Diskriminasi dalam Dunia Kesehatan

yang berasal dari keluarga tenaga kesehatan itu sendiri dan pasien dari non keluarga serta antara pasien yang berasal dari pejabatan dengan pasien dari keluarga rakyat jelata.

K1A1 13 003Alfi Laila

K1A1 13 017 Fahreza Fajar Muharam

K1A1 13 032 Maliftah Dwi Aini

K1A1 13 047 Putri Ajeng Astuti

K1A1 13 061 Tahria Al Fadiyah

K1A1 13 075 Deby Fransiska Yaas

K1A1 13 089 Astalia Rezky

K1A1 13 104 Julita Stela

Page 4: Diskriminasi dalam Dunia Kesehatan

K1A1 13 119 Ismi Ramdani

K1A1 13 133 Muh. Azwar Nur

K1A1 13 149 Mukarramah Ummi Umayyah