disentri

24
PENDAHULUAN Menurut WHO (2005) diare dapat diklasifikasikan sebagai Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari, diare Disentri, yaitu diare yang disertai dengan darah., Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari, dan Diare yang disertai dengan malnutrisi berat. 1,2 Disentri merupakan tipe diare yang berbahaya dan seringkali menyebabkan kematian dibandingkan dengan tipe diare akut yang lain. Penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri (disentri basiler) dan amoeba (disentri amoeba). 1 Di Amerika Serikat, insiden disentri amoeba mencapai 1-5% sedangkan disentri basiler dilaporkan kurang dari 500.000 kasus tiap tahunnya. Sedangkan angka kejadan disentri amoeba di Indonesia sampai saat ini masih belum ada, akan tetapi untuk disentri basiler dilaporkan 5% dari 3848 orang penderita diare berat menderita disentri basiler. 2

Upload: saya-diloo

Post on 14-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kasus desentri

TRANSCRIPT

Page 1: DISENTRI

PENDAHULUAN

Menurut WHO (2005) diare dapat diklasifikasikan sebagai Diare akut, yaitu

diare yang berlangsung kurang dari 14 hari, diare Disentri, yaitu diare yang disertai

dengan darah., Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari, dan

Diare yang disertai dengan malnutrisi berat.1,2

Disentri merupakan tipe diare yang berbahaya dan seringkali menyebabkan

kematian dibandingkan dengan tipe diare akut yang lain. Penyakit ini dapat

disebabkan oleh bakteri (disentri basiler) dan amoeba (disentri amoeba).1

Di Amerika Serikat, insiden disentri amoeba mencapai 1-5% sedangkan

disentri basiler dilaporkan kurang dari 500.000 kasus tiap tahunnya. Sedangkan

angka kejadan disentri amoeba di Indonesia sampai saat ini masih belum ada, akan

tetapi untuk disentri basiler dilaporkan 5% dari 3848 orang penderita diare berat

menderita disentri basiler.2

Di dunia sekurangnya 200 juta kasus dan 650.000 kematian terjadi akibat

disentri basiler pada anak-anak di bawah umur 5 tahun. Kebanyakan kuman

penyebab disentri basiler di negara berkembang dengan kesehatan lingkungan yang

masih kurang. Disentri amoeba tersebar hampir keseluruh dunia terutama di negara

yang sedang berkembang yang berada di daerah tropis. Hal ini dikarenakan faktor

kepadatan penduduk, higien individu, sanitasi lingkungan dan kondisi sosial ekonomi

serta kultural yang menunjang.2

Page 2: DISENTRI

LAPORAN KASUS

Identitas

Nama : By. AM

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 8 bulan

Tanggal lahir : 13 Maret 2014

Tanggal Masuk RS : 09 November 2014, pukul 17.00 wita

Anamnesa

Keluhan utama : BAB cair

Riwayat penyakit sekarang : BAB cair (+) sejak tadi malam ±22 jam

sebelum masuk rumah sakit, frekuensi 6 kali,

ampas (+), lendir (+), darah (+), konsistensi

lunak, volume banyak, bau busuk, warna

kotoran saat pertama BAB ialah kuning

kehijauan, saat pagi berwarna hijau kemerahan,

ibu mengeluh anak rewel saat BAB. Muntah

(+), sejak 22 jam sebelum masuk rumah sakit,

frekuensi ±10 kali, lendir (-), darah (-), isi

Page 3: DISENTRI

makanan. Panas (+) sejak 2 hari sebelum masuk

rumah sakit, menggigil (-), kejang (-), panas

naik turun, turun saat diberi obat penurun

panas. Batuk (-), flu (-), BAK biasa, nafsu

makan menurun saat sakit, minum seperti

kehausan.

Riwayat penyakit sebelumnya : Pasien tidak pernah mengalami sakit serupa

Riwayat keluarga : Tidak ada yang memiliki riwayat penyakit

yang sama, tidak ada riwayat alergi, dan memiliki riwayat asma dari nenek pasien

Riwayat Kebiasaan & Lingkungan : Pasien suka mengisap benda-benda mainan,

sering bermain dengan anak tetangga yang sekarang juga diare. Ayah pasien perokok

aktif

Riwayat persalinan & kehamilan : G3P2A0, anak lahir spontan langsung

menangis, lahir dirumah di rumah sakit dibantu oleh bidan, pasien cukup bulan,

dengan BBL = 2800 gram, dan PBL tidak diketahui. Kondisi ibu hamil dalam

keadaan normal.

Kemampuan dan Kepandaian Bayi : Anak mulai tengkurap dan mengangkat

kepala saat usia 4 bulan, mulai berdiri saat usia 8 bulan.

Anamnesis Makanan : Anak mengkonsumsi ASI sejak lahir lahir

sampai usia sekarang. Bubur saring diberikan saat usia 6 bulan

Imunisasi : Imunisasi wajib lengkap kecuali campak

Page 4: DISENTRI

Pemeriksaan Fisik :

Keadaan Umum : Sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Berat badan : 6 kg

Tinggi badan : 59 cm

Status Gizi : Z-score (-1) - (0) SD Gizi baik

Tanda vital :

Denyut nadi : 124 x/menit

Suhu : 38,2oC

Pernapasan : 56 x/menit

Tekanan darah : tidak dinilai

Kulit : ruam (-), turgor baik, CRT < 2 detik. Warna sawo matang

Kepala :

Normocephal (+), ubun-ubun cekung (+)

Mata : palpebra cekung (+), konjungtiva anemis (-/-),

sklera ikterik (-/-), gerakan bola mata normal, refleks

cahaya (+/+)

Hidung : Sekret (-/-), pernapasan cuping hidung (+/+)

Telinga : Sekret (-/-)

Mulut : bibir tidak tampak sianosis, bibir kering (+),

lidah kotor (-), gusi normal, tonsil T1/T1 hiperemis (-)

Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran kelenjar

tiroid (-)

Page 5: DISENTRI

Paru

Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris bilateral,

retraksi intercosta (-)

Palpasi : vocal fremitus kanan=kiri

Perkusi : sonor pada semua lapang paru

Auskultasi : Bronkovesikuler +/+,Rhongki -/-,Wheezing -/-

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis teraba pada interkosta V linea

midklavikula sinistra

Perkusi : batas jantung atas teraba di sela interkosta II

linea parasternal sinistra; batas jantung kanan pada sela

interkosta IV linea midklavikula dekstra; batas jantung kiri

pada sela interkosta V linea midklavikula sinistra

Auskultasi : bunyi jantung I & II murni reguler, bissing (-)

Abdomen

Inspeksi : perut cembung (+) , distensi (-), massa (-)

Auskultasi : peristaltik usus (+) kesan meningkat

Perkusi : hipertimpani pada 4 kuadran abdomen

Palpasi : nyeri tekan (-), hepatosplenomegali (-)

Genitalia : Normal

Anggota gerak

Ekstremitas atas : akral hangat, edema (-/-)

Page 6: DISENTRI

Ekstremitas bawah : akral hangat, edema (-/-)

Tulang belakanh : tidak ada kelainan

Otot-otot : eutrofi, kekuatan otot =5

Refleks : Refleks fisiologis (+), refleks patologis (-)

Pemeriksaan Laboratorium :

a. Pemeriksaan Darah Lengkap

WHOLE BLOOD Hasil Rujukan Satuan

Hemoglobin 11,6 11,6-14,8 g/dl

RBC 4,27 4,10-5,50 106/mm3

WBC 15,2 5-15 103/mm3

HCT 33,9 36- 44 %

PLT 338 200-400 103/mm3

b. Pemeriksaan Feses

Eritrosit = 5

Leukosit = 3

Epitel = positif

Telur cacing = tidak ditemukan

RESUME

Page 7: DISENTRI

Pasien perempuan usia 8 bulan datang dengan keluhan BAB cair sejak ±22 jam

sebelum masuk rumah sakit, frekuensi 6 kali volume banyak, konsistensi lunak, ada

darah ±9 jam saat di rumah sakit, warna hijau kemerahan, rewel saat BAB, bau

busuk. Muntah ±10 kali sejak ±22 jam sebelum masuk rumah sakit, muntah berisi

makanan. Orang tua pasien mengeluh bahwa pasien panas sejak 2 hari sebelum

masuk rumah sakit, panas naik turun, dan turun dengan obat antipiretik, pasien juga

batuk berlendir. BAK biasa, nafsu makan menurun saat sakit dan minum seperti

kehausan. Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan mata cekung, ubun-ubun cekung,

serta pada pemeriksaan abdomen ditemukan peristaltik usus positif kesan meningkat

dan terdapat suara hipertimpani pada 4 kuadran abdomen. Hasil pemeriksaan

laboratorium diperoleh leukosit meningkat menjadi 15,0. 103/mm3. Hasil

pemeriksaan feses rutin diperoleh leukosit 3/Lpb dan eritrosit 5/Lpb. Berdasarkan

keadaan umum anak rewel/gelisah, mata cekung dan minum seperti kehausan, maka

WHO menentukan derajat dehidrasi ringan sedang.

DIAGNOSIS

Diagnosis kerja : Diare akut dengan dehidrasi ringan sedang

TERAPI

- IVFD Ringer Laktat 12 tetets/menit

- Inj. Ceftriaxon 2 x 150 mg

- Domperidon syr. 3 x 1/2 Cth (5 ml)

- Paracetamol syr. 3 x ½ Cth (5 ml)

- Zink 1 x 20 mg

Page 8: DISENTRI

- Oralit 450 cc/3 jam

- Observasi TTV/jam

ANJURAN

- Kultur feses

Page 9: DISENTRI

FOLLOW-UP

Tanggal : 10 November 2014

Subjek (S) : BAB cair (+) 5 kali, darah (+), lendir (+), ampas (+) warna

hijau kemerahan, bau tinja busuk, demam (+).

Objek (O) :

o Denyut Nadi : 120 kali/menit

o Respirasi : 40 kali/menit

o Suhu : 380 C

o Mata cekung (-), konjungtiva anemis (-), bibir kering (-), turgor kembali

cepat, peristaltik (+) meningkat, hipertimpani 4 kuadran abdomen.

Skor dehidrasi : Keadaan umum gelisah, palpebra cekung (-), bibir basah,

minum seperti biasa, air mata normal, turgor kembali cepat (Tanpa dehidrasi)

Assesment (A) : Diare akut dengan post dehidrasi ringan sedang

Plan (P) :

- IVFD Ringer laktat 12 tetes/menit

- Inj. Ceftriaxone 2 x 150 mg

- Domperidon syr 3 x ½ Cth (5 ml)

- Zink 1 x 20 mg

- Paracetamol syr 3 x ½ Cth (5 ml)

- Oralit 50-100 ml/x BAB

Tanggal : 11 November 2014

Page 10: DISENTRI

Subjek (S) : BAB cair (+) 2 kali, darah (+), lendir (+), ampas (+) warna

hijau kemerahan, bau tinja busuk, demam (+).

Objek (O) :

o Denyut Nadi : 140 kali/menit

o Respirasi : 60 kali/menit

o Suhu : 390 C

o Mata cekung (-), konjungtiva anemis (-), bibir kering (-), turgor kembali

cepat, peristaltik (+) meningkat, hipertimpani 4 kuadran abdomen.

Skor dehidrasi : Keadaan umum gelisah, palpebra cekung (-), bibir basah,

minum seperti biasa, air mata normal, turgor kembali cepat (Tanpa dehidrasi)

Assesment (A) : Diare akut dengan post dehidrasi ringan sedang

Plan (P) :

- IVFD Ringer laktat 12 tetes/menit

- Inj. Ceftriaxone 2 x 150 mg

- Domperidon syr 3 x ½ Cth (5 ml)

- Zink 1 x 20 mg

- Paracetamol syr 3 x ½ Cth (5 ml)

- Oralit 50-100 ml/x BAB

Tanggal : 12 November 2014

Subjek (S) : BAB cair (+) 2 kali, darah (-), lendir (-), ampas (+) banyak,

warna kuning kehijauan, bau tinja biasa , demam (+)

Objek (O) :

o Denyut Nadi : 128 kali/menit

Page 11: DISENTRI

o Respirasi : 30 kali/menit

o Suhu : 380 C

o Mata cekung (-), konjungtiva anemis (-), bibir kering (-), turgor kembali

cepat, peristaltik (+) normal, timpani 4 kuadran abdomen.

Skor dehidrasi : Keadaan umum baik, palpebra cekung (-), bibir basah,

minum seperti biasa, air mata normal, turgor kembali cepat (Tanpa dehidrasi)

Assesment (A) : Diare akut dengan post dehidrasi ringan sedang

Plan (P) :

- IVFD Ringer laktat 12 tetes/menit

- Inj. Ceftriaxone 2 x 150 mg

- Domperidon syr 3 x ½ Cth (5 ml)

- Zink 1 x 20 mg

- Paracetamol syr 3 x ½ Cth (5 ml)

- Oralit 50-100 ml/x BAB

Tanggal : 13 November 2014

Subjek (S) : BAB lembek seperti biasa, frekuensi 2 kali, tidak cair, darah

(-), lendir (-), ampas (+) banyak warna kuning, bau tinja

biasa, demam (-), muntah (+) 1 x karena minum obat

Objek (O) :

o Denyut Nadi : 110 kali/menit

o Respirasi : 40 kali/menit

o Suhu : 37,40 C

Page 12: DISENTRI

o Mata cekung (-), konjungtiva anemis (-), bibir kering (-), turgor kembali

cepat, peristaltik (+) normal, timpani 4 kuadran abdomen.

Skor dehidrasi : Keadaan umum baik, palpebra cekung (-), bibir basah,

minum seperti biasa, air mata normal, turgor kembali cepat (Tanpa dehidrasi)

Assesment (A) : Post Diare akut dengan post dehidrasi ringan sedang

Plan (P) :

- Aff infus

- Domperidon syr 3 x ½ Cth (5 ml)

- Zink 1 x 20 mg

- Paracetamol syr 3 x ½ Cth (5 ml)

Pasien dipulangkan sambil rawat jalan

Page 13: DISENTRI

DISKUSI

Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu, dys (gangguan) dan enteron

(usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan gejala

buang air besar dengan tinja berdarah, diare encer dengan volume sedikit, buang air

besar dengan tinja bercampur lendir (mucus) dan nyeri saat buang air besar

(tenesmus).2

Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan

tukak terbatas di kolon yang ditandai dengan gejala khas disebut sebagai sindroma

disentri, yakni : 1) sakit perut yang sering ditandai tenesmus; 2) berak-berak; dan

3) tinja mengandung darah dan lendir.3

Diagnosis pada kasus ini ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang. Dari hasil anamnesis didapatkan pasien mengalami

BAB warna kuning kehijauan dan kemerahan, muntah, nyeri abdomen ketika BAB

dan demam. Dari pemeriksaan fisik didapatkan status gizi : gizi baik, anak tampak

gelisah dan kehausan, mata normal, mukosa mulut basah, peristaltik usus meningkat

dan turgor kulit kembali cepat. Dari hasil pemeriksaan darah rutin didapatkan

leukositosis (15.200). Dari hasil ini ditegakan diagnosis diare dengan dehidrasi

ringan.

Page 14: DISENTRI

Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan timbulnya diare pada anak adalah:4

1. Gangguan osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi

pergeseran air dan elektrolik ke dalam rongga usus.

2. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin dari virus atau bakteri) pada

dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolik ke dalam rongga

usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

3. Gangguan motilitis usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk

menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus

menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan.

Untuk membedakan antara infeksi antara disentri amoeba dan disentri basiler

dapat digunakan sebagai berikut :4

Gejala klinikDisentri Basiler

Shigella Salmonella

Masa tunas 24-48 jam 6-72 jam

Panas + +

Mual muntah Jarang Sering

Nyeri perutTenesmus dan

kolik

Tenesmus dan

kolik

Nyeri kepala + +

Gejala lain Kejang Bakterimia

Page 15: DISENTRI

Volume Sedikit Sedikit

Frekuensi >10x/hari Sering

Konsistensi Kental Berair

Mukus + +

Darah Sering +

Bau Tidak berbauBau seperti telur

busuk

Warna Hijau Hijau

Leukosit + +

Pada kasus ini, belum bisa dibilang sebagai diare disentri sebab hanya muncul

bercak darah, namun bila berdasarkan kriteria diatas diare yang dialami oleh pasien

kemungkinan besar adalah disentri basiler. Kondisi yang ada pada pasien sesuai

dengan kriteria disentri yang disebabkan oleh salmonella yaitu ada mual muntah,

tenesmus, volume sedikit, ada darah, warna kehijauan dan berbau amis. Untuk

memastikan penyebab diare pada kasus ini harus dilakukan pemeriksaan feses.

Pemeriksaan penunjang yang disarankan pada kasus kali ini yaitu feses rutin dan

kultur feses. Tetapi pada kasus kali ini tidak dilakukan pemeriksaan kultur feses.

Terdapat kebijakan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia mengenai

penetapan lima pilar penatalaksanaan diare bagi semua kasus diare yang diderita

anak balita, baik dirawat dirumah maupun sedang dirawat dirumah sakit, yaitu:4,5

1. Rehidrasi dengan menggunakan oralit,

2. Zink diberikan selama 10 hari berturut-turut,

Page 16: DISENTRI

3. ASI dan makanan tetap diteruskan,

4. Antibiotik selektif, dan

5. Nasihat kepada orang tua.

Pasien kali ini mengalami dehidrasi ringan-sedang sehingga pada

penatalaksanaan dilakukan berdasarkan terapi B, antara lain:6

1) Jumlah oralit atau cairan parenteral yang dibutuhkan 3 jam pertama : 75

ml/kgBB. Jadi dosis oralit yang diberikan unuk pasien kali ini Oralit 3 sachet

(200 ml) dihabiskan dalam 3 jam pertama (75 ml x 6 kg)

2) Berikan tablet zink selama 10 hari

<6 bulan = 10 mg/hari (1/2 tablet)

>6 bulan = 20 mg/hari (1 tablet) selama 10 hari

3) Setelah 3 jam :

Ulangi penilaian derajat dehidrasi

Pilih rencana terapi yang sesuai

Rencana Terapi A, untuk Anak Diare tanpa Dehidrasi

a) < 2 tahun = 50-100 ml/BAB

b) > 2 tahun = 100-200 ml/BAB

Minumkan sedikit-sedikit tapi sering, pemberian zink tetap dilanjutkan.

Pada kasus kali ini juga diberikan injeksi ceftriaxon dengan dosis 2 x 150 mg

karena pada kasus ini tinja berdarah disebabkan oleh infeksi bakteri. Pada kasus ini

juga diberikan paracetamol syr 120mg/5ml dosis 3 x 1/2 cth(2,5ml) yang diminum

hanya jika pasien demam. Komplikasi yang dapat terjadi pada diare akut gangguan

elektrolit seperti: hipernatremia, hiponatremia, hiperkalemia, hipokalemia, dan

kejang.4,5

Page 17: DISENTRI

Prognosis diare dapat ditentukan oleh derajat dehidrasi dan banyaknya

frekuensi dan volume diare yang dialami sehingga penatalaksanaannya sesuai dengan

ketepatan cara pemberian rehidrasi. Apabila penanganan yang diberikan tepat dan

sesegera mungkin, maka dapat mencegah komplikasi dari diare tersebut. Pada kasus

ini, Pasien memiliki prognosis yang cukup baik, karena ditangani secara cepat serta

sesuai, pasien menunjukkan perbaikan kondisi yang signifikan 3 hari setelah di rawat

inap, dan tidak ditemukan komplikasi berat pada pasien.

Page 18: DISENTRI

DAFTAR PUSTAKA

1. Hasan R. dkk., 2005. Buku Kuliah 1, Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

2. Ciesla WP, Guerrant RL. Infectious Diarrhea. In: Wilson WR, Drew WL, Henry

NK, et al editors. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. New

York: Lange Medical Books, 2003. 225 - 68.

3. Guerrant RL, Gilder TV, Steiner TS, et al. Practice Guidelines for the

Management of Infectious Diarrhea. Clinical Infectious Diseases 2001;32:331-

51.

4. Guerrant RL, Gilder TV, Steiner TS, et al. Practice Guidelines for the

Management of Infectious Diarrhea. Clinical Infectious Diseases 2001;32:331-

51.

5. Juffrie, M. Dkk.,2012. Buku Ajar Gastroenterologi- Hepatologi. jilid I. Jakarta :

Badan Penerbit IDAI.

6. Depkes RI. 2008. Manajemen terpadu balita sakit (MTBS).Jakarta : Departemen

Kesehatan RI.