discussion
DESCRIPTION
- PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
Pada tahun 1799, seorang anak laki-laki yang telanjang terlihat sedang berlari melalui pepohonan di Perancis. Victor, nama anak laki-laki itu, ditangkap ketika ia berusia kira-kira 11 tahun. Diyakini ia telah hidup di alam liar itu sekurang-kurangnya 6 tahun. Ia disebut “Wild Boy of Aveyron” (Lane, 1976). Ketika ditemukan, ia sama sekali tidak berupaya untuk berkomunikasi. Bahkan setelah bertahun-tahun ia tidak pernah bisa belajar berkomunikasi secara efektif.
Kasus yang serupa terjadi pada tahun 1970 di Amerika, dimana seorang anak perempuan berusia 13 tahun bernama Genie, seumur hidupnya terisolasi, sehingga ia tidak dapat berkomunikasi. Bahkan butuh empat tahun hingga ia bisa berbicara dengan dua atau tiga kata terangkai.
Discussion
Walau terjadi pada era yang berbeda, namun dua peristiwa di atas merupakan sejarah penting bagi perkembangan ilmu bahasa, terutama yang membahas tentang bahasa anak. Ada tiga faktor paling signifikan yang mempengaruhi anak dalam berbahasa, yaitu biologis, kognitif dan lingkungan.
Evolusi Biologi
Noam Chomsky“manusia terikat secara biologis untuk
mempelajari bahasa pada suatu waktu tertentu dan dengan cara tertentu.”
Senso-motoric Stage
Preoperational Stage
Concrete Stage
Formal Operational Stage
FAKTOR KOGNITIF
David A. Sausa: How the Brain Learn, 2nd ed.
Pola Perkembangan Bahasa
4 5 6 7 8Expansive, enjoy big words, trying out language
literal Likes to “work Good listener Talkative
Bathroom language, as well as “swears”
“play” and “good” favorite words
Likes to explain things
Precise talker Listens, but so full of ideas cannot always recall what has been said
Very talkative “and you know what…”
Needs release from adults “can I”
Loves jokes & guessing games
Likes one to one conversation
Exaggerates
Loves being read to Fantasy is more active, less verbal
Enthusiastic language
Vocabulary development expand rapidly
Likes to explain ideas
Often does not communicate about school at home
complainer Interested in meaning of words
Vocabulary expands rapidly
Think out laud Likes to send notesInterested5 in all sorts of codesChip Wood: Yardsticks, Children in the Classroom
Pola Perkembangan Cognitive4 5 6 7 8
Learn best through play “head to hand”
Like to copy Loves to ask questions
Like to review learning
Engrossed in activity at hand
Like to imitate adults Literal behavior, often only one way to do things
Likes new gamesLoves to colorLearn best through discovery
Needs closure, must complete assignments
Enjoy to discover how things work
Likes groups activity
Music and rhymes Bound cognitively by sight and senses
Enjoy process than product
Like to work slowly Very industrious
Learn more large muscles
Animistic (inanimate objects have life, movement)
Dramatic play elaborateCooperative play
Likes to work aloneEnjoy manipulative
Often work quickly
Learn best through play and action
Representative symbol more important
Can classify spontaneously
Concentrate operation solidifying
Does not yet think logically
Spatial relationship
Reflectively ability growing
Basic skills begin to be mastered
Beginning understanding of past when tied to closely present
Erase constantly, wants work perfect
Begin to feel a sense of competence with skills
Begin interesting in skills & techniques for its own sake
Like to repeat tasks, like board gamesChip Wood: Yardsticks, Children in the Classroom
lingkungan luar.
Kapanlagi.com - Kasus bunuh diri yang dilakukan bocah berumur 12 bernama Heri Setiawan diakui oleh pesulap nyentrik Limbad sebagai kesalahan orangtua bocah. Menurut Limbad, peran orangtua dalam mengawasi anaknya sangatlah penting dalam perkembangan anak. Atas kejadian bunuh diri yang dilakukan, Limbad menyalahkan orangtua.
"Saya melihat bahwa itu hanya kesalahan orangtua yang bersangkutan yang tidak bisa menjaga anaknya. Orangtua itu juga tidak bisa memperingati anaknya soal permainan yang dimainkan oleh anaknya sendiri. Akhirnya karena tidak adanya pengawasan orangtua maka terjadilah kejadian seperti itu," kata Limbad, saat wawancara khusus dengan KapanLagi.com, Kamis (17/12) malam.
Atas kejadian yang dialami sang bocah, Limbad juga telah membantah jika hal itu terkait dengan tayangan yang dimainkannya. Menurut Limbad, apa yang dilakukan oleh sang bocah tak pernah sama sekali dimainkan oleh dirinya.
"Kematian bocah itu juga tidak ada kaitannya dengan tayangan yang pernah saya mainkan anak yang meninggal itu. Yang anak itu lakukan adalah mengingat lehernya dengan tali. Saya sama sekali tidak pernah memainkan permainan itu," ujar pria asal Pekalongan itu.
Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta kepada Komisi Penyiaran Indonesia agar menghentikan penayangan tayangan-tayangan yang berbau kekerasan. Salah satu tayangan yang dianggap mengandung kekerasan adalah tayangan MASTER LIMBAD di RCTI